A. Judul Penelitian
Judul penelitian yang akan dilakukan yaitu “Pengaruh Waktu
Pembelajaran dan Suasana Kelas Terhadap Prestasi Belajar Siswa”.
B. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Pada
umumnya, negara berkembang atau yang mengalami stabilitas politik dan
agama, pendidikan menjadi perhatian penting bagi masyarakat. Mengingat
sangat pentingnya bagi kehidupan bangsa dan negara, maka hampir seluruh
negara di dunia menangani secara langsung masalah-masalah yang
berhubungan dengan pendidikan, khususnya yang menyangkut masalah
kebijakan. Setiap negara mempunyai landasan dan tujuan pendidikan yang
berbeda. Salah satu tujuan pendidikan di Indonesia yaitu untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 menyatakan “Setiap warga negara
berhak mendapat pendidikan”, dan ayat 2 yang berbunyi “Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang”. Oleh
karena itu seluruh warga negara Indonesia berhak untuk memperoleh
pendidikan, dan tidak memandang suku, agama, maupun ras.
Dalam Dictionary of Psychology (1972) pendidikan diartikan sebagai …
the institutional procedures which are employed in accomplishing the
development of knowledge, habits, attitude, etc. usually the term is applied to
formal institution [ Syah Muhibbin (1995:11)]. Pernyataan tersebut dapat
diartikan bahwa pendidikan merupakan tahapan kegiatan yang bersifat
kelembagaan seperti sekolah atau madrasah yang dipergunakan untuk
menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan,
kebiasaan, sikap dan sebagainya.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 8 Bandung merupakan
salah satu sekolah menengah kejuruan yang kejuruannya berkaitan dengan
1
dunia otomotif, yaitu jurusan TKR (Teknik Kendarangan Ringan), TSM
(Teknik Sepeda Motor) dan TBO (Teknik Bodi Otomotif).
Pendidikan disekolah ini dilaksanakan pada pagi hari sampai siang/sore
hari. Dengan kata lain, waktu pembelajaran dilaksanakan pagi hari maupun
siang hari. Pelaksanaan pembelajaran yang berbeda, secara tidak langsung
akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran yang
disampaikan.
Pemindah daya merupakan salah satu mata pelajaran pada jurusan Teknik
Kendaraan Ringan yang di pelajari pada kelas XI. Mata pelajaran ini
dianggap sulit oleh siswa, karena untuk memahaminya memerlukan
keseriusan berfikir (konsentrasi) yang tinggi. Oleh karena itu, efektif tidaknya
materi pemidah daya diterima siswa juga dipengaruhi waktu pembelajaran di
sekolah.
Di dalam sekolah, terdapat beberapa ruang kelas dan praktek yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Ruang kelas tersebut tentunya tidak
sama antara ruang kelas satu dengan yang lain, karena setiap ruangan
biasanya di atur oleh office boy maupun siswa yang rajin. Bagi siswa yang
rajin menata maupun menjaga kebersihan, tentunya ruang kelas akan terlihat
rapih dan menarik, sebaliknya apabila siswa malas, maka ruang kelas
kelihatan kotor dan tidak menarik. Selain itu, faktor penting yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kondusif tidaknya siswa ketika
mengikuti pembelajaran dan interaksi sosial siswa. Meskipun ruang kelas
bagus, tetapi sebagian siswa ramai dalam mengikuti pembelajaran, maka
materi yang diserap tidak akan maksimal. Begitu pula interaksi sosialnnya,
baik interaksi siswa dengan guru yang mengajar maupun interaksi siswa
dengan teman-temannya. Apabila interaksi siswa dengan guru baik, maka
siswa akan senang dalam mengikuti pelajarannya, sehingga materi yang
diajarkan lebih mudah di serap. Sebaliknya jika siswa sudah tidak senang
dengan guru yang mengajar, tentunya siswa akan malas mengikuti
pelajarannya karena tidak ada rasa aman, nyaman, sehingga siswa tidak
antusias dalam mengikuti pembelajaran. Begitu juga interaksi siswa dengan
2
teman-temannya, apabila interaksi baik, maka siswa nyaman dalam mengikuti
pelajaran, sebaliknya apabila interaksi kurang baik, siswa merasa tertekan
dalam mengikuti pelajaran, karena takut dengan temannya-temannya.
Perbedaan keadaan/suasana ruang kelas ini menyebabkan adanya perbedaan
penyerapan materi yang diajarkan antara kelas satu dengan kelas lainya.
Berdasarkan hal tersebut, maka proposal penelitian ini akan mencari ada
tidaknya pengaruh waktu pembelajaran di sekolah dan suasana kelas terhadap
prestasi belajar pemindah daya.
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka identfikasi masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Suasana/keadaan setiap kelas berbeda-beda, ada yang bersih, nyaman,
fasilitas lengkap, kumuh, tertata rapih, tidak terawat, dan sebagainya.
2. Hambatan dalam proses pembelajaran dapat berupa faktor internal maupun
eksternal.
3. Waktu pembalajaran di sekolah dapat berlangsung pagi sampai siang dan
siang sampai sore.
D. Batasan Masalah
Untuk menghidari agar tidak terjadi kesalahpahaman dan perluasan
masalah perlu batasan permasalahan sebagai berikut :
1. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ada tidaknya
hubungan antara waktu pembelajaran dan suasana kelas terhadap prestasi
belajar pemindah daya siswa TKR kelas XI semester I SMKN 8 Bandung
TP. 2015/2016.
2. Waktu pembelajaran yang dimaksud adalah waktu pembelajaran pemindah
daya di kelas.
3. Waktu pembelajaran dalam penelitian ini hanya dibatasi menjadi dua,
yaitu waktu pembelajaran pemindah daya di kelas pada pagi hari (pagi –
siang) dan siang hari (siang – sore).
3
4. Suasana kelas dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
a. Suasana kelas yang baik, dengan kriteria penerangan kelas yang cukup,
ventilasi udara memadai, tata kelas rapih dan bersih serta teman –
teman yang menyenangkan (memperhatikan ketika pelajaran
berlangsung).
b. Suasana kelas yang kurang baik, dengan kriteria penerangan kelas
kurang, ventilasi udara terbatas (jumlahnya minim, bahkan tidak ada),
tata kelas tidak teratur serta teman-teman yang kurang menyenangkan
(tidak memperhatikan ketika pelajaran berlangsung).
c. Faktor internal yang diteliti, yaitu waktu pembelajaran ketika siswa
mengikuti pelajaran di kelas, sedangkan faktor eksternal yang diteliti
adalah suasana kelas siswa ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
d. Prestasi belajar pemindah daya siswa dibatasi pada nilai tes akhir siswa
yang diperoleh melalui tes tertulis Materi Sistem Kopling.
E. Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan
dalam bentuk pertanaan sebagai berikut : “Seberapa besar pengaruh waktu
pembelajaran dan suasana kelas terhadap prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran pemindah daya”.
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau aspek dari orang maupun
objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. [Sugiyono (2002:20)]
Variabel pada penelitian ini termasuk pada penelitian
assosiatif/korelasional. Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu
penelitian untuk mempengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut
sehingga tidak ada manipulasi variabel [Faenkel dan Wallen (2008:328)].
Untuk jenis variabel assosiatif/korelasional pada penelitian ini yaitu :
4
Variabel Bebas : Waktu pembelajaran dan suasana kelas
Variabel Terikat : Prestasi belajar siswa
G. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan pegangan atau pedoman bagi peneliti dalam
melaksanakan penelitian. Sehubungan dengan hal ini, Arikunto (1986 : 41)
merumuskan bahwa : “tujuan penelian yaitu rumusan kalimat yang
menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian yang
dilakukan selesai”.
Untuk memperjelas arah dan tujuan penelitian, maka tujuan yang hendak
dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui adanya pengaruh waktu pembelajaran terhadap prestasi
belajar siswa.
2. Untuk mengetahui adanya pengaruh suasana kelas terhadap prestasi
belajar siswa.
3. Untuk mengetahui adanya pengaruh waktu pembelajaran dan sauna kelas
terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pemindah daya.
H. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi guru hasil penelitian ini sebagai pertimbangan dalam memilih waktu
pembelajaran yang sesuai untuk mengajar mata pelajaran pemindah daya.
2. Bagi siswa hasil penelitian ini sebagai masukan akan pentingnya persiapan
diri dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga dapat mengantisipasi
berbagai faktor yang dapat menghambat belajar.
3. Bagi peneliti hasil penelitin ini sebagai tambahan wawasan yang belum
diketahui dan bekal menjadi guru.
4. Bagi sekolah hasil penelitian ini sebagai masukan dalam menentukan
jadwal mata pelajaran.
5
I. Definisi Operasional
Penjelasan istilah dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari berbagai
konsep yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga diharapkan tidak akan
menimbulkan penafsiran yang berbeda.
1. Waktu pembelajaran adalah waktu berlangsungnya pelajaran pemindah
daya di kelas.
2. Suasana kelas adalah keadaan di ruang kelas ketika pelajaran pemindah
daya berlangsung.
3. Prestasi belajar siswa adalah hasil yang telah dicapai (dari hasil yang telah
dikerjakan atau dilakukan), dalam bidang akademik hasil dari
pembelajaran yang telah dilakukan disekolah dan ditentukan pengukuran
dan penilaian.
J. Asumsi dan Hipotesis
a. Asumsi
Menurut Hamzah Ahmad (1996:30), asumsi merupakan hal yang
diterima sebagai dasar, merupakan landasan berfikir, anggapan, dugaan
dan pikiran. Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Waktu pembelajaran dapat mempengaruhi penerimaan materi yang
disampaikan.
2. Suasana ruang kelas dapat mempengaruhi kenyamanan siswa sehingga
berpengaruh terhadap tingkat penerimaan materi yang disampaikan.
3. Waktu pembelajaran dan suasana kelas yang efektif akan berpengaruh
terhadap prestasi belajar.
b. Hipotesis
Suharsimi Arikunto (2002:64) mengemukakan “Hipotesis dapat
diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.
6
Sesuai dengan asumsi dan masalah yang peneliti ajukan, maka peneliti
merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho : Tidak ada pengaruh yang positif antara waktu pembelajaran dan
suasana kelas terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
pemindah daya di SMK Negeri 8 Bandung
Ha : Ada pengaruh yang positif antara waktu pembelajaran dan
suasana kelas terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
pemindah daya di SMK Negeri 8 Bandung
K. Tinjauan Teoritis
1. Waktu Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, waktu mempunyai (1) seluruh
rangkaian yang telah lewat, sekarang dan yang akan datang, (2) lamanya
(saat-saat tertentu) untuk melakukan sesuatu, (3) keadaan hari. Pada
umumnya waktu dibedakan menjadi tiga, yaitu pagi, siang dan
sore/malam. Pagi hari biasanya digunakan untuk melalui aktivitas baik
berangkat sekolah maupun bekerja. Sedangkan siang hari digunakan untuk
beristirahat melepas lelah setelah melakukan aktivitas dipagi hari
sedangkan sorenya untuk berkeumpul keluarga atau digunakan untuk
belajar.
Menurut Slameto (1995:2) belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Akan tetapi perubahan tingkah laku yang
dimaksud bukan perubahan tingkah laku seseorang dalam keadaan tingkah
laku seseorang dalam keadaan tidak sadar (mabuk), perubahan yang terjadi
dalam aspek kematangan, pertumbuhan dan perkembangan, tetapi :
a. Perubahan terjadi secara sadar
Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang kurangnya ia merasakan telah terjadi
adanya suatu perubahan dalam dirinya.
7
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Suatu perubahan
yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan
berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat dan aktif
Maksudnya, dalam perbuatan belajar, perubahan tersebut senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau
permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar
akan bersifat menetap.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku terjadi karena mempunyai
tujuan yang akan dicapai.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseornga setelah melalui suatu proses
belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.
Waktu pembelajaran merupakan waktu terjadinya proses belajar-
mengajar di sekolah, waktu belajar di sekolah dapat pagi, siang maupun
sore/malam hari.
Faktor yang mempengaruhi terhadap siswa belajar adalah :
a. Inteligensi
Intelegensi merupakan kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang
baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-
konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat.
Intelegensi besar pengaruhnya terhdap kemajuan belajar. Dalam situasi
yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi tinggi akan lebih
8
berhasil daripada siswa yang mempunyai tingkat inteligensi rendah.
Walaupun demikian siswa yang mempunyai intelegensi tinggi belum
berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan belajar adalah suatu
proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya.
b. Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-
mata tertuju kepada suatu objek (hal/benda) atau sekumpulan objek.
Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa hasrus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Apabila
bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah
kebosanan, sehingga siswa menjadi tidak suka belajar lagi.
c. Konsentrasi
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian
pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan
belajar proses memperolehnya. Konsentrasi siswa terhadap pelajaran
yang di ikutinya akan mempermudah dirinya dalam menyerap materi
yang diajarkan.
d. Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.
Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran, karena
apabila siswa belum siap dalam mengikuti pembelajaran, maka
belajarnya kurang optimal. Sebaliknya jika siswa siap dalam menerima
pelajaran, maka hasil belajarnya akan baik.
e. Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan
rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan
timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani
dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat
dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
9
2. Suasana Kelas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sauna mempunyai arti (1)
keadaan disekitar sesuatu/keadaan di lingkungan sesuatu, (2) keadaan
suatu peristiwa. Suasana kelas dapat juga diartikan sebagai situasi atau
kejadian yang sering terjadi di dalam kelas ketika siswa mengikuti
kegiatan pembelajaran. Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa
suasana kelas sukar untuk didefinisikan, tetapi lebih mudah dalam
memahami suasana kelas, dengan contoh berikut :
“Kita dapat merasakan bahwa kelas IA tidak sama dengan kelas IB, dan
begitu pula kelas IB tidak sama dengan kelas IC. Kelas IA adalah kelas
yang “mati”, tidak ada gairah dan semangat. Sebaliknya kelas IB
merupakan kelas ramai tetapi kosong, artinya prestasinya rendah. Kelas
IC merupakan kelas yang menyenangkan , ketua kelas aktif, anak-anaknya
Nampak kompak, dan prestasinya paling menonjol diantara dua kelas
yang lain”.
Suasana kelas merupakan salah satu faktor penting dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa. Suasana kelas yang gaduh/ramai akan
mengganggu siswa lain yang sedang mengikuti pembelajaran. Agar siswa
dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik perlulah diciptkan
suasana kelas yang tenang. Supaya siswa dapat berkonsentrasi secara
penuh dalam memahami pelajaran yang diajarkan. Suasana kelas tidak
hanya sebatas gaduh atau tidaknya teman-teman sekelas, akan tetapi
interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, keadaan
gedung (ventilasi udara, penerangan, ruangan, hiasan dinding dan keadaan
lantai dan dinding) juga merupakan bagian dari suasana kelas.
Apabila interaksi guru dengan siswa terjalin dengan baik, maka siswa
akan menyukai gurunya, sehingga secara tidak langsung siswa juga akan
menyukai pelajaran yang di ajarkan, apabila siswa belum paham, siswa
akan berusaha mempelajari pelajaran yang diajarkan dengan sebaik-
baiknya. Sebaliknya, jika interaksi guru dengan siswa tidak terjalin dengan
baik, maka siswa malas mempelajari pelajaran yang diajarkannya,
10
akibatnya siswa tidak ada motivasi untuk belajar sehingga tidak
memahami apa yang telah diajarkan.
Begitu pula interaksi siswa dengan siswa. Interaksi sesama teman
sekelas dapat mempengaruhi belajar siswa. Tiap siswa memiliki
kedudukan dan peranan yang diakui oleh sesama. Sehingga siswa harus
menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan sesame teman sekelas.
Pengaruh lingkungan social tersebut antara lain :
a. Pengaruh kejiwaan yang bersifat menerima atau menolak siswa, yang
berakibat memperkuat atau memperlemah konsentrasi belajar.
b. Lingkungan social dapat berupa sauna akrab, gembira, rukun dan
damai. Suasana kejiwaan berpengaruh pada semangat dan proses
belajar.
c. Lingkungan social di sekolah atau juga di kelas dapat berpengaruh
pada semangat belajar di kelas.
Selain faktor di atas, faktor eksternal yang lain adalah prasana dan
sarana pembelajaran. Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah,
ruang belajar/kelas, ruang ibadah dan ruang kesenian. Sedangkan sarana
pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas
laboration sekolah dan berbagai media pembelajaran yang lain. Apabila
fasilitas pembelajaran memadai, maka kegiatan belajar mengajar dapat
berlangsung optimal. Ruang kelas yang baik, apabila kelas tersebut
memiliki ventilasi udara, cahaya (penerangan) dan keadaan ruang kelas
yang baik.
Sirkulasi ruang kelas akan berdampak pada tubuh siswa dan
mempengaruhi semangat belajar karena jumlah oksigen, energy yang
diperoleh untuk proses belajar akan diproses. Demikian juga cahaya
(penerangan) dalam kelas, cahaya yang kurang terang atau terlalu terang
akan memaksa otot-otot mata untuk berkontraksi. Jika otot mata
berkontrasi terus-menerus maka akan menimbulkan efek negative, yakni
11
mengantuk. Penerangan yang ideal adalah penerangan yang tidak langsung
dan merata di seluruh ruangan.
3. Prestasi Belajar
Menurut Winkel melalui Sunarto (1996:162) mengatakan bahwa
“prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan
seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan
bobot yang dicapainya”.
Pemahaman terhadap materi yang diajarkan dapat diketahui dengan
evaluasi hasil belajar (tes belajar). Evaluasi hasil belajar merupakan
proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian
dan pengukuran hasil belajar. Tujuan evaluasi belajar adalah untuk
mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah
mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan
tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau angka.
Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam mencapai tujuan ditetapkan, maka evaluasi hasil belajar
memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan.
Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar siswa secara umum
dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaknik ranah kognitif, ranah afektif
dan ranah psikomotorik.
4. Pemindah Daya
Pemindah daya adalah sejumlah mekanisme yang yang memindahkan
tenaga yang dihasilkan engine untuk menggerakan roda dan kendaraan.
Dalam mempelajari pemindah daya tidak hanya dibutuhkan sekedar
hafalan sajar (teoritis), melainkan juga harus memahami konsep cara
kerjanya, agar teori dapat yang telah didapat dimanfaatkan untuk
praktikum di workshop tergantung pemahaman siswa terhadap materi
yang diterima. Jika siswa memahami teori dan konsep yang diajarkan,
tentunya siswa akan dapat melakukan praktikum di workshop dengan baik,
12
sebaliknya siswa yang kurang paham dengan teori dan konsep pemindah
daya, siswa tidak dapat melakukan praktikum di workshop dengan baik.
Salah satu materi pada mata pelajaran pemindah daya adalah system
kopling. Kopling atau clutch terletak antara engine dan transmisi. Kopling
berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan tenaga dari engine ke
transmisi melalui pedal.
Syarat-syarat kopling :
Mampu memutuskan dan menghubungkan putaran engine ke transmisi
dengan lembut.
Setelah terhubung, kopling dapat memindahkan seluruh daya secara
penuh (100%) tanpa slip
Waktu terputus dan terhubung putaran dapat berlangsung dengan
relatif cepat.
Ada banyak macam kopling yang digunakan system kendaraan ringan
untuk mengklafikasikannya dapat dlihat dari beberapa kategori sebagai
berikut :
Dilihat dari cluth covernya
- Menggunakan diafraghma spring
- Menggunakan coil spring
Dilihat dari cara kerjanya
- Kopling manual
- Kopling otomatis
Dilihat dari prinsip kerjanya
- Kopling gesek
- Kopling hidrolik
Komponen pada system kopling :
Flywheel
Clutch Disk
Clutch Cover
Release Bearing
13
Release Fork
L. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan satu sampel tiga variabel, yaitu terdiri dari dua prediktor dan satu
kriterium. Kedua prediktor yaitu waktu dan suasana kelas, sedangkan
kriteriumnya prestasi belajar.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya
akan diduga (Singarimbun 1995 : 132). Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI TKR SMK Negeri 8 Bandung, Tahun Pelajaran
2015/2016 sebanyak 7 kelas dengan jumlah 245 siswa.
b. Sampel
Sampel menurut Kartono (1990:129) “sampel adalah contoh, monster,
representan atau wakil dari suatu populasi yang cukup besar jumlahnya
yaitu satu bagian dari keseluruhan yang dipilih dan refsentatif sifatnya dari
keseluruhan”.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKR semester I
SMK Negeri 8 Bandung, yang diambil sebanyak 2 kelas, yaitu kelas XI
TKR 1 dengan jumlah 35 siswa dan XI TKR 2 dengan jumlah 34 siswa.
3. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:148) pengertian instrument adalah “Alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun social yang diamati.”
Berdasarkan pengertian tersebut instrument yang akan dipakai dalam
penelitian ini adalah berupa angket (kuesioner), lembar observasi dan test
penguasaan materi.
4. Teknik Pengumpulan Data
Tahapan penelitian yang menjadi acuan dalam pelaksanaan eksperimen
ini adalah sebagai berikut :
14
1. Survey pendahuluan untuk menemukan masalah penelitian.
2. Menyusun rancangan penelitian dan memilih lokasi penelitian.
3. Menentukan kompentensi dan subkompetensi disesuai dengan alokasi
dan tempat.
4. Menyusun instrument penelitian.
5. Menguji instrument tersebut untuk mencari validitas, realibitas, indeks
kesukaran dan daya pembeda butir soal tersebut pada kelas selain kelas
control dan kelas eksperimen.
6. Melakukan penelitian.
7. Analisa data pembahasan hasil analisa dengan menggunakan teori-teori
yang berhubungan.
8. Menyimpulkan hasil penelitian.
5. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil tes setelah pembelajaran, selanjutnya
diolah dan di analisis untuk menguji hipotesis penelitian ini.Tujuan yang
ingin dicapai dengan analisis data ini untuk menyederhanakan data ke
dalam bentuk yang dapat dimengerti dan ditafsirkan, sehingga hubungan-
hubungan yang ada dalam masalah penelitian ini dapat dipelajari dan
diuji.Alat yang dipakai untuk menyederhanakan data ini adalah dengan
menggunakan statistika. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data
sebagai berikut:
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang
diuji itu berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendapatkan data yang
normal maka digunkan uji distribusi chi kuadrat. Adapun langkah-
langkah pengolahan datanya sebagai berikut:
a. Menentukan rentang dengan rumus :
R = Xa – Xb
(Siregar S, 2004:24)
Keterangan:
15
Xa= Data terbesar
Xb= Data terkecil
b. Menetukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus:
i = 1 + 3,3 log n
(Siregar S, 2004:24)
Keterangan: n = Jumlah sampel
c. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus:
P = RK
(Siregar S, 2004:25)
Keterangan:
R = Rentang
K = Banyak kelas
d. Menghitung rata-rata kelas (i) dengan rumus:
x=∑f i x i
∑ f i
(Siregar S, 2004:25)
Keterangan:
Fi = Jumlah frekuensi
X = Data tengah-tengah dalam interval
e. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:
S=√ n∑ f i x i2−(∑ f i x i )
2
n(n−1)
(Siregar S, 2004:86)
f. Tentukan batas bawah (Bb) dan batas atas (Ba) kelas iterval
terendah dengan rumus:
Interval I: Bb: Xb, boleh kurang dari Xb asal tidak melebihi P
Ba: Xb + (P-1)
16
(Siregar S, 2004:86)
Keterangan: Bb = Batas bawah interval
g. Hitung nilai Zi untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus:
Zi = x¿−x
S (dua desimal)
(Siregar S, 2004:86)
Lihat nilai peluang Zin pada tabel statistik, isiskan pada kolom lo. Harga X
dan xn selalu diambil nilai peluang 0,500
(Siregar S, 2004:87)
h. Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom li, contoh l1 = lo1 – lo2
Hitung frekuensi harapan ei = li∑fi
(Siregar S, 2004:87)
i. Hitung nilai X2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:
X2 = ∑( fi−ei )2
ei
(Siregar S, 2004:87)
j. Lakukan interpolasi pada tabel X2, untuk menghitung Pvalue
k. Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika Pvalue>α=0,05
1. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians
dalam populasi tersebut homogen atau tidak yaitu mencari nilai F dengan rumus:
F=S A
2
c
(Siregar S, 2004:50)
Keterangan:
SA2 = Varians terbesar
SB2 = Varians terkecil
Dengan derajat kebebasannya masing-masing
dkA = (nA-1) dan dkB = (nB-1)
(Siregar S, 2004:50)
2. Uji Hipotesis Penelitian
17
Uji hipotesis penelitian menggunakan statistik uji t-test syaratnya data
harus normal, maka data harus diuji normalitas dengan menggunkan aturan
Sturgess. Berdasarkan pertimbangan memilih rumus t-test, yaitu bila n1 ≠ n2
maka digunakan uji t-test dengan rumus sebagai berikut:
t=x1−x2
√ s12
n1
+s2
2
n2
(Siregar S, 2004:155)
Dengan derajat kebebasan:
dk=( s1
2
n1
+s2
2
n2)
2
( s12
n1)
2
(n1+1 )+
( s22
n2)
2
(n2+1 )(Siregar S, 2004:130)
M. Sistematika Penulisan Laporan
Dalam penulisan ini, disusun dalam sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan dan
pembatasan masalah, penjelasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang landasan teori, kerangka berfikir, asumsi dan hipotesis.
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang metode penelitian, variabel penelitian, paradigma penelitian,
data dan sumber data penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik
pengumpulan data, instrument penelitian, pengujian instrument dan teknik
analisis data.
18
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBATASAN
Berisi tentang analisis data hasil uji coba instrument, hasil penelitian, hasil
uji statistic dan pembatasan hasil penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
N. Agenda Kegiatan
O. Anggaran Penelitian
19
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum SMK edisi tahun 2004.
Jakarta : Rineka Cipta
Frenkel, J.r dan Wellen, N.E. 2008. How to Design and Evaluate research in
Education. New York : McGraw-Hill
Slameto .(1995). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta
Sugiyono. (2002). Statisika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Syah, Muhibbin. (1995). Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru.
Bandung : Remaja Rosdakarya
Penyusun, Tim. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung : UPI
20
Top Related