BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan akan memberikan wawasan umum mengenai
latar belakang yang menjadi landasan adanya penelitian, permasalahan
penelitian, tujuan penelitian, serta manfaat yang dapat diambil dari adanya
penelitian.
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Uang dalam Ekonomi
Uang memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi, karena uang
dapat dianggap sebagai suatu hal yang bersifat alami karena semua kegiatan
perekonomian modern, misalnya produksi, investasi, dan konsumsi, selalu
melibatkan uang. Bahkan dalam kegiatannya tidak hanya digunakan untuk
mempermudah transaksi perdagangan, namun uang juga menjadi suatu
komoditas yang dperdagangkan dalam pasar uang.
Uang adalah inovasi modern yang menggantikan posisi barter, atau tukar
menukar satu barang dengan barang lainnya. Barter yang digunakan dahulu
dipandang sebagai transaksi yang rumit karena ketika seseorang melakukan
barter harus mencari orang lain yang membutuhkan barang yang dimilikinya
begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu diciptakanlah uang sebagai alat transaksi
yang dapat menentukan nilai suatu barang. Menurut J.P Coraward
mendefinisikan uang sebagai “segala sesuatu yang diterima secara luas sebagai
media pertukaran, sekaligus berfungsi sebagai standar ukuran nilai harga dan
media penyimpanan kekayaan”.
Dalam perekonomian saat ini uang telah beralih fungsi menjadi barang
komoditas yang dperdagangkan daripada digunakan sebagai alat tukar dalam
perdagangan.
1
1.1.2 Krisis Keuangan Dunia
Krisis keuangan tengah melanda Amerika Serikat, krisis ini disebabkan
permasalahan kredit macet sektor perumahan. Pemerintah AS yang berniat baik
untuk menekan jumlah tuna wisma yang ada, namun di sisi lain hal itu malah
memicu dampak di dalam negeri AS sendiri. Pemberian kredit lunak itu tidak
diimbangi dengan kemampuan rakyat untuk membayar cicilannya. Sehingga
yang terjadi adalah kredit macet besar-besaran yang menyebabkan defisitnya
anggaran AS. Hal ini lalu memicu penarikan dana secara besar-besarn oleh
investor dari berbagai sektor perekonomian yang menyebabkan tersendatnya
perekonomian AS.
Menurut seorang ekonom JP Morgan Chase, di AS dampak dari kredit
macet mulai terasa dari banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK). Terutama
yang terjadi pada lima sektor yang mengalami PHK dalam jumlah besar yaitu
sektor finansial, otomotif, pemerintahan/organisasi nirlaba, transportasi dan ritel.
Bank sentral AS (Fed) dan bank–bank sentral negara lain telah berusaha
mengurangi dampaknya dengan menurunkan suku bunga antar-bank ke titik
terendah sejak krisis 2003 (1 persen). Namun, dunia perbankan masih enggan
menyalurkan kredit ke sektor riil dan sektor perekonomian yang berbasis
kerakyatan. (KOMPAS,31 Oktober 2008)
Tidak hanya berdampak dalam perekonomian Amerika Serikat, namun
krisis keuangan ini merambah ke berbagai negara termasuk Indonesia. Pada
tanggal 8 Oktober IHSG tertekan tajam turun 10%, demikian pula Nikken di
Jepang jatuh lebih dari 9 %. Hampir semua pasar keuangan dunia terimbas krisis
financial Amerika Serikat tersebut, sehingga krisis ini disebut sebagai krisis
keungan global.
Krisis keungan ini sudah ada dalam sejarah dan tidak hanya terjadi di
Amerika Serikat, negara lain seperti Asia dan Eropa juga mengalami krisis
2
keungan. Roy Davies dan Glyn Davies dalam buku The History of Money From
Ancient time to Present Day telah menguraikan sejarah kronologi secara
komprehensif. Menurut mereka, sepanjang abad 20 telah terjadi lebih 20 kali
krisis besar yang melanda banyak negara. Fakta ini menunjukkan bahwa secara
rata-rata, setiap 5 tahun terjadi krisis keuangan hebat yang mengakibatkan
penderitaan bagi ratusan juta umat manusia.
Pada tahun 1907 krisis perbankan Internasional dimulai di New York,
setelah beberapa dekade sebelumnya yakni mulai tahun 1860-1921 terjadi
peningkatan hebat jumlah bank di Amerika sampai dengan 19 kali lipat.
Selanjutnya, tahun 1920 terjadi depresi ekonomi di Jepang. Kemudian pada
tahun 1922 – 1923 German mengalami krisis dengan hyper inflasi yang tinggi.
Karena takut mata uang menurun nilainya, gaji dibayar sampai dua kali dalam
sehari. Selanjutnya, pada tahun 1927 krisis keuangan melanda Jepang dengan
menutup 37 Bank akibat krisis yang terjadi pada bank-bank Taiwan.
Pada tahun 1929– 1930 The Great Crash & Great Depression di US,
hingga net national product-nya terpangkas lebih dari setengahnya. Selanjutnya,
pada tahun 1931 Austria mengalami krisis perbankan, akibatnya kejatuhan
perbankan di German, yang kemudian mengakibatkan berfluktuasinya mata
uang internasional. Hal ini membuat UK meninggalkan standard emas.
Kemudian1944 – 1966 Prancis mengalami hyper inflasi akibat dari kebijakan
yang mulai meliberalkan perekonomiannya. Berikutnya, pada tahun 1944– 1946
Hungaria mengalami hyper inflasi dan krisis moneter. Ini merupakan krisis
terburuk Eropa. Note issues Hungaria meningkat dari 12000 million hingga 27
digits.
Pada tahun 1945– 1948 Jerman mengalami hyper inflasi akibat perang
dunia kedua. Selanjutnya tahun 1945 – 1955 Krisis Perbankan di Nigeria Akibat
pertumbuhan bank yang tidak teregulasi dengan baik pada tahun 1945. Pada
3
saat yang sama, Perancis mengalami hyperinflasi sejak tahun 1944 sampai
1966. Pada tahun (1950-1972) ekonomi dunia terasa lebih stabil sementara,
karena pada periode ini tidak terjadi krisis untuk masa tertentu. Hal ini
disebabkan karena Bretton Woods Agreements, yang mengeluarkan regulasi di
sektor moneter relatif lebih ketat (Fixed Exchange Rate Regime). Disamping itu
IMF memainkan perannya dalam mengatasi anomali-anomali keuangan di dunia.
Jadi regulasi khususnya di perbankan dan umumnya di sektor keuangan, serta
penerapan rezim nilai tukar yang stabil membuat sektor keuangan dunia (untuk
sementara) "tenang".
Namun ketika tahun 1971 Kesepakatan Breton Woods runtuh. Pada
hakikatnya perjanjian ini runtuh akibat sistem dengan mekanisme bunganya tak
dapat dibendung untuk tetap mempertahankan rezim nilai tukar yang fixed
exchange rate. Selanjutnya pada tahun 1971-73 terjadi kesepakatan
Smithsonian dengan hasil kesepkatan nilai 1 Ons emas sama dengan 38 USD.
Pada fase ini dicoba untuk menenangkan kembali sektor keuangan dengan
perjanjian baru. Namun hanya bertahan 2 sampai 3 tahun saja.
Pada tahun 1973 Amerika meninggalkan standar emas. Akibat dari hukum
uang buruk (foreign exchange) menggantikan uang bagus. Pada tahun 1973 dan
sesudahnya mengglobalnya aktifitas spekulasi sebagai dinamika baru di pasar
moneter konvensional akibat penerapan floating exchange rate sistem. Periode
Spekulasi di pasar modal,uang, obligasi dan derivative. Maka tak aneh jika pada
tahun 1973 – 1874 terjadi krisis perbankan kedua di Inggris akibat Bank of
England meningkatkan kompetisi pada supply of credit.
Pada tahun 1974 Krisis pada Euro dollar Market akibat west German
Bankhaus ID Herstatt gagal mengantisipasi international crisis. Selanjutnya tahun
1978-1980 Deep recession di negara-negara industri akibat boikot minyak oleh
4
OPEC, yang kemudian membuat melambung tingginya interest rate negara-
negara industri.
Selanjutnya sejarah mencatat bahwa pada tahun 1980 krisis dunia ketiga,
banyaknya hutang dari negara dunia ketiga disebabkan oleh oil booming pada
tahun 1974, tapi ketika negara maju meningkatkan interest rate untuk menekan
inflasi, hutang negara ketiga meningkat melebihi kemampuan bayarnya. Pada
tahun 1980 itulah terjadi krisis hutang di Polandia akibat terpengaruh dampak
negatif dari krisis hutang dunia ketiga. Banyak bank di Eropa Barat yang menarik
dananya dari bank di Eropa Timur.
Pada saat yang hampir bersamaan yakni di tahun 1982 terjadi krisis hutang
di Mexico yang disebabkan outflow kapital yang massive ke US, kemudian di-
treatments dengan hutang dari US, IMF, BIS. Krisis ini juga menarik Argentina,
Brazil dan Venezuela untuk masuk dalam lingkaran krisis. Perkembangan
berikutnya, pada tahun 1987 The Great Crash (Stock Exchange), pada tanggal
16 Oktober 1987 di pasar modal US & UK. Mengakibatkan otoritas moneter
dunia meningkatkan money supply. Selanjutnya pada tahun 1994 terjadi krisis
keuangan di Mexico kembali akibat kebijakan finansial yang tidak tepat.
Pada tahun 1997-2002 krisis keuangan melanda Asia Tenggara, krisis yang
dimulai di Thailand, Malaysia kemudian Indonesia, akibat kebijakan hutang yang
tidak transparan. Kemudian, pada tahun 1998 terjadi krisis keuangan di Rusia,
dengan jatuhnya nilai Rubel Rusia yang diakibatkan spekulasi. Selanjutnya krisis
keuangan melanda Brazil di tahun 1998. pada saat yang hampir bersamaan
krisis keuangan melanda Argentina di tahun 1999. Terakhir, pada tahun 2007-
hingga saat ini, krisis keuangan melanda Amerika Serikat.
Sejarah membuktikan bahwa krisis keuangan tidak hanya terjadi pada saat
ini, namun beberapa dekade lalu krisis keuangan telah terjadi dan terlihat bahwa
dari beberapa negara yang dilanda krisis menganut konsep uang dalam ekonomi
5
konvensional dengan tiga pilar utama yaitu fiat money, interest, dan fractional
reserve requirement (Amin 2011). Fiat money merupakan uang yang diciptakan
tanpa backup money berupa emas, keberadaan fiat money uang tidak memiliki
nilai intrinsik bisa mengakibatkan inflasi sehingga harga barang dan jasa bisa
meningkat tak terkendali. Fiat money tidak hanya diciptakan oleh pemerintah
atau penguasa, namun bank juga ikut andil dalam mempengaruhi suplai uang
melalui FRR yang dikreditkan kepada nasabah, uang yang disimpan oleh bank
sebagai dana cadangan hanya sebesar 10% dari jumlah uang yang disimpan di
bank 90% sisanya oleh bank bisa dipinjamkan kepada nasabah lain. Peminjaman
dana oleh nasabah kepada bank tidaklah gratis, bank sebagai penyedia dana
diberikan kompensasi berupa interest atau bunga. Bunga ini yang
mengakibatkan jumlah pinjaman nasabah terus meningkat setiap periodenya.
Ketika pilar ekonomi konvensional ini pada akhirnya akan menimbulkan bubble
economy dimana sektor financial tidak ditopang oleh sektor riil yang memadai.
Bubble economy iniliah yang pada akhirnya akan mengakibatkan krisis keuangan
seperti yang terjadi di Amerika Serikat yang disebabkan gagal bayar akibat
cicilan mereka bertambah setiap periodenya.
1.1.3 Mengapa Perspektif Islam?
Uang dalam ekonomi memiliki berbagai pandangan, menurut kelompok
Cambrige School dan kaum Keynesian uang bersifat stock concept. Dimana
stock concept menanggap uang dapat didiamkan dalam artian
1.2 Rumusan Masalah
Konsep uang dalam ekonomi konvesional tertanya bukanlah konsep uang
yang menjanjikan, karena terbukti bahwa tiga pilar utama konsep uang dalam
ekonomi konvesional ternyata malah menjerumuskan ekonomi pada lembah
6
krisis keuangan. Sehingga untuk menjelaskan permasalahan tersebut rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kepemilikan uang dalam Islam?
2. Bagaimana pemanfaatan uang dalam Islam?
3. Bagaimana pengelolaan uang dalam Islam?
4. Bagaimana pertanggung jawaban uang dalam Islam?
1.3 Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah pada penelitian ini, tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kepemilikan uang dalam Islam
2. Untuk mengetahui pemanfaatan uang dalam Islam
3. Untuk mengetahui pengelolaan uang dalam Islam
4. Untuk mengetahui pertanggung jawaban uang dalam Islam
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu ekonomi khususnya mengenai konsep uang dalam
ekonomi islam.
2. Manfaat praktis
a) Media referensi bagi pemerintah dan mahasiswa
b) Memberikan inspirasi bagi peneliti yang tertarik pada topik sejenis agar
dapat mengembangkan secara lebih meluas dan mendalam.
7
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab II, akan dikupas mengenai berbagai kajian teori yang
berhubungan dengan topik penelitian.
2.1 Konsep Uang dalan Ekonomi Islam
2.1.1 Uang Dalam Pandangan al-Ghazali
Menurut Dr. Muhammad Zaki Syafi’i mendefinisikan uang sebagai segala
sesuatu yang diterima khalayak untuk menunaikan kewajiban-kewajiban.
Sedangkan menurut Imam al-Ghazali berpendapat bahwa uang dibutuhkan
sebagai ukuran nilai suatu barang, meskipun dalam perekonomian barter. Uang
memiliki fungsi sebagai ukuran nilai (unit of account), media pertukaran (medium
of exchange) dan penetapan nilai yang wajar dari pertukaran tersebut.
Selain itu Imam al-ghazali juga berpendapat bahwa uang ibarat cermin
yang tidak memiliki warna namun merefleksikan semua harga barang. Uang
hanya memiliki kegunaan apabila digunakan untuk membeli barang. Dengan
demikin Imam al-Ghazali menyatakan bahwa uang hanya berfungsi sebagai
satuan hitung dan alat tukar. Imam al-Ghazali menganggap bahwa menimbun
uang adalah perbuatan yang zalim karena dapat mengakibatkan terjadinya
pengangguran yang meluas, kelesuan ekonomi dan instabilitas ekonomi.
Al-Ghazali memeperbolehkan penggunaan uang selain emas dan perak,
seperti logam dan kertas asalkan pemerintah menyatakannya sebagai alat
pembayaran resmi, hanya saja pemerintah wajib menjaga nilai uang yang
dicetaknya karena masyarakat menerimanya bukan lagi berdasarkan kandungan
emas atau perak didalamnya.
2.1.2 Uang dalam Pandangan Ibnu Khaldun
Pembahasan mengenai uang juga terdapat dalam kitab “Muqaddimah”
yang ditulis oleh Ibnu Khaldun. Beliau menjelaskan bahwa kekayaan suatu
9
negara tidak ditentukan oleh banyaknya uang di negara tersebut, tetapi
ditentukan oleh tingkat produksi negara tersebut dan neraca pembayaran yang
positif. Apabila suatu negara mencetak uang sebanyak-banyaknya, tetapi bukan
merupakan refleksi pesatnya pertumbuhan sektor produksi, maka uang yang
melimpah tersebut tidak ada nilainya. Sektor produksi merupakan motor
penggerak pembangunan suatu negara karena akan menyerap tenaga kerja,
meningkatkan pendapatan pekerja, dan menimbulkan permintaan (pasar)
terhadap produksi lainnya.
2.2 Uang dalam Perspektif Fikih
Ulama menggunakan istilah untuk menyebutkan uang seperti naqd
(nuqud), tsaman fals, sikkah, dan juga umlah. Tsaman memiliki arti antara lain
qimah yakni nilai sesuatu dan juga “harga pembayaran yang dijual” yakni sesuai
dalam bentuk apapun yang diterima oleh pihak penjual sebagai imbalan dari
barang yang dijual sedangkan dalam tataran fikih kata yang digunakan untuk
menunjukan uang perak dan emas.
Sesuai hukum islam, tidak ada barang dagangan yang dapat disangkakan
sebagai satu-satunya uang. Imam Malik mendefinisikan uang sebagai barang
dagangan yang biasanya diterima sebagai media pertukaran. Hal ini berarti
rakyat bebas memilih alat tukar mereka. Dalam hukum islam uang tidak dapat
dijadikan sebagai media tukar.
Uang emas dan perak merupakan alat tukar yang memiliki keindahan dan
keunnggulan. Emas dan perak adalah uang riil/nyata, dan uang riil mewakili atau
menunjukan kemandirian dan kebebasan. Uang kertas hanya menyimpan
simbolisme dari substansi asli.
Dalam mendefinisikan uang, para ulama memiliki perbedaan perbedaan
pendapat diantaranya:
10
1. Semua nilai yang digunakan masyarakat dalam melakukan transaksi,
baik dinar, dirham perak maupun fulus tembaga.
2. Segala sesuatu yang diterima secara umum sebagai media
pertukaran dan pengukur nilai.
Menurut Muhammad Rawas sesuatu yang dipandang sebagai uang
harus memenuhi dua kriteria yaitu, pertama substansi benda tersebut tidak bisa
dimanfaatkan secara langsung, melainkan hanya sebagai media untuk
memperoleh manfaat. Kedua dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki otoritas
untuk menerbitkan uang seperti bank sentral.
2.3 Fungsi Uang dalam Ekonomi Islam
Pada awalnya uang hanya berfungsi sebagai alat penukar saja, tetapi
sejalan perkembangan perdaban manusia dalam memenuhi kebutuhan
ekonominya, fungsi uang tersebut telah berkembang dan bertambah sehingga
fungsinya menjadi seperti yang dirasakan seperti pada saat ini.
Dalam islam fungsi uang hanya sebagai:
1. medium of Change
uang menjadi media untuk mengubah barang dari bentuk yang satu ke
bentuk yang lain, sehingga uang tidak bisa dijadikan komoditi.
2. unit of account
uang berfungsi untuk menilai persamaan harga barang komoditi yang
dibarterkan.
Motif permintaan akan uang adalah untuk memenuhi kebutuhan
transaksi, bukan untuk spekulasi dan trading. Dalam konsep islam tidak dikenal
money demand for speculation, karena spekulasi tidak diperbolehkan dalam
islam.
11
2.4 Kepemilikan dalam Islam
- Makna kepemilikan
Kepemilikan merupakan suatu hak yang tidak bersifat permanen, selalu
berubah dan sangat korelatif dengan konteks kulturalnya, spasial, dan
kesejarahannya. Hak dalam kepemilikan merupakan suatu pengambilan
atau klaim yang bersifat memaksa dan terhadap suatu ultilitas atau
kegunaan sesuatu
Sebagai suatu hak, kepemilikan akan menjadikan suatu pihak
(pemegangnya) berperan untuk bertindak atas sesuatu yang menjadi
objek dari haknya terhadap orang lain (purbacaraka dan halim, 1982:10).
Konsekuensi dari hak ini bahwa pemegang hak itu :
a. Tidak dapat dipaksa agar menggunakan haknya bila ia enggan
memanfaatkannya
b. Tidak dapat dicegah atau dilarang bila ia menggunakan haknya,
sepanjang tidak disalahgunakan dan tidak merugikan kepentingan
orang lain (purbacaraka dan halim, 1982:10)
Dalam ekonomi islam dinyatakan bahwa kepemilikan berasal dari
bahasa arab yaitu Al Milku yang berasal dari kata dasar malaka. Dari
sini muncul kata al milku yang berarti penguasaan terhadap sesuatu
disebabkan oleh kekuatan pengendalian dan keshahihannya; kata
malik yang berarti raja, yang berkuasa mutlak atas apa yang ada
pada dirinya. Milk secara bahasa berarti memiliki sesuatu dan
sanggup bertindak secara bebas terhadapnya.
Kata lain yang digunakan untuk menjelaskan kepemilikan adalah kata
al-maal yang berarti harta.
Menurut para intelektual muslim klasik, terdapat tiga pendekatan dalam
mendefinisikan kepemilikan yaitu sumber, objek, dan pemanfaatan
1. Pendekatan sumber dan asal-usul kepemilikan, kepemilkan adalah
sebuah kekuatan yang ditetapkan oleh syari’ yang diberikan kepada
pemilik untuk melakukan tasharruf. Allah adalah pemilik mutlak atas
keseluruhan sumber daya.
12
2. Pendekatan objek kepemilikan, yaitu maal (harta), baik berupa materi
atau manfaat. Imam Syathibi (1997:2/32) menyebutkan bahwa harta
sebagai sesuatu yang menjadi objek kepemilikan
3. Pendekatan pemanfaatan hak milik. Dalam Adwar al Syuruq (1346:3/209)
disebutkan kepemilikan adalah suatu otoritas (tamakkun) pemanfaatan
barang dan jasa oleh pemilik yang diakui oleh syara’
Ketiga pendekatan memiliki benang merah yang menjelaska
unsur-unsur
yang terkandung dalam kepemilikan yang meliputi sumber, objek, dan
konsekuensi. Dari definisi di atas dipahami bahwa kepemilikan adalah suatu
kekuasaan yang sah menurut syara’ yang dimiliki oleh seseorang atau
sekelompok orang atas barang atau jasa yang memungkinkan baginya
memanfaatkan atau mentransaksikannya.
2.5 Penelitian Terdahulu
Tinjauan penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi untuk penelitian
lanjutan. Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu dan tabel tinjauan
penelitian terdahulu.
Penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai dasar atau referensi
dan berhubungan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Heryani
Arman pada penelitian yang berjudul “Relevansi Konsep Uang Al-Ghazali dalam
Sistem Keuangan Kontemporer”, yang bertujuan untuk mengetahui tentang
pendekatan yang dilakukan Al-Ghazali dalam menilai sifat, fungsi, dan peranan
uang dalam perekonomian. Dalam penelitian tersebut uang dapat menimbulkan
inflasi dan bubble gum economics, oleh karena itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai konsep uang imam Al-Ghazali dalam
menghadapi kondisi perekonomian.
13
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang berdasarkan
penelitian tersebut mendapatkan kesimpulan yaitu :
1. Al-Ghazali memandang uang sebagai alat tukar dengan motif
permintaan uang adalah untuk memenuhi transaksi.
2. Dalam islam tidak mengenal spekulasi karena pada hakikatnya uang
adalah milik Allah yang diamanatkan kepada manusia
3. Dalam islam uang adalah flow concepts dan public good karenanya
harus selalu berputar dalam perekonomian.
4. Uang tidak boleh ditimbun karena akan membuat perekonomian lesu.
Selanjutnya yang dijadikan rujukan lain adalah penelitian yang dilakukan
Winoto Soekarno pada penelitian yang berjudul “Uang dan Kebijakan Moneter
dalam Ekonomi Islam”, yang bertujuan untuk mengurai system dan kebijakan
moneter ekonomi Islam dari konsep dasar tentang uang.
Dalam penelitian tersebut membahas mengenai fungsi uang yang
sesungguhnya yaitu sebagai alat tukar. Dalam ekonomi islam uang bukanlah
modal melainkan public goods yang mengalir seperti air dan tida dapat
dimonopoli oleh seseorang atau kelompok. Uang sebagai public goods harus
dapat digunakan masyarakat dan tidak boleh ditimbun karena akan menghambat
perekonomian.
2.6 Kerangka Pikir
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu kerangka berpikir merupakan
konsepsional mengenai masalah yang kita teliti. Selain itu, menggambarkan
hubungan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diteliti dan
untuk mempersempit ruang lingkup penelitian agar tidak meluas dalam
pembahasannya, maka kerangka pikirnya akan disajikan dalam gambar.
14
UANG DALAM PERSPEKTIF ISLAM
15
PENGELOLAAN
PERTANGGUNG
PEMANFAATANPEMANFAATAN
KEPEMILIKAN
BAB III
Metodologi Penelitian
Bab III berikut akan membahas mengenai metode yang digunakan
dalam penelitian, unit analisis, teknik den pemilihan informan, fokus penelitian,
definisi operasional, jenis data, teknik pengumpulan data dan teknik keabsahan
data. Metode penelitian berguna untuk memberikan panduan berpikir untuk
penulis dalam melakukan penelitian, sehingga penulis dapat memperoleh data
yang dikehendaki sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti.
3.1 Pendekatan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsep uang dalam ekonomi
islam, sehingga berdasarkan tujuan yang ada pendekatan penelitian yang dipilih
adalah pendekatan kualitatif karena output yang diinginkan bukan berupa angka
matematis.
Sedangkan penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang
digunakan oleh peneliti untuk mengungkap dan memahami sesuatu di balik
fenomena yang masih jarang diketahui, serta mencona merinci secara kompleks
tentang penelitian yang sulit diungkap oleh metode kuantitatif. Selain itu
penelitian kualitatif juga dapat diartikan sebagai suatu metode penelitian yang
berupaya untuk memahami lebih mendalam sebuah fenomena tentang sesuatu
yang berkaitan dengan subyek penelitian yang tercermin dalam perilaku,
persepsi, motivasi maupun tindakan (Moleong dalam Aprilianto, 2012).
Moleong (2011:6) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian
yang berusaha memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dlll, secara holistik, dan dengan
16
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
secara alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Sedangkan
menurut Sugiyono (2008:1) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instumen kunci.
Sugiyono (2007:1) menjelaskan metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci.
Pendekatan kualitatif ini dirasa sangat sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Karena penelitian yang dilakukan digunakan untuk
meneliti sebuah keadaan atau realitas yang sedang terjadi, sehingga penelitian
kualitatif merupakan pendekatan yang tepat karena penelitian kualitatif mencari
daya penjelas proses sesuai dengan rumusan masalah yang dipilih peneliti.
3.2 Unit Analisis
Penelitian ini menggunakan unit analisis yang berfokus pada persoalan
penelitian yaitu untuk mengetahui mengetahui konsep uang dalam ekonomi
islam.
3.3 Fokus Penelitian
Fokus penelitian berguna untuk memberikan arahan dalam gambaran
yang sejalan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Fokus penelitian
diarahkan untuk mengetahui konsep uang dalam ekonomi islam.
3.4 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian kualitatif terdiri dari :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang langsung didapatkan dari sumber
informasi tersebut, yang didapat dari wawancara dan dokumentasi
17
yang dilakukan secara langsung oleh peneliti dan sumber atau
informan. Data-data tersebut berupa data naratif, deskriptif, dalam
kata-kata mereka yang diteliti, dokumen pribadi dan catatan
lapangan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber lain
selain yang diperoleh dari informan. Data tersebut berupa kajian –
kajian akademis. Selain itu dalam penelitian ini penulis menggunakan
data-data seperti dokumen dari lembaga terkait.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara
dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah lalu dan dapat
berupa gambar, tulisan, karya-karya monumental dari seseorang.
3.6 Model Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2007:87).
Selain itu Bogdan & Biklen (dalam Moleong, 2009:248) menjelaskan
bahwa teknik analisis data merupakan usaha yang dilakukan oleh peneliti yang
dilakukan dengan bekerja dengan data, mengorganisasikan dan memilah-milah
data tersebut menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan patut dipelajari serta memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain.
18
Dengan menggunakan penelitian kualitatif data-data yang telah didapat
kemudian diklarifikasikan ke dalam tabel-tabel. Untuk kemudian dianalisa
menggunakan proses penalaran secara alamiah, penuturan, penafsiran,
perbandingan dan kemudian penggambaran fenomena-fenomena yang terjadi
secara apa adanya, guna dapat mengambil kesimpulan dan memberikan saran-
saran dengan cara menguraikan dengan kata-kata.
Dalam menganalisa data dalam penelitian ini, peneliti melalui beberapa
proses yaitu proses reading dan coding, data reduction, data displaying dan
interpreting.
1. Reading and Coding
Membaca, mempelajari dan menuliskan gagasan dalam data yang
diperoleh, baik melalui wawancara, observasi maupun dokumentasi.
2. Data Reduction
Data reduction atau proses reduksi data ialah proses pemilihan,
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
tercatat di lapangan. Dengan melakukan reduksi data diharapkan
menghasilkan data yang sesuai dan terklarifikasi secara jelas tepat
guna dan terorganisir. Reduksi data ini berlangsung selama
penelitian dilaksanakan.
3. Data Displaying
Proses ini adalah proses di mana data-data yang telah didapat
diproses dan disajikan berupa tabel-tabel atau kalimat. Sehingga dari
tabel-tabel maupun kalimat terebut dapat mempermudah peneliti
untuk mengambil kesimpulan.
4. Interpreting
Proses untuk menyimpulkan hasil analisis dari data yang telah
didapat. Data yang telah diperoleh di lapangan, dianalisa dengan
19
menggunakan beberapa cara untuk mencapai validitas dan
akuratisasi dan menyimpulkan hasil analisis data yang dilakukan
peneliti selama waktu penelitian.
Namun proses yang dilakukan oleh peneliti ini tidak harus berdasarkan
urutan, namun bisa diulang-ulang dari proses satu kembali ke proses lainnya
dan dilanjutkan ke proses-proses berikutnya yang dirasa perlu oleh peneliti
untuk dilakukan kembali.
3.7 Teknik Pengujian Keabsahan Data
Data-data yang telah didapatkan dalam penelitian tentunya memerlukan
pengujian agar data yang didapat tersebut reliable (handal), kredibel dan teruji
validitasnya. Hal ini diperlukan karena data yang tidak reliable dan kredible akan
menyebabkan hasil yang diperoleh menjadi bias. Dalam penelitian ini data diuji
kredibilitasnya dengan menggunakan triangulasi data, atau pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Sugiyono (2007:125)
menjelaskan terdapat 3 macam triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi
teknik, dan triangulasi waktu. Triangulasi sumber merupakan cara untuk menguji
kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama namun dengan teknik berbeda,
sedangkan triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan
pada waktu dan kondisi yang berbeda.
Dari beberapa macam triangulasi yang ada, maka peneliti memutuskan
untuk melakukan triangulasi sumber yaitu menggunakan beberapa sumber
informasi guna menyesuaikan dan memperkuat data, baik dalam metode
pengumpulan data yang berbeda (wawancara dan observasi) maupun
menggunakan informan pendukung. Namun apabila dalam proses penelititan
20
ternyata ditemukan keadaan di mana harus menggunakan triangulasi lain, maka
peneliti juga akan mempertimbangkan untuk menggunakan triangulasi yang
sesuai.
21
DAFTAR PUSTAKA
Alwie.2007. Masa Lalu Uang & Masa Depan Dunia, Pustaka Pohon Bodhi
Amin, A. Riawan. 2007. Satanic Finance, Jakarta: Celestial Publishing
Chapra, Umar. 2000. Sistem Moneter Islam. Gema Insani Pers.
Moeleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan ke dua puluh tujuh. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Smick, David M. 2009. Kiamat Ekonomi Global: Krisis 2007-2008 Barulah Awal.
Daras Books: Jakarta
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta
22
Top Related