PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. Ecogreen Oleochemicals Batam
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademik
Pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta
Oleh :
Febri Mai Yulis Sandra
NPM: 1210017411009
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2015
LEMBARAN PENGESAHAN
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. Ecogreen Oleochemicals
Oleh :
Febri Mai Yulis Sandra
NPM: 1210017411009
Diketahui,
Dosen Pembimbing
Dr. Mulyazmi, ST, MT
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assallamualaikum Wr. Wb.
Puja dan puji syukur penulis ucapkan Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang tiada henti kepada penulis sehingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal Kerja Praktek di PT Ecogreen
Oleochemicals Batam. Penulisan proposal ini bertujuan untuk memberikan
gambaran proses dan tujuan kerja praktek.
Walaupun proposal ini telah selesai, namun penulis merasa bahwa laporan ini
masih belum sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun.
Padang, 19 Februari 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah
mengantarkan bangsa Indonesia menuju era globalisasi industri. Dengan demikian
tentunya semakin berat tantangan dan hambatan yang mesti dihadapi anak negeri,
khususnya mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta, dalam mencapai tujuan dan cita – cita di masa depan.
PT Ecogreen Oleochemicals merupakan perusahaan oleokimia penghasil
alkohol berbahan dasar minyak nabati yang ramah dengan lingkungan. Alkohol
yang dihasilkan digunakan sebagai bahan baku pembuatan shampo, deterjen,
kosmetik, cat dan bahan pelapis, pelumas, serta tinta cetak. Dalam rangka
pemenuhan kebutuhan SDM untuk ekspansi pabrik di Batam, PT Ecogreen
Oleochemicals adalah perusahaan kimia yang sangat penting dalam
perkembangan Industri Kimia di Indonesia.
Mahasiswa sebagai salah satu sumber daya mempunyai tanggung jawab
untuk membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan, memperluas cakrawala
tentang ilmu pengetahuan sekaligus mempertajam daya analisa terhadap suatu
masalah sesuai dengan bidang ilmunya.
Dalam proses ke arah tersebut disamping teori, mahasiswa juga
membutuhkan suatu bentuk kegiatan keilmuan yang bersifat praktik. Bagi
mahasiswa Teknik Kimia di kenal dengan nama Kerja Praktek (KP). Kerja
Praktek ini merupakan salah satu syarat atau kegiatan wajib dalam kurikulum
pendidikan Teknik Kimia.
Melalui Kerja Praktek ini diharapkan mahasiswa mampu menyerap
pengetahuan yang didapat selama melakukan Kerja Praktek dan
membandingkannya dengan ilmu pengetuhuan yang didapat di bangku kuliah
serta dapat memecahkan masalah yang ada melalui tugas khusus. Dengan
demikian mahasiswa diharapkan memiliki bekal yang cukup dan dapat diandalkan
untuk terjun kelak dalam bidang profesi sesuai dengan bidang pendidikan yang
ditempuh di bangku kuliah.
Atas dasar inilah kami mengajukan permohonan agar dapat diterima untuk
melakukan Kerja Praktek (KP) di PT Ecogreen Oleochemicals sehingga kami
dapat memahami dan lebih mendalami setiap unit proses yang ada di PT Ecogreen
Oleochemicals.
1.2 Tujuan Kerja Praktek Lapangan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek ini, antara lain :
1. Membandingkan teori yang didapat mahasiswa dibangku kuliah dengan
kenyataan yang ada dilapangan.
2. Memberi pengalaman bersosialisasi dengan dunia kerja.
3. Memperluas wawasan khususnya mengenai industri kimia.
4. Mengadakan studi banding antara ilmu pengetahuan yang didapat di
bangku kuliah dengan yang diterapkan di lapangan serta mengamati
langsung proses yang ada.
5. Menggali pengalaman visualisasi untuk setiap tahap-tahap proses dalam
produksi, mulai dari bahan masuk sampai produk keluar yang
dihasilkan oleh PT Ecogreen Oleochemicals.
6. Dapat mempelajari dengan baik Tugas Khusus yang diberikan, baik
oleh pihak universitas maupun pihak perusahaan/industri.
7. Mengetahui struktur organisasi yang ada pada PT Ecogreen
Oleochemicals.
8. Menjalin kerja sama Universitas dengan PT Ecogreen Oleochemicals.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT. Ecogreen Oleochemicals
PT. Ecogreen Oleochemichals sebelumnya bernama PT. Aribhawana
Utama Belawan yang didirikan oleh salah seorang pengusaha Indonesia yang
bergabung dalam kelompok usaha Salim Group yang berlokasi di Belawan,
Sumatra utara. Seiring dengan perkembangan industri yang terjadi dan permintaan
pasar yang semakin meningkat, maka dilakukan ekspansi di Pulau Batam.
Dipilihnya Pulau Batam sebagai lokasi pabrik oleokimia karena selain merupakan
salah satu pusat perindustrian terbesar di Indonesia, Pulau Batam juga terletak
didaerah segitiga emas yaitu Indonesia (Batam), Singapura dan Malaysia (Johor).
Pabrik Oleochemichal di Batam mulai beroprasi pada bulan Oktober tahun
1994 dengan nama perusahaan PT. Batamas Megah. Pada tahun 2000 terjadi
pengalihan kepemilikan dari Salim Group ke sebuah konsorsium yang terdiri dari
PT. Wings Lautan Luas dan PT. Djarum. Sehingga terjadi penggantian nama pada
tanggal 21 April 2001 menjadi PT. Ecogreen Oleochemicals Batam Plant.
Pabrik yang memproduksi Fatty Alcohol (Lemak Alkohol) ini bahan
dasarnya berupa minyak inti kelapa sawit atau yang dikenal dengan CPKO (Crude
Palm Kernel Oil) atau minyak kelapa yang dikenal dengan CNO (Crude Nature
Oil) yang didatangkan dari Pulau Sumatra, Sulawesi atau Filipina. Selain itu
didatangkan dari Pulau Sumatra dan Methanol yanag didatangkan dari
Kalimantan dan singapura.
PT. Ecogreen Oleochemichals Batam tidak hanya memproduksi Fatty
Alcohol (Lemak Alkohol) saja, tetapi juga memproduksi Methylester dan
Glycerine. Dalam menghasilkan produk-produk tersebut, PT. ecogreen
Oleochemichals Batam sangat menjaga kualitas produksinya. Hal ini terbukti
dengan diterimanya sertifikat ISO 9002 : 1994 (Quality Management Sistem atau
Sistem Manajement mutu) dan yang telah dikonvermasi ke ISO 9000 : 2000,
karena versi 1994 expired pada 15 Desenber 2003. selain itu PT. Ecogreen
Oleochemichals Batam juga peduli pada lingkungan dan telah disertifikasi dengan
ISO 14001 : 2000 (Environmental management system) yaitu standarisasi
internasional tentang lingkungan.
2.2 Deskripsi Proses
Perusahaan Ecogreen Oleochemicals adalah memproduksi
berbagai macam dimana akan dijelaskan sebagai berikut:
Fatty Acids (Asam Lemak)
Secara umum Fatty Acids dihasilkan dari proses berikut:
Raw Material (CPKO, RBDPS, PKO, RBDPO) dipompakan ke splitting dimana
terjadi proses Hidrolisis yang menghasilkan Fatty Acids dan Glyserin setelah itu
proses Hidrogenasi yaitu untuk menghasilkan Fatty Acids yang jenuh dengan
memberikan Hydrogen, kemudian proses Destalasi selanjutnya proses Fraksinasi
dan akhirnya dihasilkan Fatty Acids.
Fatty Alkohol(Lemak Alkohol)
Fatty Alkohol merupakan hasil lamjut dari pengolahan Fatty Acids yang terlebih
dahulu di proses melalui Methylester.
Fatty Amino(Lemak Amino)
Fatty Amino digunakan sebagai bahan industri plastic, pelumas, tekstil dan
surfaktan.
Methylester
Methylester dihasilkan melalui proses Waterifikasi pada lemak yang diberi
Methanol atau Etanol dengan katalisator Nametoksi. Contohnya bahan pembuatan
sabun.
Gliserin
Gliserin meruoakan pemisahan dari Fatty Acids pada proses Hidrolisasi.
Contohnya untuk industri kosmetik, bahan pelarut, pengatur kekenyalan shampoo,
obat kumur, pasta gigi, industri rokok, permen karet, cat, adesip, plester dan
sabun.
Di Indonesia: Memproduksi alcohol lemak jenuh dan tidak jenuh, asam lemak
rangkaian pendek dan gliserin.
Di Jerman: Memproduksi alkohol manis dan cair, lemak utama amines, alcohol
lemak tidak jenuh, dan metylester istimewa
Di Singapura: Memproduksi alkohol alami dan nonyl phenol ethoxylates
Untuk memenuhi standar kualitas operasi, pabrik di Batam dan Medan
mendapatkan sertifikat ISO 9002 dari Sgs Yarsley International Certification
Services Limited sementara pabrik yang ada di Jerman mendapatkan sertifikat iso
9001 dari Llyod's Quality Assurance.
Proses Pembuatan Fatty Alcohol
Fatty alkohol (lemak alkohol) adalah alkohol alifatis yang merupakan
turunan dari lemak alam ataupun minyak alam. Fatty alkohol merupakan bagian
dari asam lemak dan fatty aldehid. Fatty alkohol biasanya mempunyai atom
karbon dalam jumlah genap. Molekul yang kecil digunakan dalam dunia
kosmetik, makanan dan pelarut dalam industri. Molekul yang lebih besar penting
sebagai bahan bakar. Karena sifat amphiphatic mereka, fatty alkohol berkelakuan
seperti nonionic surfaktan. Fatty alkohol dapat digunakan sebagai emulsifier,
emollients, dan thickeners dalam industri kosmetik dan makanan.
Contoh fatty alkohol :
1. Capryl alcohol (1-octanol) -- 8 carbon atoms
2. Pelargonic alcohol (1-nonanol) -- 9 carbon atoms
3. Capric alcohol (1-decanol, decyl alcohol) -- 10 carbon atoms
4. 1-dodecanol (lauryl alcohol) -- 12 carbon atoms
5. Myristyl alcohol (1-tetradecanol) -- 14 carbon atoms
6. Cetyl alcohol (1-hexadecanol) -- 16 carbon atoms
7. Palmitoleyl alcohol (cis-9-hexadecan-1-ol) -- 16 carbon atoms, unsaturated,
CH3(CH2)5CH=CH(CH2)8OH
8. Stearyl alcohol (1-octadecanol) -- 18 carbon atoms
9. Isostearyl alcohol (16-methylheptadecan-1-ol) -- 18 carbon atoms, branched,
(CH3)2CH-(CH2)15OH
10. Elaidyl alcohol (9E-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated,
CH3(CH2)7CH=CH(CH2)8OH
11. Oleyl alcohol (cis-9-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated
12. Linoleyl alcohol (9Z, 12Z-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms,
13. Elaidolinoleyl alcohol (9E, 12E-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms,
polyunsaturated
14. Linolenyl alcohol (9Z, 12Z, 15Z-octadecatrien-1-ol) -- 18 carbon atoms,
polyunsaturated
15. Elaidolinolenyl alcohol (9E, 12E, 15-E-octadecatrien-1-ol) -- 18 carbon
16. Ricinoleyl alcohol (12-hydroxy-9-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms,
unsaturated, diol, CH3(CH2)5CH(OH)CH2CH=CH(CH2)8OH99
17. Arachidyl alcohol (1-eicosanol) -- 20 carbon atoms
18. Behenyl alcohol (1-docosanol) -- 22 carbon atoms
19. Erucyl alcohol (cis-13-docosen-1-ol) -- 22 carbon atoms, unsaturated,
CH3(CH2)7CH=CH(CH2)12OH
20. Lignoceryl alcohol (1-tetracosanol) -- 24 carbon atoms
21. Ceryl alcohol (1-hexacosanol) -- 26 carbon atoms
22. Montanyl alcohol, cluytyl alcohol (1-octacosanol) -- 28 carbon atoms
23. Myricyl alcohol, melissyl alcohol (1-triacontanol) -- 30 carbon atoms
24. Geddyl alcohol (1-tetratriacontanol) -- 34 carbon atoms
Fatty alcohol diperoleh dengan cara hidrogenasi metil ester atau asam lemak.
R-COOCH3 + 2 H2 -------->,CuCr(katalis) R-CH2 OH + CH3 OH
RCOOH + 2 H2 ---------> , CuCr(katalis) RCH2OH + H20
Dalam proses pembuatan fatty alcohol banyak dilakukan dengan bahan
dasar metil ester, karena dengan proses ini diperoleh persentase fatty alcohol yg
tinggi. Dalam reaksi hydrogenasi dapat terbentuk
RCH2COCOH + 2H2 ----------------> RCH2CH2OH + CH3OH
RCH2COOH + RCH2CH2OH ------> RCH2COOCH2CH2R + CH3OH
RCH2COOCH2CH2R + H2 --------> 2 RCH2OH
Suhu tinggi menyebabkan reaksi sekunder yaitu dehydratasi
RCH2CH2OH ----------> RHC=CH2
RCH=CH2 + H2 ---------> RCH2CH3 (parafin)
Fatty alcohol dengan bahan baku methyl ester atau fatty acids
- proses ini menghendaki kelebihan H2 400 kali dari teoritis
- kelebihan hydrogen untuk mempertahankan lapisan tipis katalis sebagai jaminan
reaksi esterifikasi dengan fatty acids
- suhu reaksi 230 – 280 oC
- tekanan reaktor 200 – 300 bar
- katalis copper-cromite dengan sirkulasi gas hydrogen panas
- konversi dapat mencapai 91 %.
Tiga jenis proses yang telah dikenal dalam pembuatan fatty alcohol yaitu :
- hidrogenasi methyl ester pada suhu dan tekanan tinggi
- sinteas Ziegler
- sintesa OXO
Proses Ziegler dan OXO menghasilkan alkohol sintetik dari petrokimia sedangkan
hidrogenasi asam lemak dan metil ester dari minyak dan lemak menghasilkan
lemak alami.
Proses Pembuatan Metil ester dan Gliserin
Metil ester merupakan ester asam lemak yang dibuat melalui proses
esterifikasi dari asam lemak dengan methanol. Pembuatan metal ester ada empat
macam cara, yaitu pencampuran dan penggunaan langsung, mikroemulsi, pirolisis
(thermal cracking), dan transesterifikasi. Namun, yang sering digunakan untuk
pembuatan metal ester adalah transesterifikasi yang merupakan reaksi antara
trigliserida (lemak atau minyak) dengan methanol untuk menghasilkan metal ester
dan gliserol.
Gliserin adalah suatu tribasic alkohol yang terdapat di alam dalam bentuk
trigliserida yang merupakan trigliseril ester dari asam lemak. Gliserin pertama
sekali diidentifikasi oleh Scheele pada tahun 1770 yang diperoleh dengan
memanaskan minyak zaitun (olive oil). Pada tahun 1784, Scheel melakukan
penelitian yang sama terhadap beberapa sumber minyak nabati lainnya dan lemak
hewan seperti lard. Scheel menamakan hasil temuannya ini dengan sebutan ‘the
sweet principle of fats”. Nama gliserin baru dikenal setelah pada tahun 1811.
Nama ini diberikan oleh Chevreul (orang yang melanjutkan penelitian Scheele )
yang diambil dari bahasa Yunani (Greek) yaitu dari kata glyceros yang berarti
manis. Pada tahun 1836, Pelouze menemukan formula dari gliserol dan pada
tahun 1883 Berthlot dan Luce mempublikasikan formula struktur gliserol.
Gliserol merupakan tryhydric alcohol C2H5(OH)3 atau 1,2,3-propanetriol. Struktur
kimia dari gliserol adalah sebagai berikut :
Karakteristik
Ø Berat molekul
Ø Titik leleh (
Ø Titik didih (
Ø Densitas (kg/m
Ø Cp (kkal/kg
Ø Viskositas (Cp)
Pemakaian kata gliserol dan gliserin sering membuat orang bingung.
Gliserol dan gliserin adalah sama, tetapi pemakaian kata gliserol biasa dipakai jika
kemurnian rendah (masih terkandung dalam air manis) sedangkan pemakaian kata
gliserin dipakai untuk kemu
Gliserol dapat dihasilkan dari berbagai hasil proses, seperti :
1. Fat splitting, yaitu reaksi hidrolisa antara air dan minyak menghasilkan
gliserol dan asam lemak.
Macam-macam Proses Fat Splitting
Proses fat splitting dapat
dan enzimatik, walaupun pada beberapa literatur dijelaskan proses enzimatik
merupakan bagian dari proses fat splitting secara hidrolisa. Dan pada bagian
selanjutnya akan dijelaskan:
a. proses twitchellb
Karakteristik gliserol/gliserin :
Berat molekul : 92
Titik leleh (0C) : 12,9
Titik didih (0C) : 263
Densitas (kg/m3) : 1260
Cp (kkal/kg0C) : 4,6151
Viskositas (Cp) (900C) : 954
Pemakaian kata gliserol dan gliserin sering membuat orang bingung.
Gliserol dan gliserin adalah sama, tetapi pemakaian kata gliserol biasa dipakai jika
kemurnian rendah (masih terkandung dalam air manis) sedangkan pemakaian kata
gliserin dipakai untuk kemurnian yang tinggi.
Gliserol dapat dihasilkan dari berbagai hasil proses, seperti :
, yaitu reaksi hidrolisa antara air dan minyak menghasilkan
gliserol dan asam lemak.
Proses Fat Splitting
Proses fat splitting dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu jenis hydrolisa
dan enzimatik, walaupun pada beberapa literatur dijelaskan proses enzimatik
merupakan bagian dari proses fat splitting secara hidrolisa. Dan pada bagian
selanjutnya akan dijelaskan:
proses twitchellb
Pemakaian kata gliserol dan gliserin sering membuat orang bingung.
Gliserol dan gliserin adalah sama, tetapi pemakaian kata gliserol biasa dipakai jika
kemurnian rendah (masih terkandung dalam air manis) sedangkan pemakaian kata
, yaitu reaksi hidrolisa antara air dan minyak menghasilkan
dibagi menjadi 2 macam, yaitu jenis hydrolisa
dan enzimatik, walaupun pada beberapa literatur dijelaskan proses enzimatik
merupakan bagian dari proses fat splitting secara hidrolisa. Dan pada bagian
b. proses batch autoklavc
c. proses kontinud
d. Proses enzimatik
Menurut literatur lain diilustrasikan seperti berikut:
a. Twitchell Proses
Proses twitchell adalah proses yang mula-mula dikembangkan pada
pemisahan asam lemak. Proses ini menggunakan cara yang relatif sederhana,
disebabkan murah dan kemudahan dari instalasi dan operasinya. Tetapi secara
umum proses ini memutuhkan konsumsi energi yang besar serta kualitas produk
yang relatif rendah. Proses pemisahan menggunakan reagent twitchell dan H2SO4
seagai katalis. Reagentnya adalah campuran oleic atau asam lemak lainnya
dengan naphtha tersulfonasi. Operasi terjadi dalam suatu wooden lead-lined, atau
tong tahan kondisi asam.
Kandungan lemak yang tercampur dengan air yang jumlahnya lebih
kurang ½ dari jumlah lemak. H2SO4 dengan jumlah 1-2 % dan reagent twitchell
0,75–1,25 %, dipanaskan pada tekanan atmosfer selama 36 – 48 jam, dengan
menggunakan steam terbuka. Proses biasanya diulangi 2 sampai 4 kali, pada tiap
tahap menghasilkan gliserin dan air. Pada tahap akhir air ditambahkan dan
campuran dipanaskan kembali hingga mendidih guna mencuci asam yang
tertinggal. Pada periode reaksi yang panjang, steam yang dibutuhkan makin tinggi
dan diskolorasi asam lemak terjadi tidak merata, dan pemakaian proses ini relatif
kurang menguntungkan.
b. Proses Autoklav Batch
Proses ini merupakan metode komersial yang membutuhkan waktu yang
cukup lama dalam pemisahan produk akhir. Asam lemak yang disediakan harus
dalam jumlah yang banyak untuk menghasilkan zat lig-clored. Proses ini lebih
cepat dibandingkan dengan proses twitchell, butuh waktu selama 6–10 jam
sampai selesai. Pemisahan menggunakan katalis zink, magnesium, atau kalsium
oksida. Dari semua katalis yang digunakan, katalis zink adalah yang paling aktif.
Sekitar 2–4% katalisdigunakan dan sejumlah dari serbuk zink ditambahkan untuk
meningkatkan warna dari asam lemak. Dalam operasi, autoklav diisi dengan
lemak dan air yang jumlahnya (sekitar ½ dari lemak) dan katalis. Steam
dihembuskan guna menggantikan udara terlarut dan autoklav ditutup. Steam yang
digunakan untuk menaikkan tekanan sampai 135 kPa dan diinjeksikan secara
kontinu, sementara sebagian kecil kisi-kisi menjagaagitasi dan tekanan operasi.
Konversi dapat dicapai lebih dari 95% setelah 6–10 jam. Isi dari autoklav
dipindahkan ke tanki, dimana terbentuk asam lemak dibagian atas dan gliserin
pada bagian bawah. Asam lemak yang terbentuk ditambahkan asam mineral untuk
memisahkan kandungan sabun dan selanjutnya dilakukan pencucian kembali guna
menghabiskan sisa asam mineral.
c. Proses Kontinu
Proses kontinu counter current dilakukan dengan menggunakan suhu dan
tekanan yang tinggi. Proses pemisahan asam lemak lebih dikenal dengan proses
colgate-emery, merupakan metode penting, efisien dalam hidrolisis lemak. Suhu
dan tekanan tinggi dipergunakan untuk mempercepat waktu reaksi. Aliran counter
current penuh dari minyak dan air guna menghasilkan suatu derajat pemanasan
yang maksimal, tanpa memerlukan katalis.
Menara pemanasan merupakan alat utama. Kebanyakan dari menara pemisah
mempunyai konfigurasi sama dan dioperasikan dengan cara sama, tergantung dari
kapasitas, menara bisa berkapasitas pada diameter 508 – 1220 mm dengan tinggi
18 – 25 m, yang terbuat dari bahan tahan korosi seperti baja steanless 316 atau
aloyinconel yang dirancang beroperasi pada tekanan 5000 kPa.
Suatu rancangan pemisahan lurgi counter current single stage, lemak terdegradasi
pada sebuah cincin sparge bagian tengah sekitar 1 m dari dasar dengan sebuah
pompa bertekanan tinggi. Air terdapat pada bagianatas dengan perbandingan 0 –
50 % dari berat lemak. temperatur pemisah yang tinggi (250 – 260 C) cukup
menjamin penghancuran fase air pada lemak.
Volume kosong menara digunakan sebagai tempat reaksi. Lemak mentah
lewat sebagai fase yang bersentuhan dari dasar atas menara, sementara cairan
lebih berat mengalir turun sebagai fase terdispersi dalam bentuk campuran.
Lemak dan asam. Derajat pemisahan dapat dicapai hingga 99 %.
Pada proses pemecahan lemak dan minyak selanjutnya menggunakan tekanan
tinggi, lebih efisiendibandingkan proses lain dengan waktu reaksi 2–3 jam.
Penghilangan zat asam yang mengandung lemak punterjadi. Sebagai hasil dari
pertukaran panas yang efisien proses ini diusahakan memakai panas yang tinggi.
Pemakaian jumlah pemasukan per ton sebagai berikut:
Ø Steam (6 000 kPa) 160 kg
Ø Cooling water (20 ) 3 m3
Ø Electrical energy 10kWh
Ø Process water 0,6 m3
Pada perancangan pabrik gliserin, biasanya menggunakan proses kontinu
ini sebagai metode hidrolisis,dan kami pun telah menetapkan proses ini
merupakan proses yang kami pakai, pemilihan proses iniberdasarkan
pertimbangan:
1. konversi produk lebih tinggi
2. waktu reaksi lebih singkat
3. biaya operasi lebih murah
d. Proses Secara Enzimatik
Lemak dan minyak dapat dihidrolisis dengan enzim yang alami.
Pemisahan lemak melalui penggunaan enzimlipolytic dilakukan dalam percobaan.
Pemisahan lemak dan minyak dengan enzim lipase dari candida rubosa,aspergilus
niger, dan rhizopus arhizus telah dipelajari dengan temperatur 26 – 46 untuk
waktu 48 – 72 jam dan pemisahan dapat dilakukan sekitar 98 %.
Uraian Proses
Pada prinsipnya pembuatan pemisahan lemak ini terbagi menjadi beberapa tahap,
yaitu:
1. tahap degumming
2. tahap hidrolisa
3. fatty acid distilation and fractionation opertion
4. tahap penguapan
Degumming merupakan proses pemisahan getah (gum), yaitu lendir yang
terdiri dari phospotida, protein residu, karbohidrat, air, resin, lechitin, dimana
bahan-bahan tersebut merupakan bahan impuritis yang dapat mengganggu proses-
proses selanjutnya. Misalnya lechitin pada suhu tinggi dapat menghasilkan warna
gelap. Biasanya proses ini dilakukan dengan cara dehidrasi gum dengan injeksi
asam fospat sehingga kotoran mudah lepas dari minyak, kemudian disusul dengan
proses sentrifugasi minyak yang telah di degumming, selanjutnya dihidrolisa pada
reaktor hidrolisa. Fat splitting adalah reaktor dimana terjadinya hidrolisa lemak
atau minyak pada reksi hidrolisis, lemak dan minyak akan dirubah menjadi asam
lemak dan gliserol, yang telah dijelaskan pada bagian awal makalah. Hidrolisa
lemak atau minyak untuk menghasilkan asam lemak dan gliserol dilakuakan
dengan merasakan air bertekanan dengan minyak atau lemak pada menara
splitting. Minyak dan air secara kontinu dialirkan ke splitting yang beroperasi
pada suhu 250 dan tekanan 50 atm. Gliserol dapat larut dalam air sedangkan
asam lemak tidak larut, sehingga trigliserida terikat bersama asam lemak
merupakan bagian atas dari produk di menara splitting. Sedangkan gliserol dan air
berada di bottom menara. Reaksi yang terjadi bersifat endotermis (memerlukan
panas). Selanjutnya produk gliserol yang masih mengandung sebagian besar air
dilakukan pemisahan dengancara penguapan menggunakan evaporator yang
merupakan unit operasi dimana gliserol dipisahkan dari komponen campurannya
yaitu air. Hasil dari unit pemisahan ini diperkirakan menghasilkan produk gliserol
90,9%. Selanjutnya dilakukan destilasi dan operasi fraksinasi. Asam lemak yang
dihasilkan dibersihkan dan dipisahkan melalui penyulingan dan fraksinasi.
Blok Diagram Proses
Sebagai mana telah diulas lebih lengkap tahapan-tahapan proses pada fat
splitting, maka dapat dibuatkan diagram alir proses fat splitting menggunakan
metode kontinu.
Contoh Flowchart pembuatan gliserol dari cotton seed oil dengan proses hidrolisa
kontinu:
Pada proses ini, minyak biji kapas dan air sebagai bahan baku utama direaksikan
dengan bantuan kukus di menara splitting secara counter current pada suhu 250
dan tekanan 50 atm selama 2-3 jam. Pada menara splitting ini terjadi hidrolisasi
antara minyak biji kapas dengan air. Kemudian terpisah antara lemak dengan air,
lemak masuk ke dalam flash tank I dan menghasilkan asam minyak. Sementara
airnya masuk ke dalam flash tank II. Pada flash tank ini terjadi perpisahan antara
gas dan cair. Kemudian C6H8O3 masuk ke decanter, setelah itu masuk ke tangki
penetralan dengan menambahkan katalis kaustik soda. Reaksi yang ada dalam
netralisasi ini dinetralkan dengan NaOH kemudian masuk ke centrifuge. Pada
proses ini bagian yang yang terendapkan menghasilkan sabun kemudian gliserol
dan sabun cairmasuk ke dalam evaporator. Pada evaporator terjadi pemisahan
antara gliserol dengan sabun cair dan menghasilkan hasil sampingnya air.
kemudian gliserol masuk ke dalam flash tank untuk mengeluarkan gas-gas dan
masuk ke dalam tangki bleaching untuk pemberian warna untuk gliserol kemudain
masuk kefilter prosses untuk mendapatkan gliserol yang murni dan hasil
sampingnya berupa cake.
2. Safonifikasi lemak dengan NaOH, menghasilkan gliserol dan sabun
Trigliserida bisa dengan cepat ditransesterifikasi secara batch pada tekanan
atmosfer dantemperatur 60-70 dengan metanol berlebih dan katalis alkali.
Sebelum ditransesterifikasi, lemak atau minyak harus dibersihkan dari Asam
Lemak Bebas (ALB). Perlakuan ini tidak dibutuhkan jika reaksinya dilakukan
pada tekanan hingga 9000 kPa dan temperatur yang tinggi (240 ) dibawah
kondisi iniesterifikasi dan transesterifikasi berjalan secara simultan. Campuran
pada akhir reaksi dialirkan ke settle. Lapisan sebelah bawah adalah gliserin
dikeluarkan, sementara lapisan atas metil ester dicuci untuk membuang sisa
gliserin dan untuk diproses lebih jauh. Kelebihan metanol didapatkan kembali
dikondensor, dikirim ke kolom pembersihan untuk pemurnian, dan kemudian di
recycle.
3. Transesterifikasi lemak dengan metanol menggunakan katalis
NaOCH3 (sodium methoxide), menghasilkan gliserin dan metil ester
Proses esterifikasi metil ester
Transesterifikasi
Henkel
Gambar di atas menunjukkan diagram alir dari proses Henkel yang
dioperasikan pada tekanan 9000 kPadan suhu 240 menggunakan minyak yang
belum dimurnikan sebagai umpan/bahan baku. Kadar minyak, metanol berlebih
dan katalis diukur dan dipanaskan hingga suhu 240 sebelum diumpankan ke
dalam reaktor. Sebagian basar metanol berlebih dicairkan setelah melewati reaktor
dan diumpankan ke bubble tray column untuk pemurnian. Kemudian metanol
tersebut digunakan kembali. Campuran dari reaktor memasuki separator dimana
gliserin yang kadarnya lebih dari 90% dipisahkan. Metil ester kemudian
diumpankan ke kolom distilasi untuk pemurnian.
Lurgi
Gambar di atas menunjukkan diagram alir proses lurgi yang beroperasi
pada tekanan normal. Pemrosesan memerlukan umpan yang sudah mengalami
proses degumming dan penetralan kadar asam. Minyak tumbuhan yang sudah
dimurnikan dan metanol direaksikan di 2 stage mixr dengan bantuan
katalis.Gliserin yang dihasilkan dari reaksi larut di dalam metanol berlebih.
Gliserin ini kemudian diolah di rectification column. Metanol dan gliserin yang
masih tinggal dibersihkan dari metil ester dicounter current scrubber. Metil ester
selanjutnya bisa dimurnikan dengan distilasi.
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan Kerja Praktek di PT. Ecogreen Oleochemicals
direncanakan pada tanggal 15 juni s.d. 15 Agustus 2015 dengan lama pelaksanaan
Kerja Praktek selama 2 bulan.
Berikut ini merupakan rencana ataupun jadwal kegiatan Kerja Praktek:
No. Uraian Kerja
Waktu Kegiatan
I II III IV V VI VII VIII
1. Orientasi pabrik √ √ - - - - - -
Sistem manajemen perusahaan (organisasi)
Sistem kerja peralatan proses Sistem utilitas Sistem pengolahan limbah
2.Studi kasus proses produksi (tugas khusus)
- - √ √ √ √ √ √
3. Kepustakaan √ √ √ √ √ √ √ √
4.Penyelesaian laporan Kerja Praktek
- - - - √ √ √ √
Keterangan: ( √ ) = Ada kegiatan
( – ) = Tidak ada kegiatan
3.2. Ruang Lingkup Kerja Praktek
1. Orientasi pabrik, merupakan pendahuluan berupa pengenalan terhadap
hal-hal yang umumnya berupa sejarah singkat PT. Ecogreen
Oleochemicals, melihat proses–proses mulai dari pengolahan bahan
baku sampai menghasilkan produk jadi, sistem utilitas yang digunakan,
pengolahan limbah serta pemasaran hasil-hasil produksi.
2. Studi kasus, mempelajari dan memahami lebih dalam mengenai suatu
proses produksi (tugas khusus), mengamati proses produksi, sistem
peralatan, pemeliharaan proses, dan pengendalian mutu.
3. Kepustakaan, melihat dan mempelajari literatur yang ada khususnya
mengenai suatu proses produksi
4. Diskusi dengan pembimbing yang ditunjuk oleh PT. Ecogreen
Olechemicals.
5. Menyusun laporan Kerja Praktek.
BAB IV
PENUTUP
Demikianlah proposal Kerja Praktek ini kami ajukan, besar harapan kami
adanya respon yang positif dari pihak industri, dalam hal ini PT. Ecogreen
Oleochemicals untuk menerima kami melaksanakan Kerja Praktek.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak atas perhatian dan
dukungan yang diberikan, jika ada kesalahan dan kekurangan dari penyusunan
proposal Kerja Praktek ini kami mohon maaf karena sebagai manusia tidak
terlepas dari salah dan khilaf. Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi
terlaksananya kegiatan ini.
Top Related