PROPOSAL
ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “JATI KASI PAHU” KARYA
ALAN MALINGI
OLEH
NAMA :
NPM :
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
HAMZANWADI SELONG
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
DAN DAERAH
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat serta Hidayahnya, sehingga
proposal ini dapat disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi pada
program strata satu (S1) Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP
Hamzanwadi Selong Tahun Akademik 2010-2011.
Proposal yang berjudul “Analisis Struktural Novel Jati Kasi Pahu karya Alan Malingi” ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Berbagai kendala dihadapi dalam penyelesaian proposal
ini, tetapi berkat bimbingan dan ban bantuan dari berbagai pihak dapat diatasi. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih yang tulus dan sedalam-dalamnya kepada
yang terhormat :
1. Drs. Muh. Suruji selaku Ketua STKIP Hamzanwadi Selong.
2. Drs. Lalu Pakihudin, M.Pd selaku dosen pembimbing satu yang telah banyak mengorbankan
waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal ini sedemikian rupa.
3. Beserta rekan-rekan sekalian yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyusunan dan
penyelesaian proposal ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra sebagai cabang dari seni yang keduanya unsur integral dari kebudayaan, usianya
sudah cukup tua. Kehadiran hampir sama dengan adanya manusia, karena ia diciptakan dan
dinikmati manusia. Sastra telah menjadi bagian dari pengalaman hidup manusia, baik dari aspek
manusia yang memanfaatkannya bagi pengalaman hidupnya, maupun dari aspek penciptanya
yang mengekspresikan pengalaman batinnya ke dalam karya sastra.
Di dalam karya sastra dilukiskan keadaan dan kehidupan sosial suatu masyarakat,
peristiwa-peristiwa, ide dan gagasan, serta nilai-nilai yang diamanatkan pencipta lewat tokoh-
tokoh cerita. Sastra mempersoalkan manusia dalam berbagai aspek kehidupannya, sehingga
karya sastra berguna untuk mengenal manusia, kebudayaan serta zamannya.
Dari sudut lain kesustraan merupakan cabang kebudayaan. Oleh karena itu pertumbuhan
sastra di Indonesia sangat erat kaitannya dengan kebudayaan yang dianut oleh sastrawan yang
berhasil membuat karya sastra seperti novel. Para sastrawan tidak hanya menulis tetapi juga
menyampaikan gagasannya, mempunyai tujuan dan maksud tertentu, agar di dalam karyanya
dapat dinikmati oleh masyarakat.
Karya sastra seperti novel merupakan penjelmaan dari kehidupan manusia itu sendiri.
Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung, yaitu pengalaman yang dialami oleh
pengarangnya dan juga yang tidak langsung yang disampaikan oleh pengarangnya, misalnya
pengarang banyak membaca sehingga banyak informasi yang kemudian dituangkan dalam karya
sastra.
Membahas sebuah novel harus mengetahui unsur sastra yang ada pada novel-novel
tersebut. Unsur sastra pada sebuah novel ada dua yaitu : unsur intrinsik dan ekstrinsilk. Yang
termasuk unsur intrinsik yaitu : tema, alur, latar/setting, penokohan dan gaya bahasa (Suharianto,
1982:26). Sedangkan yang termasuk unsur ekstrinsik adalah unsur dari luar yang dapat menjadi
bahan pengarang dalam menciptakan karya sastra atau menjadi bahan pertimbangan bagi
pembaca, seperti biografi, filsafat hidup, dan unsur budaya.
Ruslan Muhammad atau Alan Malingi, sang pengarang novel “Jati Kasi Pahu”
menuturkan kisah seorang putri raja dari Kerajaan Gowa yang minggat dari istana karena
menolak untuk dinikahkan. Itulah yang menjadi sebab mengapa penulis mencoba untuk
mengungkapkan struktur novel tersebut.
Analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar
berbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan yang dapat
dianalisis dalam novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi adalah :
1. Bagaimanakah unsur intrinsik struktur yang membentuk novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan
Malingi?
2. Bagaimana unsur ekstrinsik novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami struktur unsur-unsur yang terdapat dalam novel “Jati
Kasi Pahu” karya Alan Malingi, sebagai barometer dalam memberikan arah sesuai dengan
maksud penulis yaitu dalam memperoleh makna dalam kehidupan dan nilai kebudayaan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui unsur instrinsik yang terdapat dalam novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan
Malingi.
b. Untuk mengetahui unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan
Malingi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoritis penelitian ini adalah untuk memahami unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik dalam karya sastra pada umumnya dan pada khususnya dalam novel “Jati Kasi Pahu”
karya Alan Malingi.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi pada pembaca dan pencinta karya sastra tentang aspeknilai yang terdapat
dalam novel “Jati Kasi Pahu” untuk mengantisipasi nilai-nilai budaya yang bertentangan dengan
nilai kehidupan yang berlaku secara umum dan yang bertentangan pada nilai agama khususnya.
b. Memberikan gambaran pada pembaca tentang ikhwal kehidupan yang ada dalam novel “Jati
Kasi Pahu” agar memberikan sumbangan pemikiran yang positif untuk perkembangan dan
penggalian nilai-nilai budaya dalam karya sastra.
c. Memperluas wawasan dan pemahaman peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya,
tentang aspek struktural karya sastra, sehingga dapat dipahami lebih mendalam tentang nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya dan khususnya pada novel “Jati Kasi Pahu”.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sastra
Sastra merupakan cermin/gambar mengenai kenyataan, tetapi dunia melukiskan banyak
hal yang dalam kenyataan tidak pernah ada. Sastra juga merupakan cabang dari kebudayaan, ia
merupakan proses kreatif seniman berupa ekspresi pengalaman jiwa mengenai kehidupan
manusia dengan media tertentu menjadi karya seni. Dengan media bahasa yang estetik (indah)
seniman dapat menciptakan seni sastra berupa karya sastra, seperti novel, cerpen, drama, dan
lain-lain.
1. Definisi Sastra
Definisi sastra telah banyak ditemukan oleh para pakar dengan beranekaragam paparan
dengan tujuan yang sama utnuk menaruh kesimpulan yang akurat dan valid tentang apa itu sastra
tentu belum ada.
Walau demikian dapat membentuk ulasan tentang definisi sastra sebagai berikut :
Dalam bahasa Sansekerta, sastra berasal dari kata sas dan tra. Sas berarti menggerakkan,
memberi petunjuk atau instruksi. Sedangkan tra berarti alat dan sarana utnuk menyampaikan
gagasan.
Dalam bahasa Melayu sastra diartikan tulisan. Pengertian ini kemudian ditambah dengan
kata su yang berarti baik dan indah. Jadi susastra berarti karangan yang indah dan bagus isinya.
Definisi ini belum memuaskan dan masih banyak hal-hal yang terlupakan untuk
menyatukan arti sastra yang sebenarnya. Untuk itu masih banyak definisi lain tentang sastra
seperti ditemukan sebagai berikut :
Sastra adalah karya fikir yang memuat tentang perilaku kehidupan manusia yang
kompleks dalam bentuk penyajian yang indah dan seni. Dikatakan demikian bahwa sebuah karya
sastra sesungguhnya merupakan hasil kontemplasi kekuatan imajinasi penulisnya untuk
menggambarkan sikap dan perilaku kehidupan kita dalam bentuk yang sedemikian indah agar
pembaca tersentuh perasaannya untuk menghayati peristiwa yang telah ditulis oelh penyairnya.
Sastra juga didefinisikan sebagai karya cipta manusia berupa seni dan bahasa sebagai
medianya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dituliskan definisi sastra adalah sebagai berikut :
a. Bahasa (kata-kata gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari).
b. Karya tulis yang jika dibandingkan tulisan lain memiliki berbagai ciri keunggulan seperti
keaslian, keartistikan, keindahan, dalam isi dan ungkapannya.
c. Kitab suci Hindu; kitab ilmu pengetahuan.
d. Pustaka; kitab primbon (berisi ramalan, hitungan, dan sebagainya).
e. Tulisan; huruf.
Apa yang ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di atas, dapat ditarik suatu
persepsi bahwa sastra itu adalah kumpulan pengetahuan, petunjuk, ajaran yang dikemukakan
dalam bentuk yang indah.
2. Manfaat Sastra
Karya sastra yang berisi pemikiran, ide-ide, kisah, dan amanat penutur dapat
berkomunikasi dengan peminat sastra, apabila mereka mampu mengapresiasikannya. Untuk
dapat mengapresiasikan karya sastra dengan baik pada diri peminat tentulah harus ada rasa cinta
dan kasih sayang terhadap karya sastra. Hal ini dapat dipupuk misalnya dengan menumbuhkan
dan mengembangkan minat untuk mengenal dan menghayati secara intensif karya sastra itu
sebagaimana yang diungkap peribahasa “tak kenal maka tak sayang”. Upaya mengapresiasi
(mengenal dan menghayati) karya sastra dapat ditempuh misalnya dengan menumbuhkan dan
mengembangkan minat baca, ataupun mendengarkan pembacaan karya sastra. Selain itu peminat
sastra harus pula memiliki cita rasa yang tajam dan halus, punya pengetahuan dan wawasan
sastra yang cukup luas.
H.B. Yasin (1960) menambahkan peminat haruslah punya pengertian tentang wujud
kesenian, agar dengan demikian, dengan pancaindera yang dipertajam dan perasaan yang
diperhaluskan dapat mendalami hasil seni.
Dengan mengapresiasi karya sastra peminat dapat terbiasa memetik manfaat dari karya
sastra. Manfaat karya sastra seperti ditemukan Horatius adalah Dulce et Utela menyenangkan
dan berguna. Apa yang dimaksud oleh Horatius diperinci sebagai berikut :
a. Dengan karya sastra peminat seperti dibawa terbang mengembara dan bereaksi yang
menyenangkan oleh imaji pengarang yang menyuguhkan hisan mengenai kehidupan manusia,
masyarakat dan alam sekitarnya pada suatu tempo dan zaman dengan pesona sastra yang
memikat, sehingga peminat merasa terhibur, puas, dan memperoleh pengalaman bathin tentang
tafsir hidup dan kehidupan.
b. Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual peminat, sebab dengan membaca karya-
karya sastra peminat memperoleh sejumlah pengetahuan berupa ide-ide, gagasan, pemikiran,
cita-cita pengarang ataupun kehidupan masyarakat dengan tradisi dan adat istiadat.
c. Karya sastra dapat memperkaya dan memperluas emosi-emosi pembaca. Maksudnya lewat
pengalaman hidup tokoh-tokoh cerita yang imajinatif, karya sastra (fiksi) dapat menumbuhkan
dalam diri peminat sebagai emosi manusia seperti rasa iba, kasihan, simpati, dan lain-lain,
bahkan juga katharis (penyucian diri). Karya sastra merupakan “air penyejuk” bagi manusia yang
hdiup dalam masyarakat modern yang semakin gersang karena kemajuan sains dan teknologi.
d. Karya sastra mengandung unsur pendidikan dan pengajaran (didaktif). Dari segi pendidikan ia
merupakan wahana untuk meneruskan atau mewarisi tradisi budaya bangsa dari generasi ke
generasi sekarang dan mendatang antara lain berupa : gagasan dan pemikiran, bahasa
pengalaman sejarah, nilai-nilai budaya dan tradisi. Dari segi pengajaran, seperti pengajaran
moral banyak juga diungkapkan dalam karya sastra yang bermanfaat bagi peminat sastra.
B. Pengertian Novel
Novel (Inggris : novel) merupakan bentuk karya sastra yang seligus disebut HKSI selain
cerita dan ramalan. Novel berasal dari bahasa Itali, Novella (Jerman:Novelle). Secara harfiah
Novella berarti “sebuah barang baru yang kecil” dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek
dalam bentuk Prosa (Abraham dalam Nurgianto,2007 : 9).
Menurut Nurgiato (2007 : 11) novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas,
menyajikan sesuatu lebih banyak, lebih rinci, lebih detail dan lebih kompleks. Kelebihan novel
yang khas adalah kemampuannya menyampaikan permasalahan yang kompleks secara penuh,
mengkreasikan sebuah dunia yang “jadi”. Novel juga lebih mengacu kepada realitas yang lebih
tinggi dan psikologis yang lebih mendalam.
Esten (2000 : 12) mengartikan novel sebagai pengungkapan dan pragmen kehidupan
manusia (dalam jangka waktu yang lebih panjang) dimana terjadi konflik-konflik yang akhirnya
menyebabkan perubahan jalan hidup antara pelakunya.
Goldman mengidentifikasikan novel sebagai cerita tentang suatu pencarian yang
terdagrasi akan nilai-nilai yang otentik yang dilakukan oleh seorang hero yang problematik
dalam sebuah dunia yang juga mengorganisasikan dunia novel, secara keseluruhan meskipun
hanya secara implisit. Sedangkan degradasi adalah suatu keadaan yang bersangkutan dengan
adanya perpecahan yang tidak terjembatani antara hero dengan dunia.
Jadi novel adalah sebuah hasil karya sastra yang mengemukakan sesuatu secara bebas,
menyajikan sesuatu lebih banyak, lebih rinci,lebih detail dan lebih kompleks, serta
menyampaikan permasalah yang kompleks secara penuh, kreatif dan mengkritisi dalam dunia
nyata.
C. Pendekatan Struktural
Analisis intrinsik karya sastra melalui pendekatan struktural seperti yang dikatakan
Cculldon ( 1979 : 662): “kritik obyektif berarti kritik yang menekan pada struktur karya sastra itu
sendiri dengan kemungkinan membebaskan dari dunia pengarang, publik, pembaca dan situasi
zaman yang melahirkan karya itu sendiri”. Sementara Abraham (dalam Esten, 1987 : 13),
mengatakan bahwa kritik obyektif merupakan kritik yang menempatkan karya sastra sebagai
suatu yang mandiri, otonom dan punya dunia sediri, kajiannya lebih intrinsik mengkaji hal-hal
yang ada dalam karya sastra itu sendiri.
Karya sastra yang bersifat otonom dengan kohorensi yang bersifat intern adalah suatu
totalitas oleh unsur-unsur yang berkaitan erat satu sama lain. Dengan kata lain pendekatan ini
memandang dan menelaah sastra dari intrinsik karya sastra, yaitu: tema, latar (setting),
perwatakan atau penokohan, alur/plot, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. Dengan
memperhatikan unsur-unsur karya sastra tersebut, dapat dikatakan bahwa pendekatan strukturan
berarti menganalisis karya sastra dengan mengungkapkan unsur-unsur yang ada yang membina
kekuatan struktural.
1. Unsur Intrinsik
a. Tema
Menurut arti katanya tema berarti “suatu yang telah diuraikan” atau “Sesuatu yang telah
ditempatkan”. Pengertian tema secara khusus dalam karang mengarang,dapat dilihat dari dua
sudut proses penyusunan sebuah karangan.
Dilihat dari sebuah karangan yang telah sesuai, tema adalah suatu amanat utama yang
disampaikan oleh penulis melalui karangannya (Dr. Goris Keraf, 1971:107).
Dengan kata lain tema juga bisa diartikan sebagai:
Mendata/menulis pristiwa-pristiwa penting yang terjadi tiap paragraf.
Mendata pristiwa pokok yang sering muncul
Menyimpulkan.
b. Alur/Plot
Alur/plot adalah rentetan pristiwa yang terjadi dalam pristiwa yang dialami tokoh.
Alur ini dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Alur Maju
Alur Maju adalah terus bergerak kedepan ceritanya
2. Alur Mundur
Adalah cerita masa lalu
3. Alur Campuran
Adalah alur cerita masa lalu kemudian menceritakan masa depan.
Ada juga alur longgar yaitu alur yang disisipi pristiwa/konflik. Alur ini terbentuk dari beberapa
bagian yaitu:
Perkenalan tokoh, latar suasana (eksposisi)
Awal konflik
Penanjakan konflik
Klimaks, paling tinggi/puncak pristiwa
Penurunan konflik
Penyelesaian
Terbuka => dilakukan oleh penulis
Tertutup => ceritanya diselesaikan oleh pembaca bukan penulis (biasanya ngembang) tidak
terbatas.
c. Latar/setting
Setting atau latar juga merupakan bagian penting dalam sebuah cerita, karena dengan
adanya latar gambaran mengenai kejadian-kejadian atau peristiwa akan menjadi lebih nyata.
(Sumaroljo, 1986:58) mengemukakan bahwa setting dalam bahasa Indonesia sering di
terjemahkan sebagai latar.
Yang dimaksud dengan dengan setting atau latar adalah tempat atau masa terjadinya
peristiwa.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa setting adalah lingkungan
fisik (fisik tokoh cerita dan lingkungannya), tempat, ruang, masa sebagai latar peristiwa atau
kejadian yang dapat mewujudkan watak tokoh tertentu. Jadi gambaran mengenai lingkungan
fisik, tempat dan masa inilah yang dimaksud dengan latar atau setting dalam sebuah cerita.
d. Penokohan
Penokohan adalah penulisan secara keseluruhan pribadi dan kehidupan peran perilaku yang
ditampilkan dalam sebuah cerita naratif (fiksi).
Perbedaaan tokoh antara lain :
Berdasarkan denah/tingkat kepentingannya I utama dan tambahan.
Berdasarkan penampilan tokoh protogonis dan antagonis.
Berdasarkan perwatakan tokoh sampel dan tokoh bulat
Berkaitan dengan perwatakna tokoh :
Penokohan bulat – sifat tokoh yang selalu berubah-ubah
Penokohan datar – tokoh dari awal sampai akhir cerita tidak pernah berubah sifatnya baik /
jahat.
e. Sudut Pandang/Point Of View
Yang dimaksud dengan sudut pandang yaitu tempat darimana seorang pengarang melihat
sesuatu. Sudut pandang juga mencakup pengertian bagaimana pandangan/anggapan penulis
terhadap subjek yang telah digarapnya itu (Dr.Gorys Kerat, 1971 : 87).
Sudut pandang adalah merupakan suatu cerita, sudut pandang adalah cara pandang
pengarang mengisahkan cerita, baik tokoh tindakan latar dan berbagai peristiwa yang
membentuk cerita akan sebuah karya fiksi pada pembaca.
Ada 2 macam sudut pandang yaitu person gaya “Aku” dan Third person gaya “Dia”.
f. Amanat
Amanat adalah person yang terkandung dalam cerita yang disampaikan oleh pengarang.
2. Unsur Ekstrinsik
Merupakan unsur yang keluar dari karya sastra, yang ikut mewarnai sebuah karya sastra.
Menurut Mariskan (1992 : 225), berpendapat bahwa unsur ekstrinsik karya sastra meliputi :
a. Biografi
Adalah catatan yang dibuat (kadang-kadang) oleh orang lain, misalnya penerbit tentang
peri kehidupan, buah karya, pendidikan, status sosial, keluarga sang pengarang.
b. Falsafah Hidup
Merupakan salah satu bagian yang sangat penting bagi proses pemahaman sebuah karya
sastra, khususnya dalam memahami karakter sang pengarang dalam menjiwai tulisannya,
falsafah hidup ini dapat mengatakan siapa (jiwa) sang pengarang sesungguhnya.
c. Unsur Budaya
Seorang pengarang yang cakap, mampu menulis cerita yang kadang bertolak belakang
dengan budaya asli yang diamatinya. Tetapi seorang pembaca yang baik, khususnya yang berniat
mengapresiasikan karya sastra hendaknya mengetahui kultur mana yang membesarkan dan
memupuk jiwa seni sang pengarang.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Yang Digunakan
Dalam penelitian yang bersifat ilmiah, peneliti menggunakan metode yang tepat dalam
pengumpulan data maupun menganalisis data yang diperoleh. Karena dengn kesesuaian metode
yang digunakan maka masalah yang diteliti akan mudah di analisis dengan baik dan benar,
sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga metode yaitu :
1. Metode penentuan objek peneliti
2. Metode analisis data
3. Tehnik penyajian hasil analisis data
B. Metode Penentuan Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Novel Karya Alan Malingi yang berjudul
“Jati Kasi Pahu” yang diterbitkan oleh penerbit CV.MAHANI PERSADA, tahun 2005, cetakan
pertama, warna buku : perpaduan antara warna putih dan hijau, tebal 144 halaman yang terdiri
dari tujuh bagian.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini untuk memperoleh data penulis menggunakan dua metode yaitu :
1. Metode Observasi
Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan
penelitian lapangan. Yang dimaksud dengan metode observasi adalah pengamatan langsung
kepada suatu objek yang akan diteliti. Observasi dapat dilakukan pada suatu waktu yang singkat,
observasi ini juga dapat dilakukan mendahulukan pengumpulan data melalui angket atau
penelitian lapangan.
Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek
penelitian sehingga dapat disusun daftar kuisioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain
penelitian yang cermat, sebaliknya observasi juga daat dilakukan sesudah pengumpulan data
melalui angket dan wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah mengecek sendiri sampai
dimana kebenaran data dan informasi yang telah dikumpulkan (Dr.Gorys Keraf, 1971 : 162).
2. Metode Dokumenter
Dilakukan dengan jalan melaksanakan study kepustakaan yang dapat digunakan sebagai
acuan dalam memehami novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi.
D. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk-bentuk pendekatan sebagai berikut :
1. Pendekatan Struktural
Yaitu pendekatan yang digunakan utnuk menelaah dan memahami unsur-unsur intrinsik dalam
novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi.
2. Pendekatan Sosiologis
Yaitu pendekatan yang digunakan untuk menelaah nilai-nilai, isi dan makna dari novel “Jati Kasi
Pahu” karya Alan Malingi.
E. Tehnik Penyajian Hasil Analisis Data
Untuk memaparkan hasil penelitian ini digunakan tehnik deskriptif yaitu menggambarkan
atau menguraikan suatu data yang telah ada dan menganalisis manurut apa adanya,
menginterprestasikannya tentang kebermaknaan kata yang telah disusun.
Diposkan oleh Muhammad Ha'iz di 01:04
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Muhammad Ha'iz Lahir di mamben lauk senggauan wanasaba lotim NTB,
Lihat profil lengkapku
Pengikut
Arsip Blog
► 2010 (20)
▼ 2011 (25) o ► Januari 9 - Januari 16 (2) o ► Januari 23 - Januari 30 (2) o ► Februari 13 - Februari 20 (2) o ▼ Mei 22 - Mei 29 (6)
PNPM MANDIRI Pendidikan Jasmani Kondisi Indonesia Pada Saat Kemerdekaan Laporan Praktikum Tumbuhan Kacang PROPOSAL ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “JATI KASI PAHU... MANAGEMEN TERPADU BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN – 5
TA...o ► Mei 29 - Juni 5 (1) o ► Juni 26 - Juli 3 (1) o ► Juli 3 - Juli 10 (1) o ► Juli 17 - Juli 24 (2) o ► September 18 - September 25 (1) o ► Oktober 23 - Oktober 30 (3) o ► Oktober 30 - November 6 (1) o ► November 6 - November 13 (3)
► 2012 (5)
tanggalan
Cari Blog Ini
LanggananPost Komentar
Share it
Top Related