Proposal

22
PROPOSAL ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “JATI KASI PAHU” KARYA ALAN MALINGI OLEH NAMA : NPM : SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) HAMZANWADI SELONG JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

Transcript of Proposal

Page 1: Proposal

PROPOSAL

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “JATI KASI PAHU” KARYA

ALAN MALINGI

OLEH

NAMA :

NPM :

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

HAMZANWADI SELONG

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

DAN DAERAH

KATA PENGANTAR

Page 2: Proposal

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat serta Hidayahnya, sehingga

proposal ini dapat disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi pada

program strata satu (S1) Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP

Hamzanwadi Selong Tahun Akademik 2010-2011.

Proposal yang berjudul “Analisis Struktural Novel Jati Kasi Pahu karya Alan Malingi” ini

dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Berbagai kendala dihadapi dalam penyelesaian proposal

ini, tetapi berkat bimbingan dan ban bantuan dari berbagai pihak dapat diatasi. Oleh karena itu,

dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih yang tulus dan sedalam-dalamnya kepada

yang terhormat :

1.      Drs. Muh. Suruji selaku Ketua STKIP Hamzanwadi Selong.

2.      Drs. Lalu Pakihudin, M.Pd selaku dosen pembimbing satu yang telah banyak mengorbankan

waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal ini sedemikian rupa.

3.      Beserta rekan-rekan sekalian yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyusunan dan

penyelesaian proposal ini.

Page 3: Proposal

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sastra sebagai cabang dari seni yang keduanya unsur integral dari kebudayaan, usianya

sudah cukup tua. Kehadiran hampir sama dengan adanya manusia, karena ia diciptakan dan

dinikmati manusia. Sastra telah menjadi bagian dari pengalaman hidup manusia, baik dari aspek

manusia yang memanfaatkannya bagi pengalaman hidupnya, maupun dari aspek penciptanya

yang mengekspresikan pengalaman batinnya ke dalam karya sastra.

Di dalam karya sastra dilukiskan keadaan dan kehidupan sosial suatu masyarakat,

peristiwa-peristiwa, ide dan gagasan, serta nilai-nilai yang diamanatkan pencipta lewat tokoh-

tokoh cerita. Sastra mempersoalkan manusia dalam berbagai aspek kehidupannya, sehingga

karya sastra berguna untuk mengenal manusia, kebudayaan serta zamannya.

Dari sudut lain kesustraan merupakan cabang kebudayaan. Oleh karena itu pertumbuhan

sastra di Indonesia sangat erat kaitannya dengan kebudayaan yang dianut oleh sastrawan yang

berhasil membuat karya sastra seperti novel. Para sastrawan tidak hanya menulis tetapi juga

menyampaikan gagasannya, mempunyai tujuan dan maksud tertentu, agar di dalam karyanya

dapat dinikmati oleh masyarakat.

Karya sastra seperti novel merupakan penjelmaan dari kehidupan manusia itu sendiri.

Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung, yaitu pengalaman yang dialami oleh

pengarangnya dan juga yang tidak langsung yang disampaikan oleh pengarangnya, misalnya

pengarang banyak membaca sehingga banyak informasi yang kemudian dituangkan dalam karya

sastra.

Membahas sebuah novel harus mengetahui unsur sastra yang ada pada novel-novel

tersebut. Unsur sastra pada sebuah novel ada dua yaitu : unsur intrinsik dan ekstrinsilk. Yang

termasuk unsur intrinsik yaitu : tema, alur, latar/setting, penokohan dan gaya bahasa (Suharianto,

1982:26). Sedangkan yang termasuk unsur ekstrinsik adalah unsur dari luar yang dapat menjadi

bahan pengarang dalam menciptakan karya sastra atau menjadi bahan pertimbangan bagi

pembaca, seperti biografi, filsafat hidup, dan unsur budaya.

Ruslan Muhammad atau Alan Malingi, sang pengarang novel “Jati Kasi Pahu”

menuturkan kisah seorang putri raja dari Kerajaan Gowa yang minggat dari istana karena

Page 4: Proposal

menolak untuk dinikahkan. Itulah yang menjadi sebab mengapa penulis mencoba untuk

mengungkapkan struktur novel tersebut.

Analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar

berbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan yang dapat

dianalisis dalam novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi adalah :

1.      Bagaimanakah unsur intrinsik struktur yang membentuk novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan

Malingi?

2.      Bagaimana unsur ekstrinsik novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi?

C.     Tujuan Penelitian

1.      Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan memahami struktur unsur-unsur yang terdapat dalam novel “Jati

Kasi Pahu” karya Alan Malingi, sebagai barometer dalam memberikan arah sesuai dengan

maksud penulis yaitu dalam memperoleh makna dalam kehidupan dan nilai kebudayaan.

2.      Tujuan Khusus

a.       Untuk mengetahui unsur instrinsik yang terdapat dalam novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan

Malingi.

b.      Untuk mengetahui unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan

Malingi.

Page 5: Proposal

D.    Manfaat Penelitian

1.      Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis penelitian ini adalah untuk memahami unsur-unsur intrinsik dan

ekstrinsik dalam karya sastra pada umumnya dan pada khususnya dalam novel “Jati Kasi Pahu”

karya Alan Malingi.

2.      Manfaat Praktis

a.       Memberikan informasi pada pembaca dan pencinta karya sastra tentang aspeknilai yang terdapat

dalam novel “Jati Kasi Pahu” untuk mengantisipasi nilai-nilai budaya yang bertentangan dengan

nilai kehidupan yang berlaku secara umum dan yang bertentangan pada nilai agama khususnya.

b.      Memberikan gambaran pada pembaca tentang ikhwal kehidupan yang ada dalam novel “Jati

Kasi Pahu” agar memberikan sumbangan pemikiran yang positif untuk perkembangan dan

penggalian nilai-nilai budaya dalam karya sastra.

c.       Memperluas wawasan dan pemahaman peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya,

tentang aspek struktural karya sastra, sehingga dapat dipahami lebih mendalam tentang nilai-nilai

yang terkandung di dalamnya dan khususnya pada novel “Jati Kasi Pahu”.

Page 6: Proposal

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.    Sastra

Sastra merupakan cermin/gambar mengenai kenyataan, tetapi dunia melukiskan banyak

hal yang dalam kenyataan tidak pernah ada. Sastra juga merupakan cabang dari kebudayaan, ia

merupakan proses kreatif seniman berupa ekspresi pengalaman jiwa mengenai kehidupan

manusia dengan media tertentu menjadi karya seni. Dengan media bahasa yang estetik (indah)

seniman dapat menciptakan seni sastra berupa karya sastra, seperti novel, cerpen, drama, dan

lain-lain.

1.      Definisi Sastra

Definisi sastra telah banyak ditemukan oleh para pakar dengan beranekaragam paparan

dengan tujuan yang sama utnuk menaruh kesimpulan yang akurat dan valid tentang apa itu sastra

tentu belum ada.

Walau demikian dapat membentuk ulasan tentang definisi sastra sebagai berikut :

Dalam bahasa Sansekerta, sastra berasal dari kata sas dan tra. Sas berarti menggerakkan,

memberi petunjuk atau instruksi. Sedangkan tra berarti alat dan sarana utnuk menyampaikan

gagasan.

Dalam bahasa Melayu sastra diartikan tulisan. Pengertian ini kemudian ditambah dengan

kata su yang berarti baik dan indah. Jadi susastra berarti karangan yang indah dan bagus isinya.

Definisi ini belum memuaskan dan masih banyak hal-hal yang terlupakan untuk

menyatukan arti sastra yang sebenarnya. Untuk itu masih banyak definisi lain tentang sastra

seperti ditemukan sebagai berikut :

Sastra adalah karya fikir yang memuat tentang perilaku kehidupan manusia yang

kompleks dalam bentuk penyajian yang indah dan seni. Dikatakan demikian bahwa sebuah karya

sastra sesungguhnya merupakan hasil kontemplasi kekuatan imajinasi penulisnya untuk

menggambarkan sikap dan perilaku kehidupan kita dalam bentuk yang sedemikian indah agar

pembaca tersentuh perasaannya untuk menghayati peristiwa yang telah ditulis oelh penyairnya.

Sastra juga didefinisikan sebagai karya cipta manusia berupa seni dan bahasa sebagai

medianya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dituliskan definisi sastra adalah sebagai berikut :

Page 7: Proposal

a.       Bahasa (kata-kata gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari).

b.      Karya tulis yang jika dibandingkan tulisan lain memiliki berbagai ciri keunggulan seperti

keaslian, keartistikan, keindahan, dalam isi dan ungkapannya.

c.       Kitab suci Hindu; kitab ilmu pengetahuan.

d.      Pustaka; kitab primbon (berisi ramalan, hitungan, dan sebagainya).

e.       Tulisan; huruf.

Apa yang ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di atas, dapat ditarik suatu

persepsi bahwa sastra itu adalah kumpulan pengetahuan, petunjuk, ajaran yang dikemukakan

dalam bentuk yang indah.

2.      Manfaat Sastra

Karya sastra yang berisi pemikiran, ide-ide, kisah, dan amanat penutur dapat

berkomunikasi dengan peminat sastra, apabila mereka mampu mengapresiasikannya. Untuk

dapat mengapresiasikan karya sastra dengan baik pada diri peminat tentulah harus ada rasa cinta

dan kasih sayang terhadap karya sastra. Hal ini dapat dipupuk misalnya dengan menumbuhkan

dan mengembangkan minat untuk mengenal dan menghayati secara intensif karya sastra itu

sebagaimana yang diungkap peribahasa “tak kenal maka tak sayang”. Upaya mengapresiasi

(mengenal dan menghayati) karya sastra dapat ditempuh misalnya dengan menumbuhkan dan

mengembangkan minat baca, ataupun mendengarkan pembacaan karya sastra. Selain itu peminat

sastra harus pula memiliki cita rasa yang tajam dan halus, punya pengetahuan dan wawasan

sastra yang cukup luas.

H.B. Yasin (1960) menambahkan peminat haruslah punya pengertian tentang wujud

kesenian, agar dengan demikian, dengan pancaindera yang dipertajam dan perasaan yang

diperhaluskan dapat mendalami hasil seni.

Dengan mengapresiasi karya sastra peminat dapat terbiasa memetik manfaat dari karya

sastra. Manfaat karya sastra seperti ditemukan Horatius adalah Dulce et Utela menyenangkan

dan berguna. Apa yang dimaksud oleh Horatius diperinci sebagai berikut :

a.       Dengan karya sastra peminat seperti dibawa terbang mengembara dan bereaksi yang

menyenangkan oleh imaji pengarang yang menyuguhkan hisan mengenai kehidupan manusia,

masyarakat dan alam sekitarnya pada suatu tempo dan zaman dengan pesona sastra yang

Page 8: Proposal

memikat, sehingga peminat merasa terhibur, puas, dan memperoleh pengalaman bathin tentang

tafsir hidup dan kehidupan.

b.      Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual peminat, sebab dengan membaca karya-

karya sastra peminat memperoleh sejumlah pengetahuan berupa ide-ide, gagasan, pemikiran,

cita-cita pengarang ataupun kehidupan masyarakat dengan tradisi dan adat istiadat.

c.       Karya sastra dapat memperkaya dan memperluas emosi-emosi pembaca. Maksudnya lewat

pengalaman hidup tokoh-tokoh cerita yang imajinatif, karya sastra (fiksi) dapat menumbuhkan

dalam diri peminat sebagai emosi manusia seperti rasa iba, kasihan, simpati, dan lain-lain,

bahkan juga katharis (penyucian diri). Karya sastra merupakan “air penyejuk” bagi manusia yang

hdiup dalam masyarakat modern yang semakin gersang karena kemajuan sains dan teknologi.

d.      Karya sastra mengandung unsur pendidikan dan pengajaran (didaktif). Dari segi pendidikan ia

merupakan wahana untuk meneruskan atau mewarisi tradisi budaya bangsa dari generasi ke

generasi sekarang dan mendatang antara lain berupa : gagasan dan pemikiran, bahasa

pengalaman sejarah, nilai-nilai budaya dan tradisi. Dari segi pengajaran, seperti pengajaran

moral banyak juga diungkapkan dalam karya sastra yang bermanfaat bagi peminat sastra.

B.     Pengertian Novel

Novel (Inggris : novel) merupakan bentuk karya sastra yang seligus disebut HKSI selain

cerita dan ramalan. Novel berasal dari bahasa Itali, Novella (Jerman:Novelle). Secara harfiah

Novella berarti “sebuah barang baru yang kecil” dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek

dalam bentuk Prosa (Abraham dalam Nurgianto,2007 : 9).

Menurut Nurgiato (2007 : 11) novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas,

menyajikan sesuatu lebih banyak, lebih rinci, lebih detail dan lebih kompleks. Kelebihan novel

yang khas adalah kemampuannya menyampaikan permasalahan yang kompleks secara penuh,

mengkreasikan sebuah dunia yang “jadi”. Novel juga lebih mengacu kepada realitas yang lebih

tinggi dan psikologis yang lebih mendalam.

Esten (2000 : 12) mengartikan novel sebagai pengungkapan dan pragmen kehidupan

manusia (dalam jangka waktu yang lebih panjang) dimana terjadi konflik-konflik yang akhirnya

menyebabkan perubahan jalan hidup antara pelakunya.

Goldman mengidentifikasikan novel sebagai cerita tentang suatu pencarian yang

terdagrasi akan nilai-nilai yang otentik yang dilakukan oleh seorang hero yang problematik

Page 9: Proposal

dalam sebuah dunia yang juga mengorganisasikan dunia novel, secara keseluruhan meskipun

hanya secara implisit. Sedangkan degradasi adalah suatu keadaan yang bersangkutan dengan

adanya perpecahan yang tidak terjembatani antara hero dengan dunia.

Jadi novel adalah sebuah hasil karya sastra yang mengemukakan sesuatu secara bebas,

menyajikan sesuatu lebih banyak, lebih rinci,lebih detail dan lebih kompleks, serta

menyampaikan permasalah yang kompleks secara penuh, kreatif dan mengkritisi dalam dunia

nyata.

C.     Pendekatan Struktural

Analisis intrinsik karya sastra melalui pendekatan struktural seperti yang dikatakan

Cculldon ( 1979 : 662): “kritik obyektif berarti kritik yang menekan pada struktur karya sastra itu

sendiri dengan kemungkinan membebaskan dari dunia pengarang, publik, pembaca dan situasi

zaman yang melahirkan karya itu sendiri”. Sementara Abraham (dalam Esten, 1987 : 13),

mengatakan bahwa kritik obyektif merupakan kritik yang menempatkan karya sastra sebagai

suatu yang mandiri, otonom dan punya dunia sediri, kajiannya lebih intrinsik mengkaji hal-hal

yang ada dalam karya sastra itu sendiri.

Karya sastra yang bersifat otonom dengan kohorensi yang bersifat intern adalah suatu

totalitas oleh unsur-unsur yang berkaitan erat satu sama lain. Dengan kata lain pendekatan ini

memandang dan menelaah sastra dari intrinsik karya sastra, yaitu: tema, latar (setting),

perwatakan atau penokohan, alur/plot, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. Dengan

memperhatikan unsur-unsur karya sastra tersebut, dapat dikatakan bahwa pendekatan strukturan

berarti menganalisis karya sastra dengan mengungkapkan unsur-unsur yang ada yang membina

kekuatan struktural.

1.        Unsur Intrinsik

a.       Tema

Menurut arti katanya tema berarti “suatu yang telah diuraikan” atau “Sesuatu yang telah

ditempatkan”. Pengertian tema secara khusus dalam karang mengarang,dapat dilihat dari dua

sudut proses penyusunan sebuah karangan.

Dilihat dari sebuah karangan yang telah sesuai, tema adalah suatu amanat utama yang

disampaikan oleh penulis melalui karangannya (Dr. Goris Keraf, 1971:107).

Page 10: Proposal

Dengan kata lain tema juga bisa diartikan sebagai:

         Mendata/menulis pristiwa-pristiwa penting yang terjadi tiap paragraf.

         Mendata pristiwa pokok yang sering muncul

         Menyimpulkan.

b.      Alur/Plot

Alur/plot adalah rentetan pristiwa yang terjadi dalam pristiwa yang dialami tokoh.

Alur ini dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu:

1.      Alur Maju

Alur Maju adalah terus bergerak kedepan ceritanya

2.      Alur Mundur

Adalah cerita masa lalu

3.      Alur Campuran

Adalah alur cerita masa lalu kemudian menceritakan masa depan.

Ada juga alur longgar yaitu alur yang disisipi pristiwa/konflik. Alur ini terbentuk dari beberapa

bagian yaitu:

         Perkenalan tokoh, latar suasana (eksposisi)

         Awal konflik

         Penanjakan konflik

         Klimaks, paling tinggi/puncak pristiwa

         Penurunan konflik

         Penyelesaian

Terbuka => dilakukan oleh penulis

Tertutup => ceritanya diselesaikan oleh pembaca bukan penulis (biasanya ngembang) tidak

terbatas.

c.       Latar/setting

Setting atau latar juga merupakan bagian penting dalam sebuah cerita, karena dengan

adanya latar gambaran mengenai kejadian-kejadian atau peristiwa akan menjadi lebih nyata.

Page 11: Proposal

(Sumaroljo, 1986:58) mengemukakan bahwa setting dalam bahasa Indonesia sering di

terjemahkan sebagai latar.

Yang dimaksud dengan dengan setting atau latar adalah tempat atau masa terjadinya

peristiwa.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa setting adalah lingkungan

fisik (fisik tokoh cerita dan lingkungannya), tempat, ruang, masa sebagai latar peristiwa atau

kejadian yang dapat mewujudkan watak tokoh tertentu. Jadi gambaran mengenai lingkungan

fisik, tempat dan masa inilah yang dimaksud dengan latar atau setting dalam sebuah cerita.

d.      Penokohan

Penokohan adalah penulisan secara keseluruhan pribadi dan kehidupan peran perilaku yang

ditampilkan dalam sebuah cerita naratif (fiksi).

Perbedaaan tokoh antara lain :

           Berdasarkan denah/tingkat kepentingannya I utama dan tambahan.

           Berdasarkan penampilan tokoh protogonis dan antagonis.

           Berdasarkan perwatakan tokoh sampel dan tokoh bulat

Berkaitan dengan perwatakna tokoh :

           Penokohan bulat – sifat tokoh yang selalu berubah-ubah

           Penokohan datar – tokoh dari awal sampai akhir cerita tidak pernah berubah sifatnya baik /

jahat.

e.       Sudut Pandang/Point Of View

Yang dimaksud dengan sudut pandang yaitu tempat darimana seorang pengarang melihat

sesuatu. Sudut pandang juga mencakup pengertian bagaimana pandangan/anggapan penulis

terhadap subjek yang telah digarapnya itu (Dr.Gorys Kerat, 1971 : 87).

Sudut pandang adalah merupakan suatu cerita, sudut pandang adalah cara pandang

pengarang mengisahkan cerita, baik tokoh tindakan latar dan berbagai peristiwa yang

membentuk cerita akan sebuah karya fiksi pada pembaca.

Ada 2 macam sudut pandang yaitu person gaya “Aku” dan Third person gaya “Dia”.

Page 12: Proposal

f.       Amanat

Amanat adalah person yang terkandung dalam cerita yang disampaikan oleh pengarang.

2.        Unsur Ekstrinsik

Merupakan unsur yang keluar dari karya sastra, yang ikut mewarnai sebuah karya sastra.

Menurut Mariskan (1992 : 225), berpendapat bahwa unsur ekstrinsik karya sastra meliputi :

a.         Biografi

Adalah catatan yang dibuat (kadang-kadang) oleh orang lain, misalnya penerbit tentang

peri kehidupan, buah karya, pendidikan, status sosial, keluarga sang pengarang.

b.        Falsafah Hidup

Merupakan salah satu bagian yang sangat penting bagi proses pemahaman sebuah karya

sastra, khususnya dalam memahami karakter sang pengarang dalam menjiwai tulisannya,

falsafah hidup ini dapat mengatakan siapa (jiwa) sang pengarang sesungguhnya.

c.         Unsur Budaya

Seorang pengarang yang cakap, mampu menulis cerita yang kadang bertolak belakang

dengan budaya asli yang diamatinya. Tetapi seorang pembaca yang baik, khususnya yang berniat

mengapresiasikan karya sastra hendaknya mengetahui kultur mana yang membesarkan dan

memupuk jiwa seni sang pengarang.

Page 13: Proposal

BAB III

METODE PENELITIAN

A.    Metode Yang Digunakan

Dalam penelitian yang bersifat ilmiah, peneliti menggunakan metode yang tepat dalam

pengumpulan data maupun menganalisis data yang diperoleh. Karena dengn kesesuaian metode

yang digunakan maka masalah yang diteliti akan mudah di analisis dengan baik dan benar,

sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga metode yaitu :

1.         Metode penentuan objek peneliti

2.         Metode analisis data

3.         Tehnik penyajian hasil analisis data

B.     Metode Penentuan Objek Penelitian

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Novel Karya Alan Malingi yang berjudul

“Jati Kasi Pahu” yang diterbitkan oleh penerbit CV.MAHANI PERSADA, tahun 2005, cetakan

pertama, warna buku : perpaduan antara warna putih dan hijau, tebal 144 halaman yang terdiri

dari tujuh bagian.

C.     Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini untuk memperoleh data penulis menggunakan dua metode yaitu :

1.      Metode Observasi

Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan

penelitian lapangan. Yang dimaksud dengan metode observasi adalah pengamatan langsung

kepada suatu objek yang akan diteliti. Observasi dapat dilakukan pada suatu waktu yang singkat,

observasi ini juga dapat dilakukan mendahulukan pengumpulan data melalui angket atau

penelitian lapangan.

Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek

penelitian sehingga dapat disusun daftar kuisioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain

penelitian yang cermat, sebaliknya observasi juga daat dilakukan sesudah pengumpulan data

Page 14: Proposal

melalui angket dan wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah mengecek sendiri sampai

dimana kebenaran data dan informasi yang telah dikumpulkan (Dr.Gorys Keraf, 1971 : 162).

2.      Metode Dokumenter

Dilakukan dengan jalan melaksanakan study kepustakaan yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam memehami novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi.

D.    Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk-bentuk pendekatan sebagai berikut :

1.         Pendekatan Struktural

Yaitu pendekatan yang digunakan utnuk menelaah dan memahami unsur-unsur intrinsik dalam

novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi.

2.         Pendekatan Sosiologis

Yaitu pendekatan yang digunakan untuk menelaah nilai-nilai, isi dan makna dari novel “Jati Kasi

Pahu” karya Alan Malingi.

E.     Tehnik Penyajian Hasil Analisis Data

Untuk memaparkan hasil penelitian ini digunakan tehnik deskriptif yaitu menggambarkan

atau menguraikan suatu data yang telah ada dan menganalisis manurut apa adanya,

menginterprestasikannya tentang kebermaknaan kata yang telah disusun.

Diposkan oleh Muhammad Ha'iz di 01:04

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Page 15: Proposal

Mengenai Saya

Muhammad Ha'iz Lahir di mamben lauk senggauan wanasaba lotim NTB,

Lihat profil lengkapku

Pengikut

Arsip Blog

►   2010 (20)

▼   2011 (25) o ►   Januari 9 - Januari 16 (2) o ►   Januari 23 - Januari 30 (2) o ►   Februari 13 - Februari 20 (2) o ▼   Mei 22 - Mei 29 (6)

PNPM MANDIRI Pendidikan Jasmani Kondisi Indonesia Pada Saat Kemerdekaan Laporan Praktikum Tumbuhan Kacang PROPOSAL ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “JATI KASI PAHU... MANAGEMEN TERPADU BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN – 5

TA...o ►   Mei 29 - Juni 5 (1) o ►   Juni 26 - Juli 3 (1) o ►   Juli 3 - Juli 10 (1) o ►   Juli 17 - Juli 24 (2) o ►   September 18 - September 25 (1) o ►   Oktober 23 - Oktober 30 (3) o ►   Oktober 30 - November 6 (1) o ►   November 6 - November 13 (3)

►   2012 (5)

tanggalan

Cari Blog Ini

Page 16: Proposal

LanggananPost Komentar

Share it