1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wanita merupakan makhluk yang memiliki sistem reproduksi cukup unik. Salah
satunya adalah mereka mengalami haid setiap bulannya yang tidak dialami oleh pria.
Seringkali mereka mengeluhkan sakit atau ketidaknyamanan ketika mengalami haid. Haid
adalah perdarahan periodik normal uterus dan merupakan fungsi fisiologis yang hanya
terjadi pada wanita. Pada dasarnya haid merupakan proses katabolisme dan terjadi di bawah
pengaruh hormon hipofisis dan ovarium (Benson, 2009).
Faizah (2000) mendefinisikan menstruasi adalah keluarnya darah dari
rahim melaluivagina dan keluar dari tubuh seorang wanita setiap bulan selama
masa usia subur. Menstruasi adalah peristiwa keluarnya darah dari vagina
karena meluruhnya lapisan dinding rahim yangbanyak mengandung pembuluh darah
(endometrium), pada saat sel telur tidak dibuahi. Sel telur (yang hanya d imi l i k i o l eh
pe r empuan ) hanya ke lua r s ebu l an s eka l i , dan apab i l a t i dak ada
pembuahan, misalnya melalui hubungan seksual, maka 14 hari kemudian sel telur itu akan
gugur bersama dengan darah pada lapisan dinding rahim yang sebelumnya menebal. Hal ini
biasanya akan berlangsung kurang lebih 28 hari (antara 21-35 hari). Siklus menstruasi dapat
dipengaruhi oleh kondisi tertentu, seperti stress, pengobatan dan latihan olah raga. Pada
masa remaja biasanya s i k lu s mens t rua s i be lum t e r a tu r , namun se t e l ah da l am
ku run wak tu t e r t en tu akan t e r a tu r
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh
wanita setiapbulannya untuk kehamilan (Keikos, 2007).
Gangguan fisik yang sangat menonjol pada wanita haid adalah dismenore.
Dismenore dibedakan menjadi dua yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder.
Dismenore primer biasanya terjadi dari mulai pertama haid kurang lebih usia 10-15 tahun
(menarke) sampai usia 25 tahun. Nyeri pada dismenore primer lebih dikarenakan kontraksi
uterus. Sedangkan dismenore sekunder disebabkan oleh kelainan yang didapat di dalam
rongga uterus (Hendrik, 2006)
Dismenore primer dialami oleh 60-75 % wanita muda. Dari tiga perempat jumlah
wanita tersebut mengalami dismenore dengan intensitas ringan atau sedang.
Sedangkan seperempat bagiannya mengalami dismenore intensitas berat dan terkadang
membuat penderitanya tidak dapat menahan rasa nyeri yang dialami. Di Amerika
Serikat, diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10 – 15% diantaranya
mengalami dismenore berat yang menyebabkan Ibu tidak mampu melakukan kegiatan
2
apapun. Di Indonesia angka kejadian dismenore terdiri dari 54,89% dismenore primer dan
9,36% dismenore sekunder. Biasanya gejala disminore primer terjadi pada wanita usia
produktif 3 sampai 5 tahun setelah mengalami haid pertama dan wanita yang belum pernah
hamil. Hasil angket yang diberikan kepada peserta pelatihan di salah satu pusat industri di
Indonesia dapat menunjukkan keluhan buruh wanita (jumlah responden 55 orang), antara
lain nyeri haid 58,18%, nyeri perut bagian bawah 16,36%, haid yang tidak teratur 41,82%
dan nyeri pinggang 34,55%. Gambaran tersebut sangat jelas menunjukkan adanya buruh
yang mengalami beberapa gejala yang terkait dengan kesehatan reproduksi. Keluhan itu
dialami oleh buruh wanita usia produksi sehingga kondisi itu pun dikhawatirkan akan
mengganggu produktivitas mereka (Hendrik, 2006).
Walaupun analgesik dapat menghilangkan nyeri dengan efektif, namun penggunaan
analgesik akan berdampak ketagihan dan akan memberikan efek samping obat yang
berbahaya bagi pasien.Secara non farmakologik antara lain kompres (Potter &
Perry, 2005). Dalam hal ini perawat berperan dalam penanganan secara non-
farmakologis. P e n g g u n a a n k o m p r e s h a n g a t diharapkan dapat
meningkatkan relaksasi otot-otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau
kekakuan s e r t a member ikan r a sa hanga t l oka l . Pada umumnya panas
cukup be rguna un tuk pengoba t an . Panas me redakan i skemia dengan
menurunkan kon t r aks i dan men ingka tkan sirkulasi. Kompres hangat dapat
menyebabkan pelepasan endorfin tubuh sehingga memblok transmisi stimulasi
nyeri. Menurut teori gate-control kompres hangat dapat mengaktifkan(merangsang)
serat-serat non-nosiseptif yang berdiameter besar ( A-α dan A-β) untuk ‘’menutup
g e r b a n g ’ ' b a g i s e r a t - s e r a t y a n g b e r d i a m e t e r k e c i l ( A - δ d a n C )
y a n g b e r p e r a n d a l a m menghantarkan nyeri, sehingga nyeri dapat dikurangi
(Price & Wilson, 2006). Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Gambaran Efektifitas Kompres Hangat dalam
Menurunkan Intensitas Nyeri Dismenore”
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peniliti merumuskan masalah
yaitu, “ Bagaimanakah Gambaran Efektifitas Kompres Air dalam Menurunkan Intensitas Nyeri
Dismenore? ”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran efektifitas kompres hangat dalam menurunkan
intensitas nyeri dismenore.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi gambaran efektifitas kompres hangat dalam menurunkan
intensitas nyeri dismenore
b. Mengobservasi dan mengidentifikasi intensitas nyeri sebelum terapi kompres
hangat
c. mengobservasi intensitas nyeri setelah pemberian terapi kompres hangat
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Dismenore
2.1.1. Pengertian Dismenore
Beberapa definisi Dismenore yaitu:
a. Dismenore adalah sakit saat menstruasi sampai dapat menggangguaktivitas sehari-hari
(Manuaba, 2001).
b. Dismenore adalah nyeri saat haid yang terasa di perut bagian bawah danmuncul sebelum,
selama atau setelah menstruasi. Nyeri dapat bersifatkolik atau terus menerus. Dismenore
timbul akibat kontraksi disritmik lapisan miometrium yang menampilkan satu atau lebih
gejala mulai dari nyeri ringan hingga berat pada perut bagian bawah, daerah pantat dan
sisi medial paha (Badziad, 2003).
c. Dismenore atau nyeri haid adalah gejala-gejala ginekologik yang palingsering dijumpai.
Bahkan wanita-wanita dengan dismenore cenderung untuk mendapat nyeri haid rekurens
secara periodik yang menyebabkan pasien mencari pengobatan darurat (Greenspan dan
Baxter, 2000).
2.1.2. Klasifikasi Dismenore
A. Dismenore Nyeri haid dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya
kelainan yang dapat diamati. Berdasarkan jenis nyeri, nyeri haid dapat dibagimenjadi,
dismenore spasmodik dan dismenore kongestif.
a. Nyeri Spasmodik
Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum masa haid
atau segera setelah masa haid mulai. Banyak perempuanterpaksa harus berbaring
karena terlalu menderita nyeri itu sehingga iatidak dapat mengerjakan apa pun.
Ada di antara mereka yang pingsan,merasa sangat mual, bahkan ada yang benar-
5
benar muntah.
Kebanyakan penderitanya adalah perempuan muda walaupun dijumpai pula padak
alangan yang berusia 40 tahun ke atas. Dismenore spasmodik dapat diobati atau
paling tidak dikurangi dengan lahirnya bayi pertama walaupun banyak pula
perempuan yang tidak mengalami hal seperti itu
b. Nyeri Kongestif
Penderita dismenore kongestif yang biasanya akan tahu sejak berhari-
hari sebelumnya bahwa masa haidnya akan segera tiba. Diamungkin akan
mengalami pegal, sakit pada buah dada, perut kembung tidak menentu, beha
terasa terlalu ketat, sakit kepala, sakit punggung, pegal pada paha,
merasa lelah atau sulit dipahami, mudah tersinggung, kehilangan
keseimbangan, menjadi ceroboh, terganggu tidur, atau munculmemar di paha
dan lengan atas. Semua itu merupakan simptom pegalmenyiksa yang
berlangsung antara 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2minggu. Proses
menstruasi mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri jikasudah berlangsung.
Bahkan setelah hari pertama masa haid, orang yangmenderita dismenore
kongestif akan merasa lebih baik.
Sedangkan berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati,
nyeri haid dapat dibagi menjadi,dismenore primer dan dismenore sekunder.
a) Dismenore Primer
Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpakelainan pada alat-
alat genital yang nyata. Dismenoreprimer terjadi bersamaan atau
beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih,
oleh karena siklus-siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah menarche
umumnya berjenis anovulator yang tidak disertai dengan rasa nyeri. Rasa
nyeri timbul tidak lama sebelumnyaatau bersama-sama dengan permulaan
haid dan berlangsung untuk beberapa jam walaupun pada beberapa
6
kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri adalah kejang,
biasanya terbatas pada perut bawah tetapi dapat menyebar
ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai
rasa mual,muntah, sakitkepala, diare dan iritabilitas(Wiknjosastro,1999).
Dismenore primer sering dimulai pada waktu perempuan mendapatkan haid
pertama dan sering dibarengi rasa mual, muntah,dan diare. Gadis dan
perempuanmuda dapat diserang nyeri haid primer.
b) Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disertai kelainananatomis
genitalis (Manuaba, 2001). Sedangkan menurut Hacker (2001) tanda-
tanda klinik dari dismenore sekunder adalahendometriosis, radang
pelvis, fibroid, adenomiosis, kista ovarium dankongesti pelvis.
Umumnya, dismenore sekunder tidak terbatas pada haid, kurang
berhubungan dengan hari pertama haid, terjadi pada perempuan yang
lebih tua (tiga puluhan atau empat puluhan tahun) dandapat disertai
dengan gejala yang lain (dispareunia, kemandulan dan perdarahan
yang abnormal).
2.1.3. faktor dan Penyebab Dismenore
Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3tahun setelah
menstruasi pertama. Sedangkan dismenore sekunder seringkalimulai timbul pada usia 20
tahun. Faktor lainnya yang bisa memperburuk dismenore adalah:
Rahim yang menghadap ke belakang (retroversi)
Kurang berolah raga
Stres psikis atau stres sosial.
Menurut Wiknjosastro (2007) terdapat beberapa faktor yang dapa tmempengaruhi
dismenore antara lain:
7
a) Faktor Kejiwaan
Pada gadis- gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jikamereka tidak mendapat
penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul
dismenore Dismenorea primer banyak dialami oleh remaja yangsedang mengalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis. Ketidak siapan remaja putri
dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya tersebut,
mengakibatkangangguan psikis yang akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya,misalnya
gangguan haid seperti
dismenore
(Hurlock, 2007). Wanitamempunyai emosional yang tidak stabil, sehingga mudah
mengalami dismenore primer. Faktor kejiwaan, bersamaan dengan dismenore akan
menimbulkan gangguan tidur (insomnia).
b) Faktor Konstitusi
Faktor konstitusi berhubungan dengan faktor kejiwaan sebagai penyebab timbulnya
dismenore primer yang dapat menurunkan ketahananseseorang terhadap nyeri. Faktor ini
antara lain:
1)Anemia
Anemia adalah defisiensi eritrosit atau hemoglobin atau dapat keduanyahingga
menyebabkan kemampuan mengangkut oksigen berkurang.Sebagian besar
penyebab anemia adalah kekurangan zat besi yangdiperlukan untuk pembentukan
hemoglobin, sehingga disebut anemiakekurangan zat besi. Kekurangan zat besi
ini dapat menimbulkangangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik sel tubuh
maupun selotak dan dapat menurunkan daya tahan tubuh seseorang, termasuk
dayatahan tubuh terhadap rasa nyeri. 2)Penyakit menahun
Penyakit menahun yang diderita seorang perempuan akan menyebabkantubuh
kehilangan terhadap suatu penyakit atau terhadap rasa nyeri.Penyakit yang
8
termasuk penyakit menahun dalam hal ini adalah asma danmigrain (Wiknjosastro,
1999)
c) Faktor Obstruksi Kanalis Servikalis
Teori tertua menyatakan bahwa dismenore primer disebabkan olehstenosis kanalis
servikalis. Pada perempuan dengan uterus dalam hiperantifleksi mungkin dapat terjadi
stenosis kanalis servikalis,akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap sebagai factor yang
penting sebagai penyebab dismenore.Banyak perempuan yang menderita dismenore
tanpa stenosis servikalis dan tanpa uterus dalam hiperantifleksi. Sebaliknya terdapat
perempuan tanpa keluhan dismenore, walaupun adastenosis servikalis dan uterus terlatak
dalam hiperantifleksi atau hiperretofleksi.Mioma submukosum bertangkai atau polip
endometrium dapat menyebabkan dismenore karena otot- otot uterus berkontraksi
kerasdalam usaha untuk melainkan kelainan tersebut.
2.1.4. Tanda dan Gejala
Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung
bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atausebagai
nyeri tumpul yang terus menerus ada.Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau
selama menstruasi,mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari
akanmenghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelitatau
diare dan sering berkemih. Kadang sampai terjadi muntah. Dismenore secara siklik
dibagi menjadi tiga tingkat keparahan. MenurutManuaba (2001), dismenore dibagi 3
yaitu:
a.Dismenore Ringan
Dismenore yang berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan kerjasehari-
hari.
b.Dismenore Sedang
Pada dismenore sedang ini penderita memerlukan obat penghilang rasanyeri,
tanpa perlu meninggalkan kerjanya.
c. Dismenore Berat
9
Dismenore berat membutuhkan penderita untuk istirahat beberapa haridan dapat
disertai sakit kepala, kemeng pinggang, diare dan rasa tertekan.
3.1. Konsep Kompres Hangat
3.1.1. Pengertian Kompres Hangat
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada klien dengan menggunakan cairan atau
alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukannya (Kusyati, 2006).
Kompres hangat dapat digunakan pada pengobatan nyeri dan merelaksasikan otot – otot yang
tegang.
3.1.2. Manfaat Kompres Hangat
a. Menurut Bare & Smeltzer (2001), kompres hangat mempunyaikeuntungan
meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turutmenurunkan
nyeri dengan mempercepat penyembuhan.
b. Menurut Bobak (2005), kompres hangat berfungsi untuk mengatasi
ataumengurangi nyeri, dimana panas dapat meredakan iskemia dengan
menurunkankontraksi uterus dan melancarkan pembuluh darah sehingga dapat
meredakannyeri dengan mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaan
sejahtera,meningkatkan aliran menstruasi, dan meredakan vasokongestipelvis
Penggunaan kompres air hangat dapat membuat sirkulasi darah lancar, vaskularisasi
lancar dan terjadi vasodilatasi yang membuat relaksasi pada otot karena otot
mendapat nutrisi berlebih yang dibawa oleh darah sehingga kontraksi otot menurun.
Pemberian kompres hangat pada simphisis pubis kompres hangat dilakukan dengan
mempergunakan buli-buli panas atau kantong air panas yang secara konduksi
dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga akan
menyebabkan pelebaran pembuluh darah sirkulasi menjadi lancar dan akan terjadi
penurunan ketegangan otot miometrium, sesudah otot miometrium rilek, rasa nyeri
yang dirasakan berangsur – angsur berkurang bahkan hilang, sehingga aktifitas yang
10
terganggu sebelumnya akibat nyeri dysmenorrhoea dapat kembali dilanjutkan
setelah nyeri berkurang, serta peningkatan kualitas hidup. Kompres hangat dengan
suhu 500C-600C mengakibatkan terjadinya vasodilatasi di daerah simphisis pubis
yang bisa membuka aliran darah membuat sirkulasi darah lancar kembali sehingga
terjadi relaksasi pada otot mengakibatkan kontraksi otot menurun. Setelah intensitas
nyeri berangsur-angsur menurun, respon responden merasa lebih rilek ,dapat
melaksanakan aktifitas minimal, peningkatan kualitas hidup dan respon psikologis
dapat lebih terkontrol sehingga tidak cepat marah.
3.1.3. Tujuan Kompres Hangat
Tujuan dari kompres hangat ini untuk menurunkan intensitas nyeri dengan manfaat
pemberian kompres hangat secara biologis dapat menyebabkan dilatasi pembuluh
darah yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah. Secara fisiologis respon
tubuh terhadap panas yaitu menyebabkan dilatasi pembuluh darah, menurunkan
kekentalan darah, menurunkan ketegangan otot, meningkatkan metabolisme
jaringan dan meningkatkan permeabilitas kapiler. Respon dari panas inilah yang
digunakan untuk keperluan terapi pada berbagai kondisi dan keadaan yang terjadi
dalam tubuh.
Top Related