Semester II 2012
ISSN 2089-6786
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA ASDEP EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH
DEPUTI BIDANG KOORDINASI FISKAL DAN MONETER
TIM REDAKSI :
Pembina :
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Pengarah :
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan
Koordinator :
Sartono, SE., M.Com (Asisten Deputi Ekonomi dan Keuangan Daaerah)
Kontributor :
Dr. Erdiriyo, SE.,M.M
Ratih Purbasari Kania, MA, MSE
Suwarna
Ikhsanudin, SE
Ary Hermanto, SE
Vinny Wahyuningtyas, SE
Design & Layout :
Rizki Sagara N, SE
Alamat Redaksi
Gedung Sjafrudin Prawiranegara II, Lantai 4 Utara
Jl . Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Telp. 021- 3521843, Fax. 021-3521836
DAFTAR ISI
Provinsi Banten. 4
Provinsi DKI Jakarta. 20
Provinsi Jawa Barat.. 34
Provinsi Jawa Tengah.. 50
Provinsi Jogyakarta.. 64
Provinsi Jawa Timur. 84
PROFIL PROVINSI BANTEN
PROFIL
GEOGRAFIS
PROV. BANTEN
5
Luas Wilayah : 9.160,70 km2 Secara administratif, Prov Banten terdiri terbagi atas 4 Kabupaten dan 4 Kota yaitu : Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Cilegon, Kota Serang, dan Kota Tangerang Selatan
PROFIL WILAYAH
PROVINSI BANTEN
6
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Tangerang Tigaraksa
2 Kabupaten Serang Ciruas
3 Kabupaten Lebak Rangkasbitung
4 Kabupaten Pandeglang Pandeglang
5 Kota Tangerang -
6 Kota Serang -
7 Kota Cilegon -
8 Kota Tangerang Selatan Ciputat
Berikut adalah daftar Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten
Provinsi Banten mempunyai batas wilayah: Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Timur : Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat Sebelah Selatan : Samudra Hindia Sebelah Barat : Selat Sunda
PROFIL
PENDUDUK
PROVINSI BANTEN
7
Berdasarkan data BPS Banten, Laju pertumbuhan penduduk di tiga daerah itu antara 2000 hingga 2010 sebesar 4,63 persen untuk Kota Tangsel, 3,8 persen untuk Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang sebesar 3,12 persen.
Laju pertumbuhan penduduk itu dipengaruhi oleh tiga indikator yakni fertilitas, mortilitas dan migrasi. Dan migrasi di Banten terbilang cukup besar, tetapi kecenderungannya mengelompok di beberapa daerah seperti di tiga daerah tadi dengan jumlah sekitar 100.000 orang selama lima tahun terakhir, kata Andri, akhir pekan lalu.
Kabupaten 2000 2010 2011
Pandeglang 1,011,788 1,149,610 1,172,179
Lebak 1,030,040 1,204,095 1,228,884
Tangerang 2,781,428 2,834,376 2,960,474
Serang 1,652,763 1,402,818 1,434,137
Tangerang 1,325,854 1,798,601 1,869,791
Cilegon 294,936 374,559 385,720
Serang 557,785 598,407
Tangerang 1,290,322 1,355,926
Banten 8,096,809 10,612,166 11,005,518
PROFIL
KESEJAHTERAAN
PROVINSI BANTEN
8
Tahun IPM and Components
Year Angka
Harapan Hidup
Angka Melek
Huruf
Rata-rata Lama
Sekolah
Pengeluaran
Perkapita Real
Indeks
Pembangunan
Manusia
Reduksi Short
fall
2007 64,5 95,6 8,1 621 69,3 0,61
2008 64,6 95,6 8,1 625,52 69,7 1,32
2009 64,75 95,95 8,15 627,63 70,06 1,19
2010 64,9 96,2 8,32 629,7 70,48 1,42
2011 65,05 96,25 8,41 633,64 70,95 1,56
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Pembentuk di Banten 2007-2011 (Human Development Index and Components in Banten) 2007-2011
Tahun Indeks
Pembangunan Manusia
2007 70.59
2008 71.17
2009 71.76
2010 72.27
2011 72.77
Indeks Pembangunan Manusia Nasional, 2007-2011
PROFIL
TINGKAT KEMISKINAN
PROVINSI BANTEN
9
Indikator Kemiskinan Provinsi Banten Tahun 2010
PROFIL
TENAGA KERJA
PROVINSI BANTEN
1
0
No. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
2009 2010 2011 2012
Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus
1 Tidak/belum pernah sekolah
60.347 90.471 59.066 157.586 92.142 190.370 123.213 82.411
2 Belum/tidak tamat SD 415.955 547.430 547.164 600,221 552,939 686.895 590.719 503.379
3 SD 2.143.747 1.531.671 1.522.465 1.402.858 1.275.890 1.120.090 1.415.111 1.449.508
4 SLTP 2.054.682 1.770.823 1.657.452 1.661.449 1803.009 1.890.755 1.716.450 1.701.294
5 SLTA Umum 2.133.627 2.472.245 2.111.256 2.149.123 2.264.376 2.042.629 1.983.591 1.832.109
6 SLTA Kejuruan 1.337.586 1.407.226 1.336.881 1.195.192 1.082.101 1.032.317 990.325 1.041.265
7 Diploma I,II,III/Akademi 486.399 441.100 538.186 443.222 434.457 244.687 252.877 196.780
8 Universitas 626.621 701.651 820.020 710.128 612.717 492.343 541.955 438.210
Total 9.258.964 8.962.617 8.592.490 8.319.779 8.117.631 7.700.086 7.614.241 7.244.956
Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2009-2012
PROFIL
EKONOMI
BANTEN
Distribusi PDRB
PDRB Banten pada tahun 2012 mencapai Rp 212,86 Triliun.
Berdasarkan kontribusi sektoral, PDRB Banten tahun 2012 didominasi oleh sektor Industri Pengolahan sebesar 46% , diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 19% dan sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 19% .
Laju pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten tahun 2012 mencapai 6,15% (yoy).
1
1
0
1
2
3
4
5
6
7
2009 2010 2011 2012
4.69
5.94 6.39 6.15
Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten 2009-2012
Banten
Indonesia
8%
0%
46%
4% 4%
19%
9%
4% 6%
Struktur PDRB Bnaten Menurut Lapangan Usaha 2012
Pertanian
Pertambangan danPengalianIndustri Pengolahan
Listrik, Gas, dan AirMinumKonstruksi
Perdagangan, Hotel danRestoranPengangkutan danKomunikasiKeuangan, Persewaan,dan Jasa PerusahaanJasa-jasa
PROFIL
EKONOMI
BANTEN
Laju Pertumbuhan PDRB (%)
Secara umum, hampir semua sektor di Provinsi Banten mengalami peningkatan. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran pada tahun 2012 mencatat pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 11,28% (yoy), jauh meningkat dibanding tahun 2011 yang mencapai 9,51%(yoy).
Sebaliknya, sektor Industri pengolahan serta sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami perlambatan.
Walaupun memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDRB Provinsi Banten, namun sektor industri pengolahan cenderung mengalami perlambatan. Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2012 tercatat 4.73% (yoy), menurun dibanding tahun 2011 yang mencapai 3,15% (yoy).
3.06
6.33
4.73 4.47
8.75 9.51
11.94
7.14 7.89
4.54
6.55
3.15
6.36
8.9
11.28
10.37
7.84 8.54
0
2
4
6
8
10
12
14Laju Pertumbuhan Provinsi Banten Menurut Lapangan
Usaha
2011 2012
1
2
PROFIL
EKONOMI
BANTEN
Permasalahan ekonomi Banten yang selalu berulang diantaranya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas rendah, yakni ekonomi Banten yang baik secara makro dihadapkan pada kualitas yang sangat rendah. Masalahnya, pertumbuhan ekonomi Banten selama 12 tahun masih bisa atau timpang terhadap pertumbuhan ekonomi di Tangerang Raya dan Tangerang masih jadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Banten, yakni 62 persen. Sedangkan wilayah Serang, Cilegon, Pandeglang dan Kabupaten Lebak yang ada di wilayah selatan, secara akumulatif hanya berkontribusi 38 persen terhadap perekonomian Banten. Secara faktual yang terjadi adalah kesenjangan pembangunan yang semakin melebar antara wilayah Tangerang yang ada di utara dan Pandeglang-Lebak yang ada di selatan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak menyebabkan jumlah pengangguran di Banten turun signifikan, Banten masih menjadi provinsi nomor satu prosentase penganggurannya, yakni Agustus 2012 10,13 persen, relatif masih lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi lain dan rata-rata nasional. Penyebab utama pengangguran tersebut adalah adanya 'mismatch' antara 'supply' tenaga kerja yg tersedia dg permintaan tenaga kerja yang dibutuhkan industri, akibatnya industri mengambil tenaga kerja dari luar Banten. Akhirnya banyak tenaga-tenaga kerja lokal Banten tidak terserap didunia industri di Banten. Namun demikian, kata dia, ada keberhasilan yang perlu diapresiasi dalam 12 tahun Banten yakni kinerja fiskal, pendapatan asli daerah Banten selama 12 tahun belakangan terus meningkat. Sehingga secara fiskal Banten termasuk daerah yang mandiri. "Akan tetapi, kebermanfaatan fiskal itu yang menjadi permasalahan utama yang harus diperbaiki pemerintah. Pendapatan besar harusnya berkorelasi dengan kesejahteraan dan layanan publik yang lebih baik.
Provinsi Banten di usia 12 tahun masih terjadi kesenjangan pembangunan ekonomi antara wilayah utara dan selatan. Jika kita bicara Banten yang sudah berusia 12 tahun, bak de javu alias pengulangan dari tahun-tahun sebelumnya. Permasalahan yang dihadapi dalam ekonomi Banten masih sama, di antaranya kesenjangan utara dan selatan.
13
PROFIL
APBD
BANTEN
Struktur APBD Provinsi Banten tahun anggaran 2012 mengalami perubahan dari nilai rancangan. APBD tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp 33 miliar. Semula usulan Rp 4,101 triliun lebih menjadi Rp 4,134 triliun lebih. Target pendapatan yang semula diusulkan Rp 3,873 triliun naik menjadi Rp 3,902 triliun. Kenaikan pendapatan berasal pendapatan asli daerah (PAD) dari Rp 2,952 triliun menjadi Rp 2,981 triliun. Sedangkan peningkatan belanja terdapat pada belanja tidak langsung (BTL) semula diusulkan Rp 2,034 triliun menjadi Rp 2,039 triliun dan belanja langsung (BL) yang diusulkan Rp 2,066 triliun menjadi Rp 2,094 triliun. Perubahan pendapatan hanya terjadi pada hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dari Rp 48,3 miliar menjadiRp 60,8 miliar dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dari usulan Rp 57,1 miliar menjadi Rp 73,6 miliar. Perubahan total terjadi pada belanja baik BTL maupun BL.
Belanja pegawai pada BTL semula Rp 375 miliar turun menjadi Rp 367 miliar. Artinya ada penurunan sebesar Rp 8 miliar. Selanjutnya belanja hibah naik jadi Rp 289,4 miliar dari usulan sebelumnya Rp 235 miliar, ada kenaikan sebesar Rp 54 miliar. Kemudian belanja bagi hasil pajak dari Rp 1,003 triliun turun menjadi Rp 983,951 miliar, begitupun dengan belanja bantuan keuangan kepada pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah desa serta partai politik dari Rp 385,7 miliar turun sekitar Rp 21 miliar lebih menjadi Rp 364,9 miliar. Sementara BL yang mengalami perubahan total adalah belanja pegawai dari Rp 149 miliar turun jadi Rp 144,083 miliar, belanja barang dan jasa dari Rp 1,004 triliun turun menjadi Rp 983 miliar. Sebaliknya, untuk belanja modal justru naik dari Rp 912,2 miliar menjadi Rp 1,031 triliun. Perubahan juga terjadi pada rencana sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) tahun sebelumnya dari Rp 260 miliar menjadi Rp 264 miliar, sehingga terjadi peningkatan defisit dari Rp 228 miliar menjadi Rp 232 miliar. Anggaran pendidikan pada Dinas Pendidikan (Dindik) yang semula diwacanakan naik malah turun. Dari usulan semula Rp 223,696 miliar menjadi Rp 222,813 miliar. Berbeda dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) yang semula diusulkan sebesar Rp 215,797 miliar naik menjadi Rp 219,131 miliar.
14
PROFIL
INFLASI
BANTEN
Bulan Persen Keterngan
Januari 0.80 Inflasi
Februari 0.05 Inflasi
Maret 0.13 Deflasi
April 0.23 Inflasi
Mei 0.31 Inflasi
Juni 0.56 Inflasi
Juli 0.52 Inflasi
Agustus 1.07 Inflasi
September 0.18 Inflasi
Oktober 0.33 Inflasi
November 0.01 Deflasi
Desember 0.37 Inflasi
Inflasi Bulan Januari Desember 2012 Provinsi Banten
Bulan Persen
Jan 0.76
Feb 0.05
Mar 0.07
Apr 0.21
Mei 0.07
Jun 0.62
Jul 0.70
Agt 0.95
Sep 0.01
Okt 0.16
Nov 0.07
Des 0.54
Tahunan 4.30
Inflasi Bulan Januari Desember 2012 Indonesia
15
PROFIL
KUR
BANTEN
Penyaluran KUR di Pulau Jawa
16
PROFIL
UNGGULAN
BANTEN
Gula Aren
Gula aren merupakan salah satu produk komoditi unggulan dari sector Kehutanan dan Perkebunan di Propinsi Banten.
Sentral produksi gula aren di Banten memiliki
kawasan tanaman aren yang luas, diantaranya di Kabupaten Lebak, karena luas arealnya mencapai 2013 hektar, sedangkan untuk Kabupaten Pandeglang memiliki areal seluas 408 hektar yang tersebar dibeberapa lokasi, kemudian untuk Kabupaten Serang belum memiliki lahan.
Pohon aren memiliki potensi ekonomi yang tinggi,
karena hampir semua bagian dapat memberikan keuntungan finansial, buahnya dapat dibuat kolang-kaleng yang digemari oleh masyarakat Indonesia.
PERKEBUNAN
17
PROFIL
UNGGULAN
BANTEN
Cokek Cokek adalah kesenian berjenis tarian khas yang berasal dari daerah kota Tangerang. Kesenian ini merupakan perpaduan antara kesenian Cina dan Sunda yang mempunyai keunikan tersendiri. Debus Permainan Debus merupakan seni pencak silat yang berhubungan dengan ilmu kekebalan sebagai refleksi sikap masyarakat Banten untuk mempertahankan diri. Kesenian tradisional yang dikombinasi dengan seni tari, seni suara dan seni kebatinan ini bernuansa magis. Dodgdog Lojor Dogdog merupakan alat musik yang terbuat dari batang kayu bulat, tengahnya diberi rongga, namun kedua ujung ruasnya mempunyai bulatan diameter yang berbeda (sekitar 12 s.d. 15 cm) dengan panjang sekitar 90 cm. Pada ujung bulatan yang paling besar ditutup dengan kulit kambing yang telah dikeringkan dan diikat dengn bambu melingkar yang dipaseuk/baji untuk menyetel suara atau bunyi. Suara yang dihasilkan akan berbunyi 'dog dog dog' Marawis Marawis merupakan kesenian bernuansa Islami yang berkembang di Tangerang, Banten. Aslinya, kesenian ini berasal dari tradisi Muslim yang dibawa oleh bangsa Yaman. Kesenian Khas Masyarakat Adat Cisungsang Masyarakat adat Cisungsang bermukim di kaki gunung Halimun. Lokasinya dikelilingi oleh empat desa adat lainnya yaitu desa Cicarucub, Bayah, Citorek, dan Cipta Gelar. Secara admministratif, masyarakat adat Cisungsang berada di bawah kecamatan Cibeber, kabupaten Lebak.
Seni dan Budaya
18
PROFIL
UNGGULAN
BANTEN
Padingdang Pandeglangan Padingdang Pandeglangan merupakan salah satu kesenian hasil dari kolaborasi Rampak Bedug Pandeglang dengan Kendang Pencak, tarian Saman, teriakan Beluk, lagu-lagu Buhun Gendereh, tarian Pencak Silat, Angklung Dodod dan beberapa jenis seni tradisi lainnya. Rampak Bedug Seni Rampak Bedug adalah kesenian tradisional masyarakat Pandeglang dan sekitarnya yang merupakan titik kulminasi estetika dari tradisi 'Ngadu Bedug' yang biasa dilakukan warga pada perayaan hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Rudat Kesenian Rudat berkembang ke seluruh pelosok kabupaten Serang dan berkembang di kalangan masyarakat santri untuk mengiringi lagu-lagu shalawat yang bernafaskan Islam. Kesenian Rudat digunakan untuk keperluan mengiringi acara pernikahan, khitanan, Mauludan, Rajaban, hari raya Idul Fitri, dan hari raya Idul Adha. Terbang Gede Terbang Gede merupakan salah satu kesenian tradisional Banten yang tumbuh dan berkembang pada waktu para penyebar agama Islam menyebarkan ajarannya di Banten. Wayang Garing Wayang Garing bukanlah jenis pertunjukkan yang berpijak pada lakon, melainkan pada sederet guyon (lawakan) yang langsung melibatkan pemilik hajat (panitia) dan para penonton.
Seni dan Budaya
19
PROFIL WILAYAH
PROVINSI DKI JAKARTA
PROFIL
GEOGRAFI
DKI JAKARTA
21
Luas Wilayah: 7.639,83 km,
Secara administratif, DKI JAKARTA terdiri dari:
44 kecamatan,
267 kelurahan,
2.706 RW,
30.211 RT
PROFIL
DEMOGRAFi
DKI JAKARTA
Berdasarkan data BPS,
Jumlah penduduk menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 9.607.787 jiwa, terdiri dari 4.870.938 laki-laki (50,7%) dan 4.736.849 perempuan (49,3%).
Dibandingkan dengan tahun 2009, jumlah penduduk DKI Jakarta bertambah 384.787 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1.42% pada tahun 2010.
Kepadatan penduduk tahun 2010 sebesar 14.469 jiwa/km2 sedangkan sex ratio sebesar 103 yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 103 penduduk laki-laki.
Indikator Satuan 2009 2010
Jumlah Penduduk jiwa 9.223.000 9.607.787
- Laki-laki jiwa 4.520.111 4.870.938
- Perempuan jiwa 4.702.889 4.736.849
Kepadatan Penduduk jiwa/km2 13.925 14.469
Sex ratio persen 96.11 103
8,600,000
8,800,000
9,000,000
9,200,000
9,400,000
9,600,000
9,800,000
20072008
20092010
2011
9,064,591
9,146,181
9,223,000
9,607,787
9,761,992
Jumlah Penduduk DKI Jakarta 2007-2011
22
PROFIL
EKONOMI
DKI JAKARTA
Distribusi PDRB
PDRB DKI JAKARTA pada tahun 2012 mencapai Rp 1.103,7 triliun
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa memberikan sumbangan tertinggi yaitu sebesar 27,7%, diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel sebesar 20,7% dan sektor Industri Pengolahan sebesar 15,6%.
Laju pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tahun 2011 mencapai 6,63% lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi Nasional yang mencapai 6.49%.
0% -1%
16% 1%
11%
21% 10%
28%
13%
Struktur PDRB DKI Menurut Lapangan Usaha 2012 Pertanian
Pertambangan danPengalianIndustri Pengolahan
Listrik, Gas, dan AirMinumKonstruksi
Perdagangan, Hotel danRestoranPengangkutan danKomunikasiKeuangan, Persewaan,dan Jasa Perusahaan
0
1
2
3
4
5
6
7
2009 2010 2011
5.02
6.51 6.63
4.63
6.22 6.49
Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DKI 2009-2011
DKI
Indonesia
23
PROFIL
EKONOMI
DKI JAKARTA
Laju Pertumbuhan PDRB (%)
Sektor ekonomi yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2012 adalah sektor Pengangkutan dan Komunikasi. Laju pertumbuhan sektor ini di tahun 2012 mencapai 11,8 %.
Sektor yang berkembang sangat pesat dari tahun 2009-2010 adalah Sektor Jasa-jasa pada tahun 2011 laju pertumbuhannya sebesar 6.9% dan ditahun 2012 mencapai 7,6%.
0.8
8.6
2.4
4
7.9 7.4
13.9
5
6.9
0.8
-0.9
2.4
4.5
6.9 7.2
11.8
5.4
7.6
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Pertanian Pertambangandan Penggalian
IndustriPengolahan
Listrik, Gas danAir Bersih
Bangunan Perdagangan,Hotel danRestoran
Pengangkutandan
Komunikasi
Keuangan,Persewaan dan
JasaPerusahaan
Jasa-Jasa
Laju Pertumbuhan Provinsi DKI Menurut Lapangan Usaha
2011 2012
24
PROFIL
EKONOMI
DKI JAKARTA
APBD Tahun Anggaran 2012
Belanja daerah DKI JAKARTA tahun 2012 sebesar Rp 33,8 triliun. Persentase belanja langsung adalah sebesar 66% dan belanja tidak langsung sebesar 34%.
Belanja langsung didominasi oleh belanja Modal sebesar 49%.
Belanja tidak langsung didominasi oleh belanja pegawai sebesar 87%.
Pendapatan daerah DKI JAKARTA tahun 2012 sebesar Rp. 30,6 Triliun , 61% berasal dari PAD, 30% berasal dari Dana Perimbangan, dan 9% berasal dari sumber lain.
Sumber pendapatan daerah yang mendominasi adalah Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 18,6 triliun.
PAD 61%
Dana Perimbangan
30%
Lain-lain Pendapatan Daerah yang
Sah 9%
Distribusi Pendapatan Provinsi DKI 2012 Belanja Tidak
Langsung 34%
Belanja Langsung
66%
Distribusi Belanja Provinsi DKI 2012
25
PROFIL
KESEJAHTERAAN
DKI JAKARTA
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DKI JAKARTA meningkat setiap tahun. Berdasarkan data BPS, IPM tahun 2010 sebesar 77,6 poin, meningkat 0,24 poin
dibandingkan tahun 2009 (77,36 poin) dan lebih tinggi dibandingkan IPM Nsional yaitu
sebesar 72,27 poin.
IPM DKI Jakarta adalah yang tertinggi diantara propinsi lainnya. Jakarta Selatan mempunyai IPM tertinggi yaitu sebesar 79.82 dan yang terkecil
adalah Kepulauan seribu sebesar 71.16
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
66
68
70
72
74
76
78
2007 2008 2009 2010 2011
76.59 77.03 77.36
77.6 77.97
70.59 71.17
71.76 72.27
72.77
IPM
IPM NASIONAL
26
Perkembangan Inflasi DKI Jakarta PROFIL EKONOMI
DKI JAKARTA
Inflasi DKI pada bulan Desember 2012 sebesar 0.56% (mtm) meningkat dibandingkan bulan November 2012 yang mencapai 0.14% (mtm).
Inflasi tahunan Banten pada tahun 2012 sebesar 4.52% berada di atas tingkat inflasi nasional yang mencapai 4.30% .
0.48
0.17 0.18 0.13 0.12
0.38
0.55
0.81
0.39
0.53
0.14
0.56
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
DKI
INDONESIA
27
PROFIL
DKI JAKARTA
Penyaluran KUR
Total penyaluran KUR di Provinsi DKI tahun 2012 tercatat Rp 1,7 Triliun dengan jumlah debitur 55.820 orang. Sedangkan berdasarkan data realisasi kumulatif KUR 2007-2012, penyaluran KUR mencapai Rp 4,6 Triliun dengan jumlah debitur sebanyak yakni sebesar 182.436 orang.
0
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
1,400,000
1,600,000
1,800,000
2010 2011 2012
836,291
1,383,982
1,743,784
Penyaluran KUR (Posisi, Rp Juta)
-
1,000,000
2,000,000
3,000,000
4,000,000
5,000,000
2010 2011 2012
1,519,358
2,903,340
4,647,124
Penyaluran KUR (Kumulatif, Rp Juta)
28
PROFIL
KESEJAHTERAAN
DKI JAKARTA Tingkat kemiskinan DKI Jakarta pada tahun 2010 adalah 3,48%. Angka ini lebih rendah dari tingkat kemiskinan Nasional yang sebesar 13,33%
Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009. Pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 312,18 ribu jiwa.
Tingkat Kemiskinan
4.48 4.29
3.62 3.48
3.64
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
2007 2008 2009 2010 2011
Persentase Penduduk Miskin DKI Jakarta 2007-2011(%)
29
PROFIL
KESEJAHTERAAN
DKI JAKARTA
Tenaga Kerja
Berdasarkan data BPS, jumlah pencari kerja tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 23,8 ribu orang menjadi 566,51 ribu orang
Tingkat Pengangguran Terbuka(TPT) selama 2011-2012 mengalami penurunan dari 10,83 peren menjadi 9,87persen
Upah Rata-rata minimum (UMR) pada tahun 2013 sebesar Rp 2.2 juta
11.05 10.8 9.87
7.14 6.56 6.14
0
2
4
6
8
10
12
2010 2011 2012
Tingkat Pengangguran Terbuka, %
DKI Indonesia
0%
15%
33% 30%
22%
Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama
Pertanian
Industri
Perdagangan,RumahMakan, Akomodasi
Jasa kemasyarakatan danPerorangan
Lainnya
30
PROFIL
UNGGULAN
DKI JAKARTA POTENSI EKONOMI
Ekspor merupakan salah satu potensi unggulan daerah DKI Jakarta. Dalam lima tahun terakhir ekspor mempunyai tren meningkat, hanya pada tahun 2009 mengalami penurunan(khususnya produk non migas) dikarenakan masih terimbas krisis ekonomi dunia
Negara tujuan eksport yang paling dominan adalah Amerika Serikat, Jerman, Jepang, cina, Australia, Malaysia, Thailand, dan Singapura
2007 2008 2009 2010 2011
32,187 36,090
32,537 39,656
46,475
Ekspor DKI Jakarta 2007-2011
31
Sumber daya mineral yang dihasilkan tepatnya di Pulau Pabelokan, Kepulauan Seribu, berupa minyak dan gas mulai dieksploitasi sejak tahun 2000 dengan rata-rata kapasitas produksi sekitar 4 juta barel per tahun
Kekayaan laut yang dapat dieksploitasi berupa ikan konsumsi dan ikan hias. Selama lima tahun terakhir, tiap tahunnya rata-rata produksi ikan konsumsi mencapai 123 ribu ton dan produksi ikan hias mencapai 59,86 juta ekor.
PROFIL
UNGGULAN
DKI JAKARTA Sumber Kekayaan Alam
32
Indikator Perekonomian
No Indikator Prov. Banten 2011 Nasional 2011
1 Pertumbuhan Ekonomi (yoy) 6,7% 6,5%
2 Sektor Dominan Keuangan, Persewaan
dan Jasa (27%)
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
(17.75% dari PDB)
3 Tingkat Kemiskinan 3,64%
(355,2 Ribu orang)
12,36% (29,9 Juta orang)
4 Tingkat Pengangguran 10,83% 6,56%
5 Tingkat Inflasi (yoy) 3,97% 3,79%
6 PDRB per Kapita Rp 101,98 juta Rp. 30,8 Juta
Keterangan: Tingkat inflasi pada tahun 2012 adalah 4.52% dan Nasional 4,30% 33
PROFIL WILAYAH
JAWA BARAT
PROFIL
GEOGRAFIS
JAWA BARAT
35
Jawa Tengah
Secara administratif, Provinsi Jawa Barat
terdiri dari atas 17 kabupaten dan 9 kota.
PROFIL GEOGRAFIS
PROVINSI JAWA BARAT
No. Kabupaten/Kota Pusat Pemerintahan
1 Kabupaten Bandung Soreang
2 Kabupaten Bandung Barat Ngamprah
3 Kabupaten Bekasi Cikarang
4 Kabupaten Bogor Cibinong
5 Kabupaten Ciamis Ciamis
6 Kabupaten Cianjur Cianjur
7 Kabupaten Cirebon Sumber
8 Kabupaten Garut Garut
9 Kabupaten Indramayu Indramayu
10 Kabupaten Karawang Karawang
11 Kabupaten Kuningan Kuningan
12 Kabupaten Majalengka Majalengka
13 Kabupaten Purwakarta Purwakarta
No. Kabupaten/Kota Pusat Pemerintahan
14 Kabupaten Subang Subang
15 Kabupaten Sukabumi Pelabuanratu
16 Kabupaten Sumedang Sumedang
17 Kabupaten Tasikmalaya Singaparna
18 Kota Bandung Bandung
19 Kota Banjar Banjar
20 Kota Bekasi Bekasi
21 Kota Bogor Bogor
22 Kota Cimahi Cimahi
23 Kota Cirebon Cirebon
24 Kota Depok Depok
25 Kota Sukabumi Cisaat
26 Kota Tasikmalaya Tasikmalaya
Berikut adalah daftar Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat
36
PROFIL
PENDUDUK
PROVINSI
JAWA BARAT
Berdasarkan data BPS Tahun 2010,
Jumlah penduduk menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43.053.732 jiwa, Sensus Penduduk 2000 sebanyak 35.723.473, Sensus Penduduk 1990 sebanyak 29.415.723 dan Sensus Penduduk tahun 1980 sebanyak 23.434.003
Kabupaten/Kota SP 2010
Bogor 4771932
Sukabumi 2341409
Cianjur 2171281
Bandung 3178543
Garut 2404121
Tasikmalaya 1675675
Ciamis 1532504
Kuningan 1035589
Cirebon 2067196
Majalengka 1166473
Sumedang 1093602
Indramayu 1663737
Subang 1465157
Purwakarta 852521
Karawang 2127791
Bekasi 2630401
Bandung Barat 1510284
Kota
Bogor 950334
Sukabumi 298681
Bandung 2394873
Cirebon 296389
Bekasi 2334871
Depok 1738570
Cimahi 541177
Tasikmalaya 635464
Banjar 175157
Jawa Barat 43053732
37
PROFIL
KESEJAHTERAAN
PROVINSI JAWA BARAT
Tiga permasalahan utama itu, menjadi tolak ukur penghitungan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) merupakan indikator kesejahteraan hidup dari setiap daerah. Angka IPM tersebutlah yang kemudian mengklasifikasikan suatu negara apakah masuk pada golongan negara maju atau berkembang. IPM yang dihasilkan oleh negara maju terus memotivasi negara berkembang untuk mengejar ketertinggalannya seperti Indonesia.
Namun, banyak persepsi negatif yang banyak menyertai usaha menaikkan IPM ini. Seperti dialami oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang diungkapkan oleh seorang warga di Indramayu bahwa Pemerintah Provinsi Tak ada kepedulian, ini terbukti, IPM (Indeks Prestasi Masyarakat) kita masih rendah. Masyarakat Ciayumajakuning sampai hari ini tidak juga disejahterakan, (sorotnewsjabar.com 17/01/2013).Sampai saat ini, peringkat IPM Jawa Barat 2011 berada pada posisi 16 dari 33 provinsi di Indonesia, tidak berubah dari tahun sebelumnya. Inilah yang dipahami sebagian orang sebagai stagnansi bahwa jawa barat sama sekali tidak mengalamai peningkatan.
Meskipun peringkat berada di tengah-tengah dari seluruh provinsi di Indonesia tetapi nyatanya setiap tahun angka IPM Jawa Barat mengalami peningkatan. Di tahun 2009 angka IPM Jawa Barat hanya berada di angka 71,64, kemudian pada tahun 2010 mengalami peningkatan mencapai angka 72,19. Pada tahun 2011 lalu, IPM Jawa Barat berada di angka 72,82. Angka tersebut berhasil melampui angka IPM Indonesia yang ada di posisi 72,64. Kenaikan IPM Jawa Barat 2011 cukup signifikan sebesar 0,8% dimana pada umumnya hanya sebesar 0,4%.
Namun peningkatan tersebut sepertinya belum memuaskan beberapa kalangan di masyarakat dan tetap mengaggap bahwa IPM di Jawa Barat rendah. Sebenarnya angka IPM provinsi merupakan keluaran dari rata-rata IPM dari setiap kota/ kabupaten dari provinsi tersebut. Perbedaan yang mencolok dari angka IPM setiap kota/kabupaten di Jawa Barat misalnya pada kabupaten Indramayu angka IPM sebesar 68,18 sedangkan kota Depok sebesar 79,49.
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
38
PROFIL
KESEJAHTERAAN
PROVINSI
JAWA BARAT
Tingkat Kemiskinan
39
Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada bulan Maret 2012 sebesar 4.477,530 orang (10,09 persen). Dibandingkan dengan bulan Maret 2011 yang berjumlah 4.648.630 orang (10,65 persen), Jumlah penduduk miskin bulan Maret 2012 mengalami penurunan sebesar 171.100 orang (0,56 persen).
Jumlah penduduk miskin bulan Maret 2012 untuk daerah perkotaan sebanyak 2.576,100 orang (8,84 persen terhadap jumlah penduduk perkotaan) sedangkan di daerah perdesaan sebanyak 1.901.430 orang (12,48 persen terhadap total penduduk perdesaan).
Garis kemiskinan Jawa Barat bulan Maret 2012 sebesar Rp. 231.438,- atau mengalami peningkatan sebesar 5,15 persen dibandingkan dengan garis kemiskinan bulan Maret 2011 (Rp. 220.098,-).
Untuk daerah perkotaan garis kemiskinan bulan Maret 2012 sebesar Rp. 239.189,- atau naik 4,72 persen dari kondisi Maret 2011 (Rp. 228.401,-). Garis kemiskinan di daerah perdesaan mengalami peningkatan yang lebih tinggi yaitu 6,08 persen menjadi sebesar Rp. 216.610,- dibandingkan dengan kondisi Maret 2011 yaitu sebesar Rp. 204.199,-
Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap Garis Kemiskinan (GK) sebesar 70,21 persen untuk daerah perkotaan. Sedangkan di daerah pedesaan sebesar 75,89 persen. Secara total peranan komoditi makanan terhadap GK adalah sebesar 72,03 persen.
Pada periode Maret 2011-Maret 2012 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) sama-sama menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 1,722 pada keadaan Maret 2011 menjadi 1,639 pada keadaan Maret 2012 sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan penurunan dari 0,433 pada keadaan Maret 2011 menjadi 0,412 pada keadaaan Maret 2012.
PROFIL
TENAGA KERJA
PROVINSI
JAWA BARAT
Tenaga Kerja
Berdasarkan data BPS, jumlah pengangguran tahun 2011 sebesar 9.83% berkurang di tahun 2012 sebesar 9.08%
Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor Perdagangan (25.08%) Pertanian (21.65%), dan Industri (21.09%).
40
PROFIL
Tenaga Kerja
PROFIL
Tenaga Kerja
PROFIL
Tenaga Kerja
Gaji UMR Kota Bekasi 2013 : Rp 2.100.000 Gaji UMR Kabupaten Bogor 2013 : Rp 2.002.000 Gaji UMR Kabupaten Purwakarta 2013 : Rp 1.693.167 Gaji UMR Kabupaten Sumedang 2013 : Rp 1.381.700 Gaji UMR Kabupaten Subang 2013 : Rp 1.220.000 Gaji UMR Kota Cirebon 2013 : Rp 1.082.500 Gaji UMR Kota Tasikmalaya 2013 : Rp 1.045.000 Gaji UMR Kabupaten Garut 2013 : Rp 965.000 Gaji UMR Kabupaten Ciamis 2013 : Rp 854.075
Gaji UMR Kota Depok 2013 : Rp 2.042.000 Gaji UMR Kabupaten Karawang 2013 : Rp 2.000.000 Gaji UMR Kota Bandung 2013 : Rp 1.538.703 Gaji UMR Kota Cimahi 2013 : Rp 1.338.333 Gaji UMR Kabupaten Sukabumi 2013 : Rp 1.201.000 Gaji UMR Kabupaten Cirebon 2013 : Rp 1.081.300 Gaji UMR Kabupaten Tasikmalaya 2013 : Rp 1.035.000 Gaji UMR Kota Banjar 2013 : Rp 950.000 Gaji UMR Kabupaten Majalengka 2013 : Rp 850.000
Gaji UMR Kabupaten Bekasi 2013 : Rp 2.002.000 Gaji UMR Kota Bogor 2013 : Rp 2.002.000 Gaji UMR Kabupaten Bandung Barat 2013 : Rp 1.396.399 Gaji UMR Kabupaten Bandung 2013 : Rp 1.338.333 Gaji UMR Kabupaten Indramayu 2013 : Rp 1.125.000 Gaji UMR Kota Sukabumi 2013 : Rp 1.050.000 Gaji UMR Kabupaten Cianjur 2013 : Rp 970.000 Gaji UMR Kabupaten Kuningan 2013 : Rp 875.000
PROFIL
PDRB
PROVINSI JAWA BARAT
PDRB Provinsi Jawa Barat ADHB pada tahun 2011 mencapai 861.006.348 juta rupiah dan tanpa migas 824.086.278 juta rupiah sedangkan ADHK 2000 mencapai 343.111.243 juta rupiah, dan tanpa migas 334.457.113 juta rupiah.
Andil Sektor Pertanian Mencapai 11.98 %, Pertambangan 2.02%, Industri Pengolahan sebesar 37.16%, Listri, Gas, Air sebesar 2.55%, dan sektor Bangunan sebesar 3.99%, Pedagangan, Hotel sebesar 22.58%, Pengakutan dan komunikasi 7.70%, Keuangan sebesar 2.84%, dan Jasa-jasa sebesar 9.17%
41
PROFIL
PDRB
PROVINSI
JAWA BARAT
Laju pertumbuhan PDRB ADHB Provinsi Jawa Barat tahun 2011 mencapai 11.59% dan tanpa migas 11.58%.
Sektor ekonomi yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi dari tahun 2010 ke 2011 adalah sektor Pengangkutan dan Komunikasi. Laju pertumbuhan sektor ini di tahun 2011 mencapai 14.93%.
Sektor yang berkembang sangat pesat dari tahun 2010-2011 adalah Sektor Keuangan, Persewaan, dan Js Perusahaan, tahun 2010 laju pertumbuhannya sebesar 9.84% % dan ditahun 2011 mencapai 13.85%.
Sektor Pertambangan dan Penggalian memiliki laju pertumbuhan PDRB yang negatif dimana tahun 2009 sebesar 8.38%, 2010 sebesar 0.54%, dan 2011 sebesar -5.09%.
42
PROFIL
APBD
PROVINSI JAWA BARAT
Belanja daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2012 sebesar Rp 15.804.296.979.395,00. Persentase belanja langsung adalah sebesar 78.52% dan belanja tidak langsung sebesar 21.48%.
Belanja langsung didominasi oleh belanja barang dan jasa sebesar 51.60%.
Belanja tidak langsung didominasi oleh belanja hibah sebesar 44.41%.
Pendapatan daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2012 sebesar Rp 14.626.494.183.395,00 28.81% berasal dari Dana Perimbangan, 55,90% berasal dari PAD, dan 15.29% berasal dari sumber lain.
Sumber pendapatan daerah yang mendominasi adalah Dana Alokasi Umum (DAU) yang sebesar
Rp 1.269.960.760.000,00
Distribusi Pendapatan Daerah Distribusi Belanja Daerah
43
Inflasi Jawa Barat PROFIL Inflasi PROVINSI
JAWA BARAT
Tingkat Inflasi di Provinsi Jawa Barat pada Desember 2012 sebesar 0,34% lebih rendah dari Inflasi Nasional yang berada pada angka 0.54%. lima kelompok pengeluaran di Jabar mengalami inflasi yakni kelompok bahan makanan 0,94 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok tembakau 0,37 persen, kesehatan 0,13 persen, kelompok perumahan air, listrik, gas, bahan bakar 0,07 persen, dan kelompok sandang 0,05 persen. Inflasi tahunan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 adalah sebesar 3,86%.
44
PROFIL
KUR
PROVINSI
JAWA BARAT
Penyaluran KUR
45
PROFIL
UNGGULAN
PROVINSI
JAWA BARAT
Peran Ekonomi Kreatif secara Nasional
Ekonomi kreatif merupakan pengembangan ekonomi berdasarkan pada keterampilan, kreatifitas, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis sehingga menitikberatkan pada pengembangan ide dalam menghasilkan nilai tambahnya.
Ekonomi kreatif Jawa Barat 2012, yaitu :
a) Peningkatan kualitas bidang pemasaran, yaitu bimbingan teknis penggunaan merek produk, kemasan yang berkualitas, fasilitas distribusi
b) Peningkatan kinerja keuangan dalam perolehan pinjaman modal, perolehan dana CSR dari BUMN
c) Pelatihan penerapan teknologi berbasis information technology dalam pengembangan usaha pembentukan komunitas (koperasi, asosiasi)
46
47
PROFIL
UNGGULAN
PROVINSI
JAWA BARAT
Profil Unggulan Kawasan Daerah Jawa Barat
No Kawasan Kegiatan Utama
I Bodebekpunjur (Bogor, Depok, Bekasi, Puncak, Cianjur)
pariwisata, industri manufaktur, perikanan, perdagangan, jasa, pertambangan, agribisnis dan agrowisata
II Purwasuka (Purwakarta, Subang, Karawang)
pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, bisnis kelautan, industri pengolahan, pariwisata dan pertambangan.
III Sukabumi, dsk agribisnis, peternakan, pariwisata, dan bisnis kelautan
IV Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Sumedang)
agribisnis, agroindustri, perikanan, pertambangan dan pariwisata.
V Priangan Timur-Pangandaran (Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Banjar)
pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan, industri kerajinan dan pertambangan mineral.
VI Sukabumi dan sekitarnya (Sukabumi, Cianjur)
peternakan, pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan dan bisnis kelautan, serta pertambangan mineral.
VII Kawasan Khusus Cekungan Bandung
pertanian, hortikultura, industri non-polutif, industri kreatif, perdagangan, jasa, pariwisata dan perkebunan, dengan meningkatkan manajemen pembangunan yang berkarakter lintas kabupaten/kota yang secara kolektif berbagi peran membangun dan mempercepat perwujudan PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya. 47
PROFIL
UNGGULAN
PROVINSI
JAWA BARAT
Tiga Terpilih Komoditas Unggulan Daerah Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat :
a. Bordir (Tasikmalaya), 30% membidik pasar ekspor ke negara-negara berkembang. 60% fokus memasarkan produk untuk pasar nasional.
b. Karet Jumlah Produksi
Produksi Tahunan: - Tahun 2007 : 4.453 Ton - Tahun 2008 : 4.447 Ton - Tahun 2009 : 49.463 Ton - Tahun 2010 : 52.681 Ton - Tahun 2011 : -
c. Jamur (Karawang), total produksi jamur merang di Karawang mencapai 3.537 ton per tahun.
Karet
Bordir (Tasikmalaya)
Jamur (Karawang)
48
Indikator Perekonomian
No Indikator Jawa Barat 2012 Nasional
Tahun 2012
1 Pertumbuhan Ekonomi (yoy)
5.89% 6.5%
2 Tingkat Kemiskinan
10.09% 12,5%
3 Tingkat Pengangguran
1,969 juta 7,61 juta
4 Tingkat Inflasi (yoy)
- -
5 PDRB per Kapita
- -
49
PROFIL PROVINSI JAWA TENGAH
PROFIL
GEOGRAFIS
Luas wilayah Provinsi Jawa Tengah
adalah 32.544,12 Km2 dan secara
administratif Provinsi Jawa Tengah
terdiri dari 35 Kabupaten /Kota.
NO KAB/KOTA LUAS (KM2)
1 C i l a c a p 2,138.51
2 B a n y u m a s 1,327.59
3 P u r b a l i n g g a 777.65
4 B a n j a r n e g a r a 1,069.74
5 K e b u m e n 1,282.74
6 P u r w e r e j o 1,034.82
7 W o n o s o b o 984.68
8 M a g e l a n g 1,085.73
9 B o y o l a l i 1,015.07
10 K l a t e n 655.56
11 S u k o h a r j o 466.66
12 W o n o g i r i 1,822.37
13 K a r a n g a n y a r 772.20
14 S r a g e n 946.49
15 G r o b o g a n 1,975.85
16 B l o r a 1,794.40
17 R e m b a n g 1,014.10
18 P a t i 1,491.20
19 K u d u s 425.17
20 J e p a r a 1,004.16
21 D e m a k 897.43
22 K o t a . S e m a r a n g 946.86
23 T e m a n g g u n g 870.23
24 K a n d a l 1,002.27
25 B a t a n g 788.95
26 K a b . P e k a l o n g a n 836.13
27 P e m a l a n g 1,011.90
28 K a b . T e g a l 879.70
29 B r e b e s 1,657.73
30 M a g e l a n g 18.12
31 S u r a k a r t a 44.03
32 S a l a t i g a 52.96
33 K a b . S e m a r a n g 373.67
34 K o t a P e k a l o n g a n 44.96
35 K o t a T e g a l 34.49
JUMLAH 32,544.12 51
PROFIL
DEMOGRAFI
Berdasarkan data BPS Tahun 2011:
Jumlah penduduk berdasarkan Sensus Penduduk pada tahun 2011
sebanyak 32.643.612 jiwa atau
sekitar 13,54 persen dari jumlah
penduduk Indonesia.
Dibandingkan dengan tahun 2010, jumlah penduduk Provinsi Jawa
Tengah bertambah 260.955 jiwa
dengan laju pertumbuhan
penduduk 1,55% (2010-2011).
Kepadatan penduduk tahun 2011 sebesar 995 jiwa/km2 sedangkan
sex ratio sebanyak 99 yang berarti
dalam setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 99 penduduk
laki-laki.
Indikator Satuan 2010 2011
Jumlah Penduduk Jiwa 32,382,657 32,643,612
Laki-Laki Jiwa 16,091,112 16,273,976
Perempuan Jiwa 16,291,545 16,369,636
Kepadatan Penduduk Jiwa/km2 987 995
Sex Ratio Jiwa 99 99
52
PROFIL
EKONOMI
Distribusi PDRB
PDRB Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011 mencapai Rp 198,2 triliun
Sektor industri pengolahan memberikan peranan terbesar yaitu sebesar 33%, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 20% dan sektor pertanian, sebesar 19%.
Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 mencapai 6,01% lebih rendah 0,49% dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 6,5%
Pertanian 19% Pertambangan
dan penggalian
1%
Industri Pengolahan
33%
Listrik, gas dan air bersih
1% Bangunan
6%
Perdagangan, ,restoran, dan
hotel 20%
Angkutan dan
komunikasi 6%
Keuangan, persewaan,
dan jasa perusahaan
3%
Jasa - jasa 11%
Distribusi PDRB Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Sektor Ekonomi Tahun 2011
53
PROFIL
EKONOMI
Sektor yang berkembang pesat dari tahun 2010 sampai 2011 adalah sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencatat pertumbuhan sebesar 8,6% (yoy) ditahun 2011. Diikuti dengan sektor
perdagangan, hotel dan restoran (7,5%) dan sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan (6,6%).
Sementara itu, sektor yang mengalami perlambatan paling signifikan adalah sektor listrik, gas, dan air bersih dengan laju pertumbuhan 4,3% (yoy).
Pertanian, Perkebunan, Peternakan,
Kehutan, Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, real Estate, dan JasaPerusahaan
Jasa-jasa
2.5
7.1 6.9
8.4
6.96.1
6.7
5
7.4
1.3
4.9
6.7
4.3
6.37.5
8.6
6.67.5
2010 2011
Laju Pertumbuhan PDRB (%)
54
PROFIL
EKONOMI
APBD Tahun Anggaran 2012
Pendapatan daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebanyak Rp 10,83 triliun, berasal dari dana perimbangan 20%, 54% yang berasal dari PAD, dan 27% berasal dari pendapatan lain-lain yang sah.
Sumber pendapatan daerah yang mendominasi adalah Dana
Alokasi Umum (DAU) yang sebesar Rp 1.516,89 miliar
Belanja daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 sebesar Rp 11,246 triliun. Persentase belanja langsung adalah sebesar 26% dan belanja tidak langsung sebesar 74%.
Belanja langsung didominasi oleh belanja barang dan jasa sebesar Rp 1.946,78 miliar.
Belanja tidak langsung didominasi oleh belanja hibah sebesar Rp 3.245,14 miliar.
Belanja Langsung
26%Belanja tidak
langsung74%
Distribusi Belanja Daerah
Dana Perimbangan
20 %
PAD 53 %
Pendapatan lainnya yang sah
27%
Ditribusi Pendapatan Daerah
55
PROFIL
EKONOMI
Perkembangan PMA dan PMDN
Investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Realisasi PMDN pada tahun 2012 sebesar Rp
5.797,1 miliar meningkat sebesar 111%
dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebesar Rp
2.737,8miliar.
Investasi penanaman modal asing (PMA) juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Realisasi PMA pada tahun 2012 adalah sebesar
US$ 241,5 juta mengalami peningkatan sebesar
38% bila dibandingkan dengan tahun 2011 yang
sebesar US$ 175 juta.
2010 2011 2012
Nilai Investasi 795.4 2,737.8 5,797.1
795.4
2,737.8
5,797.1
-
1,000.0
2,000.0
3,000.0
4,000.0
5,000.0
6,000.0
7,000.0
Nilai Investasi PMDN Provinsi Jawa Tengah 2010-2012
(Rp Milyar)
2010 2011 2012
Nilai Investasi 59.1 175.0 241.5
59.1
175.0
241.5
-
50.0
100.0
150.0
200.0
250.0
300.0
Nilai Investasi PMA Provinsi Jawa Tengah 2010-2012
(US$. Juta )
56
PROFIL
KESEJAHTERAAN
Perkembangan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Tengah meningkat setiap tahun. Berdasarkan data BPS, IPM tahun 2011 sebesar 72,94 poin, meningkat 0,45 poin dibandingkan tahun 2010
(72,49 poin) sedikit di atas IPM Indonesia yaitu sebesar 72,77 poin.
69.00
69.50
70.00
70.50
71.00
71.50
72.00
72.50
73.00
73.50
2007 2008 2009 2010 2011
Perkembangan IPM Provinsi Jawa Tengah dan Indonesia Tahun 2007 - 2011
Jawa Tengah
Indonesia
57
PROFIL
EKONOMI
Inflasi Provinsi Jawa Tengah
Sepanjang tahun 2012, tingkat inflasi di Jawa Tengah cukup berfluktuatif
Pada bulan Desember 2012, harga meningkat 0,40% dibanding bulan sebelumnya (mtm). Peningkatan ini terutama bersumber dari kenaikan harga bahan makanan yang mencapai 1,18%.
Secara tahunan, tingkat inflasi di tahun 2012 tercatat 4,24% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 2,68% (yoy).
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 May-12 Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12
0.420.26 0.22
0.08
0.37
0.67 0.71
1.08
-0.16
0.120.01
0.40
Inflasi (%mtm)
2011 2012 2013
58
Tingkat kemiskinan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012
adalah 15,34%. Angka ini lebih
rendah dari tahun 2011 yang
sebesar 15,76%.
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah pada
tahun 2012 mengalami
penurunan dibandingkan tahun
2011. Pada tahun 2012 jumlah
penduduk miskin tercatat
sebanyak 4,977 juta jiwa.
PROFIL
KESEJAHTERAAN
Tingkat Kemiskinan
59
Realisasi KUR TKI Provinsi Jawa Tengah
selama tahun 2012 sampai tanggal 31
Desember 2012 adalah sebesar Rp. 5,5 triliun
dengan jumlah debitur 472,9 ribu UMKMK .
Realisasi KUR kumulatif Provinsi Jawa Tengah dari 2007 sampai tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 14,40 triliun dengan jumlah debitur 1,77 Juta UMKMK.
PROFIL
JAWA TENGAH
Perkembangan Kredit Usaha Rakyat
60
Tingkat pengangguran terbuka di Jawa Tengah pada tahun 2012
tercatat 5,63%, menurun
dibandingkan tahun 2011 yang
mencapai 5,93%.
Tenaga kerja di Jawa Tengah lebih banyak diserap oleh sektor pertanian
yaitu sebesar 5,06 Juta orang, diikuti
dengan sektor perdagangan 3,45 juta
orang dan sektor industri 3,3 juta
orang.
Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) rata-rata meningkat menjadi
Rp. 914.276 tahun 2013
PROFIL
KESEJAHTERAAN
Tenaga Kerja
61
PROFIL
UNGGULAN Industri Batik
Batik merupakan salah satu jenis produk sandang yang berkembang
pesat di Jawa Tengah. Sentra produksi batik berada di Kabupaten dan
Kota Pekalongan, Kota Surakarta, dan Kabupaten Sragen.
Produk furniture (mebel ukir). Permintaan produk furniture cukup tinggi
baik dalam negeri maupun di luar negeri. Sentra produksi mebel ukir
terletak di Kota Semarang, Kabupaten Jepara, Kabupaten Klaten,
Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Kudus, Kabupaten Rembang,
Kabupaten Blora, dan Kabupaten Sragen.
Kerajinan keramik dapat ditemukan di Kecamatan Klampok, Kabupaten
Banjarnegara.
Sentra produksi lurik berada di Kabupaten Jepara dan Kabupaten
Klaten.
62
No Indikator Jawa Tengah 2011 Nasional 2011
1 Pertumbuhan Ekonomi (yoy) 6,01% 6,5%
2 Sektor Dominan Perdagangan,Hotel & Restoran
(19.85% dari PDRB)
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
(17.75% dari PDB)
3 Tingkat Kemiskinan 15.76% (5,1 juta orang)
12,36% (29,9 Juta orang)
4 Tingkat Pengangguran 6,86% 6,56%
5 Tingkat Inflasi 2,68% 3,79%
6 PDRB per Kapita Rp. 15,376 juta Rp. 30,8 Juta
Indikator Perekonomian
Keterangan: Tingkat inflasi pada tahun 2012 adalah untuk Jawa Tengah 4,24% dan Nasional 4,30%
63
PROFIL PROVINSI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PROFIL
GEOGRAFIS
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki luas 3.185,80 km2 terdiri atas 1 kota dan 4 kabupaten, terbagi atas 78 kecamatan dan 438 desa/kelurahan.
65
PROFIL
DEMOGRAFI
Jumlah penduduk tahun 2011 sebanyak 3.487.330 jiwa, , terdiri dari penduduk laki-laki tercatat 1,71 Juta jiwa (49,4%) dan penduduk perempuan 1,75 juta jiwa (50,6%), bertambah sebesar 29.839 orang dari tahun 2010 yang mencapai 3.457.491 jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk tahun 2010 tercatat 1,02% .
Kepadatan penduduk tahun 2010 sebesar 1104 jiwa/km2
Sex Ratio tahun 2011 tercatat 98. Hal ini menunjukkan apabila terdapat 100 penduduk perempuan, maka terdapat 98 penduduk laki-laki
No Indikator Satuan 2010
1 Jumlah Penduduk Juta Jiwa 3.457.491
Laki-laki Jiwa 1.708.910
Perempuan Jiwa 1.748.581
2 Kepadatan Penduduk
Jiwa/Km2 1. 104
3 Laju Pertumbuhan Penduduk
% 1,02
4 Sex Ratio 98
3,434,534
3,468,502
3,501,869
3,457,491
3,487,330
3,400,000
3,420,000
3,440,000
3,460,000
3,480,000
3,500,000
3,520,000
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta
2007-2011(Jiwa)
66
PROFIL
EKONOMI
Distribusi PDRB
PDRB D.I Yogyakarta pada tahun 2012 mencapai Rp 57,03 Triliun meningkat dari tahun 2011 yang mencapai 51,78 Triliun.
Berdasarkan kontribusi sektoral, PDRB D.I Yogyakarta tahun 2012 didominasi oleh sektor Jasa-jasa sebesar 21,75% (Rp 11,54 Triliun), diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 21,60% (Rp 11,45 Triliun) dan sektor Pertanian sebesar 15.75% (Rp 8,35 Triliun).
Laju pertumbuhan Ekonomi Provinsi D.I Yogyakarta tahun 2012 mencapai 5,32% (yoy).
0
1
2
3
4
5
6
7
2009 2010 2011 2012
4.43 4.87 5.17
5.32
Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DIY 2009-2012
DIY
Indonesia
16%
1%
7%
1%
12%
21% 9%
11%
22%
Struktur PDRB DIY Menurut Lapangan Usaha 2012
Pertanian
Pertambangan danPengalianIndustri Pengolahan
Listrik, Gas, dan AirMinumKonstruksi
Perdagangan, Hotel danRestoranPengangkutan danKomunikasiKeuangan, Persewaan,dan Jasa PerusahaanJasa-jasa
67
PROFIL
EKONOMI
Laju Pertumbuhan PDRB (%)
Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada tahun 2012 mencatat pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 9,95% (yoy), meningkat dibanding tahun 2011 yang mencapai 7,95%(yoy).
Sebaliknya, sektor Pertambangan dan penggalian mengalami perlambatan yang cukup signifikan pada tahun 2011, diikuti oleh sektor industri pengolahan, pengangkutan dan komunikasi serta sektor bangunan.
Sektor Pertambangan dan penggalian mengalami perlambatan sebesar 9.98%, sektor ini mempunyai laju pertumbuhan sebesar 1.98% pada tahun 2012.
-2.06
11.96
6.79
4.26
7.23
5.19
8 7.95
6.47
4.19
1.98
-2.26
7.13 5.97
6.69 6.21
9.95
7.09
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
14 Laju Pertumbuhan Provinsi DIY Menurut Lapangan Usaha
2011 2012
68
PROFIL
EKONOMI
APBD Tahun Anggaran 2012
Belanja daerah Provinsi D.I Yogyakarta tahun 2012 tercatat Rp 2,12 Triliun. Persentase Belanja Tidak Langsung sebesar 60% sedangkan Belanja Langsung sebesar 40%.
Belanja Langsung didominasi oleh belanja Barang dan Jasa (61%) sedangkan Belanja Tidak Langsung didominasi oleh Belanja Pegawai sebesar 38%.
Pendapatan daerah Provinsi D.I Yogyakarta Tahun 2012 tercatat Rp 1,94 Triliun.
Sebagian besar pendapatan daerah berasal dari dana perimbangan sebesar Rp 850 Miliar (44%) dan PAD sebesar Rp 800 Milyar (41%) serta Lain-lain Pendapatan daerah yang sah sebesar Rp. 284 Milyar (15%).
PAD 41%
Dana Perimbangan
44%
Lain-lain Pendapatan Daerah yang
Sah 15%
Distribusi Pendapatan Provinsi D.I Yogyakarta 2012
Belanja Tidak Langsung
60%
Belanja Langsung
40%
Distribusi Belanja Provinsi D.I Yogyakarta 2012
69
Sampai dengan Q4 2012, Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di D.I Yogyakarta mencapai Rp 334 Milyar dengan jumlah proyek sebanyak 6 unit.
Sedangkan, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di D.I Yogyakarta mencapai US$ 84.9 Juta
Realisasi investasi 2010-2012 menunjukkan terjadi peningkatan PMDN tahun 2012, sementara PMA mengalami penurunan dari tahun 2010, dan meningkat pesat di tahun 2012.
PROFIL
INVESTASI
10.0
195.8
334.0
-
50.0
100.0
150.0
200.0
250.0
300.0
350.0
400.0
2010 2011 2012
Nilai Investasi PMDN Provinsi D.I Yogyakarta 2010-2012
(Rp Milyar)
4.9 2.4
84.9
-
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
2010 2011 2012
Nilai Investasi PMA Provinsi D.I Yogyakarta 2010-2012
(US$. Juta )
70
Berdasarkan lokasi PMDN, realisasi di Kab Sleman memiliki nilai yang terbesar yaitu mencapai 52.7%, diikuti Kota Yogyakarta sebesar 36.12%. Sementara realisasi di Kab bantul mencapai 8.18%, bahkan di Kulon progo dan Gunung Kidul mencapai kurang dari 2%.
Pola yang hampir sama terjadi pada PMA, realisasi terbesar dicapai Kab Sleman sebesar 53.43%, Kota Yogyakarta sebesar 39.63% dan Kab Bantul sebesar 4.6%.
PROFIL
INVESTASI
53% 36%
8% 1% 2%
Distribusi Realisasi PMDN menurut Kab/Kota di Provinsi DIY Tahun 2011
Sleman
Yogya
Bantul
Kulon progo
Gunung Kidul
53% 40%
5% 0% 2%
Distribusi Realisasi PMA menurut Kab/Kota di Provinsi DIY Tahun 2011
Sleman
Yogya
Bantul
Kulon progo
Gunung Kidul
71
Perkembangan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)
Komponen lain adalah indeks pendidikan dan kesehatan. Angka Melek Huruf pada tahun 2011 sebesar 91.1% dan Rata-rata Lama Sekolah sebesar 9.2 tahun mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
Komponen kesehatan tercermin dari indikator peningkatan Angka Harapan Hidup. Angka Harapan Hidup pada tahun 2011 mencapai 73,22 tahun, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi D.I Yogyakarta meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data BPS, IPM tahun 2011 sebesar 76,32 poin, meningkat dibanding tahun 2010 (75,77 poin) dan lebih tinggi dibandingkan IPM Indonesia yaitu sebesar 72,77 poin.
PROFIL
KESEJAHTERAAN
75.23
75.77
76.32
71.76 72.27
72.77
69
70
71
72
73
74
75
76
77
2009 2010 2011
Perkembangan IPM Provinsi DIY 2009-2011
D.I Yogyakarta
Indonesia
72
Inflasi Daerah Istimewa Yogyakarta PROFIL EKONOMI
Inflasi D.I Yogyakarta pada bulan Desember 2012 sebesar 0.66% (mtm) meningkat dibandingkan bulan November 2012 yang mencapai 0.2% (mtm).
Inflasi tahunan D.I Yogyakarta pada tahun 2012 sebesar 4.31% berada di atas tingkat inflasi nasional yang mencapai 4.30% .
0.25
0.10
0.36
0.11 0.05
0.75 0.76
0.42
0.19
0.38
0.20
0.66
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
D.I Yogyakarta INDONESIA
73
Total penyaluran KUR di Provinsi D.I Yogyakarta tahun 2012 tercatat Rp 711,24 Miliar dengan jumlah debitur 57.381 orang. Sedangkan berdasarkan data realisasi kumulatif KUR 2007-2012, penyaluran KUR mencapai Rp 1,83 Triliun dengan jumlah debitur sebanyak 198.338 orang.
Penyaluran KUR PROFIL
EKONOMI
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
700,000
800,000
2010 2011 2012
290,334
560,761
711,244
Penyaluran KUR (Posisi, Rp Juta)
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2010 2011 2012
563,733
1,124,494
1,835,738
Penyaluran KUR (Kumulatif, Rp Juta)
74
PROFIL
KESEJAHTERAAN
Tingkat Kemiskinan Provinsi D.I Yogyakarta pada tahun 2012 adalah 16,05%. Angka ini lebih tinggi dari tingkat kemiskinan Nasional yang sebesar 11,66%.
Jumlah penduduk miskin di Provinsi D.I Yogyakarta pada tahun 2012 menurun dibandingkan tahun 2011. Pada tahun 2012 jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 565,3 ribu jiwa.
Tingkat Kemiskinan
17.23 16.83 16.08 16.05
14.15 13.33
12.49 11.66
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
20.00
2009 2010 2011 2012
Persentase Penduduk Miskin Provinsi DIY 2009-2012 (%)
D.I Yogyakarta Indonesia
75
PROFIL
KESEJAHTERAAN
Tenaga Kerja
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2012 sebesar 3.97%, lebih rendah dari TPT nasional sebesar 6,14%.
Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah Sektor Pertanian (27%), diikuti oleh Sektor Perdagangan , Hotel dan Restoran(25%), dan sektor jasa-jasa (19%).
Sektor Pertanian mendominasi penyerapan tenaga kerja di Kab Gunung Kidul dan Kulon Progo.
Upah Rata-rata minimum (UMR) pada tahun 2012 sebesar Rp 892.660,-
5.69
3.97 3.97
7.14 6.56
6.14
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2010 2011 2012
Tingkat Pengangguran Terbuka, %
DIY Indonesia
27%
15%
7%
25%
3%
3%
19%
1%
Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan Utama 2012
Pertanian
Industri Pengolahan
Konstruksi
Perdagangan, Hoteldan RestoranPengangkutan danKomunikasiKeuangan, Real estatedan Jasa PerusahaanJasa-jasa
76
PROFIL
UNGGULAN
WISATA ALAM & BUDAYA
Objek wisata budaya meliputi: - Candi Borobudur
-Candi Prambanan -Keraton Yogyakarta -Pagelaran Keraton -Makam Imogiri -Makam Nyi Ageng Serang -Candi Ratu Boko -Candi Sambisari -Situs Watugading -Makam Girigondo Gembira Loka merupakan salah satu obyek
wisata flora dan fauna
77
PROFIL
UNGGULAN
BATIK YOGYAKARTA
Bahan batik yang dipergunakan sangat sederhana, berupa kain putih hasil tenunan tangan dengan menggunakan alat tenun manual.
Bahan pewarna menggunakan warna
dari tumbuh-tumbuhan, seperti buah mengkudu, soga, nila. Adapun bahan sodanya dari abu dan sebagai pengikat warna menggunakan garam yang dibuat dari tanah lumpur.
78
PROFIL
UNGGULAN
SEKTOR UNGGULAN PERTANIAN Potensi Jagung di Daerah Istimewa Yogyakarta
Produksi Jagung tahun 2006 s/d 2010 dengan rata rata 285.538 ton, produksi jagung tertinggi pada tahun 2010 mencapai 245.576 ton.
Lahan yang digunakan (HA) 86.837
223,620 258,187
285,372 314,937
345,576
-
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
350,000
400,000
2006 2007 2008 2009 2010
Produksi Jagung DIY 2006-2010 (Ton)
79
PROFIL
UNGGULAN
Potensi Kopi Daerah Istimewa Yogyakarta
Lahan yang digunakan (HA) Status Lahan
1.656 Perkebunan Rakyat
Produksi Kopi tahun 2006 s/d 2010 dengan rata rata 337.8 Ton, tahun 2009 produksi kopi mencapai 414 ton diikuti tahun 2006 mencapai 359 ton, tahun 2007 mencapai 353 ton, tahun 2008 mencapai 349 ton, dan tahun 2010 mencapai 241 ton.
359 353 349
414
214
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
2006 2007 2008 2009 2010
Produksi Kopi DIY 2006-2010(Ton)
80
PROFIL
UNGGULAN
Potensi Ubi Jalar Daerah Istimewa Yogyakarta
Produksi Ubi Jalar tahun 2006 s/d 2010 dengan rata rata produksi 6.511,8 ton, Produksi ubi jalar tertinggi pada tahun 2008 mencapai 7.656 ton, diikuti tahun 2009
mencapai 6.687 ton, tahun 2010 mencapai 6.484 ton, tahun 2006 mencapai 6.236 ton, dan terendah pada tahun 2007 mencapai 5.496 ton
Lahan yang digunakan (Ha) 599
6,236 5,496
7,656
6,687 6,484
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
2006 2007 2008 2009 2010
Produksi Ubi Jalar DIY 2006-2010
81
PROFIL
UNGGULAN
Potensi Ubi Kayu Daerah Istimewa Yogyakarta
Produksi Ubi kayu tahun 2006 s/d 2010 dengan rata rata produksi 1.009.627,2 ton, Produksi ubi kayu tertinggi pada tahun 2010 mencapai 1.114.665 ton, diikuti tahun
2009 mencapai 1.047.684 ton, tahun 2006 mencapai 1.016.270 ton, tahun 2007 mencapai 976.610 ton, dan terendah pada tahun 2008 mencapai 892.907 ton
Lahan yang digunakan (HA) 62.563
1,016,270 976,610 892,907
1,047,684 1,114,665
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
2006 2007 2008 2009 2010
Produksi Ubi Jalar DIY 2006-2010
82
Indikator Perekonomian
No Indikator Prov. DIY 2011 Nasional 2011
1 Pertumbuhan Ekonomi (yoy) 5,17% 6,5%
2 Sektor Dominan Jasa-jasa (20,05%)
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
(17.75% dari PDB)
3 Tingkat Kemiskinan 16,08%
(560,88 ribu orang)
12,36% (29,9 Juta orang)
4 Tingkat Pengangguran 3,97%
6,56%
5 Tingkat Inflasi (yoy) 3,88% 3,79%
6 PDRB per Kapita Rp. 14,61 Juta Rp. 30,8 Juta
Keterangan: Tingkat inflasi pada tahun 2012 adalah 4,31% dan Nasional 4,30% 83
PROFIL WILAYAH
JAWA TIMUR
PROFIL
GEOGRAFIS
JAWA TIMUR
Jawa Timur
Luas Wilayah: 47.157,72 Km2
Secara administratif, Jawa Timur terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota
85
PROFIL
DEMOGRAFI
JAWA TIMUR
Jumlah penduduk Jawa Timur selama 4 tahun terakhir ini mengalami peningkatan hingga mencapai sebanyak 37.687.622 jiwa pada 2011.
Dibandingkan dengan tahun 2010, jumlah penduduk Jawa Timur bertambah 210.865 Jiwa.
Kepadatan penduduk tahun 2011 sebesar 786 jiwa/km2 sedangkan Seks Rasio adalah 98%, berarti terdapat 98 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.
NO INDIKATOR Satuan 2009 2010 2011
1 JUMLAH PENDUDUK JIWA 37.236,149 37.476,757 37.687,622
2 LPP PERSEN 0,71 0,65 0,56
3 KEPADATAN PENDUDUK JIWA/KM2 776 781 786
4 SEX RATIO PERSEN 96,03 97,84 97,86
5 JUMLAH RUMAH TANGGA PERSEN 11.187,25 10.483,11 10.555,94
36.972.282
37.236.149
37.476.757
37.687.622
36,600,000
36,800,000
37,000,000
37,200,000
37,400,000
37,600,000
37,800,000
2008 2009 2010 2011
Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Timur 2008-2011(Jiwa)
86
PROFIL
EKONOMI
JAWA TIMUR
Distribusi PDRB Jawa Timur Menurut Lapangan usaha
PDRB Jatim pada tahun 2012 mencapai Rp. 1.001,72 Triliun
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran memberikan sumbangan sebesar 30,00% diikuti Industri Pengolahan sebesar 27,13% dan terendah pada sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 2,24%.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada 2012 mencapai 7,27% meningkat dibanding tahun 2011 mencapai 7,22%.
Sektor/Subsektor Total Pertanian 15,39 Tanaman Bahan Makanan 8,08 Tanaman Perkebunan 2,04 Peternakan 3,00 Kehutanan 0,35 Perikanan 1,92 Pertambangan dan Penggalian 2,24 Pertambangan dan Migas 0,46 Pertambangan Non Migas 0,21 Penggalian 1,57 Industri Pengolahan 27,13 Makanan, Minuman dan Tembakau 15,11 Tekstil, Barang dari Kulit & Alas Kaki 0,90 Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 0,98 Kertas dan Barang Cetakan 3,63 Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 2,23 Semen dan Barang Galian bukan Logam 1,06 Logam dasar besi dan baja 1,44 Alat Angkutan Mesin & Peralatannya 1,12 Barang lainnya 0,66 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,44 Listrik 0,77 Gas 0,58 Air Bersih 0,09 Konstruksi 4,67 Perdagangan, hotel dan Restoran 30,00 Perdagangan 23,95 Hotel 0,54 Restoran 5,51 Pengangkutan dan komunikasi 5,66 Angkutan 3,48 Angkutan Rel 0,05 Angkutan Jalan Raya 1,24 Angkutan Laut 0,29 Angkutan Penyeberangan 0,02 Angkutan Udara 0,67 Jasa Penunjang 1,21 Komunikasi 2,18 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,93 Bank 1,00 Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,91 Sewa Bangunan 1,80 Jasa Perusahaan 1,22 Jasa-Jasa 8,55 Pemerintah Umum 3,53 Swasta 5,02 Jasa Sosial 0,98 Jasa Hiburan 0,32 Jasa Perorangan dan Rumah 3,72
PDRB 100,0
87
PROFIL
EKONOMI
JAWA TIMUR
Laju Pertumbuhan PDRB (%)
Sektor ekonomi yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi dari tahun 2011 ke 2012 adalah Sektor Pertanian, Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
Sektor ekonomi yang mengalami penurunan dari tahun 2011 ke 2012 adalah Sektor Pertambangan, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Jasa-Jasa .
88
PROFIL
EKONOMI
JAWA TIMUR
APBD Tahun Anggaran 2013
Pendapatan Daerah pada Rancangan APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp. 14,997,- Triliun yang berasal dari ; - Pendapatan Asli Daerah Rp 9,524 Triliun - Dana Perimbangan Rp 2,607,- Triliun - Lain-lain Pendapatan Rp 2,866,- Triliun
89
Inflasi Jawa Timur PROFIL EKONOMI
JAWA TIMUR
Inflasi Jawa Timur pada bulan Desember 2012 sebesar 0,52% (mtm) meningkat dibandingkan bulan November 2012 yang mencapai 0,25% (mtm).
Inflasi tahunan Jawa Timur pada tahun 2012 sebesar 4,39% berada di atas tingkat inflasi nasional yang mencapai 4,30% .
0,39
0,25
0,09 0,12
0,17
0,53
0,62
1,26
-0,04
0,14
0,25 0,52
0,76
,0,05 0,07
0,21
0,07
0,62 0,7
0,95
0,01
0,16
0,07
0,54
-0.20
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Inflasi Nasional dan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 Jawa Timur 2012Indonesia 2012
90
Sampai dengan Q4 2012, Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Jawa Timur mencapai Rp 21,52 Triliun dengan jumlah proyek sebanyak 299 unit.
Sedangkan, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Jawa Timur mencapai US$ 2,3 Miliar
Realisasi investasi 2010-2012 menunjukkan terjadi lonjakan pada PMDN serta PMA di tahun 2012.
PROFIL
INVESTASI
JAWA TIMUR
1.769,2
1.312,0
2.298,8
-
500.0
1,000.0
1,500.0
2,000.0
2,500.0
2010 2011 2012
Nilai Investasi PMA Provinsi Jawa Timur 2010-2012
(US$. Juta )
8.084,1 9.667,5
21.520,3
-
5,000.0
10,000.0
15,000.0
20,000.0
25,000.0
2010 2011 2012
Nilai Investasi PMDN Provinsi Jawa Timur 2010-2012
(Rp Milyar)
91
PROFIL
KUR
JAWA TIMUR
Penyaluran KUR
Total penyaluran KUR di Provinsi Jawa Timur tahun 2012 tercatat
Rp 9,8 Triliun.
92
PROFIL
KESEJAHTERAAN
JAWA TIMUR
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Timur dari tahun 2007 hingga 2011 mengalami peningkatan. Tahun 2011 IPM mencapai 72,18 poin, meningkat 0,56 poin dibanding tahun 2010 (71,62).
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Komponen lain adalah indeks pendidikan dan kesehatan. Angka melek huruf laki-laki sebesar 93,17% sedangkan Angka melek huruf perempuan sebesar 84,42.% dan rata-rata lama sekolah sebesar 7,36 tahun.
Komponen kesehatan tercermin dari indikator peningkatan angka harapan hidup. Angka harapan hidup pada tahun 2011 mencapai 69,81 tahun.
69,78
70,38
71,06
71,62
72,18
70,59
71,17
71,76 72,27
72,77
68
68.5
69
69.5
70
70.5
71
71.5
72
72.5
73
2007 2008 2009 2010 2011
Perkembangan IPM Prov. Jawa Timur 2007-2011
Jawa Timur Indonesia (BPS)
93
PROFIL
KESEJAHTERAAN
JAWA TIMUR
Tingkat kemiskinan di Prov. Jawa Timur pada tahun 2012 adalah 13,48% menurun 0,75% dari tahun 2011 sebesar 14,23%.
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 sebesar 5.1 Juta orang
Tingkat Kemiskinan
16,68 15,26 14,23 13,48 14,15 13,33 12,49 11,66
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
2009 2010 2011 2012
Persentase Penduduk Miskin Prov. Jawa Tidur 2009-2012 (%)
Jawa Timur Indonesia
94
PROFIL
KESEJAHTERAAN
JAWA TIMUR
Tenaga Kerja
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2012 sebesar 4,12%, lebih rendah dari TPT nasional sebesar 6,14%.
Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah Sektor Pertanian (39%), diikuti oleh Sektor Perdagangan (20%), dan Jasa Kemasyarakatan (15%).
Pada tahun 2012, sektor pertanian mampu menyerap 7,42 Juta tenaga kerja.
Upah Minimum Rata-rata(UMR) Kota Surabaya pada tahun 2012 sebesar Rp 705.000.
4,25 4,16 4,12
7,14 6,56
6,14
0
2
4
6
8
2010 2011 2012
Tingkat Pengangguran Terbuka, %
Jatim Indonesia
95
PROFIL
UNGGULAN
JAWA TIMUR PERTANIAN
Jawa Timur merupakan lokasi strategis untuk budidaya tanaman : padi, jagung, ubi kayu dan lain-lain. Dan mempunyai potensi prospektif untuk dikembangkan sebagai daerah sentra produksi padi.
Potensi Padi sebesar 10,5 juta ton/tahun Potensi Jagung sebesar 57,3 juta ton/tahun Potensi Ubi Kayu sebesar 2,7 juta ton/tahun
96
PROFIL
UNGGULAN
JAWA TIMUR PERKEBUNAN
Jawa Timur mempunyai potensi di bidang perkebunan antara lain kopi, kakao, kelapa, tebu dan tembakau .
Potensi Kopi sebesar 97.940,53 ton/tahun Potensi Kakao sebesar 1.210,78 ton/tahun Potensi Kelapa sebesar 12,6 juta ton/tahun Potensi Tebu sebesar 384,9 juta ton/tahun
97
PROFIL
UNGGULAN
JAWA TIMUR PETERNAKAN
Jawa Timur mempunyai potensi di bidang peternakan antara lain sapi potong, sapi perah, kambing, itik, ayam potong, ayam petelur dan lain-lain.
Potensi Sapi potong sebanyak 7,8 juta ekor
Potensi Sapi Perah sebanyak 241 ribu ekor
Potensi Kambing sebanyak 695 ribu ekor Potensi Itik sebanyak 328 ribu ekor Potensi Ayam Buras sebanyak 9,9 juta
ekor
98
PROFIL
UNGGULAN
JAWA TIMUR
PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Potensi bahan galian mineral (golongan A + B + C) Luas lahan 10.992,86 Ha dengan total produksi 29.458.718 ton.
Lokasi: tersebar di wilayah selatan Jawa Timur.
Batu Kapur berlokasi di Pacitan Tuban,Ponorogo, Bojonegoro, Tuban,Lamongan,Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Gresik, Jember, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, Bangkalan, Sampang,Pamekasan,Sumenep
99
Air Terjun Beberapa air terjun (dari seluruh air terjun yang ada di Jawa Timur) yang potensial dikembangkan adalah Coban Rondo, Coban Dudo dan air terjun Sedudo.
Gunung Gunung Ijen di Banyuwangi dan Gunung Bromo di Probolinggo.
Pantai Laut/Ombak Pantai Plengkung (Banyuwangi), Watu Ulo dan Papuma (Jember), Pantai Bale Kambang dan Sendang Biru (Malang), Pantai Slopeng dan Pantai Lombang di Madura.
Wisata Minat Khusus Jatim Park, Batu Night Spektakuler, Museum Satwa, dan lain-lain.
PROFIL
UNGGULAN
JAWA TIMUR PARIWISATA
100
Indikator Perekonomian
No Indikator Provinsi Jatim 2011 Nasional 2011
1 Pertumbuhan Ekonomi (yoy) 6,5% 6,5%
2 Sektor Dominan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
(29,99%)
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
(17,75% dari PDB)
3 Tingkat Kemiskinan 14,23%
(5,1Juta orang)
12,36% (29,9 Juta orang)
4 Tingkat Pengangguran 4,16%
6,56%
5 Tingkat Inflasi (yoy) 4,09% 3,79%
6 PDRB per Kapita Rp. 23,46 juta Rp. 30,8 Juta
Keterangan: Tingkat inflasi pada tahun 2012 untuk Jawa Timur adalah 4.39% dan Nasional 4,30% 101
Top Related