PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING
Profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang mempunyai fungsi sosial
dengan tuntutan adanya pengetahuan dan keterampilan khusus yang diakui oleh
masyarakat sebagai suatu keahlian.
Adapun ciri-ciri profesi adalah sebagai berikut:
1. Tugas yang dijalankan bersifat layanan masyarakat
2. Tugas itu bersifat khas dan jelas, yaitu dijalankan dengan teknik ilmiah oleh
petugas khusus yang berwenang dan diakui
3. Memiliki ilmu dan pengetahuan khusus
4. Menjalani pendidikan khusus melalui perguruan tinggi
5. Memiliki kecakapan minimum yang ditetapkan
6. Dalam menjalankan tugasnya selalu mengutamakan kepentingan umum dan
memperhatikan serta mematuhi kode etik profesinya
7. Bergabung dan berperan aktif dalam satu himpunan
8. Terus menerus memajukan diri
Berdasarkan ciri-ciri profesi yang dijelaskan di atas, dapat dipahami bahwa
konselor merupakan tenaga profesional yang perlu dipersiapkan diperguruan
tinggi, mulai dari pendidikan program sarjana sampai dengan program pendidikan
profesi konselor. Aspek-aspek keilmuan, kompetensi dan teknologi operasional,
kode etik dan aspek-aspek sosialnya seluruhnya dipelajari melalui program
pendidikan sarjana dan pendidikan profesi konselor.
Profesi konselor merupakan suatu pekerjaan yang bersifat pelayanan dan
berfungsi sosial Karena konseling mengkonstribusikan pengetahuan dan
keterampilan khususnya untuk kebahagiaan individu dengan cara memfasilitasi
perkembangan individu atau kelompok sesuai dengan kekuatan, potensi dengan
peluang-peluang yang dimilikinya dan membantu mengatasi kelemahan dan
hambatan serta kendala yang dihadapi dalam perkembangan dirinya.
Konseling sebagai sebuah profesi dan disiplin ilmu banyak mendapatkan
konstribusi dari kelimuan lain. Diantaranya psikologi yang memberikan
pemahaman tentang tingkah laku dan perkembangan individu menjadi sasaran
layanan. Sosiologi yang memberikan konstribusi dalam memahami perubahan
sosial. Antropologi membantu memberikan pemahaman tentang keberagaman
budaya. Dan biologi membantu konselor memahami organisme manusia dan
keunikannya. Selain itu konseling di dukung oleh ilmu pendidikan karena
individu yang terlibat di dalamnya menjalani proses belajar, yang bersifat
normatif, obyektif dan berorientasi pemecahan masalah
Trilogi profesi merupakan suatu kesatuan tak terpisahkan dan saling terkait.
Trilogi profesi konselor bermuara pada dasar keilmuan yang mengacu pada
wawasan, pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap konselor, substansi profesi
mengacu pada fokus, objek praktik konseling, aspek-aspek kompetensi, sarana
operasional dan manajemen serta landasan praktik operasional konseling. Dan
praktik profesi merupakan realisasi pelaksanaan pelayanan profesi konseling
setelah dasar keilmuan dan substansi profesi dikuasai.
Brigg & Blocher, 1986 mengungkapkan bahwa kepercayaan publik (public
trust) menentuan kekuatan eksistenasi suatu profesi. Sebagai suatu profesi yang
sedang berkembang, konseling harus merebut kepercayaan publik melalui
kompetensi dan keahlian yang dimiliki konselor, kode etik profesi konselor dan
pelayanan nyata yang diberikan konselor. Public trust ini menjadi factor kunci
untuk mengokohkan identitas profesi konseling sebagai profesi yang bermartabat
PROFESIONALISASI KONSELOR
Profesionalisasi merujuk kepada kemampuan para anggota suatu profesi
dalam mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu
profesi. Seorang konselor yang professional harus mampu memahami dirinya
sendiri. Dengan kemampuan memahami dirinya sendiri, seorang konselor akan
mengetahui siapa dirinya, apa kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya serta
bagaimana cara memperlakukan orang lain. Selain itu, konselor yang dapat
memahami diri serta dorongan-dorongan yang ada pada dirinya akan dapat
bekerja lebih efektif dengan orang lain. Khususnya pada saat memberikan layanan
bimbingan dan konseling terhadap klien.
Kemampuan lainnya yang harus dimiliki oleh seorang konselor adalah
pengembangan kualitas kepribadian. Pribadi merupakan hal penting di dalam
konseling karena konselor hanya dapat bekerja melalui diri mereka sendiri.
Dengan kualitas kepribadian konselor yang baik dapat menjadi instrument
pelayanan yang efektif. Selain kualitas lahiriah dari seorang konselor yang baik.
Seperti menawan hati, kemampuan bersikap tenang, berempati. Kualitas
kepribadian konselor yang professional dapat ditunjukan dari sikap yang
dimilikinya, Diantaranya seperti:
1. Tertarik pada orang lain
Konselor harus mampu menikmati kebersamaannya dengan orang lain
dengan tulus karena secara otomatis konselor akan menjadi orang yang
menarik bagi orang lain. Ketertarikan konselor pada orang lain ditunjukan dari
sikafnya yang luwes, hangat, dapat menerima orang lain, terbuka, empati, tidak
egois dan obyektif
2. Berpandangan positif dan dinamis
Sikaf positif dan dinamis konselor ditunjukan dari kemampuannya
menghargai orang lain, demokratis, berperilaku taat nilai, norma dan moral,
dan berakhlak mulia
3. Mengembangkan integritas, stabilitas, dan kematangan emosi
Integritas, stabilitas dan kematangan emosi konselor ditunjukan dari
sikafnya yang cerdas, kreatif, mandiri, menarik, sederhana, rendah hati, sabar,
menepati janji, dapat dipercaya dan mengendalikan diri, jujur, tertib dan
hormat
4. Bertanggung jawab
Konselor harus memiliki rasa tanggung jawab atas setiap alternatif solusi
yang diberikannya kepada konseli
5. Menjadi model
Kepribadian konselor menjadi model bagi para peserta didiknya. Karena
itu konselor harus mampu berprilaku baik dan menjadi pribadi yang utuh
6. Dapat dipercaya
Konselor profesional harus dapat dipercaya. Seperti menepati janji dalam
pelaksanaan pelayanan serta merahasiakan permasalahan yang dimiliki konseli
7. Kekuatan pribadi
Kekuatan pribadi merupakan salah satu syarat yang penting dimiliki oleh
konselor, yaitu dengan menjaga emosi,, menggunakan waktu dan tenaga secara
efisien
8. Peka
Konselor yang profesional harus mampu mengembangkan pribadi yang
peka terhadap reaksi diri sendiri, terampil dan penuh perhatian.
Pengembangan kualitas pribadian berkelanjutan merupakan wujud dari
profesionalisasi konselor dalam rangka menjadikan dirinya kompeten. Selain itu
karena profesionalisasi merupakan suatu keharusan bagi setiap orang yang
menjalankan profesi agar dapat memenuhi tuntutan standar profesi.
Dalam menjalankan tugasnya, konselor yang profesional menunjukan
kinerjanya dengan penguasaan empat kompetensi dasar, Adapun empat
kompetensi dasar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kompetensi pedagogik
Kompetensi ini berkaitan dengan keilmuan dan pengetahuan yang
dimiliki guru dan konselor. Kompetensi pedagogik yang dimiliki konselor
dapat dilihat dari kemampuan konselor dalam penguasaan keilmuan, landasan
teori, serta perencanaannya dalam mempersiapkan pelayanan. Seperti
persiapan progam, RPL, dan lain-lain.
2. Kompetensi kepribadian
Kompetensi pribadi merujuk kepada karakteristik serta keterampilan
yang telah terstandar dan harus dimiliki oleh guru dan konselor.
3. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan guru dan konselor
dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungannya, Khususnya
peserta didik. Kompetenesi sosial merupakan kompetensi utama yang harus
dimiliki konselor, mengingat objek garapannya adalah kejiwaan peserta didik
yang menuntut konselor untuk pandai berinteraksi dan berkomunikasi dengan
orang lain .
4. Kompetensi professional
Kompetensi profesionalisme berkaitan dengan komitmen guru dan
konselor dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Dari ke empat kompetensi dasar tersebut kompetensi yang terpenting yang
harus dimiliki oleh seorang konselor adalah kompetensi sosial, hal ini disebabkan
karena yang menjadi fokus layanan konselor adalah keadaan psikologis peserta
didik. Jadi seorang konselor dituntut untuk memiliki kemampuan sosial yang baik
agar dapat memberikan pelayanan yang efektif terhadap peserta didiknya.
KODE ETIK PROFESI KONSELOR
Konselor sebagai salah satu pekerjaan yang professional cara kerjanya
diatur dalam kode etik yang jelas. Kode etik adalah standar atau pedoman tingkah
laku yang menjadi landasan kerja bagi pekerja profesional yang didasarkan atas
nilai-nilai yang disepakati. Kode etik konselor mencakup beberapa hal
diantaranya adalah:
1. Etika
Etika merupakan sikap serta pola perilaku hidup manusia baik sebagai
pribadi maupun kelompok yang mencakup nilai, norma dan moral
2. Moral
Moral merupakan tolak ukur dalam mengukur benar tidaknya tindakan
manusia
3. Norma
Norma merupakan aturan atau kaidah bagi pertimbangan dan penilaian
4. Nilai
Nilai merupakan suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai,
diinginkan, berguna dan dihayati. Nilai akan menuntun perilaku individu
Mengapa kode etik profesi penting bagi seorang konselor? Menurut
(Swasson, 1983 : 59) kode etik dirancang sebagai pedoman tingkah laku
professional dari para anggotanya secara pribadi. Sedangkan menurut Van Hoose
& Kottler (185) alasan keberadaan kode etik adalah:
1. Melindungi profesi dari kekuasaan pemerintah
2. Memelihara kestabilan dalam profesi
3. Melindungi praktisi dari publik (pengaduan malpraktik)
Hanya saja pada realitasnya ada sejumlah batasan spesifik dalam kode
etik.yang sering disebutkan (Beyner, 1971; Corey, Corey, & Callanan, 2007;
Talbutt, 1981) yaitu sebagai berikut:
1. Beberapa masalah tidak dapat diputuskan dengan kode etik
2. Pelaksanaan kode etik merupakan hal yang sulit
3. Standar-standar yang diuraikan dalam kode etik ada kemungkinan saling
bertentangan
4. Beberapa isu legal dan etis tidak tercakup dalam kode etik
5. Kode etik tidak menyesuaikan perkembangan yang terjadi
6. Terkadang muncul konflik antara peraturan etik dan peraturan legal
7. Kode etik tidak membahas masalah lintas budaya
8. Tidak semua kemungkinan situasi dibahas dalam kode etik
9. Tidak dapat menampung keinginan semua pihak
10. Kode etik bukan dokumen proaktif untuk membantu konselor dalam
memutuskan apa yang harus dilakukan dalam suatu situasi baru
Dengan adanya keterbatasan kode etik mengharuskan konselor tidak hanya
berpedoman pada kode etik saat mengambil keputusan atas permasalahan yang
dihadapinya, tetapi juga berpedoman pada sumber lain. Seperti buku-buku,
artikel-artikel etik, serta rekan kerja yang lebih berpengalaman
Top Related