Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling

11
PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING Profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang mempunyai fungsi sosial dengan tuntutan adanya pengetahuan dan keterampilan khusus yang diakui oleh masyarakat sebagai suatu keahlian. Adapun ciri-ciri profesi adalah sebagai berikut: 1. Tugas yang dijalankan bersifat layanan masyarakat 2. Tugas itu bersifat khas dan jelas, yaitu dijalankan dengan teknik ilmiah oleh petugas khusus yang berwenang dan diakui 3. Memiliki ilmu dan pengetahuan khusus 4. Menjalani pendidikan khusus melalui perguruan tinggi 5. Memiliki kecakapan minimum yang ditetapkan 6. Dalam menjalankan tugasnya selalu mengutamakan kepentingan umum dan memperhatikan serta mematuhi kode etik profesinya 7. Bergabung dan berperan aktif dalam satu himpunan 8. Terus menerus memajukan diri Berdasarkan ciri-ciri profesi yang dijelaskan di atas, dapat dipahami bahwa konselor merupakan tenaga profesional yang perlu dipersiapkan diperguruan tinggi, mulai dari pendidikan program sarjana sampai dengan program pendidikan profesi konselor. Aspek-aspek keilmuan, kompetensi dan teknologi operasional, kode

Transcript of Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling

Page 1: Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling

PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING

Profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang mempunyai fungsi sosial

dengan tuntutan adanya pengetahuan dan keterampilan khusus yang diakui oleh

masyarakat sebagai suatu keahlian.

Adapun ciri-ciri profesi adalah sebagai berikut:

1. Tugas yang dijalankan bersifat layanan masyarakat

2. Tugas itu bersifat khas dan jelas, yaitu dijalankan dengan teknik ilmiah oleh

petugas khusus yang berwenang dan diakui

3. Memiliki ilmu dan pengetahuan khusus

4. Menjalani pendidikan khusus melalui perguruan tinggi

5. Memiliki kecakapan minimum yang ditetapkan

6. Dalam menjalankan tugasnya selalu mengutamakan kepentingan umum dan

memperhatikan serta mematuhi kode etik profesinya

7. Bergabung dan berperan aktif dalam satu himpunan

8. Terus menerus memajukan diri

Berdasarkan ciri-ciri profesi yang dijelaskan di atas, dapat dipahami bahwa

konselor merupakan tenaga profesional yang perlu dipersiapkan diperguruan

tinggi, mulai dari pendidikan program sarjana sampai dengan program pendidikan

profesi konselor. Aspek-aspek keilmuan, kompetensi dan teknologi operasional,

kode etik dan aspek-aspek sosialnya seluruhnya dipelajari melalui program

pendidikan sarjana dan pendidikan profesi konselor.

Profesi konselor merupakan suatu pekerjaan yang bersifat pelayanan dan

berfungsi sosial Karena konseling mengkonstribusikan pengetahuan dan

keterampilan khususnya untuk kebahagiaan individu dengan cara memfasilitasi

perkembangan individu atau kelompok sesuai dengan kekuatan, potensi dengan

peluang-peluang yang dimilikinya dan membantu mengatasi kelemahan dan

hambatan serta kendala yang dihadapi dalam perkembangan dirinya.

Konseling sebagai sebuah profesi dan disiplin ilmu banyak mendapatkan

konstribusi dari kelimuan lain. Diantaranya psikologi yang memberikan

pemahaman tentang tingkah laku dan perkembangan individu menjadi sasaran

Page 2: Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling

layanan. Sosiologi yang memberikan konstribusi dalam memahami perubahan

sosial. Antropologi membantu memberikan pemahaman tentang keberagaman

budaya. Dan biologi membantu konselor memahami organisme manusia dan

keunikannya. Selain itu konseling di dukung oleh ilmu pendidikan karena

individu yang terlibat di dalamnya menjalani proses belajar, yang bersifat

normatif, obyektif dan berorientasi pemecahan masalah

Trilogi profesi merupakan suatu kesatuan tak terpisahkan dan saling terkait.

Trilogi profesi konselor bermuara pada dasar keilmuan yang mengacu pada

wawasan, pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap konselor, substansi profesi

mengacu pada fokus, objek praktik konseling, aspek-aspek kompetensi, sarana

operasional dan manajemen serta landasan praktik operasional konseling. Dan

praktik profesi merupakan realisasi pelaksanaan pelayanan profesi konseling

setelah dasar keilmuan dan substansi profesi dikuasai.

Brigg & Blocher, 1986 mengungkapkan bahwa kepercayaan publik (public

trust) menentuan kekuatan eksistenasi suatu profesi. Sebagai suatu profesi yang

sedang berkembang, konseling harus merebut kepercayaan publik melalui

kompetensi dan keahlian yang dimiliki konselor, kode etik profesi konselor dan

pelayanan nyata yang diberikan konselor. Public trust ini menjadi factor kunci

untuk mengokohkan identitas profesi konseling sebagai profesi yang bermartabat

Page 3: Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling

PROFESIONALISASI KONSELOR

Profesionalisasi merujuk kepada kemampuan para anggota suatu profesi

dalam mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu

profesi. Seorang konselor yang professional harus mampu memahami dirinya

sendiri. Dengan kemampuan memahami dirinya sendiri, seorang konselor akan

mengetahui siapa dirinya, apa kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya serta

bagaimana cara memperlakukan orang lain. Selain itu, konselor yang dapat

memahami diri serta dorongan-dorongan yang ada pada dirinya akan dapat

bekerja lebih efektif dengan orang lain. Khususnya pada saat memberikan layanan

bimbingan dan konseling terhadap klien.

Kemampuan lainnya yang harus dimiliki oleh seorang konselor adalah

pengembangan kualitas kepribadian. Pribadi merupakan hal penting di dalam

konseling karena konselor hanya dapat bekerja melalui diri mereka sendiri.

Dengan kualitas kepribadian konselor yang baik dapat menjadi instrument

pelayanan yang efektif. Selain kualitas lahiriah dari seorang konselor yang baik.

Seperti menawan hati, kemampuan bersikap tenang, berempati. Kualitas

kepribadian konselor yang professional dapat ditunjukan dari sikap yang

dimilikinya, Diantaranya seperti:

1. Tertarik pada orang lain

Konselor harus mampu menikmati kebersamaannya dengan orang lain

dengan tulus karena secara otomatis konselor akan menjadi orang yang

menarik bagi orang lain. Ketertarikan konselor pada orang lain ditunjukan dari

sikafnya yang luwes, hangat, dapat menerima orang lain, terbuka, empati, tidak

egois dan obyektif

2. Berpandangan positif dan dinamis

Sikaf positif dan dinamis konselor ditunjukan dari kemampuannya

menghargai orang lain, demokratis, berperilaku taat nilai, norma dan moral,

dan berakhlak mulia

Page 4: Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling

3. Mengembangkan integritas, stabilitas, dan kematangan emosi

Integritas, stabilitas dan kematangan emosi konselor ditunjukan dari

sikafnya yang cerdas, kreatif, mandiri, menarik, sederhana, rendah hati, sabar,

menepati janji, dapat dipercaya dan mengendalikan diri, jujur, tertib dan

hormat

4. Bertanggung jawab

Konselor harus memiliki rasa tanggung jawab atas setiap alternatif solusi

yang diberikannya kepada konseli

5. Menjadi model

Kepribadian konselor menjadi model bagi para peserta didiknya. Karena

itu konselor harus mampu berprilaku baik dan menjadi pribadi yang utuh

6. Dapat dipercaya

Konselor profesional harus dapat dipercaya. Seperti menepati janji dalam

pelaksanaan pelayanan serta merahasiakan permasalahan yang dimiliki konseli

7. Kekuatan pribadi

Kekuatan pribadi merupakan salah satu syarat yang penting dimiliki oleh

konselor, yaitu dengan menjaga emosi,, menggunakan waktu dan tenaga secara

efisien

8. Peka

Konselor yang profesional harus mampu mengembangkan pribadi yang

peka terhadap reaksi diri sendiri, terampil dan penuh perhatian.

Pengembangan kualitas pribadian berkelanjutan merupakan wujud dari

profesionalisasi konselor dalam rangka menjadikan dirinya kompeten. Selain itu

karena profesionalisasi merupakan suatu keharusan bagi setiap orang yang

menjalankan profesi agar dapat memenuhi tuntutan standar profesi.

Dalam menjalankan tugasnya, konselor yang profesional menunjukan

kinerjanya dengan penguasaan empat kompetensi dasar, Adapun empat

kompetensi dasar tersebut adalah sebagai berikut:

Page 5: Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling

1. Kompetensi pedagogik

Kompetensi ini berkaitan dengan keilmuan dan pengetahuan yang

dimiliki guru dan konselor. Kompetensi pedagogik yang dimiliki konselor

dapat dilihat dari kemampuan konselor dalam penguasaan keilmuan, landasan

teori, serta perencanaannya dalam mempersiapkan pelayanan. Seperti

persiapan progam, RPL, dan lain-lain.

2. Kompetensi kepribadian

Kompetensi pribadi merujuk kepada karakteristik serta keterampilan

yang telah terstandar dan harus dimiliki oleh guru dan konselor.

3. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan guru dan konselor

dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungannya, Khususnya

peserta didik. Kompetenesi sosial merupakan kompetensi utama yang harus

dimiliki konselor, mengingat objek garapannya adalah kejiwaan peserta didik

yang menuntut konselor untuk pandai berinteraksi dan berkomunikasi dengan

orang lain .

4. Kompetensi professional

Kompetensi profesionalisme berkaitan dengan komitmen guru dan

konselor dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Dari ke empat kompetensi dasar tersebut kompetensi yang terpenting yang

harus dimiliki oleh seorang konselor adalah kompetensi sosial, hal ini disebabkan

karena yang menjadi fokus layanan konselor adalah keadaan psikologis peserta

didik. Jadi seorang konselor dituntut untuk memiliki kemampuan sosial yang baik

agar dapat memberikan pelayanan yang efektif terhadap peserta didiknya.

Page 6: Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling

KODE ETIK PROFESI KONSELOR

Konselor sebagai salah satu pekerjaan yang professional cara kerjanya

diatur dalam kode etik yang jelas. Kode etik adalah standar atau pedoman tingkah

laku yang menjadi landasan kerja bagi pekerja profesional yang didasarkan atas

nilai-nilai yang disepakati. Kode etik konselor mencakup beberapa hal

diantaranya adalah:

1. Etika

Etika merupakan sikap serta pola perilaku hidup manusia baik sebagai

pribadi maupun kelompok yang mencakup nilai, norma dan moral

2. Moral

Moral merupakan tolak ukur dalam mengukur benar tidaknya tindakan

manusia

3. Norma

Norma merupakan aturan atau kaidah bagi pertimbangan dan penilaian

4. Nilai

Nilai merupakan suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai,

diinginkan, berguna dan dihayati. Nilai akan menuntun perilaku individu

Mengapa kode etik profesi penting bagi seorang konselor? Menurut

(Swasson, 1983 : 59) kode etik dirancang sebagai pedoman tingkah laku

professional dari para anggotanya secara pribadi. Sedangkan menurut Van Hoose

& Kottler (185) alasan keberadaan kode etik adalah:

1. Melindungi profesi dari kekuasaan pemerintah

2. Memelihara kestabilan dalam profesi

3. Melindungi praktisi dari publik (pengaduan malpraktik)

Hanya saja pada realitasnya ada sejumlah batasan spesifik dalam kode

etik.yang sering disebutkan (Beyner, 1971; Corey, Corey, & Callanan, 2007;

Talbutt, 1981) yaitu sebagai berikut:

1. Beberapa masalah tidak dapat diputuskan dengan kode etik

2. Pelaksanaan kode etik merupakan hal yang sulit

Page 7: Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling

3. Standar-standar yang diuraikan dalam kode etik ada kemungkinan saling

bertentangan

4. Beberapa isu legal dan etis tidak tercakup dalam kode etik

5. Kode etik tidak menyesuaikan perkembangan yang terjadi

6. Terkadang muncul konflik antara peraturan etik dan peraturan legal

7. Kode etik tidak membahas masalah lintas budaya

8. Tidak semua kemungkinan situasi dibahas dalam kode etik

9. Tidak dapat menampung keinginan semua pihak

10. Kode etik bukan dokumen proaktif untuk membantu konselor dalam

memutuskan apa yang harus dilakukan dalam suatu situasi baru

Dengan adanya keterbatasan kode etik mengharuskan konselor tidak hanya

berpedoman pada kode etik saat mengambil keputusan atas permasalahan yang

dihadapinya, tetapi juga berpedoman pada sumber lain. Seperti buku-buku,

artikel-artikel etik, serta rekan kerja yang lebih berpengalaman