TUGAS MANAJEMEN KONTRUKSI
MOHAMAD BARA INDINAR
3336120006
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENGTIRTAYASA
2015
PRODUKTIVITAS PROYEK KONTRUKSI
A. Umum
Schexnayder dan Mayo, 2004
1) rasio antara jumlah pekerjaan yang dihasilkan (output) dengan jumlah orang-hari
kerja (input)
2) jumlah pendapatan yang dihasilkan (mata uang) dibagi dengan jumlah orang-hari
kerja
The American Association of Cost Engineers
produktifitas sebagai sebuah βukuran relatif dari efisiensi pekerja, entah itu baik
maupun buruk, yang dibandingkan dengan sebuah aturan atau norma yang bakuβ
The bureau of Labour Statistic of United States of America
produktifitas sebagai rasio output terhadap jumlah jam kerja para pekerja (BLS, 2000)
πππππ’ππ‘ππ£ππ‘ππ π£πππ’ππ πππππππππ (ππ‘ππ’ ππ’πππβ ππππππππ‘ππ)
ππ’πππβ πππππ π₯ βπππ
Iman Soeharto ( 1998 :43) mengatakan bahwa βKualitas tenaga kerja dapat dilihat
dari waktu yang digunakan dalam pelaksanaan proyek secara tepat dengan tujuan awal
dan rencana awal dalam pelaksanaan proyek. Karena waktu atau jadwal merupakan
salah satu sasaran utama proyek, keterlambatan akan mengakibatkan berbagai bentuk
kerugian, misalnya penambahan biaya, denda dari nilai kontrak, kredibilitas
perusahaan mejadi jelek, kehilangan kesempatan produk memasuki pasaran, dan lain-
lain. Pengelolaan waktu mempunyai tujuan utama agar proyek diselesaikan sesuai atau
lebih cepat dari rencana dengan memperhatikan batasan biaya, mutu dan lingkup
proyekβ.
Produktifitas ideal
Secara ideal (James D. Whiteside,2006), produktifitas sempurna (1,0) diperoleh:
1) 40 jam seminggu (8 jam sehari β 5 hari kerja)
2) Gambar kerja 100% lengkap
3) Semua pekerja bekerja dengan nyaman dan aman
4) Suhu udara 70o F
5) Tidak ada penundaan di lapangan
6) Tidak ada proses hukum setelah proyek selesai
Produktivitas pada proyek konstruksi banyak tergantung dari produktivitas pekerja.
Ini karena pekerja adalah pihak yang terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu proyek
konstruksi.
Dalam kegiatan siklus hidup suatu proyek yang dimulai dengan proses inisiasi, studi
kelayakan, perencanaan desain engineering, pengadaan dan implementasinya tidak
akan sukses jika faktor produktivitas sumber daya yang digunakan tidak optimal
dengan baik. Dalam siklus hidup suatu proyek kinerja produktivitas sangat ditentukan
pada tahap pelaksanaannya (Construction). Hal yang menjadi suatu permasalahan yang
umumnya timbul dalam suatu pelaksanaan konstruksi yaitu minimnya kinerja
produktivitas yang dihasilkan dari sumber daya yang digunakan. Untuk lebih jelasnya
kita harus mengetahui sumber daya yang umumnya kita gunakan dalam proses
konstruksi, antara lain :
1. Uang (Money), merupakan unsur pendukung yang sangat penting dalam
menjalankan suatu aktivitas konstruksi dan pendukung produktivitas proyek,
bahkan sejak awal dimulainya suatu proyek pada awal inisiasi telah
membutuhkan sumber daya berupa uang. Uang dalam aktivitas suatu proyek
ibarat bahan bakar pada suatu kendaraan yang merupakan penggerak, maka dari
itu dimana ketika terjadi masalah dalam arus kas (Cash Flow) keuangan proyek
maka akan berimbas kepada kelancaran suatu proyek.
2. Tenaga Kerja (Man Power), merupakan unsur sumber daya yang menjadi
tolak ukur peningkatan suatu produktivitas kegiatan proyek, dimana jika
produktivitas tenaga kerja menurun tentunya akan berimbas kepada tingkat
kinerja dari kemajuan aktivitas proyek. Perlu diketahui bahwa sumber daya
manusia merupakan sumber daya yang memiliki tingkat manajemen yang sulit
dibandingkan sumber daya lainnya dikarenakan setiap individu memiliki
pandangan dan kepentingan yang berbeda-beda. Oleh karena itu diperluhkan
suatu cara dan trik tersendiri oleh seorang manajer proyek agar dapat
mengkoordinasi SDM yang notabede sangat kompleks dalam proyek
konstruksi.
3. Material, merupakan unsur sumber daya penunjang dalam proyek dalam
mewujudkan secara fisik tujuan dari proyek tersebut. Dalam perencanaan,
material memiliki peranan penunjang terpenting dalam mendukung tingkat
produktivitas suatu pekerjaaan tetapi dapat juga menjadi penghambat dalam
kelancaran produktivitas, misalnya jenis material yang sulit dikerjakan.
4. Peralatan (Machine/Equipment), merupakan jenis sumber daya yang dapat
diukur dan dianalisis tingkat produktivitasnya, umumnya peralatan memiliki
kapasitas yang berbeda-beda tergantung tipe dari peralatan tersebut. Tentunya
pemilihan peralatan yang tepat sesuai dengan pekerjaan dalam proyek
konstruksi memberikan kontribusi yang besar dalam keberhasilan suatu
proyek.
5. Metode Kerja (Method), merupakan suatu unsur sumber daya proyek dalam
bentuk cara atau teknik rekayasa dalam memberikan tingkat efektivitas dan
efisiensi pada pekerjaan di lapangan. Tentunya peranan metode kerja tidak
lepas dari peran para insinyur dalam inovasi perekayasaan suatu
masalah konstruksi guna meningkatkan tingkat produktivitas pekerjaan.
6. Teknologi Informasi (IT), merupakan unsur sumber daya terbaru sejak
dasawarsa terakhir dimana penggunaan perangkat lunak dan perkembangan
teknologi informasi dan sistemnya sangat dibutuhkan dalam memberikan
kemudahan pekerjaan baik sebagai perencana, maupuan staff pelaksana
konstruski.
Dalam konteks pembahasan produktivitas, tidak semua sumber daya dapat diukur
dan dianalisis produktivitasnya, oleh karena itu Sumber Daya Manusia (SDM) dan
peralatan (Equipment) merupakan sumber daya yang dapat diukur dan dianalisis serta
berpengaruh langsung kepada produktivitas pekerjaan konstruksi sedangkan sumber
daya lainnya seperti material, uang, metode dan IT merupakan sumber daya pendukung
tingkat produktivitas.
B. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS
KONTRUKSI
Faktor pengaruh di dalam produktivitas tenaga kerja sangat beragam, tetapi secara
umum dapat dikelompokkan menjadi variabel teknis dan non teknis. Hal ini
dikarenakan sifat dari variabel tersebut (1) tidak tepat (imprecise), (2) subjektif, (3)
kualitatif dan (4) multi kriteria. Faktor pengaruh tersebut ada yang dapat dikuantifikasi
seperti manajemen pelaksanaan, manajemen sumber daya proyek, dll, tetapi ada faktor
yang sulit diukur seperti, kemampuan manajerial, motivasi, kebudayaan setempat, dan
cuaca. Beragam faktor pengaruh tersebut berkaitan dengan kategori sebagai berikut:
1. Faktor tenaga kerja: meliputi faktor usia, pendidikan, pengalaman, jam kerja,
metoda pembayaran, ketidakhadiran, dan besaran tim kerja
2. Faktor aktivitas kerja; meliputi lokasi lapangan, lokasi kerja di lapangan, jenis
dan jumlah material, dan kondisi cuaca
3. Faktor manajemen lapangan; meliputi kemacetan, jarak transportasi,
ketersediaan pekerja, mesin, material, peralatan dan manajemen lapangan
Faktor yang mempengaruhi produktifitas bisa juga di klasifikasikan menjadi dua yaitu
factor internal dan factor eksternal.
Factor internal
1. Kurangnya pasokan material dan peralatan
2. Pengerjaan kembali (rework), misalnya akibat perubahan desain atau salah leveling
3. Pekerja yang absen, misalnya karena sakit atau mangkir
4. Pengalaman pekerja yang masih minim sehingga harus memberikan pelatihan
tersendiri baik oleh pelaksana maupun pekerja lainnya
5. Ketidakpuasan pekerja, misalnya gaji yang dibayarkan telat sehingga melakukan
mogok kerja
6. Salah paham antara pekerja dengan pekerja lainnya atau antara pekerja dengan
pelaksana
7. Kurangnya kompetisi
8. Pekerja yang sakit parah sehingga tidak bisa bekerja, misalnya hernia, jari patah,
dan lain sebagainya
9. Masalah pribadi pekerja, sehingga pada paruh waktu bulan april terdapat beberapa
pekerja yang melarikan diri dari area proyek
10. Desain yang rumit,
11. Kurangnya penerangan pada saat pengerjaan di malam hari
12. Kurangnya supervisi atau pengawasan
13. Adanya penundaan inspeksi oleh konsultan
14. Gambar yang belum lengkap atau belum disetujui
15. Tipe pekerjaan proyek, apakah berulang atau tidak
16. Terjadi kecelakaan, sehingga terkadang membuat pekerja berhenti bekerja untuk
menyelamatkan temannya
17. Bekerja di ketinggian, produktifitas pada struktur ke atas (atau produktifitas bulan
berikutnya) cenderung lebih rendah daripada produktifitas saat ini
18. Kebisingan, misalnya bekerja di dekat genset
19. Mutu material yang kurang sehingga ditolak
20. Alat yang tidak beroperasi secara maksimal
Factor ekternal
1. Suhu, tekanan udara, kekuatan angin, dan cuaca. Suhu yang ekstrim memaksa
pekerja untuk bekerja semampunya.
2. Peraturan negara,
3. Standar konsultan yang tinggi.
4. Klaim klien.
Solusi
1. Selalu mengantisipasi kekurangan stock material di lapangan
2. Apabila terjadi pengerjaan kembali, maka ditagih sebagai VO
3. Pekerja yang absen ditanya alasannya dan diberikan pengertian serta peringatan
apabila terjadi beberapa kali
4. Pelaksana memberikan petunjuk dan pengawasan langsung kepada para pekerja
5. Memajukan patokan hari kerja yakni tanggal 25 setiap bulannya sehingga
memungkinkan manajemen untuk melakukan perhitungan gaji dan lembur pekerja
untuk dibayarkan pada akhir bulan
6. Memberikan reward dan punishment
7. Untuk pekerja yang sakit parah diberikan perawatan dokter di rumah sakit
8. Memberikan penerangan yang cukup sehingga dapat digunakan pada malam hari
9. Selalu berkirim surat dan melakukan koordinasi antara konsultan dengan kontraktor
Produktivitas Proyek Konstruksi
Senin, 15 Desember 2014 Oleh : Ir. James Thoengsal
https://hansenkammer.files.wordpress.com/2010/08/produktivitas-pekerja.pdf
STANDARDISASI PEDOMAN PENGUKURAN PRODUKTIVITAS TENAGA
KERJA UNTUK PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Oleh
Wahyu Wuryanti1
Top Related