Oleh :
PRODUKSI DAUN LAMUN (Enhalus acoroides) YANG DI TRANSPLANTASI
DENGAN METODE TERFs DI PERAIRAN PANTAI DESA WAAI
KABUPATEN MALUKU TENGAH
SKRIPSI
Ditulis Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan Biologi
Oleh:
NURHAYA BOLA
NIM. 150302072
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON
2019
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Yakin adalah kunci jawaban dari segala permasalahan.
Dengan bermodal yakin merupakan obat mujarab penumbuh semangat hidup”
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, ku persembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang
yang ku sayangi:
Ayah dan Ibuku tercinta, sang motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah jemu
mendoakan dan menyayangiku, atas semua pengorbanan dan kesabaran mengantarku sampai
kini. Tak pernah cukup ku mambalas cinta ayah dan ibu kepadaku.
Dan adik-adikku dan keluarga besarku yang telah memberikan kelonggaran waktu sehingga aku
dapat melaksanakan perkuliahan hingga penyusunan skripsi sampai tuntas
dan sahabat-sahabat seperjuanag yang tak sempat penulis sebutkan satu persatu.
for u all I miss u forever
ABSTRAK
NURHAYA BOLA. NIM, 150302072 Judul “Produksi Daun Lamun Enhalus
acoroides Yang Di Transplantasi Dengan Metode Terfs Di Perairan Pantai
Desa Waai Kabupaten Maluku Tengah” Pembimbing I: Nur Alim Natsir,
M.Si dan Pembimbing II: Rosmawati. T, M.Si Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon 2019.
Perairan Desa Waai merupakan habitat salah satu jenis lamun Enhalus
acoroides. Kondisi morfologi pantai yang landai dan bersubstrat lumpur sangat
memegaruhi kerapatan dan pertumbuhan jenis lamun ini .kondisi ekosistem yang
baik bagi pertumbuhan lamun menyebabkan tingginya keanekaragaman biota laut
di perairan Desa Waai. Akan tetapi jika lama kelamaan terjadi kegiatan eksploitasi
yang berlebih hal ini dapat berakibat penurunan jumlah dan kualitas lamun di
perairan Desa Waai kualitas suatu ekosistem lamun yang baik dapat di ketahui
dari produktifitas dan pertumbuhan lamun di perairan itu sendiri. Oleh sebab itu,
untuk memulihkan kondisi ekosistem lamun yang semakin berkurang perlu di
lakukan kegiatan transplantasi lamun. Tujuan dari diadakan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui berapa besar produksi daun lamun Enhalus acoroides yang
ditransplantasi dengan metode TERFs diperairan pantai Desa Waai Kabupaten
Maluku Tengah.
Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Tempat pelaksanaan
penelitian ini adalah di perairan pantai Desa Waai Kabupaten Maluku Tengah.
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 21 Februari sampai 26 Maret 2019.
Objek yang di kaji dalam penelitian ini adalah produksi daun lamun Enhalus
acoroides yang ditransplantasi dengan metode TERFs. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi daun lamun yang
ditransplantasi dengan metode TERFs memiliki nilai rata-rata produksi daun lamun yakni sebesar 0,057 gbk/m2/hari.
Kata Kunci: Produksi Daun Lamun, Transplantasi, Enhalus acoroides,
Metode Terfs
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat
dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
untuk memenuhi sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Biologi di Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon.
Keterbatasan dan kekurangan dalam menyelesaikan skripsi dengan judul :
“ Produksi Daun Lamun Enhalus acoroides Yang Di Transplantasi Dengan
Metode Terfs Di Perairan Pantai Desa Waai Kabupaten Maluku Tengah”,
disadari sepenuhnya oleh penulis, karena dengan itu dengan kerendahan hati
penulis mengucapkan terimah kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan, bimbingan, arahan, dan motivasi. Melalui
kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimah kasih
kepada mereka semua terutama kepada :
1. Terima kasih kepada Ayahanda tercinta Marhaban Bola, dan Ibunda tersayang
Tarawia Pohi dan Neneku Ampoya Sambulewa dengan penuh keikhlasan
mengasuh, membimbing, mendidik penulis dari kecil hingga dewasa dan
memberikan do’a, motivasi, dan memberikan bantuan moril maupun materil
yang tak terhingga demi terselesaikannya skripsi ini.
2. Yang tercinta Bibi Maryani Om Usman Nenek Nuriya, Kakakku Nadira dan
adik-adikku Aisa Bola, M. Hazril Bola, Sahrani, M. Farzan, yang telah
memberikan motivasi dukungan dan semangat selama perjalanan kuliah
hingga terselesaikan skripsi ini.
3. Dr. H. Hasbollah Toisuta, M. Ag selaku rektor IAIN Ambon beserta wakil
Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Dr.H Mohdan
Yanlua, M.H, Wakil Rektor II, Bidang Administrasi Umum, Dan perencanaan
keuangan Dr. H Ismail DP, M.Pd dan Wakil Rektor III Bidang
Kemahasiswaan dan Kerja Sama Lembaga Dr. Abdullah Latuapo, M.Pd.
4. Dr. Samad Umarella, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Ambon dan Wakil Dekan I Dr. Patma Sopamena, M.Pd.I,
M.Pd Wakil Dekan II Ummu Sa’idah, S.Ag, M.Pd.I. dan Wakil Dekan III
Dr.Ridwan Latuapo, M.Pd.I.
5. Janaba Renngiwur, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi yang telah
meluangkan waktu dan memberikan partisipasi dalam setiap keperluan
pengurusan penulis dijurusan Pendidikan Biologi.
6. Surati, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Biologi yang telah
memberikan waktu demi terselesainya kepengurusan bagi penulis.
7. Nur Alim Natsir, M.Si selaku Pembimbing I dan Rosmawati. T, M.Si selaku
Pembimbing II yang telah membimbing dan meluangkan waktu tenaga dan
fikiran di sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Dr. Muhammad Rijal, M.Pd selaku Penguji I, dan Irvan Lasaiba, M.Biotech
selaku Penguji II, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
mengoreksi, memberikan masukan yang sifatnya membangun.
9. Bapak Irvan Lasaiba, M.Biotech sebagai Penasehat Akademik, yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama perkuliahan berlangsung.
10. Pak Azwar, Ibu Indra, Ibu Lela, Ibu Nina, Pak Adit dan Pak Abah yang telah
memberikan pelayanan selama pengurusan administrasi baik di jurusan
maupun di BAK jurusan.
11. Bapak dan Ibu Dosen maupun Asisten Dosen serta seluruh Pegawai
dilingkungan kampus Institut Agama Islam Negeri Ambon (IAIN),
khususnya dilingkup Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan atas segela
asuhan, bimbingan dan ilmu pengetahuan dan pelayanan yang baik dalam
proses perkuliahan.
12. Kepada pemerintah Desa Waai yang telah memberikan izin sehingga penulis
dapat melakukan penelitian sampai selesai.
13. Kepada team lamun Bunda Ros, Neema, Syara, Rosni,, Novi, Inko, Fitri, Juna,
Nirma, Yona dan Nirwana yang telah membantu, memberikan motivasi,
dorongan serta arahan selama penelitian berjalan sampai selesai.
14. Teman-teman yang telah membantu team lamun melakukan penelitian yang
tak sempat penulis sebutkan satu-persatu.
15. Sahabat-sahabat terkasih kelas Bio B Angkatan 2015 Rais, Santo, Fahmi,
Sarif, Neema, Syara, Fitri, Hasni, Arni, Yuni, Fitria, Nirwana, Anda, Ando,
Nana, Ima, Imel, Amel, Sifa dan Majaria semoga persahabatan dan keakraban
kita yang telah terjalin tidak sirna dan tak akan terlupakan selamanya. Terima
kasih canda dan tawa yang selalu menemani di setiap awal langkah kuliah
hingga terselesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis meminta maaf atas segala kekhilafan kepada semua
pihak baik disengaja maupun tidak disengaja. Semoga bantuan, bimbingan, dan
petunjuk yang telah di berikan oleh semua pihak tersebut insya Allah akan
memperoleh imbalan yang setimpal, Amin.
Ambon, Mei 2019
Penulis
.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... .i
LEMBARAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... .iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... .iv
ABSTRAK ........................................................................................................ ...v
KATA PENGANTAR .................................................................................... ….vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ...x
TAFTAR TABEL ........................................................................................... ...xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... …xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ....xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ …1
A. Latar Belakang ........................................................................................ …1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. ....4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... …4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. …4
E. Penjelasan Istilah ................................................................................... …5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... …6
A. DeskripsiLamun ...................................................................................... ....6
B. Morfologi Dan Klasifikasi Lamun Enhalus acoroides ........................... …6
C. Fungsi Dan Manfaat Lamun ................................................................... …8
D. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Lamun ........... ......9
E. Kerusakan Ekosistem Lamun................................................................. ....13
F. Transplantasi Lamun ..............................................................................…13
G. Produksi Lamun ....................................................................................…16
H. Kerangka Berpikir .................................................................................…17
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................…19
A. Tipe Penelitian .......................................................................................…19
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ...............................................................…19
C. Objek Penelitian .....................................................................................…19
D. Sumber Data...........................................................................................…19
E. Alat Dan Bahan ..................................................................................... ....20
x
F. Prosedur Penelitian ................................................................................…21
G. Desain Penelitian....................................................................................…22
H. Analisis Data .........................................................................................…23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................…24
A. Hasil .......................................................................................................…24
B. Pembahasan............................................................................................…26
BAB V PENUTUP............................................................................................…30
A. Kesimpulan ............................................................................................…30
B. Saran.......................................................................................................…30
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................…31
LAMPIRAN......................................................................................................…33
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1
Alat dan Bahan Yang Digunakan Dalam Penelitian
Halaman
19
3.2 Pengamatan Parameter Perairan 21
4.1 Rata-Rata Produksi Daun Lamun Enhalus acoroides
Yang Di Transplantasi Di Perairan Pantai DesaWaai 24
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Lamun Enhalus acoroides 7
3.1 Desain Penelitian 21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1
Dokumentasi Penelitian Halaman
33
2 Data Pengamatan Biomassa Daun Lamun Enhalus
acoroides Yang Di Transplantasi Di Perairan Pantai Desa 35
Waai 3 Perhitungan Bimassa Dan Produksi Daun Lamun Enhalus 36
acoroides Yang Di Transplantasi Di Perairan Pantai Desa
Waai
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Padang lamun merupakan ekosistem yang sangat dinamik, hal ini dapat
dilihat dari besarnya perubahan dalam struktur dan fungsinya yang terjadi
sepanjang waktu. Selain itu padang lamun merupakan salah satu ekosistem yang
paling produktif, dimana perannya sebagai habitat dan naungan dari berbagai jenis
biota lebih besar dibanding perannya sebagai produsen primer. Padang lamun
secara fisik juga berfungsi sebagai stabilisator substrat dasar pesisir. Dewasa ini
dengan berubahnya alur kebijaksanaan pemerintah yang melihat sektor maritim
sebagai pemasok sumber devisa mau tidak mau hal ini akan mengakibatkan
meningkatnya aktivitas pembangunan di wilayah pesisir. Dan pada gilirannya
akan mengakibatkan terganggunya lingkungan pesisir, diantaranya ekosistem
terumbu karang, mangrove maupun padang lamun1.
Lamun adalah tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang mempunyai akar,
rimpang (rhizoma), daun, bunga dan buah seperti halnya dengan tumbuhan
berpembuluh yang tumbuh di darat. Ada 12 jenis yang telah ditemukan di
Indonesia yaitu Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis, Halophila spinulosa,
Halophila minor, Halophila decipiens, Halodule pinifolia, Halodule uninervis.
Thalassodendron ciliatum, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata,
1. Riniatsih, I. Pertumbuhan Lamun Hasil Transplantasi Jenis Cymodocea rotundata di
Padang Lamun Teluk Awur Jepara. Jurnal (Semarang; Program Studi Ilmu Kelautan – FPIK
Universitas Diponegoro Semarang, 2013), hlm. 34-35.
2
Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides2. Enhalus acoroides merupakan jenis
lamun yang mempunyai ukuran paling besar, helaian daunnya dapat mencapai
ukuran lebih dari 1 meter. Jenis ini tumbuh di perairan dangkal sampai kedalaman
4 meter, pada substrat berpasir atau berlumpur3.
Substrat berlumpur dan berpasir di perairan Desa Waai dan morfologi
pantai yang landai sangat cocok sehingga tumbuhan lamun dapat tumbuh dan
didalamnya terdapat komunitas lamun yang cukup banyak yang secara langsung
maupun tidak langsung memberikan konstribusi bagi masyarakat setempat
sebagai pengguna wilayah tersebut. Salah satu jenis tumbuhan lamun yang
tumbuh di perairan pesisir tersebut adalah Enhalus acoroides. Yakni jenis lamun
yang memiliki produktivitas tinggi dan merupakan habitat berbagai jenis ikan,
krustacea dan moluska, dimana beberapa diantaranya bernilai ekonomis penting
serta berperan mencegah erosi pantai dan sebagai pendaur unsur hara.
Pemanfaatan wilayah pesisir secara tidak terarah yang dilakukan oleh masyarakat
seperti pengambilan pasir dan batu serta pembuangan limbah padat dan cair ke
pantai dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem pantai termasuk ekosistem
lamun di perairan pesisir4.
Perairan pesisir Desa Waai merupakan habitat salah satu jenis lamun
Enhalus acoroides. Kondisi morfologi pantai yang landai dan bersubtrat lumpur
2. Azkab, H. M. Pedoman Inventarisasi Lamun. Jurnal (Jakatra; Balitbang Biologi Laut,
Puslitbang Oseanologi-LIPI, 1999) hlm 1.
3. Mudin, Y. Analisis Pertumbuhan Lamun (Enhalus acoroides) Berdasarkan Parameter
Oseanografi Di Perairan Desa Dolong A Dan Desa Kalia. Jurnal (Palu; Universitas Tadulako
Palu Indonesia, 2015), hlm 2.
4. Rosmawati dan Rijal, M. Kualitas Fisik-Kimia Perairan Pantai Desa Waai Dan Laju
Pertumbuhan Rhizoma Lamun Enhalus Acoroides. Jurnal (Ambon; Institut Agama Islam Negeri
Ambon, 2017), hlm 36.
3
sangat memengaruhi kerapatan dan pertumbuhan jenis lamun ini. Kondisi
ekosistem yang baik bagi pertumbuhan lamun menyebabkan tingginya
keanekaragaman biota laut di perairan Desa Waai. Akan tetapi jika lama kelamaan
terjadi kegiatan eksploitasi yang berlebih hal ini dapat berakibat penurunan
jumlah dan kualitas lamun di peraiaran Desa Waai. Kualitas suatu ekosistem
lamun yang baik dapat diketahui dari produktifitas dan pertumbuhan lamun di
perairan itu sendiri. Oleh sebab itu, untuk memulihkan kondisi ekosisitem lamun
yang semakin berkuran perlu dilakukan kegiatan transplantasi lamun.
Transplantasi adalah memindahkan dan menanam di tempat lain;
mencabut dan memasang pada tanah lain atau situasi lain. Restorasi adalah
membuat kembali atau meletakkan kembali ke bentuk sebelumnya atau keadaan
yang asli, memperbaiki; memperbarui; membuat kembali. Teknik transplantasi
lamun ini dibagi menjadi dua, yaitu tanpa menggunakan jangkar dan dengan
menggunakan jangkar5. Beberapa metode penanaman lamun tanpa jangkar adalah
turfs, plugs dan semai biji, sedangkan Metoda transplantasi dengan jangkar
mempergunakan alat (jangkar) seperti staples, rods, ring dan frames. Staples
berbentuk U telah banyak digunakan untuk kegiatan transplantasi Untuk
menggunakan frames terdapat metoda TERFs6.
5. Binandra. Variasi Spasial Komunitas Lamun Dan Keberhasilan Transplantasi Lamun
Di Pulau Pramuka Dan Kelapa Dua, Kepulauan Seribu, Provinsi Dki Jakarta. Skripsi (Bogor;
Institut Pertanian Bogor, 2010), hlm 11.
6. Endrawati, H. Pertumbuhan Lamun Hasil Transplantasi Jenis Cymodocea rotundata
Di Padang Lamun Teluk Awur Jepara. Jurnal (Semarang; Program Studi Ilmu Kelautan –
FPIK Universitas Diponegoro Semarang, 2013 ), hlm 35-36.
4
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Produksi Daun Lamun Enhalus acoroides Yang Di
Transplantasi Dengan Metode Terfs Di Perairan Pantai Desa Waai Kabupaten
Maluku Tengah”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas tersebut maka permasalahan yang dapat diambil
adalah: Berapa besar produksi daun lamun Enhalus acoroides yang di
transplantasi dengan metode TERFs di perairan pantai Desa Waai Kabupaten
Maluku Tengah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar produksi daun
lamun Enhalus acoroides yang di transplantasi dengan metode TERFs di perairan
pantai Desa Waai Kabupaten Maluku Tengah.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai informasi dan referensi untuk penelitian lebih lanjut bagi peneliti
sendiri atau para peneliti.
2. Sebagai bahan informasi tentang status komunitas lamun di kawasan perairan
pantai Desa Waai Kabupaten Maluku Tengah dan efektivitas transplantasi
lamun.
3. Bahan informasi bagi dinas kelautan dalam mengambil kebijakan khususnya
pengelolaan ekosistem lamun.
5
E. Penjelasan Istilah
1. Produksi daun lamun adalah hasil dari produksi per satuan waktu, biasanya
digunakan rata-rata kecepatan pada waktu tertentu misalnya satuan hari7.
2. Lamun adalah tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang mempunyai akar,
rimpang (rhizoma), daun, bunga dan buah hidup sepenuhnya di air laut8.
3. Transplantasi adalah memindahkan dan menanam di tempat lain; mencabut dan
memasang pada tanah lain atau situasi lain.
4. Metode TERFs adalah unit penanaman lamun berupa tunas yang diikatkan
pada frame besi yang ditanamkan pada substrat9.
5. Desa Waai adalah salah satu wilayah perairan pesisir dimana didalamnya
terdapat komunitas lamun yang cukup banyak.
7. Sarfika, M. Pertumbuhan Dan Produksi Lamun Cymodocea rotundata Dan
Cymodocea Serrulata Di Pulau Pramuka Dan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, Dki Jakarta.
Skripsi (Bogor; Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, 2012), hlm.
13.
8. Ibid. Hlm. 1.
9. Khotib, M. W. A. 2010 Status Temporal Komunitas Lamun (Seagrass) Dan
Pertumbuhannya Dengan Berbagai Teknik Transplantasi Dalam Kawasan Rehabilitasi Di Pulau
Harapan, Kepulauan Seribu, Jakarta. Skripsi (Bogor; Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor, 2010), hlm. 15.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif bertujuan untuk
menggambarkan produksi daun lamun Enhalus acoroides yang di transplantasi
dengan metode Terfs di Perairan Pantai Desa Waai Kabupaten Maluku Tengah.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Di Perairan Pantai Desa Waai Kabupaten Maluku Tengah dan Laboratorium
MIPA IAIN Ambon.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini di laksanakan dari tanggal 21 Februari sampai 26 Maret 2019.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah produksi lamun Enhalus acoroides yang ada di
Perairan Pantai Desa Waai Kabupaten Maluku Tengah yang terdiri dari 30 bibit
lamun yang di transplantasi
D. Sumber Data
1. Data primer adalah data yang diperoleh pada saat melakukan penelitian
lapangan
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber-sumber yang
menunjang penelitian
20
E. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat di lihat
pada table 3.1 dibawah ini:
Table 3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Penelitian
No Nama Alat dan Bahan Fungsi
1. Kurungan jarring Untuk melindungi lokasi lamun yang ditransplantasi
2. Frame besi ukuran 50cm x 50
cm
Sebagai media transplantasu untuk metode TERFs
3. Gunting Untuk emotong sampel lamun
4. Stapler Alat bantu untuk penanda lamun
5. Roll meter Sebagai alat bantu dalam pengukuran area
6. Martil Untuk membantu jangkar menancap pada substrat
7. Meteran kain Untuk mengukur panjang daun lamun
8. Kamera digital Untuk dokumentasi penelitian
9. Patok kayu Untuk menandai area transplant
10. Meteran kain Mengukur kedalaman
11. Jangkar ukuran 15 cm Untuk membantu transplant menancap pada
substrat
12. Handrefractometer Untuk mengukur salinitas
13. pH meter Untuk mengukur pH dan suhu
14. Bola pimpong Mengukur kecepatan arus
15. Linggis/sekop Untuk mengali bibit lamun
16. Jangkar ukuran 30 cm Sebagai patok penahan kurungan jaring
17. Keranjang Untuk menaru sampel
1. Alat tulis menulis Untuk mencatat
2. Kantong sampel Untuk menyimpan sedimen
3. Air tawar Membilas permukaan refractometer
4. Tissue Membersihkan kaca handrefractometer
5. Tali raffia Untuk mengikat sampel lamun pada frame besis
6. Enhalus acoroides Sebagai objek peneitian
21
F. Prosedur Penelitian
Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Persiapan : Pada tahap pertama peneliti melakukan konsultasi kepada dosen
penasehat akademik dan pembimbing, tahap selanjutnya yaitu melakukan studi
literatur dan melakukan survey dilokasi penelitian.
2. Pemilihan lokasi penelitian:Pemilihan lokasi untuk penelitian transplantasi
lamun menyesuaikan dengan kondisi lokasi yang akan dilakukan transplantasi.
3. Pembuatan kurungan dilokasi transplantasi : Lokasi transplantasi lamun dibuat
dalam kurungan jaring seluas 4 meter x 4 meter.
4. Penanganan bibit lamun : Penanganan bibit lamun diambil dari sumber bibit
(lamun donor) meggunakan lingis atau sekop, ditransplantasi setelah bibit
lamun diambil dari padang lamun donor saat air pasang kemudian dimasukkan
ke dalam wadah keranjang tetapi tetap berada dalam air setelah itu bibit
dibersihkan dari substratnya kemudian dipotong pada bagian pertunasan yang
memiliki daun 30 cm, rhizoma dan akar 15 cm. Kemudian bibit lamun
diikatkan menggunakan tali pada frame besi berukuran 50 cm × 50 cm
sebanyak 10 bibit tanaman/frame, sehingga total bibit tanaman adalah 3 frame
x 10 bibit tanaman = 30 bibit tanaman, yang kemudian bibit lamun ditanam di
daerah transplantasi (metode TERFs).
5. Metode transplantasi lamun : Penelitian ini dilakukan, dengan metode, TERFs;
dengan menggunakan 3 frame. Dimana masing-masing 1 frame berisi 10
tanaman lamun.
22
6. Metode pengamatan : Pengamatan terhadap pertumbuhan lamun pada frame
besii yang berukuran 50 cm x 50 cm yang terdapat 10 bibit lamun pada setiap
frame besi yang akan diberi tanda dengan tali berwarna merah yang sudah
ditransplantasi dan parameter perairan pada hari ke 7, 14, 21. Parameter yang
akan dilihat rinciannya dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:
Table 3.2. Perhitungan Parameter Perairan
No Parameter Alat dan Bahan Satuan Keterangan
1. Suhu Termometer oC Di Lokasi transplantasai yaitu
didalam plot transplantasi 2. Salinitas Handrefractometer 0/00
3. Substrat Pengamatan visual
4. pH pH meter -
5. Kecerahan Secchi disk %
6. Kedalaman Meteran kain M
G. Desain Penelitian
4 m
4 m 25 cm
10 cm
Keterangan :
= Kurungan
= Frame Besi
= Bibit Lamun
Gambar. 3.1. Desain Penelitian
25 cm
23
H. Analisis Data
Untuk mengetahui produksi daun lamun, digunakan rumus yang
dikemukakan oleh Romimohtarto (2005) yaitu :
𝑃 =𝐵
𝑡
Dimana:
P = Produksi daun lamun (gbk/m2/hari)
B = Biomassa lamun (gram/m2)
t = Waktu (hari)19.
19. Sarfika, M. “Pertumbuhan Dan Produksi Lamun Cymodocea rotundata Dan
Cymodocea serrulata Di Pulau Pramuka Dan Di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, DKI
Jakarta”. Skripsi. (Bogor; Istitut Pertanian Bogor, 2012), hlm 22-23.
30
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa produksi daun lamun Enhalus
acoroides yang di transplantasi dengan metode Terfs di perairan Pantai Desa Waai
Kabupaten Maluku Tengah memiliki nilai produksi daun lamun yakni sebesar
0.057 gbk/m2/hari.
B. Saran
1. Diharapkan adanya penelitian lanjutan mengenai produksi lamun Enhalus
acoroides dibawah substrat yang di transplantasi dengan metode lain di
perairan pantai Desa Waai maupun perairan pantai lainnya.
2. Untuk masyarakat Desa waai perlu untuk menjaga kelestarian ekosistem
pantai sehingga dapat memberikan nilai ekologi dan ekonomis yang baik
dimasa akan datang.
31
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, F. A. 2018. Keragaman Pertumbuhan Lamun (Sea grass) Di Perairan
Pantai Pulau Ay Kecamatan Banda Naira Kabupaten Maluku Tengah Dan
Aplikasinya Pada Mata Kuliah Biologi laut. Skripsi. (Ambon; Jurusan
Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan. IAIN)
Ariyanti. 2004. Pertumbuhan Dan Produksi Daun Lamun Jenis Enhalus
acoroides Dan Thalassia hemprichii Di Pulau Pari, Kepulauan Seribu,
Jakarta. Skripsi. (Malang: Fakultas Prikanan. Universitas Brawijaya)
Apramilda, R. 2011. Status Temporal Komunitas Lamun Dan Keberhasilan
Transplantasi Lamun Pada Kawasan Rehabilitasi Di Pulau Pramuka Dan
Harapan, Kepulauan Seribu, Provinsi Dki Jakarta. Skripsi (Bogor; IPB)
Azkab, H. M. 1999. Pedoman Inventarisasi Lamun. (Oseana, Vol xxiv, No 1 (1-
16) Jakatra; Balitbang Biologi Laut, Puslitbang Oseanologi-LIPI)
Binandra. 2010. Variasi Spasial Komunitas Lamun Dan Keberhasilan
Transplantasi Lamun Di Pulau Pramuka Dan Kelapa Dua, Kepulauan
Seribu, Provinsi Dki Jakarta. Skripsi (Bogor; Institut Pertanian Bogor)
Djamiri, T. C. 2016. Analisis Kandungan Kabon Lamun Thalassia hemprin Di
Perairean Kabupaten.Maluku Tengah. Skripsi (Ambon; Jurusan Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan. IAIN)
Endrawati, H. 2013. Pertumbuhan Lamun Hasil Transplantasi Jenis
CymodoceaRotundata Di Padang Lamun Teluk Awur Jepara (Buletin
Oseanografi Marina. Vol. 2: 34-40). Semarang; Program Studi Ilmu
Kelautan – FPIK Universitas Diponegoro Semarang)
Fatmawati, N. 2016. Laju Pertumbuhan Lamun Jenis Halodule Uninervis Dengan
Teknik Transplantasi Terfs Dan Plug Pada Jumlah Anakan Yang Berbeda
Di Kampung Kampe, Bintan. (Tanjung Pinang; FIKP-UMRAH)
Halim, M. Dkk. 2016. Laju Pertumbuhan Lamun Thallasia hemprichii Dengan
Teknik Transplantasi Terfs Dan Plug Pada Jumlah Tegakan Yang Berbeda
Dalam Rimpang. Jurnal (Tanjung Pinang; FIKP Universitas Muhamadia
Raja Ali Haji).
Hernawan, E. U. Dkk. 2017. Status Padang Lamun Indonesia. (Jakarta; Puslit
Oseanografi – LIPI)
32
Khotib, M. W. A. 2010 Status Temporal Komunitas Lamun (Seagrass) Dan
Pertumbuhannya Dengan Berbagai Teknik Transplantasi Dalam Kawasan
Rehabilitasi Di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, Jakarta. Skripsi
(Bogor; Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor).
Mudin, Y. 2015. Analisis Pertumbuhan Lamun (Enhalus acoroides) Berdasarkan
Parameter Oseanografi Di Perairan Desa Dolong A Dan Desa Kalia,
(Gravitasi, Vol. 15 No 1) Universitas Tadulako Palu Indonesia.
Permatasari, A. Dkk. 2016. Laju Pertumbuhan Jenis Lamun (Syringodium
Isoetifolium) Dengan Teknik Transplantasi Polybag Dan Sprig Anchor
Pada Jumlah Tegakan Yang Berbeda Dalam Rimpang Di Perairan Kampe
Desa Malang Rapat. (Tanjung Pinang: FIKP UMRAH).
Riniatsih, I. 2013. Pertumbuhan Lamun Hasil Transplantasi Jenis Cymodocea
rotundata di Padang Lamun Teluk Awur Jepara. (Ilmu Kelautan, vol. 18
(2: 84-90). Program Studi Ilmu Kelautan – FPIK Universitas Diponegoro
Semarang.
Rochady.2010. Rehabilitasi Ekosistem Padang Lamun. (Makassar; UNHAS)
Sambara. Z. 2014. Laju Penjalaran Rhizoma Lamun Yang Ditransplantasi Secara
Multispesies Di Pulau Barrang Lompo. Skripsi (Makassar; UNHAS).
Sarfika, M. Pertumbuhan Dan Produksi Lamun Cymodocea Rotundata Dan
Cymodocea Serrulata Di Pulau Pramuka Dan Pulau Panggang,
Kepulauan Seribu, Dki Jakarta. Skripsi (Bogor; Fakultas Perikanan Dan
Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, 2012)
Seprianti, R. Laju Pertumbuhan Jenis Lamun Thalassia Hemprichii Dengan
Teknik Transplantasi Sprig Anchor Dan Polybag Pada Jumlah Tegakan
Yang Berbeda Dalam Rimpang Di Perairan Kabupaten Bintan. (Tanjung
Pinang; FIKP-UMRAH. 2016)
Supriadi. Produktivitas Lamun Enhalus acoroides Dan Thalasia hemprichii Di
Pulau Barang Lompo Makassar. Skripsi .(Program Pascasarjana. IPB.
2003)
Rosmawati dan Rijal, M. 2017. Kualitas Fisik-Kimia Perairan Pantai Desa Waai
Dan Laju Pertumbuhan Rhizoma Lamun Enhalus acoroides. (Bilogi Sel.
Vol 6. No. 1 (36-44) Ambon; Institut Agama Islam Negeri Ambon
Wirawan. A. Tingkat Kelangsungan Hidup Lamun Yang Ditransplantasi Secara
Multispesies Di Pulau Barrang lompo. Skripsi (Makassar; UNHAS, 2014)
33
Lampiran 1
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Lokai Lamun Donor
Transplantasi
Gambar 2. Pencucian Bibit Lamun
Transplantasi
Lamun Transplantasi
Gambar 3. Pengukuran Rhizoma
dan Daun Lamun
Gambar 5. Penanaman Bibit
Lamun
Gambar 4. Penandaan Bibit
Lamun
Gambar 6. Pembuatan Kurungan
di Lokasi Transplantasi
34
Gambar 7. Pengukuran Suhu
dan pH
Gambar 8. Pengukuran Kuat
Arus
Gambar 9. Pengukuran
Kedalaman
Gambar 10. Pengukuran
Salinitas
Gambar 12. Penimbangan Daun
Lamun
Gambar 11. Penjemuran Lamun
35
Lampiran 2
Data pengamatan biomassa daun lamun Enhalus acoroides yang di
transplantasi di perairan pantai Desa Waai
No Bimassa daun lamun (gbk/m2)
1 0.51
2 0.23
3 0.45
4 1.54
5 1.02
6 1.55
7 1.01
8 1.54
9 0.32
10 0.13
11 0.54
12 0.31
13 0.14
14 1
15 1.54
16 0.06
17 0.42
18 0.16
19 0.5
20 0.42
21 1.02
22 0.28
23 0.24
24 0.25
25 0.13
26 0.92
27 0.38
28 0.67
29 1.2
30 0.94
Jumlah 19.42
Rata-rata 0.647
36
Lampiran 3
Perhitungan biomassa dan produksi daun lamun Enhalus acoroides
yang di transplantasi di perairan pantai Desa Waai
𝐁𝐢𝐨𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 = 𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐃𝐚𝐮𝐧 𝐋𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐊𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠
𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐀𝐫𝐞𝐚
= 19.42 gram
16 m2 = 1.213 gbk m2⁄
𝐏𝐫𝐨𝐝𝐮𝐤𝐬𝐢 𝐃𝐚𝐮𝐧 (𝐠𝐛𝐤/ 𝐦𝟐 𝐡𝐚𝐫𝐢) ⁄
= 𝐁𝐢𝐨𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐃𝐚𝐮𝐧 (𝐠𝐛𝐤 𝐦𝟐)⁄
𝐖𝐚𝐤𝐭𝐮 (𝐭)
= 1.213 gbk m2⁄
21 hari = 0.057 gbk m2⁄ /hari
Top Related