posiqantara tubuh, rumah dan perahu
Dipresentasikan oleh Muhammad Ridwan AlimuddinDalam Festival Sastra Kepulauan, Makassar 25 – 26 Oktober 2014
“Mapposiq”“Posiq” adalah pusar. Baik manusia, rumah maupun perahu memilikinya.
“Mapposiq”, ritual pemberian roh (spirit) …
Ketika pembangunan rumah, tiang yang akan menjadi “posiq” dipegang suami bersama isterinya
Simbol kehidupan dan kesuburan
Pusat ritual di rumah
Menyambut kehamilan
Memulai pembuatan perahu
Penebangan kayu untuk dijadikan perahu
“Balakang”, bagian bawah perahu, terbuat dari kayu utuh yang dikeruk
“Mattobo”, pemberian papan tambahan di atas “balakang”
Makkottaq
“Posiq” pada perahu berupa lubang di dasar atau lunas perahu
Selain ada pada perahu, “posiq” juga ada di benda lain yang digunakan nelayanMandar …
Pembuatan rumpon
Masing-masing memiliki “posiq”
Ma’gae
belayang
Belayang: tali plasenta
Unit ukuran menggunakan tubuh
sassusu
sandappa
sallameq panjoqjoq
sallame’
lima
sassiqung
sappakka
Pemali
• Bayang-bayang penebang tidak boleh jatuh pada batang kayu yang akan ditebang.
• Jangan berangkat sebelum melihat bayang-bayang diri dan bayang-bayang perahu.
• Tidak boleh ada buku (mata tunas kayu) di pertemuan sambung (sisi dengan sisi).
• Posiq perahu tidak boleh sejajar dengan penyambungan yang terdapat di perahu.
• Untuk menyambung bagian papan dengan bagian haluan dan buritan perahu (sangawing) tidak boleh membentuk garis lurus. Harus mengikuti susunan jari tangan.
• Pande lopi menangkap asap dupa sebanyak tiga kali ketika mapposiq dimaksudkan agar jiwa roh ‘masuk’ ke dalam perahu (diberikan jiwanya).
• Ketika akan diturunkan ke laut, tanah dari tempat pembuatan perahu dioles ke buritan (dari bawah ke atas) yang berarti pasitai indo-amanna (‘diperlihatkan kepada ibu-ayahnya’).
• Jika telapak kaki lebih lebar daripada lunas perahu, maka perahu itu tidak baik untuk digunakan karena dari awal perahu sudah tidak mau memuat manusia. Perahu yang baik adalah apabila lebar lunas lebih besar dari pada telapak kaki (telapak kaki pas masuk ke lunas).
Ussul
Terima kasih