Download - Portofolio Penecerah Nusantara1 - cisdi.orgcisdi.org/files/6f35a4a21daa88f75c0d97aba2177440d14b0b32.pdf · keberlangsungan pelayanan kesehatan, menggerakkan pemberdayaan masyarakat,

Transcript

PENCERAH NUSANTARA

Sebuah Perjalanan untuk Mendekatkan Layanan Kesehatan di Seluruh Indonesia

Center for Indonesias’s Strategic Development Initiatives (CISDI)

Jl. Cut Nyak Dien No.5B,Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat 10350

MENGAPA HARUS PENCERAH NUSANTARA ?Prof. Dr.dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K)

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PENCERAH NUSANTARA

1

Peningkatan cakupan dan kualitas layanan kesehatan bergantung pada ketersediaan, aksesibilitas, penerimaan dankualitas tenaga kesehatan. Kecukupan tenaga kesehatan dari segi jumlah dan jenis dapat bermakna apabila distribusinya merata, kompetensi dan kualifikasinya sesuai standar, memiliki motivasi yang tinggi dan berdaya untuk memberikan layanan kese-hatan yang berkualitas sesuai dengan sosiokultural masyarakal Indonesia. Keberadaan tenaga kesehatan saja, tanpa dukungan dari sistem kesehatan secara komprehensif, tidak akan mampu melahirkan cakupan layanan yang efektif dan bermutu. Indonesia telah membangun sistem pendidikan tenaga kesehatan, penyeb-aran, retensi dan pemantauan kinerja tenaga kesehatan sejak tahun 1950, Kemajuan secara signifikan telah terlihat, namun masih ada kebutuhan untuk mengatur penyebaran Gedistribusi), mengisi kekurangan dengan memobilisasi lebih banyak sumber daya, untuk mendesain kebijakan tenaga kesehatan sebagai bagian dari agenda besar pembangunan kesehatan yaitu untuk menghadirkan negara dalam menyejahterakan kehidupan masyarakat, membangun Indonesia dari pinggiran, menurunkan angka kesenjangan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup manusia Indone-sia.

Program Pencerah Nusantara, yang diinisiasi sejak tahun 2012 oleh Kantor UtusanKhusus Presiden Rl untuk Millenium Development Goals, memiliki misi untukmeningkatkan jumlah, jenis, sebaran dan mutu tenaga keseha-tan di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan Terluar (DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK). Sebagai program inovasi yang lahir dari unit kerja Pemerintah, Pencerah Nusantara juga bertujuan untuk menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan, menggerakkan pemberdayaan masyarakat, serta memberikan pelayanankesehatan yang terintegrasi dengan pendekatan berbasis tim. Hal yang sama juga dilakukan oleh Kementerian Kesehatan melalui penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim maupun individu di puskesmas terpencil dan sangat terpencil dalam mendukung Program Nusantara Sehat. Penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim merupakan implementasi dari kolaborasi interprofesi (lnterprofessional Collaboration), yang terbukti mampu meningkatkan retensi tenaga kesehatan.

Saya mengapresiasi sumbangsih CISDI untuk berinvestasi pada implementasi Strategi Nasional Sumber Daya Manusia Kesehatan di Indonesia. Kontribusi CISDI sebagai organisasi masyarakat sipil, iuga para mitra pembangu-nan lainnya seperti pemerintah daerah, akademis, sektor swasta, dan lembaga donor dalam penguatan pelayanan kesehatan akan menjadi kunci pondorong keberhasilan Indonesia untuk terus beradaptasi pada tantangan penge-lolaan SDM Kesehatan melalui pendekatan inovatif berbasis kolaborasi interprofresi.

Secara khusus, saya juga mendotong replikasi program-program yang berkontribusi angsung pada pembangu-nan kesehatan, sep€tti Pencerah Nusantara, Nusantara Sehat, s€suai dengan konteks dan kebutuhan di Kabupat-en/Kota seluruh Indonesia agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakal luas, khususnya dalam pemenuhan tenaga kesehatan yang sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan.

Kepada para Pencerah Nusaniara, saya mengucapkan terima kasih ataskesediaannya memberikan satu tahun perjalanan karir anda untuk lurut membangun kesehatan Indonesia dari desadesa terpencil dan Susfa, habro Development Goals (SDGS) melalui peningkatan akses pelayanan kesehatan yang betkualitas untuk Indonesia yang lebih sehat.

Menteri Kesehatan RI,

Prof. Dr.dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K)

2

ANAK MUDA PENGUBAH WAJAH LAYANAN KESEHATAN DIINDONESIA

Diah S. SaminarsihPendiri CISDI, Inisiator Pencerah Nusantara

Senior Advisor on Gender and Youth to the Director General, Office of Director General,

World Health Organization

PENCERAH NUSANTARA

3

Pencerah Nusantara lahir sebagai buah pikir dalam proses inovasi suatu aksi terobosan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium/Millennium Develop-ment Goals. Sejumlah diskusi mendalam dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari para tek-norat, akademisi, media,organisasi masyarakat sipil hingga kelompok pemuda yang berlangsung dalam kurun waktu sedikitnya dua tahun memberikan masuk-an bahwa sesungguhnya kesehatan adalah pintu masukstrategis untuk mencapai target MDGs.

Ketika itu, hampir di penghujung tahun 2011 atau hanya tiga tahun menjelang implementasi UU JaminanKesehatan Nasional; triangulasi relasi antara infratruk-tur layanan kesehatan primer dengan Puskesmas sebagai titik sentral kolaborasi inter profesi kaum muda sebagai pengubah belum banyak dilihat atau terlebih lagi diuji coba dalam sebuah bentuk inovasi sosial. Dan lebih jauh, posisi strategis Puskesmas atau layanan kesehatan primer sebagai gate keepersistem kesehatannasional, belum dipahami oleh masyarakat luas.

Berangkat dari kegelisahan ini, kami memberanikan diri untuk berinvestasi memberangkatkan 32 orang profe-sional muda dengan beragam latar belakang Pendidikan kesehatan sebagai angkatan pertama Pencerah Nusan-tara. Dengan kesadaran penuh dan semangat mengu-bah, mereka bekerja di daerah-daerah yang belum terjamah secara langsung oleh infrastruktur kesehatan maupun oleh aspek determinan sosial kesehatan lainn-ya.

Saat ini, dampak nyata telah terlihat di 16 lokasi dan menyentuh hidup dari lebih 270.000 orang. Selama 1 tahun di 7 Puskesmas yang menyebardari ujung barat hingga timur Indonesia, 32 orang pemuda inilah yang memulai proses transformasi wajah layanan kesehatan di tanah air. Dalam 7 tahun perjalanannya hingga kini, Pencerah Nusantara telah berhasil membangun kebu-tuhan/deman publik pada kesehatan.

Kolaborasi interprofesi yang dibangun dan di jalankan-dalam Pencerah Nusantara mengajak kita untuk melihat protret kesehatan masyarakat dengan kacama-ta yang lebih luas. Para dokter, bidan dan perawat bekerja bersama parasosiolog,psikolog, ahli hukum dan beragam profesi non-kesehatan lainnya dipersiapkan untuk mampu bekerja sama menghubungkan titik-titik keahlian teknis mereka untuk memastikan bahwa kebijakan kesehatan di implementasikan di desa-desa.

Dalam proses implementasi Pencerah Nusantara, kaum muda diseleksi secara ketat dan dipersiapkan untuk mengasahintuisi untuk memulai aksi, meng-kalkulasi risiko dan memanfaatkan pengalaman serta pembelajaran sebagai referensi pendukung. Pencerah Nusantara memasukkan penelitian men-jadi bagian integral dari implementasi aksi agar dampak penyelenggaraan program bisa terukur. Seorang Pencerah Nusantara dilatih untuk mener-apkan falsafah“begin with end in mind” agar tidak melupakan aspek yang sama pentingnya dalam implementasi program : keberlanjutan dan pem-berdayaan masyarakat lokal dengan indikator keberhasilan yang terkuantifikasi dengan baik.

Hari ini, ketika dunia mengeluarkan Strategi Globaltentang Pelibatan Kaum Muda/UN Youth Strategy 2030 sebagai bagian dari upaya dunia mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals; kaum muda Indonesia yang tergabung dalam Pencerah Nusantara telah berada selangkah lebih maju dengan pembuktian akan kapasitas mereka dalam mengubah wajah layanan kesehatan nasional di tingkat primer.

Selain itu, seiring dengan berkembangnya kebijkan nasional kesehatan, pola yang diterapkan dalam Pencerah Nusantara juga telah membuktikan ketangguhannya saat diadopsi oleh pemerintah menjadi sebuah program nasional untuk penguatan layanan kesehatan prime

PENCERAH NUSANTARA

Diah S. Saminarsih

4

Sebagai konsep yang ambisius, Pencerah Nusantara diharapkan mampu terus memberi warna tersendiri bagi Indonesia dan dunia global dalam memastikan inklusi serta memberdayakan tenaga kesehatan muda, sambil memastikan bahwa reformasi sistem pelayanan kesehatan primer di Indonesia sepenuhnya mendapat man-faat dari wawasan dan gagasan pemuda.

Sebagai platform aksi bersama, Pencerah Nusantara diharapkan menjadi pelopor pengetahuan, sumber inovasi yang dinamis, katalis untuk solusi dan pendorong akuntabilitas tata kelola layanan publik. Aspek -aspek fundamental inilah yang mempunyai kekuatan sebagai pengubah dan akan membawa arah layanan-kesehatan primer di Indonesia menuju idealisme yang ditetapkan melalui Deklarasi Alma Ata.

Kedepan, Pencerah Nusantara harus tetap relevan dan berevolusi untuk beradaptasi pada tantangan pemba-ngunan yang semakin kompleks.Melalui dukungan dari Pemerintah Pusat,Pemerintah Daerah dan para mitra pembangunan lainnya, Pencerah Nusantara akan mampu memelihara dampak positif untuk mengimbangi peningkatanan demand layanan kesehatan dan berkontribusi pada keberhasilan Indonesia mencapai Jami-nan Kesehatan Semesta.

Senior Advisor on Gender and Youth to the Director General, Office of Director General,

Salam,

World Health Organization

Anindita SitepuDirektur ProgramCenter for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI)

PENCERAH NUSANTARA

Salam,

Anindita Sitepu

MEWUJUDKAN KESEHATAN MILIK SEMUA DAN UNTUK SEMUA

5

Permasalahan kesehatan kerap dilihat sebagai isu sektoral. Tanggung jawab yang hanya perlu dipikul oleh orang-orang ‘kesehatan’. Sejatinya, kesehatan merupakan isu yang kompleks, yang dipengaruhi oleh sekian banyaknya deter-minan sosial yang turut menjadi faktor penentu dalam mewujudkan kesehat-an untuk semua.

Pencerah Nusantara dilahirkan sebagai wujud kontribusi untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang berdaya, setara dan sejahtera,dengan menghadirkan layanan kesehatan berkualitas di pelosok. Dengan kondisi geografis, pengaruh sosial-budaya, dan demografi yang begitu bervariasi di Indonesia,pendekatan berdasarkan kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah menjadi tulang punggung pelaksanaan Pencerah Nusantara.

Gerakan ini pun berangkat dari sebuah visi besar untuk memperkuat kapasitas pelayanan kesehatan primer di Indonesia, dengan mengoptimalkan modalitas sistem kesehatan yang sudah ada: PIS-PK, GERMAS, dan Indeks Puskesmas Berprestasi.

Kesiapan dan keterbukaan daerah dalam merangkul programi ni menjadi faktor penting dalam keberhasilan Pencera Nusantara Setelah menyelenggarakan Pencerah Nusantara selama 6 angkatan, program Pencerah Nusantara telah melatih dan mengirim lebih dari 220 pemuda dengan berbagai latar belakang profesi, yang secara tulus mengabdikan dirinya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sepanjang masa pengasannya, parapemudaini bekerja berdampingan dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengangkat kekayaan praktik cerdas di tingkat akar rumput.

Semenjak pertama kali diinisiasi di tahun 2012, dampak yang dirasakan di 16 daerah penempatan Pencerah Nusantara membuktikan bahwa dengan transparansi dan akuntabilitas sistem kesehatan, perbaikan status kese-hatan Ibu dan anak, gizi, serta peningkatan kemandirian komunitas sekitar dalam menjalankan sistem layanan kesehatan dapat dicapai bersama-sama.

Interaksi langsung dengan masyarakat menjadi fondasi dalam upaya menciptakan perubahan paradigma, dimana kesehatan adalah sebuah investasi sosial. Sebuah visi bersama untuk menciptakan perubahan diharapkan dapat menggerakkan bangsa ini untuk bersama-sama bekerja keras memperbaiki profil kesehatan masyarakat menuju Indonesia yang lebih sejahtera. Menyaksikan pengaruh upaya bersama dalam membangun kesehatan masyarakat telah mengubah pola pikir, memperkaya hati dan menjadi bekal berharga bagi para Pencerah Nusantara selama nya. Karenanya, kami menghaturkan terima kasih sebesar-besarnya atas kesempatan yang diberikan untuk berbakti pada negeri. Kami menyadari bahwa Pencerah Nusantara tidak akan dapat menyelesaikan semua perso-alan kesehatan bangsa.

Di tahun terakhir pendampingan langsung, perkenankan kami untuk menyerahkan tongkat estafet perubahan kepada pemangku kepentingan dan masyarakat lokal. Semenjak titik ini, pemantauan dan evaluasiakan dilakukan secara jarak jauh untuk melihat apakah daerah yang ditinggalkan para Pencerah Nusantara akan mampu mandiri dan berkembang sesuai potensinya. Kami meyakini bahwa perubahan yang telah dihasilkan bersama tidak akan mengalami kemunduran. Bahwa sumber daya manusia di daerah telah memiliki kapabilitas dan kemampuan yang mumpuni untuk mendukung terjadinya pembangunan berkelanjutan mereka sentuh.

Direktur ProgramCenter for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI)

6

7

PENCERAH NUSANTARA

AWAL PERJALANAN

Eradicate ExtrimePoverty And Hunger

Achieve Universal Primery Education

1 2

Promote Gender Equality and Empower Women

Reduce Child Mortality

Improve matemal Health

Combat HIV/AIDS Malaria,and Other Diseases

Ensure Environmental Sustainability

Global Partnership for Development Sustainability

3 4

5 6

7 8

Graphic 1. Indonesia turut mendukung realisasi Millennium Development Goals (MDGs) sebagai agenda global di tahun 2000-2014

8

Kesehatan merupakan hak hidup seluruh manusia, seba-gaimana disepakati oleh 140 negara, termasuk Indonesia,pada Konferensi Internasional Pelayanan Kesehatan Primer di Alma Ata, Republik Sosial UniSoviet, pada tahun1978. Melalui deklarasi tersebut peran Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai garda terdepan dalam memastikan ketersediaan akses terhada layanan keseha-tan primer semakin diperkuat.

Namun, Riset Fasilitas Kesehatan Nasional (Risfaskes) 2012 menyatakan setengah dari 9.500 puskesmas yang ada di Indonesia tidak berfungsi secara optimal. Hal ini berkontribusi pada tingginya Angka Kematian Ibu di Indonesia yang pada saat itu mencapai angka 359 / 100.000 kelahiran, sekaligus kasus kematian ibu tertinggi di ASEAN. Efek dominodari tidak optimalnya fungsi Puskesmas juga turut berkontribusi pada meningkatnya kasus kematian anak,meningkatnya kasus kelaparan, dan lemahnya penanggulangan penyakit menular seperti HIV/AIDS dan Malaria.

Dalam skema pembangunan nasional, kesehatan adalah daya ungkit untuk menyelesaikan isu sosial lainnya seperti kemiskinan.

Tantangan pembangunan tersebut menjadi agenda global yang tertera dalam kerangka pembangunan Millennium Development Goals(MDGs) yang dirumuskan oleh PBB beserta 191 negara anggotanya di tahun 2000. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia, turut mengemban tanggung jawab dalam menyelesaikan tantangan pembangunan millenium, baik dalam ruang lingkup global, nasional maupun daerah. Mempertimbangkan pentingnya pencapaian MDGs dalam pembangunan, maka pemerintah Indonesia membentuk Kantor Utusan Khusus Republik Indonesia untuk Millennium Development Goals (MDGs) didirikan untuk mengakselerasi upaya pembangunan, khususnya terkait 8 target MDGs.

PENCERAH NUSANTARA

9

Setiap tahunnya, institusi pendidikan di Indonesiamenghasilkan 5.000 dokter, 1.350 dokter gigi,34.000 perawat, dan 10.000 bidan dari 70 pendidikan kedokteran, 32 pendidikan kedokteran gigi,hampir 600 sekolah kebidanan dan lebih dari 500 sekolah keperawatan sehingga ketersediaan tenaga kesehatan muda menjadi salah satu modalitas untuk menggerakkan perubahan. Pencerah Nusantara hadir sebagai terobosan inovatif dalam menciptakan layanan kesehatan primer yang adekuat. Dengan tim pertama yang terdiri dari 32 tenaga muda kesehatan profesional,program Pencerah Nusantara resmi diperkenalkan kepada publik sebagai model intervensi kesehatan terintegratif. Bertepatan pada Hari Sumpah Pemuda di tanggal 28 Oktober 2012,Pencerah Nusantara diberangkatkan ke Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) yang berlokasi di daerah perifer.

Berdirinya KUKP-RI MDGs yang dipimpin Prof. Nila Moeloek menginisiasi program Indonesia MDG Awards 2011 (IMA 2011). Program ini bertujuan untuk menemukenali inisiatif masyarakat di tingkat akar rumput dalam menyelesaikantantangan pembangunan. Berkumpulnya ide dan pendekatan inovatif di akar rumput menginspirasi pembentukan sebuah gerakanyang mengoptimalkan kesehatan sebagai daya ungkitdalam menyelesaikan isu sosial lainnya. Saat itu, masyarakat masih menganggap tantangan kesehatan sebagai isu sektoral di mana tenaga kesehatan mengemban tanggung jawab paling besar dalam menyelesaikan tantangan ini. Padahal, terdapat banyak determinan sosial yang turut berkontribusi sehingga muncul perilaku hidup tidak sehat. Diperlukan kolaborasi lintas sektor, mobilisasi masyarakat dan perencanaan bersama dengan pendekatan inovatif agar masyarakat turun tangan menyelesaikan tantangan kesehatan dengan cara-cara yang sesuai pada modalitas sosial masing-masing daerah.

Setelah MDGs memasuki masa akhir dan KUKP-RI MDGs selesai bertugas, Pencerah Nusantara dikelola oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) sebagai transformasi kelembagaan dari KUKP-RI MDGs.

PENCERAH NUSANTARA

MODEL DAN PROSES IMPLEMENTASI

HEALTH FOR ALL

Primary HealthcareSystems Strenthening

Qua

lity

Of C

are

Impr

ovem

ent

Youth Inter-Professional Team

InovationResult-Based

MBE

Multi-sectoralColaboration

Publ

ic Po

licy Advoccy

Com

mun

ity E

mpo

wem

ent

.

Graphic 2. Model Implementasi Program Pencerah Nusantara

10

Pencerah Nusantara menggunakan pendekatan model intervensi integratif dengan 3 bagian utamadalam model yang dibuat untuk Pencerah Nusantara. Pertama,Pencerah Nusantara menggunakan sumber daya yang berkualitas, pendekatan berba-sis sains, serta kolaborasi lintas sektor sebagai sumber utama implementasi program. Dari sumber daya manusia, Pencerah Nusantara mengoptimal-kan peran profesional muda lintas profesi yang terpilih secara kompetitif dan terlatih sebelum ditugaskan untuk melakukan pendampingan dan penguatan pelayanan primer

Pencerah Nusantara mengadopsi penerapan prinsip pendekatan berbasis sains dalam melakukan identifikasi masalah, perumusan solusi hingga monitoring dan evaluasi program untuk menjaga kualitas program dan akuntabilitas data yang diperoleh. Kolaborasi lintas sektor menjadi sangat penting karena bisa menghubungkan berbagai pihak baik dari sektor swasta, pendidikan, pemerintah serta media untuk bersama berkontribusi dalam pembangunan khususnya bidang kesehatan melalui Pencerah Nusantara.

Kedua, dari tiga pilar dasar di atas akan membentuk bagian kedua dari implementasi Pencerah Nusantara, yaitu bagian proses. Dalam melakukan implementasi di lapangan, tim Pencerah Nusantara mendorong lahirnya proses-proses konstruktif dalam pembangunan kesehatan di daerah. Proses pertama, melahirkan kebijakan dan regulasi yang dapat mengakselerasi pembangunan kesehatan seperti penggunaan dana desa untuk posyandu serta peraturan daerah bidang kesehatan. Proses kedua, meningkatkan cakupan dan kualitas program-program di Puskesmas melalui peningkatan kualitas tenaga kesehatan, serta ketersediaan alat dan fasilitas yang memadai di Puskesmas. Proses yang ketiga, mendorong kolaborasi lintas sektor melalui pembagian sumber daya dan peran masing-masing sektor dalam kerangka pembangunan kesehatan.

Ketiga, terwujudnya layanan primer yang kuat dan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Layanan kesehatan primer yang kuat ditunjukkan oleh kualitas manajemen layanan kesehatan yang baik, capaian program baik seperti rendahnya kasus kematian ibu, serta angka gizi buruk dan kurang

TAHAP IMPLEMENTASI

IMPLEMENTASI PENCERAH NUSANTARA

Feasibility Study : Kesiapan Infrastruktur dan Kapasitas Lokal

Seleksi Tim Penecerah Nusantara: Online dan Tatap Muka (Wawancara,Leaderless Group Discussion )

Pelatihan Pencerah Nusantara : Keterampilan MedisKolaborasi Interprofesi dan Soft Skill

Masa Penugasan Tim Pencerah Nusantara

Masa Transisi,Orientasi Pasca Penugasan

1 2 3 4 5

SELEKSI PENCERAH NUSANTARA

(a) Kemampuan berpikir kritis, (b) Komitmen,(c) Memulai aksi,(d) Kerjasama,(e) Keinginan terus belajar,(f) Motivasi, (g) Komunikasi, dan (h) Ketahanan untuk bangkit (resilience).

11

Dalam satu Cohort, Pencerah Nusantara terdiri dari 3 tahun. Setiap tahun memiliki tujuan dan kualifikasi SDM yang berbeda. Oleh karena itu, Pencerah Nusantara mengganti tim pelaksana di lapangan setiap tahunnya.

Tahun Pertama, tim berfokus pada asesmen kebutuhan (need assessment), pemetaan stakeholders (stakeholder mapping), penentuan prioritas program, membuat rencana kerja jangka pendek dan jangka panjang serta aktivasi komunitas dan kelompok kunci.

Pada tahun kedua, tim berfokus pada implementasi program, memperkuat kemitraan lintas sektor melalui advokasi regulasi dan kesepakatan formal, meningkatkan kapasitas SDM kesehatan lokal, mendorong lahirnya local champion serta melakukan monitoring dan evaluasi program.

Pada tahun ketiga, tim berfokus pada fase transisi program kepada tenaga kesehatan lokal, memperkuat tim mutu Puskesmas, memastikan semua program inovasi masuk dalam perencanaan tahunan Puskesmas.

Untuk mendapatkan SDM yang berkualitas, tim pengelola menyusun standar dan kriteria penilaian melalui serangkaian diskusi dengan pakar dan praktisi tentang karakter relawan yang sesuai dengan tantangan dan kondisi di lapangan, sehingga muncul 8 karakter Pencerah Nusantara yaitu:

Pencerah Nusantara melakukan seleksi secara online melalui dan secara tatap muka dalam bentuk wawancara dan leaderless group discussion dalam merekrut tenaga profesional kesehatan yang akan bekerja di lapangan. Dalam proses rekrutmen, tim pengelola melibatkan banyak pihak sebagai penilai seperti akademisi, praktisi, pelaku usaha, serta pemerintah. Pelibatan ini diharapkan bisa memberikan sudut pandang yang luas dan holistik sehingga bisa menjawab kompleksitas tantangan kesehatan di lapangan.

PELATIHAN PENCERAH NUSANTARA

PENCERAH NUSANTARA

Materi pelatihan terbagi menjadi tiga bagian utama:

12

Pencerah Nusantara mendapatkan pelatihan komprehensif sebelum dikirim ke daerah penempatan. Pelatihan ini melibatkan institusi dan pakar dalam pembangunan kesehatan diberikan secara langsung dengan metode perkuliahan, diskusi dan praktek langsung.

Pertama: Kompetensi Medis yang terdiri dari pelatihan kegawat daruratan dalam persalinan dan kehamilan,resusitasi bayi baru lahir, tatalaksana masalah gizi, serta pelatihan kegawat daruratan dalam kebencanaan dan traumatologi. Pelatihan ini diberikan oleh Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Kedua: Pelatihan terkait kebijakan kesehatan dan program pelayanan kesehatan. Materi pelatihan meliputi: akreditasi puskesmas, manajemen Puskesmas, program promosi kesehatan, program peningkatan gizi masyarakat, program pelayanan kesehatan ibu dan anak serta pelaksanaan Posyandu. Pelatihan diberikan diantaranya oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia; Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli, Provinsi Bali; Sentra Laktasi Indonesia; Nutrition International (NI) serta mitra pembangunan di lain.

Ketiga:Pelatihan soft-skill yang menunjang tim Pencerah Nusantara dalam memberikan pendampingan dan pelayanan kesehatan. Materi pelatihan i]ni seperti teknik advokasi, komunikasi efektif, kepemimpinan, kepekaan budaya, pemberdayaan perempuan, kolaborasi interprofesi serta ketahanan mental dan fisik melalui kegiatan survival/outbound. Pemateri dalam kegiatan ini adalah Kelompok Pencinta Alam Wanadri,Yayasan Cahaya Guru, pakar Behavioral Change Communication (BCC), pakar monitoring dan evaluasi, dan lembaga konsultasi SDM.

PENCERAH NUSANTARA

13

PENCERAH NUSANTARA

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM

14

Selama satu tahun penugasan, tim Pencerah Nusantara melaporkan perkembangan inisiasi program dan kolaborasi melalui laporan program yang dilaksanakan setiap empat bulan sekali (laporan triannual). Bersama dengan laporan triannual yang berfokus pada perkembangan dan pengembangan program bersama Puskesmas, tim Pencerah Nusantara juga akan melaporkan indikator pencapaian Puskesmas melalui Instrumen Puskesmas Berprestasi (IPB); indikator kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas; indikator keberlanjutan dan kesiapan masyarakat dalam mendukung pelaksanaan program Puskesmas secara mandiri. Untuk melengkapi proses triangulasi data, tim pengelola menyelenggarakan Leader’s Meeting pada tengah tahun penugasan Pencerah Nusantara. Selain itu, tim pengelola juga melakukan kunjungan lokasi sebagai bagian dari monitoring program untuk berinteraksi dengan penerima manfaat serta pemangku kepentingan di lokasi penugasan Pencerah Nusantara.