i
Studi Tentang Penanaman Modal Asing
Di Indonesia periode 1985-2005
SKRIPSI
Oleh :
Vidi Bagus Priyono
04313081
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2008
ii
Studi Tentang Penanaman Modal Asing
Di Indonesia periode 1985-2005
SKRIPSI
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir
guna memperoleh gelar Sarjana jenjang strata 1
Jurusan Ilmu Ekonomi
pada Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Disusun Oleh :
Nama : Vidi Bagus Priyono
Nomor Mahasiswa : 04313081
Program Studi :Ilmu Ekonomi
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2008
iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
”Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis
dengan sungguh-sungguh dan tidak ada bagian yang merupakan penjiplakan karya orang
lain seperti dimaksud dalam buku pedoman penyusunan skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi
FE UII. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka Saya
sanggup menerima hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku”.
Yogyakarta, Januari 2008
Penulis,
Vidi Bagus Priyono
iv
PENGESAHAN
Studi Tentang Penanaman Modal Asing
Di Indonesia periode 1985-2005
Nama : Vidi Bagus Priyono
Nomor Mahasiswa : 04313081
Program Studi : Ilmu Ekonomi
Yogyakarta, Januari 2008
Telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing,
(Drs. Nur Feriyanto, M.Si)
v
PENGESAHAN UJIAN
Telah dipertahankan/diujikan dan disahkan untuk
memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Sarjana jenjang Strata 1 pada Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Nama : Vidi Bagus Priyono
Nomor Mahasiswa : 04313081
Jurusan : Ilmu Ekonomi
Yogyakarta, Januari 2008
Disahkan Oleh,
Pembimbing Skripsi : Drs. Nur Feriyanto, M.Si. ..........
Penguji I : Drs. Suharto, M.Si ..........
Penguji II : Drs. Akhsyim Afandi, MA, Ph.D ..........
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Drs. Asmai Ishak, M.Bus.Ph.D.
vi
MOTTO
Jadikanlah sabar, shalat 5 waktu, dzikir dan doamu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah SWT menyertai
setiap langkah orang yang beriman. (Qs. Al Baqarah: 153)
Jangan kuatirkan kegagalan yang mungkin terjadi, tetapi kuatirkanlah kesempatan yang hilang ketika engkau sama
sekali tidak mencobanya, karena kegagalan adalah keseuksesan yang tertunda.
(Hary Gray)
Memaafkan berarti menerima situasi yang menyakitkan dan
melanjutkan dengan kebahagiaanmu sendiri.
(Amanda Ford)
Keluarga adalah salah satu karya besar alami.
(George Santayana)
vii
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya tulis ini kepada :
ALLAH SWT, Penguasa Alam, Raha segala makhluk, pemilik segala
misteri dan kegaiban, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Terimakasih
atas segala kenikmatan yang Engkau berikan kepada Hambamu selama ini.
♥ Buat papa dan mama yang udah ngasih fasilitas dan doanya sampai aku bisa
nyelesain tugas akhir ini.
♥ Buat my brother yang udah ngasih dukungan selama ini.
♥ Buat semua keluargaku yang udah support aku.
♥ My lovely girl yang udah menyayangi aku dan membantu hingga tugas
akhir ini terselesaikan.
♥ Temen- temen kos Thanks yach.
viii
KATA PENGANTAR
Sebuah karya yang diselesaikan dengan segala anugerah yang telah diberikan
kepadaku dan ucap rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar dan tak
lupa penulis ucapkan terima kasih pada Papa, Mama yang telah mendoakan hingga
akhirnya skripsi ini selesai. Judul Skripsi : “ STUDI TENTANG PENANAMAN
MODAL ASING DI INDONESIA Kurun Waktu 1985 – 2005”. Adapun tujuan
penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai
gelar Sarjana Ekonomi, program studi Ilmu Ekonomi Strata 1 pada Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat terwujud tanpa
bantuan dan dukungan, baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, penulis dengan penuh rendah hati ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ekonomi, Drs. Asmai Ishak,M.Bus.Ph.D , selaku
pimpinan Fakultas Ekonomi UII.
2. Ketua jurusan Ilmu Ekonomi, Drs. Jaka Sriyana,M.Si.,Ph.D, yang telah
memberikan pengarahan kepada penulis
ix
3. Sekretaris jurusan Ilmu Ekonomi, Dra. Diana Wijayanti, yang telah sabar
dan tulus selalu mendengarkan keluh kesah serta curhatan hati penulis,
dan selalu memberikan nasehat dan motivasi yang dapat membangun
penulis.
4. Dosen Pembimbing skripsi Drs. Nur Feriyanto, M. Si yang telah
memberikan bimbingan, nasihat, dan waktunya hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
5. Seluruh Karyawan Univeritas Islam Indonesia beserta Staf – stafnya yang
turut serta membantu penulis baik secara langsung maupun tidak
langsung.
6. Untuk kedua Orang Tuaku yng telah menyayangiku dan memberikan
seluruh Cinta kasihnya untukku , fasilitas dan mendoakanku hingga aku
dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar, trima kasih papa dan
mama I Love You.
7. My brother yang tersayang, cakep and selalu menjadi motivatorku untuk
selalu menjadi yang terbaik dan dewasa dalam menghadapi setiap
permasalahan hidup.
8. My lovely girl yang udah memberikan kasih sayang dan cinta untukku,
menemaniku kemanapun aku pergi dan selalu ada untukku setiap saat,
makasih banyak cinta, you are my soulmate.
9. my prend nyang ada di IE, semua angkatan , khususnya IE ’04, tkhs 4
everthing Bro.... Cayoooooo. Q-Q.
x
10. aND!!! semua orang-orang yang telah menyayangiku apa adanya,
memberiku nasihat, semangat, spirit, motivasi dan Doa..... Thks A lot lah
pokoknya.
11. Valens tu, semoga kau menjadi besar, gagah dan tampan, serta berguna
bagi semua orang, karena kau merupakan penghiburku disaat ku merasa
sedih dan bosan.
12. Thanks buat temen-temen KKN unit 78 ku, SeMangat yach.........
13. Buat temen-temen kos, Bang God thanks ya, and semuanya penghuni kos
60 B.
Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih semoga skripsi ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Yogyakarta, Januari 2008
Penulis
(Vidi Bagus Priyono)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Lambang Universitas Islam Indonesia.................................................... i
Halaman Judul........................................................................................ ii
Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme................................................ iv
Halaman Pengesahan Skripsi................................................................. v
Halaman Pengesahan Ujian.................................................................... vi
Motto...................................................................................................... vii
Halaman Persembahan………………………………………………... viii
Halaman Kata Pengantar……………………………………………… ix
Halaman Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………… 1
1.2 Perumusan Masalah………………………………………….. 6
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………….. 6
1.3.1 Tujuan Penelitian………………………………………. 6
1.3.2 Manfaat Penelitian……………………………………… 7
1.4 Sistematika Penulisan………………………………………… 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI.................. 9
2.1 Kajian Pustaka.......................................................................... 9
2.2 Landasan Teori dan Hipotesis.................................................. 11
xii
2.2.1 Investasi............................................................................ 11
2.2.2.1 Teori Tingkat Investasi.................................... 13
2.2.2.2.1 Teori Usaha Perlahan-lahan (Gradualist)... 13
2.2.2.2.2 Teori Dorongan Besar (Big Push)............. 14
2.2.2 Produk Dometik Bruto................................................... 14
2.2.3 Tingkat Suku Bunga………………………………….. 17
2.2.2.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga...................... 17
2.2.3.2 Tingkat Bunga Nominal................................. 17
2.2.3.3 Tingkat Bunga Riil......................................... 18
2.2.3.4 Pengaruh Variabel Tingkat Suku Bunga
Terhadap Investasi....................................... 18
2.2.4 Kurs Valuta Asing………............................................... 20
2.3 Hipotesis Penelitian................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN.................................................. 23
3.1 Jenis Data dan Variabel............................................................. 23
3.2 Definisi Variabel........................................................................ 23
3.3 Alat Analisis.............................................................................. 24
3.3.1 Pengujian Hepotesa.................................................... 26
3.3.1.1 Uji t-Statistik........................................................... 26
3.3.1.2 Uji F-Statistik.......................................................... 27
3.3.1.3 Koefisien Determinasi R2....................................... 27
3.3.2 Uji Asumsi Klasik............................................................ 28
3.3.2.1 Uji Multikoliniearitas............................................. 28
xiii
3.3.2.2 Uji Autokolerasi..................................................... 29
3.3.2.3 Uji Heterokedatisitas............................................... 30
BAB IV HASIL DAN ANALISIS……………………………….. 31
4.1 Uji Spesifikasi Model………………………………………… 31
4.2 Hasil Analisis Regresi………………………………………... 33
4.2.1 Hasil Uji Regresi Secara Parcial T- Statistik
(t-hitung)……………………………………………. 34
4.2.2 Hasil Uji Regresi Secara Keseluruhan F-Statistik
(F-hitung)…………………………………………… 35
4.2.3 R Square (R2)………………………………………. 35
4.2.4 Interpretasi Hasil Regresi………………………….. 36
4.3 Pengujian Asumsi Klasik……………………………………. 38
4.3.1 Heterokedastisitas………………………………….. 38
4.3.2 Autokorelasi……………………………………….. 40
4.3.3 Multikoliniearitas………………………………….. 41
4.3.4 Interpretasi Ekonomi Masing-Masing Variable…… 42
BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI ……………………….. 45
5.1 Simpulan…………………………………………………….. 45
5.2 Implikasi…………………………………………………….. 45
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………… 47
LAMPIRAN ……………………………………………………. 48
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Investasi, dalam konotasi ekonomi makro, sangat di butuhkan untuk
meningkatkan pendapatan nasional. Jika investasi bertambah, sesuai dengan
mekanisme multiplier effect, maka akibatnya pendapatan nasional akan
bertambah. Dengan bertambahnya investasi, maka produsen akan meningkatkan
jumlah kesempatan kerja sehingga jumlah barang dan jasa yang dihasilkan akan
bertambah pula. Pada gilirannya, masyarakat bisa mengkonsumsi barang dan jasa
dalam jumlah lebih banyak. Hal tersebut berarti bahwa tingkat kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat menjadi lebih baik.
Investasi merupakan unsur GDP yang paling sering berubah ketika
pengeluaran atas barang dan jasa turun selama resesi, sebagian besar penurunan
itu berkaitan dengan anjloknya pengeluaran investasi. (N. G. Mankiw, 1999 :
425). Selain itu juga, investasi merupakan langkah awal kegiatan pembangunan
ekonomi. Investasi mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi dan
juga mencerminkan marak lesunya pembangunan-pembangunan ekonomi tidak
akan lepas dari kegiatan investasi, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
(BUMN),
2
Koperasi maupun swasta yang akan memberikan berbagai keuntungan,
seperti menciptakan lapangan kerja, pemanfaatan sumber daya ekonomi
seoptimal mungkin serta peningkatan mutu sumber daya manusia, dan lain-lain.
Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari variabel mikro maupun makro.
Dari sudut pandang variabel makro, variabel tersebut antara lain :
1. Masalah kesempatan kerja.
2. Pertumbuhan ekonomi.
3. Keseimbangan neraca pembayaran.
4. Kestabilan ekonomi.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa variabel makro tersebut, sangat berpengaruh
terhadap kegiatan investasi, baik yang berasal dari Penanaman Modal Dalam
Negeri ( PMDN ), maupun yang berasal dari Penanaman Modal Asing ( PMA ).
Hal ini merupakan suatu yang logis, karena berdasarkan sudut pandang investor,
mereka hanya melakukan investasi yang akan memberikan probabilitas
keuntungan yang paling optimal.
Pada kasus PMA, apabila kinerja dari variabel makro suatu negara tidak
sesuai yang diharapkan, maka investor akan mengalihkan dana investasinya ke
negara lain yang kinerja variabel makronya lebih baik. Penanaman modal
merupakan langkah awal kegiatan produksi. Dengan posisi semacam itu,
investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan
ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya
pertumbuhan ekonomi dan mencerminkan marak lesunya pembangunan.
3
Dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap negara senantiasa
berusaha menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. sasaran yang
dituju bukan hanya masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri, tapi juga
investor asing. ( Dumairy, 1997 ). Di Indonesia, iklim penanaman modal tidak
henti-hentinya dilakukan perbaikkan oleh pemerintah. Di antara perbaikkan
tersebut pemerintah merupakan berbagai paket kebijaksanaan, antara lain
dilakukan penyederhanaan mekanisme perijinan, perlunakan syarat-syarat
investasi serta memotivasi investasi dalam sektor-sektor tertentu dan daerah-
daerah tertentu.
Investasi sangat penting perannya dalam pertumbuhan dan perkembangan
perekonomian Indonesia. Investasi swasta sangat berperan dalam distribusi
tenaga kerja, distribusi pendapatan, pertumbuhan dan kualitas penduduk serta
kemajuan teknologi. Perkembangan kinerja investasi swasta di Indonesia masih
belum seperti yang diharapkan, kontribusi investasi terus mengalami penurunan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi investasi yaitu ketidakpastian hukum
dalam negara. Hal tersebut tercermin pada indikator risk Indonesia yang
meskipun telah membaik namun secara umum belum kembali ke posisi sebelum
krisis ekonomi terjadi. Hal ini dapat terlihat pada tabel Penanaman Modal Asing
(PMA) Indonesia dari tahun 2000 – 2004 sebagai berikut:
4
Tabel 1
Proyek-Proyek Penanaman Modal Luar Negeri
Yang Telah Disetujui Pemerintah Menurut Lokasi
Tahun 2000 - 2004
(Persen)
Lokasi 2000 2001 2002 2003 2004
Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi
Jawa 1196 11053,2 996 5742,2 897 4799,6 794 7451,4 879 8102,4 Sumatera 161 3072,1 143 2356,7 106 2070,2 111 1541,2 111 1111,7
Kalimantan 22 208,8 43 246,6 29 2237,0 33 979,5 35 158,3 Sulawesi 23 74,5 16 81,1 16 420,2 20 391,5 17 363,2
Bali & Nusa Tenggara 136 1614,4 129 524,9 97 208,7 93 3009,0 140 435,3
Maluku & Papua 4 52,6 7 6104,8 6 59,7 9 223,8 8 108,9 Total 1542 16.075.6 1.334 15.056.3 1.151 9.795.4 1.06 13.596.4 1.19 10.279.8 Sumber : Statistik Indonesia berbagai edisi, Badan Pusat Statistik (BPS)
Berdasarkan tabel di atas, maka kita dapat melihat, bagaimana jumlah
penananman modal asing (PMA) yang telah disetujui pemerintah menurut lokasi.
Dari tahun 2000 hingga 2004, perkembangan penanaman modal asing di
Indonesia menampakkan laju yang berbeda baik dari segi jumlah proyek dan
jumlah investasi, hal ini dikarenakan adanya perbedaan letak lokasi. Pada tahun
2000, jumlah penanaman modal asing yang tertinggi terletak pada daerah Jawa
untuk jumlah proyek sebesar 1196, dan untuk investasi berada pada daerah Bali
dan Nusa Tenggara, sebesar 1614.4. Pada tahun 2001, jumlah proyek terbesar
berada pada daerah Jawa, dan untuk jumlah investasi berada pada daerah Maluku
dan Papua, sebesar 6104.8. Pada tahun 2002, jumlah proyek terbesar berada pada
daerah Sumatera, sebesar 106, dan untuk jumlah investasi terbesar berada pada
daerah Jawa, sebesar 4.799.6.
5
Di tahun 2003, jumlah proyek terbesar berada pada daerah Jawa, sebesar 794,
untuk jumlah investasi terbesar berada pada darah Jawa, sebesar 7.451.4. Dan
pada tahun 2004, jumlah proyek terbesar berada pada daerah Jawa, sebesar 879,
dan untuk jumlah investasi terbesar berada pada daerah Jawa, sebesar 8.102.4.
Fungsi intermediasi perbankan yang belum pulih kembali sepenuhnya
meskipun suku bunga yang ada relatife rendah menjadi salah satu penyebab
masih tersendatnya kegiatan investasi dewasa ini. Investasi asing merupakan
harapan untuk bisa memenuhi target pertumbuhan ekonomi guna memperbaiki
iklim investasi. Indonesia menghadapi berbagai tantangan baik secara internal di
dalam negeri maupun secara eksternal dari negara lain. Di dalam negeri,
tantangan itu antara lain masih belum memadainya ketersediaan sarana dan
prasarana perekonomian yang berupa barang-barang public, serta kurang
terjaminnya kepastian hukum bagi investor yang akan menanamkan modalnya.
Sedangkan tantangan eksternalnya antara lain berupa persaingan iklim investasi
dengan negara lain yang ada di kawasan asia pasifik.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
menulis suatu penulisan yang berjudul “STUDI PENANAMAN MODAL
ASING DI INDONESIA TAHUN 1985 – 2005” dengan kurun waktu runtut
dari tahun 1985 – 2005 dan menggunakan metode Regresi Sederhana.
6
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah dijabarkan, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Produk Domestik Bruto (PDB) mempengaruhi Penanaman Modal
Asing (PMA)?
2. Apakah Suku Bunga LIBOR mempengaruhi Penanaman Modal Asing
(PMA)?
3. Apakah Kurs Valuta Asing Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat
mempengaruhi Penanaman Modal Asing (PMA)?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor-faktor apa yang
mempengaruhi Penanaman Modal Asing di Indonesia pada tahun 1985 – 2005
dengan menggunakan metode Regresi Sederhana.
Tujuan rinci dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Bruto Riil
terhadap Penanaman Modal Asing.
2. Untuk menganalisis Suku Bunga LIBOR terhadap Penanaman
Modal Asing.
3. Untuk menganalisis pengaruh Kurs Valuta Asing Rupiah
terhadap Dollar Amerika Serikat terhadap Penanaman Modal
Asing.
7
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai tambahan informasi mengenai hal hal yang berkaitan
dengan Penanaman Modal Asing.
2. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
masyarakat, dalam memahami fenomena Penanaman Modal
Asing.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang paling berpengaruh
terhadap Penanaman Modal Asing.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB. I : PENDAHULUAN
Menguraikan gambaran umum dalam penulisan skripsi yang terdiri
atas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan
penelitian.
BAB. II : KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Bab ini mendokumentasikan dan mengkaji hasil dari penelitian-
penelitian yang pernah dilakukan pada area yang sama. Dari proses
ini, akan ditemukan kelebihan dan kekurangan pada penelitian
penanaman modal asing di Indonesia pada tahun 1985-2005. Dan
berisi mengenai teori-teori yang digunakan sebagai pendekatan
permasalahan yang akan di teliti.
8
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah,
sehingga hipotesis yang disusun merupakan pernyataan yang
menjawab pertanyaan pada rumusan masalah.
BAB. III : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini menguraikan metode penelitian mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi penanaman modal asing di Indonesia pada tahun
1985-2005.
BAB. IV : HASIL DAN ANALISIS
Bab ini berisi mengenai keadaan data dan menganalisa masalah yang
akan diteliti dengan teknik yang telah ditentukan.
BAB. V : KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Penelitian ini akan diakhiri dengan mengemukakan kesimpulan hasil
analisa dan implikasi yang bisa bermanfaat bagi kelangsungan
penanaman modal asing di Indonesia pada tahun 1985-2005.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Pada penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing
di Indonesia pada tahun 1985 – 2005 ini, mengacu pada penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh :
1. Indah Ambarsari dan Didit Purnomo yang mengangkat judul ”Studi
Penanaman Modal Asing di Indonesia”. Dengan menggunakan
metode penurunan ECM. Variabel yang digunakan yaitu Penanaman
Modal Asing sebagai variabel dependen dan Kurs Valuta Asing, Suku
Bunga Internasional. Suku Bunga Deposito dan Produk Domestik
Bruto sebagai variabel independen. Kesimpulannya, Variabel Kurs
baik dalam jangka panjang maupun pendek berpengaruh positif
terhadap
Penanaman Modal Asing. Variabel Suku Bunga Internasional
berpengaruh positif terhadap Penanaman Modal Asing. Variabel
Suku Bunga Deposito berpengaruh negatif terhadap Penanaman
Modal Asing. Dan Variabel Produk Domestik Bruto berpengaruh
positif terhadap Penanaman Modal Asing.
10
2. Agung Prasetyoningsuryo yang mengangkat judul ” Analisis Faktor-
faktor yang mempengaruhi Investasi Swasta di Indonesia ”. Dengan
menggunakan metode regresi sederhana. Variabel Investasi Swasta
sebagai variabel dependen, dan Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga
Kredit, dan Inflasi sebagai variabel independen. Kesimpulannya, dari
ketiga hipotesis yang digunakan sebagai pedoman penelitiannya,
tentang pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
ternyata ketiga variabel independennya signifikan, yaitu Jumlah Uang
Beredar berpengaruh positif terhadap Investasi Swasta. Sedangkan
tingkat Suku Bunga Kredit dan Inflasi berpengaruh negatif terhadap
Investasi Swasta. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan antara t-
hitung dan t-tabel.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah, sama-sama
menggunakan variabel Investasi sebagai variabel dependen.
Untuk metode penelitian, penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan
oleh Agung Prasetyoningsuryo, yaitu sama-sama menggunakan metode regresi
sederhana. Untuk variabel independen, penelitian ini sama-sama menggunakan
variabel Produk Domestik Bruto, Suku Bunga LIBOR, dan Kurs Valuta Asing
dengan penelitian terdahulu.
11
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, terletak pada metode
penelitian yang digunakan oleh Indah Ambarsari dan Didit Purnomo, yaitu
metode ECM sedangkan untuk penelitian ini menggunakan metode Regresi
Sederhana. Untuk penggunaan variabel independen, penelitian ini tidak
menggunakan Suku Bunga Intrenasional yang ternyata digunakan pada penelitian
Indah Ambarsari dan Didit Purnomo. Sedangkan pada penelitian ini tidak
menggunakan menggunakan Jumlah Uang beredar sebagai variabel independen,
yang ternyata digunakan oleh Agung Prasetyoningsuryo.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Investasi
Penanaman Modal merupakan langkah awal kegiatan produksi.
Dengan posisi semacam itu, investasi pada hakekatnya juga merupakan
langkah awal kegiatan pembangunan. Dinamika penanaman modal
mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, mencerminkan
marak lesunya pembangunan. (Dumairy, 1996 : 132).
Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan
penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang
modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian. (Sadono Sukirno, 1997 : 107).
12
Investasi pada hakekatnya merupakan penanaman sejumlah dana
pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa
mendatang. (Abdul Halim, 2003 :2).
Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk menambah atau
mempertahankan persediaan kapital (capital stock). Persediaan kapital ini
terdiri dari pabrik-pabrik, mesin-mesin kantor, barang tahan lama lainnya
yang dipakai dalam proses produksi. Termasuk dalam persediaan kapital
adalah rumah-rumah dan persediaan barang-barang yang belum dijual atau
dipakai pada tahun yang bersangkutan (inventory). Jadi investasi adalah
pengeluaran yang menambah persediaan kapital. (M. Suparmoko, 1994 :
79-80).
Didalam neraca nasional atau struktur PDB menurut penggunaan
investasi didefinisikan sebagai pembentukan modal atau kapital tetap
domestik (domestic fixed capital formation). Menurut definisi BPS,
pembentukan modal tetap adalah pengeluaran untuk pengadaan, pembuatan
atau pembelian-pembelian barang-barang (bukan barang-barang konsumsi)
baik dari dalam negeri maupun impor, termasuk barang modal bekas dari
luar negeri. (Sigit Purnomo, 2004 :1).
Investasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu investasi riil dan
investasi finansial. Yang dimaksud dengan investasi riil hádala investasi
terhadap barang-barang yang tahan lama (barang-barang modal) yang akan
digunakan untuk proses produksi. Sedangkan investasi finansial adalah
13
investasi terhadap surat-surat berharga, misalnya pembelian saham, obligasi
dan lain sebagainya. (Guritno Mangkoesoebroto, Algifari, 1991 : 75).
Pengertian investasi mempunyai cakupan pengertian yang luas.
Secara garis besarnya investasi menurut jenisnya digolongkan menjadi 3
jenis, yaitu investasi yang dilakukan pemerintah, investasi oleh masyarakat
atau swasta dan yang dilakukan oleh rumah tangga.
2.2.2.1 Teori Tingkat Investasi
Dalam hubungannya dengan tingkat investasi yang
diusahakan, ada dua teori yaitu teori gradualist dan teori big push.
(Irawan, M Suparmoko, 1995 : 94-95).
2.2.2.2.1 Teori Usaha Perlahan-lahan (Gradualist).
Teori ini berpendapat bahwa negara yang terbelakang
sebaiknya jangan mengadakan industrialisasi cepat-cepat,
sebab resiko dan kekeliruan-kekeliruan akan terlalu besar
untuk dipikul negara yang miskin. Pemilihan teknik-teknik
produksi dan investasi didasarkan pada biaya-biaya relatif
daripada faktor-faktor produksi.
Mengusahakan untuk memajukan industri-industri kecil,
pembangunan masyarakat desa dan lain-lain semacam ini
yang menggunakan kelebihan tenaga buruh. Kegiatan yang
membutuhkan kapital yang banyak akan diusahakan bila
14
keuntungan melebihi dari kegiatan yang sifatnya padat
karya (labor intensive).
2.2.2.2.2 Teori Dorongan Besar (Big Push).
Teori ini secara singkat mengatakan bahwa bila hanya ada
sedikit-sedikit usaha untuk menaikkan pendapatan, hal ini
hanya mendorong pertumbuhan penduduk saja, yang
nantinya akan menghambat kenaikkan pendapatan
perkapita. Usaha dilakukan secara besar-besaran untuk
mengatasi perubahan-perubahan penduduk. Konsentrasi
pada investasi yang selanjutnya mengahasilkan alat-alat
kapital untuk mempertahankan dan pertumbuhan
outputnya.
2.2.2 Produk Domestik Bruto
Dalam melakukan perhitungan pendapatan nasional ada 2 konsep
yang digunakan yaitu konsep kewilayahan dan konsep kewarganegaraan.
Pendapatan nasional menurut konsep kewilayahan, menghitung besarnya
nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk yang ada di wilayah
suatu negara, meliputi kegiatan produksi barang dan jasa oleh warga negara
tersebut dan yang dihasilkan oleh warga negara asing. Besarnya
perhitungan pendapatan nasional yang menggunakan konsep kewilayahan
ini disebut dengan angks GDP (Gross Domestic Product). GDP nominal
15
mengukur nilai barang dan jasa dalam suatu periode tertentu menurut harga
pasar pada periode dasar (Ahmad Jamli, 1996/b).
Investasi merupakan fungsi pendapatan nasional seperti terlihat
pada gambar 2.4. Dari gambar tersebut terlihat dengan jelas bahwa semakin
tinggi tingkat pendapatan nasional semakin besar pula pengeluaran investasi
yang dilaksanakan oleh masyarakat perekonomian tersebut.
Misalnya sebuah perekonomian mempunyai fungsi investasi I = 40 + 0,1Y,
maka pada tingkat pendapatan nasional sebesar 100, besar pengeluaran
investasi sebesar 50, sedangkan apabila tingkat pendapatan nasional naik
menjadi 200, besarnya pengeluaran investasi akan meningkat menjadi 60.
140
120
100
80
60
40
20
0 100 200
Pendapatan Nasional (dalam miliar rupiah) per tahun
Gambar 2.4. Pengeluaran Investasi sebagai Fungsi Pendapatan Nasional
16
Pendapatan nasional mempunyai hubungan yang positif dengan
pengeluaran investasi. Produsen dengan mendasarkan pada asumsi
rasionalitas, hanya akan mengadakan investasi selama proyek investasi
tersebut diperkirakan akan mendatangkan keuntungan. Salah satu faktor
yang menyebabkan proyek investasi dapat diperkirakan akan mendatangkan
keuntungan adalah adanya permintaan yang akan barang atau jasa yang
akan dihasilkan oleh proyek investasi tersebut yang cukup memadai.
Meningkatnya tingkat pendapatan nasional mempunyai tendensi
mengakibatkan meningkatnya permintaan akan barang-barang dan jasa-jasa.
Dengan demikian meningkatnya tingkat pendapatan nasional menyebabkan
meningkatnya proyek-proyek investasi yang dilaksanakan oleh masyarakat.
Pada dasarnya analisis pendapatan nasional model dimana pengeluaran
investasi merupakan fungsi tingkat pendapatan nasional tidak berbeda
dengan analisa pendapatan nasional dimana pengeluaran investasi
diperlakukan sebagai variabel eksogen, yang berarti bahwa untuk
menemukan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium syaratnya sama, yaitu
: S = 1. perbedaannya adalah I merupakan fungsi Y, dengan persamaan
fungsi sebagai berikut:
I = I0 + α Y
Dimana :
I : jumlah pengeluaran investasi dalam masyarakat.
17
Io :jumlah pengeluaran investasi pada tingkat
pendapatan nasional sebesar nol.
YI
ΔΔ
=α : marginal propensity to invest
2.2.3 Tingkat Suku Bunga
2.2.3.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga
Pengertian dasar dari tingkat bunga, yaitu sebagai harga dari
penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Pengertian tingkat bunga
sebagai ”harga” ini bisa juga dinyatakan sebagai harga yang harus dibayar
apabila terjadi ”pertukaran” antara satu rupiah sekarang dan satu rupiah
nanti (misalnya setauhn lagi). (Boediyono, 1994 : 75-76).
2.2.3.2 Tingkat Bunga Nominal
Tingkat bunga nominal (nominal rate of interest) merupakan
tingkat bunga yang harus dibayar debitur kepada kreditur disamping
pengembalian pinjaman pokoknya pada saat jatuh tempo.
Tingkat bunga nominal sebenarnya adalah penjumlahan dari unsur-unsur
tingkat bunga, yaitu tingkat bunga ”murni” (pure interest rate), premi
resiko (risk premium), biaya transaksi (transaction cost) dan premi untuk
inflasi yang diharapkan. (Boediyono, 1990 : 88).
Tingkat bunga sebagai suatu ”harga” dipengaruhi oleh banyak
faktor dengan banyak ”harga” barang-barang lain, tingkat bunga sangat di
pengaruhi oleh faktor-faktor subyektif, terutama yang berkaitan dengan
18
perubahan perkiraan atau harapan orang (expectation) mengenai
perkembangan ekonomi di waktu mendatang.
2.2.3.3 Tingkat Bunga Riil
Tingkat bunga riil (real rate of interest) adalah tingkat bunga
nominal minus laju inflasi yang terjadi selama periode yang sama. Dengan
formulasi sebagai berikut : (Boediono, 1990 :83).
Rr = Rn-Ri
Keterangan : Rr = tingkat bunga riil
Rn = tingkat bunga nominal
Ri = laju inflasi
Ri adalah simbol untul laju inflasi yang benar-benar terjadi selama periode
tertentu, sedangkan Ri adalah untuk laju inflasi yang diharapkan terjadi
selama periode yang sama (dan laju inflasi yang diharapkan ini menambah
tingkat bunga sebagai unsur-unsur ”premi inflasi”).
2.2.3.4 Pengaruh Variabel Tingkat Suku Bunga Terhadap
Investasi
Pengertian tingkat suku bunga sebagai harga dapat
diasumsikan sebagai harga yang harus dibayar apabila terjadi
pertukaran antara satu rupiah sekarang dengan satu rupiah nanti.
Para penabung dan investor bertemu di pasar leonable funds dari
proses tawar menawar antara mereka akhirnya akan menghasilkan
tingkat bunga keseimbangan dimana (Boediyono, 1985) : S = 1
19
Tingkat Bunga R
0 F Dana Investasi (Loanable Funds)
faktor penentu utama dalam kurva S adalah Rate of Time
Preference para penabung dan faktor penentu utama kurva I adalah
Marginal Product of Capital (MPC). Tingkat bunga berubah
apabila kedua faktor penentu utama tersebut berubah, pada satu
pihak disebabkan oleh perubahan penilaian subyektif ( mengenai
rupiah sekarang dibandingkan rupiah yang akan datang), pada
pihak yang lai disebabkan oleh pengaruh
teknologi.(Soediyono,1985).
Pengaruh besarnya tingkat suku bunga terhadap besarnya
pengeluaran investasi masyarakat, baik menggunakan pendekatan
sederhana maupun pendekatan yang lebih umum menghasilkan
kesimpulan yang sam, yaitu bahwa investasi merupakan fungsi
tingkat bunga dengan 0<ΔΔ
rI ,dalam arti bahwa meningkatnya
tingkat bunga (r) mengakibatkan berkurangnya pengeluaran
investasi.
Dan sebaliknya, menurunnya tingkat bunga mengakibatkan
bertambahnya pengeluaran investasi.
20
Misal, pada tingkat bunga sebesar 30% pengeluaran
investasi sebesar 20 miliar rupiah per tahun. Apabila tingkat suku
bunga menurun jadi 25% maka besarnya pengeluaran investasi
dalam perekonomian meningkat menjadi 30 miliar rupiah.
2.2.4 Kurs atau Nilai Tukar
Kurs atau Nilai Tukar mata uang (exchange rate) merupakan harga
suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs merupakan salah satu
harga yang penting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruhnya
yang begitu besar bagi transaksi berjalan maupun variabel-variabel makro
ekonomi yang lainnya. Kurs memainkan peranan sentral dalam hubungan
perdagangan Internasional, karena kurs memungkinkan kita untuk
membandingkan harga-harga segenap barang dan jasa. Kurs menunjukkan
banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit
valuta asing tertentu. (Salvatore, 1997 : 10).
Para ekonom membedakan kurs menjadi dua, yaitu kurs nominal
dan kurs riil. Kurs Nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif
dari mata uang dua negara. Sebagai contoh, jika kurs antara dollar AS dan
yen Jepang adalah 120 yen per dollar, maka orang Amerika yang ingin
mendapatkan yen akan mendapatkan dollar dan akan membayar 120 yen
untuk setiap dollar yang dibelinya. Kurs riil adalah harga relatif dari barang-
barang kedua negara. Kurs riil kadang-kadang disebut terms of trade. Kurs
riil diantara kedua negara, jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri
21
relatif murah, dan barang-barang domestik relatif mahal, jika kurs riil
rendah, barang-barang luar negara relatif mahal, dan barang-barang
domestik relatif murah. (Mankiw, 2000 : 192).
Berdasarkan waktu yang dibutuhkan dalam pengerahan valas kurs
terbagi menjadi dua yaitu, kurs spot (spot exchange rate) dan kurs forward
(forward exchange rate). Kurs spot adalah kurs valas yang terlaksana dalam
dua hari kerja setelah disepakatinya transaksi. Periode selama dua hari
dimaksudkan untuk memberikan waktu yang memadai bagi kedua pihak
guna mengadakan pengaturan dan memberikan intruksi-intruksi
pembayaran pasar dimana transaksi spot dilakukan disebut spot market.
Sementara kurs forward merupakan suatu penetapan kurs yang dilakukan
pada saat ekarang namun berlaku beberapa waktu kemudian (waktu yang
akan datang). Pasar yang digunakan untuk transaksi penjualan dan
pembelian dengan kurs forward disebut forward market.
Biasanya kurun waktu dalam kurs forward adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan
yang sering digunakan adalah periode 3 bulan. Periode yang lebih lama
tidak digunakan karena ketidakpastian kurs di masa mendatang. (Salvatore,
1997 : 17-18).
Setiap mata uang selalu menghadapi kemungkinan penurunan nilai
tukar (depresiasi) terhadap mata uang lainnya atau sebaliknya mengalami
kenaikan nilai tukar (apresiasi), maka kalangan keuangan Internasional
lebih suka menggunakan indikator kurs efektif (effective exchange rate)
adalah rata-rata kurs antara mata uang domestik dengan mata uang dari
22
sejumlah negara lain yang menjadi mitra-mitra dagang terpentingnya. Jadi,
faktor yang diutamakan adalah arti penting relatif hubungan dagang antar
satu negara dengan sejumlah negara lain yang menjadi mitra dagang yang
terbesar. (Salvatore, 1997 :13).
2.3 HIPOTESIS PENELITIAN
1. Diduga Produk Domestik Bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Penanaman Modal Asing.
2. Diduga Suku Bunga LIBOR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Penanaman Modal Asing.
3. Diduga Kurs Valuta Asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Penanaman Modal Asing.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Data dan Variabel
Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini merupakan
data sekunder , yaitu data yang tersedia dan bersifat runtut waaktu dari tahun
1985-2005.
A. Variabel Dependen, yaitu data mengenai Penanaman Modal Asing di
Indonesia pada Tahun 1985 - 2005.
B. Variable Independen, yaitu data mengenai, Produk Domestik Bruto
(PDB), Suku Bunga LIBOR, dan Kurs Valuta Asing di Indonesia pada
Tahun 1985 -2005.
3.2 Definisi Variabel
1. Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan Investasi yang dilakukan di
Indonesia oleh pemilik-pemilik Modal dari Luar Negeri (PMA) untuk
mendapatkan suatu keuntungan. (Juta USD).
2. Produk Domestik Bruto merupakan pertumbuhan ekonomi atau
pertumbuhan produk nasional. (Milliar Rupiah).
3. Suku Bunga LIBOR merupakan tingkat bunga nominal (Persen).
4. Kurs Valuta Asing merupakan harga satuan mata uang terhadap mata
uang lainnya. (Rp/Dollar).
24
3.3 Alat Analisis
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif dan
kuantitatif, yaitu mendiskripsikan suatu permasalahan dan menganalisis data dan
hal-hal yang berhubungan dengan angka-angka atau rumus-rumus perhitungan
yang digunakan untuk menganalisis masalah yang sedang diteliti.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda yang menggunakan metode OLS (Ordinary least square) untuk
mengetahui hubungan penanaman modal asing dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya dinyatakan dalam persamaan matematis yang memiliki
hubungan secara fungsional dengan formulasi sebagai berikut :
Y= f (X1,X2,X3,).
Keterangan : Y adalah Penanaman Modal Asing (Juta USD).
X1 adalah Produk Domestik Bruto (Miliar Rp)
X2 adalah Suku Bunga LIBOR (Persen)
X3 adalah Kurs Valuta Asing (Rp/Dollar)
Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah regresi linier untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen,
dirumuskan sebagai berikut :
Y= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ei
Keterangan : Y adalah Penanaman Modal Asing.
b0 adalah Konstanta.
b1,b2,b3, adalah koefisien regresi.
25
X1 adalah besarnya Produk Domestik Bruto.
X2 adalah besarnya Suku Bunga LIBOR.
X3 adalah besarnya Kurs Valuta Asing.
ei adalah error term.
Bentuk secara umum dari metode ekonometrika yang di pergunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Linear Y = α 0 + α 1 X1 + α 2 X2 - α 3 X3 + e
Log Linear lnY = α 0 + α 1 ln X1 + α 2 ln X2 - α 3 ln X3 + e
Dimana :
Y = Penanaman Modal Asing (Juta USD)
α 0 = Konstanta
α 1, α 2, α 3, = Koefisien Regresi
e = Variabel Pengganggu
X1 = Produk Domestik Bruto (Miliar rupiah)
X2 = Suku Bunga LIBOR (Persen)
X3 = Kurs Valuta Asing(Rp/Dollar)
Dari hasil analisis regresi linear tersebut akan diperoleh koefisien regresi
linear dari masing-masing variabel. Untuk menguji setiap koefisien regresi yang
akan diperoleh dengan menggunakan bantuan alat analisis E-views.
26
3.3. 1 Pengujian Hipotesa
Untuk menguji bisa atau tidak model regresi tersebut di gunakan dan
untuk menguji kebenaran hipotesis yang dilakukan, maka diperlukan pengujian
statistik, antara lain :
3.3. 1.1 Uji t-Statistik
Hal ini dilakukan dengan cara pengujian variabel-variabel
independent secara parsial (individu), digunakan untuk mengetahui
signifikasi dan pengaruh variabel independent secara individu terhadap
variasi terhadap variabel independent lainnya. Pengujiannya adalah
sebagai berikut :
αi
t-hitung =
SE (αi)
Dengan α = 5%, maka hipotesis yang digunakan :
Ho : αi < 0 ; berarti variabel independent tidak mempengaruhi variabel
dependent.
Hi ; αi > 0 ; berarti variabel independent mempengaruhi variabel
dependent.
◊ Apabila probabilitas < dari 0.05, maka dapat dikatakan
signifikan.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil keputusan dengan menggunakan
probabilitas.
27
3.3. 1.2 Uji F-Statistik
Hal ini dilakukan dengan cara pengujian terhadap variabel-variabel
independent secara bersama-sama yang dilakukan untuk melihat pengaruh
variabel independent secara individu terhadap variabel dependent.
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
R2 / (K – 1 )
F-hitung =
(1 – R2 )/(n – K)
Hipotesis yang digunakan :
Ho : α1 = α 2 = α 3 = 0 , maka variabel independent secara bersama-sama
tidak mempengaruhi variabel dependent.
Ha : α 1 ≠ α 2 ≠ α 3 ≠ 0 , maka variabel independent secara bersama-
sama mempengaruhi variabel dependent.
◊ Apabila probabilitas (F-Statistik) < dari 0.05 , maka bisa
dikatakan signifikan.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil keputusan dengan
menggunakan probabilitas.
3.3. 2 Koefisien Determinasi R2
Nilai R2 menunjukan besarnya variabel-variabel independent dalam
mempengaruhi variabel dependent. Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 ( 0 ≤ R2
28
≤ 1 ). Semakin besar nila R2, maka semakin besar variasi variabel
dependent yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independent.
Sebaliknya, makin kecil nilai R2, maka semakin kecil variasi variabel
dependent yang dapat di jelaskan oleh variasi variabel independent.
Sifat dari koefisien determinasi adalah :
◊ R2 merupakan besaran yang non negatif.
◊ Batasnya adalah ( 0 ≤ R2 ≤ 1 ). (Damodar Gujarati)
Apabila R2 bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel-
variabel independent dengan variabel dependent. Semakin besar nilai R2
maka semakin tepat garis regresi dalam menggambarkan nilai-nilai observasi.
3.3.2 Uji Asumsi Klasik
Pada prakteknya, beberapa masalah sering muncul pada saat analisis regresi
digunakan untuk mengestimasi suatu model dengan sejumlah data. Masalah
tersebut dalam buku ekonometrika termasuk dalam pengujian asumsi klasik yaitu
ada tidaknya masalah heterokedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas.
(Mudrajad Kuncoro, 2001 ; 105).
Terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut diatas akan
menyebabkan uji statistik (uji t-stat dan f-stat) yang dilakukan menjadi tidak valid
dan secara statistik akan mengacaukan kesimpulan yang diperoleh.
3.3. 2.1 Uji Multikolinearitas
Multikolineritas adalah tidak adanya hubungan hubungan linear
antar variabel independent dalam suatu model regresi. Suatu model
29
regresi dikatakan terkena multikolinearitas bila terjadi hubungan linear
yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua varibel bebas dari
suatu model regresi. Akibatnya akan kesulitan untuk dapat melihat
pengaruh variabel independent terhadap variabel dependentnya. (
Maddala, 1992: 269-270 ).
Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dengan
membandingkan nilai koefisien determinasi parsial (r2) dengan nilai
koefisien determinasi majemuk (R2), jika r2 lebih kecil dari nilai R2 maka
tidak terdapat multikolinearitas.
Cara lain untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas yaitu
dengan menggunakan korelasi antar variabel dimana apabila kurang dari
0.85 maka tidak terdapat multikolinearitas dan sebaliknya apabila
hubungan variabel di atas 0.85 maka terdapat multikolinearitas.
3.3. 2.2 Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah adanya korelasi antar anggota serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data runtut waktu
atau time series) atau ruang (seperti dalam data lintas sektoral atau cross
section).
Pengujian terhadap gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan uji
Durbin-Watson atau dengan uji LM Test yang dikembangkan oleh
Bruesch-godfrey,dimana uji LM Test bisa dikatakan sebagai uji
autokorelasi yang paling akurat ( Kuncoro, 2001, 107), apalagi jika
sampel yang digunakan dalam jumlah yang besar (misalnya diatas 100).
30
Uji ini dilakukan dengan memasukkan lagnya, dari hasil uji autokorelasi
Serial Correlation LM Test Lag.
Dalam penelitian ini pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji
hipotesis nol (Ho) yang mengatakan bahwa tidak ada autokorelasi, dengan
pedoman :
◊ Apabila X2 hitung (obs R-Squared) > X2 tabel, maka
menolak hipotesis nol (Ho) yang mengatakan adanya
autokorelasi.
◊ Apabila X2 hitung (obs R-Squared) < X2 tabel, maka
menerima hipotesis nol (Ho) yang mengatakan bahwa tidak
ada autokorelasi.
3.3. 2.3 Uji Heterokedasitisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak
memiliki varian yang sama. Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara
meregresi residual kuadrat ( Ui2 ) dengan variabel bebas, variabel bebas
kuadrat dan perkalian variabel bebas.
Pedoman dalam penggunaan model white test adalah jika nilai
Chi-Square hitung (n. R2) lebih besar dari nilai X2 kritis dengan derajat
kepercayaan tertentu (α) maka ada heterokedasitisitas dan sebaliknya jika
Chi-Square hitung lebih kecil dari nilai X2 menunjukan tidak adanya
heterokedasitisitas.
31
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
Semua data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data antar
tempat atau ruang (Time Series), dimana data yang dikumpulkan dalam kurun
waktu tertentu dari suatu sample. Dalam penelitiaan ini data yang digunakan
adalah data pada tahun 1985-2005.
Variabel dependent yang digunakan adalah Penanaman Modal Asing
Indonesia dari tahun 1985-2005, sedangkan variabel independent yang digunakan
adalah X1 : Produk Domestik Bruto (Miliar Rupiah), X2 : Suku Bunga LIBOR
(Persen), X3 : Kurs (Rp/Dollar).
4.1. Uji Spesifikasi Model
Mengingat pentingnya spesifikasi model untuk menentukan bentuk suatu
fungsi suatu model empirik dinyatakan dalam bentuk linier ataukah nonlinier
dalam suatu penelitian, maka dalam penelitian ini juga akan dilakukan uji
tersebut. Dalam penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan uji MacKinnon,
White, Davidson (MWD test).
32
Tabel 4.1
MWD untuk regresi Linier
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 11/28/07 Time: 21:37 Sample: 1985 2005 Included observations: 21
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -18660.29 8408.553 -2.219203 0.0413X1 0.088245 0.012912 6.834052 0.0000X2 2154.510 906.3364 2.377164 0.0303X3 -1.625591 0.535233 -3.037166 0.0078Z1 3860.067 2007.987 1.922357 0.0726
R-squared 0.778484 Mean dependent var 12400.40Adjusted R-squared 0.723105 S.D. dependent var 11127.97S.E. of regression 5855.636 Akaike info criterion 20.39245Sum squared resid 5.49E+08 Schwarz criterion 20.64115Log likelihood -209.1208 F-statistic 14.05735Durbin-Watson stat 0.852930 Prob(F-statistic) 0.000042 Sumber : BPS dan BI, data diolah
Tabel 4.2
MWD untuk regresi Log linier
Dependent Variable: LOG(Y) Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:39 Sample: 1985 2005 Included observations: 21
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -14.09167 2.735135 -5.152092 0.0001
LOG(X1) 1.755314 0.176060 9.969966 0.0000LOG(X2) 0.578060 0.396461 1.458050 0.1642LOG(X3) 0.018090 0.299793 0.060342 0.9526
Z2 -5.53E-05 2.62E-05 -2.111669 0.0508R-squared 0.925397 Mean dependent var 8.436225Adjusted R-squared 0.906746 S.D. dependent var 2.193882S.E. of regression 0.669956 Akaike info criterion 2.241048Sum squared resid 7.181465 Schwarz criterion 2.489744Log likelihood -18.53101 F-statistic 49.61712Durbin-Watson stat 0.859996 Prob(F-statistic) 0.000000Sumber : BPS dan BI, data diolah
33
Dari hasil uji MWD di atas, kita mendapatkan hasil berupa :
t-Statistik Z1 = 1,922357, probabilitas = 0,0726. Berarti dapat
disimpulkan bahwa Z1 tidak signifikan pada tingkat α < 0.05. Dan
menerima hipotesis nul bahwa model yang benar adalah linear.
t-Statistik Z2 = -2.11669, probabilitas = 0.0508. Berarti dapat
disimpulkan bahwa Z2 tidak signifikan pada tingkat α < 0.05. Dan
menerima hipotesis alternatif bahwa model yang benar adalah log linear.
Berdasarkan hasil uji MWD diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa
model yang kita gunakan adalah dapat menggunakan model linear dan dapat pula
menggunakan model log linear. Dan disini peneliti memilih untuk menggunakan
model linear
4.2. Hasil Analisis Regresi
Hasil regresi meliputi penyajian hasil regresi hubungan antara variabel
dependent (yang di pengaruhi) dengan variabel independent (yang mempengaruhi
), secara statistik langkah analisis yang dilakukan adalah meliputi variabel-
variabel independent secara individu, secara serentak dan asumsi klasik.
34
Tabel 4.3
Hasil Regresi Penanaman Modal Asing dengan Produk Domestik
Bruto, Libor, dan Kurs di Indonesia
periode tahun 1985-2005
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 11/28/07 Time: 13:34 Sample: 1985 2005 Included observations: 21
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -18605.71 9050.600 -2.055744 0.0555X1 0.089885 0.013868 6.481369 0.0000X2 2165.058 975.5287 2.219369 0.0404X3 -1.748952 0.571949 -3.057882 0.0071
R-squared 0.727321 Mean dependent var 12400.40Adjusted R-squared 0.679201 S.D. dependent var 11127.97S.E. of regression 6302.787 Akaike info criterion 20.50501Sum squared resid 6.75E+08 Schwarz criterion 20.70397Log likelihood -211.3027 F-statistic 15.11478Durbin-Watson stat 1.132758 Prob(F-statistic) 0.000048Sumber : BPS dan BI, data diolah
Hasil regresi yang ditampilkan pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa
persamaan regresi berganda antara Penanaman Modal Asing dengan Produk
Domestik Bruto, LIBOR, dan Kurs adalah :
4.2. 1 Hasil Uji Regresi Secara Parsial T-Statistik ( t-hitung )
Dari hasil tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa :
◊ α1 ( Produk Domestik Bruto ) signifikan pada tingkat α <
0.05 yang berarti α1 ( Produk Domestik Bruto ) berpengaruh
terhadap Penanaman Modal Asing.
35
◊ α2 ( LIBOR ) signifikan pada tingkat α < 0.05 yang berarti
α2 ( LIBOR ) berpengaruh terhadap Penanaman Modal
Asing.
◊ α3 ( Kurs ) signifikan pada tingkat α < 0.05 yang berarti α3 (
Kurs ) berpengaruh terhadap Penanaman Modal Asing.
4.2.2.Hasil Uji Regresi Secara Keseluruhan F-Statistik (F-hitung)
F-statistik menggambarkan hasil analisa regresi variabel
independent secara bersama-sama terhadap variabel dependent. Dari
hasil analisa menunjukkan bahwa F-hitung ( F-statistik ) sebesar
15.11478 dan dengan probabilitas 0,000048, dengan tingkat α = 0.05,
dapat dilihat bahwa probabilitasnya lebih kecil dari α yaitu 0.000048 <
0.05, dengan demikian variabel independent secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent ( Penanaman
Modal Asing ).
4.2.3.R Square (R2 )
Dari hasil regresi diatas, dapat diketahui bahwa R Square sebesar
0,73, ini menunjukan bahwa sebesar 73 % variabel independent yang
berupa produk domestik bruto, libor, dan kurs mampu menjelaskan
variable dependent ( penanaman modal asing ).
36
Dapat juga dikatakan bahwa variable-variabel independent
tersebut mempunyai pengaruh sebesar 73 % terhadap variable penanaman
modal asing, sedangkan sisanya sebesar 27 % dijelaskan oleh variable-
variabel lain selain ke empat variable indepemdent tersebut ( dijelaskan
oleh variable lainnya yang tidak termasuk dalam model ).
4.2.4.Interprestasi Hasil Regresi
Dari hasil regresi yang telah dilakukan, maka dapat dituliskan
hasil persamaan regresi :
Y = -18605.71 + 0.089885 X1 + 2165.058 X2 + -1.748952 X3
(-2.055744) (6.481369) (2.219369) (-3.057882)
R2 = 0.73
F-Hit = 15,11
Dari hasil persamaan regresi diatas, dapat dijelaskan bahwa :
1. Variabel pertama menjelaskan bahwa produk domestik bruto ( X1 )
sebesar 0.089. Hal ini berarti parameter untuk produk domestik bruto (
X1 ) adalah positif serta signifikan dan berpengaruh terhadap penanaman
modal asing. Ini berarti jika produk domestik bruto ( X1 ) naik 1 miliar
rupiah, maka akan mengakibatkan naiknya penanaman modal asing
sebesar 0.089 Juta USD, dengan asumsi variabel yang lain tetap (ceteris
paribus ).
37
2. Variabel kedua menjelaskan bahwa LIBOR ( X2 ) sebesar 2165.058. Hal
ini berarti parameter untuk LIBOR ( X2 ) adalah positif serta signifikan
dan berpengaruh terhadap penanaman modal asing. Ini berarti jika LIBOR
( X2 ) naik 1 persen, maka akan mengakibatkan naiknya penanaman
modal asing sebesar 2165.058 Juta USD, dengan asumsi variabel yang
lain tetap (cateris paribus ).
3. Variabel ketiga menjelaskan bahwa Kurs ( X3 ) sebesar -1.748952 . Hal ini
berarti parameter untuk Kurs ( X3 ) adalah positif serta signifikan dan
berpengaruh terhadap penanaman modal asing. Ini berarti jika Kurs ( X3 )
naik 1 rupiah/dollar, maka akan mengakibatkan naiknya penanaman
modal asing sebesar -1.748952 Juta USD, dengan asumsi variabel yang
lain tetap (cateris paribus ).
4. Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini dapat
menjelaskan variabel dependen sebesar 73 % dan sisanya 27 % di
jelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.
5. Secara bersama-sama variabel independent mampu menjelaskan variabel
dependent.
38
4.3. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi mengenai ada tidaknya
multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi dalam hasil estimasi.
Dengan terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut diatas
akan menyebabkan uji statistik (uji t-stat dan F-stat) yang dilakukan menjadi
tidak valid dan secara statistik akan mengacaukan kesimpulan yang diperoleh.
4.3.1.Heterokedasitisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak
memiliki varian yang sama. Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara
meregresi residual kuadrat ( Ui2 ) dengan variabel bebas, variabel bebas
kuadrat dan perkalian variabel bebas.
Dapatkan nilai R2 untuk menghitung χ2, di mana χ2 = Obs*R square
( Gujarati, 1995, hal.379 ). Untuk mengetahui ada atau tidaknya
heterokedasitisitas digunakan white heterokedasiticity baik dengan
menggunakan cross term maupun no cross term yang hasilnya dapat
dilihat pada tampilan di bawah ini.
39
Tabel 4.4
Hasil Uji White Heterokedasitisitas Cross Term
White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.790064 Probability 0.173091Obs*R-squared 9.116594 Probability 0.167126
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:47 Sample: 1985 2005 Included observations: 21
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -36046434 83019078 -0.434195 0.6708X1 492.9881 340.8103 1.446518 0.1700
X1^2 -0.000368 0.000763 -0.482144 0.6372X2 -5586729. 25116111 -0.222436 0.8272
X2^2 1523212. 2406488. 0.632961 0.5370X3 -17636.72 28522.04 -0.618354 0.5463
X3^2 0.636978 2.383573 0.267237 0.7932R-squared 0.434124 Mean dependent var 32158436Adjusted R-squared 0.191605 S.D. dependent var 54656540S.E. of regression 49142125 Akaike info criterion 38.51953Sum squared resid 3.38E+16 Schwarz criterion 38.86771Log likelihood -397.4551 F-statistic 1.790064Durbin-Watson stat 3.162050 Prob(F-statistic) 0.173091
Sumber : BPS dan BI, data diolah
Dari hasil uji heterokedasitisitas dengan menggunakan uji white test yang
menggunakan cross term, maka dapat disimpulkan bahwa nilai ( Obs R-Squared
= X2-hitung ) = 9.116594 < 12.5916 ( X2-tabel ) = , dengan df = 6 dan α = 0.05,
dengan demikian hasil uji heterokedasitisitas ( cross term ) tidak terdapat adanya
penyakit asumsi klasik.
40
4.3.2. Autokorelasi
Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota
observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya
dengan asumsi OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan
residual yang lain.
Pengujian terhadap gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan uji
Durbin-Watson atau dengan uji LM Test yang dikembangkan oleh Bruesch-
godfrey, dimana uji LM Test bisa dikatakan sebagai uji autokorelasi yang paling
akurat ( Kuncoro, 2001, 107), apalagi jika sampel yang digunakan dalam jumlah
yang besar (misalnya diatas 100). Uji ini dilakukan dengan memasukkan lagnya,
dari hasil uji autokorelasi Serial Correlation LM Test Lag.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi digunakan uji serial
correlation LM test dengan menggunakan lag 1, yang hasilnya dapat dilihat
dibawah ini :
41
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.797440 Probability 0.199634Obs*R-squared 4.059854 Probability 0.131345
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:50 Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1687.155 9866.209 0.171003 0.8665X1 3.51E-05 0.013419 0.002613 0.9979X2 -192.5611 1073.397 -0.179394 0.8600X3 -0.142974 0.602668 -0.237235 0.8157
RESID(-1) 0.472893 0.259161 1.824704 0.0880RESID(-2) -0.061700 0.303018 -0.203619 0.8414
R-squared 0.193326 Mean dependent var -2.77E-12Adjusted R-squared -0.075565 S.D. dependent var 5810.883S.E. of regression 6026.434 Akaike info criterion 20.48065Sum squared resid 5.45E+08 Schwarz criterion 20.77909Log likelihood -209.0469 F-statistic 0.718976Durbin-Watson stat 2.029050 Prob(F-statistic) 0.619213
Sumber : BPS dan BI, data diolah
Berdasarkan nilai probabilitas Chi squares sebesar 4.059854 <
11,0705 nilai Obs*R-squared, maka dapat dipastikan tidak adanya
gejala autokorelasi.
4.3.3. Multikolinearitas
Multikolinieritas adalah hubungan yang terjadi diantara variabel-
variabel independent atau variabel independent yang satu fungsi dari
variabel independent yang lain.
42
Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas, di gunakan
uji correlation yang hasilnya dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
LOG(X1) 1.000000 -0.578351 0.666077 LOG(X2) -0.578351 1.000000 -0.642876 LOG(X3) 0.666077 -0.642876 1.000000
Sumber : BPS dan BI, data diolah
Dari uji multikolinearitas tersebut diatas menunjukkan
bahwa apabila hasilnya < 0.85 yang berarti bahwa pertumbuhan
ekonomi tidak terdapat adanya penyakit asumsi klasik.
Berdasarkan hasil pada tabel diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa tidak terjadi multikolinieritas, karena tidak ada
satupun nilai r2 yang lebih besar daripada R2 .
4.3.4. Interpretasi Ekonomi Masing-masing variabel
1. Analisis PDB terhadap Penanaman Modal Asing
Pada analisis ini, Produk Domestik Bruto berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Penanaman Modal Asing, hal ini dapat dilihat dari
tingkat probabilitas PDB < 0,05%. Pendapatan nasional mempunyai
hubungan yang positif dengan pengeluaran investasi. Produsen dengan
mendasarkan pada asumsi rasionalitas, hanya akan mengadakan investasi
selama proyek investasi tersebut diperkirakan akan mendatangkan
keuntungan.
43
Salah satu faktor yang menyebabkan proyek investasi dapat diperkirakan
akan mendatangkan keuntungan adalah adanya permintaan yang akan
barang atau jasa yang akan dihasilkan oleh proyek investasi tersebut yang
cukup memadai.
2. Analisa LIBOR tehadap Penanaman Modal Asing
Variabel LIBOR pada penelitian ini adalah positif serta signifikan dan
berpengaruh terhadap penanaman modal asing. Ini berarti jika LIBOR (
X2 ) naik 1 persen, maka akan mengakibatkan naiknya penanaman modal
asing sebesar 2165.058 Juta USD, dengan asumsi variabel yang lain tetap
(cateris paribus ).
3. Analisis Kurs terhadap Penanaman Modal Asing
Variabel Kurs berpengaruh positif pada tingkat Penanaman Modal Asing,
hal ini dikarenakan variabel Kurs < 0,05%. Selain itu, Kurs merupakan
salah satu harga yang penting dalam perekonomian terbuka mengingat
pengaruhnya yang begitu besar bagi transaksi berjalan maupun variabel-
variabel makro ekonomi yang lainnya. Kurs memainkan peranan sentral
dalam hubungan perdagangan Internasional, karena kurs memungkinkan
kita untuk membandingkan harga-harga segenap barang dan jasa. Kurs
menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk
membeli satu unit valuta asing tertentu.
44
Pengaruh besarnya tingkat suku bunga terhadap besarnya pengeluaran
investasi masyarakat, baik menggunakan pendekatan sederhana maupun
pendekatan yang lebih umum menghasilkan kesimpulan yang sam, yaitu
bahwa investasi merupakan fungsi tingkat bunga dengan 0<ΔΔ
rI ,dalam arti
bahwa meningkatnya tingkat bunga (r) mengakibatkan berkurangnya
pengeluaran investasi. Dan sebaliknya, menurunnya tingkat bunga
mengakibatkan bertambahnya pengeluaran investasi.
45
BAB V
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
5.1 SIMPULAN
Atas dasar persamaan hasil estimasi yang telah dilakukan, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Regresi lolos uji asumsi klasik karena variabel Produk Domestik
Bruto ( PDB ), Tingkat Suku Bunga LIBOR dan Kurs Valuta
Asing tidak terdapat Autokorelasi, Multikolinieritas, dan
Heterokedastisitas.
2. Variabel Produk Domestik Bruto, mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia
sebesar 0,089885 milliar rupiah.
3. Variabel Tingkat Suku Bunga LIBOR, adalah positif serta
signifikan terhadap Penanaman Modal Asing sebesar 2165.058
persen.
4. Variabel Kurs Valuta Asing berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Penanaman Modal Asing sebesar -1.748952
Rupiah/Dollar
5.2 IMPLIKASI
1. Untuk meningkatkan jumlah investasi asing maka perlu adanya
intervensi pemerintah dalam rangka meningkatkan Produk
46
Domestik Bruto (PDB) melalui kebijakan moneter, karena PDB
merupakan Variabel yang mempengaruhi investasi asing di
Indonesia.
2. Perlu penelitian-penelitian lanjutan untuk mengetahui beberapa
variabel yang di duga mempunyai pengaruh ( signifikan ) di luar
variabel – variabel yang di teliti dalam penelitian ini.
47
Daftar Pustaka
Bank Indonesia, Indiketor Ekonomi dan Moneter Internasional, berbagai edisi.
Badan Pusat Statistik, Indikator Ekonomi, berbagai edisi.
Boediono,1990, Ekonomi Moneter (Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi),
BFE, Yogyakarta.
---------, Ekonomi Moneter, Yogyakarta, BFE, 1988.
Dumairy, 1997, Perekonomian Indonesia, cetakan 1, Erlangga, Jakarta.
Irawan. M. Suparmoko, 1995, Ekonomika Pembangunan, BFE, Yogyakarta.
Mankiw, N. Gregory, 2000, Teori Makro Ekonomi, terjemahan Imam Nurmawan,
Edisi 4, Erlangga, Jakarta.
M. Suparmoko, 1994, Pengantar Ekonomika Makro, BFE, Yogyakarta.
Sadono Sukirno, 1997, Pengantar Teori Makroekonomi, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Salvatore, Domonick, 1997, Ekonomi Iternasional, Terjemahan Munandar,
Erlangga, Jakarta.
Sigit Pranowo, 2004, Gambaran Tabungan dan Investasi Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, BPS, Yogyakarta.
48
49
♥ DATA PMA, PDB, KURS DAN LIBOR Indonesia Periode 1985-2005
obs Y X1 X2 X3 1985 14.57000 20056.46 9.110000 1125.000 1986 80.07000 21249.82 6.950000 1641.000 1987 123.9700 22261.31 7.610000 1650.000 1988 442.5900 23601.44 8.410000 1729.000 1989 592.0200 25359.75 9.310000 1796.000 1990 8750.100 271958.0 8.450000 1901.000 1991 8778.000 290859.1 6.290000 1992.000 1992 10323.20 309640.8 4.200000 2062.000 1993 8144.200 329775.8 3.640000 2110.000 1994 23724.40 354640.8 5.590000 2200.000 1995 39914.70 383792.3 6.240000 2308.000 1996 29931.40 413797.9 5.780000 2383.000 1997 33832.50 434095.5 6.080000 4650.000 1998 13563.10 374718.7 5.530000 8025.000 1999 10890.60 376900.0 5.710000 7100.000 2000 15420.00 397700.0 6.840000 9595.000 2001 9027.500 411100.0 3.850000 10400.00 2002 9789.100 426700.0 2.210000 8950.000 2003 13207.20 447097.8 1.350000 8465.000 2004 10279.80 469678.3 2.120000 9290.000 2005 13579.30 495963.0 4.020000 9830.000
Sumber:BPS dan BI , data diolah
Keterangan:
Y = Penanaman Modal Asing (Juta USD)
X1 = Produk Domestik Bruto (Miliar Rupiah)
X2 = Suku Bunga LIBOR. (Persen)
X3 = Kurs Valuta Asing (Rp/Dollar)
50
MWD untuk regresi Linier
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 11/28/07 Time: 21:37 Sample: 1985 2005 Included observations: 21
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -18660.29 8408.553 -2.219203 0.0413X1 0.088245 0.012912 6.834052 0.0000X2 2154.510 906.3364 2.377164 0.0303X3 -1.625591 0.535233 -3.037166 0.0078Z1 3860.067 2007.987 1.922357 0.0726
R-squared 0.778484 Mean dependent var 12400.40Adjusted R-squared 0.723105 S.D. dependent var 11127.97S.E. of regression 5855.636 Akaike info criterion 20.39245Sum squared resid 5.49E+08 Schwarz criterion 20.64115Log likelihood -209.1208 F-statistic 14.05735Durbin-Watson stat 0.852930 Prob(F-statistic) 0.000042 Sumber : BPS dan BI, data diolah
MWD untuk regresi Log linier
Dependent Variable: LOG(Y) Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:39 Sample: 1985 2005 Included observations: 21
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -14.09167 2.735135 -5.152092 0.0001
LOG(X1) 1.755314 0.176060 9.969966 0.0000LOG(X2) 0.578060 0.396461 1.458050 0.1642LOG(X3) 0.018090 0.299793 0.060342 0.9526
Z2 -5.53E-05 2.62E-05 -2.111669 0.0508R-squared 0.925397 Mean dependent var 8.436225Adjusted R-squared 0.906746 S.D. dependent var 2.193882S.E. of regression 0.669956 Akaike info criterion 2.241048Sum squared resid 7.181465 Schwarz criterion 2.489744Log likelihood -18.53101 F-statistic 49.61712Durbin-Watson stat 0.859996 Prob(F-statistic) 0.000000Sumber : BPS dan BI, data diolah
51
Hasil Regresi Penanaman Modal Asing dengan Produk Domestik
Bruto, Libor, dan Kurs di Indonesia
periode tahun 1985-2005
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 11/28/07 Time: 13:34 Sample: 1985 2005 Included observations: 21
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -18605.71 9050.600 -2.055744 0.0555X1 0.089885 0.013868 6.481369 0.0000X2 2165.058 975.5287 2.219369 0.0404X3 -1.748952 0.571949 -3.057882 0.0071
R-squared 0.727321 Mean dependent var 12400.40Adjusted R-squared 0.679201 S.D. dependent var 11127.97S.E. of regression 6302.787 Akaike info criterion 20.50501Sum squared resid 6.75E+08 Schwarz criterion 20.70397Log likelihood -211.3027 F-statistic 15.11478Durbin-Watson stat 1.132758 Prob(F-statistic) 0.000048
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.797440 Probability 0.199634Obs*R-squared 4.059854 Probability 0.131345
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:50 Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1687.155 9866.209 0.171003 0.8665X1 3.51E-05 0.013419 0.002613 0.9979X2 -192.5611 1073.397 -0.179394 0.8600X3 -0.142974 0.602668 -0.237235 0.8157
RESID(-1) 0.472893 0.259161 1.824704 0.0880RESID(-2) -0.061700 0.303018 -0.203619 0.8414
R-squared 0.193326 Mean dependent var -2.77E-12Adjusted R-squared -0.075565 S.D. dependent var 5810.883S.E. of regression 6026.434 Akaike info criterion 20.48065Sum squared resid 5.45E+08 Schwarz criterion 20.77909Log likelihood -209.0469 F-statistic 0.718976Durbin-Watson stat 2.029050 Prob(F-statistic) 0.619213
Sumber : BPS dan BI, data diolah
52
Hasil Uji White Heterokedasitisitas Cross Term
White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.790064 Probability 0.173091Obs*R-squared 9.116594 Probability 0.167126
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:47 Sample: 1985 2005 Included observations: 21
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -36046434 83019078 -0.434195 0.6708X1 492.9881 340.8103 1.446518 0.1700
X1^2 -0.000368 0.000763 -0.482144 0.6372X2 -5586729. 25116111 -0.222436 0.8272
X2^2 1523212. 2406488. 0.632961 0.5370X3 -17636.72 28522.04 -0.618354 0.5463
X3^2 0.636978 2.383573 0.267237 0.7932R-squared 0.434124 Mean dependent var 32158436Adjusted R-squared 0.191605 S.D. dependent var 54656540S.E. of regression 49142125 Akaike info criterion 38.51953Sum squared resid 3.38E+16 Schwarz criterion 38.86771Log likelihood -397.4551 F-statistic 1.790064Durbin-Watson stat 3.162050 Prob(F-statistic) 0.173091
Sumber : BPS dan BI, data diolah
Top Related