PENGUKURAN TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN TURBIDIMETER
BERDASARKAN PRINSIP HAMBURAN CAHAYA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Fisika
Program Studi Fisika
Oleh: Bernadeta Yuniarti NIM : 023214020
PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Quot du bitas, ne feceris (Janganlah mengerjakan apa yang engkau sendiri meragukan)
Va Dove Ti Porta Il Cuore
(Pergilah kemana hati membawamu)
Omnis habet sua dona dies ( Setiap hari memiliki anugerah sendiri-sendiri)
Orang-orang seperti kita, yang percaya pada fisika, tahu bahwa pembedaan antara masa lampau, sekarang, dan masa depan hanyalah ilusi bandel yang
susah dihilangkan
Skripsi ini ku persembahkan kepada : Universitas Sanata Dharma
Kedua Orangtuaku Ketiga Saudaraku
Penjaga Hatiku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGUKURAN TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN TURBIDIMETER BERDASARKAN PRINSIP HAMBURAN CAHAYA
Telah dibuat turbidimeter berdasarkan prinsip hamburan cahaya. Sinar laser sebagai sumber cahaya, dilewatkan ke medium berisi sampel air yang akan diukur. Oleh partikel yang ada di dalam medium sinar laser akan dihamburkan ke segala arah. Semakin banyak partikel yang ada di dalam medium, maka sinar laser yang terhambur juga akan semakin banyak. Sehingga nilai dari intensitas yang terhambur per satu satuan intensitas yang masuk ke medium (Is/Ip) dapat menjadi ukuran untuk menentukan tingkat kekeruhan (T) sampel air. Pengukuran intensitas awal sinar laser (Io) dilakukan dengan cara mengukur intensitas sinar yang direfleksikan oleh kaca pembagi berkas (Ip) sedangkan intensitas yang dihamburkan dicatat sebagai Is. Turbidimeter ini digunakan untuk mengukur tingkat kekeruhan air pada 2 sumber air yaitu di sumur utara dan di sumur selatan, serta 3 bagian instalasi air di Kampus III Universitas Sanata Dharma. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa tingkat kekeruhan air pada sumur utara relatif lebih tinggi daripada tingkat kekeruhan air pada sumur selatan. Akan tetapi secara keseluruhan tingkat kekeruhan air pada instalasi berada dibawah 5 NTU.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE MEASUREMENT OF THE WATER TURBIDITY LEVEL USING THE TURBIDIMETER WHICH IS BASED ON THE LIGHT SCATTERING
A turbidimeter, which is based on the light scattering, has been made. Laser light as a light source, is passed into a medium containing water that will be measured. The laser light will be scattered to all directions by particles of the medium. The more particle is inside the medium, the more laser light is scattered. Thus, the value of scattered intensity per unit incident intensity which comes into the medium (Is/Ip) becomes the size of the turbidity level (T) of water sample. The measurement of the incident intensity (Io) can be measured from the reflected intensity of the beam splitter (Ip) and the scattered intensity is recorded as Is. This turbidimeter is used to measure the turbidity level of the 2 water sources consist of the North well and the South well, and the 3 water installations in Campus III Sanata Dharma University. From this research, it can be concluded that the turbidity level in the North well is relatively higher than the water turbidity level of the South well. While all of the water turbidity level in the installation is under 5 NTU.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab atas
karunia kasihnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, secara
khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr.Ign.Edi Santosa M.S selaku dosen pembimbing serta dosen penguji
yang dengan sabar telah memberikan bantuan dan dorongan semangat dari
awal hingga akhir skripsi ini.
2. Ir.Sri Agustini Sulandari, M.Si atas kesabarannya selaku dosen penguji serta
kesediaan diri sebagai tempat bertanya.
3. Dr.Agung Bambang Setyo Utomo, SU atas kesabarannya selaku dosen
penguji.
4. Seluruh Dosen prodi fisika, yang telah membagikan ilmunya.
5. Bapak, Mamak yang selalu mendoakan, memberi dorongan dan memfasilitasi
semuanya. Mas Anton, Dek Tiwik dan Dek Moko yang selalu memberi
dorongan, hiburan, dan kebersamaan selama ini.
6. Ninu’ yang selalu mendampingi dan menemaniku dalam suka duka selama ini
7. Keluarga Lampung yang selalu mendoakan dan menghibur.
8. Seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma khususnya karyawan Lab.
Fisika dan Lab Analisis, Mas Agus, Pak Gito atas penyiapan alat-alat, serta
Mas Sis, Mas Bimo, dan Pak Widodo yang selalu memberikan bantuan dan
hiburan.
9. Teman seperjuangan Mas Thoper (rekan kerjaku), Mba Asri, Mba Debora,
Mas Mamat, Mas Hari, Lori, Iman, Trek, Ridwan, Gita, Imma, Kia, Inke atas
hiburan dan dorongan semangatnya. Tetap semangat dan sukses.
10. Seluruh teman prodi Fisika Tetap semangat dan sukses selalu. Mari
Pertahankan Prodi Fisika!!!
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Temen-temen Kost Banana Hom yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
makasih atas hiburan, dorongan semangat dan kebersamaannya.
12. Teman-teman yang banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini Rius,
Dias, Kodok, Sisil, Lius thanks atas pinjaman komputer dan printernya.
13. Temen-temen dari Sampit Unjuk, Danik, Puput, Beni, Vina, mari kita
pertahankan prestasi walaupun di negeri orang. Jaga nama baik bersama.
14. Semua pihak yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh
dari sempurna, sehingga penulis masih menerima adanya kritik dan saran dari
berbagai pihak. Besar harapan penulis semoga skrtipsi ini bisa memberikan
manfaat untuk para pembaca serta memberikan sedikit sumbangan untuk Ilmu
Pengetahuan .
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Batasan Masalah .......................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 5
BAB II DASAR TEORI
A. Pengukuran .................................................................................. 7
B. Tingkat Kekeruhan Air ................................................................ 7
C. Hamburan Cahaya ....................................................................... 8
D. Sistem Penjernihan Air ................................................................ 14
BAB III EKSPERIMEN
A. Tempat Eksperimen .................................................................... 17
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Alat dan Bahan
1. Susunan dan Prinsip Kerja Alat .................................... 17
2. Bahan ............................................................................. 19
3. Langkah Analisis Data ................................................... 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil …………………………………………………………… 25
B. Pembahasan ................................................................................ 30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 39
B. Saran .......................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 41
LAMPIRAN I .................................................................................................... 42
LAMPIRAN II ................................................................................................... 46
LAMPIRAN III .................................................................................................. 47
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Kalibrasi 1 ........................................................... 25
Tabel 4.2 Hasil Kalibrasi pada susunan alat 2 .............................. 37
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Berkas Cahaya Mengenai Partikel Penghambur.......................... 10
Gambar 2.2 Proses Hamburan Cahaya Sebagai
Untuk Menentukan Tingkat Kekeruhan Sampel ....................... 11
Gambar 2.3 Peristiwa yang Dimanfaatkan dalam
Penelitian Pengukuran Kekeruhan Air ...................................... 11
Gambar 2.4 Diagram alir sistem penjernihan air sumur
di Kampus III Universitas Sanata Dharma ............................... 15
Gambar 3.1 Susunan Alat 1 .......................................................................... 17
Gambar 3.3 Proses kalibrasi .......................................................................... 23
Gambar 3.4 Proses pengukuran tingkat kekeruhan sampel air ..................... 24
Gambar 4.1 Grafik Hasil Kalibrasi 1 ............................................................. 26
Gambar 4.2 Turbiditas Sampel Air yang Diambil pada Minggu 1............... 27
Gambar 4.3 Turbiditas Sampel Air yang Diambil di
Tempat Pengambilan Sampel 1 atau Sumur Selatan ................. 28
Gambar 4.4 Turbiditas Sampel Air yang Diambil di
Tempat Pengambilan Sampel 2 atau Sumur Utara .................... 28
Gambar 4.5 Turbiditas Sampel Air yang Diambil di Tempat Pengambilan
Sampel 3 atau Instalasi ke KM.Hall Lantai 1 ............................ 29
Gambar 4.6 Turbiditas Sampel Air yang Diambil di Tempat Pengambilan
Sampel 4 atau Instalasi ke KM lantai 4 Lab.Teknik ................. 29
Gambar 4.7 Turbiditas Sampel Air yang Diambil di Tempat Pengambilan
Sampel 5 atau Instalasi ke KM Lantai 1
Samping Lab.Bahasa ................................................................. 30
Gambar 4.8 Bagan Garis Besar Sistem Penjernihan Air
di Kampus III USD .................................................................... 33
Gambar 4.9 Susunan Alat 2 ........................................................................... 36
Gambar 4.10 Grafik Hasil Kalibrasi pada Susunan Alat 2 .............................. 37
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
G. Latar Belakang Masalah
Air adalah senyawa yang paling penting di bumi. Air ditemukan di
permukaan dan juga di atmosfir bumi. Sebagian besar tubuh manusia terdiri
atas air. Air juga terdapat pada tumbuhan dan hewan. Di dalam kehidupan
sehari–hari, kita banyak menggunakan air untuk kebutuhan rumah tangga
misalnya untuk air minum, memasak, mandi, mencuci, dan sebagainya. Selain
itu air juga digunakan dalam bidang industri. Untuk memenuhi semua
kebutuhan tersebut maka diperlukan air yang kualitasnya baik. Kualitas air
yang baik dilihat dari berbagai segi yaitu segi kimiawi, biologis, fisika,
maupun segi estetika. Salah satunya dari segi estetika kualitas air dilihat dari
tingkat kekeruhannya.
Batas maksimum tingkat kekeruhan air minum yang dianjurkan oleh
WHO (Badan Kesehatan Dunia) adalah 5 nephelometric turbidity units (NTU)
[NN (Vol 1), 1988]. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam skripsi ini
dilakukan suatu penelitian eksperimen untuk mengetahui tingkat kekeruhan
air, apakah termasuk air dengan kekeruhan tinggi atau rendah.
Tingkat kekeruhan air biasanya diukur dengan alat turbidimeter yang
berprinsip pada spektroskopi absorpsi, dan juga diukur dengan turbidimeter
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berprinsip hamburan cahaya dengan peletakan detektor pada 900 terhadap arah
sumber sinarnya [Khopkar, 1990].
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran tingkat kekeruhan air
dengan penggunaan prinsip hamburan cahaya. Set alat yang digunakan dalam
penelitian ini dibuat berdasar pada set alat yang pernah ada sebelumnya
dengan sinar laser sebagai sumber cahaya. Sinar laser diarahkan ke medium
berpartikel. Sehingga sinar tersebut sebagian ada yang diteruskan dan
sebagian lagi dihamburkan. Tingkat kekeruhan mediumnya ditentukan dari
perbandingan antara intensitas sinar yang dihamburkan terhadap intensitas
sinar yang diteruskan. Set alat tersebut menganggap bahwa intensitas awal
sinar adalah tetap [Kallard, 1977]. Tetapi dalam kenyataan, muncul masalah
yaitu adanya perubahan intensitas awal sinar (Io) yang masuk ke medium
berpartikel.
Dengan adanya masalah tersebut, maka dalam penelitian ini telah
dibuat alat ukur kekeruhan air dengan prinsip hamburan cahaya yang disertai
dengan pengukuran intensitas awal sinar yang masuk ke medium berpartikel
selama berjalannya eksperimen. Ini dimaksudkan agar setiap pengukuran
intensitas sinar yang terhambur selalu dibandingkan dengan intensitas sinar
yang masuk pada medium berpartikel. Sehingga kita bisa mengetahui
intensitas sinar yang terhambur tiap satu satuan intensitas awal sinar yang
masuk ke medium berpartikel. Penelitian ini menggunakan komponen alat
yang sudah ada di laboratorium Fisika.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian ini mengambil sistem penjernihan air di kampus III Sanata
Dharma sebagai obyek penelitian, dengan mengambil sampel air dari 2
sumber air yaitu sumur selatan, sumur utara, serta 3 bagian instalasi air yaitu
pada kamar mandi Hall lantai 1; kamar mandi Lantai IV Lab. Teknik; dan
kamar mandi Lantai 1 samping Lab. Bahasa. Sehingga penelitian ini bisa
digunakan untuk mengetahui unjuk kerja sistem penjernihan air tersebut.
Untuk mengetahui unjuk kerjanya, dilakukan dengan melihat adanya
pengurangan tingkat kekeruhan air yang sudah masuk ke dalam sistem.
Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan kita semakin mudah
untuk merangkai alat sederhana dan lebih sempurna sebagai pengukur tingkat
kekeruhan air.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa
masalah yaitu :
1. Bagaimana perancangan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat
kekeruhan air ?
2. Bagaimana cara menentukan tingkat kekeruhan air dengan pengukuran
intensitas sinar laser yang terhambur?
3. Bagaimana pemanfaatan alat ukur kekeruhan air ini?
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah untuk penelitian ini adalah :
1. Pengukuran tingkat kekeruhan air hanya dilakukan berdasarkan
prinsip hamburan cahaya saja
2. Menggunakan sampel air pada 2 sumber air dan 3 instalasi air di
kampus III Universitas Sanata Dharma selama 22 minggu
3. Menggunakan komponen alat di laboratorium Fisika Universitas
Sanata Dharma
C. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas dapat diuraikan tujuan yang ingin
dicapai antara lain :
1. Untuk mengetahui rancangan alat yang dibuat, agar bisa digunakan
untuk mengukur tingkat kekeruhan air
2. Untuk mengetahui cara menentukan kekeruhan sampel air dengan
pengukuran intensitas sinar laser yang terhambur
3. Untuk mengetahui pemanfaatan alat ukur kekeruhan air yang sudah
dibuat
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Memberi kemudahan dalam pembuatan alat pengukur tingkat
kekeruhan air dengan sumber cahaya sinar laser
2. Memberikan tambahan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga bisa dimanfaatkan lebih lanjut demi kepentingan bersama
F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini akan dituliskan dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang permasalahan,
rumusan permasalahan, batasan permasalahan., tujuan
penelitian, dan manfaat penelitian.
BAB II Dasar Teori
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang digunakan dalam
pengukuran kekeruhan air, dan yang berhubungan dengan
prinsip kerja alat ukur kekeruhan air yang dibuat.
BAB III Eksperimen
Bab ini menguraikan tentang alat dan bahan yang digunakan
dalam eksperimen, prosedur eksperimen dan metode yang
digunakan untuk analisis data.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini menguraikan tentang hasil eksperimen dan
pembahasannya.
BAB V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
Selain itu disertakan juga lampiran – lampiran untuk melengkapi uraian
sebelumnya.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
DASAR TEORI
A. Pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan pembandingan secara kuantitatif
antara standar yang telah ditentukan sebelumnya dengan yang diukur. Untuk
keperluan tersebut kita memerlukan instrument/alat ukur dengan metode
pengukuran tertentu. Kegiatan pengukuran memberikan hasil berupa besaran
yang dinyatakan dengan bilangan dan satuan yang bersangkutan.
Hasil pengukuran seringkali tidak tepat. Pengukuran idealnya adalah
mengukur masukan yang diinginkan. Tetapi pengukuran juga tidak pernah
lepas dari adanya masukan gangguan dan masukan ubahan [Doebelin, 1992].
Agar hasil pengukuran menjadi tepat, maka masukan gangguan itu harus
dihilangkan, dengan pengaturan instrument/alat ukur.
B. Tingkat Kekeruhan Air
Tingkat kekeruhan air biasa disebut Turbiditas. Turbiditas pada air
disebabkan oleh adanya materi suspensi, seperti tanah liat/lempung, endapan
lumpur, partikel organik yang koloid, plankton, dan organisme mikroskopis
lainnya [NN (vol 2), 1988].
Turbiditas biasanya diukur dengan turbidimeter yang berprinsip pada
spektroskopi absorpsi, dan yang diukur adalah absorpsi akibat partikel yang
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tercampur. Turbiditas juga biasa diukur dengan turbidimeter atau
nephelometer yang berprinsip pada hamburan sinar dengan peletakan detektor
pada sudut 900 dari sumber sinar dan yang diukur adalah hamburan cahaya
oleh campurannya [Khopkar , 1990].
Tingkat kekeruhan atau turbiditas ini ditunjukkan dengan satuan
pengukuran yaitu Nephelometric Turbidity Units (NTU). Berdasarkan
ketentuan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), batas maksimum tingkat
kekeruhan air minum yang memenuhi syarat adalah 5 NTU [NN (Vol 1),
1988].
C. Hamburan Cahaya
Ada tiga tipe hamburan yang dikenal yaitu hamburan Rayleigh,
hamburan Tyndall dan efek Raman. Pada tahun 1928 C.V. Raman pertama
kali mengamati dan menjelaskan tentang hamburan cahaya pada zat cair. Pada
efek Raman, cahaya mengalami perubahan frekuensi dan perubahan fasa pada
saat cahaya tersebut melintasi suatu medium bahan. Intensitas hamburan
Raman sekitar seperseribu intensitas hamburan Rayleigh pada zat cair. Efek
ini dimanfaatkan pada spektroskopi Raman, yang cahayanya berasal dari sinar
laser yang akan dilewatkan melalui suatu bahan dan hamburannya diteliti
secara spektroskopis [Isaacs, 1997].
Tahun 1820-1893 John Tyndall mendapatkan teori bahwa sinar putih
terlihat berwarna biru jika sinar tersebut mengenai partikel yang sangat kecil.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sehingga hamburan cahaya dipengaruhi oleh ukuran partikel yang dikenainya
[Jenkins dan White, 1976].
Selanjutnya pada tahun 1871 Rayleigh menjelaskan tentang hamburan
sinar oleh partikel kecil yang lebih kecil daripada panjang gelombang sinar
yang mengenainya. Teori ini menyatakan bahwa jika semakin pendek panjang
gelombang yang mengenai partikel, maka semakin banyak sinar yang
dihamburkan [Falk, 1986].
Dalam penelitian ini, prinsip hamburan cahaya dimanfaatkan sebagai
prinsip dasar pembuatan alat ukur kekeruhan air. Ketika berkas cahaya
mengenai medium berpartikel penghambur, sebagian besar cahaya akan
ditransmisikan atau diteruskan dan sebagian lagi akan dihamburkan ke segala
arah secara acak oleh partikel-partikel tersebut. Peristiwa tersebut dapat
dilihat pada gambar 2.1.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Intensitas awal sinar
Partikel penghambur
Intensitas yang diteruskan
Intensitas yang dihamburkan
Gambar 2.1 Berkas cahaya mengenai partikel penghambur [Hill, 1960]
Jika seberkas sinar/cahaya masuk ke dalam sebuah medium (air) yang
berisi partikel maka sinar tersebut akan di hamburkan oleh partikel tersebut.
Sehingga jika dalam medium tersebut terdapat lebih banyak partikel maka
sinar yang terhambur akan menjadi lebih banyak. Sehingga besarnya
intensitas sinar yang dihamburkan dapat menjadi ukuran untuk menentukan
banyaknya partikel di dalam medium. Dalam hal ini partikel dalam medium
menimbulkan kekeruhan tertentu. Jadi intensitas sinar yang dihamburkan
dapat menjadi ukuran untuk menentukan tingkat kekeruhan air tersebut.
Proses tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sinar dengan intensitas awal Io
Sinar akan dihamburkan oleh partikel di dalam medium, dengan intensitas sebesar Is
Medium berpartikel
masuk
Semakin banyak partikel di dalam medium atau semakin
keruh air maka semakin banyak sinar yang
dihamburkan
Nilai Is
Sebagai ukuran untuk menentukan tingkat kekeruhan
Kalibrasi
Gambar 2.2 Proses hamburan cahaya sebagai ukuran untuk menentukan tingkat kekeruhan medium
Peristiwa hamburan yang terjadi dan dimanfaatkan dalam penelitian
ini dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini :
Laser I
Ip
Io
Is
Gambar 2.3 Peristiwa yang dimanfaatkan dalam penelitian pengukuran kekeruhan air
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada gambar 2.3 dapat dilihat jika sebuah sumber sinar (laser)
memancarkan sinar dengan intensitas I dan kemudian mengenai kaca pembagi
berkas, maka sinar tersebut akan sebagian di transmisikan dengan intensitas
sebesar Io dan sebagian lagi akan direfleksikan dengan intensitas sebesar Ip.
Berdasarkan peristiwa tersebut maka dapat dituliskan hubungan secara
matematis sebagai berikut :
I = Io + Ip ........................................................................... (2.1)
Sinar yang ditransmisikan dengan intensitas sebesar Io akan diteruskan
menuju medium berpartikel. Pada medium ini terjadi peristiwa hamburan
sinar ke segala arah oleh partikel dalam medium dengan intensitas sebesar Is.
Dalam hal ini partikel dalam medium menimbulkan kekeruhan tertentu. Jadi
intensitas sinar yang dihamburkan (Is) tergantung pada besarnya tingkat
kekeruhan air (T) dan besarnya intensitas awal sinar (Io). Secara matematis
dapat ditunjukkan dengan persamaan seperti di bawah ini :
Is ≈ T Io ........................................................................... (2.2)
Is = n T Io ........................................................................... (2.3)
Dengan n = tetapan/nilai kesebandingan
TnIoIs
= ........................................................................... (2.4)
Karena Io adalah sebagian dari I, dan Ip juga sebagian dari I maka
dapat dituliskan sebagai Io = α I dan Ip = β I dengan α = Koefisien transmisi
dan β = Koefisien refleksi. Sehingga persamaan (2.1) menjadi :
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I = α I + β I ........................................................................... (2.5)
Dari persamaan 2.5 diatas juga bisa dituliskan hubungan lain sebagai berikut:
α + β = 1 ........................................................................... (2.6)
IpIoβα
= ............................................................................ (2.7)
Dari persamaan 2.7 diatas, maka pengukuran Io (intensitas awal sinar
yang masuk ke medium) dapat dilakukan dengan pengukuran Ip (intensitas
sinar yang direfleksikan oleh kaca), dengan peletakan sensor seperti pada
gambar 3.1.
Dari kedua persamaan (2.4) dan (2.7) maka dapat ditunjukkan dengan
hubungan matematis seperti di bawah ini :
TnIp
Is .=
βα
nTIpIs
αβ
= .......................................................................... (2.8)
Karena β, α, dan n adalah sebuah tetapan maka persamaan (2.8) menjadi :
tTIpIs
= .................................................................................. (2.9)
Dengan t = koefisien turbiditas
Persamaan (2.9) diatas digunakan dalam proses pengkalibrasian yang
menunjukkan hubungan Is/Ip terhadap turbiditas standar air. Dari hubungan
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut didapat persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat
kekeruhan sampel air.
D. Sistem Penjernihan Air
Untuk konsumsi sendiri ataupun industri, air biasanya terlebih dahulu
dimasukkan ke dalam suatu sistem penjernihan air yang biasanya terdiri dari
berbagai tahap. Untuk keperluan rumah tangga biasanya air hanya diberi
tawas. Tapi untuk keperluan industri atau instansi tertentu misal sebuah
industri makanan, hasil penjernihan air harus benar-benar terjamin kebersihan
dan kesehatannya. Idealnya sistem penjernihan air dilengkapi dengan adanya
penyaring yang tersusun atas berbagai macam bahan, aerator, pencampur, bak
pengendap, bak berisi karbon aktif serta dengan penggunaan bahan-bahan
yang bisa menjernihkan air [Hammer, 1986].
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kampus III Universitas Sanata Dharma menggunakan sistem
penjernihan air yang ditunjukkan pada gambar 2.4 sebagai berikut:
Sumur selatan
Sumur utara
Water king Klorin
Bak Aerasi dan pengendap
Sand filter
Karbon aktif
pompa instalasi
Saringan pasir
Saringan pasir Bak tampung bawah
Bak tampung atas
Gambar 2.4 Diagram alir sistem penjernihan air sumur di Kampus III Universitas Sanata Dharma [CV.Jaya Sakti, 2005]
Air yang dipakai di kampus III USD diambil dari 2 sumur yaitu sumur
utara berlokasi di belakang kantor sekertariat fakultas farmasi dengan
kedalaman 40 m dan sumur selatan berlokasi di sebelah kolam ikan kampus
dengan kedalaman 18 m. Air yang akan masuk ke sistem, sebelumnya
disaring dulu dengan saringan pasir agar pasirnya tertinggal. Kemudian air
sumur utara dimasukkan ke dalam water king klorin yang didalamnya terdapat
klorin atau kaporit sebagai disinfektan, untuk menghilangkan kuman yang ada
di dalam air.
Air dari sumur utara dan sumur selatan dicampur di dalam bak aerasi
dan pengendap dengan cara menyemprotkan air dari atas dengan maksud agar
air dapat bereaksi dengan udara bebas sehingga Fe (besi) yang terkandung di
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
air dapat mengikat oksigen, dan Fe dapat mengendap di dasar bak.
Pengurangan nilai turbiditas mulai terjadi pada bagian ini.
Proses berikutnya air dari bak aerasi dan pengendap dipompa dan
dialirkan ke sand filter yang berisi pasir kuarsa dan pasir silica dengan
maksud pasir tersebut dapat menyaring Fe yang masih ada di air. Dalam 1 kali
sebulan garam akan dialirkan pada bagian antara bak aerasi dan pengendapan
dengan sand filter. Pelarutan garam ini dimaksudkan untuk melepaskan Fe
yang menempel pada pasir di dalam sand filter. Proses selanjutnya air yang
sudah disaring dengan pasir dimasukkan ke dalam tabung berisi karbon aktif
dengan maksud menyaring kaporit yang terbawa dalam air.
Air yang sudah bersih akan ditampung di bak tampung bawah yang
kemudian akan dipompa menuju bak tampung atas yang ada di setiap unit
gedung. Dari bak tampung atas setiap unit gedung air akan dialirkan secara
langsung ke seluruh gedung di kampus III melalui keran-keran yang ada.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
EKSPERIMEN
A. Tempat Eksperimen
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisika FMIPA, Universitas
Sanata Dharma.
B. Alat dan Bahan
1. Susunan dan Prinsip Kerja Alat
Susunan alat yang digunakan dalam penelitian ini seperti pada gambar 3.1.
Laser He-Ne Beam splitter
Light sensor 1
Medium
Penghalang
Lensa
Light sensor 2
Interface
Komputer
Gambar 3.1 Susunan alat 1
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk susunan alat seperti gambar 3.1 prinsip kerja alatnya adalah
sinar laser diarahkan pada kaca pembagi berkas. Digunakan laser He-Ne
sebagai sumber sinar. Setelah mengenai kaca, maka sinar tersebut akan
sebagian ditransmisikan (Io) dan sebagian lagi akan direfleksikan (Ip).
Pengukuran intensitas awal sinar laser (Io) dilakukan dengan pengukuran
Ip oleh light sensor 1. Sinar yang ditransmisikan (Io) akan diteruskan
menuju medium berpartikel. Pada medium sinar laser akan ada yang
diteruskan dan dihamburkan. Sinar yang diteruskan akan ditutupi oleh
penghalang. Sinar laser terhambur disebabkan oleh adanya partikel dalam
medium. Sinar laser yang terhambur ditangkap oleh lensa cembung.
Sehingga bayangan sinar laser terhambur yang terjelas dapat diterima oleh
light sensor 2. Intensitas sinar laser yang diterima oleh light sensor 2
dicatat sebagai Is. Semakin banyak partikel didalam medium, maka sinar
laser yang terhambur akan semakin banyak dan nilai Is semakin besar.
Pada susunan alat ini, pengukuran intensitas sinar dilakukan dengan
pengukuran iluminasi dengan satuan lux oleh alat light sensor yang
dipakai. Alat light sensor dihubungkan ke komputer menggunakan
interface. Light sensor 1 dihubungkan ke channel 1 pada interface. Light
sensor 2 dihubungkan ke channel 2 pada interface. Program komputer
yang dipakai untuk mengumpulkan dan menampilkan data adalah
program Logger Pro 3.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Bahan
a. Pencucian wadah yang akan digunakan
Sebelum membuat larutan standar semua wadah dicuci terlebih dahulu,
kemudian dibilas dengan aquades.
b. Penyiapan pelarut
Pelarut dibuat dari aquades
c. Pembuatan standar
Ada 2 hal penting dalam pembuatan larutan standar yaitu penyiapan
larutan induk dan pembuatan standar dengan proses pengenceran larutan
induk. Untuk pembuatan standar air dengan turbiditas berbeda-beda
membutuhkan larutan induk air keruh dengan turbiditas 103 NTU.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan jangkauan
turbiditas yang diinginkan. Langkah selanjutnya adalah proses
pengenceran larutan induk. Untuk menentukan seberapa banyak larutan
induk yang diambil untuk diencerkan digunakan persamaan :
T1.V1=T2.V2 ................................................................ (3.1)
dengan T1 = Turbiditas larutan induk
V1 = Volume larutan induk yang diambil untuk
diencerkan
T2 = Turbiditas standar yang diinginkan
V2 = Volume standar yang diinginkan
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Larutan standar dengan turbiditas 6 NTU diperoleh dari pengenceran
3 ml larutan induk dengan turbiditas 103 NTU dengan penambahan
aquades hingga volumenya 50 ml. Langkah selanjutnya dengan proses
yang sama, dilakukan pengenceran larutan induk sehingga mendapatkan
standar air dengan turbiditas berturut-turut sebesar 12 NTU; 18 NTU; 24
NTU; 30 NTU; 36 NTU; 42 NTU; dan 49 NTU. Untuk standar air dengan
turbiditas 0 (nol) digunakan aquades.
d. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara berkala setiap minggunya.
Sampel diambil pada 5 tempat di kampus III Universitas Sanata Dharma
sebagai berikut :
1. Sumur 1 (selatan) berlokasi di sebelah kolam ikan kampus paingan
dengan kedalaman 18 m
2. Sumur 2 (utara) berlokasi di belakang Kantor Sekertariat Fakultas
Farmasi dengan kedalaman 40 m
3. Instalasi ke kamar mandi hall lantai 1
4. Instalasi ke kamar mandi lantai 4 lab teknik
5. Instalasi ke kamar mandi lantai 1 samping Lab Bahasa
Pengambilan sampel telah dilakukan sebanyak 22 kali selama
22 minggu. Setiap minggu pengambilan akan didapat 5 sampel air.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Prosedur pengisian sampel
1. Setiap sampel dari tiap bagian sistem penyaringan air dimasukkan
dalam botol air mineral. Kemudian saat melakukan pengukuran,
sampel dimasukkan dalam botol kaca.
2. Sebelum sampel dimasukkan dalam botol, botol dicuci dulu dengan
aquades agar tidak ada partikel lain yang menempel pada botol, yang
kemungkinan dapat mempengaruhi hasil pengukuran
3. Sebelum sampel air dimasukkan dalam botol, sampel air dikocok
dahulu (saat masih di botol air mineral) agar partikel dalam sampel
air dapat tercampur rata, setelah itu masukkan sampel dalam botol.
4. Usahakan tidak ada gelembung udara dalam botol yang sudah diisi
sampel, karena gelembung udara ini bisa mempengaruhi peristiwa
hamburan yang akan terjadi
5. Pengambilan data dimulai dengan sampel yang tidak begitu keruh
secara fisik (dapat dilihat langsung dengan mata) dan seterusnya
dengan sampel yang bertambah kekeruhannya.
6. Setiap akan mengganti sampel, botol dicuci dulu dengan sampel
yang selanjutnya akan diukur. Hal ini dilakukan agar sisa-sisa air
sebelumnya hilang, sehingga tidak mempengaruhi hasil pengukuran
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Langkah Analisis data
a. Pengukuran Kalibrasi dan pengambilan data
Untuk dapat menentukan tingkat kekeruhan sampel maka perlu
adanya pengkalibrasian. Tujuan dari kalibrasi adalah untuk menentukan
hubungan antara output dengan input pada suatu kondisi satu input
divariasi dan input lain tetap konstan, sehingga input lain tidak
memberikan sumbangan output. Pengkalibrasian ini dilakukan pada
susunan alat yang pertama maupun pada susunan alat yang kedua.
Dari grafik kalibrasi kita bisa menentukan kemiringan atau slope
atau gradien garis grafik. Kemiringan ini menunjukkan seberapa besar
perubahan output untuk satu satuan perubahan input.
Pada penelitian ini dilakukan pengkalibrasian dengan pengukuran
Is/Ip untuk tiap standar air dengan kekeruhan tertentu. Dari pengukuran ini
dapat dibuat grafik hubungan antara Is/Ip terhadap turbiditas standar air.
Dari grafik kalibrasi ini akan didapat persamaan garis grafiknya. Proses
kalibrasi ini dapat dilihat pada gambar 3.3.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Standar air dengan kekeruhan tertentu
Nilai Is/Ip
Grafik kalibrasi yaitu hubungan antara Is/Ip dengan turbiditas standar
Persamaan garis grafik kalibrasi
Gambar 3.3 Proses kalibrasi
Selanjutnya dilakukan pengukuran Is/Ip untuk tiap sampel air. Untuk
menentukan nilai kekeruhan (turbiditas) tiap sampel air, nilai Is/Ip yang sudah
diukur dari tiap sampel air dimasukkan kedalam persamaan garis grafik
kalibrasi yang didapat seperti pada gambar 3.3. Proses pengukuran tingkat
kekeruhan sampel tersebut dapat dilihat pada gambar 3.4 di bawah ini :
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sampel air
Nilai Is/Ip
Persamaan Garis Grafik Kalibrasi Is/Ip dengan
Turbiditas Standar
Tingkat Kekeruhan Sampel air
Gambar 3.4 Proses pengukuran tingkat kekeruhan sampel air
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Pengkalibrasian dilakukan dengan melakukan pengukuran nilai Is/Ip untuk
tiap larutan standar air dengan nilai turbiditas tertentu. Larutan standar yang
diukur berjumlah 9 buah larutan standar.
Tujuan pengkalibrasian ini adalah untuk menunjukkan hubungan antara
intensitas yang dihamburkan oleh partikel dalam air per satu satuan intensitas
awal yang dilewatkan pada standar dengan turbiditas tertentu. Salah satu contoh
pengukuran kalibrasi yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel
kalibrasi tersebut dinyatakan dalam grafik seperti pada gambar 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Kalibrasi 1
No Turbiditas standar (NTU) Is/Ip
1. 0 0,0007± 0,0003
2. 6 0,0034± 0,0002
3. 12 0,009± 0,001
4. 18 0,011± 0,0003
5. 24 0,013± 0,001
6. 30 0,015± 0,001
7. 36 0,021 ± 0,001
8. 42 0,024± 0,001
9. 49 0,026± 0,001
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik hubungan antara Is/Ip dengan turbiditas
Is/Ip = 0,0005 T + 0,001
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0 10 20 30 40 50 6
Turbiditas (NTU)
Is/Ip
0
Gambar 4.1 Grafik Hasil Kalibrasi 1
Kalibrasi 1 pada gambar 4.1 menghasilkan persamaan garis
001,00005,0 += TIpIs Persamaan kalibrasi 1 ini akan digunakan untuk
menentukan turbiditas sampel air yang diambil pada minggu 1. Contohnya nilai
Is/Ip pada tempat pengambilan sampel 1 adalah 0,001. Kemudian nilai Is/Ip ini
dimasukkan ke dalam persamaan garis kalibrasi yang sudah didapat pada kalibrasi
pertama (gambar 4.1), sehingga nilai turbiditas dari sampel tersebut adalah 0
NTU. Demikian seterusnya dilakukan proses yang sama untuk mendapatkan nilai
turbiditas sampel air pada minggu dan tempat pengambilan sampel berikutnya.
Grafik kalibrasi yang lain dapat dilihat pada lampiran I. Data tingkat kekeruhan
sampel air disajikan dalam bentuk tabel yang dapat dilihat pada lampiran II.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel data pada lampiran II dinyatakan dalam bentuk grafik turbiditas air
tiap tempat pengambilan sampel yang berbeda pada satu waktu yang sama,
sebagai contoh seperti terlihat pada gambar 4.2.
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
0
10
20
30
40
50
0 1 2 3 4 5
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s (N
TU)
6
Gambar 4.2 Turbiditas Sampel Air yang Diambil pada Minggu 1
Pada gambar 4.2 ini terlihat adanya nilai kekeruhan air yang tinggi yaitu
pada bagian 2 yaitu pada tempat pengambilan sampel 2 yaitu sumur utara yang
berkedalaman 40 m. Grafik untuk minggu ke 2 sampai dengan minggu ke 22
dapat dilihat pada lampiran III.
Tabel data tingkat kekeruhan sampel air seperti pada lampiran II dinyatakan
dalam bentuk grafik turbiditas tiap waktu yang berbeda pada satu tempat
pengambilan sampel yang sama. Grafik turbiditas terhadap tempat pengambilan
sampel 1, 2, 3, 4, dan 5 dapat dilihat pada gambar 4.3; 4.4; 4.5; 4.6; dan 4.7.
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik turbiditas air terhadap waktu pengambilan sampel
00.20.40.60.8
11.21.41.6
0 5 10 15 20 25
Waktu pengambilan sampel (minggu)
Turb
idita
s ai
r (NT
U)
Gambar 4.3 Turbiditas Sampel Air yang Diambil di Tempat Pengambilan Sampel 1 atau Sumur Selatan
Grafik turbiditas air terhadap waktu pengambilan sampel
0
10
20
30
40
50
0 5 10 15 20 25
Waktu pengambilan sampel (minggu)
Turb
idita
s ai
r (N
TU)
Gambar 4.4 Turbiditas Sampel Air yang Diambil di Tempat Pengambilan Sampel 2 atau Sumur Utara
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik turbiditas air terhadap waktu pengambilan sampel
0
0.51
1.5
2
2.53
3.5
0 5 10 15 20 25
Waktu pengambilan sampel (minggu)
Turb
idita
s ai
r (N
TU)
Gambar 4.5 Turbiditas Sampel Air yang Diambil di Tempat Pengambilan Sampel 3 atau Instalasi ke KM.Hall Lantai 1
Grafik turbiditas air terhadap waktu pengambilan sampel
0
1
2
3
4
5
6
0 5 10 15 20 25
Waktu pengambilan sampel (minggu)
Turb
idita
s ai
r (N
TU)
Gambar 4.6 Turbiditas Sampel Air yang Diambil di Tempat Pengambilan Sampel 4 atau Instalasi ke KM lantai 4 Lab.Teknik
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik turbiditas air terhadap waktu pengambilan sampel
00.5
11.5
22.5
33.5
4
0 5 10 15 20 25
Waktu pengambilan sampel (minggu)
Turb
idita
s ai
r (N
TU)
Gambar 4.7 Turbiditas Sampel Air yang Diambil di Tempat Pengambilan Sampel 5 atau Instalasi ke KM Lantai 1 Samping Lab.Bahasa
Pada gambar 4.3 terlihat tingkat kekeruhan air berkisar antara 0 NTU
sampai dengan 1 NTU. Pada gambar 4.4 terlihat tingkat kekeruhan air berkisar
antara 2 NTU sampai dengan 40 NTU. Pada gambar 4.5 terlihat tingkat
kekeruhan air berkisar antara 0 NTU sampai dengan 3 NTU. Pada gambar 4.6
terlihat tingkat kekeruhan air berkisar antara 0 NTU sampai dengan 0 NTU
sampai dengan 4 NTU. Pada gambar 4.7 terlihat tingkat kekeruhan air berkisar
antara 0 NTU sampai dengan 3 NTU.
B. PEMBAHASAN
Hasil pengukuran seringkali tidak tepat. Pengukuran idealnya adalah
mengukur masukan yang diinginkan. Tetapi pengukuran juga tidak pernah lepas
dari adanya masukan gangguan dan masukan ubahan. Agar hasil pengukuran
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjadi tepat, maka masukan gangguan itu harus dihilangkan, dengan pengaturan
alat ukur.
Prinsip kerja dari turbidimeter yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sinar laser dipakai sebagai sumber cahaya. Kemudian sinar laser dilewatkan ke
medium yang akan diuji. Sinar laser akan dihamburkan ke segala arah oleh
partikel yang ada di dalam medium. Pengukuran intensitas awal sinar laser (Io)
dilakukan dengan pengukuran intensitas sinar yang direfleksikan oleh kaca
pembagi berkas (Ip). Intensitas yang dihamburkan dicatat sebagai Is. Semakin
banyak partikel yang ada di dalam medium, maka sinar laser yang terhambur akan
semakin banyak. Sehingga nilai dari intensitas yang terhambur per satu satuan
intensitas yang masuk ke medium (Is/Ip) dapat menjadi ukuran untuk menentukan
tingkat kekeruhan (T) sampel air.
Dalam suatu alat ukur pasti memiliki kesalahan pengukuran, biasanya
kesalahan tersebut bersumber pada kesalahan bersistem dan kesalahan
rambangan. Kesalahan bersistem lainnya adalah ketidakpastian alat yang mungkin
disebabkan oleh pergeseran lensa maupun light sensor, yang diatasi dengan
pembuatan alat yang diatur agar komponennya tidak mudah bergeser. Kesalahan
rambangan bisa disebabkan oleh hamburan sinar yang dipengaruhi oleh keadaan
partikel dalam medium, yang selalu berubah-ubah. Kesalahan ini sudah diatasi
dengan melakukan pengocokan sampel air sebelum diukur, serta pengambilan
data yang cepat (dalam 1 detik) sehingga tidak memberi waktu bagi partikel di
dalam sampel air untuk mengendap. Pada penelitian ini alat ukur kekeruhan air
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dibuat diberi tambahan pada pemberian pelindung cahaya. Pemberian
pelindung cahaya dimaksudkan untuk mengurangi adanya masukan sinar dari luar
selain sinar laser.
Turbidimeter yang digunakan dalam penelitian ini bisa digunakan sebagai
alat ukur kekeruhan air dengan terlebih dahulu melakukan pengkalibrasian
dengan mengukur Is/Ip untuk tiap standar yang sudah dibuat dengan turbiditas
tertentu. Standar yang digunakan diperoleh dengan melakukan proses
pengenceran larutan induk dengan nilai turbiditas atau kekeruhan sebesar 103
NTU.
Data proses kalibrasi yang bisa dilihat pada tabel 4.1, menunjukkan
hubungan antara Is/Ip dengan turbiditas. Pada tabel ini bisa dilihat bahwa semakin
besar nilai turbiditas maka semakin besar juga nilai Is/Ip. Secara ideal grafik
hubungan ini adalah grafik yang menunjukkan kelinearan seperti pada gambar
4.1.
Setelah proses pengkalibrasian selesai, akan didapat grafik kalibrasi dan
persamaannya digunakan untuk penentuan tingkat kekeruhan sampel air yang
diukur. Untuk tiap sampel besaran yang diukur adalah Is/Ip. Nilai Is/Ip yang
sudah didapat dari pengukuran tiap sampel dimasukkan dalam persamaan garis
grafik kalibrasi, sehingga bisa diketahui nilai turbiditas tiap sampel.
Secara garis besar sistem penjernihan air yang ada di Kampus III USD
bisa digambarkan seperti gambar 4.8
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sistem Sumber 1
Sumber 2
Instalasi 1
Instalasi 2
Instalasi 3
Gambar 4.8 Bagan Garis Besar Sistem Penjernihan Air di Kampus III USD
Sistem penjernihan air ini mendapat 2 sumber air yaitu dari sumur selatan
dengan kedalaman 18 m dan sumur utara dengan kedalaman 40 m. Kemudian
kedua sumber air tersebut masuk ke dalam sistem yang terdiri atas saringan pasir
1, saringan pasir 2, bak aerasi dan pengendapan, sand filter, dan karbon aktif.
Setelah melewati sistem tersebut air dialirkan ke instalasi air ke seluruh gedung di
Kampus III USD. Sehingga sebagai wakil pengambilan sampel diambil sampel
air dari sumur selatan, sumur utara, instalasi di kamar mandi Hall Lantai 1, kamar
mandi lantai 4 Lab.Teknik, dan kamar mandi lantai 1 samping Lab.Bahasa.
Secara ideal grafik tingkat kekeruhan air pada tempat pengambilan sampel
yang berbeda, di waktu yang sama menunjukkan adanya pengurangan nilai. Hal
ini terjadi karena air sudah melewati berbagai proses dalam sistem. Pada gambar
4.2 yang merupakan grafik sampel air yang diambil pada minggu 1 terlihat
tingkat kekeruhan air pada masukan sumur selatan sebesar 0 NTU, dan pada
sumur utara sebesar 40,4 NTU. Berdasarkan gambar 4.8 kedua masukan air
tersebut akan dimasukkan ke dalam sistem kemudian akan dialirkan ke instalasi.
Nilai kekeruhan pada instalasi atau tempat pengambilan sampel 3, 4 dan 5 secara
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berturut-turut adalah 1 NTU, 0 NTU, dan 0,7 NTU.. Dari hasil ini bisa dikatakan
bahwa nilai kekeruhan sampel air pada instalasi adalah baik karena air yang
diambil pada minggu 1 ini sudah mengalami pengurangan tingkat kekeruhan.
Berdasarkan pengamatan selama 22 minggu, tingkat kekeruhan air sudah
mengalami pengurangan nilai. Karena tingkat kekeruhan air pada instalasi lebih
rendah daripada tingkat kekeruhan air pada sumber. Dan tingkat kekeruhan air
pada instalasi berada di bawah batas maksimum standar kekeruhan air minum
menurut WHO (5 NTU). Dengan hasil yang sama pada minggu 2 sampai dengan
minggu 22 dapat dilihat pada lampiran III.
Secara ideal grafik turbiditas air pada satu tempat pengambilan sampel,
dalam waktu yang berbeda akan terlihat stabil. Pada gambar 4.3 yang merupakan
grafik turbiditas air pada tempat pengambilan sampel 1 atau sumur selatan bisa
dilihat tingkat kekeruhan airnya menunjukkan kestabilan. Dengan tingkat
kekeruhan air yang berkisar antara 0 NTU sampai dengan 1 NTU. Untuk tingkat
kekeruhan air pada tempat pengambilan sampel lainnya yang bisa dilihat pada
gambar 4.4; 4.5; 4.6; dan 4.7 tidak ada terlihat kecenderungan kenaikan nilai.
Agar sistem penjernihan air di kampus III USD ini menjadi lebih baik,
maka diusulkan kepada pengelola sistem penjernihan air untuk membuat sistem
penjernihan air yang dibuat agak tinggi dan bertingkat. Bak aerasi dan pengendap
berada paling atas. Setelah bak aerasi dan pengendap, di bawahnya dibuat tabung
atau bak berisi karbon aktif kemudian di bawahnya lagi dibuat saringan yang
berlapis-lapis. Baru kemudian air dialirkan ke instalasi. Usulan berikutnya adalah
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebaiknya air yang digunakan untuk penyemprotan tanaman di kampus diambil
langsung dari sumur (tanpa harus masuk sistem penjernihan air), sehingga
pemakaian air yang keluar dari sistem bisa dihemat.
Sebagai penyempurnaan susunan alat 1 pada gambar 3.1, maka telah
dibuat susunan alat ukur tingkat kekeruhan air yang juga menggunakan prinsip
hamburan cahaya dengan sumber sinar laser pointer yang bisa dilihat pada
gambar 4.9.
Berbeda dengan susunan alat pada gambar 3.1, susunan alat pada gambar
4.9 ini, pengukuran intensitas yang dihamburkan (Is) dilakukan oleh light sensor
2 yang diletakkan pada sudut 900 dari arah sumber sinar. Susunan alat ini
menggunakan laser pointer sebagai sumber sinar karena harganya murah dan
mudah didapat. Sinar laser pointer diarahkan pada kaca pembagi berkas. Setelah
mengenai kaca, maka sinar tersebut akan sebagian ditransmisikan (Io) dan
sebagian lagi akan direfleksikan (Ip). Pengukuran intensitas awal sinar laser (Io)
dilakukan dengan pengukuran Ip oleh light sensor 1. Sinar yang ditransmisikan
(Io) akan diteruskan menuju medium berpartikel. Pada medium sinar laser akan
ada yang diteruskan dan dihamburkan. Semakin banyak partikel didalam medium,
maka sinar laser yang terhambur akan semakin banyak dan nilai Is semakin besar.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Light sensor 1
Light sensor 2
Laser pointer
Beam splitter
Interface
medium
Komputer
Gambar 4.9 Susunan Alat 2
Pengkalibrasian dilakukan dengan pengukuran nilai Is/Ip untuk tiap
larutan standar air yang sama dengan larutan standar pada pengkalibrasian
susunan alat 1. Salah satu pengukuran kalibrasi yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel 4.2. Tabel kalibrasi tersebut ditunjukkan dalam grafik pada gambar
4.10.
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.2 Hasil Kalibrasi pada susunan alat 2
No Turbiditas standar (NTU) Is/Ip
1. 0 0,065± 0,001
2. 6 0,066± 0,001
3. 12 0,067± 0,002
4. 18 0,069± 0,002
5. 24 0,072± 0,002
6. 30 0,074± 0,002
7. 36 0,084 ± 0,002
8. 42 0,095± 0,002
9. 49 0,098± 0,003
Grafik hubungan Is/Ip dengan turbiditas air
Is/Ip = 0,0007 T + 0,06
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0 10 20 30 40 50 6
Turbiditas air (NTU)
Is/I
0
p
Gambar 4.10 Grafik Hasil Kalibrasi pada Susunan Alat 2
Kalibrasi pada gambar 4.10 menghasilkan persamaan garis kalibrasi
06,00007,0 += TIpIs . Persamaan kalibrasi ini digunakan untuk menentukan
turbiditas sampel air yang diambil pada minggu 7. Contohnya nilai Is/Ip pada
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tempat pengambilan sampel 1 adalah 0,06. Kemudian nilai Is/Ip ini dimasukkan
ke dalam persamaan garis kalibrasi yang sudah didapat pada kalibrasi (gambar
4.10), sehingga nilai turbiditas dari sampel tersebut adalah 0 NTU.
Hasil ini hampir sama dengan hasil yang didapat dengan pengukuran
menggunakan susunan alat 1 seperti gambar 3.1 yang ada di lampiran II. Dalam
pengukuran menggunakan susunan alat seperti gambar 4.9 ini terjadi penurunan
nilai intensitas awal sinar laser pointer yang cepat. Tapi hal ini sudah diatasi
dengan pengukuran intensitas awal dengan pengukuran intensitas sinar yang
direfleksikan oleh kaca pembagi berkas..
Keuntungan dari penggunaan susunan alat seperti gambar 4.9 ini adalah
sudah bisa mengurangi adanya pengaruh dari intensitas yang diteruskan oleh
medium. Serta penggunaan laser pointer yang lebih murah daripada laser He-Ne.
Dalam pengembangan lebih lanjut pemakaian light sensor pada alat ukur
kekeruhan air ini bisa digantikan dengan pemakaian fotodioda, yang berupa
rangkaian elektronik sederhana. Sehingga untuk lebih lanjut dapat dibuat
turbidimeter yang lebih murah, mudah dibawa, sederhana, bahan pembuatnya
mudah didapat, dan bisa diterapkan pada pengukuran kekeruhan air yang
kontinyu (air mengalir), dan bisa dilakukan secara in-situ (di tempat dan pada
waktu yang sama).
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari penelitian ini bisa diambil kesimpulan bahwa air memiliki tingkat
kekeruhan tertentu.
Telah dibuat alat ukur kekeruhan air yang berprinsip pada hamburan
cahaya. Dilakukan pengukuran intensitas awal sinar dengan pengukuran
intensitas sinar yang direfleksikan oleh kaca pembagi berkas. Sehingga alat ini
sudah bisa mengatasi perubahan intensitas awal sinar yang dipakai sebagai
sumber sinar. Susunan alat 1 telah digunakan untuk pengukuran kekeruhan air
pada 2 sumber air yaitu sumur utara dan sumur selatan, serta 3 bagian instalasi
air di kampus III Universitas Sanata Dharma selama 22 minggu. Telah diuji
coba susunan alat 2 yang bisa mengurangi adanya pengaruh dari intensitas sinar
yang diteruskan.
Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa tingkat kekeruhan air
pada sumur utara relatif lebih tinggi daripada tingkat kekeruhan air pada sumur
selatan. Serta tingkat kekeruhan air pada instalasi berada dibawah nilai 5 NTU.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. SARAN
Untuk pembuatan alat kekeruhan air dengan model lain sebaiknya lebih
memperhatikan masukan pengganggu lain, agar alat menjadi lebih sempurna.
Dan juga memperhatikan komponen alat yang dipakai sehingga alat bisa dibuat
dengan harga yang lebih murah. Untuk lebih lanjutnya perlu dikembangkan alat
ukur turbiditas yang mengukur kekeruhan air yang kontinyu (air mengalir), dan
bisa dilakukan secara in-situ (di tempat dan pada waktu yang sama).
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Doeblin,E.O.1992. Sistem Pengukuran Aplikasi dan Perancangan (terjemahan).Jakarta:Erlangga Djonoputro, B.D.1980. Teori ketidakpastian.Bandung : ITB Bandung Falk,D.S.1986. Seeing The Light : Optics in Nature,Photography, Color, Vision, and Holography.New York :John Wiley & Sons,Inc Hammer,M.J.1986. Water and Wastewater Technology.United States of America:Prentice-Hall,Inc
Hill,Mc-Graw.1960. Mc-Graw Hill Encyclopedia of Science and Technology.United States of America:The Mc.Graw.Hill Companies,Inc Issaacs,A.1997. Kamus Lengkap Fisika.Jakarta:Penerbit Erlangga Jaya Sakti,CV.1995. Pemrosesan air di Kampus III Universitas Sanata Dharma.Yogyakarta:CV.Jaya Sakti Jenkins,F dan White,H.E.1976. Fundamental of Optic.United States of America:The Mc.Graw.Hill Companies,Inc Kallard,T.1977. Exploring Laser Light.New York:Optosonic Press Khopkar,S.M.1990. Konsep Dasar Kimia Analitik (terjemahan).Jakarta:Universitas Indonesia Press Light Sensor Manual Book NN.1988. Guidelines for Drinking Water Quality(vol 1).Belgium:World Health Organization NN.1988. Guidelines for Drinking Water Quality(vol 2).Belgium:World Health Organization Stong,C.L.1973. Scientific American vol 228 (hal 11) Turbidimeter Manual Book
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN I
Hasil Pengkalibrasian dengan Susunan Alat 1
Tabel I.1 Hasil Kalibrasi 2
No Turbiditas standar
(NTU)
Is/Ip
1. 0 0,0012± 0,0002
2. 6 0,003± 0,002
3. 12 0,004± 0,001
4. 18 0,004± 0,003
5. 24 0,008± 0,001
6. 30 0,009± 0,001
7. 36 0,012 ± 0,001
8. 42 0,011± 0,001
9. 49 0,013± 0,001
Tabel I.1 dapat dinyatakan dalam grafik seperti pada gambar I.1
Grafik hubungan antara Is/Ip dengan turbiditas
Is/Ip = 0,0003 T+ 0,0011
00.0020.0040.0060.0080.01
0.0120.0140.016
0 10 20 30 40 50 6
Turbiditas (NTU)
Is/I
0
p
Gambar I.1 Grafik Hasil Kalibrasi 2
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafk pada gambar I.1 menghasilkan persamaan garis 0011,00003,0 += TIpIs .
Persamaan ini akan digunakan untuk menentukan turbiditas sampel air pada minggu
ke 2 sampai dengan minggu ke 9.
Tabel I.2 Hasil Kalibrasi 3
No Turbiditas standar
(NTU)
Is/Ip
1. 0 0,0011± 0,0002
2. 6 0,0023± 0,0001
3. 12 0,0035± 0,0001
4. 18 0,0055± 0,0002
5. 24 0,0063± 0,0001
6. 30 0,0076± 0,0001
7. 36 0,0078 ± 0,0001
8. 42 0,0099± 0,0001
9. 49 0,011± 0,001
Tabel I.2 dapat dinyatakan dalam bentuk grafik seperti pada gambar I.2
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik hubungan antara Is/Ip dengan turbiditas
Is/Ip = 0,0002 T + 0,0012
0
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0.012
0 10 20 30 40 50 6
Turbiditas (NTU)
Is/I
0
p
Gambar I.2 Grafik Hasil Kalibrasi 3
Grafik pada gambar I.2 memiliki persamaan garis 0012,00002,0 += TIpIs .
Persamaan ini akan digunakan untuk menentukan turbiditas sampel air pada minggu
ke 10 sampai dengan minggu ke 15.
Tabel I.3 Hasil Kalibrasi 4
No Turbiditas standar
(NTU)
Is/Ip
1. 0 0,0012± 0,0002
2. 6 0,0022± 0,0001
3. 12 0,0035± 0,0001
4. 18 0,005± 0,001
5. 24 0,006± 0,001
6. 30 0,007± 0,001
7. 36 0,0072 ± 0,0001
8. 42 0,009± 0,001
9. 49 0,009± 0,001
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel I.3 dapat dinyatakan dalam bentuk grafik seperti pada gambar I.3
Grafik hubungan antara Is/Ip dengan turbiditas
Is/Ip = 0,00016 T+ 0,0016
00.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.0090.01
0 10 20 30 40 50 6
Turbiditas (NTU)
Is/Ip
0
Gambar II.3 Hasil Kalibrasi 4
Grafik diatas memiliki persamaan garis 0016,000016,0 += TIpIs . Persamaan ini akan
digunakan untuk menentukan turbiditas sampel air pada minggu ke 16 sampai dengan
minggu ke 23.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN II
Data Tingkat Kekeruhan Air Selama Pengamatan 22 Minggu
Tabel II.1 Nilai Turbiditas atau Kekeruhan Sampel Air yang Diambil pada 2 Sumber Air dan 3 Instalasi Air di Kampus III Universitas Sanata Dharma selama 22 Minggu dengan
Pengukuran Menggunakan Susunan Alat 1
Turbiditas (NTU) Minggu Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5
1 0 2 ± 40,4± 2 1± 2 0± 2 0,7 2 ±2 0,3 2 ± 33± 2 3± 2 3± 2 1 2 ±3 0,7 2 ± 13± 2 1,7± 2 3± 2 2,3 2 ±4 0,3 2 ± 8± 2 3± 2 2,7± 2 2 2 ±5 0 2 ± 36,3± 2 1± 2 5,3± 2 1,3 2 ±6 0 2 ± 23,3± 2 2± 2 4,3± 2 2,7 2 ±7 0,7 2 ± 12,3± 2 2,7 ± 2 0,7± 2 3,3 2 ±8 0 2 ± 7,7± 2 0,3± 2 1,7± 2 3 2 ±9 0,3 2 ± 13,7± 2 2,3± 2 1,3± 2 0,7 2 ±10 0 2 ± 15,5± 2 1± 2 0± 2 0 2 ±11 0 2 ± 6,5± 2 0± 2 0± 2 0 2 ±12 0 2 ± 9± 2 0± 2 1,5± 2 3,5 2 ±13 0 2 ± 16± 2 0± 2 2,5± 2 0 2 ±14 1,5 2 ± 11,5± 2 0± 2 0± 2 3,5 2 ±15 0 2 ± 6± 2 0± 2 0± 2 0 2 ±16 0 2 ± 6± 2 0± 2 0± 2 0 2 ±17 0 2 ± 14± 2 0± 2 0± 2 0 2 ±18 0 2 ± 6± 2 0± 2 0± 2 0 2 ±19 0 2 ± 14± 2 0± 2 0± 2 0 2 ±20 0 2 ± 7,5± 2 0± 2 0± 2 0 2 ±21 0 2 ± 5± 2 0± 2 0± 2 0 2 ±22 0 2 ± 2± 2 0± 2 0± 2 0 2 ±
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN III
Grafik Tingkat Kekeruhan Air terhadap Tempat Pengambilan Sampel
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
05
101520253035
0 1 2 3 4 5
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s (N
TU)
6
Gambar III.1 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 2
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
02468
101214
0 1 2 3 4 5
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s (N
TU)
6
Gambar III.2 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 3
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
0
2
4
6
8
10
0 1 2 3 4 5
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s (N
TU)
6
Gambar III.3 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 4
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
05
10152025303540
0 1 2 3 4 5
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s ai
r (N
TU)
6
Gambar III.4 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 5
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
0
5
10
15
20
25
0 1 2 3 4 5
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s ai
r (N
TU)
6
Gambar III.5 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 6
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
02468
101214
0 1 2 3 4 5
tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s ai
r (N
TU)
6
Gambar III.6 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 7
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
0
2
4
6
8
10
0 1 2 3 4 5
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s ai
r (N
TU)
6
Gambar III.7 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 8
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
02468
10121416
0 1 2 3 4 5
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s ai
r (N
TU)
6
Gambar III.8 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 9
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
0
5
10
15
20
0 1 2 3 4 5
Tempat pengambilan sampel
Turb
dita
s ai
r (N
TU)
6
Gambar III.9 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 10
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
01234567
0 1 2 3 4 5 6
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s ai
r (N
TU)
Gambar III.10 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 11
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
0
2
4
6
8
10
0 1 2 3 4 5
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s ai
r (N
TU)
6
Gambar III.11 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 12
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
0
5
10
15
20
0 1 2 3 4 5
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s ai
r (N
TU)
6
Gambar III.12 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 13
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
02468
101214
0 1 2 3 4 5
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s ai
r (N
TU)
6
Gambar III.13 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 14
grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
01234567
0 1 2 3 4 5 6
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s ai
r (N
TU)
Gambar III.14 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 15
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik turbditas air terhadap tempat pengambilan sampel
01234567
0 1 2 3 4 5 6
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s ai
r (N
TU)
Gambar III.15 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 16
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
02468
10121416
0 1 2 3 4 5
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s ai
r (N
TU)
6
Gambar III.16 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 17
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
01234567
0 1 2 3 4 5 6
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s ai
r (N
TU)
Gambar III.17 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 18
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
02468
10121416
0 1 2 3 4 5
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s (N
TU)
6
Gambar III.18 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 19
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
012345678
0 1 2 3 4 5 6
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s (N
TU)
Gambar III.19 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 20
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
01
23
45
6
0 1 2 3 4 5 6
Tempat pengambilan sampel
Turb
idita
s (N
TU)
Gambar III.20 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 21
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik turbiditas air terhadap tempat pengambilan sampel
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6
Tempat pengambilan sampel
turb
idita
s (N
TU)
Gambar III.21 Turbiditas Air yang Diambil pada Minggu 22
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related