PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK PEMBELAJARAN SEJARAH
SUATU ALTERNATIF
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
JULIA VALENTINA LABATAR
NIM: 131314010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK PEMBELAJARAN SEJARAH
SUATU ALTERNATIF
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
JULIA VALENTINA LABATAR
NIM: 131314010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada:
Kemuliaan Allah yang lebih besar
Kedua orangtua tercinta Ferdinandus Labatar dan Christiana Labatar
Almamaterku Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Sanata
Dharma.
Semua orang yang penulis cintai dan siapa saja yang membaca skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
“Finding God in All Things.”
“Love means to love that which is unlovable; or it is no virtue at all.” ~ G.K.Chesterton
“Kesenangan selalu dibeli dengan kesusahan.” ~ Ir.Soekarno
“Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Yang hancur lebur akan terobati
Yang sia-sia akan jadi makna
Yang terus berulang suatu saat henti
Yang pernah jatuh kan berdiri lagi.”
~Banda Neira
“Hal mutlak dari meyakini sesuatu adalah mendapatkannya.”
~Julia Valentina Labatar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Januari 2018
Penulis
Julia Valentina Labatar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Julia Valentina Labatar
Nomor Mahasiswa : 131314010
Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK PEMBELAJARAN SEJARAH
SUATU ALTERNATIF
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 31 Januari 2018
Yang menyatakan
Julia Valentina Labatar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK PEMBELAJARAN SEJARAH
SUATU ALTERNATIF
Julia Valentina Labatar Universitas Sanata Dharma
2018
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan produk pengembangan media komik pembelajaran sejarah suatu alternatif.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan menggunakan prosedur pengembangan yang dikemukakan oleh Borg & Gall. Ada 10 tahap, namun dalam penelitian ini hanya dilakukan dengan tiga tahap saja. Prosedur pengembangan dalam penelitian ini yaitu 1). Melakukan penelitian pendahuluan (pra survei) untuk mengumpulkan informasi (kajian pustaka), identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan merangkum permasalahan, 2). Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran, 3). Mengembangkan jenis/bentuk produk awal dan validasi desain produk. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner dan analisis data yang digunakan yaitu deskriptif analitis.
Hasil penelitian dan pengembangan ini menunjukkan bahwa media komik pembelajaran sejarah yang dikembangkan oleh peneliti sudah layak. Hal ini ditunjukkan dari penilaian validasi ahli media pada aspek tampilan, penyajian dan kebahasaan memberikan kriteria “baik” pada validasi tahap perrtama dan memberikan kriteria “sangat baik” pada validasi tahap kedua.
Kata Kunci: penelitian dan pengembangan, media komik, dan alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF HISTORICAL LEARNING WITH COMIC AS
AN ALTERNATIVE MEDIA
Julia Valentina Labatar Sanata Dharma University
2018
This study aims to describe the process and product development of comic media learning as alternative. This is a Research and Development Research by Borg & Gall. There are 10 stages, but in this study, three stages only are used. The procedure of this research include 1). Conducting preliminary (pre-survey) research to collect information (literature review), identifying problems encountered in learning, and summarizing the problem, 2). Planning (identification and definition of skills, goal formulation, learning sequencing, 3). Developing initial product type and product design validation. Data collection techniques used in this study is questionnaires and data analysis instruments used, descriptive analytical. The results of this research and development show that the historical comic learning media developed by the researcher is feasible. This is demonstrated by the assessment of media expert validation on the display, presentation and language aspects of the “good” criterion in the first stage validation and gives the “excellent” criterion in the second stage of validation. Keywords: research and development, comic media, and alternative
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih berkat perkenanan Tuhan yang Maha Kuasa
dan kemurahan hati-Nya yang senantiasa hadir dalam setiap pribadi yang selama
ini telah mendukung penulis, skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Komik
Pembelajaran Sejarah Suatu Alternatif” dapat terselesaikan pada waktunya.
Dalam perjalanan dan penyusunannya, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.
3. Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah, Universitas Sanata Dharma.
4. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah: Drs. Yohanes Rasul
Subakti. M.Pd.; Dr.Anton Haryono.; Dr. Hieronymus Purwanta, M.A.;
Drs. A.Kardiyat Wiharyanto M.M.; Drs. B.Musidi, M.Pd.; Hendra
Kurniawan, M.Pd.; Brigida Intan Printina, M.Pd., serta para dosen
pengampu mata kuliah yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
5. Seluruh Staf Sekretariat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan
Seluruh Staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
atas berbagai pelayanan dalam urusan akademik selama penulis
menjadi mahasiswa.
6. Seluruh Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah
membantu menyediakan buku-buku dan sarana penunjang selama
penulis melakukan studi pustaka.
7. Drs. Sutarjo Adisusilo, J.R., M.Pd. Selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberi masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Rahardyan Budiharjo S. Selaku ilustrator komik. Terima kasih atas
kerjasamanya dalam membantu penulis merancang desain produk
komik dari awal hingga akhir penyusunannya.
9. Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P.,M.Pd. Selaku dosen ahli
media yang telah bersedia membantu mengevaluasi dan memberi saran
perbaikan untuk media komik pembelajaran sejarah yang sedang
dikembangkan.
10. Bapak Ferdinandus Labatar dan Ibu Christiana Labatar, kedua orang
tua penulis yang tiada henti mendoakan, mendukung dan memberi
cinta kasihnya.
11. Kedua saudara terkasih, Johanes Edmund Fii dan Elizabeth Ismayati
Labatar untuk setiap kasih sayang dan penghiburan.
12. Keluarga Besar Komunitas Studi Kebangsaan Universitas Sanata
Dharma, Keluarga Campus Ministry Universitas Sanata Dharma,
Komunitas Gandroeng Choir dan Grup Pak Edi. Terima kasih atas
setiap kesempatan baik untuk belajar dan berproses bersama.
13. Keluarga mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah dan secara
khusus rekan-rekan angkatan 2013. Terima kasih sudah menjadi
keluarga yang selalu menyemangati dan telah berjuang bersama hingga
saat ini.
14. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada
penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu berbagai saran, kritik, dan masukan yang membangun dari berbagai
pihak sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.
Penulis
Julia Valentina Labatar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kisi-kisi Penilaian Media oleh Ahli Media ..................................... 47
Tabel 2 Konversi Nilai Skala Lima .............................................................. 48
Tabel 3 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ................... 49
Tabel 4 Hasil Penilaian Produk pada Aspek Tampilan Tahap I .................... 55
Tabel 5 Hasil Penilaian Produk pada Aspek Penyajian Tahap I ................... 56
Tabel 6 Hasil Penilaian Produk pada Aspek Kebahasaan Tahap I ................ 56
Tabel 7 Rekapitulasi Hasil Penilaian Produk Tahap I .................................. 57
Tabel 8 Saran Perbaikan oleh Ahli Media Tahap I ....................................... 58
Tabel 9 Hasil Penilaian Produk pada Aspek Tampilan Tahap II ................... 58
Tabel 10 Hasil Penilaian Produk pada Aspek Penyajian Tahap II .................. 59
Tabel 11 Hasil Penilaian Produk pada Aspek Kebahasaan Tahap II ............... 59
Tabel 12 Rekapitulasi Hasil Penilaian Produk Tahap II ................................. 60
Tabel 13 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Tampilan Tahap I .................... 79
Tabel 14 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Penyajian Tahap I ................... 80
Tabel 15 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Kebahasaan Tahap I ................. 81
Tabel 16 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Tampilan Tahap II ................... 82
Tabel 17 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Penyajian Tahap II .................. 83
Tabel 18 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Kebahasaan Tahap II ............... 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Validasi Ahli ............................................... 93
Lampiran 2 Surat Permohonan Validasi Ahli ................................................. 94
Lampiran 3 Instrumen Penilaian Validasi Ahli ............................................... 95
Lampiran 4 Silabus ...................................................................................... 108
Lampiran 5 RPP ............................................................................................ 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era global seperti sekarang ini, tantangan dan tuntutan aktivitas
kreatif seakan tak pernah memiliki jarak, semua serba berkembang dalam
waktu singkat. Perubahan pesat akan semakin membuat pergerakan serba cepat
di berbagai bidang. Khususnya dalam bidang pendidikan, perkembangan
teknologi dan informasi terkadang mengancam namun dapat menjadi peluang
yang sangat baik. Pada dasarnya kehidupan tidak akan pernah terlepas dari
keinginan untuk selalu nyaman dan merasa aman, menyenangkan bahkan
memudahkan. Oleh karena prinsip yang mendasarinya itu, berbagai cara
ditempuh bagi siapa saja yang ingin mencapai inovasi pendidikan supaya
didapatkannya kenyamanan, keamanan, kesenangan dan kemudahan.
Inovasi pendidikan yang sedang banyak dilakukan ialah bertujuan pada
terselenggaranya proses pembelajaran yang relevan dan bermakna juga
tercapainya kompetensi bagi peserta didik baik ketika ia terjun ke dalam
masyarakat maupun bagi kehidupannya kelak di masa yang akan datang. Fakta
di lapangan para peserta didik diarahkan untuk mengalami berbagai
pembelajaran yang sangat dekat dengan hal-hal keseharian mereka seperti apa
yang sedang tren pada masa itu, mencakup pengalaman dan minatnya.
Pembelajaran tetap dalam susunan yang sistematis yakni melibatkan rangkaian
komponen seperti guru dan peserta didik, materi ajar serta metode yang tersaji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Melalui serangkaian komponen yang telah disebutkan di atas ternyata belumlah
cukup, proses pembelajaran di dalamnya masih memerlukan sarana penunjang
yang biasa dikenal dengan istilah media pembelajaran.
Aktivitas kreatif telah marak diupayakan untuk mengekspresikan
beragam hal yang akan membuat belajar semakin berkesan, salah satunya
dengan pemanfaatan sarana media pembelajaran efektif. Media komik
ditawarkan sebagai alternatif pembaharuan yang ditinjau dari segi fungsi
memiliki keunggulan. Media komik akan menjadi pilihan yang baik yang
diterapkan guru bila melihat kecenderungan selama ini hanya mengedepankan
unsur narasi dan gambar dalam penyajian materi pembelajarannya, unsur-unsur
yang diaplikasikannya biasanya sebatas menggunakan media gambar berupa
peta, mind maping dan slide presentasi pada power point. Media komik dipilih
sebagai alternatif berangkat dari dua kriteria yang memenuhinya yaitu dari
sudut fungsi, media komik lebih baik dari media power point dan gambar
sedangkan dari sudut proses, media komik lebih mudah dalam hal pembuatan
dibandingkan dengan media audio maupun audio visual seperti media
video/film.
Komik selalu disukai karena memiliki kekuatan visual. Seni yang
menggabungkan bentuk narasi dan gambar inilah yang melalui pemikiran
penulis untuk menggagas komik pembelajaran sejarah agar sejarah tidak
semata-mata dipandang hanya sekedar pembelajaran yang menjenuhkan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
melainkan pembelajaran yang menyenangkan karena disajikan dengan
menyesuaikan pada pola tren peserta didik itu sendiri.
Ketertarikan peserta didik di sekolah sangatlah beragam dan menurut
pengalaman penulis selama melakukan penelitian di sekolah pada saat
melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan mengamati aktivitas
peserta didik, penulis menyimpulkan bahwa usia remaja 12 s/d 16 tahun atau
usia untuk jenjang pendidikan SMA seperti mereka sangatlah tertarik dengan
gambar dan berbagai jenis bentuk artistik lainnya, persoalan demikian
kemudian yang berkembang di kemudian hari sebagai upaya pengembangan
pembelajaran berbasis media gambar untuk menunjang motivasi dan partisipasi
peserta didik yang akan diterimanya saat menyerap materi melalui serangkaian
kegiatan belajar dan mengajar di sekolah.
Menurut teori Piaget, ia meyakini bahwa pemikiran seorang anak
berkembang melalui serangkaian tahapan pemikiran mulai dari bayi hingga
masa dewasa. Piaget atau Jean Piaget merupakan salah seorang tokoh psikologi
asal Swiss. Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif manusia menjadi
empat tahapan yaitu: (1). Tahap sensorimotor (2). Tahap Pra- operasional (3).
Tahap operasional konkret dan (4). Tahap operasional formal.1
Dapat dijelaskan di sini bahwa perkembangan anak adalah suatu proses
perubahan yang terjadi pada anak baik kemampuan sikap, pengetahuan
maupun keterampilan baik fisik maupun psikis yang berlangsung secara
1 Desmita,Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
berkesinambungan dan sistematis. Peserta didik SMA berada pada tahap
operasional formal. Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir secara lebih
abstrak, logis dan lebih idealistik yang membuatnya sudah mampu untuk
melihat menerima dan membuat suatu kesimpulan pada setiap pengalaman
nyata yang dialaminya. Kemampuan berpikir logis dan lebih idealistik ini
kemudian menjadi tolak ukur alasan penulis memanfaatkan media komik
sebagai penggabungan narasi dan gambar untuk diterapkan pada pembelajaran.
Pada tahap operasional formal anak didik sudah mampu menyerap dan
memberi pemaknaan terhadap gambar dan tulisan. Dengan demikian,
pembelajaran berbasis media komik ini masih sangat baik diberikan pada anak
usia remaja seperti halnya jenjang sekolah menengah atas.
Berhubungan dengan konteks pengembangan pembelajaran tidak
terlepas dari penelitian dan pengembangan atau yang biasa dikenal dengan
istilah Research and Development itu sendiri. Berbagai upaya menerapkan R &
D pada tujuannya adalah mencaritemukan berbagai temuan baru yang
bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup manusia.
Berkaitan dengan media pembelajaran yang dibahas, penulis
mengaitkan dengan pembelajaran sejarah. Komik menjadi media yang sangat
membantu peserta didik untuk menyerap materi dengan lebih mudah. Pelajaran
Sejarah yang dikenal dengan proses hafalan fakta maupun peristiwa akan tetap
menjadi pembahasan yang terus menerus dipandang sebelah mata tanpa makna
bila tak ada inovasi di dalamnya. Kini banyak jalan dapat ditempuh dalam
menerapkan suatu terobosan yang baik di era dunia yang semakin mengglobal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
di mana teknologi semakin canggih. Inovasi pendidikan dalam hal ini
pembelajaran sejarah pun sudah semestinya mengikuti arus global dan semakin
terbuka menerima tuntutan zaman. Pendekatan pembelajaran pada hal-hal yang
sangat dekat dengan peserta didik akan sangat membantu. Pemilihan produk
komik sebagai media yang dikembangkan dalam hal inovasi pendidikan cukup
dirasa tepat karena melihat tradisi dari tahun ke tahun anak-anak selalu
menggemari komik.
Berkaitan dengan persoalan perubahan global yang kian pesat, sejarah
pun demikian memiliki pengertian yang berhubungan, yakni sejarah sebagai
pendidikan perubahan. Peserta didik sudah semestinya tahu akan hal ini dan
tahu peranan penting pembelajaran sejarah sebagai pendidikan perubahan.
Seorang yang belajar sejarah tidak akan berpikir monokausal, pikiran yang
menyatakan bahwa sebab terjadinya peristiwa itu hanya satu. Sejarah harus
berpikir plurikausal, yang menjadi penyebab itu banyak. Dengan demikian,
siapa saja yang mempelajarinya diharapkan dapat melihat segala sesuatu dari
berbagai segi. Berpikir secara sejarah berarti berpikir berdasarkan
perkembangan. Masa lalu harus diperhitungkan untuk dapat membicarakan
masa kini, dan masa kini untuk masa depan. Sejarah dapat menjadi ilmu
manajemen perkembangan.2
Pengembangan media pembelajaran merupakan cara baru yang perlu
dilakukan agar dinamika belajar semakin ke arah yang lebih baik dan lebih
unggul karena menyesuaikan dengan apa yang sedang tren di kalangan peserta 2 Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana, 1995), Hlm. 21-23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
didik memadukan dengan kegemaran dan juga disesuaikan dengan tingkat
perkembangan peserta didik. Pengembangan juga dilakukan dengan
mengedepankan unsur inovasi dan korelasi dengan berbagai sarana penunjang
lain seperti internet dan teknologi informasi lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana media komik dapat menjadi alternatif pengembangan
pembelajaran sejarah peserta didik kelas XI SMA?
2. Bagaimana proses dalam mengembangkan media komik pembelajaran
sejarah?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada alternatif
pembelajaran sejarah dengan menggunakan media pembelajaran berupa
komik pada mata pelajaran sejarah untuk peserta didik jenjang SMA kelas
XI dalam kompetensi dasar 3.1 dengan materi mengenai peristiwa-
peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menguraikan proses pengembangan media komik pembelajaran
sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan pengembangan
media komik sebagai alternatif pembelajaran sejarah.
E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Spesifikasi produk media komik sejarah meliputi:
1. Komik disajikan dalam bentuk buku yang memuat gambar-gambar
dan cerita yang menarik sehingga dapat menumbuhkan minat
belajar peserta didik.
2. Media komik memuat alur cerita yang dapat membantu peserta
didik memahami materi peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
3. Media komik dapat digunakan sebagai media pendukung peserta
didik untuk belajar secara mandiri baik di sekolah ataupun di
rumah.
4. Materi yang disajikan dalam komik sejarah mengacu pada
Kurikulum 2013.
5. Terdapat halaman refleksi untuk melihat kembali sejauh mana
komik dapat berperan sebagai penunjang pembelajaran serta
mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi yang
disajikan setelah membaca komik sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan akan membantu memberikan wacana bagi
para lembaga pendidikan atau sekolah dalam melihat pengembangan
bahan ajar yang relevan digunakan atau diterapkan di sekolah.
2. Bagi Peserta didik
Penelitian ini diharapkan dapat memberi suasana baru bagi
pembelajaran peserta didik baik di dalam maupun di luar kelas dan
sekaligus menawarkan model pembelajaran yang menyenangkan.
3. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan serta membuka
peluang bagi guru untuk turut berkarya menciptakan produk-produk yang
menunjang aktifitas pembelajaran efektif.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi sekaligus sarana
informasi bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti media pembelajaran
bentuk komik.
5. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberi inspirasi sekaligus motivasi
untuk melakukan pengembangan media pembelajaran lanjutan yang lebih
edukatif dan inovatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan
peserta didik sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara efektif.3 Kegunaan
media pendidikan secara umum adalah untuk mengatasi keterbatasan ruang,
waktu dan daya indra, mengatasi sikap pasif anak didik, memberikan
rangsangan yang sama, dan menyamakan pengalaman dan persepsi peserta
didik terhadap isi pelajaran, memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta
didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka. Media pembelajaran
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan
lingkungannya.4
Jadi, media pembelajaran merupakan sarana yang tepat untuk membuat
pembelajaran dalam kelas menjadi lebih kondusif karena dalam
pemanfaatannya yang bersifat mendukung siswa agar lebih mengalami
pembelajaran dari sebatas teori yang dipelajarinya. Melalui tambahan alat
3 Sukiman., Pengembangan Media Pembelajaran, (Yogyakarta:Pedagogia, 2012), hlm.29. 4 Ibid, hlm.40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pendukung ini,dapat membantu siswa agar lebih merasakan objek studi yang
sedang dipelajarinya.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar
difokuskan pada dua hal, yaitu analisis fungsi yang didasarkan pada medianya
dan analisis fungsi yang didasarkan pada penggunaannya. Analisis fungsi yang
didasarkan pada medianya terdapat tiga fungsi, yaitu (a) media pembelajaran
berfungsi sebagai sumber belajar, (b) media pembelajaran memiliki fungsi
semantik; (c) media pembelajaran memiliki fungsi manipulatif. Sedangkan
analisis fungsi yang didasarkan pada penggunaannya terdapat dua fungsi, yaitu
(d) media pembelajaran memiliki fungsi psikologis dan (e) media pembelajaran
memiliki fungsi sosio-kultural.5
a) Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar Secara teknis, media pembelajaran memiliki fungsi sebagai sumber
belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” tersirat makna keaktifan, yaitu sebagai penyalur, penghubung, penyampai dan lain-lain. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar merupakan fungsi utama di samping fungsi-fungsi lainnya.
b) Fungsi Semantik
Fungsi semantik yaitu kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang maksud atau maknanya benar-benar dipahami oleh peserta didik (tidak verbalistik). Bahasa meliputi lambang (symbol) dan isi (content) yaitu pikiran dan atau perasaan yang keduanya telah menjadi totalitas pesan (message), yang tidak dapat dipisahkan. Unsur dasar dari bahasa tersebut adalah “kata”. Kata- kata yang sudah jelas merupakan simbol verbal.
5 Munadi,Y, Media Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: GP Press Group, 2013), hlm. 36-48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
c) Fungsi Manipulatif Fungsi manipulatif ini didasarkan pada karakteristik atau ciri-ciri
umum yang dimilikinya, seperti kemampuan untuk menyimpan, merekam, merekontruksi, melestarikan, dan mentransportasikan suatu peristiwa atau obyek. Berdasarkan karakteristik umum tersebut, media mempunyai dua kemampuan, yaitu mengatasi batas-batas ruang dan waktu, dan mengatasi keterbatasan inderawi.
Kemampuan yang pertama adalah kemampuan media pembelajaran
dalam mengatasi batas-batas ruang dan waktu, diantaranya yaitu kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya, kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu pejuang menjadi singkat dan kemampuan media untuk menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi.
Kemampuan yang kedua adalah kemampuan media pembelajaran
dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia, diantaranya yaitu membantu peserta didik dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil, dan membantu peserta didik dalam memahami objek yang bergerak terlalu cepat atau terlalu lambat.
d) Fungsi Psikologis
Dalam fungsi psikologis terdapat lima fungsi didalamnya, seperti fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, fungsi imajinatif, dan fungsi motivasi. Dalam fungsi atensi, media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) peserta didik terhadap materi ajar, dalam fungsi afektif, media pembelajaran dapat menggugah perasaan, emosi dan tingkat penerimaan atau penolakan peserta didik. Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan penerimaan atau sambutan peserta didik terhadap stimulus tertentu.
e) Fungsi Sosio-Kultural
Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yaitu mengatasi hambatan sosio-kultural yang terjadi diantaranya peserta komunikasi pembelajaran. Memahami para peserta didik dengan jumlah yang banyak bukan merupakan hal yang mudah, karena setiap peserta didik memiliki karakteristik dan latar belakang yang berbeda sedangkan kurikulum dan materi ajar ditentukan dan diberlakukan secara sama untuk setiap peserta didik. Masalah tersebut dapat diatasi dengan menggunakan media pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Sedangkan fungsi praktis dari penggunaan media pembelajaran yaitu:
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar serta dapat pula meningkatkan proses dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya dan kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan minat dan kemampuannya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan
lingkungannya. Misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke
museum atau kebun binatang.6
Berdasarkan kedua teori tersebut maka dapat diambil kesimpulan
bahwa manfaat media pembelajaran yaitu sebagai alat bantu yang digunakan
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran itu
sendiri. Media pembelajaran dapat berfungsi dalam hal memotovasi minat atau
tindakan, menyajikan informasi dan memberi instruksi. Untuk memenuhi
fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama
atau hiburan. Sedangkan untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat
digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa. Isi
dan bentuk penyajian bersifat sangat umum, berfungsi sebagai pengantar,
6 Kustandi. C dan Sutjipto. B, Media Pembelajaran Manual dan Digital,(Bogor: Ghalia Indonesia,
2011), hlm. 25-26.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang penyajian dapat pula
berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi.
Media komik sebagai alternatif media dipilih untuk menjadi salah satu
alat bantu atau sarana yang digunakan siswa untuk lebih mempunyai gambaran
mengenai materi dalam pelajaran. Komik sejarah dengan materi proklamasi
yang disajikan dalam pengembangan penelitian ini diharapkan dapat mewakili
kebutuhan siswa untuk lebih mengenal peristiwa proklamasi melalui cara-cara
yang menyenangkan. Membaca komik selalu digemari anak-anak dan dengan
demikian diharapkan akan mendorong peserta didik untuk aktif menganalisis
dan mendalami materi proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945
sebagai peristiwa yang bukan sekedar diperingati setiap tahunnya namun
menjadi pengalaman historis yang dapat dihayati dan diteladani makna penting
yang terkandung di dalamnya.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki sejumlah manfaat penting baik bagi guru
dan maupun bagi siswa. Manfaat media pembelajaran dapat dijelaskan sebagai
berikut:7
1) Mengatasi perbedaan pengalaman. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik. Pengalaman setiap peserta didik yang satu dengan yang lainnya pasti berbeda dari segi latar belakang keluarga maupun orang tua. Media pembelajaran mampu mengatasi perbedaan tersebut.
7Karwati, E, Manajemen Kelas (classroom management): Guru professional yang inspiratif,
kreatif, menyenangkan, dan berprestasi. (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Mengkronkretkan konsep-konsep yang dirasakan masih abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada peserta didik, dapat dikonkretkan atau disederhanakan peserta didik itu sendiri melalui media pembelajaran. Misalkan untuk menjelaskan mengenai siklus air dapat menggunakan video atau gambar.
3) Mengatasi keterbatasan, media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh peserta didik.
4) Interaksi langsung, media pembelajaran memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
5) Menghasilkan keseragaman pengamatan. Persepsi masing-masing peserta didik tentunya berbeda, apabila mereka hanya mendengarkan saja, belum pernah melihat sendiri, bahkan belum pernah memegang, meraba dan merasakannya. Untuk itu media pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk memiliki persepsi yang sama.
6) Menanamkan konsep dasar yang benar, konkret dan realistis. Seringkali sesuatu yang disampaikan oleh guru dipahami secara berbeda oleh peserta didik. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran seperti komik, gambar dan video lainnya dapat memberikan konsep dasar yang benar pada materi yang hendak disampaikan.
7) Merangsang dan membangkitkan motivasi belajar, pemasangan gambar-gambar di papan, pemutaran film, mendengarkan rekaman, merupakan rangsangan-rangsangan tertentu yang memunculkan motivasi peserta didik untuk belajar.
8) Memberikan pengalaman integral dan konkret sampai pada hal yang bersifat abstrak.
Media komik dapat mengatasi perbedaan pengalaman karena media
digunakan di kelas secara bersama-sama. Semua peserta didik dapat menikmati
gambar dan cerita yang disajikan secara bersama. Kemudian, media komik
dapat mengkonkretkan bagian-bagian yang masih abstrak dengan gambar,
warna dan narasi yang singkat dalam komik membantu mengarahkan siswa
dalam berpikir secara visual dan kognitif analitis. Media komik mengatasi
keterbatasan indera, ruang, dan waktu. Hal ini dapat dijelaskan saat
mempelajari materi proklamasi yang berlangsung selama tiga hari dari tanggal
15 Agustus 1945 sampai 17 Agustus 1945, peserta didik tidak perlu mengambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
waktu selama tiga hari pula untuk mempelajarinya, karena peserta didik cukup
membaca cerita dalam media komik selama beberapa jam untuk memahami
jalan cerita dari peristiwa proklamasi tersebut. Peserta didik juga tidak perlu
mendatangi lokasi-lokasi kejadian dalam peristiwa sejarah tersebut secara
bersamaan karena lokasi sudah dirangkum dalam gambar komik.
d. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach & Elly mengemukakan tiga ciri media yang merupakan
petunjuk mengapa media digunakan dan apa – apa saja yang dapat dilakukan
oleh media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien) melakukannya.
Tiga ciri tersebut antara lain :8
1. Ciri fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Ciri ini sangat penting bagi guru karena kejadian atau objek yang telah direkam dalam format media dapat digunakan setiap saat.
2. Ciri Manipulatif
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari – hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua – tiga menit.
3. Ciri Distributif
Memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.
8 Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran Edisi Revisi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 12-14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Media komik memiliki ketiga ciri-ciri tersebut, dapat ditunjukkan dari
sudut fungsi, media komik memiliki ciri fiksatif yaitu menyimpan peristiwa
sejarah dalam bentuk gambar dan narasi singkat yang telah diharmonisasikan
dalam bentuk buku komik, kemudian media komik memiliki ciri manipulatif
dalam arti dan konotasi yang positif yakni beberapa kronologi waktu dalam cerita
sejarah dapat dirangkum dalam buku komik yang dapat dipelajari beberapa jam
dengan membacanya secara saksama, dengan kata lain media komik memiliki ciri
manipulatif dari segi waktu, dan media komik memiliki ciri distributif dapat
dilihat dari sudut penggunaannya, media komik dapat digunakan dalam situasi
belajar bersama dalam kelas dan dalam waktu yang bersamaan peserta didik dapat
mempelajarinya secara mandiri maupun kelompok dalam jam pelajaran yang
sedang berjalan.
e. Klasifikasi Media Pembelajaran
Berdasarkan pengembangan berbagai macam media, ada empat
kelompok klasifikasi media sebagai berikut:9
1. Media Berbasis Visual
Media berbasis visual dapat dikatakan berhasil dengan ditentukan oleh kualitas dan efektivitas bahan – bahan visual dan grafik itu. Jika mengamati bahan – bahan grafis, gambar, dan lain – lain yang ada di sekitar, kita akan menemukan banyak gagasan untuk merancang bahan visual yang menyangkut penataan elemen – elemen visual yang akan ditampilkan. Tatanan elemen – elemen itu harus bisa menampilkan visual yang dapat dimengerti, dibaca, dan dapat menarik perhatian, sehingga ia mampu menyampaikan pesan yang diinginkan oleh penggunanya.
9 Ibid,hlm.106-172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Media Berbasis Audio
Media berbasis audio dan audio – visual dapat digunakan untuk hal- hal yang mendukung proses pembelajaran, antara lain:
a) Menerangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengar.
b) Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan mengungkapkan pendapat – pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi.
c) Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa.
3. Media Berbasis Komputer
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dikenal dengan nama pembelajaran bantuan komputer. Bentuk dari media ini, antara lain :
a) Tutorial
Program pembelajaran tutorial dengan bantuan komputer berupa meniru sistem tutor yang dilaksanakan guru atau infrastruktur. Informasi atau pesan berupa suatu konsep disajikan di layar komputer dengan teks, gambar, atau grafik. Jika jawaban siswa benar, komputer akan melanjutkan penyajian informasi atau konsep berikutnya bahkan sebaliknya.
b) Drill and Practice
Latihan untuk mempermahir keterampilan atau memperkuat penguasaan konsep dapat dilakukan dengan modus drill and practice. Komputer menyiapkan serangkaian soal yang serupa dengan yang biasa ditemukan dalam buku/lembar kerja workbook.
c) Simulasi
Program simulasi dengan komputer mencoba untuk membuat sama proses dinamis yang terjadi di dunia nyata.
d) Permainan
Program permainan yang dirancang dengan baik dapat memotivasi siswa dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Permainan instruksional yang berhasil menggabungkan aksi – aksi permainan video dan keterampilan penggunaan papan ketik pada komputer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Dalam penelitian dan pengembangan ini, media diklasifikasikan ke
dalam jenis klasifikasi media berbasis visual, karena media komik memiliki
kemenarikan dari segi penggabungan gambar dan narasi. Pesan dalam materi
pembelajaran disampaikan melalui narasi singkat dan diilustrasikan ke dalam
gambar-gambar dengan memperhatikan sisi estetika dalam komik.
f. Prinsip dalam Memilih Media Pembelajaran
Pembelajaran yang efektif dan inovatif memerlukan perencanaan yang
baik. Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran juga harus
memerlukan perencanaan yang baik pula. Pemilihan itu didasarkan atas
beberapa prinsip pemilihan media pembelajaran yang diuraikan sebagai
berikut:10
1) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran, artinya media pembelajaran yang dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran.
2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami oleh siswa.
3) Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya dapat dibuat oleh guru.
4) Keterampilan guru dalam menggunakannya. Apapun jenis media yang diperlukan ialah guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran.
5) Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa, memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa
Pada tingkat yang menyeluruh dan umum, pemilihan media dapat
dipertimbangkan dalam hal kesesuaian dengan dasar tujuan-tujuan
10
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran. (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2013),Hlm.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
instruksional yang telah ditetapkan seperti pemilihan topik atau materi-materi
abstrak yang dapat dikonkretkan.
Dengan demikian peinsip dalam memilih media dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:11
1) Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor dana, fasilitas dan peralatan yang telah tersedia, waktu yang tersedia (waktu mengajar dan pengembangan materi dan media), sumber-sumber yang tersedia (manusia dan material).
2) Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi pelajaran beragam dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa, misalnya penghafalan, penerapan, keterampilan, pengertian, hubungan-hubungan, atau penalaran dan pemikiran tingkat tinggi. Setiap kategori pembelajaran itu menuntut perilaku yang berbeda-beda, dengan demikian akan memerlukan teknik dan media penyajian yang berbeda pula.
3) Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal, seperti membaca, mengetik dengan menggunakan komputer dan karakteristik siswa lainnya
4) Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan dan keefektifan biaya. 5) Pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan pula hal-hal sebagai
berikut: - Kemampuan mengakomodasi penyajian stimulus yang tepat
(visual/audio). - Kemampuan mengakomodasi respon siswa yang tepat (tertulis,
audio, dan kegiatan fisik) - Kemampuan mengakomodasi umpan balik. - Pemilihan media utama dan sekunder untuk penyajian informasi
atau stimulus, latihan dan tes. (sebaiknya latihan dan tes menggunakan media yang sama). Misalnya, untuk tujuan belajar yang melibatkan penghafalan.
6) Media sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang memanfaatkan media yang beragam penggunaan media yang beragam tersebut dapat memberikan kesempatan untuk siswa menghubungkan dan berinteraksi dengan media yang paling efektif sesuai dengan kebutuhan belajar mereka secara perseorangan.
11
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran Edisi Revisi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),, Hlm.69-72.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Media komik dipilih karena mempertimbangkan hal-hal yang telah
disebutkan di atas, dari sumber-sumber yang tersedia untuk membuat
komik dipilih sumber yang mudah didapatkan seperti internet dan buku-
buku palajaran sejarah, mempertimbangkan pula persyaratan isi, dan jenis
pembelajaran, mempertimbangkan apakah akan adanya hambatan dari
pihak peserta didik dalam keterampilan awal menelaah materi yang tersaji
dalam komik, kemudian keefektifan pendanaan dan keefektifan waktu
dalam penyususnan media komik juga masih dapat dilakukan oleh guru,
dengan proses yang dapat dijangkau dari segi biaya yang tidak terlalu
mahal dan waktu dalam proses pembuatannya yang cukup singkat bila
dibandingkan dengan pembuatan media film/audio visual yang akan
memakan biaya lebih dan memerlukan teknik sinematografi, videografi
dan lain sebagainya. Media komik dipilih sebagai alternatif karena telah
melalui pertimbangan-pertimbangan dari segi biaya, keefektifan waktu dan
keefektifan penggunanan pada peserta didik.
2. Komik
a. Pengertian Komik
Will Eisner dalam buku Graphic Storytelling, mendefinisikan komik
sebagai tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, dalam sebuah buku.
Sebelumnya, pada tahun 1986, dalam buku Comics and Sequential Art, Eisner
mendefinisikan teknis dan struktur komik sebagai sequential art, "susunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu
ide"
Sedangkan Scott McCloud mendefinisikannya dengan pengertian
sebagai berikut, “Komik adalah gambar-gambar dan lambang-lambang lain
yang terjukstaposisi atau berdampingan dalam urutan tertentu, bertujuan untuk
memberikan informasi dan mencapai tanggapan estetis dari pembaca.
Dalam buku “membuat komik”, Scott McCloud, ada dua hal dasar
yang ingin dicapai dari komik, yaitu agar pembaca memahami cerita dan
membaca cerita sampai selesai. Untuk mencapai tujuan pertama maka
diperlukan komunikasi yang jelas, dan untuk mencapai tujuan kedua
diperlukan elemen yang dapat membujuk pembaca agar tetap mengikuti komik
tersebut.
Dalam komik, cerita tersebut dituangkan dalam bentuk rangkaian citra
dan bisa juga dilengkapi dengan kata-kata. Komik merupakan aliran pilihan
yang berkesinambungan, yang terdiri dari pencitraan, alur cerita, dialog,
gesture dan masih banyak pilihan lainnya. Pilihan-pilihan itu dapat dibagi
menjadi lima tipe dasar, yaitu:
1. Pilihan Momen Menentukan momen yang akan dimasukan ke dalam cerita dan momen yang harus dibuang.
2. Pilihan Bingkai Memilih jarak dan sudut pandang yang tepat untuk momen yang telah dipilih dan cara memotongnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3. Pilihan Citra Menggambar karakter, obyek serta lingkungan yang jelas dalam bingkai tersebut.
4. Pilihan Kata Menyusun kata yang menambah informasi penting dan menyatu dengan citra disekeliling obyek gambar yang dibuat.
5. Pilihan Alur Menuntun pembaca mengikuti urutan panel dalam halaman atau layar. Itulah lima pilihan yang akan menentukan antara cerita yang jelas dan cerita yang membingungkan. 12
Dalam menyusun sebuah komik, pilihan-pilihan di atas sangat penting
karena pilihan-pilihan tersebut akan menentukan nantinya apakah media
komik dapat sesuai dengan tujuan utamanya sebagai sarana penyampaian
informasi dengan melibatkan tanggapan estetis dari pembaca atau tidak.
Tanggapan estetis diperlukan untuk membantu pembaca menangkap maksud
dan pesan yang ingin disampaikan dengan penggambaran ilustrasi yang jelas
dan harmoni.
b. Jenis-jenis Komik
Berikut ini adalah beberapa jenis komik yakni di antaranya:13
1) Komik Karikatur Komik karikatur biasanya hanya berupa satu tampilan saja, di mana di dalamnya bisa terdapat beberapa gambar yang dipadu dengan tulisan-tulisan. Biasanya komik tipe kartun/ karikatur ini berjenis humor (banyolan) dan editorial (kritikan) atau politik (sindirian) yang dapat menimbulkan sebuah arti sehingga si pembaca dapat memahami maksud dan tujuannya. Komik karikatur bisa dilihat
12
Will Eisner, Comics and Sequential Art, (United States: Poorhouse Press, 1985), Hlm 21 13Yuliarti, Diah,” Pengembangan Komik sebagai Media Pembelajaran Akuntansi untuk
Siswa SMK”,Skripsi Jurusan Pendidikan Akuntansi USD Sanata Dharma, Yogyakarta. (Yogyakarta: Kearsipan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pada surat kabar maupun majalah yang menampilkan gambar kartun/ karikatur dari sosok tokoh tertentu.
2) Komik Strip Komik Strip (strip comics) adalah sebuah gambar atau rangkaian gambar yang berisi cerita. Komik strip ditulis dan digambar oleh seorang kartunis, dan diterbitkan secara teratur (biasanya harian atau mingguan) di surat kabar dan di internet biasanya terdiri dari 3 hingga 6 panel atau sekitarnya. Penyajian isi cerita juga dapat berupa humor/ banyolan atau cerita yang serius dan menarik untuk disimak di setiap periodenya hingga tamat.
3) Buku Komik Buku komik merupakan rangkaian gambar-gambar, tulisan dan cerita yang dikemas dalam bentuk sebuah buku (terdapat sampul dan isi). Buku komik sering disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya dalam buku komik berisikan 32 halaman, pada umumnya ada juga yang 48 halaman , dan 64 halaman, di mana di dalamnya berisikan isi cerita, iklan dan lain-lain.
Buku komik dibagi menjadi beberapa macam, antara lain:
a) Komik Kertas Tipis (Trade Papaerback) Buku komik ini berukuran seperti buku biasa, tidak terlalu lebar dan besar. Walau berkesan tipis namun bisa juga dikemas dengan menggunakan kualitas kertas yang baik/ bagus sehingga penampilan/penyajian buku ini terlihat menarik. Apalagi dengan gambar dan warna yang cantik, membuat buku komik ini sangat digemari.
b) Komik Majalah (Comic Magazine) Buku komik ini berukuran seperti majalah (ukuran besar), biasanya menggunakan tipe ukuran kertas yang tebal dan keras untuk sampulnya. Dengan ukuran yang besar tersebut misalnya 64 halaman, bisa menampung banyak gambar dan isi cerita. Contoh: Komik Tintin, Asterix dan Obelix.
c) Komik Novel Grafis (Graphic Novel) Biasanya isi ceritanya lebih panjang dan komplikasi serta membutuhkan tingkat berpikir yang lebih dewasa untuk pembacanya. Isi buku bisa lebih dari 100 halaman.
d) Komik Tahunan (Comic Annual) Bila pembuat komik sudah dalam lingkup penerbit yang serius, penerbit akan secara teratur/ berkala (misalkan setiap tahun atau setiap beberapa bulan sekali) akan menerbitkan buku-buku komik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
baik itu cerita putus maupun serial. Contoh komik tahunan yang ada di dalam negeri, yaitu M&C Gramedia, PMK, Mizan, Terant, Bumi Langit, Jagoan Comic, dan sebagainya. Adapun contoh yang ada di luar negeri, yaitu Marvel Comics, DC Comics, dan sebagainya.
e) Album Komik (Comic Album)
Para penggemar bacaan komik baik itu komik karikatur maupun komik strip dapat mengkoleksi (hasil guntingan dari berbagai sumber media bacaan), di mana hasil koleksinya dikumpulkan dan disusun rapi menjadi sebuah bundelan/ album bacaan.
f) Komik Online (Web Comic)
Komik online bisa dijadikan langkah awal untuk mempublikasikan komik-komik dengan biaya yang relatif lebih murah dibanding media cetak. Salah satu contoh komik online dapat dilihat di situs web www.kaptenbandung.com.
g) Buku Instruksi dalam Format Komik (Instructional Comics) Tidak sedikit sebuah panduan atau instruksi sesuatu dikemas dalam format komik. Bisa dalam bentuk buku komik,, poster komik, atau tampilan lainnya. Pengguna/pembaca akan lebih mudah cepat mengerti bila melihat alunan gambar dari pada harus membaca prosedur-prosedur dalam bentuk tulisan. Selain itu, dapat menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
h) Rangkaian Ilustrasi (Storyboard) Biasanya di dalam dunia perfilman maupun periklanan, sebelum melangkah dalam pembuatan film/iklan akan lebih mudah bekerjanya bila dibuatkan rangkaian ilustrasinya terlebih dahulu, biasanya rangkaian ilustrasi ini dibuat dalam bentuk gambar, dan sudah tentu rangkaian ilustrasi gambar tersebut disusun menjadi sebuah rangkaian yang bisa disebut komik. Namun tidak usah jauh-jauh ke dalam dunia perfilman/iklan, sebelum para komikus membuat komik sudah pasti terlebih dahulu membuat sebuah rangkaian ilustrasinya. Setelah itu baru diproses penggambaran, penintaan dan pewarnaan dan penataan tampilan (layout)
i) Komik Ringan (Comic Simple) Biasanya jenis komik ini terbuat dari hasil cetakan kopian dan steples (buatan tangan). Hal ini di mana pemilik dan pembuat komik dengan biaya yang rendah turut dapat menciptakan komik-komik dan berkarya, cara ini digunakan sebagai alternatif cara untuk turut berkarya kecil-kecilan, bisa dijadikan langkah awal bagi para komikus. Contohnya, Kakek Bejo dalam www.pragatcomic.com.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
j) Perencanaan dalam Pikiran (Planning on Mind )
Cukup sering bila kita ingin melakukan sesuatu, terlebih dahulu kita membayangkan apa –apa saja yang akan kita lakukan nantinya (persiapan). Dengan bayangan-bayangan dalam pikiran tersebut sebenarnya sudah menjadi rangkaian gambar-gambar yang mana bisa juga disebut sebagai komik, hanya saja gambar-gambar tersebut tidak tertuang dalam coretan di atas kertas, melainkan tergambar di dalam pikiran kita.
Penulis sendiri mengambil jenis buku komik sebagai produk media
pembelajaran sejarah karena isi atau konten dalam penggambaran di
dalamnya dapat lebih fleksibel dan dapat kolaborasikan dengan pencampuran
beberapa jenis gambar komik yang lain. Jumlah halaman dalam komik juga
dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pencapaian kompetensi dalam
pembelajaran. Misalkan satu buku untuk satu topik atau tema pembelajaran.
Tidak menutup kemungkinan produk dapat dikembangkan dalam bentuk
komik berseri atau komik bersambung dengan beberapa kompetensi dasar
yang dimasukan di dalamnya.
c. Komik Sejarah
Komik sejarah merupakan kumpulan gambar komik yang memberi
gambaran suasana masa silam, komik-komik yang menarasikan kisah-kisah
klasik berupa kumpulan gambar agar si pembaca dapat berimajinasi tentang
kejadian-kejadian masa lampau yang dibantu dengan menggunakan media
berupa buku komik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d. Peran Komik sebagai Media Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran Sejarah memiliki sifat kontekstual serta dapat
memberikan nilai karakter yang diperlukan dalam imlementasi pendidikan
karakter bagi peserta didik, oleh karena itu suatu pembaharuan telah
diupayakan untuk memberikan dorongan lebih pada minat peserta didik
mempelajarinya. Salah satunya melalui media komik. Melalui media komik
diharapkan dapat meningkatkan motivasi serta minat peserta didik untuk
menyerap banyak hal positif khususnya karakter-karakter yang termuat dalam
komik dapat menjadi bahan refleksinya sehingga semakin hari aktivitas
belajarnya pun semakin menyenangkan karena peserta didik belajar
menggunakan sarana yang dekat sekali dengan kegemarannya yakni cerita
bergambar.
e. Prinsip dalam Merancang Komik sebagai Media Pembelajaran
Sejarah
Kini, buku komik menjadi wadah penyaluran seni sekuensial (seni
yang berkesinambungan (serial) sebagai tindak lanjut dari potensi yang
berkembang nyata, produksi dan kualitas yang lebih baik diperkenalkan.
Salah satu hasil pengembangannya adalah publikasi full-color yang menarik
penikmat yang lebih modern, sementara buku komik hitam putih yang dicetak
diatas kertas berkualitas bagus mempunyai peminatnya tersendiri. Komik
terus berkembang sebagai sebuah bentuk bacaan yang valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Terdapat dua prinsip yang dapat menjadi perhatian dalam
mengembangkan produk media pembelajaran sejarah berupa buku komik
adalah sebagai berikut:14
1. Tulisan yang ditafsirkan secara ‘grafis’ dan merupakan bagian dari cerita, berfungsi sebagai perpanjangan dari perumpamaan. Hal ini menghasilkan suasana hati, jembatan naratif dan implikasi suara.
2. Format buku komik menunjukan sebuah proses penilaian dari kata dan gambar, di mana pembaca nantinya diharuskan untuk menggunakan kemampuan interpretasi dari visual dan verbal mereka untuk memahaminya. Regimen seni (e.g. perspektif, simetri, goresan kuas) dan regimen sastra (e.g. tatabahasa, jalan cerita, sintaksis) saling melengkapi satu dan yang lain. Membaca sebuah buku komik merupakan tindakan persepsi estetik dan intelek pursuit.
f. Kelebihan dan Kelemahan Media Komik
Media komik memiliki kelebihan dan kelemahan yaitu komik
menambah daya tarik pembaca karena memiliki kekhasan menggunakan
bahasa kekinian yang disesuaikan dengan perkembangan zaman, menambah
kosa-kata baru dalam bahasa gaul atau bahasa keseharian, melalui komik juga
akan mempermudah siswa dalam memahami konsep dari sebuah peristiwa
sejarah yang terlalu kompleks, dengan komik cerita disajikan lebih apik,
bahasa disederhanakan dan menampilkan konsep dari cerita sejarah tersebut,
kemudian kelemahan komik ialah aksi-aksi yang ditampilkan adalah aksi yang
terlalu romantis dan terlalu berunsur kekerasan, masih sering dijumpai dan
bahasa yang belum disesuaikan dengan keadaaan lingkungan pembelajaran
misalnya bahasa yang kurang sopan dan bahasa yang terlalu melebih-lebihkan. 14
Eisner,Will, Comics and Sequential Art. U.S.A: Poorhouse Press, 1985, Hlm. 7-8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3. Sejarah
a. Pengertian Sejarah
Sejarah merupakan segala sesuatu yang telah dialami manusia di waktu
lampau dan yang telah meninggalkan jejak-jejaknya di waktu sekarang, di
mana tekanan perhatian diletakkan terutama pada aspek peristiwanya sendiri
dalam hal ini terutama yang bersifat khusus dan segi-segi urutan
perkembangannya yang kemudian disusun dalam suatu cerita sejarah.15
Pengertian sejarah dari segi materi sejarah yang disajikan dalam objek
penelitian. Daniel berpendapat bahwa sejarah adalah kenangan pengalaman
umat manusia. Sedangkan Banks berpendirian bahwa semua kejadian masa lalu
adalah sejarah, sejarah sebagai aktualitas. Selanjutnya, Banks mengatakan
bahwa sejarah dapat membantu para siswa memahami perilaku manusia pada
masa yang lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang.16
Sejarah dapat dilihat dari arti subyektif dan obyektif. Sejarah dalam arti
subyektif adalah suatu konstruk, yaitu suatu bangunan yang disusun oleh
subyek/sejarawan/penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Oleh karena itu,
sejarah dalam arti subyektif tidak lepas dari pengaruh subyek/penulis.
Selanjutnya, sejarah dalam arti obyektif menunjuk pada kejadian atau peristiwa
itu sendiri ialah proses sejarah dalam aktualitasnya.17 Keseluruhan proses itu
15 Widja,I.Gde.Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah dalam Perspektif Pendidikan (Semarang: Satya Wacana, 1988) Hlm.9 16 Sjamsuddin, Dasar-dasar Ilmu Sejarah, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,1996). Hlm.6 17
Sartono Kartodirdjo, Pengantar Ilmu Sejarah.(Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995) . hlm.25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
berlangsung terlepas dari subyek manapun. Obyektif di sini dalam arti tidak
memuat unsur-unsur subyek (pembuat cerita).
b. Pengertian Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran sejarah dapat diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan
yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan masyarakat di masa
lampau berdasarkan metode dan metodologi tertentu. Konsep dasar sejarah
dengan pembelajaran di sekolah telah dijelaskan dalam Permendiknas No 22
tahun 2006 tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.18
Pentingnya sejarah dipelajari di sekolah untuk membangkitkan
pemahaman kepada siswa akan nilai-nilai luhur yang telah diperjuangkan oleh
para tokoh hingga peristiwa yang mewarnai di dalamnya. Pembelajaran sejarah
akan melatih daya kritis peserta didik untuk mengambil beberapa konsep, pola
kebudayaan hingga karakter tokoh maupun pengalaman masa silam yang
masih relevan untuk direkontruksi sebagai bahan pembelajaran di masa kini.
c. Tujuan Pembelajaran Sejarah
Secara umum pembelajaran sejarah bertujuan untuk membentuk warga
negara yang baik, dan menyadarkan siswa untuk mengenal diri dan
lingkungannya, serta memberikan siswa historikalitas. Secara spesifik tujuan
pembelajaran sejarah mengajarkan konsep, mengajarkan keterampilan
intelektual, dan memberikan informasi kepada siswa. Dengan demikian
pembelajaran sejarah bukan untuk menghafal pelbagai peristiwa sejarah.
18 Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, (Yogyakarta:Ombak, 2011), hlm.13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Keterangan tentang kejadian dan peristiwa sejarah hanyalah merupakan suatu
alat dan juga merupakan suatu media untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan pembelajaran sejarah diarahkan agar siswa mampu mengaktualkan diri
sesuai dengan potensi dirinya dan menyadari keberadaannya dapat menentukan
masa depan.19
Jadi, tujuan pembelajaran sejarah adalah mengarahkan peserta didik agar
mampu mengembangkan keterampilan, bakat dan potensi diri yang dimilikinya
dengan melihat berbagai pembelajaran kehidupan yang telah berlalu sebagai
pedoman untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama dan belajar dari
pengalaman-pengalaman yang terjadi di sepanjang hidupnya.
4. Ragam Bahasa
a. Pengertian Ragam Bahasa
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan bahasa sebagai alat
komunikasi. Dengan adanya bahasa, maka terjadilah interaksi antar manusia.
Setiap bahasa sebenarnya mempunyai kesamaan dalam tata bunyi, tata bentuk,
tata kata, tata kalimat, dan tata makna. Tetapi karena adanya faktor-faktor
seperti usia, pendidikan, agama, bidang kegiatan dan profesi dan latar belakang
budaya daerah maka bahasa menjadi bervariasi.20 keragaman bahasa terbagi
atas ragam bahasa yang bersifat perseorangan, ragam bahasa yang digunakan
oleh sekelompok anggota masyarakat dari wilayah tertentu, ragam bahasa yang
19 Ibid, hlm. 43-44 20 Chaer, Abdul,Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta,2006), hlm. 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
digunakan dalam situasi formal atau situasi resmi, ragam bahasa yang
digunakan dalam situasi informal atau situasi tidak resmi, serta ragam bahasa
yang digunakan secara lisan dan tertulis.
Ragam bahasa yang bersifat perseorangan sering disebut dengan istilah
idiolek. Setiap orang pasti memiliki ragam bahasa sendiri-sendiri yang sering
tidak disadarinya. Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota
masyarakat dari wilayah tertentu sering disebut dengan istilah dialek. Misalnya
saja diwilayah Jawa Tengah, ada dielek Banyumas, Tegal, Semarang, Pati, dll.
Ragam bahasa yang digunakan oleh kelompok anggota masyarakat dari
golongan sosial tertentu disebut sosiolek. Contoh dari sosiolek adalah
penggunaan bahasa oleh golongan orang yang berpendidikan berbeda dengan
penggunaan bahasa oleh buruh kasar ataupun masyarakat umum. Ragam
bahasa yang digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu disebut
fungsiolek. Fungsiolek sering digunakan dalam bidang jurnalistik, sastra,
hukum, matematika dan militer. Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi
formal atau situasi resmi biasa disebut dengan istilah ragam bahasa baku atau
bahasa standar. Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi informal atau
situasi tidak resmi biasa disebut dengan istilah ragam nonbaku atau
nonstandar. Ragam bahasa lisan berbeda dengan ragam bahasa tulis. Bahasa
lisan pada kenyataannya sering dibantu dengan mimik, gerak-gerik anggota
tubuh, dan intonasi ucapan. Sementara ragam bahasa tulis harus
memperhatikan struktur kalimat dan penggunaan tanda-tanda baca sedemikian
rupa agar pembaca dapat menangkap bahasa tulisan itu dengan baik dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b. Pengertian Bahasa Prokem, Karakteristik Bahasa Prokem, dan Fungsi
Bahasa Prokem
1) Pengertian Bahasa Prokem
Bahasa prokem sebenarnya sudah ada sejak tahun 1870-an. Awalnya
istilah-istilah dalam bahasa gaul itu untuk merahasiakan isi pembicaraan dalam
komunitas tertentu. Tetapi karena sering dipakai di luar komunitasnya, semakin
lama istilah-istilah tersebut menjadi bahasa sehari-hari. Bahasa prokem
awalnya digunakan oleh preman yang kehidupannya dekat sekali dengan
kekerasan, kejahatan, narkoba, dan minuman keras. Istilah-istilah baru mereka
ciptakan agar orang-orang di luar komunitas mereka tidak tahu. Dengan begitu
mereka tidak sembunyi-sembunyi lagi untuk membicarakan hal-hal negatif
yang akan atau telah mereka lakukan. Akhirnya mereka yang bukan preman
ikut-ikutan menggunakan bahasa itu dalam pembicaraan sehari-hari sehingga
bahasa prokem tidak lagi menjadi bahasa rahasia.21
2) Karakteristik Bahasa Prokem
Sebagai salah satu jenis variasi bahasa, prokem memiliki ciri-ciri yang
membedakannya dengan jenis bahasa yang lain.22
1. Merupakan ragam bahasa tidak resmi. 2. Berupa kosakata yang ditemukan oleh sekelompok orang muda
atau kelompok sosial tertentu dan cepat berubah. 3. Menggunakan kata-kata lama atau baru dengan cara baru atau arti
baru. 4. Dapat berwujud pemendekan kata seperti akronim dan singkatan.
21
Mastuti, Indari,Bahasa Baku VS Bahasa Gaul,(Jakarta: Hi-Fest Publishing,2008), hlm.45. 22 Untoro,Setyo, Slang Remaja Ibu Kota. Makalah Paska Sarjana. Yogyakarta:UGM, 1999, Hlm. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
5. Dapat diterima sebagai kata populer namun akan segera hilang dari pemakaian.
6. Merupakan kreasi bahasa yang terkesan kurang wajar. 7. Berupa kata atau kalimat yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia. 8. Mempunyai bentuk yang khas melalui macam-macam proses
pembentukkan. 9. Berdasarkan proses pembentukkannya, ada kemiripan bunyi
dengan kata asalnya. Bahasa prokem merupakan cerminan budaya yang berkembang di
masyarakat, oleh sebab itu setiap daerah tertentu memiliki karakteristik bahasanya
masing-masing. Namun pada prinsipnya bahasa yang digunakan dalam
masyarakat luas itu dapat dirangkum dalam Sembilan karakteristik yang telah
diuraikan di atas.
3) Fungsi Bahasa Prokem
Prokem merupakan bagian dari slang memiliki fungsi sosial antara lain: 1).
Mengakrabkan, 2). Menghaluskan perkataan, 3). Merahasiakan sesuatu, 4)
menciptakan suasana humor, 5). Menyindir, 6). Menyampaikan atau
mengungkapkan perasaan.23 Fungsi sosial prokem menjadi: 1). Fungsi humor, 2).
3). Fungsi Mengkritik, 4). Fungsi menasehati, 5). Fungsi promosi atau
mempengaruhi.24
4) Penggunaan Bahasa Prokem dalam Komik
23
Rahmawati, Fitri Puji,Tinjauan Sosiolinguistik Terhadap Slang Gaul dalam Sinetron Lupus Milenia,Artikel, Jakarta: Kajian Linguistik dan Sastra, 2000, hlm.94
24 Surana, Slang dalam Stiker, Makalah disajikan dalam Kongres Bahasa Jawa III,Yogyakarta, 2001, hlm.94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Bahasa prokem digunakan untuk mempermudah ekspresi dalam setiap
gambar yang ditampilkan, karakter tokoh dan setiap hal yang dinarasikan.
Perkataan-perkataan dengan menggunakan bahasa prokem telah diterima dan
digunakan secara luas oleh masyarakat. Dalam penuturan sehari-hari, bahasa
prokem banyak digunakan oleh kalangan muda. Terkait dengan media komik
yang penulis kembangkan, produk komik yang dikembangkan memang
diperuntukan bagi kalangan muda khususnya siswa SMA kelas XI, dengan
demikian bahasa yang digunakan dalam komik pun menyesuaikan dengan bahasa
sehari-hari mereka supaya memudahkan mereka untuk memahaminya. Namun
penggunaan bahasa tetap memperhatikan kesopan-santunan sesuai dengan
lingkungan pendidikan pada umumnya.
5. Penelitian dan Pengembangan
a. Pengertian Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan merupakan kajian yang sistematis tentang
bagaimana membuat rancangan suatu produk, mengembangkan atau
memproduksi rancangan tersebut dan mengevaluasi kinerja produk tersebut
dengan tujuan dapat diperoleh data yang empiris yang dapat digunakan sebagai
dasar untuk membuat produk, alat-alat dan model yang dapat digunakan dalam
pembelajaran atau non pembelajaran.25
25
Sugiono, Metode Penelitian dan Pengembangan,(Bandung: Penerbit Alfabet, 2015), Hlm.39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Penelitian dan pengembangan berusaha mengembangkan ilmu secara
sistematik berdasarkan data dari praktik. Artinya melalui metode penelitian ini
akan dapat dikembangkan ilmu berdasarkan penerapan produk tertentu dalam
membantu meningkatkan produktivitas kerja.
b. Tujuan Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan Pengembangan bertujuan untuk menjawab berbagai
tantangan zaman, dengan memberikan pengetahuan tentang kemudahan dan
kemajuan yang relatif tanpa batas bagi banyak sekali keinginan manusia yang
tumbuh kembang sering waktu. Penelitian dan Pengembangan berupaya
mencaritemukan berbagai temuan baru yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas
hidup manusia.
c. Inovasi Penelitian dan Pengembangan dalam bidang Pendidikan
Penelitian dan Pengembangan telah ikut memberikan sumbangan yang
sangat besar pada inovasi pendidikan dengan memperkenalkan “e-learning” dan
“virtual learning” yang mengubah paradigma dan proses belajar. Belajar kini
tidak lagi terikat pada kelas-kelas tradisional yang sangat dibatasi ruang dan
waktu. Pendidikan berbasis teknologi telah mengatasi dan melampaui batasan-
batasan itu. Artinya pendidikan dan proses pembelajaran menjadi sama sekali
berbeda dibandingkan dengan masa lalu.26 Melalui inovasi penelitian dan
pengembangan diharapkan menjadi alternatif pendidikan era global abad ke-21
yang membawa dampak perubahan yang positif bagi masyarakat. Research and
Development diharapkan dapat mewadahi temuan-temuan baru untuk 26
Nusa Putra, Penelitian dan Pengembangan: Suatu Pengantar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2015), Hlm.27-28.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pengembangan di bidang pendidikan. Produk-produk yang dihasilkan untuk
menunjang kegiatan pembelajaran. Di situ pula diperlukan kerja sama agar
sekolah dan guru memperhatikan manfaat lebih lanjut bentuk-bentuk
pengembangan kepada peserta didik yang kelak menjadi generasi penerus inovasi
tersebut.
6. Kurikulum 2013
a. Hakekat Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk
meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan Soft skills dan Hard skills yang
berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan.27
Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013
adalah kurikulum yang dikembangkan untuk membentuk karakter siswa dengan
mengembangkan kemampuan Soft skills dan Hard skills yang terpadu dan
seimbang sesuai dengan standar kompetensi.
b. Kerangka Dasar Kurikulum 2013
1. Landasan Filosofis
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi
27 Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, &
SMA/MA. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2013, Hlm.16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan
nasional.28
2. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.29
3. Landasan Yuridis30
Landasan Yuridis Kurikulum 2013 adalah:
a) UUD 1945 b) UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional c) UU No.17 Tahun 2005 d) Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005
c. Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 memiliki tujuan sebagai berikut ini.31
1) Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan Soft Skills dan Hard Skills melalui kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang.
2) Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif , kreatif, dan inovatif.
3) Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan administrasi mengajar.
28 Kunandar, Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum. Jakarta: PT.
Grafindo Persada, 2013, Hlm.31. 29 Ibid,Hlm.32. 30 Ibid,Hlm.34. 31 Fadlillah, op.cit, Hlm.25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4) Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga masyarakat secara seimbang dalam mengendalikan kualitas pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.
5) Meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
d. Karakteristik Kurikulum 2013
Dalam pembelajaran Kurikulum 2013 terdapat karakteristik yang menjadi
ciri khas pembeda dengan kurikulum yang telah ada selama ini di Indonesia.
Karakteristik yang menjadi ciri khas pembeda dengan kurikulum yang telah ada
adalah sebagai berikut:32
1. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013
ialah pendekatan scientific dan tematik-integratif. Pendekatan Scientific adalah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses ilmiah. Apa yang telah dipelajari oleh peserta didik dilakukan dengan indra dan akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Pendekatan Scientific dilakukan melalui proses mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan (communicating). 2. Kompetensi Lulusan
Dalam konteks ini kompetensi lulusan berhubungan dengan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Baik kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan harus berjalan dengan seimbang sehingga peserta didik mampu memiliki ketiga kompetensi tersebut. Kemampuan ini akan menjadi dasar dalam menentukan keberhasilan di mana dan kapanpun peserta didik berada. 3. Penilaian
Pada kurikulum 2013 proses penilaian pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assessment) maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 memiliki ciri khas yang beda dengan kurikulum yang telah ada di Indonesia yang dibagi menjadi 3 bagian yaitu pendekatan, kompetensi lulusan dan penilaian.
e. Sikap Fasilitator
32 Ibid, Hlm. 175.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Guru sebagai fasilitator sedikitnya memiliki tujuh sikap seperti yang
diidentifikasikan Rogers sebagai berikut ini.33
1) Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya atau kurang terbuka.
2) Pendapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi dan perasaannya.
3) Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif dan kreatif bahkan yang sulit sekalipun.
4) Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran.
5) Dapat menerima balikan (feedback) baik yang sifatnya positif maupun negatif dan menerima sebagai pandangan yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya.
6) Toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran.
7) Menghargai presentasi peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah tahu prestasi yang dicapai.
f. Karakteristik Guru
Karakteristik guru yang berhasil mengembangkan pembelajaran secara
efektif diidentifikasi sebagai berikut:34
1) Respek dan memahami dirinya, serta dapat mengontrol dirinya (emosinya stabil).
2) Antusias dan bergairah terhadap bahan, kelas dan seluruh kegiatan pembelajaran.
3) Berbicara dengan jelas dan komunikatif (dapat mengkomunikasikan idenya terhadap peserta didik).
4) Memperhatikan perbedaan individual peserta didik. 5) Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif, dan banyak akal. 6) Menghindari sarkasme dan ejekan terhadap peserta didik. 7) Tidak menonjolkan diri menjadi teladan bagi peserta didik.
g. Ranah Pada Kurikulum 2013
Terdapat beberapa ranah yang terkandung dalam konsep kompetisi yang
diuraikan sebagai berikut ini:35
33
Mulyasa, op.cit.Hlm. 42 34 Ibid.Hlm.44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
1) Pengetahuan yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. 2) Pemahaman yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki
oleh individu. 3) Kemampuan yaitu suatu yang dimiliki oleh individu untuk
melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. 4) Nilai adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara
psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. 5) Sikap perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang
dari luar. 6) Minat adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu
perbuatan. 7. Teori Perkembangan Anak
Teori Piaget meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang melalui
serangkaian tahapan pemikiran mulai dari bayi hingga masa dewasa. Piaget atau
Jean Piaget merupakan salah seorang tokoh psikologi asal Swiss. Piaget membagi
tahapan perkembangan kognitif manusia menjadi empat tahapan yaitu: (1). Tahap
sensorimotor (2). Tahap Pra- operasional (3). Tahap operasional konkret dan (4).
Tahap operasional formal.36
1) Tahap Sensorimotor Tahap sensorimotor berlangsung pada usia 0-2 tahun. Pada masa
ini bayi bergerak dari tindakan refleksi instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui pengkoordinasian pengalaman-pengalaman sensor atau tindakan fisik. 2) Tahap Pra-Operasional
Tahap pra-operasional berlangsung pada usia 2-7 tahun. Pada tahap ini anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Kata dan gambar ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan fisik.
35
Ibid.Hlm.67 36 Desmita,Psikologi Perkembangan,(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2009), Hal.101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3) Tahap Operasional Konkret
Tahap operasional konkret berlangsung pada usia 7-11 tahun atau anak pada jenjang sekolah dasar. Pada tahap ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk benda. Aktivitas anak pada masa ini adalah terfokus pada objek-objek yang nyata atau berbagai kejadian yang dialaminya. Ini berarti bahwa anak pada usia sekolah dasar sudah memiliki kemampuan untuk berpikir melalui urutan sebab-akibat dan mulai mengetahui banyak cara untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. 4) Tahap Operasional Formal
Tahap operasional formal berlangsung pada usia 11 tahun ke atas, pada tahap ini remaja mulai berpikir dengan cara yang lebih abstrak, logis dan lebih idealistik. Berdasarkan paparan ahli di atas dapat disimpulkan perkembangan anak
adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada anak baik kemampuan sikap,
pengetahuan maupun keterampilan baik fisik maupun psikis yang berlangsung
secara berkesinambungan dan sistematis. Siswa kelas XI SMA berada pada tahap
operasional formal. Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir secara lebih
abstrak, logis dan lebih idealistik yang membuatnya sudah mampu untuk melihat
menerima dan membuat suatu kesimpulan pada setiap pengalaman nyata yang
dialaminya. Kemampuan berpikir logis dan lebih idealistik ini kemudian menjadi
tolak ukur alasan penulis memanfaatkan media komik sebagai penggabungan
narasi dan gambar untuk diterapkan pada pembelajaran. Pada tahap operasional
formal anak didik sudah mampu menyerap dan memberi pemaknaan terhadap
gambar dan tulisan. Dengan demikian, pembelajaran berbasis media komik ini
masih sangat baik diberikan pada anak usia remaja seperti halnya jenjang sekolah
menengah atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
B. Kajian Terdahulu
Berikut merupakan penelitian sejenis yang sudah pernah dilakukan
sebelumnya oleh:
1. Nurul Rizqiah (2009) yang berjudul “Pengembangan Media Komik Cerita
Anak sebagai Media Pembelajaran Mengapresiasi Cerita Anak Siswa Kelas VII
SMP” hasil penelitian ini menunjukan bahwa produk komik yang dikembangkan
layak digunakan dan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Hal ini
ditunjukan oleh hasil prototipe memperoleh nilai 75,3 dari ahli, dan nilai 86,25
dan 87,5 dari guru, sehingga nilai rata-rata yang diperoleh adalah 83,75.
Penggunaan media komik cerita anak memberikan dampak positif bagi siswa, hal
ini ditunjukan dari hasil uji coba pemberlakuan media komik cerita anak pada
siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Gubug, perolehan nilai rata-rata siswa meningkat
21% dari 66 menjadi 80. Sedangkan pada siswa kelas VII SMP Nusantara 1
Gubug meningkat 35% dari nilai rata-rata 60 menjadi 81.
2. Agustinus Datu (2016) yang berjudul “Pengembangan Komik sebagai
Media Pembelajaran Teks Observasi untuk Siswa Kelas VII SMP Pangudi Luhur
1 Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil penilaian dari ahli
media memberikan skor 4,83 terhadap media komik, ahli materi memberikan skor
4,50 dan guru Bahasa Indonesia SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta memberikan
skor 4,26 terhadap materi dalam komik. Berdasarkan penilaian dari ahli media,
ahli materi, dan guru Bahasa Indonesia SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
komik dari penelitian ini tergolong dalam kategori sangat baik dan dinyatakan
layak digunakan/diujicoba lapangan tanpa revisi.
Jenis penelitian dan pengembangan media telah lebih dahulu dilakukan
untuk jenjang sekolah menengah pertama dengan hasil dari penggunaan media
tersebut dapat memberikan dampak positif bagi peserta didik yang ditunjukkan
dari hasil uji coba dengan diperoleh nilai skor yang sesuai dengan standar validasi
yang berlaku. Maka dari itu pengembangan selanjutnya penulis lakukan dalam
jenjang sekolah menengah atas yang diharapkan akan memberi informasi yang
baik dalam sarana penyampaian informasi siswa terhadap materi pelajaran yang
dirasa perlu untuk mendapatkan pengembangan kearah inovasi dan kreasi yang
menarik supaya belajar semakin berkesan dan menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN & PENGEMBANGAN
Pada Bab III berikut akan dibahas tentang a). jenis penelitian; b).
rosedur pengembangan; c). deskripsi produk awal; d). jenis data; e). teknik
pengumpulan data; f). validasi ahli media pembelajaran; g). teknik analisis
data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau
Research and Development yang akan mengembangkan suatu produk sebagai
media pembelajaran berupa komik sejarah.
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Prosedur penelitian dan pengembangan yang penulis susun ini akan
mengikuti langkah-langkah dari Borg dan Gall. Berikut penjelasan prosedur
Penelitian dan Pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall:37
1. Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei) untuk mengumpulkan informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas), identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan merangkum permasalahan.
2. Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran), dan uji coba pada skala kecil, atau expert judgement.
37 Sugiono. Metode Penelitian dan Pengembangan,(Bandung: Penerbit Alfabet,2015), hlm.45.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3. Mengembangkan jenis/ bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi pembelajaran, penyususnan buku pegangan, dan perangkat evaluasi.
4. Melakukan uji coba lapangan tahap awal, dilakukan terhadap 2-3 sekolah menggunakan 6-10 subjek. Pengumpulan informasi/data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan kuesioner, dan dilanjutkan analisis data.
5. Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil uji lapangan awal.
6. Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 3-5 sekolah, dengan 30-80 subjek. Tes/penilaian tentang prestasi belajar siswa dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran.
7. Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji lapangan utama.
8. Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah, melibatkan 40-200 subjek), data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan kuesioner.
9. Melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dan uji coba lapangan.
10. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporakan dan menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerja sama dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial dan memantau distribusi dan kontrol kualitas.
Kesepuluh langkah-langkah penelitian dan pengembangan (R&D) menurut
Borg and Gall tersebut dapat digambarkan seperti gambar berikut.
Gambar I: Prosedur Penelitian dan Pengembangan Menurut Borg and Gall
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Pada penelitian dan pengembangan ini, tahapan prosedur pengembangan
yang dilaksanakan hanya sampai pada tahap ke 3 yaitu melakukan pengembangan
produk karena tahap 4 s/d 10 merupakan tahapan lanjutan penelitian untuk jenjang
pendidikan berikutnya. Langkah - langkah pengembangannya adalah sebagai
berikut.38
1. Melakukan penelitian pendahuluan (pra survei) untuk mengumpulkan
informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas), identifikasi permasalahan
yang dijumpai dalam pembelajaran, dan merangkum permasalahan.
2. Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan
tujuan, penentuan urutan pembelajaran)
3. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi
pembelajaran, penyusunan buku pegangan, dan validasi media.
Prosedur Pengembangan yang ditempuh dalam membuat produk dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar II: Prosedur Penelitian dan Pengembangan Tahap 1-3
38
Nusa Putra, Research and Development : Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2015), hlm. 120-121.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
C. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif merupakan penilaian, kritik, saran-saran yang diuraikan secara
deskriptif yang dikemukakan oleh ahli media. Data kuantitatif berupa skor
hasil penilaian ahli media.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Kuesioner digunakan untuk mengetahui penilaian terhadap media
pembelajaran bentuk komik sejarah yang akan dibuat. Peneliti akan menyusun
instrumen dengan mengadopsi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Epifania Kurnia Januarti, (2016). Penilaian dalam kuesioner ini ialah dari ahli
media. Cara melakukan penilaian adalah dengan memberi tanda checklist (√)
pada kolom dengan kriteria (SB) Sangat Baik, (B) Baik, (C) Cukup, (K)
Kurang, dan (SK) Sangat Kurang.
Tabel 1: Kisi-Kisi Penilaian Media Oleh Ahli Media
NO Komponen Penilaian 1. Aspek Tampilan 2. Aspek Penyajian 3. Aspek Kebahasaan
Penilaian oleh ahli media bertujuan untuk mengetahui kualitas media
yang akan dibuat oleh peneliti dari segi konstruksi media dan konten yang
terkandung di dalam media tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
E. Teknik Analisis Data
Tabel 2: Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP)39
Skor Interval Kategori 1 x >Xi + 1,80 Sbi Sangat Baik 2 Xi + 0,60 Sbi < x ≤ Xi + 1,80 Sbi Baik 3 Xi – 0,60 Sbi < x ≤ Xi + 0,60 Sbi Cukup Baik 4 Xi – 1,80 Sbi < x ≤ Xi – 0,60 Sbi Kurang Baik 5 x ≤ Xi – 1,80 Sbi Sangat Kurang Baik
Keterangan:
Skor maksimal = 5
Skor minimal = 1
Skor maksimal ideal = jumlah indikator X tertinggi
Skor minimal ideal = jumlah indikator X terendah
X = skor yang diperoleh
Rerata ideal = (skor maks. ideal + skor min. ideal)
Simpangan baku skor ideal = (skor maks. ideal – skor min. ideal)
Berikut ini perhitungan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
Xi = rerata ideal = (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
= ( 5 + 1 ) = 3
SBi = Simpangan baku ideal = (skor maksimal ideal – skor minimal
ideal)
= ( 5 – 1 ) = 0,67
Sangat Baik = x > Xi + 1,80 SBi
39
Sukarjo,Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran, Program Pascasarjasan Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2006, Hlm.53-54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
= x > 3 + (1,80 x 0,67)
= x > 3 + 1,21
= x > 4,21
Baik = Xi + 0,60 SBi < x ≤ Xi + 1,80 SBi
= 3 + (0,60 x 0,67) < x ≤ 3 + (1,80 x 0,67)
= 3 + 0.40 < x ≤ 3 + 1,21
= 3,40< x ≤ 4,21
Cukup Baik = Xi - 0,60 SBi < x < Xi + 0,60 SBi
= 3 – (0,60 x 0,67 < x ≤ 3 + (0,60 x 0,67)
= 3 – 0,40< x ≤ 3 + (0,60 x 0,67)
= 2,60< x ≤ 3,40
Kurang Baik = Xi – 1,80 SBi < x ≤ Xi – 0,60 SBi
= 3 – (1,80 x 0,67) < x ≤ 3 – (0,60 x 0,67)
= 3 – 1,21< x ≤ 3 – 0,40
= 1,79< x ≤ 2,60
Sangat Kurang Baik = x ≤ Xi – 1,80 SBi
= x ≤ 3 – (1,80 x 0,67)
= x ≤ 3 – 1,21
= x ≤ 1,79
Tabel 3: Pedoman Konversi Data Kualitatif ke Data Kuantitatif dengan Skala Lima40
Kriteria Skor Sangat Baik x > 4,21
Baik 3,40 < x ≤ 4,21 Cukup Baik 2,60 < x ≤ 3,40 Kurang Baik 1,79 < x ≤ 2,60
Sangat Kurang Baik X ≤ 1,79
40
Ibid.,hlm.53-54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Deskripsi Produk
1. Langkah-langkah Penyusunan Produk
Proses dalam menyusun media komik melalui beberapa proses yaitu
1). Membuat ringkasan materi dalam bentuk narasi; 2). Mencari dan memilih
gambar pendukung narasi; 3). Memilih model/desain gambar yang inspiratif;
dan 4). Harmonisasi narasi dan gambar:
1. Pada langkah pertama, penulis meringkas bagian materi dari
peristiwa-peristiwa seputar proklamasi yang dimulai sejak tanggal
15 Agustus 1945 s/d/ 17 Agustus 1945 yang menghasilkan 4 babak
cerita beserta momen-momen cerita yang akan dideskripsikan pada
bagian deskripsi narasi. Selanjutnya pada langkah yang kedua,
penulis mencari berbagai referensi gambar pendukung gambar
seperti untuk latar/background, latar tempat dan tokoh-tokoh
pendukung.
2. Langkah kedua, setelah mengumpulkan berbagai referensi, penulis
memilih gambar-gambar yang nantinya akan dimasukkan dalam
ilustrasi cerita komik.
3. Langkah ketiga adalah memilih model/desain yang inspiratif.
Pemilihan model ini dimaksudkan agar pola/sketsa gambar yang
sudah dipilih dan diilustrasikan tadi disempurnakan dengan
pemilihan model/desain gambar yang sudah perbaharui melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
proses kolaborasi antara gambar sketsa sebelum dan pola
sesudahnya.
4. Langkah terakhir, merupakan proses harmonisasi narasi dan
gambar. Pada proses ini penulis memadukan unsur narasi dari
materi yang sudah dipilih tadi ke dalam gambar sketsa komik.
Proses memadukannya juga melalui proses penyuntingan bahasa
agar menjadi sesuai dengan bahasa populer yang digunakan para
peserta didik sehari-hari. Kedua unsur narasi dan gambar yang
telah padu akan membantu peserta didik memahami cerita karena
narasi yang singkat dan gambar yang telah disesuaikan dengan
kondisi dan situasi dinarasikan tersebut.
2. Deskripsi Narasi
Pada tahap penyusunan naskah komik sejarah ini, penulis membagi cerita
ke dalam empat episode dan tujuh belas pilihan momen cerita yaitu episode
pertama memiliki empat momen cerita, episode kedua memiliki tiga momen
cerita, episode ketiga memiliki lima momen cerita, dan episode keempat memiliki
lima momen cerita, Keseluruhan perincian pemilihan momen dalam setiap
episodenya merangkum kisah-kisah seputar proklamasi yang berlangsung selama
kurang lebih tiga hari sejak tanggal 15 Agustus 1945 sampai dengan 17 Agustus
1945.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Pada episode pertama memiliki empat momen cerita diantaranya
sebagai berikut:
1. Momen Kota Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh
sekutu.
2. Momen Kaisar Hirohito menyatakan menyerah.
3. Momen Truman menyatakan sekutu menang.
4. Momen Perdana Menteri Inggris merespon positif
pernyataan Truman.
Pada episode kedua memiliki tiga momen cerita diantaranya
sebagai berikut:
1. Pertemuan dan diskusi Golongan Muda.
2. Pertemuan dan diskusi Golongan Tua
3. Perdebatan antara Golongan Muda dan Golongan Tua
Pada episode ketiga ini memiliki lima momen cerita diantaranya
sebagai berikut:
1. Rencana penculikan ke Rengasdengklok
2. Penjemputan Bung Karno dan Bung Hatta ke
Rengasdengklok
3. Perjalanan ke Rengasdengklok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
4. Tiba di Rengasdengklok
5. Kembali ke Jakarta
Pada episode ketiga ini memiliki lima momen cerita diantaranya
sebagai berikut:
1. Proses perumusan Teks Proklamasi di kediaman
Laksamana Maeda.
2. Proses persetujuan rancangan Teks Proklamasi.
3. Proses pengetikan teks proklamasi yang telah disetujui.
4. Proses persiapan upacara pelaksanaan Proklamasi
Kemerdekaan.
5. Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia 17 Agustus 1945
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3. Latar Belakang Ilustrator
Latar belakang ilustrator produk komik bernama Rahardyan Budiharjo
Sulistyawan, latar belakang pendidikan Akademi Seni Rupa dan Disain MSD
Yogyakarta 2009- 2013, bekerja sebagai Freelance Desain di Tweenty Six Studio
tahun 2013 sampai sekarang, Graffity Team Leader di Indoartamiks Experimental
Extra Curricular Program tahun 2013 s/d 2014 dan Designer di Rona Warna
pada tahun 2013.
4. Latar Belakang Validator
Latar belakang Validator Ahli Media bernama Benedecta Indah
Nugraheni, S.Pd.,S.I.P.,M.Pd. adalah seorang dosen Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma, pernah beberapa kali memiliki pengalaman
di bidang research and development dan pengalaman dalam membimbing tugas
akhir dengan jenis penelitian dan pengembangan salah satunya yang berjudul
Pengembangan Media Komik Bermuatan Pendidikan Karakter untuk
Pembelajaran Materi Memproses Entri Jurnal Perusahaan Jasa Bagi Siswa Kelas
X SMK Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen oleh Epifania Kurnia Januarti
tahun 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
B. Data Validasi Dan Revisi Produk
Validasi media dilakukan oleh Ibu Benedecta Indah Nugraheni,
S.Pd.,S.I.P., M.Pd. Penulis memilih beliau sebagai dosen ahli media
karena beberapa pengalamannya dalam hal penyusunan media
pembelajaran dan membimbing tugas akhir dengan jenis penelitian dan
pengembangan khususnya dalam hal pengembangan media pembelajaran.
Validasi dilakukan sebanyak dua tahap yaitu pada tanggal 5 Januari 2018
dan 18 Januari 2018. Pemberian skor oleh ahli media mencakup tiga aspek
yaitu aspek tampilan, aspek penyajian dan aspek kebahasaan. Validasi ini
bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari ahli media dalam usaha
mengembangkan produk yang memenuhi syarat dan standar untuk
dijadikan media pembelajaran. Berikut ini hasil penilaian produk komik
oleh ahli media yang disajikan dalam tabel berikut :
1. Data Validasi oleh Ahli Media Tahap I
Tabel 4: Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah pada Aspek Tampilan Tahap I
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kemenarikan desain sampul. √
2. Keteraturan desain halaman komik. √
3. Pemilihan jenis huruf. √
4. Pemilihan ukuran huruf. √
5. Kemudahan untuk membaca
teks/tulisan.
√
6. Kesinambungan transisi antar halaman. √
7. Kesesuaian cerita. √
8. Layout gambar dan teks. √
9. Penyelesaian Komik. √
Jumlah - - 1 5 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Total Skor 38
Rata-rata Skor 4,22
Kriteria Sangat Baik
Tabel 5 : Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah pada Aspek Penyajian
Tahap I
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Keruntutan penyajian isi buku komik. √
2. Alur cerita ringkas dan To the Point √
3. Kejelasan alur cerita. √
4. Kemenarikan alur cerita. √
5. Kemenarikan gambar tokoh. √
Jumlah - - - 3 2
Total Skor 22
Rata-rata Skor 4,4
Kriteria Sangat Baik
Tabel 6: Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah pada Aspek Kebahasaan
Tahap I
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5 1. Kejelasan petunjuk penggunaan komik. √
2. Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa.
√
3. Kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan emosional siswa.
√
4. Kemampuan mendorong rasa ingin tahu siswa.
√
5. Kesantunan penggunaan bahasa. √
6. Ketepatan dialog / teks dengan cerita / materi. √
7. Kemudahan untuk memahami setiap percakapan dalam komik.
√
8. Penggunaan bahasa gaul √
Jumlah - 1 1 5 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Total Skor 30
Rata-rata Skor 3,75
Kriteria Baik
Tabel 7: Rekapitulasi Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah oleh Ahli
Media Tahap I
No. Aspek yang dinilai Rerata Skor Kriteria
1. Aspek Tampilan 4,22 Baik
2. Aspek Penyajian 4,4 Baik
3. Aspek Kebahasaan 3,75 Baik
Rerata gabungan 4.09 Baik
Berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian pada tabel 7 di atas maka
dapat disimpulkan bahwa ahli media telah memberikan penilaian pada
aspek tampilan dalam kriteria “sangat baik” dengan rerata skor sebesar
4,22, penilaian aspek penyajian dalam kriteia “baik” dengan rerata skor
4,4, dan penilaian aspek kebahasaan dalam kriteria “baik”dengan rerata
skor sebesar 3,75.
Rekapitulasi hasil penilaian oleh ahli media pada tabel 7
menghasilkan rerata skor sebesar 4.09 , skor tersebut tergolong dalam
kriteria “baik” sesuai dengan pedoman konversi data kuantitatif dan
kualitatif dengan skala lima. Kesimpulan dari ahli media adalah komik
sejarah ini dinyatakan layak digunakan dengan revisi sesuai saran.
Ahli Media juga memberikan saran dan komentar dalam rangka
penyempurnaan produk yang telah dibuat, berikut adalah saran perbaikan
dan komentar yang diberikan oleh ahli media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 8 : Saran Perbaikan oleh Ahli Media Tahap I
No. Bagian yang Salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan
1. Di beberapa halaman
(28,30,32,45)
Salah ketik ejaan Betulkan salah ketik
ejaan.
2. Di beberapa halaman
(29,50,35,34,10)
Tulisan terlalu
kecil
Tulisan sebaiknya
dibuat lebih besar
3. Halaman kata
pengantar
Margin kiri
terlalu sempit.
Margin ditambah,
terutama sebelah kiri.
4. Halaman refleksi,
lembar refleksi dan
daftar pustaka
Tulisan di atas
gambar tidak jelas
Background gambar
dihilangkan saja.
2. Data Validasi oleh Ahli Media Tahap II
Tabel 9: Hasil Penilaian Komik Sejarah pada Aspek Tampilan Tahap II
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kemenarikan desain sampul. √
2. Keteraturan desain halaman komik. √
3. Pemilihan jenis huruf. √
4. Pemilihan ukuran huruf. √
5. Kemudahan untuk membaca
teks/tulisan.
√
6. Kesinambungan transisi antar
halaman.
√
7. Kesesuaian cerita. √
8. Layout gambar dan teks. √
9. Penyelesaian Komik. √
Jumlah 3 6
Total Skor 42
Rata-rata Skor 4,67
Kriteria Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 10 : Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah pada Aspek Penyajian Tahap II
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Keruntutan penyajian isi buku komik. √
2. Alur cerita ringkas dan To the Point √
3. Kejelasan alur cerita. √
4. Kemenarikan alur cerita. √
5. Kemenarikan gambar tokoh. √
Jumlah 2 3
Total Skor 23
Rata-rata Skor 4,6
Kriteria Sangat Baik
Tabel 11 : Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah pada Aspek Kebahasaan Tahap II
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kejelasan petunjuk penggunaan komik. √
2. Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa. √
3. Kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan emosional siswa.
√
4. Kemampuan mendorong rasa ingin tahu siswa. √
5. Kesantunan penggunaan bahasa. √
6. Ketepatan dialog / teks dengan cerita / materi. √
7. Kemudahan untuk memahami setiap percakapan dalam komik.
√
Jumlah 6 1
Total Skor 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Rata-rata Skor 4,14 Kriteria Baik
Tabel 12: Rekapitulasi Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah oleh Ahli Media Tahap II
No. Aspek yang dinilai Rerata Skor Kriteria
1. Aspek Tampilan 4,67 Sangat Baik
2. Aspek Penyajian 4,6 Sangat Baik
3. Aspek Kebahasaan 4,14 Baik
Rerata gabungan 4,47 Sangat Baik
Berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian pada tabel 12 di atas maka
dapat disimpulkan bahwa ahli media telah memberikan penilaian pada
aspek tampilan dalam kriteria “sangat baik” dengan rerata skor sebesar
4,67, penilaian aspek penyajian dalam kriteia “sangat baik” dengan rerata
skor 4,6, dan penilaian aspek kebahasaan dalam kriteria “baik” dengan
rerata skor sebesar 4,14.
Rekapitulasi hasil penilaian oleh ahli media pada tabel 12
menghasilkan rerata skor sebesar 4.47, skor tersebut tergolong dalam
kriteria “sangat baik” sesuai dengan pedoman konversi data kuantitatif dan
kualitatif dengan skala lima. Kesimpulan dari ahli media adalah komik
sejarah ini dinyatakan layak digunakan dalam pembelajaran sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
3. Revisi Produk
Gambar III : Tampilan Sebelum Revisi Kesalahan Ejaan Halaman 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gambar IV : Tampilan Sesudah Revisi Kesalahan Ejaan Halaman 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar V: Tampilan Sebelum Revisi Kesalahan Ejaan Halaman 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar VI: Tampilan Sesudah Revisi Kesalahan Ejaan Halaman 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar VII : Tampilan Sebelum Revisi Kesalahan Ejaan Halaman 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Gambar VIII : Tampilan Sesudah Revisi Kesalahan Ejaan Halaman 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Gambar IX: Tampilan Sebelum Revisi Kesalahan Ejaan Halaman 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar X: Tampilan Sesudah Revisi Kesalahan Ejaan Halaman 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Perbaikan ukuran tulisan yang kecil pada beberapa halaman
Gambar XI: Tampilan Halaman Perbaikan Ukuran Tulisan Halaman 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Gambar XII : Tampilan Halaman Perbaikan Ukuran Tulisan Halaman 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar XIII : Tampilan Halaman Perbaikan Ukuran Tulisan Halaman 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar XIV : Tampilan Halaman Perbaikan Ukuran Tulisan Halaman 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar XV: Tampilan Halaman Perbaikan Ukuran Tulisan Halaman 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Penambahan Petunjuk Penggunaan Komik
Gambar XVI: Tampilan Gambar Petunjuk Penggunaan Komik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Perbaikan Tulisan Di atas Gambar Halaman Kata Pengantar
Gambar XVII: Tampilan Latar Belakang Tulisan pada Halaman Kata Pengantar Sebelum Revisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar XVIII: Tampilan Latar Belakang Tulisan Pada Halaman Kata Pengantar Sesudah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Gambar XIX : Tampilan Latar Belakang Tulisan pada Halaman Daftar Isi Sebelum Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Gambar XX: Tampilan Latar Belakang Tulisan pada Halaman Daftar Isi Sesudah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
C. Analisis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif merupakan penilaian, tanggapan, kritik dan saran
sedangkan data kuantitatif merupakan skor hasil penilaian kualitas produk media
pembelajaran.
1. Analisis Data oleh Ahli Media Tahap I
Berikut ini merupakan tabel hasil analisis data oleh ahli media pada
aspek tampilan, penyajian dan kebahasaan:
a. Aspek Tampilan
Tabel 13 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Tampilan dari Ahli Media Tahap I
Kriteria Skor Item Frekuensi Persentase Sangat Baik 5 3 33% Baik 4 5 56% Cukup Baik 3 1 11% Kurang Baik 2 0 0 Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 9 100%
Gambar XXI: Analisis Data Hasil Validasi Penilaian Aspek Tampilan Tahap I
PERSENTASE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek tampilan oleh ahli media, maka tampak bahwa penilaian produk dominan
56% dalam kriteria “baik” , 11% “cukup baik” dan 33% dalam kriteria “sangat
baik”. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian produk komik
pada aspek tampilan oleh ahli media telah memenuhi kriteria layak diujicobakan
sebagai media pembelajaran dengan beberapa revisi sesuai saran ahli media.
b. Aspek Penyajian
Tabel 14 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Penyajian dari Ahli Media Tahap I
Kriteria Skor Item Frekuensi Persentase
Sangat Baik 5 2 40%
Baik 4 3 60%
Cukup Baik 3 0 0
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 5 100%
Gambar XXII: Analisis Data Hasil Validasi Penilaian Aspek Penyajian Tahap I
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek penyajian oleh ahli media, maka tampak bahwa penilaian produk dominan
PERSENTASE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
60% dalam kriteria “baik”, dan 40% dalam kriteria “sangat baik”. Hasil analisis
tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian produk komik pada aspek tampilan
oleh ahli media telah memenuhi kriteria layak diujicobakan sebagai media
pembelajaran dengan beberapa revisi sesuai saran ahli media.
c. Aspek Kebahasaan
Tabel 15 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Kebahasaan dari Ahli Media
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase Sangat Baik 5 1 12% Baik 4 5 62% Cukup Baik 3 1 13% Kurang Baik 2 1 13% Sangat Kurang Baik 1 0 0%
Jumlah 8 100%
Gambar XXIII: Analisis Data Validasi Aspek Kebahasaan Tahap I
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek kebahasaan oleh ahli media, maka tampak bahwa penilaian produk dominan
12% dalam kriteria “sangat baik”, 62% dalam kriteria “baik” , 13% “cukup baik”
dan 13% dalam kriteria “kurang baik”. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa penilaian produk komik pada aspek tampilan oleh ahli media telah
PERSENTASE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
memenuhi kriteria layak digunakan sebagai media pembelajaran dengan saran
revisi.
2. Analisis Data oleh Ahli Media Tahap II
Berikut ini merupakan tabel hasil analisis data oleh ahli media pada aspek
tampilan, penyajian dan kebahasaan:
a. Aspek Tampilan
Tabel 16 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Tampilan dari Ahli Media Tahap II
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase Sangat Baik 5 6 67% Baik 4 3 33% Cukup Baik 3 0 0 Kurang Baik 2 0 0 Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 9 100%
Gambar XXIV: Analisis Data Validasi Aspek Tampilan Tahap II
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek tampilan oleh ahli media, maka tampak bahwa penilaian produk dominan
33% dalam kriteria “baik” dan 67% dalam kriteria “sangat baik”. Hasil analisis
PERSENTASE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian produk komik pada aspek tampilan
oleh ahli media telah memenuhi kriteria layak diujicobakan sebagai media
pembelajaran dengan beberapa revisi sesuai saran ahli media.
b. Aspek Penyajian
Tabel 17 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Penyajian dari Ahli Media Tahap II
DiagramGambar XXV: Analisis Data Validasi Aspek Penyajian Tahap II
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek penyajian oleh ahli media, maka tampak bahwa penilaian produk dominan
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase Sangat Baik 5 3 60%
Baik 4 2 40%
Cukup Baik 3 0 0
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 5 100%
PERSENTASE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
40% dalam kriteria “baik”, dan 60% dalam kriteria “sangat baik”. Hasil analisis
tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian produk komik pada aspek tampilan
oleh ahli media telah memenuhi kriteria layak diujicobakan sebagai media
pembelajaran.
c. Aspek Kebahasaan
Tabel 18 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Kebahasaan dari Ahli Media Tahap II
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 1 14%
Baik 4 6 86%
Cukup Baik 3 0 0
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 7 100%
Gambar XXVI: Analisis Data Validasi Aspek Penyajian Tahap II
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek kebahasaan oleh ahli media, maka tampak bahwa penilaian produk dominan
PERSENTASE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
86% dalam kriteria “baik” , dan 14% dalam kriteria “sangat baik”. Hasil analisis
tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian produk komik pada aspek tampilan
oleh ahli media telah memenuhi kriteria layak digunakan sebagai media
pembelajaran dengan saran sesuai revisi.
D. Pembahasan
Media komik sebagai alternatif media dipilih untuk menjadi salah satu alat
bantu atau sarana yang digunakan siswa untuk lebih mempunyai gambaran
mengenai materi dalam pelajaran. Komik sejarah dengan materi proklamasi yang
disajikan dalam pengembangan penelitian ini diharapkan dapat mewakili
kebutuhan siswa untuk lebih mengenal peristiwa proklamasi melalui cara-cara
yang menyenangkan. Membaca komik selalu digemari anak-anak dan dengan
demikian diharapkan akan mendorong peserta didik untuk aktif menganalisis dan
mendalami materi proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 sebagai
peristiwa yang bukan sekedar diperingati setiap tahunnya namun menjadi
pengalaman historis yang dapat dihayati dan diteladani makna penting yang
terkandung di dalamnya.
Ada dua hal dasar yang ingin dicapai dari komik, yaitu agar pembaca
memahami cerita dan membaca cerita sampai selesai. Untuk mencapai tujuan
pertama maka diperlukan komunikasi yang jelas, dan untuk mencapai tujuan
kedua diperlukan elemen yang dapat membujuk pembaca agar tetap mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
komik tersebut.41 Dalam komik, cerita dituangkan dalam bentuk rangkaian citra
dan bisa juga dilengkapi dengan kata-kata. Komik merupakan aliran pilihan yang
berkesinambungan, yang terdiri dari pencitraan, alur cerita, dialog, gesture dan
masih banyak pilihan lainnya.
Pengembangan produk yang dilakukan berangkat dari permasalahan yang
terjadi di lapangan bahwa guru masih menggunakan metode ceramah yang
dominan dan penggunaan media pembelajaran yang cenderung monoton seperti
penggunaan narasi pada slide power point dan media gambar, sehingga semakin
lama akan menimbulkan kejenuhan dan cenderung tidak efektif. Produk media
pembelajaran sekiranya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki unsur
kedekatan dengan peserta didik sehingga media itu pula sesuai dengan pengertian
di atas dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan
peserta didik sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara efektif.
Materi pembelajaran yang dipilih dalam pengembangan media komik ini
disesuaikan dengan materi-materi yang penting dan dapat menuntun peserta didik
untuk memaknai sekaligus dapat menghayati peristiwa sejarah sebagai suatu
pendidikan perubahan. Mempelajari kisah-kisah kepahlawanan dan sikap berani
dalam berjuang yang dilakukan para tokoh di dalamnya diharapkan akan memberi
ruang inspirasi bagi peserta didik untuk meneladani sikap dan sifat yang
bermanfaat dalam implementasinya di kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini
dapat dikaitkan dengan teori perkembangan anak menurut teori Piaget. Peserta
41
Will Eisner, Op.cit.,hlm.21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
didik SMA berada pada tahap operasional formal. Pada tahap ini anak sudah
mampu berpikir secara lebih abstrak, logis dan lebih idealistik yang membuatnya
sudah mampu untuk melihat menerima dan membuat suatu kesimpulan pada
setiap pengalaman nyata yang dialaminya. Kemampuan berpikir logis dan lebih
idealistik ini kemudian menjadi tolak ukur alasan penulis memanfaatkan media
komik sebagai penggabungan narasi dan gambar untuk diterapkan pada
pembelajaran. Pada tahap operasional formal anak didik sudah mampu menyerap
dan memberi pemaknaan terhadap gambar dan tulisan.42 Dengan demikian,
pembelajaran berbasis media komik ini masih sangat baik diberikan pada anak
usia remaja seperti halnya jenjang sekolah menengah atas.
Produk komik sejarah yang dikembangkan diperoleh berdasarkan revisi
dari hasil komentar dan saran yang diberikan dari validator ahli media. Peneliti
melakukan revisi pada tahapan pengembangan produk tahap satu dan dua yang
dirancang dengan mempertimbangkan komentar dan saran perbaikan yang telah
diberikan oleh validator. Revisi yang dilakukan bertujuan untuk menghasilkan
produk media komik sejarah yang lebih baik. Produk media komik sejarah ini
dimodifikasi kembali sehingga dapat dikemas bersama dengan lembar soal
evaluasi dan refleksi peserta didik kelas XI SMA. Konsep dasar sejarah dengan
pembelajaran di sekolah telah dijelaskan dalam Permendiknas No 22 tahun 2006
tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.43 Pentingnya
sejarah dipelajari di sekolah untuk membangkitkan pemahaman kepada siswa
akan nilai-nilai luhur yang telah diperjuangkan oleh para tokoh hingga peristiwa 42 Desmita, Op.cit., hlm.40 43 Aman, Op.cit.,hlm.13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
yang mewarnai di dalamnya. Pembelajaran sejarah akan melatih daya kritis
peserta didik untuk mengambil beberapa konsep, pola kebudayaan hingga
karakter tokoh maupun pengalaman masa silam yang masih relevan untuk
direkontruksi sebagai bahan pembelajaran di masa kini.
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan produk berupa Komik Sejarah
Proklamasi Indonesia, dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk mendapat
respon positif dengan hasil validasi dari segi media diberikan dengan skor validasi
tahap pertama 4,09 dengan kategori “baik” dan skor validasi tahap kedua 4,47
dengan kategori “sangat baik”. Hal tersebut menunjukkan bahwa media komik
pembelajaran sejarah yang dikembangkan oleh peneliti sudah cukup baik dari segi
validasi media dan dapat dilanjutkan dalam tahap validasi ataupun tahap prosedur
pengembangan selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Proses dalam menyusun media komik melalui beberapa langkah, yaitu a).
membuat ringkasan materi dalam bentuk narasi; b). mencari dan memilih gambar
pendukung narasi; c). memilih model/desain gambar yang inspiratif; d).
harmonisasi narasi dan gambar; dan e).validasi ahli media.
2. Hasil pengembangan produk melalui validasi ahli media komik, yaitu 1).
aspek tampilan; 2). aspek penyajian; dan 3). aspek kebahasaan dengan perolehan
skor validasi tahap pertama 4,09 dengan kategori “baik” dan skor validasi tahap
kedua 4,47 dengan kategori “sangat baik”. Hal tersebut menunjukkan bahwa
media komik pembelajaran sejarah yang dikembangkan sudah baik untuk dapat
menjadi suatu alternatif pembelajaran sejarah di sekolah karena komik memiliki
kelebihan dalam mendukung dan memahami bahan pelajaran dengan
penggabungkan narasi dan gambar. Materi dalam pembelajaran disajikan secara
singkat dalam narasi komik, hal ini akan membantu peserta didik dalam proses
berpikir secara kognitif sedangkan gambar-gambar terkait materi dalam komik
akan membantu peserta didik untuk memahami materi secara visual (penglihatan).
Belajar menggunakan media komik akan menuntun peserta didik untuk berpikir
secara visual dan berpikir secara kognitif analitis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
B. Saran
Pengembangan pembelajaran dengan menggunakan media komik
merupakan cara lain supaya belajar menjadi lebih kreatif dan inovatif oleh karena
itu penulis menyarankan bagi siapa saja yang akan meneliti hal ini lebih
memperhatikan segi fungsi dan pemanfaatan produk komik sebagai alternatif
media yang membantu peserta didik untuk mendukung serta meningkatkan
pemahaman akan konsep materi yang dipelajarinya. Kemudian untuk lebih lanjut,
pengembangan produk ini dapat divariasikan dengan materi-materi pelajaran yang
lain yang relevan diolah menjadi sebuah cerita sejarah dalam bentuk komik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
DAFTAR PUSTAKA
Adams,Cindy. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Yogyakarta: Media Pressindo dan Yayasan Bung Karno. Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Arsyadz Azhar. 2014. Media Pembelajaran (edisi revisi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Fadillah. 2013. Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Ilham, Osa Kurniawan. 2013. Proklamasi Sebuah Rekonstruksi. Yogyakarta: Mata Padi Pressindo.
Kartodirdjo, Sartono. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana.
Karwati E. 2014. Manajemen Kelas (Classroom Management): Guru Profesional yang Inspiratif, Kreatif, menyenangkan dan Berprestasi. Bandung: Alfabeta.
Kunandar. 2013. Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum. Jakarta: PT.Grafindo Persada.
Kustandi C dan Sutjipto. B. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.
Mastuti, Indari. 2008. Bahasa Baku VS Bahasa Gaul. Jakarta: Hi-Fest Publishing.
Mulyasa. 2013. Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Munadi, Y. 2013. Media Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: GP. Press Group.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2013. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Nusa Putra. 2015. Penelitian dan Pengembangan: Suatu Pengantar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Sjamsuddin. 1996. Dasar-dasar Ilmu Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sugiono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Penerbit Alfabet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.
Will, Eisner. 1985. Comics and Sequential Art. United States: Poorhouse Press.
Sumber Jurnal & Makalah:
Rahmawati, Fitri Puji. 2000. Tinjauan Sosiolinguistik Terhadap Slang Gaul dalam Sinetron Lupus Milenia (artikel). Jakarta: Kajian Linguistik dan Sastra.
Surana. 2001. Slang dalam Stiker (makalah). Yogyakarta: Kongres Bahasa Jawa III.
Untoro,Setyo.1999. Slang Remaja Ibu Kota (makalah paska sarjana). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Widja, I Gede. 1988. Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah dalam Perspektif Pendidikan. Semarang: Satya Wacana.
Sumber Skripsi:
Linggi, Agustinus Datu. Pengembangan Komik sebagai Media Pembelajaran Teks Observasi untuk Siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Yogyakarta: Kearsipan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
Rizqiah, Nurul. 2009. Pengembangan Media Komik Cerita Anak sebagai Media Pembelajaran Mengapresiasi Cerita Anak Siswa Kelas VII SMP. Semarang: Kearsipan Perpustakaan Universitas Negeri Semarang.
Januarti, Epifania Kurnia. 2016. Pengembangan Media Komik Bermuatan Pendidikan Karakter untuk Pembelajaran Materi Memproses Entri Jurnal Perusahaan Jasa Bagi Siswa Kelas X SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen. Yogyakarta: Kearsipan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 1: Lembar Persetujuan Validasi Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 2: Surat Permohonan Validasi Ahli
Yogyakarta, 19 Desember 2017
Hal : Permohonan Validasi
Lamp : 1 Buku Komik & Angket
Yth, Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd.,S.I.P., M.Pd.
Dosen Pendidikan Akuntansi.
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Julia Valentina Labatar
NIM : 131314010
Prodi : Pendidikan Sejarah
Fakultas : Ilmu Keguruan dan Pendidikan
Dengan ini saya mohon dengan hormat bantuan kepada:
Nama : Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd.,S.I.P., M.Pd.
Pekerjaan : Dosen Pendidikan Akuntansi.
Keterangan : Validator Ahli Media.
Untuk memberi penilaian dalam bentuk angket dan penilaian terbuka
mengenai produk buku komik sejarah yang menjadi tugas akhir yang berjudul
“Pengembangan Media Komik Pembelajaran Sejarah suatu Alternatif”.
Demikian permohonan ini saya buat, atas waktu dan kerjasamanya saya
ucapkan terima kasih.
Pemohon,
Julia Valentina Labatar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 3: Instrumen Penilaian Validasi Ahli
: Pengembangan Media Komik Pembelajaran Sejarah suatu
Alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
: Pengembangan Media Komik Pembelajaran
Sejarah suatu Alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 4: Silabus
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib)
Kelas : XI IPS
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran/Minggu
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
3.1 Menganalis
is peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia
3.2 Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia pada awal kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini
3.3 Menganalis
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Peristiwa
proklamasi Kemerdekaa
Pembentukan pemerintahan pertama RI
Tokoh proklamator dan tokoh lainnya sekitar proklamasi
Membaca buku teks, melihat
gambar peristiwa-peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan, gambar tokoh-tokoh proklamasi kemerdekaan, dan mengunjungi objek sejarah terdekat
Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai klarifikasi tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama,dan tokoh-tokoh proklamasi Indonesia
Mengumpulkan informasi terkait dengan peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan tokoh-tokoh proklamasi Indonesia. melalui bacaan, internet dan sumber-sumber lainnya
Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan tokoh-tokoh proklamasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
is peran dan nilai-nilai perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta sebagai proklamator serta tokoh-tokoh lainnya sekitar proklamasi
4.3 Menalar peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
4.4 Menalar peristiwa pembentukan pemerintahan Republik
Indonesia Melaporkan hasil analisis
dalam bentuk cerita sejarah tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan menulis sejarah perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Indonesia pada awal kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
4.5 Menuliska
n peran dan nilai-nilai perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta serta tokoh-tokoh lainnya sekitar proklamasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 5: RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Atas /(SMA)
Kelas / Semester : XI/ I
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib)
Materi Pokok : Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan
Alokasi Waktu : 2x 45 menit
A. KOMPETENSI INTI
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
B. KOMPETENSI & INDIKATOR
Kompetensi Dasar Indikator
3.1. Menganalisis peristiwa
Proklamasi Kemerdekaan dan
maknanya bagi kehidupan sosial,
budaya, ekonomi, politik dan
pendidikan bangsa Indonesia.
3.1.1. Mengkorelasikan peranan
tokoh-tokoh nasional dalam
memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia
3.1.2. Mengkorelasikan proses
perdebatan golongan tua dan
muda sampai proses perumusan
teks proklamasi.
3.1.3. Mengkorelasikan
peristiwa proklamasi Indonesia
bagi kehidupan sosial, budaya,
ekonomi, politik dan pendidikan
Bangsa Indonesia.
4.3. Menalar peristiwa
proklamasi kemerdekaan dan
maknanya bagi kehidupan
sosial, budaya, ekonomi,
politik, dan pendidikan bangsa
4.3.1. Membuat laporan dalam
bentuk presentasi kelompok
tentang peristiwa-peristiwa
seputar proklamasi
kemerdekaan Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Indonesia dan menyajikannya
dalam bentuk cerita sejarah.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu:
1. Menganalisis tokoh-tokoh yang terlibat dan berperan dalam
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
2. Menganalisis konflik golongan muda dan golongan tua.
3. Mengevaluasi proses perumusan teks hingga pelaksanaan upacara
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
4. Mengkategorikan setiap momen penting dalam peristiwa proklamasi
kemerdekaan Indonesia.
5. Membangun rasa solidaritas untuk mempertahankan kemerdekaan di
tengah perkembangan dunia yang semakin global.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan
Pembentukan Pemerintahan Pertama RI
Tokoh Proklamator dan tokoh lainnya sekitar Proklamasi
E. METODE PEMBELAJARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Pendekatan : Scientific Learning
Strategi Pembelajaran : Cooperative Learning
Model Pembelajaran : Discovery Based Learni
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
KEGIATAN DESKRIPSI ALOKASI
WAKTU
A. Pendahulua
n
Guru membuka pertemuan dengan
salam.
Peserta didik bersama guru berdoa.
Melakukan presensi peserta didik.
Mempersiapkan kelas agar lebih
kondusif untuk memulai proses KBM.
Mereview kembali pembahasan pada
pertemuan sebelumnya sebagai
langkah awal untuk melanjutkan
pembelajaran selanjutnya.
15 Menit
B. Kegiatan
Inti
Mengamati:
Guru membagi siswa menjadi 5
kelompok diskusi
Guru membagikan buku komik sejarah
sebagai panduan siswa untuk
memahami cerita/kisah dalam materi.
Siswa membaca komik sejarah.
Guru mengarahkan siswa untuk
membaca materi dalam komik.
Guru mendampingi siswa.
60 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Menanya:
Siswa diarahkan untuk bertanya
mengenai materi proklamasi dalam
komik yang sedang dibaca.
Siswa membuat pertanyaan tentang
materi Proklmasi Indonesia.
Mengumpulkan Informasi:
Siswa berdiskusi dalam kelompok
tentang materi yang mereka dapatkan
setelah membaca komik.
Masing-masing kelompok diarahkan
untuk berdiskusi tentang materi berikut:
a) Peranan tokoh-tokoh yang terlibat
dalam Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
b) konflik golongan muda dan
golongan tua.
c) proses perumusan teks proklamasi
d) proses persiapan pelaksanaan
upacara bendera.
e) Pelaksanaan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
Mengasosiasi:
Masing-masing kelompok saling bekerja
sama menganalisis dan mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
materi yang telah ditentukan; kelompok 1
mengerjakan materi (a), kelompok 2
mengerjakan materi (b), kelompok 3
mengerjakan materi (c), kelompok 4
mengerjakan materi (d) dan kelompok 5
mengerjakan materi (e).
Mengkomunikasikan:
Setelah berdiskusi guru menunjuk
perwakilan satu orang dari masing-
masing kelompok mempresentasikan
secara singkat hasil dari materi yang
sudah selesai dikerjakan.
Guru mengklarifikasi setiap jawaban dari
peserta didik.
Guru memberikan apresiasi terhadap
kelompok yang telah melakukan
presentasi.
Guru meminta hasil diskusi setiap
kelompok untuk dinilai.
C. Penutup Peserta didik dan guru melakukan
refleksi.
Guru memberi penguatan terhadap
pencapaian kompetensi peserta didik.
Peserta didik dan guru bersama-sama
menyimpulkan materi yang telah dibahas.
15 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media Pembelajaran : Komik sejarah tentang materi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
2. Alat Pembelajaran : Komik sejarah, alat tulis, LCD/Proyektor
dan Laptop.
3. Sumber Pembelajaran : Komik sejarah, buku paket sejarah, dan
internet.
H. PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMEDIAL, DAN PENGAYAAN
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian sikap : observasi
b. Penilaian pengetahuan :
1) Tes
2) Tanya Jawab
3) Observasi terhadap kegiatan diskusi
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian sikap diskusi dan presentasi kelompok
No.
Nama Bertanggungjawab
Mendengarkan
Menanya Mengemukakan Pendapat
Mengkomunikasikan
Kerjasama Jml
(1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) 1
2 dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Keterangan Penilaian:
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria:
Baik Sekali : 4
Baik : 3
Cukup : 2
Kurang : 1
b. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Setiap soal memiliki bobot yang sama = 20
Keterangan penilaian:
Skor Maksimal = 60
Soal Uji Kompetensi:
1. Jelaskan peranan tokoh-tokoh yang terlibat dalam proklamasi
kemerdekaan Indonesia!
2. Jelaskan perbedaan pendapat Golongan Muda dan Golongan Tua!
3. Jelaskan proses perumusan teks hingga pelaksanaan upacara proklamasi
kemerdekaan Indonesia!
4. Analisislah momen penting dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan
Indonesia!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
5. Apa langkah yang perlu dilakukan kita sebagai masyarakat suatu bangsa
dalam membangun rasa solidaritas sebagai upaya mempertahankan
kemerdekaan di tengah perkembangan dunia yang semakin global?
Kunci Jawaban:
1. Tokoh-tokoh dan peranannya dalam Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
NO TOKOH PERAN
1. Ir.Soekarno - Menandatangani teks proklamasi
bersama Moh. Hatta atas nama
bangsa Indonesia.
- Menyediakan tempat untuk upacara
proklamasi kemerdekaan yaitu di
Jalan Pegangsaan Timur
- Membacakan teks proklamasi
kemerdekaan Indonesia
(proklamator) dilanjutkan dengan
pidato singkat tanpa teks
2. Drs.Moh.Hatta - Menandatangani teks proklamasi
bersama Ir.Soekarno atas nama
bangsa Indonesia.
- Mendampingi Ir.Soekarno saat
membacakan teks proklamasi
kemerdekaan Indonesia.
3. Fatmawati Menjahit bendera Merah Putih yang
akan dikibarkan pada upacara
Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945.
4. Chairul Saleh Memimpin rapat para Golongan Muda
mengenai keputusan kemerdekaan
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
5. Wikana Golongan Muda yang mendesak
Ir.Soekarno supaya segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
6. Darwis Golongan Muda yang mengancam
Ir.Soekarno supaya segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
7. Shudanco Singgih - Membawa Ir.Soekarno dan
Moh.Hatta ke Rengasdengklok
untuk menjauhkan mereka dari
segala pengaruh Jepang.
- Menyampaikan rencana proklamasi
kemerdekaan Indonesia kepada
Wikana selaku Golongan Muda.
- Membantu dalam perumusan teks
proklamasi kemerdekaan Indonesia
dengan menuliskan konsep naskah
proklamasi.
8. Ahmad Subardjo - Menjemput Ir.Soekarno dan
Moh.Hatta dari Rengasdengklok
serta membawa Ir Soekarno dan
Moh.Hatta ke Jakarta
- Menyumbangkan pemikiarn secara
lisan yaitu pada kalimat pertama
naskah proklamasi.
9. Laksamana Maeda - Menyediakan rumah untuk
mengadakan sidang Perumusan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
- Menyumbangkan pemikiran secara
lisan yaitu pada kalimat terakhir
naskah proklamasi
10. Sukarni Menyarankan supaya teks proklamasi
ditandatangani oleh Ir.Soekarno dan
Moh.Hatta atas nama bangsa Indonesia.
11. Sayuti Melik Mengetik teks proklamasi yang sudah
mengalami tiga perubahan kata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
12. Dr.Muwardi Ketua keamanan yang mendapat tugas
untuk menjamin keamanan saat upacara
proklamasi kemerdekaan berlangsung.
13. Mr.Wilupo - Meminjam mikrofon dan pengeras
suara.
- Mencari sebatang bambu sebagai
tiang bendera.
14. S.Suhud Mengibarkan bendera merah putih saat
upacara proklamasi kemerdekaan.
15. Soewirjo Wali kota Jakarta yang menyelenggarakan
upacara proklamasi kemerdekaan dan
memberi pidato singkat
16. Tri Murti Mengibarkan bendera merah putih saat
upacara proklamasi kemerdekaan.
17. Latif Hendraningrat Mengibarkan bendera merah putih saat
upacara proklamasi kemerdekaan.
18. B.M.Diah Menyiarkan berita Indonesia Merdeka ke
seluruh penjuru tanah air melalui radio
19. Frans. S.Mendur Merekam sejarah melalui gambar-gambar
hasil bidikannya pada peristiwa-peristiwa
perjuangan kemerdekaan Republik
Indonesia
20. Syahrudin Seorang telegraphis pada kantor berita
Jepang yang mengabarkan berita proklamasi
kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia
secara sembunyi-sembunyi ketika personil
Jepang istirahat pada tanggal 17 Agustus
145 jam 4 sore.
2. Perbedaan pendapat Golongan Muda dan Golongan Tua !
Jawaban:
Golongan muda mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga
Bakteriologi di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta. Rapat dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
pada tanggal 15 agustus 1945, sekitar pukul 20.30. Rapat yang
dipimpin oleh Chairul Saleh itu menghasilkan keputusan “
kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri,
tak dapat digantungkan pada orang dan negara lain. Segala ikatan dan
hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang harus diputuskan dan
sebaliknya diharapkan diadakan perundingan dengan golongan muda
agar mereka diikutsertakan dalam pernyataan proklamasi.”
Keputusan rapat itu disampaikan oleh Wikana dan Darwis pada
pukul 22.3 kepada Ir. Sukarno di rumahnya, Jl. Pegangsaan Timur 56,
Jakarta. Kedua utusan tersebut segera menyampaikan keputusan
golongan muda agar Ir. Sukarno segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu hadiah dari Jepang. Tuntutan
Wikana yang disertai ancaman bahwa akan terjadi pertumpahan darah
jika Ir. Sukarno tidak menyatakan proklamasi keesokan harinya telah
menimbulkan ketegangan. Ir. Sukarno marah dan berkata “Ini leher
saya, seretlah saya ke pojok itu dan sudahilah nyawa saya malam ini
juga, jangan menunggu sampai besok. Saya tidak bisa melepaskan
tanggungjawab saya sebagai ketua PPKI. Karena itu saya tanyakan
kepada wakil-wakil PPKI besok”. Ketegangan itu juga disaksikan oleh
golongan tua lainnya seperti : Drs. Moh. Hatta, dr. Buntaran, dr.
Samsi, Mr. Ahmad Subardjo dan Iwa Kusumasumantri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Dalam diskusi antara Darwis dan Wikana, Moh. Hatta berkata,
“Dan kami pun tak dapat ditarik-tarik atau didesak supaya mesti juga
mengumumkan proklamasi itu. Kecuali jiak Saudara-saudara memang
sudah siap dan sanggup memproklamasikan. Cobalah! Saya pun ingin
melihat kesanggupan Saudara-saudara !” Utusan itu pun menjawab
“Kalau begitu pendirian Saudara-saudara berdua, baiklah ! Dan kami
pemuda-pemuda tidak dapat menanggung sesuatu, jika besok siang
proklamasi belum juga diumumkan. Kami pemuda-pemuda akan
bertindak dan menunjukkan kesanggupan yang saudara kehendaki itu!”
3. Proses perumusan teks hingga pelaksanaan upacara proklamasi
kemerdekaan Indonesia!
Jawaban:
Rombongan tiba kembali di Jakarta pada pukul 23.30 waktu Jawa.
Setelah Sukarno dan Hatta singgah di rumah masing-masing
rombongan kemudian menuju ke rumah Laksamana Maeda di Jalan
Imam Bonjol No. 1, Jakarta (sekarang Perpustakaan Nasional). Hal itu
juga disebabkan Laksamana Tadashi Maeda telah menyampaikan
kepada Ahmad Subardjo (sebagai salah satu pekerja di kantor
Laksamana Maeda) bahwa ia menjamin keselamatan mereka selama
berada di rumahnya.
Sebelum mereka memulai merumuskan naskah proklamasi,
terlebih dahulu Sukarno dan Hatta menemui Somubuco (Kepala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Pemerintahan Umum) Mayor Jenderal Nishimura, untuk menjajagi
sikapnya mengenai Proklamasi Kemerdekaan. Mereka ditemani oleh
Laksamana Maeda, Shigetada Nishijima dan Tomegoro Yoshizumi
serta Miyoshi sebagai penterjemah. Pertemuan itu tidak mencapai kata
sepakat. Nishimura menegaskan bahwa garis kebijakan Panglima
Tentara Keenambelas di Jawa adalah “dengan menyerahnya Jepang
kepada sekutu berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tidak
diperbolehkan lagi merubah status quo (status politik Indonesia). Sejak
tengah hari sebelumnya tentara Jepang semata-mata sudah merupakan
alat Sekutu dan diharuskan tunduk kepada sekutu”. Berdasarkan garis
kebijakan itu Nishimura melarang Sukarno-Hatta untuk mengadakan
rapat PPKI dalam rangka proklamasi kemerdekaan.
Sampailah Sukarno-Hatta pada kesimpulan bahwa tidak ada
gunanya lagi membicarakan kemerdekaan Indonesia dengan pihak
Jepang. Akhirnya mereka hanya mengharapkan pihak Jepang tidak
menghalang-halangi pelaksanaan proklamasi yang akan dilaksanakan
oleh rakyat Indonesia sendiri. Maka mereka kembali ke rumah
Laksamana Maeda. Sebagai tuan rumah Maeda mengundurkan diri ke
lantai dua. Sedangkan di ruang makan, naskah proklamasi dirumuskan
oleh tiga tokoh golongan tua, yaitu : Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta dan
Mr. Ahmad Subardjo. Peristiwa ini disaksikan oleh Miyoshi sebagai
orang kepercayaan Nishimura, bersama dengan tiga orang tokoh
pemuda lainnya, yaitu : Sukarni, Mbah Diro dan B.M. Diah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Sementara itu tokoh-tokoh lainnya, baik dari golongan muda maupun
golongan tua menunggu di serambi muka.
Ir. Sukarno yang menuliskan konsep naskah proklamasi, sedangkan
Drs. Moh. Hatta dan Mr Ahmad Subardjo menyumbangkan pikiran
secara lisan. Kalimat pertama dari naskah proklamasi merupakan saran
dari Mr. Ahmad Subardjo yang diambil dari rumusan BPUPKI.
Sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran dari Drs.
Moh. Hatta. Hal itu disebabkan menurut beliau perlu adanya tambahan
pernyataan pengalihan kekuasaan (transfer of sovereignty). Sehingga
naskah proklamasi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan
Indonesia.
Hal-2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselengarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja
Djakarta, 17 – 8 –‘05
Wakil-2 bangsa Indonesia,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Pada pukul 04.30 waktu Jawa konsep naskah proklamasi selesai
disusun. Selanjutnya mereka menuju ke serambi muka menemui para
hadirin yang menunggu. Ir. Sukarno memulai membuka pertemuan
dengan membacakan naskah proklamasi yang masih merupakan
konsep tersebut. Ir. Sukarno meminta kepada semua hadirin untuk
menandatangani naskah proklamasi selaku wakil-wakil bangsa
Indonesia. Pendapat itu diperkuat oleh Moh. Hatta dengan mengambil
contoh naskah “Declaration of Independence” dari Amerika Serikat.
Usulan tersebut ditentang oleh tokoh-tokoh pemuda. Karena mereka
beranggapan bahwa sebagian tokoh-tokoh tua yang hadir adalah
“budak-budak” Jepang. Selanjutnya Sukarni, salah satu tokoh
golongan muda, mengusulkan agar yang menandatangani naskah
proklamasi cukup Sukarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Setelah usulan Sukarni itu disetujui, maka Ir. Sukarno meminta
kepada Sajuti Melik untuk mengetik naskah tulisan tangan Sukarno
tersebut, dengan disertai perubahan-perubahan yang telah disepakati.
Ada tiga perubahan yang terdapat pada naskah ketikan Sajuti Melik,
yaitu : kata “tempoh” diganti “tempo”, sedangkan kata “wakil-wakil
bangsa Indonesia” diganti dengan “Atas nama bangsa Indonesia”.
Perubahan juga dilakukan dalam cara menuliskan tanggal, yaitu
“Djakarta, 17-8-05” menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen ‘05”.
Sehingga naskah proklamasi ketikan Sajuti Melik itu, adalah sebagai
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan
Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselengarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen ‘05
Atas nama bangsa Indonesia,
Soekarno/Hatta
Selanjutnya timbul persoalan dimanakah proklamasi akan
diselenggarakan. Sukarni mengusulkan bahwa Lapangan Ikada
(sekarang bagian tenggara lapangan Monumen Nasional) telah
dipersiapkan bagi berkumpulnya masyarakat Jakarta untuk mendengar
pembacaan naskah Proklamasi. Namun Ir. Sukarno menganggap
lapangan Ikada adalah salah satu lapangan umum yang dapat
menimbulkan bentrokan antara rakyat dengan pihak militer Jepang.
Oleh karena itu Bung Karno mengusulkan agar upacara proklamasi
dilaksanakan di rumahnya, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 dan
disetujui oleh para hadirin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
4. Analisislah momen penting dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan
Indonesia!
Jawaban:
NO MOMEN KETERANGAN 1 Bom Atom di Hiroshima
dan Nagasaki Pada 6 Agustus 1945 bom atom jatuh ke Hiroshima disusul 9 Agustus 1945 di Nagasaki yang membuat kekuatan fisik dan mental Jepang jadi porak-poranda. Moment inilah yang dijadikan peluang bagi para pejuang kita untuk merebut kemerdekaan Indonesia.
2. Jepang Menginginkan Kemerdekaan Indonesia di 24 Agustus 1945
Jepang menginginkan Indonesia merdeka tanggal 24 Agustus 1945. Namun menurut Sutan Syahrir itu cuma muslihat Jepang aja. Syahrir beserta golongan muda lainnya menolak keras, karena bila hanya menuruti kemauan Jepang sama aja Indonesia merdeka bukan dengan tangannya sendiri.
3. Penyebaran Proklamasi Kemerdekaan Diberitakan Secara Sembunyi-sembunyi
Karena semua kantor berita dan radio masih di bawah kendali Jepang, makanya penyebaran informasi kalau proklamasi kemerdekaan udah dibacakan diberitakan sembunyi-sembunyi. Ada yang melalui kawat (morce cast) hingga akhirnya sampai ke dunia internasional, dari mulut ke mulut, selebaran dan graffiti di tembok-tembok jalanan.
4. Upacara Sederhana Tapi Khidmat
Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan dilangsungkan secara sederhana dengan Tiang bendera dari bambu dan bendera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
dari seprei yang dijahit tangan, upacaranya juga tanpa protokol.
5. Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Jawaban:
Peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus
1945 itu mempunyai makna yang mendalam bagi bangsa Indonesia.
a. Proklamasi menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
merdeka dan berdaulat sederajat dengan bangsa-bangsa lain yang
telah merdeka.
b. Proklamasi merupakan titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa
Indonesia.
c. Proklamasi merupakan jembatan emas atau pintu gerbang menuju
cita-cita nasional bangsa Indonesia mencapai masyarakat adil dan
makmur.
d. Proklamasi merupakan sumber hukum bagi tegak dan berdirinya
negara Kesatuan Republik Indonesia.
e. Proklamasi merupakan momen politik terbebasnya bangsa dan
negara Indonesia dari belenggu penjajahan bangsa asing.
c. Psikomotorik
1) Teknik penilaian : Penugasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
2) Bentuk Instrumen : Lembar Tugas
3) Instrumen
Presentasikanlah di depan kelas hasil diskusi kelompok sesuai pembagian materi
yang sudah ditentukan!
No Nama
Indikator Relevansi Menghargai
pendapat orang lain
Isi Kerja sama
Kreatifitas JML
(1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4)
1
2 dst
Petunjuk Penskoran
Peserta didik memperoleh nilai:
Baik Sekali : 16-20
Baik : 11 -15
Cukup : 6 – 10
Kurang : 1-5
Guru Mata Pelajaran
Julia Valentina Labatar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related