PKM-P
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWAJUDUL PROGRAM
OPTIMALISASI PEMBUATAN BIOGAS FESES KUDA (Equus Caballus) PLUS LIMBAH CAIR AMPAS
TAHU DAN FESES SAPI PLUS LIMBAH CAIR AMPAS TAHU
BIDANG KEGIATAN:
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Nasrul HidayatMochammad Fahmi Habibi
(10/300970/PT/05832)(10/302165/PT/05938)
UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA
2012
i
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Optimasi Pembuatan Biogas Feses Kuda (Equus Caballus) Plus Limbah Cair Ampas Tahu Dan Feses Sapi Plus Limbah Cair Ampas Tahu
2. Bidang Kegiatan : (√) PKM-P( ) PKM-T
( ) PKM-K( ) PKM-M
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan( ) MIPA( ) Sosial Ekonomi( ) Pendidikan
(√) Pertanian( ) Teknologi dan( ) Humaniora
4. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : Nasrul Hidayatb. NIM : 10/300970/PT/05832c. Program Studi : Ilmu dan Industri Peternakand. Universitas : Universitas Gadjah Madae. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : Jl. Cempaka Gg 2 No. 7
Mojongapit Jombangf. Alamat Email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 5 orang 6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : .b. NIP :c. Alamat Rumah dan No. Tel./HP :
7. Biaya Kegiatan Total:a. Dikti : Rp 9.546.000,00b. Sumber Lain : -
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Yogyakarta, 0 Oktober 2012MenyetujuiWakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Pengembangan Usaha
(Ir. Edi Suryanto, M.Sc., Ph.D.)NIP. 196007071986031003
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Nasrul hidayat )NIM.10/300970/PT/05834
Direktur Kemahasiswaan Dosen Pembimbing
ii
1
A. Judul
Optimasi Pembuatan Biogas Feses Kuda (Equus Caballus) Plus Limbah
Cair Ampas Tahu Dan Feses Sapi Plus Limbah Cair Ampas Tahu.
Latar Belakang Masalah
Berkurangnya cadangan sumber energi dan kelangkaan bahan bakar
minyak yang terjadi di Indonesia saat ini, maka dibutuhkan suatu sumber energi
alternatif yang murah dan ramah lingkungan. Energi dari bahan tambang seperti
rninyak bumi dan gas bumi diperkirakan akan habis dalam waktu yang relatif
singkat.
Indonesia harus segera mencari sumber energi yang dapat diperbaharui
(renewable energi) untuk memenuhi kebutuhan energi di masa depan. Salah satu
sumber energi terbarukan yang belum banyak dimanfaatkan adalah energi dari
biomassa. Indonesia sebenarnya memiliki potensi energi terbarukan sebesar
311.232 MW, namun kurang lebih hanya 22% yang dimanfaatkan. Masyarakat
Indonesia terlena dengan harga BBM yang murah, sehingga lupa untuk
memanfaatkan dan mengembangkan sumber energi alternatif yang dapai
diperbarui. Energi terbarukan yang tersedia antara lain bersumber dari tenaga air
( hydro ), panas bumi, energi cahaya, energi angin, dan. biomassa. Potensi energi
tarbarukan yang besar dan belum banyak dimanfaatkan adalah energi dari
biomassa. Bhattacharya (2002) mengatakan bahwa densifikasi biomassa
mempunyai beberapa keuntungan, yaitu mudah disimpan, mempunyai ukuran dan
kualitas yang seragam, dan menaikkan nilai kalor per unit volume.
Pembuatan biodigester merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
kesulitan masyarakat akibat kenaikan harga BBM, teknologi ini bisa segera
diaplikasikan, terutama untuk kalangan peternak sapi, kuda, dan pemilik pabrik
tahu . Alat ini dapat menghasilkan biogas dengan mencampurkan feses sapi dan
air serta limbah cair ampas tahu, feses kuda dan air serta limbah cair ampas tahu
kemudian disimpan dalam tempat tertutup (anaerob). Feses ternak ini akan diubah
dulu menjadi gas oleh bakteri metanogen yang selanjutnya akan menghasilkan gas
dengan kandungan gas metana yang cukup tinggi. Dalam rumah tangga biogas ini
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk memasak dengan menggunakan
2
kompor gas biasa yang telah dimodifikasi atau dengan membuat kompor biogas
sendiri. Selain itu biogas ini dapat digunakan sebagai bahan bakar penerangan.
Suatu hal yang terpenting dalam biogas adalah adanya bakteri. Bakteri
yang mampu menghasilkan gas metan yang berfungsi untuk memakan feses-feses
atau limbah pertanian yang lain dan akan dihasilkan gas methan . Beberapa
percobaan oleh isat menunjukan bahwa aktifitas metbolisme dari bakteri
metahanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N 8-25. Bakteri akan menggukan
karbon 30 lebih cepat dibandingkan Nitrogen. Maka untuk mengoptimalisasi hasil
gas methan diperlukan substrat yang bisa menyediakan rasio C/N 8-25. Feses
kuda memiliki rasio C/N 25 dan Feses sapi memiliki rasio C/N 18. Jumlah feses
sapi yang melimpah dan banyak dan jumlah feses kuda yang sedikit perlu untuk
digabungkan supaya mampu memberikan rasio C/N 20-30 , sehingga energi kalor
yang dihasilkan akan semakin tinggi untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan
energi.
Pemenuhan keperluan energi rumah tangga, teknologi biogas ini
diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menghadapi kelangkaan minyak
dan mahalnya harga bahan bakar di masyarakat.
B. Perumusan Masalah
Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik
secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang
sebagian besar adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan
karbondioksida. Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah
mikroorganisme, terutama bakteri metan. Rasio ideal C/N untuk proses
dekomposisi anaerob untuk menghasilkan gas metan adalah 25 - 30. Oleh karena
itu, pada proses pencampuran bahan baku diusahakan memenuhi rasio ideal.
kotoran kuda mempuyai kandungan C/N ratio 25, lebih tinggi daripada C/N ratio
kotoran sapi yang mempunyai nilai C/N ratio 18. Selain itu kotoran kuda juga
mempunyai kadar nitrogen (N) sebesar 2,8%, lebih tinggi daripada kadar N dalam
3
kotoran sapi. Namun jumlah feses kuda dibandingkan dengan jumlah feses sapi
per kg / hari masih jauh. Oleh karena itu agar bisa menyuplai reaktor biogas
dengan substrat yang memiliki rasio C/N 25-30 maka dibuatnya campuran
substrat antara kotoran kuda dan kotoran sapi sehingga diperoleh ratio C/N yang
idial yang akan menghasilkan energi yang tinggi dibandingkan substrat yang lain
sehingga komposisi campuran substrat ini perlu untuk diteliti berapa persen
kotoran kuda dan berapa persen kotoran sapi yang akan dicampurakan untuk
menghasilkan energi kalor yang lebih tinggi.
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dan Efisiensi gas
yang dihasilkan oleh digester biogas dengan bahan dasar pencampuran feses kuda
dan feses sapi perah dalam meningkatkan energi kalor.
D. Luaran yang Diharapkan
Luaran dari penelitian ini adalah Mampu Menciptakan biogas yang
mampu menghasilkan energi yang lebih tinggi dan ramah lingkungan serta
meminimalisir biaya pembuatan reaktor digester.
E. Kegunaan
Penelitian ini berguna untuk meningkatkan kualitas feses kuda dan sapi
sebagai bahan dasar sumber energi terbaruhkan dalam menghadapi tantangan
krisis energi dan Memberikan informasi kepada masyarakat akan pemanfaatan
campuran feses kuda dan sapi dalam menghasilkan energi kalor.
F. Tinjauan Pustaka
Feses ternak
Peningkatan kebutuhan dan permintaan terhadap protein hewani
mendorong perkembangan sektor peternakan. Peningkatan populasi ternak secara
otomatis menyebabkan peningkatan jumlah feses yang dihasilkan dan menumpuk
di daerah peternakan. Penumpukan feses menjadi sumber masalah kesehatan dan
4
lingkuangan. Feses dari hewan ternak termasuk sapi, kambing, dan domba dapat
menjadi sumber penyebaran penyakit, baik dari hewan lain maupun dari hewan ke
manusia (soejoedono,2004). Selain itu, feses dapat menyebabkan polus perairan
maupun polusi udara denagn bau dan gas tokhis.
Berikut ini gambaran jumlah rata- rata feses dari seekor ternak dewasa
setiap harinya,
Tabel.1.feses dari seekor ternak dewasa (Kg/hari)
Jenis Ternak Kotoran Padat Kotoran Cair
Sapi 23,59 9,07
Kuda 16,10 3,63
Babi 2,72 1,59
Domba 1,13 0,68
Ayam 0,05 -
Sumber: Soeminto (1987) dalam setiawan (2007)
No Karakteristik Fisik dan
Kimia Limbah Tahu
Nilai
1 Padatan Terendap 170-190mg/L
2 Padatan Tersuspensi 638-660 mg/L
3 Padatan Total 668-703 mg/L
4 Warna 2225-250 pt Co
5 Kekeruhan 524-585 FTU
6 Amoniak nitrogen 23,3-23,5 mg/L
7 Nitrit nitrogen 0,1-0,5 mg/L
8 Nitrat nitrogen 3,5-4,0 mg/L
9 PH 4-6
10 BOD 6000-8000mg/L
11 COD 7500-14000mg/L
12 Abu 0,19
13 Karbohidrat 0,51
5
14 Protein 0,08
15 Pati 0,46
Biogas
Biogas banyak dibuat dari sampah peternakan yaitu sisa makanan dan kotoran
ternakTapi, pada prinsipnya biogas dapat dibuat dari segala jenis sampah organik.
Yang disebut biogas sebenarnya adalah senyawa metana (CH4). Sering juga
disebut gas klar “sewerage gas “, gas gobar, bioenergi RDF (refuse derived fuel =
bahan bakar dari sampah) dan merupakan bahan bakar masa datang. Gas metana
bersifat tidak berbau, tidak berwarna dan mudah terbakar. Pada umumnya biogas
bukan sebagai gas yang murni, namun merupakan campuran antara metana (CH4
65%), karbon dioksida (CO2 30%), hidrogen sulfida (H2S 1%) dan gas-gas yang
lain dalam jumlah yang kecil (Hadiwiyorto, 1983)
Biogas dapat terbakar apabila mengandung kadar metana minimal 57%
yang menghasilkan api biru (Beni dkk,2007). Melihat daya yang dihasilkan pada
masing-masing komposisi menunjukkan bahwa pada masing-masing komposisi
mengahsilkan biogas dengan kandungan unsur CH4 , CO2 , H2S yang berbeda
pula, CH4 merupakan unsur yang dominan pada biogas dalam terbakar. Energi
yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4).
Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai
kalor) pada biogas dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil
pula nilai kalor (mujigtlo-aji blogspot). Dengan demikian daya yang dikeluarkan
oleh biogas dengan kapasitas yang lebih besar tentunya mempunyai kandungan
metana (CH4) yang lebih bayak dibandingkan dengan daya yang kecil.
Tabel.2.Komponen Biogas
Jenis Gas Jumlah(%)
Metana (CH4) 50 - 70
Nitrogen (N2) 0 - 0,3
Karbondioksida (CO2) 25 - 45
Hidrogen (H2) 1 - 5
Oksigen (O2) 0,1 - 0,5
Hidrogen sulfida (H2S) 0 - 3
6
Sumber : Jungga, 2007
Kandungan biogas didominasi oleh gas methan (CH4) yang merupakan
hasil sampingan dari proses dekomosisi mikrobia pada suatu biomasa. Mikrobia
tersebut merupakan bakteri pembentuk methan yang banyak terdapat dalam tubuh
hewan Ruminansia( Sihombing, 1980)
Kotoran kuda mengandung karbon yang tinggi dan nitrogen rendah.
Sementara itu feses sapi yang diberi pakan konsentrat, mempunyai C/N rasio
rendah. Pencampuran antara feses kuda dan feses sapi akan menghasilkan C/N
rasio yang dapat memenuhi kebutuhan digesti mikrobia . Menurut Markel (1981)
C/N rasio proses digesti mikrobia antara 26 – 30. Kotoran kuda menghasilkan
volume total biogas (577,735 liter), kotoran sapi (373,839 liter) dan kotoran
kerbau (352,973 liter) diukur pada tekanan 1atm. Daya biogas yang paling tinggi
berturut-turut yaitu kotoran kuda 732,425 watt, kemudian kotoran sapi 556,521
watt dan kotoran kerbau 539,759 watt. (Mara,2011)
Proses pembuatan biogasProses pembuatan biogas dilakukan secara fermentasi yaitu proses
terbentuknya gas metana dalam kondisi anaerob dengan bantuan bakteri anaerob
di dalam suatu digester sehingga akan dihasilkan gas metana (CH4) dan gas
karbon dioksida (CO2) yang volumenya lebih besar dari gas hidrogen (H2), gas
nitrogen (N2) dan gas hydrogen sulfida (H2S). Proses fermentasi memerlukan
waktu 7 sampai 10 hari untuk menghasilkan biogas dengan suhu optimum 35 oC
dan pH optimum pada range 6,4 – 7,9. Bakteri pembentuk biogas yang
7
digunakan yaitu bakteri anaerob seperti Methanobacterium, Methanobacillus,
Methanococcus dan Methanosarcina (Price and Paul, 1981).
Laju proses fermentasi anaerob sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi mikroorganisme, faktor-faktor tersebut diantaranya adalah
(Amaru, 2004) :
1. Temperatur
Bakteri metana pada umumnya adalah bakteri golongan mesofil yaitu
bakteri yang hidupnya dapat subur hanya pada temperatur disekitar temperatur
kamar. Oleh karena itu, pembentukan biogas harus disesuaikan dengan temperatur
kehidupan bakteri metana. Temperatur pembentukan biogas antara 20-40oC.
Dengan temperatur optimum yaitu 27oC- 30oC.
2. Derajat Keasaman (pH)
Pada dekomposisi anaerob faktor pH sangat berperan, karena pada rentang
pH yang tidak sesuai, mikroba tidak dapat tumbuh dengan maksimal dan bahkan
dapat menyebabkan kematian yang menghambat perolehan gas metana. Nilai pH
yang dibutuhkan untuk digester adalah antara 6,2 – 8.
3. Kandungan Air
Bentuk bubur hanya dapat diperoleh apabila bahan yang dihancurkan
mempunyai kandungan air yang tinggi. Apabila sampah tersebut memiliki
kandungan air yang sedikit maka bisa ditambahkan air supaya pembentukan
biogas bisa optimal.
4. Bahan Baku Isian
Bakteri anaerob membutuhkan nutrisi sebagai sumber energi. Level
nutrisi harus lebih dari konsentrasi optimal yang dibutuhkan oleh bakteri
metanogenik, karena apabila terjadi kekurangan nutrisi akan menjadi penghambat
bagi pertumbuhan bakteri. Penambahan nutrisi dengan bahan yang sederhana
seperti glukosa, buangan industri, dan sisa tanaman diberikan dengan tujuan untuk
menambah pertumbuhan di dalam digester. Unsur nitrogen adalah unsur yang
paling penting, disamping adanya selulosa sebagai sumber karbon. Bakteri
penghasil metana menggunakan karbon 30 kali lebih cepat daripada nitrogen.
Pada bahan yang memiliki jumlah karbon 15 kali dari jumlah nitrogen akan
8
memiliki C/N ratio 15 berbanding 1, C/N ratio dengan nilai 30 (C/N = 30/1 atau
karbon 30 kali dari jumlah nitrogen) akan menciptakan proses pencernaan pada
tingkat yang optimal, bila kondisi yang lain juga mendukung.
Berikut adalah tabel yang menunjukkan C/N rasio dari beberapa jenis bahan
organik (Haryati,2006)
Tabel.3. Perbandingan berat C/N dari limbah organik (berat kering)
Limbah C/N
Kotoran binatang
Air kencing 113,0
Darah 3,0
Ikan 5,1
Kotoran Kuda 25,0
Kotoran sapi 18,0
Sumber: Anonim, 1978
Nilai Kalor Pembakaran Biogas
Panas pembakaran dari suatu bahan bakar adalah panas yang dihasilkan dari
pembakaran sempurna bahan bakar pada volume konstan dalam kalorimeter dan
dinyatakan dalam kal/kg atau Btu/lb. Panas pembakaran dari bahan bakar bisa
dinyatakan dalam High Heating Value (HHV) dan Lower Heating Value (LHV). High
Heating Value merupakan panas pembakaran dari bahan bakar yang di dalamnya
masih termasuk latent heat dari uap air hasil pembakaran. Low Heating Value
merupakan panas pembakaran dari bahan bakar setelah dikurangi latent heat dari uap
air hasil pembakaran Nilai kalor pembakaran yang terdapat pada biogas berupa High
Heating Value (HHV) dan Lower Heating Value (LHV) pembakarannya dapat
diperoleh dari Tabel 2.3 berikut (Price dan Cheremisinoff,1981). Tabel 2.3 Nilai
Kalor Pembakaran Biogas dan Natural Gas (Price dan Cheremisinoff,1981).
Tabel.4. Nilai Kalor Pembakaran Biogas dan Natural Gas
Komponen Heat Heating Value Low Heating Value
(Kkal/m3) (Kkal/kg) (Kkal/m3) (Kkal/kg)
9
Hidrogen (H2) 2.842,21 33.903,61 2.402,2 28.661,13
Karbon Monoksida (CO) 2.811,95 2.414,31 2.811,5 2.414.31
Gas Methan (CH4) 8.851,43 13.265,91 7.973,3 11.953,76
Natural gas 9.165,55 12.943,70 8.320,8 11.749,33
Sumber : Price dan Cheremisinof, 1981
G. Metode Pelaksanaan
Materi
Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian meliputi Digester anaerob
tipe batch dengan kapasitas 30 liter, Penampung gas dari plastik, Pengukur pH
(PH meter), timbangan, selang gas, keran gas, ember, sekop untuk mengaduk,
Pengukur volume biogas, meteran, Stop watch, termometer, manometer, kompor
gas, panci untuk memasak air
Bahan
Bahan yang digunkan pada penelitian ini adalah kertas, feses kuda, feses
sapi ,Limbah cair ampas tahu dan Air.
Metode
Penelitian ini dilakukan dengan pembuatan miniatur biogas dengan
sistem batch kemudian disisi dengan berbagi macam persentase campurkan feses
kuda dan feses sapi dengan persentase yang berbeda dan penambahan air dengan
volume yang sama setiap sampel substratnya. Substrat biogas yang pertama
persentase campuran feses kuda 50% dan Feses sapi 50%. Substrat yang ke dua
persentase feses kuda 60 % dan feses sapi 40% . Substrat ke 3 persentase
campuran feses kuda 70 % dan feses sapi 30 %. Substrat ke 4 persentase
campuran feses kuda 40% dan feses sapi 60%. Substrat ke 5 persentase campuran
feses kuda 30% dan feses sapi 70%. Substrat tersebut akan diteliti tentang
Perubahan PH,Temperatur dan Tekanan ,Voleme gas yang dihasilkan, Kecepatan
10
produksi biogas, dan jumlah kalor yang dihasilkan dan dibandingankan datanya
tersebut kemudain apabila tejadi perbedaan yang sangat nyata akan diuji
Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT)
1. Perubahan PH,Temperatur dan Tekanan
Perubahan PH, Temperatur dan Tekanan dilakukan dengan mengukur
PH, Temperatur dan Tekanan awal substrat setelah pencampuran bahan,
kemudian diukur ketika pertama kali menghasilkan gas , dan diukur ketika
produksi gas mengalami statis.
2. Kecepatan Produksi biogas
Pengukuran kecapatan produksi biogas dilakaukan dengan cara
pengamatan setiap hari pada digester , hingga digester menghasilkan gas
yang pertama kali.
3. Volume gas yang dihasilkan
Pengukuran volume biogas yang dihasilkan, alat yang digunakan
cukup sederhana dan disamping itu prinsip yan digunakan dalam
pengukuran tersebut adalah prinsip Archimedes: Sebuah benda yang
tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida akan mendapatkan
gaya angkat ke atas yang sama besar dengan berat fluida yang
dipindahkan, yang dimaksudkan dengan fluida yang dipindahnkan adalah
volume fluida yang sama dengan volume benda yang tercelup dalam
fluida. Prinsip Archimedes juga tidakhanya berlaku untuk cairan, tetapi
juga berlaku untuk gas, tabung atau balon yang berisi gas lain
memindahkan udara sebanyak volum tabung.
4. Jumlah kalor yang dihasilkan
Pengukuaran nilai kalor biogas berdasarkan rumus dibawah ini
dilakukan setelah volume gas bio tidak mengalami peningkatan lagi atau
sudah mencapai kondisi statis. Perhitungan nilai kalor biogas dilakukan
dengan percobaan memanaskan air sebanyak 3 liter kemudian dilakukan
pengukuran peningkatan suhu sampai nyala api padam, yang berarti bahwa
biogas sudah habis terbakar. Nilai kalor biogas (Q) dihitung berdasarkan
rumus: Q = m x c x T
11
Vb
I. Analisis data
Data hasil uji energi kalor setiap masing masing substrat akan dianalisis
variansi pola searah, kemudian bila ada perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji
Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT) (Astuti, 1981).
J. Jadwal Kegiatan.
Tabel 5. Jadwal kegiatan penelitian
KegiatanBulan
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5Persiapan
Persiapan bahan dan alat √ Pembuatan miniatur digester √ Pemasukan substrat √
Pelaksanaan Pengukuran PH, Temperatur,
dan tekanan√ √ √
Pengukuran volume gas √ √ √ Pengukuruan Kecepatan
Produksi gas√ √
Pengukuran Produksi kalor √ √Penyelesaian
Data hasil Penelitian √ Analisis data √ Penarikan kesimpulan √ Pembuatan Laporan √ Penyerahan Laporan √
K. RANCANGAN BIAYA Tabel.6.Rancangan Biaya
Jenis Pengeluaran Anggaran
Pembuatan 5 miniatur digester @ 1000.000 Rp 5.000.000,00
Operasional
Transportasi
Rp 500.000,00
Rp 250.000,00
Lain-lain
12
Dokumentasi dan poster
Analisis data
Kertas 1 Rim
Cliboard 10 X 7500
Peralatan
Kompor gas 5 @ 250.000
Selang gas 2M X 5 @M 150.000
Termometer 2 @ 50.000
PH meter 2 @ 150.000
Timbangan 2 @ 250.000
Selang air 10 M @ M 10.000
Ember besar 5 @ 35.000
Ember kecil 5 @ 15.000
Plastik penampung gas 5 @ 50.000
Sarung tangan Latex 5 pasang @
1.5000
Meteran 2 @ 15.000
Stop watch 2 @ 75.000
Kran 5 @47.500
Ceret air 5 @ 35.700
Manometer 5 @150.000
Rp 200.000,00
RP 500.000,00
RP 42.000,00
Rp 75.000,00
Rp 1.250.000,00
RP 1.500.000,00
Rp 100.000,00
Rp 300.000,00
Rp 300.000,00
Rp 500.000,00
Rp 100.000,00
Rp 175.000,00
Rp 75 .000,00
Rp 250.000,00
Rp 75.000,00
Rp 30.000,00
Rp 150.000,00
Rp 112.500,00
Rp 178.500,00
Rp 750.000,00
Total RP
L. Daftar Pustaka Anonim, Metahne generation from Human, Animal, and Agrivultural
wastes. National Academy of Sciences (1978)
Astuti, M. 1981. Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik. Bagian I.
Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
13
Bhattacharya, S.C., D.O. Albina and P.A. Salam, “Emission Factors of
Wood and Charcoal-Fired Cookstoves”, Biomass and Bioenergy, 23,
2002, pp.453-469
Beni Hermawan, Lailatul Qodriyah, dan Candrarini Puspita, 2007,
Pemanfaatan Sampah Organik sebagai Sumber Biogas untuk
Mengatasi Krisis energi Dalam Negeri. Karya Tulis Ilmiah Universitas
Lampung, Bandar Lampung.
Hadiwiyorto, Soewedo, 1983, Penanganan dan Pemamfaatan Sampah.
Yayasan Idayu, Jakarta.
Juangga, 2007, “ Proses Anaerobic Digestion”, USU Press: Medan
Kristoferson L.A., and Bokalders V., 1991, Renewable Energy
Technologies- Their Application in Devoloping Countries, ITDG
Publishing
Price, Elizabeth C, Paul N.C, 1981, Biogas Production and Utilization, Ann
Arbor Science Publishers, Inc., Michigan, pp.6 – 8, pp.65 – 68.
Markel,J.A.1981. Managing Livestock Wastes. AVI Publishing Company,
INC, Westport, Connecticut.
Price,E.C and Cheremisinoff,P.N.1981.Biogas Production and
Utilization.Ann Arbor Science Publishers, Inc .United States of
America
Sihombing, D.T,H., 1980, Prospek Penggunaan Biohas untuk Energi
Pedesaan i Indonesia, LPL, No. 11 Tahun XIV, Lemigas, Jakarta
Soeminto B. 1987. Pupuk kandang, Asri
14
Soejoedono R.R. 2004. Zoononis. Bogor: Laboratorium Kesmavet Fakultas
Kedokteran Hewan IPB.
Yudi Susetyo, Ida Betanursanti, “Pemanfaatan Bahan Galian Serbuk Batu
Kapur Di Kabupaten Kebumen Sebagai Media Penyerap Gas CO2 yang
Terkandung Didalam Bahan Bakar Gas Dari Sekam Padi”, Riset
Unggulan Daerah BAPPEDA Kabupaten Kebumen, Tahun 2009
M. Lampiran