USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PENINGKATAN KUALITAS BERAS LOKAL PETANI DENGAN
METODE B-PAR (Beras Parboiled) MODIFIKASI BERDASARKAN
PENGERINGAN SOLAR ENERGY
BIDANG KEGIATAN :
PKM GT
Diusulkan Oleh :
Ulfatu Layinatinnahdliyah Arrosyadi 131710101079 (2013)
Bayu Octavian Prasetya 121710101118 (2012)
Dimas Yofri Ferdiansyah 131710101081 (2013)
Dessy Eka Kuliahsari 131710101089 (2013)
Herninda Kristiana Dewi 131710101082 (2013)
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2014
2
ii
v
KATA PENGANTAR
Segenap puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa
atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
karya tulis yang berjudul Peningkatan Kualitas Beras Lokal Petani dengan
Metode B-Par (Beras Parboiled) Modifikasi Berdasarkan Pengeringan Solar
Energy.
Karya tulis ini ditujukan untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa
Gagasan Tertulis (PKM-GT) 2014 yang diadakan oleh DIKTI. Melalui karya tulis
ini, penulis ingin memberikan solusi terhadap perekonomian dan hasil petani lokal
di Indonesia yang mayoritasnya adalah komoditi padi serta solusi konsumsi
pangan yang aman terhadap penderita diabetes.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami
sampaikan kepada dosen pendamping yang telah memberikan banyak bimbingan
dan arahan kepada kami dalam penyusunan karya tulis ini. Tidak lupa penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan dukungan pada kami.
Kami menyadari terdapat banyak kekurangan baik dari segi materi,
ilustrasi, contoh, dan sistematika penulisan dalam pembuatan karya tulis ini. Oleh
karena itu, saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangat
kami harapkan. Besar harapan kami karya tulis ini dapat bermanfaat baik bagi
kami sebagai penulis dan bagi pembaca pada umumnya terutama bagi dunia
teknologi pertanian.
Jember, 28 Maret 2014
Penulis
iii
4
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel v
Daftar Lampiran v
Ringkasan vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Manfaat 2
GAGASAN 2
Beras Parboiled 3
Proses Pembuatan Beras Parboiled 3
Gagasan Baru yang Ditawarkan 4
Ekstrak Rempah untuk menghambat tumbuhnya mikroorganisme 4
Pengeringan Berbasis Solar Energy 5
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan 5
Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan 7
KESIMPULAN 7
Inti Gagasan 7
Teknik Implementasi Gagasan 7
Prediksi Keberhasilan Gagasan 8
DAFTAR PUSTAKA 9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 10
LAMPIRAN 12
iv
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Identifikasi pelaksana, sumber dana dan program community
development petani padi 5
Tabel 2 Peranan elemen terkait dalam pengembangan pertanian
organik di Indonesia 6
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 1. Diagram Alur Implementasi Gagasan 12
Gambar 2. Diagram Pembuatan Beras Parboiled Modifikasi 12
v
6
RINGKASAN
Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bekerja
sebagai petani. Jumlah petani di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 31,70 juta
orang. Namun, pendapatan yang didapat seorang petani cukup rendah, yang mana
menempatkan petani sebagai penduduk dengan penghasilan menengah ke bawah.
Beras sebagai produk utama petani Indonesia saat ini, yang
produktivitasnya pada tahun 2013 produktivitasnya mencapai 51,46 kwintal/ha
(BPS:2014). Namun, produksi tersebut juga diikuti dengan permasalahan
distribusi dan penjualan yang mengakibatkan lambatnya perkembangan
perekonomian petani. Para petani kebanyakan menjual hasil panennya dalam
bentuk gabah atau beras tanpa ada perlakuan teknologi di dalamnya. Hal tersebut
yang menyebabkan pendapatan petani menjadi sangat rendah.
Peningkatan mutu/kualitas produksi petani lokal, utamanya padi dapat
dioptimalkan dengan memanfaatkan teknologi yang ada, yaitu dengan menjadikan
beras yang biasa tersebut menjadi beras parboiled. Beras parboiled merupakan
beras pratanak yang diproduksi dengan penanakan terlebih dahulu sehingga
komposisi gizinya lebih tinggi dibanding beras biasa dengan kandungan indeks
glikemik yang rendah sehingga cocok untuk dikonsumsi para penderita diabetes.
Karya tulis ini bertujuan merumuskan konsep optimalisasi hasil panen
padi petani dengan memanfaatkan teknologi beras parboiled. Konsep tersebut
ditunjang oleh beberapa teori yaitu produktivitas petani padi di Indonesia, proses
pembuatan beras parboiled, kandungan gizi beras parboiled, pemanfaatan energi
sel surya dalam proses pengeringan, mikroorganisme yang dapat
menghambat/mengurangi kualitas beras, serta senyawa anti mikroba dalam
rempah-rempah yang dapat meminimalisir kontaminasi beras terhadap
mikroorganisme. Gagasan ini ditulis dengan dengan analisis dari beberapa
permasalahan yang terjadi pada petani dan penderita diabetes di Indonesia, yang
dikombinasi dengan solusi logis berdasarkan tinjauan pustaka yang ada.
Berdasarkan analisis, diketahui bahwa rendahnya pendapatan petani
dikarenakan lahan yang sempit serta proses produksinya menjadi beras yang
berkualitas rendah, maka dilakukan strategi pembuatan B-Par Modifikasi di
kalangan petani lokal dengan memanfaatkan rempah-rempah yang ada disekitar
dan menggunakan metode pengeringan solar energy untuk meningkatkan kualitas
dari beras tersebut. Peningkatan produksi B-Par tidak lepas dari dorongan
pemerintah, pemodal, departemen pertanian dan kesehatan serta ahli bidang
terkait yang dapat mewujudkan terlaksananya program tersebut.
vi
v
PENDAHULUAN
Latar belakang
Kemiskinan di Indonesia terus mengalami peningkatan karena sebagian
besar masyarakat Indonesia berprofesi sebagai petani (Anonim, 2013). Hal ini
menunjukkan bahwa pendapatan petani sangat rendah. Berdasarkan data Serikat
Petani Indonesia, pada tahun 2007 rata-rata penghasilan mereka hanya Rp.
4.375,00 dan pada 2009 naik Rp. 800,00 menjadi Rp. 5.175,00. Kecilnya
pendapatan petani ini disebabkan karena rata-rata garapan lahan petani yang
sempit, yaitu hanya sekitar 0,53 Ha. Lahan yang dapat dikatakan terlalu sedikit itu
tentunya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan petani dan keluarganya
(Sumarno dan Unang, 2010).
Beras parboiled cocok digunakan untuk penderita diabetes karena ditinjau
dari sifat fungsionalnya yaitu dapat menurunkan indeks glikemik. Dengan
penurunan nilai indeks glikemik ini, dapat dikatakan bahwa beras pratanak sangat
cocok untuk penderita diabetes.
Karena konsumsi beras parboiled untuk konsumen khusus, maka harga
yang dibandrol tiap kilonya sangat menjulang tinggi, yakni sekitar $ 410 per kg
nya (Anonim, 2014). Apalagi, harga tersebut masih ditambah dengan biaya
transport dari luar negeri (Thailand atau India maupun Pakistan) ke Indonesia.
Padahal, jumlah penderita diabetes di Indonesia juga tidak sedikit yakni sekitar
8,5 juta yang menyebabkan Indonesia menempatkan dirinya dalam 10 besar
negara penderita diabetes (Sari, 2013). Dengan jumlah penderita yang tidak
sedikit itu maka sangat tidak memungkinkan untuk mengimpor semua kebutuhan
masyarakat khusus ini, sehingga perlu diadakan suatu inovasi pangan berkenaan
dengan masalah ini.
Apabila hal tersebut saling dikaitkan, maka akan muncul titik temu yang
mana dengan diproduksinya B-Par (Beras Parboiled modifikasi) petani lokal,
maka dapat digunakan sebagai bahan baku konsumsi harian penderita diabetes di
Indonesia yang dapat mengkerutkan jumlah impor beras parboiled dari luar negeri
1
8
dan biaya yang dibutuhkan oleh penderita diabetes berkurang dalam memenuhi
kebutuhannya tanpa membayar bea cukai produk impor.
Tujuan
Karya tulis ini bertujuan merumuskan konsep peningkatan mutu beras
petani lokal dengan memanfaatkan teknologi beras parboiled modifikasi yang
dapat digunakan untuk konsumsi harian penderita diabetes di Indonesia.
Manfaat
Manfaat karya tulis ini adalah memperkaya khasanah pengetahuan
masyarakat tentang potensi beras parboiled di Indonesia, serta memberikan
sedikit modifikasi untuk proses pembuatannya, meningkatkan perekonomian
petani khususnya dan Indonesia pada umumnya, mempermudah para penderita
diabetes dalam membeli makanan khusus penderita diabetes.
GAGASAN
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa produksi hasil padi
petani tahun 2013 mengalami peningkatan walaupun tidak signifikan, namun
tidak terlalu berdampak banyak pada petani lokal di Indonesia. Apabila gabah
yang akan dijual diberi sedikit sentuhan teknologi dan diproses menjadi B-Par
modifikasi maka akan meningkatkan nilai ekonominya.
Namun produksi beras parboiled di Indonesia masih belum digalakkan
dan diproduksi secara komersial. Fungsi utama beras parboiled merupakan bahan
pangan yang cocok dikonsumsi untuk penderita diabetes.
Sebenarnya, sumber makanan berkabohidrat bagi penderita diabetes tidak
semata berasal dari beras parboiled, masih ada beras merah, beras tanpa sosoh
maupun beras coklat (brown rice), namun proses produksi beras yang lain tersebut
sedikit rumit dan membutuhkan waktu yang lama (proses penanaman hingga
panen padi) (Spetriana, 2011).
2
v
Beras Parboiled/Beras Pratanak
Beras pratanak atau yang biasa disebut parboiling rice adalah proses
pemberian air dan uap panas terhadap gabah sebelum gabah tersebut dikeringkan
(Haryadi, 2006) dan digiling yang mungkin berasal dari India sekitar 2000 tahun
yang lalu (Tjiptadi dan Nasution, 1985). Tujuan dari pratanak adalah untuk
menghindari kehilangan dan kerusakan beras, baik ditinjau dari nilai gizi maupun
rendemen yang dihasilkan. Beras pratanak memiliki derajat sosoh yang rendah.
Beras dengan derajat sosoh rendah, menurut Kunze dan Calderwood (2004),
mudah mengalami ketengikan karena masih memiliki lapisan dedak aleuron yang
memiliki kandungan lemak tinggi.
Peningkatan nilai gizi pada beras pratanak disebabkan oleh proses difusi
dan panas yang melekatkan vitamin-vitamin dan nutrisi lainnya dalam
endosperma. Sifat fungsional beras terutama dapat dilihat dari kandungan serat
pangan, daya cerna pati, dan indeks glikemiknya. Proses pratanak dapat
meningkatkan kandungan serat pangan total antara 5080%, sedangkan daya
cerna pati in vitro menurun 3550% dan indeks glikemik menurun 16-32%
(Widowati, 2008).
Proses pembuatan beras parboiled secara umum
1. Pembersihan (cleaning)
Gabah yang akan diproses pratanak terlebih dahulu dibersihkan dari
kotoran-kotoran dan benda asing seperti batu dan gabah hampa.
2. Perendaman (soaking)
Proses perendaman atau soaking bertujuan untuk memasukkan air ke
dalam ruang inter cellular dari sel-sel pati endosperm dan sebagian air diserap
oleh sel-sel pati sendiri sampai pada tingkat tertentu, sehingga cukup untuk
proses gelatinisasi.
3. Pengukusan (steaming)
Setelah mengalami perendaman dalam jangka waktu tertentu, gabah
tersebut diberi uap panas atau steaming untuk melunakkan struktur sel pati
3
10
endosperm sehingga tekstur granula pati dari endosperm menjadi seperti pasta
akibat proses gelatinisasi.
4. Pengeringan (drying)
Padi pratanak mempunyai suhu yang lebih tinggi (bisa mencapai 100oC),
mengandung kadar air yang tinggi (dapat mencapai 45%), tekstur butir yang
berbeda akibat pemanasan yang intensif dan steril terutama saat steaming.
5. Penggilingan (milling)
Tahap akhir untuk menghasilkan beras pratanak adalah penggilingan
(milling). Proses penggilingan padi diawali dengan pembersihan awal untuk
membersihkan gabah dari kotoran-kotoran hingga gabah menjadi bersih.
(Spetriani:2011)
Gagasan Baru yang Ditawarkan
Ekstrak Rempah untuk Menghambat Tumbuhnya Mikroorganisme
Pertama, pada proses penguapan menggunakan steam, gabah tersebut
dicampur dengan rempah-rempah yang dimaksudkan untuk menghambat mikroba
yang tumbuh dan secara tidak langsung bertindak sebagai pengawet alami.
Pengawet alami dapat mengurangi dampak negatif apabila dikonsumsi dibanding
dengan menggunakan pengawet kimia yang yang apabila pengawet kimia/sintetis
dikonsumsi maka akan mengakibatkan toksik pada tubuh ketika melebihi batas.
Penelitian Yuharmen, dkk (2002) menunjukkan adanya aktivitas penghambatan
pertumbuhan mikroba dengan ditambahkannya rempah dan dari hasil penelitian
tersebut disimpulkan bahwa ekstrak yang paling efektif menghambat jamur C.
lunata(dapat menyebabkan penyakit bercak coklat pada daun maupun pada buah
padi) adalah kunyit (38,6%), dan terhadap A. flavus(jamur pasca panen yang
menghasilkan aflatoksin) adalah lengkuas (25,6%). Konsentrasi minimum
masing-masing ekstrak adalah 0,5% baik C. lunata maupun A. flavus.
Ekstrak bumbu dapur, utamanya lengkuas dan kunyit dapat
diimplementasikan terhadap metode B-Par pada saat perendaman beras. Rempah
yang telah diekstrak dapat dilarutkan dalam media air yang digunakan untuk
perendaman beras. Tujuannya agar ekstrak bumbu dapur dapat berdifusi ke dalam
4
v
biji beras sehingga diharapkan dapat menjadi senyawa antimikroba secara merata
setelah di keringkan menggunakan solar energy serta dimungkinkan dapat
menambah nilai rasa (flavour) dari B-Par modifikasi.
Pengeringan Berbasis Solar Energy
Kedua, proses pengeringan harus segera dilakukan karena kadar air beras
tersebut yang tinggi, sehingga proses pengeringan yang efisien dan ekonomis
untuk skala petani yaitu menggunakan sel surya. Agar dapat memanfaatkan energi
radiasi matahari untuk menaikan suhu udara digunakan suatu perangkat untuk
mengumpulkan energi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi dan
mengubahnya menjadi energi kalor yang berguna, perangkat ini disebut dengan
kolektor surya. Kegunaan dari kolektor ini adalah untuk dapat menerima dan
mengumpulkan energi radiasi matahari dari segala posisi matahari (Nuryani,
2011).
Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan gagasan
Gagasan ini dapat terwujud melalui partisipasi aktif pihak-pihak sebagai berikut :
Tabel 1. Identifikasi pelaksana, sumber dana, dan program community
development petani padi
Pelaksana Sumber dana Program yang diterapkan
Lembaga khusus
pengembangan
keunggulan
lokal dibawah
Pemerintah
daerah
Alokasi dana APBN dan
APBD pemerintah untuk
pengembangan daerah
Modifikasi pasca panen hasil
pertanian secara menyeluruh
dalam peningkatan
kesejahteraan petani
LSM (Lembaga
Swadaya
masyarakat)
Pengajuan usulan community
development sebagai program
CSR perusahaan yang
berkelanjutan (peluang besar
mendapatkan 3% dari total
keuntungan perusahaan
sesuai UU No. 27 tahun 2008
tentang program CSR
perusahaan)
Pelatihan & pelaksanaan
pembuatan B-Par modifikasi
kepada petani, serta peluang
pasar kedepan terhadap
produksi B-Par modifikasi
tersebut.
5
12
Pelaksana Sumber dana Program yang diterapkan
Kalangan
akademisi
(mahasiswa/Perg
uruan Tinggi)
maupun
penanam modal
Dana pinjaman dengan bunga
rendah dari bank milik
pemerintah
Pelatihan & pelaksanaan
pembuatan instrument solar
energy berbasis pengeringan
beras kepada petani
Sumber: (hasil analisis:2014)
Sebagai peningkatan mutu beras lokal di Indonesia, berikut ini merupakan
pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pembuatan B-Parmodifikasi yaitu:
Tabel 2. Peranan elemen terkait dalam pengembangan pertanian organik
Indonesia
No Elemen Terkait Peranan
1. Petani 1. Menjaga kualitas gabah yang diproduksi tetap baik agar B-Par modifikasi yang dihasilkan berkualitas baik pula.
2. Melakukan penanaman rempah-rempah disekitar ladangnya, yang digunakan sebagai bahan tambahan
dalam pembuatan B-Par modifikasi.
2. Pemerintah Mencanangkan program produksi mandiri B-Par
modifikasi tanpa campur tangan dari negara lain sehingga
tidak ada impor beras parboiled.
3. Dinas Pertanian Memberikan penyuluhan kepada petani tentang proses
pembuatan dan manfaat yang didapat apabila menerapkan
metode B-Par modifikasi.
4. Dinas Kesehatan Memberikan penyuluhan dan mencanangkan program
konsumsi rutin B-Par modifikasi lokal bagi penderita
diabetes di Indonesia untuk menjaga gaya hidupnya yang
khusus. 5. Mahasiswa Melakukan penelitian dan kajian terkait, demi
mendapatkan perlakuan terbaik dalam pembuatan B-Par
modifikasi berkualitas tinggi.
6. Universitas Membantu mengenalkan B-Par modifikasi dan
memasukkan kompetensi tersebut pada mata kuliah
terkait.
7. Pengusaha Sebagai penananam modal, memberikan modal berupa
pengering sel surya sebagai optimasi pembuatan B-Par
modifikasi dengan menerapkan sistem keuntungan bagi
hasil.
(Sumber : berbagai sumber dan analisis, 2014)
6
v
Langkah Strategis Implementasi gagasan:
1. Diadakan pelatihan-pelatihan terhadap petani lokal untuk memproduksi beras
parboiled demi meningkatkan kualitas hasil produksinya.
2. Adanya riset berkelanjutan tentang rempah yang digunakan terhadap
peningkatan kualitas beras parboiled.
3. Pemerintah menggandeng para penanam modal untuk menanamkan
sahamnya pada petani sehingga hasil panen padi petani meningkat.
4. Pemerintah segera mencanangkan untuk berhenti impor produk beras
parboiled agar Indonesia lebih berpihak pada produksi beras parboiled petani
lokal Indonesia.
5. Adanya pertimbangan pembuatan UU yang mengatur bahwa penemuan yang
bermanfaat bagi hajat hidup orang banyak dapat dikelola oleh Negara, dengan
tidak mengabaikan kompensasi untuk penemunya.
6. Diperlukan riset atau cost and benefit analysis untuk memperjelas tujuan,
biaya, manfaat, dan dampak dari strategi penjualan ke luar negeri agar dapat
meyakinkan para stakeholder yang melihat peluang ini.
KESIMPULAN
Inti Gagasan
Gagasan peningkatan mutu beras dengan metode B-Par modifikasi petani lokal
ini, yang nanti sasarannya adalah penderita diabetes dengan menambahkan
rempah-rempah pada proses pengkukusan dan metode pengeringan berbasis solar
energy.
Teknik Implementasi gagasan
Langkah-langkah implementasi untuk mewujudkan gagasan berbasis community
development petani padi ini adalah :
1. Melakukan pendekatan secara gradual (bertahap) kepada tokoh
masyarakat sebagai awal pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat.
7
14
2. Konsultasi permasalahan petani & sosialisasi program B-Par modifikasi
berbasis pengeringan solar energy.
3. Melakukan kemitraan strategis dengan perusahaan yang memiliki program
dana CSR (Corporate Social responsibility) sebagai modal awal, terutama
alat yang digunakan sebagai pengeringan (solar energy).
4. Pemberian mind set program B-Par Modifikasi dapat meningkatkan mutu
dan kualitas produk akhir petani.
5. Melakukan mekanisme koordinasi dengan membagi tugas secara jelas,
termasuk pembagian keuntungan yang tidak merugikan salah satu pihak.
6. Mobilisasi warga untuk melaksanakan program yang di sepakati bersama.
7. Melakukan mekanisme evaluasi secara periodik dan profesional.
Prediksi keberhasilan gagasan
Gagasan peningkatan mutu beras lokal ini secara ekonomis sangat
menguntungkan bagi petani, yang mana mampu melipat gandakan pendapatan
petani. Pendapatan kotor awal petani mula-mula Rp. 10.950.000,00-/hektar, Rp.
8.000,00-/kg , sementara biaya produksi beras parboiled sekitar Rp. 3.000,00-/kg.
Sedangkan dengan implementasi gagasan diatas maka penghasilan bersih petani
menjadi sekitar Rp. 20.000,00-/kg. Apabila harga B-par modifikasi di Indonesia
dihargai lebih murah, 15% dibawah harga pasar dunia, maka penderita diabetes
akan dengan senang hati menggunakan produk B-Par modifikasi lokal tersebut.
Keberhasilan dari keseluruhan gagasan ini nantinya ditentukan oleh seberapa
besar pendapatan petani yang mampu meningkatkan taraf kesejahteraan hidupnya
dan tingkat kemudahan ditemukannya B-Par dipasaran oleh para penderita
diabetes.
8
v
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Kesejahteraan Petani Menurun Sepanjang 2013.
http://m.bisnis.com/industri/read/20140105/99/195551/kesejahteraan-
petani-menurun-sepanjang-2013. Diakses tanggal 25 Maret 2014.
Anonim. 2014. Thai Export Rice Prices. http://www.thairiceexporters.or. Diakses
tanggal 25 Maret 2014.
Badan Pusat Statistik. 2014. Tabel Luas Panen- Produktivitas- Produksi Tanaman
Padi Seluruh Provinsi. www.bps.go.id. diakses tanggal 25 Maret 2014.
Haryadi. 2006. Teknologi Pengolahan Beras. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Kunze, O.R dan Calderwood, D.L. 2004. Rough Rice Drying-Moisture Adsorption
and Desorption. Dalam: Campagne, E.T. (ed). Rice : Chemistry and
Technology. Third Edition. American Association of Cereal Chemists, Inc,
USA. Hal : 223-264.
Nuryani. 2011. Uji potensi isolat lokal Aspergillus flavus sebagai penghasil
aflatoksin. Bogor: Departemen Penerbit ITP IPB.
Sari, Dianing. 2013. Indonesia Masuk 10 Besar Negara dengan Pengidap
Diabetes. Majalah tempo (14 November 2013).
Spetriani. 2011. Kajian Teknologi Proses Pengolahan BerasPratanak(Parboiling
Rice) pada Gabah Varietas Situ Bagendit. Skripsi. Fakultas Teknologi
Pertanian: Institut Pertanian Bogor
Sumarno dan Unang G. Kartasasmita. 2010. Kemelaratan Bagi Petani Kecil di
Balik Kenaikan Produktivitas Padi.Jakarta: Sinar Tani.
Tjiptadi, W dan Nasution M.Z. 1985. Padi dan Pengolahannya. Bogor: Agro
Industri Press Departemen teknologi industri pertanian, fateta, IPB
Yuharmen, Yum Eryanti, dan Nurbalatif. 2002. Uji aktivitas antimikroba minyak
atsiri dan ekstrak metanol lengkuas (Alpinia galangal). Jurusan Kimia,
FMIPA. Universitas Riau.
Widowati, Sri. 2008. Pengolahan Beras Pratanak. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian.
http://pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/bpp08086.pdf. Diakses
tanggal 26 Maret 2014.
9
16
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Ketua Kelompok
Nama Lengkap : Ulfatu Layinatinnahdliyah Arrosyadi
NIM : 131710101079
Fakultas/Departemen : Fakultas Teknologi Pertanian/Teknologi Hasil
Pertanian
Perguruan Tinggi : Universitas Jember
Tempat/Tanggal lahir : Ngawi, 29 Januari 1996
Karya Ilmiah yang pernah dibuat :
a. Perbandingan Tepung Sukun Dan Tepung Terigu Menjadi Biskuit
Berdasarkan Uji Sensoris Dan Organoleptiknya
Penghargaan Ilmiah yang diraih :
a. High Distinction Award in Australian National Chemistry Quiz 2011
b. Credit Award in Australian National Chemistry Quiz 2012
2. Anggota Kelompok
Nama Lengkap : Bayu Octavian Prasetya
NIM : 121710101118
Fakultas/Departemen : Fakultas Teknologi Pertanian/Teknologi Hasil
Pertanian
Perguruan Tinggi : Universitas Jember
Tempat/Tanggal lahir : Pasuruan, 5 Oktober 1993
Karya Ilmiah yang pernah dibuat :
a. Pembuatan Sosis Sapi Dengan Variasi Konsentrasi Tapioka Dan
Daging
Penghargaan Ilmiah yang diraih : -
3. Anggota Kelompok
Nama Lengkap : Dimas Yofri Ferdiansyah
NIM : 131710101081
10
v
Fakultas/Departemen : Fakultas Teknologi Pertanian/Teknologi Hasil
Pertanian
Perguruan Tinggi : Universitas Jember
Tempat/Tanggal lahir : Bondowoso, 9 November 1994
Karya Ilmiah yang pernah dibuat :
a. Pengaruh STPP Terhadap Kekenyalan Dan Daya Sensori Terhadap
Bakso Ikan Lele
Penghargaan Ilmiah yang diraih : -
4. Anggota Kelompok
Nama Lengkap : Dessy Eka Kuliahsari
NIM : 131710101089
Fakultas/Departemen : Fakultas Teknologi Pertanian/Teknologi Hasil
Pertanian
Perguruan Tinggi : Universitas Jember
Tempat/Tanggal lahir : Jember, 28 Desember 1995
Karya Ilmiah yang pernah dibuat :
a. Karakteristik Tepung Ubi Kayu Menggunakan Variasi Lama
Perendaman Serta Pengeringan Dengan Oven Dan Sinar Matahari
Penghargaan Ilmiah yang diraih : -
5. Anggota Kelompok
Nama Lengkap : Herninda Kristiana Dewi
NIM : 131710101082
Fakultas/Departemen : Fakultas Teknologi Pertanian/Teknologi Hasil
Pertanian
Perguruan Tinggi : Universitas Jember
Tempat/Tanggal lahir : Lumajang, 14 Januari 1995
Karya Ilmiah yang pernah dibuat :
a. Pengaruh Kadar CaCO3 Terhadap Kematangan Buah Pisang
Penghargaan Ilmiah yang diraih : -
11
18
LAMPIRAN
Gambar 1. Gambar alur Implementasi Gagasan
Padi lokal
siap panen
Grading
kualitas baik
Proses pembuatan
B-Par modifikasi
Penambahan
rempah-rempah
Modal dari
investor
Contoh
Gabah
Pencucian
Perendaman dalam air
Pemanasan dengan uap
80oC 20-30menit
Pengeringan dengan solar energy
Penggilingan
Pengemasan
Gambar 2. Diagram Pembuatan Beras Parboiled Modifikasi
12