i
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,
di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
orang lain untuk memeroleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila terdapat di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Denpasar,16 Desember 2016
Mahasiswa,
Ni Komang Trie Julianti Dewi
1315351105
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Keadilan Pajak, Sistem Perpajakan,
Diskriminasi, Pengetahuan Wajib Pajak , dan Intensitas Pemeriksaan Pajak
pada Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Mengenai Etika Atas Penggelapan
Pajak (Tax Evasion)”. Pada kesempatan kali ini, penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE.,M.S. selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Prof. Dr. Ni Luh Putu
Wiagustini, SE., M.Si. selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana, dan Dr. I Dewa Gde Dharma Suputra,SE., M.Si., Ak.
selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE.,M.Si. dan Dr. I Gst. Ngr. A. Suaryana,
SE., M.Si., Ak , masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4. Dr. Ida Bgs. Putra Astika, SE., M.Si.,Ak. selaku Koordinator Jurusan
Akuntansi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana
5. Dr. A.A.G.P. Widana Putra, SE.,M.Si.,Ak. sebagai Pembimbing akademik.
6. Dra. Ni Ketut Lely A. Merkusiwati, M.Si., Ak. sebagai dosen pembimbing
atas waktu, bimbingan, masukan, kesabaran serta motivasinya selama
penyelesaian skripsi ini.
7. Naniek Noviari, SE. M.Si., Ak. dan Ketut Alit Suardana,SE.,M.Si.,Ak.CA
sebagai dosen pembahas dan dosen penguji yang telah memberi masukan
dalam pengerjaan skripsi ini
iii
8. Segenap dosen pengajar dan staf di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana atas segala bimbingan yang diberikan selama penulis
menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univeristas
Udayana.
9. Ir. I Gde Budiartha dan Ni Ketut Yustri sebagai orang tua dan seluruh
keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doa tiada hentinya untuk
memotivasi penulis dalam studi.
10. Sahabat-sahabat tersayang Pande Artha, Ira Kusumawardani, Bhaskara
Sastra, Putu Nuarsih, Diah Sanjiwani, Wiryakriyana, Ayu Mike, Cintya
Purnama, Ria Citra, Putra Dwipayana, Anindyanari, Aditya Sudja, Desy
Yasintha, Ayu Sucitrawati, Mirah Dharmavatmi , Yoga Darmawiguna, Rudi
Juliantara, rekan-rekan akuntansi 2013, dan seluruh teman-teman yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu yang selalu memberikan dukungan dan
saran kepada penulis.
11. Seluruh pimpinan , staf dan pegawai Kanwil DJP Bali dan KPP Pratama
Denpasar Timur atas bantuannya selama proses dalam melakukan penelitian
dan seluruh responden yang bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi
dan menjawab kuisioner penelitian.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak memberikan motivasi dan perhatian sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini
masih belum sempurna, sehingga segala kritik dan saran yang membangun
mengenai skripsi ini sangat penulis butuhkan. Akhir kata penulis berharap
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.
Denpasar, 16 Desember 2016
Penulis
iv
Judul : Pengaruh Keadilan Pajak, Sistem Perpajakan, Diskriminasi,
Pengetahuan Wajib Pajak, dan Intensitas Pemeriksaan Pajak
pada Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Mengenai Etika
Atas Penggelapan Pajak (Tax Evasion)
Nama : Ni Komang Trie Julianti Dewi
NIM : 1315351105
ABSTRAK
Pajak merupakan salah satu unsur terpenting dalam menunjang anggaran
penerimaan negara. Anggapan bahwa pajak merupakan beban menyebabkan Wajib
Pajak akan selalu berusaha untuk meminimalkan besar pajak terhutang yang harus
dibayar dan dalam mencapai keinginannya tersebut rawan terhadap kecurangan-
kecurangan seperti penggelapan pajak. Banyaknya kasus penggelapan pajak di
Indonesia secara tidak langsung akan membentuk persepsi Wajib Pajak mengenai
perilaku penggelapan pajak.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk memeroleh bukti empiris pengaruh
keadilan pajak, sistem perpajakan,diskriminasi, pengetahuan Wajib Pajak, dan
intensitas pemeriksaan pajak di KPP Pratama Denpasar Timur mengenai
penggelapan pajak. Penentuan sampel ini menggunakan metode sampling
purposive. Responden penelitian ini berjumlah 100 Wajib Pajak Orang Pribadi.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keadilan pajak, sistem perpajakan,
pengetahuan Wajib Pajak, dan intensitas pemeriksaan pajak berpengaruh negatif
pada persepsi Wajib Pajak mengenai etika atas penggelapan pajak, sedangkan
diskriminasi berpengaruh positif pada persepsi Wajib Pajak mengenai etika atas
penggelapan pajak.
Kata kunci: keadilan pajak, sistem perpajakan, diskriminasi, pengetahuan wajib
pajak, intensitas pemeriksaan pajak, persepsi wajib pajak mengenai
etika atas penggelapan pajak
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ................................................. 10
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................... 11
1.4 Kegunaan Penelitian............................................................... 11
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................ 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka ........................................................................ 14
2.1.1 Teori Persepsi .............................................................. 14
2.1.2 Teori Etika ................................................................... 15
2.1.3 Teori Atribusi .............................................................. 16
2.1.4 Wajib Pajak Orang Pribadi.......................................... 17
2.1.5 Penggelapan Pajak ...................................................... 17
2.1.6 Keadilan Pajak ............................................................ 19
2.1.7 Sistem Perpajakan ....................................................... 20
2.1.8 Diskriminasi ................................................................ 21
2.1.9 Pengetahuan Wajib Pajak ............................................ 22
2.1.10 Intensitas Pemeriksaan Pajak ...................................... 23
2.2 Hipotesis Penelitian ................................................................ 24
2.2.1 Pengaruh Keadilan Pajak pada Persepsi Wajib Pajak
Mengenai Etika Atas Penggelapan Pajak ................... 24
2.2.2 Pengaruh Sistem Perpajakan pada Persepsi Wajib
Pajak Mengenai Etika Atas Penggelapan Pajak ......... 25
vi
2.2.3 Pengaruh Diskriminasi pada Persepsi Wajib Pajak
Mengenai Etika Atas Penggelapan Pajak ................... 26
2.2.4 Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak pada Persepsi
Wajib Pajak Mengenai Etika Atas Penggelapan
Pajak ........................................................................... 27
2.2.5 Pengaruh Intensitas Pemeriksaan Pajak pada
Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Atas
Penggelapan Pajak ...................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN
1.1 Desain Penelitian .................................................................... 30
1.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian .................... 30
1.3 Objek Penelitian ..................................................................... 31
1.4 Identifikasi Variabel ............................................................... 31
1.5 Definisi Operasional Variabel ................................................ 32
1.5.1 Keadilan Pajak (X1) ...................................................... 32
1.5.2 Sistem Perpajakan (X2) ................................................. 33
1.5.3 Diskriminasi (X3) .......................................................... 34
1.5.4 Pengetahuan Wajib Pajak (X4) ..................................... 35
1.5.5 Intensitas Pemeriksaan Pajak (X5) ................................ 35
1.5.6 Persepsi Wajib Pajak Mengenai Penggelapan Pajak
(Y) ................................................................................. 36
1.6 Jenis dan Sumber data ............................................................ 37
1.6.1 Jenis data ....................................................................... 37
1.6.2 Sumber Data ................................................................. 38
1.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel ................ 38
1.7.1 Populasi ........................................................................ 38
1.7.2 Sampel .......................................................................... 38
1.7.3 Metode Penentuan Sampel ........................................... 39
1.8 Metode Pengumpulan Data .................................................... 40
1.9 Teknik Analisis Data .............................................................. 40
1.9.1 Uji Instrumen Penelitian ............................................... 41
1.9.2 Analisis Statistik Deskriptif .......................................... 42
1.9.3 Uji Asumsi Klasik ........................................................ 43
1.9.4 Analisis Regresi Linear Berganda ................................ 45
1.9.5 Metode Pengujian Hipotesis ......................................... 46
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil penelitian ........................................................................ 48
4.1.1 Deskripsi Responden ..................................................... 48
4.1.2 Uji Instrumen Penelitian ............................................... 50
4.1.3 Analisis Statistik Deskriptif .......................................... 52
4.1.4 Uji Asumsi Klasik ........................................................ 56
4.1.5 Analisis Regresi Linear Berganda ................................. 59
4.1.6 Uji Koefisien Determinasi ............................................ 61
4.1.7 Uji Kelayakan Model (Uji F) ........................................ 61
vii
4.1.8 Uji Hipotesis (Uji t) ....................................................... 62
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 64
4.2.1 Pengaruh Keadilan Pajak pada Persepsi Wajib Pajak
Orang Pribadi mengenai Penggelapan Pajak ................ 64
4.2.2 Pengaruh Sistem Perpajakan pada Persepsi Wajib
Pajak Orang Pribadi Mengenai Penggelapan Pajak...... 66
4.2.3 Pengaruh Diskriminasi pada Persepsi Wajib Pajak
Orang Pribadi Mengenai Penggelapan Pajak ............... 68
4.2.4 Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak pada Persepsi
Wajib Pajak Orang Pribadi Mengenai Penggelapan
Pajak ............................................................................. 69
4.2.5 Pengaruh Intensitas Pemeriksaan Pajak pada Persepsi
Wajib Pajak Orang Pribadi Mengenai Penggelapan
Pajak ............................................................................. 71
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................. 73
5.2 Saran ........................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 80
viii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
1.1 Anggaran Pendapatan Negara Indonesia Tahun 2016 (dalam
triliunan rupiah) ................................................................................. 1
1.2 Contoh Kasus Penggelapan Pajak yang Terjadi di Indonesia ............ 5
1.3 Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama
Denpasar Timur Tahun 2013-2015 .................................................... 8
4.1 Pengiriman dan Penerimaan Kuesioner ............................................. 48
4.2 Ringkasan Karakteristik Responden .................................................. 49
4.3 Hasil Uji Validitas.............................................................................. 51
4.4 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 52
4.5 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ...................................................... 53
4.6 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 57
4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................ 57
4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... . 58
4.9 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ............................................ 59
4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 61
4.11 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F) ................................................... 62
4.12 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) .................................................................. 63
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
3.1 Kerangka Desain Penelitian ............................................................... 30
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
1 Kuisioner Penelitian ........................................................................... 80
2 Tabulasi Jawaban Kuisioner .............................................................. 86
3 Uji Validitas ....................................................................................... 93
4 Uji Reliabilitas ................................................................................... 96
5 Statistik Deskriptif ............................................................................. 102
6 Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 110
7 Regresi Linear Berganda.................................................................... 112
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu unsur terpenting dalam menunjang anggaran
penerimaan negara. Begitu banyak peranan pajak dalam menyelenggarakan
pemerintahan menyebabkan pemerintah negara-negara di dunia menaruh perhatian
besar terhadap sektor perpajakan. Salah satu peran pajak yakni merealisasikan
rencana pembangunan nasional. Realisasi rencana pembangunan nasional
memerlukan dana yang cukup besar dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara
(APBN) yang sebagian besar penerimaannya diperoleh dari pajak. Data dari
Kementrian Keuangan memerlihatkan rincian anggaran pendapatan negara dalam
APBN 2016, ditampilkan pada Tabel 1.1 sebagai berikut.
Tabel 1.1 Anggaran Pendapatan Negara Indonesia Tahun 2016 (dalam
triliunan rupiah)
No Jenis Pendapatan Negara Jumlah Penerimaan Penerimaan
Perpajakan Non Pajak
1. Penerimaan Hibah 2 - 2 (0%)
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
a) Pendapatan SDA 124,9 - 124,9 (7%)
b) Pendapatan Bagian Laba BUMN 34,2 - 34,2 (2%)
c) Pendapatan BLU 35,4 - 35,4 (2%)
d) PNPB lainnya 79,4 - 79,4 (4%)
3. Penerimaan Perpajakan
a)Pajak Dalam Negeri
1) PPh 757,2 757,2 (42%) -
2) PPN 571,7 571,7 (31%) -
3) PBB 19,4 19,4 (1%) -
4) Cukai 146,4 146,4 (8%) -
5) Pajak lainnya 11,8 11,8 (1%) -
b)Pajak Perdagangan Internasional 40,1 40,1 (2%) -
Total 1822,5 1546,6 (85%) 275,9 (15%)
Sumber: www.kemenkeu.go.id, diunduh pada tanggal 20 September 2016
2
Berdasarkan Tabel 1.1 diketahui bahwa pajak merupakan sumber pendapatan
negara terbesar dengan jumlah mencapai 1546,6 Triliun atau 85% dari total
pendapatan negara pada akhir bulan september tahun 2016. Sedangkan sumber
pendapatan bukan pajak hanya mencapai 275,9 Triliun atau 15% dari total
pendapatan negara pada tahun 2016. Target penerimaan negara naik Rp 60,9 Triliun
dari APBN 2015 atau tumbuh sebesar 3,5%, kenaikan tersebut terutama bersumber
dari meningkatnya penerimaan perpajakan sebesar Rp 57,4 Triliun (www.
kemenkeu.go.id , diakses pada tanggal 20 September 2016). Menimbang bahwa
pendapatan negara sangat bergantung pada sektor perpajakan maka diperlukan
usaha-usaha guna mengoptimalkan penerimaan pajak melalui intensifikasi dan
ekstensifikasi penerimaan jumlah pajak (Suminarsasi dan Supriyadi, 2011). Guna
memperkecil kesenjangan antara potensi penerimaan perpajakan dengan
realisasinya maka dibutuhkan langkah administratif perpajakan yang komprehensif
serta extra effort.
Definisi pajak menurut Soemitro (1992) mengatakan bahwa pajak merupakan
iuran wajib bagi seluruh rakyat yang harus dibayarkan kepada kas negara menurut
ketentuan undang-undang yang berlaku sehingga dapat dipaksakan dan tanpa
adanya imbalan jasa (kontraprestasi) secara langsung, yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran umum negara. Pengertian pajak menurut ahli tersebut
menunjukkan bahwa ada satu pihak yang wajib untuk membayar pajak (rakyat)
tetapi pihak satunya (pemerintah) tidak berkewajiban untuk memberikan imbalan
jasa secara langsung pada pembayar pajak (rakyat). Hal ini tentu menimbulkan
perbedaan kepentingan antara pembayar dan penerima pajak, yakni pembayar pajak
3
akan berusaha meminimalkan pajak terhutang yang harus dibayarkan menjadi
seminimal mungkin sedangkan penerima pajak (pemerintah) berusaha untuk
memaksimalkan penerimaan pajak guna memenuhi kebutuhan negara. Pada
umumnya Wajib Pajak menginginkan agar dapat meminimalkan jumlah pajak yang
harus dibayar atau sebisa mungkin menghindarinya (Rahman, 2013). Usaha Wajib
Pajak mencapai keinginannya tersebut rawan terhadap kecurangan-kecurangan
yang merupakan bentuk dari ketidakpatuhan pajak. Menurut Effendy dan Agus
(2013) Ketidakpatuhan akan timbul apabila Wajib Pajak tidak mempunyai
pengetahuan perpajakan yang memadai, sehingga Wajib Pajak secara tidak sengaja
tidak melakukan kewajiban perpajakannya (tidak mendaftar untuk memeroleh
NPWP, tidak menyampaikan SPT dan lainnya) atau melakukan kewajiban
perpajakan tetapi tidak sepenuhnya benar (membayar dan melaporkan pajak tidak
tepat waktu).
Wajib Pajak dalam meminimalkan besarnya pajak terhutang dapat dilakukan
dengan perencanaan pajak (tax planning). Tax planning dapat dilakukan dengan 2
(dua) cara yaitu penghindaran pajak (tax avoidance) dan penggelapan pajak (tax
evasion). Meskipun kedua cara tersebut memiliki tujuan yang sama yakni
meminimalkan besarnya pajak terhutang tetapi kedua cara tersebut berbeda dalam
prosesnya. Penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan cara mengurangi pajak
yang masih dalam batas ketentuan perundang-undangan perpajakan dan dapat
dibenarkan melalui perencanaan perpajakan (Rahayu dan Fallan,2010) sedangkan
penggelapan pajak (tax evasion) merupakan usaha untuk mengurangi beban pajak
yang bersifat tidak legal. Kesulitan utama yang dihadapi oleh Wajib Pajak dalam
4
melakukan penghindaran pajak adalah diperlukan pengetahuan dan wawasan yang
luas mengenai perpajakan guna menemukan celah atau seluk beluk undang-undang
perpajakan yang dapat ditempuh untuk dimanfaatkan agar meminimalkan besaran
pajak terhutang tanpa harus melanggar ketentuan peraturan yang berlaku
(Ardyaksa,2014). Kesulitan tersebut yang menyebabkan Wajib Pajak lebih
memilih melakukan penggelapan pajak (tax evasion) dibandingkan penghindaran
pajak (tax avoidance) walaupun hal tersebut melanggar undang-undang.
Dampak penggelapan pajak menimbulkan kerugian besar pada negara.
Pendapatan utama negara yang berasal dari perpajakan berkurang sehingga
menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi macet dan terhambatnya
pembangunan infrastruktur. Berdasarkan kerugian negara yang ditimbulkan
menyebabkan kasus penggelapan pajak menjadi isu penting yang menarik perhatian
rakyat Indonesia. Beberapa contoh kasus penggelapan pajak di Indonesia
ditampilkan dalam Tabel 1.2 berikut ini.
5
Tabel 1.2 Contoh Kasus Penggelapan Pajak yang Terjadi di Indonesia
No Tahun Kasus Penulis
Berita
1 2007 Direktorat Jenderal Pajak Departemen
Keuangan menetapkan lima anggota direksi
Asian Agri Group sebagai tersangka
penggelapan pajak. Lima orang itu berinisial
LA, WT, ST, TBK, dan AN. Dari hasil
pemeriksaan ditemukan bukti kuat modus
operandi Asian Agri adalah dengan cara
menggelembungkan biaya perusahaan Rp 1,5
triliun, membengkakkan kerugian transaksi
ekspor Rp 232 miliar, serta mengecilkan hasil
penjualan Rp 889 miliar. Kerugian negara
diperkirakan mencapai 786,3 miliar.
Anton
Aprianto
2 2013 Dhana Widyatmika terkait posisinya sebagai
pegawai Ditjen Pajak terbukti melakukan
tindak pidana korupsi dengan menerima
gratifikasi berupa uang senilai Rp 2,75 miliar
berkaitan dengan kepengurusan utang pajak PT
Mutiara Virgo dengan menerima pemberian
uang , melakukan pemerasan kepada PT Kornet
Trans Utama agar mau memberikan uang Rp 1
miliar supaya dibantu menurunkan kurang
bayar pajak PT Kornet sebesar Rp 3,2 miliar,
dan melakukan tindak pidana pencucian uang
atas kepemilikan uang Rp 11,41 miliar dan
302.000 dollar AS di rekeningnya.
Dian
Maharani
3 2015 Dua orang pengusaha asal Bandung menjadi
tersangka penggelapan pajak. Dua tersangka
tersebut merupakan wajib pajak (WP) dari
perusahaan PT MPA dengan tersangka SA dan
PT NKC dengan tersangka NS. Tersangka SA
melakukan pelanggaran pada tahun pajak 2008-
2009 dengan melakukan pemungutan PPN
tetapi tidak menyetorkan PPN yang telah
dipungutnya.Sedangkan tersangka NS tidak
menyampaikan SPT Masa PPN dan
menyampaikan SPT Masa PPN yang isinya
tidak benar. Akibat kedua kasus penggelapan
pajak tersebut negara dirugikan sekitar Rp 12,4
miliar.
Yudi
Supriyadi
Sumber:www.antikorupsi.org,www.nasional.kompas.com,www.pikiran-
rakyat.com, 2016.
6
Beberapa contoh kasus penggelapan pajak yang disajikan pada Tabel 1.2
merupakan sebagian kecil dari kasus penggelapan pajak yang pernah terjadi di
Indonesia. Kasus penggelapan pajak tidak jarang dilakukan oleh pegawai pajak
sendiri dengan melibatkan pihak lain dan Wajib Pajak. Hal tersebut tentu
menyebabkan masyarakat kehilangan rasa kepercayaan kepada oknum perpajakan
maupun kepada negara karena khawatir pajak yang mereka setor akan
disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab (Paramita , 2015).
Hilangnya kepercayaan masyarakat kepada oknum perpajakan akan memengaruhi
kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian dari Putra, dkk. (2011) menunjukkan semakin
banyaknya kasus penggelapan pajak maka kepatuhan Wajib Pajak akan semakin
berkurang. Menurut Imelda (2014) maraknya kasus-kasus penggelapan pajak
memicu reaksi masyarakat untuk menjadi apatis terhadap pembayaran pajak.
Reaksi ini timbul sebagai bentuk dari perlawanan sosial melawan rasa ketidakadilan
dan ketidakpercayaan publik terhadap pengelola negara. Secara tidak langsung hal
tersebut membentuk persepsi Wajib Pajak mengenai perilaku penggelapan pajak.
Menurut Robbins (2003) persepsi merupakan kesan yang diperoleh oleh
individu melalui panca indera kemudian dianalisa (diorganisir), diinterpretasi, dan
kemudian dievaluasi, sehingga individu tersebut memeroleh makna. Persepsi dapat
memengaruhi sikap Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Semakin baik persepsi yang dimiliki Wajib Pajak maka semakin terdorong pula
Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Persepsi Wajib Pajak
mengenai penggelapan pajak meliputi bagaimana Wajib Pajak menganalisa,
7
mengorganisir, dan memaknai perilaku penggelapan pajak yang terjadi di lapangan
dengan memertimbangkan faktor-faktor tertentu.
Banyak faktor yang memengaruhi persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi
mengenai etika atas penggelapan pajak. Penelitian Suminarsasi dan Supriyadi
(2011) yang meneliti pengaruh faktor keadilan, sistem perpajakan, dan diskriminasi
terhadap persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai penggelapan pajak. Hasil
penelitian Rahman (2013) menunjukkan bahwa persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi
mengenai penggelapan pajak dipengaruhi oleh keadilan, sistem perpajakan,
diskriminasi, dan kemungkinan terdeteksinya kecurangan. Hasil penelitian Silaen
(2015) menunjukkan bahwa persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai
penggelapan pajak dipengaruhi oleh sistem perpajakan, diskriminasi, teknologi dan
informasi perpajakan. Hasil penelitian Rachmadi (2014) menunjukkan bahwa
persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai penggelapan pajak dipengaruhi oleh
pemahaman perpajakan, pelayanan aparat pajak, dan sanksi perpajakan. Hasil
penelitian Hasibuan (2014) menunjukkan bahwa persepsi Wajib Pajak Orang
Pribadi mengenai penggelapan pajak dipengaruhi oleh intensitas pemeriksaan
pajak, keadilan, kepatuhan Wajib Pajak, pengetahuan Wajib Pajak, sistem
perpajakan, diskriminasi, dan kemungkinan terdeteksinya kecurangan. Penelitian
Spicer and Becker (1980) menemukan bahwa faktor demografis yaitu gender
memengaruhi perilaku penggelapan pajak.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, maka peneliti memilih 5 (lima)
faktor yang kemungkinan dapat ataupun memengaruhi persepsi Wajib Pajak Orang
Pribadi mengenai etika atas penggelapan pajak, yaitu keadilan pajak, sistem
8
perpajakan, diskriminasi, pengetahuan Wajib Pajak, dan intensitas pemeriksaan
pajak. Alasan peneliti memilih keadilan pajak, sistem perpajakan, diskriminasi,
pengetahuan Wajib Pajak, dan intensitas pemeriksaan pajak sebagai faktor-faktor
yang kemungkinan memengaruhi persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai
etika atas penggelapan pajak dalam penelitian ini karena terdapat
ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu serta terdapat faktor-faktor yang
masih jarang diteliti seperti faktor pengetahuan Wajib Pajak dan intensitas
pemeriksaan pajak.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Denpasar Timur merupakan salah
satu dari 8 (delapan) KPP di Bali yang beroperasi di bawah Kantor Wilayah DJP
Bali. Alasan melakukan penelitian di KPP Pratama Denpasar Timur dengan Wajib
Pajak Orang Pribadi sebagai responden karena tingkat kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi di KPP Pratama Denpasar Timur mengalami fluktuasi dari tahun
2013-2015 yang dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut.
Tabel 1.3 Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP
Pratama Denpasar Timur Tahun 2013-2015
Tahun Jumlah
WPOP SPT Masuk
SPT Tidak
Masuk
Rasio
Kepatuhan
2013 82.648 35.186 47.462 42,57%
2014 87.034 35.356 51.678 40,62%
2015 91.739 37.419 54.320 40,79%
Sumber: KPP Pratama Denpasar Timur, data diolah, 2016.
Berdasarkan data Tabel 1.3 menunjukkan bahwa kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi di KPP Pratama Denpasar Timur dengan penyampaian SPT sebagai
indikator berada pada tingkat 40,62% - 42,57%. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak
9
Orang Pribadi pada KPP Pratama bila diidentifikasi menggunakan pedoman Skala
Lima Norma Absolut menurut Nurkanca dan Sumartana (1983) dalam Noviantoro
(2013) berada di tingkat penguasaan 0-54% dengan skor standar rendah. Fenomena
ini menarik untuk diteliti, mengingat rendahnya kepatuhan Wajib Pajak akan
menyebabkan rendahnya penerimaan pajak yang akan diterima negara serta
menjadi sebuah indikasi bahwa risiko untuk terjadi perilaku penggelapan pajak
cukup besar. Hal tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mukharoroh (2014) yang menyatakan bahwa kepatuhan Wajib Pajak akan
meminimalisir perilaku penggelapan pajak.
Penelititian ini merupakan replikasi dari penelitian Paramita (2015) yang
berjudul pengaruh sistem perpajakan, keadilan, dan teknologi perpajakan pada
persepsi Wajib Pajak mengenai penggelapan pajak. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa sistem perpajakan dan keadilan berpengaruh negatif pada
persepsi Wajib Pajak mengenai penggelapan pajak, sedangkan teknologi
perpajakan tidak berpengaruh negatif pada persepsi Wajib Pajak mengenai
penggelapan pajak. Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya yaitu jumlah variabel bebas, lokasi penelitian, dan tahun
penelitian . Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian sebelumnya sebanyak
3 (tiga) variabel yang meliputi sistem perpajakan, keadilan dan teknologi
perpajakan, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan 5 (lima) variabel bebas
yang meliputi keadilan pajak, sistem perpajakan, diskriminasi, pengetahuan Wajib
Pajak, dan intensitas pemeriksaan pajak. Lokasi penelitian pada penelitian
sebelumnya berlokasi di KPP Pratama Badung Utara sedangkan penelitian ini
10
berlokasi di KPP Pratama Denpasar Timur. Penelitian sebelumnya dilakukan pada
tahun 2015 sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2016.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini meneliti tentang pengaruh dari
faktor-faktor seperti keadilan pajak, sistem perpajakam, diskriminasi, pengetahuan
Wajib Pajak, dan intensitas pemeriksaan pajak pada persepsi Wajib Pajak Orang
Pribadi mengenai etika atas penggelapan pajak (tax evasion).
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut.
1) Bagaimanakah pengaruh keadilan pajak pada persepsi Wajib Pajak Orang
Pribadi mengenai etika atas penggelapan pajak?
2) Bagaimanakah pengaruh sistem perpajakan pada persepsi Wajib Pajak Orang
Pribadi mengenai etika atas penggelapan pajak?
3) Bagaimanakah pengaruh diskriminasi pada persepsi Wajib Pajak Orang
Pribadi mengenai etika atas penggelapan pajak?
4) Bagaimanakah pengaruh pengetahuan Wajib Pajak pada persepsi Wajib Pajak
Orang Pribadi mengenai etika atas penggelapan pajak?
5) Bagaimanakah pengaruh intensitas pemeriksaan pajak pada persepsi Wajib
Pajak Orang Pribadi mengenai etika atas penggelapan pajak?
11
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai
berikut.
1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keadilan pajak pada persepsi
Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai etika atas penggelapan pajak.
2) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sistem perpajakan pada
persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai etika atas penggelapan pajak.
3) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh diskriminasi pada persepsi
Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai etika atas penggelapan pajak.
4) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengetahuan Wajib Pajak pada
persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai etika atas penggelapan pajak.
5) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh intensitas pemeriksaan pajak
pada persepsi Wajib pajak Orang Pribadi mengenai etika atas penggelapan
pajak.
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, adapun kegunaan penelitian yang dapat
diperoleh yaitu sebagai berikut.
1) Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah, sebagai
bahan masukan dan pertimbangan dalam memahami pengaruh keadilan
pajak, sistem perpajakan, diskriminasi, pengetahuan Wajib Pajak, dan
intensitas pemeriksaan pajak pada persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi
mengenai etika atas penggelapan pajak.
12
2) Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para akademisi sebagai
referensi bahwa teori persepsi dapat menjelaskan pengaruh keadilan pajak,
sistem perpajakan, diskriminasi, pengetahuan Wajib Pajak, dan intensitas
pemeriksaan pajak pada persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai etika
atas penggelapan pajak.
1.5 Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari beberapa bab untuk memberikan gambaran yang lebih
jelas dan terperinci mengenai masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Adapun
sistematika penulisan dalam skripsi sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian
Bab ini berisi kajian pustaka dan hipotesis penelitian yang menguraikan
tentang teori yang relevan dengan penelitian yaitu teori persepsi, teori
etika, teori atribusi, Wajib Pajak Orang Pribadi, penggelapan pajak,
keadilan pajak, sistem perpajakan, diskriminasi, pengetahuan Wajib
Pajak, dan intensitas pemeriksaan pajak. Selain itu, dalam bab ini juga
menguraikan hipotesis penelitian.
13
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi metodologi penelitian yang menguraikan tentang metode-
metode yang digunakan dalam memecahkan masalah penelitian seperti
desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, objek
penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan
sumber data, populasi, sampel, dan metode penentuan sampel, metode
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian
Bab ini berisi data dan pembahasan hasil penelitian yang penelitian
yang menguraikan tentang gambaran umum daerah atau wilayah
penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V Simpulan dan Saran
Bab ini berisi simpulan dan saran yang menguraikan simpulan yang
diperoleh dari hasil pembahasan berdasarkan analisis yang telah
dilakukan dan akan diajukan saran-saran yang dipandang perlu atas
simpulan yang diberikan.
Top Related