PERLUKAAN UMUM
DefenisiKekerasan adalah penggunaan fisik untuk melawan satu orang, diri sendiri atau
sekelompok orang yang dapat menimbulkan trauma, kematian atau kecatatan.(1)
Luka adalah putusnya atau rusaknya continuitas jaringan akibat trauma/injury, yang
disebabkan oleh faktor fisik, mekanik atau trauma dan dapat menimbulkan komplikasi.(1,2)
A. TRAUMA BENDA TUMPULI. Jenis-Jenis Luka Akibat Trauma Tumpul
Benda Tumpul bila mengenai tubuh dapat menyebabkan luka, yaitu luka
lecet, luka memar dan luka robek atau luka terbuka.(1,3,4)
a. Luka LecetLuka lecet adalah luka yang superficial, kerusakan tubuh terbatas hanya
pada lapisan kulit yang paling luar/kulit ari. Epidermis menjadi tipis karena
kompresi dan kalau friksinya cukup besar sebagian atau seluruh epidermis
lepas.
Dari luka lecet dapat diambil kesimpulan mengenai benda yang
menyebabkannya misalnya : lecet karena gesekan benda runcing seperti
kuku, lecet karena goresan dengan tali, dan lecet karena radiator, lampu atau
ban mobil.(4)
Ciri-ciri luka lecet :
- Sebagian atau seluruh epitel hilang
- Luka tertutup oleh eksudat kemudian mengering/krusta
- Terdapat reaksi radang (infiltrasi PMN)
- Tidak meninggalkan jaringan parut/cycatrix(2)
Luka lecet dapat terjadi post mortem, ditandai dengan warnanya yang
kekuningan, mengkilap, epidermis terpisah sempurna dengan dermis dan
sering terletak pada daerah-daerah penonjolan tulang-tulang. Sedangkan
luka lecet intravital berwarna agak kemerahan (karena perdarahan kapiler),
terdapat sisa-sisa epitelium dan lokasinya tidak tentu.(4,2)
b. Luka Memar
1
Luka memar adalah cedera yang disebabkan benturan dengan benda tumpul
yang mengakibatkan pembengkakan pada bagian tubuh tertentu karena
keluarnya darah dari kapiler yang rusak ke jaringan sekitarnya, tanpa ada
kerusakan kulit, tempat tersebut menjadi bengkak dan berwarna merah
kebiru-biruan. Perdarahan yang timbul bisa kecil (petekie) atau besar
(hematom)
Yang memudahkan terjadinya memar :
- Jaringan lemak dibawahnya
- Daerah yang epidermisnya tipis
- Wanita lebih mudah dari pria
- Penyakit defisiensi vitamin K, penyakit kronis, hemofilia, sirosis, dll(2)
Luka memar perlu dibedakan dengan lebam mayat : warna luka memar tidak
menghilang bila ditekan dan bila diiris juga tidak menghilang, sedangkan
pada lebam mayat darah akan keluar dan bila diiris menjadi pucat. Lebam
mayat terletak di bagian tubuh yang terendah.(4)
Ciri-ciri luka memar :
- Pemeriksaan luka memar 24 jam sesudah trauma terjadi karena
pembentukannya membutuhkan waktu
- Mula-mula timbul pembengkakan
- Lalu berwarna merah kebiruan
- Hari 1-3 warna menjadi biru kehitaman lalu menjadi biru kehijauan coklat
dan akhirnya menghilang (1-4 minggu)
- Umumnya sembuh tanpa sikatriks kecuali bila memarnya besar(2)
Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi mengenai
bentuk dari benda tumpul ialah apa yang dikenal dengan perdarahan tepi
(Marginal Haemorrhagie), misalnya bila tubuh korban terlindas ban
kendaraan, di mana pada tempat yang menerima tekanan justru tidak
menunjukkan kelainan, perdarahan akan menepi sehingga terbentuk
perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah antara kedua
kembang ban yang berdekatan.
Hal yang sama misalnya, bila seseorang dipukul dengan rotan atau benda
yang sejenis, maka akan tampak memar yang memanjang dan sejajar yang
membatasi daerah yang tidak menunjukkan kelainan ; darah antara kedua
2
memar yang sejajar dapat menggambarkan ukuran lebar dari alat pemukul
yang mengenai tubuh korban.(3)
c. Luka RobekLuka robek atau luka terbuka dalah robeknya/rusaknya kulit baik epidermis
maupun dermis serta jaringan dibawahnya (lemak, folikel rambut, kelenjar
keringat, kelenjar sebaceus), dengan pinggiran luka yang tercabik-cabik dan
irreguler.(2,1,5)
Cara terjadinya luka robek :
- Arah kekerasan tegak lurus dengan kulit dibawahnya terdapat tulang,
misalnya kepala terbentur pada sisi meja
- Arah miring/tangensial, sehingga kulit robek dan mengelupas
- Benda yang berputar, menyebabkan luka sekuler, misalnya gilasan mobil
- Patah tulang yang menembus kulit(2)
Ciri-ciri luka robek :
- Pinggiran luka tidak teratur dan tercabik-cabik
- Jaringan yang lebih dalam juga rusak
- Pembengkakan yang terjadi melebihi bagian yang mengalami cedera
- Cedera ini bisa terjadi tanpa adanya luka eksternal
- Bentuk cedera tidak selalu sesuai dengan bentuk senjata yang digunakan
- Perdarahan tidak begitu banyak karena ujung pembuluh darah
mengalami kerusakan tetapi tidak terpotong.
- Pada bagian yang mengalami cedera bisa terdapat benda asing,
misalnya minyak, pasir.(5)
II. Trauma Benda Tumpul Pada Kepalaa. Fraktur Tulang Tengkorak
1. Fraktur Dasar Tengkorak (Fraktur Basis Cranii)
Pada fraktur basis cranii didapatkan perdarahan keluar dari lubang
hidung dan telinga dan disamping itu bila atap bola mata ikut patah
perdarahan masuk ke jaringan sekitar mata dan juga ke kelopak mata,
sehingga kedua kelopak mata menjadi biru, berbentuk kaca mata (Brill
Hematom)
2. Fraktur Atap Tengkorak
3
Patah tulang pada atap tengkorak yang sederhana berupa suatu garis,
bila ditemukan lebih dari satu garis : fraktur composit. Pada fraktur
komposit dapat dilakukan rekonstruksi pukulan mana yang pertama dan
pukulan mana yang kedua. Prinsip adalah garis patah tulang pukulan
kedua berhenti di garis patah tulang pertama.(4)
b. Kelainan Selaput Otak
1. Perdarahan epidural
Perdarahan epidural atau ekstradural adalah perdarahan yang letaknya
antara tengkorak dengan selaput otak tebal, disebabkan karena robeknya
arteri, yang tersering adalah arteri meningea media dan dapat terjadi
dengan atau tanpa patah tengkorak. Darah merembes antara tengkorak
dan selaput otak tebal dan bila darah yang terkumpul sudah cukup
banyak baru ada tekanan pada otak, kemudian timbul gejala klinik, jadi
antara terjadinya kekerasan dan timbulnya gejala klinik ada suatu masa
tanpa gejala, interval bebas atau periode laten. Lamanya interval bebas
ini biasanya dari beberapa jam sampai 24 jam, jarang lebih dari 2 hari.
perdarahan sebanyak 60-80 gram cukup menyebabkan kematian.(4)
2. Perdarahan Subdural
Perdarahan subdural terjadi karena robeknya sinus, vena jembatan
(Bridging Vein), arteri basilaris atau berasal dari perdarahan
subarakhnoid. Perdarahan subdural letaknya dibawah selaput otak tebal,
terutama disebabkan oleh karena trauma, tapi dapat juga akibat
pecahnya aneurisma pada circulus willisi, pachymeningitis, alkoholisme,
lues dan senilitas. Kematian terjadi oleh karena kompresi otak akibat
penggumpalan darah.(2,4)
3. Perdarahan Subaracnoid
Perdarahan subarakhnoid letaknya dibawah selaput otak laba-laba, dapat
terjadi karena trauma atau spontan. Spontan misalnya karena pecahnya
aneurisma pada circulus willisi atau cabangnya atau pecahnya arteri yang
ateromatous.(4) Pada trauma berat dan meninggal seketika maka
perdarahan akan menyeluruh.(2)
c. Kelainan Jaringan Otak
1. Contusio Otak
4
Terjadi perdarahan kecil di permukaan otak (substansia alba/gricea) oleh
karena rupturnya pembuluh darah kecil tanpa disertai kerusakan
aracnoid.(2)
Gejalanya adalah :
- Gejala kardinal adalah pingsan sebentar sampai 15 menit. Bila
pingsan lebih dari 15 menit harus waspada biasanya bukan kontusio
otak lagi.
- Muntah
- Amnesia Retrogade
- Tidak ada kelainan neurologik(4)
Biasanya terjadi bila ada kekerasan paling tidak sebesar 250 g gaya
gravitasi (1 g = 9,81 m/d2)(6)
2. Laserasi Otak
Terdapat di substansia abu-abu otak dan substansia putih otak disertai
robeknya selaput otak benang laba-laba dan piamater.(4)
i. Coup Laserasi
Kerusakan otak pada tempat terjadinya trauma oleh karena fraktur
tengkorak yang tepinya merusak arachnoid dan jaringan otak. Kadang
duramater juga ikut robek.(2)
ii. Counter Coup Laserasi
Lesi counter coup terjadi karena adanya liquor yang mengakibatkan
terjadinya pergerakan otak saat terjadinya benturan, sehingga pada
sisi kontra lateral terjadi gaya positif akibat akselerasi. Dorongan
liquor dan tekanan oleh tulang yang mengalami deformitas. Penelitian
lain menyatakan counter coup terjadi karena adanya deformitas
tulang tengkorak yang dapat menimbulkan tekanan negatif pada sisi
kontra lateral. Cedera kontra lateral terjadi bila tekanan negatif yang
terjadi minimal 1 atm absolut.(4,6) Counter coup hanya dapat terjadi bila
kepala bergerak atau kepala dapat bebas bergerak waktu terjadi
persentuhan.(4)
3. Sembab Otak (Edema serebri)
Pada sembab otak terlihat :
- Meratanya gelung otak (Gyrus)
- Mendangkalnya alur otak (Sulcus)
5
- Bertambahnya berat otak
Karena sembab otak menyebabkan kompresi , maka pada otak kecil
terdapat bekas cetakan lubang besar tengkorak dan pada uncus terdapat
bekas cetakan tentorium cerebelli.(4)
III. Pola Luka Pada Kecelakaan Lalu Lintas
Pada kasus lalu lintas dimana seringkali tubuh korban terlempar dan jatuh
dengan kepala menyentuh jalan, maka lebih sering akan dijumpai patah
tulang dengan garis yang linier. Dengan demikian dapat dibedakan
berdasarkan kelainan yang terjadi pada tengkorak, yaitu apakah benda
tumpul yang menghampiri kepala atau kepala yang mendekati benda
tumpulnya.
Pada kasus kecelakaan lalu-lintas dimana tungkai korban terkena bumper
kendaraan, maka patah tulang yang terjadi dapat memberikan informasi arah
datangnya kendaraan yang mengenai tungkai korban. Bila ditabrak dari
belakang tulang yang patah akan terdorong ke depan dan dapat merobek
otot serta kulit di daerah tungkai bagian depan, hal yang sebaliknya terjadi
bila korban ditabrak dari depan.(3)
a. Pola Luka Pada Pejalan Kaki
Luka pada pejalan kaki dapat timbul karena terlempar ke jalan atau ke
bingkai kaca dan juga mengalami trauma abdomen atau ginjal
b. Pola Luka Pada pengemudi
lima fase gerakan pengemudi pada tabrakan dari atau ke depan yang
mengakibatkan trauma decelerasi :
- Korban akan tersungkur kedapan dan lututnya membentur dasbor
sehingga terjadi fraktur patella dan atau luksasi sendi panggul
- Kepala membentur bingkai kaca depan dan dapat terjadi trauma
kepala, cedera otak dan fraktur servikal
- Dadanya membentur kemudi sehingga dapat terjadi fraktur sternum,
fraktur iga, dan cedera jantung atau paru
- Kepala membentur kaca depan sehingga terjadi trauma muka
- Korban terbanting kembali ke tempat duduknya dan kalau tidak ada
sandaran kepala maka terjadi cedera gerak cambuk pada tulang leher
(whisplash)
c. Pola Luka Pada Penumpang
6
Penumpang akan mendapat luka-luka pada kepala kerena terbentur
jendela dan luka-luka pada tungkai seperti pada pengemudi.
d. Pola Luka Pada Pengendara Sepeda Motor
Pengendara sepeda motor bila ditabrak kendaraan lain, maka dijumpai
luka benturan pertama, benturan kedua dan luka-luka sekunder yang
lebih parah dibandingkan dengan pengendara sepeda. Pemakaian helm
dimaksudkan untuk meredam benturan pada kepala sehingga
memperkecil kemungkinan cedera.(6)
B. Trauma Benda Tajam
I. Jenis Trauma Akibat Benda Tajam
Luka yang disebabkan karena persentuhan dengan benda tajam dapat dibagi
dalam tiga golongan, Yaitu : luka iris, luka tusuk dan luka bacok.(4)
Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini,
adalah benda yang memiliki sisi tajam, baik berupa garis maupun runcing, yang
bervariasi dari alat-alat seperti pisau, golok, keping kaca, gelas, logam, bahkan
kertas atau rumput.(1,6)
a. Luka Iris
Luka iris adalah luka yang disebabkan karena alat untuk memotong dengan
mata tajam dengan cara menekan dan menggeser pada permukaan kulit.
Tenaga menggeser lebih besar dari pada tenaga menekan.(4)
Ciri-ciri luka iris :
- Panjang luka lebih dalam daripada dalamnya luka
- Tepi luka tajam dan rata, pada lipatan kulit tepi luka tajam dan berliku-liku
- Ujung luka runcing
- Rambut ikut teriris
- Tidak ada jembatan jaringan(2)
- Sekitarnya tidak ada memar/lecet
- Tidak mengenai tulang(1,2,4)
Penyebab kematian pada luka iris adalah :
- Perdarahan
- Emboli udara (V. Jugularis/subclavia)
- Asfiksia (aspirasi/inhalasi darah)
- Infeksi dan sepsis(2)
7
Dari bentuk luka iris tidak dapat diambil kesimpulan apapun mengenai jenis
senjata yang menyebabkannya. Luka iris dapat menyebabkan banyaknya
kehilangan darah dan bila vena besar teriris dapat menyebabkan emboli
udara.(4)
b. Luka Tusuk
Luka tusuk adalah lukayang disebabkan karena alat dengan ujung yang
runcing dengan mata tajam atau tumpul atau alat dengan ujung yang runcing
dengan penampang bulat, segitiga dengan cara menusukkan sehingg masuk
ke dalam jaringan tubuh.(4)
Ciri-ciri luka tusuk :
- Kedalaman luka lebih besar dibandingkan panjang maupun lebarnya
- Lebar luka sedikit lebih besar dibandingkan panjangnya
- bentuk luka sangat bervariasi, tergantung dari senjata yang digunakan
- pinggiran luka bisa bersih atau mengalami laserasi disertai dengan
retraksi
- Arah jalannya luka akan memberi petunjuk mengenai cara terjadinya
cedera (bunuh diri, pembunuhan, atau kecelakaan)
- Pada kasus tertentu, mungkin bisa ditemukkan dua bekas jejas luka(1,2,4,7)
Untuk mengukur panjang luka harus menautkan luka terlebih dahulu. Dari
panjang dan dalamnya luka dapat diambil kesimpulan :
- Panjang luka adalah ukuran maksimal lebar senjata
- Dalamnya luka adalah ukuran minimal panjang senjata dan ini tergantung
dari lokasinya misalnya dinding perut dapat mengempis, sehingga pisau
yang pendek dapat mencapai ruas tulang punggung.(4)
c. Luka Bacok
Luka bacok adalah luka akibat senjata berat atau instrumen yang setidaknya
memliliki satu sisi yang tajam atau agak tumpul yang terjadi akibat suatu
ayunan disertai tenaga yang besar. Contohnya : Pedang, arit, golok, baling-
baling kipas angin, kapal laut atau pesawat udara, dan sabit.(1,2,4)
Ciri-ciri luka bacok :
- Ukuran luka biasanya besar
- Tepi luka tergantung pada mata senjata
- Sudut luka tergantung pada mata senjata
8
- Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, kadang memutuskan
bagian tubuh yang terkena bacokan
- Sekitar luka dapat dijumpai memar/lecet atau abrasi(2)
Secara umum, perbedaan luka terbuka akibat kekerasan benda tumpul dan
tajam adalah : luka terbuka akibat benda tumpul mempunyai tepi yang tidak
teratur, terdapat jembatan jaringan yang menghubungkan kedua tepi luka,
akar rambut tampak hancur atau tercabut, disekitar luka robek sering tampak
adanya luka lecet atau luka memar ; sedangkan pada benda tajam keadaan
sekitar luka tenang tidak ada luka lecet atau memar, tepi luka rata dan
sudutnya runcing serta tidak ada jembatan jaringan.(3)
Umumnya luka akibat kekerasan benda tajam pada kasus pembunuhan,
bunuh diri atau kecelakaan memiliki ciri-ciri berikut :
Keterangan Pembunuhan Bunuh diri Kecelakaan
Lokasi luka Sembarang Terpilih Terpapar
Jumlah luka Banyak Banyak Tunggal/banyak
Pakaian Terkena Tidak terkena Terkena
Luka tangkis Ada Tidak ada Tidak ada
Luka percobaan Tidak ada Ada Tidak ada
Cedera
sekunderMungkin ada Tidak ada Mungkin ada
Ciri-ciri pembunuhan di atas dapat dijumpai pada kasus pembunuhan yang
disertai perkelahian. Tetapi bila tanpa perkelahian maka lokasi luka biasanya
pada daerah fatal dan biasanya tunggal.
Luka mungkin merupakan luka yang terjadi akibat perlawanan korban dan
umumnya ditemukkan pada telapak tangan dan punggung tangan, jari-jari
tangan, punggung lengan bawah dan tungkai.
Luka percobaan (hesitation marks) luka ditemukan pada bunuh diri yang
menggunakan senjata tajam, sehubungan dengan kondisi kejiwaan korban. Luka
percobaan tersebut dapat berupa luka sayat atau luka tusuk yang dilakukan
berulang dan biasanya sejajar.(6)
C. Luka Tembak
I. Klasifikasi Luka tembak
9
Yang diperlukan sebenarnya penentuan jarak tembak atau jarak antara moncong
senjata dengan targetnya yaitu tubuh korban.
Berdasarkan ciri-ciri yang khas pada setiap tembakan yang dilepaskan dari
berbagai jarak, maka perkiraan jarak tembak dapat diketahui dengan demikian
dapat dibuat klasifikasinya.
Ada dua jenis luka tembak yang kita kenal yaitu luka tembak masuk dan luka
tembak keluar. Luka tembak masuk dapat dibedakan lagi yaitu luka tembak
masuk kontak, luka tembak masuk jarak dekat dan luka tembak jarak jauh.(4)
a. Luka Tembak Masuk Kontak ( TMK )
Luka tembak masuk kontak biasanya dibentuk oleh seluruh komponen
senjata ( yang akan masuk ke dalam saluran luka dan jejas laras )
Luka tembak masuk kontak biasanya boleh dikatakan bahwa 99 %
merupakan kasus bunuh diri
Terjadi bila moncong senjata ditekan pada tubuh korban dan
ditembakkan, bila tekanan pada tubuh erat disebut “self contact”
Kelainan pada tangan yang memegang :
i. Picu : Luka lecet antara ibu jari dan jari telunjuk
ii. Laras : Ada jelaga hitam (Schotland)
Umumnya luka berbentuk bundar, yang dikelilingi kelim lecet yang sama
lebarnya pada setiap bagian
Disekeliling luka tampak daerah yang berwarna merah atau merah coklat
yang menggambarkan bentuk dari moncong senjata ini disebut jejas laras
Rambut dan kulit disekitar luka dapat hangus terbakar
Saluran luka akan berwarna hitam yang disebabkan oleh butir-butir
mesiu, jelaga dan minyak pelumas
Tepi luka dapat berwarna merah, karena terbentuknya COHb
Bentuk luka tempel sangat dipengaruhi oleh keadaan/densitas jaringan
yang berada dibawahnya ; dengan demikian dapat dibedakan :
a. Luka tembak masuk kontak di dahi mempunyai ciri :
- Luka berbentuk bintang
- Terdapat jejas laras
b. Luka tembak masuk kontak di pelipis mempunyai ciri :
- Luka berbentuk bundar
- Terdapat jejas laras
10
c. Luka tembak masuk kontak di perut mempunyai ciri :
- Luka berbentuk bundar
- Kemungkinan besar tidak terdapat jejas laras(3)
b. Luka Tembak Masuk Jarak Dekat
Luka tembak masuk jarak dekat biasanya disebabkan karena
pembunuhan, namun bisa juga karena bunuh diri. Sebab itu perlu
ditemukan ciri lain pada tangan (Schotland)(4)
Terjadi bila jarak antar moncong senjata dengan tubuh korban masih
dalam jangkauan butir-butir mesiu (Luka Tembak Masuk Jarak Dekat),
atau jangkauan jelaga dan api (Luka Tembak Masuk Jarak Sangat Dekat)(3,6)
Luka berbentuk bulat jika peluru menebus kulit dengan posisi tegak lurus.
Jika peluru menembus kulit membentuk sudut maka luka menjadi
lonjong/oval
Disekitar luka dapat ditemukan daerah yang berwarna merah atau
hangus terbakar
Bila terdapat kelim tatto, berati jarak antara moncong senjata dengan
korban sekitar 60 cm (50-60 cm), yaitu untuk senjata genggam
Bila terdapat pula kelim jelaga, jaraknya sekitar 30 cm ( 25-30 cm )
Bila terdapat pula kelim api, maka jarak antar moncong senjata dengan
korban sekitar 15 cm(6)
Sampai seberapa jarak tersebut, tergantung dari panjang laras dan jenis
mesiu, untuk laras panjang dan mesiu hitam, jaraknya lebih besar
daripada laras yang sama dengan mesiu smokeles(4)
c. Luka Tembak Jarak Jauh
Luka Tembak Jarak Jauh hanya dibentuk oleh komponen anak peluru
Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban diluar
jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yangn tidak terbakar atau
sebagian terbakar
Pada luka tembak jarak jauh, di kulit hanya ditemukan lubang peluru
dengan cincin contusio. Kalau peluru menembus kulit tegak lurus cincin
contusio dan lubang peluru konsentris, sedangkan kalau tangensial cincin
11
kontusio menjadi bulat lonjong. Arah peluru adalah dari cincin contusio
yang lebar ke cincin contusio yang sempit
Bila senjatanya sering dirawat ( diberi minyak pelumas) maka pada kelim
lecet dapat dilihat pengotoran berwarna hitam berminyak, jadi ada kelim
kesat/lemak.(3)
II. Mekanisme Terbentuknya Luka dan Kelim Lecet
a. Akibat Anak peluru
Pada saat peluru mengenai kulit, kulit akan teregang
Bila keberatan anak peluru lebih besar dari kulit, maka akan terjadi
robekan (akibat perbedaan elastisitas epidermis dengan dermis)(3,7)
Oleh karena terjadi gerakan rotasi dari peluru (senjata yang beralur)
terjadi gesekan antara badan peluru dengan tepi robekan sehingga
terjadi kelim lecet (abrasi ring), di mana anak peluru yang menembus kulit
akan menyebabkan terjadinya lubang yang dikelilingi bagian yang
kehilangan kulit ari yang diameternya lebih besar dari diameter peluru(3,6)
Pada senjata yang dirawat baik, maka pada bagian kelim lecet dapat
dijumpai pewarnaan kehitaman akibat diberi minyak pelumas. Jelaga
dan elemen mesiu terusap pada tepi lubang sehingga terbentuk kelim
lecet yang terdapat di tepi lubang (pada luka tembak masuk sangat jauh)(3,6)
Bila peluru masuk pada daerah dimana densitasnya rendah, maka bentuk
luka yang terjadi adalah berbentuk bundar ; bila jaringan dibawahnya
mempunyai densitas yang besar, misalnya tulang, maka sebagian tenaga
dari peluru yang disertai pula dengan gas yang terbentuk akan memantul
dan mengangkat kulit diatasnya, sehingga robekan yang terjadi menjadi
tidak beraturan atau berbentuk bintang.(3)
b. Akibat Butir-Butir Mesiu
Butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar akan masuk
ke dalam kulit
Daerah di mana butir-butir mesiu tersebut masuk akan tampak berbintik-
bintik hitam dan bercampur dengan perdarahan di sekitar kelim lecet,
membentuk kelim tatto ( Pada luka tembak masuk jarak dekat )(3,6,8)
12
Oleh karena penetrasi butir mesiu tadi cukup, maka bintik-bintik hitam
tersebut tidak dapat dihapus dengan kain dari luar(3)
c. Akibat Asap
Oleh karena setiap proses pembakaran itu tidak sempurna maka
terbentuk asap atau jelaga yang keluar dari ujung bekas senjata akan
membentuk kelim jelaga(3,6)
Oleh karena jelaga itu ringan, jelaga hanya menempel pada
permukaan kulit sehingga bila hangus akan menghilang
d. Akibat Api
Terbakarnya butir-butir mesiu akan menghasilkan api serta gas panas
yang mengakibatkan terbentuknya kelim api (kulit akan tampak hangus
terbakar, pada luka tembak masukjarak sangat dekat.(3,6,7)
Jika tembakan terjadi pada daerah yang berambut, maka rambut
akan terbakar(3)
e. Akibat Partikel Logam
Oleh karena diameter peluru lebih besar dari diameter laras, maka
sewaktu peluru bergulir pada laras yang beralur akan terjadi pelepasan
partikel logam akibat pergeseran tersebut
Partikel tersebut dapat masuk ke dalam kulit atau tertahan pada
pakaian korban dan menimbulkan luka lecet atau luka terbuka dangkal
kecil-kecil pada tubuh korban(3)
f. Akibat Moncong Senjata
a. Jejas laras dapat terjadi pada luka tembak tempel, baik luka tempel yang
erat (hard contact) maupun hanya sebagian menempel (soft contact)
b. Jejas laras dapat terjadi bila moncong senjata ditempelkan pada bagian
tubuh di mana ada bagian yang keras (tulang)
c. Jejas laras terjadi bila moncong senjata ditempelkan pada bagian tulang
dan mengangkat kulit sehingga terjadi benturan yang cukup kuat antara
kulit dengan moncong senjata(3)
III. Peristiwa Tembakan Khusus
a. Peluru Tandem
Pada kulit terdapat satu luka tembak masuk, dalam tubuh ditemukan dua
butir peluru. Tembakan peluru pertama macet lalu tembakan kedua
13
mendorong peluru pertama dan secara bersamaan memasuki sasaran.
Peluru pertama mudah dikenal, karena dibagian belakangnya terdapat suatu
lekukan yang disebabkan karena sentuhan ujung peluru kedua
b. Matte Kogel
Daya tembus peluru sudah habis sehingga tidak menembus kulit hanya lecet
c. Countour Kogel
Peluru tak ditemui pada luka tembak masuk karena mengenai tulang lalu
memantul ke bagian tubuh yang lain
d. Ricochette Kogel
Sebelum mengenai sasaran lebih dulu mengenai benda yang lain (pantulan).
Peluru jadi berkeping/gepeng/hancur sehingga luka susah dikenali
g. Kets
Pasak pemalu sudah memukul primer tapi tidak meletus
h. Black Catridge
Luka tembak kontak ada tapi luka tembak keluar tidak ada, tidak ditemukan
peluru dalam tubuh
i. Water Schoot
Black catridge tair, sering seluruh kepala terangkat
j. Kissing Bullet/Shramp Schot
Luka serempet berupa luka lecet memanjang
k. Mirip Luka Tembak
Ini dapat terjadi pada suatu tabrakan mobil dan kepala baut atau mur patah
yang kemudian menjadi proyektil dengan kecepatan tinggi(1, 4)
IV. Luka Tembak Pada Tulang Pipih
Luka tembak pada tulang, khususnya tulang pipih akan menunjukkan kelainan
yang khas, sehingga walaupun pada tubuh korban telah mengalami pembusukan
masih tetap akan dapat dikenali dari bagian sebelah mana peluru masuk dan
pada bagian sebelah mana peluru tersebut keluar. Luka tembak pada kepala
merupakan contoh yang baik untuk melihat kelainan yang dimaksud
Pada tempat masuknya peluru, lubang yang terjadi pada tabula externa akan
lebih kecil dibandingkan dengan lubang pada tabula interna, sehingga
terbentuk corong yang membuka ke dalam
14
Pada tempat keluarnya peluru, lubang yang terjadi pada tabula interna lebih
kecil bila dibandingkan dengan tabula eksterna, sehingga membentuk corong
yang membuka ke luar(3)
V. Deskripsi Anak Peluru
Peluru yang dikeluarkan dari tubuh korban harus menggunakan tangan (jangan
pinset), jangan dicuci, jangan beri goresan (kecuali incriptie ; biasanya pada
bagian belakang peluru dan selangsang dibagian dalamnya) dan tentukan
kalibernya.(1,4,7)
Peluru tersebut harus diserahkan kepada penyidik atau pada lablerim. Untuk itu,
peluru atau selongsang dibungkus dengan kapas dan dimasukkan ke dalam
kotak kecil lalu dibungkus rapi dengan kertas, kemudian ikat dengan tali utuh
yang tidak ada sambungannya, diberi label dan simpul tali dilak pada label dan
diberi materei. Berita acara ditandatangani oleh pengirim dan saksi yang
melakukan pembungkusan. Semua ini harus dikerjakan untuk menjaga
kelangsungan daya barang bukti tersebut.(4)
Deskripsi anak peluru adalah :
Terbuat dari logam.......................
(warna...........................................................)
Panjang
Diameter
Berat
Alur : memutar ke mana, ada cacat atau tidak
Supaya tidak tertukar, digores pakai pinset(7)
VI. Identifikasi Senjata Api Dengan Peluru
Syarat identifikasi senjata api harus ditemukan anak peluru dan atau pertama
dilakukan pemotretan senjata, lalu catat hal-hal berikut :
Tipe senjata
Keadaan senjata
Panjangnya laras
Merk pembuatnya
Letak atau nomor seri
Magazine, firing pin, extractor
Kekhasan rifling
15
Kaliber/gauge
Identifikasi Anak Peluru
Pertama senjata api yang di curigai dicocokkan dengan anak peluru bukti dalam
hal : kaliber, jumlah alur dan arah alur
i. Pemeriksaan visual
bersihkan dengan alkohol, kadang dapat membantu menetapkan kaliber
anak peluru terutama apabila tidak hancur /rusak
ii. Tentukan berat/diameter anak peluru
iii. Menentukkan cacad/goresan
- Disebabkan oleh dataran laras ( paling penting) ; kotoran
dan pabrik
- Goresan anak peluru bukti dibandingkan dengan peluru
hasil firring test dengan comparison microscope
- Yang diperhatikan adalah (khas) :
Jumlah dan arah alur
Lebar dan dalamnya alur
- Goresan ini khas untuk setiap senjata api-sidik jari (tak ada) senjata api
yang menimbulkan goresan pada anak peluru tersebut memiliki
sedikitnya 12 goresan ( matching point ) yang cocok
iv. Firing Test
- untuk :
Teliti cara kerja/keamanan suatu senjata ( oleh pabrik )
Penentuan jarak tembak
Comparison microskop
- Anak peluru firing test didapatkan :
Tembakan dilakukan pada tabung besi berisi air ( diameter
60 cm dan panjang 360 cm ) dan tempat saringan untuk
mengambil anak peluru ( cara terbaik )
Ke dalam peti berisi kapas, pada jarak tertentu diberi
sedikit kertas
Menggunakan blok dari es
- Lalu anak peluru percobaan dicocokkan dengan anak
peluru bukti dengan mikroskop pembanding dan lakukan pemotretan
- Anak peluru shot gun/gotri :
16
Senjata tak beralur sehingga anak peluru tidak dapat untuk
identifikasi
Tentukan kaliber dengan menimbang anak peluru,
pemeriksaan kimiawi untuk mengetahui pabrik pembuatnya(1,4)
VII. Pemeriksaan sisa Mesiu
a. Parafin Test
Untuk mendeteksi nitrit/nitrat/oxidizing lain dari mesiu yang melekat pada
tangan/pakain korban atau yang melepaskan tembakan dari kulit sekitar
luka.
Tempat sekitar luka tembak masuk dibendung dengan kardus kemudian
dituang parafin cair (55 cc) atau dengan mencelupkan kain kasa dalam
parafin lalu dibalutkan pada kulit yang akan diperiksa. Setelah membeku,
angkat dan tetesi dengan reagen : dyphenilamin/dyphenilbenzidine. Hasil
positif warna biru atau ungu.(2,4)
b. Pemeriksaan Lain
- Kimiawi
- Histopatologi
Mungkin ditemukan partikel mesiu di tepi/dermis, serabut pakain.
Kadang koagulasi, nekrose, edema dan vakuolisasi sel basal.
Elongasi dan floatening.
- Neutron activating analysis
- Radiologik
Menentukkan lokasi, jumlah anak peluru di tubuh, arah/sudut
tembakan, jarak tembak dan tipe senjata. Dan untuk dokumentasi di
pengadilan.
VIII. Luka Tembak Keluar
Jika peluru ditembakkan dari senjata api mengenai tubuh korban dan
kekuatannya masih cukup untuk menembus dan keluar kebagian tubuh
lainnya, maka luka tembak di mana peluru meninggalkan tubuh di sebut Luka
Tembak Keluar. Bilamana peluru yang masuk ke dalam tubuh korban tidak
terbentur dengan tulang, maka saluran luka yang terbentuk yang
menghubungkan luka tembak masuk dan luka tembak keluar dapat
menunjukkan arah datangnya peluru yang dapat sesuai dengan arah
17
tembakan. Luka tembak masuk/keluar diukur dari tumit dan garis tengah
tubuh.(1,3)
Ciri-ciri luka tembak keluar :
- Yang khas tidak ada contusio ring/kelim lecet kecuali ada benda
keras menempel/menekan kulit tempat peluru keluar, misalnya bersandar
di tembok(2)
- Luka tembak keluar umumnya lebih besar dari luka tembak masuk
akibat terjadinya deformitas anak peluru, bergoyangnya anak peluru dan
terikutnya jaringan tulang yang pecah keluar dari luka tembak keluar
- Pinggiran luka tercabik-cabik atau robek dan melekuk keluar(5)
- Tidak ada kelim lecet, begitu pula dengan kelim-kelim lainnya(3)
Besarnya luka tembak keluar :
- Luka tembak keluar lebih besar daripada luka tembak masuk. Ini
biasanya terjadi kalau peluru sebelum keluar lebih dahulu mengenai
tulang, kepingan tulang itu menjadi peluru juga
- Luka tembak keluar sama besar dengan luka tembak masuk. Ini
terjadi bila peluru hanya mengenai bagian lunak tubuh saja dan daya
tembus pada waktu menembus masuk kulit kurang lebih sama dengan
waktu keluar kulit
- Luka tembak keluar lebih kecil daripada luka tembak masuk. Ini terjadi
kalau peluru hanya mengenai bagian lunak tubuh dan daya tembus
peluru waktu keluar hanya cukup menembus kulit, luka tembak keluar
merupakan suatu celah kecil(4)
D. Luka Bakar
I. Mekanisme dan ciri luka bakar
Luka bakar adalah cedera pada jaringan kulit yang disebabkan oleh panas
api (panas kering) ataupun oleh cairan panas.
Luka bakar yang dimaksudkan disini di batasi pada efek lokal yang
ditimbulkan oleh panas yang kering (dry heat), oleh karena kelainan yang
paling banyak bila dibandingkan dengan luka-luka bakar lainya. Yang
dimaksudkan dry heat di sini misalnya akibat api, elemen logam panas yang
beraliran listrik dan kontak dengan metal atau gelas yang panas.(3)
Pada pemeriksaan dapat ditemukan :
a. Reaksi lokal
18
- Eritem :
Epidermis intak, kemerahan
Sembuh tanpa sikatrix
- Vesikel/bullae/bleps :
Albumin/ Nacl tinggi
Post mortem rendah
- Necrose koagulatif :
Coklat – merah – gelap
Sembuh dengan cicatrix
- Carbonisasi :
Sudah menjadi arang
b. Reaksi Umum :
Dibagi atas tiga golongan :
- Heat exhaustion
- Heat stroke
- Heat Cramps(2)
Luka bakar terjadi akibat kontak kulit dengan benda bersuhu tinggi.
Kerusakan kulit yang terjadi bergantung pada tinggi suhu dan lama
kontak.
Gejala umum korban luka bakar :
- Nyeri yang sangat hebat shock Mati
- Pugilistic attitude ( kulit mengarang dan mengelupas )
- Fraktur tengkorak (pseudoepidural hematom)(2)
- Jika pasien terbakar dalam ruang tertutup, maka perlu
diperhatikan adanya keracunan karbon monoksida dalam kadar
tertentu
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan.
Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas
meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat
terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan edema
dan menimbulkan bula dengan membawa serta elektrolit. Hal ini
menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskular. Kerusakan
kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan tambahan
karena penguapan yang berlebihan, cairan masuk ke bula yang
19
terbentuk pada luka bakar derajat II, dan pengeluaran cairan dari
keropeng luka bakar derajat III.
Bila luas luka bakar kurang dari 20% biasanya mekanisme
kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya tetapi bila diatas 20%
akan terjadi syok hipovolemik. Pembengkakan terjadi pelan-pelan,
maksimal terjadi setelah 8 jam.
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di muka,
dapat terjadi kerusakan mukosa jalan nafas karena gas, asap, atau
uap panas yang terisap. Edema yang terjadi dapat menyebabkan
gangguan berupa hambatan jalan nafas, takipnea, stridor, suara
serak dan dahak berwarna gelap kerena jelaga. (8)
II. Mekanisme Kematian Pada Luka Bakar
a. Syok
Keadaan ini biasanya terjadi dalam 48 jam pertama, berupa syok
neurogenik akibat rasa nyeri atau ketakutan
b. Asfiksia
Hal ini akibat inhalasi asap atau gas sisa pembakaran. Pada kasus di
mana korban diambil dari rumah yang sudah terbakar, maka luka
bakar yang terjadi merupakan post mortem
c. cedera dan kecelakaan
Hal ini bisa dialami sewaktu berusaha menghindari kebakaran dan
mengakibatkan cedera fatal
d. inflamasi
Beberapa bagian tubuh, misalnya meningitis, peritonitis, dll
e. lemas
Akibat kehilangan banyak cairan yang bisa menyebabkan dehidrasi
f. septikemia, gangren dan tetanus(5)
III. Tanda IntraVital Luka Bakar
Lebam mayat merah terang, cherry red. Demikian pula warna permukaan
otak dan peritoneum yang disebabkan karena COHb.
Gelembung gas atau lepuh di kulit yang mengandung banyak albumin.
Langes, hangus atau jelaga ( Soot ) dalam saluran pernafasan.
20
Pemeriksaan histopatologi : infiltraasi sel radang timbul 6 – 8 jam setelah
terjadi luka bakar.(4)
IV. Tanda Post Mortem Luka Bakar
Kulit yang hangus dapat menunjukkan keretakan. Anggota gerak yang
hangus mudah patah : jangan mengambil kesimpulan bahwa terlah terjadi
patah tulang antemortem.
Panas akan menyebabkan koagulasi protein, otot, kemudian mengkerut dan
karena otot fleksi lebih kuat daripada otot ekstensi, mayat mengambil sikap
petinju : jangan mengambil kesimpulan bahwa posisi tersebut merupakan
posisi membela diri.
Otak terdiri dari 80 % air dan dalam kebakaran air menguap otak menjadi
kecil yang diikuti oleh selaput otak tebal, sehingga terdapat ruangan antara
tengkorak dan selaput otak tebal. Ruang ini kemudian berisi darah dan
lemak. Tubuh yang hangus menjadi kecil.(4)
Pecahnya jantung (heat ruptures), dapat terjadi akibat panas, di mana pada
umumnya akan terbentuk celah atau laserasi yang mudah dibedakan dengan
robekan akibat tusukan yaitu oleh karena tidak mengandung darah.(3)
E. Trauma Karena Dingin
I. Mekanisme dan Ciri Trauma Karena Dingin
Suhu atau temperatur lingkungan yang sangat rendah dapat menimbulkan
kelainan pada tubuh, diantaranya adalah frosbite dan immersion foot yang
bersifat lokal, sedangkan hipotermia adalah istilah yang dipergunakan untuk
keadaan di mana tubuh secara sistemik/menyeluruh terkena pengaruh suhu
rendah sekali, yang tidak jarang dapat mengakibatkan kematian.(3)
Pada pemeriksaan, di dapatkan :
a. Reaksi Lokal
- Kulit pucat (vasokonstriksi) lalu kemerahan (vasodilatasi) oleh karena
paralisi vasomotor center
- Kulit merah kehitaman, bengkak, gatal, nyeri, lalu timbul ganggren
superficial yang irreversibel.
b. Reaksi Umum
- Kulit pucat, menggigil, kutis anserina
21
- Kepucatan bercampur warna cyanosis (oleh karena organ dalam
kongesti sehingga darah dipaksa masuk kembali ke pembuluh darah
perifer)
- Letargy, koma, death ( bila lama )
- Otopsi :
Jantung berisi darah warna merah cerah
Organ dalam kongesti hebat
Tengkorak dapat retak dalam sutura
Lebam bright red bercampur bercak merah gelap
Cairan tubuh menjadi es ( bila lama baru ditemukan )
Cedera akibat suhu dingin terutama terjadi pada bagian ujung tubuh yang
terkena langsung suhu dingin seperti jari kaki dan tangan, telinga dan
hidung. Namun bila terlindung dengan baik dan hanya terpapar sesaat,
maka biasanya tidak akan terjadi cedera.(6)
II. Mekanisme Kematian Akibat Dingin
Pemaparan terhadap suhu rendah misalnya di puncak gunung yang
tinggi dapat menyebabkan kematian mendadak. Mekanisme kematian
dapat diakibatkan oleh kegagalan pusat pengatur suhu maupun akibat
rendahnya disosiasi oxy-Hb. Disamping itu, hipotermia yang berat bisa
menyebabkan gagal jantung dan gagal pernapasan, kemudian terjadi
kematian.
F. Luka Listrik
I. Mekanisme dan Ciri Luka Listrik
Cedera akibat listrik adalah kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir
ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan
terganggunya fungsi suatu organ dalam.
Tubuh manusia adalah penghantar listrik yang baik. Kontak langsung dengan
arus listrik bisa berakibat fatal. Arus listrik yang mengalir dalam tubuh
manusia akan mengahsilkan panas yang dapat membakar dan
meghancurkan jaringan tubuth. Meskipun Luka listrik tampak ringan, tetapi
mungkin saja telah terjadi keruskan organ dalam yang serius, terutama pada
jantung, otot atau otak
Pemeriksaan otopsi :
a. Pemeriksaan Luar
22
- Current mark/electrical mark :
Luka bakar yang derajatnya bervariasi
Port de entry listrik ke badan tidak khas
Biasanya ditemukan pada telapak tangan/kaki/punggung tangan
Warna kuning/coklat putih/coklat hitam (luka bakar) yang
dikelilingi daerah kemerahan dan edema sehingga menonjol dari
daerah sekitarnya (daerah hallo)
- Metalisasi
Oleh karena logam /metal dari kabel kawat yang berarus listrik
meleleh/menguap sehingga terjadi deposisi metal dan menempel
pada kulit
- Luka keluar
Tidak khas, dapat berupa luka keluar berupa luka lecet, luka
robek atau luka bakar
Sepatu dapat koyak, pakaian robek dan terbakar
b. Pemeriksaan Dalam
- Otak perdarahan kecil dan vakuolisasi sekitar pembuluh darah
- Jantung penuh darah
- Paru kongesti dan edema
- Organ viscera lainnya kongesti
- Tulang meleleh dapat juga fraktur
- Otot putus
- Bintik perdarahan pada conjungtiva, pleura, pericard
- Nekrose dan ruptur pembuluh darah ekstremitas dan timbul
ganggren(2)
II. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Di Dalam Terjadinya Luka Akibat Luka
Listrik
Bila seseorang terkena arus listrik, maka kelainan yang ditimbulkan akibat
arus listrik tersebut tergantung dari lima faktor yaitu :
a. Intensitas
b. Tegangan atau Voltase
Voltase yang rendah, yaitu sekitar 100 volt lebih sering menyebabkan
kematian bila dibandingkan dengan voltase yang lebih tinggi : misalnya
10.000 volt malah tidak mematikan. Kematian pada arus listrik tegangan
23
rendah bisa karena fibrilasi ventrikel, sedangkan tegangan tinggi
biasanya karena luka bakar/panas
c. Tahanan
Biasanya tahanan pada manusia tergantung dari banyak sedikitnya air
yang terdapat pada bagian tubuh. Tahanan yang paling besar adalah
kulit, kemudian tulang, lemak, saraf, otot, darah dan yang paling rendah
adalah cairan tubuh
d. Arah aliran
Manusia dapat mati bila tekanan arus listrik yang melintasi otak atau
jantung, misalnya aliran dari kepala ke kaki atau dari lengan ke lengan
e. Waktu
waktu lamamya seseorang kontak dengan benda yang beraliran listrik
menentukan kecepatan datangnya kematian(3)
III. Mekanisme Kematian Pada Luka Listrik
Arus listrik menimbulkan gangguan karena rangsangan terhadap saraf dan
otot. Energi yang dilalui arus menyebabkan luka bakar pada jaringan
tersebut. Energi panas dari loncatan arus listrik tegangan tinggi yang
mengenai tubuh akan menimbulkan luka bakar yang dalam karena suhu
bunga api listrik dapat mencapai 2500 oC. Arus bolak-balik menimbulkan
rangsangan otot yang hebat berupa kejang-kejang. Bila arus tersebut
mengenai jantung, kekuatan sebesar 60 mA saja sudah cukup untuk
menimbulkan fibrilasi ventrikel. Lebih-lebih kalau arus langsung mengenai ke
jantung, fibrilasi dapat terjadi oleh arus sebesar 1/10 mA.
Pada otot dada ( m. Intercostal) arus listrik dapat menyebabkan gerakan
nafas terhenti sehingga penderita dapat mengalami asfiksia. Pada
kecelakaan tersengat arus listrik di daerah kepala, penderita dapat pingsan
lama dan mengalami henti nafas. Dapat juga terjadi edema otak.
G. Luka Akibat Petir
I. Mekanisme dan Ciri Luka Akibat Petir
Petir terjadi di saat guntur pada waktu terdapat awan yang bermuatan listrik
tegangan tinggi. Petir bervoltase 20 – 100 juta volt dan arus dapat mencapai
24
20.000 amper dengan suhu inti sampai 30.000 kelvin, yaitu jauh lebih tinggi
daripada permukaan matahari.
Biasanya pada kejadian tersambar langsung atau tersambar samping arus
listrik masuk di kepala melalui lubang kepala yaitu telinga, mata atau mulut
dan mencapai bumi melalui leher, tubuh dan kaki. Pada jalan arus listrik
terletak sebagian otak , pusat pernapasan dan jantung sehingga terjadi
pingsan, henti nafas atau henti jantung.
Pada korban akan ditemukan aboresent mark ( kemerahan kulit seperi
cabang pohon), metalisasi dan magnetisasi. Akibat yang ditimbulkan oleh
petir disebabkan oleh dua hal, pertama arus listrik yang bertegangan sangat
tinggi dan oleh karena adanya efek ledakan (blast efek) dari udara yang
ekspansi dengan cepat. Yang pertama akan menimbulkan luka bakar, yang
biasanya relatif terbatas hanya pada permukaan saja/superficial. Sedangkan
blast efek akan dapat menyebabkan robek atau pecahnya pakaian korban,
hal mana sering menimbulkan kesan akan adanya unsur kejahatan.
II. Mekanisme Kematian Karena Arus Listrik Pada Luka Akibat Petir
a. Fibrilasi ventrikel
yang paling berbahaya bila arus listrik berjalan dari lengan kiri ke satunya,
aliran listrik yang demikian fatalitasnya 60%
b. Paralisis pernapasan
hal ini dapat terjadi bila aliran arus di atas “ let go “ thres hold, akan tetapi
tetap di bawah kebutuhan yang dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel
c. Paralisis pusat pernapasan
paralisis atau kelumpuhan pada pusat pernapasan dapat terjadi bila arus
listrik melewati otak, dan paralisis ini akan menetap setelah arus listrik
tersebut melemah atau menghilang. Jantung akan tetap berdenyut,
sedangkan pernapasan artificial yang dilakukan dalam waktu yang cukup
lama (sampai beberapa jam), dapat menolong jiwa korban(3)
H. Luka Akibat Perubahan Tekanan Udara
Trauma akibat perubahan tekanan udara, barotrauma, untuk penerbangan bukan
merupakan suatu masalah, karena tekanan udara dalam pesawat udara sudah di
atur (pressurized). Yang menjadi masalah adalah penyakit penyakit penyelam atau
caison. Pekerja di dasar laut harus bekerja dalam suatu kaison yang merupakan
suatu kotak besar dengan udara dipompakan ke dalamnya untuk pernapasan.(4)
25
Peningkatan tekanan udara yang diikuti oleh perubahan volume gas di dalam tubuh
dapat mengakibatkan trauma fisik, berupa barotrauma aural, barotrauma pulmoner,
penyakit dekompresi dan emboli udara.
Barotrauma aural adalah rasa nyeri ringan dan berdengung pada telinga yang sering
dijumpai pada pesawat lepas landas atau pada saat akan mendarat, atau waktu
menyelam. Gejala yang lebih berat adalah retraksi gendang telinga, hiperemi,
kongesti telinga tengah dan pecahnya gendang telinga.
Barotrauma pulmoner dapat berkembang menjadi emfisema, pneumothoraks,
kerusakan jaringan paru dan emboli udara.
Kelainan lain yang dapat timbul adalah nyeri pada gigi berkavitas, vertigo, gangguan
penglihatan, gangguan pendengaran serta gangguan keseimbangan.
Perubahan volume gas dalam susunan saraf pusat dapat mengakibatkan tremor,
konvulsi, somnolen, pusing dan mual. Sedangkan perubahan volume gas pada
persendian mengakibatkan artralgia hiperbarik.
Penyakit dekompresi merupakan reaksi fisiologik terhadap tekanan tinggi. Pada saat
tekanan tinggi, kelarutan gas-gas tubuh terutama nitrogen akan meningkat. Apabila
kemudian terjadi penurunan tekanan secara tiba-tiba, maka kelarutan gas juga akan
turun sehingga terjadi pembebasan gas-gas tersebut dalam bentuk gelembung-
gelembung mikro dalam pembuluh udara (emboli udara) dan jaringan. Gejala utama
adalah nyeri, pusing, paralisis, nafas pendek, kelelahan ekstremitas dan kolaps.(6)
I. Luka Akibat Trauma Bahan Kimia
Bahan-bahan kimia yang bersifat korosif dapat menyebabkan luka bakar, dimana
gambaran luka bakar tersebut mempunyai ciri yang khusus, sesuai dengan bahan
kimia yang mengenai tubuh, dalam hal ini kulit atau pada mukosa (selaput lendir).(3)
Trauma kimia sebenarnya hanya merupakan efek korosif dari asam kuat dan basa
kuat. Asam kuat sifatnya mengkoagulasikan protein sehingga menimbulkan luka
korosif yang kasar, keras seperti kertas perkamen sedangkan basa kuat bersifat
membentuk reaksi penyabunan intrasel sehingga menimbulkan luka yang basah,
licin dan kerusakn akan terus berlanjut sampai dalam. Karena biasanya bahan kimia
asam atau basa terdapat dalam bentuk cair (larutan pekat), maka bentuk luka
biasanya sesuai dengan mengalirnya bahan kimia tersebut(6)
Bahan-bahan kimia yang bersifat korosif dapat dibagi dalam empat golongan,
sebagai berikut :
26
a. Asam-asam organik yang bersifat korosif ; seperti asam oksalat, asam asetat,
asam sitrat dan asam karbol (carbolic acid)
b. Asam-asam anorganik yang bersifat korosif ; seperti asam fluorida, asam klorida,
asam nitrat dan asam sulfat
c. Kaustik alkali ; seperti kalium hidroksida, natrium hidroksilat dan ammoniak
d. Garam-garam dari logam berat ; seperti merkuri klorida, zink klorida dan stibium
klorida
Asam karbol akan menyebabkan luka bakar di mana kulit yang terkena akan
berwarna kelabu keputihan. Asam oksalat akan menyebabkan kulit berwarna
kelabu kehitaman. Asam sulfat dan asam klorida akan menyebabkan kulit akan
berwarna mula-mula kelabu kemudian hitam, asam nitrat menyebabkan kulit
berwarna coklat, sedangkan asan flourida akan menyebabkan kulit berwarna
merah kecoklatan yang disertai perdarahan. Kaustik alkali umumnya akan
meyebabkan kulit berwarna kelabu keputihan. Zinc klorida akan menyebabkan
kulit berwarna keputih-putihan sedangkan merkuri khlorida akan menyebabkan
kulit yang terkena berwarma biru keputihan disertai perdarahan.(3)
27
PETUNJUK MEMBUAT DISKRIPSI LUKA
Perlu dijelaskan bahwa diskripsi luka harus seobjektif mungkin, meliputi:1. Jumlah luka.2. Lokasi luka, meliputi:
a. Lokasi berdasarkan regio anatomiknya.b. Lokasi berdasarkan garis koordinat atau berdasarkan bagian-bagian
tertentu dari tubuh.3. Bentuk luka, meliputi:
a. Bentuk sebelum dirapatkan.b. Bentuk sesudah dirapatkan.
4. Ukuran luka, meliputi:a. Ukuran sebelum dirapatkan.b. Ukuran sesudah dirapatkan.
5. Sifat-sifat luka, yaitu:a. Garis batas luka, meliputi:
1. Bentuk (teratur atau tidak teratur).2. Tepi (rata atau tidak).3. Sudut luka (ada atau tidak, jumlahnya berapa dan bentuknya runcing atau tidak).
b. Daerah di dalam garis batas luka, meliputi:1. Tebing luka (rata atau tidak serta terdiri dari dari ja- ringan apa
saja).2. Antara kedua tebing ada jembatan jaringan atau tidak. 3. Dasar luka (terdiri atas jaringan apa, warnanya, perabaannya, ada
apa di atasnya).c. Daerah di sekitar garis batas luka, meliputi:
1. Memar (ada atau tidak). 2. Tatoase (ada atau tidak). 3. Jelaga (ada atau tidak). 4. Bekuan darah (ada atau tidak). 5. Lain-lain ada atau tidak.
Karena diskripsi luka bersifat obyektif maka tidak boleh dikemukakan hal-hal yang bersifat interpretatif. Jika misalnya ditemukan luka tusuk atau luka tembak maka kata-kata luka tusuk atau luka tembak tidak boleh diutarakan. Pembuat Visum et Repertum cukup menyatakan "ditemukan luka" dan kemudian diceritakan tentang jumlah, lokasi, bentuk, ukuran dan sifatnya.
CONTOH DISKRIPSI DARI MACAM-MACAM LUKA
1. LUKA IRISPada pemeriksaan ditemukan luka.Jumlahnya : Satu.Lokasinya : Di perut kanan atas, ujung pertama 10 senti- meter sebelah kanan garis tengah tubuh dan 5 sentimeter di atas garis mendatar yang melewati pusat sedang ujung kedua 15 sentimeter dari garis tengah tubuh dan 4 sentimeter di atas garis mendatar yang melewati pusat.Bentuknya : Sebelum dirapatkan terbuka dan ketika ditaut-kan rapat serta membentuk garis lurus (atau sedikit lengkung) yang arahnya miring.
28
Ukurannya : Sebelum ditautkan panjang 5 sentimeter, lebar 2 sentimeter dan dalamnya 1 sentimeter. Ketika dirapatkan panjang luka menjadi 5,3 sentimeter.Sifatnya : Garis batas luka bentuknya teratur, tepi rata dan kedua sudutnya runcing. Tebing luka rata dan terdiri atas jaringan kulit, jaringan ikat, lemak serta otot. Jembatan jaring-an tidak ada. Dasar luka terdiri atas jaringan otot. Daerah di sekitar garis batas luka tidak didapati memar.
2. LUKATUSUKPada pemeriksaan ditemukan luka.Jumlahnya : Satu.Letaknya : Di dada bagian kanan atas, 10 sentimeter sebe- lah kanan garis tengah tubuh dan 7 sentimeter di atas garis mendatar yang melewati puting su-su.Bentuknya : Berupa luka tembus seperti celah dan ketika di-tautkan rapat serta membentuk garis lurus yang arahnya mendatar.Ukurannya : Sebelum dirapatkan panjangnya 2,5 sentimeter, lebar 0,6 sentimeter dan dalamnya belum dapat ditentukan pada pemeriksaan luar sebab luka menembus dinding dada. Ketika dirapatkan panjangnya menjadi 2,7 sentimeter.Sifatnya: Garis batas luka bentuknya teratur dan simetris, tepinya rata serta kedua sudutnya runcing. Tebing luka rata terdiri atas kulit, jaringan ikat, jaringan lemak dan otot. Tidak ditemukan ada-nya jembatan jaringan dan dasar luka tidak ter-lihat pada pemeriksaan luar. Di sekitar garis batas luka tidak ada memar.
3. LUKA BACOKPada pemeriksaan ditemukan luka.Jumlahnya : Sebuah.Lokasinya : Di paha kiri, ujung pertama pada sisi luar setinggi 15 sentimeter dari lutut, sedang ujung kedua pada sisi depan setinggi 20 sentimeter dari lutut. Bentuknya : Sebelum ditautkan menganga dan ketika ditautkan rapat serta membentuk garis lurus yang arahnya miring.Ukurannya : Sebelum dirapatkan panjang 13 sentimeter, le-barnya 6 sentimeter dan dalamnya 7 sentimeter. Ketika dirapatkan panjangnya menjadi 15 sentimeter. Luka pada tulang paha panjangnya 3 sentimeter, lebarnya 1 sentimeter dan dalamnya 2 sentimeter.Sifatnya : Garis batas luka bentuknya teratur serta sime- tris.Tebing luka rata terdiri atas jaringan kulit, ja-ringan ikat, lemak, otot dan tulang. Tidak dite-mukan jembatan jaringan dasar luka adalah tulang paha.Daerah disekitar garis batas luka tidak terlihat memar (atau terdapat memar jika senjatanya tidak begitu tajam).
4. LUKA AKIBAT PERSENTUHAN BENDA TUMPULPada pemeriksaan ditemukan luka.Jumlahnya : Satu.Lokasinya : Di dahi bagian kanan, 3 sentimeter sebelah ka-nan dari garis tengah tubuh dan 4 sentimeter di atas garis mendatar yang melewati kedua matanya. Bentuknya : Berupa luka terbuka, tak teratur dan jika ditautkan tidak rapat.Ukurannya : 3 sentimeter, lebar 2 sentimeter dan dalamnya 0,6 sentimeter.Sifatnya : Garis batas luka tak teratur, terdapat 6 buah sudut yang terdiri atas sudut tumpul dan ranting.Tebing luka tak rata, terdiri atas jaringan kulit dan jaringan ikat. Terdapat jembatan jaringan di antara ke dua tebing. Dasar luka berupa tulang dahi yang masih normal.
29
Daerah di sekitar luka tampak bengkak (menonjol) dan berwarna kebiruan.
5. LUKA ROBEKPada pemeriksaan ditemukan luka.Jumlahnya : Satu.Lokasinya : Pada tonjolan dibawah mata kanan, 9 sentimeter sebelah kanan garis tengah tubuh dan 2 sentimeter di bawah garis mendatar yang melewati kedua mata.Bentuknya : Berupa robekan, simetris dan ketika dirapatkan terdapat beberapa bagian yang tidak rapat. Arah luka mendatar.Ukurannya : Panjang 1,5 sentimeter, lebar 0,5 sentimeter dan dalamnya 0,7 sentimeter.Sifatnya : Garis batas luka teratur tetapi tepinya tidak rata dan kedua sudutnya tumpul. Tebing luka tidak rata, terdiri atas jaringan kulit dan jaringan ikat. Terdapat jembatan jaringan. Daerah disekitar luka terlihat memar.
6. LUKA TEMBAK MASUKPada pemeriksaan ditemukan luka.Jumlahnya : Satu.Lokasinya : Di perut bagian kanan atas, 8 sentimeter di sebelah kanan dari garis tengah tubuh dan setinggi 110 sentimeter dari tumit. (Pada luka tembak selalu diukur setinggi berapa sentimeter dari tumit guna kepentingan rekonstruksi).Bentuknya : Terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian luar berupa cincin lecet dan bagian dalamnya berupa lu-bang. Posisi lubang terhadap cincin lecet kon-sentris (atau episentris).Ukurannya : Diameter cincin lecet 11 milimeter dan diameter lubang 9 milimeter.Sifatnya : Garis batas luar dari cincin lecet bentuknya teratur (bulat) serta tepinya tak rata dan garis batas lubang bentuknya juga teratur serta tepinya tidak rata.Tebing luka tak rata, berbentuk silinder dan ter-diri atas jaringan kulit, jaringan ikat, otot dan tulang.Dasar cincin lecet adalah jaringan ikat sedang dasar lubang tidak dapat ditentukan pada pe-meriksaan luar sebab menembus dinding perut. Daerah di sekitar cincin lecet terlihat memar ber-warna merah kebiruan, jelaga dan tatoase.
7. MEMAR (KONTUSI)Pada pemeriksaan ditemukan memar.Jumlahnya : Dua buah.Lokasinya : Memar pertama di sisi luar dari lengan bawah kiri, 10 sentimeter dari garis pergelangan ta-ngan. Memar kedua di pipi kiri, 5 sentimeter sebelah kiri dari garis tengah tubuh dan 5 senti-eter sebelah bawah dari garis mendatar yang melewati kedua mata.Bentuknya : Tidak teratur.Ukurannya : Memar di lengan kiri 3 sentimeter kali 4 sen timeter dan memar di pipi 3 sentimeter kali 3 sentimeter.Sifatnya : Garis batas memar tidak begitu tegas dan bentuknya tidak teratur.Daerah di dalam garis batas luka terlihat sedikit menonjol (bengkak), terdiri atas kulit yang masih utuh. Di sekitar memar tidak ditemukan kelainan.
8. LUKA LECETPada pemeriksaan ditemukan luka.Jumlahnya : Satu.
30
Lokasinya : Di perut dan dada dengan batas teratas 24 senti-meter sebelah atas dari garis mendatar yang melewati pusat dan batas terbawah 7 sentimeter sebelah bawah dari garis tersebut sedang batas paling kiri 16 sentimeter sebelah kiri dari garis tengah tubuh dan batas paling kanan adalah 12 sentimeter sebelah kanan dari garis tersebut.Bentuknya : Tidak teratur.Ukurannya : 31 sentimeter kali 28 sentimeter.Sifatnya : Garis batas luka tidak teratur.Tidak terlihat adanya tebing yang jelas. Dasar luka tidak rata, terdiri atas jaringan kulit jangat, jaringan ikat dan dibeberapa tempat masih terlihat adanya kulit ari. Permukaannya ditutupi oleh serum yang telah mengering, warna merah kecoklatan dan perabaannya kasar. Di sekitar luka terlihat sedikit memar.
9. LUKA KARENA ZAT KIMIA KOROSIF ASAM KUATPada pemeriksaan ditemukan luka.Jumlahnya : Satu.Lokasinya : Di dada sebelah kanan dengan batas teratas 8 sentimeter sebelah atas dari garis mendatar yang melewati kedua puting susu dan batas terbawah 7 sentimeter sebelah bawah dari garis tersebut, sedang batas paling kiri 2 sentimeter sebelah kanan dari garis tengah tubuh dan batas paling kanan adalah 16 sentimeter sebelah kanan dari garis tersebut.Bentuknya : Tidak teratur.Ukurannya : Panjang 15 sentimeter, lebarnya 14 sentimeter dalamnya luka 4 milimeter.Sifatnya : Garis batas luka tidak teratur.Tebing luka tidak terlihat jelas. Dasar luka ber-warna coklat kehitaman perabaan keras dan kasar. Disekitar luka terlihat kemerahan.
10. LUKA KARENA ZAT KIMIA KOROSIF BASA KUATPada pemeriksaan ditemukan luka.Jumlahnya : Satu.Lokasinya : Di perut dengan batas teratas 14 sentimeter se-belah atas dari garis mendatar yang melewati pusat dan batas terbawah 7 sentimeter sebelah bawah dari garis tersebut sedaiig batas paling kiri 12 sentimeter sebelah kiri dari garis tengah tubuh dan batas paling kanan adalah 16 sentimeter sebelah kanan dari garis tersebut.Bentuknya : Tidak teratur.Ukurannya : Panjang 28 sentimeter, lebarnya 21 sentimeter.Sifatnya : Garis batas luka tidak teratur.Dasar luka jaringan ikat, terlihat basah, berwar-na merah kecoklatan perabaannya lunak dan licin.
11. JEJAS JERATPada pemeriksaan ditemukan jejas.Jumlahnya : Satu.Lokasinya : Di leher sebelah atas, pada sisi depan setinggi 2 sentimeter di atas jakun sedang pada sisi bela-kang setinggi batas rambut.Bentuknya : Berupa jejas yang melingkari leher secara penuh.Ukurannya : Panjang lingkaran 35 sentimeter, lebar 0,7 sentimeter dan dalamnya 0,2 sentimeter.
31
Sifatnya : Garis batas luka teratur, tetapi dibeberapa tern-pat kelihatan tidak begitu tegas. Dasar jejas berupa kulit, warna kecoklatan, pera-baan licin seperti kertas perkamen. Di sekitar garis batas jejas terlihat sedikit memar.
12. JEJAS GANTUNGPada pemeriksaan ditemukan jejas.Jumlahnya : Satu.Lokasinya : Dileher sebelah atas, melingkari leher tersebut secara tidak penuh. Pada sisi depan setinggi 2 sentimeter di atas jakun dan pada kedua sisi samping mengarah ke atas serta berakhir di sisi belakang. Jika kedua ujung jejas diteruskan de-ngan membuat garis semu maka akan bertemu pada suatu titik yang letaknya lebih tinggi dan letak jejas sisi depan.Bentuknya : Berupa lingkaran jejas yang tidak penuh.Ukurannya : Panjang lingkaran 35 sentimeter, lebar 0,7 sentimeter dan dalamnya 0,2 sentimeter.Sifatnya : Garis batas luka teratur, tetapi dibeberapa tempat kelihatan tidak begitu tegas. Dasar jejas berupa kulit, warna kecoklatan, perabaan licin seperti kertas perkamen. Di luar garis batas jejas terlihat sedikit memar.
13. LUKABAKARPada pemeriksaan ditemukan luka.Jumlahnya : Dua buah.Lokasinya : Keduanya di paha sisi depan, yang satu 10 sentimeter di atas lutut dan lainnya 17 sentimeter diatas lutut.Bentuknya : Yang letaknya 10 sentimeter di atas lutut berupa luka terbuka yang bentuknya tidak teratur danyang lainnya berupa gelembung dan tidak teratur.Ukurannya : Yang berupa luka terbuka panjangnya 10 senti-meter, lebar 7 sentimeter dan dalamnya 0,6 sentimeter, sedang yang berupa gelembung ukur-annya 3x4x1 sentimeter.Sifatnya : Garis batas luka terbuka tidak teratur dan tepinya tidak teratur.Tebing luka tak rata. Dasar luka jaringan ikat, tidak rata, terlihat basah dan berwarna kemerahan. Sekitarnya tampak kemerah-merahan. Garis batas luka yang berupa gelembung tidak teratur. Isi gelembung berupa cairan bening. Sekitar gelembung tampak kemerah-merahan.
32
KASUS TINDAK PIDANA DENGAN KORBAN HIDUP (V et R HIDUP)
POKOK-POKOKISI KESIMPULAN CONTOH BUNYI KESIMPULAN PADA VR
a. Jenis luka/kelainan yang di-temukan.
b. Jenis benda penyebabnya.c. Bagaimana cara benda itu
menimbulkan luka/kelainan.d. Apa akibatnya atau derajat
lukanya.
Telah diperiksa seorang wanita, umur 25 tahun. Ditemukan sebuah luka oleh senjata tajam yang dibacokkan ke kepalanya sehingga mengakibatkan kerusakan pada otak. Sebab ke-matiannya adalah karena rusak-nya otak tersebut.
1. LUKA RINGAN
DEFINISI CONTOH KESIMPULANLuka yang tidak menimbulkan penyakit atau ha-langan dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau pe-kerjaan mata pencaharian-nya.
1. Pada dahi orang tersebut ditemukan memar akibat persentuhan dengan benda tumpul yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan mata-pencahariamiya sebagai pegawai negeri (pegawai swasta, petani, pedagang atau tukang beca).
2. Pada orang tersebut ditemukan luka lecet di pergelangan tangan sebelah kiri akibat persentuhan dengan benda tumpul. Luka tersebut tidak menimbulkan penyakit atauhalangan dalam menjalankan pekerjaan jabatannya sebagai mahasiswa (pelajar) atau ibu rumah tangga.
2. LUKA SEDANGDEFINISI CONTOH KESIMPULAN
33
Luka yang dapat menimbulkan penyakit atau ha-langan dalam menjalankan pekerjaan jabatan/peker-jaan mata pencaharian un-tuk sementara waktu.(Sementara waktu harus dinyatakan berapa hari/ bulan)
1. Pada orang tersebut ditemukan luka tusuk dibahu kiri akibat persentuhan dengan benda tajam. Akibatnya korban menderita penyakit tetanus selama satu bulan.
2. Ditemukan luka robek pada pelipis sebelah kanan. Luka tersebut disebabkan oleh persentuhan. dengan benda tumpul. Akibatnya korban tidak dapat menjalankan pekerjaan mata pencahariannya sebagai sopir selama 7 hari.
3. Pada perut orang tersebut ditemukan luka iris akibat persentuhan dengan benda tajam sehingga menyebabkan yang bersangkutan mendapatkan halangan menjalankan pekerjaan jabatannya sebagaipelajar selama lima hari.
4. Ditemukan luka etsa (luka bakar) akibat persentuhan dengan zat kimia asam keras. Akibatnya korban tidak dapat menjalankan pekerjaan jabatannya sebagai ibu rumah tangga selama 8 hari.
5. Pada orang tersebut ditemukan patah tulang paha sebelah kanan akibat persentuhan dengan benda tumpul. Patah tulang tersebut sekarang belum sembuh dan sudah 1,5 bulan lamanya menyebabkan korban tidak dapat menjalankan pekerjaan mata pencahariannya sebagai polisi. Diharapkan patah tulang tersebut akan sembuh sempurna dalam waktu 1,5 bulan lagi dan selama waktu tersebut korbanjuga tidak akan dapat menjalankan pekerjaannya.
34
3. LUKA BERAT
DEFINISI CONTOH KESIMPULANa. Penyakit atau luka yang tak dapat
diha-rapkan sembuh dengan sempurna.
b. Luka yang datang mendatangkan bahaya maut.
c. Rintangan tetap menjalankan pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencaharian.
d. Kehilangan salah satu dari panca-indera.
e. Cacat besar atau kudung.
1. Pada orang tersebut ditemukan luka robek pada kornea (selaput bening mata) kiri akibat persentuhan dengan bend a tumpul.Luka tersebut tidak dapat diharapkan sembuh dengan sempurna (rungsinya tidak dapat pulih kem-bali).
2. Pada orang tersebut ditemukan luka tusuk di dada kiri menembus paru kiri yang menyebabkan paru tersebut mengempis serta perdarahan. Keadaan tersebut dapat mendatangkan bahaya maut.
3. Pada perut sebelah kiri orang tersebut ditemukan luka tusuk menembus limpa dan mengakibatkanperdarahan banyak (500 cc) di rongga perut. Keadaan tersebut dapat mendatangkan bahaya maut.
4. Pada tangan kiri orang tersebut ditemukan luka-luka serta remuknya tulang-tulang sehingga menyebabkan kekakuan pada kelima jari tangannya. Akibatnya korban mendapat rintangan tetap (selamanya) dalam menjalankan pekerjaanmata pencahariannya sebagai pemain biola.
5. Pada wajah orang tersebut ditemukan lima buah luka iris akibat persentuhan dengan benda tajam sehingga menimbulkan jaringan parut. Akibatnya ia mendapatkan rintangan
35
f. Mengakibatkan kelumpuhan.
g. Mengakibatkan gangguan daya pikir 4 minggu lamanya atau lebih.
h. Mengakibatkan keguguran atau matinya ja-nin dalam kandungan.
tetap dalam menjalankan pekerjaan mata pencaharian-nya sebagai peragawati.6. Pada kedua mata
orang tersebut ditemukan luka robek akibat persentuhan dengan benda tumpul sehingga mengakibatkan kehilangan indera penglihatannya (buta kedua matanya).
7. Pada orang tersebut ditemukan luka memar pada kepalanya akibat persentuhan dengan benda tumpul menyebabkan ia menderita gagar otak dan tidak berfungsinya syaraf pendengarannya. Akibatnya ia kehilangan indera pendengarannya.
8. Pada orang tersebut ditemukan luka-luka pada wajahnya serta hilangnya daun telinga sebelah kiri karena persentuhan dengan benda tumpul. Akibatnya yang bersangkutan menderita cacat besar.
9. Pada orang tersebut ditemukan luka-luka pada tungkai bawah sebelah kiri akibat persentuhan dengan benda tumpul sehingga harus diamputasi (dipotong). Akibatnya ia mengalami kudung.
10. Pada orang tersebut ditemukan patah tulang punggung (vertebra) akibat persentuhan
36
dengan benda tumpul. Akibatnya ia mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya.
11. Pada orang tersebut ditemukan 5buah memar pada kepalanya akibat persentuhan dengan benda tumpul. Akibatnya ia mengalami gangguan daya pikir selama 38 hari.
12. Pada orang tersebut ditemukan memar pada perutnya akibat persentuhan dengan benda tumpul sehingga bayi yang dikandungnya meninggal dunia,
13. Pada orang tersebut ditemukan pada perutnya akibat persentuhan dengan benda tumpul sehingga yang bersangkutan mengalami keguguran.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim Violence, Trauma and Injury in Basic Traumatology, avaible at
www.clundee.ac.vk/forensicmedicine/crime_against_women_and_children/09-
traumatology.pdf,accessed at april.8th.2004
2. Yastra L., Traumatologi dalam Ilmu Kedokteran Kehakiman, hal : 28 – 44
3. Idries Mun’im Abdul, Luka dan Kekerasan dalam Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi pertama, Binarupa Aksara, 1997, Hal : 86 - 167
4. Hamdani Njawinto, Trauma Benda Tumpul dalam Ilmu Kedokteran Kehakiman, Edisi kedua, Hal : 102 – 156
5. Chandra V. P., Luka dalam Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi, Edisi V, Widya Medika, Hal : 66 – 104
6. Bagian Kedokteran Forensik FKUI, Traumatology Forensik dalam Ilmu Kedokteran Forensik
7. Junadi P. Soemasto S. A, Ameltz H., Traumatology dalam Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Kedua, Media Aesculapius, FKUI, 1992, Hal 721 –725
8. Syamsuhidajat R., Wim de Jong, Luka dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi revisi, EGC, Hal : 81 – 96
38