i
PERKEMBANGAN WARUNG KOPI PHOENAM 1946-2006
SKRIPSI
Oleh:
RISWAN AMRIF81108265
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ......................................................................................................... ii
Halaman Penerimaan ......................................................................................................... iii
Abstrak ............................................................................................................................... iv
Abstract .............................................................................................................................. v
Kata Pengantar ................................................................................................................... vi
Daftar Isi ............................................................................................................................ xi
Daftar Tabel ....................................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah ............................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
D. Tinjauan Pustaka .................................................................................................... 8
E. Metode Penelitian .................................................................................................. 14
F. Sistematika Penulisan ............................................................................................ 16
BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KOPI
A. Asal Mula Kopi ...................................................................................................... 17
B. Masuknya Tanaman Kopi di Indonesia ................................................................. 19
C. Perkembangan Bisnis Kopi .................................................................................... 20
1. Perkembangan Bisnis Kopi diluar Negeri ........................................................ 20
2. Perkembangan Bisnis Kopi Dalam Negeri ...................................................... 21
D. Jenis-Jenis Kopi ..................................................................................................... 23
1. Arabika ............................................................................................................. 23
2. Robusta ............................................................................................................ 32
xi
3. Liberika ............................................................................................................ 36
E. Perdagangan dan Pemasaran Kopi di Indonesia .................................................... 36
1. Perdagangan Kopi di Indonesia ....................................................................... 36
2. Jenis dan Klasifikasi Produk yang di Pasarkan ................................................ 42
3. Kebijakan Pemerintah………………………………………………………… 48
BAB III WARUNG KOPI PHOENAM PERIODE 1946-2006
A. Kerjasama dengan Pihak Luar ............................................................................... 56
B. Visi dan Misi Warung Kopi Phoenam ................................................................... 60
C. Keunggulan dan Keunikan Warung Kopi Phoenam .............................................. 63
1. Produk Warung Kopi Phoenam ....................................................................... 66
2. Lokasi Warung Kopi Phoenam ........................................................................ 67
3. Pelayanan Warung Kopi Phoenam .................................................................. 69
BAB IV FUNGSI DAN KEBERADAAN WARUNG KOPI PHOENAM BAGI
MASYARAKAT MAKASSAR
A. Tempat Acara Talkshow ........................................................................................ 79
B. Tempat Pertemuan atau Rapat (Meeting) ............................................................... 83
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 85
B. Saran ...................................................................................................................... 87
Daftar Pustaka .................................................................................................................... 88
Daftar informan…………………………………………………………………………... 93
Lampiran-Lampiran ............................................................................................................ 94
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
I. Berbagai Varieties Kopi Arabika di Dunia yang Rentang dengan Hama Penyakit …………………………..25
II. Berbagai Varites Kopi Arabika di Dunia yang Tahan Hama dan Penyakit…………………………………….…30
III. Berbagai Varieties dari Kopi Jenis Robusta……………………………………………………………………………………33
IV. Perbedaan Karakteristik Biji Kopi Arabika dan Robusta ………………………………………………………….……35
V. Harga Jual Kopi Jenis Arabika dan Robusta pada Tahun 2004-2010…………………………………………..….41
VI. Produsen dan Jumlah Produksi Kopi Bubuk pada Tahun 2003……………………………………………………..45
VII. Produsen dan Jumlah Produksi Kopi Bubuk pada Tahun 2003…………………………………………….………46
VIII. Produsen dan Jumlah Produksi Kopi Mix pada Tahun 2003………………………………………………….…..47
IX. Tahapan Program Klaster Industri Pengolahan Kopi Tahun 2008……………………………………….….…….48
X. Rencana Kegiatan Periode 2008-2009 yang dibuat pada Tahun 2005………………………………....……….49
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah kopi diawali dari cerita seorang pengembala kambing Abessynia
(sekarang namanya Ethiopia) yang menemukan tumbuhan kopi sewaktu ia
mengembala, sekitar abad ke-9 Masehi dari sana lalu menyebar kedaratan Mesir dan
Yaman, dan kemudian pada abad 15 menjangkau lebih luas lagi ke Persia, Mesir,
Turki dan Afrika Utara.1
Konon kopi Luwak yang paling unik dan paling enak rasanya, kopi asli dari
Indonesia ini diperoleh secara unik, biji kopinya diambil dari kotoran luwak
(binatang sejenis Kucing liar). Padahal kopi ini dihasilkan dari tanaman kopi biasa,
hanya buah kopi yang sudah matang dipohonnya itu dinamakan Luwak. Yang
menyebabkan istimewa adalah insting luwak yang hanya memilih buah kopi terbaik
untuk dikomsumsi. Selain itu, karena sangat sedikit dan rasanya selangit, maka
harganyapun mahal. Bayangkan harga US$ 300 sampai US$ 600/kg. Namun
keberadaan kopi Luwak sudah berkurang. Ada banyak faktor, mulai dari
berkurangnya lahan tanaman kopi hingga semakin berkurangnya satwa Luwak di
alam liar.
1 Kompas, Sejarah Perjalanan Turun Temurun, Minggu, 26 September 2010.
2
Pada awalnya, Indonesia merupakan pengespor kopi terbesar dan terbaik di
dunia, hal itu terjadi sebelum tahun 1880-an, dimana pada waktu itu terjadi wabah
hama karat daun yang memusnahkan kopi Arabika yang ditanam dibawa ketinggian 1
km di atas permukaan laut, dari Srilangka hingga Timor. Brasil dan Kolombia
akhirnya mengambil alih peran sebagai eksportir kopi Arabika terbesar, sampai kini.
Dan pada masa jaya itu, industri kopi di Jawa pernah mengadakan pameran di AS
untuk memperkenalkan produksi kopi, sehingga publik AS mulai mengenal kopi dan
menjuluki minuman itu dengan nama Java.
Selain di jawa yang merupakan daerah penghasil kopi luwak, di makassar
dikenal dengan penghasil kopi Toraja. Phoenam Salah satu warkop tertua yang ada di
Makassar sejak tahun 1946, sudah menjadikan bahan mentah biji kopi Toraja sebagai
racikan yang khas Warung Kopi Phoenam.
Salah satu keahlian suku hainan meracik kopi, membuat aneka jajanan, adalah
salah satu dari keahlian mereka. Keahlian lain yang dibutuhkan adalah kemampuan
berkomunikasi, dan menjaga kebersihan. Meski kini, banyak generasi kedua dan
ketiga mereka tak mampu melanjutkan keahlian orang tua mereka, menarik penikmat
caffein berlama-lama di rumah kopi mereka. Banyak dari mereka sukses di
perempatan jalan, itulah kenapa mereka kerap disebut China Panyyingkuluk. Namun
ada juga tidak memilih di sudut jalan. Warung kopi Phoenam adalah salah satu
contoh.
3
Phoenam hadir bersamaan dengan warung kopi lainnya, seperti Warkop Hai
Hong 1940 yang berada di sudut Jl Bonerate dan Jl Serui, Warkop Kheng Hai 1938 Jl
Sulawesi perempatan Jl Tentara Pelajar. Warkop Sumber Timur yang dulu disebut
Warkop Tong Coang 1940 di Jl Timor, Warkop Fat Heng, Jl Sulawesi dengan Jl
Lembeh, dan Warkop Xi Jua Heng, perapatan JL Riburane dan Jl Sulawesi. Rata-rata
Warkop itu redup kecuali Warung Kopi Phoenam yang masih bisa melebarkan
sayapnya diketatnya persaingan Warkop yang bersifat modern.
Menurut Albert Liongady, yang kini mengendali bisnis turunan keluarga itu,
kedai kopi Phoenam telah beroperasi sejak tahun 1945 atau sejak zaman kemerdekaan
Republik Indonesia sampai berdirinya tahun 1946 di Jl. Nusantara. Usahanya
didirikan Liong Thay Hiong bersama Liong Thay Sang (Ayah dan Paman Albert
Liongady). Nama Phoenam sendiri di gagas oleh Prof. Dr. Liong Thay Feng (Kakek
Albert Liongady) yang ketika itu berdomisili di San Fransisco.
Pemberian nama Phoenam berasal dari Bahasa Mandarin. Disebutkan, warung
kopi tersebut adalah milik pengusaha keturunan Tionghoa yang telah menjadi warga
Indonesia. Nama Phoenam berasal dari dua suku kata yakni Phoe berarti terminal dan
Nam berarti selatan.
Pada awalnya nama Phoenam merupakan penggalan dua kata yakni Phoe dan
Nam. Namun, berjalannya bisinis generasi kedua meneyederhanakan dengan
menyambung kedua penggalan kata tersebut. Lahirlah nama Phoenam dengan makna
4
yang sama yakni tempat persinggahan. Phoenam selain sebagai brand, juga
mengandung makna sebagai tempat persinggahan atau terminal, tempat orang-orang
berhenti sejenak menikmati makanan ringan sembari berbincang-bincang dengan
kerabat atau teman.2
Albert Liongady juga mengakui Warung Kopi Phoenam sudah berdiri sejak
dia masih kecil. Bisnis kopi yang didirikan sang ayah bersama paman itu, eksis
hingga Albert di karuniai anak dan cucu. Jadi kedai kopi yang menggunakan biji kopi
Toraja ini sudah berjalan tiga generasi. Salah satu kunci hingga Phoenam mampu
eksis di tengah ketatnya persaingan, karena kemampuannya mempertahankan aroma
khas warung kopi yang sulit diperoleh warung kopi modern yang sudah menjamur
pada saat ini.
Aroma kopi Phoenam sangat berbeda dengan warung kopi yang ada di
Sulawesi Khususnya di kota Daeng. Meskipun warung kopi Phoenam pada tahun
2000 ditata dengan desain modern namun pengolahan kopi dan makanannya masih
dengan tangan manusia. Sehingga masih menyisakan sebuah aroma khas warung
kopi tradisional yang tidak lagi dimiliki warung kopi modern yang ada di Kota
Makassar.
Sejak awal berdiri, Phoenam cukup lama bertahan di Jl. Nusantara hingga
akhirnya harus memilih tempat lain pada tahun 1993 karena perluasan wilayah
2Albert Liongady, Wawancara. 25 Januari 2013.
5
pelabuhan yang dilakukan oleh pemerintah. Sejak tahun 1993 Albert Liongady
memindahkannya di Jl. Jampea. Pada perkembangannya, Phoenam tak hanya pindah
tempat, tetapi juga membuka cabang. Selain di beberapa tempat di Makassar, warung
kopi ini sudah ada di Jakarta pada tahun 1997 , Surabaya, Jayapura, Bandung,
Kalimantan Selatan dan beberapa di Sulawesi, seperti Mamuju, Palopo, Palu, dan
Manado.3 Beberapa cabang di Makassar serta yang berada di Jl. Wahid Hasyim
dikelola oleh keturunan Liong, sementara cabang lain dikelola oleh orang-orang yang
membeli waralaba warung kopi tersebut. Mempertahankan tradisi di tengah
gempuran gaya kebarat-baratan. Bukan hal mudah, namun Warung Kopi Phoenam
mampu bertahan hingga saat ini.
Keberhasilan Warung Kopi Phoenam hingga saat ini, tentunya tidak semudah
membalikan telapak tangan. Semua itu adalah hasil kerja keras dari para pendiri
Phoenam dan generasi pelanjutnya sehingga Warung Kopi Phoenam mampu gopublik
secara Nasional. Warung Kopi Phoenam juga adalah sarana dan prasarana bisnis
warung kopi yang merupakan juga sebagai piranti lapangan kerja dan menyemarakan
blantika bisnis cafe dan warung kopi.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengkaji perkembangan
warung kopi di Makassar.4 Alasan lain yang membuat peneliti tertarik untuk
mengkaji topik ini adalah belum ada peneliti yang mengkaji secara khusus mengenai
3 Kompas, loc.cit.4 Eksis No. 149 Tahun ke –VII, Minggu I/II Oktober 2010.
6
warung kopi di Makassar penelitian ini difokuskan pada Perkembangan Warung Kopi
Phoenam 1946-2006.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Harapan penelusuran peristiwa sejarah dapat dipahami dengan jelas maka
penulis menganggap perlu menentukan batasan temporal (periode) dan batasan
spasial (tempat peristiwa). Adapun batasan temporal dalam penulisan ini adalah
periode tahun 1946–2006. Penulis memilih batasan temporal tersebut karena pada
tahun 1946 Warung Kopi Phoenam sudah mulai beroperasi di Jl. Nusantara, jadi
kalau menyebut kopi khas Makassar, Phoenam menjadi salah satu nama yang
disebutkan oleh masyarakat Makassar. Sementara batas akhir dari penelitian ini yaitu
tahun 2006, karena Warung Kopi Phoenam telah membuka cabang di wilayah
Makassar yakni di Mall Panakkukang Square dan sekaligus membuka waralaba di
beberapa tempat. Sementara batasan spasial dari penelitian ini adalah Warung Kopi
Phoenam wilayah Makassar.
Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tertulis
pertanyaan-pertanyaan yang harus memiliki jawaban. Rumusan masalah merupakan
pernyataan yang lengkap dan terperinci mengenai masalah yang akan diteliti
berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah yang akan
disusun secara singkat, padat, jelas, dan dibuat dengan kalimat tanya.
Berangkat dari latar belakang di atas maka perlu dibuat suatu rumusan
mengenai masalah yang hendak diteliti sebagai landasan utama dalam sebuah
penelitian dan substansi dari penulisan ini. Sesuai dengan judul yang penulis buat
7
yaitu “Perkembangan Warung Kopi Phoenam 1946-2006”, maka dibuatlah suatu
batasan pokok masalah. Untuk mempermudah memahami permasalahan dalam
penelitian ini maka penulis mengemukakan dua pokok permasalahan yaitu:
1. Bagaimana Perkembangan Warung Kopi Phoenam pada Periode Tahun
1946-2006?
2. Bagaimana Fungsi dan Keberadaan Warung Kopi Phoenam bagi Masyarakat
Makassar?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Dalam membuat suatu penelitian pasti memiliki tujuan dan manfaat yang dapat
dipetik, dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang
lengkap terhadap permasalahan yang diteliti. Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan mengungkapkan Perkembangan Warung Kopi
Phoenam di Makassar pada Periode Tahun 1946-2006
2. Untuk mengetahui dan mengungkapkan Fungsi dan Keberadaan Warung
Kopi Phoenam terhadap Masyarakat Makassar.
Adapun manfaat yang diharapkan dari adanya penelitin ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pengalaman yang berharga dalam rangka menambah wawasan
keilmuan dan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh
perkuliahan pada program studi Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas
Hasanuddin.
2. Sebagai bahan bacaan bagi masyarakat untuk dipetik maknanya demi
pengambangan yang lebih baik di masa yang akan datang.
8
3. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti-peneliti yang akan melaksanakan
penelitian pada objek yang sama dengan penelitian ini di masa yang akan
datang.
4. Sebagai bahan informasi maupun sebagai bahan masukan dalam rangka
pengembangan warung kopi.
5. Bagi penulis sendiri dengan diadakannya penelitian ini dapat menambah
wawasan penulis terutama mengenai warung kopi.
D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan salah satu tahap yang penting dalam melakukan
penelitian. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menemukan buku-buku, masalah yang
paling relevan dengan objek yang dikaji.
N.D Retnandari dan Moeljarto Tjokrowinoto, dalam bukunya yang berjudul
“Kopi (Kajian Sosial-Ekonomi)”, menjelaskan mengenai mengenai sejarah kopi
bahwa kopi ini ditemukan pertama kali di daerah yang subur antara Saudi Arabia, dan
Ethopia. Jenis kopi yang dikembangkan jenis Kopi Arabika. Kemudian diketahui
banyak dikembangkan didaerah dataran tinggi Abyssiria di Propinsi Galla, Anarea,
Kaffa dan Raume. Kopi disebarkan keberbagai penjuru dunia dibawah peziarah haji
perseorangan maupun kolonialisme dan kapitalisme internasional. Persebarannya
sebagian berlangsung dalam jangka pendek dan kecil-kecilan, akan tetapi ada pula
yang berlangsung secara ekstensif, berkepanjangan dan menjangkau tempat-tempat
yang jauh dari habitat asalnya.
9
Gelombang penyebaran kopi yang paling spektakuler kira-kira pada tahun
1706, sebatang atau beberapa batang pohom Coffe Arabica menyebar ke Eropa
melalui pulau Jawa. Dari sanalah melalui usaha bersama antara Belanda, Inggris,
Prancis, Spayol, dan Portugis tersebarlah biji kopi tadi keberbagai penjuru dunia
sampai ke hutan-hutan di benua Amerika. Komoditi kopi telah memaikan peranan
yang teramat penting dalam sejarah perekonomian Indonesia semenjak periode
penetrasi kapitalisme internasional ke dalam masyarakat prakapitalis Indonesia.
Semenjak diperkenalkan kopi jenis Arabika dari Malabar ke Jawa di sekitar tahun
1699 oleh kaum kapitalis Belanda, tanaman kopi mengalami perkembangan pesat.5
Laju perkembangan kopi tidak dilepaskan dari Sistem Tanam Paksa yang
diperkenalkan pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1830. Melalui ini rakyat
diwajibkan untuk menanam komuditi ekspor milik pemerintah termasuk kopi. Namun
rentang waktu tahun 1910 -1914 tanaman kopi mengalami penurunan drastis akibat
hama penyakit. Peristiwa itu dalam wujudnya membuka variates baru dalam budidaya
tanaman kopi yakni variates kopi robusta yang tahan penyakit dan mempunyai
produktivitas yang tinggi. Sekitar 1935 -1940 produksi Robusta sangat tinggi
dibanding Arabika. Kemudian setelah kemerdekaan, akibat perang kemerdekaan
tanaman kopi banyak mengalami penurunan akibat peperangan itu. Nanti setelah orde
baru pemerintah melakukan perluasan perkebunan kopi perkebunan dan pada saat itu
kopi mengalami pertumbuhan besar bahkan tumbuh melampui puncak produksi
5 N. D Retnandari dan Moeljarto Tjokrowinoto, Kopi (Kajian Sosial-Ekonomi), (Yogyakarta:Aditya Media, 1991), hlm. 9.
10
sebelumnya. Buku ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai sejarah
kopi tersebut bagi penulis.
Nurbaety dalam skripsinya yang berjudul Perdagangan Kopi Di Tana Toraja
1860-1910 (1995) dijelaskan bahwa penulis menggunakan laporan dari Braam
Morris. Toraja diartikan oleh Braam Morris yaitu orang-orang dari pedalaman dengan
wilayahnya sebagian besar gunung dan hutan. Dengan wilayah sekitar 500 mil yang
berhawa dingin dan jumlah penduduk 150.000 jiwa pada tahun 1890, memiliki
kegemaran dalam bidang pertanian seperti menanam kopi, tembakau, jagung dan
padi. Dalam struktur Pemerintahan di Tana Toraja, terdapat penyatuan kelompok-
kelompok yang berkembang menjadi kelompok adat tersendiri dengan ikatan sebagai
pemersatu adalah Tongkonan.
Hubungan Toraja dengan orang-orang Bugis selanjutnya berlangsung pada
permulaan abad ke-19. Sejak saat itu, Toraja mulai dibanjiri pedagang-pedagang yang
datangnya dari Bone dan Sidendreng dengan memperjualbelikan senjata api. Dampak
dari penjualan senjata api secara bebas, terjadilah perang saudara di Tana Toraja.
Dalam catatan Tangdilintin, Panglima Perang Bugis dari Kerajaan Bone bernama
Petta Ponggawae bersama ahli perang dari Sidendreng bernama Wa’ Situru atau Andi
Tunru datang ke Tana Toraja dalam rangka perang kopi di sekitar tahun 1889-
1890.6Pada awal abad XX atau sekitar bulan Maret 1907, Tana Toraja di bawah
kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda.
6 ibid.,hlm 10.
11
Sejak saat itu, Pemerintahan Kolonial Belanda berjalan dengan menempatkan
atau membagi wilayah-wilayah Tana Toraja pada tiga daerah Onderafdeling yang
masing-masing :
1. Onderafdeling Enrekang untuk bahagian selatan Tondok Lepongan Bulan.
2. Onderafdeling Mamasa untuk bahagian barat daerah Tondok Lepongan
Bulan.
3. Onderafdeling Makale untuk bahagian utara dan sebagian timur Tondok
Lepongan Bulan.
Makassar sebagai sebuah kerajaan Maritim tidak lepas dari peranannya dalam
pengembangan tanaman ekspor di Sulawesi Selatan. Makassar dengan kerajaan
kembar Gowa dan Tallo dengan dukungan kondisi geografis pada daerah pantai,
memungkinkan untuk mengadakan hubungan-hubungan keluar. Pada pemerintahan
raja Gowa ke-9 Karaeng Tumapakrisi Kallonna (1510-1545), kerajaan Gowa
mengalami perkembangan, terutama dalam pengaruh kekuasaannya. Menurut kajian
Edward L. Poelinggomang, adanya kopi di Tana Toraja adalah salah satu hasil dari
interaksi masyarakat Tana Toraja dengan daerah-daerah di luarnya.
Pada tahun 1860, Pemerintah Hindia Belanda melakukan impor pada bibit kopi.
Saat itu, pemerintah melalui pemerintah lokal (para raja), menganjurkan kepada
penduduk untuk mengusahakan penanaman kopi. Pada paroh kedua abad ke-19 Tana
Toraja menjadi salah satu penghasil kopi yang cukup besar di wilayah Sulawesi
Selatan. Sejak tahun 1861 tercatat produksi kopi Tana Toraja sebanyak ± 6.000 pikul
pertahun. Dalam catatan Braam Morris, perdagangan di daerah tersebut pada
12
umumnya dilakukan dengan sistem barter, kecuali kopi sekali timbang dan dibeli
dengan uang tunai.Ada tiga jaringan perdagangan yaitu jaringan perdagangan Palopo,
Pare-pare, dan Pelabuhan Makassar. Perdagangan di Luwu sangatlah penting, dimana
perdagangannya dikuasai oleh orang-orang Arab, Cina, Makassar, dan Bugis. Perang
kopi di Tana Toraja terjadi pada tahun 1898.
Perang ini terjadi sebagai akibat langsung dari persaingan para pedagang kopi
di Tana Toraja. Pedagang yang datang dari beberapa wilayah menciptakan strategi
masing-masing untuk memperoleh barang-barang sebanyak-banyaknya. Sebut saja
seperti pedagang dari Bone dan Luwu. Dengan kekuatan dan dukungan dari para
penguasa yang dimiliki, akhirnya para pedagang bebas memasarkan kopi di pasar-
pasar seperti Pasar Rantebua. Dalam skripsi ini penulis bisa mendapatkan informasi
mengenai awal mulanya dan berkembangnya tanaman kopi di Tana Toraja yang
sehingga kopi toraja ini telah menjadi bahan utama dalam Warung Kopi Phoenam di
Makassar.
Dalam tulisan Siswoputranto, 1992 dijelaskan bahwa tanaman kopi
diperkirakan berasal dari hutan-hutan tropis di kawasan Afrika. Coffe Arabica
dianggap berasal dari kawasan pegunungan tinggi di Barat Ethiopia maupun di
kawasan utara Kenya. Jenis-jenis lainnya ditemukan di banyak kawasan di Afrika.
Coffe Canephora di Ivory Coast dan Republik Afrika Tengah dan lainnya tersebar di
banyak kawasan. Hal ini cukup memberi perhatian bahwa tanaman kopi mudah
beradaptasi dengan lingkungan tumbuhnya, baik ketinggian tempat tumbuh, curah
13
hujan, sifat dan kesuburan tanah. Tanaman kopi tahan terhadap keadaan alam yang
kering. Buku ini dapat dijadikan sebagai sumber mengenai asal muasal tanaman kopi.
Najiyati dan Danarti, 1997 dalam tulisannya menjelaskan bahwa di Indonesia,
tanaman kopi diperkenalkan pertama kali oleh VOC pada periode antara tahun 1696 –
1699. Tanaman kopi mula-mula hanya bersifat coba-coba (penelitian), tetapi karena
hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup menguntungkan sebagai
komoditi perdagangan, maka VOC menyebarkan ke berbagai daerah supaya
penduduk menanamnya. Dalam buku ini dapat ditemukan informasi mengenai
penyebaran awal kopi di Indonesia serta keuntungan menanam kopi.
Andi Faisal dalam tesisnya yang berjudul “Ruang Publik Phoenam sebagai
bagian budaya politik kontemporer Makassar: suatu pertarungan ideoligis menuju
hegemoni (2007)”, melihat gambaran budaya politik kontemporer Makassar di era
liberalisasi pasar, yang terwujud dalam ruang publik Warung Kopi Phoenam di
Makassar, yang pada akhirnya mengungkap derajat kepublikan ruang publik
Phoenam. Derajat kerepublikan ini menjadi wacana yang berkembang dan akses yang
diberikan kepada publik dalam ruang publik Phoenam. Warung Kopi Phoenam
merupakan salah satu ruang pembentuk opini masyarakat melalui pertarungan
kepentingan. Di Warung Kopi Phoenam ada pengalaman lain yang dirasakan para
konsumen atau pengunjung yang datang ke warung kopi dalam bentuk sensasi
kesenangan. Tesis ini memberikan informasi tentang Warung Kopi Phoenam dalam
ruang publiknya yang akhirnya sampai saat ini tetap bertahan dan semakin
berkembang.
14
E. Metode Penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah ini, diterapkan metode penelitian sejarah dalam
merekonstruksi objek permasalahan dalam penelitian ini. Olehnya itu diperlukan cara
yang sesuai untuk mengurangi kesulitan–kesulitan yang kemungkinan akan dihadapi
oleh penulis nantinya. Adapun rangkaian metode penelitian sejarah yang dilakukan
penulis mencakup heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi sebagai
berikut: 7
1. Heuristik yaitu merupakan tahap dari pengumpulan sumber yang dilakukan
penulis melalui penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Dalam pencarian
sumber pustaka penulis melakukan pencarian dan pengumpulan data-data
koran dan dokumen yang relevan dengan penelitian penulis. Pencarian sumber
tersebut dilakukan dibeberapa tempat yakni di Warung Kopi Phoenam yang
letaknya di Jl. Jampea, Warung Kopi Phoenam yang letaknya di Bumi
Tamalanrea Permai (BTP), Kompas, Tribun Timur, Pacinan, kemudian dalam
bentuk buku-buku ataupu karya ilmiah yang lain yakni skripsi atau tesis di
Perpustakaan Sastra Perpustakaan Pusat UNHAS. Penulis juga melakukan
pencarian arsip-arsip di Badan Arsip dan Perpustakaaan Daerah Sulawesi
Selatan, serta mencari artikel dari internet yang berkaitan dengan penelitian
tersebut. Dalam penelitian lapangan penulis mengumpulkan sumber lisan
7 Louis Gotschalk, Mengerti sejarah, Terjemahan Nugroho Notosusanto, (Jakarta: UI Press,1973), hlm. 18.
15
dengan melakukan wawancara mendalam dengan pemilik warkop Phoenam
dari generasi kedua dan ketiga guna mencari data-data yang lebih akurat lagi.
2. Kritik Sumber, dalam tahap ini sumber-sumber yang telah terkumpul baik
yang berupa sumber tertulis maupun sumber lisan kemudian dilakukan seleksi
dan analisis, dengan tujuan untuk mendapatkan data yang kredibilitas (tingkat
kebenaran sumber) dan mendapatkan otensitas data (keaslian sumber).
3. Interpretasi, dalam tahapan ini, data yang diperoleh penulis, di analisa
sehingga melahirkan suatu analisa yang baru dan sifatnya lebih objektif dan
ilmiah dari objek yang diteliti. Objek kajian yang cukup jauh ke belakang
serta minimnya data dan fakta yang ada membuat interpretasi menjadi sangat
vital dan dibutuhkan keakuratan serta analisis yang tajam agar mendapatkan
fakta sejarah yang objektif. Dengan kata lain, tahapan ini dilakukan dengan
menyimpulkan kesaksian data-data atau informasi yang dapat dipercaya dari
bahan-bahan yang ada.
4. Historiografi atau penulisan sejarah, tahap ini merupakan tahap akhir yang
merupakan tahap akhir dalam penyusunan sumber–sumber sejarah menjadi
suatu karya tulis Sejarah.
16
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran mengenai penulisan hasil penelitian ini, maka
penulis merasa perlu memaparkan garis-garis besar karya ilmiah ini yakni terdiri
lima bab dan disetiap bab terdiri beberapa sub-sub yang telah disusun menurut urutan
pembahasan sebagai berikut:
Bab Pertama yang berisi latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab kedua, tentang asal mula kopi, masuknya tanaman kopi di Indonesia,
perkembangan bisnis kopi, jenis-jenis kopi, sentra penghasil dan jenis kopi di
Indonesia dan pembahasan terakhir pada bab ini mengenai perdagangan dan
pemasaran kopi di Indonesia.
Bab ketiga, tentang penelitian penulis yakni kerjasama dengan pihak luar,
visi dan misi Warung Kopi Phoenam, keunggulan dan keunikan Warung Kopi
Phoenam.
Bab keempat, mengenai fungsi dan keberadaan warung kopi Phoenam bagi
masyarakat Makassar, warung kopi saat itu banyak digunakan sebagai tempat
talkshow, dan tempat acara pertemuan atau rapat (meeting).
Bab kelima, yaitu merupakan kesimpulan dari pembahasan bab-bab di atas.
17
BAB II
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BISNIS KOPI
A. Asal Mula Tanaman Kopi
Tanaman kopi1 diduga berasal dari Negara Ethiopia. Pada abad ke-9, seorang
pemuda bernama Kaldi tidak sengaja memakan biji mentah yang didapat dari semak
belukar. Kaldi merasakan perubahan yang luar biasa setelah memakan biji tersebut,2
lalu dia menceritakan hal tersebut kepada warga sekitarnya dan menyebar hingga ke
berbagai daerah, Biji mentah yang dimakan tersebut merupakan coffee bean.3 Pada
abad ke-10, biji kopi dimasukkan sebagai kelompok makanan oleh beberapa suku di
Ethiopia. Umumnya, mereka memasak biji kopi bersama-sama dengan makanan
pokok, seperti daging atau ikan. Saat negara-negara Islam berjaya pada abad ke-15,
penelitian tentang kopi terus dilakukan.
Berdasarkan penelitian, kopi ternyata berpotensi sebagai obat-obatan dan
sebagai penahan rasa ngantuk. Setelah itu, para pedagang Islam terus menyebarkan
1Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksibijitanamankopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab: قھوة qahwah yang berarti kekuatan, karena padaawalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalamiperubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffiedalam bahasa Belanda Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi katakopi yang dikenal saat ini. Dapat dilihat dalam buku Nadya Sofiana, 1001 fakta tentang Kopi(Jogjakarta:Cahaya Atama Pustaka 2000), hlm. 23.
2Mochtar Naim, “Secangkir Kopi Dalam sepenggal Sejarah” Tempo, 31 januari 1999, hlm.393Coffe Bean adalah Biji Kopi atau sering di singkat dengan “Bean”. Selain coffe bean atau
bean, penyebutan lainnya coffee,qawah,café,buni,mbuni,koffie,akeita,kafe,kava, dan kafo. Dapatdilihat dalam buku Sara Perry, The complete Coffee Book:A Gourmet Goide to Buying, Brewing AndCooking,( San Fransisco;Chroincle Books, 1991), hlm 65.
18
kopi ke daerah Timur. Pada abad ke-17, biji kopi dibawa ke India dan ditanam oleh
beberapa orang. Selanjutnya, seorang Belanda tidak sengaja melihat perkebunan kopi
di India dan tertarik untuk membudidayakannya. Berawal dari para pedagang dari
Venezia, biji kopi mulai menyebar ke seluruh Benua Eropa. Pada tahun 1637, kedai
kopi4 pertama kali di benua Eropa berada di Inggris. Mereka menyebutnya sebagai
Penny Universities,5 jumlah kedai kopi semakain bertambah. Hingga pada abad ke-19,
di Inggris bermunculan kedai-kedai kopi dan berkembang menjadi sebuah klub
(tempat hangout). Setelah mengalami stagnasi di Inggris, kedai kopi merambah ke
Negara-negara Eropa lainnya, seperti Italia, Jerman, dan Prancis. Salah satu kesukaan
orang-orang di Paris (Prancis adalah mengunjungi Café Procope yang telah ada sejak
tahun 1689).
Berbagai orang terkenal banyak mengunjungi tempat ini. Selanjutnya, kopi
menjadi sangat popular di seluruh dunia. Bahkan di Amerika, kopi menjadi minuman
tradisional bagi rakyatnya. Kopi menjadi menu untuk minuman pagi, sore dan malam
hari. Di sana terdapat istilah Coffee Morning di masyarakat.6
4Kedai Kopi adalah tempat menyediakan minuman (misalkan kopi, dan the) dan makanankecil misalkan kue-kue dsb). Pengertian ini dapat dilihat dalam Kamus Besar Indonesia.
5Penny Universitas adalah tempat para berkumpulnya business terdapat sebuah kelompokatau jaringan kerja khusus wanita. Kelompok ini membuat satu pertanyaan bahwa”wanita jugapeminum kopi”. Sara Perry, Op.cit, hlm.59.)
6Coffe Morning artinya bahwa saat itu adalah saat yang tepat untuk berbincang-bincangsambil menikmati aroma dan rasa kopi, Sara Perry, ibid, hlm. 60.
19
B. Masuknya Tanaman Kopi ke Indonesia
Penyebaran tanaman kopi di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa terjadi pada tahun
1700-an.7 Awalnya, seorang berkebangsaan Belanda membawa tanaman kopi jenis
Arabika ke Botanic Garden di Amsterdam, Belanda. Pada zaman penjajahan Belanda di
Indonesia, berbagai percobaan penanaman kopi jenis Arabika dilakukan di Pulau Jawa,
Sumatera, dan Sulawesi. Percobaan pertama dilakukan di daerah Pondok Kopi, Jakarta.
Setelah tumbuh dengan baik, tanaman kopi diaplikasikan di Jawa Barat (Bogor,
Sukabumi, Banten, dan Priangan Timur) dengan Sistem Tanam Paksa.8 Setelah menyebar
ke Pulau Jawa, tanaman kopi disebar ke beberapa provinsi di Pulau Sumatera dan
Sulawesi.
Setelah itu, timbul serangan penyakit karat daun (coffee leaf rust) yang
ditemukan di Srilangka pada tahun 1869. Penyakit karat daun yang menyerang kopi
jenis Arabika ini disebabkan oleh cendawan Hemileia vastatrix. Karena itu, pemerintah
Belanda mendatangkan jenis kopi baru, yaitu liberika. Namun, setelah ditanam
dan dipanen, produktivitas jenis Liberika justru terlalu rendah. Selanjutnya,
Pemerintah Belanda mendatangkan jenis kopi Robusta yang berasal dari Kongo,
Afrika pada tahun 1900-an.
Jenis kopi ini lebih tahan terhadap penyakit karat daun dan memiliki
produksi yang lebih baik dibandingkan dengan kopi jenis Liberika. Pada tahun
7Ir. Edy Panggabean, Buku Pintar Kopi (Jagakarsa: Agro Media Pustaka 2006), hml. 23.
8Tanam Paksa adalah era paling eksploitatif dalam praktik ekonomi Hindia Belanda (IvanSujatmoko: Pendidikan sejarah1990,) hlm. 98.
20
1920-an, pemerintah mendirikan Balai Penelitian Tanaman Kopi di Pulau Jawa yang
bertugas mengembangkan dan meneliti kopi jenis Arabika dan Robusta. Seiring
dengan waktu dan perkembangan teknologi.
C. Perkembangan Bisnis Kopi
1. Perkembangan Bisnis Kopi di Luar Negeri
Kopi termasuk komoditas perkebunan yang banyak diperdagangkan di dunia
Internasional. Urutan tiga besar penghasil kopi di dunia yakni Brasil, Kolombia,dan
Vietnam. Negara Indonesia merupakan peringkat ke-4 penghasil kopi terbesar
setelah Vietnam. Sasaran ekspor kopi yang berasal dari Indonesia umumnya ke
Negara Amerika, Jepang, Belanda, Jerman, dan Italia. Rata-rata persentase
peningkatan konsumsi kopi di Benua Asia sebesar 5-8% setiap tahun. Sementara itu,
di Benua Amerika dan Eropa naik hingga 8% /tahun. Pada tahun 2003, permintaan
kopi dalam negeri mencapai lebih dari 140.000 ton. Harga perdagangan kopi lokal
di Indonesia rata-rata meningkat sebesar 15-30%. Untuk jenis kopi Arabika, harga
jualnya pada tahun 2006-2007 meningkat hingga 60%.Pada pertengahan tahun
2010, harga jual kopi berfluktuasi sangat tinggi. Di dunia, fluktuasi harga
kopi untuk grade 1-3 (kualitas tinggi) sangat tergantung dari bursa
perdagangan di London (Inggris) dan New York (Amerika Serikat).9
9 William Harrison..Jurnal Compony, 1992.
21
2. Perkembangan Bisnis Kopi di Dalam Negeri
Penelitian hasil sampingan perkebunan kopi berupa kulit buah kopi,
kulit tanduk, dan pulp10dapat menambah nilai tambah kepada petani.
Sementara itu, penyuluhan dari pemerintah hingga pengaturan perdagangan
(tata niaga) oleh pemerintah berdampak terhadap harga kopi yang belum
memihak para petani kopi di Indonesia. Selain itu, kurangnya asosiasi petani
kopi atau forum bersama komunitas kelompok tani di Indonesia menjadi
salah satu faktor tidak langsung penyebab rendahnya harga jual kopi.Pada
tahun 1980-an hingga awal tahun 1990-an, petani kopi di dalam negeri
sempat khawatir dengan harga kopi yang sangat rendah (Rp1.000—
Rp2.500/ kg). Namun, pada tahun 1998-2008 harga kopi sudah Iumayan
stabil. Pada awal tahun 2010, harga kopi jenis Arabika grade 1 di
pasaran lokal sekitarRp34.000/kg hingga Rp45.000/kg, sedangkan kopi
Arabika dengan grade asalan atau cabutan Rp22.000—Rp30.000/kg.
Sekitar 90% hasil produksi kopi di Indonesia berasal dari perkebunan
kopi rakyat. Beberapa faktor yang memengaruhi kestabilan hasil produksi
perkebunan kopi rakyat di antaranya faktor kebiasaan petani, faktor
ekonomi, dan faktor keamanan lingkungan. Belum adanya pemetaan sentra
penghasil kopi yang menggambarkan karakteristik dari masing-masing
daerah dan kurangnya penyuluhan (edukasi) dalam mengatasi hama penyakit
10Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku melalui berbagai proses pembuatannya(Mekanis,Semikimia,Kimia).
22
tanaman kopi menjadi salah satu penyebab produksi kopi hasil perkebunan
rakyat belum banyak diekspor.11
Walaupun tanaman kopi belum masuk dalam revitalisasi ekonomi
pertanian, tetapi sebaiknya pemerintah daerah sebagai regulator harus
memberikan perhatian khusus dan mengimplementasikan kebijakan
yang sudah dicanangkan pemerintah pusat. Beberapa permasalahan yang
dihadapi parapetani kopi perlu dibantu oleh pemerintah. Contohnya, pada tahun
2006 cukup banyak petani kopi yang mengganti tanamannya dari kopi menjadi
tanaman jagung. Pasalnya, biaya peremajaan tanaman kopi cukup besar, padahal
umur perkebunan kopi mereka sudah lama12.
Selain itu, penggunaan klon13 yang turun-temurun tanpa adanya
pemuliaan bibit dapat menurunkan kuantitas dan kualitas biji kopi. Sarana dan
prasarana transportasi di beberapa daerah turut menjadi faktor menurunnya
produksi dan mutu biji kopi. Tanpa adanya pengawasan dari pemerintah
daerah setempat, perkebunan kopi berisiko akan ditinggalkan oleh petaninya.
Hal tersebut sebaiknya segera diatasi oleh pemerintah sebagai
penyelenggara kebijakan, sehingga dapat meningkatkan kontinuitas
produksi, memperbaiki mutu kopi, dan menstabilkan harga kopi. Berbagai
kebijakan yang memihak petani dan mensosialisasikan keuntungan
11 Ir. Edy Panggabean, op.cit, hal.190.
12 Ibid.13Klon atau Kloning adalah proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama
(populasi) yang identik secara genetik. Lihat dalam situs. www.klon.org November, 26 ,2009.
23
mengonsumsi kopi dapat berdampak terhadap peningkatan pendapatan
ekonomi daerah penghasil kopi dan peningkatan kesejahteraan petani.
Contohnya, Pemerintah Vietnam yang memberikan dukungan kepada petani
dan pelaku bisnis kopi. Hasilnya, luas perkebunan kopi di Vietnam dengan
cepat meningkat setiap tahun.
D. Jenis-Jenis Kopi
Jenis kopi yang banyak dibudidayakan yakni kopi Arabika (Coffea Arabica)
dan robusta (Coffea Canephora). Sementara itu, ada juga jenis Coffe Liberica dan
Coffe Congensis yang merupakan perkembangan dari jenis Robusta.
1. Arabika
Awalnya, jenis kopi yang dibudidayakan di Indonesia adalah
Arabika,14 lalu Liberika dan terakhir kopi jenis Robusta. Kopi jenis Arabika
sangat baik ditanam di daerah yang berketinggian 1.000-2.100 meter di atas
permukaan laut. Semakin tinggi lokasi perkebunan kopi, cita rasa yang
dihasilkan oleh biji kopi akan semakin baik. Oleh karena itu, perkebunan
kopi Arabika hanya terdapat di beberapa daerah tertentu (di daerah yang
memiliki ketinggian di atas 1.000 meter).
14Kopi arabika, merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik. Sebagian besar kopiyang ada dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini. Kopi ini berasal dari Etiopia dan sekarangtelah dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika Latin, Afrika Tengah, AfrikaTimur, India, dan Indonesia.Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara beriklimtropis atausubtropis. Kopi arabika tumbuh pada ketinggian 600-2000 m di atas permukaan laut. Tanaman inidapat tumbuh hingga 3 meter bila kondisi lingkungannya baik. Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-26oC. Biji kopi yang dihasilkan berukuran cukup kecil dan berwarna hijau hingga merah gelap. NadyaSofiana, op.cit, hal. 24.
24
Berikut ini beberapa Daerah Penanaman Jenis Kopi Arabika yang
terkenal di Indonesia.
1. Provinsi Sumatera Utara (Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Dairi,
Kabupaten Tobasa, Kabupaten Humbang, Kabupaten Mandailing, dan
Kabupaten Karo).
2. Provensi Sulawesi Selatan (Kabupaten Tana Toraja)
3. Provinsi Aceh.
4. Provinsi Lampung.
5. Beberapa provinsi di Pulau, Jawa, dan Bali.15
Berbagai klon unggulan dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia (PPKKI), di antaranya AB 3, S 795, USDA 762, Kartika 1,
Kartika 2, Andungsari 1 dan BP 416. Sebagai gambaran awal, hasil
produksi Arabika klon Kartika sekitar 800-2.500 kg/ha/tahun.16Berikut
karakteristik biji kopi arabika secara umum.
1. Rendemannya lebih kecil dari jenis kopi lainnya (18-20%).
2. Bentuknya agak memanjang.
3. Bidang cembungnya tidak terlalu tinggi.
4. Lebih bercahaya dibandingkan dengan jenis lainnya.
5. Ujung biji lebih mengilap, tetapi jika dikeringkan berlebihan akan
terlihat retak atau pecah.
15Ibid16Direktorat Jendral Perkebunan.2002.
25
6. Celah tengah (center cut) di bagian datar (perut) tidak lurus memanjang
ke bawah, tetapi berlekuk.
7. Untuk biji yang sudah dipanggang (roasting), celah tengah terlihat putih.
8. Untuk biji yang sudah diolah, kulit ari kadang-kadang masih menempel
di celah atau parit biji kopi17.
Awalnya, pengembangan jenis kopi Arabika merupakan varietas
typica dan bourbon. Turunan dari penyilangan kedua varietas tersebut di
antaranya caturra, pacas, san ramon, sumatra, dan maragogipe. Berbagai
varietas tersebut telah terkenal dengan mutu yang baik, tetapi sebagian
besar masih rentan terserang hama dan penyakit. Berikut berbagai jenis
varietas18 kopi Arabika yang ada di dunia yang rentan terhadap hama dan
penyakit.
Tabel 1. Berbagai Varietas Kopi Arabika di Dunia yang Rentan Hama dan Penyakit
Nama
Varietas
Negara Deskripsi
TypicaMeliputi beberapa
Negara
Awalnya, varietas ini diperkenalkandariNegara Yaman ke Asia pada abad ke-17,selanjutnya menyebar ke sekitar SemenanjungKaribia dan Amerika Latin.
17 Ibid18Varietas adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk
dan pertumbuhan tanaman,daun,bunga,buah,biji dan ekspresi karakter yang dapat membedakan denganjenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabiladiperbanyak tidak mengalami pertumbuhan. Lihat dalam Adi Sutarno,Id.wikipwdia.org/wiki/Varietasapril,12, 2007.
26
BourbonMeliputi beberapa
Negara
Awalnya, diperkenalkan pada tahun 1715dariYaman ke Amerika dan beberapa negaradi Afrika Timur. Jenis ini lebihbalkdibandingkan dengan varietas typica.Buahnya lebih tersusun rapi danperturnbuhannya ke atas. Selain itu, warnamerah buah kopi varietas ini sangatterkenal dan memiliki karakteristik buahyang sangat baik.
TekesikAmerika bagian
tengah
Hasil seleksi dari varietas red bourbon di ElSavador.
Kona HawaiiHasil seleksi dari varietas typica yang berbijidan kualitas bijinya cukup panjang. Varietasini dapat tumbuh di dataran rendah baik..
Mundo
NovoBrasil
Awalnya, ditemukan di Sao Paulo tahun 1931.Seleksi alami antara Indonesian CoffeSumatera (Typica) demgam Bourbon.Memiliki karakteristik pertumbuhan yangvigor (tidak mudah patah) dan hanya dapattumbuh balk di ketinggian yang relatif tinggi(di atas 1.000 meter dpl).
27
Mountain Jamaika
Varietas typica yang dibudidayakan dipegunungan blue mountains. Rasa kopiini sangat nikmat. Relatif tahan terhadapserangan CBD (coffee berry disease),tetapitanamannya rentan terhadap seranganCLR (coffee leaf rust).
Kent India
Hasil seleksi varietas typica pada tahun1911. Agak tahan terhadap CLR dan lebihfleksibel terhadap syarat ketinggian lokasitanam.
K7 Kenya
Hasil seleksi dari varietas kent pada tahun1936. Sifatnya agak tahan terhadapseranganCLR dan CBD. Pertumbuhannya vigor danhanya tumbuh di daerah yang cukup tinggi.Kualitasnya kalah balk dibandingkan denganSL28.
SL28 Kenya
Hasil seleksi varietas bourbon. Kualitasnya
sangat baik. Tumbuh pada ketinggian yang
relative tinggi
SL38 Kenya
Hasil seleksi dari ‘Frenc Mission’ (tipebourboun). Hasilnya sangat baik danmemiliki ukuran biji yang sangat istimewa.Dapat beradaptasi dengan ketinggian tempat
28
KP423 Tanzania Hasil seleksi dari varietas kent. Hasil panenhampir sama dengan kualitas K7 di Kenya.
N39 TanzaniaHasil seleksi bourbon. Hasil dan mutubijinya cukup baik, tetapi hasil panensedang.
Jimma Ethiopia
Tumbuh subur didaerah hutan Ethiopia.Kualitas bijiniya sangat disukai. Prosespengolahan biji kopi varietas ini umumnyadiproses secara kering.
Harar,
GimbiEthiopia
Varietas ini berasal dan tumbuh di ProvinsiHararge dan Welega (Ethiopia). Samaseperti jimma, varietas ini umumnyadiproses secara kering. Aromanya sangatdisukai (aroma moka)
Yirga
Chefa,
Limu
Ethiopia Varietas ini berasal dari provinsi Sidamodan Kefa (Ethiopia)
Cattura Beberapa Negara Varietas ini berasal dari Provinsi Sidamodan Kefa (Ethiopia).
29
Catuai Brasil
Hasil seleksi dari varietas cattura denganMundo Nuovo. Fisik tanaman gemukpendek. Umumnya ditanam di dataran tinggiseperti Brasil. Kualitasnya lebih baikdibandingkan dengan varietas caturra
Villa
SarciKosta Rika
Seleksi hasil sambungan dari jenis Bourbondan Vill Lobos. Sama dengan Cattura,namun buahnya lebih kecil dan sedikit
Pacas El Salvador Varietas hasil seleksi caturra dengan redbourbon pada tahun 1909
Sumber: Andre Illy dan Rinantonio Viani (2005)
Dalam perkembangannya selama lebih dari 50 tahun, kopi jenis Arabika
memiliki potensi produksi yang sangat tinggi dan relative tahan terhadap hama
dan penyakit. Beberapa negara yang telah melakukan perbanyakan tanaman
kopi jenis Arabika, diantaranya Kolombia, Brasil, India, dan beberapa negara di
Amerika Tengah. Beberapa perkembangan dari berbagai varietas Arabika.
30
Tabel II. Berbagai Varietas Kopi Arabika di Dunia yang Tahan Hama dan Penyakit
Nama
Varietas
Negara Deskripsi
Catimor Beberapa Negara
Seleksi dari penyilangan caturra atau catuaidengan hibrido de timor. Karakteristikfisiknya pendek gemuk dan tahan terhadapterhadap penyakit daun. Klon Oeiras(Brasil), Cauvery (India), IHCAFE90, danCR95 (Amerika Tengah).
Sarchimor Beberapa Negara
Hasil seleksi dari penyilangan villa sarchidengan hibrido de timor. Serupa dengancatimor, karakteristik tanamannya pendekgemuk dan tahan terhadap CLR. Varietas initerdapat klon Tupi, Obata, dan IAPAR59(Brasil)
Colombia Kolombia
Varietas ini merupakan varietas buatanturunan catimor. Biji kopinya cukup panjangdan memiliki kualitas yang sangat baik.Varietas ini relative tahan terhadap serangan.CLR dan CBD.
S 795 India
Hasil seleksi alam antara C. Arabica dan C.Liberka yang disilangkan kembali dengan C.Arabica. Relatif tahan terhadap seranganCLR. Memiliki hasil panen yang cukup tinggidengan kualitas sangat baik. Varietas inimerupakan salah satu primadona dari India.
31
Ruiru II
(Ruiru 11)Kenya
F1 hibrida (penyemaian biji manual) antarahasil seleksi cantimor dan seleksi klon daribeberapa tanaman yang karakteristikfisiknya tinggi. Varietas ini tahan terhadapserangan CLR dan CBD. Fisik tanamannyaagak panjang dan gemuk. Relatif lebih cepatberbuah dan hasil panennya cukup tinggi.
Ababuna EthiopiaF1 hibrida (permuliaan manual) antara hasilseleksi dari turunan tanaman kopi diEthiopia dan resisten terhadap CBD.
Icatu Brasil
Pengembangan seleksi dari penyilangantetra C. Canephora dengan C. Arabica(Bourbon). Setelah itu, dilakukanpenyilangan kembali dengan varietas mundonuvo. Beberapa sifat karakater varietas ini diantaranya resisten terhadap CLR, tanamanagak tinggi, mudah terserang pada musimdingin dan musim kemarau, hasil panentinggi, dan kualitas biji sangat baik.IAC3282 merupakan salah satu varietasyang lebih cepat berbuah dan berwarnakuning.
S 2828 India
Hasil pengembangan dari penyilangan antarvarietas yang sama. Secara fisik, mirip denganvarietas icatu. Tanaman tinggi, tahan terhadapCLR, hasil panen tinggi, dan kualitasnya baik.
Sumber: Andre Illy dan Rinantonio Viani (2005)
32
Beberapa Varietas Induk Kopi Arabika yang Tahan Terhadap Penyakit
1. Hibrida de Timor
merupakan varietas Arabika yang ada di Negara Timor Timur. Varietas ini
merupakan hasil dari penyilangan alami antara Coffea Arabica dan Coffea
Canephora CIFC (Portugal) clones 832/1, 832/2, dan 1343. Semua varietas ini
memiliki ketahanan yang baik terhadap serangan CLR. Sementara itu, CIFC
clone 1343 tahun terhadap serangan CBD.
2. Rume Sudan
Merupakan varietas yang masih dikoleksi sejak tahun 1942 dari The Boma
Plateau (Sudan). Beberapa pemilik di Negara Sudan menyatakan varietas ini
sangat tahan terhadap jenis hama penyakit.
2. Robusta
Tanaman kopi Robusta,19 memiliki adaptasi yang lebih baik
dibandingkan dengan kopi jenis Arabika. Areal perkebunan kopi jenis robusta
di Indonesia relatif luas. Pasalnya, kopi jenis Robusta dapat tumbuh di
ketinggian yang lebih rendah dibandingkan dengan lokasi perkebunan Arabika.
Kopi jenis Robusta yang asli sudah hampir hilang. Saat ini, beberapa jenis
19Kopi Robusta, pertama kali ditemukan di kongo pada tahun 1898. Kopi robusta dapatdikatakan kopi kelas 2,karena rasnya lebih pahit dan sedikit asam an mengandung kafein dalam kadaryang jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih luas daripada kopiarabika yang harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu. Kopi robusta dapat ditumbuhkan denganketinggian 800 m di atas permuakaan laut. Selain itu, kopi jenis ini lebih resisten terhadapseranganhama dan penyakit. Hal ini menjadikan kopi robusta lebih murah. Kopi robusta banyakditumbuhkan di Afrika Barat, Afrika Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika SelatanSumber. Nadya Sofiana.op.cit. hlm .24.
33
Robusta sudah tercampur menjadi klon atau hibrida, seperti klon Bp 39, Bp 42,
SA 13, SA 34, dan SA 56. Sementara itu, klon atau hibrida yang dihasilkan
oleh PPKKI, diantaranya BP 42 x, BP 308, BP 409, BP 436, BP 534, BP 936,
SA 203, SA 234, dan SA 237. Produksi kopi jenis Robusta secara umum dapat
mencapai 800 – 2.000 kg/hectare/tahun.20 Berikut ini karakteristik fisik biji
kopi Robusta.
1. Rendemen kopi Robusta relatif lebih tinggi dibandingkan dengan rendemen
kopi Arabika (20 – 22%).
2. Biji kopi agak bulat.
3. Lengkungan biji lebih tebal dibandingkan dengan jenis Arabika.
4. Garis tengah (parit) dari atas ke bawah hampir rata.
5. Untuk biji yang sudah diolah, tidak terdapat kulit ari dilekukan atau bagian
parit.
Tabel III. Beberapa Varietas dari Kopi Jenis Robusta
Varietas Negara Deskripsi
BP dan SA Indonesia
Pengembangan jenis Robusta inidilakukan di Pulau Jawa pada tahun 1920oleh PPKKI. Pengembangan danperbanyakan varietas Robusta inimelalui biji dan okulasi.
20Direktorat Jendral Perkebunan,2002.loc.Cit
34
Klon 5274, BR India
Proses seleksi untuk mendapatkan varietasini dilakukan menggunakan bibit dariIndonesia dan dilepas ke petani pada tahun1950. Perbanyakan melalui pemuliaan biji.
IF Pantai Gading
Proses seleksi varietas ini menggunakanbibit yang berasal dari Indonesia danvarietas DR Congo. Perbanyakandilakukan melalui pemuliaan biji dancangkok.
Kouilou
(Conilon)Brasil
Varietas ini merupakan hasil penyilangandari DR Congo. Sebagian besar perbanyakankopi jenis Robusta dilakukan melalui biji.
Apoata Brasil
Kebanyakan digunakan untuk steksambung batang bawah. Pasalnya,varietas initahan terhadap penyakit akar.Varietasini dikembangkan melaluiperbanyakan biji.
ArabustaPantai
Gading
Hasil pengembangan dari C. Arabica danC. canephora pada tahun 1960-an.Varietas ini lebih baik dari Robusta, tetapihasil panen rendah. Perbanyakan varietasini melalui penyilangan.
CxR
India
Hasil penyilangan antara C. congensisdengan C. canephora pada tahun 1942.Hasil penyilangan disilangkan kembalidengan klon 5274 dan dilepas pada tahun1976. Hasil biji varietas CxR lebih baikdan lebih berkualitas dibandingkandengan robusta.
Sumber: diolah dari Andre Illy & Rinantonio Viani (2005)
35
Beberapa varietas Robusta untuk perdagangan komersial umumnya
berasal dari varietas BP dan SA dari Indonesia, 5274 dan BR dari India, IF
dari Negara Pantai Gading (Ivory Coast), dan Apoata dari Brasil.
Tabel IV. Perbedaan Karateristik Biji Kopi Arabika dan Robusta
Umur
Biji Arabika Biji Robusta
WarnaCelah
TengahBentuk Warna
Celah
TengahBentuk
Kurang dari
tiga bulan
Hijau
kebiruan
dan
mengilap
Berlekuk
Cenderung
memanjang,
bidang perut
tidak cembung
Hijau segar
Lurus
memanjang
Cenderung
bulat bidang
perut cembung
6-12 bulan
Hijau
kecokelat
an
Berlekuk
Cenderung
memanjang,
bidang perut
tidak cembung
Hijau
kecokelatan
Lurus
memanjang
Cenderung
bidang perut
cembung
Lebih dari 12
bulan
Sedikit
hijaukeco
kelatan,
agak
Kekuninga
n
Berlekuk
Cenderung
memanjang,
bidang perut
tidak cembung
Cokelat
Agak
kekuningan
Lurus
memanjang
Cenderung
bulat, bidang
perut lebih
cembung
Sumber : Departemen Pertanian Direktorat Jendral Perkebunan (1993)
36
3. Liberika
Dahulu kopi Liberika,21 pernah dibudidayakan di Indonesia, tetapi
sekarang sudah ditinggalkan oleh pekebun atau petani. Pasalnya, bobot
biji kopi keringnya hanya sekitar 10% dari bobot kopi basah. Selain
perbandingan bobot basah dan bobot kering, rendemen biji kopi Liberika
yang rendah merupakan salah satu faktor tidak berkembangnya jenis kopi
Liberika di Indonesia. Rendeman kopi Liberika hanya sekitar 10-12%.
Karakteristik biji kopi liberika hampir sama dengan jenis Arabika.
Pasalnya, Liberika merupakan pengembangan dari jenis Arabika.
Kelebihannya, jenis liberika lebih tahan terhadap serangan hama Hemelia
vastatrixi dibandingkan dengan kopi jenis Arabika.
E. Perdagangan dan Pemasaran Kopi di Indonesia
1. Perdagangan Kopi di Indonesia
Kebutuhan kopi semakin bertambah seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk serta kemajuan teknologi yang menimbulkan perubahan gaya hidup
dan tren. Manfaat dari meminum kopi sudah banyak dibuktikan oleh
masyarakat, bahkan beberapa pakar ilmu kedokteran dan medis menuliskan
artikel dari penelitiannya tentang manfaat meminum kopi.
21Kopi Liberka adalah Kopi yang pohonnya lebih tinggi dari pada kopi arabika dan robustademikian pula daun,bunga,dan buahnya.Sumber.:Nadya Sofiana,Loc.cit hlm 25
37
Indonesia merupakan salah satu penghasil kopi terbanyak di dunia,
khususnya untuk kopi jenis Arabika22. Hal ini dapat dilihat dari jumlah ekspor
dari Indonesia yang dilakukan oleh perusahaan ekspor komoditas kopi.
Beberapa tahun terakhir, berbagai perusahaan asing telah melakukan ekspansi
besar – besaran untuk mendapatkan kopi arabika di Sumatera Utara, Aceh
Tenggara, dan Sulawesi Selatan.
Untuk jenis kopi Robusta, perusahaan eksportir menginvestasikan
usahanya di Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan,
Nusa Tenggara, Bali, Pulau Kalimantan, dan Papua. Pada tahun 2003, ekspor
kopi dari Indonesia sebesar 5.800 ton (brnilai US $ 17,9 juta). Sementara itu,
impor kopi pada tahun yang sama mencapai 1.560 ton atau setara US$ 3,56
juta.23 Di bawah ini kita bisa melihat skema perdagangan kopi secara modern
dan tradisional.
22Asosiasi Espotir dan Industri kopi di Indonesia,”Statistik Kopi 2005-2007” (Jakarta:AEKI,2007)
23 Nadya Sofiana.Loc.it
38
Pasar Dalam Negri Pasar Luar Negri
Skema Pemasaran Kopi Secara Modern
Kelompok Tani
Petani Kecil
Trader atau Eksportir
Supplier atau Pedagang
Petani KecilPetani KecilPetani KecilPetani Kecil
39
Pasar Dalam Negri Pasar Luar Negri
Skema Pemasaran Kopi Secara Tradisional
Sumber: Ir. Edy Panggabean, 2006
Di tingkat petani kecil, kopi umumnya dijual dalam bentuk biji berkulit
tanduk dengan kadar air sekitar 20 – 25%. Untuk pemasaran kopi secara
modern, terdapat kelompok tani yang berguna untuk menampung hasil panen
dari para petani kecil. Sementara itu, untuk pemasaran secara tradisional, petani
umumnya menjual hasil panennya ke pasar tradisional. Setiap kelompok tani
atau pengumpul dipasar tradisional umumnya sudah memiliki jaringan supplier
yang siap menampung hasil kopi dalam jumlah besar, selama kopi berada di
PasarTrdisional
Petani Kecil
Trader atau Eksportir
Pengumpul atau Supplier atau Pedagang
Petani KecilPetani KecilPetani KecilPetani Kecil
40
supplier, kopi diolah dengan mengupas kulit tanduk menggunakan mesin
huller. Setelah iu, supplier menjual kembali dalam jumlah yang besar ke trader
atau perusahaan eksportir. Dari eksportir atau trader, kopi dijual dalam bentuk
kemasan karung goni atau kantong plastik ke pasar umum, baik dalam negri
maupun luar negri.24
Pemasaran kopi di Indonesia tergolong cukup baik. Salah satu
indikatornya adalah kenaikan harga kopi jual kopi yang signifikan setiap
tahunnya. Selain itu, bertambahnya investasi dari pihak asing di beberapa
kabupaten di Indonesia, seperti dibangunnya gudang penyimanan kopi di
Brastagi (Sumatera Utara) dan Takengon ( Aceh). Berikut beberapa hal penting
mengenai perdagangan kopi di Indonesia.
1. Sebagian besar pemasaran kopi di Indonesia dikuasai oleh pihak asing
(negara lain).
2. Pedagang besar lokal cukup banyak yang mengalami kebangkrutan, tetapi
pengumpul kecil bertambah.
3. Terjadi peningkatan luas area perkebunan kopi Arabika dan Robusta di
berbagai wilayah.
4. Penguasaan harga berdampak sangat positif untuk petani kopi, yakni harga
jual kopi semakin tinggi. Kenaikan rata – rata harga jual kopi Arabika
cabutan dan kopi Robusta defect lampung mencapai 100%.25
24Ibid25Ibid
41
Tabel V. Harga Jual Kopi Jenis Arabika dan Robusta pada Tahun 2004 – 2010
Tahun Arabika Cabutan (pexel) Robusta Defect
2004 – 2005 Rp 7.000 – Rp 8.000 Rp 6.500 – Rp 7.500
2005 – 2006 Rp 8.000 – Rp 11.500 Rp 7.500 – Rp 10.500
2006 – 2007 Rp 11.500 – Rp 14.000 Rp 10.500 – Rp 14.000
2007 – 2008 Rp 14.000 – Rp 19.000 Rp 14.000 – Rp 18.000
2008 – 2009 Rp 19.000 – Rp 22.000 Rp 18.000 – Rp 20.000
2009 – 2010 Rp 22.000 – Rp 30.000 Rp 18.000 – Rp 20.000
Sumber: Ir.Edy Panggabean,2006
Sudah menjadi kenyataan bahwa sebagian masyarakat di Indonesia
menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Industrialisasi pertanian
merupakan suatu kesepakatan strategi yang tepat untuk mengembangkan
perekonomian, khususnya untuk para petani. Industri yang bebasis pertanian
diupayakan mampu memberikan nilai tambah dan mendapatkan pengembangan
dari hasil pertanian. Melalui pengelolaan potensi sumber daya manusia yang
baik dapat menambah pengembangan perekonomian. Jika mengkaji dari segi
prospek pasar dan investasi, bisnis dan usaha tani mengenai kopi sangat
menguntungkan. Pasalnya, potensi wilayah penghasil kopi sudah sangat
mendukung.
42
2. Jenis dan Klasifikasi Produk Kopi yang Dipasarkan
Berdasarkan jenis produknya, kopi yang biasa di pasarkan berupa biji
kopi mentah atau biji beras (green bean) dan biji kopi sangrai (roasted bean).
Sementara itu, berdasarkan jenis mentahnya, kopi yang dipasarkan dibedakan
menjadi dua, yaitu jenis Arabika mentah dan kopi jenis Robusta mentah.
a. Perdagangan Kopi Mentah Arabika
Dalam perdagangan kopi mentah arabika, tingkatan grade26
dibedakan menjadi tujuh.
1. Grade 1, umumnya diekspor, lalu diperdagangkan dalam bentuk biji
sangrai.
2. Grade 2, umumnya diekspor, lalu diperdagangkan dalam bentuk biji
sangrai.
3. Grade 3, umumnya diekspor, lalu diperdagangkan dalam bentuk biji
sangrai.
4. Grade 4, umumnya untuk industri olahan.
5. Grade 5, umumnya untuk industri olahan.
6. Grade 6, umumnya untuk industri olahan.
7. Cabutan atau asalan atau pexel, sangat umum untuk industri kopi
olahan di Indonesia
26Grade adalah tingkat kualitas suatu bahan baku mentah seperti ( kopi, coklat, dsb)Wijayanto,kamus.landak.org/wiki/Grade maret,13, 2008
43
b. Perdagangan Kopi Mentah Robusta
Ada beberapa istilah dalam perdagangan kopi Robusta.
1. EK Spek
Istilah kopi yang berukuran besar (ELB – EK Large Bean). Jumlah biji
biasanya 400 – 420 biji/kg.
2. Defect 80 – 150
Istilah untuk kopi yang berukuran sedang atau medium. Jumlah biji
umumnya 600 biji/kg.
Berdasarkan tujuan pemasaran, jenis kopi mentah robusta
dibedakan menjadi tiga.
1. Defect 80 – 150, umumnya deperdagangkan di dalam negeri.
2. EK Spek dan atau polish, umumnya diekspor ke luar negeri.
3. Cabutan atau asalan, umumnya untuk industri lokal.
c. Perdagangan Kopi Mentah Robusta Jantan
Perdagangan kopi Robusta jantan ini sangat terbatas. Pasalnya,
jumlah produksinya sangat sedikit dan biaya sortasi menjadi bertambah.
Umumnya, kopi jantan ini sekitar 100% dari setiap tangkai buah kopi.
Berikut beberapa kelebihan karakteristik kopi jantan.
1. Aromanya lebih keras dibandingkan dengan kopi Robusta biasa.
2. Kadar kafeinnya cenderung lebih tinggi daripada kadar kafein pada
jenis Robusta biasa.
44
3. Secara fisik, kopi jantan umumnya lebih panjang dibandingkan dengan
kopi jenis lainnya
d. Perdagangan Kopi Bubuk
Saat ini, terdapat 547 nama perusahaan yang masih dan pernah
memproduksi kopi bubuk di Indonesia. Pulau Sumatera merupakan
wilayah yang memiliki industri kopi terbanyak. Dari total produsen kopi
di Indoneia, 261 perusahaan (47,71%) terdapat di Pulau Sumatera.
Provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki bagian
paling besar, yakni sebanyak 85 perusahaan (15,54%).
Pulau Jawa merupakan urutan kedua dengan 134 perusahaan
(24,5%), lalu diikuti oleh Pulau Sulawesi sebanyak 53 perusahaan
(9,69%) dan Pulau Kalimantan sebanyak 42 perusahaan (7,68%). Jika
dilihat dari penyebaran produksinya, urutan pertama untuk kapasitas
terbesar berada di Pulau Jawa dengan total produksi 50.270 ton
(53,89%), lalu Pulau Sumatera dengan kapasitas 29,620 ton (31,75%).
Setelah itu, Pulau Sulawesi dengan kapasitas 6.440 ton (6,9%) dan Pulau
Kalimantan 2.900 ton (3,11%).
45
Tabel VI. Produsen dan Jumlah Produksi Kopi Bubuk pada Tahun 2003
NO ProdusenJumlah Produksi
(Ton) (%)
1. PT Santos Jaya Abadi 27,249 25,8
2. PT Torabika Eka Semesta 3.850 3,65
3. PT Ayam Merak 1.895 1,79
4. Kopi Nongko 792 0,75
5. PT Putri Bhineka Perkasa 532 0,50
6. Setia Jita Pratama 516 0,49
7. PT Indonesia Brazil Coffe 465 0,44
8. CV Jaya Wijaya 444 0,42
9. PT Indo Alam Perkasa 330 0,31
10. CV Nefo 327 0,31
11. Palam Sumi Jaya 233 0,22
12. Sakura 219 0,21
13. PT Cipta Rasa Sejati Pontianak 180 0,17
14. CV Harapan Indah Makmur 168 0,16
15. Tetap Sehat 147 0,14
16. PT Tri Manggolo Dento 144 0,14
17. Naga Sanghie 118 0,11
18. Rasa Sayang Perusahaan Kopi 104 0,10
46
19. Loji Rejo 98 0,09
20. Putra Mandiri 85 0,08
21. Bola Dunia 84 0,08
22. Massa Koktong, Kliang Kopi 84 0,08
23. Produsen yang lainnya 67.561 63,96
Total 105.623 100
Sumber: PT. Corinthian Infopharma Corpora (2004)
e. Perdagangan Kopi Instan
Kopi instan merupakan kopi berbentuk bubuk atau powder
(granular) yang saat diseduh tidak meninggalkan ampas kopi. Dalam
industri kopi instan ini, hanya ada beberapa perusahaan yang mampu
melakukannya. Pasalnya, teknologi untuk membuat kopi instan masih
terbatas dan mahalnya mesin untuk membuat kopi instan, lalu dikemas
dan dipasarkan di Indonesia.
Tabel VII. Produsen dan Jumlah Produksi Kopi Bubuk pada Tahun 2003
NO ProdusenJumlah Produksi
(Ton) (%)
1. PT Nestle Indonesia 7.545 73,05
2. PT Sari Incofood Corporation 1.997 19,33
3. PT Torabika Eka Semesta 787 100
47
Total 10.329 100
Sumber: PT Corinthian Infopharma Corpora (2004)
f. Perdagangan Kopi Mix
Kopi Mix27salah satu produk instan yang paling banyak diminati
oleh para pengusaha untuk dikembangkan. Produk kopi mix dapat
dicampurkan dengan produk berkhasiat lainnya, seperti produk kopi
ginseng dan kopi madu.
Tabel VIII. Produsen dan Jumlah Produksi Kopi Mix pada Tahun 2003
NO ProdusenJumlah Produksi
(Ton) (%)
1. PT Santos Jaya Abadi 11.735 51,58
2. PT SariIncofood Corporstion 5.073 22,30
3. PT Torabika Eka Semesta 1.509 6,63
4. Nestle Indonesia, PT 1.248 5,49
5. Produsen lain 3.187 14,01
Total 22.753 100
Sumber: PT Corinthian Infopharma Corpora (2004)
27Kopi Mix adalah perpaduan antara kopi dengan bahan lainnya, seperti gula, caramel, dansusu. Berbeda halnya dengan kopi instan, kopi mix tidak memerlukan teknologi yang terlalu tinggi.Nadya Sofiana.Loc.cit
48
3. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah bertujuan untuk mengembangkan industri pengolahan
kopi dan menciptakan iklim investasi yang sehat dan meningkatkan daya saing
ekspor nasional. Berikut tahapan pencapaian program klaster industri pengolahan
kopi di Indonesia pada tahun 2008.
Tabel IX. Tahapan Program Klaster Industri Pengolahan Kopi Tahun 2008
Clustering1. Meningkatkan kerja sama interklster dan antarklaster2. Meningkatkan fungsi kelembagaan3. Monitoring dan evaluasi
Infrastruktur Pembangunan lanjut infrstruktur pertanian dan industripengelolaan kopi
Investasi Promosi investasi lanjutan bidang perkebunan, industri, danjasa perdagangan
Bahan Baku1. Lanjutan penggalakan penanaman kopi jenis arabika2. Lanjutan peningkatan produktivitas kopi jenis robusta3. Penyediaan bahan baku industri secara kontinu
Teknologi Melanjutkan usaha peningkatan peranan research anddevelopment (R&D) di bidang teknologi pebgolahan kopi
SDM Melakukan diklat, baik budi daya tanaman kopi, pengolahankopi, maupun pemasaran
Pasar1. Partisipasi pada pameran dan misi dagang ke luar
negeri2. Mengurangi mata rantai jalur distribusi
Iklim UsahaUpaya lanjutan kemitraan antara petani kopi dan pengusahaindustri dalam upaya meningkatkan iklim usaha yangkondusif
Dalam mendukung pengembangan klaster industry pengolaan kopi, Direktorat
Jendral Industri Agro dan Kimia (Ditjen IAK) beserta Direktorat Jendral Kecil dan
Menengah (Ditjen IKM) telah membuat berbagai rencana kerja dan kegiatan selama
49
beberapa tahun. Berikut salah satu contoh rencana kerja dan kegiatan pada periode
2008 -2009 yang dibuat pada tahun 2005.
Tabel X. Rencana Kegiatan Periode 2008 -2009 yang dibuat pada Tahun 2005.
Ditjen Tahun 2008 Tahun 2009
IAK
Menerapkan menejemen mutu(GMP dan HACCP) pada anggotaklaster
Menerapkan menejemenmutu (GMP dan HACCP)pada anggota klaster
Penerapan fasilitas klaster Penerapan fasilitas klaster
Memfasilitasi untuk melakukankerja sama dengan kelompok retaildan distributor
Memfasilitasi untukmelakukan kerja samadengan kelompok retail dandistributor
1. Mendorong membangununit – unit roasting di sentra– sentra produksi
2. Mendorong tumbuhnyaindustri pengolahan kopi didaerah sumber bahan baku
1. Mendorongmembangun unit –unit roasting di sentra– sentra produksi
2. Mendorongtumbuhnya industripengolahan kopi didaerah sumber bahanbaku
Membangun kerja sama denganperusahaan pengolahan kopimengenai kemasan
Membangun kerja samadengan perusahaanpengolahan kopi mengenaikemasan
IKM
Penerapan fasilitas klaser industriPengolaha kopi skala kecil
Penerapan fasilitas klaserindustriPengolaha kopi skala kecil
Memberikan bantuan mesinperalatan pegolahan kopi
Memberikan bantuan mesinperalatan pegolahan kopi
50
Menerapkan kemitraan antaraklaser petani kopi dengan industripengolahan kopi
Menerapkan kemitraanantara klaser petani kopidengan industri pengolahankopi
Sekjen/Itjen Memantau dan evaluasi terhadappelaksanaan klaser
Memantau dan evaluasiterhadap pelaksanaan klaser
Sumber: Departemen Perdagangan dan Industri (2005)
51
BAB III
WARUNG KOPI PHOENAM PERIODE 1946-2006
Warung Kopi Phoenam, merupakan salah satu warung kopi tertua di Makassar
yang berdiri sejak tahun 1946. Warung Kopi Phoenam awalnya didirikan oleh dua
orang bersaudara, Liang Thay Hiong dan Liong Thay San warga Makassar yang
berasal dari keturunan Tionghoa di Jl. Nusantara No. 59 Makassar. Phoenam sendiri
memiliki arti Persinggahan dari Selatan, karena letaknya dekat dengan pelabuhan
maka target Warung Kopi Phoenam adalah pelaut (selain suku Toraja, Makassar juga
terkenal dengan suku Bugis yang kebanyakan mereka adalah pelaut).
Sejak awal berdiri, Warung Kopi Phoenam cukup lama bertahan di Jl.
Nusantara hingga akhirnya harus memilih tempat lain pada tahun 1993 karena
perluasan wilayah pelabuhan yang dilakukan oleh pemerintah. Sejak tahun 1993
Warung Kopi Phoenam dipindahkan di Jl. Jampea. selama pindah di Jampea
Phoenam sudah memiliki bangunan yangdapat menanmpung Sembilan meja untuk
ruangan merokok, dan delapan meja untuk ruangan yang bebas dari asap rokok
dengan kapasitas sekitar empat puluh orang tiap ruangan. Sebelum membuka cabang
pertamanya pada tahun 1997 Warung Kopi Phoenam sudah memiliki pelanggan tetap
mulai dari pegawai pemerinthan, pengusaha, mahasiswa dan beberapa pekerja
bawahan seperti buruh bangunan dan buruh pelabuhan, ini disebabkan karena menu
Warung Kopi Phoenam terjangkau semua kalangan dimana pada tahun 1993
bermodalkan uang sebesar Rp 3000 – Rp 5000 pelanggan Phoenam sudah dapat
52
memilih menu berbagai variasi kopi dan roti khas Phoenam. Sehingga tiap harinya
Phoenam bisa menjual sekitar 200 gelas kopi, selain harga yang terjangkau bagi
semua kalangan suasana dan pelayanan yang pengunjug dapatkan membuat
pengunjung betah berlama-lama di Warung Kopi Phoenam. Pada perkembangannya,
Warung Kopi Phoenam tidak hanya pindah disatu tempat, tetapi juga membuka
cabang pertama di Jakarta ini sesuai permintaan pelanggan Phoenam yang berada di
luar Makassar dan salah satu ekspansi Warung Kopi Phoenam bisa di kenal oleh
semua Warga Indonesia, kenapa memilih Jakarta sebagai pembukaan cabang pertama
Warung Kopi Phoenam, di sebabkan Jakarta memiliki banyak tempat yang Strategis
untuk membuka warung kopi, sehingga Albert Liongady sebagai generasi kedua
memilih Jl. KH. Wahid Hasyim sebagai tempat yang strategis untuk kemajuan
warung kopinya.
Selain memiliki tempat yang strategis Albert Liongady juga mulai menambah
kapasitas ruangan yang bisa menampung tujuh belas meja tiap ruangannya dimana
setiap meja terdapat lima kursi, Albert Liongady juga membagi dua bagian ruangan
ada ruangan untuk merokok dan ruangan bebas asap rokok, selain kapasitas
ruangannya ditambah lebih luas. Desain tradisional dengan perpaduan modern sudah
mulai di terapkan di cabang Warung Kopi Phoenam yang pertama. Dari kalangan
pelanggang juga sudah mulai bertambah, ini di sebabkan karena warung kopi sudah
menjadi tempat dimana orang tidak hanya bersantai tetapi juga dapat di jadikan
sebagai tempat yang sangat cocok membicrakan pekerjaan kantor maupun proyek
bagi kalangan pengusaha dan politik. Karena Warung Kopi Phoenam sudah di kenal
53
oleh Masyarakat sehingga dalam seharinya Warung Kopi Phoenam bisa menjual 350
– 400 gelas kopi khas Phoenam dari hasil racikan kopi Toraja, rata-rata pengujung
Phoenam biasa menghabiskan 1-3 gelas tiap orang yang harga pergelasnya Rp 5000-
10.000 itu sudah termasuk harga kopi yang murah sampai yang mahal pada tahun
1997-2006. Dari ekspansi pertamnya di Jakarta sehingga pada tahun 2006 Albert
Liongady kembali ke Makassar membuka cabang yang kedua di Jl. Boulevard
(Panakukang Mas), dan Jembatan Mall Panakukang cabang ketiga dibawah pemilik
Albert Liongady. Warung Kopi Phoenam Jampae dikelolah oleh Albert Liogady
sendiri bersama Istri dan Anaknya, sedangkan Warung Kopi Phoenam Jl. Boelevard
dan Mall Panakukang, ditangani oleh Putra dan Menantunya.
Pada tahun 2006 Warung Kopi Phoenam semakin luas di kenal oleh masyrakat
dimana Warung Kopi Phoenam menambah lagi luas ruangan yang pada tahun 1946
hanya dapat menampung tujuh Meja lima Kursi dengan luas Ruangan 4 x 6 persegi,
dan di tahun 1993 menampung sembilan Meja lima Kursi untuk ruangan bagi
konsumen perokok. delapan Meja dan lima Kursi bagi ruangan untuk konsumen tidak
merokok, tahun 1997 dimana pada tahun ini Albert Liongady membuka cabang yang
pertama dengan perpaduan tradisional dan modern untuk ruangan yang dapat
menampung tujuh belas Meja dan lima Kursi dengan pembagian tetap dua ruangan.
Sehingga pada tahun 2006 Warung Kopi Phoenam sudah memiliki ruangan untuk
tempat Rapat yang dapat menampung dua puluh lima orang dengan Total biaya Rp
25000/jam, dan Warung Kopi Phoenam dapat menjual kopi 500- 600 gelas dengan
harga terendah Rp 8500 – Rp 12000 untuk kopi yang paling mahal sehingga Omset
54
yang didapat Warung Kopi Phoenam tiap bulannya sekitar kurang lebih Rp
130.000.000/bulan, ini hanya harga kopi khas Phoenam pada tahun 2006. Selain
membuka cabang di beberapa tempat di Makassar, Warung Kopi Phoenam juga
membuka cabang di luar Kota Makassar yang di kelolah dalam bentuk warlaba
(Franchise).1 Diantanya:
- Phoenam Bandung
- Phoenam Surabaya
- Phoenam Samarinda
- Phoenam Palu
- Phoenam Palopo
- Phoenam Mamuju
- Phoenam Jogjakarta
- Phoenam Jayapura
- Phoenam Sorong
Warung Kopi Phoenam ini tetap bertahan di tengah ketatnya persaingan bisnis
warung kopi di Makassar. Aroma kopi, Warung Kopi Phoenam sangat berbeda
dengan warung kopi yang ada di Sulawesi khususnya di Kota Makassar. Meskipun
Warung Kopi Phoenam pada tahun 1997 – 2000 mulai ditata dengan desain modern
namun pengolahan kopi dan makanannya masih menggunakan tangan manusia,
1 “Sejarah perjalan turun temurun”, Kompas, minggu 26 September 2010
55
sehingga masih menyisakan sebuah aroma khas kedai kopi tradisional yang tidak lagi
dimiliki kedai kopi modern yang ada di kota Makassar.
Peralatan yang digunakan dan cara memasak kopi Phoenam masih terbilang
tradisional. Kopi yang dipakai berasal dari Tana Toraja dengan perpaduan kopi
Arabika dan kopi Robusta yang digiling tanpa menggunakan mesin. Kopi digiling,
diracik secara manual dan berulang-ulang ala kopi tarik yang menghasilkan ramuan
kopi yang berbusa dan aroma kopi Toraja yang khas. Ciri dan aromanya
menimbulkan kesan tersendiri bagi para penggemar dan penikmat kopi buatan
Phoenam.
Warung Kopi Phoenam adalah sebuah potret yang sangat menarik.
Pengunjungnya beragam, hal itu tampak dari panampilan para penikmat kopi yang
menyesaki bangku-bangku yang ada didalam Warung Kopi Phoenam. Mulai dari
berpakaian rapi seperti karyawan, pengusaha sampai yang berbaju santai. Tentunya
segmen para penikmat kopi juga beragam. Bagi beberapa pengusaha, Warung Kopi
Phoenam biasa digunakan sebagai tempat pertemuan formal seperti rapat dan diskusi.
Meskipun acaranya formal namun acara-acara tersebut selalu dikemas dengan santai
dan mengurangi kesan formalnya.
Selain itu, kadang kala diskusi yang diadakan di Warung Kopi Phoenam
disiarkan secara langsung oleh radio-radio swasta (Radio Mercerius Top FM) di
Makassar. Hal itu ditawarkan Phoenam demi memuaskan pelangganya. Selain kopi
yang ditawarkan, pengelola Warung Kopi Phoenam juga menyediakan minuman
56
pendamping jenis soft drink dan makanan ringan.2 Hal ini dilakukan untuk
memanjakan pelanggan, agar mereka memiliki pilihan lain jika menginginkan
minuman selain kopi dan teh. Kesuksesan Warung Kopi Phoenam bertahan di tengah
persaingan warung kopi yang kian ketat adalah pada disiplin waktu. Warung kopi ini
konsisten beroperasi sejak pukul 5.00 pagi. Selain menyuguhkan kopi, teh, roti bakar
aneka rasa, hingga bubur untuk sarapan. Maka tidak heran banyak pelanggannya yang
senang sarapan di warung kopi ini sebelum memulai aktifitas hariannya.3
A. Kerjasama dengan Pihak Luar
Warung Kopi Phoenam bukan saja tempat sekedar minum kopi, namun telah
menjadi tempat berinteraksi segala gagasan informasi, dan kepentingan. Bahkan telah
menjadi tempat ajang debat publik dan pertarungan ideoligis untuk mendapatkan
penerimaan atas publik. Warung Kopi Phoenam yang lokasinya di Jl. Boulevard dan
Mall Panakkukang kerap kali menjadi tempat pertemuan berbagai kalangan, mulai
dari diskusi politik, seminar dan lain-lain.4 Ruang publik5 ala Warung Kopi Phoenam
telah menjadi lahan bebas dan subur bagi segala kepentingan baik kepentingan sosial,
ekonomi, budaya, maupun politik yang banyak melibatkan aktor-aktor dari berbagai
2 Yusran, “ Warung kopi legendaris menembus waktu”, (Makassar, Pecinan Terkini),Februari 2006, hlm. 01.
3 Wahyu Chandra, “Phoenam dari sebuah jalan merambah Nusantara” www.InspirasiUsaha.com, selasa, 19 Juli 2011.
4 Sapriadi Pallawalino, “Mendulang rupiah dari pekatnya kopi”, (Makassar, Pecinan terkini),Januari 2010, hlm. 16.
5 Ruang Publik ala warung kopi Phoenama diartikan sebagai tempat yang dijadikan berbagailapisan masyrakat untuk menyampaikan aspiranya di khalayak ramai untuk berbagai kepentingan.
57
lapisan masyarakat seperti diantaranya: politikus, cendikiawan, pengusaha, LSM,
wartawan, pejabat pemerintah hingga praktisi hukum.6
Suatu hal perlu diketahui bahwa adanya perbincangan ruang di publik Warung
Kopi Phoenam adalah peranan media massa dalam hal ini radio. Warung Kopi
Phoenam sendiri telah bekerjasama dengan Radio Marcurius FM Makassar pada
pertengahan 2003 untuk mengelar acara talkshow yang diberi nama Obrolan Kopi
Phoenam. Acara obrolan kopi phoenam membahas persoalan publik seputar
Makassar secara khusus dan persoalan politik Indonesia secara umum. Misalnya
tentang topik yang dibahas pada peluncuran. Program siaran perdana mercurius di
Warung Kopi Phoenam cabang Panakkukang Mas “ mencari format penjaringan
pemilihan gubernur kedepan” dengan menghadirkan para pembicara Tajuddin
Rachman SH, pengacara hukum di Makassar dan Ir. Adil Patu anggota DPRD
Sulawesi Selatan. Acara talkshow7 tersebut dilaksanakan dua kali dalam satu bulan
sejak 2003.8
Awal mula talkshow tersebut merupakan tawaran dari pihak Radio Marcurius
yang mereka sampaikan langsung kepada pihak Warung Kopi Phoenam. Kemudian
6 Op.cit.7 Talkshow adalah sebuah program televisi atau radio dimana seseorang ataupun group
berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yangdipandu oleh seorang moderator. Kadangkala, Talkshowmenghadirkan tamu berkelompok yang inginmempelajari berbagai pengalaman hebat. Di lain hal juga, seorang tamu dihadirkan oleh moderatoruntuk berbagi pengalaman. Acara Talkshow ini biasanya diikuti dengan menerima telpon dari parapendengar/penonton yang berada di rumah, mobil, ataupun ditempat lain.http://www.hendra.ws/pengertian-talkshow/. Diakses pada hari 4 mei 2013
8 Thamzil Thahir, “ Obrolan warung kopi 104,4 di Mercurius”, (Makassar, Fajar), sabtu 22Februari 2003,.
58
pihak Warung Kopi Phoenam menyambut baik tawaran tersebut, karena dengan
adanya kerja sama, dianggap saling menguntungkan kedua belah pihak. Disatu sisi,
Radio Marcurius sebagai pihak penyelenggara dapat melaksanakan program acaranya
dan disisi lain, pihak Warung Kopi Phoenam dapat memperoleh keuntungan dari
hasil penjualan minuman dari acara talkshow tersebut.
Bagi pihak Warung Kopi Phoenam, kerjasama tersebut merupakan strategi
untuk meramaikan pengunjung warung kopinya dan memberikan ruang kepada pihak
Warung Kopi Phoenam untuk melakukan promosi serta semakin dikenalnya Warung
Kopi Phoenam di khayak ramai. Strategi kerjasama ini merupakan salah satu cara
pihak Warung Kopi Phoenam dalam mempertahankan ekssistensinya dalam bisnis
warung kopi mengingat semakin banyaknya warung kopi di Makassar yang
bermunculan sebagai pesain bisnis warung kopi seperti diantaranya Warung Kopi
Daeng Sija, Dottoro, Daeng Naba dll.
Selain kerjasama dengan Radio Marcuris, pengelola Warung Kopi Phoenam
juga bekerjasama dengan Fajar, tokoh-tokoh publik dan komunitas Phoenam. Dalam
kerjasama ini mereka kadang kala menyelenggarakan acara turnamen bulutangkis
bersama Phoenam Cup dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan Republik
Indonesia (RI). Selain menyediakan uang dan trofi sebagai hadia, untuk para
pemenangnya disediakan hadiah vocher menginap di Hotel Clarion Makassar dan
Hotel Quality Makassar. Ini dilakukan agar menarik pengunjung datang ke Warung
59
Kopi Phoenam sehingga Phoenam ramai pengunjung dan otomatis akan menambah
penghasilan Warung Kopi Phoenam.9
Kegiatan-kegiatan tersebut bukan saja dalam rangka meramaikan pengungjung,
tetapi juga merupakan media bagi Phoenam untuk membuat publik menerima ide,
prinsip dan nilai-nilai Phoenam sebagai milik mereka. Adanya komunitas warung
kopi Phoenam dan serta program-programnya, merupakan salah satu bentuk ide dan
prinsip Phoenam dalam menuju persaingan bisnis warung kopi di Makassar agar
mampu mempertahankan ekssistensinya dalam persaingan bisnis warung kopi di
Makassar.
Warung Kopi Phoenam bekerjasama dengan pengusaha kopi dalam bentuk
warlaba. Albert Liongady sendiri menolak penggunaan kata waralaba untuk
kerjasamanya dengan pihak lain, namun itu sebagai kerjasama bisnis yang saling
menguntungkan, meskipun manajemen pengelolaannya tetap mengikuti cara
waralaba. Syarat untuk bermitra dengan Warung Kopi Phoenam, menurut Albert
Liongady, antara lain harus memiliki lokasi yang strategis di kawasan perkantoran
dengan ukuran minimal 6 x 20 meter atau cukup menampung delapan belas Meja dan
lima k
Kursi, serta mengikuti aturan standar properti yang ditetapkan pemilik merek.
Dapur dan peralatannya harus diseragamkan dengan warung kopi Phoenam lainnya.
Selain itu , tiga bahan utama, kopi, teh dan sarikaya untuk selai roti harus dipasok
dari Phoenam Makassar.
9 Andi Faisal, op.cit. hlm. 111-112.
60
Sebelum membuka usaha, mitra diberi pelatihan khusus untuk peracikan kopi
agar sesuai dengan standar kopi Phoenam. Kontrak kerjasama berlaku selama tiga
tahun dan dapat diperbaharui kembali. Phoenam tidak menetapkan harga khusus
untuk kemitraan ini, kecuali kewajiban penggunaan peralatan yang disiapkan oleh
Phoenam senilai Rp 30.000.000. Tidak ada pembayaran royalti, mitra hanya
diwajibkan membeli bahan baku dari Phoenam.10 Adapun lokasi waralaba Warung
Kopi Phoenam antara lain:
- Phoenam Bandung, Jl. Gandapura/Riau
- Phoenam Surabaya, Jl. Klampis Jaya No 40 A
- Phoenam Samarinda, Jl. Panjaitan No 08-09
- Phoenam Palu, Jl. Emmy Salem No17
- Phoenam Palopo, Jl Andi Jemma No 76
- Phoenam Mamuju, Jl. Kasiwa Samping Bav
- Phoenam Jogjakarta, Jl. Kaliurang Km 15
- Phoenam Jayapura, Jl. Gandapura Raya No 134
- Phoenam Sorong, Jl. Jendral Sudirman No56
- Phoenam Manado, Ruko ITC Marina Plaza Blok A
B. Visi Dan Misi Warung Kopi Phoenam
Arah dan apa yang ingin dicapai oleh suatu unit usaha pada prinsipnya dapat
terlihat dari visi dan misi yang telah dirumuskan. Dalam menjalankan usahanya,
pengusaha perlu memiliki visi dan misi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
10 Hasil wawancara dengan Albert Liongady, pada hari rabu 26 Januari 2013 di Jakarta.
61
Visi adalah gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang realistis
berisikan cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu oleh
suatu organisasi.11
Di samping itu visi menggambarkan pandangan jauh ke depan kemana
organisasi akan dibawa pada kondisi yang diinginkan. Visi harus jelas dan mampu
menarik komitmen dan menggerakkan orang, menciptakan makna bagi kehidupan
anggota organisasi, menciptakan standar keunggulan, menjembatani keadaan
sekarang dengan keadaan masa depan.
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi untuk mencapai
visi yang telah ditetapkan agar tujuan kerja organisasi dapat terlaksana dan berhasil
dengan baik. Dengan pernyataan misi ini, diharapkan seluruh pegawai dalam
organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal peran organisasi secara
lebih baik dan dapat berpartisipasi dalam mendorong keberhasilannya. Begitu pula
halnya Warung Kopi Phoenam.
Hingga dewasa ini Warung Kopi Phoenam mampu bertahan dan berkembang
dalam persaingan bisnis warung kopi dikarenakan adanya visi dan misi yang telah
dilaksanakan segenap keluarga besar Warung Kopi Phoenam dalam menjalankan
usahanya. Pengelola Warung Kopi Phoenam telah merumuskan visi dan misi untuk
menjalankan usahanya. Visi dari warung kopi Phoenam yaitu menjadi kedai kopi
idaman kebanggaan anak bangsa yang bertaraf nasional dan internasional dengan cita
rasa lokal, unggul dan nikmat . Sedangkan misinya adalah kedai kopi tersebar di
11 Profil Albert liongady.
62
seluruh Indonesia dan mancanegara, menjadi kedai kopi pilihan utama pelanggan,
menjadikan kedai kopi yang memiliki aroma yang khas, menjadikan warung kopi
yang bersuasana, nyaman, asyik untuk nongkrong, meeting dan transit serta menjadi
warung kopi yang murah dan terjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Dari visi dan misi tersebut telah terbukti Warung Kopi Phoenam telah berhasil
membuka cabang di berbagai kota di Indonesia. Di kota Makassar sendiri telah hadir
warung kopi Phoenam cabang Panakkukang Masa Jl. Boulevard, dan Mall
Panakukang. Meskipun membuka cabang dimana-mana Warung Kopi Phoenam tetap
mempertahankan aroma khas Warung Kopi Phoenam yakni bahan mentah biji kopi
toraja yang diracik hingga aromanya sangat khas di tengorokan. Kopinya berbusa
tetapi aromanya tetap khas kopi Toraja. Selain memang enak, harum, kopi toraja juga
harganya cukup murah.12
Jika dilihat kembali, visi dan misi yang telah dibuat oleh Warung Kopi
Phoenam, dapat disimpulkan bahwa berkembang dan bertahannya Warung Kopi
Phoenam sampai saat ini dikarenakan adanya komitmen yang tetap dipertahankan
dari awal berdirinya hingga dewasa ini. Phoenam benar-benar menjadi tempat transit
sekaligus tempat nongkrong yang asik bagi para pejabat, politisi, pengusaha, aktifis,
wartawan, mahasiswa, kalangan profesional hingga masyarakat umum. Warung Kopi
Phoenam memiliki banyak menu andalan yang membuat pengunjung betah duduk
berlama lama. Sajian menunya antara lain : kopi susu Phoenam, teh susu Phoenam,
12 Syaifuddin, “ Cari perbandingan aroma sampai di luar negeri”, (Makassar, Fajar) selasa, 23maret 2002.
63
teh pelangi, kopi pelangi, STMJ, aneka juice dan milkshake. Juga tersedia roti
panggang kaya, roti cornet, roti keju, roti telur, roti mentega, roti nanas, roti kacang,
roti ikan tuna, roti stwrawberry, dan roti goreng telur (cornet dan keju ) dan sejumlah
penganan khas daerah Makassar13.
Mempertahankan aroma tradisi khas dalam meracik biji kopi terbaik Toraja,
Robusta dan Arabika, menjadikan Phoenam salah satu pionir warung kopi di
Nusantara yang bercita rasa tinggi. Phoenam selalu dirindukan karena taste lokal-nya.
Tuntutan dan perkembangan zaman, tak membuat warung kopi ini latah. Warung
Kopi Phoenam setiap saat berbenah diri, melengkapi fasilitas seperti ruang terbatas
untuk meeting dan talkshow dari seluruh kedai yang ada dan tersebar, sehingga
digemari banyak pengunjung dan layak dinobatkan sebagai slah satu tempat minum
kopi terbaik yang enak dan wajib dicoba. Ini sesuai dengan visi dan misi yang telah
menjadi tujuan awal Warung Kopi Phoenam.
C. Keunggulan Dan Keunikan Warkop Phoenam
Perkembangan zaman membuat setiap pemilik atau pelaku usaha seharusnya
senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu di jalur yang nyaman.
Selain itu pelaku usaha perlu menciptakan terobosan dan inovasi strategis guna terus
meningkatkan pendapatan dan laba perusahaan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Seiring dengan semakin banyak wirausaha yang bersaing untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen, maka yang perlu diperhatikan para wirausaha
adalah bagaimana menciptakan keunikan dan keunggulan dari produk dan jasa yang
13 Profil albert Liongady
64
ditawarkan, serta dapat memberikan kepuasan kepada para konsumennya. Bila
kepuasan konsumen telah terpenuhi, maka terjadilah suatu transaksi yang berulang-
ulang secara terus menerus, karena konsumen merasa adanya value dari sebuah harga
yang harus dibayarkan.
Hal tersebut di atas merupakan suatu strategi yang dapat dilakukan wirausaha
agar dapat menguasai pasar, sehingga pada akhirnya wirausaha dapat memperoleh
keuntungan yang meningkat. Untuk dapat memenangkan persaingan, maka wirausaha
harus memiliki strategi bersaing yang berbeda dengan strategi yang dilakukan oleh
wirausaha saingan. Penerapan strategi bersaing sangat diperlukan dalam meraih pasar
dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan dan keunggulan-keunggulan dari
usaha sejenis.
Saat ini banyak bermunculan usaha kuliner‚ dari yang sangat sederhana sampai
yang sangat unik dengan tampilan yang berbeda, bahkan sampai dikenal dengan
lifestyle. Namun demikian, warung kopi telah lebih dulu hadir dan dikenal oleh
masyarakat Indonesia. Warung Kopi Phoenam adalah salah satu dari sekian ribu
warung kopi yang ada di Kota Makassar.
Warung Kopi Phoenam terletak di lokasi yang strategis, yang memudahkan
para pengunjungnya. Selain itu warung kopi Phoenan juga menyediakan fasilitas
yang lebih dari pada warung kopi lain, yaitu pelanggan dapat menikmati minuman
dan makanan yang tersedia dengan ditemani layanan televisi kabel. Pada waktu-
waktu tertentu Warung Kopi Phoenam ramai dikunjungi dari semua usia, baik anak
muda maupun orang tua. Terutama pada hari Sabtu dan Minggu ataupun saat ada
65
pertandingan sepak bola, misalnya Liga Inggris. Lokasi yang strategis dan fasilitas
yang lebih dari warung kopi lainnya tidak membuat Phoenam untuk menaikkan harga
dari makanan dan minuman yang ada di warung kopi Phoenam. Hal inilah yang
menarik minat konsumen unuk mengunjungi Warung Kopi Phoenam. Warung Kopi
Phoenam terbukti mampu bersaing dengan warung kopi yang berada di daerah
sekitarnya, karena Warung Kopi Phoenam memiliki lebih banyak pelanggan daripada
warung kopi lain.
Keunggulan yang dimiliki Warung Kopi Phoenam adalah harga yang
ditawarkan lebih terjangkau dibanding warung kopi lain dengan konsep sama dengan
Warung Kopi Phoenam. Meskipun harga lebih terjangkau dibanding warung kopi lain
tetapi Warung Kopi Phoenam tetap menjaga kualitas minuman kopi serta
pelayanannya untuk konsumen. Lokasi Warung Kopi Phoenam semuanya berada di
tempat yang strategis sehingga para pengunjung lebih nyaman dalam bersantai seperti
yang letaknya di Panakukkang Square lantai dua, yang menghubungkan antara Mall
Panakkukang dengan pusat perbelanjaan Carrefour. Di sana para pengunjung bisa
menikmati suasana berbeda. Selain menyediakan area umum, Warung Kopi Phoenam
juga menyediakan tempat yang khusus yakni ruang VIP. Ruang VIP ini kapasitasnya
sekitar 20-30 orang.14 Sejumlah kalangan pengusaha mempergunakan tempat ini
untuk bersantai dan melakukan pembicaraan bisnis.
14 Abbas Sadji,”Phoenam Tampil dengan wajah baru”, (Makassar, Tribun Timur), Kamis, 22Juli 2004
66
Keunikan yang dimiliki oleh Warung Kopi Phoenam adanya teko yang tidak
dimiliki warung kopi lain. Teko bagi Phoenam adalah nyawa bagi warung kopinya.
Sejak berpuluh-puluh tahun silam, Phoenam sudah menghabiskan beberapa jenis
Teko yang terbuat dari tembaga. Kelebihan dari teko tersebut, selain karena bahannya
terbuat dari tembaga, mereka bisa mengukur tingkat kepanasan dari kopi, teh atau
kopi-susu yang mereka racik. Tentu akan berbeda jika bahan teko terbuat dari
alumunium. Jika menggunakan aluminium, air yang dihasilkan akan terasa sangat
panas dan menyengat lidah. Selain bahannya tipis, api akan cepat membuat air
mendidih. Berbeda dengan teko yang terbuat dari tembaga. Tingkat kepanasan air
terukur, tidak cepat panas namun suhu akan bisa bertahan lama. Inilah yang
membedakan racikan kopi rumahan dengan racikan kopi yang ada di Warung Kopi
Phoenam.15 Selain kopi, Warung Kopi Phoenam juga menawarkan berbagai macam
menu makanan seperti beberapa jenis makanan mie dan beberapa jenis roti.
1. Produk Phoenam
Warung Kopi Phoenam merupakan warung yang menyajikan beragam
minuman dan makanan. Hal ini menjadi salah satu ciri khas dari produk Warung
Kopi Phoenam.. Selain kopi, ada beberapa menu lainnya seperti roti kaya (roti yang
digoreng kemudian diberi selai kaya atau srikaya) untuk range rotinya sendiri berkisar
sampai Rp. 15.000 – Rp. 18.000, ada juga roti panggang kaya Phoenam (roti
15 Alderix Ano, “Cerita dari tepi sungai Jeneberang (Teko bagi warung kopi)”, www.Blogger.com, selasa 20 November 2012.
67
panggang yang di beri selai kaya), roti panggang kaya special Phoenam, roti
panggang kornet, mentega, dll.
Satu cangkir Kopi Phoenam hanya di hargai sekitar Rp. 13.000. Dan untuk
pilihannya tersedia kopi tubruk, kopi hitam, kopi susu, kopi susu special, kopi susu
telor madu jahe ginseng. Untuk tange harga kopi tubruk sekitar Rp. 13.000 – Rp.
22.000/cangkir.
Kopi Phoenam ini bisa dinikmati dengan panas ataupun dingin. Rencananya
kopi Phoenam ini nantinya akan banyak varian choco chip vraphio (kopi di blend
coklat, dan choco chip coklatnya juga.16 daftar menu-menu Warung Kopi Phoenam
dapat di lihat di lampiran tujuh.
2. Lokasi Warung Kopi Phoenam
Warung Kopi Phoenam awalnya berada di Jalan Nusantara Kemudian di
Tahun 1993 ada perlusan jalan oleh pemerintah, pihak pengelola memindahkan
Warung Kopi Phoenam ke Jalan Jampea. Di Tahun 2006 Warung Kopi Phoenam
kemudian membuka cabang baru di Kota Makassar yakni di Jl. Boelevard dan di
Panakkukang Square. Semua Lokasi Warung Kopi Phoenam terletak di tempat
strategis, semuanya berada di tempat keramaian. Selain dekat keramain Warung
Kopi Phoenam didesain sedemikian rupa demi menciptakan kenyamanan para
pengunjung. Awalnya interior ruangan Warung Kopi Phoenam terkesan biasa-biasa
16 Yusran, “ Warung kopi legendaris menembus waktu”, Makassar, Pecinan Terkini, 2007,hal. 01.
68
saja. Ada tiga baris meja memanjang kedalam kemudian ada TV yang pasang
menggantung dekat plavon. Namun seiring perkembangan zaman desain dan
fasilitas warung kopi Phoenam dikemas lebih modern namun tetap mempertahankan
kualitas menu dan pelayanan kepada pelanggang dari Warung Kopi Phoenam.
Pelayanan semakin di maksimalkan dan kebersihan menjadi hal utama yang harus
dipenuhi pihak Warung Kopi Phoenam. Bahkan disediakan ruangan yang diberi
fasilitas AC dengan kapasitas 20-30 orang. 17
Sehingga baik pagi hari maupun sore hari pengunjung Warung Kopi Phoenam
selalu ramai. Bahkan telah ada terbentuk sebuah komunitas yang sudah tentu
menjadi pelanggang tetap Warung Kopi Phoenam. Pada pagi hari pengunjung yang
banyak datang adalah para orang-orang kantor baik itu yang berasal dari
pemerintahan maupun swasta. Kemudian di sore hari yang paling banyak datang
adalah pengusaha namun banyak juga yang datang selain orang-orang pengusaha
atau orang berdasi, ada pula seperti orang pencari kerja, yang datang menghilangkan
kepenatannya dll. Para pengunjung yang datang, ada yang sekedar ingin minum kopi
sambil bersantai, ada juga yang datang ingin melakukan pembicaraan bisnis, diskusi
atau hanya sekedar berkumpul sambil bercanda untuk melepas stres.18
17 Abbas Sadji, “Phoenam Tampil dengan Wajah Baru” Makassar, Tribun Timur, Kamis 22Juli 2004.
18 Yusuf Ahmad, “ Tempat nongkrong kalangan elit”, Makassar, Tribun Timur, Selasa 20 Juni2006.
69
3. Pelayanan Warung Kopi Phoenam
Warung Kopi Phoenam merupakan salah satu usaha yang menyediakan
makanan dan minuman yang tidak hanya menjual produk, melaikan menjual jasa
dalam hal ini pelayanan. Warung Kopi Phoenam menyadari bahwa pelayanan sangat
penting karena erat kaitannya dengan kepuasan konsumen. Oleh karena itu, pihak
Warung Kopi Phoenam selalu memperbaiki dan meningkatkan kinerja
karyawannya19 dalam bidang pelayanan. Adapun usaha yang dilakukan oleh pihak
Warung Kopi Phoenam adalah melakukan pelatihan kepada pramusaji sebelum
mereka siap melayani konsumen secara langsung serta melatih dalam meracik kopi
khas Phoenam.
Sistem pelayanan masih tradisional tidak ada spesialisasi bagi para
karyawannya. Semua yang bekerja di Phoenam memiliki tugas dan keahlian yang
sama, sebab sudah diberi pelatihan. Semuanya bisa membuat minuman kopi dengan
rasa dan aroma yang sama. Semuanya bisa memasak air, merebus telur, menyiapkan
air minum di meja dan membersikan meja, dan seterusnya semuanya berjalan apa
adanya, sehingga membuat para pelanggang merasa nyaman. Dari sini tercipta
semacam rasa kekeluargaan di warung kopi Phoenam. Para konsumen bisa duduk-
duduk seharian di Warung Kopi Phoenam.20
19 Pada awalnya, dalam merekrut karyawan atau pramusaji pengelolah warung kopi Phoenammerekrut kalangan keluarga, namun seiring dengan perkembangan warung kopi Phoenam, karyawanPhoenam bukan saja dari kalangan keluarga namun dari pihak luar yang sebelumnya diberikanpelatihan dalam meracik kopi. Wawancara dengan Albert Liongady pada tanggal 26 Januari 2013 diJakarta.
20 Iwan Azis, “ Kopi khas di Ujungpandang”, Makassar, Kompas, 14 Juli 2002.
70
Untuk waralaba Warung Kopi Phoenam dipersiapkan pramusaji dengan kostum
seragam yang rapi khusus pramusaji Warung Kopi Phoenam sehingga konsumen
yang datang ke Warung Kopi Phoenam merasa yakin terhadap pelayanan yang
diberikan oleh Warung Kopi Phoenam. Seragam bagian depan (kasir dan pelayan
yang menyambut konsumen) berbeda dengan seragam karyawan dapur. Hal baru
juga ditawarkan pegelola Warung Kopi Phoenam yakni pelayanan sistem Delivery
Order, pelayanan ini ditawarkan demi memuaskan para pelanggannya. Untuk
pelayanan dengan cara ini akan dilayani dengan pemesanan minimal lima puluh ribu
rupiah.21 Namun sajian khasnya tetap sajian khas tradisional ala warung kopi
Phoenam.
Kecepatan penyajian makanan dan minuman juga merupakan hal yang sangat
penting dalam Warung Kopi Phoenam. Warung Kopi Phoenam telah menetapkan
waktu maksimal dalam menyajikan hidangan berbagai menu yakni 15 menit. Pihak
Warung Kopi Phoenam selalu berusaha untuk memberikan kecepatan yang maksimal
dalam memberikan pelayanan bagi konsumen Warung Kopi Phoenam. Agar para
konsumen yang datang tidak bosan menunggu sajian yang dipesan.
Satu hal yang selalu menjadi perhatian pengelola Phoenam, kebersihan. Ini
salah satu daya tarik bagi pengungjung setiap hari, setelah toko tutup. Semua
peralatan makan dan minum Warung Kopi Phoenam di sterilkan kembali. Pihal
Phoenam merendam beberapa menit dalam gentong porselen yang berisi air pana
21 Abbas sadji, “ Phoenam Tampil dengan wajah baru”, Makassar, Tribun Timur, Kamis 22Juli 2004.
71
yang telah diberi kaporit, kemudian dibilas dengan bersik hingga bersih. Ini
merupakan salah satu daya tarik tersendiri konsumen ingin berkunjung ke Warung
Kopi Phoenam.
72
BAB IV
FUNGSI DAN KEBERADAAN
WARUNG KOPI PHOENAM BAGI MASYARAKAT MAKASSAR
Budaya minum kopi di Indonesia sudah berkembang sejak lama, yaitu sejak
pertama kali Sistem Tanam Paksa oleh pemerintah Belanda. Mulanya minum kopi
merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda. Namun seiring
perkembangannya masyarakat Indoenesia pun mulai gemar meminum kopi, hanya
saja caranya yang berbeda dengan masyarakat Eropa. Budaya minum kopi di
Indonesia dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan-tujuan tertentu, seperti menjaga
tubuh agar tidak mengantuk saat menyetir malam atau roda malam. Pada awalnya
minum kopi biasanya hanya dilakukan oleh kelompok-kelompok orang dewasa
hingga usia lanjut dan didominisai oleh pria tetapi seiring perkembangan zaman
meminum kopi tidak didominasi lagi orang-orang dewasa, tetapi juga anak muda baik
yang berjenis kelamin pria atau wanita.
Dulu warung kopi identik dengan tempat yang kurang nyaman, suasana yang
menoton dan sesak. Kini warung kopi identik dengan tempat yang nyaman, interior
bagus, AC, dll. Sehingga tidak aneh apabila saat ini masyarakat merasa nyaman untuk
berlama-lama di warung kopi. Di Warung Kopi Phoenam sendiri, dengan sarana dan
prasana yang ditawarkan, masyarakat menjadikan warung kopi Phoenam sebagai
tempat yang nyaman untuk melakukan berbagai aktivitas seperti tempat untuk
bertemu dengan sahabat, teman lama, keluarga, ataupun kolega kantor. Tidak jarang
konsumen Warung Kopi Phoenam datang untuk berdiskusi masalah bisnis atau
73
sekedar memperoleh informasi terbaru dengan memanfaatkan acara talkshow yang
biasanya diadakan dua kali sebulan di Warung Kopi Phoenam. Di acara talkshow
tersebut biasanya yang diundang adalah para politikus, LSM, pejabat pemerintah,
toko pemuda dan lain-lain, yang disetiap takshow membahas topik yang berbeda-
beda. Konsumen menikmati suasana yang ada sambil mencicipi berbagai jenis
minuman dan makanan yang ditawarkan.
Keberadaan Warung Kopi Phoenam di Makassar telah memiliki arti tersendiri
kepada masyarakat dan pemerintah daerah, baik itu secara langsung maupun secara
tidak langsung. Warung Kopi Phoenam merupakan sebuah potret yang saharusnya
menjadi sebuah contoh kepada masyarakat terutama kepada pengusaha warung kopi,
usaha yang dulunya dirintis dari bawah hingga kini telah membuktikan eksistensinya
dalam dunia usaha warung kopi di Makassar.
Phoenam merupakan fenomena tersendiri untuk usaha sejenis karena menurut
pengakuan pemilik, usaha ini awalnya hanya bermodalkan warisan dari pengalamn
kakek dan orang tua yang memang jago meracik kopi. Warung Kopi Phoenam hadir
bukan dari perencanaan maksudnya menyiapkan modal untuk membangun warung
tetapi langsung saja membuka usaha di rumah kemudian mengajak teman-teman
untuk mencicipi racikan kopi.1 Selama kurang lebih 60 tahun mengembangkan
usahanya warung kopi Phoenam telah mempunyai arti penting dalam masyarakat
terutama masyarakat kota Makassar.
1 Desy, “ Warung Kopi Phoenam tanpa rencana dan modal” (Makassar, Fajar), 14 Maret 2007
74
Ketatnya persaingan bisnis di bidang industri produk dan jasa membuat
pengelolah Warung Kopi Phoenam harus menciptakan sesuatu yang berbeda dengan
warung kopi lain yang sejenisnya. Kualitas produk yang ditawarkan Phoenam
memang tidak diragukan lagi, ciri khas aroma kopi Toraja yang berbusa tetap
dipertahankan. Pembentukan citra yang baik di benak konsumen dapat menjadi
kekuatan bagi Warung Kopi Phoenam dalam persaingan menjaring konsumen
potensial dan mempertahankan pelanggan yang ada. Oleh sebab itu warung kopi
Phoenam selalu berusaha menciptakan citra merek yang positif agar konsumen tidak
beralih ke warung kopi yang lain.
Warung Kopi Phoenam bagi masyarakat di Makassar merupakan tempat
dimana masyarakat berkumpul untuk sekedar melepas lelah, tempat berdiskusi
dengan kerabat, teman-teman maupun tempat mengawali hari sebelum melaksanakan
aktivitas rutin. Warung Kopi Phoenam dengan segala tradisinya tak ubahnya laksana
miniatur terkecil wajah kehidupan masyarakat Makassar. Hiruk pikuk keseharian
sebagian besar elemen masyarakat Makassar hampir tidak pernah terlepas dari
persentuhan langsung dengan Warung Kopi Phoenam. Warung Kopi Phoenam telah
menjadi center atau pusat perkumpulan beragam komunitas masyarakat Makassar
yang mengawali beragam aktifitas dan rutinitas kesehariannya pada berbagai profesi.
Rutinitas keseharian masyarakat Makassar yang banyak dihabiskan di Warung
Kopi Phoenam pada dasarnya merupakan sebuah energi positif yang dimiliki oleh
masyarakat Makassar sebagai sebuah entitas yang peradabannya pernah dikenal
dunia. Eksisnya diskusi-diskusi ringan di Warung Kopi Phoenam telah membawa
75
dampak positif dikarenakan banyak sekali pengunjung yang mendapatkan inspirasi,
ide maupun gagasan-gagasan berawal dari diskusi ringan di Warung Kopi Phoenam,
bahkan ada yang berlanjut menjadi suatu yang spektakuler, seperti diskusi yang
berakhir dengan berdirinya sebuah partai politik, berdirinya penerbit buku, berbagai
macam model usaha, dan sebagainya.2
Kehadiran Warung kopi3 Phoenam di dalam kehidupan masyarakat Makassar
sangat besar pengaruhnya, baik itu dari segi peningkatan sarana penunjang kehidupan
serta secara sadar atau tidak sadar telah mengubah warna kehidupan masyarakat
akibat hadirnya sarana penunjang tersebut.
Seperti yang telah penulis utarakan pada bab sebelumnya, bahwa warung kopi
Phoenam telah menjadi ruang publik akibat dari acara talkshow yang diadakan
dengan bekerjasama Radio Marcurius serta media cetak yakni Fajar. Dengan adanya
ruang publik ala Warung Kopi Phoenam telah meningkatkan pengunjung Warung
Kopi Phoenam. Peningkatan tersebut tidak saja dilihat dari yang datang minum kopi,
atau peserta talkshow tapi dapat dilihat banyaknya partisipasi para tokoh-tokoh publik
yang memanfaatkan ruang publik Phoenam dalam berbagai kepentingan. Mulai dari
jumpa pers, peluncuran produk, acara ulang tahun dan sebagainya. Para aktor-aktor
2 Hasil wawancara dengan Albert Liongady, pada hari Rabu 26 Januari 2013 di Jakarta.
3 Warung kopi adalah tempat yang menyediakan kopi dan berbagai jenis minuman lainnya,selain itu warung kopi juga menyediakan berbagai jenis makanan tradisional ataupun makananmodern. Warung kopi juga merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang sekedar bersantai ataupun melakukan aktifitas diskusi,selain itu ada juga yang memanfaatkan warung kopi sebagai tempatmelakukan proses jual beli barang.
76
yang dimaksud seperti para anggota dewan, cendiakiawan, LSM, tokoh pemuda,
pejabat pemerintah, pengusaha dan lain-lain.
Keberadaan Warung Kopi Phoenam yang menjadi ruang publik, memiliki
peranan penting bagi segenap masyarakat, dan para peserta diskusi untuk acara
talkshow di Phoenam. Untuk para tokoh publik yang terlibat dianggap telah
berpartisipasi dalam mewakili publik dalam menyampaikan aspirasi mengenai
persoalan kekuasaan atau penyelenggaraan pemerintahan. Warung kopi Phoenam ini
telah menjadi wadah bagi kepentingan publik atau masyarakat dan dapat dikatakan
Phoenam memiliki peranan yang strategis bagi masyarakat Makassar dalam
mempersoalkan jalannya pemerintahan di Kota Makassar.
Kemudian perlu diketahui bahwa beragamnya kelompok masyarakat yang
datang di warung kopi Phoenam berarti kepentingan-kepentingan yang ada pun
semakin beragam. Bagi kalangan pengusaha Warung Kopi Phoenam memberi mereka
ruang untuk menciptakan peluang-peluang usaha dan pekerjaan mereka.4 Sebab di
Warung Kopi Phoenam para pengusaha dapat bersantai bersama rekan-rekannya
dalam membicarakan bisnis mereka.5 Banyaknya pengusaha yang datang ke Warung
Kopi Phoenam untuk melakukan pembicaraan dan diskusi bisnis berharap akan
mendapatkan peluang –Peluang bisnis. Sebab sebagai ruang publik, Phoenam sering
dikunjungi oleh para tokoh-tokoh politik seperti walikota Makassar, Syahrul Yasin
4 Sariadi Pallawalino, “ Mendulang Rupiah dari pekatnya kopi”, (Makassar, Pecinan terrkini),januari 2010.hlm 16.
5 Hasil wawancara dengan Pak Albert, pada hari Rabu, 23 Januari 2013, di Jakarta.
77
Limpo serta pejabat-pejabat yang lain. Sehingga dengan adanya pertemuan antara
pejabat dan pengusaha di Warung Kopi Phoenam tentu bisa menciptakan peluang-
peluang bisnis bagi para pengusaha .6
Dapat digambarkan dengan adanya ruang publik di Warung Kopi Phoenam
telah membuka peluang bagi para pengunjung terutama para pengusaha dalam
merancang usahanya dan negosiasi dengan para pengambil kebijakan agar
mendapatkan kemudahan dalam kepentingan usahanya. Seperti diketahui jika
mempunyai kedekatan dengan para pengambil kebijakan mungkin lebih muda
mendapatkan peluang-peluang bisnis, seperti proyek-proyek usaha. Dengan kata lain
Phoenam dapat dikatakan memberikan jalan para pengunjung meraih kepentinga-
kepentingan dengan jalan bernegosiasi atau menciptakan kesepakatan-kesepakatan
antara pengunjung dengan pengambil kebijakan.7
Bagi sebagian pengunjung, acara diskusi atau talkshow yang diadakan di
Warung Kopi Phoenam juga merupakan ruang penciptaan kontestasi identitas bagi
pengunjung. Kontestasi tersebut dapat tampak ketika pengunjung diberi kesempatan
untuk mengajukan pertayaan atau memberikan saran dan tanggapan terhadap
narasumber.8 Disini dapat diketahui bahwa betapa ruang publik Warung Kopi
Phoenam telah menjadi ruang sumber informasi bagi masyarakat Makassar.
6 Andi Faizal, Ruang publik Phoenam sebagai bagian budaya politik kontemporer Makassar:suatu pertarungan ideoligis menuju hegemoni ”, (Tesis sarjana Fakultas Ilmu Budaya UniversitasIndonesia, Jakarta: 2007). Hlm. 110.
7 Andi Faisal, ibid, hlm. 111.
8 Hasil wawancara dengan Anwar Lasapa (Salah satu pengungjung yang suka acara talkshow
78
Selain itu, Warung Kopi Phoenam juga dapat dijadikan tempat membicarakan
persoalan-persoalan sosial masyarakat yang mungkin dulunya persoalan
kemasyarakatan biasanya dibicarakan di kampus-kampus atau ditempat-tempat
seminar, tapi telah pindah di warung kopi dimana orang tak perlu lagi orang bersikap
formal untuk membicarakan hal-hal yang serius. Berdiskusi dan mengobrol di
warung kopi telah menjadi tren atau gaya hidup masyarakat Makassar. Dengan
demikian Warung Kopi Phoenam telah menjadi tempat membuka dan memediasi
ruang-ruang tempat pembicaraan publik atau warga masyarakat dalam membahas
berbagai persolan yang ada di Makassar secara khusus dan umumnya Indonesia.
Keberadaan Warung Kopi Phoenam memang memberikan manfaat yang
beragam untuk semua kalangan masyarakat baik yang berkunjung ke Phoenam
maupun yang tidak. Ruang publik Phoenam yang disiarkan melalui Radio Marcurius
tentunya bisa memberikan informasi kepada masyarakat baik yang berada di Warung
Kopi Phoenam dan yang hanya mendengarkan lewat radio kemudian media cetak
Fajar yang telah bekerjasama dengan Phoenam tentunya juga memberikan informasi
kepada masyarakat seputar wacana-wacana yang diadakan di ruang publik Phoenam
baik itu dalam bidang politik, sosial, hukum, pelayanan publik dan lain-lain.9 Jadi
dapat dikatakan Warung Kopi Phoenam menjembatani masyarakat dalam
(Phoenam), di Makassar pada Kamis 28 Februari 2013.
9 Andi Faizal, ibid, hlm. 117.
79
memperoleh informasi seputar kota Makassar pada khususnya dan Indonesia pada
umumnya.10
Warung Kopi Phoenam secara tidak langsung telah memberikan sumbangsi
yang besar bagi para karyawannya. Ini dikarenakan mereka diberikan kesempatan dan
peluang untuk kerja. Apalagi sebelumnya mereka diberikan sebuah pelatihan tentang
melayani tamu dan pelatihan meracik minuman kopi khas Warung Kopi Phoenam.
Jadi otomatis para karyawan memiliki ilmu meracik kopi yang baik ala kopi
Phoenam.
A. Tempat Acara Talkshow
Di Makassar, khususnya pasca reformasi, ruang-ruang publik banyak
bermunculan dalam wujud warung-warung kopi. Seperti yang dijelaskan sebelumya
warung kopi Phoenam merupakan salah satu warung kopi yang ada di Makassar yang
telah menjadi ruang publik. Persoalan sosial yang terjadi di masyarakat, tidak hanya
dibicarakan di kampus-kampus atau tempat seminar namun telah banyak dibicarakan
di Warung Kopi Phoenam. Dengan demikian Warung Kopi Phoenam ini telah
menjadi ruang publik politis bagi publik untuk menyampaikan aspirasinya terhadap
proses sosial, budaya, politik dan ekonomi masyarakat kota Makassar.
Suatu hal yang perlu dicermati bahwa maraknya perbincangan publik di ruang
publik Warung Kopi Phoenam adalah peranan media massa, dalam hal ini stasium
radio, dalam memediasi talkshow. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa Warung
10 Hasil wawancara dengan Dedi anak dari pak Albert , pada hari senin, 15 April 2013 diMakassar, Jl. Boelevard (Panakkukang Mas).
80
Kopi Phoenam telah bekerjasama dengan Radio Mercerius FM. Radio Mercerius ini
telah menjadi mediasi dalam acara talkshow di Warung Kopi Phoenam. Pembicaraan
publik yang dahulunya banyak berlandaskan pada budaya politikk tradisional
“Tudang Sipulung”11 kini telah tergantikan oleh diskusi-diskusi ala Warung Kopi
Phoenam yang berdasarkan pada mediasi media massa dan representasi tokoh-tokoh
publik.
Sebagai pemrakarsa talkshow di Warung Kopi Phoenam, Mercurius berusaha
mengonstruksikan realitas ruang publik Phoenam Makassar dengan membentuk
koalisi-koalisi strategis dengan elemen publik lainnya seperti Phoenam dan tokoh-
tokoh publik agar kepentingan-kepentigannya menuju hegemoni sebagai media
unggulan yang diacu sebagai sumber berita, dapat dicapai. Dengan menciptakan
koalisi strategis bersama Mercurius dan komunitas Phoenam, telah mempermudah
kepentingan hegemoni Phoenam12 menuju bisnis warung kopi yang memiliki brand di
Makassar.
Di Warung Kopi Phoenam acara talkshow diadakan dua kali dalam sebulan
yang dimulai sejak tahun 2003. Dalam acara talkshow tersebut melibatkan berbagai
11 Tudang Sipulung merupakan tradisi yang sering dilakukan orang dahulu (tetua kita). Dudukbersama-sama, berkumpul dengan tujuan hendak bermusyawarah untuk mufakat. Tradisi tudangsipulung ini telah dilkukan sejak lama oleh masyarakat Bugis- Makssar sebagai ruang bersama untukberusyawarah dan bermufakat dalam rangka mencari solusi atas persoalan yang tengah dihadapimasyarakat. Dapat dilihat penjelasannya dalam laporan penelitian rutin UNHAS, AB Takko &Mukhlis,”Hak Asasi Manusia dalam Budaya Bugis Makassar” (Makassar: Lembaga Penelitian Unhas,2001)”, hlm. 24.
12 Hegemoni Phoenam merupakan sebuah semangat kapitalisme sebagai bentuk komodifikasiatas ruang publik Phoenam yang dapat dikomersialisasikan untuk mendapatkan keuntungan yangsebanyak-banyaknnya.
81
elemen masyarakat, yang bisa menjadi pembicara, seperti: politikus, intelektual,
LSM, pejabat pemerintah, wartawan dan pengusaha. Acara talkshow tersebut telah
menjadi tempat interaksi para pengambil kebijakan dan tokoh-tokoh publik sehingga
menjadi ruang pertarungan politis bagi kelompok yang berkepentingan dengan
publik. Kemudian para pemburu berita pun menjadikan acara talkshow tersebut
sebagai sumber pemberitaan untuk diliput dimedianya. Demikian pula para tokoh
publik, politis memanfaatkan acara talkshow untuk menyampaikan pesan-pesan
politiknya kepada masyarakat luas. Partisipasi publik disini ada dua bentuk: pertama,
sebagai narasumber talkshow, baik sebagai narasumber perseorangan (seperti
kelompok intelektual dan pengamat) ataupun narasumber yang mewakili publik
(seperti anggota dewan pejabat pemerintah, dsb), dan kedua, sebagai peserta talkshow
(baik sebagai peserta undangan ataupun sekadar pengunjung).
Dengan demikian, kehadiran acara talkshow Phoenam telah menjadi
trendsetter di kota Makassar. Keberadaan talkshow Phoenam telah memicu
munculnya acara talkshow yang baru di warung-warung kopi di kota Makassar.
Warung-warung kopi yang ikut menggelar acara talkshow serupa dengan warung
kopi Phoenam juga telah menjadi saingan bisnis bagi Phoenam di Makassar.13
Dengan demikian, keberadaan Phoenam sebagai usaha bisnis sekaligus ruang
publik yang mengadakan talkshow, maka keberadaannya pun tidak dapat dilepaskan
sepenuhnya dari persaingan yang terjadi di antara warung-warung kopi lainnya yang
13 Beberapa nama warung kopi yang telah menjadi kompetitor Phoenam yaitu di antaranyawarung kopi Daeng Sija, Daeng Anas, Mappanyukki, Sipakarennu, Kopi Dottoro dan Kopi Ogi.Dijelaskan dalam media massa Fajar,
82
ada di kota Makassar. Bagi Phoenam maraknya fenomena warung kopi yang
mengadakan talkshow di Makassar merupakan sebuah motivasi untuk selalu menjaga
dan meningkatkan kualitas produk dan pelayanan.
Salah satu yang menarik hubungan antara tokoh publik dengan Mercurius
dalam hal “kesepakatan” balas jasa di ruang publik Phoenam adalah bahwa umunya
narasumber (Tokoh Publik) dalam talkshow, rata-rata menolak menerima honor
pembicara dari Mercurius atas jasa yang mereka berikan sebagai narasumber.
Menurut Mercurius, mereka sudah senang jika bisa tampil di acara talkshow dan
dapat menyampaikan gagasan ke masyarakat Makassar. Hubungan balas jasa ini tentu
saja menguntungkan kedua belah pihak. Pihak Mercurius , hal ini tentu saja akan
mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk membuat acara talkshow tersebut.
Sedangkan dari pihak tokoh publik, hal tersebut akan membantu dalam
memposisikan dan mencuatkan dirinya sebagai pembicara yang handal dan dikenal
sebab jika memiliki kesempatan untuk tampil sebagai narasumber di acara talkshow
di Phoenam, maka akan semakin dikenal oleh masyarakat, dan memiliki peluang
lebih banyak untuk menguji dirinya dalam pentas politik, dan hal tersebut sedikit
banyak akan berdampak pada popularitas dirinya sebagai narasumber yang
berkualitas.14
Untuk pihak warung kopi Phoenam Sejak dilaksanakannya talkshow di
Warung Kopi Phoenam, pengunjung Phoenam perlahan-lahan semakin meningkat.
Acara talkshow tersebut merupakan jembatan bagi Phoenam dalam meningkatkan
14 Andi Faisal, op.cit, hlm. 105.
83
pendapatannya, dikarenakan berbagai elemen masyarakat yang datang untuk
berpartisipasi dalam acara tersebut yang tentunya akan minum kopi atau memesan
makanan. Kemudian acara talkshow ini, secara tidak langsung merupakan promosi
untuk Warung Kopi Phoenam sehingga semakin di kenal oleh masyarakat terutama
masyarakat kota Makassar.
B. Tempat Rapat, Pertemuan (Meeting)
Seiring perkembangan Warung Kopi Phoenam, kini bukan hanya sebatas
tempat menyediakan kopi dan dimana para pengunjungnya tidak sekedar untuk
menikmati kopi, tapi Warung Kopi Phoenam ini telah berubah wajah dengan menjadi
rumah kedua para , pengusaha, pejabat pemerintah, aktivis, politisi dsb. Dikarenakan
menikmati kopi di warung kopi Phoenam mewakili banyak aktivitas mulai dari
negosiasi bisnis, tukar pikiran dalam pekerjaan, reuni dengan teman lama, sampai
bincang-bincang formal (Rapat) dan sebagainya.
Warung Kopi Phoenam yang dahulunya hanya sebagai tempat minum kopi,
kongkow-kongkow (kumpul-kumpul), atau obrolan lepas dari berbagai elemen
masyarakat, namun juga telah dijadikan tempat rapat. Rata-rata yang banyak
menggunankan ruang Warung Kopi Phoenam sebagai tempat rapat yakni para
pengusaha, politisi, dan pejabat pemerintah namun bukan berarti elemen masyarakat
yang lain tidak pernah menggunakan Phoenam sebagai tempat rapat. Pengelolah
Warung Kopi Phoenam telah menyediakan fasilitas ruang terbuka, adapula ruang
yang dibuat agak tertutup yakni ekslusif. Ruang VIP inilah yang banyak digunakan
para pengunjung mengadakan rapat. Diruangan ini, orang bisa minum kopi sambil
84
rapat tanpa merasa terganggu dengan dialog yang biasa dilakukan pengunjung lain.
Hanya saja fasilitas eksekutif itu juga berpengaruh pada harga yang ditawarkan.
Kalau di ruang VIP, dari harga dasar mengalami kenaikan Rp 500 tiap menu,
sedangkan bagi yang ingin melakukan rapat atau pertemuan dikenakan biaya Rp
25.000/jam dengan minimal 20-30 orang.15
Bisa dikatakan bahwa Warung Kopi Phoenam memang akhirnya memainkan
peran sebagai salah satu pusat interaksi sosial. Sebab disanalah berbagai elemen
masyarakat dapat bertemu, bertukar pikiran yang menghasilkan berbagai ide-ide
cemerlang. Seperti yang pernah dijelaskan Asisten I Pemerintah kota Makassar,
Tadjuddin Noor bahwa Phoenam adalah tempat ide-ide cemerlang lahir.16 Bahkan
menjadi tempat berkumpul semua kalangan, termasuk kalangan yang menggalang
dukungan untuk suksesi.
Sehingga tidak aneh apabila dewasa ini masyarakat merasa nyaman untuk
berlama-lama di Warung Kopi Phoenam. Datang ke Warung Kopi Phoenam
dianalogikan”, seperti pribahasa merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui”, yang
berarti datang denga tujuan tertentu (berkumpul sahabat, teman lama, keluarga atau
kolega, mengerjakan pekerjaan, dan lain-lain), sambil menikmati berbagai jenis
minuman kopi dan makanan, serta memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh
Warung Kopi Phoenam.
15 Aip,”Ada acara Phoenam solusinya,” (Makassar, Fajar), 20 Mei 2004
16 Irfan,”Tempat Ide Cemerlang”, (Makasar, Fajar ), Senin, 10 April 2006
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari keseluruhan pembahasn tentang perkembangang Warung Kopi Phoenam,
maka di sini penulis akan memberikan beberapa verifikasi yang merupakan
jawaban dari perumusan masalah pada awal pembahasan, yaitu:
1. Perkembangan Warung Kopi Phoenam dari periode tahun 1946-2006 berawal
dari masa awal kemerdekaan Indonesia yaitu tepatnya pada tahun 1946.
Warung Kopi Phoenam didirikan oleh Liong Thay Hiong dan Liong Thay
San, di jalan Nusantara No. 59 Makassar. Liong Thay San yang berada di
Amerika memutuskan kembali ke Republik Rakyat Cina (RRC) pada tahun
1950. Selanjutnya Liong Thay Hiong lah yang melanjutkan bisnis warung
kopi tersebut dan diwariskan kepada keturunan-keturunannya. Tahun 1972
warung kopi Phoenam dikelolah Albert Liongady yang tidak lain adalah anak
dari Liong Thay Hiong. Kemudian pada tahun 1993, akhirnya harus memilih
tempat lain karena perluasan wilayah pelabuhan yang dilakukan oleh
pemerintah. Warung kopi Phoenam dipindahkan ke Jl. Jampea. Pada
perkembangannya Warung Kopi Phoenam membuka cabang dibeberapa
tempat di Kota Makassar diantaranya di Jl. Boeulevard pada tahun 2002 dan
Mal Panakkukang pada tahun 2006. Selain di kota Makassar Warung Kopi
Phoenam, telah buka cabang di luar kota Makassar seperti di Jakarta pada
tahun 1997, Mamuju, Manado, Jogjakarta, Bandung, Surabaya, Samarinda,
86
Sorong, dan Palu. Warung Kopi Phoenam untuk wilayah Makassar dan
Jakarta dikelolah oleh keturunan Liong Thay yakni Albert Liongady selaku
generasi kedua kemudian untuk cabang yang letaknya di Mamuju, Manado,
Palopo, Samarinda, Surabaya, Bandung, Sorong, dan Palu dikelolah oleh
orang lain dalam bentuk waralaba. Warung Kopi Phoenam sangat berbeda
dengan warung kopi yang pada umumnya ada di Kota Makassar. Meskipun
pada tahun 2000an Warung Kopi Phoenam didesain modern namun tetap
pengelolahan minuman dan makanannya masih sangat tradisional. Minuman
kopi digiling, diracik secara manual dan berulang-ulang ala kopi tarik yang
menghasilkan ramuan kopi yang berbusa dan aroma kopi toraja yang khas.
Inilah ciri khas dari Warung Kopi Phoenam. Kemudian tahun 2003 pihak
Warung Kopi Phoenam telah bekerjasama dengan Radio Mercerius FM
Makassar. Dengan adanya kerja sama ini, dianggap saling menguntungkan
kedua belah pihak. Selain kerjasama dengan Radio Marcuris, pengelola
Warung Kopi Phoenam juga bekerjasama dengan Fajar, tokoh-tokoh publik,
komunitas Phoenam serta waralaba yang merupakan hasil kerjasama dengan
pengusaha warung kopi dengan tetap mempertahankan ciri khas Warung Kopi
Phoenam.
2. Sebagai bagian dari kompleksitas masyarakat, keberadaan Warung Kopi
Phoenam telah memiliki arti tersendiri. Semenjak adanya Warung Kopi
Phoenam hiruk pikuk keseharian sebagian besar elemen masyarakat Makassar
hampir tidak pernah terlepas dari persentuhan langsung dengan Warung Kopi
87
Phoenam. Eksisnya diskusi-diskusi ringan di Warung Kopi Phoenam telah
membawa dampak positif dikarenakan banyak sekali pengunjung yang
mendapatkan inspirasi, ide maupun gagasan-gagasan berawal dari acara
talkshow yang diadakan atau diskusi ringan di Warung Kopi Phoenam. Pada
tahun 2003 Warung Kopi Phoenam tampil dengan wajah baru, yang telah
menyediakan ruang VIP, ruangan ini biasanya banyak digunakan pengunjung
dalam acara pertemuan bisni atau rapat (Meeting).
B. Saran
Kajian tentang Perkembangan Warung Kopi Phoenam di Makassar ini hanya
mengungkapkan beberapa hal yang berhubungan dengan Perkembangan Warung
Kopi Phoenam dalam skala kecil. Untuk itu, diharapkan untuk kajian serupa
masih ada berikutnya, dengan lingkup yang lebih luas yang akan memperkaya
kajian tentang warung kopi.
Dalam wilayah Makassar sendiri, masih banyak persoalan yang bisa dikaji
dalam penelitian lebih lanjut, misalnya perkembangan transportasi, aktivitas
perekonomian masyarakat dll.
88
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER BUKU DAN SKRIPSI :
Ali, Hasan et al. 2011. Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Ujian Skripsi.Makassar: Universitas Hasanuddin Fakultas Sastra.
Faisal, Andi. 2007. Ruang publik Phoenam sebagai bagian budaya politikkontemporer Makassar: suatu pertarungan ideoligis menuju hegemoni.Jakarta: Tesis sarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.
Gie, Liang The.1968, Pertumbuhan Pemerintah Daerah di Negara RepublikIndonesia. Jilid II. Jakarta:Gunung Agung.
Gotschalk, Louis. 1973. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.
Joenarto. 1976. Pemerintah Lokal, Jilid I. Yogyakarta: Yayasan Badan PenerbitGajah Mada.
Kartodirjo, Sartono . 1992. Pengantar sejarah Indonesia baru 1500-1900. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Madjid, Saleh M, dan Abd. Rahman Hamid 2008. Pengantar Ilmu Sejarah,Makassar. Rayhan Intermedia.
Najiyanti dan Danarti. Penyebaran Kopi Di Indonesia. Jagakarsa:Agro Media Pustaka
Nurbaity. 1995. Perdagangan Kopi Di Tana Toraja 1860-1910. Makassar: SkripsiSarjana Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin.
89
Panggabean, Edy. 2006. Buku Pintar Kopi . Jagakarsa: Agro Media Pustaka.
Perry, Sara.. 1991. The complete Coffee Book:A Gourmet Goide to Buying, BrewingAnd Cooking, San Fransisco: Chroincle Books.
Retnandari, N.D dan Moeljarto. 1991. Kopi (Kajian Sosial-Ekonomi). Yogyakarta:Aditya Media.
Saputra, Eka. 2008. Kopi. Dari Sejarah, Efek Bagi Kesehatan Tubuh, dan GayaHidup. Yogyakarta: Harmoni .
Siswoputranto. 1992. Asal mula Tanam Kopi. Yogyakarta; Harmoni.
Sofiana, Nadya. 2011. 1001 Fakta tentang kopi. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka
Sosrowidjojo, Melati.2010. Sensasi kesenangan para konsumen dalam mengkonsumsikopi di kedai kopi Tak Kie dan Bakoel Koffie. Jakarta: Skripsi Fakultas IlmuBudaya, Universitas Indonesia.
Wajong, J. Administrasi keuangan daerah, Cetakan ke III, Jakarta:Balai Buku Ichtiar,.
90
SUMBER KORAN DAN ARTIKEL:
A. KORAN KOMPAS
Iwan Azis. Kopi khas di Ujungpandang. 4 Juli 2002
Ke Makassar? Ngopi Yuk! Sabtu 27 April 2002
Khawatir Generasi Penerus Tak Bisa Melanjutkan, Rabu 24 Juni 2009
Kopi khas di Ujungpandang pada 14 Juli 1999
Sejarah perjalan turun temurun.pada hari minggu 26 September 2010
Warung Kopi Pontianak Estalasi Sosial Kalbar, Sabtu 20 November 2010
B. KORAN FAJAR
Cari Perbandingan Aroma Sampai Ke Luar Negeri, 2003
Desy. Warung Kopi Phoenam tanpa rencana dan modal. 14 Maret 2007
Grand Opening Phoenam Buka di Panakkukang Square, Senin 10 April 2006
Kami Juga Warga Makassar, Sabtu 10 Januari 2009Maju Bersama diPanakkukang Mas, Seni 14 April 2003
Manisnya Waralaba Kopi, Kamis 4 Februari 2010
Menyerup Kopi di Warkop Warisan Liong Thay Hiong, Sabtu 11 Oktober 2008
Orang-Orang Tionghoa di Metro Makassar ( Budaya Leluhur Dan Adopsi Siri),Jumat 9 Januari 2009
Phoenam dan Bread Talk, 2006
91
Syaifuddin. Cari perbandingan aroma sampai di luar negeri.Pada hari selasa, 23maret 2002.
Tempat Persinggahan Pencari Kopi Khas, Senin 30 Januari 2006
Thamzil Thahir.Obrolan warung kopi 104,4 di Mercurius.pada hari sabtu 22Februari 2003.
Warung Kopi Phoenam Buka di Jembatan Multiniaga, Selasa 11 April 2006
C. KORAN TRIBUN
Abbas sadji,. Phoenam Tampil dengan wajah baru. Kamis 22 Juli 2004
Hanan Cup, Minggu 21 Juni 2009
Phoenam Tampil Dengan Wajah Baru, 22 Juli 2004
Syahrul Langganan Meja Warung Kopi Phoenam , Minggu 22 Februari 2004
Warung kopi Phoenam pindah (Riapkan Ruang Eksekutif dan Musala) 20 Juli2006.
Yusuf Ahmad. Tempat nongkrong kalangan elit. Selasa 20 Juni 2006.
D. PECINAN TERKINI
Fakta Unik Tentang Kopi, Januari 2010
Sapriadi Pallawalino. Mendulang rupiah dari pekatnya kopi. Januari 2010
Yusran.Warung kopi legendaris menembus waktu. Februari 2006.
92
E. KORAN TEMPO
Kedai Kopi Persinggahan Orang Selatan, Senin 28 Maret 2010
Mochtar Naim. Secangkir Kopi Dalam sepenggal Sejarah. 31 januari 1999
95
LAMPIRAN I
96
LAMPIRAN II
96
LAMPIRAN II
96
LAMPIRAN II
97
LAMPIRAN III
FOTO ALBERT LIONGADY
(GENERASI KEDUAN WARUNG KOPI PHOENAM)
98
LAMPIRAN IV
TEKO YANG DI PAKAI MERACIK MINUMAN KOPI
DI WARUNG KOPI PHOENAM
99
LAMPIRAN VSUASAN MEETING DI WARUNG KOPI PHOENAM
100
LAMPIRAN VI
GAMBAR SECANGKIR KOPI KHAS PHOENAM
101
LAMPIRAN VII
DAFTAR MENU WARUNG KOPI PHOENAM
No. Minuman Panas/Dingin Makanan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Kopi Susu Phoenam
Teh Susu Phoenam
Kopi Hitam Phoenam
Kopi Toraja Phoenam
Kopi Toraja Susu
Ovaltine Susu/Coklat Susu
Capucino
Kopi/Teh Susu Telur
Telur Kampung ½ Matang
Teh Manis
Cream Soda
Cream Soda Susu
Soda Wate/Soda Water Susu
Fanta/Sprite/Cocacola
Ponpon Phoenam
Jus Markisa
Susu Encer Es
Es Sirop
Es Sirop Susu
Jus Jeruk
Inter (Indomie Telur)
Internet (Indomie Telur+Cornet)
Pop Mie
Indomie Coto Makassar
Indomie Sop Konro
Roti Panggang Kaya “Phoenam”
Roti Panggang Mentega
Roti Panggang Kaya Mentega
Roti Panggang Telur Phoenam
Roti Panggang Keju Phoenam
Roti Panggang Keju Telur
Roti Panggang Keju Cornet Telur
Roti Panggang Cornet
Roti Panggang Cornet Telur
Roti Panggang Cornet Keju
Roti Panggang Coklat Mesis
Roti Panggang Coklat Susu Putih
Roti Panggang Coklat
Roti Panggang Kacang
Roti Panggang Keju Coklat/Kacang
102
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Roti Panggang Kacang Keju-Cklat
Roti Panggang Ikan Tuna
Roti Goreng Telur
Roti Goreng Telur Cornet
Roti Goreng Telur Keju
Roti Goreng Telur Cornet Keju
Roti Goreng Telur Kaya“Phoenam”
Roti Goreng Ikn Tuna
Roti Panggang Ikan
Roti Panggang Strawbery
Pisang Bakar Kaya “Phoenam”
Pisang Bakar Keju/Mesis
Pisang Bakar Keju Mesis
Mie Instan Goreng Polos
Mie Instan Telur (Rebus, Dadar)
Mie Instan Cornetbeet Telur
Daftar Menu Warung Kopi Phoenam
103
Jalan. Boelevard (Panakkukang Mas)
No. Minuman Panas/Dingin Makanan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Kopi Susu
Teh Susu
Kopi Hitam
Ovaltine Susu/Coklat Susu
Capucino
Kopi/Teh Susu Telur
Kampung
Telur Kampung ½ Matang
Teh Manis
Cream Soda
Cream Soda Susu
Soda Wate/Soda Water Susu
Fanta/Sprite/Cocacola
Ponpon
Es Markisa
Susu Encer Es
Es Sirop
Es Sirop Susu
Es Jeruk
Inter (Indomie Telur)
Internet (Indomie Telur+Cornet)
Pop Mie
Indomie Coto Makassar
Indomie Sop Konro
Roti Panggang Kaya “Phoenam”
Roti Panggang Mentega
Roti Panggang Kaya Mentega
Roti Panggang Telur
Roti Panggang Keju
Roti Panggang Keju Telur
Roti Panggang Keju Cornet Telur
Roti Panggang Cornet
Roti Panggang Cornet Telur
Roti Panggang Cornet Keju
Roti Panggang Coklat Mesis
Roti Panggang Coklat Susu Putih
Roti Panggang Coklat
Roti Panggang Kacang
Roti Panggang Keju Coklat/Kacang
Roti Panggang Kacang Keju-Coklat
104
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Roti Goreng Telur
Roti Goreng Telur Cornet
Roti Goreng Telur Keju
Roti Goreng Telur Cornet Keju
Roti Goreng Telur Kaya“Phoenam”
Roti Panggang Ikan
Roti Panggang Strawbery
Top Related