INTERMEZZO :Perkembangan dan Prospek Sektor Teknologi
Informasi dan Telekomunikasi (TIK)
Dendi Ramdani, Ph.D.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
IndonesiaCommodities : 79.6% Manufacture : 8.6%Services : 11.8%
PhilippinesCommodities : 14.5% Manufacture : 56.8%Services : 28.7%
MalaysiaCommodities :30.2%Manufacture : 55.4%Services : 14.4%
ThailandCommodities : 18.5%Manufacture : 62%Services : 19.5%
SingaporeCommodities : 17.9%Manufacture : 56.6%Services : 25.5%
VietnamCommodities : 16.7% Manufacture : 76.9%Services : 6.4%
MyanmarCommodities : 29.1%Manufacture : 62.3%Services : 8.7%
BruneiCommodities : 91.4% Manufacture : 3.5%Services : 5%
Characteristics of ASEAN’s exports (% of total export)
Source: Intracen, 2014
Indonesia sangat tergantung pada komoditas dibanding negara ASEAN lainnya
Harga komoditas terkait erat dengan perkembangan ekonomi global
1Q004Q00
3Q012Q02
1Q034Q03
3Q042Q05
1Q064Q06
3Q072Q08
1Q094Q09
3Q102Q11
1Q124Q12
3Q132Q14
1Q150
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
Coal Price Index CPO Price IndexOil Price Index Rubber Price Index
Global Financial Crisis
European Debt Crisis
Perkembangan Indeks Harga Komoditas
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
12%
7%
25%
12%
37%
Pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan
Pertambangan & penggalian
Industri pengolahan
Utilities
Services
Share sektor industri pengola-han menurun sejak tahun 2004
Deindustrialisasi: Peranan share sektor industri sudah menurun sejak tahun 2004.
Penurunan harga komoditas momentum merevitalisasi industri
Sumber: BPS
Pertambangan dan Penggalian
Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Industri Pengolahan
Jasa Keuangan dan Asuransi
Real Estate
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wa-jib
Konstruksi
Transportasi dan Pergudangan
Jasa Perusahaan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa lainnya
Jasa Pendidikan
Informasi dan Komunikasi
-3.6%
1.2%
2.2%
2.8%
3.7%
4.2%
5.0%
5.1%
5.4%
5.6%
5.7%
6.4%
7.5%
7.8%
8.0%
9.0%
9.8%
Perbandingan Pertumbuhan PDB Sektoral 1H15
Pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi pada 1H15 juga tertinggi di antara sektor-sektor lainnya
Sumber: BPS
2010 2011 2012 2013 2014 1H15
256.0281.8
311.4341
368.9
197.6102
PDB Sektor Informasi dan Komunikasi*(Rp Triliun)
• atas dasar harga berlaku• **atas dasar harga konstan
2010Sumber: BPS
Pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi selalu berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional
Share thd Total PDB 3,7% 3,6% 3,6% 3,6% 3,5% 3,5%
Perbandingan Pertumbuhan PDB Sektor Informasi dan Komunikasi dan PDB Total**
2011 2012 2013 2014 1H15 1H15
10.0%
12.3%
10.4% 10.0% 10.1% 9.8%
6.2% 6.0% 5.6% 5.0% 5.1% 4.7%
Informasi dan KomunikasiPDB Total
TLKM2010 TLKM2014 EXCL2010 EXCL2014 ISAT2010 ISAT20140
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
Fixed Line Cellular Data
Pertumbuhan layanan data ke depan akan mengubah pola bisnis industri telekomunikasi di Indonesia
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan
Komposisi Pendapatan Operator Telekomunikasi
CAGR 2010-2014TLKM
Fixed Line -9,0%Cellular 4,2%Data 17,5%
EXCLCellular 1,4%Data 28,1%
ISATFixed Line -4,0%Cellular 5,0%Data 9,1%
Indonesia menjadi pasar potensial bagi pengembang aplikasi social media. Facebook, twitter, dan Google+ merupakan social network yang paling banyak digunakan di Indonesia
Sumber: we are social, katadata
Top 10 Negara Pengguna FacebookMedia Sosial yang Paling Sering Digunakan, Januari 2015
Facebook Messenger
Google+
Skype
Line
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Persen
Amerika
Serik
atIndia
Brasil
Indonesia
Meksiko
Turki
Filipina
Inggris
Jerman
Perancis
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180 171
6660
5441
35 34 3428 27
Juta
ora
ng
Penggunaan dan penetrasi internet di Indonesia meningkat pesat selama 10 tahun terakhir.
Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2014
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 20140
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0
5
10
15
20
25
30
35
40
16 20 20 25 30 42 55 63 71.2 88.1
7.89.4 9.1
11.112.9
17.6
22.7
25.7
28.6
34.9
Jumlah dan Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia, 2005-2014
Jumlah Pengguna Internet (juta) Penetrasi Pengguna Internet (%)
Juta
Ora
ng
Pers
en
Jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 88 juta orang hingga akhir tahun 2014
10
Vietnam
Thailand
Philippines
Malaysia
Indonesia
Singapore
0.8
0.9
1
1.3
1.3
1.7
Inhabitants : 30 mnInternet users : 20 mnDigital buyers : 16 mn
Inhabitants : 97 mnInternet users : 36 mnDigital buyers : 25 mn
Inhabitants : 65 mnInternet users : 19 mnDigital buyers : 14 mn
Inhabitants : 91 mnInternet users : 40 mnDigital buyers : 24 mn
Inhabitants : 248 mnInternet users : 39 mnDigital buyers : 5 mn
Inhabitants : 5.5 mnInternet users : 4.0 mnDigital buyers : 3.2 mn
The Retail E-commerce Market in ASEANmarket size (USD bn, 2013)
Source: IMF, eMarketer, eCommerceMILO, DigitalFilipino, Frost & Sullivan, hybris, VECITA, A.T. Kearney analysis, CARI
Nilai pasar e-commerce Indonesia cukup besar di ASEAN tahun 2013
11
Economic growth has led to increased spending1Affordability of mobile devices and mobile internet2
Growing middle income class3The draw of online shopping’s convenience4
Growing various e-commerce sites5
Sumber: SP eCommerce, Statista
Meskipun saat ini proporsinya masih rendah, potensi pertumbuhan e-commerce Indonesia ke depan cukup besar, didukung oleh perkembangan middle income class, semakin mudahnya akses internet dan terjangkaunya perangkat mobile serta pesatnya perkembangnya situs e-commerce
Laporan Penelitian
Analisis Dampak Pengenaan PPnBM
terhadap Telepon Seluler
Oktober 2015
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Perkembangan Penjualan, Produksi dan Impor Telepon Seluler di Indonesia
13
Ekspor dan Impor Telepon Seluler (HS 8517120000)
Dampak terhadap Tenaga Kerja
Peran Industri Alat Transmisi Komunikasi/Industri Peralatan Telpon dan Faksimile dalam Perekonomian Nasional
(ISIC 26310/32200)
• Kebutuhan masayarakat akan telepon seluler meningkat pesat dalam 10 tahun terakhir, dimana smartphone semakin populer dan mobilephone konvensional makin ditinggalkan.
• Karena industri telepon seluler domestik tidak berkembang, kebutuhan konsumen akan telepon seluler sebagian besar diimpor.
• Akibatnya, import meningkat tajam dalam lima tahun terakhir.
• Nilai impor telepon seluler meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir dari 15 trilyun rupiah pada tahun 2008 menjadi 30 trilyun rupiah pada tahun 2013. Sementara itu, nilai ekspor dibawah 1 trlyun, dan nilainya terus mengecil.
Penjualan Telepon Seluler di Indonesia
Tujuan Penelitian
14
Tenaga Kerja
PPnBM Smartphone
Produksi Domestik Bruto
Penerimaan Pajak Neto
Permintaan Smartphone
Bagian Pertama dari Penelitian
Bagian Kedua dari Penelitian
Estimasi Permintaan Smartphone
15
Metodologi• Unit analisis: individu orang.• Panjang kuesioner sekitar 5 menit
waktu pengisian.• Survey dilakukan dengan cara paper
based dan online surveys (www.surveymonkey.com).
• Dalam pengambilan sampel, distribusi responden berdasarkan umur, gender, jenis pekerjaan dan pendapatan diperhatikan betul supaya ada keterwakilan dari tiap karakteristik kelompok.
• Survey dilakukan antara 16 Februari sampai dengan 2 Maret 2015.
Sample• Total respondent = 2619 orang.• Paper based = 2000 respondent.• Survey monkey = 619 respondent.
Distribusi Sample per Wilayah.
Karakteristik Responden
16
Distribusi Sample Menurut Harga Smartphone
Distribusi Sample Menurut Jenis PekerjaanDistribusi Sample per Gender.
Distribusi Sample Menurut Pendapatan
Prob(x=1|S) = b0 + b1P i + b2Ii + b3(P*I) + b4Demographyi +
b5Sociali + ei
where,• P : Price variable.• I : Income variable.• Demography: Socio-demographic factors, such as age,
gender, marital status and type of work. • Social : Sosial factors, such as peer-group-pressure, social
status motivation, the perception of smart phone usage (basic/luxury).
• i : the i individual
Empirical Model: Multinomial Logistic Method
17
Dampak Kenaikan Harga akibat Pengenaan PPnBM terhadap Permintaan Smartphone
18
PPnBM HargaPermintaan
Temuan:• Setiap kenaikan harga 1% akan menurunkan
probabilitas membeli smartphone sebesar 0,45%. (Price elasticity of demand sebesar 0,45).
• Pendapatan tidak menentukan keputusan membeli smartphone (Income elasticity of demand tidak signifikan).
• Pengaruh harga terhadap probabilitas pembelian smartphone bersifat independen terhadap tingkat pendapatan (=tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan).
Dampak ICT terhadap Pertumbuhan Ekonomi
• Base model untuk estimasi pengaruh ICT terhadap PDB adalah model pertumbuhan ekonomi (Solow, 1956).
• Menurut Solow pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh tiga sumber utama, yaitu: capital (K), labor (L), dan human capital (A).
• Model Solow ini kemudian dimodifikasi dengan memasukan variabel ICT (Colecchia and Schreyer, 2002).
• ICT diproxy/ didekati dengan melihat perkembangan jumlah cellular phone subscriber dan fixed line subscriber.
19
Model Empiris: ICT & PDB GrowthModel empiris hubungan ICT dengan PDB growth (data tahun 1995-2013) adalah:
PDB = PDB atas harga dasar 2000 (Milyar Rp) (Sumber data: BPS)INV = Nilai investasi (Juta Rp) (Sumber data: BPS)CELL = Jumlah cellphone subscriber (Sumber data: International Telecommunication Union)FIX = Jumlah fixed line subscriber (Sumber data: International Telecommunication Union)EMP = Jumlah tenaga kerja (Sumber data: BPS)SER = Rasio angka partisitasi sekolah (Sumber data: BPS)TELE_CELL = Teledensitas cellphone (Sumber data: International Telecommunication Union)TELE_FIX = Teledensitas fixline (Sumber data: International Telecommunication Union)CR98 = Variabel dummy krisis ekonomi tahun 1998
98__lnlnlnlnln
8765
43210
CRFIXTELECELLTELESEREMPFIXCELLINVPDB
20
Pengenaan PPnBM Smartphone akan Menurunkan PDB, Menciptakan Pengangguran Baru dan Berdampak Negatif terhadap Penerimaan Pajak Neto
21
Dampak terhadap PDB Dampak terhadap Penerimaan Pajak Netto (PPnBM 10%)
Dampak terhadap Tenaga Kerja Dampak terhadap Penerimaan Pajak Netto (PPnBM 20%)
24
Industri Mana yang Terkait Dekat dengan Industri Telepon Seluler
Forward Linkages Industri Telepon Seluler
Backward Linkages Industri Telepon Seluler
Keterkaitan ke depan industri telepon selular paling besar dengan sektor Jasa lainnya (24,8%), dan Industri barang-barang elektronik (21,8%). Artinya, sektor jasa lainnya adalah sektor yang paling banyak menggunakan output dari industri industri telepon seluler.Catatan: Jasa lainnya adalah Film dan jasa distribusi swasta; Jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan swasta, Jasa perbengkelan; Jasa perorangan dan rumah tangga. Industri ini dikenal sebagai Industri kreatif.
Keterkaitan ke belakang dari industri telepon seluler terbesar adalah ke sektor industri peralatan listrik (34.4%), sektor perdagangan (17%) dan industri kimia (7,1%). Artinya, industri telepon seluler menggunakan input-inputnya dari sektor industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik sebesar 34,4%, dari sektor perdagangan sebesar 17%, dan industri kimia sebesar 7,1%.
Sektor Perdagangan, Industri Alat Transmisi & Komunikasi, dan Industri Kreatif terkena dampak paling Besar
25
Pengenaan PPnBM akan menurunkan permintaan telepon seluler, yang selanjutnya menurunkan kegiatan produksi. Penurunan nilai tambah (PDB) ini akan terdistribusi ke sektor-sektor produktif. Sektor yang mengalami dampak terbesar adalah sektor Industri alat transmisi dan alat komunikasi yang akan mengalami penurunan sebesar 48,7% dari total dampak penurunan PDB. Selanjutnya, sektor perdagangan (9,1%) dan industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik (8,3).
Distribusi Dampak Penurunan Nilai Tambah per Industri
Distribusi Dampek Penurunan Lapangan Kerja per IndustriPengenaan PPnBM akan menurunkan permintaan telepon seluler, yang akan menurunkan kegiatan produksi dan penciptaan lapangan kerja. Penurunan lapangan kerja ini akan terdistribusi ke sektor-sektor produktif. Sektor yang mengalami dampak terbesar adalah sektor perdagangan yang akan mengalami penurunan sebesar 36% dari total dampak penurunan jumlah lapangan kerja. Selanjutnya, sektor industri alat transmisi dan alat komunikasi (15,2%) dan jasa lainnya (11,1%).
Responden mengatakan bahwa Smartphone bukan Barang Mewah
26
"Menurut Anda, smartphone termasuk kebutuhan dasar (necessity) atau barang mewah (luxury)?".
Skala 1 (kebutuhan dasar) ------ 7 (barang mewah)
Penilaian terhadap smartphone apakah barang kebutuhan dasar atau luxurious, berdasarkan kelas pendapatan
Penilaian terhadap smartphone apakah barang kebutuhan atau lux, berdasarkan kelas harga
Sikap Responden terhadap Pengenaan PPnBM Smartphone
27
Menurut Anda, jika telepon seluler/HP akan dikenakan pajak tambahan, mulai dari harga berapakah smartphone pantas dikenakan pajak tambahan tersebut?
Berapa batas tertinggi (maksimum) besar kenaikan harga karena pajak di mana Anda masih tetap membeli smartphone tersebut?
Kesimpulan
• Semua cellphone subscriber (100%) menciptakan nilai tambah bagi perekonomian sebesar 5,52% dari PDB.
• Jika dinyatakan dalam nilai rupiah, 1 cellphone subscriber menciptakan nilai tambah sebesar Rp 527.000 (harga konstan tahun 2000) atau Rp 1.728.000 (harga berlaku).
• Pengenaan PPNBM sebesar 10%, akan menurunkan PDB sebesar 0,25%, menciptakan pengangguran baru sebesar 90.864, dan menurunkan penerimaan pajak netto sebesar Rp 1,3 trilyun .
• Sektor yang akan terkena dampak terbesar adalah sektor perdagangan, industri kreatif dan industri alat transmisi & komunikasi.
• Smartphone adalah bukan barang mewah ditunjukan dari hasil estimasi bahwa pendapatan tidak berpengaruh pada keputusan membeli smartphone dan dari penilaian subyektif konsumen, yang robust tidak dipengaruhi harga smartphone dan tingkat pendapatannya.
28
Rekomendasi
29
• Pengenaan PPnBM bersifat counter-productive terhadap perekonomian nasional karena berdampak negatif terhadap PDB dan penciptaan lapangan kerja.
• Pengenaan PPnBM smartphone juga bukan kebijakan yang efektif menaikan penerimaan pajak negara.
• Alih-alih ingin menaikan penerimaan negara, kebijakan ini justru menurunkan penerimaan netto pajak.
• Oleh karenanya, pengenaan PPnBM terhadap smartphone sebaiknya tidak dilakukan.
Top Related