1
BUPATI BANTUL
PERATURAN BUPATI BANTUL
NOMOR 44 TAHUN 2012
TENTANG
TATA CARA PEMBATALAN DAN PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN
SANKSI ADMINISTRATIF PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BANTUL,
Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 23 ayat
(3) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata
Cara Pembatalan dan Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administratif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang
Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15;
2
7. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PEMBATALAN DAN PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRATIF
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bantul.
2. Bupati adalah Bupati Bantul. 3. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang
selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bantul. 4. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Bantul. 5. Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat Pajak adalah kontribusi wajib
kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
6. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disingkat PBB P2 adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang
dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan pertambangan.
7. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
8. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang yang selanjutnya disingkat SPPT
adalah surat yang digunakan untuk memberitahukan besarnya Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang kepada Wajib Pajak.
9. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak
yang terutang. 10. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat SKPDN
adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
11. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat
SKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak
yang terutang atau seharusnya tidak terutang. 12. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat
untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administratif berupa
bunga dan/atau denda.
3
Pasal 2
Kepala Dinas karena jabatan atau atas permohonan wajib pajak dapat : a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif berupa bunga,
denda, dan kenaikan pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan wajib pajak atau bukan karena kesalahannya; dan
b. membatalkan SPPT, STPD, SKPD, atau SKPDN atau SKPDLB yang tidak benar.
Pasal 3
(1) Pengurangan atau penghapusan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a dapat dilakukan terhadap sanksi administratif yang tercantum dalam :
a. SKPD; dan b. STPD;
(2) SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa SPPT Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
(3) Pembatalan SPPT, SKPD, STPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b dapat dilakukan apabila SPPT, SKPD atau STPD tersebut
seharusnya tidak diterbitkan.
Pasal 4
(1) Permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi administratif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a harus memenuhi persyaratan :
a. setiap permohonan untuk 1 (satu) SKPD atau STPD; b. diajukan kepada Kepala Dinas secara tertulis dalam bahasa Indonesia
dengan mencantumkan besarnya sanksi administratif yang dimohonkan
pengurangan atau penghapusan diserta alasan yang mendukung permohonannya dan dilampiri fotokopi SKPD atau STPD yang dimohonkan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi;
c. Wajib Pajak tidak mengajukan keberatan, mengajukan keberatan namun tidak dapat dipertimbangkan, atau mengajukan keberatan kemudian
mencabut keberatannya atas SKPD, dalam hal yang diajukan permohonan pengurangan atau penghapusan adalah sanksi administratif yang tercantum dalam SKPD;
d. Wajib Pajak tidak mengajukan keberatan, mengajukan keberatan namun tidak dapat dipertimbangkan, atau mengajukan keberatan kemudian
mencabut keberatannya atas SPPT atau SKPD yang terkait dengan STPD, dalam hal yang diajukan permohonan pengurangan atau penghapusan adalah sanksi administratif yang tercantum dalam STPD;
e. Wajib Pajak telah melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayar yang menjadi dasar penghitungan sanksi administratif yang tercantum dalam SKPD atau STPD; dan
f. Surat permohonan ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak berlaku
ketentuan sebagai berikut : 1. surat permohonan harus dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus untuk :
a) Wajib Pajak badan; atau
4
b) Wajib Pajak orang pribadi dengan pajak yang tidak atau kurang dibayar yang menjadi dasar perhitungan sanksi administratif lebih
dari Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah); dan 2. surat permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa, untuk Wajib
Pajak orang pribadi dengan pajak yang tidak atau kurang dibayar yang menjadi dasar penghitungan sanksi administratif paling banyak Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah).
(2) Permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administratif yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dianggap bukan sebagai permohonan, sehingga tidak dapat dipertimbangkan dan kepada Wajib Pajak atau kuasanya diberitahukan secara tertulis disertai alasan yang mendasari dalam jangka waktu paling
lama 1 (satu) bulan terhitung sejak permohonan tersebut diterima.
Pasal 5
(1) Permohonan pembatalan SPPT, SKPD atau STPD sebagaimana dimaksud
Pasal 2 huruf b diajukan secara perseorangan, kecuali untuk SPPT dapat juga diajukan secara kolektif.
(2) Permohonan pembatalan yang diajukan secara perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan : a. setiap permohonan untuk 1 (satu) SPPT, SKPD atau STPD;
b. diajukan kepada Kepala Dinas secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mencantumkan alasan yang mendukung permohonannya dan
dilampiri asli SPPT atau SKPD yang dimohonkan pembatalannya; dan c. surat permohonan ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal
surat permohonan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak berlaku
ketentuan sebagai berikut : 1. surat permohonan harus dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus
untuk :
a) Wajib Pajak badan; atau b) Wajib Pajak orang pribadi dengan pajak yang masih harus
dibayar lebih dari Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah); dan 2. surat permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa, untuk
Wajib Pajak orang pribadi orang pribadi dengan pajak yang masih
harus dibayar paling banyak Rp. 2.000.000 (dua juta rupiah).
(3) Permohonan pembatalan SPPT secara kolektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan : a. setiap permohonan untuk beberapa SPPT Tahun Pajak yang sama
dengan pajak yang terutang untuk setiap SPPT paling banyak Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah); dan
b. diajukan kepada Kepala Dinas melalui Lurah Desa setempat secara
tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mencantumkan alasan yang mendukung permohonannya dan dilampiri asli SPPT yang
dimohonkan pembatalannya.
(4) Permohonan pembatalan SPPT, SKPD atau STPD secara perseorangan
yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dianggap bukan sebagai permohonan sehingga tidak dapat
dipertimbangkan dan kepada Wajib Pajak atau kuasanya diberitahukan secara tertulis disertai alasan yang mendasari dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak permohonan tersebut diterima.
5
(5) Permohonan pembatalan SPPT secara kolektif yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dianggap bukan
sebagai permohonan sehingga tidak dapat dipertimbangkan dan kepada Lurah Desa setempat diberitahukan secara tertulis diserta alasan yang
mendasari dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak permohonan tersebut diterima.
Pasal 6
(1) Permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administratif
sebagaimana dimaksud palam Pasal 2 huruf a dan permohonan pengurangan atau pembatalan SPPT, SKPD atau STPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b, dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling
banyak 2 (dua) kali.
(2) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan kedua, permohonan
tersebut harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal pengiriman surat permohonan yang pertama.
(3) Permohonan kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1),
Pasal 5 ayat (1), Pasal 6 ayat (2), atau Pasal 6 ayat (3).
(4) Permohonan kedua yang diajukan melampaui jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), dianggap bukan sebagai permohonan sehingga tidak dapat dipertimbangkan dan kepada Wajib Pajak atau kuasanya diberitahukan secara tertulis disertai alasan yang mendasari dalam
jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak permohonan tersebut diterima.
Pasal 7
(1) Kepala Dinas dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak
tanggal permohonan diterima, harus memberikan keputusan atas permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
(2) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah terlampaui dan Kepala Dinas tidak memberikan keputusan, permohonan
yang diajukan dianggap dikabulkan dan Kepala Dinas harus menerbitkan keputusan sesuai dengan permohonan Wajib Pajak dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak jangka waktu dimaksud
berakhir.
Pasal 8
(1) Keputusan Kepala Dinas atas permohonan pengurangan atau
penghapusan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a dapat berupa mengabulkan sebagian atau seluruhnya, atau menolak permohonan Wajib Pajak.
(2) Keputusan Kepala Dinas atas permohonan pembatalan SPPT, SKPD, atau
STPD sebagaimana dimaksud Pasal 2 huruf b, dapat berupa mengabulkan atau menolak permohonan Wajib Pajak.
(3) Atas permintaan tertulis dari Wajib Pajak, Kepala Dinas harus memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian permohonan Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau menolak permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
6
Pasal 9
(1) Bentuk dan format Keputusan Kepala Dinas atas permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administratif sebagaimana
tersebut dalam Lampiran I dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.
(2) Bentuk dan format Keputusan Kepala Dinas atas permohonan pembatalan SPPT, SKPD, atau STPD yang diajukan secara perseorangan sebagaimana
tersebut dalam Lampiran II dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.
(3) Bentuk dan format Keputusan Kepala Dinas atas permohonan pembatalan SPPT, SKPD, atau STPD yang diajukan secara kolektif sebagaimana tersebut dalam Lampiran III dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.
Pasal 10
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2013.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bantul.
Ditetapkan di Bantul
pada tanggal
BUPATI BANTUL,
SRI SURYA WIDATI
Diundangkan di Bantul
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANTUL,
RIYANTONO
BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2012 NOMOR
7
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANTUL
NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL
Bentuk dan Format Keputusan tentang pengurangan atau penghapusan sanksi administratif berupa bunga, denda dan kenaikan pajak yang terutang
KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL
NOMOR TAHUN
TENTANG
PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRATIFF BERUPA BUNGA,
DENDA DAN KENAIKAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
KEPALA DINAS,
Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan surat permohonan pengurangan atau
penghapusan sanksi administratif berupa bunga, denda, dan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) atas nama Wajib Pajak............ nomor ......... tanggal ....... yang diterima berdasarkan tanda terima nomor ......... tanggal .......... atas SPPT, SKPD dan STPD PBB P2 nomor ..... Tahun Pajak .... dan dengan memperhatikan hasil penelitian yang dituangkan dalam Laporan Hasil Penelitian nomor ...... tanggal ..... perlu menetapkan keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi administratif berupa bunga, denda, dan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2);
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bantul tentang pengurangan atau penghapusan sanksi administratif berupa bunga, denda, dan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18 Tahun 2011 tentang
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
4. Peraturan Bupati Bantul Nomor Tahun 2012 tentang Tata Cara Pembatalan dan Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi
Administratif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
8
MEMUTUSKAN : Menetapkan : KESATU : Mengabulkan sebagian / Mengabulkan seluruhnya / Menolak*)
permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administratif berupa bunga, denda, dan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) atas :
a. Wajib Pajak : Nama : NPWP : Alamat :
b. Objek Pajak :
NOP : PBB P2 yang terutang : Alamat : Desa : Kecamatan : Kabupaten :
Sebesar ……..% dari PBB P2 yang terutang.
KEDUA : Besarnya PBB P2 yang harus dibayar setelah pengurangan atau penghapusan sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU adalah sebagai berikut : a. Sanksi administratif, denda
atau bunga :
b. Besarnya pengurangan atau penghapusan ...... % x (a)
: _____________________
c. Jumlah Sanksi administratif, denda atau bunga yang terutang setelah pengurangan atau penghapusan (a - b)
:
Dengan huruf :
KETIGA : Keputusan Kepala Dinas ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Bantul
Pada tanggal
KEPALA DINAS PENDAPATAN,
PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
DAERAH KABUPATEN BANTUL,
…………………..
Tembusan disampaikan Kepada Yth. : 1. Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul 2. Kepala Inspektorat Kabupaten Bantul 3. Yang bersangkutan
Untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Keterangan :
*) coret yang tidak perlu
BUPATI BANTUL,
SRI SURYA WIDATI
9
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BANTUL
NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL
Bentuk dan format Keputusan Kepala Dinas atas permohonan pembatalan
KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL
NOMOR TAHUN
TENTANG
PEMBATALAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
KEPALA DINAS,
Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan surat permohonan pembatalan Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) atas nama Wajib Pajak............ nomor ......... tanggal ....... yang diterima berdasarkan tanda terima nomor ......... tanggal .......... atas SPPT, SKPD dan STPD PBB P2 nomor ..... Tahun Pajak .... dan dengan memperhatikan hasil penelitian yang dituangkan dalam Laporan Hasil Penelitian nomor ...... tanggal ..... perlu menetapkan keputusan pembatalan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2);
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bantul tentang Pembatalan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18 Tahun 2011 tentang
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
4. Peraturan Bupati Bantul Nomor Tahun 2012 tentang Tata Cara Pembatalan dan Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi
Administratif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KESATU : Membatalkan/Menolak*) permohonan pembatalan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) atas : a. Wajib Pajak :
Nama : NPWP : Alamat :
10
b. Objek Pajak :
NOP : PBB P2 yang terutang : Alamat : Desa : Kecamatan : Kabupaten
:
KEDUA : SPPT,SKPD atau STPD PBB P2*) yang dibatalkan sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU dinyatakan tidak berlaku.
KETIGA : SPPT,SKPD atau STPD PBB P2*) yang ditolak permohonan pembatalannya sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU dinyatakan tetap berlaku.
KEEMPAT : Keputusan Kepala Dinas ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Bantul
Pada tanggal
KEPALA DINAS PENDAPATAN,
PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
DAERAH KABUPATEN BANTUL,
…………………..
Tembusan disampaikan Kepada Yth. : 1. Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul 2. Kepala Inspektorat Kabupaten Bantul 3. Yang bersangkutan
Untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Keterangan :
*) coret yang tidak perlu
BUPATI BANTUL,
SRI SURYA WIDATI
11
LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI BANTUL
NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL
Bentuk dan format Keputusan Kepala Dinas atas permohonan pembatalan
yang diajukan secara kolektif
KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL
NOMOR TAHUN
TENTANG
PEMBATALAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
KEPALA DINAS,
Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan surat permohonan pembatalan Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) atas nama Wajib Pajak............ nomor ......... tanggal ....... yang diterima berdasarkan tanda terima nomor ......... tanggal .......... atas SPPT, SKPD dan STPD PBB P2 nomor ..... Tahun Pajak .... dan dengan memperhatikan hasil penelitian yang dituangkan dalam Laporan Hasil Penelitian nomor ...... tanggal ..... perlu menetapkan keputusan pembatalan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2);
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bantul tentang Pembatalan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18 Tahun 2011 tentang
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
4. Peraturan Bupati Bantul Nomor Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pembatalan dan Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administratif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Membatalkan/Menolak*) permohonan pembatalan yang diajukan secara kolektif sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Keputusan Kepala Dinas ini.
KEDUA : SPPT,SKPD atau STPD PBB P2*) yang dibatalkan sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU dinyatakan tidak berlaku.
12
KETIGA : SPPT,SKPD atau STPD PBB P2*) yang ditolak permohonan pembatalannya sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU dinyatakan tetap berlaku.
KEEMPAT : Keputusan Kepala Dinas ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Bantul
Pada tanggal
KEPALA DINAS PENDAPATAN,
PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
DAERAH KABUPATEN BANTUL,
…………………..
Tembusan disampaikan Kepada Yth. : 1. Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul 2. Kepala Inspektorat Kabupaten Bantul 3. Yang bersangkutan
Untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Keterangan :
*) coret yang tidak perlu
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL
NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL
Desa ...........................
Kecamatan .................................
No NOP Uraian Menerima /Menolak
1 a.Nama : b.Alamat : c.letak objek Pajak :
2 a.
b. c.
3 a. b. c.
dst
KEPALA DINAS,
........................
BUPATI BANTUL,
SRI SURYA WIDATI
13
14
Top Related