PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA PENSIUN
DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
NIM 119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
ldquo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Semua hasil dari usaha dan kerja keras ini aku persembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus sumber kekuatan dan penolongku
Bunda Maria Bunda yang terkasih
St Antonius St Yoseph dan St Yohanes De Britto pelindung dan
penyemangatku
Bapak Ibu dan Adik yang selalu menjadi motivasi dan semangatku
Sahabat-sahabatku dan seluruh orang yang kukasihi
Serta untuk semua para pejuang masa depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA PENSIUN
DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
Antonius Mei Setyabudi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa
pensiun yang ditinjau dari status pernikahan Variabel kesejahteraan psikologis terdiri dari enam
dimensi yaitu penerimaan diri hubungan yang positif dengan orang lain otonomi penguasaan
lingkungan tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi Subjek penelitian ini berjumlah 80
orang pensiunan yang terdiri dari 40 orang dari kelompok menikah dan 40 orang dari kelompok
jandaduda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis yang
dikembangkan oleh peneliti Skala kesejahteraan psikologis ini terdiri dari 38 item dengan nilai
reliabilitas alpha berstrata sebesar 0893 (αs = 0893) Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan teknik analisis uji beda mann-whitnney u test Hasil uji beda kesejahteraan
psikologis antara kelompok menikah dan kelompok jandaduda diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0467 (p gt 005) Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan pada
masa pensiun yang ditinjau dari status pernikahan
Kata kunci kesejahteraan psikologis masa pensiun status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE DIFFERENCES OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN
RETIREMENT THAT REVIEWED FROM THE MARITAL STATUS
Antonius Mei Setyabudi
ABSTRACT
The purpose of this study was to understand the differences between psychological
well-being in retirement that reviewed from the marriage status Psychological well-being
is concluded of six dimensions self acceptance positive relations with others autonomy
enviromental mastery purpose of life and personal growth There was 80 subjects that had
been retired with 40 subjects from the married group and 40 subjects from the widows that
obtained with sampling methods convenience sampling The data obtained from well-being
psychology scales that developed by researcher The well-being scales included 38 items
with reliability of alpha stratified 0893 (αs = 0893) This study was quantitative difference
test with mann-whitnney u test The result from well-being between married group and
widows group showed the significancy 0467 (pgt005) The result showed that there was
no differences between the well-being on the retired stage that reviewed from the marriage
status
Keywords Psychological well-being retirement marital status
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga
penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa
Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik
Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program
Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma
2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma
3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk
menyelesaikan skripsi
4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang
sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik
5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan
waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan
banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai
kehidupan
7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas
segala bantuan yang diberikan
8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku
Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa
BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI
Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses
perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi
9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner
10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak
henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan
mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi
11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek
namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress
skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur
e
12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
mendukung penulis
13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi
bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang
lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN MOTTO iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 10
D Manfaat Penelitian 10
BAB II LANDASAN TEORI 12
A Kesejahteraan Psikologis 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14
3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20
B Status Pernikahan 29
1 Menikah 29
2 JandaDuda 30
C Masa Pensiun 31
1 Pengertian Masa Pensiun 31
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahaan 38
E Skema Penelitian 41
F Hipotesis 42
BAB III METODE PENELITIAN 43
A Jenis Penelitian 43
B Identifikasi Variabel Penelitian 43
C Definisi Operasional 43
D Subjek Penelitian 44
E Metode dan Alat Pengambilan Data 45
F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47
1 Validitas 48
2 Reliabilitas 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3 Daya Diskriminasi Item 49
G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50
H Metode Analisis Data 54
1 Uji Asumsi 54
2 Uji Hipotesis 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56
A Pelaksanaan Penelitian 56
B Deskripsi Subjek Penelitian 57
C Deskripsi Data Penelitian 58
D Hasil Analisis Data 60
1 Uji Asumsi 60
2 Uji Hipotesis 61
E Pembahasan 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67
A Kesimpulan 67
B Keterbatasan Penelitian 67
C Saran 68
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47
Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53
Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57
Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58
Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60
Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61
Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76
Lampiran 2 Skala Try out 84
Lampiran 3 Skala Penelitian 94
Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102
Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor
total) 107
Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111
Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116
Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118
Lampiran 9 Uji Hipotesis 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks
Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil
indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level
6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori
bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya
6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan
cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa
pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi
karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)
Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil
(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC
Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun
dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif
bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak
lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih
baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)
Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai
dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk
beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir
dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini
seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada
organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada
masa pensiun (Apsari 2012)
Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun
merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam
kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari
dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai
masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres
(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan
orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi
masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung
rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari
bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)
Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan
bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya
memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta
kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan
keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk
menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi
(Apsari 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi
orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp
Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh
lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali
diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan
kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep
kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi
juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan
yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)
Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang
menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang
tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian
Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak
hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu
serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta
kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut
Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang
mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga
diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih
sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-
being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)
Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat
menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi
yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes
dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan
psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan
bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat
dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington
2012)
Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-
Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan
psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya
berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu
yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan
membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan
kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989
dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong
seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha
untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp
Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik
Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan
individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap
perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi
dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik
Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya
penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan
psikologis yang baik
Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke
dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)
Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-
acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with
other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental
mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi
(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani
amp Jannah 2014)
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis
kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff
1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman
berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu
yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah
atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu
individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total
yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah
memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status
pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri
serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap
kehilangan pasangannya (Ryff 2014)
Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan
mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu
hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat
sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan
bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih
pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari
pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)
Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih
menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah
menikah (Marks 1996)
Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)
berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki
mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-
hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada
orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah
memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada
responden yang menikah (Marks 1996)
Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih
lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan
memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan
dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau
hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan
dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang
intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan
karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp
Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks
1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif
menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi
pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis
Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara
umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang
dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai
dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009
dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada
orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin
memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak
dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin
memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah
relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan
(Santrock 2012)
Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka
miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah
maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan
pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan
pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam
menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan
dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang
merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang
menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran
pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial
Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial
(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial
dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki
kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)
Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk
mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung
Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan
status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran
pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah
pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian
sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada
kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang
dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur
yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai
keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu
sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya
barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)
Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan
normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)
menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan
sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan
maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan
psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh
terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
B Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
C Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis
pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
D Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang
psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan
psikologis terutama pada masa pensiun
2 Manfaat Praktis
a Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk
membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang
akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada
karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah
khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b Bagi para pensiunan
1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada
pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta
mengembangkannya dengan lebih baik
2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan
tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling
mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat
mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi
kesejahteraan psikologis
3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki
pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga
saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu
mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A Kesejahteraan Psikologis
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis
Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman
hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI
2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean
Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa
Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian
tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff
1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada
eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan
atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial
maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada
bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat
membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)
Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan
dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan
psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan
subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah
persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari
evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi
dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life
satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya
afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut
Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin
dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic
karena lebih mengarah pada kepuasan fisik
Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau
psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam
Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat
eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan
mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al
2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat
seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan
interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization
milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik
Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff
1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga
menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan
menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik
Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa
dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria
mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-
being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi
secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik
Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan
bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap
psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk
menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis
akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas
hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis
Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam
enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan
psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)
antara lain
a Penerimaan Diri
Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera
adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat
seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan
maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life
span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa
lalu (Ryff 1989)
Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki
karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan
menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang
baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap
kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik
merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi
di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas
pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff
2014)
b Hubungan Positif Dengan Orang Lain
Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen
utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai
memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang
terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang
mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan
orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan
(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)
bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini
yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff
1989)
Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain
dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik
hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang
lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati
kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi
dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah
digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan
kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk
menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi
dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat
kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain
(Ryff 2014)
c Otonomi
Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki
lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini
akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang
lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik
dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan
kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan
yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp
Singer 1996)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi
digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya
mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak
sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan
mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan
evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk
membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam
berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)
d Penguasaan Lingkungan
Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai
kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan
agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport
menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan
keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan
dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu
memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur
lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah
lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik
Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu
seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi
penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu
menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya
mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan
kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu
untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai
individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya
merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan
di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya
dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff
2014)
e Tujuan dalam Hidup
Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan
dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan
bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya
sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan
untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai
integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)
Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi
tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup
kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki
makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang
keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta
tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki
karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya
memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam
hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan
tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat
munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)
f Pertumbuhan Pribadi
Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu
perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi
yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin
berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk
mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori
perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau
tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan
pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang
melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka
terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu
dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan
tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada
dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat
melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya
keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap
dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik
dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap
atau perilaku yang baru (Ryff 2014)
3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin
kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp
Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah
sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan
well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian
pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain
penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai
intervensi dan klinis
a Usia
Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan
psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi
penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang
tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain
dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup
menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah
hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti
penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain
menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga
rentang usia
b Jenis Kelamin
Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)
menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara
konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi
hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan
pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita
lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi
berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)
c Kebudayaan
Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara
budaya individualistik (independent) dengan kolektif
(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang
cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau
otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada
budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp
Singer 1996)
Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan
menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di
negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat
Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya
dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan
skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan
pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)
d Status Sosial
Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan
dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan
seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki
pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi
tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi
Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan
bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan
kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan
bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan
menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff
amp Singer 1996)
e Pengalaman dan Sejarah Hidup
Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman
hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman
tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi
kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang
sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang
bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi
penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri
dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana
mereka membesarkan anak dan bagaimana anak
membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer
1996)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap
kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana
pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan
lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan
pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi
depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)
f Perkembangan dan Penuaan
Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan
penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa
mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti
(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada
pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang
dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke
waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa
dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi
menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa
tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka
seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi
ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin
menjadi muda
Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada
kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir
dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya
diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo
Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses
psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang
fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta
dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir
akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi
daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas
perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)
g Kepribadian
Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar
terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan
pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada
penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model
kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan
pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan
personal growth agreeableness berhubungan dengan positive
relations with others dan extraversion conscientiousness dan
neuroticism berhubungan dengan environmental mastery
purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)
Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain
yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi
tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh
sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel
yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan
dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional
(Ryff 2014)
h Pengalaman Keluarga
Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan
memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-
being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki
peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam
dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu
individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu
yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada
wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada
dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita
yang menikah
Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua
juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang
dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan
baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap
tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)
menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di
masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun
psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang rendah
i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain
Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar
karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap
kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis
pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai
beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa
beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami
individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran
dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan
psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang
berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap
perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)
Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar
dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan
psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar
cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan
lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang
tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai
relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan
psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan
dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada
tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki
nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)
j Kesehatan
Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil
bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki
keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki
(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka
mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan
psikologis setelah melewati masa sakit
k Studi Klinis
Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat
eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari
tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang
penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh
Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti
schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia
agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan
bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui
dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam
hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)
Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar
dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru
untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff
(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat
mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala
gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan
meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek
eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
B Status Pernikahan
Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status
pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup
dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada
Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan
Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda
1 Menikah
Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk
antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum
dan agama dengan tujuan membentuk keluarga
Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa
aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting
(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan
terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat
memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)
menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit
memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah
serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya
2 JandaDuda
Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak
bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian
suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai
seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau
telah bercerai dengan istrinya
Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa
tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat
menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat
mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)
Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan
keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi
Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu
pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama
bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan
(Santrock 2014)
Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan
oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa
alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan
dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama
mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan
perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka
bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan
perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup
C Masa Pensiun
1 Pengertian Masa Pensiun
Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana
karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia
kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi
(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan
dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana
pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai
angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase
menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah
menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun
juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan
karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus
pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan
menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa
pensiun (Apsari 2012)
Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan
bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola
hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran
perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan
terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan
tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa
perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja
menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya
interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu
luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)
Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa
ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit
melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa
pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa
fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada
fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-
pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan
bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang
komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)
Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase
awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan
pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak
pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka
mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih
banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun
karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami
kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The
Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai
menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang
pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-
orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan
dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih
realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang
memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan
yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada
masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan
yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase
terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena
orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan
mencukupi kebutuhannya sendiri
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah
penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal
ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada
individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)
Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan
ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun
dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan
dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)
Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang
disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis
dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi
fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan
(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak
bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial
membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari
harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya
stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)
Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah
(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan
bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu
peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik
terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang
memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang
meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada
negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa
yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan
para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang
membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima
kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki
jabatan dan sudah pensiun
Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para
pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada
masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa
pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses
perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga
menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang
dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada
timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi
dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan
dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun
adalah
a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya
Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita
lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada
sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya
baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka
dan sebaliknya
b Perubahan dalam perilaku seksual
Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih
banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik
sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa
pensiun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan
Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk
mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat
perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak
kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka
dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri
d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of
parental dependency)
Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak
terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan
seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan
sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang
pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini
Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu
dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu
penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya
hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya
kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian
penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai
kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh
pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun
nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga
kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan
fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat
membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahan
Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai
sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun
dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya
perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya
kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah
menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun
(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi
orang yang akan menghadapi masa pensiun
Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu
seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki
mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi
serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan
Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran
pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan
psikologis
Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan
potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan
meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya
mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai
kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam
Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu
Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang
memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk
menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya
Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah
berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami
depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti
menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian
(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan
yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan
dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki
pasangan lagi
Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada
seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki
pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan
kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya
seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)
akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan
akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang
memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga
tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E Skema Penelitian
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis
Masa Pensiun
Status
Pernikahan
JandaDuda
(Sudah tidak memiliki secara
hukummeninggal)
Menikah
(Masih memiliki pasangan)
Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa
yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki
masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi
berbeda daripada dirinya sekarang sedikit
kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain
sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli
tentang orang lain terisolasi dalam hubungan
interpersonal tidak mau membuat kompromi
dalam hubungan dengan orang lain cenderung
mementingkan harapan dari orang lain
bergantung pada penilaian orang lain mengikuti
tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan
mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki
lingkungan di sekitarnya tidak menyadari
kesempatan yang ada kurang mampu
mengontrol dunia luar kurang memiliki makna
terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan
tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup
tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa
lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat
memunculkan makna dalam hidup merasa tidak
dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan
diri merasa bosan dengan kehidupannya dan
merasa tidak dapat berkembang
Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui
menerima segala aspek dalam diri memiliki
perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya
hangat menyenangkan percaya dan
mementingkan kesejahteraan orang lain
berempati kasih sayang intim saling berbagi
dalam hubungan bebas dan dapat menentukan
nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial
mengelola perilaku dari dalam mampu
mengevaluasi diri mampu menguasai dan
mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas
menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk
membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai
dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai
tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan
saat ini dan masa lalu memegang keyakinan
terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam
tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus
berkembang melihat diri sebagai pribadi yang
tumbuh dan berkembang terbuka terhadap
pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan
melakukan perubahan agar tetap mencerminkan
pengetahuan tentang diri
Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah
H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
ditinjau dari status pernikahaan
H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu
penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok
penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar
2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat
kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan
pensiunan yang jandaduda
B Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut
Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis
Variabel Bebas Status Pernikahan
C Definisi Operasional
1 Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah
berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan
yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga
memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya
dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari
skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala
kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki
2 Status Pernikahan
Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan
perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda
adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang
dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas
mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang
ditujukan kepada subjek
D Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang
sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience
sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan
untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp
Jannah 2008 Supratiknya 2015)
Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk
pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa
Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia
55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan
digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun
Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang
dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki
pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki
telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok
jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan
berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan
psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)
E Metode dan Alat Pengambilan Data
Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan
terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis
menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan
unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)
Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan
tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan
sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar
menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan
agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari
aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode
summated rating dengan ketentuan sebagai berikut
1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan
jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4
2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan
jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1
Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total
jawaban subjek pada skala yang diberikan
Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel
1 berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 1
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis
Keterangan Item yang gugur
F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur
Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah
memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap
masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item
mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final
tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk
memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan
pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu
maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi
keseluruhan item
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69
(833)
12 44 53 57 58
68 (833)
12
(1667)
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang lain
20 25 27 29 42
55 (833)
4 13 43 50 70
71(833)
12
(1667)
3 Otonomi 18 24 56 61 62
72 (833)
11 28 33 34
41 47 (833)
12
(1667)
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 51 52 54
67 (833)
3 7 16 22 45
63 (833)
12
(1667)
5 Tujuan Dalam
Hidup
15 17 21 31 32
60 (833)
6 30 37 46
49 65 (833)
12
(1667)
6 Pertumbuhan
Pribadi
9 35 39 40 48
64 (833)
2 5 26 36 59 66
(833)
12
(1667)
Total 36 36 72
(100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1 Validitas
Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam
melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya
(Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)
yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat
professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini
akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam
penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing
2 Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau
kelompok (Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan
konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan
antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi
reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali
pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik
yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini
reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam
teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki
koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3 Daya Diskriminasi Item
Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item
mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki
dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya
diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi
antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan
menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)
Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan
tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka
daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien
korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut
mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi
(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar
korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang
memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda
yang rendah
G Pengujian Alat Ukur Penelitian
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh
dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan
subjek yang memenuhi kriteria penelitian
Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf
reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya
2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek
pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek
didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai
Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta
Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta
Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item
Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada
pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba
dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur
a Seleksi Item
Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for
Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan
menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang
terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan
penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030
maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030
maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item
terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta
perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai
cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini
dianggap memiliki enam skala
Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item
memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524
Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item
yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi
Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026
sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima
item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item
diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659
Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan
pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337
sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum
dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan
0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit
antara 0319 sampai dengan 0444
Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item
berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran
item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761
Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti
menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan
0583
Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis
setelah dilakukan seleksi item
Tabel 2
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil
ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran
(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa
reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang
berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini
dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
20 25 29 42 13 43 50 7
3 Otonomi 18 56 72 - 3
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 54 67 3 7 22 7
5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5
6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8
Total 22 16 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program
SPSS
Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap
dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis
Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha
berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi
reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur
internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes
(Widhiarso 2011)
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan
penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata
αstrat = 1 -
119896sum
119894=1120590119894
2(1minusα119894)
1205901199092
Keterangan
1205901198942 = varian butir komponen ke-i
α119894 = realibilitas komponen ke-i
1205901199092 = varian skor total tes
No Dimensi
Koefisien Alpha
Sebelum
Seleksi Item
Setelah Seleksi
Item
1 Penerimaan Diri 0654 0688
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
0702 0771
3 Otonomi 0477 0602
4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653
5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800
6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
αs = 1 minus
5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)
+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)
82607= 0893
Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala
kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu
0893 (αs=0893)
H Metode Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent
sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala
kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji
normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang
dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji
normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal
maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney
u test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala
kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan
yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan
Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)
Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI
Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan
dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan
pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini
berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang
menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun
meninggal (jandaduda)
Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya
akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu
kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan
pengisian skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B Deskripsi Subjek Penelitian
Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui
persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok
menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia
subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil
sebagai berikut
Tabel 4
Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara
keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok
menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok
menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin
perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin
laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan
subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan
24 subjek berjenis kelamin perempuan
Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total
Menikah Laki-laki 35 subjek
Perempuan 5 subjek
40 subjek
JandaDuda Laki-laki 21 subjek
Perempuan 19 subjek
40 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 5
Persebaran Subjek Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini
berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek
Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13
subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek
berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan
frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia
636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi
terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65
tahun
C Deskripsi Data Penelitian
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan
psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau
rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean
empiris pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis
Usia Jumlah
55 ndash 60 tahun 26 subjek
61 ndash 65 tahun 30 subjek
66 ndash 70 tahun 13 subjek
71 ndash 75 tahun 6 subjek
76 ndash 80 tahun 5 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 6
Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan
psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai
mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki
tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara
mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis
Tabel 7
Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean
teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki
perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005
yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian
ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Pengukuran Teoritis Empiris
Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD
Kesejahteraan
Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi
Test Value = 95
t Df Sig (2
Tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kesejahteraan
Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D Hasil Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini
Tabel 8
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa
variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar
0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara
signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan
bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini
Tabel 9
Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang
didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa
asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian
dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan
homogen
2 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil
yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt
Levenes Test for Equality of
Variances
F Sig
Kesejahteraan
Psikologis
Equal variances
assumed 2144 147
Equal variances not
assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik
digunakan jika persebaran data tidak normal
Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas
pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)
menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan
yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel
bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak
Tabel 10
Hasil Uji Mann-Whitney U Test
Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu
nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)
Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak
sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah
dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
E Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal
ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)
Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai
koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok
menikah dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya
kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff
1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk
pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting
untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam
hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan
dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp
Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa
lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat
menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka
inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai
succesful aging
Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan
membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang
tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan
sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan
dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang
memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran
pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan
psikologis
Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat
digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang
kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan
yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar
terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting
sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart
1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)
menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari
orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis
bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka
yang memiliki pasangan
McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat
menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan
kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan
nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap
satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil
dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-
teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan
yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan
pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan
keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu
menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa
tidak sendirian
Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya
yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan
tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan
yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di
dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan
dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu
menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan
orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada
masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya
seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-
tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam
suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak
secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas
maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu
membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan
hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar
pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan
kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus
RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar
para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-
parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data
yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji
analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu
teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas
Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar
0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda
B Keterbatasan Penilitan
Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah
berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi
fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang
diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini
memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan
sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis
penelitian
Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa
instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009
Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya
measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki
nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement
errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing
dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint
skala kesejahteraan psikologis
C Saran
1 Bagi subjek
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan
yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan
psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena
dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai
kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik
2 Bagi perusahaan
Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan
jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu
dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat
terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan
diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya
kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi
pensiunan
3 Bagi Penelitian Selanjutnya
Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena
minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria
penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan
psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain
itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun
berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada
penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah
item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa
dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator
perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar
mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan
variable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Daftar Pustaka
Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun
Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-
masyarakat-ri-tunda-pensiun
Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari
httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit
Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos
Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada
Lansia Bandung Universitas Padjajaran
Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-
Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security
Character Volume 3 No 2
Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological
Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas
Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan
Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Widya Mandala
Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan
Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober
2010
Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari
httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-
daftar-subjek1
Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey
Pearson Education Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September
2015 dari
httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi
ashtml
Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25
Tahun Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-
tanpa-gaji-selama-25-tahun
Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher
Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social
and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348
Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks
Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga
Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute
Working Paper Series 131 Januari 2010
Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological
Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology
Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222
Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and
Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No
4 (Nov 1996) pp 917-932
Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka
Pelajar
McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New
York Oxford University Press Inc
Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological
Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No
3(Sep 1973) pp 226-232
Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia
Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)
Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat
Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality
Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer
Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning
of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology
1989 Vol 57 No 6 1069-1081
Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in
Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104
Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science
and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28
Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being
Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-
727
Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning
Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother
Psychosom 19966514-23
Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran
Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02
Agustus 2013
Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta
Universitas Sanata Dharma
Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT
Elex Media Komputindo
Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta
Erlangga
Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New
York McGraw-Hill Education
Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing
Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication
doi 101037a0022411
Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group
Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers
Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The
Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition
California Sage Publications Inc
Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing
The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349
Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada
University Press
Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata
Dharma
Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari
httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan
Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada
Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang
Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1
Agustus 2012
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Diakses dari
wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf
van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-
Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a
Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal
Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of
Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691
Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan
Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2
2009
Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis
UGM
Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil
22 Juni 2016 dari
httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf
Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)
Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To
Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice
2012 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN 1
Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Blueprint skala kesejahteraan psikologis
No Dimensi Indikator Item
Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri
Individu yang sehat
secara mental
didefinisikan
mampu untuk
menerima dirinya
dan kehidupan
masa lalunya secara
positif
Memahami
dan
menerima
seluruh aspek
pada diri
Saya menyadari
bahwa saya
memiliki
kelebihan
maupun
kekurangan
Saya tidak tahu
kelebihan
maupun
kekurangan yang
saya miliki
Saya dapat
menerima segala
aspek dalam diri
saya
Saya merasa
kecewa dengan
diri saya saat ini
Memiliki
pandangan
positif
terhadap diri
sendiri
Secara umum
saya merasa
percaya diri
mengenai diri
saya sendiri saat
ini
Saya merasa
tidak puas
dengan diri saya
saat ini
Menerima
secara positif
kehidupan
masa lalunya
Pengalaman di
masa lalu
membuat saya
belajar untuk
menjadi lebih
baik ke
depannya
Menurut saya
pengalaman di
masa lalu hanya
akan menjadi
beban pikiran
saya
Bagi saya
pengalaman di
masa lalu
merupakan
pengalaman
yang sangat
berharga
Saya merasa
tidak
memperoleh
banyak hal
berharga dari
pengalaman di
masa lalu
Saya merasa
puas dengan
pencapaian-
pencapaian di
masa lalu
Saya merasa
kecewa dengan
apa yang telah
saya lakukan di
masa lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang Lain
Individu sehat
secara mental
adalah individu
yang memiliki
kemampuan untuk
mencintai memiliki
perasaan yang
kuatakan rasa
empati kasih
sayang kehangatan
dan penghargaan
terhadap orang lain
Terbuka
kepada orang
lain
Bila ada
masalah saya
selalu berusaha
untuk bercerita
kepada orang
lain setidaknya
untuk
meringankan
beban saya
Saya enggan
bercerita
mengenai
permasalahan
saya kepada orang
lain
Memiliki
kepercayaan
terhadap
orang lain
Saya dapat
menaruh
kepercayaan
kepada orang
lain
Saya merasa ragu
apakah orang lain
dapat
mempercayai
saya
Memiliki
empati kasih
sayang dan
keintiman
dengan orang
lain
Bagi saya
menjaga relasi
dengan orang
lain merupakan
hal yang penting
dilakukan
Menjaga relasi
dengan orang lain
merupakan hal
yang menyulitkan
bagi saya
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
merupakan cara
saya menjaga
hubungan
dengan orang
lain
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
bukan merupakan
hal yang penting
Memiliki
kehangatan
dengan orang
lain
Saya merasa
nyaman ketika
sedang
berbincang-
bincang dengan
orang lain
Sulit bagi saya
untuk merasa
nyaman ketika
berbincang
dengan orang lain
Dapat
berkumpul
dengan orang
lain merupakan
hal yang patut
disyukuri dalam
hidup saya
Menurut saya
berkumpul
dengan orang lain
merupakan
kegiatan yang
membosankan
dan membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Otonomi
Seseorang yang berfungsi
secara utuh tidak
membutuhkan persetujuan
orang lain untuk membuat
evaluasi yang sesuai
dengan standar dirinya
sendiri (internal locus of
evaluation) sehingga
individu terbebas dari
keyakinan kolektif norma
dan peraturan yang
mengikat serta mampu
bertahan dari tekanan sosial
dengan berpikir dan
bertindak secara tepat
Mampu
membuat
keputusan
tanpa
tergantung
pada orang
lain
Keputusan
yang saya
buat
merupakan
murni
keputusan
saya sendiri
Saya sering
kali
dipengaruhi
orang lain
dalam
membuat
kuputusan
Saya yakin
setiap orang
memiliki
kebebasan
dalam
menentukan
pilihan hidup
begitu juga
dengan saya
Saya sangat
membutuhka
n orang lain
untuk
menentukan
pilihan hidup
saya
Saya akan
tetap pada
keputusan
saya
meskipun
orang lain
tidak setuju
Saya akan
mengubah
keputusan
saya bila ada
orang lain
yang tidak
setuju dengan
saya
Mampu
membuat
evaluasi
yang sesuai
dengan
standar
dirinya
sendiri
Kesalahan
yang saya
perbuat
menjadi
pelajaran
berharga bagi
saya
Kesalahan
saya
sebelumnya
merupakan
hal yang
memalukan
bagi saya dan
ingin saya
lupakan
Saya menilai
diri saya
sendiri
dengan nilai-
nilai yang
saya anggap
penting
bukan dari
orang lain
Penilaian dari
orang lain
merupakan
penilaian
yang penting
untuk saya
Mampu
bertahan
dari tekanan
sosial
Saya akan
berusaha
mengatasi
tekanan sosial
Saya tidak
tahu
bagaimana
saya harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan
berpikir dan
bertindak
secara tepat
dengan
memikirkan
dan bertindak
dengan cara
yang tepat
mengatasi
tekanan sosial
dengan tepat
4 Penguasaan Lingkungan
Kemampuan individu
untuk
memilihmenciptakan
lingkungan agar sesuai
dengan kondisi
psikologisnya serta ikut
serta dan terlibat dengan
kegiatan di luar lingkungan
dirinya sehingga dapat
mengambil keuntungan
dari lingkungannya
Mampu
mengelola
aktivitas
sehari-hari
Saya merasa
cukup baik
dalam
mengelola
banyak
kegiatan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Banyaknya
kegiataan
sehari-hari
membuat
saya
mengalami
kesulitan
dalam
mengelolany
a
Menurut
saya
aktivitas yang
saya lakukan
dapat berjalan
dengan baik
Saya merasa
kesulitan
dalam
melakukan
aktivitas yang
saya miliki
Saya merasa
senang
meskipun
aktivitas yang
saya lakukan
cukup
banyak
Semakin
banyak
kegiatan
semakin
membuat
saya kesulitan
dalam
menjalaninya
Terlibat
dalam
aktivitas di
luar
lingkungan
dirinya
Kegiatan di
luar rumah
membuat
saya merasa
lebih
nyaman
Saya merasa
tidak nyaman
ketika
melakukan
kegiatan di
luar
Saya lebih
senang
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Saya merasa
kurang
tertarik ketika
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Menggunak
an
kesempatan
yang ada di
Saya senang
mengikuti
kegiatan
dapat
Saya tidak
ingin
mengikuti
kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
lingkungan
secara
efektif
memberi
wawasan
baru bagi
saya
dapat
memberi
wawasan
baru bagi
saya
5 Tujuan Dalam Hidup
Individu yang sehat secara
mental didefinisikan
memiliki tujuan dan makna
dalam hidup sehingga
mampu melihat perubahan
keinginan menjadi lebih
produktif
menciptakanmencapai
integritas emosional di
kemudian hari
Memiliki
cita-cita dan
tujuan
Saya akan
berusaha
mewujudkan
keinginan
yang saya
miliki
Keinginan
dan cita-cita
yang saya
miliki hanya
akan
membebani
hidup saya
Saya selalu
ingin
memiliki
kehidupan
yang lebih
baik dari
sebelumnya
Saya sudah
puas dengan
apa yang saya
miliki di saat
ini
Meyakini
tujuan hidup
yang
dimiliki
Saya yakin
bahwa saya
dapat
membuat hari
esok lebih
baik lagi
Menurut
saya hari
esok akan
sama saja
dengan hari
ini dan tidak
ada yang bisa
saya lakukan
untuk
mengubahny
a
Penting bagi
saya untuk
dapat
mewujudkan
cita-cita yang
saya miliki
Dahulu saya
memiliki cita-
cita yang
ingin saya
wujudkan
namun
sekarang hal
itu sudah
tidak penting
lagi
Memiliki
kemampuan
untuk
mencapai
tujuan hidup
Saya senang
melakukan
perencanaan
untuk masa
depan dan
berusaha
Saya merasa
perencanaan
yang sudah
saya lakukan
merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
untuk
mewujudkan
nya
hal yang sia-
sia
Kemampuan
yang saya
miliki dapat
membantu
mencapai
tujuan hidup
saya
Saya tidak
memiliki
kemampuan
yang cukup
untuk
mencapai
tujuan hidup
saya
6 Pertumbuhan Pribadi
Individu yang tidak hanya
memiliki satu
perkembangan
karakteristik di masa lalu
namun juga memiliki
potensi yang dapat
dikembangkan agar tetap
tumbuh dan berkembang
dalam menghadapi
tantangantugas baru
Memiliki
pandangan
sebagai
pribadi yang
tumbuh dan
berkembang
Saya
memiliki
keyakinan
bahwa
kehidupan
merupakan
proses yang
terus
berlanjut
Menurut
saya proses
kehidupan
akan berhenti
ketika saya
sudah tua
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
saya
kembangkan
lagi di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
Menyadari
potensi
yang
dimiliki
Saya
menyadari
potensi yang
saya miliki
dan ingin
mengembang
kannya
Saya tidak
tahu potensi
apa yang saya
miliki selama
ini
Terbuka
terhadap
pengalaman
baru
Saya ingin
mencoba hal-
hal baru yang
dapat
membantu
saya
mengembang
kan potensi
diri
Saya merasa
tidaklah
penting
mencoba hal-
hal baru
karena hal
tersebut
hanya
membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Melihat
peningkatan
dalam diri
dari waktu
ke waktu
Saya merasa
potensi dalam
diri saya
semakin
berkembang
karena
pengalaman
yang saya
miliki
Pengalaman
yang saya
miliki tidak
dapat
membantu
mengembang
kan potensi
dalam diri
saya
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
berkembang
di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 2
Skala Try Out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
SKALA TRY OUT
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan
saya kepada orang lain
5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal
baru karena hal tersebut hanya membuang waktu
saja
6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan
merupakan hal yang sia-sia
7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai
diri saya sendiri saat ini
9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
saya kembangkan lagi di masa mendatang
10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk
menentukan pilihan hidup saya
12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan
yang saya miliki
13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-
cita yang saya miliki
16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat
memberi wawasan baru bagi saya
17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih
baik dari sebelumnya
18 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No Pernyataan STS TS S SS
20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian
di masa lalu
24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam
menentukan pilihan hidup begitu juga dengan
saya
25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang
lain
26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa
dengan kemampuan yang saya miliki sekarang
27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-
bincang dengan orang lain
28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam
membuat kuputusan
29 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya
wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak
penting lagi
31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi
tekanan sosial dengan tepat
34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang
penting untuk saya
35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti
ketika saya sudah tua
37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya
akan membebani hidup saya
38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
berkembang di masa mendatang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Pernyataan STS TS S SS
40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin
berkembang karena pengalaman yang saya miliki
41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang
lain yang tidak setuju dengan saya
42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal
berharga dari pengalaman di masa lalu
45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan
kegiatan yang melibatkan orang lain
46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari
ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk
mengubahnya
47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang
memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan
48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan
merupakan proses yang terus berlanjut
49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk
mencapai tujuan hidup saya
50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih
nyaman
52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang
melibatkan orang lain
53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini
54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk
bercerita kepada orang lain setidaknya untuk
meringankan beban saya
56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat
membantu mengembangkan potensi dalam diri
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No Pernyataan STS TS S SS
60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial
dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang
tepat
62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran
berharga bagi saya
63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan
kegiatan di luar
64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat
ini
66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya
70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat
mempercayai saya
71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika
berbincang dengan orang lain
72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 3
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
SKALA PENELITIAN
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru
karena hal tersebut hanya membuang waktu saja
5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri
saya sendiri saat ini
7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita
yang saya miliki
11 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain
17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
18 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Pernyataan STS TS S SS
21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika
saya sudah tua
23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga
dari pengalaman di masa lalu
27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu
mengembangkan potensi dalam diri saya
33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 4
Uji Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
1 Reliabilitas Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
688 688 8
2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
771 791 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 1 22375 4389 368 268 660
Item 8 22612 4494 351 224 664
Item 10 22525 4253 366 283 661
Item 14 22212 4296 431 284 647
Item 44 22700 4137 396 252 654
Item 57 22737 4196 428 417 646
Item 58 22737 4550 305 200 674
Item 68 22875 4313 377 340 658
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3 Reliabilitas Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
602 600 3
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 18 5300 1301 337 114 601
Item 56 5850 1142 439 207 459
Item 72 5600 1053 459 221 425
4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
653 675 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 13 19950 4706 395 303 786
Item 20 19363 5576 422 420 756
Item 25 19888 5240 490 295 743
Item 29 19488 5316 500 418 742
Item 42 19600 5053 659 512 713
Item 43 19613 5177 565 449 729
Item 50 19800 5276 549 380 733
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 3 18438 3718 355 371 631
Item 7 18150 4129 372 238 615
Item 19 18025 4278 392 249 610
Item 22 18350 3901 402 414 606
Item 38 18013 4418 444 347 604
Item 54 17863 4373 319 394 630
Item 67 17988 4620 335 324 628
5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
800 797 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 15 12850 2205 668 542 732
Item 21 12900 2091 761 598 700
Item 31 12975 2227 602 412 756
Item 32 12825 2526 453 268 801
Item 60 12950 2808 448 215 799
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
747 766 8
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 2 21163 6214 427 241 728
Item 5 21113 6126 489 324 712
Item 26 21150 6306 583 464 695
Item 35 20963 6771 505 337 712
Item 36 21213 6549 318 152 753
Item 59 21088 7094 377 312 732
Item 64 20975 7493 391 339 735
Item 66 21125 6465 583 365 697
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 5
Uji Koefisien Alpha Berstrata
(varian item komponen dan skor total)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
1 Kesejahteraan Psikologis
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
118525 82607 90888 38
2 Dimensi Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
688 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
25825 5412 23264 8
3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
22950 6808 26091 7
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
874 38
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
771 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4 Dimensi Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
602 3
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
8375 2187 14788 3
5 Dimensi Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
653 7
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
21138 5411 23262 7
6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
800 5
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
16125 3528 18784 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
747 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
24113 8354 28904 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 6
Data Deskriptif Subjek Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
1 Deskripsi Data Subjek
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std
Deviation
Usia 80 550 780 63650 57459
Suku 80 1 3 104 249
Jenis Kelamin 80 1 2 130 461
Status
Pernikahan 80 1 2 150 503
Lama Pensiun
(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788
Valid N
(listwise) 80
2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 550 2 25 25 25
560 3 38 38 63
570 6 75 75 138
580 4 50 50 188
590 5 63 63 250
600 6 75 75 325
610 8 100 100 425
620 7 88 88 512
630 6 75 75 588
640 1 13 13 600
650 8 100 100 700
660 3 38 38 738
670 1 13 13 750
680 7 88 88 838
690 1 13 13 850
700 1 13 13 863
710 1 13 13 875
720 1 13 13 888
730 2 25 25 913
740 2 25 25 938
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
a Usia Subjek
760 2 25 25 963
770 2 25 25 988
780 1 13 13 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
b Lama Pensiun
Lama Pensiun (dalam tahun)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 10 8 100 100 100
20 7 88 88 188
30 7 88 88 275
40 3 38 38 313
50 9 113 113 425
60 6 75 75 500
70 5 63 63 563
80 5 63 63 625
90 4 50 50 675
100 3 38 38 713
110 2 25 25 738
120 4 50 50 788
130 4 50 50 838
140 5 63 63 900
150 2 25 25 925
160 1 13 13 938
170 1 13 13 950
180 1 13 13 963
200 3 38 38 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 7
Deskriptif Data Penelitian
(one sample t-test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
1 Kesejahteraan Psikologis
One-Sample Statistics
N Mean
Std
Deviation
Std Error
Mean
Total 80 118525 90888 10162
One-Sample Test
Test Value = 95
t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Total 23151 79 000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 8
Uji Normalitas dan Homogenitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
1 Uji Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kesejahteraan
Psikologis 80 1000 0 00 80 1000
Descriptives
Statistic Std Error
Kesejahteraan
Psikologis
Mean 11853 1016
95 Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 11650
Upper Bound 12055
5 Trimmed Mean 11806
Median 11650
Variance 82607
Std Deviation 9089
Minimum 100
Maximum 148
Range 48
Interquartile Range 11
Skewness 946 269
Kurtosis 803 532
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
a Lilliefors Significance Correction
Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem amp Leaf
200 10 04
500 10 77789
2500 11 0000011111222333334444444
2100 11 555555667888888888999
1000 12 0112222334
700 12 5677888
300 13 234
300 13 556
400 Extremes (gt=138)
Stem width 10
Each leaf 1 case(s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3 Uji Homogenitas
Group Statistics
Status Pernikahan N Mean Std Deviation
Std Error
Mean
Kesejahteraan
Psikologis
Menikah 40 11878 8185 1294
JandaDuda 40 11828 10010 1583
Independent Samples Test
Levenes Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
Std Error
Difference
95
Confidence
Interval of
the
Difference
Lower
Uppe
r
Kesejahtera
an
Psikologis
Equal
variances
assumed
2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457
0
Equal
variances
not
assumed
245 75041 807 500 2045 -3573 457
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 9
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Uji Hipotesis Penelitian
Ranks
Status
Pernikahan N Mean Rank
Sum of
Ranks
Kesejahteraan
Psikologis
menikah 40 4239 169550
jandaduda 40 3861 154450
Total 80
Test Statisticsa
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
a Grouping Variable Status Pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
ldquo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Semua hasil dari usaha dan kerja keras ini aku persembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus sumber kekuatan dan penolongku
Bunda Maria Bunda yang terkasih
St Antonius St Yoseph dan St Yohanes De Britto pelindung dan
penyemangatku
Bapak Ibu dan Adik yang selalu menjadi motivasi dan semangatku
Sahabat-sahabatku dan seluruh orang yang kukasihi
Serta untuk semua para pejuang masa depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA PENSIUN
DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
Antonius Mei Setyabudi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa
pensiun yang ditinjau dari status pernikahan Variabel kesejahteraan psikologis terdiri dari enam
dimensi yaitu penerimaan diri hubungan yang positif dengan orang lain otonomi penguasaan
lingkungan tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi Subjek penelitian ini berjumlah 80
orang pensiunan yang terdiri dari 40 orang dari kelompok menikah dan 40 orang dari kelompok
jandaduda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis yang
dikembangkan oleh peneliti Skala kesejahteraan psikologis ini terdiri dari 38 item dengan nilai
reliabilitas alpha berstrata sebesar 0893 (αs = 0893) Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan teknik analisis uji beda mann-whitnney u test Hasil uji beda kesejahteraan
psikologis antara kelompok menikah dan kelompok jandaduda diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0467 (p gt 005) Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan pada
masa pensiun yang ditinjau dari status pernikahan
Kata kunci kesejahteraan psikologis masa pensiun status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE DIFFERENCES OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN
RETIREMENT THAT REVIEWED FROM THE MARITAL STATUS
Antonius Mei Setyabudi
ABSTRACT
The purpose of this study was to understand the differences between psychological
well-being in retirement that reviewed from the marriage status Psychological well-being
is concluded of six dimensions self acceptance positive relations with others autonomy
enviromental mastery purpose of life and personal growth There was 80 subjects that had
been retired with 40 subjects from the married group and 40 subjects from the widows that
obtained with sampling methods convenience sampling The data obtained from well-being
psychology scales that developed by researcher The well-being scales included 38 items
with reliability of alpha stratified 0893 (αs = 0893) This study was quantitative difference
test with mann-whitnney u test The result from well-being between married group and
widows group showed the significancy 0467 (pgt005) The result showed that there was
no differences between the well-being on the retired stage that reviewed from the marriage
status
Keywords Psychological well-being retirement marital status
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga
penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa
Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik
Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program
Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma
2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma
3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk
menyelesaikan skripsi
4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang
sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik
5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan
waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan
banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai
kehidupan
7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas
segala bantuan yang diberikan
8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku
Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa
BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI
Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses
perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi
9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner
10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak
henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan
mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi
11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek
namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress
skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur
e
12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
mendukung penulis
13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi
bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang
lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN MOTTO iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 10
D Manfaat Penelitian 10
BAB II LANDASAN TEORI 12
A Kesejahteraan Psikologis 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14
3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20
B Status Pernikahan 29
1 Menikah 29
2 JandaDuda 30
C Masa Pensiun 31
1 Pengertian Masa Pensiun 31
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahaan 38
E Skema Penelitian 41
F Hipotesis 42
BAB III METODE PENELITIAN 43
A Jenis Penelitian 43
B Identifikasi Variabel Penelitian 43
C Definisi Operasional 43
D Subjek Penelitian 44
E Metode dan Alat Pengambilan Data 45
F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47
1 Validitas 48
2 Reliabilitas 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3 Daya Diskriminasi Item 49
G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50
H Metode Analisis Data 54
1 Uji Asumsi 54
2 Uji Hipotesis 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56
A Pelaksanaan Penelitian 56
B Deskripsi Subjek Penelitian 57
C Deskripsi Data Penelitian 58
D Hasil Analisis Data 60
1 Uji Asumsi 60
2 Uji Hipotesis 61
E Pembahasan 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67
A Kesimpulan 67
B Keterbatasan Penelitian 67
C Saran 68
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47
Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53
Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57
Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58
Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60
Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61
Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76
Lampiran 2 Skala Try out 84
Lampiran 3 Skala Penelitian 94
Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102
Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor
total) 107
Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111
Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116
Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118
Lampiran 9 Uji Hipotesis 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks
Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil
indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level
6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori
bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya
6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan
cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa
pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi
karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)
Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil
(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC
Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun
dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif
bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak
lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih
baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)
Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai
dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk
beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir
dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini
seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada
organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada
masa pensiun (Apsari 2012)
Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun
merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam
kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari
dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai
masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres
(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan
orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi
masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung
rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari
bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)
Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan
bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya
memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta
kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan
keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk
menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi
(Apsari 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi
orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp
Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh
lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali
diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan
kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep
kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi
juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan
yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)
Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang
menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang
tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian
Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak
hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu
serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta
kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut
Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang
mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga
diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih
sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-
being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)
Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat
menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi
yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes
dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan
psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan
bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat
dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington
2012)
Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-
Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan
psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya
berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu
yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan
membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan
kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989
dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong
seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha
untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp
Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik
Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan
individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap
perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi
dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik
Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya
penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan
psikologis yang baik
Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke
dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)
Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-
acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with
other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental
mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi
(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani
amp Jannah 2014)
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis
kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff
1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman
berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu
yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah
atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu
individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total
yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah
memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status
pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri
serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap
kehilangan pasangannya (Ryff 2014)
Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan
mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu
hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat
sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan
bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih
pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari
pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)
Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih
menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah
menikah (Marks 1996)
Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)
berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki
mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-
hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada
orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah
memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada
responden yang menikah (Marks 1996)
Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih
lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan
memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan
dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau
hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan
dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang
intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan
karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp
Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks
1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif
menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi
pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis
Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara
umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang
dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai
dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009
dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada
orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin
memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak
dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin
memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah
relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan
(Santrock 2012)
Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka
miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah
maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan
pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan
pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam
menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan
dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang
merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang
menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran
pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial
Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial
(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial
dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki
kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)
Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk
mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung
Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan
status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran
pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah
pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian
sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada
kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang
dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur
yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai
keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu
sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya
barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)
Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan
normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)
menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan
sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan
maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan
psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh
terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
B Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
C Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis
pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
D Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang
psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan
psikologis terutama pada masa pensiun
2 Manfaat Praktis
a Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk
membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang
akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada
karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah
khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b Bagi para pensiunan
1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada
pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta
mengembangkannya dengan lebih baik
2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan
tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling
mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat
mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi
kesejahteraan psikologis
3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki
pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga
saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu
mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A Kesejahteraan Psikologis
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis
Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman
hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI
2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean
Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa
Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian
tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff
1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada
eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan
atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial
maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada
bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat
membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)
Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan
dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan
psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan
subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah
persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari
evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi
dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life
satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya
afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut
Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin
dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic
karena lebih mengarah pada kepuasan fisik
Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau
psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam
Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat
eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan
mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al
2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat
seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan
interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization
milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik
Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff
1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga
menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan
menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik
Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa
dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria
mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-
being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi
secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik
Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan
bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap
psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk
menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis
akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas
hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis
Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam
enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan
psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)
antara lain
a Penerimaan Diri
Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera
adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat
seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan
maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life
span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa
lalu (Ryff 1989)
Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki
karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan
menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang
baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap
kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik
merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi
di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas
pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff
2014)
b Hubungan Positif Dengan Orang Lain
Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen
utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai
memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang
terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang
mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan
orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan
(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)
bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini
yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff
1989)
Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain
dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik
hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang
lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati
kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi
dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah
digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan
kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk
menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi
dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat
kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain
(Ryff 2014)
c Otonomi
Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki
lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini
akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang
lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik
dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan
kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan
yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp
Singer 1996)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi
digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya
mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak
sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan
mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan
evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk
membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam
berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)
d Penguasaan Lingkungan
Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai
kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan
agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport
menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan
keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan
dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu
memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur
lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah
lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik
Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu
seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi
penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu
menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya
mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan
kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu
untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai
individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya
merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan
di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya
dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff
2014)
e Tujuan dalam Hidup
Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan
dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan
bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya
sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan
untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai
integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)
Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi
tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup
kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki
makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang
keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta
tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki
karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya
memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam
hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan
tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat
munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)
f Pertumbuhan Pribadi
Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu
perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi
yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin
berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk
mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori
perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau
tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan
pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang
melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka
terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu
dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan
tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada
dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat
melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya
keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap
dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik
dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap
atau perilaku yang baru (Ryff 2014)
3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin
kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp
Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah
sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan
well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian
pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain
penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai
intervensi dan klinis
a Usia
Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan
psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi
penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang
tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain
dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup
menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah
hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti
penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain
menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga
rentang usia
b Jenis Kelamin
Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)
menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara
konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi
hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan
pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita
lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi
berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)
c Kebudayaan
Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara
budaya individualistik (independent) dengan kolektif
(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang
cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau
otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada
budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp
Singer 1996)
Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan
menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di
negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat
Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya
dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan
skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan
pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)
d Status Sosial
Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan
dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan
seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki
pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi
tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi
Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan
bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan
kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan
bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan
menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff
amp Singer 1996)
e Pengalaman dan Sejarah Hidup
Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman
hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman
tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi
kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang
sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang
bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi
penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri
dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana
mereka membesarkan anak dan bagaimana anak
membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer
1996)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap
kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana
pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan
lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan
pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi
depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)
f Perkembangan dan Penuaan
Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan
penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa
mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti
(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada
pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang
dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke
waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa
dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi
menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa
tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka
seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi
ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin
menjadi muda
Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada
kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir
dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya
diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo
Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses
psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang
fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta
dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir
akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi
daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas
perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)
g Kepribadian
Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar
terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan
pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada
penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model
kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan
pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan
personal growth agreeableness berhubungan dengan positive
relations with others dan extraversion conscientiousness dan
neuroticism berhubungan dengan environmental mastery
purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)
Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain
yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi
tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh
sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel
yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan
dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional
(Ryff 2014)
h Pengalaman Keluarga
Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan
memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-
being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki
peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam
dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu
individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu
yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada
wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada
dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita
yang menikah
Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua
juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang
dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan
baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap
tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)
menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di
masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun
psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang rendah
i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain
Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar
karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap
kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis
pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai
beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa
beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami
individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran
dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan
psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang
berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap
perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)
Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar
dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan
psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar
cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan
lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang
tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai
relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan
psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan
dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada
tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki
nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)
j Kesehatan
Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil
bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki
keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki
(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka
mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan
psikologis setelah melewati masa sakit
k Studi Klinis
Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat
eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari
tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang
penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh
Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti
schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia
agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan
bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui
dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam
hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)
Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar
dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru
untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff
(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat
mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala
gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan
meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek
eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
B Status Pernikahan
Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status
pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup
dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada
Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan
Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda
1 Menikah
Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk
antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum
dan agama dengan tujuan membentuk keluarga
Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa
aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting
(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan
terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat
memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)
menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit
memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah
serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya
2 JandaDuda
Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak
bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian
suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai
seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau
telah bercerai dengan istrinya
Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa
tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat
menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat
mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)
Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan
keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi
Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu
pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama
bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan
(Santrock 2014)
Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan
oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa
alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan
dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama
mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan
perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka
bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan
perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup
C Masa Pensiun
1 Pengertian Masa Pensiun
Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana
karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia
kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi
(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan
dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana
pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai
angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase
menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah
menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun
juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan
karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus
pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan
menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa
pensiun (Apsari 2012)
Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan
bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola
hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran
perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan
terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan
tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa
perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja
menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya
interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu
luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)
Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa
ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit
melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa
pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa
fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada
fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-
pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan
bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang
komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)
Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase
awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan
pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak
pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka
mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih
banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun
karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami
kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The
Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai
menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang
pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-
orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan
dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih
realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang
memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan
yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada
masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan
yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase
terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena
orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan
mencukupi kebutuhannya sendiri
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah
penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal
ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada
individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)
Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan
ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun
dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan
dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)
Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang
disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis
dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi
fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan
(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak
bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial
membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari
harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya
stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)
Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah
(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan
bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu
peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik
terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang
memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang
meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada
negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa
yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan
para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang
membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima
kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki
jabatan dan sudah pensiun
Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para
pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada
masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa
pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses
perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga
menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang
dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada
timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi
dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan
dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun
adalah
a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya
Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita
lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada
sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya
baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka
dan sebaliknya
b Perubahan dalam perilaku seksual
Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih
banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik
sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa
pensiun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan
Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk
mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat
perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak
kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka
dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri
d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of
parental dependency)
Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak
terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan
seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan
sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang
pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini
Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu
dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu
penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya
hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya
kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian
penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai
kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh
pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun
nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga
kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan
fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat
membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahan
Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai
sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun
dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya
perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya
kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah
menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun
(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi
orang yang akan menghadapi masa pensiun
Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu
seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki
mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi
serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan
Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran
pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan
psikologis
Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan
potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan
meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya
mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai
kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam
Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu
Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang
memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk
menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya
Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah
berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami
depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti
menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian
(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan
yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan
dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki
pasangan lagi
Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada
seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki
pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan
kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya
seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)
akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan
akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang
memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga
tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E Skema Penelitian
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis
Masa Pensiun
Status
Pernikahan
JandaDuda
(Sudah tidak memiliki secara
hukummeninggal)
Menikah
(Masih memiliki pasangan)
Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa
yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki
masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi
berbeda daripada dirinya sekarang sedikit
kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain
sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli
tentang orang lain terisolasi dalam hubungan
interpersonal tidak mau membuat kompromi
dalam hubungan dengan orang lain cenderung
mementingkan harapan dari orang lain
bergantung pada penilaian orang lain mengikuti
tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan
mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki
lingkungan di sekitarnya tidak menyadari
kesempatan yang ada kurang mampu
mengontrol dunia luar kurang memiliki makna
terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan
tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup
tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa
lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat
memunculkan makna dalam hidup merasa tidak
dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan
diri merasa bosan dengan kehidupannya dan
merasa tidak dapat berkembang
Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui
menerima segala aspek dalam diri memiliki
perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya
hangat menyenangkan percaya dan
mementingkan kesejahteraan orang lain
berempati kasih sayang intim saling berbagi
dalam hubungan bebas dan dapat menentukan
nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial
mengelola perilaku dari dalam mampu
mengevaluasi diri mampu menguasai dan
mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas
menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk
membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai
dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai
tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan
saat ini dan masa lalu memegang keyakinan
terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam
tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus
berkembang melihat diri sebagai pribadi yang
tumbuh dan berkembang terbuka terhadap
pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan
melakukan perubahan agar tetap mencerminkan
pengetahuan tentang diri
Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah
H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
ditinjau dari status pernikahaan
H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu
penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok
penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar
2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat
kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan
pensiunan yang jandaduda
B Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut
Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis
Variabel Bebas Status Pernikahan
C Definisi Operasional
1 Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah
berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan
yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga
memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya
dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari
skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala
kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki
2 Status Pernikahan
Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan
perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda
adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang
dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas
mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang
ditujukan kepada subjek
D Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang
sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience
sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan
untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp
Jannah 2008 Supratiknya 2015)
Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk
pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa
Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia
55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan
digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun
Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang
dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki
pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki
telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok
jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan
berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan
psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)
E Metode dan Alat Pengambilan Data
Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan
terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis
menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan
unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)
Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan
tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan
sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar
menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan
agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari
aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode
summated rating dengan ketentuan sebagai berikut
1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan
jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4
2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan
jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1
Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total
jawaban subjek pada skala yang diberikan
Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel
1 berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 1
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis
Keterangan Item yang gugur
F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur
Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah
memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap
masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item
mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final
tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk
memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan
pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu
maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi
keseluruhan item
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69
(833)
12 44 53 57 58
68 (833)
12
(1667)
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang lain
20 25 27 29 42
55 (833)
4 13 43 50 70
71(833)
12
(1667)
3 Otonomi 18 24 56 61 62
72 (833)
11 28 33 34
41 47 (833)
12
(1667)
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 51 52 54
67 (833)
3 7 16 22 45
63 (833)
12
(1667)
5 Tujuan Dalam
Hidup
15 17 21 31 32
60 (833)
6 30 37 46
49 65 (833)
12
(1667)
6 Pertumbuhan
Pribadi
9 35 39 40 48
64 (833)
2 5 26 36 59 66
(833)
12
(1667)
Total 36 36 72
(100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1 Validitas
Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam
melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya
(Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)
yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat
professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini
akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam
penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing
2 Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau
kelompok (Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan
konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan
antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi
reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali
pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik
yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini
reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam
teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki
koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3 Daya Diskriminasi Item
Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item
mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki
dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya
diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi
antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan
menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)
Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan
tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka
daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien
korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut
mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi
(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar
korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang
memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda
yang rendah
G Pengujian Alat Ukur Penelitian
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh
dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan
subjek yang memenuhi kriteria penelitian
Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf
reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya
2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek
pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek
didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai
Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta
Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta
Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item
Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada
pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba
dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur
a Seleksi Item
Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for
Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan
menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang
terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan
penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030
maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030
maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item
terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta
perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai
cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini
dianggap memiliki enam skala
Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item
memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524
Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item
yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi
Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026
sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima
item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item
diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659
Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan
pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337
sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum
dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan
0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit
antara 0319 sampai dengan 0444
Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item
berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran
item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761
Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti
menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan
0583
Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis
setelah dilakukan seleksi item
Tabel 2
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil
ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran
(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa
reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang
berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini
dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
20 25 29 42 13 43 50 7
3 Otonomi 18 56 72 - 3
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 54 67 3 7 22 7
5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5
6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8
Total 22 16 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program
SPSS
Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap
dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis
Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha
berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi
reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur
internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes
(Widhiarso 2011)
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan
penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata
αstrat = 1 -
119896sum
119894=1120590119894
2(1minusα119894)
1205901199092
Keterangan
1205901198942 = varian butir komponen ke-i
α119894 = realibilitas komponen ke-i
1205901199092 = varian skor total tes
No Dimensi
Koefisien Alpha
Sebelum
Seleksi Item
Setelah Seleksi
Item
1 Penerimaan Diri 0654 0688
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
0702 0771
3 Otonomi 0477 0602
4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653
5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800
6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
αs = 1 minus
5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)
+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)
82607= 0893
Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala
kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu
0893 (αs=0893)
H Metode Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent
sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala
kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji
normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang
dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji
normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal
maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney
u test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala
kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan
yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan
Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)
Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI
Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan
dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan
pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini
berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang
menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun
meninggal (jandaduda)
Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya
akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu
kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan
pengisian skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B Deskripsi Subjek Penelitian
Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui
persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok
menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia
subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil
sebagai berikut
Tabel 4
Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara
keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok
menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok
menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin
perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin
laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan
subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan
24 subjek berjenis kelamin perempuan
Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total
Menikah Laki-laki 35 subjek
Perempuan 5 subjek
40 subjek
JandaDuda Laki-laki 21 subjek
Perempuan 19 subjek
40 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 5
Persebaran Subjek Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini
berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek
Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13
subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek
berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan
frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia
636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi
terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65
tahun
C Deskripsi Data Penelitian
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan
psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau
rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean
empiris pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis
Usia Jumlah
55 ndash 60 tahun 26 subjek
61 ndash 65 tahun 30 subjek
66 ndash 70 tahun 13 subjek
71 ndash 75 tahun 6 subjek
76 ndash 80 tahun 5 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 6
Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan
psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai
mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki
tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara
mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis
Tabel 7
Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean
teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki
perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005
yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian
ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Pengukuran Teoritis Empiris
Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD
Kesejahteraan
Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi
Test Value = 95
t Df Sig (2
Tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kesejahteraan
Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D Hasil Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini
Tabel 8
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa
variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar
0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara
signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan
bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini
Tabel 9
Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang
didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa
asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian
dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan
homogen
2 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil
yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt
Levenes Test for Equality of
Variances
F Sig
Kesejahteraan
Psikologis
Equal variances
assumed 2144 147
Equal variances not
assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik
digunakan jika persebaran data tidak normal
Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas
pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)
menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan
yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel
bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak
Tabel 10
Hasil Uji Mann-Whitney U Test
Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu
nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)
Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak
sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah
dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
E Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal
ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)
Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai
koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok
menikah dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya
kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff
1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk
pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting
untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam
hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan
dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp
Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa
lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat
menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka
inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai
succesful aging
Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan
membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang
tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan
sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan
dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang
memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran
pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan
psikologis
Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat
digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang
kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan
yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar
terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting
sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart
1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)
menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari
orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis
bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka
yang memiliki pasangan
McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat
menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan
kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan
nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap
satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil
dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-
teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan
yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan
pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan
keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu
menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa
tidak sendirian
Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya
yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan
tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan
yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di
dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan
dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu
menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan
orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada
masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya
seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-
tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam
suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak
secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas
maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu
membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan
hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar
pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan
kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus
RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar
para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-
parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data
yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji
analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu
teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas
Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar
0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda
B Keterbatasan Penilitan
Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah
berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi
fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang
diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini
memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan
sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis
penelitian
Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa
instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009
Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya
measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki
nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement
errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing
dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint
skala kesejahteraan psikologis
C Saran
1 Bagi subjek
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan
yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan
psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena
dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai
kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik
2 Bagi perusahaan
Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan
jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu
dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat
terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan
diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya
kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi
pensiunan
3 Bagi Penelitian Selanjutnya
Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena
minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria
penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan
psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain
itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun
berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada
penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah
item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa
dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator
perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar
mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan
variable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Daftar Pustaka
Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun
Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-
masyarakat-ri-tunda-pensiun
Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari
httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit
Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos
Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada
Lansia Bandung Universitas Padjajaran
Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-
Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security
Character Volume 3 No 2
Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological
Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas
Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan
Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Widya Mandala
Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan
Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober
2010
Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari
httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-
daftar-subjek1
Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey
Pearson Education Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September
2015 dari
httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi
ashtml
Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25
Tahun Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-
tanpa-gaji-selama-25-tahun
Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher
Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social
and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348
Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks
Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga
Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute
Working Paper Series 131 Januari 2010
Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological
Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology
Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222
Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and
Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No
4 (Nov 1996) pp 917-932
Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka
Pelajar
McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New
York Oxford University Press Inc
Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological
Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No
3(Sep 1973) pp 226-232
Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia
Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)
Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat
Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality
Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer
Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning
of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology
1989 Vol 57 No 6 1069-1081
Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in
Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104
Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science
and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28
Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being
Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-
727
Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning
Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother
Psychosom 19966514-23
Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran
Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02
Agustus 2013
Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta
Universitas Sanata Dharma
Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT
Elex Media Komputindo
Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta
Erlangga
Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New
York McGraw-Hill Education
Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing
Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication
doi 101037a0022411
Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group
Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers
Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The
Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition
California Sage Publications Inc
Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing
The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349
Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada
University Press
Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata
Dharma
Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari
httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan
Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada
Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang
Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1
Agustus 2012
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Diakses dari
wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf
van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-
Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a
Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal
Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of
Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691
Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan
Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2
2009
Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis
UGM
Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil
22 Juni 2016 dari
httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf
Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)
Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To
Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice
2012 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN 1
Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Blueprint skala kesejahteraan psikologis
No Dimensi Indikator Item
Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri
Individu yang sehat
secara mental
didefinisikan
mampu untuk
menerima dirinya
dan kehidupan
masa lalunya secara
positif
Memahami
dan
menerima
seluruh aspek
pada diri
Saya menyadari
bahwa saya
memiliki
kelebihan
maupun
kekurangan
Saya tidak tahu
kelebihan
maupun
kekurangan yang
saya miliki
Saya dapat
menerima segala
aspek dalam diri
saya
Saya merasa
kecewa dengan
diri saya saat ini
Memiliki
pandangan
positif
terhadap diri
sendiri
Secara umum
saya merasa
percaya diri
mengenai diri
saya sendiri saat
ini
Saya merasa
tidak puas
dengan diri saya
saat ini
Menerima
secara positif
kehidupan
masa lalunya
Pengalaman di
masa lalu
membuat saya
belajar untuk
menjadi lebih
baik ke
depannya
Menurut saya
pengalaman di
masa lalu hanya
akan menjadi
beban pikiran
saya
Bagi saya
pengalaman di
masa lalu
merupakan
pengalaman
yang sangat
berharga
Saya merasa
tidak
memperoleh
banyak hal
berharga dari
pengalaman di
masa lalu
Saya merasa
puas dengan
pencapaian-
pencapaian di
masa lalu
Saya merasa
kecewa dengan
apa yang telah
saya lakukan di
masa lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang Lain
Individu sehat
secara mental
adalah individu
yang memiliki
kemampuan untuk
mencintai memiliki
perasaan yang
kuatakan rasa
empati kasih
sayang kehangatan
dan penghargaan
terhadap orang lain
Terbuka
kepada orang
lain
Bila ada
masalah saya
selalu berusaha
untuk bercerita
kepada orang
lain setidaknya
untuk
meringankan
beban saya
Saya enggan
bercerita
mengenai
permasalahan
saya kepada orang
lain
Memiliki
kepercayaan
terhadap
orang lain
Saya dapat
menaruh
kepercayaan
kepada orang
lain
Saya merasa ragu
apakah orang lain
dapat
mempercayai
saya
Memiliki
empati kasih
sayang dan
keintiman
dengan orang
lain
Bagi saya
menjaga relasi
dengan orang
lain merupakan
hal yang penting
dilakukan
Menjaga relasi
dengan orang lain
merupakan hal
yang menyulitkan
bagi saya
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
merupakan cara
saya menjaga
hubungan
dengan orang
lain
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
bukan merupakan
hal yang penting
Memiliki
kehangatan
dengan orang
lain
Saya merasa
nyaman ketika
sedang
berbincang-
bincang dengan
orang lain
Sulit bagi saya
untuk merasa
nyaman ketika
berbincang
dengan orang lain
Dapat
berkumpul
dengan orang
lain merupakan
hal yang patut
disyukuri dalam
hidup saya
Menurut saya
berkumpul
dengan orang lain
merupakan
kegiatan yang
membosankan
dan membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Otonomi
Seseorang yang berfungsi
secara utuh tidak
membutuhkan persetujuan
orang lain untuk membuat
evaluasi yang sesuai
dengan standar dirinya
sendiri (internal locus of
evaluation) sehingga
individu terbebas dari
keyakinan kolektif norma
dan peraturan yang
mengikat serta mampu
bertahan dari tekanan sosial
dengan berpikir dan
bertindak secara tepat
Mampu
membuat
keputusan
tanpa
tergantung
pada orang
lain
Keputusan
yang saya
buat
merupakan
murni
keputusan
saya sendiri
Saya sering
kali
dipengaruhi
orang lain
dalam
membuat
kuputusan
Saya yakin
setiap orang
memiliki
kebebasan
dalam
menentukan
pilihan hidup
begitu juga
dengan saya
Saya sangat
membutuhka
n orang lain
untuk
menentukan
pilihan hidup
saya
Saya akan
tetap pada
keputusan
saya
meskipun
orang lain
tidak setuju
Saya akan
mengubah
keputusan
saya bila ada
orang lain
yang tidak
setuju dengan
saya
Mampu
membuat
evaluasi
yang sesuai
dengan
standar
dirinya
sendiri
Kesalahan
yang saya
perbuat
menjadi
pelajaran
berharga bagi
saya
Kesalahan
saya
sebelumnya
merupakan
hal yang
memalukan
bagi saya dan
ingin saya
lupakan
Saya menilai
diri saya
sendiri
dengan nilai-
nilai yang
saya anggap
penting
bukan dari
orang lain
Penilaian dari
orang lain
merupakan
penilaian
yang penting
untuk saya
Mampu
bertahan
dari tekanan
sosial
Saya akan
berusaha
mengatasi
tekanan sosial
Saya tidak
tahu
bagaimana
saya harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan
berpikir dan
bertindak
secara tepat
dengan
memikirkan
dan bertindak
dengan cara
yang tepat
mengatasi
tekanan sosial
dengan tepat
4 Penguasaan Lingkungan
Kemampuan individu
untuk
memilihmenciptakan
lingkungan agar sesuai
dengan kondisi
psikologisnya serta ikut
serta dan terlibat dengan
kegiatan di luar lingkungan
dirinya sehingga dapat
mengambil keuntungan
dari lingkungannya
Mampu
mengelola
aktivitas
sehari-hari
Saya merasa
cukup baik
dalam
mengelola
banyak
kegiatan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Banyaknya
kegiataan
sehari-hari
membuat
saya
mengalami
kesulitan
dalam
mengelolany
a
Menurut
saya
aktivitas yang
saya lakukan
dapat berjalan
dengan baik
Saya merasa
kesulitan
dalam
melakukan
aktivitas yang
saya miliki
Saya merasa
senang
meskipun
aktivitas yang
saya lakukan
cukup
banyak
Semakin
banyak
kegiatan
semakin
membuat
saya kesulitan
dalam
menjalaninya
Terlibat
dalam
aktivitas di
luar
lingkungan
dirinya
Kegiatan di
luar rumah
membuat
saya merasa
lebih
nyaman
Saya merasa
tidak nyaman
ketika
melakukan
kegiatan di
luar
Saya lebih
senang
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Saya merasa
kurang
tertarik ketika
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Menggunak
an
kesempatan
yang ada di
Saya senang
mengikuti
kegiatan
dapat
Saya tidak
ingin
mengikuti
kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
lingkungan
secara
efektif
memberi
wawasan
baru bagi
saya
dapat
memberi
wawasan
baru bagi
saya
5 Tujuan Dalam Hidup
Individu yang sehat secara
mental didefinisikan
memiliki tujuan dan makna
dalam hidup sehingga
mampu melihat perubahan
keinginan menjadi lebih
produktif
menciptakanmencapai
integritas emosional di
kemudian hari
Memiliki
cita-cita dan
tujuan
Saya akan
berusaha
mewujudkan
keinginan
yang saya
miliki
Keinginan
dan cita-cita
yang saya
miliki hanya
akan
membebani
hidup saya
Saya selalu
ingin
memiliki
kehidupan
yang lebih
baik dari
sebelumnya
Saya sudah
puas dengan
apa yang saya
miliki di saat
ini
Meyakini
tujuan hidup
yang
dimiliki
Saya yakin
bahwa saya
dapat
membuat hari
esok lebih
baik lagi
Menurut
saya hari
esok akan
sama saja
dengan hari
ini dan tidak
ada yang bisa
saya lakukan
untuk
mengubahny
a
Penting bagi
saya untuk
dapat
mewujudkan
cita-cita yang
saya miliki
Dahulu saya
memiliki cita-
cita yang
ingin saya
wujudkan
namun
sekarang hal
itu sudah
tidak penting
lagi
Memiliki
kemampuan
untuk
mencapai
tujuan hidup
Saya senang
melakukan
perencanaan
untuk masa
depan dan
berusaha
Saya merasa
perencanaan
yang sudah
saya lakukan
merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
untuk
mewujudkan
nya
hal yang sia-
sia
Kemampuan
yang saya
miliki dapat
membantu
mencapai
tujuan hidup
saya
Saya tidak
memiliki
kemampuan
yang cukup
untuk
mencapai
tujuan hidup
saya
6 Pertumbuhan Pribadi
Individu yang tidak hanya
memiliki satu
perkembangan
karakteristik di masa lalu
namun juga memiliki
potensi yang dapat
dikembangkan agar tetap
tumbuh dan berkembang
dalam menghadapi
tantangantugas baru
Memiliki
pandangan
sebagai
pribadi yang
tumbuh dan
berkembang
Saya
memiliki
keyakinan
bahwa
kehidupan
merupakan
proses yang
terus
berlanjut
Menurut
saya proses
kehidupan
akan berhenti
ketika saya
sudah tua
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
saya
kembangkan
lagi di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
Menyadari
potensi
yang
dimiliki
Saya
menyadari
potensi yang
saya miliki
dan ingin
mengembang
kannya
Saya tidak
tahu potensi
apa yang saya
miliki selama
ini
Terbuka
terhadap
pengalaman
baru
Saya ingin
mencoba hal-
hal baru yang
dapat
membantu
saya
mengembang
kan potensi
diri
Saya merasa
tidaklah
penting
mencoba hal-
hal baru
karena hal
tersebut
hanya
membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Melihat
peningkatan
dalam diri
dari waktu
ke waktu
Saya merasa
potensi dalam
diri saya
semakin
berkembang
karena
pengalaman
yang saya
miliki
Pengalaman
yang saya
miliki tidak
dapat
membantu
mengembang
kan potensi
dalam diri
saya
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
berkembang
di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 2
Skala Try Out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
SKALA TRY OUT
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan
saya kepada orang lain
5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal
baru karena hal tersebut hanya membuang waktu
saja
6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan
merupakan hal yang sia-sia
7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai
diri saya sendiri saat ini
9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
saya kembangkan lagi di masa mendatang
10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk
menentukan pilihan hidup saya
12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan
yang saya miliki
13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-
cita yang saya miliki
16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat
memberi wawasan baru bagi saya
17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih
baik dari sebelumnya
18 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No Pernyataan STS TS S SS
20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian
di masa lalu
24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam
menentukan pilihan hidup begitu juga dengan
saya
25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang
lain
26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa
dengan kemampuan yang saya miliki sekarang
27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-
bincang dengan orang lain
28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam
membuat kuputusan
29 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya
wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak
penting lagi
31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi
tekanan sosial dengan tepat
34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang
penting untuk saya
35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti
ketika saya sudah tua
37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya
akan membebani hidup saya
38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
berkembang di masa mendatang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Pernyataan STS TS S SS
40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin
berkembang karena pengalaman yang saya miliki
41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang
lain yang tidak setuju dengan saya
42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal
berharga dari pengalaman di masa lalu
45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan
kegiatan yang melibatkan orang lain
46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari
ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk
mengubahnya
47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang
memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan
48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan
merupakan proses yang terus berlanjut
49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk
mencapai tujuan hidup saya
50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih
nyaman
52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang
melibatkan orang lain
53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini
54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk
bercerita kepada orang lain setidaknya untuk
meringankan beban saya
56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat
membantu mengembangkan potensi dalam diri
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No Pernyataan STS TS S SS
60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial
dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang
tepat
62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran
berharga bagi saya
63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan
kegiatan di luar
64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat
ini
66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya
70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat
mempercayai saya
71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika
berbincang dengan orang lain
72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 3
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
SKALA PENELITIAN
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru
karena hal tersebut hanya membuang waktu saja
5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri
saya sendiri saat ini
7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita
yang saya miliki
11 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain
17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
18 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Pernyataan STS TS S SS
21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika
saya sudah tua
23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga
dari pengalaman di masa lalu
27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu
mengembangkan potensi dalam diri saya
33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 4
Uji Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
1 Reliabilitas Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
688 688 8
2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
771 791 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 1 22375 4389 368 268 660
Item 8 22612 4494 351 224 664
Item 10 22525 4253 366 283 661
Item 14 22212 4296 431 284 647
Item 44 22700 4137 396 252 654
Item 57 22737 4196 428 417 646
Item 58 22737 4550 305 200 674
Item 68 22875 4313 377 340 658
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3 Reliabilitas Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
602 600 3
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 18 5300 1301 337 114 601
Item 56 5850 1142 439 207 459
Item 72 5600 1053 459 221 425
4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
653 675 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 13 19950 4706 395 303 786
Item 20 19363 5576 422 420 756
Item 25 19888 5240 490 295 743
Item 29 19488 5316 500 418 742
Item 42 19600 5053 659 512 713
Item 43 19613 5177 565 449 729
Item 50 19800 5276 549 380 733
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 3 18438 3718 355 371 631
Item 7 18150 4129 372 238 615
Item 19 18025 4278 392 249 610
Item 22 18350 3901 402 414 606
Item 38 18013 4418 444 347 604
Item 54 17863 4373 319 394 630
Item 67 17988 4620 335 324 628
5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
800 797 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 15 12850 2205 668 542 732
Item 21 12900 2091 761 598 700
Item 31 12975 2227 602 412 756
Item 32 12825 2526 453 268 801
Item 60 12950 2808 448 215 799
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
747 766 8
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 2 21163 6214 427 241 728
Item 5 21113 6126 489 324 712
Item 26 21150 6306 583 464 695
Item 35 20963 6771 505 337 712
Item 36 21213 6549 318 152 753
Item 59 21088 7094 377 312 732
Item 64 20975 7493 391 339 735
Item 66 21125 6465 583 365 697
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 5
Uji Koefisien Alpha Berstrata
(varian item komponen dan skor total)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
1 Kesejahteraan Psikologis
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
118525 82607 90888 38
2 Dimensi Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
688 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
25825 5412 23264 8
3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
22950 6808 26091 7
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
874 38
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
771 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4 Dimensi Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
602 3
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
8375 2187 14788 3
5 Dimensi Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
653 7
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
21138 5411 23262 7
6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
800 5
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
16125 3528 18784 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
747 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
24113 8354 28904 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 6
Data Deskriptif Subjek Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
1 Deskripsi Data Subjek
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std
Deviation
Usia 80 550 780 63650 57459
Suku 80 1 3 104 249
Jenis Kelamin 80 1 2 130 461
Status
Pernikahan 80 1 2 150 503
Lama Pensiun
(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788
Valid N
(listwise) 80
2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 550 2 25 25 25
560 3 38 38 63
570 6 75 75 138
580 4 50 50 188
590 5 63 63 250
600 6 75 75 325
610 8 100 100 425
620 7 88 88 512
630 6 75 75 588
640 1 13 13 600
650 8 100 100 700
660 3 38 38 738
670 1 13 13 750
680 7 88 88 838
690 1 13 13 850
700 1 13 13 863
710 1 13 13 875
720 1 13 13 888
730 2 25 25 913
740 2 25 25 938
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
a Usia Subjek
760 2 25 25 963
770 2 25 25 988
780 1 13 13 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
b Lama Pensiun
Lama Pensiun (dalam tahun)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 10 8 100 100 100
20 7 88 88 188
30 7 88 88 275
40 3 38 38 313
50 9 113 113 425
60 6 75 75 500
70 5 63 63 563
80 5 63 63 625
90 4 50 50 675
100 3 38 38 713
110 2 25 25 738
120 4 50 50 788
130 4 50 50 838
140 5 63 63 900
150 2 25 25 925
160 1 13 13 938
170 1 13 13 950
180 1 13 13 963
200 3 38 38 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 7
Deskriptif Data Penelitian
(one sample t-test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
1 Kesejahteraan Psikologis
One-Sample Statistics
N Mean
Std
Deviation
Std Error
Mean
Total 80 118525 90888 10162
One-Sample Test
Test Value = 95
t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Total 23151 79 000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 8
Uji Normalitas dan Homogenitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
1 Uji Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kesejahteraan
Psikologis 80 1000 0 00 80 1000
Descriptives
Statistic Std Error
Kesejahteraan
Psikologis
Mean 11853 1016
95 Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 11650
Upper Bound 12055
5 Trimmed Mean 11806
Median 11650
Variance 82607
Std Deviation 9089
Minimum 100
Maximum 148
Range 48
Interquartile Range 11
Skewness 946 269
Kurtosis 803 532
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
a Lilliefors Significance Correction
Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem amp Leaf
200 10 04
500 10 77789
2500 11 0000011111222333334444444
2100 11 555555667888888888999
1000 12 0112222334
700 12 5677888
300 13 234
300 13 556
400 Extremes (gt=138)
Stem width 10
Each leaf 1 case(s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3 Uji Homogenitas
Group Statistics
Status Pernikahan N Mean Std Deviation
Std Error
Mean
Kesejahteraan
Psikologis
Menikah 40 11878 8185 1294
JandaDuda 40 11828 10010 1583
Independent Samples Test
Levenes Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
Std Error
Difference
95
Confidence
Interval of
the
Difference
Lower
Uppe
r
Kesejahtera
an
Psikologis
Equal
variances
assumed
2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457
0
Equal
variances
not
assumed
245 75041 807 500 2045 -3573 457
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 9
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Uji Hipotesis Penelitian
Ranks
Status
Pernikahan N Mean Rank
Sum of
Ranks
Kesejahteraan
Psikologis
menikah 40 4239 169550
jandaduda 40 3861 154450
Total 80
Test Statisticsa
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
a Grouping Variable Status Pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
ldquo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Semua hasil dari usaha dan kerja keras ini aku persembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus sumber kekuatan dan penolongku
Bunda Maria Bunda yang terkasih
St Antonius St Yoseph dan St Yohanes De Britto pelindung dan
penyemangatku
Bapak Ibu dan Adik yang selalu menjadi motivasi dan semangatku
Sahabat-sahabatku dan seluruh orang yang kukasihi
Serta untuk semua para pejuang masa depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA PENSIUN
DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
Antonius Mei Setyabudi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa
pensiun yang ditinjau dari status pernikahan Variabel kesejahteraan psikologis terdiri dari enam
dimensi yaitu penerimaan diri hubungan yang positif dengan orang lain otonomi penguasaan
lingkungan tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi Subjek penelitian ini berjumlah 80
orang pensiunan yang terdiri dari 40 orang dari kelompok menikah dan 40 orang dari kelompok
jandaduda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis yang
dikembangkan oleh peneliti Skala kesejahteraan psikologis ini terdiri dari 38 item dengan nilai
reliabilitas alpha berstrata sebesar 0893 (αs = 0893) Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan teknik analisis uji beda mann-whitnney u test Hasil uji beda kesejahteraan
psikologis antara kelompok menikah dan kelompok jandaduda diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0467 (p gt 005) Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan pada
masa pensiun yang ditinjau dari status pernikahan
Kata kunci kesejahteraan psikologis masa pensiun status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE DIFFERENCES OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN
RETIREMENT THAT REVIEWED FROM THE MARITAL STATUS
Antonius Mei Setyabudi
ABSTRACT
The purpose of this study was to understand the differences between psychological
well-being in retirement that reviewed from the marriage status Psychological well-being
is concluded of six dimensions self acceptance positive relations with others autonomy
enviromental mastery purpose of life and personal growth There was 80 subjects that had
been retired with 40 subjects from the married group and 40 subjects from the widows that
obtained with sampling methods convenience sampling The data obtained from well-being
psychology scales that developed by researcher The well-being scales included 38 items
with reliability of alpha stratified 0893 (αs = 0893) This study was quantitative difference
test with mann-whitnney u test The result from well-being between married group and
widows group showed the significancy 0467 (pgt005) The result showed that there was
no differences between the well-being on the retired stage that reviewed from the marriage
status
Keywords Psychological well-being retirement marital status
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga
penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa
Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik
Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program
Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma
2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma
3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk
menyelesaikan skripsi
4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang
sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik
5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan
waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan
banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai
kehidupan
7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas
segala bantuan yang diberikan
8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku
Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa
BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI
Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses
perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi
9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner
10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak
henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan
mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi
11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek
namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress
skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur
e
12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
mendukung penulis
13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi
bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang
lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN MOTTO iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 10
D Manfaat Penelitian 10
BAB II LANDASAN TEORI 12
A Kesejahteraan Psikologis 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14
3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20
B Status Pernikahan 29
1 Menikah 29
2 JandaDuda 30
C Masa Pensiun 31
1 Pengertian Masa Pensiun 31
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahaan 38
E Skema Penelitian 41
F Hipotesis 42
BAB III METODE PENELITIAN 43
A Jenis Penelitian 43
B Identifikasi Variabel Penelitian 43
C Definisi Operasional 43
D Subjek Penelitian 44
E Metode dan Alat Pengambilan Data 45
F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47
1 Validitas 48
2 Reliabilitas 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3 Daya Diskriminasi Item 49
G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50
H Metode Analisis Data 54
1 Uji Asumsi 54
2 Uji Hipotesis 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56
A Pelaksanaan Penelitian 56
B Deskripsi Subjek Penelitian 57
C Deskripsi Data Penelitian 58
D Hasil Analisis Data 60
1 Uji Asumsi 60
2 Uji Hipotesis 61
E Pembahasan 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67
A Kesimpulan 67
B Keterbatasan Penelitian 67
C Saran 68
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47
Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53
Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57
Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58
Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60
Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61
Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76
Lampiran 2 Skala Try out 84
Lampiran 3 Skala Penelitian 94
Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102
Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor
total) 107
Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111
Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116
Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118
Lampiran 9 Uji Hipotesis 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks
Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil
indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level
6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori
bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya
6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan
cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa
pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi
karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)
Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil
(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC
Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun
dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif
bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak
lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih
baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)
Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai
dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk
beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir
dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini
seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada
organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada
masa pensiun (Apsari 2012)
Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun
merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam
kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari
dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai
masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres
(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan
orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi
masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung
rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari
bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)
Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan
bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya
memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta
kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan
keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk
menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi
(Apsari 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi
orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp
Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh
lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali
diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan
kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep
kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi
juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan
yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)
Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang
menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang
tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian
Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak
hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu
serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta
kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut
Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang
mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga
diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih
sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-
being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)
Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat
menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi
yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes
dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan
psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan
bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat
dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington
2012)
Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-
Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan
psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya
berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu
yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan
membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan
kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989
dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong
seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha
untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp
Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik
Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan
individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap
perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi
dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik
Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya
penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan
psikologis yang baik
Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke
dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)
Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-
acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with
other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental
mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi
(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani
amp Jannah 2014)
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis
kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff
1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman
berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu
yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah
atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu
individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total
yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah
memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status
pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri
serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap
kehilangan pasangannya (Ryff 2014)
Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan
mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu
hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat
sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan
bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih
pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari
pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)
Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih
menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah
menikah (Marks 1996)
Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)
berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki
mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-
hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada
orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah
memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada
responden yang menikah (Marks 1996)
Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih
lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan
memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan
dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau
hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan
dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang
intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan
karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp
Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks
1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif
menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi
pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis
Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara
umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang
dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai
dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009
dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada
orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin
memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak
dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin
memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah
relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan
(Santrock 2012)
Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka
miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah
maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan
pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan
pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam
menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan
dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang
merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang
menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran
pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial
Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial
(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial
dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki
kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)
Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk
mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung
Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan
status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran
pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah
pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian
sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada
kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang
dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur
yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai
keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu
sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya
barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)
Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan
normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)
menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan
sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan
maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan
psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh
terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
B Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
C Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis
pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
D Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang
psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan
psikologis terutama pada masa pensiun
2 Manfaat Praktis
a Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk
membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang
akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada
karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah
khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b Bagi para pensiunan
1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada
pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta
mengembangkannya dengan lebih baik
2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan
tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling
mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat
mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi
kesejahteraan psikologis
3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki
pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga
saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu
mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A Kesejahteraan Psikologis
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis
Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman
hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI
2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean
Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa
Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian
tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff
1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada
eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan
atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial
maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada
bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat
membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)
Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan
dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan
psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan
subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah
persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari
evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi
dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life
satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya
afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut
Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin
dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic
karena lebih mengarah pada kepuasan fisik
Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau
psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam
Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat
eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan
mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al
2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat
seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan
interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization
milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik
Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff
1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga
menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan
menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik
Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa
dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria
mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-
being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi
secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik
Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan
bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap
psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk
menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis
akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas
hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis
Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam
enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan
psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)
antara lain
a Penerimaan Diri
Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera
adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat
seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan
maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life
span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa
lalu (Ryff 1989)
Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki
karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan
menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang
baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap
kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik
merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi
di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas
pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff
2014)
b Hubungan Positif Dengan Orang Lain
Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen
utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai
memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang
terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang
mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan
orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan
(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)
bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini
yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff
1989)
Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain
dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik
hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang
lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati
kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi
dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah
digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan
kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk
menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi
dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat
kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain
(Ryff 2014)
c Otonomi
Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki
lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini
akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang
lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik
dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan
kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan
yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp
Singer 1996)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi
digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya
mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak
sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan
mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan
evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk
membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam
berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)
d Penguasaan Lingkungan
Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai
kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan
agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport
menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan
keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan
dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu
memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur
lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah
lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik
Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu
seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi
penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu
menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya
mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan
kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu
untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai
individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya
merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan
di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya
dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff
2014)
e Tujuan dalam Hidup
Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan
dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan
bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya
sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan
untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai
integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)
Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi
tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup
kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki
makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang
keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta
tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki
karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya
memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam
hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan
tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat
munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)
f Pertumbuhan Pribadi
Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu
perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi
yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin
berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk
mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori
perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau
tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan
pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang
melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka
terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu
dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan
tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada
dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat
melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya
keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap
dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik
dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap
atau perilaku yang baru (Ryff 2014)
3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin
kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp
Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah
sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan
well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian
pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain
penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai
intervensi dan klinis
a Usia
Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan
psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi
penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang
tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain
dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup
menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah
hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti
penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain
menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga
rentang usia
b Jenis Kelamin
Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)
menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara
konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi
hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan
pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita
lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi
berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)
c Kebudayaan
Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara
budaya individualistik (independent) dengan kolektif
(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang
cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau
otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada
budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp
Singer 1996)
Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan
menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di
negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat
Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya
dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan
skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan
pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)
d Status Sosial
Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan
dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan
seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki
pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi
tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi
Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan
bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan
kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan
bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan
menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff
amp Singer 1996)
e Pengalaman dan Sejarah Hidup
Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman
hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman
tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi
kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang
sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang
bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi
penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri
dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana
mereka membesarkan anak dan bagaimana anak
membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer
1996)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap
kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana
pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan
lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan
pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi
depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)
f Perkembangan dan Penuaan
Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan
penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa
mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti
(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada
pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang
dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke
waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa
dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi
menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa
tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka
seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi
ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin
menjadi muda
Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada
kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir
dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya
diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo
Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses
psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang
fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta
dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir
akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi
daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas
perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)
g Kepribadian
Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar
terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan
pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada
penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model
kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan
pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan
personal growth agreeableness berhubungan dengan positive
relations with others dan extraversion conscientiousness dan
neuroticism berhubungan dengan environmental mastery
purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)
Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain
yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi
tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh
sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel
yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan
dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional
(Ryff 2014)
h Pengalaman Keluarga
Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan
memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-
being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki
peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam
dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu
individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu
yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada
wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada
dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita
yang menikah
Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua
juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang
dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan
baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap
tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)
menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di
masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun
psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang rendah
i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain
Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar
karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap
kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis
pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai
beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa
beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami
individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran
dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan
psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang
berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap
perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)
Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar
dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan
psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar
cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan
lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang
tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai
relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan
psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan
dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada
tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki
nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)
j Kesehatan
Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil
bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki
keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki
(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka
mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan
psikologis setelah melewati masa sakit
k Studi Klinis
Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat
eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari
tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang
penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh
Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti
schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia
agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan
bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui
dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam
hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)
Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar
dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru
untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff
(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat
mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala
gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan
meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek
eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
B Status Pernikahan
Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status
pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup
dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada
Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan
Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda
1 Menikah
Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk
antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum
dan agama dengan tujuan membentuk keluarga
Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa
aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting
(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan
terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat
memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)
menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit
memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah
serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya
2 JandaDuda
Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak
bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian
suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai
seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau
telah bercerai dengan istrinya
Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa
tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat
menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat
mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)
Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan
keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi
Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu
pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama
bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan
(Santrock 2014)
Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan
oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa
alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan
dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama
mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan
perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka
bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan
perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup
C Masa Pensiun
1 Pengertian Masa Pensiun
Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana
karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia
kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi
(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan
dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana
pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai
angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase
menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah
menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun
juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan
karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus
pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan
menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa
pensiun (Apsari 2012)
Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan
bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola
hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran
perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan
terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan
tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa
perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja
menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya
interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu
luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)
Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa
ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit
melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa
pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa
fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada
fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-
pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan
bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang
komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)
Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase
awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan
pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak
pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka
mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih
banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun
karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami
kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The
Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai
menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang
pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-
orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan
dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih
realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang
memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan
yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada
masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan
yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase
terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena
orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan
mencukupi kebutuhannya sendiri
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah
penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal
ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada
individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)
Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan
ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun
dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan
dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)
Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang
disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis
dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi
fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan
(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak
bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial
membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari
harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya
stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)
Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah
(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan
bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu
peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik
terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang
memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang
meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada
negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa
yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan
para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang
membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima
kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki
jabatan dan sudah pensiun
Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para
pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada
masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa
pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses
perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga
menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang
dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada
timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi
dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan
dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun
adalah
a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya
Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita
lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada
sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya
baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka
dan sebaliknya
b Perubahan dalam perilaku seksual
Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih
banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik
sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa
pensiun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan
Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk
mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat
perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak
kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka
dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri
d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of
parental dependency)
Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak
terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan
seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan
sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang
pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini
Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu
dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu
penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya
hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya
kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian
penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai
kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh
pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun
nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga
kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan
fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat
membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahan
Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai
sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun
dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya
perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya
kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah
menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun
(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi
orang yang akan menghadapi masa pensiun
Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu
seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki
mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi
serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan
Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran
pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan
psikologis
Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan
potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan
meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya
mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai
kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam
Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu
Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang
memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk
menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya
Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah
berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami
depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti
menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian
(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan
yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan
dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki
pasangan lagi
Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada
seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki
pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan
kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya
seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)
akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan
akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang
memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga
tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E Skema Penelitian
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis
Masa Pensiun
Status
Pernikahan
JandaDuda
(Sudah tidak memiliki secara
hukummeninggal)
Menikah
(Masih memiliki pasangan)
Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa
yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki
masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi
berbeda daripada dirinya sekarang sedikit
kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain
sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli
tentang orang lain terisolasi dalam hubungan
interpersonal tidak mau membuat kompromi
dalam hubungan dengan orang lain cenderung
mementingkan harapan dari orang lain
bergantung pada penilaian orang lain mengikuti
tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan
mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki
lingkungan di sekitarnya tidak menyadari
kesempatan yang ada kurang mampu
mengontrol dunia luar kurang memiliki makna
terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan
tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup
tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa
lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat
memunculkan makna dalam hidup merasa tidak
dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan
diri merasa bosan dengan kehidupannya dan
merasa tidak dapat berkembang
Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui
menerima segala aspek dalam diri memiliki
perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya
hangat menyenangkan percaya dan
mementingkan kesejahteraan orang lain
berempati kasih sayang intim saling berbagi
dalam hubungan bebas dan dapat menentukan
nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial
mengelola perilaku dari dalam mampu
mengevaluasi diri mampu menguasai dan
mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas
menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk
membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai
dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai
tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan
saat ini dan masa lalu memegang keyakinan
terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam
tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus
berkembang melihat diri sebagai pribadi yang
tumbuh dan berkembang terbuka terhadap
pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan
melakukan perubahan agar tetap mencerminkan
pengetahuan tentang diri
Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah
H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
ditinjau dari status pernikahaan
H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu
penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok
penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar
2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat
kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan
pensiunan yang jandaduda
B Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut
Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis
Variabel Bebas Status Pernikahan
C Definisi Operasional
1 Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah
berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan
yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga
memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya
dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari
skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala
kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki
2 Status Pernikahan
Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan
perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda
adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang
dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas
mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang
ditujukan kepada subjek
D Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang
sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience
sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan
untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp
Jannah 2008 Supratiknya 2015)
Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk
pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa
Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia
55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan
digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun
Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang
dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki
pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki
telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok
jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan
berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan
psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)
E Metode dan Alat Pengambilan Data
Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan
terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis
menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan
unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)
Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan
tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan
sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar
menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan
agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari
aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode
summated rating dengan ketentuan sebagai berikut
1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan
jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4
2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan
jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1
Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total
jawaban subjek pada skala yang diberikan
Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel
1 berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 1
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis
Keterangan Item yang gugur
F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur
Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah
memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap
masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item
mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final
tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk
memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan
pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu
maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi
keseluruhan item
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69
(833)
12 44 53 57 58
68 (833)
12
(1667)
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang lain
20 25 27 29 42
55 (833)
4 13 43 50 70
71(833)
12
(1667)
3 Otonomi 18 24 56 61 62
72 (833)
11 28 33 34
41 47 (833)
12
(1667)
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 51 52 54
67 (833)
3 7 16 22 45
63 (833)
12
(1667)
5 Tujuan Dalam
Hidup
15 17 21 31 32
60 (833)
6 30 37 46
49 65 (833)
12
(1667)
6 Pertumbuhan
Pribadi
9 35 39 40 48
64 (833)
2 5 26 36 59 66
(833)
12
(1667)
Total 36 36 72
(100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1 Validitas
Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam
melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya
(Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)
yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat
professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini
akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam
penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing
2 Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau
kelompok (Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan
konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan
antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi
reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali
pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik
yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini
reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam
teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki
koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3 Daya Diskriminasi Item
Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item
mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki
dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya
diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi
antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan
menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)
Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan
tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka
daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien
korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut
mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi
(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar
korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang
memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda
yang rendah
G Pengujian Alat Ukur Penelitian
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh
dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan
subjek yang memenuhi kriteria penelitian
Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf
reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya
2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek
pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek
didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai
Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta
Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta
Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item
Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada
pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba
dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur
a Seleksi Item
Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for
Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan
menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang
terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan
penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030
maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030
maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item
terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta
perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai
cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini
dianggap memiliki enam skala
Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item
memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524
Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item
yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi
Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026
sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima
item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item
diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659
Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan
pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337
sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum
dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan
0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit
antara 0319 sampai dengan 0444
Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item
berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran
item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761
Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti
menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan
0583
Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis
setelah dilakukan seleksi item
Tabel 2
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil
ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran
(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa
reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang
berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini
dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
20 25 29 42 13 43 50 7
3 Otonomi 18 56 72 - 3
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 54 67 3 7 22 7
5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5
6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8
Total 22 16 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program
SPSS
Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap
dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis
Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha
berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi
reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur
internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes
(Widhiarso 2011)
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan
penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata
αstrat = 1 -
119896sum
119894=1120590119894
2(1minusα119894)
1205901199092
Keterangan
1205901198942 = varian butir komponen ke-i
α119894 = realibilitas komponen ke-i
1205901199092 = varian skor total tes
No Dimensi
Koefisien Alpha
Sebelum
Seleksi Item
Setelah Seleksi
Item
1 Penerimaan Diri 0654 0688
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
0702 0771
3 Otonomi 0477 0602
4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653
5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800
6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
αs = 1 minus
5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)
+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)
82607= 0893
Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala
kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu
0893 (αs=0893)
H Metode Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent
sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala
kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji
normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang
dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji
normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal
maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney
u test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala
kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan
yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan
Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)
Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI
Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan
dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan
pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini
berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang
menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun
meninggal (jandaduda)
Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya
akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu
kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan
pengisian skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B Deskripsi Subjek Penelitian
Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui
persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok
menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia
subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil
sebagai berikut
Tabel 4
Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara
keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok
menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok
menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin
perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin
laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan
subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan
24 subjek berjenis kelamin perempuan
Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total
Menikah Laki-laki 35 subjek
Perempuan 5 subjek
40 subjek
JandaDuda Laki-laki 21 subjek
Perempuan 19 subjek
40 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 5
Persebaran Subjek Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini
berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek
Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13
subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek
berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan
frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia
636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi
terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65
tahun
C Deskripsi Data Penelitian
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan
psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau
rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean
empiris pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis
Usia Jumlah
55 ndash 60 tahun 26 subjek
61 ndash 65 tahun 30 subjek
66 ndash 70 tahun 13 subjek
71 ndash 75 tahun 6 subjek
76 ndash 80 tahun 5 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 6
Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan
psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai
mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki
tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara
mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis
Tabel 7
Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean
teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki
perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005
yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian
ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Pengukuran Teoritis Empiris
Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD
Kesejahteraan
Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi
Test Value = 95
t Df Sig (2
Tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kesejahteraan
Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D Hasil Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini
Tabel 8
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa
variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar
0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara
signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan
bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini
Tabel 9
Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang
didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa
asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian
dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan
homogen
2 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil
yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt
Levenes Test for Equality of
Variances
F Sig
Kesejahteraan
Psikologis
Equal variances
assumed 2144 147
Equal variances not
assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik
digunakan jika persebaran data tidak normal
Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas
pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)
menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan
yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel
bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak
Tabel 10
Hasil Uji Mann-Whitney U Test
Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu
nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)
Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak
sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah
dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
E Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal
ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)
Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai
koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok
menikah dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya
kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff
1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk
pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting
untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam
hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan
dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp
Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa
lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat
menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka
inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai
succesful aging
Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan
membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang
tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan
sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan
dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang
memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran
pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan
psikologis
Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat
digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang
kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan
yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar
terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting
sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart
1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)
menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari
orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis
bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka
yang memiliki pasangan
McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat
menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan
kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan
nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap
satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil
dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-
teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan
yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan
pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan
keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu
menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa
tidak sendirian
Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya
yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan
tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan
yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di
dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan
dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu
menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan
orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada
masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya
seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-
tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam
suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak
secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas
maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu
membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan
hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar
pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan
kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus
RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar
para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-
parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data
yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji
analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu
teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas
Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar
0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda
B Keterbatasan Penilitan
Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah
berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi
fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang
diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini
memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan
sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis
penelitian
Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa
instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009
Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya
measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki
nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement
errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing
dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint
skala kesejahteraan psikologis
C Saran
1 Bagi subjek
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan
yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan
psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena
dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai
kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik
2 Bagi perusahaan
Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan
jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu
dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat
terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan
diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya
kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi
pensiunan
3 Bagi Penelitian Selanjutnya
Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena
minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria
penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan
psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain
itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun
berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada
penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah
item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa
dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator
perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar
mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan
variable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Daftar Pustaka
Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun
Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-
masyarakat-ri-tunda-pensiun
Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari
httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit
Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos
Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada
Lansia Bandung Universitas Padjajaran
Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-
Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security
Character Volume 3 No 2
Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological
Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas
Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan
Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Widya Mandala
Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan
Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober
2010
Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari
httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-
daftar-subjek1
Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey
Pearson Education Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September
2015 dari
httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi
ashtml
Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25
Tahun Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-
tanpa-gaji-selama-25-tahun
Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher
Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social
and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348
Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks
Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga
Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute
Working Paper Series 131 Januari 2010
Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological
Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology
Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222
Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and
Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No
4 (Nov 1996) pp 917-932
Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka
Pelajar
McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New
York Oxford University Press Inc
Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological
Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No
3(Sep 1973) pp 226-232
Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia
Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)
Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat
Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality
Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer
Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning
of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology
1989 Vol 57 No 6 1069-1081
Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in
Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104
Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science
and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28
Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being
Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-
727
Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning
Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother
Psychosom 19966514-23
Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran
Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02
Agustus 2013
Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta
Universitas Sanata Dharma
Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT
Elex Media Komputindo
Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta
Erlangga
Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New
York McGraw-Hill Education
Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing
Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication
doi 101037a0022411
Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group
Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers
Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The
Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition
California Sage Publications Inc
Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing
The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349
Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada
University Press
Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata
Dharma
Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari
httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan
Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada
Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang
Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1
Agustus 2012
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Diakses dari
wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf
van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-
Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a
Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal
Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of
Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691
Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan
Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2
2009
Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis
UGM
Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil
22 Juni 2016 dari
httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf
Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)
Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To
Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice
2012 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN 1
Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Blueprint skala kesejahteraan psikologis
No Dimensi Indikator Item
Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri
Individu yang sehat
secara mental
didefinisikan
mampu untuk
menerima dirinya
dan kehidupan
masa lalunya secara
positif
Memahami
dan
menerima
seluruh aspek
pada diri
Saya menyadari
bahwa saya
memiliki
kelebihan
maupun
kekurangan
Saya tidak tahu
kelebihan
maupun
kekurangan yang
saya miliki
Saya dapat
menerima segala
aspek dalam diri
saya
Saya merasa
kecewa dengan
diri saya saat ini
Memiliki
pandangan
positif
terhadap diri
sendiri
Secara umum
saya merasa
percaya diri
mengenai diri
saya sendiri saat
ini
Saya merasa
tidak puas
dengan diri saya
saat ini
Menerima
secara positif
kehidupan
masa lalunya
Pengalaman di
masa lalu
membuat saya
belajar untuk
menjadi lebih
baik ke
depannya
Menurut saya
pengalaman di
masa lalu hanya
akan menjadi
beban pikiran
saya
Bagi saya
pengalaman di
masa lalu
merupakan
pengalaman
yang sangat
berharga
Saya merasa
tidak
memperoleh
banyak hal
berharga dari
pengalaman di
masa lalu
Saya merasa
puas dengan
pencapaian-
pencapaian di
masa lalu
Saya merasa
kecewa dengan
apa yang telah
saya lakukan di
masa lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang Lain
Individu sehat
secara mental
adalah individu
yang memiliki
kemampuan untuk
mencintai memiliki
perasaan yang
kuatakan rasa
empati kasih
sayang kehangatan
dan penghargaan
terhadap orang lain
Terbuka
kepada orang
lain
Bila ada
masalah saya
selalu berusaha
untuk bercerita
kepada orang
lain setidaknya
untuk
meringankan
beban saya
Saya enggan
bercerita
mengenai
permasalahan
saya kepada orang
lain
Memiliki
kepercayaan
terhadap
orang lain
Saya dapat
menaruh
kepercayaan
kepada orang
lain
Saya merasa ragu
apakah orang lain
dapat
mempercayai
saya
Memiliki
empati kasih
sayang dan
keintiman
dengan orang
lain
Bagi saya
menjaga relasi
dengan orang
lain merupakan
hal yang penting
dilakukan
Menjaga relasi
dengan orang lain
merupakan hal
yang menyulitkan
bagi saya
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
merupakan cara
saya menjaga
hubungan
dengan orang
lain
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
bukan merupakan
hal yang penting
Memiliki
kehangatan
dengan orang
lain
Saya merasa
nyaman ketika
sedang
berbincang-
bincang dengan
orang lain
Sulit bagi saya
untuk merasa
nyaman ketika
berbincang
dengan orang lain
Dapat
berkumpul
dengan orang
lain merupakan
hal yang patut
disyukuri dalam
hidup saya
Menurut saya
berkumpul
dengan orang lain
merupakan
kegiatan yang
membosankan
dan membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Otonomi
Seseorang yang berfungsi
secara utuh tidak
membutuhkan persetujuan
orang lain untuk membuat
evaluasi yang sesuai
dengan standar dirinya
sendiri (internal locus of
evaluation) sehingga
individu terbebas dari
keyakinan kolektif norma
dan peraturan yang
mengikat serta mampu
bertahan dari tekanan sosial
dengan berpikir dan
bertindak secara tepat
Mampu
membuat
keputusan
tanpa
tergantung
pada orang
lain
Keputusan
yang saya
buat
merupakan
murni
keputusan
saya sendiri
Saya sering
kali
dipengaruhi
orang lain
dalam
membuat
kuputusan
Saya yakin
setiap orang
memiliki
kebebasan
dalam
menentukan
pilihan hidup
begitu juga
dengan saya
Saya sangat
membutuhka
n orang lain
untuk
menentukan
pilihan hidup
saya
Saya akan
tetap pada
keputusan
saya
meskipun
orang lain
tidak setuju
Saya akan
mengubah
keputusan
saya bila ada
orang lain
yang tidak
setuju dengan
saya
Mampu
membuat
evaluasi
yang sesuai
dengan
standar
dirinya
sendiri
Kesalahan
yang saya
perbuat
menjadi
pelajaran
berharga bagi
saya
Kesalahan
saya
sebelumnya
merupakan
hal yang
memalukan
bagi saya dan
ingin saya
lupakan
Saya menilai
diri saya
sendiri
dengan nilai-
nilai yang
saya anggap
penting
bukan dari
orang lain
Penilaian dari
orang lain
merupakan
penilaian
yang penting
untuk saya
Mampu
bertahan
dari tekanan
sosial
Saya akan
berusaha
mengatasi
tekanan sosial
Saya tidak
tahu
bagaimana
saya harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan
berpikir dan
bertindak
secara tepat
dengan
memikirkan
dan bertindak
dengan cara
yang tepat
mengatasi
tekanan sosial
dengan tepat
4 Penguasaan Lingkungan
Kemampuan individu
untuk
memilihmenciptakan
lingkungan agar sesuai
dengan kondisi
psikologisnya serta ikut
serta dan terlibat dengan
kegiatan di luar lingkungan
dirinya sehingga dapat
mengambil keuntungan
dari lingkungannya
Mampu
mengelola
aktivitas
sehari-hari
Saya merasa
cukup baik
dalam
mengelola
banyak
kegiatan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Banyaknya
kegiataan
sehari-hari
membuat
saya
mengalami
kesulitan
dalam
mengelolany
a
Menurut
saya
aktivitas yang
saya lakukan
dapat berjalan
dengan baik
Saya merasa
kesulitan
dalam
melakukan
aktivitas yang
saya miliki
Saya merasa
senang
meskipun
aktivitas yang
saya lakukan
cukup
banyak
Semakin
banyak
kegiatan
semakin
membuat
saya kesulitan
dalam
menjalaninya
Terlibat
dalam
aktivitas di
luar
lingkungan
dirinya
Kegiatan di
luar rumah
membuat
saya merasa
lebih
nyaman
Saya merasa
tidak nyaman
ketika
melakukan
kegiatan di
luar
Saya lebih
senang
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Saya merasa
kurang
tertarik ketika
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Menggunak
an
kesempatan
yang ada di
Saya senang
mengikuti
kegiatan
dapat
Saya tidak
ingin
mengikuti
kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
lingkungan
secara
efektif
memberi
wawasan
baru bagi
saya
dapat
memberi
wawasan
baru bagi
saya
5 Tujuan Dalam Hidup
Individu yang sehat secara
mental didefinisikan
memiliki tujuan dan makna
dalam hidup sehingga
mampu melihat perubahan
keinginan menjadi lebih
produktif
menciptakanmencapai
integritas emosional di
kemudian hari
Memiliki
cita-cita dan
tujuan
Saya akan
berusaha
mewujudkan
keinginan
yang saya
miliki
Keinginan
dan cita-cita
yang saya
miliki hanya
akan
membebani
hidup saya
Saya selalu
ingin
memiliki
kehidupan
yang lebih
baik dari
sebelumnya
Saya sudah
puas dengan
apa yang saya
miliki di saat
ini
Meyakini
tujuan hidup
yang
dimiliki
Saya yakin
bahwa saya
dapat
membuat hari
esok lebih
baik lagi
Menurut
saya hari
esok akan
sama saja
dengan hari
ini dan tidak
ada yang bisa
saya lakukan
untuk
mengubahny
a
Penting bagi
saya untuk
dapat
mewujudkan
cita-cita yang
saya miliki
Dahulu saya
memiliki cita-
cita yang
ingin saya
wujudkan
namun
sekarang hal
itu sudah
tidak penting
lagi
Memiliki
kemampuan
untuk
mencapai
tujuan hidup
Saya senang
melakukan
perencanaan
untuk masa
depan dan
berusaha
Saya merasa
perencanaan
yang sudah
saya lakukan
merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
untuk
mewujudkan
nya
hal yang sia-
sia
Kemampuan
yang saya
miliki dapat
membantu
mencapai
tujuan hidup
saya
Saya tidak
memiliki
kemampuan
yang cukup
untuk
mencapai
tujuan hidup
saya
6 Pertumbuhan Pribadi
Individu yang tidak hanya
memiliki satu
perkembangan
karakteristik di masa lalu
namun juga memiliki
potensi yang dapat
dikembangkan agar tetap
tumbuh dan berkembang
dalam menghadapi
tantangantugas baru
Memiliki
pandangan
sebagai
pribadi yang
tumbuh dan
berkembang
Saya
memiliki
keyakinan
bahwa
kehidupan
merupakan
proses yang
terus
berlanjut
Menurut
saya proses
kehidupan
akan berhenti
ketika saya
sudah tua
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
saya
kembangkan
lagi di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
Menyadari
potensi
yang
dimiliki
Saya
menyadari
potensi yang
saya miliki
dan ingin
mengembang
kannya
Saya tidak
tahu potensi
apa yang saya
miliki selama
ini
Terbuka
terhadap
pengalaman
baru
Saya ingin
mencoba hal-
hal baru yang
dapat
membantu
saya
mengembang
kan potensi
diri
Saya merasa
tidaklah
penting
mencoba hal-
hal baru
karena hal
tersebut
hanya
membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Melihat
peningkatan
dalam diri
dari waktu
ke waktu
Saya merasa
potensi dalam
diri saya
semakin
berkembang
karena
pengalaman
yang saya
miliki
Pengalaman
yang saya
miliki tidak
dapat
membantu
mengembang
kan potensi
dalam diri
saya
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
berkembang
di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 2
Skala Try Out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
SKALA TRY OUT
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan
saya kepada orang lain
5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal
baru karena hal tersebut hanya membuang waktu
saja
6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan
merupakan hal yang sia-sia
7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai
diri saya sendiri saat ini
9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
saya kembangkan lagi di masa mendatang
10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk
menentukan pilihan hidup saya
12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan
yang saya miliki
13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-
cita yang saya miliki
16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat
memberi wawasan baru bagi saya
17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih
baik dari sebelumnya
18 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No Pernyataan STS TS S SS
20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian
di masa lalu
24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam
menentukan pilihan hidup begitu juga dengan
saya
25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang
lain
26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa
dengan kemampuan yang saya miliki sekarang
27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-
bincang dengan orang lain
28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam
membuat kuputusan
29 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya
wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak
penting lagi
31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi
tekanan sosial dengan tepat
34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang
penting untuk saya
35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti
ketika saya sudah tua
37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya
akan membebani hidup saya
38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
berkembang di masa mendatang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Pernyataan STS TS S SS
40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin
berkembang karena pengalaman yang saya miliki
41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang
lain yang tidak setuju dengan saya
42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal
berharga dari pengalaman di masa lalu
45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan
kegiatan yang melibatkan orang lain
46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari
ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk
mengubahnya
47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang
memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan
48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan
merupakan proses yang terus berlanjut
49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk
mencapai tujuan hidup saya
50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih
nyaman
52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang
melibatkan orang lain
53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini
54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk
bercerita kepada orang lain setidaknya untuk
meringankan beban saya
56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat
membantu mengembangkan potensi dalam diri
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No Pernyataan STS TS S SS
60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial
dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang
tepat
62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran
berharga bagi saya
63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan
kegiatan di luar
64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat
ini
66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya
70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat
mempercayai saya
71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika
berbincang dengan orang lain
72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 3
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
SKALA PENELITIAN
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru
karena hal tersebut hanya membuang waktu saja
5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri
saya sendiri saat ini
7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita
yang saya miliki
11 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain
17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
18 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Pernyataan STS TS S SS
21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika
saya sudah tua
23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga
dari pengalaman di masa lalu
27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu
mengembangkan potensi dalam diri saya
33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 4
Uji Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
1 Reliabilitas Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
688 688 8
2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
771 791 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 1 22375 4389 368 268 660
Item 8 22612 4494 351 224 664
Item 10 22525 4253 366 283 661
Item 14 22212 4296 431 284 647
Item 44 22700 4137 396 252 654
Item 57 22737 4196 428 417 646
Item 58 22737 4550 305 200 674
Item 68 22875 4313 377 340 658
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3 Reliabilitas Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
602 600 3
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 18 5300 1301 337 114 601
Item 56 5850 1142 439 207 459
Item 72 5600 1053 459 221 425
4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
653 675 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 13 19950 4706 395 303 786
Item 20 19363 5576 422 420 756
Item 25 19888 5240 490 295 743
Item 29 19488 5316 500 418 742
Item 42 19600 5053 659 512 713
Item 43 19613 5177 565 449 729
Item 50 19800 5276 549 380 733
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 3 18438 3718 355 371 631
Item 7 18150 4129 372 238 615
Item 19 18025 4278 392 249 610
Item 22 18350 3901 402 414 606
Item 38 18013 4418 444 347 604
Item 54 17863 4373 319 394 630
Item 67 17988 4620 335 324 628
5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
800 797 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 15 12850 2205 668 542 732
Item 21 12900 2091 761 598 700
Item 31 12975 2227 602 412 756
Item 32 12825 2526 453 268 801
Item 60 12950 2808 448 215 799
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
747 766 8
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 2 21163 6214 427 241 728
Item 5 21113 6126 489 324 712
Item 26 21150 6306 583 464 695
Item 35 20963 6771 505 337 712
Item 36 21213 6549 318 152 753
Item 59 21088 7094 377 312 732
Item 64 20975 7493 391 339 735
Item 66 21125 6465 583 365 697
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 5
Uji Koefisien Alpha Berstrata
(varian item komponen dan skor total)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
1 Kesejahteraan Psikologis
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
118525 82607 90888 38
2 Dimensi Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
688 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
25825 5412 23264 8
3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
22950 6808 26091 7
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
874 38
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
771 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4 Dimensi Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
602 3
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
8375 2187 14788 3
5 Dimensi Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
653 7
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
21138 5411 23262 7
6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
800 5
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
16125 3528 18784 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
747 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
24113 8354 28904 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 6
Data Deskriptif Subjek Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
1 Deskripsi Data Subjek
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std
Deviation
Usia 80 550 780 63650 57459
Suku 80 1 3 104 249
Jenis Kelamin 80 1 2 130 461
Status
Pernikahan 80 1 2 150 503
Lama Pensiun
(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788
Valid N
(listwise) 80
2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 550 2 25 25 25
560 3 38 38 63
570 6 75 75 138
580 4 50 50 188
590 5 63 63 250
600 6 75 75 325
610 8 100 100 425
620 7 88 88 512
630 6 75 75 588
640 1 13 13 600
650 8 100 100 700
660 3 38 38 738
670 1 13 13 750
680 7 88 88 838
690 1 13 13 850
700 1 13 13 863
710 1 13 13 875
720 1 13 13 888
730 2 25 25 913
740 2 25 25 938
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
a Usia Subjek
760 2 25 25 963
770 2 25 25 988
780 1 13 13 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
b Lama Pensiun
Lama Pensiun (dalam tahun)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 10 8 100 100 100
20 7 88 88 188
30 7 88 88 275
40 3 38 38 313
50 9 113 113 425
60 6 75 75 500
70 5 63 63 563
80 5 63 63 625
90 4 50 50 675
100 3 38 38 713
110 2 25 25 738
120 4 50 50 788
130 4 50 50 838
140 5 63 63 900
150 2 25 25 925
160 1 13 13 938
170 1 13 13 950
180 1 13 13 963
200 3 38 38 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 7
Deskriptif Data Penelitian
(one sample t-test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
1 Kesejahteraan Psikologis
One-Sample Statistics
N Mean
Std
Deviation
Std Error
Mean
Total 80 118525 90888 10162
One-Sample Test
Test Value = 95
t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Total 23151 79 000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 8
Uji Normalitas dan Homogenitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
1 Uji Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kesejahteraan
Psikologis 80 1000 0 00 80 1000
Descriptives
Statistic Std Error
Kesejahteraan
Psikologis
Mean 11853 1016
95 Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 11650
Upper Bound 12055
5 Trimmed Mean 11806
Median 11650
Variance 82607
Std Deviation 9089
Minimum 100
Maximum 148
Range 48
Interquartile Range 11
Skewness 946 269
Kurtosis 803 532
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
a Lilliefors Significance Correction
Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem amp Leaf
200 10 04
500 10 77789
2500 11 0000011111222333334444444
2100 11 555555667888888888999
1000 12 0112222334
700 12 5677888
300 13 234
300 13 556
400 Extremes (gt=138)
Stem width 10
Each leaf 1 case(s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3 Uji Homogenitas
Group Statistics
Status Pernikahan N Mean Std Deviation
Std Error
Mean
Kesejahteraan
Psikologis
Menikah 40 11878 8185 1294
JandaDuda 40 11828 10010 1583
Independent Samples Test
Levenes Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
Std Error
Difference
95
Confidence
Interval of
the
Difference
Lower
Uppe
r
Kesejahtera
an
Psikologis
Equal
variances
assumed
2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457
0
Equal
variances
not
assumed
245 75041 807 500 2045 -3573 457
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 9
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Uji Hipotesis Penelitian
Ranks
Status
Pernikahan N Mean Rank
Sum of
Ranks
Kesejahteraan
Psikologis
menikah 40 4239 169550
jandaduda 40 3861 154450
Total 80
Test Statisticsa
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
a Grouping Variable Status Pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
ldquo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Semua hasil dari usaha dan kerja keras ini aku persembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus sumber kekuatan dan penolongku
Bunda Maria Bunda yang terkasih
St Antonius St Yoseph dan St Yohanes De Britto pelindung dan
penyemangatku
Bapak Ibu dan Adik yang selalu menjadi motivasi dan semangatku
Sahabat-sahabatku dan seluruh orang yang kukasihi
Serta untuk semua para pejuang masa depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA PENSIUN
DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
Antonius Mei Setyabudi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa
pensiun yang ditinjau dari status pernikahan Variabel kesejahteraan psikologis terdiri dari enam
dimensi yaitu penerimaan diri hubungan yang positif dengan orang lain otonomi penguasaan
lingkungan tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi Subjek penelitian ini berjumlah 80
orang pensiunan yang terdiri dari 40 orang dari kelompok menikah dan 40 orang dari kelompok
jandaduda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis yang
dikembangkan oleh peneliti Skala kesejahteraan psikologis ini terdiri dari 38 item dengan nilai
reliabilitas alpha berstrata sebesar 0893 (αs = 0893) Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan teknik analisis uji beda mann-whitnney u test Hasil uji beda kesejahteraan
psikologis antara kelompok menikah dan kelompok jandaduda diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0467 (p gt 005) Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan pada
masa pensiun yang ditinjau dari status pernikahan
Kata kunci kesejahteraan psikologis masa pensiun status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE DIFFERENCES OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN
RETIREMENT THAT REVIEWED FROM THE MARITAL STATUS
Antonius Mei Setyabudi
ABSTRACT
The purpose of this study was to understand the differences between psychological
well-being in retirement that reviewed from the marriage status Psychological well-being
is concluded of six dimensions self acceptance positive relations with others autonomy
enviromental mastery purpose of life and personal growth There was 80 subjects that had
been retired with 40 subjects from the married group and 40 subjects from the widows that
obtained with sampling methods convenience sampling The data obtained from well-being
psychology scales that developed by researcher The well-being scales included 38 items
with reliability of alpha stratified 0893 (αs = 0893) This study was quantitative difference
test with mann-whitnney u test The result from well-being between married group and
widows group showed the significancy 0467 (pgt005) The result showed that there was
no differences between the well-being on the retired stage that reviewed from the marriage
status
Keywords Psychological well-being retirement marital status
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga
penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa
Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik
Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program
Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma
2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma
3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk
menyelesaikan skripsi
4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang
sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik
5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan
waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan
banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai
kehidupan
7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas
segala bantuan yang diberikan
8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku
Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa
BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI
Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses
perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi
9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner
10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak
henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan
mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi
11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek
namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress
skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur
e
12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
mendukung penulis
13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi
bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang
lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN MOTTO iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 10
D Manfaat Penelitian 10
BAB II LANDASAN TEORI 12
A Kesejahteraan Psikologis 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14
3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20
B Status Pernikahan 29
1 Menikah 29
2 JandaDuda 30
C Masa Pensiun 31
1 Pengertian Masa Pensiun 31
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahaan 38
E Skema Penelitian 41
F Hipotesis 42
BAB III METODE PENELITIAN 43
A Jenis Penelitian 43
B Identifikasi Variabel Penelitian 43
C Definisi Operasional 43
D Subjek Penelitian 44
E Metode dan Alat Pengambilan Data 45
F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47
1 Validitas 48
2 Reliabilitas 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3 Daya Diskriminasi Item 49
G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50
H Metode Analisis Data 54
1 Uji Asumsi 54
2 Uji Hipotesis 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56
A Pelaksanaan Penelitian 56
B Deskripsi Subjek Penelitian 57
C Deskripsi Data Penelitian 58
D Hasil Analisis Data 60
1 Uji Asumsi 60
2 Uji Hipotesis 61
E Pembahasan 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67
A Kesimpulan 67
B Keterbatasan Penelitian 67
C Saran 68
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47
Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53
Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57
Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58
Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60
Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61
Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76
Lampiran 2 Skala Try out 84
Lampiran 3 Skala Penelitian 94
Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102
Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor
total) 107
Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111
Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116
Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118
Lampiran 9 Uji Hipotesis 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks
Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil
indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level
6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori
bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya
6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan
cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa
pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi
karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)
Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil
(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC
Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun
dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif
bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak
lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih
baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)
Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai
dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk
beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir
dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini
seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada
organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada
masa pensiun (Apsari 2012)
Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun
merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam
kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari
dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai
masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres
(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan
orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi
masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung
rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari
bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)
Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan
bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya
memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta
kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan
keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk
menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi
(Apsari 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi
orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp
Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh
lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali
diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan
kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep
kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi
juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan
yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)
Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang
menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang
tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian
Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak
hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu
serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta
kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut
Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang
mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga
diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih
sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-
being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)
Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat
menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi
yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes
dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan
psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan
bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat
dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington
2012)
Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-
Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan
psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya
berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu
yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan
membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan
kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989
dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong
seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha
untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp
Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik
Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan
individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap
perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi
dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik
Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya
penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan
psikologis yang baik
Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke
dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)
Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-
acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with
other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental
mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi
(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani
amp Jannah 2014)
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis
kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff
1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman
berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu
yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah
atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu
individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total
yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah
memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status
pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri
serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap
kehilangan pasangannya (Ryff 2014)
Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan
mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu
hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat
sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan
bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih
pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari
pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)
Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih
menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah
menikah (Marks 1996)
Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)
berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki
mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-
hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada
orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah
memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada
responden yang menikah (Marks 1996)
Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih
lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan
memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan
dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau
hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan
dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang
intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan
karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp
Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks
1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif
menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi
pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis
Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara
umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang
dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai
dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009
dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada
orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin
memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak
dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin
memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah
relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan
(Santrock 2012)
Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka
miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah
maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan
pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan
pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam
menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan
dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang
merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang
menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran
pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial
Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial
(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial
dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki
kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)
Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk
mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung
Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan
status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran
pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah
pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian
sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada
kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang
dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur
yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai
keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu
sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya
barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)
Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan
normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)
menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan
sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan
maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan
psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh
terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
B Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
C Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis
pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
D Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang
psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan
psikologis terutama pada masa pensiun
2 Manfaat Praktis
a Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk
membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang
akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada
karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah
khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b Bagi para pensiunan
1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada
pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta
mengembangkannya dengan lebih baik
2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan
tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling
mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat
mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi
kesejahteraan psikologis
3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki
pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga
saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu
mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A Kesejahteraan Psikologis
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis
Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman
hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI
2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean
Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa
Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian
tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff
1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada
eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan
atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial
maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada
bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat
membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)
Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan
dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan
psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan
subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah
persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari
evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi
dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life
satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya
afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut
Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin
dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic
karena lebih mengarah pada kepuasan fisik
Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau
psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam
Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat
eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan
mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al
2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat
seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan
interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization
milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik
Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff
1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga
menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan
menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik
Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa
dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria
mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-
being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi
secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik
Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan
bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap
psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk
menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis
akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas
hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis
Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam
enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan
psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)
antara lain
a Penerimaan Diri
Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera
adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat
seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan
maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life
span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa
lalu (Ryff 1989)
Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki
karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan
menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang
baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap
kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik
merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi
di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas
pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff
2014)
b Hubungan Positif Dengan Orang Lain
Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen
utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai
memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang
terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang
mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan
orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan
(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)
bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini
yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff
1989)
Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain
dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik
hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang
lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati
kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi
dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah
digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan
kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk
menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi
dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat
kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain
(Ryff 2014)
c Otonomi
Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki
lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini
akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang
lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik
dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan
kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan
yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp
Singer 1996)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi
digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya
mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak
sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan
mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan
evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk
membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam
berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)
d Penguasaan Lingkungan
Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai
kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan
agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport
menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan
keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan
dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu
memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur
lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah
lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik
Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu
seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi
penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu
menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya
mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan
kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu
untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai
individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya
merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan
di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya
dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff
2014)
e Tujuan dalam Hidup
Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan
dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan
bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya
sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan
untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai
integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)
Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi
tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup
kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki
makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang
keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta
tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki
karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya
memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam
hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan
tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat
munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)
f Pertumbuhan Pribadi
Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu
perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi
yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin
berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk
mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori
perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau
tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan
pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang
melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka
terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu
dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan
tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada
dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat
melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya
keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap
dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik
dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap
atau perilaku yang baru (Ryff 2014)
3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin
kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp
Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah
sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan
well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian
pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain
penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai
intervensi dan klinis
a Usia
Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan
psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi
penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang
tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain
dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup
menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah
hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti
penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain
menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga
rentang usia
b Jenis Kelamin
Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)
menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara
konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi
hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan
pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita
lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi
berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)
c Kebudayaan
Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara
budaya individualistik (independent) dengan kolektif
(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang
cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau
otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada
budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp
Singer 1996)
Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan
menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di
negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat
Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya
dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan
skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan
pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)
d Status Sosial
Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan
dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan
seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki
pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi
tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi
Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan
bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan
kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan
bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan
menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff
amp Singer 1996)
e Pengalaman dan Sejarah Hidup
Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman
hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman
tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi
kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang
sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang
bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi
penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri
dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana
mereka membesarkan anak dan bagaimana anak
membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer
1996)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap
kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana
pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan
lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan
pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi
depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)
f Perkembangan dan Penuaan
Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan
penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa
mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti
(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada
pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang
dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke
waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa
dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi
menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa
tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka
seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi
ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin
menjadi muda
Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada
kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir
dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya
diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo
Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses
psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang
fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta
dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir
akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi
daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas
perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)
g Kepribadian
Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar
terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan
pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada
penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model
kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan
pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan
personal growth agreeableness berhubungan dengan positive
relations with others dan extraversion conscientiousness dan
neuroticism berhubungan dengan environmental mastery
purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)
Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain
yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi
tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh
sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel
yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan
dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional
(Ryff 2014)
h Pengalaman Keluarga
Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan
memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-
being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki
peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam
dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu
individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu
yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada
wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada
dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita
yang menikah
Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua
juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang
dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan
baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap
tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)
menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di
masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun
psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang rendah
i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain
Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar
karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap
kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis
pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai
beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa
beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami
individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran
dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan
psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang
berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap
perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)
Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar
dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan
psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar
cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan
lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang
tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai
relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan
psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan
dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada
tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki
nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)
j Kesehatan
Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil
bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki
keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki
(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka
mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan
psikologis setelah melewati masa sakit
k Studi Klinis
Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat
eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari
tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang
penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh
Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti
schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia
agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan
bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui
dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam
hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)
Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar
dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru
untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff
(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat
mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala
gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan
meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek
eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
B Status Pernikahan
Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status
pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup
dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada
Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan
Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda
1 Menikah
Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk
antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum
dan agama dengan tujuan membentuk keluarga
Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa
aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting
(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan
terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat
memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)
menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit
memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah
serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya
2 JandaDuda
Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak
bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian
suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai
seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau
telah bercerai dengan istrinya
Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa
tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat
menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat
mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)
Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan
keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi
Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu
pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama
bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan
(Santrock 2014)
Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan
oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa
alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan
dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama
mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan
perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka
bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan
perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup
C Masa Pensiun
1 Pengertian Masa Pensiun
Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana
karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia
kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi
(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan
dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana
pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai
angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase
menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah
menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun
juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan
karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus
pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan
menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa
pensiun (Apsari 2012)
Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan
bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola
hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran
perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan
terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan
tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa
perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja
menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya
interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu
luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)
Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa
ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit
melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa
pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa
fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada
fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-
pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan
bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang
komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)
Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase
awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan
pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak
pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka
mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih
banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun
karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami
kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The
Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai
menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang
pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-
orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan
dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih
realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang
memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan
yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada
masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan
yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase
terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena
orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan
mencukupi kebutuhannya sendiri
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah
penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal
ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada
individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)
Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan
ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun
dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan
dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)
Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang
disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis
dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi
fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan
(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak
bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial
membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari
harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya
stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)
Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah
(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan
bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu
peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik
terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang
memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang
meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada
negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa
yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan
para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang
membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima
kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki
jabatan dan sudah pensiun
Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para
pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada
masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa
pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses
perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga
menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang
dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada
timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi
dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan
dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun
adalah
a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya
Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita
lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada
sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya
baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka
dan sebaliknya
b Perubahan dalam perilaku seksual
Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih
banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik
sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa
pensiun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan
Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk
mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat
perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak
kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka
dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri
d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of
parental dependency)
Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak
terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan
seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan
sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang
pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini
Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu
dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu
penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya
hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya
kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian
penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai
kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh
pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun
nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga
kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan
fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat
membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahan
Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai
sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun
dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya
perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya
kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah
menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun
(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi
orang yang akan menghadapi masa pensiun
Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu
seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki
mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi
serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan
Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran
pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan
psikologis
Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan
potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan
meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya
mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai
kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam
Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu
Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang
memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk
menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya
Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah
berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami
depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti
menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian
(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan
yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan
dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki
pasangan lagi
Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada
seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki
pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan
kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya
seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)
akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan
akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang
memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga
tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E Skema Penelitian
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis
Masa Pensiun
Status
Pernikahan
JandaDuda
(Sudah tidak memiliki secara
hukummeninggal)
Menikah
(Masih memiliki pasangan)
Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa
yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki
masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi
berbeda daripada dirinya sekarang sedikit
kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain
sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli
tentang orang lain terisolasi dalam hubungan
interpersonal tidak mau membuat kompromi
dalam hubungan dengan orang lain cenderung
mementingkan harapan dari orang lain
bergantung pada penilaian orang lain mengikuti
tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan
mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki
lingkungan di sekitarnya tidak menyadari
kesempatan yang ada kurang mampu
mengontrol dunia luar kurang memiliki makna
terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan
tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup
tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa
lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat
memunculkan makna dalam hidup merasa tidak
dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan
diri merasa bosan dengan kehidupannya dan
merasa tidak dapat berkembang
Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui
menerima segala aspek dalam diri memiliki
perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya
hangat menyenangkan percaya dan
mementingkan kesejahteraan orang lain
berempati kasih sayang intim saling berbagi
dalam hubungan bebas dan dapat menentukan
nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial
mengelola perilaku dari dalam mampu
mengevaluasi diri mampu menguasai dan
mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas
menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk
membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai
dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai
tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan
saat ini dan masa lalu memegang keyakinan
terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam
tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus
berkembang melihat diri sebagai pribadi yang
tumbuh dan berkembang terbuka terhadap
pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan
melakukan perubahan agar tetap mencerminkan
pengetahuan tentang diri
Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah
H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
ditinjau dari status pernikahaan
H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu
penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok
penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar
2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat
kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan
pensiunan yang jandaduda
B Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut
Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis
Variabel Bebas Status Pernikahan
C Definisi Operasional
1 Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah
berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan
yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga
memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya
dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari
skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala
kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki
2 Status Pernikahan
Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan
perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda
adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang
dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas
mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang
ditujukan kepada subjek
D Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang
sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience
sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan
untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp
Jannah 2008 Supratiknya 2015)
Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk
pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa
Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia
55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan
digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun
Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang
dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki
pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki
telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok
jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan
berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan
psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)
E Metode dan Alat Pengambilan Data
Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan
terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis
menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan
unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)
Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan
tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan
sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar
menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan
agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari
aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode
summated rating dengan ketentuan sebagai berikut
1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan
jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4
2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan
jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1
Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total
jawaban subjek pada skala yang diberikan
Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel
1 berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 1
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis
Keterangan Item yang gugur
F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur
Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah
memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap
masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item
mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final
tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk
memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan
pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu
maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi
keseluruhan item
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69
(833)
12 44 53 57 58
68 (833)
12
(1667)
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang lain
20 25 27 29 42
55 (833)
4 13 43 50 70
71(833)
12
(1667)
3 Otonomi 18 24 56 61 62
72 (833)
11 28 33 34
41 47 (833)
12
(1667)
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 51 52 54
67 (833)
3 7 16 22 45
63 (833)
12
(1667)
5 Tujuan Dalam
Hidup
15 17 21 31 32
60 (833)
6 30 37 46
49 65 (833)
12
(1667)
6 Pertumbuhan
Pribadi
9 35 39 40 48
64 (833)
2 5 26 36 59 66
(833)
12
(1667)
Total 36 36 72
(100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1 Validitas
Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam
melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya
(Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)
yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat
professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini
akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam
penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing
2 Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau
kelompok (Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan
konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan
antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi
reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali
pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik
yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini
reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam
teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki
koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3 Daya Diskriminasi Item
Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item
mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki
dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya
diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi
antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan
menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)
Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan
tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka
daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien
korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut
mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi
(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar
korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang
memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda
yang rendah
G Pengujian Alat Ukur Penelitian
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh
dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan
subjek yang memenuhi kriteria penelitian
Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf
reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya
2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek
pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek
didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai
Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta
Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta
Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item
Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada
pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba
dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur
a Seleksi Item
Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for
Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan
menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang
terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan
penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030
maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030
maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item
terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta
perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai
cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini
dianggap memiliki enam skala
Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item
memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524
Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item
yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi
Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026
sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima
item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item
diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659
Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan
pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337
sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum
dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan
0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit
antara 0319 sampai dengan 0444
Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item
berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran
item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761
Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti
menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan
0583
Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis
setelah dilakukan seleksi item
Tabel 2
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil
ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran
(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa
reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang
berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini
dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
20 25 29 42 13 43 50 7
3 Otonomi 18 56 72 - 3
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 54 67 3 7 22 7
5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5
6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8
Total 22 16 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program
SPSS
Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap
dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis
Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha
berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi
reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur
internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes
(Widhiarso 2011)
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan
penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata
αstrat = 1 -
119896sum
119894=1120590119894
2(1minusα119894)
1205901199092
Keterangan
1205901198942 = varian butir komponen ke-i
α119894 = realibilitas komponen ke-i
1205901199092 = varian skor total tes
No Dimensi
Koefisien Alpha
Sebelum
Seleksi Item
Setelah Seleksi
Item
1 Penerimaan Diri 0654 0688
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
0702 0771
3 Otonomi 0477 0602
4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653
5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800
6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
αs = 1 minus
5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)
+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)
82607= 0893
Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala
kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu
0893 (αs=0893)
H Metode Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent
sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala
kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji
normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang
dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji
normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal
maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney
u test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala
kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan
yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan
Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)
Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI
Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan
dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan
pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini
berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang
menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun
meninggal (jandaduda)
Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya
akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu
kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan
pengisian skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B Deskripsi Subjek Penelitian
Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui
persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok
menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia
subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil
sebagai berikut
Tabel 4
Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara
keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok
menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok
menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin
perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin
laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan
subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan
24 subjek berjenis kelamin perempuan
Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total
Menikah Laki-laki 35 subjek
Perempuan 5 subjek
40 subjek
JandaDuda Laki-laki 21 subjek
Perempuan 19 subjek
40 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 5
Persebaran Subjek Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini
berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek
Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13
subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek
berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan
frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia
636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi
terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65
tahun
C Deskripsi Data Penelitian
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan
psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau
rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean
empiris pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis
Usia Jumlah
55 ndash 60 tahun 26 subjek
61 ndash 65 tahun 30 subjek
66 ndash 70 tahun 13 subjek
71 ndash 75 tahun 6 subjek
76 ndash 80 tahun 5 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 6
Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan
psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai
mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki
tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara
mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis
Tabel 7
Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean
teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki
perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005
yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian
ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Pengukuran Teoritis Empiris
Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD
Kesejahteraan
Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi
Test Value = 95
t Df Sig (2
Tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kesejahteraan
Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D Hasil Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini
Tabel 8
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa
variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar
0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara
signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan
bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini
Tabel 9
Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang
didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa
asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian
dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan
homogen
2 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil
yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt
Levenes Test for Equality of
Variances
F Sig
Kesejahteraan
Psikologis
Equal variances
assumed 2144 147
Equal variances not
assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik
digunakan jika persebaran data tidak normal
Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas
pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)
menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan
yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel
bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak
Tabel 10
Hasil Uji Mann-Whitney U Test
Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu
nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)
Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak
sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah
dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
E Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal
ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)
Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai
koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok
menikah dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya
kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff
1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk
pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting
untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam
hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan
dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp
Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa
lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat
menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka
inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai
succesful aging
Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan
membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang
tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan
sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan
dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang
memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran
pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan
psikologis
Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat
digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang
kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan
yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar
terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting
sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart
1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)
menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari
orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis
bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka
yang memiliki pasangan
McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat
menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan
kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan
nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap
satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil
dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-
teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan
yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan
pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan
keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu
menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa
tidak sendirian
Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya
yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan
tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan
yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di
dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan
dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu
menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan
orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada
masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya
seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-
tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam
suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak
secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas
maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu
membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan
hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar
pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan
kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus
RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar
para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-
parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data
yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji
analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu
teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas
Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar
0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda
B Keterbatasan Penilitan
Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah
berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi
fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang
diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini
memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan
sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis
penelitian
Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa
instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009
Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya
measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki
nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement
errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing
dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint
skala kesejahteraan psikologis
C Saran
1 Bagi subjek
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan
yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan
psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena
dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai
kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik
2 Bagi perusahaan
Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan
jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu
dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat
terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan
diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya
kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi
pensiunan
3 Bagi Penelitian Selanjutnya
Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena
minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria
penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan
psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain
itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun
berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada
penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah
item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa
dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator
perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar
mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan
variable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Daftar Pustaka
Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun
Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-
masyarakat-ri-tunda-pensiun
Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari
httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit
Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos
Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada
Lansia Bandung Universitas Padjajaran
Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-
Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security
Character Volume 3 No 2
Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological
Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas
Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan
Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Widya Mandala
Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan
Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober
2010
Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari
httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-
daftar-subjek1
Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey
Pearson Education Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September
2015 dari
httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi
ashtml
Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25
Tahun Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-
tanpa-gaji-selama-25-tahun
Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher
Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social
and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348
Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks
Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga
Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute
Working Paper Series 131 Januari 2010
Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological
Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology
Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222
Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and
Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No
4 (Nov 1996) pp 917-932
Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka
Pelajar
McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New
York Oxford University Press Inc
Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological
Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No
3(Sep 1973) pp 226-232
Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia
Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)
Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat
Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality
Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer
Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning
of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology
1989 Vol 57 No 6 1069-1081
Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in
Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104
Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science
and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28
Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being
Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-
727
Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning
Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother
Psychosom 19966514-23
Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran
Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02
Agustus 2013
Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta
Universitas Sanata Dharma
Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT
Elex Media Komputindo
Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta
Erlangga
Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New
York McGraw-Hill Education
Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing
Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication
doi 101037a0022411
Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group
Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers
Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The
Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition
California Sage Publications Inc
Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing
The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349
Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada
University Press
Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata
Dharma
Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari
httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan
Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada
Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang
Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1
Agustus 2012
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Diakses dari
wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf
van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-
Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a
Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal
Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of
Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691
Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan
Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2
2009
Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis
UGM
Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil
22 Juni 2016 dari
httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf
Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)
Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To
Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice
2012 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN 1
Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Blueprint skala kesejahteraan psikologis
No Dimensi Indikator Item
Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri
Individu yang sehat
secara mental
didefinisikan
mampu untuk
menerima dirinya
dan kehidupan
masa lalunya secara
positif
Memahami
dan
menerima
seluruh aspek
pada diri
Saya menyadari
bahwa saya
memiliki
kelebihan
maupun
kekurangan
Saya tidak tahu
kelebihan
maupun
kekurangan yang
saya miliki
Saya dapat
menerima segala
aspek dalam diri
saya
Saya merasa
kecewa dengan
diri saya saat ini
Memiliki
pandangan
positif
terhadap diri
sendiri
Secara umum
saya merasa
percaya diri
mengenai diri
saya sendiri saat
ini
Saya merasa
tidak puas
dengan diri saya
saat ini
Menerima
secara positif
kehidupan
masa lalunya
Pengalaman di
masa lalu
membuat saya
belajar untuk
menjadi lebih
baik ke
depannya
Menurut saya
pengalaman di
masa lalu hanya
akan menjadi
beban pikiran
saya
Bagi saya
pengalaman di
masa lalu
merupakan
pengalaman
yang sangat
berharga
Saya merasa
tidak
memperoleh
banyak hal
berharga dari
pengalaman di
masa lalu
Saya merasa
puas dengan
pencapaian-
pencapaian di
masa lalu
Saya merasa
kecewa dengan
apa yang telah
saya lakukan di
masa lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang Lain
Individu sehat
secara mental
adalah individu
yang memiliki
kemampuan untuk
mencintai memiliki
perasaan yang
kuatakan rasa
empati kasih
sayang kehangatan
dan penghargaan
terhadap orang lain
Terbuka
kepada orang
lain
Bila ada
masalah saya
selalu berusaha
untuk bercerita
kepada orang
lain setidaknya
untuk
meringankan
beban saya
Saya enggan
bercerita
mengenai
permasalahan
saya kepada orang
lain
Memiliki
kepercayaan
terhadap
orang lain
Saya dapat
menaruh
kepercayaan
kepada orang
lain
Saya merasa ragu
apakah orang lain
dapat
mempercayai
saya
Memiliki
empati kasih
sayang dan
keintiman
dengan orang
lain
Bagi saya
menjaga relasi
dengan orang
lain merupakan
hal yang penting
dilakukan
Menjaga relasi
dengan orang lain
merupakan hal
yang menyulitkan
bagi saya
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
merupakan cara
saya menjaga
hubungan
dengan orang
lain
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
bukan merupakan
hal yang penting
Memiliki
kehangatan
dengan orang
lain
Saya merasa
nyaman ketika
sedang
berbincang-
bincang dengan
orang lain
Sulit bagi saya
untuk merasa
nyaman ketika
berbincang
dengan orang lain
Dapat
berkumpul
dengan orang
lain merupakan
hal yang patut
disyukuri dalam
hidup saya
Menurut saya
berkumpul
dengan orang lain
merupakan
kegiatan yang
membosankan
dan membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Otonomi
Seseorang yang berfungsi
secara utuh tidak
membutuhkan persetujuan
orang lain untuk membuat
evaluasi yang sesuai
dengan standar dirinya
sendiri (internal locus of
evaluation) sehingga
individu terbebas dari
keyakinan kolektif norma
dan peraturan yang
mengikat serta mampu
bertahan dari tekanan sosial
dengan berpikir dan
bertindak secara tepat
Mampu
membuat
keputusan
tanpa
tergantung
pada orang
lain
Keputusan
yang saya
buat
merupakan
murni
keputusan
saya sendiri
Saya sering
kali
dipengaruhi
orang lain
dalam
membuat
kuputusan
Saya yakin
setiap orang
memiliki
kebebasan
dalam
menentukan
pilihan hidup
begitu juga
dengan saya
Saya sangat
membutuhka
n orang lain
untuk
menentukan
pilihan hidup
saya
Saya akan
tetap pada
keputusan
saya
meskipun
orang lain
tidak setuju
Saya akan
mengubah
keputusan
saya bila ada
orang lain
yang tidak
setuju dengan
saya
Mampu
membuat
evaluasi
yang sesuai
dengan
standar
dirinya
sendiri
Kesalahan
yang saya
perbuat
menjadi
pelajaran
berharga bagi
saya
Kesalahan
saya
sebelumnya
merupakan
hal yang
memalukan
bagi saya dan
ingin saya
lupakan
Saya menilai
diri saya
sendiri
dengan nilai-
nilai yang
saya anggap
penting
bukan dari
orang lain
Penilaian dari
orang lain
merupakan
penilaian
yang penting
untuk saya
Mampu
bertahan
dari tekanan
sosial
Saya akan
berusaha
mengatasi
tekanan sosial
Saya tidak
tahu
bagaimana
saya harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan
berpikir dan
bertindak
secara tepat
dengan
memikirkan
dan bertindak
dengan cara
yang tepat
mengatasi
tekanan sosial
dengan tepat
4 Penguasaan Lingkungan
Kemampuan individu
untuk
memilihmenciptakan
lingkungan agar sesuai
dengan kondisi
psikologisnya serta ikut
serta dan terlibat dengan
kegiatan di luar lingkungan
dirinya sehingga dapat
mengambil keuntungan
dari lingkungannya
Mampu
mengelola
aktivitas
sehari-hari
Saya merasa
cukup baik
dalam
mengelola
banyak
kegiatan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Banyaknya
kegiataan
sehari-hari
membuat
saya
mengalami
kesulitan
dalam
mengelolany
a
Menurut
saya
aktivitas yang
saya lakukan
dapat berjalan
dengan baik
Saya merasa
kesulitan
dalam
melakukan
aktivitas yang
saya miliki
Saya merasa
senang
meskipun
aktivitas yang
saya lakukan
cukup
banyak
Semakin
banyak
kegiatan
semakin
membuat
saya kesulitan
dalam
menjalaninya
Terlibat
dalam
aktivitas di
luar
lingkungan
dirinya
Kegiatan di
luar rumah
membuat
saya merasa
lebih
nyaman
Saya merasa
tidak nyaman
ketika
melakukan
kegiatan di
luar
Saya lebih
senang
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Saya merasa
kurang
tertarik ketika
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Menggunak
an
kesempatan
yang ada di
Saya senang
mengikuti
kegiatan
dapat
Saya tidak
ingin
mengikuti
kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
lingkungan
secara
efektif
memberi
wawasan
baru bagi
saya
dapat
memberi
wawasan
baru bagi
saya
5 Tujuan Dalam Hidup
Individu yang sehat secara
mental didefinisikan
memiliki tujuan dan makna
dalam hidup sehingga
mampu melihat perubahan
keinginan menjadi lebih
produktif
menciptakanmencapai
integritas emosional di
kemudian hari
Memiliki
cita-cita dan
tujuan
Saya akan
berusaha
mewujudkan
keinginan
yang saya
miliki
Keinginan
dan cita-cita
yang saya
miliki hanya
akan
membebani
hidup saya
Saya selalu
ingin
memiliki
kehidupan
yang lebih
baik dari
sebelumnya
Saya sudah
puas dengan
apa yang saya
miliki di saat
ini
Meyakini
tujuan hidup
yang
dimiliki
Saya yakin
bahwa saya
dapat
membuat hari
esok lebih
baik lagi
Menurut
saya hari
esok akan
sama saja
dengan hari
ini dan tidak
ada yang bisa
saya lakukan
untuk
mengubahny
a
Penting bagi
saya untuk
dapat
mewujudkan
cita-cita yang
saya miliki
Dahulu saya
memiliki cita-
cita yang
ingin saya
wujudkan
namun
sekarang hal
itu sudah
tidak penting
lagi
Memiliki
kemampuan
untuk
mencapai
tujuan hidup
Saya senang
melakukan
perencanaan
untuk masa
depan dan
berusaha
Saya merasa
perencanaan
yang sudah
saya lakukan
merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
untuk
mewujudkan
nya
hal yang sia-
sia
Kemampuan
yang saya
miliki dapat
membantu
mencapai
tujuan hidup
saya
Saya tidak
memiliki
kemampuan
yang cukup
untuk
mencapai
tujuan hidup
saya
6 Pertumbuhan Pribadi
Individu yang tidak hanya
memiliki satu
perkembangan
karakteristik di masa lalu
namun juga memiliki
potensi yang dapat
dikembangkan agar tetap
tumbuh dan berkembang
dalam menghadapi
tantangantugas baru
Memiliki
pandangan
sebagai
pribadi yang
tumbuh dan
berkembang
Saya
memiliki
keyakinan
bahwa
kehidupan
merupakan
proses yang
terus
berlanjut
Menurut
saya proses
kehidupan
akan berhenti
ketika saya
sudah tua
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
saya
kembangkan
lagi di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
Menyadari
potensi
yang
dimiliki
Saya
menyadari
potensi yang
saya miliki
dan ingin
mengembang
kannya
Saya tidak
tahu potensi
apa yang saya
miliki selama
ini
Terbuka
terhadap
pengalaman
baru
Saya ingin
mencoba hal-
hal baru yang
dapat
membantu
saya
mengembang
kan potensi
diri
Saya merasa
tidaklah
penting
mencoba hal-
hal baru
karena hal
tersebut
hanya
membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Melihat
peningkatan
dalam diri
dari waktu
ke waktu
Saya merasa
potensi dalam
diri saya
semakin
berkembang
karena
pengalaman
yang saya
miliki
Pengalaman
yang saya
miliki tidak
dapat
membantu
mengembang
kan potensi
dalam diri
saya
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
berkembang
di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 2
Skala Try Out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
SKALA TRY OUT
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan
saya kepada orang lain
5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal
baru karena hal tersebut hanya membuang waktu
saja
6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan
merupakan hal yang sia-sia
7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai
diri saya sendiri saat ini
9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
saya kembangkan lagi di masa mendatang
10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk
menentukan pilihan hidup saya
12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan
yang saya miliki
13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-
cita yang saya miliki
16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat
memberi wawasan baru bagi saya
17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih
baik dari sebelumnya
18 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No Pernyataan STS TS S SS
20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian
di masa lalu
24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam
menentukan pilihan hidup begitu juga dengan
saya
25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang
lain
26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa
dengan kemampuan yang saya miliki sekarang
27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-
bincang dengan orang lain
28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam
membuat kuputusan
29 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya
wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak
penting lagi
31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi
tekanan sosial dengan tepat
34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang
penting untuk saya
35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti
ketika saya sudah tua
37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya
akan membebani hidup saya
38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
berkembang di masa mendatang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Pernyataan STS TS S SS
40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin
berkembang karena pengalaman yang saya miliki
41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang
lain yang tidak setuju dengan saya
42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal
berharga dari pengalaman di masa lalu
45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan
kegiatan yang melibatkan orang lain
46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari
ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk
mengubahnya
47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang
memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan
48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan
merupakan proses yang terus berlanjut
49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk
mencapai tujuan hidup saya
50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih
nyaman
52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang
melibatkan orang lain
53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini
54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk
bercerita kepada orang lain setidaknya untuk
meringankan beban saya
56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat
membantu mengembangkan potensi dalam diri
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No Pernyataan STS TS S SS
60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial
dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang
tepat
62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran
berharga bagi saya
63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan
kegiatan di luar
64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat
ini
66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya
70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat
mempercayai saya
71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika
berbincang dengan orang lain
72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 3
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
SKALA PENELITIAN
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru
karena hal tersebut hanya membuang waktu saja
5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri
saya sendiri saat ini
7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita
yang saya miliki
11 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain
17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
18 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Pernyataan STS TS S SS
21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika
saya sudah tua
23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga
dari pengalaman di masa lalu
27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu
mengembangkan potensi dalam diri saya
33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 4
Uji Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
1 Reliabilitas Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
688 688 8
2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
771 791 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 1 22375 4389 368 268 660
Item 8 22612 4494 351 224 664
Item 10 22525 4253 366 283 661
Item 14 22212 4296 431 284 647
Item 44 22700 4137 396 252 654
Item 57 22737 4196 428 417 646
Item 58 22737 4550 305 200 674
Item 68 22875 4313 377 340 658
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3 Reliabilitas Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
602 600 3
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 18 5300 1301 337 114 601
Item 56 5850 1142 439 207 459
Item 72 5600 1053 459 221 425
4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
653 675 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 13 19950 4706 395 303 786
Item 20 19363 5576 422 420 756
Item 25 19888 5240 490 295 743
Item 29 19488 5316 500 418 742
Item 42 19600 5053 659 512 713
Item 43 19613 5177 565 449 729
Item 50 19800 5276 549 380 733
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 3 18438 3718 355 371 631
Item 7 18150 4129 372 238 615
Item 19 18025 4278 392 249 610
Item 22 18350 3901 402 414 606
Item 38 18013 4418 444 347 604
Item 54 17863 4373 319 394 630
Item 67 17988 4620 335 324 628
5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
800 797 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 15 12850 2205 668 542 732
Item 21 12900 2091 761 598 700
Item 31 12975 2227 602 412 756
Item 32 12825 2526 453 268 801
Item 60 12950 2808 448 215 799
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
747 766 8
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 2 21163 6214 427 241 728
Item 5 21113 6126 489 324 712
Item 26 21150 6306 583 464 695
Item 35 20963 6771 505 337 712
Item 36 21213 6549 318 152 753
Item 59 21088 7094 377 312 732
Item 64 20975 7493 391 339 735
Item 66 21125 6465 583 365 697
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 5
Uji Koefisien Alpha Berstrata
(varian item komponen dan skor total)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
1 Kesejahteraan Psikologis
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
118525 82607 90888 38
2 Dimensi Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
688 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
25825 5412 23264 8
3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
22950 6808 26091 7
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
874 38
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
771 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4 Dimensi Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
602 3
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
8375 2187 14788 3
5 Dimensi Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
653 7
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
21138 5411 23262 7
6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
800 5
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
16125 3528 18784 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
747 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
24113 8354 28904 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 6
Data Deskriptif Subjek Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
1 Deskripsi Data Subjek
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std
Deviation
Usia 80 550 780 63650 57459
Suku 80 1 3 104 249
Jenis Kelamin 80 1 2 130 461
Status
Pernikahan 80 1 2 150 503
Lama Pensiun
(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788
Valid N
(listwise) 80
2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 550 2 25 25 25
560 3 38 38 63
570 6 75 75 138
580 4 50 50 188
590 5 63 63 250
600 6 75 75 325
610 8 100 100 425
620 7 88 88 512
630 6 75 75 588
640 1 13 13 600
650 8 100 100 700
660 3 38 38 738
670 1 13 13 750
680 7 88 88 838
690 1 13 13 850
700 1 13 13 863
710 1 13 13 875
720 1 13 13 888
730 2 25 25 913
740 2 25 25 938
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
a Usia Subjek
760 2 25 25 963
770 2 25 25 988
780 1 13 13 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
b Lama Pensiun
Lama Pensiun (dalam tahun)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 10 8 100 100 100
20 7 88 88 188
30 7 88 88 275
40 3 38 38 313
50 9 113 113 425
60 6 75 75 500
70 5 63 63 563
80 5 63 63 625
90 4 50 50 675
100 3 38 38 713
110 2 25 25 738
120 4 50 50 788
130 4 50 50 838
140 5 63 63 900
150 2 25 25 925
160 1 13 13 938
170 1 13 13 950
180 1 13 13 963
200 3 38 38 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 7
Deskriptif Data Penelitian
(one sample t-test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
1 Kesejahteraan Psikologis
One-Sample Statistics
N Mean
Std
Deviation
Std Error
Mean
Total 80 118525 90888 10162
One-Sample Test
Test Value = 95
t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Total 23151 79 000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 8
Uji Normalitas dan Homogenitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
1 Uji Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kesejahteraan
Psikologis 80 1000 0 00 80 1000
Descriptives
Statistic Std Error
Kesejahteraan
Psikologis
Mean 11853 1016
95 Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 11650
Upper Bound 12055
5 Trimmed Mean 11806
Median 11650
Variance 82607
Std Deviation 9089
Minimum 100
Maximum 148
Range 48
Interquartile Range 11
Skewness 946 269
Kurtosis 803 532
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
a Lilliefors Significance Correction
Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem amp Leaf
200 10 04
500 10 77789
2500 11 0000011111222333334444444
2100 11 555555667888888888999
1000 12 0112222334
700 12 5677888
300 13 234
300 13 556
400 Extremes (gt=138)
Stem width 10
Each leaf 1 case(s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3 Uji Homogenitas
Group Statistics
Status Pernikahan N Mean Std Deviation
Std Error
Mean
Kesejahteraan
Psikologis
Menikah 40 11878 8185 1294
JandaDuda 40 11828 10010 1583
Independent Samples Test
Levenes Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
Std Error
Difference
95
Confidence
Interval of
the
Difference
Lower
Uppe
r
Kesejahtera
an
Psikologis
Equal
variances
assumed
2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457
0
Equal
variances
not
assumed
245 75041 807 500 2045 -3573 457
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 9
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Uji Hipotesis Penelitian
Ranks
Status
Pernikahan N Mean Rank
Sum of
Ranks
Kesejahteraan
Psikologis
menikah 40 4239 169550
jandaduda 40 3861 154450
Total 80
Test Statisticsa
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
a Grouping Variable Status Pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Semua hasil dari usaha dan kerja keras ini aku persembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus sumber kekuatan dan penolongku
Bunda Maria Bunda yang terkasih
St Antonius St Yoseph dan St Yohanes De Britto pelindung dan
penyemangatku
Bapak Ibu dan Adik yang selalu menjadi motivasi dan semangatku
Sahabat-sahabatku dan seluruh orang yang kukasihi
Serta untuk semua para pejuang masa depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA PENSIUN
DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
Antonius Mei Setyabudi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa
pensiun yang ditinjau dari status pernikahan Variabel kesejahteraan psikologis terdiri dari enam
dimensi yaitu penerimaan diri hubungan yang positif dengan orang lain otonomi penguasaan
lingkungan tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi Subjek penelitian ini berjumlah 80
orang pensiunan yang terdiri dari 40 orang dari kelompok menikah dan 40 orang dari kelompok
jandaduda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis yang
dikembangkan oleh peneliti Skala kesejahteraan psikologis ini terdiri dari 38 item dengan nilai
reliabilitas alpha berstrata sebesar 0893 (αs = 0893) Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan teknik analisis uji beda mann-whitnney u test Hasil uji beda kesejahteraan
psikologis antara kelompok menikah dan kelompok jandaduda diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0467 (p gt 005) Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan pada
masa pensiun yang ditinjau dari status pernikahan
Kata kunci kesejahteraan psikologis masa pensiun status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE DIFFERENCES OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN
RETIREMENT THAT REVIEWED FROM THE MARITAL STATUS
Antonius Mei Setyabudi
ABSTRACT
The purpose of this study was to understand the differences between psychological
well-being in retirement that reviewed from the marriage status Psychological well-being
is concluded of six dimensions self acceptance positive relations with others autonomy
enviromental mastery purpose of life and personal growth There was 80 subjects that had
been retired with 40 subjects from the married group and 40 subjects from the widows that
obtained with sampling methods convenience sampling The data obtained from well-being
psychology scales that developed by researcher The well-being scales included 38 items
with reliability of alpha stratified 0893 (αs = 0893) This study was quantitative difference
test with mann-whitnney u test The result from well-being between married group and
widows group showed the significancy 0467 (pgt005) The result showed that there was
no differences between the well-being on the retired stage that reviewed from the marriage
status
Keywords Psychological well-being retirement marital status
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga
penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa
Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik
Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program
Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma
2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma
3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk
menyelesaikan skripsi
4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang
sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik
5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan
waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan
banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai
kehidupan
7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas
segala bantuan yang diberikan
8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku
Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa
BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI
Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses
perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi
9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner
10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak
henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan
mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi
11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek
namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress
skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur
e
12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
mendukung penulis
13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi
bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang
lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN MOTTO iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 10
D Manfaat Penelitian 10
BAB II LANDASAN TEORI 12
A Kesejahteraan Psikologis 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14
3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20
B Status Pernikahan 29
1 Menikah 29
2 JandaDuda 30
C Masa Pensiun 31
1 Pengertian Masa Pensiun 31
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahaan 38
E Skema Penelitian 41
F Hipotesis 42
BAB III METODE PENELITIAN 43
A Jenis Penelitian 43
B Identifikasi Variabel Penelitian 43
C Definisi Operasional 43
D Subjek Penelitian 44
E Metode dan Alat Pengambilan Data 45
F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47
1 Validitas 48
2 Reliabilitas 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3 Daya Diskriminasi Item 49
G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50
H Metode Analisis Data 54
1 Uji Asumsi 54
2 Uji Hipotesis 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56
A Pelaksanaan Penelitian 56
B Deskripsi Subjek Penelitian 57
C Deskripsi Data Penelitian 58
D Hasil Analisis Data 60
1 Uji Asumsi 60
2 Uji Hipotesis 61
E Pembahasan 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67
A Kesimpulan 67
B Keterbatasan Penelitian 67
C Saran 68
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47
Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53
Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57
Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58
Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60
Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61
Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76
Lampiran 2 Skala Try out 84
Lampiran 3 Skala Penelitian 94
Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102
Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor
total) 107
Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111
Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116
Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118
Lampiran 9 Uji Hipotesis 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks
Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil
indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level
6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori
bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya
6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan
cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa
pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi
karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)
Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil
(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC
Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun
dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif
bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak
lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih
baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)
Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai
dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk
beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir
dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini
seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada
organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada
masa pensiun (Apsari 2012)
Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun
merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam
kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari
dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai
masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres
(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan
orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi
masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung
rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari
bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)
Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan
bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya
memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta
kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan
keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk
menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi
(Apsari 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi
orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp
Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh
lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali
diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan
kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep
kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi
juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan
yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)
Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang
menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang
tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian
Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak
hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu
serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta
kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut
Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang
mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga
diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih
sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-
being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)
Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat
menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi
yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes
dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan
psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan
bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat
dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington
2012)
Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-
Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan
psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya
berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu
yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan
membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan
kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989
dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong
seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha
untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp
Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik
Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan
individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap
perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi
dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik
Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya
penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan
psikologis yang baik
Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke
dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)
Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-
acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with
other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental
mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi
(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani
amp Jannah 2014)
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis
kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff
1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman
berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu
yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah
atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu
individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total
yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah
memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status
pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri
serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap
kehilangan pasangannya (Ryff 2014)
Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan
mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu
hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat
sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan
bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih
pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari
pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)
Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih
menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah
menikah (Marks 1996)
Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)
berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki
mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-
hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada
orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah
memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada
responden yang menikah (Marks 1996)
Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih
lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan
memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan
dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau
hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan
dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang
intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan
karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp
Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks
1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif
menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi
pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis
Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara
umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang
dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai
dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009
dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada
orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin
memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak
dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin
memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah
relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan
(Santrock 2012)
Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka
miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah
maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan
pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan
pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam
menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan
dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang
merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang
menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran
pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial
Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial
(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial
dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki
kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)
Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk
mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung
Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan
status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran
pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah
pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian
sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada
kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang
dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur
yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai
keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu
sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya
barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)
Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan
normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)
menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan
sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan
maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan
psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh
terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
B Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
C Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis
pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
D Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang
psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan
psikologis terutama pada masa pensiun
2 Manfaat Praktis
a Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk
membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang
akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada
karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah
khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b Bagi para pensiunan
1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada
pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta
mengembangkannya dengan lebih baik
2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan
tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling
mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat
mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi
kesejahteraan psikologis
3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki
pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga
saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu
mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A Kesejahteraan Psikologis
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis
Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman
hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI
2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean
Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa
Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian
tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff
1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada
eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan
atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial
maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada
bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat
membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)
Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan
dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan
psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan
subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah
persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari
evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi
dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life
satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya
afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut
Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin
dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic
karena lebih mengarah pada kepuasan fisik
Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau
psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam
Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat
eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan
mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al
2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat
seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan
interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization
milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik
Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff
1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga
menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan
menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik
Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa
dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria
mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-
being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi
secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik
Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan
bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap
psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk
menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis
akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas
hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis
Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam
enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan
psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)
antara lain
a Penerimaan Diri
Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera
adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat
seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan
maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life
span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa
lalu (Ryff 1989)
Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki
karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan
menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang
baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap
kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik
merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi
di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas
pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff
2014)
b Hubungan Positif Dengan Orang Lain
Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen
utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai
memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang
terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang
mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan
orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan
(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)
bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini
yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff
1989)
Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain
dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik
hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang
lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati
kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi
dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah
digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan
kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk
menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi
dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat
kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain
(Ryff 2014)
c Otonomi
Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki
lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini
akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang
lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik
dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan
kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan
yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp
Singer 1996)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi
digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya
mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak
sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan
mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan
evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk
membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam
berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)
d Penguasaan Lingkungan
Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai
kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan
agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport
menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan
keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan
dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu
memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur
lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah
lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik
Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu
seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi
penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu
menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya
mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan
kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu
untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai
individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya
merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan
di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya
dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff
2014)
e Tujuan dalam Hidup
Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan
dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan
bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya
sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan
untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai
integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)
Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi
tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup
kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki
makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang
keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta
tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki
karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya
memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam
hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan
tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat
munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)
f Pertumbuhan Pribadi
Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu
perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi
yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin
berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk
mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori
perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau
tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan
pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang
melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka
terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu
dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan
tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada
dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat
melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya
keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap
dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik
dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap
atau perilaku yang baru (Ryff 2014)
3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin
kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp
Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah
sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan
well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian
pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain
penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai
intervensi dan klinis
a Usia
Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan
psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi
penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang
tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain
dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup
menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah
hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti
penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain
menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga
rentang usia
b Jenis Kelamin
Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)
menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara
konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi
hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan
pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita
lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi
berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)
c Kebudayaan
Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara
budaya individualistik (independent) dengan kolektif
(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang
cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau
otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada
budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp
Singer 1996)
Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan
menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di
negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat
Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya
dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan
skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan
pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)
d Status Sosial
Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan
dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan
seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki
pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi
tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi
Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan
bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan
kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan
bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan
menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff
amp Singer 1996)
e Pengalaman dan Sejarah Hidup
Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman
hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman
tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi
kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang
sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang
bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi
penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri
dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana
mereka membesarkan anak dan bagaimana anak
membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer
1996)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap
kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana
pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan
lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan
pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi
depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)
f Perkembangan dan Penuaan
Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan
penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa
mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti
(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada
pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang
dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke
waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa
dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi
menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa
tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka
seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi
ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin
menjadi muda
Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada
kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir
dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya
diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo
Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses
psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang
fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta
dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir
akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi
daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas
perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)
g Kepribadian
Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar
terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan
pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada
penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model
kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan
pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan
personal growth agreeableness berhubungan dengan positive
relations with others dan extraversion conscientiousness dan
neuroticism berhubungan dengan environmental mastery
purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)
Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain
yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi
tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh
sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel
yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan
dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional
(Ryff 2014)
h Pengalaman Keluarga
Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan
memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-
being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki
peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam
dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu
individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu
yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada
wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada
dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita
yang menikah
Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua
juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang
dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan
baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap
tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)
menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di
masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun
psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang rendah
i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain
Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar
karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap
kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis
pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai
beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa
beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami
individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran
dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan
psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang
berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap
perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)
Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar
dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan
psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar
cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan
lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang
tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai
relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan
psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan
dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada
tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki
nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)
j Kesehatan
Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil
bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki
keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki
(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka
mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan
psikologis setelah melewati masa sakit
k Studi Klinis
Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat
eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari
tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang
penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh
Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti
schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia
agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan
bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui
dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam
hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)
Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar
dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru
untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff
(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat
mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala
gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan
meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek
eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
B Status Pernikahan
Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status
pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup
dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada
Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan
Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda
1 Menikah
Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk
antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum
dan agama dengan tujuan membentuk keluarga
Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa
aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting
(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan
terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat
memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)
menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit
memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah
serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya
2 JandaDuda
Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak
bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian
suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai
seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau
telah bercerai dengan istrinya
Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa
tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat
menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat
mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)
Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan
keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi
Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu
pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama
bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan
(Santrock 2014)
Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan
oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa
alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan
dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama
mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan
perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka
bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan
perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup
C Masa Pensiun
1 Pengertian Masa Pensiun
Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana
karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia
kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi
(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan
dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana
pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai
angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase
menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah
menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun
juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan
karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus
pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan
menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa
pensiun (Apsari 2012)
Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan
bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola
hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran
perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan
terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan
tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa
perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja
menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya
interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu
luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)
Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa
ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit
melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa
pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa
fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada
fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-
pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan
bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang
komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)
Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase
awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan
pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak
pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka
mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih
banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun
karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami
kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The
Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai
menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang
pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-
orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan
dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih
realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang
memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan
yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada
masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan
yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase
terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena
orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan
mencukupi kebutuhannya sendiri
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah
penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal
ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada
individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)
Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan
ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun
dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan
dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)
Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang
disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis
dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi
fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan
(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak
bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial
membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari
harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya
stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)
Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah
(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan
bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu
peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik
terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang
memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang
meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada
negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa
yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan
para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang
membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima
kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki
jabatan dan sudah pensiun
Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para
pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada
masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa
pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses
perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga
menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang
dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada
timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi
dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan
dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun
adalah
a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya
Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita
lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada
sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya
baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka
dan sebaliknya
b Perubahan dalam perilaku seksual
Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih
banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik
sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa
pensiun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan
Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk
mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat
perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak
kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka
dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri
d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of
parental dependency)
Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak
terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan
seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan
sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang
pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini
Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu
dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu
penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya
hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya
kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian
penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai
kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh
pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun
nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga
kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan
fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat
membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahan
Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai
sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun
dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya
perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya
kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah
menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun
(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi
orang yang akan menghadapi masa pensiun
Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu
seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki
mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi
serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan
Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran
pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan
psikologis
Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan
potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan
meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya
mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai
kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam
Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu
Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang
memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk
menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya
Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah
berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami
depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti
menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian
(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan
yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan
dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki
pasangan lagi
Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada
seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki
pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan
kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya
seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)
akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan
akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang
memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga
tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E Skema Penelitian
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis
Masa Pensiun
Status
Pernikahan
JandaDuda
(Sudah tidak memiliki secara
hukummeninggal)
Menikah
(Masih memiliki pasangan)
Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa
yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki
masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi
berbeda daripada dirinya sekarang sedikit
kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain
sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli
tentang orang lain terisolasi dalam hubungan
interpersonal tidak mau membuat kompromi
dalam hubungan dengan orang lain cenderung
mementingkan harapan dari orang lain
bergantung pada penilaian orang lain mengikuti
tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan
mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki
lingkungan di sekitarnya tidak menyadari
kesempatan yang ada kurang mampu
mengontrol dunia luar kurang memiliki makna
terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan
tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup
tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa
lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat
memunculkan makna dalam hidup merasa tidak
dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan
diri merasa bosan dengan kehidupannya dan
merasa tidak dapat berkembang
Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui
menerima segala aspek dalam diri memiliki
perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya
hangat menyenangkan percaya dan
mementingkan kesejahteraan orang lain
berempati kasih sayang intim saling berbagi
dalam hubungan bebas dan dapat menentukan
nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial
mengelola perilaku dari dalam mampu
mengevaluasi diri mampu menguasai dan
mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas
menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk
membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai
dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai
tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan
saat ini dan masa lalu memegang keyakinan
terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam
tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus
berkembang melihat diri sebagai pribadi yang
tumbuh dan berkembang terbuka terhadap
pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan
melakukan perubahan agar tetap mencerminkan
pengetahuan tentang diri
Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah
H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
ditinjau dari status pernikahaan
H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu
penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok
penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar
2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat
kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan
pensiunan yang jandaduda
B Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut
Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis
Variabel Bebas Status Pernikahan
C Definisi Operasional
1 Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah
berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan
yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga
memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya
dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari
skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala
kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki
2 Status Pernikahan
Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan
perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda
adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang
dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas
mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang
ditujukan kepada subjek
D Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang
sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience
sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan
untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp
Jannah 2008 Supratiknya 2015)
Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk
pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa
Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia
55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan
digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun
Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang
dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki
pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki
telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok
jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan
berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan
psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)
E Metode dan Alat Pengambilan Data
Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan
terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis
menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan
unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)
Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan
tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan
sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar
menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan
agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari
aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode
summated rating dengan ketentuan sebagai berikut
1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan
jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4
2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan
jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1
Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total
jawaban subjek pada skala yang diberikan
Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel
1 berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 1
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis
Keterangan Item yang gugur
F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur
Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah
memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap
masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item
mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final
tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk
memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan
pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu
maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi
keseluruhan item
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69
(833)
12 44 53 57 58
68 (833)
12
(1667)
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang lain
20 25 27 29 42
55 (833)
4 13 43 50 70
71(833)
12
(1667)
3 Otonomi 18 24 56 61 62
72 (833)
11 28 33 34
41 47 (833)
12
(1667)
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 51 52 54
67 (833)
3 7 16 22 45
63 (833)
12
(1667)
5 Tujuan Dalam
Hidup
15 17 21 31 32
60 (833)
6 30 37 46
49 65 (833)
12
(1667)
6 Pertumbuhan
Pribadi
9 35 39 40 48
64 (833)
2 5 26 36 59 66
(833)
12
(1667)
Total 36 36 72
(100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1 Validitas
Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam
melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya
(Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)
yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat
professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini
akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam
penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing
2 Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau
kelompok (Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan
konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan
antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi
reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali
pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik
yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini
reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam
teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki
koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3 Daya Diskriminasi Item
Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item
mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki
dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya
diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi
antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan
menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)
Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan
tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka
daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien
korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut
mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi
(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar
korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang
memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda
yang rendah
G Pengujian Alat Ukur Penelitian
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh
dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan
subjek yang memenuhi kriteria penelitian
Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf
reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya
2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek
pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek
didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai
Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta
Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta
Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item
Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada
pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba
dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur
a Seleksi Item
Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for
Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan
menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang
terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan
penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030
maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030
maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item
terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta
perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai
cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini
dianggap memiliki enam skala
Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item
memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524
Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item
yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi
Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026
sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima
item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item
diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659
Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan
pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337
sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum
dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan
0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit
antara 0319 sampai dengan 0444
Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item
berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran
item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761
Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti
menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan
0583
Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis
setelah dilakukan seleksi item
Tabel 2
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil
ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran
(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa
reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang
berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini
dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
20 25 29 42 13 43 50 7
3 Otonomi 18 56 72 - 3
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 54 67 3 7 22 7
5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5
6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8
Total 22 16 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program
SPSS
Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap
dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis
Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha
berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi
reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur
internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes
(Widhiarso 2011)
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan
penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata
αstrat = 1 -
119896sum
119894=1120590119894
2(1minusα119894)
1205901199092
Keterangan
1205901198942 = varian butir komponen ke-i
α119894 = realibilitas komponen ke-i
1205901199092 = varian skor total tes
No Dimensi
Koefisien Alpha
Sebelum
Seleksi Item
Setelah Seleksi
Item
1 Penerimaan Diri 0654 0688
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
0702 0771
3 Otonomi 0477 0602
4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653
5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800
6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
αs = 1 minus
5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)
+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)
82607= 0893
Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala
kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu
0893 (αs=0893)
H Metode Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent
sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala
kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji
normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang
dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji
normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal
maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney
u test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala
kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan
yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan
Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)
Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI
Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan
dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan
pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini
berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang
menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun
meninggal (jandaduda)
Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya
akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu
kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan
pengisian skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B Deskripsi Subjek Penelitian
Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui
persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok
menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia
subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil
sebagai berikut
Tabel 4
Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara
keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok
menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok
menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin
perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin
laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan
subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan
24 subjek berjenis kelamin perempuan
Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total
Menikah Laki-laki 35 subjek
Perempuan 5 subjek
40 subjek
JandaDuda Laki-laki 21 subjek
Perempuan 19 subjek
40 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 5
Persebaran Subjek Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini
berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek
Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13
subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek
berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan
frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia
636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi
terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65
tahun
C Deskripsi Data Penelitian
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan
psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau
rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean
empiris pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis
Usia Jumlah
55 ndash 60 tahun 26 subjek
61 ndash 65 tahun 30 subjek
66 ndash 70 tahun 13 subjek
71 ndash 75 tahun 6 subjek
76 ndash 80 tahun 5 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 6
Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan
psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai
mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki
tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara
mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis
Tabel 7
Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean
teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki
perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005
yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian
ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Pengukuran Teoritis Empiris
Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD
Kesejahteraan
Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi
Test Value = 95
t Df Sig (2
Tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kesejahteraan
Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D Hasil Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini
Tabel 8
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa
variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar
0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara
signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan
bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini
Tabel 9
Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang
didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa
asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian
dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan
homogen
2 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil
yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt
Levenes Test for Equality of
Variances
F Sig
Kesejahteraan
Psikologis
Equal variances
assumed 2144 147
Equal variances not
assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik
digunakan jika persebaran data tidak normal
Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas
pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)
menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan
yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel
bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak
Tabel 10
Hasil Uji Mann-Whitney U Test
Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu
nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)
Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak
sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah
dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
E Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal
ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)
Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai
koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok
menikah dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya
kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff
1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk
pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting
untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam
hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan
dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp
Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa
lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat
menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka
inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai
succesful aging
Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan
membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang
tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan
sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan
dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang
memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran
pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan
psikologis
Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat
digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang
kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan
yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar
terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting
sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart
1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)
menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari
orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis
bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka
yang memiliki pasangan
McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat
menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan
kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan
nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap
satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil
dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-
teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan
yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan
pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan
keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu
menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa
tidak sendirian
Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya
yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan
tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan
yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di
dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan
dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu
menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan
orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada
masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya
seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-
tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam
suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak
secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas
maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu
membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan
hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar
pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan
kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus
RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar
para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-
parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data
yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji
analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu
teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas
Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar
0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda
B Keterbatasan Penilitan
Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah
berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi
fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang
diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini
memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan
sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis
penelitian
Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa
instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009
Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya
measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki
nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement
errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing
dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint
skala kesejahteraan psikologis
C Saran
1 Bagi subjek
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan
yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan
psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena
dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai
kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik
2 Bagi perusahaan
Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan
jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu
dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat
terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan
diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya
kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi
pensiunan
3 Bagi Penelitian Selanjutnya
Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena
minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria
penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan
psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain
itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun
berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada
penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah
item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa
dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator
perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar
mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan
variable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Daftar Pustaka
Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun
Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-
masyarakat-ri-tunda-pensiun
Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari
httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit
Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos
Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada
Lansia Bandung Universitas Padjajaran
Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-
Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security
Character Volume 3 No 2
Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological
Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas
Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan
Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Widya Mandala
Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan
Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober
2010
Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari
httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-
daftar-subjek1
Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey
Pearson Education Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September
2015 dari
httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi
ashtml
Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25
Tahun Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-
tanpa-gaji-selama-25-tahun
Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher
Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social
and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348
Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks
Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga
Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute
Working Paper Series 131 Januari 2010
Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological
Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology
Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222
Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and
Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No
4 (Nov 1996) pp 917-932
Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka
Pelajar
McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New
York Oxford University Press Inc
Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological
Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No
3(Sep 1973) pp 226-232
Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia
Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)
Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat
Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality
Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer
Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning
of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology
1989 Vol 57 No 6 1069-1081
Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in
Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104
Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science
and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28
Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being
Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-
727
Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning
Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother
Psychosom 19966514-23
Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran
Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02
Agustus 2013
Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta
Universitas Sanata Dharma
Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT
Elex Media Komputindo
Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta
Erlangga
Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New
York McGraw-Hill Education
Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing
Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication
doi 101037a0022411
Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group
Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers
Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The
Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition
California Sage Publications Inc
Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing
The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349
Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada
University Press
Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata
Dharma
Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari
httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan
Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada
Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang
Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1
Agustus 2012
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Diakses dari
wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf
van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-
Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a
Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal
Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of
Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691
Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan
Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2
2009
Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis
UGM
Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil
22 Juni 2016 dari
httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf
Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)
Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To
Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice
2012 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN 1
Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Blueprint skala kesejahteraan psikologis
No Dimensi Indikator Item
Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri
Individu yang sehat
secara mental
didefinisikan
mampu untuk
menerima dirinya
dan kehidupan
masa lalunya secara
positif
Memahami
dan
menerima
seluruh aspek
pada diri
Saya menyadari
bahwa saya
memiliki
kelebihan
maupun
kekurangan
Saya tidak tahu
kelebihan
maupun
kekurangan yang
saya miliki
Saya dapat
menerima segala
aspek dalam diri
saya
Saya merasa
kecewa dengan
diri saya saat ini
Memiliki
pandangan
positif
terhadap diri
sendiri
Secara umum
saya merasa
percaya diri
mengenai diri
saya sendiri saat
ini
Saya merasa
tidak puas
dengan diri saya
saat ini
Menerima
secara positif
kehidupan
masa lalunya
Pengalaman di
masa lalu
membuat saya
belajar untuk
menjadi lebih
baik ke
depannya
Menurut saya
pengalaman di
masa lalu hanya
akan menjadi
beban pikiran
saya
Bagi saya
pengalaman di
masa lalu
merupakan
pengalaman
yang sangat
berharga
Saya merasa
tidak
memperoleh
banyak hal
berharga dari
pengalaman di
masa lalu
Saya merasa
puas dengan
pencapaian-
pencapaian di
masa lalu
Saya merasa
kecewa dengan
apa yang telah
saya lakukan di
masa lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang Lain
Individu sehat
secara mental
adalah individu
yang memiliki
kemampuan untuk
mencintai memiliki
perasaan yang
kuatakan rasa
empati kasih
sayang kehangatan
dan penghargaan
terhadap orang lain
Terbuka
kepada orang
lain
Bila ada
masalah saya
selalu berusaha
untuk bercerita
kepada orang
lain setidaknya
untuk
meringankan
beban saya
Saya enggan
bercerita
mengenai
permasalahan
saya kepada orang
lain
Memiliki
kepercayaan
terhadap
orang lain
Saya dapat
menaruh
kepercayaan
kepada orang
lain
Saya merasa ragu
apakah orang lain
dapat
mempercayai
saya
Memiliki
empati kasih
sayang dan
keintiman
dengan orang
lain
Bagi saya
menjaga relasi
dengan orang
lain merupakan
hal yang penting
dilakukan
Menjaga relasi
dengan orang lain
merupakan hal
yang menyulitkan
bagi saya
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
merupakan cara
saya menjaga
hubungan
dengan orang
lain
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
bukan merupakan
hal yang penting
Memiliki
kehangatan
dengan orang
lain
Saya merasa
nyaman ketika
sedang
berbincang-
bincang dengan
orang lain
Sulit bagi saya
untuk merasa
nyaman ketika
berbincang
dengan orang lain
Dapat
berkumpul
dengan orang
lain merupakan
hal yang patut
disyukuri dalam
hidup saya
Menurut saya
berkumpul
dengan orang lain
merupakan
kegiatan yang
membosankan
dan membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Otonomi
Seseorang yang berfungsi
secara utuh tidak
membutuhkan persetujuan
orang lain untuk membuat
evaluasi yang sesuai
dengan standar dirinya
sendiri (internal locus of
evaluation) sehingga
individu terbebas dari
keyakinan kolektif norma
dan peraturan yang
mengikat serta mampu
bertahan dari tekanan sosial
dengan berpikir dan
bertindak secara tepat
Mampu
membuat
keputusan
tanpa
tergantung
pada orang
lain
Keputusan
yang saya
buat
merupakan
murni
keputusan
saya sendiri
Saya sering
kali
dipengaruhi
orang lain
dalam
membuat
kuputusan
Saya yakin
setiap orang
memiliki
kebebasan
dalam
menentukan
pilihan hidup
begitu juga
dengan saya
Saya sangat
membutuhka
n orang lain
untuk
menentukan
pilihan hidup
saya
Saya akan
tetap pada
keputusan
saya
meskipun
orang lain
tidak setuju
Saya akan
mengubah
keputusan
saya bila ada
orang lain
yang tidak
setuju dengan
saya
Mampu
membuat
evaluasi
yang sesuai
dengan
standar
dirinya
sendiri
Kesalahan
yang saya
perbuat
menjadi
pelajaran
berharga bagi
saya
Kesalahan
saya
sebelumnya
merupakan
hal yang
memalukan
bagi saya dan
ingin saya
lupakan
Saya menilai
diri saya
sendiri
dengan nilai-
nilai yang
saya anggap
penting
bukan dari
orang lain
Penilaian dari
orang lain
merupakan
penilaian
yang penting
untuk saya
Mampu
bertahan
dari tekanan
sosial
Saya akan
berusaha
mengatasi
tekanan sosial
Saya tidak
tahu
bagaimana
saya harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan
berpikir dan
bertindak
secara tepat
dengan
memikirkan
dan bertindak
dengan cara
yang tepat
mengatasi
tekanan sosial
dengan tepat
4 Penguasaan Lingkungan
Kemampuan individu
untuk
memilihmenciptakan
lingkungan agar sesuai
dengan kondisi
psikologisnya serta ikut
serta dan terlibat dengan
kegiatan di luar lingkungan
dirinya sehingga dapat
mengambil keuntungan
dari lingkungannya
Mampu
mengelola
aktivitas
sehari-hari
Saya merasa
cukup baik
dalam
mengelola
banyak
kegiatan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Banyaknya
kegiataan
sehari-hari
membuat
saya
mengalami
kesulitan
dalam
mengelolany
a
Menurut
saya
aktivitas yang
saya lakukan
dapat berjalan
dengan baik
Saya merasa
kesulitan
dalam
melakukan
aktivitas yang
saya miliki
Saya merasa
senang
meskipun
aktivitas yang
saya lakukan
cukup
banyak
Semakin
banyak
kegiatan
semakin
membuat
saya kesulitan
dalam
menjalaninya
Terlibat
dalam
aktivitas di
luar
lingkungan
dirinya
Kegiatan di
luar rumah
membuat
saya merasa
lebih
nyaman
Saya merasa
tidak nyaman
ketika
melakukan
kegiatan di
luar
Saya lebih
senang
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Saya merasa
kurang
tertarik ketika
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Menggunak
an
kesempatan
yang ada di
Saya senang
mengikuti
kegiatan
dapat
Saya tidak
ingin
mengikuti
kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
lingkungan
secara
efektif
memberi
wawasan
baru bagi
saya
dapat
memberi
wawasan
baru bagi
saya
5 Tujuan Dalam Hidup
Individu yang sehat secara
mental didefinisikan
memiliki tujuan dan makna
dalam hidup sehingga
mampu melihat perubahan
keinginan menjadi lebih
produktif
menciptakanmencapai
integritas emosional di
kemudian hari
Memiliki
cita-cita dan
tujuan
Saya akan
berusaha
mewujudkan
keinginan
yang saya
miliki
Keinginan
dan cita-cita
yang saya
miliki hanya
akan
membebani
hidup saya
Saya selalu
ingin
memiliki
kehidupan
yang lebih
baik dari
sebelumnya
Saya sudah
puas dengan
apa yang saya
miliki di saat
ini
Meyakini
tujuan hidup
yang
dimiliki
Saya yakin
bahwa saya
dapat
membuat hari
esok lebih
baik lagi
Menurut
saya hari
esok akan
sama saja
dengan hari
ini dan tidak
ada yang bisa
saya lakukan
untuk
mengubahny
a
Penting bagi
saya untuk
dapat
mewujudkan
cita-cita yang
saya miliki
Dahulu saya
memiliki cita-
cita yang
ingin saya
wujudkan
namun
sekarang hal
itu sudah
tidak penting
lagi
Memiliki
kemampuan
untuk
mencapai
tujuan hidup
Saya senang
melakukan
perencanaan
untuk masa
depan dan
berusaha
Saya merasa
perencanaan
yang sudah
saya lakukan
merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
untuk
mewujudkan
nya
hal yang sia-
sia
Kemampuan
yang saya
miliki dapat
membantu
mencapai
tujuan hidup
saya
Saya tidak
memiliki
kemampuan
yang cukup
untuk
mencapai
tujuan hidup
saya
6 Pertumbuhan Pribadi
Individu yang tidak hanya
memiliki satu
perkembangan
karakteristik di masa lalu
namun juga memiliki
potensi yang dapat
dikembangkan agar tetap
tumbuh dan berkembang
dalam menghadapi
tantangantugas baru
Memiliki
pandangan
sebagai
pribadi yang
tumbuh dan
berkembang
Saya
memiliki
keyakinan
bahwa
kehidupan
merupakan
proses yang
terus
berlanjut
Menurut
saya proses
kehidupan
akan berhenti
ketika saya
sudah tua
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
saya
kembangkan
lagi di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
Menyadari
potensi
yang
dimiliki
Saya
menyadari
potensi yang
saya miliki
dan ingin
mengembang
kannya
Saya tidak
tahu potensi
apa yang saya
miliki selama
ini
Terbuka
terhadap
pengalaman
baru
Saya ingin
mencoba hal-
hal baru yang
dapat
membantu
saya
mengembang
kan potensi
diri
Saya merasa
tidaklah
penting
mencoba hal-
hal baru
karena hal
tersebut
hanya
membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Melihat
peningkatan
dalam diri
dari waktu
ke waktu
Saya merasa
potensi dalam
diri saya
semakin
berkembang
karena
pengalaman
yang saya
miliki
Pengalaman
yang saya
miliki tidak
dapat
membantu
mengembang
kan potensi
dalam diri
saya
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
berkembang
di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 2
Skala Try Out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
SKALA TRY OUT
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan
saya kepada orang lain
5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal
baru karena hal tersebut hanya membuang waktu
saja
6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan
merupakan hal yang sia-sia
7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai
diri saya sendiri saat ini
9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
saya kembangkan lagi di masa mendatang
10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk
menentukan pilihan hidup saya
12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan
yang saya miliki
13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-
cita yang saya miliki
16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat
memberi wawasan baru bagi saya
17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih
baik dari sebelumnya
18 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No Pernyataan STS TS S SS
20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian
di masa lalu
24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam
menentukan pilihan hidup begitu juga dengan
saya
25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang
lain
26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa
dengan kemampuan yang saya miliki sekarang
27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-
bincang dengan orang lain
28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam
membuat kuputusan
29 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya
wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak
penting lagi
31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi
tekanan sosial dengan tepat
34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang
penting untuk saya
35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti
ketika saya sudah tua
37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya
akan membebani hidup saya
38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
berkembang di masa mendatang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Pernyataan STS TS S SS
40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin
berkembang karena pengalaman yang saya miliki
41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang
lain yang tidak setuju dengan saya
42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal
berharga dari pengalaman di masa lalu
45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan
kegiatan yang melibatkan orang lain
46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari
ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk
mengubahnya
47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang
memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan
48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan
merupakan proses yang terus berlanjut
49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk
mencapai tujuan hidup saya
50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih
nyaman
52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang
melibatkan orang lain
53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini
54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk
bercerita kepada orang lain setidaknya untuk
meringankan beban saya
56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat
membantu mengembangkan potensi dalam diri
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No Pernyataan STS TS S SS
60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial
dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang
tepat
62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran
berharga bagi saya
63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan
kegiatan di luar
64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat
ini
66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya
70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat
mempercayai saya
71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika
berbincang dengan orang lain
72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 3
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
SKALA PENELITIAN
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru
karena hal tersebut hanya membuang waktu saja
5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri
saya sendiri saat ini
7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita
yang saya miliki
11 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain
17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
18 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Pernyataan STS TS S SS
21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika
saya sudah tua
23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga
dari pengalaman di masa lalu
27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu
mengembangkan potensi dalam diri saya
33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 4
Uji Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
1 Reliabilitas Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
688 688 8
2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
771 791 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 1 22375 4389 368 268 660
Item 8 22612 4494 351 224 664
Item 10 22525 4253 366 283 661
Item 14 22212 4296 431 284 647
Item 44 22700 4137 396 252 654
Item 57 22737 4196 428 417 646
Item 58 22737 4550 305 200 674
Item 68 22875 4313 377 340 658
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3 Reliabilitas Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
602 600 3
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 18 5300 1301 337 114 601
Item 56 5850 1142 439 207 459
Item 72 5600 1053 459 221 425
4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
653 675 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 13 19950 4706 395 303 786
Item 20 19363 5576 422 420 756
Item 25 19888 5240 490 295 743
Item 29 19488 5316 500 418 742
Item 42 19600 5053 659 512 713
Item 43 19613 5177 565 449 729
Item 50 19800 5276 549 380 733
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 3 18438 3718 355 371 631
Item 7 18150 4129 372 238 615
Item 19 18025 4278 392 249 610
Item 22 18350 3901 402 414 606
Item 38 18013 4418 444 347 604
Item 54 17863 4373 319 394 630
Item 67 17988 4620 335 324 628
5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
800 797 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 15 12850 2205 668 542 732
Item 21 12900 2091 761 598 700
Item 31 12975 2227 602 412 756
Item 32 12825 2526 453 268 801
Item 60 12950 2808 448 215 799
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
747 766 8
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 2 21163 6214 427 241 728
Item 5 21113 6126 489 324 712
Item 26 21150 6306 583 464 695
Item 35 20963 6771 505 337 712
Item 36 21213 6549 318 152 753
Item 59 21088 7094 377 312 732
Item 64 20975 7493 391 339 735
Item 66 21125 6465 583 365 697
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 5
Uji Koefisien Alpha Berstrata
(varian item komponen dan skor total)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
1 Kesejahteraan Psikologis
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
118525 82607 90888 38
2 Dimensi Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
688 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
25825 5412 23264 8
3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
22950 6808 26091 7
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
874 38
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
771 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4 Dimensi Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
602 3
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
8375 2187 14788 3
5 Dimensi Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
653 7
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
21138 5411 23262 7
6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
800 5
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
16125 3528 18784 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
747 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
24113 8354 28904 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 6
Data Deskriptif Subjek Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
1 Deskripsi Data Subjek
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std
Deviation
Usia 80 550 780 63650 57459
Suku 80 1 3 104 249
Jenis Kelamin 80 1 2 130 461
Status
Pernikahan 80 1 2 150 503
Lama Pensiun
(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788
Valid N
(listwise) 80
2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 550 2 25 25 25
560 3 38 38 63
570 6 75 75 138
580 4 50 50 188
590 5 63 63 250
600 6 75 75 325
610 8 100 100 425
620 7 88 88 512
630 6 75 75 588
640 1 13 13 600
650 8 100 100 700
660 3 38 38 738
670 1 13 13 750
680 7 88 88 838
690 1 13 13 850
700 1 13 13 863
710 1 13 13 875
720 1 13 13 888
730 2 25 25 913
740 2 25 25 938
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
a Usia Subjek
760 2 25 25 963
770 2 25 25 988
780 1 13 13 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
b Lama Pensiun
Lama Pensiun (dalam tahun)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 10 8 100 100 100
20 7 88 88 188
30 7 88 88 275
40 3 38 38 313
50 9 113 113 425
60 6 75 75 500
70 5 63 63 563
80 5 63 63 625
90 4 50 50 675
100 3 38 38 713
110 2 25 25 738
120 4 50 50 788
130 4 50 50 838
140 5 63 63 900
150 2 25 25 925
160 1 13 13 938
170 1 13 13 950
180 1 13 13 963
200 3 38 38 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 7
Deskriptif Data Penelitian
(one sample t-test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
1 Kesejahteraan Psikologis
One-Sample Statistics
N Mean
Std
Deviation
Std Error
Mean
Total 80 118525 90888 10162
One-Sample Test
Test Value = 95
t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Total 23151 79 000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 8
Uji Normalitas dan Homogenitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
1 Uji Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kesejahteraan
Psikologis 80 1000 0 00 80 1000
Descriptives
Statistic Std Error
Kesejahteraan
Psikologis
Mean 11853 1016
95 Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 11650
Upper Bound 12055
5 Trimmed Mean 11806
Median 11650
Variance 82607
Std Deviation 9089
Minimum 100
Maximum 148
Range 48
Interquartile Range 11
Skewness 946 269
Kurtosis 803 532
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
a Lilliefors Significance Correction
Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem amp Leaf
200 10 04
500 10 77789
2500 11 0000011111222333334444444
2100 11 555555667888888888999
1000 12 0112222334
700 12 5677888
300 13 234
300 13 556
400 Extremes (gt=138)
Stem width 10
Each leaf 1 case(s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3 Uji Homogenitas
Group Statistics
Status Pernikahan N Mean Std Deviation
Std Error
Mean
Kesejahteraan
Psikologis
Menikah 40 11878 8185 1294
JandaDuda 40 11828 10010 1583
Independent Samples Test
Levenes Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
Std Error
Difference
95
Confidence
Interval of
the
Difference
Lower
Uppe
r
Kesejahtera
an
Psikologis
Equal
variances
assumed
2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457
0
Equal
variances
not
assumed
245 75041 807 500 2045 -3573 457
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 9
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Uji Hipotesis Penelitian
Ranks
Status
Pernikahan N Mean Rank
Sum of
Ranks
Kesejahteraan
Psikologis
menikah 40 4239 169550
jandaduda 40 3861 154450
Total 80
Test Statisticsa
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
a Grouping Variable Status Pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA PENSIUN
DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
Antonius Mei Setyabudi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa
pensiun yang ditinjau dari status pernikahan Variabel kesejahteraan psikologis terdiri dari enam
dimensi yaitu penerimaan diri hubungan yang positif dengan orang lain otonomi penguasaan
lingkungan tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi Subjek penelitian ini berjumlah 80
orang pensiunan yang terdiri dari 40 orang dari kelompok menikah dan 40 orang dari kelompok
jandaduda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis yang
dikembangkan oleh peneliti Skala kesejahteraan psikologis ini terdiri dari 38 item dengan nilai
reliabilitas alpha berstrata sebesar 0893 (αs = 0893) Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan teknik analisis uji beda mann-whitnney u test Hasil uji beda kesejahteraan
psikologis antara kelompok menikah dan kelompok jandaduda diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0467 (p gt 005) Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan pada
masa pensiun yang ditinjau dari status pernikahan
Kata kunci kesejahteraan psikologis masa pensiun status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE DIFFERENCES OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN
RETIREMENT THAT REVIEWED FROM THE MARITAL STATUS
Antonius Mei Setyabudi
ABSTRACT
The purpose of this study was to understand the differences between psychological
well-being in retirement that reviewed from the marriage status Psychological well-being
is concluded of six dimensions self acceptance positive relations with others autonomy
enviromental mastery purpose of life and personal growth There was 80 subjects that had
been retired with 40 subjects from the married group and 40 subjects from the widows that
obtained with sampling methods convenience sampling The data obtained from well-being
psychology scales that developed by researcher The well-being scales included 38 items
with reliability of alpha stratified 0893 (αs = 0893) This study was quantitative difference
test with mann-whitnney u test The result from well-being between married group and
widows group showed the significancy 0467 (pgt005) The result showed that there was
no differences between the well-being on the retired stage that reviewed from the marriage
status
Keywords Psychological well-being retirement marital status
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga
penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa
Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik
Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program
Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma
2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma
3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk
menyelesaikan skripsi
4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang
sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik
5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan
waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan
banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai
kehidupan
7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas
segala bantuan yang diberikan
8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku
Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa
BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI
Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses
perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi
9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner
10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak
henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan
mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi
11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek
namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress
skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur
e
12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
mendukung penulis
13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi
bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang
lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN MOTTO iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 10
D Manfaat Penelitian 10
BAB II LANDASAN TEORI 12
A Kesejahteraan Psikologis 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14
3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20
B Status Pernikahan 29
1 Menikah 29
2 JandaDuda 30
C Masa Pensiun 31
1 Pengertian Masa Pensiun 31
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahaan 38
E Skema Penelitian 41
F Hipotesis 42
BAB III METODE PENELITIAN 43
A Jenis Penelitian 43
B Identifikasi Variabel Penelitian 43
C Definisi Operasional 43
D Subjek Penelitian 44
E Metode dan Alat Pengambilan Data 45
F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47
1 Validitas 48
2 Reliabilitas 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3 Daya Diskriminasi Item 49
G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50
H Metode Analisis Data 54
1 Uji Asumsi 54
2 Uji Hipotesis 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56
A Pelaksanaan Penelitian 56
B Deskripsi Subjek Penelitian 57
C Deskripsi Data Penelitian 58
D Hasil Analisis Data 60
1 Uji Asumsi 60
2 Uji Hipotesis 61
E Pembahasan 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67
A Kesimpulan 67
B Keterbatasan Penelitian 67
C Saran 68
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47
Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53
Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57
Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58
Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60
Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61
Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76
Lampiran 2 Skala Try out 84
Lampiran 3 Skala Penelitian 94
Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102
Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor
total) 107
Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111
Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116
Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118
Lampiran 9 Uji Hipotesis 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks
Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil
indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level
6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori
bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya
6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan
cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa
pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi
karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)
Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil
(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC
Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun
dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif
bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak
lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih
baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)
Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai
dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk
beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir
dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini
seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada
organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada
masa pensiun (Apsari 2012)
Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun
merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam
kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari
dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai
masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres
(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan
orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi
masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung
rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari
bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)
Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan
bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya
memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta
kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan
keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk
menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi
(Apsari 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi
orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp
Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh
lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali
diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan
kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep
kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi
juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan
yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)
Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang
menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang
tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian
Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak
hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu
serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta
kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut
Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang
mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga
diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih
sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-
being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)
Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat
menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi
yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes
dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan
psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan
bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat
dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington
2012)
Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-
Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan
psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya
berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu
yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan
membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan
kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989
dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong
seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha
untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp
Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik
Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan
individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap
perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi
dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik
Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya
penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan
psikologis yang baik
Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke
dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)
Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-
acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with
other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental
mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi
(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani
amp Jannah 2014)
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis
kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff
1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman
berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu
yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah
atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu
individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total
yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah
memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status
pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri
serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap
kehilangan pasangannya (Ryff 2014)
Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan
mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu
hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat
sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan
bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih
pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari
pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)
Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih
menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah
menikah (Marks 1996)
Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)
berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki
mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-
hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada
orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah
memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada
responden yang menikah (Marks 1996)
Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih
lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan
memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan
dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau
hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan
dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang
intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan
karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp
Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks
1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif
menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi
pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis
Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara
umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang
dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai
dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009
dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada
orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin
memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak
dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin
memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah
relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan
(Santrock 2012)
Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka
miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah
maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan
pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan
pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam
menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan
dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang
merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang
menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran
pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial
Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial
(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial
dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki
kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)
Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk
mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung
Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan
status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran
pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah
pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian
sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada
kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang
dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur
yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai
keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu
sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya
barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)
Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan
normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)
menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan
sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan
maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan
psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh
terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
B Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
C Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis
pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
D Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang
psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan
psikologis terutama pada masa pensiun
2 Manfaat Praktis
a Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk
membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang
akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada
karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah
khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b Bagi para pensiunan
1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada
pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta
mengembangkannya dengan lebih baik
2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan
tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling
mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat
mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi
kesejahteraan psikologis
3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki
pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga
saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu
mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A Kesejahteraan Psikologis
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis
Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman
hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI
2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean
Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa
Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian
tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff
1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada
eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan
atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial
maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada
bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat
membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)
Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan
dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan
psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan
subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah
persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari
evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi
dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life
satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya
afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut
Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin
dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic
karena lebih mengarah pada kepuasan fisik
Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau
psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam
Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat
eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan
mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al
2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat
seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan
interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization
milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik
Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff
1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga
menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan
menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik
Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa
dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria
mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-
being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi
secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik
Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan
bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap
psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk
menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis
akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas
hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis
Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam
enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan
psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)
antara lain
a Penerimaan Diri
Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera
adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat
seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan
maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life
span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa
lalu (Ryff 1989)
Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki
karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan
menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang
baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap
kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik
merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi
di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas
pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff
2014)
b Hubungan Positif Dengan Orang Lain
Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen
utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai
memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang
terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang
mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan
orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan
(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)
bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini
yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff
1989)
Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain
dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik
hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang
lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati
kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi
dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah
digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan
kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk
menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi
dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat
kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain
(Ryff 2014)
c Otonomi
Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki
lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini
akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang
lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik
dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan
kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan
yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp
Singer 1996)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi
digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya
mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak
sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan
mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan
evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk
membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam
berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)
d Penguasaan Lingkungan
Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai
kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan
agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport
menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan
keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan
dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu
memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur
lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah
lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik
Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu
seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi
penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu
menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya
mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan
kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu
untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai
individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya
merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan
di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya
dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff
2014)
e Tujuan dalam Hidup
Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan
dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan
bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya
sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan
untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai
integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)
Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi
tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup
kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki
makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang
keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta
tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki
karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya
memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam
hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan
tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat
munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)
f Pertumbuhan Pribadi
Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu
perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi
yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin
berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk
mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori
perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau
tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan
pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang
melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka
terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu
dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan
tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada
dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat
melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya
keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap
dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik
dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap
atau perilaku yang baru (Ryff 2014)
3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin
kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp
Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah
sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan
well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian
pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain
penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai
intervensi dan klinis
a Usia
Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan
psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi
penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang
tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain
dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup
menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah
hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti
penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain
menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga
rentang usia
b Jenis Kelamin
Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)
menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara
konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi
hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan
pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita
lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi
berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)
c Kebudayaan
Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara
budaya individualistik (independent) dengan kolektif
(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang
cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau
otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada
budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp
Singer 1996)
Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan
menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di
negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat
Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya
dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan
skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan
pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)
d Status Sosial
Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan
dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan
seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki
pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi
tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi
Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan
bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan
kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan
bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan
menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff
amp Singer 1996)
e Pengalaman dan Sejarah Hidup
Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman
hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman
tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi
kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang
sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang
bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi
penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri
dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana
mereka membesarkan anak dan bagaimana anak
membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer
1996)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap
kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana
pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan
lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan
pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi
depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)
f Perkembangan dan Penuaan
Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan
penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa
mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti
(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada
pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang
dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke
waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa
dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi
menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa
tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka
seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi
ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin
menjadi muda
Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada
kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir
dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya
diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo
Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses
psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang
fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta
dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir
akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi
daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas
perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)
g Kepribadian
Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar
terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan
pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada
penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model
kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan
pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan
personal growth agreeableness berhubungan dengan positive
relations with others dan extraversion conscientiousness dan
neuroticism berhubungan dengan environmental mastery
purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)
Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain
yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi
tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh
sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel
yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan
dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional
(Ryff 2014)
h Pengalaman Keluarga
Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan
memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-
being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki
peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam
dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu
individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu
yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada
wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada
dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita
yang menikah
Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua
juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang
dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan
baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap
tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)
menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di
masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun
psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang rendah
i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain
Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar
karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap
kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis
pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai
beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa
beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami
individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran
dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan
psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang
berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap
perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)
Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar
dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan
psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar
cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan
lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang
tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai
relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan
psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan
dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada
tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki
nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)
j Kesehatan
Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil
bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki
keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki
(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka
mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan
psikologis setelah melewati masa sakit
k Studi Klinis
Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat
eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari
tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang
penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh
Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti
schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia
agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan
bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui
dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam
hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)
Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar
dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru
untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff
(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat
mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala
gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan
meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek
eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
B Status Pernikahan
Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status
pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup
dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada
Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan
Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda
1 Menikah
Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk
antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum
dan agama dengan tujuan membentuk keluarga
Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa
aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting
(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan
terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat
memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)
menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit
memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah
serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya
2 JandaDuda
Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak
bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian
suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai
seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau
telah bercerai dengan istrinya
Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa
tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat
menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat
mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)
Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan
keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi
Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu
pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama
bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan
(Santrock 2014)
Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan
oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa
alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan
dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama
mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan
perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka
bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan
perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup
C Masa Pensiun
1 Pengertian Masa Pensiun
Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana
karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia
kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi
(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan
dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana
pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai
angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase
menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah
menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun
juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan
karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus
pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan
menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa
pensiun (Apsari 2012)
Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan
bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola
hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran
perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan
terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan
tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa
perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja
menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya
interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu
luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)
Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa
ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit
melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa
pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa
fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada
fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-
pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan
bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang
komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)
Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase
awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan
pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak
pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka
mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih
banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun
karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami
kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The
Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai
menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang
pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-
orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan
dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih
realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang
memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan
yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada
masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan
yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase
terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena
orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan
mencukupi kebutuhannya sendiri
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah
penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal
ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada
individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)
Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan
ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun
dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan
dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)
Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang
disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis
dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi
fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan
(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak
bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial
membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari
harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya
stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)
Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah
(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan
bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu
peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik
terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang
memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang
meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada
negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa
yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan
para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang
membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima
kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki
jabatan dan sudah pensiun
Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para
pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada
masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa
pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses
perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga
menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang
dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada
timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi
dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan
dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun
adalah
a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya
Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita
lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada
sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya
baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka
dan sebaliknya
b Perubahan dalam perilaku seksual
Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih
banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik
sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa
pensiun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan
Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk
mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat
perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak
kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka
dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri
d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of
parental dependency)
Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak
terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan
seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan
sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang
pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini
Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu
dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu
penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya
hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya
kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian
penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai
kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh
pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun
nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga
kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan
fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat
membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahan
Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai
sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun
dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya
perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya
kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah
menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun
(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi
orang yang akan menghadapi masa pensiun
Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu
seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki
mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi
serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan
Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran
pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan
psikologis
Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan
potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan
meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya
mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai
kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam
Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu
Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang
memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk
menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya
Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah
berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami
depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti
menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian
(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan
yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan
dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki
pasangan lagi
Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada
seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki
pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan
kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya
seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)
akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan
akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang
memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga
tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E Skema Penelitian
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis
Masa Pensiun
Status
Pernikahan
JandaDuda
(Sudah tidak memiliki secara
hukummeninggal)
Menikah
(Masih memiliki pasangan)
Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa
yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki
masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi
berbeda daripada dirinya sekarang sedikit
kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain
sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli
tentang orang lain terisolasi dalam hubungan
interpersonal tidak mau membuat kompromi
dalam hubungan dengan orang lain cenderung
mementingkan harapan dari orang lain
bergantung pada penilaian orang lain mengikuti
tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan
mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki
lingkungan di sekitarnya tidak menyadari
kesempatan yang ada kurang mampu
mengontrol dunia luar kurang memiliki makna
terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan
tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup
tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa
lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat
memunculkan makna dalam hidup merasa tidak
dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan
diri merasa bosan dengan kehidupannya dan
merasa tidak dapat berkembang
Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui
menerima segala aspek dalam diri memiliki
perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya
hangat menyenangkan percaya dan
mementingkan kesejahteraan orang lain
berempati kasih sayang intim saling berbagi
dalam hubungan bebas dan dapat menentukan
nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial
mengelola perilaku dari dalam mampu
mengevaluasi diri mampu menguasai dan
mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas
menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk
membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai
dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai
tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan
saat ini dan masa lalu memegang keyakinan
terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam
tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus
berkembang melihat diri sebagai pribadi yang
tumbuh dan berkembang terbuka terhadap
pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan
melakukan perubahan agar tetap mencerminkan
pengetahuan tentang diri
Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah
H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
ditinjau dari status pernikahaan
H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu
penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok
penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar
2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat
kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan
pensiunan yang jandaduda
B Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut
Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis
Variabel Bebas Status Pernikahan
C Definisi Operasional
1 Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah
berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan
yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga
memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya
dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari
skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala
kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki
2 Status Pernikahan
Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan
perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda
adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang
dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas
mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang
ditujukan kepada subjek
D Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang
sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience
sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan
untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp
Jannah 2008 Supratiknya 2015)
Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk
pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa
Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia
55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan
digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun
Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang
dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki
pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki
telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok
jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan
berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan
psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)
E Metode dan Alat Pengambilan Data
Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan
terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis
menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan
unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)
Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan
tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan
sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar
menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan
agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari
aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode
summated rating dengan ketentuan sebagai berikut
1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan
jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4
2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan
jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1
Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total
jawaban subjek pada skala yang diberikan
Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel
1 berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 1
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis
Keterangan Item yang gugur
F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur
Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah
memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap
masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item
mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final
tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk
memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan
pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu
maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi
keseluruhan item
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69
(833)
12 44 53 57 58
68 (833)
12
(1667)
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang lain
20 25 27 29 42
55 (833)
4 13 43 50 70
71(833)
12
(1667)
3 Otonomi 18 24 56 61 62
72 (833)
11 28 33 34
41 47 (833)
12
(1667)
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 51 52 54
67 (833)
3 7 16 22 45
63 (833)
12
(1667)
5 Tujuan Dalam
Hidup
15 17 21 31 32
60 (833)
6 30 37 46
49 65 (833)
12
(1667)
6 Pertumbuhan
Pribadi
9 35 39 40 48
64 (833)
2 5 26 36 59 66
(833)
12
(1667)
Total 36 36 72
(100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1 Validitas
Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam
melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya
(Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)
yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat
professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini
akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam
penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing
2 Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau
kelompok (Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan
konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan
antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi
reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali
pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik
yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini
reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam
teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki
koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3 Daya Diskriminasi Item
Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item
mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki
dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya
diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi
antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan
menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)
Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan
tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka
daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien
korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut
mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi
(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar
korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang
memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda
yang rendah
G Pengujian Alat Ukur Penelitian
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh
dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan
subjek yang memenuhi kriteria penelitian
Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf
reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya
2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek
pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek
didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai
Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta
Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta
Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item
Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada
pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba
dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur
a Seleksi Item
Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for
Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan
menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang
terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan
penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030
maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030
maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item
terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta
perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai
cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini
dianggap memiliki enam skala
Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item
memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524
Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item
yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi
Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026
sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima
item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item
diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659
Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan
pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337
sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum
dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan
0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit
antara 0319 sampai dengan 0444
Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item
berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran
item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761
Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti
menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan
0583
Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis
setelah dilakukan seleksi item
Tabel 2
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil
ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran
(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa
reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang
berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini
dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
20 25 29 42 13 43 50 7
3 Otonomi 18 56 72 - 3
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 54 67 3 7 22 7
5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5
6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8
Total 22 16 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program
SPSS
Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap
dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis
Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha
berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi
reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur
internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes
(Widhiarso 2011)
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan
penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata
αstrat = 1 -
119896sum
119894=1120590119894
2(1minusα119894)
1205901199092
Keterangan
1205901198942 = varian butir komponen ke-i
α119894 = realibilitas komponen ke-i
1205901199092 = varian skor total tes
No Dimensi
Koefisien Alpha
Sebelum
Seleksi Item
Setelah Seleksi
Item
1 Penerimaan Diri 0654 0688
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
0702 0771
3 Otonomi 0477 0602
4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653
5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800
6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
αs = 1 minus
5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)
+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)
82607= 0893
Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala
kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu
0893 (αs=0893)
H Metode Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent
sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala
kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji
normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang
dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji
normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal
maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney
u test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala
kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan
yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan
Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)
Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI
Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan
dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan
pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini
berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang
menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun
meninggal (jandaduda)
Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya
akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu
kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan
pengisian skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B Deskripsi Subjek Penelitian
Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui
persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok
menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia
subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil
sebagai berikut
Tabel 4
Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara
keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok
menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok
menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin
perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin
laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan
subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan
24 subjek berjenis kelamin perempuan
Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total
Menikah Laki-laki 35 subjek
Perempuan 5 subjek
40 subjek
JandaDuda Laki-laki 21 subjek
Perempuan 19 subjek
40 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 5
Persebaran Subjek Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini
berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek
Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13
subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek
berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan
frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia
636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi
terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65
tahun
C Deskripsi Data Penelitian
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan
psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau
rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean
empiris pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis
Usia Jumlah
55 ndash 60 tahun 26 subjek
61 ndash 65 tahun 30 subjek
66 ndash 70 tahun 13 subjek
71 ndash 75 tahun 6 subjek
76 ndash 80 tahun 5 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 6
Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan
psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai
mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki
tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara
mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis
Tabel 7
Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean
teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki
perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005
yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian
ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Pengukuran Teoritis Empiris
Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD
Kesejahteraan
Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi
Test Value = 95
t Df Sig (2
Tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kesejahteraan
Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D Hasil Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini
Tabel 8
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa
variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar
0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara
signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan
bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini
Tabel 9
Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang
didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa
asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian
dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan
homogen
2 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil
yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt
Levenes Test for Equality of
Variances
F Sig
Kesejahteraan
Psikologis
Equal variances
assumed 2144 147
Equal variances not
assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik
digunakan jika persebaran data tidak normal
Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas
pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)
menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan
yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel
bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak
Tabel 10
Hasil Uji Mann-Whitney U Test
Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu
nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)
Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak
sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah
dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
E Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal
ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)
Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai
koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok
menikah dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya
kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff
1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk
pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting
untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam
hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan
dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp
Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa
lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat
menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka
inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai
succesful aging
Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan
membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang
tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan
sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan
dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang
memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran
pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan
psikologis
Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat
digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang
kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan
yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar
terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting
sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart
1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)
menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari
orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis
bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka
yang memiliki pasangan
McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat
menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan
kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan
nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap
satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil
dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-
teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan
yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan
pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan
keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu
menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa
tidak sendirian
Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya
yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan
tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan
yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di
dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan
dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu
menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan
orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada
masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya
seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-
tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam
suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak
secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas
maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu
membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan
hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar
pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan
kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus
RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar
para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-
parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data
yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji
analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu
teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas
Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar
0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda
B Keterbatasan Penilitan
Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah
berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi
fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang
diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini
memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan
sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis
penelitian
Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa
instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009
Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya
measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki
nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement
errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing
dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint
skala kesejahteraan psikologis
C Saran
1 Bagi subjek
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan
yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan
psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena
dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai
kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik
2 Bagi perusahaan
Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan
jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu
dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat
terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan
diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya
kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi
pensiunan
3 Bagi Penelitian Selanjutnya
Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena
minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria
penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan
psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain
itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun
berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada
penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah
item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa
dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator
perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar
mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan
variable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Daftar Pustaka
Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun
Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-
masyarakat-ri-tunda-pensiun
Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari
httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit
Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos
Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada
Lansia Bandung Universitas Padjajaran
Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-
Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security
Character Volume 3 No 2
Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological
Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas
Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan
Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Widya Mandala
Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan
Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober
2010
Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari
httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-
daftar-subjek1
Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey
Pearson Education Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September
2015 dari
httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi
ashtml
Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25
Tahun Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-
tanpa-gaji-selama-25-tahun
Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher
Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social
and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348
Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks
Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga
Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute
Working Paper Series 131 Januari 2010
Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological
Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology
Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222
Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and
Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No
4 (Nov 1996) pp 917-932
Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka
Pelajar
McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New
York Oxford University Press Inc
Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological
Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No
3(Sep 1973) pp 226-232
Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia
Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)
Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat
Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality
Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer
Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning
of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology
1989 Vol 57 No 6 1069-1081
Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in
Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104
Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science
and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28
Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being
Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-
727
Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning
Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother
Psychosom 19966514-23
Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran
Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02
Agustus 2013
Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta
Universitas Sanata Dharma
Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT
Elex Media Komputindo
Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta
Erlangga
Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New
York McGraw-Hill Education
Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing
Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication
doi 101037a0022411
Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group
Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers
Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The
Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition
California Sage Publications Inc
Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing
The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349
Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada
University Press
Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata
Dharma
Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari
httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan
Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada
Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang
Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1
Agustus 2012
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Diakses dari
wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf
van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-
Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a
Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal
Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of
Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691
Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan
Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2
2009
Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis
UGM
Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil
22 Juni 2016 dari
httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf
Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)
Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To
Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice
2012 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN 1
Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Blueprint skala kesejahteraan psikologis
No Dimensi Indikator Item
Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri
Individu yang sehat
secara mental
didefinisikan
mampu untuk
menerima dirinya
dan kehidupan
masa lalunya secara
positif
Memahami
dan
menerima
seluruh aspek
pada diri
Saya menyadari
bahwa saya
memiliki
kelebihan
maupun
kekurangan
Saya tidak tahu
kelebihan
maupun
kekurangan yang
saya miliki
Saya dapat
menerima segala
aspek dalam diri
saya
Saya merasa
kecewa dengan
diri saya saat ini
Memiliki
pandangan
positif
terhadap diri
sendiri
Secara umum
saya merasa
percaya diri
mengenai diri
saya sendiri saat
ini
Saya merasa
tidak puas
dengan diri saya
saat ini
Menerima
secara positif
kehidupan
masa lalunya
Pengalaman di
masa lalu
membuat saya
belajar untuk
menjadi lebih
baik ke
depannya
Menurut saya
pengalaman di
masa lalu hanya
akan menjadi
beban pikiran
saya
Bagi saya
pengalaman di
masa lalu
merupakan
pengalaman
yang sangat
berharga
Saya merasa
tidak
memperoleh
banyak hal
berharga dari
pengalaman di
masa lalu
Saya merasa
puas dengan
pencapaian-
pencapaian di
masa lalu
Saya merasa
kecewa dengan
apa yang telah
saya lakukan di
masa lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang Lain
Individu sehat
secara mental
adalah individu
yang memiliki
kemampuan untuk
mencintai memiliki
perasaan yang
kuatakan rasa
empati kasih
sayang kehangatan
dan penghargaan
terhadap orang lain
Terbuka
kepada orang
lain
Bila ada
masalah saya
selalu berusaha
untuk bercerita
kepada orang
lain setidaknya
untuk
meringankan
beban saya
Saya enggan
bercerita
mengenai
permasalahan
saya kepada orang
lain
Memiliki
kepercayaan
terhadap
orang lain
Saya dapat
menaruh
kepercayaan
kepada orang
lain
Saya merasa ragu
apakah orang lain
dapat
mempercayai
saya
Memiliki
empati kasih
sayang dan
keintiman
dengan orang
lain
Bagi saya
menjaga relasi
dengan orang
lain merupakan
hal yang penting
dilakukan
Menjaga relasi
dengan orang lain
merupakan hal
yang menyulitkan
bagi saya
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
merupakan cara
saya menjaga
hubungan
dengan orang
lain
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
bukan merupakan
hal yang penting
Memiliki
kehangatan
dengan orang
lain
Saya merasa
nyaman ketika
sedang
berbincang-
bincang dengan
orang lain
Sulit bagi saya
untuk merasa
nyaman ketika
berbincang
dengan orang lain
Dapat
berkumpul
dengan orang
lain merupakan
hal yang patut
disyukuri dalam
hidup saya
Menurut saya
berkumpul
dengan orang lain
merupakan
kegiatan yang
membosankan
dan membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Otonomi
Seseorang yang berfungsi
secara utuh tidak
membutuhkan persetujuan
orang lain untuk membuat
evaluasi yang sesuai
dengan standar dirinya
sendiri (internal locus of
evaluation) sehingga
individu terbebas dari
keyakinan kolektif norma
dan peraturan yang
mengikat serta mampu
bertahan dari tekanan sosial
dengan berpikir dan
bertindak secara tepat
Mampu
membuat
keputusan
tanpa
tergantung
pada orang
lain
Keputusan
yang saya
buat
merupakan
murni
keputusan
saya sendiri
Saya sering
kali
dipengaruhi
orang lain
dalam
membuat
kuputusan
Saya yakin
setiap orang
memiliki
kebebasan
dalam
menentukan
pilihan hidup
begitu juga
dengan saya
Saya sangat
membutuhka
n orang lain
untuk
menentukan
pilihan hidup
saya
Saya akan
tetap pada
keputusan
saya
meskipun
orang lain
tidak setuju
Saya akan
mengubah
keputusan
saya bila ada
orang lain
yang tidak
setuju dengan
saya
Mampu
membuat
evaluasi
yang sesuai
dengan
standar
dirinya
sendiri
Kesalahan
yang saya
perbuat
menjadi
pelajaran
berharga bagi
saya
Kesalahan
saya
sebelumnya
merupakan
hal yang
memalukan
bagi saya dan
ingin saya
lupakan
Saya menilai
diri saya
sendiri
dengan nilai-
nilai yang
saya anggap
penting
bukan dari
orang lain
Penilaian dari
orang lain
merupakan
penilaian
yang penting
untuk saya
Mampu
bertahan
dari tekanan
sosial
Saya akan
berusaha
mengatasi
tekanan sosial
Saya tidak
tahu
bagaimana
saya harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan
berpikir dan
bertindak
secara tepat
dengan
memikirkan
dan bertindak
dengan cara
yang tepat
mengatasi
tekanan sosial
dengan tepat
4 Penguasaan Lingkungan
Kemampuan individu
untuk
memilihmenciptakan
lingkungan agar sesuai
dengan kondisi
psikologisnya serta ikut
serta dan terlibat dengan
kegiatan di luar lingkungan
dirinya sehingga dapat
mengambil keuntungan
dari lingkungannya
Mampu
mengelola
aktivitas
sehari-hari
Saya merasa
cukup baik
dalam
mengelola
banyak
kegiatan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Banyaknya
kegiataan
sehari-hari
membuat
saya
mengalami
kesulitan
dalam
mengelolany
a
Menurut
saya
aktivitas yang
saya lakukan
dapat berjalan
dengan baik
Saya merasa
kesulitan
dalam
melakukan
aktivitas yang
saya miliki
Saya merasa
senang
meskipun
aktivitas yang
saya lakukan
cukup
banyak
Semakin
banyak
kegiatan
semakin
membuat
saya kesulitan
dalam
menjalaninya
Terlibat
dalam
aktivitas di
luar
lingkungan
dirinya
Kegiatan di
luar rumah
membuat
saya merasa
lebih
nyaman
Saya merasa
tidak nyaman
ketika
melakukan
kegiatan di
luar
Saya lebih
senang
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Saya merasa
kurang
tertarik ketika
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Menggunak
an
kesempatan
yang ada di
Saya senang
mengikuti
kegiatan
dapat
Saya tidak
ingin
mengikuti
kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
lingkungan
secara
efektif
memberi
wawasan
baru bagi
saya
dapat
memberi
wawasan
baru bagi
saya
5 Tujuan Dalam Hidup
Individu yang sehat secara
mental didefinisikan
memiliki tujuan dan makna
dalam hidup sehingga
mampu melihat perubahan
keinginan menjadi lebih
produktif
menciptakanmencapai
integritas emosional di
kemudian hari
Memiliki
cita-cita dan
tujuan
Saya akan
berusaha
mewujudkan
keinginan
yang saya
miliki
Keinginan
dan cita-cita
yang saya
miliki hanya
akan
membebani
hidup saya
Saya selalu
ingin
memiliki
kehidupan
yang lebih
baik dari
sebelumnya
Saya sudah
puas dengan
apa yang saya
miliki di saat
ini
Meyakini
tujuan hidup
yang
dimiliki
Saya yakin
bahwa saya
dapat
membuat hari
esok lebih
baik lagi
Menurut
saya hari
esok akan
sama saja
dengan hari
ini dan tidak
ada yang bisa
saya lakukan
untuk
mengubahny
a
Penting bagi
saya untuk
dapat
mewujudkan
cita-cita yang
saya miliki
Dahulu saya
memiliki cita-
cita yang
ingin saya
wujudkan
namun
sekarang hal
itu sudah
tidak penting
lagi
Memiliki
kemampuan
untuk
mencapai
tujuan hidup
Saya senang
melakukan
perencanaan
untuk masa
depan dan
berusaha
Saya merasa
perencanaan
yang sudah
saya lakukan
merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
untuk
mewujudkan
nya
hal yang sia-
sia
Kemampuan
yang saya
miliki dapat
membantu
mencapai
tujuan hidup
saya
Saya tidak
memiliki
kemampuan
yang cukup
untuk
mencapai
tujuan hidup
saya
6 Pertumbuhan Pribadi
Individu yang tidak hanya
memiliki satu
perkembangan
karakteristik di masa lalu
namun juga memiliki
potensi yang dapat
dikembangkan agar tetap
tumbuh dan berkembang
dalam menghadapi
tantangantugas baru
Memiliki
pandangan
sebagai
pribadi yang
tumbuh dan
berkembang
Saya
memiliki
keyakinan
bahwa
kehidupan
merupakan
proses yang
terus
berlanjut
Menurut
saya proses
kehidupan
akan berhenti
ketika saya
sudah tua
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
saya
kembangkan
lagi di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
Menyadari
potensi
yang
dimiliki
Saya
menyadari
potensi yang
saya miliki
dan ingin
mengembang
kannya
Saya tidak
tahu potensi
apa yang saya
miliki selama
ini
Terbuka
terhadap
pengalaman
baru
Saya ingin
mencoba hal-
hal baru yang
dapat
membantu
saya
mengembang
kan potensi
diri
Saya merasa
tidaklah
penting
mencoba hal-
hal baru
karena hal
tersebut
hanya
membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Melihat
peningkatan
dalam diri
dari waktu
ke waktu
Saya merasa
potensi dalam
diri saya
semakin
berkembang
karena
pengalaman
yang saya
miliki
Pengalaman
yang saya
miliki tidak
dapat
membantu
mengembang
kan potensi
dalam diri
saya
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
berkembang
di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 2
Skala Try Out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
SKALA TRY OUT
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan
saya kepada orang lain
5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal
baru karena hal tersebut hanya membuang waktu
saja
6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan
merupakan hal yang sia-sia
7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai
diri saya sendiri saat ini
9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
saya kembangkan lagi di masa mendatang
10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk
menentukan pilihan hidup saya
12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan
yang saya miliki
13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-
cita yang saya miliki
16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat
memberi wawasan baru bagi saya
17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih
baik dari sebelumnya
18 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No Pernyataan STS TS S SS
20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian
di masa lalu
24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam
menentukan pilihan hidup begitu juga dengan
saya
25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang
lain
26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa
dengan kemampuan yang saya miliki sekarang
27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-
bincang dengan orang lain
28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam
membuat kuputusan
29 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya
wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak
penting lagi
31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi
tekanan sosial dengan tepat
34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang
penting untuk saya
35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti
ketika saya sudah tua
37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya
akan membebani hidup saya
38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
berkembang di masa mendatang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Pernyataan STS TS S SS
40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin
berkembang karena pengalaman yang saya miliki
41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang
lain yang tidak setuju dengan saya
42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal
berharga dari pengalaman di masa lalu
45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan
kegiatan yang melibatkan orang lain
46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari
ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk
mengubahnya
47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang
memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan
48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan
merupakan proses yang terus berlanjut
49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk
mencapai tujuan hidup saya
50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih
nyaman
52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang
melibatkan orang lain
53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini
54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk
bercerita kepada orang lain setidaknya untuk
meringankan beban saya
56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat
membantu mengembangkan potensi dalam diri
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No Pernyataan STS TS S SS
60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial
dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang
tepat
62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran
berharga bagi saya
63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan
kegiatan di luar
64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat
ini
66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya
70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat
mempercayai saya
71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika
berbincang dengan orang lain
72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 3
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
SKALA PENELITIAN
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru
karena hal tersebut hanya membuang waktu saja
5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri
saya sendiri saat ini
7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita
yang saya miliki
11 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain
17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
18 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Pernyataan STS TS S SS
21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika
saya sudah tua
23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga
dari pengalaman di masa lalu
27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu
mengembangkan potensi dalam diri saya
33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 4
Uji Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
1 Reliabilitas Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
688 688 8
2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
771 791 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 1 22375 4389 368 268 660
Item 8 22612 4494 351 224 664
Item 10 22525 4253 366 283 661
Item 14 22212 4296 431 284 647
Item 44 22700 4137 396 252 654
Item 57 22737 4196 428 417 646
Item 58 22737 4550 305 200 674
Item 68 22875 4313 377 340 658
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3 Reliabilitas Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
602 600 3
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 18 5300 1301 337 114 601
Item 56 5850 1142 439 207 459
Item 72 5600 1053 459 221 425
4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
653 675 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 13 19950 4706 395 303 786
Item 20 19363 5576 422 420 756
Item 25 19888 5240 490 295 743
Item 29 19488 5316 500 418 742
Item 42 19600 5053 659 512 713
Item 43 19613 5177 565 449 729
Item 50 19800 5276 549 380 733
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 3 18438 3718 355 371 631
Item 7 18150 4129 372 238 615
Item 19 18025 4278 392 249 610
Item 22 18350 3901 402 414 606
Item 38 18013 4418 444 347 604
Item 54 17863 4373 319 394 630
Item 67 17988 4620 335 324 628
5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
800 797 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 15 12850 2205 668 542 732
Item 21 12900 2091 761 598 700
Item 31 12975 2227 602 412 756
Item 32 12825 2526 453 268 801
Item 60 12950 2808 448 215 799
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
747 766 8
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 2 21163 6214 427 241 728
Item 5 21113 6126 489 324 712
Item 26 21150 6306 583 464 695
Item 35 20963 6771 505 337 712
Item 36 21213 6549 318 152 753
Item 59 21088 7094 377 312 732
Item 64 20975 7493 391 339 735
Item 66 21125 6465 583 365 697
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 5
Uji Koefisien Alpha Berstrata
(varian item komponen dan skor total)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
1 Kesejahteraan Psikologis
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
118525 82607 90888 38
2 Dimensi Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
688 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
25825 5412 23264 8
3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
22950 6808 26091 7
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
874 38
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
771 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4 Dimensi Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
602 3
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
8375 2187 14788 3
5 Dimensi Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
653 7
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
21138 5411 23262 7
6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
800 5
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
16125 3528 18784 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
747 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
24113 8354 28904 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 6
Data Deskriptif Subjek Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
1 Deskripsi Data Subjek
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std
Deviation
Usia 80 550 780 63650 57459
Suku 80 1 3 104 249
Jenis Kelamin 80 1 2 130 461
Status
Pernikahan 80 1 2 150 503
Lama Pensiun
(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788
Valid N
(listwise) 80
2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 550 2 25 25 25
560 3 38 38 63
570 6 75 75 138
580 4 50 50 188
590 5 63 63 250
600 6 75 75 325
610 8 100 100 425
620 7 88 88 512
630 6 75 75 588
640 1 13 13 600
650 8 100 100 700
660 3 38 38 738
670 1 13 13 750
680 7 88 88 838
690 1 13 13 850
700 1 13 13 863
710 1 13 13 875
720 1 13 13 888
730 2 25 25 913
740 2 25 25 938
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
a Usia Subjek
760 2 25 25 963
770 2 25 25 988
780 1 13 13 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
b Lama Pensiun
Lama Pensiun (dalam tahun)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 10 8 100 100 100
20 7 88 88 188
30 7 88 88 275
40 3 38 38 313
50 9 113 113 425
60 6 75 75 500
70 5 63 63 563
80 5 63 63 625
90 4 50 50 675
100 3 38 38 713
110 2 25 25 738
120 4 50 50 788
130 4 50 50 838
140 5 63 63 900
150 2 25 25 925
160 1 13 13 938
170 1 13 13 950
180 1 13 13 963
200 3 38 38 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 7
Deskriptif Data Penelitian
(one sample t-test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
1 Kesejahteraan Psikologis
One-Sample Statistics
N Mean
Std
Deviation
Std Error
Mean
Total 80 118525 90888 10162
One-Sample Test
Test Value = 95
t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Total 23151 79 000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 8
Uji Normalitas dan Homogenitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
1 Uji Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kesejahteraan
Psikologis 80 1000 0 00 80 1000
Descriptives
Statistic Std Error
Kesejahteraan
Psikologis
Mean 11853 1016
95 Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 11650
Upper Bound 12055
5 Trimmed Mean 11806
Median 11650
Variance 82607
Std Deviation 9089
Minimum 100
Maximum 148
Range 48
Interquartile Range 11
Skewness 946 269
Kurtosis 803 532
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
a Lilliefors Significance Correction
Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem amp Leaf
200 10 04
500 10 77789
2500 11 0000011111222333334444444
2100 11 555555667888888888999
1000 12 0112222334
700 12 5677888
300 13 234
300 13 556
400 Extremes (gt=138)
Stem width 10
Each leaf 1 case(s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3 Uji Homogenitas
Group Statistics
Status Pernikahan N Mean Std Deviation
Std Error
Mean
Kesejahteraan
Psikologis
Menikah 40 11878 8185 1294
JandaDuda 40 11828 10010 1583
Independent Samples Test
Levenes Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
Std Error
Difference
95
Confidence
Interval of
the
Difference
Lower
Uppe
r
Kesejahtera
an
Psikologis
Equal
variances
assumed
2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457
0
Equal
variances
not
assumed
245 75041 807 500 2045 -3573 457
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 9
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Uji Hipotesis Penelitian
Ranks
Status
Pernikahan N Mean Rank
Sum of
Ranks
Kesejahteraan
Psikologis
menikah 40 4239 169550
jandaduda 40 3861 154450
Total 80
Test Statisticsa
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
a Grouping Variable Status Pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA PENSIUN
DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
Antonius Mei Setyabudi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa
pensiun yang ditinjau dari status pernikahan Variabel kesejahteraan psikologis terdiri dari enam
dimensi yaitu penerimaan diri hubungan yang positif dengan orang lain otonomi penguasaan
lingkungan tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi Subjek penelitian ini berjumlah 80
orang pensiunan yang terdiri dari 40 orang dari kelompok menikah dan 40 orang dari kelompok
jandaduda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis yang
dikembangkan oleh peneliti Skala kesejahteraan psikologis ini terdiri dari 38 item dengan nilai
reliabilitas alpha berstrata sebesar 0893 (αs = 0893) Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan teknik analisis uji beda mann-whitnney u test Hasil uji beda kesejahteraan
psikologis antara kelompok menikah dan kelompok jandaduda diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0467 (p gt 005) Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan pada
masa pensiun yang ditinjau dari status pernikahan
Kata kunci kesejahteraan psikologis masa pensiun status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE DIFFERENCES OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN
RETIREMENT THAT REVIEWED FROM THE MARITAL STATUS
Antonius Mei Setyabudi
ABSTRACT
The purpose of this study was to understand the differences between psychological
well-being in retirement that reviewed from the marriage status Psychological well-being
is concluded of six dimensions self acceptance positive relations with others autonomy
enviromental mastery purpose of life and personal growth There was 80 subjects that had
been retired with 40 subjects from the married group and 40 subjects from the widows that
obtained with sampling methods convenience sampling The data obtained from well-being
psychology scales that developed by researcher The well-being scales included 38 items
with reliability of alpha stratified 0893 (αs = 0893) This study was quantitative difference
test with mann-whitnney u test The result from well-being between married group and
widows group showed the significancy 0467 (pgt005) The result showed that there was
no differences between the well-being on the retired stage that reviewed from the marriage
status
Keywords Psychological well-being retirement marital status
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga
penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa
Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik
Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program
Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma
2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma
3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk
menyelesaikan skripsi
4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang
sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik
5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan
waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan
banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai
kehidupan
7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas
segala bantuan yang diberikan
8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku
Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa
BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI
Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses
perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi
9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner
10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak
henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan
mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi
11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek
namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress
skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur
e
12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
mendukung penulis
13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi
bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang
lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN MOTTO iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 10
D Manfaat Penelitian 10
BAB II LANDASAN TEORI 12
A Kesejahteraan Psikologis 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14
3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20
B Status Pernikahan 29
1 Menikah 29
2 JandaDuda 30
C Masa Pensiun 31
1 Pengertian Masa Pensiun 31
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahaan 38
E Skema Penelitian 41
F Hipotesis 42
BAB III METODE PENELITIAN 43
A Jenis Penelitian 43
B Identifikasi Variabel Penelitian 43
C Definisi Operasional 43
D Subjek Penelitian 44
E Metode dan Alat Pengambilan Data 45
F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47
1 Validitas 48
2 Reliabilitas 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3 Daya Diskriminasi Item 49
G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50
H Metode Analisis Data 54
1 Uji Asumsi 54
2 Uji Hipotesis 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56
A Pelaksanaan Penelitian 56
B Deskripsi Subjek Penelitian 57
C Deskripsi Data Penelitian 58
D Hasil Analisis Data 60
1 Uji Asumsi 60
2 Uji Hipotesis 61
E Pembahasan 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67
A Kesimpulan 67
B Keterbatasan Penelitian 67
C Saran 68
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47
Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53
Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57
Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58
Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60
Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61
Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76
Lampiran 2 Skala Try out 84
Lampiran 3 Skala Penelitian 94
Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102
Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor
total) 107
Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111
Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116
Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118
Lampiran 9 Uji Hipotesis 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks
Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil
indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level
6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori
bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya
6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan
cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa
pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi
karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)
Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil
(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC
Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun
dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif
bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak
lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih
baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)
Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai
dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk
beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir
dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini
seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada
organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada
masa pensiun (Apsari 2012)
Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun
merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam
kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari
dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai
masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres
(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan
orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi
masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung
rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari
bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)
Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan
bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya
memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta
kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan
keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk
menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi
(Apsari 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi
orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp
Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh
lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali
diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan
kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep
kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi
juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan
yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)
Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang
menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang
tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian
Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak
hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu
serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta
kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut
Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang
mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga
diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih
sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-
being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)
Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat
menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi
yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes
dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan
psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan
bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat
dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington
2012)
Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-
Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan
psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya
berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu
yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan
membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan
kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989
dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong
seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha
untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp
Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik
Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan
individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap
perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi
dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik
Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya
penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan
psikologis yang baik
Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke
dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)
Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-
acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with
other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental
mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi
(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani
amp Jannah 2014)
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis
kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff
1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman
berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu
yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah
atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu
individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total
yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah
memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status
pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri
serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap
kehilangan pasangannya (Ryff 2014)
Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan
mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu
hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat
sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan
bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih
pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari
pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)
Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih
menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah
menikah (Marks 1996)
Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)
berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki
mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-
hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada
orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah
memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada
responden yang menikah (Marks 1996)
Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih
lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan
memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan
dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau
hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan
dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang
intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan
karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp
Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks
1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif
menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi
pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis
Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara
umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang
dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai
dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009
dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada
orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin
memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak
dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin
memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah
relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan
(Santrock 2012)
Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka
miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah
maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan
pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan
pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam
menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan
dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang
merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang
menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran
pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial
Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial
(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial
dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki
kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)
Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk
mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung
Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan
status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran
pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah
pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian
sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada
kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang
dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur
yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai
keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu
sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya
barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)
Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan
normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)
menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan
sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan
maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan
psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh
terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
B Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
C Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis
pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
D Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang
psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan
psikologis terutama pada masa pensiun
2 Manfaat Praktis
a Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk
membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang
akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada
karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah
khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b Bagi para pensiunan
1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada
pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta
mengembangkannya dengan lebih baik
2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan
tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling
mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat
mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi
kesejahteraan psikologis
3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki
pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga
saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu
mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A Kesejahteraan Psikologis
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis
Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman
hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI
2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean
Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa
Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian
tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff
1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada
eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan
atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial
maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada
bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat
membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)
Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan
dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan
psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan
subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah
persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari
evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi
dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life
satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya
afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut
Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin
dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic
karena lebih mengarah pada kepuasan fisik
Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau
psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam
Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat
eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan
mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al
2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat
seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan
interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization
milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik
Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff
1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga
menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan
menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik
Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa
dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria
mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-
being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi
secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik
Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan
bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap
psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk
menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis
akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas
hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis
Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam
enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan
psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)
antara lain
a Penerimaan Diri
Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera
adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat
seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan
maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life
span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa
lalu (Ryff 1989)
Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki
karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan
menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang
baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap
kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik
merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi
di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas
pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff
2014)
b Hubungan Positif Dengan Orang Lain
Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen
utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai
memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang
terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang
mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan
orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan
(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)
bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini
yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff
1989)
Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain
dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik
hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang
lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati
kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi
dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah
digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan
kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk
menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi
dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat
kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain
(Ryff 2014)
c Otonomi
Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki
lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini
akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang
lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik
dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan
kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan
yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp
Singer 1996)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi
digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya
mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak
sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan
mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan
evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk
membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam
berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)
d Penguasaan Lingkungan
Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai
kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan
agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport
menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan
keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan
dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu
memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur
lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah
lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik
Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu
seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi
penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu
menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya
mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan
kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu
untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai
individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya
merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan
di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya
dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff
2014)
e Tujuan dalam Hidup
Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan
dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan
bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya
sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan
untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai
integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)
Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi
tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup
kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki
makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang
keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta
tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki
karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya
memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam
hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan
tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat
munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)
f Pertumbuhan Pribadi
Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu
perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi
yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin
berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk
mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori
perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau
tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan
pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang
melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka
terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu
dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan
tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada
dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat
melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya
keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap
dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik
dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap
atau perilaku yang baru (Ryff 2014)
3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin
kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp
Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah
sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan
well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian
pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain
penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai
intervensi dan klinis
a Usia
Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan
psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi
penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang
tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain
dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup
menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah
hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti
penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain
menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga
rentang usia
b Jenis Kelamin
Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)
menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara
konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi
hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan
pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita
lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi
berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)
c Kebudayaan
Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara
budaya individualistik (independent) dengan kolektif
(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang
cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau
otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada
budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp
Singer 1996)
Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan
menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di
negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat
Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya
dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan
skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan
pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)
d Status Sosial
Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan
dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan
seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki
pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi
tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi
Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan
bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan
kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan
bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan
menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff
amp Singer 1996)
e Pengalaman dan Sejarah Hidup
Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman
hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman
tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi
kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang
sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang
bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi
penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri
dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana
mereka membesarkan anak dan bagaimana anak
membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer
1996)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap
kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana
pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan
lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan
pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi
depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)
f Perkembangan dan Penuaan
Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan
penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa
mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti
(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada
pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang
dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke
waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa
dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi
menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa
tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka
seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi
ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin
menjadi muda
Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada
kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir
dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya
diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo
Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses
psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang
fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta
dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir
akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi
daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas
perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)
g Kepribadian
Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar
terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan
pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada
penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model
kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan
pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan
personal growth agreeableness berhubungan dengan positive
relations with others dan extraversion conscientiousness dan
neuroticism berhubungan dengan environmental mastery
purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)
Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain
yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi
tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh
sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel
yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan
dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional
(Ryff 2014)
h Pengalaman Keluarga
Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan
memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-
being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki
peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam
dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu
individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu
yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada
wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada
dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita
yang menikah
Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua
juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang
dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan
baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap
tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)
menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di
masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun
psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang rendah
i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain
Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar
karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap
kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis
pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai
beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa
beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami
individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran
dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan
psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang
berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap
perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)
Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar
dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan
psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar
cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan
lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang
tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai
relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan
psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan
dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada
tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki
nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)
j Kesehatan
Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil
bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki
keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki
(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka
mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan
psikologis setelah melewati masa sakit
k Studi Klinis
Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat
eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari
tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang
penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh
Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti
schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia
agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan
bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui
dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam
hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)
Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar
dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru
untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff
(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat
mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala
gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan
meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek
eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
B Status Pernikahan
Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status
pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup
dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada
Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan
Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda
1 Menikah
Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk
antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum
dan agama dengan tujuan membentuk keluarga
Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa
aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting
(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan
terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat
memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)
menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit
memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah
serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya
2 JandaDuda
Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak
bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian
suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai
seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau
telah bercerai dengan istrinya
Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa
tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat
menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat
mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)
Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan
keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi
Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu
pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama
bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan
(Santrock 2014)
Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan
oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa
alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan
dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama
mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan
perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka
bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan
perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup
C Masa Pensiun
1 Pengertian Masa Pensiun
Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana
karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia
kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi
(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan
dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana
pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai
angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase
menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah
menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun
juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan
karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus
pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan
menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa
pensiun (Apsari 2012)
Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan
bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola
hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran
perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan
terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan
tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa
perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja
menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya
interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu
luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)
Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa
ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit
melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa
pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa
fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada
fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-
pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan
bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang
komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)
Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase
awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan
pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak
pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka
mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih
banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun
karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami
kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The
Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai
menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang
pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-
orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan
dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih
realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang
memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan
yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada
masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan
yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase
terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena
orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan
mencukupi kebutuhannya sendiri
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah
penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal
ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada
individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)
Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan
ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun
dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan
dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)
Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang
disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis
dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi
fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan
(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak
bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial
membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari
harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya
stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)
Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah
(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan
bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu
peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik
terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang
memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang
meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada
negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa
yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan
para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang
membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima
kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki
jabatan dan sudah pensiun
Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para
pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada
masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa
pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses
perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga
menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang
dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada
timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi
dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan
dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun
adalah
a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya
Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita
lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada
sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya
baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka
dan sebaliknya
b Perubahan dalam perilaku seksual
Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih
banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik
sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa
pensiun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan
Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk
mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat
perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak
kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka
dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri
d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of
parental dependency)
Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak
terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan
seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan
sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang
pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini
Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu
dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu
penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya
hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya
kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian
penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai
kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh
pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun
nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga
kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan
fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat
membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahan
Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai
sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun
dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya
perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya
kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah
menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun
(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi
orang yang akan menghadapi masa pensiun
Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu
seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki
mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi
serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan
Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran
pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan
psikologis
Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan
potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan
meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya
mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai
kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam
Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu
Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang
memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk
menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya
Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah
berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami
depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti
menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian
(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan
yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan
dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki
pasangan lagi
Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada
seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki
pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan
kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya
seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)
akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan
akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang
memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga
tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E Skema Penelitian
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis
Masa Pensiun
Status
Pernikahan
JandaDuda
(Sudah tidak memiliki secara
hukummeninggal)
Menikah
(Masih memiliki pasangan)
Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa
yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki
masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi
berbeda daripada dirinya sekarang sedikit
kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain
sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli
tentang orang lain terisolasi dalam hubungan
interpersonal tidak mau membuat kompromi
dalam hubungan dengan orang lain cenderung
mementingkan harapan dari orang lain
bergantung pada penilaian orang lain mengikuti
tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan
mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki
lingkungan di sekitarnya tidak menyadari
kesempatan yang ada kurang mampu
mengontrol dunia luar kurang memiliki makna
terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan
tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup
tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa
lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat
memunculkan makna dalam hidup merasa tidak
dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan
diri merasa bosan dengan kehidupannya dan
merasa tidak dapat berkembang
Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui
menerima segala aspek dalam diri memiliki
perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya
hangat menyenangkan percaya dan
mementingkan kesejahteraan orang lain
berempati kasih sayang intim saling berbagi
dalam hubungan bebas dan dapat menentukan
nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial
mengelola perilaku dari dalam mampu
mengevaluasi diri mampu menguasai dan
mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas
menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk
membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai
dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai
tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan
saat ini dan masa lalu memegang keyakinan
terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam
tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus
berkembang melihat diri sebagai pribadi yang
tumbuh dan berkembang terbuka terhadap
pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan
melakukan perubahan agar tetap mencerminkan
pengetahuan tentang diri
Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah
H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
ditinjau dari status pernikahaan
H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu
penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok
penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar
2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat
kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan
pensiunan yang jandaduda
B Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut
Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis
Variabel Bebas Status Pernikahan
C Definisi Operasional
1 Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah
berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan
yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga
memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya
dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari
skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala
kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki
2 Status Pernikahan
Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan
perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda
adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang
dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas
mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang
ditujukan kepada subjek
D Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang
sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience
sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan
untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp
Jannah 2008 Supratiknya 2015)
Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk
pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa
Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia
55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan
digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun
Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang
dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki
pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki
telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok
jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan
berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan
psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)
E Metode dan Alat Pengambilan Data
Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan
terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis
menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan
unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)
Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan
tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan
sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar
menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan
agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari
aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode
summated rating dengan ketentuan sebagai berikut
1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan
jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4
2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan
jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1
Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total
jawaban subjek pada skala yang diberikan
Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel
1 berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 1
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis
Keterangan Item yang gugur
F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur
Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah
memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap
masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item
mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final
tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk
memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan
pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu
maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi
keseluruhan item
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69
(833)
12 44 53 57 58
68 (833)
12
(1667)
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang lain
20 25 27 29 42
55 (833)
4 13 43 50 70
71(833)
12
(1667)
3 Otonomi 18 24 56 61 62
72 (833)
11 28 33 34
41 47 (833)
12
(1667)
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 51 52 54
67 (833)
3 7 16 22 45
63 (833)
12
(1667)
5 Tujuan Dalam
Hidup
15 17 21 31 32
60 (833)
6 30 37 46
49 65 (833)
12
(1667)
6 Pertumbuhan
Pribadi
9 35 39 40 48
64 (833)
2 5 26 36 59 66
(833)
12
(1667)
Total 36 36 72
(100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1 Validitas
Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam
melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya
(Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)
yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat
professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini
akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam
penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing
2 Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau
kelompok (Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan
konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan
antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi
reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali
pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik
yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini
reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam
teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki
koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3 Daya Diskriminasi Item
Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item
mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki
dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya
diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi
antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan
menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)
Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan
tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka
daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien
korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut
mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi
(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar
korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang
memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda
yang rendah
G Pengujian Alat Ukur Penelitian
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh
dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan
subjek yang memenuhi kriteria penelitian
Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf
reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya
2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek
pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek
didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai
Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta
Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta
Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item
Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada
pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba
dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur
a Seleksi Item
Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for
Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan
menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang
terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan
penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030
maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030
maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item
terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta
perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai
cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini
dianggap memiliki enam skala
Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item
memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524
Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item
yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi
Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026
sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima
item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item
diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659
Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan
pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337
sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum
dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan
0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit
antara 0319 sampai dengan 0444
Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item
berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran
item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761
Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti
menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan
0583
Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis
setelah dilakukan seleksi item
Tabel 2
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil
ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran
(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa
reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang
berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini
dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
20 25 29 42 13 43 50 7
3 Otonomi 18 56 72 - 3
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 54 67 3 7 22 7
5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5
6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8
Total 22 16 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program
SPSS
Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap
dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis
Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha
berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi
reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur
internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes
(Widhiarso 2011)
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan
penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata
αstrat = 1 -
119896sum
119894=1120590119894
2(1minusα119894)
1205901199092
Keterangan
1205901198942 = varian butir komponen ke-i
α119894 = realibilitas komponen ke-i
1205901199092 = varian skor total tes
No Dimensi
Koefisien Alpha
Sebelum
Seleksi Item
Setelah Seleksi
Item
1 Penerimaan Diri 0654 0688
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
0702 0771
3 Otonomi 0477 0602
4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653
5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800
6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
αs = 1 minus
5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)
+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)
82607= 0893
Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala
kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu
0893 (αs=0893)
H Metode Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent
sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala
kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji
normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang
dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji
normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal
maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney
u test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala
kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan
yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan
Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)
Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI
Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan
dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan
pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini
berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang
menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun
meninggal (jandaduda)
Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya
akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu
kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan
pengisian skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B Deskripsi Subjek Penelitian
Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui
persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok
menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia
subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil
sebagai berikut
Tabel 4
Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara
keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok
menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok
menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin
perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin
laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan
subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan
24 subjek berjenis kelamin perempuan
Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total
Menikah Laki-laki 35 subjek
Perempuan 5 subjek
40 subjek
JandaDuda Laki-laki 21 subjek
Perempuan 19 subjek
40 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 5
Persebaran Subjek Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini
berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek
Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13
subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek
berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan
frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia
636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi
terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65
tahun
C Deskripsi Data Penelitian
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan
psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau
rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean
empiris pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis
Usia Jumlah
55 ndash 60 tahun 26 subjek
61 ndash 65 tahun 30 subjek
66 ndash 70 tahun 13 subjek
71 ndash 75 tahun 6 subjek
76 ndash 80 tahun 5 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 6
Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan
psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai
mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki
tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara
mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis
Tabel 7
Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean
teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki
perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005
yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian
ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Pengukuran Teoritis Empiris
Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD
Kesejahteraan
Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi
Test Value = 95
t Df Sig (2
Tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kesejahteraan
Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D Hasil Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini
Tabel 8
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa
variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar
0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara
signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan
bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini
Tabel 9
Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang
didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa
asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian
dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan
homogen
2 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil
yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt
Levenes Test for Equality of
Variances
F Sig
Kesejahteraan
Psikologis
Equal variances
assumed 2144 147
Equal variances not
assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik
digunakan jika persebaran data tidak normal
Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas
pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)
menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan
yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel
bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak
Tabel 10
Hasil Uji Mann-Whitney U Test
Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu
nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)
Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak
sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah
dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
E Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal
ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)
Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai
koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok
menikah dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya
kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff
1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk
pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting
untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam
hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan
dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp
Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa
lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat
menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka
inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai
succesful aging
Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan
membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang
tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan
sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan
dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang
memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran
pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan
psikologis
Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat
digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang
kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan
yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar
terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting
sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart
1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)
menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari
orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis
bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka
yang memiliki pasangan
McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat
menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan
kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan
nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap
satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil
dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-
teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan
yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan
pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan
keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu
menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa
tidak sendirian
Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya
yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan
tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan
yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di
dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan
dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu
menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan
orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada
masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya
seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-
tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam
suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak
secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas
maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu
membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan
hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar
pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan
kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus
RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar
para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-
parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data
yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji
analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu
teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas
Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar
0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda
B Keterbatasan Penilitan
Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah
berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi
fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang
diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini
memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan
sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis
penelitian
Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa
instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009
Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya
measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki
nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement
errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing
dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint
skala kesejahteraan psikologis
C Saran
1 Bagi subjek
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan
yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan
psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena
dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai
kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik
2 Bagi perusahaan
Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan
jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu
dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat
terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan
diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya
kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi
pensiunan
3 Bagi Penelitian Selanjutnya
Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena
minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria
penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan
psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain
itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun
berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada
penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah
item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa
dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator
perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar
mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan
variable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Daftar Pustaka
Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun
Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-
masyarakat-ri-tunda-pensiun
Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari
httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit
Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos
Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada
Lansia Bandung Universitas Padjajaran
Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-
Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security
Character Volume 3 No 2
Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological
Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas
Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan
Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Widya Mandala
Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan
Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober
2010
Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari
httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-
daftar-subjek1
Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey
Pearson Education Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September
2015 dari
httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi
ashtml
Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25
Tahun Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-
tanpa-gaji-selama-25-tahun
Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher
Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social
and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348
Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks
Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga
Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute
Working Paper Series 131 Januari 2010
Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological
Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology
Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222
Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and
Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No
4 (Nov 1996) pp 917-932
Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka
Pelajar
McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New
York Oxford University Press Inc
Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological
Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No
3(Sep 1973) pp 226-232
Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia
Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)
Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat
Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality
Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer
Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning
of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology
1989 Vol 57 No 6 1069-1081
Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in
Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104
Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science
and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28
Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being
Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-
727
Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning
Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother
Psychosom 19966514-23
Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran
Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02
Agustus 2013
Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta
Universitas Sanata Dharma
Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT
Elex Media Komputindo
Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta
Erlangga
Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New
York McGraw-Hill Education
Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing
Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication
doi 101037a0022411
Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group
Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers
Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The
Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition
California Sage Publications Inc
Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing
The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349
Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada
University Press
Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata
Dharma
Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari
httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan
Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada
Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang
Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1
Agustus 2012
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Diakses dari
wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf
van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-
Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a
Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal
Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of
Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691
Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan
Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2
2009
Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis
UGM
Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil
22 Juni 2016 dari
httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf
Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)
Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To
Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice
2012 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN 1
Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Blueprint skala kesejahteraan psikologis
No Dimensi Indikator Item
Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri
Individu yang sehat
secara mental
didefinisikan
mampu untuk
menerima dirinya
dan kehidupan
masa lalunya secara
positif
Memahami
dan
menerima
seluruh aspek
pada diri
Saya menyadari
bahwa saya
memiliki
kelebihan
maupun
kekurangan
Saya tidak tahu
kelebihan
maupun
kekurangan yang
saya miliki
Saya dapat
menerima segala
aspek dalam diri
saya
Saya merasa
kecewa dengan
diri saya saat ini
Memiliki
pandangan
positif
terhadap diri
sendiri
Secara umum
saya merasa
percaya diri
mengenai diri
saya sendiri saat
ini
Saya merasa
tidak puas
dengan diri saya
saat ini
Menerima
secara positif
kehidupan
masa lalunya
Pengalaman di
masa lalu
membuat saya
belajar untuk
menjadi lebih
baik ke
depannya
Menurut saya
pengalaman di
masa lalu hanya
akan menjadi
beban pikiran
saya
Bagi saya
pengalaman di
masa lalu
merupakan
pengalaman
yang sangat
berharga
Saya merasa
tidak
memperoleh
banyak hal
berharga dari
pengalaman di
masa lalu
Saya merasa
puas dengan
pencapaian-
pencapaian di
masa lalu
Saya merasa
kecewa dengan
apa yang telah
saya lakukan di
masa lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang Lain
Individu sehat
secara mental
adalah individu
yang memiliki
kemampuan untuk
mencintai memiliki
perasaan yang
kuatakan rasa
empati kasih
sayang kehangatan
dan penghargaan
terhadap orang lain
Terbuka
kepada orang
lain
Bila ada
masalah saya
selalu berusaha
untuk bercerita
kepada orang
lain setidaknya
untuk
meringankan
beban saya
Saya enggan
bercerita
mengenai
permasalahan
saya kepada orang
lain
Memiliki
kepercayaan
terhadap
orang lain
Saya dapat
menaruh
kepercayaan
kepada orang
lain
Saya merasa ragu
apakah orang lain
dapat
mempercayai
saya
Memiliki
empati kasih
sayang dan
keintiman
dengan orang
lain
Bagi saya
menjaga relasi
dengan orang
lain merupakan
hal yang penting
dilakukan
Menjaga relasi
dengan orang lain
merupakan hal
yang menyulitkan
bagi saya
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
merupakan cara
saya menjaga
hubungan
dengan orang
lain
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
bukan merupakan
hal yang penting
Memiliki
kehangatan
dengan orang
lain
Saya merasa
nyaman ketika
sedang
berbincang-
bincang dengan
orang lain
Sulit bagi saya
untuk merasa
nyaman ketika
berbincang
dengan orang lain
Dapat
berkumpul
dengan orang
lain merupakan
hal yang patut
disyukuri dalam
hidup saya
Menurut saya
berkumpul
dengan orang lain
merupakan
kegiatan yang
membosankan
dan membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Otonomi
Seseorang yang berfungsi
secara utuh tidak
membutuhkan persetujuan
orang lain untuk membuat
evaluasi yang sesuai
dengan standar dirinya
sendiri (internal locus of
evaluation) sehingga
individu terbebas dari
keyakinan kolektif norma
dan peraturan yang
mengikat serta mampu
bertahan dari tekanan sosial
dengan berpikir dan
bertindak secara tepat
Mampu
membuat
keputusan
tanpa
tergantung
pada orang
lain
Keputusan
yang saya
buat
merupakan
murni
keputusan
saya sendiri
Saya sering
kali
dipengaruhi
orang lain
dalam
membuat
kuputusan
Saya yakin
setiap orang
memiliki
kebebasan
dalam
menentukan
pilihan hidup
begitu juga
dengan saya
Saya sangat
membutuhka
n orang lain
untuk
menentukan
pilihan hidup
saya
Saya akan
tetap pada
keputusan
saya
meskipun
orang lain
tidak setuju
Saya akan
mengubah
keputusan
saya bila ada
orang lain
yang tidak
setuju dengan
saya
Mampu
membuat
evaluasi
yang sesuai
dengan
standar
dirinya
sendiri
Kesalahan
yang saya
perbuat
menjadi
pelajaran
berharga bagi
saya
Kesalahan
saya
sebelumnya
merupakan
hal yang
memalukan
bagi saya dan
ingin saya
lupakan
Saya menilai
diri saya
sendiri
dengan nilai-
nilai yang
saya anggap
penting
bukan dari
orang lain
Penilaian dari
orang lain
merupakan
penilaian
yang penting
untuk saya
Mampu
bertahan
dari tekanan
sosial
Saya akan
berusaha
mengatasi
tekanan sosial
Saya tidak
tahu
bagaimana
saya harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan
berpikir dan
bertindak
secara tepat
dengan
memikirkan
dan bertindak
dengan cara
yang tepat
mengatasi
tekanan sosial
dengan tepat
4 Penguasaan Lingkungan
Kemampuan individu
untuk
memilihmenciptakan
lingkungan agar sesuai
dengan kondisi
psikologisnya serta ikut
serta dan terlibat dengan
kegiatan di luar lingkungan
dirinya sehingga dapat
mengambil keuntungan
dari lingkungannya
Mampu
mengelola
aktivitas
sehari-hari
Saya merasa
cukup baik
dalam
mengelola
banyak
kegiatan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Banyaknya
kegiataan
sehari-hari
membuat
saya
mengalami
kesulitan
dalam
mengelolany
a
Menurut
saya
aktivitas yang
saya lakukan
dapat berjalan
dengan baik
Saya merasa
kesulitan
dalam
melakukan
aktivitas yang
saya miliki
Saya merasa
senang
meskipun
aktivitas yang
saya lakukan
cukup
banyak
Semakin
banyak
kegiatan
semakin
membuat
saya kesulitan
dalam
menjalaninya
Terlibat
dalam
aktivitas di
luar
lingkungan
dirinya
Kegiatan di
luar rumah
membuat
saya merasa
lebih
nyaman
Saya merasa
tidak nyaman
ketika
melakukan
kegiatan di
luar
Saya lebih
senang
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Saya merasa
kurang
tertarik ketika
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Menggunak
an
kesempatan
yang ada di
Saya senang
mengikuti
kegiatan
dapat
Saya tidak
ingin
mengikuti
kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
lingkungan
secara
efektif
memberi
wawasan
baru bagi
saya
dapat
memberi
wawasan
baru bagi
saya
5 Tujuan Dalam Hidup
Individu yang sehat secara
mental didefinisikan
memiliki tujuan dan makna
dalam hidup sehingga
mampu melihat perubahan
keinginan menjadi lebih
produktif
menciptakanmencapai
integritas emosional di
kemudian hari
Memiliki
cita-cita dan
tujuan
Saya akan
berusaha
mewujudkan
keinginan
yang saya
miliki
Keinginan
dan cita-cita
yang saya
miliki hanya
akan
membebani
hidup saya
Saya selalu
ingin
memiliki
kehidupan
yang lebih
baik dari
sebelumnya
Saya sudah
puas dengan
apa yang saya
miliki di saat
ini
Meyakini
tujuan hidup
yang
dimiliki
Saya yakin
bahwa saya
dapat
membuat hari
esok lebih
baik lagi
Menurut
saya hari
esok akan
sama saja
dengan hari
ini dan tidak
ada yang bisa
saya lakukan
untuk
mengubahny
a
Penting bagi
saya untuk
dapat
mewujudkan
cita-cita yang
saya miliki
Dahulu saya
memiliki cita-
cita yang
ingin saya
wujudkan
namun
sekarang hal
itu sudah
tidak penting
lagi
Memiliki
kemampuan
untuk
mencapai
tujuan hidup
Saya senang
melakukan
perencanaan
untuk masa
depan dan
berusaha
Saya merasa
perencanaan
yang sudah
saya lakukan
merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
untuk
mewujudkan
nya
hal yang sia-
sia
Kemampuan
yang saya
miliki dapat
membantu
mencapai
tujuan hidup
saya
Saya tidak
memiliki
kemampuan
yang cukup
untuk
mencapai
tujuan hidup
saya
6 Pertumbuhan Pribadi
Individu yang tidak hanya
memiliki satu
perkembangan
karakteristik di masa lalu
namun juga memiliki
potensi yang dapat
dikembangkan agar tetap
tumbuh dan berkembang
dalam menghadapi
tantangantugas baru
Memiliki
pandangan
sebagai
pribadi yang
tumbuh dan
berkembang
Saya
memiliki
keyakinan
bahwa
kehidupan
merupakan
proses yang
terus
berlanjut
Menurut
saya proses
kehidupan
akan berhenti
ketika saya
sudah tua
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
saya
kembangkan
lagi di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
Menyadari
potensi
yang
dimiliki
Saya
menyadari
potensi yang
saya miliki
dan ingin
mengembang
kannya
Saya tidak
tahu potensi
apa yang saya
miliki selama
ini
Terbuka
terhadap
pengalaman
baru
Saya ingin
mencoba hal-
hal baru yang
dapat
membantu
saya
mengembang
kan potensi
diri
Saya merasa
tidaklah
penting
mencoba hal-
hal baru
karena hal
tersebut
hanya
membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Melihat
peningkatan
dalam diri
dari waktu
ke waktu
Saya merasa
potensi dalam
diri saya
semakin
berkembang
karena
pengalaman
yang saya
miliki
Pengalaman
yang saya
miliki tidak
dapat
membantu
mengembang
kan potensi
dalam diri
saya
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
berkembang
di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 2
Skala Try Out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
SKALA TRY OUT
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan
saya kepada orang lain
5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal
baru karena hal tersebut hanya membuang waktu
saja
6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan
merupakan hal yang sia-sia
7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai
diri saya sendiri saat ini
9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
saya kembangkan lagi di masa mendatang
10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk
menentukan pilihan hidup saya
12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan
yang saya miliki
13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-
cita yang saya miliki
16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat
memberi wawasan baru bagi saya
17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih
baik dari sebelumnya
18 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No Pernyataan STS TS S SS
20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian
di masa lalu
24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam
menentukan pilihan hidup begitu juga dengan
saya
25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang
lain
26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa
dengan kemampuan yang saya miliki sekarang
27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-
bincang dengan orang lain
28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam
membuat kuputusan
29 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya
wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak
penting lagi
31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi
tekanan sosial dengan tepat
34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang
penting untuk saya
35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti
ketika saya sudah tua
37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya
akan membebani hidup saya
38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
berkembang di masa mendatang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Pernyataan STS TS S SS
40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin
berkembang karena pengalaman yang saya miliki
41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang
lain yang tidak setuju dengan saya
42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal
berharga dari pengalaman di masa lalu
45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan
kegiatan yang melibatkan orang lain
46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari
ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk
mengubahnya
47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang
memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan
48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan
merupakan proses yang terus berlanjut
49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk
mencapai tujuan hidup saya
50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih
nyaman
52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang
melibatkan orang lain
53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini
54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk
bercerita kepada orang lain setidaknya untuk
meringankan beban saya
56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat
membantu mengembangkan potensi dalam diri
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No Pernyataan STS TS S SS
60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial
dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang
tepat
62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran
berharga bagi saya
63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan
kegiatan di luar
64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat
ini
66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya
70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat
mempercayai saya
71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika
berbincang dengan orang lain
72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 3
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
SKALA PENELITIAN
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru
karena hal tersebut hanya membuang waktu saja
5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri
saya sendiri saat ini
7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita
yang saya miliki
11 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain
17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
18 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Pernyataan STS TS S SS
21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika
saya sudah tua
23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga
dari pengalaman di masa lalu
27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu
mengembangkan potensi dalam diri saya
33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 4
Uji Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
1 Reliabilitas Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
688 688 8
2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
771 791 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 1 22375 4389 368 268 660
Item 8 22612 4494 351 224 664
Item 10 22525 4253 366 283 661
Item 14 22212 4296 431 284 647
Item 44 22700 4137 396 252 654
Item 57 22737 4196 428 417 646
Item 58 22737 4550 305 200 674
Item 68 22875 4313 377 340 658
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3 Reliabilitas Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
602 600 3
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 18 5300 1301 337 114 601
Item 56 5850 1142 439 207 459
Item 72 5600 1053 459 221 425
4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
653 675 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 13 19950 4706 395 303 786
Item 20 19363 5576 422 420 756
Item 25 19888 5240 490 295 743
Item 29 19488 5316 500 418 742
Item 42 19600 5053 659 512 713
Item 43 19613 5177 565 449 729
Item 50 19800 5276 549 380 733
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 3 18438 3718 355 371 631
Item 7 18150 4129 372 238 615
Item 19 18025 4278 392 249 610
Item 22 18350 3901 402 414 606
Item 38 18013 4418 444 347 604
Item 54 17863 4373 319 394 630
Item 67 17988 4620 335 324 628
5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
800 797 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 15 12850 2205 668 542 732
Item 21 12900 2091 761 598 700
Item 31 12975 2227 602 412 756
Item 32 12825 2526 453 268 801
Item 60 12950 2808 448 215 799
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
747 766 8
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 2 21163 6214 427 241 728
Item 5 21113 6126 489 324 712
Item 26 21150 6306 583 464 695
Item 35 20963 6771 505 337 712
Item 36 21213 6549 318 152 753
Item 59 21088 7094 377 312 732
Item 64 20975 7493 391 339 735
Item 66 21125 6465 583 365 697
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 5
Uji Koefisien Alpha Berstrata
(varian item komponen dan skor total)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
1 Kesejahteraan Psikologis
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
118525 82607 90888 38
2 Dimensi Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
688 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
25825 5412 23264 8
3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
22950 6808 26091 7
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
874 38
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
771 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4 Dimensi Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
602 3
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
8375 2187 14788 3
5 Dimensi Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
653 7
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
21138 5411 23262 7
6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
800 5
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
16125 3528 18784 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
747 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
24113 8354 28904 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 6
Data Deskriptif Subjek Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
1 Deskripsi Data Subjek
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std
Deviation
Usia 80 550 780 63650 57459
Suku 80 1 3 104 249
Jenis Kelamin 80 1 2 130 461
Status
Pernikahan 80 1 2 150 503
Lama Pensiun
(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788
Valid N
(listwise) 80
2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 550 2 25 25 25
560 3 38 38 63
570 6 75 75 138
580 4 50 50 188
590 5 63 63 250
600 6 75 75 325
610 8 100 100 425
620 7 88 88 512
630 6 75 75 588
640 1 13 13 600
650 8 100 100 700
660 3 38 38 738
670 1 13 13 750
680 7 88 88 838
690 1 13 13 850
700 1 13 13 863
710 1 13 13 875
720 1 13 13 888
730 2 25 25 913
740 2 25 25 938
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
a Usia Subjek
760 2 25 25 963
770 2 25 25 988
780 1 13 13 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
b Lama Pensiun
Lama Pensiun (dalam tahun)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 10 8 100 100 100
20 7 88 88 188
30 7 88 88 275
40 3 38 38 313
50 9 113 113 425
60 6 75 75 500
70 5 63 63 563
80 5 63 63 625
90 4 50 50 675
100 3 38 38 713
110 2 25 25 738
120 4 50 50 788
130 4 50 50 838
140 5 63 63 900
150 2 25 25 925
160 1 13 13 938
170 1 13 13 950
180 1 13 13 963
200 3 38 38 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 7
Deskriptif Data Penelitian
(one sample t-test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
1 Kesejahteraan Psikologis
One-Sample Statistics
N Mean
Std
Deviation
Std Error
Mean
Total 80 118525 90888 10162
One-Sample Test
Test Value = 95
t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Total 23151 79 000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 8
Uji Normalitas dan Homogenitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
1 Uji Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kesejahteraan
Psikologis 80 1000 0 00 80 1000
Descriptives
Statistic Std Error
Kesejahteraan
Psikologis
Mean 11853 1016
95 Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 11650
Upper Bound 12055
5 Trimmed Mean 11806
Median 11650
Variance 82607
Std Deviation 9089
Minimum 100
Maximum 148
Range 48
Interquartile Range 11
Skewness 946 269
Kurtosis 803 532
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
a Lilliefors Significance Correction
Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem amp Leaf
200 10 04
500 10 77789
2500 11 0000011111222333334444444
2100 11 555555667888888888999
1000 12 0112222334
700 12 5677888
300 13 234
300 13 556
400 Extremes (gt=138)
Stem width 10
Each leaf 1 case(s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3 Uji Homogenitas
Group Statistics
Status Pernikahan N Mean Std Deviation
Std Error
Mean
Kesejahteraan
Psikologis
Menikah 40 11878 8185 1294
JandaDuda 40 11828 10010 1583
Independent Samples Test
Levenes Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
Std Error
Difference
95
Confidence
Interval of
the
Difference
Lower
Uppe
r
Kesejahtera
an
Psikologis
Equal
variances
assumed
2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457
0
Equal
variances
not
assumed
245 75041 807 500 2045 -3573 457
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 9
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Uji Hipotesis Penelitian
Ranks
Status
Pernikahan N Mean Rank
Sum of
Ranks
Kesejahteraan
Psikologis
menikah 40 4239 169550
jandaduda 40 3861 154450
Total 80
Test Statisticsa
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
a Grouping Variable Status Pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE DIFFERENCES OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN
RETIREMENT THAT REVIEWED FROM THE MARITAL STATUS
Antonius Mei Setyabudi
ABSTRACT
The purpose of this study was to understand the differences between psychological
well-being in retirement that reviewed from the marriage status Psychological well-being
is concluded of six dimensions self acceptance positive relations with others autonomy
enviromental mastery purpose of life and personal growth There was 80 subjects that had
been retired with 40 subjects from the married group and 40 subjects from the widows that
obtained with sampling methods convenience sampling The data obtained from well-being
psychology scales that developed by researcher The well-being scales included 38 items
with reliability of alpha stratified 0893 (αs = 0893) This study was quantitative difference
test with mann-whitnney u test The result from well-being between married group and
widows group showed the significancy 0467 (pgt005) The result showed that there was
no differences between the well-being on the retired stage that reviewed from the marriage
status
Keywords Psychological well-being retirement marital status
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga
penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa
Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik
Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program
Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma
2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma
3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk
menyelesaikan skripsi
4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang
sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik
5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan
waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan
banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai
kehidupan
7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas
segala bantuan yang diberikan
8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku
Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa
BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI
Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses
perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi
9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner
10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak
henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan
mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi
11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek
namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress
skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur
e
12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
mendukung penulis
13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi
bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang
lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN MOTTO iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 10
D Manfaat Penelitian 10
BAB II LANDASAN TEORI 12
A Kesejahteraan Psikologis 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14
3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20
B Status Pernikahan 29
1 Menikah 29
2 JandaDuda 30
C Masa Pensiun 31
1 Pengertian Masa Pensiun 31
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahaan 38
E Skema Penelitian 41
F Hipotesis 42
BAB III METODE PENELITIAN 43
A Jenis Penelitian 43
B Identifikasi Variabel Penelitian 43
C Definisi Operasional 43
D Subjek Penelitian 44
E Metode dan Alat Pengambilan Data 45
F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47
1 Validitas 48
2 Reliabilitas 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3 Daya Diskriminasi Item 49
G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50
H Metode Analisis Data 54
1 Uji Asumsi 54
2 Uji Hipotesis 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56
A Pelaksanaan Penelitian 56
B Deskripsi Subjek Penelitian 57
C Deskripsi Data Penelitian 58
D Hasil Analisis Data 60
1 Uji Asumsi 60
2 Uji Hipotesis 61
E Pembahasan 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67
A Kesimpulan 67
B Keterbatasan Penelitian 67
C Saran 68
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47
Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53
Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57
Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58
Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60
Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61
Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76
Lampiran 2 Skala Try out 84
Lampiran 3 Skala Penelitian 94
Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102
Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor
total) 107
Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111
Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116
Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118
Lampiran 9 Uji Hipotesis 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks
Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil
indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level
6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori
bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya
6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan
cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa
pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi
karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)
Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil
(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC
Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun
dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif
bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak
lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih
baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)
Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai
dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk
beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir
dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini
seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada
organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada
masa pensiun (Apsari 2012)
Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun
merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam
kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari
dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai
masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres
(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan
orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi
masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung
rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari
bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)
Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan
bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya
memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta
kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan
keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk
menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi
(Apsari 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi
orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp
Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh
lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali
diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan
kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep
kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi
juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan
yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)
Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang
menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang
tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian
Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak
hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu
serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta
kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut
Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang
mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga
diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih
sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-
being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)
Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat
menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi
yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes
dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan
psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan
bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat
dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington
2012)
Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-
Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan
psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya
berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu
yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan
membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan
kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989
dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong
seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha
untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp
Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik
Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan
individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap
perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi
dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik
Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya
penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan
psikologis yang baik
Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke
dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)
Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-
acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with
other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental
mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi
(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani
amp Jannah 2014)
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis
kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff
1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman
berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu
yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah
atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu
individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total
yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah
memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status
pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri
serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap
kehilangan pasangannya (Ryff 2014)
Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan
mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu
hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat
sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan
bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih
pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari
pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)
Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih
menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah
menikah (Marks 1996)
Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)
berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki
mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-
hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada
orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah
memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada
responden yang menikah (Marks 1996)
Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih
lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan
memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan
dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau
hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan
dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang
intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan
karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp
Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks
1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif
menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi
pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis
Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara
umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang
dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai
dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009
dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada
orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin
memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak
dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin
memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah
relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan
(Santrock 2012)
Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka
miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah
maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan
pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan
pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam
menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan
dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang
merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang
menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran
pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial
Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial
(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial
dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki
kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)
Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk
mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung
Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan
status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran
pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah
pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian
sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada
kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang
dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur
yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai
keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu
sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya
barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)
Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan
normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)
menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan
sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan
maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan
psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh
terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
B Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
C Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis
pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
D Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang
psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan
psikologis terutama pada masa pensiun
2 Manfaat Praktis
a Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk
membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang
akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada
karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah
khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b Bagi para pensiunan
1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada
pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta
mengembangkannya dengan lebih baik
2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan
tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling
mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat
mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi
kesejahteraan psikologis
3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki
pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga
saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu
mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A Kesejahteraan Psikologis
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis
Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman
hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI
2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean
Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa
Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian
tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff
1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada
eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan
atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial
maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada
bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat
membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)
Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan
dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan
psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan
subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah
persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari
evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi
dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life
satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya
afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut
Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin
dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic
karena lebih mengarah pada kepuasan fisik
Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau
psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam
Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat
eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan
mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al
2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat
seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan
interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization
milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik
Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff
1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga
menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan
menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik
Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa
dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria
mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-
being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi
secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik
Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan
bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap
psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk
menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis
akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas
hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis
Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam
enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan
psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)
antara lain
a Penerimaan Diri
Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera
adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat
seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan
maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life
span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa
lalu (Ryff 1989)
Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki
karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan
menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang
baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap
kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik
merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi
di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas
pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff
2014)
b Hubungan Positif Dengan Orang Lain
Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen
utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai
memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang
terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang
mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan
orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan
(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)
bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini
yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff
1989)
Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain
dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik
hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang
lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati
kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi
dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah
digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan
kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk
menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi
dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat
kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain
(Ryff 2014)
c Otonomi
Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki
lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini
akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang
lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik
dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan
kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan
yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp
Singer 1996)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi
digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya
mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak
sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan
mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan
evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk
membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam
berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)
d Penguasaan Lingkungan
Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai
kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan
agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport
menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan
keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan
dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu
memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur
lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah
lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik
Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu
seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi
penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu
menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya
mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan
kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu
untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai
individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya
merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan
di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya
dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff
2014)
e Tujuan dalam Hidup
Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan
dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan
bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya
sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan
untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai
integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)
Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi
tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup
kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki
makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang
keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta
tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki
karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya
memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam
hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan
tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat
munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)
f Pertumbuhan Pribadi
Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu
perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi
yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin
berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk
mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori
perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau
tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan
pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang
melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka
terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu
dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan
tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada
dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat
melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya
keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap
dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik
dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap
atau perilaku yang baru (Ryff 2014)
3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin
kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp
Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah
sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan
well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian
pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain
penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai
intervensi dan klinis
a Usia
Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan
psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi
penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang
tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain
dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup
menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah
hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti
penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain
menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga
rentang usia
b Jenis Kelamin
Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)
menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara
konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi
hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan
pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita
lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi
berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)
c Kebudayaan
Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara
budaya individualistik (independent) dengan kolektif
(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang
cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau
otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada
budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp
Singer 1996)
Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan
menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di
negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat
Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya
dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan
skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan
pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)
d Status Sosial
Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan
dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan
seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki
pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi
tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi
Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan
bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan
kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan
bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan
menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff
amp Singer 1996)
e Pengalaman dan Sejarah Hidup
Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman
hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman
tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi
kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang
sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang
bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi
penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri
dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana
mereka membesarkan anak dan bagaimana anak
membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer
1996)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap
kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana
pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan
lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan
pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi
depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)
f Perkembangan dan Penuaan
Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan
penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa
mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti
(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada
pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang
dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke
waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa
dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi
menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa
tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka
seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi
ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin
menjadi muda
Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada
kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir
dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya
diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo
Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses
psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang
fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta
dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir
akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi
daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas
perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)
g Kepribadian
Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar
terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan
pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada
penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model
kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan
pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan
personal growth agreeableness berhubungan dengan positive
relations with others dan extraversion conscientiousness dan
neuroticism berhubungan dengan environmental mastery
purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)
Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain
yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi
tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh
sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel
yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan
dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional
(Ryff 2014)
h Pengalaman Keluarga
Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan
memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-
being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki
peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam
dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu
individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu
yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada
wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada
dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita
yang menikah
Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua
juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang
dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan
baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap
tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)
menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di
masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun
psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang rendah
i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain
Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar
karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap
kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis
pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai
beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa
beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami
individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran
dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan
psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang
berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap
perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)
Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar
dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan
psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar
cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan
lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang
tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai
relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan
psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan
dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada
tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki
nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)
j Kesehatan
Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil
bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki
keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki
(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka
mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan
psikologis setelah melewati masa sakit
k Studi Klinis
Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat
eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari
tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang
penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh
Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti
schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia
agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan
bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui
dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam
hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)
Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar
dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru
untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff
(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat
mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala
gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan
meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek
eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
B Status Pernikahan
Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status
pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup
dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada
Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan
Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda
1 Menikah
Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk
antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum
dan agama dengan tujuan membentuk keluarga
Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa
aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting
(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan
terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat
memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)
menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit
memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah
serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya
2 JandaDuda
Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak
bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian
suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai
seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau
telah bercerai dengan istrinya
Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa
tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat
menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat
mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)
Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan
keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi
Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu
pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama
bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan
(Santrock 2014)
Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan
oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa
alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan
dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama
mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan
perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka
bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan
perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup
C Masa Pensiun
1 Pengertian Masa Pensiun
Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana
karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia
kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi
(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan
dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana
pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai
angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase
menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah
menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun
juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan
karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus
pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan
menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa
pensiun (Apsari 2012)
Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan
bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola
hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran
perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan
terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan
tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa
perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja
menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya
interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu
luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)
Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa
ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit
melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa
pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa
fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada
fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-
pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan
bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang
komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)
Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase
awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan
pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak
pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka
mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih
banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun
karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami
kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The
Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai
menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang
pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-
orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan
dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih
realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang
memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan
yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada
masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan
yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase
terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena
orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan
mencukupi kebutuhannya sendiri
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah
penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal
ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada
individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)
Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan
ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun
dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan
dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)
Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang
disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis
dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi
fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan
(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak
bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial
membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari
harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya
stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)
Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah
(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan
bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu
peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik
terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang
memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang
meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada
negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa
yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan
para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang
membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima
kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki
jabatan dan sudah pensiun
Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para
pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada
masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa
pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses
perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga
menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang
dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada
timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi
dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan
dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun
adalah
a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya
Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita
lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada
sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya
baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka
dan sebaliknya
b Perubahan dalam perilaku seksual
Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih
banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik
sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa
pensiun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan
Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk
mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat
perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak
kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka
dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri
d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of
parental dependency)
Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak
terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan
seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan
sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang
pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini
Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu
dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu
penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya
hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya
kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian
penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai
kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh
pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun
nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga
kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan
fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat
membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahan
Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai
sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun
dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya
perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya
kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah
menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun
(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi
orang yang akan menghadapi masa pensiun
Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu
seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki
mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi
serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan
Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran
pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan
psikologis
Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan
potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan
meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya
mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai
kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam
Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu
Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang
memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk
menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya
Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah
berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami
depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti
menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian
(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan
yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan
dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki
pasangan lagi
Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada
seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki
pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan
kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya
seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)
akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan
akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang
memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga
tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E Skema Penelitian
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis
Masa Pensiun
Status
Pernikahan
JandaDuda
(Sudah tidak memiliki secara
hukummeninggal)
Menikah
(Masih memiliki pasangan)
Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa
yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki
masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi
berbeda daripada dirinya sekarang sedikit
kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain
sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli
tentang orang lain terisolasi dalam hubungan
interpersonal tidak mau membuat kompromi
dalam hubungan dengan orang lain cenderung
mementingkan harapan dari orang lain
bergantung pada penilaian orang lain mengikuti
tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan
mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki
lingkungan di sekitarnya tidak menyadari
kesempatan yang ada kurang mampu
mengontrol dunia luar kurang memiliki makna
terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan
tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup
tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa
lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat
memunculkan makna dalam hidup merasa tidak
dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan
diri merasa bosan dengan kehidupannya dan
merasa tidak dapat berkembang
Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui
menerima segala aspek dalam diri memiliki
perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya
hangat menyenangkan percaya dan
mementingkan kesejahteraan orang lain
berempati kasih sayang intim saling berbagi
dalam hubungan bebas dan dapat menentukan
nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial
mengelola perilaku dari dalam mampu
mengevaluasi diri mampu menguasai dan
mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas
menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk
membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai
dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai
tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan
saat ini dan masa lalu memegang keyakinan
terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam
tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus
berkembang melihat diri sebagai pribadi yang
tumbuh dan berkembang terbuka terhadap
pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan
melakukan perubahan agar tetap mencerminkan
pengetahuan tentang diri
Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah
H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
ditinjau dari status pernikahaan
H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu
penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok
penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar
2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat
kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan
pensiunan yang jandaduda
B Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut
Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis
Variabel Bebas Status Pernikahan
C Definisi Operasional
1 Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah
berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan
yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga
memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya
dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari
skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala
kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki
2 Status Pernikahan
Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan
perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda
adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang
dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas
mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang
ditujukan kepada subjek
D Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang
sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience
sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan
untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp
Jannah 2008 Supratiknya 2015)
Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk
pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa
Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia
55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan
digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun
Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang
dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki
pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki
telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok
jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan
berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan
psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)
E Metode dan Alat Pengambilan Data
Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan
terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis
menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan
unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)
Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan
tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan
sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar
menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan
agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari
aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode
summated rating dengan ketentuan sebagai berikut
1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan
jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4
2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan
jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1
Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total
jawaban subjek pada skala yang diberikan
Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel
1 berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 1
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis
Keterangan Item yang gugur
F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur
Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah
memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap
masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item
mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final
tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk
memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan
pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu
maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi
keseluruhan item
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69
(833)
12 44 53 57 58
68 (833)
12
(1667)
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang lain
20 25 27 29 42
55 (833)
4 13 43 50 70
71(833)
12
(1667)
3 Otonomi 18 24 56 61 62
72 (833)
11 28 33 34
41 47 (833)
12
(1667)
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 51 52 54
67 (833)
3 7 16 22 45
63 (833)
12
(1667)
5 Tujuan Dalam
Hidup
15 17 21 31 32
60 (833)
6 30 37 46
49 65 (833)
12
(1667)
6 Pertumbuhan
Pribadi
9 35 39 40 48
64 (833)
2 5 26 36 59 66
(833)
12
(1667)
Total 36 36 72
(100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1 Validitas
Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam
melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya
(Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)
yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat
professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini
akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam
penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing
2 Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau
kelompok (Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan
konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan
antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi
reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali
pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik
yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini
reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam
teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki
koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3 Daya Diskriminasi Item
Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item
mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki
dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya
diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi
antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan
menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)
Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan
tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka
daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien
korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut
mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi
(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar
korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang
memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda
yang rendah
G Pengujian Alat Ukur Penelitian
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh
dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan
subjek yang memenuhi kriteria penelitian
Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf
reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya
2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek
pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek
didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai
Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta
Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta
Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item
Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada
pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba
dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur
a Seleksi Item
Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for
Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan
menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang
terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan
penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030
maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030
maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item
terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta
perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai
cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini
dianggap memiliki enam skala
Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item
memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524
Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item
yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi
Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026
sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima
item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item
diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659
Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan
pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337
sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum
dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan
0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit
antara 0319 sampai dengan 0444
Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item
berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran
item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761
Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti
menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan
0583
Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis
setelah dilakukan seleksi item
Tabel 2
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil
ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran
(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa
reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang
berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini
dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
20 25 29 42 13 43 50 7
3 Otonomi 18 56 72 - 3
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 54 67 3 7 22 7
5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5
6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8
Total 22 16 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program
SPSS
Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap
dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis
Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha
berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi
reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur
internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes
(Widhiarso 2011)
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan
penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata
αstrat = 1 -
119896sum
119894=1120590119894
2(1minusα119894)
1205901199092
Keterangan
1205901198942 = varian butir komponen ke-i
α119894 = realibilitas komponen ke-i
1205901199092 = varian skor total tes
No Dimensi
Koefisien Alpha
Sebelum
Seleksi Item
Setelah Seleksi
Item
1 Penerimaan Diri 0654 0688
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
0702 0771
3 Otonomi 0477 0602
4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653
5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800
6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
αs = 1 minus
5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)
+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)
82607= 0893
Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala
kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu
0893 (αs=0893)
H Metode Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent
sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala
kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji
normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang
dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji
normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal
maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney
u test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala
kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan
yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan
Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)
Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI
Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan
dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan
pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini
berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang
menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun
meninggal (jandaduda)
Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya
akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu
kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan
pengisian skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B Deskripsi Subjek Penelitian
Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui
persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok
menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia
subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil
sebagai berikut
Tabel 4
Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara
keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok
menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok
menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin
perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin
laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan
subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan
24 subjek berjenis kelamin perempuan
Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total
Menikah Laki-laki 35 subjek
Perempuan 5 subjek
40 subjek
JandaDuda Laki-laki 21 subjek
Perempuan 19 subjek
40 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 5
Persebaran Subjek Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini
berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek
Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13
subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek
berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan
frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia
636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi
terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65
tahun
C Deskripsi Data Penelitian
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan
psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau
rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean
empiris pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis
Usia Jumlah
55 ndash 60 tahun 26 subjek
61 ndash 65 tahun 30 subjek
66 ndash 70 tahun 13 subjek
71 ndash 75 tahun 6 subjek
76 ndash 80 tahun 5 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 6
Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan
psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai
mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki
tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara
mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis
Tabel 7
Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean
teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki
perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005
yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian
ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Pengukuran Teoritis Empiris
Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD
Kesejahteraan
Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi
Test Value = 95
t Df Sig (2
Tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kesejahteraan
Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D Hasil Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini
Tabel 8
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa
variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar
0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara
signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan
bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini
Tabel 9
Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang
didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa
asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian
dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan
homogen
2 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil
yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt
Levenes Test for Equality of
Variances
F Sig
Kesejahteraan
Psikologis
Equal variances
assumed 2144 147
Equal variances not
assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik
digunakan jika persebaran data tidak normal
Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas
pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)
menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan
yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel
bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak
Tabel 10
Hasil Uji Mann-Whitney U Test
Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu
nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)
Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak
sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah
dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
E Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal
ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)
Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai
koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok
menikah dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya
kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff
1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk
pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting
untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam
hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan
dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp
Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa
lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat
menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka
inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai
succesful aging
Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan
membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang
tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan
sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan
dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang
memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran
pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan
psikologis
Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat
digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang
kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan
yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar
terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting
sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart
1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)
menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari
orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis
bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka
yang memiliki pasangan
McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat
menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan
kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan
nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap
satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil
dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-
teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan
yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan
pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan
keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu
menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa
tidak sendirian
Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya
yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan
tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan
yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di
dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan
dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu
menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan
orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada
masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya
seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-
tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam
suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak
secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas
maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu
membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan
hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar
pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan
kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus
RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar
para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-
parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data
yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji
analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu
teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas
Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar
0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda
B Keterbatasan Penilitan
Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah
berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi
fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang
diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini
memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan
sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis
penelitian
Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa
instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009
Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya
measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki
nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement
errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing
dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint
skala kesejahteraan psikologis
C Saran
1 Bagi subjek
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan
yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan
psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena
dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai
kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik
2 Bagi perusahaan
Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan
jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu
dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat
terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan
diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya
kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi
pensiunan
3 Bagi Penelitian Selanjutnya
Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena
minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria
penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan
psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain
itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun
berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada
penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah
item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa
dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator
perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar
mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan
variable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Daftar Pustaka
Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun
Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-
masyarakat-ri-tunda-pensiun
Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari
httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit
Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos
Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada
Lansia Bandung Universitas Padjajaran
Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-
Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security
Character Volume 3 No 2
Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological
Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas
Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan
Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Widya Mandala
Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan
Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober
2010
Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari
httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-
daftar-subjek1
Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey
Pearson Education Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September
2015 dari
httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi
ashtml
Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25
Tahun Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-
tanpa-gaji-selama-25-tahun
Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher
Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social
and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348
Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks
Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga
Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute
Working Paper Series 131 Januari 2010
Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological
Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology
Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222
Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and
Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No
4 (Nov 1996) pp 917-932
Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka
Pelajar
McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New
York Oxford University Press Inc
Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological
Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No
3(Sep 1973) pp 226-232
Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia
Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)
Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat
Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality
Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer
Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning
of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology
1989 Vol 57 No 6 1069-1081
Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in
Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104
Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science
and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28
Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being
Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-
727
Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning
Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother
Psychosom 19966514-23
Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran
Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02
Agustus 2013
Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta
Universitas Sanata Dharma
Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT
Elex Media Komputindo
Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta
Erlangga
Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New
York McGraw-Hill Education
Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing
Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication
doi 101037a0022411
Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group
Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers
Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The
Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition
California Sage Publications Inc
Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing
The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349
Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada
University Press
Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata
Dharma
Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari
httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan
Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada
Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang
Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1
Agustus 2012
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Diakses dari
wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf
van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-
Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a
Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal
Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of
Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691
Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan
Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2
2009
Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis
UGM
Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil
22 Juni 2016 dari
httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf
Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)
Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To
Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice
2012 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN 1
Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Blueprint skala kesejahteraan psikologis
No Dimensi Indikator Item
Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri
Individu yang sehat
secara mental
didefinisikan
mampu untuk
menerima dirinya
dan kehidupan
masa lalunya secara
positif
Memahami
dan
menerima
seluruh aspek
pada diri
Saya menyadari
bahwa saya
memiliki
kelebihan
maupun
kekurangan
Saya tidak tahu
kelebihan
maupun
kekurangan yang
saya miliki
Saya dapat
menerima segala
aspek dalam diri
saya
Saya merasa
kecewa dengan
diri saya saat ini
Memiliki
pandangan
positif
terhadap diri
sendiri
Secara umum
saya merasa
percaya diri
mengenai diri
saya sendiri saat
ini
Saya merasa
tidak puas
dengan diri saya
saat ini
Menerima
secara positif
kehidupan
masa lalunya
Pengalaman di
masa lalu
membuat saya
belajar untuk
menjadi lebih
baik ke
depannya
Menurut saya
pengalaman di
masa lalu hanya
akan menjadi
beban pikiran
saya
Bagi saya
pengalaman di
masa lalu
merupakan
pengalaman
yang sangat
berharga
Saya merasa
tidak
memperoleh
banyak hal
berharga dari
pengalaman di
masa lalu
Saya merasa
puas dengan
pencapaian-
pencapaian di
masa lalu
Saya merasa
kecewa dengan
apa yang telah
saya lakukan di
masa lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang Lain
Individu sehat
secara mental
adalah individu
yang memiliki
kemampuan untuk
mencintai memiliki
perasaan yang
kuatakan rasa
empati kasih
sayang kehangatan
dan penghargaan
terhadap orang lain
Terbuka
kepada orang
lain
Bila ada
masalah saya
selalu berusaha
untuk bercerita
kepada orang
lain setidaknya
untuk
meringankan
beban saya
Saya enggan
bercerita
mengenai
permasalahan
saya kepada orang
lain
Memiliki
kepercayaan
terhadap
orang lain
Saya dapat
menaruh
kepercayaan
kepada orang
lain
Saya merasa ragu
apakah orang lain
dapat
mempercayai
saya
Memiliki
empati kasih
sayang dan
keintiman
dengan orang
lain
Bagi saya
menjaga relasi
dengan orang
lain merupakan
hal yang penting
dilakukan
Menjaga relasi
dengan orang lain
merupakan hal
yang menyulitkan
bagi saya
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
merupakan cara
saya menjaga
hubungan
dengan orang
lain
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
bukan merupakan
hal yang penting
Memiliki
kehangatan
dengan orang
lain
Saya merasa
nyaman ketika
sedang
berbincang-
bincang dengan
orang lain
Sulit bagi saya
untuk merasa
nyaman ketika
berbincang
dengan orang lain
Dapat
berkumpul
dengan orang
lain merupakan
hal yang patut
disyukuri dalam
hidup saya
Menurut saya
berkumpul
dengan orang lain
merupakan
kegiatan yang
membosankan
dan membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Otonomi
Seseorang yang berfungsi
secara utuh tidak
membutuhkan persetujuan
orang lain untuk membuat
evaluasi yang sesuai
dengan standar dirinya
sendiri (internal locus of
evaluation) sehingga
individu terbebas dari
keyakinan kolektif norma
dan peraturan yang
mengikat serta mampu
bertahan dari tekanan sosial
dengan berpikir dan
bertindak secara tepat
Mampu
membuat
keputusan
tanpa
tergantung
pada orang
lain
Keputusan
yang saya
buat
merupakan
murni
keputusan
saya sendiri
Saya sering
kali
dipengaruhi
orang lain
dalam
membuat
kuputusan
Saya yakin
setiap orang
memiliki
kebebasan
dalam
menentukan
pilihan hidup
begitu juga
dengan saya
Saya sangat
membutuhka
n orang lain
untuk
menentukan
pilihan hidup
saya
Saya akan
tetap pada
keputusan
saya
meskipun
orang lain
tidak setuju
Saya akan
mengubah
keputusan
saya bila ada
orang lain
yang tidak
setuju dengan
saya
Mampu
membuat
evaluasi
yang sesuai
dengan
standar
dirinya
sendiri
Kesalahan
yang saya
perbuat
menjadi
pelajaran
berharga bagi
saya
Kesalahan
saya
sebelumnya
merupakan
hal yang
memalukan
bagi saya dan
ingin saya
lupakan
Saya menilai
diri saya
sendiri
dengan nilai-
nilai yang
saya anggap
penting
bukan dari
orang lain
Penilaian dari
orang lain
merupakan
penilaian
yang penting
untuk saya
Mampu
bertahan
dari tekanan
sosial
Saya akan
berusaha
mengatasi
tekanan sosial
Saya tidak
tahu
bagaimana
saya harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan
berpikir dan
bertindak
secara tepat
dengan
memikirkan
dan bertindak
dengan cara
yang tepat
mengatasi
tekanan sosial
dengan tepat
4 Penguasaan Lingkungan
Kemampuan individu
untuk
memilihmenciptakan
lingkungan agar sesuai
dengan kondisi
psikologisnya serta ikut
serta dan terlibat dengan
kegiatan di luar lingkungan
dirinya sehingga dapat
mengambil keuntungan
dari lingkungannya
Mampu
mengelola
aktivitas
sehari-hari
Saya merasa
cukup baik
dalam
mengelola
banyak
kegiatan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Banyaknya
kegiataan
sehari-hari
membuat
saya
mengalami
kesulitan
dalam
mengelolany
a
Menurut
saya
aktivitas yang
saya lakukan
dapat berjalan
dengan baik
Saya merasa
kesulitan
dalam
melakukan
aktivitas yang
saya miliki
Saya merasa
senang
meskipun
aktivitas yang
saya lakukan
cukup
banyak
Semakin
banyak
kegiatan
semakin
membuat
saya kesulitan
dalam
menjalaninya
Terlibat
dalam
aktivitas di
luar
lingkungan
dirinya
Kegiatan di
luar rumah
membuat
saya merasa
lebih
nyaman
Saya merasa
tidak nyaman
ketika
melakukan
kegiatan di
luar
Saya lebih
senang
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Saya merasa
kurang
tertarik ketika
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Menggunak
an
kesempatan
yang ada di
Saya senang
mengikuti
kegiatan
dapat
Saya tidak
ingin
mengikuti
kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
lingkungan
secara
efektif
memberi
wawasan
baru bagi
saya
dapat
memberi
wawasan
baru bagi
saya
5 Tujuan Dalam Hidup
Individu yang sehat secara
mental didefinisikan
memiliki tujuan dan makna
dalam hidup sehingga
mampu melihat perubahan
keinginan menjadi lebih
produktif
menciptakanmencapai
integritas emosional di
kemudian hari
Memiliki
cita-cita dan
tujuan
Saya akan
berusaha
mewujudkan
keinginan
yang saya
miliki
Keinginan
dan cita-cita
yang saya
miliki hanya
akan
membebani
hidup saya
Saya selalu
ingin
memiliki
kehidupan
yang lebih
baik dari
sebelumnya
Saya sudah
puas dengan
apa yang saya
miliki di saat
ini
Meyakini
tujuan hidup
yang
dimiliki
Saya yakin
bahwa saya
dapat
membuat hari
esok lebih
baik lagi
Menurut
saya hari
esok akan
sama saja
dengan hari
ini dan tidak
ada yang bisa
saya lakukan
untuk
mengubahny
a
Penting bagi
saya untuk
dapat
mewujudkan
cita-cita yang
saya miliki
Dahulu saya
memiliki cita-
cita yang
ingin saya
wujudkan
namun
sekarang hal
itu sudah
tidak penting
lagi
Memiliki
kemampuan
untuk
mencapai
tujuan hidup
Saya senang
melakukan
perencanaan
untuk masa
depan dan
berusaha
Saya merasa
perencanaan
yang sudah
saya lakukan
merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
untuk
mewujudkan
nya
hal yang sia-
sia
Kemampuan
yang saya
miliki dapat
membantu
mencapai
tujuan hidup
saya
Saya tidak
memiliki
kemampuan
yang cukup
untuk
mencapai
tujuan hidup
saya
6 Pertumbuhan Pribadi
Individu yang tidak hanya
memiliki satu
perkembangan
karakteristik di masa lalu
namun juga memiliki
potensi yang dapat
dikembangkan agar tetap
tumbuh dan berkembang
dalam menghadapi
tantangantugas baru
Memiliki
pandangan
sebagai
pribadi yang
tumbuh dan
berkembang
Saya
memiliki
keyakinan
bahwa
kehidupan
merupakan
proses yang
terus
berlanjut
Menurut
saya proses
kehidupan
akan berhenti
ketika saya
sudah tua
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
saya
kembangkan
lagi di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
Menyadari
potensi
yang
dimiliki
Saya
menyadari
potensi yang
saya miliki
dan ingin
mengembang
kannya
Saya tidak
tahu potensi
apa yang saya
miliki selama
ini
Terbuka
terhadap
pengalaman
baru
Saya ingin
mencoba hal-
hal baru yang
dapat
membantu
saya
mengembang
kan potensi
diri
Saya merasa
tidaklah
penting
mencoba hal-
hal baru
karena hal
tersebut
hanya
membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Melihat
peningkatan
dalam diri
dari waktu
ke waktu
Saya merasa
potensi dalam
diri saya
semakin
berkembang
karena
pengalaman
yang saya
miliki
Pengalaman
yang saya
miliki tidak
dapat
membantu
mengembang
kan potensi
dalam diri
saya
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
berkembang
di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 2
Skala Try Out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
SKALA TRY OUT
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan
saya kepada orang lain
5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal
baru karena hal tersebut hanya membuang waktu
saja
6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan
merupakan hal yang sia-sia
7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai
diri saya sendiri saat ini
9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
saya kembangkan lagi di masa mendatang
10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk
menentukan pilihan hidup saya
12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan
yang saya miliki
13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-
cita yang saya miliki
16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat
memberi wawasan baru bagi saya
17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih
baik dari sebelumnya
18 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No Pernyataan STS TS S SS
20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian
di masa lalu
24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam
menentukan pilihan hidup begitu juga dengan
saya
25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang
lain
26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa
dengan kemampuan yang saya miliki sekarang
27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-
bincang dengan orang lain
28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam
membuat kuputusan
29 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya
wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak
penting lagi
31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi
tekanan sosial dengan tepat
34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang
penting untuk saya
35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti
ketika saya sudah tua
37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya
akan membebani hidup saya
38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
berkembang di masa mendatang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Pernyataan STS TS S SS
40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin
berkembang karena pengalaman yang saya miliki
41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang
lain yang tidak setuju dengan saya
42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal
berharga dari pengalaman di masa lalu
45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan
kegiatan yang melibatkan orang lain
46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari
ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk
mengubahnya
47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang
memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan
48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan
merupakan proses yang terus berlanjut
49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk
mencapai tujuan hidup saya
50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih
nyaman
52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang
melibatkan orang lain
53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini
54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk
bercerita kepada orang lain setidaknya untuk
meringankan beban saya
56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat
membantu mengembangkan potensi dalam diri
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No Pernyataan STS TS S SS
60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial
dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang
tepat
62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran
berharga bagi saya
63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan
kegiatan di luar
64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat
ini
66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya
70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat
mempercayai saya
71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika
berbincang dengan orang lain
72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 3
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
SKALA PENELITIAN
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru
karena hal tersebut hanya membuang waktu saja
5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri
saya sendiri saat ini
7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita
yang saya miliki
11 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain
17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
18 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Pernyataan STS TS S SS
21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika
saya sudah tua
23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga
dari pengalaman di masa lalu
27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu
mengembangkan potensi dalam diri saya
33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 4
Uji Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
1 Reliabilitas Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
688 688 8
2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
771 791 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 1 22375 4389 368 268 660
Item 8 22612 4494 351 224 664
Item 10 22525 4253 366 283 661
Item 14 22212 4296 431 284 647
Item 44 22700 4137 396 252 654
Item 57 22737 4196 428 417 646
Item 58 22737 4550 305 200 674
Item 68 22875 4313 377 340 658
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3 Reliabilitas Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
602 600 3
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 18 5300 1301 337 114 601
Item 56 5850 1142 439 207 459
Item 72 5600 1053 459 221 425
4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
653 675 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 13 19950 4706 395 303 786
Item 20 19363 5576 422 420 756
Item 25 19888 5240 490 295 743
Item 29 19488 5316 500 418 742
Item 42 19600 5053 659 512 713
Item 43 19613 5177 565 449 729
Item 50 19800 5276 549 380 733
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 3 18438 3718 355 371 631
Item 7 18150 4129 372 238 615
Item 19 18025 4278 392 249 610
Item 22 18350 3901 402 414 606
Item 38 18013 4418 444 347 604
Item 54 17863 4373 319 394 630
Item 67 17988 4620 335 324 628
5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
800 797 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 15 12850 2205 668 542 732
Item 21 12900 2091 761 598 700
Item 31 12975 2227 602 412 756
Item 32 12825 2526 453 268 801
Item 60 12950 2808 448 215 799
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
747 766 8
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 2 21163 6214 427 241 728
Item 5 21113 6126 489 324 712
Item 26 21150 6306 583 464 695
Item 35 20963 6771 505 337 712
Item 36 21213 6549 318 152 753
Item 59 21088 7094 377 312 732
Item 64 20975 7493 391 339 735
Item 66 21125 6465 583 365 697
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 5
Uji Koefisien Alpha Berstrata
(varian item komponen dan skor total)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
1 Kesejahteraan Psikologis
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
118525 82607 90888 38
2 Dimensi Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
688 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
25825 5412 23264 8
3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
22950 6808 26091 7
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
874 38
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
771 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4 Dimensi Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
602 3
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
8375 2187 14788 3
5 Dimensi Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
653 7
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
21138 5411 23262 7
6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
800 5
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
16125 3528 18784 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
747 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
24113 8354 28904 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 6
Data Deskriptif Subjek Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
1 Deskripsi Data Subjek
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std
Deviation
Usia 80 550 780 63650 57459
Suku 80 1 3 104 249
Jenis Kelamin 80 1 2 130 461
Status
Pernikahan 80 1 2 150 503
Lama Pensiun
(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788
Valid N
(listwise) 80
2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 550 2 25 25 25
560 3 38 38 63
570 6 75 75 138
580 4 50 50 188
590 5 63 63 250
600 6 75 75 325
610 8 100 100 425
620 7 88 88 512
630 6 75 75 588
640 1 13 13 600
650 8 100 100 700
660 3 38 38 738
670 1 13 13 750
680 7 88 88 838
690 1 13 13 850
700 1 13 13 863
710 1 13 13 875
720 1 13 13 888
730 2 25 25 913
740 2 25 25 938
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
a Usia Subjek
760 2 25 25 963
770 2 25 25 988
780 1 13 13 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
b Lama Pensiun
Lama Pensiun (dalam tahun)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 10 8 100 100 100
20 7 88 88 188
30 7 88 88 275
40 3 38 38 313
50 9 113 113 425
60 6 75 75 500
70 5 63 63 563
80 5 63 63 625
90 4 50 50 675
100 3 38 38 713
110 2 25 25 738
120 4 50 50 788
130 4 50 50 838
140 5 63 63 900
150 2 25 25 925
160 1 13 13 938
170 1 13 13 950
180 1 13 13 963
200 3 38 38 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 7
Deskriptif Data Penelitian
(one sample t-test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
1 Kesejahteraan Psikologis
One-Sample Statistics
N Mean
Std
Deviation
Std Error
Mean
Total 80 118525 90888 10162
One-Sample Test
Test Value = 95
t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Total 23151 79 000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 8
Uji Normalitas dan Homogenitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
1 Uji Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kesejahteraan
Psikologis 80 1000 0 00 80 1000
Descriptives
Statistic Std Error
Kesejahteraan
Psikologis
Mean 11853 1016
95 Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 11650
Upper Bound 12055
5 Trimmed Mean 11806
Median 11650
Variance 82607
Std Deviation 9089
Minimum 100
Maximum 148
Range 48
Interquartile Range 11
Skewness 946 269
Kurtosis 803 532
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
a Lilliefors Significance Correction
Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem amp Leaf
200 10 04
500 10 77789
2500 11 0000011111222333334444444
2100 11 555555667888888888999
1000 12 0112222334
700 12 5677888
300 13 234
300 13 556
400 Extremes (gt=138)
Stem width 10
Each leaf 1 case(s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3 Uji Homogenitas
Group Statistics
Status Pernikahan N Mean Std Deviation
Std Error
Mean
Kesejahteraan
Psikologis
Menikah 40 11878 8185 1294
JandaDuda 40 11828 10010 1583
Independent Samples Test
Levenes Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
Std Error
Difference
95
Confidence
Interval of
the
Difference
Lower
Uppe
r
Kesejahtera
an
Psikologis
Equal
variances
assumed
2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457
0
Equal
variances
not
assumed
245 75041 807 500 2045 -3573 457
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 9
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Uji Hipotesis Penelitian
Ranks
Status
Pernikahan N Mean Rank
Sum of
Ranks
Kesejahteraan
Psikologis
menikah 40 4239 169550
jandaduda 40 3861 154450
Total 80
Test Statisticsa
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
a Grouping Variable Status Pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga
penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa
Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik
Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program
Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma
2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma
3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk
menyelesaikan skripsi
4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang
sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik
5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan
waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan
banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai
kehidupan
7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas
segala bantuan yang diberikan
8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku
Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa
BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI
Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses
perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi
9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner
10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak
henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan
mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi
11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek
namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress
skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur
e
12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
mendukung penulis
13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi
bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang
lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN MOTTO iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 10
D Manfaat Penelitian 10
BAB II LANDASAN TEORI 12
A Kesejahteraan Psikologis 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14
3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20
B Status Pernikahan 29
1 Menikah 29
2 JandaDuda 30
C Masa Pensiun 31
1 Pengertian Masa Pensiun 31
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahaan 38
E Skema Penelitian 41
F Hipotesis 42
BAB III METODE PENELITIAN 43
A Jenis Penelitian 43
B Identifikasi Variabel Penelitian 43
C Definisi Operasional 43
D Subjek Penelitian 44
E Metode dan Alat Pengambilan Data 45
F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47
1 Validitas 48
2 Reliabilitas 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3 Daya Diskriminasi Item 49
G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50
H Metode Analisis Data 54
1 Uji Asumsi 54
2 Uji Hipotesis 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56
A Pelaksanaan Penelitian 56
B Deskripsi Subjek Penelitian 57
C Deskripsi Data Penelitian 58
D Hasil Analisis Data 60
1 Uji Asumsi 60
2 Uji Hipotesis 61
E Pembahasan 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67
A Kesimpulan 67
B Keterbatasan Penelitian 67
C Saran 68
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47
Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53
Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57
Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58
Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60
Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61
Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76
Lampiran 2 Skala Try out 84
Lampiran 3 Skala Penelitian 94
Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102
Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor
total) 107
Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111
Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116
Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118
Lampiran 9 Uji Hipotesis 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks
Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil
indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level
6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori
bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya
6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan
cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa
pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi
karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)
Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil
(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC
Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun
dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif
bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak
lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih
baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)
Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai
dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk
beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir
dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini
seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada
organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada
masa pensiun (Apsari 2012)
Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun
merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam
kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari
dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai
masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres
(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan
orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi
masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung
rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari
bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)
Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan
bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya
memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta
kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan
keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk
menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi
(Apsari 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi
orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp
Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh
lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali
diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan
kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep
kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi
juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan
yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)
Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang
menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang
tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian
Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak
hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu
serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta
kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut
Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang
mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga
diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih
sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-
being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)
Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat
menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi
yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes
dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan
psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan
bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat
dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington
2012)
Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-
Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan
psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya
berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu
yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan
membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan
kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989
dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong
seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha
untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp
Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik
Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan
individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap
perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi
dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik
Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya
penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan
psikologis yang baik
Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke
dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)
Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-
acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with
other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental
mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi
(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani
amp Jannah 2014)
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis
kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff
1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman
berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu
yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah
atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu
individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total
yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah
memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status
pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri
serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap
kehilangan pasangannya (Ryff 2014)
Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan
mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu
hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat
sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan
bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih
pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari
pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)
Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih
menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah
menikah (Marks 1996)
Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)
berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki
mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-
hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada
orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah
memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada
responden yang menikah (Marks 1996)
Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih
lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan
memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan
dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau
hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan
dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang
intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan
karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp
Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks
1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif
menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi
pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis
Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara
umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang
dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai
dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009
dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada
orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin
memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak
dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin
memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah
relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan
(Santrock 2012)
Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka
miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah
maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan
pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan
pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam
menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan
dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang
merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang
menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran
pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial
Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial
(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial
dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki
kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)
Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk
mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung
Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan
status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran
pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah
pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian
sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada
kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang
dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur
yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai
keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu
sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya
barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)
Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan
normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)
menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan
sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan
maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan
psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh
terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
B Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
C Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis
pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
D Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang
psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan
psikologis terutama pada masa pensiun
2 Manfaat Praktis
a Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk
membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang
akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada
karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah
khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b Bagi para pensiunan
1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada
pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta
mengembangkannya dengan lebih baik
2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan
tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling
mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat
mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi
kesejahteraan psikologis
3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki
pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga
saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu
mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A Kesejahteraan Psikologis
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis
Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman
hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI
2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean
Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa
Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian
tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff
1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada
eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan
atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial
maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada
bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat
membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)
Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan
dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan
psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan
subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah
persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari
evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi
dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life
satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya
afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut
Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin
dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic
karena lebih mengarah pada kepuasan fisik
Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau
psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam
Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat
eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan
mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al
2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat
seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan
interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization
milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik
Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff
1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga
menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan
menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik
Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa
dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria
mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-
being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi
secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik
Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan
bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap
psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk
menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis
akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas
hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis
Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam
enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan
psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)
antara lain
a Penerimaan Diri
Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera
adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat
seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan
maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life
span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa
lalu (Ryff 1989)
Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki
karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan
menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang
baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap
kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik
merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi
di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas
pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff
2014)
b Hubungan Positif Dengan Orang Lain
Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen
utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai
memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang
terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang
mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan
orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan
(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)
bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini
yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff
1989)
Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain
dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik
hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang
lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati
kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi
dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah
digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan
kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk
menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi
dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat
kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain
(Ryff 2014)
c Otonomi
Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki
lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini
akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang
lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik
dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan
kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan
yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp
Singer 1996)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi
digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya
mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak
sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan
mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan
evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk
membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam
berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)
d Penguasaan Lingkungan
Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai
kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan
agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport
menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan
keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan
dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu
memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur
lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah
lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik
Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu
seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi
penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu
menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya
mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan
kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu
untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai
individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya
merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan
di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya
dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff
2014)
e Tujuan dalam Hidup
Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan
dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan
bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya
sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan
untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai
integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)
Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi
tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup
kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki
makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang
keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta
tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki
karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya
memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam
hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan
tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat
munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)
f Pertumbuhan Pribadi
Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu
perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi
yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin
berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk
mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori
perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau
tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan
pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang
melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka
terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu
dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan
tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada
dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat
melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya
keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap
dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik
dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap
atau perilaku yang baru (Ryff 2014)
3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin
kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp
Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah
sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan
well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian
pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain
penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai
intervensi dan klinis
a Usia
Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan
psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi
penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang
tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain
dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup
menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah
hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti
penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain
menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga
rentang usia
b Jenis Kelamin
Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)
menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara
konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi
hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan
pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita
lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi
berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)
c Kebudayaan
Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara
budaya individualistik (independent) dengan kolektif
(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang
cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau
otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada
budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp
Singer 1996)
Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan
menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di
negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat
Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya
dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan
skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan
pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)
d Status Sosial
Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan
dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan
seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki
pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi
tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi
Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan
bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan
kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan
bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan
menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff
amp Singer 1996)
e Pengalaman dan Sejarah Hidup
Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman
hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman
tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi
kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang
sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang
bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi
penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri
dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana
mereka membesarkan anak dan bagaimana anak
membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer
1996)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap
kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana
pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan
lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan
pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi
depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)
f Perkembangan dan Penuaan
Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan
penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa
mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti
(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada
pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang
dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke
waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa
dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi
menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa
tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka
seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi
ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin
menjadi muda
Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada
kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir
dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya
diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo
Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses
psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang
fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta
dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir
akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi
daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas
perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)
g Kepribadian
Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar
terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan
pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada
penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model
kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan
pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan
personal growth agreeableness berhubungan dengan positive
relations with others dan extraversion conscientiousness dan
neuroticism berhubungan dengan environmental mastery
purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)
Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain
yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi
tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh
sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel
yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan
dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional
(Ryff 2014)
h Pengalaman Keluarga
Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan
memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-
being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki
peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam
dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu
individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu
yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada
wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada
dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita
yang menikah
Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua
juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang
dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan
baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap
tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)
menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di
masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun
psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang rendah
i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain
Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar
karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap
kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis
pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai
beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa
beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami
individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran
dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan
psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang
berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap
perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)
Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar
dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan
psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar
cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan
lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang
tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai
relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan
psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan
dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada
tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki
nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)
j Kesehatan
Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil
bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki
keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki
(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka
mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan
psikologis setelah melewati masa sakit
k Studi Klinis
Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat
eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari
tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang
penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh
Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti
schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia
agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan
bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui
dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam
hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)
Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar
dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru
untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff
(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat
mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala
gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan
meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek
eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
B Status Pernikahan
Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status
pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup
dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada
Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan
Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda
1 Menikah
Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk
antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum
dan agama dengan tujuan membentuk keluarga
Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa
aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting
(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan
terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat
memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)
menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit
memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah
serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya
2 JandaDuda
Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak
bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian
suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai
seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau
telah bercerai dengan istrinya
Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa
tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat
menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat
mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)
Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan
keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi
Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu
pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama
bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan
(Santrock 2014)
Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan
oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa
alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan
dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama
mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan
perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka
bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan
perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup
C Masa Pensiun
1 Pengertian Masa Pensiun
Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana
karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia
kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi
(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan
dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana
pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai
angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase
menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah
menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun
juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan
karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus
pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan
menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa
pensiun (Apsari 2012)
Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan
bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola
hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran
perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan
terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan
tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa
perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja
menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya
interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu
luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)
Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa
ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit
melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa
pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa
fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada
fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-
pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan
bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang
komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)
Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase
awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan
pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak
pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka
mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih
banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun
karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami
kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The
Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai
menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang
pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-
orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan
dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih
realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang
memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan
yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada
masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan
yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase
terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena
orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan
mencukupi kebutuhannya sendiri
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah
penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal
ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada
individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)
Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan
ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun
dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan
dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)
Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang
disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis
dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi
fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan
(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak
bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial
membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari
harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya
stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)
Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah
(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan
bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu
peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik
terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang
memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang
meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada
negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa
yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan
para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang
membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima
kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki
jabatan dan sudah pensiun
Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para
pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada
masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa
pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses
perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga
menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang
dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada
timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi
dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan
dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun
adalah
a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya
Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita
lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada
sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya
baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka
dan sebaliknya
b Perubahan dalam perilaku seksual
Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih
banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik
sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa
pensiun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan
Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk
mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat
perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak
kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka
dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri
d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of
parental dependency)
Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak
terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan
seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan
sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang
pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini
Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu
dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu
penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya
hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya
kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian
penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai
kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh
pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun
nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga
kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan
fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat
membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahan
Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai
sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun
dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya
perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya
kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah
menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun
(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi
orang yang akan menghadapi masa pensiun
Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu
seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki
mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi
serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan
Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran
pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan
psikologis
Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan
potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan
meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya
mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai
kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam
Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu
Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang
memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk
menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya
Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah
berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami
depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti
menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian
(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan
yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan
dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki
pasangan lagi
Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada
seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki
pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan
kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya
seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)
akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan
akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang
memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga
tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E Skema Penelitian
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis
Masa Pensiun
Status
Pernikahan
JandaDuda
(Sudah tidak memiliki secara
hukummeninggal)
Menikah
(Masih memiliki pasangan)
Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa
yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki
masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi
berbeda daripada dirinya sekarang sedikit
kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain
sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli
tentang orang lain terisolasi dalam hubungan
interpersonal tidak mau membuat kompromi
dalam hubungan dengan orang lain cenderung
mementingkan harapan dari orang lain
bergantung pada penilaian orang lain mengikuti
tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan
mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki
lingkungan di sekitarnya tidak menyadari
kesempatan yang ada kurang mampu
mengontrol dunia luar kurang memiliki makna
terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan
tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup
tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa
lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat
memunculkan makna dalam hidup merasa tidak
dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan
diri merasa bosan dengan kehidupannya dan
merasa tidak dapat berkembang
Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui
menerima segala aspek dalam diri memiliki
perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya
hangat menyenangkan percaya dan
mementingkan kesejahteraan orang lain
berempati kasih sayang intim saling berbagi
dalam hubungan bebas dan dapat menentukan
nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial
mengelola perilaku dari dalam mampu
mengevaluasi diri mampu menguasai dan
mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas
menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk
membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai
dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai
tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan
saat ini dan masa lalu memegang keyakinan
terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam
tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus
berkembang melihat diri sebagai pribadi yang
tumbuh dan berkembang terbuka terhadap
pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan
melakukan perubahan agar tetap mencerminkan
pengetahuan tentang diri
Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah
H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
ditinjau dari status pernikahaan
H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu
penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok
penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar
2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat
kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan
pensiunan yang jandaduda
B Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut
Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis
Variabel Bebas Status Pernikahan
C Definisi Operasional
1 Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah
berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan
yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga
memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya
dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari
skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala
kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki
2 Status Pernikahan
Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan
perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda
adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang
dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas
mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang
ditujukan kepada subjek
D Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang
sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience
sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan
untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp
Jannah 2008 Supratiknya 2015)
Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk
pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa
Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia
55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan
digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun
Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang
dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki
pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki
telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok
jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan
berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan
psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)
E Metode dan Alat Pengambilan Data
Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan
terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis
menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan
unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)
Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan
tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan
sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar
menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan
agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari
aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode
summated rating dengan ketentuan sebagai berikut
1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan
jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4
2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan
jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1
Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total
jawaban subjek pada skala yang diberikan
Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel
1 berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 1
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis
Keterangan Item yang gugur
F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur
Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah
memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap
masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item
mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final
tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk
memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan
pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu
maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi
keseluruhan item
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69
(833)
12 44 53 57 58
68 (833)
12
(1667)
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang lain
20 25 27 29 42
55 (833)
4 13 43 50 70
71(833)
12
(1667)
3 Otonomi 18 24 56 61 62
72 (833)
11 28 33 34
41 47 (833)
12
(1667)
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 51 52 54
67 (833)
3 7 16 22 45
63 (833)
12
(1667)
5 Tujuan Dalam
Hidup
15 17 21 31 32
60 (833)
6 30 37 46
49 65 (833)
12
(1667)
6 Pertumbuhan
Pribadi
9 35 39 40 48
64 (833)
2 5 26 36 59 66
(833)
12
(1667)
Total 36 36 72
(100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1 Validitas
Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam
melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya
(Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)
yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat
professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini
akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam
penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing
2 Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau
kelompok (Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan
konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan
antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi
reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali
pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik
yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini
reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam
teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki
koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3 Daya Diskriminasi Item
Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item
mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki
dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya
diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi
antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan
menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)
Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan
tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka
daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien
korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut
mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi
(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar
korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang
memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda
yang rendah
G Pengujian Alat Ukur Penelitian
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh
dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan
subjek yang memenuhi kriteria penelitian
Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf
reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya
2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek
pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek
didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai
Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta
Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta
Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item
Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada
pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba
dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur
a Seleksi Item
Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for
Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan
menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang
terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan
penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030
maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030
maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item
terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta
perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai
cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini
dianggap memiliki enam skala
Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item
memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524
Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item
yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi
Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026
sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima
item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item
diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659
Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan
pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337
sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum
dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan
0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit
antara 0319 sampai dengan 0444
Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item
berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran
item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761
Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti
menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan
0583
Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis
setelah dilakukan seleksi item
Tabel 2
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil
ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran
(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa
reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang
berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini
dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
20 25 29 42 13 43 50 7
3 Otonomi 18 56 72 - 3
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 54 67 3 7 22 7
5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5
6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8
Total 22 16 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program
SPSS
Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap
dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis
Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha
berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi
reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur
internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes
(Widhiarso 2011)
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan
penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata
αstrat = 1 -
119896sum
119894=1120590119894
2(1minusα119894)
1205901199092
Keterangan
1205901198942 = varian butir komponen ke-i
α119894 = realibilitas komponen ke-i
1205901199092 = varian skor total tes
No Dimensi
Koefisien Alpha
Sebelum
Seleksi Item
Setelah Seleksi
Item
1 Penerimaan Diri 0654 0688
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
0702 0771
3 Otonomi 0477 0602
4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653
5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800
6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
αs = 1 minus
5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)
+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)
82607= 0893
Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala
kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu
0893 (αs=0893)
H Metode Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent
sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala
kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji
normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang
dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji
normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal
maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney
u test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala
kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan
yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan
Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)
Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI
Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan
dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan
pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini
berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang
menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun
meninggal (jandaduda)
Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya
akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu
kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan
pengisian skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B Deskripsi Subjek Penelitian
Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui
persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok
menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia
subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil
sebagai berikut
Tabel 4
Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara
keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok
menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok
menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin
perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin
laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan
subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan
24 subjek berjenis kelamin perempuan
Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total
Menikah Laki-laki 35 subjek
Perempuan 5 subjek
40 subjek
JandaDuda Laki-laki 21 subjek
Perempuan 19 subjek
40 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 5
Persebaran Subjek Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini
berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek
Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13
subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek
berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan
frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia
636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi
terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65
tahun
C Deskripsi Data Penelitian
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan
psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau
rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean
empiris pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis
Usia Jumlah
55 ndash 60 tahun 26 subjek
61 ndash 65 tahun 30 subjek
66 ndash 70 tahun 13 subjek
71 ndash 75 tahun 6 subjek
76 ndash 80 tahun 5 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 6
Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan
psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai
mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki
tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara
mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis
Tabel 7
Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean
teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki
perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005
yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian
ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Pengukuran Teoritis Empiris
Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD
Kesejahteraan
Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi
Test Value = 95
t Df Sig (2
Tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kesejahteraan
Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D Hasil Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini
Tabel 8
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa
variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar
0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara
signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan
bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini
Tabel 9
Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang
didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa
asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian
dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan
homogen
2 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil
yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt
Levenes Test for Equality of
Variances
F Sig
Kesejahteraan
Psikologis
Equal variances
assumed 2144 147
Equal variances not
assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik
digunakan jika persebaran data tidak normal
Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas
pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)
menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan
yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel
bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak
Tabel 10
Hasil Uji Mann-Whitney U Test
Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu
nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)
Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak
sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah
dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
E Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal
ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)
Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai
koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok
menikah dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya
kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff
1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk
pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting
untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam
hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan
dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp
Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa
lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat
menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka
inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai
succesful aging
Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan
membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang
tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan
sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan
dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang
memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran
pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan
psikologis
Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat
digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang
kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan
yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar
terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting
sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart
1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)
menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari
orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis
bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka
yang memiliki pasangan
McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat
menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan
kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan
nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap
satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil
dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-
teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan
yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan
pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan
keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu
menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa
tidak sendirian
Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya
yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan
tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan
yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di
dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan
dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu
menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan
orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada
masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya
seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-
tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam
suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak
secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas
maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu
membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan
hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar
pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan
kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus
RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar
para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-
parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data
yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji
analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu
teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas
Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar
0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda
B Keterbatasan Penilitan
Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah
berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi
fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang
diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini
memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan
sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis
penelitian
Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa
instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009
Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya
measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki
nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement
errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing
dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint
skala kesejahteraan psikologis
C Saran
1 Bagi subjek
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan
yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan
psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena
dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai
kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik
2 Bagi perusahaan
Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan
jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu
dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat
terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan
diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya
kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi
pensiunan
3 Bagi Penelitian Selanjutnya
Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena
minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria
penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan
psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain
itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun
berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada
penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah
item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa
dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator
perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar
mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan
variable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Daftar Pustaka
Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun
Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-
masyarakat-ri-tunda-pensiun
Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari
httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit
Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos
Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada
Lansia Bandung Universitas Padjajaran
Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-
Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security
Character Volume 3 No 2
Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological
Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas
Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan
Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Widya Mandala
Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan
Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober
2010
Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari
httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-
daftar-subjek1
Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey
Pearson Education Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September
2015 dari
httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi
ashtml
Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25
Tahun Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-
tanpa-gaji-selama-25-tahun
Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher
Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social
and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348
Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks
Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga
Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute
Working Paper Series 131 Januari 2010
Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological
Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology
Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222
Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and
Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No
4 (Nov 1996) pp 917-932
Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka
Pelajar
McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New
York Oxford University Press Inc
Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological
Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No
3(Sep 1973) pp 226-232
Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia
Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)
Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat
Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality
Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer
Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning
of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology
1989 Vol 57 No 6 1069-1081
Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in
Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104
Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science
and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28
Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being
Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-
727
Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning
Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother
Psychosom 19966514-23
Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran
Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02
Agustus 2013
Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta
Universitas Sanata Dharma
Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT
Elex Media Komputindo
Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta
Erlangga
Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New
York McGraw-Hill Education
Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing
Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication
doi 101037a0022411
Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group
Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers
Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The
Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition
California Sage Publications Inc
Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing
The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349
Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada
University Press
Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata
Dharma
Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari
httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan
Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada
Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang
Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1
Agustus 2012
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Diakses dari
wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf
van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-
Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a
Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal
Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of
Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691
Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan
Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2
2009
Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis
UGM
Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil
22 Juni 2016 dari
httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf
Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)
Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To
Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice
2012 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN 1
Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Blueprint skala kesejahteraan psikologis
No Dimensi Indikator Item
Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri
Individu yang sehat
secara mental
didefinisikan
mampu untuk
menerima dirinya
dan kehidupan
masa lalunya secara
positif
Memahami
dan
menerima
seluruh aspek
pada diri
Saya menyadari
bahwa saya
memiliki
kelebihan
maupun
kekurangan
Saya tidak tahu
kelebihan
maupun
kekurangan yang
saya miliki
Saya dapat
menerima segala
aspek dalam diri
saya
Saya merasa
kecewa dengan
diri saya saat ini
Memiliki
pandangan
positif
terhadap diri
sendiri
Secara umum
saya merasa
percaya diri
mengenai diri
saya sendiri saat
ini
Saya merasa
tidak puas
dengan diri saya
saat ini
Menerima
secara positif
kehidupan
masa lalunya
Pengalaman di
masa lalu
membuat saya
belajar untuk
menjadi lebih
baik ke
depannya
Menurut saya
pengalaman di
masa lalu hanya
akan menjadi
beban pikiran
saya
Bagi saya
pengalaman di
masa lalu
merupakan
pengalaman
yang sangat
berharga
Saya merasa
tidak
memperoleh
banyak hal
berharga dari
pengalaman di
masa lalu
Saya merasa
puas dengan
pencapaian-
pencapaian di
masa lalu
Saya merasa
kecewa dengan
apa yang telah
saya lakukan di
masa lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang Lain
Individu sehat
secara mental
adalah individu
yang memiliki
kemampuan untuk
mencintai memiliki
perasaan yang
kuatakan rasa
empati kasih
sayang kehangatan
dan penghargaan
terhadap orang lain
Terbuka
kepada orang
lain
Bila ada
masalah saya
selalu berusaha
untuk bercerita
kepada orang
lain setidaknya
untuk
meringankan
beban saya
Saya enggan
bercerita
mengenai
permasalahan
saya kepada orang
lain
Memiliki
kepercayaan
terhadap
orang lain
Saya dapat
menaruh
kepercayaan
kepada orang
lain
Saya merasa ragu
apakah orang lain
dapat
mempercayai
saya
Memiliki
empati kasih
sayang dan
keintiman
dengan orang
lain
Bagi saya
menjaga relasi
dengan orang
lain merupakan
hal yang penting
dilakukan
Menjaga relasi
dengan orang lain
merupakan hal
yang menyulitkan
bagi saya
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
merupakan cara
saya menjaga
hubungan
dengan orang
lain
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
bukan merupakan
hal yang penting
Memiliki
kehangatan
dengan orang
lain
Saya merasa
nyaman ketika
sedang
berbincang-
bincang dengan
orang lain
Sulit bagi saya
untuk merasa
nyaman ketika
berbincang
dengan orang lain
Dapat
berkumpul
dengan orang
lain merupakan
hal yang patut
disyukuri dalam
hidup saya
Menurut saya
berkumpul
dengan orang lain
merupakan
kegiatan yang
membosankan
dan membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Otonomi
Seseorang yang berfungsi
secara utuh tidak
membutuhkan persetujuan
orang lain untuk membuat
evaluasi yang sesuai
dengan standar dirinya
sendiri (internal locus of
evaluation) sehingga
individu terbebas dari
keyakinan kolektif norma
dan peraturan yang
mengikat serta mampu
bertahan dari tekanan sosial
dengan berpikir dan
bertindak secara tepat
Mampu
membuat
keputusan
tanpa
tergantung
pada orang
lain
Keputusan
yang saya
buat
merupakan
murni
keputusan
saya sendiri
Saya sering
kali
dipengaruhi
orang lain
dalam
membuat
kuputusan
Saya yakin
setiap orang
memiliki
kebebasan
dalam
menentukan
pilihan hidup
begitu juga
dengan saya
Saya sangat
membutuhka
n orang lain
untuk
menentukan
pilihan hidup
saya
Saya akan
tetap pada
keputusan
saya
meskipun
orang lain
tidak setuju
Saya akan
mengubah
keputusan
saya bila ada
orang lain
yang tidak
setuju dengan
saya
Mampu
membuat
evaluasi
yang sesuai
dengan
standar
dirinya
sendiri
Kesalahan
yang saya
perbuat
menjadi
pelajaran
berharga bagi
saya
Kesalahan
saya
sebelumnya
merupakan
hal yang
memalukan
bagi saya dan
ingin saya
lupakan
Saya menilai
diri saya
sendiri
dengan nilai-
nilai yang
saya anggap
penting
bukan dari
orang lain
Penilaian dari
orang lain
merupakan
penilaian
yang penting
untuk saya
Mampu
bertahan
dari tekanan
sosial
Saya akan
berusaha
mengatasi
tekanan sosial
Saya tidak
tahu
bagaimana
saya harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan
berpikir dan
bertindak
secara tepat
dengan
memikirkan
dan bertindak
dengan cara
yang tepat
mengatasi
tekanan sosial
dengan tepat
4 Penguasaan Lingkungan
Kemampuan individu
untuk
memilihmenciptakan
lingkungan agar sesuai
dengan kondisi
psikologisnya serta ikut
serta dan terlibat dengan
kegiatan di luar lingkungan
dirinya sehingga dapat
mengambil keuntungan
dari lingkungannya
Mampu
mengelola
aktivitas
sehari-hari
Saya merasa
cukup baik
dalam
mengelola
banyak
kegiatan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Banyaknya
kegiataan
sehari-hari
membuat
saya
mengalami
kesulitan
dalam
mengelolany
a
Menurut
saya
aktivitas yang
saya lakukan
dapat berjalan
dengan baik
Saya merasa
kesulitan
dalam
melakukan
aktivitas yang
saya miliki
Saya merasa
senang
meskipun
aktivitas yang
saya lakukan
cukup
banyak
Semakin
banyak
kegiatan
semakin
membuat
saya kesulitan
dalam
menjalaninya
Terlibat
dalam
aktivitas di
luar
lingkungan
dirinya
Kegiatan di
luar rumah
membuat
saya merasa
lebih
nyaman
Saya merasa
tidak nyaman
ketika
melakukan
kegiatan di
luar
Saya lebih
senang
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Saya merasa
kurang
tertarik ketika
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Menggunak
an
kesempatan
yang ada di
Saya senang
mengikuti
kegiatan
dapat
Saya tidak
ingin
mengikuti
kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
lingkungan
secara
efektif
memberi
wawasan
baru bagi
saya
dapat
memberi
wawasan
baru bagi
saya
5 Tujuan Dalam Hidup
Individu yang sehat secara
mental didefinisikan
memiliki tujuan dan makna
dalam hidup sehingga
mampu melihat perubahan
keinginan menjadi lebih
produktif
menciptakanmencapai
integritas emosional di
kemudian hari
Memiliki
cita-cita dan
tujuan
Saya akan
berusaha
mewujudkan
keinginan
yang saya
miliki
Keinginan
dan cita-cita
yang saya
miliki hanya
akan
membebani
hidup saya
Saya selalu
ingin
memiliki
kehidupan
yang lebih
baik dari
sebelumnya
Saya sudah
puas dengan
apa yang saya
miliki di saat
ini
Meyakini
tujuan hidup
yang
dimiliki
Saya yakin
bahwa saya
dapat
membuat hari
esok lebih
baik lagi
Menurut
saya hari
esok akan
sama saja
dengan hari
ini dan tidak
ada yang bisa
saya lakukan
untuk
mengubahny
a
Penting bagi
saya untuk
dapat
mewujudkan
cita-cita yang
saya miliki
Dahulu saya
memiliki cita-
cita yang
ingin saya
wujudkan
namun
sekarang hal
itu sudah
tidak penting
lagi
Memiliki
kemampuan
untuk
mencapai
tujuan hidup
Saya senang
melakukan
perencanaan
untuk masa
depan dan
berusaha
Saya merasa
perencanaan
yang sudah
saya lakukan
merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
untuk
mewujudkan
nya
hal yang sia-
sia
Kemampuan
yang saya
miliki dapat
membantu
mencapai
tujuan hidup
saya
Saya tidak
memiliki
kemampuan
yang cukup
untuk
mencapai
tujuan hidup
saya
6 Pertumbuhan Pribadi
Individu yang tidak hanya
memiliki satu
perkembangan
karakteristik di masa lalu
namun juga memiliki
potensi yang dapat
dikembangkan agar tetap
tumbuh dan berkembang
dalam menghadapi
tantangantugas baru
Memiliki
pandangan
sebagai
pribadi yang
tumbuh dan
berkembang
Saya
memiliki
keyakinan
bahwa
kehidupan
merupakan
proses yang
terus
berlanjut
Menurut
saya proses
kehidupan
akan berhenti
ketika saya
sudah tua
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
saya
kembangkan
lagi di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
Menyadari
potensi
yang
dimiliki
Saya
menyadari
potensi yang
saya miliki
dan ingin
mengembang
kannya
Saya tidak
tahu potensi
apa yang saya
miliki selama
ini
Terbuka
terhadap
pengalaman
baru
Saya ingin
mencoba hal-
hal baru yang
dapat
membantu
saya
mengembang
kan potensi
diri
Saya merasa
tidaklah
penting
mencoba hal-
hal baru
karena hal
tersebut
hanya
membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Melihat
peningkatan
dalam diri
dari waktu
ke waktu
Saya merasa
potensi dalam
diri saya
semakin
berkembang
karena
pengalaman
yang saya
miliki
Pengalaman
yang saya
miliki tidak
dapat
membantu
mengembang
kan potensi
dalam diri
saya
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
berkembang
di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 2
Skala Try Out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
SKALA TRY OUT
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan
saya kepada orang lain
5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal
baru karena hal tersebut hanya membuang waktu
saja
6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan
merupakan hal yang sia-sia
7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai
diri saya sendiri saat ini
9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
saya kembangkan lagi di masa mendatang
10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk
menentukan pilihan hidup saya
12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan
yang saya miliki
13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-
cita yang saya miliki
16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat
memberi wawasan baru bagi saya
17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih
baik dari sebelumnya
18 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No Pernyataan STS TS S SS
20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian
di masa lalu
24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam
menentukan pilihan hidup begitu juga dengan
saya
25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang
lain
26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa
dengan kemampuan yang saya miliki sekarang
27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-
bincang dengan orang lain
28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam
membuat kuputusan
29 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya
wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak
penting lagi
31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi
tekanan sosial dengan tepat
34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang
penting untuk saya
35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti
ketika saya sudah tua
37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya
akan membebani hidup saya
38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
berkembang di masa mendatang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Pernyataan STS TS S SS
40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin
berkembang karena pengalaman yang saya miliki
41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang
lain yang tidak setuju dengan saya
42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal
berharga dari pengalaman di masa lalu
45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan
kegiatan yang melibatkan orang lain
46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari
ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk
mengubahnya
47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang
memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan
48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan
merupakan proses yang terus berlanjut
49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk
mencapai tujuan hidup saya
50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih
nyaman
52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang
melibatkan orang lain
53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini
54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk
bercerita kepada orang lain setidaknya untuk
meringankan beban saya
56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat
membantu mengembangkan potensi dalam diri
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No Pernyataan STS TS S SS
60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial
dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang
tepat
62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran
berharga bagi saya
63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan
kegiatan di luar
64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat
ini
66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya
70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat
mempercayai saya
71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika
berbincang dengan orang lain
72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 3
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
SKALA PENELITIAN
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru
karena hal tersebut hanya membuang waktu saja
5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri
saya sendiri saat ini
7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita
yang saya miliki
11 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain
17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
18 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Pernyataan STS TS S SS
21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika
saya sudah tua
23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga
dari pengalaman di masa lalu
27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu
mengembangkan potensi dalam diri saya
33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 4
Uji Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
1 Reliabilitas Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
688 688 8
2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
771 791 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 1 22375 4389 368 268 660
Item 8 22612 4494 351 224 664
Item 10 22525 4253 366 283 661
Item 14 22212 4296 431 284 647
Item 44 22700 4137 396 252 654
Item 57 22737 4196 428 417 646
Item 58 22737 4550 305 200 674
Item 68 22875 4313 377 340 658
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3 Reliabilitas Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
602 600 3
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 18 5300 1301 337 114 601
Item 56 5850 1142 439 207 459
Item 72 5600 1053 459 221 425
4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
653 675 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 13 19950 4706 395 303 786
Item 20 19363 5576 422 420 756
Item 25 19888 5240 490 295 743
Item 29 19488 5316 500 418 742
Item 42 19600 5053 659 512 713
Item 43 19613 5177 565 449 729
Item 50 19800 5276 549 380 733
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 3 18438 3718 355 371 631
Item 7 18150 4129 372 238 615
Item 19 18025 4278 392 249 610
Item 22 18350 3901 402 414 606
Item 38 18013 4418 444 347 604
Item 54 17863 4373 319 394 630
Item 67 17988 4620 335 324 628
5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
800 797 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 15 12850 2205 668 542 732
Item 21 12900 2091 761 598 700
Item 31 12975 2227 602 412 756
Item 32 12825 2526 453 268 801
Item 60 12950 2808 448 215 799
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
747 766 8
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 2 21163 6214 427 241 728
Item 5 21113 6126 489 324 712
Item 26 21150 6306 583 464 695
Item 35 20963 6771 505 337 712
Item 36 21213 6549 318 152 753
Item 59 21088 7094 377 312 732
Item 64 20975 7493 391 339 735
Item 66 21125 6465 583 365 697
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 5
Uji Koefisien Alpha Berstrata
(varian item komponen dan skor total)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
1 Kesejahteraan Psikologis
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
118525 82607 90888 38
2 Dimensi Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
688 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
25825 5412 23264 8
3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
22950 6808 26091 7
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
874 38
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
771 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4 Dimensi Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
602 3
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
8375 2187 14788 3
5 Dimensi Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
653 7
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
21138 5411 23262 7
6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
800 5
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
16125 3528 18784 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
747 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
24113 8354 28904 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 6
Data Deskriptif Subjek Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
1 Deskripsi Data Subjek
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std
Deviation
Usia 80 550 780 63650 57459
Suku 80 1 3 104 249
Jenis Kelamin 80 1 2 130 461
Status
Pernikahan 80 1 2 150 503
Lama Pensiun
(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788
Valid N
(listwise) 80
2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 550 2 25 25 25
560 3 38 38 63
570 6 75 75 138
580 4 50 50 188
590 5 63 63 250
600 6 75 75 325
610 8 100 100 425
620 7 88 88 512
630 6 75 75 588
640 1 13 13 600
650 8 100 100 700
660 3 38 38 738
670 1 13 13 750
680 7 88 88 838
690 1 13 13 850
700 1 13 13 863
710 1 13 13 875
720 1 13 13 888
730 2 25 25 913
740 2 25 25 938
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
a Usia Subjek
760 2 25 25 963
770 2 25 25 988
780 1 13 13 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
b Lama Pensiun
Lama Pensiun (dalam tahun)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 10 8 100 100 100
20 7 88 88 188
30 7 88 88 275
40 3 38 38 313
50 9 113 113 425
60 6 75 75 500
70 5 63 63 563
80 5 63 63 625
90 4 50 50 675
100 3 38 38 713
110 2 25 25 738
120 4 50 50 788
130 4 50 50 838
140 5 63 63 900
150 2 25 25 925
160 1 13 13 938
170 1 13 13 950
180 1 13 13 963
200 3 38 38 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 7
Deskriptif Data Penelitian
(one sample t-test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
1 Kesejahteraan Psikologis
One-Sample Statistics
N Mean
Std
Deviation
Std Error
Mean
Total 80 118525 90888 10162
One-Sample Test
Test Value = 95
t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Total 23151 79 000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 8
Uji Normalitas dan Homogenitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
1 Uji Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kesejahteraan
Psikologis 80 1000 0 00 80 1000
Descriptives
Statistic Std Error
Kesejahteraan
Psikologis
Mean 11853 1016
95 Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 11650
Upper Bound 12055
5 Trimmed Mean 11806
Median 11650
Variance 82607
Std Deviation 9089
Minimum 100
Maximum 148
Range 48
Interquartile Range 11
Skewness 946 269
Kurtosis 803 532
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
a Lilliefors Significance Correction
Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem amp Leaf
200 10 04
500 10 77789
2500 11 0000011111222333334444444
2100 11 555555667888888888999
1000 12 0112222334
700 12 5677888
300 13 234
300 13 556
400 Extremes (gt=138)
Stem width 10
Each leaf 1 case(s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3 Uji Homogenitas
Group Statistics
Status Pernikahan N Mean Std Deviation
Std Error
Mean
Kesejahteraan
Psikologis
Menikah 40 11878 8185 1294
JandaDuda 40 11828 10010 1583
Independent Samples Test
Levenes Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
Std Error
Difference
95
Confidence
Interval of
the
Difference
Lower
Uppe
r
Kesejahtera
an
Psikologis
Equal
variances
assumed
2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457
0
Equal
variances
not
assumed
245 75041 807 500 2045 -3573 457
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 9
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Uji Hipotesis Penelitian
Ranks
Status
Pernikahan N Mean Rank
Sum of
Ranks
Kesejahteraan
Psikologis
menikah 40 4239 169550
jandaduda 40 3861 154450
Total 80
Test Statisticsa
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
a Grouping Variable Status Pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga
penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa
Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik
Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program
Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma
2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma
3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk
menyelesaikan skripsi
4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang
sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik
5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan
waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan
banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai
kehidupan
7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas
segala bantuan yang diberikan
8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku
Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa
BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI
Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses
perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi
9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner
10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak
henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan
mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi
11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek
namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress
skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur
e
12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
mendukung penulis
13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi
bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang
lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN MOTTO iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 10
D Manfaat Penelitian 10
BAB II LANDASAN TEORI 12
A Kesejahteraan Psikologis 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14
3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20
B Status Pernikahan 29
1 Menikah 29
2 JandaDuda 30
C Masa Pensiun 31
1 Pengertian Masa Pensiun 31
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahaan 38
E Skema Penelitian 41
F Hipotesis 42
BAB III METODE PENELITIAN 43
A Jenis Penelitian 43
B Identifikasi Variabel Penelitian 43
C Definisi Operasional 43
D Subjek Penelitian 44
E Metode dan Alat Pengambilan Data 45
F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47
1 Validitas 48
2 Reliabilitas 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3 Daya Diskriminasi Item 49
G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50
H Metode Analisis Data 54
1 Uji Asumsi 54
2 Uji Hipotesis 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56
A Pelaksanaan Penelitian 56
B Deskripsi Subjek Penelitian 57
C Deskripsi Data Penelitian 58
D Hasil Analisis Data 60
1 Uji Asumsi 60
2 Uji Hipotesis 61
E Pembahasan 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67
A Kesimpulan 67
B Keterbatasan Penelitian 67
C Saran 68
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47
Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53
Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57
Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58
Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60
Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61
Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76
Lampiran 2 Skala Try out 84
Lampiran 3 Skala Penelitian 94
Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102
Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor
total) 107
Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111
Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116
Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118
Lampiran 9 Uji Hipotesis 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks
Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil
indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level
6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori
bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya
6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan
cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa
pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi
karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)
Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil
(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC
Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun
dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif
bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak
lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih
baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)
Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai
dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk
beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir
dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini
seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada
organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada
masa pensiun (Apsari 2012)
Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun
merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam
kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari
dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai
masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres
(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan
orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi
masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung
rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari
bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)
Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan
bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya
memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta
kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan
keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk
menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi
(Apsari 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi
orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp
Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh
lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali
diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan
kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep
kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi
juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan
yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)
Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang
menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang
tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian
Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak
hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu
serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta
kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut
Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang
mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga
diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih
sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-
being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)
Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat
menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi
yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes
dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan
psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan
bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat
dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington
2012)
Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-
Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan
psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya
berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu
yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan
membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan
kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989
dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong
seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha
untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp
Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik
Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan
individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap
perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi
dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik
Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya
penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan
psikologis yang baik
Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke
dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)
Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-
acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with
other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental
mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi
(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani
amp Jannah 2014)
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis
kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff
1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman
berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu
yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah
atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu
individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total
yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah
memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status
pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri
serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap
kehilangan pasangannya (Ryff 2014)
Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan
mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu
hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat
sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan
bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih
pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari
pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)
Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih
menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah
menikah (Marks 1996)
Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)
berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki
mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-
hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada
orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah
memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada
responden yang menikah (Marks 1996)
Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih
lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan
memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan
dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau
hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan
dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang
intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan
karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp
Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks
1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif
menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi
pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis
Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara
umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang
dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai
dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009
dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada
orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin
memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak
dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin
memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah
relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan
(Santrock 2012)
Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka
miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah
maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan
pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan
pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam
menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan
dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang
merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang
menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran
pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial
Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial
(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial
dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki
kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)
Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk
mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung
Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan
status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran
pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah
pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian
sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada
kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang
dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur
yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai
keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu
sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya
barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)
Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan
normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)
menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan
sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan
maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan
psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh
terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
B Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
C Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis
pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
D Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang
psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan
psikologis terutama pada masa pensiun
2 Manfaat Praktis
a Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk
membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang
akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada
karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah
khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b Bagi para pensiunan
1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada
pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta
mengembangkannya dengan lebih baik
2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan
tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling
mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat
mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi
kesejahteraan psikologis
3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki
pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga
saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu
mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A Kesejahteraan Psikologis
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis
Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman
hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI
2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean
Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa
Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian
tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff
1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada
eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan
atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial
maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada
bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat
membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)
Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan
dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan
psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan
subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah
persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari
evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi
dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life
satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya
afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut
Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin
dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic
karena lebih mengarah pada kepuasan fisik
Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau
psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam
Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat
eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan
mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al
2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat
seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan
interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization
milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik
Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff
1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga
menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan
menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik
Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa
dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria
mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-
being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi
secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik
Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan
bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap
psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk
menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis
akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas
hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis
Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam
enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan
psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)
antara lain
a Penerimaan Diri
Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera
adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat
seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan
maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life
span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa
lalu (Ryff 1989)
Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki
karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan
menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang
baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap
kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik
merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi
di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas
pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff
2014)
b Hubungan Positif Dengan Orang Lain
Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen
utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai
memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang
terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang
mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan
orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan
(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)
bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini
yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff
1989)
Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain
dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik
hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang
lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati
kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi
dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah
digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan
kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk
menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi
dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat
kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain
(Ryff 2014)
c Otonomi
Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki
lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini
akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang
lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik
dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan
kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan
yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp
Singer 1996)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi
digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya
mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak
sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan
mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan
evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk
membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam
berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)
d Penguasaan Lingkungan
Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai
kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan
agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport
menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan
keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan
dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu
memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur
lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah
lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik
Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu
seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi
penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu
menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya
mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan
kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu
untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai
individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya
merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan
di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya
dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff
2014)
e Tujuan dalam Hidup
Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan
dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan
bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya
sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan
untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai
integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)
Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi
tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup
kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki
makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang
keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta
tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki
karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya
memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam
hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan
tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat
munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)
f Pertumbuhan Pribadi
Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu
perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi
yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin
berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk
mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori
perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau
tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan
pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang
melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka
terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu
dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan
tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada
dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat
melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya
keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap
dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik
dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap
atau perilaku yang baru (Ryff 2014)
3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin
kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp
Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah
sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan
well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian
pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain
penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai
intervensi dan klinis
a Usia
Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan
psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi
penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang
tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain
dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup
menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah
hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti
penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain
menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga
rentang usia
b Jenis Kelamin
Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)
menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara
konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi
hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan
pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita
lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi
berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)
c Kebudayaan
Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara
budaya individualistik (independent) dengan kolektif
(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang
cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau
otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada
budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp
Singer 1996)
Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan
menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di
negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat
Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya
dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan
skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan
pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)
d Status Sosial
Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan
dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan
seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki
pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi
tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi
Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan
bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan
kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan
bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan
menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff
amp Singer 1996)
e Pengalaman dan Sejarah Hidup
Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman
hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman
tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi
kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang
sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang
bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi
penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri
dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana
mereka membesarkan anak dan bagaimana anak
membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer
1996)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap
kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana
pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan
lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan
pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi
depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)
f Perkembangan dan Penuaan
Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan
penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa
mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti
(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada
pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang
dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke
waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa
dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi
menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa
tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka
seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi
ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin
menjadi muda
Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada
kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir
dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya
diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo
Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses
psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang
fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta
dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir
akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi
daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas
perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)
g Kepribadian
Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar
terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan
pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada
penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model
kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan
pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan
personal growth agreeableness berhubungan dengan positive
relations with others dan extraversion conscientiousness dan
neuroticism berhubungan dengan environmental mastery
purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)
Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain
yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi
tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh
sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel
yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan
dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional
(Ryff 2014)
h Pengalaman Keluarga
Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan
memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-
being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki
peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam
dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu
individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu
yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada
wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada
dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita
yang menikah
Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua
juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang
dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan
baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap
tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)
menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di
masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun
psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang rendah
i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain
Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar
karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap
kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis
pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai
beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa
beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami
individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran
dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan
psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang
berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap
perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)
Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar
dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan
psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar
cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan
lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang
tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai
relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan
psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan
dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada
tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki
nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)
j Kesehatan
Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil
bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki
keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki
(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka
mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan
psikologis setelah melewati masa sakit
k Studi Klinis
Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat
eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari
tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang
penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh
Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti
schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia
agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan
bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui
dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam
hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)
Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar
dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru
untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff
(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat
mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala
gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan
meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek
eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
B Status Pernikahan
Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status
pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup
dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada
Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan
Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda
1 Menikah
Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk
antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum
dan agama dengan tujuan membentuk keluarga
Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa
aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting
(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan
terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat
memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)
menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit
memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah
serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya
2 JandaDuda
Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak
bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian
suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai
seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau
telah bercerai dengan istrinya
Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa
tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat
menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat
mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)
Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan
keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi
Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu
pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama
bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan
(Santrock 2014)
Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan
oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa
alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan
dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama
mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan
perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka
bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan
perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup
C Masa Pensiun
1 Pengertian Masa Pensiun
Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana
karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia
kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi
(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan
dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana
pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai
angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase
menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah
menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun
juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan
karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus
pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan
menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa
pensiun (Apsari 2012)
Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan
bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola
hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran
perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan
terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan
tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa
perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja
menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya
interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu
luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)
Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa
ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit
melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa
pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa
fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada
fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-
pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan
bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang
komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)
Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase
awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan
pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak
pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka
mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih
banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun
karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami
kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The
Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai
menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang
pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-
orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan
dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih
realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang
memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan
yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada
masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan
yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase
terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena
orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan
mencukupi kebutuhannya sendiri
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah
penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal
ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada
individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)
Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan
ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun
dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan
dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)
Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang
disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis
dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi
fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan
(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak
bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial
membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari
harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya
stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)
Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah
(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan
bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu
peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik
terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang
memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang
meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada
negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa
yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan
para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang
membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima
kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki
jabatan dan sudah pensiun
Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para
pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada
masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa
pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses
perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga
menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang
dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada
timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi
dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan
dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun
adalah
a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya
Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita
lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada
sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya
baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka
dan sebaliknya
b Perubahan dalam perilaku seksual
Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih
banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik
sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa
pensiun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan
Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk
mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat
perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak
kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka
dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri
d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of
parental dependency)
Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak
terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan
seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan
sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang
pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini
Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu
dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu
penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya
hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya
kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian
penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai
kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh
pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun
nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga
kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan
fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat
membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahan
Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai
sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun
dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya
perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya
kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah
menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun
(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi
orang yang akan menghadapi masa pensiun
Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu
seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki
mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi
serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan
Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran
pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan
psikologis
Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan
potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan
meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya
mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai
kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam
Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu
Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang
memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk
menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya
Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah
berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami
depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti
menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian
(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan
yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan
dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki
pasangan lagi
Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada
seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki
pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan
kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya
seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)
akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan
akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang
memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga
tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E Skema Penelitian
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis
Masa Pensiun
Status
Pernikahan
JandaDuda
(Sudah tidak memiliki secara
hukummeninggal)
Menikah
(Masih memiliki pasangan)
Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa
yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki
masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi
berbeda daripada dirinya sekarang sedikit
kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain
sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli
tentang orang lain terisolasi dalam hubungan
interpersonal tidak mau membuat kompromi
dalam hubungan dengan orang lain cenderung
mementingkan harapan dari orang lain
bergantung pada penilaian orang lain mengikuti
tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan
mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki
lingkungan di sekitarnya tidak menyadari
kesempatan yang ada kurang mampu
mengontrol dunia luar kurang memiliki makna
terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan
tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup
tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa
lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat
memunculkan makna dalam hidup merasa tidak
dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan
diri merasa bosan dengan kehidupannya dan
merasa tidak dapat berkembang
Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui
menerima segala aspek dalam diri memiliki
perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya
hangat menyenangkan percaya dan
mementingkan kesejahteraan orang lain
berempati kasih sayang intim saling berbagi
dalam hubungan bebas dan dapat menentukan
nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial
mengelola perilaku dari dalam mampu
mengevaluasi diri mampu menguasai dan
mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas
menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk
membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai
dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai
tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan
saat ini dan masa lalu memegang keyakinan
terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam
tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus
berkembang melihat diri sebagai pribadi yang
tumbuh dan berkembang terbuka terhadap
pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan
melakukan perubahan agar tetap mencerminkan
pengetahuan tentang diri
Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah
H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
ditinjau dari status pernikahaan
H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu
penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok
penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar
2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat
kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan
pensiunan yang jandaduda
B Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut
Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis
Variabel Bebas Status Pernikahan
C Definisi Operasional
1 Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah
berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan
yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga
memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya
dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari
skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala
kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki
2 Status Pernikahan
Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan
perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda
adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang
dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas
mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang
ditujukan kepada subjek
D Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang
sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience
sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan
untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp
Jannah 2008 Supratiknya 2015)
Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk
pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa
Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia
55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan
digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun
Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang
dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki
pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki
telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok
jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan
berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan
psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)
E Metode dan Alat Pengambilan Data
Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan
terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis
menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan
unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)
Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan
tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan
sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar
menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan
agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari
aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode
summated rating dengan ketentuan sebagai berikut
1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan
jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4
2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan
jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1
Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total
jawaban subjek pada skala yang diberikan
Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel
1 berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 1
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis
Keterangan Item yang gugur
F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur
Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah
memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap
masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item
mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final
tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk
memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan
pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu
maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi
keseluruhan item
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69
(833)
12 44 53 57 58
68 (833)
12
(1667)
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang lain
20 25 27 29 42
55 (833)
4 13 43 50 70
71(833)
12
(1667)
3 Otonomi 18 24 56 61 62
72 (833)
11 28 33 34
41 47 (833)
12
(1667)
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 51 52 54
67 (833)
3 7 16 22 45
63 (833)
12
(1667)
5 Tujuan Dalam
Hidup
15 17 21 31 32
60 (833)
6 30 37 46
49 65 (833)
12
(1667)
6 Pertumbuhan
Pribadi
9 35 39 40 48
64 (833)
2 5 26 36 59 66
(833)
12
(1667)
Total 36 36 72
(100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1 Validitas
Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam
melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya
(Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)
yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat
professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini
akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam
penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing
2 Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau
kelompok (Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan
konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan
antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi
reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali
pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik
yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini
reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam
teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki
koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3 Daya Diskriminasi Item
Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item
mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki
dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya
diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi
antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan
menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)
Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan
tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka
daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien
korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut
mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi
(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar
korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang
memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda
yang rendah
G Pengujian Alat Ukur Penelitian
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh
dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan
subjek yang memenuhi kriteria penelitian
Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf
reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya
2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek
pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek
didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai
Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta
Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta
Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item
Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada
pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba
dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur
a Seleksi Item
Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for
Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan
menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang
terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan
penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030
maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030
maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item
terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta
perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai
cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini
dianggap memiliki enam skala
Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item
memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524
Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item
yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi
Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026
sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima
item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item
diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659
Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan
pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337
sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum
dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan
0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit
antara 0319 sampai dengan 0444
Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item
berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran
item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761
Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti
menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan
0583
Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis
setelah dilakukan seleksi item
Tabel 2
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil
ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran
(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa
reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang
berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini
dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
20 25 29 42 13 43 50 7
3 Otonomi 18 56 72 - 3
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 54 67 3 7 22 7
5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5
6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8
Total 22 16 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program
SPSS
Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap
dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis
Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha
berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi
reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur
internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes
(Widhiarso 2011)
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan
penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata
αstrat = 1 -
119896sum
119894=1120590119894
2(1minusα119894)
1205901199092
Keterangan
1205901198942 = varian butir komponen ke-i
α119894 = realibilitas komponen ke-i
1205901199092 = varian skor total tes
No Dimensi
Koefisien Alpha
Sebelum
Seleksi Item
Setelah Seleksi
Item
1 Penerimaan Diri 0654 0688
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
0702 0771
3 Otonomi 0477 0602
4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653
5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800
6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
αs = 1 minus
5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)
+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)
82607= 0893
Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala
kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu
0893 (αs=0893)
H Metode Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent
sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala
kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji
normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang
dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji
normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal
maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney
u test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala
kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan
yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan
Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)
Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI
Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan
dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan
pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini
berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang
menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun
meninggal (jandaduda)
Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya
akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu
kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan
pengisian skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B Deskripsi Subjek Penelitian
Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui
persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok
menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia
subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil
sebagai berikut
Tabel 4
Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara
keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok
menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok
menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin
perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin
laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan
subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan
24 subjek berjenis kelamin perempuan
Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total
Menikah Laki-laki 35 subjek
Perempuan 5 subjek
40 subjek
JandaDuda Laki-laki 21 subjek
Perempuan 19 subjek
40 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 5
Persebaran Subjek Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini
berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek
Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13
subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek
berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan
frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia
636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi
terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65
tahun
C Deskripsi Data Penelitian
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan
psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau
rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean
empiris pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis
Usia Jumlah
55 ndash 60 tahun 26 subjek
61 ndash 65 tahun 30 subjek
66 ndash 70 tahun 13 subjek
71 ndash 75 tahun 6 subjek
76 ndash 80 tahun 5 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 6
Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan
psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai
mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki
tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara
mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis
Tabel 7
Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean
teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki
perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005
yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian
ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Pengukuran Teoritis Empiris
Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD
Kesejahteraan
Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi
Test Value = 95
t Df Sig (2
Tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kesejahteraan
Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D Hasil Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini
Tabel 8
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa
variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar
0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara
signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan
bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini
Tabel 9
Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang
didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa
asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian
dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan
homogen
2 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil
yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt
Levenes Test for Equality of
Variances
F Sig
Kesejahteraan
Psikologis
Equal variances
assumed 2144 147
Equal variances not
assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik
digunakan jika persebaran data tidak normal
Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas
pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)
menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan
yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel
bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak
Tabel 10
Hasil Uji Mann-Whitney U Test
Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu
nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)
Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak
sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah
dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
E Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal
ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)
Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai
koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok
menikah dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya
kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff
1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk
pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting
untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam
hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan
dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp
Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa
lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat
menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka
inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai
succesful aging
Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan
membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang
tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan
sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan
dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang
memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran
pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan
psikologis
Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat
digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang
kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan
yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar
terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting
sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart
1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)
menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari
orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis
bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka
yang memiliki pasangan
McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat
menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan
kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan
nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap
satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil
dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-
teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan
yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan
pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan
keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu
menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa
tidak sendirian
Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya
yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan
tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan
yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di
dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan
dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu
menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan
orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada
masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya
seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-
tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam
suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak
secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas
maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu
membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan
hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar
pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan
kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus
RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar
para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-
parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data
yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji
analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu
teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas
Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar
0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda
B Keterbatasan Penilitan
Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah
berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi
fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang
diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini
memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan
sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis
penelitian
Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa
instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009
Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya
measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki
nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement
errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing
dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint
skala kesejahteraan psikologis
C Saran
1 Bagi subjek
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan
yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan
psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena
dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai
kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik
2 Bagi perusahaan
Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan
jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu
dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat
terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan
diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya
kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi
pensiunan
3 Bagi Penelitian Selanjutnya
Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena
minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria
penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan
psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain
itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun
berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada
penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah
item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa
dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator
perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar
mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan
variable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Daftar Pustaka
Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun
Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-
masyarakat-ri-tunda-pensiun
Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari
httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit
Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos
Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada
Lansia Bandung Universitas Padjajaran
Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-
Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security
Character Volume 3 No 2
Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological
Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas
Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan
Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Widya Mandala
Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan
Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober
2010
Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari
httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-
daftar-subjek1
Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey
Pearson Education Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September
2015 dari
httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi
ashtml
Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25
Tahun Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-
tanpa-gaji-selama-25-tahun
Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher
Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social
and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348
Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks
Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga
Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute
Working Paper Series 131 Januari 2010
Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological
Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology
Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222
Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and
Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No
4 (Nov 1996) pp 917-932
Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka
Pelajar
McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New
York Oxford University Press Inc
Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological
Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No
3(Sep 1973) pp 226-232
Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia
Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)
Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat
Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality
Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer
Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning
of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology
1989 Vol 57 No 6 1069-1081
Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in
Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104
Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science
and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28
Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being
Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-
727
Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning
Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother
Psychosom 19966514-23
Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran
Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02
Agustus 2013
Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta
Universitas Sanata Dharma
Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT
Elex Media Komputindo
Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta
Erlangga
Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New
York McGraw-Hill Education
Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing
Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication
doi 101037a0022411
Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group
Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers
Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The
Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition
California Sage Publications Inc
Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing
The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349
Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada
University Press
Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata
Dharma
Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari
httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan
Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada
Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang
Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1
Agustus 2012
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Diakses dari
wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf
van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-
Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a
Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal
Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of
Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691
Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan
Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2
2009
Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis
UGM
Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil
22 Juni 2016 dari
httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf
Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)
Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To
Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice
2012 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN 1
Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Blueprint skala kesejahteraan psikologis
No Dimensi Indikator Item
Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri
Individu yang sehat
secara mental
didefinisikan
mampu untuk
menerima dirinya
dan kehidupan
masa lalunya secara
positif
Memahami
dan
menerima
seluruh aspek
pada diri
Saya menyadari
bahwa saya
memiliki
kelebihan
maupun
kekurangan
Saya tidak tahu
kelebihan
maupun
kekurangan yang
saya miliki
Saya dapat
menerima segala
aspek dalam diri
saya
Saya merasa
kecewa dengan
diri saya saat ini
Memiliki
pandangan
positif
terhadap diri
sendiri
Secara umum
saya merasa
percaya diri
mengenai diri
saya sendiri saat
ini
Saya merasa
tidak puas
dengan diri saya
saat ini
Menerima
secara positif
kehidupan
masa lalunya
Pengalaman di
masa lalu
membuat saya
belajar untuk
menjadi lebih
baik ke
depannya
Menurut saya
pengalaman di
masa lalu hanya
akan menjadi
beban pikiran
saya
Bagi saya
pengalaman di
masa lalu
merupakan
pengalaman
yang sangat
berharga
Saya merasa
tidak
memperoleh
banyak hal
berharga dari
pengalaman di
masa lalu
Saya merasa
puas dengan
pencapaian-
pencapaian di
masa lalu
Saya merasa
kecewa dengan
apa yang telah
saya lakukan di
masa lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang Lain
Individu sehat
secara mental
adalah individu
yang memiliki
kemampuan untuk
mencintai memiliki
perasaan yang
kuatakan rasa
empati kasih
sayang kehangatan
dan penghargaan
terhadap orang lain
Terbuka
kepada orang
lain
Bila ada
masalah saya
selalu berusaha
untuk bercerita
kepada orang
lain setidaknya
untuk
meringankan
beban saya
Saya enggan
bercerita
mengenai
permasalahan
saya kepada orang
lain
Memiliki
kepercayaan
terhadap
orang lain
Saya dapat
menaruh
kepercayaan
kepada orang
lain
Saya merasa ragu
apakah orang lain
dapat
mempercayai
saya
Memiliki
empati kasih
sayang dan
keintiman
dengan orang
lain
Bagi saya
menjaga relasi
dengan orang
lain merupakan
hal yang penting
dilakukan
Menjaga relasi
dengan orang lain
merupakan hal
yang menyulitkan
bagi saya
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
merupakan cara
saya menjaga
hubungan
dengan orang
lain
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
bukan merupakan
hal yang penting
Memiliki
kehangatan
dengan orang
lain
Saya merasa
nyaman ketika
sedang
berbincang-
bincang dengan
orang lain
Sulit bagi saya
untuk merasa
nyaman ketika
berbincang
dengan orang lain
Dapat
berkumpul
dengan orang
lain merupakan
hal yang patut
disyukuri dalam
hidup saya
Menurut saya
berkumpul
dengan orang lain
merupakan
kegiatan yang
membosankan
dan membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Otonomi
Seseorang yang berfungsi
secara utuh tidak
membutuhkan persetujuan
orang lain untuk membuat
evaluasi yang sesuai
dengan standar dirinya
sendiri (internal locus of
evaluation) sehingga
individu terbebas dari
keyakinan kolektif norma
dan peraturan yang
mengikat serta mampu
bertahan dari tekanan sosial
dengan berpikir dan
bertindak secara tepat
Mampu
membuat
keputusan
tanpa
tergantung
pada orang
lain
Keputusan
yang saya
buat
merupakan
murni
keputusan
saya sendiri
Saya sering
kali
dipengaruhi
orang lain
dalam
membuat
kuputusan
Saya yakin
setiap orang
memiliki
kebebasan
dalam
menentukan
pilihan hidup
begitu juga
dengan saya
Saya sangat
membutuhka
n orang lain
untuk
menentukan
pilihan hidup
saya
Saya akan
tetap pada
keputusan
saya
meskipun
orang lain
tidak setuju
Saya akan
mengubah
keputusan
saya bila ada
orang lain
yang tidak
setuju dengan
saya
Mampu
membuat
evaluasi
yang sesuai
dengan
standar
dirinya
sendiri
Kesalahan
yang saya
perbuat
menjadi
pelajaran
berharga bagi
saya
Kesalahan
saya
sebelumnya
merupakan
hal yang
memalukan
bagi saya dan
ingin saya
lupakan
Saya menilai
diri saya
sendiri
dengan nilai-
nilai yang
saya anggap
penting
bukan dari
orang lain
Penilaian dari
orang lain
merupakan
penilaian
yang penting
untuk saya
Mampu
bertahan
dari tekanan
sosial
Saya akan
berusaha
mengatasi
tekanan sosial
Saya tidak
tahu
bagaimana
saya harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan
berpikir dan
bertindak
secara tepat
dengan
memikirkan
dan bertindak
dengan cara
yang tepat
mengatasi
tekanan sosial
dengan tepat
4 Penguasaan Lingkungan
Kemampuan individu
untuk
memilihmenciptakan
lingkungan agar sesuai
dengan kondisi
psikologisnya serta ikut
serta dan terlibat dengan
kegiatan di luar lingkungan
dirinya sehingga dapat
mengambil keuntungan
dari lingkungannya
Mampu
mengelola
aktivitas
sehari-hari
Saya merasa
cukup baik
dalam
mengelola
banyak
kegiatan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Banyaknya
kegiataan
sehari-hari
membuat
saya
mengalami
kesulitan
dalam
mengelolany
a
Menurut
saya
aktivitas yang
saya lakukan
dapat berjalan
dengan baik
Saya merasa
kesulitan
dalam
melakukan
aktivitas yang
saya miliki
Saya merasa
senang
meskipun
aktivitas yang
saya lakukan
cukup
banyak
Semakin
banyak
kegiatan
semakin
membuat
saya kesulitan
dalam
menjalaninya
Terlibat
dalam
aktivitas di
luar
lingkungan
dirinya
Kegiatan di
luar rumah
membuat
saya merasa
lebih
nyaman
Saya merasa
tidak nyaman
ketika
melakukan
kegiatan di
luar
Saya lebih
senang
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Saya merasa
kurang
tertarik ketika
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Menggunak
an
kesempatan
yang ada di
Saya senang
mengikuti
kegiatan
dapat
Saya tidak
ingin
mengikuti
kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
lingkungan
secara
efektif
memberi
wawasan
baru bagi
saya
dapat
memberi
wawasan
baru bagi
saya
5 Tujuan Dalam Hidup
Individu yang sehat secara
mental didefinisikan
memiliki tujuan dan makna
dalam hidup sehingga
mampu melihat perubahan
keinginan menjadi lebih
produktif
menciptakanmencapai
integritas emosional di
kemudian hari
Memiliki
cita-cita dan
tujuan
Saya akan
berusaha
mewujudkan
keinginan
yang saya
miliki
Keinginan
dan cita-cita
yang saya
miliki hanya
akan
membebani
hidup saya
Saya selalu
ingin
memiliki
kehidupan
yang lebih
baik dari
sebelumnya
Saya sudah
puas dengan
apa yang saya
miliki di saat
ini
Meyakini
tujuan hidup
yang
dimiliki
Saya yakin
bahwa saya
dapat
membuat hari
esok lebih
baik lagi
Menurut
saya hari
esok akan
sama saja
dengan hari
ini dan tidak
ada yang bisa
saya lakukan
untuk
mengubahny
a
Penting bagi
saya untuk
dapat
mewujudkan
cita-cita yang
saya miliki
Dahulu saya
memiliki cita-
cita yang
ingin saya
wujudkan
namun
sekarang hal
itu sudah
tidak penting
lagi
Memiliki
kemampuan
untuk
mencapai
tujuan hidup
Saya senang
melakukan
perencanaan
untuk masa
depan dan
berusaha
Saya merasa
perencanaan
yang sudah
saya lakukan
merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
untuk
mewujudkan
nya
hal yang sia-
sia
Kemampuan
yang saya
miliki dapat
membantu
mencapai
tujuan hidup
saya
Saya tidak
memiliki
kemampuan
yang cukup
untuk
mencapai
tujuan hidup
saya
6 Pertumbuhan Pribadi
Individu yang tidak hanya
memiliki satu
perkembangan
karakteristik di masa lalu
namun juga memiliki
potensi yang dapat
dikembangkan agar tetap
tumbuh dan berkembang
dalam menghadapi
tantangantugas baru
Memiliki
pandangan
sebagai
pribadi yang
tumbuh dan
berkembang
Saya
memiliki
keyakinan
bahwa
kehidupan
merupakan
proses yang
terus
berlanjut
Menurut
saya proses
kehidupan
akan berhenti
ketika saya
sudah tua
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
saya
kembangkan
lagi di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
Menyadari
potensi
yang
dimiliki
Saya
menyadari
potensi yang
saya miliki
dan ingin
mengembang
kannya
Saya tidak
tahu potensi
apa yang saya
miliki selama
ini
Terbuka
terhadap
pengalaman
baru
Saya ingin
mencoba hal-
hal baru yang
dapat
membantu
saya
mengembang
kan potensi
diri
Saya merasa
tidaklah
penting
mencoba hal-
hal baru
karena hal
tersebut
hanya
membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Melihat
peningkatan
dalam diri
dari waktu
ke waktu
Saya merasa
potensi dalam
diri saya
semakin
berkembang
karena
pengalaman
yang saya
miliki
Pengalaman
yang saya
miliki tidak
dapat
membantu
mengembang
kan potensi
dalam diri
saya
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
berkembang
di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 2
Skala Try Out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
SKALA TRY OUT
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan
saya kepada orang lain
5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal
baru karena hal tersebut hanya membuang waktu
saja
6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan
merupakan hal yang sia-sia
7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai
diri saya sendiri saat ini
9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
saya kembangkan lagi di masa mendatang
10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk
menentukan pilihan hidup saya
12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan
yang saya miliki
13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-
cita yang saya miliki
16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat
memberi wawasan baru bagi saya
17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih
baik dari sebelumnya
18 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No Pernyataan STS TS S SS
20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian
di masa lalu
24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam
menentukan pilihan hidup begitu juga dengan
saya
25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang
lain
26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa
dengan kemampuan yang saya miliki sekarang
27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-
bincang dengan orang lain
28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam
membuat kuputusan
29 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya
wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak
penting lagi
31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi
tekanan sosial dengan tepat
34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang
penting untuk saya
35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti
ketika saya sudah tua
37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya
akan membebani hidup saya
38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
berkembang di masa mendatang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Pernyataan STS TS S SS
40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin
berkembang karena pengalaman yang saya miliki
41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang
lain yang tidak setuju dengan saya
42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal
berharga dari pengalaman di masa lalu
45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan
kegiatan yang melibatkan orang lain
46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari
ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk
mengubahnya
47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang
memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan
48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan
merupakan proses yang terus berlanjut
49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk
mencapai tujuan hidup saya
50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih
nyaman
52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang
melibatkan orang lain
53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini
54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk
bercerita kepada orang lain setidaknya untuk
meringankan beban saya
56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat
membantu mengembangkan potensi dalam diri
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No Pernyataan STS TS S SS
60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial
dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang
tepat
62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran
berharga bagi saya
63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan
kegiatan di luar
64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat
ini
66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya
70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat
mempercayai saya
71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika
berbincang dengan orang lain
72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 3
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
SKALA PENELITIAN
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru
karena hal tersebut hanya membuang waktu saja
5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri
saya sendiri saat ini
7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita
yang saya miliki
11 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain
17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
18 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Pernyataan STS TS S SS
21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika
saya sudah tua
23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga
dari pengalaman di masa lalu
27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu
mengembangkan potensi dalam diri saya
33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 4
Uji Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
1 Reliabilitas Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
688 688 8
2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
771 791 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 1 22375 4389 368 268 660
Item 8 22612 4494 351 224 664
Item 10 22525 4253 366 283 661
Item 14 22212 4296 431 284 647
Item 44 22700 4137 396 252 654
Item 57 22737 4196 428 417 646
Item 58 22737 4550 305 200 674
Item 68 22875 4313 377 340 658
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3 Reliabilitas Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
602 600 3
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 18 5300 1301 337 114 601
Item 56 5850 1142 439 207 459
Item 72 5600 1053 459 221 425
4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
653 675 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 13 19950 4706 395 303 786
Item 20 19363 5576 422 420 756
Item 25 19888 5240 490 295 743
Item 29 19488 5316 500 418 742
Item 42 19600 5053 659 512 713
Item 43 19613 5177 565 449 729
Item 50 19800 5276 549 380 733
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 3 18438 3718 355 371 631
Item 7 18150 4129 372 238 615
Item 19 18025 4278 392 249 610
Item 22 18350 3901 402 414 606
Item 38 18013 4418 444 347 604
Item 54 17863 4373 319 394 630
Item 67 17988 4620 335 324 628
5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
800 797 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 15 12850 2205 668 542 732
Item 21 12900 2091 761 598 700
Item 31 12975 2227 602 412 756
Item 32 12825 2526 453 268 801
Item 60 12950 2808 448 215 799
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
747 766 8
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 2 21163 6214 427 241 728
Item 5 21113 6126 489 324 712
Item 26 21150 6306 583 464 695
Item 35 20963 6771 505 337 712
Item 36 21213 6549 318 152 753
Item 59 21088 7094 377 312 732
Item 64 20975 7493 391 339 735
Item 66 21125 6465 583 365 697
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 5
Uji Koefisien Alpha Berstrata
(varian item komponen dan skor total)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
1 Kesejahteraan Psikologis
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
118525 82607 90888 38
2 Dimensi Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
688 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
25825 5412 23264 8
3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
22950 6808 26091 7
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
874 38
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
771 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4 Dimensi Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
602 3
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
8375 2187 14788 3
5 Dimensi Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
653 7
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
21138 5411 23262 7
6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
800 5
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
16125 3528 18784 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
747 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
24113 8354 28904 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 6
Data Deskriptif Subjek Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
1 Deskripsi Data Subjek
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std
Deviation
Usia 80 550 780 63650 57459
Suku 80 1 3 104 249
Jenis Kelamin 80 1 2 130 461
Status
Pernikahan 80 1 2 150 503
Lama Pensiun
(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788
Valid N
(listwise) 80
2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 550 2 25 25 25
560 3 38 38 63
570 6 75 75 138
580 4 50 50 188
590 5 63 63 250
600 6 75 75 325
610 8 100 100 425
620 7 88 88 512
630 6 75 75 588
640 1 13 13 600
650 8 100 100 700
660 3 38 38 738
670 1 13 13 750
680 7 88 88 838
690 1 13 13 850
700 1 13 13 863
710 1 13 13 875
720 1 13 13 888
730 2 25 25 913
740 2 25 25 938
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
a Usia Subjek
760 2 25 25 963
770 2 25 25 988
780 1 13 13 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
b Lama Pensiun
Lama Pensiun (dalam tahun)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 10 8 100 100 100
20 7 88 88 188
30 7 88 88 275
40 3 38 38 313
50 9 113 113 425
60 6 75 75 500
70 5 63 63 563
80 5 63 63 625
90 4 50 50 675
100 3 38 38 713
110 2 25 25 738
120 4 50 50 788
130 4 50 50 838
140 5 63 63 900
150 2 25 25 925
160 1 13 13 938
170 1 13 13 950
180 1 13 13 963
200 3 38 38 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 7
Deskriptif Data Penelitian
(one sample t-test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
1 Kesejahteraan Psikologis
One-Sample Statistics
N Mean
Std
Deviation
Std Error
Mean
Total 80 118525 90888 10162
One-Sample Test
Test Value = 95
t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Total 23151 79 000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 8
Uji Normalitas dan Homogenitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
1 Uji Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kesejahteraan
Psikologis 80 1000 0 00 80 1000
Descriptives
Statistic Std Error
Kesejahteraan
Psikologis
Mean 11853 1016
95 Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 11650
Upper Bound 12055
5 Trimmed Mean 11806
Median 11650
Variance 82607
Std Deviation 9089
Minimum 100
Maximum 148
Range 48
Interquartile Range 11
Skewness 946 269
Kurtosis 803 532
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
a Lilliefors Significance Correction
Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem amp Leaf
200 10 04
500 10 77789
2500 11 0000011111222333334444444
2100 11 555555667888888888999
1000 12 0112222334
700 12 5677888
300 13 234
300 13 556
400 Extremes (gt=138)
Stem width 10
Each leaf 1 case(s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3 Uji Homogenitas
Group Statistics
Status Pernikahan N Mean Std Deviation
Std Error
Mean
Kesejahteraan
Psikologis
Menikah 40 11878 8185 1294
JandaDuda 40 11828 10010 1583
Independent Samples Test
Levenes Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
Std Error
Difference
95
Confidence
Interval of
the
Difference
Lower
Uppe
r
Kesejahtera
an
Psikologis
Equal
variances
assumed
2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457
0
Equal
variances
not
assumed
245 75041 807 500 2045 -3573 457
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 9
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Uji Hipotesis Penelitian
Ranks
Status
Pernikahan N Mean Rank
Sum of
Ranks
Kesejahteraan
Psikologis
menikah 40 4239 169550
jandaduda 40 3861 154450
Total 80
Test Statisticsa
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
a Grouping Variable Status Pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan
banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai
kehidupan
7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas
segala bantuan yang diberikan
8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku
Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa
BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI
Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses
perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi
9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner
10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak
henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan
mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi
11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek
namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress
skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur
e
12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
mendukung penulis
13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi
bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang
lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN MOTTO iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 10
D Manfaat Penelitian 10
BAB II LANDASAN TEORI 12
A Kesejahteraan Psikologis 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14
3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20
B Status Pernikahan 29
1 Menikah 29
2 JandaDuda 30
C Masa Pensiun 31
1 Pengertian Masa Pensiun 31
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahaan 38
E Skema Penelitian 41
F Hipotesis 42
BAB III METODE PENELITIAN 43
A Jenis Penelitian 43
B Identifikasi Variabel Penelitian 43
C Definisi Operasional 43
D Subjek Penelitian 44
E Metode dan Alat Pengambilan Data 45
F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47
1 Validitas 48
2 Reliabilitas 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3 Daya Diskriminasi Item 49
G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50
H Metode Analisis Data 54
1 Uji Asumsi 54
2 Uji Hipotesis 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56
A Pelaksanaan Penelitian 56
B Deskripsi Subjek Penelitian 57
C Deskripsi Data Penelitian 58
D Hasil Analisis Data 60
1 Uji Asumsi 60
2 Uji Hipotesis 61
E Pembahasan 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67
A Kesimpulan 67
B Keterbatasan Penelitian 67
C Saran 68
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47
Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53
Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57
Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58
Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60
Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61
Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76
Lampiran 2 Skala Try out 84
Lampiran 3 Skala Penelitian 94
Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102
Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor
total) 107
Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111
Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116
Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118
Lampiran 9 Uji Hipotesis 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks
Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil
indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level
6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori
bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya
6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan
cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa
pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi
karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)
Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil
(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC
Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun
dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif
bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak
lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih
baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)
Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai
dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk
beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir
dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini
seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada
organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada
masa pensiun (Apsari 2012)
Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun
merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam
kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari
dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai
masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres
(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan
orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi
masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung
rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari
bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)
Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan
bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya
memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta
kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan
keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk
menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi
(Apsari 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi
orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp
Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh
lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali
diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan
kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep
kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi
juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan
yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)
Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang
menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang
tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian
Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak
hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu
serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta
kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut
Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang
mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga
diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih
sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-
being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)
Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat
menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi
yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes
dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan
psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan
bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat
dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington
2012)
Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-
Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan
psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya
berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu
yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan
membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan
kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989
dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong
seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha
untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp
Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik
Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan
individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap
perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi
dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik
Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya
penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan
psikologis yang baik
Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke
dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)
Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-
acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with
other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental
mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi
(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani
amp Jannah 2014)
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis
kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff
1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman
berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu
yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah
atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu
individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total
yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah
memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status
pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri
serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap
kehilangan pasangannya (Ryff 2014)
Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan
mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu
hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat
sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan
bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih
pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari
pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)
Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih
menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah
menikah (Marks 1996)
Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)
berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki
mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-
hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada
orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah
memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada
responden yang menikah (Marks 1996)
Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih
lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan
memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan
dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau
hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan
dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang
intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan
karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp
Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks
1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif
menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi
pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis
Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara
umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang
dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai
dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009
dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada
orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin
memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak
dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin
memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah
relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan
(Santrock 2012)
Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka
miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah
maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan
pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan
pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam
menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan
dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang
merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang
menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran
pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial
Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial
(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial
dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki
kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)
Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk
mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung
Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan
status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran
pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah
pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian
sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada
kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang
dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur
yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai
keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu
sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya
barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)
Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan
normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)
menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan
sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan
maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan
psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh
terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
B Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
C Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis
pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
D Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang
psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan
psikologis terutama pada masa pensiun
2 Manfaat Praktis
a Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk
membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang
akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada
karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah
khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b Bagi para pensiunan
1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada
pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta
mengembangkannya dengan lebih baik
2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan
tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling
mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat
mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi
kesejahteraan psikologis
3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki
pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga
saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu
mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A Kesejahteraan Psikologis
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis
Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman
hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI
2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean
Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa
Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian
tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff
1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada
eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan
atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial
maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada
bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat
membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)
Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan
dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan
psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan
subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah
persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari
evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi
dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life
satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya
afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut
Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin
dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic
karena lebih mengarah pada kepuasan fisik
Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau
psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam
Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat
eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan
mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al
2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat
seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan
interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization
milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik
Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff
1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga
menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan
menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik
Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa
dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria
mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-
being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi
secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik
Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan
bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap
psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk
menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis
akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas
hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis
Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam
enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan
psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)
antara lain
a Penerimaan Diri
Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera
adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat
seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan
maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life
span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa
lalu (Ryff 1989)
Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki
karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan
menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang
baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap
kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik
merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi
di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas
pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff
2014)
b Hubungan Positif Dengan Orang Lain
Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen
utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai
memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang
terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang
mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan
orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan
(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)
bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini
yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff
1989)
Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain
dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik
hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang
lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati
kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi
dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah
digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan
kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk
menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi
dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat
kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain
(Ryff 2014)
c Otonomi
Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki
lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini
akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang
lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik
dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan
kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan
yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp
Singer 1996)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi
digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya
mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak
sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan
mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan
evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk
membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam
berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)
d Penguasaan Lingkungan
Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai
kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan
agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport
menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan
keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan
dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu
memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur
lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah
lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik
Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu
seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi
penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu
menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya
mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan
kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu
untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai
individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya
merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan
di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya
dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff
2014)
e Tujuan dalam Hidup
Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan
dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan
bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya
sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan
untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai
integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)
Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi
tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup
kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki
makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang
keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta
tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki
karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya
memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam
hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan
tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat
munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)
f Pertumbuhan Pribadi
Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu
perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi
yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin
berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk
mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori
perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau
tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan
pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang
melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka
terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu
dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan
tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada
dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat
melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya
keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap
dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik
dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap
atau perilaku yang baru (Ryff 2014)
3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin
kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp
Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah
sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan
well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian
pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain
penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai
intervensi dan klinis
a Usia
Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan
psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi
penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang
tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain
dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup
menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah
hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti
penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain
menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga
rentang usia
b Jenis Kelamin
Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)
menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara
konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi
hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan
pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita
lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi
berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)
c Kebudayaan
Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara
budaya individualistik (independent) dengan kolektif
(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang
cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau
otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada
budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp
Singer 1996)
Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan
menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di
negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat
Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya
dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan
skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan
pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)
d Status Sosial
Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan
dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan
seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki
pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi
tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi
Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan
bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan
kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan
bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan
menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff
amp Singer 1996)
e Pengalaman dan Sejarah Hidup
Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman
hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman
tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi
kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang
sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang
bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi
penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri
dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana
mereka membesarkan anak dan bagaimana anak
membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer
1996)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap
kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana
pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan
lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan
pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi
depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)
f Perkembangan dan Penuaan
Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan
penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa
mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti
(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada
pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang
dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke
waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa
dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi
menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa
tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka
seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi
ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin
menjadi muda
Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada
kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir
dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya
diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo
Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses
psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang
fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta
dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir
akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi
daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas
perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)
g Kepribadian
Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar
terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan
pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada
penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model
kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan
pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan
personal growth agreeableness berhubungan dengan positive
relations with others dan extraversion conscientiousness dan
neuroticism berhubungan dengan environmental mastery
purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)
Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain
yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi
tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh
sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel
yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan
dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional
(Ryff 2014)
h Pengalaman Keluarga
Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan
memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-
being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki
peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam
dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu
individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu
yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada
wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada
dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita
yang menikah
Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua
juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang
dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan
baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap
tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)
menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di
masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun
psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang rendah
i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain
Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar
karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap
kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis
pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai
beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa
beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami
individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran
dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan
psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang
berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap
perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)
Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar
dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan
psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar
cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan
lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang
tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai
relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan
psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan
dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada
tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki
nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)
j Kesehatan
Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil
bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki
keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki
(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka
mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan
psikologis setelah melewati masa sakit
k Studi Klinis
Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat
eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari
tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang
penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh
Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti
schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia
agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan
bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui
dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam
hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)
Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar
dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru
untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff
(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat
mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala
gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan
meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek
eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
B Status Pernikahan
Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status
pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup
dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada
Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan
Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda
1 Menikah
Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk
antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum
dan agama dengan tujuan membentuk keluarga
Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa
aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting
(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan
terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat
memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)
menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit
memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah
serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya
2 JandaDuda
Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak
bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian
suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai
seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau
telah bercerai dengan istrinya
Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa
tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat
menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat
mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)
Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan
keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi
Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu
pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama
bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan
(Santrock 2014)
Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan
oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa
alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan
dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama
mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan
perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka
bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan
perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup
C Masa Pensiun
1 Pengertian Masa Pensiun
Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana
karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia
kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi
(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan
dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana
pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai
angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase
menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah
menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun
juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan
karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus
pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan
menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa
pensiun (Apsari 2012)
Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan
bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola
hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran
perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan
terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan
tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa
perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja
menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya
interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu
luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)
Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa
ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit
melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa
pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa
fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada
fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-
pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan
bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang
komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)
Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase
awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan
pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak
pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka
mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih
banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun
karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami
kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The
Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai
menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang
pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-
orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan
dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih
realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang
memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan
yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada
masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan
yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase
terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena
orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan
mencukupi kebutuhannya sendiri
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah
penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal
ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada
individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)
Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan
ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun
dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan
dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)
Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang
disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis
dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi
fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan
(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak
bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial
membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari
harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya
stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)
Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah
(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan
bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu
peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik
terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang
memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang
meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada
negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa
yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan
para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang
membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima
kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki
jabatan dan sudah pensiun
Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para
pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada
masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa
pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses
perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga
menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang
dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada
timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi
dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan
dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun
adalah
a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya
Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita
lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada
sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya
baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka
dan sebaliknya
b Perubahan dalam perilaku seksual
Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih
banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik
sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa
pensiun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan
Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk
mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat
perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak
kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka
dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri
d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of
parental dependency)
Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak
terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan
seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan
sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang
pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini
Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu
dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu
penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya
hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya
kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian
penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai
kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh
pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun
nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga
kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan
fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat
membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahan
Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai
sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun
dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya
perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya
kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah
menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun
(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi
orang yang akan menghadapi masa pensiun
Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu
seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki
mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi
serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan
Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran
pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan
psikologis
Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan
potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan
meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya
mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai
kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam
Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu
Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang
memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk
menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya
Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah
berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami
depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti
menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian
(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan
yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan
dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki
pasangan lagi
Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada
seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki
pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan
kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya
seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)
akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan
akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang
memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga
tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E Skema Penelitian
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis
Masa Pensiun
Status
Pernikahan
JandaDuda
(Sudah tidak memiliki secara
hukummeninggal)
Menikah
(Masih memiliki pasangan)
Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa
yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki
masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi
berbeda daripada dirinya sekarang sedikit
kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain
sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli
tentang orang lain terisolasi dalam hubungan
interpersonal tidak mau membuat kompromi
dalam hubungan dengan orang lain cenderung
mementingkan harapan dari orang lain
bergantung pada penilaian orang lain mengikuti
tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan
mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki
lingkungan di sekitarnya tidak menyadari
kesempatan yang ada kurang mampu
mengontrol dunia luar kurang memiliki makna
terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan
tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup
tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa
lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat
memunculkan makna dalam hidup merasa tidak
dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan
diri merasa bosan dengan kehidupannya dan
merasa tidak dapat berkembang
Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui
menerima segala aspek dalam diri memiliki
perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya
hangat menyenangkan percaya dan
mementingkan kesejahteraan orang lain
berempati kasih sayang intim saling berbagi
dalam hubungan bebas dan dapat menentukan
nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial
mengelola perilaku dari dalam mampu
mengevaluasi diri mampu menguasai dan
mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas
menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk
membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai
dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai
tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan
saat ini dan masa lalu memegang keyakinan
terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam
tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus
berkembang melihat diri sebagai pribadi yang
tumbuh dan berkembang terbuka terhadap
pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan
melakukan perubahan agar tetap mencerminkan
pengetahuan tentang diri
Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah
H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
ditinjau dari status pernikahaan
H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu
penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok
penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar
2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat
kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan
pensiunan yang jandaduda
B Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut
Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis
Variabel Bebas Status Pernikahan
C Definisi Operasional
1 Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah
berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan
yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga
memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya
dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari
skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala
kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki
2 Status Pernikahan
Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan
perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda
adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang
dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas
mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang
ditujukan kepada subjek
D Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang
sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience
sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan
untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp
Jannah 2008 Supratiknya 2015)
Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk
pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa
Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia
55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan
digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun
Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang
dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki
pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki
telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok
jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan
berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan
psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)
E Metode dan Alat Pengambilan Data
Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan
terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis
menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan
unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)
Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan
tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan
sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar
menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan
agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari
aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode
summated rating dengan ketentuan sebagai berikut
1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan
jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4
2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan
jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1
Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total
jawaban subjek pada skala yang diberikan
Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel
1 berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 1
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis
Keterangan Item yang gugur
F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur
Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah
memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap
masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item
mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final
tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk
memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan
pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu
maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi
keseluruhan item
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69
(833)
12 44 53 57 58
68 (833)
12
(1667)
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang lain
20 25 27 29 42
55 (833)
4 13 43 50 70
71(833)
12
(1667)
3 Otonomi 18 24 56 61 62
72 (833)
11 28 33 34
41 47 (833)
12
(1667)
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 51 52 54
67 (833)
3 7 16 22 45
63 (833)
12
(1667)
5 Tujuan Dalam
Hidup
15 17 21 31 32
60 (833)
6 30 37 46
49 65 (833)
12
(1667)
6 Pertumbuhan
Pribadi
9 35 39 40 48
64 (833)
2 5 26 36 59 66
(833)
12
(1667)
Total 36 36 72
(100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1 Validitas
Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam
melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya
(Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)
yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat
professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini
akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam
penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing
2 Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau
kelompok (Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan
konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan
antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi
reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali
pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik
yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini
reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam
teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki
koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3 Daya Diskriminasi Item
Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item
mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki
dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya
diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi
antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan
menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)
Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan
tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka
daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien
korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut
mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi
(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar
korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang
memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda
yang rendah
G Pengujian Alat Ukur Penelitian
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh
dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan
subjek yang memenuhi kriteria penelitian
Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf
reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya
2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek
pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek
didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai
Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta
Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta
Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item
Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada
pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba
dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur
a Seleksi Item
Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for
Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan
menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang
terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan
penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030
maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030
maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item
terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta
perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai
cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini
dianggap memiliki enam skala
Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item
memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524
Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item
yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi
Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026
sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima
item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item
diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659
Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan
pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337
sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum
dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan
0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit
antara 0319 sampai dengan 0444
Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item
berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran
item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761
Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti
menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan
0583
Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis
setelah dilakukan seleksi item
Tabel 2
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil
ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran
(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa
reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang
berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini
dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
20 25 29 42 13 43 50 7
3 Otonomi 18 56 72 - 3
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 54 67 3 7 22 7
5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5
6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8
Total 22 16 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program
SPSS
Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap
dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis
Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha
berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi
reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur
internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes
(Widhiarso 2011)
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan
penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata
αstrat = 1 -
119896sum
119894=1120590119894
2(1minusα119894)
1205901199092
Keterangan
1205901198942 = varian butir komponen ke-i
α119894 = realibilitas komponen ke-i
1205901199092 = varian skor total tes
No Dimensi
Koefisien Alpha
Sebelum
Seleksi Item
Setelah Seleksi
Item
1 Penerimaan Diri 0654 0688
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
0702 0771
3 Otonomi 0477 0602
4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653
5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800
6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
αs = 1 minus
5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)
+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)
82607= 0893
Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala
kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu
0893 (αs=0893)
H Metode Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent
sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala
kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji
normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang
dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji
normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal
maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney
u test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala
kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan
yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan
Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)
Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI
Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan
dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan
pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini
berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang
menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun
meninggal (jandaduda)
Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya
akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu
kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan
pengisian skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B Deskripsi Subjek Penelitian
Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui
persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok
menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia
subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil
sebagai berikut
Tabel 4
Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara
keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok
menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok
menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin
perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin
laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan
subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan
24 subjek berjenis kelamin perempuan
Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total
Menikah Laki-laki 35 subjek
Perempuan 5 subjek
40 subjek
JandaDuda Laki-laki 21 subjek
Perempuan 19 subjek
40 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 5
Persebaran Subjek Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini
berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek
Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13
subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek
berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan
frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia
636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi
terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65
tahun
C Deskripsi Data Penelitian
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan
psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau
rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean
empiris pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis
Usia Jumlah
55 ndash 60 tahun 26 subjek
61 ndash 65 tahun 30 subjek
66 ndash 70 tahun 13 subjek
71 ndash 75 tahun 6 subjek
76 ndash 80 tahun 5 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 6
Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan
psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai
mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki
tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara
mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis
Tabel 7
Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean
teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki
perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005
yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian
ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Pengukuran Teoritis Empiris
Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD
Kesejahteraan
Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi
Test Value = 95
t Df Sig (2
Tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kesejahteraan
Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D Hasil Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini
Tabel 8
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa
variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar
0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara
signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan
bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini
Tabel 9
Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang
didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa
asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian
dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan
homogen
2 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil
yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt
Levenes Test for Equality of
Variances
F Sig
Kesejahteraan
Psikologis
Equal variances
assumed 2144 147
Equal variances not
assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik
digunakan jika persebaran data tidak normal
Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas
pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)
menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan
yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel
bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak
Tabel 10
Hasil Uji Mann-Whitney U Test
Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu
nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)
Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak
sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah
dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
E Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal
ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)
Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai
koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok
menikah dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya
kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff
1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk
pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting
untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam
hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan
dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp
Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa
lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat
menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka
inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai
succesful aging
Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan
membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang
tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan
sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan
dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang
memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran
pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan
psikologis
Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat
digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang
kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan
yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar
terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting
sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart
1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)
menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari
orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis
bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka
yang memiliki pasangan
McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat
menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan
kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan
nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap
satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil
dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-
teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan
yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan
pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan
keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu
menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa
tidak sendirian
Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya
yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan
tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan
yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di
dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan
dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu
menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan
orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada
masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya
seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-
tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam
suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak
secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas
maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu
membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan
hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar
pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan
kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus
RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar
para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-
parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data
yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji
analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu
teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas
Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar
0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda
B Keterbatasan Penilitan
Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah
berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi
fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang
diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini
memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan
sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis
penelitian
Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa
instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009
Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya
measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki
nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement
errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing
dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint
skala kesejahteraan psikologis
C Saran
1 Bagi subjek
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan
yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan
psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena
dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai
kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik
2 Bagi perusahaan
Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan
jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu
dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat
terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan
diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya
kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi
pensiunan
3 Bagi Penelitian Selanjutnya
Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena
minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria
penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan
psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain
itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun
berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada
penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah
item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa
dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator
perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar
mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan
variable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Daftar Pustaka
Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun
Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-
masyarakat-ri-tunda-pensiun
Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari
httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit
Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos
Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada
Lansia Bandung Universitas Padjajaran
Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-
Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security
Character Volume 3 No 2
Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological
Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas
Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan
Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Widya Mandala
Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan
Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober
2010
Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari
httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-
daftar-subjek1
Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey
Pearson Education Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September
2015 dari
httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi
ashtml
Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25
Tahun Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-
tanpa-gaji-selama-25-tahun
Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher
Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social
and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348
Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks
Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga
Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute
Working Paper Series 131 Januari 2010
Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological
Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology
Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222
Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and
Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No
4 (Nov 1996) pp 917-932
Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka
Pelajar
McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New
York Oxford University Press Inc
Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological
Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No
3(Sep 1973) pp 226-232
Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia
Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)
Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat
Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality
Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer
Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning
of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology
1989 Vol 57 No 6 1069-1081
Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in
Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104
Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science
and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28
Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being
Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-
727
Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning
Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother
Psychosom 19966514-23
Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran
Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02
Agustus 2013
Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta
Universitas Sanata Dharma
Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT
Elex Media Komputindo
Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta
Erlangga
Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New
York McGraw-Hill Education
Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing
Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication
doi 101037a0022411
Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group
Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers
Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The
Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition
California Sage Publications Inc
Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing
The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349
Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada
University Press
Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata
Dharma
Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari
httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan
Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada
Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang
Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1
Agustus 2012
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Diakses dari
wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf
van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-
Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a
Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal
Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of
Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691
Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan
Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2
2009
Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis
UGM
Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil
22 Juni 2016 dari
httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf
Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)
Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To
Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice
2012 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN 1
Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Blueprint skala kesejahteraan psikologis
No Dimensi Indikator Item
Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri
Individu yang sehat
secara mental
didefinisikan
mampu untuk
menerima dirinya
dan kehidupan
masa lalunya secara
positif
Memahami
dan
menerima
seluruh aspek
pada diri
Saya menyadari
bahwa saya
memiliki
kelebihan
maupun
kekurangan
Saya tidak tahu
kelebihan
maupun
kekurangan yang
saya miliki
Saya dapat
menerima segala
aspek dalam diri
saya
Saya merasa
kecewa dengan
diri saya saat ini
Memiliki
pandangan
positif
terhadap diri
sendiri
Secara umum
saya merasa
percaya diri
mengenai diri
saya sendiri saat
ini
Saya merasa
tidak puas
dengan diri saya
saat ini
Menerima
secara positif
kehidupan
masa lalunya
Pengalaman di
masa lalu
membuat saya
belajar untuk
menjadi lebih
baik ke
depannya
Menurut saya
pengalaman di
masa lalu hanya
akan menjadi
beban pikiran
saya
Bagi saya
pengalaman di
masa lalu
merupakan
pengalaman
yang sangat
berharga
Saya merasa
tidak
memperoleh
banyak hal
berharga dari
pengalaman di
masa lalu
Saya merasa
puas dengan
pencapaian-
pencapaian di
masa lalu
Saya merasa
kecewa dengan
apa yang telah
saya lakukan di
masa lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang Lain
Individu sehat
secara mental
adalah individu
yang memiliki
kemampuan untuk
mencintai memiliki
perasaan yang
kuatakan rasa
empati kasih
sayang kehangatan
dan penghargaan
terhadap orang lain
Terbuka
kepada orang
lain
Bila ada
masalah saya
selalu berusaha
untuk bercerita
kepada orang
lain setidaknya
untuk
meringankan
beban saya
Saya enggan
bercerita
mengenai
permasalahan
saya kepada orang
lain
Memiliki
kepercayaan
terhadap
orang lain
Saya dapat
menaruh
kepercayaan
kepada orang
lain
Saya merasa ragu
apakah orang lain
dapat
mempercayai
saya
Memiliki
empati kasih
sayang dan
keintiman
dengan orang
lain
Bagi saya
menjaga relasi
dengan orang
lain merupakan
hal yang penting
dilakukan
Menjaga relasi
dengan orang lain
merupakan hal
yang menyulitkan
bagi saya
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
merupakan cara
saya menjaga
hubungan
dengan orang
lain
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
bukan merupakan
hal yang penting
Memiliki
kehangatan
dengan orang
lain
Saya merasa
nyaman ketika
sedang
berbincang-
bincang dengan
orang lain
Sulit bagi saya
untuk merasa
nyaman ketika
berbincang
dengan orang lain
Dapat
berkumpul
dengan orang
lain merupakan
hal yang patut
disyukuri dalam
hidup saya
Menurut saya
berkumpul
dengan orang lain
merupakan
kegiatan yang
membosankan
dan membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Otonomi
Seseorang yang berfungsi
secara utuh tidak
membutuhkan persetujuan
orang lain untuk membuat
evaluasi yang sesuai
dengan standar dirinya
sendiri (internal locus of
evaluation) sehingga
individu terbebas dari
keyakinan kolektif norma
dan peraturan yang
mengikat serta mampu
bertahan dari tekanan sosial
dengan berpikir dan
bertindak secara tepat
Mampu
membuat
keputusan
tanpa
tergantung
pada orang
lain
Keputusan
yang saya
buat
merupakan
murni
keputusan
saya sendiri
Saya sering
kali
dipengaruhi
orang lain
dalam
membuat
kuputusan
Saya yakin
setiap orang
memiliki
kebebasan
dalam
menentukan
pilihan hidup
begitu juga
dengan saya
Saya sangat
membutuhka
n orang lain
untuk
menentukan
pilihan hidup
saya
Saya akan
tetap pada
keputusan
saya
meskipun
orang lain
tidak setuju
Saya akan
mengubah
keputusan
saya bila ada
orang lain
yang tidak
setuju dengan
saya
Mampu
membuat
evaluasi
yang sesuai
dengan
standar
dirinya
sendiri
Kesalahan
yang saya
perbuat
menjadi
pelajaran
berharga bagi
saya
Kesalahan
saya
sebelumnya
merupakan
hal yang
memalukan
bagi saya dan
ingin saya
lupakan
Saya menilai
diri saya
sendiri
dengan nilai-
nilai yang
saya anggap
penting
bukan dari
orang lain
Penilaian dari
orang lain
merupakan
penilaian
yang penting
untuk saya
Mampu
bertahan
dari tekanan
sosial
Saya akan
berusaha
mengatasi
tekanan sosial
Saya tidak
tahu
bagaimana
saya harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan
berpikir dan
bertindak
secara tepat
dengan
memikirkan
dan bertindak
dengan cara
yang tepat
mengatasi
tekanan sosial
dengan tepat
4 Penguasaan Lingkungan
Kemampuan individu
untuk
memilihmenciptakan
lingkungan agar sesuai
dengan kondisi
psikologisnya serta ikut
serta dan terlibat dengan
kegiatan di luar lingkungan
dirinya sehingga dapat
mengambil keuntungan
dari lingkungannya
Mampu
mengelola
aktivitas
sehari-hari
Saya merasa
cukup baik
dalam
mengelola
banyak
kegiatan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Banyaknya
kegiataan
sehari-hari
membuat
saya
mengalami
kesulitan
dalam
mengelolany
a
Menurut
saya
aktivitas yang
saya lakukan
dapat berjalan
dengan baik
Saya merasa
kesulitan
dalam
melakukan
aktivitas yang
saya miliki
Saya merasa
senang
meskipun
aktivitas yang
saya lakukan
cukup
banyak
Semakin
banyak
kegiatan
semakin
membuat
saya kesulitan
dalam
menjalaninya
Terlibat
dalam
aktivitas di
luar
lingkungan
dirinya
Kegiatan di
luar rumah
membuat
saya merasa
lebih
nyaman
Saya merasa
tidak nyaman
ketika
melakukan
kegiatan di
luar
Saya lebih
senang
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Saya merasa
kurang
tertarik ketika
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Menggunak
an
kesempatan
yang ada di
Saya senang
mengikuti
kegiatan
dapat
Saya tidak
ingin
mengikuti
kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
lingkungan
secara
efektif
memberi
wawasan
baru bagi
saya
dapat
memberi
wawasan
baru bagi
saya
5 Tujuan Dalam Hidup
Individu yang sehat secara
mental didefinisikan
memiliki tujuan dan makna
dalam hidup sehingga
mampu melihat perubahan
keinginan menjadi lebih
produktif
menciptakanmencapai
integritas emosional di
kemudian hari
Memiliki
cita-cita dan
tujuan
Saya akan
berusaha
mewujudkan
keinginan
yang saya
miliki
Keinginan
dan cita-cita
yang saya
miliki hanya
akan
membebani
hidup saya
Saya selalu
ingin
memiliki
kehidupan
yang lebih
baik dari
sebelumnya
Saya sudah
puas dengan
apa yang saya
miliki di saat
ini
Meyakini
tujuan hidup
yang
dimiliki
Saya yakin
bahwa saya
dapat
membuat hari
esok lebih
baik lagi
Menurut
saya hari
esok akan
sama saja
dengan hari
ini dan tidak
ada yang bisa
saya lakukan
untuk
mengubahny
a
Penting bagi
saya untuk
dapat
mewujudkan
cita-cita yang
saya miliki
Dahulu saya
memiliki cita-
cita yang
ingin saya
wujudkan
namun
sekarang hal
itu sudah
tidak penting
lagi
Memiliki
kemampuan
untuk
mencapai
tujuan hidup
Saya senang
melakukan
perencanaan
untuk masa
depan dan
berusaha
Saya merasa
perencanaan
yang sudah
saya lakukan
merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
untuk
mewujudkan
nya
hal yang sia-
sia
Kemampuan
yang saya
miliki dapat
membantu
mencapai
tujuan hidup
saya
Saya tidak
memiliki
kemampuan
yang cukup
untuk
mencapai
tujuan hidup
saya
6 Pertumbuhan Pribadi
Individu yang tidak hanya
memiliki satu
perkembangan
karakteristik di masa lalu
namun juga memiliki
potensi yang dapat
dikembangkan agar tetap
tumbuh dan berkembang
dalam menghadapi
tantangantugas baru
Memiliki
pandangan
sebagai
pribadi yang
tumbuh dan
berkembang
Saya
memiliki
keyakinan
bahwa
kehidupan
merupakan
proses yang
terus
berlanjut
Menurut
saya proses
kehidupan
akan berhenti
ketika saya
sudah tua
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
saya
kembangkan
lagi di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
Menyadari
potensi
yang
dimiliki
Saya
menyadari
potensi yang
saya miliki
dan ingin
mengembang
kannya
Saya tidak
tahu potensi
apa yang saya
miliki selama
ini
Terbuka
terhadap
pengalaman
baru
Saya ingin
mencoba hal-
hal baru yang
dapat
membantu
saya
mengembang
kan potensi
diri
Saya merasa
tidaklah
penting
mencoba hal-
hal baru
karena hal
tersebut
hanya
membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Melihat
peningkatan
dalam diri
dari waktu
ke waktu
Saya merasa
potensi dalam
diri saya
semakin
berkembang
karena
pengalaman
yang saya
miliki
Pengalaman
yang saya
miliki tidak
dapat
membantu
mengembang
kan potensi
dalam diri
saya
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
berkembang
di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 2
Skala Try Out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
SKALA TRY OUT
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan
saya kepada orang lain
5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal
baru karena hal tersebut hanya membuang waktu
saja
6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan
merupakan hal yang sia-sia
7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai
diri saya sendiri saat ini
9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
saya kembangkan lagi di masa mendatang
10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk
menentukan pilihan hidup saya
12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan
yang saya miliki
13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-
cita yang saya miliki
16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat
memberi wawasan baru bagi saya
17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih
baik dari sebelumnya
18 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No Pernyataan STS TS S SS
20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian
di masa lalu
24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam
menentukan pilihan hidup begitu juga dengan
saya
25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang
lain
26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa
dengan kemampuan yang saya miliki sekarang
27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-
bincang dengan orang lain
28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam
membuat kuputusan
29 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya
wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak
penting lagi
31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi
tekanan sosial dengan tepat
34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang
penting untuk saya
35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti
ketika saya sudah tua
37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya
akan membebani hidup saya
38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
berkembang di masa mendatang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Pernyataan STS TS S SS
40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin
berkembang karena pengalaman yang saya miliki
41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang
lain yang tidak setuju dengan saya
42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal
berharga dari pengalaman di masa lalu
45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan
kegiatan yang melibatkan orang lain
46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari
ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk
mengubahnya
47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang
memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan
48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan
merupakan proses yang terus berlanjut
49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk
mencapai tujuan hidup saya
50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih
nyaman
52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang
melibatkan orang lain
53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini
54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk
bercerita kepada orang lain setidaknya untuk
meringankan beban saya
56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat
membantu mengembangkan potensi dalam diri
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No Pernyataan STS TS S SS
60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial
dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang
tepat
62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran
berharga bagi saya
63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan
kegiatan di luar
64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat
ini
66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya
70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat
mempercayai saya
71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika
berbincang dengan orang lain
72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 3
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
SKALA PENELITIAN
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru
karena hal tersebut hanya membuang waktu saja
5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri
saya sendiri saat ini
7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita
yang saya miliki
11 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain
17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
18 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Pernyataan STS TS S SS
21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika
saya sudah tua
23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga
dari pengalaman di masa lalu
27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu
mengembangkan potensi dalam diri saya
33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 4
Uji Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
1 Reliabilitas Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
688 688 8
2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
771 791 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 1 22375 4389 368 268 660
Item 8 22612 4494 351 224 664
Item 10 22525 4253 366 283 661
Item 14 22212 4296 431 284 647
Item 44 22700 4137 396 252 654
Item 57 22737 4196 428 417 646
Item 58 22737 4550 305 200 674
Item 68 22875 4313 377 340 658
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3 Reliabilitas Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
602 600 3
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 18 5300 1301 337 114 601
Item 56 5850 1142 439 207 459
Item 72 5600 1053 459 221 425
4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
653 675 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 13 19950 4706 395 303 786
Item 20 19363 5576 422 420 756
Item 25 19888 5240 490 295 743
Item 29 19488 5316 500 418 742
Item 42 19600 5053 659 512 713
Item 43 19613 5177 565 449 729
Item 50 19800 5276 549 380 733
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 3 18438 3718 355 371 631
Item 7 18150 4129 372 238 615
Item 19 18025 4278 392 249 610
Item 22 18350 3901 402 414 606
Item 38 18013 4418 444 347 604
Item 54 17863 4373 319 394 630
Item 67 17988 4620 335 324 628
5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
800 797 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 15 12850 2205 668 542 732
Item 21 12900 2091 761 598 700
Item 31 12975 2227 602 412 756
Item 32 12825 2526 453 268 801
Item 60 12950 2808 448 215 799
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
747 766 8
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 2 21163 6214 427 241 728
Item 5 21113 6126 489 324 712
Item 26 21150 6306 583 464 695
Item 35 20963 6771 505 337 712
Item 36 21213 6549 318 152 753
Item 59 21088 7094 377 312 732
Item 64 20975 7493 391 339 735
Item 66 21125 6465 583 365 697
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 5
Uji Koefisien Alpha Berstrata
(varian item komponen dan skor total)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
1 Kesejahteraan Psikologis
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
118525 82607 90888 38
2 Dimensi Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
688 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
25825 5412 23264 8
3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
22950 6808 26091 7
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
874 38
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
771 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4 Dimensi Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
602 3
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
8375 2187 14788 3
5 Dimensi Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
653 7
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
21138 5411 23262 7
6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
800 5
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
16125 3528 18784 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
747 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
24113 8354 28904 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 6
Data Deskriptif Subjek Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
1 Deskripsi Data Subjek
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std
Deviation
Usia 80 550 780 63650 57459
Suku 80 1 3 104 249
Jenis Kelamin 80 1 2 130 461
Status
Pernikahan 80 1 2 150 503
Lama Pensiun
(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788
Valid N
(listwise) 80
2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 550 2 25 25 25
560 3 38 38 63
570 6 75 75 138
580 4 50 50 188
590 5 63 63 250
600 6 75 75 325
610 8 100 100 425
620 7 88 88 512
630 6 75 75 588
640 1 13 13 600
650 8 100 100 700
660 3 38 38 738
670 1 13 13 750
680 7 88 88 838
690 1 13 13 850
700 1 13 13 863
710 1 13 13 875
720 1 13 13 888
730 2 25 25 913
740 2 25 25 938
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
a Usia Subjek
760 2 25 25 963
770 2 25 25 988
780 1 13 13 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
b Lama Pensiun
Lama Pensiun (dalam tahun)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 10 8 100 100 100
20 7 88 88 188
30 7 88 88 275
40 3 38 38 313
50 9 113 113 425
60 6 75 75 500
70 5 63 63 563
80 5 63 63 625
90 4 50 50 675
100 3 38 38 713
110 2 25 25 738
120 4 50 50 788
130 4 50 50 838
140 5 63 63 900
150 2 25 25 925
160 1 13 13 938
170 1 13 13 950
180 1 13 13 963
200 3 38 38 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 7
Deskriptif Data Penelitian
(one sample t-test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
1 Kesejahteraan Psikologis
One-Sample Statistics
N Mean
Std
Deviation
Std Error
Mean
Total 80 118525 90888 10162
One-Sample Test
Test Value = 95
t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Total 23151 79 000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 8
Uji Normalitas dan Homogenitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
1 Uji Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kesejahteraan
Psikologis 80 1000 0 00 80 1000
Descriptives
Statistic Std Error
Kesejahteraan
Psikologis
Mean 11853 1016
95 Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 11650
Upper Bound 12055
5 Trimmed Mean 11806
Median 11650
Variance 82607
Std Deviation 9089
Minimum 100
Maximum 148
Range 48
Interquartile Range 11
Skewness 946 269
Kurtosis 803 532
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
a Lilliefors Significance Correction
Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem amp Leaf
200 10 04
500 10 77789
2500 11 0000011111222333334444444
2100 11 555555667888888888999
1000 12 0112222334
700 12 5677888
300 13 234
300 13 556
400 Extremes (gt=138)
Stem width 10
Each leaf 1 case(s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3 Uji Homogenitas
Group Statistics
Status Pernikahan N Mean Std Deviation
Std Error
Mean
Kesejahteraan
Psikologis
Menikah 40 11878 8185 1294
JandaDuda 40 11828 10010 1583
Independent Samples Test
Levenes Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
Std Error
Difference
95
Confidence
Interval of
the
Difference
Lower
Uppe
r
Kesejahtera
an
Psikologis
Equal
variances
assumed
2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457
0
Equal
variances
not
assumed
245 75041 807 500 2045 -3573 457
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 9
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Uji Hipotesis Penelitian
Ranks
Status
Pernikahan N Mean Rank
Sum of
Ranks
Kesejahteraan
Psikologis
menikah 40 4239 169550
jandaduda 40 3861 154450
Total 80
Test Statisticsa
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
a Grouping Variable Status Pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN MOTTO iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 10
D Manfaat Penelitian 10
BAB II LANDASAN TEORI 12
A Kesejahteraan Psikologis 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14
3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20
B Status Pernikahan 29
1 Menikah 29
2 JandaDuda 30
C Masa Pensiun 31
1 Pengertian Masa Pensiun 31
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahaan 38
E Skema Penelitian 41
F Hipotesis 42
BAB III METODE PENELITIAN 43
A Jenis Penelitian 43
B Identifikasi Variabel Penelitian 43
C Definisi Operasional 43
D Subjek Penelitian 44
E Metode dan Alat Pengambilan Data 45
F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47
1 Validitas 48
2 Reliabilitas 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3 Daya Diskriminasi Item 49
G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50
H Metode Analisis Data 54
1 Uji Asumsi 54
2 Uji Hipotesis 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56
A Pelaksanaan Penelitian 56
B Deskripsi Subjek Penelitian 57
C Deskripsi Data Penelitian 58
D Hasil Analisis Data 60
1 Uji Asumsi 60
2 Uji Hipotesis 61
E Pembahasan 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67
A Kesimpulan 67
B Keterbatasan Penelitian 67
C Saran 68
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47
Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53
Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57
Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58
Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60
Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61
Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76
Lampiran 2 Skala Try out 84
Lampiran 3 Skala Penelitian 94
Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102
Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor
total) 107
Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111
Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116
Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118
Lampiran 9 Uji Hipotesis 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks
Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil
indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level
6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori
bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya
6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan
cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa
pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi
karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)
Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil
(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC
Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun
dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif
bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak
lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih
baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)
Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai
dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk
beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir
dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini
seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada
organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada
masa pensiun (Apsari 2012)
Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun
merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam
kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari
dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai
masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres
(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan
orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi
masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung
rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari
bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)
Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan
bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya
memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta
kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan
keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk
menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi
(Apsari 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi
orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp
Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh
lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali
diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan
kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep
kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi
juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan
yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)
Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang
menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang
tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian
Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak
hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu
serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta
kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut
Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang
mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga
diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih
sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-
being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)
Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat
menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi
yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes
dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan
psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan
bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat
dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington
2012)
Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-
Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan
psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya
berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu
yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan
membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan
kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989
dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong
seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha
untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp
Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik
Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan
individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap
perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi
dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik
Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya
penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan
psikologis yang baik
Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke
dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)
Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-
acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with
other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental
mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi
(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani
amp Jannah 2014)
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis
kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff
1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman
berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu
yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah
atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu
individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total
yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah
memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status
pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri
serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap
kehilangan pasangannya (Ryff 2014)
Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan
mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu
hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat
sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan
bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih
pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari
pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)
Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih
menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah
menikah (Marks 1996)
Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)
berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki
mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-
hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada
orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah
memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada
responden yang menikah (Marks 1996)
Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih
lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan
memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan
dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau
hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan
dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang
intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan
karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp
Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks
1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif
menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi
pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis
Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara
umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang
dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai
dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009
dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada
orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin
memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak
dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin
memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah
relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan
(Santrock 2012)
Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka
miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah
maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan
pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan
pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam
menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan
dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang
merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang
menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran
pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial
Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial
(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial
dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki
kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)
Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk
mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung
Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan
status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran
pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah
pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian
sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada
kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang
dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur
yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai
keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu
sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya
barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)
Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan
normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)
menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan
sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan
maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan
psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh
terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
B Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
C Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis
pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan
D Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang
psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan
psikologis terutama pada masa pensiun
2 Manfaat Praktis
a Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk
membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang
akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada
karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah
khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b Bagi para pensiunan
1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada
pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta
mengembangkannya dengan lebih baik
2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan
tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling
mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat
mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi
kesejahteraan psikologis
3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki
pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga
saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu
mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A Kesejahteraan Psikologis
1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis
Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman
hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI
2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean
Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa
Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian
tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff
1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada
eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan
atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial
maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada
bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat
membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)
Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan
dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan
psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan
subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah
persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari
evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi
dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life
satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya
afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut
Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin
dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic
karena lebih mengarah pada kepuasan fisik
Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau
psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam
Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat
eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan
mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al
2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat
seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan
interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan
beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive
psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization
milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik
Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff
1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga
menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan
menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik
Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa
dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria
mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-
being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi
secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik
Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan
bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap
psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk
menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis
akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas
hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup
2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis
Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam
enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif
pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan
psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)
antara lain
a Penerimaan Diri
Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera
adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat
seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan
maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life
span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa
lalu (Ryff 1989)
Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki
karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan
menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang
baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap
kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik
merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi
di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas
pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff
2014)
b Hubungan Positif Dengan Orang Lain
Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen
utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai
memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang
terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang
mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan
orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan
(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)
bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini
yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff
1989)
Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain
dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik
hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang
lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati
kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi
dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah
digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan
kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk
menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi
dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat
kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain
(Ryff 2014)
c Otonomi
Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki
lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini
akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang
lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik
dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan
kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan
yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp
Singer 1996)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi
digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya
mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak
sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan
mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan
evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk
membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam
berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)
d Penguasaan Lingkungan
Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai
kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan
agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport
menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan
keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan
dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu
memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur
lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah
lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik
Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu
seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi
penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu
menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya
mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan
kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu
untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang
memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai
individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya
merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan
di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya
dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff
2014)
e Tujuan dalam Hidup
Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan
dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan
bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya
sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan
untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai
integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)
Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi
tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup
kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki
makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang
keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta
tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor
rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki
karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya
memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam
hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan
tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat
munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)
f Pertumbuhan Pribadi
Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu
perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi
yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin
berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk
mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori
perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau
tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff
1989)
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan
pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang
melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka
terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu
dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan
tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada
dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat
melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya
keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap
dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik
dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap
atau perilaku yang baru (Ryff 2014)
3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin
kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp
Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah
sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan
well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian
pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain
penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai
intervensi dan klinis
a Usia
Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan
psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi
penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang
tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain
dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup
menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah
hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti
penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain
menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga
rentang usia
b Jenis Kelamin
Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)
menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara
konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi
hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan
pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita
lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi
berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)
c Kebudayaan
Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara
budaya individualistik (independent) dengan kolektif
(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang
cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau
otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada
budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp
Singer 1996)
Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan
menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di
negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat
Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya
dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea
dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan
skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan
pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)
d Status Sosial
Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan
dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan
seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki
pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi
tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi
Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan
bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan
kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan
bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan
menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff
amp Singer 1996)
e Pengalaman dan Sejarah Hidup
Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman
hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman
tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi
kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang
sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang
bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi
penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri
dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana
mereka membesarkan anak dan bagaimana anak
membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer
1996)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap
kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana
pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan
lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan
pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi
depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)
f Perkembangan dan Penuaan
Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan
penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa
mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti
(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada
pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang
dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke
waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa
dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi
menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa
tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka
seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi
ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin
menjadi muda
Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada
kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir
dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya
diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo
Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses
psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang
fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta
dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir
akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi
daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas
perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)
g Kepribadian
Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar
terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan
pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada
penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model
kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan
pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan
personal growth agreeableness berhubungan dengan positive
relations with others dan extraversion conscientiousness dan
neuroticism berhubungan dengan environmental mastery
purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)
Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain
yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi
tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh
sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel
yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan
dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional
(Ryff 2014)
h Pengalaman Keluarga
Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan
memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-
being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff
2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki
peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam
dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu
individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu
yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada
wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada
dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita
yang menikah
Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua
juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang
dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan
baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap
tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)
menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di
masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun
psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat
kesejahteraan psikologis yang rendah
i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain
Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar
karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap
kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis
pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai
beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa
beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami
individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran
dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan
psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang
berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap
perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)
Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar
dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan
psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar
cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan
lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang
tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai
relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan
psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan
dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada
tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki
nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)
j Kesehatan
Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil
bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki
keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki
(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka
mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan
psikologis setelah melewati masa sakit
k Studi Klinis
Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat
eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari
tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang
penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh
Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti
schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia
agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan
bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui
dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam
hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)
Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar
dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru
untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff
(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat
mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala
gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan
meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek
eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)
B Status Pernikahan
Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status
pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup
dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada
Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan
Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda
1 Menikah
Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk
antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum
dan agama dengan tujuan membentuk keluarga
Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa
aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting
(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan
terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat
memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)
menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit
memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah
serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya
2 JandaDuda
Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak
bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian
suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai
seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau
telah bercerai dengan istrinya
Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa
tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat
menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat
mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)
Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan
keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi
Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu
pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama
bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan
(Santrock 2014)
Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan
oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa
alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan
dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama
mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan
perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka
bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan
perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup
C Masa Pensiun
1 Pengertian Masa Pensiun
Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana
karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia
kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi
(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan
dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana
pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai
angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase
menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah
menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun
juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan
karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus
pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan
menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa
pensiun (Apsari 2012)
Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan
bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola
hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran
perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan
terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan
tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa
perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja
menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya
interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu
luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)
Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa
ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit
melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa
pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa
fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada
fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-
pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan
bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang
komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)
Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase
awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan
pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak
pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka
mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih
banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun
karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami
kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The
Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai
menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang
pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-
orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan
dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih
realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang
memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan
yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada
masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan
yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase
terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena
orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan
mencukupi kebutuhannya sendiri
2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah
penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal
ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada
individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)
Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan
ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun
dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan
dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)
Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang
disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis
dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi
fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan
(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak
bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial
membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari
harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya
stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)
Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah
(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan
bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu
peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik
terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang
memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang
meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)
3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun
Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada
negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa
yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan
para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang
membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima
kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki
jabatan dan sudah pensiun
Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para
pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada
masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa
pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses
perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga
menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang
dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada
timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi
dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan
dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun
adalah
a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya
Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita
lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada
sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya
baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka
dan sebaliknya
b Perubahan dalam perilaku seksual
Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih
banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik
sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa
pensiun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan
Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk
mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat
perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak
kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka
dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri
d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of
parental dependency)
Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak
terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan
seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan
sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang
pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini
Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu
dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu
penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya
hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya
kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian
penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai
kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh
pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun
nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga
kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan
fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat
membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya
D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari
Status Pernikahan
Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai
sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang
terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun
dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya
perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas
sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya
kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah
menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun
(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi
orang yang akan menghadapi masa pensiun
Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu
seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki
mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi
serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan
Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran
pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan
psikologis
Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan
potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan
meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya
mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai
kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam
Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu
Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang
memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk
menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya
Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah
berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami
depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti
menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian
(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan
yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan
dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki
pasangan lagi
Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada
seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki
pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan
kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya
seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)
akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan
akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang
memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga
tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E Skema Penelitian
Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan
Psikologis
Masa Pensiun
Status
Pernikahan
JandaDuda
(Sudah tidak memiliki secara
hukummeninggal)
Menikah
(Masih memiliki pasangan)
Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa
yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki
masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi
berbeda daripada dirinya sekarang sedikit
kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain
sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli
tentang orang lain terisolasi dalam hubungan
interpersonal tidak mau membuat kompromi
dalam hubungan dengan orang lain cenderung
mementingkan harapan dari orang lain
bergantung pada penilaian orang lain mengikuti
tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan
mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki
lingkungan di sekitarnya tidak menyadari
kesempatan yang ada kurang mampu
mengontrol dunia luar kurang memiliki makna
terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan
tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup
tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa
lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat
memunculkan makna dalam hidup merasa tidak
dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan
diri merasa bosan dengan kehidupannya dan
merasa tidak dapat berkembang
Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui
menerima segala aspek dalam diri memiliki
perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya
hangat menyenangkan percaya dan
mementingkan kesejahteraan orang lain
berempati kasih sayang intim saling berbagi
dalam hubungan bebas dan dapat menentukan
nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial
mengelola perilaku dari dalam mampu
mengevaluasi diri mampu menguasai dan
mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas
menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk
membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai
dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai
tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan
saat ini dan masa lalu memegang keyakinan
terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam
tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus
berkembang melihat diri sebagai pribadi yang
tumbuh dan berkembang terbuka terhadap
pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan
melakukan perubahan agar tetap mencerminkan
pengetahuan tentang diri
Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah
H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun
ditinjau dari status pernikahaan
H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau
dari status pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu
penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok
penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar
2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat
kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan
pensiunan yang jandaduda
B Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut
Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis
Variabel Bebas Status Pernikahan
C Definisi Operasional
1 Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah
berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan
yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta
mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga
memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya
dan meningkatkan tujuan dalam hidup
Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari
skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala
kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis
yang dimiliki
2 Status Pernikahan
Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan
perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda
adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang
dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas
mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang
ditujukan kepada subjek
D Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang
sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience
sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan
untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp
Jannah 2008 Supratiknya 2015)
Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk
pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa
Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia
55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan
digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun
Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang
dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki
pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki
telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok
jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan
berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan
psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)
E Metode dan Alat Pengambilan Data
Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan
terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis
menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan
unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)
Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan
tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan
sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar
menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan
agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari
aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode
summated rating dengan ketentuan sebagai berikut
1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan
jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4
2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4
jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan
jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1
Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total
jawaban subjek pada skala yang diberikan
Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel
1 berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 1
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis
Keterangan Item yang gugur
F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur
Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah
memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap
masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item
mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final
tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk
memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan
pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu
maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi
keseluruhan item
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69
(833)
12 44 53 57 58
68 (833)
12
(1667)
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang lain
20 25 27 29 42
55 (833)
4 13 43 50 70
71(833)
12
(1667)
3 Otonomi 18 24 56 61 62
72 (833)
11 28 33 34
41 47 (833)
12
(1667)
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 51 52 54
67 (833)
3 7 16 22 45
63 (833)
12
(1667)
5 Tujuan Dalam
Hidup
15 17 21 31 32
60 (833)
6 30 37 46
49 65 (833)
12
(1667)
6 Pertumbuhan
Pribadi
9 35 39 40 48
64 (833)
2 5 26 36 59 66
(833)
12
(1667)
Total 36 36 72
(100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1 Validitas
Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam
melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya
(Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)
yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat
professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini
akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam
penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing
2 Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau
kelompok (Supratiknya 2014)
Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan
konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan
antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi
reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali
pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik
yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini
reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam
teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki
koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3 Daya Diskriminasi Item
Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item
mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki
dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya
diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi
antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan
menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)
Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan
tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka
daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien
korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut
mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi
(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar
korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang
memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda
yang rendah
G Pengujian Alat Ukur Penelitian
1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh
dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan
subjek yang memenuhi kriteria penelitian
Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf
reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya
2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek
pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek
didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai
Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta
Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta
Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item
Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada
pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba
dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
2 Hasil Uji Coba Alat Ukur
a Seleksi Item
Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for
Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan
menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang
terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan
penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030
maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030
maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item
terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta
perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai
cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini
dianggap memiliki enam skala
Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item
memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524
Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item
yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi
Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026
sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima
item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item
diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659
Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan
pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337
sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum
dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan
0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit
antara 0319 sampai dengan 0444
Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item
berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran
item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761
Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti
menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan
0583
Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis
setelah dilakukan seleksi item
Tabel 2
Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil
ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran
(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa
reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang
berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini
dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal
No Dimensi Nomor item Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
20 25 29 42 13 43 50 7
3 Otonomi 18 56 72 - 3
4 Penguasaan
Lingkungan
19 38 54 67 3 7 22 7
5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5
6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8
Total 22 16 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program
SPSS
Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap
dimensi pada skala kesejahteraan psikologis
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis
Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha
berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi
reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur
internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes
(Widhiarso 2011)
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan
penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata
αstrat = 1 -
119896sum
119894=1120590119894
2(1minusα119894)
1205901199092
Keterangan
1205901198942 = varian butir komponen ke-i
α119894 = realibilitas komponen ke-i
1205901199092 = varian skor total tes
No Dimensi
Koefisien Alpha
Sebelum
Seleksi Item
Setelah Seleksi
Item
1 Penerimaan Diri 0654 0688
2 Hubungan Yang Positif
Dengan Orang lain
0702 0771
3 Otonomi 0477 0602
4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653
5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800
6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
αs = 1 minus
5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)
+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)
82607= 0893
Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala
kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu
0893 (αs=0893)
H Metode Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent
sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala
kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji
normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang
dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji
normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal
maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney
u test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala
kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016
Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan
yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan
Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)
Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI
Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan
dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan
pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini
berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang
menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok
pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun
meninggal (jandaduda)
Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya
akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu
kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan
pengisian skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B Deskripsi Subjek Penelitian
Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui
persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok
menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia
subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil
sebagai berikut
Tabel 4
Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara
keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok
menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok
menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin
perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin
laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan
subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan
24 subjek berjenis kelamin perempuan
Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total
Menikah Laki-laki 35 subjek
Perempuan 5 subjek
40 subjek
JandaDuda Laki-laki 21 subjek
Perempuan 19 subjek
40 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 5
Persebaran Subjek Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini
berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek
Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13
subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek
berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan
frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia
636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi
terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65
tahun
C Deskripsi Data Penelitian
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan
psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau
rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean
empiris pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis
Usia Jumlah
55 ndash 60 tahun 26 subjek
61 ndash 65 tahun 30 subjek
66 ndash 70 tahun 13 subjek
71 ndash 75 tahun 6 subjek
76 ndash 80 tahun 5 subjek
Total 80 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 6
Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan
psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai
mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki
tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara
mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis
Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis
Tabel 7
Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean
teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki
perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005
yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian
ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi
Pengukuran Teoritis Empiris
Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD
Kesejahteraan
Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi
Test Value = 95
t Df Sig (2
Tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kesejahteraan
Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D Hasil Analisis Data
1 Uji Asumsi
a Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis
statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki
sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005
(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara
signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)
Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini
Tabel 8
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa
variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar
0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara
signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan
bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau
lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama
Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari
kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi
jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)
Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini
Tabel 9
Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang
didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa
asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian
dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan
homogen
2 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil
yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt
Levenes Test for Equality of
Variances
F Sig
Kesejahteraan
Psikologis
Equal variances
assumed 2144 147
Equal variances not
assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik
digunakan jika persebaran data tidak normal
Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas
pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)
menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan
yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel
bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak
Tabel 10
Hasil Uji Mann-Whitney U Test
Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu
nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)
Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak
sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah
dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
E Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal
ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)
Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai
koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0
diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok
menikah dengan kelompok jandaduda
Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya
kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff
1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk
pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting
untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam
hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan
dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp
Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa
lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat
menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka
inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai
succesful aging
Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan
membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang
tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan
sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan
dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang
memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran
pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan
psikologis
Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat
digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang
kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan
yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar
terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting
sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart
1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)
menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari
orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis
bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka
yang memiliki pasangan
McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat
menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan
kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan
nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap
satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil
dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-
teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan
yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan
pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan
keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu
menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa
tidak sendirian
Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya
yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan
tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan
yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di
dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan
dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu
menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan
orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada
masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya
seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-
tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam
suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak
secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas
maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu
membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan
hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar
pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan
kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus
RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar
para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-
parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data
yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji
analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu
teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas
Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar
0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan
psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok
jandaduda
B Keterbatasan Penilitan
Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah
berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi
fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang
diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini
memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan
sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis
penelitian
Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa
instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009
Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya
measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki
nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement
errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing
dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint
skala kesejahteraan psikologis
C Saran
1 Bagi subjek
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan
yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan
psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena
dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai
kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik
2 Bagi perusahaan
Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan
jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu
dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat
terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan
diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya
kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi
pensiunan
3 Bagi Penelitian Selanjutnya
Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena
minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria
penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan
psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain
itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun
berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada
penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah
item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa
dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator
perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar
mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan
variable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Daftar Pustaka
Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun
Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-
masyarakat-ri-tunda-pensiun
Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari
httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit
Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos
Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada
Lansia Bandung Universitas Padjajaran
Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-
Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security
Character Volume 3 No 2
Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological
Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas
Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan
Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Widya Mandala
Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan
Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober
2010
Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari
httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-
daftar-subjek1
Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey
Pearson Education Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September
2015 dari
httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi
ashtml
Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25
Tahun Diambil 26 November 2015 dari
httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-
tanpa-gaji-selama-25-tahun
Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher
Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social
and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348
Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks
Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga
Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute
Working Paper Series 131 Januari 2010
Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological
Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology
Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222
Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and
Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No
4 (Nov 1996) pp 917-932
Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka
Pelajar
McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New
York Oxford University Press Inc
Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological
Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No
3(Sep 1973) pp 226-232
Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia
Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)
Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat
Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality
Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer
Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning
of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology
1989 Vol 57 No 6 1069-1081
Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in
Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104
Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science
and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28
Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being
Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-
727
Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning
Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother
Psychosom 19966514-23
Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran
Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02
Agustus 2013
Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta
Universitas Sanata Dharma
Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT
Elex Media Komputindo
Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta
Erlangga
Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New
York McGraw-Hill Education
Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing
Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication
doi 101037a0022411
Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group
Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers
Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The
Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition
California Sage Publications Inc
Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing
The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349
Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada
University Press
Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata
Dharma
Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari
httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan
Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada
Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang
Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1
Agustus 2012
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Diakses dari
wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf
van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-
Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a
Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal
Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of
Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691
Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan
Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2
2009
Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis
UGM
Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil
22 Juni 2016 dari
httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf
Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)
Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To
Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice
2012 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN 1
Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Blueprint skala kesejahteraan psikologis
No Dimensi Indikator Item
Favorable Unfavorable
1 Penerimaan Diri
Individu yang sehat
secara mental
didefinisikan
mampu untuk
menerima dirinya
dan kehidupan
masa lalunya secara
positif
Memahami
dan
menerima
seluruh aspek
pada diri
Saya menyadari
bahwa saya
memiliki
kelebihan
maupun
kekurangan
Saya tidak tahu
kelebihan
maupun
kekurangan yang
saya miliki
Saya dapat
menerima segala
aspek dalam diri
saya
Saya merasa
kecewa dengan
diri saya saat ini
Memiliki
pandangan
positif
terhadap diri
sendiri
Secara umum
saya merasa
percaya diri
mengenai diri
saya sendiri saat
ini
Saya merasa
tidak puas
dengan diri saya
saat ini
Menerima
secara positif
kehidupan
masa lalunya
Pengalaman di
masa lalu
membuat saya
belajar untuk
menjadi lebih
baik ke
depannya
Menurut saya
pengalaman di
masa lalu hanya
akan menjadi
beban pikiran
saya
Bagi saya
pengalaman di
masa lalu
merupakan
pengalaman
yang sangat
berharga
Saya merasa
tidak
memperoleh
banyak hal
berharga dari
pengalaman di
masa lalu
Saya merasa
puas dengan
pencapaian-
pencapaian di
masa lalu
Saya merasa
kecewa dengan
apa yang telah
saya lakukan di
masa lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2 Hubungan Yang
Positif Dengan
Orang Lain
Individu sehat
secara mental
adalah individu
yang memiliki
kemampuan untuk
mencintai memiliki
perasaan yang
kuatakan rasa
empati kasih
sayang kehangatan
dan penghargaan
terhadap orang lain
Terbuka
kepada orang
lain
Bila ada
masalah saya
selalu berusaha
untuk bercerita
kepada orang
lain setidaknya
untuk
meringankan
beban saya
Saya enggan
bercerita
mengenai
permasalahan
saya kepada orang
lain
Memiliki
kepercayaan
terhadap
orang lain
Saya dapat
menaruh
kepercayaan
kepada orang
lain
Saya merasa ragu
apakah orang lain
dapat
mempercayai
saya
Memiliki
empati kasih
sayang dan
keintiman
dengan orang
lain
Bagi saya
menjaga relasi
dengan orang
lain merupakan
hal yang penting
dilakukan
Menjaga relasi
dengan orang lain
merupakan hal
yang menyulitkan
bagi saya
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
merupakan cara
saya menjaga
hubungan
dengan orang
lain
Memberikan
ucapan selamat
kepada teman
bukan merupakan
hal yang penting
Memiliki
kehangatan
dengan orang
lain
Saya merasa
nyaman ketika
sedang
berbincang-
bincang dengan
orang lain
Sulit bagi saya
untuk merasa
nyaman ketika
berbincang
dengan orang lain
Dapat
berkumpul
dengan orang
lain merupakan
hal yang patut
disyukuri dalam
hidup saya
Menurut saya
berkumpul
dengan orang lain
merupakan
kegiatan yang
membosankan
dan membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Otonomi
Seseorang yang berfungsi
secara utuh tidak
membutuhkan persetujuan
orang lain untuk membuat
evaluasi yang sesuai
dengan standar dirinya
sendiri (internal locus of
evaluation) sehingga
individu terbebas dari
keyakinan kolektif norma
dan peraturan yang
mengikat serta mampu
bertahan dari tekanan sosial
dengan berpikir dan
bertindak secara tepat
Mampu
membuat
keputusan
tanpa
tergantung
pada orang
lain
Keputusan
yang saya
buat
merupakan
murni
keputusan
saya sendiri
Saya sering
kali
dipengaruhi
orang lain
dalam
membuat
kuputusan
Saya yakin
setiap orang
memiliki
kebebasan
dalam
menentukan
pilihan hidup
begitu juga
dengan saya
Saya sangat
membutuhka
n orang lain
untuk
menentukan
pilihan hidup
saya
Saya akan
tetap pada
keputusan
saya
meskipun
orang lain
tidak setuju
Saya akan
mengubah
keputusan
saya bila ada
orang lain
yang tidak
setuju dengan
saya
Mampu
membuat
evaluasi
yang sesuai
dengan
standar
dirinya
sendiri
Kesalahan
yang saya
perbuat
menjadi
pelajaran
berharga bagi
saya
Kesalahan
saya
sebelumnya
merupakan
hal yang
memalukan
bagi saya dan
ingin saya
lupakan
Saya menilai
diri saya
sendiri
dengan nilai-
nilai yang
saya anggap
penting
bukan dari
orang lain
Penilaian dari
orang lain
merupakan
penilaian
yang penting
untuk saya
Mampu
bertahan
dari tekanan
sosial
Saya akan
berusaha
mengatasi
tekanan sosial
Saya tidak
tahu
bagaimana
saya harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan
berpikir dan
bertindak
secara tepat
dengan
memikirkan
dan bertindak
dengan cara
yang tepat
mengatasi
tekanan sosial
dengan tepat
4 Penguasaan Lingkungan
Kemampuan individu
untuk
memilihmenciptakan
lingkungan agar sesuai
dengan kondisi
psikologisnya serta ikut
serta dan terlibat dengan
kegiatan di luar lingkungan
dirinya sehingga dapat
mengambil keuntungan
dari lingkungannya
Mampu
mengelola
aktivitas
sehari-hari
Saya merasa
cukup baik
dalam
mengelola
banyak
kegiatan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Banyaknya
kegiataan
sehari-hari
membuat
saya
mengalami
kesulitan
dalam
mengelolany
a
Menurut
saya
aktivitas yang
saya lakukan
dapat berjalan
dengan baik
Saya merasa
kesulitan
dalam
melakukan
aktivitas yang
saya miliki
Saya merasa
senang
meskipun
aktivitas yang
saya lakukan
cukup
banyak
Semakin
banyak
kegiatan
semakin
membuat
saya kesulitan
dalam
menjalaninya
Terlibat
dalam
aktivitas di
luar
lingkungan
dirinya
Kegiatan di
luar rumah
membuat
saya merasa
lebih
nyaman
Saya merasa
tidak nyaman
ketika
melakukan
kegiatan di
luar
Saya lebih
senang
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Saya merasa
kurang
tertarik ketika
melakukan
kegiatan yang
melibatkan
orang lain
Menggunak
an
kesempatan
yang ada di
Saya senang
mengikuti
kegiatan
dapat
Saya tidak
ingin
mengikuti
kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
lingkungan
secara
efektif
memberi
wawasan
baru bagi
saya
dapat
memberi
wawasan
baru bagi
saya
5 Tujuan Dalam Hidup
Individu yang sehat secara
mental didefinisikan
memiliki tujuan dan makna
dalam hidup sehingga
mampu melihat perubahan
keinginan menjadi lebih
produktif
menciptakanmencapai
integritas emosional di
kemudian hari
Memiliki
cita-cita dan
tujuan
Saya akan
berusaha
mewujudkan
keinginan
yang saya
miliki
Keinginan
dan cita-cita
yang saya
miliki hanya
akan
membebani
hidup saya
Saya selalu
ingin
memiliki
kehidupan
yang lebih
baik dari
sebelumnya
Saya sudah
puas dengan
apa yang saya
miliki di saat
ini
Meyakini
tujuan hidup
yang
dimiliki
Saya yakin
bahwa saya
dapat
membuat hari
esok lebih
baik lagi
Menurut
saya hari
esok akan
sama saja
dengan hari
ini dan tidak
ada yang bisa
saya lakukan
untuk
mengubahny
a
Penting bagi
saya untuk
dapat
mewujudkan
cita-cita yang
saya miliki
Dahulu saya
memiliki cita-
cita yang
ingin saya
wujudkan
namun
sekarang hal
itu sudah
tidak penting
lagi
Memiliki
kemampuan
untuk
mencapai
tujuan hidup
Saya senang
melakukan
perencanaan
untuk masa
depan dan
berusaha
Saya merasa
perencanaan
yang sudah
saya lakukan
merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
untuk
mewujudkan
nya
hal yang sia-
sia
Kemampuan
yang saya
miliki dapat
membantu
mencapai
tujuan hidup
saya
Saya tidak
memiliki
kemampuan
yang cukup
untuk
mencapai
tujuan hidup
saya
6 Pertumbuhan Pribadi
Individu yang tidak hanya
memiliki satu
perkembangan
karakteristik di masa lalu
namun juga memiliki
potensi yang dapat
dikembangkan agar tetap
tumbuh dan berkembang
dalam menghadapi
tantangantugas baru
Memiliki
pandangan
sebagai
pribadi yang
tumbuh dan
berkembang
Saya
memiliki
keyakinan
bahwa
kehidupan
merupakan
proses yang
terus
berlanjut
Menurut
saya proses
kehidupan
akan berhenti
ketika saya
sudah tua
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
saya
kembangkan
lagi di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
Menyadari
potensi
yang
dimiliki
Saya
menyadari
potensi yang
saya miliki
dan ingin
mengembang
kannya
Saya tidak
tahu potensi
apa yang saya
miliki selama
ini
Terbuka
terhadap
pengalaman
baru
Saya ingin
mencoba hal-
hal baru yang
dapat
membantu
saya
mengembang
kan potensi
diri
Saya merasa
tidaklah
penting
mencoba hal-
hal baru
karena hal
tersebut
hanya
membuang
waktu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Melihat
peningkatan
dalam diri
dari waktu
ke waktu
Saya merasa
potensi dalam
diri saya
semakin
berkembang
karena
pengalaman
yang saya
miliki
Pengalaman
yang saya
miliki tidak
dapat
membantu
mengembang
kan potensi
dalam diri
saya
Saya merasa
kemampuan
yang saya
miliki dapat
berkembang
di masa
mendatang
Saya merasa
tidak dapat
melakukan
apa-apa
dengan
kemampuan
yang saya
miliki
sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 2
Skala Try Out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
SKALA TRY OUT
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan
saya kepada orang lain
5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal
baru karena hal tersebut hanya membuang waktu
saja
6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan
merupakan hal yang sia-sia
7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai
diri saya sendiri saat ini
9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
saya kembangkan lagi di masa mendatang
10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk
menentukan pilihan hidup saya
12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan
yang saya miliki
13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-
cita yang saya miliki
16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat
memberi wawasan baru bagi saya
17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih
baik dari sebelumnya
18 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No Pernyataan STS TS S SS
20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian
di masa lalu
24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam
menentukan pilihan hidup begitu juga dengan
saya
25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang
lain
26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa
dengan kemampuan yang saya miliki sekarang
27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-
bincang dengan orang lain
28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam
membuat kuputusan
29 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya
wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak
penting lagi
31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi
tekanan sosial dengan tepat
34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang
penting untuk saya
35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti
ketika saya sudah tua
37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya
akan membebani hidup saya
38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat
berkembang di masa mendatang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Pernyataan STS TS S SS
40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin
berkembang karena pengalaman yang saya miliki
41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang
lain yang tidak setuju dengan saya
42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal
berharga dari pengalaman di masa lalu
45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan
kegiatan yang melibatkan orang lain
46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari
ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk
mengubahnya
47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang
memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan
48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan
merupakan proses yang terus berlanjut
49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk
mencapai tujuan hidup saya
50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih
nyaman
52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang
melibatkan orang lain
53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini
54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk
bercerita kepada orang lain setidaknya untuk
meringankan beban saya
56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat
membantu mengembangkan potensi dalam diri
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No Pernyataan STS TS S SS
60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial
dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang
tepat
62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran
berharga bagi saya
63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan
kegiatan di luar
64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat
ini
66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya
70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat
mempercayai saya
71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika
berbincang dengan orang lain
72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 3
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
SKALA PENELITIAN
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh
Antonius Mei Setyabudi
119114114
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
FORM PERSETUJUAN
Dengan hormat
Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu
untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini
Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan
nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu
untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah
disediakan
Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being
BapakIbu
Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri
Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari
pernyataan yang ada
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua
jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat
pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai
suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian
Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali
kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko
kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-
jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat
sepenuhnya berpartisipasi
BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email
antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806
Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan
bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini
2016
() ()
Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Identitas Diri
Inisial
Usia Tahun
Suku
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Status Pernikahan a Menikah
b Cerai Secara Hukum
c Cerai Pasangan Meninggal
d BelumTidak Menikah
(Lingkari sesuai dengan status saat ini)
Lama Pensiun Tahun
coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Petunjuk Pengisian
Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu
tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling
menggambarkan diri Anda
Pilihan jawabannya adalah
STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol diri
ketika dalam keadaan tertekan
X
Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan
jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah
Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan
kondisi Anda
Contoh
No Pernyataan STS TS S SS
2 Saya akan berusaha mengontrol
diri ketika dalam keadaan tertekan
X X
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan
Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat
ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Skala Kesejahteraan Psikologis
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda
No Pernyataan STS TS S SS
1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar
untuk menjadi lebih baik ke depannya
2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama
ini
3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya
kesulitan dalam menjalaninya
4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru
karena hal tersebut hanya membuang waktu saja
5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
yang saya miliki
6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri
saya sendiri saat ini
7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan
maupun kekurangan
8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan
merupakan hal yang penting
9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan
pengalaman yang sangat berharga
10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita
yang saya miliki
11 Keputusan yang saya buat merupakan murni
keputusan saya sendiri
12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal
yang patut disyukuri dalam hidup saya
14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang
saya miliki
15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya
mengalami kesulitan dalam mengelolanya
16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain
17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
18 Memberikan ucapan selamat kepada teman
merupakan cara saya menjaga hubungan dengan
orang lain
19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa
depan dan berusaha untuk mewujudkannya
20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok
lebih baik lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Pernyataan STS TS S SS
21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat
membantu saya mengembangkan potensi diri
22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika
saya sudah tua
23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat
berjalan dengan baik
24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain
merupakan hal yang penting dilakukan
25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain
merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuang waktu saja
26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga
dari pengalaman di masa lalu
27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal
yang menyulitkan bagi saya
28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi
wawasan baru bagi saya
29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun
orang lain tidak setuju
30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini
31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan
menjadi beban pikiran saya
32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu
mengembangkan potensi dalam diri saya
33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu
mencapai tujuan hidup saya
34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin
mengembangkannya
35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan
kemampuan yang saya miliki sekarang
36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya
lakukan cukup banyak
37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya
lakukan di masa lalu
38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang
saya anggap penting bukan dari orang lain
-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 4
Uji Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
1 Reliabilitas Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
688 688 8
2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
771 791 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 1 22375 4389 368 268 660
Item 8 22612 4494 351 224 664
Item 10 22525 4253 366 283 661
Item 14 22212 4296 431 284 647
Item 44 22700 4137 396 252 654
Item 57 22737 4196 428 417 646
Item 58 22737 4550 305 200 674
Item 68 22875 4313 377 340 658
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3 Reliabilitas Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
602 600 3
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 18 5300 1301 337 114 601
Item 56 5850 1142 439 207 459
Item 72 5600 1053 459 221 425
4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
653 675 7
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 13 19950 4706 395 303 786
Item 20 19363 5576 422 420 756
Item 25 19888 5240 490 295 743
Item 29 19488 5316 500 418 742
Item 42 19600 5053 659 512 713
Item 43 19613 5177 565 449 729
Item 50 19800 5276 549 380 733
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 3 18438 3718 355 371 631
Item 7 18150 4129 372 238 615
Item 19 18025 4278 392 249 610
Item 22 18350 3901 402 414 606
Item 38 18013 4418 444 347 604
Item 54 17863 4373 319 394 630
Item 67 17988 4620 335 324 628
5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
800 797 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 15 12850 2205 668 542 732
Item 21 12900 2091 761 598 700
Item 31 12975 2227 602 412 756
Item 32 12825 2526 453 268 801
Item 60 12950 2808 448 215 799
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha
Cronbachs
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
747 766 8
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbachs
Alpha if Item
Deleted
Item 2 21163 6214 427 241 728
Item 5 21113 6126 489 324 712
Item 26 21150 6306 583 464 695
Item 35 20963 6771 505 337 712
Item 36 21213 6549 318 152 753
Item 59 21088 7094 377 312 732
Item 64 20975 7493 391 339 735
Item 66 21125 6465 583 365 697
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 5
Uji Koefisien Alpha Berstrata
(varian item komponen dan skor total)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
1 Kesejahteraan Psikologis
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
118525 82607 90888 38
2 Dimensi Penerimaan Diri
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
688 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
25825 5412 23264 8
3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
22950 6808 26091 7
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
874 38
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
771 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4 Dimensi Otonomi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
602 3
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
8375 2187 14788 3
5 Dimensi Penguasaan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
653 7
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
21138 5411 23262 7
6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
800 5
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
16125 3528 18784 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi
Reliability Statistics
Cronbachs
Alpha N of Items
747 8
Scale Statistics
Mean Variance
Std
Deviation N of Items
24113 8354 28904 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 6
Data Deskriptif Subjek Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
1 Deskripsi Data Subjek
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std
Deviation
Usia 80 550 780 63650 57459
Suku 80 1 3 104 249
Jenis Kelamin 80 1 2 130 461
Status
Pernikahan 80 1 2 150 503
Lama Pensiun
(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788
Valid N
(listwise) 80
2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 550 2 25 25 25
560 3 38 38 63
570 6 75 75 138
580 4 50 50 188
590 5 63 63 250
600 6 75 75 325
610 8 100 100 425
620 7 88 88 512
630 6 75 75 588
640 1 13 13 600
650 8 100 100 700
660 3 38 38 738
670 1 13 13 750
680 7 88 88 838
690 1 13 13 850
700 1 13 13 863
710 1 13 13 875
720 1 13 13 888
730 2 25 25 913
740 2 25 25 938
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
a Usia Subjek
760 2 25 25 963
770 2 25 25 988
780 1 13 13 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
b Lama Pensiun
Lama Pensiun (dalam tahun)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 10 8 100 100 100
20 7 88 88 188
30 7 88 88 275
40 3 38 38 313
50 9 113 113 425
60 6 75 75 500
70 5 63 63 563
80 5 63 63 625
90 4 50 50 675
100 3 38 38 713
110 2 25 25 738
120 4 50 50 788
130 4 50 50 838
140 5 63 63 900
150 2 25 25 925
160 1 13 13 938
170 1 13 13 950
180 1 13 13 963
200 3 38 38 1000
Total 80 1000 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 7
Deskriptif Data Penelitian
(one sample t-test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
1 Kesejahteraan Psikologis
One-Sample Statistics
N Mean
Std
Deviation
Std Error
Mean
Total 80 118525 90888 10162
One-Sample Test
Test Value = 95
t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
95 Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Total 23151 79 000 235250 21502 25548
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 8
Uji Normalitas dan Homogenitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
1 Uji Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kesejahteraan
Psikologis 80 1000 0 00 80 1000
Descriptives
Statistic Std Error
Kesejahteraan
Psikologis
Mean 11853 1016
95 Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 11650
Upper Bound 12055
5 Trimmed Mean 11806
Median 11650
Variance 82607
Std Deviation 9089
Minimum 100
Maximum 148
Range 48
Interquartile Range 11
Skewness 946 269
Kurtosis 803 532
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Kesejahteraan
Psikologis 148 80 000 933 80 000
a Lilliefors Significance Correction
Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem amp Leaf
200 10 04
500 10 77789
2500 11 0000011111222333334444444
2100 11 555555667888888888999
1000 12 0112222334
700 12 5677888
300 13 234
300 13 556
400 Extremes (gt=138)
Stem width 10
Each leaf 1 case(s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3 Uji Homogenitas
Group Statistics
Status Pernikahan N Mean Std Deviation
Std Error
Mean
Kesejahteraan
Psikologis
Menikah 40 11878 8185 1294
JandaDuda 40 11828 10010 1583
Independent Samples Test
Levenes Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig t df
Sig (2-
tailed)
Mean
Difference
Std Error
Difference
95
Confidence
Interval of
the
Difference
Lower
Uppe
r
Kesejahtera
an
Psikologis
Equal
variances
assumed
2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457
0
Equal
variances
not
assumed
245 75041 807 500 2045 -3573 457
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 9
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Uji Hipotesis Penelitian
Ranks
Status
Pernikahan N Mean Rank
Sum of
Ranks
Kesejahteraan
Psikologis
menikah 40 4239 169550
jandaduda 40 3861 154450
Total 80
Test Statisticsa
Kesejahteraan
Psikologis
Mann-Whitney U 724500
Wilcoxon W 1544500
Z -728
Asymp Sig (2-
tailed) 467
a Grouping Variable Status Pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related