PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode...

143
PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA PENSIUN DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Antonius Mei Setyabudi NIM : 119114114 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode...

Page 1: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala

PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA PENSIUN

DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

NIM 119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN MOTTO

ldquo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Semua hasil dari usaha dan kerja keras ini aku persembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus sumber kekuatan dan penolongku

Bunda Maria Bunda yang terkasih

St Antonius St Yoseph dan St Yohanes De Britto pelindung dan

penyemangatku

Bapak Ibu dan Adik yang selalu menjadi motivasi dan semangatku

Sahabat-sahabatku dan seluruh orang yang kukasihi

Serta untuk semua para pejuang masa depan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA PENSIUN

DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

Antonius Mei Setyabudi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa

pensiun yang ditinjau dari status pernikahan Variabel kesejahteraan psikologis terdiri dari enam

dimensi yaitu penerimaan diri hubungan yang positif dengan orang lain otonomi penguasaan

lingkungan tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi Subjek penelitian ini berjumlah 80

orang pensiunan yang terdiri dari 40 orang dari kelompok menikah dan 40 orang dari kelompok

jandaduda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis yang

dikembangkan oleh peneliti Skala kesejahteraan psikologis ini terdiri dari 38 item dengan nilai

reliabilitas alpha berstrata sebesar 0893 (αs = 0893) Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan teknik analisis uji beda mann-whitnney u test Hasil uji beda kesejahteraan

psikologis antara kelompok menikah dan kelompok jandaduda diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0467 (p gt 005) Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan pada

masa pensiun yang ditinjau dari status pernikahan

Kata kunci kesejahteraan psikologis masa pensiun status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

THE DIFFERENCES OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN

RETIREMENT THAT REVIEWED FROM THE MARITAL STATUS

Antonius Mei Setyabudi

ABSTRACT

The purpose of this study was to understand the differences between psychological

well-being in retirement that reviewed from the marriage status Psychological well-being

is concluded of six dimensions self acceptance positive relations with others autonomy

enviromental mastery purpose of life and personal growth There was 80 subjects that had

been retired with 40 subjects from the married group and 40 subjects from the widows that

obtained with sampling methods convenience sampling The data obtained from well-being

psychology scales that developed by researcher The well-being scales included 38 items

with reliability of alpha stratified 0893 (αs = 0893) This study was quantitative difference

test with mann-whitnney u test The result from well-being between married group and

widows group showed the significancy 0467 (pgt005) The result showed that there was

no differences between the well-being on the retired stage that reviewed from the marriage

status

Keywords Psychological well-being retirement marital status

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga

penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa

Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik

Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik

secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program

Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma

2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi

Universitas Sanata Dharma

3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk

menyelesaikan skripsi

4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang

sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik

5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan

waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan

banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai

kehidupan

7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas

segala bantuan yang diberikan

8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku

Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa

BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI

Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses

perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi

9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner

10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak

henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan

mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi

11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek

namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress

skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur

e

12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

mendukung penulis

13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi

bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang

lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 10

D Manfaat Penelitian 10

BAB II LANDASAN TEORI 12

A Kesejahteraan Psikologis 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14

3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20

B Status Pernikahan 29

1 Menikah 29

2 JandaDuda 30

C Masa Pensiun 31

1 Pengertian Masa Pensiun 31

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahaan 38

E Skema Penelitian 41

F Hipotesis 42

BAB III METODE PENELITIAN 43

A Jenis Penelitian 43

B Identifikasi Variabel Penelitian 43

C Definisi Operasional 43

D Subjek Penelitian 44

E Metode dan Alat Pengambilan Data 45

F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47

1 Validitas 48

2 Reliabilitas 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

3 Daya Diskriminasi Item 49

G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50

H Metode Analisis Data 54

1 Uji Asumsi 54

2 Uji Hipotesis 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56

A Pelaksanaan Penelitian 56

B Deskripsi Subjek Penelitian 57

C Deskripsi Data Penelitian 58

D Hasil Analisis Data 60

1 Uji Asumsi 60

2 Uji Hipotesis 61

E Pembahasan 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67

A Kesimpulan 67

B Keterbatasan Penelitian 67

C Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 70

LAMPIRAN 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47

Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53

Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57

Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58

Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60

Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61

Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76

Lampiran 2 Skala Try out 84

Lampiran 3 Skala Penelitian 94

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102

Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor

total) 107

Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111

Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116

Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118

Lampiran 9 Uji Hipotesis 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks

Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil

indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level

6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori

bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya

6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan

cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa

pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi

karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)

Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil

(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC

Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun

dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif

bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak

lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih

baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)

Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai

dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk

beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir

dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini

seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada

organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada

masa pensiun (Apsari 2012)

Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun

merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam

kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari

dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai

masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres

(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan

orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi

masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung

rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari

bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)

Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan

bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya

memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta

kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan

keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk

menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi

(Apsari 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi

orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp

Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh

lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali

diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan

kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep

kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi

juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan

yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)

Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang

menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang

tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian

Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak

hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu

serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta

kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut

Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang

mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga

diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih

sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-

being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)

Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat

menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi

yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes

dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan

psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan

bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat

dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington

2012)

Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-

Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan

psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya

berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu

yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan

membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan

kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989

dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong

seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha

untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp

Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik

Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan

individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap

perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi

dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik

Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya

penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan

psikologis yang baik

Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke

dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)

Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-

acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with

other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental

mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi

(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani

amp Jannah 2014)

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis

kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff

1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman

berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu

yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah

atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu

individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total

yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah

memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status

pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri

serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap

kehilangan pasangannya (Ryff 2014)

Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan

mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu

hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat

sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan

bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih

pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari

pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)

Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih

menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah

menikah (Marks 1996)

Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)

berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki

mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-

hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada

orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah

memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada

responden yang menikah (Marks 1996)

Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih

lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan

memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan

dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau

hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan

dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang

intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan

karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp

Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks

1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif

menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi

pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis

Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara

umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang

dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai

dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009

dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada

orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin

memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak

dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin

memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah

relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan

(Santrock 2012)

Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka

miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah

maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan

pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan

pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam

menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan

dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang

merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang

menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran

pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial

Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial

(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial

dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki

kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)

Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk

mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung

Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan

status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran

pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah

pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian

sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada

kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang

dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur

yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai

keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu

sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya

barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)

Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia

Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan

normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)

menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan

sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan

maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan

psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh

terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

B Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

C Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis

pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

D Manfaat Penelitian

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang

psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan

psikologis terutama pada masa pensiun

2 Manfaat Praktis

a Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk

membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang

akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada

karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah

khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

b Bagi para pensiunan

1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada

pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta

mengembangkannya dengan lebih baik

2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan

tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling

mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat

mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan psikologis

3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki

pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga

saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu

mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A Kesejahteraan Psikologis

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis

Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman

hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI

2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean

Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa

Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian

tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff

1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada

eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan

atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial

maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada

bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat

membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)

Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan

dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan

psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan

subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah

persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari

evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi

dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life

satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya

afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut

Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin

dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic

karena lebih mengarah pada kepuasan fisik

Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau

psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam

Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat

eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan

mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al

2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat

seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan

interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization

milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik

Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff

1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga

menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan

menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik

Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa

dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria

mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-

being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi

secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik

Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan

bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap

psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk

menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis

akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas

hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis

Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam

enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan

psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)

antara lain

a Penerimaan Diri

Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera

adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat

seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan

maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life

span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa

lalu (Ryff 1989)

Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki

karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan

menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang

baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap

kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik

merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi

di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas

pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff

2014)

b Hubungan Positif Dengan Orang Lain

Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen

utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai

memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang

terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang

mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan

orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan

(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)

bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini

yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff

1989)

Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain

dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik

hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang

lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati

kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi

dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah

digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan

kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk

menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi

dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat

kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain

(Ryff 2014)

c Otonomi

Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki

lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini

akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang

lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik

dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan

kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan

yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp

Singer 1996)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi

digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya

mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak

sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan

mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan

evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk

membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam

berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)

d Penguasaan Lingkungan

Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai

kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan

agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport

menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan

keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan

dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu

memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur

lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah

lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik

Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu

seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi

penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu

menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya

mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan

kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu

untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan

kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai

individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya

merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan

di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya

dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff

2014)

e Tujuan dalam Hidup

Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan

dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan

bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya

sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan

untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai

integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)

Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi

tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup

kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki

makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang

keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta

tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki

karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya

memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam

hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan

tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat

munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)

f Pertumbuhan Pribadi

Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu

perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi

yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin

berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk

mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori

perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau

tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan

pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang

melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka

terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu

dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan

tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada

dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat

melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya

keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap

dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik

dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap

atau perilaku yang baru (Ryff 2014)

3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin

kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp

Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah

sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan

well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian

pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain

penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai

intervensi dan klinis

a Usia

Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan

psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi

penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang

tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain

dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup

menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah

hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti

penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain

menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga

rentang usia

b Jenis Kelamin

Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)

menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara

konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi

hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan

pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita

lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi

berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)

c Kebudayaan

Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara

budaya individualistik (independent) dengan kolektif

(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang

cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau

otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada

budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp

Singer 1996)

Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan

menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di

negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat

Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya

dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan

skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan

pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)

d Status Sosial

Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan

dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan

seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki

pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi

tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi

Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan

bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan

kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan

bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan

menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff

amp Singer 1996)

e Pengalaman dan Sejarah Hidup

Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman

hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman

tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi

kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang

sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang

bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi

penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri

dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana

mereka membesarkan anak dan bagaimana anak

membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer

1996)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap

kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana

pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan

lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan

pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi

depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)

f Perkembangan dan Penuaan

Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan

penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa

mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti

(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada

pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang

dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke

waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa

dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi

menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa

tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka

seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi

ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin

menjadi muda

Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada

kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir

dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya

diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo

Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses

psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang

fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta

dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir

akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi

daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas

perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)

g Kepribadian

Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar

terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan

pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada

penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model

kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan

pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan

personal growth agreeableness berhubungan dengan positive

relations with others dan extraversion conscientiousness dan

neuroticism berhubungan dengan environmental mastery

purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)

Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain

yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi

tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh

sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel

yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan

dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional

(Ryff 2014)

h Pengalaman Keluarga

Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan

memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-

being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki

peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam

dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu

individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu

yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada

wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada

dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita

yang menikah

Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua

juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang

dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan

baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap

tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)

menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di

masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun

psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang rendah

i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain

Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar

karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap

kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis

pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai

beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa

beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami

individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran

dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan

psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang

berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap

perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)

Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar

dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan

psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar

cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan

lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang

tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai

relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan

psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan

dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada

tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki

nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)

j Kesehatan

Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil

bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki

keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki

(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka

mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan

psikologis setelah melewati masa sakit

k Studi Klinis

Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat

eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari

tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang

penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh

Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti

schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia

agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan

bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui

dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam

hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)

Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar

dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru

untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff

(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat

mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala

gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan

meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek

eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

B Status Pernikahan

Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status

pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup

dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada

Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan

Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda

1 Menikah

Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang

dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk

antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum

dan agama dengan tujuan membentuk keluarga

Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa

aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting

(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan

terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat

memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)

menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit

memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah

serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya

2 JandaDuda

Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak

bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian

suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai

seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau

telah bercerai dengan istrinya

Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa

tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat

menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat

mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)

Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan

keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi

Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu

pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama

bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan

(Santrock 2014)

Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan

oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa

alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan

dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama

mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan

perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka

bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan

perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup

C Masa Pensiun

1 Pengertian Masa Pensiun

Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana

karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia

kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi

(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan

dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana

pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai

angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase

menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah

menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun

juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan

karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus

pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan

menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa

pensiun (Apsari 2012)

Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan

bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola

hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran

perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan

terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan

tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa

perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja

menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya

interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu

luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)

Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa

ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit

melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa

pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa

fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada

fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-

pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan

bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang

komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)

Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase

awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan

pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak

pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka

mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih

banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun

karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami

kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The

Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai

menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang

pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-

orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan

dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih

realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang

memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan

yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada

masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan

yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase

terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena

orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan

mencukupi kebutuhannya sendiri

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah

penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal

ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada

individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)

Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan

ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun

dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan

dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)

Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang

disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis

dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi

fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan

(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak

bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial

membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari

harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya

stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)

Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah

(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan

bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu

peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik

terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang

memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang

meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada

negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa

yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan

para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang

membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima

kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki

jabatan dan sudah pensiun

Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para

pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada

masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa

pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses

perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga

menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang

dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada

timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi

dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial

Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan

dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun

adalah

a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya

Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita

lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada

sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya

baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka

dan sebaliknya

b Perubahan dalam perilaku seksual

Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih

banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik

sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa

pensiun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan

Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk

mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat

perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak

kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka

dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri

d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of

parental dependency)

Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak

terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan

seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan

sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang

pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini

Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu

dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu

penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya

hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya

kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian

penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai

kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh

pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun

nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga

kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan

fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat

membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahan

Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai

sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun

dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya

perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya

kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah

menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun

(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi

orang yang akan menghadapi masa pensiun

Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu

seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki

mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi

serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan

Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran

pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan

psikologis

Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan

potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan

meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya

mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai

kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam

Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu

Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang

memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk

menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya

Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah

berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami

depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti

menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian

(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan

yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan

dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki

pasangan lagi

Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada

seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki

pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan

kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya

seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)

akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan

akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang

memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga

tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

E Skema Penelitian

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis

Masa Pensiun

Status

Pernikahan

JandaDuda

(Sudah tidak memiliki secara

hukummeninggal)

Menikah

(Masih memiliki pasangan)

Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa

yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki

masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi

berbeda daripada dirinya sekarang sedikit

kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain

sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli

tentang orang lain terisolasi dalam hubungan

interpersonal tidak mau membuat kompromi

dalam hubungan dengan orang lain cenderung

mementingkan harapan dari orang lain

bergantung pada penilaian orang lain mengikuti

tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan

mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki

lingkungan di sekitarnya tidak menyadari

kesempatan yang ada kurang mampu

mengontrol dunia luar kurang memiliki makna

terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan

tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup

tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa

lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat

memunculkan makna dalam hidup merasa tidak

dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan

diri merasa bosan dengan kehidupannya dan

merasa tidak dapat berkembang

Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui

menerima segala aspek dalam diri memiliki

perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya

hangat menyenangkan percaya dan

mementingkan kesejahteraan orang lain

berempati kasih sayang intim saling berbagi

dalam hubungan bebas dan dapat menentukan

nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial

mengelola perilaku dari dalam mampu

mengevaluasi diri mampu menguasai dan

mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas

menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk

membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai

dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai

tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan

saat ini dan masa lalu memegang keyakinan

terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam

tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus

berkembang melihat diri sebagai pribadi yang

tumbuh dan berkembang terbuka terhadap

pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan

melakukan perubahan agar tetap mencerminkan

pengetahuan tentang diri

Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

F Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah

H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

ditinjau dari status pernikahaan

H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu

penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok

penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar

2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat

kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan

pensiunan yang jandaduda

B Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut

Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis

Variabel Bebas Status Pernikahan

C Definisi Operasional

1 Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah

berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan

yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga

memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya

dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari

skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala

kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki

2 Status Pernikahan

Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu

menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan

perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda

adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang

dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas

mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang

ditujukan kepada subjek

D Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang

sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience

sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan

untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp

Jannah 2008 Supratiknya 2015)

Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk

pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa

Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia

55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan

digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun

Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang

dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki

pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki

telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok

jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan

berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan

psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)

E Metode dan Alat Pengambilan Data

Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan

terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis

menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan

unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)

Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan

tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan

sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar

menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan

agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari

aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode

summated rating dengan ketentuan sebagai berikut

1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan

jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4

2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan

jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1

Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total

jawaban subjek pada skala yang diberikan

Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel

1 berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel 1

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis

Keterangan Item yang gugur

F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur

Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah

memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap

masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item

mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final

tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk

memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan

pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu

maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi

keseluruhan item

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69

(833)

12 44 53 57 58

68 (833)

12

(1667)

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang lain

20 25 27 29 42

55 (833)

4 13 43 50 70

71(833)

12

(1667)

3 Otonomi 18 24 56 61 62

72 (833)

11 28 33 34

41 47 (833)

12

(1667)

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 51 52 54

67 (833)

3 7 16 22 45

63 (833)

12

(1667)

5 Tujuan Dalam

Hidup

15 17 21 31 32

60 (833)

6 30 37 46

49 65 (833)

12

(1667)

6 Pertumbuhan

Pribadi

9 35 39 40 48

64 (833)

2 5 26 36 59 66

(833)

12

(1667)

Total 36 36 72

(100)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

1 Validitas

Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam

melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya

(Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)

yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat

professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini

akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam

penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing

2 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau

kelompok (Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan

konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan

antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi

reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali

pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik

yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini

reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam

teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki

koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

3 Daya Diskriminasi Item

Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item

mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki

dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya

diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi

antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan

menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)

Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan

tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka

daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien

korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut

mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi

(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar

korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang

memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda

yang rendah

G Pengujian Alat Ukur Penelitian

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh

dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan

subjek yang memenuhi kriteria penelitian

Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf

reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya

2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek

pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek

didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai

Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta

Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta

Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item

Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada

pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba

dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur

a Seleksi Item

Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan

menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang

terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan

penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030

maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030

maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item

terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta

perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai

cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini

dianggap memiliki enam skala

Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item

memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524

Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item

yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi

Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026

sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima

item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item

diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659

Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan

pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337

sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum

dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan

0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit

antara 0319 sampai dengan 0444

Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item

berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran

item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761

Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti

menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan

0583

Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis

setelah dilakukan seleksi item

Tabel 2

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil

ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran

(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa

reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang

berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini

dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

20 25 29 42 13 43 50 7

3 Otonomi 18 56 72 - 3

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 54 67 3 7 22 7

5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5

6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8

Total 22 16 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program

SPSS

Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap

dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis

Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha

berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi

reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur

internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes

(Widhiarso 2011)

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan

penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata

αstrat = 1 -

119896sum

119894=1120590119894

2(1minusα119894)

1205901199092

Keterangan

1205901198942 = varian butir komponen ke-i

α119894 = realibilitas komponen ke-i

1205901199092 = varian skor total tes

No Dimensi

Koefisien Alpha

Sebelum

Seleksi Item

Setelah Seleksi

Item

1 Penerimaan Diri 0654 0688

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

0702 0771

3 Otonomi 0477 0602

4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653

5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800

6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

αs = 1 minus

5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)

+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)

82607= 0893

Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala

kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu

0893 (αs=0893)

H Metode Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent

sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala

kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji

normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang

dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji

normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal

maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney

u test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala

kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan

yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan

Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)

Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI

Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan

dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan

pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini

berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang

menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun

meninggal (jandaduda)

Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya

akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu

kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan

pengisian skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

B Deskripsi Subjek Penelitian

Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui

persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok

menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia

subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil

sebagai berikut

Tabel 4

Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara

keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok

menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok

menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin

perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin

laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan

subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan

24 subjek berjenis kelamin perempuan

Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total

Menikah Laki-laki 35 subjek

Perempuan 5 subjek

40 subjek

JandaDuda Laki-laki 21 subjek

Perempuan 19 subjek

40 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel 5

Persebaran Subjek Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini

berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek

Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13

subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek

berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan

frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia

636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi

terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65

tahun

C Deskripsi Data Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan

psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau

rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean

empiris pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis

Usia Jumlah

55 ndash 60 tahun 26 subjek

61 ndash 65 tahun 30 subjek

66 ndash 70 tahun 13 subjek

71 ndash 75 tahun 6 subjek

76 ndash 80 tahun 5 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 6

Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan

psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai

mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki

tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara

mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis

Tabel 7

Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean

teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki

perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005

yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian

ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Pengukuran Teoritis Empiris

Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD

Kesejahteraan

Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi

Test Value = 95

t Df Sig (2

Tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Kesejahteraan

Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

D Hasil Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini

Tabel 8

Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa

variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar

0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara

signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan

bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini

Tabel 9

Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang

didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa

asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian

dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan

homogen

2 Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil

yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt

Levenes Test for Equality of

Variances

F Sig

Kesejahteraan

Psikologis

Equal variances

assumed 2144 147

Equal variances not

assumed

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik

digunakan jika persebaran data tidak normal

Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas

pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)

menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan

yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel

bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak

Tabel 10

Hasil Uji Mann-Whitney U Test

Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu

nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)

Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak

sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah

dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

E Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada

penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal

ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa

persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)

Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai

koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0

diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok

menikah dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya

kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff

1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk

pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting

untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam

hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan

dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp

Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa

lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat

menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka

inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai

succesful aging

Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan

membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang

tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan

sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan

dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang

memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran

pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan

psikologis

Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat

digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang

kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan

yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar

terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting

sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart

1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)

menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari

orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis

bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka

yang memiliki pasangan

McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat

menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan

kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan

nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap

satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil

dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-

teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan

yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan

pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan

keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu

menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa

tidak sendirian

Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya

yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan

tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan

yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di

dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan

dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu

menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan

orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada

masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya

seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-

tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam

suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak

secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas

maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu

membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan

hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar

pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan

kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus

RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar

para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-

parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data

yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji

analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu

teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas

Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar

0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda

B Keterbatasan Penilitan

Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah

berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi

fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang

diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini

memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan

sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis

penelitian

Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa

instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009

Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya

measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki

nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement

errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing

dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint

skala kesejahteraan psikologis

C Saran

1 Bagi subjek

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan

yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan

psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena

dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai

kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik

2 Bagi perusahaan

Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan

jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya

kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu

dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat

terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan

diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya

kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi

pensiunan

3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena

minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria

penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan

psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain

itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun

berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada

penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah

item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa

dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator

perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar

mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan

variable

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Daftar Pustaka

Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun

Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-

masyarakat-ri-tunda-pensiun

Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari

httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit

Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos

Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada

Lansia Bandung Universitas Padjajaran

Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-

Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security

Character Volume 3 No 2

Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological

Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas

Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan

Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Widya Mandala

Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan

Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi

Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober

2010

Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari

httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-

daftar-subjek1

Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey

Pearson Education Inc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September

2015 dari

httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi

ashtml

Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25

Tahun Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-

tanpa-gaji-selama-25-tahun

Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher

Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social

and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348

Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks

Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga

Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute

Working Paper Series 131 Januari 2010

Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological

Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology

Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222

Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and

Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No

4 (Nov 1996) pp 917-932

Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka

Pelajar

McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New

York Oxford University Press Inc

Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological

Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No

3(Sep 1973) pp 226-232

Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan

Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum

Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia

Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)

Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat

Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality

Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer

Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning

of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology

1989 Vol 57 No 6 1069-1081

Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in

Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104

Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science

and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28

Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being

Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-

727

Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning

Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother

Psychosom 19966514-23

Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran

Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02

Agustus 2013

Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta

Universitas Sanata Dharma

Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT

Elex Media Komputindo

Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta

Erlangga

Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New

York McGraw-Hill Education

Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing

Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication

doi 101037a0022411

Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group

Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers

Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The

Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition

California Sage Publications Inc

Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing

The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349

Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada

University Press

Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata

Dharma

Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari

httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan

Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada

Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang

Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1

Agustus 2012

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja Diakses dari

wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf

van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-

Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a

Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal

Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of

Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691

Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan

Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2

2009

Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis

UGM

Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil

22 Juni 2016 dari

httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf

Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)

Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To

Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice

2012 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

LAMPIRAN 1

Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Blueprint skala kesejahteraan psikologis

No Dimensi Indikator Item

Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri

Individu yang sehat

secara mental

didefinisikan

mampu untuk

menerima dirinya

dan kehidupan

masa lalunya secara

positif

Memahami

dan

menerima

seluruh aspek

pada diri

Saya menyadari

bahwa saya

memiliki

kelebihan

maupun

kekurangan

Saya tidak tahu

kelebihan

maupun

kekurangan yang

saya miliki

Saya dapat

menerima segala

aspek dalam diri

saya

Saya merasa

kecewa dengan

diri saya saat ini

Memiliki

pandangan

positif

terhadap diri

sendiri

Secara umum

saya merasa

percaya diri

mengenai diri

saya sendiri saat

ini

Saya merasa

tidak puas

dengan diri saya

saat ini

Menerima

secara positif

kehidupan

masa lalunya

Pengalaman di

masa lalu

membuat saya

belajar untuk

menjadi lebih

baik ke

depannya

Menurut saya

pengalaman di

masa lalu hanya

akan menjadi

beban pikiran

saya

Bagi saya

pengalaman di

masa lalu

merupakan

pengalaman

yang sangat

berharga

Saya merasa

tidak

memperoleh

banyak hal

berharga dari

pengalaman di

masa lalu

Saya merasa

puas dengan

pencapaian-

pencapaian di

masa lalu

Saya merasa

kecewa dengan

apa yang telah

saya lakukan di

masa lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang Lain

Individu sehat

secara mental

adalah individu

yang memiliki

kemampuan untuk

mencintai memiliki

perasaan yang

kuatakan rasa

empati kasih

sayang kehangatan

dan penghargaan

terhadap orang lain

Terbuka

kepada orang

lain

Bila ada

masalah saya

selalu berusaha

untuk bercerita

kepada orang

lain setidaknya

untuk

meringankan

beban saya

Saya enggan

bercerita

mengenai

permasalahan

saya kepada orang

lain

Memiliki

kepercayaan

terhadap

orang lain

Saya dapat

menaruh

kepercayaan

kepada orang

lain

Saya merasa ragu

apakah orang lain

dapat

mempercayai

saya

Memiliki

empati kasih

sayang dan

keintiman

dengan orang

lain

Bagi saya

menjaga relasi

dengan orang

lain merupakan

hal yang penting

dilakukan

Menjaga relasi

dengan orang lain

merupakan hal

yang menyulitkan

bagi saya

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

merupakan cara

saya menjaga

hubungan

dengan orang

lain

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

bukan merupakan

hal yang penting

Memiliki

kehangatan

dengan orang

lain

Saya merasa

nyaman ketika

sedang

berbincang-

bincang dengan

orang lain

Sulit bagi saya

untuk merasa

nyaman ketika

berbincang

dengan orang lain

Dapat

berkumpul

dengan orang

lain merupakan

hal yang patut

disyukuri dalam

hidup saya

Menurut saya

berkumpul

dengan orang lain

merupakan

kegiatan yang

membosankan

dan membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Otonomi

Seseorang yang berfungsi

secara utuh tidak

membutuhkan persetujuan

orang lain untuk membuat

evaluasi yang sesuai

dengan standar dirinya

sendiri (internal locus of

evaluation) sehingga

individu terbebas dari

keyakinan kolektif norma

dan peraturan yang

mengikat serta mampu

bertahan dari tekanan sosial

dengan berpikir dan

bertindak secara tepat

Mampu

membuat

keputusan

tanpa

tergantung

pada orang

lain

Keputusan

yang saya

buat

merupakan

murni

keputusan

saya sendiri

Saya sering

kali

dipengaruhi

orang lain

dalam

membuat

kuputusan

Saya yakin

setiap orang

memiliki

kebebasan

dalam

menentukan

pilihan hidup

begitu juga

dengan saya

Saya sangat

membutuhka

n orang lain

untuk

menentukan

pilihan hidup

saya

Saya akan

tetap pada

keputusan

saya

meskipun

orang lain

tidak setuju

Saya akan

mengubah

keputusan

saya bila ada

orang lain

yang tidak

setuju dengan

saya

Mampu

membuat

evaluasi

yang sesuai

dengan

standar

dirinya

sendiri

Kesalahan

yang saya

perbuat

menjadi

pelajaran

berharga bagi

saya

Kesalahan

saya

sebelumnya

merupakan

hal yang

memalukan

bagi saya dan

ingin saya

lupakan

Saya menilai

diri saya

sendiri

dengan nilai-

nilai yang

saya anggap

penting

bukan dari

orang lain

Penilaian dari

orang lain

merupakan

penilaian

yang penting

untuk saya

Mampu

bertahan

dari tekanan

sosial

Saya akan

berusaha

mengatasi

tekanan sosial

Saya tidak

tahu

bagaimana

saya harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

dengan

berpikir dan

bertindak

secara tepat

dengan

memikirkan

dan bertindak

dengan cara

yang tepat

mengatasi

tekanan sosial

dengan tepat

4 Penguasaan Lingkungan

Kemampuan individu

untuk

memilihmenciptakan

lingkungan agar sesuai

dengan kondisi

psikologisnya serta ikut

serta dan terlibat dengan

kegiatan di luar lingkungan

dirinya sehingga dapat

mengambil keuntungan

dari lingkungannya

Mampu

mengelola

aktivitas

sehari-hari

Saya merasa

cukup baik

dalam

mengelola

banyak

kegiatan

dalam

kehidupan

sehari-hari

Banyaknya

kegiataan

sehari-hari

membuat

saya

mengalami

kesulitan

dalam

mengelolany

a

Menurut

saya

aktivitas yang

saya lakukan

dapat berjalan

dengan baik

Saya merasa

kesulitan

dalam

melakukan

aktivitas yang

saya miliki

Saya merasa

senang

meskipun

aktivitas yang

saya lakukan

cukup

banyak

Semakin

banyak

kegiatan

semakin

membuat

saya kesulitan

dalam

menjalaninya

Terlibat

dalam

aktivitas di

luar

lingkungan

dirinya

Kegiatan di

luar rumah

membuat

saya merasa

lebih

nyaman

Saya merasa

tidak nyaman

ketika

melakukan

kegiatan di

luar

Saya lebih

senang

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Saya merasa

kurang

tertarik ketika

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Menggunak

an

kesempatan

yang ada di

Saya senang

mengikuti

kegiatan

dapat

Saya tidak

ingin

mengikuti

kegiatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

lingkungan

secara

efektif

memberi

wawasan

baru bagi

saya

dapat

memberi

wawasan

baru bagi

saya

5 Tujuan Dalam Hidup

Individu yang sehat secara

mental didefinisikan

memiliki tujuan dan makna

dalam hidup sehingga

mampu melihat perubahan

keinginan menjadi lebih

produktif

menciptakanmencapai

integritas emosional di

kemudian hari

Memiliki

cita-cita dan

tujuan

Saya akan

berusaha

mewujudkan

keinginan

yang saya

miliki

Keinginan

dan cita-cita

yang saya

miliki hanya

akan

membebani

hidup saya

Saya selalu

ingin

memiliki

kehidupan

yang lebih

baik dari

sebelumnya

Saya sudah

puas dengan

apa yang saya

miliki di saat

ini

Meyakini

tujuan hidup

yang

dimiliki

Saya yakin

bahwa saya

dapat

membuat hari

esok lebih

baik lagi

Menurut

saya hari

esok akan

sama saja

dengan hari

ini dan tidak

ada yang bisa

saya lakukan

untuk

mengubahny

a

Penting bagi

saya untuk

dapat

mewujudkan

cita-cita yang

saya miliki

Dahulu saya

memiliki cita-

cita yang

ingin saya

wujudkan

namun

sekarang hal

itu sudah

tidak penting

lagi

Memiliki

kemampuan

untuk

mencapai

tujuan hidup

Saya senang

melakukan

perencanaan

untuk masa

depan dan

berusaha

Saya merasa

perencanaan

yang sudah

saya lakukan

merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

untuk

mewujudkan

nya

hal yang sia-

sia

Kemampuan

yang saya

miliki dapat

membantu

mencapai

tujuan hidup

saya

Saya tidak

memiliki

kemampuan

yang cukup

untuk

mencapai

tujuan hidup

saya

6 Pertumbuhan Pribadi

Individu yang tidak hanya

memiliki satu

perkembangan

karakteristik di masa lalu

namun juga memiliki

potensi yang dapat

dikembangkan agar tetap

tumbuh dan berkembang

dalam menghadapi

tantangantugas baru

Memiliki

pandangan

sebagai

pribadi yang

tumbuh dan

berkembang

Saya

memiliki

keyakinan

bahwa

kehidupan

merupakan

proses yang

terus

berlanjut

Menurut

saya proses

kehidupan

akan berhenti

ketika saya

sudah tua

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

saya

kembangkan

lagi di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

Menyadari

potensi

yang

dimiliki

Saya

menyadari

potensi yang

saya miliki

dan ingin

mengembang

kannya

Saya tidak

tahu potensi

apa yang saya

miliki selama

ini

Terbuka

terhadap

pengalaman

baru

Saya ingin

mencoba hal-

hal baru yang

dapat

membantu

saya

mengembang

kan potensi

diri

Saya merasa

tidaklah

penting

mencoba hal-

hal baru

karena hal

tersebut

hanya

membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Melihat

peningkatan

dalam diri

dari waktu

ke waktu

Saya merasa

potensi dalam

diri saya

semakin

berkembang

karena

pengalaman

yang saya

miliki

Pengalaman

yang saya

miliki tidak

dapat

membantu

mengembang

kan potensi

dalam diri

saya

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

berkembang

di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

LAMPIRAN 2

Skala Try Out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

SKALA TRY OUT

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan

saya kepada orang lain

5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal

baru karena hal tersebut hanya membuang waktu

saja

6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan

merupakan hal yang sia-sia

7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai

diri saya sendiri saat ini

9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

saya kembangkan lagi di masa mendatang

10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk

menentukan pilihan hidup saya

12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan

yang saya miliki

13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-

cita yang saya miliki

16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat

memberi wawasan baru bagi saya

17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih

baik dari sebelumnya

18 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

No Pernyataan STS TS S SS

20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian

di masa lalu

24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam

menentukan pilihan hidup begitu juga dengan

saya

25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang

lain

26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa

dengan kemampuan yang saya miliki sekarang

27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-

bincang dengan orang lain

28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam

membuat kuputusan

29 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya

wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak

penting lagi

31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi

tekanan sosial dengan tepat

34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang

penting untuk saya

35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti

ketika saya sudah tua

37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya

akan membebani hidup saya

38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

berkembang di masa mendatang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

No Pernyataan STS TS S SS

40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin

berkembang karena pengalaman yang saya miliki

41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang

lain yang tidak setuju dengan saya

42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal

berharga dari pengalaman di masa lalu

45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan

kegiatan yang melibatkan orang lain

46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari

ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk

mengubahnya

47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang

memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan

48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan

merupakan proses yang terus berlanjut

49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk

mencapai tujuan hidup saya

50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih

nyaman

52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang

melibatkan orang lain

53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini

54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk

bercerita kepada orang lain setidaknya untuk

meringankan beban saya

56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat

membantu mengembangkan potensi dalam diri

saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

No Pernyataan STS TS S SS

60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial

dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang

tepat

62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran

berharga bagi saya

63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan

kegiatan di luar

64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat

ini

66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya

70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat

mempercayai saya

71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika

berbincang dengan orang lain

72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

LAMPIRAN 3

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

SKALA PENELITIAN

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru

karena hal tersebut hanya membuang waktu saja

5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri

saya sendiri saat ini

7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita

yang saya miliki

11 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain

17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

18 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

No Pernyataan STS TS S SS

21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika

saya sudah tua

23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga

dari pengalaman di masa lalu

27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu

mengembangkan potensi dalam diri saya

33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

LAMPIRAN 4

Uji Reliabilitas Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

1 Reliabilitas Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

688 688 8

2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

771 791 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 1 22375 4389 368 268 660

Item 8 22612 4494 351 224 664

Item 10 22525 4253 366 283 661

Item 14 22212 4296 431 284 647

Item 44 22700 4137 396 252 654

Item 57 22737 4196 428 417 646

Item 58 22737 4550 305 200 674

Item 68 22875 4313 377 340 658

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

3 Reliabilitas Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

602 600 3

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 18 5300 1301 337 114 601

Item 56 5850 1142 439 207 459

Item 72 5600 1053 459 221 425

4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

653 675 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 13 19950 4706 395 303 786

Item 20 19363 5576 422 420 756

Item 25 19888 5240 490 295 743

Item 29 19488 5316 500 418 742

Item 42 19600 5053 659 512 713

Item 43 19613 5177 565 449 729

Item 50 19800 5276 549 380 733

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 3 18438 3718 355 371 631

Item 7 18150 4129 372 238 615

Item 19 18025 4278 392 249 610

Item 22 18350 3901 402 414 606

Item 38 18013 4418 444 347 604

Item 54 17863 4373 319 394 630

Item 67 17988 4620 335 324 628

5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

800 797 5

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 15 12850 2205 668 542 732

Item 21 12900 2091 761 598 700

Item 31 12975 2227 602 412 756

Item 32 12825 2526 453 268 801

Item 60 12950 2808 448 215 799

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

747 766 8

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 2 21163 6214 427 241 728

Item 5 21113 6126 489 324 712

Item 26 21150 6306 583 464 695

Item 35 20963 6771 505 337 712

Item 36 21213 6549 318 152 753

Item 59 21088 7094 377 312 732

Item 64 20975 7493 391 339 735

Item 66 21125 6465 583 365 697

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LAMPIRAN 5

Uji Koefisien Alpha Berstrata

(varian item komponen dan skor total)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

1 Kesejahteraan Psikologis

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

118525 82607 90888 38

2 Dimensi Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

688 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

25825 5412 23264 8

3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

22950 6808 26091 7

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

874 38

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

771 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

4 Dimensi Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

602 3

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

8375 2187 14788 3

5 Dimensi Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

653 7

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

21138 5411 23262 7

6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

800 5

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

16125 3528 18784 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

747 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

24113 8354 28904 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

LAMPIRAN 6

Data Deskriptif Subjek Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

1 Deskripsi Data Subjek

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std

Deviation

Usia 80 550 780 63650 57459

Suku 80 1 3 104 249

Jenis Kelamin 80 1 2 130 461

Status

Pernikahan 80 1 2 150 503

Lama Pensiun

(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788

Valid N

(listwise) 80

2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 550 2 25 25 25

560 3 38 38 63

570 6 75 75 138

580 4 50 50 188

590 5 63 63 250

600 6 75 75 325

610 8 100 100 425

620 7 88 88 512

630 6 75 75 588

640 1 13 13 600

650 8 100 100 700

660 3 38 38 738

670 1 13 13 750

680 7 88 88 838

690 1 13 13 850

700 1 13 13 863

710 1 13 13 875

720 1 13 13 888

730 2 25 25 913

740 2 25 25 938

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

a Usia Subjek

760 2 25 25 963

770 2 25 25 988

780 1 13 13 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

b Lama Pensiun

Lama Pensiun (dalam tahun)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10 8 100 100 100

20 7 88 88 188

30 7 88 88 275

40 3 38 38 313

50 9 113 113 425

60 6 75 75 500

70 5 63 63 563

80 5 63 63 625

90 4 50 50 675

100 3 38 38 713

110 2 25 25 738

120 4 50 50 788

130 4 50 50 838

140 5 63 63 900

150 2 25 25 925

160 1 13 13 938

170 1 13 13 950

180 1 13 13 963

200 3 38 38 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

LAMPIRAN 7

Deskriptif Data Penelitian

(one sample t-test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

1 Kesejahteraan Psikologis

One-Sample Statistics

N Mean

Std

Deviation

Std Error

Mean

Total 80 118525 90888 10162

One-Sample Test

Test Value = 95

t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Total 23151 79 000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

LAMPIRAN 8

Uji Normalitas dan Homogenitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

1 Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kesejahteraan

Psikologis 80 1000 0 00 80 1000

Descriptives

Statistic Std Error

Kesejahteraan

Psikologis

Mean 11853 1016

95 Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 11650

Upper Bound 12055

5 Trimmed Mean 11806

Median 11650

Variance 82607

Std Deviation 9089

Minimum 100

Maximum 148

Range 48

Interquartile Range 11

Skewness 946 269

Kurtosis 803 532

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

a Lilliefors Significance Correction

Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem amp Leaf

200 10 04

500 10 77789

2500 11 0000011111222333334444444

2100 11 555555667888888888999

1000 12 0112222334

700 12 5677888

300 13 234

300 13 556

400 Extremes (gt=138)

Stem width 10

Each leaf 1 case(s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

3 Uji Homogenitas

Group Statistics

Status Pernikahan N Mean Std Deviation

Std Error

Mean

Kesejahteraan

Psikologis

Menikah 40 11878 8185 1294

JandaDuda 40 11828 10010 1583

Independent Samples Test

Levenes Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

Std Error

Difference

95

Confidence

Interval of

the

Difference

Lower

Uppe

r

Kesejahtera

an

Psikologis

Equal

variances

assumed

2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457

0

Equal

variances

not

assumed

245 75041 807 500 2045 -3573 457

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

LAMPIRAN 9

Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Uji Hipotesis Penelitian

Ranks

Status

Pernikahan N Mean Rank

Sum of

Ranks

Kesejahteraan

Psikologis

menikah 40 4239 169550

jandaduda 40 3861 154450

Total 80

Test Statisticsa

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

a Grouping Variable Status Pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1 judul
  • 2 dosbing
  • 3 pengesahan
  • 4 -5 HALAMAN MOTTO
  • 6 keaslian
  • 7 abstrak
  • 9 publikasi
  • 10 - 11 KATA PENGANTAR
  • 12 pengantar
  • 13 DAFTAR ISI
  • BAB I
  • BAB II
  • BAB III
  • BAB IV
  • BAB V
  • Daftar Pustaka -FIX-
  • Lampiran
Page 2: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN MOTTO

ldquo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Semua hasil dari usaha dan kerja keras ini aku persembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus sumber kekuatan dan penolongku

Bunda Maria Bunda yang terkasih

St Antonius St Yoseph dan St Yohanes De Britto pelindung dan

penyemangatku

Bapak Ibu dan Adik yang selalu menjadi motivasi dan semangatku

Sahabat-sahabatku dan seluruh orang yang kukasihi

Serta untuk semua para pejuang masa depan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA PENSIUN

DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

Antonius Mei Setyabudi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa

pensiun yang ditinjau dari status pernikahan Variabel kesejahteraan psikologis terdiri dari enam

dimensi yaitu penerimaan diri hubungan yang positif dengan orang lain otonomi penguasaan

lingkungan tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi Subjek penelitian ini berjumlah 80

orang pensiunan yang terdiri dari 40 orang dari kelompok menikah dan 40 orang dari kelompok

jandaduda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis yang

dikembangkan oleh peneliti Skala kesejahteraan psikologis ini terdiri dari 38 item dengan nilai

reliabilitas alpha berstrata sebesar 0893 (αs = 0893) Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan teknik analisis uji beda mann-whitnney u test Hasil uji beda kesejahteraan

psikologis antara kelompok menikah dan kelompok jandaduda diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0467 (p gt 005) Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan pada

masa pensiun yang ditinjau dari status pernikahan

Kata kunci kesejahteraan psikologis masa pensiun status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

THE DIFFERENCES OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN

RETIREMENT THAT REVIEWED FROM THE MARITAL STATUS

Antonius Mei Setyabudi

ABSTRACT

The purpose of this study was to understand the differences between psychological

well-being in retirement that reviewed from the marriage status Psychological well-being

is concluded of six dimensions self acceptance positive relations with others autonomy

enviromental mastery purpose of life and personal growth There was 80 subjects that had

been retired with 40 subjects from the married group and 40 subjects from the widows that

obtained with sampling methods convenience sampling The data obtained from well-being

psychology scales that developed by researcher The well-being scales included 38 items

with reliability of alpha stratified 0893 (αs = 0893) This study was quantitative difference

test with mann-whitnney u test The result from well-being between married group and

widows group showed the significancy 0467 (pgt005) The result showed that there was

no differences between the well-being on the retired stage that reviewed from the marriage

status

Keywords Psychological well-being retirement marital status

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga

penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa

Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik

Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik

secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program

Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma

2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi

Universitas Sanata Dharma

3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk

menyelesaikan skripsi

4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang

sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik

5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan

waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan

banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai

kehidupan

7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas

segala bantuan yang diberikan

8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku

Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa

BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI

Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses

perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi

9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner

10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak

henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan

mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi

11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek

namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress

skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur

e

12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

mendukung penulis

13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi

bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang

lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 10

D Manfaat Penelitian 10

BAB II LANDASAN TEORI 12

A Kesejahteraan Psikologis 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14

3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20

B Status Pernikahan 29

1 Menikah 29

2 JandaDuda 30

C Masa Pensiun 31

1 Pengertian Masa Pensiun 31

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahaan 38

E Skema Penelitian 41

F Hipotesis 42

BAB III METODE PENELITIAN 43

A Jenis Penelitian 43

B Identifikasi Variabel Penelitian 43

C Definisi Operasional 43

D Subjek Penelitian 44

E Metode dan Alat Pengambilan Data 45

F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47

1 Validitas 48

2 Reliabilitas 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

3 Daya Diskriminasi Item 49

G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50

H Metode Analisis Data 54

1 Uji Asumsi 54

2 Uji Hipotesis 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56

A Pelaksanaan Penelitian 56

B Deskripsi Subjek Penelitian 57

C Deskripsi Data Penelitian 58

D Hasil Analisis Data 60

1 Uji Asumsi 60

2 Uji Hipotesis 61

E Pembahasan 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67

A Kesimpulan 67

B Keterbatasan Penelitian 67

C Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 70

LAMPIRAN 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47

Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53

Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57

Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58

Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60

Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61

Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76

Lampiran 2 Skala Try out 84

Lampiran 3 Skala Penelitian 94

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102

Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor

total) 107

Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111

Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116

Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118

Lampiran 9 Uji Hipotesis 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks

Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil

indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level

6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori

bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya

6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan

cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa

pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi

karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)

Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil

(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC

Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun

dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif

bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak

lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih

baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)

Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai

dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk

beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir

dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini

seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada

organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada

masa pensiun (Apsari 2012)

Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun

merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam

kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari

dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai

masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres

(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan

orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi

masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung

rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari

bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)

Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan

bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya

memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta

kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan

keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk

menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi

(Apsari 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi

orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp

Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh

lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali

diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan

kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep

kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi

juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan

yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)

Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang

menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang

tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian

Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak

hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu

serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta

kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut

Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang

mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga

diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih

sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-

being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)

Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat

menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi

yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes

dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan

psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan

bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat

dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington

2012)

Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-

Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan

psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya

berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu

yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan

membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan

kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989

dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong

seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha

untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp

Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik

Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan

individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap

perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi

dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik

Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya

penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan

psikologis yang baik

Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke

dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)

Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-

acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with

other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental

mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi

(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani

amp Jannah 2014)

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis

kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff

1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman

berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu

yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah

atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu

individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total

yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah

memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status

pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri

serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap

kehilangan pasangannya (Ryff 2014)

Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan

mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu

hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat

sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan

bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih

pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari

pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)

Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih

menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah

menikah (Marks 1996)

Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)

berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki

mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-

hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada

orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah

memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada

responden yang menikah (Marks 1996)

Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih

lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan

memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan

dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau

hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan

dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang

intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan

karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp

Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks

1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif

menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi

pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis

Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara

umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang

dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai

dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009

dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada

orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin

memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak

dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin

memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah

relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan

(Santrock 2012)

Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka

miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah

maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan

pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan

pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam

menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan

dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang

merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang

menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran

pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial

Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial

(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial

dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki

kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)

Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk

mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung

Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan

status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran

pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah

pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian

sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada

kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang

dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur

yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai

keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu

sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya

barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)

Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia

Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan

normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)

menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan

sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan

maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan

psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh

terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

B Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

C Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis

pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

D Manfaat Penelitian

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang

psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan

psikologis terutama pada masa pensiun

2 Manfaat Praktis

a Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk

membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang

akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada

karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah

khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

b Bagi para pensiunan

1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada

pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta

mengembangkannya dengan lebih baik

2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan

tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling

mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat

mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan psikologis

3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki

pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga

saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu

mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A Kesejahteraan Psikologis

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis

Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman

hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI

2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean

Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa

Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian

tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff

1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada

eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan

atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial

maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada

bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat

membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)

Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan

dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan

psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan

subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah

persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari

evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi

dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life

satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya

afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut

Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin

dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic

karena lebih mengarah pada kepuasan fisik

Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau

psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam

Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat

eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan

mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al

2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat

seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan

interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization

milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik

Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff

1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga

menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan

menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik

Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa

dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria

mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-

being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi

secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik

Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan

bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap

psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk

menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis

akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas

hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis

Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam

enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan

psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)

antara lain

a Penerimaan Diri

Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera

adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat

seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan

maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life

span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa

lalu (Ryff 1989)

Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki

karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan

menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang

baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap

kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik

merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi

di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas

pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff

2014)

b Hubungan Positif Dengan Orang Lain

Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen

utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai

memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang

terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang

mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan

orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan

(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)

bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini

yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff

1989)

Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain

dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik

hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang

lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati

kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi

dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah

digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan

kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk

menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi

dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat

kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain

(Ryff 2014)

c Otonomi

Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki

lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini

akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang

lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik

dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan

kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan

yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp

Singer 1996)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi

digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya

mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak

sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan

mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan

evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk

membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam

berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)

d Penguasaan Lingkungan

Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai

kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan

agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport

menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan

keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan

dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu

memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur

lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah

lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik

Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu

seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi

penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu

menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya

mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan

kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu

untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan

kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai

individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya

merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan

di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya

dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff

2014)

e Tujuan dalam Hidup

Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan

dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan

bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya

sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan

untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai

integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)

Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi

tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup

kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki

makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang

keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta

tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki

karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya

memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam

hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan

tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat

munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)

f Pertumbuhan Pribadi

Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu

perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi

yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin

berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk

mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori

perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau

tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan

pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang

melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka

terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu

dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan

tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada

dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat

melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya

keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap

dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik

dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap

atau perilaku yang baru (Ryff 2014)

3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin

kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp

Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah

sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan

well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian

pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain

penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai

intervensi dan klinis

a Usia

Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan

psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi

penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang

tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain

dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup

menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah

hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti

penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain

menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga

rentang usia

b Jenis Kelamin

Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)

menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara

konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi

hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan

pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita

lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi

berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)

c Kebudayaan

Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara

budaya individualistik (independent) dengan kolektif

(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang

cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau

otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada

budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp

Singer 1996)

Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan

menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di

negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat

Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya

dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan

skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan

pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)

d Status Sosial

Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan

dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan

seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki

pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi

tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi

Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan

bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan

kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan

bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan

menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff

amp Singer 1996)

e Pengalaman dan Sejarah Hidup

Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman

hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman

tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi

kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang

sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang

bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi

penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri

dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana

mereka membesarkan anak dan bagaimana anak

membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer

1996)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap

kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana

pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan

lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan

pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi

depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)

f Perkembangan dan Penuaan

Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan

penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa

mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti

(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada

pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang

dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke

waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa

dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi

menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa

tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka

seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi

ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin

menjadi muda

Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada

kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir

dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya

diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo

Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses

psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang

fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta

dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir

akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi

daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas

perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)

g Kepribadian

Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar

terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan

pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada

penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model

kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan

pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan

personal growth agreeableness berhubungan dengan positive

relations with others dan extraversion conscientiousness dan

neuroticism berhubungan dengan environmental mastery

purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)

Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain

yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi

tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh

sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel

yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan

dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional

(Ryff 2014)

h Pengalaman Keluarga

Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan

memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-

being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki

peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam

dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu

individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu

yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada

wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada

dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita

yang menikah

Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua

juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang

dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan

baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap

tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)

menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di

masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun

psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang rendah

i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain

Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar

karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap

kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis

pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai

beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa

beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami

individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran

dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan

psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang

berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap

perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)

Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar

dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan

psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar

cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan

lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang

tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai

relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan

psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan

dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada

tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki

nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)

j Kesehatan

Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil

bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki

keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki

(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka

mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan

psikologis setelah melewati masa sakit

k Studi Klinis

Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat

eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari

tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang

penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh

Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti

schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia

agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan

bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui

dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam

hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)

Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar

dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru

untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff

(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat

mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala

gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan

meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek

eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

B Status Pernikahan

Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status

pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup

dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada

Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan

Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda

1 Menikah

Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang

dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk

antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum

dan agama dengan tujuan membentuk keluarga

Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa

aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting

(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan

terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat

memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)

menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit

memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah

serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya

2 JandaDuda

Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak

bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian

suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai

seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau

telah bercerai dengan istrinya

Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa

tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat

menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat

mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)

Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan

keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi

Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu

pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama

bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan

(Santrock 2014)

Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan

oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa

alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan

dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama

mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan

perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka

bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan

perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup

C Masa Pensiun

1 Pengertian Masa Pensiun

Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana

karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia

kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi

(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan

dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana

pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai

angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase

menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah

menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun

juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan

karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus

pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan

menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa

pensiun (Apsari 2012)

Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan

bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola

hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran

perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan

terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan

tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa

perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja

menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya

interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu

luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)

Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa

ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit

melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa

pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa

fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada

fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-

pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan

bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang

komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)

Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase

awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan

pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak

pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka

mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih

banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun

karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami

kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The

Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai

menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang

pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-

orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan

dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih

realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang

memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan

yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada

masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan

yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase

terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena

orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan

mencukupi kebutuhannya sendiri

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah

penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal

ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada

individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)

Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan

ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun

dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan

dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)

Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang

disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis

dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi

fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan

(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak

bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial

membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari

harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya

stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)

Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah

(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan

bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu

peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik

terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang

memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang

meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada

negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa

yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan

para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang

membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima

kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki

jabatan dan sudah pensiun

Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para

pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada

masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa

pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses

perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga

menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang

dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada

timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi

dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial

Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan

dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun

adalah

a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya

Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita

lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada

sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya

baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka

dan sebaliknya

b Perubahan dalam perilaku seksual

Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih

banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik

sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa

pensiun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan

Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk

mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat

perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak

kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka

dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri

d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of

parental dependency)

Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak

terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan

seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan

sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang

pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini

Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu

dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu

penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya

hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya

kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian

penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai

kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh

pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun

nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga

kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan

fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat

membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahan

Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai

sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun

dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya

perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya

kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah

menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun

(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi

orang yang akan menghadapi masa pensiun

Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu

seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki

mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi

serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan

Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran

pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan

psikologis

Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan

potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan

meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya

mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai

kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam

Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu

Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang

memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk

menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya

Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah

berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami

depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti

menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian

(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan

yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan

dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki

pasangan lagi

Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada

seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki

pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan

kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya

seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)

akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan

akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang

memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga

tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

E Skema Penelitian

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis

Masa Pensiun

Status

Pernikahan

JandaDuda

(Sudah tidak memiliki secara

hukummeninggal)

Menikah

(Masih memiliki pasangan)

Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa

yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki

masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi

berbeda daripada dirinya sekarang sedikit

kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain

sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli

tentang orang lain terisolasi dalam hubungan

interpersonal tidak mau membuat kompromi

dalam hubungan dengan orang lain cenderung

mementingkan harapan dari orang lain

bergantung pada penilaian orang lain mengikuti

tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan

mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki

lingkungan di sekitarnya tidak menyadari

kesempatan yang ada kurang mampu

mengontrol dunia luar kurang memiliki makna

terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan

tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup

tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa

lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat

memunculkan makna dalam hidup merasa tidak

dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan

diri merasa bosan dengan kehidupannya dan

merasa tidak dapat berkembang

Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui

menerima segala aspek dalam diri memiliki

perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya

hangat menyenangkan percaya dan

mementingkan kesejahteraan orang lain

berempati kasih sayang intim saling berbagi

dalam hubungan bebas dan dapat menentukan

nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial

mengelola perilaku dari dalam mampu

mengevaluasi diri mampu menguasai dan

mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas

menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk

membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai

dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai

tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan

saat ini dan masa lalu memegang keyakinan

terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam

tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus

berkembang melihat diri sebagai pribadi yang

tumbuh dan berkembang terbuka terhadap

pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan

melakukan perubahan agar tetap mencerminkan

pengetahuan tentang diri

Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

F Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah

H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

ditinjau dari status pernikahaan

H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu

penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok

penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar

2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat

kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan

pensiunan yang jandaduda

B Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut

Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis

Variabel Bebas Status Pernikahan

C Definisi Operasional

1 Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah

berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan

yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga

memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya

dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari

skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala

kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki

2 Status Pernikahan

Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu

menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan

perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda

adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang

dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas

mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang

ditujukan kepada subjek

D Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang

sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience

sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan

untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp

Jannah 2008 Supratiknya 2015)

Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk

pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa

Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia

55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan

digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun

Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang

dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki

pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki

telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok

jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan

berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan

psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)

E Metode dan Alat Pengambilan Data

Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan

terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis

menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan

unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)

Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan

tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan

sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar

menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan

agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari

aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode

summated rating dengan ketentuan sebagai berikut

1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan

jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4

2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan

jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1

Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total

jawaban subjek pada skala yang diberikan

Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel

1 berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel 1

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis

Keterangan Item yang gugur

F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur

Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah

memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap

masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item

mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final

tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk

memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan

pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu

maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi

keseluruhan item

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69

(833)

12 44 53 57 58

68 (833)

12

(1667)

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang lain

20 25 27 29 42

55 (833)

4 13 43 50 70

71(833)

12

(1667)

3 Otonomi 18 24 56 61 62

72 (833)

11 28 33 34

41 47 (833)

12

(1667)

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 51 52 54

67 (833)

3 7 16 22 45

63 (833)

12

(1667)

5 Tujuan Dalam

Hidup

15 17 21 31 32

60 (833)

6 30 37 46

49 65 (833)

12

(1667)

6 Pertumbuhan

Pribadi

9 35 39 40 48

64 (833)

2 5 26 36 59 66

(833)

12

(1667)

Total 36 36 72

(100)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

1 Validitas

Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam

melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya

(Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)

yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat

professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini

akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam

penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing

2 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau

kelompok (Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan

konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan

antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi

reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali

pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik

yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini

reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam

teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki

koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

3 Daya Diskriminasi Item

Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item

mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki

dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya

diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi

antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan

menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)

Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan

tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka

daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien

korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut

mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi

(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar

korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang

memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda

yang rendah

G Pengujian Alat Ukur Penelitian

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh

dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan

subjek yang memenuhi kriteria penelitian

Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf

reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya

2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek

pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek

didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai

Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta

Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta

Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item

Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada

pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba

dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur

a Seleksi Item

Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan

menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang

terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan

penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030

maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030

maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item

terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta

perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai

cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini

dianggap memiliki enam skala

Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item

memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524

Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item

yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi

Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026

sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima

item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item

diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659

Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan

pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337

sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum

dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan

0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit

antara 0319 sampai dengan 0444

Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item

berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran

item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761

Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti

menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan

0583

Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis

setelah dilakukan seleksi item

Tabel 2

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil

ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran

(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa

reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang

berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini

dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

20 25 29 42 13 43 50 7

3 Otonomi 18 56 72 - 3

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 54 67 3 7 22 7

5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5

6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8

Total 22 16 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program

SPSS

Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap

dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis

Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha

berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi

reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur

internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes

(Widhiarso 2011)

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan

penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata

αstrat = 1 -

119896sum

119894=1120590119894

2(1minusα119894)

1205901199092

Keterangan

1205901198942 = varian butir komponen ke-i

α119894 = realibilitas komponen ke-i

1205901199092 = varian skor total tes

No Dimensi

Koefisien Alpha

Sebelum

Seleksi Item

Setelah Seleksi

Item

1 Penerimaan Diri 0654 0688

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

0702 0771

3 Otonomi 0477 0602

4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653

5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800

6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

αs = 1 minus

5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)

+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)

82607= 0893

Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala

kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu

0893 (αs=0893)

H Metode Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent

sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala

kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji

normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang

dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji

normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal

maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney

u test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala

kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan

yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan

Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)

Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI

Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan

dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan

pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini

berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang

menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun

meninggal (jandaduda)

Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya

akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu

kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan

pengisian skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

B Deskripsi Subjek Penelitian

Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui

persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok

menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia

subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil

sebagai berikut

Tabel 4

Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara

keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok

menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok

menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin

perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin

laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan

subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan

24 subjek berjenis kelamin perempuan

Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total

Menikah Laki-laki 35 subjek

Perempuan 5 subjek

40 subjek

JandaDuda Laki-laki 21 subjek

Perempuan 19 subjek

40 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel 5

Persebaran Subjek Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini

berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek

Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13

subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek

berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan

frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia

636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi

terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65

tahun

C Deskripsi Data Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan

psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau

rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean

empiris pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis

Usia Jumlah

55 ndash 60 tahun 26 subjek

61 ndash 65 tahun 30 subjek

66 ndash 70 tahun 13 subjek

71 ndash 75 tahun 6 subjek

76 ndash 80 tahun 5 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 6

Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan

psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai

mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki

tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara

mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis

Tabel 7

Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean

teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki

perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005

yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian

ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Pengukuran Teoritis Empiris

Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD

Kesejahteraan

Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi

Test Value = 95

t Df Sig (2

Tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Kesejahteraan

Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

D Hasil Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini

Tabel 8

Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa

variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar

0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara

signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan

bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini

Tabel 9

Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang

didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa

asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian

dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan

homogen

2 Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil

yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt

Levenes Test for Equality of

Variances

F Sig

Kesejahteraan

Psikologis

Equal variances

assumed 2144 147

Equal variances not

assumed

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik

digunakan jika persebaran data tidak normal

Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas

pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)

menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan

yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel

bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak

Tabel 10

Hasil Uji Mann-Whitney U Test

Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu

nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)

Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak

sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah

dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

E Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada

penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal

ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa

persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)

Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai

koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0

diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok

menikah dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya

kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff

1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk

pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting

untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam

hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan

dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp

Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa

lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat

menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka

inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai

succesful aging

Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan

membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang

tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan

sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan

dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang

memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran

pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan

psikologis

Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat

digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang

kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan

yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar

terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting

sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart

1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)

menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari

orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis

bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka

yang memiliki pasangan

McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat

menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan

kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan

nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap

satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil

dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-

teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan

yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan

pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan

keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu

menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa

tidak sendirian

Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya

yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan

tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan

yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di

dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan

dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu

menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan

orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada

masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya

seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-

tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam

suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak

secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas

maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu

membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan

hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar

pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan

kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus

RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar

para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-

parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data

yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji

analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu

teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas

Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar

0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda

B Keterbatasan Penilitan

Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah

berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi

fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang

diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini

memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan

sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis

penelitian

Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa

instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009

Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya

measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki

nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement

errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing

dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint

skala kesejahteraan psikologis

C Saran

1 Bagi subjek

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan

yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan

psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena

dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai

kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik

2 Bagi perusahaan

Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan

jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya

kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu

dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat

terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan

diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya

kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi

pensiunan

3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena

minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria

penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan

psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain

itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun

berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada

penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah

item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa

dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator

perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar

mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan

variable

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Daftar Pustaka

Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun

Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-

masyarakat-ri-tunda-pensiun

Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari

httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit

Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos

Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada

Lansia Bandung Universitas Padjajaran

Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-

Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security

Character Volume 3 No 2

Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological

Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas

Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan

Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Widya Mandala

Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan

Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi

Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober

2010

Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari

httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-

daftar-subjek1

Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey

Pearson Education Inc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September

2015 dari

httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi

ashtml

Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25

Tahun Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-

tanpa-gaji-selama-25-tahun

Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher

Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social

and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348

Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks

Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga

Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute

Working Paper Series 131 Januari 2010

Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological

Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology

Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222

Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and

Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No

4 (Nov 1996) pp 917-932

Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka

Pelajar

McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New

York Oxford University Press Inc

Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological

Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No

3(Sep 1973) pp 226-232

Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan

Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum

Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia

Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)

Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat

Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality

Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer

Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning

of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology

1989 Vol 57 No 6 1069-1081

Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in

Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104

Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science

and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28

Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being

Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-

727

Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning

Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother

Psychosom 19966514-23

Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran

Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02

Agustus 2013

Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta

Universitas Sanata Dharma

Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT

Elex Media Komputindo

Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta

Erlangga

Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New

York McGraw-Hill Education

Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing

Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication

doi 101037a0022411

Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group

Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers

Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The

Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition

California Sage Publications Inc

Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing

The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349

Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada

University Press

Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata

Dharma

Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari

httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan

Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada

Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang

Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1

Agustus 2012

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja Diakses dari

wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf

van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-

Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a

Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal

Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of

Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691

Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan

Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2

2009

Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis

UGM

Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil

22 Juni 2016 dari

httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf

Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)

Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To

Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice

2012 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

LAMPIRAN 1

Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Blueprint skala kesejahteraan psikologis

No Dimensi Indikator Item

Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri

Individu yang sehat

secara mental

didefinisikan

mampu untuk

menerima dirinya

dan kehidupan

masa lalunya secara

positif

Memahami

dan

menerima

seluruh aspek

pada diri

Saya menyadari

bahwa saya

memiliki

kelebihan

maupun

kekurangan

Saya tidak tahu

kelebihan

maupun

kekurangan yang

saya miliki

Saya dapat

menerima segala

aspek dalam diri

saya

Saya merasa

kecewa dengan

diri saya saat ini

Memiliki

pandangan

positif

terhadap diri

sendiri

Secara umum

saya merasa

percaya diri

mengenai diri

saya sendiri saat

ini

Saya merasa

tidak puas

dengan diri saya

saat ini

Menerima

secara positif

kehidupan

masa lalunya

Pengalaman di

masa lalu

membuat saya

belajar untuk

menjadi lebih

baik ke

depannya

Menurut saya

pengalaman di

masa lalu hanya

akan menjadi

beban pikiran

saya

Bagi saya

pengalaman di

masa lalu

merupakan

pengalaman

yang sangat

berharga

Saya merasa

tidak

memperoleh

banyak hal

berharga dari

pengalaman di

masa lalu

Saya merasa

puas dengan

pencapaian-

pencapaian di

masa lalu

Saya merasa

kecewa dengan

apa yang telah

saya lakukan di

masa lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang Lain

Individu sehat

secara mental

adalah individu

yang memiliki

kemampuan untuk

mencintai memiliki

perasaan yang

kuatakan rasa

empati kasih

sayang kehangatan

dan penghargaan

terhadap orang lain

Terbuka

kepada orang

lain

Bila ada

masalah saya

selalu berusaha

untuk bercerita

kepada orang

lain setidaknya

untuk

meringankan

beban saya

Saya enggan

bercerita

mengenai

permasalahan

saya kepada orang

lain

Memiliki

kepercayaan

terhadap

orang lain

Saya dapat

menaruh

kepercayaan

kepada orang

lain

Saya merasa ragu

apakah orang lain

dapat

mempercayai

saya

Memiliki

empati kasih

sayang dan

keintiman

dengan orang

lain

Bagi saya

menjaga relasi

dengan orang

lain merupakan

hal yang penting

dilakukan

Menjaga relasi

dengan orang lain

merupakan hal

yang menyulitkan

bagi saya

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

merupakan cara

saya menjaga

hubungan

dengan orang

lain

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

bukan merupakan

hal yang penting

Memiliki

kehangatan

dengan orang

lain

Saya merasa

nyaman ketika

sedang

berbincang-

bincang dengan

orang lain

Sulit bagi saya

untuk merasa

nyaman ketika

berbincang

dengan orang lain

Dapat

berkumpul

dengan orang

lain merupakan

hal yang patut

disyukuri dalam

hidup saya

Menurut saya

berkumpul

dengan orang lain

merupakan

kegiatan yang

membosankan

dan membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Otonomi

Seseorang yang berfungsi

secara utuh tidak

membutuhkan persetujuan

orang lain untuk membuat

evaluasi yang sesuai

dengan standar dirinya

sendiri (internal locus of

evaluation) sehingga

individu terbebas dari

keyakinan kolektif norma

dan peraturan yang

mengikat serta mampu

bertahan dari tekanan sosial

dengan berpikir dan

bertindak secara tepat

Mampu

membuat

keputusan

tanpa

tergantung

pada orang

lain

Keputusan

yang saya

buat

merupakan

murni

keputusan

saya sendiri

Saya sering

kali

dipengaruhi

orang lain

dalam

membuat

kuputusan

Saya yakin

setiap orang

memiliki

kebebasan

dalam

menentukan

pilihan hidup

begitu juga

dengan saya

Saya sangat

membutuhka

n orang lain

untuk

menentukan

pilihan hidup

saya

Saya akan

tetap pada

keputusan

saya

meskipun

orang lain

tidak setuju

Saya akan

mengubah

keputusan

saya bila ada

orang lain

yang tidak

setuju dengan

saya

Mampu

membuat

evaluasi

yang sesuai

dengan

standar

dirinya

sendiri

Kesalahan

yang saya

perbuat

menjadi

pelajaran

berharga bagi

saya

Kesalahan

saya

sebelumnya

merupakan

hal yang

memalukan

bagi saya dan

ingin saya

lupakan

Saya menilai

diri saya

sendiri

dengan nilai-

nilai yang

saya anggap

penting

bukan dari

orang lain

Penilaian dari

orang lain

merupakan

penilaian

yang penting

untuk saya

Mampu

bertahan

dari tekanan

sosial

Saya akan

berusaha

mengatasi

tekanan sosial

Saya tidak

tahu

bagaimana

saya harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

dengan

berpikir dan

bertindak

secara tepat

dengan

memikirkan

dan bertindak

dengan cara

yang tepat

mengatasi

tekanan sosial

dengan tepat

4 Penguasaan Lingkungan

Kemampuan individu

untuk

memilihmenciptakan

lingkungan agar sesuai

dengan kondisi

psikologisnya serta ikut

serta dan terlibat dengan

kegiatan di luar lingkungan

dirinya sehingga dapat

mengambil keuntungan

dari lingkungannya

Mampu

mengelola

aktivitas

sehari-hari

Saya merasa

cukup baik

dalam

mengelola

banyak

kegiatan

dalam

kehidupan

sehari-hari

Banyaknya

kegiataan

sehari-hari

membuat

saya

mengalami

kesulitan

dalam

mengelolany

a

Menurut

saya

aktivitas yang

saya lakukan

dapat berjalan

dengan baik

Saya merasa

kesulitan

dalam

melakukan

aktivitas yang

saya miliki

Saya merasa

senang

meskipun

aktivitas yang

saya lakukan

cukup

banyak

Semakin

banyak

kegiatan

semakin

membuat

saya kesulitan

dalam

menjalaninya

Terlibat

dalam

aktivitas di

luar

lingkungan

dirinya

Kegiatan di

luar rumah

membuat

saya merasa

lebih

nyaman

Saya merasa

tidak nyaman

ketika

melakukan

kegiatan di

luar

Saya lebih

senang

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Saya merasa

kurang

tertarik ketika

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Menggunak

an

kesempatan

yang ada di

Saya senang

mengikuti

kegiatan

dapat

Saya tidak

ingin

mengikuti

kegiatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

lingkungan

secara

efektif

memberi

wawasan

baru bagi

saya

dapat

memberi

wawasan

baru bagi

saya

5 Tujuan Dalam Hidup

Individu yang sehat secara

mental didefinisikan

memiliki tujuan dan makna

dalam hidup sehingga

mampu melihat perubahan

keinginan menjadi lebih

produktif

menciptakanmencapai

integritas emosional di

kemudian hari

Memiliki

cita-cita dan

tujuan

Saya akan

berusaha

mewujudkan

keinginan

yang saya

miliki

Keinginan

dan cita-cita

yang saya

miliki hanya

akan

membebani

hidup saya

Saya selalu

ingin

memiliki

kehidupan

yang lebih

baik dari

sebelumnya

Saya sudah

puas dengan

apa yang saya

miliki di saat

ini

Meyakini

tujuan hidup

yang

dimiliki

Saya yakin

bahwa saya

dapat

membuat hari

esok lebih

baik lagi

Menurut

saya hari

esok akan

sama saja

dengan hari

ini dan tidak

ada yang bisa

saya lakukan

untuk

mengubahny

a

Penting bagi

saya untuk

dapat

mewujudkan

cita-cita yang

saya miliki

Dahulu saya

memiliki cita-

cita yang

ingin saya

wujudkan

namun

sekarang hal

itu sudah

tidak penting

lagi

Memiliki

kemampuan

untuk

mencapai

tujuan hidup

Saya senang

melakukan

perencanaan

untuk masa

depan dan

berusaha

Saya merasa

perencanaan

yang sudah

saya lakukan

merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

untuk

mewujudkan

nya

hal yang sia-

sia

Kemampuan

yang saya

miliki dapat

membantu

mencapai

tujuan hidup

saya

Saya tidak

memiliki

kemampuan

yang cukup

untuk

mencapai

tujuan hidup

saya

6 Pertumbuhan Pribadi

Individu yang tidak hanya

memiliki satu

perkembangan

karakteristik di masa lalu

namun juga memiliki

potensi yang dapat

dikembangkan agar tetap

tumbuh dan berkembang

dalam menghadapi

tantangantugas baru

Memiliki

pandangan

sebagai

pribadi yang

tumbuh dan

berkembang

Saya

memiliki

keyakinan

bahwa

kehidupan

merupakan

proses yang

terus

berlanjut

Menurut

saya proses

kehidupan

akan berhenti

ketika saya

sudah tua

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

saya

kembangkan

lagi di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

Menyadari

potensi

yang

dimiliki

Saya

menyadari

potensi yang

saya miliki

dan ingin

mengembang

kannya

Saya tidak

tahu potensi

apa yang saya

miliki selama

ini

Terbuka

terhadap

pengalaman

baru

Saya ingin

mencoba hal-

hal baru yang

dapat

membantu

saya

mengembang

kan potensi

diri

Saya merasa

tidaklah

penting

mencoba hal-

hal baru

karena hal

tersebut

hanya

membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Melihat

peningkatan

dalam diri

dari waktu

ke waktu

Saya merasa

potensi dalam

diri saya

semakin

berkembang

karena

pengalaman

yang saya

miliki

Pengalaman

yang saya

miliki tidak

dapat

membantu

mengembang

kan potensi

dalam diri

saya

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

berkembang

di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

LAMPIRAN 2

Skala Try Out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

SKALA TRY OUT

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan

saya kepada orang lain

5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal

baru karena hal tersebut hanya membuang waktu

saja

6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan

merupakan hal yang sia-sia

7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai

diri saya sendiri saat ini

9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

saya kembangkan lagi di masa mendatang

10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk

menentukan pilihan hidup saya

12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan

yang saya miliki

13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-

cita yang saya miliki

16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat

memberi wawasan baru bagi saya

17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih

baik dari sebelumnya

18 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

No Pernyataan STS TS S SS

20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian

di masa lalu

24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam

menentukan pilihan hidup begitu juga dengan

saya

25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang

lain

26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa

dengan kemampuan yang saya miliki sekarang

27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-

bincang dengan orang lain

28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam

membuat kuputusan

29 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya

wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak

penting lagi

31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi

tekanan sosial dengan tepat

34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang

penting untuk saya

35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti

ketika saya sudah tua

37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya

akan membebani hidup saya

38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

berkembang di masa mendatang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

No Pernyataan STS TS S SS

40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin

berkembang karena pengalaman yang saya miliki

41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang

lain yang tidak setuju dengan saya

42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal

berharga dari pengalaman di masa lalu

45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan

kegiatan yang melibatkan orang lain

46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari

ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk

mengubahnya

47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang

memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan

48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan

merupakan proses yang terus berlanjut

49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk

mencapai tujuan hidup saya

50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih

nyaman

52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang

melibatkan orang lain

53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini

54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk

bercerita kepada orang lain setidaknya untuk

meringankan beban saya

56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat

membantu mengembangkan potensi dalam diri

saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

No Pernyataan STS TS S SS

60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial

dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang

tepat

62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran

berharga bagi saya

63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan

kegiatan di luar

64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat

ini

66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya

70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat

mempercayai saya

71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika

berbincang dengan orang lain

72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

LAMPIRAN 3

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

SKALA PENELITIAN

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru

karena hal tersebut hanya membuang waktu saja

5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri

saya sendiri saat ini

7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita

yang saya miliki

11 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain

17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

18 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

No Pernyataan STS TS S SS

21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika

saya sudah tua

23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga

dari pengalaman di masa lalu

27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu

mengembangkan potensi dalam diri saya

33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

LAMPIRAN 4

Uji Reliabilitas Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

1 Reliabilitas Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

688 688 8

2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

771 791 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 1 22375 4389 368 268 660

Item 8 22612 4494 351 224 664

Item 10 22525 4253 366 283 661

Item 14 22212 4296 431 284 647

Item 44 22700 4137 396 252 654

Item 57 22737 4196 428 417 646

Item 58 22737 4550 305 200 674

Item 68 22875 4313 377 340 658

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

3 Reliabilitas Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

602 600 3

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 18 5300 1301 337 114 601

Item 56 5850 1142 439 207 459

Item 72 5600 1053 459 221 425

4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

653 675 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 13 19950 4706 395 303 786

Item 20 19363 5576 422 420 756

Item 25 19888 5240 490 295 743

Item 29 19488 5316 500 418 742

Item 42 19600 5053 659 512 713

Item 43 19613 5177 565 449 729

Item 50 19800 5276 549 380 733

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 3 18438 3718 355 371 631

Item 7 18150 4129 372 238 615

Item 19 18025 4278 392 249 610

Item 22 18350 3901 402 414 606

Item 38 18013 4418 444 347 604

Item 54 17863 4373 319 394 630

Item 67 17988 4620 335 324 628

5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

800 797 5

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 15 12850 2205 668 542 732

Item 21 12900 2091 761 598 700

Item 31 12975 2227 602 412 756

Item 32 12825 2526 453 268 801

Item 60 12950 2808 448 215 799

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

747 766 8

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 2 21163 6214 427 241 728

Item 5 21113 6126 489 324 712

Item 26 21150 6306 583 464 695

Item 35 20963 6771 505 337 712

Item 36 21213 6549 318 152 753

Item 59 21088 7094 377 312 732

Item 64 20975 7493 391 339 735

Item 66 21125 6465 583 365 697

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LAMPIRAN 5

Uji Koefisien Alpha Berstrata

(varian item komponen dan skor total)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

1 Kesejahteraan Psikologis

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

118525 82607 90888 38

2 Dimensi Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

688 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

25825 5412 23264 8

3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

22950 6808 26091 7

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

874 38

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

771 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

4 Dimensi Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

602 3

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

8375 2187 14788 3

5 Dimensi Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

653 7

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

21138 5411 23262 7

6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

800 5

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

16125 3528 18784 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

747 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

24113 8354 28904 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

LAMPIRAN 6

Data Deskriptif Subjek Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

1 Deskripsi Data Subjek

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std

Deviation

Usia 80 550 780 63650 57459

Suku 80 1 3 104 249

Jenis Kelamin 80 1 2 130 461

Status

Pernikahan 80 1 2 150 503

Lama Pensiun

(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788

Valid N

(listwise) 80

2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 550 2 25 25 25

560 3 38 38 63

570 6 75 75 138

580 4 50 50 188

590 5 63 63 250

600 6 75 75 325

610 8 100 100 425

620 7 88 88 512

630 6 75 75 588

640 1 13 13 600

650 8 100 100 700

660 3 38 38 738

670 1 13 13 750

680 7 88 88 838

690 1 13 13 850

700 1 13 13 863

710 1 13 13 875

720 1 13 13 888

730 2 25 25 913

740 2 25 25 938

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

a Usia Subjek

760 2 25 25 963

770 2 25 25 988

780 1 13 13 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

b Lama Pensiun

Lama Pensiun (dalam tahun)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10 8 100 100 100

20 7 88 88 188

30 7 88 88 275

40 3 38 38 313

50 9 113 113 425

60 6 75 75 500

70 5 63 63 563

80 5 63 63 625

90 4 50 50 675

100 3 38 38 713

110 2 25 25 738

120 4 50 50 788

130 4 50 50 838

140 5 63 63 900

150 2 25 25 925

160 1 13 13 938

170 1 13 13 950

180 1 13 13 963

200 3 38 38 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

LAMPIRAN 7

Deskriptif Data Penelitian

(one sample t-test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

1 Kesejahteraan Psikologis

One-Sample Statistics

N Mean

Std

Deviation

Std Error

Mean

Total 80 118525 90888 10162

One-Sample Test

Test Value = 95

t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Total 23151 79 000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

LAMPIRAN 8

Uji Normalitas dan Homogenitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

1 Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kesejahteraan

Psikologis 80 1000 0 00 80 1000

Descriptives

Statistic Std Error

Kesejahteraan

Psikologis

Mean 11853 1016

95 Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 11650

Upper Bound 12055

5 Trimmed Mean 11806

Median 11650

Variance 82607

Std Deviation 9089

Minimum 100

Maximum 148

Range 48

Interquartile Range 11

Skewness 946 269

Kurtosis 803 532

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

a Lilliefors Significance Correction

Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem amp Leaf

200 10 04

500 10 77789

2500 11 0000011111222333334444444

2100 11 555555667888888888999

1000 12 0112222334

700 12 5677888

300 13 234

300 13 556

400 Extremes (gt=138)

Stem width 10

Each leaf 1 case(s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

3 Uji Homogenitas

Group Statistics

Status Pernikahan N Mean Std Deviation

Std Error

Mean

Kesejahteraan

Psikologis

Menikah 40 11878 8185 1294

JandaDuda 40 11828 10010 1583

Independent Samples Test

Levenes Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

Std Error

Difference

95

Confidence

Interval of

the

Difference

Lower

Uppe

r

Kesejahtera

an

Psikologis

Equal

variances

assumed

2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457

0

Equal

variances

not

assumed

245 75041 807 500 2045 -3573 457

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

LAMPIRAN 9

Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Uji Hipotesis Penelitian

Ranks

Status

Pernikahan N Mean Rank

Sum of

Ranks

Kesejahteraan

Psikologis

menikah 40 4239 169550

jandaduda 40 3861 154450

Total 80

Test Statisticsa

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

a Grouping Variable Status Pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1 judul
  • 2 dosbing
  • 3 pengesahan
  • 4 -5 HALAMAN MOTTO
  • 6 keaslian
  • 7 abstrak
  • 9 publikasi
  • 10 - 11 KATA PENGANTAR
  • 12 pengantar
  • 13 DAFTAR ISI
  • BAB I
  • BAB II
  • BAB III
  • BAB IV
  • BAB V
  • Daftar Pustaka -FIX-
  • Lampiran
Page 3: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN MOTTO

ldquo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Semua hasil dari usaha dan kerja keras ini aku persembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus sumber kekuatan dan penolongku

Bunda Maria Bunda yang terkasih

St Antonius St Yoseph dan St Yohanes De Britto pelindung dan

penyemangatku

Bapak Ibu dan Adik yang selalu menjadi motivasi dan semangatku

Sahabat-sahabatku dan seluruh orang yang kukasihi

Serta untuk semua para pejuang masa depan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA PENSIUN

DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

Antonius Mei Setyabudi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa

pensiun yang ditinjau dari status pernikahan Variabel kesejahteraan psikologis terdiri dari enam

dimensi yaitu penerimaan diri hubungan yang positif dengan orang lain otonomi penguasaan

lingkungan tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi Subjek penelitian ini berjumlah 80

orang pensiunan yang terdiri dari 40 orang dari kelompok menikah dan 40 orang dari kelompok

jandaduda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis yang

dikembangkan oleh peneliti Skala kesejahteraan psikologis ini terdiri dari 38 item dengan nilai

reliabilitas alpha berstrata sebesar 0893 (αs = 0893) Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan teknik analisis uji beda mann-whitnney u test Hasil uji beda kesejahteraan

psikologis antara kelompok menikah dan kelompok jandaduda diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0467 (p gt 005) Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan pada

masa pensiun yang ditinjau dari status pernikahan

Kata kunci kesejahteraan psikologis masa pensiun status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

THE DIFFERENCES OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN

RETIREMENT THAT REVIEWED FROM THE MARITAL STATUS

Antonius Mei Setyabudi

ABSTRACT

The purpose of this study was to understand the differences between psychological

well-being in retirement that reviewed from the marriage status Psychological well-being

is concluded of six dimensions self acceptance positive relations with others autonomy

enviromental mastery purpose of life and personal growth There was 80 subjects that had

been retired with 40 subjects from the married group and 40 subjects from the widows that

obtained with sampling methods convenience sampling The data obtained from well-being

psychology scales that developed by researcher The well-being scales included 38 items

with reliability of alpha stratified 0893 (αs = 0893) This study was quantitative difference

test with mann-whitnney u test The result from well-being between married group and

widows group showed the significancy 0467 (pgt005) The result showed that there was

no differences between the well-being on the retired stage that reviewed from the marriage

status

Keywords Psychological well-being retirement marital status

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga

penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa

Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik

Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik

secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program

Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma

2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi

Universitas Sanata Dharma

3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk

menyelesaikan skripsi

4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang

sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik

5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan

waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan

banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai

kehidupan

7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas

segala bantuan yang diberikan

8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku

Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa

BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI

Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses

perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi

9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner

10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak

henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan

mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi

11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek

namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress

skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur

e

12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

mendukung penulis

13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi

bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang

lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 10

D Manfaat Penelitian 10

BAB II LANDASAN TEORI 12

A Kesejahteraan Psikologis 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14

3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20

B Status Pernikahan 29

1 Menikah 29

2 JandaDuda 30

C Masa Pensiun 31

1 Pengertian Masa Pensiun 31

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahaan 38

E Skema Penelitian 41

F Hipotesis 42

BAB III METODE PENELITIAN 43

A Jenis Penelitian 43

B Identifikasi Variabel Penelitian 43

C Definisi Operasional 43

D Subjek Penelitian 44

E Metode dan Alat Pengambilan Data 45

F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47

1 Validitas 48

2 Reliabilitas 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

3 Daya Diskriminasi Item 49

G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50

H Metode Analisis Data 54

1 Uji Asumsi 54

2 Uji Hipotesis 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56

A Pelaksanaan Penelitian 56

B Deskripsi Subjek Penelitian 57

C Deskripsi Data Penelitian 58

D Hasil Analisis Data 60

1 Uji Asumsi 60

2 Uji Hipotesis 61

E Pembahasan 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67

A Kesimpulan 67

B Keterbatasan Penelitian 67

C Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 70

LAMPIRAN 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47

Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53

Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57

Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58

Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60

Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61

Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76

Lampiran 2 Skala Try out 84

Lampiran 3 Skala Penelitian 94

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102

Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor

total) 107

Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111

Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116

Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118

Lampiran 9 Uji Hipotesis 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks

Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil

indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level

6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori

bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya

6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan

cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa

pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi

karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)

Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil

(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC

Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun

dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif

bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak

lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih

baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)

Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai

dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk

beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir

dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini

seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada

organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada

masa pensiun (Apsari 2012)

Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun

merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam

kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari

dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai

masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres

(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan

orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi

masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung

rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari

bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)

Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan

bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya

memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta

kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan

keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk

menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi

(Apsari 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi

orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp

Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh

lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali

diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan

kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep

kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi

juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan

yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)

Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang

menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang

tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian

Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak

hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu

serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta

kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut

Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang

mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga

diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih

sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-

being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)

Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat

menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi

yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes

dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan

psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan

bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat

dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington

2012)

Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-

Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan

psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya

berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu

yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan

membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan

kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989

dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong

seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha

untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp

Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik

Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan

individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap

perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi

dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik

Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya

penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan

psikologis yang baik

Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke

dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)

Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-

acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with

other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental

mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi

(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani

amp Jannah 2014)

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis

kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff

1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman

berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu

yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah

atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu

individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total

yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah

memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status

pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri

serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap

kehilangan pasangannya (Ryff 2014)

Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan

mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu

hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat

sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan

bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih

pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari

pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)

Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih

menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah

menikah (Marks 1996)

Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)

berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki

mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-

hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada

orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah

memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada

responden yang menikah (Marks 1996)

Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih

lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan

memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan

dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau

hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan

dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang

intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan

karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp

Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks

1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif

menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi

pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis

Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara

umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang

dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai

dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009

dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada

orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin

memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak

dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin

memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah

relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan

(Santrock 2012)

Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka

miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah

maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan

pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan

pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam

menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan

dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang

merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang

menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran

pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial

Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial

(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial

dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki

kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)

Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk

mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung

Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan

status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran

pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah

pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian

sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada

kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang

dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur

yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai

keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu

sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya

barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)

Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia

Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan

normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)

menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan

sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan

maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan

psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh

terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

B Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

C Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis

pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

D Manfaat Penelitian

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang

psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan

psikologis terutama pada masa pensiun

2 Manfaat Praktis

a Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk

membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang

akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada

karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah

khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

b Bagi para pensiunan

1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada

pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta

mengembangkannya dengan lebih baik

2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan

tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling

mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat

mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan psikologis

3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki

pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga

saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu

mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A Kesejahteraan Psikologis

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis

Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman

hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI

2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean

Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa

Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian

tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff

1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada

eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan

atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial

maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada

bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat

membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)

Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan

dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan

psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan

subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah

persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari

evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi

dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life

satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya

afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut

Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin

dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic

karena lebih mengarah pada kepuasan fisik

Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau

psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam

Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat

eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan

mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al

2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat

seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan

interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization

milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik

Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff

1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga

menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan

menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik

Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa

dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria

mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-

being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi

secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik

Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan

bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap

psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk

menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis

akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas

hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis

Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam

enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan

psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)

antara lain

a Penerimaan Diri

Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera

adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat

seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan

maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life

span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa

lalu (Ryff 1989)

Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki

karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan

menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang

baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap

kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik

merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi

di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas

pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff

2014)

b Hubungan Positif Dengan Orang Lain

Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen

utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai

memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang

terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang

mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan

orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan

(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)

bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini

yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff

1989)

Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain

dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik

hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang

lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati

kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi

dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah

digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan

kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk

menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi

dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat

kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain

(Ryff 2014)

c Otonomi

Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki

lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini

akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang

lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik

dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan

kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan

yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp

Singer 1996)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi

digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya

mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak

sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan

mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan

evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk

membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam

berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)

d Penguasaan Lingkungan

Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai

kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan

agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport

menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan

keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan

dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu

memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur

lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah

lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik

Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu

seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi

penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu

menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya

mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan

kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu

untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan

kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai

individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya

merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan

di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya

dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff

2014)

e Tujuan dalam Hidup

Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan

dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan

bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya

sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan

untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai

integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)

Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi

tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup

kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki

makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang

keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta

tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki

karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya

memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam

hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan

tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat

munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)

f Pertumbuhan Pribadi

Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu

perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi

yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin

berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk

mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori

perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau

tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan

pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang

melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka

terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu

dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan

tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada

dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat

melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya

keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap

dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik

dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap

atau perilaku yang baru (Ryff 2014)

3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin

kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp

Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah

sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan

well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian

pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain

penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai

intervensi dan klinis

a Usia

Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan

psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi

penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang

tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain

dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup

menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah

hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti

penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain

menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga

rentang usia

b Jenis Kelamin

Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)

menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara

konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi

hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan

pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita

lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi

berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)

c Kebudayaan

Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara

budaya individualistik (independent) dengan kolektif

(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang

cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau

otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada

budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp

Singer 1996)

Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan

menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di

negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat

Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya

dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan

skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan

pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)

d Status Sosial

Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan

dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan

seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki

pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi

tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi

Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan

bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan

kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan

bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan

menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff

amp Singer 1996)

e Pengalaman dan Sejarah Hidup

Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman

hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman

tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi

kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang

sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang

bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi

penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri

dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana

mereka membesarkan anak dan bagaimana anak

membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer

1996)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap

kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana

pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan

lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan

pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi

depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)

f Perkembangan dan Penuaan

Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan

penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa

mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti

(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada

pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang

dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke

waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa

dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi

menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa

tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka

seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi

ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin

menjadi muda

Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada

kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir

dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya

diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo

Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses

psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang

fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta

dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir

akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi

daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas

perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)

g Kepribadian

Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar

terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan

pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada

penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model

kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan

pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan

personal growth agreeableness berhubungan dengan positive

relations with others dan extraversion conscientiousness dan

neuroticism berhubungan dengan environmental mastery

purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)

Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain

yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi

tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh

sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel

yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan

dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional

(Ryff 2014)

h Pengalaman Keluarga

Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan

memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-

being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki

peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam

dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu

individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu

yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada

wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada

dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita

yang menikah

Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua

juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang

dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan

baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap

tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)

menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di

masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun

psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang rendah

i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain

Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar

karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap

kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis

pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai

beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa

beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami

individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran

dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan

psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang

berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap

perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)

Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar

dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan

psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar

cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan

lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang

tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai

relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan

psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan

dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada

tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki

nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)

j Kesehatan

Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil

bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki

keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki

(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka

mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan

psikologis setelah melewati masa sakit

k Studi Klinis

Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat

eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari

tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang

penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh

Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti

schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia

agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan

bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui

dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam

hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)

Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar

dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru

untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff

(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat

mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala

gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan

meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek

eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

B Status Pernikahan

Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status

pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup

dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada

Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan

Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda

1 Menikah

Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang

dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk

antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum

dan agama dengan tujuan membentuk keluarga

Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa

aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting

(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan

terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat

memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)

menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit

memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah

serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya

2 JandaDuda

Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak

bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian

suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai

seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau

telah bercerai dengan istrinya

Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa

tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat

menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat

mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)

Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan

keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi

Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu

pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama

bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan

(Santrock 2014)

Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan

oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa

alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan

dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama

mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan

perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka

bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan

perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup

C Masa Pensiun

1 Pengertian Masa Pensiun

Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana

karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia

kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi

(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan

dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana

pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai

angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase

menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah

menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun

juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan

karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus

pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan

menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa

pensiun (Apsari 2012)

Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan

bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola

hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran

perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan

terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan

tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa

perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja

menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya

interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu

luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)

Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa

ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit

melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa

pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa

fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada

fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-

pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan

bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang

komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)

Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase

awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan

pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak

pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka

mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih

banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun

karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami

kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The

Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai

menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang

pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-

orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan

dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih

realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang

memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan

yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada

masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan

yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase

terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena

orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan

mencukupi kebutuhannya sendiri

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah

penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal

ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada

individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)

Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan

ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun

dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan

dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)

Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang

disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis

dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi

fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan

(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak

bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial

membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari

harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya

stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)

Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah

(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan

bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu

peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik

terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang

memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang

meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada

negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa

yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan

para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang

membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima

kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki

jabatan dan sudah pensiun

Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para

pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada

masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa

pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses

perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga

menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang

dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada

timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi

dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial

Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan

dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun

adalah

a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya

Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita

lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada

sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya

baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka

dan sebaliknya

b Perubahan dalam perilaku seksual

Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih

banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik

sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa

pensiun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan

Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk

mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat

perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak

kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka

dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri

d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of

parental dependency)

Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak

terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan

seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan

sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang

pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini

Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu

dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu

penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya

hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya

kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian

penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai

kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh

pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun

nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga

kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan

fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat

membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahan

Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai

sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun

dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya

perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya

kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah

menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun

(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi

orang yang akan menghadapi masa pensiun

Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu

seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki

mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi

serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan

Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran

pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan

psikologis

Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan

potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan

meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya

mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai

kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam

Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu

Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang

memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk

menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya

Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah

berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami

depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti

menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian

(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan

yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan

dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki

pasangan lagi

Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada

seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki

pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan

kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya

seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)

akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan

akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang

memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga

tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

E Skema Penelitian

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis

Masa Pensiun

Status

Pernikahan

JandaDuda

(Sudah tidak memiliki secara

hukummeninggal)

Menikah

(Masih memiliki pasangan)

Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa

yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki

masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi

berbeda daripada dirinya sekarang sedikit

kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain

sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli

tentang orang lain terisolasi dalam hubungan

interpersonal tidak mau membuat kompromi

dalam hubungan dengan orang lain cenderung

mementingkan harapan dari orang lain

bergantung pada penilaian orang lain mengikuti

tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan

mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki

lingkungan di sekitarnya tidak menyadari

kesempatan yang ada kurang mampu

mengontrol dunia luar kurang memiliki makna

terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan

tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup

tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa

lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat

memunculkan makna dalam hidup merasa tidak

dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan

diri merasa bosan dengan kehidupannya dan

merasa tidak dapat berkembang

Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui

menerima segala aspek dalam diri memiliki

perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya

hangat menyenangkan percaya dan

mementingkan kesejahteraan orang lain

berempati kasih sayang intim saling berbagi

dalam hubungan bebas dan dapat menentukan

nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial

mengelola perilaku dari dalam mampu

mengevaluasi diri mampu menguasai dan

mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas

menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk

membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai

dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai

tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan

saat ini dan masa lalu memegang keyakinan

terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam

tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus

berkembang melihat diri sebagai pribadi yang

tumbuh dan berkembang terbuka terhadap

pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan

melakukan perubahan agar tetap mencerminkan

pengetahuan tentang diri

Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

F Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah

H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

ditinjau dari status pernikahaan

H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu

penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok

penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar

2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat

kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan

pensiunan yang jandaduda

B Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut

Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis

Variabel Bebas Status Pernikahan

C Definisi Operasional

1 Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah

berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan

yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga

memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya

dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari

skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala

kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki

2 Status Pernikahan

Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu

menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan

perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda

adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang

dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas

mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang

ditujukan kepada subjek

D Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang

sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience

sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan

untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp

Jannah 2008 Supratiknya 2015)

Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk

pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa

Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia

55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan

digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun

Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang

dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki

pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki

telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok

jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan

berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan

psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)

E Metode dan Alat Pengambilan Data

Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan

terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis

menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan

unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)

Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan

tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan

sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar

menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan

agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari

aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode

summated rating dengan ketentuan sebagai berikut

1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan

jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4

2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan

jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1

Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total

jawaban subjek pada skala yang diberikan

Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel

1 berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel 1

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis

Keterangan Item yang gugur

F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur

Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah

memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap

masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item

mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final

tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk

memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan

pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu

maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi

keseluruhan item

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69

(833)

12 44 53 57 58

68 (833)

12

(1667)

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang lain

20 25 27 29 42

55 (833)

4 13 43 50 70

71(833)

12

(1667)

3 Otonomi 18 24 56 61 62

72 (833)

11 28 33 34

41 47 (833)

12

(1667)

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 51 52 54

67 (833)

3 7 16 22 45

63 (833)

12

(1667)

5 Tujuan Dalam

Hidup

15 17 21 31 32

60 (833)

6 30 37 46

49 65 (833)

12

(1667)

6 Pertumbuhan

Pribadi

9 35 39 40 48

64 (833)

2 5 26 36 59 66

(833)

12

(1667)

Total 36 36 72

(100)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

1 Validitas

Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam

melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya

(Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)

yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat

professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini

akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam

penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing

2 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau

kelompok (Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan

konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan

antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi

reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali

pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik

yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini

reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam

teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki

koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

3 Daya Diskriminasi Item

Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item

mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki

dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya

diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi

antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan

menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)

Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan

tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka

daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien

korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut

mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi

(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar

korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang

memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda

yang rendah

G Pengujian Alat Ukur Penelitian

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh

dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan

subjek yang memenuhi kriteria penelitian

Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf

reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya

2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek

pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek

didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai

Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta

Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta

Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item

Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada

pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba

dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur

a Seleksi Item

Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan

menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang

terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan

penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030

maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030

maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item

terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta

perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai

cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini

dianggap memiliki enam skala

Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item

memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524

Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item

yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi

Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026

sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima

item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item

diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659

Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan

pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337

sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum

dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan

0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit

antara 0319 sampai dengan 0444

Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item

berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran

item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761

Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti

menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan

0583

Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis

setelah dilakukan seleksi item

Tabel 2

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil

ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran

(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa

reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang

berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini

dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

20 25 29 42 13 43 50 7

3 Otonomi 18 56 72 - 3

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 54 67 3 7 22 7

5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5

6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8

Total 22 16 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program

SPSS

Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap

dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis

Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha

berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi

reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur

internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes

(Widhiarso 2011)

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan

penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata

αstrat = 1 -

119896sum

119894=1120590119894

2(1minusα119894)

1205901199092

Keterangan

1205901198942 = varian butir komponen ke-i

α119894 = realibilitas komponen ke-i

1205901199092 = varian skor total tes

No Dimensi

Koefisien Alpha

Sebelum

Seleksi Item

Setelah Seleksi

Item

1 Penerimaan Diri 0654 0688

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

0702 0771

3 Otonomi 0477 0602

4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653

5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800

6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

αs = 1 minus

5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)

+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)

82607= 0893

Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala

kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu

0893 (αs=0893)

H Metode Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent

sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala

kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji

normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang

dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji

normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal

maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney

u test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala

kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan

yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan

Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)

Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI

Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan

dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan

pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini

berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang

menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun

meninggal (jandaduda)

Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya

akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu

kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan

pengisian skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

B Deskripsi Subjek Penelitian

Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui

persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok

menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia

subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil

sebagai berikut

Tabel 4

Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara

keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok

menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok

menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin

perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin

laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan

subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan

24 subjek berjenis kelamin perempuan

Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total

Menikah Laki-laki 35 subjek

Perempuan 5 subjek

40 subjek

JandaDuda Laki-laki 21 subjek

Perempuan 19 subjek

40 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel 5

Persebaran Subjek Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini

berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek

Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13

subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek

berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan

frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia

636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi

terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65

tahun

C Deskripsi Data Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan

psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau

rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean

empiris pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis

Usia Jumlah

55 ndash 60 tahun 26 subjek

61 ndash 65 tahun 30 subjek

66 ndash 70 tahun 13 subjek

71 ndash 75 tahun 6 subjek

76 ndash 80 tahun 5 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 6

Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan

psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai

mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki

tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara

mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis

Tabel 7

Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean

teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki

perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005

yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian

ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Pengukuran Teoritis Empiris

Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD

Kesejahteraan

Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi

Test Value = 95

t Df Sig (2

Tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Kesejahteraan

Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

D Hasil Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini

Tabel 8

Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa

variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar

0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara

signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan

bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini

Tabel 9

Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang

didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa

asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian

dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan

homogen

2 Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil

yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt

Levenes Test for Equality of

Variances

F Sig

Kesejahteraan

Psikologis

Equal variances

assumed 2144 147

Equal variances not

assumed

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik

digunakan jika persebaran data tidak normal

Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas

pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)

menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan

yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel

bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak

Tabel 10

Hasil Uji Mann-Whitney U Test

Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu

nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)

Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak

sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah

dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

E Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada

penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal

ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa

persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)

Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai

koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0

diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok

menikah dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya

kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff

1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk

pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting

untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam

hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan

dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp

Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa

lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat

menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka

inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai

succesful aging

Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan

membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang

tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan

sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan

dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang

memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran

pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan

psikologis

Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat

digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang

kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan

yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar

terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting

sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart

1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)

menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari

orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis

bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka

yang memiliki pasangan

McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat

menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan

kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan

nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap

satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil

dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-

teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan

yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan

pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan

keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu

menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa

tidak sendirian

Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya

yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan

tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan

yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di

dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan

dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu

menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan

orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada

masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya

seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-

tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam

suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak

secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas

maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu

membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan

hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar

pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan

kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus

RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar

para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-

parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data

yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji

analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu

teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas

Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar

0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda

B Keterbatasan Penilitan

Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah

berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi

fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang

diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini

memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan

sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis

penelitian

Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa

instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009

Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya

measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki

nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement

errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing

dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint

skala kesejahteraan psikologis

C Saran

1 Bagi subjek

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan

yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan

psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena

dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai

kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik

2 Bagi perusahaan

Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan

jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya

kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu

dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat

terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan

diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya

kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi

pensiunan

3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena

minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria

penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan

psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain

itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun

berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada

penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah

item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa

dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator

perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar

mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan

variable

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Daftar Pustaka

Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun

Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-

masyarakat-ri-tunda-pensiun

Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari

httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit

Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos

Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada

Lansia Bandung Universitas Padjajaran

Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-

Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security

Character Volume 3 No 2

Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological

Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas

Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan

Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Widya Mandala

Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan

Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi

Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober

2010

Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari

httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-

daftar-subjek1

Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey

Pearson Education Inc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September

2015 dari

httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi

ashtml

Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25

Tahun Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-

tanpa-gaji-selama-25-tahun

Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher

Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social

and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348

Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks

Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga

Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute

Working Paper Series 131 Januari 2010

Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological

Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology

Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222

Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and

Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No

4 (Nov 1996) pp 917-932

Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka

Pelajar

McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New

York Oxford University Press Inc

Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological

Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No

3(Sep 1973) pp 226-232

Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan

Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum

Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia

Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)

Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat

Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality

Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer

Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning

of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology

1989 Vol 57 No 6 1069-1081

Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in

Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104

Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science

and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28

Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being

Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-

727

Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning

Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother

Psychosom 19966514-23

Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran

Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02

Agustus 2013

Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta

Universitas Sanata Dharma

Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT

Elex Media Komputindo

Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta

Erlangga

Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New

York McGraw-Hill Education

Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing

Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication

doi 101037a0022411

Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group

Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers

Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The

Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition

California Sage Publications Inc

Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing

The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349

Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada

University Press

Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata

Dharma

Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari

httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan

Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada

Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang

Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1

Agustus 2012

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja Diakses dari

wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf

van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-

Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a

Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal

Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of

Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691

Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan

Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2

2009

Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis

UGM

Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil

22 Juni 2016 dari

httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf

Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)

Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To

Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice

2012 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

LAMPIRAN 1

Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Blueprint skala kesejahteraan psikologis

No Dimensi Indikator Item

Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri

Individu yang sehat

secara mental

didefinisikan

mampu untuk

menerima dirinya

dan kehidupan

masa lalunya secara

positif

Memahami

dan

menerima

seluruh aspek

pada diri

Saya menyadari

bahwa saya

memiliki

kelebihan

maupun

kekurangan

Saya tidak tahu

kelebihan

maupun

kekurangan yang

saya miliki

Saya dapat

menerima segala

aspek dalam diri

saya

Saya merasa

kecewa dengan

diri saya saat ini

Memiliki

pandangan

positif

terhadap diri

sendiri

Secara umum

saya merasa

percaya diri

mengenai diri

saya sendiri saat

ini

Saya merasa

tidak puas

dengan diri saya

saat ini

Menerima

secara positif

kehidupan

masa lalunya

Pengalaman di

masa lalu

membuat saya

belajar untuk

menjadi lebih

baik ke

depannya

Menurut saya

pengalaman di

masa lalu hanya

akan menjadi

beban pikiran

saya

Bagi saya

pengalaman di

masa lalu

merupakan

pengalaman

yang sangat

berharga

Saya merasa

tidak

memperoleh

banyak hal

berharga dari

pengalaman di

masa lalu

Saya merasa

puas dengan

pencapaian-

pencapaian di

masa lalu

Saya merasa

kecewa dengan

apa yang telah

saya lakukan di

masa lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang Lain

Individu sehat

secara mental

adalah individu

yang memiliki

kemampuan untuk

mencintai memiliki

perasaan yang

kuatakan rasa

empati kasih

sayang kehangatan

dan penghargaan

terhadap orang lain

Terbuka

kepada orang

lain

Bila ada

masalah saya

selalu berusaha

untuk bercerita

kepada orang

lain setidaknya

untuk

meringankan

beban saya

Saya enggan

bercerita

mengenai

permasalahan

saya kepada orang

lain

Memiliki

kepercayaan

terhadap

orang lain

Saya dapat

menaruh

kepercayaan

kepada orang

lain

Saya merasa ragu

apakah orang lain

dapat

mempercayai

saya

Memiliki

empati kasih

sayang dan

keintiman

dengan orang

lain

Bagi saya

menjaga relasi

dengan orang

lain merupakan

hal yang penting

dilakukan

Menjaga relasi

dengan orang lain

merupakan hal

yang menyulitkan

bagi saya

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

merupakan cara

saya menjaga

hubungan

dengan orang

lain

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

bukan merupakan

hal yang penting

Memiliki

kehangatan

dengan orang

lain

Saya merasa

nyaman ketika

sedang

berbincang-

bincang dengan

orang lain

Sulit bagi saya

untuk merasa

nyaman ketika

berbincang

dengan orang lain

Dapat

berkumpul

dengan orang

lain merupakan

hal yang patut

disyukuri dalam

hidup saya

Menurut saya

berkumpul

dengan orang lain

merupakan

kegiatan yang

membosankan

dan membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Otonomi

Seseorang yang berfungsi

secara utuh tidak

membutuhkan persetujuan

orang lain untuk membuat

evaluasi yang sesuai

dengan standar dirinya

sendiri (internal locus of

evaluation) sehingga

individu terbebas dari

keyakinan kolektif norma

dan peraturan yang

mengikat serta mampu

bertahan dari tekanan sosial

dengan berpikir dan

bertindak secara tepat

Mampu

membuat

keputusan

tanpa

tergantung

pada orang

lain

Keputusan

yang saya

buat

merupakan

murni

keputusan

saya sendiri

Saya sering

kali

dipengaruhi

orang lain

dalam

membuat

kuputusan

Saya yakin

setiap orang

memiliki

kebebasan

dalam

menentukan

pilihan hidup

begitu juga

dengan saya

Saya sangat

membutuhka

n orang lain

untuk

menentukan

pilihan hidup

saya

Saya akan

tetap pada

keputusan

saya

meskipun

orang lain

tidak setuju

Saya akan

mengubah

keputusan

saya bila ada

orang lain

yang tidak

setuju dengan

saya

Mampu

membuat

evaluasi

yang sesuai

dengan

standar

dirinya

sendiri

Kesalahan

yang saya

perbuat

menjadi

pelajaran

berharga bagi

saya

Kesalahan

saya

sebelumnya

merupakan

hal yang

memalukan

bagi saya dan

ingin saya

lupakan

Saya menilai

diri saya

sendiri

dengan nilai-

nilai yang

saya anggap

penting

bukan dari

orang lain

Penilaian dari

orang lain

merupakan

penilaian

yang penting

untuk saya

Mampu

bertahan

dari tekanan

sosial

Saya akan

berusaha

mengatasi

tekanan sosial

Saya tidak

tahu

bagaimana

saya harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

dengan

berpikir dan

bertindak

secara tepat

dengan

memikirkan

dan bertindak

dengan cara

yang tepat

mengatasi

tekanan sosial

dengan tepat

4 Penguasaan Lingkungan

Kemampuan individu

untuk

memilihmenciptakan

lingkungan agar sesuai

dengan kondisi

psikologisnya serta ikut

serta dan terlibat dengan

kegiatan di luar lingkungan

dirinya sehingga dapat

mengambil keuntungan

dari lingkungannya

Mampu

mengelola

aktivitas

sehari-hari

Saya merasa

cukup baik

dalam

mengelola

banyak

kegiatan

dalam

kehidupan

sehari-hari

Banyaknya

kegiataan

sehari-hari

membuat

saya

mengalami

kesulitan

dalam

mengelolany

a

Menurut

saya

aktivitas yang

saya lakukan

dapat berjalan

dengan baik

Saya merasa

kesulitan

dalam

melakukan

aktivitas yang

saya miliki

Saya merasa

senang

meskipun

aktivitas yang

saya lakukan

cukup

banyak

Semakin

banyak

kegiatan

semakin

membuat

saya kesulitan

dalam

menjalaninya

Terlibat

dalam

aktivitas di

luar

lingkungan

dirinya

Kegiatan di

luar rumah

membuat

saya merasa

lebih

nyaman

Saya merasa

tidak nyaman

ketika

melakukan

kegiatan di

luar

Saya lebih

senang

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Saya merasa

kurang

tertarik ketika

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Menggunak

an

kesempatan

yang ada di

Saya senang

mengikuti

kegiatan

dapat

Saya tidak

ingin

mengikuti

kegiatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

lingkungan

secara

efektif

memberi

wawasan

baru bagi

saya

dapat

memberi

wawasan

baru bagi

saya

5 Tujuan Dalam Hidup

Individu yang sehat secara

mental didefinisikan

memiliki tujuan dan makna

dalam hidup sehingga

mampu melihat perubahan

keinginan menjadi lebih

produktif

menciptakanmencapai

integritas emosional di

kemudian hari

Memiliki

cita-cita dan

tujuan

Saya akan

berusaha

mewujudkan

keinginan

yang saya

miliki

Keinginan

dan cita-cita

yang saya

miliki hanya

akan

membebani

hidup saya

Saya selalu

ingin

memiliki

kehidupan

yang lebih

baik dari

sebelumnya

Saya sudah

puas dengan

apa yang saya

miliki di saat

ini

Meyakini

tujuan hidup

yang

dimiliki

Saya yakin

bahwa saya

dapat

membuat hari

esok lebih

baik lagi

Menurut

saya hari

esok akan

sama saja

dengan hari

ini dan tidak

ada yang bisa

saya lakukan

untuk

mengubahny

a

Penting bagi

saya untuk

dapat

mewujudkan

cita-cita yang

saya miliki

Dahulu saya

memiliki cita-

cita yang

ingin saya

wujudkan

namun

sekarang hal

itu sudah

tidak penting

lagi

Memiliki

kemampuan

untuk

mencapai

tujuan hidup

Saya senang

melakukan

perencanaan

untuk masa

depan dan

berusaha

Saya merasa

perencanaan

yang sudah

saya lakukan

merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

untuk

mewujudkan

nya

hal yang sia-

sia

Kemampuan

yang saya

miliki dapat

membantu

mencapai

tujuan hidup

saya

Saya tidak

memiliki

kemampuan

yang cukup

untuk

mencapai

tujuan hidup

saya

6 Pertumbuhan Pribadi

Individu yang tidak hanya

memiliki satu

perkembangan

karakteristik di masa lalu

namun juga memiliki

potensi yang dapat

dikembangkan agar tetap

tumbuh dan berkembang

dalam menghadapi

tantangantugas baru

Memiliki

pandangan

sebagai

pribadi yang

tumbuh dan

berkembang

Saya

memiliki

keyakinan

bahwa

kehidupan

merupakan

proses yang

terus

berlanjut

Menurut

saya proses

kehidupan

akan berhenti

ketika saya

sudah tua

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

saya

kembangkan

lagi di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

Menyadari

potensi

yang

dimiliki

Saya

menyadari

potensi yang

saya miliki

dan ingin

mengembang

kannya

Saya tidak

tahu potensi

apa yang saya

miliki selama

ini

Terbuka

terhadap

pengalaman

baru

Saya ingin

mencoba hal-

hal baru yang

dapat

membantu

saya

mengembang

kan potensi

diri

Saya merasa

tidaklah

penting

mencoba hal-

hal baru

karena hal

tersebut

hanya

membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Melihat

peningkatan

dalam diri

dari waktu

ke waktu

Saya merasa

potensi dalam

diri saya

semakin

berkembang

karena

pengalaman

yang saya

miliki

Pengalaman

yang saya

miliki tidak

dapat

membantu

mengembang

kan potensi

dalam diri

saya

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

berkembang

di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

LAMPIRAN 2

Skala Try Out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

SKALA TRY OUT

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan

saya kepada orang lain

5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal

baru karena hal tersebut hanya membuang waktu

saja

6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan

merupakan hal yang sia-sia

7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai

diri saya sendiri saat ini

9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

saya kembangkan lagi di masa mendatang

10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk

menentukan pilihan hidup saya

12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan

yang saya miliki

13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-

cita yang saya miliki

16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat

memberi wawasan baru bagi saya

17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih

baik dari sebelumnya

18 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

No Pernyataan STS TS S SS

20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian

di masa lalu

24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam

menentukan pilihan hidup begitu juga dengan

saya

25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang

lain

26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa

dengan kemampuan yang saya miliki sekarang

27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-

bincang dengan orang lain

28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam

membuat kuputusan

29 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya

wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak

penting lagi

31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi

tekanan sosial dengan tepat

34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang

penting untuk saya

35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti

ketika saya sudah tua

37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya

akan membebani hidup saya

38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

berkembang di masa mendatang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

No Pernyataan STS TS S SS

40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin

berkembang karena pengalaman yang saya miliki

41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang

lain yang tidak setuju dengan saya

42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal

berharga dari pengalaman di masa lalu

45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan

kegiatan yang melibatkan orang lain

46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari

ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk

mengubahnya

47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang

memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan

48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan

merupakan proses yang terus berlanjut

49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk

mencapai tujuan hidup saya

50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih

nyaman

52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang

melibatkan orang lain

53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini

54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk

bercerita kepada orang lain setidaknya untuk

meringankan beban saya

56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat

membantu mengembangkan potensi dalam diri

saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

No Pernyataan STS TS S SS

60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial

dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang

tepat

62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran

berharga bagi saya

63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan

kegiatan di luar

64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat

ini

66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya

70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat

mempercayai saya

71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika

berbincang dengan orang lain

72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

LAMPIRAN 3

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

SKALA PENELITIAN

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru

karena hal tersebut hanya membuang waktu saja

5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri

saya sendiri saat ini

7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita

yang saya miliki

11 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain

17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

18 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

No Pernyataan STS TS S SS

21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika

saya sudah tua

23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga

dari pengalaman di masa lalu

27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu

mengembangkan potensi dalam diri saya

33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

LAMPIRAN 4

Uji Reliabilitas Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

1 Reliabilitas Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

688 688 8

2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

771 791 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 1 22375 4389 368 268 660

Item 8 22612 4494 351 224 664

Item 10 22525 4253 366 283 661

Item 14 22212 4296 431 284 647

Item 44 22700 4137 396 252 654

Item 57 22737 4196 428 417 646

Item 58 22737 4550 305 200 674

Item 68 22875 4313 377 340 658

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

3 Reliabilitas Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

602 600 3

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 18 5300 1301 337 114 601

Item 56 5850 1142 439 207 459

Item 72 5600 1053 459 221 425

4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

653 675 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 13 19950 4706 395 303 786

Item 20 19363 5576 422 420 756

Item 25 19888 5240 490 295 743

Item 29 19488 5316 500 418 742

Item 42 19600 5053 659 512 713

Item 43 19613 5177 565 449 729

Item 50 19800 5276 549 380 733

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 3 18438 3718 355 371 631

Item 7 18150 4129 372 238 615

Item 19 18025 4278 392 249 610

Item 22 18350 3901 402 414 606

Item 38 18013 4418 444 347 604

Item 54 17863 4373 319 394 630

Item 67 17988 4620 335 324 628

5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

800 797 5

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 15 12850 2205 668 542 732

Item 21 12900 2091 761 598 700

Item 31 12975 2227 602 412 756

Item 32 12825 2526 453 268 801

Item 60 12950 2808 448 215 799

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

747 766 8

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 2 21163 6214 427 241 728

Item 5 21113 6126 489 324 712

Item 26 21150 6306 583 464 695

Item 35 20963 6771 505 337 712

Item 36 21213 6549 318 152 753

Item 59 21088 7094 377 312 732

Item 64 20975 7493 391 339 735

Item 66 21125 6465 583 365 697

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LAMPIRAN 5

Uji Koefisien Alpha Berstrata

(varian item komponen dan skor total)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

1 Kesejahteraan Psikologis

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

118525 82607 90888 38

2 Dimensi Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

688 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

25825 5412 23264 8

3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

22950 6808 26091 7

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

874 38

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

771 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

4 Dimensi Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

602 3

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

8375 2187 14788 3

5 Dimensi Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

653 7

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

21138 5411 23262 7

6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

800 5

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

16125 3528 18784 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

747 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

24113 8354 28904 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

LAMPIRAN 6

Data Deskriptif Subjek Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

1 Deskripsi Data Subjek

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std

Deviation

Usia 80 550 780 63650 57459

Suku 80 1 3 104 249

Jenis Kelamin 80 1 2 130 461

Status

Pernikahan 80 1 2 150 503

Lama Pensiun

(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788

Valid N

(listwise) 80

2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 550 2 25 25 25

560 3 38 38 63

570 6 75 75 138

580 4 50 50 188

590 5 63 63 250

600 6 75 75 325

610 8 100 100 425

620 7 88 88 512

630 6 75 75 588

640 1 13 13 600

650 8 100 100 700

660 3 38 38 738

670 1 13 13 750

680 7 88 88 838

690 1 13 13 850

700 1 13 13 863

710 1 13 13 875

720 1 13 13 888

730 2 25 25 913

740 2 25 25 938

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

a Usia Subjek

760 2 25 25 963

770 2 25 25 988

780 1 13 13 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

b Lama Pensiun

Lama Pensiun (dalam tahun)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10 8 100 100 100

20 7 88 88 188

30 7 88 88 275

40 3 38 38 313

50 9 113 113 425

60 6 75 75 500

70 5 63 63 563

80 5 63 63 625

90 4 50 50 675

100 3 38 38 713

110 2 25 25 738

120 4 50 50 788

130 4 50 50 838

140 5 63 63 900

150 2 25 25 925

160 1 13 13 938

170 1 13 13 950

180 1 13 13 963

200 3 38 38 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

LAMPIRAN 7

Deskriptif Data Penelitian

(one sample t-test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

1 Kesejahteraan Psikologis

One-Sample Statistics

N Mean

Std

Deviation

Std Error

Mean

Total 80 118525 90888 10162

One-Sample Test

Test Value = 95

t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Total 23151 79 000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

LAMPIRAN 8

Uji Normalitas dan Homogenitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

1 Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kesejahteraan

Psikologis 80 1000 0 00 80 1000

Descriptives

Statistic Std Error

Kesejahteraan

Psikologis

Mean 11853 1016

95 Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 11650

Upper Bound 12055

5 Trimmed Mean 11806

Median 11650

Variance 82607

Std Deviation 9089

Minimum 100

Maximum 148

Range 48

Interquartile Range 11

Skewness 946 269

Kurtosis 803 532

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

a Lilliefors Significance Correction

Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem amp Leaf

200 10 04

500 10 77789

2500 11 0000011111222333334444444

2100 11 555555667888888888999

1000 12 0112222334

700 12 5677888

300 13 234

300 13 556

400 Extremes (gt=138)

Stem width 10

Each leaf 1 case(s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

3 Uji Homogenitas

Group Statistics

Status Pernikahan N Mean Std Deviation

Std Error

Mean

Kesejahteraan

Psikologis

Menikah 40 11878 8185 1294

JandaDuda 40 11828 10010 1583

Independent Samples Test

Levenes Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

Std Error

Difference

95

Confidence

Interval of

the

Difference

Lower

Uppe

r

Kesejahtera

an

Psikologis

Equal

variances

assumed

2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457

0

Equal

variances

not

assumed

245 75041 807 500 2045 -3573 457

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

LAMPIRAN 9

Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Uji Hipotesis Penelitian

Ranks

Status

Pernikahan N Mean Rank

Sum of

Ranks

Kesejahteraan

Psikologis

menikah 40 4239 169550

jandaduda 40 3861 154450

Total 80

Test Statisticsa

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

a Grouping Variable Status Pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1 judul
  • 2 dosbing
  • 3 pengesahan
  • 4 -5 HALAMAN MOTTO
  • 6 keaslian
  • 7 abstrak
  • 9 publikasi
  • 10 - 11 KATA PENGANTAR
  • 12 pengantar
  • 13 DAFTAR ISI
  • BAB I
  • BAB II
  • BAB III
  • BAB IV
  • BAB V
  • Daftar Pustaka -FIX-
  • Lampiran
Page 4: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala

iv

HALAMAN MOTTO

ldquo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Semua hasil dari usaha dan kerja keras ini aku persembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus sumber kekuatan dan penolongku

Bunda Maria Bunda yang terkasih

St Antonius St Yoseph dan St Yohanes De Britto pelindung dan

penyemangatku

Bapak Ibu dan Adik yang selalu menjadi motivasi dan semangatku

Sahabat-sahabatku dan seluruh orang yang kukasihi

Serta untuk semua para pejuang masa depan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA PENSIUN

DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

Antonius Mei Setyabudi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa

pensiun yang ditinjau dari status pernikahan Variabel kesejahteraan psikologis terdiri dari enam

dimensi yaitu penerimaan diri hubungan yang positif dengan orang lain otonomi penguasaan

lingkungan tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi Subjek penelitian ini berjumlah 80

orang pensiunan yang terdiri dari 40 orang dari kelompok menikah dan 40 orang dari kelompok

jandaduda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis yang

dikembangkan oleh peneliti Skala kesejahteraan psikologis ini terdiri dari 38 item dengan nilai

reliabilitas alpha berstrata sebesar 0893 (αs = 0893) Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan teknik analisis uji beda mann-whitnney u test Hasil uji beda kesejahteraan

psikologis antara kelompok menikah dan kelompok jandaduda diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0467 (p gt 005) Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan pada

masa pensiun yang ditinjau dari status pernikahan

Kata kunci kesejahteraan psikologis masa pensiun status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

THE DIFFERENCES OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN

RETIREMENT THAT REVIEWED FROM THE MARITAL STATUS

Antonius Mei Setyabudi

ABSTRACT

The purpose of this study was to understand the differences between psychological

well-being in retirement that reviewed from the marriage status Psychological well-being

is concluded of six dimensions self acceptance positive relations with others autonomy

enviromental mastery purpose of life and personal growth There was 80 subjects that had

been retired with 40 subjects from the married group and 40 subjects from the widows that

obtained with sampling methods convenience sampling The data obtained from well-being

psychology scales that developed by researcher The well-being scales included 38 items

with reliability of alpha stratified 0893 (αs = 0893) This study was quantitative difference

test with mann-whitnney u test The result from well-being between married group and

widows group showed the significancy 0467 (pgt005) The result showed that there was

no differences between the well-being on the retired stage that reviewed from the marriage

status

Keywords Psychological well-being retirement marital status

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga

penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa

Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik

Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik

secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program

Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma

2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi

Universitas Sanata Dharma

3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk

menyelesaikan skripsi

4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang

sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik

5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan

waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan

banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai

kehidupan

7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas

segala bantuan yang diberikan

8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku

Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa

BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI

Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses

perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi

9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner

10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak

henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan

mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi

11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek

namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress

skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur

e

12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

mendukung penulis

13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi

bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang

lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 10

D Manfaat Penelitian 10

BAB II LANDASAN TEORI 12

A Kesejahteraan Psikologis 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14

3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20

B Status Pernikahan 29

1 Menikah 29

2 JandaDuda 30

C Masa Pensiun 31

1 Pengertian Masa Pensiun 31

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahaan 38

E Skema Penelitian 41

F Hipotesis 42

BAB III METODE PENELITIAN 43

A Jenis Penelitian 43

B Identifikasi Variabel Penelitian 43

C Definisi Operasional 43

D Subjek Penelitian 44

E Metode dan Alat Pengambilan Data 45

F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47

1 Validitas 48

2 Reliabilitas 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

3 Daya Diskriminasi Item 49

G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50

H Metode Analisis Data 54

1 Uji Asumsi 54

2 Uji Hipotesis 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56

A Pelaksanaan Penelitian 56

B Deskripsi Subjek Penelitian 57

C Deskripsi Data Penelitian 58

D Hasil Analisis Data 60

1 Uji Asumsi 60

2 Uji Hipotesis 61

E Pembahasan 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67

A Kesimpulan 67

B Keterbatasan Penelitian 67

C Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 70

LAMPIRAN 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47

Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53

Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57

Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58

Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60

Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61

Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76

Lampiran 2 Skala Try out 84

Lampiran 3 Skala Penelitian 94

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102

Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor

total) 107

Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111

Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116

Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118

Lampiran 9 Uji Hipotesis 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks

Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil

indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level

6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori

bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya

6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan

cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa

pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi

karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)

Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil

(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC

Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun

dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif

bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak

lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih

baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)

Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai

dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk

beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir

dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini

seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada

organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada

masa pensiun (Apsari 2012)

Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun

merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam

kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari

dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai

masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres

(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan

orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi

masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung

rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari

bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)

Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan

bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya

memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta

kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan

keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk

menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi

(Apsari 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi

orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp

Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh

lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali

diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan

kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep

kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi

juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan

yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)

Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang

menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang

tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian

Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak

hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu

serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta

kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut

Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang

mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga

diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih

sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-

being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)

Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat

menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi

yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes

dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan

psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan

bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat

dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington

2012)

Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-

Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan

psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya

berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu

yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan

membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan

kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989

dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong

seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha

untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp

Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik

Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan

individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap

perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi

dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik

Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya

penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan

psikologis yang baik

Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke

dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)

Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-

acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with

other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental

mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi

(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani

amp Jannah 2014)

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis

kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff

1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman

berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu

yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah

atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu

individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total

yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah

memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status

pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri

serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap

kehilangan pasangannya (Ryff 2014)

Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan

mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu

hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat

sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan

bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih

pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari

pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)

Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih

menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah

menikah (Marks 1996)

Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)

berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki

mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-

hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada

orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah

memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada

responden yang menikah (Marks 1996)

Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih

lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan

memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan

dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau

hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan

dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang

intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan

karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp

Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks

1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif

menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi

pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis

Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara

umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang

dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai

dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009

dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada

orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin

memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak

dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin

memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah

relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan

(Santrock 2012)

Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka

miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah

maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan

pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan

pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam

menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan

dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang

merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang

menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran

pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial

Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial

(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial

dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki

kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)

Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk

mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung

Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan

status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran

pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah

pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian

sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada

kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang

dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur

yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai

keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu

sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya

barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)

Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia

Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan

normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)

menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan

sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan

maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan

psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh

terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

B Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

C Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis

pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

D Manfaat Penelitian

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang

psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan

psikologis terutama pada masa pensiun

2 Manfaat Praktis

a Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk

membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang

akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada

karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah

khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

b Bagi para pensiunan

1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada

pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta

mengembangkannya dengan lebih baik

2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan

tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling

mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat

mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan psikologis

3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki

pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga

saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu

mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A Kesejahteraan Psikologis

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis

Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman

hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI

2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean

Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa

Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian

tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff

1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada

eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan

atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial

maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada

bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat

membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)

Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan

dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan

psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan

subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah

persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari

evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi

dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life

satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya

afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut

Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin

dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic

karena lebih mengarah pada kepuasan fisik

Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau

psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam

Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat

eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan

mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al

2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat

seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan

interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization

milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik

Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff

1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga

menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan

menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik

Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa

dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria

mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-

being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi

secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik

Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan

bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap

psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk

menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis

akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas

hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis

Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam

enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan

psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)

antara lain

a Penerimaan Diri

Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera

adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat

seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan

maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life

span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa

lalu (Ryff 1989)

Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki

karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan

menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang

baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap

kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik

merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi

di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas

pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff

2014)

b Hubungan Positif Dengan Orang Lain

Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen

utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai

memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang

terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang

mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan

orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan

(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)

bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini

yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff

1989)

Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain

dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik

hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang

lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati

kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi

dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah

digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan

kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk

menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi

dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat

kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain

(Ryff 2014)

c Otonomi

Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki

lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini

akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang

lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik

dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan

kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan

yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp

Singer 1996)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi

digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya

mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak

sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan

mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan

evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk

membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam

berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)

d Penguasaan Lingkungan

Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai

kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan

agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport

menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan

keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan

dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu

memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur

lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah

lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik

Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu

seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi

penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu

menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya

mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan

kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu

untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan

kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai

individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya

merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan

di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya

dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff

2014)

e Tujuan dalam Hidup

Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan

dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan

bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya

sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan

untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai

integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)

Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi

tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup

kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki

makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang

keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta

tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki

karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya

memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam

hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan

tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat

munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)

f Pertumbuhan Pribadi

Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu

perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi

yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin

berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk

mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori

perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau

tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan

pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang

melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka

terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu

dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan

tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada

dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat

melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya

keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap

dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik

dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap

atau perilaku yang baru (Ryff 2014)

3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin

kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp

Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah

sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan

well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian

pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain

penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai

intervensi dan klinis

a Usia

Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan

psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi

penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang

tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain

dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup

menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah

hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti

penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain

menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga

rentang usia

b Jenis Kelamin

Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)

menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara

konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi

hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan

pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita

lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi

berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)

c Kebudayaan

Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara

budaya individualistik (independent) dengan kolektif

(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang

cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau

otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada

budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp

Singer 1996)

Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan

menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di

negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat

Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya

dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan

skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan

pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)

d Status Sosial

Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan

dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan

seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki

pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi

tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi

Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan

bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan

kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan

bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan

menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff

amp Singer 1996)

e Pengalaman dan Sejarah Hidup

Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman

hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman

tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi

kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang

sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang

bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi

penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri

dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana

mereka membesarkan anak dan bagaimana anak

membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer

1996)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap

kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana

pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan

lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan

pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi

depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)

f Perkembangan dan Penuaan

Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan

penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa

mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti

(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada

pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang

dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke

waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa

dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi

menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa

tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka

seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi

ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin

menjadi muda

Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada

kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir

dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya

diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo

Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses

psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang

fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta

dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir

akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi

daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas

perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)

g Kepribadian

Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar

terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan

pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada

penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model

kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan

pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan

personal growth agreeableness berhubungan dengan positive

relations with others dan extraversion conscientiousness dan

neuroticism berhubungan dengan environmental mastery

purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)

Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain

yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi

tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh

sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel

yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan

dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional

(Ryff 2014)

h Pengalaman Keluarga

Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan

memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-

being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki

peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam

dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu

individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu

yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada

wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada

dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita

yang menikah

Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua

juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang

dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan

baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap

tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)

menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di

masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun

psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang rendah

i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain

Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar

karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap

kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis

pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai

beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa

beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami

individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran

dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan

psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang

berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap

perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)

Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar

dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan

psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar

cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan

lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang

tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai

relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan

psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan

dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada

tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki

nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)

j Kesehatan

Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil

bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki

keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki

(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka

mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan

psikologis setelah melewati masa sakit

k Studi Klinis

Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat

eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari

tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang

penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh

Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti

schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia

agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan

bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui

dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam

hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)

Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar

dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru

untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff

(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat

mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala

gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan

meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek

eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

B Status Pernikahan

Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status

pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup

dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada

Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan

Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda

1 Menikah

Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang

dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk

antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum

dan agama dengan tujuan membentuk keluarga

Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa

aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting

(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan

terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat

memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)

menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit

memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah

serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya

2 JandaDuda

Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak

bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian

suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai

seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau

telah bercerai dengan istrinya

Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa

tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat

menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat

mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)

Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan

keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi

Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu

pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama

bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan

(Santrock 2014)

Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan

oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa

alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan

dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama

mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan

perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka

bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan

perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup

C Masa Pensiun

1 Pengertian Masa Pensiun

Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana

karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia

kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi

(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan

dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana

pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai

angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase

menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah

menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun

juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan

karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus

pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan

menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa

pensiun (Apsari 2012)

Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan

bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola

hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran

perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan

terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan

tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa

perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja

menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya

interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu

luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)

Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa

ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit

melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa

pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa

fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada

fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-

pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan

bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang

komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)

Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase

awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan

pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak

pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka

mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih

banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun

karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami

kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The

Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai

menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang

pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-

orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan

dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih

realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang

memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan

yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada

masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan

yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase

terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena

orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan

mencukupi kebutuhannya sendiri

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah

penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal

ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada

individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)

Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan

ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun

dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan

dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)

Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang

disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis

dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi

fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan

(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak

bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial

membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari

harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya

stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)

Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah

(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan

bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu

peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik

terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang

memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang

meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada

negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa

yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan

para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang

membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima

kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki

jabatan dan sudah pensiun

Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para

pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada

masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa

pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses

perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga

menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang

dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada

timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi

dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial

Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan

dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun

adalah

a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya

Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita

lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada

sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya

baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka

dan sebaliknya

b Perubahan dalam perilaku seksual

Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih

banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik

sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa

pensiun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan

Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk

mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat

perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak

kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka

dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri

d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of

parental dependency)

Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak

terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan

seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan

sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang

pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini

Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu

dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu

penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya

hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya

kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian

penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai

kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh

pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun

nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga

kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan

fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat

membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahan

Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai

sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun

dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya

perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya

kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah

menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun

(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi

orang yang akan menghadapi masa pensiun

Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu

seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki

mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi

serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan

Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran

pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan

psikologis

Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan

potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan

meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya

mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai

kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam

Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu

Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang

memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk

menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya

Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah

berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami

depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti

menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian

(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan

yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan

dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki

pasangan lagi

Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada

seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki

pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan

kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya

seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)

akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan

akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang

memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga

tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

E Skema Penelitian

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis

Masa Pensiun

Status

Pernikahan

JandaDuda

(Sudah tidak memiliki secara

hukummeninggal)

Menikah

(Masih memiliki pasangan)

Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa

yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki

masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi

berbeda daripada dirinya sekarang sedikit

kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain

sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli

tentang orang lain terisolasi dalam hubungan

interpersonal tidak mau membuat kompromi

dalam hubungan dengan orang lain cenderung

mementingkan harapan dari orang lain

bergantung pada penilaian orang lain mengikuti

tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan

mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki

lingkungan di sekitarnya tidak menyadari

kesempatan yang ada kurang mampu

mengontrol dunia luar kurang memiliki makna

terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan

tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup

tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa

lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat

memunculkan makna dalam hidup merasa tidak

dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan

diri merasa bosan dengan kehidupannya dan

merasa tidak dapat berkembang

Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui

menerima segala aspek dalam diri memiliki

perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya

hangat menyenangkan percaya dan

mementingkan kesejahteraan orang lain

berempati kasih sayang intim saling berbagi

dalam hubungan bebas dan dapat menentukan

nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial

mengelola perilaku dari dalam mampu

mengevaluasi diri mampu menguasai dan

mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas

menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk

membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai

dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai

tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan

saat ini dan masa lalu memegang keyakinan

terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam

tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus

berkembang melihat diri sebagai pribadi yang

tumbuh dan berkembang terbuka terhadap

pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan

melakukan perubahan agar tetap mencerminkan

pengetahuan tentang diri

Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

F Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah

H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

ditinjau dari status pernikahaan

H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu

penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok

penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar

2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat

kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan

pensiunan yang jandaduda

B Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut

Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis

Variabel Bebas Status Pernikahan

C Definisi Operasional

1 Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah

berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan

yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga

memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya

dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari

skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala

kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki

2 Status Pernikahan

Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu

menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan

perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda

adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang

dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas

mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang

ditujukan kepada subjek

D Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang

sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience

sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan

untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp

Jannah 2008 Supratiknya 2015)

Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk

pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa

Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia

55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan

digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun

Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang

dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki

pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki

telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok

jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan

berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan

psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)

E Metode dan Alat Pengambilan Data

Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan

terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis

menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan

unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)

Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan

tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan

sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar

menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan

agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari

aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode

summated rating dengan ketentuan sebagai berikut

1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan

jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4

2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan

jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1

Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total

jawaban subjek pada skala yang diberikan

Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel

1 berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel 1

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis

Keterangan Item yang gugur

F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur

Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah

memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap

masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item

mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final

tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk

memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan

pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu

maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi

keseluruhan item

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69

(833)

12 44 53 57 58

68 (833)

12

(1667)

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang lain

20 25 27 29 42

55 (833)

4 13 43 50 70

71(833)

12

(1667)

3 Otonomi 18 24 56 61 62

72 (833)

11 28 33 34

41 47 (833)

12

(1667)

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 51 52 54

67 (833)

3 7 16 22 45

63 (833)

12

(1667)

5 Tujuan Dalam

Hidup

15 17 21 31 32

60 (833)

6 30 37 46

49 65 (833)

12

(1667)

6 Pertumbuhan

Pribadi

9 35 39 40 48

64 (833)

2 5 26 36 59 66

(833)

12

(1667)

Total 36 36 72

(100)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

1 Validitas

Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam

melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya

(Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)

yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat

professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini

akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam

penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing

2 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau

kelompok (Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan

konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan

antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi

reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali

pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik

yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini

reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam

teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki

koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

3 Daya Diskriminasi Item

Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item

mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki

dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya

diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi

antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan

menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)

Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan

tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka

daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien

korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut

mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi

(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar

korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang

memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda

yang rendah

G Pengujian Alat Ukur Penelitian

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh

dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan

subjek yang memenuhi kriteria penelitian

Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf

reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya

2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek

pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek

didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai

Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta

Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta

Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item

Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada

pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba

dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur

a Seleksi Item

Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan

menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang

terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan

penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030

maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030

maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item

terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta

perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai

cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini

dianggap memiliki enam skala

Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item

memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524

Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item

yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi

Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026

sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima

item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item

diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659

Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan

pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337

sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum

dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan

0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit

antara 0319 sampai dengan 0444

Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item

berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran

item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761

Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti

menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan

0583

Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis

setelah dilakukan seleksi item

Tabel 2

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil

ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran

(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa

reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang

berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini

dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

20 25 29 42 13 43 50 7

3 Otonomi 18 56 72 - 3

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 54 67 3 7 22 7

5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5

6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8

Total 22 16 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program

SPSS

Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap

dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis

Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha

berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi

reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur

internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes

(Widhiarso 2011)

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan

penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata

αstrat = 1 -

119896sum

119894=1120590119894

2(1minusα119894)

1205901199092

Keterangan

1205901198942 = varian butir komponen ke-i

α119894 = realibilitas komponen ke-i

1205901199092 = varian skor total tes

No Dimensi

Koefisien Alpha

Sebelum

Seleksi Item

Setelah Seleksi

Item

1 Penerimaan Diri 0654 0688

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

0702 0771

3 Otonomi 0477 0602

4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653

5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800

6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

αs = 1 minus

5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)

+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)

82607= 0893

Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala

kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu

0893 (αs=0893)

H Metode Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent

sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala

kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji

normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang

dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji

normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal

maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney

u test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala

kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan

yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan

Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)

Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI

Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan

dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan

pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini

berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang

menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun

meninggal (jandaduda)

Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya

akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu

kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan

pengisian skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

B Deskripsi Subjek Penelitian

Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui

persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok

menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia

subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil

sebagai berikut

Tabel 4

Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara

keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok

menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok

menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin

perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin

laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan

subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan

24 subjek berjenis kelamin perempuan

Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total

Menikah Laki-laki 35 subjek

Perempuan 5 subjek

40 subjek

JandaDuda Laki-laki 21 subjek

Perempuan 19 subjek

40 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel 5

Persebaran Subjek Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini

berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek

Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13

subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek

berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan

frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia

636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi

terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65

tahun

C Deskripsi Data Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan

psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau

rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean

empiris pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis

Usia Jumlah

55 ndash 60 tahun 26 subjek

61 ndash 65 tahun 30 subjek

66 ndash 70 tahun 13 subjek

71 ndash 75 tahun 6 subjek

76 ndash 80 tahun 5 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 6

Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan

psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai

mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki

tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara

mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis

Tabel 7

Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean

teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki

perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005

yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian

ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Pengukuran Teoritis Empiris

Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD

Kesejahteraan

Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi

Test Value = 95

t Df Sig (2

Tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Kesejahteraan

Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

D Hasil Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini

Tabel 8

Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa

variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar

0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara

signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan

bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini

Tabel 9

Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang

didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa

asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian

dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan

homogen

2 Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil

yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt

Levenes Test for Equality of

Variances

F Sig

Kesejahteraan

Psikologis

Equal variances

assumed 2144 147

Equal variances not

assumed

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik

digunakan jika persebaran data tidak normal

Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas

pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)

menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan

yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel

bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak

Tabel 10

Hasil Uji Mann-Whitney U Test

Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu

nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)

Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak

sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah

dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

E Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada

penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal

ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa

persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)

Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai

koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0

diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok

menikah dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya

kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff

1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk

pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting

untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam

hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan

dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp

Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa

lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat

menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka

inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai

succesful aging

Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan

membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang

tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan

sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan

dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang

memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran

pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan

psikologis

Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat

digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang

kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan

yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar

terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting

sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart

1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)

menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari

orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis

bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka

yang memiliki pasangan

McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat

menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan

kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan

nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap

satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil

dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-

teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan

yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan

pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan

keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu

menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa

tidak sendirian

Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya

yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan

tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan

yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di

dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan

dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu

menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan

orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada

masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya

seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-

tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam

suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak

secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas

maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu

membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan

hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar

pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan

kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus

RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar

para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-

parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data

yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji

analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu

teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas

Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar

0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda

B Keterbatasan Penilitan

Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah

berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi

fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang

diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini

memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan

sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis

penelitian

Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa

instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009

Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya

measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki

nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement

errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing

dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint

skala kesejahteraan psikologis

C Saran

1 Bagi subjek

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan

yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan

psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena

dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai

kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik

2 Bagi perusahaan

Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan

jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya

kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu

dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat

terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan

diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya

kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi

pensiunan

3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena

minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria

penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan

psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain

itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun

berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada

penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah

item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa

dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator

perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar

mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan

variable

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Daftar Pustaka

Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun

Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-

masyarakat-ri-tunda-pensiun

Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari

httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit

Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos

Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada

Lansia Bandung Universitas Padjajaran

Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-

Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security

Character Volume 3 No 2

Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological

Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas

Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan

Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Widya Mandala

Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan

Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi

Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober

2010

Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari

httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-

daftar-subjek1

Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey

Pearson Education Inc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September

2015 dari

httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi

ashtml

Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25

Tahun Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-

tanpa-gaji-selama-25-tahun

Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher

Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social

and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348

Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks

Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga

Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute

Working Paper Series 131 Januari 2010

Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological

Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology

Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222

Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and

Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No

4 (Nov 1996) pp 917-932

Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka

Pelajar

McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New

York Oxford University Press Inc

Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological

Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No

3(Sep 1973) pp 226-232

Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan

Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum

Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia

Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)

Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat

Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality

Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer

Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning

of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology

1989 Vol 57 No 6 1069-1081

Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in

Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104

Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science

and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28

Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being

Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-

727

Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning

Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother

Psychosom 19966514-23

Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran

Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02

Agustus 2013

Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta

Universitas Sanata Dharma

Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT

Elex Media Komputindo

Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta

Erlangga

Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New

York McGraw-Hill Education

Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing

Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication

doi 101037a0022411

Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group

Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers

Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The

Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition

California Sage Publications Inc

Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing

The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349

Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada

University Press

Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata

Dharma

Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari

httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan

Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada

Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang

Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1

Agustus 2012

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja Diakses dari

wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf

van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-

Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a

Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal

Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of

Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691

Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan

Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2

2009

Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis

UGM

Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil

22 Juni 2016 dari

httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf

Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)

Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To

Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice

2012 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

LAMPIRAN 1

Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Blueprint skala kesejahteraan psikologis

No Dimensi Indikator Item

Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri

Individu yang sehat

secara mental

didefinisikan

mampu untuk

menerima dirinya

dan kehidupan

masa lalunya secara

positif

Memahami

dan

menerima

seluruh aspek

pada diri

Saya menyadari

bahwa saya

memiliki

kelebihan

maupun

kekurangan

Saya tidak tahu

kelebihan

maupun

kekurangan yang

saya miliki

Saya dapat

menerima segala

aspek dalam diri

saya

Saya merasa

kecewa dengan

diri saya saat ini

Memiliki

pandangan

positif

terhadap diri

sendiri

Secara umum

saya merasa

percaya diri

mengenai diri

saya sendiri saat

ini

Saya merasa

tidak puas

dengan diri saya

saat ini

Menerima

secara positif

kehidupan

masa lalunya

Pengalaman di

masa lalu

membuat saya

belajar untuk

menjadi lebih

baik ke

depannya

Menurut saya

pengalaman di

masa lalu hanya

akan menjadi

beban pikiran

saya

Bagi saya

pengalaman di

masa lalu

merupakan

pengalaman

yang sangat

berharga

Saya merasa

tidak

memperoleh

banyak hal

berharga dari

pengalaman di

masa lalu

Saya merasa

puas dengan

pencapaian-

pencapaian di

masa lalu

Saya merasa

kecewa dengan

apa yang telah

saya lakukan di

masa lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang Lain

Individu sehat

secara mental

adalah individu

yang memiliki

kemampuan untuk

mencintai memiliki

perasaan yang

kuatakan rasa

empati kasih

sayang kehangatan

dan penghargaan

terhadap orang lain

Terbuka

kepada orang

lain

Bila ada

masalah saya

selalu berusaha

untuk bercerita

kepada orang

lain setidaknya

untuk

meringankan

beban saya

Saya enggan

bercerita

mengenai

permasalahan

saya kepada orang

lain

Memiliki

kepercayaan

terhadap

orang lain

Saya dapat

menaruh

kepercayaan

kepada orang

lain

Saya merasa ragu

apakah orang lain

dapat

mempercayai

saya

Memiliki

empati kasih

sayang dan

keintiman

dengan orang

lain

Bagi saya

menjaga relasi

dengan orang

lain merupakan

hal yang penting

dilakukan

Menjaga relasi

dengan orang lain

merupakan hal

yang menyulitkan

bagi saya

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

merupakan cara

saya menjaga

hubungan

dengan orang

lain

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

bukan merupakan

hal yang penting

Memiliki

kehangatan

dengan orang

lain

Saya merasa

nyaman ketika

sedang

berbincang-

bincang dengan

orang lain

Sulit bagi saya

untuk merasa

nyaman ketika

berbincang

dengan orang lain

Dapat

berkumpul

dengan orang

lain merupakan

hal yang patut

disyukuri dalam

hidup saya

Menurut saya

berkumpul

dengan orang lain

merupakan

kegiatan yang

membosankan

dan membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Otonomi

Seseorang yang berfungsi

secara utuh tidak

membutuhkan persetujuan

orang lain untuk membuat

evaluasi yang sesuai

dengan standar dirinya

sendiri (internal locus of

evaluation) sehingga

individu terbebas dari

keyakinan kolektif norma

dan peraturan yang

mengikat serta mampu

bertahan dari tekanan sosial

dengan berpikir dan

bertindak secara tepat

Mampu

membuat

keputusan

tanpa

tergantung

pada orang

lain

Keputusan

yang saya

buat

merupakan

murni

keputusan

saya sendiri

Saya sering

kali

dipengaruhi

orang lain

dalam

membuat

kuputusan

Saya yakin

setiap orang

memiliki

kebebasan

dalam

menentukan

pilihan hidup

begitu juga

dengan saya

Saya sangat

membutuhka

n orang lain

untuk

menentukan

pilihan hidup

saya

Saya akan

tetap pada

keputusan

saya

meskipun

orang lain

tidak setuju

Saya akan

mengubah

keputusan

saya bila ada

orang lain

yang tidak

setuju dengan

saya

Mampu

membuat

evaluasi

yang sesuai

dengan

standar

dirinya

sendiri

Kesalahan

yang saya

perbuat

menjadi

pelajaran

berharga bagi

saya

Kesalahan

saya

sebelumnya

merupakan

hal yang

memalukan

bagi saya dan

ingin saya

lupakan

Saya menilai

diri saya

sendiri

dengan nilai-

nilai yang

saya anggap

penting

bukan dari

orang lain

Penilaian dari

orang lain

merupakan

penilaian

yang penting

untuk saya

Mampu

bertahan

dari tekanan

sosial

Saya akan

berusaha

mengatasi

tekanan sosial

Saya tidak

tahu

bagaimana

saya harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

dengan

berpikir dan

bertindak

secara tepat

dengan

memikirkan

dan bertindak

dengan cara

yang tepat

mengatasi

tekanan sosial

dengan tepat

4 Penguasaan Lingkungan

Kemampuan individu

untuk

memilihmenciptakan

lingkungan agar sesuai

dengan kondisi

psikologisnya serta ikut

serta dan terlibat dengan

kegiatan di luar lingkungan

dirinya sehingga dapat

mengambil keuntungan

dari lingkungannya

Mampu

mengelola

aktivitas

sehari-hari

Saya merasa

cukup baik

dalam

mengelola

banyak

kegiatan

dalam

kehidupan

sehari-hari

Banyaknya

kegiataan

sehari-hari

membuat

saya

mengalami

kesulitan

dalam

mengelolany

a

Menurut

saya

aktivitas yang

saya lakukan

dapat berjalan

dengan baik

Saya merasa

kesulitan

dalam

melakukan

aktivitas yang

saya miliki

Saya merasa

senang

meskipun

aktivitas yang

saya lakukan

cukup

banyak

Semakin

banyak

kegiatan

semakin

membuat

saya kesulitan

dalam

menjalaninya

Terlibat

dalam

aktivitas di

luar

lingkungan

dirinya

Kegiatan di

luar rumah

membuat

saya merasa

lebih

nyaman

Saya merasa

tidak nyaman

ketika

melakukan

kegiatan di

luar

Saya lebih

senang

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Saya merasa

kurang

tertarik ketika

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Menggunak

an

kesempatan

yang ada di

Saya senang

mengikuti

kegiatan

dapat

Saya tidak

ingin

mengikuti

kegiatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

lingkungan

secara

efektif

memberi

wawasan

baru bagi

saya

dapat

memberi

wawasan

baru bagi

saya

5 Tujuan Dalam Hidup

Individu yang sehat secara

mental didefinisikan

memiliki tujuan dan makna

dalam hidup sehingga

mampu melihat perubahan

keinginan menjadi lebih

produktif

menciptakanmencapai

integritas emosional di

kemudian hari

Memiliki

cita-cita dan

tujuan

Saya akan

berusaha

mewujudkan

keinginan

yang saya

miliki

Keinginan

dan cita-cita

yang saya

miliki hanya

akan

membebani

hidup saya

Saya selalu

ingin

memiliki

kehidupan

yang lebih

baik dari

sebelumnya

Saya sudah

puas dengan

apa yang saya

miliki di saat

ini

Meyakini

tujuan hidup

yang

dimiliki

Saya yakin

bahwa saya

dapat

membuat hari

esok lebih

baik lagi

Menurut

saya hari

esok akan

sama saja

dengan hari

ini dan tidak

ada yang bisa

saya lakukan

untuk

mengubahny

a

Penting bagi

saya untuk

dapat

mewujudkan

cita-cita yang

saya miliki

Dahulu saya

memiliki cita-

cita yang

ingin saya

wujudkan

namun

sekarang hal

itu sudah

tidak penting

lagi

Memiliki

kemampuan

untuk

mencapai

tujuan hidup

Saya senang

melakukan

perencanaan

untuk masa

depan dan

berusaha

Saya merasa

perencanaan

yang sudah

saya lakukan

merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

untuk

mewujudkan

nya

hal yang sia-

sia

Kemampuan

yang saya

miliki dapat

membantu

mencapai

tujuan hidup

saya

Saya tidak

memiliki

kemampuan

yang cukup

untuk

mencapai

tujuan hidup

saya

6 Pertumbuhan Pribadi

Individu yang tidak hanya

memiliki satu

perkembangan

karakteristik di masa lalu

namun juga memiliki

potensi yang dapat

dikembangkan agar tetap

tumbuh dan berkembang

dalam menghadapi

tantangantugas baru

Memiliki

pandangan

sebagai

pribadi yang

tumbuh dan

berkembang

Saya

memiliki

keyakinan

bahwa

kehidupan

merupakan

proses yang

terus

berlanjut

Menurut

saya proses

kehidupan

akan berhenti

ketika saya

sudah tua

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

saya

kembangkan

lagi di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

Menyadari

potensi

yang

dimiliki

Saya

menyadari

potensi yang

saya miliki

dan ingin

mengembang

kannya

Saya tidak

tahu potensi

apa yang saya

miliki selama

ini

Terbuka

terhadap

pengalaman

baru

Saya ingin

mencoba hal-

hal baru yang

dapat

membantu

saya

mengembang

kan potensi

diri

Saya merasa

tidaklah

penting

mencoba hal-

hal baru

karena hal

tersebut

hanya

membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Melihat

peningkatan

dalam diri

dari waktu

ke waktu

Saya merasa

potensi dalam

diri saya

semakin

berkembang

karena

pengalaman

yang saya

miliki

Pengalaman

yang saya

miliki tidak

dapat

membantu

mengembang

kan potensi

dalam diri

saya

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

berkembang

di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

LAMPIRAN 2

Skala Try Out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

SKALA TRY OUT

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan

saya kepada orang lain

5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal

baru karena hal tersebut hanya membuang waktu

saja

6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan

merupakan hal yang sia-sia

7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai

diri saya sendiri saat ini

9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

saya kembangkan lagi di masa mendatang

10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk

menentukan pilihan hidup saya

12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan

yang saya miliki

13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-

cita yang saya miliki

16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat

memberi wawasan baru bagi saya

17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih

baik dari sebelumnya

18 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

No Pernyataan STS TS S SS

20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian

di masa lalu

24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam

menentukan pilihan hidup begitu juga dengan

saya

25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang

lain

26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa

dengan kemampuan yang saya miliki sekarang

27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-

bincang dengan orang lain

28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam

membuat kuputusan

29 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya

wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak

penting lagi

31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi

tekanan sosial dengan tepat

34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang

penting untuk saya

35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti

ketika saya sudah tua

37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya

akan membebani hidup saya

38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

berkembang di masa mendatang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

No Pernyataan STS TS S SS

40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin

berkembang karena pengalaman yang saya miliki

41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang

lain yang tidak setuju dengan saya

42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal

berharga dari pengalaman di masa lalu

45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan

kegiatan yang melibatkan orang lain

46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari

ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk

mengubahnya

47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang

memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan

48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan

merupakan proses yang terus berlanjut

49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk

mencapai tujuan hidup saya

50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih

nyaman

52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang

melibatkan orang lain

53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini

54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk

bercerita kepada orang lain setidaknya untuk

meringankan beban saya

56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat

membantu mengembangkan potensi dalam diri

saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

No Pernyataan STS TS S SS

60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial

dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang

tepat

62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran

berharga bagi saya

63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan

kegiatan di luar

64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat

ini

66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya

70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat

mempercayai saya

71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika

berbincang dengan orang lain

72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

LAMPIRAN 3

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

SKALA PENELITIAN

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru

karena hal tersebut hanya membuang waktu saja

5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri

saya sendiri saat ini

7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita

yang saya miliki

11 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain

17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

18 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

No Pernyataan STS TS S SS

21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika

saya sudah tua

23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga

dari pengalaman di masa lalu

27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu

mengembangkan potensi dalam diri saya

33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

LAMPIRAN 4

Uji Reliabilitas Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

1 Reliabilitas Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

688 688 8

2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

771 791 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 1 22375 4389 368 268 660

Item 8 22612 4494 351 224 664

Item 10 22525 4253 366 283 661

Item 14 22212 4296 431 284 647

Item 44 22700 4137 396 252 654

Item 57 22737 4196 428 417 646

Item 58 22737 4550 305 200 674

Item 68 22875 4313 377 340 658

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

3 Reliabilitas Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

602 600 3

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 18 5300 1301 337 114 601

Item 56 5850 1142 439 207 459

Item 72 5600 1053 459 221 425

4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

653 675 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 13 19950 4706 395 303 786

Item 20 19363 5576 422 420 756

Item 25 19888 5240 490 295 743

Item 29 19488 5316 500 418 742

Item 42 19600 5053 659 512 713

Item 43 19613 5177 565 449 729

Item 50 19800 5276 549 380 733

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 3 18438 3718 355 371 631

Item 7 18150 4129 372 238 615

Item 19 18025 4278 392 249 610

Item 22 18350 3901 402 414 606

Item 38 18013 4418 444 347 604

Item 54 17863 4373 319 394 630

Item 67 17988 4620 335 324 628

5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

800 797 5

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 15 12850 2205 668 542 732

Item 21 12900 2091 761 598 700

Item 31 12975 2227 602 412 756

Item 32 12825 2526 453 268 801

Item 60 12950 2808 448 215 799

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

747 766 8

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 2 21163 6214 427 241 728

Item 5 21113 6126 489 324 712

Item 26 21150 6306 583 464 695

Item 35 20963 6771 505 337 712

Item 36 21213 6549 318 152 753

Item 59 21088 7094 377 312 732

Item 64 20975 7493 391 339 735

Item 66 21125 6465 583 365 697

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LAMPIRAN 5

Uji Koefisien Alpha Berstrata

(varian item komponen dan skor total)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

1 Kesejahteraan Psikologis

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

118525 82607 90888 38

2 Dimensi Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

688 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

25825 5412 23264 8

3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

22950 6808 26091 7

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

874 38

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

771 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

4 Dimensi Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

602 3

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

8375 2187 14788 3

5 Dimensi Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

653 7

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

21138 5411 23262 7

6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

800 5

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

16125 3528 18784 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

747 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

24113 8354 28904 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

LAMPIRAN 6

Data Deskriptif Subjek Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

1 Deskripsi Data Subjek

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std

Deviation

Usia 80 550 780 63650 57459

Suku 80 1 3 104 249

Jenis Kelamin 80 1 2 130 461

Status

Pernikahan 80 1 2 150 503

Lama Pensiun

(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788

Valid N

(listwise) 80

2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 550 2 25 25 25

560 3 38 38 63

570 6 75 75 138

580 4 50 50 188

590 5 63 63 250

600 6 75 75 325

610 8 100 100 425

620 7 88 88 512

630 6 75 75 588

640 1 13 13 600

650 8 100 100 700

660 3 38 38 738

670 1 13 13 750

680 7 88 88 838

690 1 13 13 850

700 1 13 13 863

710 1 13 13 875

720 1 13 13 888

730 2 25 25 913

740 2 25 25 938

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

a Usia Subjek

760 2 25 25 963

770 2 25 25 988

780 1 13 13 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

b Lama Pensiun

Lama Pensiun (dalam tahun)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10 8 100 100 100

20 7 88 88 188

30 7 88 88 275

40 3 38 38 313

50 9 113 113 425

60 6 75 75 500

70 5 63 63 563

80 5 63 63 625

90 4 50 50 675

100 3 38 38 713

110 2 25 25 738

120 4 50 50 788

130 4 50 50 838

140 5 63 63 900

150 2 25 25 925

160 1 13 13 938

170 1 13 13 950

180 1 13 13 963

200 3 38 38 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

LAMPIRAN 7

Deskriptif Data Penelitian

(one sample t-test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

1 Kesejahteraan Psikologis

One-Sample Statistics

N Mean

Std

Deviation

Std Error

Mean

Total 80 118525 90888 10162

One-Sample Test

Test Value = 95

t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Total 23151 79 000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

LAMPIRAN 8

Uji Normalitas dan Homogenitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

1 Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kesejahteraan

Psikologis 80 1000 0 00 80 1000

Descriptives

Statistic Std Error

Kesejahteraan

Psikologis

Mean 11853 1016

95 Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 11650

Upper Bound 12055

5 Trimmed Mean 11806

Median 11650

Variance 82607

Std Deviation 9089

Minimum 100

Maximum 148

Range 48

Interquartile Range 11

Skewness 946 269

Kurtosis 803 532

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

a Lilliefors Significance Correction

Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem amp Leaf

200 10 04

500 10 77789

2500 11 0000011111222333334444444

2100 11 555555667888888888999

1000 12 0112222334

700 12 5677888

300 13 234

300 13 556

400 Extremes (gt=138)

Stem width 10

Each leaf 1 case(s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

3 Uji Homogenitas

Group Statistics

Status Pernikahan N Mean Std Deviation

Std Error

Mean

Kesejahteraan

Psikologis

Menikah 40 11878 8185 1294

JandaDuda 40 11828 10010 1583

Independent Samples Test

Levenes Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

Std Error

Difference

95

Confidence

Interval of

the

Difference

Lower

Uppe

r

Kesejahtera

an

Psikologis

Equal

variances

assumed

2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457

0

Equal

variances

not

assumed

245 75041 807 500 2045 -3573 457

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

LAMPIRAN 9

Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Uji Hipotesis Penelitian

Ranks

Status

Pernikahan N Mean Rank

Sum of

Ranks

Kesejahteraan

Psikologis

menikah 40 4239 169550

jandaduda 40 3861 154450

Total 80

Test Statisticsa

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

a Grouping Variable Status Pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1 judul
  • 2 dosbing
  • 3 pengesahan
  • 4 -5 HALAMAN MOTTO
  • 6 keaslian
  • 7 abstrak
  • 9 publikasi
  • 10 - 11 KATA PENGANTAR
  • 12 pengantar
  • 13 DAFTAR ISI
  • BAB I
  • BAB II
  • BAB III
  • BAB IV
  • BAB V
  • Daftar Pustaka -FIX-
  • Lampiran
Page 5: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Semua hasil dari usaha dan kerja keras ini aku persembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus sumber kekuatan dan penolongku

Bunda Maria Bunda yang terkasih

St Antonius St Yoseph dan St Yohanes De Britto pelindung dan

penyemangatku

Bapak Ibu dan Adik yang selalu menjadi motivasi dan semangatku

Sahabat-sahabatku dan seluruh orang yang kukasihi

Serta untuk semua para pejuang masa depan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA PENSIUN

DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

Antonius Mei Setyabudi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa

pensiun yang ditinjau dari status pernikahan Variabel kesejahteraan psikologis terdiri dari enam

dimensi yaitu penerimaan diri hubungan yang positif dengan orang lain otonomi penguasaan

lingkungan tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi Subjek penelitian ini berjumlah 80

orang pensiunan yang terdiri dari 40 orang dari kelompok menikah dan 40 orang dari kelompok

jandaduda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis yang

dikembangkan oleh peneliti Skala kesejahteraan psikologis ini terdiri dari 38 item dengan nilai

reliabilitas alpha berstrata sebesar 0893 (αs = 0893) Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan teknik analisis uji beda mann-whitnney u test Hasil uji beda kesejahteraan

psikologis antara kelompok menikah dan kelompok jandaduda diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0467 (p gt 005) Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan pada

masa pensiun yang ditinjau dari status pernikahan

Kata kunci kesejahteraan psikologis masa pensiun status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

THE DIFFERENCES OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN

RETIREMENT THAT REVIEWED FROM THE MARITAL STATUS

Antonius Mei Setyabudi

ABSTRACT

The purpose of this study was to understand the differences between psychological

well-being in retirement that reviewed from the marriage status Psychological well-being

is concluded of six dimensions self acceptance positive relations with others autonomy

enviromental mastery purpose of life and personal growth There was 80 subjects that had

been retired with 40 subjects from the married group and 40 subjects from the widows that

obtained with sampling methods convenience sampling The data obtained from well-being

psychology scales that developed by researcher The well-being scales included 38 items

with reliability of alpha stratified 0893 (αs = 0893) This study was quantitative difference

test with mann-whitnney u test The result from well-being between married group and

widows group showed the significancy 0467 (pgt005) The result showed that there was

no differences between the well-being on the retired stage that reviewed from the marriage

status

Keywords Psychological well-being retirement marital status

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga

penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa

Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik

Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik

secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program

Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma

2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi

Universitas Sanata Dharma

3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk

menyelesaikan skripsi

4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang

sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik

5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan

waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan

banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai

kehidupan

7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas

segala bantuan yang diberikan

8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku

Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa

BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI

Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses

perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi

9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner

10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak

henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan

mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi

11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek

namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress

skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur

e

12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

mendukung penulis

13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi

bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang

lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 10

D Manfaat Penelitian 10

BAB II LANDASAN TEORI 12

A Kesejahteraan Psikologis 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14

3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20

B Status Pernikahan 29

1 Menikah 29

2 JandaDuda 30

C Masa Pensiun 31

1 Pengertian Masa Pensiun 31

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahaan 38

E Skema Penelitian 41

F Hipotesis 42

BAB III METODE PENELITIAN 43

A Jenis Penelitian 43

B Identifikasi Variabel Penelitian 43

C Definisi Operasional 43

D Subjek Penelitian 44

E Metode dan Alat Pengambilan Data 45

F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47

1 Validitas 48

2 Reliabilitas 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

3 Daya Diskriminasi Item 49

G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50

H Metode Analisis Data 54

1 Uji Asumsi 54

2 Uji Hipotesis 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56

A Pelaksanaan Penelitian 56

B Deskripsi Subjek Penelitian 57

C Deskripsi Data Penelitian 58

D Hasil Analisis Data 60

1 Uji Asumsi 60

2 Uji Hipotesis 61

E Pembahasan 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67

A Kesimpulan 67

B Keterbatasan Penelitian 67

C Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 70

LAMPIRAN 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47

Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53

Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57

Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58

Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60

Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61

Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76

Lampiran 2 Skala Try out 84

Lampiran 3 Skala Penelitian 94

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102

Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor

total) 107

Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111

Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116

Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118

Lampiran 9 Uji Hipotesis 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks

Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil

indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level

6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori

bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya

6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan

cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa

pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi

karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)

Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil

(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC

Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun

dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif

bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak

lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih

baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)

Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai

dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk

beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir

dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini

seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada

organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada

masa pensiun (Apsari 2012)

Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun

merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam

kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari

dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai

masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres

(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan

orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi

masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung

rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari

bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)

Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan

bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya

memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta

kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan

keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk

menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi

(Apsari 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi

orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp

Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh

lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali

diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan

kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep

kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi

juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan

yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)

Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang

menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang

tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian

Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak

hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu

serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta

kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut

Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang

mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga

diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih

sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-

being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)

Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat

menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi

yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes

dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan

psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan

bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat

dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington

2012)

Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-

Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan

psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya

berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu

yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan

membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan

kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989

dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong

seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha

untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp

Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik

Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan

individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap

perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi

dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik

Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya

penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan

psikologis yang baik

Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke

dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)

Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-

acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with

other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental

mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi

(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani

amp Jannah 2014)

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis

kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff

1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman

berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu

yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah

atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu

individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total

yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah

memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status

pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri

serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap

kehilangan pasangannya (Ryff 2014)

Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan

mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu

hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat

sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan

bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih

pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari

pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)

Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih

menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah

menikah (Marks 1996)

Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)

berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki

mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-

hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada

orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah

memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada

responden yang menikah (Marks 1996)

Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih

lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan

memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan

dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau

hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan

dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang

intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan

karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp

Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks

1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif

menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi

pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis

Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara

umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang

dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai

dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009

dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada

orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin

memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak

dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin

memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah

relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan

(Santrock 2012)

Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka

miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah

maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan

pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan

pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam

menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan

dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang

merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang

menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran

pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial

Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial

(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial

dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki

kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)

Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk

mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung

Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan

status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran

pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah

pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian

sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada

kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang

dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur

yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai

keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu

sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya

barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)

Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia

Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan

normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)

menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan

sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan

maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan

psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh

terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

B Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

C Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis

pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

D Manfaat Penelitian

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang

psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan

psikologis terutama pada masa pensiun

2 Manfaat Praktis

a Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk

membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang

akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada

karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah

khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

b Bagi para pensiunan

1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada

pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta

mengembangkannya dengan lebih baik

2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan

tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling

mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat

mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan psikologis

3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki

pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga

saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu

mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A Kesejahteraan Psikologis

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis

Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman

hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI

2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean

Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa

Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian

tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff

1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada

eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan

atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial

maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada

bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat

membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)

Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan

dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan

psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan

subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah

persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari

evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi

dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life

satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya

afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut

Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin

dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic

karena lebih mengarah pada kepuasan fisik

Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau

psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam

Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat

eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan

mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al

2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat

seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan

interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization

milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik

Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff

1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga

menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan

menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik

Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa

dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria

mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-

being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi

secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik

Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan

bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap

psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk

menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis

akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas

hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis

Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam

enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan

psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)

antara lain

a Penerimaan Diri

Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera

adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat

seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan

maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life

span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa

lalu (Ryff 1989)

Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki

karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan

menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang

baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap

kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik

merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi

di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas

pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff

2014)

b Hubungan Positif Dengan Orang Lain

Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen

utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai

memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang

terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang

mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan

orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan

(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)

bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini

yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff

1989)

Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain

dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik

hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang

lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati

kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi

dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah

digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan

kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk

menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi

dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat

kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain

(Ryff 2014)

c Otonomi

Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki

lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini

akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang

lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik

dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan

kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan

yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp

Singer 1996)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi

digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya

mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak

sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan

mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan

evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk

membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam

berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)

d Penguasaan Lingkungan

Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai

kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan

agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport

menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan

keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan

dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu

memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur

lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah

lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik

Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu

seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi

penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu

menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya

mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan

kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu

untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan

kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai

individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya

merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan

di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya

dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff

2014)

e Tujuan dalam Hidup

Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan

dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan

bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya

sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan

untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai

integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)

Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi

tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup

kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki

makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang

keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta

tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki

karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya

memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam

hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan

tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat

munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)

f Pertumbuhan Pribadi

Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu

perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi

yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin

berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk

mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori

perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau

tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan

pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang

melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka

terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu

dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan

tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada

dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat

melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya

keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap

dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik

dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap

atau perilaku yang baru (Ryff 2014)

3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin

kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp

Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah

sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan

well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian

pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain

penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai

intervensi dan klinis

a Usia

Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan

psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi

penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang

tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain

dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup

menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah

hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti

penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain

menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga

rentang usia

b Jenis Kelamin

Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)

menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara

konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi

hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan

pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita

lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi

berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)

c Kebudayaan

Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara

budaya individualistik (independent) dengan kolektif

(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang

cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau

otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada

budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp

Singer 1996)

Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan

menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di

negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat

Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya

dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan

skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan

pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)

d Status Sosial

Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan

dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan

seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki

pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi

tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi

Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan

bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan

kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan

bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan

menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff

amp Singer 1996)

e Pengalaman dan Sejarah Hidup

Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman

hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman

tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi

kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang

sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang

bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi

penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri

dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana

mereka membesarkan anak dan bagaimana anak

membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer

1996)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap

kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana

pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan

lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan

pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi

depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)

f Perkembangan dan Penuaan

Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan

penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa

mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti

(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada

pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang

dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke

waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa

dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi

menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa

tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka

seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi

ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin

menjadi muda

Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada

kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir

dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya

diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo

Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses

psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang

fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta

dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir

akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi

daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas

perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)

g Kepribadian

Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar

terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan

pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada

penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model

kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan

pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan

personal growth agreeableness berhubungan dengan positive

relations with others dan extraversion conscientiousness dan

neuroticism berhubungan dengan environmental mastery

purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)

Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain

yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi

tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh

sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel

yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan

dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional

(Ryff 2014)

h Pengalaman Keluarga

Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan

memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-

being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki

peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam

dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu

individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu

yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada

wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada

dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita

yang menikah

Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua

juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang

dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan

baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap

tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)

menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di

masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun

psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang rendah

i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain

Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar

karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap

kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis

pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai

beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa

beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami

individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran

dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan

psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang

berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap

perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)

Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar

dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan

psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar

cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan

lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang

tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai

relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan

psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan

dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada

tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki

nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)

j Kesehatan

Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil

bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki

keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki

(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka

mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan

psikologis setelah melewati masa sakit

k Studi Klinis

Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat

eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari

tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang

penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh

Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti

schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia

agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan

bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui

dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam

hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)

Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar

dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru

untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff

(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat

mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala

gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan

meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek

eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

B Status Pernikahan

Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status

pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup

dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada

Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan

Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda

1 Menikah

Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang

dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk

antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum

dan agama dengan tujuan membentuk keluarga

Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa

aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting

(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan

terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat

memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)

menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit

memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah

serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya

2 JandaDuda

Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak

bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian

suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai

seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau

telah bercerai dengan istrinya

Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa

tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat

menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat

mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)

Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan

keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi

Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu

pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama

bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan

(Santrock 2014)

Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan

oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa

alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan

dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama

mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan

perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka

bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan

perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup

C Masa Pensiun

1 Pengertian Masa Pensiun

Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana

karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia

kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi

(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan

dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana

pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai

angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase

menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah

menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun

juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan

karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus

pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan

menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa

pensiun (Apsari 2012)

Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan

bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola

hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran

perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan

terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan

tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa

perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja

menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya

interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu

luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)

Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa

ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit

melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa

pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa

fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada

fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-

pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan

bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang

komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)

Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase

awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan

pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak

pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka

mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih

banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun

karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami

kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The

Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai

menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang

pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-

orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan

dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih

realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang

memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan

yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada

masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan

yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase

terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena

orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan

mencukupi kebutuhannya sendiri

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah

penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal

ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada

individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)

Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan

ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun

dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan

dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)

Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang

disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis

dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi

fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan

(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak

bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial

membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari

harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya

stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)

Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah

(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan

bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu

peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik

terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang

memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang

meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada

negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa

yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan

para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang

membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima

kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki

jabatan dan sudah pensiun

Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para

pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada

masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa

pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses

perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga

menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang

dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada

timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi

dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial

Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan

dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun

adalah

a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya

Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita

lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada

sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya

baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka

dan sebaliknya

b Perubahan dalam perilaku seksual

Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih

banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik

sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa

pensiun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan

Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk

mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat

perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak

kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka

dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri

d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of

parental dependency)

Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak

terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan

seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan

sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang

pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini

Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu

dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu

penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya

hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya

kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian

penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai

kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh

pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun

nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga

kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan

fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat

membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahan

Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai

sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun

dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya

perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya

kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah

menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun

(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi

orang yang akan menghadapi masa pensiun

Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu

seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki

mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi

serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan

Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran

pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan

psikologis

Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan

potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan

meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya

mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai

kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam

Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu

Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang

memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk

menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya

Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah

berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami

depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti

menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian

(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan

yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan

dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki

pasangan lagi

Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada

seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki

pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan

kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya

seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)

akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan

akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang

memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga

tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

E Skema Penelitian

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis

Masa Pensiun

Status

Pernikahan

JandaDuda

(Sudah tidak memiliki secara

hukummeninggal)

Menikah

(Masih memiliki pasangan)

Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa

yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki

masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi

berbeda daripada dirinya sekarang sedikit

kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain

sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli

tentang orang lain terisolasi dalam hubungan

interpersonal tidak mau membuat kompromi

dalam hubungan dengan orang lain cenderung

mementingkan harapan dari orang lain

bergantung pada penilaian orang lain mengikuti

tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan

mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki

lingkungan di sekitarnya tidak menyadari

kesempatan yang ada kurang mampu

mengontrol dunia luar kurang memiliki makna

terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan

tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup

tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa

lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat

memunculkan makna dalam hidup merasa tidak

dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan

diri merasa bosan dengan kehidupannya dan

merasa tidak dapat berkembang

Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui

menerima segala aspek dalam diri memiliki

perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya

hangat menyenangkan percaya dan

mementingkan kesejahteraan orang lain

berempati kasih sayang intim saling berbagi

dalam hubungan bebas dan dapat menentukan

nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial

mengelola perilaku dari dalam mampu

mengevaluasi diri mampu menguasai dan

mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas

menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk

membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai

dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai

tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan

saat ini dan masa lalu memegang keyakinan

terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam

tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus

berkembang melihat diri sebagai pribadi yang

tumbuh dan berkembang terbuka terhadap

pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan

melakukan perubahan agar tetap mencerminkan

pengetahuan tentang diri

Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

F Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah

H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

ditinjau dari status pernikahaan

H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu

penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok

penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar

2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat

kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan

pensiunan yang jandaduda

B Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut

Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis

Variabel Bebas Status Pernikahan

C Definisi Operasional

1 Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah

berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan

yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga

memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya

dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari

skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala

kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki

2 Status Pernikahan

Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu

menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan

perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda

adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang

dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas

mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang

ditujukan kepada subjek

D Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang

sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience

sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan

untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp

Jannah 2008 Supratiknya 2015)

Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk

pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa

Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia

55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan

digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun

Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang

dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki

pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki

telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok

jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan

berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan

psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)

E Metode dan Alat Pengambilan Data

Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan

terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis

menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan

unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)

Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan

tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan

sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar

menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan

agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari

aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode

summated rating dengan ketentuan sebagai berikut

1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan

jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4

2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan

jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1

Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total

jawaban subjek pada skala yang diberikan

Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel

1 berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel 1

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis

Keterangan Item yang gugur

F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur

Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah

memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap

masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item

mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final

tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk

memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan

pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu

maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi

keseluruhan item

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69

(833)

12 44 53 57 58

68 (833)

12

(1667)

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang lain

20 25 27 29 42

55 (833)

4 13 43 50 70

71(833)

12

(1667)

3 Otonomi 18 24 56 61 62

72 (833)

11 28 33 34

41 47 (833)

12

(1667)

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 51 52 54

67 (833)

3 7 16 22 45

63 (833)

12

(1667)

5 Tujuan Dalam

Hidup

15 17 21 31 32

60 (833)

6 30 37 46

49 65 (833)

12

(1667)

6 Pertumbuhan

Pribadi

9 35 39 40 48

64 (833)

2 5 26 36 59 66

(833)

12

(1667)

Total 36 36 72

(100)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

1 Validitas

Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam

melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya

(Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)

yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat

professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini

akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam

penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing

2 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau

kelompok (Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan

konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan

antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi

reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali

pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik

yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini

reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam

teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki

koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

3 Daya Diskriminasi Item

Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item

mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki

dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya

diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi

antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan

menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)

Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan

tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka

daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien

korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut

mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi

(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar

korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang

memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda

yang rendah

G Pengujian Alat Ukur Penelitian

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh

dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan

subjek yang memenuhi kriteria penelitian

Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf

reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya

2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek

pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek

didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai

Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta

Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta

Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item

Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada

pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba

dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur

a Seleksi Item

Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan

menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang

terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan

penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030

maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030

maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item

terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta

perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai

cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini

dianggap memiliki enam skala

Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item

memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524

Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item

yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi

Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026

sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima

item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item

diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659

Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan

pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337

sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum

dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan

0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit

antara 0319 sampai dengan 0444

Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item

berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran

item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761

Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti

menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan

0583

Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis

setelah dilakukan seleksi item

Tabel 2

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil

ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran

(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa

reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang

berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini

dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

20 25 29 42 13 43 50 7

3 Otonomi 18 56 72 - 3

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 54 67 3 7 22 7

5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5

6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8

Total 22 16 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program

SPSS

Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap

dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis

Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha

berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi

reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur

internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes

(Widhiarso 2011)

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan

penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata

αstrat = 1 -

119896sum

119894=1120590119894

2(1minusα119894)

1205901199092

Keterangan

1205901198942 = varian butir komponen ke-i

α119894 = realibilitas komponen ke-i

1205901199092 = varian skor total tes

No Dimensi

Koefisien Alpha

Sebelum

Seleksi Item

Setelah Seleksi

Item

1 Penerimaan Diri 0654 0688

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

0702 0771

3 Otonomi 0477 0602

4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653

5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800

6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

αs = 1 minus

5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)

+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)

82607= 0893

Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala

kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu

0893 (αs=0893)

H Metode Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent

sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala

kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji

normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang

dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji

normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal

maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney

u test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala

kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan

yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan

Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)

Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI

Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan

dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan

pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini

berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang

menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun

meninggal (jandaduda)

Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya

akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu

kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan

pengisian skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

B Deskripsi Subjek Penelitian

Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui

persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok

menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia

subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil

sebagai berikut

Tabel 4

Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara

keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok

menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok

menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin

perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin

laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan

subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan

24 subjek berjenis kelamin perempuan

Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total

Menikah Laki-laki 35 subjek

Perempuan 5 subjek

40 subjek

JandaDuda Laki-laki 21 subjek

Perempuan 19 subjek

40 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel 5

Persebaran Subjek Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini

berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek

Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13

subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek

berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan

frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia

636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi

terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65

tahun

C Deskripsi Data Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan

psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau

rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean

empiris pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis

Usia Jumlah

55 ndash 60 tahun 26 subjek

61 ndash 65 tahun 30 subjek

66 ndash 70 tahun 13 subjek

71 ndash 75 tahun 6 subjek

76 ndash 80 tahun 5 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 6

Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan

psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai

mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki

tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara

mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis

Tabel 7

Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean

teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki

perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005

yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian

ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Pengukuran Teoritis Empiris

Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD

Kesejahteraan

Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi

Test Value = 95

t Df Sig (2

Tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Kesejahteraan

Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

D Hasil Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini

Tabel 8

Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa

variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar

0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara

signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan

bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini

Tabel 9

Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang

didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa

asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian

dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan

homogen

2 Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil

yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt

Levenes Test for Equality of

Variances

F Sig

Kesejahteraan

Psikologis

Equal variances

assumed 2144 147

Equal variances not

assumed

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik

digunakan jika persebaran data tidak normal

Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas

pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)

menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan

yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel

bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak

Tabel 10

Hasil Uji Mann-Whitney U Test

Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu

nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)

Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak

sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah

dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

E Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada

penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal

ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa

persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)

Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai

koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0

diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok

menikah dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya

kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff

1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk

pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting

untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam

hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan

dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp

Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa

lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat

menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka

inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai

succesful aging

Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan

membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang

tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan

sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan

dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang

memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran

pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan

psikologis

Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat

digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang

kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan

yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar

terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting

sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart

1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)

menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari

orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis

bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka

yang memiliki pasangan

McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat

menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan

kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan

nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap

satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil

dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-

teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan

yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan

pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan

keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu

menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa

tidak sendirian

Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya

yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan

tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan

yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di

dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan

dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu

menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan

orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada

masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya

seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-

tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam

suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak

secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas

maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu

membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan

hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar

pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan

kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus

RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar

para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-

parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data

yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji

analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu

teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas

Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar

0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda

B Keterbatasan Penilitan

Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah

berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi

fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang

diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini

memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan

sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis

penelitian

Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa

instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009

Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya

measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki

nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement

errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing

dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint

skala kesejahteraan psikologis

C Saran

1 Bagi subjek

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan

yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan

psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena

dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai

kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik

2 Bagi perusahaan

Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan

jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya

kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu

dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat

terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan

diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya

kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi

pensiunan

3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena

minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria

penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan

psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain

itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun

berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada

penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah

item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa

dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator

perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar

mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan

variable

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Daftar Pustaka

Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun

Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-

masyarakat-ri-tunda-pensiun

Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari

httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit

Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos

Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada

Lansia Bandung Universitas Padjajaran

Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-

Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security

Character Volume 3 No 2

Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological

Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas

Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan

Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Widya Mandala

Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan

Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi

Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober

2010

Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari

httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-

daftar-subjek1

Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey

Pearson Education Inc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September

2015 dari

httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi

ashtml

Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25

Tahun Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-

tanpa-gaji-selama-25-tahun

Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher

Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social

and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348

Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks

Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga

Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute

Working Paper Series 131 Januari 2010

Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological

Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology

Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222

Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and

Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No

4 (Nov 1996) pp 917-932

Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka

Pelajar

McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New

York Oxford University Press Inc

Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological

Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No

3(Sep 1973) pp 226-232

Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan

Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum

Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia

Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)

Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat

Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality

Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer

Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning

of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology

1989 Vol 57 No 6 1069-1081

Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in

Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104

Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science

and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28

Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being

Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-

727

Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning

Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother

Psychosom 19966514-23

Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran

Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02

Agustus 2013

Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta

Universitas Sanata Dharma

Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT

Elex Media Komputindo

Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta

Erlangga

Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New

York McGraw-Hill Education

Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing

Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication

doi 101037a0022411

Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group

Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers

Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The

Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition

California Sage Publications Inc

Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing

The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349

Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada

University Press

Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata

Dharma

Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari

httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan

Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada

Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang

Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1

Agustus 2012

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja Diakses dari

wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf

van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-

Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a

Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal

Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of

Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691

Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan

Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2

2009

Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis

UGM

Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil

22 Juni 2016 dari

httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf

Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)

Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To

Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice

2012 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

LAMPIRAN 1

Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Blueprint skala kesejahteraan psikologis

No Dimensi Indikator Item

Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri

Individu yang sehat

secara mental

didefinisikan

mampu untuk

menerima dirinya

dan kehidupan

masa lalunya secara

positif

Memahami

dan

menerima

seluruh aspek

pada diri

Saya menyadari

bahwa saya

memiliki

kelebihan

maupun

kekurangan

Saya tidak tahu

kelebihan

maupun

kekurangan yang

saya miliki

Saya dapat

menerima segala

aspek dalam diri

saya

Saya merasa

kecewa dengan

diri saya saat ini

Memiliki

pandangan

positif

terhadap diri

sendiri

Secara umum

saya merasa

percaya diri

mengenai diri

saya sendiri saat

ini

Saya merasa

tidak puas

dengan diri saya

saat ini

Menerima

secara positif

kehidupan

masa lalunya

Pengalaman di

masa lalu

membuat saya

belajar untuk

menjadi lebih

baik ke

depannya

Menurut saya

pengalaman di

masa lalu hanya

akan menjadi

beban pikiran

saya

Bagi saya

pengalaman di

masa lalu

merupakan

pengalaman

yang sangat

berharga

Saya merasa

tidak

memperoleh

banyak hal

berharga dari

pengalaman di

masa lalu

Saya merasa

puas dengan

pencapaian-

pencapaian di

masa lalu

Saya merasa

kecewa dengan

apa yang telah

saya lakukan di

masa lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang Lain

Individu sehat

secara mental

adalah individu

yang memiliki

kemampuan untuk

mencintai memiliki

perasaan yang

kuatakan rasa

empati kasih

sayang kehangatan

dan penghargaan

terhadap orang lain

Terbuka

kepada orang

lain

Bila ada

masalah saya

selalu berusaha

untuk bercerita

kepada orang

lain setidaknya

untuk

meringankan

beban saya

Saya enggan

bercerita

mengenai

permasalahan

saya kepada orang

lain

Memiliki

kepercayaan

terhadap

orang lain

Saya dapat

menaruh

kepercayaan

kepada orang

lain

Saya merasa ragu

apakah orang lain

dapat

mempercayai

saya

Memiliki

empati kasih

sayang dan

keintiman

dengan orang

lain

Bagi saya

menjaga relasi

dengan orang

lain merupakan

hal yang penting

dilakukan

Menjaga relasi

dengan orang lain

merupakan hal

yang menyulitkan

bagi saya

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

merupakan cara

saya menjaga

hubungan

dengan orang

lain

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

bukan merupakan

hal yang penting

Memiliki

kehangatan

dengan orang

lain

Saya merasa

nyaman ketika

sedang

berbincang-

bincang dengan

orang lain

Sulit bagi saya

untuk merasa

nyaman ketika

berbincang

dengan orang lain

Dapat

berkumpul

dengan orang

lain merupakan

hal yang patut

disyukuri dalam

hidup saya

Menurut saya

berkumpul

dengan orang lain

merupakan

kegiatan yang

membosankan

dan membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Otonomi

Seseorang yang berfungsi

secara utuh tidak

membutuhkan persetujuan

orang lain untuk membuat

evaluasi yang sesuai

dengan standar dirinya

sendiri (internal locus of

evaluation) sehingga

individu terbebas dari

keyakinan kolektif norma

dan peraturan yang

mengikat serta mampu

bertahan dari tekanan sosial

dengan berpikir dan

bertindak secara tepat

Mampu

membuat

keputusan

tanpa

tergantung

pada orang

lain

Keputusan

yang saya

buat

merupakan

murni

keputusan

saya sendiri

Saya sering

kali

dipengaruhi

orang lain

dalam

membuat

kuputusan

Saya yakin

setiap orang

memiliki

kebebasan

dalam

menentukan

pilihan hidup

begitu juga

dengan saya

Saya sangat

membutuhka

n orang lain

untuk

menentukan

pilihan hidup

saya

Saya akan

tetap pada

keputusan

saya

meskipun

orang lain

tidak setuju

Saya akan

mengubah

keputusan

saya bila ada

orang lain

yang tidak

setuju dengan

saya

Mampu

membuat

evaluasi

yang sesuai

dengan

standar

dirinya

sendiri

Kesalahan

yang saya

perbuat

menjadi

pelajaran

berharga bagi

saya

Kesalahan

saya

sebelumnya

merupakan

hal yang

memalukan

bagi saya dan

ingin saya

lupakan

Saya menilai

diri saya

sendiri

dengan nilai-

nilai yang

saya anggap

penting

bukan dari

orang lain

Penilaian dari

orang lain

merupakan

penilaian

yang penting

untuk saya

Mampu

bertahan

dari tekanan

sosial

Saya akan

berusaha

mengatasi

tekanan sosial

Saya tidak

tahu

bagaimana

saya harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

dengan

berpikir dan

bertindak

secara tepat

dengan

memikirkan

dan bertindak

dengan cara

yang tepat

mengatasi

tekanan sosial

dengan tepat

4 Penguasaan Lingkungan

Kemampuan individu

untuk

memilihmenciptakan

lingkungan agar sesuai

dengan kondisi

psikologisnya serta ikut

serta dan terlibat dengan

kegiatan di luar lingkungan

dirinya sehingga dapat

mengambil keuntungan

dari lingkungannya

Mampu

mengelola

aktivitas

sehari-hari

Saya merasa

cukup baik

dalam

mengelola

banyak

kegiatan

dalam

kehidupan

sehari-hari

Banyaknya

kegiataan

sehari-hari

membuat

saya

mengalami

kesulitan

dalam

mengelolany

a

Menurut

saya

aktivitas yang

saya lakukan

dapat berjalan

dengan baik

Saya merasa

kesulitan

dalam

melakukan

aktivitas yang

saya miliki

Saya merasa

senang

meskipun

aktivitas yang

saya lakukan

cukup

banyak

Semakin

banyak

kegiatan

semakin

membuat

saya kesulitan

dalam

menjalaninya

Terlibat

dalam

aktivitas di

luar

lingkungan

dirinya

Kegiatan di

luar rumah

membuat

saya merasa

lebih

nyaman

Saya merasa

tidak nyaman

ketika

melakukan

kegiatan di

luar

Saya lebih

senang

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Saya merasa

kurang

tertarik ketika

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Menggunak

an

kesempatan

yang ada di

Saya senang

mengikuti

kegiatan

dapat

Saya tidak

ingin

mengikuti

kegiatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

lingkungan

secara

efektif

memberi

wawasan

baru bagi

saya

dapat

memberi

wawasan

baru bagi

saya

5 Tujuan Dalam Hidup

Individu yang sehat secara

mental didefinisikan

memiliki tujuan dan makna

dalam hidup sehingga

mampu melihat perubahan

keinginan menjadi lebih

produktif

menciptakanmencapai

integritas emosional di

kemudian hari

Memiliki

cita-cita dan

tujuan

Saya akan

berusaha

mewujudkan

keinginan

yang saya

miliki

Keinginan

dan cita-cita

yang saya

miliki hanya

akan

membebani

hidup saya

Saya selalu

ingin

memiliki

kehidupan

yang lebih

baik dari

sebelumnya

Saya sudah

puas dengan

apa yang saya

miliki di saat

ini

Meyakini

tujuan hidup

yang

dimiliki

Saya yakin

bahwa saya

dapat

membuat hari

esok lebih

baik lagi

Menurut

saya hari

esok akan

sama saja

dengan hari

ini dan tidak

ada yang bisa

saya lakukan

untuk

mengubahny

a

Penting bagi

saya untuk

dapat

mewujudkan

cita-cita yang

saya miliki

Dahulu saya

memiliki cita-

cita yang

ingin saya

wujudkan

namun

sekarang hal

itu sudah

tidak penting

lagi

Memiliki

kemampuan

untuk

mencapai

tujuan hidup

Saya senang

melakukan

perencanaan

untuk masa

depan dan

berusaha

Saya merasa

perencanaan

yang sudah

saya lakukan

merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

untuk

mewujudkan

nya

hal yang sia-

sia

Kemampuan

yang saya

miliki dapat

membantu

mencapai

tujuan hidup

saya

Saya tidak

memiliki

kemampuan

yang cukup

untuk

mencapai

tujuan hidup

saya

6 Pertumbuhan Pribadi

Individu yang tidak hanya

memiliki satu

perkembangan

karakteristik di masa lalu

namun juga memiliki

potensi yang dapat

dikembangkan agar tetap

tumbuh dan berkembang

dalam menghadapi

tantangantugas baru

Memiliki

pandangan

sebagai

pribadi yang

tumbuh dan

berkembang

Saya

memiliki

keyakinan

bahwa

kehidupan

merupakan

proses yang

terus

berlanjut

Menurut

saya proses

kehidupan

akan berhenti

ketika saya

sudah tua

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

saya

kembangkan

lagi di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

Menyadari

potensi

yang

dimiliki

Saya

menyadari

potensi yang

saya miliki

dan ingin

mengembang

kannya

Saya tidak

tahu potensi

apa yang saya

miliki selama

ini

Terbuka

terhadap

pengalaman

baru

Saya ingin

mencoba hal-

hal baru yang

dapat

membantu

saya

mengembang

kan potensi

diri

Saya merasa

tidaklah

penting

mencoba hal-

hal baru

karena hal

tersebut

hanya

membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Melihat

peningkatan

dalam diri

dari waktu

ke waktu

Saya merasa

potensi dalam

diri saya

semakin

berkembang

karena

pengalaman

yang saya

miliki

Pengalaman

yang saya

miliki tidak

dapat

membantu

mengembang

kan potensi

dalam diri

saya

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

berkembang

di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

LAMPIRAN 2

Skala Try Out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

SKALA TRY OUT

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan

saya kepada orang lain

5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal

baru karena hal tersebut hanya membuang waktu

saja

6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan

merupakan hal yang sia-sia

7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai

diri saya sendiri saat ini

9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

saya kembangkan lagi di masa mendatang

10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk

menentukan pilihan hidup saya

12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan

yang saya miliki

13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-

cita yang saya miliki

16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat

memberi wawasan baru bagi saya

17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih

baik dari sebelumnya

18 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

No Pernyataan STS TS S SS

20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian

di masa lalu

24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam

menentukan pilihan hidup begitu juga dengan

saya

25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang

lain

26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa

dengan kemampuan yang saya miliki sekarang

27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-

bincang dengan orang lain

28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam

membuat kuputusan

29 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya

wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak

penting lagi

31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi

tekanan sosial dengan tepat

34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang

penting untuk saya

35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti

ketika saya sudah tua

37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya

akan membebani hidup saya

38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

berkembang di masa mendatang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

No Pernyataan STS TS S SS

40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin

berkembang karena pengalaman yang saya miliki

41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang

lain yang tidak setuju dengan saya

42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal

berharga dari pengalaman di masa lalu

45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan

kegiatan yang melibatkan orang lain

46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari

ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk

mengubahnya

47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang

memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan

48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan

merupakan proses yang terus berlanjut

49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk

mencapai tujuan hidup saya

50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih

nyaman

52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang

melibatkan orang lain

53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini

54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk

bercerita kepada orang lain setidaknya untuk

meringankan beban saya

56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat

membantu mengembangkan potensi dalam diri

saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

No Pernyataan STS TS S SS

60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial

dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang

tepat

62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran

berharga bagi saya

63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan

kegiatan di luar

64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat

ini

66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya

70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat

mempercayai saya

71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika

berbincang dengan orang lain

72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

LAMPIRAN 3

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

SKALA PENELITIAN

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru

karena hal tersebut hanya membuang waktu saja

5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri

saya sendiri saat ini

7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita

yang saya miliki

11 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain

17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

18 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

No Pernyataan STS TS S SS

21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika

saya sudah tua

23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga

dari pengalaman di masa lalu

27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu

mengembangkan potensi dalam diri saya

33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

LAMPIRAN 4

Uji Reliabilitas Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

1 Reliabilitas Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

688 688 8

2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

771 791 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 1 22375 4389 368 268 660

Item 8 22612 4494 351 224 664

Item 10 22525 4253 366 283 661

Item 14 22212 4296 431 284 647

Item 44 22700 4137 396 252 654

Item 57 22737 4196 428 417 646

Item 58 22737 4550 305 200 674

Item 68 22875 4313 377 340 658

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

3 Reliabilitas Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

602 600 3

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 18 5300 1301 337 114 601

Item 56 5850 1142 439 207 459

Item 72 5600 1053 459 221 425

4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

653 675 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 13 19950 4706 395 303 786

Item 20 19363 5576 422 420 756

Item 25 19888 5240 490 295 743

Item 29 19488 5316 500 418 742

Item 42 19600 5053 659 512 713

Item 43 19613 5177 565 449 729

Item 50 19800 5276 549 380 733

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 3 18438 3718 355 371 631

Item 7 18150 4129 372 238 615

Item 19 18025 4278 392 249 610

Item 22 18350 3901 402 414 606

Item 38 18013 4418 444 347 604

Item 54 17863 4373 319 394 630

Item 67 17988 4620 335 324 628

5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

800 797 5

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 15 12850 2205 668 542 732

Item 21 12900 2091 761 598 700

Item 31 12975 2227 602 412 756

Item 32 12825 2526 453 268 801

Item 60 12950 2808 448 215 799

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

747 766 8

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 2 21163 6214 427 241 728

Item 5 21113 6126 489 324 712

Item 26 21150 6306 583 464 695

Item 35 20963 6771 505 337 712

Item 36 21213 6549 318 152 753

Item 59 21088 7094 377 312 732

Item 64 20975 7493 391 339 735

Item 66 21125 6465 583 365 697

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LAMPIRAN 5

Uji Koefisien Alpha Berstrata

(varian item komponen dan skor total)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

1 Kesejahteraan Psikologis

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

118525 82607 90888 38

2 Dimensi Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

688 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

25825 5412 23264 8

3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

22950 6808 26091 7

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

874 38

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

771 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

4 Dimensi Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

602 3

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

8375 2187 14788 3

5 Dimensi Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

653 7

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

21138 5411 23262 7

6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

800 5

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

16125 3528 18784 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

747 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

24113 8354 28904 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

LAMPIRAN 6

Data Deskriptif Subjek Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

1 Deskripsi Data Subjek

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std

Deviation

Usia 80 550 780 63650 57459

Suku 80 1 3 104 249

Jenis Kelamin 80 1 2 130 461

Status

Pernikahan 80 1 2 150 503

Lama Pensiun

(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788

Valid N

(listwise) 80

2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 550 2 25 25 25

560 3 38 38 63

570 6 75 75 138

580 4 50 50 188

590 5 63 63 250

600 6 75 75 325

610 8 100 100 425

620 7 88 88 512

630 6 75 75 588

640 1 13 13 600

650 8 100 100 700

660 3 38 38 738

670 1 13 13 750

680 7 88 88 838

690 1 13 13 850

700 1 13 13 863

710 1 13 13 875

720 1 13 13 888

730 2 25 25 913

740 2 25 25 938

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

a Usia Subjek

760 2 25 25 963

770 2 25 25 988

780 1 13 13 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

b Lama Pensiun

Lama Pensiun (dalam tahun)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10 8 100 100 100

20 7 88 88 188

30 7 88 88 275

40 3 38 38 313

50 9 113 113 425

60 6 75 75 500

70 5 63 63 563

80 5 63 63 625

90 4 50 50 675

100 3 38 38 713

110 2 25 25 738

120 4 50 50 788

130 4 50 50 838

140 5 63 63 900

150 2 25 25 925

160 1 13 13 938

170 1 13 13 950

180 1 13 13 963

200 3 38 38 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

LAMPIRAN 7

Deskriptif Data Penelitian

(one sample t-test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

1 Kesejahteraan Psikologis

One-Sample Statistics

N Mean

Std

Deviation

Std Error

Mean

Total 80 118525 90888 10162

One-Sample Test

Test Value = 95

t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Total 23151 79 000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

LAMPIRAN 8

Uji Normalitas dan Homogenitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

1 Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kesejahteraan

Psikologis 80 1000 0 00 80 1000

Descriptives

Statistic Std Error

Kesejahteraan

Psikologis

Mean 11853 1016

95 Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 11650

Upper Bound 12055

5 Trimmed Mean 11806

Median 11650

Variance 82607

Std Deviation 9089

Minimum 100

Maximum 148

Range 48

Interquartile Range 11

Skewness 946 269

Kurtosis 803 532

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

a Lilliefors Significance Correction

Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem amp Leaf

200 10 04

500 10 77789

2500 11 0000011111222333334444444

2100 11 555555667888888888999

1000 12 0112222334

700 12 5677888

300 13 234

300 13 556

400 Extremes (gt=138)

Stem width 10

Each leaf 1 case(s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

3 Uji Homogenitas

Group Statistics

Status Pernikahan N Mean Std Deviation

Std Error

Mean

Kesejahteraan

Psikologis

Menikah 40 11878 8185 1294

JandaDuda 40 11828 10010 1583

Independent Samples Test

Levenes Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

Std Error

Difference

95

Confidence

Interval of

the

Difference

Lower

Uppe

r

Kesejahtera

an

Psikologis

Equal

variances

assumed

2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457

0

Equal

variances

not

assumed

245 75041 807 500 2045 -3573 457

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

LAMPIRAN 9

Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Uji Hipotesis Penelitian

Ranks

Status

Pernikahan N Mean Rank

Sum of

Ranks

Kesejahteraan

Psikologis

menikah 40 4239 169550

jandaduda 40 3861 154450

Total 80

Test Statisticsa

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

a Grouping Variable Status Pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1 judul
  • 2 dosbing
  • 3 pengesahan
  • 4 -5 HALAMAN MOTTO
  • 6 keaslian
  • 7 abstrak
  • 9 publikasi
  • 10 - 11 KATA PENGANTAR
  • 12 pengantar
  • 13 DAFTAR ISI
  • BAB I
  • BAB II
  • BAB III
  • BAB IV
  • BAB V
  • Daftar Pustaka -FIX-
  • Lampiran
Page 6: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA PENSIUN

DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

Antonius Mei Setyabudi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa

pensiun yang ditinjau dari status pernikahan Variabel kesejahteraan psikologis terdiri dari enam

dimensi yaitu penerimaan diri hubungan yang positif dengan orang lain otonomi penguasaan

lingkungan tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi Subjek penelitian ini berjumlah 80

orang pensiunan yang terdiri dari 40 orang dari kelompok menikah dan 40 orang dari kelompok

jandaduda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis yang

dikembangkan oleh peneliti Skala kesejahteraan psikologis ini terdiri dari 38 item dengan nilai

reliabilitas alpha berstrata sebesar 0893 (αs = 0893) Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan teknik analisis uji beda mann-whitnney u test Hasil uji beda kesejahteraan

psikologis antara kelompok menikah dan kelompok jandaduda diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0467 (p gt 005) Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan pada

masa pensiun yang ditinjau dari status pernikahan

Kata kunci kesejahteraan psikologis masa pensiun status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

THE DIFFERENCES OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN

RETIREMENT THAT REVIEWED FROM THE MARITAL STATUS

Antonius Mei Setyabudi

ABSTRACT

The purpose of this study was to understand the differences between psychological

well-being in retirement that reviewed from the marriage status Psychological well-being

is concluded of six dimensions self acceptance positive relations with others autonomy

enviromental mastery purpose of life and personal growth There was 80 subjects that had

been retired with 40 subjects from the married group and 40 subjects from the widows that

obtained with sampling methods convenience sampling The data obtained from well-being

psychology scales that developed by researcher The well-being scales included 38 items

with reliability of alpha stratified 0893 (αs = 0893) This study was quantitative difference

test with mann-whitnney u test The result from well-being between married group and

widows group showed the significancy 0467 (pgt005) The result showed that there was

no differences between the well-being on the retired stage that reviewed from the marriage

status

Keywords Psychological well-being retirement marital status

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga

penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa

Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik

Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik

secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program

Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma

2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi

Universitas Sanata Dharma

3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk

menyelesaikan skripsi

4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang

sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik

5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan

waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan

banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai

kehidupan

7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas

segala bantuan yang diberikan

8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku

Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa

BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI

Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses

perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi

9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner

10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak

henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan

mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi

11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek

namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress

skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur

e

12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

mendukung penulis

13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi

bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang

lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 10

D Manfaat Penelitian 10

BAB II LANDASAN TEORI 12

A Kesejahteraan Psikologis 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14

3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20

B Status Pernikahan 29

1 Menikah 29

2 JandaDuda 30

C Masa Pensiun 31

1 Pengertian Masa Pensiun 31

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahaan 38

E Skema Penelitian 41

F Hipotesis 42

BAB III METODE PENELITIAN 43

A Jenis Penelitian 43

B Identifikasi Variabel Penelitian 43

C Definisi Operasional 43

D Subjek Penelitian 44

E Metode dan Alat Pengambilan Data 45

F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47

1 Validitas 48

2 Reliabilitas 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

3 Daya Diskriminasi Item 49

G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50

H Metode Analisis Data 54

1 Uji Asumsi 54

2 Uji Hipotesis 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56

A Pelaksanaan Penelitian 56

B Deskripsi Subjek Penelitian 57

C Deskripsi Data Penelitian 58

D Hasil Analisis Data 60

1 Uji Asumsi 60

2 Uji Hipotesis 61

E Pembahasan 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67

A Kesimpulan 67

B Keterbatasan Penelitian 67

C Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 70

LAMPIRAN 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47

Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53

Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57

Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58

Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60

Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61

Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76

Lampiran 2 Skala Try out 84

Lampiran 3 Skala Penelitian 94

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102

Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor

total) 107

Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111

Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116

Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118

Lampiran 9 Uji Hipotesis 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks

Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil

indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level

6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori

bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya

6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan

cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa

pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi

karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)

Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil

(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC

Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun

dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif

bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak

lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih

baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)

Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai

dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk

beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir

dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini

seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada

organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada

masa pensiun (Apsari 2012)

Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun

merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam

kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari

dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai

masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres

(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan

orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi

masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung

rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari

bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)

Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan

bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya

memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta

kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan

keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk

menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi

(Apsari 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi

orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp

Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh

lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali

diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan

kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep

kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi

juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan

yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)

Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang

menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang

tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian

Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak

hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu

serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta

kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut

Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang

mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga

diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih

sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-

being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)

Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat

menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi

yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes

dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan

psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan

bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat

dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington

2012)

Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-

Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan

psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya

berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu

yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan

membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan

kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989

dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong

seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha

untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp

Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik

Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan

individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap

perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi

dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik

Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya

penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan

psikologis yang baik

Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke

dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)

Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-

acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with

other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental

mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi

(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani

amp Jannah 2014)

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis

kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff

1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman

berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu

yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah

atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu

individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total

yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah

memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status

pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri

serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap

kehilangan pasangannya (Ryff 2014)

Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan

mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu

hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat

sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan

bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih

pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari

pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)

Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih

menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah

menikah (Marks 1996)

Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)

berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki

mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-

hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada

orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah

memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada

responden yang menikah (Marks 1996)

Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih

lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan

memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan

dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau

hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan

dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang

intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan

karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp

Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks

1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif

menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi

pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis

Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara

umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang

dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai

dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009

dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada

orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin

memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak

dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin

memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah

relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan

(Santrock 2012)

Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka

miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah

maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan

pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan

pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam

menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan

dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang

merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang

menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran

pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial

Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial

(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial

dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki

kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)

Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk

mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung

Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan

status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran

pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah

pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian

sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada

kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang

dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur

yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai

keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu

sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya

barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)

Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia

Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan

normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)

menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan

sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan

maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan

psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh

terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

B Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

C Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis

pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

D Manfaat Penelitian

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang

psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan

psikologis terutama pada masa pensiun

2 Manfaat Praktis

a Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk

membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang

akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada

karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah

khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

b Bagi para pensiunan

1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada

pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta

mengembangkannya dengan lebih baik

2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan

tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling

mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat

mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan psikologis

3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki

pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga

saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu

mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A Kesejahteraan Psikologis

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis

Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman

hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI

2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean

Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa

Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian

tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff

1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada

eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan

atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial

maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada

bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat

membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)

Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan

dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan

psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan

subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah

persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari

evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi

dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life

satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya

afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut

Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin

dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic

karena lebih mengarah pada kepuasan fisik

Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau

psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam

Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat

eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan

mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al

2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat

seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan

interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization

milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik

Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff

1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga

menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan

menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik

Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa

dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria

mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-

being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi

secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik

Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan

bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap

psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk

menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis

akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas

hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis

Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam

enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan

psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)

antara lain

a Penerimaan Diri

Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera

adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat

seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan

maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life

span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa

lalu (Ryff 1989)

Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki

karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan

menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang

baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap

kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik

merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi

di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas

pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff

2014)

b Hubungan Positif Dengan Orang Lain

Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen

utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai

memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang

terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang

mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan

orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan

(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)

bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini

yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff

1989)

Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain

dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik

hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang

lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati

kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi

dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah

digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan

kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk

menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi

dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat

kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain

(Ryff 2014)

c Otonomi

Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki

lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini

akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang

lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik

dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan

kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan

yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp

Singer 1996)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi

digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya

mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak

sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan

mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan

evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk

membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam

berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)

d Penguasaan Lingkungan

Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai

kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan

agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport

menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan

keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan

dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu

memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur

lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah

lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik

Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu

seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi

penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu

menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya

mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan

kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu

untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan

kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai

individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya

merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan

di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya

dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff

2014)

e Tujuan dalam Hidup

Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan

dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan

bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya

sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan

untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai

integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)

Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi

tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup

kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki

makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang

keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta

tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki

karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya

memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam

hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan

tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat

munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)

f Pertumbuhan Pribadi

Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu

perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi

yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin

berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk

mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori

perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau

tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan

pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang

melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka

terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu

dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan

tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada

dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat

melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya

keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap

dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik

dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap

atau perilaku yang baru (Ryff 2014)

3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin

kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp

Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah

sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan

well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian

pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain

penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai

intervensi dan klinis

a Usia

Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan

psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi

penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang

tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain

dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup

menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah

hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti

penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain

menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga

rentang usia

b Jenis Kelamin

Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)

menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara

konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi

hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan

pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita

lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi

berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)

c Kebudayaan

Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara

budaya individualistik (independent) dengan kolektif

(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang

cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau

otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada

budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp

Singer 1996)

Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan

menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di

negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat

Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya

dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan

skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan

pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)

d Status Sosial

Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan

dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan

seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki

pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi

tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi

Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan

bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan

kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan

bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan

menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff

amp Singer 1996)

e Pengalaman dan Sejarah Hidup

Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman

hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman

tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi

kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang

sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang

bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi

penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri

dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana

mereka membesarkan anak dan bagaimana anak

membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer

1996)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap

kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana

pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan

lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan

pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi

depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)

f Perkembangan dan Penuaan

Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan

penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa

mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti

(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada

pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang

dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke

waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa

dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi

menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa

tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka

seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi

ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin

menjadi muda

Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada

kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir

dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya

diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo

Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses

psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang

fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta

dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir

akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi

daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas

perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)

g Kepribadian

Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar

terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan

pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada

penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model

kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan

pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan

personal growth agreeableness berhubungan dengan positive

relations with others dan extraversion conscientiousness dan

neuroticism berhubungan dengan environmental mastery

purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)

Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain

yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi

tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh

sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel

yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan

dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional

(Ryff 2014)

h Pengalaman Keluarga

Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan

memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-

being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki

peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam

dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu

individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu

yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada

wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada

dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita

yang menikah

Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua

juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang

dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan

baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap

tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)

menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di

masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun

psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang rendah

i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain

Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar

karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap

kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis

pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai

beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa

beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami

individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran

dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan

psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang

berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap

perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)

Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar

dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan

psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar

cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan

lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang

tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai

relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan

psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan

dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada

tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki

nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)

j Kesehatan

Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil

bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki

keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki

(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka

mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan

psikologis setelah melewati masa sakit

k Studi Klinis

Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat

eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari

tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang

penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh

Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti

schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia

agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan

bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui

dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam

hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)

Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar

dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru

untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff

(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat

mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala

gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan

meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek

eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

B Status Pernikahan

Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status

pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup

dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada

Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan

Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda

1 Menikah

Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang

dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk

antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum

dan agama dengan tujuan membentuk keluarga

Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa

aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting

(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan

terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat

memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)

menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit

memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah

serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya

2 JandaDuda

Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak

bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian

suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai

seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau

telah bercerai dengan istrinya

Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa

tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat

menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat

mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)

Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan

keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi

Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu

pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama

bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan

(Santrock 2014)

Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan

oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa

alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan

dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama

mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan

perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka

bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan

perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup

C Masa Pensiun

1 Pengertian Masa Pensiun

Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana

karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia

kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi

(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan

dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana

pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai

angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase

menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah

menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun

juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan

karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus

pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan

menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa

pensiun (Apsari 2012)

Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan

bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola

hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran

perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan

terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan

tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa

perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja

menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya

interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu

luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)

Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa

ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit

melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa

pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa

fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada

fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-

pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan

bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang

komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)

Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase

awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan

pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak

pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka

mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih

banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun

karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami

kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The

Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai

menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang

pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-

orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan

dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih

realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang

memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan

yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada

masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan

yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase

terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena

orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan

mencukupi kebutuhannya sendiri

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah

penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal

ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada

individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)

Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan

ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun

dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan

dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)

Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang

disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis

dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi

fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan

(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak

bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial

membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari

harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya

stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)

Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah

(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan

bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu

peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik

terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang

memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang

meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada

negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa

yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan

para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang

membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima

kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki

jabatan dan sudah pensiun

Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para

pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada

masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa

pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses

perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga

menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang

dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada

timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi

dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial

Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan

dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun

adalah

a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya

Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita

lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada

sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya

baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka

dan sebaliknya

b Perubahan dalam perilaku seksual

Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih

banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik

sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa

pensiun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan

Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk

mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat

perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak

kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka

dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri

d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of

parental dependency)

Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak

terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan

seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan

sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang

pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini

Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu

dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu

penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya

hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya

kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian

penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai

kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh

pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun

nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga

kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan

fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat

membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahan

Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai

sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun

dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya

perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya

kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah

menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun

(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi

orang yang akan menghadapi masa pensiun

Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu

seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki

mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi

serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan

Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran

pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan

psikologis

Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan

potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan

meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya

mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai

kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam

Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu

Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang

memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk

menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya

Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah

berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami

depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti

menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian

(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan

yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan

dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki

pasangan lagi

Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada

seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki

pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan

kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya

seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)

akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan

akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang

memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga

tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

E Skema Penelitian

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis

Masa Pensiun

Status

Pernikahan

JandaDuda

(Sudah tidak memiliki secara

hukummeninggal)

Menikah

(Masih memiliki pasangan)

Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa

yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki

masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi

berbeda daripada dirinya sekarang sedikit

kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain

sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli

tentang orang lain terisolasi dalam hubungan

interpersonal tidak mau membuat kompromi

dalam hubungan dengan orang lain cenderung

mementingkan harapan dari orang lain

bergantung pada penilaian orang lain mengikuti

tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan

mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki

lingkungan di sekitarnya tidak menyadari

kesempatan yang ada kurang mampu

mengontrol dunia luar kurang memiliki makna

terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan

tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup

tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa

lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat

memunculkan makna dalam hidup merasa tidak

dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan

diri merasa bosan dengan kehidupannya dan

merasa tidak dapat berkembang

Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui

menerima segala aspek dalam diri memiliki

perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya

hangat menyenangkan percaya dan

mementingkan kesejahteraan orang lain

berempati kasih sayang intim saling berbagi

dalam hubungan bebas dan dapat menentukan

nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial

mengelola perilaku dari dalam mampu

mengevaluasi diri mampu menguasai dan

mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas

menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk

membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai

dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai

tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan

saat ini dan masa lalu memegang keyakinan

terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam

tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus

berkembang melihat diri sebagai pribadi yang

tumbuh dan berkembang terbuka terhadap

pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan

melakukan perubahan agar tetap mencerminkan

pengetahuan tentang diri

Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

F Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah

H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

ditinjau dari status pernikahaan

H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu

penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok

penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar

2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat

kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan

pensiunan yang jandaduda

B Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut

Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis

Variabel Bebas Status Pernikahan

C Definisi Operasional

1 Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah

berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan

yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga

memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya

dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari

skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala

kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki

2 Status Pernikahan

Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu

menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan

perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda

adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang

dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas

mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang

ditujukan kepada subjek

D Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang

sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience

sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan

untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp

Jannah 2008 Supratiknya 2015)

Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk

pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa

Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia

55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan

digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun

Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang

dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki

pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki

telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok

jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan

berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan

psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)

E Metode dan Alat Pengambilan Data

Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan

terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis

menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan

unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)

Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan

tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan

sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar

menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan

agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari

aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode

summated rating dengan ketentuan sebagai berikut

1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan

jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4

2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan

jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1

Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total

jawaban subjek pada skala yang diberikan

Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel

1 berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel 1

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis

Keterangan Item yang gugur

F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur

Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah

memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap

masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item

mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final

tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk

memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan

pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu

maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi

keseluruhan item

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69

(833)

12 44 53 57 58

68 (833)

12

(1667)

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang lain

20 25 27 29 42

55 (833)

4 13 43 50 70

71(833)

12

(1667)

3 Otonomi 18 24 56 61 62

72 (833)

11 28 33 34

41 47 (833)

12

(1667)

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 51 52 54

67 (833)

3 7 16 22 45

63 (833)

12

(1667)

5 Tujuan Dalam

Hidup

15 17 21 31 32

60 (833)

6 30 37 46

49 65 (833)

12

(1667)

6 Pertumbuhan

Pribadi

9 35 39 40 48

64 (833)

2 5 26 36 59 66

(833)

12

(1667)

Total 36 36 72

(100)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

1 Validitas

Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam

melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya

(Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)

yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat

professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini

akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam

penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing

2 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau

kelompok (Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan

konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan

antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi

reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali

pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik

yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini

reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam

teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki

koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

3 Daya Diskriminasi Item

Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item

mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki

dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya

diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi

antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan

menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)

Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan

tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka

daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien

korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut

mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi

(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar

korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang

memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda

yang rendah

G Pengujian Alat Ukur Penelitian

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh

dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan

subjek yang memenuhi kriteria penelitian

Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf

reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya

2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek

pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek

didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai

Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta

Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta

Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item

Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada

pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba

dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur

a Seleksi Item

Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan

menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang

terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan

penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030

maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030

maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item

terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta

perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai

cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini

dianggap memiliki enam skala

Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item

memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524

Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item

yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi

Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026

sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima

item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item

diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659

Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan

pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337

sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum

dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan

0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit

antara 0319 sampai dengan 0444

Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item

berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran

item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761

Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti

menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan

0583

Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis

setelah dilakukan seleksi item

Tabel 2

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil

ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran

(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa

reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang

berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini

dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

20 25 29 42 13 43 50 7

3 Otonomi 18 56 72 - 3

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 54 67 3 7 22 7

5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5

6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8

Total 22 16 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program

SPSS

Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap

dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis

Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha

berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi

reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur

internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes

(Widhiarso 2011)

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan

penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata

αstrat = 1 -

119896sum

119894=1120590119894

2(1minusα119894)

1205901199092

Keterangan

1205901198942 = varian butir komponen ke-i

α119894 = realibilitas komponen ke-i

1205901199092 = varian skor total tes

No Dimensi

Koefisien Alpha

Sebelum

Seleksi Item

Setelah Seleksi

Item

1 Penerimaan Diri 0654 0688

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

0702 0771

3 Otonomi 0477 0602

4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653

5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800

6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

αs = 1 minus

5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)

+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)

82607= 0893

Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala

kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu

0893 (αs=0893)

H Metode Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent

sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala

kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji

normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang

dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji

normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal

maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney

u test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala

kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan

yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan

Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)

Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI

Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan

dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan

pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini

berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang

menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun

meninggal (jandaduda)

Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya

akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu

kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan

pengisian skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

B Deskripsi Subjek Penelitian

Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui

persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok

menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia

subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil

sebagai berikut

Tabel 4

Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara

keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok

menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok

menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin

perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin

laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan

subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan

24 subjek berjenis kelamin perempuan

Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total

Menikah Laki-laki 35 subjek

Perempuan 5 subjek

40 subjek

JandaDuda Laki-laki 21 subjek

Perempuan 19 subjek

40 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel 5

Persebaran Subjek Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini

berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek

Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13

subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek

berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan

frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia

636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi

terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65

tahun

C Deskripsi Data Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan

psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau

rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean

empiris pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis

Usia Jumlah

55 ndash 60 tahun 26 subjek

61 ndash 65 tahun 30 subjek

66 ndash 70 tahun 13 subjek

71 ndash 75 tahun 6 subjek

76 ndash 80 tahun 5 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 6

Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan

psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai

mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki

tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara

mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis

Tabel 7

Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean

teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki

perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005

yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian

ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Pengukuran Teoritis Empiris

Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD

Kesejahteraan

Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi

Test Value = 95

t Df Sig (2

Tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Kesejahteraan

Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

D Hasil Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini

Tabel 8

Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa

variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar

0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara

signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan

bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini

Tabel 9

Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang

didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa

asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian

dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan

homogen

2 Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil

yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt

Levenes Test for Equality of

Variances

F Sig

Kesejahteraan

Psikologis

Equal variances

assumed 2144 147

Equal variances not

assumed

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik

digunakan jika persebaran data tidak normal

Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas

pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)

menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan

yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel

bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak

Tabel 10

Hasil Uji Mann-Whitney U Test

Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu

nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)

Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak

sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah

dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

E Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada

penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal

ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa

persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)

Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai

koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0

diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok

menikah dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya

kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff

1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk

pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting

untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam

hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan

dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp

Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa

lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat

menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka

inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai

succesful aging

Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan

membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang

tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan

sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan

dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang

memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran

pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan

psikologis

Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat

digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang

kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan

yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar

terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting

sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart

1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)

menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari

orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis

bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka

yang memiliki pasangan

McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat

menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan

kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan

nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap

satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil

dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-

teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan

yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan

pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan

keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu

menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa

tidak sendirian

Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya

yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan

tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan

yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di

dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan

dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu

menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan

orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada

masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya

seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-

tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam

suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak

secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas

maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu

membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan

hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar

pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan

kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus

RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar

para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-

parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data

yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji

analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu

teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas

Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar

0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda

B Keterbatasan Penilitan

Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah

berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi

fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang

diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini

memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan

sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis

penelitian

Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa

instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009

Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya

measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki

nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement

errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing

dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint

skala kesejahteraan psikologis

C Saran

1 Bagi subjek

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan

yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan

psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena

dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai

kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik

2 Bagi perusahaan

Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan

jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya

kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu

dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat

terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan

diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya

kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi

pensiunan

3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena

minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria

penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan

psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain

itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun

berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada

penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah

item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa

dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator

perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar

mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan

variable

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Daftar Pustaka

Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun

Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-

masyarakat-ri-tunda-pensiun

Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari

httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit

Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos

Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada

Lansia Bandung Universitas Padjajaran

Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-

Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security

Character Volume 3 No 2

Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological

Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas

Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan

Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Widya Mandala

Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan

Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi

Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober

2010

Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari

httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-

daftar-subjek1

Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey

Pearson Education Inc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September

2015 dari

httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi

ashtml

Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25

Tahun Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-

tanpa-gaji-selama-25-tahun

Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher

Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social

and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348

Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks

Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga

Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute

Working Paper Series 131 Januari 2010

Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological

Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology

Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222

Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and

Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No

4 (Nov 1996) pp 917-932

Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka

Pelajar

McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New

York Oxford University Press Inc

Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological

Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No

3(Sep 1973) pp 226-232

Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan

Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum

Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia

Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)

Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat

Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality

Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer

Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning

of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology

1989 Vol 57 No 6 1069-1081

Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in

Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104

Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science

and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28

Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being

Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-

727

Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning

Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother

Psychosom 19966514-23

Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran

Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02

Agustus 2013

Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta

Universitas Sanata Dharma

Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT

Elex Media Komputindo

Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta

Erlangga

Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New

York McGraw-Hill Education

Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing

Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication

doi 101037a0022411

Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group

Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers

Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The

Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition

California Sage Publications Inc

Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing

The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349

Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada

University Press

Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata

Dharma

Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari

httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan

Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada

Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang

Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1

Agustus 2012

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja Diakses dari

wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf

van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-

Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a

Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal

Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of

Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691

Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan

Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2

2009

Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis

UGM

Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil

22 Juni 2016 dari

httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf

Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)

Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To

Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice

2012 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

LAMPIRAN 1

Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Blueprint skala kesejahteraan psikologis

No Dimensi Indikator Item

Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri

Individu yang sehat

secara mental

didefinisikan

mampu untuk

menerima dirinya

dan kehidupan

masa lalunya secara

positif

Memahami

dan

menerima

seluruh aspek

pada diri

Saya menyadari

bahwa saya

memiliki

kelebihan

maupun

kekurangan

Saya tidak tahu

kelebihan

maupun

kekurangan yang

saya miliki

Saya dapat

menerima segala

aspek dalam diri

saya

Saya merasa

kecewa dengan

diri saya saat ini

Memiliki

pandangan

positif

terhadap diri

sendiri

Secara umum

saya merasa

percaya diri

mengenai diri

saya sendiri saat

ini

Saya merasa

tidak puas

dengan diri saya

saat ini

Menerima

secara positif

kehidupan

masa lalunya

Pengalaman di

masa lalu

membuat saya

belajar untuk

menjadi lebih

baik ke

depannya

Menurut saya

pengalaman di

masa lalu hanya

akan menjadi

beban pikiran

saya

Bagi saya

pengalaman di

masa lalu

merupakan

pengalaman

yang sangat

berharga

Saya merasa

tidak

memperoleh

banyak hal

berharga dari

pengalaman di

masa lalu

Saya merasa

puas dengan

pencapaian-

pencapaian di

masa lalu

Saya merasa

kecewa dengan

apa yang telah

saya lakukan di

masa lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang Lain

Individu sehat

secara mental

adalah individu

yang memiliki

kemampuan untuk

mencintai memiliki

perasaan yang

kuatakan rasa

empati kasih

sayang kehangatan

dan penghargaan

terhadap orang lain

Terbuka

kepada orang

lain

Bila ada

masalah saya

selalu berusaha

untuk bercerita

kepada orang

lain setidaknya

untuk

meringankan

beban saya

Saya enggan

bercerita

mengenai

permasalahan

saya kepada orang

lain

Memiliki

kepercayaan

terhadap

orang lain

Saya dapat

menaruh

kepercayaan

kepada orang

lain

Saya merasa ragu

apakah orang lain

dapat

mempercayai

saya

Memiliki

empati kasih

sayang dan

keintiman

dengan orang

lain

Bagi saya

menjaga relasi

dengan orang

lain merupakan

hal yang penting

dilakukan

Menjaga relasi

dengan orang lain

merupakan hal

yang menyulitkan

bagi saya

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

merupakan cara

saya menjaga

hubungan

dengan orang

lain

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

bukan merupakan

hal yang penting

Memiliki

kehangatan

dengan orang

lain

Saya merasa

nyaman ketika

sedang

berbincang-

bincang dengan

orang lain

Sulit bagi saya

untuk merasa

nyaman ketika

berbincang

dengan orang lain

Dapat

berkumpul

dengan orang

lain merupakan

hal yang patut

disyukuri dalam

hidup saya

Menurut saya

berkumpul

dengan orang lain

merupakan

kegiatan yang

membosankan

dan membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Otonomi

Seseorang yang berfungsi

secara utuh tidak

membutuhkan persetujuan

orang lain untuk membuat

evaluasi yang sesuai

dengan standar dirinya

sendiri (internal locus of

evaluation) sehingga

individu terbebas dari

keyakinan kolektif norma

dan peraturan yang

mengikat serta mampu

bertahan dari tekanan sosial

dengan berpikir dan

bertindak secara tepat

Mampu

membuat

keputusan

tanpa

tergantung

pada orang

lain

Keputusan

yang saya

buat

merupakan

murni

keputusan

saya sendiri

Saya sering

kali

dipengaruhi

orang lain

dalam

membuat

kuputusan

Saya yakin

setiap orang

memiliki

kebebasan

dalam

menentukan

pilihan hidup

begitu juga

dengan saya

Saya sangat

membutuhka

n orang lain

untuk

menentukan

pilihan hidup

saya

Saya akan

tetap pada

keputusan

saya

meskipun

orang lain

tidak setuju

Saya akan

mengubah

keputusan

saya bila ada

orang lain

yang tidak

setuju dengan

saya

Mampu

membuat

evaluasi

yang sesuai

dengan

standar

dirinya

sendiri

Kesalahan

yang saya

perbuat

menjadi

pelajaran

berharga bagi

saya

Kesalahan

saya

sebelumnya

merupakan

hal yang

memalukan

bagi saya dan

ingin saya

lupakan

Saya menilai

diri saya

sendiri

dengan nilai-

nilai yang

saya anggap

penting

bukan dari

orang lain

Penilaian dari

orang lain

merupakan

penilaian

yang penting

untuk saya

Mampu

bertahan

dari tekanan

sosial

Saya akan

berusaha

mengatasi

tekanan sosial

Saya tidak

tahu

bagaimana

saya harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

dengan

berpikir dan

bertindak

secara tepat

dengan

memikirkan

dan bertindak

dengan cara

yang tepat

mengatasi

tekanan sosial

dengan tepat

4 Penguasaan Lingkungan

Kemampuan individu

untuk

memilihmenciptakan

lingkungan agar sesuai

dengan kondisi

psikologisnya serta ikut

serta dan terlibat dengan

kegiatan di luar lingkungan

dirinya sehingga dapat

mengambil keuntungan

dari lingkungannya

Mampu

mengelola

aktivitas

sehari-hari

Saya merasa

cukup baik

dalam

mengelola

banyak

kegiatan

dalam

kehidupan

sehari-hari

Banyaknya

kegiataan

sehari-hari

membuat

saya

mengalami

kesulitan

dalam

mengelolany

a

Menurut

saya

aktivitas yang

saya lakukan

dapat berjalan

dengan baik

Saya merasa

kesulitan

dalam

melakukan

aktivitas yang

saya miliki

Saya merasa

senang

meskipun

aktivitas yang

saya lakukan

cukup

banyak

Semakin

banyak

kegiatan

semakin

membuat

saya kesulitan

dalam

menjalaninya

Terlibat

dalam

aktivitas di

luar

lingkungan

dirinya

Kegiatan di

luar rumah

membuat

saya merasa

lebih

nyaman

Saya merasa

tidak nyaman

ketika

melakukan

kegiatan di

luar

Saya lebih

senang

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Saya merasa

kurang

tertarik ketika

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Menggunak

an

kesempatan

yang ada di

Saya senang

mengikuti

kegiatan

dapat

Saya tidak

ingin

mengikuti

kegiatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

lingkungan

secara

efektif

memberi

wawasan

baru bagi

saya

dapat

memberi

wawasan

baru bagi

saya

5 Tujuan Dalam Hidup

Individu yang sehat secara

mental didefinisikan

memiliki tujuan dan makna

dalam hidup sehingga

mampu melihat perubahan

keinginan menjadi lebih

produktif

menciptakanmencapai

integritas emosional di

kemudian hari

Memiliki

cita-cita dan

tujuan

Saya akan

berusaha

mewujudkan

keinginan

yang saya

miliki

Keinginan

dan cita-cita

yang saya

miliki hanya

akan

membebani

hidup saya

Saya selalu

ingin

memiliki

kehidupan

yang lebih

baik dari

sebelumnya

Saya sudah

puas dengan

apa yang saya

miliki di saat

ini

Meyakini

tujuan hidup

yang

dimiliki

Saya yakin

bahwa saya

dapat

membuat hari

esok lebih

baik lagi

Menurut

saya hari

esok akan

sama saja

dengan hari

ini dan tidak

ada yang bisa

saya lakukan

untuk

mengubahny

a

Penting bagi

saya untuk

dapat

mewujudkan

cita-cita yang

saya miliki

Dahulu saya

memiliki cita-

cita yang

ingin saya

wujudkan

namun

sekarang hal

itu sudah

tidak penting

lagi

Memiliki

kemampuan

untuk

mencapai

tujuan hidup

Saya senang

melakukan

perencanaan

untuk masa

depan dan

berusaha

Saya merasa

perencanaan

yang sudah

saya lakukan

merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

untuk

mewujudkan

nya

hal yang sia-

sia

Kemampuan

yang saya

miliki dapat

membantu

mencapai

tujuan hidup

saya

Saya tidak

memiliki

kemampuan

yang cukup

untuk

mencapai

tujuan hidup

saya

6 Pertumbuhan Pribadi

Individu yang tidak hanya

memiliki satu

perkembangan

karakteristik di masa lalu

namun juga memiliki

potensi yang dapat

dikembangkan agar tetap

tumbuh dan berkembang

dalam menghadapi

tantangantugas baru

Memiliki

pandangan

sebagai

pribadi yang

tumbuh dan

berkembang

Saya

memiliki

keyakinan

bahwa

kehidupan

merupakan

proses yang

terus

berlanjut

Menurut

saya proses

kehidupan

akan berhenti

ketika saya

sudah tua

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

saya

kembangkan

lagi di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

Menyadari

potensi

yang

dimiliki

Saya

menyadari

potensi yang

saya miliki

dan ingin

mengembang

kannya

Saya tidak

tahu potensi

apa yang saya

miliki selama

ini

Terbuka

terhadap

pengalaman

baru

Saya ingin

mencoba hal-

hal baru yang

dapat

membantu

saya

mengembang

kan potensi

diri

Saya merasa

tidaklah

penting

mencoba hal-

hal baru

karena hal

tersebut

hanya

membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Melihat

peningkatan

dalam diri

dari waktu

ke waktu

Saya merasa

potensi dalam

diri saya

semakin

berkembang

karena

pengalaman

yang saya

miliki

Pengalaman

yang saya

miliki tidak

dapat

membantu

mengembang

kan potensi

dalam diri

saya

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

berkembang

di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

LAMPIRAN 2

Skala Try Out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

SKALA TRY OUT

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan

saya kepada orang lain

5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal

baru karena hal tersebut hanya membuang waktu

saja

6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan

merupakan hal yang sia-sia

7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai

diri saya sendiri saat ini

9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

saya kembangkan lagi di masa mendatang

10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk

menentukan pilihan hidup saya

12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan

yang saya miliki

13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-

cita yang saya miliki

16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat

memberi wawasan baru bagi saya

17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih

baik dari sebelumnya

18 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

No Pernyataan STS TS S SS

20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian

di masa lalu

24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam

menentukan pilihan hidup begitu juga dengan

saya

25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang

lain

26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa

dengan kemampuan yang saya miliki sekarang

27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-

bincang dengan orang lain

28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam

membuat kuputusan

29 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya

wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak

penting lagi

31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi

tekanan sosial dengan tepat

34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang

penting untuk saya

35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti

ketika saya sudah tua

37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya

akan membebani hidup saya

38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

berkembang di masa mendatang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

No Pernyataan STS TS S SS

40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin

berkembang karena pengalaman yang saya miliki

41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang

lain yang tidak setuju dengan saya

42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal

berharga dari pengalaman di masa lalu

45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan

kegiatan yang melibatkan orang lain

46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari

ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk

mengubahnya

47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang

memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan

48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan

merupakan proses yang terus berlanjut

49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk

mencapai tujuan hidup saya

50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih

nyaman

52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang

melibatkan orang lain

53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini

54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk

bercerita kepada orang lain setidaknya untuk

meringankan beban saya

56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat

membantu mengembangkan potensi dalam diri

saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

No Pernyataan STS TS S SS

60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial

dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang

tepat

62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran

berharga bagi saya

63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan

kegiatan di luar

64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat

ini

66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya

70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat

mempercayai saya

71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika

berbincang dengan orang lain

72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

LAMPIRAN 3

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

SKALA PENELITIAN

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru

karena hal tersebut hanya membuang waktu saja

5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri

saya sendiri saat ini

7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita

yang saya miliki

11 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain

17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

18 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

No Pernyataan STS TS S SS

21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika

saya sudah tua

23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga

dari pengalaman di masa lalu

27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu

mengembangkan potensi dalam diri saya

33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

LAMPIRAN 4

Uji Reliabilitas Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

1 Reliabilitas Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

688 688 8

2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

771 791 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 1 22375 4389 368 268 660

Item 8 22612 4494 351 224 664

Item 10 22525 4253 366 283 661

Item 14 22212 4296 431 284 647

Item 44 22700 4137 396 252 654

Item 57 22737 4196 428 417 646

Item 58 22737 4550 305 200 674

Item 68 22875 4313 377 340 658

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

3 Reliabilitas Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

602 600 3

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 18 5300 1301 337 114 601

Item 56 5850 1142 439 207 459

Item 72 5600 1053 459 221 425

4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

653 675 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 13 19950 4706 395 303 786

Item 20 19363 5576 422 420 756

Item 25 19888 5240 490 295 743

Item 29 19488 5316 500 418 742

Item 42 19600 5053 659 512 713

Item 43 19613 5177 565 449 729

Item 50 19800 5276 549 380 733

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 3 18438 3718 355 371 631

Item 7 18150 4129 372 238 615

Item 19 18025 4278 392 249 610

Item 22 18350 3901 402 414 606

Item 38 18013 4418 444 347 604

Item 54 17863 4373 319 394 630

Item 67 17988 4620 335 324 628

5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

800 797 5

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 15 12850 2205 668 542 732

Item 21 12900 2091 761 598 700

Item 31 12975 2227 602 412 756

Item 32 12825 2526 453 268 801

Item 60 12950 2808 448 215 799

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

747 766 8

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 2 21163 6214 427 241 728

Item 5 21113 6126 489 324 712

Item 26 21150 6306 583 464 695

Item 35 20963 6771 505 337 712

Item 36 21213 6549 318 152 753

Item 59 21088 7094 377 312 732

Item 64 20975 7493 391 339 735

Item 66 21125 6465 583 365 697

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LAMPIRAN 5

Uji Koefisien Alpha Berstrata

(varian item komponen dan skor total)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

1 Kesejahteraan Psikologis

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

118525 82607 90888 38

2 Dimensi Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

688 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

25825 5412 23264 8

3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

22950 6808 26091 7

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

874 38

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

771 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

4 Dimensi Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

602 3

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

8375 2187 14788 3

5 Dimensi Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

653 7

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

21138 5411 23262 7

6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

800 5

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

16125 3528 18784 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

747 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

24113 8354 28904 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

LAMPIRAN 6

Data Deskriptif Subjek Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

1 Deskripsi Data Subjek

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std

Deviation

Usia 80 550 780 63650 57459

Suku 80 1 3 104 249

Jenis Kelamin 80 1 2 130 461

Status

Pernikahan 80 1 2 150 503

Lama Pensiun

(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788

Valid N

(listwise) 80

2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 550 2 25 25 25

560 3 38 38 63

570 6 75 75 138

580 4 50 50 188

590 5 63 63 250

600 6 75 75 325

610 8 100 100 425

620 7 88 88 512

630 6 75 75 588

640 1 13 13 600

650 8 100 100 700

660 3 38 38 738

670 1 13 13 750

680 7 88 88 838

690 1 13 13 850

700 1 13 13 863

710 1 13 13 875

720 1 13 13 888

730 2 25 25 913

740 2 25 25 938

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

a Usia Subjek

760 2 25 25 963

770 2 25 25 988

780 1 13 13 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

b Lama Pensiun

Lama Pensiun (dalam tahun)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10 8 100 100 100

20 7 88 88 188

30 7 88 88 275

40 3 38 38 313

50 9 113 113 425

60 6 75 75 500

70 5 63 63 563

80 5 63 63 625

90 4 50 50 675

100 3 38 38 713

110 2 25 25 738

120 4 50 50 788

130 4 50 50 838

140 5 63 63 900

150 2 25 25 925

160 1 13 13 938

170 1 13 13 950

180 1 13 13 963

200 3 38 38 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

LAMPIRAN 7

Deskriptif Data Penelitian

(one sample t-test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

1 Kesejahteraan Psikologis

One-Sample Statistics

N Mean

Std

Deviation

Std Error

Mean

Total 80 118525 90888 10162

One-Sample Test

Test Value = 95

t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Total 23151 79 000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

LAMPIRAN 8

Uji Normalitas dan Homogenitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

1 Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kesejahteraan

Psikologis 80 1000 0 00 80 1000

Descriptives

Statistic Std Error

Kesejahteraan

Psikologis

Mean 11853 1016

95 Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 11650

Upper Bound 12055

5 Trimmed Mean 11806

Median 11650

Variance 82607

Std Deviation 9089

Minimum 100

Maximum 148

Range 48

Interquartile Range 11

Skewness 946 269

Kurtosis 803 532

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

a Lilliefors Significance Correction

Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem amp Leaf

200 10 04

500 10 77789

2500 11 0000011111222333334444444

2100 11 555555667888888888999

1000 12 0112222334

700 12 5677888

300 13 234

300 13 556

400 Extremes (gt=138)

Stem width 10

Each leaf 1 case(s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

3 Uji Homogenitas

Group Statistics

Status Pernikahan N Mean Std Deviation

Std Error

Mean

Kesejahteraan

Psikologis

Menikah 40 11878 8185 1294

JandaDuda 40 11828 10010 1583

Independent Samples Test

Levenes Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

Std Error

Difference

95

Confidence

Interval of

the

Difference

Lower

Uppe

r

Kesejahtera

an

Psikologis

Equal

variances

assumed

2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457

0

Equal

variances

not

assumed

245 75041 807 500 2045 -3573 457

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

LAMPIRAN 9

Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Uji Hipotesis Penelitian

Ranks

Status

Pernikahan N Mean Rank

Sum of

Ranks

Kesejahteraan

Psikologis

menikah 40 4239 169550

jandaduda 40 3861 154450

Total 80

Test Statisticsa

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

a Grouping Variable Status Pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1 judul
  • 2 dosbing
  • 3 pengesahan
  • 4 -5 HALAMAN MOTTO
  • 6 keaslian
  • 7 abstrak
  • 9 publikasi
  • 10 - 11 KATA PENGANTAR
  • 12 pengantar
  • 13 DAFTAR ISI
  • BAB I
  • BAB II
  • BAB III
  • BAB IV
  • BAB V
  • Daftar Pustaka -FIX-
  • Lampiran
Page 7: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala

vii

PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA PENSIUN

DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

Antonius Mei Setyabudi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa

pensiun yang ditinjau dari status pernikahan Variabel kesejahteraan psikologis terdiri dari enam

dimensi yaitu penerimaan diri hubungan yang positif dengan orang lain otonomi penguasaan

lingkungan tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi Subjek penelitian ini berjumlah 80

orang pensiunan yang terdiri dari 40 orang dari kelompok menikah dan 40 orang dari kelompok

jandaduda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis yang

dikembangkan oleh peneliti Skala kesejahteraan psikologis ini terdiri dari 38 item dengan nilai

reliabilitas alpha berstrata sebesar 0893 (αs = 0893) Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan teknik analisis uji beda mann-whitnney u test Hasil uji beda kesejahteraan

psikologis antara kelompok menikah dan kelompok jandaduda diperoleh nilai signifikansi

sebesar 0467 (p gt 005) Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan pada

masa pensiun yang ditinjau dari status pernikahan

Kata kunci kesejahteraan psikologis masa pensiun status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

THE DIFFERENCES OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN

RETIREMENT THAT REVIEWED FROM THE MARITAL STATUS

Antonius Mei Setyabudi

ABSTRACT

The purpose of this study was to understand the differences between psychological

well-being in retirement that reviewed from the marriage status Psychological well-being

is concluded of six dimensions self acceptance positive relations with others autonomy

enviromental mastery purpose of life and personal growth There was 80 subjects that had

been retired with 40 subjects from the married group and 40 subjects from the widows that

obtained with sampling methods convenience sampling The data obtained from well-being

psychology scales that developed by researcher The well-being scales included 38 items

with reliability of alpha stratified 0893 (αs = 0893) This study was quantitative difference

test with mann-whitnney u test The result from well-being between married group and

widows group showed the significancy 0467 (pgt005) The result showed that there was

no differences between the well-being on the retired stage that reviewed from the marriage

status

Keywords Psychological well-being retirement marital status

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga

penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa

Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik

Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik

secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program

Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma

2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi

Universitas Sanata Dharma

3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk

menyelesaikan skripsi

4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang

sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik

5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan

waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan

banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai

kehidupan

7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas

segala bantuan yang diberikan

8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku

Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa

BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI

Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses

perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi

9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner

10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak

henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan

mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi

11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek

namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress

skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur

e

12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

mendukung penulis

13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi

bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang

lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 10

D Manfaat Penelitian 10

BAB II LANDASAN TEORI 12

A Kesejahteraan Psikologis 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14

3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20

B Status Pernikahan 29

1 Menikah 29

2 JandaDuda 30

C Masa Pensiun 31

1 Pengertian Masa Pensiun 31

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahaan 38

E Skema Penelitian 41

F Hipotesis 42

BAB III METODE PENELITIAN 43

A Jenis Penelitian 43

B Identifikasi Variabel Penelitian 43

C Definisi Operasional 43

D Subjek Penelitian 44

E Metode dan Alat Pengambilan Data 45

F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47

1 Validitas 48

2 Reliabilitas 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

3 Daya Diskriminasi Item 49

G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50

H Metode Analisis Data 54

1 Uji Asumsi 54

2 Uji Hipotesis 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56

A Pelaksanaan Penelitian 56

B Deskripsi Subjek Penelitian 57

C Deskripsi Data Penelitian 58

D Hasil Analisis Data 60

1 Uji Asumsi 60

2 Uji Hipotesis 61

E Pembahasan 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67

A Kesimpulan 67

B Keterbatasan Penelitian 67

C Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 70

LAMPIRAN 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47

Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53

Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57

Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58

Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60

Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61

Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76

Lampiran 2 Skala Try out 84

Lampiran 3 Skala Penelitian 94

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102

Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor

total) 107

Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111

Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116

Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118

Lampiran 9 Uji Hipotesis 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks

Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil

indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level

6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori

bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya

6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan

cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa

pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi

karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)

Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil

(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC

Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun

dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif

bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak

lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih

baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)

Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai

dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk

beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir

dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini

seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada

organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada

masa pensiun (Apsari 2012)

Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun

merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam

kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari

dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai

masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres

(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan

orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi

masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung

rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari

bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)

Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan

bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya

memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta

kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan

keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk

menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi

(Apsari 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi

orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp

Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh

lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali

diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan

kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep

kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi

juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan

yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)

Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang

menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang

tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian

Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak

hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu

serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta

kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut

Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang

mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga

diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih

sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-

being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)

Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat

menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi

yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes

dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan

psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan

bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat

dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington

2012)

Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-

Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan

psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya

berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu

yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan

membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan

kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989

dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong

seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha

untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp

Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik

Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan

individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap

perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi

dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik

Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya

penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan

psikologis yang baik

Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke

dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)

Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-

acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with

other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental

mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi

(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani

amp Jannah 2014)

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis

kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff

1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman

berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu

yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah

atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu

individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total

yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah

memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status

pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri

serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap

kehilangan pasangannya (Ryff 2014)

Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan

mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu

hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat

sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan

bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih

pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari

pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)

Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih

menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah

menikah (Marks 1996)

Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)

berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki

mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-

hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada

orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah

memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada

responden yang menikah (Marks 1996)

Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih

lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan

memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan

dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau

hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan

dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang

intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan

karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp

Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks

1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif

menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi

pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis

Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara

umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang

dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai

dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009

dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada

orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin

memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak

dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin

memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah

relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan

(Santrock 2012)

Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka

miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah

maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan

pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan

pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam

menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan

dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang

merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang

menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran

pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial

Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial

(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial

dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki

kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)

Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk

mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung

Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan

status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran

pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah

pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian

sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada

kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang

dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur

yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai

keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu

sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya

barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)

Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia

Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan

normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)

menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan

sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan

maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan

psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh

terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

B Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

C Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis

pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

D Manfaat Penelitian

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang

psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan

psikologis terutama pada masa pensiun

2 Manfaat Praktis

a Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk

membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang

akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada

karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah

khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

b Bagi para pensiunan

1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada

pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta

mengembangkannya dengan lebih baik

2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan

tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling

mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat

mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan psikologis

3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki

pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga

saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu

mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A Kesejahteraan Psikologis

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis

Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman

hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI

2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean

Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa

Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian

tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff

1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada

eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan

atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial

maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada

bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat

membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)

Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan

dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan

psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan

subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah

persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari

evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi

dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life

satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya

afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut

Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin

dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic

karena lebih mengarah pada kepuasan fisik

Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau

psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam

Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat

eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan

mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al

2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat

seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan

interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization

milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik

Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff

1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga

menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan

menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik

Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa

dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria

mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-

being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi

secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik

Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan

bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap

psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk

menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis

akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas

hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis

Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam

enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan

psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)

antara lain

a Penerimaan Diri

Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera

adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat

seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan

maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life

span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa

lalu (Ryff 1989)

Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki

karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan

menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang

baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap

kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik

merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi

di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas

pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff

2014)

b Hubungan Positif Dengan Orang Lain

Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen

utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai

memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang

terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang

mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan

orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan

(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)

bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini

yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff

1989)

Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain

dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik

hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang

lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati

kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi

dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah

digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan

kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk

menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi

dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat

kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain

(Ryff 2014)

c Otonomi

Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki

lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini

akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang

lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik

dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan

kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan

yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp

Singer 1996)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi

digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya

mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak

sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan

mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan

evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk

membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam

berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)

d Penguasaan Lingkungan

Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai

kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan

agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport

menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan

keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan

dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu

memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur

lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah

lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik

Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu

seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi

penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu

menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya

mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan

kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu

untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan

kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai

individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya

merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan

di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya

dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff

2014)

e Tujuan dalam Hidup

Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan

dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan

bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya

sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan

untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai

integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)

Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi

tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup

kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki

makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang

keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta

tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki

karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya

memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam

hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan

tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat

munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)

f Pertumbuhan Pribadi

Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu

perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi

yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin

berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk

mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori

perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau

tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan

pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang

melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka

terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu

dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan

tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada

dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat

melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya

keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap

dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik

dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap

atau perilaku yang baru (Ryff 2014)

3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin

kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp

Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah

sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan

well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian

pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain

penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai

intervensi dan klinis

a Usia

Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan

psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi

penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang

tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain

dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup

menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah

hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti

penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain

menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga

rentang usia

b Jenis Kelamin

Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)

menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara

konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi

hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan

pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita

lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi

berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)

c Kebudayaan

Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara

budaya individualistik (independent) dengan kolektif

(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang

cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau

otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada

budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp

Singer 1996)

Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan

menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di

negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat

Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya

dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan

skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan

pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)

d Status Sosial

Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan

dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan

seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki

pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi

tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi

Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan

bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan

kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan

bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan

menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff

amp Singer 1996)

e Pengalaman dan Sejarah Hidup

Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman

hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman

tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi

kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang

sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang

bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi

penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri

dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana

mereka membesarkan anak dan bagaimana anak

membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer

1996)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap

kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana

pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan

lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan

pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi

depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)

f Perkembangan dan Penuaan

Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan

penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa

mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti

(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada

pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang

dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke

waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa

dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi

menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa

tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka

seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi

ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin

menjadi muda

Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada

kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir

dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya

diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo

Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses

psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang

fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta

dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir

akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi

daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas

perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)

g Kepribadian

Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar

terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan

pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada

penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model

kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan

pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan

personal growth agreeableness berhubungan dengan positive

relations with others dan extraversion conscientiousness dan

neuroticism berhubungan dengan environmental mastery

purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)

Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain

yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi

tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh

sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel

yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan

dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional

(Ryff 2014)

h Pengalaman Keluarga

Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan

memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-

being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki

peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam

dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu

individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu

yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada

wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada

dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita

yang menikah

Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua

juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang

dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan

baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap

tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)

menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di

masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun

psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang rendah

i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain

Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar

karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap

kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis

pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai

beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa

beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami

individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran

dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan

psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang

berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap

perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)

Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar

dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan

psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar

cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan

lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang

tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai

relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan

psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan

dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada

tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki

nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)

j Kesehatan

Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil

bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki

keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki

(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka

mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan

psikologis setelah melewati masa sakit

k Studi Klinis

Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat

eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari

tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang

penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh

Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti

schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia

agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan

bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui

dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam

hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)

Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar

dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru

untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff

(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat

mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala

gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan

meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek

eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

B Status Pernikahan

Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status

pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup

dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada

Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan

Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda

1 Menikah

Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang

dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk

antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum

dan agama dengan tujuan membentuk keluarga

Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa

aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting

(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan

terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat

memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)

menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit

memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah

serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya

2 JandaDuda

Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak

bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian

suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai

seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau

telah bercerai dengan istrinya

Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa

tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat

menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat

mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)

Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan

keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi

Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu

pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama

bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan

(Santrock 2014)

Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan

oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa

alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan

dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama

mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan

perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka

bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan

perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup

C Masa Pensiun

1 Pengertian Masa Pensiun

Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana

karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia

kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi

(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan

dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana

pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai

angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase

menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah

menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun

juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan

karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus

pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan

menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa

pensiun (Apsari 2012)

Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan

bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola

hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran

perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan

terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan

tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa

perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja

menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya

interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu

luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)

Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa

ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit

melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa

pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa

fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada

fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-

pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan

bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang

komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)

Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase

awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan

pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak

pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka

mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih

banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun

karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami

kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The

Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai

menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang

pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-

orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan

dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih

realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang

memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan

yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada

masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan

yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase

terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena

orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan

mencukupi kebutuhannya sendiri

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah

penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal

ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada

individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)

Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan

ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun

dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan

dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)

Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang

disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis

dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi

fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan

(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak

bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial

membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari

harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya

stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)

Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah

(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan

bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu

peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik

terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang

memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang

meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada

negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa

yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan

para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang

membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima

kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki

jabatan dan sudah pensiun

Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para

pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada

masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa

pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses

perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga

menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang

dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada

timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi

dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial

Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan

dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun

adalah

a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya

Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita

lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada

sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya

baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka

dan sebaliknya

b Perubahan dalam perilaku seksual

Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih

banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik

sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa

pensiun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan

Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk

mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat

perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak

kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka

dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri

d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of

parental dependency)

Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak

terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan

seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan

sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang

pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini

Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu

dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu

penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya

hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya

kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian

penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai

kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh

pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun

nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga

kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan

fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat

membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahan

Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai

sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun

dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya

perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya

kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah

menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun

(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi

orang yang akan menghadapi masa pensiun

Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu

seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki

mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi

serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan

Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran

pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan

psikologis

Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan

potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan

meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya

mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai

kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam

Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu

Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang

memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk

menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya

Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah

berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami

depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti

menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian

(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan

yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan

dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki

pasangan lagi

Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada

seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki

pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan

kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya

seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)

akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan

akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang

memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga

tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

E Skema Penelitian

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis

Masa Pensiun

Status

Pernikahan

JandaDuda

(Sudah tidak memiliki secara

hukummeninggal)

Menikah

(Masih memiliki pasangan)

Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa

yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki

masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi

berbeda daripada dirinya sekarang sedikit

kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain

sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli

tentang orang lain terisolasi dalam hubungan

interpersonal tidak mau membuat kompromi

dalam hubungan dengan orang lain cenderung

mementingkan harapan dari orang lain

bergantung pada penilaian orang lain mengikuti

tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan

mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki

lingkungan di sekitarnya tidak menyadari

kesempatan yang ada kurang mampu

mengontrol dunia luar kurang memiliki makna

terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan

tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup

tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa

lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat

memunculkan makna dalam hidup merasa tidak

dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan

diri merasa bosan dengan kehidupannya dan

merasa tidak dapat berkembang

Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui

menerima segala aspek dalam diri memiliki

perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya

hangat menyenangkan percaya dan

mementingkan kesejahteraan orang lain

berempati kasih sayang intim saling berbagi

dalam hubungan bebas dan dapat menentukan

nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial

mengelola perilaku dari dalam mampu

mengevaluasi diri mampu menguasai dan

mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas

menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk

membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai

dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai

tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan

saat ini dan masa lalu memegang keyakinan

terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam

tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus

berkembang melihat diri sebagai pribadi yang

tumbuh dan berkembang terbuka terhadap

pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan

melakukan perubahan agar tetap mencerminkan

pengetahuan tentang diri

Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

F Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah

H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

ditinjau dari status pernikahaan

H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu

penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok

penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar

2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat

kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan

pensiunan yang jandaduda

B Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut

Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis

Variabel Bebas Status Pernikahan

C Definisi Operasional

1 Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah

berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan

yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga

memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya

dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari

skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala

kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki

2 Status Pernikahan

Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu

menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan

perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda

adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang

dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas

mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang

ditujukan kepada subjek

D Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang

sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience

sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan

untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp

Jannah 2008 Supratiknya 2015)

Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk

pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa

Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia

55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan

digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun

Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang

dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki

pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki

telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok

jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan

berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan

psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)

E Metode dan Alat Pengambilan Data

Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan

terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis

menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan

unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)

Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan

tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan

sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar

menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan

agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari

aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode

summated rating dengan ketentuan sebagai berikut

1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan

jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4

2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan

jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1

Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total

jawaban subjek pada skala yang diberikan

Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel

1 berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel 1

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis

Keterangan Item yang gugur

F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur

Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah

memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap

masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item

mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final

tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk

memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan

pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu

maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi

keseluruhan item

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69

(833)

12 44 53 57 58

68 (833)

12

(1667)

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang lain

20 25 27 29 42

55 (833)

4 13 43 50 70

71(833)

12

(1667)

3 Otonomi 18 24 56 61 62

72 (833)

11 28 33 34

41 47 (833)

12

(1667)

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 51 52 54

67 (833)

3 7 16 22 45

63 (833)

12

(1667)

5 Tujuan Dalam

Hidup

15 17 21 31 32

60 (833)

6 30 37 46

49 65 (833)

12

(1667)

6 Pertumbuhan

Pribadi

9 35 39 40 48

64 (833)

2 5 26 36 59 66

(833)

12

(1667)

Total 36 36 72

(100)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

1 Validitas

Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam

melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya

(Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)

yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat

professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini

akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam

penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing

2 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau

kelompok (Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan

konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan

antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi

reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali

pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik

yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini

reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam

teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki

koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

3 Daya Diskriminasi Item

Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item

mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki

dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya

diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi

antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan

menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)

Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan

tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka

daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien

korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut

mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi

(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar

korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang

memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda

yang rendah

G Pengujian Alat Ukur Penelitian

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh

dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan

subjek yang memenuhi kriteria penelitian

Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf

reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya

2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek

pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek

didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai

Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta

Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta

Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item

Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada

pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba

dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur

a Seleksi Item

Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan

menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang

terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan

penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030

maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030

maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item

terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta

perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai

cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini

dianggap memiliki enam skala

Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item

memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524

Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item

yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi

Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026

sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima

item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item

diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659

Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan

pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337

sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum

dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan

0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit

antara 0319 sampai dengan 0444

Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item

berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran

item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761

Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti

menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan

0583

Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis

setelah dilakukan seleksi item

Tabel 2

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil

ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran

(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa

reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang

berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini

dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

20 25 29 42 13 43 50 7

3 Otonomi 18 56 72 - 3

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 54 67 3 7 22 7

5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5

6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8

Total 22 16 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program

SPSS

Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap

dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis

Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha

berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi

reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur

internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes

(Widhiarso 2011)

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan

penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata

αstrat = 1 -

119896sum

119894=1120590119894

2(1minusα119894)

1205901199092

Keterangan

1205901198942 = varian butir komponen ke-i

α119894 = realibilitas komponen ke-i

1205901199092 = varian skor total tes

No Dimensi

Koefisien Alpha

Sebelum

Seleksi Item

Setelah Seleksi

Item

1 Penerimaan Diri 0654 0688

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

0702 0771

3 Otonomi 0477 0602

4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653

5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800

6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

αs = 1 minus

5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)

+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)

82607= 0893

Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala

kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu

0893 (αs=0893)

H Metode Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent

sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala

kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji

normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang

dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji

normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal

maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney

u test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala

kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan

yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan

Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)

Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI

Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan

dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan

pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini

berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang

menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun

meninggal (jandaduda)

Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya

akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu

kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan

pengisian skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

B Deskripsi Subjek Penelitian

Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui

persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok

menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia

subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil

sebagai berikut

Tabel 4

Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara

keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok

menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok

menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin

perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin

laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan

subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan

24 subjek berjenis kelamin perempuan

Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total

Menikah Laki-laki 35 subjek

Perempuan 5 subjek

40 subjek

JandaDuda Laki-laki 21 subjek

Perempuan 19 subjek

40 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel 5

Persebaran Subjek Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini

berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek

Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13

subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek

berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan

frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia

636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi

terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65

tahun

C Deskripsi Data Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan

psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau

rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean

empiris pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis

Usia Jumlah

55 ndash 60 tahun 26 subjek

61 ndash 65 tahun 30 subjek

66 ndash 70 tahun 13 subjek

71 ndash 75 tahun 6 subjek

76 ndash 80 tahun 5 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 6

Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan

psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai

mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki

tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara

mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis

Tabel 7

Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean

teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki

perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005

yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian

ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Pengukuran Teoritis Empiris

Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD

Kesejahteraan

Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi

Test Value = 95

t Df Sig (2

Tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Kesejahteraan

Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

D Hasil Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini

Tabel 8

Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa

variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar

0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara

signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan

bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini

Tabel 9

Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang

didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa

asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian

dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan

homogen

2 Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil

yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt

Levenes Test for Equality of

Variances

F Sig

Kesejahteraan

Psikologis

Equal variances

assumed 2144 147

Equal variances not

assumed

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik

digunakan jika persebaran data tidak normal

Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas

pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)

menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan

yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel

bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak

Tabel 10

Hasil Uji Mann-Whitney U Test

Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu

nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)

Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak

sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah

dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

E Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada

penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal

ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa

persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)

Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai

koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0

diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok

menikah dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya

kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff

1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk

pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting

untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam

hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan

dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp

Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa

lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat

menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka

inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai

succesful aging

Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan

membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang

tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan

sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan

dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang

memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran

pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan

psikologis

Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat

digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang

kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan

yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar

terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting

sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart

1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)

menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari

orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis

bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka

yang memiliki pasangan

McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat

menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan

kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan

nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap

satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil

dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-

teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan

yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan

pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan

keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu

menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa

tidak sendirian

Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya

yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan

tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan

yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di

dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan

dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu

menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan

orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada

masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya

seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-

tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam

suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak

secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas

maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu

membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan

hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar

pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan

kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus

RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar

para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-

parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data

yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji

analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu

teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas

Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar

0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda

B Keterbatasan Penilitan

Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah

berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi

fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang

diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini

memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan

sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis

penelitian

Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa

instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009

Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya

measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki

nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement

errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing

dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint

skala kesejahteraan psikologis

C Saran

1 Bagi subjek

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan

yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan

psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena

dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai

kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik

2 Bagi perusahaan

Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan

jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya

kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu

dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat

terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan

diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya

kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi

pensiunan

3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena

minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria

penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan

psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain

itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun

berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada

penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah

item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa

dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator

perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar

mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan

variable

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Daftar Pustaka

Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun

Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-

masyarakat-ri-tunda-pensiun

Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari

httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit

Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos

Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada

Lansia Bandung Universitas Padjajaran

Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-

Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security

Character Volume 3 No 2

Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological

Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas

Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan

Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Widya Mandala

Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan

Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi

Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober

2010

Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari

httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-

daftar-subjek1

Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey

Pearson Education Inc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September

2015 dari

httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi

ashtml

Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25

Tahun Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-

tanpa-gaji-selama-25-tahun

Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher

Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social

and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348

Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks

Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga

Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute

Working Paper Series 131 Januari 2010

Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological

Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology

Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222

Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and

Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No

4 (Nov 1996) pp 917-932

Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka

Pelajar

McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New

York Oxford University Press Inc

Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological

Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No

3(Sep 1973) pp 226-232

Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan

Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum

Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia

Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)

Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat

Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality

Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer

Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning

of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology

1989 Vol 57 No 6 1069-1081

Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in

Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104

Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science

and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28

Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being

Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-

727

Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning

Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother

Psychosom 19966514-23

Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran

Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02

Agustus 2013

Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta

Universitas Sanata Dharma

Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT

Elex Media Komputindo

Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta

Erlangga

Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New

York McGraw-Hill Education

Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing

Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication

doi 101037a0022411

Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group

Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers

Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The

Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition

California Sage Publications Inc

Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing

The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349

Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada

University Press

Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata

Dharma

Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari

httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan

Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada

Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang

Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1

Agustus 2012

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja Diakses dari

wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf

van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-

Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a

Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal

Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of

Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691

Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan

Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2

2009

Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis

UGM

Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil

22 Juni 2016 dari

httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf

Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)

Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To

Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice

2012 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

LAMPIRAN 1

Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Blueprint skala kesejahteraan psikologis

No Dimensi Indikator Item

Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri

Individu yang sehat

secara mental

didefinisikan

mampu untuk

menerima dirinya

dan kehidupan

masa lalunya secara

positif

Memahami

dan

menerima

seluruh aspek

pada diri

Saya menyadari

bahwa saya

memiliki

kelebihan

maupun

kekurangan

Saya tidak tahu

kelebihan

maupun

kekurangan yang

saya miliki

Saya dapat

menerima segala

aspek dalam diri

saya

Saya merasa

kecewa dengan

diri saya saat ini

Memiliki

pandangan

positif

terhadap diri

sendiri

Secara umum

saya merasa

percaya diri

mengenai diri

saya sendiri saat

ini

Saya merasa

tidak puas

dengan diri saya

saat ini

Menerima

secara positif

kehidupan

masa lalunya

Pengalaman di

masa lalu

membuat saya

belajar untuk

menjadi lebih

baik ke

depannya

Menurut saya

pengalaman di

masa lalu hanya

akan menjadi

beban pikiran

saya

Bagi saya

pengalaman di

masa lalu

merupakan

pengalaman

yang sangat

berharga

Saya merasa

tidak

memperoleh

banyak hal

berharga dari

pengalaman di

masa lalu

Saya merasa

puas dengan

pencapaian-

pencapaian di

masa lalu

Saya merasa

kecewa dengan

apa yang telah

saya lakukan di

masa lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang Lain

Individu sehat

secara mental

adalah individu

yang memiliki

kemampuan untuk

mencintai memiliki

perasaan yang

kuatakan rasa

empati kasih

sayang kehangatan

dan penghargaan

terhadap orang lain

Terbuka

kepada orang

lain

Bila ada

masalah saya

selalu berusaha

untuk bercerita

kepada orang

lain setidaknya

untuk

meringankan

beban saya

Saya enggan

bercerita

mengenai

permasalahan

saya kepada orang

lain

Memiliki

kepercayaan

terhadap

orang lain

Saya dapat

menaruh

kepercayaan

kepada orang

lain

Saya merasa ragu

apakah orang lain

dapat

mempercayai

saya

Memiliki

empati kasih

sayang dan

keintiman

dengan orang

lain

Bagi saya

menjaga relasi

dengan orang

lain merupakan

hal yang penting

dilakukan

Menjaga relasi

dengan orang lain

merupakan hal

yang menyulitkan

bagi saya

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

merupakan cara

saya menjaga

hubungan

dengan orang

lain

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

bukan merupakan

hal yang penting

Memiliki

kehangatan

dengan orang

lain

Saya merasa

nyaman ketika

sedang

berbincang-

bincang dengan

orang lain

Sulit bagi saya

untuk merasa

nyaman ketika

berbincang

dengan orang lain

Dapat

berkumpul

dengan orang

lain merupakan

hal yang patut

disyukuri dalam

hidup saya

Menurut saya

berkumpul

dengan orang lain

merupakan

kegiatan yang

membosankan

dan membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Otonomi

Seseorang yang berfungsi

secara utuh tidak

membutuhkan persetujuan

orang lain untuk membuat

evaluasi yang sesuai

dengan standar dirinya

sendiri (internal locus of

evaluation) sehingga

individu terbebas dari

keyakinan kolektif norma

dan peraturan yang

mengikat serta mampu

bertahan dari tekanan sosial

dengan berpikir dan

bertindak secara tepat

Mampu

membuat

keputusan

tanpa

tergantung

pada orang

lain

Keputusan

yang saya

buat

merupakan

murni

keputusan

saya sendiri

Saya sering

kali

dipengaruhi

orang lain

dalam

membuat

kuputusan

Saya yakin

setiap orang

memiliki

kebebasan

dalam

menentukan

pilihan hidup

begitu juga

dengan saya

Saya sangat

membutuhka

n orang lain

untuk

menentukan

pilihan hidup

saya

Saya akan

tetap pada

keputusan

saya

meskipun

orang lain

tidak setuju

Saya akan

mengubah

keputusan

saya bila ada

orang lain

yang tidak

setuju dengan

saya

Mampu

membuat

evaluasi

yang sesuai

dengan

standar

dirinya

sendiri

Kesalahan

yang saya

perbuat

menjadi

pelajaran

berharga bagi

saya

Kesalahan

saya

sebelumnya

merupakan

hal yang

memalukan

bagi saya dan

ingin saya

lupakan

Saya menilai

diri saya

sendiri

dengan nilai-

nilai yang

saya anggap

penting

bukan dari

orang lain

Penilaian dari

orang lain

merupakan

penilaian

yang penting

untuk saya

Mampu

bertahan

dari tekanan

sosial

Saya akan

berusaha

mengatasi

tekanan sosial

Saya tidak

tahu

bagaimana

saya harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

dengan

berpikir dan

bertindak

secara tepat

dengan

memikirkan

dan bertindak

dengan cara

yang tepat

mengatasi

tekanan sosial

dengan tepat

4 Penguasaan Lingkungan

Kemampuan individu

untuk

memilihmenciptakan

lingkungan agar sesuai

dengan kondisi

psikologisnya serta ikut

serta dan terlibat dengan

kegiatan di luar lingkungan

dirinya sehingga dapat

mengambil keuntungan

dari lingkungannya

Mampu

mengelola

aktivitas

sehari-hari

Saya merasa

cukup baik

dalam

mengelola

banyak

kegiatan

dalam

kehidupan

sehari-hari

Banyaknya

kegiataan

sehari-hari

membuat

saya

mengalami

kesulitan

dalam

mengelolany

a

Menurut

saya

aktivitas yang

saya lakukan

dapat berjalan

dengan baik

Saya merasa

kesulitan

dalam

melakukan

aktivitas yang

saya miliki

Saya merasa

senang

meskipun

aktivitas yang

saya lakukan

cukup

banyak

Semakin

banyak

kegiatan

semakin

membuat

saya kesulitan

dalam

menjalaninya

Terlibat

dalam

aktivitas di

luar

lingkungan

dirinya

Kegiatan di

luar rumah

membuat

saya merasa

lebih

nyaman

Saya merasa

tidak nyaman

ketika

melakukan

kegiatan di

luar

Saya lebih

senang

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Saya merasa

kurang

tertarik ketika

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Menggunak

an

kesempatan

yang ada di

Saya senang

mengikuti

kegiatan

dapat

Saya tidak

ingin

mengikuti

kegiatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

lingkungan

secara

efektif

memberi

wawasan

baru bagi

saya

dapat

memberi

wawasan

baru bagi

saya

5 Tujuan Dalam Hidup

Individu yang sehat secara

mental didefinisikan

memiliki tujuan dan makna

dalam hidup sehingga

mampu melihat perubahan

keinginan menjadi lebih

produktif

menciptakanmencapai

integritas emosional di

kemudian hari

Memiliki

cita-cita dan

tujuan

Saya akan

berusaha

mewujudkan

keinginan

yang saya

miliki

Keinginan

dan cita-cita

yang saya

miliki hanya

akan

membebani

hidup saya

Saya selalu

ingin

memiliki

kehidupan

yang lebih

baik dari

sebelumnya

Saya sudah

puas dengan

apa yang saya

miliki di saat

ini

Meyakini

tujuan hidup

yang

dimiliki

Saya yakin

bahwa saya

dapat

membuat hari

esok lebih

baik lagi

Menurut

saya hari

esok akan

sama saja

dengan hari

ini dan tidak

ada yang bisa

saya lakukan

untuk

mengubahny

a

Penting bagi

saya untuk

dapat

mewujudkan

cita-cita yang

saya miliki

Dahulu saya

memiliki cita-

cita yang

ingin saya

wujudkan

namun

sekarang hal

itu sudah

tidak penting

lagi

Memiliki

kemampuan

untuk

mencapai

tujuan hidup

Saya senang

melakukan

perencanaan

untuk masa

depan dan

berusaha

Saya merasa

perencanaan

yang sudah

saya lakukan

merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

untuk

mewujudkan

nya

hal yang sia-

sia

Kemampuan

yang saya

miliki dapat

membantu

mencapai

tujuan hidup

saya

Saya tidak

memiliki

kemampuan

yang cukup

untuk

mencapai

tujuan hidup

saya

6 Pertumbuhan Pribadi

Individu yang tidak hanya

memiliki satu

perkembangan

karakteristik di masa lalu

namun juga memiliki

potensi yang dapat

dikembangkan agar tetap

tumbuh dan berkembang

dalam menghadapi

tantangantugas baru

Memiliki

pandangan

sebagai

pribadi yang

tumbuh dan

berkembang

Saya

memiliki

keyakinan

bahwa

kehidupan

merupakan

proses yang

terus

berlanjut

Menurut

saya proses

kehidupan

akan berhenti

ketika saya

sudah tua

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

saya

kembangkan

lagi di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

Menyadari

potensi

yang

dimiliki

Saya

menyadari

potensi yang

saya miliki

dan ingin

mengembang

kannya

Saya tidak

tahu potensi

apa yang saya

miliki selama

ini

Terbuka

terhadap

pengalaman

baru

Saya ingin

mencoba hal-

hal baru yang

dapat

membantu

saya

mengembang

kan potensi

diri

Saya merasa

tidaklah

penting

mencoba hal-

hal baru

karena hal

tersebut

hanya

membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Melihat

peningkatan

dalam diri

dari waktu

ke waktu

Saya merasa

potensi dalam

diri saya

semakin

berkembang

karena

pengalaman

yang saya

miliki

Pengalaman

yang saya

miliki tidak

dapat

membantu

mengembang

kan potensi

dalam diri

saya

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

berkembang

di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

LAMPIRAN 2

Skala Try Out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

SKALA TRY OUT

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan

saya kepada orang lain

5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal

baru karena hal tersebut hanya membuang waktu

saja

6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan

merupakan hal yang sia-sia

7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai

diri saya sendiri saat ini

9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

saya kembangkan lagi di masa mendatang

10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk

menentukan pilihan hidup saya

12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan

yang saya miliki

13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-

cita yang saya miliki

16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat

memberi wawasan baru bagi saya

17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih

baik dari sebelumnya

18 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

No Pernyataan STS TS S SS

20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian

di masa lalu

24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam

menentukan pilihan hidup begitu juga dengan

saya

25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang

lain

26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa

dengan kemampuan yang saya miliki sekarang

27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-

bincang dengan orang lain

28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam

membuat kuputusan

29 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya

wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak

penting lagi

31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi

tekanan sosial dengan tepat

34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang

penting untuk saya

35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti

ketika saya sudah tua

37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya

akan membebani hidup saya

38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

berkembang di masa mendatang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

No Pernyataan STS TS S SS

40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin

berkembang karena pengalaman yang saya miliki

41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang

lain yang tidak setuju dengan saya

42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal

berharga dari pengalaman di masa lalu

45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan

kegiatan yang melibatkan orang lain

46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari

ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk

mengubahnya

47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang

memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan

48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan

merupakan proses yang terus berlanjut

49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk

mencapai tujuan hidup saya

50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih

nyaman

52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang

melibatkan orang lain

53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini

54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk

bercerita kepada orang lain setidaknya untuk

meringankan beban saya

56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat

membantu mengembangkan potensi dalam diri

saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

No Pernyataan STS TS S SS

60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial

dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang

tepat

62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran

berharga bagi saya

63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan

kegiatan di luar

64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat

ini

66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya

70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat

mempercayai saya

71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika

berbincang dengan orang lain

72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

LAMPIRAN 3

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

SKALA PENELITIAN

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru

karena hal tersebut hanya membuang waktu saja

5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri

saya sendiri saat ini

7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita

yang saya miliki

11 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain

17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

18 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

No Pernyataan STS TS S SS

21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika

saya sudah tua

23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga

dari pengalaman di masa lalu

27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu

mengembangkan potensi dalam diri saya

33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

LAMPIRAN 4

Uji Reliabilitas Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

1 Reliabilitas Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

688 688 8

2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

771 791 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 1 22375 4389 368 268 660

Item 8 22612 4494 351 224 664

Item 10 22525 4253 366 283 661

Item 14 22212 4296 431 284 647

Item 44 22700 4137 396 252 654

Item 57 22737 4196 428 417 646

Item 58 22737 4550 305 200 674

Item 68 22875 4313 377 340 658

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

3 Reliabilitas Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

602 600 3

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 18 5300 1301 337 114 601

Item 56 5850 1142 439 207 459

Item 72 5600 1053 459 221 425

4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

653 675 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 13 19950 4706 395 303 786

Item 20 19363 5576 422 420 756

Item 25 19888 5240 490 295 743

Item 29 19488 5316 500 418 742

Item 42 19600 5053 659 512 713

Item 43 19613 5177 565 449 729

Item 50 19800 5276 549 380 733

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 3 18438 3718 355 371 631

Item 7 18150 4129 372 238 615

Item 19 18025 4278 392 249 610

Item 22 18350 3901 402 414 606

Item 38 18013 4418 444 347 604

Item 54 17863 4373 319 394 630

Item 67 17988 4620 335 324 628

5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

800 797 5

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 15 12850 2205 668 542 732

Item 21 12900 2091 761 598 700

Item 31 12975 2227 602 412 756

Item 32 12825 2526 453 268 801

Item 60 12950 2808 448 215 799

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

747 766 8

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 2 21163 6214 427 241 728

Item 5 21113 6126 489 324 712

Item 26 21150 6306 583 464 695

Item 35 20963 6771 505 337 712

Item 36 21213 6549 318 152 753

Item 59 21088 7094 377 312 732

Item 64 20975 7493 391 339 735

Item 66 21125 6465 583 365 697

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LAMPIRAN 5

Uji Koefisien Alpha Berstrata

(varian item komponen dan skor total)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

1 Kesejahteraan Psikologis

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

118525 82607 90888 38

2 Dimensi Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

688 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

25825 5412 23264 8

3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

22950 6808 26091 7

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

874 38

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

771 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

4 Dimensi Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

602 3

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

8375 2187 14788 3

5 Dimensi Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

653 7

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

21138 5411 23262 7

6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

800 5

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

16125 3528 18784 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

747 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

24113 8354 28904 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

LAMPIRAN 6

Data Deskriptif Subjek Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

1 Deskripsi Data Subjek

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std

Deviation

Usia 80 550 780 63650 57459

Suku 80 1 3 104 249

Jenis Kelamin 80 1 2 130 461

Status

Pernikahan 80 1 2 150 503

Lama Pensiun

(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788

Valid N

(listwise) 80

2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 550 2 25 25 25

560 3 38 38 63

570 6 75 75 138

580 4 50 50 188

590 5 63 63 250

600 6 75 75 325

610 8 100 100 425

620 7 88 88 512

630 6 75 75 588

640 1 13 13 600

650 8 100 100 700

660 3 38 38 738

670 1 13 13 750

680 7 88 88 838

690 1 13 13 850

700 1 13 13 863

710 1 13 13 875

720 1 13 13 888

730 2 25 25 913

740 2 25 25 938

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

a Usia Subjek

760 2 25 25 963

770 2 25 25 988

780 1 13 13 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

b Lama Pensiun

Lama Pensiun (dalam tahun)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10 8 100 100 100

20 7 88 88 188

30 7 88 88 275

40 3 38 38 313

50 9 113 113 425

60 6 75 75 500

70 5 63 63 563

80 5 63 63 625

90 4 50 50 675

100 3 38 38 713

110 2 25 25 738

120 4 50 50 788

130 4 50 50 838

140 5 63 63 900

150 2 25 25 925

160 1 13 13 938

170 1 13 13 950

180 1 13 13 963

200 3 38 38 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

LAMPIRAN 7

Deskriptif Data Penelitian

(one sample t-test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

1 Kesejahteraan Psikologis

One-Sample Statistics

N Mean

Std

Deviation

Std Error

Mean

Total 80 118525 90888 10162

One-Sample Test

Test Value = 95

t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Total 23151 79 000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

LAMPIRAN 8

Uji Normalitas dan Homogenitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

1 Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kesejahteraan

Psikologis 80 1000 0 00 80 1000

Descriptives

Statistic Std Error

Kesejahteraan

Psikologis

Mean 11853 1016

95 Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 11650

Upper Bound 12055

5 Trimmed Mean 11806

Median 11650

Variance 82607

Std Deviation 9089

Minimum 100

Maximum 148

Range 48

Interquartile Range 11

Skewness 946 269

Kurtosis 803 532

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

a Lilliefors Significance Correction

Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem amp Leaf

200 10 04

500 10 77789

2500 11 0000011111222333334444444

2100 11 555555667888888888999

1000 12 0112222334

700 12 5677888

300 13 234

300 13 556

400 Extremes (gt=138)

Stem width 10

Each leaf 1 case(s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

3 Uji Homogenitas

Group Statistics

Status Pernikahan N Mean Std Deviation

Std Error

Mean

Kesejahteraan

Psikologis

Menikah 40 11878 8185 1294

JandaDuda 40 11828 10010 1583

Independent Samples Test

Levenes Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

Std Error

Difference

95

Confidence

Interval of

the

Difference

Lower

Uppe

r

Kesejahtera

an

Psikologis

Equal

variances

assumed

2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457

0

Equal

variances

not

assumed

245 75041 807 500 2045 -3573 457

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

LAMPIRAN 9

Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Uji Hipotesis Penelitian

Ranks

Status

Pernikahan N Mean Rank

Sum of

Ranks

Kesejahteraan

Psikologis

menikah 40 4239 169550

jandaduda 40 3861 154450

Total 80

Test Statisticsa

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

a Grouping Variable Status Pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1 judul
  • 2 dosbing
  • 3 pengesahan
  • 4 -5 HALAMAN MOTTO
  • 6 keaslian
  • 7 abstrak
  • 9 publikasi
  • 10 - 11 KATA PENGANTAR
  • 12 pengantar
  • 13 DAFTAR ISI
  • BAB I
  • BAB II
  • BAB III
  • BAB IV
  • BAB V
  • Daftar Pustaka -FIX-
  • Lampiran
Page 8: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala

viii

THE DIFFERENCES OF PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IN

RETIREMENT THAT REVIEWED FROM THE MARITAL STATUS

Antonius Mei Setyabudi

ABSTRACT

The purpose of this study was to understand the differences between psychological

well-being in retirement that reviewed from the marriage status Psychological well-being

is concluded of six dimensions self acceptance positive relations with others autonomy

enviromental mastery purpose of life and personal growth There was 80 subjects that had

been retired with 40 subjects from the married group and 40 subjects from the widows that

obtained with sampling methods convenience sampling The data obtained from well-being

psychology scales that developed by researcher The well-being scales included 38 items

with reliability of alpha stratified 0893 (αs = 0893) This study was quantitative difference

test with mann-whitnney u test The result from well-being between married group and

widows group showed the significancy 0467 (pgt005) The result showed that there was

no differences between the well-being on the retired stage that reviewed from the marriage

status

Keywords Psychological well-being retirement marital status

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga

penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa

Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik

Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik

secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program

Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma

2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi

Universitas Sanata Dharma

3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk

menyelesaikan skripsi

4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang

sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik

5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan

waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan

banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai

kehidupan

7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas

segala bantuan yang diberikan

8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku

Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa

BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI

Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses

perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi

9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner

10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak

henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan

mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi

11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek

namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress

skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur

e

12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

mendukung penulis

13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi

bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang

lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 10

D Manfaat Penelitian 10

BAB II LANDASAN TEORI 12

A Kesejahteraan Psikologis 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14

3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20

B Status Pernikahan 29

1 Menikah 29

2 JandaDuda 30

C Masa Pensiun 31

1 Pengertian Masa Pensiun 31

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahaan 38

E Skema Penelitian 41

F Hipotesis 42

BAB III METODE PENELITIAN 43

A Jenis Penelitian 43

B Identifikasi Variabel Penelitian 43

C Definisi Operasional 43

D Subjek Penelitian 44

E Metode dan Alat Pengambilan Data 45

F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47

1 Validitas 48

2 Reliabilitas 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

3 Daya Diskriminasi Item 49

G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50

H Metode Analisis Data 54

1 Uji Asumsi 54

2 Uji Hipotesis 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56

A Pelaksanaan Penelitian 56

B Deskripsi Subjek Penelitian 57

C Deskripsi Data Penelitian 58

D Hasil Analisis Data 60

1 Uji Asumsi 60

2 Uji Hipotesis 61

E Pembahasan 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67

A Kesimpulan 67

B Keterbatasan Penelitian 67

C Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 70

LAMPIRAN 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47

Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53

Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57

Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58

Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60

Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61

Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76

Lampiran 2 Skala Try out 84

Lampiran 3 Skala Penelitian 94

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102

Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor

total) 107

Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111

Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116

Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118

Lampiran 9 Uji Hipotesis 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks

Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil

indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level

6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori

bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya

6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan

cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa

pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi

karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)

Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil

(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC

Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun

dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif

bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak

lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih

baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)

Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai

dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk

beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir

dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini

seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada

organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada

masa pensiun (Apsari 2012)

Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun

merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam

kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari

dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai

masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres

(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan

orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi

masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung

rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari

bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)

Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan

bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya

memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta

kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan

keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk

menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi

(Apsari 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi

orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp

Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh

lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali

diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan

kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep

kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi

juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan

yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)

Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang

menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang

tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian

Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak

hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu

serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta

kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut

Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang

mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga

diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih

sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-

being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)

Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat

menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi

yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes

dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan

psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan

bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat

dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington

2012)

Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-

Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan

psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya

berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu

yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan

membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan

kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989

dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong

seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha

untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp

Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik

Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan

individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap

perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi

dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik

Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya

penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan

psikologis yang baik

Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke

dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)

Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-

acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with

other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental

mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi

(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani

amp Jannah 2014)

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis

kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff

1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman

berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu

yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah

atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu

individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total

yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah

memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status

pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri

serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap

kehilangan pasangannya (Ryff 2014)

Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan

mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu

hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat

sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan

bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih

pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari

pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)

Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih

menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah

menikah (Marks 1996)

Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)

berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki

mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-

hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada

orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah

memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada

responden yang menikah (Marks 1996)

Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih

lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan

memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan

dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau

hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan

dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang

intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan

karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp

Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks

1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif

menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi

pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis

Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara

umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang

dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai

dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009

dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada

orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin

memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak

dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin

memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah

relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan

(Santrock 2012)

Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka

miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah

maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan

pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan

pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam

menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan

dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang

merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang

menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran

pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial

Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial

(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial

dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki

kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)

Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk

mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung

Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan

status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran

pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah

pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian

sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada

kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang

dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur

yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai

keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu

sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya

barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)

Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia

Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan

normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)

menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan

sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan

maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan

psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh

terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

B Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

C Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis

pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

D Manfaat Penelitian

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang

psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan

psikologis terutama pada masa pensiun

2 Manfaat Praktis

a Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk

membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang

akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada

karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah

khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

b Bagi para pensiunan

1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada

pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta

mengembangkannya dengan lebih baik

2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan

tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling

mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat

mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan psikologis

3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki

pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga

saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu

mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A Kesejahteraan Psikologis

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis

Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman

hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI

2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean

Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa

Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian

tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff

1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada

eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan

atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial

maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada

bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat

membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)

Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan

dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan

psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan

subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah

persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari

evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi

dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life

satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya

afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut

Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin

dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic

karena lebih mengarah pada kepuasan fisik

Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau

psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam

Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat

eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan

mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al

2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat

seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan

interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization

milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik

Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff

1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga

menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan

menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik

Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa

dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria

mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-

being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi

secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik

Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan

bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap

psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk

menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis

akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas

hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis

Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam

enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan

psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)

antara lain

a Penerimaan Diri

Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera

adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat

seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan

maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life

span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa

lalu (Ryff 1989)

Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki

karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan

menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang

baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap

kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik

merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi

di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas

pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff

2014)

b Hubungan Positif Dengan Orang Lain

Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen

utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai

memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang

terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang

mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan

orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan

(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)

bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini

yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff

1989)

Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain

dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik

hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang

lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati

kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi

dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah

digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan

kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk

menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi

dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat

kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain

(Ryff 2014)

c Otonomi

Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki

lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini

akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang

lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik

dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan

kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan

yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp

Singer 1996)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi

digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya

mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak

sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan

mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan

evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk

membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam

berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)

d Penguasaan Lingkungan

Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai

kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan

agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport

menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan

keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan

dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu

memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur

lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah

lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik

Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu

seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi

penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu

menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya

mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan

kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu

untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan

kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai

individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya

merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan

di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya

dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff

2014)

e Tujuan dalam Hidup

Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan

dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan

bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya

sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan

untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai

integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)

Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi

tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup

kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki

makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang

keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta

tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki

karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya

memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam

hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan

tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat

munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)

f Pertumbuhan Pribadi

Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu

perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi

yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin

berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk

mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori

perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau

tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan

pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang

melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka

terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu

dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan

tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada

dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat

melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya

keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap

dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik

dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap

atau perilaku yang baru (Ryff 2014)

3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin

kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp

Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah

sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan

well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian

pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain

penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai

intervensi dan klinis

a Usia

Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan

psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi

penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang

tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain

dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup

menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah

hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti

penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain

menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga

rentang usia

b Jenis Kelamin

Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)

menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara

konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi

hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan

pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita

lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi

berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)

c Kebudayaan

Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara

budaya individualistik (independent) dengan kolektif

(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang

cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau

otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada

budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp

Singer 1996)

Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan

menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di

negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat

Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya

dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan

skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan

pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)

d Status Sosial

Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan

dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan

seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki

pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi

tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi

Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan

bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan

kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan

bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan

menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff

amp Singer 1996)

e Pengalaman dan Sejarah Hidup

Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman

hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman

tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi

kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang

sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang

bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi

penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri

dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana

mereka membesarkan anak dan bagaimana anak

membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer

1996)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap

kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana

pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan

lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan

pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi

depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)

f Perkembangan dan Penuaan

Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan

penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa

mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti

(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada

pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang

dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke

waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa

dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi

menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa

tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka

seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi

ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin

menjadi muda

Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada

kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir

dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya

diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo

Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses

psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang

fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta

dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir

akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi

daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas

perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)

g Kepribadian

Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar

terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan

pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada

penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model

kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan

pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan

personal growth agreeableness berhubungan dengan positive

relations with others dan extraversion conscientiousness dan

neuroticism berhubungan dengan environmental mastery

purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)

Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain

yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi

tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh

sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel

yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan

dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional

(Ryff 2014)

h Pengalaman Keluarga

Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan

memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-

being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki

peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam

dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu

individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu

yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada

wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada

dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita

yang menikah

Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua

juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang

dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan

baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap

tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)

menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di

masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun

psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang rendah

i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain

Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar

karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap

kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis

pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai

beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa

beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami

individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran

dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan

psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang

berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap

perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)

Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar

dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan

psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar

cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan

lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang

tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai

relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan

psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan

dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada

tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki

nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)

j Kesehatan

Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil

bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki

keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki

(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka

mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan

psikologis setelah melewati masa sakit

k Studi Klinis

Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat

eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari

tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang

penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh

Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti

schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia

agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan

bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui

dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam

hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)

Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar

dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru

untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff

(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat

mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala

gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan

meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek

eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

B Status Pernikahan

Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status

pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup

dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada

Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan

Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda

1 Menikah

Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang

dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk

antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum

dan agama dengan tujuan membentuk keluarga

Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa

aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting

(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan

terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat

memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)

menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit

memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah

serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya

2 JandaDuda

Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak

bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian

suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai

seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau

telah bercerai dengan istrinya

Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa

tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat

menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat

mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)

Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan

keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi

Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu

pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama

bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan

(Santrock 2014)

Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan

oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa

alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan

dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama

mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan

perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka

bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan

perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup

C Masa Pensiun

1 Pengertian Masa Pensiun

Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana

karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia

kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi

(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan

dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana

pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai

angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase

menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah

menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun

juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan

karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus

pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan

menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa

pensiun (Apsari 2012)

Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan

bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola

hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran

perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan

terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan

tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa

perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja

menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya

interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu

luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)

Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa

ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit

melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa

pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa

fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada

fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-

pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan

bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang

komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)

Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase

awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan

pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak

pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka

mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih

banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun

karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami

kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The

Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai

menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang

pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-

orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan

dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih

realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang

memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan

yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada

masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan

yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase

terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena

orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan

mencukupi kebutuhannya sendiri

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah

penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal

ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada

individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)

Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan

ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun

dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan

dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)

Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang

disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis

dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi

fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan

(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak

bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial

membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari

harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya

stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)

Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah

(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan

bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu

peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik

terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang

memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang

meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada

negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa

yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan

para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang

membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima

kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki

jabatan dan sudah pensiun

Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para

pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada

masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa

pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses

perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga

menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang

dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada

timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi

dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial

Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan

dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun

adalah

a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya

Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita

lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada

sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya

baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka

dan sebaliknya

b Perubahan dalam perilaku seksual

Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih

banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik

sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa

pensiun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan

Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk

mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat

perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak

kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka

dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri

d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of

parental dependency)

Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak

terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan

seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan

sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang

pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini

Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu

dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu

penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya

hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya

kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian

penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai

kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh

pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun

nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga

kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan

fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat

membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahan

Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai

sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun

dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya

perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya

kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah

menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun

(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi

orang yang akan menghadapi masa pensiun

Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu

seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki

mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi

serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan

Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran

pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan

psikologis

Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan

potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan

meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya

mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai

kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam

Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu

Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang

memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk

menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya

Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah

berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami

depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti

menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian

(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan

yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan

dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki

pasangan lagi

Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada

seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki

pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan

kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya

seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)

akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan

akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang

memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga

tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

E Skema Penelitian

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis

Masa Pensiun

Status

Pernikahan

JandaDuda

(Sudah tidak memiliki secara

hukummeninggal)

Menikah

(Masih memiliki pasangan)

Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa

yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki

masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi

berbeda daripada dirinya sekarang sedikit

kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain

sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli

tentang orang lain terisolasi dalam hubungan

interpersonal tidak mau membuat kompromi

dalam hubungan dengan orang lain cenderung

mementingkan harapan dari orang lain

bergantung pada penilaian orang lain mengikuti

tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan

mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki

lingkungan di sekitarnya tidak menyadari

kesempatan yang ada kurang mampu

mengontrol dunia luar kurang memiliki makna

terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan

tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup

tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa

lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat

memunculkan makna dalam hidup merasa tidak

dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan

diri merasa bosan dengan kehidupannya dan

merasa tidak dapat berkembang

Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui

menerima segala aspek dalam diri memiliki

perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya

hangat menyenangkan percaya dan

mementingkan kesejahteraan orang lain

berempati kasih sayang intim saling berbagi

dalam hubungan bebas dan dapat menentukan

nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial

mengelola perilaku dari dalam mampu

mengevaluasi diri mampu menguasai dan

mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas

menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk

membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai

dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai

tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan

saat ini dan masa lalu memegang keyakinan

terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam

tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus

berkembang melihat diri sebagai pribadi yang

tumbuh dan berkembang terbuka terhadap

pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan

melakukan perubahan agar tetap mencerminkan

pengetahuan tentang diri

Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

F Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah

H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

ditinjau dari status pernikahaan

H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu

penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok

penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar

2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat

kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan

pensiunan yang jandaduda

B Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut

Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis

Variabel Bebas Status Pernikahan

C Definisi Operasional

1 Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah

berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan

yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga

memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya

dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari

skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala

kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki

2 Status Pernikahan

Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu

menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan

perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda

adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang

dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas

mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang

ditujukan kepada subjek

D Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang

sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience

sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan

untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp

Jannah 2008 Supratiknya 2015)

Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk

pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa

Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia

55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan

digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun

Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang

dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki

pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki

telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok

jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan

berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan

psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)

E Metode dan Alat Pengambilan Data

Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan

terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis

menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan

unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)

Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan

tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan

sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar

menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan

agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari

aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode

summated rating dengan ketentuan sebagai berikut

1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan

jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4

2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan

jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1

Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total

jawaban subjek pada skala yang diberikan

Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel

1 berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel 1

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis

Keterangan Item yang gugur

F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur

Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah

memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap

masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item

mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final

tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk

memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan

pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu

maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi

keseluruhan item

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69

(833)

12 44 53 57 58

68 (833)

12

(1667)

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang lain

20 25 27 29 42

55 (833)

4 13 43 50 70

71(833)

12

(1667)

3 Otonomi 18 24 56 61 62

72 (833)

11 28 33 34

41 47 (833)

12

(1667)

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 51 52 54

67 (833)

3 7 16 22 45

63 (833)

12

(1667)

5 Tujuan Dalam

Hidup

15 17 21 31 32

60 (833)

6 30 37 46

49 65 (833)

12

(1667)

6 Pertumbuhan

Pribadi

9 35 39 40 48

64 (833)

2 5 26 36 59 66

(833)

12

(1667)

Total 36 36 72

(100)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

1 Validitas

Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam

melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya

(Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)

yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat

professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini

akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam

penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing

2 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau

kelompok (Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan

konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan

antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi

reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali

pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik

yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini

reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam

teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki

koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

3 Daya Diskriminasi Item

Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item

mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki

dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya

diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi

antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan

menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)

Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan

tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka

daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien

korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut

mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi

(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar

korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang

memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda

yang rendah

G Pengujian Alat Ukur Penelitian

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh

dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan

subjek yang memenuhi kriteria penelitian

Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf

reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya

2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek

pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek

didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai

Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta

Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta

Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item

Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada

pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba

dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur

a Seleksi Item

Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan

menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang

terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan

penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030

maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030

maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item

terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta

perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai

cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini

dianggap memiliki enam skala

Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item

memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524

Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item

yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi

Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026

sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima

item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item

diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659

Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan

pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337

sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum

dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan

0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit

antara 0319 sampai dengan 0444

Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item

berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran

item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761

Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti

menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan

0583

Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis

setelah dilakukan seleksi item

Tabel 2

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil

ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran

(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa

reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang

berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini

dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

20 25 29 42 13 43 50 7

3 Otonomi 18 56 72 - 3

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 54 67 3 7 22 7

5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5

6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8

Total 22 16 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program

SPSS

Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap

dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis

Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha

berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi

reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur

internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes

(Widhiarso 2011)

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan

penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata

αstrat = 1 -

119896sum

119894=1120590119894

2(1minusα119894)

1205901199092

Keterangan

1205901198942 = varian butir komponen ke-i

α119894 = realibilitas komponen ke-i

1205901199092 = varian skor total tes

No Dimensi

Koefisien Alpha

Sebelum

Seleksi Item

Setelah Seleksi

Item

1 Penerimaan Diri 0654 0688

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

0702 0771

3 Otonomi 0477 0602

4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653

5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800

6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

αs = 1 minus

5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)

+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)

82607= 0893

Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala

kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu

0893 (αs=0893)

H Metode Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent

sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala

kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji

normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang

dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji

normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal

maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney

u test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala

kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan

yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan

Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)

Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI

Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan

dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan

pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini

berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang

menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun

meninggal (jandaduda)

Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya

akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu

kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan

pengisian skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

B Deskripsi Subjek Penelitian

Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui

persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok

menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia

subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil

sebagai berikut

Tabel 4

Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara

keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok

menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok

menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin

perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin

laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan

subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan

24 subjek berjenis kelamin perempuan

Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total

Menikah Laki-laki 35 subjek

Perempuan 5 subjek

40 subjek

JandaDuda Laki-laki 21 subjek

Perempuan 19 subjek

40 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel 5

Persebaran Subjek Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini

berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek

Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13

subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek

berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan

frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia

636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi

terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65

tahun

C Deskripsi Data Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan

psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau

rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean

empiris pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis

Usia Jumlah

55 ndash 60 tahun 26 subjek

61 ndash 65 tahun 30 subjek

66 ndash 70 tahun 13 subjek

71 ndash 75 tahun 6 subjek

76 ndash 80 tahun 5 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 6

Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan

psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai

mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki

tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara

mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis

Tabel 7

Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean

teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki

perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005

yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian

ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Pengukuran Teoritis Empiris

Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD

Kesejahteraan

Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi

Test Value = 95

t Df Sig (2

Tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Kesejahteraan

Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

D Hasil Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini

Tabel 8

Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa

variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar

0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara

signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan

bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini

Tabel 9

Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang

didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa

asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian

dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan

homogen

2 Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil

yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt

Levenes Test for Equality of

Variances

F Sig

Kesejahteraan

Psikologis

Equal variances

assumed 2144 147

Equal variances not

assumed

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik

digunakan jika persebaran data tidak normal

Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas

pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)

menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan

yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel

bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak

Tabel 10

Hasil Uji Mann-Whitney U Test

Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu

nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)

Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak

sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah

dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

E Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada

penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal

ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa

persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)

Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai

koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0

diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok

menikah dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya

kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff

1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk

pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting

untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam

hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan

dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp

Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa

lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat

menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka

inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai

succesful aging

Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan

membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang

tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan

sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan

dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang

memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran

pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan

psikologis

Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat

digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang

kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan

yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar

terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting

sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart

1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)

menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari

orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis

bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka

yang memiliki pasangan

McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat

menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan

kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan

nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap

satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil

dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-

teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan

yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan

pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan

keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu

menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa

tidak sendirian

Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya

yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan

tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan

yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di

dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan

dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu

menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan

orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada

masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya

seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-

tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam

suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak

secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas

maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu

membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan

hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar

pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan

kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus

RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar

para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-

parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data

yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji

analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu

teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas

Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar

0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda

B Keterbatasan Penilitan

Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah

berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi

fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang

diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini

memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan

sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis

penelitian

Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa

instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009

Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya

measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki

nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement

errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing

dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint

skala kesejahteraan psikologis

C Saran

1 Bagi subjek

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan

yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan

psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena

dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai

kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik

2 Bagi perusahaan

Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan

jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya

kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu

dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat

terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan

diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya

kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi

pensiunan

3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena

minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria

penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan

psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain

itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun

berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada

penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah

item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa

dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator

perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar

mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan

variable

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Daftar Pustaka

Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun

Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-

masyarakat-ri-tunda-pensiun

Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari

httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit

Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos

Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada

Lansia Bandung Universitas Padjajaran

Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-

Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security

Character Volume 3 No 2

Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological

Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas

Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan

Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Widya Mandala

Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan

Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi

Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober

2010

Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari

httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-

daftar-subjek1

Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey

Pearson Education Inc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September

2015 dari

httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi

ashtml

Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25

Tahun Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-

tanpa-gaji-selama-25-tahun

Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher

Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social

and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348

Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks

Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga

Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute

Working Paper Series 131 Januari 2010

Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological

Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology

Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222

Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and

Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No

4 (Nov 1996) pp 917-932

Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka

Pelajar

McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New

York Oxford University Press Inc

Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological

Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No

3(Sep 1973) pp 226-232

Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan

Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum

Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia

Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)

Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat

Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality

Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer

Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning

of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology

1989 Vol 57 No 6 1069-1081

Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in

Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104

Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science

and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28

Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being

Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-

727

Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning

Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother

Psychosom 19966514-23

Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran

Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02

Agustus 2013

Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta

Universitas Sanata Dharma

Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT

Elex Media Komputindo

Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta

Erlangga

Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New

York McGraw-Hill Education

Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing

Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication

doi 101037a0022411

Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group

Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers

Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The

Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition

California Sage Publications Inc

Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing

The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349

Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada

University Press

Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata

Dharma

Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari

httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan

Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada

Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang

Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1

Agustus 2012

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja Diakses dari

wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf

van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-

Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a

Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal

Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of

Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691

Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan

Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2

2009

Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis

UGM

Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil

22 Juni 2016 dari

httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf

Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)

Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To

Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice

2012 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

LAMPIRAN 1

Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Blueprint skala kesejahteraan psikologis

No Dimensi Indikator Item

Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri

Individu yang sehat

secara mental

didefinisikan

mampu untuk

menerima dirinya

dan kehidupan

masa lalunya secara

positif

Memahami

dan

menerima

seluruh aspek

pada diri

Saya menyadari

bahwa saya

memiliki

kelebihan

maupun

kekurangan

Saya tidak tahu

kelebihan

maupun

kekurangan yang

saya miliki

Saya dapat

menerima segala

aspek dalam diri

saya

Saya merasa

kecewa dengan

diri saya saat ini

Memiliki

pandangan

positif

terhadap diri

sendiri

Secara umum

saya merasa

percaya diri

mengenai diri

saya sendiri saat

ini

Saya merasa

tidak puas

dengan diri saya

saat ini

Menerima

secara positif

kehidupan

masa lalunya

Pengalaman di

masa lalu

membuat saya

belajar untuk

menjadi lebih

baik ke

depannya

Menurut saya

pengalaman di

masa lalu hanya

akan menjadi

beban pikiran

saya

Bagi saya

pengalaman di

masa lalu

merupakan

pengalaman

yang sangat

berharga

Saya merasa

tidak

memperoleh

banyak hal

berharga dari

pengalaman di

masa lalu

Saya merasa

puas dengan

pencapaian-

pencapaian di

masa lalu

Saya merasa

kecewa dengan

apa yang telah

saya lakukan di

masa lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang Lain

Individu sehat

secara mental

adalah individu

yang memiliki

kemampuan untuk

mencintai memiliki

perasaan yang

kuatakan rasa

empati kasih

sayang kehangatan

dan penghargaan

terhadap orang lain

Terbuka

kepada orang

lain

Bila ada

masalah saya

selalu berusaha

untuk bercerita

kepada orang

lain setidaknya

untuk

meringankan

beban saya

Saya enggan

bercerita

mengenai

permasalahan

saya kepada orang

lain

Memiliki

kepercayaan

terhadap

orang lain

Saya dapat

menaruh

kepercayaan

kepada orang

lain

Saya merasa ragu

apakah orang lain

dapat

mempercayai

saya

Memiliki

empati kasih

sayang dan

keintiman

dengan orang

lain

Bagi saya

menjaga relasi

dengan orang

lain merupakan

hal yang penting

dilakukan

Menjaga relasi

dengan orang lain

merupakan hal

yang menyulitkan

bagi saya

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

merupakan cara

saya menjaga

hubungan

dengan orang

lain

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

bukan merupakan

hal yang penting

Memiliki

kehangatan

dengan orang

lain

Saya merasa

nyaman ketika

sedang

berbincang-

bincang dengan

orang lain

Sulit bagi saya

untuk merasa

nyaman ketika

berbincang

dengan orang lain

Dapat

berkumpul

dengan orang

lain merupakan

hal yang patut

disyukuri dalam

hidup saya

Menurut saya

berkumpul

dengan orang lain

merupakan

kegiatan yang

membosankan

dan membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Otonomi

Seseorang yang berfungsi

secara utuh tidak

membutuhkan persetujuan

orang lain untuk membuat

evaluasi yang sesuai

dengan standar dirinya

sendiri (internal locus of

evaluation) sehingga

individu terbebas dari

keyakinan kolektif norma

dan peraturan yang

mengikat serta mampu

bertahan dari tekanan sosial

dengan berpikir dan

bertindak secara tepat

Mampu

membuat

keputusan

tanpa

tergantung

pada orang

lain

Keputusan

yang saya

buat

merupakan

murni

keputusan

saya sendiri

Saya sering

kali

dipengaruhi

orang lain

dalam

membuat

kuputusan

Saya yakin

setiap orang

memiliki

kebebasan

dalam

menentukan

pilihan hidup

begitu juga

dengan saya

Saya sangat

membutuhka

n orang lain

untuk

menentukan

pilihan hidup

saya

Saya akan

tetap pada

keputusan

saya

meskipun

orang lain

tidak setuju

Saya akan

mengubah

keputusan

saya bila ada

orang lain

yang tidak

setuju dengan

saya

Mampu

membuat

evaluasi

yang sesuai

dengan

standar

dirinya

sendiri

Kesalahan

yang saya

perbuat

menjadi

pelajaran

berharga bagi

saya

Kesalahan

saya

sebelumnya

merupakan

hal yang

memalukan

bagi saya dan

ingin saya

lupakan

Saya menilai

diri saya

sendiri

dengan nilai-

nilai yang

saya anggap

penting

bukan dari

orang lain

Penilaian dari

orang lain

merupakan

penilaian

yang penting

untuk saya

Mampu

bertahan

dari tekanan

sosial

Saya akan

berusaha

mengatasi

tekanan sosial

Saya tidak

tahu

bagaimana

saya harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

dengan

berpikir dan

bertindak

secara tepat

dengan

memikirkan

dan bertindak

dengan cara

yang tepat

mengatasi

tekanan sosial

dengan tepat

4 Penguasaan Lingkungan

Kemampuan individu

untuk

memilihmenciptakan

lingkungan agar sesuai

dengan kondisi

psikologisnya serta ikut

serta dan terlibat dengan

kegiatan di luar lingkungan

dirinya sehingga dapat

mengambil keuntungan

dari lingkungannya

Mampu

mengelola

aktivitas

sehari-hari

Saya merasa

cukup baik

dalam

mengelola

banyak

kegiatan

dalam

kehidupan

sehari-hari

Banyaknya

kegiataan

sehari-hari

membuat

saya

mengalami

kesulitan

dalam

mengelolany

a

Menurut

saya

aktivitas yang

saya lakukan

dapat berjalan

dengan baik

Saya merasa

kesulitan

dalam

melakukan

aktivitas yang

saya miliki

Saya merasa

senang

meskipun

aktivitas yang

saya lakukan

cukup

banyak

Semakin

banyak

kegiatan

semakin

membuat

saya kesulitan

dalam

menjalaninya

Terlibat

dalam

aktivitas di

luar

lingkungan

dirinya

Kegiatan di

luar rumah

membuat

saya merasa

lebih

nyaman

Saya merasa

tidak nyaman

ketika

melakukan

kegiatan di

luar

Saya lebih

senang

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Saya merasa

kurang

tertarik ketika

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Menggunak

an

kesempatan

yang ada di

Saya senang

mengikuti

kegiatan

dapat

Saya tidak

ingin

mengikuti

kegiatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

lingkungan

secara

efektif

memberi

wawasan

baru bagi

saya

dapat

memberi

wawasan

baru bagi

saya

5 Tujuan Dalam Hidup

Individu yang sehat secara

mental didefinisikan

memiliki tujuan dan makna

dalam hidup sehingga

mampu melihat perubahan

keinginan menjadi lebih

produktif

menciptakanmencapai

integritas emosional di

kemudian hari

Memiliki

cita-cita dan

tujuan

Saya akan

berusaha

mewujudkan

keinginan

yang saya

miliki

Keinginan

dan cita-cita

yang saya

miliki hanya

akan

membebani

hidup saya

Saya selalu

ingin

memiliki

kehidupan

yang lebih

baik dari

sebelumnya

Saya sudah

puas dengan

apa yang saya

miliki di saat

ini

Meyakini

tujuan hidup

yang

dimiliki

Saya yakin

bahwa saya

dapat

membuat hari

esok lebih

baik lagi

Menurut

saya hari

esok akan

sama saja

dengan hari

ini dan tidak

ada yang bisa

saya lakukan

untuk

mengubahny

a

Penting bagi

saya untuk

dapat

mewujudkan

cita-cita yang

saya miliki

Dahulu saya

memiliki cita-

cita yang

ingin saya

wujudkan

namun

sekarang hal

itu sudah

tidak penting

lagi

Memiliki

kemampuan

untuk

mencapai

tujuan hidup

Saya senang

melakukan

perencanaan

untuk masa

depan dan

berusaha

Saya merasa

perencanaan

yang sudah

saya lakukan

merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

untuk

mewujudkan

nya

hal yang sia-

sia

Kemampuan

yang saya

miliki dapat

membantu

mencapai

tujuan hidup

saya

Saya tidak

memiliki

kemampuan

yang cukup

untuk

mencapai

tujuan hidup

saya

6 Pertumbuhan Pribadi

Individu yang tidak hanya

memiliki satu

perkembangan

karakteristik di masa lalu

namun juga memiliki

potensi yang dapat

dikembangkan agar tetap

tumbuh dan berkembang

dalam menghadapi

tantangantugas baru

Memiliki

pandangan

sebagai

pribadi yang

tumbuh dan

berkembang

Saya

memiliki

keyakinan

bahwa

kehidupan

merupakan

proses yang

terus

berlanjut

Menurut

saya proses

kehidupan

akan berhenti

ketika saya

sudah tua

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

saya

kembangkan

lagi di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

Menyadari

potensi

yang

dimiliki

Saya

menyadari

potensi yang

saya miliki

dan ingin

mengembang

kannya

Saya tidak

tahu potensi

apa yang saya

miliki selama

ini

Terbuka

terhadap

pengalaman

baru

Saya ingin

mencoba hal-

hal baru yang

dapat

membantu

saya

mengembang

kan potensi

diri

Saya merasa

tidaklah

penting

mencoba hal-

hal baru

karena hal

tersebut

hanya

membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Melihat

peningkatan

dalam diri

dari waktu

ke waktu

Saya merasa

potensi dalam

diri saya

semakin

berkembang

karena

pengalaman

yang saya

miliki

Pengalaman

yang saya

miliki tidak

dapat

membantu

mengembang

kan potensi

dalam diri

saya

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

berkembang

di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

LAMPIRAN 2

Skala Try Out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

SKALA TRY OUT

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan

saya kepada orang lain

5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal

baru karena hal tersebut hanya membuang waktu

saja

6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan

merupakan hal yang sia-sia

7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai

diri saya sendiri saat ini

9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

saya kembangkan lagi di masa mendatang

10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk

menentukan pilihan hidup saya

12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan

yang saya miliki

13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-

cita yang saya miliki

16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat

memberi wawasan baru bagi saya

17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih

baik dari sebelumnya

18 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

No Pernyataan STS TS S SS

20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian

di masa lalu

24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam

menentukan pilihan hidup begitu juga dengan

saya

25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang

lain

26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa

dengan kemampuan yang saya miliki sekarang

27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-

bincang dengan orang lain

28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam

membuat kuputusan

29 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya

wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak

penting lagi

31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi

tekanan sosial dengan tepat

34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang

penting untuk saya

35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti

ketika saya sudah tua

37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya

akan membebani hidup saya

38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

berkembang di masa mendatang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

No Pernyataan STS TS S SS

40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin

berkembang karena pengalaman yang saya miliki

41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang

lain yang tidak setuju dengan saya

42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal

berharga dari pengalaman di masa lalu

45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan

kegiatan yang melibatkan orang lain

46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari

ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk

mengubahnya

47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang

memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan

48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan

merupakan proses yang terus berlanjut

49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk

mencapai tujuan hidup saya

50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih

nyaman

52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang

melibatkan orang lain

53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini

54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk

bercerita kepada orang lain setidaknya untuk

meringankan beban saya

56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat

membantu mengembangkan potensi dalam diri

saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

No Pernyataan STS TS S SS

60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial

dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang

tepat

62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran

berharga bagi saya

63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan

kegiatan di luar

64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat

ini

66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya

70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat

mempercayai saya

71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika

berbincang dengan orang lain

72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

LAMPIRAN 3

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

SKALA PENELITIAN

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru

karena hal tersebut hanya membuang waktu saja

5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri

saya sendiri saat ini

7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita

yang saya miliki

11 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain

17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

18 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

No Pernyataan STS TS S SS

21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika

saya sudah tua

23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga

dari pengalaman di masa lalu

27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu

mengembangkan potensi dalam diri saya

33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

LAMPIRAN 4

Uji Reliabilitas Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

1 Reliabilitas Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

688 688 8

2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

771 791 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 1 22375 4389 368 268 660

Item 8 22612 4494 351 224 664

Item 10 22525 4253 366 283 661

Item 14 22212 4296 431 284 647

Item 44 22700 4137 396 252 654

Item 57 22737 4196 428 417 646

Item 58 22737 4550 305 200 674

Item 68 22875 4313 377 340 658

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

3 Reliabilitas Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

602 600 3

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 18 5300 1301 337 114 601

Item 56 5850 1142 439 207 459

Item 72 5600 1053 459 221 425

4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

653 675 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 13 19950 4706 395 303 786

Item 20 19363 5576 422 420 756

Item 25 19888 5240 490 295 743

Item 29 19488 5316 500 418 742

Item 42 19600 5053 659 512 713

Item 43 19613 5177 565 449 729

Item 50 19800 5276 549 380 733

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 3 18438 3718 355 371 631

Item 7 18150 4129 372 238 615

Item 19 18025 4278 392 249 610

Item 22 18350 3901 402 414 606

Item 38 18013 4418 444 347 604

Item 54 17863 4373 319 394 630

Item 67 17988 4620 335 324 628

5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

800 797 5

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 15 12850 2205 668 542 732

Item 21 12900 2091 761 598 700

Item 31 12975 2227 602 412 756

Item 32 12825 2526 453 268 801

Item 60 12950 2808 448 215 799

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

747 766 8

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 2 21163 6214 427 241 728

Item 5 21113 6126 489 324 712

Item 26 21150 6306 583 464 695

Item 35 20963 6771 505 337 712

Item 36 21213 6549 318 152 753

Item 59 21088 7094 377 312 732

Item 64 20975 7493 391 339 735

Item 66 21125 6465 583 365 697

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LAMPIRAN 5

Uji Koefisien Alpha Berstrata

(varian item komponen dan skor total)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

1 Kesejahteraan Psikologis

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

118525 82607 90888 38

2 Dimensi Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

688 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

25825 5412 23264 8

3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

22950 6808 26091 7

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

874 38

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

771 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

4 Dimensi Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

602 3

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

8375 2187 14788 3

5 Dimensi Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

653 7

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

21138 5411 23262 7

6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

800 5

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

16125 3528 18784 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

747 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

24113 8354 28904 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

LAMPIRAN 6

Data Deskriptif Subjek Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

1 Deskripsi Data Subjek

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std

Deviation

Usia 80 550 780 63650 57459

Suku 80 1 3 104 249

Jenis Kelamin 80 1 2 130 461

Status

Pernikahan 80 1 2 150 503

Lama Pensiun

(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788

Valid N

(listwise) 80

2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 550 2 25 25 25

560 3 38 38 63

570 6 75 75 138

580 4 50 50 188

590 5 63 63 250

600 6 75 75 325

610 8 100 100 425

620 7 88 88 512

630 6 75 75 588

640 1 13 13 600

650 8 100 100 700

660 3 38 38 738

670 1 13 13 750

680 7 88 88 838

690 1 13 13 850

700 1 13 13 863

710 1 13 13 875

720 1 13 13 888

730 2 25 25 913

740 2 25 25 938

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

a Usia Subjek

760 2 25 25 963

770 2 25 25 988

780 1 13 13 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

b Lama Pensiun

Lama Pensiun (dalam tahun)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10 8 100 100 100

20 7 88 88 188

30 7 88 88 275

40 3 38 38 313

50 9 113 113 425

60 6 75 75 500

70 5 63 63 563

80 5 63 63 625

90 4 50 50 675

100 3 38 38 713

110 2 25 25 738

120 4 50 50 788

130 4 50 50 838

140 5 63 63 900

150 2 25 25 925

160 1 13 13 938

170 1 13 13 950

180 1 13 13 963

200 3 38 38 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

LAMPIRAN 7

Deskriptif Data Penelitian

(one sample t-test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

1 Kesejahteraan Psikologis

One-Sample Statistics

N Mean

Std

Deviation

Std Error

Mean

Total 80 118525 90888 10162

One-Sample Test

Test Value = 95

t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Total 23151 79 000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

LAMPIRAN 8

Uji Normalitas dan Homogenitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

1 Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kesejahteraan

Psikologis 80 1000 0 00 80 1000

Descriptives

Statistic Std Error

Kesejahteraan

Psikologis

Mean 11853 1016

95 Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 11650

Upper Bound 12055

5 Trimmed Mean 11806

Median 11650

Variance 82607

Std Deviation 9089

Minimum 100

Maximum 148

Range 48

Interquartile Range 11

Skewness 946 269

Kurtosis 803 532

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

a Lilliefors Significance Correction

Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem amp Leaf

200 10 04

500 10 77789

2500 11 0000011111222333334444444

2100 11 555555667888888888999

1000 12 0112222334

700 12 5677888

300 13 234

300 13 556

400 Extremes (gt=138)

Stem width 10

Each leaf 1 case(s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

3 Uji Homogenitas

Group Statistics

Status Pernikahan N Mean Std Deviation

Std Error

Mean

Kesejahteraan

Psikologis

Menikah 40 11878 8185 1294

JandaDuda 40 11828 10010 1583

Independent Samples Test

Levenes Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

Std Error

Difference

95

Confidence

Interval of

the

Difference

Lower

Uppe

r

Kesejahtera

an

Psikologis

Equal

variances

assumed

2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457

0

Equal

variances

not

assumed

245 75041 807 500 2045 -3573 457

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

LAMPIRAN 9

Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Uji Hipotesis Penelitian

Ranks

Status

Pernikahan N Mean Rank

Sum of

Ranks

Kesejahteraan

Psikologis

menikah 40 4239 169550

jandaduda 40 3861 154450

Total 80

Test Statisticsa

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

a Grouping Variable Status Pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1 judul
  • 2 dosbing
  • 3 pengesahan
  • 4 -5 HALAMAN MOTTO
  • 6 keaslian
  • 7 abstrak
  • 9 publikasi
  • 10 - 11 KATA PENGANTAR
  • 12 pengantar
  • 13 DAFTAR ISI
  • BAB I
  • BAB II
  • BAB III
  • BAB IV
  • BAB V
  • Daftar Pustaka -FIX-
  • Lampiran
Page 9: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga

penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa

Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik

Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik

secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program

Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma

2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi

Universitas Sanata Dharma

3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk

menyelesaikan skripsi

4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang

sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik

5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan

waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan

banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai

kehidupan

7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas

segala bantuan yang diberikan

8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku

Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa

BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI

Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses

perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi

9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner

10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak

henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan

mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi

11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek

namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress

skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur

e

12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

mendukung penulis

13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi

bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang

lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 10

D Manfaat Penelitian 10

BAB II LANDASAN TEORI 12

A Kesejahteraan Psikologis 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14

3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20

B Status Pernikahan 29

1 Menikah 29

2 JandaDuda 30

C Masa Pensiun 31

1 Pengertian Masa Pensiun 31

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahaan 38

E Skema Penelitian 41

F Hipotesis 42

BAB III METODE PENELITIAN 43

A Jenis Penelitian 43

B Identifikasi Variabel Penelitian 43

C Definisi Operasional 43

D Subjek Penelitian 44

E Metode dan Alat Pengambilan Data 45

F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47

1 Validitas 48

2 Reliabilitas 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

3 Daya Diskriminasi Item 49

G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50

H Metode Analisis Data 54

1 Uji Asumsi 54

2 Uji Hipotesis 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56

A Pelaksanaan Penelitian 56

B Deskripsi Subjek Penelitian 57

C Deskripsi Data Penelitian 58

D Hasil Analisis Data 60

1 Uji Asumsi 60

2 Uji Hipotesis 61

E Pembahasan 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67

A Kesimpulan 67

B Keterbatasan Penelitian 67

C Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 70

LAMPIRAN 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47

Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53

Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57

Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58

Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60

Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61

Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76

Lampiran 2 Skala Try out 84

Lampiran 3 Skala Penelitian 94

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102

Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor

total) 107

Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111

Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116

Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118

Lampiran 9 Uji Hipotesis 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks

Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil

indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level

6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori

bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya

6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan

cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa

pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi

karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)

Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil

(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC

Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun

dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif

bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak

lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih

baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)

Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai

dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk

beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir

dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini

seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada

organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada

masa pensiun (Apsari 2012)

Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun

merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam

kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari

dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai

masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres

(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan

orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi

masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung

rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari

bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)

Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan

bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya

memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta

kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan

keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk

menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi

(Apsari 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi

orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp

Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh

lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali

diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan

kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep

kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi

juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan

yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)

Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang

menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang

tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian

Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak

hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu

serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta

kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut

Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang

mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga

diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih

sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-

being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)

Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat

menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi

yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes

dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan

psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan

bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat

dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington

2012)

Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-

Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan

psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya

berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu

yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan

membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan

kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989

dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong

seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha

untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp

Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik

Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan

individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap

perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi

dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik

Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya

penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan

psikologis yang baik

Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke

dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)

Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-

acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with

other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental

mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi

(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani

amp Jannah 2014)

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis

kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff

1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman

berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu

yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah

atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu

individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total

yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah

memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status

pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri

serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap

kehilangan pasangannya (Ryff 2014)

Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan

mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu

hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat

sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan

bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih

pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari

pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)

Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih

menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah

menikah (Marks 1996)

Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)

berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki

mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-

hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada

orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah

memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada

responden yang menikah (Marks 1996)

Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih

lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan

memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan

dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau

hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan

dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang

intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan

karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp

Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks

1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif

menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi

pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis

Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara

umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang

dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai

dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009

dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada

orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin

memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak

dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin

memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah

relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan

(Santrock 2012)

Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka

miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah

maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan

pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan

pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam

menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan

dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang

merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang

menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran

pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial

Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial

(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial

dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki

kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)

Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk

mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung

Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan

status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran

pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah

pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian

sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada

kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang

dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur

yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai

keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu

sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya

barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)

Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia

Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan

normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)

menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan

sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan

maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan

psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh

terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

B Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

C Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis

pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

D Manfaat Penelitian

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang

psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan

psikologis terutama pada masa pensiun

2 Manfaat Praktis

a Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk

membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang

akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada

karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah

khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

b Bagi para pensiunan

1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada

pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta

mengembangkannya dengan lebih baik

2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan

tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling

mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat

mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan psikologis

3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki

pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga

saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu

mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A Kesejahteraan Psikologis

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis

Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman

hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI

2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean

Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa

Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian

tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff

1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada

eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan

atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial

maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada

bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat

membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)

Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan

dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan

psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan

subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah

persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari

evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi

dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life

satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya

afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut

Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin

dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic

karena lebih mengarah pada kepuasan fisik

Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau

psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam

Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat

eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan

mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al

2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat

seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan

interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization

milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik

Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff

1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga

menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan

menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik

Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa

dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria

mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-

being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi

secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik

Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan

bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap

psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk

menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis

akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas

hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis

Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam

enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan

psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)

antara lain

a Penerimaan Diri

Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera

adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat

seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan

maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life

span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa

lalu (Ryff 1989)

Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki

karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan

menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang

baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap

kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik

merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi

di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas

pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff

2014)

b Hubungan Positif Dengan Orang Lain

Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen

utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai

memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang

terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang

mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan

orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan

(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)

bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini

yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff

1989)

Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain

dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik

hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang

lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati

kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi

dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah

digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan

kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk

menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi

dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat

kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain

(Ryff 2014)

c Otonomi

Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki

lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini

akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang

lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik

dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan

kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan

yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp

Singer 1996)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi

digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya

mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak

sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan

mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan

evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk

membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam

berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)

d Penguasaan Lingkungan

Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai

kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan

agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport

menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan

keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan

dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu

memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur

lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah

lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik

Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu

seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi

penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu

menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya

mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan

kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu

untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan

kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai

individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya

merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan

di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya

dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff

2014)

e Tujuan dalam Hidup

Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan

dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan

bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya

sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan

untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai

integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)

Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi

tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup

kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki

makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang

keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta

tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki

karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya

memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam

hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan

tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat

munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)

f Pertumbuhan Pribadi

Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu

perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi

yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin

berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk

mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori

perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau

tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan

pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang

melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka

terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu

dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan

tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada

dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat

melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya

keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap

dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik

dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap

atau perilaku yang baru (Ryff 2014)

3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin

kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp

Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah

sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan

well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian

pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain

penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai

intervensi dan klinis

a Usia

Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan

psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi

penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang

tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain

dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup

menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah

hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti

penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain

menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga

rentang usia

b Jenis Kelamin

Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)

menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara

konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi

hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan

pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita

lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi

berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)

c Kebudayaan

Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara

budaya individualistik (independent) dengan kolektif

(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang

cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau

otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada

budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp

Singer 1996)

Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan

menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di

negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat

Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya

dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan

skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan

pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)

d Status Sosial

Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan

dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan

seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki

pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi

tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi

Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan

bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan

kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan

bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan

menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff

amp Singer 1996)

e Pengalaman dan Sejarah Hidup

Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman

hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman

tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi

kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang

sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang

bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi

penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri

dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana

mereka membesarkan anak dan bagaimana anak

membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer

1996)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap

kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana

pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan

lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan

pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi

depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)

f Perkembangan dan Penuaan

Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan

penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa

mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti

(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada

pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang

dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke

waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa

dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi

menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa

tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka

seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi

ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin

menjadi muda

Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada

kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir

dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya

diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo

Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses

psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang

fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta

dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir

akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi

daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas

perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)

g Kepribadian

Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar

terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan

pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada

penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model

kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan

pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan

personal growth agreeableness berhubungan dengan positive

relations with others dan extraversion conscientiousness dan

neuroticism berhubungan dengan environmental mastery

purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)

Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain

yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi

tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh

sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel

yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan

dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional

(Ryff 2014)

h Pengalaman Keluarga

Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan

memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-

being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki

peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam

dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu

individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu

yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada

wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada

dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita

yang menikah

Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua

juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang

dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan

baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap

tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)

menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di

masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun

psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang rendah

i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain

Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar

karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap

kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis

pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai

beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa

beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami

individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran

dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan

psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang

berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap

perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)

Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar

dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan

psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar

cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan

lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang

tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai

relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan

psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan

dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada

tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki

nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)

j Kesehatan

Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil

bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki

keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki

(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka

mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan

psikologis setelah melewati masa sakit

k Studi Klinis

Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat

eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari

tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang

penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh

Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti

schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia

agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan

bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui

dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam

hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)

Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar

dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru

untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff

(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat

mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala

gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan

meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek

eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

B Status Pernikahan

Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status

pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup

dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada

Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan

Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda

1 Menikah

Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang

dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk

antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum

dan agama dengan tujuan membentuk keluarga

Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa

aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting

(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan

terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat

memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)

menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit

memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah

serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya

2 JandaDuda

Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak

bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian

suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai

seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau

telah bercerai dengan istrinya

Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa

tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat

menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat

mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)

Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan

keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi

Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu

pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama

bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan

(Santrock 2014)

Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan

oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa

alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan

dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama

mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan

perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka

bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan

perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup

C Masa Pensiun

1 Pengertian Masa Pensiun

Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana

karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia

kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi

(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan

dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana

pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai

angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase

menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah

menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun

juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan

karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus

pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan

menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa

pensiun (Apsari 2012)

Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan

bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola

hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran

perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan

terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan

tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa

perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja

menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya

interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu

luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)

Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa

ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit

melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa

pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa

fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada

fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-

pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan

bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang

komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)

Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase

awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan

pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak

pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka

mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih

banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun

karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami

kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The

Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai

menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang

pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-

orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan

dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih

realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang

memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan

yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada

masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan

yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase

terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena

orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan

mencukupi kebutuhannya sendiri

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah

penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal

ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada

individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)

Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan

ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun

dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan

dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)

Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang

disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis

dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi

fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan

(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak

bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial

membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari

harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya

stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)

Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah

(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan

bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu

peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik

terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang

memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang

meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada

negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa

yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan

para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang

membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima

kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki

jabatan dan sudah pensiun

Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para

pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada

masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa

pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses

perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga

menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang

dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada

timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi

dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial

Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan

dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun

adalah

a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya

Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita

lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada

sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya

baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka

dan sebaliknya

b Perubahan dalam perilaku seksual

Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih

banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik

sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa

pensiun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan

Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk

mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat

perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak

kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka

dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri

d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of

parental dependency)

Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak

terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan

seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan

sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang

pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini

Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu

dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu

penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya

hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya

kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian

penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai

kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh

pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun

nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga

kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan

fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat

membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahan

Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai

sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun

dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya

perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya

kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah

menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun

(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi

orang yang akan menghadapi masa pensiun

Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu

seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki

mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi

serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan

Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran

pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan

psikologis

Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan

potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan

meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya

mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai

kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam

Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu

Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang

memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk

menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya

Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah

berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami

depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti

menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian

(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan

yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan

dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki

pasangan lagi

Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada

seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki

pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan

kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya

seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)

akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan

akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang

memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga

tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

E Skema Penelitian

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis

Masa Pensiun

Status

Pernikahan

JandaDuda

(Sudah tidak memiliki secara

hukummeninggal)

Menikah

(Masih memiliki pasangan)

Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa

yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki

masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi

berbeda daripada dirinya sekarang sedikit

kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain

sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli

tentang orang lain terisolasi dalam hubungan

interpersonal tidak mau membuat kompromi

dalam hubungan dengan orang lain cenderung

mementingkan harapan dari orang lain

bergantung pada penilaian orang lain mengikuti

tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan

mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki

lingkungan di sekitarnya tidak menyadari

kesempatan yang ada kurang mampu

mengontrol dunia luar kurang memiliki makna

terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan

tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup

tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa

lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat

memunculkan makna dalam hidup merasa tidak

dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan

diri merasa bosan dengan kehidupannya dan

merasa tidak dapat berkembang

Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui

menerima segala aspek dalam diri memiliki

perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya

hangat menyenangkan percaya dan

mementingkan kesejahteraan orang lain

berempati kasih sayang intim saling berbagi

dalam hubungan bebas dan dapat menentukan

nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial

mengelola perilaku dari dalam mampu

mengevaluasi diri mampu menguasai dan

mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas

menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk

membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai

dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai

tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan

saat ini dan masa lalu memegang keyakinan

terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam

tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus

berkembang melihat diri sebagai pribadi yang

tumbuh dan berkembang terbuka terhadap

pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan

melakukan perubahan agar tetap mencerminkan

pengetahuan tentang diri

Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

F Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah

H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

ditinjau dari status pernikahaan

H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu

penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok

penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar

2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat

kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan

pensiunan yang jandaduda

B Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut

Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis

Variabel Bebas Status Pernikahan

C Definisi Operasional

1 Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah

berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan

yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga

memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya

dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari

skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala

kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki

2 Status Pernikahan

Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu

menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan

perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda

adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang

dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas

mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang

ditujukan kepada subjek

D Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang

sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience

sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan

untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp

Jannah 2008 Supratiknya 2015)

Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk

pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa

Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia

55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan

digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun

Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang

dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki

pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki

telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok

jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan

berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan

psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)

E Metode dan Alat Pengambilan Data

Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan

terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis

menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan

unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)

Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan

tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan

sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar

menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan

agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari

aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode

summated rating dengan ketentuan sebagai berikut

1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan

jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4

2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan

jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1

Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total

jawaban subjek pada skala yang diberikan

Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel

1 berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel 1

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis

Keterangan Item yang gugur

F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur

Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah

memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap

masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item

mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final

tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk

memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan

pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu

maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi

keseluruhan item

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69

(833)

12 44 53 57 58

68 (833)

12

(1667)

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang lain

20 25 27 29 42

55 (833)

4 13 43 50 70

71(833)

12

(1667)

3 Otonomi 18 24 56 61 62

72 (833)

11 28 33 34

41 47 (833)

12

(1667)

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 51 52 54

67 (833)

3 7 16 22 45

63 (833)

12

(1667)

5 Tujuan Dalam

Hidup

15 17 21 31 32

60 (833)

6 30 37 46

49 65 (833)

12

(1667)

6 Pertumbuhan

Pribadi

9 35 39 40 48

64 (833)

2 5 26 36 59 66

(833)

12

(1667)

Total 36 36 72

(100)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

1 Validitas

Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam

melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya

(Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)

yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat

professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini

akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam

penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing

2 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau

kelompok (Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan

konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan

antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi

reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali

pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik

yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini

reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam

teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki

koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

3 Daya Diskriminasi Item

Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item

mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki

dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya

diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi

antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan

menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)

Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan

tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka

daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien

korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut

mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi

(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar

korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang

memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda

yang rendah

G Pengujian Alat Ukur Penelitian

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh

dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan

subjek yang memenuhi kriteria penelitian

Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf

reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya

2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek

pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek

didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai

Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta

Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta

Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item

Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada

pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba

dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur

a Seleksi Item

Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan

menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang

terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan

penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030

maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030

maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item

terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta

perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai

cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini

dianggap memiliki enam skala

Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item

memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524

Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item

yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi

Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026

sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima

item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item

diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659

Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan

pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337

sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum

dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan

0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit

antara 0319 sampai dengan 0444

Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item

berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran

item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761

Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti

menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan

0583

Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis

setelah dilakukan seleksi item

Tabel 2

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil

ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran

(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa

reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang

berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini

dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

20 25 29 42 13 43 50 7

3 Otonomi 18 56 72 - 3

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 54 67 3 7 22 7

5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5

6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8

Total 22 16 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program

SPSS

Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap

dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis

Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha

berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi

reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur

internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes

(Widhiarso 2011)

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan

penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata

αstrat = 1 -

119896sum

119894=1120590119894

2(1minusα119894)

1205901199092

Keterangan

1205901198942 = varian butir komponen ke-i

α119894 = realibilitas komponen ke-i

1205901199092 = varian skor total tes

No Dimensi

Koefisien Alpha

Sebelum

Seleksi Item

Setelah Seleksi

Item

1 Penerimaan Diri 0654 0688

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

0702 0771

3 Otonomi 0477 0602

4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653

5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800

6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

αs = 1 minus

5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)

+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)

82607= 0893

Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala

kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu

0893 (αs=0893)

H Metode Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent

sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala

kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji

normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang

dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji

normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal

maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney

u test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala

kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan

yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan

Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)

Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI

Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan

dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan

pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini

berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang

menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun

meninggal (jandaduda)

Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya

akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu

kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan

pengisian skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

B Deskripsi Subjek Penelitian

Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui

persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok

menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia

subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil

sebagai berikut

Tabel 4

Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara

keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok

menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok

menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin

perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin

laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan

subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan

24 subjek berjenis kelamin perempuan

Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total

Menikah Laki-laki 35 subjek

Perempuan 5 subjek

40 subjek

JandaDuda Laki-laki 21 subjek

Perempuan 19 subjek

40 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel 5

Persebaran Subjek Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini

berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek

Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13

subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek

berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan

frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia

636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi

terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65

tahun

C Deskripsi Data Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan

psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau

rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean

empiris pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis

Usia Jumlah

55 ndash 60 tahun 26 subjek

61 ndash 65 tahun 30 subjek

66 ndash 70 tahun 13 subjek

71 ndash 75 tahun 6 subjek

76 ndash 80 tahun 5 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 6

Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan

psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai

mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki

tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara

mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis

Tabel 7

Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean

teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki

perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005

yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian

ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Pengukuran Teoritis Empiris

Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD

Kesejahteraan

Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi

Test Value = 95

t Df Sig (2

Tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Kesejahteraan

Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

D Hasil Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini

Tabel 8

Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa

variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar

0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara

signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan

bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini

Tabel 9

Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang

didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa

asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian

dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan

homogen

2 Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil

yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt

Levenes Test for Equality of

Variances

F Sig

Kesejahteraan

Psikologis

Equal variances

assumed 2144 147

Equal variances not

assumed

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik

digunakan jika persebaran data tidak normal

Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas

pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)

menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan

yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel

bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak

Tabel 10

Hasil Uji Mann-Whitney U Test

Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu

nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)

Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak

sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah

dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

E Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada

penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal

ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa

persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)

Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai

koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0

diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok

menikah dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya

kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff

1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk

pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting

untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam

hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan

dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp

Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa

lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat

menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka

inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai

succesful aging

Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan

membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang

tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan

sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan

dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang

memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran

pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan

psikologis

Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat

digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang

kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan

yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar

terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting

sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart

1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)

menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari

orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis

bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka

yang memiliki pasangan

McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat

menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan

kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan

nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap

satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil

dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-

teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan

yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan

pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan

keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu

menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa

tidak sendirian

Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya

yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan

tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan

yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di

dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan

dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu

menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan

orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada

masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya

seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-

tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam

suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak

secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas

maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu

membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan

hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar

pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan

kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus

RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar

para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-

parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data

yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji

analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu

teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas

Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar

0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda

B Keterbatasan Penilitan

Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah

berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi

fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang

diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini

memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan

sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis

penelitian

Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa

instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009

Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya

measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki

nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement

errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing

dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint

skala kesejahteraan psikologis

C Saran

1 Bagi subjek

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan

yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan

psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena

dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai

kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik

2 Bagi perusahaan

Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan

jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya

kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu

dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat

terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan

diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya

kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi

pensiunan

3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena

minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria

penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan

psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain

itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun

berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada

penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah

item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa

dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator

perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar

mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan

variable

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Daftar Pustaka

Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun

Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-

masyarakat-ri-tunda-pensiun

Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari

httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit

Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos

Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada

Lansia Bandung Universitas Padjajaran

Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-

Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security

Character Volume 3 No 2

Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological

Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas

Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan

Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Widya Mandala

Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan

Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi

Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober

2010

Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari

httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-

daftar-subjek1

Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey

Pearson Education Inc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September

2015 dari

httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi

ashtml

Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25

Tahun Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-

tanpa-gaji-selama-25-tahun

Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher

Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social

and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348

Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks

Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga

Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute

Working Paper Series 131 Januari 2010

Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological

Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology

Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222

Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and

Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No

4 (Nov 1996) pp 917-932

Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka

Pelajar

McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New

York Oxford University Press Inc

Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological

Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No

3(Sep 1973) pp 226-232

Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan

Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum

Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia

Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)

Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat

Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality

Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer

Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning

of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology

1989 Vol 57 No 6 1069-1081

Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in

Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104

Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science

and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28

Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being

Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-

727

Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning

Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother

Psychosom 19966514-23

Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran

Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02

Agustus 2013

Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta

Universitas Sanata Dharma

Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT

Elex Media Komputindo

Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta

Erlangga

Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New

York McGraw-Hill Education

Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing

Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication

doi 101037a0022411

Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group

Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers

Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The

Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition

California Sage Publications Inc

Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing

The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349

Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada

University Press

Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata

Dharma

Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari

httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan

Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada

Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang

Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1

Agustus 2012

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja Diakses dari

wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf

van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-

Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a

Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal

Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of

Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691

Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan

Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2

2009

Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis

UGM

Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil

22 Juni 2016 dari

httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf

Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)

Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To

Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice

2012 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

LAMPIRAN 1

Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Blueprint skala kesejahteraan psikologis

No Dimensi Indikator Item

Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri

Individu yang sehat

secara mental

didefinisikan

mampu untuk

menerima dirinya

dan kehidupan

masa lalunya secara

positif

Memahami

dan

menerima

seluruh aspek

pada diri

Saya menyadari

bahwa saya

memiliki

kelebihan

maupun

kekurangan

Saya tidak tahu

kelebihan

maupun

kekurangan yang

saya miliki

Saya dapat

menerima segala

aspek dalam diri

saya

Saya merasa

kecewa dengan

diri saya saat ini

Memiliki

pandangan

positif

terhadap diri

sendiri

Secara umum

saya merasa

percaya diri

mengenai diri

saya sendiri saat

ini

Saya merasa

tidak puas

dengan diri saya

saat ini

Menerima

secara positif

kehidupan

masa lalunya

Pengalaman di

masa lalu

membuat saya

belajar untuk

menjadi lebih

baik ke

depannya

Menurut saya

pengalaman di

masa lalu hanya

akan menjadi

beban pikiran

saya

Bagi saya

pengalaman di

masa lalu

merupakan

pengalaman

yang sangat

berharga

Saya merasa

tidak

memperoleh

banyak hal

berharga dari

pengalaman di

masa lalu

Saya merasa

puas dengan

pencapaian-

pencapaian di

masa lalu

Saya merasa

kecewa dengan

apa yang telah

saya lakukan di

masa lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang Lain

Individu sehat

secara mental

adalah individu

yang memiliki

kemampuan untuk

mencintai memiliki

perasaan yang

kuatakan rasa

empati kasih

sayang kehangatan

dan penghargaan

terhadap orang lain

Terbuka

kepada orang

lain

Bila ada

masalah saya

selalu berusaha

untuk bercerita

kepada orang

lain setidaknya

untuk

meringankan

beban saya

Saya enggan

bercerita

mengenai

permasalahan

saya kepada orang

lain

Memiliki

kepercayaan

terhadap

orang lain

Saya dapat

menaruh

kepercayaan

kepada orang

lain

Saya merasa ragu

apakah orang lain

dapat

mempercayai

saya

Memiliki

empati kasih

sayang dan

keintiman

dengan orang

lain

Bagi saya

menjaga relasi

dengan orang

lain merupakan

hal yang penting

dilakukan

Menjaga relasi

dengan orang lain

merupakan hal

yang menyulitkan

bagi saya

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

merupakan cara

saya menjaga

hubungan

dengan orang

lain

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

bukan merupakan

hal yang penting

Memiliki

kehangatan

dengan orang

lain

Saya merasa

nyaman ketika

sedang

berbincang-

bincang dengan

orang lain

Sulit bagi saya

untuk merasa

nyaman ketika

berbincang

dengan orang lain

Dapat

berkumpul

dengan orang

lain merupakan

hal yang patut

disyukuri dalam

hidup saya

Menurut saya

berkumpul

dengan orang lain

merupakan

kegiatan yang

membosankan

dan membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Otonomi

Seseorang yang berfungsi

secara utuh tidak

membutuhkan persetujuan

orang lain untuk membuat

evaluasi yang sesuai

dengan standar dirinya

sendiri (internal locus of

evaluation) sehingga

individu terbebas dari

keyakinan kolektif norma

dan peraturan yang

mengikat serta mampu

bertahan dari tekanan sosial

dengan berpikir dan

bertindak secara tepat

Mampu

membuat

keputusan

tanpa

tergantung

pada orang

lain

Keputusan

yang saya

buat

merupakan

murni

keputusan

saya sendiri

Saya sering

kali

dipengaruhi

orang lain

dalam

membuat

kuputusan

Saya yakin

setiap orang

memiliki

kebebasan

dalam

menentukan

pilihan hidup

begitu juga

dengan saya

Saya sangat

membutuhka

n orang lain

untuk

menentukan

pilihan hidup

saya

Saya akan

tetap pada

keputusan

saya

meskipun

orang lain

tidak setuju

Saya akan

mengubah

keputusan

saya bila ada

orang lain

yang tidak

setuju dengan

saya

Mampu

membuat

evaluasi

yang sesuai

dengan

standar

dirinya

sendiri

Kesalahan

yang saya

perbuat

menjadi

pelajaran

berharga bagi

saya

Kesalahan

saya

sebelumnya

merupakan

hal yang

memalukan

bagi saya dan

ingin saya

lupakan

Saya menilai

diri saya

sendiri

dengan nilai-

nilai yang

saya anggap

penting

bukan dari

orang lain

Penilaian dari

orang lain

merupakan

penilaian

yang penting

untuk saya

Mampu

bertahan

dari tekanan

sosial

Saya akan

berusaha

mengatasi

tekanan sosial

Saya tidak

tahu

bagaimana

saya harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

dengan

berpikir dan

bertindak

secara tepat

dengan

memikirkan

dan bertindak

dengan cara

yang tepat

mengatasi

tekanan sosial

dengan tepat

4 Penguasaan Lingkungan

Kemampuan individu

untuk

memilihmenciptakan

lingkungan agar sesuai

dengan kondisi

psikologisnya serta ikut

serta dan terlibat dengan

kegiatan di luar lingkungan

dirinya sehingga dapat

mengambil keuntungan

dari lingkungannya

Mampu

mengelola

aktivitas

sehari-hari

Saya merasa

cukup baik

dalam

mengelola

banyak

kegiatan

dalam

kehidupan

sehari-hari

Banyaknya

kegiataan

sehari-hari

membuat

saya

mengalami

kesulitan

dalam

mengelolany

a

Menurut

saya

aktivitas yang

saya lakukan

dapat berjalan

dengan baik

Saya merasa

kesulitan

dalam

melakukan

aktivitas yang

saya miliki

Saya merasa

senang

meskipun

aktivitas yang

saya lakukan

cukup

banyak

Semakin

banyak

kegiatan

semakin

membuat

saya kesulitan

dalam

menjalaninya

Terlibat

dalam

aktivitas di

luar

lingkungan

dirinya

Kegiatan di

luar rumah

membuat

saya merasa

lebih

nyaman

Saya merasa

tidak nyaman

ketika

melakukan

kegiatan di

luar

Saya lebih

senang

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Saya merasa

kurang

tertarik ketika

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Menggunak

an

kesempatan

yang ada di

Saya senang

mengikuti

kegiatan

dapat

Saya tidak

ingin

mengikuti

kegiatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

lingkungan

secara

efektif

memberi

wawasan

baru bagi

saya

dapat

memberi

wawasan

baru bagi

saya

5 Tujuan Dalam Hidup

Individu yang sehat secara

mental didefinisikan

memiliki tujuan dan makna

dalam hidup sehingga

mampu melihat perubahan

keinginan menjadi lebih

produktif

menciptakanmencapai

integritas emosional di

kemudian hari

Memiliki

cita-cita dan

tujuan

Saya akan

berusaha

mewujudkan

keinginan

yang saya

miliki

Keinginan

dan cita-cita

yang saya

miliki hanya

akan

membebani

hidup saya

Saya selalu

ingin

memiliki

kehidupan

yang lebih

baik dari

sebelumnya

Saya sudah

puas dengan

apa yang saya

miliki di saat

ini

Meyakini

tujuan hidup

yang

dimiliki

Saya yakin

bahwa saya

dapat

membuat hari

esok lebih

baik lagi

Menurut

saya hari

esok akan

sama saja

dengan hari

ini dan tidak

ada yang bisa

saya lakukan

untuk

mengubahny

a

Penting bagi

saya untuk

dapat

mewujudkan

cita-cita yang

saya miliki

Dahulu saya

memiliki cita-

cita yang

ingin saya

wujudkan

namun

sekarang hal

itu sudah

tidak penting

lagi

Memiliki

kemampuan

untuk

mencapai

tujuan hidup

Saya senang

melakukan

perencanaan

untuk masa

depan dan

berusaha

Saya merasa

perencanaan

yang sudah

saya lakukan

merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

untuk

mewujudkan

nya

hal yang sia-

sia

Kemampuan

yang saya

miliki dapat

membantu

mencapai

tujuan hidup

saya

Saya tidak

memiliki

kemampuan

yang cukup

untuk

mencapai

tujuan hidup

saya

6 Pertumbuhan Pribadi

Individu yang tidak hanya

memiliki satu

perkembangan

karakteristik di masa lalu

namun juga memiliki

potensi yang dapat

dikembangkan agar tetap

tumbuh dan berkembang

dalam menghadapi

tantangantugas baru

Memiliki

pandangan

sebagai

pribadi yang

tumbuh dan

berkembang

Saya

memiliki

keyakinan

bahwa

kehidupan

merupakan

proses yang

terus

berlanjut

Menurut

saya proses

kehidupan

akan berhenti

ketika saya

sudah tua

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

saya

kembangkan

lagi di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

Menyadari

potensi

yang

dimiliki

Saya

menyadari

potensi yang

saya miliki

dan ingin

mengembang

kannya

Saya tidak

tahu potensi

apa yang saya

miliki selama

ini

Terbuka

terhadap

pengalaman

baru

Saya ingin

mencoba hal-

hal baru yang

dapat

membantu

saya

mengembang

kan potensi

diri

Saya merasa

tidaklah

penting

mencoba hal-

hal baru

karena hal

tersebut

hanya

membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Melihat

peningkatan

dalam diri

dari waktu

ke waktu

Saya merasa

potensi dalam

diri saya

semakin

berkembang

karena

pengalaman

yang saya

miliki

Pengalaman

yang saya

miliki tidak

dapat

membantu

mengembang

kan potensi

dalam diri

saya

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

berkembang

di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

LAMPIRAN 2

Skala Try Out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

SKALA TRY OUT

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan

saya kepada orang lain

5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal

baru karena hal tersebut hanya membuang waktu

saja

6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan

merupakan hal yang sia-sia

7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai

diri saya sendiri saat ini

9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

saya kembangkan lagi di masa mendatang

10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk

menentukan pilihan hidup saya

12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan

yang saya miliki

13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-

cita yang saya miliki

16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat

memberi wawasan baru bagi saya

17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih

baik dari sebelumnya

18 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

No Pernyataan STS TS S SS

20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian

di masa lalu

24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam

menentukan pilihan hidup begitu juga dengan

saya

25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang

lain

26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa

dengan kemampuan yang saya miliki sekarang

27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-

bincang dengan orang lain

28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam

membuat kuputusan

29 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya

wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak

penting lagi

31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi

tekanan sosial dengan tepat

34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang

penting untuk saya

35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti

ketika saya sudah tua

37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya

akan membebani hidup saya

38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

berkembang di masa mendatang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

No Pernyataan STS TS S SS

40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin

berkembang karena pengalaman yang saya miliki

41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang

lain yang tidak setuju dengan saya

42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal

berharga dari pengalaman di masa lalu

45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan

kegiatan yang melibatkan orang lain

46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari

ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk

mengubahnya

47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang

memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan

48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan

merupakan proses yang terus berlanjut

49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk

mencapai tujuan hidup saya

50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih

nyaman

52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang

melibatkan orang lain

53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini

54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk

bercerita kepada orang lain setidaknya untuk

meringankan beban saya

56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat

membantu mengembangkan potensi dalam diri

saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

No Pernyataan STS TS S SS

60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial

dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang

tepat

62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran

berharga bagi saya

63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan

kegiatan di luar

64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat

ini

66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya

70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat

mempercayai saya

71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika

berbincang dengan orang lain

72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

LAMPIRAN 3

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

SKALA PENELITIAN

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru

karena hal tersebut hanya membuang waktu saja

5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri

saya sendiri saat ini

7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita

yang saya miliki

11 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain

17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

18 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

No Pernyataan STS TS S SS

21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika

saya sudah tua

23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga

dari pengalaman di masa lalu

27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu

mengembangkan potensi dalam diri saya

33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

LAMPIRAN 4

Uji Reliabilitas Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

1 Reliabilitas Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

688 688 8

2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

771 791 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 1 22375 4389 368 268 660

Item 8 22612 4494 351 224 664

Item 10 22525 4253 366 283 661

Item 14 22212 4296 431 284 647

Item 44 22700 4137 396 252 654

Item 57 22737 4196 428 417 646

Item 58 22737 4550 305 200 674

Item 68 22875 4313 377 340 658

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

3 Reliabilitas Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

602 600 3

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 18 5300 1301 337 114 601

Item 56 5850 1142 439 207 459

Item 72 5600 1053 459 221 425

4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

653 675 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 13 19950 4706 395 303 786

Item 20 19363 5576 422 420 756

Item 25 19888 5240 490 295 743

Item 29 19488 5316 500 418 742

Item 42 19600 5053 659 512 713

Item 43 19613 5177 565 449 729

Item 50 19800 5276 549 380 733

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 3 18438 3718 355 371 631

Item 7 18150 4129 372 238 615

Item 19 18025 4278 392 249 610

Item 22 18350 3901 402 414 606

Item 38 18013 4418 444 347 604

Item 54 17863 4373 319 394 630

Item 67 17988 4620 335 324 628

5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

800 797 5

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 15 12850 2205 668 542 732

Item 21 12900 2091 761 598 700

Item 31 12975 2227 602 412 756

Item 32 12825 2526 453 268 801

Item 60 12950 2808 448 215 799

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

747 766 8

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 2 21163 6214 427 241 728

Item 5 21113 6126 489 324 712

Item 26 21150 6306 583 464 695

Item 35 20963 6771 505 337 712

Item 36 21213 6549 318 152 753

Item 59 21088 7094 377 312 732

Item 64 20975 7493 391 339 735

Item 66 21125 6465 583 365 697

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LAMPIRAN 5

Uji Koefisien Alpha Berstrata

(varian item komponen dan skor total)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

1 Kesejahteraan Psikologis

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

118525 82607 90888 38

2 Dimensi Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

688 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

25825 5412 23264 8

3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

22950 6808 26091 7

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

874 38

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

771 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

4 Dimensi Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

602 3

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

8375 2187 14788 3

5 Dimensi Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

653 7

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

21138 5411 23262 7

6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

800 5

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

16125 3528 18784 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

747 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

24113 8354 28904 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

LAMPIRAN 6

Data Deskriptif Subjek Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

1 Deskripsi Data Subjek

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std

Deviation

Usia 80 550 780 63650 57459

Suku 80 1 3 104 249

Jenis Kelamin 80 1 2 130 461

Status

Pernikahan 80 1 2 150 503

Lama Pensiun

(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788

Valid N

(listwise) 80

2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 550 2 25 25 25

560 3 38 38 63

570 6 75 75 138

580 4 50 50 188

590 5 63 63 250

600 6 75 75 325

610 8 100 100 425

620 7 88 88 512

630 6 75 75 588

640 1 13 13 600

650 8 100 100 700

660 3 38 38 738

670 1 13 13 750

680 7 88 88 838

690 1 13 13 850

700 1 13 13 863

710 1 13 13 875

720 1 13 13 888

730 2 25 25 913

740 2 25 25 938

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

a Usia Subjek

760 2 25 25 963

770 2 25 25 988

780 1 13 13 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

b Lama Pensiun

Lama Pensiun (dalam tahun)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10 8 100 100 100

20 7 88 88 188

30 7 88 88 275

40 3 38 38 313

50 9 113 113 425

60 6 75 75 500

70 5 63 63 563

80 5 63 63 625

90 4 50 50 675

100 3 38 38 713

110 2 25 25 738

120 4 50 50 788

130 4 50 50 838

140 5 63 63 900

150 2 25 25 925

160 1 13 13 938

170 1 13 13 950

180 1 13 13 963

200 3 38 38 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

LAMPIRAN 7

Deskriptif Data Penelitian

(one sample t-test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

1 Kesejahteraan Psikologis

One-Sample Statistics

N Mean

Std

Deviation

Std Error

Mean

Total 80 118525 90888 10162

One-Sample Test

Test Value = 95

t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Total 23151 79 000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

LAMPIRAN 8

Uji Normalitas dan Homogenitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

1 Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kesejahteraan

Psikologis 80 1000 0 00 80 1000

Descriptives

Statistic Std Error

Kesejahteraan

Psikologis

Mean 11853 1016

95 Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 11650

Upper Bound 12055

5 Trimmed Mean 11806

Median 11650

Variance 82607

Std Deviation 9089

Minimum 100

Maximum 148

Range 48

Interquartile Range 11

Skewness 946 269

Kurtosis 803 532

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

a Lilliefors Significance Correction

Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem amp Leaf

200 10 04

500 10 77789

2500 11 0000011111222333334444444

2100 11 555555667888888888999

1000 12 0112222334

700 12 5677888

300 13 234

300 13 556

400 Extremes (gt=138)

Stem width 10

Each leaf 1 case(s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

3 Uji Homogenitas

Group Statistics

Status Pernikahan N Mean Std Deviation

Std Error

Mean

Kesejahteraan

Psikologis

Menikah 40 11878 8185 1294

JandaDuda 40 11828 10010 1583

Independent Samples Test

Levenes Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

Std Error

Difference

95

Confidence

Interval of

the

Difference

Lower

Uppe

r

Kesejahtera

an

Psikologis

Equal

variances

assumed

2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457

0

Equal

variances

not

assumed

245 75041 807 500 2045 -3573 457

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

LAMPIRAN 9

Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Uji Hipotesis Penelitian

Ranks

Status

Pernikahan N Mean Rank

Sum of

Ranks

Kesejahteraan

Psikologis

menikah 40 4239 169550

jandaduda 40 3861 154450

Total 80

Test Statisticsa

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

a Grouping Variable Status Pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1 judul
  • 2 dosbing
  • 3 pengesahan
  • 4 -5 HALAMAN MOTTO
  • 6 keaslian
  • 7 abstrak
  • 9 publikasi
  • 10 - 11 KATA PENGANTAR
  • 12 pengantar
  • 13 DAFTAR ISI
  • BAB I
  • BAB II
  • BAB III
  • BAB IV
  • BAB V
  • Daftar Pustaka -FIX-
  • Lampiran
Page 10: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas penyertaanNya hingga

penulisan skripsi dengan judul ldquoPerbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa

Pensiun Ditinjau Dari Status Pernikahanrdquo ini dapat diselesaikan dengan baik

Selama penulisan skripsi ini penulis merasa banyak mendapat bantuan baik

secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Dr T Priyo Widianto MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program

Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma

2 Bapak P Eddy Suhartanto MSi selaku Kepala Program Studi Psikologi

Universitas Sanata Dharma

3 Ibu Debri Pristinella MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu mengingatkan untuk

menyelesaikan skripsi

4 Bapak TM Raditya Hernawa MPsi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

selalu memberikan dukungan nasehat kritik dan saran serta diskusi yang

sangat membantu dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik

5 Suster Lidwina Tri Ariastuti FCJ SPd MA yang telah berkenan meluangkan

waktu untuk diskusi sharing dan dukungan untuk penulis hingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan

banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai

kehidupan

7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas

segala bantuan yang diberikan

8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku

Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa

BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI

Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses

perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi

9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner

10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak

henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan

mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi

11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek

namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress

skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur

e

12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

mendukung penulis

13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi

bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang

lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 10

D Manfaat Penelitian 10

BAB II LANDASAN TEORI 12

A Kesejahteraan Psikologis 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14

3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20

B Status Pernikahan 29

1 Menikah 29

2 JandaDuda 30

C Masa Pensiun 31

1 Pengertian Masa Pensiun 31

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahaan 38

E Skema Penelitian 41

F Hipotesis 42

BAB III METODE PENELITIAN 43

A Jenis Penelitian 43

B Identifikasi Variabel Penelitian 43

C Definisi Operasional 43

D Subjek Penelitian 44

E Metode dan Alat Pengambilan Data 45

F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47

1 Validitas 48

2 Reliabilitas 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

3 Daya Diskriminasi Item 49

G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50

H Metode Analisis Data 54

1 Uji Asumsi 54

2 Uji Hipotesis 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56

A Pelaksanaan Penelitian 56

B Deskripsi Subjek Penelitian 57

C Deskripsi Data Penelitian 58

D Hasil Analisis Data 60

1 Uji Asumsi 60

2 Uji Hipotesis 61

E Pembahasan 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67

A Kesimpulan 67

B Keterbatasan Penelitian 67

C Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 70

LAMPIRAN 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47

Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53

Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57

Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58

Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60

Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61

Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76

Lampiran 2 Skala Try out 84

Lampiran 3 Skala Penelitian 94

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102

Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor

total) 107

Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111

Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116

Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118

Lampiran 9 Uji Hipotesis 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks

Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil

indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level

6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori

bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya

6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan

cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa

pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi

karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)

Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil

(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC

Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun

dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif

bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak

lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih

baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)

Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai

dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk

beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir

dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini

seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada

organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada

masa pensiun (Apsari 2012)

Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun

merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam

kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari

dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai

masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres

(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan

orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi

masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung

rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari

bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)

Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan

bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya

memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta

kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan

keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk

menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi

(Apsari 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi

orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp

Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh

lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali

diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan

kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep

kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi

juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan

yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)

Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang

menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang

tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian

Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak

hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu

serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta

kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut

Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang

mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga

diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih

sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-

being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)

Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat

menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi

yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes

dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan

psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan

bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat

dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington

2012)

Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-

Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan

psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya

berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu

yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan

membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan

kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989

dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong

seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha

untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp

Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik

Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan

individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap

perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi

dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik

Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya

penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan

psikologis yang baik

Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke

dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)

Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-

acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with

other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental

mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi

(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani

amp Jannah 2014)

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis

kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff

1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman

berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu

yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah

atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu

individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total

yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah

memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status

pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri

serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap

kehilangan pasangannya (Ryff 2014)

Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan

mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu

hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat

sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan

bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih

pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari

pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)

Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih

menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah

menikah (Marks 1996)

Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)

berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki

mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-

hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada

orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah

memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada

responden yang menikah (Marks 1996)

Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih

lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan

memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan

dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau

hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan

dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang

intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan

karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp

Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks

1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif

menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi

pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis

Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara

umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang

dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai

dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009

dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada

orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin

memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak

dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin

memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah

relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan

(Santrock 2012)

Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka

miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah

maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan

pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan

pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam

menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan

dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang

merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang

menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran

pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial

Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial

(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial

dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki

kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)

Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk

mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung

Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan

status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran

pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah

pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian

sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada

kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang

dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur

yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai

keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu

sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya

barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)

Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia

Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan

normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)

menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan

sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan

maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan

psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh

terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

B Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

C Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis

pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

D Manfaat Penelitian

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang

psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan

psikologis terutama pada masa pensiun

2 Manfaat Praktis

a Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk

membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang

akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada

karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah

khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

b Bagi para pensiunan

1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada

pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta

mengembangkannya dengan lebih baik

2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan

tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling

mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat

mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan psikologis

3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki

pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga

saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu

mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A Kesejahteraan Psikologis

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis

Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman

hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI

2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean

Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa

Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian

tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff

1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada

eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan

atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial

maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada

bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat

membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)

Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan

dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan

psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan

subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah

persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari

evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi

dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life

satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya

afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut

Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin

dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic

karena lebih mengarah pada kepuasan fisik

Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau

psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam

Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat

eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan

mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al

2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat

seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan

interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization

milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik

Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff

1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga

menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan

menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik

Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa

dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria

mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-

being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi

secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik

Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan

bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap

psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk

menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis

akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas

hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis

Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam

enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan

psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)

antara lain

a Penerimaan Diri

Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera

adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat

seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan

maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life

span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa

lalu (Ryff 1989)

Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki

karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan

menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang

baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap

kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik

merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi

di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas

pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff

2014)

b Hubungan Positif Dengan Orang Lain

Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen

utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai

memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang

terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang

mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan

orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan

(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)

bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini

yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff

1989)

Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain

dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik

hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang

lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati

kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi

dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah

digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan

kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk

menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi

dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat

kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain

(Ryff 2014)

c Otonomi

Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki

lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini

akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang

lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik

dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan

kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan

yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp

Singer 1996)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi

digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya

mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak

sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan

mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan

evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk

membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam

berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)

d Penguasaan Lingkungan

Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai

kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan

agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport

menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan

keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan

dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu

memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur

lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah

lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik

Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu

seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi

penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu

menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya

mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan

kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu

untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan

kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai

individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya

merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan

di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya

dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff

2014)

e Tujuan dalam Hidup

Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan

dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan

bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya

sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan

untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai

integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)

Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi

tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup

kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki

makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang

keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta

tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki

karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya

memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam

hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan

tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat

munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)

f Pertumbuhan Pribadi

Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu

perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi

yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin

berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk

mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori

perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau

tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan

pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang

melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka

terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu

dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan

tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada

dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat

melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya

keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap

dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik

dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap

atau perilaku yang baru (Ryff 2014)

3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin

kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp

Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah

sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan

well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian

pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain

penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai

intervensi dan klinis

a Usia

Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan

psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi

penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang

tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain

dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup

menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah

hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti

penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain

menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga

rentang usia

b Jenis Kelamin

Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)

menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara

konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi

hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan

pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita

lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi

berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)

c Kebudayaan

Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara

budaya individualistik (independent) dengan kolektif

(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang

cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau

otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada

budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp

Singer 1996)

Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan

menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di

negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat

Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya

dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan

skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan

pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)

d Status Sosial

Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan

dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan

seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki

pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi

tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi

Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan

bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan

kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan

bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan

menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff

amp Singer 1996)

e Pengalaman dan Sejarah Hidup

Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman

hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman

tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi

kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang

sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang

bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi

penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri

dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana

mereka membesarkan anak dan bagaimana anak

membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer

1996)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap

kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana

pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan

lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan

pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi

depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)

f Perkembangan dan Penuaan

Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan

penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa

mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti

(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada

pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang

dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke

waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa

dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi

menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa

tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka

seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi

ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin

menjadi muda

Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada

kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir

dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya

diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo

Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses

psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang

fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta

dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir

akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi

daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas

perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)

g Kepribadian

Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar

terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan

pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada

penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model

kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan

pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan

personal growth agreeableness berhubungan dengan positive

relations with others dan extraversion conscientiousness dan

neuroticism berhubungan dengan environmental mastery

purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)

Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain

yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi

tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh

sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel

yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan

dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional

(Ryff 2014)

h Pengalaman Keluarga

Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan

memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-

being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki

peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam

dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu

individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu

yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada

wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada

dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita

yang menikah

Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua

juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang

dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan

baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap

tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)

menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di

masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun

psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang rendah

i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain

Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar

karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap

kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis

pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai

beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa

beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami

individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran

dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan

psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang

berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap

perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)

Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar

dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan

psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar

cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan

lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang

tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai

relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan

psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan

dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada

tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki

nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)

j Kesehatan

Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil

bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki

keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki

(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka

mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan

psikologis setelah melewati masa sakit

k Studi Klinis

Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat

eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari

tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang

penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh

Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti

schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia

agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan

bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui

dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam

hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)

Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar

dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru

untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff

(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat

mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala

gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan

meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek

eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

B Status Pernikahan

Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status

pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup

dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada

Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan

Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda

1 Menikah

Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang

dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk

antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum

dan agama dengan tujuan membentuk keluarga

Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa

aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting

(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan

terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat

memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)

menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit

memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah

serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya

2 JandaDuda

Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak

bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian

suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai

seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau

telah bercerai dengan istrinya

Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa

tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat

menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat

mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)

Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan

keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi

Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu

pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama

bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan

(Santrock 2014)

Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan

oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa

alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan

dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama

mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan

perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka

bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan

perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup

C Masa Pensiun

1 Pengertian Masa Pensiun

Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana

karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia

kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi

(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan

dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana

pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai

angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase

menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah

menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun

juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan

karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus

pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan

menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa

pensiun (Apsari 2012)

Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan

bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola

hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran

perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan

terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan

tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa

perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja

menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya

interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu

luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)

Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa

ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit

melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa

pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa

fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada

fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-

pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan

bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang

komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)

Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase

awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan

pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak

pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka

mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih

banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun

karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami

kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The

Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai

menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang

pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-

orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan

dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih

realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang

memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan

yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada

masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan

yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase

terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena

orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan

mencukupi kebutuhannya sendiri

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah

penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal

ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada

individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)

Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan

ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun

dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan

dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)

Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang

disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis

dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi

fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan

(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak

bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial

membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari

harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya

stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)

Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah

(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan

bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu

peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik

terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang

memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang

meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada

negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa

yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan

para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang

membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima

kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki

jabatan dan sudah pensiun

Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para

pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada

masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa

pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses

perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga

menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang

dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada

timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi

dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial

Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan

dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun

adalah

a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya

Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita

lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada

sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya

baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka

dan sebaliknya

b Perubahan dalam perilaku seksual

Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih

banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik

sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa

pensiun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan

Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk

mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat

perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak

kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka

dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri

d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of

parental dependency)

Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak

terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan

seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan

sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang

pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini

Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu

dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu

penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya

hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya

kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian

penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai

kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh

pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun

nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga

kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan

fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat

membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahan

Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai

sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun

dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya

perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya

kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah

menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun

(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi

orang yang akan menghadapi masa pensiun

Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu

seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki

mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi

serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan

Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran

pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan

psikologis

Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan

potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan

meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya

mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai

kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam

Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu

Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang

memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk

menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya

Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah

berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami

depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti

menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian

(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan

yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan

dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki

pasangan lagi

Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada

seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki

pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan

kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya

seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)

akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan

akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang

memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga

tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

E Skema Penelitian

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis

Masa Pensiun

Status

Pernikahan

JandaDuda

(Sudah tidak memiliki secara

hukummeninggal)

Menikah

(Masih memiliki pasangan)

Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa

yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki

masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi

berbeda daripada dirinya sekarang sedikit

kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain

sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli

tentang orang lain terisolasi dalam hubungan

interpersonal tidak mau membuat kompromi

dalam hubungan dengan orang lain cenderung

mementingkan harapan dari orang lain

bergantung pada penilaian orang lain mengikuti

tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan

mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki

lingkungan di sekitarnya tidak menyadari

kesempatan yang ada kurang mampu

mengontrol dunia luar kurang memiliki makna

terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan

tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup

tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa

lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat

memunculkan makna dalam hidup merasa tidak

dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan

diri merasa bosan dengan kehidupannya dan

merasa tidak dapat berkembang

Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui

menerima segala aspek dalam diri memiliki

perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya

hangat menyenangkan percaya dan

mementingkan kesejahteraan orang lain

berempati kasih sayang intim saling berbagi

dalam hubungan bebas dan dapat menentukan

nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial

mengelola perilaku dari dalam mampu

mengevaluasi diri mampu menguasai dan

mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas

menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk

membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai

dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai

tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan

saat ini dan masa lalu memegang keyakinan

terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam

tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus

berkembang melihat diri sebagai pribadi yang

tumbuh dan berkembang terbuka terhadap

pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan

melakukan perubahan agar tetap mencerminkan

pengetahuan tentang diri

Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

F Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah

H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

ditinjau dari status pernikahaan

H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu

penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok

penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar

2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat

kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan

pensiunan yang jandaduda

B Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut

Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis

Variabel Bebas Status Pernikahan

C Definisi Operasional

1 Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah

berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan

yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga

memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya

dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari

skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala

kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki

2 Status Pernikahan

Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu

menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan

perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda

adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang

dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas

mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang

ditujukan kepada subjek

D Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang

sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience

sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan

untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp

Jannah 2008 Supratiknya 2015)

Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk

pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa

Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia

55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan

digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun

Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang

dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki

pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki

telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok

jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan

berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan

psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)

E Metode dan Alat Pengambilan Data

Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan

terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis

menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan

unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)

Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan

tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan

sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar

menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan

agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari

aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode

summated rating dengan ketentuan sebagai berikut

1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan

jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4

2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan

jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1

Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total

jawaban subjek pada skala yang diberikan

Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel

1 berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel 1

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis

Keterangan Item yang gugur

F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur

Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah

memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap

masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item

mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final

tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk

memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan

pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu

maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi

keseluruhan item

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69

(833)

12 44 53 57 58

68 (833)

12

(1667)

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang lain

20 25 27 29 42

55 (833)

4 13 43 50 70

71(833)

12

(1667)

3 Otonomi 18 24 56 61 62

72 (833)

11 28 33 34

41 47 (833)

12

(1667)

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 51 52 54

67 (833)

3 7 16 22 45

63 (833)

12

(1667)

5 Tujuan Dalam

Hidup

15 17 21 31 32

60 (833)

6 30 37 46

49 65 (833)

12

(1667)

6 Pertumbuhan

Pribadi

9 35 39 40 48

64 (833)

2 5 26 36 59 66

(833)

12

(1667)

Total 36 36 72

(100)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

1 Validitas

Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam

melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya

(Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)

yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat

professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini

akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam

penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing

2 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau

kelompok (Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan

konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan

antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi

reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali

pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik

yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini

reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam

teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki

koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

3 Daya Diskriminasi Item

Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item

mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki

dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya

diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi

antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan

menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)

Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan

tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka

daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien

korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut

mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi

(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar

korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang

memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda

yang rendah

G Pengujian Alat Ukur Penelitian

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh

dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan

subjek yang memenuhi kriteria penelitian

Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf

reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya

2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek

pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek

didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai

Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta

Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta

Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item

Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada

pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba

dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur

a Seleksi Item

Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan

menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang

terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan

penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030

maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030

maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item

terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta

perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai

cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini

dianggap memiliki enam skala

Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item

memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524

Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item

yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi

Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026

sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima

item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item

diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659

Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan

pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337

sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum

dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan

0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit

antara 0319 sampai dengan 0444

Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item

berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran

item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761

Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti

menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan

0583

Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis

setelah dilakukan seleksi item

Tabel 2

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil

ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran

(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa

reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang

berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini

dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

20 25 29 42 13 43 50 7

3 Otonomi 18 56 72 - 3

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 54 67 3 7 22 7

5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5

6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8

Total 22 16 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program

SPSS

Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap

dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis

Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha

berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi

reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur

internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes

(Widhiarso 2011)

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan

penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata

αstrat = 1 -

119896sum

119894=1120590119894

2(1minusα119894)

1205901199092

Keterangan

1205901198942 = varian butir komponen ke-i

α119894 = realibilitas komponen ke-i

1205901199092 = varian skor total tes

No Dimensi

Koefisien Alpha

Sebelum

Seleksi Item

Setelah Seleksi

Item

1 Penerimaan Diri 0654 0688

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

0702 0771

3 Otonomi 0477 0602

4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653

5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800

6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

αs = 1 minus

5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)

+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)

82607= 0893

Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala

kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu

0893 (αs=0893)

H Metode Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent

sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala

kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji

normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang

dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji

normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal

maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney

u test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala

kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan

yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan

Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)

Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI

Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan

dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan

pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini

berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang

menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun

meninggal (jandaduda)

Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya

akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu

kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan

pengisian skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

B Deskripsi Subjek Penelitian

Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui

persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok

menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia

subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil

sebagai berikut

Tabel 4

Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara

keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok

menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok

menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin

perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin

laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan

subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan

24 subjek berjenis kelamin perempuan

Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total

Menikah Laki-laki 35 subjek

Perempuan 5 subjek

40 subjek

JandaDuda Laki-laki 21 subjek

Perempuan 19 subjek

40 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel 5

Persebaran Subjek Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini

berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek

Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13

subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek

berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan

frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia

636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi

terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65

tahun

C Deskripsi Data Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan

psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau

rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean

empiris pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis

Usia Jumlah

55 ndash 60 tahun 26 subjek

61 ndash 65 tahun 30 subjek

66 ndash 70 tahun 13 subjek

71 ndash 75 tahun 6 subjek

76 ndash 80 tahun 5 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 6

Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan

psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai

mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki

tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara

mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis

Tabel 7

Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean

teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki

perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005

yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian

ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Pengukuran Teoritis Empiris

Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD

Kesejahteraan

Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi

Test Value = 95

t Df Sig (2

Tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Kesejahteraan

Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

D Hasil Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini

Tabel 8

Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa

variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar

0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara

signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan

bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini

Tabel 9

Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang

didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa

asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian

dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan

homogen

2 Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil

yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt

Levenes Test for Equality of

Variances

F Sig

Kesejahteraan

Psikologis

Equal variances

assumed 2144 147

Equal variances not

assumed

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik

digunakan jika persebaran data tidak normal

Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas

pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)

menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan

yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel

bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak

Tabel 10

Hasil Uji Mann-Whitney U Test

Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu

nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)

Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak

sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah

dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

E Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada

penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal

ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa

persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)

Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai

koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0

diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok

menikah dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya

kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff

1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk

pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting

untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam

hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan

dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp

Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa

lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat

menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka

inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai

succesful aging

Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan

membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang

tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan

sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan

dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang

memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran

pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan

psikologis

Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat

digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang

kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan

yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar

terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting

sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart

1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)

menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari

orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis

bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka

yang memiliki pasangan

McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat

menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan

kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan

nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap

satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil

dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-

teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan

yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan

pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan

keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu

menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa

tidak sendirian

Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya

yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan

tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan

yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di

dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan

dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu

menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan

orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada

masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya

seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-

tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam

suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak

secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas

maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu

membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan

hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar

pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan

kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus

RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar

para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-

parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data

yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji

analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu

teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas

Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar

0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda

B Keterbatasan Penilitan

Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah

berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi

fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang

diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini

memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan

sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis

penelitian

Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa

instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009

Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya

measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki

nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement

errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing

dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint

skala kesejahteraan psikologis

C Saran

1 Bagi subjek

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan

yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan

psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena

dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai

kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik

2 Bagi perusahaan

Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan

jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya

kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu

dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat

terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan

diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya

kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi

pensiunan

3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena

minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria

penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan

psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain

itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun

berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada

penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah

item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa

dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator

perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar

mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan

variable

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Daftar Pustaka

Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun

Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-

masyarakat-ri-tunda-pensiun

Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari

httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit

Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos

Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada

Lansia Bandung Universitas Padjajaran

Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-

Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security

Character Volume 3 No 2

Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological

Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas

Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan

Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Widya Mandala

Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan

Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi

Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober

2010

Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari

httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-

daftar-subjek1

Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey

Pearson Education Inc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September

2015 dari

httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi

ashtml

Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25

Tahun Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-

tanpa-gaji-selama-25-tahun

Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher

Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social

and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348

Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks

Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga

Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute

Working Paper Series 131 Januari 2010

Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological

Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology

Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222

Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and

Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No

4 (Nov 1996) pp 917-932

Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka

Pelajar

McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New

York Oxford University Press Inc

Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological

Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No

3(Sep 1973) pp 226-232

Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan

Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum

Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia

Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)

Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat

Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality

Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer

Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning

of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology

1989 Vol 57 No 6 1069-1081

Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in

Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104

Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science

and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28

Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being

Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-

727

Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning

Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother

Psychosom 19966514-23

Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran

Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02

Agustus 2013

Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta

Universitas Sanata Dharma

Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT

Elex Media Komputindo

Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta

Erlangga

Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New

York McGraw-Hill Education

Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing

Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication

doi 101037a0022411

Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group

Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers

Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The

Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition

California Sage Publications Inc

Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing

The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349

Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada

University Press

Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata

Dharma

Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari

httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan

Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada

Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang

Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1

Agustus 2012

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja Diakses dari

wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf

van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-

Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a

Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal

Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of

Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691

Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan

Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2

2009

Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis

UGM

Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil

22 Juni 2016 dari

httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf

Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)

Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To

Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice

2012 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

LAMPIRAN 1

Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Blueprint skala kesejahteraan psikologis

No Dimensi Indikator Item

Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri

Individu yang sehat

secara mental

didefinisikan

mampu untuk

menerima dirinya

dan kehidupan

masa lalunya secara

positif

Memahami

dan

menerima

seluruh aspek

pada diri

Saya menyadari

bahwa saya

memiliki

kelebihan

maupun

kekurangan

Saya tidak tahu

kelebihan

maupun

kekurangan yang

saya miliki

Saya dapat

menerima segala

aspek dalam diri

saya

Saya merasa

kecewa dengan

diri saya saat ini

Memiliki

pandangan

positif

terhadap diri

sendiri

Secara umum

saya merasa

percaya diri

mengenai diri

saya sendiri saat

ini

Saya merasa

tidak puas

dengan diri saya

saat ini

Menerima

secara positif

kehidupan

masa lalunya

Pengalaman di

masa lalu

membuat saya

belajar untuk

menjadi lebih

baik ke

depannya

Menurut saya

pengalaman di

masa lalu hanya

akan menjadi

beban pikiran

saya

Bagi saya

pengalaman di

masa lalu

merupakan

pengalaman

yang sangat

berharga

Saya merasa

tidak

memperoleh

banyak hal

berharga dari

pengalaman di

masa lalu

Saya merasa

puas dengan

pencapaian-

pencapaian di

masa lalu

Saya merasa

kecewa dengan

apa yang telah

saya lakukan di

masa lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang Lain

Individu sehat

secara mental

adalah individu

yang memiliki

kemampuan untuk

mencintai memiliki

perasaan yang

kuatakan rasa

empati kasih

sayang kehangatan

dan penghargaan

terhadap orang lain

Terbuka

kepada orang

lain

Bila ada

masalah saya

selalu berusaha

untuk bercerita

kepada orang

lain setidaknya

untuk

meringankan

beban saya

Saya enggan

bercerita

mengenai

permasalahan

saya kepada orang

lain

Memiliki

kepercayaan

terhadap

orang lain

Saya dapat

menaruh

kepercayaan

kepada orang

lain

Saya merasa ragu

apakah orang lain

dapat

mempercayai

saya

Memiliki

empati kasih

sayang dan

keintiman

dengan orang

lain

Bagi saya

menjaga relasi

dengan orang

lain merupakan

hal yang penting

dilakukan

Menjaga relasi

dengan orang lain

merupakan hal

yang menyulitkan

bagi saya

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

merupakan cara

saya menjaga

hubungan

dengan orang

lain

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

bukan merupakan

hal yang penting

Memiliki

kehangatan

dengan orang

lain

Saya merasa

nyaman ketika

sedang

berbincang-

bincang dengan

orang lain

Sulit bagi saya

untuk merasa

nyaman ketika

berbincang

dengan orang lain

Dapat

berkumpul

dengan orang

lain merupakan

hal yang patut

disyukuri dalam

hidup saya

Menurut saya

berkumpul

dengan orang lain

merupakan

kegiatan yang

membosankan

dan membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Otonomi

Seseorang yang berfungsi

secara utuh tidak

membutuhkan persetujuan

orang lain untuk membuat

evaluasi yang sesuai

dengan standar dirinya

sendiri (internal locus of

evaluation) sehingga

individu terbebas dari

keyakinan kolektif norma

dan peraturan yang

mengikat serta mampu

bertahan dari tekanan sosial

dengan berpikir dan

bertindak secara tepat

Mampu

membuat

keputusan

tanpa

tergantung

pada orang

lain

Keputusan

yang saya

buat

merupakan

murni

keputusan

saya sendiri

Saya sering

kali

dipengaruhi

orang lain

dalam

membuat

kuputusan

Saya yakin

setiap orang

memiliki

kebebasan

dalam

menentukan

pilihan hidup

begitu juga

dengan saya

Saya sangat

membutuhka

n orang lain

untuk

menentukan

pilihan hidup

saya

Saya akan

tetap pada

keputusan

saya

meskipun

orang lain

tidak setuju

Saya akan

mengubah

keputusan

saya bila ada

orang lain

yang tidak

setuju dengan

saya

Mampu

membuat

evaluasi

yang sesuai

dengan

standar

dirinya

sendiri

Kesalahan

yang saya

perbuat

menjadi

pelajaran

berharga bagi

saya

Kesalahan

saya

sebelumnya

merupakan

hal yang

memalukan

bagi saya dan

ingin saya

lupakan

Saya menilai

diri saya

sendiri

dengan nilai-

nilai yang

saya anggap

penting

bukan dari

orang lain

Penilaian dari

orang lain

merupakan

penilaian

yang penting

untuk saya

Mampu

bertahan

dari tekanan

sosial

Saya akan

berusaha

mengatasi

tekanan sosial

Saya tidak

tahu

bagaimana

saya harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

dengan

berpikir dan

bertindak

secara tepat

dengan

memikirkan

dan bertindak

dengan cara

yang tepat

mengatasi

tekanan sosial

dengan tepat

4 Penguasaan Lingkungan

Kemampuan individu

untuk

memilihmenciptakan

lingkungan agar sesuai

dengan kondisi

psikologisnya serta ikut

serta dan terlibat dengan

kegiatan di luar lingkungan

dirinya sehingga dapat

mengambil keuntungan

dari lingkungannya

Mampu

mengelola

aktivitas

sehari-hari

Saya merasa

cukup baik

dalam

mengelola

banyak

kegiatan

dalam

kehidupan

sehari-hari

Banyaknya

kegiataan

sehari-hari

membuat

saya

mengalami

kesulitan

dalam

mengelolany

a

Menurut

saya

aktivitas yang

saya lakukan

dapat berjalan

dengan baik

Saya merasa

kesulitan

dalam

melakukan

aktivitas yang

saya miliki

Saya merasa

senang

meskipun

aktivitas yang

saya lakukan

cukup

banyak

Semakin

banyak

kegiatan

semakin

membuat

saya kesulitan

dalam

menjalaninya

Terlibat

dalam

aktivitas di

luar

lingkungan

dirinya

Kegiatan di

luar rumah

membuat

saya merasa

lebih

nyaman

Saya merasa

tidak nyaman

ketika

melakukan

kegiatan di

luar

Saya lebih

senang

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Saya merasa

kurang

tertarik ketika

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Menggunak

an

kesempatan

yang ada di

Saya senang

mengikuti

kegiatan

dapat

Saya tidak

ingin

mengikuti

kegiatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

lingkungan

secara

efektif

memberi

wawasan

baru bagi

saya

dapat

memberi

wawasan

baru bagi

saya

5 Tujuan Dalam Hidup

Individu yang sehat secara

mental didefinisikan

memiliki tujuan dan makna

dalam hidup sehingga

mampu melihat perubahan

keinginan menjadi lebih

produktif

menciptakanmencapai

integritas emosional di

kemudian hari

Memiliki

cita-cita dan

tujuan

Saya akan

berusaha

mewujudkan

keinginan

yang saya

miliki

Keinginan

dan cita-cita

yang saya

miliki hanya

akan

membebani

hidup saya

Saya selalu

ingin

memiliki

kehidupan

yang lebih

baik dari

sebelumnya

Saya sudah

puas dengan

apa yang saya

miliki di saat

ini

Meyakini

tujuan hidup

yang

dimiliki

Saya yakin

bahwa saya

dapat

membuat hari

esok lebih

baik lagi

Menurut

saya hari

esok akan

sama saja

dengan hari

ini dan tidak

ada yang bisa

saya lakukan

untuk

mengubahny

a

Penting bagi

saya untuk

dapat

mewujudkan

cita-cita yang

saya miliki

Dahulu saya

memiliki cita-

cita yang

ingin saya

wujudkan

namun

sekarang hal

itu sudah

tidak penting

lagi

Memiliki

kemampuan

untuk

mencapai

tujuan hidup

Saya senang

melakukan

perencanaan

untuk masa

depan dan

berusaha

Saya merasa

perencanaan

yang sudah

saya lakukan

merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

untuk

mewujudkan

nya

hal yang sia-

sia

Kemampuan

yang saya

miliki dapat

membantu

mencapai

tujuan hidup

saya

Saya tidak

memiliki

kemampuan

yang cukup

untuk

mencapai

tujuan hidup

saya

6 Pertumbuhan Pribadi

Individu yang tidak hanya

memiliki satu

perkembangan

karakteristik di masa lalu

namun juga memiliki

potensi yang dapat

dikembangkan agar tetap

tumbuh dan berkembang

dalam menghadapi

tantangantugas baru

Memiliki

pandangan

sebagai

pribadi yang

tumbuh dan

berkembang

Saya

memiliki

keyakinan

bahwa

kehidupan

merupakan

proses yang

terus

berlanjut

Menurut

saya proses

kehidupan

akan berhenti

ketika saya

sudah tua

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

saya

kembangkan

lagi di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

Menyadari

potensi

yang

dimiliki

Saya

menyadari

potensi yang

saya miliki

dan ingin

mengembang

kannya

Saya tidak

tahu potensi

apa yang saya

miliki selama

ini

Terbuka

terhadap

pengalaman

baru

Saya ingin

mencoba hal-

hal baru yang

dapat

membantu

saya

mengembang

kan potensi

diri

Saya merasa

tidaklah

penting

mencoba hal-

hal baru

karena hal

tersebut

hanya

membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Melihat

peningkatan

dalam diri

dari waktu

ke waktu

Saya merasa

potensi dalam

diri saya

semakin

berkembang

karena

pengalaman

yang saya

miliki

Pengalaman

yang saya

miliki tidak

dapat

membantu

mengembang

kan potensi

dalam diri

saya

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

berkembang

di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

LAMPIRAN 2

Skala Try Out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

SKALA TRY OUT

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan

saya kepada orang lain

5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal

baru karena hal tersebut hanya membuang waktu

saja

6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan

merupakan hal yang sia-sia

7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai

diri saya sendiri saat ini

9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

saya kembangkan lagi di masa mendatang

10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk

menentukan pilihan hidup saya

12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan

yang saya miliki

13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-

cita yang saya miliki

16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat

memberi wawasan baru bagi saya

17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih

baik dari sebelumnya

18 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

No Pernyataan STS TS S SS

20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian

di masa lalu

24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam

menentukan pilihan hidup begitu juga dengan

saya

25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang

lain

26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa

dengan kemampuan yang saya miliki sekarang

27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-

bincang dengan orang lain

28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam

membuat kuputusan

29 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya

wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak

penting lagi

31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi

tekanan sosial dengan tepat

34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang

penting untuk saya

35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti

ketika saya sudah tua

37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya

akan membebani hidup saya

38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

berkembang di masa mendatang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

No Pernyataan STS TS S SS

40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin

berkembang karena pengalaman yang saya miliki

41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang

lain yang tidak setuju dengan saya

42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal

berharga dari pengalaman di masa lalu

45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan

kegiatan yang melibatkan orang lain

46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari

ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk

mengubahnya

47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang

memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan

48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan

merupakan proses yang terus berlanjut

49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk

mencapai tujuan hidup saya

50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih

nyaman

52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang

melibatkan orang lain

53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini

54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk

bercerita kepada orang lain setidaknya untuk

meringankan beban saya

56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat

membantu mengembangkan potensi dalam diri

saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

No Pernyataan STS TS S SS

60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial

dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang

tepat

62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran

berharga bagi saya

63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan

kegiatan di luar

64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat

ini

66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya

70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat

mempercayai saya

71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika

berbincang dengan orang lain

72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

LAMPIRAN 3

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

SKALA PENELITIAN

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru

karena hal tersebut hanya membuang waktu saja

5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri

saya sendiri saat ini

7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita

yang saya miliki

11 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain

17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

18 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

No Pernyataan STS TS S SS

21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika

saya sudah tua

23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga

dari pengalaman di masa lalu

27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu

mengembangkan potensi dalam diri saya

33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

LAMPIRAN 4

Uji Reliabilitas Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

1 Reliabilitas Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

688 688 8

2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

771 791 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 1 22375 4389 368 268 660

Item 8 22612 4494 351 224 664

Item 10 22525 4253 366 283 661

Item 14 22212 4296 431 284 647

Item 44 22700 4137 396 252 654

Item 57 22737 4196 428 417 646

Item 58 22737 4550 305 200 674

Item 68 22875 4313 377 340 658

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

3 Reliabilitas Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

602 600 3

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 18 5300 1301 337 114 601

Item 56 5850 1142 439 207 459

Item 72 5600 1053 459 221 425

4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

653 675 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 13 19950 4706 395 303 786

Item 20 19363 5576 422 420 756

Item 25 19888 5240 490 295 743

Item 29 19488 5316 500 418 742

Item 42 19600 5053 659 512 713

Item 43 19613 5177 565 449 729

Item 50 19800 5276 549 380 733

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 3 18438 3718 355 371 631

Item 7 18150 4129 372 238 615

Item 19 18025 4278 392 249 610

Item 22 18350 3901 402 414 606

Item 38 18013 4418 444 347 604

Item 54 17863 4373 319 394 630

Item 67 17988 4620 335 324 628

5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

800 797 5

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 15 12850 2205 668 542 732

Item 21 12900 2091 761 598 700

Item 31 12975 2227 602 412 756

Item 32 12825 2526 453 268 801

Item 60 12950 2808 448 215 799

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

747 766 8

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 2 21163 6214 427 241 728

Item 5 21113 6126 489 324 712

Item 26 21150 6306 583 464 695

Item 35 20963 6771 505 337 712

Item 36 21213 6549 318 152 753

Item 59 21088 7094 377 312 732

Item 64 20975 7493 391 339 735

Item 66 21125 6465 583 365 697

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LAMPIRAN 5

Uji Koefisien Alpha Berstrata

(varian item komponen dan skor total)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

1 Kesejahteraan Psikologis

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

118525 82607 90888 38

2 Dimensi Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

688 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

25825 5412 23264 8

3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

22950 6808 26091 7

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

874 38

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

771 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

4 Dimensi Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

602 3

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

8375 2187 14788 3

5 Dimensi Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

653 7

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

21138 5411 23262 7

6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

800 5

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

16125 3528 18784 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

747 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

24113 8354 28904 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

LAMPIRAN 6

Data Deskriptif Subjek Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

1 Deskripsi Data Subjek

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std

Deviation

Usia 80 550 780 63650 57459

Suku 80 1 3 104 249

Jenis Kelamin 80 1 2 130 461

Status

Pernikahan 80 1 2 150 503

Lama Pensiun

(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788

Valid N

(listwise) 80

2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 550 2 25 25 25

560 3 38 38 63

570 6 75 75 138

580 4 50 50 188

590 5 63 63 250

600 6 75 75 325

610 8 100 100 425

620 7 88 88 512

630 6 75 75 588

640 1 13 13 600

650 8 100 100 700

660 3 38 38 738

670 1 13 13 750

680 7 88 88 838

690 1 13 13 850

700 1 13 13 863

710 1 13 13 875

720 1 13 13 888

730 2 25 25 913

740 2 25 25 938

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

a Usia Subjek

760 2 25 25 963

770 2 25 25 988

780 1 13 13 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

b Lama Pensiun

Lama Pensiun (dalam tahun)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10 8 100 100 100

20 7 88 88 188

30 7 88 88 275

40 3 38 38 313

50 9 113 113 425

60 6 75 75 500

70 5 63 63 563

80 5 63 63 625

90 4 50 50 675

100 3 38 38 713

110 2 25 25 738

120 4 50 50 788

130 4 50 50 838

140 5 63 63 900

150 2 25 25 925

160 1 13 13 938

170 1 13 13 950

180 1 13 13 963

200 3 38 38 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

LAMPIRAN 7

Deskriptif Data Penelitian

(one sample t-test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

1 Kesejahteraan Psikologis

One-Sample Statistics

N Mean

Std

Deviation

Std Error

Mean

Total 80 118525 90888 10162

One-Sample Test

Test Value = 95

t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Total 23151 79 000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

LAMPIRAN 8

Uji Normalitas dan Homogenitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

1 Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kesejahteraan

Psikologis 80 1000 0 00 80 1000

Descriptives

Statistic Std Error

Kesejahteraan

Psikologis

Mean 11853 1016

95 Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 11650

Upper Bound 12055

5 Trimmed Mean 11806

Median 11650

Variance 82607

Std Deviation 9089

Minimum 100

Maximum 148

Range 48

Interquartile Range 11

Skewness 946 269

Kurtosis 803 532

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

a Lilliefors Significance Correction

Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem amp Leaf

200 10 04

500 10 77789

2500 11 0000011111222333334444444

2100 11 555555667888888888999

1000 12 0112222334

700 12 5677888

300 13 234

300 13 556

400 Extremes (gt=138)

Stem width 10

Each leaf 1 case(s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

3 Uji Homogenitas

Group Statistics

Status Pernikahan N Mean Std Deviation

Std Error

Mean

Kesejahteraan

Psikologis

Menikah 40 11878 8185 1294

JandaDuda 40 11828 10010 1583

Independent Samples Test

Levenes Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

Std Error

Difference

95

Confidence

Interval of

the

Difference

Lower

Uppe

r

Kesejahtera

an

Psikologis

Equal

variances

assumed

2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457

0

Equal

variances

not

assumed

245 75041 807 500 2045 -3573 457

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

LAMPIRAN 9

Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Uji Hipotesis Penelitian

Ranks

Status

Pernikahan N Mean Rank

Sum of

Ranks

Kesejahteraan

Psikologis

menikah 40 4239 169550

jandaduda 40 3861 154450

Total 80

Test Statisticsa

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

a Grouping Variable Status Pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1 judul
  • 2 dosbing
  • 3 pengesahan
  • 4 -5 HALAMAN MOTTO
  • 6 keaslian
  • 7 abstrak
  • 9 publikasi
  • 10 - 11 KATA PENGANTAR
  • 12 pengantar
  • 13 DAFTAR ISI
  • BAB I
  • BAB II
  • BAB III
  • BAB IV
  • BAB V
  • Daftar Pustaka -FIX-
  • Lampiran
Page 11: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala

xi

6 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan

banyak ilmu tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai

kehidupan

7 Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas

segala bantuan yang diberikan

8 Bapak Budiman selaku pengurus P2TEL Magelang Bapak Mohadi selaku

Ketua IKPLN Yogyakarta Bapak Pramono selaku pengurus Persekutuan Doa

BPN amp Notaris Yogyakarta Bapak Darmadi selaku pengurus PWRI

Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam proses

perizinan dan penyebaran kuisioner skripsi

9 Bapak-Ibu pensiunan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner

10 Kedua orang tuaku Yohanes Suhartaya S dan Natalia Naning K yang tidak

henti-hentinya untuk selalu memotivasi menyemangati mengingatkan dan

mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi

11 Thomas Novian JS adik dan juga sahabat yang walaupun terkesan cuek

namun masih memberikan kepeduliannya dan mendukung dalam progress

skripsi penulis Selanjutnya adalah tanggung jawabmu pion ora ana mundur

e

12 Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

mendukung penulis

13 Teman-teman alumni De Britto 2011 yang selalu saja dapat menjadi motivasi

bagi penulis untuk memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang

lain Terima kasih juga untuk Pika Vico Stanis Saktya dan Widek atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 10

D Manfaat Penelitian 10

BAB II LANDASAN TEORI 12

A Kesejahteraan Psikologis 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14

3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20

B Status Pernikahan 29

1 Menikah 29

2 JandaDuda 30

C Masa Pensiun 31

1 Pengertian Masa Pensiun 31

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahaan 38

E Skema Penelitian 41

F Hipotesis 42

BAB III METODE PENELITIAN 43

A Jenis Penelitian 43

B Identifikasi Variabel Penelitian 43

C Definisi Operasional 43

D Subjek Penelitian 44

E Metode dan Alat Pengambilan Data 45

F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47

1 Validitas 48

2 Reliabilitas 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

3 Daya Diskriminasi Item 49

G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50

H Metode Analisis Data 54

1 Uji Asumsi 54

2 Uji Hipotesis 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56

A Pelaksanaan Penelitian 56

B Deskripsi Subjek Penelitian 57

C Deskripsi Data Penelitian 58

D Hasil Analisis Data 60

1 Uji Asumsi 60

2 Uji Hipotesis 61

E Pembahasan 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67

A Kesimpulan 67

B Keterbatasan Penelitian 67

C Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 70

LAMPIRAN 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47

Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53

Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57

Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58

Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60

Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61

Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76

Lampiran 2 Skala Try out 84

Lampiran 3 Skala Penelitian 94

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102

Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor

total) 107

Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111

Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116

Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118

Lampiran 9 Uji Hipotesis 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks

Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil

indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level

6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori

bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya

6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan

cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa

pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi

karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)

Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil

(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC

Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun

dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif

bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak

lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih

baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)

Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai

dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk

beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir

dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini

seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada

organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada

masa pensiun (Apsari 2012)

Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun

merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam

kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari

dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai

masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres

(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan

orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi

masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung

rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari

bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)

Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan

bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya

memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta

kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan

keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk

menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi

(Apsari 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi

orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp

Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh

lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali

diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan

kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep

kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi

juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan

yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)

Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang

menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang

tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian

Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak

hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu

serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta

kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut

Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang

mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga

diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih

sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-

being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)

Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat

menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi

yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes

dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan

psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan

bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat

dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington

2012)

Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-

Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan

psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya

berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu

yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan

membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan

kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989

dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong

seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha

untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp

Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik

Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan

individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap

perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi

dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik

Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya

penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan

psikologis yang baik

Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke

dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)

Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-

acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with

other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental

mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi

(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani

amp Jannah 2014)

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis

kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff

1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman

berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu

yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah

atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu

individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total

yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah

memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status

pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri

serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap

kehilangan pasangannya (Ryff 2014)

Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan

mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu

hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat

sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan

bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih

pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari

pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)

Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih

menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah

menikah (Marks 1996)

Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)

berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki

mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-

hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada

orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah

memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada

responden yang menikah (Marks 1996)

Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih

lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan

memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan

dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau

hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan

dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang

intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan

karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp

Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks

1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif

menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi

pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis

Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara

umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang

dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai

dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009

dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada

orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin

memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak

dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin

memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah

relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan

(Santrock 2012)

Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka

miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah

maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan

pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan

pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam

menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan

dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang

merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang

menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran

pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial

Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial

(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial

dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki

kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)

Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk

mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung

Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan

status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran

pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah

pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian

sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada

kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang

dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur

yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai

keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu

sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya

barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)

Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia

Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan

normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)

menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan

sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan

maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan

psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh

terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

B Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

C Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis

pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

D Manfaat Penelitian

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang

psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan

psikologis terutama pada masa pensiun

2 Manfaat Praktis

a Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk

membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang

akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada

karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah

khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

b Bagi para pensiunan

1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada

pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta

mengembangkannya dengan lebih baik

2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan

tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling

mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat

mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan psikologis

3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki

pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga

saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu

mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A Kesejahteraan Psikologis

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis

Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman

hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI

2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean

Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa

Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian

tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff

1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada

eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan

atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial

maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada

bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat

membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)

Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan

dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan

psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan

subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah

persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari

evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi

dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life

satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya

afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut

Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin

dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic

karena lebih mengarah pada kepuasan fisik

Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau

psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam

Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat

eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan

mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al

2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat

seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan

interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization

milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik

Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff

1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga

menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan

menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik

Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa

dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria

mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-

being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi

secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik

Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan

bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap

psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk

menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis

akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas

hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis

Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam

enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan

psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)

antara lain

a Penerimaan Diri

Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera

adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat

seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan

maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life

span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa

lalu (Ryff 1989)

Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki

karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan

menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang

baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap

kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik

merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi

di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas

pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff

2014)

b Hubungan Positif Dengan Orang Lain

Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen

utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai

memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang

terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang

mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan

orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan

(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)

bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini

yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff

1989)

Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain

dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik

hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang

lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati

kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi

dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah

digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan

kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk

menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi

dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat

kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain

(Ryff 2014)

c Otonomi

Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki

lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini

akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang

lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik

dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan

kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan

yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp

Singer 1996)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi

digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya

mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak

sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan

mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan

evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk

membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam

berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)

d Penguasaan Lingkungan

Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai

kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan

agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport

menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan

keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan

dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu

memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur

lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah

lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik

Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu

seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi

penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu

menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya

mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan

kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu

untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan

kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai

individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya

merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan

di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya

dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff

2014)

e Tujuan dalam Hidup

Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan

dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan

bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya

sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan

untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai

integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)

Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi

tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup

kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki

makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang

keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta

tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki

karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya

memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam

hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan

tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat

munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)

f Pertumbuhan Pribadi

Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu

perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi

yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin

berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk

mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori

perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau

tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan

pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang

melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka

terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu

dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan

tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada

dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat

melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya

keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap

dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik

dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap

atau perilaku yang baru (Ryff 2014)

3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin

kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp

Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah

sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan

well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian

pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain

penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai

intervensi dan klinis

a Usia

Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan

psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi

penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang

tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain

dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup

menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah

hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti

penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain

menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga

rentang usia

b Jenis Kelamin

Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)

menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara

konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi

hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan

pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita

lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi

berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)

c Kebudayaan

Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara

budaya individualistik (independent) dengan kolektif

(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang

cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau

otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada

budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp

Singer 1996)

Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan

menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di

negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat

Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya

dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan

skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan

pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)

d Status Sosial

Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan

dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan

seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki

pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi

tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi

Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan

bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan

kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan

bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan

menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff

amp Singer 1996)

e Pengalaman dan Sejarah Hidup

Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman

hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman

tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi

kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang

sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang

bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi

penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri

dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana

mereka membesarkan anak dan bagaimana anak

membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer

1996)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap

kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana

pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan

lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan

pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi

depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)

f Perkembangan dan Penuaan

Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan

penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa

mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti

(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada

pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang

dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke

waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa

dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi

menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa

tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka

seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi

ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin

menjadi muda

Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada

kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir

dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya

diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo

Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses

psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang

fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta

dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir

akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi

daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas

perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)

g Kepribadian

Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar

terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan

pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada

penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model

kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan

pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan

personal growth agreeableness berhubungan dengan positive

relations with others dan extraversion conscientiousness dan

neuroticism berhubungan dengan environmental mastery

purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)

Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain

yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi

tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh

sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel

yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan

dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional

(Ryff 2014)

h Pengalaman Keluarga

Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan

memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-

being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki

peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam

dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu

individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu

yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada

wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada

dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita

yang menikah

Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua

juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang

dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan

baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap

tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)

menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di

masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun

psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang rendah

i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain

Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar

karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap

kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis

pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai

beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa

beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami

individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran

dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan

psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang

berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap

perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)

Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar

dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan

psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar

cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan

lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang

tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai

relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan

psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan

dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada

tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki

nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)

j Kesehatan

Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil

bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki

keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki

(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka

mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan

psikologis setelah melewati masa sakit

k Studi Klinis

Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat

eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari

tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang

penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh

Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti

schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia

agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan

bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui

dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam

hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)

Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar

dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru

untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff

(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat

mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala

gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan

meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek

eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

B Status Pernikahan

Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status

pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup

dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada

Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan

Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda

1 Menikah

Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang

dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk

antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum

dan agama dengan tujuan membentuk keluarga

Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa

aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting

(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan

terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat

memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)

menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit

memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah

serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya

2 JandaDuda

Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak

bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian

suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai

seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau

telah bercerai dengan istrinya

Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa

tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat

menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat

mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)

Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan

keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi

Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu

pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama

bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan

(Santrock 2014)

Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan

oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa

alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan

dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama

mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan

perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka

bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan

perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup

C Masa Pensiun

1 Pengertian Masa Pensiun

Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana

karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia

kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi

(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan

dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana

pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai

angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase

menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah

menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun

juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan

karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus

pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan

menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa

pensiun (Apsari 2012)

Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan

bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola

hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran

perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan

terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan

tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa

perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja

menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya

interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu

luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)

Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa

ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit

melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa

pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa

fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada

fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-

pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan

bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang

komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)

Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase

awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan

pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak

pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka

mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih

banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun

karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami

kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The

Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai

menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang

pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-

orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan

dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih

realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang

memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan

yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada

masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan

yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase

terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena

orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan

mencukupi kebutuhannya sendiri

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah

penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal

ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada

individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)

Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan

ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun

dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan

dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)

Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang

disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis

dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi

fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan

(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak

bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial

membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari

harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya

stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)

Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah

(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan

bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu

peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik

terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang

memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang

meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada

negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa

yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan

para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang

membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima

kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki

jabatan dan sudah pensiun

Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para

pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada

masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa

pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses

perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga

menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang

dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada

timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi

dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial

Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan

dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun

adalah

a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya

Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita

lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada

sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya

baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka

dan sebaliknya

b Perubahan dalam perilaku seksual

Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih

banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik

sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa

pensiun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan

Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk

mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat

perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak

kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka

dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri

d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of

parental dependency)

Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak

terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan

seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan

sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang

pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini

Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu

dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu

penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya

hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya

kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian

penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai

kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh

pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun

nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga

kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan

fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat

membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahan

Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai

sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun

dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya

perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya

kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah

menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun

(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi

orang yang akan menghadapi masa pensiun

Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu

seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki

mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi

serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan

Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran

pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan

psikologis

Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan

potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan

meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya

mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai

kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam

Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu

Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang

memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk

menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya

Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah

berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami

depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti

menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian

(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan

yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan

dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki

pasangan lagi

Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada

seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki

pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan

kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya

seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)

akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan

akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang

memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga

tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

E Skema Penelitian

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis

Masa Pensiun

Status

Pernikahan

JandaDuda

(Sudah tidak memiliki secara

hukummeninggal)

Menikah

(Masih memiliki pasangan)

Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa

yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki

masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi

berbeda daripada dirinya sekarang sedikit

kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain

sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli

tentang orang lain terisolasi dalam hubungan

interpersonal tidak mau membuat kompromi

dalam hubungan dengan orang lain cenderung

mementingkan harapan dari orang lain

bergantung pada penilaian orang lain mengikuti

tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan

mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki

lingkungan di sekitarnya tidak menyadari

kesempatan yang ada kurang mampu

mengontrol dunia luar kurang memiliki makna

terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan

tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup

tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa

lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat

memunculkan makna dalam hidup merasa tidak

dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan

diri merasa bosan dengan kehidupannya dan

merasa tidak dapat berkembang

Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui

menerima segala aspek dalam diri memiliki

perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya

hangat menyenangkan percaya dan

mementingkan kesejahteraan orang lain

berempati kasih sayang intim saling berbagi

dalam hubungan bebas dan dapat menentukan

nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial

mengelola perilaku dari dalam mampu

mengevaluasi diri mampu menguasai dan

mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas

menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk

membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai

dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai

tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan

saat ini dan masa lalu memegang keyakinan

terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam

tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus

berkembang melihat diri sebagai pribadi yang

tumbuh dan berkembang terbuka terhadap

pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan

melakukan perubahan agar tetap mencerminkan

pengetahuan tentang diri

Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

F Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah

H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

ditinjau dari status pernikahaan

H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu

penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok

penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar

2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat

kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan

pensiunan yang jandaduda

B Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut

Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis

Variabel Bebas Status Pernikahan

C Definisi Operasional

1 Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah

berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan

yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga

memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya

dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari

skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala

kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki

2 Status Pernikahan

Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu

menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan

perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda

adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang

dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas

mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang

ditujukan kepada subjek

D Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang

sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience

sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan

untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp

Jannah 2008 Supratiknya 2015)

Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk

pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa

Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia

55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan

digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun

Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang

dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki

pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki

telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok

jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan

berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan

psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)

E Metode dan Alat Pengambilan Data

Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan

terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis

menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan

unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)

Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan

tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan

sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar

menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan

agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari

aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode

summated rating dengan ketentuan sebagai berikut

1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan

jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4

2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan

jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1

Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total

jawaban subjek pada skala yang diberikan

Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel

1 berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel 1

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis

Keterangan Item yang gugur

F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur

Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah

memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap

masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item

mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final

tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk

memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan

pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu

maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi

keseluruhan item

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69

(833)

12 44 53 57 58

68 (833)

12

(1667)

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang lain

20 25 27 29 42

55 (833)

4 13 43 50 70

71(833)

12

(1667)

3 Otonomi 18 24 56 61 62

72 (833)

11 28 33 34

41 47 (833)

12

(1667)

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 51 52 54

67 (833)

3 7 16 22 45

63 (833)

12

(1667)

5 Tujuan Dalam

Hidup

15 17 21 31 32

60 (833)

6 30 37 46

49 65 (833)

12

(1667)

6 Pertumbuhan

Pribadi

9 35 39 40 48

64 (833)

2 5 26 36 59 66

(833)

12

(1667)

Total 36 36 72

(100)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

1 Validitas

Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam

melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya

(Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)

yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat

professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini

akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam

penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing

2 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau

kelompok (Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan

konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan

antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi

reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali

pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik

yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini

reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam

teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki

koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

3 Daya Diskriminasi Item

Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item

mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki

dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya

diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi

antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan

menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)

Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan

tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka

daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien

korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut

mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi

(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar

korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang

memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda

yang rendah

G Pengujian Alat Ukur Penelitian

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh

dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan

subjek yang memenuhi kriteria penelitian

Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf

reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya

2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek

pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek

didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai

Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta

Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta

Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item

Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada

pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba

dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur

a Seleksi Item

Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan

menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang

terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan

penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030

maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030

maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item

terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta

perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai

cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini

dianggap memiliki enam skala

Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item

memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524

Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item

yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi

Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026

sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima

item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item

diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659

Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan

pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337

sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum

dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan

0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit

antara 0319 sampai dengan 0444

Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item

berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran

item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761

Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti

menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan

0583

Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis

setelah dilakukan seleksi item

Tabel 2

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil

ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran

(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa

reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang

berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini

dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

20 25 29 42 13 43 50 7

3 Otonomi 18 56 72 - 3

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 54 67 3 7 22 7

5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5

6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8

Total 22 16 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program

SPSS

Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap

dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis

Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha

berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi

reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur

internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes

(Widhiarso 2011)

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan

penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata

αstrat = 1 -

119896sum

119894=1120590119894

2(1minusα119894)

1205901199092

Keterangan

1205901198942 = varian butir komponen ke-i

α119894 = realibilitas komponen ke-i

1205901199092 = varian skor total tes

No Dimensi

Koefisien Alpha

Sebelum

Seleksi Item

Setelah Seleksi

Item

1 Penerimaan Diri 0654 0688

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

0702 0771

3 Otonomi 0477 0602

4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653

5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800

6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

αs = 1 minus

5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)

+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)

82607= 0893

Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala

kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu

0893 (αs=0893)

H Metode Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent

sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala

kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji

normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang

dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji

normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal

maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney

u test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala

kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan

yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan

Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)

Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI

Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan

dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan

pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini

berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang

menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun

meninggal (jandaduda)

Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya

akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu

kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan

pengisian skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

B Deskripsi Subjek Penelitian

Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui

persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok

menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia

subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil

sebagai berikut

Tabel 4

Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara

keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok

menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok

menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin

perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin

laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan

subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan

24 subjek berjenis kelamin perempuan

Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total

Menikah Laki-laki 35 subjek

Perempuan 5 subjek

40 subjek

JandaDuda Laki-laki 21 subjek

Perempuan 19 subjek

40 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel 5

Persebaran Subjek Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini

berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek

Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13

subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek

berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan

frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia

636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi

terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65

tahun

C Deskripsi Data Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan

psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau

rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean

empiris pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis

Usia Jumlah

55 ndash 60 tahun 26 subjek

61 ndash 65 tahun 30 subjek

66 ndash 70 tahun 13 subjek

71 ndash 75 tahun 6 subjek

76 ndash 80 tahun 5 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 6

Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan

psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai

mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki

tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara

mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis

Tabel 7

Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean

teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki

perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005

yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian

ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Pengukuran Teoritis Empiris

Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD

Kesejahteraan

Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi

Test Value = 95

t Df Sig (2

Tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Kesejahteraan

Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

D Hasil Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini

Tabel 8

Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa

variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar

0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara

signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan

bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini

Tabel 9

Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang

didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa

asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian

dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan

homogen

2 Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil

yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt

Levenes Test for Equality of

Variances

F Sig

Kesejahteraan

Psikologis

Equal variances

assumed 2144 147

Equal variances not

assumed

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik

digunakan jika persebaran data tidak normal

Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas

pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)

menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan

yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel

bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak

Tabel 10

Hasil Uji Mann-Whitney U Test

Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu

nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)

Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak

sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah

dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

E Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada

penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal

ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa

persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)

Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai

koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0

diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok

menikah dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya

kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff

1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk

pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting

untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam

hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan

dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp

Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa

lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat

menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka

inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai

succesful aging

Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan

membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang

tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan

sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan

dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang

memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran

pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan

psikologis

Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat

digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang

kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan

yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar

terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting

sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart

1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)

menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari

orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis

bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka

yang memiliki pasangan

McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat

menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan

kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan

nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap

satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil

dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-

teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan

yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan

pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan

keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu

menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa

tidak sendirian

Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya

yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan

tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan

yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di

dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan

dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu

menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan

orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada

masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya

seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-

tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam

suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak

secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas

maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu

membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan

hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar

pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan

kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus

RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar

para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-

parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data

yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji

analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu

teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas

Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar

0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda

B Keterbatasan Penilitan

Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah

berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi

fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang

diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini

memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan

sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis

penelitian

Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa

instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009

Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya

measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki

nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement

errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing

dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint

skala kesejahteraan psikologis

C Saran

1 Bagi subjek

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan

yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan

psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena

dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai

kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik

2 Bagi perusahaan

Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan

jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya

kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu

dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat

terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan

diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya

kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi

pensiunan

3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena

minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria

penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan

psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain

itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun

berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada

penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah

item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa

dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator

perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar

mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan

variable

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Daftar Pustaka

Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun

Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-

masyarakat-ri-tunda-pensiun

Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari

httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit

Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos

Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada

Lansia Bandung Universitas Padjajaran

Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-

Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security

Character Volume 3 No 2

Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological

Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas

Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan

Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Widya Mandala

Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan

Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi

Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober

2010

Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari

httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-

daftar-subjek1

Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey

Pearson Education Inc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September

2015 dari

httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi

ashtml

Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25

Tahun Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-

tanpa-gaji-selama-25-tahun

Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher

Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social

and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348

Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks

Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga

Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute

Working Paper Series 131 Januari 2010

Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological

Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology

Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222

Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and

Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No

4 (Nov 1996) pp 917-932

Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka

Pelajar

McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New

York Oxford University Press Inc

Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological

Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No

3(Sep 1973) pp 226-232

Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan

Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum

Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia

Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)

Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat

Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality

Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer

Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning

of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology

1989 Vol 57 No 6 1069-1081

Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in

Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104

Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science

and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28

Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being

Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-

727

Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning

Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother

Psychosom 19966514-23

Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran

Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02

Agustus 2013

Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta

Universitas Sanata Dharma

Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT

Elex Media Komputindo

Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta

Erlangga

Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New

York McGraw-Hill Education

Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing

Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication

doi 101037a0022411

Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group

Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers

Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The

Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition

California Sage Publications Inc

Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing

The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349

Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada

University Press

Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata

Dharma

Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari

httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan

Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada

Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang

Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1

Agustus 2012

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja Diakses dari

wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf

van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-

Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a

Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal

Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of

Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691

Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan

Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2

2009

Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis

UGM

Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil

22 Juni 2016 dari

httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf

Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)

Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To

Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice

2012 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

LAMPIRAN 1

Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Blueprint skala kesejahteraan psikologis

No Dimensi Indikator Item

Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri

Individu yang sehat

secara mental

didefinisikan

mampu untuk

menerima dirinya

dan kehidupan

masa lalunya secara

positif

Memahami

dan

menerima

seluruh aspek

pada diri

Saya menyadari

bahwa saya

memiliki

kelebihan

maupun

kekurangan

Saya tidak tahu

kelebihan

maupun

kekurangan yang

saya miliki

Saya dapat

menerima segala

aspek dalam diri

saya

Saya merasa

kecewa dengan

diri saya saat ini

Memiliki

pandangan

positif

terhadap diri

sendiri

Secara umum

saya merasa

percaya diri

mengenai diri

saya sendiri saat

ini

Saya merasa

tidak puas

dengan diri saya

saat ini

Menerima

secara positif

kehidupan

masa lalunya

Pengalaman di

masa lalu

membuat saya

belajar untuk

menjadi lebih

baik ke

depannya

Menurut saya

pengalaman di

masa lalu hanya

akan menjadi

beban pikiran

saya

Bagi saya

pengalaman di

masa lalu

merupakan

pengalaman

yang sangat

berharga

Saya merasa

tidak

memperoleh

banyak hal

berharga dari

pengalaman di

masa lalu

Saya merasa

puas dengan

pencapaian-

pencapaian di

masa lalu

Saya merasa

kecewa dengan

apa yang telah

saya lakukan di

masa lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang Lain

Individu sehat

secara mental

adalah individu

yang memiliki

kemampuan untuk

mencintai memiliki

perasaan yang

kuatakan rasa

empati kasih

sayang kehangatan

dan penghargaan

terhadap orang lain

Terbuka

kepada orang

lain

Bila ada

masalah saya

selalu berusaha

untuk bercerita

kepada orang

lain setidaknya

untuk

meringankan

beban saya

Saya enggan

bercerita

mengenai

permasalahan

saya kepada orang

lain

Memiliki

kepercayaan

terhadap

orang lain

Saya dapat

menaruh

kepercayaan

kepada orang

lain

Saya merasa ragu

apakah orang lain

dapat

mempercayai

saya

Memiliki

empati kasih

sayang dan

keintiman

dengan orang

lain

Bagi saya

menjaga relasi

dengan orang

lain merupakan

hal yang penting

dilakukan

Menjaga relasi

dengan orang lain

merupakan hal

yang menyulitkan

bagi saya

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

merupakan cara

saya menjaga

hubungan

dengan orang

lain

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

bukan merupakan

hal yang penting

Memiliki

kehangatan

dengan orang

lain

Saya merasa

nyaman ketika

sedang

berbincang-

bincang dengan

orang lain

Sulit bagi saya

untuk merasa

nyaman ketika

berbincang

dengan orang lain

Dapat

berkumpul

dengan orang

lain merupakan

hal yang patut

disyukuri dalam

hidup saya

Menurut saya

berkumpul

dengan orang lain

merupakan

kegiatan yang

membosankan

dan membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Otonomi

Seseorang yang berfungsi

secara utuh tidak

membutuhkan persetujuan

orang lain untuk membuat

evaluasi yang sesuai

dengan standar dirinya

sendiri (internal locus of

evaluation) sehingga

individu terbebas dari

keyakinan kolektif norma

dan peraturan yang

mengikat serta mampu

bertahan dari tekanan sosial

dengan berpikir dan

bertindak secara tepat

Mampu

membuat

keputusan

tanpa

tergantung

pada orang

lain

Keputusan

yang saya

buat

merupakan

murni

keputusan

saya sendiri

Saya sering

kali

dipengaruhi

orang lain

dalam

membuat

kuputusan

Saya yakin

setiap orang

memiliki

kebebasan

dalam

menentukan

pilihan hidup

begitu juga

dengan saya

Saya sangat

membutuhka

n orang lain

untuk

menentukan

pilihan hidup

saya

Saya akan

tetap pada

keputusan

saya

meskipun

orang lain

tidak setuju

Saya akan

mengubah

keputusan

saya bila ada

orang lain

yang tidak

setuju dengan

saya

Mampu

membuat

evaluasi

yang sesuai

dengan

standar

dirinya

sendiri

Kesalahan

yang saya

perbuat

menjadi

pelajaran

berharga bagi

saya

Kesalahan

saya

sebelumnya

merupakan

hal yang

memalukan

bagi saya dan

ingin saya

lupakan

Saya menilai

diri saya

sendiri

dengan nilai-

nilai yang

saya anggap

penting

bukan dari

orang lain

Penilaian dari

orang lain

merupakan

penilaian

yang penting

untuk saya

Mampu

bertahan

dari tekanan

sosial

Saya akan

berusaha

mengatasi

tekanan sosial

Saya tidak

tahu

bagaimana

saya harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

dengan

berpikir dan

bertindak

secara tepat

dengan

memikirkan

dan bertindak

dengan cara

yang tepat

mengatasi

tekanan sosial

dengan tepat

4 Penguasaan Lingkungan

Kemampuan individu

untuk

memilihmenciptakan

lingkungan agar sesuai

dengan kondisi

psikologisnya serta ikut

serta dan terlibat dengan

kegiatan di luar lingkungan

dirinya sehingga dapat

mengambil keuntungan

dari lingkungannya

Mampu

mengelola

aktivitas

sehari-hari

Saya merasa

cukup baik

dalam

mengelola

banyak

kegiatan

dalam

kehidupan

sehari-hari

Banyaknya

kegiataan

sehari-hari

membuat

saya

mengalami

kesulitan

dalam

mengelolany

a

Menurut

saya

aktivitas yang

saya lakukan

dapat berjalan

dengan baik

Saya merasa

kesulitan

dalam

melakukan

aktivitas yang

saya miliki

Saya merasa

senang

meskipun

aktivitas yang

saya lakukan

cukup

banyak

Semakin

banyak

kegiatan

semakin

membuat

saya kesulitan

dalam

menjalaninya

Terlibat

dalam

aktivitas di

luar

lingkungan

dirinya

Kegiatan di

luar rumah

membuat

saya merasa

lebih

nyaman

Saya merasa

tidak nyaman

ketika

melakukan

kegiatan di

luar

Saya lebih

senang

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Saya merasa

kurang

tertarik ketika

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Menggunak

an

kesempatan

yang ada di

Saya senang

mengikuti

kegiatan

dapat

Saya tidak

ingin

mengikuti

kegiatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

lingkungan

secara

efektif

memberi

wawasan

baru bagi

saya

dapat

memberi

wawasan

baru bagi

saya

5 Tujuan Dalam Hidup

Individu yang sehat secara

mental didefinisikan

memiliki tujuan dan makna

dalam hidup sehingga

mampu melihat perubahan

keinginan menjadi lebih

produktif

menciptakanmencapai

integritas emosional di

kemudian hari

Memiliki

cita-cita dan

tujuan

Saya akan

berusaha

mewujudkan

keinginan

yang saya

miliki

Keinginan

dan cita-cita

yang saya

miliki hanya

akan

membebani

hidup saya

Saya selalu

ingin

memiliki

kehidupan

yang lebih

baik dari

sebelumnya

Saya sudah

puas dengan

apa yang saya

miliki di saat

ini

Meyakini

tujuan hidup

yang

dimiliki

Saya yakin

bahwa saya

dapat

membuat hari

esok lebih

baik lagi

Menurut

saya hari

esok akan

sama saja

dengan hari

ini dan tidak

ada yang bisa

saya lakukan

untuk

mengubahny

a

Penting bagi

saya untuk

dapat

mewujudkan

cita-cita yang

saya miliki

Dahulu saya

memiliki cita-

cita yang

ingin saya

wujudkan

namun

sekarang hal

itu sudah

tidak penting

lagi

Memiliki

kemampuan

untuk

mencapai

tujuan hidup

Saya senang

melakukan

perencanaan

untuk masa

depan dan

berusaha

Saya merasa

perencanaan

yang sudah

saya lakukan

merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

untuk

mewujudkan

nya

hal yang sia-

sia

Kemampuan

yang saya

miliki dapat

membantu

mencapai

tujuan hidup

saya

Saya tidak

memiliki

kemampuan

yang cukup

untuk

mencapai

tujuan hidup

saya

6 Pertumbuhan Pribadi

Individu yang tidak hanya

memiliki satu

perkembangan

karakteristik di masa lalu

namun juga memiliki

potensi yang dapat

dikembangkan agar tetap

tumbuh dan berkembang

dalam menghadapi

tantangantugas baru

Memiliki

pandangan

sebagai

pribadi yang

tumbuh dan

berkembang

Saya

memiliki

keyakinan

bahwa

kehidupan

merupakan

proses yang

terus

berlanjut

Menurut

saya proses

kehidupan

akan berhenti

ketika saya

sudah tua

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

saya

kembangkan

lagi di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

Menyadari

potensi

yang

dimiliki

Saya

menyadari

potensi yang

saya miliki

dan ingin

mengembang

kannya

Saya tidak

tahu potensi

apa yang saya

miliki selama

ini

Terbuka

terhadap

pengalaman

baru

Saya ingin

mencoba hal-

hal baru yang

dapat

membantu

saya

mengembang

kan potensi

diri

Saya merasa

tidaklah

penting

mencoba hal-

hal baru

karena hal

tersebut

hanya

membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Melihat

peningkatan

dalam diri

dari waktu

ke waktu

Saya merasa

potensi dalam

diri saya

semakin

berkembang

karena

pengalaman

yang saya

miliki

Pengalaman

yang saya

miliki tidak

dapat

membantu

mengembang

kan potensi

dalam diri

saya

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

berkembang

di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

LAMPIRAN 2

Skala Try Out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

SKALA TRY OUT

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan

saya kepada orang lain

5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal

baru karena hal tersebut hanya membuang waktu

saja

6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan

merupakan hal yang sia-sia

7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai

diri saya sendiri saat ini

9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

saya kembangkan lagi di masa mendatang

10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk

menentukan pilihan hidup saya

12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan

yang saya miliki

13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-

cita yang saya miliki

16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat

memberi wawasan baru bagi saya

17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih

baik dari sebelumnya

18 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

No Pernyataan STS TS S SS

20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian

di masa lalu

24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam

menentukan pilihan hidup begitu juga dengan

saya

25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang

lain

26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa

dengan kemampuan yang saya miliki sekarang

27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-

bincang dengan orang lain

28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam

membuat kuputusan

29 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya

wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak

penting lagi

31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi

tekanan sosial dengan tepat

34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang

penting untuk saya

35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti

ketika saya sudah tua

37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya

akan membebani hidup saya

38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

berkembang di masa mendatang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

No Pernyataan STS TS S SS

40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin

berkembang karena pengalaman yang saya miliki

41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang

lain yang tidak setuju dengan saya

42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal

berharga dari pengalaman di masa lalu

45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan

kegiatan yang melibatkan orang lain

46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari

ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk

mengubahnya

47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang

memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan

48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan

merupakan proses yang terus berlanjut

49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk

mencapai tujuan hidup saya

50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih

nyaman

52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang

melibatkan orang lain

53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini

54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk

bercerita kepada orang lain setidaknya untuk

meringankan beban saya

56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat

membantu mengembangkan potensi dalam diri

saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

No Pernyataan STS TS S SS

60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial

dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang

tepat

62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran

berharga bagi saya

63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan

kegiatan di luar

64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat

ini

66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya

70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat

mempercayai saya

71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika

berbincang dengan orang lain

72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

LAMPIRAN 3

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

SKALA PENELITIAN

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru

karena hal tersebut hanya membuang waktu saja

5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri

saya sendiri saat ini

7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita

yang saya miliki

11 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain

17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

18 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

No Pernyataan STS TS S SS

21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika

saya sudah tua

23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga

dari pengalaman di masa lalu

27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu

mengembangkan potensi dalam diri saya

33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

LAMPIRAN 4

Uji Reliabilitas Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

1 Reliabilitas Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

688 688 8

2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

771 791 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 1 22375 4389 368 268 660

Item 8 22612 4494 351 224 664

Item 10 22525 4253 366 283 661

Item 14 22212 4296 431 284 647

Item 44 22700 4137 396 252 654

Item 57 22737 4196 428 417 646

Item 58 22737 4550 305 200 674

Item 68 22875 4313 377 340 658

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

3 Reliabilitas Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

602 600 3

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 18 5300 1301 337 114 601

Item 56 5850 1142 439 207 459

Item 72 5600 1053 459 221 425

4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

653 675 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 13 19950 4706 395 303 786

Item 20 19363 5576 422 420 756

Item 25 19888 5240 490 295 743

Item 29 19488 5316 500 418 742

Item 42 19600 5053 659 512 713

Item 43 19613 5177 565 449 729

Item 50 19800 5276 549 380 733

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 3 18438 3718 355 371 631

Item 7 18150 4129 372 238 615

Item 19 18025 4278 392 249 610

Item 22 18350 3901 402 414 606

Item 38 18013 4418 444 347 604

Item 54 17863 4373 319 394 630

Item 67 17988 4620 335 324 628

5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

800 797 5

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 15 12850 2205 668 542 732

Item 21 12900 2091 761 598 700

Item 31 12975 2227 602 412 756

Item 32 12825 2526 453 268 801

Item 60 12950 2808 448 215 799

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

747 766 8

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 2 21163 6214 427 241 728

Item 5 21113 6126 489 324 712

Item 26 21150 6306 583 464 695

Item 35 20963 6771 505 337 712

Item 36 21213 6549 318 152 753

Item 59 21088 7094 377 312 732

Item 64 20975 7493 391 339 735

Item 66 21125 6465 583 365 697

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LAMPIRAN 5

Uji Koefisien Alpha Berstrata

(varian item komponen dan skor total)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

1 Kesejahteraan Psikologis

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

118525 82607 90888 38

2 Dimensi Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

688 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

25825 5412 23264 8

3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

22950 6808 26091 7

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

874 38

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

771 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

4 Dimensi Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

602 3

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

8375 2187 14788 3

5 Dimensi Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

653 7

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

21138 5411 23262 7

6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

800 5

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

16125 3528 18784 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

747 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

24113 8354 28904 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

LAMPIRAN 6

Data Deskriptif Subjek Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

1 Deskripsi Data Subjek

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std

Deviation

Usia 80 550 780 63650 57459

Suku 80 1 3 104 249

Jenis Kelamin 80 1 2 130 461

Status

Pernikahan 80 1 2 150 503

Lama Pensiun

(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788

Valid N

(listwise) 80

2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 550 2 25 25 25

560 3 38 38 63

570 6 75 75 138

580 4 50 50 188

590 5 63 63 250

600 6 75 75 325

610 8 100 100 425

620 7 88 88 512

630 6 75 75 588

640 1 13 13 600

650 8 100 100 700

660 3 38 38 738

670 1 13 13 750

680 7 88 88 838

690 1 13 13 850

700 1 13 13 863

710 1 13 13 875

720 1 13 13 888

730 2 25 25 913

740 2 25 25 938

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

a Usia Subjek

760 2 25 25 963

770 2 25 25 988

780 1 13 13 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

b Lama Pensiun

Lama Pensiun (dalam tahun)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10 8 100 100 100

20 7 88 88 188

30 7 88 88 275

40 3 38 38 313

50 9 113 113 425

60 6 75 75 500

70 5 63 63 563

80 5 63 63 625

90 4 50 50 675

100 3 38 38 713

110 2 25 25 738

120 4 50 50 788

130 4 50 50 838

140 5 63 63 900

150 2 25 25 925

160 1 13 13 938

170 1 13 13 950

180 1 13 13 963

200 3 38 38 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

LAMPIRAN 7

Deskriptif Data Penelitian

(one sample t-test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

1 Kesejahteraan Psikologis

One-Sample Statistics

N Mean

Std

Deviation

Std Error

Mean

Total 80 118525 90888 10162

One-Sample Test

Test Value = 95

t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Total 23151 79 000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

LAMPIRAN 8

Uji Normalitas dan Homogenitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

1 Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kesejahteraan

Psikologis 80 1000 0 00 80 1000

Descriptives

Statistic Std Error

Kesejahteraan

Psikologis

Mean 11853 1016

95 Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 11650

Upper Bound 12055

5 Trimmed Mean 11806

Median 11650

Variance 82607

Std Deviation 9089

Minimum 100

Maximum 148

Range 48

Interquartile Range 11

Skewness 946 269

Kurtosis 803 532

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

a Lilliefors Significance Correction

Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem amp Leaf

200 10 04

500 10 77789

2500 11 0000011111222333334444444

2100 11 555555667888888888999

1000 12 0112222334

700 12 5677888

300 13 234

300 13 556

400 Extremes (gt=138)

Stem width 10

Each leaf 1 case(s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

3 Uji Homogenitas

Group Statistics

Status Pernikahan N Mean Std Deviation

Std Error

Mean

Kesejahteraan

Psikologis

Menikah 40 11878 8185 1294

JandaDuda 40 11828 10010 1583

Independent Samples Test

Levenes Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

Std Error

Difference

95

Confidence

Interval of

the

Difference

Lower

Uppe

r

Kesejahtera

an

Psikologis

Equal

variances

assumed

2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457

0

Equal

variances

not

assumed

245 75041 807 500 2045 -3573 457

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

LAMPIRAN 9

Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Uji Hipotesis Penelitian

Ranks

Status

Pernikahan N Mean Rank

Sum of

Ranks

Kesejahteraan

Psikologis

menikah 40 4239 169550

jandaduda 40 3861 154450

Total 80

Test Statisticsa

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

a Grouping Variable Status Pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1 judul
  • 2 dosbing
  • 3 pengesahan
  • 4 -5 HALAMAN MOTTO
  • 6 keaslian
  • 7 abstrak
  • 9 publikasi
  • 10 - 11 KATA PENGANTAR
  • 12 pengantar
  • 13 DAFTAR ISI
  • BAB I
  • BAB II
  • BAB III
  • BAB IV
  • BAB V
  • Daftar Pustaka -FIX-
  • Lampiran
Page 12: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 10

C Tujuan Penelitian 10

D Manfaat Penelitian 10

BAB II LANDASAN TEORI 12

A Kesejahteraan Psikologis 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis 12

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis 14

3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 20

B Status Pernikahan 29

1 Menikah 29

2 JandaDuda 30

C Masa Pensiun 31

1 Pengertian Masa Pensiun 31

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun 34

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun 35

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahaan 38

E Skema Penelitian 41

F Hipotesis 42

BAB III METODE PENELITIAN 43

A Jenis Penelitian 43

B Identifikasi Variabel Penelitian 43

C Definisi Operasional 43

D Subjek Penelitian 44

E Metode dan Alat Pengambilan Data 45

F Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 47

1 Validitas 48

2 Reliabilitas 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

3 Daya Diskriminasi Item 49

G Pengujian Alat Ukur Penelitian 49

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian 49

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur 50

H Metode Analisis Data 54

1 Uji Asumsi 54

2 Uji Hipotesis 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56

A Pelaksanaan Penelitian 56

B Deskripsi Subjek Penelitian 57

C Deskripsi Data Penelitian 58

D Hasil Analisis Data 60

1 Uji Asumsi 60

2 Uji Hipotesis 61

E Pembahasan 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67

A Kesimpulan 67

B Keterbatasan Penelitian 67

C Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 70

LAMPIRAN 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis 47

Tabel 2 Persebaran Item Skala Kesejahteraan Psikologis 52

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis 53

Tabel 4 Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan 57

Tabel 5 Persebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 58

Tabel 6 Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 7 Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis 59

Tabel 8 Hasil Uji Normalitas 60

Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas 61

Tabel 10 Hasil Uji Mann-Whitney U Test 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis 76

Lampiran 2 Skala Try out 84

Lampiran 3 Skala Penelitian 94

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Skala 102

Lampiran 5 Uji Koefisien Alpha Berstrata (varian item komponen dan skor

total) 107

Lampiran 6 Data Deskriptif Subjek Penelitian 111

Lampiran 7 Deskriptif Data Penelitian (one sample t-test) 116

Lampiran 8 Uji Normalitas dan Homogenitas 118

Lampiran 9 Uji Hipotesis 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April tahun 2014 merilis Indeks

Kebahagiaan (Happiness Index) masyarakat Indonesia Berdasarkan hasil

indeks tersebut tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia berada pada level

6828 yang artinya rata-rata orang Indonesia masuk ke dalam kategori

bahagia Nilai indeks ini mengalami kenaikan daripada tahun 2013 yang hanya

6511 (Suyanto 2015) Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan

cita-cita setiap orang termasuk karyawan yang memiliki kehidupan di masa

pensiun (Deil 2014) Namun hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi

karyawan yang memiliki batas usia pensiun tertentu (BBC Indonesia 2010)

Usia pensiun yang berkisar antara 50-55 tahun pada pegawai negeri sipil

(PNS) dan 56 tahun pada pegawai swasta dikatakan masih terlalu muda (BBC

Indonesia 2010) Sebagian besar orang memiliki keinginan menolak pensiun

dengan berbagai alasan bahkan jika memungkinkan mereka ingin terus aktif

bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun (Suardiman 2011) Hal ini tidak

lepas dari keinginan mereka agar dapat tetap memenuhi kebutuhan yang lebih

baik serta mempertahankan kualitas hidup (Afriyadi 2014)

Masa pensiun merupakan fase menuju dewasa akhir yang ditandai

dengan mulai menurunnya produktivitas seseorang serta diharapkan untuk

beristirahat dari kegiatan yang berkaitan dengan rutinitas kerja (Trisusanti amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Satiningsih 2012) Masa pensiun juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir

dari tahap perencanaan karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini

seseorang lebih fokus pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada

organisasi dan menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada

masa pensiun (Apsari 2012)

Safitri (2013) menjelaskan bagi beberapa orang masa pensiun

merupakan masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam

kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas sehari-hari

dan lingkungan pergaulan Masa pensiun bahkan sering dipandang sebagai

masalah bahkan musibah bagi penerimanya hingga dapat menimbulkan stres

(Suardiman 2011) Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja relasi dan

orang-orang di luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi

masa pensiun Hal ini membuat individu yang melalui masa pensiun cenderung

rentan terhadap berbagai permasalahan yang timbul karena masa transisi dari

bekerja ke masa pensiun (Suardiman 2011)

Anggi (2004 dalam Trisusanti amp Satiningsih 2012) menggambarkan

bahwa seseorang yang pada masa pensiunnya memiliki masalah pada dasarnya

memiliki kondisi mental yang tidak stabil konsep diri yang negatif serta

kurangnya rasa percaya diri yang berkaitan dengan kompetensi diri dan

keuangan Maka dari itu diperlukan penyesuaian dan persiapan untuk

menghadapi masa pensiun ini baik secara fisik psikologis sosial dan ekonomi

(Apsari 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Aspek psikologis menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi

orang-orang yang akan menjalani kehidupan di masa pensiunnya (Shultz amp

Wang 2011) Fakta bahwa permasalahan pada aspek fisik dan finansial jauh

lebih terlihat bagi kebanyakaan orang membuat aspek psikologis sering kali

diabaikan (Shultz amp Wang 2011) Terlebih lagi bila dikaitkan dengan

kebahagiaan diperlukan pemahaman yang lebih luas mengenai konsep

kebahagiaan yang tidak hanya berdasarkan pada aspek materialistik saja tetapi

juga melihat dari arti kebahagiaan dalam konsep eudaimonia yaitu kebahagiaan

yang bertumpu pada pengembangan diri (Amalia 2015)

Santrock (dalam Apsari 2012) menjelaskan bahwa saat seseorang

menjalani masa pensiun mereka akan mengalami beberapa perubahaan yang

tidak terduga dan akan menghadapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian

Moen (2001 dalam Kim amp Moen 2002) menambahkan perubahan ini tidak

hanya sekedar transisi kehidupan semata namun juga perkembangan individu

serta perubahan bentuk sosial psikologis yang berhubungan dengan fisik serta

kesejahteraan psikologis (psychological well-being) Lebih lanjut lagi menurut

Kim dan Moen (2002) pensiun dari pekerjaan dapat membuat seseorang

mengalami tekanan psikologis Namun disisi lain pensiun dari pekerjaan juga

diyakini mampu mengurangi ketegangan dan beban kerja yang berlebih

sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-

being) (George 1993 Elder 1995 Moen 2001 dalam Kim amp Moen 2002)

Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan individu untuk dapat

menerima diri apa adanya menjalin relasi dengan orang lain mengendalikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

diri mampu menghadapi tekanan sosial serta mampu merealisasikan potensi

yang dimiliki sehingga dapat memiliki arti dalam hidupnya (Ryff amp Keyes

dalam Anggraeni amp Jannah 2014) Individu yang memiliki skor kesejahteraan

psikologis yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki perasaan

bahagia merasa berguna puas terhadap kehidupannya dan mendapat

dukungan dari orang-orang disekitar (Winefield Gill Taylor amp Pilkington

2012)

Ryff dan Singer (1998 dalam van Dierendonck Diacuteaz Rodriacuteguez-

Carvajal Blanco amp Moreno-Jimeacutenez 2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan

psikologis memberikan pandangan baru bahwa mental yang sehat tidak hanya

berdasarkan dari tidak munculnya penyakit namun juga munculnya sesuatu

yang positif dalam diri seseorang Adanya kesejahteraan psikologis akan

membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki meningkatkan

kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan dalam hidup (Ryff 1989

dalam Eldeleklioglu Yilmaz amp Gultekin 2010) Hal ini akan mendorong

seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha

untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang dimiliki (Ryff amp

Singer 1998 2000 dalam Aprianti 2012)

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization milik

Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik Allport dan

individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff 1995 Eldeleklioglu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga menambahkan perspektif tahap

perkembangan dalam kehidupan untuk mendefinisikan kesejahteraan psikologi

dengan menekankan perbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

siklus hidup Ryff (1989) juga menambahkan kriteria mental yang sehat milik

Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-being sebagai tidak munculnya

penyakit namun juga memberikan definisi secara luas apa makna kesehatan

psikologis yang baik

Konsep kesejahteraan psikologis kemudian diformulasikan oleh Ryff ke

dalam enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendock et al 2008 Trisusanti amp Satiningsih 2012)

Dimensi kesejahteraan psikologis antara lain penerimaan diri (self-

acceptance) hubungan yang positif dengan orang lain (positive relations with

other people) otonomi (autonomy) penguasaan lingkungan (environmental

mastery) tujuan dalam hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi

(personal growth) (Ryff amp Keyes 1995 Eldeleklioglu et al 2010 Anggreani

amp Jannah 2014)

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu (Aprianti 2012) Faktor tersebut antara lain usia jenis

kelamin kebudayaan status sosial pengalaman hidup dan sejarah hidup (Ryff

1996) Ryff (2014) menambahkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

terbentuknya kesejahteraan psikologis individu adalah pengalaman

berkeluarga yang berkaitan dengan status pernikahan (marital status) Individu

yang berstatus menikah cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

hidup (purpose in life) dibandingkan dengan mereka yang berstatus berpisah

atau bercerai janda dan tidak pernah menikah (Ryff 2014) Selain itu

individu yang berstatus cerai dan tidak pernah menikah memiliki skor total

yang rendah dengan keseluruhan dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Namun pada kelompok wanita yang berstatus janda dan tidak pernah menikah

memiliki skor total yang lebih tinggi dari pada laki-laki dengan status

pernikahan yang sama pada skala kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

Namun sebagai catatan individu dengan penguasaan lingkungan harga diri

serta optimisme yang tinggi lebih mampu untuk beradaptasi terhadap

kehilangan pasangannya (Ryff 2014)

Marks (1996) berpendapat bahwa ada dua hipotesis untuk menjelaskan

mengenai efek perbedaan status pernikahan terhadap well-being individu yaitu

hipotesis seleksi sosial (social selection hypothesis) dan hipotesis sebab-akibat

sosial (social causation hypothesis) Hipotesis seleksi sosial menjelaskan

bahwa seseorang yang sehat secara mental dan emosi lebih mungkin memilih

pasangannya untuk menikah dan lebih mungkin dipilih untuk menikah dari

pada seseorang yang tidak sehat secara mental dan emosi (Marks 1996)

Sebagai hasil dari hipotesis tersebut individu yang menikah lebih

menunjukkan profil psikologis yang lebih baik dari pada yang tidak pernah

menikah (Marks 1996)

Hipotesis mengenai sebab-akibat sosial (social causation hypothesis)

berpendapat bahwa aspek pernikahan membuat seseorang lebih memiliki

mental yang sehat (Marks 1996) Pearlin dan Johnson (1977 dalam Marks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

1996) menyatakan bahwa orang yang tidak menikah lebih rentan terhadap hal-

hal berkaitan dengan beban hidup seperti misalnya isolasi sosial dari pada

orang yang menikah Hal ini menjelaskan kenapa mereka yang tidak menikah

memiliki skor yang tinggi pada pengukuran tingkat depresi dari pada

responden yang menikah (Marks 1996)

Lowenthal dan Haven (1968 dalam Marks 1996) menjelaskan lebih

lanjut bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang kepercayaan

memberikan pengaruh yang kuat terhadap well-being individu Hubungan

dengan orang kepercayaan tersebut dapat muncul dalam pertemanan atau

hubungan keluarga dan diharapkan hubungan tersebut dapat memberikan

dampak terhadap kesehatan mental (Marks 1996) Dukungan emosional yang

intim kesempatan untuk pembukaan diri dan kepercayaan menjadi bagian dan

karakteristik yang penting untuk pasangan dalam pernikahan modern (Rossi amp

Rossi 1990 dalam Marks 1996) Berger dan Kellner (1964 dalam Marks

1996) mengatakan bahwa pasangan yang baru saja menikah secara interaktif

menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan sosial yang menjadi

pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis

Disisi lain orang dewasa yang masih lajang atau tanpa pasangan secara

umum memiliki permasalahan dalam menjalin relasi yang akrab dengan orang

dewasa lainnya menghadapi kesepian dan menemukan posisi yang sesuai

dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan (Koropeckjy-Cox 2009

dalam Santrock 2012) Stres juga menjadi masalah yang biasa dihadapi pada

orang dewasa yang masih lajang atau tanpa adanya pasangan (Santrock 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Sedangkan dalam kasus perceraian pasangan yang menceraikan mungkin

memandang bahwa perceraian sebagai jalan keluar dari relasi yang tidak

dicapai (Santrock 2012) Sebaliknya pasangan yang diceraikan mungkin

memandang perceraian sebagai sebuah pengkhianatan atau mengakhiri sebuah

relasi yang telah dibangun yang melibatkan komitmen dan kepercayaan

(Santrock 2012)

Bagaimana individu menginterpretasikan pengalaman yang mereka

miliki merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki dapat disimpulkan bahwa status pernikahan baik itu menikah

maupun jandaduda (bercerai atau pasangannya meninggal) merupakan

pengalaman dalam kehidupan setiap individu yang dapat memberikan

pengaruh terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis terutama dalam

menghadapi masa pensiun di mana kehadiran pasangan akan memberikan

dukungan sosial sebagai dasar dari rasa kebermaknaan individu yang

merupakan bagian penting terbentuknya kesejahteraan psikologis (Ryff 1995)

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marks (1996) bahwa seseorang yang

menikah lebih memiliki kepercayaan dalam keluarga dikarenakan kehadiran

pasangan dapat memenuhi peran sebagai bagian dari dukungan sosial

Penelitian Soulsby dan Bennett mengenai peranan dukungan sosial

(2015) menemukan bahwa individu yang kurang mendapat dukungan sosial

dari pasangannya (jandaduda bercerai dan tidak menikah) jauh memiliki

kondisi psikologis yang buruk dari pada yang memiliki pasangan (menikah)

Cohen dan Wills (1985 dalam Aprianti 2012) menjelaskan juga bahwa adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

dukungan sosial terutama dari pasangan dapat membantu individu untuk

mengatasi stres (coping stress) baik langsung maupun tidak langsung

Berdasarkan penjabaran diatas muncul pertanyaan apakah perbedaan

status pernikahan antara menikah dan jandaduda yang dilihat dari kehadiran

pasangan mempengaruhi tingkat kesejahteraan pada karyawan yang telah

pensiun Pertanyaan tersebut akan dijawab melalui ada tidaknya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena pada penelitian

sebelumnya belum secara khusus melihat kesejahteraan psikologis pada

kelompok yang telah menghadapi masa pensiun Selain itu penelitian yang

dilakukan sebelumnya belum memberikan gambaran terhadap budaya timur

yang lebih kolektif di mana orang-orang lebih menghidupi nilai-nilai

keharmonisan dalam kelompok koperatif solidaritas saling bergantung satu

sama lain dan mengedepankan hubungan dengan orang lain daripada budaya

barat yang cenderung lebih individualis (McAdams 2006)

Budaya timur terutama yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia

Tenggara memandang pernikahan sebagai suatu hal yang sakral suci dan

normatif (Jones 2010) Retherford dan Ogawa (2006 dalam Jones 2010)

menambahkan pasangan memiliki peran dalam meningkatkan kontak dengan

sosial Apabila individu kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan

maupun pasangan hal tersebut dapat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan

psikologis yang dimiliki (Ryff 1995 Marks 1996) Sehingga penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

diharapkan mampu memberikan informasi serta pengetahuan lebih jauh

terhadap kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

B Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

C Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis

pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan

D Manfaat Penelitian

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi di bidang

psikologi industri organisasi dan gerontologi dalam memahami kesejahteraan

psikologis terutama pada masa pensiun

2 Manfaat Praktis

a Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk

membuat pendampingan yang tepat dan lebih baik bagi karyawan yang

akan menghadapi masa pensiun serta memberikan perhatian kepada

karyawan yang memiliki skor kesejahteraan psikologis yang rendah

khususnya pada karyawan dengan status pernikahan tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

b Bagi para pensiunan

1) Memberikan gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada

pensiunan sehingga diharapkan dapat mengelola menjaga serta

mengembangkannya dengan lebih baik

2) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang masih memiliki dan

tinggal bersama dengan pasangan agar lebih mampu untuk saling

mendukung dalam menjalani kehidupan masa pensiun sehingga dapat

mengurangi faktor penyebab stres yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan psikologis

3) Memberikan gambaran kepada pensiunan yang sudah tidak memiliki

pasangan agar lebih menyadari dan menerima kehadiran keluarga

saudara maupun teman-teman di sekitar sehingga diharapkan mampu

mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A Kesejahteraan Psikologis

1 Pengertian Kesejahteraan Psikologis

Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu kesenangan ketenteraman

hidup keberuntungan serta kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI

2008) Menurut Aristoteles (1947 dalam Ryff 1989) dalam Nicomachean

Ethics miliknya berpendapat bahwa kebahagiaan atau dalam Bahasa

Yunani diterjemahkan sebagai eudaimonia merupakan pencapaian

tertinggi yang dicapai oleh manusia Namun Waterman (1984 dalam Ryff

1989) berpendapat bahwa penerjemahan eudaimonia lebih merujuk pada

eudaimonic dan hedonic Hedonic merupakan pengalaman yang dirasakan

atau didapatkan berdasarkan kepuasan akan kebutuhan fisik sosial

maupun intelektual Sedangkan eudaimonic lebih mengarah pada

bagaimana individu menggunakan potensi yang dimilikinya yang dapat

membantu memaknai dan mencapai tujuan hidupnya (Waterman 1993)

Terdapat dua model kesejahteraan yang dapat menjelaskan perbedaan

dua kebahagiaan di atas yaitu kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan

psikologis Model yang pertama menjelaskan mengenai kesejahteraan

subjektif Kesejahteraan subjektif atau subjective well-being adalah

persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya yang terdiri dari

evaluasi kognitif dan afeksi dalam hidup (Ariati 2010) Kesejahteraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

subjektif yang juga merujuk pada kesejahteraan emosional ini terbagi

dalam tiga unsur yang saling berhubungan yaitu kepuasan hidup (life

satisfication) kehadiran afek positif (positive afffect) dan tidak adanya

afek negatif (negative affect) (Snyder Lopez amp Pedrotti 2011) Menurut

Waterman (dalam Baumgardner amp Crothers 2009) kebahagian yang ingin

dicapai dari kesejahteraan subjektif merupakan kebahagiaan hedonic

karena lebih mengarah pada kepuasan fisik

Model kesejahteraan selanjutnya adalah kesejahteraan psikologis atau

psychological well-being Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (dalam

Baumgardner amp Crothers 2009) merupakan kebahagian yang bersifat

eudaimonic sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh dan

mengembangkan kemampuan Ryff (1989 dalam Eldeleklioglu et al

2010) menambahkan adanya kesejahteraan psikologis akan membuat

seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki kualitas hubungan

interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Gagasan kesejahteraan psikologis dirumuskan oleh Ryff berdasarkan

beberapa pandangan terhadap fungsi psikologis secara positif (positive

psychological functioning) yang menggabungkan konsep self-realization

milik Maslow fully functioning people milik Roger maturity milik

Allport dan individualization milik Jung (Ryff amp Keyes 1995 Ryff

1995 Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu Ryff (1989) juga

menambahkan teori dari perspektif perkembangan hidup dengan

menekankan berbedaan tantangan yang dihadapi dalam setiap tahapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

siklus hidup Perspektif tersebut meliputi model tahapan psikososial milik

Erikson dan deskripsi Buhler tentang perubahan kepribadian dalam masa

dewasa dan lansia (Ryff 1989) Ryff (1989) juga menambahkan kriteria

mental yang sehat milik Jahoda yang tidak hanya mendefiniskan well-

being sebagai tidak munculnya penyakit namun juga memberikan definisi

secara luas apa makna kesehatan psikologis yang baik

Berdasarkan penjelasan dan perspektif diatas dapat disimpulkan

bahwa kesejahteraan psikologis adalah berfungsinya sikap-sikap

psikologis positif sehingga mampu mengarahkan individu untuk

menggunakan potensi yang dimiliki Adanya kesejahteraan psikologis

akan memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menyadari serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki menciptakan kualitas

hubungan interpersonal yang baik dan meningkatkan tujuan dalam hidup

2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis

Ryff memformulasikan konsep kesejahteraan psikologis ke dalam

enam dimensi untuk mengungkapkan fungsi psikologis yang positif

pada individu (van Dierendonck et al 2008) Dimensi kesejahteraan

psikologis menurut Ryff (1989 1995 2014) Ryff dan Singer (1996)

antara lain

a Penerimaan Diri

Salah satu kriteria agar seseorang dapat dikatakan sejahtera

adalah mempunyai penerimaan diri atau menerima dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Penerimaan diri didefinisikan sebagai ciri utama mental yang sehat

seperti halnya karakteristik aktualisasi diri berfungsi optimal dan

maturity atau kedewasaan (Ryff 1995) Teori-teori mengenai life

span juga menekankan pada penerimaan diri dan kehidupan masa

lalu (Ryff 1989)

Individu dengan skor penerimaan diri yang tinggi memiliki

karakteristik sikap positif terhadap diri sendiri mengakui dan

menerima beberapa aspek dalam diri termasuk kualitas diri yang

baik maupun yang buruk dan memiliki perasaan positif terhadap

kehidupan masa lalunya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada penerimaan diri digambarkan memiliki karakteristik

merasa tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa yang terjadi

di kehidupan masa lalunya memiliki masalah dengan kualitas

pribadi dan ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang (Ryff

2014)

b Hubungan Positif Dengan Orang Lain

Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen

utama dari mental yang sehat Aktualisasi diri digambarkan sebagai

memiliki perasaan yang kuat akan rasa empati dan kasih sayang

terhadap semua orang dan mampu mencintai persahabatan yang

mendalam dan lebih memahami orang lain Kehangatan dengan

orang lain sering dihubungkan sebagai bentuk kedewasaan

(maturity) Teori fase perkembangan orang dewasa juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menekankan pada penghargaan terhadap teman kerja (intimasi)

bimbingan dan arahan kepada orang lain (generativity) Hal ini

yang ditekankan dalam konsep kesejahteraan psikologis (Ryff

1989)

Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain

dengan skor yang tinggi digambarkan memiliki karakteristik

hubungan yang hangat menyenangkan dan percaya pada orang

lain mementingkan kesejahteraan orang lain memiliki empati

kasih sayang dan keintiman yang kuat memahami saling berbagi

dalam hubungan Sedangkan individu yang mendapat skor rendah

digambarkan memiliki karakteristik sedikit kedekatan dan

kepercayaan dalam hubungan dengan orang lain sulit untuk

menjadi hangat terbuka dan peduli tentang orang lain terisolasi

dan frustrasi dalam hubungan interpersonal tidak mau membuat

kompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain

(Ryff 2014)

c Otonomi

Seseorang yang berfungsi secara utuh digambarkan memiliki

lokus evaluasi internal (internal locus of evaluation) Kondisi ini

akan membuat individu tidak membutuhkan persetujuan dari orang

lain untuk membuat evaluasi yang sesuai dengan standar milik

dirinya sendiri Konsep individuation milik Jung menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

tentang individu yang bebas dari ketakutan dengan keyakinan

kolektifitas dan memberikan kebebasan dari norma serta peraturan

yang mengikat dalam kehidupan sehari-hari (Ryff 1989 Ryff amp

Singer 1996)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi otonomi

digambarkan cenderung bebas dan dapat menentukan nasibnya

mampu bertahan dari tekanan sosial dengan berpikir dan bertindak

sesuai dengan cara yang tepat mengelola perilaku dari dalam dan

mengevaluasi diri dengan standar Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah cenderung mementingkan harapan dan

evaluasi dari orang lain bergantung pada penilaian orang lain untuk

membuat keputusan penting dan mengikuti tuntutan sosial dalam

berpikir serta bertingkah laku (Ryff 2014)

d Penguasaan Lingkungan

Karakteristik mental yang sehat didefinisikan sebagai

kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan

agar sesuai dengan kondisi psikologis dirinya (Ryff 1989) Allport

menjelaskan bahwa individu yang dewasa membutuhkan

keikutsertaan dan keterlibatan dengan kegiatan di luar lingkungan

dirinya Teori perkembangan juga menjelaskan bahwa individu

memerlukan kemampuan untuk memanipulasi dan mengatur

lingkungan yang komplek (Ryff 1989) Kedua teori tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

menekankan pada kemampuan untuk menguasai dan mengubah

lingkungan secara kreatif melalui aktifitas mental maupun fisik

Sedangkan successful aging menekankan bahwa individu

seharusnya dapat mengambil keuntungan dari lingkungannya (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi

penguasaan lingkungan didefinisikan memiliki karakteristik mampu

menguasai dan kompeten dalam mengatur lingkungannya

mengontrol aktivitas eksternal yang kompleks menggunakan

kesempatan yang ada di lingkungannya secara efektif dan mampu

untuk membuat atau memilih konteks yang tepat dan sesuai dengan

kebutuhan serta nilai-nilai dirinya sendiri Sedangkan individu yang

memiliki skor rendah pada dimensi ini didefinisikan sebagai

individu yang kesulitan untuk mengelola aktivitas sehari-harinya

merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan

di sekitarnya tidak menyadari kesempatan yang ada di sekitarnya

dan kurangnya kemampuan untuk mengontrol dunia luar (Ryff

2014)

e Tujuan dalam Hidup

Individu yang sehat secara mental didefinisikan memiliki tujuan

dan makna dalam hidupnya Konsep kedewasaan juga menekankan

bahwa karakteristik individu yang sudah dewasa adalah memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

tujuan dalam hidupnya Sedangkan teori perkembangan melihatnya

sebagai perubahan-perubahan dalam tujuan hidupnya keinginan

untuk menjadi lebih produktif dan menciptakan atau mencapai

integritas emosional di kemudian hari (Ryff 1989)

Karakteristik individu yang memiliki skor tinggi dalam dimensi

tujuan dalam hidup digambarkan dengan memiliki tujuan hidup

kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut merasa memiliki

makna terhadap kehidupan saat ini dan masa lalunya memegang

keyakinan terhadap tujuan hidupnya dan memiliki maksud serta

tujuan dalam hidupnya Sedangkan individu yang memiliki skor

rendah pada dimensi tujuan dalam hidup digambarkan memiliki

karakteristik kurang memiliki makna terhadap hidupnya hanya

memiliki sedikit cita-cita dan tujuan kurang memiliki arahan dalam

hidupnya tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa lalunya dan

tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang dapat membuat

munculnya makna dalam hidupnya (Ryff 2014)

f Pertumbuhan Pribadi

Pengoptimalan fungsi psikologis membutuhkan tidak hanya satu

perkembangan karakteristik di masa lalunya namun juga potensi

yang dapat terus dikembangkan agar tetap tumbuh dan semakin

berkembang sebagai manusia (Ryff 1989) Kebutuhan untuk

mengaktualisasi diri dan merealisasikan potensi diri merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

salah satu perspektif utama dalam pertumbuhan pribadi Teori

perkembangan juga menekankan untuk menghadapi tantangan atau

tugas-tugas baru pada setiap periode kehidupan yang berbeda (Ryff

1989)

Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan

pribadi digambarkan memiliki perasaan untuk terus berkembang

melihat diri sebagai pribadi yang tumbuh dan berkembang terbuka

terhadap pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu

dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan pengetahuan

tentang diri Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada

dimensi ini adalah merasa dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat

melakukan apa-apa lagi untuk mengembangkan dirinya kurangnya

keinginan untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap

dirinya dari waktu ke waktu merasa bosan dan kurang tertarik

dengan kehidupannya dan merasa tidak dapat berkembang ke sikap

atau perilaku yang baru (Ryff 2014)

3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis individu Faktor tersebut antara lain usia jenis kelamin

kebudayaan status sosial dan pengalamansejarah hidup (Ryff amp

Singer 1996) Ryff (2014) menambahkan bahwa terdapat enam lingkup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

penelitian baru yang ditemukan berdasarkan lebih dari 350 jurnal ilmiah

sepanjang tahun 1989 hingga 2014 yang berfokus pada pembentukan

well-being individu yaitu perkembangan dan penuaan kepribadian

pengalaman keluarga keterikatan dengan pekerjaan dan kehidupan lain

penelitian terhadap kesehatan dan biologis serta studi mengenai

intervensi dan klinis

a Usia

Ryff dan Singer (1996) pada penelitian kesejahteraan

psikologis terhadap segala usia menemukan bahwa dimensi

penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan skor yang

tinggi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah Disisi lain

dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan dalam hidup

menunjukkan skor yang rendah pada rentang usia dewasa tengah

hingga usia lanjut Sedangkan dimensi lainnya seperti

penerimaan diri dan hubungan yang positif dengan orang lain

menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga

rentang usia

b Jenis Kelamin

Penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1996)

menemukan bahwa wanita dalam segala rentang usia secara

konsisten memiliki rata-rata yang lebih tinggi pada dimensi

hubungan yang positif dengan orang lain dan pertumbuhan

pribadi daripada laki-laki Hal ini dibuktikan dari berbagai hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

penelitian mengenai depresi yang menunjukkan bahwa wanita

lebih memiliki psikologis yang kuat dalam menghadapi depresi

berkaitan dengan dimensi well-being (Ryff amp Singer 1996)

c Kebudayaan

Banyak diskusi yang melibatkan perbedaan kontras antara

budaya individualistik (independent) dengan kolektif

(interdependent) (Ryff amp Singer 1996) Pada budaya Barat yang

cenderung individual dimensi seperti penerimaan diri atau

otonomi lebih memiliki skor yang lebih tinggi Sedangkan pada

budaya Timur yang cenderung kolektif skor tinggi muncul pada

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff amp

Singer 1996)

Penelitian terhadap kesejahteraan psikologis dengan

menggunakan self-report pada orang-orang dewasa tengah di

negara Amerika dan Korea menunjukkan bahwa masyarakat

Amerika lebih melihat pada kualitas yang positif dalam dirinya

dibandingkan masyarakat di Korea Pada masyarakat Korea

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain menunjukkan

skor yang lebih tinggi daripada skor dimensi penerimaan diri dan

pertumbuhan diri (Ryff amp Singer 1996)

d Status Sosial

Perbedaan status sosial-ekonomi biasanya didefinisikan

dalam hal pendidikan pendapatan dan jabatan dalam pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

(Ryff amp Singer 1996) Berdasarkan penelitian yang dilakukan

seseorang baik laki-laki dan perempuan yang memiliki

pendidikan yang tinggi memiliki skor yang tinggi pada dimensi

tujuan dalam hidup dan perkembangan pribadi

Berdasarkan dari literatur perkembangan ilmu menunjukkan

bahwa kedudukan dalam status sosial berhubungan dengan

kesehatan fisik maupun psikologis Temuan ini menyatakan

bahwa rendahnya posisi dalam status sosial berkaitan dengan

menurunnya kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis (Ryff

amp Singer 1996)

e Pengalaman dan Sejarah Hidup

Ryff dan Singer (1996) berpendapat bahwa pengalaman

hidup dan bagaimana individu mengartikan pengalaman

tersebut merupakan kunci yang mampu mempengaruhi

kesejahteraan psikologisnya serta memberikan gambaran yang

sangat berguna untuk memahami well-being manusia yang

bervariasi Sebagai contoh ada variasi dalam dimensi

penguasaan lingkungan tujuan dalam hidup penerimaan diri

dan depresi dalam persepsi orangtua terhadap bagaimana

mereka membesarkan anak dan bagaimana anak

membandingkan dirinya dengan orangtuanya (Ryff amp Singer

1996)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Pada lansia wanita ditemukan permasalahan terhadap

kesehatan fisik mereka Penilaian ini berdasarkan bagaimana

pandangan mereka dengan membandingkan dirinya dengan

lansia lain dan ditemukan variasi dalam dimensi pertumbuhan

pribadi hubungan yang positif dengan orang lain otonomi

depresi dan kecemasan (Ryff amp Singer 1996)

f Perkembangan dan Penuaan

Penelitian yang berkaitan mengenai perkembangan dan

penuaan berusaha untuk mencari tahu bagaimana orang dewasa

mempersepsikan diri mereka ketika mereka menjadi tua nanti

(subjective aging) (Ryff 2014) Mereka yang masih berada

pada masa dewasa awal dan masa dewasa tengah memandang

dirinya masih dapat mengembangkan dirinya dari waktu ke

waktu Sedangkan mereka yang sudah berada pada masa

dewasa akhir memikirkan untuk berusaha mengantisipasi

menurunnya well-being yang dimiliki di masa mendatang (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan perbedaan antara seberapa

tua yang mereka rasakan dengan seberapa tua mereka

seharusnya menunjukkan hasil bahwa well-being yang tinggi

ditunjukkan pada mereka yan merasa muda namun tidak ingin

menjadi muda

Individu yang dapat beradaptasi dengan masa transisi pada

kehidupan masa dewasanya juga berkaitan dengan well-being

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

yang dimiliki (Ryff 2014) Transisi pada masa dewasa akhir

dapat diartikan juga sebagai perpindahan yang biasanya

diartikan sebagai perpindahan rumah menuju ke panti jompo

Mereka yang mampu melakukan adaptasi melalui proses

psikologis seperti perbandingan sosial persepsi diri yang

fleksibel mampu mengatasi permasalahan yang dimiliki serta

dapat melakukan tugas perkembangan di masa dewasa akhir

akan cenderung memiliki tingkat well-being yang lebih tinggi

daripada mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan tugas

perkembangan masa dewasa akhir (Ryff 2014)

g Kepribadian

Para psikolog memberikan perhatian yang cukup besar

terhadap bagaimana well-being berkaitan dengan perbedaan

pada individu seperti sifat-sifat individu (Ryff 2014) Pada

penelitian awal mengenai well-being yang menggunakan model

kepribadian Big Five menemukan hasil bahwa keterbukaan

pada openness to experience berhubungan dengan pertumbuhan

personal growth agreeableness berhubungan dengan positive

relations with others dan extraversion conscientiousness dan

neuroticism berhubungan dengan environmental mastery

purpose in life dan self-acceptance (Rfyy 2014)

Ryff (2014) menambahkan berbagai variabel psikologis lain

yang berkaitan dengan kepribadian telah dikaitan dengan well-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

being Sebagai contoh sikap optimis mampu memprediksi

tingginya well-being dengan pengaruh yang dimediasi oleh

sense of control Selain sikap optimis telah banyak variabel

yang berkaitan dengan perbedaan individu yang dihubungkan

dengan well-being seperti empati dan kecerdasan emosional

(Ryff 2014)

h Pengalaman Keluarga

Keterlibatan orang dewasa dan peran di dalam lingkungan

memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan well-

being yang dimiliki salah satunya peran dalam keluarga (Ryff

2014) Ryff (2014) menambahkan individu yang memiliki

peran tersebut cenderung memiliki tingkat yang tinggi dalam

dimensi tujuan dalam hidup dan penerimaan diri Selain itu

individu yang menikah secara konsisten memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang lebih baik dari pada individu

yang bercera jandaduda dan tidak menikah Meskipun pada

wanita yang tidak menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada

dimensi otonomi dan pertumbuhan pribadi daripada wanita

yang menikah

Orang dewasa yang juga memiliki peran sebagai orang tua

juga mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis yang

dimiliki terutama jika anak-anak mereka dapat tumbuh dengan

baik (Ryff 2014) Namun bagi mereka yang kehilangan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

di masa dewasa cenderung mengalami permasalahan terhadap

tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki Ryff (2014)

menambahkan orang dewasa yang kehilangan orang tuanya di

masa kecil atau yang mengalami kekerasan fisik maupun

psikologis di masa kecil cenderung memiliki tingkat

kesejahteraan psikologis yang rendah

i Keterikatan dengan Pekerjaan dan Kehidupan Lain

Bagaimana individu menyelesaikan pekerjaan dan mengejar

karir memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap

kesejahteraan psikologis yang dimiliki sesuai dengan jenis

pekerjaan atau karir mereka (Ryff 2014) Penelitian mengenai

beban kerja yang dialami seseorang menemukan hasil bahwa

beban kerja berkontribusi terhadap depresi yang dialami

individu (Ryff 2014) Peran dalam pekerjaan maupun peran

dalam keluarga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan

psikologis individu Pria dan wanita yang memiliki peran yang

berbeda di pekerjaan dan keluarga berkontribusi terhadap

perbedaan kesejahteraan psikologis yang dimiliki (Ryff 2014)

Ryff (2014) menambahkan bahwa pekerjaan yang dibayar

dan yang tidak dibayar juga berhubungan dengan kesejahteraan

psikologis Pada wanita yang bekerja dengan tidak dibayar

cenderung memiliki penerimaan diri dan penguasaan

lingkungan yang lebih rendah sedangkan pada pria yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

bekerja dengan dibayar cenderung lebih memiliki nilai yang

tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi Pekerjaan sebagai

relawan memiliki keterkaitan dengan tingginya kesejahteraan

psikologis yang dimiliki sedangkan pekerjaan yang berkaitan

dengan keagamaan cenderung memiliki nilai yang tinggi pada

tujuan dalam hidup dan pertumbuhan pribadi namun memiliki

nilai yang rendah pada dimensi otonomi (Ryff 2014)

j Kesehatan

Beberapa penelitian mengenai kesehatan menunjukkan hasil

bahwa mereka yang menderita penyakit fisik dan cacat memiliki

keterkaitan dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki

(Ryff 2014) Beberapa individu menunjukkan bahwa mereka

mampu mengelola kembali dan mendapatkan kesejahteraan

psikologis setelah melewati masa sakit

k Studi Klinis

Ryff (2014) berpendapat bahwa kesejahteraan yang bersifat

eudaimonic tidak bisa dipahami hanya sebagai kebalikan dari

tekanan psikologis Keduanya merupakan indikator yang

penting untuk memahami kesehatan mental secara menyeluruh

Dalam penelitian mengenai gangguan mental tertentu seperti

schizophrenia depresi gangguan panik cyclothymia

agoraphobia dan post-traumatic stress disorder menemukan

bukti bahwa kesejahteraan psikologis mampu mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

risiko gangguan mental tersebut yang ditunjukkan melalui

dimensi penerimaan diri pertumbuhan pribadi tujuan dalam

hidup dan penguasaan lingkungan tiap individu (Ryff 2014)

Kesejahteraan psikologis dianggap sebagai kemajuan besar

dalam studi mengeni intervensi klinis dan menjadi teknik baru

untuk melakukkan treatment kepada pasien (Ryff 2014) Ryff

(2014) menambahkan kesejahteraan psikologis dianggap dapat

mencegah dan meningkatkan resiliensi individu terhadap gejala

gangguan mental Sebagai contoh program pelatihan dengan

meditasi dianggap mampu untuk meningkatkan aspek

eudaimonia dalam kesejahteraan psikologis (Ryff 2014)

B Status Pernikahan

Menurut Badan Pusat Statistika (wwwbpsgoid) terdapat empat status

pernikahan yang ada di Indonesia yaitu Menikah Cerai Mati Cerai Hidup

dan Belum Menikah Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada

Menikah Cerai Mati dan Ceria Hidup Status pernikaha Cerai Mati dan

Cerai Hidup akan dijelaskan dalam pengertian JandaDuda

1 Menikah

Menurut KBBI (2008) menikah adalah ikatan perkawinan yang

dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

mengatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Berdasarkan definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa menikah merupakan ikatan yang terbentuk

antara seorang pria dan wanita sesuai berdasarkan ketentuan hukum

dan agama dengan tujuan membentuk keluarga

Pada hubungan orang dewasa terutama pada dewasa tengah rasa

aman loyalitas dan ketertarikan emosional menjadi hal yang penting

(Santrock 2014) Meskipun pada awalnya hubungan dengan pasangan

terdapat permasalahan namun hal ini menjadi landasan yang dapat

memperkuat hubungan tersebut (Santrock 2014) Santrock (2014)

menambahkan bahwa masa dewasa tengah pasangan akan lebih sedikit

memiliki kekhawatiran pada finansial berkurangnya pekerjaan rumah

serta memiliki waktu yang lebih banyak dengan satu sama lainnya

2 JandaDuda

Janda menurut KBBI (2008) adalah wanita yang sudah tidak

bersuami lagi dikarenakan perceraian ataupun karena kematian

suaminya Sedangkan duda dalam KBBI (2008) diartikan sebagai

seorang laki-laki yang tidak memiliki istri lagi karena kematian atau

telah bercerai dengan istrinya

Santrock (2014) mengatakan bahwa perceraian pada masa dewasa

tengah dapat menjadi suatu pengalaman yang positif namun juga dapat

menjadi pengalaman yang buruk Pada perceraian pasangan mungkin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

dapat lebih memahami diri dan mencari perubahan yang dapat

mengakhiri pernikahan yang dirasa tidak bahagia (Santrock 2014)

Bagi orang yang menceraikan perceraian dianggap sebagai jalan

keluar dari hubungan yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi

Sedangkan bagi yang diceraikan perceraian dianggap sebagai suatu

pengkhianatan akhir dari hubungan yang sudah dibangun selama

bertahun-tahun yang melibatkan komitmen serta kepercayaan

(Santrock 2014)

Santrock (2014) menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan

oleh AARP (American Association of Retired Persons) ada beberapa

alasan utama yang menyebabkan perceraian Bagi wanita kekerasan

dalam bentuk verbal fisik maupun emosional menjadi alasan pertama

mereka bercerai selain penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan

perselingkungan Sedangkan bagi laki-laki alasan pertama mereka

bercerai lebih pada rasa tidak mencintai lagi perselingkuhan dan

perbedaan nilai-nilai serta gaya hidup

C Masa Pensiun

1 Pengertian Masa Pensiun

Pensiun merupakan suatu pemutusan hubungan kerja di mana

karyawan telah mencapai umur maksimum dan telah mencapai usia

kerja sesuai dengan yang ditentukan dari perusahaan atau instansi

(Tulus 1996 dalam Apsari 2012) Pensiun secara umum diasosiasikan

dengan kehidupan di kemudian hari (later life) yang ditandai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

perubahan gaya hidup secara objektif termasuk menerima dana

pensiun dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas bekerja sebagai

angkatan kerja (Setyarini amp Atamimi 2011) Pensiun merupakan fase

menuju dewasa akhir di mana produktivitas seseorang dinilai sudah

menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja (Trisusanti amp Satiningsih 2012) Pensiun

juga dapat dikatakan sebagai tahap terakhir dari tahap perencanaan

karir yaitu tahap penarikan diri Pada tahap ini seseorang lebih fokus

pada meninggalkan karir meninggalkan kelekatan pada organisasi dan

menghadapi tekanan secara fisik psikologis maupun sosial pada masa

pensiun (Apsari 2012)

Schwartz (dalam Ermayanti amp Abdullah 2011) menambahkan

bahwa pensiun merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke pola

hidup yang baru sehingga pensiun selalu menyangkut perubahan peran

perubahan keinginan dan nilai serta perubahan secara keseluruhan

terhadap pola hidup setiap individu Sejalan dengan pernyataan

tersebut perubahan-perubahan yang terjadi merupakan masa

perubahan yang penting dalam hidup seseorang individu yang bekerja

menjadi tidak bekerja berkurangnya penghasilan berkurangnya

interaksi dengan teman kerja dan relasi serta meningkatnya waktu

luang (Ermayanti amp Abdullah 2011)

Robert Archley (1976 dalam Santrock 2002) mengatakan bahwa

ada tujuh fase pensiun yang dilalui oleh individu yaitu a) Fase Jauh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

(The Remote Phase) pada fase ini individu mulai sedikit demi sedikit

melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa

pensiunnya Individu pada fase ini mungkin saja menyangkal bahwa

fase pensiun akan terjadi b) Fase Mendekat (The Near Phase) pada

fase ini individu-indivdu mulai berpartisipasi pada program pra-

pensiun Program ini akan membantu individu memutuskan kapan dan

bagaimana mereka seharusnya pensiun dengan melibatkan diskusi yang

komprehensif terhadap isu-isu seperti kesehatan fisik dan mental c)

Fase Bulan Muda (The Honeymoon Phase) fase ini merupakan fase

awal dari fase pensiun di mana banyak individu merasa bahagia dengan

pensiunnya Mereka mulai dapat melakukan segala sesuatu yang tidak

pernah mereka lakukan ketika mereka aktif bekerja dulu dan mereka

mulai menikmati aktivitas-aktivitas dengan waktu luang yang lebih

banyak mereka miliki Namun bagi mereka yang di-PHK atau pensiun

karena tidak menyukai pekerjaannya mungkin tidak mengalami

kebahagiaan di fase bulan madu ini d) Fase Kekecewaan (The

Disenchantment Phase) pada fase ini individu-individu mulai

menyadari bahwa bayangan mereka ketika pra-pensiun dulu tentang

pensiun ternyata tidak realistis e) Fase Re-Orientasi (The Re-

orientation Phase) pada fase ini para pensiunan mulai mengumpulkan

dan mengembangkan alternatif-alternatif kehidupan yang lebih

realistis Mereka mulai mengevaluasi jenis-jenis gaya kehidupan yang

memungkinkan agar mereka menikmati kepuasan hidup f) Fase Stabil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

(The Stability Phase) individu pada fase ini mulai memutuskan pilihan

yang mereka miliki berdasarkan kriteria dari alternatif yang ada pada

masa pensiun dan bagaimana mereka mulai menjalani salah satu pilihan

yang mereka buat g) Fase Akhir (The Termination Phase) pada fase

terakhir peranan fase pensiun digantikan oleh peran tergantung karena

orang-orang dewasa tidak dapat berfungsi secara mandiri lagi dan

mencukupi kebutuhannya sendiri

2 Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Salah satu masalah yang dihadapi oleh para pensiunan adalah

penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun (Suardiman 2011) Hal

ini dikarena adanya perubahan yang tidak terduga yang terjadi pada

individu yang menjalani masa pensiun (Santrock dalam Apsari 2012)

Perubahan yang terjadi tersebut menimbulkan ketidakpastian dan

ketidaknyamanan bagi beberapa orang sehingga masa pensiun

dianggap menjadi masa yang kurang menyenangkan karena perubahan

dalam kehidupannya seperti perubahan pendapatan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Apsari 2012 Safitri 2013)

Pada masa pensiun memang terjadi penurunan status yang

disebabkan oleh penurunan beberapa aspek seperti fisiologis psikis

dan fungsi-fungsi sensori motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi

fisik kognitif emosi minat sosial ekonomi dan keagamaan

(Suardiman 2011) Tidak adanya aktivitas dari bekerja menjadi tidak

bekerja yang tadinya memiliki keterlibatan kerja atau peran ditempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

kerja menjadi sudah tidak ada lagi dan adanya perubahan relasi sosial

membuat individu merasa kehilangnya peran yang menjadi bagian dari

harga dirinya yang biasanya diasumsikan sebagai proses munculnya

stres (Suardiman 2011 Apsari 2012)

Kondisi ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah

(Suardiman 2011) Moen (2007 dalam Santrock 2012) menyatakan

bahwa pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu

peristiwa Orang-orang yang menunjukkan penyesuaian paling baik

terhadap pensiun adalah mereka yang sehat memiliki keuangan yang

memadai aktif lebih terdidik memiliki jaringan sosial yang luas yang

meliputi kawan-kawan dan keluarga (Santrock 2012)

3 Mengatasi Permasalahan Dalam Masa Pensiun

Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada

negatif tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa

yang menakutkan (Suardiman 2011) Suardiman (2011) menambahkan

para pensiunan juga rentan terkena post power syndrome yang

membuat para pensiunan tidak bisa berpikir realistis dan menerima

kenyataan bahwa mereka sudah bukan karyawan lagi tidak memiliki

jabatan dan sudah pensiun

Penyesuaian terhadap masa pensiun perlu dilakukan agar para

pensiunan lebih siap menghadapi perubahan dalam kehiduapan pada

masa pensiun Penelitian Bikson dan Goodchilds (Spacapan amp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Oskamp 1989 dalam Suardiman 2011) terhadap persiapan masa

pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses

perencanaan pensiun penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga

menjadi hal yang perlu diperhatikan Banyaknya waktu yang

dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada

timbulnya situasi perkawinan yang bahagia Selain itu menjalin relasi

dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial

Hurlock (1993 dalam Suardiman 2011) menambahkan perubahan

dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun

adalah

a Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya

Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita

lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada

sebelum pensiun Jika hubungan dengan pasangannya

baik hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka

dan sebaliknya

b Perubahan dalam perilaku seksual

Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih

banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik

sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa

pensiun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

c Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan

Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk

mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat

perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak

kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka

dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri

d Kemungkinan ketergantungan orangtua (possibility of

parental dependency)

Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak

terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan

seiring meningkatnya usia Penyesuaian yang tidak berjalan

sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang

pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini

Suardiman (2011) juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu

dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu

penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya

hidup sehingga terjadi penghematan penyesuaian atas berkurangnya

kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian

penyesuaian atas berkurangnya kesibukan dan melakukan berbagai

kegiatan untuk mengisi waktu luang Kegiatan yang bisa dilakukan oleh

pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun

nonfisik (Suardiman 2011) Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga

kebugaran sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan Selain kegiatan

fisik mapun nonfisik kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat

membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya

D Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahan

Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai

sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang

terbebas dari rutinitas kerja Namun bagi beberapa orang masa pensiun

dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya

perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi aktivitas

sehari-hari dan lingkungan pergaulan (Suardiman 2011) Berkurangnya

kontak sosial seperti teman kerja relasi dan orang-orang luar rumah

menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun

(Suardiman 2011) Maka dari itu peran pasangan menjadi penting bagi

orang yang akan menghadapi masa pensiun

Marks (1996) berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu

seseorang lebih memiliki mental yang sehat Seseorang yang memiliki

mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi

serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun Berger dan

Kellner (1964 dalam Marks 1996) menambahkan bahwa kehadiran

pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan

psikologis

Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan

potensi yang dimiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan

meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya

mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai

kesempurnaan terhadap potensi diri (Ryff dan Keyes 1998 2000 dalam

Aprianti 2012 Ryff 1989 dalam Eldeleklioglu et al 2010) Selain itu

Moriwaki (1973) juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang

memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk

menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya

Disisi lain seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah

berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami

depresi Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti

menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian

(Koropeckjy-Cox 2009 dalam Santrock 2012) Selain itu peran pasangan

yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan

dukungan secara sosial tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki

pasangan lagi

Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada

seseorang yang menghadapi masa pensiun Seseorang yang memiliki

pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan

kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki Sebaliknya

seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan (meninggal ataupun cerai)

akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan

akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang

memiliki hubungan secara intim yang memberikan dukungan sehingga

tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

E Skema Penelitian

Gambar 1 Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan

Psikologis

Masa Pensiun

Status

Pernikahan

JandaDuda

(Sudah tidak memiliki secara

hukummeninggal)

Menikah

(Masih memiliki pasangan)

Tidak puas dengan dirinya kecewa dengan apa

yang terjadi di kehidupan masa lalunya memiliki

masalah dengan kualitas pribadi ingin menjadi

berbeda daripada dirinya sekarang sedikit

kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain

sulit untuk menjadi hangat terbuka dan peduli

tentang orang lain terisolasi dalam hubungan

interpersonal tidak mau membuat kompromi

dalam hubungan dengan orang lain cenderung

mementingkan harapan dari orang lain

bergantung pada penilaian orang lain mengikuti

tuntutan sosial dalam bertindak kesulitan

mengelola aktivitas tidak mampu memperbaiki

lingkungan di sekitarnya tidak menyadari

kesempatan yang ada kurang mampu

mengontrol dunia luar kurang memiliki makna

terhadap hidup memiliki sedikit cita-cita dan

tujuan kurang memiliki arahan dalam hidup

tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa

lalunya tidak memiliki pandangan yang dapat

memunculkan makna dalam hidup merasa tidak

dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan

diri merasa bosan dengan kehidupannya dan

merasa tidak dapat berkembang

Sikap positif terhadap diri sendiri mengakui

menerima segala aspek dalam diri memiliki

perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya

hangat menyenangkan percaya dan

mementingkan kesejahteraan orang lain

berempati kasih sayang intim saling berbagi

dalam hubungan bebas dan dapat menentukan

nasibnya mampu bertahan dari tekanan sosial

mengelola perilaku dari dalam mampu

mengevaluasi diri mampu menguasai dan

mengatur lingkungannya mengontrol aktivitas

menggunakan kesempatan yang ada mampu untuk

membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai

dengan dirinya memiliki dan mampu mencapai

tujuan hidup memiliki makna terhadap kehidupan

saat ini dan masa lalu memegang keyakinan

terhadap tujuan hidupnya memiliki maksud dalam

tujuan hidupnya memiliki perasaan untuk terus

berkembang melihat diri sebagai pribadi yang

tumbuh dan berkembang terbuka terhadap

pengalaman baru menyadari potensi yang dimiliki

melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dan

melakukan perubahan agar tetap mencerminkan

pengetahuan tentang diri

Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

F Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah

H0 Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun

ditinjau dari status pernikahaan

H1 Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau

dari status pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu

penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok

penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar

2013) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat

kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan

pensiunan yang jandaduda

B Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut

Variabel Tergantung Kesejahteraan Psikologis

Variabel Bebas Status Pernikahan

C Definisi Operasional

1 Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah

berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan

yang mampu mengarahkan untuk menyadari menggunakan serta

mengembangkan kemampuanpotensi yang dimiliki sehingga

memberikan kesempatan individu untuk tumbuh menciptakan kualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

hubungan interpersonal yang baik mengelola aktivitas di luar dirinya

dan meningkatkan tujuan dalam hidup

Tingginya tingkat kesejahteraan psikologis subjek ditunjukkan dari

skor total skala kesejahteraan psikologis Semakin tinggi skor total skala

kesejahteraan psikologis maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis

yang dimiliki

2 Status Pernikahan

Status pernikahan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu

menikah dan jandaduda Menikah dapat diartikan sebagai ikatan

perkawinan yang sah secara hukum dan agama sedangkan jandaduda

adalah priawanita yang sudah tidak memiliki pasangan yang

dikarenakan perceraian secara hukum atau kematian pasangan Identitas

mengenai status pernikahan diungkap dengan pertanyaan terbuka yang

ditujukan kepada subjek

D Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawani perusahaaninstansi yang

sudah pensiun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience

sample yaitu pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan

untuk mengaksesnya pada waktu situasi dan tempat yang tepat (Prasetyo amp

Jannah 2008 Supratiknya 2015)

Tidak ada batasan yang tetap dalam menentukan berapa usia seseorang untuk

pensiun (Suardiman 2011) Namun mengacu pada pasal 14 ayat 1 UU No3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatakan bahwa

Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia

55 tahun Maka peneliti membuat batasan bahwa subjek penelitian yang akan

digunakan adalah pensiunan yang berusia minimal 55 tahun

Peneliti akan memilih subjek yang masih memiliki pasangan yang

dikelompokkan dalam kelompok menikah dan subjek yang sudah tidak memiliki

pasangan karena cerai secara hukum atau dikarenakan pasangan yang dimiliki

telah meninggal dunia yang kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok

jandaduda Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan pensiunan

berdasarkan jenis kelamin karena peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan

psikologis pada pensiunan yang masih memiliki pasangan (menikah) dengan

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan (jandaduda)

E Metode dan Alat Pengambilan Data

Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

kesejahteraan psikologis yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan

terutama mengenai status pernikahan subjek Skala kesejahteraan psikologis

menggunakan metode Likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan

unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS)

Tidak Sesuai (TS) Sesuai (S) Sangat Sesuai (SS) Pemilihan berdasarkan

tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek benar-benar mempertimbangkan

sejauh mana isi pernyataan dalam skala kesejahteraan psikologis benar-benar

menggambarkan keadaan dirinya atau mengenai perilakunya (Azwar 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Skala ini tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan

agar menghindari kecenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari

aman (Supratiknya 2014) Penilaian dalam skala ini menggunakan metode

summated rating dengan ketentuan sebagai berikut

1 Pada pernyataan favorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 1

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 2 jawaban ldquoSrdquo memperoleh 3 dan

jawaban ldquoSSrdquo memperoleh skor 4

2 Pada pernyataan unfavorable jawaban ldquoSTSrdquo memperoleh skor 4

jawaban ldquoTSrdquo memperoleh skor 3 jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 2 dan

jawaban ldquoSrdquo memperoleh skor 1

Tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis dilihat dari skor total

jawaban subjek pada skala yang diberikan

Distribusi item pada skala kesejahteraan psikologis dapat dilihat dari tabel

1 berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel 1

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis

Keterangan Item yang gugur

F Validitas dan Reliabitas Alat Ukur

Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan utama analisis item adalah

memeriksa ciri-ciri respon testi dalam uji coba yang sesungguhnya terhadap

masing-masing item untuk keperluan seleksi item yaitu memutuskan item-item

mana yang dipandang memenuhi syarat untuk dimasukan ke dalam bentuk final

tes dan mana yang harus digugurkan Supratiknya (2014) menambahkan untuk

memastikan bahwa bentuk final tes tersebut sungguh-sungguh menghasilkan

pengukuran yang bisa mencerminkan atribut psikologis dalam taraf tertentu

maka perlu adanya pemeriksaan reliabilitas validitas dan daya diskriminasi

keseluruhan item

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 23 69

(833)

12 44 53 57 58

68 (833)

12

(1667)

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang lain

20 25 27 29 42

55 (833)

4 13 43 50 70

71(833)

12

(1667)

3 Otonomi 18 24 56 61 62

72 (833)

11 28 33 34

41 47 (833)

12

(1667)

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 51 52 54

67 (833)

3 7 16 22 45

63 (833)

12

(1667)

5 Tujuan Dalam

Hidup

15 17 21 31 32

60 (833)

6 30 37 46

49 65 (833)

12

(1667)

6 Pertumbuhan

Pribadi

9 35 39 40 48

64 (833)

2 5 26 36 59 66

(833)

12

(1667)

Total 36 36 72

(100)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

1 Validitas

Validitas dapat dipahami sebagai sejauh mana kualitas alat tes dalam

melakukan pengukuran atribut psikologis yang hendak diukurnya

(Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan pendekatan validitas isi (content validity)

yang diestimasikan lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat

professional judgement (Azwar 1999 2012) Penyusunan skala penelitian ini

akan dikonsultasikan dengan seseorang yang kompeten yang dalam

penelitian ini peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing

2 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi atau

kelompok (Supratiknya 2014)

Penelitian ini menggunakan estimasi reliabilitas dengan pendekatan

konsistensi-internal (internal consistency) yang didasarkan pada hubungan

antar skor masing-masing item (Supraktinya 2014) Hasil estimasi

reliabilitas konsistensi internal ini didapatkan melalui prosedur satu kali

pengadministrasian tes (single trial administration) (Azwar 2012) Teknik

yang digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian ini

reliabel atau tidak dengan menggunakan teknik cronbach alpha Dalam

teknik ini suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel bila memiliki

koefisien reliabilitas gt 060 (Siregar 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

3 Daya Diskriminasi Item

Daya diskriminasi item atau daya beda item adalah sejauh mana item

mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki

dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 2012) Pengujian daya

diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi

antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan

menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) (Azwar 2012)

Besarnya koefisien korelasi item-total bergerak dari 000 ndash 100 dengan

tanda positif atau negatif Bila koefisien korelasi mendekati angka 100 maka

daya diskriminasi dapat dikatakan semakin baik Sebaliknya bila koefisien

korelasi mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif maka hal tersebut

mengindikasikan bahwa item tersebut tidak memiliki daya diskriminasi

(Azwar 2012) Azwar (2012) menambahkan kriteria pemilihan item berdasar

korelasi item total biasanya menggunakan batasan rix ge 030 Item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 030 dianggap memiliki daya beda yang

memuaskan sedangkan yang kurang dari 030 dianggap memiliki daya beda

yang rendah

G Pengujian Alat Ukur Penelitian

1 Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana data yang diperoleh

dari hasil uji coba dipakai sebagai data penelitian Alasan digunakan try out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

terpakai karena minimnya akses untuk mendapatkan akses mendapatkan

subjek yang memenuhi kriteria penelitian

Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengukur taraf

reliabilitas alat ukur yang memadai sesuai tujuan penelitian (Supratiknya

2014) Uji coba ini dilakukan pada total 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek

pada kelompok menikah serta 40 subjek pada kelompok jandaduda Subjek

didapat dari Ikatan Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarata Pensiunan Pegawai

Telkom (P2TEL) Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta

Pensiunan Guru dan Karyawan Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta

Subjek diberi skala kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 72 item

Penyebaran skala dilakukan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada

pengurus masing-masing kelompok pensiunan Pelaksanaan uji coba

dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

2 Hasil Uji Coba Alat Ukur

a Seleksi Item

Seleksi item dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Windows versi 22 Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan

menyeleksi item pada setiap dimensi skala kesejahteraan psikologis yang

terdiri dari enam dimensi dan berjumlah 72 item dengan melakukan

penghitungan korelasi item total (rit) Item yang memiliki nilai rit ge 030

maka item tersebut akan dipertahankan Namun jika memiliki nilai rit lt 030

maka item tersebut akan digugurkan Setelah dilakukan seleksi item

terdapat 38 item yang memiliki nilai ritlt030 dan harus digugurkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Penelitian ini akan melihat perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis serta

perbedaan pada tiap dimensi kesejahteraan psikologis dengan melihat nilai

cronbach alpha pada masing-masing dimensi sehingga penelitian ini

dianggap memiliki enam skala

Pada dimensi Penerimaan Diri sebelum dilakukan seleksi item

memiliki rentang nilai koefisien rit antara 0097 sampai dengan 0524

Pengguguran item dilakukan hingga akhirnya memperoleh delapan item

yang memiliki rentang nilai rit 0305 - 0431 Selanjutnya pada dimensi

Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain memiliki rentang nilai rit -0026

sampai dengan 0629 sebelum dilakukannya seleksi item Sebanyak lima

item pada dimensi ini harus digugurkan Setelah pengguguran item

diperoleh rentang nilai rit 0395 ndash 0659

Dimensi Otonomi memiliki rentang nilai rit 0070 sampai dengan 0277

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah dilakukan

pengguguran item dimensi Otonomi mempunyai rentang nilai rit 0337

sampai dengan 0459 Pada dimensi Penguasaan Lingkungan sebelum

dilakukan pengguguran item memiliki nilai rit antara 0187 sampai dengan

0422 Setelah dilakukan pengguguran lima item diperoleh rentang nilai rit

antara 0319 sampai dengan 0444

Nilai rit pada dimensi Tujuan Dalam Hidup sebelum pengguguran item

berkisar antara -0013 sampai dengan 0476 Setelah dilakukan pengguguran

item dimensi Tujuan Dalam Hidup memiliki rentang nilai rit 0448 ndash 0761

Pada dimensi Pertumbuhan Pribadi nilai rit berada direntang 0137 ndash 0559

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

sebelum dilakukan pengguguran item Namun setelah peneliti

menggugurkan empat item diperoleh nilai rit antara 0318 sampai dengan

0583

Berikut hasil persebaran item pada skala kesejahteraan psikologis

setelah dilakukan seleksi item

Tabel 2

Distribusi Item Skala Kesejahteraan Psikologis setelah seleksi item

b Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi hasil

ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran

(Azwar 2012) Supratiknya (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa

reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesan dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok yang

berbeda Pemeriksaan reliabilitas skala kesejahteraan psikologis ini

dilakukan dengan melihat hasil estimasi konsistensi internal (internal

No Dimensi Nomor item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri 1 8 10 14 44 57 58 68 8

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

20 25 29 42 13 43 50 7

3 Otonomi 18 56 72 - 3

4 Penguasaan

Lingkungan

19 38 54 67 3 7 22 7

5 Tujuan Dalam Hidup 15 21 31 32 60 - 5

6 Pertumbuhan Pribadi 35 64 2 5 26 36 59 66 8

Total 22 16 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

consistency) melalui penghitungan cronbach alpha menggunakan program

SPSS

Berikut merupakan hasil penghitungan koefisien reliabilitas setiap

dimensi pada skala kesejahteraan psikologis

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kesejahteraan Psikologis

Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha

berstrata (αs) Koefisien alpha berstrata digunakan untuk mengidentifikasi

reliabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur

internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes

(Widhiarso 2011)

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk melakukan

penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata

αstrat = 1 -

119896sum

119894=1120590119894

2(1minusα119894)

1205901199092

Keterangan

1205901198942 = varian butir komponen ke-i

α119894 = realibilitas komponen ke-i

1205901199092 = varian skor total tes

No Dimensi

Koefisien Alpha

Sebelum

Seleksi Item

Setelah Seleksi

Item

1 Penerimaan Diri 0654 0688

2 Hubungan Yang Positif

Dengan Orang lain

0702 0771

3 Otonomi 0477 0602

4 Penguasaan Lingkungan 0668 0653

5 Tujuan Dalam Hidup 0623 0800

6 Pertumbuhan Pribadi 0704 0747

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

αs = 1 minus

5412(1minus0688)+6808(1minus0771)+2187(1minus0602)

+5411(1minus0653)+3528(1minus0800)+8354(1minus0747)

82607= 0893

Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata skala

kesejahteraan psikologis memiliki nilai reliabilitas yang memuaskan yaitu

0893 (αs=0893)

H Metode Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan varian yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik independent

sample t-test untuk mengetahui perbedaan nilai mean pada skor skala

kesejahteraan psikologis dari kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda Independent sample t-test ini digunakan jika berdasarkan uji

normalitas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa persebaran data yang

dimiliki sebaran data yang normal Namun jika berdasarkan hasil uji

normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan persebaran data tidak normal

maka untuk uji beda dilakukan dengan analisa non-parametrik mann-whitney

u test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba skala

kesejahteraan psikologis digunakan sebagai data penelitian Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan 6 April 2016

Peneliti melakukan penyebaran skala ke beberapa kelompok pensiunan

yang memiliki agenda rutin bulanan untuk berkumpul antara lain Ikatan

Keluarga PLN (IKPLN) Yogyakarta Pensiunan Pegawai Telkom (P2TEL)

Magelang Persekutuan Doa BPN amp Notaris Yogyakarta Pensiunan PGRI

Kasihan Bantul dan PWRI Yogyakarta Beberapa subjek juga didapatkan

dengan menitipkan skala kepada orang-orang yang mempunyai kenalan

pensiunan sesuai dengan kriteria penelitian Subjek dari penelitian ini

berjumlah 80 orang dengan rincian 40 subjek pada kelompok pensiunan yang

menikah dan masih memiliki pasangan serta 40 subjek pada kelompok

pensiunan yang sudah tidak memiliki pasangan karena cerai hukum maupun

meninggal (jandaduda)

Kendala yang dihadapi selama proses pengambilan data adalah minimnya

akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian Selain itu

kendala lain yang dihadapi adalah kemampuan subjek untuk menyelesaikan

pengisian skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

B Deskripsi Subjek Penelitian

Penghitungan data demografik subjek bertujuan untuk mengetahui

persebaran data subjek berdasarkan jenis kelamin subjek pada kelompok

menikah dan jandaduda (tabel ) serta persebaran subjek berdasarkan usia

subjek penelitian Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil

sebagai berikut

Tabel 4

Persebaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan dan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil pada tabel 4 subjek dalam penelitian ini secara

keseluruhan berjumlah 80 subjek yang terdiri dari 40 subjek pada kelompok

menikah dan 40 subjek pada kelompok jandaduda Pada kelompok

menikah terdiri dari 35 subjek laki-laki dan lima subjek berjenis kelamin

perempuan Kelompok jandaduda terdiri dari 21 subjek berjenis kelamin

laki-laki dan 19 subjek berjenis kelamin perempuan Secara keseluruhan

subjek pada penelitian ini terdari 56 subjek berjenis kelamin laki-laki dan

24 subjek berjenis kelamin perempuan

Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah Total

Menikah Laki-laki 35 subjek

Perempuan 5 subjek

40 subjek

JandaDuda Laki-laki 21 subjek

Perempuan 19 subjek

40 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel 5

Persebaran Subjek Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil pada tabel 5 sebagian besar subjek pada penelitian ini

berada pada rentang usia 61 ndash 65 tahun dengan jumlah sebanyak 30 subjek

Selanjutnya sebanyak 26 subjek berada direntang usia 55 ndash 60 tahun 13

subjek berada direntang usia 66 ndash 70 tahun dan sisanya sebanya 11 subjek

berusia lebih dari 70 tahun Berdasarkan penghitungan rata-rata dan

frekuensi usia subjek (lampiran 62) rata-rata usia subjek berada pada usia

636 tahun dengan usia termuda 55 tahun dan tertua 78 tahun Frekuensi

terbanyak dari usia subjek adalah delapan subjek berusia 61 tahun dan 65

tahun

C Deskripsi Data Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah kesejahteraan

psikologis yang dimiliki subjek tergolong pada kategori tinggi sedang atau

rendah dengan melakukan perbandingan antara nilai mean teoritis dan mean

empiris pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut adalah hasil analisis deskriptif kesejahteraan psikologis

Usia Jumlah

55 ndash 60 tahun 26 subjek

61 ndash 65 tahun 30 subjek

66 ndash 70 tahun 13 subjek

71 ndash 75 tahun 6 subjek

76 ndash 80 tahun 5 subjek

Total 80 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 6

Hasil Analisis Deskriptif Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 6 variabel kesejahteraan

psikologis memiliki nilai mean empiris yang lebih besar dari pada nilai

mean teoritis Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki

tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Uji t dilakukan untuk melihat lebih lanjut perbedaan signifikan antara

mean empiris dengan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis

Berikut hasil uji t variabel kesejahteraan psikologis

Tabel 7

Hasil Uji t Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil one sample t-test dapat diketahui bahwa antara mean

teoritis dengan mean empiris variabel kesejahteraan psikologis memiliki

perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 005

yaitu 0000 (p lt 005) Hasil uji t ini menegaskan bahwa subjek penelitian

ini memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

Pengukuran Teoritis Empiris

Kategori Min Max Mean Min Max Mean SD

Kesejahteraan

Psikologis 38 152 95 100 148 118525 90888 Tinggi

Test Value = 95

t Df Sig (2

Tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Kesejahteraan

Psikologis 23151 79 0000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

D Hasil Analisis Data

1 Uji Asumsi

a Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data

penelitian yang telah dilakukan berasal dari populasi yang sebarannya

normal (Santoso 2010) Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program analisis

statistik SPSS Jika nilai p lebih kecil dari pada 005 (plt005) dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal sedangkan jika nilai p lebih besar dari pada 005

(pgt005) maka data tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara

signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso 2010)

Berikut merupakan hasil uji normalitas pada data penelitian ini

Tabel 8

Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8 diketahui bahwa

variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai siginifikansi sebesar

0000 Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara

signifikan dengan data virtual yang normal Maka dapat disimpulkan

bahwa data yang didapat tersebut tidak normal (p lt 005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua atau

lebih kelompok yang berasal dari populasi dengan variasi yang sama

Selain itu uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui varian dari

kelompok (Santoso 2010) Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi

jika nilai p lebih besar dari pada 005 (p gt 005) (Santoso 2010)

Berikut ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini

Tabel 9

Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 9 diperoleh nilai F yang

didapat adalah 2144 dan nilai p = 0147 Hal ini menunjukkan bahwa

asumsi homogenitas dipenuhi (pgt005) yaitu tidak ada perbedaan varian

dalam kedua kelompok tersebut sehingga data dapat diasumsikan

homogen

2 Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil

yang menyatakan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal ( p lt

Levenes Test for Equality of

Variances

F Sig

Kesejahteraan

Psikologis

Equal variances

assumed 2144 147

Equal variances not

assumed

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

005) Santoso (2012) mengatakan metode statistik nonparametrik

digunakan jika persebaran data tidak normal

Uji Mann-Whitney U Test digunakan untuk menguji dua sampel bebas

pada stastistik nonparametrik (Santoso 2012) Santoso (2012)

menambahkan pengujian dengan Mann-Whitney U Test memiliki tujuan

yang sama dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah dua buah sampel

bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak

Tabel 10

Hasil Uji Mann-Whitney U Test

Syarat yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara dua mean yaitu

nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 005 ( p lt 005)

Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0467 (p gt 005)

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak

sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah

dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

E Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan Uji hipotesis pada

penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test Hal

ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa

persebaran data yang dimiliki tidak normal (p lt 005)

Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test diperoleh nilai

koefisien signifikansi sebesar 0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan bahwa H0

diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok

menikah dengan kelompok jandaduda

Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya

kebahagiaan kepuasaan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff

1995 dalam Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Bagi pensiunan yang akan masuk

pada usia lanjut (lansia) kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting

untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam

hidupnya sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian ketidakbahagiaan

dan depresi (Amalia amp Fitriana tanpa tahun) Ryff (1988 dalam Amalia amp

Fitriana tanpa tahun) berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa

lansia yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat

menerima keadaan mereka dapat menciptakan lingkungan yang mereka

inginkan dapat mengembangkan diri memiliki tujuan hidup memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

kemandirian dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai

succesful aging

Amalia dan Fitriana (tanpa tahun) menjelaskan bahwa succesful aging akan

membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang

tinggi Selain itu succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan

sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan

dalam menciptakan keterikatan secara emosional Hal inilah yang

memungkinkan bahwa pada penelitian ini ada atau tidaknya kehadiran

pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan

psikologis

Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat

digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat orang-orang

kepercayaan atau saudara Marks (1996) mengatakan bahwa memiliki hubungan

yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar

terhadap well-being Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting

sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan (Anderson amp Stewart

1994 Oliker 1989 dalam Marks 1996) Lebih lanjut lagi Marks (1996)

menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari

orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis

bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka

yang memiliki pasangan

McAdams (2006) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat

menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong Hal ini sama seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan

kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan

nilai-nilai harmonis gotong royong solidaritas dan ketergantungan terhadap

satu sama lain (McAdams 2006) Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil

dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga saudara dan teman-

teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan

yang dihadapi di masa lanjut usia Subjek X menambahkan kebanyakan

pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan

keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu

menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa

tidak sendirian

Ryff dan Singer (1996) menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya

yang kolektif memiliki orientasi kepada orang lain Hal ini berhubungan dengan

tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan

yang positif dengan orang lain (Ryff amp Singer 1996) Selain itu masyarakat di

dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan

dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu

menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan

orang lain (Matsumoto 1994) Matsumoto (1994) menambahkan pada

masyarakat yang bersifat komunal kebahagiaan dan emosi positif lainnya

seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas-

tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam

suatu hubungan atau kelompok memahami orang lain menjadi invidu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

simpatik menempati dan menjalankan peran yang dimiliki serta bertindak

secara pantas sesuai dengan norma Adanya dorongan untuk memenuhi tugas

maupun peran dalam lingkungan disekitar para pensiunan ini dirasa mampu

membentuk kesejahteraan psikologis yang dimiliki Hal ini diperkuat dengan

hasil wawancara dengan subjek X yang mengatakan bahwa salah satu cara agar

pensiunan dapat mengatasi stres di masa pensiun adalah dengan terlibat dengan

kegiatan di lingkungan sekitar Keterlibatan itu dapat berupa menjadi pengurus

RTRW atau ikut serta dalam kegiatan bidang keagamaan Hal ini bertujuan agar

para pensiunan tetap merasa punya peran dan berarti bagi lingkungan sosialnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisa non-

parameterik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data

yang dimiliki tidak normal dengan nilai signifikansi 0000 (plt005) Uji

analisis non-parametrik yang digunakan adalah mann-whitney u test yaitu

teknik uji analisis non-parametrik yang menguji dua sampel bebas

Berdasarkan hasil mann-whitney u test diperoleh hasil signifikansi sebesar

0467 (p gt 005) Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kesejahteraan

psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok

jandaduda

B Keterbatasan Penilitan

Peneliti menyadari bahwa dengan mempertimbangkan subjek yang sudah

berusia lebih dari 55 tahun dan sudah mulai mengalami penurunan dalam segi

fisik maupun kognitif jumlah item skala kesejahteraan psikologis yang

diberikan kepada subjek dapat dikatakan terlalu banyak Hal ini

memungkinkan subjek tidak dapat memberikan jawaban secara akurat dan

sesuai kondisi yang dialami oleh subjek sehingga berakibat pada peroleh skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis

penelitian

Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa

instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian (Widayati 2009

Reinchenbacher amp Einax 2011 chap 2 Widhiarso 2011) Adanya

measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki

nilai yang tinggi Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement

errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing

dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint

skala kesejahteraan psikologis

C Saran

1 Bagi subjek

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan

yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan

psikologis yang tergolong tinggi Hal ini perlu untuk dipertahankan karena

dengan adanya kesejahteraan psikologis para pensiunan dapat mencapai

kepuasaan hidup kebahagian dan harapan hidup yang lebih baik

2 Bagi perusahaan

Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan

jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya

kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan Hal ini perlu

dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut para pensiunan dapat

terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih Pihak perusahaan

diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya

kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi

pensiunan

3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan

kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena

minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria

penelitian Oleh karena itu peneliti yang tertarik pada kesejahteraan

psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik Selain

itu peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun

berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala Pada

penelitian selanjutnya besar harapan agar mempertimbangkan jumlah

item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa

dewasa akhir Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator

perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar

mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan

variable

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Daftar Pustaka

Afriyadi A D (2014) Tak Punya Biaya Hari Tua Masyarakat RI Tunda Pensiun

Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua-

masyarakat-ri-tunda-pensiun

Amalia D (2015) BPS Bahagia Pun Sempit Diambil 21 Juni 2016 dari

httpswwwselasarcomekonomibps-bahagia-pun-sempit

Amalia S amp Fitriana E (tanpa tahun) Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryffrsquos

Psychological Well-Being (Rpwb) Versi Bahasa Indonesia Studi Pada

Lansia Bandung Universitas Padjajaran

Anggraeni T P amp Jannah M (2014) Hubungan Antara Psychological Well-

Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security

Character Volume 3 No 2

Aprianti I (2012) Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological

Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas

Indonesia Depok Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Apsari F Y (2012) Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan

Non-Kependidikan Di Universitas ldquoXrdquo Surabaya Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Widya Mandala

Ariati J (2010) Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan

Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi

Universitas Diponegoro Jurnal Psikologi Undip Vol 8 No 2 Oktober

2010

Azwar S (1999) Dasar-Dasar Psikometri Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S (2012) Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2 Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Badan Pusat Statistika Diambil 22 Juni 2016 dari

httpswwwbpsgoidSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-

daftar-subjek1

Baumgardner S R amp Crothers Marie K (2009) Positive Psychology New Jersey

Pearson Education Inc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

BBC Indonesia (2010) Berapa Usia Pensiun Yang Ideal Diambil 1 September

2015 dari

httpwwwbbccomindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi

ashtml

Deil S A F (2014) Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25

Tahun Diambil 26 November 2015 dari

httpbisnisliputan6comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-

tanpa-gaji-selama-25-tahun

Eldeleklioglu J Yilmaz A amp Gultekin F (2010) Investigation of Teacher

Traineesrsquo Psychological Well-Being of Time Management Procedia Social

and Behavioral Sciences 2 (2010) 342-348

Engger (2015) Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks

Indonesia Yogyakarta Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Hurlock E B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan Edisi Kelima Jakarta Erlangga

Jones GW (2010) Changing Marriage Pattern In Asia Asia Research Institute

Working Paper Series 131 Januari 2010

Kim J E amp Moen P (2002) Retirement Transitions Gender and Psychological

Well-Being A Life-Course Ecological Model Journal of Gerontology

Psychological Sciences 2002 Vol 57B No 3 P212-P222

Marks N F (1996) Flying Solo at Midlife Gender Marital Status and

Psychological Well-Being Journal of Marriage and the Family Vol 58 No

4 (Nov 1996) pp 917-932

Matsumoto D (1994) Pengantar Psikologi Lintas Budaya Jakarta Pustaka

Pelajar

McAdams D P (2006) The Redemptive Self Stories Americans Live By New

York Oxford University Press Inc

Moriwaki S Y (1973) Self-Disclosure Significant Others and Psychological

Well-Being in Old Age Journal of Health and Social Behavior Vol 14 No

3(Sep 1973) pp 226-232

Prasetyo B amp Jannah L M (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan

Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Prasetyo N H amp Subandi M A (2014) Program Intervensi Narimo Ing Pandum

Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia

Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) 6(2)

Pusat Bahasa (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat

Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Reichenbacher M amp Einax JW (2011) Challenges in Analytical Quality

Assurance (pp 7-35) Verlag Berlin Heidelberg Springer

Ryff C D (1989) Happiness Is Everything or Is It Expolorations on the Meaning

of Psychological Well-Being Journal of Personality and Social Psychology

1989 Vol 57 No 6 1069-1081

Ryff C D (1995) Psychological Well-Being in Adult Life Current Directions in

Psychological Science Vol 4 No 4 (Aug 1995) pp 99-104

Ryff C D (2014) Psychological Well-Being Revisited Advances in the Science

and Practice Eudaimonia Psychother Psychosom 20148310-28

Ryff C D amp Keyes C L M (1995) The Structure of Psychological Well-Being

Revisited Journal of Personality and Social Psychology Vol 69 No 4 719-

727

Ryff C D amp Singer B (1996) Psychological Well-Being Meaning

Measurement and Implications for Psychotherapy Research Psychother

Psychosom 19966514-23

Safitri BR (2013) Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran

Gender Karyawan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 01 No 02

Agustus 2013

Santoso A (2010) Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku Yogyakarta

Universitas Sanata Dharma

Santoso S (2012) Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik Jakarta PT

Elex Media Komputindo

Santrock J W (2002) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Kelima Jilid 2 Ed Wisnu Chandra Kristiaji amp Yati Sumiharti Jakarta

Erlangga

Santrock J W (2012) Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi

Ke-13 Jilid 2 Ed Novietha I Sallama Jakarta PT Gelora Aksara Pratama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Santrock J W (2014) Essentials of Life-Span Development Third Edition New

York McGraw-Hill Education

Shultz K S amp Wang M (2011) Psychological Perspectives on the Changing

Nature of Retirement American Psychologist Advance online publication

doi 101037a0022411

Siregar S (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual amp SPSS Jakarta Kencana Prenadamedia Group

Siregar S (2014) Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 Jakarta Rajawali Pers

Snyder C R Lopez S J amp Pedrotti J T (2011) Positive Psychology The

Scientific and Pratical Explorations of Human Strengths Second Edition

California Sage Publications Inc

Soulsby L K amp Bennett K M (2015) Marriage and Psychological Wellbeing

The Role of Social Support Psychology 6(11) 1349

Suardiman P S (2011) Psikologi Usia Lanjut Yogyakarta Gajah Mada

University Press

Supraktiknya A (2014) Pengukuran Psikologis Yogyakarta Universitas Sanata

Dharma

Suyanto B (2015) Membaca Indeks Kebahagiaan Diambil 21 Juni 2016 dari

httpgeotimescoidmembaca-indeks-kebahagiaan

Trisusanti R amp Satiningsih (2012) Gambaran Psychological Well-Being Pada

Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang

Punggung Keluarga Jurnal Psikologi Teori amp Terapan Vol 3 No 1

Agustus 2012

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Diakses dari httphukumunsrataciduuuu_1_74htm

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja Diakses dari

wwwdprgoiddokjdihdocumentuuUU_1992_3pdf

van Dierendonck D Diacuteaz D Rodriacuteguez-Carvajal R Blanco A amp Moreno-

Jimeacutenez B (2008) Ryffrsquos six-factor model of psychological well-being a

Spanish exploration Social Indicators Research 87(3) 473-479

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Waterman A S (1993) Two Conceptions of Happiness Contrasts of Personal

Expressiveness (Eudaimonia) and Hedonic Enjoyment Journal of

Personality and Social Psychology 1993 Vol 64 No 4 678-691

Widayati CSW (2009) Komparasi Beberapa Metode Estimasi Kesalahan

Pengukuran Jurnal Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Tahun 13 Nomor 2

2009

Widhiarso W (2010) Menghitung Koefisien Alpha Berstrata Fakultas Psikologis

UGM

Widhiarso W (2011) Teori Skor Eror Pengukuran [Bahan Presentasi] diambil

22 Juni 2016 dari

httpwidhiarsostaffugmacidfilesEror20Pengukuranpdf

Winefield H R Gill T K Taylor A W amp Pilkington R M (2012)

Psychological Well-Being And Psychological Distress Is It Necessary To

Measure Both Psychology of Well-Being Theory Research and practice

2012 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

LAMPIRAN 1

Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Blueprint skala kesejahteraan psikologis

No Dimensi Indikator Item

Favorable Unfavorable

1 Penerimaan Diri

Individu yang sehat

secara mental

didefinisikan

mampu untuk

menerima dirinya

dan kehidupan

masa lalunya secara

positif

Memahami

dan

menerima

seluruh aspek

pada diri

Saya menyadari

bahwa saya

memiliki

kelebihan

maupun

kekurangan

Saya tidak tahu

kelebihan

maupun

kekurangan yang

saya miliki

Saya dapat

menerima segala

aspek dalam diri

saya

Saya merasa

kecewa dengan

diri saya saat ini

Memiliki

pandangan

positif

terhadap diri

sendiri

Secara umum

saya merasa

percaya diri

mengenai diri

saya sendiri saat

ini

Saya merasa

tidak puas

dengan diri saya

saat ini

Menerima

secara positif

kehidupan

masa lalunya

Pengalaman di

masa lalu

membuat saya

belajar untuk

menjadi lebih

baik ke

depannya

Menurut saya

pengalaman di

masa lalu hanya

akan menjadi

beban pikiran

saya

Bagi saya

pengalaman di

masa lalu

merupakan

pengalaman

yang sangat

berharga

Saya merasa

tidak

memperoleh

banyak hal

berharga dari

pengalaman di

masa lalu

Saya merasa

puas dengan

pencapaian-

pencapaian di

masa lalu

Saya merasa

kecewa dengan

apa yang telah

saya lakukan di

masa lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

2 Hubungan Yang

Positif Dengan

Orang Lain

Individu sehat

secara mental

adalah individu

yang memiliki

kemampuan untuk

mencintai memiliki

perasaan yang

kuatakan rasa

empati kasih

sayang kehangatan

dan penghargaan

terhadap orang lain

Terbuka

kepada orang

lain

Bila ada

masalah saya

selalu berusaha

untuk bercerita

kepada orang

lain setidaknya

untuk

meringankan

beban saya

Saya enggan

bercerita

mengenai

permasalahan

saya kepada orang

lain

Memiliki

kepercayaan

terhadap

orang lain

Saya dapat

menaruh

kepercayaan

kepada orang

lain

Saya merasa ragu

apakah orang lain

dapat

mempercayai

saya

Memiliki

empati kasih

sayang dan

keintiman

dengan orang

lain

Bagi saya

menjaga relasi

dengan orang

lain merupakan

hal yang penting

dilakukan

Menjaga relasi

dengan orang lain

merupakan hal

yang menyulitkan

bagi saya

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

merupakan cara

saya menjaga

hubungan

dengan orang

lain

Memberikan

ucapan selamat

kepada teman

bukan merupakan

hal yang penting

Memiliki

kehangatan

dengan orang

lain

Saya merasa

nyaman ketika

sedang

berbincang-

bincang dengan

orang lain

Sulit bagi saya

untuk merasa

nyaman ketika

berbincang

dengan orang lain

Dapat

berkumpul

dengan orang

lain merupakan

hal yang patut

disyukuri dalam

hidup saya

Menurut saya

berkumpul

dengan orang lain

merupakan

kegiatan yang

membosankan

dan membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Otonomi

Seseorang yang berfungsi

secara utuh tidak

membutuhkan persetujuan

orang lain untuk membuat

evaluasi yang sesuai

dengan standar dirinya

sendiri (internal locus of

evaluation) sehingga

individu terbebas dari

keyakinan kolektif norma

dan peraturan yang

mengikat serta mampu

bertahan dari tekanan sosial

dengan berpikir dan

bertindak secara tepat

Mampu

membuat

keputusan

tanpa

tergantung

pada orang

lain

Keputusan

yang saya

buat

merupakan

murni

keputusan

saya sendiri

Saya sering

kali

dipengaruhi

orang lain

dalam

membuat

kuputusan

Saya yakin

setiap orang

memiliki

kebebasan

dalam

menentukan

pilihan hidup

begitu juga

dengan saya

Saya sangat

membutuhka

n orang lain

untuk

menentukan

pilihan hidup

saya

Saya akan

tetap pada

keputusan

saya

meskipun

orang lain

tidak setuju

Saya akan

mengubah

keputusan

saya bila ada

orang lain

yang tidak

setuju dengan

saya

Mampu

membuat

evaluasi

yang sesuai

dengan

standar

dirinya

sendiri

Kesalahan

yang saya

perbuat

menjadi

pelajaran

berharga bagi

saya

Kesalahan

saya

sebelumnya

merupakan

hal yang

memalukan

bagi saya dan

ingin saya

lupakan

Saya menilai

diri saya

sendiri

dengan nilai-

nilai yang

saya anggap

penting

bukan dari

orang lain

Penilaian dari

orang lain

merupakan

penilaian

yang penting

untuk saya

Mampu

bertahan

dari tekanan

sosial

Saya akan

berusaha

mengatasi

tekanan sosial

Saya tidak

tahu

bagaimana

saya harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

dengan

berpikir dan

bertindak

secara tepat

dengan

memikirkan

dan bertindak

dengan cara

yang tepat

mengatasi

tekanan sosial

dengan tepat

4 Penguasaan Lingkungan

Kemampuan individu

untuk

memilihmenciptakan

lingkungan agar sesuai

dengan kondisi

psikologisnya serta ikut

serta dan terlibat dengan

kegiatan di luar lingkungan

dirinya sehingga dapat

mengambil keuntungan

dari lingkungannya

Mampu

mengelola

aktivitas

sehari-hari

Saya merasa

cukup baik

dalam

mengelola

banyak

kegiatan

dalam

kehidupan

sehari-hari

Banyaknya

kegiataan

sehari-hari

membuat

saya

mengalami

kesulitan

dalam

mengelolany

a

Menurut

saya

aktivitas yang

saya lakukan

dapat berjalan

dengan baik

Saya merasa

kesulitan

dalam

melakukan

aktivitas yang

saya miliki

Saya merasa

senang

meskipun

aktivitas yang

saya lakukan

cukup

banyak

Semakin

banyak

kegiatan

semakin

membuat

saya kesulitan

dalam

menjalaninya

Terlibat

dalam

aktivitas di

luar

lingkungan

dirinya

Kegiatan di

luar rumah

membuat

saya merasa

lebih

nyaman

Saya merasa

tidak nyaman

ketika

melakukan

kegiatan di

luar

Saya lebih

senang

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Saya merasa

kurang

tertarik ketika

melakukan

kegiatan yang

melibatkan

orang lain

Menggunak

an

kesempatan

yang ada di

Saya senang

mengikuti

kegiatan

dapat

Saya tidak

ingin

mengikuti

kegiatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

lingkungan

secara

efektif

memberi

wawasan

baru bagi

saya

dapat

memberi

wawasan

baru bagi

saya

5 Tujuan Dalam Hidup

Individu yang sehat secara

mental didefinisikan

memiliki tujuan dan makna

dalam hidup sehingga

mampu melihat perubahan

keinginan menjadi lebih

produktif

menciptakanmencapai

integritas emosional di

kemudian hari

Memiliki

cita-cita dan

tujuan

Saya akan

berusaha

mewujudkan

keinginan

yang saya

miliki

Keinginan

dan cita-cita

yang saya

miliki hanya

akan

membebani

hidup saya

Saya selalu

ingin

memiliki

kehidupan

yang lebih

baik dari

sebelumnya

Saya sudah

puas dengan

apa yang saya

miliki di saat

ini

Meyakini

tujuan hidup

yang

dimiliki

Saya yakin

bahwa saya

dapat

membuat hari

esok lebih

baik lagi

Menurut

saya hari

esok akan

sama saja

dengan hari

ini dan tidak

ada yang bisa

saya lakukan

untuk

mengubahny

a

Penting bagi

saya untuk

dapat

mewujudkan

cita-cita yang

saya miliki

Dahulu saya

memiliki cita-

cita yang

ingin saya

wujudkan

namun

sekarang hal

itu sudah

tidak penting

lagi

Memiliki

kemampuan

untuk

mencapai

tujuan hidup

Saya senang

melakukan

perencanaan

untuk masa

depan dan

berusaha

Saya merasa

perencanaan

yang sudah

saya lakukan

merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

untuk

mewujudkan

nya

hal yang sia-

sia

Kemampuan

yang saya

miliki dapat

membantu

mencapai

tujuan hidup

saya

Saya tidak

memiliki

kemampuan

yang cukup

untuk

mencapai

tujuan hidup

saya

6 Pertumbuhan Pribadi

Individu yang tidak hanya

memiliki satu

perkembangan

karakteristik di masa lalu

namun juga memiliki

potensi yang dapat

dikembangkan agar tetap

tumbuh dan berkembang

dalam menghadapi

tantangantugas baru

Memiliki

pandangan

sebagai

pribadi yang

tumbuh dan

berkembang

Saya

memiliki

keyakinan

bahwa

kehidupan

merupakan

proses yang

terus

berlanjut

Menurut

saya proses

kehidupan

akan berhenti

ketika saya

sudah tua

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

saya

kembangkan

lagi di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

Menyadari

potensi

yang

dimiliki

Saya

menyadari

potensi yang

saya miliki

dan ingin

mengembang

kannya

Saya tidak

tahu potensi

apa yang saya

miliki selama

ini

Terbuka

terhadap

pengalaman

baru

Saya ingin

mencoba hal-

hal baru yang

dapat

membantu

saya

mengembang

kan potensi

diri

Saya merasa

tidaklah

penting

mencoba hal-

hal baru

karena hal

tersebut

hanya

membuang

waktu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Melihat

peningkatan

dalam diri

dari waktu

ke waktu

Saya merasa

potensi dalam

diri saya

semakin

berkembang

karena

pengalaman

yang saya

miliki

Pengalaman

yang saya

miliki tidak

dapat

membantu

mengembang

kan potensi

dalam diri

saya

Saya merasa

kemampuan

yang saya

miliki dapat

berkembang

di masa

mendatang

Saya merasa

tidak dapat

melakukan

apa-apa

dengan

kemampuan

yang saya

miliki

sekarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

LAMPIRAN 2

Skala Try Out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

SKALA TRY OUT

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya enggan bercerita mengenai permasalahan

saya kepada orang lain

5 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal

baru karena hal tersebut hanya membuang waktu

saja

6 Saya merasa perencanaan yang sudah saya lakukan

merupakan hal yang sia-sia

7 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

8 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai

diri saya sendiri saat ini

9 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

saya kembangkan lagi di masa mendatang

10 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

11 Saya sangat membutuhkan orang lain untuk

menentukan pilihan hidup saya

12 Saya tidak tahu kelebihan maupun kekurangan

yang saya miliki

13 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

14 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

15 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-

cita yang saya miliki

16 Saya tidak ingin mengikuti kegiatan yang dapat

memberi wawasan baru bagi saya

17 Saya selalu ingin memiliki kehidupan yang lebih

baik dari sebelumnya

18 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

19 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

No Pernyataan STS TS S SS

20 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

21 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

22 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

23 Saya merasa puas dengan pencapaian-pencapaian

di masa lalu

24 Saya yakin setiap orang memiliki kebebasan dalam

menentukan pilihan hidup begitu juga dengan

saya

25 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang

lain

26 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa

dengan kemampuan yang saya miliki sekarang

27 Saya merasa nyaman ketika sedang berbincang-

bincang dengan orang lain

28 Saya sering kali dipengaruhi orang lain dalam

membuat kuputusan

29 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

30 Dahulu saya memiliki cita-cita yang ingin saya

wujudkan namun sekarang hal itu sudah tidak

penting lagi

31 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

32 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

33 Saya tidak tahu bagaimana saya harus mengatasi

tekanan sosial dengan tepat

34 Penilaian dari orang lain merupakan penilaian yang

penting untuk saya

35 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

36 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti

ketika saya sudah tua

37 Keinginan dan cita-cita yang saya miliki hanya

akan membebani hidup saya

38 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

39 Saya merasa kemampuan yang saya miliki dapat

berkembang di masa mendatang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

No Pernyataan STS TS S SS

40 Saya merasa potensi dalam diri saya semakin

berkembang karena pengalaman yang saya miliki

41 Saya akan mengubah keputusan saya bila ada orang

lain yang tidak setuju dengan saya

42 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

43 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

44 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal

berharga dari pengalaman di masa lalu

45 Saya merasa kurang tertarik ketika melakukan

kegiatan yang melibatkan orang lain

46 Menurut saya hari esok akan sama saja dengan hari

ini dan tidak ada yang bisa saya lakukan untuk

mengubahnya

47 Kesalahan saya sebelumnya merupakan hal yang

memalukan bagi saya dan ingin saya lupakan

48 Saya memiliki keyakinan bahwa kehidupan

merupakan proses yang terus berlanjut

49 Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk

mencapai tujuan hidup saya

50 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

51 Kegiatan di luar rumah membuat saya merasa lebih

nyaman

52 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang

melibatkan orang lain

53 Saya merasa tidak puas dengan diri saya saat ini

54 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

55 Bila ada masalah saya selalu berusaha untuk

bercerita kepada orang lain setidaknya untuk

meringankan beban saya

56 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

57 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

58 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

59 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat

membantu mengembangkan potensi dalam diri

saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

No Pernyataan STS TS S SS

60 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

61 Saya akan berusaha mengatasi tekanan sosial

dengan memikirkan dan bertindak dengan cara yang

tepat

62 Kesalahan yang saya perbuat menjadi pelajaran

berharga bagi saya

63 Saya merasa tidak nyaman ketika melakukan

kegiatan di luar

64 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

65 Saya sudah puas dengan apa yang saya miliki di saat

ini

66 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

67 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

68 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

69 Saya dapat menerima segala aspek dalam diri saya

70 Saya merasa ragu apakah orang lain dapat

mempercayai saya

71 Sulit bagi saya untuk merasa nyaman ketika

berbincang dengan orang lain

72 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

LAMPIRAN 3

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

SKALA PENELITIAN

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Disusun oleh

Antonius Mei Setyabudi

119114114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

FORM PERSETUJUAN

Dengan hormat

Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi saya mahasiswa akhir Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memohon bantuan BapakIbu

untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan di bawah ini

Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis atau yang dikenal juga dengan

nama psychological well-being Untuk itu saya meminta kesediaan BapakIbu

untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah

disediakan

Secara umum kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

kesejahteraan psikologis yang dikenal juga dengan nama psychological well-being

BapakIbu

Sebelum memulai pengerjaan isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri

Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari

pernyataan yang ada

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini Semua

jawaban yang BapakIbu berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan BapakIbu yang sesungguhnya

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang BapakIbu berikan bersifat

pribadi Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai

suatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian

Dengan mengisi kuesioner ini BapakIbu dapat berefleksi atau melihat kembali

kehidupan yang telah BapakIbu jalani selama ini Terkait dengan risiko

kemungkinan BapakIbu merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-

jawaban pada kuesioner ini Kendatipun demikian saya berharap BapakIbu dapat

sepenuhnya berpartisipasi

BapakIbu juga bebas untuk mengajukan pertanyaan kepada saya melalui email

antoniusetyagmailcom atau nomor saya yaitu 085643010806

Atas waktu dan perhatian BapakIbu saya mengucapkan terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Saya yang bertandangtangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan

bersedia untuk mengisi kuesioner yang ada di bawah ini

2016

() ()

Antonius Mei Setyabudi PartisipanInisial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Identitas Diri

Inisial

Usia Tahun

Suku

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Status Pernikahan a Menikah

b Cerai Secara Hukum

c Cerai Pasangan Meninggal

d BelumTidak Menikah

(Lingkari sesuai dengan status saat ini)

Lama Pensiun Tahun

coret yang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat sejumlah pernyataan yang terkait dengan perasaan BapakIbu

tentang diri Anda sendiri dan hidup Anda Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban

Berikan tanda silang (X) pada kotak yang BapakIbu anggap paling

menggambarkan diri Anda

Pilihan jawabannya adalah

STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri

Anda

TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda

S bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda

SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol diri

ketika dalam keadaan tertekan

X

Apabila BapakIbu ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan

jawaban lain silahkan memberikan dua garis (=) pada tanda silang (X) yang sudah

Anda tulis lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan

kondisi Anda

Contoh

No Pernyataan STS TS S SS

2 Saya akan berusaha mengontrol

diri ketika dalam keadaan tertekan

X X

Dalam skala ini tidak ada jawaban benar maupun salah untuk setiap pernyataan

Saya berharap BapakIbu menjawab dengan jujur dan sesuai dengan diri Anda saat

ini Terima kasih atas kerjasama serta kesediaanya untuk mengisi skala ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Skala Kesejahteraan Psikologis

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda

No Pernyataan STS TS S SS

1 Pengalaman di masa lalu membuat saya belajar

untuk menjadi lebih baik ke depannya

2 Saya tidak tahu potensi apa yang saya miliki selama

ini

3 Semakin banyak kegiatan semakin membuat saya

kesulitan dalam menjalaninya

4 Saya merasa tidaklah penting mencoba hal-hal baru

karena hal tersebut hanya membuang waktu saja

5 Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas

yang saya miliki

6 Secara umum saya merasa percaya diri mengenai diri

saya sendiri saat ini

7 Saya menyadari bahwa saya memiliki kelebihan

maupun kekurangan

8 Memberikan ucapan selamat kepada teman bukan

merupakan hal yang penting

9 Bagi saya pengalaman di masa lalu merupakan

pengalaman yang sangat berharga

10 Penting bagi saya untuk dapat mewujudkan cita-cita

yang saya miliki

11 Keputusan yang saya buat merupakan murni

keputusan saya sendiri

12 Saya merasa cukup baik dalam mengelola banyak

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

13 Dapat berkumpul dengan orang lain merupakan hal

yang patut disyukuri dalam hidup saya

14 Saya akan berusaha mewujudkan keinginan yang

saya miliki

15 Banyaknya kegiatan sehari-hari membuat saya

mengalami kesulitan dalam mengelolanya

16 Saya dapat menaruh kepercayaan kepada orang lain

17 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

18 Memberikan ucapan selamat kepada teman

merupakan cara saya menjaga hubungan dengan

orang lain

19 Saya senang melakukan perencanaan untuk masa

depan dan berusaha untuk mewujudkannya

20 Saya yakin bahwa saya dapat membuat hari esok

lebih baik lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

No Pernyataan STS TS S SS

21 Saya ingin mencoba hal-hal baru yang dapat

membantu saya mengembangkan potensi diri

22 Menurut saya proses kehidupan akan berhenti ketika

saya sudah tua

23 Menurut saya aktivitas yang saya lakukan dapat

berjalan dengan baik

24 Bagi saya menjaga relasi dengan orang lain

merupakan hal yang penting dilakukan

25 Menurut saya berkumpul dengan orang lain

merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuang waktu saja

26 Saya merasa tidak memperoleh banyak hal berharga

dari pengalaman di masa lalu

27 Menjaga relasi dengan orang lain merupakan hal

yang menyulitkan bagi saya

28 Saya senang mengikuti kegiatan dapat memberi

wawasan baru bagi saya

29 Saya akan tetap pada keputusan saya meskipun

orang lain tidak setuju

30 Saya merasa kecewa dengan diri saya saat ini

31 Menurut saya pengalaman di masa lalu hanya akan

menjadi beban pikiran saya

32 Pengalaman yang saya miliki tidak dapat membantu

mengembangkan potensi dalam diri saya

33 Kemampuan yang saya miliki dapat membantu

mencapai tujuan hidup saya

34 Saya menyadari potensi yang saya miliki dan ingin

mengembangkannya

35 Saya merasa tidak dapat melakukan apa-apa dengan

kemampuan yang saya miliki sekarang

36 Saya merasa senang meskipun aktivitas yang saya

lakukan cukup banyak

37 Saya merasa kecewa dengan apa yang telah saya

lakukan di masa lalu

38 Saya menilai diri saya sendiri dengan nilai-nilai yang

saya anggap penting bukan dari orang lain

-Terima Kasih Semoga Hari Anda Menyenangkan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

LAMPIRAN 4

Uji Reliabilitas Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

1 Reliabilitas Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

688 688 8

2 Reliabilitas Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

771 791 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 1 22375 4389 368 268 660

Item 8 22612 4494 351 224 664

Item 10 22525 4253 366 283 661

Item 14 22212 4296 431 284 647

Item 44 22700 4137 396 252 654

Item 57 22737 4196 428 417 646

Item 58 22737 4550 305 200 674

Item 68 22875 4313 377 340 658

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

3 Reliabilitas Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

602 600 3

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 18 5300 1301 337 114 601

Item 56 5850 1142 439 207 459

Item 72 5600 1053 459 221 425

4 Reliabilitas Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

653 675 7

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 13 19950 4706 395 303 786

Item 20 19363 5576 422 420 756

Item 25 19888 5240 490 295 743

Item 29 19488 5316 500 418 742

Item 42 19600 5053 659 512 713

Item 43 19613 5177 565 449 729

Item 50 19800 5276 549 380 733

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 3 18438 3718 355 371 631

Item 7 18150 4129 372 238 615

Item 19 18025 4278 392 249 610

Item 22 18350 3901 402 414 606

Item 38 18013 4418 444 347 604

Item 54 17863 4373 319 394 630

Item 67 17988 4620 335 324 628

5 Reliabilitas Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

800 797 5

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 15 12850 2205 668 542 732

Item 21 12900 2091 761 598 700

Item 31 12975 2227 602 412 756

Item 32 12825 2526 453 268 801

Item 60 12950 2808 448 215 799

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

6 Reliabilitas Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha

Cronbachs

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

747 766 8

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbachs

Alpha if Item

Deleted

Item 2 21163 6214 427 241 728

Item 5 21113 6126 489 324 712

Item 26 21150 6306 583 464 695

Item 35 20963 6771 505 337 712

Item 36 21213 6549 318 152 753

Item 59 21088 7094 377 312 732

Item 64 20975 7493 391 339 735

Item 66 21125 6465 583 365 697

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LAMPIRAN 5

Uji Koefisien Alpha Berstrata

(varian item komponen dan skor total)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

1 Kesejahteraan Psikologis

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

118525 82607 90888 38

2 Dimensi Penerimaan Diri

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

688 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

25825 5412 23264 8

3 Dimensi Hubungan Yang Positif Dengan Orang Lain

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

22950 6808 26091 7

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

874 38

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

771 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

4 Dimensi Otonomi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

602 3

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

8375 2187 14788 3

5 Dimensi Penguasaan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

653 7

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

21138 5411 23262 7

6 Dimensi Tujuan Dalam Hidup

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

800 5

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

16125 3528 18784 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

7 Dimensi Pertumbuhan Pribadi

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

747 8

Scale Statistics

Mean Variance

Std

Deviation N of Items

24113 8354 28904 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

LAMPIRAN 6

Data Deskriptif Subjek Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

1 Deskripsi Data Subjek

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std

Deviation

Usia 80 550 780 63650 57459

Suku 80 1 3 104 249

Jenis Kelamin 80 1 2 130 461

Status

Pernikahan 80 1 2 150 503

Lama Pensiun

(dalam tahun) 80 10 200 7625 51788

Valid N

(listwise) 80

2 Frekuensi Usia dan Lama Pensiun Subjek

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 550 2 25 25 25

560 3 38 38 63

570 6 75 75 138

580 4 50 50 188

590 5 63 63 250

600 6 75 75 325

610 8 100 100 425

620 7 88 88 512

630 6 75 75 588

640 1 13 13 600

650 8 100 100 700

660 3 38 38 738

670 1 13 13 750

680 7 88 88 838

690 1 13 13 850

700 1 13 13 863

710 1 13 13 875

720 1 13 13 888

730 2 25 25 913

740 2 25 25 938

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

a Usia Subjek

760 2 25 25 963

770 2 25 25 988

780 1 13 13 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

b Lama Pensiun

Lama Pensiun (dalam tahun)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10 8 100 100 100

20 7 88 88 188

30 7 88 88 275

40 3 38 38 313

50 9 113 113 425

60 6 75 75 500

70 5 63 63 563

80 5 63 63 625

90 4 50 50 675

100 3 38 38 713

110 2 25 25 738

120 4 50 50 788

130 4 50 50 838

140 5 63 63 900

150 2 25 25 925

160 1 13 13 938

170 1 13 13 950

180 1 13 13 963

200 3 38 38 1000

Total 80 1000 1000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

LAMPIRAN 7

Deskriptif Data Penelitian

(one sample t-test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

1 Kesejahteraan Psikologis

One-Sample Statistics

N Mean

Std

Deviation

Std Error

Mean

Total 80 118525 90888 10162

One-Sample Test

Test Value = 95

t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

95 Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Total 23151 79 000 235250 21502 25548

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

LAMPIRAN 8

Uji Normalitas dan Homogenitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

1 Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kesejahteraan

Psikologis 80 1000 0 00 80 1000

Descriptives

Statistic Std Error

Kesejahteraan

Psikologis

Mean 11853 1016

95 Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 11650

Upper Bound 12055

5 Trimmed Mean 11806

Median 11650

Variance 82607

Std Deviation 9089

Minimum 100

Maximum 148

Range 48

Interquartile Range 11

Skewness 946 269

Kurtosis 803 532

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig Statistic df Sig

Kesejahteraan

Psikologis 148 80 000 933 80 000

a Lilliefors Significance Correction

Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan Psikologis Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem amp Leaf

200 10 04

500 10 77789

2500 11 0000011111222333334444444

2100 11 555555667888888888999

1000 12 0112222334

700 12 5677888

300 13 234

300 13 556

400 Extremes (gt=138)

Stem width 10

Each leaf 1 case(s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

3 Uji Homogenitas

Group Statistics

Status Pernikahan N Mean Std Deviation

Std Error

Mean

Kesejahteraan

Psikologis

Menikah 40 11878 8185 1294

JandaDuda 40 11828 10010 1583

Independent Samples Test

Levenes Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig t df

Sig (2-

tailed)

Mean

Difference

Std Error

Difference

95

Confidence

Interval of

the

Difference

Lower

Uppe

r

Kesejahtera

an

Psikologis

Equal

variances

assumed

2144 147 245 78 807 500 2045 -3570 457

0

Equal

variances

not

assumed

245 75041 807 500 2045 -3573 457

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

LAMPIRAN 9

Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Uji Hipotesis Penelitian

Ranks

Status

Pernikahan N Mean Rank

Sum of

Ranks

Kesejahteraan

Psikologis

menikah 40 4239 169550

jandaduda 40 3861 154450

Total 80

Test Statisticsa

Kesejahteraan

Psikologis

Mann-Whitney U 724500

Wilcoxon W 1544500

Z -728

Asymp Sig (2-

tailed) 467

a Grouping Variable Status Pernikahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1 judul
  • 2 dosbing
  • 3 pengesahan
  • 4 -5 HALAMAN MOTTO
  • 6 keaslian
  • 7 abstrak
  • 9 publikasi
  • 10 - 11 KATA PENGANTAR
  • 12 pengantar
  • 13 DAFTAR ISI
  • BAB I
  • BAB II
  • BAB III
  • BAB IV
  • BAB V
  • Daftar Pustaka -FIX-
  • Lampiran
Page 13: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 14: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 15: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 16: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 17: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 18: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 19: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 20: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 21: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 22: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 23: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 24: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 25: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 26: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 27: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 28: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 29: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 30: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 31: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 32: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 33: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 34: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 35: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 36: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 37: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 38: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 39: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 40: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 41: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 42: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 43: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 44: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 45: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 46: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 47: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 48: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 49: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 50: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 51: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 52: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 53: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 54: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 55: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 56: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 57: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 58: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 59: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 60: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 61: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 62: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 63: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 64: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 65: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 66: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 67: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 68: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 69: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 70: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 71: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 72: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 73: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 74: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 75: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 76: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 77: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 78: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 79: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 80: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 81: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 82: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 83: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 84: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 85: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 86: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 87: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 88: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 89: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 90: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 91: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 92: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 93: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 94: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 95: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 96: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 97: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 98: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 99: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 100: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 101: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 102: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 103: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 104: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 105: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 106: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 107: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 108: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 109: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 110: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 111: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 112: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 113: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 114: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 115: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 116: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 117: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 118: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 119: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 120: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 121: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 122: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 123: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 124: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 125: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 126: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 127: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 128: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 129: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 130: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 131: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 132: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 133: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 134: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 135: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 136: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 137: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 138: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 139: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 140: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 141: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 142: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
Page 143: PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MASA … · janda/duda dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala