PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANISENAM LANTAI GULING BELAKANG SISWA KELAS VIII
ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELAS REGULERSMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu KeolahragaanUniversitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagai Persyaratanguna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Tony Prihatmoko09601244004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASIFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAAPRIL 2013
PERSETUJUAI\T
Skripsi yang berjudul '?erbedaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasrnani Senam
Ianfai Guling B€lakang Siswa Kelas VIII antara Kelas Akselerasi dan Kelas
Prihahoko, NIM i oleh pembimbing untuk
diujikan.
rl Ivttret 2013
flosen Penrbimbimg
Drs. F. Suharjana M.Pd,
NIP. 19580VO6198403 t ffiz
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul'Ferbedaan llasil B€lajar Pendidikan Jasmani Sffam LantaiGuling Belakang Siswa Kelas VItr antara Kelas Akselerasi dan Kelas RegulerSMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta" ymg disus-un oleh Tony Prihahoko,NIM: 096017MW4 ini telah dipertahankan di depan fbwan Penguji pada tanggal25 lvtarct 2013 dan dinyffikan lulus.
Nema
Drs. F-
Dr. Sri
Tanggal
.r./.e.-.)1.
.?...l...:.qlrr -.)
l/q -t)
Universibs Negeri Yoryakarh
IvLs.I 002
lv
April2013
6yS3r\
ST]RAT PERIYYATAAI\I
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
dit€rbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau lnrtipan dengan mengikuti
penulisan karya ikaiah-yang telah lazim.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesdran adalatr asli.
Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditmda yudisium pada periode
berikutnya.:
YogyakartaltMarct 2013
Yang menyatakan
Tony Prihatmoko
NIM.096012MW4
rll
v
MOTTO
Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah.
Tegarlah dalam menghadapi cobaan, bagai karang di laut yang tetap
berdiri kokoh walau omabak dan badai datang menerjang.
Keberhasilan adalah perjungan tanpa batas.
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan beberapa derajat (QS. AL Mujaadillah: 11)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
Ayahanda Suprihono, Ibunda Sudarti tercinta yang tanpa henti-hentinya
selalu memberikan Ananda dorongan dan doanya
Kakakku Edi Sudarmono dan adik-adikku, Atika Evi Kurniawati, Rochman
Kurniawan tercinta yang selalu menjadi inspirasi.
Kekasihku Resita Arum Fitria penyemangatku trimakasih atas dukungan,
bantuan dan nasehatnya..
vii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANISENAM LANTAI GULING BELAKANG SISWA KELAS VIII
ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELAS REGULERSMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA
OlehTony PrihatmokoNIM 09601244004
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
pendidikan jasmani pada pokok materi senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun Pelajaran 2012/2013.
Penelitian ini merupakan penelitian komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII, kelas akselerasi dan reguler SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta pada tahun pelajaran 2012/2013, denganjumlah sampel kelas akselerasi 20 respoden dan kelas reguler 20 responden. Masing-masing kelas terdiri dari 10 responden laki-laki dan 10 responden perempuan. Untuk teknik pengambilan sampel kelas akselerasi adalah sampel jenuh dan untuk kelas reguler menggunakan teknik proporsional random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang berbentuk daftar periksa atau check list atau skala penilaian (rating scale) untuk penilaian hasil belajar psikomotor senam lantai guling belakang. Teknik pengujian instrumen adalah uji validasi dosen ahli kemudian uji validasi dan uji reabilitas siswa. Teknik analisis data adalah uji persyaratan dan uji hipotesis. Uji pesyaratan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas sedangkan uji hipotesis menggunakan uji t (t-test) dan uji anova, ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen dengan taraf signifikasi 5 %.
Hasil ini menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasilbelajar psikomotor senam lantai guling belakang pada siswa kelas VIII kelas reguler dan kelas akselerasi di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Denganperbedaan rata-rata sebesar 2,8 dimana kelas regular lebih baik dibanding kelas akselerasi. Dengan hasil perhitungan data hasil belajar siswa diperoleh nilai = 2,859 lebih besar dari pada = 2,021 dan nilai p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 %. Karena harga lebih besar dari dan berada dalam daerah Ha atau p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 %, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan data di atas maka dapat di lihat bahwa kelas regular memiliki hasil belajar psikomotor senam lantai guling belakang yang lebih baik dibandingkan dengan kelas akselerasi.
Kata kunci: hasil belajar, senam lantai, guling belakang
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Perbedaan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang
Siswa Kelas VIII antara Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler SMP
Muhammadiyah 2 Yogyakarta”.
Terselesaikanya skripsi ini tidak lepas berkat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini ungkapan penghargaan dan terima kasih
penulis persembahkan kepada:
1. Bapak Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin
penelitian.
2. Bapak Drs. Amat Komari, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga
Universitas Negeri Yogyakarta yang telah menyetujui penelitian ini.
3. Bapak Drs. F. Suharjana, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan motivasi, bimbingan, dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Suhadi, M. Pd. selaku dosen Penasehat Akademik terima kasih
atas bantuan yang diberikan.
5. Ibu Hj. Nilawati Isdwantari, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP
Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
6. Ibu Dra. Ismiyati selaku guru pembimbing di SMP Muhammadiyah 2
Yogyakarta, terima kasih atas segala bantuan yang diberikan.
ix
7. Semua keluargaku yang selalu mendoakan, membimbing dan memberi
semangat di setiap langkahku.
8. Sahabat dan teman-temanku lainnya serta semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan bagi penulis
dalam menyelesaikan karya ini.
Mungkin tidak cukup sekedar rangkaian kalimat terima kasih untuk
membalas kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. Harapan dan doa semoga
amal baik kita mendapatkan balasan yang lebih baik lagi dari Sang Pemberi
Nikmat. Tiada gading yang tak retak, sungguh karya ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan. Semoga karya ini bermanfaat.
Yogyakarta, Maret 2013
Penulis
x
DAFTAR ISIHalaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah................................................................................... 5
C. Batasan Masalah ........................................................................................ 6
D. Rumusan Masalah...................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Belajar..................................................................................... 8
2. Pengertian Hasil Belajar ....................................................................... 10
3. Pengertian Pendidikan Jasmani............................................................. 17
4. Karakter Anak Usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)....................... 18
5. Siswa Kelas Akselerasi......................................................................... 21
6. Siswa Kelas Reguler............................................................................. 24
xi
7. Pembelajaran Senam Lantai.................................................................. 25
8. Pembelajaran Guling Belakang............................................................. 28
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 31
C. Kerangka Berpikir...................................................................................... 33
D. Hipotesis .................................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ....................................................................................... 35
B. Waktu dan Tempat Penelitian..................................................................... 35
C. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................. 35
D. Desain Operasional Variabel Penelitian...................................................... 38
E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data.................................. 38
F. Teknik Analisis Data.................................................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Peneltian ............................................................................ 43
B. Analisis Data.............................................................................................. 46
C. Pembahasan ............................................................................................... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................................ 51
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 51
C. Saran.......................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 53
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil Pengambilan Sampel Kelas Reguler ...................................... 37
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen ........................................................................ 39
Tabel 3. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ................................. 40
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler .................... 44
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi ................ 45
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang ........................................... 46
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Ketiga Variabel ............................................ 47
Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis Perbedaan Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler dan Kelas Akselerasi ........................................................................ 48
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Rangkaian Guling Belakang dengan Matras Miring ..................... 28
Gambar 2. Rangkaian Guling Belakang ........................................................ 29
Gambar 3. Rangkaian Guling Belakang dengan Awalan Berdiri.................... 29
Gambar 4. Grafik Frekuensi Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Regular............................... 44
Gambar 5. Grafik Frekuensi Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi........................... 45
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 . Surat Pembimbing TAS ................................................... 56
LAMPIRAN 2. Lembar Pengesahan TAS ................................................. 57
LAMPIRAN 3. Surat Permohonan Ijin Observasi ..................................... 58
LAMPIRAN 4. Hasil Obsevasi dan Wawancara dengan Guru Penjas SMP
Muhammadyah 2 Yogyakarta .......................................... 59
LAMPIRAN 5. Daftar Nama Siswa Kelas VIII Akselerasi dan Reguler
SMP Muhammadyah 2 Yogyakarta Tahun Pelajaran
2012/2013........................................................................ 61
LAMPIRAN 6. Surat Permohonan dan Pernyataan Validasi Dosen Ahli... 65
LAMPIRAN 7. Data Uji Coba Validasi Siswa .......................................... 71
LAMPIRAN 8. Uji Validasi dan Reabilitas Siswa..................................... 78
LAMPIRAN 9. Lembar Penilaian Hasil Belajar Psikomotor ”Senam
Lantai Guling Belakang”.................................................. 79
LAMPIRAN10. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Dekan FIK-UNY .. 82
LAMPIRAN 11. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Pengurus Daerah
Muhammadyah ................................................................ 83
LAMPIRAN 12. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................. 84
LAMPIRAN 13. Data Mentah Hasil Penelitian ........................................... 85
LAMPIRAN 14. Deskripsi Statistika .......................................................... 98
LAMPIRAN 15. Tabel Distribusi Frekuensi ............................................... 99
LAMPIRAN 16. Uji Normalitas ................................................................. 100
xv
LAMPIRAN 17. Uji Homogenitas .............................................................. 101
LAMPIRAN 18. Uji Hipotesis .................................................................... 102
LAMPIRAN 14. Dokumentasi Penelitian ................................................... 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai
perseorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan
sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh
peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan
dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani dan Olahraga merupakan bagian
dari kurikulum standar Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah. Dengan
pengelolaan yang tepat, maka pengaruhnya bagi pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, rohani dan sosial peserta didik tidak pernah diragukan.
Menurut Nixon dan Cozen (dalam Yusuf Adisasmita, 1989: 2),
mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai bagian dari pendidikan
keseluruhan dengan melibatkan penggunaan sistem aktivitas kekuatan otot
untuk belajar, sebagai akibat peran serta dalam kegiatan ini. Bidang-bidang lain
yang erat kaitannya dengan pendidikan jasmani dan olahraga adalah
pendidikan kesehatan, rekreasi dan tari. Pendidkan kesehatan mungkin paling
erat dengan pendidikan jasmani dan olahraga. Membahas kesehatan sering kali
selalu mencangkup kesegaran total individu, yakni: kesegaran fisikal, mental,
sosial dan emosional (Abu Kadir Ateng, 1989: 3). Pendidikan kesehatan dititik
beratkan pada pencapaian keadaan sehat melalui usaha sendiri yang didahului
dengan timbulnya minat, kebutuhan seseorang untuk memperbaiki keadaan
2
hidupnya dengan penuh rasa tanggung jawab terhadap diri, keluarga dan
masyarakat.
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung
seumur hidup (M. Ichsan, 1988: 169). Sebagai bagian dari kegiatan pendidikan,
maka pendidikan jasmani merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera
rohani (melalui kegiatan jasmani), yang dalam lingkup sehat WHO berarti
sehat rohani. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik
dalam kualitas individu, baik dalam fisik, mental, serta emosional. Pendidikan
jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total,
dari pada hanya menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik
dan mentalnya.
Pendidikan jasmani berkewajiban meningkatkan jiwa dan raga yang
mempengaruhi semua aspek kehidupan sehari-hari seseorang atau keseluruhan
pribadi seseorang. Pendidikan jasmani menggunakan pendekatan keseluruhan
yang mencakup semua kawasan baik prikomotorik, koqnitif, maupun afektif
(Abu Kadir Ateng, 1989: 2). Pemerintah menyadari pentingnya pendidikan
yang bermutu bagi generasi penerus bangsa Indonesia. Pendidikan memberikan
sumbangan nyata terhadap pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan tenaga
kerja berpengetahuan, menguasai teknologi, dan mempunyai keahlian dan
keterampilan, seperti dikemukakan oleh Maryono (2010: 3), untuk
memperbaiki kualitas pendidikan disusunlah Undang-Undang Sistem
3
Pendidikan Nasional, diikuti dengan peraturan-peraturan pendukungnya
melalui PP, Permen, Kapmen dan lain-lain. Di antara kebijakan-kebijakan
tersebut adalah pembentukan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI),
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), Sekolah Imersi, Sekolah Akselerasi,
Sekolah Bilingual.
Menurut Reni Akbar dan Hawadi (2006: 11), program akselerasi
merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak berbakat akademik.
Diharapkan program akselerasi ini dapat memenuhi kebutuhan layanan
pendidikan yang berbeda bagi mereka yang tergolong gifted. Penyelenggaraan
program akselerasi yang benar menuntut sejumlah hal yang patut diperhatikan
dengan sungguh-sungguh oleh pihak sekolah. Program akselerasi memberikan
keuntungan bagi anak berbakat akademik, namun juga beberapa kelemahan
yang perlu diantisipasi dengan baik-baik sebelum program ini ditawarkan
kepada publik.
Berdasarkan hasil observasi dan informasi dari guru pendidikan jasmani
di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta menyatakan bahwa minat dan motivasi
siswa untuk belajar pendidikan jasmani masih sangat kurang sehingga akan
berdampak pada hasil belajarnya. SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta
mempunyai 1 kelas berbasis Kelas Akselerasi ditiap masing-masing tingkatan.
Kelas akselerasi adalah kelas yang memperoleh konten materi dengan irama
yang lebih dipercepat. Siswa yang mengikuti kelas akselerasi ini hanya
menempuh pendidikan selama 2 tahun saja untuk jenjang Sekolah Menengah
Pertama. Setiap jenjang kelas terdapat 2 Kelas Unggulan, 3 Kelas Regular,
4
2 Kelas RSBI dan 1 Kelas Akselerasi. Kelas VIII dirasa sebagai kelas yang
bisa dijadikan sebagai sampel penelitian karena sudah menjalani aktivitas yang
sama selama satu tahun.
Kelas VIII akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2
Yogyakarta merupakan siswa yang sama, keduanya mempunyai karakteristik
yang sama sebagai remaja yang sedang berkembang menjadi individu yang
bugar dan sehat. Siswa kelas akselerasi dan reguler ini memiliki kesempatan
yang sama di sekolah untuk beraktivitas fisik. Penjasorkes yang diberikan
kepada keduanya terbilang sama dilihat dari frekuensi materi maupun
intensitasnya. Penjasorkes diberikan 1 kali seminggu dilakukan selama 2 jam
pelajaran. Materi yang diberikan pun sama mengacu pada kurikulum yang ada
kelas akselerasi dan reguler boleh mengikuti ekstrakulikuler olahraga di
sekolah. Melihat dari kesempatan yang dimiliki keduanya memungkinkan
mereka memiliki tingkat hasil pendidikan jasmani yang sama.
Melalui olahraga kebanyakan dari siswa kelas reguler menyalurkan
bakatnya. Selain itu anak-anak kelas regular juga lebih sering mengikuti
perlombaan-perlombaan yang khususnya perlombaan dibidang olahraga.
Berbeda dengan kelas akselerasi siswa di kelas reguler banyak yang mengikuti
ekstrakulikuler olahraga. Anak-anak kelas akselarasi lebih suka yang
mengikuti ekstrakulikuler dibidang akademik seperti olimpiade sains,
olimpiade matematika, English club dan KIR. Melihat dari fenomena ini
muncul keinginan untuk meneliti tentang hasil belajar pendidikan jasmani pada
pokok materi “senam lantai guling belakang” siswa kelas VIII antara kelas
5
akselerasi dengan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun
pelajaran 2012/2013. Adapun alasan peneliti hanya membatasi pada hasil
belajar pokok materi senam lantai guling belakang dan tidak memilih hasil
belajar pendidikan jasmani secara keseluruhan karena peneliti ingin fokus pada
hasil belajar psikomotor tiap individu siswa. Dalam penilian senam hanya
berfokus pada gerakan siswa secara individu saja, berbeda dengan pendidikan
jasmani yang dapat dilakukan secara individu, berpasangan maupun beregu
(kelompok) sehingga penilaian yang bagus tidak hanya berpusat pada skill
individu saja namun juga harus mampu untuk berkerjasama dalam regu atau
kelompok.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut :
1. Kurangnya minat dan motivasi siswa kelas VIII akselerasi untuk aktivitas
olahraga di sekolah karena lebih fokus kepada hal-hal akademis saja.
2. Berbeda dengan kelas akselerasi siswa di kelas reguler banyak yang
mengikuti ekstrakulikuler olahraga. Selain itu siswa regular juga lebih
banyak yang mengikuti perlombaan-perlombaan dibidang olahraga.
3. Siswa kelas VIII reguler lebih berhasil dibidang olahraga dan dalam
menjalani aktivitasnya di sekolah, hal ini dapat dilihat karena siswa kelas
reguler lebih berantusias dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
pendidikan jasmani.
6
4. Belum diketahui perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani khususnya
pada pokok materi senam lantai guling belakang siswa kelas VIII di SMP
Muhammadiyah 2 Yogyakarta antara kelas akselerasi dan reguler tahun
pelajaran 2012/2013.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka perlu
adanya pembatasan masalah agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih
fokus. Penelitian ini dibatasi pada perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani
pada pokok materi senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas
Akselerasi dan Reguler di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun pelajaran
2012/2013.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang
dikemukakan di atas maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:
“Adakah perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling
belakang siswa kelas VIII antara kelas akselerasi dan reguler di SMP
Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun Pelajaran 2012/2013 ?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
pendidikan jasmani senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas
akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun Pelajaran
2012/2013.
7
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diajukan kepada setiap insan pendidikan untuk
memberikan pandangan atau gambaran mengenai program akselerasi juga
harus memperhatikan aspek-aspek lain yang diperlukan siswa, salah satunya
adalah hasil belajar siswa terhadap pendidikan jasmani khususnya senam
lantai guling belakang. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat teroritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini sangat bermanfaat untuk memperluas pengetahuan dan
wawasan baru sebagai bekal masa depan yang lebih baik.
b. Bagi Lembaga Pendidikan
1) Dapat memberikan gambaran mengenai program akselerasi melalui
aspek lain seperti hasil belajar pendidikan jasmani khususnya pada
pokok materi senam lantai guling belakang.
2) Memberikan pengetahuan dan masukan bagi sekolah-sekolah
khususnya SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tentang hasil
belajar pendidikan jasmani pada senam lantai guling belakang
siswa kelas VIII antara kelas akselerasi dengan reguler pada tahun
pelajaran 2012/2013.
8
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Belajar
Belajar merupakan keharusan bagi siapapun selama manusia itu
masih hidup pasti membutuhkan belajar, karena dengan belajar orang
tidak mengerti bahwa menjadi tahu, orang yang tidak mengerti berubah
menjadi mengerti. Nasution M.A. (1988:23), pembelajaran adalah
menciptakan suasana yang mengembangkan inisiatif dan tanggung
jawab belajar dalam pembelajar ke arah belajar seumur hidup.
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku di dalam diri
manusia. Bila telah selesai suatu usaha belajar, maka tidak dapat
dikatakan bahwa pada diri individu tersebut telah terjadi proses belajar
(http//blog Achive.b539-15.htpl.2010).
Banyak para ahli yang mengemukakan pendapat mengenai
belajar diantaranya adalah W, S. Winkel (1991: 36), dalam bukunya
yang berjudul “Psikologi Pengajaran”. Menurutnya pengertian belajar
adalah suatu aktifitas mental / psikis yang belangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap.
Perubahan itu bersifat secara relatif kostan dan berbekas.
Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu proses atau kegiatan yang di lakukan
secara sadar dan berlangsung di dalam diri untuk tujuan mengubah
9
tingkah laku, cara berfikir, aktivitas yang bertujuan, bersifat integratif
dan berbuat sesuai dengan kaidah dan aturan yang tidak menyimpang
dari proses pembelajaran.
Dalam proses belajar bagi anak normal tentunya ada wujud nyata
yaitu keberhasilan dari proses pembelajaran tersebut. Sama halnya
dengan proses belajar bagi anak yang mengalami gangguan mental
dimana salah satu tujuan dalam proses belajar yang dilaksanakan adalah
untuk mengetahui hasil belajar.
Menurut Gagne (http/blog-indonesia.com.) belajar didefinisikan
sebagai berikut:
a. Suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan serta tingkah laku.
b. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari
institusi.
Jadi bisa disimpulkan teori belajar disebut juga teori
perkembangan mental yang pada prinsipnya berisi tentang apa yang
terjadi dan apa yang akan diharapkan terjadi pada mental anak didik
yang dapat dilakukan pada usia tertentu. Jadi kesiapan anak didik untuk
bisa belajar, sedangkan teori mengajar adalah uraian tentang petunjuk
bagaimana semestinya mengajar anak didik pada usia siap untuk
menerima pelajaran.
10
Nasution M.A. (1982: 3), tujuan belajar yang utama ialah bawa
apa yang dipelajari itu berguna dikemudian hari, yakni membantu kita
untuk dapat belajar terus dengan cara yang lebih mudah. Hal ini dikenal
sebagai transfer belajar. Transfer serupa inilah yang menjadi inti dalam
proses belajar. Transfer serupa ini membuka kemungkinan untuk
memperluas dan memperdalam pengetahuan seseorang berdasarkan
prinsip-prinsip umum.
2. Pengertian Hasil Belajar
Dalam literatur hasil selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu
seperti dikemukakan oleh Robert M. Gagne yang dikutip oleh W.S.
Winkel (1983: 48), bahwa dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil
nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar seseorang.
Menurut Lanawati dikutip oleh Reni Akbar (2006: 168), hasil
belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil
belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi
pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa.
Hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam penguasaan
materi dan keterampilan berfikir yang meliputi ranah kognitif, psikomotor
dan afektif yang dinyatakan dalam proses belajar-mengajar melalui
pengukuran penilaian pendapat Bloom yang dikutip oleh Syaifudin
Anwar (1987:58), tes hasil belajar secara luas mencakup 3 kelompok
yakni:
11
a. Afektif tentang nilai dan sikap.
b. Kognitif mencakup tentang intelektual.
c. Pesikomotor mencakup tentang keterampilan.
Jadi hasil belajar bisa diartikan sebagai tingkat kemampuan
intelektual yang diukur dengan penguasaan pengetahuan dan
keterampilan dalam belajar sebagai hasil dari proses belajar mengajar.
Hasil belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
2007: 895) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran dan ditunjukkan dengan tes atau
angka nilai diberikan oleh guru. Pendapat lain mengatakan bahwa hasil
dalam belajar merupakan dambaan bagi setiap orang tua terhadap
anaknya. Hasil yang baik tentu akan didapat dengan proses belajar yang
baik juga. Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa
menjadi bisa dari perilaku lama keperilaku yang baru dari pemahaman
lama kepemahaman baru.
Dalam proses belajar hal yang harus diutamakan adalah
bagaimana anak dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan
rangsangan yang ada sehingga terjadi reaksi yang muncul dari anak.
Reaksi yang dilakukan anak merupakan usaha untuk menciptakan
keinginan belajar sekaligus menyelesaikanya sehingga nantinya anak
akan mendapat hasil yang mengakibatkan perubahan pada anak sebagai
hal yang baru serta menambah pengetahuan. Jadi bisa disimpulkan
kegiatan penting baik untuk anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun.
12
Hasil belajar ditentukan oleh interaksi berbagai faktor. Peranan
faktor itu tidak selalu sama dan tetap besarnya kontribusi, salah satu
faktor akan ditentukan oleh kehadiran faktor lain dan sangat bersifat
situasional yang tidak dapat diprediksikan dengan cermat akibat
keterlibatan faktor lain yang sangat variatif.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang
dapat memberikan kepuasan emosional dan dapat diukur dengan alat atau
tes tertentu dalam proses pendidikan hasil dapat juga diartikan sebagai
hasil dari proses belajar mengajar yakni penguasaan materi, perubahan
emosional atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes
tententu.
Dalam penelitian ini hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar
dari ranah psikomotor. Menurut Bloom dalam Depdiknas (2008: 2),
berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar
yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan
otot dan kekuatan fisik. Singer dalam Depdiknas (2008: 2) menambahkan
bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata
pelajaran yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada
reaksi–reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri
menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau
sekumpulan tugas tertentu. Untuk melakukan pengukuran hasil belajar
ranah psikomotor, ada dua hal yang perlu dilakukan oleh pendidik, yaitu
13
membuat soal dan membuat perangkat atau instrumen untuk mengamati
unjuk kerja peserta didik. Soal untuk hasil belajar ranah psikomotor dapat
berupa lembar kerja, lembar tugas, perintah kerja, dan lembar
eksperimen. Instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat
berupa lembar observasi atau portofolio (Depdiknas, 2008: 6). Dalam
penelitiana ini instrument yang digunakan untuk menilai hasil belajar
psikomotor adalah berupa lembar observasi. Lembar observasi adalah
lembar yang digunakan untuk mengobservasi keberadaan suatu benda
atau kemunculan aspek-aspek keterampilan yang diamati. Lembar
observasi dapat berbentuk daftar periksa/check list atau skala penilaian
(rating scale). Daftar periksa berupa daftar pertanyaan atau pernyataan
yang jawabannya tinggal memberi check (centang) pada jawaban yang
sesuai dengan aspek yang diamati. Skala penilaian adalah lembar yang
digunakan untuk menilai unjuk kerja peserta didik atau menilai kualitas
pelaksanaan aspek-aspek keterampilan yang diamati dengan skala
tertentu, misalnya skala 1 – 5 (Depdiknas, 2008: 6).
Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan tes
unjuk kerja atau tes perbuatan. Kriteria atau rubrik adalah pedoman
penilaian kinerja atau hasil kerja peserta didik. Dengan adanya kriteria,
penilaian yang subjektif atau tidak adil dapat dihindari atau paling tidak
dikurangi, guru menjadi lebih mudah menilai hasil yang dapat dicapai
peserta didik, dan peserta didik pun akan terdorong untuk mencapai hasil
sebaik-baiknya karena kriteria penilaiannya jelas. Rubrik terdiri atas dua
14
hal yang saling berhubungan. Hal pertama adalah skor dan hal lainnya
adalah kriteria yang harus dipenuhi untuk mencapai skor itu. Banyak
sedikitnya gradasi skor (misal 5, 4, 3, 2, 1) tergantung pada jenis skala
penilaian yang digunakan dan hakikat kinerja yang akan dinilai
(Depdiknas, 2008: 9)
Menurut W.S. Winkel (1983: 54), pembelajaran psikomotorik
akan berjalan secara efisien dan efektif dengan memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Mengadakan analisis terhadap keseluruhan gerak-gerik: urutan,
kordinasi, prosedur; keterampilan-bagian (sub-skills) yang
dibutuhkan; pengetahuan dan pengertian yang diperlukan.
b. Memberikan penjelasan verbal tentang keseluruhan gerak-gerik,
dengan menggunakan gambar-gambar dan memberikan demonstrasi.
Siswa dituntut untuk membahasakan sendiri semua penjelasan
supaya dapat diingat dengan baik; bahkan siswa dapat dituntut
menjalankan rangkaian gerak-gerik secara mental (latihan mental).
c. Menyuruh siswa untuk berlatih. Kadang-kadang perlu siswa berlatih
keterampilan-bagian lebih dahulu sebelum menjalankan keseluruhan
latihan. Perlu disediakan waktu secukupnya untuk latihan-latihan ini.
Demonstrasi masih sering dilakukan pula.
d. Memberikan umpan balik mengenai hasil dalam berlatih itu: gerakan
mana yang sudah baik, mana yang salah. Umpan balik diberikan baik
selama langkah-langkah dalam berlatih maupun sesudah keseluruhan
15
rangkaian telah selesai. Pemberian informasi ini lain dan informasi
yang diperoleh oleh siswa sendiri dari reaksi otot dan urat dalam
tubuh.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Menurut
Miranda, Winkel, dan Santrock (Reni Akbar, 2006: 168-169), menyatakan
bahwa hasil belajar siswa ditentukan oleh faktor-faktor berikut.
a. Faktor-faktor yang ada pada siswa
1) Taraf intelegensi
2) Bakat khusus
3) Taraf pengetahuan yang dimiliki
4) Taraf kemampuan berbahasa
5) Taraf organisasi kognitif
6) Motivasi
7) Kepribadian
8) Perasaan
9) Sikap
10) Minat
11) Konsep diri
12) Kondisi fisik dan psikis (termasuk cara fisik dan kelima
psikologis)
16
b. Faktor-faktor yang ada pada lingkungan sekolah
1) Hubungan antar orang tua.
2) Hubungan orang tua anak.
3) Jenis pola asuh.
c. Faktor-faktor yang ada di lingkungan sekolah
1) Guru: Kepribadian guru, sikap guru terhadap siswa, keterampilan
didaktik, dan gaya mengajar.
2) Kurikulum.
3) Organisasi sekolah.
4) Sistem sosial di sekolah.
5) Keadaan fisik sekolah dan fasilitas pendidikan.
6) Hubungan sekolah dengan orang tua.
7) Lokasi sekolah.
d. Faktor-faktor pada lingkungan sosial yang lebih luas
1) Keadaan sosial, politik, dan ekonomi.
2) Keadaan fisik: cuaca dan iklim.
Menurut Matindas (Reni Akbar, 2006: 168), menyebutkan bahwa
faktor-faktor diatas sebagai kenyataan internal (yang ada pada diri siswa
dan kenyataan eksternal (yang ada di luar diri siswa). Jadi, selain
kenyataan yang ada, keberhasilan yang dapat dicapai seseorang juga
ditentukan oleh ambisi (suatu yang diinginkan) dan usaha (sesuatu yang
dilakukan oleh individu untuk mencapai ambisinya dan mengatasi
kenyataan yang ada).
17
3. Pengertian Pendidikan Jasmani
J.B. Nase (M. Yusuf Adisasmita, 1989: 2), mendefinisikan
pendidikan jasmani sebagai sebuah aspek dari preoses pendidikan
keseluruhan yang menggunakan dorongan aktivitas untuk
mengembangkan fitnes, organik, kontrol, neuro-muscular, kekuatan
intelektual dan kontrol emosi.
William, Brownell dan Vernier (M. Yusuf Adisasmita, 1989: 2),
mengindikasikan bahwa dalam pendidikan jasmani, kegiatan-kegiatan
jasmani tertentu yang terpilih dapat membentuk sikap yang berguna bagi
perilaku.
Nixon dan Cozen (M. Yusuf Adisasmita, 1989: 2), mendefinisikan
pendidikan jasmani sebagai bagian dari pendidikan keseluruhan dengan
melibatkan penggunaan sistem aktif kekuatan otot untuk belajar, sebagai
akibat peran serta dalam kegiatan ini.
Baley dan Field (M. Yusuf Adisasmita, 1989: 2), mendefinisikan
pendidikan jasmani sebagai proses yang menguntungkan dalam
penyesuaian dan belajar organik, neuro-muscular, intelektual, sosial,
kebudayaan, emosional dan etika sebagai akibat dan timbul melalui
pilihan dan aktifitas kekuatan otot yang agak baik.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pendidikan jasmani adalah sebuah proses atau kegiatan pendidikan
jasmani yang melibatkan belajar organik, neuro-muscular, intelektual,
18
sosial, kebudayaan, emosional dan etika sebagai akibat dan timbul
melalui pilihan dan aktifitas kekuatan otot yang agak baik.
b. Tujuan Pendidikan dari Pendidikan Jasmani
Menurut Arma Abdoellah (1988: 11), tujuan umum dari pendidikan
jasmani menentukan ranahnya (domain) dalam rumusan umum. Secara
tradisional tujuan-tujuan umum itu adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan organik: unsur-unsur kesegaran jasmani seperti
kekuatan, daya ledak, daya tahan, dan daya tahan kardiovaskuler.
2) Perkembangan neuro-muscular: kordinasi, unjuk-kerja gerak,
keterampilan olahraga, aktifitas gerak lain.
3) Perkembangan personal-sosial: sikap positif, jiwa sportif,
kepemimpinan, dan perilaku demokratis.
4) Perkembangan kemampuan menalar: pengetahuan, strategi, dan
pemahaman.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Gerak
Pencapaian suatu keterampilan gerak dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun
faktor–faktor tersebut secara umum dibedakan menjadi tiga hal yang utama,
yaitu: (1) faktor proses belajar mengajar, (2) faktor pribadi, dan
(3) factor situasional (lingkungan). Ketiga faktor ini yang diyakini telah
menjadi penentu utama untuk mencapai keberhasilan dalam mempelajari
keterampilan gerak. Untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif
dan jelas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian keterampilan
gerak maka dapat dilihat pada gambar bagan berikut ini:
19
Gambar 1: Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan GerakSumber: Singer (Depdiknas, 2000: 74)
5. Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat dikategorikan
sebagai usia remaja. Masa remaja 12-21 tahun merupakan masa peralihan
antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa
(Desmita, 2010: 37). Agar anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal
dan sesuai dengan potensi yang dimiliki perlu diperhatikan sifat pertumbuhan
Keterampilan
Bimbingan guru, kesesuaian kelompok, kondisi pembelajaran, lingkungan,
perubahan
Motivasi
Keadaan latihan, cita-cita
Pengalaman masa lalu, keterampilan spesifik
Pengalaman masa kecil, yang bersifat umum
Faktor keturunan: Ciri fisik, kemampuan gerak & kognitif
Pengaruh budaya, keluarga, rekan
sebaya
Pengaruh budaya, keluarga, rekan
sebaya
20
dan perkembangan yang ada pada mereka. Pada waktu remaja terdapat
2 masa perkembangan dan pertumbuhan yang cepat umur 11-14 tahun untuk
putri dan 14-18 tahun untuk putra.
Aktifitas gerak yang optimal dapat secara efektif akan mendukung
tercapainya pertumbuhan dan perkembangan anak secara baik dimasa remaja
itu. Karakteristik masa usia SMP menurut Desmita (2010: 36),
ada 8 diantaranya:
1. Terjadinya ketidak seimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
2. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
3. Kecenderungan ambivalas, antara keinginan menyendiri dengan
keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi
dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.
4. Serta membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau
norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang
dewasa.
5. Mulai memperhatikan secara skeptik mengenai eksistensi dan
sifat kemurahan dan keadilan tuhan.
6. Reaksi dan emosi masih labil.
7. Mulai mengembangakan standar dan harapan terhadap perilaku
diri sendiri sesuai dengan dunia sosial.
8. Kecenderungan minat dan pilihan relatif sudah lebih jelas.
21
Menurut Sri Rumini yang dikutip oleh Sundoyo (2010:19),
karakteristik remaja awal usia sekitar 12/13-17/18 tahun adalah:
a. Keadaan perasaan dan emosi
Keadaan perasaan dan emosinya sangat peka sehingga tidak stabil.
b. Keadaan mental
Keadaan mental khususnya kemampuan pikirannya mulai sempurna
atau kritis dan dapat melakukan abstraksi.
c. Keadaan kemauan
Kemauan atau keinginan mengetahui beberapa hal dengan jalan
mencoba segala hal yang dilakukan orang lain atau orang dewasa.
d. Keadaan moral
Pada awal remaja dorongan seks cenderung memperoleh pemuasan
sehingga mulai berani menunjukan sikap-sikap agar menarik perhatian
(sex appeal).
Anak usia SMP memiliki karakteristik fisik dan psikis yang khas,
sehingga merupakan insan yang unik. Potensi yang dimilikinya ini perlu
dikembangkan dan diaktualisasikan. Melalui aktivitas fisik yang profesional
dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia
remaja yang optimal. Perubahan yang terjadi dimasa remaja diperlukan hal-
hal yang menyenangkan, penuh tantangan dan diisi dengan kegiatan-kegiatan
yang merangsang organ tubuhnya agar berkembang secara baik. Dalam
proses ini akan terbentuk tingkat kesegaran tubuh seseorang yang akan
berguna untuk melaksanakan kehidupanya dimasa mendatang.
22
Anak akan menghabiskan waktunya berada dilingkungan sekolah, hal
itu harus dimaanfatkan dengan baik dengan mengoptimalkan aktifitas
geraknya dengan baik. Menurut R.A Dewi Sekar Mlati (2007: 25), aktivitas
yang sering dilakukan anak di sekolah adalah:
a. Aktifitas fisik yang cukup, yang merupakan penggunaan otot –otot besar,
misalnya otot kaki, lengan dan bahu.
b. Permainan sederhana yang hanya memerlukan penjelasan sedikit,
pengorganisasian yang sederhana, dan tidak terlalu lama untuk setiap
macam permainan atau segera beralih pada permainan yang lain setelah
beberapa saat.
c. Kesempatan mencoba-mencoba berbuat sesuatu dan meniru gerakan-
gerakan.
d. Belajar bekerja sama dan berusaha bersama dengan temen-temennya.
e. Kesempatan menggunakan sarana bermain dengan berbakai ukuran
mula-mula memainkan objek yang agak besar kemudian semakin kecil.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
karakteristik anak usia SMP adalah :
a. Keadaan emosi yang kurang stabil.
b. Terjadi pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang cepat.
c. Kemauan atau keinginan mengetahui beberapa hal dengan jalan
mencoba segala hal yang dilakukan orang lain atau dewasa.
d. Lebih suka berkelompok dengan teman sebaya.
e. Memiliki rasa keingintahuan yang besar dan bersifat praktis.
23
6. Siswa Kelas Akselerasi
Menurut Maryono (2010: 41-42), dalam PP Nomor 28 tahun 1990
tenteng Pendidikan dasar dan Kep. Mendikbud Nomor 0487/U/1992 untuk
Sekolah dasar, SMP dan SMA. Dalam Kepmendikbud tersebut pasal 15
ayat 2 menyatakan bahwa pelayanan pendidikan bagi siswa yang memiliki
bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa dapat melalui jalur pendidikan
sekolah dengan menyelenggarakan program percepatan, dengan ketentuan
telah mengikuti pendidikan SD sekurang-kurangnya lima tahun. Siswa yang
memiliki bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa dapat menyelesaikan
program belajar lebih awal dari waktu yang telah ditentukan, dengan
ketentuan telah mengikuti pendidikan SMP sekurang-kurangnya dua tahun
dan mengikuti pendidikan SMA sekurang-kurangnya dua tahun.
Menurut Reni Akbar dan Hawadi (2006: 11), program akselerasi
merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak berbakat
akademik. Prinsip akselerasi dalam cangkupan kurikulum atau program
berarti meningkatkan kecepatan waktu dalam menguasai materi yang dimiliki
seseorang, yang dilakukan dalam kelas khusus, kelompok khusus atau
sekolah khusus, dalam waktu tertentu (Conny Semiawan, 1995: 119).
Menurut United States Office of Education (Reni Akbar dan Hawadi,
2006: 35), anak berbakat adalah mereka yang diidentifikasikan oleh orang-
orang yang berkualitas professional memiliki kemampuan luar biasa dan
mampu berpresasi. Menurut Depdiknas (Reni Akbar dan Hawadi, 2006: 34),
pengertian tentang anak berbakat sangat luas sehingga masing-masing orang
24
sangat berbeda. Untuk itu pengertian anak berbakat dalam program
percepatan dalam belajar yang dikembangkan oleh pemerintah dibatasi oleh
dua hal yaitu mereka yang mempunyai taraf intelegensi atau IQ diatas 140
dan mereka yang oleh psikolog dan atau guru diidentifikasikan sebagai
peserta didik yang telah mencapai hasil yang memuaskan dan memiliki
kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, dan
keterikatan terhadap tugas yang tergolong baik serta kreativitas yang
memadai.
Definisi anak berbakat di atas membawa konsekuensi pada calon
akselerasi. Mereka yang direkomendasikan untuk ikut dalam program
pencepatan belajar haruslah siswa yang memiliki hasil yang memuaskan.
Dalam Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan (Depdiknas 2001b)
indikator dari hal itu diperoleh dari tiga sumber, yaitu: NEM, Tes
Kemampuan Akademis, dan Raport. Idealnya persyaratan nilai calon siswa
akselerasi yang diminta untuk nilai rata-rata bidang studi IPA, Matematika,
dan Bahasa di Raport ataupun Tes Kemampuan Akademis tidak kurang dari
8.0, tanpa adanya nilai 6.0 dalam bidang studi lain ( Reni Akbar dan Hawadi,
2006: 34).
Menandakan semakin tinggi kelas semakin berat beban yang dipikul
siswa. Penekanan pada kompetensi kognitif dirasa wajib dimiliki oleh setiap
siswa. Akibat yang ditimbulkan mereka hanya fokus pada mata pelajaran
yang mempunyai bobot pemikiran yang tinggi atau sering disebut hard
scinces seperti Matematika, Fisika, Biologi dan lain-lain. Melihat dari sisi
25
tersebut jelas berakibat pada jenis aktivitas yang mereka lakukan sehari-hari
dalam kehidupannya. Aktivitas mereka hanya diisi dengan belajar dan
belajar. Kemungkinan besar untuk melakukan aktivitas gerak sangat kurang
baik di sekolah maupaun di rumah.
Kecenderungan orang pintar adalah orang yang hanya pasif diam dan
belajar. Mereka malas melakukan aktifitas yang dianggap tidak berguna bagi
bertambahnya kemampuan ilmu pengetahuan mereka. Salah satu aktifitas
yang biasanya mereka kesampingkan adalah olahraga dan bermain. Padahal
pada pertumbuhan seperti mereka diperlukan gerak yang cukup untuk bisa
membuat otot dan tulang mereka tumbuh dengan baik. Hal ini kemungkinan
berdampak pada pola hidup yang diterapkan.
7. Siswa Kelas Reguler
Setiawan Adi Nugroho (2010: 30), kelas reguler atau biasa adalah
dimana kelas yang siswanya memiliki kemampuan tidak terlalu menonjol
atau kemampuan yang dimiliki rata-rata, jadi siswa kelas reguler hanya
diperuntukkan bagi siswa yang bersekolah di kelas biasa dan tidak ada jam-
jam tambahan dalam kurikulum yang diberikan, statusnya tidak
diistimewakan.
Sore harinya siswa kelas ini dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
yang dipilihnya. Dengan demikian dapat dilihat waktu istirahat yang
diperoleh kelas reguler lebih banyak dari pada kelas akselerasi dan
penggunaan waktu istirahat itupun dapat dipilih mereka sesuka selera.
Kebanyakan dari mereka banyak melakukan aktivitas bermain di sekolah.
26
Kegiatan-kegiatan di sekolah jarang mereka ikuti, mereka hanya mengikuti
ekstrakurikuler dalam bentuk praktek. Kebanyakan setelah pulang sekolah
mereka langsung pulang dan dengan segera dihadapkan dengan rutinitas baru
lingkungan rumah mereka.
8. Pembelajaran Senam Lantai
Senam merupakan aktifitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan dalam senam
merangsang perkembangan komponen kebugaran jasmani seperti, kekuatan,
daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh, selain itu senam juga berpotensi
mengembangkan keterampilan gerak dasar sebagai landasan penguasaan
keterampilan teknik suatu cabang olahraga. Selain itu banyak manfaat yang
bisa diperoleh dari senam (gymnastik) seperti yang dikemukakan oleh,
Newton C. Loken dan Robert J Willoughby (1986:14-16), bahwa dengan
senam (gymnastik) gerakan gerakan membangun kekuatan dan tenaga,
mengembangkan otot-otot pundak, lengan, dada serta perut. Mengembangkan
kualitas-kualitas seperti keberanian, ketepatan dan kesiapsiagaan,
mengembangkan kebiasaan-kebiasaan membuat keputusan yang cepat dan
tepat. Mengembangkan pemahaman mengenai simetri, kontiunitas,
koordinasi, keseimbangan, penentuan waktu selain itu manfaat yang
diperoleh adalah kegembiraan dan kesenangan yang muncul dari keterlibatan
mereka dalam kegiatan itu.
Kata senam berasal dari bahasa Yunani yaitu gymnastik (gymnos yang
berarti telanjang dan gymnazien yang berarti berlatih tanpa memakai busana).
27
“senam atau gymnastik merupakan suatu sistem yang dilakukan untuk
meningkatkan pengembangan fisik melalui latihan tubuh “ Sayuti Sahara
(2002: 14).
Menurut Peter Hwerner yang dikutip oleh Agus Mahendara (2001: 3),
“senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai, atau pada
alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelenturan,
kelincahan, kooerdinasi, serta kontrol tubuh”
Selain itu Imam Hidayat (1982: 2), mengemukakan “senam ialah
latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan sengaja dan berencan,
disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan
pribadi secara harmonis”.
Maka dari beberapa pendapat mengenai pengertian senam di atas
dapat disimpulkan bahwa senam yaitu suatu bentuk latihan tubuh yang dipilih
dan dikonstruk dengan sengaja yang disusun secara sistematis dan dalam
gerakan mencakup atau mengandung unsur kekuatan, keseimbangan,
kelentukan, dan keterampilan yang dilaksanakan secara berirama.
Senam lantai merupakan gerakan senam yang gerakan atau bentuk
latihanya dilakukan di lantai atau beralasan matras. Menurut Agus Mahendra
(2001: 133), “senam lantai merupakan suatu bentuk latihan tubuh terutama di
lantai. Umumnya ditandai gerakan–gerakan berjenis tumbing dan akrobatik”.
Tumbing gerakan yang bercirikan cepat dan meledak, sementara akrobatik
bercirikan dengan gerakan yang banyak memanfatkan kelentukan dan
membutuhkan unsur keseimbangan.
28
Senam lantai merupakan salah satu bagian dari senam artistik.
Dikatakan senam lantai karena seluruh keterampilan gerakan dilakukan pada
lantai yang beralas matras tanpa melibatkan alat lainya. Luas lantai yang
digunakan dalam kejuaraan senam adalah 12 X 12 meter persegi dengan
menambah 1 meter di setiap sisinya sebagai pengaman (Muhajir, 2007: 69).
Selain itu K. Mahmud Sholeh (1991: 46), mengemukakan bahwa ”senam
lantai adalah merupakan satu rumpun dari senam, sesuai dengan istilah lantai
maka gerakan-gerakan atau bentuk latihanya di atas lantai beralaskan matras
atau permadani”.
Dari beberapa pengertian senam lantai di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa senam lantai adalah suatu latihan tubuh yang umumnya
gerakan-gerakan atau bentuk latihannya yang dilakukan secara cepat,
meledak dan banyak memanfaatkan kelentukan serta keseimbangan yang
dilakukan di atas lantai beralaskan matras atau permadani.
Manfaat yang bisa diperoleh dengan latihan senam lantai diantaranya;
senam lantai mengembangkan kemampuan menentukan waktu/kesempatan,
ketangkasan dan kelentukan otot. Dengan latihan keseimbangan, kita akan
dapat mengembangkan kemampuan koordinasi dan keseimbangan.
Meningkatkan kekuatan otot dan ketahanan, khususnya untuk tubuh bagian
atas, tuntutan kreatifitas mendorong mempercepat pengembangan imajinasi
dan ekspresi yang tidak ditemukan dalam senam-senam lain, (Newton C.
Loken dan Robert JK Willoughby, 1986: 89).
29
Berdasarkan teori-teori di atas, penelitian ini hanya membatasi materi
tentang senam lantai guling belakang, sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang digunakan di SMP/MTs adalah sebagai berikut:
Standar Kompetensi:
10. Mempraktikkan teknik dasar senam lantai dan nilai-nilai yang
terkandung didalamnya
Kompetensi Dasar:
10.2 Mempraktikkan teknik dasar guling belakang serta nilai disiplin,
keberanian dan tanggung jawab
9. Pembelajaran Guling Belakang
“Dimulai dengan sikap jonggok, telapak tangan menghadap ke atas, jari
menuju ke belakang, ibu jari tangan menyentuh kepala di atas telinga.
Sentuhkan dagu ke dada, gerakan gerakan pinggul ke belakang, untuk mulai
berguling. Menurut Muhajir (2007: 70), guling ke belakang adalah
mengguling badan ke belakang dengan posisi badan tetap membulat yaitu
kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala ditunduhkan sampai dagu
melekat di dada. Pada saat berguling ke belakang, jaga agar badan tetap
tertekuk, dengan kedua tangan menekan matras.
Gambar
Usahakan lutut menyentuh matras dan akhi
belakang ini dengan sikap jongko
30
Gambar 1. Rangkaian Guling Belakang dengan Matras Miringsumber: (Muhajir, 2007: 71)
lutut menyentuh matras dan akhirilah sikap guling ke
belakang ini dengan sikap jongkok”, (Jhon dan Mary Jean Traetta 1985: 12)
Gambar 2. Rangkaian Guling Belakangsumber: (Jhon dan Mary Jean Traetta, 1985:12)
dengan Matras Miring
sikap guling ke
Jhon dan Mary Jean Traetta 1985: 12)
31
Sedangkan definisi guling ke belakang menurut Satrio Ahmad Y
(2007: 15), adalah “berguling ke belakang merupakan kebalikan dari guling
ke depan. Gerakan dimulai dari sikap jongkok, telapak tangan ke atas, jari
menuju ke belakang. Bergulinglah ke belakang dengan cara menggelinding
kedua kaki luruskan ke belakang. Jaga agar badan tetap bertekut dengan
kedua tangan menekan matras”. Sedangkan menurut Roji (2004: 116)
berguling ke belakang ialah gerakan badan berguling ke arah belakang
melalui bagian belakang badan mulai dari panggul bagian belakang,
pinggang, punggung dan tengkuk. Teknik melakukan gerak berguling ke
belakang dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 3. Rangkaian Guling Belakang dengan awalan berdirisumber : Roji (2007: 115)
Beberapa faktor pendukung bagi keberhasilan penguasaan
keterampilan senam. Dalam keterampilan senam untuk dapat berhasil dalam
penguasan gerakan setidaknya kamu memiliki dua faktor pendukung Agus
Mahendara (1999: 30-43), yaitu:
32
a. Kualitas fisik, yang meliputi kelentukan, kekuatan, power, dan daya
tahan.
1) Kelentukan sangat penting dalam senam berkenaan dengan
a) Jarak yang luas dari kelentukan penting untuk
keindahan, irama dan keanggunan gerak.
b) Banyak ketrampilan senam memerlukan kelentukan
derajat tinggi sebelum dapat ditampilkan.
c) Kelentukan yang baik menurunkan kemungkinan
terjadinya cidera dan memperbaiki kesehatan tubuh.
2) Kekuatan
Kekuatan adalah sejumlah daya yang dapat dihasilkan oleh
suatu otot ketika otot itu berkontraksi. Dalam penampilan
senam kekuatan mempunyai manfaat langsung:
a) Keselamatan: Pesenam yang lebih kuat akan mampu
mencegah terjadinya cidera.
b) Ketrampilan: Banyak ketrampilan senam tidak
ditampilkan tanpa kekuatan lebih.
c) Mendukung kemampuan lain: kemampuan seperti
kecepatan, daya tahan, power, dalam batas tertentu
tergantung pada kekuatan.
33
b. Kualitas motorik, yang meliputi, keseimbangan, orintasi ruang:
1) Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan seseorang untuk
mempertahankan titik berat dekat dengan tubuh/memperkecil
sudut bidang tumpu. Dalam hal ini unsur keseimbangan
merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam senam.
2) Orientasi ruang
Orientasi ruang adalah kemampuan seseorang untuk bisa
merasakan dan berfungsi dalam situasi-situasi seperti; posisi
tubuh terbalik, berputar, pada ketinggian, dan posisi tubuh
pada saat melayang.
B. Penelitian Relevan
1. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang telah di lakukan oleh
Zainal Arifin yang berisi tentang perbedaan prestsi akademik antara
kelas umum dengan kelas olahraga pada kelas X SMA Negeri 5
Magelang. Hasilnya terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa kelas
umum dan kelas olahraga pada kelas SMA Negeri 5 Magelang. Dari
hasil analisis statistik diperoleh t hitung = 2,615 dan t tabel = 2,00 dengan db
= 70 kelas umum memiliki nilai rata-rata 67,92 dan kelas olahraga
memiliki nilai rata-rata 66,05
2. Penelitian yang dilakukan oleh Kadarsih (2010) dengan judul
“Perbedaan Hasil Akademik Kelas 8 Cerdas Dan Kelas Olahraga Di
SMP 2 Imogiri Tahun Ajaran 2009/2010. Hasil Penelitian diketahui
34
bahwa ada perbedaan yang nyata hasil akademik kelas 8 cerdas dan
kelas 8 olahraga di SMP 2 Imogiri, Bantul tahun ajaran 2009/2010.
Dengan hasil perhitungan data hasil akademik siswa diperoleh nilai thitung
= 4,441 dan P =0,000 < 0,05, dengan demikian Ho ditolak dan Ha
diterima.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Prasetiya (2009) dengan judul
“Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas VII RSBI dengan
Kelas Reguler di SMP Negeri 1 Bantul”. Dengan populasi siswa kelas
VIII SMP N 1 Bantul. Hasil perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa
tingkat kebugaran jasmani siswa kelas reguler lebih baik dari pada siswa
kelas RSBI di SMP Negeri 1 Bantul.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Wahid (2010) dengan judul
“Perbedaan Motivasi Belajar Pendidikan Jasmani Siswa Kelas VII
Bilingual Dengan Kelas VII Reguler di SMP Negeri 1 Sleman”. Hasil
Penelitian diketahui bahwa adanya perbedaan motivasi belajar
pendidikan jasmani siswa kelas bilingual dan siswa kelas reguler. Rerata
motivasi belajar pendidikan jasmani siswa yang berada dikelas bilingual
adalah 84,70 sedangkan rerata motivasi belajar pendidikan jasmani siswa
yang berada dikelas reguler adalah 94,26, ternyata besarnya rerata
motivasi belajar pendidikan jasmani siswa kelas bilingual dengan kelas
reguler lebih baik siswa dari kelas reguler.
35
C. Kerangka Berpikir
Hasil belajar merupakan istilah yang sudah lazim dalam dunia
pendidikan walaupun istilah ini masih umum dan luas penggunaannya.
Istilah hasil belajar diberikan kepada keadaan yang menggambarkan tentang
hasil optimal suatu aktifitas belajar sehingga arti hasil belajar berkaitan erat
dengan pengertian belajar. Pendidikan jasmani adalah sebuah proses atau
kegiatan pendidikan jasmani yang melibatkan aktifitas kekuatan otot yang
agak baik. Senam lantai guling belakang umumnya dilakukan dengan
gerakan-gerakan atau bentuk latihannya yang dilakukan secara cepat,
meledak dan banyak memanfaatkan kelentukan serta keseimbangan yang
dilakukan di atas lantai beralaskan matras atau permadani. Hasil belajar
pendidikan jasmani khususnya pada senam lantai guling belakang lebih
menekankan pada hasil belajar yang berkaitan dengan ranah psikomotor,
yaitu hasil belajar yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan
pada reaksi–reaksi fisik.
Program akselerasi merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan
bagi anak berbakat akademik. Prinsip akselerasi dalam cangkupan
kurikulum atau program berarti meningkatkan kecepatan waktu dalam
menguasai materi yang dimiliki seseorang, yang dilakukan dalam kelas
khusus, kelompok khusus atau sekolah khusus, dalam waktu tertentu.
Kelas reguler merupakan kelas yang siswanya memiliki kemampuan
tidak terlalu menonjol atau kemampuan yang dimiliki rata-rata, jadi siswa
36
kelas reguler hanya diperuntukkan bagi siswa yang bersekolah di kelas biasa
dan tidak ada jam-jam tambahan dalam kurikulum yang diberikan, statusnya
tidak diistimewakan
Karakter siswa kelas akselerasi yang cenderung pendiam dan malas
untuk beraktifitas serta fokus konsentrasi mereka yang tertujuh kepada mata
pelajaran yang diwajibkan atau diutamakan dari pihak sekolah membuat
minat belajar siswa akselerasi tesebut terhadap pelajaran pendidikan jasmani
yang ditunjukkan siswa kelas reguler yang cenderung aktif serta rasa
antusias yang tinggi terhadap pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.
Berdasrkan hasil observasi dan wawancara dengan guru pendidikan
jasmani di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta hasil belajar yang tinggi
siswa kelas akselerasi lebih ditujukkan terhadap mata pelajaran yang
diwajibkan dan diutamakan di kelas akselerasi seperti mata pelajaran IPA,
Matematika dan Bahasa sehingga minat belajar mereka terhadap pendidikan
jasmani sangat rendah dibandingkan siswa kelas reguler yang lebih terminat
dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani disekolah. Dalam pokok
materi senam khususnya senam lantai guling belakang siswa kelas
akselerasi masih kurang percaya diri untuk mencoba gerakan. Dengan
pendapat di atas, diduga ada perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani
antara siswa kelas VIII akselerasi dan kelas reguler khususnya pada pokok
materi senam lantai “guling belakang”.
37
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori. Penelitian yang relevan dan kerangka berfikir
maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasill belajar psikomotor
pendidikan jasmani senam lantai guling belakang antara siswa kelas
akselerasi dan kelas reguler
Ha : terdapat perbedaan yang signifikan hasill belajar psikomotor pendidikan
jasmani senam lantai guling belakang antara siswa kelas akselerasi dan
kelas reguler
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian komparatif, yaitu penelitian
kelompok yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan variabel tertentu
pada kelompok yang berbeda-beda (Sumadi Suryabrata, 1983: 23).
Adapun variabel yang ini diteliti adalah perbedaan hasil belajar pendidikan
jasmani pada pokok bahasan senam lantai guling belakang siswa kelas
VIII antara kelas akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2
Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah survey dengan menggunakan
lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan berbentuk daftar
periksa atau check list atau skala penilaian (rating scale). Penilaian yang
diambil adalah hasil belajar psikomotor.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta
pada tahun 2012/2013. Adapun waktu yang digunakan untuk pengambilan
data penelitian ini adalah pada bulan Februari 2013.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 173), populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VIII, kelas akselerasi dan reguler SMP Muhammadiyah 2
Yogyakarta pada tahun pelajaran 2012/2013, dengan jumlah populasi
sebanyak 133 siswa. Klasifikasinya perkelas ada 1 kelas akselerasi dan
3 kelas reguler. Populasi penelitian yang diambil adalah kelas VIII
39
didasarkan pada karakteristik siswa yang sama dan telah menjalani
aktivitas atau pola hidup yang sama di sekolah selama satu tahun setelah
mereka masuk ke jenjang SMP.
Populasi siswa kelas VIII akselerasi adalah 20 siswa dengan
jumlah siswa perempuan 10 dan laki-laki 10. Untuk populasi untuk kelas
VIII reguler adalah 113 siswa dengan jumlah per kelas sekitar 38 siswa.
Dalam pengambilan data untuk diambil sampel penelitian pada kelas
akselerasi adalah menggunakan teknik sampling jenuh, yaitu teknik
pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel
Sugiyono (2007: 85) keseluruhan populasi kelas VIII untuk kelas
akselerasi diambil menjadi sampel penelitian karena jumlah siswa kurang
dari 100 orang. Sedangkan teknik pengambilan sampel kelas reguler
digunakan teknik proporsional random sampling. Menurut Sumadi
Suryabrata (2009: 36) proporsional random sampling adalah teknik
pengambilan sampel secara rambang atau acak dengan mengambil sampel
yang sebanding dengan besarnya kelompok dari kelompok-kelompok lain
yang tersedia. Proporsional random sampling juga dapat diartikan suatu
metode pengambilan sampel dengan mencari proporsi sampel dari jumlah
populasi dan kemudian dilakukan pengambilan secara acak. Menurut
Suharsimi Arikunto (2006 : 134), apabila subyek kurang dari 100 lebih
baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi.
Tetapi, jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau
20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini hanya diambi 20 siswa dari
40
keseluruhan kelas reguler. Adapun cara untuk menentukan besarnya
presentasi pengambilan sampel kelas reguler dapat menggunakan rumus
menurut Suhasimi Arikunto (2010: 54), sebagai berikut:
%100(%) xalskormaksim
jumlahskorpresentase
maka diperoleh besarnya presentase sampel yang diambil dari kelas regular
adalah sebagai berikut ini:
%18%69,17%100113
20x
Tabel 1. Hasil Pengambilan Sampel Kelas Reguler
No Sampel Terpilih Perempuan No Sampel Terpilih Laki-laki
15, 19, 25, 34, 41, 42, 52, 79, 88, 110
4, 9, 36, 55, 58, 66, 74, 93, 105, 109
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 161), yang dimaksud dengan
variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil
belajar senam lantai guling belakang. Hasil belajar merupakan
kemampuan siswa dalam penguasaan materi dan keterampilan berfikir
yang meliputi ranah kognitif, psikomotor dan afektif yang dinyatakan
dalam proses belajar-mengajar melalui pengukuran atau penilaian. Hasil
belajar senam lantai guling belakang yang digunakan dalam penelitian ini
adalah hasil belajar ranah psikomotor. Adapun penilian hasil belajar ini
41
meliputi geraka awal, gerakan pelaksanaan dan gerakan akhir dalam
melakukan senam lantai guling belakang.
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat pada waktu penelitian yang
menggunakan suatu metode (Suharsimi Arikunto, 2010: 192). Teknik
pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan lembar
observasi. Lembar observasi yang digunakan berbentuk daftar periksa
atau check list atau skala penilaian (rating scale). Penilaian yang
diambil adalah hasil belajar psikomotor. Adapun kisi-kisi instrumen
yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Kisi –Kisi Instrumen
NoAspek yang
diukurIndikator
Jumlah butir
1Gerakan
Awal
a. Posisi lutut dan kaki waktu jongkok rapat
3b. Posisi lengan ditekuk membuka
ketiak dan telapak tangan membuka menghadap ke atas sejajar telinga
c. Posisi dagu menempel di dada
2Gerakan
Pelaksanaan
a. Gerakan pinggul sangat kuat sehingga posisi mengguling menjadi bulat
4b. Posisi kedua lutut deket dengan
badanc. Posisi dagu menempel di dada
d. Kedua telapak tangan dengan kuat menekan matras sehingga tangan lurus dan kepala terangkat
3Gerakan
akhirKembali mendarat dengan kedua kaki dan stabil 1
42
2. Analisis Uji Coba Instrumen
a. Uji Validitas
Instrumen yang digunakan dalam penelitian dianggap valid
apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur sesuai dengan
tujuan penelitian. Selain itu validitas sebuah instrumen juga dapat
diketahui apabila instrumen tersebut benar-benar dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Untuk mengetahui ketepatan data tersebut diperlukan teknik uji
validitas.
Instrumen dalam penelitian ini divalidasi secara logis dan
teoritis oleh para ahli (judgment expert) yaitu dosen pembimbing
dari program studi pendidikan jasmani. Hasil validasi tersebut
adalah instrumen yang siap digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian.
b. Uji Reliabilitas
Instrumen tes yang telah diuji judgment expert kemudian
dilakukan uji validasi dan reabilitas siswa. Indikator yang diuji
validitas dan reliabilitasnya sebanyak 8 dengan 38 jumlah
validator siswa dari kelas IX E. Analisis indikator penilaian yang
digunakan adalah program SPSS. Kriteria koefisien reliabilitas
ditentukan dengan nilai alpha cronbach, maka ukuran
kemantapan alpha dapat dinyatakan sebagai berikut:
43
Tabel 3. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha.
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 sd. 0,20 Kurang reliabel
>0,20 s.d.0,40 Agak Reliabel
>0,40 s.d. 0,60 Cukup Reliabel
>0,60 s.d. 0,80 Reliabel
>0,80 s.d. 1,00 Sangat Reliabel
Sumber: Triton (2006: 248)
c. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengukur kemampuan hasil belajar psikomotor pendidikan
jasmani senam lantai guling belakang dengan menggunakan
lembar observasi penilaian psikomotor antara siswa kelas VIII
akselerasi dan reguler.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis statistik yang digunakan untuk menentukan hubungan
antar variabel bebas dengan variabel terikat.
1. Uji Persyaratan Analisis
Pengujian prasyarat dilakukan sebagai syarat data yang diperoleh
dapat ditindaklanjuti untuk diuji hipotesisnya. Uji prasyarat analisis
meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Tes parametrik akan lebih valid apabila datanya memiliki
distribusi normal. Distribusi normal merupakan suatu distribusi
atau peresebaran yang simetris sempurna dari skor rata-rata. Uji
44
normalitas data dilakukan dengan uji satu sampel Kolmogorov-
Smirnov (One Sample Kolmogorov-Smirnov). Pedoman dalam
pengambilan keputusan dalam uji ini adalah jika nilai sig > 0,05
berarti data berasal dari populasi-populasi yang berdistribusi
normal.
b. Uji Homogenitas
Jika skor-skor paling mudah untuk dikomparasikan secara
parametris apabila varian atau sebarannya pada kedua kelompok
adalah sama. Pengujian homogenitas dilakukan dengan bantuan
program SPSS 16. Kriteria ketentuan yang diambil jika nilai
sig > 0,05 maka sampel berasal dari populasi yang homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah persyaratan analisis terpenuhi (uji normalitas dan uji
homogenitas) langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian
hipotesis. Uji yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu uji t.
Uji t digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang berarti
dari dua hasil pengukuran suatu variabel atau dua variable yang
diteliti. Pengujian hipotesis menggunakan uji t. Sampel independent
(Independent-Sample-t-Test), selanjutnya untuk mengetahui
efektivitasnya dilakukan dengan cara membandingkan rata-ratanya.
45
Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasill belajar
psikomotor pendidikan jasmani senam lantai guling belakang
antara siswa kelas akselerasi dan kelas reguler
Ha : terdapat perbedaan yang signifikan hasill belajar psikomotor
pendidikan jasmani senam lantai guling belakang antara siswa
kelas akselerasi dan kelas reguler
46
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Untuk mendeskripsikan dan menguji perbedaan hasil belajar
pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler dan kelas
akselerasi dalam penelitian ini, maka sebelumnya akan disajikan diskripsi data
dari masing-masing variabel berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan.
Deskripsi data penelitian yang diperoleh masing-masing variabel secara rinci
di uraian sebagai berikut:
1. Deskripsi Statistik Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai
Guling Belakang Kelas Reguler
Hasil analisis statistik deskriptif untuk variabel hasil belajar
pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler yang terdiri
dari 20 siswa diperoleh nilai maksimal = 24, nilai minimal =17, rata-rata
(mean) = 20,35, median = 20, modus sebesar = 20; standar deviasi =
2,153. Adapun rumus menghitung jumlah kelas interval dan menentukan
interval kelas adalah :
a. Menurut Sturges (Sugiyono, 2010: 36) cara menghitung jumlah kelas
interval menggunakan rumus sebagai berikut:
529,520log3,31log3,31 nK
47
b. Menurut Sugiyono, 2010: 36 cara menentukan interval kelas
menggunakan rumus sebagai berikut:
5
1724
sjumlahkela
rengei = 1,4 dibulatkan ke atas = 2,
jadi jumlah kelas interval adalah 5 dan interval kelasnya adalah 2,
sehingga deskripsi hasil penelitian hasil belajar pendidikan jasmani senam
lantai guling belakang kelas reguler dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah
ini:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler
Interval Kelas Frekuensi Persen24 - 25 3 15,00%22 - 23 4 20,00%20 - 21 7 35,00%18 - 19 4 20,00%16 - 17 2 10,00%
Total 20 100.00%
(Sugiyono, 2010: 39)
Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa siswa yang mendapat
skor 24-25 sebanyak 3 siswa atau 15%, pada interval skor antara 22-23
sebanyak 4 siswa atau 20%, pada interval skor 20-21 sebanyak 7 siswa
atau 35%, dan untuk interval skor antara 18-19 sebanyak 4 siswa atau
sebesar 20%, serta untuk interval skor 16-17 sebanyak 2 siswa atau 10%.
Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
Gambar 4. Grafik Frekuensi Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler
2. Deskripsi Statistik
Guling Belakang Kelas Akselerasi
Hasil analisis statistik desk
pendidikan jasmani senam
terdiri dari 20 siswa
rata-rata (mean) =
deviasi =2,911.
menentukan interval kelas adalah :
c. Menurut Sturges (Sugiyono, 2010: 36) cara menghitung jumlah kelas
interval menggunakan rumus sebagai berikut:
log3,31K
d. Menurut Sugiyono, 2010: 36 cara m
menggunakan rumus sebagai beri
jumlahkela
rengei
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
Frek
uens
i (%
)
48
Grafik Frekuensi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler
Deskripsi Statistik Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai
Guling Belakang Kelas Akselerasi
Hasil analisis statistik deskriptif untuk variabel hasil
pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas akselerasi
terdiri dari 20 siswa diperoleh nilai maksimal = 22, nilai minimal =
rata (mean) = 17,55, median = 17,25, modus sebesar = 20
. Adapun rumus menghitung jumlah kelas interval dan
menentukan interval kelas adalah :
Menurut Sturges (Sugiyono, 2010: 36) cara menghitung jumlah kelas
interval menggunakan rumus sebagai berikut:
529,520log3,31log n
Menurut Sugiyono, 2010: 36 cara menentukan interval kelas
menggunakan rumus sebagai berikut:
5
1122
sjumlahkela
renge= 2,2 dibulatkan keatas = 3
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
16-17 18-19 20-21 22-23 24-25
10.00%
20.00%
35.00%
20.00%15.00%
Interval Kelas
Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani Senam Lantai
hasil belajar
lantai guling belakang kelas akselerasi yang
, nilai minimal = 11,
20; standar
menghitung jumlah kelas interval dan
Menurut Sturges (Sugiyono, 2010: 36) cara menghitung jumlah kelas
enentukan interval kelas
25
15.00%
jadi jumlah kelas interval adalah 5 dan
sehingga hasil penelitian
guling belakang kelas akselerasi
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi
Interval Kelas22 - 2419 - 2116 - 1813 - 1510 - 12
Total
(Sugiyono, 2010: 39)
Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa siswa yang mendapat
skor 22-24 sebanyak 2 siswa atau 10%, pada interval skor antara 19
sebanyak 6 siswa atau 30%, pada interval skor 16
atau 40%, dan untuk
sebesar 15%, serta untuk interval skor 10
Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%
Frek
uens
i (%
)
49
jumlah kelas interval adalah 5 dan interval kelasnya adalah 3,
hasil penelitian hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai
guling belakang kelas akselerasi dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini:
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi
Interval Kelas Frekuensi Persen24 2 10,00%21 6 30,00%18 8 40,00%15 3 15,00%12 1 5,00%
20 100.00%
(Sugiyono, 2010: 39)
Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa siswa yang mendapat
24 sebanyak 2 siswa atau 10%, pada interval skor antara 19
sebanyak 6 siswa atau 30%, pada interval skor 16-18 sebanyak 8 siswa
atau 40%, dan untuk interval skor antara 13-15 sebanyak 3 siswa atau
sebesar 15%, serta untuk interval skor 10-12 sebanyak 1 siswa atau 5%.
Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%
10-12 13-15 16-18 19-21 22-24
5.00%15.00%
40.00%30.00%
10.00%
Interval Kelas
kelasnya adalah 3,
pendidikan jasmani senam lantai
bawah ini:
Pendidikan Jasmani
Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa siswa yang mendapat
24 sebanyak 2 siswa atau 10%, pada interval skor antara 19-21
18 sebanyak 8 siswa
15 sebanyak 3 siswa atau
12 sebanyak 1 siswa atau 5%.
24
10.00%
50
Gambar 5. Grafik Frekuensi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi
B. Analisis Data
Sebelum dilakukan analisis statistik, terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
Penggunaan uji normalitas untuk mengetahui normal dan tidaknya distribusi
data yang diperoleh, sedangkan penggunaan uji homogenitas untuk
mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang bersifat
homogen. Hasil uji prasyarat analisis disajikan sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas diujikan pada masing-masing data penelitian yaitu
hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas
reguler, dan kelas akselerasi. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov-Z. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal
dan tidaknya suatu sebaran adalah taraf signifikansi yang digunakan 5%
sehingga bila nilai sig (). lebih besar dari 0,05 maka distribusi datanya
dianggap normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah
ini:
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang
Variabel KSZ Sig. KeteranganKelas Reguler 0,736 0,651 NormalKelas Akselerasi 0,447 0,988 Normal
51
Dari hasil diatas diperoleh nilai sig. masing-masing variabel lebih
besar dari 0,05, sehingga disimpulkan semua data dinyatakan normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas menggunakan uji F dalam penelitian ini akan
menguji (Ho) bahwa varians dari variabel-variabel tersebut sama. Untuk
menerima atau menolak hipotesis dengan membandingkan harga Fhitung
dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5 % dan dk yang dipakai atau
membandingkan nilai p dengan 0.05 pada taraf signifikansi 5 %. Kriteria
pengambilan keputusan adalah apabila Sig > 0,5 berarti varian sampel
tersebut homogen. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 7
berikut ini:
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Ketiga Variabel
F hitung df1 Df2 F tabel Sig keterangan11,965 1 38 4,17 0,220 Homogen
Dari perhitungan diatas diperoleh harga Sig. sebesar 0,220, harga
pada taraf signifikansi 5 % nilai Sig. 0,956 > 0,05. Karena nilai
Sig. 0,220 > 0,05 pada taraf signifikansi 5 %, maka hipotesis yang
menyatakan varians dari ketiga variabel yang ada sama diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa varians populasi homogen.
3. Uji Hipotesis
Hasil perhitungan uji normalitas dan homogenitas menunjukakn
bahwa sebarannya normal dan variansnya homogen, sehingga data
dianalisis lebih lanjut dengan statistik parametrik. Berikut adalah hipotesis
yang akan diuji
52
Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar senam lantai guling belakang
pada siswa kelas VIII kelas reguler dan kelas akselerasi di SMP
Muhammadiyah 2 Yogyakarta .
Ha : Ada perbedaan hasil belajar senam lantai guling belakang pada siswa
kelas VIII kelas reguler dan kelas akselerasi di SMP Muhammadiyah
2 Yogyakarta .
Untuk menerima dan menolak hipotesis adalah dengan
membandingkan harga t hitung dengan t tabel atau membandingkan nilai
p dengan 0,05 pada taraf signifikansi 5 %. Hasil analisis uji-t dapat dilihat
pada Tabel 8 berikut ini:
Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis Perbedaan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler dan Kelas Akselerasi
Variable N rerata t hitung t table (0,05)(38) P (sig.)Kelas RegulerKelas Akselerasi
2020
20,3517,55
2,859 2,021 0,001
Dari hasil tersebut dapat diketahui t hitung=2,859 lebih besar dari
pada t tabel = 2,021 dan nilai p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 %. Karena
harga t hitung lebih besar dari t tabel dan berada dalam daerah Ha atau
p <0.05 pada taraf signifikansi 5 %, maka hipotesis yang menyatakan ada
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pendidikan jasmani senam
lantai guling belakang kelas regular dan kelas akselerasi pada siswa kelas
VIII SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta diterima. Dengan demikian Ha
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
53
signifikan antara hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling
belakang kelas regular dan kelas akselerasi pada siswa kelas VIII di SMP
Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Besarnya rerata yang diperoleh dari
masing-masing variabel adalah sebesar 20,35 untuk hasil belajar
pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler dan 17,55
untuk hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas
akselerasi. Sedangkan perbedaan rata-rata keduanya sebesar 2,8 dengan
hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas
reguler lebih banyak.
C. Pembahasan
Dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah ada perbedaan hasil
belajar psikomotorik pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas
reguler dan Kelas Akselerasi siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2
Yogyakarta. Dalam pengujian hipotesis pada penelitian yang dilkakukan di
SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta untuk hasil belajar psikomotorik senam
lantai guling belakang kelas reguler dan kelas akselerasi diperoleh
t hitung > t tabel dan p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 % dan menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pendidikan jasmani
senam lantai guling belakang kelas reguler dan hasil belajar pendidikan
jasmani senam lantai guling belakang kelas akselerasi pada siswa kelas VIII di
SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.
Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar gerak
perbedaan hasil belajar pendidkan jasmani senam lantai guling belakang yaitu:
54
1. Keterampilan
a. Gerakan awal, siswa kelas akselerasi masih banyak yang posisi lutut
dan kaki saat jongkok membuka, telapak tangan berada di atas
telinga selain itu posisi dagu juga tidak menempel dada. Sedangkan
untuk siswa kelas reguler rata-rata melakukan gerakan awalan
dengan benar
b. Gerakan pelaksanaan, siswa kelas akselerasi dan kelas reguler rata-
rata gerakan pinggul kurang kuat mendorong ke atas, posisi lutut
juga agak jauh dari badan, posisi kepala tidak menempel dada.
Namun siswa dari kelas akselerasi ada beberapa yang gerakan
pinggulnya tidak mendorong sehingga gerakan saat mengguling
menjadi miring ke samping
c. Gerakan akhir, siswa kelas akselerasi dan kelas reguler rata-rata saat
posisi mendarat kedua kaki kurang stabil, tetapi untuk kelas
akselerasi masih banyak yang posisi mendaranya menggunakan lutut
2. Bimbingan guru dan kondisi pembelajaran
Dalam memberikan bimbingan guru tidak memberikan perbedakan
antara kelas akselerasi dan keas reguler. Namun karena kelas akserasi
adalah program percepatan maka guru lebih memadatkan dalam membe
rikan materi untuk kelas akserasi dibandingkan dengan kelas reguler.
Ujian semester dilakukan tiap 4 bulan sekali untuk kelas akserasi
sedangkan kelas reguler dilakukan 6 bulan sekali.
55
3. Motivasi
Siswa kelas akserasi rata-rata tergolong pendiam sehingga saat kondisi
pembelajaran khususnya pembelajaran pendidikan jasmani senam lantai
guling belakang kurang berminat dan termotivasi.
4. Keadaan latihan
Siswa kelas akserasi lebih takut untuk mencoba melakukan gerakan
senam lantai guling belakang dibandingkan dengan siswa kelas reguler
sehingga kedaan latihan siswa kelas akselerasi lebih rendah disbanding
kelas reguler.
Untuk faktor-faktor yang lain seperti pengalaman masa lalu, faktor
keturunan dan faktor lingkungan tidak dapat dijelaskan oleh peneliti karena
keterbatasan peneliti dalam melakukan pengamatan. Dari hasil analisis
tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar senam lantai
guling belakang yang dimiliki oleh siswa kelas regular lebih baik dibanding
dengan kelas akselerasi, karena kelas regular lebih aktif dalam bergerak dan
lebih senang untuk mengikuti pelajaran penjas dibadingkan kelas akselerasi.
Kelas akselerasi lebih cenderung terpacu pada pelajaran dibidang akademik
saja. Hal ini seharusnya menjadi perhatian bagi guru terutama guru penjas
agar anak-anak yang berada dalam kelas akselerasi juga memiliki hasil belajar.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis menggunakan program SPSS versi 19.0
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar psikomotor senam lantai guling belakang pada siswa kelas VIII
kelas reguler dan kelas akselerasi di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.
Dengan perbedaan rata-rata sebesar 2,8 dimana kelas regular lebih baik
dibanding kelas akselerasi. Dengan hasil perhitungan data hasil belajar
siswa diperoleh nilai t hitung =2,859 lebih besar dari pada t tabel = 2,021 dan
nilai p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 %. Karena harga t hitung lebih besar
dari t tabel dan berada dalam daerah Ha atau p < 0.05 pada taraf
signifikansi 5 %, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
B. Keterbatasan Penelitian
Meskipun dalam penelitian ini telah diusahakan dengan sebaik-
baiknya, namun tidak lepas dari keterbatasan dan kelemahan yang ada,
diantaranya :
1. Siswa kurang kondusif dalam mengikuti pembelajaran.
2. Keterbatasan pengamatan observer dalam memberikan penilaian
gerakan siswa yang melakukan guling belakang karena gerakannya
cepat.
57
3. Keterbatasan peneliti hanya membandingkan hasil belajar psikomotor
senam lantai guling belakang. Peneliti tidak mencari tingkat hasil
belajar dari ranah kognitif dan afektif.
4. Keterbatasan peneliti dalam menentukan teknik pengambilan sampel
lemah sehingga peneliti kurang fokus dalam pengambilan data.
C. Saran
a. Kepada Guru Pendidikan Jasmani SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta
hendaknya lebih tegas dalam menyikapi siswa yang bercanda saat
melakukan pembelajaran senam lantai guling belakang.
b. Kepada Guru Pendidikan Jasmani SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta
hendanya lebih memotivasi siswa, meningkatkan rasa percaya diri
siswa untuk berani melakukan guling belakang.
58
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Ateng. 1989. Pengantar Asas-Asas dan Landasarn Pendidikan Jasmani Olahraga dan Rekreasi. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan.
Agus Mahendra. 1999. Senam. Jakarta: Depdikbud.
Arma Abdoellah. 1988. Evaluasi Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan.
Conny Semiawan. 1995. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.
Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Depdiknas. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Disdakmen 2002.
Desmita, M.Si. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Farida Mulyaningsih dkk. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Kelas IV SD / MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.
Imam Hidayat. 1981. Senam dan Metodik. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan.
Jhon & Traetta Mary. 1985. Dasar-Dasar Senam. Bandung: Penerbit Angkasa
Kadarsih. 2010. Perbedaan Prestasi Akademik Kelas VIII Cerdas dan Kelas VIII Olahraga di SMP N 2 Imogiri Tahun Ajaran 2009/2010. Yogyakarta: FIK UNY. Diakses 5 Desember 2012
K. Mahmudi Sholeh. 1991. Olahraga Pilihan Senam. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat jendral Pendidikan Tinggi Protek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Loken, Newton C & Willoughboy. Rober J. 1986. Petunjuk Langkah Gimnastik. Semarang: Effar Offset Semarang.
59
Maryono. 2010. Menakar Kebijakan RSBI Analisis Kritik Studi Implementasi. Yogyakarta: Magnum Pustaka.
M. Ichsan. 1988. Pendidikan Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan.
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Nana Sudjana. 1989. Penelitian dan Penilian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Bandung
Nasution M. A. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Prestasi Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bina Aksara.
RA. Dewi Sekar Melati. 2007. Hubungan Tingkat Kesegaran Jasmani Dan Minat Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas Unggulan Dan Kelas Biasa SD Negeri Tempelan 2 Kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun 2006-2007. Semarang: Skripsi. Diakses 9 Oktober 2012.
Reni Akbar dan Hawadi. 2004. Akselerasi; A_Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Sayuti Sahara. 2002. Senam Dasar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Setiawa Adi Nugroho. 2011. Perbedaan Tinkat Kesegaran Jasmani Siswa kelas VIII Bilingual dengan Reguler di SMP N 3 Godean Tahun Pelajaran 2010/2011. Yogyakarta: Skripsi, FIK UNY. Diakses 8 Oktober 2012.
Sugihartono dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Bandung
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
60
Sundoyo.2010. Perbedaan Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kepatihan Di Daerah Perkotaan Dengan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Benowo Di Daerah Benowo Di Daerah Pegunungan Di Kabupaten Purworejo. Yogyakarta: Skripsi, FIK UNY. Diakses 13 Desember 2012
Syaifuddin Azwar. 1987. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
W.S. Winkel S.J. 1991. Psikologi pengajaran. Yogyakarta: Media Abadil.
W.S. Winkel S.J. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia
Yusuf Adisasmita. 1989. Prinsip-Prinsip Pendidikan Jasmani: Hakekat, Filsafat dan Peranan Pendidikan Jasmani dalam Masyarakat. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan.
Lampiran 1: Surat Pembimbing Proposal TAS
KEMENTERIAN PENDIDIDKAN DAN KEBUDAYAANTINIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANJURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
Alamat : Jl. Colombo No. l, yogyakarta Telp. SrcAg2
Nomor : 288/PORD(I120L2Lamp. : I bendelHal : Pembimbing proposal TAS
Kepada: Yth. Drs. F- Suharjana, M.pd.Fakultas Ilrnu KeolahragaanUniversitas Negeri yogyakarta
Diberitahukan dengan hormat, bahwa dalam rangka membantuTAS untuk persyaratan ujian TAS, climohon kesediaanpembimbing penulisan TAS saudara :
Nama ; .TonyprihatmokoNIM : 09601244004Judul Skripsi 2 Perbetlaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani "Senam Lantai Guling
Belakang" Sisrva Kelas VIII Antara Kelas Akselerasi dan Regurer tliSMP Muhammadiyah 2 y ogyakarta .
Bersama ini pula kami lampirkan proposal penulisan TAS yang telah dibuat oleh mahasiswayang bersangkutan' topil/judul tidaklah mutlak. Sekiranya kurang sesuai, mohon kiranyadiadakan pembenahan sehingga tidak mengurangi makna iari masalah yang diajukan.
Atas perhatian dan kesecriaan Bapak/rbu disampaikan rerima kasih.
POR,
NIP. t9620422199001 I 001
File. : Pemb. TAShnyelctc/ I 2
I November 2012
mahasiswa dalam rnenyusunBapaMbu untuk menjadi
61
ffi@
Lampiran 2:Lembar Pengesahan TAS
LEMBAR PENGESAIHN
Prosal penelitian tentang :
.?ERBEDAAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM LANTAI GIJLINGBELAKA}IG SISWA KELAS VIII ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELASREGULER SMP MTJIIAMMADTYAH 2 YOGYAKARTA.'
Nama : TONY PRIIIA'TMOKO
NtrtzI : O9601244A04
Program Studi : pJKR
Telah diperiksa dan dikatakan layakuntuk ditetiti :
Yogyakarta, 23 J anuai 2013
Dosen Pembimbing
Dm. F. Suharjana M.PdNrP.19580706 1984A3 t OO2
Kasubag Pendidikan FIK Uhl-Y
Sutiyun, S.SiNrP. 19760s22 t99903 2 00t
NIP. 19620422199001 | oor
62
Lampiran 3: Surat Permohonan Ijin Obsevasi
KEMENTRIAN PEIYDIDIKAN DAN KEBUDAYAANI]NTVERSITAS IVEGERI YOGYAKARTAFAKULTAS ILMU KEOLAIIRAGAANTAlamat: JI. KolomboNo. I Yogyakart4 Telp, (0274) 513092psw255Website : http://fik.uny.ac.id (email : [email protected])
Nomor : 2293/llN.34.l6nP/2013
Lam:-Hal : Permohonan Ijin Observasi
Yogyakarta" 17 Desernber 2Al2
Kepada
Yth Kepala SMP Muhammadiyah2 Yogyakarta
di Yogyakarta
Dengan hormat, disampaikan bahwa untuk keperluan Tugas Akhir Skripsi dengan judul
"Perbedaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Siswa Kelas
VIII antara Kelas RSBI dan Kelas Reguler SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta" kami mohon
Bapakllbu berkenan memberikan ijin obsevasi mahasiawa FIK Universitas Negeri Yogyakarta :
Nama Mahasiswa : Tony Prihatmoko
NomorMatrasiswa : 096A1244004
Program Studi : PJKR
Pelaksanaan Observasi :
Wakhl : 14 Januari 2013
Tempat/Sekolah : SMPMuhammadiyah2 Yogyakarta
Demikian atas bantuan dun lji" yang diberikan, karri mengucapkan banyak terima kasih.
Dosen Pembimbing,
Drs. F. Suharjana" M.Pd.
NrP. 19580706 198403 I
63
Lampiran 4: Hasil Observasi dan Wawancara dengan Guru Penjas -
HASIL OBSERVASI DAI\T WAWAI\ICARADENGAN GT]RU MATA PELAJARAN PEIYDIDIKAI\I JASMAM
Sekolah
Nama GuruAlamatTanggal
SMP Muharnmadyah 2 YogyakartaDra.IsmiyatiJl. Kapas IINo. 7A, Kec. Umbulharjo, Yogyakarta.l5 Januari 2013
Daftar Pertanyaan Wawancara
l. Bagaimana pembelajaran perfas untuk kelas akselerasi? Adakah perbedaannyadengan kelas reguler?
2. Bagaimana minat dan motivasi siswa dari kelas akselerasi dan reguler selamamengikuti pembelajaran penjas?
3. Bagaimana minat siswa kelas akselerasi dan reguler dalam mengikutiekshakulikuler?
4. Siswa yang lebih sering mengikuti perlombaan khususnya dibidang olahragaantara kelF akselerasi dengan reguler, lebih dominan yang mana?
5' Bagaimana jumlah KKM untuk kelas akselerasi dan kelas reguler? Sama atauberbeda?
6. Untuk siswa sendiri apakah sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran penjaspada materi senam lantai guling belakang?
7. Kesulitan-kesulitan apa yang sering dirasakan siswa dalam melalrukan gulingbelakang?
Jawaban Wawancara Dengan Guru Mata pelajaran
l. Bagaimana pembelajaran penjas untuk kelas akselerasi? Adakah perbedaannyadengan kelas reguler?Jawaban:Pelaiaran penias diberikan I kali seminngu dilakukan selama 2 jam pelajaranuntuk masing-mosing kelas tersebut. Materi penjas yang diberikan kepadakeduanya sama namun untuk kelas akselerast lebih diperpadat karena kelasakselerssi merupakon kelas percepatan yang hanya menempuh pendidilmnselama 2 tahun.
2. Bagaimana minat dan motivasi siswa dari kelas akselerasi dan reguler selamamengikuti pembelajaran penjas?.Iawaban:
Minat dan motivasi siswa dari kelas akselerasi memang lebih rendah dibandingkelas regulqr karena lebih fofus kcpada hal-hal akodemis saja. Namun merekasadar balwa penias membuat tubuh mereka bergerak dan penting untukmenduhtng mere ka dalam beraHivitos.
3. Bagaimana minat siswa kelas akselerasi dan reguler dalam mengikutiekstzkulikuler?Jawaban:
Berbeda dengan kelas akselerasi siswa di kelas reguler banyakyang menyalurkanbakat olahraga dengan mengihtti ekstralatlihtler olahraga sedangkan siswa ketasalrselerasi lebih suka mengilwti ekstrafulihtler dibidang akademik seperti KIR,PMR" English Club dan lain-lain.
Siswa yang lebih sering mengikuti perlombaan khususnya dibidang olahragaantarakelas akselerasi dengan reguler, lebih dominan yang mana?Jawaban:
Siswa dari kelas regular juga lebihperlombaan dibidang olahraga knrenabanyakwahu berlatih.
banyak yang mengilaii perlombaan-siswa kelas regular lebih mempunyai
4.
5. Bagaimana nilai KJ<M untuk kelas akselerasi dan kelas reguler? Sama atauberbeda?
Jawaban':.
Untuk nilai KKM antara kelas akserasi dan kelas regular itu berbeda. Nilai KKMuntuk kelas alxelerasi 76 sedangkan untuk kelas regular 7I
Untuk siswa sendiri apakah sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran penjaspada materi senam lantai guling belakang?Jawab:
Pembelajaran penias pada materi senam lantoi guling belakang latrang begitudiminati oleh siswo. Materi yang lebih diminati oleh siswa adalah materipermainan seperti sepak bola, futsal dan basket.
7. Kesulitan-kesulitan apa yang sering dirasakan siswa dalam melakukan gulingbelakang?
Jawab:
Kesuliatan-kesulitan yang sering dialarni oleh siswa dalam melakukan gulingbelakang adalah swalan dan tumpuhan tangan kttrang kuat sehinggamengakibatlran gerakan berguling tidak sempurna. Selatn itu rasa percrya dirisiswa juga sangat kurang dikarenakan ketalutan sebelum mencoba.
Yogyakarta" l3 Februari 2013
yati
19600209 198703 2 00365
ruNrM.09601244A04
66
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII C
SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
No Nama Jenis Kelamin1 ARR P2 AA L3 AWP L4 AND L5 ARM L6 ADBC P7 DS P8 DAY P9 DRP L
10 ETP L11 EFH L12 FAR L13 FAFNJ L14 FHO L15 FEA P16 FNF L17 GAW L18 HIP L19 LRA P20 MGW L21 MM L22 MW P23 MYN P24 MAPU P25 MD P26 MBR L27 MIW L28 MRAP L29 MRP L30 MRN L31 NA P32 RF P33 RFH L34 RN P35 RANE P36 RAP L37 SA L38 SR P
LAMPIRAN 5: Daftar Nama Kelas VIII Akaselerasi dan Reguler
67
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII D
SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
No Nama Jenis Kelamin1 ASS L2 AN L3 ARK P4 AH P5 ASH L6 CR P7 EPP L8 FAG L9 FAW L
10 GAM P11 GKW L12 HH P13 KDP P14 LAS P15 LNP P16 MBRB L17 MRZ L18 ML P19 MHA L20 MBA L21 MDS L22 MFRI L23 MFSA L24 MRA L25 MS L26 NDN P27 NH P28 NRSW L29 RADH P30 SLM P31 SMM P32 SC L33 SR L34 VDH L35 VTH P36 WIF L37 YNF L38 YBS L39 ZRP L
68
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII E
SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
No Nama Jenis Kelamin1 ABYU L2 ABS P3 AMM L4 AFBM P5 AL P6 AF P7 ADS P8 AVWM P9 APS L
10 BPA L11 DSK P12 EDA P13 FAK L14 FP P15 GMCH L16 IRS L17 JWP L18 JDPP L19 KA L20 KNMNS L21 MWIP L22 MHA L23 MRS L24 MHCM P25 NK P26 NIS P27 PK P28 RBS L29 RDN L30 RFRM L31 RYP L32 RA L33 RNLA P34 SAZS P35 VSS L36 YJS L
69
DAFTAR NAMA SISWA KELAS AKSELERASI
SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
No Nama Jenis Kelamin1 AR P2 AS L3 AR L4 ARR L5 ADL P6 ARFB L7 CSPP P8 DPW P9 DIZ L
10 EE P11 ERP L12 FBM L13 FMKQ P14 HW P15 MNZR L16 NAP P17 NRA P18 PAC P19 REH L20 VI L
Lampiran 6: Surat Permohonan dan Pernyataan Validasi Dosen Ahli
STIRAT PARMOHONAN
Dengan hormat, disampaikan bahwa untuk keperluan Tugas Akliir Skripsi kami mohon
kepada Ibu Farida MulyaningsitL M.Kes. bersdia untuk memberikan penilaian dan masukan
pada Lembar Penilaian Presrasi Belajar Psikomotor *Senam Lantai Guling Belakang'
yang disusun oleh :
Demikian, atas bantuan yang diberikan kami mengucapkan banyak terima kasih
NIM
hograrn Studi
Drs. F. Suharjan4 M-Pd.
NrP.19580706 198403 I 002
: Tony Prihatmoko
: 096012440A4
: " PJKR
Yogyakarta I 6 Januari 201 3
"2",,f-Y
rony nih#roko
NIM 0960124/;004
Dosen Pembimbing
70
PERIYYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Farida Mulyaningsih, M.Kes.
Pekerjaan : Dosen
: FIKUNY
Menyatalcan bahwah saya telah memberikan penilaian dan masukan pada LembarPenilaian
hestasi Belajar Psikomotor oSenarn Lantai Guling Belakang-yang disusun oleh :
Nama
NIM -': A960|?44AA4I
Program Sturdi , PJKR
I&rapan sayq masukan yang saya berikan dapat digunakan mhrk menyempuraakan laporan
Tugas Akhir rnahasiswa yang ber,sangkutan.
Yogyakat4 2l Januari 2013
Farida Mulyanine$h M.Kes.
NIP. l96307rit l9E8t2 2 001
7l
ST}RAT PERMOHONAN
Dengan horrnat, disampaikan bahrva untuk keperluan Tugas Akhir Skripsi kami mohon
kepada lbu Sri Winarni, M-Pd. bersedia untuk memberikan penilaian dan masukan pada
Lembar Penilaian Prcstasi Belajar Psikomotor "Senam Lantai Guling Belakang" yang
disusun oleh :
Nama
NIM
Program Studi
Drs. F. Suharjan4 M.Pd.
NIP.19580706 198403 I 002
Tony Prihatmoko
0960t24400,4
. : PJKR
Demikian, atas banttun yang diberikan kami mengucapkan banyak lerirna kasih
Yogyakarra, l6 Januari 2013
Dosen Pembimbing
Tony Prihatmoko
NIM 09601244W4
72
PERI\TYATAAN
Saya yang b€rtanda tangan di barvah ini:
Nama : Dr. Sri Winarni,M.Pd.
Pekerjaan : Dosen
Instasi : EIKLJNY
Menyatakan bahwatr saya telah memberikan penilaian dan rnasukan pada Lembar Penilaian
Prestasi BelajarPsikomotor 'Senam Lailtai Guling Belakang"yang disusun oleh :
Nama ,.-: TonyPrihafinoko
NIM ' .', .09601244A04
hogram Studi : FJKR
Ilaapan seya rlrasukan )@g saya beriken dapat digunakan untuk n€nyempurnakan laporan
Tuga* Akhir mahasiswa yang bersangkutan.
Yogyakarta, 23 Januari 2013
Validator
Dr. Sri Winarni, M.Pd.
NIP. 19700205 199403 2 001
v3
CAdqoMod c.l4 c.r.lH=cocA€b9o\g!iE! lif
=O5caZ, \O
€3.FgHrV
cf|
Oc\LC\'
GIl<
Fgo.l cl
.EEdshoo
sft\
dJ4(l9al
k-4
'a--c{}kd
-tde{l<c)
FA60
-trJo
.H9
G!J
d
c{,Fd)U,-- .1kAAt<-;5 Gio (t,
E.Eq=_v th t,'6 '5 g;a-4)- L..6.9. x '5cd'
= q)FE:*td
=bocE* 8E-t?q€EY=&.Eo,H a';€4
Z H; EEJ=c.:t'>,p F t €se.c-4L)/.E h X X€-(U19.*Ae-1 JF{n Fr'--:,U iK- A .i ..ilJ
::: ,::\:- e./.:i: -:.J-
I -l:\::.1 :: 5:: e.::,ss'. r'-:a:::: ":.\t'.:{:. -t-f: -T:::
zVpq
FI
zdrJD
z
-e;)
i-zfElz
o:oE".rJco.2, o
-\f,'FeHCrrrFR'o'tro.'z)r--o\'Hn A
z
efl
Oc\tLc'{
=cllal.c.9C\d^€ct=Edid ^>-v.<c>'hoo
i.|F*
-u
4
IcdA-uh
aeoF
JGI
a)pao0d
J/h\J
60pgdJF
Fc)
U):d
h6J9lsO rr)dFcs
-51 ut 66
n a)L U')63 33 'a
:.!vu;=l<;PCH-d
=roa4i:-€ET EJZ? q'o s9<F AE =.* .=' :l co.3*=
Z3:zEJ:-\rr '=u.i=-l-r1:i
JoA^')\)b<rL:u:rroZ, d /ir ,- -Oiixsda7J-.lF! i -j tR,..i\-)
76
DATA UJI COBA VALIDASI INSTRUMEN
NoButir
Total1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 2 2 2 2 1 2 1 142 2 2 1 2 1 2 2 1 133 3 1 1 1 1 2 1 1 114 2 2 1 1 2 1 1 1 115 2 2 2 2 2 2 2 2 166 3 2 2 2 2 2 2 2 177 2 3 1 1 2 3 2 2 168 2 2 2 1 1 2 3 2 159 3 3 2 2 3 1 2 1 1710 2 2 2 1 2 2 2 1 1411 2 3 3 2 2 1 2 1 1612 2 2 1 1 1 2 2 1 1213 1 1 2 2 1 1 2 1 1114 3 2 2 2 1 2 2 1 1515 2 1 2 1 1 2 2 1 1216 2 2 1 2 2 2 2 2 1517 2 1 2 1 2 1 2 1 1218 2 2 2 2 2 2 3 2 1719 2 2 1 2 1 2 2 1 1320 2 3 2 2 1 1 2 2 1521 1 2 2 1 2 2 2 1 1322 2 3 2 2 3 2 3 3 2023 3 2 1 2 1 1 1 1 1224 2 2 2 2 1 1 2 1 1325 2 3 2 1 2 1 2 3 1626 2 3 2 3 2 3 2 2 1927 3 3 2 2 3 3 2 3 2128 1 2 2 3 2 1 2 3 1629 2 1 2 1 1 2 1 1 1130 2 2 1 1 2 1 2 1 1231 2 2 2 3 3 2 1 1 1632 2 3 2 1 2 2 1 1 1433 3 1 2 3 3 2 2 2 1834 3 1 2 2 2 1 2 2 1535 2 2 2 3 1 1 3 1 1536 3 2 3 1 2 2 2 1 1637 3 3 2 2 2 2 2 2 1838 3 3 3 2 1 2 2 1 17
LAMPIRAN 7: Data Uji Coba Validasi Instrumen
t-r-
a)
o42o)d
oC{
9
6
(| ).s
I
q-
ca\
cJ
o
6l
c,
<F
..o
L
sr
co
s(
6l
trc)ALa&
.g 19
F.d.UtsEg€Jcli-d _g5a-v;3'd goox
J{GI
F
*d)1 *FEAJtr
c)5tre6:36f.i
5llGI
-v(rt.l1celgExHe-E*r-at'6}4'6 go
--v= crlGt O..- Gl
Eg._J1 s€.8€sg ooFroHRdoF*l.qPE € gaD - '.= dooc(t^C\lo-.E€ SEtr:.qs 3
uqSAE€d Hi(g'.= rD bo-v it ct5bXbnx€ tr.9q
.iJ J i> d)€.9 E i'FE€.9h0 I li .91e,Grxo'iDJ4 tr (^
;EFE'=trbod69Ec)a.tss.!4
*g*H.c 9p
Ese$#r*9$* E's06),XE.r,;AnE'=EU0d69Eci,A ts$}4
o,!ac't co t\l c4
s.E6l ct,aa ==c)
Es=.rl *€!16-Y,dX'A q# Pd€ F.g
ctl! -rdc, 1q-'o6Rl:Ycd-dX'A S5. P-E S
Hd€9?.-
oz (\l
clacl56l
E{
(g-Jdctti.i(l)(\lo
;3-54l-.a.)
-oGtbo6.oC).hEo
.!a(/)
clbodL4)c)
.!4t(gbt)
0)€c$
!C)(ttc)Pbo(l>'clgE(D
€.SoC(l
(d
oA6dbl)trc)Eclatc)(n
ooCIhlEoo
J4d€ctA
al-zIralc)tol..r I€lctallPl-clcllLlolcnl
st63-6t)6ls(()>-
g"r,- -9!5co6S-rtco6c.{ .g'5
-'E'i-ul3f;!ES&_d- uF{Cr''=.i a-g E.qoa(DTF}4A
otro-OrX()6ZAitt \4?l! i{
jFAHe?BFrhAY9?z3{FIzztr1 f-lA3&Fq1=lafrlFl
oot\
q)
ou,g)&
ocl : \
I@
g\0
(r
c.l
c\
\o
s)
@
+
{ \tA
{cc'
c.l
EI6tct
(D
P'(5f.
,cl
il
c)J-!l d
€F,((I
ooY.:l Gteo.€J4'(J
=Kt \t(g=co.= €c)io-V E€
c!-3€o'oO-.<.* "c'o.-cl()PO.JtrEHEEg*!E(lssM€
.oc)o.c)q)
bod.o
.2d6rlodA€
boccl}4CI
-sd ?i'dx
Pd
=ctSs'ePcPdxGIYrDOOE
E PooA4 Gl.=ep* Egg $'t/l(DcCC
=llH
$e:a'E pRr6 O t\l=3 b s.d-f, E tr'-vI Hsg
Eg'F$3Eb0 cl,
H H.Ec S^:-E SEFf'roaE
(ll!
aat
cl€(D
J4
.2FQic.) (tlO.5
36l
J1(\lot)cr,
I3d3
€E:rD Gtr€'69a'E(JdA=t
It)J4(t)13
cdd5.E'
EGI(r).oJ:a s"atrfi€
E
E$'sH5 'Ctboc6t cl€AFV!lclX^E
= Fggs
o.}aa
c.l e.t 6l trl c{ ca
s.d-qsE8
ho -:€ 8. +-4oqut -\1, E X
#sE {
E_9Ebn
Ed!A3=a
'XbO-6dg ho E bol58.4* "E E
3€Ex .e"
EE€BEG'.9E
Egz co r+ rn \o
gct
clGI
Fr
gB#a!v@
E*o.
q)
a(D
&
Jcl ct.13 bD-'ti b0 l:c.E'o$g a.sEEet H P6SE g H_Loc.=ider{*eRlJtrct3 (l) cl=E 8 PFvEs-v
GIhoctr(DKt'osCtAgsE g
FE?A* E btro_g'# E E
* E S:gEEg
at-ot) .=
€EESct((l-o=dJEE
al(B*€cltr)gE
ct -u,.Y (lt '6t :r
$€-q'so-vEs
boH
Id=LJ';€€ S.N 6E FdEBE
o\.t-
iloFoeO*XO6z0.dXf-H
F]lqHer{z?dae?313FIzzF{ FI1P.i ?&FA
iaF]Fl
6.PL6
_lL6>\6'\o
c{
.<6.ta6€S6
_s:Ta- lll
tz
oct
65cG
@c(
,eo)dl
GIhog",.l
-w 9 -a8-'F.ri' d- cg A
ffrsgd
q,E
0c,
- .sa-=dcl O.ESao)J4 d'(,.i€sg aoF:5s Sd GIJ=SE € go-'jf bt!(l)E:g; $ F8.8,8 S
o.-vE€(t !f ct'E! c) bll
x;Es"+{€ H.gg
^lJ .v i; c)€.EE:Eg€ $fls E:Ecst; c)o,x ii ut
;EFEf; E gJ
*g!i. cl
e9p*EE&tt:€.=J U c)ild=P
EE€ S*t E'FAA F E'=trb0d69goo- ES-:4
d€v--}l tik a k
tARlXd-d.v'A S -E" g',-H Sr-(l)!DClH-99?.*)
P.l-)
:* -tuill .dX
tr5E q
cl-J(r'Cg
o(tlO
ooo
;uJl{c.),o(gbI)ag-o(l)tht<o(a
CS60(\lLoc)&dooa)
$r5()q,t<oonGI
c3otr0)
al€Gllo.l((llctlcl(l)lo.l
"lcdlol)lcl(l)l:lcdl5t6lc)l6loolclRll1ltstolol
lll
*7j4o)C)(9
trct
GI
t.Q)n
oo
c)
oc,{t
&
I
oovr \ \d.vr.trAl/lCA
vt^ \ :t(\
s(0^ \
<.\ \o \se{ \ \ac{ \({-s( \al,c{ \Vcl \(N \tnc{
cla(
r{ \
trgll
6t
q)F{
t€&
c).sa
-UddEpbb'5 c-cl
ooH
€*(B"c'ct=trtu= cl(l);io-V E€
.- ({t.H€oEQ.<.-Eo.-Kl q)eq.JF€BEEB-Ee€clBSM€
Eq)otrit)q)tr
a0GI€.2 ctrt) Ttodoi€
o0
clJCI*E
eftl
=slS.?.=blrgtr-cpdxTEo()OE
E gPooJ4 (\l.=oo* =E3 $(t .h C)cle3 at.-ss a'E SetaE E SE-f,9 tr-v,g Bgg
tsbn=c.x=s*3EbII(,9p'r E.8. AEd rs^.-E ry€rs .!i 'Fbl6o3E
kslE
ct
a
cl.o(DJ.45
8€tr{-o
cC
J4dboGI
E'it C
-s€'6 .oa'E96tOr€
d)Jo.o
)al clt'o
€ (!,(l)-ojl.9 Bb86or€
c)l<*F"ii 9peid3dbDtrcl Gl.dgFx'q€d
E e 5gEgo.L(n
c\t (O c..l ca a.l co
!trE-d.gsEEF.l tl
b0 -Pal cl€a.{'a3e-V'# -ll o0
EE g.E
eC)ct -\aSo0r:_ cFl 3=6
E $e $ f;v 0.'d -o tr
3rO
EEsee(ll
.988Bor'j4oz ca + i \o
tra6,
clF{
f,H#B8E
o-6t0.i'r Jt
$E ]Nl* t o,\E$8ryib0 0..o ?-
c.too
q,
0go(D&
qd \ \
(t.'
*-! \ \l/^ \srCf\ \Cl.|$ \ \clvr \ \
cO
occl \s\el \ \
6al
i*e{ \.,c( \ \
s(
([c{ \
cl \ \c/c{
ct
trcct
trq)A{,lafrE&
GIC')fr'adopo..-o.-clOea.*E€HZEC)vEEGl.-.ilssV€
€{Doq)
q)
hocl€.2aralt dOFArd
JzCI\'ct tAhodKl id€c
.\lH8.tttl
-6Rcttra !.)EtrooME
ct at19 ED-'jf o0 !:c-=E$E ?s=EeT H P6tsE E H
- Loc- d)ed*€
clJ4 g d3 (l) (\l=€ g hoxEEEg
du0stro(l€ 'lttrv'9(ltdPgpj]
=EE!e* E btroET E Eg F s"gtt tr Sc)UgEEg
JqlJ€hI)
€gGI*aES+a O)!I' Et(rt -!:Egalt cao
cal-P5€sEHGt CtE!6-!4E!
GIEJ4.o GlC=
EE
ql
PO-'o5ESL rt)
{F5'rfEX
GI?j43dc=JE
Lo&aa.l cO (\t c.t ol an
!El+3 .Eql6!,aa =EEFt l{
Gl .Y-v(tcl=$€-q'P(5-vg.E
bI)k
9cl=L!'aS€ S.A FE 6dESE
oz r- oo
EGIa6t
clE{
ct14L.A{D tt()?
83
Lampiran 8: Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Correlations
1 2 3 4 5 6 7 8Total Pearson
Correlation.332* .604** .443** .507** .631** .417** .440** .687**
Sig. (2-tailed)
.041 .000 .005 .001 .000 .009 .006 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38
Interpretation Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
2. Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
AlphaN of Items Interpretation
.632 2 Reliable
84
LEMBAR PENILAIAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR
“SENAM LANTAI GULING BELAKANG”
Hari, Tanggal : Tempat :Kelas :PetunjukBerilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan penilaian pada tempat yang tersedia dengan keterangan skor sebagai berikut :
Tahapan NoIndikator Penilaian
Skor Rubrik PenilaianResponden
4 9 15 19 25 34 36 41 42 52 55 58 66 74 79 88 93 105 109 110
Gerakan awal
1. Posisi lutut dan kaki waktu jongkok
1 Posisi lutut dan kaki waktu jongkok terlalu membuka
2 Posisi lutut dan kaki waktu jongkok membuka
3 Posisi lutut dan kaki waktu jongkok rapat
2. Posisi lengan dan telapak tangan waktu jongkok
1 Posisi lengan ditekuk terlalu jauh ke belakang dan telapak tangan tidak berada di samping telinga
2 Posisi lengan ditekuk tidak membuka ketiak dan telapak tangan membuka menghadap ke atas sejajar telinga
3 Posisi lengan ditekukmembuka ketiak dan telapak tangan membuka menghadap ke atas sejajar telinga
LAMPIRAN 9: Lembar Penilaian Hasil Belajar Senam Lantai Guling Belakang
85
Tahapan NoIndikator Penilaian
Skor Rubrik PenilaianResponden
4 9 15 19 25 34 36 41 42 52 55 58 66 74 79 88 93 105 109 110
3. Posisi dagu dan kepala waktujongkok
1 Kepala dan dagu tidak menunduk (pandangan ke depan)
2 Kepala menunduk tapi posisi dagu tidak menempel di dada
3 Posisi dagu menempel di dada
Gerakan pelaksanaan
4. Gerakan pinggul saat akan berguling ke matras
1 Gerakan pinggul tidak mendorong ke atas belakang
2 Gerakan pinggul kurang kuat mendorong ke atas belakang sehingga posisi mengguling tidak bulat
3 Gerakan pinggul sangat kuat sehingga posisi mengguling menjadi bulat
5. Posisi kedua lutut saat badan berguling di matras
1 Posisi kedua lutut jauh dari badan
2 Posisi kedua lutut agak jauh dari badan
3 Posisi kedua lutut deket dengan badan
6. Posisi kepala
1 Kepala dan dagu tidak menunduk (pandangan ke depan)
86
Tahapan NoIndikator Penilaian
Skor Rubrik PenilaianResponden
4 9 15 19 25 34 36 41 42 52 55 58 66 74 79 88 93 105 109 110
2 Kepala menunduk tapi posisi dagu tidak menempel di dada
3 Posisi dagu menempel di dada
7. Gerakan kedua telapaktangan
1 Kedua telapak tangan tidak menempel di matras
2 Kedua telapak tangan tidakmenekan matras sehingga tangan kurang lurus dan kepala terangkat
3 Kedua telapak tangan dengan kuat menekan matras sehingga tangan lurus dan kepala terangkat
Gerakan akhir
8. Posisi mendarat setelah mengguling
1 Mendarat bukan dengan kaki contoh dengan lutut
2 Kembali mendarat dengan kedua kaki kurang stabil
3 Kembali mendarat dengan kedua kaki dan stabil
Yogyakarta, Februari 2013
Observer
(.…….…………………...)
Lamp :
Hal :
Lampiran 10: Surat Permohonan ljin Penelitian dari Dekan FIK I-Il.iY
I bendel Proposal penelitianPermohonan Ijin Penelitian
KepadaYth. Dekan FlK-Universitas Negeri YogyakartaJalan Kolombo No. IYogyakarta
Dengan hormat, disampaiakn bahwa untuk keperluan pengambilan data dalam rangka
penulisan Tugas Akhir Skripsi, kami mohon Bapak Dekan berkenan membuat surat ijin
penelitian bagr :
Nama Mahasisrva
Nomor Mahasiswa
Program Studi
Judul Skripsi
Pelaksanaan pengambilan data
Waktu
Tempat/Objek
Tony Prihatmoko
09601244004
PJKR
Perbedaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Senam LantaiGuling Belakang Siswa Kelas VIII antara Kelas Akselerasi danKelas Reguler SMP Muhammadiyah 2 Yogtakarta
: I Februari Vd 28 Febnta{i 2013
: SMP Muhammadiyah2 Yogyakarta
Atas perhatian, bantuan dan terkabulnya permohonan ini, diucapkan terima kasih.
Mengetahuai
Dosen Pembimbing
Yogyakarta" 23 Januari 2013
Yang mengajukan
?-/Tony Prihatmoko
NIM:096012M004
NIP.19620422 199001 I 001 NIP.19580706 198403 I 002
Lampiran ll: Surat Permohonan ljin Penelitian dari Pengurus Daerah Muhammadyah
KBME]$TERIAN PENBIFIK-{N NA8IONAL
UHTVEBSITAS HESEBT Y0GV.+6ASTAFA EULT46 ILMII SPSTATIg-+GAAH
-4ltniqr ; Jl. Kciorrla He,l Ye€IaBcr,rqr Ta!ed0??{} tISs? F? 2es
hismgrI-aBp,Hcl
Yrh.
$gna}JiM
4l ruH,34,16/Bpla0l3I Eks,FserTlebeeqs laitr Fei:sl ilian
28 Je'iuari i0i3
FErgsrus Deerah L'iubanrnadiyah tPnM)Yagi'Akarfa
Dengbn hormet, disamBaikan bahwa untuk keperluan penganrbilan dnta dalg$l rangkapenulisan tugas akhir skripsi, karni mohon berkena.n BapaUlbrr/Saudara unilk rnemberikan
iiin Fenelitian bagi mahasicwa Fakultas llmu Keslahragasn Universitas Negeri Yogyaka$a :
: T*qfy Prii:Aiileko: i)9f0i2.4e**4
Prograrn Sludi : PJKRPenelitian akan diiaksspai(an pada r
Waktu " .: I Febzuari s/d ?8 Februari 2013TempaV0byek. : 8MP Muhanrmadiyah 2 YogyakartaJudul Skripsi : Perbedaan Frestasi Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai
Guling Belakang Siswa Kelas VIII Antarn Kelas Akselorasi DanKelas Reguler SMP Muharnmadiyah 2 Ypgyakarta.
[-]emikian surat ijin penelitinn ini dibuat agnr yang berkepentingan m.aklurn- seiladapat dipergunakan sebagairnana rnestinya.
s Eudarko, h!.$,98601 I 001
Tembusatr:i. Kepala Sekolah SMP7. Kajur. FOR3. Fe$bircbing TAS4. lvlahqsirwa ybs,
futuhamrrrad iyah 2 Yo gyakarta
rA
24
B8
Laffiprran tZ: iiurat Keterangan lelah ivtetaKuKan tsenelltran
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHPIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOIA YOGYAKARTA
IilP ftlUHAIlll,lADlYAH 2 YOEYAKARIATERAKREDITASI : A No, 22.01|BAPITU/X|/2008 TANGGAL 22 NOVEMBER 2008Alamat : Jl- Kapas II No. 7A Telp. (0274) 51 4807 - 564136, Kec. Umbulharjo, Yoryakarta 55 1 66
Website : www.smpmuh2yk-sch-id I Email : [email protected]. id
SURAT KETERANGANNomor : E.6/ 100 /a.2/ll 12013
Yang bertanda tangan di bawah ini , Kepala SMP Muhammadiyah 2 Yogyakartamenerangkan dengan sesungguhnya bahrva mahasiswa yang tersebut di barvah ini :
Nama. : TONY PRIHATI\4OKO
No.Mahasisrva :09601241004
Program Studi : pJKR
Benar - benar telah melakukan Penelitian dan pengumpulan ciata di SIvIP Mu-hamrladiyah 2 Yogyakarta guna penyuslrnan Skripsi yang berjudul "Perbeclaan PrestasiBelajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Gr"rling Belakang Siswa Kelas VIII ;\ntaraKelas Akselerasi f)an Kelas Reguler SIv{P lv{uharnmacliyal.r 2 Yoeyakarta yang tela}rdilaksanakan mulai pada tanggal 2 s.d 6 Februari Z0l3 _
Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan sesunggutrnya semoga iiapatdipergr:nakan sebagaimana mestinya.
89
NIP 19620530 198403 2002
Lampiran 13: Data Mentah Hasil Penelitian
Data Mentah Ifasil PenelitianData Kelas
respd I 2 3 5 6 7 g r..*t-l I 2 3 4 5 6 7 f Iumlal4 a.' J 3 J J J J a) 24 2 2 2 J J ) a.' 2 l9 21.5
9 2 J 2 J aJ J J J 22 3 2 a.' 2 2 2 2 2 18 20
15 3 3 3 J 3 3 3 3 ' :) *,'," 3 ,. J 3 2 J 2 z ":,lg.t:' 2r.519 3 2 , 1 ) 2 2 ll:" 7
,r. 1 I "} 2 '), 7 t725 tl 3 3 3 3 2 J 3
':"8,,.2 2 2 2 2 2 2 l, ":lJ:',:, 20
34 3 L 3 -' I t 3 2 1:ill:., 2 I ,,2 2 3 3 20
36 2 3 ') J aJ J J J 22 J J J JaJ 2 2 2 2t 21.5
4t I J 2 2 2 1 2 z 18 3 3 2 2 1 2 z 2 1,.I.8:,r 18
42 3 3 1 2 2 2 2 2 :,18 aJ J 2 ) .,
1 I 2 1 r8
52 3., 2 2 z 2 I 2 ,t7 -, 2 1 2 1 2 2 2 ,,t;t'l': t7
5J J 2 2 a) J J aJ 2 2l J 3 ) J J 2 2 2 2t 2l58 3 J J J 3 J 2 3 23 a) 2 2 2 2 2 2 2 t7 2A
66 2 J 5 J J J aJ J 23 J J .J -t -t -t 2 J 23 23
74 5 J J a) 3a-t
at J 24 2 2 2 2 2 2 2 I 15 r 9.5
79 3 3 J 3 J 2 2 t,21t 3 7: J 3,, ,)
2 2 ''' 29 2A
88 3 3 .} 3 3 3 ? 3 24 3 3 3 J 3 3 t 3 ,'24', 24
93 3 J J 2 2 2 2 2 t9 J I 2 2 aJ 2 2 J l8 18.5
105 J J 3aJ
aJ J J J 24 2 J a
J J 3 aJ
aJ J 23 23.s
109 J aJ 3 J J J J 3 24 J J 5 a
J J t.' aJ 3 24 24
110 3aJ 2 2 2 2 2 2 . 18..: J 3 3 3 z J 2 1 ',..20t,t l9
Data Kelas Akselerasirespd rl 2 3 *l€ 6 7 I Iumlal 1 7 3 4 t 6 E Jumlat
I 3 J 3 3 3 I 2 I ,x, J 3 3 3 J 3j 7 t.":l:t,' 22
2 2 2 2 z 2 2 a-l 2 l7 2 2 2 2 1 2 2 2 l5 t6
3 J 3 J J J 2 3 I 2l 3 2 J 2 2 J 2 2 l9 20
4 2 2 2 1 2 2 2 ) 15 2 2 2 I 2 2 2 2 15 15
5 3, J 3 2 3 2 2 1, :.19, J ? 3 2 3 2 2 l. 't9,., l96 2 I 2 I 2 2 2 2 15 2 1 2 2 I I I l1 13
7 J J 3 1 2 3 , 2 ,,20,, J aJ 3 2 2 3
,,,2iS, 20
I 3 -t+J 2 2 ) 2 2 i',2S,. 3 2 a
J 2 j 3 I 2 ,,r:'lg:' 20
9 I J 2 1 2 aJ 2 I t5 2 I 2 2 2 2 ? 1 l4 14.s
10 3 2 2 2 3 3 3 2 20 aJ a) a, ,, 2 I 2 ,,,:18,', t911 J J J J 3 3 2 2 22 J J 3 J J J 2
j 22 22
t2 3 2 aJ J J J 2 2 2t J 2 J aJ 3 J 2 2 2t 2t13 J: J 2 2
j 2 2 ,,,.1*,: J ? 2 2 2 2 ,, ) .'::18...: l8
l4 3 2 '2 2 2 2 3 I ,l?' 2 2 a, j 2 2 2 \ 16.5
t5 I 2 2 I 2 I I I l1 I 2 2 I 2 I I I 1l 11
t6 3 j2 2 2 2 2 t ':11 ,', 3, 2 2 j 2 2 2. 2 t7
t7 2 2 2 2 2 2 t , ,,.16, , 2 2 2 2 7 2 1 :116:'t: t618 2 a n 2 2 7 2 2 ', -,16f .' 2 3
.,2 1 2 2 t ': li[:., 16.5
19 J 2 2 2 2 -t J 2 l9 2 2 2 2 2 2 2 2 t6 17.5
2A 2 2 tJ 2 2 J 2 2 l8 2 2 2
,,2 2 2 2 16 t7
[T] PUTRI
90
s
,
rto
oArtioJ'.
&
ccl \o\
a \c- :\0 \ \rn
t \ta t
l:t
\e
c\
€tr \\o
ia
!f, \ra
N
\
6
q)Afr,a
&,
=tjd*.va .L)
=(LrJH($ .:<t(g9t<- {l)JrP3:z'6 .v,'d 10
=H,yCd
FJId(gJJ4H*13tr
o
.-ah&'d 9p
+JJICS
&dJ4,
(g€!d
tr4(gF- ti
'a .v'= boox
J4(Ba.4(dgE._,& d'oJ.dA-V -r3 ;:-g boFEE[$d-v* cad cd-V=bo --. (s o)ax'oeoP'j3 aD4{)cu) - 6d i^i.
':{ 51 6I} e-
s d,g fi
\/ O..v x'ds &'g
vF{*'.5()boI
\/ !EEgtbJt* tr tr.l
.9 .14 l: 'o'o.gE:HE€.9Hr g F
1a'aa a.s'H fi bO irt
E H Es
4s!ui UdXobo
P-5g9bbJd+i'H tr.gJ sB.ri Q'l P
F"E € $H's H
's4=6:FE S€
S HEeoa c.t cn (\t
q.=Gtd.:(#EF
)g=e {(E (Jos/"8,&'EE#Pd'u B.g
qGIU\/a-VA7H A. Hv)€gXcd-d.Y
' A H _q--------------', S * $a-OO€dH-€#-.-
z o.l
acc€F
ddJ4EE(l.)O6
;Jll-rq.)
'o(\tsp(.).Alro
J4(f)
cdb0(gl-<{D+-lq)J4
db{)
()
al"o(.)v,kq)
boc(d>\I(6o.ldIHI(!)tPldl
'dlcdlo.l-lidtcsldliDlo.t-lHIbolc1 I0)l:ftco li3llcn l;(1)ljvt I,
ooldldt)[trt^l-vlclvt(dte.J
,^I*7 I\vL
JllOI9l
"rJ I
HIPlaldtkt()l
c0 I
6-{)g-
-,,5s5pc(
-S6.5\
-66EE5.---! u>
EEc96-.9JJ'6<
&d€-8, '?
iJclAb6 6FM A.i
c{
5-{5-o6T6dbo,b0
RIt--LiCdH
.i
"t
&oFror<iaORX(J6ZF.<t4. V?bFl
ld rhHZV)J4q
6epE2E4si{Ezzfrl HOi?
Fqr=iaf-]F1i
r.l
v
/j
^J
t
AJ
q).v
-5/ c(sd-o boP K
a3
doESEvC.(c _v.
cJ 't?cc:ldr}. ii qd
,,9gBtr.('
.d 0dvtd=tLuo't'Q5
a--(tt q)ep<Jltr€Etr6=cleHg*: 'ctct! .dcv
E€'
b{)
(dJ4(d
{6#-o6!6
=(dQQ c.r
9P J<
trtrdO
ld ,:dYt<kc) q)
OE
Esrov d H
oo* =::(v-H6 *H.o ACuiC)*
-eH= ((t.-
b()ar(/tbo -v '6E"p&rdO(d=g 5 $5dYLr-.l4
E Hgg
cs bo
=c+la
s$:tru9bO EDqp'6 ELi.|-'aL=Atll.-
-s s€g.!'?lU +. q.)rhq)C
3{d
'13.q
Cd
E')
clrtolj1,
.2d6AOE& .o-
J4GIo{)cd
H
G}5{r q.(l)((,J4E'A .o6'fo El
C)-v
vC'2 cd#hoeCti
='oootrdcd€: o.ExE€6JdA
EEF# HT
6d''.8OEQ. .-O.-dE)!A
-vC2c)EBEE0)vEE.E .JJcdQ("
EE'
,y,Cd'o
d6bo cd
(dhrJ4k8.scd-EB.'a)q)€tr0)()ME
e()'dJdgbodd
S9==tht Se FoE.P.EEbF\./ o. d -o Et
CSt.oXobO-vs .g.rt/)aE=.3. *r E C" i:8 €€ EiEoi.€.o€ tr
(d.9Gqa(J 0)Or J4
dqEi:a* -v,tr (v
EEs
I
ca
ocq
l-.cll
F{Iof! '$io/ .9doPr/)H-oJZO>)b0o
J
a
cvlo\
-vdd'obo-'5 bo:JrvEH
F,€ T-9n-eH* S P.6FEEF
N Hod[7cl€ir{FPoc [,Gl
€(dFPdJ d ct€ g S'Ecl(utrlk4M Eg.V
clboErCo(g'oatrv)9(gi Gl rra0H=€ )kfrr*diiet: sge€ s E'(l) L' AI. CJ*, al brb €c! tr bdGl3e.-H(dggfg
gGI
J4d(dboqd'u4
cCdt4,
=1b0-t) d*l0)(v .clts(q-l1E.gaitrao
€d
f!
.54acd!Jlfoo(l)c!
b0:d
9.dd=Fs 6ri 'd' Gt b0.A 8E 8dEHE
F*-bti i{dt
.+
drdb0
s
tr()
aaqtq)
&
(3cl
o\
Q -\ts
t-
\o)b'
l,a \s
rq.r!
crl \
o
o\ \6 \
(dbI)
oo
>.
qc)
0)q
50
1)
F
\o \ \n \t
rf)
FI
cq
C)
F.{
L.Q:
=g_sx"e*q&tsGl ;-<'o(g*Et 0,)JJPAyIoi.&'d :o
IJ1(g
B
'iil ct-v#H*'(Jtr
C)
+rH)\rH.;'r -v'dgo^ob
EJ4d
.,9(g#
"o(garCdc: r<3v-='6 .y,'6 !PA.a
*JZda.r{(dgE.*J1 d 'TJ
=ddJ€;ig boFIHRtbE€I.Es6 s sb€'i ho:9 tr.Eu2 -. cJ o-'A E OO i-!'
E.EgE
\/ O.*& x'(l-g &.sY-*'50)ho
4; E $t/ rY H 4*HH.gJ sErJ q= P
FE€gl0; E .b()Xi=vj-R(h'4fl F-s';x tr bo i\t
€ BEe
*Fx'o*d
d=-*qJ bo#
*d(t i'ill ,ix tr tr
#r-gFF"g € sE" c 9'arcr,l<l!m4..6p_Hii'li trl b,0 ld
S HEeli.
ac!, ta. €\ (fi
5E!.=
-gg;a=q)
P
:* -iq-Y,d-\'As*Pd€ b.q
dUV^-v 7
/)dXd-dJ4'i bo )f bo _:l bs'AEl-:d-dq
a-O()dHd€€p.'i
z e.i
CE
[-{
d.v(d-iLr (g(D
LJd
pC)U)ko
J1tt)
o.ocd
'1,(.)v)lr6.)
.ocdo,d(d
T'dv)0)tAbo
cd
oJ1(tt
(EO.
-7j4q)().o(g
' {-,.tr
CO
t<0)cal
,vL..q), .;.o
4
'66t-cr5r/)
'<
gHI
9-8,- '?iJCCAl.i .:: +.(l) q,l O)F-M A.<
6-Pi;6
JL
$s-<6t-665E6
-g5to-te5\
oqcs5g
ct
a-+)-o6dl
(sbob0
crtFL(d
'l., I
&'oForsa9r,6zO-tvU?Fr h{d fE1
lr1 riFaz7FF rtravr-'lp
2Zjizzld fYlo., 3
FAHafri'-I
oil
rr
q,
tJ
I-t
t
d
\th
t
rno
c)-v&tr(lt aJ'q o0
doEcll 4.
Esz(d€csndo.= dJEBxd.
.d Cg64..i Yr/)luo'(JR50-cd C)€t)"Jtr€9tr6ZE9-vIa cd!Eo:"V'U
hocd
J4(tl.: q)
-cJ *U)€(€
' cd
bo 61
PP.v.= br)p.gdOsbdYt< H-0)(}OE
E svJ( cd.=oo{ E
E3 $A u) c.)(dc€ L.;
= cd.-
$ j.Htr^^o'ai'aHdO<d=s b s.d(t} Y Li-v
.g sEg
#cu bo2tr-:4 .ieiS^ ooYo039b0 iriq0'a H!nd.A E-Bdct
S $€c6 l<. '=L '= t<'
EE H
J4bo
=
Cd
.i-t edtd
Jl "oGI'6 -o
a'-oA
J4
4F.(59pe(tt)Eioo ctdd."og€*E*C6d X^E"EFs Hg
.d Cd.HEo'o.3t0=d 11)€pr-vtr1 (.)
HSEEH-Ha\JGl .ts.=*
'T E'
J4drc'
ddv)h0 cJ
cqd
rd'qp< '!f,(d*6gdtsJa)€tr(Dq)ME
FoscC <d'oo. {(l)(JvtJ/'d)4'A E* So:€ F.g
H0)61 &Sho
4-HQ:J=nj4bo:jd
.E H5 B'E.\J o.(d-O tl.
(c
Bli 90.YH g 6'i;'tr'lcd.-Pdl-,^f+
S gE #Eo. -l -o -o 11
.98u, ci,O(L)"O. ll
(1ir :tIY;;-& .g
8es
cft
oc.l
tr(g
tr..oIt)tr{ t{
1E'$G)fu)a€J (J:Cd>rboo
\cCt
.\Z<!63'o h0-'E bo IJtvts#
H.H
PH gsn:E* E Po6FHEE0()L<ci t)€ad*€(t-!4 trl at
= rD-cd=i5trb0x
EHEg
(tIbo
d
oct€ "ctFs3AOF* Alr. Gt
-(tlilePELicl4; SD*.H.gsasErsg(l)Li(tt0)# !l bo#cltr-MGt-5e-!Jclscfg
vdJIcRIbD
€E
3S.+.| il.)fs 'E(E-dE€aitrac)
E
PE€at bI)i:trcd cd.oH6JZEg
clEJ1.o, cqql
=Hd
g-9
tr(cboc(D'.' *
HgL,t
EE6.ltE!
.d. clEjl-O ctd.aH4
g-e
!pk9.dd'=H.c doira€ cg bO.{i:A9'6EddEgs
s*.c!totlot
F-o
aoG'oau,€)&
C'
o\
l.Jc
(.tg\
€6g\F
$F
\e\o
6|.)
rav')
6trl
t\t
t\c(.l
t(.1
v)t\
o\
v)
q\
!t
6!
6)A,!treA
E-sx3*qJlHtr5Gl-'o -gEg-e;'a -v'd g0
!
(n'
B_v.
SEEE'cltrEgE*.;J'a 90
J4cV
B
J4(gJg(tl e'lJFh(lJ5 r.{g#'a J4'6 90
-lzda.
cl(l)d)
J c'13=dd-Y€;ig ooF€FESocll-. trcd clJL=6I)=l Gr c)vE9de'E ho(l)r-d
vH.!ur- d a).'6€9ptr'8.EEH
o.ualJcS H*d'5()bo
'u
E5 H'!P()aiE-lJJ U c)'fr6t=€ Jd;ises-g E'Fwir.:d(t'-X(1)'iDx El (,)
A3*HE'; tr o0iltE H Fe
rd*cl-:Y.U_E990
ES B $c) -=.=#ud)'o .9. E :'F"g €.$E-cs9'adlJ E (n
;E E E'# tr bO irl
EHEsLo,Lu)
e.l tt c!, c.).
!EJJ .E6l ct,r( ==q)t-{ Fl
=J/ +Gt s.16-Y,E&,'d s'd i"pi€ '.H
d,!,V-_vA.',HEHEg
'A S-q S# S'a-(l)(l}cl>AH<€€P.*r
oz at,
trl6!aE6l['r
ct-,V GfGI
rD (d,
I
It;t-gl.-l.Ltc)t:IdI, bI)l(dt,otc)i3lot-vlvtl-ctdI bI)t.-I .' Rllldlot€t' c)IJlcldlhoItrIo)IElcl.rI '!,td)lal&lc)l?lbolctdl3tdlo-IEI C;'t9lcI 'rJlctlo.lcldl€ €lJ 8.l6l:rf=ts Hltt ^, :
J5=* fit;T trll - .rt'Es Elds €l's+,- tli; € EE;s €l. #l-9lS" €lS x Hl-cd - = =l! H .-tsl( x E'dl.f r d - GItsgF-Hl(ll iD q o OI;EF}4Ata
&otrFAOaXO6Z0idNfi t-{
hl FACn rhIrz2daeH?tll Li
a3Elzzri FqF.. ?&FA!,.aFEIFI
aco
oEEo&o{)&
g\o
|a(t
r)g\
6ct
o\t-
*F-
\a\a
at
r11l'I
alY)
GI=ll
\ol.t
rel')
raal
o\
lo
o\
!'
cg.
GI
€,*5;ILE&:
i)J{.
J4CGl d.Ebo'r5 C
SESF
€#sP ^ct:?ccL=,(!o;1 0.M E€
.d (d.HEo"(fo..*o.-tdo+rAJtrEEE: iiEEH*!ESFv€
T,'c)ELEG)
c,)
uhoG}rt.9. Rt
8EA. 'd
bro
(dJ4.d*E
e((l5ctSe.E ooFl tr'6OEh,c!6ioOE
E slpJ Gl.=ao* =E3 $j./)c)*de
hO ar v)9s'a'E Sexd O 6i=E b s5?! tr.-v
,g HEg
irt bo-trx5$$3gb0 v,g.F E'5. a
-B
E $t$E g
LCg'rtaG}
d.o0)
.t4
.9, e8EcL5
6)4GIb0cliU
6,5'ir Eg€
G'cnP.B .FO{€
C)J
6")n1
!
Gt crt
']'o'o. cso-sJ4
.9 tsb88A€
c)J'*5..u 9p
5'l'bocal G,.d a"
Fx'lJ *-''t+X^E=Fts6 FME'Uto]
aot ao. c.l: i.l e!. c.t
E.E61 d,l( =
Ss€8" *'
rs€E
!- C)dlzgboH-L!tl:3=hi4bo=(cF $E P€.
.h.F*vF\J O.6d-o tr
6Erotsx qP]zH .H.*ttaEY!
aa€t$.p{'=-o5 Ei
(o,-=8S&Ji
z a?t !d:: ia \o,
trclG.EcF.
Eg*Hb-lo#
o.
!.l
cn
ool
(ll
si)g.slic
-Vd>tboo
oo
Ac)
Foenit)&
c
o\o
to€
dto\
66
g\F
tts-
\a\o
€rararo
.{ra
olt
i
\o(r)
tft
vlal
q\
rl
€\
i
E
G.
EIoFi
E.E&
d.HEo'(,Q.r.-'(]d-s8.*E€gtriD5ccLioJaH€(l .nR,-B$Mii
€()a.EC)6(|),
sh0(a-E.9 co
8Eo{E
'v6d
(g(ao0 srl
ct ct
ai io(d-6R6J, E=o)ttroll)VE
J]cgd-9 brD -'5 ho I:
ps H.s 3.e Hr * 86HE E H4 Ld)c.vo)€Ri*+
dJ4 tr (d:'tu(g="o.trooxo_otrtfvEs-v
(dbI)ctrc)lq<, 'otrutgCdCdtts9pE 4HRI_6Aa9;; $sB* F E
:' E Sfr
EEEg
l4cd
Jd,u0
€Ecla
*- cB
"dPra ll)fsEG-eE96Eao
Rt-905€#H9pRt G'€b6J1E!
al?Jlii ct
ll)lxv-v
dbo()-v.oHs.kan(ltEH0)vE!
(gEJ1.o(tl
gELo,iia
e.l cn e.l c.) C\] eo,
!E.u .gf,ct5=:Q)
cd -vJlclcd=fl€Fib,dEEE
bocI--LJ'a€€ $.E FE 8dE9E
oz t\ oo
c{aCIg6l[-r
RIJ4trFo 'i:L/ ct
oEoctc,6)&
o
CAo
|a
rrG\
66
o\F.
;llLoI(rla0RI
..od)v,to
J4(hEcto0
GIkrt)!)
14trdh0cc)€(lt
otc,
bI)trcl>.do.c)
(lt
r!o.gcd
c€
c)o.
G'a0ett)€dutott)b0
GIxooll
X
.cF
\a\0
Gv,
ralvt
CIta
6l*t\o('t
?{t)
ra(^l
a
v.)
o\
!t
g€ri(lElo
F{,:ll-,4
&o
E_sB5c-sHRIEE-gia*:'6 -v'd go
-dJ4
Cq
ts
-v,ad sqjz*FEE9E*'6 -v'd, 9P
51GI
F
-\d(tl-!dtde.oa
I+Eggx';!'6: 9P
-.v-=dcd 9i.cL
O 'oi
J clJ-?€sg ooF'dHPUld,:2- trki KlJa=SE € E.)-'E b0q-.ct:g
= $8,
8.EE fr
\/ O,r ad.Gtfd'5(l)h0EE9bllt* tr c.:-v tt oE.gE:tr6€Esr E s06)*86;Ess':; tr o0dE HEe
-v+ll cd
a) bI)*;Esr) t9 H F'o -=.'eJ u c)
iE € $Hc 9'F6-Ix l: tA
AEss';;tro0td&HEE
L.axu)
6l c.) 6li c.)
!eE- .g!E[ d,'la ==of.l l-l
{-l!! *'a-9a-V'1 - -v o0:
eE $.8
trcq1Jv-XtdA.-k-k4Yi^d:!Rtr=&.# ao !f o0 ll o{)xtrj:Edtra-o()Rl>OH-99t.n
ruo(d13cd
oz e..l
cCac6lF
tr(U-JRtdt-?o$o
st6
_lls:r?g
\,s)c{\
9€:r)u-6665<t-L*EEG
-s(S5L.E o')-Ad FaeF&-
$ *€.? F# F*tF\4CiCa
&oFIaOaXO6Z0i
4{)t F{
jnfd rhirYl-{ l-a
?dF rrrav
ZE{FtzzlEl frlA?d,
FEFaf-lJ
troEoaa€)d
(t\
o\€
v1 \a?t6\
66'
6\F
tF
\o\D
6ra
raY)
6lrt1
d!i
i
\aotra
rntl
o\
ra
o\
+
GI
cd
(l)r&L.g
&
lL):
'\lJ4cag cd'o a0
clbox
€*sE^dHrEd.= G!oncL14 E€
.d 6t-2T'(,GlOEQ.q
.-Eo.Eart o+)p.-vtrEHEEH*!EQ'=g&'
'ctOa.
c)0)
oo(ll'rf,
.9. corlOEOi EJ
o0
GIJ4((l
*Ee(d
a(l'Se.= uoAtr'cPcdXLH(Lr(l)OE
E EoEJ4 cg .=
E'E EAtAC)de= ((r.-sE.fi.'E Per
s€$E
cd bO7cr
$$SEh0 rt
H efg $EF #'FoaE
li(o.o
cl
I
(g
do,
,:4ti.5u) rlodeL5
cl
'!4((b,063
H
Gt5'HEg€
(g'6 .o
6hA{E
lt)J4,G)\t
Gt cl
'E!trl cdc} -c)lltr.ES88O. 'tri
c)ldvClESPad5'dbotrdd'rt r:.
-E -$crt X^F?HiD Or )+V E€
o&a r\, tt. ol eO cn c.t
!E.iJ .EGld,1,
==o
FoScl (d€ c). +('a-EE&tr€E A
eiDaJl3uoF_Hq3=6
E $s Sg.s.5l?bg(J O*d5 Er
cl:1 '1CB: eP,&H.50
€fr€*fi.Or=-O.al:
d^='6O-ou'O.ll
z et) rf, tat \o
6coCll
i..
-d'hs-v H.fd;,stC)CL
Nc.l
oe.l
LGI
,o()fr.r
dcl*d>\u0o
c..l
c!h0trEc, agT,EEv)g&s EH c'-.Ef"c:E-H ; stlg*: E Eg F s"ed Ft b/i Gl
gE€B
q
:05gsESct cd!h6J4E!Er-O GlEt'-28
*ctE bD-'.5 ho=tr.!'l,
$E a.9g-ltEE HFrDEi il)eGl-e(!JdEtrs'5 t) G!=g E $g
al -y,.y(lt(g!l
SEtS
bog.d
.oE* S'46E6fiE8E
clJl(g .=o -.:1
l-,/ d
103
Lampiran 14: Deskripsi Statistik
Statistics
Kelas Reguler
Kelas
Akselerasi
N Valid 20 20
Missing 0 0
Mean 20,35 17,55
Median 20,00 17,25
Mode 20 20
Std. Deviation 2,15272 2,91051
Range 7 11
Minimum 17 11
Maximum 24 22
104
Lampiran 15: Tabel Distribusi Frekuensi
Prestasi Guling Belakang Kelas Reguler
Interval Kelas Frekuensi Persen24 - 25 3 15,00%22 - 23 4 20,00%20 - 21 7 35,00%18 - 19 4 20,00%16 - 17 2 10,00%
Total 20 100.00%
Prestasi Guling Belakang Kelas Akselerasi
Interval Kelas Frekuensi Persen 22 - 24 2 10,00%
19 - 21 6 30,00%16 - 18 8 40,00%13 - 15 3 15,00%10 - 12 1 5,00%
Total 20 100.00%
105
Lampiran 16: Uji Normalitas
One-SampleKolmogorov-Smirnov Test
Kelas Reguler
Kelas
Akselerasi
N 20 20
Normal Parametersa,b Mean 20,3500 17,5500
Std. Deviation 2,15272 2,91051
Most Extreme Differences Absolute ,165 ,100
Positive ,165 ,075
Negative -,091 -,100
Kolmogorov-Smirnov Z ,736 ,447
Asymp. Sig. (2-tailed) ,651 ,988
a. Test distributionis Normal.
b. Calculated from data.
106
Lampiran 17: Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Prestasi Penjas Senam Lantai Guling Belakang
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,556 1 38 ,220
ANOVA
Prestasi Penjas Senam Lantai Guling Belakang
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 313,600 1 313,600 11,965 ,001
Within Groups 996,000 38 26,211
Total 1309,600 39
107
Lampiran 18: Uji Hipotesis (Uji-t)
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Prestasi Penjas Senam Lantai
Guling Belakang
Kelas Reguler 20 20,35 2,153 ,481
Kelas Akselerasi 20 17,55 2,911 ,651
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Prestasi Penjas Senam
Lantai Guling Belakang
Equalvariances assumed 1,556 ,220 3,459 38 ,001 2,800 ,809 1,161 4,439
Equalvariances not
assumed
3,459 35,000 ,001 2,800 ,809 1,157 4,443
108
Lampiran 19: Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Persiapan Sebelum Pembelajaran dimulai
Gambar 2. Siswa Melakukan Pemanasan Sebelum Melakukan Gerakan Senam Lantai Guling Belakang
Gambar 3. Memberikan Contoh Gerakan Senam Lantai Guling Belakang yang Benar
109
Gambar 4. Siswa Melakukan Gerakan Guling Belakang
Gambar 5. Observer Memberikan Penilaian Gerakan Siswa Saat Melakukan Guling Belakang
Top Related