PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU
NOMOR : TAHUN 2017
T E N T A N G
PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR ......TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2013
TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BAUBAU TAHUN 2013-2018
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA BAUBAU,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 282 dan
Pasal 283 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan dan Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah, maka dipandang perlu
dilakukan perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 1
Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Baubau Tahun 2013-2018, dan
ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kota Baubau Tahun 2013-
2018;
Mengingat : 1. ‘’Dasar hukum pembentukan Peraturan Daerah adalah
Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang
tentang Pembentukan Daerah dan Undang-Undang
tentang Pemerintahan Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Kota Bau-Bau ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 93, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4120 )’’;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4700)’’;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 517).
7. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2911/Sj
Tahun 2016 tentang Tindak Lanjut Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah;
8. Peraturan Daerah Kota Baubau Nomor 5 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kota Baubau (Lembaran Daerah Kota Baubau Tahun
2016 Nomor 5);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)’’
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679)’’;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817).’’
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5);
12. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3348 ) ;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BAUBAU
dan
WALIKOTA BAUBAU
M E M U T U S K A N
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BAUBAU TAHUN 2013 – 2018.
PASAL I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Baubau Nomor 1 Tahun
2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013
– 2018 (Lembaran Daerah Kota Baubau Tahun 2013 Nomor 1), diubah
sebagai berikut :
”Lampiran sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) diubah,
sehingga berbunyi sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan
daerah ini”
PASAL II
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Baubau.
Ditetapkan di Baubau
pada tanggal,
2017
WALIKOTA BAUBAU,
A.S. TAMRIN
Diundangkan di Baubau
pada tanggal, 2017
Plt. SEKRETARIS DAERAH
KOTA BAUBAU,
A R M I N
LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU TAHUN 2017 NOMOR : …
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat-Nya jualah sehingga penyesuaian Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Perubahan (RPJMD-P) Kota Baubau Tahun 2013-2018
dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan.
Penyusunan penyesuaian RPJMD Perubahan Kota Baubau Tahun
2013-2018, senantiasa berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Penyesuaian RPJMD Perubahan Kota Baubau Tahun 2013-2018
memuat penjabaran dari substansi visi dan misi kepala daerah terpilih yang
disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2009-2014, urusan kelembagaan perangkat daerah Kota
Baubau yang dibentuk berdasarkan Undang-undang 23 Tahun 2014 tentang
Pemerntahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah serta Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor
061/2911/Sj Tahun 2016 tentang Tindak Lanjut Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-
2017 serta regulasi lainnya baik yang diatur secara nasional, secara regional
maupun secara lokal.
Dalam penyesuaian RPJMD Kota Baubau, visi pembangunan lima
tahun kedepan yaitu “Terwujudnya Baubau yang Maju, Sejahtera dan
Berbudaya Tahun 2013-2018”, dengan prioritas agenda pelaksanaan
pembangunan diarahkan pada perwujudan Baubau sebagai Kota yang Tertib
dalam Penyelenggaraan Pemerintahan, Baubau sebagai Kota yang aman bagi
Masyarakat, Baubau sebagai Kota yang Maju secara Sosial dan Ekonomi,
Baubau Sebagai Kota Budaya dan Tujuan Wisata yang Populer, Baubau
sebagai Kota Indah Dalam Prinsip Pembangunan Berkelanjutan, dan Baubau
sebagai Kota yang Lancar dengan Dukungan Infrastruktur yang Memadai.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang
telah bersama-sama menyusun dokumen penyesuaian RPJMD Perubahan.
Pemerintah Kota Baubau berharap kepada seluruh masyarakat dapat
membantu dalam implementasi dan pengawasan pelaksanaan pembangunan
Kota Baubau.
Baubau, 2017
WALIKOTA BAUBAU
DR. H. AS. TAMRIN., MH
ii
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNAN JANGKAMENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I PENDAHULUAN I-1
1.1 Latar Belakang I-1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-5
1.3 Hubungan RPJMD Kota Baubau 2013-2018
dan Dokumen Perencanaan Lainnya
I-7
1.4 Sistematika Penulisan I-10
1.5 Maksud dan Tujuan I-12
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-1
2.1 Aspek Geografi dan Demografi II-2
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat II-44
2.3 Aspek Pelayan Umum II-74
2.4 Aspek Daya Saing Daerah II-115
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN
III-1
3.1 Kinerja Keuangan MasaLalu III-2
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun
2008-2012
III-36
3.3 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun
2012-2015 / Kerangka Pendanaan
III-48
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IV-1
4.1 Permasalahan Pembangunan IV-1
4.2 Isu Strategis IV-31
4.3 Isu-isu Strategis Kota Baubau IV-61
iii
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNAN JANGKAMENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V-1
5.1 Visi V-1
5.2 Misi V-8
5.3 Tujuan danSasaran V-11
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI-1
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN VII-1
7.1 Mewujudkan Kota Baubau yang Tertib Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan
VII-2
7.2 Mewujudkan Kota Baubau yang Aman Bagi
Masyarakatnya
VII-10
7.3 Mewujudkan Kota Baubau yang Maju Secara
Sosial dan Ekonomi
VII-14
7.4 Mewujudkan Kota Baubau Sebagai Kota
Budaya dan Tujuan Wisata Yang Populer
VII-30
7.5 Mewujudkan Kota Baubau sebagai Kota Indah VII-32
7.6 Mewujudkan Kota Baubau sebagai Kota Lancar VII-40
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN
KERANGKA PENDANAAN
VIII-1
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH IX-1
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN X-1
BAB XI PENUTUP X-1
iv
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNAN JANGKAMENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
v
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNAN JANGKAMENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
vi
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNAN JANGKAMENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
DAFTAR GAMBAR
Gambar Teks Halaman
1.1 Hubungan Dokumen Perencanaan Dan Dokumen
Penganggaran I-7
1.2 Hubungan Perencanaan Pembangunan dan Rencana
Tata Ruang I-8
2.1 PetaGarisDepanKonektivitas Global Indonesia II-2
2.2 Peta Administrasi Kota Baubau II-3
2.3 Peta TopografiKota Baubau II-8
2.4 Peta Penggunaan Lahan Kota Baubau II-13
2.5 Kawasan Strategis Kota Baubau II-16
2.6 PetaJalurEvakuasiBencana Kota Baubau II-20
2.7 Piramida Penduduk Kota Baubau Tahun 2015 II-37
2.8 PerkembanganPendapatanPerkapita II-40
2.9 Perkembangan Tingkat Inflasi Kota Baubau menggunakanPDRB deflator(y.o.y) dan IHK Tahun 2009
– 2015
II-42
2.10 Pergerakan dan Perbandingan Inflasi Kota Baubau
tahun 2014- 2015
II-43
2.11 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Kota
Baubau
II-44
2.12 Hubungan Tingkat Pengangguran Terbuka dan Pertumbuhan EkonomiKota Baubau, 2003-2013
II-45
2.13 PerkembanganIndeks Pembangunan Manusia Kota Baubau
II-46
2.14 Angka Melek Huruf Penduduk Kota Baubau Tahun 2007/2008-2011/2012
II-34
2.15 Peta Benteng Keraton Buton II-46
2.16 KomposisiTenagaKesehatan Kota Baubautahun 201 II-54
2.17 Peta Rencana Pola Ruang Kota Baubau II-93
2.18 Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kota
Baubau
II-116
vii
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNAN JANGKAMENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
2.19 RasioPendudukBekerja di Kota BaubauTahun 2011-2014 II-117
2.20 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Kota
Baubau
II-117
3.1 Capaian Pendapatan Daerah Kota Baubau Tahun
2008-2012 III-5
3.2 Realisasi Belanja APBD Kota Baubau Tahun 2008-2012
III-17
3.3 Struktur Belanja APBD Kota Baubau Tahun 2008-2012 III-18
3.4 Neraca Keuangan Kota Baubau Tahun 2008-2012 III-25
3.5 Rasio Liquiditas Kota Baubau Tahun 2008-2012
III-29
3.6 Rasio Solvabilitas Kota Baubau Tahun 2008-2012 III-30
3.7 Realisasi Pendapatan Daerah Kota Baubau Tahun 2013-2016, Rencana Tahun 2017 dan Proyeksi Tahun
2018
III-47
3.8 Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Kota Baubau
Tahun 2013-2016, Rencana Tahun 2017 dan Proyeksi Tahun 2018
III-48
3.9 RealisasiBelanja Daerah Kota BaubauTahun 2013-
2016, RencanaTahun 2017 danProyeksiTahun 2018
III-50
3.10 PersentaseRealisasiBelanja Daerah Kota BaubauTahun
2013-2016, RencanaTahun 2017 danProyeksiTahun
2018
III-51
5.1 Kerangka Pikir Pembangunan Kota Baubau V-1
iv
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman
2.1 Luas Wilayah Kota Baubau Menurut Kecamatan II-4
2.2 Kecamatan dan Kelurahan di Kota Baubau II-5
2.3 Rencana Sistem Pelayanan Kota di Kota Baubau II-7
2.4 Sudut Lereng dan Luas Persebarannya II-12
2.5 Penggunaan Lahan di Kota Baubau II-16
2.6 Indeks Bahaya Banjir Menurut Desa/Kelurahan Di
Kota Baubau Tahun 2014
II-25
2.7 Indeks Bahaya Gempa bumi Menurut
Desa/Kelurahan Di Kota Baubau tahun 2014
II-27
2.8 Indeks Bahaya Cuaca Ekstrim Menurut
Desa/Kelurahan di Baubau
II-28
2.9 Indeks Bahaya Kekeringan Menurut
Desa/Kelurahan Di Kota Baubau tahun 2014
II-30
2.10 Indeks Bahaya Tanah Longsor Menurut
Desa/Kelurahan Di Kota Baubau
II-31
2.11 Indeks Bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan
Menurut Desa/Kelurahan Di Kota Baubau tahun
2014
II-33
2.12 Indeks Bahaya Gelombang dan Abrasi Menurut
Desa/Kelurahan Di Kota Baubau tahun 2014
II-34
2.13 Indeks Bahaya Epidemi dan Wabah Penyakit
Menurut Desa/Kelurahan Di Kota Baubau
II-36
2.14 Indeks Bahaya Konflik Sosial Menurut
Desa/Kelurahan Di Kota Baubau tahun 2014
II-39
2.15 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan
Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Baubau
Tahun 2015
II-40
2.16 Proyeksi Penduduk Kota Baubau Tahun
2014-2034
II-40
2.17 Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Jenis
Kelamin
II-42
2.18 Persebaran dan Kepadatan Kependudukan Kota
Baubau Tahun 2014
II-42
2.19 Nilai dan Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB
Kota Baubau Atas Dasar Harga Berlaku
II-49
v
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
2.20 Realisasi Pencapaian target RPJMD pada Indikator-
Indikator Mako Pembangunan Kota Baubau
II-56
2.21 Perkembangan Capaian MDGs di Kota Baubau
Tahun 2011-2015
II-58
2.22 Persebaran Fasilitas Kebudayaan di Kota Baubau
tahun 2015
II-66
2.23 Perkembangan Fasilitas Seni, Budaya dan
Olahraga Tahun 2010-2014 Kota Baubau
II-66
2.24 Angka Partisipasi Murni (APM) Kota Baubau Tahun
2010-2015
II-75
2.25 Angka Partisipasi Murni Menurut Kecamatan Kota
Baubau Tahun 2015
II-76
2.26 Angka Partisipasi Kasar (APK) Kota Baubau Tahun
2010-2014
II-77
2.27 Persebaran Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Tahun 2015
II-78
2.28 Perkembangan Sekolah dan Murid Tahun 2009 s.d
2015 Kota Baubau
II-78
2.29 Perkembangan Guru dan Murid Kota Baubau
Tahun 2010 – 2014
II-79
2.30 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tertinggi Tahun 2013
II-80
2.31 Jumlah Sarana Kesehatan Kota Baubau Tahun
2010 – 2015
II-82
2.32 Jumlah Tenaga Kesehatan Tahun 2010-2014 II-83
2.33 Rasio Tenaga Kesehatan per 100 Ribu Penduduk di
Kota Baubau Tahun 2010-2014
II-83
2.34 Perkembangan Pencapaian SPM Kesehatan di Kota
Baubau
II-85
2.35 Perkembangan Kondisi Jalan Kota Baubau Tahun
2009 – 2013
II-87
2.36 Indikator Kinerja Urusan Perumahan Rakyat II-88
2.37 Indikator Kinerja Urusan Sosial II-89
2.38 Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan Tahun
2010-2014
II-90
2.39 Rekapitulasi Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial Tahun 2014
II-90
2.40 Rekapitulasi Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
Tahun 2013
II-91
vi
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
2.41 Rekapitulasi Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial
Tahun 2013
II-91
2.42 Rekapitulasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
di Wilayah Tahun 2014
II-92
2.43 Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi (Padi
Sawah dan Padi Ladang)
II-94
2.44 Indikator Kinerja Urusan Komunikasi dan
Informatika
II-98
2.45 Capaian Pengembangan e-Government Kota
Baubau
II-99
2.46 Kinerja Urusan Statistik II-100
2.47 Jumlah dan Investasi di Kota Baubau Tahun 2015 II-101
2.48 Jumlah Investor PMDN/PMA diKota Baubau
Tahun2011-2015
II-102
2.49 Indikator Kinerja Urusan Kebudayaan II-103
2.50 Indikator Kinerja Urusan Kearsipan II-104
2.51 Produksi Perikanan Tangkap menurut Kecamatan
dan Subsektor (ton) di Kota Baubau 2013-2014
II-105
2.52 Indikator Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan II-106
2.53 Luas Lahan Sawah menurut Jenis Pengairan
Tahun 2011 di Kota Baubau
II-108
2.54 Indikator Kinerja Urusan Perdagangan II-109
2.55 Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor melalui
Pelabuhan Baubau
II-110
2.56 Perkembangan Volume dan Nilai Impor melalui
Pelabuhan Baubau
II-110
2.57 Indikator Kinerja Urusan Perindustrian II-111
2.58 Indikator Kinerja Urusan Perencanaan
Pembangunan
II-112
2.59 Jumlah PNS Menurut SKPD dan Golongan di
Pemerintah Kota Baubau Tahun 2015
II-113
2.60 Jumlah Pegawai negeri Sipil Menurut Tingkat
Pendidikan di Pemerintah Kota Baubau
II-114
2.61 Indikator Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan
Politik Dalam Negeri
II-115
2.62 Indikator Kinerja Unsur Pemerintahan Lain II-115
2.63 Perkembangan Produktivitas Daerah Kota Baubau
Tahun 2011-2015
II-117
vii
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
2.64 Perkembangan Jenis dan Jumlah Bank di Kota
Baubau Tahun 2010-2014
II-118
2.65 Jenis Tabungan, 2014 II-118
2.66 Posisi Pinjaman Perbankan Menurut Sektor
Ekonomi Tahun 2014
II-119
2.67 Pembagian Zona Pelayanan Air Minum Kota
Baubau
II-122
2.68 Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan di Kota
Baubau Tahun 2012-2014
II-124
2.69 Perkembangan Panjang Jalan Kota Baubau
Menururt Jenis Permukaan, Kondisi dan Status
Jalan Tahun 2014-2015
II-124
2.70 Prasarana Jembatan di Kota Baubau II-125
2.71 Perkembangan Sarana dan Prasarana ransportasi
di Baubau Tahun 2013-2017
II-125
2.72 Persentase Luas Wilayah Produktif Tahun 2008-
2012 Kota Baubau (Ha)
II-126
2.73 Persentase Wilayah Produktif Tahun 2011 Menurut
Kecamatan Kota Baubau
II-126
2.74 Jenis dan Jumlah Penginapan dan Hotel di Kota
Baubau Tahun 2015
II-127
2.75 Jumlah ProduksiListrik PLN Menurut Kecamatan
di Kota Baubau Tahun 2015
II-128
2.76 Jumlah Pelanggan, tenaga Listrik terjual dan Nilai
Penjualan Listrik PLN Menurut Jenis Penggunaan
di Kota Baubau Tahun 2015
II-128
2.77 Angka Kriminalitas Tahun 2011-2014 Kota
Baubau
II-132
2.78 Jumlah Pendududk 15 Tahun Ke Atas yang
Bekerja Selama Seminggu Menurut Lapangan
Pekerjaan di Kota Baubau, 2015
II-133
2.79 Pekerjaan Penduduk menurut lapangan usaha
(dalam Jiwa)
II-133
2.80 Perkembangan Penduduk Usia 15 Tahun Kota
Baubau Menurut Jenis Kegiatan
II-135
2.81 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut
Lapangan Kerja Utama
II-135
2.82 Perkembangan Serapan Tenaga Kerja Kota Baubau
Per Sektor 2011-2015
II-139
viii
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
3.1 Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Kota Baubau
Tahun 2008 – 2012
III-7
3.2 Capaian PAD Kota Baubau Tahun 2008-2012 III-10
3.3 Struktur PAD Kota Baubau Tahun 2008-2012 III-11
3.4 Pertumbuhan PAD Kota Baubau Tahun 2008-2012 III-11
3.5 Capaian Dana Perimbangan Kota Baubau Tahun
2008-2012
III-14
3.6 Struktur Dana Perimbangan Kota Baubau Tahun
2008-2012
III-15
3.7 Pertumbuhan Dana Perimbangan Kota Baubau
Tahun 2008-2012
III-15
3.8 Capaian Lain-Lain pendapatan Daerah Yang Sah
Kota Baubau Tahun 2008-2012
III-17
3.9 Struktur Lain-lain Pendapatan Yang Sah Kota
Baubau Tahun 2008-2012
III-18
3.10 Pertumbuhan Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Kota Baubau Tahun 2008-2012
III-18
3.11 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap
AnggaranBelanja Daerah Kota Baubau Tahun
2008-2012
III-22
3.12 Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Kota
Baubau Tahun 2008-2012
III-23
3.13 Struktur dan Pertumbuhan Belanja Daerah Kota
Baubau Tahun 2008-2012
III-25
3.14 Neraca Keuangan DaerahKota Baubau Tahun
2008–2012
III-30
3.15 Rasio Likuiditas Tahun 2008 – 2012 III-34
3.16 Rasio Solvabilitas Kota Baubau Tahun 2008-2012 III-35
3.17 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan
Aparatur Kota Baubau Tahun Anggaran 2009-
2012
III-39
3.18 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan
Aparatur Kota Baubau Tahun 2009-2012
III-41
3.19 Realisasi Belanja Menurut Urusan Kota Baubau
Tahun 2008-2012
III-42
3.20 Penutup Defisit Riil APBD Kota Baubau III-46
3.21 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kota
Baubau
III-47
3.22 Sisa Lebih (Riil)Pembiayaan Anggaran Kota
Baubau Tahun 2008-2012
III-48
ix
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
3.23 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas
Utama Kota Baubau Tahun 2009-2012
III-50
3.24 Proyeksi Pendapatan Kota Baubau Tahun 2013-
2017
III-58
3.25 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan
yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kota Baubau
III-61
3.26 Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran
Kota Baubau Tahun 2013-2017
III- 65
3.27 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kota
Baubau
III-67
3.28 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan
Keuangan Daerah Kota Baubau Tahun 2013-2017
III-68
3.29 Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil
Keuangan Daerah
III-72
4.1 Permasalahan Kota Baubau Terkait Urusan wajib
Pemerintah Daerah
IV-45
4.2 Permasalahan Kota Baubau Terkait Urusan Pilihan
Pemerintah Daerah
IV-52
5.1 Keterkaitan Antara Pokok-Pokok Visi dengan Misi
Pembangunan Kota Baubau Tahun 2013-2018
V-9
5.2
5.3
Keterkaitan Antara Misi, Tujuan dan Sasaran
Pembangunan Kota Baubau Tahun 2013-2018
Indikator Kinerja Utama
V-11
V-16
6.1 Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Misi I
Mewujudkan Kota Baubau Yang Tertib Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan
VI-3
6.2 Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Misi II
Mewujudkan Kota Baubau Yang Aman Bagi
Masyarakatnya
VI-7
6.3 Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Misi III
Mewujudkan Kota Baubau Maju Secara Sosial dan
Ekonomi
VI-8
6.4 Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Misi IV
Mewujudkan Kota Baubau Sebagai Kota Budaya
Dan Tujuan Wisata Yang Populer
VI-15
6.5 Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Misi V
Mewujudkan Kota Baubau Yang Indah
VI-17
x
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
6.6 Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Misi VI
Mewujudkan Kota Baubau Lancar Dengan
Dukungan Infrastuktur Yang Memadai
VI-21
7.1 Sasaran, Strategi, dan Program Pembangunan
Misi 1
VII-2
7.2 Sasaran, Strategi, dan Program Pembangunan
Misi 2
VII-10
7.3 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Daerah Misi 3
VII-14
7.4 Sasaran, Strategi, dan Program Pembangunan
Misi 4
VII-30
7.5 Sasaran, Strategi, dan Program Pembangunan
Misi 5
VII-32
7.6 Sasaran, Strategi, dan Program Pembangunan
Misi 6
VII-40
8.1 Indikasi Rencana Program Prioritas dan Rencana
Pendanaan Kota Baubau Tahun 2013-2018
VIII-2
8.2 Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan
Pendanaannya
VIII-45
9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah IX-2
xi
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNAN JANGKAMENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
DAFTAR GAMBAR
Gambar Teks Halaman
1.1 Hubungan Dokumen Perencanaan Dan Dokumen
Penganggaran
I-8
1.2 Hubungan Perencanaan Pembangunan dan Rencana
Tata Ruang
I-9
2.1 Peta Garis Depan Konektivitas Global Indonesia II-3
2.2 Peta Administrasi Kota Baubau II-4
2.3 Peta TopografiKota Baubau II-9
2.4 Peta Penggunaan Lahan Kota Baubau II-15
2.5 Kawasan Strategis Kota Baubau II-18
2.6 PetaJalurEvakuasiBencana Kota Baubau II-23
2.7 Piramida Penduduk Kota Baubau Tahun 2015 II-43
2.8 PerkembanganPendapatanPerkapita II-48
2.9 Perkembangan Tingkat Inflasi Kota Baubau
menggunakanPDRB deflator(y.o.y) dan IHK Tahun 2009
– 2015
II-50
2.10 Pergerakan dan Perbandingan Inflasi Kota Baubau
tahun 2014- 2015
II-51
2.11 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Kota
Baubau
II-52
2.12 Hubungan Tingkat Pengangguran Terbuka dan
Pertumbuhan EkonomiKota Baubau, 2003-2013
II-53
2.13 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Kota
Baubau
II-46
2.14 Peta Benteng Keraton Buton
II-70
2.15 Perkembangan Panjang Jalan Menurut Kondisi di Kota
Baubau
II-124
2.16 Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kota
Baubau
II-136
2.17 Rasio Penduduk Bekerja di Kota Baubau Tahun
2011- 2014
II-137
xii
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNAN JANGKAMENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
2.18 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Kota
Baubau
II-138
3.1 Capaian Pendapatan Daerah Kota Baubau Tahun
2008-2012
III- 6
3.2 Realisasi Belanja APBD Kota Baubau Tahun
2008-2012
III-20
3.3 Struktur Belanja APBD Kota Baubau Tahun 2008-2012 III-21
3.4 Neraca Keuangan Kota Baubau Tahun 2008-2012 III-29
3.5 Rasio Liquiditas Kota Baubau Tahun 2008-2012
III-34
3.6 Rasio Solvabilitas Kota Baubau Tahun 2008-2012 III-36
3.7 Realisasi Pendapatan Daerah Kota Baubau Tahun
2013-2016, Rencana Tahun 2017 dan Proyeksi Tahun
2018
III-56
3.8 Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Kota Baubau
Tahun 2013-2016, Rencana Tahun 2017 dan Proyeksi
Tahun 2018
III-57
3.9 RealisasiBelanja Daerah Kota BaubauTahun 2013-
2016, RencanaTahun 2017 danProyeksiTahun 2018
III-59
3.10 PersentaseRealisasiBelanja Daerah Kota
BaubauTahun 2013-2016, RencanaTahun 2017
danProyeksiTahun 2018
III-60
5.1 Kerangka Pikir Pembangunan Kota Baubau V-2
1 I-1
BAB I
PPPEEENNNDDDAAAHHHUUULLLUUUAAANNN
1.1. Latar Belakang
Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat 2 menyebutkan bahwa
pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi dimaksudkan untuk
mempercepat proses terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.
Dengan adanya otonomi daerah diharapkan pemerintah daerah
mampu meningkatkan daya saing, melalui prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan dalam pembangunan, meningkatkan dayaguna
potensi dan keanekaragaman sumberdaya daerah.
Undang-undang secara jelas menyatakan bahwa pemerintah
daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus
pemerintahannya sendiri, namun dalam penyusunan perencanaan
daerah tetap harus memperhatikan perencanaan pemerintah pusat,
provinsi dan pemerintah daerah, sehingga pencapaian tujuan daerah
mendukung pencapaian tujuan nasional. Aspek hubungan tersebut
memperhatikan kewenangan yang diberikan baik yang terkait
dengan hubungan sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya,
pelayanan umum serta keuangan.
Selanjutnya dengan berlandaskan Undang-undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
serta mencermati amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
I-2
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka
Pemerintah Kota Baubau siap mengimplementasikannya melalui
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
Dengan adanya pelantikan Bapak Drs. H. AS. Tamrin, MH
sebagai Walikota dan Ibu Hj. Wa Ode Maasra Manarfa, S.Sos., M.Si
sebagai Wakil Walikota periode 2013 – 2018 pada tanggal 31 Januari
2013, maka Pemerintah Daerah Kota Baubau menyusun RPJMD
Tahun 2013-2018. Penyusunan RPJMD Kota Baubau pada
prinsipnya akan menerapkan berbagai pendekatan pembangunan
yang lebih berorientasi pada 4 (empat) pendekatan perencanaan
pembangunan daerah sebagaimana yang tertuang dalam pasal 261
UU Nomor 23 tahun 2014, yaitu pendekatan teknokratik,
partisipatif, politis, serta atas-bawah dan bawah-atas.
a. Pendekatan teknokratis menggunakan metode dan kerangka
berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan daerah;
b. Pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan berbagai
pemangku kepentingan;
c. Pendekatan politis dilaksanakan dengan menerjemahkan visi dan
misi kepala daerah terpilih ke dalam dokumen perencanaan
pembangunan jangka menengah yang dibahas bersama dengan
DPRD; dan
d. Pendekatan atas-bawah dan bawah-atas merupakan hasil
perencanaan yang diselaraskan dalam musyawarah
pembangunan yang dilaksanakan mulai dari kelurahan,
Kecamatan, Daerah kabupaten/kota, Daerah provinsi, hingga
nasional.
Dengan demikian, maka RPJMD Kota Baubau tahun 2013-
2018 menempati posisi yang sangat strategis bagi daerah, karena:
1. Memuat landasan dan arah kebijakan umum pembangunan
daerah, baik pembangunan sumberdaya manusia, sumberdaya
I-3
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
buatan, maupun kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya alam secara efisien, efektif dan berkelanjutan;
2. Merupakan dokumen perencanaan lima tahunan yang menjadi
kewajiban pemerintah daerah yang terkait langsung dengan masa
jabatan kepala daerah; dan
3. Menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra)
setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Lingkup
Pemerintah Daerah Kota Baubau maupun penyusunan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan penyusunan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Baubau
setiap tahunnya.
Selama kurun waktu 2013-2016, penyelenggaraan tata kelola
pemerintahan, pemberdayaan masyarakat dan pelaksanaan
pembangunan daerah di Kota Baubau mengalami dinamika
perkembangan yang dipengaruhi oleh perubahan kebijakan yang
terjadi baik pada tataran Regional maupun Nasional baik
penyesuaian dengan RPJMN maupun dengan Undang-undang 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Dalam rangka mewujudkan pembangunan yang mampu
merespon perkembangan yang ada, maka Pemerintah Daerah Kota
Baubau melakukan evaluasi hasil RPJMD yang telah memasuki
tahun ke 3. Hal ini selain untuk mengukur capaian pembangunan
selama tiga tahun terakhir, juga merupakan bentuk pelaksanaan
Pasal 276 Undang-undang 23 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa
kepala daerah harus melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap
pembangunan daerahnya.
Terkait dengan hal tersebut diatas, maka dilakukan perubahan
RPJMD Kota Baubau Tahun 2013-2018. Pertimbangan dilakukan
perubahan atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Daerah Kota Baubau Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan hasil evaluasi RPJMD Kota Baubau Tahun 2013 –
2018 diperoleh beberapa hal yang terkait sebagai berikut :
I-4
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
a. Masih terdapat perbedaan sitematika RPJMD Kota Baubau
dengan sistematika RPJMD sebagaimana yang diatur dalam
Permendagri 54 Tahun 2010;
b. Evaluasi hasil capaian indikator kinerja program
pembangunan, terdapat beberapa target indikator kinerja
program pembangunan yang ditetapkan perlu disesuaikan;
2) Terbitnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, dan Peraturan
Presiden No 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019;
3) Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2911/Sj Tahun 2016
tentang Tindak Lanjut Peraturan Pemerintah Nonor 18 Tahun
2016 Tentang Perangkat Daerah.
4) Terbentuknya Perangkat Daerah yang baru di Kota Baubau
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Baubau Nomor 05 Tahun
2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Perubahan dokumen RPJMD ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah pada pasal 50 ayat (1) bahwa rencana
pembangunan daerah dapat diubah dalam hal :
(1) Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses
perumusan dan substansi yang dirumuskan belum sesuai dengan
mekanisme yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;
(2) Terjadi perubahan yang mendasar; dan
(3) Merugikan kepentingan nasional.
Lebih lanjut Pasal 264 Ayat (5) Undang-undang 23 Tahun 2014
menyatakan bahwa, RPJMD dapat diubah apabila berdasarkan hasil
pengendalian dan evaluasi tidak sesuai dengan perkembangan
keadaan atau penyesuaian terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.
I-5
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Berdasarkan telaahan dua peraturan perundang-undangan
diatas maka alasan perubahan RPJMD Kota Baubau Tahun 2013-
2018 sesuai dengan butir (1) dan (2) Pasal 50 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Pasal 264 Ayat (5) Undang-
undang 23 Tahun 2014.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Dasar hukum yang memuat ketentuan secara langsung terkait
dengan penyusunan Revisi Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Derah (RPJMD) Kota Baubau tahun 2013-2018 adalah :
1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2001 tentang Pembentukan
Kota Bau-Bau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2001 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4120)’’.
2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasiona (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700)’’.
4) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587)’’ sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
I-6
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679).
6) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
7) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
8) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817)’’.
9) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 114,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);
10) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 3);
11) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 2 Tahun
2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2014-2034 (Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 2)’’.
12) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 4 Tahun
2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
I-7
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 Nomor 4);
13) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 12 Tahun
2016 tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Dearah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008-
2013;
14) Peraturan Daerah Kota Baubau Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Baubau Tahun 2014-2034
(Lembaran Daerah Kota Baubau Tahun 2014 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Baubau Nomor 4)’’.
15) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817)’’.
16) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517).
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Secara garis besar RPJMD memiliki keterkaitan dengan
dokumen perencanaan lainnya dan dokumen penganggaran
sebagaiman diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 25 tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Keberadaan RPJMD Kota Baubau tahun 2013-2018 memiliki
hubungan dan tidak terlepas dengan dokumen perencanaan lainnya
karena perencanaan pembangunan umumnya disusun secara
sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap
perubahan.
I-8
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Hubungan antara dokumen perencanaan dan dokumen
penganggaran dapat ditunjukkan sesuai gembar 1.1. berikut :
Gambar 1.1. Hubungan Dokumen Perencanaan Dan Dokumen Penganggaran
Hubungan RPJMD Kota Baubau 2013-2018 dengan dokumen
perencanaan lainnya adalah sebagai berikut :
a. Penyusunan RPJMD Kota Baubau 2013-2018 berpedoman pada
RPJM Nasional dan memperhatikan RPJMD Provinsi Sulawesi
Tenggara sesuai dengan kondisi, kebutuhan serta tantangan
yang ada di Kota Baubau.
Renstra KL
Renja KL
RKA KL
Rincian APBN
RPJMNasional
RPJP Nasional
RKP Nasional
RAPBN APBN Pedoman
Pedoman
Pedoman Pedoman
Diacu
Dijabar Pedoman
RPJM Daerah
RKP Daerah RAPBD APBD
Renstra SKPD
RPJP Daerah
Renja SKPD
RKA SKPD
Rincian APBD
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
Dijabar
Pedoman Pedoman
Diacu Diperhatikan Diselaraskan Melalui Musrenbang
UU No.25/2004 UU No.17/2003
UU No.23/2014
Pem
erintah
Pu
sat P
emerin
tahD
aerah
I-9
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
b. RPJMD Kota Baubau 2013-2018 merupakan pedoman umum
terhadap penyusunan Renstra SKPD di Lingkungan Pemerintah
Daerah Kota Baubau.
c. Penjabaran opersional tahunan RPJMD Kota Baubau 2013-2018
dilakukan melalui Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Kota Baubau.
d. Penjabaran dari Renstra SKPD adalah Rencana Kerja (Renja)
SKPD yang merupakan dokumen perencanaan tahunan bagi
setiap SKPD.
Gambar 1.2. Hubungan Perencanaan Pembangunan dan Rencana Tata Ruang
PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PERENCANAAN TATA RUANG
DAN PERENCANAAN SEKTORAL
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
RPJPN RENCANA
TATA RUANG
NASIONAL
Jaringan Infrastruktur
Antar Pulau
Antar Provinsi Nasio
nal
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN SEKTORAL
Pro
vin
si
Kabupate
n/
Kota
RPJMN
RKP
RPJPD
RPJMD
RKPD
RPJPD
RPJMD
RKPD
RENCANA TATA RUANG
PROVINSI
RENCANA
TATA RUANG KAB/ KOTA
Jaringan Infrastruktur
Antar Kabupaten Antar Kota
Jaringan Infrastruktur
Antar Kecamatan
I-10
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
1.4. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini berisi tentang gambaran umum penyusunan
rancangan RPJMD terdiri dari latar belakang
penyusunan, dasar hukum penyusunan, hubungan
antar dokumen, sistematika penulisan serta maksud dan
tujuan.
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Bagian ini menjelaskan dan menyajikan secara logis
dasar-dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah
yang meliputi aspek geografi dan demografi serta
indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN
Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan
analisis terhadap pengelolaan keuangan daerah terdiri
dari Kinerja Keuangan Masa Lalu, Kebijakan Pengelolaan
Keuangan Masa Lalu, Kerangka Pendanaan.
BAB IV ANALISA ISU-ISU STRATEGIS
Bab ini berisi penyajian isu-isu strategis meliputi
permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis.
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Bab ini berisi keterkaitan antara visi, misi, agenda
pembangunan daerah, tujuan strategis dan sasaran
pembangunan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima
tahun).
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Bab ini menguraikan strategi dan arah kebijakan dalam
mengimplementasikan program kepala daerah sebagai
payung pada perumusan program
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH
I-11
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Bab ini menguraikan hubungan antara kebijakan umum
yang berisi arah kebijakan pembangunan berdasarkan
strategi yang dipilih dengan target capaian indicator kinerja
serta penjelasan tentang hubungan antara program
pembangunan daerah dengan indicator kinerja yang dipilih.
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS SERTA
KEBUTUHAN PENDANAAN
Bab ini menguraikan hubungan urusan pemerintah dengan
SKPD terkait beserta program yang menjadi tanggungjawab
SKPD serta pencapaian target indicator kinerja pada akhir
periode perencanaan yang dibandingkan dengan
pencapaian indicator kinerja pada awal periode
perencanaan.
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Bab ini berisikan penetapan indicator kinerja daerah
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Bab ini berisi program transisi dan kaidah pelaksanaan
BAB XI PENUTUP
I-12
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
1.5. Maksud dan Tujuan
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kota Baubau Tahun 2013–2018 adalah dokumen perencanaan
daerah untuk periode 5 (lima) tahun, ditetapkan dengan maksud
memberikan Arah Kebijakan Keuangan, Strategi Pembangunan,
Kebijakan Umum dan Program Percepatan Pembangunan beserta
sasaran–sasaran strategis yang ingin dicapai.
Konsekuensi logis atas hal ini mengakibatkan RPJMD Kota
Baubau harus menjadi landasan utama bagi semua dokumen
perencanaan, yang meliputi Rencana Pembangunan Tahunan
Pemerintah Daerah (RKPD, KUA dan PPAS) maupun dokumen
perencanaan Satuan Kerja Pemerintah Daerah di lingkungan
Pemerintah Kota Baubau (Renstra-SKPD dan Renja-SKPD).
Tujuan Penyusunan RPJMD Kota Baubau adalah tersedianya
dokumen RPJMD Kota Baubau yang dapat didayagunakan sebagai :
1. Penjabaran Visi-Misi dan Program Kerja Kepala Daerah terpilih
dengan mempedomani RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi
Sulawesi Tenggara.
2. Perubahan RPJMD merupakan pedoman penyusunan
perubahan RENSTRA Perangkat Daerah.
3. Pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Tahunan
Daerah yang tertuang dalam Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD).
4. Pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan (multi–
stakeholders) pembangunan dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
II-1
BAB II GGGAAAMMMBBBAAARRRAAANNN UUUMMMUUUMMM KKKOOONNNDDDIIISSSIII DDDAAAEEERRRAAAHHH
Kondisi umum yang dijadikan pangkal tolak penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
BaubauTahun 2013-2018 adalah eksisting pembangunan daerah
Tahun 2011 hingga akhir Tahun 2015. Pada Tahun tersebut
penerapan otonomi daerah telah berjalan selama 14Tahun seiring
dengan terbentuknya Kota Baubau berdasarkan UU Nomor 13
Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Baubau bersama 12 daerah
lainnya diseluruh Indonesia.
Analisis gambaran Umum Daerah memberikan pemahaman
awal mengenai apa, bagaimana dan sejauh mana keberhasilan
pembangunan daerah yang telah dilakukan selama ini dan juga
mengidentifikasi faktor-faktor dan berbagai aspek yang nantinya
perlu ditingkatkan untuk optimalisasi pencapaian keberhasilan
pembangunan daerah. Gambaran umum kondisi daerah
memberikan basis atau pijakan dalam merencanakan pembangunan,
baik dari aspek geografi dan demografi, serta capaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah beserta interpretasinya.
Kondisi daerah yang diuraikan pada bab ini merupakan
resume dari potensi yang dimiliki Kota Baubau dan dapat
dimanfaatkan sebagai modal dasar bagi penyelenggaraan
pembangunan pada periode 2013-2018, namun juga dapat
berkembang menjadi tantangan dan kendala bagi masyakarat jika
tidak dikelola secara optimal, karenanya bab ini disajikan dengan
cukup komprehensif sebagai landasan dalam perumusan arah
kebijakan bagi penyelenggaraan pembangunan di Kota Baubau.
Kondisi umum dimaksud antara lain meliputi: (1) Aspek geografis
dan Demografis;(2) Aspek Kesejahteraan Masyarakat (3) Aspek
II-2
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Pelayanan Umum; (4) Aspek Daya Saing daerah dan Telaah
Dokumen RTRW Kota Baubau Tahun 2014-2034, sebagaimana
diuraikan pada beberapa bagian dibawah ini.
2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI
2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah
A. Letak dan Kondisi Geografis
Kota Baubau secara geografis terletak di bagian Selatan Propinsi
Sulawesi Tenggara yang berupa wilayah kepulauan. Kota Baubau
berada di Pulau Buton, terletak pada 5021’ - 5030’ LS dan diantara
122030’ – 122045’ BT. Kota Baubau terletak pada Selat Buton yang
mempunyai aktifitas kelautan yang sangat tinggi dan dikelilingi oleh
kecamatan-kecamatan dari beberapa kabupaten yakni Kabupaten
Buton, Kabupaten Buton Selatan dan Kabupaten Buton Tengah.
Dengan posisi tersebut, secara geostrategic Kota Baubau berperan
sebagai kota transit sekaligus daerah penghubung (connecting area)
antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia
(KTI), sebagaimana di tunjukkan pada Gambar 2.1 dimana Kota Baubau
berperan sebagai titik transit bagi Jalur Nasional Sekunder yang
menghubungan ALKI III dan ALKI II.
Wilayah daratan Kota Baubau sebagian besar terdapat di
daratan Pulau Buton yang memanjang di Selat Buton dan terdapat 1
(satu) pulau yaitu Pulau Makassar (Puma). Secara umum kondisi
fisik wilayah Kota Baubau memiliki karakteristik wilayah pesisir.
Morfologi perkembangan Kota Baubau tumbuh pada dataran rendah
di sepanjang pinggir pantai dan Daerah Aliran Sungai, dengan
limitasi perkembangan berupa kondisi bentang alam yang realtif
berbukit dan tandus dibeberapa bagian daratan, menyebabkan
perkembangan kawasan ini relatif lambat sehingga membutuhkan
dukungan kebijakan pemerintah untuk menstimulasi pertumbuhan
kawasan ini.
II-3
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Gambar 2.1
Peta Garis Depan Konektivitas Global Indonesia
Sumber: MP3EI 2011-2025
B. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Secara fisik, Kota Baubau terletak pada Selat Buton dan
dikelilingi oleh kecamatan-kecamatan dan beberapa kabupaten yakni
Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Tengah dan Kabupaten Buton
Selatan. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Kabupaten Buton Selatan Di Provinsi Sulawesi
Tenggara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
173, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5563)
sebagai salah satu acuan dalam penentuan batas-batas wilayah
administrasi Kota Baubau. Menurut Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2001, batas-batas administrasi Kota Baubau adalah sebagai
berikut:
· Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kapontori Kabupaten
Buton;
· Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pasarwajo Kabupaten
Buton;
· Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batauga Kabupaten
Buton Selatan ;
· Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Buton.
II-4
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Gambar 2.2
Peta Administrasi Kota Baubau
Sumber :Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Baubau Tahun 2014-2034
Untuk kepentingan akurasi pemetaan dan kajian dalam RPJMD
ini maka selanjutnya luas ini yang akan digunakan dalam proses
analisa hingga rencana. Untuk lebih jelasnya luas dan persentase
wilayah kecamatan di Kota Baubau dapat dilihat pada (Tabel 2.1).
Tabel 2.1. Luas Wilayah Kota Baubau Menurut Kecamatan
NO
KECAMATAN
LUAS (km2)
(Data BPS)
%
LUAS (km2)
(Digitasi
Peta RTRW)
%
DEVIASI
LUAS
(km2)
DEVIASI
LUAS
(%)
1. Betoambari 27.89 12.62 31.40 10.71 3.51 11.18
2. Murhum 4.90 2.22 5.01 1.71 0.11 2.20
3. Batupoaro 1.55 0.70 1.96 0.67 0.41 0.41
4. Wolio 17.33 7.84 29.25 9.98 11.92 20.92
5. Kokalukuna 9.44 4.27 18.36 6.26 8.92 48.58
6. Sorawolio 83.25 37.67 110.52 37.72 27.27 24.67
7. Bungi 47.71 21.59 62.47 21.31 14.76 23.62
8. Lea-Lea 28.93 13.09 34.13 11.64 5.20 15.23
BAUBAU 221 100 293.10 100 72.1 146.81
Sumber : Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Baubau Tahun 2014-2034 dan/ atau BPS dan/ atau Hasil Analisis.
II-5
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sejak awal terbentuk Kota Baubau menjadi daerah otonom
telah terbentuk 4 kecamatan antara lain Kecamatan Betoambari,
Kecamatan Wolio, Kecamatan Sorawolio dan Kecamatan Bungi
dengan 9 desa dan 29 kelurahan selanjutnya pada tahun 2004
berubah menjadi 38 kelurahan sampai tahun 2006 baru ada
pembentukan 2 kecamatan baru yaitu Kecamatan Murhum (pecahan
dari Kecamatan Betoambari) dan Kecamatan Kokalukuna (pecahan
dari Kecamatan Wolio). Pada tahun 2008 terbentuk Kecamatan Lea-
Lea pecahan dari Kecamatan Bungi, sehingga terbentuk 7 kecamatan
dan 43 kelurahan di Kota Baubau. Pada bulan Juni tahun 2012
terjadi pemekaran wilayah yakni Kecamatan Batupoaro (pecahan
dari Kecamatan Murhum) sehingga terbentuk 8 kecamatan dengan
43 kelurahan. Untuk lebih jelasnya kelurahan-kelurahan yang ada di
Kota Baubau dapat di lihat pada Tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2
Kecamatan dan Kelurahan di Kota Baubau
NO KECAMATAN KELURAHAN NO KECAMATAN KELURAHAN
1.
BETOAMBARI
Katobengke
Lipu Sulaa
Waborobo
Labalawa
5.
KOKALUKUNA
Lakologou
Liwuto Sukanaeyo
Kadolomoko
Kadolo Waruruma
2.
MURHUM
Wajo
Melai
Baadia Lamangga
Tanganapada
6.
SORAWOLIO
Karya Baru
Kaisabu
Baru Bugi
Gonda Baru
3.
BATUPOARO
Bone-bone
Kaobula Tarafu
Wameo
Nganganaumala
Lanto
7.
BUNGI
Liabuku
Waliabuku Ngkari-
ngkari
Kampeonaho Tampuna
4.
WOLIO
Wale
Bataraguru Tomba
Wangkanapi
8.
LEA-LEA
Kolese
Lowu-lowu Kalia-lia
Kantalai
II-6
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Batulo
Kadolokatapi Bukit Wolio
Indah
Palabusa
Sumber: Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Baubau Tahun 2014-2034 dan/ atau BPS dan/ atau Hasil Analisis.
Sedangkan menurut Fungsinya, Kota Baubau befungsi sebagai
Pusat Kegiatan Nasional (PKN), dengan cakupan wilayah pelayanan
meliputi wilayah Sulawesi Tenggara Kepulauan dan beberapa daerah
di Kawasan Timur Indonesia. Berdasarkan hasil revisi RTRW Kota
Baubau 2014-2034 Rencana struktur ruang wilayah Kota Baubau
meliputi sistem pusat-pusat pelayanan yang berhierarki dan sistem
jaringan prasarana wilayah kota. Sistem pusat-pusat pelayanan kota
yang berhierarki meliputi pusat pelayanan kota, sub pusat
pelayanan kota, dan pusat lingkungan. Dengan mengembangkan
pusat pelayanan kota, maka struktur pusat pelayanan Kota Baubau
akan bergeser dari satu pusat (monosentrik) menjadi pusat jamak
(polysentrik).
Adanya sejumlah pusat kegiatan kota ini dimaksudkan untuk
lebih mendorong perkembangan kota ke arah barat agar
perkembangan kota antara bagian utara, selatan dan barat dapat
lebih merata. Pengembangan pusat-pusat kegiatan kota merupakan
upaya untuk mengurangi ketergantungan yang sangat tinggi
terhadap wilayah pusat perkotaan yang berada di Kelurahan Wale
Kecamatan Wolio.
Sedangkan pengembangan sub pusat-pusat kegiatan kota
berfungsi sebagai wilayah penyangga dari pusat pelayanan
perkotaan, dan pemerataan pelayanan pada skala kecamatan.
Penyebaran sub pusat pelayanan kota juga dimaksudkan untuk
mendukung perkembangan dan pertumbuhan wilayah
pembangunan antar kecamatan.
Secara geografis pusat pelayanan kota akan terletak pada
wilayah barat, selatan dan timur kota. Pusat kegiatan kota baru ini
diharapkan akan tetap bersinergi/ berkaitan dengan pusat kegiatan
II-7
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
kota yang telah ada. Demikian juga subpusat pelayanan kota
diharapkan akan tetap bersinergi/berkaitan dengan subpusat
pelayanan kota dan primer yang telah ada. Secara bersama-sama,
segenap pusat kegiatan ini diharapkan dapat berperan menunjang
eksistensi kota yang telah ada/berkembang. Untuk itu dibutuhkan
didukung oleh sistem transportasi yang andal untuk mobilitas ulang-
alik antara pusat-pusat pelayanan.
Rencana hirarki pusat pelayanan wilayah Kota Baubau dibagi
menjadi 3 jenjang yaitu:
a. Pusat pelayanan kota (PPK) melayani seluruh wilayah kota
dan/atau regional;
b. Subpusat pelayanan kota (SPK) yang melayani subwilayah kota
(SWK); dan
c. Pusat lingkungan (PL).
Untuk mendukung struktur ruang yang direncanakan, wilayah
Kota Baubau dibagi menjadi tujuh Subwilayah Kota (SWK) yang
dilayani oleh tujuh Subpusat Pelayanan Kota (SPK) dan dua Pusat
Pelayanan Kota (PPK). Untuk lebih jelasnya sistem pelayanan kota di
Baubau dapat dilihat pada Tabel 2.3 sebagai berikut:
Tabel 2.3
Rencana Sistem Pelayanan Kota di Kota Baubau
NO.
SISTEM
PELAYANAN
KOTA
LOKASI
FUNGSI PELAYANAN
1. Pusat Kota Kecamatan
Betoambari
Pusat pemerintahan.
Kecamatan Wolio Pusat kegiatan perhubungan laut dan
pusat pelayanan perdagangan dan
jasa,
2. Sub Pusat
Kota
Kel. Lamangga
Kec. Murhum
pusat pelayanan pemerintahan
Kel. Katobengke
Kec.Betoambari
pusat pelayanan pemerintahan,
pendidikan tinggi, bandar udara,
pariwisata, depot BBM dan perumahan
Kel.Waruruma
Kec.Kokalukuna
pusat pelayanan pemerintahan,
industri pariwisata, perikanan, industri
pengolahan, perdagangan,
pergudangan dan perumahan
Kel. Liabuku pusat pelayanan pemerintahan,
II-8
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
NO.
SISTEM
PELAYANAN
KOTA
LOKASI
FUNGSI PELAYANAN
Kec.Bungi perumahan, pertanian tanaman
pangan dan kehutanan
Kel.Kaisabu Baru
Kec.Sorawolio
pusat pelayanan pemerintahan,
pertanian, perkebunan, kehutanan dan
pertambangan
Kel. Lowu-lowu dan
Kolese Kec.Lea-lea
pusat pelayanan perumahan,
perikanan, fasilitas olah raga dan
prasarana energi/kelistrikan
Kel.Wameo
Keca. Batupoaro
pusat pelayanan pemerintahan,
perdagangan dan jasa
3. Pusat
Lingkungan
Kel. Bataraguru
Kecamatan Wolio
pusat pelayanan perdagangan dan jasa
Kel.Nganganaumala
Kec. Batupoaro
pusat pelayanan perdagangan dan jasa
Kel. Lipu
Kec.Betoambari
pusat pelayanan pemerintahan,
pendidikan dan perumahan
Kel.Liwuto
Kec.Kokalukuna
pusat pelayanan pemerintahan dan
pariwisata
Kel.Waliabuku
Kec.Bungi
pusat pelayanan pemerintahan dan
pertanian
Kel. Karya Baru
Kec.Sorawolio
pusat pelayanan pertanian,
perdagangan dan jasa
Kel.Kalia-lia
Kec.Lea-lea
pusat pelayanan perdagangan dan jasa
Sumber: dari Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Baubau Tahun 2014-2034.
C. Topografi
Kondisi topografi wilayah Kota Baubau relatif bervariasi mulai dari
topografi yang datar, bergelombang hingga berbukit. Kawasan yang
mempunyai kemiringan lahan 0 – 8% adalah kawasan yang berada di
bagian Utara dan Barat wilayah Kota Baubau, semakin ke Timur,
kemiringan semakin besar dan merupakan perbukitan yang
membentang dari Utara ke Selatan.
Kondisi bentangan alam atau geomorfologi merupakan elemen
penting dalam penentuan kesesuaian pemanfaatan lahan atau
kemampuan daya dukung lahan. Kota Baubau dikelilingi oleh daerah
belakang (hinterland) berupa dataran yang termasuk dalam kelas
kelerengan agak curam yaitu berkisar antara 15–40% dan kelerengan
sebagian tempat di atas 40% serta beberapa bagian wilayah dengan
II-9
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
kelerangan antara 2–15% yang terdapat di Kecamatan Murhum dan
Kecamatan Bungi. Kelerangan yang cukup tinggi merupakan limitasi
dalam pengembangan pusat-pusat permukiman Kota Baubau
terutama ke arah Selatan, pada wilayah-wilayah dengan kelerangan
di atas 15% dimanfaatkan untuk perkebunan dan hutan.
Daerah tertinggi sebagian berada di Kecamatan Sorawolio.
Topografi wilayah datar berada pada tempat-tempat yang saat ini
merupakan pusat-pusat permukiman di Kecamatan Murhum,
sebagian Kecamatan Betoambari dan Kecamatan Wolio.Berdasarkan
kondisi topografi tersebut, maka Kota Baubau dapat dibagi atas tiga
keadaan wilayah, meliputi :
a. Lahan Datar; terdapat di sepanjang pantai dengan ketinggian 5
meter di atas permukaan laut dan tersebar di wilayah kecamatan
dan Kecamatan Sorawolio dengan kemiringan 0 – 8%.
b. Daerah Agak Datar; terdapat di bagian utara dan tenggara pusat
Kota Baubau dengan ketinggian 5–10 m di atas permukaan laut.
c. Daerah bergelombang; berada pada ketinggian sekitar 60 meter di
atas permukaan laut dengan kemiringan 15 – 30%, terutama
terdapat di Kecamatan Betoambari.
Gambar 2.3 Peta Topografi Kota Baubau
Sumber: Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Baubau Tahun 2014-2034
II-10
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
D. Geologi
Secara topografis fisiografis Kota Baubau terletak pada bagian
Barat daya dari Pulau Buton, di mana dikontrol oleh pola struktur
tektonik yang berarah Timurlaut- Tenggara, dan sebagian kecil
menunjukan arah pergerakan Barat laut- Tenggara. Keterdapatan
undak-undak laut yang dicirikan oleh persebaran batugamping
menunjukan bahwa indikator bahwa pulau Buton, dengan kota
Baubau didalamnya menjadi indikator bahwa daerah terus
mengalami pengangkatan. Jumlah undak-undak dari gejala
orogenesa, di mana telah terjadi pengangkatan di mana setiap
undakan menunjuk sekian lama gerakan ombak yang menghantam
pantai terluar kota Baubau tersebut.
Kondisi topografi-fisiografis semacam ini menjadi daya tarik
bentang alam Kota Baubau, di mana dari arah pantai tampak seperti
tangga-tangga (sampai 9 tangga) dan sangat jelas terlihat dari
Lapangan Terbang Betoambari atau dari tempat wisata Pantai
Nirwana ke arah kawasan Palagimata (kantor Wali Kota Baubau),
dengan pemandangan yang sangat menarik ke arah pantai.
Undakan-undakan indikator pengangkatan daratan tersebut
tersusun oleh satuan Batu gamping atau batu kapur Formasi
Wapulaka serta Formasi Sampolakosa yang tersusun oleh Batu
Napal sisipan Batugamping Kalkarenit. Kedua formasi tersebut di
atas membentuk topologi KARST, di mana dalam keadaan tertentu
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku harus
dilindungi, khususnya untuk Karst kelas I dan II. Indikator adanya
Tipologi Karst tersebut ditandai oleh benayaknya gua-gua
batugamping. Seperti Gua Lakasa, Gua Haji, Gua Ntiti dan lain-lain,
serta adanya sungai dan waduk bawah tanah.
Mengingat bahwa kota Baubau berada diwilayah Pesisir Selatan
kearah Barat dari Pulau Buton, berdasarkan relief topografinya,
maka kota Baubau memiliki :
a. Relief Daratan berundak bergelombang dari topografi Karst,
II-11
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
b. Relief Pesisir (atau wilayah transisi)
c. Relief Paparan / Laut Selat Baubau dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari wilayah Laut Teluk Bone dalam konteks RTRWN
dan RTRW Pulau Sulawesi.
a. Satuan Geomorfologi
Berdasarkan bentuk kenampakan topografis-fisiografis
tersebut di atas bila kita kaitkan dengan bangunan arsitektur
bumi Pulau Buton yang dikendalikan struktur geologi, maka
satuan Geomorfologi Kota Baubau dapat dikelompokkan
menjadi :
1) Satuan Geomorfologi Perbukitan Antiklin, di mana Kota
Baubau dan sekitarnya merupakan sayap antiklin bagian
Barat laut, berarah Tenggara menunjukan topologi
pegunungan dan perbukitan dengan ketinggian dapat
mencapai 1.000 m di atas permukaan laut. Buton
menampakan jalur per-bukitan yang melintang Timur laut-
Barat daya dan Utara-Selatan dengan sudut lereng di atas
40% meliputi wilayah Kaya Baru, Bungi, Kadolo-katapati/
kadolomoko. Kampeonaho, Kalialia dan sekitarnya (4,8%
dari luas Kota Baubau).
Pada beberapa tempat dari sayap antikilin yang telah
tererosi dan terkena patahan menunjukan kelerengan yang
agak curam-curam (sudut lereng bergerak dari 15% sampai
di atas 15%) menjadi bagian yang mengelilingi Kota Baubau
di arah Selatan, Timur dan Utara yang menjadi ”hinterland”
atau wilayah penyangga Kota Baubau.
2) Satuan Geomorfologi Karst dan Undak-Undak Batugamping
yang tersebar mengikuti pantai Selat Buton dengan
Kelerengan 2 – 15%, seperti tampak di Kecamatan
Betoambari, Kecamatan Murhum, Kecamatan Batupoaro,
Kecamatan Sorawolio, Kecamatan Bungi, Kecamatan
Kokalukuna, di mana pada sudut lereng 15% menjadi
wilayah terbatas untuk pengembnagan permukiman, kecuali
II-12
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
untuk Kawasan Hutan dan Perkebunan tanaman Tahunan.
3) Satuan Geomorfologi Dataran Pantai dan Aluvial sedikit
bergelombang dengan sudut lereng 0 – 8%, yang di tempati
oleh endapan pantai dan endapan sungai yang tersebar di
seluruh wilayah pantai dan muara sungai yang mengalir ke
Selat Buton. Adapun secara keseluruhan kondisi topologi
dan morfologi Kota Baubau secara kuantitatif dapat dilihat
pada Tabel 23 berikut:
Tabel 2.4
Sudut Lereng dan Luas Persebarannya
NO
KELERENGAN (%)
LUAS KETERANGAN (Ha) (%)
1. 0 – 8 15.506,10 70,16 Wilayah datar (dataran rendah
pantai dan delta)
2. 9 – 15 2.232,21 10,10
Wilayah bergelombang
(pedataran pegunungan dan kaki
perbuitan)
3. 16 – 25 1.870,20 8,46 Wilayah berbukitan (pegunungan
dan perbukitan)
4.
26 – 45
1.431,47
6,48
Wilayah bergelombang
(pegunungan dan kaki perbukitan terjal)
5. > 45 1.060,02 4,80 Wilayah terjal (di sela-sela kaki
pegunungan dan perbukitan
terjal)
Sumber: Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Baubau Tahun 2014-2034.
b. Struktur Geologi
Struktur geologi di Kota Baubau Meliputi :
1) Perlipatan yang terdiri atas ; antiklin dan sinklin yang
mengarah timur laut – barat daya.
2) Patahan / Sesar mendatar (”Lateral Strike Slip Fault Zone”)
yang memotong seluruh jenis struktur dan jenis batuan
yang ada, dan menunjukan arah barat laut tenggara,
3) Patahan/Sesar Normal Tensional (”Tensional Vertikal Dip
Slip Fault Zone”) yang hampir berarah utara - selatan yang
juga memotong perlipatan antiklin dan sinklin.
Khusus berada jenis patahan/sesar tersebut di atas menjadi
median rambat gelombang gempa bila terjadi gempa bumi di
II-13
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
daerah ini, dan bila keberadaannya pada lereng topologi yang
terjal dapat memacu terjadi longsor/gerakan tanah karena
menjadi bidang lemah yang secara gravitasi akan dapat roboh.
c. Sejarah Geologi
Berdasarkan kondisi stratigrafi dan struktur geologi, maka
Kota Baubau dibentuk oleh proses pengangkatan yang disertai
dengan pelipatan batuan sedimen dari pratersier-tersier yang
ditandai oleh adanya tubrukan Mintakat Sulawesi Tenggara
dengan beberapa mikro kontinen Pulau Buton yang terjadi
pada Akhir Oligosen, disusul dengan perlipatan sangat kuat
pada Miosen Awal, Miosen Tengah dan Plio-Pleistosen yang
membentuk Undak-undak semacam anak tangga dari endapan
batugamping sebagai simbol kemunculan Pulau Buton yang
terus terangkat. Hal ini menjadi kondisi topografi dengan view
yang menarik untuk menatap laut dari arah Palagimata.
E. Hidrologi
Kota Baubau memiliki dua sungai yang besar yaitu Sungai
Baubau yang membatasi Kecamatan Wolio dan Kecamatan
Murhum/Kecamatan Betoambari dan membelah ibukota Baubau
dan bermuara di Selat Buton. Sungai tersebut umumnya memiliki
potensi yang dapat dijadikan sebagai sumber tenaga, irigasi dan
kebutuhan rumah tangga. Yang kedua adalah Sungai Bungi yang
merupakan sumber air bersih PDAM.
Keadaan hidrologi di Kota Baubau umumnya dipengaruhi oleh
sumber air yang berasal dari Mata Air Wakonti dan Mata Air
Wamembe. Kondisi hidrologi yang teramati meliputi air permukaan
dan air tanah yang terdapat dalam wilayah Kota Baubau.
Air Permukaan, Sumber air permukaan di Kota Baubau berasal
dari aliran air Sungai Baubau yang melintas dalam wilayah Kota
Baubau membagi wilayah Kecamatan Wolio, Kecamatan Murhum
dan Betoambari dan sungai ini bermuara di Selat Buton. Di
samping itu juga terdapat sumber air bersih PDAM yang
II-14
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
menggunakan sumber air baku dari Sungai Bungi dan mata air
dari Kaongke-Ongkea di Kecamatan Sorawolio.
Air Tanah Dalam; Selain air permukaan, sumber air yang dapat
dimanfaatkan untuk masyarakat Kota Baubau dan pendatang
yaitu air tanah dalam dengan tingkat kedalaman 40 – 80 meter.
Kondisi air tanah di Kota Baubau umumnya dipengaruhi oleh
sumber air yang berasal dari mata air Wakonti dan mata air
Wamembe berupa mata air yang berasal dari mata air dengan
debit terbatas. Beberapa sumber air mengalir sepanjang Tahun
walaupun dengan debit yang terbatas, sedangkan mata air Bungi,
mata air Koba mempunyai kapasitas debit yang cukup baik begitu
juga dengan sumber air Kaongke-Ongkea di Kecamatan Sorawolio.
F. Klimatologi
Kota Baubau yang beriklim tropis basah pada umumnya
mempunyai musim yang hampir sama di seluruh Sulawesi, yaitu
adanya musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau
biasanya terjadi pada bulan Mei sampai dengan Oktober, sedangkan
musim penghujan terjadi pada bulan Nopember sampai dengan
bulan April. Pada bulan tersebut angin barat yang bertiup dari Asia
dan Samudera fasifik mengandung banyak uap air. Keadaan ini
terus berlangsung setiap Tahun yang diselingi dengan musim
peralihan pada bulan-bulan tertentu. Curah hujan hampir merata
sepanjang Tahun. Berdasarkan catatan Stasiun Klimatologi Kelas III
Betoambari, temperatur udara rata-rata maksimum di Kota Baubau
sepanjang Tahun 2012 berkisar antara 32,0° Celcius dan suhu
udara rata-rata minimum 23,0° Celcius. Variasi temperatur antara
musim hujan dan musim kemarau relatif kecil.Namun terkait dengan
pemanasan global dan beberapa fenomena alam terkini, kondisi
klimatologi Kota Baubau dan sekitarnya cenderung fluktuatif, yang
kemudian berimbas pada beberapa sektor ekonomi, utamanya
perikanan, pertanian dan transportasi.
II-15
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
G. Penggunaan Lahan
Secara garis besar penggunaan lahan di Kota Baubau dapat
dibedakan atas penggunaan lahan perkotaan (urban) dan
penggunaan lahan non urban (rural). Jenis penggunaan lahan yang
dikategorikan urban, meliputi; perumahan, industri, pergudangan,
sosial dan jasa, perdagangan. Sedangkan untuk lahan non urban
meliputi sawah, tambak, kebun campuran, padang rumput, semak, dan
hutan. Penggunaan lahan perkotaan (urban) cenderungan berada di
kota bawah di sekitar pantai, sedang untuk kota atas kegiataan
pertanian masih mendominasi penggunaan lahan pada daerah tersebut.
Gambar 2.4 Peta Penggunaan Lahan Kota Baubau
Sumber : Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Baubau Tahun 2014-2034.
Berdasarkan kondisi eksisting Kota Baubau pada Tahun 2012
secara umum dapat dilihat pola penggunaan lahannya yang terdiri
dari kawasan terbangun seluas 6.006,49 Ha atau 20,49% dari luas
wilayah Kota Baubau dan kawasan non terbangun berupa ruang
terbuka seluas 21.562,22 Ha atau 73,57% dari luas wilayah Kota
Baubau. Kawasan terbangun merupakan faktor yang menimbulkan
II-16
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
bangkitan lalu lintas, baik dari permukiman menuju perdagangan
dan jasa, perkantoran, fasilitas kesehatan, pendidikan, dan
kegiatannya lainnya, begitu juga sebaliknya dari kawasan aktivitas
kegiatan menuju ke kawasan permukiman.
Kawasan terbangun meliputi permukiman, perkantoran baik
pemerintah maupun swasta, pelayanan umum, perdagangan dan
jasa, pendidikan, kesehatan, rekreasi dan wisata, pelabuhan,
peribadatan, dan kesehatan, sedangkan ruang terbuka meliputi
taman, hutan kota, kawasan lindung, kuburan, rawa-rawa, sungai
dan kawasan mangrove. Adapun lebih jelasnya pola penggunaan
lahan ini secara rinci dapat pada Tabel. 2.5.
Berdasarkan data eksisting penggunaan lahan di Kota Baubau
sebagian besar adalah berupa hutan dengan luas sebesar 11.930 Ha
atau 40.70 % dari total luas kota. Perumahan dan pemukiman
menempati posisi kedua terluas dengan 5.904,62 Ha atau 17,38 %.
Tabel 2.5
Penggunaan Lahan di Kota Baubau
NO PENGGUNAAN LAHAN
LUAS
(Ha) (%)
I KAWASAN TERBANGUN 6.006,492 20,49
1. Perumahan dan Permukiman 5.094,62 17,38
2. Kawasan Perdagangan dan Jasa 284,84 0,97
3. Perkantoran 349,61 1,19
4.
Fasilitas 101,12 0,34
Kesehatan 7,39 0,03
Pendidikan 80,50 0,27
Peribadatan 13,23 0,05
5.
Transportasi 159,16 0,54
Terminal 4,38 0,01
Jalan 154,78 0,53
6. Industri 17,142 0,06
II RUANG TERBUKA 21.562,217 73,57
1. Hutan 11.930,00 40,70
2. Belukar 4.415,339 15,06
3. Sawah 958,887 3,27
4. Ladang 3.544,836 12,09
5. Kuburan 62,25 0,21
6.
Ruang Terbuka Hijau 566,34 1,93
Taman kota 19,67 0,07
Jalur hijau 15,01 0,05
Lapangan olahraga 13,11 0,04
Rawa 35.248 0,12
Alang-alang 483,3 1,65
7. Sungai 71,065 0,24
II-17
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
8. Mangrove 13,502 0,05
9. Lain-lain 1.742,281 5,94
TOTAL 29.310,99 100
Sumber : Revisi RTRW Kota Baubau 2014- 2034
2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah
Kota Baubau memiliki potensi yang sangat besar untuk
dikembangkan, antara lain berupa potensi perdagangan dan jasa,
perikanan tangkap dan budidaya, pertanian, perkebunan dan
peternakan, serta pariwisata dan Budaya. Beberapa sektor yang
perkembangannya cukup signifikan, diantaranya:
Perdagangan dan Jasa; Kegiatan perdagangan di Kota Baubau
mencakup perdagangan berskala lokal dan regional. Komoditas yang
diperdagangkan sebagai besar dari subsektor perikanan dan
perkebunan dengan tujuan utama pemasaran yaitu Kendari,
Makassar, Surabaya dan Jakarta, serta sebagian kecil dipasarkan ke
Papua, Maluku, Nusa Tenggara, dan Kalimantan.
Potensi Industri Perikanan ;
Potensi Pariwisata;
Sektor-sektor potensial penggerak ekonomi masyarakat di Kota
Baubau dalam aktivitasnya memanfaatkan ruang wilayah Kota,
sehingga Pemerintah melalui RTRW dan RDTRK mengalokasikan
beberapa kawasan yang memiliki fungsi strategis bagi terlaksananya
aktivitas masyarakat. Kawasan strategis kota merupakan wilayah
yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai
pengaruh sangat penting dalam lingkup kota di bidang ekonomi,
sosial, budaya dan/atau lingkungan.
Kawasan strategis kota Baubau ini antara lain berfungsi untuk
mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau
mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis
kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang
wilayah kota; serta sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan
pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, serta fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup dalam wilayah kota yang dinilai
II-18
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah kota
bersangkutan.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Baubau
2011-2030, maka kawasan strategis bagi sektor-sektor potensial di
Kota Baubau yang merupakan ruang bagi pengembangan potensi
wilayah Kota Baubau dapat dibagi menjadi 5 Kelompok Kawasan
Strategis, yakni : Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan
Pertumbuhan Ekonomi , Sosial dan Budaya, Pendayagunaan Sumber
Daya Alam (SDA) dan/atau Teknologi Tinggi, (d) Fungsi dan Daya
Dukung Lingkungan Hidup,dan (e) Kawasan Strategis lainnya sesuai
dengan Kepentingan Pembangunan Keruangan Kota.
Gambar 2.5 Kawasan Strategis Kota Baubau
Sumber : Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Baubau Tahun 2014-2034
II-19
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Kawasan strategis Kota Baubau dapat dilihat pada Gambar 2.5
dan secara rinci diuraikan berikut ini:
a. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan
ekonomi dapat berupa kawasan yang memiliki nilai strategis dari
sudut kepentingan ekonomi, diantaranya: merupakan aglomerasi
berbagai kegiatan ekonomi yang memilikiPotensi ekonomi cepat
tumbuh, Sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi, Potensi ekspor, Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas
penunjang kegiatan ekonomi, Fungsi untuk mempertahankan tingkat
produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan,
Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi
dalam rangka mewujudkan ketahanan energi, Sumber daya alam
yang strategis untuk kepentingan pembangunan kota;
dan/atauPengaruh yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan
tertinggal di dalam wilayah kota.Kawasan strategis dari sudut
pandang kepentingan pertumbuhan ekonomi berdasarkan potensi-
potensi kawasan di Kota Baubau diarahkan pada :
Kawasan Kota Mara Baubau
Wilayah Terpadu Bungi-Sorawolio
Rencana Kawasan Pelabuhan dan Pergudangan Terpadu
Kawasan Pangkalan BBM PERTAMINA
Objek Wisata Pantai
Rencana Kota Satelit Lea-Lea
Jembatan ke Pulau Makassar
Jembatan Pulau Buton ke Pulau Muna
Kawasan Perdagangan dan Jasa di Jalan Wolter Monginsidi
Kawasan Perdagangan dan Jasa di Jalan Betoambari
Kawasan Industri Perikanan & Pariwisata Terpadu (KIPPT) Pulau
Makassar
II-20
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Rencana Ring Road yang menghubungkan Kecamatan
Betoambari –Sorawolio –Bungi
Kawasan Terminal di tiga titik strategis pada kecamatan-
kecamatan yang merupakan pintu masuk ke Kota Baubau,
b. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya
Kawasan strategis ditinjau dari sudut kepentingan sosial
budaya dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis
dari sudut kepentingan sosial budaya seperti halnya:Tempat
pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;,
Prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya, Aset yang harus
dilindungi dan dilestarikan;Tempat perlindungan peninggalan
budaya;Tempat yang memberikan perlindungan terhadap
keanekaragaman budaya;Tempat yang memiliki potensi
kerawanan terhadap konflik sosial;Hasil karya cipta budaya
masyarakat kota yang dapat menunjukkan jatidiri maupun
penanda (vocal point, landmark) budaya kota;Kawasan Strategis
dari Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya Kota Baubau
diarahkan di beberapa kawasan di bawah ini:
Kawasan Budaya Keraton Buton Baubau
Kawasan Palatiga (Jalan Bhakti ABRI)
Kawasan Palagimata
Kawasan Pendidikan dan Perkantoran Jalan Muh. Husni
Thamrin
Kota Mara – Pantai Kamali
Kawasan Perkantoran dan Jasa di Jalan Sultan Hasanuddin
Kawasan Pendidikan di Jalan Betoambari
Stadion Betoambari
Rencana Pembangunan Stadion di Kota Satelit Lea-Lea
Kawasan Pendidikan dan Perkantoran di Jalan Sultan Dayanu
Ikhsanuddin
Kawasan Pendidikan yang berwawasan Lingkungan di Sorawolio
II-21
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
c. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pendayagunaan
Sumber Daya Alam (SDA) dan/atau Teknologi Tinggi
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan
Sumber Daya Alam (SDA) dan teknologi tinggi merupakan
kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumber
daya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah provinsi, Kawasan
strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya
alam (SDA) dan teknologi tinggi di Kota Baubau diarahkan di
Kelurahan Kolese Kecamatan Lea-Lea yang akan direncanakan
sebagai kawasan PLTU. Kawasan Kolese yang berada pada
Kawasan Pesisir Utara Kota Baubau tersebut merupakan kawasan
yang sangat tepat memanfaatkan Prinsip Pembangkitan Listrik
Energi Air Kandungan Termis karena Kawasan Kolese memiliki
intensitas sirkulasi arus yang relatif tinggi.
d. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya
Dukung Lingkungan Hidup
Kawasan Strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan Hidup dapat merupakan kawasan yang
memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup.Kawasan Kebun Raya juga diarahkan
sebagai kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung di Kota Baubau. Kawasan Kebun Raya direncanakan di
Kecamatan Betoambari tepatnya berbatasan dengan Kabupaten
Buton di bagian selatan Kota Baubau. Kawasan ini dinilai memiliki
tumbuhan yang beragam, memliki arsitektur bentang alam yang
baik, keindahan alam dan gejala alam yang memiliki ciri khas
tertentu.
e. Kawasan Strategis Lainnya Sesuai dengan Kepentingan
Pembangunan Keruangan Kota
Kawasan Strategis Lainnya Sesuai Dengan Kepentingan
Pembangunan Keruangan Kota dapat merupakan kawasan yang
II-22
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
memiliki nilai strategis lainnya yang sesuai dengan kepentingan
pembangunan spasial wilayah provinsi.Berdasarkan potensi-
potensi kawasan di Kota Baubau dapat disimpulkan kawasan
strategis lainnya sesuai dengan kepentingan pembangunan
keruangan sebagai berikut:
a. Kawasan Palatiga
b. Kawasan Perumahan, diantaranya tersebar diberbagai lokasi
berikut:
Kecamatan Betoambari, diantaranya: Perumahan Palm
Beach, Perumahan Wanabakti, BTN Pepabri,BTN Buana
Sultra Mandiri,BTN Betoambari Permai, Perumahan
Masyarakat Berpenghasilan Rendah NSD Palagimata, dan
Perumahan Pegawai Negeri
Kecamatan Wolio,diantaranya: BTN Medibrata & BTN Kuda
Putih.
Kecamatan Kokalukuna : Perumnas Waruruma.
c. Kawasan Palagimata, meliputi :
sub-kawasan (lahan) perkantoran,
sub-kawasan permukiman umum,sub kawasan ini hendaknya
dibatasi realisasinya sebab kondisi kawasan yang tidak
memungkinkan untuk dikembangkan sebagai kawasan
permukiman skala besar. Kondisi tersebut disebabkan
Kawasan Palagimata yang sebagian besar merupakan
perbukitan karst yang harus dilindungi
sub-kawasan perumahan pegawai dan kompleks rumah dinas,
ruang terbuka hijau (sabuk hijau, areal bukit, hutan kota),
ruang publik lainnya.
II-23
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana
Sebagai daerah kepulauan Kota Baubau merupakan wilayah
yang berpotensi terjadinya bencana, baik bencana alam, non alam
maupun bencana sosial yang dapat memberikan dampak kerugian
baik dari segi korban jiwa maupun kerusakan beberapa sarana dan
prasarana fisik milik pemerintah daerah dan masyarakat, dan hal
tersebut berlangsung setiap Tahunnya. Sehingga Baubau termasuk
salah satu kota yang terakomodir dalam Rencana Nasional
Penanggulangan Bencana 2010-2014 sebagai wujud dari komitmen
pemerintah dalam bidang penanggulangan bencana yang dituangkan
dalam Peraturan Kepala (Perka) Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Nomor 3 Tahun 2010. Pada tabel 2.4 diuraikan Bencana
baik alam maupun non alam yang terjadi di Kota Baubau di Tahun
2014, sedangkan pada Gambar 2.6 ditampilkan jalur evakuasi
Bencana Kota Baubau
Gambar 2.6
Peta Jalur Evakuasi Bencana Kota Baubau
Sumber: Perda Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Baubau Tahun 2014-2034.
II-24
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Indonesia merupakan negara dengan potensi bahaya yang sangat
tingggi dan beragam baik bencana alam, bencana ulah manusia
ataupun kedaruratan kompleks. Potensi bencana di Indonesia dapat
dikelompokkan 2 kelompok utama yaitu potensi bahaya utama (main
hazard) dan potensi bahaya ikutan (collateral hazard).
Pengelompokan potensi bahaya disesuaikan dengan kondisi daerah
yang ada di Indonesia serta sejarah kejadian yang pernah terjadi.
Salah satu wilayah di Indonesia yang mendapat perhatian
akan potensi bahaya yang cukup besar adalah Kota Baubau.
Berdasarkan data dan informasi bencana Indonesia yang dipadukan
dengan data dari catatan BPBD Kota Baubau (data DIBI, dan BPBD
Kota Baubau, 2013) terdapat 9 jenis ancaman bencana yang
berpotensi terjadi di Kota Baubau. Jenis-jenis ancaman bencana
yang ada di Kota Baubau yang termasuk dalam kategori bencana
yang disebabkan oleh:
1. Aspek Geologi meliputi: gempabumi, tsunami dan tanah
longsor.
2. Aspek Hidrometeorologi meliputi: banjir dan genangan,
kebakaran pemukiman, kebakaran hutan dan lahan,
kekeringan dan cuaca ekstrim.
3. Aspek Sosial, biologi, dll meliputi: konflik sosial.
Berikut ini diuraikan Persebaran kawasan rawan bencana dan
intensitas kejadian Bencana di Kota Baubau, yang dibagi menurut
klasifikasi Bencana Alam dan Non Alam. Dalam penilaiannya, indeks
bahaya dikelompokkan dalam kelas bahaya rendah, sedang, dan tinggi.
Kelas rendah dilihat dari nilai indeks 0 sampai 0,33, sedang dari nilai
indeks 0,33 sampai 0,66, dan tinggi dari nilai indeks 0,67-1. Kelas nilai
indeks ini akan menghasilkan juga luas hektar bahaya di suatu daerah.
Untuk melihat besaran luas hektar bahaya untuk bencana yang
berpotensi di Kota Baubau, akan dijelaskan sebagai berikut:
II-25
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
A. Bencana Alam
Banjir
Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu
kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Dalam siklus
hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air yang mengalir di
permukaan bumi dominan ditentukan oleh tingkat curah hujan,
dan tingkat peresapan air ke dalam tanah. Kejadian banjir dapat
dipetakan melalui beberapa komponen seperti yang dijelaskan
dalam pedoman umum pengkajian risiko bencana yang dikeluarkan
oleh BNPB.
Berdasarkan pengkajian indeks bahaya di Kota Baubau, maka
wilayah terancam bencana banjir sebesar 9,54% untuk rata rata
persentase luas bahaya banjir di tingkat desa/kelurahan Kota
Baubau secara keseluruhan. Untuk lebih jelas rekapan luas bahaya
dari indeks yang dihasilkan dalam pengkajian bahaya banjir per
desa/kelurahan di Kota Baubau secara umum terlihat pada Tabel
2.6
Tabel 2.6
Indeks Bahaya Banjir Menurut Desa/Kelurahan Di Kota Baubau Tahun 2014
KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS BAHAYA (HA)
RENDAH SEDANG TINGGI
Batupoaro Bone-bone 9.00 - - 9.00
Batupoaro Tarafu 18.00 - - 18.00
Batupoaro Wameo 10.00 - - 10.00
Batupoaro Kaobula - - - -
Batupoaro Lanto 16.00 - - 16.00
Batupoaro Nganganaumala 12.00 - - 12.00
Betoambari Sulaa - - - -
Betoambari Waborobo - - - -
Betoambari Lipu - - - -
Betoambari Katobengke - - - -
Betoambari Labalawa - - - -
Bungi Liabuku 737.00 202.00 187.00 348.00
Bungi Ngkari-ngkari - - - -
Bungi Kampeonaho - - - -
Bungi Waliabuku 130.00 21.00 50.00 59.00
Bungi Tampuna - - -
Kokalukuna Kadolomoko 179.00 - 139.00 40.00
Kokalukuna Waruruma 741.00 208.00 431.00 102.00
Kokalukuna Lakologou 261.00 - 4.00 257.00
Kokalukuna Liwuto 65.00 - 24.00 41.00
II-26
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS BAHAYA (HA)
RENDAH SEDANG TINGGI
Kokalukuna Sukanayo - - - -
Kokalukuna Kadolo - - - -
Lea-lea Kolese - - - -
Lea-lea Lowu-lowu 201.00 - - 201.00
Lea-lea Kalia-lia - - - -
Lea-lea Kantalai 4.00 - - 4.00
Lea-lea Palabusa - - - -
Murhum Baadia - - - -
Murhum Melai - - - -
Murhum Wajo 40.00 - - 40.00
Murhum Lamangga 32.00 - - 32.00
Murhum Tanganapada 16.00 - - 16.00
Sorawolio Gonda baru - - - -
Sorawolio Kaisabu baru 52.00 33.00 19.00 -
Sorawolio Karya baru - - - -
Sorawolio Bugi - - - -
Wolio Bataraguru 46.52 - - 46.52
Wolio Tomba 11.00 - - 11.00
Wolio Wale - - - -
Wolio Batulo 29.00 - - 29.00
Wolio Wangkanapi 53.00 - - 53.00
Wolio Bukit wolio indah 61.00 - - 61.00
Wolio Kadolo katapi 74.00 - 74.00 -
Sumber: Rencana Penanggulangan Bencana BPBD, 2014
Gempa Bumi
Gempabumi adalah peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan
pergeseran pada bagian dalam bumi secara tiba–tiba. Gempabumi
dapat terjadi karena proses tektonik akibat pergerakan
kulit/lempeng bumi, aktivitas sesar dipermukaan bumi, atau
pergerakan geomorfologi secara lokal. Skala yang digunakan untuk
menentukan besarnya gempabumi biasanya dengan skala richter
(SR). Intensitas atau getarannya diukur dengan skala MMI (Modified
Mercalli Intensity). Pemetaan bahaya gempbumi diatur dalam
pedoman umum pengkajian risiko bencana yang dikeluarkan oleh
BNPB. Gempa bumi yang terjadi di wilayah Kota Baubau pada
umumnya skala rendah, dapat dilihat pada tabel berikut:
II-27
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Tabel 2.7
Indeks Bahaya Gempa bumi Menurut Desa/Kelurahan Di Kota Baubau Tahun 2014
KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS BAHAYA (HA)
RENDAH SEDANG TINGGI
Batupoaro Bone-bone 45.05 45.05 - -
Batupoaro Tarafu 38.40 38.40 - -
Batupoaro Wameo 26.22 26.22 - -
Batupoaro Kaobula 13.18 13.18 - -
Batupoaro Lanto 27.12 27.12 - -
Batupoaro Nganganaumala 24.82 24.82 - -
Betoambari Sulaa 1,209.37 1,209.37 - -
Betoambari Waborobo 668.47 668.47 - -
Betoambari Lipu 505.06 505.06 - -
Betoambari Katobengke 329.44 329.44 - -
Betoambari Labalawa 453.93 453.93 - -
Bungi Liabuku 876.04 876.04 - -
Bungi Ngkari-ngkari 1,916.20 1,916.20 - -
Bungi Kampeonaho 864.14 864.14 - -
Bungi Waliabuku 1,567.98 1,567.98 - -
Bungi Tampuna 648.80 648.80 - -
Kokalukuna Kadolomoko 275.59 275.59 - -
Kokalukuna Waruruma 832.94 832.94 - -
Kokalukuna Lakologou 318.34 318.34 - -
Kokalukuna Liwuto 64.62 64.62 - -
Kokalukuna Sukanayo 82.52 82.52 - -
Kokalukuna Kadolo 106.33 106.33 - -
Lea-lea Kolese 117.13 117.13 - -
Lea-lea Lowu-lowu 453.78 453.78 - -
Lea-lea Kalia-lia 666.20 666.20 - -
Lea-lea Kantalai 720.18 720.18 - -
Lea-lea Palabusa 1,439.08 1,439.08 - -
Murhum Baadia 413.99 413.99 - -
Murhum Melai 44.07 44.07 - -
Murhum Wajo 53.05 53.05 - -
Murhum Lamangga 61.84 61.84 - -
Murhum Tanganapada 61.50 61.50 - -
Sorawolio Gonda baru 4,130.78 4,130.78 - -
Sorawolio Kaisabu baru 3,847.57 3,847.57 - -
Sorawolio Karya baru 1,025.24 1,025.24 - -
Sorawolio Bugi 2,236.54 2,236.54 - -
Wolio Bataraguru 46.52 46.52 - -
Wolio Tomba 23.52 23.52 - -
Wolio Wale 30.14 30.14 - -
Wolio Batulo 46.28 46.28 - -
Wolio Wangkanapi 55.25 55.25 - -
Wolio Bukit wolio indah 347.57 347.57 - -
Wolio Kadolo katapi 2,614.31 2,614.31 - -
Sumber: Rencana Penanggulangan Bencana BPBD, 2014
Cuaca Ekstrim (Angin Puting Beliung)
Cuaca Ekstrim atau angin puting beliung merupakan salah
satu bencana yang berpotensi dan pernah terjadi di Kota Baubau.
II-28
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Pada umumnya cuaca ekstrim didasarkan pada distribusi
klimatologi, dimana kejadian ekstrim lebih kecil sama dengan 5 %
distribusi. Tipenya sangat bergantung pada lintang tempat,
ketinggian, topografi, dan kondisi atmosfer. Potensi cuaca ekstrim
dapat dipetakan melalui beberapa komponen seperti yang dijelaskan
dalam pedoman umum pengkajian risiko bencana yang dikeluarkan
oleh BNPB.
Berdasarkan pengkajian indeks bahaya di Kota Baubau,
maka wilayah terancam bencana cuaca ekstrim sebesar 100 % dari
luas wilayah Kota Baubau secara keseluruhan. Untuk lebih jelas
rekapan luas bahaya dari indeks yang dihasilkan Indeks bahaya
cuaca ekstrim per kecamatan di Kota Baubau secara umum terlihat
pada tabel berikut:
Tabel 2.8 Indeks Bahaya Cuaca Ekstrim Menurut Desa/Kelurahan Di Kota
Baubau
KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS BAHAYA (HA)
RENDAH SEDANG TINGGI
Batupoaro Bone-bone 45.05 - 45.05 -
Batupoaro Tarafu 38.40 - 38.40 -
Batupoaro Wameo 26.22 - 26.22 -
Batupoaro Kaobula 13.18 - 13.18 -
Batupoaro Lanto 27.12 - 27.12 -
Batupoaro Nganganaumala 24.82 - 24.82 -
Betoambari Sulaa 1,209.37 - 1,209.37 -
Betoambari Waborobo 668.47 - 668.47 -
Betoambari Lipu 505.06 - 505.06 -
Betoambari Katobengke 329.44 - 329.44 -
Betoambari Labalawa 453.93 - 453.93 -
Bungi Liabuku 876.04 - 876.04 -
Bungi Ngkari-ngkari 1,916.20 - 1,916.20 -
Bungi Kampeonaho 864.14 - 864.14 -
Bungi Waliabuku 1,567.98 - 1,567.98 -
Bungi Tampuna 648.80 - 648.80 -
Kokalukuna Kadolomoko 275.59 - 275.59 -
Kokalukuna Waruruma 832.94 - 832.94 -
Kokalukuna Lakologou 318.34 - 318.34 -
Kokalukuna Liwuto 64.62 - 64.62 -
Kokalukuna Sukanayo 82.52 - 82.52 -
Kokalukuna Kadolo 106.33 - 106.33 -
Lea-lea Kolese 117.13 - 117.13 -
Lea-lea Lowu-lowu 453.78 - 453.78 -
Lea-lea Kalia-lia 666.20 - 666.20 -
Lea-lea Kantalai 720.18 - 720.18 -
Lea-lea Palabusa 1,439.08 - 1,439.08 -
Murhum Baadia 413.99 - 413.99 -
II-29
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS BAHAYA (HA)
RENDAH SEDANG TINGGI
Murhum Melai 44.07 - 44.07 -
Murhum Wajo 53.05 - 53.05 -
Murhum Lamangga 61.84 - 61.84 -
Murhum Tanganapada 61.50 - 61.50 -
Sorawolio Gonda baru 4,130.78 - 4,130.78 -
Sorawolio Kaisabu baru 3,847.57 - 3,847.57 -
Sorawolio Karya baru 1,025.24 - 1,025.24 -
Sorawolio Bugi 2,236.54 - 2,236.54 -
Wolio Bataraguru 46.52 - 46.52 -
Wolio Tomba 23.52 - 23.52 -
Wolio Wale 30.14 - 30.14 -
Wolio Batulo 46.28 - 46.28 -
Wolio Wangkanapi 55.25 - 55.25 -
Wolio Bukit wolio indah 347.57 - 347.57 -
Wolio Kadolo katapi 2,614.31 - 2,614.31 -
Sumber: Rencana Penanggulangan Bencana BPBD, 2014
Kekeringan
Bencana kekeringan biasanya terjadi pada musim kemarau.
Hal ini erat sekali hubungannya dengan menurunnya fungsi lahan
dalam menyimpan air. Pengurangan fungsi tersebut disebabkan
karena rusaknya ekosistem akibat pemanfaatan lahan yang
berlebihan. Dampak dari kekeringan ini adalah gagal panen,
kekurangan bahan makanan hingga dampak yang terburuk adalah
banyaknya gejala kurang gizi bahkan kematian. Potensi kejadian
kekeringan dapat dipetakan melalui beberapa komponen seperti
yang dijelaskan dalam pedoman umum pengkajian risiko bencana
yang dikeluarkan oleh BNPB.
Berdasarkan pengkajian indeks bahaya di Kota Baubau,
maka wilayah terancam bencana kekeringan sebesar 100% dari luas
wilayah Kota Baubau secara keseluruhan. Untuk lebih jelas
rekapan luas bahaya dari indeks bahaya yang dihasilkan untuk
bencana kekeringan per kecamatan di Kota Baubau secara umum
terlihat pada Tabel berikut:
II-30
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Tabel 2.9
Indeks Bahaya Kekeringan Menurut Desa/Kelurahan Di Kota Baubau Tahun 2014
KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS BAHAYA (HA)
RENDAH SEDANG TINGGI
Batupoaro Bone-bone 45.05 - - 45.05
Batupoaro Tarafu 38.40 - - 38.40
Batupoaro Wameo 26.22 - - 26.22
Batupoaro Kaobula 13.18 - - 13.18
Batupoaro Lanto 27.12 - - 27.12
Batupoaro Nganganaumala 24.82 - - 24.82
Betoambari Sulaa 1,209.37 - - 1,209.37
Betoambari Waborobo 668.47 - - 668.47
Betoambari Lipu 505.06 - - 505.06
Betoambari Katobengke 329.44 - - 329.44
Betoambari Labalawa 453.93 - - 453.93
Bungi Liabuku 876.04 - - 876.04
Bungi Ngkari-ngkari 1,916.20 - - 1,916.20
Bungi Kampeonaho 864.14 - - 864.14
Bungi Waliabuku 1,567.98 - - 1,567.98
Bungi Tampuna 648.80 - - 648.80
Kokalukuna Kadolomoko 275.59 - - 275.59
Kokalukuna Waruruma 832.94 - - 832.94
Kokalukuna Lakologou 318.34 - - 318.34
Kokalukuna Liwuto 64.62 - - 64.62
Kokalukuna Sukanayo 82.52 - - 82.52
Kokalukuna Kadolo 106.33 - - 106.33
Lea-lea Kolese 117.13 - - 117.13
Lea-lea Lowu-lowu 453.78 - - 453.78
Lea-lea Kalia-lia 666.20 - - 666.20
Lea-lea Kantalai 720.18 - - 720.18
Lea-lea Palabusa 1,439.08 - - 1,439.08
Murhum Baadia 413.99 - - 413.99
Murhum Melai 44.07 - - 44.07
Murhum Wajo 53.05 - - 53.05
Murhum Lamangga 61.84 - - 61.84
Murhum Tanganapada 61.50 - - 61.50
Sorawolio Gonda baru 4,130.78 - - 4,130.78
Sorawolio Kaisabu baru 3,847.57 - - 3,847.57
Sorawolio Karya baru 1,025.24 - - 1,025.24
Sorawolio Bugi 2,236.54 - - 2,236.54
Wolio Bataraguru 46.52 - - 46.52
Wolio Tomba 23.52 - - 23.52
Wolio Wale 30.14 - - 30.14
Wolio Batulo 46.28 - - 46.28
Wolio Wangkanapi 55.25 - - 55.25
Wolio Bukit wolio indah 347.57 - - 347.57
Wolio Kadolo katapi 2,614.31 - - 2,614.31
Sumber: Rencana Penanggulangan Bencana BPBD, 2014
II-31
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Tanah Longsor
Tanah longsor umumnya terjadi di daerah terjal yang tidak
stabil. Faktor yang mempengaruhi terjadinya bencana ini adalah
lereng yang gundul serta kondisi tanah dan bebatuan yang rapuh.
Air hujan adalah pemicu utama terjadinya tanah longsor. Ulah
manusia pun bisa menjadi penyebab tanah longsor seperti
penambangan tanah, pasir dan batu yang tidak terkendalikan.
Potensi kejadian tanah longsor dapat dipetakan melalui beberapa
komponen seperti yang dijelaskan dalam pedoman umum
pengkajian risiko bencana yang dikeluarkan oleh BNPB.
Berdasarkan pengkajian indeks bahaya di Kota Baubau,
maka rata-rata wilayah terancam bencana tanah longsor pada kelas
bahaya rendah. Untuk lebih jelas rekapan luas bahaya dari indeks
yang dihasilkan untuk bencana tanah longsor per kecamatan di
Kota Baubau secara umum terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2.10
Indeks Bahaya Tanah Longsor Menurut Desa/Kelurahan Di Kota Baubau
KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS BAHAYA (HA)
RENDAH SEDANG TINGGI
Batupoaro Bone-bone 45.05 45.05 - -
Batupoaro Tarafu 38.40 38.40 - -
Batupoaro Wameo 26.22 26.22 - -
Batupoaro Kaobula 13.18 13.18 - -
Batupoaro Lanto 27.12 27.12 - -
Batupoaro Nganganaumala 24.82 24.82 - -
Betoambari Sulaa 1,209.37 1,209.37 - -
Betoambari Waborobo 668.47 668.47 - -
Betoambari Lipu 505.06 505.06 - -
Betoambari Katobengke 329.44 329.44 - -
Betoambari Labalawa 453.93 453.93 - -
Bungi Liabuku 876.04 876.04 - -
Bungi Ngkari-ngkari 1,916.20 1,848.00 73.00 -
Bungi Kampeonaho 864.14 864.14 - -
Bungi Waliabuku 1,567.98 1,567.98 - -
Bungi Tampuna 648.80 648.80 - -
Kokalukuna Kadolomoko 275.59 275.59 - -
Kokalukuna Waruruma 832.94 832.94 - -
Kokalukuna Lakologou 318.34 318.34 - -
Kokalukuna Liwuto 64.62 64.62 - -
Kokalukuna Sukanayo 82.52 82.52 - -
Kokalukuna Kadolo 106.33 106.33 - -
Lea-lea Kolese 117.13 117.13 - -
II-32
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS BAHAYA (HA)
RENDAH SEDANG TINGGI
Lea-lea Lowu-lowu 453.78 453.78 - -
Lea-lea Kalia-lia 666.20 666.20 - -
Lea-lea Kantalai 720.18 720.18 - -
Lea-lea Palabusa 1,439.08 1,439.08 - -
Murhum Baadia 413.99 413.99 - -
Murhum Melai 44.07 44.07 - -
Murhum Wajo 53.05 53.05 - -
Murhum Lamangga 61.84 61.84 - -
Murhum Tanganapada 61.50 61.50 - -
Sorawolio Gonda baru 4,130.78 26.00 4,095.00 -
Sorawolio Kaisabu baru 3,847.57 3,756.00 80.00 -
Sorawolio Karya baru 1,025.24 599.00 422.00 -
Sorawolio Bugi 2,236.54 91.00 2,137.00 -
Wolio Bataraguru 46.52 46.52 - -
Wolio Tomba 23.52 23.52 - -
Wolio Wale 30.14 30.14 - -
Wolio Batulo 46.28 46.28 - -
Wolio Wangkanapi 55.25 55.25 - -
Wolio Bukit wolio indah 347.57 347.57 - -
Wolio Kadolo katapi 2,614.31 2,614.31 - -
Sumber: Rencana Penanggulangan Bencana BPBD, 2014
Kebakaran Hutan dan Lahan
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran
permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas
permukaan (misalnya: serasah, pepohonan, semak, dan lain-lain),
Api kemudian menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah
permukaan (ground fire), membakar bahan organik melalui pori-pori
gambut dan melalui akar semak belukar/pohon yang bagian
atasnya terbakar. Potensi kebakaran hutan dan lahan dapat
dipetakan melalui beberapa komponen seperti yang dijelaskan
dalam pedoman umum pengkajian risiko bencana yang dikeluarkan
oleh BNPB.
Berdasarkan pengkajian indeks bahaya di Kota Baubau,
maka rata rata wilayah terancam bencana kebakaran hutan dan
lahan pada tingkat sedang hingga tinggi di wilayah desa/kelurahan
Kota Baubau. Untuk lebih jelas rekapan luas bahaya dari indeks
yang dihasilkan Indeks bahaya kebakaran hutan dan lahan per
desa/kelurahan di Kota Baubau secara umum terlihat pada tabel
berikut:
II-33
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Tabel 2.11 Indeks Bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan Menurut Desa/Kelurahan
Di Kota Baubau Tahun 2014
KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS BAHAYA (HA)
RENDAH SEDANG TINGGI
Batupoaro Bone-bone - - - -
Batupoaro Tarafu - - - -
Batupoaro Wameo - - - -
Batupoaro Kaobula - - - -
Batupoaro Lanto - - - -
Batupoaro Nganganaumala - - - -
Betoambari Sulaa 861.00 - - 861.00
Betoambari Waborobo 221.00 - - 221.00
Betoambari Lipu 319.00 - - 319.00
Betoambari Katobengke 189.00 - - 189.00
Betoambari Labalawa 242.00 - - 242.00
Bungi Liabuku 425.00 - 394.00 31.00
Bungi Ngkari-ngkari 901.00 - 688.00 213.00
Bungi Kampeonaho 356.00 - 220.00 136.00
Bungi Waliabuku 748.00 - 748.00 -
Bungi Tampuna 215.00 - - 215.00
Kokalukuna Kadolomoko 180.00 - - 180.00
Kokalukuna Waruruma 803.00 - 2.00 801.00
Kokalukuna Lakologou 109.00 - 29.00 80.00
Kokalukuna Liwuto - - - -
Kokalukuna Sukanayo - - - -
Kokalukuna Kadolo - - - -
Lea-lea Kolese
43.00 - - 43.00
Lea-lea Lowu-lowu
38.00 - 38.00 -
Lea-lea Kalia-lia
23.00 - - 23.00
Lea-lea Kantalai 164.00 - - 164.00
Lea-lea Palabusa - - - -
Murhum Baadia 195.00 - - 195.00
Murhum Melai
6.00 - - 6.00
Murhum Wajo - - - -
Murhum Lamangga - - - -
Murhum Tanganapada - - - -
Sorawolio Gonda baru 3,225.00 - 3,218.00 7.00
Sorawolio Kaisabu baru 2,493.00 - 1,154.00 1,339.00
Sorawolio Karya baru 859.00 - 662.00 197.00
Sorawolio Bugi 2,066.00 - 1,866.00 200.00
Wolio Bataraguru - - - -
Wolio Tomba - - - -
Wolio Wale - - - -
Wolio Batulo - - - -
Wolio Wangkanapi - - - -
Wolio Bukit wolio indah 2.00 - - 2.00
Wolio Kadolo katapi 1,618.00 - 1,000.00 618.00
Sumber: Rencana Penanggulangan Bencana BPBD, 2014
II-34
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Gelombang dan Abrasi
Gelombang ekstrim dan abrasi adalah naiknya air laut yang
disertai dengan ombak yang besar akibat adanya tarikan grafitasi
bulan. Bila gelombang pasang disertai dengan angin kencang, maka
gelombang laut pasang akan menghantam pantai dan benda-benda
lainnya yang ada di tepi pantai yang dapat menimbulkan abrasi.
Abrasi adalah terkikisnya tanah atau pantai atau endapan bukit
pasir oleh gerakan gelombang, air pasang, arus ombak, atau
pengaliran air. Potensi kejadian gelombang ekstrim dan abrasi dapat
dipetakan melalui beberapa komponen seperti yang dijelaskan
dalam pedoman umum pengkajian risiko bencana yang dikeluarkan
oleh BNPB.
Berdasarkan pengkajian indeks bahaya di Kota Baubau,
maka rata rata wilayah terancam bencana gelombang ekstrim dan
abrasi berada pada kelas sedang hingga tinggi. Untuk lebih jelas
rekapan luas bahaya dari indeks yang dihasilkan Indeks bahaya
bencana gelombang ekstrim dan abrasi per kecamatan di Kota
Baubau secara umum terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2.12
Indeks Bahaya Gelombang dan Abrasi Menurut Desa/Kelurahan Di Kota Baubau
KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS BAHAYA (HA)
RENDAH SEDANG TINGGI
Batupoaro Bone-bone - - - -
Batupoaro Tarafu 16.00 - 15.00 1.00
Batupoaro Wameo 8.00 - - 8.00
Batupoaro Kaobula 8.00 - - 8.00
Batupoaro Lanto 8.00 - - 8.00
Batupoaro Nganganaumala - - - -
Betoambari Sulaa 2.00 - - 2.00
Betoambari Waborobo 245.0
0 - - 245.00
Betoambari Lipu - - - -
Betoambari Katobengke - - - -
Betoambari Labalawa 109.0
0 - 8.00 101.00
II-35
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS BAHAYA (HA)
RENDAH SEDANG TINGGI
Bungi Liabuku - - - -
Bungi Ngkari-ngkari - - - -
Bungi Kampeonaho - - - -
Bungi Waliabuku - - - -
Bungi Tampuna - - - -
Kokalukuna Kadolomoko 3.00 - 3.00 -
Kokalukuna Waruruma 64.00 - 64.00 -
Kokalukuna Lakologou 78.00 - 59.00 19.00
Kokalukuna Liwuto 76.00 - - 76.00
Kokalukuna Sukanayo - - - -
Kokalukuna Kadolo - - - -
Lea-lea Kolese - - - -
Lea-lea Lowu-lowu 67.00 - - 67.00
Lea-lea Kalia-lia 128.0
0 - - 128.00
Lea-lea Kantalai 77.00 - - 77.00
Lea-lea Palabusa 1.00 - - 1.00
Murhum Baadia 234.0
0 - 193.00 41.00
Murhum Melai - - - -
Murhum Wajo - - - -
Murhum Lamangga - - - -
Murhum Tanganapada - - - -
Sorawolio Gonda baru - - - -
Sorawolio Kaisabu baru - - - -
Sorawolio Karya baru - - - -
Sorawolio Bugi - - - -
Wolio Bataraguru - - - -
Wolio Tomba 3.00 - - 3.00
Wolio Wale 26.00 - - 26.00
Wolio Batulo 16.00 - 7.00 9.00
Wolio Wangkanapi - - - -
Wolio Bukit wolio indah - - - -
Wolio Kadolo katapi - - - -
Sumber: Rencana Penanggulangan Bencana BPBD, 2014
B. Bencana Non-Alam
Kegagalan Teknologi
Kecelakaan transportasi laut merupakan salah satu
ancaman kegagalan teknologi yang paling sering terjadi Kota
Baubau baik itu kapal terbakar akibat tabung gas yang
meledak maupun tenggelam akibat kelebihan penumpang yang
melebihi kapasitas armada. Hal ini sering terjadi dalam
wilayah perairan Baubau untuk transportasi lintas kabupaten
dalam wilayah pulau Buton, Bombana dan Wakatobi.
II-36
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Kecelakaan transportasi laut seperti kapal Acitah rute Baubau-
Wanci
Wabah, Epidemi dan Kejadian Luar Biasa
Epidemi, wabah, atau kejadian luar biasa (KLB) adalah wabah
penyakit yang menyebar secara cepat, luas dan besar. Epidemi
atau wabah dan KLB merupakan ancaman bencana yang
diakibatkan oleh menyebarnya penyakit menular yang berjangkit
di suatu daerah tertentu dalam waktu tertentu. Pada skala besar
epidemi ini dapat menyebabkan korban jiwa.
Indikator yang digunakan dalam kajian ancaman bencana
epidemi dan wabah penyakit adalah peta sebaran kejadian
epidemik dan wabah penyakit yang divalidasi dengan data
kejadian di lapangan. Ada 4 jenis penyakit yang digunakan untuk
menentukan ancaman bahaya bencana epidemi dan wabah
penyakit yaitu: penyakit HIV/AIDS, Malaria, Demam Berdarah
Dengue (DBD), dan Penyakit Campak. Potensi epidemi dan wabah
penyakit dapat dipetakan melalui beberapa komponen seperti
yang dijelaskan dalam pedoman umum pengkajian risiko
bencana yang dikeluarkan oleh BNPB.
Berdasarkan pengkajian indeks bahaya di Kota Baubau, maka
wilayah terancam epidemi dan wabah penyakit berada pada kelas
rendah. Untuk lebih jelas rekapan luas bahaya dari indeks yang
dihasilkan Indeks bahaya epidemi dan wabah penyakit per
kecamatan di Kota Baubau secara umum terlihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.13
Indeks Bahaya Epidemi dan Wabah Penyakit Menurut Desa/Kelurahan
Di Kota Baubau
KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS BAHAYA (HA)
RENDAH SEDANG TINGGI
Batupoaro Bone-bone 45.05
-
45.05
-
Batupoaro Tarafu 38.40
-
38.40
-
Batupoaro Wameo 26.22
-
26.22
-
II-37
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS BAHAYA (HA)
RENDAH SEDANG TINGGI
Batupoaro Kaobula 13.18
-
13.18
-
Batupoaro Lanto 27.12
-
27.12
-
Batupoaro Nganganaumala 24.82
-
24.82
-
Betoambari Sulaa 1,209.37
- 1,209.37
-
Betoambari Waborobo 668.47
- 668.47
-
Betoambari Lipu 505.06
- 505.06
-
Betoambari Katobengke 329.44
- 329.44
-
Betoambari Labalawa 453.93
- 453.93
-
Bungi Liabuku 876.04
- 876.04
-
Bungi Ngkari-ngkari 1,916.20
- 1,916.20
-
Bungi Kampeonaho 864.14
- 864.14
-
Bungi Waliabuku 1,567.98
- 1,567.98
-
Bungi Tampuna 648.80
- 648.80
-
Kokalukuna Kadolomoko 275.59
- 275.59
-
Kokalukuna Waruruma 832.94
- 832.94
-
Kokalukuna Lakologou 318.34
- 318.34
-
Kokalukuna Liwuto 64.62
-
64.62
-
Kokalukuna Sukanayo 82.52
-
82.52
-
Kokalukuna Kadolo 106.33
- 106.33
-
Lea-lea Kolese 117.13
- 117.13
-
Lea-lea Lowu-lowu 453.78
- 453.78
-
Lea-lea Kalia-lia 666.20
- 666.20
-
Lea-lea Kantalai 720.18
- 720.18
-
Lea-lea Palabusa 1,439.08
- 1,439.08
-
Murhum Baadia 413.99
- 413.99
-
Murhum Melai 44.07
-
44.07
-
Murhum Wajo 53.05
-
53.05
-
Murhum Lamangga 61.84
II-38
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS BAHAYA (HA)
RENDAH SEDANG TINGGI
- 61.84 -
Murhum Tanganapada 61.50
-
61.50
-
Sorawolio Gonda baru 4,130.78
- 4,130.78
-
Sorawolio Kaisabu baru 3,847.57
- 3,847.57
-
Sorawolio Karya baru 1,025.24
- 1,025.24
-
Sorawolio Bugi 2,236.54
- 2,236.54
-
Wolio Bataraguru 46.52
-
46.52
-
Wolio Tomba 23.52
-
23.52
-
Wolio Wale 30.14
-
30.14
-
Wolio Batulo 46.28
-
46.28
-
Wolio Wangkanapi 55.25
-
55.25
-
Wolio Bukit wolio indah 347.57
- 347.57
-
Wolio Kadolo katapi 2,614.31
- 2,614.31
-
Sumber: Rencana Penanggulangan Bencana BPBD, 2014
Bencana Sosial
Secara geografis Baubau sebagai wilayah terbuka dan daerah
transit baik dari masyarakat KBI maupun dari KTI, sehingga
kondisi sosial budaya masyarakat Baubau sangat beraneka ragam
suku, ras, golongan, bahasa, agama.. Kondisi tersebut sangat
rawan terhadap konflik dan sering dimanfaatkan oleh pihak yang
mempunyai kepentingan tertentu. Kerawanan terhadap konflik
dalam masyarakat Baubau cenderung diperburuk dengan adanya
kesenjangan ekonomi kecemburuan sosial, ego kelompok, serta
perilaku sosial yang berlebihan.Secara umum masyarakat Baubau
masih menjunjung falsafah Buton yang selama ini menjadi
kearifan lokal masyarakat setempat, namun masih juga dijumpai
konflik-konflik sosial antar kelompok, seperti tawuran antar
kelompok Kanakea dengan Palatiga, Tomba dengan Wakonti,
Wameo, dan Lipu serta BOBOTA (Bone-bone,Tarafu,Wameo) pada
II-39
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
tahun 2015 belum dilakukan kajian secara mendalam tentang
risiko bencana social menurut tinggkatan bahaya. Daerah-daerah
dengan tingkat kepadatan tinggi dan didominasi etnis tertentu
merupakan daerah yang potensial terhadap terjadinya konflik .
Indikator yang digunakan untuk peta bahaya konflik social
adalah jumlah kejadian dan dampak terhadap manusia akibat
kejadian berdasarkan data historik. Zona bahaya yang
didefinisikan pada peta bahaya konflik sosial berdasarkan kelas
dan bobot untuk masing-masing parameter.
Tabel 2.14
Indeks Bahaya Konflik Sosial Menurut Desa/Kelurahan Di Kota Baubau
Tahun 2014
KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS BAHAYA (HA)
RENDAH SEDANG TINGGI
Batupoaro Bone-bone 45.05 45.05 - -
Batupoaro Tarafu 38.40 38.40 - -
Batupoaro Wameo 26.22 26.22 - -
Batupoaro Kaobula 13.18 13.18 - -
Batupoaro Lanto 27.12 27.12 - -
Batupoaro Nganganaumala 24.82 24.82 - -
Betoambari Sulaa 1,209.37 1,209.37 - -
Betoambari Waborobo 668.47 668.47 - -
Betoambari Lipu 505.06 505.06 - -
Betoambari Katobengke 329.44 329.44 - -
Betoambari Labalawa 453.93 453.93 - -
Bungi Liabuku 876.04 876.04 - -
Bungi Ngkari-ngkari 1,916.20 1,916.20 - -
Bungi Kampeonaho 864.14 864.14 - -
Bungi Waliabuku 1,567.98 1,567.98 - -
Bungi Tampuna 648.80 648.80 - -
Kokalukuna Kadolomoko 275.59 275.59 - -
Kokalukuna Waruruma 832.94 832.94 - -
Kokalukuna Lakologou 318.34 318.34 - -
Kokalukuna Liwuto 64.62 64.62 - -
Kokalukuna Sukanayo 82.52 82.52 - -
Kokalukuna Kadolo 106.33 106.33 - -
Lea-lea Kolese 117.13 117.13 - -
Lea-lea Lowu-lowu 453.78 453.78 - -
Lea-lea Kalia-lia 666.20 666.20 - -
Lea-lea Kantalai 720.18 720.18 - -
Lea-lea Palabusa 1,439.08 1,439.08 - -
Murhum Baadia 413.99 413.99 - -
Murhum Melai 44.07 44.07 - -
Murhum Wajo 53.05 53.05 - -
Murhum Lamangga 61.84 61.84 - -
Murhum Tanganapada 61.50 61.50 - -
Sorawolio Gonda baru 4,130.78 4,130.78 - -
II-40
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS BAHAYA (HA)
RENDAH SEDANG TINGGI
Sorawolio Kaisabu baru 3,847.57 3,847.57 - -
Sorawolio Karya baru 1,025.24 1,025.24 - -
Sorawolio Bugi 2,236.54 2,236.54 - -
Wolio Bataraguru 46.52 46.52 - -
Wolio Tomba 23.52 23.52 - -
Wolio Wale 30.14 30.14 - -
Wolio Batulo 46.28 46.28 - -
Wolio Wangkanapi 55.25 55.25 - -
Wolio Bukit wolio indah 347.57 347.57 - -
Wolio Kadolo katapi 2,614.31 2,614.31 - -
Sumber: Rencana Penanggulangan Bencana BPBD, 2014
2.1.4 Demografi
A. Pertumbuhan dan Distribusi Penduduk
Peran Kota Baubau sebagai pusat aktifitas dan perekonomian
masyarakat di wilayah Sulawesi Tenggara bagian Kepulauan,
menyebabkan perbedaan yang cukup signifikan antara jumlah
penduduk siang dan malam karena besarnya jumlah penduduk
komuter dari beberapa daerah disekitarnya. Dari hasil pendataan
BPS jumlah penduduk tetap non komuter di Kota Baubau dari
Tahun ke Tahun terus mengalami peningkatan. Selama kurun waktu
5 (lima) Tahun terakhir (2011–2015) tercatat Tahun 2011 sebanyak
139.717, Tahun 2012 sebanyak 143.363, Tahun 2013 sebanyak
145.427, danTahun 2015 sebanyak 154.877 jiwa yang terdiri atas
76.395 jiwa penduduk laki-laki dan 78.482 jiwa penduduk
perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi penduduk tahun 2014
jumlah penduduk kota Baubau tahun 2015 mengalami
pertumbuhan sebesar 2,24 persen.
Tabel 2.15 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut
Kecamatan di Kota Baubau Tahun 2015
No Kecamatan Jumlah Penduduk Penduduk Pertahun
2010 2014 2015 2010-2015 2014-2015
1 Betoambari 16.283 18.023 18.433 13,20 2,27
2 Murhum 19.261 21.311 21.793 13,15 2,26
3 Batupoaro 25.889 28.648 29.291 13,14 2,24
4 Wolio 37,974 41,948 42,862 12,87 2,18
5 Kokalukuna 16.736 18.512 18.929 13,10 2,25
II-41
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
6 Sorawolio 7.112 7.853 8.025 12,84 2,19
7 Bungi 7 096 7 848 8 030 13,16 2,32
8 Lea-Lea 6 630 7 342 7 514 13,33 2,34
Baubau 136.981 151.485 154.877 13,06 2,24
Sumber : Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–2035
Berdasarkan jumlah penduduk yang mengalami peningkatan
setiap tahunnya, hasil analisis kependudukan terlihat bahwa pada
periode tahun 2034 penduduk Kota Baubau diperkirakan akan
mencapai 276.479 jiwa. Jumlah penduduk tersebut jika
dikorelasikan dengan luas wilayah Kota Baubau (293.10 km²) maka
tingkat kepadatan di wilayah ini dalam kurun waktu 20 tahun
kedepan dapat mencapai lebih dari 943 jiwa/ km² dengan kepadatan
tertinggi di kecamatan Batupoaro (19.952 jiwa/ km²) dan terendah di
kecamatan Bungi (305 jiwa/ km²). Angka‐angka ini menunjukan
suatu tingkat kepadatan wilayah yang tinggi. Dengan demikian,
perlu adanya suatu strategi dalam menyikapi laju pertumbuhan
penduduk tersebut. Implikasi dari kondisi tersebut adalah optimasi
terhadap daya tampung wilayah yang sangat terbatas serta diikuti
kebutuhkan peningkatan penyediaan prasarana dan sarana
perkotaan. Untuk lebih jelasnya proyeksi jumlah penduduk di Kota
Baubau sampai dengan tahun 2034 dapat dilihat pada Tabel 2.16.
Tabel 2.16
Proyeksi Penduduk Kota Baubau Tahun 2014-2034
NO KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK (jiwa)
2014 2019 2024 2029 2034
1. Betoambari 18.484 22.964 28.529 35.444 44.034
2. Murhum 20.736 22.568 24.562 26.732 29.093
3. Batupoaro 27.873 30.335 33.015 35.932 39.106
4. Wolio 42.676 51.702 62.638 75.887 91.938
5. Kokalukuna 18.324 20.801 23.613 26.804 30.428
6. Sorawolio 7.752 8.672 9.701 10.852 12.140
7. Bungi 8.049 9.982 12.378 15.350 19.036
8. Lea-Lea 7.181 7.935 8.767 9.687 10.704
KOTA BAUBAU 151.075 174.959 203.203 236.688 276.479
Sumber: Revisi RTRW Kota Baubau 2014-2034
Perkembangan penduduk di Kota Baubau dari Tahun 2011-
2015 mengambarkan behwa jumlah penduduk perempuan di Kota
Baubau lebih banyak jika dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.
II-42
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Hal ini dapat ditunjukkan oleh sex ratio bahwa setiap 100 penduduk
perempuan selama kurun 5 tahun terdapat rata-rata terdapat 97
penduduk laki-laki, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.17
Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Tahun Jumlah
Penduduk Laki-Laki Perempuan
Rasio Jenis Kelamin
2011 139.717 68.997 70.720 97,56
2012 143.363 70.630 72.537 97,37
2013 145.427
71.817 73.610 97,56
2014 151.485 74.780 76.705 97,49
2015 156.877
76.395 78.482 97,34
Sumber : BPS Kota Baubau (Diolah)
Tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kota Baubau juga
ditandai dengan tingkat kepadatan penduduk yang terus meningkat
dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2000 kepadatan penduduk Kota
Baubau sebesar 480 orang per km2 kemudian Tahun 2010 sebesar
620 orang per km2, pada tahun 2012 meningkat menjadi 645 0rang/
km2,selanjutnya pada Tahun 2013 dengan kepadatan penduduk
sebesar 658 0rang/ km2dengan tingkat kepadatan paling tinggi yaitu
Kecamatan Batupoaro (17.731), dan pada tahun 2014 tingkat
kepadatan meningkat hingga 685jiwaper km2. Pada kurun waktu
tahun 2010-2014 terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 1,51%
yaitu dari 145.427 orang menjadi 151.485 orang.
Tabel 2.18 Persebaran dan Kepadatan Kependudukan Kota Baubau Tahun 2014
Kecamatan Luas Wilayah
Jumlah Penduduk Kepadatan
(km2) (Jiwa/km2)
Betoambari 27,89 18.023 646
Murhum 4,90 21.311 4,349
Batupoaro 1,55 28.648 18,482
Wolio 17,33 41,948 2.420
Kokalukuna 9,44 18.512 1.961
Sorawolio 83,25 7.853 94
Bungi 47,71 7,848 164
Lea-Lea 28,93 7,342 253
Kota Baubau 221,00 151.485 685
Sumber : Baubau Dalam Angka 2015(diolah).
II-43
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
B. Struktur Penduduk Berdasarkan Umur
Komposisi penduduk Kota Baubau berdasarkan kelompok
umur menunjukkan bahwa bahwa penduduk Kota Baubau tahun
2015 adalah 154.877 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut 96,12%
atau sebanyak 148.872 jiwa termasuk usia produktif dan penduduk
usia non produktif 3,88% atau sebanyak 6.005 jiwa. Komposisi
kelompok umur penduduk Kota Baubau didominasi oleh kelompok
usia muda yaitu umur 0-4 tahun sebesar 11,18%, umur 5-9 tahun
sebesar 10,96% dan kelompok umur 15-19 tahun sebesar 11,12%.
Persentase kelompok lanjut usia sebesar 3,88%. Kecilnya proporsi
kelompok lanjut usia ini mengindikasikan masih relatif rendahnya
usia harapan hidup penduduk Kota Baubau.
Gambar 2.7
Piramida Penduduk Kota Baubau Tahun 2015
Sumber : BPS, Baubau dalam Angka tahun 2015, diolah
Implikasi lain yang perlu disikapi dari piramida penduduk pada
gambar 2.7 adalah tingginya persentase penduduk pada kelompok umur
14-49 tahun lebih besar dari jumlah penduduk usia 50 tahun keatas
dan usia 5 tahun kebawah, yang berarti bahwa Kota Baubau satu
dekade ke depan akan memperoleh Bonus Demografi, yaitu kondisi
-15,00 -10,00 -5,00 0,00 5,00 10,00 15,00
0-4
10-14
20-24
30-34
40-44
50-54
60-64
0-4 5-910-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65+
Laki-Laki -11,5 -11,4 -10,2 -11,0 -10,3 -8,42 -7,18 -6,27 -6,09 -5,11 -4,15 -2,91 -2,01 -3,27
Perempuan 10,8510,50 9,27 11,1910,58 8,59 7,42 6,55 6,03 5,14 4,06 3,22 2,12 4,47
II-44
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
ketika jumlah penduduk produktif (berusia 15-64 tahun) mendominasi
populasi kota. Saat bonus demografi datang, pertumbuhan ekonomi
bakal melonjak, pendapatan per kapita melambung, dan sektor-sektor
produksi akan tumbuh luar biasa pesat. Tanda-tanda bonus demografi
antara lain dapat dilihat Sejak 4 tahun terakhir, tingkat kelahiran di
Kota Baubau khususnya dan Indonesia pada umumnya menurun,
diikuti oleh meningkatnya jumlah penduduk usia produktif.
2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
2.2.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
A. Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator
ekonomi makro yang menggambarkan pertumbuhan produksi
barang dan jasa di Kota Baubau dalam selang waktu tertentu.
Produksi tersebut diukur dalam nilai tambah (value added) yang
diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi yang secara total dikenal
sebagai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB disajikan
dalam dua konsep harga, yaitu harga berlaku dan harga konstan.
Penghitungan pertumbuhan ekonomi menggunakan konsep harga
konstan (constant prices) dengan Tahun dasar 2010 untuk
mengeliminasi faktor kenaikan harga.
Setiap kenaikan atau penurunan laju pertumbuhan ekonomi
dan inflasi daerah akan berpengaruh terhadap meningkatnya atau
menurunnya pendapatan daerah, dan selanjutnya akan
mempengaruhi besaran belanja daerah. Oleh sebab itu, rancangan
kerangka ekonomi daerah yang cermat dan akurat menjadi syarat
bagi perumusan kebijakan keuangan daerah yang tepat.
Perkembangan kondisi ekonomi makro Kota Baubau tahun 2014,
dan prospek perekonomian Kota Baubau 2015 serta tantangan
perekonomian kota Baubau serta gambaran dinamika faktor
eksternal dan internal yang diperkirakan mempengaruhi kinerja
perekonomian daerah akan diuraikan sebagai berikut:
II-45
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
a.1. Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi Perekonomian suatu wilayah diukur
berdasarkan perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
yang memberikan kerangka dasar yang digunakan untuk mengukur
aktifitas ekonomi yang sedang berlangsung dalam suatu kegiatan
perekonomian. Angka PDRB sebagai indikator ekonomi digunakan
sebagai landasan evaluasi kinerja perekonomian dan penyusunan
berbagai kebijakan serta memberikan Grafikan aliran seluruh nilai
tambah barang dan jasa yang dihasilkan dan seluruh faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan nilai tambah barang dan jasa. Nilai
PDRB tersebut dihitung berdasarkan masing-masing sektor.
Tabel 2.19 Nilai dan Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB Kota Baubau
Atas Dasar Harga Berlaku
NO SEKTOR 2014 2015**
(Juta RP) % (Juta RP) %
1 Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan 650.658,30 14,04 709.717,21 14,10
2 Pertambangan dan Penggalian 207.795,90 4,48 227.132,76 4,49
3 Industri Pengolahan 196.519,50 4,24 215.547,90 4,25
4 Pengadaan Listrik dan Gas 3.514,00 0,08 3.842,52 0,08
5
Pengadaan air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
15.811,10 0,34 16.722,24 0,34
6 Konstruksi 942.549,70 20,33 997.397,61 20,42
7 Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Motor 842.103,50 18,16 907.353,29 18,17
8 Transportasi dan Pergudangan 257.679,30 5,56 272.978,86 5,57
9 Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 58.364,80 1,26 63.116,65 1,20
10 Informasi dan Komunikasi 197.372,20 4,26 202.832,31 4,28
11 Jasa Keuangan & Asuransi 131.793,90 2,84 145.640,63 2,90
12 Real Estate 150.691,30 3,25 162.740,23 3,26
13 Jasa Perusahaaan 7.547,10 0,16 8.672,21 0,18
14 Administrasi Pemerintahan,
Pertanahan dan Jaminan Sosial 416.252,50 8,98 459.139,80 9,01
15 Jasa Pendidikan 327.567,10 7,07 360.827,73 7,08
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 58.332,10 1,26 61.295,94 1,27
17 Jasa Lainnya 171.324,50 3,70 187.546,64 3,71
PDRB 4.635.876,80 100,00 5.002.520,95 100,00
Sumber: BPS Kota Baubau (2015), Produk Domestik Regional Bruto Kota Baubau Tahun 2010-2014 (diolah). Keterangan 2015** adalah angka proyeksi
II-46
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Dalam beberapa tahun terakhir, pembangunan di Kota Baubau
meningkat pesat. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari aktivitas
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dalam penyediaan
berbagai infrastruktur dasar perkotaan, seperti pasar, pelabuhan,
pembukaan dan pengaspalan jalan guna menunjang Kota Baubau
sebagai pusat perdagangan dan jasa bagi daerah belakangnya
(hinterland). Bersamaan dengan itu pula, peran serta sektor swasta
ataupun masyarakat dalam pembangunan daerah terus meningkat,
khususnya dalam pembangunan rumah toko (Ruko) pada wilayah-
wilayah strategis yang ada di Kota Baubau. Pada tahun 2014,
struktur perekonomian Kota Baubau didominasi oleh 3 sektor utama
(the main source of growth), yakni (1) Sektor konstruksi/bangunan
dengan kontribusi sebesar 19,78 persen, (2) Sektor Perdagangan
Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor berkontribusi 17,98%;
serta diikuti oleh (3) Sektor pertanian, kehutanan dan Perikanan
dengan kontribusi sebesar 14,99 persen. Ketiga sektor tersebut
secara bersama-sama tercatat memberikan sumbangan lebih dari
separuh total perekonomian di Kota Baubau, yaitu berturut-turut
sebesar 53,36 persen pada tahun 2013; 52,74 persen pada tahun
2014 dan 52,69% pada tahun 2015. Sedangkan 15 sektor penggerak
ekonomi lainnya rata-rata hanya menyumbang dibawah 10%
terhadap pergerakan ekonomi Kota Baubau. Memasuki tahun 2015,
Peran sektor perdagangan, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Motor juga masih dominan dengan kontribusi sebesar
18,17%. Hal ini tidak terlepas dari peran Kota Baubau sebagai pusat
perdagangan bagi daerah belakangnya dan sebagai kota pelabuhan
sehingga arus perdagangan, baik dari dan keluar maupun daerah
relatif lancar.
Jika ditinjau dari PDRB menurut pengeluaran, Sebagian besar
penggunaan PDRB Kota Baubau masih tercatat untuk memenuhi
konsumsi rumah tangga. Sumbangan komponen ini sebesar 61,68
persen pada tahun 2013 kemudian menurun menjadi 61,33 persen
II-47
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
pada tahun 2014, dan pada tahun 2015 diproyeksikan akan
menurun lagi menjadi 60,98%. Komponen penggunaan lainnya yang
cukup berperan yaitu komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB), dan Ekspor impor baik dari/ dan ke luar negeri maupun
daerah lain. Pada tahun 2014, distribusi pengeluaran untuk PMTB
sebesar 46,47 persen; ekspor sebesar 41,82 persen, dan impor
sebesar 70,77.
Struktur PDRB pengeluaran Kota Baubau menunjukkan
adanya deficit perdagangan barang dan jasa yang berkepanjangan.
Hal itu ditunjukkan dengan lebih besarnya peran impor terhadap
PDRB dibanding ekspor dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan
nilai ekspor neto terus mengalami defisit tiap tahunnya.
Pertumbuhan ekonomi Kota Baubau sejak tahun 2013 hingga tahun
2015 tercatat sangat ditopang oleh pertumbuhan positif pengeluaran
konsumsi, baik konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah,
maupun konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga.
Pertumbuhan ketiga komponen tersebut pada tahun 2014 tercatat
berturut-turut sebesar 7,85 persen, 7,84 persen, dan 9,88 persen.
Selain ketiga komponen tersebut, pertumbuhan pengeluaran untuk
investasi juga menunjukkan arah yang positif pada tahun 2014,
yaitu 7,58 persen untuk PMTB dan 10,26 persen untuk perubahan
inventori. Sementara itu, ekpor dan impor pada tahun 2014
mengalami konstraksi sebesar 9,67 persen untuk ekspor dan 5,53
persen untuk impor. (lihat tabel 2.8 Perkembangan Indikator Makro
Ekonomi Kota Baubau)
PDRB per kapita merupakan salah satu tolak ukur untuk
mengetahui tingkat kesejahteraan suatu daerah ataupun daya beli
masyarakat. Berdasarkan nilai harga berlaku, PDRB per kapita
nominal (PDRB ADHB) Kota Baubau pada tahun 2014 sebesar Rp.
35,15 juta per tahun diproyeksikan meningkat menjadi Rp. 39,3 juta
pada tahun 2015 atau terjadi peningkatan sebesar Rp. 4,1 juta/jiwa
atau 11,83%.
II-48
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Gambar 2.8
Perkembangan Pendapatan Perkapita
Jika memperhitungkan tingkat kenaikan harga atau inflasi, yang
dihitung berdasarkan PDRB ADHK 2010, maka PDRB per kapita riil
masyarakat Kota Baubau meningkat dari Rp. 30,6 juta pada tahun
2014 menjadi Rp. 33,96 juta atau meningkat 8,02%, dengan asumsi
bahwa selama tahun 2014-2015 pendapatan masyarakat Kota
Baubau meningkat rata-rata Rp. 204.632 perkapita per bulan.
b.1. Pertumbuhan Ekonomi
Perkembangan ekonomi makro Kota Baubau masih lebih
banyak didorong oleh peningkatan konsumsi, terutama konsumsi
pemerintah (realisasi belanja APBD) dan rumah tangga. Kinerja
sektor utama masih didominasi oleh sektor industri pengolahan;
sektor perdagangan, hotel dan restoran; serta sektor pertanian.
Perlambatan ekonomi daerah dipengaruhi oleh melambatnya
investasi daerah baik pada investasi bangunan maupun non
bangunan. Adanya hambatan dalam melakukan investasi di Kota
Baubau disebabkan antara lain oleh keterbatasan infrastruktur,
pelayanan investasi dan ketersediaan SDM. Infrastruktur daerah
dirasakan belum memadai terutama mengenai sarana prasarana
energi, air, jalan, jembatan, pelabuhan maupun bandara. Dalam
rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkualitas serta antisipasi menghadapi MEA, kebijakan
perekonomian Kota Baubau ke depan antara lain diarahkan pada
-
10.000.000,00
20.000.000,00
30.000.000,00
40.000.000,00
2013 2014 2015
pendapatan perkapita nominal 30.602.877,00 35.147.382,91 39.305.318,31
pendapatan perkapita riil 29.336.519,74 30.602.876,85 33.058.461,94
II-49
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
peningkatan perekonomian daerah berbasis potensi unggulan
daerah, pembangunan infrastruktur, serta peningkatan kualitas
sumber daya manusia.
Pertumbuhan ekonomi Perekonomian dunia yang sudah mulai
menunjukkan perbaikan pasca krisis keuangan di Eropa dan
Amerika dan keterpurukan nilai tukar rupiah atas dolar pada
berdampak nyata pada aktivitas perdagangan Kota Baubau dan
selanjutnya berpengaruh pada angka pertumbuhan ekonomi. Akan
tetapi, tingkat konsumsi masyarakat yang masih terjaga menjadi
kekuatan tersendiri untuk mendorong perekonomian Kota Baubau,
sehingga sampai dengan akhir tahun 2014 pertumbuhan ekonomi
telah mencapai 8,63%, menunjukkan pertumbuhan yang cukup
signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai
7,99%, Meski tidak sepesat tahun 2012 yang mencapai 9,83%.
Walaupun demikian, kinerja perekonomian Kota Baubau
selama tahun 2014 cukup menggembirakan. Hal ini terlihat dari
adanya peningkatan total nilai PDRB Kota Baubau, baik yang
dihitung berdasarkan Harga Berlaku (PDRB ADHB) maupun Harga
Konstan (PDRB ADHK). Selama tahun 2014, nilai PDRB ADHB Kota
Baubau mencapai Rp. 5.324.301,30 juta, sementara ADHK Tahun
2010 sebesar Rp. 4.635.876,80 juta. Pada tahun 2015,
perekonomian semakin stabil dengan tingkat pertumbuhan 8,99%
yang secara kumulatif menunjukkan pergerakan dari Produk
domestik bruto sebesar Rp. 6.007.409,16 juta jika ditinjau
berdasarkan harga berlaku atau Rp. 5.052.642,12 juta berdasarkan
ADHK 2010.
II-50
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
2,68 2,73 2,61 2,65 2,99 3,3
0,19
8,67
1,652,74 3,1
8,87
11,37
9,10
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015*
PDRB Deflator IHK
B. Tingkat Inflasi
Tingkat Inflasi adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan
(Excess Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian
secara keseluruhan dan sebagai suatu kenaikan harga yang terus
menerus dari barang dan jasa secara umum (bukan satu macam
barang saja dan sesaat). Tingkat inflasi merupakan salah satu
indikator ekonomi makro penting yang dapat memberikan informasi
tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang
dikonsumsi masyarakat dan berpengaruh terhadap kemampuan
daya beli masyarakat. Perkembangan harga barang dan jasa tersebut
menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat daya
beli. Oleh karena itu, pemerintah dan pemerintah daerah akan
senantiasa berupaya menjaga tingkat inflasi guna mempertahankan
stabilitas daya beli konsumen dan gairah produsen dalam
memproduksi barang dan jasa. Tingkat inflasi dapat dihitung dengan
menggunakan PDRB deflator (PDRB ADHB dibagi dengan PDRB
ADHK) dan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari sekelompok barang-
barang yang telah ditetapkan. Berdasarkan PDRB deflator (y.o.y) laju
inflasi Kota Baubau tahun 2009-2015 berada pada kisaran 0,19% -
3,3%. Sedangkan menurut Indeks Harga Konsumen pada 2009
mencapai 8,67%, akan tetapi pada tahun 2014 naik yaitu sebesar
11,37% dan masuk dalam kategori tingkat inflasi sedang.
Gambar 2.9 Perkembangan Tingkat Inflasi Kota Baubau menggunakan
PDRB deflator(y.o.y) dan IHK Tahun 2009 – 2015
Keterangan: Nilai PDRB deflator tahun 2015 adalah sangat
sementara.
II-51
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Selanjutnya pada gambar 2.10 berikut diuraikan perkembangan
inflasi perbulan di Kota Baubau pada tahun 2014 – triwulan II tahun
2015, jika dibandingkan dengan Kota Kendari, Provinsi Sulawesi
tenggara secara umum dan Inflasi Nasional, yang menunjukkan
bahwa dari bulan ke bulan atau Inflasi Month to month (m-o-m) Kota
Baubau selalu berada diatas Kota kendari, regional Sultra dan
Nasional, sehingga secara kumulatif Inflasi Year of year (y-o-y)
diakhir tahun 2014 pada kuartal keempat Inflasi Kota Baubau
mencapai 11,37%, angka ini jauh diiatas Regional Sultra, Kawasan
Indonesia timur yang diukur dengan Inflasi dikawasan Sulawesi –
Maluku - Papua (SuLampua), serta Inflasi Nasional yang rata-rata
masih berada dibawah dua digit. Kondisi ini tentu saja berdampak
negatif pada jalannya roda perekonomian dan mempengaruhi
kualitas pertumbuhan ekonomi Kota Baubau.
Gambar 2.10
Pergerakan dan Perbandingan Inflasi Kota Baubau tahun 2014- 2015
Sumber: BPS Kota Baubau (2015 ), Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi 2014 dan 2015 Bank Indonesia, Kajian Ekonomi Keuangan Regional Prov. Sultra edisi Triwulan I-IV 2015
Peningkatan tekanan inflasi di Kota Baubau terutama
bersumber dari komponen administered prices dan volatile food.
Komponen administered prices menjadi factor terbesar yang
mendorong peningkatan pada periode tersebut disebabkan oleh
kebijakan kenaikan harga BBM bersubdisi dan Tarif Tenaga Listrik
(TTL). Sementara itu, pasokan bahan makanan seperti komoditas
II-52
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
cabai merah dan ikan laut tangkap juga mengalami kendala seiring
dengan meningkatnya curah hujan dan tingginya gelombang laut.
C. Kesempatan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan akhir dari
berbagai negara atau daerah dalam membangun ekonomi negara
atau daerahnya, karena diyakini tingkat pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi dan stabil merupakan salah satu solusi dalam upaya
meningkatkan kesempatan kerja, mengurangi tingkat pengangguran
terbuka dan angka kemiskinan dan pada akhirnya meningkatkan
taraf hidup masyarakat. Salah satu indikator dari kesempatan kerja
dapat dilihat dari besaran Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang
merupakan perbandingan antara penduduk yang tidak bekerja atau
sedang mencari pekerjaan dengan angkatan kerja. Data Badan Pusat
Statistik menyebutkan bahwa jumlah angkatan kerja penduduk usia
15 tahun ke atas pada tahun 2014 mencapai 66.184 orang dengan
didominasi oleh laki-laki sebanyak 39.906 orang dan perempuan
sebanyak 26.278 orang dengan total penduduk yang bekerja
sebanyak 61.691 orang, sehingga rasio penduduk yang bekerja
terhadap angkatan kerja mencapai 93,21 persen. Pada tahun 2014
tingkat pengangguran terbuka Kota Baubau sebesar 6,79% atau
menurun sebesar 1,87 point dari tahun 2013 yang mencapai 8,58%,
pada tahun 2015 TPT Kota Baubau diproyeksikan akan meningkat
menjadi 7,12%
Gambar 2.11
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Baubau
Sumber; Baubau Dalam Angka 2015(Diolah)
9,125,61
10,21 8,666,79
0
5
10
15
20
2010 2011 2012 2013 2014
II-53
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Dalam kaitannya dengan tingkat pertumbuhan ekonomi, Secara
total, selama kurun waktu 2003-2013, korelasi antara tingkat
pengunggaran terbuka dengan pertumbuhan ekonomi sebesar -
0,1380. Dengan kata lain, selama kurun waktu 2003-2013, tingkat
pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh Kota Baubau tidak erat
kaitannya dengan tingkat pengangguran terbuka. Selama 5 (lima)
tahun kedua pelaksanaan pembangunan jangka menengah Kota
Baubau (2009-2013), laju pertumbuhan ekonomi Kota Baubau tidak
responsive atau tidak elastik dalam penciptaan lapangan kerja baru
yang dibuktikan dengan nilai elastisitas penyerapan tenaga kerja di
bawah satu, yaitu hanya 0,29% (TK< 1). Bahkan, dalam kurun waktu
2011-2012, daya serap atau kesempatan kerja baru yang tercipta
menurun, yaitu masing-masing sebanyak 684 tenaga kerja dan
4.001 tenaga kerja. Meskipun demikian, dengan rata-rata
pertumbuhan ekonomi sebesar 9,26% per tahun (2008-2012),
kesempatan kerja baru yang tercipta adalah sebanyak 1.380 tenaga
kerja atau 149 tenaga kerja setiap ada kenaikan pertumbuhan
sebesar 1%. Pada sisi lain, tahun 2013 dengan nilai elastisitas
penyerapan tenaga kerja sebesar 0,31% (TK = 0,31%) dan
pertumbuhan sebesar 8,78%, tenaga kerja yang terserap di pasar
kerja adalah 1.371 tenaga kerja atau 156 tenaga kerja setiap ada
kenaikan pertumbuhan sebesar 1%
Gambar 2.12 Hubungan Tingkat Pengangguran Terbuka dan Pertumbuhan
Ekonomi Kota Baubau, 2003-2013
II-54
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
D. Angka Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin di Kota Baubau dari tahun ke tahun
menunjukkan kecenderungan menurun, hal ini mengindikasikan
bahwa tingkat kesejahteraan penduduk semakin membaik setiap
tahunnya. Jumlah penduduk miskin jika dibandingkan dengan laju
pertambahan penduduk mengalami penurunan. Tahun 2010
persentase jumlah penduduk miskin sebesar 12,06% dari jumlah
total penduduk, mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi
hanya 10.11%, pada tahun 2014 dan 2015 diproyesikan jumlah
penduduk miskin masih berkisar pada angka 10% yakni 10,57%
pada tahun 2014 dan 10,89% atau 16.806 jiwa di tahun 2015.
Membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat dan penurunan
persentase kemisikinan dalam hal ini tidak terlepas dari peran
pemerintah yang signifikan menciptakan peluang-peluang ekonomi
bagi masyarakat, selain itu upaya penanggulangan kemiskinan yang
telah dilaksanakan oleh berbagai pihak dalam beberapa tahun
terakhir turut memberi andil menciptakan kondisi ini.
2.2.2. Kesejahteraan Sosial
Keberhasilan dalam penyelenggaraan Fokus kesejahteraan
sosial disuatu daerah diindikasikan melalui beberapa indikator,
diantaranya angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah,
angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka
partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia
harapan hidup, persentase penduduk yang memiliki lahan, dan rasio
penduduk yang bekerja, secara global komposit dari beberapa
indikator tersebut terukur melalui Human Development Index (HDI)
atau Indeks Pembangunan Manusia dan Pencapaian Millenium
Development Goals (MDGs).
II-55
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
A. Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia
Peningkatan kualitas SDM ditandai oleh semakin meningkatnya
Indeks Pembangunan Manusia yang dapat dilihat daritiga indikator
utama, yaitu kesehatan, pendidikan dan daya beli. Pendidikan
membuka peluang individu maupun masyarakat untuk memperoleh
pengetahuan. Pengukuran keberhasilan pembangunan melalui
pendekatan IPM dari aspek pendidikan dimulai dari Indeks Angka
Melek Huruf (AMH), Indeks Rata-rata Lama Sekolah, Angka Rata-rata
Lama Sekolah. Kemudian dilanjutkan dengan indikator makro yang
terkait dan ikut mempengaruhi angka tersebut baik secara langsung
maupun tidak langsung seperti Angka Partisipasi Kasar (APK) dan
Angka Partisipasi Murni. Pencermatan atas data sebaran Rata-rata
Lama Sekolah (RLS) dan Angka Melek Huruf (AHM) menunjukan
bahwa ketersediaan saran prasarana, aksesibilitas serta kondisi
sosial ekonomi berpengaruh pada peningkatan Rata-rata Lama
Sekolah (RLS) dan Angka Melek Huruf (AMH). Secara rinci realisasi
Pencapaian target RPJMD pada indikator-indikator makro
pembangunan daerah tercantum pada tabel berikut:
Gambar 2.13 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Kota Baubau
Sumber : RKPD Kota Baubau tahun 2016 (diolah)
Kondisi capaian beberapa indikator pembentuk indeks
Pembangunan Manusia Kota Baubau dan Perbandingan angka IPM
Propinsi Sulawesi Tenggara dan Nasional diuraikan pada tabel 2.76.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Baubau juga mengalami
72,5573,13
74,975,25 75,4 75,6 75,8 76,01 76,18
70
71
72
73
74
75
76
77
2013 2014 2015 2016 2017 Kondisi Akhir
RPJMD
Realisasi IPM Kota Baubau Target RPJMD
II-56
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
peningkatan yang cukup signifikan dari 70,60 pada tahun 2010,
72,55 pada tahun 2013 menjadi 73,13 pada tahun 2014. Capaian ini
lebih tinggi jika dibandingkan dengan IPM Sultra (71,55) dan IPM
Nasional (73,89). Pada tahun 2015 IPM Kota Baubau ditargetkan
akan meningkat menjadi 74,9.
Tabel 2.20
Realisasi Pencapaian target RPJMD pada Indikator-Indikator Makro
Pembangunan Kota Baubau
N
o
Indikator
Makro
Satua
n
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Target
RPJMD Realisasi
Target
RPJMD Realisasi
Target
RPJMD Proyeksi
1 PDRB
(Harga Berlaku)
Juta
Rp
3.610.569
.1
4.721.040
,9
4.314.630
.0
5.324.301
,3
5.155.982
.9
6.007.40
9
2 PDRB (Harga Konstan)
Juta Rp
993.173.8 4.267.642,2
1.078.189.5
4.635.876,8
1.170.482.5
5.052.642
3 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi / PDRB Harga Berlaku
% - 11,48
- 12,78
- 12,83
4 Tingkat
Pertumbuhan Ekonomi / PDRB Harga Konstan
% 7,00 7,99
8,00 8,63
8,00 8,99
5 Tingkat Inflasi (PDRB Deflator)
% 2,50 2,99
2,50 3,30
2,50 0,19
6 Angka Kemiskinan
% 11,10 10,11 10,9 10,57 10,75 10,89
7 Tingkat Penganggur
an Terbuka
% 8,43 10,21 7,99 8,66 7,70 6,79
8 Pendapatan Perkapita
Rupiah
20.606.954
30.602.877
22.684.135
35.147.383
24.970.696
39.305.318
9 Besaran IPM (Indeks
Pembangunan Manusia)
72,55 73,13
73,13 74,50
74,9 74,90
Sumber : RKPD Kota Baubau tahun 2016 (diolah)
B. Pencapaian Millenium Developments Goals
Millenium Development Goals (MDGs) merupakan komitmen
nasional dan global dalam upaya lebih mensejahterakan masyarakat
melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan,
pemberdayaan perempuan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan. 8
tujuan (goals) menjadi komitmen MDGs mencakup: (1)
II-57
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan; (2) Mencapai Pendidikan
Dasar untuk Semua; (3) Mendorong Kesetaraan Gender dan
Pemberdayaan Perempuan; (4) Menurunkan Angka Kematian Anak;
(5) Meningkatkan Kesehatan Ibu; (6) Memerangi HIV/AIDS, Malaria
dan Penyakit Menular lainnya; (7) Memastikan Kelestarian
Lingkungan Hidup; dan (8) Membangun Kemitraan Global untuk
Pembangunan.
Pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs)
merupakan pemenuhan komitmen internasional yang sejalan dengan
upaya pemerintah Kota Baubau dalam peningkatan kesejahteraan
rakyat. Upaya percepatan pencapaian target MDGs menjadi prioritas
pembangunan daerah, yang memerlukan sinergi kebijakan
perencanaan di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota.
Sebagian besar pencapaian MDGs Kota Baubau sudah sesuai
dengan rencana target yang ditetapkan (on track), bahkan beberapa
target MDGs 2015 telah tercapai seperti penurunan prevalensi
kekurangan gizi dan proporsi penduduk dengan pendapatan per
kapita (lihat tabel 2.21). Namun demikian, masih ada beberapa
target MDGs yang memerlukan upaya keras untuk mencapainya.
Oleh sebab itu, diperlukan kerja sama lintas sektor dan lintas SKPD
di Kota Baubau, peningkatan kemitraan antara pemerintah dengan
swasta, serta peningkatan peran aktif masyarakat untuk menangani
disparitas kinerja tersebut.
II-58
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Tabel 2.21
Perkembangan Capaian MDGs di Kota Baubau Tahun 2011-2015
NO TUJUAN TARGET INDIKATOR TARGET TARGE
T 2015 2011 2012 2013 2014 2015
1 Menanggulangi
Kemiskinan dan Kelaparan
Menurunkan proporsi penduduk
yang tingkat pendapatannya di bawah US$1 perhari menjadi
setengahnya dalam kurun waktu
1990-2015
a Persentase penduduk dengan pendapatan
di bawah US$1 (PPP) perhari. 10%
17,20
%
14,44
% 13,96 9,72 9,15*
b
Persentase penduduk dengan tingkat
konsumsi di bawah garis kemiskinan
nasional.
7,50% 14,13 12,72 12,06 *10,31 10,06*
Menurunkan proporsi penduduk
yang menderita kelaparan
menjadi setengahnya.
a
Persentase anak-anak berusia di bawah 5
Tahun yang mengalami gizi buruk (severe
underweight)
3,30% 0,16% 0,06% 0,25% 0,15% 0,06*
b
Persentase anak-anak berusia di bawah 5
Tahun yang menqalami gizi kurang
(moderate underweight)
18% 9,20% 9,00% 7,23% 8,41% 3,49*
2 Mencapai
Pendidikan Dasar untuk
Semua
Menjamin pada lahun 2015,
semua anak, di manapun, laki-laki maupun perempuan, dapat
menyelesaikan pendidikan dasar
a Angka melek huruf usia 15-24 Tahun. 100% 95.20 95.30 95.58 98,86 99,81*
b Angka partisipasi murni (APM) sekolah dasar / madrasah ibtidaiyah (7-12 Tahun).
100% 91.2 % 88,12 92,29 94,4 98,8*
c
Angka partisipasi murni (APM). sekolah
menengah pertama / madrasah
tsanawiyah (13-15 Tahun)
100% 72,80
% 72,08 82,97 76 83*
d Angka Partisipasi Murni (APM) SMA / SMK
/ MA 100% 64,59 69,73 85,62 84,8 90*
e Presentase guru yang rnemenuhi
kualifikasi S1 / D4 100%
52,52
%
67,31
% 66,14 65,32 68,14*
3 Mendorong
Kesetaraan
Gender dan Pemberdayaan
Perempuan
Menghilangkan ketirnpangan
gender di tingkat pendidikan
dasar dan lanjuan pada Tahun 2005, dan di semua jenjang
pendidkan tidak lebih dari Tahun
2015
a
Rasio anak perempuan terhadap anak laki-
laki di tingkat pendidikan dasar, lanjutan
dan tinggi. yang diukur melalui angka partisipasi murni anak perempuan
terhadap anak laki-laki.
100% 90,21
%
94,45
% 96,12 99,53 100*
b
Rasio melek huruf perempuan terhadap
laki-laki usia 1 5-24 Tahun, yanq diukur
melalui anqka melek huruf.
100% 98,97
% 99,45
% 101,2 102,3 102,1*
c Partisipasi perempuan di Eksekutif Pernerintah
indikator
58,90%
59,64%
56,14 53,20 55,42*
d Partisipasi perempuan di Legislatif DPRD 30% 5% 12% 12% 12% 12*
II-59
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
NO TUJUAN TARGET INDIKATOR TARGET TARGE
T 2015 2011 2012 2013 2014 2015
e Partisipasi perempuan di Yudikatif
5% 6,10% 6,12 7,82 8,12*
f Partisipasi angkatan kerja perempuan di
sektor non pertanian
indikato
r
36,39
%
36,83
% 37,8 39,41 37,91*
4 Menurunkan
Angka Kematian
Anak
Menurunkan Angka Kematian
Balita a
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000
kelahiran hidup 19% 5 5 14,00 21,89 6,48*
b Angka Kematian Balita (AKABA ) per 1000
kelahiran hidup 32% 13% 12% 3,67% 3,91% 12,10*
c Anak usia 12-23 bulan yang diimunisasi campak
100% 92,33
% 95,83
% 96,43 96,71 98,67*
5 Meningkatkan
Kesehatan Ibu
Menurunkan angka kematian ibu
sebesar tiga-perempatnya dalam
kurun waktu 1990-2015
a Angka kematian ibu melahirkan (AKI) per
100.000 kelahiran hidup 110 303 138 166,94 195,47
259,29
*
b Proporsi kelahiran yang ditolong oleh
tenaga medis 90%
87,66
%
89,28
% 91,53 89,36 63,81*
c Prosentase penggunaan kontrasepsi pasangan menikah
indikator
55,65%
60,12%
63,32 66,27 67,41*
d
Proporsi wanita 15-49 Tahun berstatus
kawin yang sedang menggunakan atau
memakai alat keluarga berencana
indikator
57,59%
58,54%
58,16 59,21 60,12*
e
Jumlah rata-rata kunjungan pemeriksaan
ibu hamil ke RS. Puskesmas, Dokter/ Bidan Keluarga
indikato
r
82,61
%
83,54
% 87,51 91,17 92,4*
6 Memerangi
HIV/AIDS,
Malaria &
Penyakit Menular
Lainnya
Menghentikan dan mulai
rnenurunkan kecenderungan
penyebaran HIV AIDS
a Prevalensi HIV 0,143 0,125 0,127 0,213 0,251 0,312*
b Penggunaan kondom pada pemakai
kontrasepsi
indikato
r 2,13 2,44 4,35 17 18,1*
Mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS dan mulai menurunnya
jumlah kasus baru
a Pendidikan / Pengenalan penyakit HIV
AIDS untuk remaja usia 15-24 Tahun ?
indikato
r 6 12 12 12 12*
Mengendalikan penyakit malaria
dan mulai menurunnya jumlah
kasus malaria dan penyakit
lainnya
a Prevalensi malaria per 1.000 penduduk
14,37 15,4 13,2 2,18 5,1*
b Prevalensi tuberkulosis per 100.000
penduduk 222 82,1 89 125,45 176,79
177,12
*
7 Memastikan
Kelestarian
Lingkungan
Hidup
Memadukan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan
dengan kebijakan dan program
nasiortal serta mengembalikan
a
Rasio luas kawasan tertutup pepohonan
yang dilakukan dengan program reboisasi atau hutan rakyat.
44,32 48,7 42,16 41,6 49,3*
II-60
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
NO TUJUAN TARGET INDIKATOR TARGET TARGE
T 2015 2011 2012 2013 2014 2015
sumber daya lingkungan yang
hilang
Menurunkan proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air
minum yang aman dan
berkelanjutan serta fasilitas
sanitasi dasar sebesar
separuhnya
b Proporsi rumah tangga yang mendapatkan sumber air bersih / jumlah seluruh rumah
tangga
78,3 83,1 85,41 86,16 86,79*
c
Proporsi cakupan pelayanan perusahaan
daerah air minum / jumlah seluruh rumah
tangga
67% 71 75 79 83 85*
Mencapai perbaikan yang berarti
dalam kehidupan penduduk
miskin di pemukiman kumuh
d Proporsi rumah tangga dengan akses pada
fasilitas sanitasi yang layak 65% 86,98 88,66 88,72 89,58 91,5*
e Proporsi rumah tangga yang menempati
Rumah Sehat 80,5 83,32 85,14 86,54 87,53*
Sumber: BAPPEDA Kota Baubau (2015)
II-61
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
2.2.3. Seni Budaya dan Olahraga
2.2.3.1. Nilai-nilai Budaya Daerah
Sebagai salah satu daerah yang memiliki sejarah masa lampau
yang panjang, Kota Bau-Bau kaya akan nuansa-nuansa kearifan
lokal yang hingga kini masih tetap dipertahankan dan berlaku
ditengah masyarakatnya. Falsafah “Binci-binciki kuli “ telah dikenal
sejak masa pemerintahan Sultan Buton I, Murhum Qaimuddin, yang
kemudian dijabarkan lebih lanjut pada empat pilar bermasyarakat
(Sara Pataanguna), yaitu :
1. Pomae-maeka (saling segan-menyegani)
Pada dasarnya, setiap manusia mempunyai hak asasi
manusia, harga diri, kehormatan, harta benda, keluarga, dan lain-
lain yang wajib dipertahankan dan dilindungi secara bersama-
sama sehingga timbul stabilitas dan keamanan sehingga
menciptakan suasana nyaman dan damai. Untuk menjaga kondisi
yang diharapkan tersebut, maka setiap warga masyarakat wajib
untuk saling menyegani untuk tidak melanggar hak-hak warga
masyarakat lainnya. Selanjutnya, nilai ini
menumbuhkembangkan sikap ketekunan dan rasa tanggungjawab
terhadap pekerjaan yang dihadapi.
2. Popia-piara (saling memelihara)
Nilai ini mengandung makna bahwa setiap anggota
masyarakat wajib untuk saling memelihara, saling melindungi
baik materiil maupun moril, serta saling membina dan memelihara
dalam hubungan kemasyarakatan maupun kedudukan seseorang
dalam masyarakat. Implementasi lebih lanjut dari nilai ini adalah
menumbuhkembangkan rasa saling percaya diantara anggota
masyarakat yang dilandasi sifat-sifat manusiawi, seperti
kejujuran, keihklasan, dan lain-lain.
3. Poangka-angkataka (saling menghargai)
Sejak pada era kesultanan, penghargaan (reward) terhadap
jasa orang yang telah memberikan dharma bhakti bagi masyarakat
II-62
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
dan bangsanya wajib diberikan sesuai dengan jasanya masing-
masing, seperti memenangkan sesuatu peperangan, menyerahkan
secara ikhlas harta benda untuk kepentingan umum,
mengimplementasikan ilmu dan keterampilan yang dimiliki untuk
kepentingan umum. Adapun bentuk yang penghargaan yang
diberikan antara lain adalah pemberian sebidang tanah, jabatan
dalam pemerintahan, maupun kedudukan sebagai tokoh
masyarakat. Berbagai penghargaan tersebut dimaksudkan setiap
masyarakat termotivasi dan rela berkorban untuk kepentingan
umum. Dalam perkembangan selanjutnya, nilai poangka-
angkataka dimaksudkan sebagai upaya untuk saling menghargai
sesama anggota masyarakat, saling menjaga kehormatan,
timbulnya rasa kebersamaan, dan tidak hanya terbatas pada
penghargaan atas jasa seseorang kepada bangsa dan negara.
4. Pomaa-maasiaka (saling sayang menyayangi)
Setelah ketiga nilai-nilai sebelumnya dapat
diimplementasikan oleh masyarakat, maka diharapkan timbulnya
sikap saling menyayangi yang merupakan salah satu nilai-nilai
luhur kemanusiaan. Adanya sikap saling menyayangi ini akan
diikuti oleh meningkatnya kreativitas, semangat, dan kemandirian,
serta timbulnya keikhlasan dan rasa syukur terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Berkenaan dengan upaya pencapaian visi dan misi
pembangunan, juga terdapat nilai-nilai yang masih dikenal oleh
masyarakat serta menjadi pedoman dalam mencapai tujuan
bersama, sebagaimana diungkapkan oleh Betoambari putra Ratu Wa
Kaa Kaa, Raja Pertama Kerajaan Buton,yaitu :
“Polipu itu simbou mpuu tahelaka saangu bangka, o anakhodla, osawi, tee moponincawina auncura aose saangu padloma
mamudhaakana akawa toi kawaa”
Artinya :“Bernegara itu diibaratkan berlayar dalam satu perahu, terdapat nakhoda, ada awak kapal, dan ada penumpang,
yang mengikuti satu pedoman (aturan dan rencana) agar tiba ditempat tujuan”
II-63
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Guna lebih memacu semangat berkarya masyarakat dan
bekerja keras dalam membangun keluarga, masyarakat dan negara,
maka Sultan Buton I, Murhum Qoimuddin memberikan nasehat yang
hingga kini masih tetap menjadi pedoman masyarakat, yaitu :
“Mangule Yindaaka Yumangule, padha yinda yumangule
yumanguleaka” Artinya :“Berpayah-payahlah kamu agar tidak menjadi
sengsara,tidak berpayah-payah akan menyengsarakanmu”
Selanjutnya lebih diperkuat oleh falsafah perjuangan masyarakat
yang telah dikenal sejak zaman kesultanan Buton dan tercantum
dalam kitab Martabat Tujuh yang berfungsi sebagai peraturan
perundangan pada masa itu, yaitu :
Yinda-yindamo arataa somanamo karo
( kepentingan badan/pribadi lebih utama daripada harta benda) Yinda-yinda karo somanamo lipu ( kepentingan umum lebih utama daripada kepentingan pribadi)
Yinda-yindamo lipu somanamo sara (kepentingan dan keutuhan negara lebih diutamakan daripada
kepentingan umum) Yinda-yindamo sara somanamo agama
( kepentingan agama lebih utama daripada kepentingan negara )
Dalam perkembangannya Kota Baubau, nilai-nilai budaya
lokal akan mengalami benturan terhadap pengaruh globalisasi yang
mengandung nilai-nilai universal. Hal ini perlu upaya untuk
mengadaptasikan nilai-nilai budaya lokal dengan perkembangan
masyarakat. Ada dua dimensi transformasi budaya masyarakat Kota
Baubau yang saling berkaitan. Dimensi Pertama, menyangkut hall
mengembalikan citra Masyarakat Kota Baubau sebagai Orang Buton
yang mulai kehilangan identitas. Hal ini menyangkut soal
penghayatan diri masing-masing sebagai satu bangsa. Dimensi
Kedua, menyangkut soal-soal praktis yang berkaitan dengan nilai-
nilai apa yang diperlukan agar mereka terdorong mereka mampu
berpartisipasi secara aktif dan bermanfaat.
Dalam kehidupan masyarakat Baubau, kelembagaan yang
memainkan peranan penting adalah aturan pemerintahan
II-64
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
(pemerintah Kota Baubau), sarana masigi (agama), dan peranan
keluarga.Terakhir dan tidak kurang pentingnya, adalah peranan
mancuanana lipu (orang yang dituakan) dan kelompok-kelompok
kerabat yang terintegrasi masih didengarkan nasehat-nasehatnya,
sehingga perilaku masyarakat Kota Baubau masih berpedoman
kepda nilai-nilai budaya masa kerajaan. Dalam kaitannya dengan
kondisi sosial budaya, pengembangan kota Baubau harus dikelola
sebaik mungkin demi menciptakan dan memelihara harmoni sosial,
pada saat yang sama, memelihara nilai-nilai lokal yang dipandang
bersifat kondusif terhadap kemampuan masyarakat merespon
kehidupan di sekitarnya.
Hubungan Nilai-nilai Budaya dengan Kinerja Masyarakat
Setiap wujud budaya itu memiliki nilai yang saling
berhubungan dan merupakan konsep tentang apa saja yang hidup di
dalam pikiran yang dianggap berharga dan penting, lalu
menciptakan sistem nilai budaya yang berfungsi sebagai pedoman
bagi arah dan orientasi kehidupannya. Budaya Buton mengenal
konsepsi nilai-nilai tentang karya manusia, yakni:
a. Karya manusia itu pada hakekatnya bertujuan untuk
memungkinkan terpeliharanya kelangsungan hidup yang layak
dan bahagia. Dalam falsafah Buton antara lain dikatakan:
“Yimalapeaka dadina manusia yitu yidunia siy, yinda sabutuna
takodalakea giu bei karaja yitu, maka tabeana to menturuiki, sopodona tabeana duka porikanopo tamataua kamuri-muriana.”
Falsafah tersebut menyiratkan bahwa karya manusia itu
dimana pun ia berada ditujukan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, memperbaiki kualitas hidupnya dan
memperoleh hasil atau manfaat bagi dirinya maupun
masyarakatnya. Selanjutnya pada kalimat; dalam bekerja
sebaiknya dibiasakan (menturuki) tak hanya sekedar diselesaikan
akan tetapi senantiasa porikanapo tamataua kamuri-muriana
atau memperkirakan hasil yang akan dicapai yang bisa dalam
bentuk sasaran yang hendak dicapai. Falsafah ini menyangkut
II-65
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
perihal perencanaan yang matang dan penilaian kinerja di
dalamnya.
b. Karya manusia itu pada hakekatnya untuk memberikan sesuatu
kedudukan yang penuh kehormatan dalam masyarakatnya.
Mengenai hal ini, dalam budaya masyarakat Buton mengenal
falsafah seperti:
“Dangia omia atopuji rouna-pewauna rampakana amatua
pekadudui, sina-sinai siyimpo moumbana, pewau joa, aromusaka
mia bari, apekaoge mia yipeluna, ma-anaiaka analakina, te mia
kidina lipu.”
Falsafah di atas menyiratkan bahwa karya/kinerja
seseorang di bidang apapun pekerjaannya dapat dikatakan baik
dan terpuji karena baik dalam menerapkan nilai-nilai
kepemimpinan (rampakana amatua pekadudui dan aromusaka
mia bari), sanggup membangkitkan kepercayaan meskipun
dengan orang baru dikenal, menggalang semangat kerja,
kesetiaan terhadap atasan dan bawahan sekaligus (ma-anaiaka
analakina, te mia kidina lipu). Nampak jelas ada beberapa unsur-
unsur kinerja yang tersirat antara lain: 1) kepemimpinan, 2) niat
baik atau inisiatif 3) semangat kerja, 4) kerja sama, dan 4)
loyalitas.
2.2.3.2. Seni, Budaya dan Olahraga
Seni, Budaya dan Olahraga sebagai salah satu sendi aktifitas
masyarakat di teraktualisasi melalui grup kesenian dan klub
olahraga yang oleh pemerintah difasilitasi melalui penyediaan
Gedung Kesenian, Gedung Olahraga, Balai Warga, Balai Serbaguna,
dan Gedung Serba Guna, yang rasio pelayanannya terhadap
penduduk diuraikan pada tabel 2.22 dan 2.23
II-66
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Dalam kaitannya dengan kondisi sosial budaya, pengembangan
kota Baubau harus dikelola sebaik mungkin demi menciptakan dan
memelihara harmoni sosial, pada saat yang sama, memelihara nilai-
nilai lokal yang dipandang bersifat kondusif terhadap kemampuan
masyarakat merespon kehidupan di sekitarnya. Berikut fasilitas
kebudayaan dan capaian pembangunan pemerintah Kota Baubau
dalam meningkatkan potensi budaya dan olahraga di Kota Baubau.
Tabel. 2.22 Persebaran Fasilitas Kebudayaan di Kota Baubau tahun 2015
No Kecamatan Balai Pertemuan Warga
1 Betoambari 6 2 Murhum & Batupoaro 17
3 Wolio 14
4 Kokalukuna 6 5 Sorawolio 3
6 Bungi 3
7 Lea-lea 3 Jumlah 52
Sumber; Dinas Budpar kota Baubau (2015)
Tabel. 2.23
Perkembangan Fasilitas Seni, Budaya dan Olahraga Tahun 2010-2014 Kota
Baubau
No Capaian Pembangunan 2010 2011 2012 2013 2014
1 Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk 0,22 0,36 0,35 0,32 0,31
2 Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk 0,07 0,07 0,07 0,06 0,06
3 Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk 0,73 1,22 1,19 1,18 1,18
4 Jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk 0,22 0,36 0,35 0,34 0,34
Sumber ; Baubau dalam Angka 2010- 2015 (diolah)
2.2.3.3. Potensi Kota Pusaka Baubau
Kota Baubau sebagai kota yang memiliki sejarah panjang yang
tumbuh dan berkembang sebagai pusat dari Kerajaan/Kesultanan
Wolio sejak berabad-abad yang lalu, merupakan kota yang sangat
kaya akan pusaka alam dan pusaka budaya. Dalam menyusun
rencana pembangunan ke depan, salah satu hal yang harus dicegah
adalah hilangnya karakter, catatan sejarah, dan collective
memorymasyarakat. Banyak kota/kabupaten tumbuh tanpa sadar,
tanpa kepribadian, sekedar mengikuti “kebetulan” tanpa sengaja,
mengabaikan alur sejarah yang telah dijalaninya. Globalisasi
mendorong banyak kota hanyut dalam keseragaman, sekedar
II-67
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
tumbuh seperti yang lain, tanpa identitas yang akrab dan melekat
pada masyarakatnya. padahal Kota/kabupaten seharusnya selalu
dekat ke hati masyarakatnya, dekat dalam rajutan collective memory
yang terekam dalam lapis-lapis sejarahnya.
Pusaka alam dan budaya selalu terancam oleh unsur atau
pengembangan yang membawa keuntungan ekonomi jangka pendek.
Pada masa dimana perhatian sangat difokuskan pada pembangunan
prasarana fisik dan pembangunan ekonomi, sisi pembangunan
manusia dan nilai-nilai budaya kurang berkembang. Kecenderungan
ini perlu segera diubah, dan dikembalikan kepada konsep
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang mencakup
keseimbangan dan keserasian pembangunan fisik, ekonomi, dan
sosial-budaya.
Kota Pusaka adalah kota yang memiliki kekentalan sejarah
yang bernilai dan memiliki pusaka alam, budaya baik ragawi dan
tak-ragawi serta rajutan berbagai pusaka tersebut secara utuh
sebagai aset pusaka dalam wilayah/kota atau bagian dari
wilayah/kota, yang hidup, berkembang, dan dikelola secara efektif.
Untuk kepentingan tersebutlah maka Kota Baubau termasuk salah
stau Kota di Indonesia yang berperan aktif dalam Program Penataan
dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) yang dikembangkan oleh
Kementerian Pekerjaan Umum, dalam upaya penataan dan
pelestarian kota pusaka Baubauyang berkarakter, berbasis pada
alam, sejarah, dan budaya masyarakatnya. Berikut ini diuraikan
pusaka yang ada di Kota Baubau, yang dibagi menjadi 3 kelompok,
yakni: Pusaka alam (Natural heritage), Pusaka Budaya dan Pusaka
Saujana.
II-68
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
A. Pusaka Alam (Natural Heritage)
Bentukan alam yang istimewa.Bentukan bentukan alami
tersebut mempunyai karakter yang khas, saling berhubungan dan
terus berkembang. Pusaka alam secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi kehidupan manusia, sehingga sudah
selayaknya apabila pelestarian alam terus dilakukan, yang termasuk
dalam Pusaka Alam di Kota Baubau, diantaranya:
1. Obyek Wisata Bahari Pantai Nirwana, Pantai Lakeba, Pantai
Lakorapu dan Pantai kokalukuna
2. Air Terjun Tirta Rimba dan Air terjun Samparona
3. Goa Lakasa dan Goa Moko
4. Hutan Tirta Rimba dan Persawahan Ngkaring-karing
5. Batu Puaro
Merupakan batu yang menjadi pertanda
hilangnya penyiar agama islam di Buton yang
bernama Syech Abdul Wahid di pesisir pantai
Buton Obyek Wisata ini terletak di Kawasan
II-69
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Kotamara, Kelurahan Wameo Kecamatan Murhum 2 Km dari
Pusat Kota Baubau.
6. Kawasan Benteng Keraton Buton
Kawasan Benteng Keraton Buton adalah
jenis kawasan Intra Muros yakni kota dalam
benteng, Kawasan tersebut saat ini merupakan
sebuah kelurahan yakni Melai yang dihuni
masyarakat asli suku Buton. Kawasan Benteng
Keraton Buton menyuguhkan pemandangan
(view) yang sangat menarik berupa
pemandangan alam (laut, matahari terbenam, gunung dan pulau)
serta pemandangan kota Baubau yang tampak dari atas.
B. Pusaka Budaya (Cultural Heritage)
A. Pusaka Budaya Ragawi
Pusaka Budaya Ragawi adalah semua pusaka yang berupa
benda buatan manusia bergerak dan tidak bergerak yang
berumur sekurang-urangnya 50 (lima puluh) Tahun serta
dianggap memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan
dan kebudayaan, terdiri atas:
1. Pusaka Budaya Ragawi bergerak, yang meliputi Naskah
Kuno, Foto-Foto peninggalan pada masa kerajaan dan
kesultanan dan potret Baubau di masa silam dan Pusaka
Artefak
2. Pusaka Budaya Ragawi tak bergerak, meliputi bangunan,
monumen, situs arkeologi, karya arsitektur dan lansekep
budaya, diantaranya:
II-70
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
3. Benteng Keraton Wolio yang pembangunannya diawali pada
masa pemerintahan Sultan Buton III La Sangaji (1591-
1598) memiliki ukuran keliling benteng mencapai 2.740
meter, tinggi 2-8 meter dan ketebalan dinding 1,5 - 2
meter. dengan luas 22 ha dan 12 pintu gerbang (lawa) serta
16 buah bastion (baluara). Kemudian pada Tahun 2009
ditetapkan sebagai benteng terluas di dunia.
Gambar 2.14 Peta Benteng Keraton Buton
Mesjid Agung Keraton Buton dan Tiang
Bendera/Kasulana Tombi yang didirikan Tahun 1712,
Jangkar/Samparaja dan Baruga/Galampa Syara, serta
Mesjid Quba Baadia yang didirikan Tahun 1826
Batu Popaua yang merupakan batu pelantikan
Raja/Sultan dan Batu Wolio (Yi Gandangi)
Simbol Naga dan Nenas
II-71
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Rumah Adat Buton; dibagi menurut fungsi dan status
pemakainya, meliputi: Malige (Istana Sultan), Kamali
(Rumah pribadi Sultan),Bhanua tada (rumah adat bagi
kalangan pejabat Kesultanan Buton maupun kalangan
rakyat)
Makam Raja/Sultan dan Makam-Makam kuno lainnya,
diantaranya: Makam Sultan Murhum, Makam Sangia
Lampenamo, Sangia La Kambau, dll
Pelabuhan Baubau (sekarang pelabuhan Murhum), yang
dipergunakan sejak abad XVI
Kawasan Sulaa, yang merupakan lokasi tempat
pendaratan Sipajonga salah satu dari Mia patamiana
yang merupakan 4 orang penduduk awal di Kerajaan
Buton
B. Pusaka Budaya Tak Ragawi
Merupakan suatu kekayaan masa lalu yang sifatnya abstrak,
mengandung nilai, manfaat dan makna yang sangat tinggi
serta berharga untuk kehidupan. Di Kota baubau dari aspek
budaya tak ragawi dapat kita menikmati tradisi-tradisi unik
peninggalan nenek moyang yang terus dilestarikan sampai
sekarang, meliputi:
1. Pusaka Upacara pesta adat / Ritual, diantaranya: Prosesi
Kakande-kandea, Prosesi Sesaji bagi laut Tuturangiana
Andala atau Pakandeana, Pesta Adat Mata’a, Posuo, Qunua,
Ritual Gorana Oputa, Haroa Maludu, Dole-Dole, Alanaa
Bulua
II-72
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
2. Pusaka Tarian, diantaranya: Tari Mangaru, Tari kalegoa,
Tari galangi, tari Linda, tari Mencei
3. Pusaka Seni Musik, diantaranya: Latotou, Gambusu,
Gandana maludu
4. Sastra Kabanti
5. Permainan Rakyat, meliputi : Pebudo, Pekaleko, Lengko-
Lengko, Pekasedesede, dan Pekatende
6. Cerita Rakyat, seperti cerita kehidupan nelayan Wandiu-diu
7. Kerajinan Rakyat, diantaranya: Pengrajin tenunan sarung
buton, Kuningan, Gerabah, Panamba, kerajinan Besi,
Penghias Pakaian Adat
8. Pusaka Kuliner, diantaranya: Lapa-lapa, Kasoami, Parende,
Kapusunosu, Kahuleo, Nasuopa, Onde-onde, cucur, Kalo-
Kalo, Baruasa, Tuli-Tuli, bagea dan palu
C. Pusaka Saujana
Pusaka saujana diartikan sebagai produk kreativitas manusia
dalam merubah bentang alam dalam waktu yang lama
sehingga didapatkan keseimbangan harmoni kehidupan antara
alam dan manusiaAda beberapa kawasan di Kota Baubau yang
dianggap termasuk Pusaka Saujana adalah:
II-73
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
1. Kawasan Palagimata, Palagimata dalam catatan sejarah adalah
sebuah lokasi Pemukiman pertama yang oleh masyarakat dikenal
dengan Lipu Morikana, lama terbengkalai sebagai semak belukar,
pada Tahun 2007 kawasan ini dikembangkan secara terpadu
menjadi kawasan pusat perkantoran, permukiman, dan wisata.
2. Kawasan Wantiro,Ruang Publik yang semula merupakan
perbukitan curam, dibangun secara bertahap pada Tahun 2008-
2015 menjadi salah satu kawasan wisata unggulan Kota Baubau.
3. Kawasan Pantai Kamali, diawal abad ke 20 merupakan pusat
aktifitas ekonomi dan pendidikan, kemudian berkembang
menjadi kawasan yang kumuh dan tak teratur, pada Tahun 2005
direvitalisasi dan direklamasi menjadi Ruang publik utama Kota
Baubau, di kawasan ini, monumen Naga berdiri Kokoh
menghadap arah laut menjadi salah satu daya tarik tersendiri
bagi masyarakat Bumi Semerbak Kota Baubau.
4. Kawasan Kotamara, ruang publik pusat aktifitas budaya dan
perekonomian, semula adalah daerah endapan sedimentasi yang
kumuh, pada Tahun 2010 direklamasi menjadi satu kawasan
terpadu yang multifungsi.
II-74
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM
2.3.1. Fokus Urusan Pemerintahan Wajib Berkaitan Pelayanan
Dasar
2.3.1.1 Urusan Wajib Pendidikan
Urusan wajib Berkaitan Pelayanan Dasar Bidang Pendidikan
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota
Baubau. Secara umum capaian pembangunan yang telah dihasilkan
adalah sebagai berikut :
- Peningkatan capaian indikator pada Pendidikan Wajib Belajar
Sembilan pada akhir Tahun 2013-2015, yaitu: Angka Partisipasi
Murni (APM) SMA, SMALB, dan SMK paket cpada tahun 2013
menjadi 75,32%, Tahun 2014 meningkat menjadi 77,74%, dan
pada Tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 75,17%; Angka
Partisipasi Kasar (APK) SD dan SMP masing-masing menjadi
115% dan 122%; Angka Putus Sekolah (APS) SMP pada tahun
2013 dan 2014 sebanyak 0,87% terjadi penurunan drastis pada
tahun 2015 menjadi 0,85%.
- Rasio anggaran pendidikan terhadap APBD Kota Baubau diatas
20% selama Tahun 2011 – 2015.
- Proporsi tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi minimun dan
sertifikasi makin meningkat melalui pelaksanaan pendidikan
formal serta sertifikasi guru-guru baik tingkat SD, SMP dan SMA
setiap tahunnya
Selanjutnya dibawah ini diuraikan capaian beberapa indikator
kinerja utama dalam penyelenggaraan urusan wajib pendidikan di Kota
Baubau pada Tahun 2011-2015.
a. Angka Partisipasi Sekolah
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni
(APM) pendidikan dasar sembilan Tahun adalah salah satu
indikator capaian dalam Tujuan Pembangunan Milemium atau
Millenium Development Goals (MDGs) yang menjadikan Program
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun menjadi salah program utama
II-75
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
yang terus digenjot pencapaiannya oleh pemerintah. Dalam
MDGs ditargetkan bahwa sampai dengan Tahun 2015 APK dan
APM Sekolah Dasar (SD) (Usia 7- 12 Tahun) dan Sekolah
Menengah pertama (SMP) (usia 13-15) telah mencapai 100%.
APM dan APK pendidikan dasar dan pendidikan lanjutan di
Kota Baubau sampai dengan Tahun 2011 terus menunjukkan
trend yang terus meningkat. Tabel 2.24 dan 2.26 menunjukkan
bahwa pada Tahun ajaran 2010/2011, APK dan APM jenjang
pendidikan SD/MI masing-masing mencapai 110,25% dan
93,03% atau meningkat dibandingkan dengan Tahun ajaran
2009/2010 yang hanya mencapai 101,83% dan 88,12%. Begitu
pula, APK dan APM untuk pada jenjang pendidikan SMP/MTs
dari 79,40% dan 72,08% Tahun 2009/2010 menjadi 122,40%
dan 82,80% Tahun 2010/2011 serta SMA/SMK/MA yang
meningkat dari 97,70% dan 69,73% pada Tahun ajaran
2009/2010 menjadi 137,41% dan 85,62% pada Tahun ajaran
2010/2011. Tren yang terus meningkat ini selain disebabkan
oleh meningkatnya kesadaran anak dan orang tua akan penting
pendidikan juga oleh karena dukungan ketersediaan sarana dan
prasarana pendidikan yang terus menjamin ketersediaannya baik
oleh pemerintah maupun swasta.
Tabel 2.24
Angka Partisipasi Murni (APM) Kota Baubau Tahun 2010-2015
Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015
APM SD/MI/Paket A 96,06 87,31 91,17 95,32 96,91 94,48
APM SMP/MTs/Paket
B 69,33 61,43 71,46 75,54 80,82
65,73
APM SM/MA/Paket C 60,88 71,54 58,12 69,53 72,98 68,87
Sumber : BPS(2015) Susenas 2010-2015
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemanfaatan atau
jangkauan pendidikan, maka digunakan indikator Angka Partisipasi
Murni (APM) yang memberi gambaran secara umum tentang
banyaknya anak sekolah umur tertentu yang sedang bersekolah,
Semakin tinggi APM suatu daerah, berarti semakin banyak pula
II-76
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
anak usia sekolah yang bersekolah pada tingkat pendidikan tertentu
di daerah tersebut. Angka Partisipasi Murni (APM) Kota Baubau
tahun 2015 usia 7-12 tahun sebesar 94,48 persen, usia 13-15 tahun
sebesar 65,73 persen dan usia 16-18 tahun sebesar 68,87 persen.
Uraian lebih rinci mengenai distribusi capaian APM menurut
kecamatan jika ditinjau terhadap jumlah siswa berdasarkan gender
di Kota Baubau secara rinci diuraikan pada bel 2.24.
Angka partisipasi anak usia sekolah setiap tahunnya
mengalami perkembangan yang telah melampaui target
pembangunan selama lima tahun, khususnya angka partisipasi
kasar. Hal ini disebabkan karena tingginya kesadaran masyarakat
akan pentingnya pendidikan anak, serta tingginya minat siswa dari
daerah lain di sekitar Kota Baubau untuk melanjutkan sekolah di
Kota Baubau.
Tabel 2.25 Angka Partisipasi Murni Menurut Kecamatan Kota Baubau Tahun 2014
No
.
KECAMATA
N
SD/MI/Paket A SMP/MTs/Paket B SMA/MA/SMK/Pake
t C
Jumlah
siswa usia
7-12 Tahun APM
Jumlah
siswa usia
13-15 Tahun APM
Jumlah
siswa usia
16-18 Tahun APM
L P L P L P
1 Wolio 2,456 2,404 116.4 615 526 66.41 762 752 74.99
2 Betoambar
i 775 699 66.7 29 49 8.298 389 370 60.29
3 Sorawolio 546 498 86.71 155 174 64.13 184 207 98.49
4 Kokalukun
a 1,149 995 87.58 185 210 36.14 93 26 11.25
5 Bungi 500 443 85.11 378 421 144.2 56 86 29.58
6 Murhum 931 873 79.75 1,267 1,330 210.5 1,315 1,674 199.1
7 Lea-Lea 508 462 89.57 54 64 25.71 264 339 161.2
8 Batupoaro 1,283 1,149 84.74 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 8,14
8
7,52
3
90.2
6
2,68
3
2,77
4
70.0
0
3,06
3
3,45
4
75.3
2
Sumber : Profil Pendidikan Kota Kota Baubau 2014
Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkkan partisipasi
penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan
jenjang pendidikannya. Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan
persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu
II-77
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk
usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. APK
digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan
pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas
kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan.
Tabel 2.26 Angka Partisipasi Kasar (APK) Kota Baubau Tahun 2010-2014
Indikator 2010 2011 2012 2013 2014
APK SD/MI/Paket A 117.55 102.41 106.60 105.59 112.95
APK SMP/MTs/Paket B 79.67 86.48 95.47 82.38 89.89
APK SM/MA/Paket C 98.66 90.74 75.32 90.67 90,99
Sumber: BP (2015), SUSSENAS 2010-2014 (diolah)
Perkembangan capaian Angka Partisipasi Kasar di Kota
Baubau terus meningkat dari tahun ke tahun. APK pada jenjang
pendidikan SD/MI/Paket A dari tahun 2010-2014 telah melampaui
angka 100 persen, namun pada jenjang pendidikan SMP/MI/Paket B
dari tahun ke tahun sejak tahun 2010-2014 relatif rendah
dibandingkn dua jenjang pendidikan lainnya. belum mencapai angka
100 persen, demikian pula pada jenjang pendidikan menengah yaitu
SMA/SMK/MA/Paket C pada tahun 2014 baru mencapai 91,09
persen, masih jauh dari angka 100 persen.
b. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah
Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat
pendidikan dasar per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan
dasar. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk
menampung semua penduduk usia pendidikan dasar.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan Bidang Pendidikan
sangat ditentukan oleh ketersediaan Sarana pendidikan pada
setiap pendidikan. Gambaran ketersediaan sarana pendidikan di
Kota Baubau Tahun 2013 tercatat Sekolah Dasar (SD) berjumlah
66 SD, yang tersebar di seluruh Kecamatan di Kota Baubau,
kecamatan Wolio adalah Keccamatan yang memiliki jumlah
II-78
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
sekolah dasar terbanyak dengan jumlah 16 SD, dan murid
sebanyak 7293 murid dan ratio 455.
Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
pada Tahun 2013 di Kota Baubau berjumlah 21 SMP, dengan
jumlah murid sebanyak 8084 murid dan ratio murid terhadap
sekolah sebesar 379. Jumlah Sekolah Menengah Pertama Paling
banyak terdapat diKecamatan Murhum dengan jumlah 6 SMP,
dan murid sebanyak 3391 dan rasio murid/sekolah sebesar 565.
Tabel 2.27
Persebaran Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2015
Menurut Kecamatan di Kota Baubau
Kecamatan SD SMP
Sekolah Murid Rasio Sekolah Murid Rasio
Betoambari 8 2.300 288 2 293 147
Murhum 8 1.940 243 6 3.444 574
Batupoaro 11 3.195 290 - - -
Wolio 13 5.772 444 5 2.237 447
kokalukuna 10 2.625 263 2 713 357
Sorawolio 5 1.283 257 2 505 253
Bungi 5 1.036 207 4 760 190
Lea-lea 7 1.019 146 2 338 169
Jumlah 67 19.170 286 21 8048 383
Sumber; Dinas pendidikan Kota Baubau ; BPS Kota Baubau 2015 (diolah)
Perkembangan sekolah di Kota Baubau seiring dengan dengan
perkembangan murid pada setiap jenjang pendidikan, hingga tahun
2015 pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) untuk setiap
sekolah menampung 286 murid, dan pada jenjang pendidikan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) menampung 383, dan pada
jenjang Sekolah Menengah Atas rasio Sekolah terhadap murid
adalah 383.
Tabel 2.28
Perkembangan Sekolah dan Murid Tahun 2009 s.d 2015
Kota Baubau
Jenjang
Pendidikan Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SD/MI
Jumlah Sekolah 75 76 79 79 79 77
Jumlah Murid 19737 20296 20.373 20.411 21.180 20.486
Rasio 263 267 257 293 268 266
SMP/MTs
Jumlah Sekolah 29 30 31 31 31 30
Jumlah Murid 7945 8042 8.605 9.074 9.418 9.291
Rasio 273 268 277 379 304 310
II-79
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
SMA/MA
Jumlah Sekolah 23 23 23 23 24 19
Jumlah Murid 10.313 9.693 9.941 9.701 9.911 9.249
Rasio 448 421 432 421 413 487
Sumber; Dinas pendidikan Kota Baubau ; BPS Kota Baubau 2015 (diolah)
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan Bidang Pendidikan
sangat ditentukan oleh ketersediaan Sarana pendidikan pada
setiap pendidikan. Gambaran ketersediaan sarana pendidikan
dan Peserta Didik di Kota Baubau dapat dilihat pada tabel 2.27
dan Tabel 2.2.
c. Rasio Murid-Guru
Rasio Murid-Guru (RMG) merupakan perbandingan jumlah
murid dengan jumlah guru pada suatu jenjang pendidikan
tertentu. RMG menggambarkan rata-rata banyaknya murid yang
diajar oleh seorang guru. Semakin sedikit murid ditangani oleh
seorang guru, maka semakin baik pula proses belajar-mengajar.
Guru akan mudah memantau aktivitas murid dan mudah
mengukur prestasi belajar setiap siswa. Patokan umum yang
digunakan adalah seorang guru idealnya hanya mengajari 20
orang murid.
Tabel 2.29
Perkembangan Guru dan Murid Kota Baubau Tahun 2010 – 2014 Jenjang
Pendidikan Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SD
Jumlah
Guru 1.373 1.413 1.296 1.153 1.306 1.250
Jumlah
Murid 19.737 20.296 20.373 19.401 21.180 20.486
Rasio 14 14 16 17 16 16
SMP
Jumlah
Guru 932 971 968 1.492 955 958
Jumlah
Murid 7.945 8.042 8.605 7.978 9.418 9.738
Rasio 9 8 9 8 10 10
SMA/MA
Jumlah
Guru 924 1.026 936 1.058 988 777
Jumlah
Murid 10.313 9.693 9.941 9.701 9.911 9.249
Rasio 11 9 11 9 10 12
Sumber; Dinas pendidikan Kota Baubau; Baubau Dalam Angka 2014-2015 (diolah)
II-80
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Pada setiap jenjang pendidikan jumlah perempuan lebih
mendominasi dibandingkan dengan laki-laki dengan perbedaan yang
sangat signifikan terlihat pada tingkat akademi dimana perempuan
mencapai 15,221 jiwa sedangkan laki-laki hanya mencapai 1,046 jiwa,
namun pada jenjang pendidikan strata II hal ini berbanding terbalik
dimana jumlah laki-laki lebih tinggi di bandingkan jumlah perempuan
dimana laki-laki mencapai 510 jiwa sedangakan perempaun hanya
berjumlah 130 jiwa
Tabel 2.30 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Tahun
2013
No Jenjang Pendidikan Laki-laki
(Jiwa)
Perempuan
(Jiwa)
Total
(Jiwa)
1 Tamat SD/Sederajat 11.568 12.732 24.300
2 SLTP/Sederajat 10.954 11.854 22.808
3 SLTA/Sederajat 27.265 23.999 51.264
4 Diploma I/II 604 1.407 2.011
5 Akademi/Diploma III/Sarjana Muda 1.046 15.221 16.267
6 Diploma IV/Strata I 5.618 4.897 10.515
7 Strata II 518 130 648
8 Strata III 26 10 36
Jumlah 57.599 70.250 127.849
Sumber; Dinas Pencatatan Sipil Kota Baubau (2013):Diolah
2.3.1.2 Urusan WajibKesehatan
Aksesisibilitas masyarakat terhadap kesehatan yang lebih
berkualitas merupakan salah satu pilar penting dalam meningkatkan
kualitas manusia sebagai pelaku sekaligus objek pembangunan.
Pemenuhan kebutuhan dasar akan kesehatan yang layak
diwujudkan dalam peningkatan akses masyarakat terhadap
kesehatan itu sendiri pemerataan pembangunan sarana dan
prasarana kesehatan agar mudah dijangkau oleh masyarakat. Selain
itu ditunjang dengan pelayanan kesehatan secara optimal dan
berkualitas terhadap masyarakat terutama masyarakat miskin, serta
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan.Urusan
Pemerintahan wajib Berkaitan Pelayanan Dasar Bidang Kesehatan
II-81
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Kota Baubau.
Fasilitas Layanan Kesehatan
Keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan sampai daerah
terpencil, sehingga mudah dijangkau oleh seluruh masyarakat
termasuk yang tidak mampu tentunya sangat diperlukan dalam
upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Dengan
semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas, seiring dengan dinamika
dan perkembangan masyarakat Kota Baubau, maka sejak Tahun
2003 Pemerintah Kota Baubau secara bertahap telah memulai
pembangunan RSUD Type B dengan luas areal ± 4 Ha. Rumah
sakit ini dikembangkan sebagai RSU Pusat Rujukan di Sultra
Kepulauan (Kota Baubau, Kabupaten Buton, Bombana,
Wakatobi, Buton Utara dan Kabupaten Muna).
Sarana kesehatan mutlak diperlukan dalam pelayanan bidang
kesehatan agar dapat berjalan dengan baik. Kesehatan merupakan
salah satu aspek pembangunan yang sangat vital. Maka dari itu
pemerintah juga mentargetkan pembangunan kesehatan untuk
masyarakat yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemajuan dan kemampuan hidup sehat, agar derajat kesehatan
optimal, dan tidak mudah terkena penyakit sehingga usia harapan
hidup dapat panjang. Amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun1992
tentang Kesehatan dan UUD 1945 pasal 28 huruf H ayat (1)
dijelaskan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan medapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Sehubungan dengan hal tersebut Pemerintah Kota Baubau
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Agar
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat berfungsi secara
maksimal, pemerintah menyediakan sarana kesehatan mulai
posyandu, puskesmas, sampai rumah sakit. Hal ini untuk
II-82
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
memberikan fasilitas kepada masyarakat yang membutuhkan
layanan kesehatan. Jumlah sarana kesehatan dijelaskan dalam tabel
berikut:
Tabel 2.31
Jumlah Sarana Kesehatan Kota Baubau Tahun 2010 – 2015
Sarana Kesehatan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Rumah Sakit 2 3 3 4 4 4
Puskesmas non
Perawatan 11 13 17 17 17 17
Puskesmas Pembantu 11 11 12 12 12 12
Puskesmas Perawatan 3 3 3 3 3 4
Puskesmas Keliling 11 10 12 14 16 16
Toko Obat 15 15 12 10 11 11
Apotik 25 27 27 27 27 27
Posyandu 131 134 140 146 146 146
Polindes 16 16 16 16 16 16
Sumber: BPS, Baubau dalam Angka tahun 2012-2016: Diolah
Tenaga Kesehatan
Output dari upaya penyediaan sarana dan tenaga kesehatan
adalah terselenggaranya upaya pelayanan kesehatan yang baik yang
bermuara pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari
Angka Kematian Ibu, Angka kematian Bayi dan Balita, Angka Gizi
Buruk, Angka Pengendalian Penyakit menular, Pertolongan
Persalinan, dan Umur Harapan Hidup.
Upaya memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan baik dari segi
kualitas maupun kuantitas juga menjadi bagian penting dalam rangka
mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Peningkatan SDM
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan daerah setiap
tahunnya. Perkembangan tenaga kesehatan di Puskesmas dan
jaringannya. Pada tahun 2014 tenaga kesehatan Kota Baubau terdapat
25 orang dokter spesialis dengan ratio 5.82 dari jumlah masyarakat, 15
orang dokter gigi, 35 orang dokter umum, 21 orang apoteker, 26 orang
sarjana kesehatan masyarakat, 26 sarjana keperawatan, 267 orang
perawat, 8 orang anastesi. 28 orang analisis lab, dan 700 orang kader
posyandu.
II-83
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Tabel 2.32
Jumlah Tenaga Kesehatan Tahun 2010-2014
Tenaga Kesehatan 2010 2011 2012 2013 2014
Dokter Spesialis 11 12 12
Dokter Gigi 13 12 12 15 16
Dokter Umum 27 21 24 22 21
Apoteker 12 13 22 24 16
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
47 62 68 68 67
Sarjana Keperawatan
(SKP) 12 15 21 21 13
Perawat (DIII+SPK) 249 251 261 267 262
Anastesi 3 3 3 3 1
Analisis Lab. Kesehatan
16 15 15 15 13
Sumber : Sakernas BPS Kota Baubau 2014, BPS (2015) : (diolah)
Menunjukkan perbandingan atau rasio setiap tenaga
kesehatan per 100.000 penduduk. Berdasarkan gambar tersebut,
terlihat sebaran tenaga kesehatan makin menunjukkan peningkatan
rasio ketenagaan sesuai standar Indonesia sehat, kondisi sampai
dengan tahun 2014, untuk tenaga-tenaga strategis telah memenuhi
standar seperti dokter spesialis, sarjana kesehatan masyarakat,
apoteker, dan perawat. Hal ini sekaligus semakin memperkuat
eksistensi Kota Baubau sebagai pusat rujukan di wilayah Sulawesi
Tenggara
Tabel 2.33 Rasio Tenaga Kesehatan per 100 Ribu Penduduk di Kota Baubau
Tahun 2010-2014
Tenaga Kesehatan Rasio Tenaga Kesehatan
Standar 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Dokter Spesialis 4.58 5.11 4.99 6.28 6,49 7,92 6
Dokter Gigi 6.88 6.57 9.99 10.46 6,87 10,56 11
Dokter Umum 16.05 10.95 25.69 26.51 16,50 13,86 40
Apoteker 3.82 8.03 9.28 10.46 7,56 10,56 10
SKM 25.22 36.50 44.24 57.20 41,93 44,23 40
Sarjana Keperawatan 5.35 2.19 10.70 11.16 - 8,58 117,5
Perawat (D-III+SPK) 177.2
9
230.6
7
191.2
4
193.91 140,6
2
172,95
Bidan (D-I,D-III,D-IV) - - 74.92 87.19 164,3
4
165,12 100
Anastesi 2.29 - - 0.70 - 0,66 2
Analisis Lab/Kesehatan 9.17 8.03 7.85 9.07 - 8,58 5
Sumber: Dinas Kesehatan tahun (2015), diolah
II-84
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Selain menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
kuratif dan rehabilitatif di BLUD Kota Baubau, Pemerintah Kota
Baubau juga menyelenggarakan upaya kesehatan yang sifatnya
promotif dan preventif di Puskesmas dan jaringannya. Beberapa
capaian pembangunan yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut :
- Ketersediaan obat esensial dan penggunaan obat generik
meningkat masing-masing menjadi 98% dan 94,4 % pada Tahun
2011, hingga akhir Tahun 2014 ditargetkan mencapai 99% dab
97%.
- Prosentase rumah tangga sehat meningkat hingga 45%.
- Cakupan pengawasan terhadap obat dan makanan yang
berbahaya bagi kesehatan mencapai 92%.
- Cakupan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar
pelayanan minimum meningkat menjadi 97%.
- Persentase rumah tinggal bersanitasi, rumah layak huni dan
permukiman layak huni meningkat masing-masing menjadi 80%,
80% dan 79,7%. %.
- Prosentase penyembuhan akibat penyakit menular dan kejadian
luar biasa yang ditangani kurang dari 24 jam mencapai 100%.
- Jumlah puskesmas/pustu dan jaringannya yang representatif
dalam memberikan pelayanan kesehatan mencapai 95%.
- Persentase pemenuhan sarana dan prasarana BLUD mencapai
90%.
Status derajat kesehatan masyarakat yang baik menyebabkan
makin bertambahnya Usia Harapan Hidup (UHH). Angka UHH Kota
Baubau meningkat dari 69,60 Tahun pada Tahun 2007 menjadi
70,09 Tahun pda Tahun 2010 Demikian halnya dengan cakupan
jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), Sementara itu, jumlah,
kualitas, dan penyebaran sumberdaya manusia kesehatan telah
ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan.
Upaya untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, mutu,
penggunaan serta pengawasan obat dan makanan juga telah
II-85
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
dilaksanakan. Juga aspek pembiayaan kesehatan menjadi sangat
penting melalui berbagai sumber pembiayaan.
Tabel 2.34 Perkembangan Pencapaian SPM Kesehatan di Kota Baubau
No Jenis SPM
Target
Nasional
2015 (%)
Capaian
2012
Tahun 2013
Pembilang Penyebut Capaian
A Pelayanan Dasar Kesehatan
1 Cakupan Kunjungan
Ibu Hamil (K4) 95 72,11 3,097 3,802 81.46
2 Cakupn Komplikasi Kebidanan Yang
Ditangani
80 38,6 398 760 52.34
3
Cakupan Pertolongan
Persalinan Oleh Bidan
Atau tenaga Kesehatan Yang Memliki
Kopetensi Kebidanan
90 94,74 2,84 2,955 96,11
4 Cakupan Pelayanan
Nifas
5
Cakupan Neonatus
dengan Komplikasi
Yang Ditangani
80 11,1 75 510 14,71
6 Caakupan Kunjungan Bayi
90 91,39 3,576 3,91
7 Cakupan desa/ Kelurahan UCI
100 83,72 29 43 67,44
8 Cakupan Pelayanan Anak Balita
100 58,03 8,443 13,153 64,19
9
Ckupan Pemberian
Makanan Pendamping
ASI pada Usia 6-24
Bulan Keluarga Miskin
100 54,2 4,478 5,012 89,35
10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat
Perawatan
100 100 11 11 100
11
Cakupan Penjaringan
Kesehatan Siswa SD
dan Setingkatnya
100 67,62 2,987 3,448 86,63
12 Cakupan Peserta KB
Aktif 70 62,88 15,927 4,725 64,42
13 Cakupan Penemuan dan Penanganan
Penderita Penyakit
a. AccuteFlacid
Paralysis (AFP) Rate Per
100.000 orang Penduduk < 15 Tahun
>2/100.0
00 2,17 0 0 0
b. Pneumonia Balita 100 100 74 1,364 5,43
c. Pasien Baru TB BTA (+)
70 84,62 240 264 90,91
d. DBD Yang ditangani 100 100 111 111 100
e. Cakupan Pelayanan
Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin
100 100 1,804 2,901 62,19
II-86
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
No Jenis SPM
Target
Nasional 2015 (%)
Capaian
2012
Tahun 2013
Pembilang Penyebut Capaian
14 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar
Massyarakat Miskin
100 84 53,282 50,488 105,53
B Pelayanan Kesehatan Rujukan
15
Cakupan Pelayanan
Rujukan Pasien
Masyarakat Miskin
100 2,12 1,168 50,488 2,31
16
Cakupan Pelayanan
Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan
Sarana Kesehatan (RS)
Kabupaten Kota
100 21,74 0
C Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
17 Cakupan Desa Siaga
Aktif 80 100 43 43 100
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Baubau, 2013
2.3.1.3 Urusan Wajib Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Urusan Pemerintahan Wajib Berkaitan Pelayanan Dasar
dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan umum dan penataan ruang Kota
Baubau. Capaian pembangunan yang telah dihasilkan adalah
sebagai berikut :
- Proporsi panjang jalan Kota yang berkondisi baik meningkat
menjadi 95%, serta meningkatnya panjang jalan kota yang
terbangun menjadi 249,83 km meter yang terdiri atas 14.648
meter Jalan Hotmix; 66.937 meter Jalan Lasbutag dan 33.886
meter pembukaan jalan baru.
- Panjang drainase/ gorong-gorong yang terbangun sepanjang 3.551
Meter. Sedangkan turap/ talud/bronjong yang terbangun
sepanjang 7.605 Meter.
- Peningkatan pembangunan saluran irigasi sepanjang 10.511 Meter
yang mampu melayani areal persawaan/pengairan lainnya seluas
1.594 Ha.
- Proporsi jumlah masyarakat yang terlayani air bersih meningkat
menjadi 85%.
- Proporsi pemanfaatan ruang kota yang sesuai peruntukkannya
meningkat menjadi 75% dan proporsi bangunan permanen yang
memiliki IMB meningkat menjadi 70%..
- Tersedianya 1 regulasi tentang penataan ruang (perda RTRW).
II-87
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
- Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah sebesar 25%
dan taman Kota dan RTH yang tertata dengan baik sebanyak 30
lokasi.
Tabel 2.35 Perkembangan Kondisi Jalan Kota Baubau Tahun 2009 – 2013
Indikator 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Jenis Permukaan
Aspal 192,87 195,29 199,84 218,55 195,29 228,84
Kerikil 74,73 23,66 47,84 49,99 38,89 24,99
Tanah
Kondisi
Jalan
Baik 217,79 170,22 211,66 227,22 228,8 228,85
Sedang 26,48 26,68 19,25 13,88 22,48 15,30 Rusak 13,44 11,59 12,22 12,25 11,49 5,68
Sumber: Dinas PU, BPS 2014 (diolah)
Panjang jalan Kota Baubau pada tahun 2014 secara keseluruhan
adalah 249,83 km, yang terdiri dari jalan beraspal sepanjang 228,84
km atau 91,60 persen, kerikil 24,99 km atau 10,40 persen. Bila dilihat
kondisinya jalan yang dalam kondisi baik sepanjang 228,85 km,
kondisi sedang 15,30 km, dan kondisi rusak sepanjang 5,68 km.
Rasio kondisi fisik saluran irigasi ini memberikan gambaran
ketersediaan saluran irigasi untuk kebutuhan pertanian. Data ini
diperoleh dari dinas terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum yang
menangani Pengairan di Kota Baubau. Berikut perkembangan
pembangunan jaringan irigasi dari tahun 2008 – 2013 di kota
Baubau, yang berasal dari dana APBD maupun DAK.
2.3.1.4 Urusan Wajib Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
Urusan Pemerintahan Wajib Berkaitan Pelayanan Dasar Perumahan
Rakyat dan Kawasan Pemukiman dilaksanakan oleh Dinas Perumahan
Rakyat Dan Kawasan Permukiman. Capaian pembangunan yang telah
dihasilkan pada Tahun 2013-2015 adalah sebagai berikut :
- Terbangunnya rumah susun sewa sederhana sebanyak 4 blok,
asrama mahasiswa 2 blok dan jumlah pembangunan perumahan
rakyat oleh pengembang (developer) di 7 lokasi.
- Rumah tidak layak huni yang diperbaiki sebanyak 190 rumah; jalan
lingkungan perumahan yang terbangun sepanjang 5990 Meter;
Lampu penerangan jalan umum yang terpasang sebanyak 1700 Titik.
II-88
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
- Tersedianya kendaraan pemadam kebakaran yang berfungsi dengan
baik sebanyak 5 unit; hidran air yang berfungsi dengan baik
sebanyak 6 unit.
- Tersedianya areal permakaman yang dikelola pemerintah daerah
seluas 5,8 Ha; dan jumlah kendaraan jenazah sebanyak 2 unit.
- Meningkatnya ketersedian dokumen penataan ruang,
Tabel 2.36 Indikator Kinerja Urusan Perumahan Rakyat
Indikator Capaian 2014
Persentase Jumlah Kebutuhan Tempat Tinggal Yang Terpenuhi
68%
Persentase Luas pemukiman Tertata 65%
Lokasi kawasan Kumuh Yang Tertata 5
Persentase Rumah Tangga bersanitasi 81%
Persentase Rumah Layak huni 75,22%
Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih 85%
Jumlah Rumah Tangga Pengguna Listrik 85%
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Baubau (2015), Diolah
2.3.1.5 Urusan Wajib Berkaitan Ketenteraman dan Ketertiban
Umum Serta Perlindungan Masyarakat
Urusan Pemerintahan Wajib Berkaitan Pelayanan Dasar
dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja dan instansi
pemadam kebakaran. Capaian pembangunan yang telah dihasilkan
adalah sebagai berikut :
- 75% penertiban pelanggaran Perda diselesaikan secara persuasif;
- Jumlah kelurahan yang menyelenggarakan siskamling sebanyak
43 Kelurahan;
- Terbinanya organisasi masyarakat yang berkembang di
masyarakat
II-89
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
2.3.1.6 Urusan Wajib Sosial
Arah kebijakan pembangunan pada urusan Sosial diarahkan pada
meningkatkan kualitas hidup para penyandang masalah kesejahteraan
sosial (PMKS) agar dapat hidup layak dan mandiri, sedangkan tujuan
yang ingin dicapai adalah meningkatnya kualitas pelayanan sosial
kepada para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Untuk
mencapai tujuan tersebut maka pada tahun 2014.
Pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan bagi
penyandang masalah kesejahteraan sosial yang mencakup pada
program bidang pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan adalah
pemberdayaan fakir miskin, dan pemberdayaan peran keluarga.
Indikator keberhasilan penanganannya adalah jumlah PMKS yang
terbantu dan diberdayakan serta memperoleh bantuan pemberdayaan
penanggulangan kemiskinan melalui KUBE Pedesaan dan KUBE
Perkotaan.
Urusan Pemerintahan Wajib Berkaitan Pelayanan Dasar Sosial
dilaksanakan oleh Dinas Sosial.Capaian pembangunan yang telah
dihasilkan sampai dengan akhir Tahun 2011 adalah sebagai berikut
:
Jumlah Fakir Miskin, KAT dan PMKS yang disertakan dalam usaha
ekonomi produktif (UEP) dan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) serta
kelompok usaha bersama (KUBE) sebanyak 3.734 orang.
Terbina dan tersantuninya penyandang masalah kesejahteraan sosial
(PMKS) sebanyak 6.147 orang.
Jumlah Panti Asuhan/ Jompo swasta dalam menangani PMKS
sebanyak 9 panti.
Tabel 2.37
Indikator Kinerja Urusan Sosial
Indikator Capaian 2014
Jumlah PMKS Yang Memperoleh Bantuan Sosial:
60%
Cakupan Pelayanan Panti Sosial Skala Kota 0%
Sumber: Dinas Sosial Kota Baubau (2015), Diolah
II-90
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Tabel 2.38
Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan Tahun 2010-2014
Kecamatan
Tempat Peribadatan
Mesjid Mushola Gereja
Katholik
Gereja
Protestan
Pura/
Vihara
Betoambari 14 5
Murhum 15 9
Batupoaro 11 6
Wolio 25 10 1 2 1
Kokalukuna 16 2
Sorawolio 10 2 1
Bungi 7 1 3 9
Lea-Lea 12 1
Jumlah 110 36 1 6 10
Sumber : Kemenag Kota Baubau, 2015
Tabel 2.39
Rekapitulasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Tahun 2014
Wilayah
Wanita Rawan
Sosial
Ekonomi
Kemiskinan Rumah
Tidak
Layak
Huni
KBSP
Kat
Pendudu
k Miskin KFM Lokasi KK
Baubau 3.577 4.876 - 1.134 - - -
Sulawesi
Tenggara 15.918 48.268
170.68
2 104.693 3.896 6
3.75
0
Sumber: DinasSosial Prov. Sultra, Tahun 2015
Pelayanan dan rehabilitasi sosial mengupayakan
pembangunan kesejahteraan sosial dengan melakukan rehabilitasi
dan penanganan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan bagi penyandang
masalah kesejahteraan sosial yang memberikan bantuan rehabilitasi
dan pemberian bantuan bagi kelompok-kelompok usaha ekonomis
produktif sehingga dengan segala keterbatasan yang ada dapat
menjadi manusia mandiri dan tidak lagi tergantung dengan
masyarakat lain.
II-91
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Tabel 2.40
Rekapitulasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tahun 2013 Jenis PMKS Baubau Sulawesi Tenggara
Korban Napza 275 494
Eks Napi 234 1.546
Gelandangan - 258
Pengemis - 68
Tuna Sosial - 622
Penyandang Cacat 643 12.991
Lansia Terlantar 530 61.818
Anak Jalanan 76 298
Anak Nakal - 2.619
Anak Terlantar 345 71.390
Anak Balita Terlantar 476 1.360
Jumlah 2.579 153.464
Sumber: Dinas Sosial Prov. Sultra, Tahun 2014
Perlindungan dan jaminan sosial adalah upaya penanganan
penyandang masalah kesejahteraan sosial dengan memberikan
perlindungan dan jaminan sosial bagi para korban bencana, pekerja
migran, serta pemberian jaminan sosial berupa asuransi
kesejahteraan sosial bagi keluarga sasaran. Untuk program
perlindungan dan jaminan sosial mencakup penanganan
perlindungan dan pemberian jaminan sosial bagi penyandang
masalah kesejahteraan sosial khususnya korban bencana alam,
bencana sosial,pekerja migran, dan keluarga rentan.
Tabel 2.41
Rekapitulasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Bidang Perlindungan dan
Jaminan Sosial Tahun 2013
Wilayah
Korban
Bencana
Alam
Korban
Bencana
Sosial
Pekerja
Migran
Terlantar
Keluarga
Rentan
Baubau 243 - 276 -
Sulawesi Tenggara 2.455 4.027 506 2.217
Sumber: Dinas Sosial Prov. Sultra, Tahun 2014
Potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS) dapat mendukung
pencapaian program pembangunan kesejahteraan sosial dan peran
masyarakat dalam segala aspek kehidupan masayarakat sendiri
menjadi sangat penting. Pemberian peran kepada lembaga
masyarakat atau pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial
II-92
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
(PSKS) sangat penting guna mempercepat laju pembangunan
kesejahteraan sosial.
Tabel 2.42
Rekapitulasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial di Wilayah Tahun 2014
Wilayah
Pekerja
Sosial
Masyarakat
ORSOS Karang
Taruna KKDU WKSBM TAGANA
Baubau 97 6 40 - - 38
Sulawesi Tenggara 833 118 827 58 26 584
Sumber : Dinas Sosial Prov. Sultra, Tahun 2015
2.4.1. Fokus Tidak Berkaitan Pelayanan dasar
2.4.1.1. Urusan Wajib Kepemudaan dan Olahraga
Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berkaitan Pelayanan Dasar
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga. Capaian
pembangunan yang telah dihasilkan sampai dengan Tahun 2015
adalah sebagai berikut:
- Jumlah organisasi kepemudaan yang ada sebanyak 22
organisasi;
- Jumlah pemuda yang mendapat pelatihan penanggulangan
bahaya narkoba sebanyak 275 orang;
- Jumlah organisasi cabang olah raga sebanyak 13 organisasi
2.4.1.2. Urusan Wajib Tenaga Kerja
Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berkaitan Pelayanan Dasar
dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja. Capaian pembangunan yang
telah dihasilkan adalah sebagai berikut:
- Angka partisipasi angkatan kerja meningkat dari 64,5% di Tahun
2009 menjadi 67,72% pada Tahun 2011, dimana jumlah pencari
kerja yang terserap pada lapangan kerja sampai dengan Tahun
2011 sebanyak 7713 orang.
- Jumlah asosiasi pekerja yang dibentuk tercatat sebanyak 1
asosiasi di Tahun 2009 dan saat ini meningkat menjadi 15
asosiasi.
II-93
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
2.4.1.3. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan anak
Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berkaitan Pelayanan Dasar
dilaksanakan olehDinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak. Capaian pembangunan yang telah dihasilkan
adalah:
- Kesetaraan peran perempuan dalam pembangunan
menunjukkan peningkatan, yang ditandai dengan meningkatnya
proporsi perempuan yang bekerja dalam lembaga pemerintahan
menjadi 15,74%, dan proporsi partisipasi perempuan dilembaga
swasta menjadi 40%.
- Masalah eksploitasi anak yang berkerja di bawah umur
menunjukkan nilai yang relatif rendah yaitu sebanyak 7%. Tetapi
menunjukkan peningkatan 2% dibandingkan Tahun 2009 yang
hanya sebanyak 5%. Selain itu dalam upaya penyelesaian kasus-
kasus tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak masih
rendah yaitu hanya sekitar 38% terselesaikan.
2.4.1.4. Urusan Wajib Pangan
Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berkaitan Pelayanan Dasar
dilaksanakan oleh Dinas Pangan. Capaian pembangunan yang telah
dihasilkan adalah sebagai berikut : Meningkatnya pemenuhan
kebutuhan pangan beras masyarakat terhadap produksi beras lokal
menjadi 79,17%.
Arah kebijakan pembangunan pada URUSAN Ketahanan Pangan
di Kota Baubau diarahkan untuk meningkatkan ketahanan pangan
dan pengawasan kualitas bahan makanan. Luas Penggunaan lahan
untuk padi menurut kecamatan di Kota Baubau tahun 2014 di bagi
berdasarkan penggunaanya yang terlihat dalam tabel berikut:
II-94
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Tabel 2.43
Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi (Padi Sawah dan Padi Ladang)
Kecamatan Padi Sawah Padi Ladang
Luas Panen Produksi Produktivitas Luas Panen Produksi Produktivitas
Betoambari - - - - - -
Murhum - - - - - -
Wolio - - - - - -
Batupoaro - - - - - -
Kokalukuna - - - - - -
Sorawolio 15 59,10 3,94 317 1.141,20 36,00
Bungi 2.214,0 12.177,00 5,50
Lea-Lea 153,0 688,50 4,50
Kota Baubau 2.382,0 11.068,36 46,50 317 1.141,20 36
Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Baubau
2.4.1.5. Urusan Wajib Lingkungan hidup Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berkaitan Pelayanan Dasar
dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup. Salah satu perhatian
utama Pemerintah Kota Baubau dalam menciptakan lingkungan
hidup yang layak huni bagi penduduk dan terlibat dalam gerakan
global mengatasi Perubahan Iklim adalah dengan terlibat penuh
pada Program Pengembangan Kota Hijau / Green City, yang
difokuskan pada penciptaan dan pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau
(RTH) yang memadai sesuai dengan standar kebutuhan ruang
terbuka hijau perkotaan. Adapun jenis-jenis ruang hijau kota yang
dikembangkan di Kota Baubau, meliputi :Hutan Kota, Jalur Hijau
Kota, Bumi Perkemahan, Taman Kota, Taman Lingkungan, Zona
Penyangga Hijau Kota (Buffer Zone), serta Ruang Terbuka Hijau
Lainnya yang mencakup tepi kawasan bandara yang tetap
dipertahankan sebagai tutupan hijau, serta plaza, areal monumen /
landmark kota, dan bentuk-bentuk ruang terbuka lainnya yang
dikembangkan di pusat-pusat utama kegiatan kota.
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau yang ada di kota Baubau di
bagi dalam 2 pengelompokan yaitu ruang terbuka hijau (RTH)
terbangun dan ruang terbuka hijau (RTH) Non terbangun.
Untuk jenis Ruang Terbuka Hijau (RTH) terbangun yang ada di
Kota Baubau berupa taman kota seluas 32,5 Ha, yang tersebar
merata diseluruh bagian kota
II-95
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sedangkan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) Non terbangun
dengan bentuk lapangan, lembah, bukit, jalur sungai, kawasan
tambak, benteng dan lainnya seluas 11.651 Ha.
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berkaitan
Pelayanan Dasar dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota
Baubau. Capaian pembangunan yang telah dihasilkan:
- Rasio perusahaan/industry yang telah memiliki AMDAL
sebanyak 80%;
- Tersusunya data sumberdaya alam dan neraca sumberdaya
hutan (NSDH) nasional dan daerah;
- Terlaksananya peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat
di bidang lingkungan;
- Rasio sampah terangkut terhadap jumlah produksi sampah
sebesar 70% dan Cakupan pelayanan kebersihan terhadap luas
wilayah sebesar 60%.
2.4.1.6. Urusan Wajib Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berkaitan Pelayanan Dasar
Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil dilaksanakan oleh
Dinas Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Baubau. Capaian pembangunan yang telah dihasilkan adalah
sebagai berikut :
- Cakupan penduduk wajib KTP yang telah memiliki KTP dan
keluarga yang telah memiliki kartu keluarga sampai dengan
akhir Tahun 2011 masing-masing mencapai 90%..
- Rasio bayi berakte kelahiran sebanyak 50% dan rasio pasangan
berakte nikah sebanyak 75%.
II-96
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
2.4.1.7. Urusan Wajib Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana
Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berkaitan Pelayanan Dasar
dilaksanakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana. Capaian pembangunan yang telah dihasilkan pada
Tahun 2015adalah sebagai berikut:
- Meningkatnya Jumlah peserta KB Aktif menjadi 16.200 akseptor,
dengan Rasio akseptor KB sebanyak 90% dan rata-rata jumlah
anak per keluarga adalah 2,7 orang;
- Persentase peserta KB yang mendapat konseling KB meningkat
menjadi 80%.
- Persentase keluarga pra-sejahtera dan keluarga sejahtera-I yang
aktif dalam usaha ekonomi produktif meningkat dari 24% di
Tahun 2014.
Pembangunan keluarga berencana diutamakan untuk
menyediakan sarana dan prasarana pelayanan keluarga berencana.
Indikator yang dapat mengukur perkembangan pelaksanaan program
keluarga berencana selama Tahun 2007 sampai dengan Tahun2015,
diantaranya: Jumlah akseptor aktif Tahun 2014 sebanyak 15.080
bertambah menjadi 17.914 akseptor pada Tahun 2015 atau naik
sebesar 18,79 persen. Menurut penggunaan alat kontrasepsi untuk
akseptor baru nampak bahwa alat kontrasepsi yang banyak
digunakan Tahun 2011 adalah metode suntikan sebanyak 1.997
akseptor, diikuti pengguna pil sebanyak 1.843 akseptor, pengguna
metode kontrasepsi lainnya, kondom dan spiral masing-masing
sebanyak 786, 531 dan 182 akseptor.
II-97
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
2.4.1.8. Urusan Wajib Perhubungan
Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berkaitan Pelayanan Dasar
dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kota Baubau. Capaian
pembangunan yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut:
- Terpasangnya rambu-rambu dan fasilitas lalu lintas darat
sebanyak 290 unit;
- Rasio rambu-rambu lalu lintas darat yang berfungsi dengan baik
sebesar 95%;
- Penambahan 3 pelabuhan rakyat (Lakologou, Kolese, Sulaa) dan
3 Pelabuhan khusus , diantaranya Pangkalan khusus BBM
Pertamina dan PPI Wameo;
- Meningkatnya status pelabuhan Murhum dari Kelas III (selevel
dengan Pelabuhan Nasional Kendari), menjadi Pelabuhan Kelas I
(selevel dengan Pelabuhan Makassar), serta Pembangunan besar-
besaran pada Sisi darat dan laut Pelabuhan Murhum,
diantaranya dengan penambahan aktivitas kontainer serta
penambahan panjang dermaga sandar dan penambahan trestel
Pelabuhan Murhum;
- Jumlah penambahan landasan pacu bandara udara Betoambari
seluas 20.296 m², panjang runway 1.600 m, peningkatan
landasan pacu bandara seluas 9.580 m2, pembangunan tower
bandara seluas 102,4 m2 dan rehabilitasi terminal bandara,
dengan total anggaran Rp.10,4 milyar, tersedianya 2 unit mobil
pemadam kebakaran dengan ukuran besar, ambulance rescue
yang kecil dan mobil tangki 2 unit, serta Bandara Betombari
telah terlayani operator penerbangan regular, yakni Wings air
dan Merpati.
II-98
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
2.4.1.9. Urusan Wajib Komunikasi dan informatika, Statistik, dan Persandian
Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berkaitan Pelayanan Dasar
Komunikasi dan Informatika, Statistik, dan Persandian dilaksanakan
oleh Dinas Komunikasi dan Informatika. Capaian pembangunan
yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut :
- Cakupan penyebaran informasi melalui stasiun TV Nasional
maupun lokal dan Media Cetak lokal maupun Nasional sebesar
75%.
- Penyebaran informasi pembangunan terpadu secara langsung
kepada masyarakat,
- Jumlah mass media yang menjadi mitra penyebaran informasi
sebanyak 9 media pada Tahun 2011, meningkat menjadi 12
media pada Tahun 2012.
- Jumlah penyebaran informasi melalui website Kota Baubau
- Meningkatnya Jumlah SDM yang mendapat pelatihan teknis
bidang komunikasi dan informasi
Tabel 2.44 Indikator Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika
Indikator Capaian 2015
Cakupan Pelayanan Sistem Informasi manajemen pemerintah daerah
40%
Cakupan Pelaksanaan Diseminasi atau Pendistribusian Informasi
85%
Cakupan Pengimplementasian e-Government 75%
Sumber: Badan Kominfo, Bappeda Kota Baubau (2015), Diolah
Pengimplementasian e-Government diselenggararakan oleh unit
khusus pengembangan telematika di Kota Baubau, dengan tingkat
penetrasi internet ke SKPD dan kecamatan pada akhir Tahun 2012
telah mencapai rasio 90% dan 87,5%,sedangkan capaian
pengembangan e-Government di Kota Baubau sampai dengan akhir
Tahun 2012,secara rinci diuraikan pada tabel 2.67 berikut ini:
II-99
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Tabel 2.45
Capaian Pengembangan e-Government Kota Baubau
Tahun Tahap Capaian
2008 Pra Kondisi + Infrastruktur
Jaringan
- Pembangunan Infrastruktur Dasar dan koneksi internet
- Pembangunan 2 hotspot area publik
- Pembangunan website KDH
- Pengembangan Jardiknas
- Pembangunan media teleconference
2009
Infrastruktur
Jaringan + Data
- Penyusunan Blueprint Pengembangan e-Government Kota Baubau
- Pembangunan WAN (Wide Area Network) seluruh SKPD
- Revitalisasi Website resmi pemerintah daerah
- Pembangunan beberapa website SKPD, Institusi, dan event
- Implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah
- Pembentukan Tim IT Pemkot Baubau
2010 Infrastruktur
Aplikasi/
Suprastuktur
- Pembuatan Profil Interaktif Pemerintah Kota Baubau melalui Media Touchscreen
- Peningkatan Kapasitas Tim Teknis Pengelola Jaringan
- Riset dan Development 18 Aplikasi e-Government - kerjasama dengan Depkominfo
- Pelatihan IT pada siswa SMA Kerjasama dengan Kota Seoul
- Pembangunan Website SEKDA, Kominfo, dan Perijinan
2011 Suprastruktur
- Pembentukan UPT-PPTI melalui Perwali Nomor 13 Tahun 2011
- Pembangunan Infrastruktur WAN tingkat kecamatan
- Pengembangan Infrastruktur Pendukung implementasi e-KTP
- Pengembangan Website Tata Kota dan Website promosi Osiymobaubau
- Implementasi Telepon VoIP di Sekretariat Daerah
- Pembangunan Wireless CCTV Tahap I-pemantauan kawasan Kotamara
- Pengembangan Server e-library dan e-Procurement
- Pembangunan Aplikasi Sistem Informasi Perijinan
2012 Pemantapan
E-Gov
- Pembangunan Telepon VoIP Tahap II meliputi SKPD dan Kecamatan
- Pembangunan Digital Library
- Implementasi Sistem Informasi surat menyurat (e-Office) lingkup Pemkot Baubau
- Pembangunan Wireless CCTV Tahap II - pemantauan Kota dan Beberapa perempatan jalan terpadat
- Implementasi Lelang Online (e-procurement) http://lpse.baubaukota.go.id
Sumber: UPT- PPTI Kota Baubau, 2015.
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berkaitan
Pelayanan Dasar Statistik Kota Baubau dilakukan oleh Dinas
Komunikasi dan Informatika Kota Baubau. Pada Tahun 2012 terdata
27 dokumen statistik yang dihasilkan, diantarnya Bauba Dalam
II-100
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Angka, Kecamatan dalaam Angka, Indeks Pembangunaan Manusia,
dokumen PDRB, dll.
Tabel 2.46
Indikator Kinerja Urusan Statistik
Indikator Capaian 2015
Tersusunya data/ statistik Kota Baubau 47 dokumen
Sumber: Bappeda Kota Baubau (2015), Diolah
2.4.1.10. Urusan Wajib Koperasi, usaha kecil, dan menengah
Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berkaitan Pelayanan Dasar
dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah.
Capaian pembangunan yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut:
- Rasio koperasi yang sehat terhadap jumlah koperasi sebesar 60%
dan Rasio koperasi klasifikasi A terhadap jumlah koperasi
sebesar 25%;
- Jumlah fasilitasi skim kredit investasi UMKM sekitar Rp. 3,08
Milyar.
Kebijakan pemerintah dalam pembinaan koperasi ditujukan agar
koperasi menjadi lembaga yang kuat dan wadah utama untuk
membina kemampuan usaha golongan ekonomi lemah. Indikator
yang dapat mengukur tingkat kemajuan koperasi di Kota Baubau
dapat dilihat pada tabel 2.49. Koperasi yang ada di Kota Baubau
Tahun 2011 hanya koperasi primer yang terdiri dari Koperasi Unit
Desa sebanyak 7 buah dengan jumlah anggota sebanyak 2.702 orang
dan koperasi non KUD sebanyak 212 buah dengan jumlah anggota
sebanyak 17.354 orang. Jumlah aset koperasi Tahun 2011 mencapai
29.382 juta rupiah dengan volume usaha sebesar 32.978 juta
rupiah, nilai SHU yang mencapai 3.367 juta rupiah serta modal
usaha sebesar 29.045 juta rupiah.
II-101
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
2.4.1.11. Urusan Wajib Penanaman modal
Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berkaitan Pelayanan Dasar
dilaksanakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu
Pintu. Capaian pembangunan yang telah dihasilkan sampai dengan
Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
- Rata-rata lama proses perizinan investasi selama 7 hari. Kegiatan
yang mendukung capaian ini adalah Pengembangan sistem
informasi investasi;
- Tersedianya 1 Perda tentang Penanaman Modal dan 1 dokumen
cetak biru (master plan) pengembangan penanaman modal.
Jumlah investor PMDN/PMA yang menanamkan modal di Kota
Baubau sebanyak 7 investor, dengan nilai investasi sebesar Rp.
7,415 milyar;
- Tahun 2013 kewenangan penyelenggaraan pelayanan
perizinan/non perizinan dan penanaman modal Kota Baubau
meliputi 53 jenis izin dan 3 non izin.
Tabel 2.47
Jumlah dan Investasi di Kota Baubau Tahun 2015
Jumlah Proyek PMA Investor Nilai Investasi
Realisasi Investasi PMA per Sektor: - Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan
Perikanan
1 $ 3.500.000
- Pertambangan dan Penggalian 5 $ 53.500.000
Jumlah Proyek PMDN Investor Nilai Investasi
Realisasi investasi PMDN persektor:
- Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan
Perikanan
15 17.179.500.000
- Pertambagan dan Penggalian 4 5.750.000.000
- Industri Pengolahan (migas dan migas) 59 5.888.000.000
- Listrik, Gas, dan Air 1 500.000.000
- Perdagangan, Hotel, dan Restoran 173 38.591.772.534
- Penganggkutan dan Komunikasi 19 12.102.450.000
- Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahan 20 68.049.706.428
- Jasa-jasa 140 107.993.783.198
Sumber: BP3PM Kota Baubau (2015), Diolah
II-102
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Kebijakan pengembangan penanaman modal di Kota Baubau
diarahkan untuk mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif
bagi penanaman modal untuk penguatan daya saing perekonomian
dan mempercepat peningkatan penanaman modal. Adapun bidang
usaha yang dapat dilakukan penanaman modal adalah bidang usaha
yang dinyatakan terbuka,yaitu: (a) Perlindungan sumberdaya alam,
(b) Perlindungan, pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan
koperasi, (c) Pengawasan produksi dan distribusi, (d) Peningkatan
kapasitas teknologi, (e) Partisipasi modal dalam negeri, serta (f)
Kerjasama dengan badan usaha yang ditunjuk Pemerintah.
Tabel 2.48
Jumlah Investor PMDN/PMA diKota Baubau Tahun2011-2015*
Tahun Uraian PMDN PMA Total
2012 Jumlah Investor 8 - 8
2015 Jumlah Investor 431 6 437
Sumber: Badan Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal, 2015
*Hanya memperhitungkan investasi pada industri skala Besar dan Menengah
Perkembangan investasi di beberapa skala usaha di Kota
Baubau cukup signifikan peningkatannya seiring dengan
pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dukungan perbankan
serta sarana prasarana perekonomian di Kota Baubau. Pada akhir
Tahun 2015 terdata 437 unit usaha berupa industri skala besar,
Menengah dan Kecil yang melakukan investasi, dan didominasi oleh
Perusahaan skala kecil dan menengah, dengan total aliran investasi
PMA sebesar 57.000 Milyar rupiah dan PMDN sebesar 250 Milyar di
akhir kwartal kedua, jika ditinjau sebatas dua skala usaha
PMDN/PMA yang termasuk skala nasional.
Kota Baubau hanya terdapat 1 usaha berupa industri skala
Besar, dan 7 industri skala menengah dengan nilai investasi pada
Tahun 2011 sebesar 7,290 Milyar Rupiah dan mempekerjakan 354
orang Tenaga Kerja . PMDN atau usaha yang terbentuk di Kota
Baubau didominasi oleh usaha kecil dengan daya serap tenaga kerja
II-103
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
yang relatif rendah, serta usaha menengah yang terbentuk
merupakan usaha yang padat modal dan tidak padat karya.
2.4.1.12. Urusan Wajib Kebudayaan
Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berkaitan Pelayanan Dasar
dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan. Capaian pembangunan yang
telah dihasilkan sampai dengan Tahun 2012 adalah sebagai berikut :
- Jumlah Kerjasama dengan daerah lain dan lembaga-lembaga
pendidikan (dalam dan luar negeri) dalam bidang Penelitian dan
Promosi Kebudayaan Melayu khususnya Kebudayaan Buton
sebanyak 6 kerjasama.
- Terfasilitasinya 38 kali kegiatan budaya/adat yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
- Terselenggaranya festival, seminar, dialog budaya daerah
sebanyak 7 kali. Beberapa kegiatan yang mendukung capaian ini
adalah Seminar arkeologi internasional kawasan perbentengan
dan keramik; Penyelenggaraan Dialog kebudayaan; Seminar dalam
rangka Revitalisasi dan Reaktualisasi Budaya Lokal;
Tabel 2.49
Indikator Kinerja Urusan Kebudayaan
Indikator Capaian 2015
Cakupan Penyelenggaraan Festival seni dan
budaya
25%
Cakupan Pendokumentasian Naskah Kuno
Nusantara, Situs Budaya, dan Lembaga Adat
27%
Sumber: Dinas Pariwisata dan ekonomi Kreatif, Bappeda Kota Baubau (2015),
Diolah
2.4.1.13. Urusan Wajib Perpustakaan dan Kearsipan
Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berkaitan Pelayanan Dasar
dilaksanakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kerasipan Kota Baubau.
Capaian pembangunan yang telah dihasilkan sampai dengan Tahun
2015 adalah sebagai berikut:
II-104
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
- Proporsi perangkat daerah yang menerapkan sistem administrasi
kearsipan dengan baik meningkat menjadi 90%;
Tabel 2.50
Indikator Kinerja Urusan Kearsipan
Indikator Capaian 2015
Pengelolaan Arsip Secara Baku 90%
Sumber: Badan Kominfo, Bappeda Kota Baubau (2015), Diolah
2.4.1.14. Urusan Wajib Pertanahan
Data luas lahan bersertifikat, perkembangan jumlah
penyelesaian izin lokasi dan penyelesaian kasus tanah
Negara.
2.5.1. Fokus Urusan Pilihan
2.5.1.1. Urusan Pilihan Kelautan dan perikanan
Urusan Pemerintahan Pilihan dilaksanakan oleh Dinas
Kelautan dan Perikanan. Meskipun Kota Baubau hanya memiliki
wilayah lautan seluas 200 mil, namun potensi perikanan yang
berasal dari daerah sekitarnya (khususnya Kabupaten Buton)
terakumulasi di kota ini. Berbagai produksi perikanan berupa ikan
pelagis, demersal, Rumput laut, mutiara, serta hasil lainnya. Dengan
garis pantai sepanjang sekitar 42 Km, Kota Baubau berpotensi
menjadi penghasil rumput laut, Wilayah pengembangan budidaya
rumput laut di Kota Baubau tersebar pada berbagai kelurahan yang
terletak di daerah pesisir, yaitu Kelurahan Palabusa, Kalia–lia, Kolese
Lowu–Lowu, Lakologou, Waruruma, Sukanaeyo, Liwuto,
Nganganaumala, Wameo, Tarafu, Bone-Bone , Katobengke, Lipu, dan
Sulaa. Luas areal perairan pantai Kota Baubau yang potensial untuk
pengembangan budidaya rumput laut sekitar 96,79Km2 dan Kota
Baubau menjadi pusat perdagangan Rumput laut dari lahan potensial
seluas 9.040 Ha di wilayah Kepulauan Buton dan sekitarnya.
Hasil produksi perikanan di Kota baubau pada Tahun 2011
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan Tahun 2010
II-105
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
sebesar 31,32 persen, dimana hasil produksi Tahun 2010 sebanyak
9.045,69 ton sedangkan pada Tahun 2011 mencapai 11.878,52 ton.
Hasil perikanan laut yang paling tinggi selama Tahun 2011 terdapat
di Kecamatan Murhum/Batupoaro yang mencapai 5.625,81 ton.
Sedangkan perikanan darat hanya dihasilkan di Kecamatan Bungi,
Lea-Lea dan Sorawolio yaitu sebesar 18,06 ton. Sementara Tahun
2013 dan 2014 produksi perikanan tangkap meningkat setiap
tahunnya, peningkatannya sangat signifikan sebesar 78% jika
dibandingkan peningkatan produksi tahun 2013 dan tahun 2014.
Untuk perikanan laut produksi perikanan tangkap tunjang oleh 6
kecamatan sedangkan perikananan darat ditunjang 3 kecamatan,
untuk jelasnya dapat diuraikan pada table berikut:
Tabel 2.51 Produksi Perikanan Tangkap menurut Kecamatan dan Subsektor (ton)
di Kota Baubau 2013-2014
Kecamatan Perikanan Laut Perikanan Darat Jumlah
2013 2014 2013 2014 2013 2014
Betoambari 1.174,92 1.305,21 - - 1.174,92 1.305,21
Murhum 45,74 48,64 - - 45,74 48,64
Batupoaro 3.351,98 5.107,35 - - 3.351,98 5.107,35
Wolio 164,90 218,89 - - 165,90 218,89
Kokalukuna 1.434,17 3.664,31 - - 1.434,17 3.664,31
Sorawolio - - 1,21 1,04 1,21 1,04
Bungi - - 6,09 1,34 6,09 1,34
Lea-Lea 4.394,52 3.104,94 - 0,27 4.394,52 3.105,21
Kota Baubau 10.567,23 13.449,34 7,30 2,64 10.574,53 13.451,98
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Baubau, 2015
Penyelenggaraan urusan Pilihan Bidang Kelautan dan
Perikanan dilaksanakan oleh Dinas kelautan dan Perikanan Kota
Baubau. Capaian pembangunan yang telah dihasilkan sampai
dengan Tahun 2013-2015 adalah sebagai berikut :
- Terbinanya10 kelompok ekonomi masyarakat pesisir per Tahun
II-106
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
- Jumlah produksi perikanan budidaya mencapai 3.520 ton/Tahun
- Jumlah produksi perikanan tangkap di perairan laut maupun
perairan umum 2.877,45 ton/tahun,melalui pengembangan
karamba budidaya, Budidaya benih bandeng umpan, Pengadaan
kapal penangkap ikan 5 GT, dan alat penangkapan ikan, alat
pendeteksi ikan (Fish Finder);
- Jumlah pelaku usaha penangkapan ikan yang menggunakan
teknologi yang ramah lingkungan sebesar 60%.
- Terbinanya 2 asosiasi pemasaran dan pengolahan hasil produksi
perikanan;
- 2 Unit kapal pole n line (penangkapan ikan cakalang) diserahkan 2
kel nelayan di bone-bone Tahun 2013;
- 2 Unit kapal pole n line (penangkapan ikan cakalang) diserahkan 2
kel nelayan di bone-bone dan wameo Tahun 2014;
- 2 Unit kapal pole n line (penangkapan ikan cakalang) Tahun 2015,
dan;
- Tahun 2015 pembangunan karamba jaring apung sebanyak 2 unit
yang berlokasi di kelurahan lowu-lowu.
Tabel 2.52 Indikator Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan
Indikator Capaian 2014
Produksi perikanan budidaya 3.520 ton
Produksi Perikanan tangkap 2.877,45 ton
Sumber Daya Laut Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Yang
Terkelola
15%
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda Kota Baubau (2015), Diolah
2.5.1.2. Urusan Pilihan Pariwisata
Kota Baubau dengan keragaman dan kekayaan budaya yang
diwariskan oleh para leluhur dan kejayaan pemerintahan Kesultanan
Buton (Wolio) sangat tepat untuk dikembangkan sebagai kota tujuan
wisata. Banyak jenis wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri,
II-107
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
mulai dari panorama alam yang indah, potensi sejarah dan budaya,
dengan masih terdapatnya situs-situs peninggalan sejarah
Kesultanan Buton dan potensi daerah pesisir pantai sebagai wisata
bahari dan olahraga air serta keragaman biota laut. Profil lengkap
mengenai potensi wisata Kota Baubau dipromosikan dalam website
www.osiymobaubau.com
Pembangunan kepariwisataan di Kota Baubau diarahkan pada
peningkatan peran pariwisata dalam kegiatan ekonomi yang dapat
menciptakan lapangan kerja serta kesempatan berusaha dengan
tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta
penerimaan devisa. Upaya yang dilakukan pemerintah adalah
melalui pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi
kepariwisataan daerah. Urusan Pilihan Bidang Pariwisata
dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Kota Baubau. Capaian
pembangunan yang telah dihasilkan sampai dengan Tahun 2012
adalah sebagai berikut :
- Jumlah promosi pariwisata yang berlatarbelakang budaya daerah
pada tingkat regional, nasional maupun internasional sebanyak
23 kali, diantaranya Pelaksanaan Festival Perairan Pulau
Makassar;
- Obyek wisata yang tertata dengan baik sebanyak 11 ODTW.
- Jumlah kerjasama pengembangan pariwisata dengan pihak
swasta sebanyak 9 kerjasama, diantaranya kerjasama dengan
SAIL Indonesia.
2.5.1.3. Urusan Pilihan Pertanian
Urusan Pilihan Bidang Pertanian dilaksanakan oleh Dinas
Pertanian Kota Baubau. Capaian pembangunan yang telah
dihasilkan sampai dengan Tahun 2012 adalah sebagai berikut :
- Jumlah kelompok tani pelaku usaha agribisnis sebanyak 30
kelompok, dan pelaku usaha ternak sebanyak 362 orang;
II-108
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
- Jumlah produksi padi sebesar 13.401,88 ton, produksi palawija
(jagung, kedelai) sebesar 764,7 ton dan produksi tanaman
perkebunan (cengkeh, biji mete) sebesar 571,70 ton;
- Jumlah produksi daging ternak besar dan kecil sebanyak 71.183 Kg,
produksi daging unggas sebesar 45.405 Kg, dan Jumlah produksi
telur sebesar 2.087.500 Butir;
- Proporsi penyuluh yang kompeten terhadap jumlah petani sebanyak
79%;
- Terkendalinya 4 Jenis penyakit penyakit hewan menular dan zoonosis
pada daerah endemis dan tertular.
Tabel 2.53 Luas Lahan Sawah menurut Jenis Pengairan Tahun 2011 di Kota
Baubau
Jenis Hutan
Kecamatan (Ha)
Jumlah
Beto
am
bar
i
Mu
rhu
m
Wolio
Kokalu
ku
n
a
Sora
wolio
Bu
ngi
Lea-L
ea
Sawah Berpengairan - - - - 100 1.062 90 1.252
Teknis - - - - - 615 - 615
Setengah Teknis - - - - - 117 65 182
Sederhana/PU - - - - 100 137 10 247
Irigasi Desa/Non
PU - - - - - 193 15 208
Tadah Hujan - - - - - 74 - 74
Jumlah - - - - 200 2.198 180 2.578
Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Baubau, 2012
Secara umum komoditas hasil perkebunan di Kota Baubau
Tahun 2011 mengalami penurunan produksi sebesar 8,87 persen,
yakni dari 439,77 ton pada Tahun 2010 menurun menjadi 1.398,60
ton selama Tahun 2011. Komoditas hasil perkebunan yang paling
menonjol pada Tahun 2011 adalah tanaman jambu mete yang
mencapai produksi sebesar 571,70 ton. Sementara itu, komoditi
tanaman perkebunan yang pada Tahun 2011 tidak memberikan
hasil pada Tahun 2011 adalah tanaman cengkeh, lada, dan vanili.
II-109
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Jumlah populasi ternak besar dan kecil serta unggas di Kota
Baubau Tahun 2011 ada yang mengalami peningkatan dari Tahun
ke Tahun dan ada juga yang mengalami penurunan untuk populasi.
Tahun 2011 populasi kambing dan babi mengalami peningkatan
dibanding Tahun sebelumnya yakni masing-masing sebesar 1,92
persen dan 3,58 persen, sedangkan untuk ternak sapi, mengalami
penurunan populasi dibanding Tahun sebelumnya yakni sebesar
26,52 persen. Untuk ternak unggas yang mengalami penurunan
yaitu ayam ras sebesar 91,02 persen, sedangkan ayam kampong
mengalami peningkatan sebesar 1,87 persen dan itik/itik manila
juga mengalami peningkatan sebesar 3,94 persen. Untuk produksi
daging ternak besar dan kecil serta unggas mengalami penurunan
yaitu untuk ternak besar dan kecil sebesar 18,53 persen, sedangkan
ternak unggas mengalami peningkatan sebesar 9,00 persen.
Demikian pula dengan produksi telur unggas juga mengalami
peningkatan yaitu sebesar 3,52 persen dari 2.016.500 kg pada
Tahun 2010 naik menjadi 2.087.500kg Tahun 2011.
2.5.1.4. Urusan Pilihan Perdagangan dan Perindustrian
Urusan Pilihan Bidang Perdagangan dilaksanakan oleh Dinas
PerdaganganKota Baubau. Capaian pembangunan yang telah
dihasilkan sampai dengan Tahun 2012 adalah sebagai berikut :
- Proporsi Alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang
dilakukan tera ulang sebesar 80%.
- Terlaksananya pengawasan perdagangan 10 Komoditi strategis
- Jumlah nilai perdagangan di Kota Baubau sebesar Rp. 120
Milyar/Tahun
Tabel 2.54 Indikator Kinerja Urusan Perdagangan
Indikator Capaian 2012
Kontribusi sektor Perdagangan terhadap
PDRB (Rp) 707.337.070.000
Cakupan pembinaan Sektor Perdagangan 30%
Sumber: Dinas Perindagkop & UKM, Bappeda Kota Baubau (2012), Diolah
II-110
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Tabel 2.55
Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor melalui Pelabuhan Baubau
Pelabuhan Asal
2009 Nilai 2010 Nilai 2011 Nilai
1. Baubau 154.881,00 3.751,24 51.978,70 988,64 522.610,00 14.730,62
2. Kendari 2.463.213,83 49.525,79 3.714.883,64 78.674,83 10.154.561,47 322.722,02
3. Kolaka 1.200,00 3.101,80 232.730,00 7.377,74 1.288.554,44 38.372,89
4. Pomala 1.337.918,21 279.085,38 3.587.548,10 454.454,57 11.224.232,49 720.016,95
5. Konawe
Selatan
397.027,00 7.139,47 12,00 48,00 4,00 20,00
Bandara
Haluoleo
Sumber: BPS Kota Baubau, 2012
Tabel 2.56
Perkembangan Volume dan Nilai Impor melalui Pelabuhan Baubau
Pelabuhan Asal
2009 Nilai 2010 Nilai 2011 Nilai
1. Baubau - - - - 186.129,65 182.112,05
2. Kendari - - 3.032,08 1.686,39 14.223,36 22.051,19
3. Kolaka - - - - - -
4. Pomala 21.409,00 7.668,62 - - - -
Jumlah 21.409,00 7.668,62 3.032,08 1.686,39 200.353,01 204.163,23
Sumber: BPS Kota Baubau, 2012
Secara kuantitatif komoditi-komoditi potensial yang
diperdagangkan antar pulau melalui Pelabuhan Baubau antara lain
adalah hasil pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan,
peternakan, hasil hutan dan industri. Total volume komoditi yang
diperdagangkan pada Tahun 2011 sebesar 7731,14 ton, 4 ekor,
31.150 biji, 3.145 m3. Volume dan nilai perdagangan komoditi
perkebunan yang diperdagangkan Tahun 2011 mencapai 3.419,61
ton dengan nilai 27.467.480 ribu rupiah, dimana komoditas kopra
merupakan yang terbesar diperdagangkan yaitu dengan volume
sebesar 2.368,05 ton. Sedangkan nilai perdagangan terkecil yaitu biji
dan 9.537 buah dengan total nilai 90.479.366 ribu rupiah dimana
komoditi perikanan merupakan komoditi tertinggi yang
diperdagangkan yaitu sebesar 3.592,62 ton dengan nilai sebesar
37.062.941 ribu rupiah dan komoditi yang terkeciladalah peternakan
yaitu sebesar 2 ton dengan nilai sebesar 10.000 ribu rupiah.
II-111
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Penyelenggara Urusan Pilihan Bidang industri dilaksanakan oleh
Dinas Perindustrian Kota Baubau. Capaian pembangunan yang telah
dihasilkan sampai dengan Tahun 2012 adalah sebagai berikut :
- Jumlah IKM yang menggunakan teknologi tepat guna (TTG)
sebanyak 41 unit
- Jumlah sentra-sentra IKM yang potensial sebanyak 18 sentra.
Tabel 2.57 Indikator Kinerja Urusan Perindustrian
Indikator Capaian 2015
Cakupan pembinaan Sektor Perindustrian 40%
IKM yang Mengikuti Promosi Industri/Kerajinan Daerah
10%
Sumber: Dinas Perindagkop & UKM, Bappeda Kota Baubau (2015), Diolah
Sektor industri bukan merupakan sektor utama dalam roda
perekonomian Kota Baubau dengan kontribusi rata-rata dibawah
3% per Tahun terhadap PDRB. Di Indonesiaindustri pengolahan
dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu industri besar, industri sedang,
industri kecil danindustri rumah tangga. Pengelompokan ini
didasarkan pada banyaknya pekerja yang terlibat di dalamnya, tanpa
memperhatikan penggunaan mesin produksi yang digunakan
ataupun modal yang ditanamkan. Perkembangan Industri di Kota
Baubau relatif stagnan, terlihat bahwa industri besar sejak Tahun
2007 hingga Tahun 2011 tidak terjadi penambahan yaitu tetap 1
industri dengan jumlah tenaga kerja 178 orang, sementara tu
dirahun 2011 terdapat 7 industri sedang, 155 industri kecil yang
mempekerjakan 1043 orang, dan 1385 industri Rumah tangga yang
meningkat dari 1379 industri pada Tahun 2010. Informasi mengenai
jenis-jenis Industri di Kota Baubau diuraikan pada tabel 2.83 berikut
ini:
II-112
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
2.6.1. Fokus Unsur Penujang Urusan Pemerintahan
2.6.1.1. Unsur Penunjang Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan, Keuangan dan Pendapatan Kepegawaian, dan Pendidikan dan Pelatihan
UnsurPenunjang Urusan Pemerintahan dilaksanakan oleh
Badan Perencanaan Kota Baubau, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Badan Keuangan dan Pendapatan, Badan
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan. Capaian pembangunan
yang telah dihasilkan sampai dengan Tahun 2015 adalah sebagai
berikut :
- Tersedianya informasi dan data statistik sebagai dasar analisis
dalam penyusunan perencanaan pembangunan sebanyak 22
dokumen;
- Jumlah kerjasama perencanaan pembangunan dengan
kabupaten/kota, provinsi, pusat, lembaga swasta/perguruan tinggi
dan negara lain mencapai 23 kerjasama;
- Tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang,
jangka menengah dan Tahunan yang partisipatif;
- Tersusunnya dokumen pembangunan bidang sosial dan budaya
daerah;
- Tersusunnya dokumen pembangunan bidang ekonomi daerah;
- Tersusunnya dokumen pembangunan bidang prasarana wilayah
dan SDA.
Tabel 2.58
Indikator Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan
Indikator Capaian 2015
Tersedianya Dokumen RPJPD dalam Bentuk Perda -
Tersedianya Dokumen RPJMD dalam Bentuk Perda 1
Tersedisnya Dokumen RKPD dalam Bentuk Perwali
Penjabaran Program RPJMD dalam RKPD
Sumber: Bappeda Kota Baubau (2012), Diolah
II-113
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Tabel 2.59 Jumlah PNS Menurut SKPD dan Golongan
di Pemerintah Kota Baubau Tahun 2015
NO INSTANSI
JENIS KELAMIN
ESELON
JUMLAH IV III II I
L P L P L P L P L P
1 SETDA 153 109 44 6 71 57 37 46 I 262
2 DPRD 18 10 2 1 11 7 5 2 28
3 BADAN KOMINFO 17 7 5 - 9 6 3 1 24
4 BKDD 14 20 3 - 5 15 6 5 34
5 BADAN KB & PP 16 20 3 3 11 14 2 3 36
6 BPM 11 18 3 4 8 12 2 29
7 BAPEDALDA 10 15 3 1 7 12 - 2 25
8 BADAN KESBANG 19 10 5 - 12 9 2 1 29
9 BAPPEDA 21 11 6 - 12 11 3 - 32
10 INSPEKTORAT 15 11 6 1 7 8 2 2 26
11 SAT POL. PP 108 8 4 - 34 3 69 5 1 116
12 BP3M 16 16 4 1 8 9 4 6 32
13 BPBD 18 8 9 1 9 6 - 1 26
14 DINAS PERTAMBANGAN 19 13 3 1 12 12 4 - 32
15 DINAS TATA KOTA 21 10 3 - 17 10 1 - 31
16 DINAS KELAUTAN & PERIKANAN
23 16 4 1 18 15 1 - 39
17 DINAS PARIWISATA 11 16 3 2 7 9 1 5 27
18 DINAS KEBERSIHAN 52 13 3 1 25 11 23 1 1 65
19 DINAS PERTANIAN & KEHUTANAN
47 38 8 2 34 32 5 4 85
20 DINAS PENDAPATAN 36 15 5 - 14 10 17 5 51
21 DINAS PERINDAGKOP UKM
20 17 2 2 15 13 3 2 37
22 DINAS PU 40 17 4 - 22 11 13 6 1 57
23 DINAS PERHUBUNGAN 48 12 4 - 20 5 24 7 60
24 DINAS PENCAPIL 12 15 5 3 7 10 - 2 27
25 DINAS SOSIAL 15 18 6 3 8 11 1 4 33
26 DINAS KESEHATAN 31 41 1 4 25 34 5 3 72
*PUSKESMAS 47 362 2 3 35 199 10 160 409
27 DINAS PENDIDIKAN 63 28 38 13 21 8 4 7 91
* GURU TK 192 45 46 101 192
* GURU SD 262 643 152 326 69 139 41 178 905
* GURU SMP 301 353 167 126 129 223 5 4 654
* GURU SMA/SMK 354 281 184 99 168 177 2 5 635
28 RSUD 57 184 6 4 33 103 18 77 241
29 KEC. WOLIO 27 41 2 - 25 26 - 15 68
30 KEC. BETOAMBARI 33 23 2 - 26 20 4 3 1 56
31 KEC. MURHUM 19 37 - 1 13 29 6 7 56
32 KEC. SORAWOLIO 26 9 1 - 17 5 8 4 35
33 KEC. BUNGI 26 21 3 16 9 7 12 47
34 KEC. KOKALUKUNA 26 20 1 19 15 6 5 46
35 KEC. LEA-LEA 25 19 2 17 7 7 11 1 44
36 KEC. BATUPOARO 25 27 1 22 19 1 8 1 52
37 SKB 2 3 1 2 2 5
38 TATA USAHA SMP, SMA/SMK, PENJAGA SD
78 48 43 41 33 7 2 126
39 KPU 4 2 3 1 1 1 6
JUMLAH 2186 2797 708 655 1086 1421 384 720 8 1 4983
Sumber: BKDD Kota Baubau, 2015 Keterangan : 1) Termasuk Puskesmas
2) Termasuk Guru dan tata Usaha
II-114
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Tabel 2.60 Jumlah Pegawai negeri Sipil Menurut Tingkat Pendidikan
di Pemerintah Kota Baubau
Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah S3 4
4
S2 267 93 360
S1 1192 1417 2.609
D4 27 19 46
D3 118 393 511
D2 99 392 491 D1 15 65 80
SMA 452 456 908
SMP 15 6 21
SD 14 20 34
Sumber: BKD Kota Baubau, 2014
2.7.1. Fokus Unsur Pemerintahan Lain
2.7.1.1. Unsur Pemerintahan Lain
Unsur Pemerintahan Lain mencakup: Setda, Sekwan,
Inspektorat, Kesatuan Bangsa dan Politik, Penanggulangan
Bencana, UPT Kesehatan, Kecamatan Wolio, Kecamatan Betoambari,
Kecamatan Bungi, Kecamatan Sorawolio, Kecamatan Murhum,
Kecamatan Kokalukuna, Kecamatan Lea-lea, dan Kecamatan
Batupoaro.Capaian pembangunan yang telah dihasilkan adalah
sebagai berikut:
- Terbentuknya perangkat daerah yang efektif dan efisien serta
berorientasi terhadap pelayanan publik dan penerapan good
governance pada 35 SKPD
- Terselenggaranya dialog/audiensi dengan tokoh-tokoh
masyarakat, pimpinan/anggota organisasi sosial dan
kemasyarakatan.
- Terselenggaranya koordinasi dengan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah lainnya
- Terselenggaranya rapat koordinasi pejabat pemerintahan daerah
dan Muspida
- Tersusunnya berbagai regulasi Pemerintah Daerah (Perda,
Perwali, Kep Walikota) dan terselenggaranya sosialisasi regulasi
tersebut.
II-115
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
- Terfasilitasnya pembahasan rancangan peraturan daerah dan
tugas legislatif lainnya.
- 75% penertiban pelanggaran Perda diselesaikan secara persuasif;
- Jumlah kelurahan yang menyelenggarakan siskamling sebanyak
43 Kelurahan;
- Terbinanya organisasi masyarakat yang berkembang di
masyarakat.
Tabel 2.61
Indikator Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Indikator Capaian 2015
Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas
dan OKP
55%
Persentase Persentase Kerjasama Antara
Tokoh Masyarakat, Adat, Agama, dan Pemuda
40%
Sumber: Dinas Kesbangpol, Bappeda Kota Baubau (2012), Diolah
Tabel 2.62 Indikator Kinerja Unsur Pemerintahan Lain
Indikator Capaian 2015
Rasio SDM aparatur yang memenuhi standar kompetensi
jabatan
77%
Opini BPK dan publik terhadap pengelolaan keuangan
daerah
WTP
Penegakan PERDA 50%
Cakupan pelayanan bencana kebakaran daerah 73%
Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan kecamatan dan kelurahan yang baik
80%
Sistem Informasi manajemen Pemda 40%
Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
Sumber: Pemerintah Kota Baubau (2012), Diolah
2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH
2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
2.4.1.1 Pengeluaran Konsumsi rumah tangga per kapita
Pengeluaran perkapita merupakan salah satu komponen dalam
perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).Komponen
pengeluaran terbagi atas pengeluaran untuk makanan dan
II-116
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
pengeluaran untuk non makanan.Hasil Susenas 2010 terlihat bahwa
pengeluaran perkapita penduduk Kota Baubau pengeluaran
perkapita didominasi oleh pengeluaran makanan sebesar 48,98
persen dan non makanan sebesar 51,02 persen.
Kecenderungan meningkatnya pengeluaran perkapita penduduk
Kota Baubau berkorelasi dengan kemajuan pembangunan di Kota
Baubau yang berimplikasi pada semakin meningkatnya pendapatan
penduduk, baik yang bekerja disektor pemerintah maupun disektor
lainnya.Selain itu peningkatan ini juga berkorelasi dengan
pertumbuhan ekonomi Kota Baubau serta peningkatan pendapatan
perkapita penduduk yang cenderung menunjukkan trend yang
semakin meningkat.
PDRB per kapita merupakan salah satu tolak ukur untuk
mengetahui tingkat kesejahteraan suatu daerah ataupun daya beli
masyarakat. Berdasarkan nilai harga berlaku, PDRB per kapita
nominal (PDRB ADHB) Kota Baubau pada tahun 2014 sebesar Rp.
35,15 juta per tahun diproyeksikan meningkat menjadi Rp. 39,3 juta
pada tahun 2015 atau terjadi peningkatan sebesar Rp. 4,1 juta/jiwa
atau 11,83%.
Jika memperhitungkan tingkat kenaikan harga atau inflasi, yang
dihitung berdasarkan PDRB ADHK 2010, maka PDRB per kapita riil
masyarakat Kota Baubau meningkat dari Rp. 30,6 juta pada tahun
2014 menjadi Rp. 33,96 juta atau meningkat 8,02%, dengan asumsi
bahwa selama tahun 2014-2015 pendapatan masyarakat Kota
Baubau meningkat rata-rata Rp. 204.632 perkapita per bulan.
-
10.000.000,00
20.000.000,00
30.000.000,00
40.000.000,00
2013 2014 2015
pendapatan perkapita nominal 30.602.877,00 35.147.382,91 39.305.318,31
pendapatan perkapita riil 29.336.519,74 30.602.876,85 33.058.461,94
Gambar 2.14
PERKEMBANGAN
PENDAPATAN
PERKAPITA
II-117
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
2.4.1.2 Produktivitas Daerah
Produktivitas total daerah dapat menggambarkan seberapa
besar tingkat produktivitas tiap sektor dalam rangka mendorong
perekonomian suatu daerah. Produktivitas daerah persektor (9sektor)
merupakan jumlah PDRB dari setiap sektor dibagi dengan jumlah
angkatan kerja dalam sektor yang bersangkutan. Sektor Listrik, Gas
dan Air Bersih, Sektor Konstruksi, dan Sektor Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan merupakan tiga sector yang memiliki
Produktivitas Sektoral tertinggi dengan rata-rata capaian diatas 100,
yang berarti bahwa tenaga kerja di sektor tersebut merupakan
tenaga kerja dengan tingkat produktivitas sekaligus income tertinggi.
Sedangkan Pertanian pertambangan, dan Industri Pengolahan
merupakan sektor dengan tingkat produktivitas terendah, hal ini
relevan dengan peranan Baubau sebagai perkotaan yang
perekonomiannya digerakkan oleh sector tersier, dan sector-sektor
primer hanya berperan sebagai sector komplemen pendukung
pertumbuhan ekonomi.
Secara kumulatif, produktivitas total Kota Baubau
menunjukkan tingkat pertumbuhan yang cukup berarti, dalam 5
Tahun (2011-2015) tingkat produktivitas Kota Baubau meningkat
73,29%. Peningkatan tertinggi terjadi pada Tahun 2015dengan
tingkat pertumbuhaan 73,98% dalam satu Tahun. Dengan tingkat
produktivitas daerah 71,81 pada Tahun 2011, capaiannya diatas
rata-rata provinsi Sulawesi Tenggara dan Nasional.
Tabel 2.63
Perkembangan Produktivitas Daerah Kota Baubau Tahun 2011-2015
Produktivitas Sektoral 2011 2012 2013 2014 2015
Pertanian 14,75 14,87 15,06 14,99 13,82
Pertambangan 3,89 4,41 4,4 4,55 4,87
Industri Pengolahan 4,42 4,25 4,07 4,23 4,28
Listrik, Gas dan Air bersih 0,06 0,06 0,05 0,05 0,05
Konstruksi 19,38 20,21 20,57 19,78 20,23
Perdagangan, Hotel & Restoran
17,38 17,82 17,74 17,98 18,78
II-118
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Pengangkutan &
Komunikasi 5,77 5,57 5,41 5,25 5,23
Keuangan, persewaan & Jasa perusahaan
2,72 2,82 2,95 3,08 3,24
Jasa-Jasa 3,44 3,5 3,49 3,5 3,48
Kota Baubau 71,81 73,51 73,74 73,41 73,98
Sumber: BPS, PDRB Tahun 2012-2016, diolah
2.4.1.3 Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Perbankan
Daerah
Peranan perbankan di Kota Baubau dapat dilihat dari
perkembangan jumlah kantor, jumlah dana yang tersedia di bank
dan jumlah kredit/pinjaman yang disalurkan. Pada tabel terlihat
bahwa jumlah kantor bank di Kota Baubau tahun 2011 sebanyak 16
buah sementara Tahun 2014 sebanyak 18. Dimana Bank BRI
merupakan bank dengan jumlah cabang terbanyak yakni sebanyak 8
buah, yang terdiri dari 1 buah kantor cabang dan 7 buah kantor
unit.
Tabel 2.64 Perkembangan Jenis dan Jumlah Bank di Kota Baubau Tahun 2010-20114 No Uraian 2010 2012 2012 2013 2014 Keterangan
1 Bank Umum 9 10 12 10 12
a BRI 5 6 6 8 8 Bank Konvensional
b BNI '46 1 1 1 1 1 Bank Konvensional
c BPD 1 1 1 1 1 Bank Konvensional
d Mandiri 1 1 1 1 1 Bank Konvensional
e BTPN 0 0 1
1 Bank Konvensional
f Panin 1 1 1 1 1 Bank Konvensional
g BSM 0 0 1 0 1 Bank Syariah
h BCA 1 Bank Konvensional
2 Bank Perkreditan 1 2 2 2 2
a Bank
Gandalata 1 1 1 1 1 Bank Konvensional
b Banteramas 0 1 1 1 1 Bank Konvensional Sumber : Baubau dalam Angka 2010-2014
Tabel 2.65 Jenis Tabungan, 2014
Jenis Tabungan Nasabah Nilai
Setiap Saat dapat ditarik 120.117 799.537
Berjangka 1.656 217.855
Lainnya 788 220.459
Jumlah 909.773 1.237,85
Sumber: Baubau Dalam Angka (2015), Diolah
II-119
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Banyaknya nasabah perbangkan di Kota Baubau sebanyak
909.773 dengan jenis tabungan terbanyak yaitu setiap saat dapat
ditarik jumlah nasabah tertinggi sebanyak 120.117 orang dengan
nilai tabungan sebesar 799.537 sementara jenis tabungan lainnya
nasabahnya sedikit sebanyak 788 orang namun nilai penyimpanan
uang sebanyak 220.459 milyar.
Tabel 2.66
Posisi Pinjaman Perbankan Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2014
Sektor Ekonomi Peminjam Nilai (jutaRp)
Pertanian 300 15.565
Pertambang 18 1.224
Perindustrian 268 3.784.214
Listrik, Gas, dan Air
Minum
13 3.762
Konstruksi 18 7.968
Perdagangan 5.761 416.583
Pengangkutan 189 23.194
Jasa-jasa dan lainnya 1.835 128.210
Jumlah
2014 8.412 4.380.720
2013 9.760 650.697
2012 12.458 1.089.458
2011 5.833 483.403
2010 13.187 868.641
Sumber: Bank Sekota Baubau 2014.
2.4.1.4 Pembangunan Pemukiman dan Penataan Bangunan
Pengembangan kawasan perumahan di Kota Baubau cenderung
terpusat di Kecamatan Wolio dan Betoambari. Kendala dalam
pengembangan perumahan di Kota Baubau adalah kondisi
kemiringan lahan dan penyediaan air bersih mengingat sumber air
bersih yang sangat terbatas semenetara sumber air baku masih
memenuhi. Disamping itu kedekatan dengan pusat pelayanan
merupakan faktor tambahan yang penting. Umumnya rumah-rumah
yang ada mayoritas diusahakan sendiri oleh masyarakat. Hal ini
II-120
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
mengakibatkan sebaran permukiman cenderung tidak teratur dan
terkonsentrasi pada satu wilayah tertentu. Kondisi teraktual saat ini,
Pemerintah Kota Baubau mulai mengadakan peremajaan dan
penataan kembali permukiman. Upaya ini diwujudkan dalam arahan
yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah dalam
bentuk Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap Bangun
(Lisiba). Dengan stimulasi yang tepat, saat ini pembangunan
perumahan oleh developer swasta telah berkembang dengan pesat di
Kota Baubau
Berdasarkan peningkatan jumlah penduduk sampai Tahun
2015 maka kebutuhan rumah mencapai 7.256 unit rumah. Total
lahan yang dibutuhkan untuk perumahan mencapai 138,33 Ha.
Dengan memperhitungkan penyediaan fasilitas lingkungan maka
pengembangan kawasan perumahan dilakukan minimal 197,61
Ha.Untuk itu dalam rencana pemanfaatan ruang ini kegiatan
perumahan termasuk perumahan yang telah ada dialokasikan seluas
1.150,05 Ha yang tersebar terutama di BWK III, IV, dan V. Ketiga
BWK ini menjadi konsentrasi pelimpahan persebaran penduduk.
Beberapa keberhasilan pembangunan di Kota Baubau dalam
Urusan Perumahan Rakyat yang pedanaannya berasal dari APBD
Kota, Provinsi maupun APBN antara lain adalah sebagai berikut.
Pertama pembangunan perumahan eksodus dan stimulasi
pembangunan perumahan kurang mampu, Kedua, pembangunan
Rusunawa Asrama Mahasiswa di Kelurahan Lipu Kecamatan
Betoambari. dan Ketiga, pembangunan Rusunawa bagi masyarakat
yang berpenghasilan rendah di Kelurahan Wameo Kecamatan
Murhum. Di Tahun 2012-2015 yang pendanaannya berasal dari
APBD Kota, Propinsi dan APBN antara lain adalah Pertama
Pembangunan NSD di Palagimata, Kedua Pembangunan Rusunawa
MBR di kelurahan Tarafu.
Terkait penataan Bangunan dan Lingkungan di Kota Baubau,
sebagaimana diuraikan pada Rencana Pembangunan Infrastruktur
II-121
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2013-2018, Kepadatan bangunan
tertinggi terdapat di sepanjang jalan Jl. Yos Sudarso dan RA Kartini
sebagai Kawasan Pusat Kegiatan. Karena tingginya nilai lahan dan
intensitas kegiatan di kawasan tersebut (sebagai kawasan komersial),
maka KDB minimal yang diharuskan adalah 80%, sedangkan KDB
maksimal yang diijinkan mencapai 90%.Selanjutnya KDB untuk
kawasan perdagangan eceran di BWK I dan BWK II ditetapkan antara
60% hingga 80%. Untuk kawasan industri KDB mencapai 40-60%
demikian pula kawasan komersial pada pusat pelayanan jenjang kedua.
Khusus pengaturan KDB di kawasan perumahan terbagi
menjadi tiga, yaitu intensitas tinggi (KDB 60%-80%), intensitas
sedang (KDB 40%-60%) dan intensitas rendah (KDB >40%).
Perumahan yang termasuk dalam kategori intensitas tinggi adalah
perumahan dengan kepadatan penduduk diatas 80 jiwa/Ha yaitu
perumahan di BWK II. Demikian pula perumahan satu lapis
sepanjang jalan arteri. Perumahan kategori intensitas sedang antara
lain perumahan di Waruruma dan Bukit Wolio Indah. Sisanya
perumahan dianggap sebagai perumahan intensitas rendah dan
diatur dengan KDB maksimal 40%.
A. Sistem Jaringan Air Bersih
Secara umum Kota Baubau memenuhi kebutuhan air
minumnya dari 3 (tiga) jenis sumber yaitu : (a) Sistim Perpipaan dan
Non Perpipaan yang dikelola oleh PDAM dan Masyarakat, (b) Air
permukaan, Sungai Bau Bau dan beberapa sungai-sungai kecil,
serta (c) Air tanah, terutama melalui sumur dangkal. Secara umum
sistem penyediaan air minum Kota Baubau sesuai dengan kondisi
topografi dibagi dalam 7 (tujuh) Zona wilayah pelayanan dan 2 (dua)
wilayah pelayanan khusus, sebagaimana diuraikan pada tabel 2.99.
Pemakaian air perhari setiap SR untuk domestik 960.300 liter
dengan pemakaian perorangan setiap hari rata-rata 90
liter/orang/hari sedangkan untuk non domestik sangat tinggi hal ini
dipengaruhi oleh pelayanan pelabuhan yang rata-rata perbulan
II-122
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
9.800 m3 atau 350.000 liter/hari. Berdasarkan data PDAM Kota
Baubau tingkat kebocoran rata-rata 25 – 30 % perbulan dengan
waktu pelayanan untuk pelabuhan 24 jam sedangkan untuk
domestic 10 jam perhari. Rata-rata pemakaian persambungan SR
300 liter – 475 liter setiap hari persambungan. Beberapa sumber air
baku yang belum dimanfaatkan di Kota Bau Bau yaitu :Mata Air
Samparona Kapasitas sumber 120 Liter/detik, Mata Air Ntowu-
Ntolibu Kapsitas sumber 80 liter/detik, Mata Air Waruruma
Kapasitas 15 liter/detik, Mata Air Waeni kapasitas 60 liter/detik,
Mata Air Rumbia Kapasitas 20 liter/detik dan Air Permukaan Kali
Baubau
Tabel 2.67 Pembagian Zona Pelayanan Air Minum Kota Baubau
Zona Sumber Cakupan Pelayanan
PDAM Baubau Tingkat Layanan
Wilayah Pelayanan
I
Air permukaan Sungai
Baubau dengan kapasitas
debit 100–120 l/s; dan kapasitas produksi 5 l/s.
Kecamatan Murhum,
Batupoaro, dan Betoambari
tidak termasuk Kelurahan Waborobo
3,45 %
**
Wilayah
Pelayanan
II
Air tanah (Mata Air Mata I dan II, Mata Air Kasombu)
dengan kapasitas debit 80–
100 l/s; dan kapasitas produksi 7,5 l/s.
Kecamatan Wolio dan
Kokalukuna (Kelurahan
Kadolomoko)
2,41 % **
Wilayah
Pelayanan III
Air tanah (Mata Air Rumbia) dengan kapasitas debit 10 –
20 l/s; dan kapasitas
produksi baru 5 l/s
Kecamatan Sorawolio 46,91%.
Wilayah
Pelayanan
IV
Air tanah (Air Waeni) dengan
total kapasitas debit 75 – 100 l/s; dan kapasitas produksi
baru 5 l/s.
Kecamatan Lea-Lea dan Bungi
(sebagian wilayah Kelurahan Palabusa, Ngkaring-Ngkaring,
Waliabuku, Liabuku)
41,12%
Wilayah Pelayanan
V
Air tanah (Mata Air
Wamembe) dengan total kapasitas debit 15 – 20 l/s;
dan kapasitas produksi 7,5
l/s
Kecamatan Kokalukuna
(Kelurahan Liwuto dan Sukanayo) dan Kecamatan
Bungi (Kelurahan Kalialia,
Lowu-Lowu, Kolese)
37,16%
Wilayah Pelayanan
VI
Air tanah (Mata Air Waeni)
dengan total kapasitas debit
60 – 75 l/s; dan kapasitas produksi baru 5 l/s.
Kecamatan Bungi dan Lea-
lea(sebagian wilayah Kelurahan Palabusa, Ngkaring-Ngkaring,
Liabuku, serta seluruh
Kampeonaho)
52,32%
Wilayah
Pelayanan
VII
Air tanah (Mata Air Bungi dan
Waruruma),total kapasitas debit 50–75 l/s; kapasitas
produksi 5 l/s.
Kecamatan Kokalukuna
(Kelurahan Waruruma dan
Kelurahan Lakologou)
61,43 %
II-123
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Zona Sumber Cakupan Pelayanan
PDAM Baubau Tingkat Layanan
Wilayah
Pelayanan Khusus I
Air tanah (Mata Air Jatuh) dengan total kapasitas debit
50 – 75 l/s; dan kapasitas
produksi baru 5 l/s
Pelayanan khusus untuk
Industri, Niaga besar dan
pelabuhan yang rata-rata kebutuhan airnya setiap hari
750 m3,
Wilayah Pelayanan
Khusus II
Distribusi air menggunakan
mobil tangki dan terminal air
berupa hidran dan penampung
Kelurahan Waborobo
Keterangan : ** sisanya sebagian besar terlayani oleh PDAM Kab. Buton Sumber: PDAM Kota Baubau,
Untuk Zona pelayanan non perniagaan, Jenis jaringan yang
digunakan adalah perpipaan yaitu Pipa GI Kls Medium dia 2” sampai
6” dan non perpipaan meliputi Bangunan Watertriment, Instalasi
Pengolahan Air dan Reservoir. Pendistribusian air oleh PDAM
dilakukan secara grafitasi dan pompanisasi dan tanpa pengolahan
secara terpusat. Sistem perpipaan air minum di Kota Baubau
sebagian besar dikelola oleh PDAM Kota Baubau sedangkan yang
lainnya dikelola oleh masyarakat setempat, dan khusus di
Kecamatan Murum, Wolio dan Batupoaro sebagian besar masih
dilayani oleh Jaringan PDAM Kabupaten Buton.
B. Sarana dan Prasarana Transportasi
Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang
sangat penting untuk memperlancar roda kegiatan ekonomi. Kondisi
jalan yang baik akan memudahkan mobilitas penduduk dalam
mengadakan hubungan perekonomian dan kegiatan sosial lainnya.
Panjang jalan Tahun 2015 di Kota Baubau secara keseluruhan
sepanjang 430,02 km, yang terdiri dari jalan beraspal sepanjang
242,42 km dan Kerikil 32,80 km. Sarana angkutan darat seperti
kendaraan bermotor disamping dapat digunakan oleh masyarakat
sebagai angkutan penumpang, juga dapat digunakan sebagai
angkutan barang, baik barang produksi pabrik maupun barang hasil
produksi pertanian dan hasil-hasil lainnya.
II-124
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Gambar 2.15
Perkembangan Panjang Jalan Menurut Kondisi di Kota Baubau
Sumber: BAPPEDA Kota Baubau, 2015
Tabel. 2.68
Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan di Kota Baubau Tahun
2012-2014
No Uraian 2012 2013 2014
1 Panjang Jalan (Km) 249,83 257,44 259,67
2 Jumlah Kendaraan (unit) 19.575 24.080 25.664
Rasio 1/2 0,01 0,01 0,01
Sumber : Baubau dalam Angka 2016, Dinas PU Kota Baubau, 2015
Tabel 2.69 Perkembangan Panjang Jalan Kota Baubau
Menururt Jenis Permukaan, Kondisi dan Status Jalan Tahun 2014-2015
Keadaan
Status Jalan
JALAN NASIONAL
(KM)
JALAN PROPINSI
(KM)
JALAN KAB / KOTA
(KM)
2014 2015 2014 2015 2014 2015
JENIS PERMUKAAN
a. Diaspal 62,076 62,076 - - 130,787 133,206
b. Kerikil 45,44 32,80 - - 23,663 47,844
c. Tanah - - - - - -
d. Tidak dirinci - - - - - -
Jumlah 62,076 62,076 - - 154,45 181,05
KONDISI JALAN
a. Baik 243,78 242,42 - - 122,264 158,16
b. Sedang 10,98 106,7 - - 20,597 13,17
c. Rusak 4,91 80,29 - - 11,589 9,72
d. Rusak Berat - 0,61 - - - -
Jumlah II 259,67 430,02 - - 154,45 181,05
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Baubau, 2016
0
50
100
150
200
250
a. Baik b. Sedang c. Rusak d. Rusak Berat
243,78
10,984,91 0
242,42
106,780,29
0,61
2014 2015
II-125
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Tabel 2.70 Prasarana Jembatan di Kota Baubau
Nama Jembatan Nama Ruas Dimensi
Total Panjang (m) Lebar( m )
Jembatan Gantung Jl.Kartini/Murhum 67,6 11,2
Jembatan Tengah Jl. Bataraguru 59 9
Jembatan Baley Jl. Monginsidi 31,1 9
Jembatan tomba Jl. Monginsidi 5 10,8
Jembatan Air jatuh Jl. Anoa
Jembatan Jabar Rahma
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Baubau, 2015
Tabel 2.71 Perkembangan Sarana dan Prasarana Transportasi di Baubau
Tahun 2013-2017
Uraian .....
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah orang yang terangkut
angkutan umum
Jumlah barang yang terangkut
angkutan umum
Jumlah orang terangkut melalui
dermaga Baubau per tahun
1.100.0
00
1.150.00
0
1.200
.000
1.250.
000
1.127.
500
Jumlah barang terangkut melalui
dermaga Baubau per tahun (ton) 673.67 700
740 800 850
Jumlah orang terangkut melalui bandara Baubau per tahun 92.5 95
97 99 100
Jumlah barang terangkut melalui bandara Baubau per tahun (ton) 3.9 4
4.5 4.7 5
Jumlah orang terangkut melalui terminal Baubau per tahun
Jumlah barang terangkut melalui
terminal baubau per tahun
C. Luas Wilayah Produktif
Kota Baubau dengan karakteristik wilayah yang merupakan
kombinasi antara urban (perkotaan) dan rural (pedesaan), aktivitas
masyarakatnya juga merupakan ombinasi antara dua sektor
dominan, yakni Sektor Pertanian di Kecamatan Bungi, Sorawolio,
kokalukuna, dan Lea-lea, dan Sektor Perdagangan dan jasa di
Kecamatan Wolio, Murhum, Batupoaro, dan Betoambari. Agar
mampu mewadahi berjalannya aktivitas masyarakat tersebut maka
ketersediaan ruang yang produktif dan termasuk dalam Kawasan
Budidaya mutlak diperhitungkan dalam pengembangan wilayah
lebih lanjut, sebagaimana diuraikan pada tabel 2.108 dan 2.109
berikut ini:
II-126
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Tabel 2.72
Persentase Luas Wilayah Produktif Tahun 2008-2012 Kota Baubau (Ha)
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1 Tanah Sawah 1.157 1.147 1.380 1.326 1.271
2 Bangunan dan Halaman 1.735 2.115 2.261 2.906 2.673
3 Tegal/Kebun 3.174 3.002 2.646 2.855 2.424
4 Ladang/Huma 1.303 1.293 1.306 1.293 1.128
5 Padang Rumput 463 494 409 373 179
6 Rawa 37 48 37 31 31
7 Tambak, Kolam, Tebat dan Empang
71 67 59 59 53
8 Lahan yg sementara tidak diusahakan
252 481 478 502 448
9 Lahan tanaman kayu-kayuan 981 984 696 683 374
10 Hutan Negara 9.575 9.889 9.822 9.828 9.785
11 Perkebunan 1.957 1.954 1.875 1.729 1.521
12 Lainnya 855 626 1.131 2.244 2.215
a Luas Wilayah Produktif 8.643 8.447 7.962 7.945 6.771
b Luas Seluruh Wilayah Budidaya 10.667 11.091 10.738 11.384 9.923
c Rasio 1/2 81,03% 76,16% 74,15% 69,79% 68,24% Sumber : Baubau dalam Angka 2008-2012
Keterangan : angka 2012 merupakan angka sementara
Tabel 2.73 Persentase Wilayah Produktif Tahun 2011 Menurut Kecamatan Kota Baubau
No Uraian
Beto
am
bari
Murh
um
Woli
o
Kokalu
kuna
Sora
waoli
o
Bungi
Lea L
ea
Jum
lah
1 Tanah Sawah - - - - 100 1.136 90 1.326
2 Bangunan dan Halaman 447 587 720 141 303 318 390 2.906
3 Tegal/Kebun 429 20 475 454 1.02
5 196 256 2.855
4 Ladang/Huma 45 - 345 228 344 215 116 1.293
5 Padang Rumput 337 3 - - - 5 2 373
6 Rawa - - - - 1 15 15 31
7 Tambak, Kolam, Tebat
Empang - - - - 1 34 24 59
8 Lahan yang sementara
tidak diusahakan - - - - 200 103 199 502
9 Lahan tanaman kayu-
kayuan - - - - 300 212 171 683
10 Hutan Negara 1.25
5 - - -
5.86
0 1.742 971 9.828
11 Perkebunan 244 5 182 107 150 463 578 1.729
12 Lainnya 32 30 11 14 41 332 55 2.244
a Luas Wilayah Produktif 718 25 1.00
2 789
1.92
0 2.256
1.23
5 7.945
b Luas Seluruh Wilayah
Budidaya
1.16
5 612
1.72
2 930
2.42
4 2.692
1.83
9
11.38
4
c Rasio ½ (%) 61,6
3 4,08
58,1
9 84,84
79,2
1 83,80
67,1
6 69,79
Sumber : Baubau dalam Angka 2008-2012
II-127
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
D. Sarana Hotel dan Restoran
Hotel merupakan penyedia akomodasi secara harian berupa
kamar-kamar di dalam satu bangunan yang dapat dilengkapi dengan
jasa pelayanan makanan dan minuman, kegiatan hiburan atau
fasilitas lainnya. Hotel terdiri dari hotel berbintang dan non.
Tahun 2015 jumlah hotel menurun dari 59 hotel menjadi 55
hotel. Hal ini karena beberapa hotel tersebut tutup dan beralih
fungsi. Jumlah kamar yang tersedia dari 55 hotel sebanyak 778
kamar dengan tempat tidur sebanyak 1.091 buah.
Dari data pengunjung hotel dapat diketahui bahwa terjadi
penurunan jumlah tamu hotel dari 347 wisatawan mancanegara
menjadi 126, dan 103.600 wisatawan domestik menjadi 7.702
wisatawan.
Tabel 2.74 Jenis dan Jumlah Penginapan dan Hotel di Kota Baubau Tahun 2015
E. Rasio ketersediaan Prasarana Listrik dan Air Bersih
Keseluruhan kebutuhan listrik di Daerah Kota Baubau dipenuhi
oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Perkembangan daya terpasang
listrik PLN dari Tahun ke Tahun menunjukan adanya peningkatan.
Demikian juga produksi listrik dan nilai penjualan listrik mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan Tahun sebelumnya, Sedangkan
II-128
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
untuk jumlah pelanggan dan jumlah listrik terjual Tahun 2011
mengalami penurunan. Daya terpasang Tahun 2010 sebanyak
21.799.570 Kw, sedangkan pada Tahun 2011 mencapai 30.478.250 Kw
atau meningkat 39,81 persen. Jumlah pelanggan Tahun 2011 sebanyak
21.187 atau menurun sebesar 9,11 persen dibanding Tahun 2010 yang
mencapai 23.308 pelanggan.
Tabel 2.75
Jumlah ProduksiListrik PLN Menurut Kecamatan di Kota Baubau Tahun 2015
Tabel 2.76 Jumlah Pelanggan, tenaga Listrik terjual dan Nilai Penjualan Listrik
PLN Menurut Jenis Penggunaan di Kota Baubau Tahun 2015
II-129
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
2.4.2 Fokus Iklim Berinvestasi
2.4.2.1 Rencana Umum Penanaman Modal Daerah Kota Baubau
Pengembangan iklim Berinvestasi di Kota Baubau diarahkan
pada tercapainya “Baubau sebagai ota Terbaik dalam Pelayanan dan
Realisasi Penanaman Modal di Propinsi Sulawesi Tenggara” Rencana
Umum Penanaman Modal Daerah (RUPMD) Kota Baubau menjadi
dokumen perencanaan dibidang penanaman modal di tingkat daerah
untuk mensinergikan kebijakan-kebijakan dasar kegiatan
penanaman modal. Penanaman modal diarahkan kepada pemerataan
pembangunan ekonomi di seluruh wilayah Kota Baubau melalui
perencanaan pengembangan wilayah dan optimalisasi potensi
investasi daerah, sehingga diharapkan mampu menjadi motor
penggerak tumbuhnya sentra industri dan aktivitas ekonomi di Kota
Baubau. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Baubau harus
menyiapkan peta investasi yang menjadi prioritas pengembangan
investasi secara komprehensif.
Kegiatan penanaman modal harus menjadi bagian dari
penyelenggaraan perekonomian Kota Baubau dan ditempatkan
sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan
lapangan kerja, meningkatkan pembangunan ekonomi
berkelanjutan, mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan serta
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu perekonomian
yang berdaya saing. Untuk itu, lembaga penanaman modal di Kota
Baubau harus mampu menjadi inisiator, berorientasi "problem
solving", dan memfasilitasi secara proaktif, baik kepada calon
penanam modal maupun penanam modal yang sudah menjalankan
usahanya di Kota Baubau.
Uraian pelaksanaan RUPMD Kota Baubau berdasarkan arah
dan kebijakan penanaman modal diuraikan sebagai berikut:
II-130
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
1. Penanaman Modal yang Terencana dan Berwawasan
Lingkungan
Beberapa strategi yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam
arah kebijakan penanaman modal ini, adalah: (1) Menetapkan
bidang pangan, infrastruktur, dan pelayanan jasa sebagai isu
strategis dalam penyediaan dan pengembangan kualitas dan
kuantitas penanaman modal, (2) Menentukan wilayah yang
dikembangkandengan mempertimbangkan isu strategis sebagai
Fokus Pembangunan wilayah Kota Baubau yang sejalan RUTR
Propinsi Sultra dan Nasional. (3) Sinergi dengan kebijakan dan
program pembangunan lingkungan hidup, khususnya program
pengurangan emisi gas rumah kaca dan pencegahan kerusakan
keanekaragaman hayati. (4) Peningkatan penggunaan teknologi
dan proses produksi yang ramah lingkungan secara lebih
terintegrasi, dari aspek hulu hingga aspek hilir., serta (5)
Pengembangan wilayah yang memperhatikan tata ruang dan
daya dukung lingkungan.
2. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah&Koperasi
(UMKMK)
Beberapa strategi yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam
arah kebijakan penanaman modal ini, adalah:Pemberdayaan
Lembaga Usaha Ekonomi masyarakat Desa/ Kelurahan,
Penumbuhan Lingkungan Usaha Yang Kondusif, Program
Pengembangan Fasilitasi Pembiayaan, Program Pengembangan
Kewirausahaan Dan Sumber Daya Manusia UKM, Program
Pengembangan Sentra Bisnis UKM Yang Dinamis, Program
Fasilitasi Pemasaran UKM, Program Pengembangan
Infrastruktur Fisik dan Ekonomi.
3. Perbaikan Iklim Investasi
Adapun strategi yang direncanakan dalam arah kebijakan
penanaman modal ini adalah:
II-131
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Penguatan Kelembagaan Badan Pelayanan Perizinan dan
Penanaman Modal (BP3M) Kota Baubau.
Pengaturan arah kebijakan prioritas pembangunan yang dapat
menjamin peningkatan produktivitas dan inovasi secara
berkelanjutan.
Pengaturan Perizinan dan Non Perizinan yang
mempertimbangkan klasifikasi wilayah dalam rangka
mendorong persebaran dan pemerataan Penanaman Modal.
Pengaturan Persaingan Usahadan jaringan mitra strategis
kepenanammodalan.
Pengaturan kegiatan penanaman modal yang strategis dan
berkualitas, dengan menekankan pada peningkatan nilai
tambah, peningkatan penanaman modal di sektor prioritas dan
pengembangan wilayah.
4. Promosi Penanaman Modal
Arah dan kebijakan penanaman modal ini diharapkan dapat
berperan untuk memperkenalkan serta membangun image positif
bagi Kota Baubau dalam hal investasi dan penanaman modal.
5. Persebaran Penanaman Modal
Arah kebijakan persebaran penanaman modal bertujuan untuk
pemerataan dan optimalisasi penanaman modal dan investasi di
Kota Baubau agar semua sektor ekonomi dapat produktif dan
memberikan nilai tambah ekonomi bagi daerah.
2.4.2.2 Angka Kriminalitas
Dalam mewujudkan iklim yang kondusif bagi Investasi di Kota
Baubau, angka kriminalitas merupakan salah satu factor yang harus
ditekan seoptimal mungkin. Kriminalitas menggambarkan adanya
ketimpangan kehidupan sosial di masyarakat, sekaligus merupakan
fenomena sosial yang memerlukan penanganan yang serius. Keamanan
dan ketertiban merupakan salah satu kebutuhan yang selalu
didambakan oleh masyarakat, baik dalam kehidupan beragama
maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk itu pemerintah dan
II-132
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
masyarakat selalu mengupayakan berbagai usaha guna terciptanya
kehidupan yang aman dan tertib.Gambaran tentang angka kriminalitas
di Kota Baubau disajikan pada tabel 2.112 berikut ini:
Tabel 2.77 Angka Kriminalitas Tahun 2011-2014 Kota Baubau
No Uraian 2011 2012 2013 2014 rerat
a
1 Jumlah Kasus Pembunuhan 3 2 2 7 3,5
2 Jumlah Kasus Aniaya Berat 6 6 0 2 3,5
3 Jumlah Kasus Pencurian
Berat 39 7 3 2 12,75
4 Jumlah Kasus Pencurian
dengan Kekerasan 8 5 4 3 5
5 Jumlah Kasus Curanmor 31 33 9 10 20,75
6 Jumlah Kasus Pasal 359 KUHP
130 123 105 66 106
7 Jumlah Kasus Pembakaran 2 0 1 1 1
8 Jumlah Kasus Perjudian 31 18 18 22 22,25
9 Jumlah Kasus Perkosaan 5 4 2 3 3,5
10 Jumlah Kasus Pengrusakan 19 25 14 19 19,25
11 Jumlah Kasus Tebang Liar 6 8 4 2 5
12 Jumlah Kasus KDRT 37 27 25 25 28,5
a Jumlah Tindak Kriminal
selama 1 Tahun 317 258 187 162 231
b Jumlah Penduduk 139.71
7
143.36
3
145.42
7
151.48
5
c Rasio a/b 0,23% 18,00% 12,86% 10,69%
Sumber : Baubau dalam Angka 2013-2015
2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia
2.4.4.1. Tenaga Kerja dan Pengangguran
Secara umum, permasalahan tenaga kerja di Indonesia adalah
terbatasnya lapangan kerja dan rendahnya kualitas tenaga kerja. Demikian
juga halnya di Kota Baubau. Menghadapi kondisi tersebut, maka
pemerintah daerah telah memprogramkan peningkatan kualitas tenaga
kerja yang ada guna meningkatkan daya saing tenaga kerja dalam
memasuki dunia kerja. Pelatihan ketenagakerjaan serta upaya membangun
kerjasama antara pemerintah dengan swasta sudah terjalin komunikasi
dengan baik. Dengan demikian penyiapan tenaga kerja terlatih melalui
balai latihan kerja maupun lembaga pendidikan yang ada menjadi
II-133
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
bermanfaat dan berdaya guna. Selain itu, untuk mengatasi keterbatasan
lapangan kerja, pemerintah mengambil langkah dengan melakukan
pelatihan dan pendidikan yang dilaksanakan baik Balai Latihan Kerja
maupun kursus-kursus yang diselenggarakan dinas sosial Kota Baubau
yang mana, Dari 65.292 orang yang bekerja dapat diketahui bahwa
sebagian besar tenaga kerja yaitu 27.271orang berstatus sebagai
buruh/pegawai atau karyawan.Perkembangan data ketenagakerjaan dan
transmigrasi di Kota Baubau dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.78
Jumlah Pendududk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu Menurut Lapangan Pekerjaan di Kota Baubau, 2015
No Lapangan Kerja Utama Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
1. Pertanian, Kehutanan, Perburuan,
dan Periksnsn 4.062 4.075 8.137
2. Pertambagan dan Penggalian 141 0 141
3. Industri 3.389 3.198 6.587
4. Bangunan 6.382 10.263 16.645
5. Perdagangan Besar, Eceran, dan
Rumah Makan 4.946 280 5.226
Hotel 6.382 10.263 16.645
6. Jasa kemasyarakatan, sosial, dan
perorangan 8.939 8.217 17.156
7. Lainnya 10.139 1.261 11.400
Jumlah 37.998 27.294 65.292
Sumber : BPS Kota Baubau 2015 (diolah)
Masalah ketenagakerjaan di Kota Baubau, sejak tahun 2011
sampai 2015 prosentase menurut lapangan usaha masih didominasi
dari sektor pertanian. Untuk tahun 2015 tidak jauh berbeda. ini
disebabkan karena minimnya industri dan lapangan usaha lainnya
di Kota Baubau. Secara rinci masalah lapangan usaha Kota Baubau
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.79
Pekerjaan Penduduk menurut lapangan usaha (dalam Jiwa)
No Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
1. perkebunan dan
perikanan
551.010,7 629.585,8 710.872,3 798.178,1 828.493,1
2.
Pertambang
an dan
penggalian
145.299 186.779,3 207.564,6 242.271 292.043,8
II-134
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
No Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
3. Industri
pengolahan 165.253 179.887,7 192.058,9 225.358 256.908,3
4. Listrik, gas,
dan air 2.142,5 2.571,3 2.595,1 2.795,1 2.998,1
5.
Pengadaan
air,
pengelolaan sampah,
limbah
11.901,8 14.016,8 15.916 18.400 20.228,4
6. Konstruksi 741.265,5 855.961,8 970.922,7 1.052.909 1.213.182
,7
7.
Perdaganga
n besar dan eceran
649.176 754.463,5 837.455,8 957.121,2 1.126.344
,7
8.
Transportasi dan
pergudanga
n
215.687,9 235.717 255.462,1 279.864,1 313.677,7
9.
Penyediaan
akomodasi makan dan
minum
45.610,7 54.049 60.019,7 67.502,8 76.169,7
10
.
Informasi
dan komunikasi
155.982 169.487,3 188.209,2 191.792,3 209.193,4
11
.
Jasa keuangan
dan
asuransi
101.426,4 119.43,7 139.310,8 163.729,3 194.082,3
12
. Real Estate 124.403,5 138.938 150.863 166.472,1 185.633,3
13
.
Jasa
perusahan 5.932 6.623,6 7.479,4 8.283,5 9.435,6
14
.
Administrasi
pemerintaha
n, pertahanan,
dan jaminan
sosial
381.564,4 401.649,5 442.301,8 523.824,5 564.324,6
15
.
Jasa
pendidikan 263.009,3 284.303,5 315.299,5 373.301,3 421.336,6
16
.
Jasa
kesehatan 47.036,5 52.920,8 59.887,7 66.369,8 73.186
17.
Jasa lainnya
128.489,7 148.286,1 164.822,1 186.127,8 208.774,7
PDRB 3.735.192,
7 4.234.724,
9 4.721.040
,9 5.324.301
,3 5.996.013
,1
Sumber : BPS Kota Baubau 2015 (diolah)
II-135
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
3.1.1. Perkembangan Angkatan Kerja
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.
Tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam usia kerja (15
tahun ke atas) dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang
dan jasa, jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan jika
mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut. Salah satu
tujuan pembangunan adalah menciptakan lapangan kerja dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Ukuran
tersebut salah satunya dapat dilihat dari banyaknya orang yang
masuk dalam angkatan kerja mendapatkan pekerjaan dan/atau
menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka.
Tabel 2.80
Perkembangan Penduduk Usia 15 Tahun Kota Baubau Menurut Jenis Kegiatan
Jenis Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014
A. Angkatan Kerja 62.115 59.091 57.284 63.946 66.148
- Bekerja 56.451 55.777 51.438 58.408 61.691
- Pengangguran 5.664 3.314 5.846 5.538 4.493
1. Bukan Angkatan Kerja (Sekolah,
Mengurus Rumah
Tangga, dan Lainnya
29.613 31.404 34.910 34.042 36.997
Jumlah 91.728 90.495 92.194 97.354 103.531
Sumber; Baubau Dalam Angka 2015(Diolah)
Ditinjau dari lapangan pekerjaan utama pada tahun 2014 penduduk
Kota Baubau umumnya bekerja pada 3 sektor utama yaitu sektor jasa yang
meliputi jasa pertambangn, listrik, bangunan, perdagaangan,
transportasi/komunikasi, keuangn dan Jasa Lainnya mampu menyerap
tenaga kerja sebesar 71,36 persen, diikuti sektor industry pengolahan
15,29 persen dan sektor pertanian sebesar 13,35 persen.
Tabel 2.81
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Lapangan Kerja Utama
Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Pertanian 10.401 10.398 8.984 9.100 7.534 8.236
Industri Pengolahan 3.533 3.671 3.222 2.512 5.295 9.430
Pertambangan 271 186 242 490 933 44.025
Listrik 210 206 147 395 153
II-136
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Bangunan 2.594 4.008 5.219 4.878 4.177
Perdagangan 14.411 15.320 17.326 15.178 16.241
Transportasi/
Komunikasi 5.658 5.256 4.873 4.070 6.169
Keuangan 1.132 957 1.080 344 794
Jasa-jasa 13.719 16.467 14.684 14.471 17.112
Jumlah 51.92
9
56.46
9
55.77
7
51.43
8
58.40
8
61.69
1
Sumber : BPS Kota Baubau 2014 (diolah)
3.1.2. Angka Partisipasi Angkatan Kerja
Angka yang sering digunakan untuk menyatakan jumlah angkatan
kerja adalah TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja), yang merupakan
rasio antara jumlah angkatan kerja dan jumlah tenaga kerja.Angka
Partisipasi Angkatan Kerja (APAK) adalah bagian dari penduduk usia kerja
usia 15 tahun keatas yang mempunyai pekerjaan selama seminggu yang
lalu, baik yang bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena
suatu sebab seperti menunggu panenan atau cuti. Di samping itu, mereka
yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan juga
termasuk dalam kelompok angkatan kerja.
Gambar 2.16
Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kota Baubau
Sumber: BPS Kota Baubau (2015), diolah
TPAK dapat juga disebut sebagai indikator ekonomi dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itu makin tinggi angka TPAK suatu wilayah,
mencerminkan semakin baik tingkat ekonomi masyarakatnya. Berdasarkan
data BPS hasil Sakernas 2014, jumlah Penduduk Usia Kerja sebanyak
II-137
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
103.531 orang. Dari jumlah Penduduk Usia Kerja tersebut, angkatan
kerjanya sebesar 66.184, TPAK sebesar 64,14 Persen artinya dari 100
orang penduduk usia kerja, 64 orang diantaranya adalah angkatan kerja.
3.1.3. Rasio Daya Serap Penduduk yang Bekerja
Data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa jumlah
angkatan kerja penduduk usia 15 tahun ke atas pada tahun 2014
mencapai 66.184 orang dengan didominasi oleh laki-laki sebanyak
39.906 orang dan perempuan sebanyak 26.278 orang dengan total
penduduk yang bekerja sebanyak 61.691 orang, sehingga rasio
penduduk yang bekerja terhadap angkatan kerja mencapai 93,21
persen. Perkembangan Rasio Penduduk yang bekerja dari tahun ke
tahun delama 5 tahun terakhir di Kota Baubau cukup fluktuatif,
pada tahun 2011 tercatat rasio penduduk yang bekerja cukup tinggi
yakni 94,39% yang kemudian menurun pada tahun 2012 dan 2013
masing-masing sebesar 89,79% dan 91,33%, dan kemudian
meningkat sebesar 2,05 % di tahun 2014 menjadi 93,21%.
Gambar 2.17 Rasio Penduduk Bekerja di Kota Baubau Tahun 2011-2014
Sumber : Baubau Dalam Angka, Tahun 2012-2015
3.1.4. Tingkat Pengangguran Terbuka
Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi
sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha baru
atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan atau penduduk yang tidak
2010 2011 2012 2013 2014
90,88
94,39
89,7991,33
93,21
II-138
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja/ mempunyai
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Pada tahun 2014 tingkat
pengangguran terbuka Kota Baubau sebesar 6,79 persen atau
menurun sebesar 2,79 point dari tahun 2014 yang mencapai 8,58
persen.
Gambar 2.18 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Baubau
Sumber; Baubau Dalam Angka 2015(Diolah)
2.4.4.3 Tenaga Kerja Sektoral
Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Baubau telah
bergeser dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
ke lapangan usaha ekonomi lainnya yang terlihat dari besarnya
peranan masing-masing lapangan usaha ini terhadap pembentukan
PDRB Baubau. Sumbangan terbesar pada tahun 2015 dihasilkan
oleh lapangan usaha Konstruksi, kemudian lapangan usaha
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Motor,
lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, lapangan
usaha Administrasi Pemerintahan, lapangan usaha Jasa
Pendidikan dan lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan.
Sementara peranan lapangan usaha lainnya di bawah 5 persen.
9,125,61
10,21 8,666,79
0
5
10
15
20
2010 2011 2012 2013 2014
II-139
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Tabel 2.82
Perkembangan Serapan Tenaga Kerja Kota Baubau Per Sektor 2011-2015
Sektor/Lapangan
Usaha
Jumlah Serapan Tenaga Kerja Kota Bau-Bau
2011 2012 2013 2014 2015
Pertanian 14,75 14,87 15,06 14,49 13,82
Pertambangan 3,89 4,41 4,40 4,55 4,87
Industri Pengolahan 4,42 4,25 4,07 4,23 4,28
Listrik dan Air bersih 0,06 0,06 0,05 0,05 0,05
Konstruksi 19,85 20,21 20,57 19,78 20,23
Perdagangan 17,38 17,82 17,74 17,98 18,78
Transportasi dan Komunikasi
5,77 5,57 5,41 5,25 5,23
Keuangan/Perbankan 2,72 2,82 2,95 3,08 3,24
Jasa-Jasa 3,44 3,5 3,49 3,5 3,48
Total Serapan 72,28 73,51 73,74 72,91 73,98
Sumber: BPS Kota Baubau (2016), Kota Baubau Dalam Angka Tahun(beberapa
edisi), diolah
Jenis Lapangan Usaha atau biasa disebut sebagai mata pencaharian
penduduk dapat diklasifikasikan dalam bidang: pertanian, industri,
konstruksi, niaga, transportasi, jasa sosial dan lainnya. Penduduk
yang bergerak dibidang kegiatan jasa sekitar 11.646 jiwa (21,51%),
perdagangan sebesar 14.978 jiwa (27,67%). Skala kegiatan sektor
jasa dan perdagangan cukup besar jika dikaitkan dengan rencana
pengembangan Kota Baubau sebagai kegiatan perdagangan, kondisi
tersebut tidak berlebihan karena penduduknya yang bergerak atau
berusaha disektor tersebut dominan dibandingkan dengan jenis
usaha lain. Penduduk yang bekerja disektor jasa sosial relatif tinggi
dan diperkirakan sektor ini diisi penduduk yang bekerja sebagai
pegawai negeri sipil dan militer, pengajar, tenaga penjualan dan
sektor jasa lainnya.
Dilain pihak ternyata, bahwa penduduk yang bermata
pencaharian dibidang pertanian jumlahnya masih cukup besar,
yaitu sekitar 11.737jiwa (21,68%) dan seperti telah dikemukakan
sebelumnya, bahwa dalam rencana penataan ruang kota di Kota
Baubau ini sektor pertanian sebagai ciri kegiatan perdesaan
merupakan unsur rencana atau elemen ruang yang harus
dipertimbangkan keberadaannya. Sektor lain yang cukup besar
II-140
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
dalam mengisi kegiatan usaha penduduk Kota Baubau adalah
disektor transportasi / komunikasi sebesar 6.790 jiwa atau 12,54 %
dari total tenaga kerja.
2.4.4.4 Angka Ketergantungan
Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya
beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia
produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk muda
berusia dibawah 15 Tahun umumnya dianggap sebagai penduduk
yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung
pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu,
penduduk berusia diatas 65 Tahun juga dianggap tidak produktif
lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 Tahun,
adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas
dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk
yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu
akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan gambaran
ekonomis penduduk dari sisi demografi.
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan
sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan
ekonomi suatu daerah apakah tergolong daerah maju atau daerah
yang sedang berkembang. Dependencyratio merupakan salah satu
indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase
dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus
ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan
persentase dependencyratio yang semakin rendah menunjukkan
semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan
tidak produktif lagi. Di Kota Baubau rata-rata dependency Ratio
selama 5Tahun terakhir adalah sebesar 58,63% yang berarti bahwa
tingkat ketergantungan penduduk masih relatif rendah dari 100%,
II-141
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
secara lengkap perkembangannya diuraikan pada Tabel 2.118
berikut ini:
Tabel 2.83 Rasio Ketergantungan di Kota BaubauTahun 2011-2015
No
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah penduduk usia <
15 Tahun
46.18
5 5.573
8.073
48.674
9.400
2 Jumlah penduduk usia 15-
64 Tahun
78.49
1
10.71
2
92.11
0
97.05
8
99.47
2
3 Jumlah penduduk usia >
64 Tahun 5.041 662
5.244
5.753
6.005
4 Jumlah penduduk usia tidak produktif
51.226
6.235
53.31
7
54.42
7
55.40
5
Rasio Ketergantungan (%)
65,26 58,21
57,88
56,08
55,70
Sumber: Baubau Dalam Angka 2013-2016, diolah
II-142
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 1
BBBAAABBB IIIIIIIII
GGGAAAMMMBBBAAARRRAAANNN PPPEEENNNGGGEEELLLOOOLLLAAAAAANNN KKKEEEUUUAAANNNGGGAAANNN
DDDAAAEEERRRAAAHHH SSSEEERRRTTTAAA KKKEEERRRAAANNNGGGKKKAAA PPPEEENNNDDDAAANNNAAAAAANNN
Keuangan daerah merupakan semua hak dan kewajiban
daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang
dapat dinilai dengan uang termaksud didalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah,
dalam kerangka anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan
terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan
pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber
penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada
peraturan perundang-undangan (money follow function).Pengelolaan
sumber-sumber penerimaan daerah diarahkan untuk menjamin
ketersediaan anggaran bagi kelancaran penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan daerah. Sementara
itu, pengelolaan belanja dan pembiayaan daerah diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan daerah dan perbaikan kesejahteraan
masyarakat di daerah ini.
Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya
dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas
atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai
penyelenggaraan pembangunan daerah. Mengingat bahwa
pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu APBD maka
analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD
dan laporan keuangan daerah pada umumnya.
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 2
Secara umum pengelolaan keuangan daerah Kota Baubau
pada kurun waktu 2008-2012, telah membuahkan hasil yang cukup
menggembirakan, meskipun masih terdapat beberapa kekurangan
dan kelemahannya. Indikator keberhasilan pengelolaan keuangan
daerah kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir di Kota Baubau, antara
lain ditunjukkan oleh kelancaran penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan dicapainya berbagai indikator kinerja pembangunan
daerah, baik indikator kinerja ekonomi makro maupun sektoral.
Meskipun demikian, dalam hal pengelolaan pendapatan daerah
belum seluruhnya dapat dioptimalkan terutama pengelolaan
sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ditunjukkan
oleh rendahnya proporsi PAD terhadap total pendapatan daerah
setiap tahunnya. Hal ini digunakan sebagai dasar dalam
penyusunan RPJMD Kota Baubau tahun 2013-2017 dan diharapkan
dapat menjadi bahan perbaikan dan penyempurnaan dalam
pengelolaan keuangan daerah kurun waktu lima tahun kedepan.
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Tahun 2008-2012
Tujuan utama pengelolaan keuangan daerah dimaksudkan
untuk memacu daerah agar dapat meningkatkan kemampuan
keuangan yang lebih baik yang ditandai dengan semakin
meningkatnya kapasitas fiskal dan semakin berkurangnya celah
fiskal dari tahun ke tahun. Karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya
untuk menigkatkan kapasitas fiskal dengan mengoptimalkan
sumber-sumber pendapatan daerah yang merupakan komponen
kapasitas fiskal daerah. Sementara itu, kemampuan daerah untuk
mendorong peningkatan pendapatan daerah, khususnya yang
bersumber dari PAD menjadi tolok ukur keberhasilan pelaksanaan
APBD dan kemandirian suatu daerah.
Kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kota Baubau tahun anggaran 2008-2012, antara lain
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 3
dapat dicermati dari target dan realisasi APBD setiap tahunnya, baik
dari sisi pendapatan maupun belanja.
3.1.1.1. Pendapatan Daerah Kota Baubau Tahun 2008-2012
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah Pasal 157, sumber pendapatan daerah terdiri
dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah. Pengelolaan pendapatan daerah
bertujuan untuk mengoptimalkan sumber pendapatan daerah dalam
rangka peningkatan kapasitas fiskal daerah guna memaksimalkan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam memberikan
pelayanan dan kesejahteraan kepada masyarakat sebagai hakikat
pemerintahan. Sumber pendapatan daerah terdiri dari :
a) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan dan lain-lain Pendapatan Asli daerah
yang sah.
b) Dana Perimbangan, yang terdiri dari Bagi hasil Pajak/
bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi
Khusus. Dana Perimbangan ini sebenarnya diluar kendali
Pemerintah Daerah Kota Baubau, karena
pengalokasiannya tergantung dari Pemerintah Pusat.
c) Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah, terdiri dari
Pendapatan Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak
dari provinsi dan daerah lain, dana penyesesuaian dan
otonomi khusus, bantuan keuangandari provinsi atau
pemerintah daerah lainnya serta Pendapatan Lainnya.Hal
ini juga diluar kendaliPemda Kota Baubau, karena
pengalokasiannya tergantung dari Pemerintah Pusat dan
Propinsi.
Sumber-sumber pendapatan daerah tersebut merupakan
sumber pendanaan bagi Pemerintah Daerah untuk mendanai
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 4
belanja daerah dalam rangka penyelenggaraan aktivitas
pemerintahan dan pembangunan daerah. Disamping berasal dari
sumber-sumber pendapatan di atas, pembangunan di daerah
didukung dengan dana yang bersumber dari pemerintah pusat
berupa dana dekosentrasi dan dana tugas pembantuan yang
disalurkan melalui Kementerian dan Provinsi. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal
157, sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang
Sah. Pengelolaan pendapatan daerah bertujuan untuk
mengoptimalkan sumber pendapatan daerah dalam rangka
peningkatan kapasitas fiskal daerah guna memaksimalkan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam memberikan
pelayanan dan kesejahteraan kepada masyarakat sebagai hakikat
pemerintahan.
Dalam kurun waktu tahun 2008-2012 realisasi pencapaian
Pendapatan Daerah Kota Baubau menunjukkan hasil yang
signifikan. Hal ini terlihat dari realisasi pendapatan daerah pada
tahun 2008 sebesar Rp. 354.781.276.292,00 atau 100,23% dari
target yang telah ditetapkan sedangkan pada tahun 2012 meningkat
menjadi Rp. 525,419,756,002.00 atau 105.03% dari target yang
telah ditetapkan. Dengan demikian, nilai rata-rata persentase
realisasi pencapaian pendapatan dari tahun 2008 ke tahun 2012
mencapai 99,24% (Gambar 3.1).
Berdasarkan data tahun 2008 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kota Baubau sebesar 6,29% dari total realisasi pendapatan daerah.
Sedangkan untuk tahun 2012 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota
Baubau sebesar 5,08% dari total realisasi pendapatan daerah
dengan demikian rata-rata pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kota Baubau selama tahun anggaran 2008-2012 adalah
sebesar 8,01%.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 5
Sementara Proporsi Dana Perimbangan cenderung
berfluktuasi selama kurun waktu tahun 2008-2012. Pada tahun
2008, proporsi Dana Perimbangan mencapai 89,59% dan pada
tahun 2012 turun menjadi 82,78%. Hanya pada tahun 2009 sempat
mengalami kenaikan sebesar 91,89%. Penurunan proporsi dana
perimbangan ini belum menunjukkan kemandirian daerah. Bila
mendasarkan pemikiran pada konsepsi yang ada maka kinerja PAD
sangatlah menentukan kemandirian suatu daerah. Penurunan
proporsi dana perimbangan yang relatif besar tidak diikuti
peningkatan proporsi PAD yang sebanding. Kontribusi PAD Kota
Baubau terhadap total pendapatan daerah selama tahun 2008-2012
berkisar antara 4,47-6,29%. Ini berarti bahwa tingkat
ketergantungan keuangan daerah terhadap sumber-sumber
penerimaan lain di luar PAD sangat tinggi yaitu sebesar 93,71-
95,53%. Dengan demikian, sumber utama pendapatan daerah
dalam struktur APBD Kota Baubau berasal dari dana transfer dari
pemerintah pusat, baik dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU),
Dana Alokasi Khusus (DAK), maupun dana transfer lainnya. Karena
itu, kinerja pengelolaan PAD masih jauh di bawah target yang
ditetapkan.
Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan tingkat
kemandirian daerah, maka perlu dioptimalkan pengelolaan PAD
dengan meningkatkan efekfitas pelaksanaan intensifikasi dan
ekstensifikasi terhadap sumber-sumber PAD.
Adapun faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target PAD
selama 5 (lima) tahun terakhir antara lain: (1) Terbatasnya
penggalian obyek-obyek pajak baru, (2) Rendahnya kualitas SDM
pengelola pajak dan retribusi daerah, (3) Belum optimalnya
penerapan revisi Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi
daerah, (4) Rendahnya kesadaran masyarakat wajib pajak, dan (5)
Penentuan target PAD tahunan terkadang belum disesuaikan
dengan potensi riil yang ada. Hal ini berarti bahwa berbagai upaya
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 6
untuk mengefektifkan penggalian sumber-sumber pendanaan
pembangunan daerah yang berasal dari PAD perlu terus
ditingkatkan agar ketergantungan terhadap pemerintah pusat dan
pemerintah provinsi lambat laun dapat dikurangi. Disamping itu,
perlu terobosan melalui berbagai alternatif peningkatan PAD
terutama dari pos pajak daerah dan retribusi daerah.
Pergeseran proporsi pendapatan yang signifikan bersumber
dari Lain-lain Pendapatan Yang Sah. Pada tahun 2008, proporsinya
hanya sebesar 4,12% dan pada tahun 2012 mencapai 12,13%.
Pergeseran yang besar ini disebabkan karena adanya peningkatan
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus. Secara umum pendapatan
Daerah Kota Baubau mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Selama tahun 2008-2012, pertumbuhannya mencapai 0,42% -
29,46% dengan rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah sebesar
14,22%. Peningkatan pendapatan daerah yang paling signifikan
terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 29,46% jika dibandingkan
tahun 2010. Ini disebabkan oleh meningkatnya penerimaan dari
Dana Alokasi Umum. Secara rinci realisasi pendapatan daerah Kota
Baubau tahun 2008-2012 disajikan padaTabel 3.1. berikut.
Gambar 3.1. Capaian Pendapatan Daerah Kota Baubau Tahun 2008-2012
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (2016).
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 7
Tabel 3.1.
Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Kota Baubau Tahun 2008 - 2012
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (2016).
No. Uraian Realisasi 2008 Realisasi 2009 Realisasi 2010 Realisasi 2011 Realisasi 2012 Rata-rata
Pertumbuhan
Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp % %
1 Pendapatan Asli Daerah 22.308.185.068 6,29 15.915.897.106 4,47 20.961.288.232 5,55 22.025.271.843 4,51 26,696,314,166 5.08 8,03
1 1 Pajak Daerah 2.491.620.030 0,70 2.944.925.293 0,83 3.685.165.926 0,98 5.227.987.502 1,07 4,127,805,900 0.79 23,12
1 2 Retribusi Daerah 6.611.678.859 1,86 7.801.616.379 2,19 10.376.024.076 2,75 10.488.579.219 2,15 17,281,711,000 3.29 16,60
1 3
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
2.451.864.378 0,69 906.774.074 0,25 2.506.125.453 0,66 2.162.194.444 0,44 3,435,976,286 0.65 39,11
1 4 Lain-Lain PAD yang Sah 10.753.021.801 3,03 4.262.581.360 1,20 4.393.972.777 1,16 4.146.510.678 0,85 1,851,001,000 0.35 (2,44)
2 Dana Perimbangan 317.841.296.738 89,59 327.463.676.988 91,89 334.416.362.892 88,58 367.746.428.526 75,24 434,966,265,442 82.78 8,15
2 1 Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
26.726.916.738 7,53 23.535.340.988 6,60 27.439.001.892 7,27 25.352.051.526 5,19 29,649,080,442 5.64 7,61
2 2 Dana Alokasi Umum 254.108.450.000 71,62 261.581.336.000 73,41 280.431.063.000 74,28 317.720.777.000 65,00 370,653,915,000 70.54 10,04
2 3 Dana Alokasi Khusus 37.005.930.000 10,43 42.347.000.000 11,88 26.546.298.000 7,03 24.673.600.000 5,05 34,663,270,000 6.60 2,64
3 Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
14.631.794.486 4,12 12.968.552.518 3,64 22.171.997.993 5,87 99.008.132.347 20,26 63,757,176,374 12.13 86,71
3 1 Pendapatan Hibah 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,0 0,00 1,050,000,000 0.20 26,07
3 2
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
6.637.328.692 1,87 5.099.777.518 1,43 8.314.234.815 2,20 6.062.858.287 1,24 7,119,133,687 1.35 17,70
3 3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
2.744.482.000 0,77 6.263.775.000 1,76 12.944.941.200 3,43 85.714.502.060 17,54 49,757,992,430 9.47 178,04
3 4
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
4.100.000.000 1,16 1.605.000.000 0,45 855.572.000 0,23 7.230.772.000 1,48 5,763,544,000 1.10 152,38
3 5 Pendapatan Lainnya 1.149.983.794 0,32 0 0,00 57.249.978 0,02 0 0,00 66,506,257 0.01 0,00
PENDAPATAN DAERAH 354.781.276.292 100,00 356.348.126.612 100,00 377.549.649.117 100,00 488.779.832.716 100,00 525,419,756,002 100 9,62
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 8
3.1.1.2. Pendapatan Daerah
3.1.1.2.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 6
ayat (1) dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Pasal 22
ayat (1), ada 4 (empat) sumber Pendapatan Asli Daerah yang
memegang peranan penting dalam pengelolaan keuangan daerah,
yaitu: (i) Pajak Daerah; (ii) Retribusi Daerah; (iii) Hasil pengelolaan
kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan (iv) Lain-lain PAD yang sah.
Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah di Kota Baubau
cenderung fluktuatif, hal ini menunjukkan bahwa tingkat
ketergantungan Kota Baubau kepada Pemerintah Pusat, khususnya
terhadap Dana Alokasi Umum (DAU) masih besar. Jika dilihat dari
tingkat pertumbuhan PAD dari tahun 2008 hingga 2012 maka
angka pertumbuhannya selalu positif. Artinya dari sisi daya tumbuh
sudah besar, hanya kontribusinya ke Pendapatan Daerah masih
relatif kecil (lihat Tabel 3.1).
Realisasi PAD Kota Baubau pada tahun 2008 mencapai nilai
sebesar Rp.22.308.185.068,- atau 95,57% dari target yang telah
ditetapkan yaitu sebesar Rp. 23.341.730.871,-. Sedangkan realisasi
PAD pada tahun 2012 sedikit mengalami penurunan sebesar
Rp. 26,696,314,186 dengan capaian 109,84 % dari target yang
ditetapkan yaitu Rp. 24,305,381,900 Dengan demikian realisasi
Pendapatan Asli Daerah selama periode 2008-2012 secara umum
terealisasi 91,39%.
Secara umum realisasi penerimaan dari seluruh sumber
Pendapatan Asli Daerah memenuhi target yang telah ditetapkan dan
bahkan melebihi target, kecuali yang bersumber dari Lain-lain PAD
yang sah sedikit mengalami penurunan dari target yang telah
ditetapkan.
Realisasi Sub Komponen Pajak Daerah pada tahun 2008
mencapai nilai sebesar Rp.2.491.620.030,00 atau 114,50% dari
target yang ditetapkan sebesar Rp.2.176.130.000,00. Sedangkan
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 9
pada tahun 2012 meningkat mencapai nilai sebesar Rp.
4,127,805,900 atau 100% dari target yang ditetapkan dengan rata-
rata pertumbuhan selama tahun 2008-2012 sebesar 26,45%
pertahun. Untuk Retribusi Daerah pada tahun 2008 tercapai
penerimaan sebesar Rp 6.611.678.859,- atau 111,93% dari target
yang ditetapkan sebesar Rp.5.906.735.000,00. Sedangkan pada
tahun 2012 untuk Retribusi daerah tercapai penerimaan sebesar Rp
17,291,711,000 atau sebesar 106,08% dari target yang ditetapkan
sebesar Rp. 16,300,875,000 dengan rata-rata pertumbuhan 16,60%.
Pada Pos Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan pada tahun 2008 terealisasi sebesar
Rp. 2.451.864.378,00 atau 51,97% dari target yang ditetapkan yaitu
Rp. 4.717.425.891,00. Untuk tahun 2012 terealisasi sebesar
Rp. 3,435,976,286 atau 167.61 % dari target penerimaan yaitu
Rp. 2,050,000,000. Untuk realisasi Lain-lain PAD Yang Sah pada
tahun 2008 tercapai penerimaan sebesar Rp 10.753.021.801,00
atau mencapai 102,01% dari target yang ditetapkan. Sedangkan
untuk tahun 2012 mengalami penurunan penerimaan sebesar
Rp. 1,851,001,000 atau 101.33% dari target yang telah ditetapkan
yaitu sebesar Rp. 1,826,701,000 penurunan anggaran tersebut
diakibatkan oleh adanya perubahan rekening yang menyebabkan
terbaginya alokasi dana yang bersumber dari lain-lain PAD yang sah
ke rekening yang lain sesuai dengan perkembangan peraturan
Standar Akutansi Pemerintah. Selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 3.2.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 10
Tabel 3.2. Capaian PAD Kota Baubau Tahun 2008-2012
No. Uraian
2008 2009 2010
Anggaran Realisasi Capaia
n Anggaran Realisasi Capaian Anggaran Realisasi Capaian
Nilai (Rp) Nilai (Rp) % Nilai (Rp) Nilai (Rp) % Nilai (Rp) Nilai (Rp) %
1 Pajak Daerah 2.176.130.000 2.491.620.030 114,50 2.850.630.000 2.944.925.293 103,31 2.872.280.000 3.685.165.926 128,30
2 Retribusi Daerah 5.906.735.000 6.611.678.859 111,93 8.677.494.675 7.801.616.379 89,91 9.409.747.500 10.376.024.076 110,27
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
4.717.425.891 2.451.864.378 51,97 5.036.469.348 906.774.074 18,00 2.553.355.457 2.506.125.453 98,15
4 Lain-Lain PAD yang Sah
10.541.439.980 10.753.021.801 102,01 8.374.085.350 4.262.581.360 50,90 4.966.102.000 4.393.972.777 88,48
Pendapatan Asli Daerah 23.341.730.871 22.308.185.068 95,57 24.938.679.373 15.915.897.106 63,82 19.801.484.957 20.961.288.232 105,86
Lanjutan Tabel 3.2.
No. Uraian
2011 2012
Anggaran Realisasi Capaian Anggaran Realisasi Capaian
Nilai (Rp) Nilai (Rp) % Nilai (Rp) Nilai (Rp) %
1 Pajak Daerah 4.676.013.926 5.227.987.502 111,80 4,127,805,900 4,127,805,900 100.00
2 Retribusi Daerah 10.439.531.289 10.488.579.219 100,47 16,300,875,000 17,291,711,000 106.08
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
2.060.000.000 2.162.194.444 104,96 2,050,000,000 3,435,976,286 167.61
4 Lain-Lain PAD yang Sah 4.781.624.529 4.146.510.678 86,72 1,826,701,000 1,851,001,000 101.33
Pendapatan Asli Daerah 21.957.169.744 22.025.271.843 100,31 24,305,381,900 26,696,314,186 109.84
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (2016).
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 11
Tabel 3.3. Struktur PAD Kota Baubau Tahun 2008-2012
NO. URAIAN STRUKTUR (%)
2008 2009 2010 2011 2012
1 Pajak Daerah 11,17 18,50 17,58 23,74 20,00
2 Retribusi Daerah 29,64 49,02 49,50 47,62 54,60
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 10,99 5,70 11,96 9,82 11,40
4 Lain-Lain PAD yang Sah 48,20 26,78 20,96 18,83 14,00
Pendapatan Asli Daerah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (2016).
Tabel 3.4. Pertumbuhan PAD Kota Baubau Tahun 2008-2012
NO. URAIAN PERTUMBUHAN (%)
2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012
1 Pajak Daerah 18,19 25,14 41,87 20,59
2 Retribusi Daerah 18,00 33,00 1,08 10,08
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan (60,02) 176,38 (13,72) 56,81
4 Lain-Lain PAD yang Sah (60,36) 3,08 (5,63) 48,26
Pendapatan Asli Daerah (28,65) 31,70 5,08 24,35
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (2016).
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 12
3.1.1.2.2. Dana Perimbangan
Dalam penjelasan UU Nomor 33 Tahun 2004 telah
dinyatakan bahwa Dana Perimbangan merupakan pendanaan
Daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana
Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana
Perimbangan ini merupakan sistem transfer dana dari Pemerintah
serta merupakan satu kesatuan yang utuh.
Proporsi dana perimbangan terhadap APBD relatif besar,
yang terlihat pada Tabel 3.1. dimana dana perimbangan rata-rata
memberikan kontribusi sebesar 8,15% selama tahun 2008-2012.
Hal ini menunjukkan bahwa Kota Baubau dalam pendanaan daerah
masih relatif bergantung pada pemerintah pusat atau masih jauh
dari cita-cita kemandirian daerah. Sementara itu dalam kurun
waktu lima tahun terakhir, realisasi penerimaan Dana Perimbangan
yang diterima oleh Kota Baubau menunjukkan trend yang fluktuatif.
Hal ini terlihat dari realisasi dana perimbangan tahun 2008 sebesar
Rp. 321.808.957.123,00 atau 100,45% dari target yang telah
ditetapkan sebesar Rp. 320.368.800.470,00 dan meningkat menjadi
Rp. 370,653,915,000 atau 100% dari target yang telah ditetapkan
pada tahun 2012.
Pada tahun 2008, capaian realisasi dari penerimaan bagi
hasil pajak/bukan pajak dan DAU masing-masing sebesar 112,05%
dan 99,46% serta realisasi DAK mencapai 90,21% sedangkan pada
tahun 2012 capaian realisasi dari penerimaan bagi hasil
pajak/bukan pajak dan DAU masing-masing sebesar 134.37%
dan 100% serta realisasi DAK juga mencapai angka 100%.
Dana Alokasi Umum memberikan kontribusi terbesar
terhadap penerimaan dari Dana Perimbangan. Selama kurun waktu
tahun 2008-2012 kontribusi dana Dana Alokasi Umum (DAU) rata-
rata mencapai 82,93% dari total Dana Perimbangan yang diperoleh
Pemerintah Kota Baubau. Sementara itu, kontribusi penerimaan
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 13
dari Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak adalah selama tahun
2008-2012 sebesar 7,65% terhadap penerimaan dana perimbangan
dan cenderung menunjukkan trend yang fluktuatif selama kurun
waktu 5 (Lima) tahun terakhir. Untuk Dana Alokasi Khusus (DAK),
selama tahun 2008-2012 memberikan kontibusi rata-rata sebesar
2,64 % dari total Dana Perimbangan. Data selengkapnya mengenai
dana perimbangan tersaji pada Tabel 3.5, Tabel 3.6 dan Tabel 3.7
berikut :
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 14
Tabel 3.5 Capaian Dana Perimbangan Kota Baubau Tahun 2008-2012
No
Uraian
2008 2009 2010
Anggaran Realisasi Capaian Anggaran Realisasi Capaian Anggaran Realisasi Capaian
Nilai (Rp) Nilai (Rp) % Nilai (Rp) Nilai (Rp) % Nilai (Rp) Nilai (Rp) %
1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
23.852.498.470 26.726.916.738 112,05 26.786.077.742 23.535.340.988 87,86 26.786.077.742 27.439.001.892 102,44
2 Dana Alokasi Umum
255.495.302.000 254.108.450.000 99,46 262.973.442.000 261.581.336.000 99,47 298.503.529.200 280.431.063.000 93,95
3 Dana Alokasi Khusus
41.021.000.000 37.005.930.000 90,21 42.347.000.000 42.347.000.000 100,00 22.747.800.000 26.546.298.000 116,70
Dana Perimbangan 320.368.800.470 317.841.296.738 99,21 332.106.519.742 327.463.676.988 98,60 348.037.406.942 334.416.362.892 96,09
Lanjutan Tabel 3.5
No
Uraian
2011 2012
Anggaran Realisasi Capaian Anggaran Realisasi Capaian
Nilai (Rp) Nilai (Rp) % Nilai (Rp) Nilai (Rp) %
1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
22.946.129.691 25.352.051.526 110,49 22,065,678,746 29,649,080,442 134.37
2 Dana Alokasi Umum 359.326.880.810 317.720.777.000 88,42 370,653,915,000 370,653,915,000 100.00
3 Dana Alokasi Khusus 49.374.800.000 24.673.600.000 49,97 34,663,270,000 34,663,270,000 100.00
Dana Perimbangan 431.647.810.501 367.746.428.526 85,20
427,382,863,746
434,966,265,442
101.77
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (2016).
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 15
Tabel 3.6. Struktur Dana Perimbangan Kota Baubau Tahun
2008-2012
NO. URAIAN STRUKTUR (%)
2008 2009 2010 2011 2012
1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan
Pajak 8,41 7,19 8,21 6,89 6.82
2 Dana Alokasi Umum 79,95 79,88 83,86 86,40 85.21
3 Dana Alokasi Khusus 11,64 12,93 7,94 6,71 7.97
Dana Perimbangan 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (2016).
Tabel 3.7. Pertumbuhan Dana Perimbangan Kota Baubau Tahun 2008-2012
NO. URAIAN
PERTUMBUHAN (%)
2008-2009 2009-2010 2010-
2011
2011-
2012
1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
(11,94) 16,59 (7,61) (1,02)
2 Dana Alokasi Umum 2,94 7,21 13,30 (1,38)
3 Dana Alokasi Khusus 14,43 (37,31) (7,05) (18,78)
Dana Perimbangan 3,03 2,12 9,97
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (2016).
3.1.1.2.3. Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Realisasi pendapatan yang berasal dari Lain-lain Pendapatan
yang Sah dalam kurun waktu 2008-2012 mengalami peningkatan
yang cukup signifikan. Hal ini ditunjukkan dari meningkatnya
realisasi pada tahun 2012 sebesar Rp. 48,587,213,725 jika
dibandingkan pada tahun 2008 yang hanya sebesar Rp.
10.737.328.692,00. Termasuk dalam kelompok pendapatan ini
adalah pendapatan hibah, dana bagi hasil pajak dari provinsi, dana
penyesuaian dan otonomi khusus, serta bantuan keuangan dari
provinsi atau pemda lainnya. Proporsi Lain-lain Pendapatan Yang
Sah terhadap pendapatan daerah Kota Baubau mencapai 12,13%
pada tahun 2011 dan ini merupakan capaian terbaiknya dari tahun
2008 yang hanya sebesar 4,12%. Proporsi ini cenderung meningkat
dari tahun ke tahun.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 16
Dana penyesuaian dan Otonomi Khusus memberikan
kontribusi terbesar terhadap penerimaan dari Lain-lain Pendapatan
yang Sah. Kontribusinya sebesar 137.32% di tahun 2012.
Sementara dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah
daerah lainnya serta bantuan keuangan dari provinsi atau
pemerintah daerah lainnya masing-masing memberikan kontribusi
sebesar 93.10% dan 122.45% Data selengkapnya mengenai Lain-lain
Pendapatan yang Sah tersaji dalam Tabel 3.8, Tabel 3.9 dan Tabel
3.10.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 17
Tabel 3.8. Capaian Lain-Lain pendapatan Daerah yang Sah Kota Baubau Tahun 2008-2012
No Uraian
2008 2009 2010
Anggaran Realisasi Capaian Anggaran Realisasi Capaia
n Anggaran Realisasi
Capaian
Nilai (Rp) Nilai (Rp) % Nilai (Rp) Nilai (Rp) % Nilai (Rp) Nilai (Rp) %
1 Pendapatan Hibah 0,00 0,00 0,0 0,00 0,0 0,0 0,00 0,0 0,0
2
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
5.146.400.000 6.637.328.692 128,97 7.646.400.000 5.099.777.518 66,70 7.646.400.000 8.314.234.815 108,73
3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
0,00 2.744.482.000 100,00 0,0 6.263.775.000 100,00 0,00 12.944.941.200 100,00
4 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
0,00 4.100.000.000 100,00 4.755.572.000 1.605.000.000 33,75 4.705.572.000 855.572.000 18,18
5 Pendapatan Lain-lain 5.100.000.000 1.149.983.794 22,55 0,00 0,00 0,00 0,00 57.249.978 100,00
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
10.246.400.000 14.631.794.486 142,80 12.401.972.000 12.968.552.518 104,57 12.351.972.000 22.171.997.993 179,50
Lanjutan tabel 3.8.
No.
Uraian
2011 2012
Anggaran Realisasi Capaian Anggaran Realisasi Capaian
Nilai (Rp) Nilai (Rp) % Nilai (Rp) Nilai (Rp) %
1 Pendapatan Hibah 0,00 0,0 0,0 1,050,000,000 100,00
2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
8.603.180.292 6.062.858.287 70,47 7,646,400,000
7,119,133,687 93.10
3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
18.720.635.000 85.714.502.060 457,86 36,234,041,725
49,757,992,430 137.32
4 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
9.693.155.000 7.230.772.000 74,60
4,706,772,000 5,763,544,000
122.45
5 Pendapatan Lain-lain 0,00 0,0 0,0 0,00 66,506,257 100,00
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 37.016.970.292 99.008.132.347 267,47 48,587,213,725 63,757,176,374 131.22
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (2016).
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 18
Tabel 3.9. Struktur Lain-lain Pendapatan yang Sah Kota Baubau Tahun 2008-2012
NO. URAIAN STRUKTUR (%)
2008 2009 2010 2011 2012
1 Pendapatan Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00 1.65
2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya 45,36 39,32 37,50 6,12
11.17
3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 18,76 48,30 58,38 86,57 78.04
4 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya 28,02 12,38 3,86 7,30
9.04
5 Pendapatan Lain-lain 7,86 0,00 0,26 0,00 0.10
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (2016).
Tabel 3.10. Pertumbuhan Lain-lain Pendapatan yang Sah Kota Baubau Tahun 2008-2012
NO. URAIAN PERTUMBUHAN (%)
2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012
1 Pendapatan Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00
2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
(23,17) 63,03 (27,08) 55,36
3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 128,23 106,66 562,15 (44,02)
4 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya (60,85) (46,69) 745,14 (63,15)
5 Pendapatan Lain-lain (100,00) 100,00 (100,00) 100,00
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah (11,37) 70,97 346,55
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (2016).
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 19
3.1.1.3. Belanja Daerah
Struktur belanja dalam APBD mengalami perubahan dari
kelompok belanja aparatur dan belanja pelayanan publik berdasar
Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 menjadi kelompok belanja tidak
langsung dan belanja langsung berdasar Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 dan juga Permendagri Nomor 59 Tahun 2007.
Belanja daerah terdiri dari:
1. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan
tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan, yang terdiri dari jenis belanja (a) Belanja Pegawai, (b)
Belanja bunga, (c) Belanja Subsidi, (d) Belanja Hibah, (e) Belanja
Bantuan Sosial, (f) Belanja Bagi Hasil, (g) Belanja Bantuan
Keuangan, dan (h) Belanja Tidak Terduga.
2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan,
yang terdiri dari jenis belanja (a) Belanja pegawai, (b) Belanja
barang dan jasa, dan (c) Belanja modal.
Selama kurun waktu lima tahun terakhir (tahun 2008 –
2012) realisasi belanja daerah Kota Baubau menunjukkan
perkembangan yang berfluktuasi setiap tahunnya, (Gambar 3.3).
Jika pada tahun 2008 realisasi belanja daerah sebesar
Rp. 371.457.133.859,- maka pada tahun 2009 meningkat menjadi
Rp. 373.526.516.859,- dan tahun 2010 menurun menjadi
Rp. 358.164.632.326,-. Sedangkan tahun 2011 meningkat kembali
menjadi Rp. 451.092.760.566,- hingga pada tahun 2012 mencapai
Rp. 574,916,978,286 meningkat sebesar Rp. 203,459,844,427,-
sejak tahun 2008. Realisasi belanja daerah Kota Baubau Tahun
2008-2012 dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan Tabel 3.11.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 20
Gambar 3.2.
Realisasi Belanja APBD Kota Baubau Tahun 2008-2012
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (2016).
Belanja Tidak Langsung
Pertumbuhan belanja tidak langsung dalam kurun waktu
tahun 2008-2012 mencapai 14,71 %. Sedangkan rata-rata realisasi
Belanja Tidak Langsung tahun 2008-2012 mencapai 108,90%.
Dilihat dari strukturnya, komposisi belanja tidak langsung terhadap
belanja daerah sejak tahun 2008 hingga tahun 2012 terus
mengalami peningkatan jika tahun 2008 komposisi belanja tidak
langsung hanya sebesar 47,22% maka pada tahun 2012 sudah
mencapai 54,82% bahkan pada tahun 2010 mencapai angka
62,29%. Kenaikan belanja tidak lansung terutama untuk belanja
pegawai, hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah Pegawai Negeri
Sipil (PNS).
Realisasi Belanja Hibah diberikan kepada
Badan/Lembaga/Organisasi. Sedangkan Belanja Bantuan Sosial
disalurkan kepada berbagai organisasi kemasyarakatan di bidang
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 21
kesehatan, pendidikan, Industri Kecil dan Menengah (IKM), swadaya
masyarakat, pertanian, keagamaan, kepemudaan, olahraga,
kewanitaan, organisasi lainnya dan partai politik.
Belanja Langsung
Selama kurun waktu tahun 2008-2012 rata-rata
pertumbuhan belanja langsung mencapai 6,88%. Pada tahun 2008
realisasi belanja langsung mencapai 88,18%, sementara tahun 2012
sebesar Rp 115,87. Hal ini diantaranya dipengaruhi oleh adanya
efisiensi belanja, anggaran tidak terserap karena keterbatasan
waktu dan adanya kegiatan yang tidak dapat terlaksana sepenuhnya
sehingga menyebabkan penyerapan anggaran juga jauh dibawah
target sedangkan komposisi belanja langsung terhadap total belanja
daerah rata-rata sebesar 44,94 %.
Gambar 3.3.
Struktur Belanja APBD Kota Baubau Tahun 2008-2012
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (2016).
Gambaran lebih rinci tentang anggaran dan realisasi belanja
langsung dan tidak langsung Kota Baubau Tahun 2008-2012 dapat
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 22
dilihat pada Tabel 3.9 dan Table 3.10 dibawah ini. Sedangkan
gambaran umum tentang struktur dan pertumbuhan belanja daerah
Kota Baubau Tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11.
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah Kota Baubau Tahun 2008-2012
NO. URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-
rata % % % % %
1 Belanja Tidak Langsung 104,34 103,5
6 96,52 91,10 108.90
100.8
8
1 1 Belanja Pegawai 107,13 105,8
2 98,50 91,66 108.10 102.24
1 2 Belanja Bunga 0,00 100,0
0 0,00 0,00 0.00 20.00
1 3 Belanja Subsidi 110,39 91,41 0,00 94,08 0.00 59.18
1 4 Belanja Hibah 21,84 83,33 97,86 97,15 128.42 85.72
1 5 Belanja Bantuan Sosial 86,69 90,41 92,25 47,68 69.92 77.39
1 6
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa
28,60 78,81 39,20 95,80 86.40 65.76
1 7 Belanja Tidak Terduga 0,00 0,00 471,00 274,91 322.07 213.60
2 Belanja Langsung 88,18 90,61 89,25 86,66 115.87 94.11
2 1 Belanja Pegawai 82,18 81,42 88,79 91,80 119.71 92.78
2 2 Belanja Barang dan Jasa 80,47 84,56 93,37 89,51 121.37 93.86
2 3 Belanja Modal 92,82 96,25 87,06 83,80 109.94 93.97
JUMLAH BELANJA 95,14 96,72 93,64 89,19 111,94 97.33
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (2016).
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 23
Tabel 3.12.
Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Kota Baubau Tahun 2008-2012
NO. URAIAN
2008 2009 2010
Anggaran Realisasi %
Anggaran Realisasi %
Anggaran Realisasi %
Nilai (Rp) Nilai (Rp) Nilai (Rp) Nilai (Rp) Nilai (Rp) Nilai (Rp)
1 Belanja Tidak Langsung 168.121.524.881 175.418.504.332 104,34 182.285.540.763 188.774.886.864 103,56 231.144.070.755 223.102.241.443 96,52
1 1 Belanja Pegawai 152.109.005.881 162.959.624.874 107,13 161.663.630.763 171.064.693.933 105,82 213.316.070.755 210.107.496.117 98,50
1 2 Belanja Bunga 0,00 0,00 0,00 380.000.000 380.000.000 100,00 0,00 0,00 0,00
1 3 Belanja Subsidi 3.000.000.000 3.311.604.192 110,39 4.000.000.000 3.656.311.013 91,41 0,00 9.224.542 0,00
1 4 Belanja Hibah 479.519.000 104.720.000 21,84 300.000.000 250.000.000 83,33 1.255.000.000 1.228.167.559 97,86
1 5 Belanja Bantuan Sosial 9.470.000.000 8.209.555.266 86,69 8.432.910.000 7.624.581.918 90,41 8.696.000.000 8.022.083.010 92,25
1 6
Belanja Bantuan
Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
2.913.000.000 833.000.000 28,60 7.359.000.000 5.799.300.000 78,81 7.727.000.000 3.028.770.215 39,20
1 7 Belanja Tidak Terduga 150.000.000 0,00 0,00 150.000.000 0,00 0,00 150.000.000 706.500.000 471,00
2 Belanja Langsung 222.327.189.827 196.038.629.527 88,18 203.907.531.106 184.751.629.995 90,61 151.327.382.197 135.062.390.883 89,25
2 1 Belanja Pegawai 32.622.746.875 26.808.311.271 82,18 29.518.408.190 24.034.348.256 81,42 19.710.139.979 17.500.168.472 88,79
2 2 Belanja Barang dan Jasa 55.555.282.725 44.706.980.740 80,47 60.998.639.387 51.581.439.244 84,56 47.129.316.584 44.006.949.829 93,37
2 3 Belanja Modal 134.149.160.227 124.523.337.516 92,82 113.390.483.529 109.135.842.495 96,25 84.487.925.634 73.555.272.582 87,06
JUMLAH BELANJA 390.448.714.708 371.457.133.859 95,14 386.193.071.869 373.526.516.859 96,72 382.471.452.952 358.164.632.326 93,64
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (2016).
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 24
Lanjutan Tabel 3.12.
NO. URAIAN
2011 2012
Anggaran Realisasi %
Anggaran Realisasi %
Nilai (Rp) Nilai (Rp) Nilai (Rp) Nilai (Rp)
1 Belanja Tidak Langsung 288.021.509.580 262.381.496.722 91,10 289,424,391,597 315,177,899,514 108.90
1 1 Belanja Pegawai 266.746.509.580 244.490.630.788 91,66 273,052,911,893 295,177,899,514 108.10
1 2 Belanja Bunga 0,00 - 0,00 0 60,000,000 0.00
1 3 Belanja Subsidi 350.000.000 329.275.781 94,08 0 0 0.00
1 4 Belanja Hibah 4.585.000.000 4.454.203.833 97,15 12,902,374,084 16,569,683,084 128.42
1 5 Belanja Bantuan Sosial 5.850.000.000 2.789.032.150 47,68 367,555,620 257,000,000 69.92
1 6 Belanja Bantuan
Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintah Desa
10.340.000.000 9.905.994.430 95,80
2,951,550,000 2,550,000,000 86.40
1 7 Belanja Tidak Terduga 150.000.000 412.359.740 274,91 150,000,000 483,105,000 322.07
2 Belanja Langsung 217.751.474.680 188.711.263.844 86,66 224,162,278,624 259,739,078,771 115.87
2 1 Belanja Pegawai 14.230.911.250 13.064.626.295 91,80 16,904,448,400 20,236,232,000 119.71
2 2 Belanja Barang dan Jasa 89.260.480.533 79.895.198.325 89,51 101,898,576,546 123,671,813,987 121.37
2 3 Belanja Modal 114.260.082.897 95.751.439.224 83,80 105,359,253,678 115,831,032,784 109.94
JUMLAH BELANJA 505.772.984.260 451.092.760.566 89,19 513,586,670,221 574,916,978,286 111.94
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (2016).
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 25
Tabel 3.13.
Struktur dan Pertumbuhan Belanja Daerah Kota Baubau Tahun 2008-2012
NO. URAIAN
STRUKTUR (%) PERTUMBUHAN (%)
2008 2009 2010 2011 2012 2008-2009 2009-2010 2010-
2011
2011-
2012
Rata-
rata
1 Belanja Tidak Langsung 47,22 50,54 62,29 58,17 54.82 6,98 18,88 17,66 13,36 14,71
1 1 Belanja Pegawai 43,87 45,80 58,66 54,20 51.34 3,60 24,46 16,39 19,76 15,35
1 2 Belanja Bunga 0,00 0,10 0,00 0,00 0.01 100 -100 0,00 -16,67 0,00
1 3 Belanja Subsidi 0,89 0,98 0,00 0,07 0.00 12,84 -99,75 3469,56 0 820,66
1 4 Belanja Hibah 0,03 0,07 0,34 0,99 2.88 1147,04 -5,95 262,67 -96,75 405,19
1 5 Belanja Bantuan Sosial 2,21 2,04 2,24 0,62 0.04 -7,13 5,21 -65,23 40,08 -40,47
1 6 Belanja Bantuan Keuangan
kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintah Desa
0,22 1,55 0,85 2,20 0.44 596,19 -47,77 227,06 0,44 175,18
1 7 Belanja Tidak Terduga 0,00 0,00 0,20 0,09 0.08 0,00 100 -32,33 44,90 -6,35
2 Belanja Langsung 52,78 49,46 37,71 41,83 45.18 -6,33 -26,47 39,82 18,79 6,88
2 1 Belanja Pegawai 7,22 6,43 4,89 2,90 3.52 -10,21 -27,19 -25,53 21,26 -7,39
2 2 Belanja Barang dan Jasa 12,04 13,81 12,29 17,71 21.51 16,77 -14,67 81,94 -4,85 29,80
2 3 Belanja Modal 33,52 29,22 20,54 21,23 20.15 -13,66 -31,94 30,18 40,20 -2,23
BELANJA 100 100 100 100 100 -0,05 -3,55 26,02 15,87 9,98
Sumber : Bagian Keuangan Setda Kota Baubau (2013), diolah.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 26
3.1.2 Neraca Keuangan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2001,
Neraca Daerah adalah neraca yang disusunberdasarkan standar
akuntansi pemerintah secara bertahap sesuai dengan kondisi
masing-masing pemerintah. Neraca Daerah memberikan informasi
mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban (utang), dan
ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset,
kewajiban, dan ekuitas dana merupakan rekening utama yang
masih dapat dirinci lagi menjadi sub rekening sampai level rincian
obyek.
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2005 tentang Standar Akuntasi Pemerintah, Neraca Daerah
merupakan salah satu laporan keuangan yang harus dibuat oleh
Pemerintah Daerah. Laporan ini sangat penting bagi manajemen
pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban
peraturan perundang-undangan yang berlaku saja, tetapi juga
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah dalam
rangka pengelolaansumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh
daerah secara efisien dan efektif. Elemen utama neraca Pemerintah
Daerah meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Setiap elemen
utama neraca tersebut diturunkan dalam sub-sub rekening yang
lebih terinci.
3.1.2.1 Aset
Aset memberikan informasi tentang sumber daya yang
dimiliki dandikuasai oleh pemerintah daerah yang dapat
memberikan manfaat ekonomi dansosial bagi pemerintah daerah
maupun masyarakat di masa datang sebagai akibatdari peristiwa
masa lalu, serta dapat diukur dalam satuan moneter. Aset terdiri
dari(i) aset lancar, (ii) investasi jangka panjang, (iii) aset tetap, (iv)
dana cadangan, dan(v) aset lainnya.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 27
Pada tahun 2008, Kota Baubau memiliki aset senilai
Rp. 763.998.058.835,94 meningkat menjadi Rp.
1,030,816,867,439.48 pada tahun 2012. Selama kurun waktu
2008-2012, pertumbuhan rata-rata jumlah aset daerah Kota
Baubau mencapai 7,81% yang menandakan bahwa jumlah aset Kota
Baubau meningkat sebesar 7,81 %setiap tahun. Aset tersebut
berupa tanah, gedung dan bangunan serta sarana mobilitas
danperalatan kantor yang semuanya dipergunakan untuk
menunjang kelancaran tugaspemerintahan. Yang terbesar nilainya
adalah aset tetap. Aset Lancar adalah kas dan sumber daya lainnya
yang diharapkan dapatdicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai
habis dalam 1 (satu) periode akuntansi. Aset lancar untuk Kota
Baubau pada tahun 2012 mencapai Rp. 84,062,431,300.63
meningkat sebesar Rp. 45,182,880,857 dari tahun 2008 yang hanya
sebesar Rp. 38.879.550.443,89. Rata-rata peningkatan aset lancar
ini sebesar 63,31%/tahun.
Investasi jangka panjang dimaksudkan untuk mendapatkan
manfaatekonomi atau manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari
satu periode akuntansi. Untuk Kota Baubau, investasi jangka
panjang bertumbuh dengan rata-rata 29,65%/tahun. Pada tahun
2008, investasi jangka panjang baru sebesarRp. 14.812.112.000,00
namun tahun 2012 sudah mencapai Rp. 34,096,751,937.85.
Investasijangka panjang ini didominasi oleh investasi permanen
berupa penyertaan modal Pemerintah Daerah.
Aset Tetap adalah adalah aset berwujud yang mempunyai
masa manfaatlebih dari satu tahun anggaran yang digunakan dalam
kegiatan pemerintah ataudimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Dalam kurun waktu 2008-2012, nilai aset tetap di Kota Baubau
cenderung fluktuatif meningkat. Jika pada tahun 2008 aset tetap
mencapai Rp. 710.093.646.392,05 dan pada tahun 2012 mencapai
Rp. 904,057,694,297.00 dengan rata-rata pertumbuhan 7,61%.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 28
Yang tertinggi nilainya adalah aset tetap berupa Jalan, Irigasi dan
Jaringan, gedung dan bangunan.
3.1.2.2 Kewajiban
Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi
pelaksanaan tugas atautanggungjawab untuk bertindak di masa
lalu. Kewajiban memberikan informasitentang utang pemerintah
daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketigaterhadap arus
kas pemerintah daerah. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi
duayaitu Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka
Panjang.Jumlah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
Pemerintah Kota Baubau selama kurun waktu lima tahun terakhir
(tahun 2008-2012) juga cenderung fluktuatif jika pada tahun 2008
adalah sebesar Rp 11.201.476.651,64, pada tahun 2009 meningkat
menjadi Rp.14.166.785.838,45. Tahun 2010 mengalami penurunan
Rp.12.263.038.802,12 dan pada tahun 2011 kembali meningkat
menjadi Rp.14.500.220.096,7 namun pada tahun 2012 menurun
kembali menjadi Rp.14,188,914,811 dengan rata-rata pertumbuhan
3,32%. Kewajiban jangka pendek, yang diharapkan harus
diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal
pelaporan. bertumbuh rata-rata 6,95%/tahun. Peningkatan utang
jangkapendek ini didorong adanya peningkatan Utang Kepada Pihak
Ketiga.
Sementara itu, kewajiban jangka panjang, yang dapat
diselesaikan dalam jangkawaktu lebih dari 12 bulan, mengalami
penurunan rata-rata 46,69%/tahun. Kewajiban jangka panjang yang
harus diselesaikan berupa Utang Dalam Negeri Pemerintah Pusat.
3.1.2.3 Ekuitas Dana
Ekuitas Dana merupakan selisih antara aset dengan
kewajiban pemerintahdaerah. Ekuitas Dana meliputi (i) Ekuitas
Dana Lancar, (ii) Ekuitas Dana Investasi,dan (iii) Ekuitas Dana
Cadangan. Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 29
dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana investasi merupakan
selisihantara jumlah nilai investasi permanen, aset tetap dan aset
lainnya (tidak termasukDana cadangan) dengan jumlah nilai utang
jangka panjang. Ekuitas dana cadanganmerupakan kekayaan
pemerintah daerah yang diinvestasikan dalam Dana cadanganuntuk
tujuan tertentu di masa mendatang. Nilai ekuitas dana Kota Baubau
tahun 2012 mencapai Rp. 1,016,627,952,628 Nilai ekuitas dana
yang terbesar adalah berupaekuitas dana investasi. Data neraca
daerah tersaji pada Gambar 3.4. dan Tabel 3.14.berikut.
Gambar 3.4
Neraca Keuangan Kota Baubau Tahun 2008-2012
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (2016).
- 500,000,000,000 1,000,000,000,000 1,500,000,000,000
2008
2009
2010
2011
2012
752,796,582,175
793,678,564,079
737,792,110,458
903,394,793,350
1,016,627,952,628
11,201,476,652
14,166,785,838
12,263,038,802
14,500,220,097
14,188,914,811
763,998,058,836
807,845,349,917
750,055,149,260
917,895,013,446
1,030,816,867,439
ASET KEWAJIBAN EKUIDITAS DANA
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 30
Tabel 3.14. Neraca Keuangan DaerahKota Baubau Tahun 2008–2012 No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan
I ASET LANCAR
1 Kas dan setara kas 22.417.608.722,69 7.695.253.226,69 24.531.574.093,86 65.090.247.448,24 49,110,594,517.64 55,80
2 Kas di Bendahara Pengeluaran 0,00 0,00 0,00 0,00 11,837,008,466.00 7,33
3 Kas di Bendahara Penerimaan 0,00 0,00 0,00 0,00 402,210,570.64 0,37
4 Piutang Pajak
1.294.991.895,00 1.627.415.615,00 1.247.013.735,00 1.454.045.135,00 1,730,046,385.00 9,50
5 Piutang Retribusi
1.436.966.675,00 2.005.806.537,00 1.974.788.857,00 1.841.200.557,00 2,168,692,291.00 8,04
6 Piutang HPKD
0,00 0,00 2.162.194.444,00 3.835.796.286,00 3,055,917,271.00 21,64
7 Piutang Pendapatan Bagi Hasil dari Provinsi
0,00 0,00 1.739.812.926,00 5.128.451.951,23 9,156,107,496.00 38,71
8 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
0,00 0,00 0,00 0,00 657,472,300.00 0,22
9 Bagian Lancar tagihan Pemberian Pinjaman
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
10 Bagian Lancar tagihan Bagi
Hasil Kemitraan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
11 Bagian Lancar Tagihan Sewa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
12 Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan
0,00 0,00 157.987.768,83 281.019.372,00 0,00 29,47
13 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi
0,00 0,00 41.530.212,50 121.736.231,33 0,00 20,85
14 Piutang TP/TGR 0,00 0,00 0,00 0,00 426,876,639.00 0,21
15 Piutang lainnya
422.925.050,00 147.556.993,00 146.969.493,00 146.969.493,00 146,969,493.00 -10,30
16 Persediaan
13.307.058.101,20 2.510.841.738,00 4.783.663.230,60 5.397.500.965,38 5,370,535,871.35 2,11
Jumlah Aset Lancar 38.879.550.443,89 13.986.874.109,69 36.785.534.760,79 83.296.967.439,18 84,062,431,300.63 65,31
II INVESTASI JANGKA
PANJANG
Investasi Non Permanen
Investasi Non Permanen Lainnya
5.100.000.000,00 2.600.000.000,00 2.600.000.000,00 2.600.000.000,00 2,706,119,200.00 -1,40
Jumlah Investasi Non Permanen
5.100.000.000,00 2.600.000.000,00 2.600.000.000,00 2.600.000.000,00 2,706,119,200.00 -1,01
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 31
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
8.472.000.000,00 8.472.000.000,00 14.541.819.996,51 32.267.515.039,55 31,390,632,737.85 47,11
Investasi Permanen Lainnya 1.240.112.000,00 1.240.112.000,00 150.000.000,00 150.000.000,00 0,00
Jumlah Investasi Permanen 9.712.112.000,00 9.712.112.000,00 14.691.819.996,51 32.417.515.039,55 31,390,632,737.85 42,20
Jumlah Investasi Jangka Panjang
14.812.112.000,00 12.312.112.000,00 17.291.819.996,51 35.017.515.039,55 34,096,751,937.85 29,65%
III ASET TETAP
Tanah
176.289.643.396,00 179.403.607.396,00 84.758.425.313,00 86.152.500.313,00 87,083,859,731.00 -11,91
Peralatan dan Mesin 115.616.954.801,00 127.023.380.982,00 129.076.029.694,00 141.856.765.548,00 145,510,651,918.00 6,80
Gedung dan Bangunan 218.246.816.770,00 265.556.449.520,00 220.951.683.161,00 231.430.879.420,00 244,031,426,424.00 4,84
Jalan, Jaringan Air dan Instalasi
247.557.230.364,00 290.279.206.387,00 238.908.973.187,00 282.111.438.384,00 294,369,734,130.00 6,47
Aset Tetap Lainnya 13.256.444.005,00 17.441.639.546,00 22.157.803.507,00 42.082.109.572,00 46,805,180,890.00 39,83
Konstruksi Dalam Pengerjaan 3.340.623.552,00 96.633.210,00 0,00 14.826.196.064,00 86,256,841,204.00 -2,46
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
(64.214.066.495,95) (98.633.303.233,73) 0,00 0,00 0,00 -11,57
Jumlah Aset Tetap 710.093.646.392,05 781.167.613.807,27 695.852.914.862,00 798.459.889.301,00 904,057,694,297.00 7,67
IV DANA CADANGAN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0 0 0 0 0
V ASET LAINNYA
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan
0,00 0,00 96.409.853,17 29.943.750,00 0,00 (17,24)
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Tagihan Bagi Hasil Kemitraan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Tagihan Sewa
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah 0,00 0,00 28.469.787,50 59.047.916,67 0,00 4,01
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Aset Lain – Lain
0,00 0,00 0,00 0,00 7,495,739,904.00 25,02
Aset Tak Berwujud 212.750.000,00 378.750.000,00 0,00 1.031.650.000,00 1,104,250,000.00 18,50
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 32
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan
Jumlah Aset Lainnya 212.750.000,00 378.750.000,00 124.879.640,67 1.120.641.666,67 8,599,989,904.00 350,11
JUMLAH ASET
763.998.058.835,94 807.845.349.916,96 750.055.149.259,97 917.895.013.446,40
1,030,816,867,439.48
7,81
Sumber: Neraca Keuangan Daerah Kota Baubau (2013), diolah.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 33
3.1.2.4 Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan
PemerintahDaerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Untuk neraca keuangandaerah, rasio likuiditas yang digunakan
adalah rasio lancar (current ratio) dan QuickRatio. Rasio lancar
adalah aset lancar dibagi dengan kewajiban jangka pendek,sedang
Quick Ratio adalah aset lancar dikurangi persediaan dibagi
dengankewajiban jangka pendek.
Tabel 3.15. Rasio Likuiditas Tahun 2008 – 2012
No. Rasio
Likuiditas 2008 2009 2010 2011 2012
1 Rasio Lancar 3,94 1,05 3,18 5,94 5,24
2 Quick Ratio 2,59 0,86 2,77 5,55 5,72
Sumber: Neraca Keuangan Daerah Kota Baubau, diolah.
Rasio Lancar digunakan untuk melihat kemampuan
Pemerintah Kota Baubau dalam melunasi hutang jangka pendeknya.
Semakin besar rasio yang diperoleh, semakin lancar hutang
pembayaran jangka pendeknya. Berdasarkan perhitungan, nilai
rasio lancar Neraca Keuangan Pemerintah Kota Baubau Tahun
2008- 2012 berada dikisaran 1,05-5,94 (Tabel 3.15). Nilai yang
diperoleh ini mengindikasikan bahwa Pemerintah dapat dengan
mudah mencairkan aset lancarnya untuk membayar seluruh hutang
atau kewajiban jangka pendeknya. Walaupun begitu, perlu
diperhatikan nilai rasio lancar yang semakin menurun. Nilai rasio
yang semakin kecil dapat menunjukkan semakin berkurangnya
kemampuan pemerintah daerah dalam melunasi kewajibannya. Jika
ditelurusi penyebabnya, hal ini dapat disebabkan oleh semakin
berkurangnya jumlah aset lancar akibat semakin berkurangnya kas,
namun di sisi lain utang jangka pendek juga semakin meningkat.
Quick Ratio lebih akurat dibandingkan rasio lancar (current
ratio) karena Quick ratio telah mempertimbangkan persediaan
dalam perhitungannya. Sebaiknya ratio ini tidak kurang dari 1.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 34
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai quick ratio neraca
keuangan Pemerintah Kota Baubau tahun 2008 sebesar 2,59, tahun
2009 turun sebesar 0,86, tahun 2010 naik sebesar 2,77 dan tahun
2011 menjadi 5,55 dan tahun 2012 mencapai 5,72. Nilai dari
perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan aset lancar
Pemerintah Kota Baubau setelah dikurangi persediaan, mempunyai
kemampuan yang cukup kuat untuk melunasi kewajiban jangka
pendeknya,walaupun pada tahun 2009 sempat mengalami
penurunan, tetapi tidak menyebabkan pengaruh yang besar dalam
melunasi kewajiban jangka pendeknya.
Gambar 3.5.
Rasio Liquiditas Kota Baubau Tahun 2008-2012
Sumber: Neraca Keuangan Daerah Kota Baubau (2013), diolah.
3.1.2.5 Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan
Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
panjangnya. Untuk neraca keuangan daerah, rasio solvablitas yang
digunakan adalah rasio kewajiban terhadap aset dan rasio
kewajiban terhadap ekuitas. Rasio kewajiban terhadap aset adalah
kewajiban dibagi dengan aset, sedangkan rasio kewajiban terhadap
ekuitas adalah kewajiban dibagi dengan ekuitas.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 35
Tabel 3.16.
Rasio Solvabilitas Kota Baubau Tahun 2008-2012
No. 2008 2009 2010 2011 2012
1 Rasio Kewajiban
Terhadap Aset 0,0147 0,0175 0,0163 0,0158 0,0118
2 Rasio Kewajiban
Terhadap Ekuitas 0,0149 0,0178 0,0166 0,0161 0,0120
Sumber: Neraca Keuangan Daerah Kota Baubau, diolah.
Berdasarkan hasil perhitungan (Tabel 3.16) diperoleh nilai
rasio kewajiban terhadap aset tahun 2008 hingga tahun 2012
semakin kecil. Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio
kewajiban terhadap asset. Jika dilihat dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan keuangan Pemerintah Kota
Baubau selama tahun 2008-2012 cukup kuat untuk membayar jika
Pemerintah Kota Baubau melakukan pinjaman ke kreditor dan
kemampuan membayar tersebut cenderung meningkat.
Demikian pula halnya dengan Rasio kewajiban terhadap
ekuitas secara langsung membandingkan kewajiban dibagi dengan
ekuitas. Berdasarkan hasil perhitungan (Tabel 3.13) diperoleh nilai
rasio tahun 2008 sebesar 0,0149 sedangkan tahun 2012 turun
menjadi 0,012. Hal ini menunjukkan kemampuan Pemerintah Kota
Baubau dalam membayar kewajiban semakin baik karena semakin
kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio kewajiban terhadap
ekuitas karena menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah
untuk membayar kewajibannya.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 36
Gambar 3.6.
Rasio Solvabilitas Kota Baubau Tahun 2008-2012
Sumber: Neraca Keuangan Daerah Kota Baubau, diolah.
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2008-2012
Secara umum, kebijakan pengelolaan keuangan daerah
terdiri dari kebijakan pengelolaan pendapatan, belanja, dan
pembiayaan. Kebijakan pengelolaan pendapatan diarahkan pada
upaya peningkatan dan perluasan obyek-obyek dan sumber-sumber
pendapatan daerah dalam kerangka otonomi daerah. Kebijakan
pengelolaan pendapatan daerah tersebut, diwujudkan dalam bentuk
pendekatan eksternal dan internal yang dalam pelaksanaannya
tercermin dari tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat
Daerah lingkup Pemerintah Kota Baubau.
Kebijakan pengelolaan belanja daerah disusun dan
dilaksanakan dalam rangka membiayai pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri dari
urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya
dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan
bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah yang ditetapkan
dengan ketentuan perundang-undangan. Kebijakan belanja daerah
diarahkan untuk menyediakan kebutuhan dasar masyarakat (basic
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 37
needs) meliputi pelayanan bidang pendidikan, kesehatan, sarana
dan prasarana dasar perkotaan dan pelayanan umum lainnya,serta
dalam rangka pemenuhan layanan pengembangan potensi unggulan
daerah (corecompetency).
Kebijakan Belanja Daerah Kota Baubau pada Tahun 2008-
2013 diprioritaskan untuk membiayai program prioritas
sebagaimana termuat dalam indikator makro dan prioritas daerah
dari tahun 2008-2012 sebagai amanat dari RPJMD Kota Baubau
Tahun 2008-2013. Kebijakan tersebut adalah :
a. Memprioritaskan belanja pada pemenuhan layanan dasar
masyarakat dengan titik berat padabidang pendidikan,
kesehatan, peningkatan daya beli yang dapat menunjang
pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta
pemenuhan hak-hak dasar masyarakat;
b. Memprioritaskan pada penyediaan sarana dan prasarana dasar
perkotaan, untuk menanggulangi permasalahan transportasi,
persampahan, banjir, kawasan kumuh, layanan airbersih dan
kebutuhan perkotaan lainnya;
c. Memprioritaskan pada pengembangan pelayanan pemerintahan
yang dapat mendukung terwujudnya kepuasan masyarakat
sebagai pengguna layanan; dan
d. Menggunakan prinsip-prinsip penggunaan anggaran secara
efektif dan efisien.
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur Kota
Baubau selama kurun waktu empat tahun (tahun 2009-2012)
menunjukkan perkembangan yang berfluktuasi setiap tahunnya.
Pada tahun 2009, alokasi belanja untuk pemenuhan kebutuhan
aparatur sebesar Rp. 242.219.565.002,- atau 64,79 persen dari total
belanja daerah pada tahun 2012 naik mencapai 72,63 persen dari
total belanja daerah atau sebesar Rp. 385.348.422.762,- dengan
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 38
demikian rata-rata proporsi belanja untuk pemenuhan aparatur
Kota Baubau selama tahun 2009-2012 yaitu 75,16 persen dari total
belanja daerah (lihat Tabel 3.17 dan Tabel 3.18). Hal ini
memperlihatkan bahwa APBD Kota Baubau belum memberikan
pelayanan yang optimal bagi publik karena sebagian besar APBD
Kota Baubau digunakan untuk belanja pegawai. Kondisi ini juga
berimplikasi terhadap tuntutan pemenuhan pelayanan publik yang
semakin berkembang secara dinamis. Dengan demikian, tidak
tertutup kemungkinannya akan berdampak terhadap kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.
Untuk menanggulangi berbagai permasalahan sebagaimana
dikemukakan di atas, maka terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pengalokasian belanja langsung antara
lain: pemenuhan standar pelayanan minimal, peningkatan efisiensi
pelayanan publik, dan implementasi strategi peningkatan investasi.
Karena itu, moratorium pengangkatan CPNS yang telah menjadi
kebijakan nasional akan ditindaklanjuti di daerah ini, tanpa
mengabaikan pengangkatan CPNSD yang masih sangat dibutuhkan
untuk kepentingan daerah.
Bila dilihat berdasarkan urusan, proporsi penggunaan
anggaran terbesar adalah untuk urusan wajib karena terkait dengan
hak dan pelayanan dasar kepada masyarakat yang wajib
diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Untuk Kota Baubau
berdasarkan Tabel 3.19 terlihat bahwa proporsi belanja untuk
urusan wajib selama kurun waktu tahun 2008-2012 rata-rata
mencapai 93,27% dengan capaian realisasi anggaran sebesar
88,96%. Sementara itu, proporsi belanja untuk urusan pilihan rata-
rata mencapai 6,35% dari total belanja langsung Kota Baubau tahun
2008-2012 dengan capaian realisasi anggaran 93,36%.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 39
Tabel 3.17.
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Baubau Tahun Anggaran 2009-2012
N
O Uraian
2009 2010 2011 2012
( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
A Belanja Tidak Langsung 171.064.693.933,00 210.107.496.117,00 244.490.630.788,00 285,582,682,901.00
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 167.383.225.777,00 182.982.181.698,00 208.821.323.133,00 230,574,945,261.00
2 Belanja Tambahan Penghasilan**) 3.119.147.727,00 25.750.272.519,00 33.818.914.495,00 54,043,754,063.00
3 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD
serta Operasional KDH/WKDH 310.650.000,00 740.400.000,00 938.100.000,00 759,000,000.00
4 Belanja Pemungutan Pajak Daerah**) 251.670.429,00 634.641.900,00 912.293.160,00 204,983,577.00
B Belanja Langsung 71.154.871.069,00 121.788.063.276,00 74.640.873.994,00 225,493,964,594.00
1 Belanja Honorarium PNS 6.350.006.650,00 6.195.483.145,00 4.888.247.875,00 6,897,091,025.00
2 Belanja Honorarium Non PNS 5.729.786.000,00 5.122.559.240,00 6.606.902.600,00 8,555,273,600.00
3 Uang Lembur 1.425.281.522,00 1.253.879.075,00 1.543.115.820,00 1,906,050,780.00
4 Honorarium Pengelolaan Dana BOS 0,00 0,00 0,00 0,00
5 Belanja Bahan Pakai Habis 714.705.990,00 5.728.879.868,00 1.162.325.329,00 13,331,103,438.00
6 Belanja Bahan / Material 6.140.121.271,00 3.813.562.501,00 10.115.251.521,00 10,868,938,119.00
7 Belanja Jasa Kantor 12.486.360.085,00 3.159.387.268,00 10.414.539.676,00 5,034,802,173.00
8 Belanja Premi Asuransi 0,00 164.263.000,00 208.150.000,00 249,257,000.00
9 Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 3.035.718.616,00 3.312.917.637,00 3.642.374.297,00 6,486,685,366.00
10 Belanja Cetak dan Penggandaan 608.056.484,00 1.706.232.892,00 1.969.913.987,00 4,548,394,238.00
11 Belanja Sewa Rumah / Gedung / Gudang /
Parkir 705.383.800,00 445.193.998,00 529.730.860,00 840,888,140.00
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 40
N
O Uraian
2009 2010 2011 2012
( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
12 Belanja Sewa Sarana Mobilitas 217.682.200,00 833.897.300,00 381.828.032,00 537,538,060.00
13 Belanja Sewa Alat Berat 0,00 0,00 0,00 0,00
14 Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor 233.027.900,00 194.939.800,00 570.433.366,00 3,142,874,725.00
15 Belanja Makanan dan Minuman 1.740.770.976,00 4.013.099.285,00 2.367.498.228,00 10,862,966,077.00
16 Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya 1.281.563.350,00 842.692.200,00 857.630.000,00 1,499,961,954.00
17 Belanja Pakaian Kerja 118.000.000,00 170.257.500,00 46.645.000,00 298,624,000.00
18 Belanja Pakaian Khusus dan Hari - hari Tertentu 3.150.000,00 52.763.650,00 180.946.463,00 448,420,000.00
19 Belanja Perjalanan Dinas 6.005.847.000,00 11.884.443.990,00 6.391.252.571,00 19,394,952,705.00
20 Belanja Perjalanan Pindah Tugas 0,00 0,00 0,00 0,00
21 Belanja Pemulangan Pegawai 0,00 0,00 0,00 0,00
22 Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi Dan
Bimbingan Teknis PNS 4.768.135.003,00 5.637.837.000,00 5.209.718.000,00 7,558,660,604.00
23 Belanja Pemeliharaan 4.536.874.109,00 878.222.639,00 3.232.219.666,00 20,867,501,273.00
24 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 1.235.200.000,00 220.000.000,00 180.000.000,00 180,000,000.00
25 Belanja Jasa Konsultasi 0,00 199.000.000,00 0,00 0,00
26 Belanja Barang Dana Bos 0,00 0,00 0,00 0,00
27 Belanja Modal (Kantor, Mobil, Meubelair,
Perlatan, dan Perlengkapan dll) 13.819.200.113,00 65.958.551.288,00 14.142.150.703,00 101,983,981,317.00
TOTAL 242.219.565.002,00 331.895.559.393,00 319.131.504.782,00 511,076,647,495.00
Sumber : Setda Bagian Keuangan (2016), diolah.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 41
Tabel 3.18.
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kota Baubau Tahun 2009-2012
NO Uraian
Total Belanja Untuk
Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
(Rp)
Total Pengeluaran
(Belanja+Pembiayaan Pengeluaran)
(Rp)
Prosentase
(a) (b) (a) / (b) * 100
1 Tahun Anggaran 2009 242,219,565,002 373,872,391,314 64,79
2 Tahun Anggaran 2010 331,895,559,393 358,164,632,326 92,67
3 Tahun Anggaran 2011 319,131,504,782 452,291,403,979 70,56
4 Tahun Anggaran 2012 511,076,647,495 574,916,978,286 88,89
Sumber : Setda Bagian Keuangan (2013), diolah.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 42
Tabel 3.19
Realisasi Belanja Menurut Urusan Kota Baubau Tahun 2008-2012
URAIAN
2008 2009 2010 2011 2012
Realisasi (Rp.)
Capaia
n (%
)
Str
uktu
r (%
)
Realisasi (Rp.)
Capaia
n (%
)
Str
uktu
r (%
)
Realisasi (Rp.)
Capaia
n (%
)
Str
uktu
r (%
)
Realisasi (Rp.)
Capaia
n (%
)
Str
uktu
r (%
)
Realisasi (Rp.)
Capaia
n (%
)
Str
uktu
r
(%)
URUSAN WAJIB 185.432.334.612,00 88,09 94,59 170.741.810.818,00 90,53 90,53 125.199.867.335,00 92,73 92,7 179.689.073.082,00 86,26 95,22 167,254,709,436.00 86.33 86,78
1 Urusan Pendidikan 27.284.391.844,00 85,43 13,92 22.433.120.191,00 94,51 12,14 10.611.065.426,00 49,20 7,86 25.260.880.921,00 72,06 13,39
18,312,104,961.00 61.40 9,50
2 Urusan Kesehatan 16.889.962.743,00 85,78 8,62 20.449.108.846,00 96,67 11,07 9.837.790.882,00 96,36 7,28 11.048.694.743,00 89,78 5,85
13,673,265,886.00 98.54 7,09
3 Urusan Pekerjaan Umum 39.329.449.386,00 94,61 20,06 40.007.322.501,00 95,93 21,65 28.452.952.181,00 98,17 21,07 59.903.849.546,00 88,57 31,74
49,311,897,179.00 97.22 25,59
4 Urusan Perumahan 1.076.781.750,00 97,98 0,00 4.298.317.205,00 96,80 2,33 478.774.300,00 98,21 0,35 3.402.914.600,00 92,22 1,80
8,875,473,299.00 98.81 4,61
5 Urusan Penataan Ruang 805.648.000,00 58,75 0,41 1.403.487.885,00 99,70 0,76 936.385.446,00 98,65 0,69 1.093.841.936,00 99,07 0,58
1,247,384,956.00 99.46 0,65
6 Urusan Perencanaan Pembangunan
4.181.655.910,00 89,73 2,13 2.405.788.909,00 97,82 1,30 2.103.430.685,00 98,88 1,56 1.527.732.884,00 89,77 0,81 3,255,382,899.00 94.54 1,69
7 Urusan Perhubungan 13.573.052.597,00 99,21 6,92 11.408.736.450,00 98,38 6,18 17.627.875.555,00 97,05 13,05 20.490.931.419,00 98,41 10,86
22,491,377,999.00 99.20 11,67
8 Urusan Lingkungan Hidup
6.302.720.775,00 89,34 3,22 6.862.174.727,00 88,56 3,71 6.131.782.840,00 91,74 4,54 6.053.631.478,00 95,48 3,21 6,336,469,071.00 93.21 3,29
9 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
346.049.033,00 88,36 0,00 993.197.500,00 91,48 0,54 557.144.620,00 98,83 0,41 998.783.760,00 93,77 0,53 727,759,600.00
100.0
0 0,38
1
0
Urusan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
26.050.000,00 100,00 0,01 87.895.000,00 100,00 0,05 39.796.000,00 98,96 0,03 71.125.100,00 78,63 0,04 272,759,600.00 94.66 0,14
11
Urusan Keluarga Berencana dan
Keluarga
2.232.116.569,00 97,96 1,14 2.206.740.263,00 95,16 1,19 1.701.607.188,00 99,32 1,26 1.398.621.764,00 98,80 0,74 1,713,192,106.00 98.19 0,89
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 43
URAIAN
2008 2009 2010 2011 2012
Realisasi (Rp.)
Capaia
n (%
)
Str
uktu
r (%
)
Realisasi (Rp.)
Capaia
n (%
)
Str
uktu
r (%
)
Realisasi (Rp.)
Capaia
n (%
)
Str
uktu
r (%
)
Realisasi (Rp.)
Capaia
n (%
)
Str
uktu
r (%
)
Realisasi (Rp.)
Capaia
n (%
)
Str
uktu
r
(%)
Sejahtera
12
Urusan Sosial 1.381.205.640,00 93,75 0,70 1.010.684.920,00 99,33 0,55 795.536.245,00 99,99 0,59 987.664.305,00 99,62 0,52
2,963,859,600.00 85.12 1,54
13
Urusan Ketenagakerjaan 270.520.000,00 91,00 0,14 217.222.000,00 100,0 0,12 60.691.000,00 99,92 0,04 0,00 0,00 0,00
478,183,824.00 99.79 0,25
14
Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
95.605.000,00 100,00 0,05 133.880.000,00 100,0 0,07 50.000.000,00 100,00 0,04 220.522.500,00 100,00 0,12 294,328,000.00 93.70 0,15
15
Urusan Penanaman Modal
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 84.435.500,00 44,40 0,04 384,712,200.00 98.04 0,20
16
Urusan Kebudayaan 583.481.500,00 98,99 0,30 452.344.500,00 76,19 0,24 180.850.000,00 95,87 0,13 395.215.000,00 92,52 0,21
2,591,220,000.00 80.15 1,34
17
Urusan Kepemudaan dan Olahraga
828.825.000,00 99,97 0,42 213.730.000,00 66,79 0,12 0,00 0,00 0,00 23.660.000,00 94,64 0,01 275,514,000.00 94.84 0,14
18
Urusan Kesatuan Bangsa dan
Politik dalam Negeri
2.542.245.476,00 81,57 1,30 2.930.919.825,00 90,09 1,59 1.504.313.728,00 91,79 1,11 1.612.188.714,00 96,11 0,85 1,246,731,500.00 98.75 0,65
19
Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
57.150.000.561,00 83,95 29,15 47.264.091.166,00 82,05 25,58 40.588.158.939,00 90,80 30,05 42.027.343.225,00 84,49 22,27 29,207,364,708.00 73.08 15,15
2
0
Urusan
Kepegawaian 4.719.501.100,00 75,91 2,41 2.192.035.931,00 59,94 0,00 1.505.348.524 81,70 0,00 1.068.307.334,00 62,58 0,00
2
1
Urusan
Ketahanan Pangan
463.433.009,00 91,82 0,24 782.610.089,00 98,69 0,42 263.125.000 99,96 0,19 15.500.000,00 100,0 0,01 49,454,000.00 84.53 0,03
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 44
URAIAN
2008 2009 2010 2011 2012
Realisasi (Rp.)
Capaia
n (%
)
Str
uktu
r (%
)
Realisasi (Rp.)
Capaia
n (%
)
Str
uktu
r (%
)
Realisasi (Rp.)
Capaia
n (%
)
Str
uktu
r (%
)
Realisasi (Rp.)
Capaia
n (%
)
Str
uktu
r (%
)
Realisasi (Rp.)
Capaia
n (%
)
Str
uktu
r
(%)
22
Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa
3.645.493.919,00 96,19 1,86 1.526.801.802,00 92,17 0,83 975.263.835,00 98,73 0,72 950.300.561,00 93,88 0,50 1,348,388,148.00 85.05 0,70
23
Urusan Kearsipan 223.406.000,00 100 0,11 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5.500.000,00 100,0 0,00
27,717,000.00 76,99 0,01
24
Urusan Statistik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 130.000.000,00 100,0 0,07
25
Urusan Komunikasi dan Informatika
1.480.738.800,00 98,59 0,76 2.244.211.197,00 93,14 1,21 797.974.941,00 99,30 0,59 932.927.792,00 98,95 0,49 1,079,057,500.00 96.62 0,56
26
Urusan Perpustakaan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
91,729,500.00 94.93 0,05
II
URUSAN PILIHAN 10.606.294.915, 89,54 5,41 14.009.819.177, 91,54 7,58 9.862.523.548 96,33 7,30 9.022.190.762,00 95,46 4,78
12,218,212,900.00 93.62 6,34
1
Urusan Pertanian 4.546.581.486,00 92,58 2,32 4.441.025.976, 97,45 2,40 1.981.934.117,00 99,69 1,47 1.231.178.204,00 99,50 0,65
2,837,111,000.00 88.97 1,47
2
Urusan Kehutanan 483.581.408,00 84,1 0,25 1.434.039.999, 89,02 0,78 197.440.000,00 99,34 0,15 1.111.430.500,00 88,10 0,59
1,474,114,000.00 97.63 0,76
3
Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
49.800.000,00 99,60 0,03 700.543.382, 95,72 0,38 1.343.728.050,00 97,36 0,99 920.685.380,00 98,88 0,49 1,945,690,350.00 91.57 1,01
4 Urusan Pariwisata 705.278.391,00 87,19 0,36 893.330.522,00 90,16 0,48 633.046.621,00 94,03 0,47 650.428.517,00 96,02 0,34
930,104,700.00 98.21 0,48
5
Urusan Kelautan dan Perikanan 3.135.882.430,00 90,15 1,60 4.190.268.488,00 95,90 2,27 4.349.748.610,00 94,82 3,22 4.318.220.831,00 97,74 2,29
4,213,400,850.00 98.84 2,19
6
Urusan Perdagangan 1.089.927.500,00 82,17 0,56 1.142.027.300,00 67,55 0,62 970.889.700,00 97,39 0,72 327.194.000,00 74,37 0,17
604,373,000.00 86.91 0,31
7
Urusan Industri 595.243.700,00 85,11 0,30 1.208.583.510,00 89,28 0,65 385.736.450,00 91,19 0,29 463.053.330,00 95,28 0,25 213,419,000.00 66.33 0,11
8
Urusan Ketransmigrasian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
JUMLAH 196.038.629.527, 88,18 100, 184.751.629.995, 90,61 100, 135.062.390.883, 93,22 100, 188.711.263.844,00 86,66 100, 192,733,136,886 100
Sumber: Setda Bagian Keuangan (2016), diolah.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 45
3.2.2. Analisis Pembiayaan
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan
pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu
dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau
memanfaatkan surplus anggaran.
3.2.2.1. Analisis Defisit Riil Anggaran
Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran masa lalu
tentang kebijakan anggaran untuk menutup defisit riil anggaran
Pemerintah Daerah.
Selama kurun waktu 2008-2012, APBD Kota Baubau
mengalami tiga kali defisit anggaran dan dua kali surplus anggaran.
Pada dua tahun awal pelaksanaan RPJMD 2008-2012, APBD Kota
Baubau mengalami defisit anggaran dan surplus anggaran terjadi
pada dua tahun berikutnya. Pada tahun 2008, defisit anggaran
mencapai Rp. 16.909.596.056,00 kemudian naik menjadi Rp.
17.524.264.702,00 pada tahun 2009. Kemudian dua tahun
berikutnya APBD Kota Baubau mengalami surplus anggaran, yaitu
pada tahun 2010 mencapai Rp. 19.385.016.790,82 dan tahun 2011
mencapai Rp.36.488.428.737,38. Namun tahun 2012 Kota Baubau
kembali mengalami defisit anggaran yang mencapai
Rp. 49,497,222,284 peningkatan defisit anggaran dan terjadinya
surplus anggaran disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan
pendapatan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah jauh lebih
besar dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan. Peningkatan
belanja daerah didominasi oleh peningkatan belanja aparatur. Hal
ini mengindikasikan bahwa belanja daerah lebih banyak digunakan
untuk kebutuhan rutin birokrasi dibandingkan untuk memberikan
pelayanan publik. Defisit anggaran juga merupakan indikasi adanya
pemborosan APBD.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 46
Tabel 3.20 menunjukkan bahwa sisa lebih perhitungan
anggaran tahun berkenaan mengalami penurunan yang cukup
signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat penyerapan
anggaran dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Defisit
anggaran yang terjadi karena belanja daerah lebih besar
dibandingkan pendapatan daerah Kota Baubau, sebagian besar atau
seluruhnya ditutupi oleh sisa lebih perhitungan anggaran tahun
sebelumnya, tanpa perlu melakukan penjualan kekayaan daerah
yang dipisahkan atau melakukan pinjaman daerah. Berdasarkan
tabel analisis penutup defisit anggaran kemudian disusun tabel
analisis untuk mengetahui gambaran komposisi penutup defisit riil
anggaran Kota Baubau Tahun 2009-2012 yang disajikan pada Tabel
3.21.
Tabel 3.20.
Penutup Defisit Riil APBD Kota Baubau NO
Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1. Realisasi Pendapatan Daerah
354.781.276.291,90 356.348.126.612,00 377.549.649.116,82 488.779.832.716,38 525,419,756,002
Dikurangi realisasi:
2. Belanja Daerah 371.457.133.859,00 373.526.516.859,00 358.164.632.326,00 451.092.760.566,00 574,916,978,286
3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah
306.933.080,00 345.874.455,00 0,00 1.198.643.413,00 4,150,000,000
A Defisit riil (16.982.790.647,10) (17.524.264.702,00) 19.385.016.790,82 36.488.428.737,38 (49,497,222,284)
Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan:
4. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran
sebelumnya
34.302.594.914,30 17.245.900.754,69 (2.376.223.243,96) 17.008.793.546,86 53,497,222,284
5. Pencairan Dana Cadangan
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
7. Penerimaan Pinjaman Daerah
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9. Penerimaan Piutang Daerah
0,00 0,00 0,00 0,00 150,000,000
B Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah
34.302.594.914,30 17.245.900.754,69 (2.376.223.243,96) 17.008.793.546,86 53,647,222,284
A-B
Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan
17.319.804.267,20 (278.363.947,31) 17.008.793.546,86 53.497.222.284,24 0,00
Sumber: Diolah dari Data Bagian Keuangan Setda Kota Baubau
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 47
Tabel 3.21
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Baubau
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya
34.302.594.914,30
17.245.900.754,69 (2.376.223.243,96) 17.008.793.546,86 53,497,222,284
2. Pencairan Dana Cadangan
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
Yang di Pisahkan
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4. Penerimaan Pinjaman Daerah
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Penerimaan Piutang Daerah
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
7. Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan
17.319.804.267,20 (278.363.947,31) 17.008.793.546,86 53.497.222.284,24 0,00
Sumber: Setda Bagian Keuangan (2016), diolah.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 48
3.2.2.3. Analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara
riil sisa lebih pembiayaan anggaran yang dapat digunakan dalam
penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Analisis
ini disajikan pada Tabel 3.22.
Tabel 3.22
Sisa Lebih (Riil)Pembiayaan Anggaran Kota Baubau Tahun 2008-2012
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Saldo kas neraca daerah 22.417.608.722,69 7.695.253.226,69 24.531.574.093,86 65.090.247.448,24 61.738.862.363,28
Dikurangi:
2
Kewajiban kepada pihak ketiga
sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan
5.139.634.634 7.949.187.674, 3.087.213.190, 1.557.558.369,8 60.106.277
3 Kegiatan lanjutan 15.343.340.208 2.149.473.978, 0,00 0,00 13.980.747.256
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran
1.934.633.880,69 (2.403.408.425,31) 21.444.360.903,86 63.532.689.078,44 47.698.008.830,28
Sumber: Setda Bagian Keuangan (2013), diolah.
3.3. Kerangka Pendanaan
Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas
riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan
program pembangunan jangka menengah daerah selama lima (5)
tahun kedepan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total
penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau
belanja pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta
menjadi prioritas utama.
3.3.1. Analisis pengeluaran periodik prioritas utama
Analisis terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat
ditujukan untuk menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan
pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus
dibayar dalam satu tahun anggaran. Belanja periodik prioritas
utama adalah pengeluaran yang harus dibayar setiap periodik oleh
pemerintah daerah dalam rangka keberlangsungan pelayanan dasar.
Untuk menganalisis belanja periodik yang wajib dan
mengikat serta prioritas utama disajikan dalam Tabel 3.23.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 49
Total pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama
pada tabel diatas menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan
anggaran belanja yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat
ditunda dalam rangka penghitungan kapasitas riil keuangan daerah
dan analisis kerangka pendanaan.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 50
Tabel 3.23. Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kota Baubau Tahun 2009-2012
No Uraian 2009 2010 2011 2012
Rata-rata
Pertumbuhan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
A Belanja Tidak Langsung 185.118.575.851,00 223.093.016.901,00 262.052.220.941,00 302,757,324,782.00 17.84
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 167.383.225.777,00 182.982.181.698,00 208.821.323.133,00 230,574,945,261.00 11.29
2 Tambahan Penghasilan PNS 3.119.147.727,00 25.750.272.519,00 33.818.914.495,00 54,043,754,063.00 272.23
3
Belanja Penerimaan Anggota dan
Pimpinan DPRD serta Operasional
KDH/WKDH
310.650.000,00 740.400.000,00 938.100.000,00 759,000,000.00
48.65
4 Biaya Pemungutan Pajak Daerah 251.670.429,00 634.641.900,00 912.293.160,00 204,983,577.00 39.46
5 Belanja Bunga 380.000.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6 Belanja Hibah 250.000.000,00 1.228.167.559,00 4.454.203.833,00 14,118,824,134.00 290.31
7 Belanja Bantuan Sosial 7.624.581.918,00 8.022.083.010,00 2.789.032.150,00 147,000,000.00 (51.58)
8 Belanja Bantuan Keuangan 5.799.300.000,00 3.028.770.215,00 9.905.994.430,00 2,499,985,615.00 34.84
9 Belanja Tidak Terduga 0,00 706.500.000,00 412.359.740,00 33,105,000.00 (44.54)
B Belanja Langsung 54.914.974.891,00 115.702.844.978,00 62.687.296.619,00 219,059,908,569.00 104.77
1 Belanja Honorarium PNS Khusus untuk Guru dan Tenaga Medis
299.560.000,00 317.729.332,00 244.760.000,00 463,035,000.00 24.09
2 Belanja Honorarium Non PNS 5.729.786.000,00 5.122.559.240,00 6.606.902.600,00 8,555,273,600.00 15.96
3 Uang Lembur 1.425.281.522,00 1.253.879.075,00 1.543.115.820,00 1,906,050,780.00 11.52
4 Honorarium Pengelolaan Dana BOS 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5 Belanja Bahan Pakai Habis 714.705.990,00 5.728.879.868,00 1.162.325.329,00 13,331,103,438.00 556.26
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 51
No Uraian 2009 2010 2011 2012
Rata-rata
Pertumbuhan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
6 Belanja Bahan / Material 6.140.121.271,00 3.813.562.501,00 10.115.251.521,00 10,868,938,119.00 44.93
7
Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan
bulanan kantor seperti listrik, air,
telepon dan sejenisnya)
3.235.322.257,00 3.592.056.581,00 4.204.614.402,00 5,034,802,173.00
15.94
8 Belanja Premi Asuransi 0,00 164.263.000,00 208.150.000,00 249,257,000.00 15.49
9 Belanja Perawatan Kendaraan
Bermotor 3.035.718.616,00 3.312.917.637,00 3.642.374.297,00 6,486,685,366.00
32.39
10 Belanja Cetak dan Penggandaan 608.056.484,00 1.706.232.892,00 1.969.913.987,00 4,548,394,238.00 108.98
11
Belanja Sewa Gedung Kantor (yang
telah ada kontrak jangka
panjangnya)
0,00 0,00 0,00 840,888,140.00 0,00
12 Belanja Sewa Sarana Mobilitas 217.682.200,00 833.897.300,00 381.828.032,00 537,538,060.00 89.88
13 Belanja Sewa Alat Berat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
14
Belanja Sewa Perlengkapan dan
Peralatan Kantor (yang telah ada
kontrak jangka panjangnya)
0,00 0,00 0,00 3,142,874,725.00 0,00
15 Belanja Makanan dan Minuman 1.740.770.976,00 4.013.099.285,00 2.367.498.228,00 10,862,966,077.00 149.46
16 Belanja Pakaian Dinas dan
Atributnya 1.281.563.350,00 842.692.200,00 857.630.000,00 1,499,961,954.00
14.14
17 Belanja Pakain Kerja 118.000.000,00 170.257.500,00 46.645.000,00 298,624,000.00 170.63
18 Belanja Pakaian Khusus dan Hari -
hari Tertentu 3.150.000,00 52.763.650,00 180.946.463,00 448,420,000.00 525.01
19 Belanja Perjalanan Dinas 6.005.847.000,00 11.884.443.990,00 6.391.252.571,00 19,394,952,705.00 85.04
20 Belanja Perjalanan Pindah Tugas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 52
No Uraian 2009 2010 2011 2012
Rata-rata
Pertumbuhan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
21 Belanja Pemulangan Pegawai 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
22 Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi
Dan Bimbingan Teknis PNS 4.768.135.003,00 5.637.837.000,00 5.209.718.000,00 7,558,660,604.00
18.58
23 Belanja Pemeliharaan 4.536.874.109,00 878.222.639,00 3.232.219.666,00 20,867,501,273.00 244.34
24 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 1.235.200.000,00 220.000.000,00 180.000.000,00 180,000,000.00 (33.46)
25 Belanja Jasa Konsultasi 0,00 199.000.000,00 0,00 0,00 0,00
26 Belanja Barang Dana Bos 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
27 Belanja Modal 13.819.200.113,00 65.958.551.288,00 14.142.150.703,00 101,983,981,317.00 306.62
C Pembiayaan Pengeluaran 345.874.455,00 0,00 1.198.643.413,00 240,000,000.00 (26.66)
1 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2 Pembayaran Pokok Utang 345.874.455,00 0,00 1.198.643.413,00 0,00 0,00
3 Pengembalian Tunjangan Sertifikasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 Kelebihan Penyetoran Pajak 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5 Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah 0,00 0,00 0,00 240,000,000.00 0,00
TOTAL (A+B+C) 240.379.425.197,00 338.795.861.879,00 325.938.160.973,00 522,057,233,351.00 32,44
Sumber: Setda Bagian Keuangan (2013), diolah
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 53
3.3.2 Realisasi Data Tahun 2013-2016, rencana Tahun 2017
dan Proyeksi Tahun 2018
Pada bagian ini akan dijelaskan berkaitan dengan proyeksi
keuangan daerah yang akan dikelola Pemerintah Kota Baubau
selama lima tahun kedepan tahun anggaran 2013 sampai dengan
tahun anggaran 2018, yang meliputi: proyeksi pendapatan daerah,
proyeksi belanja yang harus dilakukan pemerintah daerah, yang
meliputi belanja tidak langsung maupun pembelanjaan langsung
dan proyeksi belanja dan pembiayaan pengeluaran yang wajib dan
mengikat serta menjadi prioritas utama, serta proyeksi penerimaan
pembiayaan maupun pengeluaran pembiayaan dalam rangka
menutup surplus maupun defisit anggaran yang direncanakan.
Penyusunan proyeksi keuangan daerah Pemerintah Kota
Baubau selama lima tahun kedepan tersebut didasarkan pada
asumsi-asumsi yang diperoleh berdasarkan analisis data historis
keuangan daerah beberapa tahun sebelumnya berupa trend
pertumbuhan pendapatan, belanja serta pembiayaan, prediksi
kondisi makro ekonomi kedepan, prediksi belanja-belanja wajib
serta yang direncanakan yang akan terjadi selama lima tahun
kedepan.
3.3.2.1. Pendapatan Daerah
Untuk memperkuat kapasitas keuangan daerah dalam
rangka mendanai penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan dan
pembangunan 5 (lima) tahun kedepan maka harus mengoptimalkan
sumber-sumber pendapatan daerah, yang akan ditempuh dengan
berbagai kebijakan antara lain:
1. Mengefektikan hubungan koordinasi/konsultasi dengan
Pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara dan pemerintah pusat
agar tetap mendapatkan dana-dana transfer seperti DAU, DAK,
Dana Hibah, Dana Penyesuaian, dan dana bagi hasil dalam porsi
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 54
yang maksimal, khususnya untuk pembiayaan pembangunan
infrastruktur daerah yang sangat bersentuhan dengan
kepentingan masyarakat dan kelancaran perekonomian.
2. Melakukan Intensifikasi dan eksentifikasi sumber-sumber PAD
termasuk PBB dan BPHTB yang telah menjadi pajak daerah.
Berdasarkan analisa atas PAD Kota Baubau 5 (lima) tahun
terakhir diketahui bahwa rata-rata pertumbuhan PAD adalah
sebesar 8,12%. Dengan demikian kontribusi PAD atas
pendapatan daerah selama lima tahun terakhir sangat minim
sekali, sementara potensi sumber-sumber pendapatan daerah
tumbuh begitu cepat seiring dengan cepatnya laju pembangunan
daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja SKPD yang
mengelola PAD baik pajak maupun retribusi belum optimal.
Karena itu harus ada kebijakan khusus Pemerintah Daerah
dalam mengoptimalkan kinerja pengelola PAD.
3. Melakukan Intensifikasi dan eksentifikasi sumber-sumber PAD
termasuk PBB dan BPHTB yang telah menjadi pajak daerah.
Berdasarkan analisa atas PAD Kota Baubau 5 (lima) tahun
terakhir diketahui bahwa rata-rata pertumbuhan PAD adalah
sebesar 8,12%. Dengan demikian kontribusi PAD atas
pendapatan daerah selama lima tahun terakhir sangat minim
sekali, sementara potensi sumber-sumber pendapatan daerah
tumbuh begitu cepat seiring dengan cepatnya laju pembangunan
daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja SKPD yang
mengelola PAD baik pajak maupun retribusi belum optimal.
Karena itu harus ada kebijakan khusus Pemerintah Daerah
dalam mengoptimalkan kinerja pengelola PAD.
4. Mengupayakan kerjasama dengan dunia usaha, para investor
dan donatur dalam dan luar negeri sesuai peraturan perundang-
undangan, dalam pendanaan pembangunan yang mendukung
percepatan pencapaian visi dan misi serta memiliki daya ungkit
yang tinggi terhadap perekonomian/ kesejahteraan masyarakat.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 55
Disamping kebijakan pendapatan di atas, berdasarkan
kinerja masa lalu, seperti yang disajikan pada tabel rata-rata
pertumbuhan realisasi pendapatan tahun (2008-2012), pendapatan
untuk periode lima tahun mendatang dapat diproyeksikan, dengan
asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Pendapatan asli daerah terdiri: (a) Pendapatan Pajak Daerah
realisasi tahun 2013 sebesar Rp 6,000,000,000 sementara di
akhir tahun 2018 diprediksi sebesar Rp 9,378,510,000; (b)
Pendapatan Retribusi realisasi tahun 2013 sebesar
Rp 15,765,253,400 dan realisasi tahun 2016 berkuran sebesar
Rp 4,602,102,000; (c) Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan realisasi selama kurun waktu 2013-2016
berkisar antara 2 sampai dengan 4 Milyar; (d) Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang Sah mengalami peningkatan yang
signifikan pada tahun 2016 sebesar Rp 35,440,866,436 jika
dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp 4,147,078,030.
2. Dana Perimbangan yang terdiri dari : (a) Dana Bagi Hasil Pajak
dan Bukan pajak mengalami penurunan dari Rp 24,686,978,907
pada tahun 2013 menjadi Rp 17,069,905,000; (b) Dana Alokasi
Umum selama kurun waktu 2013 sampai dengan tahun 2016
menunjukan nilai yang cenderung seimbang yakni berkisar pada
jumlah 400 - 500 juta rupiah; (c) Dana Alokasi Khusus mengalami
peningkatan yang signifikan dari Rp 36,286,080,000 pada tahun
2013 menjadi Rp 235,231,482,700 pada tahun 2016. Sementara
proyeksi tahun 2018 sebesar Rp 39,879,950,000.
3. Lain-Lain Pendapatan yang Sah terdiri dari : (a) Hibah mengalami
pertumbuhan rata-rata 25%; (b) Pendapatan Bagi Hasil Provinsi
realisasi tahun 2013 sampai tahun 2016 mengalami jumlah yang
fluktuatif, pada tahun 2013 terealisasi sebesar Rp 15,958,598,092
dan realisasi tahun 2016 sebesar Rp 11,436,570,969; (c) Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus adalah penyumbang terbesar
bagi komponen Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah, yang
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 56
tertinggi pada tahun 2014 sebesar Rp 89,407,241,000 sementara
pada tahun 2018 diproyeksikan sebesar Rp 121,776,900,000.
Peningkatan ini disebabkan karena adanya penerimaan dana
BOS, sertifikasi guru dan Dana Percepatan Pembangunan
Infrastruktur Daerah (DPPID) dalam sub komponen dana
penyesuaian dan otonomi khusus mulai tahun anggaran 2011; (d)
bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah
lainnya, mengalami pertumbuhan rata-rata 147,39%; dan (e)
Pendapatan Lainnya mengalami rata-rata pertumbuhan 25%
Berdasarkan kebijakan dan asumsi di atas, maka
pendapatan daerah Tahun 2013-2018, dapat diproyeksikan seperti
pada Gambar 3.7 dibawah ini.
Gambar 3.7. Realisasi Pendapatan Daerah Kota Baubau Tahun 2013-2016, Rencana Tahun 2017 dan Proyeksi Tahun 2018
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Baubau, 2016
Gambar 3.7. di atas menunjukkan bahwa realisasi hingga
tahun 2016, ketergantungan keuangan Kota Baubau pada dana
perimbangan masih cukup tinggi, sementara realisasi PAD sampai
tahun 2016 terjadi peningkatan yang signifikan. Untuk tahun 2018
ditargetkan sebesar Rp 31,650,540,000. lihat (Gambar 3.8)
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 57
Gambar 3.8. Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Kota Baubau Tahun
2013-2016, Rencana Tahun 2017 dan Proyeksi Tahun 2018
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Baubau, Tahun 2016
- 20.00
40.00 60.00
80.00
100.00
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Pendapatan Asli Daerah 4.67 6.99 6.09 7.25 7.59 3.90
Dana Perimbangan 78.53 78.41 80.79 86.83 90.05 79.21
Lain-Lain Pendapatan Daerah yangSah
16.80 14.60 13.11 5.92 2.36 16.89
Per
sen
tase
Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 58
Tabel 3.24.
Realisasi Pendapatan Daerah Kota Baubau Tahun 2013-
2016, Rencana Tahun 2017 dan Proyeksi Tahun 2018
No. Uraian Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Pendapatan Asli Daerah
29,025,084,872 47,447,963,372 49,681,172,598
59,652,661,001
60,180,643,536 31,650,540,000
1 1 Pajak Daerah 6,000,000,000 10,092,000,000 10,670,000,000 15,005,000,000
15,005,000,000 9,378,510,000
1 2 Retribusi Daerah
15,765,253,400 24,590,662,000 4,099,582,850 4,602,102,000
4,602,102,000 17,562,030,000
1 3
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan
3,117,753,442 2,674,592,706 2,674,592,706 4,604,692,565
4,604,692,565 2,801,420,000
1 4 Lain-Lain PAD yang Sah
4,147,078,030 10,090,708,666 32,236,992,042 35,440,866,436
35,968,848,971 1,908,590,000
2 Dana Perimbangan
488,482,821,907 532,141,519,448 658,721,455,889
714,129,385,380
714,643,461,660 643,568,440,000
2 1 Bagi Hasil Pajak/Bukan
Pajak
24,686,978,907 24,955,682,448 28,954,237,889 17,069,905,000
17,390,482,000 22,516,760,000
2 2 Dana Alokasi Umum
427,509,763,000 465,583,877,000 485,032,228,000 461,827,997,680
546,258,931,660 581,171,730,000
2 3 Dana Alokasi Khusus
36,286,080,000 41,601,960,000 144,734,990,000 235,231,482,700
150,994,048,000 39,879,950,000
3
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
104,516,513,741 99,081,230,836 106,905,079,528
48,700,214,969
18.701.570.969 137,265,730,000
3 1 Pendapatan Hibah
328,739,901 0,00 5,590,229,000 0,00 3.500.000.000 0,000
3 2
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
15,958,598,092 8,908,489,836 15,430,623,528 11,436,570,969
11.436.570.969 9,331,730,000
3 3
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
85,908,001,000 89,407,241,000 84,857,263,000 36,498,644,000
3.000.000.000 121,776,900,000
3 4
Bantuan
Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
1,065,000,000 265,000,000 926,964,000 765,000,000
765.000.000 6,095,200,000
3 5 Pendapatan Lainnya
256,074,746 0,00 100,000,000 0,00 0,00 61,890,000
PENDAPATAN DAERAH
622,024,420,520 678,670,713,656 815,307,708,015
822,482,261,350
793.525.676.165 812,484,710,000
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Baubau, Tahun 2016
3.3.2.2. Proyeksi Belanja Daerah
Penyusunan proyeksi belanja daerah menggunakan asumsi-
asumsi yang didasarkan pada data historis perkembangan
pertumbuhan belanja langsung dan belanja tidak langsung beberapa
tahun sebelumnya, serta rencana-rencana strategis Pemerintah Kota
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 59
Baubau lima tahun kedepan dalam rangka memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Disamping itu juga mempertimbangkan
proyeksi pendapatan daerah diatas, serta proyeksi penerimaan
pembiayaan daerah terutama proyeksi SILPA yang dalam beberapa
tahun terakhir memiliki jumlah yang sangat signifikan. Selama
tahun 2008-2012, rata-rata komposisi belanja daerah Kota Baubau
yang terdiri dari pos belanja langsung (44,94%) dan pos belanja
tidak langsung (55,06%). Untuk lima tahun ke depan, belanja
daerah Pemerintah Kota Baubau diproyeksikan, sebagai berikut :
Gambar 3.9.
Realisasi Belanja Daerah Kota Baubau Tahun 2013-2016,
Rencana Tahun 2017 dan Proyeksi Tahun 2018
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Baubau, Tahun 2016
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 60
Gambar 3.10.
Persentase Realisasi Belanja Daerah Kota Baubau Tahun 2013-2016,
Rencana Tahun 2017 dan Proyeksi Tahun 2018
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Baubau, Tahun 2016
Untuk proyeksi belanja dan pengeluaran pembiayaan yang
wajib dan mengikat, serta menjadi prioritas utama dalam
pengeluaran daerah lima tahun kedepan, disajikan dalam Tabel 3.25
berikut.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 61
Tabel 3.25. Realisasi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan
Mengikat serta Prioritas Utama Kota Baubau Tahun 2013-2016, Rencana Tahun 2017 dan Proyeksi Tahun
2018
No Uraian Data Tahun 2012 Tingkat
pertumbuhan
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018
A Belanja TidakLangsung
233,833,930,876 246,596,351,009 264,953,677,614 281,554,347,647 371,998,854,353 358.189,690,000 394.003,660,000
1 Belanja Gaji dan Tunjangan
230,574,945,261 11,29 243,209,566,114 263,771,155,377 279,687,362,410 369,948,808,958 353.595,400,000 388.954,950,000
2
Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH
759,000,000 48,65 905,000,000 927,900,000 1,560,000,000 1,600,000,000 1.237,830,000 1.361,610,000
3 Belanja Bunga 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 50,000,000 50,000,000
4 Belanja bagi hasil/belanja bantuan keuangan
2,499,985,615 34,84 2,481,784,895 254,622,237 306,985,237 450,045,395 3.306,460,000 3.637,100,000
B Belanja Langsung 9,563,555,038
8,844,935,680 10,201,415,023 30,749,341,189 49,454,168,660 6.620,650,000 7.282,710,000
1
Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis.
544,990,000 35,25 0,00 0,00 o,oo 52,000,000 834,190,000 917,600,000
2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
0,00 (33,46) 0,00 0,00 o,oo 0,00 180,000,000 180,000,000
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 62
No Uraian Data Tahun 2012 Tingkat
pertumbuhan
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018
3
Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan
kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya )
5,034,802,173 13,87 5,707,990,418 7,285,212,878 26,522,661,360 43,856,506,160 6.620,650,000 7.282,710,000
4
Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya)
840,888,140 0,00 1,260,565,012 939,844,245 864,919,454 1,301,100,000 0,00 0,00
5
Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor ( yang telah ada kontrak jangka panjangnya)
3,142,874,725 0,00 1,876,380,250 1,976,357,900 3,361,760,375 4,244,562,500 0,00 0,00
C Pengeluaran Pembiayaan
240,000,000
4,411,952,498 8,250,000,000 0,00 12,907,239,118 7.000,000,000 7.000,000,000
1 Pembentukan Dana Cadangan
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0
2 Pembayaran Pokok Utang
0,00 4,411,952,498 0,00 0,00 9,907,239,118 3.500,000,000 3.500,000,000
3 Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah
240,000,000 0,00 8,250,000,000 0,00 3,000,000,000 3.500,000,000 3.500,000,000
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 63
No Uraian Data Tahun 2012 Tingkat
pertumbuhan
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018
TOTAL BELANJA WAJIB DAN PENGELUARAN YANG WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS
UTAMA
243,637,485,914 259,853,239,187 283,405,092,637 312,303,688,836 434,360,262,131 371.810,340,000 408.286,370,000
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Baubau, Tahun 2016
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 64
3.3.2.3.
Analisis Proyeksi Pembiayaan Daerah
Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran sisa
lebih riil perhitungan anggaran. Hasil analisis dapat digunakan
untuk menghitung kapasitas penerimaan pembiayaan daerah
dengan proyeksi 5 (lima) tahun kedepan. Analisis dilakukan
berdasarkan data dan informasi yang dapat mempengaruhi
besarnya sisa lebih riil perhitungan anggaran dimasa yang akan
datang, antara lain:
(1) Angka rata-rata pertumbuhan saldo kas neraca daerah dan
rata-rata pertumbuhan kewajiban kepada pihak ketiga sampai
dengan akhir tahun belum terselesaikan serta kegiatan lanjutan;
(2) Asumsi indikator makro ekonomi (PDRB/laju pertumbuhan
ekonomi, inflasi dan lain-lain);
(3) Kebijakan penyelesaian kewajiban daerah;
(4) Kebijakan efisiensi belanja daerah dan peningkatan
pendapatan.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 65
Tabel 3.26.
Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran Kota Baubau Tahun 2013-2018
No. Uraian
Data Tahun
2012 Rata-rata
Pertumbuhan
Proyeksi
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rp.(Juta) Rp.(Juta) Rp.(Juta) Rp.(Juta) Rp.(Juta) Rp.(Juta) Rp.(Juta)
1. Saldo kas neraca daerah 61.738,86 78,32 92.608,29 46.304,15 92.608,29 129.651,61 123.169,03 117.010,58
Dikurangi:
2.
Kewajiban kepada pihak
ketiga sampai dengan
akhir tahun belum
terselesaikan
60,11 -38,05 90,16 54,10 37,87 26,51 26,51 25,18
3. Kegiatan lanjutan
13.980,75 -21,50 11.184,60 8.947,68 7.158,14 5.726,51 5.726,51 5.440,19
Sisa Lebih (Riil)
Pembiayaan Anggaran 47.698,01 0,00
81.333,54
37.302,37
85.412,28
123.898,59
117.416,01 111.545,21
Sumber: Setda Bagian Keuangan (2013), diolah.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 66
3.3.3. Analisis Kerangka Pendanaan
Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung
kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk
pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama
5 (lima) tahun ke depan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah
adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan
berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib
dan mengikat serta prioritas utama.
Sebelum dialokasikan ke berbagai pos belanja dan
pengeluaran, besaran masing-masing sumber penerimaan memiliki
kebijakan pengalokasian yang harus diperhatikan, antara lain:
Penerimaan retribusi pajak diupayakan alokasi belanjanya pada
program atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan
peningkatan layanan dimana retribusi pajak tersebut dipungut.
Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang
dipisahkan dialokasikan kembali untuk upaya-upaya
peningkatan kapasitas dimana dana penyertaan dialokasikan
sehingga menghasilkan tingkat pengembalian investasi terbaik
bagi kas daerah.
Penerimaan dana alokasi umum diprioritaskan bagi belanja
umum pegawai dan operasional rutin pemerintahan daerah.
Penerimaan dari dana alokasi khusus dialokasikan sesuai
dengan tujuan dimana dana tersebut dialokasikan.
Penerimaan dana bagi hasil agar dialokasikan secara memadai
untuk perbaikan layanan atau perbaikan lingkungan sesuai jenis
dana bagi hasil didapat.
Penghitungan kerangka pendanaan dan rencana
penggunaannya disajikan pada Tabel 3.27 berikut :
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 67
Tabel 3.27.
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kota Baubau (Realisasi Tahun 2013-2016, Rencana
Tahun 2017 dan Proyeksi Tahun 2018)
NO Uraian Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1. Pendapatan 622,024,420,520 678,670,713,656 815,307,708,015
822,482,261,350
793.525.676.165 812,484,710,000
2. Pencairan dana cadangan
(Sesuai Perda)
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3. Sisa lebih (riil) Perhitungan Anggaran
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Total Penerimaaan
622,024,420,520 678,670,713,656 815,307,708,015
822,482,261,350
793.525.676.165 812,484,710,000
Dikurangi
4. Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat
serta Prioritas Utama
259,853,239,187 283,405,092,637 312,303,688,836 434,360,262,131
371.810,340,000
408.286,370,000
Kapasitas riil kemampuan daerah
362,171,181,333 395,265,621,019 503,004,019,179 388,121,999,219 421,715,336,165 404,198,340,000
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Baubau, Tahun 2016
Berdasarkan tersebut, diperoleh rencana penggunaan
kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Kota Baubau Tahun
2013-2018 untuk memenuhi kebutuhan anggaran belanja langsung
dan belanja tidak langsung dalam rangka pendanaan program
pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke
depan, dengan menggunakan Tabel berikut:
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 68
Tabel 3.28
Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kota Baubau (Realisasi 2013-2016, Rencana Tahun 2017 dan
Proyeksi Tahun 2018)
NO Uraian Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018
I Kapasitas riil kemampuan daerah
362,171,181,333
395,265,621,019 503,004,019,179 388,121,999,219 421,715,336,165 404,198,340,000
Rencana alokasi pengeluaran prioritas I
206.300.490.000
265.294.570.000
267.512.500.000
265.134.900.000
265.134.900.000
215.526.710.000
II.a Belanja Langsung
308,554,369,525 310,443,682,693 541,765,332,198 588,485,829,987
395.290.421.537 370.609,050,000
II.b Pembentukan dana cadangan
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Dikurangi
II.c
Belanja Langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama
8,844,935,680 10,201,415,023 30,749,341,189 49,454,168,660
6.620,650,000
7.282,710,000
II.d
Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas
Utama
4,411,952,498 8,250,000,000 0,00 12,907,239,118 7.000,000,000 7.000,000,000
II
Total Rencana Pengeluaran Prioritas I (IIa+IIb-IIc-IId)
304,121,386,343 308,492,267,670 511,015,991,009 551,938,900,445 395,669,771,537 370,326,340,000
Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah setelah menghitung
alokasi pengeluaran prioritas I ( I - II )
58,049,794,990 86,773,353,349 -8,011,971,830 -
163,816,901,226 26,045,564,628 33,872,000,000
Rencana alokasi pengeluaran prioritas II
126.972.000.000 123.450.000.000 128.703.000.000 136.668.000.000 136.668.000.000 165.142.000.000
III.a Belanja Tidak Langsung
357,517,897,690 466,798,169,178 452,799,639,512 457,397,327,144 419,331,411,282 448,244,000,000
Dikurangi
III.b
Belanja Tidak
Langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama
246,596,351,009 264,953,677,614 281,554,347,647 371,998,854,353 358.189,69 394.003,66
III
Total Rencana Pengeluaran Prioritas II (IIIa-IIIb)
110,921,546,681
201,844,491,564 171,245,291,865 85,398,472,791 61,141,721,282 54,240,340,000
Surplus anggaran riil atau Berimbang
(I-II-III)
-52,871,751,691
-
115,071,138,215
-
179,257,263,695
-
249,215,374,017 -35,096,156,654 -20,368,340,000
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Baubau, Tahun 2016
Tabel 3.28 menunjukkan bahwa rencana penggunaan
kapasitas riil kemampuan keuangan daerah mengalami defisit
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 69
selama periode RPJMD tahun 2013-2018. Pada tahun pertama
mengalami deficit sebesar Rp. 52.871.751.691,00, selanjutnya pada
tahun kedua mengalami defisit sebesar Rp. 115.071.138.215,00,
tahun ketiga kembali meningkat sebesar Rp. 179.257.263.695,00,
tahun keempat menjadi Rp.249.215.374.017,00., tahun kelima
diprediksi menurun menjadi Rp.35.096.156.654,00 dan target tahun
keenam (2018) sebesar Rp.20.368.000.000,00. Sumber pendanaan
dalam rangka menanggulangi defisit sebagaimana tersebut di atas,
diperoleh melalui pendanaan dari APBN, dan sumber-sumber
pendanaan lain yang sah menurut peraturan perundang-undangan.
Selanjutnya dari total dana alokasi pagu indikatif belanja
langsung yang tersedia (Gambar 3.9) kemudian dialokasikan ke
berbagai program/kegiatan sesuai urutan prioritas. Prioritas
program/kegiatan dipisahkan menjadi prioritas I, prioritas II dan
prioritas III, dimana prioritas I mendapatkan prioritas pertama
sebelum prioritas II. Prioritas III mendapatkan alokasi anggaran
setelah prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan dananya.
(1) Pengeluaran prioritas I
Merupakan program pembangunan daerah dengan tema atau
program unggulan (dedicated) Kepala daerah sebagaimana
diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan nasional
yang definitive harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun
rencana. Program prioritas I harus berhubungan langsung
dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar,
dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi,
memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit
yang tinggi pada capaian visi/misi daerah dan terkait langsung
dengan janji-janji politik/kampanye Walikota/Wakil Walikota
tahun 2013-2018. Disamping itu, prioritas I juga diperuntukkan
bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.Berikut ini diuraikan Pagu
indikatif dari SKPD yang tergolong prioritas I
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 70
(2) Pengeluaran prioritas II
Merupakan program prioritas ditingkat SKPD yang merupakan
penjabaran dari analisis perurusan. Suatu prioritas II
berhubungan dengan program/kegiatan unggulan SKPD yang
paling berdampak luas pada masing-masing segmentasi
masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan
permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar
serta tugas dan fungsi SKPD termasuk peningkatan
kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu.
(3) Pengeluaran Prioritas III
Merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-
belanja tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS,
belanja hibah, belanja bantuan sosial, organisasi
kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan kepada provinsi/
kabupaten/kota dan pemerintahan desa serta belanja tidak
terduga. Pengalokasian dana pada prioritas III harus
memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas
I dan II terlebih dahulu untuk menunjukkan urutan prioritas
yang benar.
Penetapan persentase tiap tahun sesuai urutan prioritas (I,
II, dan III) bukan menunjukkan urutan besarnya persentase
tetapi lebih untuk keperluan pengurutan pemenuhan kebutuhan
pendanaannya. Besar persentase ditentukan sesuai analisis
umum tentang kapasitas pendanaan dari program prioritas yang
dibayangkan akan menunjang prioritas dimaksud. Evaluasi atau
analisis dari penyelenggaraan pembangunan daerah dimasa lalu
cukup baik untuk mendapatkan gambaran yang diinginkan.
Adapun, baris total pada tabel untuk masing-masing kolom
persentase harus selalu berjumlah 100%. Baris total untuk
kolom rupiah dapat menunjukkan total kapasitas riil keuangan
daerah yang telah dihitung pada bagian sebelumnya. Penetapan
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 71
persentase masing-masing prioritas bersifat indikatif sebagai
panduan awal tim perumus dalam menetapkan pagu program
atau pagu SKPD. Secara simultan persentasi tersebut dipertajam
ketika program prioritas untuk masing-masing jenis prioritas
(prioritas I dan II) telah dirumuskan. Sisanya, dialokasikan untuk
persentasi final prioritas III.
Dengan demikian, kapasitas riil keuangan daerah dapat
dialokasikan sebagaimana Tabel berikut :
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
III- 72
Tabel 3.29
Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah
No. Jenis
Dana
Alokasi
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp
1. Prioritas I 59,25
206.300 65,31
265.295 64,56
267.513 63,09
265.135 62,68
274.046 49,30
215.527
2. Prioritas
II 36,47
126.972 30,39
123.450 31,06
128.703 32,52
136.668 32,94
143.987 37,77
165.142
3. Prioritas
III 4,278
14.893 4,29
17.441 4,37
18.127 4,39
18.444 4,38
19.147 4,54
19.855
Total 100
348.165 100
406.185 100
414.342 100
420.247 100
437.180 92
400.524
Sumber: Setda Bagian Keuangan (2013), diolah.
IV- 1
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Isu Strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan
fenomena atau belum dapat diselesaikan pada periode sebelumnya
dan memiliki dampak jangka panjang bagi keberlanjutan
pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi secara bertahap.
Dalam Revisi RPJMD, penyesuaian isu strategis dinilai dari analisis
permasalahan-permasalahan yang disajikan berdasarkan
penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.
4.1. Permasalahan Pembangunan
Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah, biasanya timbul
permasalahan yang disebabkan adanya “gap expectation” antara
kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan pembangunan
yang direncanakan (RTRW, RPJM atau RPJP). Adanya gap ini juga
terjadi karena adanya perbedaan antara target pembangunan yang
ingin dicapai dengan kondisi riil daerah saat dokumen rencana
sedang disusun. Permasalahan pembangunan daerah ini harus
diidentifikasi sehingga dapat dicari solusinya, dalam rangka
penyelenggaraan pembangunan yang berkelanjutan.
Permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul
dari kekuatan (potensi) daerah yang belum digunakan secara
optimal, Kelemahan yang belum dapat diatasi,peluang yang belum
dapat dimanfaatkan serta ancaman yang datang dari luar yang
belum diantisipasi. Dalam rangka penyusunan RPJMD Kota Baubau
perlu diidentifikasi terlebih dahulu permasalahan pembangunan
daerah agar rencana pembangunan yang disusun dapat
meminimalkan atau menyelesaikan permasalahan tersebut dengan
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 2
tepat.Dengan teridentifikasinya permasalahan pembangunan daerah,
diharapkan pula teridentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi
keberhasilan/ kegagalan kinerja pembangunan daerah dimasa lalu,
terutama yang berkaitan dengan wewenang dan tanggungjawab
pemerintah daerah.
Perumusan permasalahan pembangunan pada
penyelenggaraan urusan pemerintah daerah dilakukan dengan
memperhatikan capaian indikator kinerja pembangunan tiap
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Rumusan
permasalahan pembangunan ini menjadi dasar penyusunan prioritas
pembangunan daerah Kota Baubau 2013-2018.
Penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efesien adalah
merupakan tujuan dari konsep desentralisasi dan kebijakan otonomi
daerah yang dijalankan oleh pemerintah sejak dikeluarkannya UU
Nomor 32tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian
diganti dengan UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah. Menurut UU Nomor 23 tahun 2014, desentralisasi adalah
penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada
daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi.
4.1.1 Permasalahan Pembangunan Daerah Terkait Urusan
PemerintahanWajib Pemerintah Daerah Kota Baubau
Urusan pemerintahan wajib menurut Undang-undang 23
Tahun 2014tentang Pemerintahan Daerah, adalah urusan
pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh semua daerah.
Urusan pemerintahan wajib terdiri atas urusan pemeritahan yang
berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan yang
tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Urusan pemerintahan yang
berkaitan dengan pelayanan dasarterdiri dari 6 urusan dan urusan
pemerintahan yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar terdiri
dari 18 urusan.Permasalan pembangunan daerah terkait urusan
pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar, pada
dasarnya disebabkan oleh karena pemerintah daerah kurang optimal
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 3
dalam penyediaan dan pengelolaan pelayanandasar yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Identifikasi permasalahan
pembangunan daerah Kota Baubau yang terkait dengan urusan
pemerintahan wajib dapat dijabarkan sebagi berikut :
A. Urusan Pemerintahan Wajib Yang Berkaitan Dengan
Pelayanan Dasar
1. Urusan Pendidikan;
Pendidikan merupakan salahsatu layanan sosial dasar yang
wajib diselenggaran oleh pemerintah daerah. Melalui
pengukuran capaian kinerja layanan pendidikan dengan
memperhatikan indikator-indikator antara lainangka melek
huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar
(APK), angka partisipasi murni (APM), rasio guru dan murid,
cakupan layanan pendidikan, sarana prasarana pendidikan dan
lain-lain, dapat terlihat seberapa besar upaya perbaikan yang
telah dilakukan pada sektor pendidikan. Besarnya porsi
anggaran yang disiapkan dalam meningkatkan pembangunan
sumberdaya manusia melalui sektor pendidikan diharapkan
dapat mendorong terwujudnya sumberdaya manusia yang
berkualitas dan berdaya saing.
Permasalahan :
Sektor pendidikan sampai saat ini terus melakukan perbaikan
dan peningkatan serta telah memberikan kontribusi yang
signifikan dalam upaya pembangunan sumberdaya Manusia di
Kota Baubau. Walaupun demikian peningkatan upaya
pembangunan sumberdaya manusia melalui sektor pendidikan
ini masih terus harus dilakukan guna mewujudkan sumberdaya
manusia Kota Baubau yang berkualitas dan berdaya saing.
Adapun permasalahan pembangunan bidang pendidikan di Kota
Baubau antara lain adalah :
angka putus sekolah (APS) masih menjadi isu prioritas
bidang pendidikan di Kota Baubau hingga saat ini sebab
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 4
isu ini merupakan isu yang sangat identik dengan
kawasan perkotaan di Indonesia. Keberadaan isu APS di
Kota Baubau terlihat dari masih rendahnya rasio siswa
yang melanjutkan kejenjang pendidikan SMP/MTs dan
SMA/MA dibanding dengan siswa ketika mendaftar
untuk mengikuti pendidikan pada jenjang SD/MI dan
SMP/MTsserta adanya dukungan data hasil survey anak
putus sekolah dan buta aksara di 43 Kelurahan se Kota
Baubau pada tahun 2011 dan 2012;
Masih rendahnya pemahaman dan pengetahuan
pengambil kebijakan di Dinas Pendidikan dan pada
satuan pendidikan tentang Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Pendidikan dasar (DIKDAS).
Masih perlunya upaya peningkatan kompetensi tenaga
pendidik dan kependidikandengan mempertimbangkan
kesetaraan dan keadilan gender. Hal ini penting untuk
dapat menjaga keberlanjutan kualitas pendidikanyang
setara dan berkeadilan gender.
Belum meratanya distribusi tenaga pendidik dan
kependidikan.
Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan.
2. Urusan Kesehatan;
Berbagai usaha telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Baubau
dalam rangka meningkatkan hidup masyarakat dibidang
kesehatan. Upaya itu meliputi mulai dari yang bersifat preventif,
promotif, dan kuratif sampai rehabilitatif dengan menyediakan
sarana dan prasarana yang cukup sehingga dapat diakses oleh
seluruh lapisan masyarakat. Dalam hal pemenuhan sarana dan
prasarana kesehatan, Pemerintah Kota Baubau sampai saat ini
telah membangun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas, Puskesmas Pembantu
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 5
(Pustu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) agar dapat
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Salah satu Indikator yang dapat digunakan dalam menilai
kinerja pemerintah dibidang kesehatan adalah Usia Harapan
Hidup. Berdasarkan data yang ada terlihat bahwa Usia harapan
Hidup di Kota Baubau dalam beberapa tahun ini menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun walaupun masih dibawah
rata-rata Usia harapan Hidup Nasional. Untuk meningkatkan
harapan hidup ini, Pemerintah Kota Baubau harus terus
melakukan upaya-upaya Pembangunan Kesehatan,
Pembangunan Sosial dan Pemberantasan Kemiskinan.
Peran Kota Baubau sebagai pusat pelayanan jasa di kawasan
kepulauan Sulawesi Tenggara berdampak pada kian besarnya
beban pelayanan RSUD Baubau sebagai RS rujukan bagi
daerah-daerah sekitar Kota Baubau. Peran starategis RSUD
Baubau dalam pelayanan kesehatan di Kawasan Kepulauan
Sulawesi Tenggara di masa yang akan datang akan
semakinbesar.
Peran Kota Baubau sebagai jalur pelayaran yang
menghubungkan Kawasan Timur dan Barat Indonesia,
menempatkan Kota Baubau sebagai daerah terbuka bagi
masuknyapenyakit-penyakit menular dari daerak endemik.
Penyakit malaria sampai saat ini belum dapat dituntaskan
100% sementara disisi lain penyakit Infeksi Menular Seksual
(IMS) seperti HIV/AIDS sudah mulai muncul.
Permasalahan :
Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
Baubau dari tahun ke tahun terus meningkat hal ini dapat
dilihat dari terus meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 6
dan prasarana pelayanan kesehatan yang disediakan oleh
pemerintah daerah. Namun demikian, di sisi lain dengan
semakin sadarnya masyarakat akan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang mendorong pertumbuhan permintaan akan
pelayanan kesehatan yang lebih baik, masih ada beberapa hal
yang perlu mendapatkan perhatian antara lain:
Masih ditemukan kasus kematian ibu dan anak serta kasus
gizi buruk dan gizi kurang. Dalam kurun waktu tiga (3)
tahun terakhir jumlah AKI dapat ditekan dengan berbagai
upaya yang tidak hanya diampu oleh Dinas Kesehatan,
tetapi juga oleh SKPD lain;
Masih Rendahnya Usia Harapan Hidup (UHH) Kota Baubau
dibanding UHH Nasional;
Masih terbatasnya kemampuan pelayanan sarana dan
prasarana kesehatan yang disediakan oleh pemerintah
dibanding kebutuhan masyarakat;
Masih perlunya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
untuk memberikan respon cepat dan pelayanan yang
optimal pada masyarakat.
Masih perlunya optimalisasi peran warga secara luas untuk
mendukung pembangunan kesehatan seperti Gerakan
Sayang Ibu (GSI), kemitraan Bidan dan Dukun, Posyandu,
kampanye anti HIV/AIDS dan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) dengan mempertimbangkan kesetaraan dan
keadilan gender.
Masih rendahnya kualitas layanan, termasuk sarana
prasana penunjang kesehatan. Di sisi lain, peran strategis
Kota Baubau sebagai tempat rujukan kesehatan bagi
kawasan Kepulauan Sulawesi Tenggaraberdampak pada
tuntutan peningkatan kualitas layanan, termasuk sarana
prasana penunjang kesehatan;.
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 7
Munculnya penyakit HIV/AIDS yang harus segera perlu
penanganan komprehensif dan efektif untuk menekan laju
jumlah yang terinfeksi dan peningkatan kualitas
penanganan terhadap mereka yang telah terinfeksi.
3. Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Jaringan jalan yang baik, memiliki keterkaitan yang erat dengan
peningkatan kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi
suatu kawasan. Dari tahun ke tahun Pemerintah Kota Baubau
terus meningkatkan jaringan jalan yang ada di Kota Baubau
baik secara kuantitas maupun secara kualitas.
Mulai dari tahun 2003 hingga akhir tahun 2008, pemerintah
Kota Bau-Bau berhasil meningkatkan kualitas prasarana jalan
dengan menggunakan hotmix sepanjang 57,39 Km, serta
menggunakan lasbutag sepanjang 73,35 Km. Kesemuanya itu
tentunya ditujukan untuk mendukung aksesibilitas masyarakat
Kota Baubau untuk melakukan aktifitas, baik ekonomi, sosial,
maupun layanan pemerintahan, dan sekaligus memperkuat
daya saing Kota Bau-Bau sebagai titik simpul utama bagi
daerah hinterlandnya. Dalam kurun waktu yang sama,
pemerintah juga telah berhasil melakukan upaya perkerasan
dan pembukaan jalan baru sepanjang 92,55 Km yang tujuannya
adalah untuk membuka isolasi daerah-daerah terpencil,
meningkatkan nilai asset masyarakat, serta menghubungkan
wilayah kantong-kantong produksi pertanian, perkebunan dan
perikanan, seperti Bungi, Sorawolio, dan Lea-lea.
Selain jaringan jalan, perbaikan infrastruktur jaringan irigasi
sangat penting bagi peningkatan produksi hasil pertanian
khususnya pada Kecamatan Sorawolio, Kecamatan Bungi dan
Kecamatan Lealea. Kuantistas dan kualitas jaringan irigasi ini
perlu terus diperhatikan dalam rangka mewujudkan ketahan
pangan.
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 8
Penataan ruang adalah proses perencanaan, pemanfaatan dan
pengendalian ruang dalam rangka menciptakan keterpaduan
serta keseimbangan antara pemafaatan sumber daya yang
efektif dan efesien dengan peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di suatu
kawasan, merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam rangka
menjaga keseimbangan penggunaan ruang perkotaan dengan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam UU nomor 26
tahun 2007 tentang Penataan Ruang, diatur bahwa suatu
kawasan harus memiliki RTH minimal 30% dari total luas
wilayahnya, dimana 20% merupakan RTH publik dan 10% RTH
private. RTH memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekologis dan
fungsi sosial ekonomis. Fungsi ekologis RTH adalah
meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangti
polusi dan mengatur iklim mikro dikawasan tersebut. fungsi
sosial ekonomis RTH adalah sebagai ruang interaksi sosial,
sebagi sarana rekreasi serta sebagai lambang (landmark) suatu
kawasan.
Perizinan merupakan salah satu proses pengendalian penataan
ruang. Dengan mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
pemerintah mengontrol jumlah dan lokasi bangunan sesuai
arahan RTRW. Persentase bangunan yang memiliki IMB di Kota
Baubau masih rendah dan perlu ditingkatkan lagi dalam rangka
mewujudkan penataan ruang yang efektif dan efesien. Sistem
Pengawasan pemanfataan ruang yang dilakukan belum secara
efektifmengendalikan pendirian bangunanyang sesuai dengan
arahan RTRW.
Permasalahan :
Arus kendaraan angkutan bertonase berat yang terus
meningkat sangat mempengaruhi kualitas jaringan jalan yang
ada di Kota Baubau, hal ini diperparah dengan belum adanya
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 9
jembatan timbang guna mengukur berat muatan kendaraan
yang sesuai dengan peruntukkan jalan.
Belum terintegrasinya perencanaan pembangunan drainase,
penanaman kabel bawah tanah dan jaringan air minum yang
dapat menyebabkan terjadinya kerusakan jalan akibat
kegiatan yang saling tumpang tindih.
Belum optimalnya fungsi jaringan irigasiyang ada selain
disebabkan oleh masih terbatasnya sarana prasarana
bangunan irigasi maupun keterbatasan sumber air
khususnya pada musim kemarau.
Masih terdapatnya genangan air di beberapa titik-titik ruas
jalan dalam wilayah Kota Baubau dengan durasi yang cukup
lama yang dapat mengganggu aktivitas berlalulintas dan
keselamatan di jalan raya.
Jaringan drainase masih dibangun secara parsial dan belum
terintegrasi.
Masih adanya jaringan drainase yang juga berfungsi sebagai
tempat pembuangan limbah domestik.
Cakupan pelayanan air minum masih harus ditingkatkan dan
diperluas hingga ke pelosok dan daerah-daerah pinggiran.
Ketersediaan RTH belum menjadi rujukan dalam
pemanfaatan ruang.
Masih rendahnya pengendalian dan pengawasan bangunan di
Kota Baubau.
Belum optimalnya pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi
kawasan.
Belum tersedianya regulasi yang mengatur kawasan strategis.
Pemanfaatan lahan kritis sebagai Kawasan Siap Bangun
(KASIBA)/ Lingkungan Siap Bangun (LISIBA) belum
dilaksanakan secara efektif
4. Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 10
Pembangunan perumahan merupakan instrumen strategis
bukan hanya untuk membangun sumber daya manusia,
namun sekaligus untuk mewujudkan lingkungan binaan yang
dapat menjadi aset sekaligus mesin pembangunan sosial dan
ekonomi untuk meningkatkan daya saing daerah.
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar
kawasan lindung. Baik yang berupa kawasan perkotaaan
maupun komunitas yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal maupunatau lingkungan hunian beserta fasilitas
penunjangnya. Hingga tahun 2012 sebagian
kawasanpemukiman di Kota Baubau belum tertata dan
dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Perbaikan sarana dan prasarana
pemukiman perlu diupayakan secara berkelanjutan melalui
berbagai program pemerintah.
Permasalahan :
Belum optimalnya penataan kawasan pemukiman di Kota
Baubau.
Masih rendahnya kualitas perumahan dan kawasan
pemukiman.
Belum adanya master plan pembangunan dan
pengembangan kawasan perumahan untuk pemukiman
warga kota baik yang mampu maupun warga kota yang
tidak mampu.
Adanya kesenjangan pemenuhan kebutuhan rumah
(Backlog) yang relatif masih besar mencapai 12.750 sebagai
akibat terus bertambahnya penduduk Kota Baubau seiring
dengan perkembangan dan kemajuan Kota Baubau dan
daerah-daerah Hinterland;
Luas kawasan kumuh di Kota Baubau yang mencapai 69,8
Ha;
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 11
Jumlah rumah tidak layak huni yang mencapai 8.795 unit
rumah yang tersebar di Kota Baubau;
Masih rendahnya keterlibatan masyarakat dalam
penyediaan dan pengelolaan RTH;
Belum terbangunnya sistem informasi manajemen
perumahan permukiman yang terpadu dan terintegrasi;
5. Urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta
Perlindungan Masyarakat
Dalam rangka mendukung kinerja Kota Baubau
diperlukan iklim yang kondusif sehingga memungkinkan
semua elemen masyarakat dapat terlibat dan berperan serta
secara optimal. Iklim kondusif hanya dapat dicapai bila
suasana lingkungan terbebas dari berbagai gangguan
keamanan dan konflik sosial yang berkepanjangan. Untuk itu,
diperlukan penegakan hukum, pengendalian ketentraman dan
ketertiban yang konsisten sehingga kondisi Kota Baubau
aman, tentram, tertib dan teratur. Selain itu, diperlukan juga
strategi dan langkah-langkah antisipasi mitigasi bencana
termasuk potensi terjadinya kebakaran.
Permasalahan :
Rendahnya kapasitas SDMpara personil Polisi Pamongpraja.
Rendahnya pemahaman masyarakat dalam pencegahan
kebakaran
Belum adanya hidran di titik-titik wilayah yang padat penduduk
6. Urusan Sosial
kebijakan dibidang sosial ditujukan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan sosial kepada kelompok penduduk rentan
(vulnerable groups) seperti kelompok penduduk miskin dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang
mencakup penyandang cacat, penduduk terlantar lansia dan
anak-anak, tuna sosial, gelandangan, pengemis, bekas
narapidana dan korban tindak kekerasan.
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 12
Permasalahan :
Masih lemahnya data base mengenai jumlah dan lokasi
PMKS;
Masih kurangnya inovasi dalam penanggulangan PMKS. Hal
ini terlihat dari program dan kegiatan yang berkaitan dengan
PMKS yang berulang setiap tahunnya;
Makin tingginya kecenderungan migrasi ke Kota Baubau
dari wilayah-wilayah sekitar yang pada akhirnya
menyebabkan kerawanan sosial.
Belum terimplementasinyaStandar Pelayanan Minimal (SPM)
penanganan permasalahan sosial dan PMKS lainnya
B. Urusan Pemerintahan Wajib Yang tidak Berkaitan Dengan
Pelayanan Dasar
1. Urusan Kepemudaan Dan Olahraga
Keberadaan organisasi pemuda menggambarkan kapasitas
pemerintah dalam mendorong dan memberdayakan
masyarakat untuk berperan serta dalam menyalurkan aspirasi
dan kemampuan dan bakat dalam penyelenggaraan
pembangunan.
Keberadaan organisasi olah raga menggambarkan kapasitas
pemerintah daerah dalam meningkatkan prestasi olah ragadan
sportifitas, kemampuan berkompetisi secara sehat dan
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan
daerah di bidang olah raga. Pemerintah daerah perlu
mendorong peran serta pemuda di Kota Baubau untuk lebih
aktif terlibat dalam organisasi kepemudaan dan olah raga.
Permasalahan :
Organisasi kemudaan di Kota Baubau belum optimal
memberikan kontribusi dalam mendorong partisipasi
masyarakat dalam pembangunan.
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 13
Organisasi olah raga belum melaksanakan perannya
secara optimal dalampembangunan prestasi olah raga di
Kota Baubau.
Masih rendahnya komitmen pemerintah daerah untuk
mendorong terciptanya peningkatan peran kepemudaan
dalam pembangunan olahraga yang terlihat dari
kurangnya penyelenggaraan iven lomba dan
pertandingan olahraga bagi pelajar dan pemuda di Kota
Baubau
2. Urusan Tenaga kerja
Jumlah penduduk usia kerja di Kota Baubau adalah 90.495
jiwa dan sebanyak 59.091 jiwa atau 65,30% adalahangkatan
kerja. Dari 59.091 orang tersebut, 55.777 (94,39%) adalah
bekerja dan 3.314 orang (5,61%). Ditinjau dari lapangan kerja
utama penduduk Kota Baubau, terlihat bahwa pada umumnya
penduduk Kota baubau bekerja pada 3 sektor yaitu: sektor
jasa-jasa (19,36%), sektor pertanian (16,11%) dan perdagangan
(31,06%)Dari segi pendidikan, terlihat bahwa sebagai besar ten
aga kerja di Kota Baubau adalah berpendidikan SLTA Umum
(24,05%) sementara itu SLTA Kejuruan yang mempunyai
keahlian khusus mempunyai persentase terendah yaitu 0,98%.
Berdasarkan data tersebut diatas, terlihat bahwa
permasalahan yang terkait ketenagakerjaan di Kota Baubau
berkaitan dengan jenjang pendidikan dan miss match antara
lulusan pendidikan permintaan tenaga kerja.
Permasalahan :
Masih rendahnya keterampilan tenaga kerja
Pelatihan ketenagakerjaan yang dilakukan oleh Dinas
Tenaga Kerja Kota Baubau belum berorientasi pada
kebutuhan pasar;
Belum tersedianya Balai Latihan Kerja (BLK);
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 14
Masih rendahnya kualitas data ketenagakerjaan. Dinas
Tenaga Kerja Kota Baubau sebagai instansi yang mempunyai
kompetensi dan bertanggung jawab dengan masalah
ketenagakerjaan di Kota Baubau, dalam melakukan
pencatatan jumlah tenaga kerja hanya mengacu atau
berdasarkan pada data calon tenaga kerja yang mengurus
kartu kuning, sementara BPS Baubau salah satunya
mengacu pada hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) sehingga kemungkinan timbulnya perbedaan data
akan sangat besar.
3. Urusan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Pemberdayaan perempuan dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam
pembangunan. Perlindungan anak diarahkan untuk
mewujudkan suatu kondisi yang menjamin hak dan tumbuh
kembang anak.
Permasalahan :
Pemahaman masayarakat dan pemangku kebijakan tentang
pengarusutamaan gender (PUG) dan perlindungan anak
belum merata.
Adanya kecenderungan meningkatnya Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (KDRT).
Masih banyaknya KDRT terhadap perempuan yang belum
terungkap karena masih dianggap sebagai aib dalam
berumah tangga;
Belum memadainya ketersediaan wadah perlindungan
perempuan dan anak.
4. Urusan Pangan
Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan pokok masyarakat
yang wajib diperhatikan oleh pemerintah daerah. Kejadian
rawan pangan akan menjadi masalah yang sangat sensitif
dalam dinamika sosial masyarakat.Adalah menjadi suatu
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 15
realita bahwa sebagian besar kebutuhan pangan di Kota
Baubau masihmendapat dari luar daerah.
Permasalah :
Kecenderungan masyarakat hanya mengkonsumsi beras
sebagai satu-satunya sumber makanan pokok,
mengakibatkan ketergantungan akan beras menjadi besar.
Pada sisi lain Kota Baubau khususnya dan Pulau Buton
pada umumnyalahan pertanian untuk pengembangan
tanaman beras terbatas.
Bahan pangan (beras, sayur-sayuran, telur, ayam, dan
lain-lain) yang di konsumsi oleh masyarakat Kota Baubau
sebagian besar berasal dari daerah lain.
Harga kebutuhan pangan Kota Baubau masih di atas rata-
rata harga di daerah sekitar.
Belum adanya regulasi ketahanan pangan di Kota Baubau
sebagai pedoman tata laksana keamanan, mutu dan gizi
pangan di daerah.
5. Urusan Lingkungan Hidup
Dinamika masyarakat yang terus tumbuh dan berkembang
telah memberikan tekanan terhadap kelestarian lingkungan di
Kota Baubau. Kawasan pemukiman dan ekonomi yang terus
tumbuh sudah mulai menyentuh kawasan-kawasan konservasi
darat yang dikhawatirkan dapat mengganggu keseimbangan
lingkungan.Pada sisi lain pemenfaatan lahan kritis belum
dilakukan secara optimal.
Pesisir pantai Kota Baubau yang mencapai panjang lebih
kurang 42 Km telah menjadi ruang aktivitas masyarakat baik
sebagai tempat pemukiman maupun aktivitas ekonomi sehingga
keberlanjutan ruang konservasi pantai menjadi perlu untuk
mendapat perhatian lebih.
Jumlah penduduk Kota Baubau yang terus tumbuh
berimplikasi pada semakin tinggi produksi sampah yang
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 16
dihasilkan oleh penduduk Kota Baubau. Kemampuan alam
untuk mengabsorbsi sampah tidak seimbang dibandingkan
dengan produksi sampah yang dihasilkan.
Ketersediaan air di Kota Baubau sangat ditentukan oleh air
atmosfer (air hujan). Meningkatnya jumlah penduduk dan
pertumbuhan ekonomi berdampak pada semakin banyaknya
pemakain air. Distribusi air yang secara geografis tidak merata
ditambah distribusi kepadatan penduduk yang tidak merata
akan menyulitkan pemenuhan permintaan kebutuhan air
masyarakat.
Pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang pesat berimplikasi
pada berkembangnya jumlah kendaraan bermotor yang
berdampak pada meningkatnya tingkat kebisingan di Kota
Baubau. Selain oleh kendaraan bermotor, tingkat kebisingan itu
juga disebabkan oleh beroperasinya PLTD PLN di Kelurahan
Kaobula Kecamatan Murhum.
Permasalahan :
Pertumbuhan penduduk dan ekonomi di Kota Baubau telah
memberikan dampak tekanan pada lingkungan di Kota
Baubau.
Masih rendahnya keterlibatan masyarakat dalam menjaga
kelestarian Sungai/Kali Baubau. Hal ini terlihat dari makin
dangkalnya Sungai/Kali Baubau yang salah satunya
disebabkan oleh perilaku membuang sampah di muara
Sungai dan adanya lahan kritis di Bantaran Sungai;
Masih rendahnya penataan terhadap peraturan
perundangan dibidang lingkungan.
Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap
pengelolaan dan perlindungan lingkungan.
Meningkatnya produksi sampah dari tahun ke tahun. Hal ini
dapat dilihat dari jumlah sampah yang berhasil diangkut
setiap hari.
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 17
Kurangnya peran serta masyarakat untuk mengelola
sampah lingkungannya sebelum dibuang ke TPSS dan TPSA.
Kurangnya pengelolaan limbah industri dan limbah
domestik / rumah tangga
Adanya potensi kerusakan lingkungan terutama akibat
kegiatan tambang
Adanya peningkatan efek gas rumah kaca (GRK) dan
kurangnya upaya pengendalian dampak perubahan iklim.
Terbatasnya tenaga yang memiliki keahlian dibidang
lingkungan.
Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang kegiatan
dibidang lingkungan hidup dimana tugas yang diemban
kedepan semakin berat dan membutuhkan perhatian yang
lebih besar karena luasnya wilayah yang harus dijangkau.
Kurangnya perhatian dan dukungan dari Instansi terkait
serta masyarakat dalam hal pencemaran dan pengrusakan
lingkungan.
Masih rendahnya koordinasi dengan Instansi terkait dalam
hal penanggulangan pencemaran dan pengrusakan
lingkungan hidup
Masih kurangnya peran serta masyarakat untuk mengelola
sampah lingkungannya sebelum dibuang ke TPSS dan TPSA.
Masih kurangnya pengawasan terhadap kegiatan rakyat
yang berpotensi merusak lingkungan;
Masih terbatasnya ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Berdasarkan Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTH pada wilayah
kota minimal 30% dari luas wilayah Kota dan berdasarkan
ayat (3) RTH publik pada wilayah kota minimal 20% dari
luas wilayah Kota;
Masih kurangnya cakupan hutan dan lahan kritis yang
direhabilitasi;
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 18
Makin kompleksnya upaya pengelolaan lingkungan seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meluasnya
pembukaan lahan baru;
Belum tersedianya standarisasi pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup sehingga menyulitkan upaya
penegakkan hukum terhadap perusak lingkungan;
Belum optimalnya upaya pengamanan dan pengendalian
sumber-sumber mata air;
Makin kompleksnya upaya pengelolaan lingkungan seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meluasnya
pembukaan lahan baru;
Meningkatnya produksi sampah dari tahun ke tahun.
6. Urusan Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
Jumlah penduduk Kota Baubau dalam 10 (sepuluh) tahun
terakhir terus tumbuh. Letak Kota Baubau yang strategis
sebagai pusat aktifitas ekonomi, sosial dan budaya di Kawasan
Kepulauan Provinsi Sulawesi Tenggara menjadikan Kota
Baubau sebagai tujuan imigrasi masyarakat disekitar Kota
Baubau. Indikator capaian kinerja pelayanan urusan
administrasi kependudukan dan pencatatan sipil adalah rasio
penduduk yang telah memiliki dokumen kependudukan baik
itu KTP, KK, Akte Kelahiran, Akte Nikah dll.
Pelayanpendaftaran penduduk di Kota Baubau telah berjalan
dengan baik menuju pada praktek tertib administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil walaupun peningkatan
pelayanan masih perlu terus dilakukan.
Permasalahan :
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya tertib
administrasi kependudukan dan pencatatan sipil belum
optimal.
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 19
Belum intensifnya penegakkan tertip administarasi
kependudukan dan pencatatan sipil baik oleh aparat
pemerintah maupun oleh masyarakat.
Belum optimalnya pola pengawasan tertib administarasi
kependudukan dan pencatatan sipil
7. Urusan Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana
Pembangunan keluarga kecil berkualitas memiliki peran yang
sangat penting dalam mendukung pencapaian tujuan
pembangunan nasional terutama dalam peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Sehubungan dengan pembangunan
keluarga kecil berkualitas, pengendalian kuantitas penduduk
merupakan salah satu aspek penting untuk menjamin
tercapainya penduduk tumbuh seimbang di masa yang akan
datang. Program Keluarga Berencana (KB) digalakan dalam
rangka mengendalikan angka pertumbuhan penduduk dan
meningkatkan kesejahteraan serta taraf hidup keluarga.
Permasalahan :
Pemahaman masyarakat akan kelurga Berencana dan
Keluarga Sejahtera masih rendah.
kurang optimalnya penyelenggaraan kegiatan advokasi serta
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) program KB.
8. Urusan Perhubungan
Pelayanan pemerintah yang prima di sektor perhubungan
ditujukan untuk meningkatkan aksesibilitas dan mengurangi
resiko kecelakaan.
Dalam meningkatkan daya layanan disektor perhubungan
darat, pemerintah Kota Baubau telah mendirikan Terminal
dalam kota dan luar kota serta menyediakan rambu-rambu
lalulintas dalam rangka menjamin kenyamanan berlalulintas.
Disektor perhubungan laut pemda Kota Baubau bersama-sama
dengan pemerintah pusat telah menyediakan sarana
pelabuhan yang representatif baik untuk kargo maupun
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 20
penumpang yang melayani pelayaran rakyat dan pelayaran
besar.
Disektor perhubungan udara saat ini telah beroperasi Bandar
Udara yang melayani kebutuhan masayarakat Kota Baubau
akan transpostasi udara. Saat ini Bandar Udara Betoambari
tiga penerbangan nasional yang menghubungkan Kota Baubau
dengan kota-kota lain di Nusantara.
Permasalahan :
Kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas masih
rendah.
Peningkatan terminal penumpang dari terminal penumpang
type C menjadi type B sehingga dapat menjadi terminal
pengumpul bagi wilayah- wilayah sekitar Kota Baubau
(hinterland).
Fasilitas pelayanan penumpang di pelabuhan laut belum
memberi kenyaman yang optimal bagi penumpang dan calon
penumpang.
Pembangunan dan perluasan bandara termasuk sarana
prasarana dan landas pacu bandara perlu ditingkatkan
sehingga dapat melayani penerbangan dengan tipe pesawat
yang berbadan besar dan jumlah ritasi yang lebih banyak.
Masih terdapatnya parkir – parkir liar yang memanfaatkan
badan jalan sehingga mengganggu aktivitas lalu lintas.
9. Urusan Komunikasi Dan Informatika
Masyarakat dan aparatur Pemerintah Kota Baubau dinilai
telah melek tekhnologi informatika. Semua SKPD yang ada di
Kota Baubau sampai saat telah terkoneksi internet.
Keberadaan sarana komunikasi dan informatika yang memadai
sangat diperlukan untuk mengetahui informasi secara up to
dateterutama yang berkaitan dengan pelaksanaan dan
penyelenggaraan pemerintahan serta sarana koordinasi
internal dan eksternal SKPD di Kota Baubau. Sarana
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 21
komunikasi dan informasijuga sangat diperlukan oleh
masyarakat dalam rangka meningkatkan ekses informasi dan
pengetahuan warga.
Permasalahan :
Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis internet belum
dapat dimanfaat secara optimal dalam mendukung
pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan (e-
government) untuk meningkatkan pelayanan publik.
Animo masyarakat dalam menggunakan sarana tekhnologi
informasi belum dibarengi dengan tersedianya internet
murah.
10. Urusan Statistik
Sistem statistik daerah merupakan tatanan yang terdiri atas
unsur kelembagaan, tata cara dan prosedur, himpunan data,
sumber daya manusia, perangkat keras dan lunak, serta
jaminan hukum yang mampu menyediakan data statistik yang
andal, akurat, lengkap, dan tepat waktu untuk mendukung
tercapainya sasaran pembangunan yang direncanakan.
Permasalahan :
Ketersediaan data statistik belum optimal dalam
mendukung tugas-tugas perencanaan.
11. Urusan Persandian
Terkait dengan Persandian, Undang-undang nomor 23 tahun
2014 menetapkan bahwa urusan persandian adalah urusan
pemerintahan konkuren yang bersifat wajib bagi seluruh
pemerintah daerah di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
Dalam pengaturannya secara jelas diamanatkan bahwa
instansi pusat wajib melakukan pembinaan dan pengawasan
teknis kepada pemerintah provinsi, selanjutnya pemerintah
provinsi melakukan pembinaan dan pengawasan kepada
kabupaten/kota di bawahnya.
Permasalahan :
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 22
Fungsi Persandian untuk pengamanan informasi
merupakan tantangan berat karena SDM Persandian
yang ada saat ini belum mempunyai kompetensi yang
mencukupi untuk mengamankan informasi berbasis IT
12. Urusan Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah;
Koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional diharapkan
menjadi penggerak roda perekonomian suatu wilayah dan
dalam mensejahterakan anggotanya. Peran koperasi sangat
penting untuk meningkatkan potensi usaha kecil yang dimiliki
oleh masyarakat lokal, penyedia informasi serta sebagai
lembaga distribusi dan pemasaran. Keberadaan koperasiperlu
mendapatkan perhatian pemerintah daerah karena dapat
meningkatkan jumlah UKM yang berarti pula peningkatan
kesejahteraan bagi masyarakat Kota Baubau.
Permasalahan :
Masih kurangnya koperasi aktif yang melayani aktivitas
ekonomi masyarakat Kota Baubau.
Masih terbatasnya peran koperasi sebagai soko guru
perekonomian. Sampai akhir tahun 2011, koperasi di Kota
Baubau lebih banyak bergerak dalam sektor usaha simpan-
pinjam;
Masih relatif rendahnya produktivitas UKM;
Belum efektifnya pemanfaatan kredit Usaha Kecil Menengah.
13. Urusan Penanaman Modal
Investasi (penanaman modal) memberikan dampak pada
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di suatu
wilayah. Dalam rangka meningkatkandaya tarik bagi investor
untuk menanamkan modalnya di Kota Baubau, Pemerintah
daerah telah melakukan berbagai upaya dengan melakukan
promosi potensi yang di miliki oleh daerah dengan berbagai
kemudahan yang akan disediakan oleh daerah. Peningkatan
jumlah investor dan nilai investasi berarti pula peningkatan
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 23
aktivitas ekonomi di Kota Baubau yang berdampak pada
terbukanya lapangan kerja, peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat Kota Baubau.
Permasalahan :
Kapasitas kelembagaan yang mewadahi dan memfasilitasi
pelayanan penanaman modal daerah belum optimal.
Belum adanya kejelasan strategi untuk mendorong
tertariknya investor menanamkan modalnya di daerah.
Sinergitas pemerintah dan swasta dalam pengembagan
potensi daerah belum optimal.
Belum optimalnya peran Kota Baubau sebagai Kota
Perdagangan dan Pelayanan Jasa
14. Urusan Kebudayaan
Kebudayaan adalah merupakan kekayaan daerah yang
diwariskan dari generasi terdahulu. Pelestarian dan
pengembangan nilai-nilai budaya daerah harus terus
didayagunakan agar berkontribusi dalam meningkatkan citra
daerah pada tingkat regional, nasional, dan internasional.
Permasalahan :
Letak Kota Baubau yang strategis, menghubungkan
Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur
Indonesia (KTI) menyebabkan daerah ini rentan terhadap
pengaruh budaya luar;
Kian terpinggirkannya kesenian rakyat/kesenian tradisional
akibat didera oleh kesenian pop yang cenderung lebih
digandrungi generasi muda;
Belum memadainya pembentukan sikap moral dan
penanaman nilai budaya yang mengakibatkan adanya
kecenderungan semakin menguatnya nilai-nilai
materialisme.
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 24
15. Urusan Perpustakaan
Tinggi minat baca masyarakat disuatu daerah mencerminkan
tingkat kualitas sumberdaya manusia daerah tersebut. Oleh
karena itu peningkatan kuantitas dan kualitas perpustakaan
perlu dilaksanakan dalam rangka mendorong terciptanya
masyarakat Kota Baubau yang berkualitas. Saat ini
Pemerintah Kota Baubau dalam rangka mendorong minat baca
masyarakat telah menyediakan perangkat Perpustakaan Digital
dan mendukung lahirnya kelompok masyarakat cinta buku
melalui perpustakaan bergerak.
Permasalahan :
Kurangnya kuantitas dan kualitas perpustakaan daerah.
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan
fasilitas yang disediakan oleh pemerintah.
16. Urusan Kearsipan
Pengelolaan arsip yang dilakukan oleh SKPD di Kota Baubau,
belum semuanya dilakukan secara baku. Ketersediaan SDM
pengelola arsip belum dapat dipenuhi secara optimal. Disisi
lain peningkatan pengelolaan arsip mutlak diperlukan sebagai
bagian dari terib administrasi dalam rangka untuk
memudahkan eveluasi kinerja terhadap masing-masing SKPD
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan
akuntabel.
Permasalahan :
Belum memadainya dukungan sarana dan prasarana dalam
pengelolaan arsip-arsip daerah;
Masih terbatasnya ketersediaan SDM aparatur SKPD dalam
pengelolaan arsip yang benar-benar mampu diandalkan
dalam mengatur, menyimpan, merawat dan menyediakan
kembali informasi yang diperlukan secara tepat, cepat dan
benar bagi penggunanya.
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 25
4.1.2. Permasalahan Pembangunan Daerah Terkait Urusan
Pilihan Pemerintah Daerah Kota Baubau
Urusan pemerintahan pilihan menurut Undang-undang
Nomor 23 tahun 2014, adalah Urusan Pemerintahan yang
wajib diselenggarakan oleh Daerah sesuai dengan potensi yang
dimiliki Daerah. Terdapat lima bidang/sektor yang menjadi
urusan pilihan yang menjadi tanggung jawab pemerintahan
daerah. Identifikasi permasalahan pembangunan daerah
terkait urusan pilihan pemerintah daerah Kota Baubau
dijabarkan sebagai berikut :
1. Kelautan Dan Perikanan
Sub-sektor kelautan dan perikanan merupakan sub-sektor
andalan dalam pembentukan PDRB sektor pertanian Kota
Baubau. Dengan potensi kelautan dan perikanan seluas
30 Km2 dengan garis pantai sepanjang 45 Km, Kota
Baubau mempunyai potensi air tawar seluas 27 Ha dan
yang terolah baru sekitar 3,78% atau 2,8 Ha, air payau
seluas 74,20 Ha dan yang terolah baru sekitar 21,56%
atau 16 Ha. Sementara, potensi daerah budidaya laut
(rumput laut, ikan dalam KJA dan mutiara mabe) di
Kecamatan Wolio 2,5 Ha, Kecamatan Lealea 300 Ha,
Kecamatan Betoambari 100 Ha dan Kecamatan
Kokalukuna 175 Ha, sedangkan potensi tambak di
Kecamatan Kokalukuna seluas 10 Ha dan Kecamatan
Bungi seluas 64,20 Ha. Potensi tersebut jika dikelola
dengan baik akan berdampak terhadap meningkatnya
kesejahteraan masyarakat.
Permasalahan :
Masih rendahnya taraf hidup masyarakat pesisir
Belum optimalnya pengolahan produk kelautan dan
perikanan.
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 26
Penurunan kualitas lingkungan laut yang antara lain
disebabkan praktek dastrucive fishing
Penurunan produksi budidaya laut & belum optimalnya
produksi budidaya air tawar
Belum optimalnya produksi perikanan perikanan
tangkap akibat keterbatasan peralatan dan armada
kapal serta sulitnya menjangkau wilayah fishing ground)
Belumnya adanya perencanaan yang strategis yang
memuat potensi dan arah kebijakan pengelolaan
sumberdaya kelautan dan perikanan
Belum optimalnya peran sarana pendukung
pengembangan perikanan (hatchery, cold storage, TPI,
pabrik es, dll)
2. Pariwisata
Posisi strategis Kota Baubau yang berada pada alur
pelayaran nasionalyang menghubungkan Kawasan Barat
dan Timur Indonesia merupakan potensi yang sangat besar
sebagai pintu masuk utama wisatawanke daratan pulau
Buton maupun wakatobi dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya. Meningkatnya Manajemen Pelabuhan di Kota
Baubau membuka peluang besar untuk kenyamanan
berlabuh bagi kapal-kapal dari berbagai negara sehingga
Jalur Pelayaran tersebut juga merupakan salah satujalur
pelayaran wisata internasional dengan kunjungan kapal-
kapal pesiar (cruise-mass tourism) serta rally Yacht dari
berbagai negara.
Kota Baubau memiliki ikatan sejarah dengan wakatobi,
dimana kota Baubau merupakan pusat Kesultanan Buton
dan wakatobi masuk dalam wilayah tersebut.Setelah
wakatobi ditetapkan oleh pemerintah sebagai salah satu
dari 10 destinasi wisata nasional (Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional/ KSPN), maka konsep pengembangan
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 27
Pariwisata Kota Baubau serta keunikan potensi wisatanya
dikembangkan selaras dan menjadi penunjang kawasan
tersebut. Kota Baubau dalam hal ini sudah ditetapkan
sebagai Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional
(KPPN).
Sebagai Pusat Kesultanan Buton dan Kota Bandar di jalur
maritim internasional pada masa lalu, kota Baubau lebih
dulu berkembang dibanding daerah lain di sekitarnya. Hal
ini terus berlanjut dan menyebabkan sumber daya
manusia dan sarana prasarana yang dapat menunjang
aktifitas kepariwisataan jauh lebih memadai.Beberapa di
antaranya adalah industri hotel, restoran, travel, tenaga
kerja pariwisata serta sistem telekomunikasi, kesehatan,
transportasi dan perbankan.
Khusus untuk tenaga kerja pariwisata jika dibekali dengan
sertifikasi Kompetensi maka mereka bisa diserap oleh
industri-industri wisatadi beberapa kabupaten di
sekitarnya termasuk wakatobi, sehingga daerah siap
menghadapi arus bebas Masyarakat Ekonomi Asean. Tema
wisata Bahari wakatobierat kaitannya ketersediaan tenaga
kerja profesi Pemandu wisata Selam dan pemandu wisata
lainnya di bidang kepariwisataan.
Dengan potensi-potensi tersebut maka konsep
pengembangan Pariwisata Kota Bau-bau sudah harus lebih
fokus pada 2 hal. Pertama yaitu dengan menyiapkan
dokumen Kepariwisataan yang lebih komprehensif
(memperhatikan konsep Keberlanjutan dan promosi digital)
melalui Perda-perda tentang Rencana Induk
Kepariwisataan Daerah, industri dan tenaga Kerja
Pariwisata serta destinasi wisata. Fokus ke dua adalah
memfasilitasi terbentuknya kelembagaan/asosiasi industri
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 28
Pariwisata sekaligus memaksimalkan kerjasama antara
mereka.Tenaga Kerja yang terlibat dalam industri dan
kelembagaan Pariwisata merupakan mitra utama/strategis
Pemerintah Kota Baubau dalam mempromosikan potensi
wisata sekaligus meningkatkan kesadaran wisata dengan
konsep pembangunan berkelanjutan baik di masyarakat
secara umum maupun masyarakat di sekitar obyek wisata.
Permasalahan :
Masih belum komprehensifnya dokumen Rencana
Induk Pembangunan Pariwisata Daerah serta Perda-
perda Pariwisata yang menyangkut Industri, Tenaga
Kerja Profesi serta Destinasi Pariwisata.
Masih belum optimalnya sosialisasi dan fasilitasi
sertifikasi Usaha bagi industri Pariwisata serta
sertifikasi Kompetensi bagi Tenaga Kerja Kerja
Pariwisata dalam menghadapi implementasi Arus Bebas
Masyarakat Ekonomi Asean.
Belum adanya Kalender Wisata Tahunan.
Aksesibilitas menuju obyek dan di obyek wisata masih
belum memadai.
Sebagian dari potensi pariwisata dan Obyek dan Daya
Tarik
Terbatasnya infrastruktur Kepariwisataan
Terbatasnya sarana dan prasarana di Obyek Daya tarik
wisata
Kurangnya kesadaran masyarakat di sekitar obyek
wisata untukmenjaga dan merawat lingkungan sekitar
obyek wisata;
3. Pertanian
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan
Kota Baubau dalam menopang pertumbuhan ekonomi.
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 29
Dua wilayah yaitu Kecamatan Bungi dan Kecamatan
Sorawolio sebagai sentra produksi pertanian sebesar
35,73% dari luas wilayah Kota Baubau, yang terdiri dari
lahan tegal/kebun sebesar 11,99%, lahan perkebunan
sebesar 8,19%, ladang/huma sebesar 5,91%, lahan sawah
sebesar 6,24%, lahan untuk tanaman kayu-kayuan
sebesar 3,13%, dan lahan untuk tambak/
kolam/tebat/empang sebesar 0,27%.
Permasalahan :
Masih rendahnya produksi tanaman perkebunan dan
ternak dibandingkan kebutuhan masyarakat:
- Capaian targetproduksipalawija (jagung,
kedelai)30,18% dariRPJMD
- Capaian jumlah pelaku usaha ternak, 34,77% dari
target
- Jumlah produksi daging unggas 63,70% dari target
RPJMD
Terbatasnya sarana dan prasarana pertanian/
perkebunan/ peternakan
Ancaman penyebarluasan penyakit yang berasal dari
ternak dan hewan lainnya (Flu burung, rabies)
4. Perdagangan
Perkembangan ekonomidaerah tidak terlepas dari
perkembangan ekonomi nasional dan global, tidak
terkecuali Kota Baubau, yang makin menunjukkan geliat
kemajuan ekonomi. Pembangunan bidang ekonomi
merupakan satu kesatuan yang saling bersinergi antara
sektor pertanian dalam arti luas (sebagai penyedia bahan
baku), sektor industri (pengolahan), sektor perdagangan
(pemasaran), unit usaha (seperti koperasi dan usaha kecil
menengah), serta ketersediaan sarana dan prasarana
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 30
pendukung seperti jalan, jembatan dan pelabuhan sampai
pada ketersediaan faktor produksi (tenaga kerja).
Sinergitas dari berbagai komponen tersebut nantinya akan
menentukan biaya produksi, daya saing dan arah
perekonomian daerah yang pada akhirnya menentukan
tingkat kemakmuran / pendapatan masyarakat.
Kemajuan Perekonomian Kota Baubau bertumpu pada
beberapa sektor strategis, salah satunya sektor perdangan.
Dengan letak yang strategis, Kota Baubau merupakan
salah satu penghubung antara Kawasan Barat Indonesia
(KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia (KTI), baik dalam
mobilitas barang maupun jasa. Selain itu Kota Baubau
juga merupakan pintu gerbang perdagangan yang
mempunyai fungsi penting terhadap daerah-daerah
sekitarnya baik arus barang masuk maupun keluar.
Permasalahan :
Pembinaan potensi perdagangan yang dimiliki oleh
masyarakat Kota Baubau belum di kelola secara
optimal.
Belum optimalnya sarana prasarana perdagangan.
5. Perindustrian
Perkembangan sektor industri di Kota Baubau, terbatas
pada sektor industri non migas khususnya industri rumah
tangga, kecil dan menengah. Kontribusi sektor ini terhadap
pembentukan struktur ekonomi kita sampai menunjukkan
perkembangan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun.
Kebijakan pemerintah Kota Baubau untuk memfokuskan
pengembangan sektor industri pada skala industri rumah
tangga, kecil dan menengah mendorong kemajuan sektor
ini yang ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah
industri di Kota Baubau menjadi lebih dari1.488 unit
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 31
dimana sekitar 99,50 % diantaranya merupakan usaha
kecil dan industri kerajinan rumah tangga. Dalam
penyerapan tenaga kerja, industri kecil dan rumah tangga
mampu menyerap lebih dari 3.298 orang tenaga kerja
dengannilai investasi yang tertanam lebih dari Rp.9,680
miliar.
Permasalahan :
Rendahnya kemampuan menejemen, mutu dan desain
serta ketinggalan kemampuan teknologi dalam
mendukung urusan perindustrian.
Kurangnya kreatifitas dan Inovasi produk industry
Kurangnya tenaga profesional pelaku industri,
keterbatasan peralatan dan teknologi produksi
4.2. Isu Strategis
Perumusan isu strategis Kota Baubau memperhatikan isu
Internasional, isu/kebijakan regional, isu/kebijakan provinsi,
isu/kebijakan serta permasalahan Kota Baubau.
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 32
4.2.1 Isu Internasional
Beberapaisu internasional secara tidak langsung akan
mempengaruhi dinamika isu strategis baik secara nasional, regional
maupun daerah. Beberapa isu internasional tersebut antara lain :
a. Globalisasi Ekonomi Dunia
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses
kegiatan ekonomi danperdagangan, dimana negara-negara
di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang
semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas
teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan
penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap
arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu
negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara
ekonomi nasional dengan perekonomian internasional
akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu
pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam
negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya
juga membuka peluang masuknya produk-produk global
ke dalam pasar domestik. Globalisasi memicu
perkembangan negara-negara di zaman modern ini baik di
bidang ekonomi, komunikasi, maupun teknologi. Dengan
globalisasi, negara-negara mampu saling bersaing dan
bekerjasama dengan negara lain dalam mengembangkan
ekonomi.
Dari hal-hal diatas, dapat dikatakan bahwa globalisasi di
era modern ini menjadi salah satu alat untuk
mempermudah hubungan internasional dari, dan ke
berbagai negara secara cepat dan tanpa batas. Dengan
adanya globalisasi ekonomi, negara-negara mampu
mengembangkan perekonomian secara lebih luas. Dengan
globalisasi teknologi, negara dapat memanfaatkan sumber
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 33
daya yang ada dengan sebaik mungkin dan memicu
perkembangan ekonomi
b. Demokratisasi
Demokrasi adalah sistem di mana warganya bebas mengambil
keputusan melalui kekuasaan mayoritas perbedaan tidak boleh
diberangus atas nama kekuasaan. Tidak ada satu kelompokpun
termasuk kelompok mayoritasyang boleh mengesampingkan
hak-hak dasardan kebebasan kelompok minoritas.
Demokratisasi adalah suatu perubahan baik itu perlahan
maupaun secara cepat kearah demokrasi. Demokratisasi
ini menjadi tuntutan global yang tidak bisa dihentikan.
Jika transisi demokratisasi tidak dilakukan secara baik,
maka bayaran yang harus adalah perang saudara yang
menumpahkan darah, dan kemunduran ekonomi dengan
sangat parah yang merusak kesejahteraan rakyat.
Indonesia sampai saat ini terhitung sebagai negara yang
sukses dalam melakukanproses demokratisasi sehingga
tercatat sebagainegara demokrasi terbesar nomor tiga di
dunia setelah India dan Amerika Serikat. Pencapaian itu
terjadi karena sedapat mungkin prinsip-prinsip demokrasi
diimplementasikan dalam penyelenggaraan pemerintahan
baik pada level nasional, regional maupun pada tingkat
lokal melalui kebijakan otonomi daerah.
c. Hak-hak Azazi Manusia
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki
manusia sejak manusia itu dilahirkan. Hak asasi dapat
dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita
sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut,
mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak ini
dimiliki oleh manusia semata-mata karena ia manusia,
bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian
negara. Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 34
pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau Negara
lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak
dapat diabaikan.
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946,
disusunlah rancangan piagam hak-hak asasi manusia
oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang terdiri dari 18 anggota.
PBB membentuk komisi hak asasi manusia (commission
of human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari
1947 di bawah pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2
tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948 Sidang
Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris
menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu
berupa UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS
atau Pernyataan Sedunia tentang Hak – Hak Asasi
Manusia, yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang
terwakil dalam sidang umum tersebut, 48 negara
menyatakan persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2
negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap tanggal 10
Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia.
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara
pada pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia
mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni
Pancasila. Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa
pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus
memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam
ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia,
melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti
melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan
harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang
terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia,
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 35
yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya
memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara
multak tanpa memperhatikan hak orang lain.
Penerapan Hak-hak Azazi Manusia di Indonesia dilakukan
berdasarkan Undang – Undang Dasar 1945, Ketetapan
MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia,
Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia
d. Sustainable Development Goals (SDGs)
Saat ini telah ditetapkan sebuah sistem pembangunan
baru yang dikenal dengan SDGs yang memiliki 17 Goals
dan 169 Target. Adapun 17 Goals SDGs adalah sebagai
berikut:
1. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun [7
target]
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan
dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian
yang berkelanjutan [8 target]
3. Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia [13
target]
4. Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan
serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup
bagi semua orang [10 target]
5. Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan
seluruh wanita dan perempuan [9 target]
6. Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta
sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang [8
target]
7. Menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin,
berkelanjutan dan modern bagi semua orang [5
target]
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 36
8. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-
menerus, inklusif, dan berkelanjutan, serta
kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan
yang layak bagi semua orang [11 target]
9. Membangun infrastruktur yang berketahanan,
mendorong industrialisasi yang inklusif dan
berkelanjutan serta membina inovasi [8 target]
10. Mengurangi kesenjangan di dalam dan antar negara
[10 target]
11. Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif,
aman, berketahanan dan berkelanjutan [10 target]
12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang
berkelanjutan [11 target]
13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi
perubahan iklim dan dampaknya [5 target]
14. Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan
serta sumber daya laut secara berkelanjutan untuk
pembangunan berkelanjutan [10 target]
15. Melindungi, memperbarui, serta mendorong
penggunaan ekosistem daratan yang berkelanjutan,
mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi
penggurunan, menghentikan dan memulihkan
degradasi tanah, serta menghentikan kerugian
keanekaragaman hayati [12 target]
16. Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif
untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan
akses keadilan bagi semua orang, serta membangun
institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di
seluruh tingkatan [12 target]
17. Memperkuat perangkat-perangkat implementasi
(means of implementation) dan merevitalisasi
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 37
kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan
[19 target]
Adapun tiga pilar yang menjadi indikator dalam konsep
pengembangan SDGs yaitu, pertama indikator yang
melekat pembangunan manusia (Human Development), di
antaranya pendidikan, kesehatan. Indikator kedua yang
melekat pada lingkungan kecilnya (Social Economic
Development), seperti ketersediaan sarana dan prasarana
lingkungan, serta pertumbuhan ekonomi. Sementara itu,
indikator ketiga melekat pada lingkungan yang lebih besar
(Environmental Development), berupa ketersediaan
sumber daya alam dan kualitas lingkungan yang baik.
Dalam penyusunan indikator dalam konsep SDGs pasca
MDGs 2015, selain memikirkan standar global dalam
mengedepankan suatu konsep pembangunan yang
berkelanjutan, tetapi ada beberapa hal yang juga harus
diperhatikan. segala sesuatu itu harus terukur, tidak
terlepas dari prinsip Environmental Sustainability,
Economic Sustainability dan Social Sustainability. Serta
juga ditentukan apakah ini difokuskan pada negara
berkembang atau negara maju.
Terkait dengan pengembangan konsep awal SDGs
tersebut, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan
pasca MDGs 2015 semestinya dapat menjamin kelanjutan
dari lingkungan hidup dan sumber daya alam. Terutama
yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi oleh
dunia internasional kedepannya, yaitu ketahanan pangan,
ketahanan energi dan ketahanan air. Ketiga masalah
tersebut sangat penting diperhatikan dalam
pengembangan konsep SDGs 2015. Meski dalam
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 38
pengembangan indikator dalam pembangungan
berkelanjutan harus mempertimbangkan dimensi
lingkungan hidup.
4.2.2 Isu Nasional
a. Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan
Rakyat
Penyelenggaraan program peningkatan kesejahteraan
rakyat akan dilaksanakan seiring dengan upaya
peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
akan mendukung terciptanya penyelenggaraan program
pembangunan ekonomi yang makin berkualitas, yaitu
pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada
peningkatan produktivitas dan daya saing, serta makin
memacu terciptanya kreativitas dan inovasi. Penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi juga akan mempercepat
tercapainya tataran pembangunan ekonomi yang makin
mandiri. Percepatan laju pertumbuhan ekonomi ini
diharapkan mampu menurunkan tingkat pengangguran
terbuka hingga di sekitar 5-6 persen pada akhir tahun
2014, dan kesempatan kerja yang tercipta antara 9,6 juta-
10,7 juta pekerja selama periode 2010-2014. Kombinasi
antara percepatan pertumbuhan ekonomi dan berbagai
kebijakan intervensi pemerintah yang terarah diharapkan
dapat mempercepat penurunan tingkat kemiskinan
menjadi sekitar 8-10 persen pada akhir 2014.
b. Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan
Perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik menjadi isu
yang penting dalam konteks nasional dan internasional.
Krisis ekonomi yang lalu tidak terlepas dari buruknya tata
kelola pemerintahan, baik di sektor pemerintahan maupun
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 39
swasta. Krisis keuangan global, juga tidak terlepas dari
masalah ini. Oleh karena itu, negara-negara yang
tergabung dalam G-20 sepakat untuk menempatkan
perbaikan tatakelola pemerintahan menjadi salah satu
agenda perbaikan untuk mencegah krisis berulang.
Pembangunan birokrasi yang kuat merupakan elemen
penting untuk menjaga agar kelangsungan pembangunan
tetap berkelanjutan. Untuk itu, reformasi birokrasi akan
dilaksanakan di seluruh kementerian/lembaga untuk
selanjutnya diteruskan di pemerintah daerah. Selanjutnya
dalam penyusunan perencanaan dan anggaran, akan
diterapkan sistem anggaran berbasis kinerja secara
menyeluruh. Reformasi ini diharapkan dapat membuahkan
hasil yang positif khususnya dalam perbaikan kualitas
pelayanan publik, efektivitas dan akuntabilitas kegiatan
kementerian/lembaga dan penanggulangan korupsi.
c. Penegakan Pilar Demokrasi
Pembangunan demokrasi diarahkan untuk mencapai
tingkat demokrasi yang substansial.Namun, sebelum bisa
beranjak kepada demokrasi substansial harus diselesaikan
terlebih dulu semua masalah prosedural. Di dalam proses
pemilihan umum, misalnya, tidak boleh terulang kesalahan
dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang membawa
persoalan, baik di dalam pemilihan umum legislatif
maupun pemilihan kepala negara dan kepala daerah. Ke
depan, berbagai usaha perbaikan harus dilakukan,
sebelum melangkah menuju demokrasi substansial.
d. Penegakan Hukum
Terkait dengan kepastian usaha, salah satu persoalan yang
dianggap kerap menganggu masuknya investasi ke
Indonesia adalah lemahnya kepastian hukum. Karenanya
penegakan hukum akan membawa dampak yang positif
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 40
bagi perbaikan iklim investasi yang pada gilirannya akan
memberi dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
Selanjutnya, permasalahan terkait dengan struktur hukum
akan diatasi dengan peningkatan independensi dan
akuntabilitas kelembagaan hukum, peningkatan
kemampuan sumber daya manusia di bidang hukum, serta
mendorong berlakunya sistem peradilan yang transparan
dan terbuka. Oleh karena itu, semua pihak, baik
pemerintah, pengusaha, maupun aparat penegak hukum
mulai dari polisi dan jaksa sampai kepada hakim dan
pengacara benar-benar harus menegakkan aturan main
dan tatanan hukum yang pasti agar hukum semakin tegak
dan pasti.
e. Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan
Dalam pembangunan kedepan dimensi keadilan bagi
semua eleman bangsa harus mendapatkan perhatian
utama. Dalam perencanaan dan penganggaran analisa
yang menjamin tentang keadilan bagi setiap warga negara
harus secara proporsional mendapatkan perhatian.
Pemerintah akan mempertajam kualitas program
perlindungandan bantuan sosial sehingga dapat menjamin
bahwa setiap warga negara mendapatkan jaminan,
perlindungan dan bantuan sosial yang layak.
Selain beberapa isu di tingkat nasional sebagaimana dijelaskan
diatas, penetapan isu strategis Kota Baubau juga memperhatikan
RPJMN 2015-2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden
Nomor 2 Tahun 2015.
Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan
pembangunan yang dihadapi dan capaian pembangunan selama
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 41
ini,maka visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019
adalah:
TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN
BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi
Pembangunan yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga
kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan
demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat
jatidiri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi,
maju,dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri,
maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam
kebudayaan.
Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju
Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang
ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan
sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan.
Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA.
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga
negara.
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 42
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata
kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis,
danterpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi
sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat,dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan
bangkitbersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
Salah satu target nasional yang harus didukung oleh
Pemerintahan Daerahyaitu Universal Access yang meliputi akses air
minum 100%, kawasan permukiman kumuh perkotaan 0 Ha dan
akses sanitasi layak 100% (air limbah domestik, sampah dan
drainase).
4.2.3 Isu-isu Provinsi Sulawesi Tenggara
Beberapa isu-isu strategis Provinsi Sulawesi Tenggara yang
diidentifikasi akan memberikan dampak signifikan dalam jangka
panjang meliputi :
1. Isu strategis dalam pembangunan bidang pendidikan
2. Isu strategis pembangunan bidang kesehatan
3. Isu Strategis Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana
4. Isu strategis Pembangunan Pertanian dalam arti luas
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 43
5. Isu Strategis dalam bidang Kehutanan.
6. Isu Strategis Bidang Energi
7. Isu Strategis Bidang Pertambangan
8. Isu Strategis Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
9. Isu Strategis Pengembangan Bidang Kelautan dan Perikanan
10. Isu Strategis Pengembangan Bidang Perindustrian dan
Perdagangan
11. Isu Strategis Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi
12. Isu Strategis Pengelolaan Lingkungan dan Sumberdaya Alam
13. Isu strategis Revitalisasi Pemerintahan Daerah
14. Isu Strategis Revitalisasi Pemerintahan Daerah
15. Isu Strategis Pemberdayaan Masyarakat
16. Isu Strategis Pemntapan Pembangunan Kebudayaan
17. Isu Strategis Pembangunan Infrastruktur Kewilayahan dan
Kawasan Strategis
18. Isu Strategis Bidang Pembangunan Infrastruktur Dasar,
Infrastruktur Kewilayahan dan KawasanStrategis.
19. Isu Strategis Bidang Perhubungan
20. Isu Strategis Bidang Penanggulangan Bencana
Isu-isu strategis tersebut menjadi salah satu masukan bagi
penentuan perencanaan pembangunan jangka menengah Provinsi
Sulawesi tenggara. Adapun visi dan misi RPJMD Provinsi Sulawesi
Tenggara 2013-2018 sebagai berikut:
Berdasarkan uraian mengenai kondisi Provinsi Sulawesi
Tenggara, masalah, peluang dan tantanganpembangunan ke depan
maka visi pembangunan kami dalam membangun Sulawesi Tenggara
periode Tahun 2013-2018 adalah :
MEWUJUDKAN SULAWESI TENGGARA SEJAHTERA, MANDIRI
DAN BERDAYA SAINGTAHUN 2013 – 2018
Pencapaian visi dicapai melalui misi berikut ini :
1. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia
2. Pembangunan Ekonomi
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 44
3. Revitalisasi Pemerintahan Daerah
4. Memantapkan Pembangunan Kebudayaan Daerah
5. Percepatan dan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur
Kewilayahan dan Kawasan Strategis.
4.2.4 Telaahan terhadap RTRW Kota Baubau
Rencana pengembangan struktur ruang merupakan
pengembangan fungsi kegiatan pelayanan yang diwujudkan
berdasarkan pengembangan fungsi kegiatan dan sistem pusat-pusat
kegiatan pelayanan yang dialokasikan secara terstruktur ke seluruh
wilayah. Rencana struktur ruang wilayah kota merupakan kerangka
sistem pusat-pusat kegiatan kota yang berhierarki dan satu sama
lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah
kota.Struktur ruang wilayah Kota Baubau adalah suatu struktur
yang memperlihatkan dan dibentuk oleh struktur pengembangan
sistem pusat permukiman perkotaan dan perdesaan sebagai pusat
pelayanan, jaringan prasarana transportasi, kelistrikan,
telekomunikasi dan sumberdaya air dalam mendukung fungsi utama
pada wilayah perkotaan sebagai pusat pelayanan, kawasan budidaya
dan kawasan fungsional di darat maupun di laut.
Pertimbangan utama dalam penetapan struktur ruang wilayah di
Kota Bau-Bau adalah pengembangan struktur ruang yang lebih efisien
melalui pembangunan prasarana transportasi ke arah sentra-sentra
produksi sebagai penghasil sumberdaya primer. Di samping itu struktur
ruang yang dibentuk memiliki suatu hirarki pusat-pusat kegiatan sesuai
dengan kemampuan pelayanan suatu wilayah perkotaan dan jaringan
pendukungnya dengan tetap memperhatikan aspek keseimbangan
pertumbuhan wilayah dalam satuan ruang.
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 45
Tabel. 4.1 Hasil Telaahan Struktur RuangKota Baubau
No
Arah Pemanfaatan Ruang / Indikasi Program Lokasi
Waktu Pelaksanaan
2010-2015 2016-
2020
I Perwujudan Sistem
Perkotaan
I.1
Pembagian Wilayah Kota
1 Rencana Detail Tata Ruang Kota BWK I BWK I
2 Rencana Detail Tata Ruang Kota BWK II BWK II
3 Rencana Detail Tata Ruang Kota BWK III BWK III
4 Rencana Detail Tata Ruang Kota BWK IV BWK IV
5 Rencana Detail Tata Ruang Kota BWK V BWK V
6 Rencana Detail Tata Ruang Kota BWK VI BWK VI
7 Rencana Detail Tata Ruang Kota BWK VII BWK VII
I.2 Perwujudan Pusat Pelayanan
I.2.1
Pusat Kegiatan Primer
1 Revitalisasi dan pengembangan Kawasan Budaya Keraton Buton
Kecamatan Murhum
2 Pengembangan Kawasan Pendidikan dan Perkantoran di
Jalan Sultan Dayanu Ikhsanudin Kecamatan Betoambari
3 Pembangunan KIPPT Pulau Makasar Kelurahan Sukanayo dan
Liwuto
4 Peremajaan dan Pengembangan Kawasan Kota Mara Kecamatan Murhum dan
Wolio
5 Peremajaan dan Pengembangan Kawasan Pendidikan dan
Perkantoran di Jalan Muh. Husni Thamrin Kecamatan Wolio
6 Peremajaan &Pengembangan Kawasan Perkantoran di jl.
Bhakti ABRI Kecamatan Wolio
7 Peremajaan dan Pengembang-an Kawasan Perkantoran dan
Jasa di Jalan Sultan Hasanuddin Kecamatan Wolio
8 Peremajaan dan Pengembang-an Kawasan Palatiga Kecamatan Wolio
9 Pembangunan Kota Satelit di Kecamatan Lea-Lea Kecamatan Lea-Lea
I.2.2 Pusat Kegiatan Sekunder 1 Pemeliharaan dan pengembangan Pantai Kamali Kecamatan Wolio
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 46
No
Arah Pemanfaatan Ruang / Indikasi Program Lokasi
Waktu Pelaksanaan
2010-2015 2016-
2020
2 Peremajaan dan Pengembangan Kawasan Pendidikan dan
Perkantoran di Jalan Muh. Husni Thamrin Kecamatan Wolio
3 Pengembangan Pusat Perdagangan Wolio Wuna Kecamatan Wolio
4 Revitalisasi Kawasan Pasar Laelangi Kecamatan Wolio
5
Peremajaan dan Pengembangan Kawasan Perdagangan dan
Jasa di Jalan Wolter Monginsidi, Jl. Bakti ABRI, Jl. Sultan
Hasanuddin
Kecamatan Wolio
6 Pengembangan Kawasan Permukiman (Perumahan/BTN) Kec. Betoambari, Wolio,
Kokalukuna
7 Peremajaan dan Pengembangan Kawasan Pendidikan di
Jl.Betoambari Kecamatan Murhum
8 Pengembangan peran dan fungsi Kawasan PPI Wameo Kecamatan Murhum
9 Revitalisasi Kawasan Pantai Lakeba Kecamatan Betoambari
Revitalisasi Kawasan Pantai Nirwana Kecamatan Betoambari
Revitalisasi Kawasan Pantai Kokalukuna Kecamatan Kokalukuna
Revitalisasi Pasar Wameo Kecamatan Murhum
Peremajaan dan pengembang-an Kawasan Perdagangan
dan Jasa di Jalan Betoambari Kecamatan Murhum
Pengembangan Kawasan Palagimata sebagai Kawasan
Permukiman, Pelayanan Umum, dan Perkantoran. Kecamatan Betoambari
Revitalisasi Permandian Alam Bungi Kecamatan Bungi
Pengembangan Program Pembangunan Wilayah Terpadu
BUSO
Kecamatan Bungi dan
Sorawolio
II Rencana Jaringan
Transportasi
II.1 Jaringan Transportasi Darat
II.1.
1
Jaringan Jalan
1 Peningkatan Konstruksi dan Pembangunan Jalan Ring
Road Betoambari – Sorawolio – Bungi Kota Baubau
Kecamatan Betoambari,
Murhum, Wolio,Sorawolio,
dan Bungi
2 Peningkatan konstruksi Jaringan Jalan Kota Baubau Seluruh Kecamatan
3 Pembangunan Jalan bypass Liabuku – Lowu-Lowu Kecamatan Lea-Lea
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 47
No
Arah Pemanfaatan Ruang / Indikasi Program Lokasi
Waktu Pelaksanaan
2010-2015 2016-
2020
II.1.
2
Terminal
1 Pembangunan Terminal yang Berbatasan dengan
Kec.Kapontori Kecamatan Kokalukuna
2 Pembangunan Terminal yang Berbatasan dengan Kec.Pasarwajo
Kecamatan Kokalukuna
3 Pembangunan Terminal yang Berbatasan dengan
Kecamatan Batauga Kecamatan Betoambari
4 Peningkatan Jumlah Armada Angkutan Umum baik
Angkutan Barang maupun Orang Seluruh Kecamatan
5 Peningkatan Sarana dan Prasarana Penunjang Angkutan
Umum Seluruh Kecamatan
6 Pengelolaan Sistem Perparkiran baik On Street maupun Off
Street Seluruh Kecamatan
II.2 Jaringan Transportasi Laut
II.2.1
Pelabuhan/Dermaga dan
Pergudangan
1 Pengembangan Sarana dan Prasarana Kepelabuhanan Pelabuhan Murhum Kota Baubau Kecamatan Wolio
2 Pengembangan Sarana dan Prasarana Kepelabuhanan
Dermaga Kapal Ferry Kecamatan Wolio
3 Pembangunan Kawasan Pelabuhan dan Pergudangan di
Warumusio Kecamatan Kokalukuna
4 Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Pelabuhan-
Pelabuhan di Kota Baubau
Kecamatan Betoambari,
Murhum, Wolio, dan Lea-Lea
II.2.
2
Jembatan ke Pulau Makasar
1 Pengembangan sarana dan prasarana penunjang jembatan
yang menhubungkan daratan Kota Baubau dengan Pulau
Makasar
2 Penataan pengendalian kawasan disekitar jembatan
tersebut untuk menghindari perkembangan ruang akibat
munculnya fasilitas baru tersebut
II.2.
3
Jembatan Pulau Buton ke
Pulau Muna
1 Pengembangan sarana dan prasarana penunjang jembatan
yang menghubungkan dua pulau besar di Sulawesi
Tenggara tersebut.
2 Pengendalian ruang di sekitar jembatan tersebut dengan
suatu perencanaan ruang berdasarkan kajian (studi)
tertentu agar ruang di sekitar kawasan jembatan tetap
seimbang
II.3
Jaringan Transportasi Udara
3 Pengembangan Sarana dan Prasarana yang Mendukung
Aktivitas Kebandaraan di Bandara Betoambari Kecamatan Betoambari
4 Perluasan Landasan Pacu Bandara Betoambari Kecamatan Betoambari
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 48
No
Arah Pemanfaatan Ruang / Indikasi Program Lokasi
Waktu Pelaksanaan
2010-2015 2016-
2020
5 Pengendalian Pembangunan KKOP Bandara Betoambari Kecamatan Betoambari
III
Rencana Jaringan Energi
1 Peningkatan Sarana dan Prasarana Jaringan Listrik oleh
karena meningkatnya target pelayanan Seluruh Kecamatan
2 Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Fasilitas Penerangan
Jalan Seluruh Kecamatan
IV
Rencana Jaringan
Telekomunikasi
1 Peningkatan Sarana dan Prasarana Jaringan
Telekomunikasi Seluruh Kecamatan
2 Pemeliharaan Mutu Sentra Telepon yang Melayani
kebutuhan sambungan dan jaringan telepon Kecamatan Wolio
3 Penambahan dan Pemeliharaan Fasilitas Telekomunikasi
Rumah Kabel Seluruh Kecamatan
4 Peningkatan Kualitas dan Jumlah Titik Telepon Umum Seluruh Kecamatan
V
Rencana Jaringan Prasarana
Sumber Daya Air Kota
1 Optimalisasi pemanfaatan jaringan sumber daya air
sebagai sumber baku penyedia air bersih bagi masyarakat. Seluruh Kecamatan
2 Peningkatan efektifitas pengelolaan Daerah Aliran Sungai
(DAS) sebagai upaya terintegrasi pengendalian banjir.
VI Rencana Infrastruktur Kota
VI.1
Sistem Penyediaan Air Minum
1 Peningkatan Kualitas Pipa Distribusi Air Minum Seluruh Kecamatan
2 Peningkatan dan Pemeliharaan Sistem Pengolahan Air
Bersih yang dilengkapi dengan reservoir
Kecamatan Murhum, tan
Kokalukuna, Lea-Lea
VI.2
Sistem Pengelolaan Air Limbah Kota
1 Pembangunan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Air Limbah
Seluruh Kecamatan
2 Pengembangan Sistem Penggunaan Tangki Septik yang Ada
Di Tiap-Tiap Rumah dengan Lebih Meningkatkan Kuantitas dan Kualitasnya
Seluruh Kecamatan
3 Penyediaan kendaraan pengangkut tinja untuk
membersihkan dan menguras lumpur tinja pada tangki septik yang sudah penuh
Seluruh Kecamatan
4 Pemantauan Pengelolaan Air Limbah Domestik, serta Kualitas dan Kuantitas Badan-Badan Air yang Ada di
Perkotaan.
Seluruh Kecamatan
VI.3
Sistem Persampahan Kota
1 Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan secara Terpadu antara Pemerintah dan Masyarakat.
Seluruh Kecamatan
2 Pengembangan Sarana dan Prasana Persampahan seperti
TPS – TPA Seluruh Kecamatan
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 49
No
Arah Pemanfaatan Ruang / Indikasi Program Lokasi
Waktu Pelaksanaan
2010-2015 2016-
2020
VI.4
Sistem Drainase Kota
1 Peningkatan Mutu Sistem Drainase Seluruh Kota Baubau Seluruh Kecamatan
2 Pengembangan Sistem Jaring-an Drainase Kota yang
Berhirarki dan Terpadu sesuai Fungsinya Seluruh Kecamatan
3 Normalisasi dan Rehabilitasi Saluran Pembuangan dan
Sungai-Sungai
Sungai Baubau dam Sungai
Bungi
4 Pengembangan kanal-kanal terbuka sebagai sistem jaring-
an drainase primer (utama) Seluruh Kecamatan
5 Pengembangan sistem jaringan drainase sekunder Seluruh Kecamatan
6 Pembuatan sistem saluran drainase tersier Seluruh Kecamatan
7 Melakukan penyuluhan kepada masyarakat terutama yang
tinggal di sekitar daerah aliran sungai
Kecamatan Murhum, =Wolio,
= Bungi, dan Kecamatan Lea-
Lea
8 Pembuatan waduk atau catchment area baru pada daerah-
daerah yang mempunyai cekungan (lembah) cukup luas
sebagai penampung limpasan air hujan di wilayah tersebut untuk dimanfaatkan sebagai sumber air baku
Kecamatan Betoambari,
Murhum, Kecamatan Wolio, Kecamatan Kokalukuna,
Kecamatan Bungi,
Kecamatan Lea-Lea
VI.5 Jaringan Jalan Pejalan Kaki Peningkatan kualitas prasarana pejalan kaki di seluruh
trotoar Seluruh Kecamatan
VI.6
Jalur Evakuasi Bencana
1 Peningkatan mutu sarana dan prasarana terkait jalur evakuasi bencana dan tujuan evekuasi di Kawasan
Palagimata dan Palatiga
Kecamatan Murhum,
Betoambari, dan Wolio
2 Peningkatan Kualitas Hidran Kebakaran Seluruh Kecamatan
Sumber: Revisi RTRW Kota Baubau 2010-2030
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 50
Gambar 4.1
Peta Rencana Struktur Ruang Kota Baubau
Sumber: Revisi RTRW Kota Baubau 2014-2034
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 51
Dalam penataan ruang kota, masing-masing satuan sistem palayanan
memiliki kedudukan yang penting sebagai dasar perencanaan yang lebih
detail. Satuan berupa Bagian Wilayah Kota (BWK) dikelompokkan sesuai
kesamaan fungsi, adanya pusat tersendiri, kedekatan aksesbilitas, dan
batasan-batasan baik fisik maupun administrasi. Pengembangan tata ruang
Kota Baubau ditempuh dengan dua pendekatan. Pendekatan pertama
mendorong pertumbuhan kota melalui pengembangan kegiatan yang
diarahkan sedemikian rupa untuk menciptakan jenjang dan skala
pelayanan yang jelas serta mengedepankan pemerataan antar kecamatan
dan antar Bagian Wilayah Kota (BWK).
Pada Rencana Pola Ruang Kota Baubau diatur arahan pemanfaatan
ruang Kota menurut jenis penggunaannya, yang dibagi dalam dua kelompok
besar, yakni Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya., indikasi program
penguang selama periode yang selaras dengan Tahun perencanaan RPJMD
ini yakni periode 2010-2015 dan 2016, sedangkan rencana spasial dari pola
ruang tersebut ditunjukkan pada gambar 2.18 berikut ini:
Gambar 4.2
Peta Rencana Pola Ruang Kota Baubau
Sumber : Revisi RTRW Kota Baubau, 2014-203
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 52
Tabel. 4.2
Hasil Telaahan Pola RuangKota Baubau
No RencanaPola Ruang
Arah Pemanfaatan Ruang / Indikasi Program Lokasi Waktu Pelaksanaan
2010-2015 2016-2010
I
Rencana Kawasan
Lindung
Perwujudan
Kawasan Lindung
1 Menyusun standarisasi dan kriteria teknis penataan ruang
kawasan lindung Kota Baubau
2 Penetapan dan pemetaan kawasan-kawasan yang berfungsi
lindung Kota Baubau
3 Sosialisasi kawasan yang berfungsi lindung Kota Baubau
4 Penerapan instrumen insentif dan disinsentif dalam upaya
pelestarian kawasan lindung Kota Baubau
5 Pengamanan dan rehabilisasi kawasan tangkapan air dan
sempadan sungai dan pantai
Kecamatan dan kelurahan yang
menjadi lokasi kawasan tangkapan
air dan sempadan sungai dan pantai
6 Mempertahankan dan mendaya gunakan bantaran sungai
yang berfungsi sebagai saluran drainase primer dan sekunder
Kecamatan dan kelurahan yang
menjadi lokasi kawasan bantaran sungai yang berfungsi sebagai
saluran drainase primer dan
sekunder
7 Penyusunan rencana pengelo-laan kawasan penyangga daerah
tangkapan Sungai Bungi Kecamatan Bungi dan Lea-Lea.
8 Pembuatan tapal batas kawa-san lindung/konservasi utama-
nya sempadan sungai dan zona kawasan konservasi Teluk Lea-
Lea
Kecamatan Bugi dan kecamatan
Lea-Lea
II Rencana Kawasan
Budi Daya
II.1
Perumahan
1 Rencana Penanganan Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman
a Perumahan dengan Tingkat Kekumuhan Tinggi
Kec. Wolio : Bataraguru, Tomba,
Wale.
Kec. Murhum : Wameo,
Nganganaumala
b
Perumahan dengan Tingkat Kekumuhan Sedang
Kec. Wolio (Batulo, Kadolokatapi), Kec. Murhum (Baadia, Melai,
Bone-Bone, Kaobula, Lanto), Kec.
Betoambari (Sulaa,
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 53
No RencanaPola
Ruang Arah Pemanfaatan Ruang / Indikasi Program Lokasi
Waktu Pelaksanaan
2010-2015 2016-2010
Waborobo,Katobengke, Labalawa), Kec.Bungi ( Liabuku, Waliabuku,
NgkariNgkari) Kec. Lea-Lea : Kalia-
lia, Kampeonaho, Palabusa), Kec.
Sorawolio ( Kaisabu Baru, Gonda
Baru, Karya Baru, Bugi), Kec.
Kokalukuna (Waruruma, Liwuto,Sukanaeyo)
c
Perumahan dengan Tingkat Kekumuhan Rendah
Kec. Wolio ( Wangkanapi, BWI),
Kec. Murhum ( Wajo, Lamangga, Tarafu Tanganapada), Kec.
Betoambari (Lipu), Kec. Lea-Lea (
Lowu-Lowu, Kolese),
Kec.Kokalukuna ( Kadolomoko,
Kadolo, Lakologou)
2
Pengendalian Pertumbuhan Permukiman
1. Permukiman nelayan, sepanjang
daerah aliran sungai dan pesisir
pantai
2. Permukiman Pusat Kota / CBD,
yang tidak teratur / tidak
mengikuti perencanaan kota
3
Penataan Permukiman
1. Permukiman berkebun di
Kecamatan Wolio dan sebagian
Kecamatan Bungi
2. Permukiman nelayan sepanjang
sungai
3. Perumahan di daerah tepi laut
4. Permukiman developer/ real
estate
4
Pengembangan Permukiman Baru
a. Permukiman Kepadatan Rendah Kecamatan Kokalukuna,
Bungi,Lea-Lea.
b. Permukiman Kepadatan Sedang Pada kawasan transisi dan
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 54
No RencanaPola
Ruang Arah Pemanfaatan Ruang / Indikasi Program Lokasi
Waktu Pelaksanaan
2010-2015 2016-2010
pinggiran kota di daerah atas Kecamatan Wolio dan sebagian
wilayah Bungi.
c. Pembangunan Rumah Susun dan Rumah Susun Sewa Kecamatan Murhum dan Kec. Wolio
5 Pengembangan Permukiman Pedesaan Seluruh kecamatan
II.2
Perdagangan dan
Jasa
1 Revitalisasi kawasan perdagangan dan jasa Kota Mara.
2 Pengembangan pusat perdagangan dan jasa di tiap pusat BWK Kelurahan Wale Wameo,
Katobengke, Liabuku, Waruruma,
Kaisabu, Lowu-Lowu/ Kolese.
3 Pengembangan pusat perdagangan dan jasa di tiap pusat
kelurahan
Tiap pusat kelurahan
II.3
Perkantoran
1 Revitalisasi kawasan perkantoran pemerintah dan swasta skala pelayanan kota
Kecamatan Murhum, Kecamatan Wolio
2 Pengembangan pusat perkantoran pemerintah dan swasta skala pelayanan BWK
Kelurahan Wale, Wameo, Katobengke, Waruruma, Liabuku,
Kaisabu, dan Lowu-Lowu/ Kolese.
II.4
Industri
1 Kajian pengembangan dan penerapan konsep cluster industry Kota Baubau
2 Kajian pengembangan kawasan industry Kecamatan Lea-Lea
3 Pengembangan agro industry Kecamatan Lea-Lea
4 Pengembangan industri unggulan Kota Baubau
5 Pembangunan kawasan industry Kecamatan Lea-Lea
6 Pengarahan dan pengawasan fungsi lahan untuk kegiatan
industri sesuai dengan karakteristik industri
Kecamatan Kokalukuna, Murhum,
dan Sorawolio
7 Studi industri pengolahan pertanian dan penunjang pariwisata Kota Baubau
8 Pembinaan industri kecil dan kerajinan/rumah tangga Kota Baubau
II.5
Pariwisata
1 Pengembangan wisata sejarah pada Malige yang disertai
dengan atraksi budaya (tangible dan intangible) Kota Lama, Malige, Pelabuhan
Murhum, Pantai Kalimali, Batu
Poaro
2 Pengembangan Poaro menjadi lebih atraktif (disertai ritual)
3 Pengembangan Wisata Terpadu (dipaketkan dengan objek
wisata lain)
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 55
No RencanaPola
Ruang Arah Pemanfaatan Ruang / Indikasi Program Lokasi
Waktu Pelaksanaan
2010-2015 2016-2010
4 Pengembangan wisata kuliner malam hari
5 Pengoptimalan keberadaan hotel dan rumah makan yang ada
6 Pengembangan sistem informasi, guiding, Tour and Travel,
serta torist information yg mencakup keseluruhan daerah
tujuan wisata di Baubau dan sekitarnya
7 Penyediaan fasiltas money changer, ATM, Internet
8 Peningkatan pelayanan bagi wisatawan dengan mengadakan wisata kuliner malam hari
9 Pengembangan jalur dan moda transportasi ke objek wisata
yang lain yang berada di luar kota Baubau
Pembagian zona terhadap objek wisata. Zona inti dan zona
pengembangan.
Pengembangan wisata sejarah mendukung atraksi budaya
Benteng Wolio, Museum dan
Benteng Sorawolio
Pengembangan platform pandang panorama Kota Baubau
Pemanfaatan rute kunjungan benteng (Green and Trail Map)
Pengembangan fasilitas seperti lahan parkir, gerai
cinderamata, kantin, gasebo, rambu petunjuk, peta objek
Pengembangan sistem informasi, optimalisasi Trail dan Gren
Map, tour and travel, serta tourist information
Pengembangan jalur dan Moda transportasi dari Benteng Wolio
ke Benteng Sorowolio.
Pengembangan jalur dan moda transportasi ke objek wisata
yang lain yang berada luar Kota Baubau
Pengembangan fasilitas tambahan memanfaatkan lahan terbuka yang berada dalam kawasan Benteng
Pengembangan fasilitas tetap memperhatikan prinsip-prinsip
pelestarian
Pengembangan kawasan wisata bahari dengan basis pantai
Pantai Nirwana, Pantai
Lakeba, Desa Sulaa, Gua Lakasa
Pengembangan kawasan untuk kegiatan olah raga pantai
Pengembangan Kelurahan Sulaa untuk enjadi penunjang
Wisata Budaya dalam KPP ini
Pembangunan fasilitas dasar berupa parkir,dll
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 56
No RencanaPola
Ruang Arah Pemanfaatan Ruang / Indikasi Program Lokasi
Waktu Pelaksanaan
2010-2015 2016-2010
Penyediaan perlengkapan outdoor sport
Pengadaan tourism information
Penyediaan moda transportasi dari Baubau menuju Lakeba
Pengembangan Moda Transportasi antar objek (Lakeba – Sulaa – Lakasa – Nirwana)
Pengembangan kawasan wisata merujuk pada pembagian zona
wilayah
Pengembangan Kawasan Bungi sebagai objek wisata alam
dengan kegiatan outdoor yang bersifat petualangan
Pemandian Bungi,
Ekowisata, Tirta Rimba, Hutan
Lindung Wakonti, Pantai
Kokalokuna
Pengembangan kawasan untuk tujuan wisatawan minat
khusus.
Pengembangan air terjun yang berbasis pada ekologi hutan
Pembangunan fasilitas berupa toilet, kantin, gazebo, cinderamata, lahan parkir
Penyediaan perlengkapan outdoor sport.
Pengadaan tourism information yang menyediakan peta wisata,
display, panduan wisata dll
Pembuatan jalur trekking yang dilengkapi rambu rambu
penunjuk jalan dan tetap memperhatikan keserasian
lingkungan
Penyediaan moda transportasi antar objek (Pemandian Bungi –
Wakonti)
Pengembangan kawasan wisata merujuk pada pembagian zona
wilayah
Pengembangan Samparona sebagai objek wisata alam dengan
kegiatan wisata outdoor yang bersifat petualangan
Air Terjun Samparona dan
Kantongara
Pengembangan kawasan tujuan wisatawan minat khusus
Pengembangan air terjun yang berbasis pada ekologi hutan
Fasiltas pendukung mencakup tourist information, jalur
trekking dilengkapi rampu petunjuk arah, area terbuka dan
fasilitas parkir, peta objek wisata.
Fasilitas penyewaan alat outdoor
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 57
No RencanaPola
Ruang Arah Pemanfaatan Ruang / Indikasi Program Lokasi
Waktu Pelaksanaan
2010-2015 2016-2010
Platform pandang, camping ground dan penyediaan air bersih dan fasilitas parkirbagi pengunjung
Pengembangan jalur trekking dari Kelurahan Kaisabu baru
menuju objek dengan jalur terencana serta memperhatikan konsep pelestarian alam.
Menambah moda transportasi ke objek lain terdekat.
Pembuatan zona yakni. Zona inti meliputi kawasan air terjun,
hutan dan jalur trekking, Zona Pengembangan berada di
permukiman
Pengembangan fasilitas seperti tourist information, parkir dan
penyewaan alat outdoor ditempatkan dizona pengembangan
Perkembangan Perkampungan Nelayan sebagai objek wisata
dengan mempertahankan model pemutakhiran, arsitektur
bangunan serta cara hidup nelayan tradisional
Kampung Nelayan dan Pantai Pulau Makassar
Pengembangan kawasan Pantai Pulau Makassar sebagai objek
wisata bahari
Pengembangan untuk arena olahraga air
Fasiltas Pendukung
Tempat penyewaan perlengkapan olahraga air dan memancing.
Penetapan manajemen untuk arena olahraga air.
Pengembangan jalur transportasi laut ke Pulau Makassar, baik dari kota Baubau maupun dari Bungi
Pembuatan pelabuhan untuk kapal kecil di Baubau, Bungi
&Pulau Makassar
Manajemen Tata Ruang dibagi menjadi dua zona yakni zona
inti dan zona pengembangan
II.6
Ruang Terbuka
Non Hijau
1 Inventarisasi rinci sediaan Ruang Terbuka Non Hijau. Kota Baubau
2 Perumusan program pemeliharaan Ruang Terbuka Non Hijau Kota Baubau
3 Pemeliharan Ruang Terbuka Non Hijau. Kota Baubau
II.7 Peruntukan
Lainnya
II.7.1 Ruang Untuk 1 Penyediaan rambu, marka dan fasilitas dan prasarana Kecamatan Murhum dan Wolio
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 58
No RencanaPola
Ruang Arah Pemanfaatan Ruang / Indikasi Program Lokasi
Waktu Pelaksanaan
2010-2015 2016-2010
Evakuasi Bencan evakuasi bencana.
2 Sosialisasi pelaksanaan evakuasi bencana secara berkala. Kecamatan Murhum dan Wolio
II.7.2
Pertanian
1 Pengembangan komoditi perkebunan, peremajaan dan rehab.
tanaman. Perkebunan
Kecamatan Betoambari, Bungi,
Kokalukuna, Lea-lea, Murhum dan
Wolio
2 Peningkatan produksi ternak untuk kebutuhan domestic Kota Baubau
3 Pengembangan sentra budidaya perikanan laut Kec. Betoambari, Kokalukuna, Lea-
Lea
4 Pengembangan sentra budidaya perikanan air tawar Kota Baubau
5 Rehabilitasi dan konservasi sumber daya pesisir dan laut. Kec. Betoambari, Kokalukuna ,
Lea-Lea
6 Pengembangan sentra-sentra produksi komoditas pertanian dan perkebunan
Kecamatan Betoambari, Bungi,
Kokalukuna, Lea-lea, Murhum dan
Wolio
7 Pengembangan kemampuan pertanian melalui pelaksanaan
diklat bagi aparat dan petani Kota Baubau
8 Pembangunan infrastruktur penunjang upaya pengem-bangan
teknologi inseminasi buatan Kota Baubau
9 Pengembangan pelabuhan perikanan/TPI/PPI Kec. Betoambari, Kokalukuna, Lea-
Lea
Pembangunan balai benih Kota Baubau
Pemetaan & pemantapan lahan sawah beririgasi teknis& lahan
produktif lainnya Kota Baubau
II.7.3
Pertambangan
Inventarisasi daerah yang berpotensi untuk usaha
pertambangan dan berada pada kawasan hutan lindung. Kota Baubau
Rehabilitasi lahan pasca tambang. Kota Baubau
3 Penetapan aturan zonasi penambangan rakyat yang diijinkan agar tidak menimbulkan dampak lingkungan.
Kota Baubau
II.7.4
Peruntukan Pelayanan Umum
1 Pendidikan
a Peningkatan kualitas pendidikan Kota Baubau
b Perencanaan pembangunan perguruan tinggi (politeknik) Kota Baubau
c Perencanaan pembangun-an pusat pendidikan tinggi Kota Baubau
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 59
No RencanaPola
Ruang Arah Pemanfaatan Ruang / Indikasi Program Lokasi
Waktu Pelaksanaan
2010-2015 2016-2010
d Pembangunan pusat penelitian perikanan dan kelautan Kec. Betoambari, Kokalukuna,
Lea-Lea
2 Kesehatan
a Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Kota Baubau
b Perencanaan penambahan fasilitas kesehatan skala kota Kota Baubau
3 Peribadatan
a Peningkatan kualitas fisik tempat peribadatan Kota Baubau
b Perencanaan penambahan fasilitas peribadatan skala kota Kota Baubau
4 Perdagangan dan Niaga
a Pengembangan fasilitas pasar tradisional-modern Kota Baubau
b Pengaturan bangunan Ruko – Ruko Kota Baubau
c Penataan pasar ikan Kec Betoambari, Kokalukuna Lea-
Lea
d Perencanaan lokasi untuk pedagang Kaki Lima Kota Baubau
Sumber: Revisi RTRW Kota Baubau 2010-2030,
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 60
4.2.5 Telaahan terhadap RPJMD Daerah Sekitar
Penyusunan RPJMD juga memperhatikan dokumen RPJMD
daerah lainnya agar tercipta keterpaduan pembangunaan jangka
menengah daerah dengan daerah sekitar, atau dalam satu wilayah
kepulauan atau yang ditetapkan sebagai satu kesatuan wilayah
pembangunan atau dengan daerah lain yang memiliki hubungan
keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan pembangunan
daerah. Perlunya suatu daerah menelaah RPJMD daerah lain karena
alasan:
1. Adanya persamaan kepentingan atau tujuan atau upaya-upaya
strategis yang harus disinergikan;
2. Adanya persamaan permasalahan pembangunan yang
memerlukan upaya pemecahan bersama;
3. Adanya agenda pembangunan kewilayahan yang menentukan
kewenangan bersama, utamanya daerah-daerah yang letaknya
berdekatan; dan
4. Adanya kebijakan pemerintah menetapkan daerah sebagai bagian
dari kesatuan wilayah/kawasan pembangunan.
Identifikasi kebijakan dari dokumen RPJMD daerah lainnya
yaitu terhadap Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Selatan dan
Kabupaten Buton Tengahhanya dapat dilakukan terhadap RPJMD
Kabupaten Buton Periode 2013 – 2017. Sedangkan untuk Kabupaten
Buton Selatan dan Kabupaten Buton Tengah tidak dapat dilakukan
telaahan ini sebab merupakan daerah Otonom baru yang merupakan
pemekaran dari Kabupaten Buton.
Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal dan internal
maka dapat dirumuskan beberapa isu-isu strategis yang dapat
dijadikan dasar penetapan kebijakan strategis pembangunan di Kota
Baubau, yaitu meliputi :
1. Pembangunan sarana prasarana pendidikan yang bermutu
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Baubau
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 61
3. Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan termasuk
pelabuhan laut (infrastruktur kewilayahan dan perdesaan)
4. Peningkatan dan perbaikan infrastruktur air bersih bagi
masyarakat
5. Peningkatan dan perbaikan jaringan irigasi dalam rangka
peningkatan produksi pertanian dalam menopang
kesejahteraan masyarakat
6. Peningkatan sarana dan prasarana perkantoran dalam
rangka pelayanan prima dan pelaksanaan Good Governance
7. Optimalisasi peran lembaga/ tokoh dalam pembangunan
8. Peningkatan IPM
9. Pengarusutamaan gender dalam setiap pelaksanaan
kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masy. Untuk
peningkatan kesejahteraan
10. Pengembangan dan pemanfaatan potensi unggulan dan
sumber daya daerah dalam mendukung peningkatan PAD
11. Peningkatan produktivitas hasil pertanian pangan,
perkebunan, peternakan, perikanan
12. Peningkatan daya beli masyarakat
13. Pembukaan lapangan kerja dengan mengoptimalkan peran
UMKM
14. Revitalisasi peninggalan sejarah
15. Pengembangan potensi pariwisata
16. Regulasi Pemda mengenai pengelolaan lingkungan dengan
memperhatikan kaidah kelestarian dan pembangunan
berkelanjutan
17. Supremasi Hukum, HAM dan demokrasi
4.3 Isu- Isu Strategis Kota Baubau
Isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan
atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah
karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 62
bersifat penting, mendasar, mendesak, dan menentukan tujuan
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Isu-isu strategis
pembangunan Kota Baubau dirumuskan berdasarkan
permasalahan-permasalahan pembangunan daerah, tantangan dan
potensi pembangunan daerah kedepan.
Dalam perjalanan dinamika pembangunan Kota Baubau sejak
Tahun 2001 menjadi daerah otonomi sejumlah keberhasilan
pembangunan telah diraih namun masih terdapat sejumlah
permasalahan. Berdasarkan permasalahan di atas, kemudian
diidentifikasi isu-isu strategisyang menjadi pijakan dalam
penyusunan Visi dan Misi, serta Program Strategis Pembangunan
Kota Baubau lima tahun mendatang yaitu tahun 2013 - 2018. Isu-
isu strategis pembangunan Kota Baubau tersebut adalah sebagai
berikut :
4.3.1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah merupakan
upaya terpadu untuk mengembangkan potensi jasmani dan rohani
secara utuh, serasi, selaras, dan seimbang. Peningkatan kualitas
sumber daya manusia bersifat matra ganda dan lintas sektoral
sehingga pelaksanaannya dilakukan melalui berbagai bidang
pembangunan. Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya
manusia merupakan proses interaksi yang dinamik antara
pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial budaya dan politik,
perkembangan iptek, penghayatan dan pengamalan ajaran agama
dan nilai-nilai luhur budaya bangsa, hukum, serta berbagai bidang
pembangunan lainnya.
Peningkatan kulitas sumberdaya manusia Kota Baubau
dimaksudkan untuk dapat menciptakan manusia Baubau yang maju
dan mandiri sebagai pelaku pembangunan yang memiliki etos kerja
produktif, keterampilan, kreativitas, disiplin, profesionalisme, serta
memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, dan
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 63
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang berwawasan
lingkungan maupun kemampuan manajemen dengan didukung oleh
kesehatan jasmani dan rohani yang prima.
4.3.2. Pengembangan Infrastruktur (Sarana dan Prasarana)
Perkotaan
Pengembangan inftrastruktursarana dan prasarana perkotaan
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dasar bagi
masyarakat dan secara khusus mendukung sistem perdagangan dan
pelayanan yang kompetetif serta berdaya saing, guna mendorong
terciptanya peningkatan perekonomian rakyat dan iklim investasi
yang kondusif. Pengembangan sarana dan prasarana juga
dimaksudkan agartercipta suasana kota yang indah dan bersih,
melalui peningkatan kualitas lingkungan hidup dan pemanfaatan
sumber daya alam yang optimal berdasarkan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan(sustainable development).
4.3.3. Pembangunan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan
Lokal
Mendorong terciptanya perekonomian yang berdaya saing
tinggi dan merata melalui penguatan lembaga ekonomi masyarakat,
membangun kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat,
mendorong perluasan lapangan kerja dan ketersediaan tenaga kerja
profesional serta menjalin hubungan kerja sama antar wilayah dalam
rangka mempercepat keberdayaan masyarakat dan pengentasan
kemiskinan perkotaan.
4.3.4. Pengembangan Nilai-nilai Budaya Lokal dalam Tatanan
Kehidupan Sosial Kemasyarakatan
Pengembangan Nilai-nilai budaya lokal dimaksudkan
agartercipta kehidupan social kemasyarakatan yang humanis,
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan adat istiadat, melalui
pemberdayaan lembaga-lembaga adat, penanaman nilai-nilai adat
kepada generasi muda dan penguatan peranan wanita, serta
PERUBAHANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IV- 64
menggali, melestarikan danmengembangkan asset/nilai-nilaibudaya
untuk mendorong pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.
1 V-1
BAB V
VVVIIISSSIII,,, MMMIIISSSIII,,, TTTUUUJJJUUUAAANNN DDDAAANNN SSSAAASSSAAARRRAAANNN
5.1. VISI
Daerah Kota Baubau yang lebih berkarakter dimaknai sebagai
kondisi masyarakat yang lebih memiliki kualitas moral yang positif,
memanusiakan manusia sehingga mampu membangun kehidupan
yang bermanfaat bagi masyarakatnya. Sebagaimana
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang di amanatkan dalam
UUD 1945, maka pemerintahan daerah diharapkan dapat mengatur
dan mengurus sendiri dalam urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan, sebagai upaya untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya
saing daerah dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi,
pemerataan dan keadilan dalam Kerangka Sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka kerangka pikir
pembangunan Kota Baubau 2013-2018 dapat di gambarkan sebagi
berikut :
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-2
Gambar 5.1.
Kerangka Pikir Pembangunan Kota Baubau
Kota Baubau adalah sebuah daerah otonom dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indinesia (NKRI) yang secara geografis
berada di kawasan regional Provinsi Sulawesi Tenggara sehingga
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Baubau 2013 – 2018 harus disusun berdasarkan kekuatan,
kelemahan, tantangan dan kendala yang dimiliki oleh Kota Baubau
sebagai daerah otonom dengan mempertimbangkan dan
menyelaraskannya dengan Rencana Pembangun Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2009-2014, Rencana Pembangunan Jangka
Panjuang Provinsi (RPJPD) Provinsi Sulawesi Tenggara 2005-2025
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Propinsi Sulawesi Tenggara 2013-2018 serta regulasi lainnya baik
yang diatur secara nasional maupun secara regional serta pengaruh
lingkungan lainnya (global, nasional, regional dan lokal).
Dalam paradigma kepemerintahan hari ini, peran ketiga
domain Good Governance (pemerintah, masyarakat sipil dan swasta)
sebagai subyek dalam penyelenggaraan pemerintahan adalah
menjadi suatu keniscayaan. Adapun yang menjadi obyeknya adalah
pengembangan SDM, pengembangan infrastruktur, pembangunan
budaya serta pembangunan ekonomi kerakyatan yang berbasis
keunggulan lokal dengan menggunakan berbagai metode yang
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-3
tersedia menurut situasi yang dihadapi dan dinamika kebutuhan
masyarakat. Kesemuanya ini bertujuan untuk mensejahterakan
seluruh masyarakat secara lahir dan bathin (MESRA) melalui
prakondisi terciptanya Kota Baubau yang TAMPIL (Tertib, Aman,
Maju, Populer, Indah Dan Lancar).
Berdasarkan uraian di atas, maka pembangunan Kota Baubau
dalam lima tahun kedepan akan mendukung dan menjadi bagian
dari pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara dan Pembangunan
Republik Indonesia dengan melibatkan semua kekuatan dan potensi
yang dimiliki dan dapat diuraikan sebagai berikut :
Visi Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2015- 2019
adalah :
"TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI,
DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG"
Dengan penjelesan sebagai berikut :
Kedaulatan dalam politik
: diwujudkan dalam pembangunan
demokrasi politik yang berdasarkan
hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
Kedaulatan rakyat menjadi karakter,
nilai, dan semangat yang dibangun m
elalui gotong royong dan persatuan
bangsa
Berdikari dalam
ekonomi
: Berdikari dalam ekonomi diwujudkan
dalam pembangunan demokrasi ekonomi
yang menempatkan rakyat sebagai
pemegang kedaulatan di dalam
pengelolaan keuangan negara dan
pelaku utama dalam pembentukan
produksi dan distribusi nasional. Negara
memiliki karakter kebijakan dan
kewibawaan pemimpin yang kuat dan
berdaulat dalam mengambil keputusan-
keputusan ekonomi rakyat melalui
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-4
penggunaan sumber daya ekonomi
nasional dan anggaran negara untuk
memenuhi hak dasar warga negara.
Kepribadian dalam
kebudayaan
: diwujudkan melalui pembangunan
karakter dan kegotong-royongan yang berdasar pada realitas kebhinekaan dan
kemaritiman sebagai kekuatan potensi bangsa dalam mewujudkan
implementasi demokrasi politik dan demokrasi ekonomi Indonesia masa depan
Sedangkan Visi Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2013-2017 adalah :
MEWUJUDKAN SULAWESI TENGGARA SEJAHTERA, MANDIRI
DAN BERDAYA SAING TAHUN 2013 – 2017
Dengan penjelasan bahwa :
Kesejahteraan : mengandung makna keamanan dan
keselamatan, kesenangan hidup dan
kemakmuran. Sedang sejahtera yang
merupakan kata dasar dari kesejahteraan
mengandung makna aman, sentosa dan
makmur, selamat, terlepas dari segala
kesukaran serta selamat tak kurang satu
apapun.
Mandiri : mengandung makna tidak adanya
ketergantungan pada orang lain. Mandiri juga
mengandung makna bentuk pembelajaran
untuk menuju proses pendewasaan dalam
berpikir. Belajar untuk tidak tergantung dalam
hal apapun meski saat lain dalam kondisi yang
tidak memungkinkan kita masih bisa dibantu
pada saat mendapat kesulitan.
Daya Saing : mengandung makna memiliki kemampuan, dan
atau kekuatan, adalah satu kemampuan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-5
berdasarkan potensi yang ada untuk bersaing,
memiliki keunggulan komparatif dan
kompetitif.
Selain itu Proses Pembangunan Kota Baubau lima tahun
kedepan tidak bias dilepaskan pula dari capaian kinerja
pembangunan lima tahun terakhir, dimana selain telah
menghasilkan kemajuan jugamasih menyisakan beberapa
permasalahan baik permasalahan yang mendasar maupun
permasalahan yang berkembang dewasa ini. Oleh karena itu adalah
menjadi suatu keniscayaan jika rencana pembangunan Kota
Baubau lima tahun kedepan tidak bisa terlepas dari visi
pembangunan jangka menengah Kota Baubau 2008-2013 dan visi
Pembangunan Panjang Kota Baubau 2005-2025. Visi Pembangunan
Jangka Panjang Kota Baubau tahun 2005-2025 adalah :
“Terwujudnya Kota Bau-Bau sebagai kota Perdagangan dan
Pelayanan Jasa yang Nyaman, Sejahtera dan Berbudaya pada Tahun 2025”
Dengan penjelasan sebagai berikut :
Pusat Perdagangan : Adalah Suatu kondisi dimana
berdasarkan posisi strategisnya Kota
Baubau menjadi
penghubung (connecting area)
kawasan Barat danTimur Indonesia,
yang didukung oleh aksesibilitas yang
prima baik keluar maupun kedalam.
Pusat Pelayanan Jasa : Adalah Suatu kondisi dimana Kota
Baubau menjadi pusat jasa
dikawasan dengan komitmen yang
tinggi dari seluruh komponen
masyarakat Kota Baubau dalam
memberikan kemudahan pelayanan
serta menciptakan iklim investasi dan
perdagangan yang kondusif.
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-6
Nyaman : Adalah Suatu kondisi dimana Kota
Baubau sebagai Kota yang nyaman
untuk tempat tinggal (liveability), dan
berinvestasi (Investability), melalui
upaya menciptakan kondisi yang
kondusif dalam memberikan
pelayanan publik, pengelolaan
lingkungan hidup dan penataan
ruang, menciptakan keindahan Kota
serta mendorong ketertiban dan
keamanan.
Maju : Adalah Suatu kondisi di mana Kota
Baubau sesuai dengan potensi
kemandiriannya untuk terus
berkembang dengan diiringi oleh
kemampuan dan keunggulan dalam
persaingan pada berbagai aspek
kehidupan yang mengarah pada
terciptanya kesejahteraan yang
diidamkan.
Sejahtera : Adalah Suatu kondisi dimana dengan
tingkat pendapatannya masyarakat
telah dapat memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papannya yang
disertai oleh pelayanan kesehatan dan
pendidikan yang terjangkau
Berbudaya : Adalah Suatu kondisi terwujudnya
tata kehidupan yang berlandaskan
pada nilai-nilai luhur dan adat
istiadat dan tradisi serta kearifan
lokal yang merupakan cerminan dari
jati diri seluruh masyarakat Kota
Baubau baik tata kehidupan
keseharian maupun dalam pergaulan
masyarakat global
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-7
Memperhatikan uraian di atas dan mencermati tantangan Kota
Baubau kedepan, maka Visi Kota Baubau tahun 2013-2018 adalah :
Terwujudnya Baubau Yang Maju, Sejahtera
dan Berbudaya
Pemahaman Baubau Yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya
dimaknai sebagai suatu harapan serta tujuan yang ingin dicapai
dalam upaya membangun Kota Baubau 5 (lima) tahun kedepan
adalah Baubau yang maju dalam berbagai dimensi pembangunan
yang berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
seutuhnya dan seluruhnya, lahir dan bhatin baik secara fisik
maupun mental, materil dan sprituil, dimana terpenuhinya hak-hak
dasar serta kebutuhan pokok masyarakat seperti terpenuhinya
kesempatan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang memadai
untuk seluruh lapisan masyarakat serta tersedia dan terbukanya
akses bagi sumber-sumber kehidupan dan penghidupan yang
tercipta dalam suasana yang Tertib, Aman, Maju, Populer, Indah dan
Lancar yang dibingkai dalam kearifan budaya lokal.
Pada visi Kota Baubau Tahun 2013-2018 terdapat tiga kata
kunci atau pokok visi, yaitu Baubau Yang Maju, Sejahtera, dan
Berbudaya . Penjelasan dari ketiga pokok visi tersebut adalah
sebagai berikut:
Baubau Yang Maju : Adalah suatu kondisi yang menjamin
pemerataan kesejahteraan sosial dan
terciptanya daya saing daerah yang
didukung oleh tumbuh dan
berkembangnya perekonomian kota
yang berbasis pada peningkatan
pendapatan masyarakat, sumber daya
manusia yang berkualitas,
infrastruktur perkotaaan yang
memadai, penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berwawasan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-8
lingkungan.
Baubau Yang Sejahtera
: Adalah suatu kondisi yang menjamin
adanya suatu sistem pelayan umum
yang optimal di didukung oleh sistem
penyelenggaran pemerintahan yang
tertib dan menjamin rasa aman
masyarakat dalam stabilitas politik
yang kondusif serta kewaspadaan dan
kesiapsiagaan penanggulangan
bencana yang optimal.
Baubau Yang Berbudaya
: Adalah suatu kondisi meningkatnya
pencitraan budaya lokal dalam tata
pergaulan masyarakat sekaligus
mewujudkan identitas Kota Baubau
sebagai Kota Budaya yang memiliki
nilai-nilai luhur yang masih sangat
relevan dalam tata kehidupan moderen
saat ini dan merupakan perekat
pergaulan sosial dengan
mengedepankan kenyamanan dan
suasana yang kondusif serta produktif
dalam suatu kesetaraan sosial untuk
menuju tatanan pergaulan
kemasyarakatan yang lebik baik.
5.2. MISI
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Rumusan misi yang baik
membantu lebih jelas penggambaran visi yang ingin dicapai dan
menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Dalam suatu
dokumen perencanaan, rumusan misi menjadi penting untuk
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-9
memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan
yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk
mencapai visi.
Dalam upaya mengoperasionalkan Visi “Wujudkan Baubau
Yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya Tahun 2013 – 2018”,
dengan memperhatikan perubahan paradigma pembangunan
nasional, provinsi dan isu-isu strategis serta kondisi yang akan
dihadapi Kota Baubau pada masa yang akan datang, maka
dirumuskan misi pembangunan Kota Baubau tahun 2013-2017,
sebagai berikut:
1. Mewujudkan Kota Baubau Yang Tertib Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan
2. Mewujudkan Kota Baubau Yang Aman Bagi Masyarakatnya
3. Mewujudkan Kota Baubau Maju Secara Sosial dan Ekonomi
4. Mewujudkan Kota Baubau Sebagai Kota Budaya Dan Tujuan
Wisata Yang Populer
5. Mewujudkan Kota Baubau yang Indah Dalam prinsip
pembangunan Berkelanjutan
6. Mewujudkan Kota Baubau yang Lancar Dengan Dukungan
Infrastuktur Yang Memadai
Keterkaitan antara pokok-pokok visi dengan misi beserta
penjelasannya disajikan pada Tabel 5.1. berikut :
Tabel 5.1. Keterkaitan Antara Pokok-Pokok Visi dengan
Misi Pembangunan Kota Baubau Tahun 2013-2018
No. POKOK VISI MISI PENJELASAN MISI
1 2 3 4
1. Baubau Yang Maju
Misi III
Mewujudkan Kota Baubau Maju
Secara Sosial dan
Ekonomi
Adalah Suatu Upaya untuk
mewujudkan Kota Baubau
sebagai Kota dengan daya
dukung pelayanan kesehatan
dan pendidikan yang maju,
terciptanya suatu iklim yang
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-10
kondusif bagi pertumbuhan
ekonomi yang berimplikasi
pada peningkatan income
masyarakat serta terciptanya
ruang kreasi bagi semua
untuk maju tanpa
diskriminasi.
Misi
V
Mewujudkan Kota
Baubau yang Indah Dalam prinsip
pembangunan
Berkelanjutan
Adalah Suatu upaya untuk
mewujudkan Kota Baubau
sebagai tempat hunian yang
nyaman bagi warganya dalam
suatu keseimbangan
lingkungan dan penatan ruang
yang dinamis menurut
prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan (susteinable
development).
Misi
VI
Mewujudkan Kota
Baubau Lancar
Dengan Dukungan Infrastuktur Yang
Memadai
Adalah upaya untuk
mewujudkan penyediaan
sarana dan prasarana
perkotaan yang memadai dan
responsive terhadap dinamika
masyarakat yang terus
tumbuh dan bergerak.
2. Baubau Yang
Sejahtera
Misi
I
Mewujudkan Kota
Baubau Yang Tertib Dalam
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Adalah suatu upaya untuk
mewujudkan suatu
kelembagaan dan tatalaksana
pemerintahan yang tertib dan
kuat dengan didukung oleh
sumberdaya manusia aparatur
pemerintahan daerah yang
berkualitas dan kemampuan
fiscal daerah yang memadai
serta kualitas administrasi
pelayanan publik yang prima.
Misi II
Mewujudkan Kota Baubau Yang Aman
Bagi Masyarakatnya
Adalah suatu upaya untuk
mewujudkan rasa aman bagi
warga masyarakat Kota
Baubau yang bersatu dalam
keragaman dan stabilitas
politik yang kondusif serta
terjaminnya keamanan dan
ketertiban sosial masyarakat
dengan didukung oleh
kewaspadaan dan kesiapsiagaan
penanggulangan bencana yang
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-11
optimal.
3. Baubau Yang Berbudaya
Misi IV
Mewujudkan Kota Baubau Sebagai
Kota Budaya Dan
Tujuan Wisata Yang Populer
Adalah suatu upaya untuk
mewujudkan pelestarian dan
pengembangan kekayaan
nilai-nilai budaya local Buton
yang didukung oleh partisipasi
masyarakat dalam
pengembangan budaya serta
meningkatnya promosi budaya
dan potensi pariwisata daerah.
5.3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan merupakan sesuatu yang diinginkan. Tujuan juga bisa
digunakan sebagai evaluasi dan pengendalian terhadap misi yang
telah disusun. Sementara sasaran merupakan tolok ukur
keberhasilan misi yang dijalankan dalam mencapai Tujuan. Berikut
ini beberapa tujuan dan sasaran setiap misi Pembangunan Kota
Baubau Tahun 2013–2018 :
Tabel 5.2.
Keterkaitan Antara Misi, Tujuan dan Sasaran
Pembangunan Kota Baubau Tahun 2013-2018
MISI
TUJUAN
SASARAN
Mewujudkan Kota Baubau Yang Tertib Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan pelayanan Publik yang Profesional Untuk mewujudkan Good Governance.
1. Meningkatnya tata kelola administrasi pemerintahan dan layanan publik yang berkualitas
2. Meningkatnya sumber-sumber keuangan daerah secara efektif, efisien, ekonomis, transparan, berkeadilan, dan akuntabel
4. Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-12
MISI
TUJUAN
SASARAN
5 Meningkatnya kualitas kelembagaan dan kapabilitas Penyelenggaraan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik
6 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan
7 Terbukanya aksebilitas bagi warga terhadap informasi pembangunan daerah
Mewujudkan Kota Baubau Yang Aman Bagi Masyarakatnya
Menegakkan Supremasi Hukum dan HAM serta Stabiltas Politik dan Keamanan
1. Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM
2 Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib
3 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum
Terwujudnya Upaya Pengurangan Risiko bencana
Mewujudkan Kota Baubau Maju Secara Sosial dan Ekonomi
Mengembangkan Perekonomian Kota untuk Mendukung Peningkatan Pendapatan Masyarakat
1 Pemantapan Peran UMKM dan Koperasi sebagai Basis perekonomian Kota Baubau
2 Penguatan Peran Kota Baubau sebagai Kawasan Strategis Perdagangan Regional
3 Pergeseran Aktifitas ekonomi masyarakat dari ekstraksi SDA ke Industri Pengolahan
4 Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan Kemudahan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-13
MISI
TUJUAN
SASARAN
investasi
5 Tersedianya stok dan distribusi pangan untuk mendukung aktivitas ekonomi Kota Baubau
6 Terwujudnya Pengelolaan Sumber Daya Alam, Perlindungan Fungsi Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati yang Berkesinambungan
7 Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan yang bermoral dan berakhlak
8 Meningkatnya tata kelola layanan kesehatan masyarakat
9 Meningkatnya kualitas peran kepemudaan, Olahraga dan kepramukaan
10 Meningkatkan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar dan rehabilitasi PMKS
11 Meningkatkan pemenuhan kesempatan kerja bagi angkatan kerja
12 Terwujudnya Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan anak
Mewujudkan Kota Baubau Sebagai Kota Budaya Dan Tujuan Wisata Yang Populer
Meningkatkan eksistensi Baubau dalam jaringan industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nasional
1. Meningkatkan eksistensi Baubau dalam jaringan industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nasional
2. Menguatnya budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial masyarakat
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-14
MISI
TUJUAN
SASARAN
3. Meningkatnya kuantitas dan kualitas seni budaya lokal
4. Meningkatnya partisipasi aktif lembaga adat dalam pelestarian sosial budaya masyarakat
Mewujudkan Kota Baubau yang Indah Dalam prinsip pembangunan Berkelanjutan
Meningkatkan penataan ruang dan Pelesataria Lingkungan Hidup untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
1. Tersedianya data dan informasi lingkungan yang dapat diakses masyarakat
2 Mewujudkan kualitas kawasan ekowisata dan jasa lingkungan serta sumber daya alam dan lingkungan hidup
3 Terlaksananya upaya pencegahan, dan penanggulangan pencemaran atau pengrusakan lingkungan.
4 Meningkatkan kualitas dan pengelolaan lingkungan hidup yang lestari dan berkelanjutan.
5 Terwujudnya ketersediaan perumahan masyarakat didukung dengan kualitas permukiman perkotaan
6 Terwujudnya lingkungan yang berkualitas dan merata pada kawasan pemukiman kumuh
7 Tersedianya prasarana, sarana dan utilitas (PSU) yang merata pada Permukiman perkotaan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-15
MISI
TUJUAN
SASARAN
8 Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kota yang efisien, konsisten dan berkelanjutan
Mewujudkan Kota Baubau Lancar Dengan Dukungan Infrastuktur Yang Memadai
Mengembangkan Sarana dan Prasarana Perkotaan
1 Terwujudnya sistem transportasi Kota Baubau yang lancar dan berkualitas dalam meningkatkan aksesbilitas
2 Terwujudnya sarana prasarana perkotaan yang responsive terhadap dinamika masyarakat
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-16
Tabel 5.3
INDIKATOR KINERJA UTAMA
NO. MISI TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA (IMPACT)
KONDISI
KINERJA DI
AWAL RPJMD
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1
Mewujudkan Kota Baubau Yang Tertib
Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan
Mewujudkan Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan
Pelayanan Publik yang Profesional
Untuk mewujudkan
Good Governance.
Penyediaan layanan publik yang prima sesuai norma-norma kemanusiaan yang Adil dan beradap
Persentase layanan publik yang memiliki nilai minimal BAIK pada Indeks Kepuasan Masyararakat (IKM)
NA 70% 70% 80% 80% 90% 80%
Memastikan pengelolaan sumber-sumber
keuangan daerah secara efektif, efisien, ekonomis, transparan, berkeadilan, dan akuntabel
Rasio SILPA terhadap total pendapatan
5% 8% 10% 10% 15% 10%
Opini BPK (Transparansi dan Akuntabilitas) WDP WDP WTP WTP WTP WTP
Optimalisasi pemanfaatan dan
penigkatan kapasitas keuangan dan kekayaan daerah
Persentase
Pendapatan Asli Daerah terhadap pemanfaatan Aset (ROA)
4% 5% 5% 6% 7% 8%
Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya
Jumlah raperda inisiatif dewan
1 2 2 2 3 4
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-17
NO. MISI TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
(IMPACT)
KONDISI
KINERJA DI AWAL RPJMD
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatnya kualitas kelembagaan dan kapabilitas
Penyelenggaraan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik
Jumlah SKPD yang melakasanakan
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
3 5 5 8 15 30
Meningkatnya kualitas perencanaan,
penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan
Penilaian SAKIP C C C C CC CC
Terbukanya aksebilitas bagi warga terhadap informasi pembangunan daerah
Jumlah SKPD yang mengembangkan layanan aplkasi e-
government pada layanan publik
2 SKPD 2 SKPD 4 SKPD 5 SKPD 7 SKPD 8 SKPD 8 SKPD
Tersusunya data/ statistik Kota Baubau
5 data 5 data 5 data 5 data 6 data 6 data 6 data
Perangkat sandi sebagai pengaman informasi daerah
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ada Ada
2
Mewujudkan
Kota Baubau yang aman bagi masyarakatnya
Menegakkan Supremasi
Hukum dan HAM serta Stabiltas
Politik dan
Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM
Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti
NA 55% 60% 60% 60% 70% 75%
Terciptanya situasi kondisi masyarakat
Persentase Penanganan
NA 70% 70% 75% 75% 75% 75%
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-18
NO. MISI TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
(IMPACT)
KONDISI
KINERJA DI AWAL RPJMD
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Keamanan yang aman, tenteram, nyaman dan tertib
Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat
Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum
Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar
51 51 53 55 57 59 62
Terwujudnya Upaya Pengurangan Risiko bencana
Indeks Risiko Bencana
150 160 165 170 175 180 180
3
Mewujudkan Kota Baubau Maju Secara
Sosial dan Ekonomi
Mengembangkan Perekonomian Kota untuk Mendukung Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Pemantapan Peran UMKM dan Koperasi sebagai Basis perekonomian Kota Baubau
Rasio Koperasi Berkualitas (%)
6,41 8,23 10,84 12,4 15,81 16,5 18
Rasio UMKM terbina (%)
13,48 13,45 13,75 14,83 14,49 15 16
Penguatan Peran Kota Baubau sebagai Kawasan Strategis Perdagangan Regional
Kontribusi Sektor
Perdagangan terhadap PDRB (%)
18,1 18,2 18,3 18,5 18,7 18,8 20
Pergeseran Aktifitas ekonomi masyarakat dari ekstraksi SDA ke Industri Pengolahan
Tingkat Pertumbuhan Sektor Industri (Persen)
6,98 4,92 10,43 10,53 12,5 13,5 15
Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan Kemudahan investasi
Realisasi investasi (Milyar Rupiah)
100 200 500 600 650 700 800
Indeks Kepuasan Masyarakat dalam Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (%)
68.25 70.15 73.55 74.87 80.00 85.00 90.00
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-19
NO. MISI TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
(IMPACT)
KONDISI
KINERJA DI AWAL RPJMD
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tersedianya stok dan distribusi pangan untuk mendukung aktivitas ekonomi Kota Baubau
Score Pola Pangan Harapan (PPH) (%)
75% 80% 85% 90% 92% 93% 95%
Ketersedian Energi
dan Protein/Kapita 75% 80% 85% 90% 92% 93% 95%
Produtivitas bahan pangan utama local
- Padi 3,75
Ton/Ha 3,80
Ton/Ha 3,90
Ton/Ha 4,01
Ton/Ha 4,21
Ton/Ha 4,31
Ton/Ha 4,35
Ton/Ha
- Jagung 2,21
Ton/Ha 2,25
Ton/Ha 2,29
Ton/Ha 2,30
Ton/Ha 2,30
Ton/Ha 2,31
Ton/Ha 2,31
Ton/Ha
- Ubi kayu 9,05
Ton/Ha 9,07
Ton/Ha 9,08
Ton/Ha 9,09
Ton/Ha 9,09
Ton/Ha 9,09
Ton/Ha 9,09
Ton/Ha
- Buah-buahan 0 14.500 KW/Ha
15.000 KW/Ha
15.904 KW/Ha
15.950 KW/Ha
16.000 KW/Ha
16.000 KW/Ha
- Sayur-sayuran 35,455 Kg/Ha
40.000 Kg/Ha
45.000 Kg/Ha
51.090 Kg/Ha
51.290 Kg/Ha
51.490 Kg/Ha
51.500 Kg/Ha
Produksi peternakan
- Daging Sapi 177.177
Kg 188.000
Kg 189.000
Kg 189.542
Kg 189.642 Kg
189.842 Kg
190.000 Kg
- Daging Kambing 12.690
Kg 12.900
Kg 13.000
Kg 13.579
Kg 14.000 Kg
14.500 Kg
15.000 Kg
- Daging Unggas 24.350
Kg 30.000
Kg 36.400
Kg 36.632
Kg 36.832 Kg
36.932 Kg
37.000 Kg
- Telur 173.123
Kg 209.000
Kg 210.000
Kg 211.716
Kg 212.716 Kg
214.716 Kg
215.000 Kg
Peningkatan produksi Ikan Konsumsi
13.598,22 Ton
7.376,22 Ton
7.893,09 Ton
7.438,01 Ton
7.781,31 Ton
8.000 Ton
10.000 Ton
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-20
NO. MISI TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
(IMPACT)
KONDISI
KINERJA DI AWAL RPJMD
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Terwujudnya
Pengelolaan Sumber Daya Alam, Perlindungan Fungsi Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati yang Berkesinambungan
Meningkatnya pengendalian dan pengawasan kualitas lingkungan
serta dampak yang ditimbulkan
NA 79.5 % 83% 85% 88% 90% 95%
Meningkatnya pengawasan daya dukung lingkungan
50% 70% 75% 80% 86% 92% 96%
Meningkatnya pengawasan terhadap pengeloaan dan
pemanfaatan sumber daya alam dan kawasan konservasi
NA 77.5 % 81% 84% 87% 88% 90%
Koordinasi penyusunan master plan pengendalian sumberdaya alam dan lingkungan hidup
NA 77% 82% 85% 87% 94% 83%
Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia
Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan yang bermoral dan berakhlak
Harapan Lama Sekolah (HLS)
14 Thn 14 Thn 14,76 Thn
15 Thn 16 Thn 16,50 Thn
17 Thn
Rara-rata Lama 9 Thn 9 Thn 9,48 Thn 10 Thn 11 Thn 12 Thn 11 Thn
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-21
NO. MISI TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
(IMPACT)
KONDISI
KINERJA DI AWAL RPJMD
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sekolah (RLS)
Meningkatnya tata kelola layanan
kesehatan masyarakat
Angka usia harapan hidup (AHH)
70 thn 70 thn 70,30 Thn
70,60 Thn
71 Thn 71,25 Thn
71 Thn
Angka Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
2,02 2,02 2,12 2,34 2,5 2,62 2,6
Presentase (%) Puskesmas yang terakreditasi
0 0 0 0 5 12 30
Indeks Kepuasan Layanan BLUD
RSUD
NA 60 65 65 70 70 75
Meningkatnya kualitas peran kepemudaan, Olahraga dan kepramukaan
Persentase (%) Pemuda berprestasi yang dibina
25% 25% 30% 35% 40% 45% 50%
Persentase (%) atlet berprestasi yang dibina
20% 20% 23% 26% 29% 32% 35%
Meningkatkan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar dan rehabilitasi PMKS
Persentase
penanganan terhadap jumlah PMKS, eks Penyandang Penyakit Sosial, penyandang disabilitas
NA 25% 35% 40% 45% 60% 70%
Meningkatkan pemenuhan
kesempatan kerja bagi angkatan kerja
Persentase (%) Tingkat
Pengangguran terbuka
8,73 8,55 7,03 6,99 6,12 5,72 5,11
Meningkatkan Pengarusutam
aan Gender dalam
Terwujudnya Peningkatan
Kualitas Hidup Perempuan dan
Persentase PERDA Perlindungan Perempuan dan Anak
20% 20% 25% 30% 35% 45% 50%
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-22
NO. MISI TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
(IMPACT)
KONDISI
KINERJA DI AWAL RPJMD
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Pembangunan anak Persentase Peningkatan Indeks Pemberdayaan Gender (IPD)
45% 55% 60% 63% 65% 70% 75%
Persentase Peningkatan Indeks Pembangunan Gender (IPG)
45% 55% 60% 63% 65% 70% 75%
4
Mewujudkan Kota Baubau Sebagai Kota
Budaya Dan
Tujuan Wisata yang Populer
Mengembangkan Nilai-nilai Budaya Lokal
dalam Tatanan
Kehidupan Sosial
Kemasyarakat dan Pariwisata
Mengembangkan Nilai-nilai Budaya Lokal dalam Tatanan Kehidupan
Sosial Kemasyarakat dan Pariwisata
Perkembangan Jumlah Wisatawan (Orang)
363.457 364.269 454.741 500.194 525.000 556.000 595.000
Jumlah Ruang Publik Kreatif (Kawasan)
5 6 8 9 10 11 11
Menguatnya budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial
masyarakat
Persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
NA 15% 25% 35% 40% 45% 50%
Meningkatnya kuantitas dan kualitas seni budaya lokal
Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni dan atraksi budaya
3 3 4 5 8 10 12
Meningkatnya partisipasi aktif
lembaga adat dalam pelestarian sosial budaya masyarakat
Jumlah lembaga adat yang aktif
2 2 3 4 5 5 6
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-23
NO. MISI TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
(IMPACT)
KONDISI
KINERJA DI AWAL RPJMD
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
5
Mewujudkan
Kota Baubau yang Indah
dalam Prinsip
Pembangunan Berkelanjutan
Meningkatkan Pelesatarian Lingkungan Hidup untuk Mendukung
Pembangunan
Berkelanjutan
Tersedianya data dan informasi lingkungan yang dapat diakses
masyarakat
Cakupan Presentase Penyelenggaran Sistem Informasi
Lingkungan (%)
25 30 38 45 55 65 70
Mewujudkan kualitas kawasan ekowisata dan jasa lingkungan serta sumber daya alam dan lingkungan hidup
Presentase kawasan ekowisata dan Jasa Lingkungan terkelola dengan baik (%)
25 25 35 45 55 68 75
Terlaksananya upaya pencegahan, dan
penanggulangan pencemaran atau pengrusakan lingkungan.
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal (%)
80 80 85 90 95 100 100
Presentase Jumlah dokumen Kajian lingkungan
tersusun
45 55 65 70 85 95 100
Presentase Pemulihan Limbah Cair pada kawasan aliran sungai, sempadan pantai, sempadan sungai dan cekungan air tanah)
55 55 65 75 83 92 100
Meningkatkan kualitas dan pengelolaan lingkungan hidup yang lestari dan berkelanjutan.
Persentase penanganan sampah Kota Baubau (%)
69 70 73 75 78 80 80
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-24
NO. MISI TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
(IMPACT)
KONDISI
KINERJA DI AWAL RPJMD
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Terwujudnya ketersediaan perumahan masyarakat
didukung dengan kualitas permukiman perkotaan
Persentase Rumah Layak huni (%)
60 65 60 70 70 80 85
Rasio Ruang
Terbuka Hijau 20 22 24 25 27 28 30
Rasio tempat pemakaman umum persatuan penduuduk
20 20 25 35 40 40 45
Terwujudnya lingkungan yang berkualitas dan
merata pada kawasan pemukiman kumuh
Prosentase terbangunnya infrastrukur
perumahan dan kawasan pemukiman kumuh
30 40 60 70 70 85 85
Tersedianya prasarana, sarana dan utilitas (PSU) yang merata pada Permukiman perkotaan
Presentase sarana prasarana utilitas kawasan permukiman perkotaan terbangun (%)
50 50 30 35 40 45 45
Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kota yang efisien, konsisten dan berkelanjutan
Persentase Bangunan Yang Telah memiliki IMB (%)
20 23 25 27 30 40 40
prosentase tersusunnya dokumen Tataruang dan Kawasan(%)
50 60 75 85 95 95 95
6
Mewujudkan Kota Baubau Lancar Dengan Dukungan Infrastuktur Yang Memadai
Mengembangkan Sarana dan Prasarana Perkotaan
Terwujudnya sistem transportasi Kota Baubau yang lancar dan berkualitas dalam meningkatkan aksesbilitas
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
6 6 9 9 10 10 11
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
12.8% 10.7% 10.1% 11.0% 14,25% 14,20% 14,20%
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
V-25
NO. MISI TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
(IMPACT)
KONDISI
KINERJA DI AWAL RPJMD
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tersedianya Dermaga orang dan barang/ Bandara/Terminal
Tipe C Yang Representatif
2 2 9 9 10 - 3
Terwujudnya sarana
prasarana perkotaan yang responsive terhadap dinamika masyarakat
Proporsi panjang jaringan Jalan dalam Kondisi Baik
80% 88,90% 93,88% 56,38% 92% 91% 91%
Cakupan Jaringan Irigasi
63,60% 70% 74% 75% 76% 78% 80%
Cakupan Layanan
47% 64% 66% 68% 72% 77% 80% Air Bersih Perpipaan
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran
pembuangan air (minimal 1,5 m)
15.0% 15,20% 9,59% 5,79% 5,69% 7.8% 10.0%
VI - 1
BAB VI
SSSTTTRRRAAATTTEEEGGGIII DDDAAANNN AAARRRAAAHHH KKKEEEBBBIIIJJJAAAKKKAAANNN
Bab ini berisi uraian tentang strategi dan arah kebijakan
pembangunan daerah Kota Baubau tahun 2013-2017. Penyusunan
strategi dan arah kebijakan ini selaras dengan misi, sasaran dan
tujuan yang ingin dicapai dalam RPJM Daerah sebagaimana telah di
jelaskan dalam bab sebelumnya. Selain melakukan perencanaan
komprehensif, perencanaan strategik juga dapat digunakan untuk
melakukan transformasi, reformasi dan perbaikan kinerja birokrasi.
Strategi merupakan langkah-langkah berisikan program-
program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Segala sesuatu
yang secara langsung dimaksudkan mewujudkan tujuan dan
sasaran RPJMD dianggap strategis. Rumusan strategi berupa
pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan
dicapai, diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan, maka
rumusan strategi harus menunjukkan keinginan kuat bagaimana
Pemerintah Kota Baubau untuk menjamin bahwa transformasi
menuju pengelolaan keuangan yang lebih baik, transparan,
akuntabel dan berkomitmen terhadap kinerja, oleh sebab itu strategi
harus dikendalikan dan dievaluasi.
Perencanaan strategik tidak saja mengagendakan aktivitas
pembangunan, tetapi juga segala program yang mendukung dan
menciptakan layanan masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan
baik, termasuk didalamnya upaya memperbaiki kinerja dan
kapasitas birokrasi, system manajemen, dan pemanfaatan teknologi
informasi.
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-2
Berdasarkan rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran yang
telah dipaparkan dalam Bab V, selanjutnya disusun strategi dan
arah kebijakan dari masing-masing misi, sebagai berikut :
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-3
Tabel 6.1.
Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Misi I Mewujudkan Kota Baubau Yang Tertib Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
NO TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PERIODE PELAKSANAAN
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1. Mewujudkan Tata
Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Pelayanan
Publik yang
Profesional untuk
Mewujudkan Good
Governance
1. Penyediaan layanan
publik yang prima
sesuai norma-norma
kemanusiaan yang
Adil dan beradap
1. Peningkatan kualitas
pelayanan administrasi
publik
1. Meningkatkan pelayanan
administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil yang
sesuai dengan prinsip
pelayanan prima
√ √ √ √ √ √
2. Pengelolaan manajemen
kepegawaian yang
mengacu pada kebutuhan
pelayanan prima
2. Menyediakan regulasi
bagi pengembangan
manajemen kepegawaian
dan pengembangan pola
karir (the right man on the right place)
√ √ √ √ √ √
3. Peningkatan kapasitas
SDM aparatur
3. Mengefektifkan
penyelenggaraan diklat
dan pendidikan formal bagi aparatur
√ √ √ √ √ √
4. Peningkatan efektifitas dan
efisiensi belanja daerah
dan pencatatan barang
daerah
4. Melaksanakan
pengendalian belanja
sesuai dengan dokumen
anggaran
√ √ √ √ √ √
2. Memastikan
pengelolaan
sumber-sumber keuangan daerah
secara efektif,
efisien, ekonomis,
transparan,
berkeadilan,
danakuntabel
Peningkatan Pendapatan
daerah
Meningkatkan koordinasi
dengan pemerintah pusat
dan provinsi dalam rangka meningkatkan
pendapatan daerah √ √ √ √ √ √
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-4
NO TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PERIODE PELAKSANAAN
2013 2014 2015 2016 2017 2018
5. Optimalisasi
pemanfaatan dan penigkatan
kapasitas keuangan
dan kekayaan
daerah
Peningkatan efektivitas
dan efesiensi pengelolaan internal SKPD / unit kerja
Meningkatkan kualitas
pengelolaan kegiatan internal SKPD/unit
kerja yang menyangkut
administrasi, kinerja,
SDM, sarana prasarana
dan keuangan
√ √ √ √ √ √
Melaksanakan
pencatatan dan
pengendalian asal usul
tanah
√ √ √ √ √ √
Peningkatan Kapasitas
kelembagaan pemerintah
daerah
Mengoptimalkan
pelaksanaan analisis
jabatan dan
memantapkan kelembagaan
√ √ √ √ √ √
7. Meningkatnya peran DPRD sesuai
dengan fungsinya
Terwujudnya kepastian hukum dan ketertiban
masyarakat
Mengoptimalkan penyelesaian persoalan
hukum daerah √ √ √ √ √ √
Menyebarluas kan dan
meningkatkan
pemahaman masyarakat
terhadap produk hukum
daerah
√ √ √ √ √ √
8. Meningkatnya
kualitas
kelembagaan dan
kapabilitas Penyelenggaraan
pemerintah daerah
dalam upaya
meningkatkan
pelayanan publik
Peningkatan pelayanan
umum, komunikasi dan
informasi
Meningkatkan
Pelayanan administrasi
umum,
kerumahtanggaan dan keprotokolan
pemerintah daerah
√ √ √ √ √ √
Mengembangkan dan
meningkatkan √ √ √ √ √ √
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-5
NO TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PERIODE PELAKSANAAN
2013 2014 2015 2016 2017 2018
kerjasama dengan
lembaga pemerintah dan non pemerintah
Meningkatkan
pelayanan administrasi pengadaan barang dan
jasa yang akuntabel
√ √ √ √ √ √
9. Meningkatnya
kualitas
perencanaan,
penganggaran, dan
pengendalian
program serta kegiatan
pembangunan
Meningkatkan kualitas
lingkungan hidup
perkotaan
Pengarusutamaan
prinsip-prinsip
pembangunan
berkelanjutan keseluruh
bidang pembangunan √ √ √ √ √ √
10. Terbukanya
aksebilitas bagi
warga terhadap
informasi
pembangunan daerah
Peningkatan pelayanan
umum, komunikasi dan
informasi
Mengoptimalkan fungsi
kesekretariatan DPRD
√ √ √ √ √ √
11. Terwujudnya
transparansi, efektifitas dan
efesiensi birokrasi
Peningkatan sistem
pengawasan dan pengendalian internal
yang efektif (clean
goverment)
Melakukan pemeriksaan
secara berkala dan komprehensif terhadap
kelembagaan, pegawai
daerah, keuangan
daerah, barang daerah,
urusan pemerintahan
√ √ √ √ √ √
Peningkatan sistem pelaporan dan evaluasi
yang efektif
Mengembangkan sistem pelaporan dan evaluasi
dalam kerangka sistem
akuntabilitas kinerja
instansi
√ √ √ √ √ √
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-6
NO TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PERIODE PELAKSANAAN
2013 2014 2015 2016 2017 2018
12. Terwujudnya
penyelenggaraan pelayanan
pemerintahan
kewilayahan yang
berkualitas
Meningkatkan
penyelenggaraan
pelayanan pemerintahan
kewilayahan yang berkualitas
Meningkatkan kualitas
pelayanan pemerintahan
kewilayahan
√ √ √ √ √ √
13. Terbukanya
aksebilitas bagi
warga terhadap
informasi pembangunan
daerah
Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi
dalam diseminasi program
pembangunan dan pelayanan publik menuju
Baubau ber-Sinego
Tesedianya layanan
informasi dan
komunikasi publik √ √ √ √ √ √
Meningkatnya kualitas
layanan aplikasi e-
government pada
layanan publik
√ √ √ √ √ √
Pemanfaatan data dan
statistik pembangunan untuk meningkatkan
pelayanan publik
Mengembangkan data
dan statistik pembangunan √ √ √ √ √ √
Pemanfaatan perangkat
sandi sebagai pengaman
informasi Pemerintah
Daerah
Meningkatnya
keamanan informasi
pemerintah daerah dan
hubungan komunikasi
sandi antar perangkat
daerah
√ √ √ √ √ √
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-7
Tabel 6.2.
Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Misi II
Mewujudkan Kota Baubau Yang Aman Bagi Masyarakatnya
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PERIODE
PELAKSANAAN
Menegakkan Supremasi
Hukum dan HAM serta
Stabiltas Politik dan
Keamanan
Meningkatnya
pemahaman masyarakat tentang
hukum dan HAM
Terwujudnya kepastian
hukum dan ketertiban
masyarakat
Menciptakan
ketentraman dan
ketertiban yang
kondusif
2013, 2014 - 2018
Terciptanya situasi
kondisi masyarakat
yang aman, tenteram,
nyaman dan tertib
Meningkatkan
pelayanan pengendalian
dan penanggulangan
bencana
Meningkatkan cakupan
pelayanan
kesiapsiagaan
pengendalian serta penanggulanganbencana
2013, 2014 - 2018
Meningkatnya
partisipasi aktif
masyarakat menjunjung
supremasi hukum
Meningkatkan peran
serta masyarakat dalam kesiapsiagaan
pengendalian serta
penangulangan bencana
2013, 2014 - 2018
Terwujudnya Upaya
Pengurangan Risiko
bencana
2013, 2014 - 2018
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-8
Tabel 6.3.
Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Misi III
Mewujudkan Kota Baubau Maju Secara Sosial dan Ekonomi
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PERIODE PELAKSANAAN
3.1 Mengembangkan
Perekonomian
Kota untuk
Mendukung
Peningkatan Pendapatan
Masyarakat
Tersedianya stok
dan distribusi
pangan untuk
mendukung
aktivitas ekonomi Kota Baubau
Memfasilitasi
ketersediaan dan
kemudahan
pangan bagi
masyarakat
Meringankan
terpenuhinya
kebutuhan pangan
masyarakat
2013, 2014 - 2018
Meningkatnya
produktivitas hasil pertanian secara
berkelanjutan
Mengembangkan
sistem agribisnis yang berdaya saing 2013, 2014 - 2018
Meningkatnya
produktivitas hasil
perikanan secara
optimal
Mengembangkan
potensi kelautan
dan perikanan 2013, 2014 - 2018
3.1.1
Pemantapan peran UMKM dan
Koperasi sebagai
basis
perekonomian Kota
Baubau
3.1.1.1 Peningkatan
kualitas Koperasi
dan Lembaga Keuangan Mikro
sebagai sumber
alternatif
permodalan bagi
usaha mikro dan kecil
3.1.1.1.1. Meningkatkan
akses dan realisasi
pembiayaan, serta kemudahan
legalisasi usaha
bagi koperasi dan
lembaga keuangan
Mikro lainnya
2016 - 2018
3.1.1.1.2 Peningkatan
kualitas
kelembagaan dan usaha koperasi
dan UMKM, serta
perlindungan dan
dukungan usaha
bagi koperasi dan
UMKM
2013, 2014 - 2018
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-9
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PERIODE PELAKSANAAN
3.1.1.2 Optimalisasi dan
peningkatan
kompentensi serta
daya saing usaha
UMKM yang sesuai dengan Potensi
daerah
3.1.1.2.1 Terciptanya Iklim
Usaha yang
kondusif melalui
Pengembangan
Kewirausahaan dan sistem
pendukung Usaha
bagi UMKM
2013, 2014 - 2018
3.1.1.2.2 Peningkatan akses
teknologi, SDM,
pasar, kualitas
produk dan
permodalan bagi UMKM
2013, 2014 - 2018
3.1.1.2.3 Meningkatkan
kualitas sumberdaya
pelaku UMKM
melalui fasilitasi
permodalan,
promosi,
kerjasama usaha dan Informasi
Usaha
2015 - 2018
3.1.2
Penguatan peran
Kota Baubau
sebagai kawasan strategis
perdagangan
regional
3.1.2.1 Meningkatkan
ketersediaan dan
kelancaran
distribusi barang
kebutuhan
masyarakat pada tingkat harga yang
wajar dan
terjangkau
3.1.2.1.1 Pengembangan
dan Revitalisasi
Jaringan Distribusi
Perdagangan serta
stabilisasi harga
barang kebutuhan pokok dan barang
penting
2013, 2014 - 2018
3.1.2.1.2 Pengembangan aktivitas
Perdagangan antar
pulau dan
penyelenggaraan
promosi dagang
2013, 2014 - 2018
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-10
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PERIODE PELAKSANAAN
komoditi unggulan
3.1.2.2 Peningkatan
pengawasan
barang dan jasa
beredar
3.1.2.2.1 Pelaksanaan
metrologi legal
berupa tera, tera
ulang dan
pengawasan
2013, 2014 - 2018
3.1.3
Pergeseran
Aktifitas ekonomi
masyarakat dari
ekstraksi SDA ke Industri Pengolaan
3.1.3.1 Berkembangnya
industri kecil
menengah yang mengolah SDA
daerah menjadi
aneka produk
berkualitas dan
berdaya saing
3.1.3.1.1 Berkembannya
sentra industri
potensial, industri kreatif, dan
industri kecil
menengah lainnya
2013, 2014 - 2018
3.1.3.1.2 Fasilitasi
penerapan
teknologi tepat
guna bagi IKM
2013, 2014 - 2018
3.1.3.1.3 Diverifikasi dan
perluasan promosi
produk unggulan
daerah
2013, 2014 - 2018
3.1.4
Menciptakan iklim usaha yang
kondusif dan
kemudahan
investasi
3.1.4.1 Meningkatkan
koordinasi dan sinergitas antar
stakeholder
penanaman modal
3.1.4.1.1 Fasilitasi dan
mediasi antara pelaku usaha
dengan Investor
2013, 2014 - 2018
3.1.4.2 Meningkatkan
kualitas
penyelenggaraan
pelayanan
perizinan dan non
perizinan
3.1.4.2.1 Penyederhanaan
prosedur perijinan
serta optimalisasi
pemanfaatan TIK
dalam pelayanan
perijinan
2013, 2014 - 2018
3.1.5
Tersedianya stok
dan distribusi
pangan untuk mendukung
aktivitas ekonomi
Kota Baubau
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-11
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PERIODE PELAKSANAAN
3.1.6
Terwujudnya
Pengelolaan
Sumber Daya
Alam,
Perlindungan Fungsi Lingkungan
dan
Keanekaragaman
Hayati yang
Berkesinambungan
3.2 Meningkatkan
Kualitas Sumber
Daya Manusia
3.2.1 Meningkatnya
akses dan kualitas
pendidikan yang bermoral dan
berakhlak
3.2.1.1 Meningkatkan
akses, mutu dan
akuntabilitas pendidikan melalui
pendidikan formal,
non formal
maupun informal
3.2.1.1.1 Menyelenggarakan
penguatan dan
perluasan pendidikan anak
usia dini (PAUD) 2013, 2014 - 2018
3.2.1.1.2 Menuntaskan wajib belajar 12
tahun dengan
basis inklusif
3.2.1.2.3 Mengintegrasikan
pembangunan dan
pelestarian seni
dan budaya daerah
dalam upaya menumbuhkan
pendidikan
karakter,
2013, 2014 - 2018
3.2.3 Meningkatnya tata
kelola layanan
kesehatan
masyarakat
3.2.3.1 Peningkatan
kualitas layanan
kesehatan
3.2.3.1.1 Meningkatkan
mutu pelayanan
kesehatan dasar
dan rujukan
2013, 2014-2018
3.2.3.1.2 Mengembangkan
pelayanan
puskesmas dan
rumah sakit yang
terjangkau
2013, 2014-2018
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-12
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PERIODE PELAKSANAAN
3.2.3.2 Pengendalian
penyakit dan
penyehatan
lingkungan
3.2.3.2.1 Melakukan
pengawasan dan
pembinaan
kesehatan
lingkungan
2013, 2014-2018
Meningkatnya
kualitas peran
kepemudaan,
Olahraga dan
kepramukaan
Meningkatkan
kapasitas pemuda
dan prestasi olah raga
Meningkatkan
peran serta
pemuda dalam pembangunan
sosial, politik,
ekonomi, budaya
dan agama.
2014-2018
Meningkatkan
sarana dan
prasarana olahraga
yang sudah tersedia untuk
mendukung
pembinaan
olahraga
2014-2018
Meningkatkan
pelayanan
pemenuhan
kebutuhan dasar dan rehabilitasi
PMKS
Peningkatan
pemberdayaan
masyarakat
Meningkatkan
potensi sumber
kesejahteraan
sosial 2013, 2014 - 2018
Meningkatkan rehabilitasi
penyandang
masalah
kesejahteraan
sosial
2013, 2014 - 2018
Meningkatkan
penanggulangan
kemiskinan
2013, 2014 - 2018
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-13
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PERIODE PELAKSANAAN
Meningkatkan
pemenuhan
kesempatan kerja
bagi angkatan
kerja
Mengintegrasikan
kebijakan dan
program
peningkatan
kualitas perempuan dan
anak dalam
dokumen
perencanaan
dareah (RPJP, RPJM, dan RKPD)
Mewujudkan
peningkatan
kualitas
perempuan dan
anak dalam berbagai kebijakan
dan program yang
responsif terhadap
kebutuhan
perempuan dan anak
2013, 2014 - 2018
Meningkatkan kualitas hidup dan
perlindungan
perempuan melalui
peningkatan
kualitas pendidikan,
kesehatan,
partisipasi politik,
terbukanya akses
sumber daya dan
ekonomi
Meningkatkan kualitas hidup
serta perlindungan
perempuan dan
anak sehingga
mencapai keadilan dan kesetaraan
gender
2013, 2014 - 2018
Meningkatkan pemahaman dan
komitmen SKPD
dan stakeholder
pembangunan
dalam penguatan
kelembagaan PUG dan PUHA
Mendorong mewujudkan
penguatan
kelembagaan
pengarusutamaan
gender dan hak
anak melalui pencapaian 7
prasyarat PUG
2013 - 2014
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-14
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PERIODE PELAKSANAAN
Meningkatkan
peran serta dan
partisipasi
perempuan dan
kelembagaan masyarakat dalam
pembangunan
melalui berbagai
program yang
mendorong peningkatan
kualitas hidup
perempuan
Mendorong
peningkatan peran
serta kesetaraan
gender dan hak
anak dalam pembangunan
sehinga mampu
meningkatkan
Indeks
Pembangunan Gender (IDG dan
IPG)
2013 - 2014
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-15
Tabel 6.4.
Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Misi IV
Mewujudkan Kota Baubau Sebagai Kota Budaya Dan Tujuan Wisata Yang Populer
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PERIODE
PELAKSANAAN
4.1 Meningkatkan
Pengarusutamaan
Gender dalam
Pembangunan
4.1.2 Terwujudnya
Peningkatan
Kualitas Hidup
Perempuan dan
anak
4.1.2.1 Mewujudkan
penignkatan kualitas
hidup permpuan dan
anak
4.1.2.1.1
2013, 2014 - 2018
4.1.2.1.2 2013, 2014 - 2018
4.1.2.1.3 2013, 2014 - 2018
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-16
Tabel 6.4.
Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Misi IV
Mewujudkan Kota Baubau Sebagai Kota Budaya Dan Tujuan Wisata Yang Populer
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PERIODE
PELAKSANAAN
4.1 Mengembangkan Nilai-
nilai Budaya Lokal
dalam Tatanan
Kehidupan Sosial
Kemasyarakat dan
Pariwisata
4.1.2 Meningkatkan
eksistensi Baubau
dalam jaringan
industri Pariwisata
dan Ekonomi
Kreatif Nasional
4.1.2.1 Mewujudkan
Destinasi Wisata,
Kemitraan, dan
Kelembagaan yang
berkualitas dan
memiliki daya saing global
4.1.2.1.1 Pengelolaan daya
tarik, kawasan, dan
destinasi pariwisata 2013, 2014 - 2018
4.1.2.1.2 Meningkatkan
Jumlah Kerjasama
Kemitraan Pariwisata 2013, 2014 - 2018
4.1.2.1.3 Mengembangkan
Promosi Wisata yang
efektif 2013, 2014 - 2018
4.1.2.2. Mendorong Tumbuh
dan berkembangnya pelaku Ekonomi
Kreatif
4.1.2.2.1 Penyediaan prasarana
sebagai ruang berekspresi,
berpromosi dan
berinteraksi bagi
insan kreatif di Kota
Baubau
2016 - 2018
Menguatnya
budaya dan tradisi
lokal sebagai bagian
dari upaya
mewujudkan
harmoni sosial masyarakat
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-17
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PERIODE
PELAKSANAAN
Meningkatnya
kuantitas dan
kualitas seni
budaya lokal
Meningkatnya
partisipasi aktif lembaga adat
dalam pelestarian
sosial budaya
masyarakat
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-18
Tabel 6.5.
Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Misi V
Mewujudkan Kota Baubau Yang IndahDalam Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Umum Periode Pelaksanaan
1 Meningkatkan
Pelesatarian
Lingkungan Hidup
untuk Mendukung Pembangunan
Berkelanjutan
1.1.1
Tersedianya data dan informasi lingkungan
yang dapat diakses
masyarakat
1.1.1.1 Meningkatkan
akses data
informasi
lingkungan serta penanganan
pencemaran dan
pengrusakan
ligkungan hidup
1.1.1.1.1 Meningkatnya
penyelenggaraan
akses sistem
informasi lingkungan
2013-2018
1.1.1.1.2 Meningkatnya Penanganan
pencemaran atau
pengrusakan
lingkungan hidup
2013-2018
1.1.2 Mewujudkan kualitas kawasan ekowisata
dan jasa lingkungan
serta sumber daya
alam dan lingkungan
hidup
1.1.1.2 Meningkatkan kualitas kawasan
ekowisata dan
jasa lingkungan
serta sumber
daya alam dan lingkungan hidup
1.1.1.1.3 Pengelolaan kawasan ekowisata
dan jasa
lingkungan
2013-2018
1.1.1.1.4 Optimilisasi upaya
konservasi sumber
daya alam dan lingkungan hidup
2013-2018
1.1.3 Terlaksananya upaya
pencegahan, dan
penanggulangan pencemaran atau
pengrusakan
lingkungan.
1.1.1.3 Mengurangi laju
pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup
secara optimal
dan terpadu
1.1.1.1.5 Meningkatkan
pengendalian
pencemaran lingkungan hidup
baik limbah cair,
emisi udara,
limbah B3 maupun
pencemaran
terhadap tanah
2013-2018
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-19
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Umum Periode Pelaksanaan
1.1.1.1.6 Meningkatnya
pencegahan
terjadinya kerusakan
lingkungan dari
kegiatan
pembangunan
berkelanju
2013-2018
1.1.1.4 Menerapkan
peraturan perundangan
dibidang
lingkungan hidup
1.1.1.1.7 Menyebarluaskan
peraturan perundangan
bidang lingkungan
hidup
2013-2018
1.1.4 Meningkatkan
kualitas dan
pengelolaan
lingkungan hidup yang lestari dan
berkelanjutan.
1.1.1.5 Meningkatkan
kinerja
pengelolaan
sampah di Kota Baubau
1.1.1.1.8 Meningkatnya
penanganan
sampah di Kota
Baubau
2013-2018
1.1.1.1.9 Tersedianya
fasilitas persampahan di
seluruh wilayah
kota Baubau
2013-2018
1.1.5 Terwujudnya
ketersediaan
perumahan
masyarakat didukung dengan
kualitas permukiman
perkotaan
1.1.1.6 Meningkatkan
kualitas kondisi
perumahan dan
pemahaman masyarakat
terhadap
lingkungan
permukiman.
1.1.1.1.10 Penataan kawasan
perumahan melalui
penyediaan hunian
dan ruang terbuka hijau yang layak
dan terjangkau
2013-2018
1.1.1.1.11 Meningkatnya
pengelolaan areal
pemakaman 2013-2018
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-20
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Umum Periode Pelaksanaan
1.1.1.1.12 Meningkatkan
pemahaman
masyarakat terhadap
pentingnya
peningkatan
kualitas lingkungan
pemukiman
2013-2018
1.1.6 Terwujudnya
lingkungan yang berkualitas dan
merata pada
kawasan pemukiman
kumuh
1.1.1.7 Meningkatkan
infrastruktur lingkungan pada
kawasan
permukiman
kumuh.
1.1.1.1.13 Pembangunan
sarana prasarana dasar pada
kawasan
permukiman
kumuh.
2013-2018
1.1.7 Tersedianya
prasarana, sarana
dan utilitas (PSU) yang merata pada
Permukiman
perkotaan
1.1.1.8 Meningkatkan
Prasarana
Sarana Utilitas pada kawasan
permukiman
perkotaan
1.1.1.1.14 Terbangunnya PSU
Kawasan
Permukiman 2017-2018
1.1.1.9 Meningkatnya
Jumlah data
bidang
perumahan
Pemutahiran
informasi data
bidang perumahan 2013-2018
1.1.8 Terwujudnya
perencanaan, pemanfaatan dan
pengendalian tata
ruang kota yang
efisien, konsisten
dan berkelanjutan.
1.1.1.10 Meningkatkan
proses perencanaan,
pemanfaatan dan
pengendalian
ruang kota untuk
mewujudkan tata ruang kota
wilayah dan
kawasan
permukiman
yang teratur.
1.1.1.1.16 Penyusunan
dokumen perencanaan ruang
wilayah kota dan
kawasan
2013-2018
1.1.1.1.17 Penyelenggaraan
pengawasan dan
pengendalian
pembangunan yang mengacu kepada
rencana tata ruang
wilayah.
2013-2018
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-21
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Umum Periode Pelaksanaan
1.1.1.1.18 Penyelenggaraan
pengendalian
pembangunan 2013-2018
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VI-22
Tabel 6.6.
Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Misi VI Mewujudkan Kota Baubau Lancar Dengan Dukungan Infrastuktur Yang Memadai
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PERIODE
PELAKSANAAN
6.1 Mengembangkan
Sarana dan Prasarana
Perkotaan
6.1.1 Terwujudnya sistem
transportasi Kota
Baubau yang lancar dan berkualitas
dalam
meningkatkan
aksesbilitas
6.1.1.1 Peningkatan sistem
transportasi
perkotaan yang memadai
6.1.1.1.1 Meningkatkan
kualitas manajemen
sistem lalulintas dan angkutan jalan
2013, 2014-2018
6.1.1.1.2 Meningkatkan
kualitas sarana dan
prasarana
perhubungan
2013, 2014-2018
6.1.2.
Terwujudnya sarana
prasarana perkotaan
yang responsive terhadap dinamika
masyarakat
6.1.2.1 Peningkatan
infrastruktur
perkotaan yang berkualitas
6.1.2.1.1 Meningkatkan
kualitas sarana dan
prasarana jalan dan jembatan
2013, 2014-2018
6.1.2.1.2 Meningkatkan
kualitas penyelenggaraan jasa
konstruksi
2013, 2014-2018
6.1.2.1.3 Meningkatkan
kualitas sistem
jaringan drainase,
prasarana air minum
dan air limbah
2013, 2014-2018
6.1.2.1.4 Meningkatnya kinerja layanan jaringan
irigasi dan
ketersediaan air baku
2013, 2014-2018
BAB VII
KKKEEEBBBIIIJJJAAAKKKAAANNN UUUMMMUUUMMM DDDAAANNN PPPRRROOOGGGRRRAAAMMM PPPEEEMMMBBBAAANNNGGGUUUNNNAAANNN
Visi dan Misi pembangunan Kota Baubau, setelah dijabarkan dalam
tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan maka proses penjabaran
selanjutnya adalah dalam pelaksanaan kebijakan umum dan program
prioritas yang disertai kebutuhan pendanaannya. Kebijakan umum pada
hakekatnya merupakan resume dari semua arah kebijakan pembangunan
yang dipilih, sementara program prioritas merupakan penjabaran dari
arah kebijakan yang terkait langsung dengan pelaksanaan visi dan misi
RPJMD.
Selain program prioritas, program yang disajikan dalam RPJMD ini
juga menuangkan program yang terkait penerapan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) maupun operasional pemerintahan sebagai landasan
pelaksanaan penyusunan Renstra SKPD agar terjalin ikatan yang tidak
terputus antara RPJMD dengan Renstra SKPD yang dituangkan dalam
Bab VIII Indikasi Rencana Program yang disertai Kebutuhan Pendanaan.
Dalam bab ini, dari semua program prioritas yang telah ditentukan
selanjutnya akan dipilih program yang akan menjadi program unggulan
yang merupakan program prioritas utama Walikota dalam mencapai visi
dan misi RPJMD.
Penjelasan kebijakan umum dan program prioritas berdasarkan
misi pembangunan daerah adalah sebagai berikut :
VII - 1
VII-2
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
7.1 Mewujudkan Kota Baubau yang Tertib Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Visi : Terwujudnya Baubau yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya Tahun 2013-2018
Misi : Mewujudkan Kota Baubau yang tertib dalam penyelenggaraan pemerintahan
Tujuan : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pelayanan Publik yang Profesional untuk Mewujudkan
Good Governance
Tabel 7.1 Sasaran, Strategi, dan Program Pembangunan Misi 1
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
Kondisi Awal
RPJMD
Kondisi Akhir
RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Urusan Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
Terwujudnya Masyarakat
Tertib Administrasi Kependudukan
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Administrasi
Publik
Meningkatkan pelayanan
administrasi kependudukan dan pencatatan sipil yang sesuai
dengan prinsip pelayanan prima
-
Cakupan Keluarga
yang Memilikki Kartu Keluarga
Keluarga 4.371 4.371 Program Penataan Administrasi Kependudukan
Urusan
Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
-
Cakupan Penduduk Wajib KTP yang Memiliki KTP-EL
Penduduk 74.166 5800
-
Rasio Bayi (Anak
Usia dibawah 1 Tahun) Ber Akte Kelahiran
Bayi 2.318 1.145
Program Penataan dan
Mekanisme Pelayanan Akte Kelahiran dan Akte Capil
Urusan Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
- Cakupan Anak Usia 18 Tahun
% 55 75 Program Pelayanan
Urusan Administrasi
Dinas Kependudukan dan
VII-3
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi
Akhir RPJMD
Kebawah yang memiliki Akte Kelahiran
Adminiistrasi Kependudukan
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Pencatatan Sipil
Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan
Penyediaan layanan publik yang prima
sesuai norma-norma
kemanusiaan yang Adil dan
beradap
Pengelolaan manajemen
kepegawaian yang mengacu pada kebutuhan pelayanan prima
Menyediakan regulasi bagi pengembangan manajemen
kepegawaian dan pengembangan pola karir (the right man on the right place)
-
Persentase formasi jabatan struktural yang terisi sesuai dengan kompetensi jabatan
% 40 60
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Urusan Pemerintahan Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan
Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Manusia
-
Persentase record
data base aparatur (SIDDAK) yang terisi lengkap
% 94 100
Program
Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Urusan Pemerintahan
Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan
Badan Kepegawaian
Dan Pengembangan Sumber Manusia
-
Persentase SK kenaikan pangkat yang dapat diselesaikan tepat
waktu
% 75 95
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Urusan Pemerintahan Unsur Penunjang Urusan
Pemerintahan
Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Manusia
Peningkatan kapasitas SDM
aparatur
Mengefektifkan penyelenggaraan diklat dan
pendidikan formal bagi aparatur
-
Persentase PNS yang tingkat pendidikannya S1 dan S2
% 10 35 Program Pendidikan Kedinasan
Urusan Pemerintahan Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan
Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Manusia
-
Persentase pejabat
struktural yang telah mengikuti Diklat Kepemimpinan sesuai dengan tingkat jabatan
% 40 85 Program Pendidikan Kedinasan
Urusan Pemerintahan Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan
Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Manusia
VII-4
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi
Akhir RPJMD
-
Persentase SK pensiun yang diterbitkan tepat waktu
% 75 82
Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS
Urusan Pemerintahan Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan
Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Manusia
-
Persentase SK mutasi pindah yang dapat diselesaikan tepat waktu
% 75 80
Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS
Urusan Pemerintahan Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan
Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Manusia
Memastikan pengelolaan sumber-sumber
keuangan daerah secara
efektif, efisien, ekonomis,
transparan, berkeadilan, danakuntabel
Peningkatan efektifitas dan efisiensi belanja
daerah dan pencatatan barang daerah
Melaksanakan pengendalian belanja sesuai
dengan dokumen anggaran
-
Jumlah SKPD yang
menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan tepat waktu
SKPD 20 41
Program Peningkatan
dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Urusan
Pemerintahan Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan
Badan Pengelola Keuangan,Aset Dan Pendapatan Daerah
-
Jumlah SKPD yang memiliki
pelaporan aset yang tertib
SKPD 5 41
Program Peningkatan dan
Pengembangan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Urusan Pemerintahan Unsur
Penunjang Urusan Pemerintahan
Badan Pengelola
Keuangan,Aset Dan Pendapatan Daerah
- Ketersediaan Dokumen Keuangan Daerah
Dok 3 15
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah
Urusan Pemerintahan Unsur Staf
Badan Pengelola Keuangan,Aset Dan Pendapatan Daerah
VII-5
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi
Akhir RPJMD
Optimalisasi pemanfaatan dan penigkatan
kapasitas
keuangan dan kekayaan
daerah
Peningkatan Pendapatan
daerah
Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah
- Rasio PAD dalam pendapatan
daerah
% 5% 7%
Program Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah
Urusan Pemerintahan Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan
Badan Pengelola Keuangan,Aset Dan
Pendapatan Daerah
Meningkatnya
kualitas kelembagaan dan kapabilitas Penyelenggaraan pemerintah
daerah dalam upaya
meningkatkan pelayanan
publik
Peningkatan
Kualitas Pelayanan
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Pemerintahan Kewilayahaan
-
Persentase Pelayanan Masyarakat
Tiingkat Pemerintah Kelurahan sesuai standar pelayanan
% 12 % 65 %
Program Peningkatan Pelayanan
Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan
Urusan
Pemerintahan Umum
Kecamatan se-Kota
Baubau
Administrasi Publik
-
Peningkatan Partisipasi kelembagaan sosial masyarakat
Kelurahan Sedang Tinggi
Program Gerakan Bersama
Pembangunan Masyarakat Kelurahan Tangguh (GEMPAR TANGGUH)
Urusan Pemerintahan Umum
Kecamatan se-Kota Baubau
Urusan Pemerintahan Umum
Meningkatnya kualitas
perencanaan, penganggaran,
dan pengendalian
Peningkatan kualitas
perencanaan dan pengendalian pembangunan
Meningkatkan konsistensi
perencanaan pembangunan
yang partisipatif
Tersedianya Perwali tentang RKPD sesuai kalender perencanaan
Perwali - 5 Perwali
Program perencanaan pembangunan daerah
Unsur Penunjang
Urusan Pemerintahan
Lain
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah
VII-6
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi
Akhir RPJMD
program serta kegiatan
pembangunan
Tersedianya Dokumen Perencanaan Pengembangan Kota – Kota Menengah dan Besar
Dokumen Ada Ada
Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan
besar
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah
Tersedianya Dokumen Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam
Dokumen Ada Ada
Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah
Tersedianya dokumen Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Dokumen Ada Ada
Program perencanaan pembangunan ekonomi
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah
Ketersediaan informasi berbasis digital (Ada/ Tidak ada)
- Tidak Ada
Ada Program pengembangan data / informasi
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah
Ketersediaan Dokumen Evaluasi Pembangunan
Dokumen 3 5
Program Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah
Meningkatkan konsistensi
Penelitian dan Pengembangan Daerah
Persentase Kesesuaian hasil kajian dengan
dokumen perencanaan yang ada
% 0 100
Program
Penelitian dan Pengendalian
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
Peningkatan efektivitas dan efesiensi pengelolaan
Meningkatkan kualitas pengelolaan kegiatan internal
`-
Persentase hasil pelaporan kinerja SKPD
% 20 100
Program Peningkatan Manajemen Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan Unsur Staf
Bagian Adm. Pemerintahan Umum SETDA
VII-7
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi
Akhir RPJMD
internal SKPD / unit kerja
SKPD/unit kerja yang menyangkut administrasi, kinerja, SDM, sarana prasarana dan keuangan
Pemerintahan
-
Persentase Kelancaran
Kegiatan Pemerintahan Umum
% 75 100
Program Peningkatan
Manajemen Penyelenggaraan Pemerintahan
Urusan
Pemerintahan Unsur Staf
Bagian Adm.
Pemerintahan Umum SETDA
-
Persentase Penataan Sistem Pemeritahan yang Tertib Administrasi
% 65 90
Program Peningkatan Manajemen Penyelenggaraan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan Unsur Staf
Bagian Adm. Pemerintahan Umum SETDA
Melaksanakan pencatatan dan pengendalian asal usul tanah
-
Presentase Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
% 10 70
Program Peningkatan Manajemen Penyelenggaraan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan Unsur Staf
Bagian Adm. Pemerintahan Umum SETDA
Peningkatan Kapasitas kelembagaan pemerintah
daerah
Mengoptimalkan pelaksanaan analisis jabatan dan memantapkan kelembagaan
- Tersedianya Dokumen Analisis Jabatan
% 10 50
Program
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Pemerintahan Daerah
Urusan Pemerintahan Unsur Staf
Bagian Organisasi SETDA
-
Meningkatnya Persentase SKPD yang melaksanakan SPM
% 33.6 44,11
Program Peningkatan
Kapasitas Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Pemerintahan Daerah
Urusan Pemerintahan Unsur Staf
Bagian Organisasi SETDA
VII-8
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi
Akhir RPJMD
Terwujudnya kepastian hukum dan ketertiban
masyarakat
Terwujudnya kepastian hukum dan ketertiban masyarakat
Mengoptimalkan penyelesaian persoalan hukum daerah
-
Persentase Pelayanan bantuan Hukum/Penanganan Perkara
% 0 90
Program penataan peraturan perundang–undangan dan pelayanan hukum
Urusan Pemerintahan Unsur Staf
Bagian Hukum SETDA
-
Persentase Ketersediaan Dokumen Perda dan Keputusan Walikota Serta LEMDA
% 45 70
Program penataan peraturan perundang–undangan dan pelayanan hukum
Urusan Pemerintahan Unsur Staf
Bagian Hukum SETDA
-
Presentase Penyelesaian Konflik Pertanahan
% 0 70
Program penataan peraturan perundang–undangan dan pelayanan hukum
Urusan Pemerintahan Unsur Staf
Bagian Hukum SETDA
- Persentase Terbitnya perda
% 25 100
Program
penataan peraturan perundang–undangan dan pelayanan hukum
Urusan Pemerintahan Unsur Staf
Bagian Hukum SETDA
-
Persentase Peraturan-
Peraturan Tentang Kebijakan Perizinan
% 25 65
Program penataan peraturan
perundang–undangan dan pelayanan hukum
Urusan
Pemerintahan Unsur Staf
Bagian Hukum SETDA
VII-9
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi
Akhir RPJMD
-
Tersusunnya Kebijakan, Program dan Kegiatan Perlindungan Perempuan dan Anak termasuk Tindak Pidana Perdagangan Orang (Trafficking);
% 10 35
Program penataan peraturan perundang–undangan dan pelayanan hukum
Urusan Pemerintahan Unsur Staf
Bagian Hukum
SETDA
Menyebarluas kan dan meningkatkan
pemahaman masyarakat terhadap produk hukum daerah
-
Persentase Sosialisasi dan
Publikasi Produk Hukum Daerah
% 0 100
Program penataan peraturan
perundang–undangan dan pelayanan hukum
Urusan
Pemerintahan Unsur Staf
Bagian Hukum
SETDA
VII-10
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
7.2 Mewujudkan Kota Baubau yang Aman Bagi Masyarakatnya
Visi : Terwujudnya Baubau yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya Tahun 2013-2018
Misi : Mewujudkan Kota Baubau yang aman bagi masyarakatnya
Tujuan : Menegakkan Supremasi Hukum dan HAM serta Stabiltas Politik dan Keamanan
Tabel 7.2
Sasaran, Strategi, dan Program Pembangunan Misi 2
Sasaran Strategi Kebijakan Umum Indikator Kinerja (Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi Akhir
RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik
Meningkatnya pemahaman
masyarakat tentang hukum dan HAM
Mendorong sinergi masyarakat dan
pemerintah dalam Politik dan kesatuan bangsa
Pemantapan sinergi masyarakat dan
pemerintah dalam politik kesatuan
bangsa
- Cakupan pembinaan politik bagi masyarakat
% 45 55
Program Peningkatan Keamanan dan kenyamanan lingkungan
Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik
Badan Kesbang & Politik
Cakupan politik terhadap LSM, Ormas dan OKP
% 45 75
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik
Badan Kesbang & Politik
Meningkatnya Persentase partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemilu/ pemilukada
% 65 70
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik
Badan Kesbang & Politik
VII-11
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Sasaran Strategi Kebijakan Umum Indikator Kinerja (Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi Akhir
RPJMD
Meningkatkan wawasan kebangsaan
Meningkatkan pemahaman wawasan
kebangsaan menujubangsa yang berkarakter dalam
koridor Negara Kesatuan Republik
Indonesia
-
Persentase masyarakat yang memahami ideology negara, wawasan kebangsaan dan nilai-nilai luhur budaya bangsa
% 40 75
Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik
Badan Kesbang & Politik
--
Meningkatnya Presentase Penduduk yang Mendapatkan Sosialisasi PEKAT
%% 4440 7650
Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)
Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik
Badan Kesbang & Politik
-
Meningkatnya Presentase Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Pendidikan Politik Masyarakat
% 60 80 Program Pendidikan Politik Masyarakat
Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik
Badan Kesbang & Politik
-
Meningkatnya Persentase Gangguan kantrantibmas yang dapat dideteksi dan pencegahan dini
% 5 60
Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik
Badan Kesbang & Politik
-
Meningkatnya Presentase Penduduk yang Mendapatkan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan
% 60 85
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik
Badan Kesbang & Politik
VII-12
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Sasaran Strategi Kebijakan Umum Indikator Kinerja (Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi Akhir
RPJMD
Urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat
Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib
Terwujudnya kepastian hukum dan ketertiban masyarakat
Menciptakan ketentraman dan ketertiban yang kondusif
-
Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 ( Ketertiban, Ketentraman dan Keindahan)
% 10 50
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Urusan Wajib Ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat
Satuan Polisi Pamong Praja
-
Jumlah Kelompok masyarakat yang telah diberdayakan dalam menjaga ketertiban dan keamanan (pada lingkungannya)
% 0 75
Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan
Urusan Wajib Ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat
Satuan Polisi Pamong Praja
- Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (linmas)
% 0 90
Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
Urusan Wajib Ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat
Satuan Polisi Pamong Praja
Terwujudnya Upaya Pengurangan Risiko bencana
Meningkatkan pelayanan pengendalian dan penanggulangan bencana
Meningkatkan cakupan pelayanan kesiapsiagaan pengendalian serta penanggulanganbencana
-
Persentase Respon Time Penanggulangan Bencana dan Mitigasi Bencana
% 40 100
Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
Urusan Wajib Ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat
Badan Penanggunlangan Bencana Daerah
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kesiapsiagaan pengendalian serta penangulangan bencana
- Presentase Masyarakat yang Mendapatkan Pelatihan Kesiagaan
% 0 70
Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
Urusan Wajib Ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat
Dinas Pemadam Kebakaran Dan Penyelamatan
VII-13
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Sasaran Strategi Kebijakan Umum Indikator Kinerja (Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi Akhir
RPJMD
-
Persentase Partisipasi Masyarakat/Relawan Dalam Penanggulangan Bencana
% 60 80 Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana
Urusan Wajib Ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat
Badan Penanggunlangan Bencana Daerah
- Persentase kerusakan fisik dan non fisik pasca bencana
% 10 60 Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Urusan Wajib Ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat
Badan Penanggunlangan Bencana Daerah
-
Persentase penyelamatan dan evakuasi korban bencana
% 0 90 Program Kedaruratan dan Logistik
Urusan Wajib Ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat
Badan Penanggunlangan Bencana Daerah
-
Jumlah dokumen perencanaan pembangunan daerah rawan bencana
Dok 1 11 Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana
Urusan Wajib Ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat
Badan Penanggunlangan Bencana Daerah
VII-14
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
7.3 Mewujudkan Kota Baubau yang Maju Secara Sosial dan Ekonomi
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
Visi : Terwujudnya Baubau yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya
Misi : Mewujudkan Kota Baubau yang Maju Secara Sosial dan Ekonomi
Tujuan : 1. Mengembangkan perekonomian Kota untuk mendukung Peningkatan Pendapatan Masyarakat 2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia 3. Meningkatkan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan
Tabel 7.3
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Urusan Pendidikan
Terwujudnya pendidikan
yang
berkualitas untuk semua
Peningkatan akses pendidikan
melalui pendidikan formal dan non formal
Menyelenggarakan penguatan dan perluasan pendidikan anak
usia dini (PAUD)
-
Proporsi anak yang terlayani pada pendidikan anak usia dini
% 60% 90%
Program Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD)
Urusan Wajib Pendidikan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
- Jumlah TK/PAUD unit 50 70
-
Rasio Jumlah Guru dan Murid Taman Kanak - kanak (TK)
rasio 01:35 01:20
Menuntaskan wajib belajar 12 tahun dengan
- Angka Partisipasi Murni (APM) SD/ MI/Paket A
% 90,26% 91,27% Program Wajib Belajar Pendidikan
Urusan Wajib Pendidikan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
VII-15
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
RPJMD RPJMD
basis inklusif, -
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
% 50,25% 60,70% Dasar Sembilan Tahun
- Angka Putus Sekolah (APS) SD
% 0,10% 0,13%
- Angka Putus Sekolah (APS) SMP
% 0,87% 0,69%
-
Rasio murid/guru jenjang pendidikan dasar SD/MI
rasio 01:26 01:32
-
Rasio siswa/guru jenjang pendidikan dasar SMP/MTs
rasio 01:32 01:36
- Nilai rata-rata ujian akhir nasional SMP
Nilai 6,5 8,1
- Angka Melek Huruf (AMH)
% 85,30% 99,20%
- Angka Kelulusan (AK) SMP/MTs
% 90% 100%
- Persentasi Angka Kelulusan (AKL) SD
% 97% 98%
- Persentase guru yang bersertifikasi
% 50 75 Program Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Urusan Wajib Pendidikan
Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan
-
Persentase guru yang telah memenuhi kualifikasi D/IV atau S/1
% 85 87
Mengintegrasikan pembangunan dan pelestarian
seni dan budaya
- Penyelenggaraan Festival seni dan budaya
kali 24 36
Program Pembangunan dan Pelestarian
Seni dan
Urusan Wajib Pendidikan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
VII-16
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
RPJMD RPJMD
daerah dalam upaya menumbuhkan pendidikan karakter,
Budaya
Urusan Kesehatan
Terwujudnya pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau
Peningkatan kualitas layanan kesehatan
Meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
-
Cakupan pelayanan desa/ kelurahan UCI (Universal Child Imunisation)
% 81,40% 86%
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Urusan Wajib Kesehatan
Dinas Kesehatan dan BLUD RSUD
-
Cakupan penemuan dan
penanganan penyakit DBD
%
-
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC dan BTA
%
-
Pelayanan
kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
%
- Angka usia harapan hidup
tahun 70 72
Program
Perbaikan Gizi Masyarakat
Urusan Wajib
Kesehatan
Dinas Kesehatan
dan BLUD RSUD
- Persentase balita
gizi buruk % 32 0,01
-
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
% 30 100
-
Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani
% 10 45
Urusan Wajib Kesehatan
Dinas Kesehatan dan BLUD RSUD
VII-17
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
RPJMD RPJMD
-
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan
% 89,36 100%
Program
peningkatan
keselamatan
ibu melahirkan
dan anak;
Cakupan pelayanan nifas
% 78 100%
Cakupan kunjungan Neonatal lengkap (KN3)
% 90,5 100%
Cakupan
kunjungan bayi % 95,45 100%
Angka kelangsungan hidup bayi
per 1000 KH
5 3
-
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
% 48,53% 50%
Mengembangkan pelayanan
puskesmas dan rumah sakit yang terjangkau
- Cakupan pelayanan puskesmas
% 64,12 75
Program Pengadaan, Peningkatan
dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Kesehatan
Urusan Wajib
Kesehatan
Dinas Kesehatan
dan BLUD RSUD
-
Cakupan pelayanan puskesmas pembantu
% 10 50
- Rasio posyandu
per satuan balita % 55 75
-
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
per 1000 penduduk
3,22 5
- Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
per 1000 penduduk
7,81 8
VII-18
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
RPJMD RPJMD
- Rasio dokter per satuan penduduk
per 1000 penduduk
- Rasio tenaga medis per satuan penduduk
per 1000 penduduk
21,48 25%
- Tersedianya RSUD sebagai RSU Tipe B
Ada/ Tidak belum ada
Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
Melakukan pengawasan dan pembinaan kesehatan lingkungan
- Persentase rumah tinggal bersanitasi
% 80,19% 90%
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Urusan Wajib Kesehatan
Dinas Kesehatan
Urusan Sosial
Penurunan Angka Kemiskinan Daerah
Peningkatan Kualitas Hidup Sosial masyarakat
Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat Melalui Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat
-
Jumlah Panti Asuhan/ Jompo yang mendapat Bantuan
Panti Asuhan/ Jompo
5 7
Program Pembinaan
Panti Asuhan/ Panti Jompo
Urusan Sosial Dinas Sosial
-
Jumlah
Masyarakat PMKS yang mendapatkan penyuluhan dalam pelaksanaan pembinaan kesejahteraan sosial
PMKS 30 80 Program
Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial
Urusan Sosial
Dinas Sosial
-
Jumlah PMKS yang mendapat Bantuan Pemenuhan Kebutuhan dasar
PMKS 134 700 Dinas Sosial
VII-19
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
RPJMD RPJMD
-
Persentase Penyandang Cacat dan Trauma yang Mendapat Pembinaan
% 17 25
Program Pelayanan dan
Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial
Urusan Sosial Dinas Sosial
-
Persentase Penyandang Cacat dan Trauma yang Mendapat Pembinaan
% 5 10
Program Pembinaan Para
Penyandang Cacat dan Trauma
Urusan Sosial Dinas Sosial
-
Jumlah KK Miskin Yang mendapat
Bantuan Program Keluarga Harapan
KK Miskin 500 2430
Program
Keluarga Harapan
Urusan Sosial Dinas Sosial
Urusan Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
Terwujudnya
pengarusutamaan gender di seluruh bidang
pembangunan
Mengintegrasikan kebijakan dan program peningkatan kualitas perempuan dan anak dalam dokumen perencanaan daerah ( RPJP, RPJM dan RKPD);
Mewujudkan peningkatkan kualitas perempuan dan anak dalam berbagai kebijakan dan program yang responsif terhadap kebutuhan perempuan dan
anak.
-
Persentase Berbagai Kebijakan yang
Mendorong Peningkatan Kualitas Perempuan dan Anak Masuk Dalam Dokumen Perencanaan (RPJP, RPJMD, RKPD dan RKA);
% 5 30
Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Perempuan dan Anak
Urusan Wajib PP dan PA
Dinas PP & PA dan BAPPEDA
VII-20
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
RPJMD RPJMD
Meningkatkan pemahaman dan komitmen SKPD dan seluruh Stakeholder
Pembangunan dalam penguatan kelembagaan PUG dan PUHA
Mendorong mewujudkan penguatan kelembagaan
pengarusutamaan gender
-
Terfasilitasinya Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).
% 5 65
Program Penguatan Kelembagaan Pengarus-
utamaan Gender dan Anak
Urusan Wajib PP dan P
Dinas PP & PA
Meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan
perempuan melalui peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, partisipasi politik, terbukanya akses sumber daya dan
ekonomi
Meningkatkan kualitas hidup
serta perlindungan perempuan dan anak sehingga mencapai keadilan dan kesetaraan gender
-
Persentase Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak yang mendapatkan pelayanan
% 5 60
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Urusan Wajib PP dan PA
Dinas PP & PA
Meningkatkan Peran Serta dan Partisipasi Perempuan dan Kelembagaan
Masyarakat Dalam Pembangunan Melalui Berbagai Program yang Mendorong Peningkatan Kualitas
Mendorong peningkatan peran serta kesetaraan gender dan hak anak dalam pembangunan
sehingga mampu meningkatkan Indeks Pembangunan Gender Indeks Pemberdayaan Gender (IDG dan
-
Persentase Peran serta Perempuan Dalam Bidang
Politik untuk Mencapai Kuota 30%, Sosial, Budaya dan Ekonomi
% 2 65
Program Peningkatan
Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan
Urusan Wajib PP dan PA
Dinas PP & PA dan KPUD
VII-21
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
RPJMD RPJMD
IPG)
Urusan Tenaga Kerja
Tersedianya Tenaga Kerja yang Berkualitas
Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Peningkatan
Kualitas SDM Tenaga Kerja Melalui Pengembangan Keterampilan, dan pelayanan Perlindungan Ketenagakerjaan
-
Jumlah Calon
Tenaga Kerja Terlatih
Orang 5 10
Program Peningkatan
Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja
Urusan Ketenagakerjaan
Dinas TenagaKerja
-
Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar di Tempatkan
Orang 30 80
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Urusan Ketenagakerjaan
Dinas TenagaKerja
-
Jumlah Perusahaan Mendapatkan Pembinaan
Lembaga/ Perusahaa
n 17 50
Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenaga kerjaan
Urusan Ketenagakerjaan
Dinas TenagaKerja
-
Jumlah kasus Hubungan Industrial yang Terselesaikan
Kasus 5 30
Program Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Urusan Ketenagakerjaan
Dinas TenagaKerja
Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Terwujudnya pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau
Peningkatan kualitas layanan kesehatan
Meningkatkan kesehatan keluarga dan kesehatan reproduksi
-
Persentase ketersediaan sarana dan prasarana KB bagi masyarakat miskin
% 60 75 Program Keluarga Berencana
Urusan Wajib Keluarga Berencana & Keluarga Sejahtera
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
VII-22
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
RPJMD RPJMD
-
Jumlah pusat pelayanan informasi dan konseling yang
dibentuk
Jumlah 6 16
Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi &
Konseling KRR
Urusan Wajib Keluarga Berencana & Keluarga
Sejahtera
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana
-
Persentase data analisa dan evaluasi Kependudukan serta KB/KS
% 20 60
Program Pendegahan dan Pengendalian Penduduk
Urusan Wajib Keluarga Berencana & Keluarga Sejahtera
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
-
Ratio petugas
lapangan keluarga berencana/ penyuluh keluarga berencana (PLKB/PKB) di kelurahan
Jumlah 6 43
Program
Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga
Urusan Wajib Keluarga Berencana & Keluarga Sejahtera
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
- Persentase kinerja
PKB/IMP di desa/kelurahan
% 20 90
Program Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-PADU
Urusan Wajib Keluarga
Berencana & Keluarga Sejahtera
Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
-
Persentase Pelayanan KB/KS
mandiri yang dibina
% 5 55
Program Pembinaan Peran serta Masyarakat
dalam Pelayanan KB/KS yang Mandiri
Urusan Wajib Keluarga Berencana &
Keluarga Sejahtera
Dinas Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana
Urusan Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
VII-23
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
RPJMD RPJMD
Pemantapan Peran UMKM
dan Koperasi sebagai basis perekenomian Kota Baubau
Peningkatan Kualitas Koperasi dan Lembaga Keuangan Mikro sebagai sumber alternatif permodalan bagi Usaha Mikro dan
Kecil
Meningkatkan akses dan realisasi pembiayaan. serta kemudahan
Legalisasi Usaha bagi Koperasi dan Lembaga Keuangan Mikro Lainnya
-
Persentase Koperasi dan UMKM yang
difasilitas untuk mendapatkan skim kredit
% 5 20
Program Pembiayaan
Koperasi dan UMKM
Urusan Wajib Koperasi dan UMKM
Dinas Koperasi. Usaha Mikro. Kecil dan Menengah
Peningkatan kualitas kelembagaan
dan usaha koperasi. serta perlindungan dan dukungan usaha bagi koperasi dan UMKM
- Jumlah Koperasi Aktif
unit 152 175
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Optimalisasi dan peningkatan kompentensi serta daya saing usaha UMKM yang
sesuai dengan Potensi daerah
Meningatkan
kualitas sumberdaya pelaku UMKM melalui fasilitasi permodalan. promosi. kerjasama usaha dan Informasi Usaha
- Jumlah UMKM unit 13.441 17.508
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM
Peningkatan akses teknologi. SDM. pasar. kualitas produk dan permodalan bagi UMKM
-
Terlaksananya peningkatan sistem pendukung usaha bagi UMKM
kegiatan 0 5
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan UMKM
VII-24
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
RPJMD RPJMD
Terciptanya Iklim Usaha yang kondusif melalui Pengembangan Kewirausahaan
dan sistem pendukung Usaha bagi UMKM
-
Jumlah Koperasi dan UMKM yang terpantau
penyelenggaraan aktifitasnya
Persen 10 40
Program Penciptaan Iklim Usaha yang
Kondusif
Urusan Penanaman Modal
Menciptakan
iklim usaha yang kondusif
dan Kemudahan
investasi
Meningkatkan
koordinasi dan sinergitas antar stakeholder penanaman modal
Fasilitasi dan mediasi antara pelaku usaha dengan Investor
- Jumlah Investor PMDN/PMA
investor 390 1300
Program
Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Urusan Wajib penanaman Modal
Dinas PM dan PTSP
- Terselenggaranya Promosi peluang
penanaman modal
event 0 3
Program Peningkatan Iklim Investasi
dan Realisasi Investasi
-
Cakupan Jumlah Perusahaaan yang ditinjau
penyelenggaraan Penanaman Modalnya
% 0 15
Program penyiapan potensi sumberdaya.
sarana. dan prasarana Penanaman Modal
VII-25
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
RPJMD RPJMD
Meningkatkan
Kualitas Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan
Penyederhanaan prosedur
perijinan serta optimalisasi pemanfaatan TIK dalam pelayanan perijinan.
- Durasi Waktu Rata-Rata pengurusan Izin
hari 28 hari 7 hari
Program peningkatan pelayanan perizinan dan non perizinan terpadu
-
Cakupan Pengawasan Layanan Perizinan Terpadu
Persen 8% 60%
Program pengembangan layanan. penanganan pengaduan dan penyelenggaraan pengawasan layanan
perizinan terpadu
Urusan Kepemudaan dan Olahraga
Terwujudnya kapasitas
kepemudaan, Olahraga dan kepramukaan yang
berkualitas
Peningkatan pembinaan dan pemberdayaan kelembagaan kepemudaan,
keolahragaan dan
kepramukaan
Meningkatkan peran serta dan partisipasi
kepemudaan dalam sosial kemasyarakatan
- Jumlah organisasi kepemudaan
organisasi 10 17 Program Peningkatan
Peran Serta Kepemudaan
Urusan Wajib Kepemudaan &
Olahraga
Dinas Pemuda &
Olah Raga -
Jumlah kegiatan
kepemudaan kegiatan 8 23
- Jumlah Pemuda yang berprestasi
Orang 7 10
Meningkatkan
sarana dan prasarana olahraga yang representatif
-
Jumlah Sarana dan Prasana Olahraga yang dapat dimanfaatkan
Unit/GOR 5 7
Program
Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga dan Kepramukaan
Urusan Wajib Kepemudaan dan Olah Raga
Dinas Pemuda & Olah Raga
- Jumlah organisasi olah raga
organisasi 17 20
- Jumlah kegiatan olah raga
kegiatan 22 53
- Jumlah organisasi Kepramukaan
organisasi 12 20
VII-26
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
RPJMD RPJMD
- Jumlah kegiatan Keramukaan
kegiatan 2 7
-
Persentase rumah tangga yang melaksanakan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
80 32 65
Urusan Pangan
Tersedianya stok dan distribusi
pangan untuk mendukung aktivitas ekonomi Kota Baubau
Memfasilitasi ketersediaan dan
kemudahan pangan bagi masyarakat
Meringankan terpenuhinya
kebutuhan pangan masyarakat
- Score Pola Pangan Harapan (PPH)
% 90 95 Program Ketahanan Pangan
Pangan Dinas Ketahanan Pangan
- Ketersedian Energi dan Protein/Kapita
% 90 95 Program Diversifikasi Pangan
Pangan Dinas Ketahanan Pangan
Urusan Pertanian
Meningkatnya produktivitas hasil pertanian secara berkelanjutan
Mengembangkan sistem agribisnis yang berdaya saing
-
Produtivitas
bahan pangan utama lokal
Program Peningkatan
Produksi Pertanian / Perkebunan
Pertanian Dinas Pertanian
- Padi Ton/hektar
4.01
4.40
Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan
Pertanian Dinas Pertanian
- Jagung Ton/hektar
2.30
2.31
Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan
Pertanian Dinas Pertanian
VII-27
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
RPJMD RPJMD
- Ubi Kayu Ton/hektar 9.09 9.09
Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan
Pertanian Dinas Pertanian
- Buah-buahan KW/Ha 15,904 16
Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan
Pertanian Dinas Pertanian
- Sayur-sayuran Kg/Ha 51,09 51,5
Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan
Pertanian Dinas Pertanian
- Produksi peternakan
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
Peternakan Dinas Pertanian
- Daging sapi Kg 189,542 190
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
Peternakan Dinas Pertanian
- Daging kambing Kg 13,579 15
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Peternakan
Peternakan Dinas Pertanian
- Daging unggas Kg 36,632 37
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
Peternakan Dinas Pertanian
VII-28
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
RPJMD RPJMD
- Telur Kg 211,716 215
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
Peternakan Dinas Pertanian
Urusan Kelautan dan Perikanan
Meningkatnya produktivitas hasil perikanan secara optimal
Mengembangkan potensi Kelautan dan dan perikanan
- Peningkatan produksi Ikan Konsumsi
7,438 8
Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian
Sumberdaya Kelautan
Kelautan Perikanan
Dinas Kelautan dan Perikanan
Urusan Perdagangan
Penguatan
Peran Kota Baubau sebagai
Kawasan Strategis Perdagangan
Regional
Meningkatkan ketersediaan dan kelancaran distribusi barang kebutuhan masyarakat pada tingkat harga yang wajar dan
terjangkau
Pengembangan dan Revitalisasi Jaringan Distribusi
Perdagangan. serta Stabilisasi Harga Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
--
Jumlah Pasar
Terbangun dan di Revitalisasi
Lapak dan kios
534 1600
Program Peningkatan
Efisien Perdagangan Dalam Negeri
Urusan Pilihan Perdagangan
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Pengembangan
aktivitas Perdagangan
Antar Pulau dan Penyelenggaraan promosi dagang komoditi unggulan
- Nilai Perdagangan Antar pulau
juta Rupiah
101.215.38
350.000
Program
Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
VII-29
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
RPJMD RPJMD
Peningkatan pengawasan barang dan jasa
beredar
Pelaksanaan metrologi legal berupa tera. tera ulang dan
pengawasan.
- Jumlah UTTP yang ditera dan tera ulang
Unit 94
200
Program perlindungan Konsumen dan Pengamanan
Perdagangan
Urusan Perindustrian
Pergeseran Aktifitas ekonomi masyarakat
dari ekstraksi SDA ke
Industri Pengolahan
Berkembangnya industri kecil menengah yang mengolah SDA
daerah menjadi aneka produk berkualitas dan berdaya saing
Berkembangnya sentra industri potensial. industri kreatif. dan industri kecil menengah lainnya
-
Jumlah Kelompok Industri Kecil Menengah yang
dibina
kelompok 5 120
Program pengembangan Industri Kecil
dan Menengah
Urusan Pilihan
Perindustrian
Dinas
Perdagangan dan Perindustrian
- Jumlah Sentra Industri Potensial
kawasan 3 12
Program Pengembangan Sentra Industri Potensial
Fasilitasi penerapan teknologi tepat guna bagi IKM
-
Fasilitasi pengembangan Teknologi Tepat Guna
Kegiatan 2 4
Program Promosi Produk Unggulan Daerah
Diverifikasi dan
Perluasan promosi Produk Unggulan Daerah
- Jumlah Pelaku Usaha yang mengikuti Promosi
pelaku 10 75
Program
Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna
VII-30
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
7.4. Mewujudkan Kota Baubau Sebagai Kota Budaya dan Tujuan Wisata yang Populer
Visi : Terwujudnya Baubau yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya Tahun 2013-2018
Misi : Mewujudkan Kota Baubau Sebagai Kota Budaya dan Tujuan Wisata yang Populer
Tujuan : Mengembangkan Nilai-nilai Budaya Lokal dalam Tatanan Kehidupan Sosial Kemasyarakat dan
Pariwisata
Tabel 7.4
Sasaran, Strategi, dan Program Pembangunan Misi 4
Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan
SKPD Penanggung
Jawab
Kondisi Awal
RPJMD
Kondisi Akhir
RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Urusan Pariwisata
Meningkatkan eksistensi Baubau
dalam jaringan industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nasional
Mewujudkan Destinasi Wisata.
Kemitraaan. dan Kelembagaan yang berkualitas dan memiliki daya saing global
Pengelolaan daya tarik. kawasan
strategis. dan destinasi Pariwisata
Jumlah obyek
wisata yang dikembangkan
ODTW 15 21
Program Pengembangan
Destinasi Pariwisata
Urusan Pilihan
Pariwisata
Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif
Meningkatkan Jumlah Kerjasama Kemitraan Pariwisata
Jumlah kerjasana pariwisata Kerjasama 1 3
Program Pengembangan
Kemitraan
Mengembangkan Promosi Wisata yang efektif
Jumlah Kegiatan Promosi pada skala regional. nasional dan internasional
Kegiatan 3 5
Program Pengembangan
Pemasaran Pariwisata
VII-31
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab
Kondisi Awal
RPJMD
Kondisi Akhir
RPJMD
Mendorong Tumbuh dan berkembangnya pelaku Ekonomi Kreatif
Penyediaan prasarana sebagai ruang berekspresi. berpromosi dan berinteraksi bagi
insan kreatif di Kota Baubau
Jumlah Sub Sektor Terbina
sub sektor Ekonomi Kreatif
1 3 Program
Pengembangan Ekonomi Kreatif
VII-32
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
7.5 Mewujudkan Kota Baubau sebagai Kota Indah Dalam Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
Visi : Terwujudnya Baubau yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya Tahun 2013-2018
Misi : Mewujudkan Kota Baubau yang Indah dalam Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan : Meningkatkan Pelestarian Lingkungan Hidup untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
Tabel 7.5
Sasaran, Strategi, dan Program Pembangunan Misi 5
Sasaran Strategi Kebijakan Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan
SKPD
Penanggung Jawab
Kondisi Awal
RPJMD
Kondisi Akhir
RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Urusan Perumahan rakyat dan kawasan permukiman
Terwujudnya ketersediaan perumahan
masyarakat didukung
dengan kualitas permukiman
perkotaan
Meningkatkan kualitas kondisi perumahan dan pemahaman masyarakat terhadap lingkungan
permukiman.
Penataan kawasan perumahan melalui penyediaan hunian dan ruang terbuka hijau yang layak dan
terjangkau
- Presentase Jumlah rumah layak huni
% 60 80 Program Pengembangan Perumahan
Urusan Perumahan dan kawasan Pemukiman
Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman
-
Presentase Rehabilitasi Rumah Masyarakat yang Terkena Bencana
% 0 30 Program Pengembangan Perumahan
Urusan Perumahan dan kawasan Pemukiman
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
-
Luasan ruang
terbuka hijau melalui pengembangan taman kota dan jalur hijau
% 20 30
Program Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Urusan Perumahan dan kawasan Pemukiman
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
VII-33
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi
Akhir RPJMD
-
Presentase Ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) Yang terpelihara
% 24 50
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Urusan Perumahan dan kawasan Pemukiman
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Meningkatnya pengelolaan areal pemakaman
-
rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk.
% 20 45 Program Pengelolaan Areal Pemakaman
Urusan Perumahan dan kawasan Pemukiman
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Meningkatkan pemahaman masyarakat
terhadap pentingnya peningkatan kualitas lingkungan pemukiman
-
Presentase Komunitas
Perumahan yang Mendapatkan Pelatihan
% 50 80
Program
Pemberdayaan Komunitas Perumahan
Urusan Perumahan dan kawasan Pemukiman
Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman
Terwujudnya lingkungan
yang berkualitas dan merata pada
kawasan pemukiman kumuh
Meningkatkan infrastruktur lingkungan pada kawasan permukiman kumuh.
Pembangunan sarana prasarana dasar pada kawasan permukiman kumuh.
-
Prosentase terbangunnya infrastrukur
kawasan pemukiman kumuh
% 10 80
Program Peningkatan
kualitas permukiman
Urusan Perumahan
dan kawasan Pemukiman
Dinas Perumahan dan
Kawasan Permukiman
-
Proporsi lingkungan perumahan dengan akses pada fasilitas
sanitasi yang layak
% 30 76 Program Lingkungan Sehat Perumahan
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
VII-34
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi
Akhir RPJMD
Tersedianya prasarana, sarana dan utilitas (PSU) yang merata pada Permukiman perkotaan
Meningkatkan Prasarana Sarana Utilitas pada kawasan
permukiman perkotaan
Terbangunnya PSU Kawasan Permukiman
-
Presentase sarana prasarana utilitas terbangun pada
kawasan permukiman perkotaan
% 20 30
Program peningkatan sarana prasarana
Utilitas
Urusan Perumahan dan kawasan Pemukiman
Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Meningkatnya Jumlah data bidang perumahan
Pemutahiran informasi data bidang perumahan
-
Tersedianya informasi data bidang perumahan
% 20 75
Program Penyusunan dan Sinkronisasi Data Bidang Perumahan
Urusan Perumahan dan kawasan Pemukiman
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Urusan Penataan Ruang
Terwujudnya perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian
tata ruang kota yang efisien,
konsisten dan berkelanjutan.
Meningkatkan proses perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian ruang kota untuk mewujudkan tata ruang kota wilayah dan kawasan permukiman yang teratur.
Penyusunan dokumen perencanaan ruang wilayah
kota dan kawasan
- Tersedianya Perda RT/RW
Perda 1 1
Program Perencanaan Tata Ruang
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
-
Presentase
tersusunnya dokumen Tataruang dan Kawasan
% 10 75 Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian pembangunan
yang mengacu kepada rencana tata ruang
-
Presentase ruang kota termanfaatkan sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah Kota Baubau
% 20 50 Program Pemanfaatan
Ruang
Urusan Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang
VII-35
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi
Akhir RPJMD
wilayah.
-
Presentase tersusunnya regulasi pemanfaatan
ruang
% 50 85 Program Pemanfaatan Ruang
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
-
persentase masyarakat terhadap pemanfaatan ruang
% 50 85 Program Pemanfaatan Ruang
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
-
Presentase bangunan dan
lingkungan permukiman yang tertata
% 20 50
Program
Penataan Bangunan dan Lingkungan
Urusan Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang
-
Persentase terbangunnya infrastruktur pada wilayah strategis dan
cepat tumbuh
% 25 50
Program Pengembangan wilayah strategis dan cepat
tumbuh
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Penyelenggaraan pengendalian pembangunan
- Cakupan bangunan Ber-IMB
% 20 40
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Urusan Lingkungan Hidup
VII-36
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi
Akhir RPJMD
Tersedianya data dan informasi
lingkungan yang dapat diakses masyarakat
Meningkatkan akses data informasi lingkungan serta penanganan pencemaran dan pengrusakan ligkungan hidup
Melaksanakan pemuhtahiran data dan informasi sumber daya alam
dan lingkungan
-
Cakupan Presentase Penyelenggaran Sistem
Informasi Lingkungan
% 25 70
Program peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan
Lingkungan Hidup
Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan Hidup
Meningkatnya Penanganan
pencemaran atau pengrusakan lingkungan hidup
-
Presentase Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat akibat adanya
dugaan pencemaran dan / atau perusakan lingkungan hidup
% 50 80
Program Pengendalian Pencemaran dan
Pengrusakan Lingkungan Hidup
Mewujudkan kualitas
kawasan
ekowisata dan jasa lingkungan serta sumber
daya alam dan lingkungan
hidup
Meningkatkan
kualitas kawasan ekowisata dan jasa lingkungan serta sumber daya alam dan lingkungan hidup
Pengelolaan kawasan ekowisata dan jasa lingkungan
-
Presentase
kawasan ekowisata dan Jasa Lingkungan yang terkelola dengan baik.
% 25 75
Program
Pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan – kawasan konservasi laut dan hutan
Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan Hidup
VII-37
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi
Akhir RPJMD
Optimilisasi upaya konservasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup
-
Presentase cakupan wilayah Konservasi Daerah
Tangkapan Air dan Sumber-Sumber Lainnya
% 30 90 Program Perlindungan dan
Konservasi SDA
Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan
Hidup
Terlaksananya upaya pencegahan, dan
penanggulangan pencemaran atau pengrusakan
lingkungan.
Mengurangi laju pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup secara optimal dan terpadu
Meningkatkan pengendalian pencemaran lingkungan hidup baik limbah cair, emisi udara, limbah B3 maupun pencemaran
terhadap tanah
- Persentase Tingkat kualitas tanah
% 0 65
Program Peningkatan Pengendalian Polusi
Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan Hidup
-
Presentase
Pemulihan Limbah Padat dan cair
% 50 100
- Presentase Pemulihan Polusi udara
% 40 90
- Pencegahan dan pengelolaan limbah B3
% 0 50
Program
Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan Hidup
VII-38
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi
Akhir RPJMD
Meningkatnya pencegahan terjadinya kerusakan lingkungan dari kegiatan pembangunan berkelanjutan
-
Persentase Lingkungan Masyarakat dan Perusahaan
yang dipantau Kualitas Lingkungannya
% 80 100
Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan Hidup
Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan Hidup
-
Persentase cakupan pengawasan
terhadap pelaksanaan AMDAL , UKL-UPL
% 80 100
Menerapkan peraturan
perundangan dibidang lingkungan hidup
Menyebarluaskan peraturan
perundangan bidang lingkungan hidup
-
Pelaksanaan sosialisasi peraturan
perundangan bidang lingkungan hidup di 8 kecamatan
% 0 8
Program Pengendalian
Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan Hidup
Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Dinas
Lingkungan Hidup
Meningkatkan
kualitas dan pengelolaan
lingkungan hidup yang lestari dan
Meningkatkan kinerja pengelolaan
sampah di Kota Baubau
Meningkatnya penanganan
sampah di Kota Baubau
-
Rasio Sampah yang terangkut
terhadap Produksi Sampah
% 68 80
Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan Persampahan
Urusan Wajib
Lingkungan Hidup
Dinas
Lingkungan Hidup
VII-39
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal RPJMD
Kondisi
Akhir RPJMD
berkelanjutan. Tersedianya fasilitas persampahan di seluruh wilayah
kota Baubau
-
Persentase Sarana dan Prasarana Pengelolaan
Persampahan
% 0 50 Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan Hidup
VII-40
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
7.6 Mewujudkan Kota Baubau sebagai Kota Lancar dengan Dukungan Infrastruktur yang Memadai
Visi : Terwujudnya Baubau yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya Tahun 2013-2018
Misi : Mewujudkan Kota Baubau Lancar Dengan Dukungan Infrastuktur yang Memadai Tujuan : Mengembangkan Sarana dan Prasarana Perkotaan
Tabel 7.6
Sasaran, Strategi, dan Program Pembangunan Misi 6
Sasaran Strategi Kebijakan Umum Indikator Kinerja
(Outcome) Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal
RPJMD
Kondisi Akhir
RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Urusan Perhubungan
Terwujudnya sistem
transportasi Kota Baubau
yang lancar dan berkualitas dalam
meningkatkan aksesbilitas
masyarakat
Peningkatan sistem transportasi perkotaan yang memadai
Meningkatkan kualitas manajemen sistem lalulintas dan angkutan jalan
-
Nilai PAD sub sector Perhubungan (juta)
Rp.
398.2
791.4
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Urusan Wajib Perhubungan
Dinas Perhubungan
- Jumlah Uji KIR Angkutan Umum
angkutan umum
548 635
Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor
Urusan Wajib Perhubungan
Dinas Perhubungan
- Persentase penyelenggaraan perparkiran
% 30 45
Program
Operasional dan Optimalisasi Penyelenggaraan Perparkiran
Urusan Wajib Perhubungan
Dinas Perhubungan
VII-41
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan Umum Indikator Kinerja
(Outcome)
Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
RPJMD
Kondisi
Akhir
RPJMD
-
Persentase fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka, guardil)
dan penerangan jalan umum kota (PJU) jalan
% 60 75
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan
Prasarana dan Fasilitas LLAJ
Urusan Wajib Perhubungan
Dinas Perhubungan
-
Presentase ketersediaan fasilitas perlengkapan
jalan (rambu,marka,guadrail dan penerangan jalan umum kota (PJU)
% 60 78
Program Pengendalian
dan Pengamanan Lalulintas
Urusan Wajib Perhubungan
Dinas Perhubungan
Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana perhubungan
-
Jumlah dokumen perencanaan prasarana dan fasilitas perhubungan
dokumen 6 19
Program
Pembangunan Prasarana dan Fasilitasi Perhubungan
Urusan Wajib Perhubungan
Dinas Perhubungan
-
Pelabuhan laut/bandara/terminal Tipe C
yang representatif
Jumlah Pelabuhan
laut/bandara/terminal
Tipe C yang representatif
3 5
Program Pembangunan Sarana dan
Prasarana Perhubungan
Urusan Wajib Perhubungan
Dinas Perhubungan
Urusan Pekerjaan Umum
Terwujudnya
sarana prasarana perkotaan yang
responsive
Peningkatan sarana dan prasarana perkotaan yang berkualitas dan
inklusif
Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana jalan dan
jembatan
- Panjang jalan kota yang terbangun (Km)
KM 257.44 425
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Urusan Wajib PU dan Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang
VII-42
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan Umum Indikator Kinerja
(Outcome)
Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
RPJMD
Kondisi
Akhir
RPJMD
terhadap dinamika masyarakat
-
Persentase ketersediaan alat kebinamargaan
% 10 40
Program peningkatan sarana dan prasarana
kebinamargaan
Urusan Wajib PU dan Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang
- Panjang jalan kota dalam kondisi baik
KM 228.8 237,5
Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Urusan Wajib PU dan Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
-
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
% 80 86
Program Peningkatan Jalan dan Jembatan
Urusan Wajib PU dan Penataan Ruang
Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan jasa konstruksi
- Data bidang PU dan Taru
0 Ada/Tidak Tidak
Program Penyusunan dan Sikronisasi Data
BidangPekerjaan Umum
Urusan Wajib PU dan
Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang
-
Penyelenggaraan jasa konstruksi memenuhi standar jasa konstruksi
orang 10 50 Program Pembinaan Jasa Konstruksi
Urusan Wajib PU dan Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
VII-43
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan Umum Indikator Kinerja
(Outcome)
Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
RPJMD
Kondisi
Akhir
RPJMD
Meningkatkan kualitas system jaringan drainase, prasarana air minum dan air limbah
-
Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan
skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun
% 42.65 52
Program
Pembangunan Saluran Drainase dan gorong-gorong
Urusan Wajib PU dan Penataan Ruang
Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
-
Persentase panjang turap/talud/ bronjong yang terbangun
% 45 60
Program Pembangunan turap/ talud/ bronjong
Urusan Wajib PU dan Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
-
Tersedianya
sistem air limbah setempat yang memadai
% 45 60
Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan Air Minumdan Air Limbah
Urusan Wajib
PU dan Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang
Meningkatnya kinerja layanan jaringan irigasi
dan ketersediaan air baku
- Rasio jaringan irigasi
% 63.6 80
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan Lainnya
Urusan Wajib PU dan
Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang
VII-44
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
Sasaran Strategi Kebijakan Umum Indikator Kinerja
(Outcome)
Satuan
Capaian Kinerja
Program
Pembangunan Bidang Urusan
SKPD Penanggung
Jawab
Kondisi
Awal
RPJMD
Kondisi
Akhir
RPJMD
-
Tersedianya akses air bersih yang aman melalui Sistem
Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi
% 68 79
Program Pengembangan
Pengelolaan, dan Konservasi sungai, danau dan sumberdaya air lainnya
Urusan Wajib PU dan Penataan Ruang
Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
-
Tersedianya air
baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari
% 63.10 76%
Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
Urusan Wajib PU dan Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
VIII-1
BAB VIII
IIINNNDDDIIIKKKAAASSSIII RRREEENNNCCCAAANNNAAA PPPRRROOOGGGRRRAAAMMM PPPRRRIIIOOORRRIIITTTAAASSS
SSSEEERRRTTTAAA KKKEEEBBBUUUTTTUUUHHHAAANNN PPPEEENNNDDDAAANNNAAAAAANNN
Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam
RPJMD 2013-2018 baik yang bersifat Program prioritas maupun
program dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah
termasuk pemenuhan pelayanan dasar kepada masyarakat sesuai
Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai berikut :
VIII-1
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-2
8.1 Rencana Program Rutin dan Kebutuhan Pendanaannya
Tabel 8.1.a Indikasi Rencana Program Rutin dan Rencana Pendanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Baubau 2013-2018
1. URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
1.1 Urusan Wajib Pendidikan
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja
Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta)
1
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1. URUSAN WAJIB
1.1 Urusan Pendidikan
4.136
2.638
2.728
2.828
2.927
3.040
1.1.1 Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan 2.313
728
732
745
759
785
1. Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
85%% 75% 537 80% 540 85% 540 90% 550 95% 550 100% 560 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
2. Program peningkatan
sarana dan prasarana aparatur
Cakupan
pelayanan sarana dan prasarana aparatur
89% 90% 1.711 95% 120 96% 120 97% 120 98% 130 100% 140 100%
Dinas
Pendidikan dan
Kebudayaaan
3. Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS pada Aparatur
0% 85% 26 87% 27 90% 28 92% 29 94% 30 96% 31 96%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
4. Program peningkatan
kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber
daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
0% 75% 15 80% 17 82% 20 84% 22 87% 25 90% 30 90%
Dinas
Pendidikan dan
Kebudayaaan
5. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
8 Dok 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-3
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja
Awal
RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1.1.2 SMP se-Kota Baubau
918
969
1.020
1.071
1.121
1.172
1.1.2.1 SMP Negeri 1 Baubau
1 Program pelayanan
administrasi perkantoran
Cakupan
pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 47 40% 48 60% 49 80% 50 90% 51 100% 52 100%
Dinas
Pendidikan dan
Kebudayaaan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 23 40% 24 60% 25 80% 26 90% 27 100% 28 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan penggunaan
Seragam PNS 20% 20% 23 40% 24 60% 25 80% 26 90% 27 100% 28 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
1.1.2.2 SMP Negeri 2 Baubau
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 37 40% 38 60% 39 80% 40 90% 41 100% 42 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
2 Program peningkatan
sarana dan prasarana aparatur
Cakupan
pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 19 40% 20 60% 21 80% 22 90% 23 100% 24 100%
Dinas
Pendidikan dan
Kebudayaaan
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan penggunaan Seragam PNS
20% 20% 14 40% 15 60% 16 80% 17 90% 18 100% 19 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
1.1.2.3 SMP Negeri 3 Baubau
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 51 40% 52 60% 53 80% 54 90% 55 100% 56 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 15 40% 16 60% 17 80% 18 90% 19 100% 20 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
3 Program peningkatan Cakupan 20% 20% 12 40% 13 60% 14 80% 15 90% 16 100% 17 100% Dinas
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-4
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja
Awal
RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
disiplin aparatur penggunaan Seragam PNS
Pendidikan dan
Kebudayaaan
1.1.2.4 SMP Negeri 4 Baubau
1 Program pelayanan
administrasi perkantoran
Cakupan
pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 43 40% 44 60% 45 80% 46 90% 47 100% 48 100%
Dinas
Pendidikan dan
Kebudayaaan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 21 40% 22 60% 23 80% 24 90% 24 100% 25 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
3 Program peningkatan
disiplin aparatur
Cakupan
penggunaan Seragam PNS
20% 20% 14 40% 15 60% 16 80% 17 90% 18 100% 19 100%
Dinas
Pendidikan dan
Kebudayaaan
1.1.2.5 SMP Negeri 5 Baubau
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi
perkantoran
20% 20% 31 40% 32 60% 33 80% 34 90% 35 100% 36 100%
Dinas Pendidikan
dan
Kebudayaaan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 11 40% 12 60% 13 80% 14 90% 15 100% 16 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan penggunaan Seragam PNS
20% 20% 8 40% 9 60% 10 80% 11 90% 12 100% 13 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
1.1.2.6 SMP Negeri 6 Baubau
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 31 40% 32 60% 33 80% 34 90% 35 100% 36 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana
20% 20% 12 40% 13 60% 14 80% 15 90% 16 100% 17 100% Dinas
Pendidikan dan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-5
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja
Awal
RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
aparatur Kebudayaaan
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan penggunaan Seragam PNS
20% 20% 6 40% 7 60% 8 80% 9 90% 10 100% 11 100%
Dinas Pendidikan
dan
Kebudayaaan
1.1.2.7 SMP Negeri 7 Baubau
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 30 40% 31 60% 32 80% 33 90% 34 100% 35 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana
aparatur
Cakupan pelayanan sarana
dan prasarana aparatur
20% 20% 17 40% 18 60% 19 80% 20 90% 21 100% 22 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan penggunaan Seragam PNS
20% 20% 9 40% 10 60% 11 80% 12 90% 13 100% 14 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
1.1.2.8 SMP Negeri 8 Baubau
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 45 40% 46 60% 47 80% 48 90% 49 100% 50 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 17 40% 18 60% 19 80% 20 90% 21 100% 22 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan penggunaan Seragam PNS
20% 20% 11 40% 12 60% 13 80% 14 90% 15 100% 16 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
1.1.2.9 SMP Negeri 9 Baubau
1 Program pelayanan administrasi
perkantoran
Cakupan pelayanan
administrasi
20% 20% 30 40% 31 60% 32 80% 33 90% 34 100% 35 100% Dinas
Pendidikan
dan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-6
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja
Awal
RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
perkantoran Kebudayaaan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana
aparatur
Cakupan pelayanan sarana
dan prasarana aparatur
20% 20% 16 40% 17 60% 18 80% 19 90% 20 100% 21 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan penggunaan Seragam PNS
20% 20% 6 40% 7 60% 8 80% 9 90% 10 100% 11 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
1.1.2.10 SMP Negeri 10 Baubau
1 Program pelayanan
administrasi perkantoran
Cakupan
pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 29 40% 30 60% 31 80% 32 90% 33 100% 34 100%
Dinas
Pendidikan dan
Kebudayaaan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 16 40% 17 60% 18 80% 19 90% 20 100% 21 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan penggunaan
Seragam PNS 20% 20% 9 40% 10 60% 11 80% 12 90% 13 100% 14 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
1.1.2.11 SMP Negeri 11 Baubau
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 28 40% 29 60% 30 80% 31 90% 32 100% 33 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 13 40% 14 60% 15 80% 16 90% 17 100% 18 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan penggunaan Seragam PNS
20% 20% 5 40% 6 60% 7 80% 8 90% 9 100% 10 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
1.1.2.12 SMP Negeri 12 Baubau
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-7
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja
Awal
RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 25 40% 26 60% 27 80% 28 90% 29 100% 30 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
2 Program peningkatan
sarana dan prasarana aparatur
Cakupan
pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 22 40% 23 60% 24 80% 25 90% 26 100% 27 100%
Dinas
Pendidikan dan
Kebudayaaan
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan penggunaan Seragam PNS
20% 20% 7 40% 8 60% 9 80% 10 90% 11 100% 12 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
1.1.2.13 SMP Negeri 13 Baubau
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 19 40% 20 60% 21 80% 22 90% 23 100% 24 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 6 40% 7 60% 8 80% 9 90% 10 100% 11 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
3 Program peningkatan
disiplin aparatur
Cakupan
penggunaan Seragam PNS
20% 20% 3 40% 4 60% 5 80% 6 90% 7 100% 8 100%
Dinas
Pendidikan dan
Kebudayaaan
1.1.2.14. SMP Negeri 14 Baubau
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 20 40% 21 60% 22 80% 23 90% 24 100% 25 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 8 40% 9 60% 10 80% 11 90% 12 100% 13 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan penggunaan Seragam PNS
20% 20% 4 40% 5 60% 6 80% 7 90% 8 100% 9 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-8
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja
Awal
RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1.1.2.15 SMP Negeri 15 Baubau
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 20 40% 21 60% 22 80% 23 90% 24 100% 25 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 10 40% 11 60% 12 80% 13 90% 14 100% 15 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan penggunaan Seragam PNS
20% 20% 4 40% 5 60% 6 80% 7 90% 8 100% 9 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
1.1.2.16 SMP Negeri 16 Baubau
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 19 40% 20 60% 21 80% 22 90% 23 100% 24 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana
aparatur
20% 20% 7 40% 8 60% 9 80% 10 90% 11 100% 12 100%
Dinas Pendidikan
dan
Kebudayaaan
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan penggunaan Seragam PNS
20% 20% 2 40% 3 60% 4 80% 5 90% 6 100% 7 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
1.1.2.17 SMP Negeri 17 Baubau
1 Program pelayanan administrasi
perkantoran
Cakupan pelayanan
administrasi perkantoran
20% 20% 33 40% 34 60% 35 80% 36 90% 37 100% 38 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 6 40% 7 60% 8 80% 9 90% 10 100% 11 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan penggunaan
Seragam PNS
20% 20% 4 40% 5 60% 6 80% 7 90% 8 100% 9 100% Dinas
Pendidikan
dan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-9
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja
Awal
RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kebudayaaan
1.1.5 TK Negeri Pembina
56
59
62
65
68
71
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 34 40% 35 60% 36 80% 37 90% 38 100% 39 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 18 40% 19 60% 20 80% 21 90% 22 100% 23 100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaaan
3 Program peningkatan
disiplin aparatur
Cakupan
penggunaan Seragam PNS
20% 20% 4 40% 5 60% 6 80% 7 90% 8 100% 9 100%
Dinas
Pendidikan dan
Kebudayaaan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-10
1.2 Urusan Wajib Kesehatan
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
di Akhir
Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1.2. Kesehatan
5.417
5.444
5.477
5.510
5.543
5.576
1.2.1. Dinas Kesehatan
1.711
1.723
1.739
1.755
1.771
1.787
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 837 40% 840 60% 845 90% 850 85% 855 90% 860 90%
Dinas Kesehatan
2 Program peningkatan
sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan
prasarana aparatur 25% 20% 637 50% 640 65% 645 85% 650 80% 655 85% 660 85%
Dinas Kesehatan
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Cakupan penggunaan Seragam PNS
20% 20% 185 40% 190 60% 195 90% 200 90% 205 90% 210 90% Dinas
Kesehatan
4 Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang
memiliki kompetensi sesuai bidangnya
15% 20% 28 55% 29 85% 30 95% 31 95% 32 95% 33 95%
Dinas Kesehatan
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
8 Dok 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok
Dinas Kesehatan
1.2.2 BLUD RSUD
3.706
3.721
3.738
3.755
3.772
3.789
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 2.054 40% 2.060 60% 2.065 80% 2.070 90% 2.075 100% 2.080 100% BLUD RSUD
2 Program peningkatan sarana dan
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 1.328 40% 1.330 60% 1.335 80% 1.340 90% 1.345 100% 1.350 100% BLUD RSUD
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-11
Bidang Urusan Pemerintahan
Dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja
Awal
RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja di
Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta)
prasarana aparatur
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan penggunaan Seragam PNS
20% 20% 230 40% 235 60% 240 80% 245 90% 250 100% 255 100% BLUD RSUD
4 Program
peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber
daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
20% 20% 39 40% 40 60% 41 80% 42 90% 43 100% 44 100% BLUD RSUD
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja
dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
20% 20% 55 40% 56 60% 57 80% 58 90% 59 100% 60 100% BLUD RSUD
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-12
1.3 Urusan Wajib Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi
Kinerja
Awal RPJMD (Tahun 2012)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja
Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1.3. Pekerjaan Umum
913
931
950
969
979
999
1.3.1 Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang
913
931
950
969
979
999
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
25% 45% 650 70% 660 75% 670 90% 675 90% 680 95% 685 95%
Dinas Pekerjaan
Umum dan Pentaan Ruang
2 Program
peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan
pelayanan sarana dan prasarana aparatur
60% 70% 186 75% 190 83% 195 85% 200 70% 200 100% 210 100%
Dinas
Pekerjaan Umum dan
Pentaan Ruang
3 Program peningkatan displin aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS 30% 30% 33 75% 34 75% 36 85% 40 80% 42 95% 45 90%
Dinas Pekerjaan
Umum dan Pentaan Ruang
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
65% 70% 20 75% 23 80% 25 80% 30 85% 33 95% 35 95%
Dinas Pekerjaan
Umum dan Pentaan Ruang
5 Program peningkatan
pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan
menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
8 Dok 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok
Dinas Pekerjaan
Umum dan Pentaan Ruang
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-13
1.4 Urusan Wajib Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja Pada Akhir
Periode
RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1.3. Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
1.3.1 Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Pemukiman
1 Program pelayanan administrasi
perkantoran
Cakupan pelayanan
administrasi perkantoran
0 0 0 0 0 0 0 0 0 85% 680 95% 685 95%
Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan
Pemukiman
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
0 0 0 0 0 0 0 0 0 90% 200 100% 210 100%
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Pemukiman
3 Program
peningkatan displin aparatur
Cakupan
Penggunaan Seragam PNS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 90% 42 95% 45 90%
Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan
Pemukiman
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki
kompetensi sesuai bidangnya
0 0 0 0 0 0 0 0 0 90% 33 95% 35 95%
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Pemukiman
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Pemukiman
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-14
1.5 Urusan Wajib Sosial
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD (Tahun)
CapaianKinerja Program Dan KerangkaPendanaan Kondisi Kinerja
di Akhir
Periode
RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta)
1.13. Sosial
492
502
513
522
533
544
1.13.1 Dinas Sosial, Tenaga
Kerja dan Transmigrasi
492
502
513
522
533
544
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
65% 70% 333 75% 335 80% 337 85% 339 90% 342 95% 345 95%
Dinas Sosial, Tenaga Kerja
dan Transmigrasi
2 Program sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
50% 60% 109 65% 111 70% 114 75% 116 80% 118 90% 120 90%
Dinas Sosial, Tenaga Kerja
danTransmigrasi
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
60% 65% 15 70% 17 75% 19 80% 20 85% 22 90% 25 90%
Dinas Sosial, Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
50% 60% 25 65% 27 70% 30 75% 32 80% 35 85% 37 85%
Dinas Sosial, Tenaga Kerja
dan Transmigrasi
5 Program peningkatan
pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat
ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
7 Dok 7 Dok 10 7 Dok 12 7 Dok 13 7 Dok 15 7 Dok 16 7 Dok 17 7 Dok
Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-15
2. URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
2.1 Urusan Wajib Kepemudaan dan Olahraga
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD
(Tahun)
CapaianKinerja Program Dan KerangkaPendanaan Kondisi Kinerja
di Akhir Periode
RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta)
2.1 Kepemudaan & Olahraga
533
544
2.1.1 Dinas Kepemudaan &
Olahraga
533
544
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
0 0 0 0 0 0 0 0 0 90% 342 95% 345 95%
Dinas Kepemudaan & Olahraga
2 Program sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
0 0 0 0 0 0 0 0 0 80% 118 90% 120 90%
Dinas Kepemudaan & Olahraga
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
0 0 0 0 0 0 0 0 0 85% 22 90% 25 90% Dinas
Kepemudaan & Olahraga
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
0 0 0 0 0 0 0 0 0 80% 35 85% 37 85%
Dinas Kepemudaan & Olahraga
5 Program peningkatan pengembangan
sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan
menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Dok 16 7 Dok 17 7 Dok
Dinas Kepemudaan
& Olahraga
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-16
2.2 Urusan Wajib Tenaga Kerja
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun)
CapaianKinerja Program Dan KerangkaPendanaan Kondisi Kinerja di
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta)
2.2 Ketenagakerjaan
533
544
2.2.1 Dinas Ttenaga Kerja
533
544
1 Program pelayanan
administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi
perkantoran
0 0 0 0 0 0 0 0 0 90% 342 95% 345 95%
Dinas Tenaga Kerja
2 Program sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
0 0 0 0 0 0 0 0 0 80% 118 90% 120 90%
Dinas Tenaga Kerja
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
0 0 0 0 0 0 0 0 0 85% 22 90% 25 90% Dinas
Tenaga Kerja
4 Program peningkatan
kapasitas sumber daya aparatur
Persentase
sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
0 0 0 0 0 0 0 0 0 80% 35 85% 37 85%
Dinas
Tenaga Kerja
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan
laporan kinerja dan keuangan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Dok 16 7 Dok 17 7 Dok
Dinas Tenaga Kerja
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-17
2.3 Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD (Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
2.3 Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak
313
318
325
332
339
346
1.11.1
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
313
318
325
332
339
346
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 237 40% 240 60% 245 80% 250 90% 255 100% 260 100%
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana
aparatur
20% 20% 40 40% 41 60% 42 80% 43 90% 44 100% 45 100%
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak
3 Program peningkatan displin aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
20% 20% 11 40% 11 60% 12 80% 12 90% 12 100% 13 100%
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak
4 Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang
memiliki kompetensi sesuai bidangnya
20% 20% 15 40% 15 60% 16 80% 16 90% 17 100% 17 100%
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
20% 20% 10 40% 10 60% 11 80% 11 90% 11 100% 12 100%
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-18
2.4 Urusan Wajib Pangan
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi
Kinerja
Awal RPJM
D (Tahu
n )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target
Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
2. URUSAN WAJIB
2.4 Urusan Pangan
-
-
-
-
445
648
2.4.1
Dinas Ketahanan Pangan
-
-
-
-
445
648
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20%
20% 300 40% 500 100% Dinas
Ketahanan Pangan
2 Program peningkatan sarana dan
prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan
prasarana aparatur
20%
20% 103 40% 105 100% Dinas
Ketahanan
Pangan
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
20%
20% 12 40% 12 100% Dinas
Ketahanan Pangan
4 Program peningkatan
kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber
daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
20%
20% 15 40% 15 100% Dinas
Ketahanan Pangan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-19
Bidang Urusan Pemerintahan
Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi
Kinerj
a
Awal RPJM
D (Tahu
n )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung Jawab
Tahun 2013
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target
Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan
capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan
kinerja dan keuangan
20%
20% 15 40% 15 100% Dinas
Ketahanan Pangan
2.5 Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja di Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1.8. Lingkungan Hidup
2.689
2.698
2.751
2.772
2.792
2.816
1.8.1. Dinas Lingkungan
Hidup
466
439
476
483
490
498
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 379 100% 380 100% 385 100% 390 100% 395 100% 400 100%
Dinas Lingkungan
Hidup
2 Program sarana dan
prasarana aparatur
Cakupan
pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 46 100% 47 100% 48 100% 49 100% 50 100% 51 100%
Dinas
Lingkungan Hidup
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
20% 20% 11 100% 11 100% 12 100% 12 100% 12 100% 13 100% Dinas
Lingkungan Hidup
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-20
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD
(Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja di Akhir
Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai
bidangnya
20% 20% 30 45% 0 50% 31 60% 32 80% 33 80% 34 100%
Dinas Lingkungan
Hidup
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
8 Dok 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok
Dinas Lingkungan
Hidup
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-21
2.6 Urusan Wajib Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD Tahun 2014 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1.10. Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
614
619
626
633
640
648
1.10.1 Kependudukan
dan Pencatatan Sipil
614
619
626
633
640
648
1 Program pelayanan administrasi
perkantoran
Cakupan pelayanan
administrasi perkantoran
20% 20% 522 40% 525 60% 530 80% 535 90% 540 100% 545 100%
Kependudukan dan
Pencatatan
Sipil
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 54 40% 55 60% 56 80% 57 90% 58 100% 59 100%
Kependudukan
dan
Pencatatan
Sipil
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS 20% 20% 13 40% 13 60% 14 80% 14 90% 15 100% 15 100%
Kependudukan dan
Pencatatan
Sipil
4 Program peningkatan kapasitas sumber
daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang
memiliki kompetensi sesuai bidangnya
20% 20% 15 40% 15 60% 16 80% 16 90% 17 100% 17 100%
Kependudukan dan
Pencatatan
Sipil
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja
20% 20% 10 40% 10 60% 11 80% 11 90% 11 100% 12 100%
Kependudukan
dan
Pencatatan Sipil
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-22
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD Tahun 2014 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
capaian kinerja dan keuangan
dan keuangan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-23
2.7 Urusan Wajib Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1.02.08.01
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
313
309,7
547,6
866,2
339
346
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 237 30% 258,9 50% 419,6 70% 520,9 80% 343,8 90% 378 90% Dinas
Pengendalian Penduduk & KB
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 40 30% 30,8 50% 50 80% 216 90% 94,7 100% 103 100%
Dinas Pengendalian Penduduk &
KB 3 Program peningkatan
displin aparatur Cakupan Penggunaan Seragam PNS
20% 20% 11 30% 10 40% 16 60% 20,3 75% 18 100% 20 100%
Dinas Pengendalian Penduduk &
KB 4 Peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur Persentase sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
20% 20% 15 40% Tidak ada
50% 20 80% 60 90% 60 100% 66 100%
Dinas Pengendalian Penduduk &
KB
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
20% 20% 10 40% 10 50% 42 70% 49 80% 43 90% 49 90%
Dinas Pengendalian
Penduduk & KB
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-24
2.8 Urusan Wajib Perhubungan
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator
Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja
Awal
RPJMD (Tahun 2012 )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Jawab Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1.7. Perhubungan 1.719
1.734
1.748
1.761
1.774
1.789
1.7.1 Dinas Perhubungan 1.719
1.734
1.748
1.761
1.774
1.789
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
65% 70% 954 75% 960 80% 965 85% 970 90% 975 95% 980 95%
Dinas Perhubungan
2 Program sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana
aparatur
50% 60% 634 65% 640 70% 645 75% 650 80% 655 90% 660 90%
Dinas Perhubungan
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
60% 65% 68 70% 70 75% 73 80% 75 85% 77 90% 80 90% Dinas
Perhubungan
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki
kompetensi sesuai bidangnya
50% 60% 23 65% 24 70% 25 75% 26 80% 27 85% 29 85%
Dinas Perhubungan
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
8 Dok 8 Dok 40 8 Dok 40 8 Dok 40 8 Dok 40 8 Dok 40 8 Dok 40 8 Dok
Dinas Perhubungan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-25
2.9 Urusan Wajib Komunikasi dan informatika
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator
Kinerja Program (Outcome)
Kondisi
Kinerja
Awal RPJMD (Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Jawab Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1.25. Komunikasi dan Informatika 364
406
413
422
430
442
1.25.1 Dinas Komunikasi dan
Informatika
364
406
413
422
430
442
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
65% 70% 315 80% 317 80% 318 90% 319 90% 320 90% 323 95% Dinas Komunikasi
dan Informatika
2 Program sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan
prasarana aparatur
35% 60% 21 65% 22 70% 23 83% 25 83% 27 83% 30 90% Dinas Komunikasi
dan
Informatika
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
20% 65% 8 75% 10 80% 12 90% 14 90% 15 90% 17 90% Dinas Komunikasi
dan Informatika
4 Program peningkatan kapasitas sumber
daya aparatur
Persentase sumber daya
aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
0% 0% - 75% 35 75% 36 85% 38 85% 40 85% 42 85% Dinas Komunikasi
dan Informatika
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja
dan keuangan
7 Dok 7 Dok 20 7 Dok 22 7 Dok 24 7 Dok 26 7 Dok 28 7 Dok 30 7 Dok Dinas Komunikasi
dan Informatika
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-26
2.10 Urusan Wajib Statistik
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja di Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1.23. Statistik
-
-
-
-
-
-
2.11 Urusan Wajib Persandian
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja di Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1.23. Statistik
-
-
-
-
-
-
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-27
2.12 Urusan Wajib Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD (Tahun 2012 )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
2.12 Urusan Koperasi, Usaha
kecil, dan menengah
2.12.1 Dinas Koperasi dan UKM
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan
administrasi perkantoran
0 0 0 0 0 0 0 12
bulan 451,23
12 bulan
470 12
bulan 481
12 bulan
Dinas Koperasi dan
UKM
2 Program sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana
dan prasarana aparatur
0 0 0 0 0 0 0 12
bulan 330
12 bulan
350 12
bulan 370
12 bulan
Dinas Koperasi dan UKM
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Cakupan Penggunaan
Seragam PNS pada Aparat
BP3M
0 0 0 0 0 0 0 96% 12 98% 15 100% 20 100%
Dinas
Koperasi dan UKM
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya
aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang
memiliki
kompetensi sesuai bidangnya
0 0 0 0 0 0 0 86% 20 88% 25 92% 25 92% Dinas
Koperasi
dan UKM
5
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan
laporan kinerja dan keuangan
0 0 0 0 0 0 0 8
dokumen
37 8
dokumen
40 8
dokumen
40
8
dokumen
Dinas Koperasi dan UKM
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-28
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-29
2.13 Urusan Wajib Penanaman Modal
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja
Awal RPJMD (Tahun 2012 )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
2.13 Urusan Penanaman Modal
2.13.1 Dinas Penanaman Modal dan PTSP
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan
administrasi perkantoran
12 Bulan
12 Bulan
929 12
Bulan 1,03
12 Bulan
832 12
Bulan 913
12 Bulan
1.250 12
Bulan 1.250
12 Bulan
Dinas Penanaman Modal dan
PTSP
2 Program sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana
dan prasarana aparatur
50% 55% 85 90% 1.720 92% 332 95% 226,9 95% 250 95% 250 95%
Dinas Penanaman Modal dan
PTSP
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
pada Aparat BP3M
75% 75% 11 75% 207 90% 14,0 90% 19,59 90% 25 90% 30 90%
Dinas Penanaman Modal dan
PTSP
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang
memiliki kompetensi sesuai
bidangnya
50% 60% 140 65% 120 70% 60,0 75% 100 80% 120 85% 150 85%
Dinas Penanaman Modal dan
PTSP
5
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan
laporan kinerja dan keuangan
8
Dok 8 Dok 83 8 Dok 31,0 8 Dok 45,5 8 Dok 137,5 8 Dok 150 8 Dok 20 8 Dok
Dinas Penanaman Modal dan
PTSP
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-30
2.14 Urusan Wajib Perpustakaan dan Kearsipan
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
1.02.08.01
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
339
346
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
80% 343,8 90% 378 90%
Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
0 0 0 0 0 0 0 0 90% 94,7 100% 103 100%
Dinas Perpustaka
an dan Kearsipan
3 Program peningkatan displin aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
0 0 0 0 0 0 0 0 75% 18 100% 20 100%
Dinas Perpustaka
an dan Kearsipan
4 Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
0 0 0 0 0 0 0 0 90% 60 100% 66 100%
Dinas Perpustaka
an dan Kearsipan
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
0 0 0 0 0 0 0 0 80% 43 90% 49 90%
Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-31
3. URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN
3.1 Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja di Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggun
g Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
2.5 Kelautan & Perikanan
1.338
1.342
1.349
1.355
1.362
1.369
2.5.1
Dinas Perikanan
1.338
1.342
1.349
1.355
1.362
1.369
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 1.218 35% 1.220 55% 1.225 65% 1.230 95% 1.235 95% 1.240 95% Dinas
Perikanan
2 Program
peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan
pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 59 30% 60 45% 61 60% 61 90% 62 90% 63 90% Dinas
Perikanan
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
20% 20% 16 35% 16 45% 17 65% 17 80% 17 82% 18 82% Dinas
Perikanan
4 Program
Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase
sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
20% 20% 15 34% 15 45% 16 60% 16 95% 16 95% 17 95% Dinas
Perikanan
5 Program peningkatan
pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan
laporan kinerja dan keuangan 20% 20% 30 45% 30 65% 31 89% 31 95% 32 95% 32 95%
Dinas Perikanan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-32
3.2 Urusan Pilihan Pariwisata
Bidang Urusan Pemerintahan
Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja
Awal RPJMD (Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja di
Akhir Periode RPJMD
SKPD
Penanggung Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
3.2 Pariwisata
1.338
1.342
1.349
1.355
1.362
1.369
3.2.
1
Dinas Pariwisata
1.338
1.342
1.34
9
1.355
1.36
2
1.369
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
12
Bulan
12 Bulan
652 12
Bulan 652
12 Bulan
590 12
Bulan 707
12 Bulan
780 12
Bulan 679
12 Bulan
Dinas Pariwisata
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
50% 50% 133 55% 133 60% 261 65% 465 70% 475 80% 147 90% Dinas
Pariwisata
3 Program peningkatan disiplin
aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
75% 75% 18,9 75% 18,9 85% 6,25 90% 9,00 95% 21,0
100% 22 100% Dinas
Pariwisata
4 Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
55% 55% 15,0 60% 15,0 65% 40,0 70% 32,0 80% 32,0
90% 40 100% Dinas
Pariwisata
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
8
Dok 8 Dok 30,0 8 Dok 30,0 8 Dok 30,0 8 Dok 42,0 8 Dok 42 8 Dok 42 8 Dok
Dinas Pariwisata
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-33
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD
(Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja di
Akhir Periode
RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta)
dan keuangan
3.3. Urusan Pilihan Pertanian
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja di akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
2. URUSAN PILIHAN
2.1. Pertanian
839
847
845
853
860
869
2.1.1 Dinas Pertanian dan
Kehutanan
839
847
845
853
860
869
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 694 35% 699 55% 694 100% 699 100% 703 100% 708 100%
Dinas Pertanian
dan kehutanan
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 103 45% 105 60% 107 100% 109 100% 111 100% 113 100%
Dinas Pertanian
dan kehutanan
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
20% 20% 12 45% 12 65% 13 100% 13 100% 13 100% 14 100%
Dinas Pertanian
dan
kehutanan
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
20% 20% 15 45% 15 60% 16 100% 16 100% 17 100% 17 100%
Dinas Pertanian
dan kehutanan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-34
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD
(Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja di akhir Periode
RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta)
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
20% 20% 15 65% 15 89% 16 100% 16 100% 17 100% 17 100%
Dinas Pertanian
dan kehutanan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-35
3.4. Urusan Pilihan Perdagangan
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja
Awal RPJMD (Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
di akhir Periode RPJMD
SKPD
Penanggung Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
3.4 Urusan Perdagangan
548
555
1072,8
880,4
905,3
584
3.4.1 Dinas Perdagangan
dan Perindustrian
548
555
1072,8
880,4
905,3
584
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
12 bulan 456 12
bulan 462
12 bulan
557 12
bulan 511,9
12 bulan
562,5 12
bulan 481
12 bulan
708 100%
Dinas Perdagangan
dan Perindustrian
2 Program
peningkatan sarana dan prasarana aparatur
12 bulan 53 12
bulan 54
12 bulan
403,8 12
bulan 279
12 bulan
226,6 12
bulan 58
12 bulan
113 100%
Dinas
Perdagangan dan
Perindustrian
3 Program peningkatan disiplin aparatur
90% 14 92% 14 94% 10 96% 12 98% 13,2 100% 16 100% 14 100%
Dinas Perdagangan
dan Perindustrian
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
80% 15 82% 15 84% 70 86% 30 88% 50 92% 17 92% 17 100%
Dinas Perdagangan
dan Perindustrian
5 Program
peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
8 Dok 10 8
Dok 10
8 Dok
32 8
Dok 47,5
8 Dok
53 8
Dok 12
8 Dok
17 8 Dok
Dinas
Perdagangan dan
Perindustrian
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-36
4. UNSUR PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Perencanaan
830
843
856
874
894
919
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
65% 70% 714 75% 716 85% 720 95% 725 95% 730 95% 740 95%
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
2 Program sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana
dan prasarana aparatur
50% 60% 60 75% 65 80% 70 90% 75 90% 80 90% 85 90%
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
60% 65% 13 80% 15 85% 17 90% 20 90% 25 90% 30 90%
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya
aparatur
Persentase sumber daya
aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
50% 60% 19 85% 23 85% 25 90% 30 90% 35 90% 40 90%
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
8 Dok 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
Penelitian dan Pengembangan Daerah
Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
0 0 0 0 0 0 0 0 0 80% 730 90% 740 95%
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-37
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Program sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
0 0 0 0 0 0 0 0 0 90% 80 90% 80 90%
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 80 % 25 90% 30 90%
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki
kompetensi sesuai bidangnya
0 0 0 0 0 0 0 0 0 80% 35 85% 40 85%
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 Dok 24 8 Dok 24 8 Dok
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Badan Pengelola
Keuangan,Aset dan Pendapatan Daerah
1.153
1.171
1.192
1.234
1.252
1.270
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
65% 70% 847 75% 850 80% 855 85% 860 90% 863 95% 865 95%
Badan Pengelola Keuangan,Aset dan Pendapatan
Daerah
2 Program sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan
sarana dan prasarana aparatur
50% 60% 217 65% 218 70% 220 75% 222 80% 223 90% 225 90%
Badan Pengelola Keuangan,Aset
dan Pendapatan Daerah
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
60% 65% 29 70% 30 75% 32 80% 35 85% 37 90% 40 90%
Badan Pengelola Keuangan,Aset dan Pendapatan
Daerah
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-38
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi
sesuai bidangnya
50% 60% 30 65% 40 70% 50 75% 80 80% 90 85% 100 85%
Badan Pengelola Keuangan,Aset dan Pendapatan
Daerah
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
8 Dok 8 Dok 30 8 Dok 33 8 Dok 35 8 Dok 37 8 Dok 39 8 Dok 40 8 Dok
Badan Pengelola Keuangan,Aset dan Pendapatan
Daerah
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
426
437
445
454
463
472
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
55% 55% 266 60% 274 65% 280 70% 285 75% 291 80% 297 90%
Badan Kepegawaian
dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia
2 Program peningkatan sarana dan
prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
50% 50% 30 60% 30 70% 31 80% 32 90% 33 95% 34 100%
Badan Kepegawaian
dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
50% 50% 13 55% 13 60% 14 70% 14 80% 15 90% 15 100%
Badan Kepegawaian
dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia
4 Program fasilitasi pindah/purna tugas PNS
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
50% 50% 77 55% 78 65% 79 70% 80 80% 81 95% 83 100%
Badan Kepegawaian
dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-39
Bidang Urusan Pemerintahan Dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
50% 50% 40 60% 41 70% 41 80% 42 90% 42 95% 43 100%
Badan Kepegawaian
dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia
5. Pelayanan Umum
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD (Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja di Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Pelayanan Umum
44.098
37.119
33.058
32.541
32.755
38.127
Sekretariat Daerah
36.758
29.778
24.802
24.827
24.852
29.877
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 14.781 40% 12.785 60% 12.790 80% 12.795 90% 12.800 100% 15.805 100% Sekretariat
Daerah
2 Program peningkatan sarana dan prasarana
aparatur
Cakupan pelayanan sarana
dan prasarana aparatur
20% 20% 20.393 40% 15.398 60% 10.402 80% 10.407 90% 10.412 100% 12.417 100% Sekretariat
Daerah
3 Program peningkatan
displin aparatur Cakupan Penggunaan Seragam PNS
20% 20% 625 40% 630 60% 635 80% 640 90% 645 100% 650 100% Sekretariat
Daerah
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai
20% 20% 630 40% 635 60% 640 80% 645 90% 650 100% 655 100% Sekretariat
Daerah
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-40
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD
(Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja di Akhir Periode
RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta)
bidangnya
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja
dan keuangan
20% 20% 329 40% 330 60% 335 80% 340 90% 345 100% 350 100% Sekretariat
Daerah
Sekretariat DPRD
2.476
2.486
3.285
2.506
2.515
2.525
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
20% 20% 1.063 40% 1.065 60% 1.067 80% 1.069 90% 1.070 100% 1.072 100% Sekretariat
DPRD
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
20% 20% 1.048 40% 1.050 60% 1.500 80% 1.054 90% 1.056 100% 1.058 100% Sekretariat
DPRD
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
20% 20% 155 40% 157 60% 500 80% 161 90% 163 100% 165 100% Sekretariat
DPRD
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki
kompetensi sesuai bidangnya
20% 20% 110 40% 112 60% 114 80% 116 90% 118 100% 120 100% Sekretariat
DPRD
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
20% 20% 100 40% 102 60% 104 80% 106 90% 108 100% 110 100% Sekretariat
DPRD
Inspektorat
212
223
233
245
256
267
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
65% 70% 130 75% 132 80% 135 85% 137 90% 140 95% 143 95% Inspektorat
2 Program sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
50% 60% 38 65% 40 70% 42 75% 45 80% 47 90% 50 90% Inspektorat
3 Program Peningkatan Cakupan 60% 65% 12 70% 15 75% 17 80% 20 85% 22 90% 25 90% Inspektorat
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-41
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD
(Tahun )
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja di Akhir Periode
RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta)
Disiplin Aparatur Penggunaan Seragam PNS
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai
bidangnya
50% 60% 15 65% 17 70% 19 75% 21 80% 24 85% 25 85% Inspektorat
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
8 Dok 8 Dok 17 8 Dok 19 8 Dok 20 8 Dok 22 8 Dok 23 8 Dok 24 8 Dok Inspektorat
6. URUSAN PEMERINTAHAN LAIN TERKAIT KETENTERAMAN DAN KETERTIBAN UMUM SERTA PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja diAkhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Kesatuan Bangsa dan Politik
3.036
3.183
3.181
3.207
3.399
3.508
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
774
683
693
702
712
720
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi
perkantoran
65% 70% 577 75% 580 80% 581 85% 583 90% 585 95% 587 95%
Badan Kesatuan
Bangsa dan
Politik
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-42
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program
(Outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja diAkhir Periode
RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta)
2 Program sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana aparatur
50% 60% 148 65% 50 70% 55 75% 57 80% 60 90% 62 90%
Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik
3 Program Peningkatan Disiplin
Aparatur
Cakupan
Penggunaan Seragam PNS
60% 65% 22 70% 21 75% 23 80% 24 85% 25 90% 26 90%
Badan
Kesatuan Bangsa dan
Politik
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai
bidangnya
50% 60% 15 65% 17 70% 19 75% 21 80% 24 85% 25 85%
Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
8 Dok 8 Dok 12 8 Dok 15 8 Dok 15 8 Dok 17 8 Dok 18 8 Dok 20 8 Dok
Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik
Penanggulangan Bencana Daerah
569
580
586
592
592
603
1 Program pelayanan administrasi
perkantoran Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
0% 10% 457 40% 460 60% 461 80% 462 85% 462 90% 463 100%
Badan Penanggulangan Bencana
Daerah
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan
prasarana aparatur
0% 10% 80 20% 85 30% 85 40% 90 50% 90 60% 100 70%
Badan Penanggulang
an Bencana Daerah
3 Program peningkatan displin aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
0% 80% 8 90% 10 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100%
Badan Penanggulangan Bencana
Daerah
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-43
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program
(Outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja diAkhir Periode
RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta)
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai
bidangnya
0% 30% 15 40% 15 60% 15 80% 15 90% 15 100% 15 100%
Badan Penanggulangan Bencana
Daerah
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
0% 40% 10 50% 10 60% 10 70% 10 80% 10 90% 10 100%
Badan Penanggulangan Bencana
Daerah
Satuan Polisi Pamong Praja
1.69
3
1.92
0
1.90
2
1.91
3 2.095
2.185
1 Program pelayanan administrasi perkantoran
Cakupan pelayanan administrasi perkantoran
80% 85% 1.332 90% 1.500 90% 1.500 90% 1.500 95% 1.600 100% 1.600 100% Satuan Polisi Pamong Praja
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan sarana dan prasarana
aparatur
75% 80% 160 85% 250 90% 200 90% 200 95% 260 100% 250 100% Satuan Polisi Pamong Praja
3 Program peningkatan displin aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS
80% 85% 131 85% 100 85% 100 85% 100 85% 100 100% 200 100% Satuan Polisi Pamong Praja
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase sumber daya aparatur yang memiliki
kompetensi sesuai bidangnya
65% 70% 60 80% 60 85% 90 90% 100 100% 120 100% 120 100% Satuan Polisi Pamong Praja
5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan menyerahkan laporan kinerja dan
keuangan
75% 80% 10 85% 10 90% 12 95% 13 95% 15 100% 15 100% Satuan Polisi Pamong Praja
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-44
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program
(Outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja diAkhir Periode
RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta) Target
Rp
(Juta)
Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan
Program pelayanan
administrasi perkantoran Cakupan
pelayanan
administrasi
perkantoran
1
2
Bula
n
1
2
Bula
n
- 1
2
Bula
n
- 1
2
Bula
n
- 1
2
Bula
n
- 1
2
Bula
n
3
45
1
2
Bul
an
3
75
1
2
Bulan
Dinas
Pemadam
Kebakaran
dan
Penyelamata
n
Program sarana dan prasarana aparatur
Cakupan pelayanan
sarana dan prasarana aparatur
50% 175 60% 225 70%
Dinas Pemadam
Kebakaran dan Penyelamatan
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Cakupan Penggunaan Seragam PNS 50% 75 75 % 105 75 %
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan
Program peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur
Persentase
sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
50 % 50 75 % 75 75 %
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan
Program peningkatan pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat ketepatan
menyerahkan laporan kinerja dan keuangan
8 Dok 8 Dok - 8 Dok - 8 Dok - 8 Dok - 8 Dok 30 8
Dok 40 8 Dok
Dinas Pemadam
Kebakaran dan Penyelamatan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-45
8.2 Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaannya
Bidang Urusan
Pemerintahan Dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator
Kinerja Program
(Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
URUSAN WAJIB
Urusan Pendidikan 4.136 2.638 2.728 2.828 2.927 3.04
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
2.313 728 732 745 759 785
1 Program PAUD
Proporsi anak yang terlayani pada pendidikan anak usia dini
70%
85%
685
85%
754
90%
829
96%
912
98%
1,003
100%
1,003
100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan
Jumlah TK/PAUD
82%
85% 85% 92% 96% 98% 100% 100%
Rasio Jumlah Guru dan
Murid Taman Kanak - kanak (TK)
82%
85% 89% 92% 96% 98% 100% 100%
2
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/ MI/Paket A
75%
79%
28,375
85%
29,794
89%
31,284
95%
32,848
98%
34,49
100%
24,143
100%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan
Angka Partisipasi Murni (APM)
SMP/MTs/Paket B
75%
50% 85% 89% 95% 99% 100% 100%
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-46
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/ MI
35%
45% 65% 75% 85% 85% 90% 90%
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs
35%
45% 70% 75% 85% 80% 90% 95%
Angka Putus Sekolah (APS) SD
46%
50% 50% 45% 45% 30% 20% 20%
Angka Putus Sekolah (APS) SMP
65%
75% 60% 55% 50% 40% 30% 30%
Rasio siswa/ guru jenjang
pendidikan dasar SD/MI
30%
35% 45% 55% 75% 65% 75% 80%
Rasio siswa/ guru jenjang pendidikan dasar SMP/MTs
35%
40% 55% 65% 85% 85% 90% 90%
Nilai rata-rata ujian akhir nasional SMP
80%
80% 85% 85% 90% 90% 90% 90%
Angka Melek Huruf (AMH)
45%
45% 65% 75% 80% 85% 85% 90%
Angka Kelulusan (AK) SD/MI
75%
79% 80% 89% 95% 90% 95% 95%
Angka Kelulusan (AK) SMP/MTs
70%
75% 80% 80% 95% 90% 95% 95%
Angka Rata-rata Lama Sekolah
9th
12th 12th 12th 12th 12th 12th 12th
3
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Persentase Guru yang memenuhi kualifikasi
85%
87% 1,637 87% 1,646 90% 1,654 95% 1,662 95% 1,67 95% 1,679 95%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-47
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Kependidikan S1/D-IV
Persentase Guru bersertifikat
85%
87% 89% 90% 95% 95% 95% 95%
4
Program Pembangunan dan Pelestarian
Seni dan Budaya
Penyelenggaraan Festival seni dan budaya
24 kali
24 kali
258
26 kali
366
28 kali
474
30 kali
583
32 kali
692
35 kali
702
35 kali
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan
Sarana penyelenggaraan seni dan Budaya
43 unit
43 unit
45 unit
53 unit
55 unit
55 unit
51 unit
55 unit
Cakupan Pendokumentasian Naskah Kuno Nusantara, Situs
Budaya, dan Lembaga Adat
20%
30% 35% 40% 65% 70% 75% 75%
Urusan Kesehatan
1 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Cakupan pelayanan desa/ kelurahan UCI (Universal Child Imunisation)
65%
70%
1,465
75%
1,538
80%
1,615
85% 1,696
1,781
100% 1,87 100%
Dinas Kesehatan
Cakupan penemuan dan penanganan
penyakit DBD
35%
45% 85% 95% 100% 95% 95% 100%
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-48
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit TBC dan BTA
40%
50% 70% 80% 85% 85% 90% 95%
Pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
45%
45% 55% 75% 80% 85% 90% 95%
2 Program
Perbaikan Gizi Masyarakat
Angka usia harapan
hidup
70 thn
70thn
86
70 thn
86
70 thn
86
70 thn
88
70 thn
88
70 thn
88
71 thn
Dinas Kesehatan
Persentase balita gizi buruk
10%
5% 4% 3% 3% 2% 1% 1%
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
10%
15% 20% 40% 60% 80% 80% 90%
3
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Cakupan komplikasi kebidanan
yang ditangani
60%
65%
655
70%
655
75%
655
80%
655
85%
655
90%
655
90%
Dinas Kesehatan
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
65%
70% 75% 80% 85% 90% 95% 95%
Cakupan
pelayanan nifas
55%
60% 65% 70% 75% 80% 85% 85%
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-49
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Cakupan kunjungan Neonatal lengkap
(KN3)
45%
65% 70% 75% 80% 85% 70% 60%
Cakupan kunjungan bayi
53%
55% 58% 60% 63% 65% 75% 75%
Angka kelangsungan hidup bayi
40%
55% 65% 70% 85% 85% 85% 85%
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
50%
55% 60% 65% 70% 75% 80% 80%
4
Program
Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Kesehatan
Cakupan pelayanan puskesmas
15.00%
12%
3.998
25%
6.605
35%
6.863
45%
6.732
55%
6.584
60%
6.467
75%
Dinas Kesehatan
Cakupan pelayanan puskesmas pembantu
68%
70% 75% 80% 85% 85% 85% 90%
Rasio posyandu per satuan balita
67%
70% 75% 80% 85% 90% 90% 90%
Rasio puskesmas,
poliklinik, pustu per satuan penduduk
69%
72% 75% 80% 85% 85% 85% 85%
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
65%
70% 75% 80% 85% 90% 90% 95%
Rasio dokter
per satuan penduduk
0%
10% 45% 50% 60% 75% 80% 80%
Rasio tenaga medis per satuan penduduk
100%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-50
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Tersedianya RSUD sebagai RSU Tipe B
Belum
Belum Belum Belum Belum Ada Ada Ada
5
Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular
Persentase rumah tinggal bersanitasi
45%
45%
-
48%
50
50%
55
55%
60
65%
60
75%
65
80%
Dinas
Kesehatan
Persentase rumah tangga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
50%
50% 65% 70% 75% 75% 75% 80%
RSUD
2.313
728 732 745 759
785
Sub Urusan
Upaya Kesehatan
1
Program Asistensi/ Pendampingan Persiapan BLUD
Meningkatnya Presentase Asistensi dan Pendampingan BLUD
0%
20% 50 40% 55 50% 60.5 60% 63.83 70% 67.02 80% 70.21 95% BLUD RSUD
2 Program Akuntabiltas Rumah Sakit
Meningkatnya Akuntabilitas Pengelolaan Kinerja dan Keuangan RS
0%
0% - 20% 10 30% 10 40% 10 50% 10 80% 10 80% BLUD RSUD
Sub Urusan Sediaan farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan Minuman
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-51
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
1
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit /Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit
Meningkatnya Presentase
Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
20%
20% 8,777 50% 3,5 60% 3,5 65% 3,5 65% 3,5 85% 3,5 85% BLUD RSUD
2
Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit
jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata
Meningkatnya Presentase Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
yg Terpelihara
20%
20% 545 50% 550 60% 560 65% 570 65% 580 90% 590 90% BLUD RSUD
Sub Urusan Sumber
Daya Manusia (SDM) Kesehatan
1
Program Penyelenggaraa
n Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Meningkatnya kepuasan
karyawan terhadap kondisi kerja RS
0%
0% - 20% 50 30% 50 40% 50 50% 50 75% 50 75% BLUD RSUD
2 Program Capacity Buiding BLUD
Meningkatnya rasio pendapatan pelayanan medis dibanding belanja operasional
0%
0% - 20% 50 30% 50 40% 50 50% 50 85% 50 85% BLUD RSUD
3
Program Penyelenggaraan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
Meningkatnya persentase implementasi penggunaan Sistem Informasi
0%
0% - 20% 50 30% 50 40% 50 50% 50 80% 50 80% BLUD RSUD
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-52
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
4
Program
Promosi dan Informasi Rumah Sakit
Meningkatnya jumlah cakupan kunjungan pasien RSUD
20%
0% - 40% 50 50% 50 60% 50 70% 50 80% 50 80% BLUD RSUD
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Sub Urusan Sumber Daya Air
1
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya
Rasio Jaringan Irigasi
63.6%
2,854.9
70%
4,106.0
75%
3,440.0
75.47%
15,070
.0 76%
12,667
.0 78%
8,000.
0 80%
8,000.
0 80%
Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan
Ruang
Panjang Irigasi terbangun
34.789
M
3.946,
9 M
1.929,
5 M
2.664
M
698,6
8 M
698,6
8 M
2
Program
Pembangunan Turap/Talud/Bronjong
Persentase Panjang turap/talud/
bronjong yang terbangun
42.26% 1072.9 45.00
%
970.7 47.0%
267.0 50.0%
2,036.
9 55.0%
1,533.
4 56%
1,000.
0 60%
500.0 60%
Panjang Talud terbangun
350,17 M
39,02
M
50,75 M
37 M 742,93
M 400 M
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-53
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
3
Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi
Sungai, danau dan Sumber Daya Air Lainnya
Tersedianya akses air bersih yang aman
melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan
kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/ hari
68% 70% 75%
34.4 75.5%
1.4 75% 77.0%
200.0 80%
200.0 80%
Sub Urusan Air Limbah
1
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah
Tersedianya sistem air limbah setempat yang
memadai.
40% 1352.2 45%
901.5 50%
1,645.
7 52%
2,374.
7 55%
2,474.
9 57%
5,350.
0 60%
2,500.
0 60%
Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan
Ruang
Sub Urusan
Drainase
1
Program Pembangunan
Saluran drainase/goron
g-gorong
Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi
genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih
40.5% 1,758.6
42.65%
2,191.
3 43.1%
3,324.
3 45%
5,089.
6 47%
7,541.
0 50%
9,050.
0 52%
9,000.
0 52%
Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan
Ruang
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-54
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
dari 2 kali setahun
Panjang drainase terbangun
1456 M 39.052
M
2.137
M
2761,
60 M
2500
M
2504
M
1500
M
50454,6
M
Sub Urusan Air Minum
1
Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
Tersedianya air baku
untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari hari.
63.12%
3,623.3
65.34%
3,657.
9
67.63%
3,042.
7 70%
4,846.
0 72%
27,088
.1 74%
7,160.
0 76%
7,160.
0 76%
Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan
Ruang
Sub Urusan Jalan
1
Program
Peningkatan Jalan dan Jembatan
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
80% 88.9%
13,412.4
93.9%
13,174.2
56.4%
59,634.8
70%
107,916.3
75%
107,916.3
90%
107,916.3
90%
Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang 2
Program Pembangunan
Jalan dan Jembatan
Panjang jalan kota yang terbangun (Km)
249.83 6,884 257.44
20,564.4
259.7
6,198.
9
430.0
2
23,533
.8 480
29,499
.3 500 20 525 20 525
Panjang jembatan yang terbangun
M 37 M'
Panjang jembatan yang
terbangun
8,5 M 37 M 48 M
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-55
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
3
Program rehabilitasi/pe
meliharaan jalan dan jembatan
Panjang jalan kota dalam kondisi baik
(Km)
199.84
20,108.7
228.8
9,230.9
243.78
2,025.
1
242.42
1,436.
08 250
1,032.
2 280
1,500.
0 300
1,500.
0 300
Panjang jalan kota yang dipelihara (Km)
9.418 14.98 0.8
4
Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
Persentase ketersediaan alat kebinamargaan
10% 30%
4,559.9
50%
3,908.3
60%
160.0 65%
160.0
70%
160.0 70%
Sub Urusan Jasa
Konstruksi
1
Program Penyusunan dan Sinkronisasi Data Bidang Pekerjaan Umum
Data bidang PU dan Taru
Ada Ada
285.0 Ada
76.5
Ada
67.1 Ada
275.4
Ada
215.0 Ada 200 Ada
Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang
2
Program Pembinaan Jasa
Konstruksi
Penyelenggaraan jasa konstruksi memenuhi
standar jasa konstruksi
50
orang
150.5 50
orang
141.2 50
orang
200.0 50
orang
200.0 200
orang
Sub Urusan Penataan Ruang
1
Program Pembinaan
Jasa Konstruksi
Tersedianya Perda RT/RW
1
59.89
1076
1862
1840
440
1,65
1050
Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang
Presentase tersusunnya dokumen Tataruang dan Kawasan
10% 0% 0% 0% 0% 0% 5%
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-56
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
2
Program Pembinaan
Jasa Konstruksi
Presentase ruang kota termanfaatkan sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah Kota Baubau
20%
582
5%
712
0%
396
5%
523
0%
451
5%
550
0%
500
Presentase tersusunnya regulasi pemanfaatan
50% 0% 5% 0% 5% 0% 5%
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
persentase masyarakat terhadap
pemanfaatan ruang
50% 0% 5% 0% 0% 5% 5%
3
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Cakupan bangunan Ber-IMB
0% 5 2% 97 6% 93 8% 710 2% 2,049.
88 8% 50 0% 50
DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Sub Urusan Perumahan
Program Pengembangan Perumahan
Meningkatnya presentase jumlah rumah layak
huni
60%
65% 330 67% 1.120 70% 4.489 75% 3.764 80% 750 85% 850 85%
Dinas Perumahan
dan Kawasan
Permukiman
Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan
Meningkatnya Presentase Komunitas Perumahan yang Mendapatkan Pelatihan
0%
0% - 20% 50 25% 130 30% 50 40% 100 50% 125 50%
Dinas Perumahan
dan Kawasan
Permukiman
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-57
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Program Perbaikan Perumahan Akibat bencana alam/sosial
Meningkatnya Presentase Rehabilitasi Rumah
Masyarakat yang Terkena Bencana
0%
0% - 0%
- 20% 150 20% 150 20% 150 30% 150 30%
Dinas Perumahan
dan Kawasan
Permukiman
Sub Urusan Kawasan Pemukiman
Program Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Meningkatnya luasan ruang terbuka hijau melalui
pengembangan taman kota dan jalur hijau
20%
21% 1.797 23% 1.289 24% 988 25% 2.050 27% 2.500 30% 2.600 70%
Dinas Perumahan
dan
Kawasan Permukiman
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Meningkatnya Presentase Ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) Yang terpelihara
24%
24% - 27% 395 28% 836 30% 200 40% 300 50% 500 50%
Dinas
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Program Pengelolaan Areal Pemakaman
Presentase luasan areal pemakaman yang tertata
20%
20% 106 25% 134 30% 135 35% 180 40% 200 45% 250 45%
Dinas Perumahan
dan Kawasan
Permukiman
Sub Urusan
Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kumuh
Program Peningkatan kualitas permukiman
Prosentase terbangunnya
infrastrukur perumahan dan kawasan pemukiman
30%
40% 2.65 60% 1.579 70% 31 75% 2.00 80% 2.10 85% 2.20 85%
Dinas Perumahan
dan Kawasan
Permukiman
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-58
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
kumuh
Meningkatnya presentase kualitas permukiman
kumuh
30% 35% 40% 45% 50% 60% 65% 70%
Program Lingkungan Sehat
Perumahan
Meningkatnya Presentase lingkungan dan rumah masyarakat yang memiliki sanitasi layak
30%
35% - 40% 150 50% 150 60% 150 75% 150 80% 150 80%
Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan
Ruang
Sub Urusan Prasarana Sarasara
dan Utilitas (PSU)
Program peningkatan sarana prasarana
Utilitas
Presentase sarana prasarana utilitas kawasan permukiman perkotaan terbangun
0%
0% -
0% -
0% -
0% - 20% 500 30% 750 30%
Dinas Perumahan
dan Kawasan
Permukiman
Program Pengelolaan Areal Pemakaman
Presentase luasan areal pemakaman yang tertata
20%
20% 106 25% 134 30% 135 35% 180 40% 200 45% 250 45%
Dinas Perumahan
dan
Kawasan Permukiman
Sub Urusan Sertifikasi dan kualifikasi, Kalsifikasi dan Registrasi Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-59
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Program Penyusunan dan Sinkronisasi
Data Bidang Perumahan
Tersediannya Data bidang
perumahan
0%
0% 0% 10% 183 15% 170 20% 30 40% 200 50% 210 50%
Dinas Perumahan
dan Kawasan
Permukiman
Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat
Satuan Polisi Pamong Praja
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
Persentase Tingkat Gangguan Kebisingan dari Kegiatan Masyarakat
40% 10% 324 15% 438 20% 319 60% 1,294 70% 1,295 80% 1,305 80% Satuan Polisi
Pamong Praja
Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan
Persentase menumbuhkan dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam
0% 0% 85 25% 134 35% 91,5 45% 262,5 55% 275 60% 290 60% Satuan Polisi
Pamong
Praja
ketertiban dan keamanan
Program
Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
Cakupan
rasio petugas perlindungan masyarakat (linmas)
0% 0% 0 30% 40 45% 59 60% 201,2 80% 212 90% 220 100% Satuan Polisi
Pamong Praja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Program Pencegahan Dini dan Penanggulang
an Korban Bencana Alam
Persentase Respon Time Penanggulangan Bencana
dan Mitigasi Bencana
35% 40% 271 50% 236 60% 0 70% 0 80% 846,25 90% 346 85% BPBD
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-60
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Program Pencegahan dan
Kesiapsiagaan Bencana
Persentase Partisipasi Masyarakat/Relawan
Dalam Penanggulangan Bencana
80% 60% 0 50% 0 40% 340 30% 592,6 20% 917 95% 867 95% BPBD
Program Rehabilitasi dan
Rekonstruksi
presentase kerusakan fisik dan non fisik pasca bencana
0% 10% 100 20% 55 30% 5,67 40% 5,600,
8 45% 1,405 85% 1,375 85% BPBD
Program Perencanaan Pembangunan
Daerah Rawan Bencana
Jumlah dokumen perencanaan pembanguna
n daerah rawan bencana
1 Dok 1 Dok 65 3 Dok 378,3 1 Dok 7,5 1 Dok 150 3 Dok 666,88 2 Dok 355 11 Dok BPBD
Program Kedaruratan
dan Logistik
presentase penyelamatan dan evakuasi korban bencana
0% 0% 200 25% 200 50% 133 60% 158,9 70% 1,362,
5 80% 1,024 80% BPBD
Dinas Pemadam Kebakaran
Program Peningkatan Kesiagaan Dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
Presentase Masyarakat yang Mendapatkan Pelatihan Kesiagaan
0% 0% 0 20% 0 30% 0 40% 0 50% 690 80% 700 95%
Dinas Pemadam Kebakaran
dan Penyelamata
n
Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Cakupan pembinaan politik bagi masyarakat
40% 42% 97,183 45% 13,16 50% 13,66 60% 69,72 70% 147,10
5 80%
147,105
80%
Badan Kesbang &
Politik Dalam Negeri
Cakupan politik terhadap LSM, Ormas
10% 10% 15% 20% 30% 35% 85% 80%
Badan Kesbang &
Politik Dalam
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-61
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
dan OKP Negeri
Meningkatnya Persentase partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemilu/ pemilukada
60% 69% 75% 79% 80% 85% 90% 90%
Badan Kesbang &
Politik
Dalam Negeri
Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan
Meningkatnya Persentase
Gangguan kantrantibmas yang dapat dideteksi dan pencegahan dini
5% 5% 333,95 95% 503,25 90% 628,10
5
690,915
2,425,775,00
0
50%
2,425,775
40%
Badan Kesbang &
Politik Dalam Negeri
Program Pengembangan
Wawasan Kebangsaan
Meningkatnya Presentase Penduduk yang
Mendapatkan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan
60% 65% 40,333 70% 13,447 75% 13,86 80% 143,24 85% 98,07 85% 147,75 85%
Badan Kesbang &
Politik Dalam Negeri
Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Persentase masyarakat yang memahami ideology negara, wawasan kebangsaan
dan nilai-nilai luhur budaya bangsa
40% 47% 115,16
6 54% 85,519 61% 141,42 68%
160,425
75% 331,76 85% 331,76 85%
Badan Kesbang &
Politik Dalam Negeri
Program Meningkatny 40% 46% 39,376 52% 29,195 58% 54,64 64% 69,12 70% 98,07 75% 98,5 75% Badan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-62
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat
(Pekat)
a Presentase Penduduk yang Mendapatka
n Sosialisasi PEKAT
Kesbang & Politik Dalam Negeri
Program Pendidikan
Politik Masyarakat
Meningkatnya Presentase Penduduk yang Mendapatkan Sosialisasi Pendidikan Politik Masyarakat
60% 64% 49,672 68% 325,23 72% 218,66 76% 427,24 80% 2,627,450
80%
2,627,
450,000
80%
Badan Kesbang &
Politik Dalam Negeri
Urusan Sosial
Dinas Sosial
Program Pembinaan Panti Asuhan/ Panti Jompo
Jumlah Panti Asuhan/ Jompo yang mendapat Bantuan
4
2 153 4 50 6 110 8 127 10 127 10 130 10 Dinas Sosial
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Jumlah
Masyarakat PMKS yang mendapatkan penyuluhan dalam pelaksanaan pembinaan kesejahteraan sosial
30
40 133 50 82 55 291 60 97 65 97 75 210 75 Dinas Sosial
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Persentase PMKS
Penerima Manfaat Pelayanan dan Rehabilitsi Kesejahteraa
17%
20% 394 25.0% 309 30% 534 35% 511 40% 490 75% 500 75% Dinas Sosial
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-63
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
n Sosial Bagi PMKS
Jumlah
PMKS yang mendapat Bantuan Pemenuhan Kebutuhan dasar
134
135 200 300 400 500 550 505 Dinas Sosial
Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma
Jumlah masyarakat Penyandang Cacat dan Trauma yang Mendapat
Pembinaan
13
30 35 40 116 45 77 50 77 60 120 60 Dinas Sosial
Program Keluarga Harapan
Jumlah KK Miskin Yang mendapat Bantuan Program Keluarga Harapan
500
700 145 700 200 1000 104 1500 150 1750 175 2000 200 2000 Dinas Sosial
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT, dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Jumlah masyarakat PMKS kreatif yang
mendapat bantuan dalam peningkatan kesejahteraan
10
20 351 20 225 20 234 20 341 20 240 20 320 20 Dinas Sosial
URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB TIDAK BERKAITAN PELAYANAN DASAR
Kepemudaan dan Olahraga
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-64
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan
Sub Urusan Kepemudaan
Program
Peningkatan Peran Serta Kepemudaaan
Jumlah organisasi kepemudaan
25%
30%
17
40%
20
50%
25
55%
30
60%
35
60%
40
60%
Dinas Pemuda & Olah Raga
Jumlah kegiatan
kepemudaan 35%
45% 55% 70% 80% 90% 95% 85%
Jumlah kelompok kepramukaa
n
10%
15% 30% 35% 50% 60% 55% 60%
Sub Urusan Keolahragaan
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga
Rasio gedung olah raga per per 10.000 penduduk
0%
0%
-
35%
35
55%
39
85%
42
75%
47
85%
51
85%
Dinas Pemuda &
Olah Raga
Jumlah Klub Olah Raga
15%
20% 30% 45% 50% 55% 60% 60%
Jumlah organisasi
olah raga
20%
25% 25% 30% 30% 35% 35% 50%
Jumlah kegiatan olah raga
35%
45% 50% 55% 80% 65% 70% 80%
Jumlah kegiatan kepramukaan
15%
20% 25% 30% 35% 40% 45% 45%
Urusan Ketenagakerjaan
Dinas Kenagakerjaan
Program Peningkatan Kualitas dan
Jumlah Calon Tenaga Kerja
30%
30% 183 50% 205 60% 156 75% 100 70% 230 70% 270 75% Dinas
Kenagakerjaan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-65
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Produktifitas Tenaga Kerja
Terlatih
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar di
Tempatkan
40%
40% 128 45% 49 50% 305 50% 689 55% 100 70% 180 70% Dinas
Kenagakerjaan
Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenaga kerjaan
Jumlah Perusahaan Mendapatkan Pembinaan
40%
60% 434 70% 159 75% 127 75% 258 75% 165 85% 180 85% Dinas
Kenagakerjaan
Program Pembinaan Hubungan Industrial dan
Jumlah kasus Hubungan Industrial yang Terselesaikan
15%
15% 20% 21 25% 30% 40% 45% 60% Dinas
Kenagakerjaan Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan
Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
1
Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Perempuan dan Anak
Persentase Berbagai Kebijakan yang Mendorong
Peningkatan Kualitas Perempuan dan Anak Masuk Dalam Dokumen Perencanaan (RPJP, RPJMD, RKPD dan RKA);
5%
10% Tidak ada
15% 16,2 20% Tidak ada
25% Tidak ada
28% 25 30% 30 30% Dinas PP &
PA dan BAPPEDA
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-66
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
2
Program Penguatan
Kelembagaan Pengarus-utamaan Gender dan Anak
Terfasilitasinya Pengembangan Pusat
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).
5%
10% 83,2 15% 103,6 20% 206,3 25% 211 50% 921,3 65% 976 65% Dinas PP &
PA
3
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Persentase Korban Kekerasan Terhadap Perempuan
dan Anak yang mendapatkan pelayanan
5%
10% 108 20% 113,2 30% 117,3 40% 168,9 50% 112,4 60% 123,6 60% Dinas PP &
PA
4
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan
Persentase Peran serta Perempuan Dalam Bidang Politik untuk Mencapai Kuota 30%,
Sosial, Budaya dan Ekonomi
2%
5% 64.5 10% 116,1 25% 43,5 30% 26,4 52% 227,4 65% 250 65% Dinas PP & PA Pempuan dan KPUD
Urusan Pangan
Ketahanan Pangan
Program Peningkatan Ketahanan
Pangan (pertanian/perkebunan)
Meningkatnya ketersediaan
pangan utama bagi masyarakat
20% 25% 30% 45% - 85% - 60% 500 85% 600 85% Dinas
Ketahanan Pangan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-67
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Meningkatnya keanekaragaman pangan
bagi masyarakat
10% '- 35% - 35% - 45% - 60% - 45% 50%
Program Diversifikasi Pangan
Meningkatnya diversifikasi konsumsi pangan bagi masyarakat
10% 25% - 35% - 45% - 70% - 70% 100 75% 150 70% Dinas
Ketahanan Pangan
Urusan Lingkungan Hidup
Sub Urusan Kajian
Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS)
Program peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan
Lingkungan Hidup
Presentase Ketersediaan Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
25%
30% 35 45% 67 60% 274 80% 1661 80% 200 80% 220 80% Dinas
Lingkungan Hidup
Persentase Tindak Lanjut Pengaduan
Masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan / atau perusakan lingkungan hidup
50%
55% 50 60% 75 65% 80 75% 85 80% 90 80% 100 80% Dinas
Lingkungan Hidup
Sub. Urusan Keanekaragaman Hayati (KEHATI)
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-68
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Program Pengembangan ekowisata dan jasa
lingkungan di kawasan – kawasan konservasi laut dan hutan
Presentase kawasan ekowisata
dan Jasa Lingkungan terkelola denang baik
25%
30% - 35% 25 45% 278 40% 305 50% 336 75% 369 75%
Dinas
Lingkungan Hidup
Program Peningkatan Pengendalian Polusi
Presentase Pemulihan Polusi udara
40%
40% - 50% 45 60% 66 65% 275 80% 325 85% 400 85% Dinas
Lingkungan Hidup
Presentase Pemulihan Limbah Padat dan
cair
50%
55% 42 60% 50 64% 75 70% 90 80% 100 85% 150 85% Dinas
Lingkungan Hidup
Sub Urusan Pembinaan, pengawasan terhadap izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan Hidup
Persentase Lingkungan Masyarakat
dan Perusahaan yang dipantau Kualitas Lingkungannya
80%
82%
208
85%
574
85%
1132
90%
1020
95%
1.073
90%
1.18
90% Dinas
Lingkungan Hidup
Presentase Kualitas Pencemaran yang di Akibatkan
Masyarakat dan Perusahaan
80%
82% 85% 90% 90% 85% 85% 85% Dinas
Lingkungan Hidup
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-69
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Meningkatnya pengawasan daya dukung
lingkungan
70%
77% 30 80% 32 83% 33 87% 35 93% 36 96% 38 96% Dinas
Lingkungan Hidup
Program Perlindungan dan Konservasi
SDA
Meningkatnya Presentase Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-Sumber Lainnya
30%
42% 1.902 50% 2.455 60% 3.915 70% 2.110 85% 2.300 90% 2.450 90% Dinas
Lingkungan Hidup
Sub Urusan
Persampahan
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Meningkatnya persentase tingkat penanganan generasi sampah terhadap jumlah penduduk kota /perkotaan
dan kualitas penanganan
68%
69%
2.300
75%
5.081
80%
4448
80%
6689
85%
2.974
80%
3.272
80% Dinas
Lingkungan Hidup
Meningkatnya Presentase Rasio Sampah Yang Terangkut Terhadap Produksi Sampah
0%
15% 20% 45% 60% 80% 80% 80% Dinas
Lingkungan Hidup
Meningkatnya Persentase Sarana dan Prasarana Pengelolaan
0%
10% 35% 55% 70% 90% 90% 90% Dinas
Lingkungan Hidup
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-70
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Persampahan
Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Program Penataan Administrasi Kependudukan
Cakupan Keluarga yang Memiliki Kartu Keluarga
4371 4371
516..650
4371
607.16
4371
495.63
4371
722.5
4371
637,36
4371
700
4371
Dinas
Kependudukan dan
pencatatan sipil
Cakupan Penduduk Wajib KTP yang Memiliki KTP-EL
74166 5000 5800 5800 5800 5800 5800 5800
Dinas Kependuduk
an dan pencatatan
sipil
Program Penataan dan Mekanisme Pelayanan Akte Kelahiran dan Akte Capil
Rasio Bayi (Anak Usia dibawah 1 Tahun) Ber Akte Kelahiran
2318 2318
1145 67,722 3120 100 3200
Dinas
Kependudukan dan
pencatatan sipil
Program Pelayanan Administrasi Kependudukan
Cakupan
Anak Usia 18 Tahun Kebawah yang memiliki Akte Kelahiran
15 25 42765 748 30 780 50
Dinas Kependuduk
an dan pencatatan
sipil
Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Sub Urusan Pengendalian Penduduk
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-71
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
1
Program pembinaan peran serta masyarakat
dalam pelayanan KB/KR yang mandiri
Persentase Pelayanan KB/KS mandiri yang dibina
5%
5% Tidak
ada 10%
Tidak
ada 20% 30,2 40% 125 45% 92,2 55% 101 55%
Dinas Pengendalian
Penduduk & KB
2
Program Pengelolaan Kependudukan dan KB
Persentase data analisa dan evaluasi KB/KS dan Kependudukan
20%
25% 132 35% 163 45% 179,3 55% 377 60% 229,8 65% 252,7 75%
Dinas Pengendalian Penduduk & KB
Sub Urusan
Keluarga Berencana
1 Program Keluarga Berencana
Persentase ketersediaan sarana dan prasarana KB bagi masyarakat miskin
%
60% 1.673 60% 1.816 70% 2.392 80% 2.204 80% 937,9 80% 987 90%
Dinas Pengendalian Penduduk & KB
Sub Urusan Keluarga Sejahtera
1
Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR
Jumlah pusat pelayanan informasi dan konseling yang dibentuk
25%
30% Tidak ada
35% Tidak ada
40% 5 45% 15,2 48% 15,2 40% 18 50%
Dinas Pengendalian Penduduk & KB
2
Program Pengembangan
Model Operasional BKB-Posyandu-PADU
Persentase kinerja PKB/IMP di desa/kelurahan
20%
25% Tidak ada
37% Tidak ada
50% Tidak ada
62% Tidak ada
70% 77 75% 84 90%
Dinas
Pengendalian Penduduk & KB
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-72
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
3
Program penyiapan
tenaga pedamping kelompok bina keluarga
Ratio petugas lapangan keluarga
berencana/ penyuluh keluarga berencana (PLKB/PKB) di kelurahan
6%
8% Tidak ada
11% Tidak ada
15% 41,8 20% 92,6 25% 93,6 30% 102 30%
Dinas
Pengendalian Penduduk & KB
Sub urusan Lalu Lintas dan sub urusan pelayaran
Angkutan Jalan (LLAJ)
Sub Urusan Penerbangan
1
Program Rehabilitasi
dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
Persentase fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka, guardil) dan penerangan jalan umum kota (PJU)
jalan
60% 286.1 64% 852.5 72% 790 74% 775 76% 840 78% 924 80% 1,016 80% Dinas
Perhubungan
2
Program peningkatan pelayanan angkutan
Nilai PAD sub sector Perhubungan (juta)
334,4 255.5
398.2 226.6
493.4
432
583.8
533.2
819.3 1170.7 901.2 422
991.4
464
991.4
Dinas Perhubunga
n
3
Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas
Presentase ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan (rambu,marka,guadrail dan
penerangan jalan umum kota (PJU)
60% 1594.7 64% 1,276 72% 1,639 74% 1,077 76% 1,136 78% 2,158 78% 2,374 78% Dinas
Perhubungan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-73
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
4
Program peningkatan kelaikan pengoperasian
kendaraan bermotor
Jumlah Uji KIR Angkutan
Umum
548 576 1,347 582 285 590 - 625 1,48 700 535 735 2,789 735 Dinas
Perhubungan
5
Program Operasional dan Optimalisasi Penyelengga-raan Perparkiran
Persentase penyelenggaraan
perparkiran
30% - - 43% 555.4 - - 45% - 45% 500 45% Dinas
Perhubungan
6
Program Pembangunan
Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Jumlah dokumen perencanaan
prasarana dan fasilitas perhubungan
2
dokumen
743
4
dokumen
240.3
7
dokumen
492.7
12
dokumen
812.9
7
dokumen
3292.6
1
dokumen
400
1
dokumen
500
19
dokumen
Dinas
Perhubungan
7
Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
Pelabuhan laut/bandara/terminal Tipe C yang representatif
6 19,782 6 15,153 7 3,661.
7 9 7,12
10 (akumulasi)
7,829 10 25,594 8 28,154 8 Dinas
Perhubungan
Urusan Komunikasi dan Informatika
1,9 2,095 2,316 2,185 4,852 6,85 7,24
Sub urusan Informasi dan
Komunikasi Publik 700 895 1,098 1,769 4,249 4,7 5,07
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-74
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
1
Program Pengembangan Komunikasi dan Media Massa
Pelaksanaan desiminasi dan
pendistribusian informasi nasional melalui media massa (Majalah, radio dan TV)
2 kali/tah
un 500
4 kali/ta
hun
684
7 kali/tahun
899
12 kali/tahun
1,356 12 kali/tahun 3,574
12 k
ali/tahun
4 12 kali/tahun 4,345 12 kali/tahun Dinas Komunikasi dan Informatika
2
Program Kerjasama Informasi dengan Mas Media
Jumlah Media Massa yang menjadi mitra penyebaran informasi
10 Media 200 12
Media
211
14 Media
199 15 Media
414 15 Media 675
20
Media
700
20 Media 725 20 Media Dinas Komunikasi dan Informatika
Sub urusan Aplikasi Informatika
1,2 1,2 1,219 416 603 2,15 2,17
1
Program Pengembangan Komunikasi, Teknologi Informasi dan Aplikasi Telematika
Jumlah
SKPD yang mengembangkan layanan aplkasi e-government pada layanan publik
2 SKPD 1200 2
SKPD 1200
4 SKPD
1200 5
SKPD 400
7 SKPD
500 8
SKPD 2
10 SKPD
2 10 SKPD
Dinas Komunikasi
dan Informatika
2
Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang
Komunikasi dan Informatika
Jumlah SDM terlatih bidang komunikasi dan informatika
5
orang 0
20 orang
19 20
orang 16
50 orang
103 50
orang 150
50 orang
170 195
orang
Dinas Komunikasi
dan Informatika
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-75
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Urusan Persandian
Sub Urusan Persandian untuk Pengamanan Informasi
250 200
1
Program Pengadaan dan
Pemeliharaan Jaringan Komunikasi dan Peralatan Sandi
Ketersediaan
Perangkat Sandi milik pemerintah daerah
2 kegiatan
2
kegiatan
2
kegiatan
2
kegiatan
4
kegiatan
2
kegiatan
200 2
kegiatan
200 4
kegiatan
Dinas Komunikasi
dan Informatika
2
Program Peningkatan Kapasitas SDM
Sandi
Peningkatan SDM Pengelola dan Pengguna Komunikasi
Sandi di Lingkungan Pemerintah Daerah
2 kegiatan
2
kegiatan
3
kegiatan
3
kegiatan
3
kegiatan
2
kegiatan
50 3
kegiatan
100 3
kegiatan
Dinas Komunikasi
dan
Informatika
Urusan Statistik
Sub urusan Statistik Sektoral
300 327.5 260 205 137.8 398
1
Program
Pengembangan Data/ Informasi/ Statistik Daerah
Jumlah dokumen data/ statistik yang tersedia
5 dokume
n 300
8 dokume
n
327.5 6
dokumen
260 4
dokumen
205 5
dokumen
137.8 5
Dokumen
398 5
Dokumen
398 57
Dinas Komunikasi
dan Informatika
Urusan Penanaman Modal
417 595 1005 1155 1380 1650
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
417 595 1005 1155 1380 1650
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-76
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Satu Pintu
Program
Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Jumlah Investor PMDN/PMA (pelaku)
390 520 139 651 300 822 299 1141 490 1200 320 1300 350 1300 Dinas PM dan PTSP
Sub Urusan Promosi Penanaman Modal
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Terselenggaranya Promosi peluang penanaman
modal (event)
0 event 1 188 1 185 2 230 2 295 2 400 3 450 3 event Dinas PM dan PTSP
Sub Urusan Data dan Sistem Informasi Penanaman Modal. serta Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal
Program penyiapan potensi
sumberdaya. sarana. dan prasarana daerah
Cakupan Jumlah Perusahaaan yang ditinjau
penyelenggaraan Penanaman Modalnya (Persen)
0 2.5% 0 5% 0 7.5% 198 10% 0 12.5% 200 15% 300 15% Dinas PM dan PTSP
Sub Urusan
Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Terpadu
Program peningkatan
pelayanan perizinan dan non perizinan terpadu
Durasi Waktu Rata-Rata pengurusan Izin (hari)
28 hari 24
hari 50
17 hari
50 14
hari 198
12 hari
250 10
hari 300 7 hari 350 7 hari
Dinas PM dan PTSP
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-77
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Sub Urusan Pengaduan. Kebijakan dan Pelaporan Layanan
PTSP
Program penanganan pengaduan dan penyelenggaraan pengawasan layanan perizinan terpadu
Cakupan Pengawasan Layanan Perizinan
Terpadu (%)
8% 10% 40 24% 60 32% 80 40% 120 50% 160 60% 200 60% Dinas PM dan PTSP
Urusan Pemerintahan Bidang Kebudayaan
350 368 386 405 425 447
1 Program Pengembangan Nilai Budaya
Persentase
sekolah yang berprestasi dalam Olimpiade Seni
78%
30%
350
40%
368
55%
386
65%
405
70%
425
70%
447
75%
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan
Persentase sekolah yang melaksanakan lomba seni dan budaya
0%
0% 30% 35% 55% 50% 55% 55%
Urusan Perpustakaan dan Pengarsipan
Sub Urusan Pembinaan Perpustakaan
1
Program Pengembangan Budaya Baca dan Penyelenggaraa
n Perpustakaan
Persentase Jumlah pengunjung perpustakaa
n daerah
10%
12% 75 20% 75 20% 130 25% 220 30% 186 30% 280 40% Dinas
Perpus dan Arsip
Sub Urusan Pengelolaan Arsip
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-78
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
1
Program Perbaikan Sistem Administrasi
Kearsipan
Presentase SKPD yang Menerapkan Pengelolaan
Arsip Baku
Tidak ada data
Tidak ada data
Tidak ada data
Tidak ada data
Tidak ada data
Ada 77,6 Ada 87 Ada Dinas
Perpus dan Arsip
Sub Urusan Perlindungan dan Penyelamatan Arsip
1
Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Negara
Jumlah Arsip daerah yang dilestarikan
0 Dokume
n
0 Dokumen
0 0
Dokumen
0 0
Dokumen
0 15
Dokumen
0 0
Dokumen
26 15
Dokumen
40 15
Dokumen
Dinas Perpus dan
Arsip
Dinas Perikanan
1
Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan
Meningkatnya persentase partisipasi
kelompok masyarakat dalam Pengawasan Sumber Daya Kelautan
50%
50% 165 60% 170 60% 175 75% 180 80% 186 80% 191 80% Dinas
Perikanan
2
Program pengembangan budidaya perikanan
Meningkatnya Presentase Penggunaan Bibit Unggul dalam
Budidaya Perikanan
30%
40% 716 55% 723 60% 730 75% 738 85% 745 85% 752 85% Dinas
Perikanan
3
Program pengembangan perikanan tangkap
Meningkatnya Presentase Armada Tangkap Ikan
22%
28% 1,813 35% 1,832 40% 1,85 50% 1,868 70% 1,887 75% 1,906 75% Dinas
Perikanan
4
Program pengembangan sistem penyuluh perikanan
Meningkatnya Presentase Kelompok Masyarakat Perikanan
40%
43% 122 50% 125 55% 127 65% 130 80% 132 80% 135 80% Dinas
Perikanan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-79
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Yang Terbina
5
Program optimalisasi
pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
Meningkatny
a Presentase POKLAHSAR yang Dibina
50%
55% 297 60% 300 65% 303 70% 306 80% 309 80% 313 80%
Dinas Perikanan
Meningkatnya Presentase Jumlah Kawasan Sentra Pengembangan Industri Perikanan
1 Sentra
1 Sentra
2
Sentra
2 Sentra
3
Sentra
3 Sentra
3
Sentra 3 Sentra
Tercapainya
terget konsumsi ikan masyarakat
8.518,8 ton
11.070,10 ton
11304
,82 Ton
11536
,65 ton
11766,72 ton
11996,58 ton
12225,71 ton
12225,7
1 ton
6
Program
pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar
Meningkatnya Presentase Jumlah Sentra Pengembangan Budidaya Laut, Air Payau dan
Tawar
1 Sentra
1 Sentra
324 1
Sentra 327
2 Sentra
331 3
Sentra -
1 Sentra
- 3
Sentra - 2 Sentra
Dinas Perikanan
7
Progam Pengelolaan Sumberdaya Laut Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Meningkatnya Presentase Sumber Daya Laut Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Yang Terkelola
7%
7% 10% 76 15% 77 20% 77 25% 78 25% 79 25% Dinas
Perikanan
Urusan Pariwisata
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-80
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Dinas Pariwisata
Sub Urusan Destinasi Pariwisata
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Jumlah obyek wisata yang dikembangk
an (ODTW)
15 15 540 16 189 17 514 19 1.597 20 1 21 1200 21 Dinas
Pariwisata
Program Pengembangan Kemitraan
Jumlah kerjasana pariwisata (kerjasama)
1 1 139 1 360 2 324 2 74.6 3 400 3 500 3 Dinas
Pariwisata
Sub Urusan Pemasaran Pariwisata
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Jumlah
Kegiatan Promosi pada skala regional. nasional dan internasional (kegiatan)
1 3 489 3 250 4 866 4 636 5 750 5 750 5
Dinas Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif
Sub Urusan Pengembangan Ekonomi Kreatif melalui Pemanfaatan dan
Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual dan
Pengembangan Sumberdaya
Program Pengembangan Ekonomi Kreatif
Jumlah Sub
Sektor Terbina
1 1 0 1 0 2 0 2 0 3 500 3 750 3 Dinas
Pariwisata
Dinas Pertanian
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-81
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
1
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Rata-rata tingkat pendapatan perani per
KK perbulan
Rp.750.000 -
1.500.000/kk
Rp.750.000 -1.500.000/k
k
60 NA 60 NA 61 NA 62 NA 62 2.3 63 2.3 Dinas
Pertanian
2 Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan
Meningkatnya persentase
produk unggulan petani
2 komoditi
(padi
sawah dan
jambu mete)
2 komod
iti (padi
sawah dan
jambu mete)
71
2 komod
iti (padi
sawah dan
jambu mete)
71
3 komod
iti (padi
sawah
dan jambu mete dan
florikultura)
72
3 komod
iti (padi
sawah
dan jambu mete dan
florikultura)
73
4 komod
iti (padi
sawah dan
jambu mete,
florikultura dan
cabe
73
4 komod
iti (padi
sawah dan
jambu mete,
florikultura dan
cabe
74
4 komoditi
(padi sawah dan
jambu mete,
florikultura, dan jagung)
Dinas Pertanian;
Nilai perdagangan antar pulau komoditas pertanian
10%
10% 25% 30% 55% 65% 65% 65%
3
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/ perkebunan
Persentase petani yang menerapkan tehnologi pertanian/perkebunan
10%
15% 70 15% 70 20% 71 30% 72 100% 73 50% 73 50% Dinas
Pertanian;
4
Program peningkatan
produksi pertanian/ perkebunan
persentase penggunaan bibit unggul
0%
10% 3,12 25% 3,135 25% 3,151 40% 3,167 55% 3,182 55% 3,198 55%
Dinas Pertanian;
Tingkat produktivitas tanaman bahan pangan utama
a. Padi sawah
4.1 ton/ha
4.25 ton/ha
4.60 ton/h
a
4.65 ton/h
a
4.43 ton/ha
4.03
ton/ha
4.45 ton/ha
4.45
ton/ha
b. Padi ladang
2.10 ton/ha
2.20 ton/ha
3,60 ton/h
a
3,60 ton/h
a
3.60 ton/ha
3.60
ton/ha
2.30 ton/ha
2.30
ton/ha
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-82
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
c. Jagung 2.1
ton/ha
2.2 ton/ha
2.30 ton/h
a
2.30 ton/h
a
2.30 ton/ha
2.30
ton/ha
3.0 ton/ha
3.0
ton/ha
d. Ubi kayu 9.5
ton/ha
9.5 ton/ha
9.09
ton/ha
9.09
ton/ha
9.09
ton/ha
8.76 ton/ha
9.60
ton/ha
9.60 ton/ha
e. Kedelai 1 ton/ha
0,56
ton/ha
Persentase meningkatnya rata-rata tingkat produktivitas tanaman sayur-sayuran
100 Kw/ha
200 Kw/ha
34.35
9 Kw/ha
48.75
5 Kw/ha
51.090 Kw/ha
40.007 Kw/ha
700
Kw/ha
700 Kw/ha
Tingkat produktifitas jambu mente
100 Kw/Ha
200 Kw/Ha
1.773 Kw/H
a
350 Kw/H
a
357,48 Kw/Ha
450
Kw/Ha
500 Kw/Ha
500
Kw/Ha
Jumlah produksi buah-buahan
13.000 ton/ha
14.000 ton/ha
21.729
ton/ha
20.428
ton/ha
15.904 ton/ha
18.724 ton/ha
20.000 ton/ha
20.000 ton/ha
5
Program pemberdayaan
penyuluh pertanian/ perkebunan lapangan
Jumlah penyuluh pertanian/perkebunan yang dibina
(orang)
40%
40% 775 50% 782 50% 790 55% 798 60% 806 50% 814 50%
Dinas Pertanian;
Proporsi penyuluh yang kompeten terhadap jumlah petani
83%
83% 85% 85% 85% 90% 90% 90%
6 Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
Cakupan penanganan ternak yang tertular
penyakit
40%
50% 68 50% 68 55% 69 50% 70 100% 70 75% 71 75%
Dinas Pertanian;
Tingkat pengendalian penyakit
90%
92% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-83
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
hewan menular yang endemis dan
zoonosis (flu burung, flu babi, anthrax, rabies, zcables, brucellosis, SE)
7
Program peningkatan produksi hasil peternakan
Jumlah Produksi
Peternakan
150 152 153 155 156 158
Dinas Pertanian;
- Daging sapi
(kg) 70,5
71
178,5
13
184,2
08
189,54
2
198,65
4 76 76
- Daging
Kambing (kg) 5,485
5,5
12.759
13.16
9 13,579 14,056 8,5 8,5
- Daging
Unggas (kg) 48,35
49
103,636
105,8
53
111.060
105,54
1 55 55
- Telur (kg) 2,109,20
0 2,110,000
204,5
21
205,022
211,71
6
216,465
2,161,000
2,161,00
0
8
Program peningkatan pemasaran
hasil produksi
peternakan
Ketersediaan pangan asal hewan yang
ASUH (aman,
sehat, utuh dan halal)
38%
45% 14 50% 14 55% 15 65% 16 80% 16 80 17 80% Dinas
Pertanian;
9
Program peningkatan penerapan teknologi
peternakan
Persentase petani
peternak yang
menerapkan teknologi
peternakan
50%
53% - 60% 30 65% 32 70% 33 70% 35 65% 36 80% Dinas
Pertanian;
Urusan Perindustrian
Dinas Perdagangan dan Perindustrian
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-84
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Program pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Jumlah Kelompok Industri
Kecil
Menengah yang dibina (kelompok)
5 8 217 19 321 59 1.475 83 1.039 100 350 120 500 120
Dinas Perdagangan
dan
Perindustrian
Program Pengembangan Sentra Industri
Potensial
Jumlah Sentra
Industri Potensial (kawasan)
3 4 75 5 100 8 400 9 1.311 10 400 12 700 12
Dinas Perdagangan
dan Perindustria
n
Program Promosi Produk Unggulan Daerah
Jumlah Pelaku
Usaha yang mengikuti
Promosi (pelaku)
10 15 120 25 129 30 105 40 156 50 200 50 225 75
Dinas Perdagangan
dan Perindustria
n
Program Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna
Fasilitasi pengembangan Teknologi Tepat Guna
2 3 160 3 212 5 262 6 379 3 268 4 300 4
Dinas Perdagangan
dan Perindustria
n
Urusan Perdagangan
Dinas Perdagangan
dan Perindustrian
Sub Urusan Sarana Distribusi Perdagangan. Stabilisasi Harga Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting
Program Peningkatan Efisien Perdagangan Dalam Negeri
Jumlah Pasar Terbangun dan di
Revitalisasi (Kios/Lapak)
534 Lapak
dan kios 600 1.113 700 783 1200 5367.8 1400
1693.27
1500 2500 1600 2000 1600
Dinas Perdagangan
dan Perindustria
n
Sub Urusan Pengembangan Ekspor
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-85
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Program Peningkatan dan Pengembangan
Ekspor
Nilai Perdagangan Antar pulau (juta Rupiah)
101.215.38 juta
150.000
75
175.000
100
200.000
200
250.000
185
300.000
550
350.000
300
350.000
Dinas Perdagangan
dan Perindustria
n
Sub Urusan Standardisasi dan Perlindungan Konsumen
Program perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
Jumlah UTTP yang ditera dan tera ulang (unit)
94 unit 94
unit 99.25
99 unit
85.75 108 unit
100 132 unit
126 154 unit
220 200 unit
2250 200 unit
Dinas Perdagangan
dan Perindustria
n
Urusan Koperasi dan UMKM
225.4 158.6 1346.
5 911.6
1508.5
1850
Dinas Koperasi dan UMKM
225.4 158.6 1346.
5 911.6
1508.5
1850
Sub Urusan Izin Usaha Simpan Pinjam
Program Pembiayaan Koperasi dan
UMKM
Persentase Koperasi dan UMKM yang difasilitas untuk
mendapatkan skim kredit (%)
5% 6% 0 7.5% 0 8% 0 10% 105.7 14% 120 18% 150 18% Dinas
Koperasi dan UMKM
Sub Urusan Pengawasan dan pemeriksaan.
Penilaian Kesehatan KSP/USP. Pendidikan dan Latihan. Pemberdayaan dan
Perlindungan Koperasi
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-86
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan
Koperasi
Jumlah Koperasi Aktif (unit)
152 155 161.65 158 148.6 162 376.7 165 413.7 170 525 175 600 175 Dinas
Koperasi dan UMKM
Sub Urusan Pemberdayaan Usaha Menengah. Usaha Kecil. dan Usaha Mikro (UMKM)
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan
UMKM
Jumlah UMKM (unit)
13.441 13.715 63.75 14.40
1 10
14.833
848.8 15.871 65.7 16.188 463.5 16.998 500 16.998 Dinas
Koperasi dan UMKM
Sub Urusan Pengembangan UMKM
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM
Terlaksananya peningkatan sistem pendukung usaha bagi UMKM (kegiatan)
0 0 0 0 0 2
kegiatan
121 2
kegiatan
326.5 3
kegiatan
400 5
kegiatan
600 5
kegiatan
Dinas Koperasi dan
UMKM
Program Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif
Jumlah Koperasi dan UMKM yang terpantau penyelenggaraan aktifitasnya
10% 15% 50 17.00
% 60
17.20%
60 18.50
% 75 20% 80 25% 120 25%
Dinas Koperasi dan
UMKM
UNSUR PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN
Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-87
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Perencanaan dan Pembangunan Daerah
1 Program Pengembangan Data/Informasi
Ketersediaan informasi berbasis digital (Ada/ Tidak ada)
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak Ada
Ada Tidak Ada
Ada Ada
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2 Program kerjasama pembangunan
Pengembangan Kerjasama Antara
Pemerintah Dan Berbagai Lembaga
23 Kerjasa
ma
4 Kerjasama
415 Tidak
Ada 0
Tidak
Ada 0
40 Kerjasama
552 Tidak
Ada 0
4 Kerjasama
608 39
Kerjasama
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
33
Program
perencanaan pembanguna n daerah
Persentase Sinergitas Kerja Antara SKPD serta Pemerintah Dan Masyarakat
50% 5% 1,236 0 0 0 0 80% 1,431 0% 0 5% 1,503 80%
PBadan
Perencanaan Pembangunan Daerah
4
Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar
Tersedianya
Dokumen Perencanaan Pengembangan Kota – Kota Menengah dan Besar
Ada Ada 434 0 0 0 525 Ada 578 0 0 Ada 636 Ada
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
5
Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
Ketersediaan Dokumen Pengembangan Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh Melalui pemanfaatan Potensi Daerah
7
Dokumen
0 0 0 0 0 0
11
Dokumen
61 0 0
1
Dokumen
67
11
Dokumen
Badan Perencanaan Pembanguna
n Daerah
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-88
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
6
Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
Tersedianya Dokumen Perencanaan Prasarana
Wilayah dan Sumber Daya Alam
5 Dokume
n
2
Doku
men
289 Tidak Ada
0 Tidak Ada
319 12
Doku
men
334 Tidak Ada
0 1
Doku
men
351 12
Dokume
n
Badan Perencanaan Pembanguna
n Daerah
7
Program perencanaan sosial dan budaya
Ketersediaan Dokumen Perencanaan Sosial Budaya
Kota Baubau
2 Dokume
n
2 Dokumen
400 Tidak Ada
0 Tidak Ada
0 18
Dokumen
463 Tidak Ada
0 3
Dokumen
486 16
Dokumen
Badan Perencanaan Pembanguna
n Daerah
8
Program perencanaan pembangunan ekonomi
Tersedianya dokumen Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Tidak Ada
Ada 212 Tidak Ada
0 Tidak Ada
0 Ada 282 Tidak Ada
0 Ada 310 Ada
B Badan Perencanaan Pembanguna
n Daerah
9
Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah
Persentase Kinerja Aparatur dan Ketersediaan Dokumen Kota Baubau
50% 5% 130 Tidak Ada
0 Tidak Ada
0 80% 173 Tidalk Ada
0 5% 190 80%
Badan Perencanaan Pembanguna
n Daerah
10
Program Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Ketersediaan Dokumen Evaluasi Pembangunan
1 Dokume
n
1 Dokumen
0 Tidak Ada
0 Tidak Ada
0 10
Dokumen
73 Tidak Ada
0 2
Dokumen
80 10
Dokumen
Badan Perencanaan Pembanguna
n Daerah
Penelitian dan Pengembangan Daerah
1 Program Penelitian dan Pengembangan
Persentase Kesesuaian hasil kajian dengan dokumen
perencanaan yang ada
0% 0% 0 50% 220 60% 242 70% 266 80% 293 90% 322 100%
Badan Penelitian
dan Pengembang
an Daerah
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-89
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Urusan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Program Pendidikan Kedinasan
Persentase PNS yang tingkat pendidikannya S1 dan S2
5% 10% 1,264 15% 1,279 20% 915 25% 254 30% 2,067 40% 2,34 50%
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Persentase pejabat struktural yang telah mengikuti Diklat Kepemimpinan sesuai dengan tingkat jabatan
325% 430% 3383 445% 4433 555% 4463 665% 4496 875% 531 860% 568 860% Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Persentase
formasi jabatan struktural yang terisi sesuai dengan kompetensi jabatan
34% 40% 1,507 50% 1,641 60% 1,534 70% 469 80% 2,774 90% 2,78 80%
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-90
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Persentase record data base aparatur (SIDDAK) yang terisi lengkap
92% 94% 5 95% 10 96% 12 97% 15 98% 17 95% 20 95%
Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Persentase SK kenaikan pangkat yang dapat diselesaikan tepat waktu
68% 75% 5 80% 10 85% 15 90% 17 95% 19 100% 20 100%
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia
Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS
Persentase SK pensiun yang
diterbitkan tepat waktu
70% 75% 77 80% 95 85% 139 0% 0 0% 0 100% 139 100%
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Persentase SK mutasi pindah yang dapat diselesaikan tepat waktu
70% 75% 77 80% 87 85% 98 90% 111 95% 126 100% 143 100%
Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Urusan keuangan
Badan Pengelola Keuangan, Aset dan Pendapatan Daerah
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-91
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
Persentase SKPD yang menyampaikan laporan
pertanggungjawaban keuangan tepat waktu
80% 80% 30 85% 34 90% 38 95% 44 100% 49 100% 56 100%
Badan Pengelola Keuangan,
Aset dan Pendapatan
Daerah
Persentase SKPD yang memiliki pelaporan aset yang tertib
40% 40% 30 50% 35 60% 38 70% 45 80% 50 85% 57 85%
Badan Pengelola Keuangan, Aset dan
Pendapatan Daerah
Program Pengelolaan Pendapatan
Asli Daerah
Persentase jumlah objek wajib pajak
0% 0% 0 15% 30 30% 32 45% 35 75% 36 75% 40 75%
Badan
Pengelola Keuangan, Aset dan
Pendapatan Daerah
Rasio PAD dalam
pendapatan daerah
70,40% 70,40
% 30 70% 864 72% 881 73% 899 74% 935 75% 954 76%
Badan Pengelola Keuangan, Aset dan
Pendapatan Daerah
Urusan SETDA
BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN
Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
Persentase Pengembangan Kerjasama Antara Pemerintah
Daerah
5 kerjasama
5 kerja sama
410,3 6
Kerjasama
895,3 7
kerjasama
185,5 8
Kerjasama
62 9
Kerjasama
64 10
Kerjasama
65 10
Kerjasama
Setda Bagian Adm. Pemerintahan
Program Peningkatan Manajemen
persentase hasil pelaporan
0% 20% 40% 60% 80% 164 100% 169 100% 174 100% Setda Bagian
Adm. Pemerintaha
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-92
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Penyelenggaraan Pemerintahan
kinerja SKPD n
Persentase Kelancaran Kegiatan Pemerintahan Umum
70% 75% 350 80% 396 85% 448 90% 508 95% 575 90% 651 90%
Persentase Penataan Sistem Pemeritahan yang Tertib
Administrasi
60% 65% 493 70% 558 75% 632 80% 715 85% 810 85% 917 85%
Presentase Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
0% 10% 35 0% 50 25% 50 35% 50 50% 75 50% 75 50%
Bagian Administrasi Umum dan Protokol
Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah
Persentase
terselenggaranya pelayanan kedinasan kepala daerah dan wakil kepala daerah
20% 30% 5,478 25% 4,668 30% 4,159 40% 4,098 50% 4,639 60% 5,251 50% Setda Bagian Adm. Umum dan Protokol
Bagian Administrasi
Hukum
Program Penataan peraturan perundang-undangan dan pelayanan
Persentase Sosialisasi dan Publikasi Produk Hukum
0%
20% 866,3 55% 880,8 65% 977,7 70% 121 80% 133 90% 146 80% Setda Bagian
Adm. Hukum
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-93
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Hukum Daerah
Persentase Pelayanan bantuan Hukum/Penanganan Perkara
0%
10% - 50% 250 60% 275 70% 302 80% 332 85% 366 70%
Persentase
Ketersediaan Dokumen Perda dan Keputusan Walikota Serta LEMDA
45%
50% 113 50% 128 55% 145 60% 165 65% 186 70% 211 60%
Presentase Penyelesaian Konflik Pertanahan
0%
20% - 0% 35 30% 40 40% 40 50% 40 55% 50 60%
Persentase
Terbitnya perda
25%
40% 25 25% 27 40% 29 60% 31 80% 33 70% 35 70%
Persentase Peraturan-Peraturan Tentang Kebijakan Perizinan
25%
45% - 30% 25 30% 25 35% - - - 80% - 80%
Tersusunnya Kebijakan, Program dan Kegiatan
Perlindungan Perempuan dan Anak termasuk Tindak Pidana Perdagangan Orang (Trafficking);
10%
15% 80 20% 88 30% 96 40% 104 50% 112 60% 120 60%
BKBPP, DINSOS, POLRES,
Sekretariat Daerah
(BAG. ADM. HUKUM ,
LSM
PELANGI)
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-94
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Bagian Administrasi Organisasi dan Tata Laksana
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
dan Ketatalaksanaan Pemerintah Daerah
Persentase Ketersediaan Data dan Dokumen Tata laksana Lingkup Pemda Kota
Baubau
55%
55% 60% 65% 70% 120 75% 136 80% 154 75%
Setda Bagian Adm.
Organisasi dan Tata Laksana
Presentase SKPD yang memiliki SOP Pencapaian Kinerja Utama SKPD
0%
25% 250 20% 255 40% 260 60% 265 80% 271 80% 276 80%
Bagian Administrasi Pembangunan
Program Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Pembangunan
Ketersediaan Dokumen Pelaporan Pelaksanaan
Pembangunan
12 Dok
12 Dok
472,4 12
Dok 680,3
12 Dok
182,9 12
Dok 648
12 Dok
667 12
Dok 687 12 Dok
Setda Bagian Adm. Pembanguna
n
Bagian Administrasi Kesejahteraan Sosial
Program Administrasi Kesejahteraan Sosial,
Keagamaan, pemuda dan olahraga
Cakupan Pelaksanaan Kegiatan-Kegiatan Sosial keagamaan, pemuda dan olahraga
20% 20% 2,599 27% 3,009 42% 6,181 52% 3,62 62% 4,098 80% 4,639 80%
Setda BAgian Adm. Kesejahteraa
n Sosial
Bagian Administrasi Ekonomi dan SDA
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-95
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Program
Kebijakan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Persentase pengendalian dan pengawasan
kualitas lingkungan serta dampak yang ditimbulkan
79.50%
82% 85% 45 80% 85% 47 90% 48 95% 49 95%
Setda Bagian Adm.
Ekonomi dan SDA
Persentase
Jumlah pengawasan daya dukung lingkungan
70%
77% 30 80% 32 83% 33 87% 35 93% 36 85% 38 85%
Program Kebijakan Pengembangan
Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
Persentase Pengembangan Sistem
Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
25%
28% 0 33% 0 35% 0 45% 0 50% 125 55% 150 60%
Setda Bagian
Adm. Ekonomi dan
SDA
Program Kebijakan Perlindungan dan Konservasi SDA
Persentase jumlah pengawasan terhadap pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya alam dan kawasan konservasi
77.50%
0% 0 78% 0 80% 0 85% 39 85% 0 70% 0 70%
Setda Bagian Adm.
Ekonomi dan SDA
Persentase jumlah Koordinasi penyusunan master plan pengendalian sumberdaya
alam dan lingkungan hidup
15%
25% - 85% 65 87% 66 90% 68 95% 0 70% 0 70%
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-96
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Bagian Administrasi Keuangan
Program
peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
Ketersediaan Dokumen Keuangan Daerah
12 Dok
12 Dok
6.253 12
Dok 15.533
12 Dok
5,454 12
Dok 544
12 Dok
655 12
Dok 754 12 Dok
Setda Bagian Adm.
Keuangan
Bagian Administrasi Layanan Pengadaan Barang Dan Jasa
Program pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa
Cakupan Pengadaan barang dan jasa secara elektronik
(LPSE)
30%
35% 587 40% 1,2 45% 680 50% 700 55% 720 60% 720 60%
Bagian Administrasi
Layanan Pengadaan Barang Dan
Jasa
Urusan Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD
Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah
Persentase Raperda yang menjadi Perda
15%
20% 13,162 20% 11,487 20% 0 30% 14,083 40% 12,49 50% 12,595 60% Sekretariat
DPRD
Urusan Inspektorat
INSPEKTORAT
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-97
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Program peningkatan profesionalisme tenaga
pemeriksa dan aparatur pengawasan
Persentase Pegawai yang memenuhi kualifikasi Auditor
60%
23% 223 24% 243 25% 238 26% 32,3 27% 265 30% 275 30% Inspektorat
Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan
Cakupan Implementasi SPIP
70%
0 63 10% 130 15% 130 20% 117 25% 143 30% 116 30% Inspektorat
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Persentase tindak lanjut
hasil temuan pemeriksaan BPK yang sesuai rekomendasi
70%
50,63%
1,182 55% 1,191 60% 1,222 65% 1,201 70% 1,245 75% 1,253 75%
Inspektorat
Persentase pengembalian Kerugian Daerah
24,13%
24,13%
0 25% 0 26% 0 27% 0 28% 29% 30%
Cakupan Objek Pemeriksaan
61
61 0 61 0 61 0 61 0 62 62 63
Kecamatan Se-Kota Baubau
Program Bahterahmas
Optimalisasi Pelaksanaan Program Bahterahmas pada Tingkat Kelurahan
43
43 4.410 43 1.71 43 Kecamatan
Se-Kota Baubau
Program Peningkatan
Operasional Kelurahan
Persentase Pelayanan Masyarakat
Tingkat Pemerintah Kelurahan
70%
100% 910 100% Kecamatan
Se-Kota Baubau
PERUBAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A U
T A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 8
VIII-98
Bidang Urusan Pemerintahan Dan
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun)
Capaian Kinerja Program Dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung
Jawab Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Program Peningkatan Pelayanan Pemerintah Kelurahan
Persentase Pelayanan Masyarakat Tingkat
Pemerintah Kelurahan
80%
100% 740 100% 100 100% 300 100% Kecamatan
Se-Kota Baubau
Program Peningkatan Pelayanan Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan
Persentase Pelayanan Masyarakat Tingkat Pemerintah Kelurahan
80% 100% 860 100% 2,295 100% 1,005 100% 2 100% 201 100% Kecamatan
Se-Kota Baubau
Program Gerakan
Bersama Pembangunan Masyarakat Tangguh (GEMPAR TANGGUH)
Jumlah Kerjasama Antara Lembaga
Masyarakat Kelurahan dan Pemerintah Kelurahan di 43 Kelurahan di Kota Baubau
43 43 2.236 43 3.000 43 Kecamatan
Se-Kota Baubau
IX- 1
BAB IX
PPPEEENNNEEETTTAAAPPPAAANNN IIINNNDDDIIIKKKAAATTTOOORRR KKKIIINNNEEERRRJJJAAA DDDAAAEEERRRAAAHHH
Indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi
gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi
RPJMD pada akhir periode perencanaan. Pencapaian target
merupakan hasil dari akumulasi pencapaian indikator outcome dari
pelaksanaan program pembangunan daerah tiap tahun yang
dilaksanakan oleh semua SKPD pada Pemerintah Kota Baubau
selama lima tahun dengan para pemangku kepentingan daerah.
Indikator kinerja daerah pada RPJMD Tahun 2013-2018
dirumuskan berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu atau
lebih indikator capaian kinerja program (outcome) terhadap tingkat
capaian indikator kinerja daerah berkenaan. Penetapan indikator
kinerja daerah terhadap capaian kinerja penyelenggaraan urusan
pemerintahan Kota Baubau Tahun 2013-2018 berikut :
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IX-2
Tabel 9.1.
Penetapan Indikator Kinerja Daerah
ASPEK/ FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI
Pertumbuhan Ekonomi 7% 7,99% 8,63% 8,97% 9,27% 9,45% 9,60% 9,60%
Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
3.021.396.740.000 3.610.569.104.300 4.314.630.079.639 5.155.982.945.168 5.324.301.459.347 6.161.399.619.476 7.362.872.545.274 7.362.872.545.274
Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
914.861.680.000 993.173.839.808 1.078.189.520.496 1.170.482.543.450 1.270.675.849.169 1.379.445.701.858 1.497.526.253.937 1.497.526.253.937
Laju Inflasi Daerah 2,65% 2,99% 0,18% 3,34% 3,49% 2,50% 2,50% 2,50%
PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku
18.719.980 20.606.954 22.684.135 24.970.696 27.487.742 30.258.506 33.308.564 33.308.564
Indeks Gini 0,29 0,27 0,26 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
75,18 75,25 75,4 75,6 75,8 76,01 76,18 76,18
Prosentase Penduduk di atas Garis Kemiskinan
88,63% 88,90% 89,10% 89,25% 89,60% 90,01% 90,01% 90,01%
Angka Kriminal 317 250 200 150 100 80 60 60
FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pendidikan
Angka Melek Huruf (AMH) 99,40% 99,15 99,15 99,66 99,11 99,45 100% 100%
Pendidikan Dasar:
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/ MI/Paket A
90,26 93,12 94,67 94,81 95,77 96 96 96
Angka Putus Sekolah (APS) SD
0,39 0,6 0,49 0,34 0,4 0,5 0,2 0,2
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
83 70 72,5 75,53 78,12 80 80 80
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IX-3
ASPEK/ FOKUS/ BIDANG
URUSAN/ INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode
RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
Pada Akhir Periode RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Angka Putus Sekolah (APS) SMP
0,87 0.87 0,87 0,72 0,7 0,7 0,6 0,7
Pendidikan Menengah
Angka Partisipasi Murni (APM) SLTA
75,12% 73,37% 75,18% 80,16% 80,23% 81% 85,00% 85,00%
Angka Partisipasi Kasar
(APK) SLTA 102% 105,40% 101,36% 105% 107,70% 102,70% 105% 105%
Angka Putus Sekolah (APS) SLTA
1,21% 1,89% 1,89% 1,70% 1,03% 1,00% 0,89% 1,00%
Kesehatan
Angka kematian bayi (AKB/1.000 KH)
21,90% 20% 21% 19% 15,62% 10% 0% 0%
Angka Kematian Ibu
(AKI/100.000 KH) 24,12% 22% 21,86% 22% 20,15% 15% 0% 0%
Angka Kematian Neonatal menjadi 15/1.000 KH (KH)
10,1 9,87% 8,50% 7,23% 5% 4% 4% 4%
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
100% 98% 98% 99% 100% 100% 100% 100%
Angka usia harapan hidup 70 69 70 71 71 72 72 72
Persentase rumah tinggal bersanitasi
80,19% 78% 81% 81,87% 82,80% 85% 85% 85%
Persentase rumah tangga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
32 31% 32,16% 33,12% 33,57% 34,89% 35% 35%
Tenaga Kerja
Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
62,13% 65,68% 64,14% 66,40% 67,00% 67,50% 68,00% 68,00%
Tingkat Pengangguran Terbuka
8,46% 8,66% 6,79% 7,17% 6,97% 6,67% 6,27% 6,27%
FOKUS SENI BUDAYA OLAH RAGA
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IX-4
ASPEK/ FOKUS/ BIDANG
URUSAN/ INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode
RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
Pada Akhir Periode RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebudayaan
Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya
20 kali 25 kali 26 kali 28 kali 30 kali 30 kali 32 kali 32 kali
Pemuda Olah Raga
Jumlah Organisasi Kepemudaan
10 10 11 12 13 15 17 17
Jumlah Klub Olah Raga/10.000 penduduk
6 6 6 7 7 8 8 8
Jumlah Sarana Prasaran Olah Raga/10.000 penduduk
3 3 4 4 5 5 5 5
ASPEK PELAYANAN UMUM
FOKUS PELAYANAN URUSAN WAJIB
Pendidikan
Pendidikan Anak Usia Dini
Proporsi anak yang terlayani pada pendidikan anak usia dini
60% 31,26% 42,20% 54.01% 90% 90%
Jumlah TK/PAUD 107 unit 134 unit 160 unit 162 unit 185 unit 185 unit 185 unit 185 unit
Rasio Jumlah Guru dan Murid Taman Kanak - kanak
(TK)
01:16 01:18 01:20 01:22 01:21 01:20 01:20 01:20
Pendidikan Dasar
Rasio murid / guru jenjang pendidikan dasar SD/MI
01:26 01:28 01:28 01:29 01:30 01:30 01:32 01:32
Rasio siswa / guru jenjang pendidikan dasar SMP/MTs
01:32 01:32 01:30 01:28 01:30 01:32 01:36 01:36
Angka Kelulusan (AK)
SMP/MTs 94% 93,38% 93,47% 95% 100% 100% 100% 100%
Persentasi Angka Kelulusan (AKL) SD
97% 98% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pendidikan Menengah
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IX-5
ASPEK/ FOKUS/ BIDANG
URUSAN/ INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode
RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
Pada Akhir Periode RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Nilai rata-rata ujian akhir nasional (UAN) SLTA
6,5 6,1 5,7 7,09 6,09 7,5 7,5 7,5
Pendidikan Luar Biasa
Nilai rata-rata ujian akhir nasional (UAN) SLTA
6,49 6,1 5,7 7,09 6,09 7 7,4 7,4
Pendidikan Luar Biasa
Tingkat Partisipasi pendidikan bagi penyandang cacat
60% 60% 70% 80% 90% 100% 85% 85%
Kesehatan
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
48,53% 58% 65,76% 68% 73% 80% 85% 85%
Cakupan pelayanan puskesmas
94,12% 95,50% 96% 97% 98% 99% 95% 95%
Cakupan puskesmas pembantu
80% 85% 85% 85% 85% 85% 85% 85%
Persentase Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat
70% 78% 80% 85% 85% 85% 85% 90%
Rasio rumah sakit per 100.000 penduduk
7 7,25 7,32 7,38 7,45 7,64 8 8
Rasio Bidan per 1000 penduduk
21,48 22,15 22,76 23,14 23,56 24,16 25 25
Rasio perawat per 1000 penduduk
Belum Belum Belum Belum Ada Ada Ada Ada
Tersedianya RSUD sebagai
RSU Tipe B 81,40% 80,96% 86,79% 87% 87,12% 92% 90% 90%
Cakupan pelayanan desa/ kelurahan UCI (Universal Child Imunisation)
78% 80,65% 82% 85% 85% 85% 85% 85%
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
89,36% 91% 93,56% 95% 98% 100% 100% 100%
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IX-6
ASPEK/ FOKUS/ BIDANG
URUSAN/ INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode
RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
Pada Akhir Periode RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
78% 81% 84% 91% 94% 100% 90% 90%
Cakupan pelayanan nifas 90,50% 92% 94,56% 95,64% 98% 90,86% 100% 100%
Cakupan kunjungan Neonatal lengkap (KN3)
95,45% 97% 98,15% 99% 99,89% 95% 95% 95%
Cakupan kunjungan bayi 48,53% 58% 65,76% 68% 73% 80% 85% 85%
Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang
Proporsi panjang jaringan Jalan dalam Kondisi Baik
80% 88.9% 93.9% 56.4% 92% 92% 91% 91%
Cakupan Jaringan Irigasi 63.6% 70% 74% 75.47% 76.00% 78% 80% 80%
Cakupan Layanan 47% 64% 66% 68% 72% 77% 80% 80%
Air Bersih Perpipaan
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air ( minimal 1,5 m)
15.0% 15.2% 9,59% 5,79% 5,69% 9.8% 10.0% 10%
Persentase Bangunan Yang Telah memiliki IMB (%)
20 23 25 27 30 40 40 40
Prosentase tersusunnya
dokumen Tataruang dan Kawasan(%)
50 60 75 85 95 95 95 95
Perumahan dan Kawasan
Pemukiman
Presentase rumah layak huni
60% 65% 60% 70% 70% 80% 85% 85%
Prosentase Terbangunnya
Infrastrukur pada kawasan permukiman kumuh
30% 40% 60% 70% 70% 85% 85% 85%
Presentase luasan Ruang Terbuka Hijau
20% 22% 24% 25% 27% 28% 30% 30%
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IX-7
ASPEK/ FOKUS/ BIDANG
URUSAN/ INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode
RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
Pada Akhir Periode RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Perencanaan
Tersedianya Dokumen RKPD dalam Bentuk Perwali
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Persentase Penjabaran Program RPJMD dalam
RKPD
50% 50% 52,75% 60,44% 70% 85% 85% 85%
Tersedianya Dokumen Pengembangan WilayahStrategis dan Cepat Tumbuh Melalui pemanfaatan Potensi Daerah
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 100%
Tersedianya Dokumen Perencanaan Sosial Budaya Kota Baubau
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Tersedianya Dokumen Perencanaan Ekonomi Kota Baubau
Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Perhubungan
Jumlah Pelabuhan
Laut/Udara/Terminal Bis 6 6 7 7 7 8 8 8
Lingkungan Hidup
Cakupan Presentase Penyelenggaran Sistem Informasi Lingkungan
8 20% 20% 40% 50% 60% 70% 100%
Presentase Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat
akibat adanya dugaan pencemaran dan / atau perusakan lingkungan hidup
40% 50% 50% 60% 60% 70% 80% 100%
Presentase cakupan wilayah Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-
20% 30% 30% 65% 70% 80% 90% 100%
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IX-8
ASPEK/ FOKUS/ BIDANG
URUSAN/ INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode
RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
Pada Akhir Periode RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sumber Lainnya
Persentase Tingkat kualitas tanah
- 30% 35% 40% 45% 50% 65% 100%
Presentase Pemulihan Limbah Padat dan cair
30% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 100%
Presentase Pemulihan Polusi
udara 40% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Pencegahan dan pengelolaan limbah B3
- 20% 25% 30% 35% 40% 50% 100%
Persentase Lingkungan Masyarakat dan Perusahaan yang dipantau Kualitas Lingkungannya
75% 80% 80% 85% 90% 94% 100% 100%
Persentase cakupan
pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL , UKL-UPL
75% 80% 80% 85% 90% 94% 100% 100%
Pelaksanaan sosialisasi peraturan perundangan bidang lingkungan hidup di 8 kecamatan
- 4 5 6 7 8 8 100%
Rasio Sampah yang terangkut terhadap Produksi Sampah
45% 68% 70% 73% 75% 78% 80% 100%
Persentase Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan
- 15% 20% 25% 30% 35% 50% 100%
Presentase kawasan ekowisata dan Jasa Lingkungan terkelola denaan baik
20% 20% 25% 35% 40% 45% 50% 50%
Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Cakupan Keluarga yang 4371 4371 4371 4371 4371 4371 4371 4371
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IX-9
ASPEK/ FOKUS/ BIDANG
URUSAN/ INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode
RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
Pada Akhir Periode RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Memiliki Kartu Keluarga
Cakupan Penduduk Wajib KTP yang Memiliki KTP-EL
64166 50000 58000 5800 5800 5800 5300 5300
Rasio Bayi (Anak Usia dibawah 1 Tahun) Ber Akte Kelahiran
2318 1000 1145 1145 1145 1145 1145 1145
Cakupan Anak Usia 18
Tahun Kebawah yang memiliki Akte Kelahiran
42765 55539 55539
Pemberdayaan perempuan
dan Perlindungan Anak
Persentase Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
55,42% 55,42% 55,42% 55,42% 56,00% 56,00% 75,00% 70,00%
Rasio KDRT terhadap jumlah Rumah Tangga
0,08 0,1 0,08 0,096 0,08 0,064 0,054 0,054
Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan
38,51% 39,00% 39,50% 40% 40,50% 41% 41% 41%
Rasio Kasus KDRT yang ditangani
80,00% 80,00% 85,00% 85,00% 85,00% 90,00% 90,00% 90,00%
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Rata-rata jumlah anak per keluarga
2 2 3 2 2 2 2 2
Rasio akseptor KB 70% 70% 77,59% 80% 85% 85% 85% 85%
Cakupan peserta KB Aktif 84,93% 84,93% 81,04% 83% 86% 90% 90% 90%
Keluarga Pra Sejahtera dan
Keluarga Sejahtera I 12022 KK 12.022 KK 12192 KK 11576 KK 12618 KK 12756 KK 12194 KK 12794KK
Sosial
Jumlah Panti Asuhan/ Jompo yang mendapat Bantuan
4 2 4 6 8 10 10 10
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IX-10
ASPEK/ FOKUS/ BIDANG
URUSAN/ INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode
RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
Pada Akhir Periode RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Masyarakat PMKS yang mendapatkan penyuluhan dalam pelaksanaan pembinaan kesejahteraan sosial
30 40 50 55 60 65 70 70
Persentase PMKS Penerima Manfaat Pelayanan dan
Rehabilitsi Kesejahteraan Sosial Bagi PMKS
17% 20% 25% 30% 35% 35% 40% 35%
Jumlah PMKS yang mendapat Bantuan Pemenuhan Kebutuhan dasar
134 135 200 300 400 500 700 700
Jumlah masyarakat Penyandang Cacat dan Trauma yang Mendapat
Pembinaan
13 15 30 35 35 40 40 40
Jumlah KK Miskin Yang mendapat Bantuan Program Keluarga Harapan
500 700 700 1000 1000 1000 1000 1000
Jumlah masyarakat PMKS kreatif yang mendapat bantuan dalam peningkatan kesejahteraan
10 20 20 20 20 20 20 20
Ketenagakerjaan
Jumlah Calon Tenaga Kerja Terlatih
30 30 30 30 30 30 30 30
Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar di Tempatkan
40 45 50 60 70 80 85 85
Jumlah Perusahaan Mendapatkan Pembinaan
40 60 60 60 60 60 60 60
Jumlah kasus Hubungan Industrial yang Terselesaikan
2 5 5 8 8 9 9
Koperasi dan UKM
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IX-11
ASPEK/ FOKUS/ BIDANG
URUSAN/ INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode
RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
Pada Akhir Periode RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rasio Koperasi Berkualitas (%)
6.41 8.23 10.84 12.40 15.81 16.50 18.00 18.00
Rasio UMKM terbina (%) 13.48 13.45 13.75 14.83 14.49 15.00 16.00 16.00
Persentase Koperasi dan UMKM yang difasilitas untuk mendapatkan skim kredit (%)
5 6 7.50 8.00 10.00 14.00 18.00 18.00
Jumlah Koperasi Aktif (unit) 152 155 158 162 165 170 175 175
Jumlah UMKM (unit) 13441 13.715 14.401 14,833 15,871 16,188 16.998 16.998
Terlaksananya peningkatan sistem pendukung usaha bagi UMKM (kegiatan)
- - - 2.00 2.00 3.00 5.00 5.00
Jumlah Koperasi dan UMKM yang terpantau penyelenggaraan aktifitasnya
(%)
10 15 17 17,2 18,5 20 25 25.00
Penanaman Modal
Realisasi investasi (Milyar Rupiah)
100 200 500 600 650 700 800 800
Indeks Kepuasan Masyarakat dalam Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu
(%)
68,25 70,15 73,55 74,87 80 85 90 90
Jumlah Investor PMDN/PMA (Investor)
390 520 651 822 1141 1200 1300 1300
Terselenggaranya Promosi peluang penanaman modal (event)
0 1 1 2 2 2 3 3
Cakupan Jumlah Perusahaaan yang ditinjau
penyelenggaraan Penanaman Modalnya (Persen)
0 2,50% 5% 7,5% 10% 12,5% 15% 15%
Durasi Waktu Rata-Rata pengurusan Izin (hari)
28 hari 24 hari 17 hari 14 hari 12 hari 10 hari 7 hari 7 hari
Cakupan Pengawasan Layanan Perizinan Terpadu
8% 10% 24% 32% 40% 50% 60% 60%
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IX-12
ASPEK/ FOKUS/ BIDANG
URUSAN/ INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode
RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
Pada Akhir Periode RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(%)
Kebudayaan
Penyelenggaraan Festival seni dan budaya
24 24 26 28 30 35 36 35
Sarana penyelenggaraan seni
dan Budaya 43 43 43 43 43 43 43 43
Cakupan Pendokumentasian Naskah Kuno Nusantara, Situs Budaya, dan Lembaga Adat
20% 30% 40% 55% 65% 70% 75% 75%
Pemuda dan Olah Raga
Jumlah Organisasi
Kepemudaan 10 15 15 15 15 15 20 20
Jumlah Klub Olah Raga/10.000 penduduk
6 6 6 7 7 8 8 8
Jumlah Sarana Prasaran Olah Raga/10.000 penduduk
3 3 4 4 4,5 5 5 5
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Kegiatan Pembinaan Terhadap LSM, Ormas dan OKP
40% 34% 76% 78% 80% 80% 85% 85%
Persentase Kerjasama Antara Tokoh Masyarakat, Adat, Agama dan Pemuda
10% 20% 30% 30% 40% 50% 55% 55%
Ketentraman dan
Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat
Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
19,46 19,46 20 21 23 25 25 25
Rasio jumlah Linmas per 10.000 penduduk
54,27 54,27 55 57 59 60 60 60
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IX-13
ASPEK/ FOKUS/ BIDANG
URUSAN/ INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode
RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
Pada Akhir Periode RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rasio pos kamling/ jumlah desa
2,33 2,33 2,33 2,33 2,33 2,33 3,33 3,33
Penegakan PERDA 40% 60% 75% 85% 90% 100% 100% 100%
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, kententraman, dan Keindahan)
50% 50% 55% 60% 65% 70% 75% 75%
Cakupan pelayanan bencana kebakaran daerah
62% 65% 80% 80% 100& 100% 100% 100%
Cakupan waktu tanggap (response time rate) daerah layanan wilayah manjemen kebakaran 30 menit
Belum ada data 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
Angka Kriminalitas 220 220 220 210 200 180 118 118
Ketahanan Pangan
Score Pola Pangan Harapan (PPH)
75% 80% 85% 90% 92% 93% 95% 96,99%
Ketersedian Energi dan Protein/Kapita
75% 80% 85% 90% 92% 93% 95% 98,60%
Pemberdayaan Masyarakat
Persentase PKK Aktif 50% 60% 65% 70% 75% 80% 70% 70%
Cakupan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) Untuk Promosi Produk Unggulan Daerah
10 10 10 12 18 20 25 25
Statistik
Tersusunya data/ statistik Kota Baubau
5 5 6 4 5 5 5 57
Kearsipan
Pengelolaan Arsip Secara 78,00% 80,80% 83,60% 86,40% 89,40% 92,20% 95,00% 95,00%
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IX-14
ASPEK/ FOKUS/ BIDANG
URUSAN/ INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode
RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
Pada Akhir Periode RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Baku
Komunikasi dan
Informatika
Jumlah SKPD yang mengembangkan layanan aplkasi e-government pada
layanan publik
2 SKPD 2 SKPD 4 SKPD 5 SKPD 7 SKPD 8 SKPD 10 SKPD 10 SKPD
Perpustakaan
Tersedianya Perpustakaan Daerah
Belum ada Belum ada ada ada ada ada Ada Ada
Jumlah pengunjung/ tahun - - Relatif Relatif Relatif Relatif Relatif Relatif
Jumlah judul/ Koleksi Buku yang tersedia di
perpustakaan daerah
- - Relatif Relatif Relatif Relatif Relatif Relatif
Persandian
Perangkat sandi sebagai pengaman informasi daerah
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ada Ada Ada
PELAYANAN URUSAN PILIHAN
Pertanian
Produtivitas bahan pangan utama lokal
- Padi 3,75 Ton/Ha 3,01 Ton/Ha 3,90 Ton/Ha 4,01 Ton/Ha 4,21 Ton/Ha 4,31 Ton/Ha 5,5 Ton/Ha 5,03 Ton/Ha
- Jagung 2,21 Ton/Ha 2,30 Ton/Ha 2,30 Ton/Ha 2,30 Ton/Ha 2,30 Ton/Ha 2,31 Ton/Ha 2,31 Ton/Ha 2,33 Ton/Ha
- Ubi kayu 9,05 Ton/Ha 9,09 Ton/Ha 9,09 Ton/Ha 9,09 Ton/Ha 9,09 Ton/Ha 9,09 Ton/Ha 9,10 Ton/Ha 9,76 Ton/Ha
- Buah-buahan 0 14.500 KW/Ha 15.000 KW/Ha 15.904 KW/Ha 15.950 KW/Ha 16.000 KW/Ha 16.000 KW/Ha 18.724 KW/Ha
- Sayur-sayuran 31,090 Kg/Ha 40.000 Kg/Ha 41.500 Kg/Ha 41.500 Kg/Ha 41.500 Kg/Ha 41.500 Kg/Ha 41.500 Kg/Ha 45.007 Kg/Ha
Produksi peternakan
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IX-15
ASPEK/ FOKUS/ BIDANG
URUSAN/ INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode
RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
Pada Akhir Periode RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
- Daging Sapi 177.177 Kg 188.000 Kg 189.000 Kg 189.542 Kg 189.642 Kg 189.842 Kg 190.000 Kg 198.654 Kg
- Daging Kambing 12.690 Kg 12.900 Kg 13.000 Kg 13.579 Kg 14.000 Kg 14.500 Kg 15.000 Kg 15.056 Kg
- Daging Unggas 24.350 Kg 30.000 Kg 36.400 Kg 36.632 Kg 36.832 Kg 36.932 Kg 37.000 Kg 105.641 Kg
- Telur 173.123 Kg 209.000 Kg 210.000 Kg 211.716 Kg 212.716 Kg 214.716 Kg 215.000 Kg 216.465 Kg
Pariwisata
Perkembangan Jumlah
Wisatawan (Orang) 363.457 364.269 454.741 500.194 525.000 556.000 595.000 595.000
Jumlah Ruang Publik Kreatif (Kawasan)
5 6 8 9 10 11 11 11
Jumlah obyek wisata yang dikembangkan (ODTW)
15 15 16 17 19 20 21 21
Jumlah kerjasana pariwisata (kerjasama)
1 1 1 2 2 3 3 3
Jumlah Kegiatan Promosi
pada skala regional, nasional dan internasional (kegiatan)
1 3 3 4 4 5 5 5
Jumlah Sub Sektor Terbina 1 1 1 2 2 3 3 3
Kelautan dan Perikanan
Peningkatan produksi Ikan Konsumsi
13.598,22 Ton 7.376,22 Ton 7.893,09 Ton 7.438,01 Ton 7.781,31 Ton 8.000 Ton 8.000 Ton 8.297 Ton
Perdagangan
Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB (%)
18,1 18,2 18,3 18.5 18.7 18.8 20 20
Jumlah Pasar Terbangun dan di Revitalisasi (Kios/Lapak)
534 600 700 1200 1400 1500 1600 1600
Nilai Perdagangan Antar pulau (juta Rupiah)
101.215,38
150.000
175.000
200.000
250.000
300.000
350.000
350.000
Jumlah UTTP yang ditera dan tera ulang (unit)
94 94 99 108 132 154 200 200
Perindustrian
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IX-16
ASPEK/ FOKUS/ BIDANG
URUSAN/ INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode
RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
Pada Akhir Periode RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tingkat Pertumbuhan Sektor Industri (Persen)
6,98 4,92 10,43 10,53 12,5 13,5 15 15
Jumlah Kelompok Industri Kecil Menengah yang dibina (kelompok)
5 8 19 59 83 100 120 120
Jumlah Sentra Industri Potensial (kawasan)
3 4 5 8 9 10 12 12
Jumlah Pelaku Usaha yang mengikuti Promosi (pelaku)
10 15 25 30 40 50 75 75
Fasilitasi pengembangan Teknologi Tepat Guna
2 3 3 5 6 3 4 4
Tenaga Kerja
Cakupan pembinaan Sektor Perindustrian
30% 35% 40% 45% 50% 55% 55% 55%
IKM yang Mengikuti Promosi Industri/Kerajinan Daerah
7% 17% 27% 37% 47% 57% 67% 67%
ASPEK DAYA SAING DAERAH
KEMAMPUAN EKONOMI DAERAH
FOKUS KEMAMPUAN
EKONOMI DAERAH
Keuangan dan Pendapatan
Daerah
Opini BPK dan publik terhadap pengelolaan keuangan daerah
WDP WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
Belum ada Survey
Hasil survey Hasil survey Hasil survey Hasil survey Hasil survey Hasil survey Hasil survey
Jumlah Bank 14 14 16 16 18 18 19 19
FASILITAS WILAYAH/ INFRASTRUKTUR DAERAH
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IX-17
ASPEK/ FOKUS/ BIDANG
URUSAN/ INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode
RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
Pada Akhir Periode RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Perhubungan
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011
Jumlah angkutan umum 395 395 430 450 480 500 500 500
Jumlah Kunjungan Kapal 8.067 8.1 8.13 8.15 8.2 8.23 8.25 8.25
Jumlah orang terangkut melalui dermaga Baubau per tahun
1.055.823,00 1.100.000 1.150.000 1.200.000 1250000 1.127.500 1.300.000 1.300.000
Jumlah barang terangkut melalui dermaga Baubau per tahun (ton)
673.663,48 673.67 700 740 800 850 850 850
Jumlah orang terangkut melalui bandara Baubau per
tahun
92.408 92.5 95 97 99 100 100 100
Jumlah barang terangkut melalui bandara Baubau per tahun (ton)
3.833 3.9 4 4.5 4.7 5 5 5
Tersedianya Dermaga orang dan barang Yang Representatif
1 1 1 1 1 1 1 1
Tersedianya Terminal Bandara Yang Representatif
1 1 1 1 1 1 1 1
Tersedianya Terminal Angkutan darat Yang Representatif
0 0 1 1 2 2 2 2
FOKUS IKLIM INVESTASI
Keuangan dan Pendapatan Daerah
Rata-rata lama waktu proses pelayanan perizinan
7 7 6 5 4 3 3 3
Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah
10 10 10 10 10 10 10 10
FOKUS SDM
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
IX-18
ASPEK/ FOKUS/ BIDANG
URUSAN/ INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode
RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
Pada Akhir Periode RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Pendidikan
Rata-rata lama mengikuti pendidikan (tahun)
9,92 10,2 10,5 11,2 11,5 11,7 12 12
Persentase Penduduk Usia Kerja berpendidikan menengah keatas
49,22% 50% 52% 55% 57% 60% 60% 60%
Ketenaga Kerjaan
Presentase penduduk Usia Produktif
58,94% 58,94% 58,94% 58,94% 58,94% 58,94% 58,94% 58,94%
Presentase Pekerja Terhadap Angkatan Kerja
94,39% 94,39% 94,39% 94,39% 94,39% 94,39% 93,39% 93,39%
Persentase Angkatan Kerja terhadap Penduduk 15 tahun keatas.
65,30% 65,30% 65,30% 65,30% 65,30% 65,30% 65,30% 65,30%
X - 1
BAB X
PPPEEEDDDOOOMMMAAANNN TTTRRRAAANNNSSSIIISSSIII DDDAAANNN KKKAAAIIIDDDAAAHHH PPPEEELLLAAAKKKSSSAAANNNAAAAAANNN
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Baubau Tahun 2014 – 2018 merupakan dokumen perencanaan
pembangunan daerah yang memuat visi, misi, dan program Walikota
Baubau serta merupakan kesinambungan dari RPJMD Kota Baubau
Tahun 2008–2013. Dokumen ini merupakan pedoman bagi
pemerintah dan masyarakat serta seluruh pemangku kepentingan
dalam pembangunan Kota Baubau periode 2014-2018
10.1 Pedoman Transisi
Untuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah Kota Baubau, penyusunan
RKPD tahun 2019 berpedoman pada sasaran pokok arah kebijakan
RPJPD Kota Baubau dan mengacu pada RPJMD Provinsi Sulawesi
Tenggara untuk keselarasan program dan kegiatan pembangunan
daerah Kota Baubau dengan pembangunan daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Penyusunan RKPD tahun 2019 dilakukan dengan
mempertimbangkan kesinambungan pembangunan yang diperlukan
untuk menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang belum
seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD dan
masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun
pertama masa pemerintahan baru. Selanjutnya RKPD tahun 2019
menjadi pedoman bagi penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Baubau Tahun 2019.
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
X-2
10.2 Kaidah Pelaksanaan
RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Pelaksanaan
RPJMD Kota Baubau Tahun 2013-2018 memperhatikan
beberapa kaidah sebagai berikut :
1. RPJMD Kota Baubau Tahun 2013-2018 dijabarkan kedalam
RKPD setiap Tahun, yang disusun berdasarkan Renstra
Perangkat Daerah.
2. Setiap Peragkat Daerah dlingkungan Pemerintah Kota
Baubau berkewajiban menyusun Renstra Perangkat Daerah
yang mengacu pada RPJMD Kota Baubau Tahun 2013-2018,
yang memuat program prioritas sesuai Tugas pokok dan
fungsinya guna mendukung pencapaian visi misi dan arah
kebijakan yang di amanatkan Walikota dan Wakil Walikota
terpilih dalam dokumen RPJMD Kota Baubau Tahun 2013-
2018. Selanjutnya Renstra Perangkat daerah dijadikan
pedoman penyusun rencana kerja perangkat daerah (Renja
PD).
3. Lembaga Eksekutif dan Legislatif Kota Baubau dengan
didukung oleh Instansi Vertikal yang ada di wilayah Kota
Baubau, serta masyarakat termasuk dunia usaha,
berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam
RPJMD Kota Baubau Tahun 2013–2018 dengan sebaik-
baiknya.
4. Walikota Baubau dalam menjalankan tugas
penyelenggaraan pemerintahan daerah berkewajiban untuk
mengarahkan pelaksanaan RPJMD Kota Baubau Tahun
2013-2018 dengan menggerakkan secara optimal semua
potensi dan kekuatan daerah;
5. Sekretaris Daerah Kota Baubau berkewajiban
mengkoordinasikan pelaksanaan RPJMD Kota Baubau
Tahun 2013-2018;
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDAERAH
K O T A B A U B A U
TAHUN 2013-2018
X-3
6. RPJMD merupakan pedoman dalam penyusunan Renstra
Perangkat Daerah. Oleh karena itu seluruh Perangkat
Daerah di dalam lingkungan Pemerintah Kota Baubau
berkewajiban untuk menyusun Renstra yang memuat
tujuan, strategi, kebijakan, program, kegiatan pokok, dan
unggulan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya
dan menjadi pedoman dalam menyusun Renja Perangkat
Daerah setiap tahun, dengan berpedoman pada RPJMD
untuk menjamin konsistensi dan kontinuitas program,
kegiatan beserta pendanaan dan ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah ;
7. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan
RPJMD Kota Baubau Tahun 2014-2018, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Baubau berkewajiban
untuk memandu proses perencanaan pembangunan,
pemantauan, fasilitasi dan mediasi dalam penyusunan
Renstra Perangkat Daerah Kota Baubau;
8. Penjabaran lebih lanjut RPJMD Kota Baubau Tahun 2014-
2018 untuk setiap tahunnya dilakukan melalui penyusunan
RKPD Kota Baubau;
9. Dalam rangka terwujudnya dokumen perencanan yang
berkualitas Bappeda berkewajiban melakukan pengendalian
dan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan RPJMD Kota
Baubau Tahun 2013-2018; dan
10. Walikota Baubau wajib menyebarluaskan Peraturan Daerah
tentang RPJMD kepada masyarakat.
Top Related