TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
BUKU PEGANGAN SISWA DAN GURU
TEKNIK AUDIO VIDEO
PERANGKAT AUDIO
DISUSUN OLEH : ZAINUL ARIFIN, S. Kom
= TEKNIK BROADCASTING =
PAKET KEAHLIAN
TEKNIK PRODUKSI DAN PENYIARAN PROGRAM PERTELEVISIAN
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DINAS PENDIDIKAN. KAB. MOJOKERTO
SMK NEGERI 1 PUNGGING
2013/2014
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
Dalam dunia pertelevisian, selain kualitas visual, kualitas audio juga
memiliki peranan yang cukup signifikan dalam menentukan kualitas
tayangan secara keseluruhan. Sebagus apapun kualitas visual, baik dari
segi lighting, kamera maupun set panggung yang dihasilkan, semua itu
tidak akan bisa dinikmati secara keseluruhan jika kualitas audionya tidak
bagus.
Sebagaimana sistem yang lainnya, sistem audio memiliki tiga
bagian penting yaitu berupa masukan (input), proses dan keluaran
(output). Bagian dari masukan (input) biasanya adalah beberapa tipe
microphone, CD player, DVD player, VTR player, sequenser,
komputer/laptop, instant replay, digicart dan lain sebagainya. Proses
biasanya terdiri dari mixer (dalam proses produksi), mesin editing (dalam
proses post production), audio processor dan lain sebagainya. Keluaran
(output) biasanya terdiri dari speaker, headphone, earphone, VTR, CD/DVD
recorder, DAT recorder dan lain sebagainya.
Untuk menghasilkan kualitas audio yang bagus, maka kita harus
mempersiapkan peralatan dimulai dari inputnya. Seperti istilah yang biasa
didengar di dunia audio bahwasannya kualitas input audio yang bagus akan
menghasilkan output audio yang bagus dan begitu pula sebaliknya kualitas
input audio yang jelek akan menghasilkan kualitas output audio yang jelek
juga, sebagus apapun proses mixing maupun alat yang digunakan
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
mengingat semua alat memiliki keterbatasan dalam melakukan
adjustment kualitas audio.
Untuk mendapatkan kualitas audio yang bagus, audio engineer
diharuskan menjaga level audioinput agar jangan terlalu rendah karena
akan menimbulkan noise ketika level audionya diperkeras/dinaikkan
begitu pula sebaliknya level audioinput juga dijaga agar jangan sampai
terlalu tinggi (jauh melewati 0 dB sehingga memasuki daerah berwarna
merah di audio monitoring) karena akan menimbulkan distorsi.
MICROPHONE
Secara terminology, microphone adalah suatu alat yang berfungsi
untuk mengubah energi-energi akustik (gelombang suara) menjadi sinyal
listrik. Istilah microphone berasal dari bahasa Yunani “mikrofon”, micros
yang berarti kecil dan fon yang berarti suara atau bunyi.
Dilihat dari segi transducernya, maka microphone terbagi menjadi
beberapa jenis :
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
1. Dynamic mic
Jenis microphone ini mempunyai diafragma yang biasanya terbuat
dari bahan plastik mylar yang dililit dengan kabel (biasanya disebut voice
coil). Coil inilah yang kemudian digantungkan (diambangkan) dalam
medan magnet yang sangat kuat. Bilamana suatu tekanan udara menabrak
permukaan diafragma tersebut, maka voice coil tersebut akan bergerak
secara proporsional dengan gelombang/amplitude serta frekuensi suara
tersebut.
Hal ini membuat coil tersebut bergerak memotong medan magnet.
Sesuai dengan teori induksi elektromagnet yang menyatakan “bilamana
ada benda metal yang memotong medan magnet, maka aliran listrik akan
timbul pada metal tersebut”. Sehingga sebuah aliran listrik yang besar dan
arahnya proporsional dengan gelombang suara yang masuk akan
ditimbulkan melalui kabel pada voice coil tadi.
Ada hal yang cukup menarik, karena massa diafragma dan voice coil
tadi sangat besar dibandingkan dengan energi yang terdapat pada suatu
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
gelombang suara, maka diafragma membutuhkan waktu untuk merespon
suara yang masuk. Sebaliknya juga demikian, setelah massa ini bergerak, ia
juga membutuhkan waktu untuk dapat berhenti dengan benar. Oleh sebab
itu, dynamic mic kurang baik dalam hal merespon gelombang yang
memiliki transien yang tajam dibandingkan dengan jenis yang
lainnya.Namun demikian, bukan menunjukkan sesuatu yang buruk, justru
hal inilah yang menjadi karakteristik dynamic mic.
2. Condensor mic
Desain dan prinsip condensor mic sangatlah berbeda dengan dynamic
mic. Condensor mic bekerja dengan prinsip dasar electrostatic, dimana
sebuah diafragma yang terbuat dari plastic atau mylar yang sangat tipis,
yang salah satu sisinya telah dilapisi dengan emas atau nikel, diambangkan
dalam jarak seperseribu inch dari sebuah lembaran metal dasar
(backplate) lainnya. Kemudian bilamana pada kedua lembaran tersebut
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
dipolarisasi dengan battere atau catu phantom 48v maka kedua
permukaan tersebut dapat bekerja dengan menghasilkan perbedaan
muatan (capacitance) apabila terkena gelombang suara.
Perbedaan muatan inilah yang kemudian dideteksi oleh sirkuit
elektronik dan kemudian diubah menjadi sinyal listrik yang proporsional
dengan gelombang suara tersebut. Oleh karena itu, karena massa
diafragma condensor mic sangatlah ringan, maka ia sangat sensitif dan
akurat terhadap transien dan respon frekuensi sehingga dapat
menghasilkan suara yang sangat bening.
Sebuah varian dari condensor mic adalah electretcondensor mic. Mic
jenis ini berbeda dengan condensor mic biasa. Electret condensor mic tidak
memerlukan adanya catu daya listrik untuk mempolarisasi diafragmanya.
Hal ini disebabkan karena pada electret condensor mic permukaan
diafragmanya sudah memiliki catu daya statis yang permanen. Walaupun
demikian, sebuah electret condensor mic tetap membutuhkan battere atau
catu phantom untuk memberi daya pada pre-amp kecilnya.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
Dynamic mic vs Condensor mic
Setelah melihat kedua tipe microphone di atas, maka di antara kedua
jenis microphone tersebut ada perbedaan yang cukup signifikan,
diantaranya :
- Teknologi
Dynamic mic dan condensor mic pada dasarnya memiliki perbedaan
yang cukup signifikan dalam cara mereka menerima dan memproses
suara. Dynamic mic bekerja secara induksi sementara condensor mic
bekerja secara konduksi.Dynamic mic tidak membutuhkan sumber daya
untuk menjalankan fungsinya sementara condensormic memerlukan
battere atau sumber daya lainnya agar bisa berfungsi.Selain dari battere,
sumber daya lainnya umumnya disediakan oleh mixer yang biasa
disebut “phantom power”.Condensor mic memiliki respon transien yang
cukup cepat, sehingga lebih sensitif dibandingkan dynamic mic.
- Biaya
Dynamic mic biasanya lebih murah dibanding condensor mic karena
memiliki spesifikasi teknis yang tidak terlalu kompleks.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
- Penggunaan
Condensor mic sering digunakan di studio rekaman.Biasanya digunakan
untuk mengambil suara dari instrument alat musik seperti untuk gitar,
dan alat musik orchestra.Dynamic mic juga biasa digunakan untuk
mengambil suara dari alat musik, tetapi biasanya yang memiliki respon
cukup datar seperti drum. Dynamic mic sering digunakan karena relatif
tahan banting dan murah.
Untuk ulasan selengkapnya tentang microphone, bisa didapatkan di
majalah broadcastmagz edisi 15 november-desember 2012. Postingan
berukutnya akan membahas tentang karakteristik microphone, tips
menggunakan microphone, panduan membeli microphone, dan lain
sebagainya.
Karakteristik Microphone
Seperti halnya pada lensa yang memiliki karakteristik yang dapat dilihat,
microphone juga memiliki karakteristik yang dapat didengar.
Ada tiga kategori direksivitas microphone:
1. Omnidirectional Microphone
Sering juga disebut non-directional mic karena memiliki bidang dengar
yang sama kuat dari segala arah (360°). Karakteristik ini popular di
radio, dimana beberapa orang dapat duduk mengelilingi satu mic omni
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
dan hasilnya semua orang tetap terdengar sama jelasnya. Namun
demikian, karakteristik ini justru kurang menguntungkan untuk
produksi video. Karena sebagai akibatnya, suara-suara di belakang
kamera akan turut terdengar, suara noise ambient di sekeliling
reporter akan terdengar dan sebagainya.
2. Bi-directionalMicrophone
Pada microphone dengan karakteristik bi-directional memiliki sensitifitas
yang sangat bagus dari dua arah.Sering juga disebut dengan figure eight,
Karena responnya mirip angka delapan.Microphone ini juga popular
digunakan di radio untuk keperluan interview yang melibatkan dua
orang.Microphone ini diletakkan persis di tengah-tengah antara kedua
orang tersebut.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
3. Unidirectional Microphone
Microphone jenis ini memiliki sensitifitas penangkapan suara yang sangat
bagus hanya dari satu arah saja. Kategori jenis ini terbagi lagi sebagai:
Cardioid
Supercardioid
Hypercardioid
Parabolic
Walaupun terminologinya mirip seperti yang digunakan di dunia
kedokteran, sebenarnya arti dari masing-masing jenis menunjukkan
seberapa lebar pick up patern (pola tangkap) microphone tersebut.
- Cardioid
Dinamakan demikian karena memang bentuk responnya mirip dengan
bentuk jantung (cardio dalam istilah kedokteran). Microphone dengan
polar pattern cardioids sangat sensitif terhadap sumber suara dari depan
dan kurang sensitif terhadap suara dari belakang.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
- Supercardioid
Microphone jenis ini lebih directional dari cardioid. Sehingga bila
microphone ini dihadapkan ke arah sumber suara, maka suara yang
mengganggu (biasanya terletak off-axis) cenderung diredam. Polar pattern
ini mirip dengan polar pattern dengar telinga kita, dimana kita sering
mengubah arah kepala kita guna lebih memperjelas suara yang ingin kita
dengar.
- Hypercardioid
Microphone dengan jenis ini memiliki polar pattern yang lebih sempit
dibanding supercardioid.Walaupun memiliki sudut yang sangat sempit
sehingga dapat lebih meredam suara dari samping, tetapi sebagai
akibatnya microphone jenis ini harus selalu diarahkan bila talent
bergerak/berjalan.
- Parabolic
Jenis parabolic merupakan microphone yang paling directional.Namun
demikian sebenarnya reflector yang berbentuk parabolanyalah yang
membentuk karakteristik demikian, bukan microphonenya
sendiri.Parabolicmicrophone bisa menangkap suara sampai lebih dari 60
meter.Namun justru karena polar patternnya yang demikian sempit,
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
parabolicmicrophone menjadi tidak praktis dipakai dalam produksi video,
dan lebih sering dipakai pada event sport seperti di sepakbola maupun bola
basket.
Desain Microphone
Dilihat dari desainnya, maka microphone terbagi menjadi beberapa jenis
yaitu:
- Handheldmic, jenis ini merupakan microphone yang dapat dipegang
oleh talent maupun reporter pada waktu interview. Jenis microphone
ini biasanya merupakan dynamic mic. Sifatnya meredam suara desis.
Biasanya digunakan untuk acara liputan di lapangan ataupun konser
musik.
- Personalmic (lavaliere/clip onmic), jenis microphone yang sangat kecil
sehingga bisa diselipkan di balik pakaian, di rambut atau di telinga.
Biasanya digunakan presenter ketika membawakan acara atau
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
wawancara di studio.Di negara eropa popular dengan sebutan
“lapel”.Di sebut lapel karena biasa dijepit di kerah baju, jas ataupun
menempel dibalik dasi. Jarak pemasangannya sekitar 6 - 8 inci di
bawah dagu sekitar 21cm – 28 cm
- Shotgun mic, jenis microphone yang sering digunakan di lokasi
produksi untuk mendapatkan suara pada jarak yang cukup jauh dari
kamera (biasanya untuk syuting produksi drama dan film layar lebar).
Microphone ini bentuknya panjang dan ramping mirip seperti laras
senapan, biasanya merupakan condensor mic. Sifatnya mempertajam
suara jadi suara lemah dan jauh akan ditangkap oleh microphone ini
oleh karena itu dengan shotgun mic tidak perlu mendekat pada
sasaran obyek. Shotgunmic harus diarahkan lurus ke sumber suara.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
WirelessMicrophone
Pada mulanya, wirelessmicrophone digunakan untuk program-
program dimana para talentnya membutuhkan pergerakan yang bebas,
akan tetapi sekarang ini terjadi pergeseran dimana wirelessmicrophone
digunakan karena jika menggunakan wire (kabel) terlihat agak kotor di
gambar dengan adanya kabel yang melintang di set ( dalam kasus ini,
terlihat bahwa kualitas audio agak “sedikit dikorbankan” demi kualitas
visual) dan itu dilakukan oleh beberapa stasiun tv. Suatu program yang
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
sebenarnya lebih bagus dan aman secara kualitas menggunakan wired
microphone, dengan alasan demi kepentingan gambar maka menggunakan
wirelessmicrophone.
Pada sistem wirelessmic, sebuah dynamic mic maupun condensor mic
dihubungkan kepada transmitter radio FM (Frequency Modulation) yang
sangat kecil.Karena sinyal audio dikonversikan menjadi Radio Frequency
(RF) untuk kemudian dikirim (transmit) ke area produksi, maka
microphone jenis ini sering juga disebut RF microphone.
Ada dua jenis microphonewireless yaitu sistem yang terdiri dari satu
unit (all-in-one) dan sistem two-piece. Pada jenis one-piece biasanya
berbentuk handheld, komponen microphone, battere, transmitter dan
antenna terdapat dalam satu unit. Pada jenis two-piece, biasanya
berbentuk clip on yang sangat kecil. Mereka terbagi dalam dua unit, yaitu
microphone dan kotak transmitter.Antara microphone dan kotak
transmitter dihubungkan dengan kabel yang cukup pendek. Karena
microphone dan kotak transmitter letaknya terpisah, maka microphonenya
bisa disembunyikan dengan baik.Sementara kotak transmitter yang
didalamnya terdapat battere dan antenanya dapat dijepitkan di ikat
pinggang, dimasukkan ke kantong atau disembunyikan di dalam pakaian.
Pada microphonewireless, sinyal audio dari microphone diubah menjadi
gelombang FM berdaya rendah dan kemudian ditransmisikan oleh antenna
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
dengan polar pattern circular. Pada kondisi optimal, wirelessmic dapat
menjangkau hingga radius 300 meter, tetapi bila terhalang oleh suatu
objek, apalagi objek yang mengandung metal, maka jaraknya dapat
berkurang hingga 75 meter bahkan kurang dari itu.
SPEAKER
Speaker merupakan salah satu perlalatan output audio berbentuk
kotak atau bulat dengan kemasan unik yang berfungsi untuk mengeluarkan
hasil pemrosesan berupa suara dari komputer. Agar speaker dapat
berfungsi diperlukan hardware berupa sound card (pemroses
audio/sound)
Secara definisi Speaker adalah komponen elektronika yang terdiri
dari kumparan, membran dan magnet sebagai bagian yang saling terkait.
Tanpa adanya membran, sebuah speaker tidak akan mengeluarkan suara,
demikian sebaliknya. Bagian-bagian speaker tersebut saling terkait dan
saling melengkapi satu sama lain.
Speaker memiliki bentuk, fitur dan ukuran yang beraneka macam
dengan tawaran kualitas yang bagus dan harganya yang semakin
murah.Saat ini speaker merupakan hardware yang hampir tidak dapat
terpisahkan dengan komputer, karena pengguna dapat terhibur dengan
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
mendengarkan lagu dan bisa juga sebagai efek suara untuk pemuraran
film/video.
Fungsi speaker ini adalah mengubah gelombang listrik menjadi
getaran suara. Proses pengubahan gelombang listrik / elektromagnet
menjadi gelombang suara terjadi karena adanya aliran listrik arus AC audio
dari penguat audio kedalam kumparan yang menghasilkan gaya magnet
sehingga akan menggerakkan membran, Kuat lemahnya arus listrik yang
diterima, akan mempengaruhi getaran pada membran, bergetarnya
membran ini menghasilkan gelombang bunyi yang dapat kita dengar.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
Jenis speaker berdasarkan suara yang dihasilkannya :
1. Woofer adalah jenis speaker yang menghasilkan output suara nada
rendah
2. Midrange adalah jenis speaker yang menghasilkan output suara nada
menengah
3. Twitter adalah jenis speaker yang menghasilkan output suara nada
tinggi
Jenis speaker berdasarkan desain/bentuk :
1. Speaker Dual Cone
Desain speaker terdiri dari 2 buah cone ( konus ).
2. Speaker Coaxcial (Terpusat)
Desain Speaker terdiri dari woofer, midrange dan tweeter dalam satu
poros dan berdekatan. Peranti ini sengaja di desain menghasilkan
frekuensi lebih rata. ( contoh speaker : 2 Way, Speaker 3 Way,
Speaker 4 Way)
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
3. Speaker Split (Terpisah)
Jenis speaker ini adalah jenis terpisah. Woofer, Midrange dan tweeter
terpisah. Speker ini dilengkapi dengan crossover yang tujuannya
untuk membagi frekuensi suara (nada frekwensi rendah, menengah
dan tinggi) :
a. Speaker 2 Way Terdiri dari Woofer, Tweeter dan Crossover.
b. Speaker 3 Way Terdiri dari Woofer, Midrange, Tweeter dan
Crossover.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
INSTALLASI SOUND SYSTEM
Prinsip Dasar
Sound reinfocement adalah sederetan peralatan yang ditata sedemikia
rupa untuk penguatan suara atau musik untuk didengarkan oleh banyak
orang. Prinsip dasarnya selalu sama. Mulai dari system yang sederhana
samapi yang paling rumit seperti :
1. Suara ditangkap oleh microphone dari sumbernya.
2. Microphone merubah suara tadi menjadi signal listrik dan
mengiimnya melalui kabel menuju mixer.
3. Mixer menerima signal suara dan musik tadi melalui setiap kanalnya
kemudian me-mix (mencampur dan menseimbangkan) untuk
dikirimkan lagi melalui kabel ke rampaian power amplifier.
4. Power amplifier merubah signal menjadi energi listrik dan
mengirimkannya ke loudspeaker
5. Loudspeaker merubah energi listrik menjadi gerakan mekanis dari
konus speaker yang kmudian mnggetarkan udara dan menjadi suara.
6. Audiens mendengarkan suara tersebut.
Ini juga berlaku untuk system audio rumah, tape deck atau CD player
sebagai sumber suara, dan pre amp (dalam system live digantikan mixer),
umumnya terdapat dalam satu badan dengan power amplifiernya
(integrated amlifier).
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
Dalam system sederhana, power amplifier kadang terdapat dalam
satu kemasan dengan mixer yang disebut power mixer, atau juga power
amplifier yang tercakup dalam kotak speaker yang lebih kita kenal dengan
speaker aktif. Namun betapapun besar dan rumitnya sebuah system, tetap
akan berada pada prinsip diatas tadi seperti yang terlihat pada gambar
berikut.
Dalam system yang lebih besar akan terdapat beberapa peralatan
tambahan yang tentu saja akan terdapat banyak pengaturan.
Dalam system ini ada beberapa prinsip lagi yang sebaiknya diperhatikan
seperti :
1. Posisi mixing console sbaiknya berada pada posisi pendengar, agar
apa yang didengar oleh penata suara adalah apa yang didengar oleh
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
audiens. Denga kata lain mixer tidak berada di samping atau di
belakang panggung.
2. Semua microphone dan alat musik dikirim ke mixer melalui kabel
snake.
3. Mixer atau mixing console pada system ini lebih lengkap dari system
yang sederhana sebelumnya, karena memiliki lebih banyak
pengaturan walaupun dengan prinsip kerja yang sama. Hanya saja
dilengkapi fasilitas seperti equalizer yang semi parameric, dengan 3
band (low, mid, hi) atau 4 band (low, lo-mid, hi-mid, hi). Terdapat
juga auxiliary send yang difungsikan untuk mengirim signal ke
system monitor dan/ ke effect system. Pada auxiliary terdapat switch
untuk aux pre/post. Auxiliary pre adalah untuk menirim signal yang
terlepas dari pengaruh fader dan eq kanal yang biasa digunakan
untuk mengirim signal ke monitor, sedang auxiliary post adalah
sebaliknya yakni mengirim signal yang dikirim mengikuti pengaruh
dari fader dan equalizer dari kanal dan biasa untuk mengirim signal
ke perangkat effect.
4. Signal keluaran dari mixer dikirim ke crossover melewati equalizer.
Pada equalizer inilah penata suara melakukan pen-settingan untuk
mengatasi kendala akustik ruang, feedback atau kendala lainnya yang
mengganggu.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
5. Crossover berfungsi untuk memilah frekuensi yang akan dikirim ke
power amplifier untuk menggerakkan loudspeaker dengan tnggapan
frekuensi tertentu. Karena system speaker utamanaya tidak jarang
yang terpisah antara speaker untuk menghandle frekuensi rendah
(sub woofer) dan speaker untuk full range.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
Tipical System untuk Touring
Berikutnya adalah system untuk touring yang lebih besar dan
kompleks.Seperti yang dipergunakan untuk konser-konser besar dengan
area yang lebih luas.Pada system ini peralatan yang digunakan sangat
banyak, dan selalu dngan crossover aktif yang tidak jarang juga digantikan
oleh controller digital yang didalamnya telah terdapat crossover, limiter,
parametric eq dan lain-lain. Juga selalu menggunakan mixer monitor yang
sama sekali terpisah dari mixer utama, lebih difungsikan untuk mengirim
signal ke rangkaian effect yang tidak sedikit jumlahnya.
Namun seberapapun rumitnya prinsip touring ini, tetap tidak terlalu
jauh berbeda dengan prinsip tata suara sebelumnya sehingga tidak terlalu
sulit juga untuk dipahami. Hanya saja pada system ini terdapat beberapa
lagi penjlasan tambahan seperti :
1. Mixer selalu lebih besar dan mempunyai fasilitas yang lebih lengkap,
paling sedikit terdiri dari 24 kanal atau bahkan sampai 40. dan bukan
tidak mungkin menggunakan lebih dari 1 mixer. Ini sering terjadi bila
yang tampil lebih dari 1 grup musik yang settingan kanalnya tidak
ingin terganggu oleh setting kelompok lain yang kebetulan tampil
satu panggung.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
2. System monitor dioperasikan oleh monitor engineer dengan
menggunakan mixer monitor sendiri dan terlepas sama sekali dari
mixer utama.
3. Dalam rack peralatannya terdapat paling sedikit 2 buah EQ mono
atau sebuah dual EQ (karena selalu main dalam stereo), kemudian
beberapa compressor, limiter, noise gate, aural exciter, multiple
delay, reverb, dll. Sekian banyak peralatan tersebut difungsikan
untuk menghasilkan suara yang diinginkan dan meredam suara-
suara yang tidak diinginkan.
4. Mixer untuk system monitor panggung terdiri dari 6 output kadang
bahkan sampai 16 output, dan mengirim signal tadi secara tepisah ke
masing-masing monitor untuk si pemusik atau penyanyi seperti yang
mereka inginkan.
5. Dibutuhkan sangat banyak kabel, power amlifier dan daya listrik
yang sangat besar untuk menggerakkan sekian banyak loudspeaker
yang mungkin saja main dalam 3way, 4way atau bahkan sampai
5way.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
Seperti yang telah dilihat bersama, banyak persamaan dari mulai
system yang paling sederhana sampai system yang paling rumit sekalipun,
hanya rack peralatannya saja yang mengalami perbedaan, namun tetap
saja dalam prinsip yang sama. Mixer tetap saja sama apakah 4 kanal atau
40 kanal.
Seorang sound engenering, sebelum melakukan instalasi perangkat
sound sistem, dia harus mengetahui jenis pertunjukan yang akan
dilakukan, tempat yang akan digunakan, lingkungan tempat dimana akan
berlangsungnya pertunjukan, dan kapasitas penonton. Hal ini wajib
diketahui karena dari hal ini akan memberikan gambaran kejadian
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
pertunjukan seperti apa dan bagaimana yang akan berlangsung. Gambaran
dari kejadian yang akan datang tersebut, akan memudahkan untuk
menyusun rencana peralatan yang akan dipergunakan, sistem dan seting
peralatan yang akan dipergunakan.
Kita bahas dahulu tentang jenis pertunjukan.Seperti yang kita tahu,
bahwa pada saat ini terdapat berbagai macam jenis pertunjukan. Jenis-
jenis pertunjukan tersebut akan berakibat pada perangkat alat dan
instalasi yang berbeda. Misalnya pertunjukan band yang berskala kecil
akan berbeda dengan pertunjukan band dengan skala yang lebih besar.
Pada pertunjukan seni karawitan Bali akan berbeda dengan perangkat
yang dibutuhkan untuk pertunjukan DJ. Jadi masing-masing jenis
pertunjukan akan berkorelasi dengan perangkat yang dipergunakan.
Tempat dan lingkungan tempat pertunjukan jelas akan sangat
mempengaruhi pada perangkat dan sistem setting perangkat. Tempat
diselenggarakannya sebuah pertunjukan harus dipertimbangkan dengan
matang. Apakah sebuah pertunjukan akan dilaksanakan di tempat tertutup
(indoor) ataukah di tempat terbuka (outdoor). Pada pertunjukan di dalam
ruangan harus diperhatikan pula apakah tempat tersebut bergema ataukah
tidak.Dalam hal ini harus diperhatikan apakah akustik dari ruangan
tersebut baik atau hanya dinding tembok dan langit-langit dari triplek atau
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
Oc
to
be
r 2
3,
20
13
gypsum. Luas ruangan yang dipergunakan mempengaruhi pula pada
sistem setting dan perangkat yang akan dipergunakan.
Tempat dan lingkungan pada pertunjukan di tempat terbuka harus
pula diperhitungkan. Apakah sebuah pertunjukan akan dilangsungkan
pada lapangan terbuka seperti pada lapangan sepak bola yang luas, di
taman yang sempit, ataukah ditempat yang luas dengan tebing-tebing
menjulang seperti di GWK. Factor kesulitan pada lapangan sepak bola,
taman yang kecil akan berbeda dengan pertunjukan yang sering dilakukan
di GWK. Faktor kesulitan sistem setting peralatan di GWK dengan tebing-
tebing kapur menjulang jauh lebih sulit dibandingkan dengan lapangan
terbuka biasa. Banyak para sound engenering mengakalinya dengan
membentang tirai-tirai untuk mengurangi pantulan suara yang disebabkan
oleh dinding-dinding tersebut.
Top Related