1
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tren perkembangan produksi dan penjualan suku cadang akan terus
meningkat seiring dengan peningkatan produksi kendaraan bermotor di Indonesia.
Industri penunjang suku cadang otomotif yang juga ikut berkembang salah
satunya adalah industri pembuatan suku cadang berbahan dasar karet. Berdasarkan
data pertumbuhan jumlah penjualan dari kendaraan sepeda motor menurut BPS
(2016), sampai dengan tahun 2014 pertumbuhan penjualan sepeda motor sangat
signifikan, karena dari tahun 2000 sd 2014 tercatat rata-rata pertumbuhan
mencapai 13 persen dimana tertinggi tercatat di tahun 2007, yaitu sebesar 22
persen. Tahun 2008 tingkat pertumbuhan jumlah penjualan sepeda motornya
menurun, yaitu hanya 12 persen. Pertumbuhan jumlah penjualan sepeda motor
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Pertumbuhan jumlah penjualan sepeda motor tahun 2000-2014
TAHUN SEPEDA MOTOR
(UNIT) Pertumbuhan (%)
2000 13 563 017 -
2001 15 275 073 11
2002 17 002 130 10
2003 19 976 376 15
2004 23 061 021 13
2005 28 531 831 19
2006 32 528 758 12
2007 41 955 128 22
2008 47 683 681 12
2009 52 767 093 10
2010 61 078 188 14
2011 68 839 341 11
2012 76 381 183 10
2013 84 732 652 10
2014 92 976 240 9
Sumber : BPS (2016), diolah
Industri otomotif di Indonesia masih menjadi salah satu andalan dalam
menyerap tenaga kerja ataupun untuk pertumbuhan devisa negara. Pertumbuhan
yang pesat, disertai dengan kebutuhan yang semakin tinggi dari masyarakat
Indonesia menjadikan industri otomotif sebagai salah satu yang dihandalkan.
Karena skala produksinya yang besar, maka industri otomotif ini menggunakan
sistem manufaktur dalam produksinya. Menurut Katuruni (2015), sektor
manufaktur merupakan pendorong utama pertumbuhan yang berkualitas, cepat
dan stabil bagi perekonomian secara keseluruhan. Perusahaan yang bergerak
dalam bisnis pembuatan suku cadang di Indonesia salah satunya adalah CV XYZ.
Kegiatan produksi CV XYZ dilakukan dengan sistem manufaktur. Industri
manufaktur merupakan suatu industri yang mengolah bahan mentah atau setengah
jadi, untuk menjadi produk setengah jadi ataupun produk jadi. Untuk menghasilkan
2
produk tersebut perusahaan manufaktur menggunakan mesin dalam skala yang besar.
CV XYZ memproduksi barang dari bahan setengah jadi menjadi barang jadi atau
setengah jadi yaitu dari karet sintetis yang telah bercampur dengan bahan kimia
lainnya menjadi suku cadang otomotif yang langsung dijual dalam bentuk suku
cadang ataupun yang langsung dipasang sebagai komponen kendaraan.
CV XYZ didirikan pada tanggal 5 Februari 2008, merupakan perusahaan
komonditer yang bergerak di industri manufaktur. Sejak berdiri CV XYZ bergerak
dalam bidang produksi pupuk yang dimana kemudian pada tanggal 18 April 2013
berubah fokus menjadi produksi komponen-komponen kendaraan bermotor
berbahan dasar karet, baik untuk roda dua ataupun untuk roda empat. Seiring
dengan kemajuan teknologi dan berkembangnya ilmu pengetahuan, terutama
dalam bidang manajemen. Pimpinan CV XYZ menginginkan adanya revolusi dari
system pemantauan pada kualitas, guna meningkatkan pelayanan kepada
pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan tujuan utama dari peningkatan
kualitas terhadap produk agar dapat memperluas jaringan pasarnya baik nasional
ataupun internasional. Penelitian mengenai perancangan strategi peningkatan
manajemen mutu terpadu pada perusahaan manufaktur sangat dibutuhkan.
Penelitian ini tidak cukup dengan meninjau satu perusahaan saja, karena
diperlukan proses brainstroming dan benchmark pada saat menilai kinerja serta
performance dari mutu suatu perusahaan. Oleh karena itu, penulis melakukan
penelitian juga terhadap perusahaan yang sejenis, yaitu PT HIJ.
Selanjutnya yaitu PT HIJ, yang merupakan objek perusahaan yang akan
dijadikan benchmark dalam penelitian ini. PT HIJ didirikan pada tanggal 29 Juli
1996, merupakan perusahaan perorangan yang bergerak di industri manufaktur.
Sejak berdiri, PT HIJ fokus memproduksi komponen-komponen untuk alat berat,
otomotif roda dua, roda empat serta komponen elektronik lainnya. Sejak tahun
1998, mutu produk PT HIJ telah diakui dunia dengan berjalannya ekspor
komponen alat-alat berat ke perusahaan di Jepang. Seiring perkembangannya, hal
tersebut dilakukan dalam rangka lebih meningkatkan mutu layanan dan kapasitas
produksi, PT HIJ membangun dua base manufacture baru yang berlokasikan di
Sukabumi. Pada September 2008, PT HIJ berhasil meraih sertifikat ISO
9001:2000 sebagai jaminan mutu kualitas produksi telah sesuai standar dunia.
Saat ini jumlah total karyawan PT HIJ berjumlah kurang lebih 4000 orang
karyawan. Berdasarkan pemaparan sebelumnya juga, peneliti menjadikan PT HIJ
sebagai perusahaan untuk benchmark pada penelitian ini.
Horngren et al. (2000) menyatakan bahwa kunci sukses yang dapat
mendorong perusahaan memiliki daya saing ditentukan oleh empat faktor, yaitu
cost, quality, time delivery, and innovation. Pengertian ini sejalan dengan
pendapat Froomkin dan Joseph (1976) yang mendefinisikan mutu sebagai
kemampuan barang dan jasa untuk memuaskan konsumen. Sistem akuntansi
manajemen muncul untuk mempertahankan kinerja perusahaan dalam perubahan
lingkungan ekonomi yang membawa kecenderungan utama pada orientasi
konsumen, penerapan Total Quality Management (TQM), waktu sebagai elemen
kompetitif, kemajuan dalam teknologi informasi, kemajuan dalam lingkungan
produksi, pertumbuhan industri jasa, dan persaingan global (Hansen dan Mowen
2000). Adanya perbaikan kualitas dari periode ke periode, dapat meningkatkan
profitabilitas dan kepuasan pelanggan. Hal ini memerlukan inovasi yang tepat
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, tentunya dengan peningkatan
3
kualitas pelayanan dan produk (Hurley et al. 1998). Diyakini bahwa untuk
memenangkan persaingan, perusahaan perlu berfokus pada kualitas atau dengan
penerapan TQM sudah menjadi tuntutan bagi perusahaan agar dapat menghasilkan
produk dan jasa yang memiliki kualitas tinggi untuk dapat bertahan hidup dalam
persaingan bisnis yang ketat.
Manajemen CV XYZ seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
menginginkan adanya peningkatan besaran market share dari bisnis pembuatan
suku cadang yang ada saat ini, agar besaran penjualan yang diterima oleh
perusahaan meningkat setiap bulannya. Penyataan tersebut pada akhirnya
membuat tim manajemen CV XYZ merumuskan strategi sementara untuk
memenangkan persaingan pasar yaitu dengan memperbaiki kualitas pembuatan
produk, kualitas individu yang terdapat dalam organisasi perusahaan, kualitas
metode kerja, dan kualitas terhadap penekanan biaya yang dikeluarkan untuk
proses pembuatan suatu produk. Hal tersebut diungkapkan karena berdasarkan
data pada Tabel 2, hasil produksi barang NG atau cacat masih berada diatas target
yang diterapkan oleh pelanggan. Hal tersebut akan menyebabkan sulitnya
perusahaan untuk memenangkan persaingan pasar, baik untuk produktivitas
keuangan perusahaan sendiri ataupun penilaian kinerja perusahaan oleh
pelanggan.
Tabel 2 Hasil produksi barang NG setiap bulannya pada Tahun 2015
BULAN PRODUK NG (%) TARGET
Januari 2.2 1.5
Februari 2.5 1.5
Maret 2.1 1.5
April 1.8 1.5
Mei 2.1 1.5
Juni 2.6 1.5
Juli 1.9 1.5
Agustus 2.5 1.5
September 2.8 1.5
Oktober 3.1 1.5
November 2.2 1.5
Desember 1.8 1.5
Sumber : CV XYZ (2016), diolah.
Semakin tingginya tingkat persaingan, konsumen semakin diuntungkan. Hal
tersebut disebabkan oleh semakin banyaknya pilihan produk atau jasa yang ada.
Oleh karena itu, konsumen semakin kritis terhadap kualitas dari produk dan jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan. Perhatian penuh terhadap kualitas menjadi
persyaratan mutlak, karena pada umumnya pelanggan menginginkan produk yang
lebih cepat, lebih murah, dan lebih baik (Sari 2010).
Teknik perbaikan secara menyeluruh dan konsisten dapat dirumuskan
dengan metode TQM (Total Quality Management). TQM merupakan suatu
pendekatan berorientasi kepada pelanggan yang memperkenalkan perubahan
manajemen yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk
4
dan pelayanan suatu organisasi. Manfaat bagi badan usaha dengan diterapkannya
TQM adalah perbaikan pelayanan, pengurangan biaya dan kepuasan pada
pelanggan. Perbaikan progresif dalam sistem manajemen dan kualitas pelayanan
menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan. Manfaat lain yang dapat dilihat
adalah peningkatan keahlian, semangat dan rasa percaya diri karyawan,
peningkatan akuntabilitas dan transparansi serta peningkatan produktivitas dan
efisiensi proses dalam pemenuhan kepuasan pelanggan (Margareth 2004). TQM
juga merupakan suatu pendekatan berorientasi kepada pelanggan yang
memperkenalkan perubahan manajemen secara sistematik dan perbaikan terus
menerus terhadap proses, produk dan pelayanan suatu organisasi untuk mencapai
target kualitas tertentu (Talavera dan Gloria 2004).
Pencapaian kinerja perusahaan yang tinggi untuk memberikan kepuasan
yang tinggi dari perusahaan perlu memiliki komitmen dan upaya yang terus
menerus dalam hal pengembangan kualitas. Sebagaimana dinyatakan oleh Evans
dan Lindsay (2008), bahwa manajemen kualitas modern berawal dari bidang
manufaktur, maka penerapan manajemen kualitas lebih banyak pada perusahaan
manufaktur. Perusahaan manufaktur secara mudah dapat melakukan pengukuran
terhadap kualitas, terutama terhadap kualitas produk yang diproduksi dan kualitas
tersebut adalah kualitas untuk memenuhi standar, hal ini disebabkan karena
perusahaan manufaktur menghasilkan barang yang berwujud, sehingga
pengukuran terhadap kualitas produk dapat dilakukan secara nyata. Dalam dunia
kerja, komitmen seseorang terhadap organisasi atau perusahaan seringkali menjadi
isu yang sangat penting. Bentuk dari komitmen terhadap manajemen mutu ini
dapat diterapkan melalui sertifikasi ISO 9001:2008. The International Organization for Standardization (ISO) menjawab kebutuhan
perusahaan tersebut dengan mengeluarkan produk berupa sistem manajemen mutu
(ISO2008). ISO 9001:2008 adalah perangkat sistem manajemen yang memberikan
jaminan proses terkendali, dinamis, dan terstandarisasi internasional yang efektif
dalam meningkatkan kinerja dan keuntungan perusahaan. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, maka CV XYZ & PT HIJ perlu untuk mempertimbangkan penerapan ISO
9001:2008 sebagai bentuk penerapan manajemen mutu terpadu.
Perumusan Masalah
CV XYZ merupakan perusahaan manufaktur berbahan dasar karet, sebagai
salah satu supplier dari perusahaan grup PT ATR yaitu PT TUV. PT TUV
merupakan anak perusahaan dari grup PT ATO Tbk yang dimana memiliki
standar mutu yang tinggi terhadap kualitas dari produk yang di produksi.
Perumusan strategi peningkatan kualitas produk sesuai dengan keinginan
konsumen dengan memperhatikan faktor ekternal dan internal perusahaan
(Marimin dan Muspitawati 2002). Maka dari itu perlu adanya pemahaman standar
serta pandangan terhadap mutu dari eksternal perusahaan. Pemenuhan kepada
standar mutu yang tinggi oleh grup PT ATO Tbk tertuang dalam core values
bisnis perusahaan yaitu terpercaya dan handal (trustworthy and reliable), fokus
terhadap pelanggan (customer focus), semangat untuk perbaikan (passion for
excellent), dan kerjasama tim (teamwork). Selain core values yang dijadikan
sebagai wujud salah satu pemenuhan terhadap standar mutu, PT TUV juga sudah
mendapatkan sertifikasi serta menerapkan sistem ISO 9001:2008.
5
CV XYZ sebagai salah satu subcont PT TUV sudah menjadi suatu
keharusan untuk menjalankan serta menerapkan sistem manajemen ISO
9001:2008 sebagai salah satu aktifitas utama dalam menjaga manajemen mutu
pada organisasi. Maka dari itu penulisan karya ilmiah ini, menjadi salah satu
perancangan strategi peningkatan manajemen mutu terpadu yang dimana
sebelumnya tidak ada aktifitas atau konsentrasi khusus dari manajemen CV XYZ
untuk mengarah kepada aktifitas yang telah tertera pada aktifitas ISO 9001:2008.
PT TUV memiliki subcont selain CV XYZ yang beralokasikan di Sukabumi
yaitu PT HIJ yang sudah terdaftar serta menerapkan aktifitas ISO 9001:2008.
Nuryani et al. (2007) menjelaskan kontinuitas mutu produk sangat penting untuk
kepercayaan customer terhadap mutu produk. Hal ini berkaitan erat antara
kepuasan konsumen dengan mutu produk yang memiliki dampak positif pada
kelangsungan bisnis yang dimiliki. Mengacu dari kebutuhan terhadap peningkatan
manajemen mutu maka terdapat beberapa hal yang menjadi permasalahan utama
dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana tingkat implementasi TQM di CV XYZ dan PT HIJ ?
2. Bagaimana tingkat kepentingan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008
dalam mengimplementasikan TQM?
3. Bagaimana kinerja TQM yang dihasilkan?
4. Bagaimana permasalahan dan faktor kritis yang terjadi dalam
mengimplemetasikan TQM?
5. Strategi apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan TQM?
Tujuan Penelitian
Penelitian perancangan strategi peningkatan TQM pada perusahaan
manufaktur dilakukan guna mencapai berbagai tujuan. Berdasarkan rumusan
masalah, tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengkaji tingkat implementasi faktor-faktor TQM di perusahaan CV XYZ
dan PT HIJ.
2. Menilai tingkat kepentingan sertifikasi standar mutu ISO 9001:2008 dalam
melaksanakan TQM.
3. Mengkaji kinerja TQM pada perusahaan CV XYZ dan PT HIJ.
4. Menganalisis permasalahan dan penentuan faktor kritis implementasi TQM.
5. Merumuskan strategi peningkatan TQM.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1. Manajemen CV XYZ dan PT HIJ dapat memanfaatkan hasil laporan yang
ada untuk menjalankan kegiatan bisnisnya.
2. Pembaca dapat mengetahui metode yang digunakan dalam merancang
strategi peningkatan manajemen mututerpadu perusahaan.
3. Peneliti dapat menjadikan acuan untuk melakukan penelitian pada institusi
yang berbeda.
6
Batasan Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada penerapan manajemen mutu terpadu di CV
XYZ dan PT HIJ. Ruang lingkup penelitian ini adalah pada tingkat tuntutan
kepada kebutuhan sertifikasi ISO 9001:2008, tingkat implementasi manajemen
mutu terpadu pada organisasi, dan kinerja manajemen mutu terpadu setiap divisi
dalam organisasi. Penelitian ini didasarkan pada persepsi responden dimana
responden untuk penelitian ini adalah para pakar/ahli yang terkait dengan
penanganan manajemen mutu di CV XYZ dan PT HIJ serta PT TUV yang
merupakan konsumen dari CV XYZ dan PT HIJ. Penelitian ini memiliki data
primer dan sekunder yang berbasis pada kondisi tahun 2015 untuk hasil
wawancara dengan seluruh responden dan data terkait lainnya, sehingga segala
sesuatu yang berhubungan dengan perubahan kondisi kekinian tidak berlaku
dalam penulisan ini.
Metode dan data dari hasil penulisan ini dapat saja digunakan untuk
beberapa kasus pada perusahaan yang berbeda, namun ada beberapa kasus atau
bagian yang harus dibahas secara langsung dengan ahli/pakar terkait agar
mendapatkan hasil yang optimal. Artinya tanpa adanya pembahasan mengenai
sasaran penulisan dengan ahli/pakar dari praktisi, tidak akan mendapatkan hasil
yang optimal selama proses penulisan berjalan.
2 TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Mutu
Menurut Dorothea (1999), terdapat beberapa definisi mutu sebagai berikut.
Menurut Crosby (1979), menyatakan bahwa kualitas adalah conformance to
requierement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu
produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah
ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk
jadi. Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Mutu juga dapat
didefinisikan sebagai keseluruhan karakteristik produk dan jasa meliputi bidang
marketing, engineering, manufaktur, pemeliharaan melalui produk dan jasa dalam
pemakaian dan disesuaikan dengan keinginan konsumen.
Menurut Juran (1993), kualitas produk adalah kecocokan penggunaan
produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kesesuaian pelanggan.
Perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen
atas produk yang dihasilkan (Deming 2002). Kecocokan penggunaan tersebut
didasarkan atas lima ciri utama berikut:
a) Teknologi, yaitu kekuatan atau daya tahan.
b) Psikologis, yaitu citra rasa atau status.
c) Waktu, yaitu kehandalan.
d) Kontraktual, yaitu adanya jaminan.
e) Etika, yaitu sopan santun, ramah atau jujur.
Menurut Kolarik (1999), ada dua unsur mendasar tentang mutu, yaitu
pengalaman pelanggan dalam mengenal mutu dan kreativitas produsen mengenai
Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB
Top Related