PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN
RAWAT JALAN ( APPOINTMENT ) BERBASIS WEB
DI SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma IV
Program Studi Manajemen Informatika
Konsentrasi Informatika Rekam Medis
Disusun Oleh:
ARIS HARYANTO
NPM. 13.403.161
POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2017
ABSTRAK
ARIS HARYANTO
NPM. 13.403.161
Program Studi : Manajemen Informatika
Konsentrasi : Informatika Rekam Medis
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN RAWAT
JALAN PERJANJIAN BERBASIS WEB DI SANTOSA HOSPITAL
BANDUNG CENTRAL
Skripsi: 251 Halaman
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perancangan sistem
informasi pendaftaran rawat jalan perjanjian berbasis web dan database MySQL.
Sehingga dapat diperoleh tingkat efektifitas dan efisiensi dari sistem informasi
pendaftaran rawat jalan perjanjian di Santosa Hospital Bandung Central .
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara praktek
kerja lapangan, wawancara terhadap petugas pendaftaran, serta dilengkapi dengan
studi pustaka. Metode perangkat lunak yang digunakan pada perancangan sistem
informasi ini adalah metode waterfall.
Dari penelitian yang dilakukan penulis pada kenyataannya masih
terdapatnya masalah dalam pendaftaran pasien rawat jalan perjanjian di Santosa
Hospital Bandung Central seperti: (1). Belum adanya aplikasi perjanjian rawat
jalan perjanjian; (2). Penulisan data pasien rawat jalan perjanjian masih manual
dalam buku registrasi; (3). Masih membutuhkannya sebuah konfirmasi terhadap
pasien ataupun dokter sehingga ada beberapa kekeliruan dalam proses konfirmasi.
Adapun beberapa saran yang diajukan oleh penulis untuk mangatasi
masalah yang terjadi, diantaranya : 1) Merancang sistem informasi pendaftaran
perjanjian, 2) Mengadakan pelatihan bagi petugas pendaftaran perjanjian, 3)
Pemakaian password untuk mengakses sistem, 4) Pemeliharaan sistem dan
melakukan back up data untuk meminimalisir hilangnya data.
Kata kunci: Perancangan, Sistem Informasi, pendaftaran rawat jalan perjanjian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
” Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit dalam Pasal 1 “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan kesehatan perorangan yang paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat”.
Kesehatan merupakan hal yang terpenting yang harus ada di dalam
setiap orang, karena kesehatan bertujuan untuk meningkatkan harkat derajat
seseorang. Seseorang belum bisa dikatakan sehat apabila hidupnya belum
tenang, tentram, aman dan damai, karena menurut Undang-Undang
Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, Pasal 1 yang dimaksud dengan Kesehatan
adalah “Keadaan sehat, baik secara fisik mental spiritual maupun sosial dan
ekonomi”.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman sekarang ini
melaju sangat pesat dan cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia. Contohnya
penggunaan computer sebagai salah satu penunjang dalam system informasi
dapat memberikan hasil yang lebih untuk output sebuah sistem, tentunya bila
sitem didalamnya telah berjalan dengan baik (Ekowati,2003).
Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum yang
membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang handal dan akurat,
serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanan kepada para pasien serta
limgkungan yang terkait lainnya. Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas,
tentunya banyak sekali permasalahan yang kompleks yang terjadi dalam
proses pelayanan rumah sakit. Banyaknya variable di rumah sakit turut
menentukan kecepatan dan ketepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna dan lingkungan disekitar rumah sakit yang membutuhkan sebuah
informasi tersebut.
Pengolahan data dan Pelayanan pendaftaran di rumah sakit merupakan
salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan suatu sistem informasi
di rumah sakit. Pengolahan data dan pelayanan pendaftaran secara manual
mempunyai banyak kelemahan, selain membutuhkan waktu yang lama,
keakuratan dan ketepatannya kurang dapat diterima, karena kemungkinan
kesalahan sangat besar tergantung pada tingkat SDM ( sumber daya Manusia
) yang ada pada rumah sakit tersebut.
Dengan pemanfaatan komputer di bidang pelayanan kesehatan di
sebuah rumah sakit diharapkan kesalahan yang mungkin terjadi pada proses
pengolahan data dan pelayanan pendaftaran relative sangat kecil. Era
informasi merupakan periode yang melibatkan banyak informasi dalam
pengambilan keputusan, baik oleh individu, perusahaan, maupun instasi
pemerintah. Informasi sudah semakin mudah diperoleh, sudah semakin
berfariasi bentuknya dan semakin banyak pula kegunaannya (Wahyu,2004).
Untuk melayani permintaan pelayanan dari masyarakat yang semakin
meningkat memerlukan pengolahan data dan pelayanan pendaftaran yang
tepat. Dibagian pelayanan rumah sakit merupakan awal dari sebuah
keberhasilan atau berkualitasnya sebuah rumah sakit, karena dibutuhkan
sebuah informasi yang tepat dan cepat sehingga pengolahan data dan
pelayanan pendaftaran pada sebuah rumah sakit sangat membutuhkan sebuah
teknologi guna menunjang penyampain sebuah informasi kepada pasien atau
masyarakat yang membutuhkan baik itu untuk berobat ataupun fasilitas yang
ada pada rumah sakit tersebut. Pengolahan data dan pelayanan pendaftaran
rumah sakit yang efisien dan efektif merupakan syarat yang mutlak agar
rumah sakit dapat memberikan dan menyampaikan pelayanan yang optimal.
Maka seiring dengan perkembangan kemajuan zaman, kemajuan
IPTEK ( Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ) sudah menyentuh berbagai
bidang pekerjaan untuk membuat sebuah pekerjaan lebih efisien dan efektif.
Pengolahan data dan pelayanan pendaftaran di rumah sakit termasuk bidang
pekerjaan yang sudah mulai di sentuh oleh kemajuan IPTEK, dan sistem
informasi pengolahan data dan pelayanan pendaftaran rawat jalan menjadi
salah satunya.
Rumah Sakit Santosa Hospital Bandung Central yang ada
diBandung, merupakan salah satu rumah sakit terbesar di Bandung yang
mempunyai tugas dan fungsinya memberikan suatu pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat Bandung ataupun masyarakat yang membutuhkan.
Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan tersebut rumah sakit perlu
meningkatkan kualitas pelayananya. Untuk itu sangat diperlukan suatu
pemikiran mengenai langkah-langkah pengembangan sistem yang telah
digunakan sebelumnya dengan sistem baru yang memanfaatkan teknologi
komputer sebagai alat bantu dalam menyelesaikan tugas pengolahan data dan
pelayanan pendaftaran rawat jalan, sehingga setiap pekerjaan dapat
diselesaikan secara efisien dan efektif.
Penulis menganalisis pendaftaran pasien rawat jalan (appointment) di
Rumah Sakit Santosa hospital bandung central yang masih manual. Padahal
setiap harinya pasien yang melakukan pendaftaran secara perjanjian
(appointment) baik itu dari Bandung ataupun dari luar kota lebih dari
puluhan orang. Hal inilah yang mendasari perancangan sistem informasi
rawat jalan mennggunakan sistem komputerisasi. Karena pendaftaran rawat
jalan perjanjian (appointment) yang membutuhkan sebuah confirmasi
terhadap pasien ataupun dokter, sehingga membutuhkan keamanan data guna
menghindari hilangnya data pasien yang melakukan pendaftaran rawat jalan
(appointment) ketika hendak di confirmasi oleh petugas pendaftaran.
Dengan adanya teknologi informasi yang ada sekarang ini, pekerjaan
pengolahan data secara manual dapat digantikan dengan suatu sistem
informasi dengan mengunakan komputer. Selain lebih cepat, mudah dan
hemat biaya kita dapat memperoleh sebuah informasi yang tepat dan akurat.
Untuk mencapai sebuah sistem informasi yang valid, dibutuhkan sebuah
interaksi antara manusia (brainware) dengan perangkat lunak (software),
perangkat keras (hardware) dan sebuah data. Sistem informasi yang valid
terdiri atas beberapa komponen seperti masukan (input), proses (process),
dampak (impact), umpan balik (feed back), yang merupakan sebuah out put
dan lingkungan (environment). Dengan menggunakan sistem komputerisasi
diharapkan proses pengolahan data dan pelayanan pendaftaran pasien lebih
mudah dilakukan dan efisien. Apabila terjadi suatu permasalahan dapat
dideteksi dan diperbaiki lebih mudah dan cepat.
Media inilah yang sering kita sebut dengan website. Pemanfaatan
website sudah menjadi kebutuhan bagi dunia usaha/bisnis (e-commerce),
pendidikan (education) dan pemerintah (e-government). Teknologi website
sebagai media global terbukti dapat mempermudah user untuk saling
berkomunikasi serta memperoleh informasi yang dibutuhkan. User bisa saling
mengirimkan pesan dan file atau berkomunikasi secara langsung.
Berkembangnya penggunaan website tidak lepas dari perkembangan
internet yang sangat pesat. Penggunaan internet sudah menjadi keperluan
sehari-hari masyarakat modern, serta menunjang berbagai proses pekerjaan,
karena perkembangan dan kemudahan yang ditawarkan dari internet ini, para
software developer pun mulai banyak membuat sebuah aplikasi berbasis web
menggunakan teknologi internet.
Adapun alasan membuat aplikasi berbasis web ini yaitu supaya
aplikasi berbasis web ini dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja dan
dimana saja tanpa perlu menginstall software pendukung (kecuali browser)
dan selama ada jaringan internet yang terhubung. Sehingga memungkinkan
untuk tetap menjalankan aplikasi tersebut tanpa harus berada di tempat dan
memudahkan bagi yang berkepentigan dalam mengakses informasi mengenai
pendaftaran rawat jalan (Appointment) dan jadwal dokter yang ada di rumah
sakit Santosa Hospital Bandung Central.
Berdasarkan hal-hal serta fakta diatas, maka penulis mengambil judul
“PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN RAWAT
JALAN ( APPOINTMENT ) BERBASIS WEB DI SANTOSA HOSPITAL
BANDUNG CENTRAL”
1.2 Pokok Permasalahanan
Pokok permasalahan yang ada sebagai berikut :
A. Masih menggunakan sistem manual dalam pendaftaran rawat jalan
(Appointment).
B. Sering terjadinya pembatalan mendadak ataupun perubahan jam
pendaftaran rawat jalan (Appointment) yang membutuhkan confirmasi,
sehingga banyak coretan-coretan.
C. Pelaporan menggunakan excel sehingga kesulitan dalam mengetahui data
pasien,dokter,tujuan poli dalam perbulan ataupun pertahun.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang sudah dibahas diatas dan latar
belakang penulisan, penulis mengemukakan beberapa hal yang menarik untuk
dibahas dalam pembuatan skripsi ini. Maka dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
A. Bagaimana gambaran perancangan sistem informasi pendaftaran rawat
jalan appointment yang dilakukan di Rumah Sakit Santosa Hospital
Bandung Central ?
B. Bagaimana memfaatkan teknologi berbasis web dalam merancang sistem
informasi pendaftaran rawat jalan ( Appointment ) di rumah sakit Santosa
Hospital Bandung Central ?
C. Bagaimana memanfaatkan teknologi dalam membangun sistem berbasis
web ?
D. Permasalahan apa saja yang akan timbul dengan adanya perencanaan
sistem informasi pendaftaran rawat jalan ( Appointment ) ?
E. Upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah dengan
adanya sistem informasi pendaftaran rawat jalan ( Appointment ) di rumah
sakit Santosa Hospital Bandung Central ?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
A. Tujuan Penelitian
Dalam pembuatan Skripsi ini penulis membagi dua, tujuan
penelitian umum dan tujuan khusus yang terdiri dari:
1. Tujuan Umum
Untuk merancang sebuah sistem berbasis web yang dapat
memudahkan untuk pengolahan data pasien secara rinci mengenai
kebutuhan pasien seperti, data pendaftaran pasien rawat jalan
(Appointment), medical record pasien, jadwal dan data dokter, serta
pengaturan sistem antrian pada poliklinik. sehingga memudahkan dalam
pelayanan pendaftaran rawat jalan pasien dalam kota maupun luar kota
yang hendak berobat di rumah sakit Santosa Hospital Bandung Central.
2. Tujuan Khusus
a. Membuat perancangan sistem pendaftaran rawat jalan (Appointment)
berbasis web.
b. Mempermudah petugas dalam membuat laporan yang dibutuhkan
rumah sakit unntuk meningkatkan pelayanan.
c. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang timbul dan upaya
harus ditempuh dalam mengatasi perencanaan pembuatan sistem
informasi pendaftaran rawat jalan ( Appointment ) di rumah sakit
Santosa Hospital Bandung Central.
B. Manfaat Penelitian
Penulisan skripsi ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Manfaat Bagi Penulis
a. Dapat mengetahui gambaran-gambaran sistem informasi pendaftaran
rawat jalan ( Appointment ), menambah ilmu tentang tata cara
pendaftaran rawat jalan di Rumah Sakit Santosa Hospital Bandung
Central.
b. Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang pelayanan
kesehatan yang menggunakan teknologi informasi dalam
perencanaan sistem informasi pendaftaran rawat jalan ( Appointment
) di rumah sakit Santosa Hospital Bandung Central.
c. Sebagai bahan kajian bagi pihak yang membutuhkan dalam
merancang ataupun mengembangan sistem informasi pendaftaran
rawat jalan ( Appointment) yang lebih lanjut.
2. Manfaat bagi Akademik
Dapat memberikan informasi untuk seluruh mahasiswa
politeknik piksi ganesha khususnya bidang informatika rekam medis,
sebagai bahan kajian dan referensi untuk pembuatan perencanaan
sistem informasi pendaftaran rawat jalan yang lebih lanjut.
3. Manfaat bagi Rumah Sakit Santosa Hospital Bandung Central
Diharapkan hasil penelitian menjadi bahan perbandingan
ataupun pertimbangan antara teori dan implementasi tentang
perancangan sistem informasi pendaftaran rawat jalan khususnya pasien
(Appointment) sebagi berikut:
a. Data yang tersimpan akan lebih terorganisir, sehingga memudahkan
pegawai Rumah Sakit untuk mencari data bila suatu saat diperlukan.
b. Mempermudah petugas Rumah Sakit dalam menginput data pasien
yang melakukan pendaftaran rawat jalan dengan (Appointment)
sebelum pasien datang untuk berobat.
c. Proses pendataan pasien menjadi lebih cepat, sehingga dapat
menghemat waktu bagi pasien maupun bagi pihak Rumah Sakit.
d. Memudahkan dalam pelaporan kepada pimpinan mengenai pasien
yang melakukan pendaftaran rawat jalan perjanjian ( Appointment ) .
1.5 Ruang Lingkup / Batasan Analisis Permasalahan
Dari latar belakang yang telah dijabarkan diatas sehingga penulis
membatasi pembahasan yang di bahas agar tidak menyimpang dari pokok
permasalahan yang penulis buat, maka penulis lebih memfokuskan terhadap
ruang lingkup dan batasan analisis pendaftaran rawat jalan appointment.
A. Adapun ruang lingkup dari penelitian:
1. Sistem membahas sistem informasi analisis pendaftaran rawat jalan
(Appointment )
2. Sistem membahas perancangan sistem informasi pendaftaran rawat
jalan (Appointment) menggunakan Unified Modeling Language( UML).
3. Bahan program menggunakan system informasi berbasis web dan
database MYSQL.
4. Pelaporan data pasien pendaftaran rawat jalan (Appointment)
berdasarkan poliklinik, dokter, perhari ataupun perbulan yang dilakukan
oleh koordinator pendaftaran rawat jalan (Appointment) menggunakan
Microsoft excel.
B. Adapun batasan masalah dalam penelitian adalah:
1. Sistem tidak membahas sistem informasi pendaftaran rawat jalan secara
umum selain sistem informasi pendaftaran rawat jalan (Appointment).
2. Sistem tidak membahas permasalahan yang ditemukan dalam sistem
informasi pendaftaran rawat jalan secara umum selain sistem informasi
pendaftaran rawat jalan (Appointment).
3. Sistem tidak membahas upaya menyelesaikan permasalahan sistem
informasi pendaftaran rawat jalan secara umum selain sistem informasi
pendaftaran rawat jalan (Appointment).
4. Sistem membahas upaya penyelesaian permasalahan pelaporan
pendaftaran rawat jalan (Appointment) sehingga mempermudah petugas
dalam menyiapkan laporan.
1.6 Metode Penelitian
A. Metode Pengumpulan Data
1. Praktek Kerja Lapangan
Metode dengan cara pengumpulan data dengan mengamati
secara langsung proses kegiatan pelayanan rawat jalan (Appoitment)
yang masih secara manual, dan mengetahui secara langsung masalah
yang terjadi .
2. Metode Wawancara
Metode wawancara yaitu metode pencarian informasi secara
langsung dari pihak yang bersangkutan dengan cara tatap muka dengan
petugas yang menangani pelayanan rawat jalan Rumah Sakit. Metode
ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung
dengan petugas dan keberbagai pihak yang berkaitan dengan masalah
pendaftaran rawat jalan (appointment) yang terjadi dirumah sakit
Santosa Hospital Bandung Central.
3. Studi Pustaka
Metode yang dilakukan dengan cara mengambil bahan bacaan
dari buku buku yang berada pada perpustakaan kampus maupun diluar
kampus, yang berkaitan dengan tugas skripsi.
B. Metode Pengembangan Perangkat lunak
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menggunakan metode
siklus klasik / model air terjun (waterfall).
Menurut Edhy Sutanta (2003:128) Waterfall adalah rekayasa
perangkat lunak SIM ( Sistem Informasi Manajemen ) didasarkan siklus
konvensional dalam bidang rekayasa lainnya dengan pendekatan
sekuensial (runtunan) yang sistematis .
Waterfall Model terdiri dari 5 tahap yang saling terkait dan
mempengaruhi, yaitu sebagai berikut:
1. Analisis kebutuhan
2. Desain sistem
3. Penulisan dan kode program
4. Pengujian program
5. Penerapan program
1.7 Waktu dan Tempat Penelitian.
Dalam menyelesaikan penulisan dan pengumpulan data-data yang
dibutuhkan dalam skripsi ini, Penulis melakukan sebuah penelitian dengan
cara melakukan Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit Santosa Hospital
Bandung Central yang bertempat di Jalan Kebonjati No.38 Kota Bandung,
Jawa Barat Selama 2 bulan dimulai dari tanggal 10 Oktober 2014 sampai
dengan 10 Desember 2016.
1.8 Sistematika Penulisan Penelitian.
Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari 6 bab, yang secara garis besar
akan disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, pokok permasalahan,
pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup, batasan
analisis permasalahan, metode penelitian, waktu dan tempat penelitian serta
sitematika penulisan.
BAB II KERANGKA BERFIKIR DAN LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan teori-teori yang menunjang dan digunakan dalam
penulisan skripsi, yang bisa diperkuat dengan menunjukan hasil penelitian
sebelumnya, meliputi: Konsep Rumah Sakit, Konsep Rekam Medis, Konsep
Rawat Jalan, Konsep Analisis Kelengkapan, Analisis dan Perancangan
Sistem Informasi berbasis web.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Di dalam bab ini Metode penelitian yang digunakan adalah Metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan Deskriptif dengan metode ini diharapkan dapat
mendeskripsikan permasalahan-permasalahan sistem serta kebutuhan
informasi pada sistem yang akan dirancang.
BAB IV ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
Bab ini berisi penjelasan singkat tentang profil Rumah Sakit Santosa Hospital
Bandung Central tempat dilakukannya penelitian Skripsi. Penjelasan singkat
tentang tata laksana sistem yang berjalan di rumah sakit, serta usulan sistem
yang akan dirancang berdasarkan kebutuhan.
BAB V PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisikan tentang rancangan sistem yang dibuat oleh penulis mulai
dari rancangan proses, rancangan basis data, rancangan keluaran, rancangan
masukan, pengujian sistem dan rancangan dialog layar.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan serta
memberikan saran-saran yang diberikan mengenai masalah yang dihadapi
pada pelayanan pendaftaran rawat jalan (Appointment) di Rumah Sakit
Santosa Hospital Bandung Central.
BAB II
KERANGKA BERFIKIR DAN LANDASAN TEORI
2.1 Teori-Teori Tentang Konsep, Analisis dan Perancangan
A. Rekam Kesehatan Elektronik
Saat ini di Indonesia tercatat sekitar 1246 RS yang terdiri dari 50%
RS Swasta dan 32% RS Pemda dengan masing-masing terdapat perbedaan
tingkat penggunaan komputerisasi. Hanya 5% RS di Indonesia yang
menggunakan komputerisasi, baru 3% RS yang menggunakan
komputerisasi canggih dan sebanyak 92% RS di Indonesia masih bersifat
manual.
Tentunya pemerintah perlu memikirkan rancangan induk (grand
disain) EMR yang disusun secara strategis per regional meliputi wilayah
Indonesia Timur, Tengah dan Barat. Rancangan RKE, RME dan RKP
tersebut tentunya harus dapat mengatasi hal-hal yang sering terjadi pada
rekam medis berbasis kertas antara lain: (1) Aksesibilitas informasi
kesehatan pasien belum real time, (2) kelengkapan, keakuratan dan
keamanan informasi kesehatan pasien masih rendah, (3) Pemanfaatan data
pasien dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi di sarana pelayanan kesehatan oleh para pengelola sarana
pelayanan kesehatan belum optimal, (4) Data pasien belum dioptimalkan
oleh para tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan secara
berkesinambungan dalam rangka pelayanan yang efektif dan efisien.
Rekam/ catatan elektronik informasi terkait kesehatan (health-
related information) seseorang yang mengikuti standar interoperabilitas
nasional dan dapat dibuat, dikumpulkan, dikelola, digunakan dan dirujuk
oleh dokter atau tenaga kesehatan yang berhak (authorized) pada lebih dari
satu organisasi pelayanan kesehatan
Rekam Medis Elektronik atau Electronic Medical Record sering
disingkat EMR. EMR merupakan kegiatan mengkomputerisasikan isi
rekam medis dan proses yang berhubungan dengannya.
Rekam/ catatan elektronik informasi terkait kesehatan (health-
related information) yang mengikuti standar interoperabilitas nasional dan
dapat ditarik dari berbagai sumber, namun dikelola, dibagi serta
dikendalikan oleh individu. Rekam Kesehatan personal mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut:
- Rekam Medis adalah milik individu.
- Dapat diakses kapan saja dan dimana saja.
- Data kesehatan dapat diupdate oleh pemiliknya
- Google dan Microsoft sudah memulai kerjasamanya dengan beberapa
Rumah sakit terkemuka
1. Pengertian Rekam Medis Elektronik
Rekam Medik Elektronik merupakan catatan rekam medik
pasien seumur hidup pasien dalam format elektronik tentang informasi
kesehatan seseorang yang dituliskan oleh satu atau lebih petugas
kesehatan secara terpadu dalam tiap kali pertemuan antara petugas
kesehatan dengan klien. Rekam Medis elektronik bisa diakses dengan
computer dari suatu jaringan dengan tujuan utama menyediakan atau
meningkatkan perawatan serta pelayanan kesehatan yang efesien dan
terpadu (Potter & Perry, 2009).
Sejak dikeluarkannya Undang-undang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU ITE) Nomor 11 Tahun 2008 telah memberikan jawaban
atas keraguan yang ada. UU ITE telah memberikan peluang untuk
implemetasi RME.
Salah satu penggunaan teknologi informasi (TI) di bidang
kesehatan yang menjadi trend dalam pelayanan kesehatan secara global
adalah Rekam Medik Elektronik. Selama ini rekam medik mengacu
pada Pasal 46 dan Pasal 47 UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran dan Permenkes No.269/Menkes/PER/III/2008 tentang
Rekam Medik, sebagai pengganti dari Peraturan Menteri
Kesehatan No.749a/Menkes/PER/XII/1989.
Undang-undang No.29 Tahun 2004 sebenarnya telah
diundangkan saat RME sudah banyak digunakan di luar negeri, namun
belum mengatur mengenai RME. Begitu pula Peraturan Menteri
Kesehatan No.269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medik belum
sepenuhnya mengatur mengenai RME. Hanya pada Bab II pasal 2 ayat
1 dijelaskan bahwa “Rekam medik harus dibuat secara tertulis, lengkap
dan jelas atau secara elektronik”. Secara tersirat pada ayat tersebut
memberikan ijin kepada sarana pelayanan kesehatan membuat rekam
medik secara elektronik (RME)
2. Dasar Hukum RME di Indonesia
a. UU No. 29 Tahun 2004 Pasal 46 dan Pasal 47 tentang Praktik
Kedokteran
b. Permenkes No.269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis,
sebagai pengganti Permenkes No.749a/Menkes/PER/XII/1989.
c. UU No.11 Tahun 2008 – tentang ITE.
d. Permenkes No. 1171 Tahun 2011 – SIRS
B. Konsep Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Menurut undang-undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009
tentang rumah sakit :
“Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat”
Dari banyak definisi Rumah Sakit, salah satunya adalah definisi
menurut WHO (World Health Organization). Sebagaimana yang
termuat dalam WHO Technical Report Series No. 122/1957 yang
berbunyi :
“Rumah Sakit adalah bagian integral dari satu organisasi social
dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan kesehatan
paripurna, kuratif dan preventif kepada masyarakat serta pelayanan
rawat jalan yang diberikannya guna menjangkau keluarga di rumah.
Rumah Sakit juga merupakan pusat pendidikan dan latihan tenaga
kesehatan serta pusat penelitian bio-medik”
Rumah sakit juga merupakan tempat menyelenggarakan upaya
kesehatan yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat.
2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah sakit pada umunya mempunyai tugas yang sama yaitu
memberikan pelayanan kesehatan perorangan ataupun paripurna yang
bermutu dan terjangkau bagi lapisan masyarakat yang membutuhkan.
Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
Rumah Sakit mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis;
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan;
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
3. Tujuan Rumah Sakit
Pada Umumnya Tujuan Rumah Sakit adalah sebagai berikut:
a. Mempermudah akses masyarakat yang membutuhkan untuk
mendapatkan sebuah pelayanan kesehatan tanpa membeda bedakan
dan sesuai dengan peraturan yang sudah ditentukan.
b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit,
c. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber
daya manusia rumah sakit dan rumah sakit.
4. Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit
a. Jenis Rumah Sakit
Berdasarkan Undang-undang Republik indonesia No 44 tahun 2009,
Jenis rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis dan pengolahannya.
1) Rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah
Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit
Khusus ( pasal 19 ).
a) Rumah sakit umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang
dan jenis penyakit.
b) Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah memberikan pelayanan utama pada satubidang atau satu
jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan
umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
2) Rumah sakit berdasarkan pengolahannya menurut UU no 44
tahun 2009 (pasal 20 )
a) Rumah Sakit Publik adalah rumah sakit yang dikelola oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan badan hukum yang
bersifat nirlaba. Rumah sakit public diselenggarakan
berdasarkan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang
sudah ditetapkan.
b) Rumah Sakit Privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh
badan hukum dengan tujuan provit yang berbentuk Perseroan
Terbatas atau Persero.
b. Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
134/Men.Kes/SK/ IV/78 tahun 1978 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum pasal 4 menjelaskan bahwa Rumah
Sakit Umum dibagi menjadi tiga kelas yaitu :
1) Kelas A melaksanakan pelayanan kesehatan yang spesialistis dan
sub spesialistis luas.
2) Kelas B melaksanakan pelayanan kesehatan spesialistis luas.
3) Kelas C melaksanakan pelayanan kesehatan sedikitnya empat
cabang spesialistis yaitu penyakit dalam, kebidanan dan
kandungan, penyakit bedah dan kesehatan anak.
Sesuai dengan klasifikasi di atas, untuk mengarahkan dan
mengendalikan perkembangan rumah sakit diperlukan klasifikasi
dan subklasifikasi rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan
medik, penunjang medik dan perawatan yang dikemukakan oleh
Departemen Kesehatan RI, sebagai berikut :
1) Pelayanan Medik
a) Pelayanan medik spesialistik 4 dasar :
(1) Penyakit dalam
(2) Penyakit bedah
(3) Kebidanan dan kandungan
(4) Kesehatan anak
b) Pelayanan 6 medik spesialistik :
(1) Mata
(2) THT
(3) Kulit dan kelamin
(4) Syaraf
(5) Kesehatan jiwa
(6) Gigi dan mulut
c) Pelayanan medik lainnya
(1) Jantung
(2) Paru-paru
(3) Bedah syaraf
(4) Ortopaedi
2) Pelayanan Penunjang Medik
a) Radiologi
b) Patologi, meliputi :
(1) Patologi klinik
(2) Patologi anatomi
(3) Patologi forensic
c) Anestesi
d) Gizi
e) Farmasi
f) Rehabilitasi medik
3) Pelayanan Perawatan
a) Pelayanan perawatan umum dasar
b) Pelayanan perawatan spesialistik
c) Pelayanan perawatan sub-spesialistik
Klasifikasi Rumah Sakit dibagi menjadi beberapa golongan
berdasarkan kepemilikan, fasilitas pelayanan dan kapaitas tempat
tidur.
1) Berdasarkan kepemilikan
a) Rumah Sakit Umum Pemerintah adalah rumah sakit umum
milik pemerintah, baik pusat maupun daerah, maupun Badan
Usaha Milik Negara. Sehingga dapat dibedakan berdasarkan
unsur pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralatan menjadi
empat kelas yaitu rumah sakit umum Kelas A, B, C, dan D.
b) Rumah Sakit Umum Swasta, terdiri atas :
(1) Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit
umum swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat
umum, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas D.
(2) Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit
umum swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat
umum dan spesialistik dalam 4 cabang, setara dengan
rumah sakit pemerintah kelas C.
(3) Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit
umum swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat
umum, spesialistik dan subspesialistik, setara dengan
rumah sakit pemerintah kelas B.
2) Berdasarkan Fasilitas Pelayanan dan Kapasitas Tempat Tidur
a) Rumah Sakit Kelas A, yaitu rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik dan subspesialistik luas, dengan kapasitas lebih
dari 1000 tempat tidur.
b) Rumah Sakit Kelas B, dibagi menjadi :
(1) Rumah sakit B1 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan
medik minimal 11 (sebelas) spesialistik dan belum
memiliki sub spesialistik luas dengan kapasitas 300-500
tempat tidur.
(2) Rumah sakit B2 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan
medik spesialistik dan sub spesialistik terbatas dengan
kapasitas 500-1000 tempat tidur.
c) Rumah Sakit Kelas C, yaitu rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik dasar, yaitu penyakit dalam, bedah, kebidanan atau
kandungan, dan kesehatan, dengan kapasitas 100-500 tempat
tidur.
d) Rumah Sakit Kelas D yaitu rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar,
dengan kapasitas tempat tidur kurang dari 100.
C. Konsep Rekam Medis
Rekam medis adalah keterangan baik tertulis maupun yang terekam
tentang identitas, anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosis
serta segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien,
dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan, maupun yang
mendapatkan pelayanan gawat darurat. (Dirjen Yanmed, 2006:11)
Kemudian pengertian rekam medis yang dijelaskan dalam
PERMENKES No.269/MENKES/PER/III/2008 yaitu: “ Berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan yang telah diberikan kepada pasien”
1. Falsafah Rekam Medis
Definisi rekam medis diatas maka rekam medis juga dikatakan
sebagai bukti tertulis proses pelayanan yang diberikan dokter, tenaga
kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini merupakan cerminan
kerjasama lebih dari satu orang tenaga kesehatan untuk menyembuhkan
pasien yang berobat.
Menurut Dirjen Yanmed (2006:10) falsafah dari rekam medis
mengandung nilai-nilai ALFRED AIR yaitu sebagai berikut:
a. Administration
Karena isinya menyangkut tindakan wewenang dan tanggung
jawab dalam mencapai tujuan pelayanan keehatan.
b. Legal
Karena isinya menyangkut jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan.
c. Financial
Karena isinya menyangkut informasi yang dipergunakan sebagai
aspek keuangan.
d. Riset
Karena isinya menyangkut informasi sebagai aspek penelitian dan
pengembangan iptek.
e. Education
Karena isinya menyangkut informasi tentang perkembangan
kronologis dan pelayanan medis yang diberikan terhadap pasien.
f. Documentation
Karena dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan
rumah sakit.
g. Acurate
Karena isinya sesuai dengan kebenaran.
h. Informatif
Karena menyangkut sebagai informasi dengan cepat.
i. Responsibility
Karena dapat direspon atau cepat tanggap dan bertanggung jawab
dalam pelayanan kesehatan.
Menurut UU Praktik Kedokteran dalam penjelasan pasal 46 ayat
(1) yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien.
Pengertian rekam medis diperkuat melalui Peraturan Mentri
Kesehatan (Permenkes) No. 269/2008, bahwa jenis data rekam medis
dapat berupa teks (baik yang terstruktur maupun naratif), gambar digital
(jika sudah menerapkan radiologi digital), suara (misalnya suara
jantung), video maupun yang berupa biosignal seperti rekaman EKG.
Sebagai bahan untuk kompilasi fakta tentang kondisi kesehatan dan
Penyakit.
Maka rekam medis seorang pasien akan berisi 2 hal penting yaitu:
a. Dokumentasi data pasien tentang keadaan penyakit sekarang maupun
Waktu yang lampau.
b. Dokumentasi tertulis tentang tindakan pengobatan yang sudah,
sedang, dan akan dilakukan oleh dokter sebagai tenaga kesehatan.
Berdasarkan kedua kondisi penting diatas, maka secara umum
informasi yang tercantum dalam rekam medis seorang pasien harus
mengandung 3 unsur, masing-masing adalah :
a. Siapa (Who) pasien tersebut dan Siapa (Who) yang
merawat/memberikan tindakan medis.
b. Apa (What)keluhan pasien, Kapan (When) itu mulai dirasakan,
Kenapa (Why) atau sebab terjadinya dan Bagaimana (How)tindakan
medis yang diterima pasien.
c. Hasil atau dampak (Outcome) dari tindakan medis dan pengobatan
yang sudah diterima pasien.
Data yang mengandung ketiga unsur diatas harus tidak boleh salah,
akurat dan tidak boleh tertinggal, karena data tersebut berdampak fatal
bagi keselamatan jiwa pasien jika terjadi kesalahan.
2. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis
Menurut Dirjen Yanmed (2006:13) Tujuan rekam medis adalah
untuk menunjang tercapainya tertib admistrasi dalam rangka upaya
peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu
sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, tidak akan
tercipta tertib administrasi rumah sakit sebagaimana yang diharapkan.
Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang
menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Kegunaan rekam medis terbagi dalam 2 kelompok besar.
Pertama berhubungan langsung dengan pelayanan pasien (primer).
Kedua berkaitan dengan lingkungan seputar pelayanan pasien namun
tidak berhubungan langsung secara spesifik (sekunder).( Hatta,
2010:79).
a. Tujuan utama (Primer) rekam medis terbagi dalam 5 kepentingan
yaitu untuk :
1) Pasien; rekam medis merupakan alat bukti utama yang mampu
membenarkan adanya pasien dengan identitas yang jelas dan telah
mendapatkan berbagai pemeriksaan dan pengobatan di sarana
pelayanan kesehatan dengan segala hasil dan konsekuensi
biayanya.
2) Pelayanan pasien; rekam medis mendokumentasikan pelayanan
yang diberikan oleh tenaga kesehatan, penunjang medis dan
tenaga lain yang bekerja dalam berbagai fasilitas kesehatan.
Selain itu rekam medis juga membantu dalam pengambilan
keputusan tentang terapi, tindakan, dan penentuan diagnosis
pasien.
3) Manajemen pelayanan; rekam medis yang lengkap memuat segala
aktivitas yang terjadi dalam manajemen pelayanan sehingga
digunakan dalam menganalisis berbagai penyakit, menyusun
pedoman praktik, serta untuk mengevaluasi
4) Menunjang pelayanan; rekam medis yang rinci akan mampu
menjelaskan aktivitas yang berkaitan dengan penanganan sumber-
sumber yang ada pada organisasi pelayanan di rumah sakit,
menganalisis kecenderungan yang terjadi dan
mengkomunikasikan informasi diantara klinik yang berbeda.
5) Pembiayaan; rekam medis yang akurat mencatat segala pemberian
pelayanan kesehatan yang diterima pasien.
b. Tujuan sekunder rekam medis
Tujuan sekunder rekam medis ditujukan kepada hal yang berkaitan
dengan lingkungan seputar pelayanan pasien yaitu untuk
kepentingan edukasi, riset, peraturan dan pembuatan kebijakan.
(Hatta, 2010:79).
3. Kegunaan Rekam Medis
Menurut (Depkes RI, 2006:13) kegunaan rekam medis dapat dilihat
dari berbagai aspek antara lain :
a. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi , karena
isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung
jawab sebagai tenaga mdis dan perawat dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan
b. Aspek Medis
Catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada pasien, Contoh :
1) Identitas pasien _ name, age, sex, address, marriage status, etc.
2) Anamnesis _ “fever” _ how long, every time, continuously,
periodic???
3) Physical diagnosis _ head, neck, chest, etc.
4) Laboratory examination, another supporting examination. Etc
c. Aspek Hukum
Menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan , dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan
bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan
d. Aspek Keuangan
Isi rekam medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan
biaya pembayaran pelayanan. Tanpa adanya bukti catatan tindakan,
pelayanan , maka pembayaran tidak dapat dipertanggung jawabkan
c. Aspek Penelitian
Berkas Rekam medis mempunyai nilai penelitian , karena isinya
menyangkut data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek
penelitian .
d. Aspek Pendidikan
Berkas Rekam Medis mempunyai nilai pendidikan , karena isinya
menyangkut data/informasi tentang kronologis dari pelayanan medik
yang diberikan pada pasien.
e. Aspek Dokumentasi
Isi Rekam medis menjadi sumber ingatan yang harus
didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban
dan laporan sarana kesehatan, Selain mempunyai kegunaan yang
sangat luas dari beberapa aspek diatas, rekam medispun mempunyai
kegunaan secara umum di antaranya:
1) Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya
yang ikut ambil bagian di dalam memberikan pelayanan,
pengobatan dan perawatan kepada pasien.
2) Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan
yang harus diberikan kepada seorang pasien.
3) Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan,
perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien
berkunjung atau dirawat di rumah sakit.
4) Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan
evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada
rumah sakit.
5) Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun
dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
6) Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk
keperluan penelitian dan pendidikan.
7) Sebagai bahan dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan
medis.
8) Menjadi sumber ingatan yang harus disimpan, dilaporkan dan
dipertanggung jawabkan
4. Fungsi dan Peranan Rekam Medis
a. Fungsi Rekam Medis
Secara garis besar isi dari sebuah rekam medis adalah
rekaman riwayat penyakit pasien beserta tindakan apa yang telah
dilakukan dokter. Salah satu fungsi tersebut adalah dokter bisa
mengetahui perkembangan penyakit pasien lewat isi rekam medis
tersebut.
Jadi apabila pasien datang lagi untuk berobat, dokter dapat
membaca isi rekam medis apa yang terjadi dan tindakan apa yang
dilakukan terhadap pasien tersebut sebelumnya.
Adapun beberapa fungsi yang lebih penting dari rekaman
medis, yaitu:
1) Dokumentasi, rekam medis merupakan sarana untuk
penyimpanan berbagai dokumen yang berkaitan dengan kesehatan
pasien.
2) Alat bukti untuk kasus malpraktek, rekam medis bisa menjadi alat
bukti di pengadilan. Dari rekaman medis itu akan terbuka,
tindakan salah apa yang telah dilakukan dokter atau perawat
bersangkutan. Dokter tidak boleh menghapus tulisan apapun pada
rekaman medis. Apabila ada keslahan tulisan, dokter tidak boleh
menghapus, tetapi hanya boleh mencoret sekali sehingga tulisan
semula masih bisa dibaca, serta diparaf.
3) Identifikasi jenazah, fungsi yang tidak kalah penting dari rekam
medis adalah untuk identifikasi jenazah yang sulit dikenali.
Dalam suatu kecelakaan hebat misalnya, rekam medis sangat
membantu dalam mengenali jenazah.
4) Acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan, dapat digunakan
sebagai acuan dokter dan tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan baik dalam menentukan diagnosis,
memberikan pengobatan, tindakan medis dan pelayanan
selanjutnya bagi pasien. Rekam medis yang baik, benar, lengkap
dan jelas dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi pasien.
5) Bahan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan, rekam medis
dapat menjadi informasi tentang perkembangan penyakit,
pengobatan, tindakan medis terutama untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dalam statistik kasus penyakit, angka kematian,
angka kelahiran dan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
6) Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan, rekam
medis juga dapat digunakan untuk menentukan jumlah biaya yang
harus dibayar oleh pasien dalam pelayanan kesehatan.
Dalam perkembangannya, fungsi rekam medis kini beralih fungsi
meliputi:
- Membentuk basis-data hiktorik,
- Menunjang komunikasi antar-provider kesehatan
- Mengantisipasi masalah kesehatan yang akan dating
- Pencatatan tindakan preventif standar
- Mengidentifikasi penyimpangan dari trend yang diharapkan
- Sebagai dokumen legal
- Menunjang penelitian klinik
b. Peranan Rekam Medis
Peran RM dalam pelayanan Kesehatan “Medical record are
witnesses memories never die” (Guwandi, 2005:54)
Ungkapan di atas menunjukkan sangat penting dan bernilainya
rekam medis sebagai saksi yang tidak pernah mati. Pada saat tertentu
akan mempunyai nilai yang tinggi, yaitu :
1) Bagi Pasien
Bagi pasien mempunyai nilai tinggi karena di rekam medis berisi
data mengenai kesehatan masa lalu dan masa kini, dan berisi
catatan dokter, perawat dan tenaga kesehatan mengenai keadaan
pasien saat ini dalam bentuk penemuan pemeriksaan fisik, hasil
prosedur dan diagnosa dan teerapi dan respon pasien. Dengan
adanya data tersebut dapat :
a) Karena ada keterbatasan untuk mengingat mengenai tindakan
pelayanan yang diberika maka dengan adanya rekam medis
dapat menjadi alat pengingat, rujukan dan referensi baik untuk
pasien maupun tenaga kesehatannya
b) Dengan rekam medis ini juga pasien menjadi mudah dalam
klaim ke pihak asuransi karena semua bukti pelayanan yang
diminat pihak asuransi ada di rekam medis
c) Menyediakan data bagi tenaga keshatan yang akan
mengobatinya pada saat berobat lagi
d) Menyediakan yang dapat digunakan untuk melindungi
kepentingan hukum pasien dalam kasus - kasus kompensasi
pekerja, kecelakaan pribadi atau malpraktek
2) Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Rekam medis memiliki data yang dapat dipakai
a) Untuk mengevaluasi kinerja tenaga kesehatan yang bekerja di
fasilitas tersebut
b) Untuk mengevaluasi penggunaan sumber daya seperti
peralatan dan pelayanan diagnostik khusus yang disediakan
c) Rekam medis digunakan pada survey oleh badan - badan
penerbit lisensi sertifikasi dan akreditasi dalam megevaluasi
asuhan yang disediakan RS dan dalam menentukan kepatuhan
RS pada standar pelayanan yang ditentukan oleh badan
akreditasi tersebut
d) Untuk melaporkan diagnosa atau alasan pengobatan dan
tindakan supaya tagihan dapat diajukan dengan benar
e) Dapat dipakai untuk melindungi intitusi pelayanan kesehatan
dari tuntunan hukum karena semua bukti ada di rekam medis
3) Bagi Penyedia Layanan Kesehatan (Tenaga Kesehatan)
Rekam medis menyediakan informasi untuk membantu
seluruh tenaga kesehatan dalam merawat pasien selama dirawat
dan pada kunjungan berikutnya ke tempat pelayanan kesehatan.
5. Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis
Menurut PERMENKES RI No 269/MENKES/PER/III/2008 tata cara
penyelenggaraan rekam medis adalah sebagai berikut :
a. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran
wajib membuat rekam medis.
b. Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat
segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan.
c. Pembuatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil
pemeriksaan pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
d. Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama,
waktu, dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung.
e. Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada
rekam medis dapat dilakukan pembetulan.
f. Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat
dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang
dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi, atau tenaga
kesehatan tertentu yang bersangkutan.
6. Sistem Penamaan dan Penomoran Rekam Medis
a. Sistem penamaan rekam medis
Sistem penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas
kepada seorang pasien serta untuk membedakan antara pasien satu
dengan pasien lainnya, sehingga mempermudah atau memperlancar
didalam memberikan pelayanan rekam medis kepada pasien yang
datang berobat kerumah sakit.
Prinsip utama yang harus di taati oleh petugas pencatat
adalah nama pasien harus tercantum dalam Rekam medis akan
menjadi satu diantara kemungkinan ini yaitu :
1) Nama Pasien Sendiri, apabila nama sudah terdiri dari satu kata
atau lebih.
2) Nama Pasien Sendiri, dilengkapi dengan nama suami apabila
telah menikah.
3) Nama Pasien Sendiri, dilengkapi dengan nama orangtua ( Nama
Ayah)
4) Bagi pasien yang mempunyai nama keluarga / marga, maka nama
keluarga / marga , didahulukan dan diikuti dengan nama sendiri.
Dalam sistem penamaan rekam medis diharapkan :
1) Nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang
disempurnakan
2) Sebagai pelengkap, bagi pasien perempuan diakhir nama lengkap
ditambah Ny, Nn sesuai dengan Statusnya.
3) Pencantuman title selalu diletakkan sesudah nama lengkap pasien.
4) Perkataan Tuan, Saudara dan Bapak tidak dicantumkan dalam
penulisan nama pasien
b. Sistem Penomoran Rekam Medis
Salah satu sistem dari penyelenggaraan RM dimana semua
pasien yg datang ke instansi pelayanan kesehatan diberikan suatu
nomor Rekam Medis (No.RM) yg berfungsi sebagai salah satu
identitas pasien.
Sistem penomoran sendiri dibagi menjadi 3 macam yaitu ;
1) Pemberian nomor cara seri (Serial Numbering System)
Suatu sistem penomoran dimana setiap penderita yang
berkunjung ke rumah sakit atau puskesmas selalu mendapat
nomor yang baru. Pada sistem ini, KIB dan KIUP tidak
diperlukan karena seorang pasien dapat memiliki lebih dari satu
nomor rekam medis.
2) Pemberian nomor cara unit (Unit Numbering System)
Suatu system penomoran dimana system ini memberikan
satu nomor rekam medis pada pasien berobat jalan maupun pasien
rawat inap dan gawat darurat serta bayi baru lahir.setiap pasien
yang berkunjung mendapat satu nomor pada saat pertama kali
pasien datang kerumah sakit atau puskesmas dan digunakan
selamanya pada kunjungan berikutnya. Maka dokumen rekam
medis pasien hanya tersimpan didalam satu folder yang sama.
3) Pemberian nomor cara seri unit (Serial Unit Numbering System)
Suatu system pemberian nomor dengan cara pengabungan
sistem seri dan seri unit. Dimana setiap pasien datang berkunjung
kerumah sakit atau puskesmas diberikan nomor baru dengan
dokumen rekam medis baru. Setelah selesai pelayanan,
berdasarkan nomor rekam medis pada dokumen rekam medis
tersebut dicari di KIUP untuk memastikan pasien tersebut pernah
berkunjung atau tidak.
Bila ditemukan dalam KIUP berarti pasien tersebut pernah
berkunjung dan memiliki dokumen rekam medis lama.
Selanjutnya dokumen rekam medis lama dicari di filing, setelah
ditemukan dokumen rekam medis baru dan lama dijadikan satu,
dan yang menjadi patokan nomor rekam medis adalah nomor
yang lama. Sedang nomor baru diberikan lagi ke pasien yang lain.
7. Dasar - Dasar Penyelenggaran Rekam Medis
Penyelenggaraan rekam medis pada suatu pelayannan kesehatan
merupakan salah satu indikator mutu pelayanan pada institusi tersebut.
Dasar-dasar yang mengatur dalam penyelenggaraan rekam medis
tersebut sebagai berikut ;
a. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
b. Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis
c. Undang-Undang No.29 Pasal 46 ayat (1) Undang-Undang Praktik
Kedokteran, menyatakan bahwa setiap dokter dan dokter gigi dalam
menjalankan prektek kedokt wajib membuat rekam medis.
d. Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 Tentang
Praktek Kedokteran.
e. Surat keputusan Dirjen Yanmed 78 Tahun 1991 Mengenai Petunjuk
Rekam Medis Di Rumah Sakit
8. Alur Rekam Medis Pasien Rawat Jalan
Gambar 2.1 alur rekam medis rawat jalan
Sumber : Dirjen yanmed Depkes RI ( 1997 : 27 )
D. Konsep RKE (Rekam Kesehatan Elektronik)
1. Pengertian Rekam Medis Elektronik
Seperti yang tertuang dalam permenkes 269 tahun 2008 pada
pasal 2 yaitu :
1. Rekam medis harus dibuat secara lengkap tertulis dan jelas atau
secara elektronik.
2. Penyelengaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi
informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan sendiri
Dengan permenkes tersebut yang menyatakan bahwa rekam medis
dapat berupa rekam medis konvensonal maupun sacara elektronik.
Konsep dasar sistem rekam medis elektronik sebagai alat bantu
manajemen informasi yang dapat menghasilkan :
a. Peringatan dan pewaspadaan klinik (clinical alerts and reminders)
1) Pewaspadaan meliputi adanya hasil pemeriksaan laboratorium
atau pemeriksaan penunjang lain yang abnormal
2) Peringatan meliputi hasil pengecekan farmakologis terhadap
perintah pemberian obat; adanya riwayat reaksi alergi thdobat,
kontraindikasi pemberian obat, dosis obat yang tidak sesuai
b. Hubungan dengan sumber pengetahuan untuk penunjang keputusan
layanan- kesehatan (health-care decision support).
Hal ini didasarkan atas praktek kedokteran berbasiskan-bukti
(evidence-based medicine). Dalam pelaksanaannya, klinikus
melakukan pencarian & penarikan hasil analisis meta yg sesuai dgn
kondisi pasien yg ditangani pada program aplikasi berbasis Visual
basic studio, berbasis Web ataupun program aplikasi lainnya .
Program pengambilan keputusan dapat diinkorporasikan dalam
rekam medik elektronik, pengguna memasukkan data pasiennya &
memperoleh saran untuk penanganan pasien.
c. Analisis data agregat
1) Uji klinik konvensional, data dikumpulkan dari pasien,
dimasukkan ke dalam basis-data komputer & dianalisis dengan
program statistic
2) Rekam medik elektronik memungkinkan klinikus memperoleh
data rutin dan non rutin. Data rutin dapat langsung diperoleh
(dalam bentuksiap olah) dari basis-data rekam medik. Sedangkan
data non-rutin dapat dikumpulkan pada waktu pemeriksaan pasien
& dimasukkan dalam rekam medik
d. Perintah dokter melalui computer (CPOE; computerized physician
order entry). Dilakukan baik itu melalui data bentuk bebas
(informasi teks) maupun bentuk kode (data terstruktur).
e. Pengambilan data sinyal biologis secara otomatis (automatic data
capture)
1) Sinyal digital, menampilkan nilai-nilai diskret dari suatu
himpunan nilai tertentu, missal : Tekanan darah, frekuensi nadi,
dan densitas jaringan (CT-scan, MRI)
2) Sinyal analog, menampilkan nilai-nilai dalam rentang kontinu,
mis. elektrokardiogram (EKG), dan densitas jaringan (radiologi
konvensional). Sistem komputer hanya dapat mengakuisisi data
digital. Oleh karena itu, sinyal analog harus dikonversi terlebih
dahulu menjadi sinyal digital dengan ADC (analog-to-digital
conversion) (Sabarguna,2005).
2. Sistem Data Klinis Rekam Medis Elektronik
a. Rekam medik masing-masing pasien
Isi rekam medik individual hendaknya mencerminkan sejarah
perjalanan kondisi kesehatan pasien mulai dari lahir sampai
berlangsungnya interaksi mutakhir antara pasien dengan rumah sakit.
Pada umumnya struktur rekam medik individual ini terdiri dari daftar
masalah sekarang dan masa lalu serta catatan-catatan SOAP
(Subjective, Objective, Assessment, dan Plan) untuk masalah-
masalah yang masih aktif.
b. .Rangkuman data klinis
Rangkuman data klinis untuk konsumsi manajer rumah sakit, pihak
asuransi (data claim), kepala unit klinis, dan institusi terkailt sebagai
pelaporan. Suatu rangkuman data klinis yang penting misalnya
mengandung jumlah pasien rawat inap menurut cirri-ciri demografis,
cara membayar, diagnosis dan prosedur operatif.
c. Registrasi penyakit
Misalnya kanker, merupakan sistem informasi yang berbasis pada
suatu komunitas atau wilayah administratif, mencakup semua
kejadian penyakit tertentu (misalnya segala jenis kanker) di antara
penduduk yang hidup d wilayah yang bersangkutan.
d. Data Unit Spesifik
Suatu sistem informasi mungkin diperlukan untuk mengelola unit
tertentu di rumah sakit. Sebagai contoh, unit-unit farmasi,
laboratorium, radiology dan perawatan memerlukan data inventory
bahan-bahan habis pakai dan utilisasi jenis-jenis pelayanan untuk
merencanakan dan mengefisienkan penggunaan sumber daya.
e. Sistem kepustakaan medik dan pendukung pengambilan keputusan
klinis
Untuk menunjang keberhasilan pelayanan klinis kepada pasien
diperlukan sistem untuk mengarahkan klinisi pada masalah spesifik,
merekomendasikan keputusan klinis berbasis pada probabilitas
kejadian tertentu.
f. Paspor kesehatan (patient-carried records)
Rangkuman medik yang dibawa pasien memungkinkan pelayanan
kesehatan darurat di tempat-tempat yang jauh dari rumahnya. Rekam
medik ini mungkin dalam bentuk kertas, microfiche atau smartcard
format. (Sabarguna, 2005)
3. Karekteristik RKE (Rekam Kesehatan Elektronik)
a. Akses Simultan dari berbagai tempat
b. Dapat dilihat dari berbagai pendekatan
c. Data entry lebih terstruktur
d. System pendukung keputusan
e. Mempermudah analisis data
f. Mendukung data sharing
g. Dapat bersifat multimedia
4. Komponen RKE (Rekam Kesehatan Elektronik)
a. Record format
Bentuk yang sesuai contoh berbagai pelayanan sesuai kebutuhan.
b. Sistem performance
Seperti pemanggilan kembali, serta mudah dalam pengubahan data.
c. Reporting capabilities
Kelengkapan dokumen, mudah untuk dimengerti dan standar laporan
d. Training and implementation
Pelatihan yang minimal untuk menggunakan dengan benar.
e. Control and acces
Untuk mengakses bagi yang berwenang tapi terlindung dari
penyalahgunaan
f. Intelegence
Seperti sistem bantu keputusan, sistem tanda baca yang sesuai.
g. Linkages
Terkait dengan berbagai pelayanan lain, perpustakaan, database
pasien dan keuangan
h. Record content
Meliputi standarisasi formulir dan isi, sesuai dengan kode penyakit
dan tujuan layanan
5. Manfaat RKE
a. Memudahkan penelusuran dan pengiriman informasi dan membuat
penyimpanan lebih ringkas.(dapat ditampilkan dengan cepat)
b. Dapat menyimpan data dengan kapasitas yang besar, sehingga dokter
dan staf medis mengetahui rekam jejak dari kondisi pasien berupa
riwayat kesehatan sebelumnya, tekanan darah, obat yang telah
diminum dan tindakan sebelumnya sehingga tindakan lanjutan dapat
dilakukan dengan tepat dan berpotensi menghindari medical error
6. Kelebihan RKE
a. Ketepatan waktu dalam pengambilan keputusan medik, sehingga
mutu pelayanan atau asuhan akan semakin baik.
b. Kemudahan penyajian data sehingga penyampaian informasi akan
lebih efektif
c. Pembentukan database yang memungkinkan penelitian, simulasi dan
pendidikan tenaga medik maupun paramedik, berdasarkan data yang
nyata
d. Efisiensi pemanfaatan sumber daya dan biaya dengan sistem
penyediaan bahan (inventory) yang dapat menekan biaya
penyimpanan, pemesanan barang maupun biaya stockout,
manajemen utilisasi menyangkut tindakan atau prosedur yang tidak
perlu, dan lain-lain. (Sabarguna, 2005)
7. Kekurangan RKE
a. Membutuhkan investasi awal yang lebih besar daripada rekam medik
kertas untuk pengadaan perangkat keras, lunak, dan biaya penunjang
b. Waktu yang harus disediakan oleh key person dan perawat dalam
mempelajari sistem dan merancang ulang alur kerja memerlukan
waktu yang lama.
c. Konversi Rekam medik kertas ke rekam medik elektronik
memerlukan waktu, sumber daya, tekad dan kepemimpinan
d. Resiko kegagalan pada sistem computer
e. Problem dalam pemasukan data oleh petugas kesehatan. (Thede,
2008; Moody, 2004)
E. Konsep Rawat Jalan
1. Pengertian pelayanan Rawat Jalan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Rawat
Jalan Eksekutif di Rumah Sakit, “Pelayanan Rawat Jalan Reguler
adalah pemberian pelayanan kesehatan rawat jalan di rumah sakit yang
diselenggarakan melalui pelayanan dokter spesialis - subspesialis”.
Dirjen Yanmed (2006:25) mengemukakan bahwa: Pasien Rawat
Jalan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan oleh pasien dimana
rumah sakit menyediakan ruangan (poliklinik) untuk pasien berobat
jalan,selanjutnya pasien tersebut setelah mendapatkan pemeriksaan
langsung pulang atau langsung dirawat.
Berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan Nomor :
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit, standar minimal rawat jalan adalah sebagai berikut:
a. Dokter yang melayani pada Poliklinik Spesialis harus 100 % dokter
spesialis.
b. Rumah sakit setidaknya harus menyediakan pelayanan klinik anak,
klinik penyakit dalam, klinik kebidanan, dan klinik bedah.
c. Jam buka pelayanan adalah pukul 08.00 – 13.00 setiap hari kerja,
kecuali hari Jumat pukul 08.00 – 11.00.
d. Waktu tunggu untuk rawat jalan tidak lebih dari 60 menit.
e. Kepuasan pelanggan lebih dari 90 %.
2. Pengertian pasien
Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, Pasal 1 Angka (4) dikatakan bahwa “Pasien adalah setiap
orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara
langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.”
Selain memperoleh pelayanan kesehatan pasien juga
memperoleh Hak dan Kewajiban yang telah diatur dalam tatanan
Undang-undang Republik Indonesia.
a. HAK PASIEN MENURUT UU NO. 44 TAHUN 2009 TENTANG
RS:
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit;
2) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
3) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi;
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional;
5) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi;
6) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
7) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar Rumah Sakit;
9) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya;
10) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko
dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
11) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya;
12) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
13) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;
14) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit;
15) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya;
16) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya;
17) Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
baik secara perdata ataupun pidana; dan
18) Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Kewajiban Pasien MENURUT PERMENKES NO. 69 TAHUN
2014 Sesuai Pasal 31 UU NO. 44 TAHUN 2009 TENTANG RS:
1) Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit,
2) Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab,
3) Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga
Kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit,
4) Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya,
5) Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan
jaminan kesehatan yang dimilikinya,
6) Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga
Kesehatan di rumah sakit dan disetujui oleh Pasien yang
bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan
peraturan perundangundangan,
7) Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga
Kesehatan dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh
Tenaga Kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit atau
masalah kesehatannya, dan
8) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
3. Sistem Identifikasi Pasien
Secara garis besar kegiatan pelayanan penerimaan pasien yaitu ;
a. Sistem Identifikasi
Pengertian dari identifikasi sendiri adalah suatu system yang
dilakukan untuk memperoleh data data pasien untuk membedakan
antara pasien satu dengan yang lain sehingga memperlancar atau
mempermudah dalam pemberian pelayanan kepada pasien termasuk
bayi yang baru lahir.
Sistem identifikasi pasien secara Alphabetical atau penamaan
adalah sistem identifikasi kepada pasien untuk membedakan antara
pasien satu dengan yang lain dengan menggunakan nama pasien
sehingga memperlancar atau mempermudah dalam pemberian
pelayanan kepada pasien.
b. Tujuan Sistem Identifikasi Pasien Secara Alphabetical.
1) Untuk memberikan identitas kepada seorang pasien
2) Membedakan antara pasien satu dengan yang lain
3) Membedakan pasien baru dengan pasien yang lama
4) Menghindari terjadinya mal praktik, sehingga dalam
5) Memberikan pelayanan kepada seorang pasien agar pelayanan
kesehatan dapat berjalan dengan mudah dan lancar.
c. Cara Identifikasi
System identifikasi dapat dilakukan secara manual, maupun
computer baik itu secara online ataupun offline.
1) Identifikasi pasien meliputi;
a) Nama lengkap pasien
b) Nomor rekam medis
c) Tanggal lahir, bulan, tahun
d) Jenis kelamin
e) Status perkawinan
f) Agama
g) Alamat
h) Pendidikan
i) Pekerjaan
j) Nama ayah / ibu pasien
2) Identifikasi bayi baru lahir meliputi;
a) Membuat cap kaki bayi kanan dan kiri,
b) Membuat cap ibu jari tangan dari ibunya bayi,
c) Pemberian gelang nama ditangan pada ibu dan bayi baru lahir.
F. Konsep Pendaftaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:285), Pendaftaran
adalah proses, cara, perbuatan mendaftar (mendaftarkan); pencatatan
nama, alamat, dan sebagainya ke dalam daftar.
Pendaftaran memiliki fungsi yang sangat penting dalam pelayanan
pada sebuah rumah sakit, yaitu gerbang utama atau pelayanan pertama
yang diberikan kepada yang menbutuhkan sebuah informasi atupun calon
pasien
1. Sistem Pendaftaran Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang
disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap (Feste, 1989).
Berdasarkan DEPKES, 1997 sistem penerimaan pasien baru rawat jalan
yaitu :
a. Pasien mengisi formulir pendaftaran pasien baru
b. Data pada formulir pendaftaran pasien baru diinput pada computer
c. Mencetak ringkasan riwayat klinik
d. Mencetak kartu pasien
e. Mencetak kuitansi pembayaran
f. Mencetak nomor urut poli
g. Mencetak kartu index utama pasien
h. Melaksanakan pendaftaran pasien baru di TPP Rawat Jalan
i. Ringkasan riwayat klinik dikirim ke poliklinik tujuan
2. Sistem penerimaan pasien lama rawat jalan :
a. Melaksanakan transaksi pendaftaran pasien lama dengan mengentry
nomor pasien
b. Membuat tracer
c. Mencetak nomor urut poliklinik
d. Mencetak kuitansi pembayaran
e. Mengarahkan pasien sesuai tujuan poliklinik
f. Melaksanakan pendafataran pasien di tempat pasien lama di TPP II
ALUR PENDAFRATAN RAWAT JALAN
Gambar 2.2 Alur pendaftaran rawat jalan
Sumber : Dirjen yanmed Depkes RI ( 1997 : 26 )
G. Konsep Appointment
Dalam sebuah pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan salah
satunya yaitu pendaftaran pasien perjanjian (Appointment), yang dimana
pasien melakukan pendaftaran rawat jalan dengan cara melalui telepon
ataupun langsung datang ke bagian pelayanan pendaftaran guna
mendapatkan sebuah informasi mengenai nama dokter, hari dan jam
praktek, sehingga pasien bisa memilih kapan pasien hendak berobat.
1. Data yang dibutuhkan dalam Pendaftaran rawat jalan (Appointment)
a. Pasien Baru
1) Nama Lengkap Pasien
2) Alamat
3) Nomer Telepon
4) Nama dokter yang dituju
5) Nama Poliklinik yang dituju
6) Hari, tanggal dan jam berobat
7) Perujuk
8) penjamin
b. Pasien Lama
1) Nomor Rekam Medis
2) Nama Lengkap Pasien
3) Nomor telepon
4) Nama dokter yang dituju
5) Mana Poliklinik yang dituju
6) Hari, tanggal dan jam berobat
7) Perujuk
8) penjamin
H. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
1. Analisis
Komarrudin (2001:53) Mendefinisikan Analisis yaitu sebagai
berikut: Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu
keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda
komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing
dalam satu keseluruhan yang terpadu
Menurut Jimmy L.Goal (2008:73), “Analisa sistem adalah
sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam
bagian - bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan - permasalahan,
kesempatan - kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang
diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya”.
a. Langkah-langkah di Analisis Sistem :
Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang
harus dilakukan oleh analis system:
1) Identify, yaitu mengidentifikasi masalah
2) Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
3) Analyze, yaitu menganalisis system
4) Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
2. Perancangan
Menurut Sutanto (2004 : 332) “Perancangan adalah spesifikasi umum
dan terinci dari pemecahan masalah berbasis komputer yang telah
dipilih selama tahap analisis.
a. Tujuan Perancangan
Secara umum tujuan perancangan adalah sebagai berikut :
1) Untuk menghasilkan suatu model atau penggambaran dari suatu
entitas yang akan dibangun.
2) Untuk memenuhi kebutuhan pengguna perangkat lunak.
3) Untuk memberikan gambaran yang jelas serta rancang bangun
yang lengkap kepada programmer dan ahli-ahli teknik lainnya
yang terlibat.
3. Pengertian Sistem
Pengertian sistem menurut Sutanta (2003 : 4) secara umum
sistem dapat didefenisikan sebagai kumpulan hal atau kegiatan atau
elemen atau sub sistem yang saling bekerja sama atau yang
dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu
kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai satu tujuan.
Sehingga sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut ;
a. Mempunyai komponen (Components)
Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian
penyusun sistem. Komponen sistem disebut sebagai sub sistem,
dapat berupa orang, benda, hal atau kejadian yang ada dalam sistem.
b. Mempunyai batas (Boundary)
Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan
sistem yang lain.
c. Mempunyai lingkungan (enviroments)
Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem.
d. Mempunyai penghubung/antar muka (interface)
Penghubung/antar muka merupakan sarana yang memungkinkan
setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam
rangka menjalankan fungsi masing-masing komponen. Dalam dunia
komputer, penghubung/antar muka dapat berupa berbagai macam
tampilan dialog layar monitor yang memungkinkan sistem aplikasi
komputer yang digunakannya.
e. Mempunyai masukan (input)
Yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukkan ke dalam sistem sebagai
bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran
yang berguna.
f. Mempunyai pengolahan (processing)
Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran
utama mengolah masukan agar menghasilkan keluaran yang berguna
untuk para pemakainya.
g. Mempunyai keluaran (output)
Keluaran adalah informasi yang dihasilkan oleh program aplikasi
yang akan digunakan oleh pemakai dalam pengambilan keputusan.
h. Mempunyai sasaran (objective) dan tujuan (goal)
Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama
dengan harapan agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.
Sasaran sistem adalah apa yang ingin dicapai oleh sistem untuk
jangka waktu yang relatif pendek. Sedangkan tujuan merupakan
kondisi/hasil akhir yang ingin dicapai oleh sistem untuk jangka
waktu yang panjang. Dalam hal ini, sasaran merupakan hasil pada
setiap tahap tertentu yang mendukung upaya pencapaian tujuan.
i. Mempunyai kendali (control)
Setiap komponen dalam sistem perlu selalu dijaga agar tetap bekerja
sesuai peran dan fungsinya masing-masing. Hal ini bisa dilakukan
jika ada bagian yang berperan menjaganya. Yaitu bagian kendali
yang mempunyai peran utama menjaga agar proses dalam sistem
dapat berlangsung normal sesuai batasan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
j. Mempunyai umpan balik (feed back)
Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (control) sistem untuk
mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan
pengembaliannya ke dalam sistem normal.
4. Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna
dan menjadi berarti bagi penerimanya. Kegunaan informasi adalah
untuk mengurangi ketidakpastian di dalam proses pengambilan
keputusan tentang suatu keadaan. Suatu informasi dikatakan bernilai
bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk
mendapatkan informasi tersebut. Kualitas informasi sangat dipengaruhi
atau ditentukan oleh beberapa hal yaitu : Relevan (Relevancy), Akurat
(Accurancy), Tepat waktu (Time liness), Ekonomis (Economy), Efisien
(Efficiency), Ketersediaan (Availability), Dapat dipercaya (Reliability),
Konsisten (Edhy Sutanta, 2009:8 ).
5. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Sutabri (2005:42), sistem informasi adalah suatu sistem
di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang
bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk
dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan
yang diperlukan.
Berdasarkan pendapat diatas Informasi dalam lingkup sistem
informasi memiliki beberapa ciri yaitu:
a. Baru, informasi yang didapat sama sekali baru dan segar bagi
penerima.
b. Tambahan, informasi dapat memperbaharui atau memberikan
tambahan pada informasi yang telah ada.
c. Korektif, informasi dapat menjadi suatu koreksi atas informasi yang
salah sebelumnya.
d. Penegas, informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada.
Untuk mempermudah informasi yang bermanfaat bagi penerimanya,
perlu dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan
dalam menghasilkan informasi
Gambar 2.3 Siklus Informasi
(Sumber : BAH[4])
6. UML (Unified Modeling Language)
a. Definisi UML (Unified Modeling Language)
UML (Unified Modeling Language) adalah tujuan umum,
perkembangan, bahasa pemodelan di bidang rekayasa perangkat
lunak ,yang dimaksudkan untuk menyediakan cara standar untuk
memvisualisasikan desain sistem.
UML(Unified Modeling Language) awalnya termotivasi oleh
keinginan untuk membakukan sistem notasi yang berbeda dan
pendekatan untuk desain perangkat lunak yang dikembangkan oleh
Grady Booch , Ivar Jacobson dan James Rumbaugh di Rational
Software di 1994 -1995, dengan pengembangan lebih lanjut yang
dipimpin oleh mereka melalui tahun 1996.
Data Informasi Proses
Pada tahun 1997 UML diadopsi sebagai standar oleh Object
Management Group (OMG), dan telah dikelola oleh organisasi ini
sejak. Pada tahun 2005 UML juga diterbitkan oleh International
Organization for Standardization (ISO) sebagai standar ISO
disetujui. [2] Sejak itu telah periodik direvisi untuk menutupi revisi
terbaru dari UML.
Definisi Unified Modeling Language (UML) menurut para ahli:
1) Menurut (Hend, 2006)Menurut “Unified Modeling Language
(UML) adalah bahasa yang telah menjadi standar untuk
Visualisasi, menetapkan, membangun dan mendokumentasiakan
artifak suatu sistem perangkat lunak”.
2) Menurut (Adi Nugroho : 2005). “Unified Modeling Language
(UML) adalah alat bantu analisis serta perancangan perangkat
lunak berbasis objek”.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa “Unified Modeling Language(UML) adalah
sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk
menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan
pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak.
b. Langkah-langkah Penggunaan Unified Modeling Language (UML)
Menurut (Afif Amrullah:2002). “Langkah-langkah penggunaan
Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut:
1) Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk
mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
2) Petakan use case untuk setiap business process untuk
mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan
oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi
dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
3) Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan
arsitektur fisik sistem.
4) Definisikan requirement lain non fungsional, security dan
sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
5) Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity
diagram.
6) Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan
buatlah sequence dan/atau collaboration utuk tiap alir pekerjaan,
jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error,
buat lagi satu diagram untuk masing-masing alir.
7) Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan
antamuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
8) Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram.
Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class
lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika
untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas
class dan interaksi dengan class lain.
9) Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan
pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu
buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test
integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan
baik.
10) Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan
kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi,
jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
11) Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat
digunakan:
a) Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case
kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit
kode yang lengkap dengan test.
b) Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen
kepada tim pengembang tertentu.
12) Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta
codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
13) Perangkat lunak siap dirilis.
c. Bangunan Dasar Metodologi Unified Modeling Language (UML)
Menurut (Adi Nugroho : 2005). “Bangunan dasar metodologi
Unified Modeling Language (UML) menggunakan tiga bangunan
dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan
dikembangkan yaitu :
1) Sesuatu (things)
Ada 4 (empat) things dalam Unified Modeling Language (UML),
yaitu:
a) Structural things
Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified
Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat
berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.
b) Behavioral things
Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified
Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja
dari model Unified Modeling Language (UML), yang
mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.
c) Grouping things
Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling
Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit
kadang diperlukan penggambaran paket yang
menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat
didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi
pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan
subsistem-subsistem.
d) Annotational things
Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling
Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang
menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model
Unified Modeling Language (UML).
2) Relasi (Relationship)
Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling
Language (UML), yaitu :
a) Dependency
Adalah hubungan semantic antara duan benda/thing yang mana
sebuah benda berubah mengakibatkan benda satunya akan
berubah pula. Umumnya sebuah dependency digambarkan
sebuah panah dengan garis terputus-putus.
b) Association
Adalah hubungan antar benda struktural yang terhubung
diantara obyek. Kesatuan obyek yang terhubung merupakan
hubungan khusus, yang menggambarkan sebuah hubungan
struktural diantara seluruh atau sebagian. Umumnya
assosiation digambarkan dengan sebuah garis yang dilengkapi
dengan sebuah label, nama, dan status hubungannya.
c) Generalizations
adalah menggambarkan hubungan khusus dalam obyek
anak/child yang menggantikan obyek parent / induk. Dalam
hal ini, obyek anak memberikan pengaruhnya dalam hal
struktur dan tingkah lakunya kepada obyek induk.
Digambarkan dengan garis panah.
d) Realizations
Adalah merupakan hubungan semantik antara
pengelompokkan yang menjamin adanya ikatan diantaranya.
Hubungan ini dapat diwujudkan diantara interface dan kelas
atau elements, serta antara use case dan collaborations. Model
dari sebuah hubungan realization.
d. Diagram
Menurut (Adi Nugroho : 2005). Ada 5 (lima) macam diagram dalam
Unified Modeling Language (UML), yaitu :
1) Use Case Diagram
suatu use case diagram menampilkan sekumpulan use case dan
aktor (pelaku) dan hubungan diantara use case dan aktor tersebut.
Use case diagram digunakan untuk penggambaran use case
statik dari suatu sistem.
Table.2.1 simbol – simbol use case diagram
Sumber: simbol Use Case Diagram (Adi Nugroho : 2005)
2) Activity Diagram
Menurut Satzinger et al (2010:141), Activity diagram merupakan
sebuah tipe dari diagram workflow yang menggambarkan tentang
aktivitas dari pengguna ketika melakukan setiap kegiatan dan
aliran sekuensial.
Table.2.2. symbol activity diagram
Sumber : notasi activity diagram Satzinger et al (2010)
3) Class Diagram
Menurut (Whitten L. Jeffery et al 2004:432) class diagram adalah
gambar grafis mengenai struktur objek statis dari suatu sistem,
menunjukan class-class objek yang menyusun sebuah sistem dan
juga hubungan antara class objek tersebut.
Table.2.3. Simbol-simbol Class diagram
Sumber : Whitten L. Jeffery et al (2004:435)
4) Sequence Diagram
Sequence diagram menurut Munawar (2005 : 187) adalah
grafik dua dimensi dimana obyek ditunjukkan dalam dimensi
horizontal, sedangkan lifeline ditunjukkan dalam dimensi vertikal.
Table.2.4. Simbol-simbol Sequence diagram
Sumber: Munawar (2005 : 189)
5) Component diagram
Component diagram menurut Munawar (2005 : 119),
mempresentasikan dunia riil item yaitu component
software.Component software adalah bagian fisik dari sebuah
system karena menetap di komputer. Component diagram
mengandung component, iterface dan relationship.
Table.2.5. Simbol-simbol Component diagram
sumber: Munawar (2005 : 121)
6) Deployment diagram
Deployment diagram menurut Munawar (2005 : 125),
menunjukkan tata letak sebuah sistem secara fisik,
menampakkan bagian-bagian software yang berjalan pada
bagian-bagian hardware.
Table.2.6. Simbol-simbol Depoyment diagram
sumber: Munawar (2005 : 127)
e. Database
Database adalah kumpulan data yang saling berkaitan,
berhubungan yang disimpan secara bersama-sama sedemikian rupa
tanpa pengulangan yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai
kebutuhan. Data-data ini harus mengandung semua informasi untuk
mendukung sebuah kebutuhan sistem.
Proses dasar yang dimiliki oleh database ada 4 yaitu :
1) Pembuatan data-data baru (create database)
2) Penambahan data (insert)
3) Mengubah data (update)
4) Menghapus data (delete)
Sistem manajemen database (database manajemen sistem)
merupakan system pengoperasian dan sejumlah data pada computer.
f. Implementasi Kamus Data (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan diagram yang
dipergunakan
untuk menggambarkan hubungan antara entity dalam suatu sistem.
Kamus data dapat diimplementasikan dengan menggunakan
beberapa pendekatan, diantaranya :
1) Automatisasi kamus data
2) Manual kamus data.
3) Hybrid kamus data
g. Struktur pemograman terstruktur
Struktur dasar dari Structured English dan Pseudocode mengikuti
struktur dasar dari pemrograman terstruktur (structured
programming). Struktur dasar ini terdiri dari 3 macam struktur,
yakni:
1) Struktur Urut (sequence structure)
Struktur ini terdiri dari sebuah instruksi atau blok dari instruksi
yang tidak mempunyai perulangan atau keputusan di dalalamnya.
Struktur ini disebut juga struktur urut sederhana (simple sequence
structure). Struktur ini semata-mata henya berisi langkah-langkah
yang urut saja, satu diikuti yang lainnya.
Contoh :
Struktur Indonesia
Baca data Jam-kerja
Hitung Gaji adalah Jam-kerja dikalikan Tarip
Tampilkan Gaji
Pseudocode
Baca data Jam-kerja dari keyboard
Hitung Gaji = Jam-kerja * Tarip
Tampilkan Gaji di monitor
2) Struktur Keputusan (decision structure)
Decision Structure (struktur keputusan) atau Selection Structure
(struktur seleksi) terdiri atas :
a) If – Then
b) If - Then – Else
c) Case
Struktur If - Then
Structured English
If kondisi
Then tindakan
Structured Indonesia
Jika kondisi
maka tindakan
contoh :
If Nilai lebih besar dari 60
Then tambah 1 ke Lulus
atau
Jika Nilai lebih besar dari 60
Maka tambah 1 ke Lulus
PseudocodeIf kondisi Then
tindakan
Endif
If menunjukan awal dari blok dan End if menunjukan akhir
dari blok.
contoh :
If Nilai > 60 Then
Lulus = Lulus + 1
Endif
3) Struktur Iterasi (Iteration Structure)
Iteration Structure (struktur iterasi), atau Loop Structure (struktur
Perulangan), atau Repetition Structure (struktur repetisi)
diterapkan pada situasi suatu instruksi atau group dari intruksi
yang diproses berulangkali sampai kondisi yang diinginkan sudah
dipenuhi. Struktur ini terdiri atas :
a) For
b) Repeat
c) Do-While
Struktur For
Structured English
For each item
tindakan
Structured Indonesia
Untuk masing-masing item
tindakan
Contoh :
Baca Jumlah-barang
Untuk masing-masing barang
Baca Nilai-penjualan (Unit dan Harga)
Hitung Nilai-barang yaitu Unit dikalikan Harga
Tampilkan dalam satu baris hasilnya
Hitung Jumlah
Tampilkan nilai Jumlah
Pseudocode
Do indeks = awal To ahir
Perform tindakan
Enddo
Contoh :
Jumlah = 0
Baca Jumlah-barang dari monitor
Do I = 1 to Jumlah-barang
Read data Unit dan Harga dari Monitor
Nilai-barang = Unit * Harga
Tampilkan baris laporan di printer
Jumlah = Jumlah + Nilai-barang
Enddo
Tampilkan Jumlah di printer
2.2 Teori - Teori Tentang Aplikasi
A. Aplikasi berbasis Web
Website merupakan halaman situs sistem informasi yang dapat
diakses secara cepat. Website ini didasari dari adanya perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. Melalui perkembangan teknologi
informasi, tercipta suatu jaringan antar komputer yang saling berkaitan.
Jaringan yang dikenal dengan istilah internet secara terus-menerus menjadi
pesan–pesan elektronik, termasuk e-mail, transmisi file, dan komunikasi
dua arah antar individu atau komputer.
1. Pengertian web
Menurut (Rouse, 2011) aplikasi web adalah sebuah program
yang disimpan di Server dan dikirim melalui internet dan diakses
melalui antarmuka browser. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
aplikasi web merupakan aplikasi yang diakses mengunakan web
browser melalui jaringan internet atau intranet.
Aplikasi web juga merupakan suatu perangkat lunak komputer
yang dikodekan dalam bahasa pemrograman yang mendukung
perangkat lunak berbasis web seperti HTML, Java Script, CSS, Ruby,
Python, Php, Java dan bahasa pemrograman lainnya.
2. Cara Kerja Web
Adapun cara kerja web adalah sebagai berikut:
a. Informasi web disimpan dalam dokumen dalam bentuk halaman-
halaman web atau web page.
b. Halaman web tersebut disimpan dalam computer server web.
c. Sementara dipihak pemakai ada computer yang bertindak sebagai
computer client dimana ditempatkan program untuk membaca
halaman web yang ada di server web (browser).
d. Browser membaca halaman web yang ada di server web.
3. Unsur-Unsur Website atau Situs
Untuk menyediakan keberadaan sebuah website, maka harus tersedia
unsur-unsur penunjangnya, adalah sebagai berikut:
a. Nama domain (Domain name/URL – Uniform Resource Locator)
Pengertian nama domain atau biasa disebut dengan domain name
atau URL adalah alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk
mengidentifikasi sebuah website, atau dengan kata lain domain name
adalah alamat yang digunakan untuk menemukan sebuah website
pada dunia internet.
b. Rumah tempat website (Web hosting)
Pengertian Web Hosting dapat diartikan sebagai ruangan yang
terdapat dalam harddisk tempat menyimpan berbagai data, file-file,
gambar dan lain sebagainya yang akan ditampilkan di website.
Besarnya data yang bisa dimasukkan tergantung dari besarnya web
hosting yang disewa/dipunyai, semakin besar web hosting semakin
besar pula data yang dapat dimasukkan dan ditampilkan dalam
website.
c. Bahasa Program (Scripts Program)
Bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan setiap perintah dalam
website yang pada saat diakses. Jenis bahasa program sangat
menentukan statis, dinamis atau interaktifnya sebuah website.
Jenis jenis bahasa program yang banyak dipakai para
desainer website antara lain HTML, ASP, PHP, JSP, Java Scripts,
Java applets dsb. Bahasa dasar yang dipakai setiap situs adalah
HTML sedangkan PHP, ASP, JSP dan lainnya merupakan bahasa
pendukung yang bertindak sebagai pengatur dinamis, dan
interaktifnya situs. Bahasa program ASP, PHP, JSP atau lainnya bisa
dibuat sendiri. Bahasa program ini biasanya digunakan untuk
membangun portal berita, artikel, forum diskusi, buku tamu, anggota
organisasi, email, mailing list dan lain sebagainya yang memerlukan
update setiap saat.
d. Desain website
Setelah melakukan penyewaan domain name dan web hosting serta
penguasaan bahasa program (scripts program), unsur website yang
penting dan utama adalah desain. Desain website menentukan kualitas
dan keindahan sebuah website. Desain sangat berpengaruh kepada
penilaian pengunjung akan bagus tidaknya sebuah website.
4. Tahapan Membangun Situs Web
a. Rekayasa dan Pemodelan Sistem/Informasi
Pada tahap ini dimulai dengan membangun syarat dari semua elemen
sistem dan mengalokasikan beberapa subset kebutuhan software
tersebut.
b. Planning (Perencanaan)
Pada tahap ini yaitu untuk menentukan tujuan dari software yang
akan dibuat, melakukan analisis kebutuhan dna pengumpulan data
yang diperlukan. Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan
difokuskan, khususnya pada kebuthan software.
c. Designing (Desain)
Desain software sebenarnya merupakan proses multi langkah yang
berfokus pada empat atribut yang berbeda, yaitu struktur data,
arsitektur software, representasi interface, dan detil (algoritma)
procedural. Jadi pada tahap ini proses mendesain harus berdasarkan
kebutuhan sehingga sesuai dengan yang diharapkan sebelum
memulai pengkodean.
d. Scripting (Pemograman)
Desain harus diterjemahkan ke dalam bentuk mesin yang bisa
dibaca. Dalam tahap ini adanya pembuatan kode. Jika desain
dilakukan secara lengkap.
pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis.
e. Testing (Pengujian)
Proses pengujian berfokus pada logika internal software untuk
memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji, dan pada fungsi
eksternal yaitu mengarahkan pengujian untuk menemukan
kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa dengan input yang
terbatas akan didapatkan hasil actual yang sesuai dengan yang
dibutuhkan.
f. Maintenance (Pemeliharaan)
Software mungkin akan mengalami perubahan setelah diserahkan
kepada pelanggan. Perubahan bisa terjadi karena kesalahan-
kesalahan tertentu, karena software harus diubah untuk
mengakomodasikan perubahan-perubahan di dalam lingkungan
eksternalnya, atau karena pelanggan perlu melakukan pengembangan
fungsional atau unjuk kerja
C. XAMPP
1. Pengertian XAMPP
Menurut Wicaksono (2008:7) menjelaskan bahwa “XAMPP
adalah sebuah software yang berfungsi untuk menjalankan website
berbasis PHP dan menggunakan pengolah data MYSQL di komputer
lokal”. XAMPP berperan sebagai server web pada komputer lokal.
XAMPP juga dapat disebut sebuah Cpanel server virtual, yang dapat
membantu melakukan preview sehingga dapat dimodifikasi website
tanpa harus online ataterakses dengan internet.
Nama Xampp merupakan singkatan dari X (empat sistem
operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl yang mempunyai
penjelasan sebagai berikut ;
1. X : Program ini dapat dijalankan di banyak sistem operasi, seperti
Windows, Linux, Mac OS, dan Solaris.
2. A : Apache merupakan aplikasi web server. Apache ini bersifat
opensource yang berarti gratis dan bisa diedit oleh penggunanya.
Tugas utama Apache adalah menghasilkan halaman web yang benar
kepada user berdasarkan kode PHP yang dituliskan oleh pembuat
halaman web. jika diperlukan juga berdasarkan kode PHP yang
dituliskan,maka dapat saja suatu database diakses terlebih dahulu
(misalnya dalam MySQL) untuk mendukung halaman web yang
dihasilkan.
3. M : MySQL, server aplikasi database. Pertumbuhannya disebut
SQL singkatan dari Structured Query Language. SQL merupakan
bahasa terstruktur yang difungsikan untuk mengolah database.
MySQL dapat digunakan untuk membuat dan mengelola database
dan isinya. Bisa juga memanfaatkan MySQL guna untuk
menambahkan, mengubah, dan menghapus data dalam database.
4. P : PHP, bahasa pemrograman web. Bahasa pemrograman PHP
adalah bahasa pemrograman untuk membuat web yang server-side
scripting. PHP digunakan untuk membuat halaman web dinamis.
Sistem manajemen database yang sering digunakan dengan PHP
adalah MySQL. namun PHP juga mendukung Pengelolaan sistem
database Oracle, Microsoft Access, Interbase, d-base, PostgreSQL,
dan sebagainya.
5. P : Perl, bahasa pemrograman untuk semua tujuan, pertama kali
dikembangkan oleh Larry Wall, mesin Unix. Perl dirilis pertama kali
tanggal 18 Desember 1987 yang ditandai dengan keluarnya Perl 1.
Pada versi-versi selanjutnya, Perl juga tersedia untuk berbagai sistem
operasi Unix (SunOS, Linux, BSD, HP-UX), juga tersedia untuk
sistem operasi seperti DOS, Windows, PowerPC, BeOS, VMS,
EBCDIC, dan PocketPC.
2. Bagian penting XAMPP yang biasa digunakan pada umumnya
a. XAMPP Control Panel Aplication berfungsi mengelola layanan
(service) XAMPP. Seperti mengaktifkan layanan (start) dan
menghentikan (stop) layanan. Tampilan control panel Xampp dapat
dilihat pada gambar 2.1.
b. htdoc adalah folder tempat meletakkan berkas-berkas yang akan
dijalankan. Di Windows, folder ini berada di C:/xampp.
c. Php MyAdmin merupakan bagian untuk mengelola database.
Berikut tampilan XAMPP sebagai mana pada umumnya.
Gambar 2.4 XAMPP Control Panel Aplication
Sumber : Wicaksono (2008:7)
D. MySQL
Menurut Arief (2011d:152) “MySQL adalah salah satu jenis
database server yang sangat terkenal dan banyak digunakan untuk
membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan
pengolahan datanya”.
1. Fungsi MySQL berfungsi sebagai SQL (Structured Query Leanguage)
yang dimiliki sendiri dan pada umumnya digunakan bersama dengan
PHP untuk membuat aplikasi server yang dinamis.
MySQL adalah sebuah implementasi dari system manajemen
basisdata relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara geratis dibawah
lisensi GPL ( General Public License )
2. Beberapa Keistimewaan MySQL
1. Portability
MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi di
antaranya adalah seperti windows, Linux, FreeBSD, Mac OS X
Server, Solaris, Amiga, HP-UX dan masih banyak lagi.
2. Open Source
MySQL di distribusikan secara open source (gratis)
3. Multi user
MySQL dapat digunakan oleh beberapa ser dalam waktu yang
bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik. Hal ini
memungkinkan sebuah database server MySQL dapat di akses
client secara bersamaan.
4. Performance Tuning
MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani
query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak
SQL per satuan waktu.
5. Column Types
MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti
signed/unsigned integer, float, double, char, varchar, text, blob,
date, time, dateline, times tamp, year, set serta enum.
E. PHP (Hypertext prosesor)
Menurut Diar Puji Octavian (2010:31) “PHP (PHP Hypertext
Prosesor) adalah akronim dari Hypertext Preprocessor, yaitu suatu bahasa
pemograman berbasiskan kode-kode (script) yang di gunakan untuk
mengolah suatu data dan mengirimkannya kembali ke web browser
menjadi kode HTML”.
1. ciri-ciri khusus, yaitu:
a. Hanya dapat dijalankan menggunakan web server misalnya: Apache.
b. Kode PHP dapat diletakan dan dijalankan di web server.
c. Kode PHP dapat digunakan untuk mengakses data base, seperti: MY
SQL, PostgreSQL, Oracle, dan lain-lain.
d. Merupakan software yang bersifat open source.
e. Gratis untuk didownload dan digunakan.
f. Memiliki sistem multiplatform, artinya dapat dijalankan
menggunakan sistem operasi apapun, seperti Linux, Unix, Windows,
dan lain-lain.
2. Kelebihan PHP dari bahasa pemograman web, antara lain
1. Bahasa pemograman PHP adalah sebuah bahasa scrip yang tidak
melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya.
2. Web server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana mana
dari mulai apache, IIS, Lighttpd, hingga xitami dengan konfigurasi
yang relative mudah.
3. Dalam segi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis-
milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan.
4. Dalam segi pemahaman, PHP adalah bahasa scripting dan memiliki
referensi yang banyak
3. Tipe Data yang diiliki PHP ada 8 tipe
a. Integer
b. Double
c. Boolean
d. String
e. Object
f. Array
g. Null
h. Resource
F. HTML (Hypertext Markup Language)
Qcollege (2004 : 1-6), mengemukakan HTML adalah bahasa
standar penulisan dokumen web. Semua informasi yang akan
diletakkan di web menggunakan format penulisan HTML. File HTML
adalah file teks yang dilengkapi simbol-simbol untuk keperluan display.
Simbol-simbol tadi disebut tag. HTML kependekan dari Hyper Text
Marhup languange. Dokumen HTML adalah file teks murni yang dapat
dibuat dengan editor teks sembarang. Dokumen ini dikenal sebagai
webpage.
Hypertext Markup Language adalah suatu sistem penulisan
perintah dan formating hypertext sederhana yang ditulis ke dalam
dokumen teks ASCII agar dapat menghasilkan tampilan visual yang
terintegrasi. Dengan kata lain, dokumen yang dibuat dalam aplikasi
pengolah kata dan disimpan ke dalam format ASCII normal sehingga
menjadi home page dengan tampahan perintah-perintah
Dengan menggunakan perintah-perintah HTML memungkinkan user
untuk melakukan fungsi-fungsi berikut ini:
1. Menentukan ukuran dan alur teks
2. Mengintegrasikan gambar dengan teks (in-line)
3. Membuat links
4. Mengintegrasikan file audio dan video
5. Membuat form Interaktif
HTML lebih menekankan pada penggambaran komponen-
komponen struktur dan formatting dl dalam halaman web daripaada
menentukan penampilannya. Sedangkan web browser digunakan untuk
mengiterpretasikan perintah-perintah HTML. Salah satu hal penting
tentang eksistensi HTML adalah tersedianya lingua franca (bahasa
komunikasi). HTML tidak didesain untuk dekstop publishing, tetapi
didesain sebagai bahasa pengkodean untuk World Wide Web. HTML
menawarkan beberapa kemampuan untuk menampilakn dokumen memalui
berbagai macam sistem komputer.
Untuk menandai berbagai elemen dalam suatu dokumen HTML,
dapat menggunakan tag. Tag HTML terdiri atas sebuah kurung sudut kiri
(<. Tanda lebih kecil), sebuah nama tag, dan sebuah kurung sudut kanan
(>, tanda lebih besar). Tag umumnya berpasangan (misalnya <H1> dengan
</H1>, tag yang berpasangan selalu diawali dengan karakter garis miring
(/). Tag-tag yang pertama menunjukan tag awal yang berarti awal elemen,
dan yang kedua menunjukan tag akhir, berarti akhir elemen. Elemen yang
dibutuhkan untuk membuat suatu dokumen HTML dinyatakan dengan tag
<html>,<head>, dan <body> berikut tag-tag pasanganya. Setiap dokumen
terdiri atas tag head dan body. Elemen headberisi informasi tentang
dokumen tersebut, dan elemen bodyberisi tentang teks yang sebenarnya
yang tersusun dari link, grafik, paragraf, dan elemen lainya.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam menyelesaikan Skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan penelitian deskriptif, yang menurut Sugiyono (2009:2):
Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi, analisis
data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan
makna dari pada generalisasi.
Penelitian Diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
3.1 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Maryadi dkk (2010:14), Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teknik yang memungkinkan
diperoleh data detail dengan waktu yang relatif lama. Menurut Sugiyono
(2005:62), “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data”.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa
pengumpulan data merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk
mendapatkan data yang diperlukan dari nara sumber dengan menggunakan
banyak waktu. Penggumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sangat
diperlukan dalam suatu penelitian ilmiah. Dalam menyusun Skripsi ini,
penulis melakukan pemgumpulan data yang diperlukan dengan cara,
diantaranya :
A. Praktek Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk
penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional, yang memadukan
secara sistematik dan singkron antara program pendidikan dan program
pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di
dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional.
Dalam penulisan skripsi ini penulis berperan serta dan terlibat
langsung dalam kegiatan pendaftaran dan rekam medis di rumah sakit
Santosa Hospital Bandung Central, sehingga dapat menganalisa dan
mendapatkan data secara langsung yang akan digunakan dalam menangani
masalah yang terjadi.
1. Tujuan Dan Manfaat Praktek kerja Lapangan
a. Tujuan Praktek Kerja Lapangan
1) Praktek Kerja memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengenal dan mengetahui secara langsung tentang instansi
sebagai salah satu penerapan disiplin dan pengembangan karier.
2) Menjadi media pengaplikasian dari teori yang diperoleh dari
bangku kuliah ke tempat kerja.
3) Meningkatkan hubungan kerjasama antara perguruan tinggi
dengan instansi .
4) Memperoleh wawasan tentang dunia kerja yang diperoleh di
lapangan.
5) Lebih dapat memahami konsep-konsep non-akademis di dunia
kerja. Praktek kerja lapangan akan memberikan pendidikan
berupa etika kerja, disiplin, kerja keras, profesionalitas, dan lain-
lain.
2. Manfaat Praktek Kerja Lapangan
a. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mendapatkan keterampilan untuk melaksanakan program
kerja pada perusahaan maupun instansi pemerintahan. Melalui
praktek kerja lapangan mahasiswa mendapatkan bentuk pengalaman
nyata serta permasalahan yang dihadapi dunia kerja . Selain itu, juga
menumbuhkan rasa tanggung jawab profesi di dalam dirinya melalui
praktek kerja lapangan
b. Bagi Lembaga Perguruan Tinggi
Lembaga pendidikan dapat menjalin kerjasama dengan dunia usaha,
Lembaga BUMN, BUMD, Perusahaan Swasta, dan Instansi
Pemerintahan. Lembaga pendidikan dapat menjalin kerjasama
dengan dunia usaha, Lembaga BUMN, BUMD, Perusahaan Swasta,
dan Instansi Pemerintahan. Praktek Kerja Lapangan dapat
mempromosikan keberadaan Akademik di tengah-tengah dunia
kerja.
3. Bagi Tempat PKL (praktek kerja lapangan)
Iinstitusi dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja lepas yang
berwawasan akademi dari praktek kerja lapangan tersebut. Dunia kerja
atau institusi kerja tersebut akan memperoleh tenaga kerja yang sesuai
dengan bidangnya. Kemudian laporan praktek kerja lapangan dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi mengenai situasi
umum institusi tempat praktek tersebut.
B. Wawancara
wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih yaitu wawancara yang akan mengajukan pertanyaan dan orang yang
akan diwawancarai yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang
akan diajukan (Moleong, 2005 : 186).
Dalam proses mengetahui permasalahan yang terjadi dirumah sakit
Santosa Hospital Bandung Central, penulis melakukan wawancara
langsung kepada supervisor bagian rekam medis sehingga penulis dapat
menganalisa dan mengumpulkan data secara detail yang diperlukan dalam
penulisan skripsi.
Supervisor rekam medis memberikan beberapa informasi masalah
yang terjadi dirumah sakit, salah satunya adalah proses pendaftaran rawat
jalan ( appointment ) yang masih menggunakan sistem manual. Supervisor
memberikan akses penulis untuk mewawancarai petugas penanggung
jawab pendaftaran rawat jalan (appointment) mengenai masalah – masalah
yang sering terjadi, sehingga penulis dapat menganalisa dan memberi
solusi tentang permasalahan yang terjadi pada pendaftaran rawat jalan
(appointment) sesuai dengan ilmu yang didapat penulis selama perkuliahan
dikampus.
C. Studi Pustaka
Menurut Nazir (1998 : 112) : “Studi kepustakaan merupakan
langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik
penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan
dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam penulisan
skripsi ini penulis mencari beberapa informasi baik itu melalui internet
ataupun buku mengenai contoh – contoh pembuatan program pendaftaran
rawat jalan berbasis web dan mengabungkan dengan hasil analisa
kebutuhan yang diperlukan dalam menangani permasalahan yang terjadi di
rumah sakit Santosa Hospital bandung Central.
3.2 Metode Pengembangan Perangkat Lunak
A. Pengertian Perangkat Lunak
Rekayasa perangkat lunak adalah penerapan dan pemanfaatan
prinsip-prinsip rekayasa untuk menghasilkan software yang ekonomis,
handal dan bekerja secara efisien pada mesin-mesin yang nyata. (Sutanta,
2003 : 128)
Menurut Sutanta (2003 : 128) elemen-elemen kunci dalam rekayasa
perangkat lunak meliputi :
1. Metode/method
2. Alat/tool
3. Prosedur/procedure
B. Pengembangan Perangkat Lunak
Pengembangan Perangkat Lunak (Software Development Process)
adalah suatu penerapan struktur pada pengembangan suatu Perangkat
Lunak (Software), yang bertujuan untuk mengembangkan sistem dan
memberikan panduan untuk menyukseskan proyek pengembangan sistem
melalui tahapan-tahapan tertentu.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menggunakan model
waterfall / linear sequential Untuk perancangan sistem informasi
pendaftaran rawat jalan (appointment) yang dibuat berdasarkan kebutuhan
petugas pendaftaran rumah sakit Santosa Hospital Bandung Central.
Waterfall Development Model
Gambar 3.1 Ilustrasi Model Waterfall
Sumber : Sutanta (2008 : 130)
SISTEM ENGINEERING
ANALYS
DESIGN
CODE
TESTING
MAINTENANCE
1. Rekayasa sistem informasi (System information Engineering)
Merupakan tahap dimana sasaran yang akan diteliti ditinjau
terlebih dahulu.Tahap ini menitikberatkan pada penelitian lapangan,
yaitu meneliti langsung objek yang akan diteliti, kemudian menetapkan
semua kebutuhan elemen dan mengalokasikan sebagian kebutuhan
tersebut ke dalam perangkat lunak.
Setelah melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) selama
kurang lebih dua bulan sasaran yang akan diteliti adalah pada sistem
informasi pendaftaran rawat jalan (appointment) di Santosa Hospital
Bandung Central. Kebutuhan dari sistem tersebut adalah perlunya
sistem yang berbasis aplikasi software.
2. Analisis (Analysis)
Merupakan tahap dimana menganalisis semua kebutuhan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pengembangan perangkat lunak dan
menetapkan informasi domain untuk perangkat lunak,
Pada tahap ini peneliti menganalisis masalah yang ada pada
sistem informasi pendaftaran rawat jalan (appointment) di Santosa
Hospital Bandung Central yang masih dilakukan secara manual (dalam
buku registrasi) dan untuk laporan rekapitulasi menggunakan Microsoft
Excel, sehingga kurang efektif dan efisien.
3. Perancangan (Design)
Merupakan tahap perancangan sistem yang akan dibangun
seperti arsitektur sistem perangkat lunak dan karakteristik antar muka.
Proses perancangan menterjemahkan kebutuhan ke dalam perangkat
lunak sebelum memulai pengkodean.
Pada tahap ini peneliti membuat rancangan pada diagram use
case untuk sistem yang akan dirancang untuk sistem informasi
pendaftaran rawat jalan (appointment), dan juga dilakukan proses
perancangan database menggunakan MySQL. Setelah itu peneliti
membuat rancangan tampilan antar muka, diantaranya form login, form
pendaftaran (Appointment), form tampilan Konfirmasi, dan form
laporan.
Dalam perancangan sistem informasi yang dibutuhkan
berdasarkan kasus yang terjadi ketika melaksanakan praktek kerja
lapangan, punulis mendapatkan gambaran kebutuhan untuk merancang
sebuah system informasi pendaftaran rawat jalan (Appointment)
a. No rekam medis (sebagai salah satu indentitas pasien)
b. Nama pasien
c. No telepon pasien
d. Dokter praktek yang dituju
e. Poliklinik
f. Tanggal dan jam appointment
g. Jenis pasien
h. Nama perujuk
i. Nama penjamin
4. Pengkodean (Coding)
Merupakan Tahap menerjemahka desain kedalam bahasa pemograman
yang sesuai dengan kebutuhan.
Pada tahap ini peneliti melakukan tahap pengkodean pada
sistem informasi pendaftaran rawat jalan (appointment) berbasis web
dengan notepad++ dan data base menggunakan MySQL (XAMPP).
5. Pengujian (Testing)
Merupakan tahap pengujian perangkat lunak yang
dikembangkan, untuk mengcover kesalahan-kesalahan dan menjamin
bahwa masukan sesuai dengan hasil yang dibutuhkan.
Pengujian pada sistem informasi pendaftaran rawat jalan
(appointment) dapat dilakukan dengan pengujian perangkat lunak yang
umum digunakan, yaitu metode black box. Pengujian dengan metode
black box merupakan pengujian yang menekankan pada fungsionalitas
dari sebuah perangkat lunak tanpa harus mengetahui bagaimana struktur
di dalam perangkat lunak tersebut.
6. Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan adalah penerapan secara keseluruhan disertai
pemeliharaan jika perubahan struktur baik segi software maupun
hardware.
Kegiatannya meliputi ;
a. Corrective Maintenance : Mengoreksi kesalahan pada perangkat
lunak, yang baru terdeteksi pada saat perangkat lunak dipergunakan.
b. Adaptive Maintenance : Penyesuaian dengan lingkungan baru, misalnya
sistem operasi atau sebagai tuntutan atas perkembangan sistem
komputer, misalnya penambahan printer driver.
c. Perfektive Maintenance : Bila perangkat lunak sukses dipergunakan
oleh pemakai. Pemeliharaan ditujukan untuk menambah
kemampuannya seperti memberikan fungsi-fungsi tambahan,
peningkatan kinerja dan sebagainya.
Siklus klasik/model air terjun rekayasa perangkat lunak didasarkan
siklus konvensional dalam bidang rekayasa lainnya dengan pendekatan
sekuensial yang sistematis.(Sutanta, 2003 : 128).
Dari setiap model pengembangan perangkat lunak yang ada , setiap
model mempunyai kelebihan dan kekurangan yang secara umumnya harus
dipahami ketika seseorang berencana membuat sebuah rancangan system
informasi yang akan dibuat, berikut kelebihan dan kekurangan dari model
waterfall model atau Linear sequential model.
1. Kelebihan waterfall model atau Linear sequential model.
a. Software yang dikembangkan dengan metode ini biasanya
menghasilkan kualitas yang baik.
b. Document pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap
fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase
berikutnya.
c. Mudah aplikasikan
d. Memberikan template tentang metode analisis,desain, dll.
2. Kekurangan waterfall model atau Linear sequential model.
a. Membutuhkan keahlian yang baik atau yang telah berpengalaman
dalam mengembangkan perangkat lunak, dalam arti metode ini
kurang cocok bagi pemula.
b. Diperlukan manajemen yang baik, karena proses pengembangan
tidak dapat berulang sebelum menghasilkan suatu produk, yaitu
aplikasi. Jadi apabila dalam suatu proses seperti perancangan tidak
selesai tepat waktu, maka akan mempengaruhi keseluruhan proses
pengembangan perangkat lunak.
c. Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan
model karena model ini bisa melakukan itersi tidak langsung . Hal
ini berakibat ada perubahan yang diragukan pada saat proyek
berjalan.
d. Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit
sehingga sulit untuk mengakomodasi ketidakpastian pada saat awal
proyek.
e. Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai
akhir proyek dilalui. Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal
akan menjadi masalah besar karena harus mengulang dari awal.
3. Kapan Metode ini Digunakan
Dalam Systems Development Life Cycle (SDLC), sebuah metodologi
pengembangan sistem pada rekayasa perangkat lunak mengacu pada
kerangka yang digunakan untuk men-struktur, merencanakan, dan
mengontrol proses pengembangan sebuah sistem informasi.
Penerapan salah satu metodologi pengembangan sistem belum
tentu cocok untuk semua proyek pengembangan sistem informasi. Setiap
metodologi yang tersedia setidaknya cocok untuk jenis proyek tertentu
berdasarkan alasan teknis, organisasi proyek, dan pertimbangan tim
developer.
Teori-teori lama menyimpulkan ada beberapa hal, yaitu:
1. Ketika semua persyaratan sudah dipahami dengan baik di awal
pengembangan.
2. Definisi produk stabil dan tidak ada perubahan saat pengembangan
untuk alasan apapun seperti perubahan eksternal, perubahan tujuan,
perubahan anggaran atau perubahan teknologi. Untuk itu, teknologi
yang digunakan pun harus sudah dipahami dengan baik.
3. Menghasilkan produk baru, atau versi baru dari produk yang sudah ada.
Sebenarnya, jika menghasilkan versi baru maka sudah masuk
incremental development, yang setiap tahapnya sama dengan Waterfall
kemudian diulang-ulang.
4. Porting produk yang sudah ada ke dalam platform baru.
BAB IV
ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
4.1 Tinjauan Organisasi
A. Sejarah Rumah Sakit Santosa Hospital Bandung Central
Santosa Bandung International Hospital berdiri diatas lahan seluas
1,3 Ha dengan total luas bangunan 36.000 m2, terdiri dari 9 lantai dan 2
basement untuk parkir. Pada awalnya Santosa Bandung International
Hospital melakukan soft opening, pada tanggal 1 Juli 2006 dan telah 4
bulan bergulir dari soft opening, tepatnya pada hari Sabtu 4 November
2006, Santosa Bandung International Hospital melakukan grand opening
dengan Menteri Kesehatan DR. dr. Siti Fadillah Supari, Sp.JP(K)
bertindak langsung sebagai penandatangan prasasti.
Pada tanggal 6 Februari 2008, SBIH dinyatakan lulus Akreditasi 16
bidang pelayanan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) sesuai
dengan nomor: YM.01.10/III/361/08 dengan status akreditasi “Penuh
Tingkat Lengkap” dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang
ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 Februari 2008, yang berlaku sampai 6
Februari 2011. Status ini di dapat dalam kurun waktu satu tahun sehingga
merupakan suatu kebanggaan, dan pada tahun 2011 tepatnya bulan Juli
akan dilakukan Akreditasi dari KARS karena masa berlaku telah habis.
Santosa Bandung International Hospital dinyatakan lulus akreditasi
JCI (Joint Commission International) pada tanggal 13 November 2010
sampai dengan 12 November 2013, dan berganti nama menjadi “Santosa
Hospital Bandung Central Indonesia”. Dan lebih dikenal Santosa Hospital.
Selain bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran, Santosa Hospital juga menjalin kolaborasi atau kerja sama
dengan berbagai rumah sakit yang dapat memudahkan pasien untuk
mendapatkan pelayanan medis dari dokter yang diharapkan tanpa perlu
berangkat ke luar negeri. Santosa Hospital menyediakan layanan dokter
visit dari luar negeri sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dari pihak
rumah sakit yang disesuaikan dengan kunjungan dokter terkait.
Institusi/Rumah Sakit di luar negeri yang telah bekerja sama seperti
Victoria Heart Centre – Epworth Hospital Melbourne, Australia; Sing
Health (Singapore General Hospital, National Neurosience Institute,
National Heart Centre of Singapore, National Cancer Centre, KK Women
& Children Hospital Singapore, National Eye Centre); National Health
Care Group Singapore (National University Hospital, Tan Tock Seng
Hospital); dan Parkway Health Care Group (Mt. Elizabeth Hospital,
Gleanagles Hospital dan East Shore Hospital).
Hampir semua layanan spesialis/sub-spesialis tersedia di Santosa
Hospital dengan layanan unggulan adalah Neuroscience Centre (Pusat
Pengobatan Penyakit Syaraf Stroke), Cardiac Centre (Pusat Pengobatan
Penyakit Jantung & Pembuluh Darah), Minimally Invansive Surgery
(Bedah Laparoskopi) dan Skin Health & Beauty Centre. Fasilitas lainnya
yang tersedia di Santosa Hospital yaitu Studio Apartement untuk keluarga
pasien, Health Garden (Taman Penyembuh) dan Helipad untuk evakuasi
pasien melalui udara. Dengan menjiwai Motto “Friendly and Caring”
setiap staf Santosa Hospital akan melayani pasien dengan cepat, ramah
aman, nyaman dan dengan profesionalisme serta dedikasi yang tinggi.
Pelayanan sebuah rumah sakit harus dilakukan sesuai dengan
standar-standar yang berlaku, baik standar yang ditetapkan pemerintah
maupun organisasi profesi. Penilaian pencapaian standar ini dilakukan
oleh badan-badan yang berwenang, dan dalam hal ini untuk rumah sakit di
Indonesia dilaksanakan oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (KARS-DEPKES RI).
Hasil yang dicapai dikatakan merupakan bukti nyata implementasi
serta komitmen seluruh komponen Santosa Hospital dalam memenuhi
standar yang diharapkan, sehingga pada akhirnya pelayanan semakin
meningkat dan pencapain taraf International sebagaimana dinyatakan
dalam visi dan misi yang sudah direncanakan sejak pembangunan Santosa
Hospital.
Untuk memberikan pelayanan Holistic, Santosa Hospital
menyediakan taman untuk membantu penyembuhan (Healing Garden)
yang dilengkapi dengan beragam tanaman/bunga, tempat beristirahat.
Sebagai wujud dari kepedulian sosial untuk pasien kurang mampu,
termasuk Jaminan Kesehatan Masyarakat (BPJS-BPI).
Santosa Hospital Bandung Central merupakan rumah sakit yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dimana Presiden Direktur PT Sanbe
Prakarsa Husada: Drs. Jahja Santosa, Apt. dan di dukung oleh direktur
sebagai pelaksana hari rumah sakit. direktur Santosa Hospital Bandung
Central yang pernah menjabat sebagai berikut, antara lain:
1. Dr. Albert I. Hendarta, M.PH. dengan masa jabatan 2001 - 2007
2. Dr. Pitono dengan masa jabatan 2007 - 2008
3. Dr. Efo Prapriatna, M.ARS., M.M. dengan masa jabatan 2008 - 2009
4. Dr. Widyo S. Budiman, M.M. dengan masa jabatan 2009 - 2010
5. Dr. M. Nurussalam, M.ARS. dengan masa jabatan 2010 - 2011
6. Dr. Tonny C. Muliasetia, Sp.B, M.M. masa jabatan 2011 - 2012
7. Dr. Noormartany, Sp.PK(K)., M.Si. masa jabatan 2013 - 2015
8. Dr. F. Sugiharto, M.M. masa jabatan 2015 - 2016
9. Dr. Yayu Sri Rahayu, M.M. masa jabatan 2016 - sekarang
Santosa Hospital Bandung Central terletak di Jl. Kebon Jati No. 38
Bandung, Santosa Hospital Bandung Central menjadi rumah sakit pertama
di Jawa Barat dan kedua di Indonesia yang mendapatkan akreditasi dari
Joint Commission International (JCI) yang berpusat di Amerika Serikat.
Dengan mendapatkan penghargaan prestisius ini, Santosa Hospital
Bandung Central telah menempatkan dirinya sebagai salah satu dari
sedikit rumah sakit terbaik didunia.
B. Visi dan Misi Santosa Hospital Bandung Central
1. Visi
Visi dari Santosa Hospital Bandung Central Indonesia adalah ”
Menjadi Rumah Sakit Internasional Unggulan Indonesia”.
2. Misi
Misi dari Santosa Hospital Bandung Central Indonesia adalah sebagai
berikut:
a. Memberikan pelayanan medis, keperawatan dan perhotelan dengan
standar professional setinggi mungkin. (To render the highest
professional standard of medical and nursing service as well as
service excellence)
b. Berpartisipasi dalam pendidikan dan riset dibidang kedokteran. (To
participant in medical education and medical research)
c. Memberikan suasana rumah sakit yang nyaman, ramah, efisien, dan
efektif.(To render a comfortable, friendly, efficient, and effective
hospital services)
3. Moto
Motto dari Santosa Hospital Bandung Central Indonesia adalah
“Friendly and Caring”.
C. Tujuan Rumah Sakit Santosa Hospital Bandung Central
Tujuan dari Santosa Hospital Bandung Central Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. RS Unggulan dalam bidang medis, khususnya bidang jantung dan
syaraf.
2. RS Unggulan dalam bidang Service Excellent.
3. RS dengan tingkat okupansi dan utilisasi yang tinggi (BOR rata-rata
80%, kunjungan rawat jalan 1.000 per hari dalam jangka waktu 5th
.
4. RS untuk pendidikan kedokteran tingkat spesialis dan pelaksanaan riset
bidang kedokteran.
D. Struktur Organisasi Santosa Hospital Bandung Central
(Terlampir)
E. Unit – Unit Kerja Rekam Medis Santosa Hospital Bandung Central
1. Medical Ancillary Manager
2. Supervisor Rekam Medis
3. Koordinator Pendaftaran
4. Koordinator Pengolahan Data Rekam Medis
5. Koordinator Filling dan Distribusi Rekam Medis
F. Visi dan Misi Rekam Medis Santosa Hospital Bandung Central
1. Visi
Menjadi Rekam Medis Santosa Hospital Bandung Central yang
terdepat.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan Rekam Medis secara professional.
b. Menyajikan informasi yang akurat, tepat dan dapat dipertanggung
jawabkan.
c. Menghasilkan SDM yang berkualitas dan professional dalam bidang
Rekam Medis.
G. Struktur Organisasi Rekam Medis Santosa Hospital Bandung Central
Sesuai dengan lampiran Surat Keputusan Direktur Santosa Hospital
Bandung Central Nomor 086/SK-DIR/SANTOSA HOSPITAL
BANDUNG CENTRAL/IV/2011 yang menetapkan Unit Rekam Medis
dipimpin oleh Supervisor Rekam Medis yang bertanggung jawab langsung
kepada Manager Anchillary Medical.
Supervisor Rekam Medis membawahi:
1. Koordinator Pendaftaran
Bagian ini membawahi beberapa staf yang diantaranya:
a. Staf Pendaftaran Pasien Umum Baru dan Lama.
b. Staf Pendaftaran Kontraktor/Asuransi Baru dan Lama.
c. Staf Pendaftaran Pasien Perjanjian Baru dan Lama.
2. Koordinator Pengolahan Data Rekam Medis
Bagian ini membawahi beberapa staf yang diantaranya:
a. Staf Administrasi Umum Rekam Medis.
b. Staf Assembling, Koding dan Analisa Rekam Medis Rawat Jalan.
c. Staf Assembling Rekam Medis Rawat Inap.
d. Staf Koding Rekam Medis Rawat Inap.
e. Staf Analisa Rekam Medis Rawat Inap.
f. Staf Verifikator Ketidaklengkapan Pengisian Catatan Medis
(KLPCM).
g. Staf Administrasi Akte Kelahiran dan Pelaporan Asuransi/BPJS.
h. Staf Pelaporan dan Statistik Rumah Sakit.
i. Staf Administrasi Umum Medical Check Up (MCU).
3. Koordinator Filling dan Distribusi Rekam Medis
Bagian ini membawahi beberapa staf yang diantaranya:
a. Staf Filling Rekam Medis.
b. Staf Distribusi Rekam Medis.
c. Staf Scanner Rekam Medis
4.2 Uraian Prosedur
A. Prosedur Pelaksanaan Pendaftaran Rawat Jalan
1. Pelaksanaan pendaftaran rawat jalan
a. Pendaftaran pasien dibuka setiap hari.
b. Pelayanan pendaftaran dilaksanakan diloket pendaftaran dengan
mengambil nomor antrian terlebih dahulu.
c. Calon pasien / pasien diwajibkan membawa kartu identitas berobat
(pasien lama) dan KTP atapun kartu identitas lain.
2. Adapun prosedur pendaftaran pasien rawat jalan (Appointment) by
phone dirumah sakit Santosa Hospital Bandung Central.
a. Pasien lama perjanjian yang mendaftar melalui telepon dapat
dilayani oleh petugas pendaftaran by phone
b. Petugas pendaftaran by phone akan menanyakan kepada pasien
mengenai dokter dan piliklinik yang dituju serta menjelaskan dengan
jelas mengenai jadwal praktek dokter tersebut.
c. Petugas pendaftaran by phone mencatat dalam buku registrasi
perjanjian mengenai tanggal perjanjian berobat, nomor rekam medis,
nama pasien, nomor telepon, nama dokter, poliklinik yang dituju,
nama penjamin.
d. Petugas pendaftaran melalui telepon mengkonfirmasi kepada pasien,
jika ada perubahan jadwal
bahwa akan dikonfirmasi ulang melalui telepon, jika ada perubahan
jadwal dokter yang dituju oleh pasien.
e. Petugas pendaftaran by phone akan mengkonfirmasi kedokter yang
dituju pasien bahwa ada pasien yang berobat kepada dokter tersebut
dengan jadwal dokter praktek.
f. Petugas pendaftaran by phone akan konfirmasi kepada dokter yang
sudah terdaftar di buku registrasi perjanjian pada setiap pagi harinya
untuk memastikan dokter tersebut praktek ataukah tidak.
g. Petugas pendaftaran by phone akan mengkonfirmasi kepada pasien
yang sudah terdaftar dibuku registrasi perjanjian apabila pendaftaran
by phone sudah mendapatkan kepastian dari dokter yang
bersangkutan.
h. Petugas pendaftaran by phone mengkonfirmasi kepada pasien untuk
mendaftarkan ulang dan mengambil nomor registrasi pada saat
datang dihari yang sudah dijanjikan ditempat pendaftaran,terkecuali
pasien yang tidak menggunakan asuransi dan sudah mendaftar sehari
sebelum perjanjian bisa langsung datang ke poliklinik yang dituju.
i. Petugas pendaftaran by phone akan mengkonfirmasi ulang kepada
dokter yang sudah terdaftar di buku registrasi apabila pasien yang
sudah buat perjanjian sudah datang dan menunggu di poliklinik.
4. Prosedur pendaftaran pasien rawat jalan (Appointment) datang langsung
dirumah sakit Santosa Hospital Bandung Central.
a. Pasien baru perjanjian datang ke tempat pendaftaran, petugas
pendaftaran menanyakan kepada pasien mengenai dokter dan
poliklinik yang dituju serta menjelaskan dengan jelas waktu praktek
dokter tersebut.
b. Petugas pendaftaran mencatat dibuku registrasi perjanjian mengenai
tanggal perjanjian, nomor rekam medis, nama pasien, nomor telepon,
nama dokter, poliklinik, nama penjamin.
c. Petugas pendaftaran mengkonfirmasi kepada pasien bahwa akan
dikonfirmasi ulang melalui pelepon, jika ada perubahan jadwal
dokter yang dituju pasien.
B. Alur Pelaksanaan Pendaftaran Rawat Jalan (Appointmen) yang
berjalan di Santosa Hospital Bandung Central
Mulai
Pasien
dilayani oleh
pertugas
Petugas Menanyakan
dokter dan poli yang dituju
serta menjelaskan jadwal
praktik dokter tersebut
Petugas Mencatat dalam
buku registrasi perjanjian
Konfirmasi kepada pasien dan
dokter yang bersangkutan
Mencatat Ulang
Pendaftaran setelah
konfirmasi pasien
dan dokter
Input Ke Excel
Buat Laporan
sesuai kebutuhan
Laporan
Pendaftaran
Appoitment
Selesai
Gambar 4.1 Alur Pelaksanaan pendaftaran Rawat Jalan appointment yang
berjalan di Santosa Hospital Bandung Central
Sumber: Unit pendaftaran Santosa Hospital Bandung Central Hasil
Pengolahan Penulis
C. Dekomposisi Fungsi
Gambar tersusun tentang pemisahan fungsi-fumgsi yang ada di
dalam organisasi. Dekomposisi fungsi alur prosedur pendaftaran rawat
jalan appointment di Santosa Hospital Bandung Central terdapat 3 fungsi
yang dilakukan, berikut penjelasaannya:
1. Mencatat data pasien, no rekam medis, nama pasien, nomor telepon,
nama dokter yang dituju, tanggal dan jam periksa, jenis pasien, perujuk
atau penjamin pasien, pada buku registrasi pendaftaran rawat jalan
(Appointment). Pada pagi hari sesuai tanggal yang ditentukan, petugas
pendaftaran melakukan konfirmasi kepada pasien dan dokter untuk
menanyakan kepastian pasien jadi atau tidaknya berobat, dan kepada
dokter untuk kepastian praktek atau tidaknya. kemudian petugas
pendaftaran mencatat hasil konfirmasi pada buku registrasi pendaftaran
rawat jalan (Appointment).
2. Petugas pendaftaran rawat jalan (Appointment) menyerahkan buku
registrasi pendaftaran rawat jalan mengenai data pasien yang jadi
berobat hasil dari konfirmasi. Data pasien yang berobat dan tidak
berobat melalui pendaftaran rawat jalan ( Appointment) dilakukan oleh
koodinator ke dalam Microsoft excel sebagai bahan pembuatan laporan.
3. Laporan merupakan rekapan data tingkat efisiensi dan efektifitas
pendaftaran rawat jalan (Appointment), sehingga dapat menentukan
perlu atau tidaknya pembuatan sebuah program guna menunjang
pendaftaran rawat jalan (Appointment).
Gambaran Dekomposisi Fungsi
Gambar 4.2 Dekomposisi Fungsi
Sumber: unit pendaftaran rawat jalan appointment Santosa Hospital
Bandung Central Hasil Pengolahan Penulis
D. Analisa Masukan
Input (masukan) adalah penginputan data dari sistem pendaftaran
rawat jalan appointment yang sedang berjalan dari sumber data yang akan
diinput. Petugas pendaftaran menginput data pasien yang melakukan
pendaftaran berobat bersumber dari buku registrasi pendaftaran rawat jalan
appointment. Analisa masukannya yaitu berupa data pasien yang
melakukan pendaftaran (Appointment) dan dokter yang praktek diperoleh
dari hasil aktivitas yang dilakukan petugas pendaftaran (Appointment)
seperti, Nomor Rekam Medis, Nama Pasien, Nomor Telepon, Nama
dokter, Poliklinik, tanggal dan jam, status pasien, perujuk, penjamin yang
merupakan bahan mentah untuk menghasilkan informasi.
E. Analisa Keluaran
Setelah melalui proses tersebut, maka dokumen akan di proses
menjadi laporan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Dokumen Keluaran
Dokumen Item Fungsi
Laporan Rekapitulasi
Pendaftaran Berobat
Rawat Jalan
(Appointment)
Pendaftaran Rawat Jalan
(Apoointment)
Sebagai penilaian
tingkat efisiensi dan
efektifitas pelayanan
pendaftaran rawat jalan
(appointment)
Tabel 4.1 Dokumen keluaran yang berjalan dirumah Sakit Santosa Hospital
Bandung Central
Sumber: Unit Pendaftaran Rawat Jalan (Appointment) Santosa Hospital Bandung
Central Hasil Pengolahan Penulis
F. Analisa Proses
1. Use Case
Gambar 4.3 use case pendaftaran rawat jalan appointment yang sedang
berjalan
Sumber: Unit Pendaftaran Rawat Jalan (Appointment) Santosa Hospital Bandung
Central Hasil Pengolahan Penulis
2. Activity diagram
Gambar 4.4 Activity pendaftaran rawat jalan appointment yang berjalan
Sumber : Sumber: Unit Pendaftaran Rawat Jalan (Appointment) Santosa Hospital
Bandung Central Hasil Pengolahan Penulis
G. Permasalahan Yang Dihadapi di Santosa Hospital Bandung Central
Setelah melakukan prakrek kerja lapangan (PKL) dan wawancara,
penulis menemukan permasalahan yang ada dalam sistem informasi
pendaftaran rawat jalan (Appointment) di Santosa Hospital Bandung
Central, antara lain:
1. Proses pendaftaran rawat jalan (Appointment) masih dilakukan secara
manual di buku registragi perjanjian (Appointment) karena belum
tersedianya suatu program aplikasi sistem informasi pendaftaran rawat
jalan (Appointment) yang mendukung.
2. Mencatat hasil konfirmasi baik itu terhadap pasien atupun dokter di
buku registrasi perjanjian (Appointment), sehingga apabila terjadi
perubahan terdapat coretan coretan pada buku registrasi perjanjian
(Appointment). Kemudian data yang sudah valid di input kedalam
Microsoft Excel untuk pelaporan data berdasarkan pasien, dokter,
poliklinik perhari ataupun perbulan, proses ini memakan waktu
sehingga kurang efektif apabila data tersebut harus dilaporkan perhari
ataupun perbulan.
H. Upaya Pemecahan Masalah
Pihak unit pendaftaran rawat jalan khususnya mengupayakan
pengusulan pemembuatan sebuah program aplikasi yang sesuai dengan
keinginan petugas pendaftaran (Appointment) guna menghindari kesalahan
kesalahan yang terjadi ketika melakukan pencatatan konfirmasi pada buku
registrasi perjanjian, sehingga terselenggaranya proses pendaftaran rawat
jalan (Appointment) yang efektif dan efisien.
I. Kesimpulan Hasil Analisis
Berdasarkan hasil penelitian, proses pendaftaran rawat jalan
(Appointment) masih dilakukan secara manual yaitu dicatat dalam sebuah
buku registrasi perjanjian, kemudian merekap hasil pencatatan tersebut
kedalam Microsoft Excel. Untuk hasil keluarannya yaitu dipresentasikan
dalam sebuah laporan berdsarkan data dokter, poliklinik, perhari ataupun
perbulan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel.
Permasalahan yang ada dalam sistem informasi pendaftaran rawat
jalan appointment di Santosa Hospital Bandung Central, antara lain yaitu
proses pendaftaran rawat jalan appointment rawat dilakukan secara manual
karena belum tersedianya suatu program sistem informasi pendaftaran
rawat jalan appointment, kemudian hasil dari pencatatan tersebut diinput
kedalam Microsoft Excel, proses ini memakan waktu sehingga kurang
efektif.
Upaya yang telah dilakukan oleh pihak Santosa Hospital Bandung
Central khususnya bagian pendaftaran yaitu dengan pengusulan
pembuatan suatu program aplikasi yang menunjang terselenggaranya
proses pendaftaran rawat jalan appointment agar dapat berjalan lebih
cepat, tepat, dan akurat, yang hasil akhirnya akan meningkatkan mutu
pelayanan pendaftaran rawat jalan appointment di Santosa Hospital
Bandung Central.
Upaya yang disarankan peneliti yaitu membuat sebuah aplikasi
sistem informasi pendaftaran rawat jalan appointment agar mendapatkan
informasi yang dapat ditampung dan diproses baik dalam pelaporan dan
menghindari pencurian data dan kerusakan data, mengadakan pengecekan
secara rutin terhadap sistem informasi sehingga tidak terjadi kesalahan
seperti error dan gangguan sistemnya. sehingga pelaksanaan proses
pelayanan pendaftaran rawat jalan appointment dapat terselenggara secara
tepat dan akurat berdasarkan prosedur atau ketetapan rumah sakit,
BAB V
PERANCANGAN SISTEM
5.1 Rancangan Proses
A. Use Case Diagram
Gambar 5.1 Use Case pendaftaran rawat jalan (appointment) yang dirancang
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
B. Activity Diagram
Gambar 5.2 Activity diagram pendaftaran rawat jalan (appointment)
yang dirancang
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
C. Class Diagram
Gambar 5.3 Class diagram pendaftaran rawat jalan (Appointment)
yang dirancang
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
D. Sequence Diagram
1. Petugas pendaftaran
Gambar 5.4 Sequence diagram pendaftaran rawat jalan (Appointment)
yang dirancang
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
2. Dokter
Gambar 5.5 Sequence diagram pendaftaran rawat jalan (Appointment)
yang dirancang
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
3. Koordinator pendaftaran (Admin)
Gambar 5.6 Sequence diagram pendaftaran rawat jalan (Appointment)
yang dirancang
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
E. Component Diagram
Gambar 5.7 Component diagram pendaftaran rawat jalan (appointment)
yang dirancang
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
F. Deployment Diagram
Gambar 5.8 Deployment diagram pendaftaran rawat jalan (appointment)
yang dirancang
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
5.2 Rancangan Basis Data
Pemodelan Data. Pemodelan data pada system informasi pelayanan
rawat jalan meliputi penggambaran entity relationship diagram, merancang
tabel-tabel yang dibutuhkan pada database, dan membuat relasi antar
tabel.Entity Relationship yang dibuat memiliki keterkaitan antara data yang
satu dengan data yang lainnya. Tabel-tabel yang telah dirancang kemudian
direalisasikan antara tabel satu dengan yang lain untuk mendukung
kelancaran pengolahan data. Gambar 6 merupakan hubungan antar tabel yang
saling berelasi.
Gambar Relasi Antar Tabel
Gambar 5.9 Relasi Antar Tabel
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
A. Spesifikasi Basis Data
1. Struktur Tabel
Pada database sistem pendaftaran rawat jalan (appointment)
ini menggunakan MySQL, terdapat 6 tabel sebagai tempat penyimpanan
data yaitu, tabel user/petugas, tabel pasien, tabel dokter, tabel
appointment, tabel poliklinik, tabel catatan
a. Tabel User/ Petugas
Nama Tabel : Petugas
Primary key : Nama Petugas
Table 5.1 Tabel petugas
Nama Type Data Ukuran Keterangan
Nama Petugas Varchar 50 Nama petugas
User Name Varchar 25 Nama pengguna
Password Varchar 25 Kata sandi petugas
Nomer ID Number 25 Jenis petugas
Sumber : Pengolahan Data Penulis
b. Tabel dokter
Nama tabel : dokter
Primary key : Kode dokter
Table 5.2 Tabel dokter
Nama Type data Ukuran Keterangan
Kode dokter Integer 15 Primary key
Nama dokter Varchar 50 Nama dokter
Nama poli Varchar 50 Nama poliklinik/spesialis
User name Varchar 25 Nama pengguna
Password Varchar 25 Password dokter
Status dokter Char 1 Tetap / tidak tetap
Hari praktek Varchar 10 Hari praktek
Sumber : Pengolahan Data Penulis
c. Tabel pasien
Nama Tabel : Pasien
Primary key : No Rekam Medis
Tabel 5.3 Tabel Pasien
Nama Type Data Ukuran Keterangan
No_RM Number 10 Primary key
Nama_Pasien Varchar 50 Nama pasien
No_telepon Varchar 15 Nomor telepon
Status pasien Varchar 15 Pasien priority /
Bukan
Penjamin Varchar 25 Jenis
asuransi/umum
Perujuk Varchar 25 RS/ umum
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
d. Tabel Appointment
Nama Tabel : Janji
Primary key : No_RM
Isi : Data pendaftaran rawat jalan appointment
Tabel 5.4 Tabel Appointment
Nama Type Data Ukuran Keterangan
No RM Number 10 Nomor rekam medis
Nama Pasien Varchar 50 Nama pasien
No telepon Varchar 15 No telepon
Nama dokter Varchar 50 Nama doktek praktek
Nama Poliklinik Varchar 50 Tujuan poliklinik
Tgl appointment Date Date Tanggal appointment
Jam appointment Varchar 15 Jam appointment
Status pasien Char 15 Priority/umum
Perujuk Varchar 50 Dari Rs/umum
Penjamin Varchar 50 Dari asuransi/umum
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
e. Tabel Poliklinik
Nama tabel : Poli
Isi : Data pendaftaran/periksa
Tabel 5.5 Tabel Poliklinik
Nama Type Data Ukuran Keterangan
No RM Number 10 Nomor rekam medis
Nama dokter Varchar 50 Nama dokter praktek
Kode dokter Varchar 15 Kode dokter praktek
Diagnosa Varchar 150 Diagnosa
Nama pasien Varchar 50 Nama pasien
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
f. Tabel catatan
Nama tabel : Catatan
Isi : Catatan petugas dan dokter
Tabel 5.6 Tabel Catatan
Nama Type Data Ukuran Keterangan
Id catatan Integer 50 Asal catatan
Keterangan
catatan
Text Long text Catatan dari
dokter/petugas
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
5.3 Rancangan Masukan
Pada tahap rancangan masukan memberikan penjelasan mengenai
masukan yang terjadi pada proses pengolahan data yang sedang berjalan saat
ini dan menjelaskan apa saja yang menjadi hasil analisis tersebut.
A. Nama Masukan : Data Pasien
Sumber : Data pendaftaran Rawat Jalan (appointment)
Fungsi : Sebagai Master Data Pasien
Media : PC
Frekwensi : Setiap ada penambahan dan perubahan data pasien
Keterangan : Petugas memasukan data pasien
B. Nama Masukan : Data dokter
Sumber : Berkas pendaftaran rawat jalan (appointment)
Fungsi : Sebagai master data dokter
Media : PC
Frekwensi : Setiap ada penambahan dan perubahan data dokter
Keterangan : Petugas memasukan data dokter
C. Nama Masukan : Data Poliklinik
Sumber : Berkas pendaftaran rawat jalan (appointment)
Fungsi : Sebagai master data poliklinik
Media : PC
Frekwensi : Setiap ada penambahan dan perubahan data poliklinik
Keterangan : Petugas memasukan data poliklinik
D. Nama Masukan : Data pasien OK/CANCEL (pendaftaran appointment)
Sumber : Berkas pendaftaran rawat jalan appointment
Fungsi : Sebagai master data pasien OK/CANCEL
Media : PC
Keterangan : Petugas pendaftaran memasukan data pasien
E. Nama Masukan : Data Petugas
Sumber : Berkas petugas pendaftaran rawat jalan (appointment)
Fungsi : Sebagai master data petugas pendaftaran
Media : PC
Frekwensi : Setiap ada penambahan dan perubahan data
Keterangan : Koordinator pendaftaran memasukan data petugas
F. Nama Masukan : Data Diagnosa
Sumber : Berkas Rekam Medis rawat jalan (appointment)
Fungsi : Sebagai master data diagnosa
Media : PC
Frekwensi : Setiap ada penambahan data diagnosa pasien
Keterangan : dokter memasukan data diagnosa
5.4 Rancangan Keluaran
Rancangan keluaran memberikan penjelasan mengenai keluaran dari
hasil yang diinput sebelumnya yang terjadi pada proses analisa kelengkapan
pengisisan catatan medis saat ini dan menjelaskan apa saja yang menjadi hasil
dari analisis tersebut.
A. Nama Keluaran : Laporan berdasarkan dokter
Sumber : Data masukan pendaftaran rawat jalan (appointment)
Fungsi : Sebagai bahan masukan evaluasi dokter (appointment)
Media : PC, Kertas
Frekwensi : Harian, mingguan, bulanan, tahunan
Keterangan : Koordinator pendaftaran membuat laporan
dari data yang telah diinput petugas pendaftaran
B. Nama keluaran : Laporan Berdasarkan Pasien OK/CANCEL
Sumber : Data masukan pendaftaran rawat jalan(appointment)
Fungsi : Sebagai bahan masukan evaluasi petugas pendaftaran
dan efektivitas pendaftaran rawat jalan (appointment)
Media : PC, Kertas
Frekwensi : Harian, mingguan, bulanan, tahunan
Keterangan : Koordinator pendaftaran (appointment) membuat
laporan Dari data yang telah diinput petugas
pendaftaran
5.5 Rancangan Dialog Layar
A. Rancangan Tampilan Form Login
Gambar 5.10 Rancangan Form Login
Sumber : Pengolahan Data Penulis
B. Rancangan Tampilan Menu Utama Petugas (Pendaftaran/Konfirmasi)
Gambar 5.11 Rancangan Struktur Tampilan Menu Utama petugas
(pendaftaran/Konfirmasi)
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
Tampilan Sub menu Utama
Gambar 5.12 Rancangan Struktur Tampilan sub Menu Utama
(pendaftaran/Konfirmasi)
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
C. Racangan Tampilan Menu Utama Petugas (Admin)
Gambar 5.13 Rancangan Struktur Tampilan Menu Utama petugas
(Admin/Koordinator pendaftaran)
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
Tampilan Sub menu Utama Admin
Gambar 5.14 Rancangan Struktur Tampilan sub Menu Utama
petugas (Admin)
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
D. Rancangan Tampilan menu Utama Dokter
Gambar 5.15 Rancangan Struktur Tampilan Menu Utama dokter
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
E. Rancangan Tampilan Form Petugas
Gambar 5.16 Rancangan Tampilan Menu Form Petugas
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
F. Rancangan Tampilan Form Pasien
Gambar 5.17 Rancangan Tampilan Form Pasien
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
G. Rancangan Tampilan Form dokter
Gambar 5.18 Rancangan Tampilan Form dokter
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
H. Rancangan Tampilan Form poliklinik
Gambar 5.19 Rancangan Tampilan Form Poliklinik
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
I. Rancangan Tampilan Appointment
Gambar 5.20 Rancangan Tampilan Form pendaftaran appointment
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
J. Rancangan Tampilan Laporan
Gambar 5.21 Rancangan Tampilan Laporan appointment
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
Tampilan Output Laporan
Gambar 5.22 Rancangan Tampilan output hasil Laporan appointment
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
5.6 Spesifikasi Hardware dan Software
A. Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)
Untuk mendukung kinerja sistem informasi pendaftaran rawat jalan
(appointment) dibutuhkan spesifikasi perangkat keras (Hardware) agar
sistem berjalan dengan baik. Berikut adalah spesifikasi yang disarankan:
1. Prosessor : intel dual Core atau lebih tinggi
2. RAM : 2 GB atau lebih tinggi
3. Harddisk : 250 GB atau lebih tinggi
4. Monitor : Compatible dengan Windows
5. Keyboard : Compatible dengan Windows
6. Mouse : Compatible dengan Windows
B. Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)
Dalam perancangannya, sistem informasi pendaftaran rawat jalan
(appointment) membutuhkan perangkat lunak (Software) sebagai
pendukung untuk kebutuhan program. Adapun spesifikasi perangkat lunak
(Software) untuk membangun sistem yang dirancang adalah sebagai
berikut:
1. Sistem Operasi : Windows 7 Professional atau lebih tinggi
2. Pemograman : Notepad++ (HTML, PHP)
3. Pengolahan Database : XAMPP (MySQL)
4. Pengolahan Data : Cristal Report (pdf) Professional
5.7 Implementasi dan Pengujian Sistem
A. Implementasi Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat Keras (Hardware) peralatan bentuk fisik yang
menjalankan perangkat lunak (software) dan peralatan ini berfungsi untuk
menjalankan intruksi-intruksi yang diberikan dan mengeluarkannya dalam
bentuk informasi yang digunakan untuk pelaporan. Adapun perangkat
keras (hardware) yang digunakan untuk mendukung pembuatan program
aplikasi ini adalah sebagai berikut:
1. Prosessor : intel Core i3-5005U CPU @ 2.13 GHz
2. RAM : 4.00 GB
3. Harddisk : 500 GB
4. Monitor : Compatible dengan Windows 7 (Intel HD Graphics 5500)
5. Keyboard : Compatible dengan Windows
6. Mouse : Compatible dengan Windows
B. Implementasi Perangkat Lunak (Software)
Untuk mendukung sistem yang diusulkan optimal, dibutuhkan
perangkat lunak (software) pengolahan data, adapun perangkat lunak
(software) yang digunakan untuk mendukung pembuatan aplikasi ini
adalah:
1. Sistem Operasi : Windows 7 Professional 32 / 64-bit
2. Pemograman : Notepad++ (HTML,PHP)
3. Pengolahan Database : XAMPP (MySQL)
4. Pengolahan Data : Cristal Report (pdf) Professional
C. Implementasi Basis Data
Pembuatan basis data dilakukan dengan menggunakan XAMPP,
MySQL
D. Implementasi Dialog Layar
1. Form Login
Gambar 5.23 Tampilan form login
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis
2. Form Menu Utama Petugas Pendaftaran
Gambar 5.24 Tampilan Menu Utama Petugas
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
3. Tampilan Menu Utama dokter
Gambar 5.25 Tampilan Menu Utama dokter
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
4. Tampilan Menu Utama Petugas (Admin)
Gambar 5.26 Tampilan Menu Petugas (Admin)
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
5. Tampilan Form Petugas
Gambar 5.27 Tampilan Form Petugas
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
6. Tampilan Form Pasien
Gambar 5.28 Tampilan Form Pasien
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
7. Tampilan Form dokter
Gambar 5.29 Tampilan Form dokter
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
8. Tampilan Form Poliklinik
Gambar 5.30 Tampilan Form poliklinik
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
9. Tampilan Form Appoitment
Gambar 5.31 Tampilan Form appointment
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
10. Tampilan form Laporan
Gambar 5.32 Tampilan Form Laporan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
E. Pengujian Sistem
1. Pengujian
Pengujian sistem informasi ini menggunakan metode pengujian
black box. Pengujian black boxtesting menguji spesifikasi suatu fungsi
atau modul, apakah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.
Cara pengujian hanya dilakukan dengan menjalankan dan
mengeksekusi unit atau modul, metode ini digunakan untuk mengetahui
apakah perangkat lunak ini dapat berfungsi dengan benar.
2. Rencana Pengujian
Adapun hal-hal yang akan diuji melalui teknik pengujian Black
Box adalah sebagai berikut :
Tabel 5.7 Pengujian system
No Bentuk
Pengujian
Metode
Pengujian
Data Yang
digunakan Keterangan
1 Pengujian unit
program
Black Box Data
sembarangan
yang mewakili
data pasien,
dokter,
appointment
Menguji
kebenaran
unit program
secara
fungsional
2 Pengujian
validasi
Black Box Data pasien,
dokter, petugas,
pendaftaran
appointment
Menguji
kesesuaian
perangkat
lunak yang
dihasilkan
dengan
kebutuhan
yang sudah
didefinisikan
Sumber : Hasil pengolahan Penulis
Tebel 5.8 Rencana Pengujian
NO Item Pengujian Deskripsi
Jenis
Pengujian
1 Form Login Melakukan login kedalam
sistem
Black Box
2 Form Data Petugas Menambah data petugas Black Box
3 Form Data Dokter Menambah data dokter Black Box
4 Form Data Pasien Menambah data pasien Black Box
5 Form Data Poliklinik Menambahkan data
poliklinik
Black Box
6 Form Data Appointment Menambah data
appointment
Black Box
7 Form Data Catatan Menambah data catatan Black Box
8 Form Laporan Melakukan pengolahan
laporan
Black Box
Sumber : Pengolahan Data penulis
3. Deskripsi Pengujian Sistem
Tabel 5.9 Deskripsi Pengujian Sistem
No Deskripsi
Pengujian
Kebutuhan
yang Diuji
Skenario
Pengujian
Hasil yang
diharapkan Ket
1 Meinguji
Login User
Halaman
form login
Memasukan
user name
dan password
Masuk
kehalaman home
OK
2 Menguji
penambahan
data petugas
Halaman
form
petugas
Memasukan
data petugas
Data petugas
tersimpan pada
form detail
petugas
OK
3 Menguji
penambahan
data dokter
Form
dokter
Memasukan
data dokter
Data dokter
tersimpan pada
form dokter dan
jadwal dokter
OK
4 Menguji
penambahan
data pasien
Form
Pasien
Memasukkan
data pasien
Data pasien
tersimpan pada
form detail
pasien
OK
5 Menguji
penambahan
data
poliklinik
Form pada
poliklinik
Memasukan
data
poliklinik
Data poliklinik
tersimpan pada
form detail
poliklinik
OK
6 Menguji
penambahan
data
appointment
Form pada
pendaftaran
appointment
Memasukan
data pasien,
dokter,dll
Data tersimpan
pada form detail
appointment
OK
7 Menguji
input catatan
Form pada
catatan
Memasukan
catatan
penting
Data tersimpan
pada form
catatan
OK
8 Menguji
keluaran
laporan
keseluruhan
Form pada
laporan
Memasukan
keterangan
laporan
Data muncul
berdasarkan
keterangan
laporan
OK
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan penulis dari pembahasan skripsi ini, dapat
disimpulkan bahwa :
A. Pelaksanaan pendaftaran rawat jalan Appointment yang ada di rumah sakit
Santosa Hospital Bandung Central masih dilakukan secara manual yaitu
dengan cara mencatat data pasien yang melakukan pendaftaran ditulis
dalam buku registrasi pendaftaran rawat jalan Appointment, kemudian
melakukan konfirmasi terhadap pasien dan dokter yang dituju pasien pada
buku registrasi pendaftaran rawat jalan appointment. Kemudian petugas
Koordinator (admin) merekap hasil pendaftaran Appointment pasien yang
berobat ke dalam Microsoft excel.
B. Permasalahan yang ada dalam sistem informasi pendaftaran rawat jalan
(Appointment) di Santosa Hospital Bandung Central antara lain, proses
pencatatan data pasien yang melakukan pendaftaran rawat jalan
(appointment) masih dilakukan secara manual, karena belum tersedianya
suatu program dalam proses pendaftaran rawat jalan Appiontment, masih
adanya proses lain yaitu proses konfirmasi terhadap pasien dan dokter
sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya kesalahan penulisan,
sehingga terjadi coretan-coretan. Kemudian hasil akhir dari sebuah proses
pendaftaran rawat jalan (appointment) di input kedalam Microsoft excel
sehingga terkesan kurang efektif dan efisien.
C. Upaya yang dilakukan bagian pendaftaran Santosa Hospital Bandung
Central dalam mengatasi permasalahan dalam proses pendaftaran rawat
jalan(appointment) adalah dengan melakukan berbagai alternative usaha
guna menutupi permasalahan yang ada yaitu dengan pengajuan pembuatan
sistem informasi pendaftaran rawat jalan (appointment)
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis menyarankan hal yang
bisa dilakukan guna mengatasi permasalahan diatas diantaranya:
A. Perlu adanya perancangan sistem informasi pendaftaran rawat
jalan(appointment), sehingga kegiatan/proses pendaftaran rawat jalan
(appointment) menjadi mudah, tepat dan cepat.
B. Perlu adanya pemeliharaan pada sistem informasi pendaftaran rawat jalan
(appointment), sehingga sistem dapat berjalan dengan baik dan kesalahan-
kesalahan dapat diawasi dan diminimalisir.
C. Untuk menghindari terjadinya kehilangan data perlu dilakukan back up
data sehingga dapat meminimalisir kehilangan data.
D. Perlu diadakan pelatihan bagi petugas yang akan menggunakan sistem
informasi pendaftaran rawat jalan (appointment) khususnya bagi petugas
pendaftaran (appointment)Santosa Hospital Bandung Central.
E. Perlu adanya otoritas pemakai dengan password tertentu, agar hanya
petugas pendaftaran rawat jalan (appointment), Koordinator pendaftaran,
dokter yang dapat mengakses sistem tersebut.
154
Top Related