i
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
T.A 2013 / 2014
Dosen Pembimbing Matakuliah : Ida Windi Wahyuni, S.Ag, M.Si
Disusun Oleh : Irpal Gusnadi Winda Prafita Sari
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam karena dengan
rahmat dan karunia-Nya Tugas ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya .
Penulisan tugas ini bertujuan untuk mendapatkan nilai tugas pada mata kuliah
Teknologi Islami . Adapun yang dibahas dalam tugas ini yaitu tentang ―Iman dan Taqwa &
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IMTAQ & IPTEK)‖.
Tidak lupa kami ucapkan kepada dosen pembimbing matakuliah yang telah
memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami, dan orang tua serta saudara-saudara yang
telah memberikan referensi dalam penyelesaian tugas ini dan juga kepada teman-teman yang
telah memberikan dukungan dalam penyelesaian tugas kami ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas kami ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu kami selaku penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar lebih maju di tugas dimasa yang akan datang dan semoga dengan selesainya tugas ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin…..
Pekanbaru, 01 Oktober 2013
Penulis
3
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................... 1
C. TUJUAN DAN MANFA‘AT PENULISAN ...................................................................... 2
BAB II LITERATUR ..................................................................................................................... 3
A. DEFINISI IMTAQ DAN IPTEK ........................................................................................ 3
B. PRINSIP IMTAQ DAN IPTEK .......................................................................................... 8
C. KEUTAMAAN IMTAQ DAN IPTEK ............................................................................... 11
BAB III PEMBAHASAN ―PERAN IMTAQ DALAM PERKEMBANGAN IPTEK DI ERA
MODERN ........................................................................................................................................ 17
A. Permasalahan dalam Perkembangan IPTEK di ERA modern............................................. 17
B. Peran IMTAQ dalam menjawab Problema dan tantangan dan tantangan kehidupan modern
............................................................................................................................................. 18
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................................... 21
A. KESIMPULAN ................................................................................................................... 21
B. SARAN ............................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 22
5
DAFTAR GAMBAR
Ganbar 2.1 Struktur Ilmu Pengetahuan ............................................................................................
Gambar 2.2 Pembagian Mode Kerja Otak .......................................................................................
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam kehidupannya, manusia tidak akan pernah bisa lepas untuk mencari
nilai-nilai kebenaran yang sebenarnya karena kesehariannya manusia dihadapkan
berbagai macam persoalan yang membutuhkan penyelesaian. Dengan perkembangan
iptek yang pesat ini persoalan hidup menjadi lebih kompleks dan manusia pun
semakin sulit mengatasi persoalan hidupnya. Di saat kita manusia tidak bisa
menyelesaikan atau mengatasi persoalan hidup. Kita pasti lebih memilih lari dari
masalah tersebut dan melakukan hal-hal yang menyimpang seperti minuman-
minuman keras, narkoba, dll. Dan bahkan tidak sedikit dari mereka yang melakukan
bunuh diri gara-gara tidak bisa mengatasi persoalan kehidupan.
Di sinilah iman dan taqwa itu mengambil perannya sebagai jalan keluar atau
solusi untuk menyelesaikan masalah kehidupan itu tersebut. Ketika seseorang telah
bisa memahami dan menerapkan konsep dari iman dan taqwa tersebut kedalam
kehidupannya maka ia dapat mengatasi permasalahan hidupnya. Jadi iman dan taqwa
itu sangat penting bagi manusia khususnya bagi kita pemeluk agama islam, agar
mendekatkan kita kepada Allah SWT. Dan menjadi hamba yang beriman dan
bertaqwa. Dengan begitu konsep iman dan taqwa itu perlu untuk dikaji dan
bagaimana perannya terhadap kemajuan dibidang Teknologi dan Informasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan dari judul makalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian IMTAQ dan IPTEK dan hubungan antara keduannya ?
2. Bagaimana Prinsip dari IMTAQ dan IPTEK tersebut ?
3. Apa keutamaan dari IMTAQ dan IPTEK ?
4. Bagaimana Peran IMTAQ dalam menghadapi perkembangan IPTEK di era
modern ?
7
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas makalah pada
matakuliah Teknologi Islami, dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan
masalah serta membahas tentang peran IMTAQ dalam kemajuan dibidang IPTEK.
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kami
selaku penulis dan pembaca tentang konsep IMTAQ dan IPTEK, dan cara
mengimplementasikannya ke kehidupan sehari-hari serta mengetahui bahwa imtaq
dapat menjawab problema kehidupan kita di masa yang modern ini yang penuh
dengan IPTEK.
8
BAB II
LITERATUR
A. Definisi IMTAQ dan IPTEK
2. Definisi IMTAQ
a. Pengertian Iman
Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu'manu – amanan yang
berarti percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin
yang terletak dalam hati.
Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti
kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti,
atau pokok – pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk
agama Islam.
Secara sempurna pengertiannya adalah membenarkan (mempercayai)
Allah dan segala apa yang datang dari pada-Nya sebagai wahyu melalui rasul-
rasul-Nya dengan kalbu, mengikrarkan dengan lisan dan mengerjakan dengan
perbuatan.
Dalam surat al-Baqarah 165, dikatakan bahwa orang yang beriman adalah
orang yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah). Oleh
karena itu, beriman kepada Allah berarti sangat rindu terhadap ajaran Allah.
Oleh karena itu beriman kepada Allah berarti amat sangat menaati ajaran
Allah yaitu Al-Quran dan sunnah rasul.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah Atthabrani, iman
didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan
diwujudkan dengan amal perbuatan (al-Imaanu 'aqdun bil qalbi waiqraarun
billisaani wa'amalun bil arkaan)
Istilah iman dalam al-qur'an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang
memberikan corak dan warna tentang suatu yang diimani, seperti dalam surat
an-Nisa': 51 yang dikaitkan dengan jibti (kebatinan/Idealisme) dan thaghut
(realita/nasionalisme). Sedangkan dalam surat al-Ankabut: 52 dikaitkan
dengan kata bathil, yaitu wallaziina aamanuu bil baathili. Bathil berarti tidak
9
benar menurut Allah.Sementara dalam surat al-Baqarah: 4 iman dirangkaikan
dengan kata ajaran yang diturunkan oleh Allah.
Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau
ajaran nya, dikatakan sebagai iman haq, sedangkan yang dikaitkan dengan
selainnya dinamakan iman bathil.
Keimanan adalah perbuatan yang bila diibaratkan pohon, mempunyai
pokok dan cabang. Bukankah sering kita baca atau dengar sabda Rasullah saw.
Yang kita jadikan kata-kata mutiara, misalnya malu adalah sebagian dari iman,
kebersihan sebagian dari iman, cinta bangsa dan Negara sebagian dari iman,
bersikap ramah sebagian dari iman, menyingkirkan duri atau yang lainnya
yang dapat membuat orang sengsara dan menderita, itu juga sebagian dari
iman. Diantara cabang - cabang keimanan yang paling pokok adalah keimanan
kepada Allah SWT.
b. Pengertian Takwa
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut,
menjaga, memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis
tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang
diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten (
istiqomah ).
Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan
perintah Tuhannya dan menjauhi segala laranganNya dalam kehidupan ini.
Karakteristik orang – orang yang bertaqwa, secara umum dapat
dikelompokkan kedalam lima kategori atau indicator ketaqwaan.
Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi.
Dengan kata lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat
dikatakan dengan memelihara fitrah iman.
Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim,
orang – orang miskin, orang – orang yang terputus di perjalanan,
orang – orang yang meminta – minta dana, orang – orang yang
tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban
memerdekakan hamba sahaya. Indikator taqwa yang kedua ini,
dapat disingkat dengan mencintai sesama umat manusia yang
diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan harta.
10
Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain,
memelihara ibadah formal.
Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara
kehormatan diri.
Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau
dengan kata lain memiliki semangat perjuangan.
3. Definisi IPTEK
Ilmu berasal dari bahasa arab, ‗ilm yang berarti pengetahuan. Ilmu juga
di artikan pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi, dan
diinterpretasi, menghasilkan kebenaran objektif, sudah di uji kebenarannya, dan
dapat di uji ulang secara ilmiah. Kemudian secara etimologi ilmu bearti kejelasan.
Seseorang yang memperdalam disiplin ilmu tertentu disebut spesialis. Namun,
bila dilihat dari aspek filsafat, Ilmu lebih khusus dibandingkan dengan
pengetahuan. Di dalam ajaran Agama Islam ada dua jalan untuk memperoleh
ilmu pengetahuan, yaitu akal dan wahyu. Akal dalam pengertian potensi yang
diberikan Allah kepada manusia. Dan wahyu dalam pengertian komunikasi dari
tuhan kepada manusia. Pengetahuan yang diperoleh manusia melalui wahyu
diyakini bersifat absolut dan mutlak benar. Sedangkan yang diperoleh melalui
akal bersifat relatif, mungkin benar dan mungkin salah.
Pada dasarnya , ilmu dalam ajaran Islam mempunyai klasifikasi dan
karakteristik yang bercorak Illahiyah. Oleh karena itu, ilmu dalam islam tidak
dapat dipisahkan dengan iman, bahkan dapat dikatakan ilmu itu bersumber dari
Allah yang Maha berilmu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
struktur berikut ini.
11
Gambar 2.1 Struktur Ilmu Pengetahuan
Kesadaran manusia secara garis besar terbagi atas tiga dimensi yang amat
penting. Pengalaman, perasaan dan pengetahuan. Ketiga dimensi itu berbeda
secara substantif tetapi sangat saling berkaitan.
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan
manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia
yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu. Dalam
perkembangannya pengetahuan manusia berdiferensiasi menjadi empat cabang
utama, filsasat, ilmu, pengetahuan dan wawasan. Untuk melihat perbedaan antara
empat cabang itu, saya berikan contohnya: Ilmu kalam (filsafat), Fiqih (ilmu),
Sejarah Islam (pengetahuan), praktek Islam di Indonesia (wawasan). Bahasa,
matematika, logika dan statistika merupakan pengetahuan yang disusun secara
sistematis, tetapi keempatnya bukanlah ilmu. Keempatnya adalah alat ilmu.
Setiap ilmu (sains) adalah pengetahuan (knowledge), tetapi tidak setiap
pengetahuan adalah ilmu. Ilmu adalah semacam pengetahuan yang telah disusun
secara sistematis. Bagaimana cara menyusun kumpulan pengetahuan agar
menjadi ilmu? Jawabnya pengetahuan itu harus dikandung dulu oleh filsafat , lalu
dilahirkan, dibesarkan dan diasuh oleh matematika, logika, bahasa, statistika dan
metode ilmiah. Maka seseorang yang ingin berilmu perlu memiliki pengetahuan
Ilmu Allah
Ilmu Ushul : Ilmu fikih, Aqaid,
Akhlak, Ilmu Usul Fikih
Ilmu Tafsir Alquran
Dinullah
Agama Allah yang merupakan induk segala macam
ilmu yang hak bagi manusia
Sains
Sosial Budaya atau
IPS & Seni
Ilmu Hadis
Sains
Kealaman atau IPA &
Teknologi
12
yang banyak dan memiliki pengetahuan tentang logika, matematika, statistika dan
bahasa. Kemudian pengetahuan yang banyak itu diolah oleh suatu metode
tertentu. Metode itu ialah metode ilmiah. Pengetahuan tentang metode ilmiah
diperlukan juga untuk menyusun pengetahuan-pengetahuan tersebut untuk
menjadi ilmu dan menarik pengetahuan lain yang dibutuhkan untuk
melengkapinya.
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Dan
Teknologi juga merupakan salah satu budaya dari hasil penerapan praktis ilmu
pengetahuan. Teknologi di satu aspek dapat membawa dampak positif berupa
kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia, begitu juga sebaliknya juga dapat
berdampak negatif apabila tidak mampu memanfaatkannya secara benar.
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang
fakta-fakta ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran
terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada ‘ilmu pengetahuan‘ yang menentang
prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah adalah tafsiran
filosofis atau paradigma materialisme-sekular yang berada di balik wajah ilmu
pengetahuan modern tersebut.
Karena alam semesta –yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan–, dan
ayat-ayat suci Tuhan (Al-Quran) dan Sunnah Rasulullah saw — yang dipelajari
melalui agama– , adalah sama-sama ayat-ayat (tanda-tanda dan
perwujudan/tajaliyat) Allah swt, maka tidak mungkin satu sama lain saling
bertentangan dan bertolak belakang, karena keduanya berasal dari satu Sumber
yang Sama, Allah Yang Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.
13
B. Prinsip IMTAQ dan IPTEK
Prinsip dasar yang ada dalam imtaq yaitu unsur-unsur dasar yang dapat
digunakan sebagai pedoman penyusunan target sasaran hasil bentukan perilaku yang
dimiliki oleh dunia pendidikan. Unsur-unsur dasar tersebut menurut Durkheim terdiri
dari: disiplin, kebutuhan untuk mampu mengontrol, mengendalikan, mengekang diri
terhadap keinginan-keinginan yang melampaui batas, keterikatan dengan kelompok
masyarakat yang ada dalam suatu komunitas kehidupan, dan otonomi dalam makna
menyangkut keputusan pribadi dengan mengetahui dan memahami sepenuhnya
konsekuensi-konsekuensi dari tindakan atau perilaku yang diperbuat.
Imtaq merupakan wahana yang akan mengarahkan dunia pendidikan menuju
target yang dituju, yakni menciptakan generasi beriman dan berilmu yang mampu
bersaing dan beriman kepada Allah SWT. Imtaq (SQ) akan menjadi peneguh karakter
penerus bangsa guna menjaga nilai moral bangsa di tengah era globalisasi.
Agama Islam yang mengajarkan umatnya untuk berdisiplin, merupakan salah
satu unsur imtaq yang tercantum di dalamnya. Pengertisn berdisiplin itu sendiri
merupakan disiplin jasmani maupun rohani. Dengan keseimbangan disiplin anatara
keduanya akan mampu menumbuhkan penerus bangsa yang berdisiplin dalam setiap
sektor dalam hidupnya.
Sedangkan prinsip iptek itu sendiri yakni: konsep dasar sains, dan konsep
dasar teknologi. Konsep dasar sains mencakup unsur-unsur fundamental minimal:
taraf dan keadaan ilmu pengetahuan yang sekarang dan perkembangannya, aktivitas
dinamis yang berlandaskan konsep “heuristic” berkonotasi kepada upaya
pengungkapan atau penemuan diri, dan fungsi ilmu pengetahuan. Konsep dasar
teknologi mencakup unsur-unsur dasar minimal: makna teknologi, taraf keadaan,
jenis-jenis teknologi yang ada dan pemanfaatannya pada saat ini, dan aktivitas
dinamis berlandaskan konsep dinamis “creativity” secara konkrit menciptakan atau
memodifikasi teknologi sederhana yang dapat ditemukan dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Iptek didukung oleh dua faktor dari pelaku iptek tersebut, yakni IQ dan EQ.
IQ (Intelligence Quastion) adalah tingkat kecerdasan dalam menangkap sesuatu ilmu
14
atau pengetahuan. Tingkat kecerdasan seseorang yang ditentukan secara metodik oleh
IQ (Intellegentia Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam
belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat
ditentukan sekitar umur 3 tahun. Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis
keturunan (genetic) yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi
makanan yang cukup.
IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang dewasa,
kecuali bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan. IQ
yang tinggi memudahkan seseorang belajar dan memahami berbagai ilmu. Daya
tangkap yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar pada seorang murid,
disamping faktor lain, seperti gangguan fisik (demam, lemah, sakit-sakitan) dan
gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak adalah pada saat ia mulai
berkata-kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si anak dengan IQ
nya. Apabila seorang anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, penguasaan bahasanya
akan cepat dan banyak.
Kesuksesan yang ingin dicapai dibutuhkan bukan hanya “cognitive
intelligence” tetapi juga “emotional intellegence”. Emotional intellegence atau
disingkat EQ adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif
menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang
manusiawi(Cooper dan Sawaf, 1998). Ataupun kemampuan untuk untuk
mengendalikan hal-hal negatif seperti kemarahan dan keragu-raguan atau rasa kurang
percaya diri dan juga kemampuan untuk memusatkan perhatian pada hal-hal positif
seperti rasa percaya diri dan keharmonisan dengan orang-orang disekeliling.
Perlunya emotional intelligence dalam dunia kerja merupakan suatu bidang
yag seringkali dianggap lebih banyak menggunakan ―cara berpikir analitis‖ daripada
melibatkan perasaan atau emosi. Menurutnya setiap orang dalam perusahaan atau
organisasi dituntut untuk memiliki EQ yang tinggi. Selain itu IQ bersifat relatif tetap,
sementara EQ dapat berubah sehingga bisa dibentuk dan dipelajari.
Sedangkan persentase ketergantungan IQ terhadap keberhasilan seseorang
hanyalah 20%. Sedangkan 80% yang lainnya lebih didominasi oleh faktor yang lain
(Goleman 1997)
15
Gambar 2.2 Pembagian Mode Kerja Otak
16
C. Keutamaan IMTAQ dan IPTEK
1. Keutamaan IMTAQ
Iman dan Taqwa tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena jika seseorang
telah mempunyai kekuatan iman yang kuat maka ketaqwaannya pun juga akan
mengikutinya. Allah telah memperingatkan manusia, sebagaimana firmanNya
sebagai berikut :
”Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ketimur dan kebarat, tetapi
kebajikan itu ialah (kebajikan) orang-orang yang beriman kepada Allâh, hari
akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang
dalam perjalnan (musafir), peminta-minta dan utuk memerdekakan hamba
sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang
menepati janji ketika berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kemelaratan,
penderitaan dan masa perang. Maka mereka itulah orang-orang yang benar, dan
mereka itulah orang-orang yang benar-benar bertaqwa”(QS al-Baqarah [2]:
177)
Oleh karenanya orang-orang bertaqwa memiliki kedudukan dan keutamaan
tersendiri, meraih derajat yang tinggi dihadapan Allah swt. Berikut ini beberapa
keutamaan dan kedudukan orang-orang yang bertaqwa :
1. Yang bertaqwa adalah yang termulia di sisi Allah swt
Allah swt mendudukkan pribadi-pribadi bertaqwa meraih derajat kemuliaan
yang tinggi di sisi-Nya.
Seperti yang tertulis dalam firman Allah yang artinya :
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal”.[QS. Al-Hujurat (49) : 13]
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Ahmad; “Wahai sekalian manusia, sesunggunya Tuhan kalian adalah satu,
ayahanda kalian adalah satu, ingatlah..! tidak ada keutamaan lebih bagi
17
orang arab atas selain mereka, tidak pula bagi non arab atas orang-orang
arab, tidak pula yang berkulit merah lebih utama dari yang berkulit hitam
tidak pula yang berkulit hitam lebih utama dari yang merah, tak lain yang
membuat lebih utama melainkan karena taqwa”. (HR. Imam Ahmad)
Maka bagi siapapun yang ingin meraih kemuliaan tertinggi disisi-Nya, hal itu
tidak akan dicapai dengan sekedar harta, kemewahan, ataupun keturunan yang
banyak, namun hanya dengan taqwa.
2. Orang-orang bertaqwa adalah para wali dan kekasih Allah swt
Orang-orang yang dalam dirinya bersemayam ketaqwaan akan menjadi wali
sekaligus kekasih Allah swt. Begitu tegas Allah menyatakan dalam firman-
Nya bahwa Dia mencintai orang-orang bertaqwa;
“(Bukankah demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang
dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang bertakwa. [Qs. Ali Imran(3) : 76]
3. Meraih Ma`iyyatullah
Dengan ketakwaanya, pribadi bertaqwa akan dicintai Allah swt, dengan cinta-
Nya, Allah akan senantiasa menganugerahkan mai`iyyah-Nya (kebersamaan-
Nya), inilah kesertaan dan kebersamaan khusus yang Allah berikan kepada
mereka orang-orang yang bertaqwa,
Seperti yang tertulis dalam surat QS. Al-Baqarah ayat 194, yang artinya :
“dan bertaqwaah kepada Allah, dan ketahuilah sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang bertaqwa” [QS. Al-Baqarah(2) : 194]
Tentunya tidak ada kebersamaan yang lebih nikmat, tidak ada kesertaan yang
lebih indah, tidak ada kedekatan yang lebih syahdu daripada ketika seorang
hamba sedang merasa dekat dengan Tuhannya, merasa Allah swt sesantiasa
menyertai dalam setiap langkahnya dalam menapaki jalan kehidupan ini. Maka
dia akan berjalan mengarungi kehidupan ini; segala yang akan dia lalui dia
lewati, semua itu dengan ketaqwaannya akan ia tempuh dengan ma`iyyatullah.
18
4. Dimudahkan urusannya
Allah subhanahu wa ta`aala telah menegaskan dalam firman-Nya, yang artinya
:
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan
membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan
menyiapkan baginya jalan yang mudah”.[QS. Al-Lail (92) : 5-7]
Orang-orang yang bertaqwa adalah mereka yang gemar berbagi, mereka mau
mencurahkan sebagian harta yang mereka miliki untuk kepentingan fi
sabilillah, sanggup memberi di saat lapang maupun sempit, di waktu mudah
maupun sulit, semua itu karena mereka benar-benar yakin akan adanya balasan
syurga, maka kelak Allah akan memberi balasan yang baik dari apa yang telah
mereka lakukan dan akan menyediakan jalan kemudahan bagi mereka dalam
melakukan berbagi kebaikan .
Jika kita melakukan perbuatan dengan didasari iman dan dibingkai dengan
nilai ketaqwaan kepada Allah swt maka ada jaminan bahwa Dia akan
memudahkan segala urusan baik kita.
5. Dilapangkan Rizkinya
Rizki adalah segala hal yang manfaat baiknya kembali kepada kita. Termasuk
dalam kategori rizki adalah harta, kesehatan, ilmu, kesempatan dan peluang.
Jadi rizki tidak terbatas pada harta.. Allah swt menjanjikann kepada mereka
yang bertakwa untuk mendapatkan kemudahan jalan keluar termasuk di
dalamnya jalan meraih rizki.
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya
“. [QS. Ath-Thalaq (85) : 2-3)
6. Tergapainya Syurga dan Kenikmatan Akherat
Allah swt memberikan informasi kepada kita tentang orang-orang yang sukses
dengan sebenar-benarnya sukses, mereka yang kesuksesanya terbawa sampai
akherat, dan di antara mereka adalah pribadi bertakwa, demikianlah firman
Allah swt dalam Surah An-Nur ayat yang ke-52, yang artinya :
19
“Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada
Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang
mendapat kemenangan”. [QS. An-Nur (24) : 52]
Orang yang benar-benar mendapat kemenangan adalah yang menang di
kehidupan akherat, dan mereka akan diberi kedudukan yang tinggi dan
ditempatkan di tempat yang mulia, tempat yang sudah disediakan Allah swt
untuk mereka, mereka yang takut kepada Allah swt disebabkan dosa-dosa
yang pernah dikerjakannya serta memelihara diri dari segala macam dosa-
dosa yang mungkin terjadi.
Dalam ayat yang lain Allah saw juga memberikan kabar gembira kepada yang
bertaqwa.
“Syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-
orang yang bertakwa”. [QS. Ali Imran (3) : 133]
7. Mendapat Pengajaran dari Allah swt
Orang-orang yang bertaqwa kepada Allah swt akan senantiasa mendapatkan
petunjuk dari Allah melalui Al-qur‘an, karena memang Al-Qur‘an adalah
penunjuk bagi orang-orang bertaqwa. Seperti yang tertulis dalam surat Qs. Al-
Baqarah(2) : 282, yang artinya :
“Dan bertakwalah kepada Allah; Allah akan mengajarmu; dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu” [Qs. Al-Baqarah(2) : 282
2. Keutamaan IPTEK
Keutamaan IPTEK tercantum dalam Al-Quran surah Al ‗Alaq 1-5 :
Surat Al ‗Alaq adalah surat Makkiyah (Surat yang diturunkan
dimekkah) Jumlahnya 19 ayat. Dalam surat inilah ayat yang pertama
diwahyukan Allah SWT melalui malaikat Jibril as kepada Nabi Muhammad
SAW.
Hubungan surat Al-‗Alaq dengan surat sebelumnya adalah dalam ayat
sebelumnya dijelaskan tentang penciptaan Manusia Secara sempurna yang
berbunyi dan dalam surat ini ada juga ayat tentang
20
ciptaan manusia juga yang berbunyi sampai diakhir surat ini
dijelaskan tentang sesuatu yang akan terjadi diakhirat nanti.
1.
.
.
.
.
Lima ayat ini adalah ayat-ayat Al-Quran yang pertama diturunkan
Allah SWT, dikatakan oleh para Mufassir bahwa Malaikat Jibril AS Turun
dengan ayat ini kepada nabi Muhammad SAW, ketika beliau berada didalam
Gua Hira, malaikat Jibril AS Mengajarkan lima ayat diatas. Menurut satu
cerita ayat yang pertama diturunkan adalah ayat seperti yang
dikatakan oleh Jabir bin Abdullah , sedangkan Abu Maisarah Al-hamdani
mengatakan surat Al-fatihah merupakan ayat pertama yang ditunkan,
kemudian ‗Ali bin Abi Thalib R.a mengatakan ayat Al-Qur‘an yang pertama
diturunkan adalah ‖ . Dari beberapa pendapat diatas,
yang Shahih adalah pendapat yang pertama yang didukung dengan ungkapan
Siti ‗Aisyah yang diriwayat oleh Imam Bukhari dan Muslim bahwa Malaikat
Jibril AS. Datang kepada Nabi Muhammad SAW, dengan menyampaikan lima
ayat diatas. Yaitu ketika Nabi Muhammad berada didalam Gua hira‘
berkhalwat karena mendapatkan mimpi yang seperti keajaiban diwaktu subuh
kebenarannya kemudian beliau memili menyepi diGua hira‘ beberapa hari
sampai datangnya kebenaran yang sesungguhnya yaitu datangnya ahyu,
bahwa malaikat Jibril AS datang kepada beliau dan berkata bacalah.
Beliau menjawab: apa yang harus saya baca, Malaikat Jibril AS
mengulanginya Sampai tiga kali seraya merankulnya, dengan membaca lima
ayat diatas . Aisyah juga berkata bahwa ayat setelah aayat diatas adalah surah
―Nun‖ kemudian Surah Al-Mudatssir kemudian Ad-Duhaa. Dan disebutkan
oleh Al-Mawardii dari Az-Zuhri lima ayat diataslah yang disampaikan oleh
malaikat Jibril AS dan mengakan ―Engkan adalah Nabi‖ kemudian Nabi
Muhammad SA Pulang ke Siti Khadijah dan berkata ―Zammiluunii X,
riwayat lain ―Datstsiruuni‖ yang artinya Selimutilah badanku maka Siti
Khadijah menyelimuti sampai kondisi Nabi pulih kembali, kemudian Nabi
21
Muhammad SAW menceritakan apa yang terjadi kepadanya, sesungguhnya
saya sangat khawatir kepada diriku, Khadijah berkata bukankah itu adalah
sesuatu kegembiraan, maka demi Allah janganlah bersedih. Kemudia muka
khadijah berseri-seri sehingga datanglah Waraqah bin Naufal bin Asad bin
Abdul-‗uzzi (Sepupu Khadijah) dan mengatakan bahwa kejadian itu sudah
tertulis dalam kitab Injil dengan bahasa Ibrani.
Berdasarkan keterangan diatas kita tahu bahwa lima ayat inilah, ayat
yang pertama diturunkan dari Allah SWT Sehingga dinamakan Al-Qur‘an Al-
Karim, dan rahmat pertama dari ibadah Nabi. Kemudian ayat selanjutnya
diturunkan setelah kabar status Nabi menjadi Rasulullah terkenal dan diikuti
dengan berimannya sebagian Qaum Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW.
― ahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan
kepadamu,‘Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, ‗ maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan Memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,
‗Berdirilah kamu,‘ maka berdirilah, niscaya Allah akan Mengangkan derajat
orang-orang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.‖
Keutamaan Mukmin yang berilmu
Keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus, diungkapkan Allah
dalam ayat-ayat berikut:
―Katakanlah ‗Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?‘
Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.‖ (QS.Az-
Zumar [39] : 9).
―Allah berikan al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat dan kearifan) kepada siapa saja
yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al-Hikmah itu, benar-benar ia telah
dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang berakallah yang dapat mengambil
pelajaran (berdzikir) dari firman-firman Allah.‖ (QS. Al-Baqoroh [2] : 269).
―Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan‖. (QS Mujaadilah [58] :11)
22
BAB III
PEMBAHASAN
“PERAN IMTAQ DALAM PERKEMBANGAN IPTEK DI
ERA MODERN”
A. Permasalahan dalam Perkembangan IPTEK di ERA Modern
Di kehidupan yang sangat modern ini perkembangan iptek sangat pesat tetapi
walau perkembangan iptek ini sudah maju, permasalahan hidup manusia bukan lebih
sedikit atau lebih mudah tapi malah menjadi lebih kompleks dan ragam
permasalahannya pun bertambah banyak. Terdapat beberapa contoh problem dalam
kehidupan modern di antara :
1. perekonomian
2. Putus asa
3. Kegelisahan atau bimbang
4. kekecewaan
5. dll
Permasalah di kehidupan dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) jenis faktor, yakni
antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll
Faktor ini merupakan faktor terbesar terjadinya masalah sosial. Apalagi
setelah terjadinya krisis global PHK mulai terjadi di mana-mana dan bisa memicu
tindak kriminal karena orang sudah sulit mencari pekerjaan. Inilah yang menimbulkan
masalah keputusasaan.
2.Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat ini sulit
dihilangkan karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang berdampak
negatif seperti akibat dari teknologi seperti ponsel yang dapat merekam video yang
berbau negatif sehingga menyebabkan terseretnya para remaja kedalam perzinaan
akibat lemahnya iman.
3. Faktor Psikologis : Penyakit syaraf, aliran sesat, dll.
Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan meresahkan masyarakat itu
semua karena kegelisahan dan kebimbangannya di jiwa mereka.
23
B. Peran Iman dan Takwa dalam Menjawab Problema dan Tantangan Kehidupan
Modern
Dalam kaitan ini, iman dan taqwa yang dapat berperan menyelesaikan
problema dan tantangan perkembangan IPTEK dalam kehidupan modern tersebut.
Pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini dikemukakan
beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia:
a. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda
Orang yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan
Allah. Kalau Allah hendak memberikan pertolongan, maka tidak ada satu
kekuatanpun yang dapat mencegahnya. Sebaliknya,jika Allah hendak
menimpakan bencana, maka tidak ada satu kekuatanpun yang sanggup
menahan dan mencegahnya. Kepercayaan dan keyakinan demikian
menghilangkan sifat mendewa-dewakan manusia yang kebetulan sedang
memegang kekuasaan, menghilangkan kepercayaan pada kesaktian benda-
benda keramat, mengikis kepercayaan pada khufarat, takhyul, jampi-jampi dan
sebagainya.
Pegangan orang yang beriman adalah firman Allah surat Al Fatihah ayat 1-7
b. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut
Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut.
Banyak diantara manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran, karena
takut menghadapi resiko. Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa
kematian di tangan Allah. Pegangan orang beriman mengenai soal hidup dan
mati adalah firman Allah:
Dimana saja kamu berada, kematian akan datang mendapatkan kamu
kendatipun kamu di benteng yang tinggi lagi kokoh.( An Nisa 4: 78)
c. Iman menanamkan sikap self help dalam kehidupan
Rezeki memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Banyak
orang yang melepaskan pendirian bahkan tidak segan-segan melepaskan
prinsip,menjual kehormatan,bermuka dua,menjilat dan memperbudak diri
karena kepentingan materi. Pegangan orang beriman dalam hal ini adalah
firman Allah:
Dan tidak ada satu binatang melatapun dibumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang dan tempat
24
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (lauhul mahfud)
(Hud, 11:6)
d. Iman memberikan kententraman jiwa
Acapkali manusia dilanda resah dan duka cita, serta digoncang oleh
keraguan dan kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai keseimbangan ,
hatinya tentram(mutmainah), dan jiwanya tenang(sakinah), seperti dijelaskan
firman Allah:
…..(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah. Ingatlah,hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram
(Ar-Ra'd,13:28)
e. Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah)
Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu
melakukan kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal ini dijelaskan
dalam firman Allah :
Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahal yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. (An Nahl, 16:97)
f. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen
Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat ikhlas,
tanpa pamrih , kecuali keridaan Allah. Orang yang beriman senantiasa
konsekuen dengan apa yang telah diikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun
dengan hatinya. Ia senantiasa berfirman pada firman Allah:
Katakanlah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Al-An'aam, 6:162)
g. Iman memberikan keberuntungan
Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar karena Allah
membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki. Dengan
demikian orang yang beriman adalah orang yang beruntung dalam hidupnya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah:
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan
merekalah orang-orang yang beruntung. (Al-Baqarah, 2:5)
25
h. Iman mencegah penyakit
Ahlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi
biologis tubuh manusia mukmin dipengaruhi oleh iman.
Jika seseorang jauh dari prinsip-prinsip iman, tidak mengacuhkan azas
moral dan ahlak, merobek-robek nilai kemanusiaan dalam setiap perbuatannya,
tidak pernah ingat kepada Allah, maka orang yang seperti ini hidupnya akan
dikuasai oleh kepanikan dan ketakutan.
Hal itu akan menyebabkan tingginya hormon adrenalin dan
persenyawaan kimia lainnya. Selanjutnya akan menimbulkan pengaruh yang
negatif terhadap biologi tubuh serta lapisan otak bagian atas. Hilangnya
keseimbangan hormon dan kimiawi akan mengakibatkan terganggunya
kelancaran proses metabolisme zat dalam tubuh manusia. Pada waktu itulah
timbullah gejala penyakit, rasa sedih, dan ketegangan psikologis, serta hidupnya
selalu dibayangi oleh kematian.
Demikianlah pengaruh dan manfaat iman pada kehidupan manusia, ia bukan hanya
sekedar kepercayaan yang berada dalam hati, tetapi menjadi kekuatan yang mendorong dan
membentuk sikap perilaku hidup. Apabila suatu masyarakat terdiri dari orang-orang yang
beriman, maka akan terbentuk masyarakat yang aman, tentram, damai, dan sejahtera
26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama islam bukanlah hambatan untuk perkembangan iptek tapi justru agama
islam bisa lebih mengembangkan dan memperbaiki iptek itu. Dan dengan adanya
agama islam permasalahan-permasalahan yang muncul seiring dengan perkembangan
iptek ini dapat diatasi atau diselesaikan. Dengan cara tetap menerapkan konsep iman
dan taqwa tersebut dalam kehidupan kita, dengan begiu kemajuan iptek tidak
membuat kemerosotan moral pada diri manusia.
Dengan adanya hubungan yang dinamis antara agama dan modernitas, maka
diperlukan upaya untuk menyeimbangkan pemahaman orang terhadap agama dan
modernitas. Pemahaman orang terhadap agama akan melahirkan sikap keimananan
dan ketaqwaan (Imtaq), sedang penguasaan orang terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek) di era modernisasi dan industrialisasi mutlak diperlukan. Dengan
demikian sesungguhnya yang diperlukan di era modern ini tidak lain adalah
penguasaan terhadap Imtaq dan Iptek sekaligus. Salah satu usaha untuk
merealisasikan pemahaman Imtaq dan penguasaan Iptek sekaligus adalah melalui
jalur pendidikan. Dalam konteks inilah pendidikan sebagai sebuah sistem harus
didesain sedemikian rupa guna memproduk manusia yang seutuhnya. Yakni manusia
yang tidak hanya menguasai Iptek melainkan juga mampu memahami ajaran agama
sekaligus mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Pada dasarnya dalam kehidupan modern, kita sebagai manusia tidak bisa
terlepas dari iman dan taqwa. Karena dengan kita beriman dan bertaqwa, kita dapat
mencegah dan menyelamatkan diri dari hal-hal yang menyesatkan atau dari segala
sesuatu yang tidak baik. Selain itu, kita juga dapat menentukan apakah modernisasi
tersebut dianggap sebagai suatu kemajuan atau tidak, dipandang bermanfaat atau
tidak, diperlukan atau sebaliknya perlu dihindari.
27
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainudin. 2011. Pendidikan Agama Islam. Ed.1, Cetakan ke4.Jakarta : Bumi
Aksara
Wahyuni, Ida Windi. 2010. Diktat Kuliah Al-Islam 1.Pekanbaru
http://vicray.wordpress.com/2007/08/26/memanupulasi-profil-guru-sesuai-keinginan-
siswa-tanpa-mengubah-karakter-asli-2/
http://skripsi-dulrohman.blogspot.com/2013/01/contoh-makalah-pai-tentang-iman-
dan.html
http://filsafatindonesia1001.wordpress.com/2009/07/22/perbedaan-antara-ilmu-dan-
pengetahuan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi
http://yokimirantiyo.blogspot.com/2013/07/keutamaan-dan-kedudukan-orang-
yang.html
http://giggs17.blogspot.com/p/pengaruh-iptek-terhadap-iman-dan-taqwa.html