PERANAN TIPOGRAFI YANG MERUPAKAN
KURIR YANG SANGAT PENTING DALAM
KOMUNIKASI VISUAL
DI Susun Oleh :
HADIRANTO HAREFA
12012111016 / ILMU KOMUNIKASI
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS DARMA AGUNG - MEDAN
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya dengan judul “Peranan Tipografi yang merupakan kurir yang
sangat penting dalam Komunikasi Visual”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya
dukungan serta kerjasama dan juga saran/pendapat dari berbagai pihak selama penyusunan
dan pembuatannya.
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu
segala kritik dan saran yang membangun akan menyempurnakan penulisan/pembuatan
makalah selanjutnya serta bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, 20 Januari 2014
Penulis,
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
ABSTAKSI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Tipografi ......................................................................... 3
1. Pengeertian Tipografi ............................................. 4
2. Sejarah Tipografi ..................................................... 5
3. Klasifikasi Huruf ..................................................... 6
4. Kejelasan Huruf dan Keterbacaan ........................ 9
5. Peran Tipografer ..................................................... 11
B. Komunikasi Visual ........................................................ 12
C. Peran Tipografi dalam Komunikasi Visual ................ 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 16
B. Saran .............................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 18
LAMPIRAN ................................................................................................ 19
ii
ABSTRAKSI
Di era teknologi dan informasi saat ini kehadiran desain komunikasi visual
sangatlah dibutuhkan. Sesuai dengan namanya, komunikasi visual mempunyai tujuan
untuk mengkomunikasikan pesan yang dapat ditangkap oleh massa dengan benar. Salah
satu elemen desain yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan suatu desain dalam
berkomunikasi dengan masyarakatnya adalah tipografi. Makalah ini membahas bagaimana
dan apa peran tipografi tersebut dalam desain komunikasi visual.
Kata kunci : Tipografi, Komunikasi Visual
iii
O
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam komunikasi visual tipografi dikatakan sebagai "visual language", yang
berarti bahasa yang dapat dilihat. Tipografi adalah salah satu sarana untuk
menterjemahkan kata kata yang terucap ke halaman yang dapat dibaca. Peran dari pada
tipografi adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke
pengamat. Secara tidak sadar manusia selalu berhubungan dengan tipografi setiap hari,
setiap saat. Pada merk dagang komputer yang kita gunakan, koran atau majalah yang kita
baca, label pakaian yang kita kenakan, dan masih banyak lagi. Hampir semua hal yang
berhubungan dengan desain komunikasi visual mempunyai unsur tipografi di dalamnya.
Kurangnya perhatian pada tipografi dapat mempengaruhi desain yang indah menjadi
kurang atau tidak komunikatif. Untuk membuat desain yang indah dan berkomunikasi,
tipografi tidak dapat dipisahkan dari elemen desain. Dalam membuat perencanaan suatu
karya desain, keberadaan elemen tipografi sudah harus selalu diperhitungkan karena dapat
mempengaruhi susunan hirarki dan keseimbangan karya desain tersebut.
Pengertian tipografi yang sebenarnya adalah ilmu yang mempelajari bentuk huruf ;
dimana huruf, angkan, tanda baca, dan sebagainya tidak hanya dilihat sebagai simbol dari
suara tetapi terutama dilihat sebagai suatu bentuk desain. Huruf "O", contohnya, tidak saja
terbaca sebagai huruf "O", tetapi juga terbaca sebagai bentuk
lingkaran yang mempengaruhi bidang suatu karya desain. Dimana
dan bagaimana seorang desainer meletakkan huruf "O" tersebut
dapat mempengaruhi legibilitas dan keseimbangan karya desain
tersebut. Sebagai seorang visual komunikator, desainer
1
Kasih
Protes
komunikasi visual harus dapat membaca sebagai tipograper, seorang desainer harus dapat
mengetahui bentuk type yang bagaimana yang dapat
menunjang arah desain dan meramalkan reaksi dari pada
pengamatnya. Bentuk huruf italic dengan warna emas misalnya, sangat baik untuk
digunakan pada sampul buku roman, dan sebaliknya bentuk
huruf roman, san serif, old, sangat cocok untuk poster -
poster politik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah peranan Tipografi dengan komunikasi visual
2. Apa pengertian dari tipografi
3. Apakah pengertian dari Komunikasi Visual
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui arti lebih luas mengenai Tipografi
2. Mengetahui arti luas mengenai Komunikasi Visual
3. Mengetahui hubungan atau peranan antara Tipografi dengan Komunikasi Visual
4. Menjadi bahan untuk membantu menambah wawasan mengenai mata kuliah
Komunikasi Visual
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. TIPOGRAFI
1. Pengertian Tipografi
Tipografi dalam konteks komunikasi visual mencakup pemilihan bentuk huruf;
besar huruf; cara dan teknik penyusunan huruf menjadi kata atau kalimat yang sesuai
dengan karakter pesan (sosial atau komersial) yang ingin disampaikan (Tinarbuko,
2010:25). Huruf dan tipografi dalam perkembangannya menjadi ujung tombak guna
menyampaikan pesan verbal dan pesan visual kepada seseorang, sekumpulan orang,
bahkan masyarakat luas yang dijadikan tujuan akhir proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan atau terget sasaran.
Tipografi dalam hal ini adalah seni memilih dan menata huruf untuk pelbagai
kepentingan menyampaikan informasi berbentuk pesan sosial ataupun komersial. Dewasa
ini, perkembangan tipografi banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi digital.
Huruf yang telah disusun secara tipografis merupakan elemen dasar dalam
membentuk sebuah tampilan desain komunikasi visual. Hal ini diyakini dapat memberikan
inspirasi untuk membuat suatu komposisi yang menarik. sedangkan bentuk-bentuk
tipografi itu sendiri dapat dipergunakan secara terpisah atau dapat pula dikomposisikan
dengan materi lain seperti ilustrasi hand drawing ataupun image.
Dalam perkembanganya, ada lebih dari seribu macam huruf Romawi atau Latin
yang telah diakui oleh masyarakat dunia. Tetapi huruf tersebut sejatinya merupakan hasil
perkawinan silang lima jenis huruf berikut ini :
1) Huruf Romein. Garis hurufnya memperlihatkan perbedaan antara tebal-tipis dan
mempunyai kaki atau kait yang lancip pada setiap batang hurufnya.
3
2) Huruf egyptian. Garis hurufnya memiliki ukuran yang sama tebal pada setiap sisinya.
Kaki atau kaitnya berbentuk lurus atau kaku.
3) Huruf Sans Serif. Garis hurufnya sama tebal dan tidak mempunyai kaki atau kait.
4) Huruf miscellaneous. Jenis huruf ini lebih mementingkan nilai hiasnya daripada nilai
komunikasinya. Bentuknya senantiasa mengedepankan aspek dekoratif dan ornamental.
5) Huruf Script. Jenis huruf ini menyerupai tulisan tangan dan bersifat spontan.
Pengertian tipografi menurut buku Manuale Typographicum adalah :
Typography can defined aan art of selected right type printing in accordance with
specific purpose ; of so arranging the letter, distributing the space and controling the type
as to aid maximum the reader's.
Dari pengertian diatas, memberikan penjelasan bahwa tipografi merupakan seni
memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang - ruang yang
tersedia, untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk
mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, huruf tak pernah lepas dari kehidupan
keseharian. Hampir setiap bangsa di dunia menggunakannya sebagai sarana komunikasi.
Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk bahasa ini
antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir
berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal dengan nama Hieroglyphe pada sekitar
abad 1300 SM.
Bentuk tipografi tersebut akhirnya berkembang sampai di Kreta, lalu menjalar ke
Yunani dan akhirnya menyebar keseluruh Eropa. Puncak perkembangan tipografi, terjadi
kurang lebih pada abad ke - 8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk
kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka
4
mempelajari sistem tulisan Etruska yang merupakan penduduk asli Italia serta
menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf - huruf Romawi.
Perkembangan tipografi saat ini mengalami perkembangan dari fase penciptaan
dengan tangan (hand drawn) hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi
membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat
dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.
2. Sejarah Tipografi
Tipografi, sebagai salah satu metode yang menterjemahkan kata-kata menjadi
bentuk atau gambaran sudah digunakan sejak jaman dahulu. Dimulai sejak awal jaman
lukisan di gua (early cave drawing age), dimana nenek moyang kita menggambarkan
pengalaman mereka di dinding gua. Pada awalnya, yang digunakan adalah pictogram,
yaitu gambar yang mewakili bentuk benda yang dimaksud. Secara perlahan, berdasarkan
asosiasi, beberapa pictogram berubah menjadi ideogram, yaitu simbol yang bentuknya
tidak persis mewakili bentuk yang dimaksud sehingga dapat digunakan untuk berbagai
arti.
Ideoram berkembang sehingga mempunyai gaya penulisan yang tertentu dan mulai
mewakili bunyi suara. Karena berkembangnya peradaban manusia, maka berkembang pula
kosa kata dan kepentingan untuk menyimpan data. Seiring dengan perkembangan tersebut,
kecepatan dalam menulis juga berkembang sehingga bentuk individual simbol juga
semakin sederhana dan abstrak. Pada awal tahun 2800 SM, bangsa Sumaria telah
mempunyai sistem menulis dengan formal, abstrak simbol, yang disebut cuneiform, yang
kemudian menjadi basis daripada modern alphabet yang kita gunakan. Demikianlah
simbol-simbol tersebut terus berkembang dan bertambah sesuai dengan bunyi suara, dan
semakin abstrak bentuknya. Melalui gerakan penyebaran kekuasaaan dan agama, bangsa
5
Romawi juga menyebarkan sistem penulisan terutama untuk menyimpan peristiwa dan
ceritera, dimana calligrafi menjadi populer dan berkembang. Kebutuhan membaca dan
menulis juga semakin menunjukkan peningkatan baik dikalangan pelajar maupun di
kalangan masyarakat.
3. Klasifikasi Rupa huruf
Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James
Craig, antara lain sbb :
1. Roman, ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip
pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada
garis - garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah
gemulai dan feminim.
2. Egyptian, adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk
persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang
ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar, dan stabil.
3. Sans Serif, adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada
ujung hurufnya dan memilikiketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan
yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer, dan efisien.
4. Script, menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil
tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat
pribadi dan akrab.
5. Miscellaneous, merupakan pengembangan dari bentuk - bentuk yang sudah ada.
Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis - garis dekoratif. Kesan yang dimiliki
adalah dekoratif dan ornamental.
6
Dalam beberapa literatur tipografi, rupa huruf dapat di golongankan dalam
beberapa klasifikasi, yang berguna untuk mempermudah mengidentifikasi rupa huruf
tersebut. Berdasarkan klasifikasi yang umum dan sering dipakai, klasifikasi berdasarkan
timeline sejarahnya dan fungsinya, rupa huruf digolongkan menjadi:
Blackletter / Old English / Textura, berdasarkan tulisan tangan (script) yang populer
pada abad pertengahan (sekitar abad 17) di Jerman (gaya gothic) dan Irlandia (gaya
Celtic).
Humanis / Venetian, berdasarkan tulisan tangan (script) gaya romawi di Italia.
Disebut humanis karena goresannya seperti tulisan tangan manusia.
Old Style, Rupa huruf serif yang sudah berupa metal type, gaya ini sempat
mendominasi industri percetakan selama 200 tahun.
Transitional, Rupa huruf serif, muncul pertama kali sekitar tahun 1692 oleh Philip
Grandjean, diberi nama Roman du Roi atau "rupa huruf raja", karena dibuat atas
perintah Raja Louis XIV.
Modern / Didone, Rupa huruf serif, muncul sekitar akhir abad 17, menjelang jaman
Modern.
Slab serif / Egytian Rupa huruf serif, muncul sekitar abad 19, kadang disebut Egytian
karena bentuknya yang mirip dengan gaya seni dan arsitektur Mesir kuno
Sans-serif / Rupa huruf tanpa kait r
o Grotesque Sans-serif, muncul sebelum abad 20.
o Geometris Sans-serif, bentuk rupa hurufnya berdasarkan bentuk-bentuk
geometris, seperti lingkaran segi empat dan segitiga.
o Humanis Sans-serif, bentuk rupa hurufnya seperti tulisan tangan manusia.
Display / dekoratif, muncul sekitar abad 19, untuk menjawab kebutuhan di dunia
periklanan. Cirinya adalah ukuranya yang besar.
7
Script dan cursive, bentuknya menyerupai handwriting - tulisan tangan manusia.
Script, hurufnya kecil-kecil dan saling menyambung, sedangkan Cursive tidak.
Selain itu ada juga klasifikasi yang berdasarkan bentuk rupa hurufnya:
Roman, pada awalnya adalah kumpulan huruf kapital seperti yang biasa ditemui di
pilar dan prasasti Romawi, namun kemudian definisinya berkembang menjadi
seluruh huruf yang mempunyai ciri tegak dan didominasi garis lurus kaku.
o Serif, dengan ciri memiliki siripan di ujungnya. Selain membantu
keterbacaan, siripan juga memudahkan saat huruf diukir ke batu.
Contoh penggunaan huruf bersirip di nisan Johanna Christine, Museum
Taman Prasasti
o Egyptian, atau populer dengan sebutan slab serif. Cirinya adalah
kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang
sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar
dan stabil.
Salah satu contoh huruf slab serif di nisan Thomas de Souza, di pintu
masuk Museum Taman Prasasti
o Sans Serif, dengan ciri tanpa sirip/serif, dan memiliki ketebalan huruf yang
sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah
modern, kontemporer dan efisien.
8
Script, merupakan goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil
tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast
pribadi dan akrab.
Miscellaneous, merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada.
Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki
adalah dekoratif dan ornamental.
4. Kejelasan bentuk huruf dan Keterbacaan
Kejelasan bentuk huruf (legibility) adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu
karakter / rupa huruf / tulisan tanpa harus bersusah payah. Hal ini bisa ditentukan oleh:
1. Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan siripan, kontras goresan, dan
sebagainya.
2. Penggunaan warna
3. Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Keterbacaan (readability) adalah tingkat kenyamanan / kemudahan suatu susunan huruf
saat dibaca, yang dipengaruhi oleh:
1. Jenis huruf
2. Ukuran
3. Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, perataan, dan sebagainya
4. Kontras warna terhadap latar belakang
Huruf-huruf tertentu dalam melakukan aktivitas perancangan. Ia harus menjadikan
rangkaian huruf (kata atau kalimat) tidak sekedar bisa di baca dan dimengerti maknanya.
Tetapi lebih dari itu, seorang desainer komunikasi visual harus piawai menampilkan
9
tipografi yang enak di pandang mata dan lebih melancarkan pembaca dalam memahami
media komunikasi visual. Dengan demikian, keberadaan tipografi dalam rancangan karya
desain komunikasi visual sangat penting. Sebab, perencanaan dan pemilihan tipografi yang
tepat, baik ukuran, warna, maupun bentuk, diyakini mampu menguatkan isi pesan verbal
desain komunikasi visual tersebut.
Dalam social communication seperti dikutip Bebe Indah Maryam, ada beberapa
faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya ketersampaian sebuah pesan verbal yang
terkandung dalam karya desain komunikasi visual, diantaranya: pertama, latar belakang,
yakni warna dasar dan tekstur yang digunakan. Teks menjadi unsur utama dari sebuah
pesan verbal akan terlihat jelas manakala keberadaan warna huruf dan latarnya cukup
kontras.
Ukuran standar teks adalah antara 6 sampai 10 point, tergantung luas ruangan yang
tersedia dan banyak sedikitnya teks yang akan ditampilkan, juga menyesuaikan keluarga
huruf yang ingin ditampilkan. Selain itu, Danton Sihombing (2001:28) mengingatkan,
keluarga huruf terdiri dari kembangan yang berakar dari struktur bentuk dasar (regular)
sebuah alfabet dan setiap perubahan huruf masih memiliki kesinambungan bentuk.
Perbedaan tampilan yang pokok dalam keluarga huruf dibagi menjadi tiga bentuk
pengembangan : (1)kelompok berat terdiri atas light, regular, dan bold. (2) Kelompok
proporsi condesed, regular, dan extended. (3) kelompok kemiringan yaitu italic.Ketiga,
spasi antarhuruf, kata, maupun jarak antar baris kalimat. Keempat, faktor-faktor subjektif
seperti jarak baca maupun kualitas penerangan ketika membaca.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka ketika desainer komunikasi visual mahir
mengusai tipografi yang dipergunakan untuk menyampaikan informasi yang bersifat sosial
ataupun komersial, maka sejatinya sang desainer tersebut mampu memposisikan dirinya
10
sebagai kurir komunikasi (visual) yang bertanggung jawab kepada masyarakat luas yang
dijadikan target .
5. Peran tipografer.
Sampai pada jaman tersebut, tipografi sebagai bidang yang berfokus pada bentuk
huruf belum populer. Perkembangan tipografi mulai menjadi populer dimulai pada abad ke
lima belas dengan ditemukannya sistem pencetakan dengan menggunakan ‘movable type’.
Pada saat yang bersamaan, keinginan dan kemampuan membaca masyarakat juga
meningkat, membuat kebutuhan akan buku, surat kabar, dan lain-lain juga meningkat.
Pada saat inilah profesi tipografer mulai muncul. Fungsi daripada tipografer pada saat itu
adalah mengawasi keseluruhan proses produksi termasuk di dalamnya pembuatan huruf
dan pencetakannya. Revolusi Industri membawa pengaruh terhadap kecepatan dan
spesialisasi dalam segala bidang. Sistem percetakan yang tadinya manual berubah menjadi
mekanik.
Spesialisasi pekerjaan semakin berkembang, muncul spesialisasi pekerjaan seperti
desainer bentuk huruf (type designer), pengatur huruf (typesetter), pencetak (printers), dan
lain sebagainya. Desainer komunikasi visual dan tipografer adalah dua profesi yang
berbeda, walau fungsinya dalam suatu karya desain saling terikat. Dalam sebuah karya
desain, desainer komunikasi visual memberikan spesifikasi type yang dia inginkan, dan
typesetter akan melakukan penyusunan type tersebut bagi sang desainer. Segi positif dari
spesialisasi ini, setiap ahli semakin ahli dan bertanggung jawab pada bidangnya. Pada
masa-masa ini dapat dilihat penggunaan type yang lebih memperhatikan keindahan bentuk
huruf.
Tehnologi semakin berkembang sehingga ditemukannya DTP (desktop publishing),
yang memberikan kesempatan bagi para desainer untuk menyusun type sendiri; desainer
komunikasi visual juga berfungsi sebagai tipografer. Segi positifnya adalah pada saat
11
tersebut terbuka kesempatan untuk bereksperimen dengan huruf dan terbuka kebebasan
menggunakan huruf dengan lebih leluasa.
Pengaruh dari kemajuan teknologi tersebut membawa dampak pada penggunaan
illustrasi dan foto pada karya desain. Kemampuan mencetak gambar dengan kualitas yang
baik membuat banyak desainer komunikasi visual tergerak untuk menggunakan gambar
sebagai inti dari karya desainnya dan kecenderungan mengesampingkan tipografi. Selain
itu, kemudahan dalam proses produksi desain melahirkan banyak desainer amatir yang
kurang mengerti prinsip-prinsip desain dan pentingnya tipografi. Akibatnya, banyak kita
temui desain sampul majalah, poster, brosur, yang penyusunan hurufnya tidak sejalan
dengan tema dan gambar yang digunakan, sehingga terdapat kesan bahwa huruf-huruf
tersebut asal diletakan saja.
B. KOMUNIKASI VISUAL
Komunikasi visual (komunikasi melalui penglihatan) adalah sebuah rangkaian
proses penyampaian infromasi atau pesan kepada pihak lain dengan penggunaan media
penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual
mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna
dalam penyampaiannya.
Rambu lalu lintas dan ikon ikon di dalam program komputer adalah bentuk
komunikasi visual sederhana , seperti juga ikon di dalam keyboard portable sound. Di jalan
pun seperti zebra cross dan ikon sepeda motor terjadi hubungan komunikasi secara visual
seperti logo logo perusahaan dan tanda di kebun raya dan kebun binatang .
12
C. PERAN TOPOGRAFI SEBAGAI KURIR DALAM KOMUNIKASI VISUAL
Penggunaan tipografi dalam desain komunikasi visual disebut dengan desain
tipografi. Dalam suatu karya desain, semua elemen yang ada pada void (ruang tempat
elemen-elemen desain disusun) saling berkaitan. Tipografi sebagai salah satu elemen
desain juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh elemen desain yang lain, serta dapat
mempengaruhi keberhasilan suatu karya desain secara keseluruhan.
Tulisan tangan adalah sederetan tanda-tanda yang mempunyai arti dan dibuat
dengan tangan. Komponen dasar daripada tipografi adalah huruf (letterform), yang
berkembang dari tulisan tangan (handwriting). Berdasarkan ini, maka dapat disimpulkan
bahwa tipografi adalah sekumpulan tanda-tanda yang mempunyai arti. Penggunaan tanda-
tanda tersebut baru dapat dikatakan sebagai desain tipografi apabila digunakan dengan
mempertimbangkan graphic clarity dan prinsip-prinsip tipografi yang ada.
Ada empat buah prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi keberhasilan
suatu desain tipografi yaitu legibility, clarity, visibility, dan readibility. Legibility adalah
kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca. Dalam suatu karya desain,
dapat terjadi cropping, overlapping, dan lain sebagainya , yang dapat menyebabkan
berkurangnya legibilitas daripada suatu huruf. Untuk menghindari hal ini, maka seorang
desainer harus mengenal dan mengerti karakter daripada bentuk suatu huruf dengan baik.
Selain itu, penggunaan huruf yang mempunyai karakter yang sama dalam suatu kata dapat
juga menyebabkan kata tersebut tidak terbaca dengan tepat, seperti contoh di bawah ini.
Diambil dari Typographic Design: Form and Communication
Huruf 'f', 't', 'j', mempunyai karakteristik yang sama sehingga ada
kemungkinan terbaca dengan kurang tepat
Diambil dari Typographic Form: Form and Communication
fail
tail
jail
logibility
13
Apabila menggunakan copping, bagian atas daripada huruf lebih dapat terbaca
daripada bagian atasnya.
Readibility adalah penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan
huruf yang lain sehingga terlihat jelas. Dalam menggabungkan huruf dan huruf baik untuk
membentuk suatu kata, kalimat atau tidak harus memperhatikan hubungan antara huruf yang
satu dengan yang lain. Khususnya spasi antar huruf. Jarak antar huruf tersebut tidak dapat
diukur secara matematika, tetapi harus dilihat dan dirasakan. Ketidak tepatan menggunakan
spasi dapat mengurangi kemudahan membaca suatu keterangan yang membuat informasi yang
disampaikan pada suatu desain komunikasi visual terkesan kurang jelas. Huruf-huruf yang
digunakan mungkin sudah cukup legible, tetapi apabila pembaca merasa cepat capai dan
kurang dapat membaca teks tersebut dengan lancar, maka teks tersebut dapat dikatakan tidak
readible. Pada papan iklan, penggunaan spasi yang kurang tepat sehingga mengurangi
kemudahan pengamat dalam membaca informasi dapat mengakibatkan pesan yang
disampaikan tidak seluruhnya ditangkap oleh pengamat. Apabila hal ini terjadi, maka dapat
dikatakan bahwa karya desain komunikasi visual tersebut gagal karena kurang komunikatif.
Kerapatan dan kerenggangan teks dalam suatu desain juga dapat mempengaruhi keseimbangan
desain. Teks yang spasinya sangat rapat akan terasa menguasai bidang void dalam suatu
bentuk, sedangkan teks yang berjarak sangat jauh akan terasa lebih seperti tekstur.
Prinsip yang ketiga adalah Visibility. Yang dimaksud dengan visibility adalah
kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya desain komunikasi visual dapat
terbaca dalam jarak baca tertentu. Fonts yang kita gunakan untuk headline dalam brosur
tentunya berbeda dengan yang kita gunakan untuk papan iklan. Papan iklan harus
menggunakan fonts yang cukup besar sehingga dapat terbaca dari jarak yang tertentu. Setiap
karya desain mempunyai suatu target jarak baca, dan huruf-huruf yang digunakan dalam
desain tipografi harus dapat terbaca dalam jarak tersebut sehingga suatu karya desain dapat
berkomunikasi dengan baik.
14
Prinsip pokok yang terakhir adalah clarity, yaitu kemampuan huruf-huruf yang
digunakan dalam suatu karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh target pengamat yang
dituju. Untuk suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan pengamatnya, maka informasi
yang disampaikan harus dapat dimengerti oleh pengamat yang dituju. Beberapa unsur desain
yang dapat mempengaruhi clarity adalah, visual hierarchy, warna, pemilihan type, dan lain-
lain.
Keempat prinsip pokok daripada desain tipografi tersebut di atas mempunyai tujuan utama
untuk memastkan agar informasi yang ingin disampaikan oleh suatu karya desain komunikasi
visual dapat tersampaiakn dengan tepat. Penyampaian informasi tidak hanya merupakan satu-
satunya peran dan digunakannya desain tipografi dalam desain komunikasi visual. Sebagai
seuatu elemen desain, desain tipografi dapat juga membawa emosi atau berekspressi,
menunjukan pergerakan elemen dalam suatu desain, dan memperkuat arah dari pada suatu
karya desain seperti juga desain-desain elemen yang lain. Maka dari itu, banyak kita temui
desain komunikasi visual yang hanya menggunakan tipografi sebagai elemen utamanya, tanpa
objek gambar.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penggunaan tipografi dalam sebuah karya komunikasi visual dapat memperkuat
keberhasilan karya tersebut dalam berkomunikasi, namun dapat juga menjatuhkan kualitas
desain apabila tidak dipergunakan dengan tepat. Melihat begitu besarnya pengaruh desain
tipografi di dalam suatu karya desain komunikasi visual, maka sangatlah penting bagi para
desainer atau tipografer untuk mengerti tentang tipografi dan bagaimana cara
menggunakannya dalam suatu karya desain dengan baik dan benar.
Kesensitifan seorang desainer, yang pada waktu menggunakan elemen tipografi
juga berfungsi sebagai seorang tipografer, terhadap bentuk dan penggunaan tipografi
sangatlah diperlukan. Kebebasan dalam menggunakan elemen tipografi, yang melanggar
prinsip pokok dari desain tipografi dapat mengurangi kemampuan sebuah desain untuk
berkomunikasi. Di lain pihak, kehadiran desain tipografi yang tidak senada dengan image
atau gambar dan arah desain yang dituju, meskipun sesuai dengan prinsip tipografi yang
ada juga akan mengganggu keseimbangan dalam sebuah desain.
Terganggunya keseimbangan dan kemampuan penyampaian informasi dalam
sebuah desain merupakan dua hal yang sangat fatal. Keseimbangan dan informasi, harus
dapat berjalan bersama. Tanpa adanya keseimbangan dalam karya desain membuat desain
tersebut kurang mutlak dan akan mengganggu pengamatan, sebaliknya sebuah desain yang
indah dan seimbang jugalah tidak dapat dikatakan berhasil apabila pengamat tidak mampu
memperoleh informasi apapun darinya.
Seorang desainer komunikasi visual harus mampu dan mempunyai kesensitifan
dalam mengintegrasi desain elemen yang lain seperti gambar, warna garis-garis dan lain
sebagainya dengan desain tipografi. Kunci keberhasilan suatu karya desain komunikasi
16
visual terletak pada kemampuan suatu karya desain menyampaikan informasi dengan tepat
secara kreatif. Tipografi sebagai bentuk visual dari sebuah komunikasi merupakan
sarana penyampaian informasi memegang peranan yang sangat penting dalam
desain komunikasi visual.
B. SARAN
1) Bagi kaum mahasiswa yang ingin menggeluti desain, hendaknya mempelajari lebih
dalam mengenai tipografi dan penempatannya dalam sebuah karya desain agar
mendapatkan hasil yang sangat bagus dan menarik.
2) Seorang desainer juga harus mampu dan mempunyai kesensitifan dalam
mengintegrasi elemen lain sebagainya dengan desain tipografi. Dengan integrasi
yang harmonis antar elemen desain yang ditampilkan akan lebih menarik dan
memikat orang yang melihatnya dan membacanya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Adi Kusrianto, Tipografi Komputer untuk Desainer Grafis, Penerbit Andi: Yogyakarta,
2004
Aldrich-Ruenzel, dan Fennel, Designer's Guide to Typography, Step-By-Step Publishing:
New York, 1991.
Hakim, Rachmad, Panduan Instan mengenal Desain Grafis dan Komunikasi Visual, PT
Elex Media Komputindo: Jakarta, 2010
Safanayong, Yongki. Desain Komunikasi Visual Terpadu. Arte Intermedia: Jakarta, 2006
Sihombing, Danton, Tipografi Dalam Desain Grafis, PT. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta, 2001.
Wijaya, Priscilia Yunita, Tipografi Dalam Desain Komunikasi Visual. Jurnal Fakultas Seni
dan Desain: Universitas Kristen Petra, 2010
Internet
http://tipografis.blogspot.com/2010/03/tipografi-dalam-desain-
komunikasi.html#AbdXsjG4r2CcRHQM.99 di akses tanggal 17 Januari 2014
http://multimediasmkn1ampekangkek.blogspot.com/2013/04/tipografi-kurir-komunikasi-
visual.html di akses tanggal 17 Januari 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Tipografi di akses tanggal 17 Januari 2014
18
Lampiran-Lampiran
CONTOH DESAIN TIPOGRAFI
19
20
Top Related