Pentingnya Suasana Belajar Kondusif Suasana belajar kondusif - Belajar merupakan kegiatan yang membutuhkan lingkungan dan suasana khusus. Hal ini bertujuan agar prestasi belajar siswa dapat dicapai seoptimal mungkin. Di sekolah maupun rumah, siswa akan dapat belajar dengan baik apabila dalam suasana yang kondusif.
Suasana dan lingkungan khusus dimaksud adalah kondisi dan lingkungan belajar yang kondusif
yaitu suasana yang nyaman dan menyenangkan. Nyaman dalam hal ini jauh dari gangguan suara
dan bunyi yang merusak konsentrasi belajar. Menyenangkan berarti suasana belajar yang
gembira dan antusias. Suasana belajar jauh dari tekanan dan target tertentu terhadap siswa yang
belajar.
Suasana belajar yang nyaman memungkinkan siswa untuk memusatkan pikiran dan perhatian
kepada apa yang sedang dipelajari. Sebaliknya, suasana belajar yang tidak nyaman dan
membosankan akan membuat kosentrasi belajar siswa terganggu. Tentu saja akan sia-sia untuk
berharap hasil belajar yang optimal.
Ada 2 faktor penentu tercipta atau tidaknya suasana belajar yang kondusif.
1.Suasana dalam kelas.
Guru menjadi pihak yang paling bertanggung jawab dalam pengelolaan pembelajaran di ruang
kelas. Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan sangat menentukan kondusif atau
tidaknya suasana belajar. Kemudian bagaimana guru menguasai situasi belajar siswa. Guru tidak
hanya perlu menguasai materi pelajaran, namun yang lebih penting adalah mampu menguasai
dinamika kelas yang dihuni oleh berbagai sifat dan watak siswa. Jika guru tidak mampu
menguasai dinamika kelas, suasana kelas akan gaduh dan ribut oleh sikap dan perbuatan siswa
yang beraneka ragam.
2.Lingkungan di sekitar kelas atau sekolah
Suasana belajar yang kondusif akan tercipta apabila didukung suasana yang nyaman dan tentram
di sekitar kelas atau sekolah. Lokasi sekolah yang berada terlalu dekat dengan keramaian,
seperti; pasar, pinggiran jalan raya atau pabrik cenderung mengganggu konsentrasi siswa dalam
belajar. Tidak hanya persoalan bunyi, bau tak sedap pun dapat mengganggu konsentrasi belajar
siswa dalam belajar. Sekolah yang berada terlalu dekat dengan areal peternakan atau perkebunan
karet misalnya, akan membuat suasana belajar menjadi tidak kondusif.
Jadi, suasana belajar yang kondusif akan tercipta apabila suasana di ruang kelas dan di
lingkungan sekitarnya, mendukung terlaksananya proses belajar siswa. Proses belajar yang
kondusif akan menghantarkan siswa pada hasil belajar yang optimal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menciptakan Suasana Belajar di Kelas yang Menyenangkan
Salah satu hal yang harus dikedepankan dalam menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan adalah menyertakan partisipasi siswa di dalam kelas. Selain untuk membangun
komunikasi dengan siswa, pengajar juga dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan bagi
para siswa. Jika situasi ini tak terbangun, bisa jadi siswa akan merasa canggung berbicara dengan
guru dan komunikasi tidak akan berjalan baik. Akibatnya, pengajar juga akan mengalami
kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan siswa. Beberapa tips yang dapat
menjadi panduan dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan:
1. Ciptakan iklim yang nyaman buat anak didik Anda
Iklim yang nyaman akan menghilangkan kecanggungan siswa, baik sesama guru maupun
antar siswa sendiri. Hal ini juga bisa mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, sehingga
komunikasi antara pendidik dan anak didik dapat terbangun. Sebagai pengajar, Anda dapat
menjelaskan kepada siswa bahwa tidak akan ada siswa lain yang akan mengejek ketika ia
bertanya. Beri motivasi kepada siswa bahwa dengan bertanya, akan memudahkannya untuk lebih
mengetahui tentang sesuatu hal daripada hanya diam mendengarkan.
2. Dengarkan dengan serius setiap komentar atau pertanyaan yang diajukan oleh siswa
Anda.
Jika siswa Anda mengajukan pertanyaan, sebisa mungkin fokus dan memperhatikannya.
Meski sederhana, hal ini akan menumbuhkan kepercayaan diri siswa karena ia merasa
diperhatikan. Seringkali siswa merasa kurang percaya diri sehingga enggan untuk memberikan
kontribusi di dalam kelas. Nah, tugas Anda sebagai pengajar, membangun kepercayaan diri
siswa dengan menunjukkan perhatian-perhatian saat siswa merasa sedang ingin didengarkan.
3. Jangan ragu memberikan pujian kepada siswa
Anda juga bisa mencoba dengan memuji setiap komentar yang diajukan oleh anak didik
Anda. Misalnya, "Oh, itu ide yang sangat bagus" ,atau "Pertanyaan kamu bagus, itu tidak
pernah saya pikirkan sebelumnya”.
4. Beri pertanyaan yang mudah dijawab
Jika hal di atas belum juga berhasil untuk mengajak siswa memberikan komentar atau
pertanyaan, giliran Anda untuk mengajukan pertanyaan memancing yang bisa membuat anak
didik Anda tidak lagi bungkam di dalam kelas. Pastikan pertanyaan Anda mampu dijawab oleh
siswa, sehingga saat menjawab secara tidak langsung melatih siswa untuk berbicara.
Saat siswa sudah mulai merespon, beri senyum kepada siswa yang sudah berkomentar. Hal ini
akan mengurangi rasa canggung yang biasa ia perlihatkan.
5. Biarkan siswa mengetahui pelajaran sebelum kelas dimulai
Minta agar para siswa mempelajari bahan yang nantinya akan Anda tanyakan. Sehingga, ia
akan mempersiapkannya terlebih dulu. Jika saat anda bertanya dan para siswa tidak merespon,
ubah format pertanyaan anda yang hanya membutuhkan jawaban "ya" atau "tidak".
6. Controlling
Kontrol para siswa dengan alat kontrol yang Anda miiliki. Gunanya adalah untuk mengetahui
seberapa banyak siswa yang biasanya berpartisipasi dalam kelas. Jika Anda menemukan
beberapa siswa yang tingkat partisipasinya dalam kelas sangat kurang, maka ajak ia
berkomunikasi secaraa pribadi. Mungkin dengan begitu ia akan merasa percaya diri. Selain itu,
jika yang Anda temukan hanyalah permasalahan kurang percaya yang menjadikannya diam
selama kelas berlangsung, maka tugas Anda selanjutnya adalah memberi ia tugas yang bisa
membantunya untuk berkomunikasi. Misalnya, tugas berpidato dalam kelas.
Selain itu, keakraban antara guru dan siswa sangat menentukan keberhasilan belajar bagi
siswa. Jika hal ini terjalin suasana belajar akan lebih santai dan siswa akan lebih mudah
menangkap pelajaran. Siswa tidak akan merasa sungkan bertanya jika mereka tidak mengerti
karena salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti adalah dengan cara bertanya. Mengajar
kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan
guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih
akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik yang
lain. Khusus dalam melakukan pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan
kematangan berfikir peserta didik, agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh
peserta didik. Penguasaan terhadap semua ketrampilan mengajar di atas harus utuh dan
terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis, misalnya melalui pembelajaran mikro.
Seluruh sekolah yang bertaraf nasional dan internasional, jumlah siswa dibatasi dalam setiap
kelas maksimal 32 siswa. Hal ini ditetapkan agar guru bisa lebih mudah memberikan pelajaran
dengan baik dan siswa juga akan mudah menangkap yang nantinya akan mendapatkan hasil yang
baik pula. Selain itu juga bagian sarana dan prasarana disekolah akan lebih mudah menyediakan
alat praktikum sesuai dengan jumlah siswa seperti komputer, alat praktik IPA, peralatan
olahraga, labor bahasa dan lain-lain. Dan juga guru menyampaikan materi pembelajaran dikelas
dengan menggunakan alat multimedia. Bagi guru yang kreatif mereka membuat animasi
karikatur dalam pembelajaran sehingga siswa tidak merasa jenuh. Bagian kurikulum juga harus
memikirkan bagaimana agar siswa juga dapat menerima pembelajaran dengan baik dengan cara
menyusun jadwal pelajaran dengan rapi. Dalam satu hari siswa jangan diberikan pelajaran yang
berumus, harus diselingi dengan mata pelajaran yang lainnya.
B. Menciptakan Lingkungan Kelas yang Menarik
Suasana belajar adalah faktor penentu keberhasilan mencapai sasaran belajar. Prinsip belajar
orang dewasa dan anak-anak pada hakekatnya sama yaitu melalui penjelajahan (eksplorasi) dan
suasana hati gembira (fun). Seorang guru idealnya kreatif mendesain lingkungan belajar agar
tercipta suasana yang menyenangkan atau dalam istilah Gordon Dryden disebut orkestrasi
lingkungan belajar. Lalu apa yang perlu disiapkan?
Pertama, desainlah ruang kelas yang dengan hal-hal yang membuat suasana hati ceria.
Misalnya menambah gambar-gambar di dinding kelas sesuai tema pelajaran, bunga, ruangan
yang bersih, aneka hiasan warna-warni dan tata letak meja dan kursi dan pencahayaan ruangan
yang memadahi. Mengapa ini penting? Sebab penyerapan informasi dari proses belajar banyak
berlangsung dalam pikiran bawah sadar. Siswa menyerap materi pelajaran tanpa memikirkannya
secara sadar. Oleh karenanya pikiran bawah sadar harus dirangsang sedemikian rupa agar
responsif.
Kedua, Bila perlu ciptakan suasana kelas yang mirip pesta, ada balon, lampion, dan hiasan-
hiasan dinding.
Ketiga, siapkan musik pengiring ketika presentasi atau ketika siswa mengerjakan tugas-tugas
yang sebelumnya telah direncanakan. Akan lebih baik jika memakai musik klasik yang
direkomendasikan oleh Dr Lazanov. (Mozart, vivaldi, Bethoven).
Keempat, seluruh atmosfer kelas harus benar-benar bersahabat, tidak ada tekanan, apalagi
ancaman.
Stocwell (seorang pelatih pendidikan terkemuka di Eropa) menjelaskan bahwa poster
berwarna di dinding yang didesain dengan baik sangatlah penting karena merangsang periferal
otak. Kehadirannya yang konstan di ruang kelas menyampaikan isinya di memori otak walaupun
tidak disadari oleh anak. Stocwell juga menjelaskan tentang psikologi warna. Merah adalah
warna peringatan, biru melambangkan kesejukan, kuning warna kecerdasan, hijau dan coklat
mempunyai efek menentramkan, hangat dan ramah. Poster yang baik dapat membuat kesan di
memori jangka panjang, menciptakan gambaran memori yang dapat dipanggil kembali jika
dibutuhkan, walaupun tidak pernah dipelajari secara sadar.
C. Langkah Inovatif untuk Menggairahkan Nafsu Belajar Siswa
Sering kita temukan di lapangan bahwa kondisi persekolahan kita, khususnya Sekolah Dasar,
dikelola apa adanya dan ala kadarnya. Terutama hal yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan lingkungan sekolah dan keadaan ruangan kelas. Seperti terlihat pada kondisi ruang
kelas yang ditata monoton dan konvensional, dengan tampilan apa adanya seperti tampak pada
pengecatan dinding sekolah atau pun ruangan kelas yang kebanyakan dicat dengan warna putih
polos, kuning polos, dan warna–warna lain yang serba polos. Ini sudah lumayan bagus, artinya
kondisi kelas yang demikian sudah terlihat bersih.
Gambar–gambar yang dapat menciptakan nuansa keindahan dan nuansa lain dari suatu
kegiatan dan kebiasaan yang bersifat konvensional jarang kita temukan. Memang kita sadari
bahwa eksistensi persekolahan di negara kita tercinta ini cukup bervariasi, mulai dari yang tidak
layak pakai mungkin karena dinding mau roboh, genteng yang mau berjatuhan, plafon banyak
yang jebol, dan siap untuk berjatuhan dan berbagai kondisi lain yang sangat memprihatinkan.
Kita berharap kondisi yang sedemikian parah semacam ini segera dibenahi dan ditangani. Karena
bagaimana bisa kita menciptakan suatu lingkungan yang indah kalau kondisinya saja sangat
memprihatinkan.
Namun tidak berarti bahwa komunitas yang ada pada sekolah yang ada pada kondisi yang
demikian menjadikan guru dan warga sekolahnya menjadi kehilangan kreatifitas untuk
menciptakan hal–hal yang inovatif demi terciptanya lingkungan belajar yang indah, asri dan elok
dipandang mata sehingga pada akhirnya tercipta suasana yang menyenangkan. Bab ini mengacu
pada adanya suatu inovasi, yaitu bagaimana mengoptimalkan kondisi kelas (classical
conditioning) dan penciptaan lingkungan sekolah agar dapat dipakai dan dimanfaatkan, dan
dioptimalkan sehingga merupakan bagian yang tidak terpisahkan atau merupakan bagian yang
integral dengan kegiatan pembelajaran. Artinya ruangan kelas jangan hanya menjadi dinding
pembatas yang membatasi siswa di ruang kelas pada satu sisi, dengan lingkungan di luar kelas
pada sisi lain. Demikian pula dengan lingkungan sekitar sekolah, terutama dinding–dinding
sekolah jangan hanya menjadi benda mati yang menjadi dinding pemisah antara lokal yang satu
dengan lokal yang lain, atau menjadi pembatas antara lingkungan sekolah sendiri dengan
lingkungan luar sekolah.
Langkah inovatif yang dapat dilakukan adalah bagaimana eksistensi dinding–dinding kelas
yang pada dasarnya benda mati tersebut menjadi bermakna dan berbicara terhadap siswa pada
khususnya dan bagi seluruh warga sekolah pada umumnya. Yang menjadi pertanyaan adalah
bagaimana menciptakan dinding–dinding sekolah dan ruang–ruang kelas yang mati ini menjadi
lebih hidup, menjadi bermakna, dan pada akhirnya dapat menggairahkan nafsu belajar siswa?
Jawaban dari pertanyaan di atas tidak lain adalah diperlukan suatu langkah kreatifitas dari
seorang guru, dan hal ini tentunya merupakan suatu langkah inovatif yang pada kenyataannya
akan berbeda dengan kondisi realita dan mayoritas yang ada di lapangan saat ini. Pada
kebanyakan orang dan pada kebanyakan guru bisa saja hal ini dianggap kegiatan yang mengada–
ada. Namun justru di sinilah letak nilai inovatif itu sendiri muncul, sebab kegiatan yang bersiafat
inovatif akan dirasakan hal yang asing oleh orang lain, sebab hal semacam itu sebelumnya jarang
atau bahkan mungkin belum ada.
Pertanyaan yang mungkin timbul yaitu bagaimana, dan kreatifitas semacam apa yang dapat
membedakan kondisi ruang kelas dan kondisi lingkungan sekolah konvensional dengan kondisi
ruang kelas dan lingungan sekolah yang disentuh dengan nuansa kreatifitas sehingga memiliki
nuansa estetis dan bermakna bagi siswa? Kegiatan ini merupakan suatu keniscayaan untuk
dilakukan oleh guru di lapangan, yaitu dengan memberikan sentuhan–sentuhan seni pada
dinding–dinding ruang kelas, gedung, dan pagar sekolah. Sentuhan seni itu berupa penuangan
warna-warna ceria, serasi dan kolaborasi beberapa warna pada dinding kelas atau pun dinding
sekolah. Tidak hanya sampai di sini di samping pemaduan beberapa warna ceria yang relevan
dengan dunia anak, kita juga harus mengisi ruang–ruang yang kosong dari dinding tersebut,
dengan lukisan yang sengaja dibuat oleh guru, bersifat monumental dan bernilai estetis. Di
samping itu dapat dipadukan gambar-gambar yang bervariasi dan relevan dengan pembelajaran.
Relevan dengan pembelajaran maksudnya gambar yang dituangkan merupakan upaya untuk
mendekatkan anak dengan materi pelajaran yang dipelajari pada kelas tertentu, misalnya pada
pelajaran IPA, ada meteri-materi tertentu yang bisa berupa sajian gambar yang menarik siswa
bila dituankan pada dinding sekolah, seperti : gambar gerhana, solar sistem, simbiosis,
pertumbuhan tumbuhan, cara–cara perkembangbiakan, dan lain–lain.
Demikian juga seperti materi pelajaran IPS seperti gambar tipe –tipe hewan: Asiatis ,
Peralihan, Australis, dan gambar bendera dan lambang ASEAN, merupakan gambar yang sangat
menarik bagi siswa. Apabila materi semacam ini disajikan berupa lukisan atau gambar yang
menarik pada dinding sekolah, materi tersebut pada akhirnya bukan merupakan hal yang asing
bagi siswa. Sebab setiap hari dan setiap saat siswa dapat mengamati dan melihatnya. Hal itu
dimaksudkan supaya dinding sekolah dan ruang kelas menjadi suatu yang integral dengan
kegiatan pembelajaran bernuansa estetis dan menyenangkan. Lukisan yang tertuang harus
menciptakan nuansa dan nilai keindahan artinya bila kita memandang lukisan itu dapat tercipta
suasana batin yang damai, menyejukkan kalbu. Kondisi semacam ini akan memiliki dampak
psikologis yang sangat dalam bagi penikmat lukisan tersebut khususnya siswa, yaitu dapat
memberikan nuansa rekreatif yang dapat menciptakan suasana relaksasi bagi otot–otot syaraf
yang tegang stress dan semacamnya. Hanya saja hal yang harus diperhatikan yaitu tata letak dan
penempatan dari lukisan itu sendiri. Lukisan hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga
eksistensinya tidak memecahkan konsentrasi siswa pada saat menerima pembelajaran.
Hal semacam ini memang berbeda dan dapat menghapus cara–cara lama dalam
memanfaatkan ruangan kelas pada khususnya dan lingkungan sekitar agar lebih bermakna dan
menyenangkan bagi siswa untuk tetap berada di dalamnya. Sehingga dengan kondisi kelas yang
semacam ini siswa dan guru atau siapa saja yang masuk ke kelas ini beranggapan dan merasa
bahwa kelasku adalah istanaku, atau dia beranggapan bahwa sekolahku adalah sorgaku.
Penciptaan ruang kelas dan lingkungan sekolah yang sedemikian rupa memang memerlukan
kerja ekstra, sebab tidak semua guru dapat melukis. Apabila hal itu terjadi tentu perlu
mengundang orang yang pandai melukis. Upaya–upaya seperti yang telah dipaparkan oleh
penulis tidak lain adalah suatu kiat agar siswa tidak bosan di sekolah, siswa lebih bergairah
dalam pembelajaran yang pada akhirnya tentunya tercapainya prestasi siswa yang optimal sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
D. Syarat-syarat Menciptakan Suasana Belajar yang Baik
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bila mana kita ingin menciptakan suasana belajar
yang baik. Yang dimaksud dengan suasana belajar yang baik adalah suasana dimana proses
belajar dapat berjalan sebaik mungkin. Syarat - syarat itu adalah seperti berikut :
Murid harus mengalami kemajuan
Murid harus menghargai pelajaran yang disajikan
pengajar harus memperoleh kepuasan karenanya
Bila ketiga hal tersebut diatas sudah dapat terpenuhi maka satu syarat terpenting untuk proses
belajar dapat dipenuhi juga. Dengan suasana yang baik pengajar akan merasa senang dan akan
berusaha menyajikan pelajaran sebaik - baiknya. Di lain pihak murid pun akan merasa puas dan
mempunyai motivasi untuk menghayati serta memikirkan secara kritis hal yang diuraikan oleh
pengajar.tetapi kalo suasana belajar tidak baik, maka proses belajar mengajar pun tidak akan
memperoleh hasil yang terbaik. Jangan pernah percaya bahwa mengajar itu adalah seni yang
tidak dapat dipelajari. Siapa saja yang berminat akan dapat untuk mempelajarinya. Keterampilan
- keterampilan tersebut dapat disamakan dengan keterampilan mengetik, menulis atau
mengendarai mobil. Tujuan terpenting dari kegiatan mengajar adalah penyampaian ilmu.
E. Belajar Menyenangkan di Luar Kelas
Salah satu kendala dalam pembelajaran adalah rasa bosan. Entah itu terjadi pada siswa atau
guru. Ketika rasa bosan sudah mempengaruhi proses belajar mengajar, ada beberapa hal yang
dilakukan siswa. Misalnya :
Ngobrol dengan teman sebangku via memo. Seolah-olah siswa tersebut mencatat hal
penting yang disampaikan guru. Pada kenyataannya mereka sedang asik berbincang
tentang hal yang lebih menarik (musik, film, gossip, bahkan tak jarang membicarakan
guru yang sedang mengajar).
Menggambar. Hal kedua yang sering dilakukan siswa ketika bosan dengan suasana
belajar yang itu-itu saja.
SMSan, FB-an, dll.
Tentunya sangat tidak menyenangkan jika seorang guru mengetahui anak didiknya
berperilaku seperti itu. Dalam hati sudah merasa bahwa upaya menyampaikan pelajaran sudah
maksimal. Namun kenyataannya masih ada pula siswa yang merasa bosan. Dalam hal ini jangan
menyalahkan siswa saja. Guru pun harus intropeksi diri, sudah tepatkah cara saya dalam
menyampaikan pelajaran. Toleransi akan kondisi siswa sangat dibutuhkan ketika rasa bosan
sudah melanda.
Salah satu cara mengatasi hal ini adalah belajar di luar kelas. Semua cara harus tepat guna.
Usahakan ketika pembelajaran dilakukan di luar kelas, materi yang akan disampaikan bukanlah
materi yang membutuhkan konsentrasi penuh. Contohnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Materi pembuatan dan pembacaan puisi sangat bagus diajarkan di luar kelas. Menciptakan
suasana belajar di luar kelas tidak lah sulit.
Pilih materi yang ringan, yang bisa diselingi dengan permainan dan candaan.
Pilih waktu dan suasana yang mendukung. Misalnya pada jam terakhir dan langit sedang
tidak mendung.
Bagi siswa dalam kelompok=kelompok kecil supaya lebih terkondisikan.
Mulai proses pembelajaran dengan berbagi ide dengan siswa.
Perlu diketahui tidak semua materi pelajaran dapat dibawa ke luar kelas. Jadi sesuaikan
dengan situasi dan kondisi. Baik itu kondisi cuaca, materi, siswa, dan guru.
F. Peran Guru dan Orang Tua dalam Menciptakan suasana Belajar yang Menyenangkan
Rasa senang dalam belajar adalah masalah suasana hati. Ini diperoleh melalui perlakukan
guru dan orang tua melalui dorongan dan motivasi mereka. Sebenarnya yang diperlukan oleh
siswa dalam belajar adalah rasa percaya diri. Maka tugas orang tua dan guru tentu saja
menumbuhkan rasa percaya diri mereka.. Dari pengalaman hidup, kita sering menemukan begitu
banyak anak yang ragu-ragu atas apa yang mereka pelajari, sehingga mereka perlu didorong dan
diberi semangat lewat kata – kata dan perlakuan.
Jika anak merasa kurang percaya diri, maka anak perlu dibantu. Coba menemukan hal hal
positif pada dirinya dan pujilah dia agar rasa percaya dirinya bisa datang. Komentar -komentar
positif dapat membangkitkan percaya diri mereka. Orang belajar memang tergantung pada faktor
fisik (suasana lingkungan), faktor emosional (suasana hati) dan faktor sosiologi atau lingkungan
teman, guru, orang tua dan budaya sekitar. Rasa senang dalam belajar dapat tercipta jika terjalin
keakraban antara guru dan siswa. Keakraban antara guru dan siswa sangat menentukan
keberhasilan belajar bagi siswa. Jika hal ini terjalin suasana belajar akan lebih santai, lebih bisa
mengungkapkan idenya sehingga lebih kreatif, anak akan lebih termotivasi ikut belajar sehingga
siswa akan lebih mudah menangkap pelajaran. Anak tidak akan merasa sungkan bertanya jika
mereka tidak mengerti karena salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti adalah dengan cara
bertanya.
Menciptakan suasana akrab dengan siswa bukanlah hal yang sulit. Guru perlu menciptakan
suasana bahwa pada saat belajar, guru dan siswa sedang belajar. Bahwa pada saat itu mereka
juga didengar ide, pendapat dan kreatifitasnya, guru akan menjadi pengarah dan fasilitator
mereka dalam belajar. Dan guru perlu bersikap adil terhadap siapapun, artinya siswa perlu
diperhatikan sesuai porsinya. Misalnya anak yang pintar perlu diarahkan untuk lebih
memperhatikan temannya yang kurang pintar. Anak yang nakal perlu diaktifkan untuk lebih
berperan dalam proses belajar misalnya dengan menunjuk anak tersebut untuk membantu
menertibkan teman – temannya. Guru menegur dan marah juga harus pada tempatnya dan ada
alasannya. Dan salah satu cara untuk menciptakan suasana akrab dengan anak adalah berusaha
untuk mengenal mereka satu persatu.
Senyum guru juga merupakan salah satu penyemangat belajar bagi siswa. Cukup banyak
ruang kelas proses belajar mengajarnya kurang dihiasi oleh senyum tulus guru. Kecuali senyum
jengkel yang akan membuat kelas dan sekolah kehilangan rasa senang. Apa lagi kalau sekolah/
kelas juga selalu diguyur oleh tindakan menekan, tindakan mengancam dan tindakan
meremehkan pribadi siswa, dimana pada akhirnya siswa menjadi malas, masa bodoh dan tidak
punya kreativitas sama sekali. Guru yang cuma mengejar target kurikulum, sekedar tugas
mengajar, dan mengabaikan perasaan anak didik akan membuat guru tersebut (juga mata
pelajarannya) menjadi sangat tidak menarik, kreatifitas anak didik akan tidak berkembang.
Lingkungan belajar melibatkan orang-orang, perilaku, gagasan, dan suasana hati. Untuk
memaksimalkan dorongan alamiah dalam diri anak, lingkungan belajarnya harus memenuhi
beberapa persyaratan. Anak membutuhkan lingkungan yang menanggapi perilakunya. Lebih
cepat dan lebih konsisten tanggapan yang diberikan kepadanya, maka lebih cepat ia akan belajar.
Persyaratan utama yang lain adalah kebebasan. Anak merasa tidak aman bila tidak ada
batasannya. Dengan memberikan batasan tertentu, anak cukup leluasa untuk menyelidiki. Untuk
menumbuhkan semangat kemandirian pada anak anda dan kemampuan untuk mengambil
inisiatif, berikan dia kesempatan untuk memilih apa yang anda berdua ingin lakukan atau
pelajari.
Anak anda juga memerlukan lingkungan yang dapat membantu mengembangkan
imajinasinya. Bantulah anak dengan membacakan buku-buku yang penuh imajinasi dan bercerita
menurut versi anda sendiri. Dengan demikian, anak akan tahu bahwa tidak semua cerita
bersumber dari buku dan ia pun dapat mengarang ceritanya sendiri. Ingat, memberikan contoh
adalah guru terbaik. Semakin anda tunjukkan kepada anak bahwa anda suka membaca dan
menulis, dan bahwa anda sangat senang dan berminat dalam belajar, semakin besar keinginan
anak untuk mencontoh anda. Anak tertarik untuk meniru anda bila bersama-sama melakukan
yang anda kerjakan. Libatkan anak dalam membahas berita di halaman depan surat kabar, atau
sempatkan untuk menjelaskan isi buku yang sedang anda baca.
Akhirnya, ingatlah bahwa anda tidak dapat memaksa anak untuk ikut dalam pengalaman
belajar, dan jangan pernah mencobanya. Bila anda memandang proses belajar belajar dengan
cara yang sama dengan anak anda, yaitu sebagai suatu permainan yang berkelanjutan, hidup dan
menarik, maka anda berdua pasti akan menikmatinya.
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan dalam Proses Belajar-Mengajar
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Faktor ini
diantaranya adalah ketenangan, kesabaran, kasih sayamg, dan kebetahan siswa dalam kelas.
Selama ini sering kita jumpai di kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung, saat guru
menerangkan beberapa murid asyik bercerita dengan temanya, berjalan-jalan, atau bermain
sendiri.
Tentu saja hal seperti diatas bisa membuat guru merasa tersinggung dan tidak dihormati.
Tetapi mungkin juga guru merasa cuek,terserah yang penting sudah melaksanakan
kewajibannya. Pengalaman seperti itu merupakan hal menarik untuk disimak. Sebagai guru
kreatif, inovatif dan profesionaltentu kita tidak ingin mengalami hal-hal seperti itu. Sebaiknya
kita belajar dan terus belajar supaya peristiwa tersebut tidak menimpa kita sebagai guru.
Pembelajaran yang menonton
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan dikelas adalah guru yang selalu
menonton dalam mengajar. Mereka hanya menyampaikan pengetahuan secara sepihak tanpa
berusaha melibatkan mental psikologi anak.
Dalam Kegiatan Belajar mengajar (KBM). Guru hanya memposisikan anak secara pasif. Siswa
hanya dipersiapkan menerima ilmu pengetahuan dari guru yang menggunakan metode ceramah
dengan program 30 CH (duduk,dengar,diam,catat, dan hafal). Seperti kita ketahui siswa adalah
makhluk unik, sehingga pendidik harus memiliki pemahaman terhadap kebutuhan peserta
didiknya. Sebagai guru profesional sudah selayaknya berusaha meningkatkan penguasaan materi
pembelajaran dengan beberapa pendekatan yang bisa memberikan hasil belajar yang optimal.
Siswa usia SD berada pada fase paling kreatif dalam hidup manusia karena mereka dalam usi
bermain. Kenyataanya sejak pagi hingga siang, mereka harus belajar di kelas dengan kondisi
tersiksa, mereka tidak boleh bicara, tapi harus duduk rapi, tangan di meja melihat bapak ibu guru
menyampaikan materi. Oleh karena itu, seorang guru yang profesional harus bisa mencari dan
menggunakan metode yang sesuai, sehingga suasana belajar di kelas tanpa tekanan.paksaan.
Pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM.
Sebagai seorang kreator proses belajar mengajar, seharusnya guru mengembangkan suasana
bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minat, bakat, serta mengekspresikan ide-ide
dan kreatifitasnya. Tapi pada kenyataanya masih banyak pembelajaran yang cenderung bersifat
teoritis dan tidak terkait dengan lingkungan siswa berada.
Kondisi seperti ini menyebabkan peserta didik ( siswa ) jenuh dan tidak betah di kelas. Agar
tugas guru dalam KBM menjadi maksimal. Siswa merasa nyaman dan senang ketika
pembelajaran berlangsung, maka guru harus pandai meramu KBM tersebut.
PAIKEM merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa membuat suasana di kelas
menjadi asyik dan efektif. PAIKEM singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
dan menyenangkan.
Aktif dimaksudkan dalam pembelajaran guru garus menciptakan suasana yanga membuat siswa
aktif bertanya serta mengemukakan pendapat.
Peran aktif siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi kretif yang mampu
menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Inovatif, guru harus mampu
membuat perubahan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode,
sehingga siswa merasa enjoy belajar.
Kreatif, juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan tentu saja suasana belajar
mengajar yang menyenangkan.
Dengan pendekatan PAIKEM diharapkan siswa dapat memusatkan perhatian secara penuh pada
waktu belajar. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Secara garis besar PAIKEM bisa
digambarkan sebagai berikut, Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan untuk mengembangkan
pemahaman dan kemampuan dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. Guru
menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkit semangat, termasuk
menggunakan lingkungan sebagi sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik,
menyenangkan dan cocok bagi siswa.
Mengajar menggunakan bahasa cinta
Untuk membuat suasana belajar dikelas menyenangkan dan menarik minat siswa untuk belajr
lebih giat, maka guru harus dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan siswa. Karena
siswa itu sendiri sebagai manusia yang memiliki rasa cinta jangan sampai membuat julukan
negatif pada seorang guru gara-gara selalu marah dan berteriak
Bahasa cinta merupakan salah satu kunci sukses bagi semua guru untuk membangun sebuah
hubungan yang indah dengan siswaagar tercipta suasana menyenangkan. Seorang guru dapat
membangun hubungan yang indah dengan siswa jika mau berbuat.
1. Mengakui kesalahan yang pernah dilakukan
Guru adalah sosok yang di kagumi, dihormati, sehingga akan menjadi sangat memalukan
baginya untuk mengakui kesalahan yang mungkin telah di perbuat kepada para siswanya.
Kewibawaan seorang guru akan terlihat dari apa yang telah ia lakukan. Sikap mengakui
kesalahan dan mau minta maaf menunjukkan kebersihan hati seseorang .
2. Pujian untuk meningkatkan motivasi belajar
Jangan pelit memberi pujian kepada siswa atas keberhasilan yang di capai. Setiap usaha yang
telah dia lakukan dalam pembelajaran tenyata mampu meningkatkan motivasi belajar dengan
memberi pujian berarti seorang guru sedang menumbuhkan kepercayaan diri pada siswanya.
3. Memberi kesempatan berfikir kreatif
Menanyakan dan memberikan pilihan kepada siswa dalam proses pembelajaran akan membuat
siswa berlatih mengambil keputusam sendiri tanpa ada paksaan. Siswa akan terdidik untuk
berpikir kreatif dalam mencari pemecahan suatu masalah.
4. Mau menghargai orang lain
Kata terimah kasih merupakan ungkapan yang bermakna luas, ketika seorang siswa mampu
mengatakan terimah kasih baik kepada teman atau gurunya berarti dia memiliki kepekaan bahwa
apa apa yang telah berhasil ia dapatkan bukan semata-mata kehebatanya sendiri melainkan ada
orang lain yang turut membantu. Dari sinilah siswa dapat belajar untuk menyadari bahwa bekerja
sama merupakan hal yang sangat baik untuk di lakukan.
Dengan bahasa cinta, hubungan yang kaku antara guru dan murid sudah saatnya di ubah
menjadi hubungan yang harmonis penuh kasih sayang. Dengan demikian akan mencetak calon-
calon generasi yang unggul di masa mendatang.
Sumber : http://duseptipanggabean.blogspot.com/2012/01/menciptakan-suasana-belajar-yang.html
Top Related