Download - PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

Transcript
Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE

KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI KADIRESO TERAS BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Skripsi

Oleh:

DENTY WINDARNY

X7107017

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE

KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI KADIRESO TERAS BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Ilmu Pendidikan

Oleh:

DENTY WINDARNY

X7107017

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Denty Windarny. X7107017. PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAMS-GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KADIRESO TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan berbicara serta mendeskripsikan penerapan metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V SD Negeri Kadireso, Teras, Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V SD Negeri Kadireso Teras Boyolali tahun pelajaran 2010/2011. Siswa berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Sumber data yang digunakan adalah informasi dari narasumber yaitu guru kelas V dan siswa dan hasil pengamatan proses pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games Tournament (TGT). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumen, observasi, dan metode tes. Untuk menguji validitas data penulis menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan teknik interaktif yaitu meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi. Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode kooperatif tipe Teams-Games Tournament dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V SD Negeri Kadireso Teras Boyolali tahun pelajaran 2010/ 2011. Hal ini dapat dibuktikan dengan diperolehnya peningkatan rata- rata nilai siswa, nilai rata-rata hasil tes awal sebelum tindakan yaitu 57,25 dengan ketuntasan klasikal 28,13%. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas mencapai 65,25 dengan ketuntasan klasikal 68,75%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat 73,5 dengan ketuntasan klasikal 96,8 %.

Kata Kunci: Kemampuan Berbicara, Metode Kooperatif Team-Games Tournament (TGT)

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Denty Windarny. X7107017. IMPROVING THE SPEAKING ABILITY THE STUDENTS IN GRADE V OF STATE PRIMARY SCHOOL OF KADIRESO TERAS BOYOLALI IN THE ACADEMIC YEAR OF 2010/2011 THROUGH THE USE OF THE COOPERATIVE LEARNING OF TEAMS GAMES TOURNAMENT TYPE. Mini Thesis: The Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta, July 2011. The objective of the research is to improve the speaking ability and description for practice how use the cooperative learning of Team-Games Tournament (TGT) type for the students in Grade V of State Primary School of Kadireso, Teras, Boyolali in the academic year of 2010/2011. This research used a classroom action research method. The subject of the research are student and the teacher in Grade V of state primary school of Kadireso Teras Boyolali in the academic year of 2010/2011. They are 32 student, kind of 18 boys and 14 girls. It was collaboration between the researcher and the class teacher. The data sources of the research were informant, that is, the class teacher of the students in Grade V, the result of observation on the learning process with the cooperative learning teams games tournament type, and official documents. The data of the research were gathered through observation, and test of achievement. The validity of the data was tested by using a data source triangulation and a method triangulation. The data were then analyzed by using a descriptive comparative method by comparing the speaking of ability of the students between the cycles by using a critical analysis, that is, by revealing the strengths and weaknesses of the class teacher and students during the learning process. The research process consisted of two cycles, and each cycle comprised four phases, namely: (1) planning, (2) implementation, (3) observation, and (4) reflection. Based on the results of the analysis, a conclusion is drawn that the use of the cooperative learning teams games tournament type can improve the speaking ability of the students in Grade V of State Primary School of Kadireso teras.Boyolali in the academic year of 2010/2011.

The results of the analysis are as follows: The preliminary average score of the achievement test prior to the treatment is 57,25 and the classical learning completeness is 28,1. Following the treatment of Cycle 1, the average score of the achievement test becomes 65,25 and the classical learning completeness is 68,75%. After the treatment of Cycle 2, the average score of the achievement test becomes 73,5, and the classical learning completeness is 96,8%.

Key words: Speaking Ability, Cooperative Learning Team-Games Tournament (TGT)

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Barang siapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh

(balasan) yang lebih baik darinya, sedang mereka itu adalah

orang-orang yang aman tenteram dari kejutan yang dahsyat

pada hari itu.

(An Naml:89)

Bersikap kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya

dipukul ombak. Ia tidak saja berdiri kukuh, bahkan ia menentramkan

amarah ombak dan gelombang.

(Marcus Aurelius)

Orang yang bodoh adalah orang yang belum bersyukur atas apa yang

sudah dia punya.

(Penulis)

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Ayah Ibuku Tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi

serta memberikan dukungan dan doa yang tulus kepada ananda.

Seluruh keluarga besar Sonosemito dan Kromokarso yang telah

memberikan semangat.

Sahabat-sahabat yang telah memberikan dukungan dan menemani saat

suka dan duka.

Teman-teman seangkatan 2007 untuk kebersamaan yang tak terlupakan.

Almamaterku yang selalu aku banggakan, UNS.

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat

dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan.

Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode

Kooperatif Team-Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri

Kadireso Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011 Ini diajukan untuk

memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak akan berhasil

tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam

penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada

semua pihak, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dra. Yulianti, M. Pd. selaku Pembimbing I yang mengarahkan dan

membimbing dengan sabar hingga selesainya skripsi ini.

5. Drs. Hasan Mahfud, M. Pd. selaku pembimbing II yang membimbing hingga

selesainya skripsi ini.

6. Bapak/Ibu dosen program studi PGSD FKIP UNS yang telah memberikan

motivasi dan pengarahan kepada penulis.

7. Ibu Sri Widati, S.Pd. selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Kadireso yang telah

mengijinkan penulis mengadakan penelitian.

8. Bapak Hardono, S.Pd selaku guru kelas V Sekolah Dasar Negeri Kadireso

yang dengan senang hati membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian.

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

9. Bapak/Ibu Guru Sekolah Dasar Negeri Kadireso yang banyak memberikan

bantuan dan dorongan.

10. Keluarga penulis tercinta yang memberikan bantuan materiil dan nonmaterial

serta dukungan demi kelancaran penyelesaian skripsi ini.

11. Teman-temanku se-almamater yang telah memberikan semangat dan

kerjasamanya.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan

karena keterbatasan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu saran dan kritik yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga skripsi ini

dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ..................................................................................................... i

ii

................................................................................... iii

iv

v

vi

vii

KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR.. .............................................................................. xii

xiii

xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Perumusan Masalah .......................................................... 3

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka .............................................................. 5

1. Hakikat Kemampuan Berbicara .................................. 5

2. Hakikat Metode Kooperatif TGT ............................... 11

B. Penelitian Yang Relevan ................................................... 25

C. Kerangka Berpikir ............................................................ 27

D. Hipotesis Tindakan ........................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 30

B. Subjek Penelitian ............................................................... 31

C. Bentuk dan Strategi Penelitian .......................................... 31

D. Sumber Data ...................................................................... 32

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 32

F. Validitas Data .................................................................... 34

G. Teknik Analisis Data ......................................................... 35

H. Indikator Kinerja ............................................................... 37

I. Prosedur Penelitian............................................................ 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ................... 44

B. ................... 82

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. 85

B. 86

C. 87

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 89

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

halaman

23

28

.. 31

36

42

.. 46

58

Gambar 59

60

73

74

Gambar 12 76

77

78

79

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1 Perbandingan Metode Kooperatif dengan Metode

15

24

24

Tabel 4 Kriteria 24

30

45

47

Tabel 8 Observasi terhadap Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I.. 53

54

Tabel 10 Observasi terhadap Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II 55

56

Tabel 12 Hasil Observasi Aktivitas Si 57

58

60

Tabel 15 Perkembangan Nilai Kemampuan Berbicara Siswa

dari Tes Awal- 61

Tabel 16 Observasi terhadap Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I 68

69

Tabel 18 Observasi terhadap Aktivitas Siswa Siklus II

70

Tabel 19 Observasi 71

73

74

75

Tabel 23 Data Frekuensi Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I dan

77

Tabel 24 Data Frekuensi Penilaian Kinerja Guru Siklus I

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

77

Tabel 25 Perbandingan Nilai Kemampuan Berbicara dari Tes Awal

78

80

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

91

Lampiran 2 Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar

92

93

Lampiran 4 RencanaPelaksanaan Pembelajaran Siklus I

96

101

102

Lampiran 7 RencanaPelaksanaan Pembelajaran Siklus I

103

108

109

110

Lampiran 11 RencanaPelaksanaan Pembelajaran Siklus II

111

117

Lampiran 14 RencanaPelaksanaan Pembelajaran Siklus II

118

123

124

125

Lampiran 18 128

131

Lampiran 20 Nilai Rata- 134

135

Lampiran 22 138

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

141

Lampiran 24 Nilai Rata- 144

Lampiran 25 Observasi Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I

145

Lampiran 26 Observasi Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I

147

Lampiran 27 Observasi Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II

149

Lampiran 28 Observasi Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II

151

153

Lampiran 30 Observasi Kinerja Guru 159

. 161

. 163

165

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

berbahasa. Salah satu keterampilan berbahasa adalah berbicara, (S. T. Y Slamet,

2008:31 ). Pembelajaran berbicara merupakan bagian dari pembelajaran bahasa.

Bahasa merupakan alat penting bagi manusia untuk komunikasi (Gorys Keraf,

1980:1). Selain itu, bahasa merupakan sarana berpikir keilmuan. Sebagai sarana

berkomunikasi dan juga sarana berpikir keilmuan, maka bahasa menjadi penting

untuk dipelajari.

Melalui kegiatan berbicara sebenarnya siswa diharapkan mampu

mengungkapkan gagasan, perasaan, dan pengalamannya kepada orang lain dengan

bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun kenyataannya hingga sekarang

kemampuan berbicara yang dimiliki siswa, khususnya siswa SD belum

memperlihatkan keberhasilan. Kemampuan berbahasa termasuk berbicara, di

kalangan para pelajar kita masih rendah (Henry Tarigan, 1996: 25).

Selain perasaan malu, ketidakmampuan siswa berbicara di depan kelas

juga dipengaruhi oleh rasa percaya diri yang kurang. Berkaitan dengan rasa

percaya diri, (Rogers, 2004: 25) menyatakan bahwa jika ingin menjadi seseorang

yang terampil berbicara di depan publik harus memiliki rasa percaya diri,

ketenangan, dan sering melakukan latihan. Rasa percaya diri dapat dibangkitkan

oleh siswa sendiri. Karena kurang percaya diri inilah yang menyebabkan ketika

siswa berbicara di depan kelas, banyak dijumpai di antara mereka yang bicaranya

terputus-putus, bahkan yang memiliki rasa malu dan tidak bisa menguasai diri

lebih memilih mundur ke tempat duduk semula.

Sebagai pengajar, guru juga memiliki peran yang penting. Tugas guru

adalah mendorong siswa untuk berpikir kreatif dalam setiap pembelajaran.

Ditegaskan oleh Mudjito A.K (1994: 10) bahwa cara menyajikan pelajaran

hendaknya memanfaatkan metode yang tepat. Banyaknya metode pembelajaran

yang ada saat ini, tentunya memerlukan kemampuan guru untuk memilih metode

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Karena setiap metode memiliki

kelebihan dan kelemahan yang berbeda-beda. Karena itulah maka guru harus

dapat memahami kelasnya masing-masing.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar (SD)

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa salah satu standar

kompetensi untuk siswa kelas V semester dua, khususnya aspek berbicara adalah:

dijabarkan ke dalam kompetensi dasar, yaitu: siswa mampu mengomentari

persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan

kata dan santun berbahasa. (Depdiknas, 2006: 27).

Siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri Kadireso, Teras, Boyolali selama

ini masih memiliki kemampuan berbicara yang kurang, khususnya di dalam

kompetensi dasar: mampu mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang

mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Dilihat

dari hasil pra siklus yang menunjukkan rata-rata nilai siswa hanya 56,75 dari 32

siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Kadireso, Teras, Boyolali dengan nilai

terendah 28 dan nilai tertinggi adalah 80, sedangkan nilai KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimum) untuk mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 62 (lampiran

3 halaman 93). Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain kurang

optimalnya pelaksanaan belajar mengajar berbicara di kelas dan lemahnya minat

belajar siswa karena rasa takut untuk berbicara di depan kelas. Berkaitan dengan

pelaksanaan belajar mengajar di kelas, erat kaitannya dengan penggunaan metode

pembelajaran yang digunakan oleh guru selama ini. Oleh karena itu, perlu

dilakukan eksperimen atau tindakan pembelajaran dengan memaksimalkan

metode pembelajaran yang berbeda. Salah satu metode yang digunakan adalah

kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT). Belajar kooperatif adalah

pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa

bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan anggota dalam

kelompok tersebut, mereka saling bekerja bersama dalam mencapai tujuan

bersama (Hamid Hasan dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 4).

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Berdasarkan hal di atas, untuk mengetahui peningkatan kemampuan

berbicara siswa di depan kelas maka peneliti tertarik untuk mengangkat

permasalahan tersebut dengan judul emampuan Berbicara

melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Team-Games Tournament (TGT)

pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadireso, Teras, Boyolali Tahun Perlajaran

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan di

dirumuskan dalam perumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Apakah melalui metode kooperatif Team-Games Tournament (TGT) dapat

meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas V SD Negeri

Kadireso, Teras, Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011?

2. Bagaimana proses penggunaan metode kooperatif Team-Games

Tournament (TGT) untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa

kelas V SD Negeri Kadireso, Teras, Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011 ?

C. Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk:

1. Meningkatkan kemampuan berbicara melalui metode kooperatif Team-

Games Tournament (TGT) pada siswa SD Negeri Kadireso, Teras,

Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.

2. Mendeskripsikan penerapan metode kooperatif Team-Games Tournament

(TGT) dalam meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa SD Negeri

Kadireso, Teras, Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan memiliki manfaat

sebagai berikut:

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

1. Secara Teoritis

Dapat dijadikan bahan masukan/informasi untuk memperdalam

pemahaman dan wawasan teori tentang langkah-langkah penggunaan

media gambar dan metode kooperatif teams-games tournament, khususnya

berbicara di depan kelas. Selain itu dapat mendorong peneliti lain untuk

pengembangan ilmu pengetahuan yang lebih luas dan mendalam.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak,

khususnya yang terkait dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Pihak-

pihak tersebut antara lain:

a. Bagi Siswa

1) Meningkatnya perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2) Meningkatnya gairah siswa dalam belajar, bersemangat karena

metode pembelajaran yang menarik.

3) Diberikan kesempatan lebih banyak untuk mencermati,

mengamati, meneliti, serta melatih kerjasama dengan siswa

lainnya.

b. Bagi Guru

1) Bertambahnya pengetahuan yang lebih konkret mengenai

penggunaan metode kooperatif Team-Games Tournament

(TGT) dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa.

2) Meningkatnya kemampuan dalam meningkatkan pelaksanaan

pembelajaran di kelas.

c. Bagi Sekolah

1) Memberikan gambaran tentang kompetensi guru dalam

mengajar, dan kemampuan siswa dalam berbicara di depan

kelas, sehingga meningkatnya kualitas proses dan hasil

pembelajaran dapat ditingkatkan.

2) Tumbuhnya iklim pembelajaran yang kondusif.

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Kemampuan Berbicara

a. Pengertian Kemampuan

Kemampuan adalah modal utama untuk dapat melakukan sesuatu.

Dalam pembelajaran kemampuan awal anak merupakan hal penting agar anak

sanggup mengikuti perkembangan pembelajaran berikutnya. Definisi

kemampuan menurut Keith Davis dalam Mangkunegara (2000) dalam

(http://digib.petra.ac.id) kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi

(IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya bahwa seseorang

yang mempunyai IQ di atas rata-rata dan dengan pendidikan yang memadai

serta terampil dalam mengarjakan pekerjaanya sehari- hari, maka akan lebih

mudah mencapai kinerja maksimal.

Menurut Chaplin dalam (http: //digilib.petra.ac.id) ability

(kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan

pendapat tersebut, Akhmat Sudrajat dalam (http://akhmadsudrajat.

wordpress.co) menganalogikan kemampuan dengan kata kecakapan. Menurut

Robbins dalam (http://digilib.petra.ac.id)

Menilik dari sruktur penyusunan awalan ke dan akhiran an, mampu

diartikan sebagai kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, dapat.Sedang

kemampuan diartikan sebagai kesanggupan, kekuatan, kekayaan

(Poerwadarminta, 2007: 742).

Lebih lanjut Robbins, dalam (http://digilib.petra.ac.id) menyatakan

bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu:

1) Kemampuan intelektual (intelectual ability)

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam melakukan

aktivitas secara mental.

2) Kemampuan fisik (physical intellectual)

merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam melakukan

aktivitas berdasarkan stamina, kekuatan, dan karakteristik fisik.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

adalah kesanggupan, kekuatan atau tenaga untuk menguasai sesuatu atau

perbuatan yang dipengaruhi oleh faktor intelektual dan faktor fisik.

b. Pengertian Berbicara

Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang paling

sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Djago Tarigan (1992: 129),

menyatakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan

melalui bahasa lisan. Sedangkan Henry Guntur Tarigan (1983:27) dalam St. Y.

Slamet (2008: 33) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,

menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. berbicara

tidak hanya sekedar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah

sarana untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak.

Hal senada dikemukakan oleh Asep Jolly (2004: 1) bahwa berbicara

adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa. Berbicara sebagai suatu proses

komunikasi, proses perubahan wujud pikiran atau perasaan menjadi wujud

ujaran atau bunyi bahasa yang bermakna, yang disampaikan kepada orang lain.

Berbicara merupakan suatu peristiwa penyampaian maksud, ide, pikiran, dan

perasaan seseorang kepada orang lain.

Menurut Logan dalam Djago Tarigan (1992: 143), konsep dasar

berbicara dengan sarana berkomunikasi mencakup sembilan hal. Kesembilan

hal tersebut sebagai berikut:

1) Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang resiprokal.

2) Berbicara adalah proses individu berkomunikasi.

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

3) Berbicara adalah ekspresi kreatif.

4) Berbicara adalah tingkah laku.

5) Berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari.

6) Berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman.

7) Berbicara adalah sarana memperlancar cakrawala.

8) Kemampuan linguistik dan lingkungan berkaitan erat.

9) Berbicara adalah pancaran pribadi.

Dari beberapa pendapat tentang berbicara tersebut di atas bahwa berbicara

adalah suatu proses komunikasi secara lisan dengan mengucapkan bunyi-

bunyi atau kata-kata untuk menyampaikan ide, gagasan, pikiran, dan perasaan

kepada orang lain.

c. Pengertian Kemampuan Berbicara

Kemampuan berbicara pada dasarnya harus dimiliki oleh semua orang

yang ada di dalam kegiatannya membutuhkan komunikasi, baik yang sifatnya

satu arah maupun dua arah. Dengan kemampuannya segala pesan yang

disampaikannya akan mudah dicerna, sehingga komunikasi dapat berjalan

lancar dengan siapa saja.

Menurut Anwar Effendi (2008:370), kemampuan berbicara pada

hakikatnya adalah kemampuan untuk megucapkan kata-kata untuk

menceritakan, mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran gagasan,

dan perasaan kepada orang lain dengan kepercayaan diri.

Kemampuan berbicara yang dimaksud di atas adalah kemampuan

untuk untuk berbicara secara wajar, jujur, benar, dan bertanggung jawab, serta

menghilangkan masalah psikologis seperti rasa malu, rendah diri, ketegangan,

berat lidah, dan lain-lain.

Senada dengan pendapat tersebut, ST. Y Slamet (2007:35),

menyatakan bahwa kemampuan berbicara merupakan kemampuan untuk

mengekspresikan diri. Yang dimaksud beliau adalah bila si pembicara

memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas, maka dengan mudah yang

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

bersangkutan dapat menguraikan pengetahuan dan pengalamannya, begitupun

sebaliknya.

Lebih lanjut lagi Wilkin dalam Oktarina (2002:56), menyatakan bahwa

-kalimat karena

komunikasi terjadi melalui kalimat-

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa

kemampuan berbicara adalah kesanggupan yang dimiliki seseorang untuk

mengucapkan bunyi-bunyi, kata-kata atau kalimat-kalimat untuk

menceritakan, mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran gagasan

ide, pikiran, dan perasaan kepada orang lain yang bertujuan sebagai bentuk

dari komunikasi.

d. Kesulitan-kesulitan dalam Berbicara

Kesulitan berbicara merupakan salah satu bentuk kesulitan yang nyata

dalam aktivitas. Kesulitan tersebut berupa gangguan intrinsik yang diduga

karena adanya disfungsi sistem saraf pusat. Kesulitan berbicara bisa terjadi

bersamaan dengan gangguan lain, misalnya gangguan sensoris, hambatan

sosial, dan emosional serta pengaruh lingkungan misalnya perbedaan budaya

atau proses pembelajaran yang tidak sesuai.

Kesulitan berbicara yang dialami oleh anak akan menjadi masalah

awal anak untuk belajar hal lainnya, sebab berbicara merupakan salah satu

kemampuan dasar anak untuk berkomunikasi dengan orang lain. Menurut

Derek Wood (2005: 25), kesulitan dalam berbicara sering menjadi indikasi

awal bagi kesulitan belajar yang dialami seorang anak. Orang yang mengalami

kesulitan jenis ini menemui kesulitan dalam menghasilkan bunyi-bunyi bahasa

yang tepat, berkomunikasi dengan orang lain melalui penggunaan bahasa yang

benar, atau memahami apa yang orang lain katakan.

Kemampuan berbicara yang masih rendah dipengaruhi oleh banyak

hal. Menurut Lovvit dalam Mulyono Abdurahman (1999: 190), menyebutkan

kesulitan ini antara lain dikarenakan hal sebagai berikut: 1) kekurangan

kognitif, 2) kekurangan dalam memori, 3) kekurangan kemampuan melakukan

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

evaluasi, 4) kekurangan kemampuan memproduksi bahasa, dan 5) kekurangan

dalam bidang pragmatic atau penggunaan fungsional bahasa. Sedangkan

Anwar Efendi (2008: 319), menyebutkan rendahnya tingkat kemampuan

berbicara siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal antara lain berkaitan dengan metode, teknik, media, atau sumber

pembelajaran. Sedangkan faktor eksternal antara lain yaitu berhubungan

dengan penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan keluarga dan masyarakat

yang pada umumnya belum memperhatikan kaidah-kaidah berbahasa yang

baik dan benar. Akibatnya anak terbiasa untuk menuturkan bahasa Indonesia

sesuai dengan konteks.

Menurut Djago Tarigan (1992: 143), kesulitan berbicara yang dialami

siswa ini bervariasi mulai dari taraf baik/lancar, sedang, atau kurang/gagap.

Ada siswa yang lancar menyatakan keinginan, rasa senang, sedih, sakit, atau

letih. Bahkan mungkin dapat menyatakan pendapatnya mengenai sesuatu

walaupun dalam taraf yang sederhana. Beberapa siswa lainnya masih takut-

takut berdiri di hadapan teman sekelasnya. Bahkan tidak jarang beberapa

siswa berkeringat dingin, berdiri kaku, lupa segalanya bila ia berhadapan

dengan siswa lainnya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan berbicara pada anak berbeda-beda. Anak dihadapkan pada

kesulitan-kesulitan dalam berbicara. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor,

baik itu faktor fisik maupun psikologis, serta faktor internal dan eksternal.

e. Jenis-jenis Berbicara

Berbicara dapat berlangsung dalam situasi, suasana, dan lingkungan

tertentu. Di dalam lingkungan formal, pembicara dituntut secara formal pula,

sebaliknya dalam suasana informal pembicara berbicara santai (tidak formal).

St. Y. Slamet (2008: 37), menyebutkan jenis-jenis berbicara ditinjau

sebagai seni dan sebagai ilmu. Berbicara adalah seni menekankan

penerapannya sebagai alat komunikasi dalam masyarakat, dan yang menjadi

perhatiannya antara lain: 1) berbicara di muka umum, 2) diskusi kelompok, 3)

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

debat. Berbicara sebagai limu menelaah hal-hal yang berkaitan dengan: 1)

mekanisme berbicara dan mendengar, 2) latihan dasar tentang ujaran dan

suara, 3) bunyi-bunyi bahasa, dan 4) patologi ujaran. Pengetahuan tentang

ilmu atau teori berbicara sangat menunjang kemahiran serta keberhasilan

kemampuan berbicara.

Berbicara merupakan kemampuan untuk mengucapkan dan

dan Darmiyati (2001: 8-11), jenis-jenis berbicara dapat dibedakan menjadi

empat kategori, yaitu: 1) percakapan, 2) bebicara estetik, 3) berbicara untuk

menyampaikan informasi atau mempengaruhi, dan 4) kegiatan dramatik.

Djago Tarigan (1992: 155), membedakan jenis berbicara ke dalam dua

kategori. Kategori yang pertama adalah berbicara informal yang meliputi tukar

pengalaman, percakapan, menyampaikan berita, menyampaikan pengumuman,

bertelepon, memberi petunjuk. Kategori yang kedua adalah berbicara formal

yang mencakup ceramah, perencanaan dan penilaian, interview, prosedur

parlemen, dan bercerita.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-

jenis berbicara meliputi dua kategori, yaitu berbicara formal dan informal.

Jenis-jenis berbicara merupakan suatu seni dan ilmu sebagai alat komunikasi

di masyarakat.

f. Tujuan Berbicara

Sesuai dengan hakikat berbicara sebagai suatu peristiwa penyampaian

pesan, pasti ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh pembicara kepada

pendengarnya. Dengan demikian dalam berbicara akan selalu terlihat adanya

unsur tujuan. Seperti halnya kemampuan berbahasa yang lain, berbicara juga

memiliki tujuan yang hendak di capai oleh pembicara maupun pendengar agar

maksud dari pembicaraan tepat pada sasaran yang diinginkan.

Menurut St. Y. Slamet (2008: 36), tujuan utama berbicara adalah untuk

berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan, dan

kemauan secara efektif, seyogyanya pembicara memahami makna segala

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Dia harus mampu mengevaluasi efek

komunikasinya terhadap pendengarnya, dapat dimanfaatkan untuk mengontrol

diri, apakah sudah mempunyai kesanggupan mengucapkan bunyi-bunyi

bahasa dengan tepat, mengungkapkan fakta-fakta dengan spontan, dan

menerapkan kaidah-kaidah bahasa yang benar secara otomatis.

Djago Tarigan (1992: 156), menyatakan bahwa tujuan berbicara antara

lain: 1) menghibur, 2) menginformasikan, 3) menstimulasi, 4) meyakinkan,

dan 5) menggerakkan.

Gorys Keraf dalam St. Y. Slamet (2008: 37), menyebutkan bahwa

tujuan berbicara sebagai berikut: 1) mendorong pembicara untuk memberi

semangat, membangkitkan kegairahan, serta menunjukkan rasa hormat, dan

pengabdian, 2) meyakinkan, 3) berbuat/bertindak, 4) memberitahukan, dan 5)

menyenangkan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

berbicara adalah untuk menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan, dan

kemauan secara efektif sehingga kegiatan berbicara menjadi suatu kegiatan

yang mampu memberikan semangat bagi pembicara, meyakinkan pendengar,

menyenangkan, dan menghibur pendengar.

2. Hakikat Metode Kooperatif TGT

a. Pengertian Metode

Suatu pembelajaran yang dilaksanakan diperlukan adanya strategi.

Kadang antara strategi dan metode disalah artikan padahal keduanya memiliki

arti yang berbeda. Dalam (http://id.wikipedia.org/wiki/Metode) diakses 20

April 2011, mengemukakan bahwa metode berasal dari Bahasa Yunani

Methodos

Sehubungan dengan upaya ilmiah maka metode menyangkut masalah

cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

bersangkutan. Metode adalah cara yang digunakan oleh guru/peserta didik

dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data, dan konsep pada proses

pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi. Untuk mencapai

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

hasil pembelajaran yang maksimal, diperlukan strategi pembelajaran yang

tepat. Pada saat menetapkan strategi yang digunakan, guru harus cermat

memilih dan menetapkan metode yang sesuai.

Menurut Isjoni (2010: 108), menyebutkan bahwa untuk melaksanakan

strategi diperlukan seperangkat metode pembelajaran yang diselenggarakan

tiap tatap muka. Strategi dapat diartikan sebagai

yang berarti rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu. Sedangkan

yang berarti cara untuk

mencapai sesuatu.

Senada dengan hal tersebut, J. R David (1976: 67), mengemukakan

plan, method or series of activities designed to achieves a particular

e Menurut pengertian ini strategi pembelajaran meliputi

rencana, metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai

tujuan pengajaran tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode

adalah cara yang digunakan oleh guru/peserta didik untuk mencapai suatu

tujuan pembelajaran dan digunakan untuk mengolah informasi yang berupa

fakta, data, dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam

suatu strategi.

b. Metode Kooperatif

Metode kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama- sama dengan saling membantu satu

sama lainya sebagai satu kelompok atau satu tim.

Slavin (2010: 8) mengemukakan metode kooperatif adalah metode

pembelajaran dimana kelompok belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah empat orang untuk menguasai materi yang

disampaikan oleh guru.

Johson (2010:2) mengemukakan bahwa pembelajaran dengan metode

kooperatif mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai tujuan

bersama.dalam kegiatan kooperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

bagi seluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif adalah memanfaatkan

kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota

kelompok lainya dalam kelompok itu. Prosedur pembelajaran dengan metode

kooperatif dirancang untuk mengaktivitaskan siswa melalui inkuiri dan

perbincangan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4- 5 orang.

Metode kooperatif lebih menekankan pada adanya kerjasama dan

gotong royong di antara anggota kelompok yang ada. Anita Lie (2000: 47)

menyebutkan pembelajaran dengan metode kooperatif dengan istilah gotong

royong, yaitu kelompok pembelajaran memberi kesempatan kepada peserta

didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas tersruktur.

Lebih jauh dikatakan pembelajaraan dengan metode kooperatif hanya berjalan

kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu kelompok didalamnya siswa

bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan

jumlah kelompok pada umumnya terdiri dari 4- 5 orang saja.

Etin Solihatin dan Raharjo (2007: 4) menyebutkan bahwa cooperative

learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama

dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama

yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana

keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota

kelompok itu sendiri.

Menurut Davidson dan Warsham (2003: 56) dalam Isjoni (2010: 29),

pembelajaran dengan metode kooperatif adalah kegitan belajar mengajar

secara kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk

sampai kepada pengalaman belajar yang berkelompok pengalaman individu

dan pengalaman kelompok. Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif sama

dengan kerja kelompok, oleh karena itu banyak guru yang mengatakan bahwa

tidak ada sesuatu yang aneh dalam pembelajaran kooperatif karena

menganggap telah biasa menggunakanya. Walaupun pembelajaran dengan

metode kooperatif terbentuk dalam suatu kelompok, tetapi tidak setiap kerja

kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif.

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

dengan metode kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar, dimana siswa

dituntut untuk aktif dan saling bekerja sama dalam kelompok kecil untuk

mencapai tujuan bersama.

c. Ciri-ciri Metode Kooperatif

Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja

kelompok. Walaupun pembelajaran kooperatif terjadi dalam bentuk kelompok,

tetapi tidak setiap kerja kelompok di sebut pembelajaran kooperatif.

Menurut Rusman (2010 : 207) menjelaskan bahwa ciri pembelajaran

kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut (1) pembelajaran secara tim untuk

mencapai tujuan, oleh karena itu tim harus mampu membuat setiap siswa

belajar dan setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan

pembelajaran (2) didasarkan pada manejemen kooperatif (3) kemampuan

untuk bekerja sama, karena keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan

oleh keberhasilan secara kelompok dan (4) keterampilan bekerja sama yang

dipraktikkan melalui aktivitas dan melalui kegiatan pembelajaran secara

berkelompok.

Bennet (1995) dalam Isjoni (2009: 60) menyatakan ada lima unsur

dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja

kelompok, yaitu:

1) Positive Interdependence, yaitu hubugan timbal balik yang didasari adanya

kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana

keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau

sebaliknya.

2) Interaction face to face, yaitu interaksi yang lagsung terjadi antar siswa

tanpa adanya perantara.

3) Adanya tanggungjawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota

kelompok. Hal tersebut, dapat memotivasi siswa untukmembantu temanya,

karena tujuan pembelajaran kooperatif adalah menjadikan setiap anggota

kelompok lebih kuat pribadinya.

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

4) Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi,

mengembangkan kemampuan antar kelompok dan memelihara hubungan

kerja yang efektif.

5) Meningkatkan ketrampilan kerja dalam memecahkan masalah (proses

kelompok).

Kemudian Isjoni (2009: 27) menyebutkan pembelajaran kooperatif

mempunyai ciri-ciri yaitu: a) setiap anggota memiliki peran, b) terjadi

hubungan interaksi langsung diantara siswa, c) setiap anggota kelompok

bertanggungjawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, d)

guru membantu mengembangkan ketrampila-ketrampilan interpersonal

kelompok dan e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat siswa

membutuhkan bantuan guru.

Selain itu Etin Solihatin dan Raharjo (2008: 9), mengemukakan bahwa

metode pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: 1) untuk menuntaskan

materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif, 2)

kelompok dibentuk dari siswa-siswanya yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang, dan rendah, 3) jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari

beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan

agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang

berbeda pula, dan 4) penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok

daripada perorangan.

Metode kooperatif memiliki perbedaan yang berbeda dengan metode

konvensional. Adapun perbedaan metode kooperatif dengan metode

konvensional dapat dilihat dalam Tabel 1:

No Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar

Tradisional

1. Adanya saling ketergantungan positif,

Saling membentu dan saling

memberikan motivasi sehingga ada

interaksi promotif.

Guru membiarkan siswa

yang mendominasi kelompok

atau mengantungkan diri

pada kelompok.

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Adanya akuntabilitas individual yang

mengukur penguasaan materi pelajaran

tiap anggota kelompok.

Akuntabilitas individual

sering diabaikan sehingga

tugas- tugas sering

dikerjakan salah seorang

anggota kelompok.

3. Kelompok belajar heterogen dalam

kemampuan akademik, jenis kelamin,

ras, suku, dan etnik sehingga dapat

saling mengetahuai siapa yang

memerlukan bantuan dan siapa yang

dapat memberikan bantuan

Kelompok belajar homogen.

4. Pimpinan kelompok dipilih secara

demokratis atau bergilir untuk

memberikan pengalaman memimpin

bagi para anggota kelompok.

Pemimpin kelompok sering

ditentukan oleh guru.

5. Keterampilan sosial yang diperlukan

dalam kerja gotong royong seperti

kepemimpinan, kemampuan

komunikasi, mempercayai orang lain,

dan mengelola konflik secara langsung

diajarkan.

Keterampilan sosial sering

tidak diajarkan langsung

6. Pada saat belajar kooperatif sedang

berlangsung, guru terus memantau

melalui observasi.

Pemantauan melalui

observasi dan intervensi

sering dilakukan oleh guru

pada saat pembelajaran

sedang berlangsung.

7. Guru memperhatikan secara langsung

proses kelompok yang terjadi dalam

kelompok- kelompok belajar.

Guru tidak memperhatikan

proses kelompok yang terjadi

dalm kelompok- kelompok

belajar

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

8. Penekanan tidak hanya pada

penyelesaian tugas tetapi juga

hubungan interpersonal (hubungan

antar pribadi yang saling menghargai).

Penekanan hanya sering pada

tugas- tugas.

Tabel 1. Perbedaan Metode Kooperatif dengan Metode Konvensional

Sumber: (Sugiyanto, 2008:40-41 )

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode

kooperatif memiliki ciri-ciri yang melekat pada saat metode pembelajaran ini

berlangsung. Adapun ciri-cirinya antara lain adanya kerjasama antar kelompok

yang memiliki satu tujuan yang sama, memiliki tanggungjawab, dan

keluwesan serta adanya kekompakan dalam membantu teman satu

kelompoknya demi keberhasilan bersama yang hendak dicapai.

d. Tujuan Metode Kooperatif

Setiap metode pembelajaran memiliki tujuan yang ingin dicapai.

Metode kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan

pembelajaran yang penting. Menurut Ibrahim (2000) dalam Isjoni (2010:27),

ketiga tujuan tersebut adalah:

Tujuan pertama pembelajaran dengan metode kooperatif yaitu meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi narasumber bagi siswa yang memiliki kemampuan kurang. Sedangkan tujuan kedua, pembelajaran dengan metode kooperatif adalah memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Tujuan penting yang ketiga adalah untuk mengembangkan keterampilan sosial anak. Ketiga tujuan yang dikemukakan di atas merupakan satu rangkaian

yang ingin dicapai dalam pembelajaran yang menggunakan metode kooperatif.

Siswa yang memiliki kemampuan yang lebih dapat membantu anggota

kelompoknya yang memiliki kemampuan belajar yang kurang. Metode

kooperatif ini juga melatih siswa untuk menerima perbedaan di lingkungan

sekitarnya yang terdiri dari suku, ras, agama, kemampuan akademik, dan

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

tingkat sosial yang berbeda-beda. Dengan perbedaan yang ada tersebut siswa

diharapkan mampu mengembangkan keterampilan sosialnya, antara lain

mampu berbagi tugas dengan yang lain, aktif bertanya, menghargai pendapat

orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau

pendapat, bekerja dalam kelompok, dan sebagainya.

Menurut David Johnson, Robert Johnson dan Holubec (2010: 36),

suasana belajar cooperative learning menghasilkan prestasi yang lebih tinggi,

hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian psikologis yang lebih baik

daripada suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan memisah-

misahkan siswa. Pembelajaran kooperatif memiliki tujuan untuk membiasakan

siswa untuk bekerjasama secara bersama-sama dan tidak dipisah-pisahkan.

Sedangkan Ricard

tujuan kooperatif terjadi apabila siswa dapat mencapai tujuan yang ingin

bertanggungjawab atas keberhasilan kelompoknya. Siswa dalam situasi

cooperative learning dituntut untuk mengerjakan tugas yang sama secara

bersama-sama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk

menyelesaikan tugas tersebut.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode

kooperatif memiliki tujuan untuk membiasakan siswa saling bekerjasama

dalam perbedaan dan bertanggungjawab terhadap tugasnya masing-masing di

dalam kelompok demi tercapainya keberhasilan kelompoknya.

e. Tipe-tipe Metode Kooperatif

Berbeda dengan metode konvensional, tekanan utama pembelajaran

interaksi siswa menjadi maksimal dan efektif. Namun demikian, belajar

kelompok tidak selalu dapat digolongkan sebagai pembelajaran kooperatif.

Bila siswa dalam kelompok belajar tidak saling menyumbangkan pikiran dan

bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar tersebut tidak dapat

digolongkan sebagai pembelajaran kooperatif.

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Ada beberapa variasi tipe metode kooperatif, walaupun prinsip dasar

dari pembelajaran kooperatif ini tidak berubah Tipe-tipe metode kooperatif

menurut Isjoni (2009 : 73), menyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif

terdapat beberapa variasi tipe yang dapat diterapkan , yaitu :

1) Student Team Achievement Division (STAD)

2) Jigsaw

3) Teams Games Tournaments (TGT)

4) Group Investigation (GI)

5) Rotating Trio Exchange

6) Group Resume

Menurut Suyitno (2004: 37), pembelajaran kooperatif di bagi kedalam

enam tipe yaitu:

1) STAD (Student Teams Achievement Divisions).

2) TGT (Teams Games Tournament).

3) TAI (Teams Assisted Individualization).

4) Jigsaw I.

5) Jigsaw II.

6) CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).

Sedangkan menurut Triyanto (2010: 67), menyebutkan tipe metode

kooperatif ada 4 macam, yaitu:

1) STAD (Student Team Achievement Division).

2) JIGSAW.

3) Investigasi Kelompok (Team-Games Tournament atau TGT).

4) Pendekatan Struktural (Think Pair Share atau TPS dan Numbered Head

Together atau NHT).

Dari beberapa tipe metode kooperatif yang disebutkan oleh beberapa

ahli di atas, pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah melalui

metode Team-Games Tournament (TGT) karena metode kooperatif tipe TGT

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

menggunakan permainan yang menarik dan dibentuk kelompok-kelompok,

diharapkan dengan tipe TGT ini siswa akan lebih fokus dalam pembelajaran

dan dapat bekerja sama di dalam kelompok sehingga tujuan pembelajaran

akan tercapai secara maksimal dan mampu meningkatkan kemampuan

berbicara siswa.

f. Pengertian Metode Kooperatif Team-Games Tournament (TGT)

Pada awalnya pembelajaran menggunakan metode TGT dikembangkan

oleh David DeVries dan Keith Edwards,yang merupakan pembelajaran

pertama dari Johns Hopkis.

Menurut Winastwan dan Sunarto (2010: 61), mengemukakan bahwa

TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa

dalam kelompok kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang

siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang

berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka

masing masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada

setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama sama dengan

anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak

mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain

bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum

mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

Senada dengan pendapat di atas, menurut Saco (2006: 32) dalam

(http://suhadinet.wordpress.com/2008/03/28/model-pembelajaran-kooperatif-

tipe-tgt-teams-games-tournaments/) diakses 23 Maret 2011, di dalam TGT

siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain

untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat

disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan

dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan

pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).

Slavin (2010: 163), menyatakan bahwa metode kooperatif tipe TGT

adalah metode dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

yang lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Metode kooperatif

tipe TGT menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari

penggunaan permainan. Teman satu tim akan saling membantu dalam

mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan

dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang

bermain dengan game temannya tidak boleh membantu, memastikan telah

terjadi tanggung jawab individual.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada

perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya,

mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan

mengandung reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang

dirancang dalam metode pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan

siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab,

kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

g. Ciri-ciri Metode Kooperatif Team-Games Tournament (TGT)

Sama seperti metode kooeratif tipe yang lain, metode kooperatif Team

Games Tournament (TGT) memiliki ciri-ciri yang melekat pada metode

pembelajaran ini. Menurut Winastwan (2010: 61), ciri-ciri dari TGT adalah

sebagai berikut:

1) Siswa Bekerja Dalam Kelompok Kelompok Kecil

Siswa ditempatkan dalam kelompok kelompok belajar yang

beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis

kelamin, dan suku atau ras yang berbeda.

2) Games Tournament

Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil

dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing masing

ditempatkan dalam meja meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang

berasal dari kelompok yang sama.

3) Penghargaan Kelompok

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok

adalah menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor

kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh

masing masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota

kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata rata poin yang

didapat oleh kelompok tersebut.

Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat

memotivasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan

lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi

pelajaran. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri

siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.

Di dalam metode kooperatif tipe Team-Games Tornament (TGT) ini

terdapat game atau kuis yang masing-masing perwakilan kelompok

ditempatkan pada satu meja turnamen dan menjawab pertanyaan yang ada.

Kelompok yang memiliki poin tertinggi merupakan pemenang atau tim

terbaik.

Persaingan antar kelompok dibutuhkan untuk memperoleh poin paling

banyak. Untuk itu, masing-masing wakil kelompok harus siap untuk

menyumbangkan poin bagi timnya. Menurut Isjoni (2010: 84), metode

kooperatif tipe TGT memiliki ciri utama yaitu, pembagian kelompok yang

dalam permainannya setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari

kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing

ditempatkan dalam meja-meja turnamen.

Sedangkan menurut Slavin (2010: 169), mengemukakan bahwa

metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT) ini dalam

pelaksanaannya adalah menempatkan para siswa ke dalam tim. Kemudian

masing-masing mengirimkan wakilnya di meja tournament, dan memberi

penghargaan bagi tim yang memiliki nilai tertinggi.

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-

ciri metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT) ini adalah salah

satu tipe metode kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-

kelompok belajar yang beranggotakan 4-6 orang siswa yang memiliki

kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Kelompok-

kelompok belajar tersebut diusahakan untuk menyumbangkan poin bagi

kelompoknya pada saat berada di meja turnamen, dan bagi kelompok terbaik

akan diberi penghargaan yang dihitung dari rata-rata poin yang didapat

kelompok tersebut.

h. Tahap-tahap Metode Kooperatif Team-Games Tournament (TGT)

Secara umum dalam penerapan metode kooperatif Team-Games

Tournament (TGT) ada beberapa tahapan yang perlu ditempuh. Menurut

Slavin (2010: 166), tahap-tahap (skenario) yang perlu diperhatikan dalam

pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut :

1) Pembentukan kelompok

Kelas dibagi atas kelompok-kelompok kecil terdiri dari 4-5 siswa.

Perlu diperhatikan bahwa setiap kelompok mempunyai sifat heterogen

dalam hal jenis kelamin dan kemampuan akademik. Fungsi kelompok

untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih

khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik

dan optimal pada saat game. Sebelum materi pelajaran diberikan kepada

siswa dijelaskan bahwa mereka akan bekerjasama dalam kelompok selama

beberapa minggu dan memainkan permainan akademik untuk menambah

poin bagi nilai kelompok mereka, dan bahwa kelompok yang nilainya

tinggi akan mendapat penghargaan.

2) Pemberian materi

Pada awalnya pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam

penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau

dengan ceramah, dapat juga melalui diskusi yang dipimpin guru. Pada saat

penyajian di kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

memahami materi yang diberikan oleh guru, karena dapat membantu siswa

bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena

skor game akan menentukan skor kelompok. Materi ini dapat dibuat

sendiri dengan jalan mempersiapkan lembaran kerja siswa.

3) Belajar kelompok

Kepada masing-masing kelompok diberikan untuk mengerjakan

LKS yang telah disediakan. Fungsi kelompok untuk lebih mendalami

materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk

mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal

pada saat game yaitu ketika mengerjakan soal-soal latihan. Setelah guru

memberikan materi I, kelompok bertemu untuk mempelajari lembar kerja

dan materi lainnya. Dalam belajar kelompok, siswa diminta

mendiskusikan masalah secara bersama-sama, membandingkan

jawabannya, dan mengoreksi miskonsepsi jika teman satu kelompok

membuat kesalahan.

4) Game

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk

menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar

kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana

bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab

pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar

pertanyaan itu akan mendapatkan skor.

5) Turnamen

Turnamen dapat dilaksanakan tiap akhir pokok bahasan. Untuk

melaksanakan turnamen, langkahnya adalah sebagai berikut:

a) membentuk meja turnamen, disesuaikan dengan banyaknya siswa pada

setiap kelompok.

b) menentukan rangking (berdasarkan kemampuan) setiap siswa pada

masing-masing kelompok. Tabel penempatan siswa pada tim di atas di

dasarkan pada hasil pretest yang dilaksanakan sebelumnya. Sehinggaa

pada tiap tim terdapat siswa yang memiliki kemampuan akademik

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

yang tinggi, sedang, dan kurang. Jadi masing-masing tim akan

memiliki anggota yang heterogen.

c) Menempatkan siswa dengan rangking yang sama pada meja yang

sama.

TIM A

A-1 A-2 A-3 A-4 B-1 B-2 B-3 B-4 C-1 C-2 C-3 C-4

TIM B TIM C

Gambar 1 Penempatan pada Meja Turnamen

d) masing-masing siswa pada meja turnamen bertanding untuk

mendapatkan skor sebanyak-banyaknya.

e) skor siswa dari masing-masing kelompok dikumpulkan, dan ditentukan

kelompok yang mempunyai jumlah kumulatif tertinggi sebagai

pemenang pertandingan.

Tabel 2. Perhitungan Permainan Untuk Empat Pemain

(Sumber : Slavin, 1995:90)

Pemain dengan Poin Bila Jumlah Kartu Yang Diperoleh

Top Scorer 40 High Middle Scorer 30 Low Middle Scorer 20 Low Scorer 10

Meja turnamen

Meja turnamen

Meja turnamen

3

Meja turnamen

4

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Tabel 3. Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain

(Sumber : Slavin, 1995:90)

Pemain dengan Poin Bila Jumlah Kartu Yang Diperoleh Top scorer 60 Middle scorer 40 Low scorer 20

Dengan keterangan sebagai berikut:

1. Top Scorer (skor tertinggi)

2. High Middle scorer ( skor tinggi )

3. Low Middle scorer (skor rendah)

4. Low Scorer ( skor terendah).

Skor individu adalah skor yang diperoleh masing-masing anggota

dalam tes akhir. Sedangkan skor kelompok diperoleh dari rata-rata nilai

perkembangan anggota kelompok. Nilai perkembangan adalah nilai yang

diperoleh oleh masing-masing siswa dengan membandingkan skor pada

tes awal dengan skor pada tes akhir.

6) Penghargaan

Segera setelah turnamen, hitunglah nilai kelompok dan siapkan sertifikat

kelompok untuk menghargai kelompok bernilai tinggi.

Tabel 4. Kriteria Penghargaan kelompok (Sumber : Slavin, 1995:90)

Kriteria penilaian Predikat 30 sampai 39 Tim kurang baik 40 sampai 44 Tim baik 45 sampai 49 Tim baik sekali 50 ke atas Tim istimewa

Menurut Winastwan dan Sunarto (2010: 63), tahap-tahap dalam

metode kooperatif TGT meliputi 1) Mengajar (teach), 2) belajar kelompok

(team study), 3) Permainan (game tournament), dan 4) penghargaan (team

recognition). Sedangkan menurut Trianto (2010: 84), tahapan dalam metode

kooperatif tipe TGT adalah 1) presentasi guru, 2) membentuk kelompok

belajar, 3) tournament, dan 4) penghargaan kelompok.

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Tahapan-tahapan yang ditempuh dalam metode kooperatif TGT

diawali dengan pemberian materi oleh guru, berupa presentasi mengenai

materi yang akan diajarkan, menyampaikan tujuan, tugas, atau, kegiatan yang

akan dilakukan siswa, dan memberikan motivasi. Pembentukan kelompok

untuk melaksanakan diskusi kemudian dilanjutkan permainan yang diikuti

oleh anggota kelompok dari masing-masing kelompok yang berbeda. Tahap

akhir adalah pemberian penghargaan kelompok didasarkan pada rerata poin

yang diperoleh kelompok dari permainan.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa di

dalam pelaksanaan metode kooperatif tipe TGT akan terjadi melalui tahapan-

tahapan yang runtut. Tahapan-tahapan tersebut meliputi pemberian materi,

pembentukan kelompok, game, tournament, dan tahap akhir berupa

penghargaan kelompok.

B. Penelitian yang Relevan

Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Penggunaan Metode STAD Pada

Siswa Kelas V SD Negeri Muncanglarang 01 Kecamatan Bumijwa Kabupaten

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas

dapat disimpulkan bahwa metode STAD dapat meningkatkan kemampuan

berbicara siswa yang ditandai adanya peningkatan pada siklus I jika dibandingkan

sebelum dilakukan tindakan. Sebelum tindakan siswa yang tuntas dari KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 65 hanya 20 %, tetapi pada siklus I siswa

yang tuntas mencapai 46,3 %. Sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas jauh

meningkat yaitu mencapai 85,4%.

Yulianti (2010) dalam (http://skripsitgt.ac.id) diakses pada 24 Maret

Model

Team Games Tournament (TGT) Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi

Belajar IPS pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bunulrejo 1 Kecamatan Blimbing

Kota Malang Tahun Pelajaran 2009-

yang dilaksanakan, disimpulkan bahwa metode kooperatif tipe TGT dapat

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Bunulrejo

Kecamatan Blimbing Kota Malang yang ditandai dengan adanya peningkatan

prestasi belajar siswa dari siklus I sampai III yaitu, siklus I (51, 00%), siklus II

(74, 00%), siklus III (91.00 %).

Sumarni (2010: 69) dalam pe

Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Pembelajaran Kooperatif Model

TGT pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pilangsari 1 Kec. Ngrampal Kab. Sragen

disimpulkan bahwa model pembelajaran TGT dapat meningkatkan keterampilan

berbicara pada siswa Kelas IV SD Negeri Pilangsari 1 Kec. Ngrampal Kab.

Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010 yang ditandai dengan rata rata nilai sebesar

79,79 yang berarti mengalami kenaikan sebesar 12,08 dari nilai awal yang

mempunyai rata rata nilai 67,71.

Berdasarkan pada hasil penelitian dari Sri Sutamtono (2010) terdapat

kesamaan variabel terhadap penelitian yang akan dilakukan peneliti. Kesamaan itu

terletak pada penggunaan model kooperatif dan berkaitan dengan kemampuan

berbicara. Sedangkan perbedaannya terletak dalam penggunaan model

Pembelajaran kooperatif tipe Student Achievement Divissions (STAD). Dari

penelitian Yulianti (2010) terdapat kesamaan variabel terhadap penelitian yang

akan dilakukan yaitu menggunakan model pembelajaran tipe Team Games

Tournament (TGT), juga terdapat perbedaan variabel dalam penelitian ini yaitu

variabel peningkatan kemampuan berbicara dengan peningkatan prestasi belajar

serta mata pelajaran yang diteliti berbeda, yaitu Bahasa dengan IPS. Dari

penelitian Sumarni (2010) terdapat persamaan variabel yaitu terletak pada metode

TGT dan berkaitan dengan kemampuan berbicara, namun juga terdapat perbedaan

yaitu penelitian dilaksanakan untuk kelas V semester 2.

Maka, dari beberapa penelitian yang relevan tersebut akan memperkuat

peneliti dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Team-Games

Tournament (TGT) untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas

V SD Negeri Kadireso, Teras, Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

C. Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal, hasil pembelajaran kemampuan berbahasa lisan

(berbicara), khususnya dalam mengungkapkan gagasan dan pikiran dalam

menanggapi masalah faktual disertai alasan yang mendukung dengan

memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa masih rendah. Rendahnya

kemampuan berbicara siswa tersebut salah satunya disebabkan oleh pembelajaran

yang dilaksanakan guru yang kurang memperhatikan metode yang dapat menarik

perhatian siswa. Guru masih menggunakan metode konvensional berupa ceramah

sehingga belum ada timbal balik antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan

siswa.

Upaya mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai

hal, dan salah satunya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang

sesuai. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode kooperatif (TGT).

Dengan metode kooperatif (TGT) diharapkan semua siswa menjadi aktif dan

lebih menarik, karena dibentuk kelompok-kelompok kecil yang dipimpin atau

dibimbing oleh temannya sendiri. Kegiatan belajar berbicara, khususnya dalam

mengungkapkan gagasan dan pikiran dalam menanggapi masalah faktual disertai

alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa

tidak harus diajarkan oleh guru. Siswa yang sudah mampu dan lancar dalam

mengungkapkan pikiran dan gagasan secara lisan mengenai masalah faktual

dengan alasan dan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa diberi

tanggung jawab untuk membimbing teman-temannya dalam satu kelompok.

Dengan kerjasama kelompok kecil, maka akan dapat tercapai tujuan pembelajaran

sebagaimana yang telah direncanakan dan diinginkan bersama. Dalam

pelaksanaannya, pembelajaran dengan metode kooperatif Team-Games

Tournament (TGT) ini dilaksanakan melalui siklus I dan siklus II. Dengan

indikator ketercapaian 60 % pada siklus I dan 80 % pada siklus II.

Pada kondisi akhir dapat diperoleh bahwa dengan menggunakan metode

kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT), diharapkan adanya peningkatan

kemampuan berbicara siswa kelas V SD Negeri Kadireso, Teras, Boyolali tahun

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pelajaran 2010/2011. Alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan pada gambar 2 berikut ini:

Gambar 2. Kerangka berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka dapat

dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

Team-Games Tournament (TGT)

dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V SD Negeri Kadireso,

Kondisi

Awal

Tindakan

Kondisi

Akhir

Guru masih mengunakan metode konvensional dalam pembelajaran bahasa

Indonesia.

Kemampuan

berbicara siswa

rendah

Guru menggunakan metode kooperatif

Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Dengan menggunakan

metode pembelajaran TGT,

kemampuan berbicara siswa

dapat meningkat.

Siklus I

Siklus II

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali

Tahun Pelajaran 2010/2011. Objek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V

Sekolah Dasar Negeri Kadireso. Sekolah ini dipimpin oleh Ibu Sri Widati, S.

Pd. Penetapan lokasi penelitian dalam penelitian ini dikarenakan peneliti ingin

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia

khususnya pada aspek berbicara.

2. Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2010/2011. Tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian dilakukan

selama tujuh bulan, yakni mulai bulan Februari 2011 sampai Agustus 2011.

Berikut rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian.

a. Persiapan penyusunan dan pengajuan proposal dilaksanakan dari bulan

Februari sampai Juni 2011.

b. Mengurus ijin penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2011.

c. Pengadaan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2011.

d. Analisis data dilaksanakan pada bulan Juli 2011.

e. Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan Agustus 2011.

B. Subyek Penelitian

Menurut Sarwiji Suwandi (2009:55), subjek penelitian adalah siswa dan

guru yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran. Subjek atau sasaran pada

penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kadireso Teras Boyolali, berjumlah

32 siswa. Yang terdiri dari 14 siswa perempuan, 18 siswa laki-laki, dan yang

bertindak sebagai guru kelas adalah Hardono, S.Pd. dari 32 siswa ini semuanya

adalah anak yang normal.

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) atau PTK. PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi di dalam sebuah

kelas. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang

dilakukan oleh siswa (Suharsimi, dkk, 2008: 3).

Pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap, yaitu: perencanaan

(planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observasing), dan refleksi

(reflecting). Langkah-langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Siklus I

Siklus II

dan seterusnya

Gambar 3: Spiral Tindakan Kelas (adaptasi dari Hopkins dalam Zainal Aqib,

2006: 31).

D. Sumber Data

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan diolah

dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini akan digali

dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan

dalam penelitian ini antara lain:

1. Informasi data dari nara sumber yang terdiri siswa kelas V dan guru kelas V

SD Negeri Kadireso, Teras, Boyolali.

2. Arsip nilai ulangan harian.

Identifikasi

perencanaan

aksi

observasi

refleksi

Perencanaan

aksi

observasi refleksi

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

3. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode kooperatif TGT

di kelas V SD Negeri Kadireso, Teras, Boyolali.

4. Hasil tes penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang

relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut

perlu digunakan teknik pengumpulan data yang tepat. Teknik pengumpulan data

yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode Dokumentasi

Menurut St.Y. Slamet dan Suwarto ( 2007: 53), dokumen adalah bahan

tertulis maupun film yang digunakan sebagai sumber data. Dokumen

merupakan sumber data tertulis dan arsip yang sering memiliki posisi yang

penting dalam suatu penelitian kualitatif (Yin dalam H.B. Sutopo, 2002: 69).

Data yang diperoleh dari dokumen yaitu keadaan administrasi siswa yang

sudah ada.

Dokumen yang dikaji berupa arsip atau dokumen yang ada. Dokumen

tersebut antara lain kurikulum (silabus), nilai formatif tentang kemampuan

berbicara, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), foto-foto selama proses

pembelajaran berlangsung. Hal ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan

siswa.

2. Teknik obsevasi langsung

Menurut Suharsimi Akunto (2005:27), observasi adalah suatu teknik

yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta

mencatat secara sistematis. Observasi yang dilaksanakan adalah dimana

peneliti dalam penelitian ini berperan aktif dalam semua pembelajaran dikelas.

Observasi ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan

sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut, serta dengan

observasi yang dilakukan ini peneliti akan memperoleh data-data mengenai

seluruh aktivitas atau tingkah laku siswa dalam pembelajaran yaitu data

tentang sikap (perilaku) dan aktivitas siswa dalam berbicara. Observasi yang

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dilakukan yaitu secara langsung (direct observation) adalah observasi tanpa

perantara (secara langsung) terhadap objek yang diteliti. Observasi ini

dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Kadireso Boyolali untuk mengetahui

kemampuan berbicara siswa.

Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak

pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar

lebih efektif dan efisien pada pembelajaran berikutnya. Observasi dipusatkan

pada kegiatan siswa kelas V SD Negeri Kadireso, Teras, Boyolali selama

pembelajaran berbicara bahasa Indonesia dengan menggunakan metode

kooperatif TGT.

3. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

dipergunakan untuk mengukur kemampuan, pengetahuan intelegensi,

kemempuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi

Arikunto, 2006: 150).

Tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu,

berwujud pernyataan atau tugas yang harus diselesaikan oleh siswa, sehingga

akan diketahui kuantitas dan kualitas sesuatu setelah dibandingkan dengan

standar yang telah ditetapkan.

Dalam metode tes ini terdiri dari tes awal, tes proses dan tes akhir. Tes

awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan berbicara sebelum diberi

tindakan dan sekaligus penentu rangking guna pembagian kelompok TGT

(Team-Games Tournament). Tes proses diambil selama proses pembelajaran

berlangsung. Tes akhir, diambil dari hasil turnamen.

F. Validitas Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2008:12) di dalam penelitian diperlukan

adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan

hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti. Di dalam

penelitian ini untuk menguji kesahihan data digunakan triangulasi data dan

triangulasi metode.

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah:

1. Triangulasi data

Trianggulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu

dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi

koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Untuk menggali data

yang sejenis bisa diperoleh dari nara sumber (manusia), dari kondisi lokasi,

dari aktivitas yang menggambarkan perilaku warga masyarakat atau dari

sumber yang berupa catatan atau arsip yang memuat catatan yang berkaitan

dengan data yang dimaksud.

Pada penelitian ini peneliti membandingkan hasil pengamatan

langsung dari peneliti dengan isi dokumen yang terkait (arsip nilai yang sesuai

dengan KKM, absensi harian siswa, dan lain-lain). Dalam triangulasi data ini,

data yang diteliti sama akan tetapi data yang diperoleh berasal dari sumber

yang berbeda, sumber dari penelitian ini adalah dari guru dan siswa.

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode yaitu bahwa peneliti mengumpulkan data sejenis

dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti

menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi terhadap kegiatan

pembelajaran guru dan partisipasi siswa SD Negeri Kadireso, Teras, Boyolali

kemudian diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik

wawancara pada pelaku kegiatan pembelajaran berbicara bahasa Indonesia SD

Negeri Kadireso, Teras, Boyolali. Dari beberapa data yang diperoleh lewat

teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan

dapat ditarik kesimpulan agar diperoleh data yang lebih kuat validitasnya.

Dalam penelitian ini hasil yang diperoleh peneliti sama akan tetapi metode

yang digunakan berbeda, hasil dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan

observasi.

G. Teknik Analisis Data

Yang dimaksud analisis data adalah cara mengelola data yang sudah

diperoleh dari dokumen. Agar hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

tujuan yang diharapkan maka dalam menganalisis data penelitian ini

menggunakan teknik triangulasi. Untuk menguji validitas data adalah cara

mengelola data yang sudah diperoleh dari dokumen. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif Miles dan

Huberman (1992: 20) yang mempunyai tiga model kegiatan, yaitu: 1) reduksi

data, 2) penyajian data, 3) penarikan kesimpulan atau verifikasi yang membentuk

proses atau siklus bersama secara berkaitan.

Langkah-langkah analisis:

1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data ini dilakukan selama

proses penelitian berlangsung. Data yang dikumpulkan lalu dipilih dan

disederhanakan, mana yang penting diambil dan yang tidak diperlukan

dihilangkan. Dalam penelitian ini dokumentasi yang hasilnya baik diambil

sedangkan yang kurang baik dihilangkan.

2. Penyajian data yaitu dengan menyusun data-data yang diperoleh pada saat

reduksi data. Dari sajian data tersebut kita dapat menarik kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Sajian data ini berupa nilai-nilai pada saat evaluasi

maupun observasi. Dalam penyajian ini dapat dilakukan melalui berbagai

macam cara visual misalnya, gambar, grafik, diagram, dan sebagainya.

3. Penarikan kesimpulan akhir atau verifikasi sebagai temuan penelitian. Dari

sajian-sajian data selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan-kesimpulan

selama penelitian. Data-data yang telah didapatkan dari hasil penelitian

kemudian diuji kebenarannya.penarikan kesimpulan ini merupakan bagian dari

konvigurasi utuh, sehingga kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan

tidaknya hasil laporan penelitian. Sedangkan kesimpulan adalah tinjauan ulang

pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat diuji kebenarannya,

kekokohannya, maupun validitasnya.

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai suatu jalin-menjalin pada saat sebelum,

selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar, untuk membangun

wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan pengumpulan data itu sendiri

merupakan siklus dan interaktif.

Oleh karena penelitian ini sifatnya kualitatif maka diperlakukan adanya

objektifitas, subjektifitas, dan kesepakatan intersubjektifitas dari penelitian agar

hasil penelitian tersebut mudah dipahami bagi para pembaca secara mendalam.

Secara visual dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini:

( Gambar 4. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman 2007: 19)

Dari bagan tersebut di atas, langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini

adalah:

1. Melakukan analisis awal, bila data yang didapat di kelas sudah cukup, data

dikumpulkan.

2. Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun coding dan matrik

yang berguna untuk penelitian selanjutnya.

3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar unsure.

4. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

5. Merumuskan kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam

laporan akhir penelitian.

Pengumpulan

data

Reduksi

data Kesimpulan-

kesimpulan:

Penyajian

data

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Dalam penelitian yang dilaksanakan dikelas V SD Negeri Kadireso

peneliti memperoleh beberapa data berupa nilai tes berbicara, observasi kegiatan

siswa, lembar observasi aktivitas guru. Semua data tersebut digunakan dalam hasil

penelitian. Kesimpulan-kesimpulan yang diambil yaitu bahwa penggunaan

metode kooperatif dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas V

SD Negeri Kadireso Kabupaten Boyolali.

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian

(Sarwiji Suwandi, 2008: 70). Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah meningkatnya kemampuan berbicara bahasa Indonesia

pada siswa kelas V SD Negeri Kadireso, Teras, Boyolali dengan menggunakan

metode kooperatif TGT. Indikator penelitian ini bersumber dari kurikulum dan

silabus KTSP Bahasa Indonesia kelas V serta Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu 62.

Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan

berbicara siswa mencapai nilai batas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata

pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu 62 62

mencapai 60%.

Pada siklus II pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan

berbicara siswa mencapai nilai batas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata

pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu 62 62

mencapai 80%.

I. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodelogi classroom action research.

Metodologi penelitian ini mengacu pada teori Kemmis dan Tart. Kemmis dan Tart

dalam Zainal Aqib (2006:31), mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas

menggunakan model spiral (the action research spiral). Dalam pelaksanaan PTK

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus yang tercakup empat

kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

1. Tindakan Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan

yang didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan.

Dalam hal ini guru dan peneliti menyamakan persepsi tentang

permasalahan yang ditemui dan menjabarkannya serinci mungkin

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Menentukan pokok bahasan.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode

kooperatif tipe TGT.

3) Mengembangkan skenario pembelajaran.

4) Menyiapkan sumber belajar.

5) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung.

6) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Setelah membuat rencana yang matang maka langkah selanjutnya

adalah melaksanakan rencana tersebut sebagai tindakan yang mengacu

pada skenario dan langkah kegiatan mengajar. Dalam pelaksanaannya,

guru harus mengingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan

dalam rancangan dan berlaku secara wajar.

1. Pertemuan I

a) Kegiatan Awal:

1) Guru menentukan masalah yang berkaitan dengan materi

pembelajaran kemampuan berbicara.

2) Guru mempersiapkan pembelajaran dengan metode kooperatif

Team-Games Tournament (TGT).

3) Guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab

tentang masalah faktual yang saat ini terjadi. Misalnya, masih

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

ingatkah kalian tentang teror bom di dalam sebuah masjid yang

terjadi beberapa hari yang lalu?

b) Kegiatan Inti:

1) Guru menyajikan materi yang akan dipelajari.

2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

3) Masing-masing kelompok diberi Lembar Kerja Siswa.

4) Masing-masing kelompok berdiskusi.

5) Guru memulai permainan.

6) Penghitungan skor.

c) Kegitan Akhir:

1) Pemberian penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor

tertinggi.

2) Membuat kesimpulan.

3) Evaluasi.

4) Pemberian tugas rumah sebagai pendalaman materi.

2. Pertemuan II

a) Kegiatan Awal

1) Guru mempersiapkan pembelajaran dengan metode kooperatif

Team-Games Tournament (TGT).

2) Guru melakukan tanya jawab tentang pekerjaan rumah yang

diberikan pada pertemuan sebelumnya.

b) Kegiatan inti

1) Siswa berkumpul kembali ke kelompoknya masing-masing.

2) Masing-masing kelompok diberi Lembar Kerja Siswa.

3) Masing-masing kelompok berdiskusi.

4) Guru memulai permainan.

5) Penghitungan skor.

c) Kegiatan akhir

1) Pemberian penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor

tertinggi.

2) Membuat kesimpulan.

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3) Evaluasi.

4) Pemberian tugas rumah sebagai pendalaman materi.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

(aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam

pedoman yang telah disiapkan peneliti. Peneliti sebagai guru pelaksana

KBM, sedangkan guru kelas V sebagai kolaborator melakukan observasi

terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru (peneliti).

d. Tahap Refleksi

Pelaksanaan siklus pertama sudah memenuhi target, siswa yang

memperoleh nilai di atas KKM sudah lebih dari 60%. Akan tetapi untuk

memenuhi target pada siklus kedua maka harus dilakukan perbaikan dalam

pembelajaran.

Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan pelaksanaan tindakan

siklus I. pada siklus I, sebagian besar siswa yang memperoleh nilai di atas

KKM adalah sebesar 68,75%. Siswa yang aktif dalam pembelajaran,

berani untuk mengungkapkan pendapat dan memberikan komentar

terhadap suatu persoalan faktual yang disajikan guru masih kurang.

Kemampuan berbicara yang dimiliki siswa masih dalam kondisi yang

rendah. Di dalam pembelajaran masih ditemukan kendala dan

permasalahan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

kooperatif tipe TGT (Team-Games Tournament) dalam pembelajaran

bahasa Indonesia khususnya guna meningkatkan kemampuan berbicara

pada siswa kelas V di SD Negeri Kadireso tersebut belum berhasil

sepenuhnya, sehingga perlu dilakukan siklus II sebagai langkah perbaikan

dari proses pembelajaran pada siklus I.

2. Tindakan Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I diketahui

adanya perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran, maka dari itu peneliti

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

mempersiapkan rancangan pembelajaran pada siklus II. Adapun rancangan

tindakan pada siklus II, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1) Identifikasi masalah pada siklus I.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan metode kooperatif tipe TGT.

3) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama

menggunakan metode kooperatif tipe TGT.

4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

5) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam

proses pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanakan tindakan siklus II ini, pada dasarnya sama

dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus II

ini disesuaikan dengan kekurangan kekurangan yang ditemukan pada

siklus I, sehingga rencana tindakan bertujuan untuk memperbaiki

kekurangan dan menyempurnakan pembelajaran pada siklus I.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

(aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam

pedoman yang telah disiapkan peneliti. Peneliti sebagai guru pelaksana

KBM, sedangkan guru kelas V sebagai kolaborator melakukan observasi

terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru (peneliti).

d. Tahap Refleksi

Pada siklus II, sebagian besar sudah memenuhi target, siswa yang

memperoleh nilai di atas KKM lebih dari 80%. Siswa aktif dalam

pembelajaran, berani untuk mengungkapkan pendapat dan memberikan

komentar terhadap suatu persoalan faktual yang disajikan guru. Maka

dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode kooperatif tipe TGT (Team-

Games Tournament) dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya

guna meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas V di SD

Negeri Kadireso tersebut telah berhasil.

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Skema Penelitian Tindakan Kelas ini tertera pada gambar 5:

Gambar 5. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, 2008: 16)

Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS II

Perencanaan

Perencanaan

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengadakan penelitian di suatu lembaga

pendidikan yaitu Sekolah Dasar Negeri Negeri Kadireso Kecamatan Teras

Kabupaten Boyolali yang berada di desa yang terletak dan berada pada perbatasan

dengan kabupaten lain yaitu Kabupaten Klaten.

Sekolah Dasar Negeri Kadireso Boyolali didirikan pada tahun 1953 berada

di Dusun Karangnongko, Kelurahan Kadireso, Kecamatan Teras, Kabupaten

Boyolali. Merupakan salah satu suatu Lembaga Pendidikan Dasar yang

mempunyai visi cerdas, berkualitas, beretika dan mempunyai misi yaitu: (1)

melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kretaif, efisen dan

menyenangkan, (2) mengembangkan potensi akademik atau non akademik siswa

secara optimal, (3) menciptakan suasana santun, ramah dan saling menghormati

antar warga sekolah. Sekolah Dasar Negeri Kadireso berusaha untuk

meningkatkan sarana dan prasarana untuk menunjang belajar siswa. Dari tahun ke

tahun Sekolah Dasar Negeri Kadireso selalu mengalami peningkatan baik dalam

kualitas maupun kuantitas. Tenaga-tenaga pengajarnyapun profesional di

bidangnya.

Sekolah Dasar Negeri Kadireso dipimpin oleh seorang kepala sekolah

yaitu Ibu Sri Widati, S. Pd dengan tenaga pengajar yang berjumlah seluruhnya

ada 8 orang yaitu 5 guru kelas yang sudah pegawai negeri dan 1 guru kelas wiyata

bakti, 1 guru Bahasa Inggris wiyata bakti, 1 guru Agama Islam yang sudah

pegawai negeri, 1 guru Olah Raga yang sudah pegawai negeri, dan 2 orang

karyawan wiyata bakti.

Untuk kelancaran program-program sekolah dan semakin meningkatnya

mutu pendidikan di sekolah, oleh karena itu segenap komponen pengelola baik

kepala sekolah, guru, komite sekolah, karyawan senantiasa berusaha

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan tanggung jawabnya masing-

masing sebagaimana telah ada dalam program kerja yang sudah direncanakan

pada setiap tahun pelajaran. Mekanisme kerja segenap pengelola Sekolah Dasar

Negeri Kadireso tersebut berada di bawah koordinasi dan pengawasan dari kepala

sekolah.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri Kadireso.

Lokasi kelas V berada di antara kelas IV dan kelas VI. Kondisi kelasnya cukup

baik. Pencahayaan dan siklus udaranya bagus sehingga keadaannya nyaman jika

digunakan untuk belajar. Kondisi meja dan kursi yang ada di kelas V sangat

memadai.

Karakter siswa-siswi kelas V di tempat penelitian kebanyakan siswa

menganggap Bahasa Indonesia khususnya pada saat menanggapi atau

memberikan komentar terhadap persoalan faktual disertai alasan yang mendukung

dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa banyak siswa yang

belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan sekolah

pada awal semester. Pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa kurang optimal

dalam belajar. Siswa masih banyak tergantung pada guru dalam memecahkan

masalah pada materi tersebut. Hal itu menyebabkan kurang optimalnya

kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk

mengantisipasi hal tersebut peneliti mengadakan penelitian di kelas V. Peneliti

menggunakan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara

siswa pada pelajaran bahasa Indonesia yaitu dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team-Games Tournament). Dengan penelitian

ini diharapkan siswa Sekolah Dasar Negeri Kadireso khususnya kelas V lebih

tertarik dan termotivasi untuk belajar bahasa Indonesia, sehingga kemampuan

berbicara siswa pada pelajaran bahasa Indonesia dapat meningkat.

2. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti

melakukan kegiatan pengamatan awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan

nyata yang ada di lapangan. Peneliti mengadakan observasi di kelas V Sekolah

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Dasar Negeri Kadireso pada saat pelajaran bahasa Indonesia dengan materi

menanggapi atau memberikan komentar terhadap persoalan faktual disertai alasan

yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

Berdasarkan data hasil pengamatan langsung pada bulan Mei terhadap

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi

masih kurang maksimal, beberapa penyebabnya diantaranya yaitu guru masih

menggunakan metode ceramah biasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia,

kurang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, belum

menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Selain permasalahan yang

ada pada guru ada juga permasalahan yang ditemui pada diri siswa pada saat

pembelajaran berlangsung, antara lain: siswa pasif, kurang kreatif, bahkan

cenderung bosan; masih ragu-ragu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan; dan

kurang antusias saat merespon tindakan guru. Kurang optimalnya kemampuan

berbicara siswa yang ditunjukkan dari nilai sebelum tindakan yaitu dari 32 anak

hanya 28,13 % atau 9 siswa yang mendapat nilai di atas KKM dengan nilai

tertinggi 80 dan masih ada 23 anak atau 71,87 % yang mendapatkan nilai di

bawah KKM, dengan perolehan nilai terendah 28. Sedangkan rata-rata nilai kelas

56,75. Dari lampiran 3 dapat dibuat Tabel 6 distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Tes Awal Kemampuan Berbicara

Melalui Metode Kooperatif Team-Games Tournament (TGT) Siswa Kelas V

SD Negeri Kadireso Sebelum Tindakan (Pra Siklus)

No Interval Nilai Nilai Tengah (xi) Frekuensi (fi) fi.xi Prosentase (%)

1 28-36 32 3 96 5,3 %

2 37-45 41 2 82 4,51 %

3 46-54 50 9 450 24,77 %

4 55-63 59 9 531 29,24 %

5 64-72 68 4 272 14,98 %

6 73-81 77 5 385 21,2%

Jumlah 32 1816 100%

Nilai rata-rata = 1816 : 32 = 56,75

Ketuntasan klasikal = 9 : 32 X 100 % = 28,13 %

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Dari Tabel 6, distribusi frekuensi nilai tes kemampuan berbicara siswa

kelas V SD Negeri Kadireso sebelum diadakan tindakan melalui penggunaan

metode kooperatif tipe TGT (Team-Games Tournament) yang telah diterangkan di

atas dapat disajikan dalam bentuk Grafik 1 gambar 5 sebagai berikut:

Gambar 5. Grafik 1 Hasil Data Nilai Tes Awal Kemampuan

Berbicara Siswa kelas V SD Negeri Kadireso (Sebelum Tindakan)

Berdasarkan Tabel 6 dan Grafik 1 di atas, nilai kemampuan berbicara

siswa kelas V sebelum diterapkan penggunaan metode kooperatif tipe TGT

diperoleh rata-rata kelas sebesar 56,75. Siswa yang memperoleh nilai 28-36

sebanyak 3 siswa atau 5,3%. Siswa yang memperoleh nilai 37-45 sebanyak 2

siswa atau 4,51%. Siswa yang memperoleh nilai 46-54 sebanyak 9 siswa atau

24,77%. Siswa yang memperoleh nilai 55-63 sebanyak 9 siswa atau 29,24%.

Siswa yang memperoleh nilai 64-72 sebanyak 4 siswa atau 14,98%. Siswa

yang mendapat nilai 73-81 sebanyak 5 siswa atau 21,2%. Dari hasil tes

seperti tersebut di atas, sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan

belajar, hanya sebagian kecil yang telah mencapai ketuntasan belajar. Dari

hasil tes seperti tersebut di atas, sebagian besar siswa belum mencapai

ketuntasan belajar, hanya sebagian kecil yang telah mencapai ketuntasan

belajar. Data ketuntasan belajar pada kondisi awal dapat diketahui pada tabel

di bawah ini.

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 7. Hasil Nilai Tes Awal Kemampuan Berbicara Melalui Metode

Kooperatif Team-Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas V SD Negeri

Kadireso (Sebelum Tindakan)

Keterangan Tes Awal

Nilai Terendah 28

Nilai Tertinggi 80

Rata-rata Nilai 56,75

Siswa Tuntas Belajar 28,13%

Siswa Tidak Tuntas Belajar 71,87%

Berdasarkan tabel 7 tersebut di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata

siswa dalam kemampuan berbicara adalah sebesar 56,75 dimana hasil

tersebut masih dibawah rata-rata nilai yang diinginkan oleh pihak guru dan

peneliti yaitu sebesar 62. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai di atas

KKM adalah sebanyak 28,13% dan siswa yang nilainya di bawah KKM

adalah sebanyak 71,87% dari total siswa sebanyak 32 siswa. Dari hasil tabel

di atas dapat disimpulkan sementara bahwa kemampuan berbicara pada siswa

kelas V SD Negeri Kadireso masih kurang dan perlu diperbaiki. Melalui

penggunaan metode kooperatif tipe TGT (Team-Games Tournament) ini

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V SD

Negeri Kadireso tersebut.

3. Deskripsi Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Setiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan

selama satu minggu yaitu pada tanggal 01 Juni dan 02 Juni 2011. Penelitian

dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas

siklus siklus dan tiap siklus terdiri atas 4 tahapan. Adapun tahapan yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan tindakan yang pertama ini, peneliti

mengadakan observasi. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari data

awal siswa sebagai subyek penelitian sebanyak 32 siswa. Peneliti juga

mengadakan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang meliputi

kegiatan guru dan siswa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui proses

pembelajaran yang berlangsung, penggunaan metode, model, strategi, serta

media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Peneliti mengadakan

koordinasi dengan guru kelas untuk membahas alternatif yang dapat

dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V SD

Negeri Kadireso. Kemudian disepakati bahwa penelitian tindakan kelas

pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu pertemuan

pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 01 Juni 2011 dengan alokasi waktu

2 x 35 menit dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 02 Juni

2011 dengan alokasi waktu yang masih sama yaitu 2 x 35 menit.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, digunakan metode kooperatif tipe TGT

(Team-Games Tournament) sebagai alternatif untuk meningkatkan

kemampuan berbicara siswa.

Hal yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan siklus 1 yaitu:

1) Menentukan pokok bahasan, yaitu memberi tanggapan atau

mengomentari persoalan faktual yang terjadi disertai alasan yang

mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode

kooperatif tipe TGT.

3) Mengembangkan skenario pembelajaran.

4) Menyiapkan sumber belajar dan materi pembelajaran. Sumber belajar

mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu buku BSE, SilabiBahasa

Indonesia BSNP, dan KTSP 2006.

5) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung dalam pelaksanaan

pembelajaran.

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

6) Membuat lembar observasi siswa, observasi aktivitas guru untuk

mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas ketika diajarkan dengan

metode kooperatif tipe TGT.

7) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. Membuat alat evaluasi

soal tournamen, tugas kelompok, dan tes individu.

8) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam

proses pembelajaran.

9) Membagi kelompok siswa menjadi 8 kelompok yang masing-masing

beranggotakan 4 orang. Membagi kelompok secara heterogen dan

menamai masing-masing kelompok, yaitu Tim A,B,C,D,E,F,G,H.

b. Tahap Pelaksanaan / Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan ini peneliti yang berkolaborasi dengan

guru menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Peneliti

disini bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau

pengamat. Pembelajaran yang telah di susun pada siklus I dilaksanakan

dalam dua kali pertemuan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 01 Juni

2011. Pada pertemuan itu siswa mempelajari tentang persoalan faktual,

yaitu memberikan tanggapan dan mengomentari persoalan faktual

yang terjadi disertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan

pilihan kata dan santun berbahasa.

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,

berdoa bersama, pengkondisian kelas, kemudian dilanjutkan presensi

kehadiran siswa. Untuk memusatkan perhatian siswa, guru

memberikan apersepsi dengan memancing pengetahuan siswa tentang

persoalan-persoalan yang terjadi akhir-akhir ini. Guru menjelaskan

secara singkat mengenai materi yang akan dibahas, sambil tanya jawab

dengan siswa terkait dengan materi yang diajarkan. Kemudian siswa

menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Kegiatan inti, guru membagi kelas ke dalam 8 kelompok/tim,

setiap tim terdiri dari 4 anak yang bersifat heterogen yang ditentukan

berdasarkan nilai tes awal sebelum dilaksanakan penelitian tindakan

kelas. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing

tim. Masing-masing kelompok mendiskusikan tugas tersebut. Siswa

mempersiapkan diri untuk memulai permainan, masing- masing siswa

harus menjadi pembaca soal dan penjawab. Setiap anggota tim

bertanggung jawab pada keberhasilan anggota yang lain untuk

menguasai materi. Hal tersebut karena keberhasilan kelompok

didasarkan dari keberhasilan individu. Kemudian setelah selesai guru

menghitung skor nilai dari hasil permainan dan mengumumkan

kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi. Kelompok yang

mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan penghargaan dari guru. Guru

memberikan pengertian tentang metode pembelajaran kooperatif TGT

dan langkah-langkah pelaksanaannya yang akan dipakai pada

pertemuan nanti supaya siswa tidak kesulitan saat pelaksanaan.

Guru kemudian mengingatkan para siswa untuk mempelajari

kembali materi yang sudah dipelajari guna persiapan pembelajaran

selanjutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan

mengucapkan salam penutup.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 02 Juni 2011.

Pada pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan

melanjutkan materi yang telah lalu. Langkah-langkah pembelajaran

yang dilakukan guru pada pertemuan kedua dalam pelaksanaan

tindakan siklus I sama halnya dengan pertemuan pertama yaitu

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Guru mengawali pembelajaran dengan ucapan salam,

dilanjutkan dengan guru mengkondisikan kelas dan memeriksa

kesiapan siswa. Guru melakukan apersepsi tentang materi yang lalu

dengan tanya jawab tentang materi pada pertemuan minggu yang lalu.

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Siswa menjawab pertanyaan guru tentang persoalan faktual yang telah

terjadi. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti yang dilakukan adalah dengan diawali dengan

siswa berkumpul bersama teman satu kelompoknya atau teman satu

timnya, sama seperti pertemuan sebelumnya. Guru membuat meja

turnamen yang diisi dari perwakilan masing-masing tim lalu

menjelaskan kembali mengenai aturan main turnamen.

Setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca

soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain

yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal

dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal membacakan soal

sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain, selanjutnya

soal dikerjakan secara mandiri. Pemain membacakan hasil pekerjaan

yang akan ditanggapi oleh penantang. Setelah itu pembaca soal akan

membaca kunci jawaban kepada pemain yang menjawab benar atau

penantang yang pertama kali menjawab benar. Jika semua pemain

menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan

pada kartu soal berikutnya sampai kartu soal habis.

Apabila permainan sudah selesai, setiap pemain dalam satu

meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan poin

yang diperoleh berdasarkan tabel yang disediakan. Masing-masing

pemain kembali ke timnya dan melaporkan poin pada ketua kelompok.

Selanjutnya masing-masing tim menjumlahkan seluruh poinnya. Siswa

dan kelompok yang mendapatkan skor paling banyak diberikan

penghargaan.

Kegiatan akhir di siklus I ini siswa dengan bimbingan guru

membuat kesimpulan pembelajaran dan diadakan evaluasi secara

individu apakah siswa sudah paham atau belum tentang materi yang

sudah dipelajari. Sebelum guru menutup pelajaran, guru memberikan

nasihat kepada siswa supaya rajin belajar. Kemudian guru menutup

pelajaran dengan mengucapkan salam.

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

c. Tahap pengamatan/ observasi

Peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan

sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu peningkatan kemampuan berbicara

dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT pada siswa kelas V SD

Negeri Kadireso Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran

2010/2011. Dalam tahap ini, peneliti mengadakan kolaborasi dengan guru

kelas dalam melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan proses

pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar observasi. Observasi

tidak hanya terfokus pada siswa namun juga pada guru. Maka dari itu

obeservasi dilaksanakan secara keseluruhan aspek, baik dari aspek siswa,

guru, dan kegiatan pembelajaran. Observasi dilaksanakan untuk

mengetahui seberapa besar aktivitas siswa dan guru dalam mengikuti

pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa.

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian

pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode kooperatif tipe

TGT dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun

serta untuk mengetahui secara detail keaktifan, kerjasama, kecepatan dan

ketepatan yang menghasilkan perubahan pada kemampuan berbicara

siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan proses belajar mengajar siklus I

selama dua kali pertemuan, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa

maupun guru dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

a) Hasil Observasi pada Siswa

1) Pertemuan I

Hasil observasi siswa pada lampiran 25 halaman 145, sebagai

berikut:

(1) Sebanyak 19 siswa memiliki minat dalam mengikuti

pembelajaran.

(2) Sebanyak 20 siwa aktif dalam pembelajaran.

(3) Sebanyak 22 siswa memiliki kerjasama yang baik di dalam

pembelajaran.

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

(4) Sebanyak 19 siswa sungguh-sungguh dalam mengikuti

pembelajaran.

Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti

pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode

kooperatif tipe TGT (Team-Games Tournament) pada siklus I

pertemuan I ditunjukkan pada tabel 8.

Tabel 8. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa dalam

Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode

Kooperatif Team-Games Tournament (TGT) Pada Siswa

Kelas V SD Negeri Kadireso Siklus I Pertemuan I

Keterangan Persentase (%)

Minat 59,38 %

Keaktifan 62,5 %

Kerja Sama 68,75 %

Kesungguhan 59,38 %

Nilai rata-rata 2,5

Berdasarkan tabel 8 di atas, menunjukkan bahwa dalam

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I

pertemuan I, terdapat 59,38% yang berminat mengikuti

pembelajaran berbicara. Siswa yang tercatat aktif sebanyak 62,5%,

siswa yang mampu bekerjasama dengan baik sebanyak 68,75%,

dan siswa yang bersungguh-sungguh dalam mengikuti

pembelajaran berbicara sebanyak 59,38%. Tabel hasil observasi

kegiatan siswa dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 145.

b) Hasil Observasi pada Guru

Dilihat dari hasil pengamatan guru pada saat pelaksanaan

pembelajaran dalam lampiran 30 halaman 159, memperoleh

keterangan sebagai berikut:

(1) Kegiatan guru mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran kurang

baik.

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

(2) Dalam pelaksanaan pembelajaran sudah dilakukan dengan cukup

baik.

(3) Mengelola interaksi kelas dengan baik.

(4) Sudah cukup memiliki sikap terbuka dan luwes, serta membantu

mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar.

(5) Memberikan pelatihan kemampuan berbahasa dengan cukup baik.

(6) Penilaian proses dan hasil belajar yang dilakukan sudah baik.

(7) Penggunaan bahasa yang digunakan sudah baik dan penampilan

guru sudah cukup.

Hasil pengamatan terhadap kinerja guru selama mengikuti

pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode

kooperatif tipe TGT (Team-Games Tournament) pada siklus I

pertemuan I ditunjukkan pada tabel 9.

Tabel 9. Observasi Terhadap Kinerja Guru dalam

Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode

Kooperatif Team-Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas

V SD Negeri Kadireso Siklus I Pertemuan I

Keterangan Nilai

Jumlah Skor hasil pengamatan pada guru 21,6

Rata-rata hasil pengamatan terhadap guru 3,08

Berdasarkan tabel 9, total nilai kinerja guru diperoleh melalui

rekapan nilai dari observasi pelaksanaan pembelajaran. Rata-rata hasil

observasi pada guru adalah 3,08. Berdasarkan nilai rata-rata tersebutu

diketahui bahwa kinerja guru saat mengajar termasuk dalam kategori

baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 30 halaman 159.

2) Pertemuan II Hasil observasi siswa pada lampiran 26 halaman 149, sebagai

berikut:

(1) Sebanyak 22 siswa memiliki minat dalam mengikuti

pembelajaran.

(2) Sebanyak 23 siwa aktif dalam pembelajaran.

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

(3) Sebanyak 24 siswa memiliki kerjasama yang baik di dalam

pembelajaran.

(4) Sebanyak 23 siswa sungguh-sungguh dalam mengikuti

pembelajaran.

Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti

pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode

kooperatif tipe TGT (Team-Games Tournament) pada siklus I

pertemuan II ditunjukkan pada tabel 10.

Tabel 10. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa dalam

Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode

Kooperatif Team-Games Tournament (TGT) Pada Siswa

Kelas V SD Negeri Kadireso Siklus I Pertemuan II

Keterangan Persentase (%)

Minat 68,75 %

Keaktifan 71,88 %

Kerja Sama 75 %

Kesungguhan 71,88 %

Nilai rata-rata 2,78

Berdasarkan tabel 10 di atas, menunjukkan bahwa dalam

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I pertemuan

II, terdapat 68,75% yang berminat mengikuti pembelajaran berbicara.

Siswa yang tercatat aktif sebanyak 71,88%, siswa yang mampu

bekerjasama dengan baik sebanyak 75%, dan siswa yang bersungguh -

sungguh dalam mengikuti pembelajaran berbicara sebanyak 71,88%.

Tabel hasil observasi kegiatan siswa dapat dilihat pada lampiran 26

halaman 149.

c) Hasil Observasi pada Guru

Dilihat dari hasil pengamatan guru pada saat pelaksanaan

pembelajaran dalam lampiran 31 halaman 161, memperoleh

keterangan sebagai berikut:

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

(1) Kegiatan guru mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran baik.

(2) Dalam pelaksanaan pembelajaran sudah dilakukan dengan baik.

(3) Mengelola interaksi kelas dengan baik.

(4) Sudah cukup memiliki sikap terbuka dan luwes, serta membantu

mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar.

(5) Memberikan pelatihan kemampuan berbahasa dengan cukup baik.

(6) Penilaian proses dan hasil belajar yang dilakukan sudah baik.

(7) Penggunaan bahasa yang digunakan sudah baik dan penampilan

guru sudah cukup.

Hasil pengamatan terhadap kinerja guru selama mengikuti

pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode

kooperatif tipe TGT (Team-Games Tournament) pada siklus I

pertemuan II ditunjukkan pada tabel 11.

Tabel 11. Observasi Terhadap Kinerja Guru dalam

Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode

Kooperatif Team-Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas

V SD Negeri Kadireso Siklus I Pertemuan II

Keterangan Nilai

Jumlah Skor hasil pengamatan pada guru 22,7

Rata-rata hasil pengamatan terhadap guru 3,24

Berdasarkan tabel 11, total nilai kinerja guru diperoleh melalui

rekapan nilai dari observasi pelaksanaan pembelajaran. Rata-rata hasil

observasi pada guru adalah 3,24. Berdasarkan nilai rata-rata tersebutu

diketahui bahwa kinerja guru saat mengajar termasuk dalam kategori baik.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 31 halaman 161.

Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I menunjukkan

adanya peningkatan pada keaktifan dan peran serta siswa dalam

pembelajaran. Dengan meningkatnya aktifitas siswa dalam proses

pembelajaran diharapkan siswa lebih memahami materi dan dapat

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

meningkatkan kemampuan berbicara siswa khususnya dalam materi

menanggapi persoalan faktual.

Dari pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa

pembelajaran bahasa Indonesia yang dilaksanaakan dengan menggunakan

metode kooperatif tipe TGT (Team-Games Tournament) pada siklus I

dapat ditarik kesimpulan keaktifan siswa sudah meningkat namun belum

maksimal. Hasil yang diharapkan sudah tercapai meskipun masih dalam

pertemuan I dan pertemuan II. Dan hasil tersebut harus ditingkatkan lagi

pada siklus berikutnya.

d. Tahap Analisis dan Refleksi Setelah melaksanakan observasi, data-data yang diperoleh melalui

observasi dikumpulkan untuk di analisis. Tujuan dari refleksi adalah untuk

mengetahui kendala sekaligus solusi pelaksanaan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan

tindakan pada pertemuan I belum menunjukkan perubahan yang berarti,

baik pada keaktifan siswa maupun pada kemampuan siswa dalam

berbicara. Sedangkan untuk pertemuan II telah menunjukkan perubahan

yang cukup baik.

Uraian Hasil Refleksi pada Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan observasi yang dilaksanakan selama

proses pelaksanaan tindakan pada pertemuai I dan pertemuan II, rata-rata

hasil observasi kegiatan siswa dan rata-rata hasil observasi kinerja guru

pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II dapat dilihat pada tabel 12

sebagai berikut:

Tabel 12. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Peningkatan Kemampuan

Berbicara melalui Metode Kooperatif Team-Games Tournamen (TGT) pada

Siswa Kelas V SD Negeri Kadireso

Siklus I Pertemuan I dan Pertemuan II

Keterangan Pertemuan I Pertemuan II

Hasil observasi aktivitas siswa 2,5 2,78

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Berdasarkan tabel 12, tabel observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus I

pertemuan I dan pertemuan II dapat dibuat grafik 2 sebagai berikut:

Gambar 6 . Grafik 2 Observasi Terhadap Aktivitas Siswa dalam

Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Kooperatif Team-

Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadireso

Siklus I

Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa yang telah dilakukan, terdapat

peningkatan keaktifan dan partisipasi siswa dari pertemuan I ke pertemuan II yaitu

dari 2,5 meningkat menjadi 2,78. Hal ini dilihat dari hasil pengamatan selama

proses pembelajaran diperoleh data bahwa siswa memiliki keaktifan dan perhatian

dengan kriteria istimewa, baik, dan cukup, dan kurang selama proses

pembelajaran dengan indikator penilaian: siswa memiliki minat dalam mengikuti

pembelajaran, siswa aktif selama pembelajaran berlangsung, siswa memiliki sikap

kerjasama selama pembelajaran, dan bersungguh-sungguh dalam pembelajaran.

Sebagian siswa sudah berkriteria cukup, ada siswa kurang, dan kurang sekali.

Akan tetapi perlu ada peningkatan lagi pada siswa agar keseluruhan siswa dapat

memenuhi indikator penilaian yang ada pada aspek aktifitas siswa selama

pembelajaran.

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 13. Observasi Terhadap Kinerja Guru Dalam Peningkatan

Kemampuan Berbicara Melalui Metode Kooperatif Team-Games

Tournament (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadireso

Siklus I Pertemuan I, dan Pertemuan II.

Keterangan Pertemuan I Pertemuan II

Hasil observasi kinerja guru 3,08 3,24

Berdasarkan Tabel 13, tabel observasi terhadap kinerja guru pada siklus I

pertemuan I, dan pertemuan II dapat dibuat grafik sebagai berikut :

Gambar 7. Grafik 3 Observasi Terhadap Kinerja Guru Dalam

Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Kooperatif Team-

Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadireso

Siklus I Pertemuan I dan Pertemuan II

Berdasarkan hasil observasi kinerja guru yang telah dilakukan, terdapat

peningkatan kinerja guru dari pertemuan I ke pertemuan II yaitu dari 3,08

meningkat menjadi 3,24. Hal ini dilihat dari hasil pengamatan oleh observer saat

guru sedang mengajar. Tugas sebagai observer dilakukan oleh guru kelas. Guru

kelas mengamati dan menilai kinerja guru saat peneliti mengajar di kelas. Dari

pengamatan tersebut diperoleh data bahwa kinerja guru pada pertemuan I hanya

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

ada pada kriteria cukup, kemudian pada pertemuan II kinerja guru meningkat dan

termasuk pada kriteria baik.

Keaktifan dan perhatian, serta kinerja guru siswa sangat berpengaruh

terhadap nilai kemampuan bebicara, dimana KKM pada Siklus I siswa harus

dengan nilai di atas KKM harus lebih dari 60 %. Adapun hasil kemampuan

berbicara yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat pada tabel 14 dan grafik di

bawah ini:

Tabel 14. Frekuensi Data Nilai Kemampuan Berbicara Melalui

Metode Kooperatif Team-Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas V SD

Negeri Kadireso Siklus I

No Interval Nilai Nilai Tengah

(Xi)

Frekuensi

(fi) Fi.Xi

Prosentase

(%)

1 50-55 52,5 7 367,5 17,6%

2 56-61 58,5 3 175,5 8,41%

3 62-67 64,5 9 580,5 27,8%

4 68-73 70,5 6 423 20,26%

5 74-79 76,5 6 459 21,98%

6 80-85 82,5 1 82,5 3,95

Jumlah 32 2088 100%

Nilai rata-rata 2088 : 32 = 65,25

Ketuntasan klasikal 22: 32 x 100% = 68,75 %

Dari tabel 14 frekuensi nilai kemampuan berbicara siswa kelas V SD

Negeri Kadireso pada siklus I melalui penggunaan metode kooperatif Team-

Games Tounament (TGT), dapat disajikan dalam bentuk grafik 4 pada gambar 8

sebagai berikut :

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Gambar 8. Grafik 4 Nilai Kemampuan Berbicara Melalui Metode

Kooperatif Team-Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri

Kadireso Siklus I

Dari data tabel 14 dapat dilihat bahwa setelah melaksanakan siklus I,

siswa yang memperoleh nilai 50-55 sebanyak 7 siswa atau 17,6%, siswa yang

mendapat nilai 56-61 adalah sebanyak 3 siswa atau 8,41%, yang mendapat nilai

62-67 adalah 9 siswa atau sebanyak 27,8%, yang mendapat nilai 68-73 sebanyak 6

siswa atau 20,26%, yang mendapat nilai 74-79 sebanyak 6 siswa atau 21,98% dan

yang mendapat nilai 80-89 sebanyak 1 siswa atau 3,95%. Berikut perkembangan

siswa dari tes awal ke siklus I akan dijelaskan pada tabel 15.

Tabel 15. Perkembangan Nilai Kemampuan Berbicara Siswa

Melalui Metode Kooperatif Team-Games Tournament (TGT) pada Siswa

Kelas V SD Negeri Kadireso dari Tes Awal dan Siklus I

Keterangan Tes Awal Siklus I

Nilai terendah 28 50

Nilai tertinggi 80 82

Rata-rata nilai 56,75 65,25

Siswa tuntas belajar 28,13% 68,75%

Siswa tidak tuntas belajar 71,87 % 31,25%

Dari hasil analisa data perkembangan nilai kemampuan berbicara siswa

dengan menggunakan metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT)

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

pada siklus I tabel 15 dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang

belajar tuntas naik 40,62% dengan Kriteria Ketuntasan Minimum sebesar 62 ke

atas. Siswa yang belajar tuntas pada siklus I sebesar 68,75 % atau 22 siswa,

semula pada tes awal hanya 28,13% atau 9 siswa yang mencapai batas

ketuntasan. Besarnya nilai terendah pada tes awal adalah 28, dan pada siklus I

naik menjadi 50. Untuk nilai tertinggi siswa pada tes awal sebesar 80 naik pada

siklus I menjadi 82, dan nilai rata-rata kelas yang semula hanya 56,75 naik

menjadi 65,25 pada siklus I. Perolehan nilai dan tingkat ketuntasan yang diperoleh

pada siklus I sudah memenuhi target ketercapaian yang disepakati oleh pihak guru

dan peneliti yaitu pada pelaksanaan siklus I siswa yang tuntas belajar harus lebih

dari 60% yaitu sebesar 68,75% siswa yang tuntas dari jumlah seluruh siswa.

Hasil siklus I yang didapat dari hasil observasi dan penilaian proses,

kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan pada

siklus berikutnya. Adapun hasilnya adalah:

1) Pembelajaran belum mengarah pada student center, guru masih lebih aktif

dalam pembelajaran.

2) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa, sehingga masih banyak siswa

yang kurang termotivasi selama pembelajaran.

3) Penjelasan guru mengenai peraturan permainan dalam turnamen masih kurang.

4) Pengkondisian kelas kurang, masih banyak siswa yang ramai sendiri.

5) Suara guru kurang keras.

Untuk mengatasi beberapa kekurangan pada siklus I, peneliti dan guru

kolaborator kemudian mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut,

berikut solusi yang telah didiskusikan:

1) Untuk meningkatkan keaktifan siswa, guru harus mengutamakan cara

pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center), pembelajaran harus

lebih menyenangkan lagi agar siswa semangat terhadap pembelajaran yang

dilaksanakan oleh peneliti.

2) Memberikan reward pada siswa. Baik berupa pujian, penghargaan atau pun

teguran bagi siswa yang aktif maupun kurang aktif dalam pembelajaran. Hal

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

tersebut bertujuan agar minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran

meningkat.

3) Memberikan keterangan atau penjelasan dengan lebih seksama lagi, agar siswa

tidak bingung selama proses pembelajaran.

4) Pengkondisian kelas yang lebih baik, mencakup keseluruhan kelas dan

siswanya.

5) Suara guru harus lebih nyaring dan tegas, jangan ragu-ragu untuk menegur

anak yang ramai sendiri.

4. Deskripsi Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Setiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan selama

satu minggu yaitu pada tanggal 03 Juni dan 04 Juni 2011. Penelitian dilakukan

dengan menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas siklus siklus

dan tiap siklus terdiri atas 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Berdasarkan pada refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus I

diketahui bahwa pembelajaran kemampuan berbicara siswa dalam

menanggapi persoalan faktual yang terjadi belum menunjukkan adanya

peningkatan kemampuan berbicara secara signifikan, oleh karena itu peneliti

menyuasun rencana pelaksanaan pembelajaran kembali melalui metode

pembelajaran yang sama. Dan memutuskan untuk melaksanakan siklus II

untuk mencapai target yang diinginkan.

Kegiatan perencanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali

2011 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dan pertemuan kedua dilaksanakan

pada hari Sabtu, 04 Juni 2011 dengan alokasi waktu yang masih sama yaitu 2

x 35 menit.

Selain itu berdasarkan hasil observasi saat guru mengajar kemampuan

berbicara melalui metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT)

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

pada siklus I, maka guru memberikan tindak lanjut kepada peneliti untuk

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan cara memberikan

umpan balik kepada siswa saat pembelajaran berlangsung, meningkatkan

minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran, memberi penjelasan kepada

siswa mengenai aturan permainan saat turnamen dengan lebih detail lagi, dan

suara guru diharapkan lebih keras, lantang dan tegas. Selain itu peneliti juga

menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk siklus II. Dalam

perencanaan tindakan siklus II peneliti merancang Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran.

Hal yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan siklus II yaitu:

1) Menentukan pokok bahasan, yaitu memberi tanggapan atau mengomentari

persoalan faktual yang terjadi disertai alasan yang mendukung dengan

memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode

kooperatif tipe TGT.

3) Mengembangkan skenario pembelajaran.

4) Menyiapkan sumber belajar dan materi pembelajaran. Sumber belajar

mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu buku BSE, SilabiBahasa Indonesia

BSNP, dan KTSP 2006.

5) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung dalam pelaksanaan

pembelajaran.

6) Membuat lembar observasi siswa, observasi aktivitas guru untuk

mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas ketika diajarkan dengan

metode kooperatif tipe TGT.

7) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. Membuat alat evaluasi

soal tournamen, tugas kelompok, dan tes individu.

8) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses

pembelajaran.

9) Menempatkan siswa di tim atau kelompoknya masing-masing, yaitu Tim

A,B,C,D,E,F,G,H.

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

b. Tahap Pelaksanaan / Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan ini peneliti yang berkolaborasi dengan guru

menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Peneliti disini bertindak

sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau pengamat. Pembelajaran

yang telah di susun pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan itu siswa mempelajari tentang persoalan faktual, yaitu

memberikan tanggapan dan mengomentari persoalan faktual yang terjadi

disertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan

santun berbahasa.

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa

bersama, pengkondisian kelas, kemudian dilanjutkan presensi kehadiran

siswa. Untuk memusatkan perhatian siswa, guru memberikan apersepsi

dengan memancing pengetahuan siswa tentang persoalan-persoalan yang

terjadi akhir-akhir ini. Guru menjelaskan secara singkat mengenai materi

yang akan dibahas, sambil tanya jawab dengan siswa terkait dengan materi

yang diajarkan. Kemudian siswa menyimak tujuan pembelajaran yang

disampaikan oleh guru.

Kegiatan inti, guru menyuruh siswa duduk berkelompok dengan

timnya masing-masing. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada

masing-masing tim. Masing-masing kelompok mendiskusikan tugas

tersebut. Siswa mempersiapkan diri untuk memulai permainan, masing-

masing siswa harus menjadi pembaca soal dan penjawab. Setiap anggota

tim bertanggung jawab pada keberhasilan anggota yang lain untuk

menguasai materi. Hal tersebut karena keberhasilan kelompok didasarkan

dari keberhasilan individu. Kemudian setelah selesai guru menghitung

skor nilai dari hasil permainan dan mengumumkan kelompok yang

mendapatkan nilai tertinggi. Kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

mendapatkan penghargaan dari guru. Guru memberikan pengertian tentang

metode pembelajaran kooperatif TGT dan langkah-langkah

pelaksanaannya yang akan dipakai pada pertemuan nanti supaya siswa

tidak kesulitan saat pelaksanaan.

Guru kemudian mengingatkan para siswa untuk mempelajari

kembali materi yang sudah dipelajari guna persiapan pembelajaran

selanjutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan

salam penutup.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 04 Juni 2011.

Pada pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan

melanjutkan materi yang telah lalu. Langkah-langkah pembelajaran

yang dilakukan guru pada pertemuan kedua dalam pelaksanaan

tindakan siklus II sama halnya dengan pertemuan pertama yaitu

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Guru mengawali pembelajaran dengan ucapan salam,

dilanjutkan dengan guru mengkondisikan kelas dan memeriksa

kesiapan siswa. Guru melakukan apersepsi tentang materi yang lalu

dengan tanya jawab tentang materi pada pertemuan minggu yang lalu.

Siswa menjawab pertanyaan guru tentang persoalan faktual yang telah

terjadi. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti yang dilakukan adalah dengan diawali dengan

siswa berkumpul bersama teman satu kelompoknya atau teman satu

timnya, sama seperti pertemuan sebelumnya. Guru membuat meja

turnamen yang diisi dari perwakilan masing-masing tim lalu

menjelaskan kembali mengenai aturan main turnamen.

Setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca

soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain

yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal

dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal membacakan soal

sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain, selanjutnya

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

soal dikerjakan secara mandiri. Pemain membacakan hasil pekerjaan

yang akan ditanggapi oleh penantang. Setelah itu pembaca soal akan

membaca kunci jawaban kepada pemain yang menjawab benar atau

penantang yang pertama kali menjawab benar. Jika semua pemain

menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan

pada kartu soal berikutnya sampai kartu soal habis.

Apabila permainan sudah selesai, setiap pemain dalam satu

meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan poin

yang diperoleh berdasarkan tabel yang disediakan. Masing-masing

pemain kembali ke timnya dan melaporkan poin pada ketua kelompok.

Selanjutnya masing-masing tim menjumlahkan seluruh poinnya. Siswa

dan kelompok yang mendapatkan skor paling banyak diberikan

penghargaan.

Kegiatan akhir di siklus II ini siswa dengan bimbingan guru

membuat kesimpulan pembelajaran dan diadakan evaluasi secara

individu apakah siswa sudah paham atau belum tentang materi yang

sudah dipelajari. Sebelum guru menutup pelajaran, guru memberikan

nasihat kepada siswa supaya rajin belajar. Kemudian guru menutup

pelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Tahap pengamatan/ observasi

Peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai

dengan tujuan penelitian, yaitu peningkatan kemampuan berbicara dengan

menggunakan metode kooperatif tipe TGT pada siswa kelas V SD Negeri

Kadireso Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011.

Dalam tahap ini, peneliti mengadakan kolaborasi dengan guru kelas dalam

melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu

dengan menggunakan lembar observasi. Observasi tidak hanya terfokus pada

siswa namun juga pada guru. Maka dari itu obeservasi dilaksanakan secara

keseluruhan aspek, baik dari aspek siswa, guru, dan kegiatan pembelajaran.

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Observasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar aktivitas

siswa dan guru dalam mengikuti pembelajaran untuk dapat meningkatkan

kemampuan berbicara siswa. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data

mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode

kooperatif tipe TGT dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

telah disusun serta untuk mengetahui secara detail keaktifan, kerjasama,

kecepatan dan ketepatan yang menghasilkan perubahan pada kemampuan

berbicara siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan proses belajar mengajar siklus I selama

dua kali pertemuan, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa maupun guru

dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

a) Hasil Observasi pada Siswa

1) Pertemuan I

Hasil observasi siswa pada lampiran 27 halaman 149, sebagai berikut:

(1) Sebanyak 23 siswa memiliki minat dalam mengikuti pembelajaran.

(2) Sebanyak 26 siwa aktif dalam pembelajaran.

(3) Sebanyak 26 siswa memiliki kerjasama yang baik di dalam

pembelajaran.

(4) Sebanyak 25 siswa sungguh-sungguh dalam mengikuti

pembelajaran.

Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti

pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode

kooperatif tipe TGT (Team-Games Tournament) pada siklus II

pertemuan I ditunjukkan pada tabel 16.

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tabel 16. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa dalam Peningkatan

Kemampuan Berbicara melalui Metode Kooperatif Team-Games

Tournamen (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadireso

Siklus II Pertemuan I

Keterangan Persentase (%)

Minat 71,88 %

Keaktifan 71,88 %

Kerja Sama 71,88 %

Kesungguhan 78,13 %

Rata-rata 2,94

Berdasarkan tabel 16 di atas, menunjukkan bahwa dalam

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus II

pertemuan I, terdapat 71,88% yang berminat mengikuti pembelajaran

berbicara. Siswa yang tercatat aktif sebanyak 71,88%, siswa yang

mampu bekerjasama dengan baik sebanyak 71,88%, dan siswa yang

bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran berbicara

sebanyak 78,13%. Tabel hasil observasi kegiatan siswa dapat dilihat

pada lampiran 27 halaman 149.

b) Hasil Observasi pada Guru

Dilihat dari hasil pengamatan guru pada saat pelaksanaan

pembelajaran dalam lampiran 32 halaman 163, memperoleh

keterangan sebagai berikut:

(1) Kegiatan guru mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran baik.

(2) Dalam pelaksanaan pembelajaran sudah dilakukan dengan baik.

(3) Mengelola interaksi kelas dengan baik.

(4) Sudah cukup memiliki sikap terbuka dan luwes, serta membantu

mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar.

(5) Memberikan pelatihan kemampuan berbahasa dengan baik.

(6) Penilaian proses dan hasil belajar yang dilakukan sudah baik.

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

(7) Penggunaan bahasa yang digunakan sudah baik dan penampilan

guru sudah baik.

Hasil pengamatan terhadap kinerja guru selama mengikuti

pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode

kooperatif tipe TGT (Team-Games Tournament) pada siklus II

pertemuan I ditunjukkan pada tabel 17.

Tabel 17. Observasi Terhadap Kinerja Guru dalam Peningkatan

Kemampuan Berbicara melalui Metode Kooperatif Team-Games

Tournamen (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadireso

Siklus II Pertemuan I

Keterangan Nilai

Jumlah Skor hasil pengamatan pada guru 23,8

Rata-rata hasil pengamatan terhadap guru 3,4

Berdasarkan tabel 17, total nilai kinerja guru diperoleh melalui

rekapan nilai dari observasi pelaksanaan pembelajaran. Rata-rata hasil

observasi pada guru adalah 3,4. Berdasarkan nilai rata-rata tersebutu

diketahui bahwa kinerja guru saat mengajar termasuk dalam kategori

baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 32 halaman 163.

2) Pertemuan II

a) Hasil Observasi Siswa

Hasil observasi siswa pada lampiran 28 halaman 151, sebagai

berikut:

(1) Sebanyak 25 siswa memiliki minat dalam mengikuti

pembelajaran.

(2) Sebanyak 27 siwa aktif dalam pembelajaran.

(3) Sebanyak 28 siswa memiliki kerjasama yang baik di dalam

pembelajaran.

(4) Sebanyak 26 siswa sungguh-sungguh dalam mengikuti

pembelajaran.

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti

pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode kooperatif

tipe TGT (Team-Games Tournament) pada siklus II pertemuan II

ditunjukkan pada tabel 18.

Tabel 18. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa dalam Peningkatan

Kemampuan Berbicara melalui Metode Kooperatif Team-Games

Tournamen (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadireso

Siklus II Pertemuan II

Keterangan Persentase (%)

Minat 68,75 %

Keaktifan 71,88 %

Kerja Sama 75 %

Kesungguhan 71,88 %

Nilai rata-rata 3,25

Berdasarkan tabel 18 di atas, menunjukkan bahwa dalam

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus II

pertemuan II, terdapat 78,13% yang berminat mengikuti pembelajaran

berbicara. Siswa yang tercatat aktif sebanyak 84,38%, siswa yang

mampu bekerjasama dengan baik sebanyak 87,5%, dan siswa yang

bersungguh - sungguh dalam mengikuti pembelajaran berbicara

sebanyak 71,88%. Tabel hasil observasi kegiatan siswa dapat dilihat

pada lampiran 28 halaman 151.

b) Hasil Observasi pada Guru

Dilihat dari hasil pengamatan guru pada saat pelaksanaan

pembelajaran dalam lampiran 33 halaman 165, memperoleh

keterangan sebagai berikut:

(1) Kegiatan guru mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran baik.

(2) Dalam pelaksanaan pembelajaran sudah dilakukan dengan baik.

(3) Mengelola interaksi kelas dengan baik.

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

(4) Sudah cukup memiliki sikap terbuka dan luwes, serta membantu

mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar.

(5) Memberikan pelatihan kemampuan berbahasa dengan cukup baik.

(6) Penilaian proses dan hasil belajar yang dilakukan sudah baik.

(7) Penggunaan bahasa yang digunakan sudah baik dan penampilan

guru sudah cukup.

Hasil pengamatan terhadap kinerja guru selama mengikuti

pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode kooperatif

tipe TGT (Team-Games Tournament) pada siklus II pertemuan II

ditunjukkan pada tabel 19.

Tabel 19. Observasi Terhadap Kinerja Guru dalam Peningkatan

Kemampuan Berbicara melalui Metode Kooperatif Team-Games

Tournamen (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadireso

Siklus II Pertemuan II

Keterangan Nilai

Jumlah Skor hasil pengamatan pada guru 24,4

Rata-rata hasil pengamatan terhadap guru 3,48

. Berdasarkan tabel 19, total nilai kinerja guru diperoleh melalui

rekapan nilai dari observasi pelaksanaan pembelajaran. Rata-rata hasil

observasi pada guru adalah 3,48. Berdasarkan nilai rata-rata tersebutu

diketahui bahwa kinerja guru saat mengajar termasuk dalam kategori baik.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 33 halaman 165.

Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus II menunjukkan

adanya peningkatan pada keaktifan dan peran serta siswa dalam

pembelajaran. Dengan meningkatnya aktifitas siswa dalam proses

pembelajaran diharapkan siswa lebih memahami materi dan dapat

meningkatkan kemampuan berbicara siswa khususnya dalam materi

menanggapi persoalan faktual

Dari pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa

pembelajaran bahasa Indonesia yang dilaksanaakan dengan menggunakan

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

metode kooperatif tipe TGT (Team-Games Tournament) pada siklus I

dapat ditarik kesimpulan keaktifan siswa sudah meningkat. Hasil yang

diharapkan sudah tercapai.

e. Tahap Analisis dan Refleksi Setelah melaksanakan observasi, data-data yang diperoleh melalui

observasi dikumpulkan untuk di analisis. Tujuan dari refleksi adalah untuk

mengetahui kendala sekaligus solusi pelaksanaan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan

tindakan pada pertemuan I belum menunjukkan perubahan yang berarti, baik

pada keaktifan siswa maupun pada kemampuan siswa dalam berbicara.

Sedangkan untuk pertemuan II telah menunjukkan perubahan yang baik.

Uraian Hasil Refleksi pada Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan observasi yang dilaksanakan selama

proses pelaksanaan tindakan pada pertemuai I dan pertemuan II, rata-rata hasil

observasi kegiatan siswa dan rata-rata hasil observasi kinerja guru pada siklus

II pertemuan I dan pertemuan II dapat dilihat pada tabel 20 sebagai berikut:

Tabel 20. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Peningkatan

Kemampuan Berbicara melalui Metode Kooperatif Team-Games

Tournamen (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadireso

Siklus II Pertemuan I dan Pertemuan II

Keterangan Pertemuan I Pertemuan II

Hasil observasi aktivitas siswa 2,94 3,25

Berdasarkan tabel 20, tabel observasi terhadap aktivitas siswa pada

siklus II pertemuan I dan pertemuan II dapat dibuat grafik sebagai berikut:

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Gambar 9. Grafik 5 Observasi Terhadap Aktivitas Siswa dalam

Peningkatan Kemampuan Berbicara melalui Metode Kooperatif

Team-Games Tournamen (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri

Kadireso Pada Siklus II

Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa yang telah dilakukan, terdapat

peningkatan keaktifan dan partisipasi siswa dari pertemuan I ke pertemuan II yaitu

dari 2,94 meningkat menjadi 3,25. Hal ini dilihat dari hasil pengamatan selama

proses pembelajaran diperoleh data bahwa siswa memiliki keaktifan dan perhatian

dengan kriteria istimewa, baik, dan cukup, dan kurang selama proses

pembelajaran dengan indikator penilaian: siswa memiliki minat dalam mengikuti

pembelajaran, siswa aktif selama pembelajaran berlangsung, siswa memiliki sikap

kerjasama selama pembelajaran, dan bersungguh-sungguh dalam pembelajaran.

Sebagian siswa sudah berkriteria cukup, ada siswa kurang, dan kurang sekali.

Akan tetapi perlu ada peningkatan lagi pada siswa agar keseluruhan siswa dapat

memenuhi indikator penilaian yang ada pada aspek aktifitas siswa selama

pembelajaran.

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel 21. Observasi Terhadap Kinerja Guru Dalam Peningkatan

Kemampuan Berbicara melalui Metode Kooperatif Team-Games

Tournamen (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadireso

Siklus II Pertemuan I, dan Pertemuan II.

Keterangan Pertemuan I Pertemuan II

Hasil observasi kinerja guru 3,4 3,48

Berdasarkan Tabel 21, tabel observasi terhadap kinerja guru pada siklus II

pertemuan I, dan pertemuan II dapat dibuat grafik sebagai berikut :

Gambar 10. Grafik 6 Observasi Terhadap Kinerja Guru dalam

Peningkatan Kemampuan Berbicara melalui Metode Kooperatif

Team-Games Tournamen (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri

Kadireso Siklus II Pertemuan I, dan Pertemuan II.

Berdasarkan hasil observasi kinerja guru yang telah dilakukan, terdapat

peningkatan kinerja guru dari pertemuan I ke pertemuan II yaitu dari 3,4

meningkat menjadi 3,48. Hal ini dilihat dari hasil pengamatan oleh observer saat

guru sedang mengajar. Tugas sebagai observer dilakukan oleh guru kelas. Guru

kelas mengamati dan menilai kinerja guru saat peneliti mengajar di kelas. Dari

pengamatan tersebut diperoleh data bahwa kinerja guru pada pertemuan I hanya

ada pada kriteria cukup, kemudian pada pertemuan II kinerja guru meningkat dan

termasuk pada kriteria baik.

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Keaktifan dan perhatian, serta kinerja guru siswa sangat berpengaruh

terhadap nilai kemampuan bebicara, dimana KKM pada Siklus II siswa harus

dengan nilai di atas KKM harus lebih dari 80 %. Adapun hasil kemampuan

berbicara yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat pada tabel 22 dan grafik di

bawah ini:

Tabel 22. Frekuensi Data Nilai Kemampuan Berbicara Melalui

Metode Kooperatif Team-Games Tournamen (TGT) pada Siswa Kelas

V SD Negeri Kadireso Siklus II

No Interval Nilai Nilai Tengah

(Xi)

Frekuensi

(fi) Fi.Xi

Prosentase

(%)

1 58-62 60 3 180 7,66%

2 63-67 65 3 195 8,29%

3 68-72 70 4 280 11,9%

4 73-77 75 11 825 35,07%

5 78-82 78 9 702 28,85%

6 83-87 85 2 170 7,23%

Jumlah 32 2352 100%

Nilai rata-rata 2352 : 32 = 73,5

Ketuntasan klasikal 31: 32 x 100% = 96,8 %

Dari tabel 22 frekuensi nilai kemampuan berbicara siswa kelas V SD

Negeri Kadireso pada siklus II melalui penggunaan metode kooperatif Team-

Games Tounament (TGT), dapat disajikan dalam bentuk grafik 7 pada gambar 11

sebagai berikut :

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Gambar 11. Grafik 7 Nilai Kemampuan Berbicara Melalui Metode

Kooperatif Team-Games Tournamen (TGT) pada Siswa Kelas V SD

Negeri Kadireso Siklus II

Dari frekuensi nilai pada siklus II pada tabel 22 dapat dilihat bahwa

setelah melaksanakan siklus II, siswa yang memperoleh nilai 58-62 sebanyak 3

siswa atau 7,66%, siswa yang mendapat nilai 63-67 adalah sebanyak 3 siswa atau

8,29%, yang mendapat nilai 68-72 adalah 4 siswa atau sebanyak 11,9%, yang

mendapat nilai 73-77 sebanyak 11 siswa atau 35,07%, yang mendapat nilai 78-82

sebanyak 9 siswa atau 28,85%, dan yang mendapat nilai 83-87 sebanyak 2 siswa

atau 7,23%. Berdasarkan tabel 22, pembelajaran pada siklus II menunjukkan rata-

rata kelas dan peningkatan jumlah siswa yang mendatkan nilai diatas nilai KKM,

sehingga pembelajaran pada siklus II sudah berhasil.

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk peningkatan dari

hubungan antar siklus. Untuk hasil penelitian persiklus sudah disajikan pada tahap

observasi (pengamatan) pada masing-masing siklus. Berdasarkan pengamatan dari

analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan kualitas proses dan hasil

siswa kelas V SD Negeri Kadireso dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

aspek kemampuan berbicara dengan menggunakan metode kooperatif Team-

Games Tournament (TGT).

Peningkatan kualitas proses ditunjukkan dari sebaran frekuensi sikap

siswa selama pembelajaran. Yaitu dengan menunjukkan minat, kerjasama,

keaktifan, serta sungguh-sungguh dalam belajar. Hal tersebut ditunjukkan dalam

tabel 23 berikut:

Tabel 23. Data Frekuensi Penilaian Aktivitas Siswa dalam

Peningkatan Kemampuan Berbicara melalui Metode Kooperatif

Team-Games Tournamen (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri

Kadireso Siklus I dan II

Tindakan Nilai rata-rata

Siklus I 2,64

Siklus II 3,09

Berdasarkan tabel 23 maka akan dibuat grafik 8 pada gambar 12 sebagai berikut :

Gambar 12. Grafik 8 Frekuensi Penilaian Kegiatan siswa dalam

Peningkatan Kemampuan Berbicara melalui Metode Kooperatif Team-

Games Tournamen (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadireso

Keaktifan dan partisipasi siswa meningkat pada setiap siklus, hal ini

dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa yang semula pada

siklus I hanya 2,04 meningkat menjadi 3,09 pada siklus II.

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Selanjutnya peningkatan kualitas proses pembelajaran oleh guru akan

dijelaskan pada tabel 24.

Tabel 24. Data Frekuensi Penilaian Kinerja Guru dalam Peningkatan

Kemampuan Berbicara melalui Metode Kooperatif Team-Games

Tournamen (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadireso

Siklus I dan II

Tindakan Nilai rata-rata

Siklus I 3,16

Siklus II 3,44

Berdasarkan tabel 24 maka akan dibuat grafik 9 pada gambar 13 sebagai berikut :

Gambar 13. Grafik 7 Frekuensi Penilaian Kinerja Guru dalam Peningkatan

Kemampuan Berbicara melalui Metode Kooperatif Team-Games Tournament

(TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadireso

Kinerja guru meningkat pada setiap siklus, hal ini dapat dilihat dari hasil

pengamatan terhadap kinerja guru yang semula pada siklus I hanya 3,16

meningkat menjadi 3,44 pada siklus II.

Setelah kinerja guru di uraikan di atas, perbandingan nilai keterampilan

menulis narasi melalui media gambar seri dapat dilihat pada tabel 25 sebagai

berikut :

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tabel 25. Perbandingan Nilai Kemampuan Berbicara melalui Metode

Kooperatif Team-Games Tournamen (TGT) pada Siswa Kelas V SD

Negeri Kadireso dari Tes Awal sampai Pelaksanaan Siklus II Pada

Siswa Kelas V SD Negeri Kadireso.

Keterangan Tes Awal Siklus I Siklus II

Nilai terendah 28 50 58

Nilai tertinggi 80 82 88

Rata-rata nilai 56,75 65,25 73,5

Siswa tuntas belajar 28,1% 68,75% 96,87%

Berdasarkan tabel 25 akan dibuat gambar 14 grafik 10 sebagai berikut :

Gambar 14. Grafik 10 Data Nilai Setiap Siklus dalam Peningkatan

Kemampuan Berbicara melalui Metode Kooperatif Team-Games Tournamen

(TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadireso

Penjelasan dari data di atas adalah :

1. Nilai rata-rata siswa naik dari 56,75 pada tes awal menjadi 65,25 pada siklus

pertama 68, 75 dan naik lagi pada siklus kedua sebesar 73,5.

2. Siswa yang tuntas belajar pada tes awal sebanyak 28,13% atau 9 siswa,

kemudian pada siklus pertama siswa yang tuntas belajar naik menjadi sebesar

68,75% atau 22 siswa dan pada siklus kedua siswa yang tuntas belajar sebesar

Page 99: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

96,87% atau 31 siswa. Siswa yang tuntas belajar paling banyak adalah pada

siklus kedua.

B. Pembahasan

Pada kondisi awal, kemampuan berbicara siswa sangat rendah, hal ini

dapat dilihat dari perolehan nilai pra siklus (tabel 2) yang rendah. Hanya ada 9

siswa atau 28,13% memperoleh nilai dalam kategori di atas KKM, sedangkan 23

siswa atau 71,87% siswa lainya memperoleh nilai dalam kategori di bawah KKM.

Rata-rata nilai kemampuan berbicara siswa sebelum tindakan (pra siklus) ini

adalah 56,75.

Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa

terjadi peningkatan kemampuan berbicara dengan menggunakan metode

kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT). Hal tersebut dapat dilihat pada

rekapitulasi data di bawah ini:

Tabel 27. Prosentase Kemampuan Berbicara melalui Metode Kooperatif

Team-Games Tournamen (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadireso

No Kegiatan Siswa Prosentase

Ketuntasan Prosentase

1 Keaktifan siswa dalam

pembelajaran

a. Siklus I b. Siklus II

2,64

3,09

66%

77,25%

2 Kinerja guru dalam

pembelajaran

a. Siklus I b. Siklus II

3,16

3,44

79%

86%

3 Kemampuan siswa dalam

berbicara siklus I 60% 68,75%

4 Kemampuan siswa dalam

berbicara siklus II 80% 96,87%

Page 100: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Berdasarkan data rekapitulasi pada tabel 25 di atas, dapat dinyatakan

bahwa terjadi peningkatan pada indikator yang ditetapkan dari hasil pelaksanaan

tindakan siklus I dan siklus II.

1) Peningkatan Keaktifan dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran

Pada siklus I keaktifan siswa dalam berbicara nilai rata-rata siswa hanya

sebanyak 2,64 atau 66% dari keseluruhan siswa, kemudian meningkat menjadi

3,09 atau 77,25% pada siklus II, hal ini membuktikan bahwa penggunaan

metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan

keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2) Peningkatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Pada siklus I kinerja guru dalam berbicara setelah dirata-rata hanya

sebesar 3,16 atau 79%, kemudian pada siklus II kinerja guru meningkat

menjadi 3,44 atau 86%. Hal ini menunjukkan bahwa penampilan dan

penyampaian guru dalam pembelajaran menulis narasi mengalami peningkatan

yang baik.

3) Peningkatan Kemampuan Siswa dalam berbicara pada Siklus I.

Kemampuan berbicara siswa, pada siklus I meningkat menjadi 68,75%

lebih besar sebelum dilaksanakan tindakan yang hanya sebesar 28,13%, target

pada siklus I sudah dapat terlaksana dengan baik yaitu lebih dari 60% siswa

sudah mencapai KKM.

4) Peningkatan Berbicara Siswa pada Siklus II.

Kemampuan siswa, pada siklus I meningkat menjadi 68,75% lebih besar

sebelum dilaksanakan tindakan yang hanya sebesar 28,13%, pada siklus II

meningkat lagi sebesar 28,12% menjadi 96,87%. Pada siklus II sudah

memenuhi target yang ingin dicapai yaitu 80% siswa sudah mencapai nilai di

atas indikator keberhasilan yang ingin dicapai.

Hambatan-hambatan yang ditemui pada siklus I antara lain: 1) Keaktifan

siswa selama pembelajaran sudah baik namun masih belum maksimal, jarang ada

siswa yang nampak bersikap aktif mengikuti proses pembelajaran berbicara

khususnya dalam hal menyampaikan pendapat. Persentase keaktifan diperoleh

dari jumlah siswa yang memiliki keaktifan dengan kriteria, baik sekali, baik, dan

Page 101: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

kurang baik selama proses pembelajaran dengan indikator penilaian: siswa

memiliki minat, aktif selama pembelajaran, mampu bekerjasama dengan baik

selama pembelajaran dan bersungguh-sungguh dalam belajar. 2) Guru kurang

memberikan motivasi kepada siswa, sehingga masih banyak siswa yang kurang

termotivasi selama pembelajaran. 3) Penjelasan guru untuk aturan permainan

dalam turnamen kurang sehingga banyak siswa yang masih bingung.

4)Pengkondisian kelas kurang, dan5) Suara guru kurang keras.

Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I yang

dilaksanakan di siklus II dalam upaya perbaikan adalah 1) Untuk meningkatkan

keaktifan siswa, guru harus mengutamakan cara pembelajaran yang berpusat pada

siswa (student center). 2) memberikan penjelasan tentang aturan permainan di

dalam tournament secara lebih detail, dan 3)Memberikan reward pada siswa. Hal

tersebut bertujuan agar minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran meningkat.

4) Pengkondisian kelas yang lebih baik, mencakup keseluruhan kelas dan

siswanya. 5) Suara guru harus lebih nyaring dan tegas, jangan ragu-ragu untuk

menegur anak yang ramai sendiri. Pembelajaran pada siklus II sudah berhasil

sehingga tidak ada hambatan yang berarti.

Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada

setiap siklus, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan, hal ini

dapat dilihat dari perbandingan nilai terendah siswa, nilai tertinggi siswa, rata-rata

kelas dan siswa yang tuntas belajar dari tes awal sampai pelaksanaan siklus II.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis

narasi kelas V SD Negeri Kadireso ditandai dengan peningkatan jumlah siswa

yang tuntas belajar pada tiap siklus.

Page 102: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

BAB V

SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam

dua siklus tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa melalui metode kooperatif

tipe TGT (Team-Games Tournament) dapat meningkatkan kemampuan berbicara

siswa kelas V SD Negeri Kadireso tahun pelajaran 2010/2011. Peningkatan

kemampuan berbicara tersebut dapat dibuktikan dengan:

1. Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa.

Kemampuan berbicara siswa mengalami peningkatan tiap siklusnya.

Kemampuan berbicara siswa pada siklus I meningkat menjadi 68,75% lebih

besar sebelum dilaksanakan tindakan yang hanya sebesar 28,13%, target pada

siklus I sudah dapat terlaksana dengan baik yaitu lebih dari 60% siswa sudah

mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Kemampuan siswa pada

siklus II meningkat lagi sebesar 28,12% menjadi 96,87%. Pada siklus II sudah

memenuhi target yang ingin dicapai yaitu 80% siswa sudah mencapai nilai di

atas indikator keberhasilan yang ingin dicapai.

2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Kooperatif Tipe TGT

(Team-Games Tournament) dalam meningkatkan kemampuan berbicara.

Selama proses pelaksanaan pembelajaran, peneliti menemukan

temuan-temuan yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pembelajaran menggunakan metode kooperatif Team-Games

Tournament (TGT) dapat meningkatkan kemampuan berbicara. Suasana

pembelajaran lebih kondusif dibanding sebelum menggunakan metode

kooperatif Team-Games Tournament (TGT). Hal ini dirasakan baik oleh siswa

maupun guru yang dipantau dari hasil observasi oleh guru mitra. Suasana

dapat menciptakan hubungan dan kerjasama antara personal siswa secara baik.

Hal ini dapat dilihat ketika pelaksanaan diskusi tim yang dibagi secara

Page 103: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

heterogen, yaitu tim dengan anggota kelompok yang memiliki perbedaan baik

dari segi kemampuan akademis, segi ekonomi, dan segi sosial yang terdiri dari

4 anak tiap timnya yang kemudian terbentuk tim A, B, C, D, E, E, F, G, H.

Pembagian kelompok secara heterogen ini dapat mengembangkan

kemandirian dan tanggung jawab siswa serta melatih kerjasama dalam satu

tim. Kekompakan di dalam tim ini menentukkan perolehan nilai bagi tim

mereka masing-masing, khususnya ketika pelaksanaan turnamen. Pada

pelaksanaan turnamen ini masing-masing anggota tim berlomba-lomba untuk

memperoleh skor dengan menjawab soal yang diberikan oleh guru berkaitan

Suasana pembelajaran kondusif dan tercipta kompetisi, siswa berebut untuk

menjawab soal dari guru. Hal ini membuktikan adanya persaingan di antara

tim. Pada tahap akhir, tim yang memiliki skor tertinggi akan mendapatkan

penghargaan berupa piagam penghargaan bagi Tim Super, Tim Terbaik, dan

Tim Baik. Penghargaan yang diberikan diharapkan dapat membuat siswa lain

menjadi termotivasi untuk meningkatkan kemampuan berbicara mereka.

Dengan demikian penggunaan metode kooperatif Team-Games Tournament

(TGT) dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran bahasa

Indonesia pada khususnya dan pelajaran lain pada umumnya.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti metode kooperatif tipe

Team-Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan kemampuan berbicara

siswa. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil

penelitian sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Penelitian ini berimplikasi pada terbukanya wawasan dan khazanah ilmu

pengetahuan tentang penggunaan metode kooperatif tipe Team-Games

Tournament (TGT) dalam pembelajaran. Berdasarkan temuan membuktikan

Page 104: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

keberhasilan metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT) dalam

meningkatkan kemampuan berbicara siswa baik dari segi proses maupun hasil.

Penelitian ini menggambarkan bahwa proses dan hasil pembelajaran meningkat

setelah metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT) digunakan.

Penelitian ini dapat sebagai pertimbangan bagi guru lain yang ingin menggunakan

metode pembelajaran sejenis sebagai metode pembelajaran.

2. Implikasi Praktis

Setelah penelitian dilaksanakan, terlihat dengan jelas bahwa keberhasilan

proses pembelajaran dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh

beberapa hal. Dilihat dari sisi guru yaitu: keterampilan mengelola kelas,

kemampuan guru dalam membangkitkan keaktifan, perhatian, dan ketertarikan

siswa terhadap pembelajaran, serta metode, teknik atau media yang digunakan

guru dalam proses belajar mengajar. Pedoman penilaian yang tepat juga harus

diterapkan guru disesuaikan dengan kompetensi yang akan dicapai. Sementara itu,

dari sisi siswa, minat, motivasi dan lingkungan yang kondusif sangat berpengaruh

terhadap proses dan hasil pembelajaran.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti dapat

mengajukan saran sebagai berikut.

1. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah mengupayakan penggunaan metode pembelajaran

dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk dapat mendukung pelaksanaan

pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan.

2. Bagi Guru mata pelajaran bahasa Indonesia

a. Guru hendaknya mempersiapkan RPP dan melaksanakannya agar

pembelajaran berjalan dengan baik.

b. Guru sebaiknya menggunakan metode kooperatif tipe Team-Games

Tournament (TGT) dalam pembelajaran aspek berbicara.

c. Guru hendaknya memberikan reward agar siswa menjadi lebih termotivasi

dalam mengikuti pembelajaran.

Page 105: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

d. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan metode kooperatif tipe Team-

Games Tournament (TGT) pada materi menanggapi persoalan faktual yang

terjadi dengan alasan dan santun berbahasa yang tepat.

3. Bagi Siswa

a. Siswa harus lebih mengembangkan inisiatif belajar dan mengembangkan

keberanian menyampaikan gagasan.

b. Siswa dapat mengaplikasikan kemampuan yang dimiliki ke dalam

kehidupan sehari-hari.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti menyadari bahwa penelitian yang sudah dilakukan ini masih

memiliki kekurangan, untuk itu bagi peneliti yang ingin mengkaji lebih jauh

tentang permasalahan yang sama dengan penelitian ini hendaknya lebih cermat

meningkatkan proses pelaksanaan pembelajaran agar target ketuntasan siswa

dapat tercapai secara utuh dan mengupayakan pengkajian teori-teori lebih

dalam yang berkaitan dengan penggunaan metode kooperatif tipe Team-Games

Tournament (TGT) guna melengkapi kekurangan yang ada, serta sebagai salah

satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan siswa yang belum tercakup

dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.

Page 106: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono, 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ahmad Saebani Beni., 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia

Anita Lie, 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo

Anwar Efendi, 2008. Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: Tiara Wacana

Burhan Nurgiyantoro, 2010. Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta: PBFE

Chalin, (http://www.digilib.petra.ac.id) diakses tanggal 20 Maret 2011

Darmiyanti Zuchdi, 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS

David Johnson, 2010. Colaborative Learning. Bandung: Nusa Media

Derrek Wood, 2005. Kiat Mengatasi Gangguan Belajar. Yogyakarta: Katahati

Djago Tarigan, 2006. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka

Etin Solihatatin dan Raharjo, 2007. Cooperative Learning Analisis Model

Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara HG. Tarigan, 2008. Berbahasa sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa Isjoni, 2010. Kooperatif Meningkatnya Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta

Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Milles and Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif. Jakarta.: UIP

Mulyono Abdurrahman, 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Puji Santosa. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Depdiknas:

Universitas Terbuka Robert E. Slavin, 2010. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media

Saco,(http://suhadinet.wordpress.com/2008/03/28/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-teams-games-tournaments/) diakses 23 Maret 2011

Sarwiji Suwandi, 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Karya Ilmiah.

Surakarta: FKIP UNS Surakarta

Page 107: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

St. Y Slamet, 2008. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press

Suharsimi Arikunto dkk, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Sujana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Syaiful Bahri Djamarah,2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Triyanto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Regresif. Jakarta: Kencana Predana Media Group

Winastwan Gora, 2010. Pakematik Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Page 108: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN

Page 109: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 1

Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No

Jenis Kegiatan

Bulan

Februari 2011

Maret 2011

April 2011

Mei 2011

Juni 2011

Juli 2011

Agustus 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 1. Penyusunan

dan pengajuan proposal

x x x x x x x x x x x x

2. Mengurus izin

penelitian

x x

3. Perencanaan dan

pengadaan penelitian

x

4. Analisis data x x 5. Penyusunan

laporan hingga

penjilidan skripsi

x x x x

Page 110: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 2

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR SD KELAS V SEMESTER II MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Mendengarkan

5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan

5.1 Menanggapi cerita tentang peristiwa

yang terjadi di sekitar yang disampaikan secara lisan

5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, dan amanat)

2. Berbicara

6. Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama

6.1 Mengomentari persoalan faktual

disertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa

6.2 Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat

3. Membaca

7. Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak

7.1 Membandingkan isi dua teks yang

dibaca dengan membaca sekilas 7.2 Menemukan informasi secara cepat

dari berbagai teks khusus yang dilakukan dengan membaca memindai

7.3 Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat

4. Menulis

8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas

8.1 Meringkas isi buku yang dipilih

sendiri dengan memperhatikan penggunaan ejaan

8.2 Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan dengan memperhatikan penggunaan ejaan

8.3 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat

Sumber: Silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Kelas V

BSNP tahun 2007

Page 111: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 3

Nilai Kemampuan Berbicara (Sebelum Tindakan)

No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah

Skor Nilai

Akhir Ketuntasan I II III IV V

1. Nur Aziz 3 2 2 2 4 13 52 Tidak Tuntas 2. Muhammad Riyadi 3 3 2 2 2 12 48 Tidak Tuntas 3. Murdoko Aji. S 2 1 2 2 3 10 40 Tidak Tuntas 4. Alma Faraga 1 2 1 2 1 7 28 Tidak Tuntas 5. Aji Mega Buwana 4 4 4 4 4 20 80 Tuntas 6. Anisatur Rodiyah 3 4 4 3 4 18 72 Tuntas 7. Arif Waksito. W 4 4 4 4 4 20 80 Tuntas 8. Dwi Krisdiyanto 4 4 3 3 4 18 72 Tuntas 9. Eksi Kristiyani 3 4 2 3 3 15 60 Tidak Tuntas

10. Hendrix Dika. S 4 3 4 4 4 19 76 Tuntas 11. Indriani 2 2 2 3 2 11 44 Tidak Tuntas 12. Intan Dewi. S 2 2 3 3 2 12 48 Tidak Tuntas 13. Murni Rahayu 3 2 2 2 3 12 48 Tidak Tuntas 14. Nadya Novita Sari 4 2 3 3 3 15 60 Tidak Tuntas 15. 3 3 3 4 4 17 68 Tuntas 16. Rizky Andrian. A 2 3 3 4 3 15 60 Tidak Tuntas 17. Shoffan Huanda. H 2 2 3 3 3 13 52 Tidak Tuntas 18. Siti Istiqomah 3 3 2 3 3 14 56 Tidak Tuntas 19. Vina Agustina 3 2 2 3 3 13 52 Tidak Tuntas 20. Wahyu Budi. P 3 3 2 4 3 15 60 Tidak Tuntas 21. Zulfa Indah. U 3 2 3 3 2 13 52 Tidak Tuntas 22. Aprilia Farida 3 3 4 3 2 15 60 Tidak Tuntas 23. Sekar Semanggi 2 3 3 2 4 14 56 Tidak Tuntas 24. Adam Darmawan 2 2 1 2 2 9 36 Tidak Tuntas 25. Afifah Kusumawati 4 3 4 4 4 19 76 Tuntas 26. Alan Septiawan 4 4 4 3 3 18 72 Tuntas 27. Anjani Hikmatul. L 2 2 1 1 2 8 32 Tidak Tuntas 28. Hafidz Nur Raffi. S 3 2 3 3 2 13 52 Tidak Tuntas 29. Khofifah Kusumawati 2 3 3 3 3 14 56 Tidak Tuntas 30. Muhammad Irfan. RM 3 4 2 2 4 15 60 Tidak Tuntas 31. Nur Hamini 3 3 2 2 2 12 48 Tidak Tuntas 32. Wahyu Handayani 4 4 3 4 4 19 76 Tuntas Jumlah 1816

Nilai rata-rata 56,75 Nilai di bawah 62 23 Nilai di atas atau sama dengan 62 9 Ketuntasan Klasikal 9:32 X 100% 28,1%

Page 112: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan :

Aspek yang dinilai:

I. Lafal IV. Ekspresi berbicara

II. Intonasi V. Pemahaman Isi

III. Kelancaran

Petunjuk penilaian : 1) Nilai setiap aspek yang dinilai dalam berbicara berskala antara 1 sampai 5,

secara garis besar nilai 5 memiliki arti sangat baik, nilai 4 berarti baik,

nilai 3 berarti cukup, nilai 2 berarti kurang, dan nilai 1 sangat kurang.

2) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap aspek

penilaian yang diperoleh siswa.

3) Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Jumlah skor X 4 = 100

4) Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus:

Jumlah nilai Jumlah siswa

5) Presentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Jumlah siswa yang nilainya tuntas X 100 % Jumlah Siswa

Lembar Penilaian Kemampuan Berbicara

No. Aspek yang Dinilai Deskriptor Skor 1. Lafal a. Pelafalan sangat jelas

b. Pelafalan jelas c. Pelafalan cukup jelas d. Pelafalan kurang jelas e. Pelafalan tidak jelas

5 4 3 2 1

2. Intonasi a. Intonasi kata/suku kata sangat tepat b. Intonasi kata/suku kata tepat c. Intonasi kata/suku kata cukup tepat d. Intonasi kata/suku kata kurang tepat e. Intonasi kata/suku kata tidak tepat

5 4 3 2 1

3. Kelancaran a. Berbicara sangat lancar b. Berbicara dengan lancar

5 4

= Nilai Rata-Rata

Page 113: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Berbicara cukup lancar d. Berbicara kurang lancar e. Berbicara tidak lancar

3 2 1

4. Ekspresi berbicara a. Ekspresi berbicara sangat tepat b. Ekspresi berbicara tepat c. Ekspresi berbicara cukup tepat d. Ekspresi berbicara kurang tepat e. Ekspresi berbicara tidak tepat

5 4 3 2 1

5. Pemahaman Isi a. Sangat memahami isi pembicaraan b. Memahami isi pembicaraan c. Cukup memahami isi pembicaraan d. Kurang memahami isi pembicaraan e. Tidak memahami isi pembicaraan

5 4 3 2 1

Page 114: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 4

RENCANA PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Siklus I Pertemuan I

Sekolah : SD Negeri Kadireso

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (dua)

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (2 x 35 menit)

Hari, tanggal : Rabu, 01 Juni 2011

I. Standar Kompetensi

2. Berbicara

Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan

bermain drama.

II. Kompetensi Dasar

2.1 Mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung

dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

III. Indikator A. Kognitif

2.1.1 Menjelaskan persoalan faktual yang terjadi.

2.1.2 Mampu memberikan komentar terhadap persoalan faktual yang

terjadi disertai alasan yang logis.

B. Afektif

2.1.3 Bekerjasama dan berinteraksi dalam pembelajaran.

C. Psikomotor

2.1.4 Memberikan saran untuk mengatasi persoalan yang terjadi.

IV. Tujuan Pembelajaran A. Kognitif

1. Melalui tanya jawab, siswa dapat menjelaskan pengertian persoalan

faktual.

Page 115: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Melalui tanya jawab dan penjelasan dari guru, siswa dapat

menyebutkan masalah faktual yang terjadi saat ini.

3. Melalui metode TGT , siswa dapat mengetahui persoalan faktual

yang terjadi saat ini.

B. Afektif

1. Melalui metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT),

siswa dapat bekerjasama dengan teman kelompok saat melakukan

diskusi dalam pembelajaran.

C. Psikomotor

1. Melalui metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT),

siswa dapat memberikan saran untuk mengatasi persoalan faktual

yang terjadi.

V. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan siswa dapat menanggapi

dan memberikan saran terhadap persoalan-persoalan faktual yang terjadi

dengan benar dalam kehidupan sehari- hari.

VI. Materi Pembelajaran

1. Pengertian persoalan faktual

Persoalan faktual adalah persoalan yang nyata, yang terjadi disertai

dengan fakta-fakta yang mendukung.

2. Cara Mengomentari/ menanggapi persoalan faktual

a. Mengetahui sumber fakta berupa waktu dan tempat peristiwa.

Apabila ada narasumber, harus ada orang yang menjadi saksi

peristiwa tersebut secara tepat.

b. Kelogisan kejadian, meskipun tidak menutup kemungkinan berupa

peristiwa yang tidak logis.

c. Kalimat memuat 5W + 1H, artinya isi fakta itu dapat dijawab dengan

pertanyaan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana.

3. Memberi Saran

Saran adalah ide atau pendapat yang diungkapkan untuk membantu

atau menyelesaikan persoalan faktual.

Page 116: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VII. Model dan Metode Pembelajaran

1. Model Pembelajaran

a. Model Pembelajaran Kooperatif

2. Metode Pembelajaran

a. Metode Teams Games-Tournament (TGT)

b. Metode ceramah

c. Metode diskusi kelompok

d. Metode tanya jawab

e. Metode penugasan

VIII. Langkah-langkah Pembelajaran

NO. Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode

1. Pendahuluan a. Guru memulai pelajaran dengan:

1) Mengucapkan salam pembuka

2) Berdoa

3) Absensi

4) Persiapan siswa untuk proses

pembelajaran.

b. Guru menanyakan materi yang terkait

dengan persoalan faktual.

c. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

5 menit Ceramah Tanya jawab Ceramah

2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1) Siswa diberi pertanyaan untuk

menggali pengetahuan siswa

mengenai persoalan faktual.

2) Siswa dijelaskan tentang pengertian

persoalan faktual.

60 menit Tanya jawab Ceramah

Page 117: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Elaborasi

1) Siswa dibagi menjadi 8 tim masing -

masing tim terdiri dari 4 siswa.

2) Siswa diberi lembar kegiatan.

3) Siswa berdiskusi.

4) Siswa memulai permainan tim sesuai

dengan aturan permainan TGT

(Team-Games Tournament).

5) Siswa bersama guru menghitung

skor hasil permainan

6) Guru mengumumkan yang menjadi

pemenang dalam permainan.

c. Konfirmasi

1) Guru memberikan penguatan kepada

masing-masing tim karena telah

melakukan pembelajaran dengan

baik.

2) Guru menekankan kembali materi

yang telah disampaikan.

3) Guru menanyakan kepada siswa

mengenai materi yang belum jelas.

TGT

Diskusi Kelompok Penugasan

Ceramah Ceramah Ceramah

Ceramah

3. Kegiatan Penutup a. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil

pembelajaran.

b. Guru memberi motivasi dan saran-saran

sebelum menutup pelajaran.

c. Menutup pelajaran dengan salam.

5 menit Ceramah Ceramah Ceramah

IX. Penilaian

a. Prosedur : Tes akhir

b. Jenis tes : Tes lisan dan tertulis

Page 118: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 5

Lembar Kegiatan Tim (Siklus I Pertemuan I)

Nama Tim

Anggota

Berikan komentar terhadap persoalan faktual berikut ini:

SOAL 1: Harga BBM naik. Harga-harga makanan pokok juga naik sebagai

dampak dari hal tersebut. Begitu pula dengan harga makanan di sekolah juga ikut

naik.

SOAL 2: Pemilik peternakan lembu tidak membuang limbahnya ke sungai.

Limbah atau kotoran lembu di tampung pada suatu tempat di sekitar peternakan.

Namun, bau kotorannya menyebar kemana-mana. Selain itu, menimbulkan

banyak lalat di sekitar peternakan.

Penilaian : diserahkan pada guru (kebijakan guru)

Page 120: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 6

Lembar Kuis/Games/Permainan (Siklus I Pertemuan I)

Berikan komentar tehadap persoalan berikut ini:

1. Kenaikan harga sembako menjelang puasa.

2. Penggunaan bahan pengawet pada makanan.

3. Mahalnya biaya pendidikan yang tidak sebanding dengan fasilitas

pendidikan yang memadai.

4. Adanya tanam sejuta pohon untuk penghijauan.

Page 121: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 7

RENCANA PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Siklus I Pertemuan II

Sekolah : SD Negeri Kadireso

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (dua)

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (2 x 35 menit)

Hari, tanggal : Kamis, 02 Juni 2011

I. Standar Kompetensi

2. Berbicara

Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan

bermain drama.

II. Kompetensi Dasar

2.1 Mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung

dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

III. Indikator

A. Kognitif

2.1.1 Menjelaskan persoalan faktual yang terjadi.

2.1.2 Mampu memberikan komentar terhadap persoalan faktual yang

terjadi disertai alasan yang logis.

B. Afektif

2.1.3 Bekerjasama dan berinteraksi dalam pembelajaran.

C. Psikomotor

2.1.4 Memberikan saran untuk mengatasi persoalan yang terjadi.

IV. Tujuan Pembelajaran

A. Kognitif

1. Melalui tanya jawab, siswa dapat menjelaskan pengertian persoalan

faktual.

Page 122: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Melalui tanya jawab dan penjelasan dari guru, siswa dapat

menyebutkan masalah faktual yang terjadi saat ini.

3. Melalui metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT) ,

siswa dapat mengetahui persoalan faktual yang terjadi saat ini.

B. Afektif

1. Melalui metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT),

siswa dapat bekerjasama dengan teman kelompok saat melakukan

diskusi dalam pembelajaran.

C. Psikomotor

1. Melalui metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT),

siswa dapat memberikan saran untuk mengatasi persoalan faktual

yang terjadi.

V. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan siswa dapat menanggapi

dan memberikan saran terhadap persoalan-persoalan faktual yang terjadi

dengan benar dalam kehidupan sehari- hari.

VI. Materi Pembelajaran

1. Pengertian persoalan faktual

Persoalan faktual adalah persoalan yang nyata, yang terjadi disertai

dengan fakta-fakta yang mendukung.

2. Cara Mengomentari/ menanggapi persoalan faktual

a. Mengetahui sumber fakta berupa waktu dan tempat peristiwa.

Apabila ada narasumber, harus ada orang yang menjadi saksi

peristiwa tersebut secara tepat.

b. Kelogisan kejadian, meskipun tidak menutup kemungkinan berupa

peristiwa yang tidak logis.

c. Kalimat memuat 5W + 1H, artinya isi fakta itu dapat dijawab dengan

pertanyaan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana.

3. Memberi Saran

Saran adalah ide atau pendapat yang diungkapkan untuk membantu

atau menyelesaikan persoalan faktual.

Page 123: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VII. Model dan Metode Pembelajaran

1. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran Kooperatif

2. Metode Pembelajaran

a. Metode Teams Games-Tournament (TGT)

b. Metode ceramah

c. Metode diskusi kelompok

d. Metode tanya jawab

e. Metode penugasan

VIII. Langkah-langkah Pembelajaran

NO. Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode

1. Pendahuluan a. Guru memulai pelajaran dengan:

1) Mengucapkan salam pembuka

2) Berdoa

3) Absensi

4) Persiapan siswa untuk proses

pembelajaran.

b. Guru menanyakan materi yang terkait

dengan persoalan faktual.

c. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

5 menit Ceramah Tanya jawab Ceramah

2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1) Siswa diberi pertanyaan untuk

menggali pengetahuan siswa

mengenai persoalan faktual.

2) Siswa dijelaskan tentang pengertian

persoalan faktual.

b. Elaborasi

1) Siswa dibagi menjadi 8 tim masing -

60 menit Tanya jawab Ceramah

TGT

Page 124: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masing tim terdiri dari 4 siswa.

2) Siswa diberi lembar kegiatan.

3) Siswa berdiskusi.

4) Guru membuat meja tournament.

5) Masing-masing siswa duduk di meja

turnamen sebagai wakil dari tim

mereka.

6) Siswa memulai turnamen sesuai

dengan aturan permainan TGT

(Team-Games Tournament).

7) Siswa bersama guru menghitung

skor hasil turnamen.

8) Guru mengumumkan yang menjadi

pemenang dalam turnamen.

c. Konfirmasi

1) Guru memberikan penguatan kepada

masing-masing tim karena telah

melakukan pembelajaran dengan

baik.

2) Guru menekankan kembali materi

yang telah disampaikan.

3) Guru menanyakan kepada siswa

mengenai materi yang belum jelas.

Diskusi Kelompok Penugasan Ceramah

Ceramah Ceramah Ceramah

Ceramah

Ceramah

3. Kegiatan Penutup a. Siswa bersama guru menyimpulkan

hasil pembelajaran.

b. Guru memberi motivasi dan saran-saran

sebelum menutup pelajaran.

c. Menutup pelajaran dengan salam.

5 menit Ceramah Ceramah Ceramah

Page 125: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 8

Lembar Kegiatan Tim (Siklus I Pertemuan II)

Nama Tim

Anggota

Berikan komentar terhadap persoalan faktual berikut ini:

SOAL 1: Menjelang hari raya, harga pakaian baik di mall maupun pasar

tradisional naik.

SOAL 2: Harga buah-buahan di pasar swalayan lebih mahal dibandingkan di

pasar tradisional.

Penilaian : diserahkan pada guru (kebijakan guru)

Page 127: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 9

Soal Turnamen (Siklus I Pertemuan II)

Berikan komentar terhadap persoalan faktual berikut ini:

1. Sebagian masyarakat lebih suka berbelanja di pasar swalayan daripada di

pasar tradisional.

2. Para pedagang kaki lima membuat trotoar menjadi kotor dan semrawut

sehingga para pejalan kaki terganggu.

3. Para pedagang kecil kekurangan modal.

4. Kecelakaan lalu lintas terus meningkat akibat para pengguna jalan yang tidak

taat aturan.

Penilaian: diserahkan pada guru (kebijakan guru)

Page 128: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 10

Pembagian Meja Turnamen (Siklus I Pertemuan II)

NO. Nama Siswa Tim

1. Aji A 2. Hendrix B 3. Anisatur C 4. D 5. Arif E 6. Afifah F 7. Dwi G 8. Anjani H 9. Eksi A

10. Aprilia B 11. Nadya C 12. Irvan D 13. Risky E 14. Azis F 15. Wahyu. B G 16. Wahyu. H H 17. Sekar A 18. Murdoko B 19. Nur C 20. Vina D 21. Indriyani E 22. Hafidz F 23. Riyadi G 24. Alma H 25. Siti A 26. Zulfa B 27. Adam C 28. Alan D 29. Khofifah E 30. Murni F 31. Intan G 32. Soffan H

Page 129: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 11

RENCANA PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Siklus II Pertemuan I

Sekolah : SD Negeri Kadireso

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (dua)

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (2 x 35 menit)

Hari, tanggal

I. Standar Kompetensi

1. Berbicara

Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan

bermain drama.

II. Kompetensi Dasar

2.1 Mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung

dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

III. Indikator

A. Kognitif

1. Menjelaskan persoalan faktual yang terjadi.

2. Mampu memberikan komentar terhadap persoalan faktual yang

terjadi disertai alasan yang logis.

B. Afektif

1. Bekerjasama dan berinteraksi dalam pembelajaran.

C. Psikomotor

1. Memberikan saran untuk mengatasi persoalan yang terjadi.

IV. Tujuan Pembelajaran

A. Kognitif

1. Melalui tanya jawab, siswa dapat menjelaskan pengertian persoalan

faktual.

Page 130: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Melalui tanya jawab dan penjelasan dari guru, siswa dapat

menyebutkan masalah faktual yang terjadi saat ini.

3. Melalui metode TGT, siswa dapat mengetahui persoalan faktual

yang terjadi saat ini.

B. Afektif

1. Melalui metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT),

siswa dapat bekerjasama dengan teman kelompok saat melakukan

diskusi dalam pembelajaran.

C. Psikomotor

1. Melalui metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT),

siswa dapat memberikan saran untuk mengatasi persoalan 109ndustr

yang terjadi.

V. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan siswa dapat menanggapi

dan memberikan saran terhadap persoalan-persoalan 109ndustr yang terjadi

dengan benar dalam kehidupan sehari- hari.

VI. Materi Pembelajaran

1. Pengertian persoalan faktual

Persoalan 109ndustr adalah persoalan yang nyata, yang terjadi disertai

dengan fakta-fakta yang mendukung.

2. Cara Mengomentari/ menanggapi persoalan faktual

a. Mengetahui sumber fakta berupa waktu dan tempat peristiwa.

Apabila ada narasumber, harus ada orang yang menjadi saksi

peristiwa tersebut secara tepat.

b. Kelogisan kejadian, meskipun tidak menutup kemungkinan berupa

peristiwa yang tidak logis.

c. Kalimat memuat 5W + 1H, artinya isi fakta itu dapat dijawab dengan

pertanyaan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana.

3. Memberi Saran

Saran adalah pendapat yang diungkapkan untuk membantu atau

menyelesaikan persoalan faktual.

Page 131: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VII. Model dan Metode Pembelajaran

1. Model Pembelajaran

a. Model Pembelajaran Kooperatif

2. Metode Pembelajaran

a. Metode Teams Games-Tournament (TGT)

b. Metode ceramah

c. Metode diskusi kelompok

d. Metode tanya jawab

e. Metode penugasan

VIII. Langkah-langkah Pembelajaran

NO. Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode

1. Pendahuluan a. Guru memulai pelajaran dengan:

1) Mengucapkan salam pembuka

2) Berdoa

3) Absensi

4) Persiapan siswa untuk proses

pembelajaran.

b. Guru menanyakan materi yang terkait

dengan persoalan 110faktual.

c. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

5 menit Ceramah Tanya jawab Ceramah

2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1) Siswa diberi pertanyaan untuk

menggali pengetahuan siswa

mengenai persoalan faktual.

2) Siswa dijelaskan tentang pengertian

persoalan faktual.

60 menit Tanya jawab Ceramah

Page 132: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Elaborasi

1) Siswa dibagi menjadi 8 tim masing

masing tim terdiri dari 4 siswa.

2) Siswa diberi lembar kegiatan.

3) Siswa berdiskusi.

4) Siswa memulai permainan tim sesuai

dengan aturan permainan TGT

(Team-Games Tournament).

5) Siswa bersama guru menghitung

skor hasil permainan

6) Guru mengumumkan yang menjadi

pemenang dalam permainan.

c. Konfirmasi

1) Guru memberikan penguatan kepada

masing-masing tim karena telah

melakukan pembelajaran dengan

baik.

2) Guru menekankan kembali materi

yang telah disampaikan.

3) Guru menanyakan kepada siswa

mengenai materi yang belum jelas.

TGT

Diskusi Kelompok Penugasan

Ceramah Ceramah Ceramah

Ceramah

3. Kegiatan Penutup a. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil

pembelajaran.

b. Guru memberi motivasi dan saran-saran

sebelum menutup pelajaran.

c. Menutup pelajaran dengan salam.

5 menit Ceramah Ceramah Ceramah

IX. Penilaian

a. Prosedur : Tes akhir

b. Jenis tes : Tes lisan dan tertulis

Page 133: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 134: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 12

Lembar Kegiatan Tim (Siklus II Pertemuan I)

Nama Tim

Anggota

Berikan komentar terhadap persoalan faktual berikut ini:

SOAL 1: Tingkat kejahatan di lingkungan desa mulai meningkat.

SOAL 2: Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan

semakin berkurang.

Penilaian : diserahkan pada guru (kebijakan guru)

Page 135: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 13

Soal Turnamen (Siklus II Pertemuan I)

SOAL 1: Sesudah diberi peringatan oleh pemerintah, pemilik industry

pencelupan kain masih tetap membuang limbahnya ke sungai.

Mereka tidak memerhatikan peringatan pemerintah setempat.

Alasannya, mengalirkan limbah ke sungai lebih mudah dan

menghemat biaya.

SOAL 2: Para pengusaha kecil tahu mulai mengurangi produksi tahu karena

harga kedelai naik dua kali lipat. Selain itu, kedelai semakin jarang

didapatkan, kalaupun ada harganya terlalu mahal.

SOAL 3: Nelayan tradisional merasa resah akibat ulah pemburu ikan-ikan

yang lebih menggunakan peralatan modern. Selain alat-alat modern

itu dapat mengganggu ekosistem laut juga dapat membuat hasil

tangkapan nelayan tradisional berkurang karena jumlah ikan yang

semakin sedikit.

SOAL 4: Kecelakaan lalu lintas semakin meningkat. Banyak pengguna jalan

yang tidak mematuhi peraturan. tidak adanya kesadaran pengguna

jalan sangat merugikan bagi pengguna jalan yang lainnya.

Penilaian : diserahkan pada guru (kebijakan guru)

Page 136: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 14

RENCANA PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Siklus II Pertemuan II

Sekolah : SD Negeri Kadireso

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (dua)

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (2 x 35 menit)

Hari, tanggal : Sabtu, 04 Juni 2011

I. Standar Kompetensi

2. Berbicara

Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan

bermain drama.

II. Kompetensi Dasar

2.1 Mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung

dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

III. Indikator

A. Kognitif

2.1.1 Menjelaskan persoalan faktual yang terjadi.

2.1.2 Mampu memberikan komentar terhadap persoalan faktual yang

terjadi disertai alasan yang logis.

B. Afektif

2.1.3 Bekerjasama dan berinteraksi dalam pembelajaran.

C. Psikomotor

2.1.4 Memberikan saran untuk mengatasi persoalan yang terjadi.

IV. Tujuan Pembelajaran

A. Kognitif

1. Melalui tanya jawab, siswa dapat menjelaskan pengertian persoalan

faktual.

Page 137: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Melalui tanya jawab dan penjelasan dari guru, siswa dapat

menyebutkan masalah faktual yang terjadi saat ini.

3. Melalui metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT) ,

siswa dapat mengetahui persoalan faktual yang terjadi saat ini.

B. Afektif

1. Melalui metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT),

siswa dapat bekerjasama dengan teman kelompok saat melakukan

diskusi dalam pembelajaran.

C. Psikomotor

1. Melalui metode kooperatif tipe Team-Games Tournament (TGT),

siswa dapat memberikan saran untuk mengatasi persoalan faktual

yang terjadi.

V. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan siswa dapat menanggapi

dan memberikan saran terhadap persoalan-persoalan faktual yang terjadi

dengan benar dalam kehidupan sehari- hari.

VI. Materi Pembelajaran

1. Pengertian persoalan faktual

Persoalan faktual adalah persoalan yang nyata, yang terjadi disertai

dengan fakta-fakta yang mendukung.

2. Cara Mengomentari/ menanggapi persoalan faktual

a. Mengetahui sumber fakta berupa waktu dan tempat peristiwa.

Apabila ada narasumber, harus ada orang yang menjadi saksi

peristiwa tersebut secara tepat.

b. Kelogisan kejadian, meskipun tidak menutup kemungkinan berupa

peristiwa yang tidak logis.

c. Kalimat memuat 5W + 1H, artinya isi fakta itu dapat dijawab dengan

pertanyaan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana.

3. Memberi Saran

Saran adalah ide atau pendapat yang diungkapkan untuk membantu

atau menyelesaikan persoalan faktual.

Page 138: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VII. Model dan Metode Pembelajaran

1. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran Kooperatif

2. Metode Pembelajaran

a. Metode Teams Games-Tournament (TGT)

b. Metode ceramah

c. Metode diskusi kelompok

d. Metode tanya jawab

e. Metode penugasan

VIII. Langkah-langkah Pembelajaran

NO. Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode

1. Pendahuluan a. Guru memulai pelajaran dengan:

1) Mengucapkan salam pembuka

2) Berdoa

3) Absensi

4) Persiapan siswa untuk proses

pembelajaran.

b. Guru menanyakan materi yang terkait

dengan persoalan faktual.

c. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

5 menit Ceramah Tanya jawab Ceramah

2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1) Siswa diberi pertanyaan untuk

menggali pengetahuan siswa

mengenai persoalan faktual.

2) Siswa dijelaskan tentang pengertian

persoalan faktual.

b. Elaborasi

1) Siswa dibagi menjadi 8 tim masing -

60 menit Tanya jawab Ceramah

TGT

Page 139: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masing tim terdiri dari 4 siswa.

2) Siswa diberi lembar kegiatan.

3) Siswa berdiskusi.

4) Guru membuat meja tournament.

5) Masing-masing siswa duduk di meja

turnamen sebagai wakil dari tim

mereka.

6) Siswa memulai turnamen sesuai

dengan aturan permainan TGT

(Team-Games Tournament).

7) Siswa bersama guru menghitung

skor hasil turnamen.

8) Guru mengumumkan yang menjadi

pemenang dalam turnamen.

c. Konfirmasi

1) Guru memberikan penguatan kepada

masing-masing tim karena telah

melakukan pembelajaran dengan

baik.

2) Guru menekankan kembali materi

yang telah disampaikan.

3) Guru menanyakan kepada siswa

mengenai materi yang belum jelas.

Diskusi Kelompok Penugasan Ceramah

Ceramah Ceramah

Ceramah

Ceramah

3. Kegiatan Penutup a. Siswa bersama guru menyimpulkan

hasil pembelajaran.

b. Guru memberi motivasi dan saran-saran

sebelum menutup pelajaran.

c. Menutup pelajaran dengan salam.

5 menit Ceramah Ceramah Ceramah

Page 140: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 141: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 15

Lembar Kegiatan Tim (Siklus II Pertemuan II)

Nama Tim

Anggota

Berikan komentar terhadap persoalan faktual berikut ini:

SOAL 1: Kebiasaan menjaga kebersihan sebaiknya memang dipelihara sejak

kecil. Jika tidak sempat belajar disiplin sejak kecil, pelajaran itu

dapat dimulai dari sekarang.

SOAL 2: Nelayan yang tidak bertanggung jawab menangkap ikan secara

membabi buta memakai bahan peledak.

Penilaian : diserahkan pada guru (kebijakan guru)

Page 142: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 16

Soal Turnamen (Siklus I Pertemuan II)

Berikan komentar terhadap persoalan faktual berikut ini:

SOAL 1: Laut dan isinya yang beraneka ragam memberikan kekayaan yang

luar biasa jika bisa mengolahnya. Tak akan ada habisnya, kita pun

bebas mengambilnya tanpa harus ada yang mengatur dan

mengawasinya.

SOAL 2: Menabung adalah hal yang penting bagi kehidupan kita kelak.

Banyak orang menabung di celengan dan ada pula yang lebih

memilih untuk menabung di bank. Alasannya adalah karena

menabung di bank jauh lebih aman.

SOAL 3: Kebersihan kelas adalah tanggung jawab bersama. Hari itu kelas

masih terlihat kotor, padahal jadwal piket sudah dibagi. Dan

ternyata ini disebakan regu piket pada hari itu tidak melaksanakan

tugasnya.

SOAL 4: Pada saat upacara bendera, banyak siswa yang berbicara sendiri.

Padahal seharusnya peserta upacara harus diam dan mengikuti

upacara dengan khidmat.

Penilaian: diserahkan pada guru (kebijakan guru)

Page 143: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 17

Nilai Perolehan Tim Kelas V SD Negeri Kadireso Menggunakan Metode

Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)

Siklus I

Team Anggota Skor individu Penghargaan

kelompok

A

Aji Mega Buwana 50

Tim Baik Sekali

Eksi Kristiyani 50 Sekar Semanggi 40 Siti Istiqomah 40

Total Skor Kelompok 180 Rata- rata Kelompok 45

Team Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

B Hendrix Dika. S 50

Tim Baik

Aprilia Farida 40 Murdoko Aji. S 40

Zulfa Indah Utami 40 Total Skor Kelompok 170 Rata-rata Kelompok 42,5

Team Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

C

Anisatur Rodiyah 40

Tim Kurang Baik

Nadya Novita. S 20 Nur Hamini 30

Adam Darmawan 30 Total Skor Kelompok 120 Rata-rata Kelompok 30

Team Anggota Skor Individu Penghargaan

Page 144: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kelompok

D

50

Tim Baik Sekali

Muhammad Irfan. RD

50

Vina Agustina 50 Alan Septiawan 40

Total Skor Kelompok 190 Rata-rata Kelompok 47,5

Team Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

E

Arif Waksito. W 30

Tim Kurang Baik

Rizky Andrian. A 40 Indriani 20

Khofifah Kusumawati 40 Total Skor Kelompok 130 Rata-rata Kelompok 32,5

Team Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

F

Afifah Kusumawati 40

Tim Kurang Baik

Nur Aziz 30 Hafizh Nur Rafii. RD 40

Murni Rahayu 40 Total Skor Kelompok 150 Rata-rata Kelompok 37,5

Team Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

G

Dwi Krisdiyanto 30

Tim Kurang Baik

Wahyu Budi. P 50 Muhammad Riyadi 40 Intan Dewi Safitri 20

Total Skor Kelompok 140 Rata-rata Kelompok 35

Page 145: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Team Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

H Anjani Hikmatul. L 40

Tim Kurang Baik

Wahyu Handayani 50 Alma Faraga 30

Shoffan Huanda. H 30 Total Skor Kelompok 150 Rata-rata Kelompok 37,5

Keterangan:

Kriteria Penghargaan Kelompok:

Nilai rata-rata 30-39 Tim Kurang Baik

Nilai rata-rata 40-44 Tim Baik

Nilai rata-rata 45-49 Tim Baik Sekali

Nilai rata-rata 50 Tim Istimewa

Page 146: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 18

Nilai Kemampuan Berbicara Siswa kelas V SD Negeri Kadireso Siklus I Pertemuan I

No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah

Skor Nilai

Akhir Ketuntasan I II III IV V

1. Nur Aziz 3 3 3 3 4 16 64 Tuntas 2. Muhammad Riyadi 3 3 3 4 4 17 68 Tuntas 3. Murdoko Aji. S 2 3 3 3 4 15 60 Tidak Tuntas 4. Alma Faraga 3 3 2 2 3 11 52 Tidak Tuntas 5. Aji Mega Buwana 4 4 3 4 3 18 72 Tuntas 6. Anisatur Rodiyah 3 4 4 4 4 19 76 Tuntas 7. Arif Waksito. W 4 4 4 4 4 21 80 Tuntas 8. Dwi Krisdiyanto 4 3 3 3 3 16 64 Tuntas 9. Eksi Kristiyani 3 4 3 3 4 17 68 Tuntas

10. Hendrix Dika. S 4 3 4 3 3 16 64 Tuntas 11. Indriani 2 2 3 3 4 14 56 Tidak Tuntas 12. Intan Dewi. S 2 2 3 3 2 12 48 Tidak Tuntas 13. Murni Rahayu 3 2 1 3 3 12 48 Tidak Tuntas 14. Nadya Novita Sari 4 3 3 3 3 16 64 Tuntas 15. 3 3 3 4 4 17 68 Tuntas 16. Rizky Andrian. A 3 4 4 4 3 18 72 Tuntas 17. Shoffan Huanda. H 3 3 4 4 3 17 68 Tuntas 18. Siti Istiqomah 3 4 3 4 4 18 72 Tuntas 19. Vina Agustina 2 1 2 2 2 9 36 Tidak Tuntas 20. Wahyu Budi. P 3 3 4 4 4 18 72 Tuntas 21. Zulfa Indah. U 3 2 3 4 3 15 60 Tidak Tuntas 22. Aprilia Farida 2 4 4 3 3 16 64 Tuntas 23. Sekar Semanggi 3 4 3 3 4 17 68 Tuntas 24. Adam Darmawan 2 3 3 2 3 13 52 Tidak Tuntas 25. Afifah Kusumawati 4 3 4 3 3 17 76 Tuntas 26. Alan Septiawan 4 3 3 2 4 16 64 Tuntas 27. Anjani Hikmatul. L 3 4 3 3 3 16 64 Tuntas 28. Hafidz Nur Raffi. S 3 2 2 2 3 12 48 Tidak Tuntas 29. Khofifah. K 2 3 3 3 3 14 56 Tidak Tuntas 30. Muhammad. IRM 3 4 4 3 4 18 72 Tuntas 31. Nur Hamini 3 3 2 2 4 14 56 Tidak Tuntas 32. Wahyu Handayani 3 2 3 4 4 16 64 Tuntas Jumlah 2016

Nilai rata-rata 67,9 Nilai di bawah 62 11 Nilai di atas atau sama dengan 62 21 Ketuntasan Klasikal 21:32 X 100% 65,63%

Page 147: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan :

Aspek yang dinilai:

I. Lafal IV. Ekspresi berbicara

II. Intonasi V. Pemahaman Isi

III. Kelancaran

Petunjuk penilaian : 1) Nilai setiap aspek yang dinilai dalam berbicara berskala antara 1 sampai 5,

secara garis besar nilai 5 memiliki arti sangat baik, nilai 4 berarti baik,

nilai 3 berarti cukup, nilai 2 berarti kurang, dan nilai 1 sangat kurang.

2) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap aspek

penilaian yang diperoleh siswa.

3) Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Jumlah skor X 4 = 100

4) Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus: Jumlah nilai Jumlah siswa

5) Presentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Jumlah siswa yang nilainya tuntas X 100 % Jumlah Siswa

Lembar Penilaian Kemampuan Berbicara

No. Aspek yang Dinilai Deskriptor Skor 1. Lafal a. Pelafalan sangat jelas

b. Pelafalan jelas c. Pelafalan cukup jelas d. Pelafalan kurang jelas e. Pelafalan tidak jelas

5 4 3 2 1

2. Intonasi a. Intonasi kata/suku kata sangat tepat b. Intonasi kata/suku kata tepat c. Intonasi kata/suku kata cukup tepat d. Intonasi kata/suku kata kurang tepat e. Intonasi kata/suku kata tidak tepat

5 4 3 2 1

3. Kelancaran a. Berbicara sangat lancer 5

Page 148: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Berbicara dengan lancar c. Berbicara cukup lancar d. Berbicara kurang lancar e. Berbicara tidak lancer

4 3 2 1

4. Ekspresi berbicara a. Ekspresi berbicara sangat tepat b. Ekspresi berbicara tepat c. Ekspresi berbicara cukup tepat d. Ekspresi berbicara kurang tepat e. Ekspresi berbicara tidak tepat

5 4 3 2 1

5. Pemahaman Isi a. Sangat memahami isi pembicaraan b. Memahami isi pembicaraan c. Cukup memahami isi pembicaraan d. Kurang memahami isi pembicaraan e. Tidak memahami isi pembicaraan

5 4 3 2 1

Page 149: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 19

Nilai Kemampuan Berbicara Siswa kelas V SD Negeri Kadireso Siklus I Pertemuan II

No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah

Skor Nilai

Akhir Ketuntasan I II III IV V

1. Nur Aziz 3 3 4 4 3 17 68 Tuntas 2. Muhammad Riyadi 3 4 3 4 4 18 72 Tuntas 3. Murdoko Aji. S 3 3 3 4 4 17 68 Tuntas 4. Alma Faraga 3 3 3 2 3 14 56 Tidak Tuntas 5. Aji Mega Buwana 4 4 4 3 4 19 76 Tuntas 6. Anisatur Rodiyah 4 4 4 4 4 20 80 Tuntas 7. Arif Waksito. W 4 5 4 4 4 21 84 Tuntas 8. Dwi Krisdiyanto 4 4 3 3 3 17 68 Tuntas 9. Eksi Kristiyani 3 4 3 3 4 17 68 Tuntas

10. Hendrix Dika. S 4 4 4 3 3 17 68 Tuntas 11. Indriani 2 3 3 3 4 15 60 Tidak Tuntas 12. Intan Dewi. S 3 3 3 2 2 13 52 Tidak Tuntas 13. Murni Rahayu 2 2 4 3 3 14 56 Tidak Tuntas 14. Nadya Novita Sari 3 3 4 3 4 17 68 Tuntas 15. 3 3 4 4 4 18 72 Tuntas 16. Rizky Andrian. A 4 4 4 4 3 19 76 Tuntas 17. Shoffan Huanda. H 4 4 3 4 4 19 76 Tuntas 18. Siti Istiqomah 3 4 4 4 4 19 76 Tuntas 19. Vina Agustina 3 2 2 2 3 12 48 Tidak Tuntas 20. Wahyu Budi. P 3 3 4 4 3 19 76 Tuntas 21. Zulfa Indah. U 3 2 3 3 4 15 60 Tidak Tuntas 22. Aprilia Farida 3 4 3 3 4 17 68 Tuntas 23. Sekar Semanggi 3 4 4 3 4 18 72 Tuntas 24. Adam Darmawan 3 3 3 2 3 14 56 Tidak Tuntas 25. Afifah Kusumawati 4 3 4 4 4 29 76 Tuntas 26. Alan Septiawan 4 3 3 3 4 17 68 Tuntas 27. Anjani Hikmatul. L 3 4 3 4 3 17 68 Tuntas 28. Hafidz Nur Raffi. S 3 3 2 3 3 14 56 Tidak Tuntas 29. Khofifah. K 3 3 3 3 3 15 60 Tidak Tuntas 30. Muhammad. IRM 3 4 4 3 4 18 72 Tuntas 31. Nur Hamini 3 3 3 3 4 16 64 Tuntas 32. Wahyu Handayani 3 2 4 4 4 17 68 Tuntas Jumlah 2156

Nilai rata-rata 69,6 Nilai di bawah 62 9 Nilai di atas atau sama dengan 62 23 Ketuntasan Klasikal 23:32 X 100% 71,88%

Page 150: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan :

Aspek yang dinilai:

I. Lafal IV. Ekspresi berbicara

II. Intonasi V. Pemahaman Isi

III. Kelancaran

Petunjuk penilaian :

1) Nilai setiap aspek yang dinilai dalam berbicara berskala antara 1 sampai 5,

secara garis besar nilai 5 memiliki arti sangat baik, nilai 4 berarti baik,

nilai 3 berarti cukup, nilai 2 berarti kurang, dan nilai 1 sangat kurang.

2) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap aspek

penilaian yang diperoleh siswa.

3) Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Jumlah skor X 4 = 100

4) Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus:

Jumlah nilai

Jumlah siswa

6) Presentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Jumlah siswa yang nilainya tuntas X 100 %

Jumlah Siswa

Lembar Penilaian Kemampuan Berbicara

No. Aspek yang Dinilai Deskriptor Skor 1. Lafal a. Pelafalan sangat jelas

b. Pelafalan jelas c. Pelafalan cukup jelas d. Pelafalan kurang jelas e. Pelafalan tidak jelas

5 4 3 2 1

2. Intonasi a. Intonasi kata/suku kata sangat tepat b. Intonasi kata/suku kata tepat c. Intonasi kata/suku kata cukup tepat

5 4 3

= Nilai Rata-Rata

Page 151: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Intonasi kata/suku kata kurang tepat e. Intonasi kata/suku kata tidak tepat

2 1

3. Kelancaran a. Berbicara sangat lancar b. Berbicara dengan lancar c. Berbicara cukup lancar d. Berbicara kurang lancar e. Berbicara tidak lancer

5 4 3 2 1

4. Ekspresi berbicara a. Ekspresi berbicara sangat tepat b. Ekspresi berbicara tepat c. Ekspresi berbicara cukup tepat d. Ekspresi berbicara kurang tepat e. Ekspresi berbicara tidak tepat

5 4 3 2 1

5. Pemahaman Isi a. Sangat memahami isi pembicaraan b. Memahami isi pembicaraan c. Cukup memahami isi pembicaraan d. Kurang memahami isi pembicaraan e. Tidak memahami isi pembicaraan

5 4 3 2 1

Page 152: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 20

Nilai Rata-rata Kemampuan Berbicara Siswa SD Negeri Kadireso Siklus I

No. Nilai

Pertemuan I Nilai

Pertemuan II Nilai Rata-

rata Keterangan

1 64 68 66 Tuntas 2 68 72 70 Tuntas 3 60 68 64 Tuntas 4 52 56 54 Tidak Tuntas 5 72 76 74 Tuntas 6 76 80 78 Tuntas 7 80 84 82 Tuntas 8 64 68 66 Tuntas 9 68 68 68 Tuntas 10 64 68 66 Tuntas 11 56 60 58 Tidak Tuntas 12 48 52 50 Tidak Tuntas 13 48 56 52 Tidak Tuntas 14 64 68 66 Tuntas 15 68 72 70 Tuntas 16 72 76 74 Tuntas 17 68 76 72 Tuntas 18 72 76 74 Tuntas 19 36 48 50 Tidak Tuntas 20 72 76 74 Tuntas 21 60 60 60 Tidak Tuntas 22 64 68 66 Tuntas 23 68 72 70 Tuntas 24 52 56 54 Tidak Tuntas 25 76 76 76 Tuntas 26 64 68 66 Tuntas 27 64 68 66 Tuntas 28 48 56 52 Tidak Tuntas 29 56 60 58 Tidak Tuntas 30 72 72 72 Tuntas 31 56 64 60 Tidak Tuntas 32 64 68 66 Tuntas

Rata-rata pertemuan I : 67,9 Rata-rata pertemuan II : 69,6 Rata-rata Keseluruhan : 68,75

Page 153: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 21

Nilai Perolehan Tim Kelas V SD Negeri Kadireso Menggunakan Metode

Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)

Siklus II

Team Anggota Skor individu Penghargaan

kelompok

A

Aji Mega Buwana 40

Tim Baik Sekali

Eksi Kristiyani 50 Sekar Semanggi 50 Siti Istiqomah 50

Total Skor Kelompok 190 Rata- rata Kelompok 47,5

Team Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

B Hendrix Dika. S 50

Tim Baik

Aprilia Farida 40 Murdoko Aji. S 40

Zulfa Indah Utami 50 Total Skor Kelompok 180 Rata-rata Kelompok 45

Team Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

C

Anisatur Rodiyah 40

Tim Baik

Nadya Novita. S 30 Nur Hamini 50

Adam Darmawan 40 Total Skor Kelompok 160 Rata-rata Kelompok 40

Page 154: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Team Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

D

50

Tim Istimewa

Muhammad Irfan. RD

50

Vina Agustina 50 Alan Septiawan 50

Total Skor Kelompok 200 Rata-rata Kelompok 50

Team Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

E

Arif Waksito. W 40

Tim Baik

Rizky Andrian. A 40 Indriani 30

Khofifah Kusumawati 40 Total Skor Kelompok 160 Rata-rata Kelompok 40

Team Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

F

Afifah Kusumawati 40

Tim Baik

Nur Aziz 40 Hafizh Nur Rafii. RD 50

Murni Rahayu 40 Total Skor Kelompok 170 Rata-rata Kelompok 42,5

Team Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

G

Dwi Krisdiyanto 40

Tim Baik

Wahyu Budi. P 50 Muhammad Riyadi 40 Intan Dewi Safitri 50

Total Skor Kelompok 180 Rata-rata Kelompok 45

Page 155: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Team Anggota Skor Individu Penghargaan

Kelompok

H Anjani Hikmatul. L 40

Tim Baik

Wahyu Handayani 50 Alma Faraga 40

Shoffan Huanda. H 30 Total Skor Kelompok 160 Rata-rata Kelompok 40

Keterangan:

Kriteria Penghargaan Kelompok:

Nilai rata-rata 30-39 Tim Kurang Baik

Nilai rata-rata 40-44 Tim Baik

Nilai rata-rata 45-49 Tim Baik Sekali

Nilai rata-rata 50 Tim Istimewa

Page 156: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 22

Nilai Kemampuan Berbicara Siswa kelas V SD Negeri Kadireso Siklus II Pertemuan I

No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah

Skor Nilai

Akhir Ketuntasan I II III IV V

1. Nur Aziz 3 4 4 4 3 18 72 Tuntas 2. Muhammad Riyadi 3 5 3 4 4 19 76 Tuntas 3. Murdoko Aji. S 3 3 4 4 4 18 72 Tuntas 4. Alma Faraga 3 3 3 3 3 15 60 Tidak Tuntas 5. Aji Mega Buwana 4 4 4 3 5 20 80 Tuntas 6. Anisatur Rodiyah 4 4 4 4 5 21 84 Tuntas 7. Arif Waksito. W 4 5 4 4 5 22 88 Tuntas 8. Dwi Krisdiyanto 4 4 3 4 3 18 72 Tuntas 9. Eksi Kristiyani 3 4 3 4 4 18 72 Tuntas

10. Hendrix Dika. S 4 4 4 4 3 19 76 Tuntas 11. Indriani 3 4 3 4 3 17 68 Tuntas 12. Intan Dewi. S 2 3 4 3 3 15 60 Tidak Tuntas 13. Murni Rahayu 3 3 3 3 3 15 60 Tidak Tuntas 14. Nadya Novita Sari 3 3 4 4 4 18 72 Tuntas 15. 3 3 4 4 5 19 76 Tuntas 16. Rizky Andrian. A 4 4 4 4 4 20 80 Tuntas 17. Shoffan Huanda. H 3 4 4 4 4 19 76 Tuntas 18. Siti Istiqomah 4 4 4 3 4 19 76 Tuntas 19. Vina Agustina 3 3 3 2 3 14 56 Tidak Tuntas 20. Wahyu Budi. P 3 4 4 5 4 20 80 Tuntas 21. Zulfa Indah. U 3 3 4 3 3 16 64 Tuntas 22. Aprilia Farida 3 4 4 4 4 19 72 Tuntas 23. Sekar Semanggi 3 4 4 4 4 19 72 Tuntas 24. Adam Darmawan 3 3 2 4 3 15 60 Tidak Tuntas 25. Afifah Kusumawati 4 3 4 4 5 20 80 Tuntas 26. Alan Septiawan 4 4 3 3 4 18 72 Tuntas 27. Anjani Hikmatul. L 3 4 3 4 4 18 72 Tuntas 28. Hafidz Nur Raffi. S 4 3 2 3 3 15 60 Tidak Tuntas 29. Khofifah. K 3 3 3 4 3 16 64 Tuntas 30. Muhammad. IRM 3 4 4 3 4 18 72 Tuntas 31. Nur Hamini 3 3 3 4 4 17 64 Tuntas 32. Wahyu Handayani 4 3 4 4 4 19 76 Tuntas Jumlah 2284 Nilai rata-rata 70,5 Nilai di bawah 62 6 Nilai di atas atau sama dengan 62 26 Ketuntasan Klasikal 26:32 X 100% 81,25%

Page 157: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan :

Aspek yang dinilai:

I. Lafal IV. Ekspresi berbicara

II. Intonasi V. Pemahaman Isi

III. Kelancaran

Petunjuk penilaian :

1) Nilai setiap aspek yang dinilai dalam berbicara berskala antara 1 sampai 5,

secara garis besar nilai 5 memiliki arti sangat baik, nilai 4 berarti baik,

nilai 3 berarti cukup, nilai 2 berarti kurang, dan nilai 1 sangat kurang.

2) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap aspek

penilaian yang diperoleh siswa.

3) Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Jumlah skor X 4 = 100

4) Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus:

Jumlah nilai

Jumlah siswa

7) Presentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Jumlah siswa yang nilainya tuntas X 100 %

Jumlah Siswa

Lembar Penilaian Kemampuan Berbicara

No. Aspek yang Dinilai Deskriptor Skor 1. Lafal a. Pelafalan sangat jelas

b. Pelafalan jelas c. Pelafalan cukup jelas d. Pelafalan kurang jelas e. Pelafalan tidak jelas

5 4 3 2 1

= Nilai Rata-Rata

Page 158: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Intonasi a. Intonasi kata/suku kata sangat tepat b. Intonasi kata/suku kata tepat c. Intonasi kata/suku kata cukup tepat d. Intonasi kata/suku kata kurang tepat e. Intonasi kata/suku kata tidak tepat

5 4 3 2 1

3. Kelancaran a. Berbicara sangat lancar b. Berbicara dengan lancar c. Berbicara cukup lancar d. Berbicara kurang lancar e. Berbicara tidak lancar

5 4 3 2 1

4. Ekspresi berbicara a. Ekspresi berbicara sangat tepat b. Ekspresi berbicara tepat c. Ekspresi berbicara cukup tepat d. Ekspresi berbicara kurang tepat e. Ekspresi berbicara tidak tepat

5 4 3 2 1

5. Pemahaman Isi a. Sangat memahami isi pembicaraan b. Memahami isi pembicaraan c. Cukup memahami isi pembicaraan d. Kurang memahami isi pembicaraan e. Tidak memahami isi pembicaraan

5 4 3 2 1

Page 159: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 23

Nilai Kemampuan Berbicara Siswa kelas V SD Negeri Kadireso Siklus II Pertemuan II

No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah

Skor Nilai

Akhir Ketuntasan I II III IV V

1. Nur Aziz 4 4 4 5 3 20 80 Tuntas 2. Muhammad Riyadi 4 5 4 4 5 21 84 Tuntas 3. Murdoko Aji. S 3 4 4 4 4 19 76 Tuntas 4. Alma Faraga 4 4 3 4 3 18 72 Tuntas 5. Aji Mega Buwana 4 4 4 4 5 21 84 Tuntas 6. Anisatur Rodiyah 4 4 4 5 5 22 88 Tuntas 7. Arif Waksito. W 4 5 4 4 5 22 88 Tuntas 8. Dwi Krisdiyanto 4 4 3 4 4 19 76 Tuntas 9. Eksi Kristiyani 3 4 4 4 4 19 76 Tuntas

10. Hendrix Dika. S 4 4 4 4 4 20 80 Tuntas 11. Indriani 3 4 3 4 4 18 72 Tuntas 12. Intan Dewi. S 3 4 4 3 3 17 68 Tuntas 13. Murni Rahayu 3 3 3 4 3 16 64 Tuntas 14. Nadya Novita Sari 3 4 4 4 4 19 76 Tuntas 15. Faiqoh 3 4 4 4 5 20 80 Tuntas 16. Rizky Andrian. A 4 4 4 5 4 21 84 Tuntas 17. Shoffan Huanda. H 4 4 4 4 4 20 80 Tuntas 18. Siti Istiqomah 4 4 4 3 4 19 76 Tuntas 19. Vina Agustina 4 3 2 3 3 15 60 Tidak Tuntas 20. Wahyu Budi. P 4 4 4 5 4 21 84 Tuntas 21. Zulfa Indah. U 3 4 4 4 4 19 76 Tuntas 22. Aprilia Farida 3 4 4 4 5 20 80 Tuntas 23. Sekar Semanggi 3 4 4 4 4 19 76 Tuntas 24. Adam Darmawan 3 3 2 4 3 17 68 Tuntas 25. Afifah Kusumawati 4 3 4 4 5 20 80 Tuntas 26. Alan Septiawan 4 4 3 4 4 19 76 Tuntas 27. Anjani Hikmatul. L 3 4 4 5 4 20 80 Tuntas 28. Hafidz Nur Raffi. S 4 3 3 3 3 16 64 Tuntas 29. Khofifah. K 3 3 4 4 4 18 72 Tuntas 30. Muhammad. IRM 3 4 4 4 4 19 76 Tuntas 31. Nur Hamini 3 3 4 4 4 18 72 Tuntas 32. Wahyu Handayani 5 3 4 4 4 20 80 Tuntas Jumlah 2448

Nilai rata-rata 76,5 Nilai di bawah 62 1 Nilai di atas atau sama dengan 62 31 Ketuntasan Klasikal 31:32 X 100% 96,88%