i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE
PADA SISWA KELAS III MI AL ISLAM BANDING
KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
AYU AGUSTINA
NIM: 115-14-147
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE
PADA SISWA KELAS III MI AL ISLAM BANDING
KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
AYU AGUSTINA
NIM: 115-14-147
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:
Nama : Ayu Agustina
NIM : 115-14-147
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul :PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE PADA
SISWA KELAS III MI AL ISLAM BANDING KECAMATAN
BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN
2018/2019
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 13 September 2018
Pembimbing,
Dr. Wahyudhiana, MM.Pd.
NIP. 19550320 198203 1 001
v
Lembar pengesahan Penguji
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini.
Nama : Ayu Agustina
NIM : 115-14-147
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.
Salatiga, 13 September 2018
Yang menyatakan,
Ayu Agustina
NIM 115-14-147
vii
MOTTO
Karunia Allah yang paling lengkap adalah kehidupan
yang didasarkan pada ilmu pengetahuan
-Ali bin Abi Thalib-
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya, sehingga skripsi
ini dapat tersusun sampai selesai.
2. Ayahku Suparno dan Ibuku Sri Murti sebagai wujud baktiku kepadanya, yang
telah bersusah payah membesarkanku, mendoakanku, mendukungku dan
membiayai semua kebutuhanku hingga aku dapat menyelesaikan studi ini.
3. Kakakku Endang Emawati dan Muhammad Fatchan, serta adekku Amar Hafiz
Al Fatih yang selalu memberiku semangat, dukungan, dan doa.
4. Keluarga besar MI Al Islam Banding yang telah memberikan ijin penelitian,
terutama kepada wali kelas III Ibu Reni Tri Rahayu yang sudah membantu
saya dalam penelitian ini.
5. Sahabatku Kholisna Fitriana yang selalu mendukung, menyuport, dan selalu
ada buat aku, selalu membantuku dalam segala hal, dan selalu
menyemangatiku.
6. Semua sahabat-sahabatku Umi Nurhayati, Siti Nur Hamidah, Ariya Zulva,
Slamet Ariyanti, Irine Yogik Wiliyana yang selalu ada untuk aku dan selalu
memberikan dukungan dan semangat.
7. Keluarga besar PAUD Siti Rahma dan TK ABA Pabelan untuk dukungan,
semangat dan do’a nya.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul
Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Paragraf Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Example Non Example Pada Siswa Kelas III MI
Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun ajaran 2018/2019
bisa selesai. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Agung Muhammad SAW semoga beliau selalu dirahmati Allah SWT.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan bantuan
dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis sampaikan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;
4. Bapak Dr. Wahyudhiana, MM.Pd.. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan saran, arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam
penulisan skripsi ini;
5. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam
melaksanakan kuliah hingga penulisan skripsi ini;
x
6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staff karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis;
7. Ibu Faiqotun Niswah, S.Pd.I, selaku kepala sekolah MI Al Islam Banding
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian;
8. Ibu Reni Tri Rahayu, selaku guru kelas III MI Al Islam Banding yang telah
berkenan bekerjasama dengan penulis sehingga penelitian dapat berlangsung;
9. Siswa kelas III MI Al Islam Banding yang sudahberkenan menjadi subjek
penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh;
10. Seluruh teman-teman angkatan PGMI 2014 yang telah berjuang bersama.
Salatiga, 13 September 2018
Penulis,
Ayu Agustina
NIM 115-14-147
xi
ABSTRAK
Agustina, Ayu. 2018 Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis
Paragraf Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Example Non
Example Pada Siswa Kelas III MI AL Islam Banding Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2018). Skripsi. Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing
Dr. Wahyudhiana, MM.Pd.
Kata Kunci :Hasil Belajar Bahasa Indonesia, Model Pembelajaran Example Non
Example.
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
III MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Example Non Example.
Apakah model pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar
siswa materi menulis paragraf pada siswa kelas III MI Al Islam Banding Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas.Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas III yang berjumlah 22 siswa, yaitu terdiri dari 14 laki-laki dan 8
perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data diambil
dari nilai akhir siswa, dokumentasi, dan observasi dengan melihat perilaku siswa
dalam proses pembelajaran.Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar observasi
guru, lembar observasi siswa, dan tes evaluasi. Metode pengumpulan data yang
digunakan yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Data dianalisis secara
statistik menggunakan rumus persentase.
Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran Example Non Example
dapat meningkatkan hasil belajar materi menulis paragraf pada siswa kelas III MI Al
Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Peningkatan dari pra siklus
sampai siklus II. Peningkatan dari pra siklus ke siklus I yaitu 32%, dari siklus I ke
siklus II yaitu 23%. Pra siklus siswa yang tuntas sejumlah 8 siswa atau 36% dengan
nilai rata-rata 58,86. Siklus I siswa yang tuntas sejumlah 15 siswa atau 68% dengan
nilai rata-rata 69,77. Siklus II terdapat 20 siswa atau 91% siswa tuntas dengan nilai
rata-rata 86,59.
xii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ........................................................................................... i
Lembar Berlogo ............................................................................................ ii
Halaman Judul ............................................................................................... iii
Persetujuan Pembimbing ............................................................................... iv
Pengesahan Kelulusan ...................................................................................... v
Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................ vi
Motto ................................................................................................................ vii
Persembahan .................................................................................................... viii
Kata Pengantar ................................................................................................. x
Abstrak ............................................................................................................. xi
Daftar Isi........................................................................................................... xii
Daftar Tabel....................................................................................................... xv
Daftar Gambar................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ............................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................ 8
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 9
F. Definisi Operasional....................................................................... 11
G. Metode Penelitian........................................................................... 13
H. Sistematika Penulisan..................................................................... 21
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hakikat Hasil Belajar
a. Belajar ................................................................................ 23
xiii
b. Hasil Belajar ....................................................................... 32
2. Hakikat Bahasa Indonesia
a. Pengertian Bahasa Indonesia.............................................. 42
b. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia........................... 44
c. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia............................. 45
3. Menulis
a. Pengertian Menulis............................................................. 46
b. Fungsi Menulis ................................................................... 47
c. Tujuan Menulis .................................................................. 48
4. Paragraf
a. Pengertian Paragraf ............................................................ 49
b. Ciri-Ciri Paragraf................................................................. 50
c. Fungsi Paragraf.................................................................... 51
5. Model Pembelajaran Example Non Example
a. Pengertian Model Pembelajaran Example Non Example.... 52
b. Langkah-langkah Pembelajaran Example Non Example..... 53
c. Kelebihan Pembelajaran Example Non Example................. 54
d. Kelamahan Pembelajaran Example Non Example............... 54
6. Hakikat KKM
a. Pengertian KKM.................................................................. 55
b. Prosedur Penetapan KKM................................................... 55
B. Kajian Pustaka................................................................................. 56
xiv
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Al Islam Banding......................................... 60
B. Pelaksanaan Penelitian..................................................................... 64
1. Deskripsi Kegiatan Pra Siklis..................................................... 64
2. Deskripsi Siklus I....................................................................... 65
3. Deskripsi Siklus II..................................................................... 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
1. Deskripsi Hasil Pra Siklus......................................................... 75
2. Deskripsi Siklus I...................................................................... 77
3. Deskripsi Siklus II.................................................................... 84
B. Pembahasan..................................................................................... 90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 94
B. Saran............................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 96
LAMPIRAN-LAMPPIRAN........................................................................... 98
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Identitas Sekolah..................................................................... 58
Tabel 3.2. Daftar Fasilitas Sarana dan Prasarana..................................... 59
Tabel 3.3. Daftar Guru dan Staff MI Al Islam Banding.......................... 59
Tabel 3.4. Daftar Siswa MI Al Islam Banding......................................... 60
Table 3.5. Daftar Siswa Kelas III MI Al Islam Banding......................... 60
Table 3.6. Waktu Penelitian...................................................................... 62
Tabel 4.1. Daftar Hasil Nilai Pra Siklus.................................................... 73
Tabel 4.2. Daftar Hasil Tes Siswa Siklus I............................................... 76
Tabel 4.3. Lembar Observasi pengamatan Guru Siklus I......................... 80
Tabel 4.4. Lembar Observasi pengamatan siswa siklus I......................... 82
Tabel 4.5. Daftar Hasil Tes Siswa Siklus II............................................. 83
Tabel 4.6. Lembar Observasi pengamatan Guru Siklus II....................... 87
Tabel 4.7. Lembar Observasi pengamatan siswa siklus II....................... 89
Tabel 4.8. Rekapitulasi Nilai Pra Siklus-Siklus II.................................... 90
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas...................................... 15
Gambar 4.1.Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus – SiklusII............. 92
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis ................................................................ 98
Lampiran 2. Surat Tugas Pembimbing Skripsi ................................................ 98
Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian ............................ 98
Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 98
Lampiran 5. Lembar Konsultasi Skripsi .......................................................... 98
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .................... 98
Lampiran 7. Data Lapangan Pelaksanaan Siklus I ........................................... 98
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II .................. 98
Lampiran 8. Data Lapangan Pelaksanaan Siklus II ......................................... 98
Lampiran 9. Dokumentasi Kegiatan Proses Belajar Mengajar ........................ 98
Lampiran 10. Gambar Media Pembelajaran .................................................... 98
Lampiran 11. Nilai SKK Mahasiswa ............................................................... 98
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu instrumen utama dalam mengembangkan
sumber daya manusia. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan, baik untuk dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan
negara. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin besar kesempatan
untuk meraih kesuksesan. Bahkan semakin tinggi pendidikan seseorang semakin
mudah berkomunukasi dengan siapa saja. Pendidikan tidak bisa lepas dari tenaga
pendidik atau guru sebagai salah satu unsur yang berperan penting melalui proses
pembelajaran. Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan
mengajar (Susanto, 2013: 18). Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Hamdani, 2011: 20). Mengajar diartikan sebagai usaha
mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa
(Susanto, 2013: 20). Proses belajar merupakan hal yang dialami oleh siswa, suatu
respons terhadap segala pembelajaran yang diprogramkan oleh guru (Dimyati,
2002:20).
2
Pendidikan di Sekolah Dasar (SD/MI) bertujuan memberikan bekal
kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar
yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya. Terkait
dengan tujuan memberikan bekal kemampuan dasar baca dan tulis, maka
peranan pengajaran bahasa Indonesia di SD/MI yang bertumpu pada
kemampuan dasar baca dan tulis. Pembelajaran tidak hanya pada tahap belajar
di kelas-kelas awal tetapi juga pada kemahiran atau penguasaan di kelas-kelas
tinggi.
Pendidik (guru) mempunyai tugas untuk memilih strategi, metode, dan
model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi
tercapainya tujuan pembelajaran. Guru perlu memilih strategi, metode, dan
model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata
pelajaran supaya pembelajaran dapat berhasil. Salah satu mata pelajaran yang
menuntut penggunaan strategi, metode, dan model pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristiknya yakni mata pelajaran bahasa Indonesia.
Upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan dengan
menggerakkan seluruh komponen yang menjadi subsistem dalam suatu sistem
mutu pendidikan. Mutu pendidikan pada hakikatnya adalah bagaimana proses
belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas berlangsung secara bermutu dan
bermakna. Untuk mencapai pembelajaran yang optimal dibutuhkan yang
kreatif dan inovatif yang selalu mempunyai keinginan terus-menerus untuk
3
memperbaiki dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas. Karena
dengan peningkatan mutu prose bleajar mengajar di kelas, mutu pendidikan
dapat ditingkatkan.
Dalam kehidupan, sehari-hari kita tidak terlepas dengan yang namanya
bahasa, karena bahasa merupakan alat komunikasi (Kusumaningsih, 2013: 1).
Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi
sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh penutur. Dalam pelaksanaannya
bermacam-macam fungsi tersebut dapat dipadukan melalui berbagai kegiatan
pembelajaran mengenai topik tertentu.
Pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses belajar dan mengajarkan
bahasa Indosnesia. Tujuan utamanya adalah siswa mampu berkomunikasi dengan
bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa Indonesia diajarkan
kepada siswa dengan kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Dalam mempelajari bahasa Indonesia, siswa sudah memiliki bahasa pertama
yaitu bahasa daerah. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia ini
merupakan pembelajaran bahasa kedua setelah bahasa daerah.
Di sebagian siswa, pembelajaran bahasa Indonesia sangat membosankan
karena mereka sudah merasa bisa dan penyampaian materi dari guru yang kurang
menarik, sehingga secara tidak langsung siswa menjadi lemah dalam
penangkapan materi. Selama ini pengajaran bahasa Indonesia belum berjalan
dengan efisien dan efektif. Penguasaan materi atau bahan pengajaran masih perlu
4
ditingkatkan. Strategi, metode, atau model penyampaian pembelajaran perlu di
variasikan agar lebih menarik dan sesuai dengan tujuan pengajaran.
Sehubungan dengan penangkapan materi ada kaitannya dengan
ketrampilan menulis, masih banyak siswa yang kurang memahami dalam hal
menulis materi yang di sampaikan oleh guru. Jika apa yang disimak kemudian
dituliskan kembali pada umunya tidak sesuai dengan isi yang disimak, dalam hal
ini pengajaran bahasa Indonesia di kelas III materi menulis paragraf.
Keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia tergantung pada kreativitas
guru dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat dan menarik. Menurut
Suprihatiningrum (2017: 142), model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan
pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model
pebelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Melalui model pembelajaran guru dapat
membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan
mengekspresikan ide. Model pembelajaran dapat digunakan para guru untuk
merencanakan aktivitas pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis paragraf adalah
model pembelajaran Example Non Example.
Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan peneliti dengan guru kelas III
(Reni Tri Rahayu), di MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang pada hari Senin tanggal 30 Juli 2018, di temukan masalah
5
pembelajaran bahasa Indonesia terakait dengan persoalan menulis yang di alami
guru itu sendiri dalam menerima dan menyampaikan materi menulis di antaranya
yaitu, yang pertama guru kurang memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di
madrasah, kedua guru masih kurang menggunakan model ataupun metode
pembelajaran, ketiga guru masih kurang dalam penggunaan media, keempat
siswa kurang berinteraksi baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru,
maupun siswa dengan lingkungan sekitar, kelima siswa kurang merespon
terhadap pelajaran yang di sampaikan, sehingga ketrampilan menulis dalam
menerapkan materi bahasa Indonesia terlihat belum sesuai yang di harapkan.
Pembelajaran dilaksanakan hanya dengan metode ceramah, tanya jawab, dan
penugasan dan siswa hanya berperan sebagai penerima materi dan tidak dilatih
untuk saling berdiskusi. Kondisi tersebut yang menyebabkan siswa pasif, jenuh,
dan merasa sulit memahami materi.
Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai ulangan bahasa Indonesia siswa kelas
III yang diperoleh dari guru menunjukkan masih banyaknya siswa yang
mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah
ditetapkan yaitu 65. Secara klasikal nilai ulangan siswa belum memenuhi KKM,
dari 22 siswa hanya 8 siswa yang dapat memenuhi KKM atau sebesar 36,36% ,
sedangkan sisanya masih berada dibawah KKM atau sebesar 63,63%.
Selanjutnya, berdasar diskusi dengan guru bahasa Indonesia kelas III di
MI Al Islam Banding, diduga faktor yang mempengaruhi siswa mendapatkan
nilai dibawah standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), antara lain: Siswa
6
kurang memperhatikan saat pembelajaran berlangsung, sibuk bermain sendiri,
mengobrol dengan teman yang menyebabkan siswa kurang memahami materi
yang diajarkan, atau terjadi kesalahan kalkulasi dalam jawaban siswa sehingga
mempengaruhi hasil akhir jawaban.
Selain faktor tersebut, faktor lain yang mempengaruhi siswa mendapat
nilai dibawah KKM, yakni kurangnya kreatifitas guru dalam mengajar
menyebabkan proses pembelajaran kurang menarik minat siswa sehingga siswa
cenderung pasif dan kurang tertarik dengan materi yang diajarkan. Dalam hal ini
guru dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam mengajar agar mampu
menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa,
peneliti bersama Ibu Reni melakukan diskusi mengenai model pembelajaran
yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut, sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Melalui diskusi yang telah dilakukan, diputuskan untuk
menggunakan model pembelajaran Example Non Example sebagai solusi
tindakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran bahasa Indonesia yang ada
di MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2018.
Penerapan model Example Non Example dalam pembelajaran bahasa
Indonesia materi menulis paragraf mampu memberikan inovasi dalam
pembelajaran. Example dan Non Example adalah taktik yang dapat digunakan
untuk mengajarkan definisi konsep (Hamdayama, 2014: 97). Langkah awal
7
dalam penerapan model Example Non Example adalah guru memberi satuan
informasi yang besar menjadi komponen-komponen yang lebih kecil, selanjutnya
guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar 2-3 orang siswa, sehingga setiap
anggota bertanggung jawab atas setiap penguasaan komponen-komponen yang
ditugaskan sebaik-baiknya, sehingga menyebabkan tumbuhnya rasa senang
dalam proses belajar mengajar, serta dapat menjadikan siswa lebih semangat
belajar karena dapat melihat secara langsung (Hamdayama, 2014: 98). Dengan
menggunakan penerapan model Example Non Example diharapkan siswa
mampu mengikuti proses pembelajaran dengan antusias sehingga dapat
meningkatkan partisipasi siswa, meningkatkan sifat kritis dan analisis siswa.
Materi akan lebih mudah diterima, menyenangkan dan hasil belajar siswa
menjadi meningkat.
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
Bahasa Indonesia Materi Menulis Paragraf Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Example Non Example Pada Siswa Kelas III MI Al Islam Banding
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah : Apakah
penggunaan model pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan hasil
belajar siswa mata pelajaran bahasa Indonesia materi menulis paragrag pada siswa
8
kelas III MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun
Ajaran 2018/2019 ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar bahasa Indonesia materi menulis paragraf menggunakan model
pembelajaran Example Non Example Pada Siswa Kelas III MI Al Islam Banding
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2018/2019.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap terhadap masalah
yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa,
2011:63). Adapun dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengambil
hipotesis tindakan yaitu : “penggunaan model pembelajaran Example Non
Example dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia materi menulis
paragraf pada siswa kelas III MI Al Islam Banding Kecamat Bringin Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Penerapan model ExampleNon Example ini dikatakan efektif apabila
indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan
penulis sebagai berikut:
a. Ada peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus pertama dan
kedua.
9
b. Nilai siswa kelas III memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar
65 serta tercapainya ketuntasan klasikal yang besarnya 85% dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur dalam menyatakan bahwa
suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil (Usman,1993:8).
Penerapan model pembelajaran Example Non xample ini dikatakan efektif
apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator ketuntasan siswa adalah
sebagai berikut:
a. Secara Individual
Siswa dapat mencapai skor 65 pada materi Menulis Paragraf.
b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu kelas
mendapat nilai 65.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan member manfaat baik dari segi teoritis maupun
praktis yaitu:
1. Manfaat Teoretis
Memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan dan dapat
memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang
muncul dalam proses belajar-mengajar. Khususnya dalam mata pelajaran
10
bahasa Indonesia, terutama untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis paragraf kelas III MI Al Islam
Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2018/2019.
2. Manfaat Praksis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia
materi menulis paragraf.
2) Meningkatkan kreatifitas dan keaktifan siswa dalam menerapkan model
Example Non Example pada proses pembelajaran.
b. Bagi Guru
1) Guru dapat memperbaiki pembelajaran di kelas sehingga hasil belajar
siswa dapat meningkat
2) Guru dapat mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan sendiri,
sehingga memberikan terobosan baru model pembelajaran yang dapat
diterapkan di tingkat dasar.
c. Bagi Sekolah
1) Mengangkat nama baik sekolah tersebut jika meningkatnya hasil belajar
siswa
2) Dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
d. Bagi peneliti
Dapat memberikan pengalaman kepada peneliti untuk terjun ke bidang
pendidikan.
11
F. Definisi Operasional
Untuk memudahkan dan memperjelas pemahaman serta menghindari
kekeliruan terhadap maksud yang terdapat pada judul di atas, maka perlu
dijelaskan mengenai pembahasan masalah dan arti kata dalam rangkaian judul
di atas.
1. Hasil Belajar
Belajar adalah suatu aktifitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dasn
mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses
memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak
manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience).
Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan (knowledge),
atau a body of knowledge. Definisi ini merupakan definisi umum dalam
pembelajaran sains secara konfensional, dan beranggapan bahwa pengetahuan
sudah terserak di alam, tinggal bagaimana siswa atau pembelajar bereksplorasi
menggali dan menemukan kemudian memungutnya, untuk memperoleh
pengetahuan (Suyono & Hariyanto, 2014:9)
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memeperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam
12
kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan
tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional (Susanto,
2013:5)
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai, nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan (Suprijono :2012: 5)
2. Bahasa Indonesia
Bahasa adalah alat komunikasi yang efektif antarmanusia. Dalam
berbagai macam situasi, bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan
gagasan pembicara kepada pendengar atau penulis kepada pembaca
(Kusumaningsih, 2013: 13)
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk
mempersatukan seluruh bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, merupakan alat
menguungkapkan diri baik secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa,
dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis (Nasucha, 2009 : 1).
3. Model Example Non Example
Example Non Example adalah strategi pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran.
Strategi ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis dengan
memecahkan permasalahan-permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh
gambar yang disajikan. Penggunaan gambar di rancang agar siswa dapat
13
menganalisis gambar tersebut untuk kemudian di deskripsikan secara singkat
perihal isi dari sebuah gambar. Dengan demikian, strategi ini menekankan
pada konteks analisis siswa (Huda, 2013: 234).
Menurut Buehl (1996) dikutip dalam buku (Huda, 2014: 235), strategi
Example Non Example melibatkan siswa untuk : 1) menggunakan sebuah
contoh untuk memperluas pemahaman sebuah konsep dengan lebih mendalam
dan kebih komplesk; 2) melakukan proses discovery (penemuan), yang
mendorong mereka membangun konsep secara progresif melalui pengalaman
langsung terhadap contoh-contoh yang mereka pelajari; dan 3)
mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan
bagian non example yang dimungkinkan masih memiliki karakteristik konsep
yang telah dipaparkan pada bagian example.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif
dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan
atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih
profesional (Basrowi & Suwandi, 2008:26).
Aqib (2008: 18) menyatakan bahwa PTK merupakan salah satu cara
yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus
14
diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan
kualitas program sekolah secara keseluruhan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya perbaikan suatu
praktik pendidikan berdasarkan refleksi dari pemberian tindakan pada
penelitian ini dengan memberiakan suatu tindakan pada subjek yang diteliti
dengan menggunakan model Example Non Example. Penelitian TIndakan
Kelas yang digunakan adalah jenis kolaboratif, dimana peneliti bertindak
sebagai pengamat. Proses belajar mengajar tetap dilakukan oleh guru dan
siswa. Hal ini bertujuan agar proses belajar mengajar berjalan secara alami
sehingga data yang diperoleh valid. Alasan peneliti mengggunakan penelitian
tindakan kelas kolaboratif karena peneliti ikut berperan dalam proses
pembelajaran.
Alasan peneliti menggunakan jenis PTK adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas
dengan cara menerapkan model pembelajaran Example Non Example sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat terutama pada mata pelajaran bahasa
Indonesia materi menulis paragraf.
Arikunto, (2014: 16) memberikan empat tahapan penting, meliputi; (1)
Planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation (pengamatan) dan
(4) Reflektion (refleksi).Tahapan tersebut dapat ditampilkan pada gambar 1.1.
15
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK
(Sumber: Arikunto, dkk, 2014: 16)
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Al Islam Banding Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang tahun 2018. Madrasah ini dipilih menjadi
tempat penelitian karena memerlukan pengembangan strategi pembelajaran
yang akan meningkatkan hasil kinerja guru dan siswa. Dengan demikian
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.
b. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan bulan Agustus-September
2018 di MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS I
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Refleksi
?
Perencanaan
16
c. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru
dan siswa kelas III MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang tahun 2018 dengan jumlah siswa 22 yaitu 14 siswa laki-laki dan
8 siswa perempuan. Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran bahasa
Indonesia materi menulis paragraf dengan menggunakan model Example
Non Example.
3. Langkah-Langkah Penelitian
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Penelitian yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak
yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya
tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini
dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas
pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan (Arikunto, dkk,
2014: 17).
Tahap perencanaan terdiri dari beberapa kegiatan antara lain:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Example Non Example;
2) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses
pembelajaran berlangsung;
17
3) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui kondisi
saat proses pembelajaran dengan model pembelajaran Example Non
Example berlangsung;
4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Example Non Example;
5) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Example Non Example.
b. Pelaksanaan
Guru mengadakan proses pembelajaran menggunakan model Example
Non Example. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut
(Hamzah, 2011 : 80) :
1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP;
3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan dan menganalisis gambar;
4) Memulai diskusi kelompok 2-3 orang siswa, kemudian hasill diskusi dari
analisis gambar tersebut dicatat pada kertas;
5) Setiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusinya;
6) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materu
sesuai tujuan yang ingin dicapai;
7) Kesimpulan.
18
c. Pengamatan
Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan pengamatan
yang dilakukan oleh peneliti. Pengamatan ini dilakukan dengan cara
mengamati guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan lembar
observasi serta tes evaluasi untuk menggali data hasil belajar siswa setelah
dilakukan proses pembelajaran menggunakan model Example Non
Example.
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan eksplanasi
terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan
tindakan. Pada tahap refleksi meliputi: (1) mencatat hasil observasi dan
pelaksanaan pembelajaran, (2) evaluasi hasil observasi, (3) analisis hasil
pembelajaran.
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris
reflection, yang artinya pemantulan. Kegiatan refleksi sangat tepat
dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan,
kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implemetasi
rancangan tindakan (Arikunto, 2014: 19). Apabila indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan belum tercapai, maka PTK akan dilanjutkan pada
siklus berikutnya pada waktu yang berbeda melalui tahap-tahap yang sama
19
dengan siklus sebelumnya dengan materi yang berbeda-beda pada setiap
siklusnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan oleh guru atau observer untuk
mengukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk menetapkan
keberhasilan dari rencana tindakan yang dilakukan. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model
pembelajaran Example Non Example;
b. Lembar tes evaluasi mata pelajaran bahasa Indonesia materi menulis
paragraf;
c. Lembar observasi terhadap guru pada saat menerapkan model pembelajaran
Example Non Example;
d. Lembar observasi terhadap siswa pada saat proses pembelajaran Example
Non Example.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik yang akan digunakan
dalam pengumpulan data adalah:
a. Tes Tertulis
Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan dan
peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi operasi perkalian yang
diajarkan guru. Siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan materi
20
apabila telah mencapai nilai minimal 65 dari target yang ditentukan. Tes ini
dilakukan setelah proses pembelajaran menggunakan model Example Non
Example berlangsung.
b. Observasi
Observasi merupakan tindakan atau suatu proses pengambilan
informasi, atau data melalui media pengamatan. Observasi ini dilakukan
terhadap peserta didik dan guru selama pembelajaran berlangsung untuk
mengetahui tingkat kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia dengan menggunakan model Example Non Example.
c. Dokumentasi
Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu teknik
memperoleh data yang berupa foto. Dokumentasi ini dilakukan pada saat
proses pembelajran berlangsung, sehingga aktivitas siswa dan guru selama
pembelajaran bahasa Indonesia dengan model Example Non Example akan
terekam dalam foto. Dokumentasi foto dilakukan sebagai bukti visual
kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Foto tersebut
merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang lain.
d. Wawancara
Wawancara dilakukan setelah kegiatan berlangsung dan secara
bebas, untuk mengungkap data dengan kata-kata secara lisan tentang sikap,
pendapat dan wawasan subjek penelitian mengenai baik buruknya proses
belajar yang telah berlangsung.
21
6. Analisis Data
Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul guna
mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk
perbaikan belajar siswa. Analisis tindakan keberhasilan atau prestasi
keberhasilan siswa, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal
tes tertulis pada setiap akhir pelajaran.
Presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus
(Daryanto, 2011:192):
P = ∑
∑ X 100%
H. Sistematika Penulisan
Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo, judul persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
dan daftar lampiran.
Bab I Pendahuluan berisi tentang: latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, definisi
operasioanl, dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup
rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen
penelitian, pengumpulan data dan analisis data.
22
Bab II Landasan Toeri berisi tentang: Kajian Teori meliputi, Hasil
belajar, Bahasa Indonesia, Hakikat Menulis, Paragraf, Model pembelajaran
Example Non Example dan KKM. Kajian Pustaka meliputi penelitian-
penelitian terdahulu yang pernah dilakukan.
Bab III Pelaksanaan Penelitian berisi tentang deskripsi pelaksanaan
pra siklus meliputi rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data dan
refleksi. Deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi deskripsi setiap
siklus yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau wawancara,
refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan.
Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran.
23
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
1. Hasil Belajar
a. Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut R. Gagne dalam Susanto (2013:1), belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dapat diartikan sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan individu dan individu dengan lingkungangannya sehingga
akan lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya (Usman, 1993: 4).
Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku berikut
adanya pengalaman. Pembentukan tingkah laku ini meliputi perubahan
ketrampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Oleh
sebab itu, belajar adalah proses aktif, yaitu proses mereaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah suatu proses yang
diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui pengalaman. Belajar
adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu yang dipelajari
(Suprihatiningrum, 2017: 14). Menurut Budiningsih dalam Suprihatiningrum
(2017: 15), belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan, yang
24
mana siswa aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep, dan
memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Morgan
mendefisikan belajar sebagai berikut “Learning is any relatively permanent
change in behavior that is a result of past experience”, belajar adalah
perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman
(Suprijono, 2010:3). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku untuk memperoleh sebuah
pengetahuan, kemampuan, dan sesuatu hal yang baru serta diarahkan pada
suatu tujuan.
Gagne dalam Suprijono (2010:10-11), membagi kegiatan belajar
menjadi delapan yaitu:
a. Signal learning atau kegiatan belajar mengenal tanda. Tipe kegiatan
belajar ini menekankan belajar sebagai usaha merespons tanda-tanda yang
dimanipulasi dalam situasi pembelajran.
b. Stimulus-response learning atau kegiatan belajar tindak balas. Tipe ini
berhubungan dengan perilaku peserta didik yang secara sadar melakukan
respons tepat terhadap stimulus yang dimanipulasi dalam situasi
pembelajaran.
c. Chaining learning atau kegiatan belajar melalui rangkaian. Tipe ini
berkaitan dengan kegiatan peserta didik menyusun hubungan antara dua
stimulus atau lebih dengan berbagai respons yang berkaitan dengan
stimulus tersebut.
25
d. Verbal association atau kegaitan belajar melalui asosiasi lisan. Tipe ini
berkaitan dengan upaya peserta didik menghubungkan respons dan
stimulus yang disampaikan secara lisan.
e. Multiple discrimination learning atau kegiatan belajar dengan perbedaan
berganda. Tipe ini berhubungan dengan kegiatan peserta didik membuat
berbagai perbedaan respons yang digunakan terhadap stimulus yang
beragam, namun berbagai respons dan stimulus itu saling berhubungan
antara satu dengan yang lainnya
f. Consept learning atau kegiatan belajar konsep. Tipe ini berkaitan dengan
berbagai respons dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah
stimulus berupa konsep-konsep yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya.
g. Principle learning atau kegiatan belajar prinsip-prinsip. Tipe ini
digunakan peserta didik menghubungkan beberapa prinsip yang
digunakan merespons stimulus.
h. Problem solving learning atau kegiatan belajar pemecahan masalah. Tipe
ini berhubungan dengan kagiatan peserta didik menghadapi persoalan dan
memecahkannya sehingga pada akhirnya peserta didik memiliki
kecakapan dan keterampilan baru dalam pemecahan masalah.
26
2. Ciri-Ciri Belajar Mengajar
Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak
terlepas dari ciri-ciri tertentu, yang menurut Edi Suardi dalam Djamarah
(1997 :46-48) sebagai berikut :
1) Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak
didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud
dengan kegiatan belajar mengajar sadar akan tujuan, dengan
menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian. Anak didik
mempunyai tujuan , atau unsur yang lain sebagai pengantar dan
pendukung.
2) Ada suatu prosedur, (jalannya interaksi) yang direncanakan, di
desain untuk memncapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar dapat
mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan interaksi
perlu ada prosedur atau langkah-langkah sistematik dan relevan.
Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang satu dengan yang
lain, mungkin akan membutuhkan prosedur dan desain yang
berbeda pula.
3) Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penerapan materi
yang khusus, dalam hal ini materi harus di desain sedemikian rupa,
sehingga cocok untuk mencapai tujuan. Materi hsrus sudah di
desain dan dipersiapkan sebelum berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar.
27
4) Ditandai dengan aktivitas anak didik. Sebagai konsekuensi, bahwa
anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar. Aktivitas anak didik dalam hal ini yaitu baik
secara fisik maupun secara mental.
5) Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai
pembimbing, dalam peranannya sebagai pembimbing, guru harus
berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi
proses interaksi yang kondusif.
6) Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin
dalam kegiatan ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang
diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh
pihak guru maupun anak didik dengan sadar.
7) Ada batas waktu, untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
dalam sistem berkelas, batas waktu menjadi salah satu ciri yyang
tidak bisa ditinggalkan. Karena, setiap tujuan akan diberi waktu
tertentu, kapan tujuan itu sudah dan harus tercapai.
8) Evaluasi, dari seluruh kegiatan diatas, evaluasi adalah hal penting
yang tidak bisa di abaikan, setelah guru melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui
tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
28
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Karakteristik anak usia sekolah dasar yang suka bermain, memiliki
rasa ingin tahu yang besar, mudah terpengaruh oleh lingkungan, dan gemar
membentuk kelompok sebaya, pada pembelajaran di sekolah perlu adanya
usaha untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan.
Untuk itu, guru perlu memperhatikan beberapa prinsip pembelajaran yang
diperlukan agar terciptanya belajar yang kondusif dan menyenangkan.
Beberapa prinsip pembelajaran tersebut dapat diuraikan secara singkat,
sebagai berikut (Susanto, 2013:87):
a. Prinsip Motivasi, adalah upaya guru untuk menumbuhkan dorongan
belajar, baik dari dalam diri anak atau dari luar diri anak, sehingga anak
belajar seoptimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
b. Prinsip latar belakang, adalah upaya guru dalam proses belajar mengajar
memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dimiliki
anak agar tidak terjadi pengulangan yang membosankan.
c. Prinsip pemusatan perhatian, adalah usaha untuk memusatkan perhatian
anak dengan jalan mengajukan masalah yang hendak dipecahkan lebih
terarah untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
d. Prinsip keterpaduan, merupakan hal yang penting dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan materi hendaknya
mengaitkan suatu pokok bahasan dengan subpokok bahasan lain agar
29
anak mendapat gambaran keterpaduan dalam proses perolehan hasil
belajar.
e. Prinsip pemecahan masalah, adalah situasi belajar yang dihadapkan pada
masalah-masalah. Hal ini dimaksudkan agar anak peka dan juga
mendorong mereka untuk mencari, memilih, dan menentukan pemecahan
masalah sesuai dengan kemampuannya.
f. Prinsip menemukan, adalah kegiatan menggali potensi yang dimiliki anak
untuk mencari, mengembangkan hasil perolehannya dalam bentuk fakta
dan informasi. Untuk itu, proses belajar mengajar yang mengembangkan
potensi anak tidak menyebabkan kebosanan.
g. Prinsip belajar sambil bekerja, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan
berdasarkan pengalaman baru. Pengalaman belajar yang diperoleh
melalui bekerja tidak mudah dilupakan oleh anak. Dengan demikian,
proses belajar mengajar yang memberi kesempatan kepada anak untuk
bekerja, berbuat sesuatu akan memupuk kepercayaan diri, gembira, dan
puas karena kemampuannya tersalurkan denngan melihat hasil kerjanya.
h. Prinsip belajar sambil bermain, merupakan kegiatan yang dapat
menimbulkan suasana menyenangkan bagi siswa dalam belajar, karena
dengan bermain pengetahuan, keterampilan, sikap, dan daya fantasi anak
berkembang. Suasana demikian akan mendorong anak aktif dalam belajar
Prinsip perbedaan individu, yakni upaya guru dalam proses belajar
mengajar yang memperhatikan perbedaan individu dari tingkat
30
kecerdasan, sifat, dan kebiasaan atau latar belakang keluarga. Hendaknya
guru tidak memperlakukan anak seolah-olah semua sama.
i. Prinsip hubungan sosial, adalah sosialisasi pada masa anak yang sedang
tumbuh yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Kegiatan
belajar hendaknya dilakukan secara berkelompok untuk melatih anak
menciptakan suasana kerja sama dan saling menghargai satu sama
lainnya.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
yang berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal).
Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil
interaksi antara brbagai faktor tersebut. Oleh karena itu, pengenalan guru
terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa sangat
penting yang berarti untuk membantu siswa mencapai prestasi belajar yang
seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa
(Usman, 1993 : 9-10).
Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut :
a) Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)
1. Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini ialah panca indra
yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
31
2. Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh dari :
a. Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu
kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu
prestasi yang dimiliki.
b. Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebtuhan, motivasi, emosi,
dan penyesuaian diri.
3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
b) Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)
1. Faktor sosial yang terdiri dari :
a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan sekolah
c. Lingkungan masyarakat
d. Lingkungan kelompok
2. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kesenian.
3. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas
belajar.
4. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.
32
b. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan ynang
berupa keterampilan dan perilaku yang diperoleh. Dalam hal ini,
Gagne dan Briggs mendifinisikan hasil belajar sebagai kemampuan
yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati
melalui penampilan siswa (Suprihatiningrum, 2017: 37). Hasil belajar
adalah pola-pola perbuatan nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-
sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne dalam
Suprijono (2011:5), hasil belajar berupa:
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan
merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan
tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah
maupun penerapan aturan.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-
konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Kemampuan
intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif
bersifat khas.
33
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik yaitu melakukan dan mengarahkan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga
terwujud otomatisme gerak jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan
menginternalisi dan eksternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya
standar perilaku.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami tentang makna hasil
belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar
siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar (Susanto, 2013:5).
Menurut Bloom dalam Suprijono (2016:6), hasil belajar dapat
mencakup beberapa kemampuan. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan
kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotorik. Di bawah ini
beberapa domain dari ketiga kemampuan tersebut.
34
a. Domain Kognitif
1) Knowledge (Pengetahuan), mencapai kemampuan ingatan tentang hal
yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu
berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip
atau metode.
2) Comprehension (Pemahaman), kemampuan mencakup menangkap arti
dan makna tentang hal yang dipelajari.
3) Application (Penerapan), mencakup kemampuan menerapkan metode
dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
4) Analysis (Menguraikan), mencakup kemampuan merinci sesuatu
kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseuruhan dapat
dipahami dengan baik.
5) Synthesis (Mengorganisasikan), mencakup kemampuan membentuk
suatu pola baru.
6) Evaluation (Menilai), mencakup kemampuan membentuk pendapat
tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.
b. Domain Afektif
1) Receiving (Sikap Menerima), yang mencakup kepekaan tentang hal
tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut.
2) Responding (Memberikan Respon), yang mencakup kerelaan,
kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
35
3) Valuing (Nilai), yang menerima suatu nilai, menghargai, mengakui
dan menentukan sikap.
4) Organization (Organisasi), yang mencakup kemampuaan membentuk
suatu system nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
5) Characterization (Karakterisasi), yang mencakup kemampuan
menghayati niali dan membentuknya menjadi pola kehidupan pribadi.
c. Domain Psikomotorik
1) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan hal-hal
secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut.
2) Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam
keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai
contoh, atau gerakan peniruan.
4) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-
gerakan tanpa contoh.
5) Gerakan komplek, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan
atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien,
dan tepat.
6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan
perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan
khusus yang berlaku.
36
7) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang
baru atas dasar prakarsa sendiri.
2. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif),
keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif).
Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013: 6) diartikan
sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa
mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti
apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil
observasi langsung yang ia lakukan.
2) Keterampilan Proses
Usman dan Setiawati dalam Susanto (2013: 9) mengemukakan bahwa
keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada
pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan
37
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk
krativitasnya;
3) Sikap
Menurut Sardiman dalam Susanto (2013: 11), sikap merupakan
kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan
teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu
maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau
tindakan seseorang.
Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih
diarahkan pada pengertian pemahaman konsep. Dalam pemahaman konsep,
maka domain yang sangat berperan adalah domain kognitif (Susanto, 2013: 6-
11).
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa
itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa ; dalam arti kemampuan berpikir
atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasamani
maupun rohani. Kedua, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta
dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan (Susanto: 2013: 12).
Menurut Wasliman dalam Susanto (2013: 12), hasil belajar yang dicapai
oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara perinci, uraian
mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut :
38
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini
meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap,
kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri pesrta
didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Sekolah juga merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar
siswa, karena semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas
pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi juga hasil belajar siswa.
Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru,
sebagaimana yang dikemukakan Wina Sanjaya dalam Susanto (2013: 13),
bahwa guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi
suatu strategi pembelajaran. Berdasarkan pendapat ini dapat ditegaskan bahwa
salah satu faktor eksternal yang sangat berperan mempengaruhi hasil belajar
siswa adalah guru. Guru dalam proses pembelajaran memegang peranan yang
sangat penting, apalagi untuk siswa pada usia sekolah dasar, tak mungkin
dapat digantikan oleh perangkat lain seperti televisi, radio, dan komputer.
Sebab, siswa adalah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan
bimbingan dan bantuan orang dewasa.
39
Menurut pendapat lain Dunkin dalam Wina Sanjaya (2006: 51),
terdapat sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses
pembelajaran yang dilihat dari faktor guru, yaitu :
1) Teacher formative experience, meliputi jenis kelamin serta
semua pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang
sosial mereka. Yang termasuk ke dalam sapek ini diantaranya
tempat asal kelahiran guru termasuk suku, latar belakang
budaya, dan adat istiadat.
2) Teacher training experience, meliputi pengalaman-pengalaman
yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang
pendidikan guru, misalnya pengalaman latihan profesional,
tingkat pendidikan, dan pengalaman jabatan.
3) Teacher properties, adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan sifat yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap
profesinya, sikap guru terhadap siswa, kemampuan dan
intelegensi guru, motivasi dan kemampuan mereka baik
kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran termasuk di
dalamnya kemampuan dalam merencanakan dan evaluasi
pembelajaran maupun kemampuan dalam penguasaan materi.
Dengan demikian, semakin jelas bahwa hasil belajar siswa merupakan
hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling
mempengaruhi. Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh
40
fakto-faktor tersebut. Ruseffendi dalam Susanto (2013: 14-18)
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar kedalam
sepuluh macam, yaitu :
1) Kecedasan anak
Kemampuan intelegensi seseorang sangat mempengaruhi
terhadap cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta
terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan.
2) Kesiapan atau Kematangan
Kesiapan atau keamatangan adalah tingkat perkembangan
dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana
mestinya.
3) Bakat anak
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mecapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
4) Kemauan belajar
Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung
jawab yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil
belajar yang diraihnya, karena kemauan belajar menjadi salah
satu penentu dalam mencapai keberhasilan belajar.
5) Minat
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang siswa yang
41
menaruh minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan
perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya.
6) Model penyajian materi pelajaran
Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak
membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa
tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan
belajar.
7) Pribadi dan Sikap Guru
Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh inovatif
dalam perilakunya, maka siswa akan meniru gurunya yang aktif
dan kreatif.
8) Suasana Pengajaran
Suasana pengajarang yang tenang saat terjadinya dialog yang
kritis antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana
yang aktif diantara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih
pada proses pengajaran.
9) Komptensi Guru
Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompeten
dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan
di ajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang
tepat sehingga penekatan itu bisa berjalan dengan semestinya.
10) Masyarakat
42
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkaah laku
manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh
karena itu, dalam dunia pendidikan lingkungan masyarakatpun
akan mempengaruhi kepribadian siswa.
2. Hakikat Bahasa Indonesia
a. Pengertian Bahasa Indonesia
Menurut Sugihastuti dalam (Kusumaningsih 2013: 13) Bahasa
merupakan alat komunikasi yang efektif antar manusia. Dalam berbagai
macam situasi, bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan
pembicara kepada pendengar atau penulis kepada pembaca.
Secara sederhana bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang
paling penting untuk mempersatukan seluruh bangsa Indonesia. Oleh
sebab itu bahasa Indonesia merupakan alat mengungkapkan diri baik
secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa, dan cipta serta pikir baik
secara etis, estetis, dan logis (Nasucha: 2009: 1)
Bahasa Indonesia dipahami sebagai salah satu dari banyak ragam
bahasa Melayu. Dasar yang dipakai pada bahasa Indonesia adalah bahasa
Melayu Riau sejak abad ke-19. Dalam perkembangannya, bahasa
Indonesia mengalami proses pembakuan pada abad ke-20 (Achmad 2015:
16).
Penanaman bahasa Indonesia diawali sejak diikrarkan Sumpah
Pemuda. Akibat dari Sumpah Pemuda tersebut, maka terjadilah proses
43
pembedaan antara bahasa Melayu yang digunakan di Riau dan
Semananjung Malaya dengan bahasa Indonesia yang terus mengalami
perkembangan hingga awal abad ke-21.
Pada saat Sumpah Pemuda, menetapkan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan. Dalam UUD 1945, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai
bahasa Negara. Sementara dalam keputusan Kongres Bahasa II yang
dilaksanakan di Medan pada tanggal 28 Oktober-2 November 1954,
bahasa Indonesia di sepakati ssebagai bahasa kebangsaan dan sekaligus
sebagai bahasa negara.
Bahasa Indonesia bukan bahasa Ibu. Mengingat sebagian besar
warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa ibu. Bahasa
Indonesia digunakan sangat luas, seperti di perguruan, media massa,
sastra, perangkat lunak, atau surat menyurat resmi. Dari kesimpulan ini
dapat dikatakan, bahasa Indonesia telah digunakan oleh semua warga
Indonesia.
Dengan demikian dapat disiumpulkan bahwa pembelajaran bahasa
Indonesia di SD/MI diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan.
Disamping itu, dengan pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan
dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap hasil karya sastra Indonesia
(Zulela: 2012: 4).
44
b. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki banyak manfaat, antara lain (Achmad:
2015: 17):
1. Sebagai Media Berkomunikasi
Seorang dari pengguna bahasa ibu (daerah) yang satu dapat
berbahasa Indonesia dengan baik akan dapat berkomunikasi
dengan pengguna bahasa ibu lainnya.
2. Sebagai Media Mempelajari Ilmu Pengetahuan
Dengan menguasai bahasa Indonesia baik secara lisan maupun
tertulis, sesorang akan dapat mempelajari ilmu pengetahuan baik
yang disampaikan oleh para guru (dosen) maupun buku-buku yang
menggunakan bahasa Indonesia.
3. Sebagai Media Penyampaian Ide Kreatif
Seseorang yang menguasai bahasa Indonesia secara tertulis,
akan berpeluang menjadi sastrawan atau penulis yang
menyampaikan ide kreatifnyamelalui karya tulis baik fiksi maupun
noon fiksi.
4. Sebagai Modal Utama dalam Penyutingan Naskah
Seorang editor yang bekerja disebuah kantor penerbitan atau
media massa harus menguasai bahasa Indonesia seara tekstual
untuk menyempurnakan naskah.
45
5. Sebagai Bahasa Nasional, Persatuan, dan Negara
Bagi negara, bahasa Indonesia bermanfaat untuk meningkatkan
spirit nasionalisme dan persatuan bangsa. Dengan demikian,
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan.
c. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indoensia di lingkup dunia akademik khususnya
dan masyarakat pada umumnya memili beberapa tujuan, antara lain (Achmad:
2015: 20) :
1. Mendidik anak didik dan masyarakat agar dapat berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa Indonesia secara efektif, efisien,
baik, dan benar sesuai etika dan kesopanan.
2. Supaya anak didik dan masyarakat semakin dapat menghargai
serta merasa bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai alat
pemersatu bangsa.
3. Supaya anak didik dan masyarakat bisa memahami bahasa
Indoensia dan mampu menggunakannya secara tepat.
4. Suapaya anaak didik dan masyarakat bisa menggunakan bahasa
Indonesia guna semakin meningkatkan kemampuannya.
5. Supaya anak didik dan masyarakat mampu membaca yang
merupakan syarat mutlak didalam memperluas wawasan serta
memperhalus budi pekerti.
46
6. Supaya anak didik dan masyarakat bisa mampu mengahayati karya
sastra Indonesia yang fungsinya dapat memberikan inspirasi,
edukasi, dan rekreasi yang sehat.
7. Supaya anak didik dan masyarakat bisa menyampaikan
gagasannya kedalam karya tulis baik fiksi maupun non fiksi.
3. Hakikat Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikai berupa
penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf
menjadi kata atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain,
sehingga orang lain dapat memahaminya. Dalam hal ini, dapat
terjadinya komunikasi antar penulis dan pembaca dengan baik
(Dalaman 2015 : 3)
Menulis merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan oleh
setiap orang. Menulis membutuhkan ketrampilan khusus yang harus
dipelajari dan senantiasa dilatih. Menulis memerlukan bahkan
motivasi tambahan pula, hal ini dikarenakan menulis bukan bakat
karena tidak semua orang mampu menulis (Susanto: 2013: 246).
47
b. Fungsi Menulis
Fungsi menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung
karena tidak langsung berhadapan dengan pihak lain yang membaca
tulisan kita tetapi melalui bahasa tullisan (Susanto: 2013: 252).
Rusyana dalam Purwanto (1997) mengklasifikasikan fungsi
menulis sesuai kegunaanya, yaitu:
1. Fungsi penataan, yaitu fungsi penataan terhadap gagasan, pikira,
pendapat, imajinasi dan lainya, serta penggunaan bahasa sehingga
menjadi terususun.
2. Fungsi pengawetan, yaitu untuk mengawetkan pengaturan sesuatu
dalam wujud dokumen tertulis.
3. Fungsi penciptaan, yaitu mengarang berarti mewujudkan sesuatu
yang baru.
4. Fungsi penyampaian, yaitu mengarang berfungsi dalam
menyampaikan gagasan, pikiran, imajinasi, dan lain-lain, yang
sudah diawetkan menjadi suatu karangan.
5. Fungsi melukiskan, yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan
sesuatu.
6. Fungsi memberi petunjuk, berarti dalam karangan itu penulis
memberikan petunjuk tentang cara atau aturan melaksanakan
sesuatu.
48
7. Fungsi memerintahkan, yaitu penulis memberikan perintah,
permintaan, anjuran, nasihat agar pembaca menjalankan.
8. Fungsi mengingat, yaitu penulis mencatat suatu perisriwa,
keadaan, keteangan, atau lainnya dengan maksud agar tidak ada
yang terlupakan dalam karangan.
9. Fungsi korespondensi, yaitu fungsi surat dalam memeberitahukan,
menanyakan, memerintahkan atau meminta sesuatu kepada orang
yaang dituju, mengharapkan orang yang dituju , mengaharpkan
orang itu untuk memenuuhi apa yang dikemukakannya itu serta
membalasnya dengan tertulis pula.
c. Tujuan Menulis
Yang dimaksud dengan tujuan menulis adalah respons atau
jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari
pembaca (Susanto: 2013: 253). Tujuan menulis dapat dikategorikan ke
dalam empat macam yaitu:
1. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar,
disebut wacana informatif. Tulisan yang bertujuan memberi
informasi atau keterangan penerangan kepada para pembaca.
2. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak para
pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan, disebut
wacana persuasif.
49
3. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan
atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literal atau
wacana kesastraan. Tujuan penulisan untuk menyenangkan ini
disebut juga tujuan altruistis, yaitu penulis bertujuan untuk
menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan para
pembaca.
4. Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat
atau berapi-api disebut wacana ekspresif. Sebagai gambaran,
menulis puisi dapat termasuk menulis yang bertujuan untuk
pernyataan diri dengan pencapaian nilai-nilai artistik.
4. Paragraf
a. Pengertian Paragraf
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) paragraf di definisikan
sebagai bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide
pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru) (Dalman: 2015: 53).
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan
(Nasucha: 2009: 33). Paragraf mempunyai beberapa pengertian: (1) Paragraf
adalah karangan mini. Artinya, semua unsur karangan yang panjang ada
dalam paragraf. (2) Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri beberapa
kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang
tersusun secara lengkap, utuh, dan padu. (3) Paragraf adalah bagian dari
suatau karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan
50
satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran
penjelas sebagai pendukungnya. (4) Paragraf yang terdiri atas satu kalimat
berarti tidak menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan.sekalipun tidak
sempurna, paragraf yang terdiri satu kalimat dapat digunakan. Paragraf satu
kalimat ini dapat dipakai sebagai peralihan antar paragraf, sekaligus
memperbesar efek dinamika bahasa. Akan tetapi, sebagai satuan gagasan
menjadi suatu bentuk ide yang utuh dan lengkap , paragraf hendaklah
dibangun dengan sekelompok kalimat yang saling berkaitan dan
mengembangkan satu gagasan (Widjono: 2007: 173)
Dari pengertian beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
paragraf adalah rangkaian dari beberapa kalimat dan harus memiliki kesatuan
gagasan yang diungkapkannya sehingga pembaca mudah untuk memahami
maksud dari tulisan atau informasi yang ada. Hal ini menandakan bahwa
didalam sebuah paragraf hanya ada satu ide pokok dan beberapa ide penjelas
(Dalman: 2015: 54).
b. Ciri-Ciri Paragraf
1. Kalimat pertama bertakuk kedalam lima ketukan spasi untuk jenis
karangan biasa, misalnya surat, dan delapan ketukan untuk jenis karangan
ilmiah formal, misalnya skripsi, thesis, dan disertasi. Karangan berbentuk
lurus yang tidak bertakuk (block style) ditandai dengan jarak spasi
merenggang, satu spasi lebih banyak daripada jarak antar baris lainnya.
51
2. Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan
dalam kalimat topik.
3. Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya
merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan,
atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.
4. Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan
dalam kalimat pennjelas. Kalimat ini berisi detail-detail kalimat topik. Paragraf
bukan kumpulan kalimat-kalimat topik. Paragraf hanya berisi satu kalimat topik
dan beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat
spesifik, dan tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.
5. Dalam karangan yang panjang, paragraf mempunyai arti dan fungsi yang
penting. Dengan paragraf itu pengarang dapat mengekspresikan keseluruhan
gagasan secara utuh, runtut, lengkap, menyatu, dan sempurna sehingga
bermakna dan dapat dipahami oleh pembaca sesuai dengan keinginan
penulisnya. Paragraf juga dapat mendinamiskan sebuah karngan sehingga
menjadi lebih hidup, dinamis, dan energik sehingga pembaca menjadi penuh
semangat. Artinya, paragraf mempunyai fungsi strategis dalam menjembatani
gagasan penulis dan pembacanya.
c. Fungsi Paragraf
1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran
dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam
suatu kesatuan.
52
2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri
beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan
pemahaman bagi pembacanya.
4. Memudahkan pengembangan topik karangan kedalam satuan-satuan unit
pikiran yang lebih kecil.
5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas
beberapa variabel.
5. Model Pembelajaran Example Non Example
a. Pengertian Model Pembelajaran Example Non Example
Example Non Example merupakan model yang mengajarkan pada
siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Example dan
Non Example adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan
definisi konsep (Hamdayama: 2014: 97).
Example Non Example merupakan strategi pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi
pelajaran. Strategi ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar berpikir
kritis dengan memecahkan permasalahan-permasalahan yang termuat dalam
contoh-contoh gambar yang disajikan. Penggunan media gambar dirancang
agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut untuk kemudian di
deskripsikan secara singkat perihal dari isi gambar (Huda : 2013 :234).
Example Non Example adalah metode belajar yang menggunakan
53
contoh-contoh. Contoh-contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang
relevan dengan KD (Hamdani, 2011: 94).
Dalam model pembelajaran ini, guru tidak banyak menjelaskan
tentang materi, melainkan guru hanya menyiapkan materi yang berupa
gambar-gambar untuk memfasilitasi anak dalam mendiskusikan sebuah
materi dan dilakukan secara kelompok. Dalam kelompok tersebut tidak
hanya materi yang dibahas saja, melainkan juga memberi arti penting dari
kerja sama, persaingan sehat antar kelompok, keterlibatan belajar dan
tanggung jawab (Hamdayama: 2014: 98).
b. Langkah-langkah Pembelajaran Example Non Example
Langkah-langkah proses pembelajaran Example Non Example menurut
(Hamzah, 2011: 80), yaitu :
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran;
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP;
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa umtuk
memperhatikan/menganalisis gambar;
4. Memulai diskusi kelompok 2-3 orang siswa, kemudian hasil diskusi dari
analisis gambar tersebut dicatat pada kertas;
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusinya;
6. Mulai dari komentar/ hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin di capai;
7. Kesimpulan.
54
Menurut Buehl (1996) dalam Huda strategi Example Non Example
melibatkan siswa untuk : 1) menggunakan sebuah contoh untuk
memperluas pemahaman sebuah konsep dengan lebih mendalam dan lebih
kompleks; 2) melakukan proses discovery (penemuan), yang mendorong
merekan membangun konsep secara progresif melalui pengalaman langsung
terhadap contoh-contoh yang mereka pelajari; dan 3) mengeksplorasi
karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian Non
Example yang dimungkinkan masiih memiliki karakteristik konsep yang
telah di paparkan pada bagian example.
c. Kelebihan Model Pembelajaran Example Non Example
Kelebihan model pembelajaran Example Non Example
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar
2. Siswa mengetahi aplikasi dari materi berupa contoh gambar
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya
d. Kelemahan Model Pembelajaran Example Non Example
Dalam menggunakan model Example Non Example terdapat
beberapa kelemahan diantaranya:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar
2. Memakan waktu cukup lama.
55
6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
a. Pengertian KKM
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) harus ditetapkan sebelum awal
tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang
melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik
dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria
mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil
penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas atau
layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui ktiteria ketuntasan minimal.
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian
kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka
maksimal 100 merupakan kriteria ideal. Target ketuntasan secara nasional
diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari
kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan
bertahap.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) menjadi acuan bersama pendidik,
peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk
mengetahuinya.Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi
dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik atau orang tuanya. Kriteria
ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar sebagai
acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.
56
b. Prosedur Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya
dukung dan intake peserta didik;
b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam
melakukan penilaian;
c. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan disosialisasikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang
tua, dan dinas pendidikan;
d. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dicantumkan dalam Laporan
Hasil Belajar (LHB) pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang
tua/wali peserta didik.
B. KAJIAN PUSTAKA
Berikut beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini
diantaranya :
1. Penelitian oleh Sopiya Nurohmah
Penelitian yang dilakukan oleh Sopiya Nurohmah, dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Karangan
Melalui Model Pembelajaran Exmple Non Example Pada Siswa Kelas III
Semester I MI Ma’arif Tirto Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang
57
Tahun Pelajaran 2017/2018”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran
Exanple Non Example pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis
karangan pada siswa kelas III Semester I MI Ma’arif Tirto yang ditunjukkan
dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik. Pada proses
pembelajaran Pra-Siklus, pembelajaran yang terjadi di kelas belum cukup
kondusif, karena peserta didik cenderung kurang aktif dalam menerima
pelajaran, sulit menemukan titik fokus terhadap mata pelajaran, malu untuk
bertanya, kurang membaca dan basik kemampuan siswa yang rendah.
Peningkatan hasil penelitian pada siklus I dan II diperoleh data sebagai
berikut: Standar KKM mata pelajaran Bahasa Indoensia adalah 65, sebelum
menggunakan model pembelajaran Example Non Example hanya 32% atau
siswa yang tuntas, sedangkan 67% atau 21 siswa yang belum tuntas. Setelah
menggunakan model pembelajaran Example Non Example dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I diperoleh data 61% atau 19
siswa yang tuntas dan 39% atau 12 siswa belum tuntas, jika dilihat dari
peningkatannya sebesar 29%. Setelah dilakukan refleksi siklus II, terjadi
peningkatan hasil belajar sebesar 90%. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan model pembelajaran Example Non Example dapat
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis karangan pada
siswa kelas III semseter I MI Ma;arif Tirto Kecamatan Grabag Kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018.
58
Penelitian yang dilakukan oleh Sopiya Nurohmah ini memiliki
kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penggunaan
model pembelajaran Example Non Example untuk meningkatkan hasil
belajar, sedangkan perbedaanya terdapat pada subjek penelitian, materi
pelajaran, tempat, waktu pelaksanaan penelitian, dan hasil penelitian.
2. Penelitian oleh Nur Hidayati
Pembeda penelitian yang kedua, penelitian yang dilakukan oleh Nur
Hidayati dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Materi Sifat Bangun
Ruang Melalui Metode Exmple Non Example Pada Siswa Kelas V MI
Ulumuddin Ngargosoko Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang
Tahun Pelajaran 2015/2016”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode Example Non
Example pada siswa kelas V MI Ulumuddin Ngargosoko yang ditunjukkan
dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik. Pada proses
pembelajaran Pra-Siklus, pembelajaran yang terjadi di kelas belum cukup
kondusif, karena peserta didik cenderung kurang aktif dalam menerima
pelajaran, sulit menemukan titik fokus terhadap mata pelajaran, malu untuk
bertanya, kurang membaca dan basik kemampuan siswa yang rendah.
Peningkatan hasil penelitian pada siklus I dan II diperoleh data sebagai
berikut: Standar KKM mata pelajaran Bahasa Indoensia adalah 65, sebelum
menggunakan metode Example Non Example hanya 9 siswa yang tuntas,
sedangkan 17 siswa yang belum tuntas. Setelah menggunakan metode
59
Example Non Example dalam pembelajaran matematika pada siklus I
diperoleh nilai rata-rata tes siklus I yaitu 69,75 dengan presantase rata-rata
ketuntasan belajar siswa sebanyak 65,38%. Neilai rata-rata tes siklus II
yaitu 80,19 dengan presentase rata-rata ketuntasan belajar siswa sebanyak
88,46 %. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Example Non
Example dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi sifat bangun
ruang pada siswa kelas V MI Ulumuddin Ngargosoko Kecamatan
Kaliangkrik Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Hidayati ini memiliki kesamaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penggunaan model
pembelajaran Example Non Example untuk meningkatkan hasil belajar,
sedangkan perbedaanya terdapat pada subjek penelitian, materi pelajaran,
tempat, waktu pelaksanaan penelitian, dan hasil penelitian.
60
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Gambaran Umum Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan di MI Al Islam Banding Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang yang beralamat di Desa Banding Kelurahan
Banding Kecamatan Bringnin Kabupaten Semarang. Penulis pada bagian ini
akan memaparkan identitas pelaksanaan penelitian, karakteristik siswa serta
kompetensi tenaga pendidik yang dimiliki yang nantinya informasi tersebut
akan memberikan penguatan pada analisis data yang akan dilakukan.
2. Identitas Sekolah
Identitas Madrasah MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang dapat ditampilkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Identitas Sekolah
No. Identitas Keterangan
1. Nama MI Al Islam Banding
2. NPSN 60712787
3. NSM 111233220107
4. Status Sekolah Swasta
5. Alamat:
Desa Banding
Kelurahan Banding
Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang
Provinsi Jawa Tengah
61
Kode Pos 50772
(Sumber: Administrasi Sekolah)
3. Fasilitas Sarana dan Prasarana
Fasilitas sarana dan prasarana MI Al Islam Banding Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang dapat ditampilkan pada tabel 3.2 :
Tabel 3.2. Dafar Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Al Islam Banding
No Nama Ruang Jumlah Keadaan
Baik Rusak
1 Ruang kepala sekolah 1 -
2 Ruang kelas 6 -
3 Ruang guru 1 -
4 Perpustakaan 1 -
5 Tempat bermain 1 -
6 Kamar mandi guru 1 -
7 Kamar mandi siswa 4 -
8 Dapur 1 -
9 UKS 1 -
(Sumber: Administrasi Sekolah)
4. Guru dan Staf
Keadaan guru dan staf MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang dapat ditampilkan pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Daftar Guru dan Staff MI Al Islam Banding
No Nama Jenis Kelamin
1 Faiqotun Niswah, S.Pd.I Perempuan
2 Emiek N W U, S.Pd.I Perempuan
3 Nur’aini,S.Pd.I Perempuan
4 Iin Wrdani Perempuan
5 Reni Try Rahayu Perempuan
6 Umi Soimatun, S.Pd.I Perempuan
7 M. qotibi, S.Pd.I Laki – laki
8 Siti Saadah, S.Pd.I Perempuan
62
9 M. Kholib,S.Pd.I Laki – laki
10 Umar Laki – laki
11 Kuri Laki – laki
(Sumber: Administrasi Sekolah)
5. Jumlah Siswa (Data Siswa)
Data keseluruhan siswa MI Al Islam Banding pada tahun ajaran 2018 /
2019 dapat dilihat pada tabel 3.4 :
Tabel 3.4 Data Siswa MI Al Islam Banding
NO Kelas Laki – laki Perempuan Jumlah
1 I 13 9 22
2 II 11 13 24
3 III 14 8 22
4 IV 13 14 27
5 V 13 11 24
6 VI 13 13 26
Total 77 68 145
(Sumber: Administrasi Sekolah)
6. Subyek dan Karakteristik Siswa Kelas III
Siswa kelas III MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten
Seamarang tahun 2018 berjumlah 22 siswa dengan keterangan 14 siswa
laki-laki dan 8 siswa perempuan. Adapun rincian data siswa kelas III
dapat ditampilkan pada Tabel 3.5 :
Tabel 3.5 Daftar Nama Siswa Kelas III MI Al Islam Banding
No Nama Jenis kelamin
1 Muhammad Kevin Lali-laki
2 Aiman Wijaksono Laki-laki
3 Dhana P Laki-laki
4 Dira Putri Perempuan
5 Istiqomah Perempuan
63
6 Muhammad Anjar R. M Laki-laki
7 Muhammad Abdul Jalal Laki-laki
8 Muhammad Desta F Laki-laki
9 Muhammad Farid A Laki-laki
10 Muhammad Khamdani Laki-laki
11 Muhammad Ridwan L Laki-laki
12 Muhammad Zaki M Laki-laki
13 Najwa Jihan M Perempuan
14 Ni’ma Kamaliyatul W Perempuan
15 Qoniatul Izzah Perempuan
16 Qorin Aliya H Laki-laki
17 Rizky Ardiansyah Laki-laki
18 Rizqi Fatimatuzzahra Perempuan
19 Vita Wafirrotus R Perempuan
20 Nailul Ramadaniyah Perempuan
21 M. Reza Alfian Laki-laki
22 Muhammad Dani Laki-laki
(Sumber: Administrasi Sekolah)
7. Kolaborator Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis penelitian
kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kegiatan proses pembelajaran dan
peneliti sebagai pengamat. Peneliti membantu guru dalam menyiapkan
media pembelajaran dan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang
dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran di dalam kelas dengan
menggunakan model pembelajaran Example Non Example.
8. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan (2 siklus) di MI Al Islam
Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Waktu pelaksanaan
penelitian dapat ditampilkan pada Tabel 3.6.
64
Tabel 3.6. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No. Siklus Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus I Senin, 27 Agustus 2018
2. Siklus II Sabtu, 01 September 2018
(Sumber: Data Primer)
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dalam dua siklus,
masing-masing siklus terdiri dari empat tahap penelitian.Keempat tahap
tahapan tersebut yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Uraian dari ketiga siklus dapat dipaparkan di bawah ini:
1. Deskripsi Kegiatan Pra Siklus
Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan peneliti, peneliti
memperoleh dokumen nilai – nilai dari wali kelas III tentang pembelajaran
menulis paragraf dan kebiasaan – kebiasaan siswa dalam mengikuti
pembelajaran serta dapat diketahui bahwa kegiatan yang berlangsung selama
pembelajaran masih bersifat monoton yaitu guru menggunakan metode
ceramah ketika mengajar. Sehingga siswa kesulitan ketika guru menyuruh
siswa untuk menulis paragraf.
Dari data yang didapat ketika observasi, hasil belajar yang didapat masih
banyak siswa yang mendapat nilai kurang dari Kreteria Ketuntasan Minimal (
KKM ) yang telah ditentukan yaitu 65, hasil tersebut diketahui nilai siswa
yang tuntas atau mencapai KKM sebanyak 8 siswa dan 14 siswa nilainya
masih dibawah KKM.
65
2. Deskripsi Pelaksanaaan Siklus I
Penelitian siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin, 27 Agustus
2018 dengan pokok bahasan menulis paragraf. Tahap dan langkah –
langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti dalam tahap perencanaan
tindakan adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi menulis paragraf dengan model pembelajaran
Example Non Example;
2) Menyiapkan soal tes evaluasi;
3) Menyiapkan media pembelajaran berupa gambar kegiatan-kegiatan untuk
mempermudah siswa dalam menulis paragraf;
4) Menyiapkan lembar observasi guru;
5) Menyiapkan lembar observasi siswa.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada Senin 27 Agustus 2018
pukul 08.30 sampai 09.00 WIB di ruang Kelas III MI Al Islam Banding
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Penelitian ini berlangsung
selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan pada
tahap ini adalah menulis paragraf (menyusun kata menjadi kalimat dan
menyusun kalimat menjadi paragraf).
66
Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I ini, peneliti
menggunakan model Example Non Example yang mana model
pembelajaran ini telah disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
( RPP ). Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan siklus I:
1) Kegiatan Pendahuluan
Apresiasi :
a) Guru memulai mengucapkan salam “ Assalamualikum Wr.Wb “
b) Guru menyapa dan memberi motivasi kepada siswa. “ Bagaimana
kabar hari ini anak – anak?”
c) Guru bersama siswa berdoa sebelum pembelajaran dimulai.
d) Guru memeriksa daftar hadir siswa.
e) Guru mengajak siswa untuk mengingat materi sebelumnya
f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai
g) Guru mengapresiasikan materi yang akan di pelajarai pada
pertemuan hari ini.
2) Kegiatan inti
Eksplorasi :
a) Guru menjelaskan materi kepada siswa tentang menulis paragraf
b) Guru menjelaskan tata cara menulis paragraf dengan benar
c) Guru menjelaskan bagaimana cara menyusun kata menjadi kalimat
dan menyusun kalimat menjadi paragraf.
67
Elaborasi :
a) Guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok.
b) Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan model
pembelajaran Example Non Example;
c) Guru bersama siswa mendesign tempat duduk melingkar sesuai
dengan kelompok masing-masing;
d) Siswa mulai berdiskusui bersama kelompoknya masing-masing;
e) Guru meminta kepada setiap kelompok untuk berdiskusi dan
menulis kata menjadi kalimat dan kalimat menjadi paragraf
berdasarkan gambar;
f) Guru meminta beberapa siswa untuk membacakan hasil diskusi
bersama kelompoknya;
Konfirmasi :
a) Guru memberikan umpan balik yang positif dan penguatan kepada
siswa;
b) Guru memberikan soal tes formatif pada tiap-tiap siswa tentang
materi;
3) Kegiatan Penutup
a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan pada pembelajaran hari
ini.
68
b) Guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian
kompetensi, dan kompetensi dasar.
c) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
d) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a sebelum
pembelajaran berakhir.
e) Guru mengucapkan salam.
c. Pengamatan / Observasi
Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan sebagai upaya
untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran
menulis puisi menggunakan model Example Non Example. Pengamatan
dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi yang
telah disusun. Hasil pengamatan akan dituliskan dalam lembar catatan
lapangan yang terlampir.
d. Refleksi
Hasil pelaksanaan penelitian pada siklus I dapat dilakukan refleksi
untuk mengetahui kelemahan kegiatan yang dilakukan guru dengan siswa
sehingga dapat digunakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya untuk
mencapai indikator keberhasilan belajar.
Kelemahan-kelemahan yang dihadapi yaitu:
1) Guru kurang menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai;
2) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa;
69
3) Guru kurang memberikan pemahaman mengenai model pembelajaran
Example Non Example;
4) Guru kurang mengontrol siswa sehingga masih ada siswa yang berbicara
saat pembelajaran berlangsung;
5) Siswa masih belum bisa menyimpulkan materi pelajaran;
Cara mengatasi kendala pada siklus I peneliti bersama guru
melakukan diskusi untuk merencanakan perbaikan pada siklus berikutnya
pada waktu yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus
berikutnya tidak terjadi lagi kelemahan yang sama. Rencana perbaikan
tersebut yaitu:
1) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai;
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa;
3) Guru lebih memberikan pemahaman mendasar mengenai model
pembelajaran Example Non Example;
4) Guru mengendalikan kelas saat pembelajaran berlangsung;
5) Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi;
Kelemahan-kelemahan tersebut merupakan salah satu komponen
yang menjadikan indikator keberhasilan belum terpenuhi, untuk itu pada
siklus II diharapkan melalui model pembelajaran Example Non Example
pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis paragraf prestasi
belajar siswa meningkat.
70
3. Deskripsi Pelaksanaan siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti dalam tahap perencanaan
tindakan adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi menulis paragraf dengan model
pembelajaran Example Non Example;
2) Menyiapkan soal tes evaluasi;
3) Menyiapkan media pembelajaran berupa gambar kegiatan-kegiatan
untuk mempermudah siswa dalam menulis paragraf;
4) Menyiapkan lembar observasi guru;
5) Menyiapkan lembar observasi siswa.
b. Pelaksanaan
Tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu 01
September 2018 pukul 07.00 sampai 08.30 WIB di ruang Kelas III MI Al
Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Penelitian ini
berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang
diajarkan pada tahap ini adalah menyusun paragraf berdasarkan gambar.
Dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini, peneliti menggunakan
model Example Non Example yang mana model pembelajaran ini telah
71
disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ). Berikut adalah
lagkah-langkah pelaksanaan siklus II:
1) Kegiatan Pendahuluan
Apresiasi :
a) Guru memulai mengucapkan salam “Assalamualikum Wr.Wb“
b) Guru menyapa dan memberi motivasi kepada siswa. “
Bagaimana kabar hari ini anak – anak?”
c) Guru bersama siswa berdoa sebelum pembelajaran dimulai.
d) Guru memeriksa daftar hadir siswa.
e) Guru mengajak siswa untuk mengingat materi sebelumnya
f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai
g) Guru mengapresiasikan materi yang akan di pelajarai pada
pertemuan hari ini.
2) Kegiatan inti
Eksplorasi
a) Guru menjelaskan materi kepada siswa tentang menulis
paragraf;
b) Guru menjelaskan tata cara menulis paragraf dengan benar;
c) Guru menjelaskan bagaimana cara menulis paragraf
berdasarkan gambar.
Elaborasi :
72
a) Guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok.
b) Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan
model pembelajaran Example Non Example;
c) Guru bersama siswa mendesign tempat duduk melingkar sesuai
dengan kelompok masing-masing;
d) Siswa mulai berdiskusui bersama kelompoknya masing-
masing;
e) Guru meminta kepada setiap kelompok untuk menulis paragraf
berdasarkan gambar;
f) Guru meminta beberapa siswa untuk membacakan hasil diskusi
bersama kelompoknya;
Konfirmasi :
a) Guru memberikan umpan balik yang positif dan penguatan
kepada siswa;
b) Guru memberikan soal tes formatif pada tiap-tiap siswa tentang
materi.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan pada pembelajaran hari
ini.
73
b) Guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian
kompetensi, dan kompetensi dasar.
c) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
d) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a sebelum
pembelajaran berakhir.
e) Guru mengucapkan salam.
c. Pengamatan / Observasi
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah disusun pada siklus I.
Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui keterampilan guru
dalam mengelola pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Example Non Example dan partisipasi siswa selama proses pembelajaran.
Tindakan siklus II ini peneliti mengamati apakah ada perubahan tingkah
laku dan prestasi belajar siswa dari siklus sebelumnya (siklus I). Hasil
pengamatan akan dituliskan dalam lembar catatan lapangan yang
terlampir.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil tes pada siklus II diketahui bahwa jumlah siswa
yang mengalami ketuntasan belajar semakin meningkat. Setelah diberi tinakan
terlihat adanya peningkatan prestasi belajar siswa dibanding pelaksanaan
74
siklus I. Pada tahap refleksi ini peneliti mengevaluasi kegiatan yang ada di
siklus II. Peneliti dengan guru kelas III MI Al Islam Banding Reni Tri Rahayu
menemukan beberapa kaberhasilan yang dicapai, diantaranya :
1) Sebagian besar siswa telah siap mengikuti pelajaran, ditandai
dengan posisi duduk yang semakin meningkat;
2) Adanya perkembangan minat siswa terhadap pokok bahasan
yang dipelajari semakin meningkat;
3) Sebagian besar siswa telah aktif mengikuti proses
pembelajaran yang langsung.
Melihat refleksi yang sudah dipaparkan di atas sudah menunjukkan
keberhasilan yang signifikan dibanding pada siklus yang ke I. Peningkatan
keberhasilan ini merupakan salah satu komponen yang dijadikan indikator
keberhasilan.Pelaksanaan pembelajaran sudah lebih baik dibanding siklus I,
maka siklus dihentikan pada siklus yang ke II. Siswa yang belum tuntas pada
siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remidiasi
yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas
belajar.
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus)
Data pra siklus diperoleh dari hasil observasi pada tanggal 30 Juli 2018,
didapat dokumentasi nilai ulangan siswa kelas III pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang sebelumnya telah disampaikan oleh wali kelas III Ibu Reni Tri
Rahayu, dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dari
dokumentasi sebelum penerapan model Example Non Example didapatkan nilai
sebagai pembanding setelah dan sebelum penerapan model Example Non
Example. Nilai dalam penelitian ini digunakan sebagai indikator tingkat
pencapaian penggunaan model Example Non Example untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Sebagai patokan adalah nilai Ketuntasan Kriteria Minimum
(KKM) kelas III MI Al Islam Banding pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
yaitu 65.
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Muhammad Kevin 40 Belum Tuntas
2. Aiman Wijaksono 80 Tuntas
3. Dhana P 50 Belum Tuntas
4. Dira Putri 40 Belum Tuntas
5. Istiqomah 40 Belum Tuntas
6. Muhammad Anjar R. M 70 Tuntas
76
7. Muhammad Abdul Jalal 60 Belum Tuntas
8. Muhammad Desta F 45 Belum Tuntas
9. Muhammad Farid A 75 Tuntas
10. Muhammad Khamdani 50 Belum Tuntas
11. Muhammad Ridwan L 60 Belum Tuntas
12. Muhammad Zaki M 70 Tuntas
13. Najwa Jihan M 85 Tuntas
14. Ni’ma Kamaliyatul W 80 Tuntas
15. Qoniatul Izzah 30 Belum Tuntas
16. Qorin Aliya H 70 Tuntas
17. Rizky Ardiansyah 55 Belum Tuntas
18. Rizqi Fatimatuzzahra 50 Belum Tuntas
19. Vita Wafirrotus R 60 Belum Tuntas
20. Nailul Ramadaniyah 70 Tuntas
21. M. Reza Alfian 60 Belum Tuntas
22. Muhammad Dani 55 Belum Tuntas
Tuntas 8 (36%)
Belum Tuntas 14 (64%)
Jumlah 1295
Nilai Rata-rata 58,86
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan table 4.1. maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tuntas = 8 siswa
Belum Tuntas = 14 siswa
Persentase Ketuntasan belajar
∑
∑
77
Sehingga, nilai rata-rata (x) =
Dari data di atas diperoleh nilai tertinggi 85. Siswa yang tuntas pada
kegiatan pra siklus ini adalah 8 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas
adalah 14 siswa dengan nilai terendah 30. Nilai rata-rata siswa secara klasikal
yaitu 58,86. Secara klasikal pembelajaran belum mencapai ketuntasan belajar,
karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya mencapai 36% dari indikator
pencapaian presentase kelulusan yaitu 85%.
2. Deskripsi Data Siklus I
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27
Agustus 2018 oleh wali kelas III Ibu Reni Tri Rahayu dengan jumlah 22 siswa.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pokok yang
diajarkan pada siklus I adalah pokok bahasan menulis paragraf materi
menyusun kata menjadi kalimat dan menyusun kalimat menjadi paragraf.
Proses belajar mengacu pada rencana pembelajaran yang sebelumnya telah
disiapkan. Berdasarkan nilai acuan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) kelas
III pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 65.
78
a. Data hasil nilai
Nilai hasil tes pada siklus I dapat ditampilkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Daftar Hasil Tes Siswa Silus 1
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Muhammad Kevin 60 Belum Tuntas
2. Aiman Wijaksono 95 Tuntas
3. Dhana P 60 Belum Tuntas
4. Dira Putri 55 Belum Tuntas
5. Istiqomah 50 Belum Tuntas
6. Muhammad Anjar R. M 75 Tuntas
7. Muhammad Abdul Jalal 70 Tuntas
8. Muhammad Desta F 65 Tuntas
9. Muhammad Farid A 80 Tuntas
10. Muhammad Khamdani 60 Belum Tuntas
11. Muhammad Ridwan L 70 Tuntas
12. Muhammad Zaki M 80 Tuntas
13. Najwa Jihan M 90 Tuntas
14. Ni’ma Kamaliyatul W 85 Tuntas
15. Qoniatul Izzah 40 Belum Tuntas
16. Qorin Aliya H 80 Tuntas
17. Rizky Ardiansyah 70 Tuntas
18. Rizqi Fatimatuzzahra 60 Belum Tuntas
19. Vita Wafirrotus R 75 Tuntas
20. Nailul Ramadaniyah 75 Tuntas
21. M. Reza Alfian 70 Tuntas
22. Muhammad Dani 70 Tuntas
Tuntas 15 (68%)
Belum Tuntas 7 (32%)
Total 1535
Nilai Rata-rata 69,77
(Sumber: Data Primer)
Keterangan Tabel 4.2. Daftar Hasil Tes Siswa Siklus I
Tuntas = 15 siswa
Belum Tuntas = 7 siswa
79
Persentase Ketuntasan belajar
∑
∑
Sehingga, nilai rata-rata (x) =
x x
n
1535
22
69 77
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai
siswa pada siklus I mencapai 69,77 dari jumlah siswa kelas III. Siswa yang
tuntas belajar berjumlah 15 siswa atau (68%), sedangkan siswa yang belum
tuntas belajarnya berjumlah 7 siswa atau (32%). Hasil pada siklus I secara
klasikal pembelajaran belum mencapi ketuntasa belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 hanya mencapai 68% dari jumlah siswa secara
keseluruhan. Hasil persentase belum mencapai indikator keberhasilan yaitu
85%, maka peneliti harus melaksanakan siklus selanjutnya yaitu siklus II.
80
b. Deskripsi observasi guru dan siswa siklus I
Dari hasil pelaksanaan penelitian pada siklus I yang dilaksanakan pada
tanggal 27 Agustus 2018, dilihat lembar observasi pengamatan guru dan
pengamatan siswa, maka dilakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan
kegiatan pembelajaran pada siklus I. Kelemahan-kelemahan yang dihadapi
yaitu :
1) Guru kurang menginformasikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai;
2) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa;
3) Guru kurang memberikan pemahaman mengenai model
pembelajaran Example Non Example;
4) Guru kurang mengontrol siswa sehingga masih ada siswa yang
berbicara saat pembelajaran berlangsung;
5) Siswa masih belum bisa menyimpulkan materi pelajaran;
Rencana perbaikan yang akan di tindak lanjuti yaitu:
1) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai;
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa;
3) Guru lebih memberikan pemahaman mendasar mengenai
model pembelajaran Example Non Example;
4) Guru mengendalikan kelas saat pembelajaran berlangsung;
5) Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi;
81
Pada lembar pengamatan siswa tingkat respons siswa dari apresisasi
yang di berikan oleh guru sangat baik selain itu antusias siswa terhadap model
Example Non Example juga sangatlah baik, meski siswa masih belum secara
maksimal memahami pemanfatan dari penggunaan model pembelajaran
Example Non Example dalam proses pembelajaran. Berdasarkan lembar
observasi pengamatan guru pada tabel 4.3 mendapat jumlah skor total 65
dengan demikian termasuk pada kategori sedang, sedangkan pada lembar
observasi pengamatan siswa pada tabel 4.4 meghasilkan jumlah skor 26
dengan demikian juga termasuk pada kategori sedang.
LEMBAR OBSERVSI GURU SIKLUS I
Tabel 4.3. aspek pengamatan terhadap aktivitas guru siklus I
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari √
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu siswa √
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Menarik perhatian siswa dalam kegiatan belajar
menggunakan model Example Non Example
√
10. Memberikan perhatian yang sama pada setiap kelompok √
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah
yang dibuat dalam RPP
√
82
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
13. Mampu memberikan variasi dalam menyampaikan bahan
ajar melalui model Example Non Example
√
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau
indikator yang telah ditetapkan
√
15. Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan belajar
melalui Example Non Example
√
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
17. Memfasilatasi siswa selama proses kegiatan belajar
melalui Example Non Example
√
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan √
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa √
24. Menginformasikan materi/bahan ajar yang akan
dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar √
Jumlah 4 39 22 0
Total 65
Kategori Sedang
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Rentang Kategori :
Nilai 81 - 100 ( Baik )
Nilai 61 - 81 ( Sedang )
Nilai 41 - 60 (kurang )
Nilai 21-40 (Sangat kurang)
83
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS I
Tabel 4.4 aspek pengamatan terhadap aktivitas siswa siklus I
No Aspek Yang Diamati Nilai
A B C D
1 Merespon terhadap apresiasi yang diberikan guru √
2 Mengetahui tujuan pembelajaran √
3 Memperhatikan penjelasan guru √
4 Memahami petunjuk guru tentang langkah-langkah
peaksanaan pembelajaran dengan strategi
pembelajaran Mind Map
√
5 Antusias siswa terhadap penggunaan media gambar √
6 Berani bertanya pada guru tentang hal hal yang belum
diketahui
√
7 Menimpukan tentang materi pembelajaran √
8 Terciptanya Suasana kondusif di kelas √
9 Keberanian dalam menyampaikan jawaban √
10 Keektifan dalam berdiskusi dengan teman √
Total 26
Katagori Sedang
Keterangan
Skor Nilai Rentang Katagori
A = 4 (Sangat Baik) 34-40 = Baik
B = 3 (Baik) 26-33 = Sedang
C = 2 (Cukup) 18-25 = Kurang
D = 1 (Kurang) 10-17 = Sangat Kurang
84
3. Deskripsi Siklus II
a. Data hasil nilai
Pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 01
September 2018 oleh wali kelas III Ibu Reni Tri Rahayu dengan jumlah 22
siswa. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2x35). Materi pokok yang
diajarkan pada siklus II adalah pokok bahasan menulis paragraf dengan materi
menulis paragraf berdasarkan gambar. Proses belajar mengacu pada rencana
pembelajaran yang sudah disiapkan. Nilai acuan menggunakan nilai kriteria
ketuntasan minimum (KKM) kelas III pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
yaitu 65. Nilai belajar siswa pada siklus II dapat ditampilkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Daftar Hasil Tes Siswa Siklus II
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Muhammad Kevin 85 Tuntas
2. Aiman Wijaksono 100 Tuntas
3. Dhana P 80 Tuntas
4. Dira Putri 75 Tuntas
5. Istiqomah 60 Belum Tuntas
6. Muhammad Anjar R. M 95 Tuntas
7. Muhammad Abdul Jalal 85 Tuntas
8. Muhammad Desta F 85 Tuntas
9. Muhammad Farid A 95 Tuntas
10. Muhammad Khamdani 85 Tuntas
11. Muhammad Ridwan L 85 Tuntas
12. Muhammad Zaki M 100 Tuntas
13. Najwa Jihan M 100 Tuntas
14. Ni’ma Kamaliyatul W 100 Tuntas
15. Qoniatul Izzah 60 Belum Tuntas
16. Qorin Aliya H 90 Tuntas
17. Rizky Ardiansyah 85 Tuntas
18. Rizqi Fatimatuzzahra 80 Tuntas
85
19. Vita Wafirrotus R 95 Tuntas
20. Nailul Ramadaniyah 85 Tuntas
21. M. Reza Alfian 90 Tuntas
22. Muhammad Dani 90 Tuntas
Tuntas 20 (91%)
Belum Tuntas 2 (9%)
Total 1905
Nilai Rata-rata 86,59
KKM Nasional 75
(Sumber: Data Primer)
Keterangan Tabel 4.5. Daftar Hasil Tes Siswa Siklus II
Tuntas = 20 siswa
Belum Tuntas = 2 siswa
∑
∑
20
22 x 100%
= 91%
Sehingga, nilai rata-rata ( x ) =
86,59
86
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari jumlah seluruh siswa
kelas III adalah 86,59. Pada siklus II siswa yang tuntas belajar terdapat 20
siswa (91%), sedangkan siswa yang belum tuntas belajar ada 2 siswa (9%).
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II pembelajaran
sudah dianggap tuntas karena sudah mencapai kriteria ketuntasan klasikal
yang telah ditetapkan yaitu 85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai
65. Pembelajaran pada siklus II, dianggap berhasil sehingga penelitian
dihentikan sampai siklus II.
b. Deskripsi lembar observasi guru dan siswa siklus II
Dari hasil pelaksanaan penelitian pada siklus II yang dilaksanakan pada
tanggal 01 September 2018, peneliti dengan guru kelas III MI Al Islam
Banding Reni Tri Rahayu menemukan beberapa kaberhasilan yang dicapai,
diantaranya :
1) Sebagian besar siswa telah siap mengikuti pelajaran, ditandai
dengan posisi duduk yang semakin meningkat;
2) Adanya perkembangan minat siswa terhadap pokok bahasan yang
dipelajari semakin meningkat;
3) Sebagian besar siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran
yang langsung.
Selain adanya keberhasilan yang dicapai pada siklus II ini, masih
ditemukan sedikit kendala yang dihadapi yaitu, diantaranya :
87
1) Perlu adanya pendampingan secara intensiv disaat diskusi
kelompok
2) Adanya anak yang belum termotivasi belajara maka perlu
adanya pendekatan oleh guru kelas.
Perkembangan yang terlihat di Siklus II antara lain :
1. Antusias anak dalam mengikuti pembelajaran lebih meningkat;
2. Kelas menjadi lebih aktif di saat proses pembelajaran dan diskusi
kelompok;
3. Peningkatan partisipasi siswa dalam bertanya;
4. Siswa dapat menyimpulkan materi.
Berdasarkan lembar observasi pengamatan guru pada tabel 4.6 mendapat
jumlah skor total 87 dengan demikian termasuk pada kategori baik, sedangkan
pada lembar observasi pengamatan siswa pada tabel 4.7 meghasilkan jumlah
skor 36 dengan demikian juga termasuk pada kategori baik. Melihat refleksi
yang sudah dipaparkan di atas sudah menunjukkan keberhasilan yang signifikan
dibanding pada siklus yang ke I. Pelaksanaan pembelajaran sudah lebih baik
dibanding siklus I, maka siklus dihentikan pada siklus yang ke II. Siswa yang
belum tuntas pada siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-
latihan atau remidiasi yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua
siswa dapat tuntas belajar.
88
LEMBAR OBSERVSI GURU SIKLUS II
Tabel 4.6. aspek pengamatan terhadap aktivitas guru siklus II
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari √
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu siswa √
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Menarik perhatian siswa dalam kegiatan belajar
menggunakan model Example Non Example √
10. Memberikan perhatian yang sama pada setiap kelompok √
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah
yang dibuat dalam RPP
√
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
13. Mampu memberikan variasi dalam menyampaikan bahan
ajar melalui model Example Non Example √
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau
indikator yang telah ditetapkan
√
15. Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan belajar
melalui Example Non Example √
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
17. Memfasilatasi siswa selama proses kegiatan belajar
melalui Example Non Example √
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan √
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan √
89
22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa √
24. Menginformasikan materi/bahan ajar yang akan
dipelajari berikutnya √
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar √
Jumlah 48 39 0 0
Total 87
Kategori Baik
Keterangan
Skor Nilai Rentang Katagori
A = 4 (Sangat Baik) 34-40 = Baik
B = 3 (Baik) 26-33 = Sedang
C = 2 (Cukup) 18-25 = Kurang
D = 1 (Kurang) 10-17 = Sangat Kurang
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS II
Tabel 4.7. aspek pengamatan terhadap aktivitas siswa siklus II
No Aspek Yang Diamati Nilai
A B C D
1 Merespon terhadap apresiasi yang diberikan guru √
2 Mengetahui tujuan pembelajaran √
3 Memperhatikan penjelasan guru √
4 Memahami petunjuk guru tentang langkah-langkah
peaksanaan pembelajaran dengan strategi
pembelajaran Mind Map
√
5 Antusias siswa terhadap penggunaan media gambar √
6 Berani bertanya pada guru tentang hal hal yang belum √
90
diketahui
7 Menimpukan tentang materi pembelajaran √
8 Terciptanya Suasana kondusif di kelas √
9 Keberanian dalam menyampaikan jawaban √
10 Keektifan dalam berdiskusi dengan teman √
Total 36
Katagori Baik
Keterangan
Skor Nilai Rentang Katagori
A = 4 (Sangat Baik) 34-40 = Baik
B = 3 (Baik) 26-33 = Sedang
C = 2 (Cukup) 18-25 = Kurang
D = 1 (Kurang) 10-17 = Sangat Kurang
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis dengan
menggunakan model pembelajaran Example Non Example mempunyai
pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan modek pembelajaran Example Non
Example adalah sebagai bukti keberhasilan penggunaan model pembelajaran
ini. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.8.
rekapitulasi pra siklus, siklus I, dan siklus II berikut ini:
91
Tabel 4.8. Rekapitulasi Nilai Pra Siklus – Siklus II
Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase
Pra Siklus
58,86
Tuntas 8 36%
Belum
Tuntas 14 64%
I 69,77 Tuntas 15 68%
Belum
Tuntas
7 32%
II 86.59 Tuntas 20 91%
Belum
Tuntas
2 9%
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan Tabel 4.8. dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa setelah
dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Example Non
Example, hasil belajar siswa terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada
kenaikan dari pra siklus dimana siswa yang tuntas belajar yaitu 8 siswa (36%),
sedangkan yang belum tuntas belajar sejumlah 14 siswa (64%) dengan nilai
rata-rata 58,86. Hasil dari siklus I siswa yang tuntas belajar sejumlah 15 siswa
(68%), sedangkan yang belum tuntas belajar sejumlah 7 siswa (32%) dengan
nilai rata-rata 69,77. Berdasarkan pencapaian pada siklus I belum memenuhi
kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan, maka dilanjutkan siklus II dengan
materi yang berbeda dan waktu yang berebeda. Hasil dari siklus II diperoleh
data, 20 siswa (91%) tuntas belajar dan 2 siswa (9%) belum tuntas belajar
dengan nilai rata-rata 86,59. Berdasarkan perolehan nilai tersebut, dapat
diketahui bahwa hasil belajar dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan
23%. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah memenuhi kriteria
92
ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu 85%. Dengan persentase
jumlah seluruh siswa yang sudah tuntas belajar mencapai 91%. Sehingga
penelitian tindakan kelas dihentikan pada siklus II yang artinya sudah
memenuhi kriteria. Siswa yang belum tuntas belajar pada siklus II akan
diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remidiasi yang
dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.
Pembahasan peningkatan hasil belajar dapat digambarkan dengan
menggunakan diagram sebagai berikut:
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa
(Sumber: Data Primer)
Gambar 4.1. menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah
diterapkan model pembelajaran Example Non Example terjadi peningkatan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pra Sikus Siklus I Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
93
dari pra siklus sampai siklus II. Pra siklus 36 % siswa tuntas belajar, Siklus I
yaitu 68 % siswa tuntas belajar, siklus II adalah 91% siswa tuntas belajar.
Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari pra siklus ke siklus 1 yaitu 32 %,
siklus I ke siklus II yaitu 23 % .
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas III MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang Tahun 2018 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis
paragraf. Hal ini dapat dilihat pada:
1) Kenaikan dari pra-siklus dimana siswa yang tuntas belajar yaitu 8 siswa
(36%), sedangkan yang belum tuntas belajar sejumlah 14 siswa (64%) dengan
nilai rata-rata 58,86.
2) Hasil dari siklus I siswa yang tuntas belajar sejumlah 15 siswa (68%),
sedangkan yang belum tuntas belajar sejumlah 7 siswa (32%) dengan nilai
rata-rata 69,77. Berdasarkan hasil pencapaian pada siklus I belum memenuhi
kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan, maka dilanjutkan siklus II dengan
materi yang berbeda dan waktu yang berebeda.
3) Hasil siklus II diperoleh data, 20 siswa (91%) tuntas belajar dan 2 siswa (9%)
belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata 86,59. Berdasarkan perolehan nilai
tersebut, dapat diketahui bahwa hasil dari siklus I ke siklus II terjadi
peningkatan 23%. Berdasarkan hasil pencapaian pada siklus II telah
memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan, maka penelitian di
hentikan pada siklus II karena telah mencapai idikator keberhasilan yaitu ≥
85%.
95
PTK ini dinyatakan berhasil, karena dapat dsimpulkan bahwa terjadi
kenaikan hasil belajar siswa dari pra siklus sampai siklus II
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Hasil ini direkomendasikan kepada guru Bahasa Indonesia
untuk menggunakan penelitian ini agar diperoleh pembelajaran yang
lebih baik.
2. Bagi Orang Tua
Bagi orang tua siswa hendaknya memperhatikan keaktifan
belajar anak-anaknya dirumah dan membimbing anaknya agar belajar
lebih giat lagi.
Bagi orang tua siswa yang belum mencapai KKM hendaknya
lebih memperhatikan hambatan dan kesulitan apa yang dialami oleh
anaknya, dan orang tua bisa lebih giat untuk membimbing dan
mendampingi anaknya untuk belajar dirumah.
3. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya mengadakan pembinaan tentang
meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar, sehingga proses
pembelajaran lebih bervariasi dan tidak monoton.
96
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: YRAMA WIDYA.
Arikunto, Suharsini dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Basrowi & Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Dalman. 2012. Ketrampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.
Yogyakarta: Gava Media.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah & Answan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hamzah B.Uno. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Kusumaningsih, Dewi dkk. 2013. Terampil Brbahasa Indonesia. Yogyakarta: C.V
Andi Offset.
Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya Offset.
Mulyasa. 2011. Praktik Peneletian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nasucha, Yakub dkk. 2009. Bahasa Indonesia. Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta: Media Perkasa.
Suprihatiningrum, Jamil. 2017. Strategi Pembelajaran. Teori & Aplikasi. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
97
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: PT Ramaja Rosdakarya.
Widjono. 2007. Bahasa Indonesia. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.
Wintala Achmad. 2015. Buku Induk Mahir Bahasa dan Satra Indonesia. Pedoman
Praktis Menulis Dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Araska
Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
98
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ayu Agustina
Tempat/Tgl. Lahir : Kab. Semarang 19 Agustus 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Dsn. Taruman RT 02 RW 05, Ds. Truko, Kec. Bringin, Kab.
Semarang
No. Hap : 085740306737
e-Mail : [email protected]
Pendidikan :
1. SD N 02 Truko Lulus Tahun 2008
2. SMP N 2 Pabelan Lulus Tahun 2011
3. SMA N 1 Pabelan Lulus Tahun 2014
4. IAIN Salatiga
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Salatiga, 13 September 2018
Hormat Saya
Ayu Agustina
NIM 115-14-147
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : MI Al Islam Banding
Kelas / Semester : III /1
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Menulis Paragraf
Alokasi waktu : 2x35 Menit (1xPertemuan)
A. Standar Kompetensi
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraf dan
puisi.
B. Kompetensi Dasar
Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan
penggunaan ejaan.
C. Indikator
4.1 Merangkai kata menjadi kalimat dengan memperhatikan penggunaan
ejaan.
4.2 Menyusun kalimat menjadi paragraf dengan memperhatikan penggunaan
ejaan.
4.3 Menyusun kalimat berdasarkan gambar menjadi paragraf dengan
memperhatikan penggunaa ejaan.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan mengerjakan latihan, siswa
dapat:
1. Merangkai kata menjadi kalimat dengan memperhatikan penggunaan
ejaan dengan benar.
2. Menyusun kalimat menjadi paragraf dengan memperhatikan penggunaan
ejaan dengan benar.
3. Menyusun kalimat berdasarkan gambar menjadi paragraf dengan
memperhatikan penggunaan ejaan dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Menulis Paragraf
1. Merangkai kata menjadi kalimat
a. Menabung-ayah-ke bank-pergi-untuk
Ayah pergi ke bank untuk menabung
b. Ke sekolah-setiap-Rino-hari-berangkat-rajin
Rino rajin berangkat ke sekolah setiap hari
2. Menyusun kalimat berdasarkan gambar menjadi paragraf
1) Menyusun kalimat menjadi paragraf
a. Aku melihat orang-orang berjalan tergesa-gesa
b. Di dalam terminal, bus-bus datang silih berganti
c. Mereka saling berteriak
d. Pedagang asongan menawarkan dagangannya
e. Keadaan terminal pagi itu sangat sibuk dan bising
Dapat disusun menjadi paragraf sebagai berikut
Di terminal, bus-bus datang silih berganti. Aku
menyaksikan orang-orang berjalan tergesa-gesa. Pedagang
asongan menawarkan dagangannya. Mereka saling berteriak.
Keadaan terminal pagi itu sangat sibuk dan bising.
3. Menyusun kalimat berdasarkan gambar menjadi paragraf
Kerja Bakti di Sekolah
(1) Pada hari Minggu, sekolah Adi mengadakan kerja bakti. (2)Semua
murid bekerja. (3) Ada yang bertugas membawa sabit. (4) Adayang membawa
cangkul. (5) Ada pula yang membawa sapu dan guntingtaman. (6) Teman
lainnya membawa sapu, lap, dan kemoceng. (7)Semua bekerja dengan senang
hati. (8) Lingkungan sekolah bersih, semua sehat.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Example Non Example
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
a. Pendahuan (5 menit)
1. Guru memulai dengan mengucapkan salam
2. Guru bersama peserta didik membaca doa bersama
3. Guru menanyakan kabar siswa, menyapa siswa,memberikan motivasi
siswa
4. Guru mengabsen siswa
5. Guru mengajak siswa untuk mengingat materi sebelumnya
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai
7. Guru menginformasikan materi yang akan di pelajari
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menjelaskan materi kepada siswa tentang menulis paragraf
2. Guru menjelaskan tata cara menulis paragraf dengan benar
3. Guru menjelaskan bagaimana cara menyusun kata menjadi kalimat dan
menyusun kalimat menjadi paragraf
4. Guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok.
5. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan model
pembelajaran Example Non Example
6. Guru bersama siswa mendesign tempat duduk melingkar sesuai dengan
kelompok masing-masing
7. Siswa mulai berdiskusui bersama kelompoknya masing-masing
8. Guru meminta kepada setiap kelompok untuk berdiskusi dan menulis kata
menjadi kalimat dan kalimat menjadi paragraf berdasarkan gambar
9. Guru meminta beberapa siswa untuk membacakan hasil diskusi bersama
kelompoknya
10. Guru memberikan umpan balik yang positif dan penguatan kepada siswa
11. Guru memberikan soal tes formatif pada tiap-tiap siswa tentang materi
c. Penutup (5 menit)
1. Guru bersama siswa mengevaluasi tentang materi yang sudah dipelajari
hari ini
2. Guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian kompetensi, dan
kompetensi dasar.
3. Guru memberikan motovasi belajar kepada siswa
4. Guru bersama siswa mengakhiri pelajaran dengan do’a penutup bersama
5. Guru mengucapkan salam.
H. Sumber Belajar
1. Buku Paket Bahasa Indonesia kelas III
2. Gambar ilustrasi
I. Media / Alat Pembelajaran
3. Media : Gambar
4. Alat : Spidol, papan tulis
J. Penilaian
Jenis penilaian : Tertulis
Bentuk penilaian : Uraian (Isian)
SOAL
1. Rangkailah kata-kata berikut menjadi kalimat !
a. Ke bandara-diajak-Dina-hari Minggu-ayah-yang-lalu
b. Menawarkan-pedaganga-dagangannya-di pasar
2. Susunlah kalimat-kalimat berikut menjadi paragraf !
a. Mereka asyik bermain tebak-tebakan.
b. Tika dan Mila duduk di teras sekolah.
c. Bel istirahat di sekolah berbunyi
d. Secara bergantian mereka menyebutkan kalimat
Dapat disusun menjadi paragraf sebagai berikut :
3. Susunlah kalimat-kalimat berdasarkan gambar berikut menjadi paragraf !
Amatilah gambar berikut ini ! Kemduian susunlah menjadi sebuah
paragraf !
Dari gambar tersebut dapat disusun sebuah paragraf sebagai berikut:
4. Susunlah kalimat-kalimat berdasarkan gambar berikut menjadi paragraf !
Amatilah gambar berikut ini ! Kemduian susunlah menjadi sebuah
paragraf !
Dari gambar tersebut dapat disusun sebuah paragraf sebagai berikut:
5. Susunlah kalimat-kalimat berdasarkan gambar berikut menjadi paragraf!
Amatilah gambar berikut ini ! Kemduian susunlah menjadi sebuah
paragraf !
Dari gambar tersebut dapat disusun sebuah paragraf sebagai berikut:
Skor Penilaian : Jumlah benarx5
: 5x20 = 100
Keterangan : jumlah soal ada 5 setiap point nilainya 20, jika benar semua maka
nilainya 100.
LEMBAR OBSERVSI GURU SIKLUS I
Nama Sekolah : MI Al Islam Banding
Guru : Reni Tri Rahayu
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Menulis Paragraf
Kelas/semester : III/I
Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda cek (√) sesuai
dengan kinerja guru saat proses pembelajaran berlangsung.
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari √
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu siswa √
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Menarik perhatian siswa dalam kegiatan belajar
menggunakan model Example Non Example
√
10. Memberikan perhatian yang sama pada setiap kelompok √
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah
yang dibuat dalam RPP
√
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
13. Mampu memberikan variasi dalam menyampaikan bahan
ajar melalui model Example Non Example
√
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau
indikator yang telah ditetapkan
√
15. Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan belajar
melalui Example Non Example
√
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
17. Memfasilatasi siswa selama proses kegiatan belajar
melalui Example Non Example
√
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan √
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa √
24. Menginformasikan materi/bahan ajar yang akan
dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar √
Jumlah 4 39 22 0
Total 65
Kategori Sedang
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Rentang Kategori :
Nilai 81 - 100 ( Baik )
Nilai 61 - 81 ( Sedang )
Nilai 41 - 60 (kurang )
Nilai 21-40 (Sangat kurang)
Banding, 27 Agustus 2018
Peneliti
Ayu Agustina
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS I
Nama Sekolah : MI Al Islam Banding
Guru : Reni Tri Rahayu
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Menulis Paragraf
Kelas/semester : III/I
Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda cek (√) sesuai
dengan kinerja guru saat proses pembelajaran berlangsung.
No Aspek Yang Diamati Nilai
A B C D
1 Merespon terhadap apresiasi yang diberikan guru √
2 Mengetahui tujuan pembelajaran √
3 Memperhatikan penjelasan guru √
4 Memahami petunjuk guru tentang langkah-langkah
peaksanaan pembelajaran dengan strategi
pembelajaran Mind Map
√
5 Antusias siswa terhadap penggunaan media gambar √
6 Berani bertanya pada guru tentang hal hal yang belum
diketahui
√
7 Menimpukan tentang materi pembelajaran √
8 Terciptanya Suasana kondusif di kelas √
9 Keberanian dalam menyampaikan jawaban √
10 Keektifan dalam berdiskusi dengan teman √
Total 26
Katagori Sedang
Keterangan
Skor Nilai Rentang Katagori
A = 4 (Sangat Baik) 34-40 = Baik
B = 3 (Baik) 26-33 = Sedang
C = 2 (Cukup) 18-25 = Kurang
D = 1 (Kurang) 10-17 = Sangat Kurang
Banding, 27 Agustus 2018
Peneliti
Ayu Agustina
NIM 115-14-147
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : MI Al Islam Banding
Kelas / Semester : III /1
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Menulis Paragraf
Alokasi waktu : 2x35 Menit (1xPertemuan)
A. Standar Kompetensi
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraf dan
puisi.
B. Kompetensi Dasar
Menyusun paragraf berdasarkan gambar yang tersedia dengan memperhatikan
penggunaan ejaan.
C. Indikator
4.4 Menulis paragraf berdasarkan gambar
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan mengerjakan latihan, siswa
dapat:
1. Menulis paragraf berdasarkan gambar dengan benar
E. Materi Pembelajaran
Menulis Paragraf
1. Menulis paragraf berdasarkan gambar
Setiap hari Daffa selalu bangun pagi pukul 05.00 WIB, kemudian
Daffa sholat subuh terlebih dahulu, setelah sholat Daffa selalu rajin
membereskan tempat tidurnya. Kemudian setelah itu Daffa mandi. Setelah
selesai mandi dan persiapan kemudian Daffa sarapan terlebih dahulu sebelum
berangkat ke sekolah. Daffa ke sekolah berangkat sendiri dan jalan kaki.
Sesampai di kelas Daffa duduk di tempat duduknya sammbil menunggu
teman-teman yang lainnya datang.
F. Metode Pembelajaran
3. Ceramah
4. Example Non Example
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
a.Pendahuan (5 menit)
1. Guru memulai dengan mengucapkan salam
2. Guru bersama peserta didik membaca doa bersama
3. Guru menanyakan kabar siswa, menyapa siswa,memberikan motivasi
siswa
4. Guru mengabsen siswa
5. Guru mengajak siswa untuk mengingat materi sebelumnya
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai
7. Guru menginformasikan materi yang akan di pelajari
b.Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menjelaskan materi kepada siswa tentang menulis paragraf;
2. Guru menjelaskan tata cara menulis paragraf dengan benar;
3. Guru menjelaskan bagaimana cara menulis paragraf berdasarkan gambar.
4. Guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok.
5. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan model
pembelajaran Example Non Example
6. Guru bersama siswa mendesign tempat duduk melingkar sesuai dengan
kelompok masing-masing
7. Siswa mulai berdiskusui bersama kelompoknya masing-masing;
8. Guru meminta kepada setiap kelompok untuk menulis paragraf
berdasarkan gambar
9. Guru meminta beberapa siswa untuk membacakan hasil diskusi bersama
kelompoknya
10. Guru memberikan umpan balik yang positif dan penguatan kepada siswa;
11. Guru memberikan soal tes formatif pada tiap-tiap siswa tentang materi.
c.Penutup (5 menit)
1. Guru bersama siswa mengevaluasi tentang materi yang sudah dipelajari
hari ini
2. Guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian kompetensi, dan
kompetensi dasar.
3. Guru memberikan motovasi belajar kepada siswa
6. Guru bersama siswa mengakhiri pelajaran dengan do’a penutup bersama
7. Guru mengucapkan salam.
H. Sumber Belajar
1. Buku Paket Bahasa Indonesia kelas III
2. Gambar ilustrasi
I. Media / Alat Pembelajaran
1. Media : Gambar
2. Alat : Spidol, papan tulis
J. Penilaian
Jenis penilaian : Tertulis
Bentuk penilaian : Uraian (Isian)
SOAL
Perhatikan gambar-gambar soal berikut !
a. Berilah judul pada gambar dengan judul yang sesuai
b. Bila gambar belum urut, urutkan gambar-gambar yang ada secara
logis
c. Buatlah kalimat yang menceritakan gambar tersebut
d. Susunlah kalimat-kalimat tersebut dengan baik, sehingga menjadi
sebuah paragraf
1.
Dari gambar tersebut dapat disusun sebuah paragraf sebagai berikut:
2.
Dari gambar tersebut dapat disusun sebuah paragraf sebagai berikut:
3.
Dari gambar tersebut dapat disusun sebuah paragraf sebagai berikut:
4.
Dari gambar tersebut dapat disusun sebuah paragraf sebagai berikut:
5.
Dari gambar tersebut dapat disusun sebuah paragraf sebagai berikut:
Skor Penilaian : Jumlah benarx5
: 5x20 = 100
Keterangan : jumlah soal ada 5 setiap point nilainya 20, jika benar semua maka
nilainya 100.
LEMBAR OBSERVSI GURU SIKLUS II
Nama Sekolah : MI Al Islam Banding
Guru : Reni Tri Rahayu
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Menulis Paragraf
Kelas/semester : III/I
Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda cek (√) sesuai
dengan kinerja guru saat proses pembelajaran berlangsung.
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari √
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu siswa √
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Menarik perhatian siswa dalam kegiatan belajar
menggunakan model Example Non Example √
10. Memberikan perhatian yang sama pada setiap kelompok √
Penguasaan bahan belajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah
yang dibuat dalam RPP
√
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
13. Mampu memberikan variasi dalam menyampaikan bahan
ajar melalui model Example Non Example √
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau
indikator yang telah ditetapkan
√
15. Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan belajar
melalui Example Non Example √
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
17. Memfasilatasi siswa selama proses kegiatan belajar
melalui Example Non Example √
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan √
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan √
22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
Tindak lanjut / Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa √
24. Menginformasikan materi/bahan ajar yang akan
dipelajari berikutnya √
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar √
Jumlah 48 39 0 0
Total 87
Kategori Baik
Keterangan
Skor Nilai Rentang Katagori
A = 4 (Sangat Baik) 34-40 = Baik
B = 3 (Baik) 26-33 = Sedang
C = 2 (Cukup) 18-25 = Kurang
D = 1 (Kurang) 10-17 = Sangat Kurang
Banding, 01 September 2018
Peneliti
Ayu Agustina
NIM 115-14-147
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS II
Nama Sekolah : MI Al Islam Banding
Guru : Reni Tri Rahayu
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Menulis Paragraf
Kelas/semester : III/I
Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda cek (√) sesuai
dengan kinerja guru saat proses pembelajaran berlangsung.
No Aspek Yang Diamati Nilai
A B C D
1 Merespon terhadap apresiasi yang diberikan guru √
2 Mengetahui tujuan pembelajaran √
3 Memperhatikan penjelasan guru √
4 Memahami petunjuk guru tentang langkah-langkah
peaksanaan pembelajaran dengan strategi
pembelajaran Mind Map
√
5 Antusias siswa terhadap penggunaan media gambar √
6 Berani bertanya pada guru tentang hal hal yang belum
diketahui
√
7 Menimpukan tentang materi pembelajaran √
8 Terciptanya Suasana kondusif di kelas √
9 Keberanian dalam menyampaikan jawaban √
10 Keektifan dalam berdiskusi dengan teman √
Total 36
Katagori Baik
Keterangan
Skor Nilai Rentang Katagori
A = 4 (Sangat Baik) 34-40 = Baik
B = 3 (Baik) 26-33 = Sedang
C = 2 (Cukup) 18-25 = Kurang
D = 1 (Kurang) 10-17 = Sangat Kurang
Banding, 01 September 2018
Peneliti
Ayu Agustina
NIM 115-14-147
DOKUMENTASI PELAKSAAAN PENELITIAN
Gambar 1. Papan Nama MI Al Islam Banding
Gambar 2. Kegiatan Awal Siklus I
Gambar 3. Guru Menjelaskan Langkah-Langkah
Model Example Non Example pada Siklus I
Gambar 4. Siswa berdiskusi pada Siklus I
Gambar 5. Siswa mengerjakan tes evaluasi pada Siklus I
Gambar 6. Kegiatan Awal pada Siklus II
Gambar 7. Siswa diskusi pada Siklus II
Gambar 8. Siswa mengerjakan tes evaluasi pada Siklus II
MEDIA GAMBAR
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : AyuAgustina
Nim : 115-14-147
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Dosen PembimbingAkademik : PeniSusaptiM.Si
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1. OPAK STAIN Salatiga tahun
2014 “Aktualisasi Gerakan
Mahasiswa yang eretika,
Disiplin dan Berfikir Terbuka”
oleh DEMA STAIN Salatiga
Tahun 2014
18-19 Agustus 2014 Peserta
3
2. Opak Jurusan Tarbiyah
“Aktualisasi Pendidikan
Karakter Sebagai Pembentuk
Generasi Yang Religius,
Educative, dan Humanis” oleh
HMJ Tarbiyah STAIN
SalatigaTahun 2014
20-21 Agustus 2014 Peserta
3
3. PengakrabanMahasiswaBaru
PGMI STAIN Salatigan
“HaemonisasiKeluarga PGMI
yang HumanisdanBerkarakter”
27 Agustus 2014 Peserta
2
olehHimaprogdi PGMI STAIN
SalatigaTahun 2014
4. Orientasi Dasar Keislaman
(ODK) dengan
tema“Pemahaman Islam
Rahmatan Lil Alamin Sebagai
Langkah Awal Menjadi
Mahasiswa Berkarakter” oleh
LDK Darul Amal dan Ittaqo
STAIN Salatiga tahun 2014
21 Agustus 2014 Peserta
2
5. Kegiatan Achievment
Motivation Training Dengan
Tema Dengan AMT Semangat
Menyongsong Prestasi Oleh
CEC dan JQH Stain Salatiga
Tahun 2014
23 Agustus 2014 Peserta
2
6. Library User Education
(Pendidikan Pemustaka) oleh
UPT Perpustakaan STAIN
Salatiga 2014
28Agustus 2014 Peserta
2
7. Sertifikat “ Training
PembuatanMakalah “oleh LDK
DarulAmal STAIN Salatiga
2014
17 September 2014 Peserta
2
8. SK
“PengangkatanKepengurusan
PAUD SITI RAHMA Pabelan”
15 Juli 2014 Tutor PAUD
6
9. SK 15 Juli 2015 Tutor PAUD 6
“PengangkatanKepengurusan
PAUD SITI RAHMA Pabelan”
10. SK
“PengangkatanKepengurusan
PAUD SITI RAHMA Pabelan”
15 Juli 2016 Tutor PAUD
6
11. SK
“PengangkatanKepengurusan
PAUD SITI RAHMA Pabelan”
9 Maret 2017 Tutor PAUD
6
12. Seminar Nasional
“Perbaikan Mutu Pendidikan
Melalui Profesionalitas
Pendidikan” oleh HMJ
Tarbiyah IAIN Salatiga 2014
13 November2014 Peserta
8
13. Seminar Nasional “Cegah
Kanker Serviks Sebagai
Pembunuh No.1 Wanita
Indonesia Tahun 2014
15 November 2014 Peserta
8
14. SeminarNasional
”Perlindungan Hukum
Terhadap Usaha Mikro
Menghadapi Pasar Bebas
ASEAN” oleh HMPS-AS
STAIN Salatiga 2014
5 November 2014 Peserta
8
15. Seminar Nasional “ Mencegah
Generasi Pemuda Islam dari
Pengaruh Radikakisme ISIS”
oleh Anjangsana Al-
Syakhshiyyah (AS) IAIN
06 Mei 2015 Peserta
8
Salatiga Tahun 2015
16. Seminar Nasional dan
Pelantikan Pengurus Cabang
dan Kohati HMI Cabang
Salatiga oleh HMI Salatiga
2017
29 Agustus 2017 Peserta
8
17. Studi Banding ke Rumah
Pintar ABK Kota Salatiga
Tentang Proses Pembelajaran
Anak Berkebutuhan Khusus
Tahun 2015
20 Mei 2015 Peserta
2
18. Seminar “Harmonisasi
Ligkungan” Tahun 2014
27 Desember 2014 Peserta 2
19. Panitia Jalan Santai Desa
Geneng Sari Tahun 2018
8 Februari 2018 Panitia 4
20. Panitia Lomba Antar TPQ
Dusun Geneng Sari Tahun
2018
16 Februari 2018 Panitia
4
21. Panitia Pengajian Akbar Desa
Geneng Sari Tahun 2018
17 Februari 2018 Panitia 4
22 SertifikatPengajian Akbar
Ramadhan 1438 H
“MenyiapkanDiriMenjadiGene
rasiUmmah” oleh FEBI IAIN
SalatigaTahun 2017
14 Juni 2017 Peserta
2
23 SertifikatTalkshowPraNikah
“MenjemputJodohImpian”
olehRumahKeluarga Indonesia
9 November 2014 Peserta
2
(RKI) Kota
Salatigabekerjasamadenganbid
angNisaa’ LDK DarulAmal
STAIN SalatigaTahun 2014
24 Sertifikat Talk Show
“CiptakanKarakterMahasiswa
ReligiusdanBerakhlakMulia”
olehAlKhidmahKampus Kota
SalatigaTahun 2014
19 September 2014 Peserta
2
25 Seminar Nasional Wonderful
Ramadhan dan Launching
Komunitas Muslim Cendekia
(KOMIKA) oleh MDA Tahun
16 Mei 2018 Panitia
8
Top Related