1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
kemurahanNya laporan karya ilmiah ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Laporan ini kami membahas “Penguraian Styrofoam dengan Kulit Buah”.
Permasalahan yang selalu dialami masyarakat yang terbiasa menggunakan
styrofoam untuk keperluan sehari-hari. Karya ilmiah ini dibuat dalam rangka untuk
mengetahui apakah styrofoam, yang telah dinyatakan tidak dapat terurai, dapat
terurai.
Walaupun banyak kesulitan yang kami harus hadapi ketika menyusun
karya ilmiah ini, tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, akhirnya
karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, kami tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada:
Ibu Anita dan Bapak Sahala, selaku guru Bahasa Indonesia di Sekolah Dian
Harapan Daan Mogot, serta
Teman-teman sekolah.
Akhir kata, kami menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna,
ini disebabkan oleh berbagai keterbatasan yang kami miliki. Kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menjadi perbaikan di masa yang
akan datang.
Jakarta, 19 Februari 2010
Penyusun
Easterina, Maria, Melita
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH...............................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................5
1.3 RUANG LINGKUP.......................................................................................6
1.4 TUJUAN PENULISAN.................................................................................7
1.5 LANDASAN TEORI.....................................................................................7
1.6 HIPOTESIS....................................................................................................8
1.7 METODE PENELITIAN...............................................................................8
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN......................................................................8
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................9
2.1 DEFINISI STYROFOAM................................................................................9
2.2 DEFINISI ZAT POLISTIRENA..................................................................10
2.3 DAMPAK STYROFOAM BAGI TUBUH KITA.........................................10
2.4 DEFINISI ZAT LIMONENE........................................................................11
2.5 PEMBUKTIAN............................................................................................13
2.5.1 Alat dan Bahan.......................................................................................13
2.5.2 Langkah Kerja........................................................................................13
2.5.3 Tabel Hasil.............................................................................................14
3
BAB III PENUTUP...............................................................................................16
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................16
3.2 SARAN.........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Seluruh manusia di seluruh dunia ini pastinya sangat mementingkan
kesehatan. Bagi mereka kesehatan adalah segalanya melebihi harta atau warisan
apa pun yang ada di dunia ini. Kesehatan bukan hanya saja dari kebiasaan atau
rutinitas berolahraga melainkan juga dari segi makanan, baik dari pola maupun
ataupun dari segi komposisi atau kandungan gizi yang terdapat didalamnya. Untuk
memastikan makanan yang mereka makan higinis, bersih, dan rapi, mereka juga
pasti akan melihat dari segi kemasaan. Semua orang tentu akan memilih kemasaan
yang bersih dan menarik yaitu styrofoam. Ternyata styrofoam yang dianggap
bersih dan higienis serta bebas penyakit tersebut seolah menjadi musuh dalam
selimut bagi kesehatan manusia. Penelitian telah membuktikan dampak dari
pengunaan styrofoam dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya bagi tubuh
manusia. Beberapa tahun belakangan ini dunia sangat memperhatikan efek dari
pemanasan global yang semakin hari semakin berbahaya tapi sayangnya mereka
bisa dikatan lebih memusatkan perhatian mereka untuk pengunaan plastik, kertas,
dan tissue. Mereka tidak memperhatikan masalah pengunaan styrofoam yang sama
sekali tidak bisa di daur ulang. Bayangkan saja seberapa banyak tumpuk styrofoam
yang mengunung di dunia ini. Selain pengunaan styrofoam untuk tempat makanan,
styrofoam juga dapat digunakan sebagai properti-properti sebagai contoh dalam
5
acara drama atau lainya selain itu styrofoam juga berguna sebagai bahan insulasi.
Bahan yang memang bisa menahan suhu, sehingga benda di dalamnya tetap dingin
atupun hangat. Pada bungkus barang-barang elektronik, styrofoam yang digunakan
diharapkan untuk meminimalisir guncangan. Styrofoam juga sering digunakan
sebagai bahan insulasi. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styrene ini menjadi
pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran dan tetap
mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga mampu
mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang,
mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih
aman, serta ringan. Dibalik semua keunggulan inilah banyak sekali bahaya yang
mengancam kesehatan diri maupun lingkungan, ada hal positif dan hal negatif
dari setiap pengunaanya. Mengingat betapa berbahayanya dampak yang dapat
ditimbulkan styrofoam, baik dalam kesehatan atau lingkunagn maka harus segera
dicari jalan keluar agar pengunaanya tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan dan
juga kesehatan. Styrofoam berperan besar sebagai bahan pencemaran lingkungan
yang harus dieliminasi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1 Apakah definisi styrofoam dan kandungan yang terdapat didalamnya?
2 Apakah dampak negatif dan positif dari pengunaan styrofoam?
3 Apakah dengan mengunakan kulit buah dapat menguraikan styrofoam?
6
1.3 RUANG LINGKUP
Penulis membatasi ruang pembahasan untuk daerah modern, seperti daerah
perkotaan. Hal ini disebabkan daerah modern adalah tempat yang didiami oleh
orang-orang dengan gaya hidup modern.
Dalam ruang lingkup ini penulis melihat bahwa styrofoam bukanlah hal
yang jarang ataupun asing. Produksi dan konsumsi styrofoam sangatlah banyak
dilakukan karena salah satu ciri-ciri untuk hidup serba instan telah melekat dalam
diri masyarakat modern. Hal tersebut mengakibatkan sejumlah besar masyarakat
perkotaan lebih memilih makanan yang mudah dan cepat untuk disajikan, seperti
pop mie, dan sebagainya. Mereka juga memilih tempat ataupun pembungkus
makanan yang ringan, sehingga mudah untuk dikonsumsi dalam jumlah banyak,
seperti pembungkus makanan Hoka Hoka Bento dan sebagainya. Selain itu, piring,
mangkuk, ataupun gelas yang berupa styrofoam, dapat dibawa oleh konsumen dan
dapat langsung dibuang. Di dunia entertainmen dan senirupa pun pengunaan
styrofoam dijadikan sebagai properti yang tidak berbahaya.
7
1.4 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penelitian ini :
1. Mengetahui definisi dari styrofoam dan kandungan yang terdapat
didalamnya.
2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan bagi kesehatan dan
lingkungan.
3. Mengetahui seberapa besar peranan styrofoam dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari styrofoam.
5. Mencari jalan keluar atau solusi untuk mengurangi pengunaan
styrofoam.
6. Membantu mengurangi dampak dari pemanasan global.
7. Memanfaat buah lebih maksimal dengan pengunaan kulit buah.
8. Memberi pengetahuan tentang bahaya yang ditimbulkan oleh
styrofoam.
1.5 LANDASAN TEORI
Polistirena pertama kali dibuat pada 1839 oleh Eduard Simon seorang
apoteker Jerman. Ketika mengisolasi zat tersebut dari resin alami, dia tidak
menyadari apa yang dia telah temukan. Kimiawan organik Jerman lainnya yang
bernama Hermann Staudinger, menyadari bahwa penemuan Simon terdiri dari
rantai panjang molekul stirena, yang berupa sebuah polimer plastik.
8
1.6 HIPOTESIS
Hipotesis penelitian ini menyimpulakan bahwa kandungan de Limonen
yang terdapat dalam kulit jeruk dapat menguraikan styrofoam.
1.7 METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang kami gunakan dalam membuat karya ilmiah ini
adalah percobaan atau yang disebut ‘Trial and Error’.
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN
1. BAB I PENDAHULUAN terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Ruang Lingkup, Tujuan Penulisan, Landasan Teori, Hipotesis, Metode
Penelitian, dan Sistematika Penulisan
2. BAB II PEMBAHASAN terdiri dari Definisi Styrofoam, Dampak
Styrofoam bagi Tubuh Kita, Definisi Polistirena, Definisi Zat Limonene,
dan Pembuktian
3. BAB III PENUTUP terdiri dari Kesimpulan dan Saran
4. DAFTAR PUSTAKA
9
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI STYROFOAM
Styrofoam dibuat dari minyak bumi. Styrofoam terbuat dari bahan
kopolimer styrene yang Berasal dari foamed polysterene (FPS) yang diproses
menggunakan Benzena dan pembuatannya ditiup dengan memakai gas
chlorofluoro carbon (CFC) dan untuk memperkuat styrofoam, ditambahkan pula
zat butadiene yaitu sejenis karet sintetis, sehingga mampu merubah warna dari
putih jernih menjadi putih susu. Agar styrofoam lentur dan awet, ditambahkan pula
dengan zat plastiser seperti dioktiptalat (DOP) dan butyl hidroksi tolune (BHT).
Dengan demikian, sangat mudah terbakar dan mungkin tidak aman untuk
digunakan sebagai insulasi dinding improvisasi. Adalah ilegal untuk membakar
styrofoam karena ini akan melepaskan zat kimia berbahaya ke atmosfer, terutama
benzena, yang dikenal karsinogen manusia yang digunakan dalam proses
pembuatan plastik.
Di dalam styrofoam ditemukan kandungan dioctyl phthalate (DOP) yang
terbuat dari butiran styrene melalui proses benzana yang bisa menimbulkan
berbagai penyakit dan masalah kesehatan. Styrene, bahan dasar styrofoam, bersifat
larut lemak dan alkohol.
10
2.2 DAMPAK STYROFOAM BAGI TUBUH KITA
WHO (World Health Organization), EPA (Environmental Protection
Agency) dan beberapa lembaga lainnya malah sudah mengategorikan styrofoam
sebagai bahan karsinogen karena benzena suatu larutan kimia yang sulit dilumat
oleh sistem percernaan tidak bisa dikeluarkan melalui feses ataupun urine.
Akibatnya, zat ini semakin lama semakin menumpuk dan terbalut lemak. Inilah
yang bisa memicu munculnya penyakit kanker. Pada Juli 2001, Divisi Keamanan
Pangan Pemerintah Jepang juga mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam
makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter
(EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem
endokrinologi dan reproduksi manusia. Selain kanker, masalah yang paling banyak
ditemui ada pada kelenjar tyroid sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat
detak jantung sulit tidur, badan gemetaran, dan mudah gelisah. Saat benzena
termakan, zat juga akan masuk ke sel-sel darah dan lama-lama akan merusak
sumsum tulang belakang, bahkan efek selanjutnya akan timbul anemia, sistem
imun yang berkurang.
2.3 DEFINISI ZAT POLISTIRENA
Polistirena adalah sebuah polimer dengan monomer stirena, sebuah
hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu
ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik padat, dapat mencair pada suhu
yang lebih tinggi. Stirena tergolong senyawa aromatik.
11
Polistirena padat murni adalah sebuah plastik tak berwarna, keras dengan
fleksibilitas yang terbatas yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam produk
dengan detil yang bagus. Penambahan karet pada saat polimerisasi dapat
meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan kejut. Polistirena jenis ini dikenal
dengan nama High Impact Polystyrene (HIPS). Polistirena murni yang transparan
bisa dibuat menjadi beraneka warna melalui proses compounding. Polistirena
banyak dipakai dalam produk-produk elektronik sebagai casing, kabinet dan
komponen-komponen lainya. Peralatan rumah tangga yang terbuat dari polistirena,
antara lain: sapu, sisir, baskom, gantungan baju, dan ember.
Karakteristik :1. Stabilitas dimensi yang tinggi dan shrinkage yang rendah
2. Temperatur operasi maksimal
3. Tahan air, bahan kimia non-organik, alkohol
4. Rapuh (perpanjangan 1-3%)
5. Tidak cocok untuk aplikasi luar ruangan
6. Mudah terbakar
2.4 DEFINISI ZAT LIMONENE
Limonene adalah senyawa karbon yang menjadi 95% bagian dari minyak
dalam kulit jeruk dan digunakan untuk memberikan bau jeruk pada pembersih
rumah tangga. Pada jeruk lemon, kandungan limonenenya mampu menghilangkan
batu empedu. Kandungan limonene tertinggi dapat dijumpai pada bagian spon
putih dari daging lemon.
12
Limonene memiliki anti bakteri, anti jamur dan anti kanker kegiatan.
Menghambat gen kanker ras kaskade, yang mempromosikan pertumbuhan tumor.
Hal ini digunakan untuk mempromosikan sinergis penyerapan terpene lainnya
dengan menembus membran sel. Limonene semprotan juga digunakan untuk
mengobati depresi. Karena limonene adalah suatu manjur anti-jamur dan anti-agen
kanker, diduga untuk melindungi terhadap jamur Aspergillus dan karsinogen asap
ganja yang ditemukan di sungai.
Tanaman menggunakan limonene untuk menahan predator. Sebagai
contoh, lalat memiliki kelompok reseptor mirip fungsinya kepada pengecap di
lidah kita. Salah satu dari mereka mendeteksi bahan kimia berbahaya, dan
menanggapi limonene seolah-olah itu beracun. Ini sulit terhubung ke otak lalat.
Pada manusia, desain limonene memfasilitasi respons langsung dengan
cepat menembus sawar darah-otak. Hasilnya adalah peningkatan tekanan darah
sistolik. Satu tes, melaporkan kewaspadaan dan kegelisahan subjektif. Berbagai
limonene analog dapat isyarat otak dengan seksualitas, apung, atau fokus
perhatian.
13
2.5 PEMBUKTIAN
Untuk membuktikan bahwa hanya kulit buah yang mengandung limonene
bisa menguraikan styrofoam, seperti kulit buah jeruk, jeruk nipis, dan jenis buah
jeruk lainnya, penulis melakukan percobaan.
2.5.1 Alat dan Bahan1. Kulit buah :
a. Belimbing
b. Mangga
c. Lengkeng
d. Jeruk
e. Jeruk nipis
2. Styforoam
3. Air
4. Blender
5. Ember
2.5.2 Langkah Kerja
1. Mengambil salah satu kulit buah, kemudian dipotong menjadi kecil-kecil.
2. Mengambil styrofoam, lalu dipotong menjadi kecil-kecil.
3. Memasukkan kulit buah tersebut dan styrofoam ke dalam blender.
4. Campur dengan sedikit air.
5. Menyalakan blender.
14
6. Memblender hingga halus.
7. Memindahkan larutan tersebut ke dalam ember.
8. Mengaduknya hingga rata.
9. Tunggu beberapa saat.
10. Lihat hasilnya.
11. Ulangi langkah kerja 1 sampai 10 dengan jenis – jenis kulit buah lainnya.
2.5.3 Tabel HasilKulit Buah Hasil
Belimbing Tidak ada yang terjadi. Hanya ada
potongan-potongan kulit buah
belimbing dan styrofoam yang telah di
blender bersama-sama.
Mangga Tidak ada yang terjadi. Hanya ada
potongan-potongan kulit buah mangga
dan styrofoam yang telah di blender
bersama-sama.
Lengkeng Tidak ada yang terjadi. Hanya ada
potongan-potongan kulit buah lengkeng
dan styrofoam yang telah di blender
bersama-sama.
Jeruk Potongan-potongan kulit buah jeruk
hasil blenderan bercampur dengan
15
potongan-potongan styrofoam.
Perlahan-lahan styrofoam menjadi
terurai.
Jeruk nipis Potongan-potongan kulit buah jeruk
nipis hasil blenderan bercampur dengan
potongan-potongan styrofoam.
Perlahan-lahan styrofoam menjadi
terurai.
16
BAB III
KESIMPULAN & SARAN
3.1 KESIMPULAN
Styrofoam larut 5% dari volume awalnya ketika disemprot dengan ekstrak
kulit jeruk organik yang disebut limonene, dan zat lengket yang dihasilkan dapat
digunakan sebagai lem super. Limonene dapat digunakan berulang kali untuk
styrofoam daur ulang.
3.2 SARAN
Kurangilah pemakaian styrofoam dalam kehidupan sehari-hari, karena
styrofoam sangat berbahaya bagi tubuh dan lingkungan kita.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Polystyrene
http://www.fisikaasyik.com/news/readnews.php?id=23
http://www.pacebutler.com/blog/styrofoam-recycling-tips/
Top Related