Seminar Nasional Serealia, 2013
499
PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE
Rahmawati1) dan Syamsuddin2)
1)Balai Penelitian Tanaman Serealia dan
2)Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Barat
ABSTRAK
Kemunduran mutu benih terjadi secara kronologis, yang berkaitan dengan waktu dan kemunduran fisiologis yang disebabkan oleh faktor lingkungan. Mutu fisiologis benih berkaitan dengan aktivitas perkecambahan benih yang didalamnya terdapat aktivitas enzim, reaksi-reaksi biokimia serta respirasi benih. Pengujian mutu fisiologis benih dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya menggunakan media pasir, uji kertas digulung plastik (UKDP) dan uji antar kertas (UAK). Benih jagung yang diuji berasal dari gudang UPBS Balitsereal. Varietas jagung yang digunakan pada metode pengujian UKDP vs Media Pasir adalah Bisma, Srikandi Kuning-1, Lamuru, Sukmaraga dan Gumarang dengan masa simpan 15–63 bulan, sedangkan pada metode pengujian UKDP vs UAK menggunakan varietas Anoman, Lamuru, Bisma, Srikandi Kuning-1, Srikandi Putih dan Arjuna dengan masa simpan 6–12 bulan. Pengujian dilakukan di rumah kaca dan Laboratorium Perbenihan Balitsereal pada bulan April 2011 dan Mei 2013 untuk mengetahui mutu benih yang disimpan dalam gudang UPBS menggunakan beberapa metode. Hasil pengamatan menunjukkan rata-rata daya berkecambah pada UKDP untuk semua varietas berkisar 98-100%, kecepatan tumbuh 31,2–33,3%/etmal, panjang akar 10,7–15,4 cm dan jumlah akar sekunder 4,7–6,7. Pengujian dengan menggunakan media pasir menunjukkan daya berkecambah pada semua varietas berkisar 96,0–100%, kecepatan tumbuh 23,27–31,24%/etmal, panjang akar 12,90–18,68 cm dan jumlah akar sekunder 4,23–6,17. Hasil pengamatan pada UAK adalah sebagai berikut: daya berkecambah berkisar 87,0–99,8%, kecepatan tumbuh 28,8–33,2%/etmal, panjang akar 11,5– 13,5 cm, dan jumlah akar sekunder 5,5–8,9; sedangkan daya berkecambah pada UKDP berkisar 88,5–99,8%, kecepatan tumbuh 29,5–33,2%/etmal, panjang akar 11,5–13,4 cm dan jumlah akar sekunder 4,7–6,1. Kata kunci: mutu benih, jagung, metode pengujian
PENDAHULUAN
Biji jagung termasuk golongan biji orthodox. Jenis biji ini mengikuti Rule of
Thumbs, sehingga biji ini semakin rendah kadar air dan suhu simpannya, maka
semakin panjang pula potensial umurnya. Oleh karenanya untuk menekan terjadinya
kemunduran benih yang berlangsung secara cepat selama penyimpanan, maka benih
tersebut harus disimpan pada kadar air dan suhu yang rendah. Penggunaan kemasan
yang kedap udara dan suhu ruangan yang rendah sangat disarankan untuk menekan
laju kemunduran benih tersebut selama penyimpanan. Kemunduran mutu benih alami
terjadi secara kronologis, yang berkaitan dengan waktu, dan kemunduran fisiologis
yang disebabkan oleh faktor lingkungan (Sadjad 1993). Proses – proses yang terlibat
dalam kemunduran benih antara lain, kerusakan kromosom, penurunan aktivitas enzim
Rahmawati dan Syamsuddin: Pengujian mutu benih jagung ……
500
metabolisme, penurunan produksi adenin triphosphat (ATP), dan peningkatan
permeabilitas membran sel (Priestley 1986).
Mutu fisiologis benih berkaitan dengan aktivitas perkecambahan benih yang
didalamnya terdapat aktivitas enzim, reaksi-reaksi biokimia serta respirasi benih. Mutu
fisiologis benih dapat diketahui dengan melakukan uji terhadap viabilitas dan vigor
benih. Vigor benih diukur melalui uji vigor, yaitu: 1) uji perkecambahan, 2) uji
biokimiawi dan 3) uji fisik. Terdapat beberapa uji perkecambahan yang dapat dilakukan
antara lain : uji kertas digulung plastik, uji antar kertas, uji di atas kertas dan uji
perkecambahan dengan menggunakan media pasir. Uji biokimiawi dapat dilakukan
dengan menggunakan uji tetrazolium dan uji fisik dilakukan dengan melakukan uji daya
hantar listrik. Uji daya hantar listrik (conductivity test) adalah peubah viabilitas benih
melalui pendekatan fisik yang menggambarkan tingkat kebocoran membran sel (AOSA
dalam Qadir, 1994). Woodstock dalam Saenong (1986) menyatakan bahwa
pendekatan secara fisik dapat digunakan untuk mengukur tingkat vigor benih, misalnya
berat jenis benih (density) dan daya hantar listrik.
Uji perkecambahan dengan menggunakan metode yang berbeda diduga akan
berpengaruh terhadap hasil uji. Oleh karenanya dilakukan beberapa metode
perkecambahan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil uji.
METODOLOGI
Metode Pengujian UKDP vs Media Pasir
Benih yang diuji berasal dari gudang penyimpanan benih UPBS (Unit
Perbenihan Benih Sumber) Balitsereal. Benih yang berasal dari klas Breeder Seed
(BS) yaitu varietas Gumarang dengan periode simpan tahun 2006, 2007, 2010 dan
varietas Srikandi Kuning-1 dengan periode simpan tahun 2006, 2007 dan 2009,
sedangkan benih Foundation Seed (FS) yang diuji adalah varietas Bisma, Sukmaraga,
Srikandi Kuning-1, Lamuru dengan periode simpan tahun 2009 dan Bisma 2007.
Secara keseluruhan benih tersebut mempunyai masa simpan berkisar 15-63 bulan.
Pengujian dilakukan di laboratorium perbenihan balitsereal dan rumah kaca pada bulan
April 2011.
Metode Pengujian UKDP vs UAK
Pada pengujian UKDP vs UAK digunakan benih yang juga berasal dari gudang
penyimpanan UPBS Balitsereal. Varietas yang digunakan adalah Anoman, Lamuru,
Bisma, Srikandi Kuning-1, Srikandi Putih dan Arjuna dengan masa simpan berkisar 6-
Seminar Nasional Serealia, 2013
501
12 bulan. Pengujian dilakukan di laboratorium perbenihan balitsereal pada bulan Mei
2013.
Pelaksanaan pengujian
Uji Kertas Digulung Plastik
Benih ditabur di atas dua lembar kertas koran pada setengah bagian kertas
yang telah dibasahi dan dialasi dengan plastik. Selanjutnya setengah bagian lain
menutup kertas yang sudah ditanami dengan benih, kemudian digulung dan diberi
label (tanggal tanam, nomor kode benih dan ulangan). Pengecambahan menggunakan
room germinator dan diamati. Setiap pengamatan, kecambah yang tumbuh normal
dihitung dan biji yang berjamur/busuk dihitung dan dibuang. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan 4 ulangan, setiap ulangan menggunakan 100 butir biji jagung
yang terdiri dari 2 gulungan media (1 gulungan 50 butir).
Uji Antar Kertas
Benih ditabur di atas dua lembar kertas koran pada setengah bagian kertas
yang telah dibasahi. Pada pengujian ini tidak menggunakan alas plastik. Selanjutnya
setengah bagian lain menutup kertas yang sudah ditanami dengan benih, kemudian
dilipat sisi media kertas koran tersebut dan diberi label (tanggal tanam, nomor kode
benih dan ulangan). Pengecambahan menggunakan room germinator dan diamati.
Setiap pengamatan, kecambah yang tumbuh normal dihitung dan biji yang
berjamur/busuk dihitung dan dibuang. Pengujian dilakukan dengan menggunakan 4
ulangan, setiap ulangan menggunakan 100 butir biji jagung yang terdiri dari 2 gulungan
media (1 gulungan 50 butir).
Kadar air benih (berdasarkan basis basah)
Pengukuran kadar air dilakukan terhadap sampel benih yang diuji, dengan
menggunakan alat pengukur kadar air model Kett PM-400.
Media Pasir
Daya berkecambah
Sebanyak 50 butir benih dari setiap ulangan ditanam pada substrat pasir halus.
Pengamatan dilakukan pada hari ke tiga, empat dan lima hari setelah tanam.
Pengujian daya berkecambah benih juga digunakan untuk substrat indikator kecepatan
tumbuh benih.
Rahmawati dan Syamsuddin: Pengujian mutu benih jagung ……
502
Kecepatan tumbuh benih
Data diperoleh dari substrat pengujian daya berkecambah benih. Setiap kali
pengamatan, jumlah persentase kecambah normal dibagi dengan etmal (24 jam). Nilai
etmal kumulatif diperoleh dari saat benih ditanam sampai dengan waktu pengamatan.
Perhitungan kecepatan tumbuh menggunakan rumus sebagai berikut :
∑ (Xi-Xi-1) KT =
Ti KT = Kecepatan tumbuh (%/etmal) Xi = Persentase kecambah normal pada etmal ke i Ti = Waktu pengamatan dalam (etmal)
Panjang Akar Primer
Pengukuran panjang akar primer dilakukan dengan menggunakan alat
pengukur/penggaris. Akar kecambah direntangkan kemudian diukur dari pangkal
sampai ke ujung akar.
Jumlah Akar Sekunder
Perhitungan akar sekunder dilakukan dengan mengambil 10 sampel secara
acak kemudian dihitung akar sekunder yang ada pada kecambah tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji UKDP vs Media Pasir
Hasil uji mutu benih dengan menggunakan metode Uji Kertas Digulung Plastik
(UKDP) dan Media Pasir menunjukkan hasil yang berbeda pada pengamatan daya
berkecambah, kecepatan tumbuh, panjang akar dan jumlah akar sekunder. Hasil uji
menunjukkan rata-rata persentase daya berkecambah pada metode uji UKDP
cenderung lebih tinggi dibanding hasil uji dengan menggunakan media pasir.
Persentase daya berkecambah pada metode uji UKDP rata-rata berkisar 98 – 100%
untuk semua varietas sedangkan dengan menggunakan media pasir berkisar 90,67 –
100%.
Berdasarkan hasil pengamatan, persentase daya berkecambah untuk semua
varietas masih baik, walaupun varietas yang diuji tersebut sudah mempunyai masa
simpan yang lama (15 -63 bulan). Penggunaan kemasan yang kedap udara dan ruang
simpan dengan suhu rendah mampu menekan laju deteriorasi benih, walaupun
terdapat beberapa varietas dengan kadar air di atas 11% (dapat dilihat pada Tabel 1)
sedangkan kadar air benih jagung yang aman disimpan adalah berkisar 10-11%.
Seminar Nasional Serealia, 2013
503
Menurut Justice dan Bass (1994), laju penurunan vigor dan viabilitas benih dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya faktor genetik dari spesies atau kultivarnya, kondisi
benih, kondisi penyimpanan, keseragaman lot benih serta cendawan gudang, bila
kondisi penyimpanannya memungkinkan pertumbuhannya.
Tabel 1. Rata-rata kadar air dan lama pernyimpanan benih jagung klas FS varietas Bisma Srikandi Kuning-1, Lamuru, Sukmaraga dan benih klas BS varietas Srikandi Kuning-1 dan Gumarang
Varietas Lama Penyimpanan
(bulan) Kadar Air
(%)
Benih klas Foundation Seed Bisma 2007 51 11,4 Bisma 2009 27 10,9 Srikandi Kuning-1 2009 29 10.7 Lamuru 2009 31 12,15 Sukmaraga 2009 31 12,30 Benih klas Breeder Seed
Srikandi Kuning-1 2006 63 10,8 Srikandi Kuning-1 2007 52 10,4 Srikandi Kuning-1 2009 31 10,1 Gumarang 2006 63 11,1 Gumarang 2007 53 12,1 Gumarang 2010 15 11,4
Perbedaan hasil uji yang terjadi antara UKDP dan media pasir merupakan hal yang
sering terjadi dalam pengujian dengan menggunakan metode yang berbeda. Hal ini
dinyatakan juga oleh Tim Peneliti (1991) bahwa metode uji serta media tumbuh yang
digunakan dalam pengujian benih sering memberikan hasil pengujian yang berbeda.
Oleh karena itu pemilihan metode uji serta media tumbuh harus dilakukan dengan hati-
hati. Pada Gambar 1 dapat dilihat perkecambahan benih jagung dengan menggunakan
media pasir pada umumnya lebih rendah dibanding metode UKDP, namun hal tersebut
masih dapat ditolerir (persentase daya berkecambah masih di atas 90%). Penggunaan
Room Germinator pada metode UKDP memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap
perkecambahan benih jagung tersebut. Hal ini disebabkan pada room germinator:
suhu, kelembaban dan cahaya dapat dikontrol dengan baik, sedangkan Kamil (1979),
menyatakan bahwa benih perlu menyerap sejumlah tertentu air sebelum memulai
perkecambahannya. Selain itu juga dikatakan bahwa cahaya dan suhu merupakan
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi selama proses perkecambahan berlangsung.
Copeland (1976), menyatakan dalam perkecambahannya benih memerlukan air
(kelembaban), oksigen dan suhu yang sesuai untuk kebutuhan benih masing-masing
jenis tanaman. Hasil penelitian Naning Yuniarti et al. (2000) di rumah kaca dengan
Rahmawati dan Syamsuddin: Pengujian mutu benih jagung ……
504
menggunakan berbagai media perkecambahan (vermikulit, sabut kelapa, tanah, pasir
dan tanah + pasir) menunjukkan persentase daya berkecambah benih Tisuk (Hibiscus
sp.) paling rendah dengan menggunakan media pasir dibanding perlakuan lainnya.
Seperti halnya daya berkecambah, rata-rata kecepatan tumbuh benih jagung
dengan menggunakan UKDP lebih tinggi dibanding media pasir. Kondisi lingkungan
yang optimum mendukung laju perkecambahan benih yang cepat. Room germinator
dengan suhu, cahaya dan kelembaban yang dapat dikontrol sangat berpengaruh
terhadap kecepatan tumbuh benih. Rata-rata kecepatan tumbuh benih dengan
menggunakan metode UKDP berkisar 31,17 – 33,33%/etmal untuk semua varietas
sedangkan media pasir rata-rata berkisar 23,27 – 31,24%/etmal (dapat dilihat pada
Gambar 2).
Seminar Nasional Serealia, 2013
505
Berbeda dengan daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih, panjang
akar primer pada metode uji UKDP lebih pendek dibanding media pasir. Rata-rata
panjang akar primer dengan menggunakan metode uji UKDP berkisar 10,7–15,38 cm
untuk semua varietas dan media pasir berkisar 12,9–18,68 cm (dapat dilihat pada
Gambar 3). Adapun jumlah akar sekunder bervariasi pada metode uji UKDP dan media
pasir. Rata-rata jumlah akar sekunder pada metode uji UKDP berkisar 4,73–6,7 dan
pada media pasir berkisar 4,23–6,2 (dapat dilihat pada Gambar 4). Hasil penelitian
Sujindro dan Sri Rustini (2007), perkecambahan benih jarak pagar (Jatropha curcas L.)
pada kondisi lingkungan tumbuh di rumah kaca dan rumah plastik memiliki daya
berkecambah dan panjang akar yang baik untuk semua genotype, dibanding dengan di
ruang laboratorium. Penggunaan media pasir sebagai media perkecambahan
memberikan peluang yang baik untuk berkembangnya akar karena pasir sangat
mudah ditembus (tidak padat dan keras). Dwidjoseputro (1994), menambahkan
panjang pendeknya akar dipengaruhi oleh faktor luar seperti keras lunaknya tanah,
banyak sedikitnya air dan lain sebagainya.
Rahmawati dan Syamsuddin: Pengujian mutu benih jagung ……
506
Jumlah akar sekunder pada media pasir dan UKDP mempunyai selisih dengan
kisaran 0,1–1,67. Jumlah akar sekunder dapat menunjukkan suatu kecambah masih
mempunyai kondisi yang baik atau tidak (kecambah normal kuat dan normal lemah).
Penggunaan metode UKDP dan media pasir dalam perkecambahan dengan kondisi
perkecambahan yang baik memberikan pengaruh yang baik terhadap keluarnya akar
sekunder, namun keluarnya akar sekunder sangat ditentukan oleh kemampuan benih
(cadangan makanan dalam biji) menghasilkan akar sekunder. Akar sekunder terbentuk
dari pembelahan sel-sel jaringan, sehingga benih dengan kondisi yang masih baik
mampu menghasilkan jumlah akar sekunder yang banyak. Kecambah dengan jumlah
akar sekunder yang banyak digolongkan ke dalam kecambah normal kuat (jumlah akar
sekunder di atas 2) (ISTA 2006). Dari data jumlah akar sekunder yang diperoleh
menunjukkan semua kecambah baik pada UKDP maupun media pasir tergolong
kecambah normal kuat.
Seminar Nasional Serealia, 2013
507
Hasil Uji UKDP vs UAK
Metode pengujian dengan menggunakan Uji Kertas Digulung Plastik (UKDP)
dan Uji Antar Kertas (UAK) merupakan metode pengujian yang hampir sama.
Perbedaannya adalah pada UKDP digunakan plastik sebagai alas dan digulung
bersama dengan media kertasnya, sedangkan pada metode UAK penggunaannya
tanpa plastik dan hanya dilipat.
Pada Gambar 5 menunjukkan pengamatan daya berkecambah pada metode
uji UKDP dan UAK menunjukkan rata-rata daya berkecambah yang hampir sama pada
kedua metode uji tersebut. Rata-rata persentase daya berkecambah pada metode
UKDP berkisar 88,5–99,8% untuk semua varietas yang diuji dan metode UAK berkisar
87–99,8%. Pada pengujian dengan menggunakan metode UKDP dan UAK digunakan
benih jagung dengan masa simpan berkisar 6–12 bulan dan kadar air benih rata-rata
berkisar 8,9–11,0% (dapat dilihat pada Tabel 2). Hasil pengamatan daya berkecambah
menunjukkan persentase daya berkecambah benih yang masih baik (di atas 85%,
masa simpan 6–12 bulan). Varietas Lamuru mempunyai ketahanan simpan yang
paling baik dengan persentase daya berkecambah 99,8% dan masa simpan 1 tahun.
Rahmawati dan Syamsuddin: Pengujian mutu benih jagung ……
508
Daya berkecambah merupakan tolok ukur viabilitas potensial yang merupakan
simulasi dari kemampuan benih untuk tumbuh dan berproduksi normal dalam kondisi
optimum (Sadjad 1993). Kedua metode uji perkecambahan (UKDP dan UAK) yang
digunakan merupakan metode uji yang baik karena memberikan kondisi optimum bagi
perkecambahan benih. Menurut Willan (1985), uji perkecambahan dapat digunakan
untuk mengetahui kemampuan benih berkecambah maksimum pada kondisi optimum.
Kecepatan tumbuh benih sangat terkait dengan persentase daya berkecambah
benih. Oleh karena itu pada Gambar 6 menunjukkan kecepatan tumbuh benih pada
metode UKDP dan UAK hampir sama pada semua varietas yang diuji. Rata-rata
kecepatan tumbuh benih pada UKDP berkisar 29,5–33,2 %/etmal dan pada metode
UAK berkisar 28,8–33,2 %/etmal (dapat dilihat pada Gambar 6).
Tabel 2. Rata-rata kadar air dan lama pernyimpanan benih jagung varietas Anoman, Lamuru, Bisma, Srikandi Kuning-1, Srikandi Putih dan Arjuna
Varietas Lama Penyimpanan
(bulan) Kadar Air
(%)
Anoman 6 11,0 Lamuru 12 9,8 Bisma 12 9,5 Srikandi Kuning-1 7 8,9 Srikandi Putih 7 10,5 Arjuna 11 10,9
Seminar Nasional Serealia, 2013
509
Rata-rata panjang akar primer pada metode UKDP adalah berkisar 11,5–13,3
cm dan UAK berkisar 11,5–13,5 (dapat dilihat pada Gambar 7). Selisih panjang akar
primer antara kedua metode tersebut cukup kecil (0–1,7) dibanding selisih panjang
akar primer pada UKDP vs media pasir (1,28–5,46). Adapun jumlah akar sekunder
pada metode UKDP rata-rata berkisar 4,7-6,1 dan UAK berkisar 4,4–5,4 (dapat dilihat
pada Gambar 8). Selisih jumlah akar sekunder antara metode UKDP dan UAK adalah
berkisar (0,2–1,2) dan data jumlah akar sekunder menunjukkan kondisi kecambah
normal kuat (jumlah akar sekunder di atas 2).
Rahmawati dan Syamsuddin: Pengujian mutu benih jagung ……
510
Pengujian dengan menggunakan metode UKDP dan UAK memberikan hasil
yang hampir sama karena kedua metode uji tersebut menggunakan Room Germinator
sebagai tempat perkecambahan yang mempunyai suhu, cahaya dan kelembaban yang
dapat dikontrol dengan baik. Menurut Kuswanto (1996), perkecambahan benih
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari kadar air
benih, viabilitas awal dan fisik benih, sedangkan faktor eksternal terdiri dari media
perkecambahan, suhu, kelembaban udara,dan intensitas cahaya.
KESIMPULAN
Hasil uji mutu benih dengan menggunakan metode UKDP vs Media Pasir
menunjukkan hasil yang cukup berbeda pada pengamatan daya berkecambah,
kecepatan tumbuh, panjang akar primer dan jumlah akar sekunder. Pengujian dengan
menggunakan metode UKDP memberikan hasil uji yang lebih baik, terutama pada
persentase daya berkecambah dan kecepatan tumbuh, sedangkan panjang akar
primer dengan menggunakan media pasir masih lebih baik dan jumlah akar sekunder
sangat ditentukan oleh kondisi benih (cadangan makanan benih). Pengujian dengan
menggunakan metode UKDP vs UAK memberikan hasil yang hampir sama karena
kedua metode uji tersebut menggunakan media tanam yang sama (kertas koran) dan
Room Germinator sebagai tempat perkecambahan yang mempunyai suhu, cahaya dan
kelembaban yang dapat dikontrol dengan baik.
Seminar Nasional Serealia, 2013
511
DAFTAR PUSTAKA
AOSA dalam Qadir, A. 1994. Studi Penentuan Nilai Viabilitas Benih Kedelai dengan
Menggunakan Peubah yang Layak. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 68 hal.
Copeland. L.O, 1976. Principles of Seed Science and Technology. Burger Publishing Co, Minnesota.
Dwidjoseputro, 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
ISTA. 2006. International Rules for Seed Testing. ISBN 3-906549-38-0
Justice, O.L., N. Bass. 1994. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih (terj). PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta 446 hal.
Kamil, J. 1979. Teknologi Benih. Angkasa Bandung.
Kuswanto, H. 1996. Dasar-dasar teknologi, produksi, dan sertifikasi benih. Andi Offset. Yogyakarta.
Naning Yuniarti, Yetti Heryati dan Tati Rostiwati, 2000. Pemilihan Metoda dan Media Uji Perkecambahan Benih Tisuk (Hibiscus sp). Jurnal Agronomi 9(1) : 43-47.
Priestley, D.A. 1986. Seed Aging: Implications for Seed Storage and Persistance in the Soil. Camstock Publishing Associates. New York. 340p.
Sadjad, S. 1993. Dari Benih kepada Benih. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. 145 hal.
Sudjindro dan Sri Rustini. 2007. Pengaruh Lingkungan Tumbuh Terhadap Perkecambahan Benih Beberapa Genotipe Jarak Pagar (Jatropha curcas L).
balittas.litbang.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 14 Juni 2013.
Tim Peneliti. 1991. Pengaruh Berbagai Aspek Fisiologi Terhadap Ragam Viabilitas Benih Berbagai Komoditas Kehutanan dan Pertanian Pada Berbagai Media Tumbuh dan Metode Uji. Laporan Penelitian. Jurusan Perbenihan. Fakultas Politeknik Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Willan, R. L. 1985. A Guide to Forest Seed Handling Food and Agricultural Organization. Rome
Woodstock dalam Saenong, S. 1986. Kontribusi vigor awal terhadap daya simpan benih jagung (Zea mays L.) dan kedelai (Glycine max L. (Merr). Disertasi.
Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 210 hal.
Top Related