PENTINGNYA PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KARAKTER
DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
OLEH H .S A R T O N O
Pembina TK I IV/bNIP. 196012311986011055
Proses pendidikan karakter didasarkan pada
potensi individu manusia Kognitif, Afektif, Psikomotorik
dan fungsi totalitas sosiokultural dalam konteks
interaksi pada keluarga, satuan pendidikan,
dan masyarakat
Totalitas Karakter dimaksud dalam Pendidikan adalah
Karakter Bangsa Indonesia yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila :Beriman dan Bertakwa; Jujur dan Bersih; Santun dan Cerdas; Bertanggung Jawab dan Kerja Keras;
Disiplin dan Kreatif; Peduli dan Suka Menolong
RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KARAKTER
cerdas, kritis,kreatif, inovatif,
ingin tahu, berpikirterbuka,
produktif,berorientasi
Ipteks,dan reflektif
beriman dan bertakwa,jujur, amanah, adil,bertanggung jawab,
berempati, beranimengambil resiko,
pantang menyerah, rela
berkorban, dan berjiwapatriotik
bersih dan sehat,disiplin, sportif,tangguh, andal,berdaya tahan,
bersahabat,kooperatif,
determinatif,kompetitif, ceria,
dan gigih
ramah, salingmenghargai, toleran,
peduli, suka menolong,gotong royong,
nasionalis, kosmopolit ,mengutamakan
kepentingan umum,bangga menggunakan
bahasa dan produkIndonesia, dinamis,
kerja keras, dan beretoskerja
Olah Hati
Olah Pikir
Olah Rasa dan Karsa
Olah Raga
SIKLUS PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
ANALISIS KEBUTUHAN
PK/KTSP
ANALISIS KEBUTUHAN
PK/KTSP
PENGINTEGRASIAN PK
DALAM KTSP
PENGINTEGRASIAN PK
DALAM KTSP
PERENCANAAN PROGRAM PK/KTSP
PERENCANAAN PROGRAM PK/KTSP
PENYUSUNAN PROGRAM
PENDIDIKAN KARAKTER
PENYUSUNAN PROGRAM
PENDIDIKAN KARAKTER
PEMETAAN KEBUTUHAN
PK/KTSP
PEMETAAN KEBUTUHAN
PK/KTSP
REVISI PENGEMBANGAN
KTSP
REVISI PENGEMBANGAN
KTSP
EVALUASI PELAKSANAAN
PPKBB
EVALUASI PELAKSANAAN
PPKBB
SOSIALISASIPROGRAM PK/KTSP
SOSIALISASIPROGRAM PK/KTSP
INDIKATOR KEBERHASILAN
PK/KTSP
INDIKATOR KEBERHASILAN
PK/KTSP
www.themegallery.com
Olah Hati Spiritual and emotional
development
Olah Pikir intellectual
development
Olah Rasa dan Karsa Affective and Creativity
development
Olah Raga dan Kinestetik
Physical and kinestetic
development
SIDIK
TABLIGH
FATHONAH
AMANAH
4 Pilar Dasar Nilai Moral Pendidikan Karakter
Nilai Moral
www.themegallery.com
Domaian Kognitif
Domaian Afektif
Moral Knowing
Domaian Psikomotor
INOFATIVE MADANIKREATIFJUJUR
Dimensi Pendidikan Karaktercharacter education
3 Domaian Karakter
Moral Feeling
Moral Action
INTRA- PERSONAL
INTER- PERSONAL
OLAH PIKIRFATHONAH
THINKERIQ
(Bervisi, Cerdas, Kreatif, Terbuka)
OLAH HATISIDDIQ
BELIEVERSQ
(Jujur, Ikhlas, Religius, Adil)
OLAH RAGAAMANAH
DOERAQ
(Gigih, Kerja Keras, Disiplin, Bersih, Bertanggungjawab)
OLAH RASA/KARSATABLIGHNETWORKER
EQ(Peduli, Demokratis, Gotongroyong, Suka
membatu)
LOGIKA RASA
Secara psikologis karakter individu dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian yakni (1) Olah hati`berkenaan dengan perasaan sikap dan
keyakinan/keimanan. (2) Olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan
menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif dan inovatif. (3) Olah raga berkenaan dengan proses persepsi , persiapan
peniruan manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas.
(4) Olah rasa dan karsa berkenaan dengan kemauan dan kreativitas yang tercermin dalam kepedulian, pencitraan dan penciptaan.
”karakter” dapat dikembangkan dalam KTSP
”karakter” dapat dikembangkan dalam KTSP
Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik & mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Pendidikan Budi Pekerti
Pendidikan Moral
Pendidikan Watak
BERTUJUAN
”Pendidikan Karakter” dapat dikembangkan dalam
KTSP dengan Sasaran :
1. Pendidik dan tenaga kependidikan formal dan nonformal pada tataran satuan pendidikan;
2. Kelompok kerja guru/musyawarah guru mata pelajaran (KKG/ MGMP), kelompok kerja kepala (KKKS/MKKS), kelompok kerja pengawas sekolah/musyawarah kerja pengawas sekolah (KKPS/MKPS)
3. Semua Peserta Dodik;
” Konsep Pendidikan Karakter” dapat dikembangkan dalam KTSP
Pendidikan Karakter menjadi suatu sistem di satuan
pendidikan, yang terintegrasi di dalam proses pembelajaran,
kegiatan keseharian di sekolah, termasuk kegiatan co-curiculer
dan/atau ekstra kurikuler.
” Strategi Pendidikan Karakter” dapat dikembangkan dalam KTSP
1. Menyiapkan Tim Penggerak di Tingkat Satuan
Pendidikan;2. Menyiapkan Standar,
Kriteria, Pedoman, Prosedur, Program dan Perangkat
Pendidikan Karakter dalam Pengembangan KTSP;
” Strategi Pendidikan Karakter” dapat dikembangkan dalam KTSP
3. Menyiapkan Standar Prosedur Operasional (SPO) pengintegrasian
Pendidikan Karakter dalam
Kurikulum tingkat satuan pendidikan
4. Menyiapkan Tim Pengembang KTSP
Pengembangan Kurikulum dimana Kurikulum itu sendiri adalah
jantungnya pendidikan curriculum is
the heart of education
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
didefinisikan sebagai Kurikulum Operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan
Kurikulum dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip yang berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,
kepentingan peserta didik dan lingkungannya, meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia , serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikutu pendidikan lebih lanjut.
(1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri,
(8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air,
(12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17)
Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab
Pendidikan karakter bersumber dari Agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan
nasional, yaitu:
Pendidikan karakter adalah Pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak berfungsi
(1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan
membangun perilaku bangsa yang multikultur; (3) meningkatkan
peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia. Merupakan
basis pengembangan KTSP.
Pendidikan karakter merupakan satu kesatuan program KTSP, dan Program
pendidikan karakter secara terdokumentasi diintegrasikan tertera
dalam KTSP, mulai dari visi, misi, tujuan, struktur dan muatan kurikulum,
kalender pendidikan, silabus, RPP
PENGEMBANGAN KTSP
Pelaksanaan pendidikan karakter
melibatkan seluruh wargasatuan pendidikan, orangtua siswa,
dan masyarakat sekitar Prosedur pengembangan
kurikulum yang mengintegrasikan pendidikan karakter melalui tahapan
Tahapan Pengembangan KTSP
Tahapan Pengembangan KTSP
1. Melaksanakan sosialisasi pendidikan karakter dan melakukan komitmen
bersama antara seluruh komponen warga sekolah/Madrasah (tenaga pendidik dan
kapendidikan serta komitesekolah/Madrasah
Tahapan Pengembangan KTSP
2. Membuat komitmen dengan semua stakeholder (seluruh warga
sekolah/Madrasah , orang tua siswa, komite, dan tokoh masyarakat setempat)
untuk mendukung pelaksanaan Pendidikan Karakter.
Tahapan Pengembangan KTSP
3. Melakukan analisis konteks terhadap kondisi sekolah (internal dan eksternal) yang dikaitkan
dengan nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan pada satuan pendidikan yang
bersangkutan. Analisis ini dilakukan untuk menetapkan nilai-nilai dan indikator keberhasilan
yang diprioritaskan, sumber daya, sarana yang diperlukan, serta prosedur penilaian
keberhasilan
Tahapan Pengembangan KTSP
4. Menyusun rencana aksi sekolah berkaitan dengan penetapan nilai-nilai pendidikan karakter.
5. Membuat perencanaan dan program pelaksanaan pendidikan karakter, yang berisi:
Pengintegrasian melalui pembelajaran Penyusunan mata pelajaran muatan lokal
Kegiatan lain Penjadwalan dan penambahan jam belajar di sekolah/ Madrasah
Tahapan Pengembangan KTSP
6. Melakukan pengkondisian, seperti: Penyediaan sarana Keteladanan Penghargaan dan pemberdayaan
Tahapan Pengembangan KTSP
67. Melakukan penilaian keberhasilan dan supervisi Untuk keberlangsungan pelaksanaan pendidikan karakter perlu dilakukan penilaian keberhasilan dengan menggunakan indikator-indikator berupa perilaku semua warga dan
kondisi sekolah/instansi yang teramati. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus melalui
berbagai strategi.
Supervisi dilakukan mulai dari menelaah kembali perencanaan, kurikulum, dan
pelaksanaan semua kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan karakter, yaitu:
Implementasi program pengembangan diri berkaitan dengan pengembangan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam budaya sekolah/ madrasah
Kelengkapan sarana dan prasarana pendukung implementasi pengembangan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa nilai dalam pembelajaran belajar
aktif dalam pembelajaran
Ketercapaian Rencana Aksi Sekolah berkaitan dengan penerapan nilai-nilai
pendidikan budaya dan karakter bangsa
Penilaian penerapan nilai pendidikan karakter dan budaya bangsa pada pendidik,
tenaga kependidikan, dan peserta didik (sebagai kondisi akhir) Membandingkan kondisi awal dengan kondisi akhir dan
merancang program lanjutan.
8 Melakukan penyusunan KTSP yang memuat pengembangan nilai-nilai pendidikan
karakter dan budaya bangsa
Mendata kondisi dokumen awal (mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam
dokumen I) Merumuskan nilai-nilai pendidikan karakter dan budaya bangsa di dalam (latar belakang
pengembangan KTSP, Visi, Misi, Tujuan Sekolah, Struktur dan Muatan Kurikulum, Kalender Pendidikan, dan
program Pengembangan Diri) • Mengitengrasikan nilai-nilai pendidikan karakter dan budaya bangsa dalam
dokumen II (silabus dan RPP)
Penyiapan Perangkat dalam rangka Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan
Penyiapan perangkat itu telah dilakukan kegiatan-kegiatan berikut:
1. Pembentukan Tim “Penggerak” 2. Pemetaan kesiapan pelaksanaan pendidikan
karakter dengan Sumber: Bantuan Teknis Profesional Tim Pengembang Kurikulum
3. Menyiapkan bahan pelaksanaan pendidikan karakter pada setiap satuan pendidikan(Buku Panduan Pelaksanaan Pendidikan
Karakter
4. Penyiapan bahan sosialisasi berupa bahan/materi pelatihan untuk pelaksanaanpendidikan karakter dengan waktu/masa pelatihan yang bervariasi berupa booklet,
leaflet diperuntukan bagi pemangku kepentingan dalam pelaksanaan
pendidikan karakter disetiap satuan pendidikan
5. Contoh-contoh Best practice pelaksanaan pendidikan karakter di setiap
jenjang pendidikan
PENERAPAN
PENDIDIKAN KARAKTER
melibatkan staf/karyawan Sekolah/ Madrasah sebagai komunitas pembelajaran dan moral yang berbagi tanggungjawab untuk pendidikan karakter serta berupaya untuk mengikuti nilai-nilai inti yang
sama yang memandu pendidikan para peserta didik memupuk kepemimpinan moral dan dukungan
jangka-panjang terhadap inisiatif basis dari pendidikan karakter.
melibatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam upaya pengembangan kurikulum berbasis pendidikan karakter.
Pengetian dan makna Pendidikan KarakterPengertian Makna Berbasis Pendidikan Karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah/ madrsah.
Pendidikan Karakter berpijak dari karakter dasar manusiadari nilai moral universal
nilai karakter dasar tersebut adalah: cinta kepada Allah dan ciptaann-Nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan. Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari: dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab; kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil, dan punya integritas.
Dr. Thomas Lickona: In character education, it’s clear we want our children
are able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right-even in the face of pressure form without and temptation from within.
• TRUSTWORTHINESS• RESPECT• RESPONSIBILITY• FAIRNESS• CARING
• HONESTY• COURAGE• DILIGENCE• INTEGRITY• CITIZENSHIP
49 CHARACTER QUALITIES: (CHARACTER FIRST, 2009)
• Alertness . Diligence . Humanity . Security• Attentiveness . Discernment . Initiative . Self-control• Availability . Discretion . Joyfulness . Sensitivity• Benevolence . Endurance . Justice . Sincerity• Boldness . Enthusiasm . Loyalty .
Thoroughness• Cautiousness . Faith . Meekness . Thriftiness• Compassion . Flexibility . Obedience . Tolerance• Contentment . Forgiveness . Orderliness . Truthfulness• Creativity . Generosity . Patience . Virtue• Decisiveness . Gentleness . Persuasiveness . Wisdom• Deference . Gratefulness . Punctuality• Dependability . Honor . Resourcefulness• Determination . Hospitality . Responsibility
MUNGKIN BELUM LENGKAP, TETAPI SEMUA DPT DISETUJUI: BANYAK ASPEK KARAKTER YG DISETUJUI BERSAMA
38
INTERVENSI
HABITUASI
Perilaku Berkarakter
MASYA-RAKAT
PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAANAgama, Pancasila, UUD 1945,
UU No. 20/2003 ttg Sisdiknas
Teori Pendidikan, Psikologi,
Nilai, Sosial Budaya
Pengalaman terbaik (best practices)dan
praktik nyata
Nilai-nilai Luhur
PERANGKAT PENDUKUNGKebijakan, Pedoman, Sumber Daya,Lingkungan, Sarana dan Prasarana, Kebersamaan, Komitmen pemangku
kepentingan.
GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER
KELUARGASATUAN
PENDIDIKAN
KEGIATANKESEHARIAN DI RUMAH
KEGIATANEKSTRA KURIKULER
KBM DI KELAS
Integrasi ke dalam kegiatan Ektrakurikuler Pramuka, Olahraga, Karya Tulis, Dsb.
Integrasi ke dalam KBM pada setiap Mapel
Pembiasaan dalam kehidupan keseharian di satuan pendidikan
Penerapan pembiasaan kehidupan keseharian di rumah yang sama dengan di satuan pendidikan
STRATEGI MIKRO DI SEKOLAH/MADRASAH
39
BUDAYA SEKOLAH: (KEGIATAN/KEHIDUPANKESEHARIAN DI SATUAN PENDIDIKAN)
SASARAN AKHIR:1. SEMUA
SEKOLAH / MADRASAH MENERAPKAN ??
2. INDIKATOR KUALITASNYA??
3. APA PERLU SAMPAI UKURAN PD SISWA??
GRAND DESIGNPENGEMBANGAN
KURIKULUMBERBASIS
PENDIDIKAN KARAKTER
PANDUANPENGEMBANGAN
Pengembangan intelligence
guotient, emotional
quotient, dan spiritual quotient pada diri peserta
didik dalam proses
pembelajarannya
PELATIHAN
DISEMINASI
TIM WORK
Agama
Pancasila
religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta
tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, senang membaca, peduli sosial, dan
peduli lingkunga
1) adanya motivasi dan dukungan dari warga sekolah (peserta didik, guru dan
pegawai); 2) motivasi dan dukungan dari orang tua
peserta didik dan masyarakat,
Fundamen kehidupan Bangsa Indonesia
Budaya dan Tujuan
Pendidikan Nasional.
Pendidkan Karakter/ Budi Pekerti adalah suatu program (Sekolah/Madrasah dan luar
Sekolah/Madrasah ) yang mengorganisasikan dan menyederhanakan sumber moral serta
disajikan dengan memperhatikan pertimbangan psikologis untuk tujuan
pendidikan . pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan pesrta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
MORAL KNOWING : Memahamkan dengan baik pada anak tentang arti kebaikan. Mengapa harus berperilaku baik. Untuk
apa berperilaku baik. Dan apa manfaat berperilaku baik
MORAL FEELING : Membangun kecintaan berperilaku baik pada anak yang akan menjadi sumber energi anak untuk
berperilaku baik. Membentuk karakter adalah dengan cara menumbuhkannya.
MORAL ACTION : Bagaimana membuat pengetahuan moral menjadi tindakan nyata. Moral action ini merupakan
outcome dari dua tahap sebelumnya dan harus dilakukan berulang-ulang agar menjadi moral behavior
The golden rule. Pendidikan karakter dapat memiliki tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai
karakter dasar adalah: cinta kepada Allah dan ciptaann-Nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan
kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan
cinta persatuan. Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari: dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab; kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun,
disiplin, visioner, adil, dan punya integritas.
TERIMA KASIHKita berjuang demi terwujudnya
kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat,
berilmu, cakap, produktif, kreatif, inovatif, madani.
mandiri memiliki Ahklak Mulia Budi Pekerti Luhur Bermoral
dan bermartabat
TERIMA KASIHKita berjuang demi terwujudnya
kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat,
berilmu, cakap, produktif, kreatif, inovatif, madani.
mandiri memiliki Ahklak Mulia Budi Pekerti Luhur Bermoral
dan bermartabat
TERIMA KASIHKita berjuang demi terwujudnya
kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat,
berilmu, cakap, produktif, kreatif, inovatif, madani.
mandiri memiliki Ahklak Mulia Budi Pekerti Luhur Bermoral
dan bermartabat
TERIMA KASIHKita berjuang demi terwujudnya
kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat,
berilmu, cakap, produktif, kreatif, inovatif, madani.
mandiri memiliki Ahklak Mulia Budi Pekerti Luhur Bermoral
dan bermartabat
TERIMA KASIHKita berjuang demi terwujudnya
kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat,
berilmu, cakap, produktif, kreatif, inovatif, madani.
mandiri memiliki Ahklak Mulia Budi Pekerti Luhur Bermoral
dan bermartabat
TERIMA KASIHKita berjuang demi terwujudnya
kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat,
berilmu, cakap, produktif, kreatif, inovatif, madani.
mandiri memiliki Ahklak Mulia Budi Pekerti Luhur Bermoral
dan bermartabat
Top Related