153
MAKALAH
PARALEL PARALEL B ISBN :978-602-73159-8
PENGGUNAAN KARTU KATION ANION DENGAN METODE ESTAFET UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA
TATA NAMA SENYAWA
Nurlaela1*
1SMA Negeri 2 Cepu
Jl. Randublatung KM. 5 Cepu, Kabupaten Blora Jawa Tengah, Indonesia 58315
1SMA Negeri 2 Cepu
Randublatung street KM. 5 Cepu, Cepu Town Central Java, Indonesia 58315
*Untuk korespondensi: Hp 081228793272, e-mail [email protected]
ABSTRAK
Tata nama senyawa adalah materi yang komplek, tingkat kesukaran tinggi, sulit dipahami dan banyak hafalan kation dan anion. Penulisan tata nama senyawa biner dan poliatomik sesuai dengan aturan IUPAC sulit dipahami siswa. Penggunaan media kartu kation anion dengan metode estafet untuk meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas siswa menggunakan media kartu kation anion dengan metode estafet untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan langkah pengembangan yaitu identifikasi masalah, pengumpulan data dengan cara mengamati aktivitas, hasil ulangan, angket, dan wawancara. Metode estafet dengan mengunakan media kartu kation anion dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa ketercapaian KKM secara klasikal pada siklus pertama 90% dan pada siklus kedua 93%, hal ini menunjukkan bahwa media kartu kation anion dengan metode estafet layak digunakan pada materi tata nama senyawa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan kartu kation anion dikembangkan melalui langkah penelitian oleh Djamilah. Tingkat aktivitas siswa pada writing activities, visual activities, mental activities, dan motor activities tergolong tinggi. Hasil analisis N-gain pada uji coba pemakaian menunjukkan bahwa 97% siswa X MIPA 2 pada siklus I dan II mencapai N-gain ≥ 0,3. Tanggapan guru dan siswa terhadap metode estafet positif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kartu kation anion dengan metode estafet dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada materi tata nama senyawa di SMA Negeri 2 Cepu. Kata kunci: media kartu, estafet, tata nama, aktivitas
ABSTRACT
The nomenclature of compounds is a complex matter, level of difficulty is high, elusive and a lot of memorization of cations and anions. Writing nomenclature binary compounds and polyatomic accordance with IUPAC rules elusive students. The use of media cards cation anion with a relay method to enhance the activity of students during the learning process. This research aims to increase student activity using a media card cation anion with a relay method for improving student learning outcomes. This research is a class act by step development that is of problem identification, data collection by observing the activity, test results, questionnaires, and interviews.
154 Nurlalela, Penggunaan Kartu Kation Anion........... ISBN: 978-602-73159-8
Relay method by using a media card cation anion can enhance the activity and student learning outcomes. The results of student learning achievement in the classical KKM 90% in the first cycle and the second cycle 93%, this indicates that the media card cation anion with a decent relay method used in the materials nomenclature compounds. These result indicate that the use of the cards was developed through a step cation anion research by Djamilah. The activity level of students on writing activities, visual activities, mental activities, and the motor activities is high. The results of the analysis of N-gain in utility testing showed that 97% of student’s X MIPA 2 in cycle I and II reached N-gain ≥ 0.3. The response of teachers and students towards positive relay method. Based on the results of this study concluded that the use of media cards cation anion with a relay method can increase the activity and learning outcomes in the matter of nomenclature of compounds in SMA 2 Cepu.
Key words: media card, relay, nomenclature, activity
PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 dikembangkan
berbasis pada kompetensi sangat diperlukan
sebagai instrumen untuk mengarahkan
peserta didik menjadi manusia berkualitas
yang mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah,
manusia terdidik yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab [1].
Belajar sangat dibutuhkan adanya
aktivitas, karena tanpa adanya aktivitas
proses belajar tidak mungkin berlangsung
dengan baik. Pada proses aktivitas
pembelajaran harus melibatkan seluruh
aspek siswa, baik jasmani maupun rohani
sehingga perubahan perilakunya dapat
berubah dengan cepat, tepat, mudah dan
benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif
afektif maupun psikomotor [2].
Namun demikian keadaan yang
sebaliknya yang justru ditemukan di siswa ke
X MIPA 2 SMA Negeri 2 Cepu semester 2
tahun pelajaran 2016/2017, artinya banyak
siswa beraktivitas rendah dalam hal
menyelesaikan soal membutuhkan waktu
yang cukup lama. Pada kompetensi dasar
3.10. menerapkan aturan IUPAC untuk
penamaan senyawa anorganik dan organik
sederhana dan kompetensi dasar 4.10.
menalar aturan IUPAC dalam penamaan
senyawa anorganik dan organik sederhana.
Pada materi tata nama senyawa komplek
dan rumit sehingga memerlukan banyak
latihan soal dan syaratnya siswa harus hafal
nama kation anion. Nilai hasil belajar siswa
yang rata-rata nilai ulangan 64, masih
dibawah nilai KKM sekolah 67. Hal ini
didukung oleh hasil angket yang diberikan
kepada siswa kelas X MIPA 2 yang
menunjukkan bahwa siswa menggangap
materi tata nama senyawa membingungkan
dan sulit dalam penerapan karena banyak
aturan tata nama. Berdasarkan pengalaman
peneliti dilapangan kegagalan siswa
kurangnya aktivitas siswa dalam
mengerjakan soal.
Aktivitas belajar adalah aktivitas
yang bersifat fisik maupun mental. Dalam
proses belajar kedua aktivitas itu saling
berkaitan. Lebih lanjut piaget menerangkan
dalam buku Sardiman bahwa jika anak
berpikir tanpa berbuat sesuatu, berarti anak
itu tidak berpikir [3]. Kurikulum 2013
menggunakan modus pembelajaran
langsung dan tidak langsung. Pembelajaran
155
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX)
ISBN: 978-602-73159-8
langsung adalah pembelajaran yang
mengembangkan pengetahuan, kemampuan
berpikir dan ketrampilan menggunakan
pengetahuan siswa melalui interaksi
langsung dengan sumber belajar yang
dirancang di silabus dan RPP. Dalam
pembelajaran langsung siswa melakukan
kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar dan
mengkomunikasikan.
Oleh karena itu peneliti mencoba
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran yang lebih menekankan siswa
sebagai subyek pembelajaran sehingga
terbentuk siswa yang percaya diri untuk
mengerjakan soal sendiri dengan berdiskusi
kelompok, terbentuk budaya melakukan
bukan melihat atau mendengar saja,
terbentuk siswa yang aktif dan memiliki
semangat meraih nilai tertinggi.
Berkaitan dengan permasalah
diatas, maka peneliti melakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul Penggunaan
kartu dengan metode estafet untuk
meningkatkan aktivitas siswa pada tata nama
senyawa
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengembangan metode estafet
dengan kartu efektif pada tata nama
senyawa ?
2. Apakah metode estafet dengan kartu
pada tata nama senyawa dapat
meningkatkan aktivitas siswa?
Untuk memudahkan pembahasan
dalam penelitian ini, maka diperlukan
pembatasan masalah meliputi:
1. Penelitian ini hanya pada siswa kelas X
MIPA 2 SMA N 2 Cepu semester 2 tahun
pelajaran 2016/2017.
2. Penelitian dilakukan bulan januari s/d
maret 2017 semester 2 tahun pelajaran
2016/2017.
3. Materi yang disampaikan adalah materi
kompetensi dasar 3.10. Memilih dan
menerapkan aturan IUPAC untuk penamaan
senyawa anorganik dan organik sederhana
dan 4.10. Menalar aturan IUPAC dalam
penamaan senyawa anorganik dan organik
sederhana.
Sesuai dengan permasalahan diatas
tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui metode estafet dengan kartu
kation anion pada materi tata nama senyawa
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
kelas X MIPA 2 SMA N 2 Cepu.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertempat di SMA
Negeri 2 Cepu. Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan januari s/d maret
2017 semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.
Pengertian populasi menurut
Arikunto [4] adalah keseluruhan subjek
penelitian. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa SMA Negeri 2 Cepu.
Sedangkan sampelnya adalah siswa kelas X
MIPA 2 SMA Negeri 2 Cepu semester 2
tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah
total 30 siswa terdiri atas 10 orang siswa laki-
laki dan 20 orang siswa perempuan.
Penelitian ini terbagi dalam bentuk
kegiatan mengacu pada model yang diadopsi
dari Hopkin [5]. Langkah-langkah penelitian
tindakan kelas ini ditunjukkan pada gambar
1.
156 Nurlalela, Penggunaan Kartu Kation Anion...........
Pengembangan Material Aplikatif
sebagai upaya mendukung
Pembelajaran Kimia Abad 21
ISBN: 978-602-73159-8
Gambar 1. siklus pelaksanaan tindakan kelas
Aktivitas yang sering dilakukan siswa
adalah mendengarkan penjelasan guru
dengan menggunakan media power point,
diskusi yang disertai mengerjakan soal. Akan
tetapi siswa tertarik pembelajaran
menggunakan media kartu kation anion dan
setuju bila pembelajaran dilakukan dengan
metode estafet
Masalah yang ditemui berkait
dengan pembelajaran adalah siswa
menganggap materi tata nama senyawa
biner dan tata nama senyawa poliatomik
cukup sulit, komplek, seringkali
membingungkan dan banyak hafalan kation
dan anion sehingga guru mencoba
membelajaran yang lebih menyenangkan
dan siswa tertantang untuk mengerjakan soal
yang diberikan dengan media kartu kation
dan anion
Pengumpulan data yang dibutuhkan
dengan penelitian bersumber dari
kolaborator guru MIPA, siswa, materi KI dan
KD materi tata nama senyawa, media berupa
kartun kation anion. Pengambilan data
dilakukan melalui wawancara terstruktur
dengan guru kolaborator, angket mengenai
pembelajaran pada siswa, dan angket
kebutuhan media kartu kation dan anion
dengan metode estafet. Kartu kation dan
anion dibuat dari bahan kertas karton,
gambar pendukung diunduh dari internet dan
dimodifikasi.
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan
kegiatan yang berhubungan dengan
pelaksanaan program pembelajaran,
pengumpulan data dan pengolahan data.
Materi pelajaran pada tahap pelaksaan
Kondisi awal, tindakan I, Tindakan II dan
Tahap Observasi.Pada tahap ini dilakukan
pengumpulan data dan mengamati aktifitas
siswa dalam pembelajaran tata nama
senyawa. Kemudian data yang ada dilakukan
analisis untuk mendapatkan kesimpulan dari
penelitian.
Pada refleksi ini nantikan akan
digunakan peneliti sebagai acuan untuk
menentukan dan memperbaikan tindakan
kelas pada siklus selanjutnya.
Pada akhir penelitian tindakan kelas
terdapat indikator keberhasilan sebagai
berikut: Minimal 67% dari jumlah siswa
mencapai nilai belajar (KKM = 67) dan
minimal 3 indikator setuju aktivitas siswa,
melihat, gerak dan mental meningkat dengan
menggunakan kartu kation anion dengan
metode estafet.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1
sebagai berikut.
Kondisi awal
Penerapan
media kartu
kation anion
dengan
metode
Estafet
Siklus I Aktivitas
belajar,
meningkat
Tindakan I
Penerapan
media kartu
kation anion
dengan metode
Estafet
Tindakan II
Siklus II
Ada peningkata
n Aktivitas
belajar,
Kondisi akhir aktivitas belajar siswa meningkat
157
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX)
ISBN: 978-602-73159-8
Tabel 1. Data, instrumen, dan analisis data
Data Instrumen Metode analisis
Pembelajaran tata nama senyawa Nilai siswa Aktivitas siswa Tanggapan siswa Tanggapan guru
Lembar wawancara dan angket Lembar angket Soal pretest-posttest Lembar observasi Lembar angket Lembar wawancara
Statistik deskriptif Statistik deskriptif N-gain Statistik deskriptif Statistik deskriptif Statistik deskriptif
Pada penelitian ini menggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu
metode penelitian yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta
sesuai data yang diperoleh respon siswa
terhadap kegiatan pembelajaran serta
aktifitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat
keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap
putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis
pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan
menggunakan statistik sederhana yaitu:
Untuk mendapatkan nilai rata-rata ulangan
dapat dirumuskan:
Nilai rata-rata = ∑ semua nilai siswa ∑ siswa
Data aktivitas siswa
Pengamatan dan penilaian terhadap aktivitas
siswa bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran tata nama senyawa. Aktivitas
siswa dihitung dengan menggunakan rumus
Presentase = Skor yang diperoleh x 100% skor total maksimal
Kriteria aktivitas menurut Riduwan [6] ≤ 20% : sangat rendah 20%≤ p≤40% : rendah 40%≤p≤60% : cukup 60%≤p≤80% : tinggi 80%≤p≤100% : sangat tinggi
Data hasil belajar siswa
Data yang diperoleh digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa, data tersebut
diperoleh dari tes awal (pretest) sebelum
perlakuan menggunakan pendekatan
saintifik dengan metode estafet dan tes akhir
(posstest) setelah terjadi perlakuan. Setelah
nilai pretest dan posttest diperoleh,
selanjutnya akan dihitung rata-rata
peningkatan hasil belajar siswa yaitu
perhitungan N-gain. N-gain adalah
normalisasi gain, yaitu perolehan yang
didapat dari hasil pretest dan posttest. N-gain
dihitung dengan rumus sebagai berikut [7].
N-gain = skor posttest – skor pretest Skor ideal –skor pretest Klasifikasi N-gain berdasarkan Hake adalah
g < 0,3 : rendah 0,3 ≤ g < : sedang 0,7≤ : tinggi
Analisis data tanggapan siswa
terhadap pembelajaran dianalisis secara
deskriptif melalui perhitungan persentase
dan dengan cara membaca data
kecenderungan-kecenderungan siswa dalam
menjawab sehingga nantinya diperoleh
kesimpulan. Untuk menghitung persentase
tanggapan siswa digunakan rumus:
Presentase = skor yang diperoleh x 100% Skor total maksimal Persentase yang diperoleh selanjutnya dilihat kriteriannya di bawah ini ≤ 20% : sangat tidak setuju 20% < p ≤ 40% : tidak setuju 40% < p ≤ 60% : cukup 60% < p ≤ 80% : setuju 80% < p ≤ 100%: sangat setuju
158 Nurlalela, Penggunaan Kartu Kation Anion...........
Pengembangan Material Aplikatif
sebagai upaya mendukung
Pembelajaran Kimia Abad 21
ISBN: 978-602-73159-8
Data tanggapan guru terhadap
pembelajaran dianalisis secara deskriptif.
Analisis dilakukan dengan cara membaca
jawaban guru dalam lembar wawancara
sehinnga nantinya diperoleh kesimpulan
untuk mengetahui tanggapan guru terhadap
media kartu kation anion dengan metode
estafet.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensi yang ada SMA Negeri 2
Cepu adalah ruang belajar yang nyaman
didukung dengan sirkulasi udara yang
memadai terletak di lingkungan persawahan
sehingga hawanya sejuk. Aktivitas
pembelajaran yang sering dilakukan siswa
sebelumnya adalah mendengarkan
penjelasan guru dengan media power point,
dan diskusi yang disertai mengerjakan soal
hasil diskusi dengan maju ke depan kelas.
Dari hasil angket yang diberikan siswa dapat
diketahui bahwa siswa tertarik dengan media
pembelajaran kartu kation anion dan setuju
apabila pembelajaran dilakukan dengan
metode estafet.
Dari pengamatan guru selama
mengajar materi tata nama senyawa biner
dan poliatomik, siswa banyak yang
mengalami kesulitan karena tidak hafal
nama-nama kation dan anion, sulit menyusun
nama senyawa berdasarkan aturan IUPAC,
apalagi bila memberi nama senyawa
poliatomik siswa sulit membedakan ion yang
memiliki satu bilangan oksidasi dan yang
mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi.
Hal ini didukung oleh pendapat Djamilah [8]
siswa mengalami kesulitan belajar pelajaran
kimia khususnya tata nama senyawa karena
memiliki tingkat kesulitan yang tinggi yang
selama ini dirasakan kurang menyenangkan
dengan menggunakan kartu kation anion
terbukti dapat meningkatkan kehadiran siswa
sampai 98%, maka dilakukan penelitian
dengan menggunakan media kartu kation
anion dengan metode estafet sehingga
pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X
MIPA 2 semester 2 tahun pelajaran
2016/2017, jumlah siswa 30, jumlah siswa
laki-laki 10 siswa dan jumlah siswa
perempuan 20 siswa, dikelas ini kondisi
siswa sangat heterogen. Berdasarkan
pengamatan dan hasil wawancara dengan
siswa aktivitas belajar siswa sangat rendah
sehingga berpengaruh pada hasil belajar. Hal
ini dapat dilihat dari hasil nilai ulangan siswa
yang masih dibawah KKM sangat banyak
yaitu 12 siswa tuntas sedangkan 18 siswa
yang belum tuntas dan nilai rata-rata 64.
Hasil belajar ini jauh dari harapan peneliti
dimana nilai KKM SMA N 2 Cepu tahun
pelajaran 2016/2017 adalah 67.
Menurut Arsyad mengemukakan
bahwa pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
siswa. Penggunaan media pembelajaran
pada orientasi pembelajaran akan membantu
keaktifan proses pembelajaran dan
menyampaikan pesan dan isi pelajaran pada
saat itu. Sehingga peneliti berusaha
mengubah cara pembelajaran ceramah
dengan media power point menggunakan
media kartu kation anion dengan metode
159
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX)
ISBN: 978-602-73159-8
pembelajaran estafet yang lebih
menyenangkan dan dapat meningkatkan
aktivitas siswa.
A. Hasil penelitian siklus I
Pembuatan kartu kation anion
dilakukan dengan menggunakan kertas
karton tiga warna merah, putih dan biru
ukuran 10 cm x 5 cm dan spidol. Kation dan
anion yang ditulis diperoleh dari buku paket
pegangan siswa. Kartu warna merah untuk
kation, kartu warna putih anion dan kartu
warna biru untuk ion poliatomik. Perangkat
pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP,
LAS, Kisi-kisi soal, soal ulangan dan alat
pengajaran yang mendukung.
Pelaksanaan pembelajaran dengan
media kartu kation anion deangan meode
estafet pada siklus I dilaksanakan di kelas X
MIPA 2. Uji coba pemakaian kartu kation
anion bertujuan untuk mengetahui efektivitas
penggunaan kartu kation anion pada tata
nama senyawa biner. Efektivitas
penggunaan kartu kation anion dengan
metode estafet dilihat melalui aktivitas siswa
selama pembelajaran dan hasil belajar siswa
berupa peningkatan nilai dari pretest ke post
test. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
guru. Proses belajar mengajar mengacu
pada rencana pembelajaran yang telah
disiapkan. Pengamatan dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan proses
belajar mengajar.
Aktivitas pembelajaran siswa selama
proses pembelajaran diukur oleh observer.
Observer mengukur dan mengamati aktivitas
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.
Aktivitas belajar yang diukur adalah oral
aktivities, visual aktivities, mental aktivities,
emosional aktivities dan motor aktivities. Skor
yang diberikan untuk setiap aktivitas berada
pada rentang 1 sampai 3.
Berdasarkan hasil observasi pada
siklus I seperti ditunjukan pada tabel 1.
Berdasarkan tabel 1. diperoleh informasi
bahwa motor aktivities merupakan aktivitas
dengan tingkat sangat tinggi.
Tabel 2. Persentase tingkat aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II
Jenis aktivitas
aktivitas yang dilakukan siswa
Persentase
Siklus1 Siklus II
Oral Menjelaskan jawaban Berperan dalam permainan Rata-rata oral
60% 86% 73%
64% 89% 77%
Writing Mengerjakan pre-test Mengerjakan soal dengan metode estafet Mengerjakan post-test Rata-rata writing
61% 65% 86% 71%
63% 74% 81% 73%
Visual Memperhatikan penjelasan Memperhatikan permainan kartu Rata-rata visual
73% 76% 75%
74% 79% 77%
Mental Menanggapi materi Memecahkan soal Rata-rata mental
58% 60% 59%
70% 86% 78%
Emotional Memiliki sikap kerja sama Merasa gembira Rata-rata emosional
58% 54% 57%
73% 69% 71%
Motor Melaksanakan permainan kartu Melaksanakan metode estafet Rata-rata motor
92% 88% 90%
100% 100% 100%
Empat dari enam kegiatan yang
diamati memperoleh persentase aktivitas
yang tergolong tinggi. Sehingga nilai skor
total yang didapatkan tiap kelompok tidak
maksimal karena adanya pengurangan nilai
skor yang disebabkan siswa yang tidak dapat
160 Nurlalela, Penggunaan Kartu Kation Anion...........
Pengembangan Material Aplikatif
sebagai upaya mendukung
Pembelajaran Kimia Abad 21
ISBN: 978-602-73159-8
memberi nama senyawa. Oleh karena itu
pada siklus II, diperlukan kesepakatan bahwa
setiap siswa harus menjawab pertanyaan
dan kelompok yang dapat menyelesaikan
pertanyaan dengan benar dan paling banyak
mengumpulkan poin sebagai pemenangnya.
Aktivitas yang diamati selanjutnya
adalah writing activities. Writing activities
berhubungan dengan aktivitas menulis siswa
dalam mengerjakan soal pretest dan
posttest. Dari tabel 1 diketahui pada siklus I
dan siklus II tingkat aktivitas menulis siswa
cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat keadaan
kelas pada waktu mengerjakan soal tenang
dan semua siswa serius dalam mengerjakan
soal. Dengan keadaan yang tenang akan
berpengaruh pada siswa dalam menjawab
soal.
Pada kegiatan visual activities yang
melibatkan indera penglihatan seperti
membaca atau memperhatikan penjelasan
guru. Sebelum dimulai permainan kartu
kation anion dengan metode estafet, siswa
memperhatikan penjelasan guru mengenai
aturan tata nama senyawa biner dan
bagaimana menuliskan nama senyawa
sesuai aturan IUPAC, tergolong tinggi pada
siklus I dan siklus II. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa memperhatikan penjelasan
guru dengan serius dan rasa ingin tahu yang
tinggi dalam permainan kartu kation anion.
Guru mencontohkan bagaimana menyusun
kartu kation dan anion sehingga
menghasilkan senyawa dan memberikan
nama senyawa.
Mental activities berkaitan dengan
aktivitas siswa dalam mengajukan dan
menanggapi pertanyaan. Kegiatan yang
diamati pada mental aktivitas, kegiatan siswa
terhadap materi yang disampaikan guru,
menjawab pertanyaan guru, dan siswa yang
bertanya pada waktu guru memberi
pertanyaan. Berdasarkan tabel 1. Aktivitas
siswa yang bertanya dan menjawab
pertanyaan guru terhadap materi yang
disampaikan cukup pada siklus I, dan pada
siklus II aktivitas tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa tertarik dan memberi perhatian
lebih dengan permaianan kartu kation anion
yang akan dimainkan dengan metode
estafet.
Emotional activities kondisi
emosional siswa dalam menjalankan disiplin
dan kerjasama selama permbelajaran
berlangsung. Dengan aturan dalam
permainan kartu menuntut siswa harus
disiplin dan kerjasama dalam menyelesaikan
soal yang diberikan. Siswa harus berbaris
sesuai dengan urutan dalam setiap kelompok
dan mengerjakan soal secara estafet dan
disepakati supaya tidak membuat
kegaduhan. Pada siklis I ini, masih banyak
siswa yang tidak dapat menjawab soal,
sehingga yang menjawab soal didominasi
oleh 2 siswa yang menonjol. Berdasarkan
tabel 1 aktivitas siswa kelas X MIPA 2
tergolong tinggi. Persentasi aktivitas
emosional kelas X MIPA 2. Siswa dapat
mengikuti permaianan kartu kation anion
dengan baik meskipun suasana kelas terlihat
gaduh. Maka pada siklus II dibuat
kesepakatan bahwa setiap siswa diberi
tanggung jawab menjawab soal, bila benar
mendapat poin satu bila salah dikurangi satu
meskipun dilakukan secara kelompok.
161
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX)
ISBN: 978-602-73159-8
Motor activities merupakan aktivitas
gerak fisik. Aktivitas yang diamati adalah
aktivitas siswa dalam melaksanakan
permainan kartu kation anion dengan metode
estafet. Berdasarkan tabel 1. Tingkat
aktivitas motorik siswa sangat tinggi dengan
persentase 90% pada silkus I dan 100%
pada siklus II hal ini disebabkan siswa sangat
aktif dalam permainan kartu kation anion
apalagi dengan metode estafet dengan
pemberian poin nilai membuat siswa merasa
tertantang dalam menjawab soal dari kartu
yang diberikan guru. Siswa bergerak aktif
dalam mengambil soal dan menjawab soal
dengan menulisnya dipapan tulis siswa
terlihat senang karena didalamnya terdapat
kompetisi yang harus dilakukan siswa. Siswa
yang bergerak dengan aktif bahkan berlari
dan berlomba untuk menjadi yang tercepat
dan benar dalam menjawab soal. Jensen
menyatakan bahwa gerak aktif dapat menjadi
strategi yang efektif untuk menguatkan
pembelajaran, meningkatkan ingatan dan
meningkatkan motivasi siswa. Akan tetapi
pada siklus I ini kegaduhan timbul
disebabkan antusias siswa dalam permainan
kartu kation anion dengan metode estafet
sangat menarik siswa dan merasa senang.
Secara keseluruhan, kegiatan
permainan kartu kation anion dengan metode
estafet dalam materi tata nama senyawa
biner membuat siswa aktif dalam
pembelajaran, dan membantu siswa
memahami konsep aturan penulisan
senyawa dan cara memberi nama senyawa
biner. Jenis aktivitas yang memiliki tingkat
aktivitas tinggi adalah aktivitas menulis,
aktivitas melihat, aktivitas emosional dan
aktivitas motorik. Berdasarkan aktivitas
kriteria yang ditetapkan yaitu tiga aktivitas
siswa tergolong tinggi, kriteria efektifitas
permaianan kartu kation anion pada siklus I
terpenuhi yaitu enam aktivitas, yang empat
aktivitas tergolong tinggi. Kekurangan pada
siklus I, kegaduhan yang terjadi pada proses
pengambilan kartu dan beberapa siswa tidak
mengerjakan soal dengan menyerahkan
kepada teman lain yang lebih paham akan
dilakukan perbaikan pada siklus II.
Kekurangan yang diamati pada
pembelajaran siklus I, digunakan sebagai
perbaikan pada siklkus II. Pada siklus II ini
kegiatan pembelajaran materi tata nama
senyawa poliatomik menggunakan media
kartu kation anion dengan metode estafet
berjalan lebih disiplin dan kerjasama
kelompok dalam melaksanakan writing
activities dengan mengamati aktivitas
menulis mengalami peningkatan, setiap
siswa yang maju mengerjakan soal dengan
kartu kation anion mengalami peningkatan,
dan hampir seluruh siswa dapat mengerjakan
soal yang diberikan dengan cepat dan benar.
Hal ini didukung oleh Berliana [9]
yang mengemukakan bahwa hasil belajar
tata nama senyawa kimia dapat ditingkatkan
dengan menggunakan model pembelajaran
demonstrasi kartu tata nama senyawa pada
peserta didik.
Pada siklus I dan siklus II kriteria
efektifitas penggunaan media kartu kation
dan anion dengan metode estafet sudah
terpenuhi, di siklus II mengalami peningkatan
dibandingkan dengan siklus I yaitu dari enam
jenis aktivitas, lima diantaranya tergolong
tinggi. Sesuai dengan pendapat Jumiati [10]
menyatakan bahwa semakin tinggi aktivitas
162 Nurlalela, Penggunaan Kartu Kation Anion...........
Pengembangan Material Aplikatif
sebagai upaya mendukung
Pembelajaran Kimia Abad 21
ISBN: 978-602-73159-8
belajar yang dilakukan siswa, prestasi dan
hasil belajar juga meningkat.
Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah
siswa menerima pengalaman belajar
Sudjana [11]. Hasil belajar siswa setelah
menggunakan media kartu kation anion
dengan metode estafet diukur melalui tes
diawal pembelajaran (pretest) dan tes di akhir
pembelajaran (posttest). Hasil belajar dinilai
dari peningkatan dari pretest ke post test. Hal
ini dapat dilihat dari tabel 2. Perbandingan
Hasil belajar siswa siklus I dan siklus II.
Tabel 3. Perbandingan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II
No Kriteria Al Siklus I Siklus II
Pre Post Pre Post
1 Nilai max
90 70 100 80 100
2 Nilai Mim
30 20 45 20 45
3 Rrata-rata
66 41 79 56 81
4 ∑ T 16 2 27 9 28
5 ∑ TT 14 28 3 21 2
6 KKM klasikal
53% 7% 90% 30% 93%
Pada siklus I menunjukkan nilai
pretest jumlah siswa yang tuntas sebanyak 2
siswa, setelah menggunakan media kartu
kation anion dengan metode estafet jumlah
siswa yang tuntas mencapai 27 siswa dan
ketercapaian KKM secara klasikal sebesar
90%. Sedangkan pada siklus II mengalami
peningkatan jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 28 siswa dengan ketercapaian
KKM secara klasikal sebesar 93%.
Tabel 4. hasil perhitungan N-gain pretest dan posttest siklus I dan Siklus II
Rentang N-Gain
Siklus I Siklus II
∑ % ∑ %
g < 0,3 Rendah 1 3 4 13
0,3 ≤g<0,7 Sedang 18 60 18 60
0,7 ≥ g Tinggi 11 37 8 27
Berdasarkan analisis N-gain yang
telah dilakukan, diperoleh hasil sebesar 97%
pada siklus I dan siklus II. Perolehan nilai N-
gain≥0,3 yang telah mencapai ≥80%
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media kartu kation anion
dengan metode estafet efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari hasil peningkatan nilai siswa
menunjukkan bahwa pembelajaran
menggunakan media kartu kation anion
dengan estafet sebagai media pembelajaran
tata nama senyawa biner dan senyawa
poliatomik dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Abdul
Rahman [12] yang mengemukakan bahwa
media pembelajaran kartu kation anion dapat
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran.
Tabel 5. Rekapitulasi hasil tanggapan siswa terhadap penggunaan kartu anion kation n
Hasil rekapitulasi siswa kelas X
MIPA 2. Terhadap penggunaan media kartu
kation anion dengan metode estafet disajikan
pada tabel 4. Secara keseluruhan tanggapan
Pernyataan Siklus I Siklus II
skor % K skor % K
Kesenangan media kartu
92 77 S 93 78 S
Mudah memahami konsep
93 78 S 98 82 s
s
Metode estafet membuat lebih aktif
94 78 S 87 73 S
Bermain kartu lebih menarik
102 85 Ss 100 83 s
s
Senang dengan pemberian poin
113 94 Ss 104 87 s
s
Metode estafet lebih menarik
96 80 Ss 94 78 S
Menggabungkan jartu menentun belajar
90 75 S 106 88 s
s
Soal yang diberikan variasi
99 83 ss 99 83 s
s
163
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX)
ISBN: 978-602-73159-8
siswa pada siklus I dan siklus II terhadap
penggunaan media kartu kation anion pada
pembelajaran tata nama senyawa biner dan
senyawa poliatomik yang didalamnya
terdapat aktivitas metode estafet
menunjukkan hasil yang baik. Menurut siswa
belajar tata nama senyawa dengan
menggunakan kartu kation anion menarik
dan sangat menyenangkan, dengan metode
estafet membuat siswa lebih tertantang
dalam mengerjakan soal yang diberikan.
Siswa sangat setuju dengan pemakaian kartu
kation anion yang bervariasi dalam
mengerjakankan soal sehingga membuat
siswa lebih aktif. Penggunaan media kation
anion dengan metode estafet menunjang
keberhasilan hasil belajar siswa. Hal ini
didukung pendapat Riyanto dan Suryanto
[13] yang mengemukakan bahwa
penggunaan media yang bervariasi pada
pembelajaran sains meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar siswa.
Hasil tanggapan guru kimia terhadap
pembelajaran tata nama senyawa diperoleh
dari wawancara. Tanggapan yang diberikan
guru adalah positif. Guru merasa senang dan
menggangap penggunaan media kartu
kation anion dengan estafet menarik untuk
dilakukan tetapi dibutuhkan waktu cukup
banyak.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
Penggunaan media kartu kation anion
dengan metode estafet melalui langkah
pengembangan yaitu identifikasi masalah,
pengumpulan data, aktivitas siswa writing,
visual, mental, dan motor menunjukkan
tingkat aktivitas tinggi dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X
MIPA di SMA Negeri 2 Cepu.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih pada Bapak Drs. Apri
Sukoco, selaku pembimbing dan kepala
sekolah SMA N 2 cepu, serta rekan guru
yang membantu dalam menyelesaikan PTK
ini.
DAFTAR RUJUKAN
[1] Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, 2013, kurikulum 2013, Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA), Jakarta, Kemendikbud.
[2]. Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana, 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
[3]. Sardiman AM, 2007. Interaksi dan Motivasi belajar mengajar, Jakarta: Rajawali
[4]. Arikunto S, 2009, Dasar –dasar evaluasi pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara
[5]. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2008
[6] Riduwan, 2012, Skala pengukuran variabel-variabel penelitian, Bandung Alfabeta
[7]. Hake RR.,1999. Analyzing change/gain scores. Woodlannd Hills: Indiana University
[8]. Djamilah, 2015, Kartu Kation-Anion sebagai Inovasi Media Pembelajaran pada Mata Pelajaran Kimia di SMA, Jurnal Lingkar widyaswara (2015) Edisi 2 No.1 p.21-37
[9]. Berliana Y.P,2015. Upaya peningkatan aktifitas dan hasil belajar kimia pokok bahasan tata nama senyawa kimia melalui model pembelajaran demonstrasi dengan alat peraga kartu
164 Nurlalela, Penggunaan Kartu Kation Anion...........
Pengembangan Material Aplikatif
sebagai upaya mendukung
Pembelajaran Kimia Abad 21
ISBN: 978-602-73159-8
tata nama senyawa, jurnal Formasi 3(2); 136-144
[10] Jumiati, 2009. Hubungan antara waktu belajar disekolah dan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran kimia dengan prestasi belajar kimia (skripsi). Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
[11]. Sudjana N, 2010. Penilaian proses hasil
belajar mengajar, Bandung: Rosdakarya [12] Abdul Rahman, 2013, Penerapan model
make a macth pada pokok bahasan tata nama senyawa untu meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA N 1 Sebulu. Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
[13] Riyanto dan Suryani, 2007, Variasi media dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sain, Forum Kependidikan 26(2):120-126
TANYA JAWAB
PEMAKALAH: Nurlaela
PENANYA: Markus Denga
PERTANYAAN: Penggunaan kartu
kation dan anion dilaksanakan pada saat
proses pembelajaran atau pada saat
evaluasi?
JAWABAN: Media kartu kation anion ini
dilaksanakan pada KBM, dimana siswa
dapat menuliskan langsung rumus
molekul dan nama senyawa dengan
menggabungkan kedua kartu kation
anion
Top Related