PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PENUH
DALAM PENENTUAN HARGA JUAL
Kelompok 2:
Ridam Sasmito (07.1.02.03502)
Yudo Nugroho (07.1.02.03544)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
SURABAYA
2010
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PENUH DALAM
PENENTUAN HARGA JUAL
A. Keputusan Penentuan Harga Jual
Umumnya harga jual produk dan jasa standar ditentukan oleh
perimbangan permintaan dan penawaran di pasar, sehingga biaya bukan
merupakan penentu harga jual. Selera customer, jumlah pesaing yang memasuki
pasar, dan harga jual yang ditentukan oleh pesaing, merupakan contoh faktor-
faktor yang sulit untuk diramalkan, yang mempengaruhi pembentukan harga jual
produk atau jasa di pasar. Satu-satunya faktor yang memiliki kepastian relative
tinggi yang berpengaruh dalam penentuan harga jual adalah biaya. Biaya
memberikan informasi batas bawah suatu harga jual harus ditentukan. Di bawah
biaya penuh produk atau jasa, harga jual akan mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan.
B. Manfaat Informasi Biaya Penuh Dalam keputusan Penentuan Harga Jual
Informasi biaya penuh memberikan manfaat berikut ini bagi manajer
penentu harga jual dalam pengambilan keputusan penentuan harga jual.
1. Biaya penuh merupakan titik awal untuk mengurangi ketidakpastian yang
dihadapi oleh pengambil keputusan.
Biasanya bagi manajer penentu harga jual, meskipun harga jual produk
sudah terbentuk di pasar, informasi biaya penuh dibutuhkan oleh manajer
tersebut sebagai titik awal untuk mengurangi ketidakpastian dalam
menentukan harga jual produk atau jasa yang akan dibebankan kepada
customer di masa yang akan dating. Dengan informasi biaya penuh produk
atau jasa yang cermat (accurate) di tangannya, manajer penentu harga jual
memiliki dasar untuk menetapkan kebijakan penentuan harga jual dengan
aman.
2. Biaya penuh merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi
perusahaan dari kemungkinan kerugian.
Kerugian merupakan keadaan suatu usaha yang total pendapatan yang
diperoleh usaha tersebut tidak cukup untuk menutup total biayanya. Kerugian
akan mengakibatkan suatu biaya tidak dapat tumbuh dan bahkan akan dapat
mengakibatkan perusahaan harus menghentikan kegiatan bisnisnya. Untuk
menghindari kerugian, salah satu cara adalah dengan berusaha memperoleh
pendapatan yang paling tidak dapat menutup biaya penuh. Dengan demikian,
adalah merupakan tanggung jawab manajer penentu harga jual, untuk
menetapkan harga jual produk atau jasa yang dapat memberikan perlindungan
bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian.
3. Biaya penuh memberikan informasi yang meungkinkan manajer penentu
harga jual melongok struktur biaya perusahaan pesaing.
Jika pesaing menurunkan harga jual produknya, tanpa memiliki
informasi biaya penuh produknya, manajer penentu harga jual akan dibuat
terperanjat dan bingung dengan tindakan perusahaan pesaing tersebut. Dengan
informasi biaya penih yang ada di tangannya, manajer penentu harga jual akan
mampu memahami atau paling tidak menduga tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan pesaing, manakala perusahaan pesaing melakukan perubahan pada
harga jual produk atau jasanya. Manajer penentu harga jual perlu memahami
struktur biaya yang membentuk kos produk atau jasa yang dipasarkan, karena
berdasarkan informasi ini, ia akan memiliki data pembanding struktur biaya
produk saingannya.
4. Biaya penuh merupakan dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan
memasuki pasar.
Berdasarkan pembandingan harga jual yang terbentuk di pasar dengan
biaya penuh produk atau jasa, manajer penentu harga jual akan menghadapi
tiga kemungkinan berikut:
a. Jika biaya penuh produk atau jasa perusahaan melebihi harga jual yang
terbentuk di pasar tertentu, perusahaan tidak mungkin memasuki pasar
tersebut, karena kerugian akan terjadi.
b. Jika biaya penuh produk atau jasa dapat ditutupi dengan harga jual yang
terbentuk di pasar, namun harga jual tersebut belum mampu menghasilkan
laba yang memadai jika dibandingkan dengan investasi, maka perusahaan
tidak mungkin memasuki pasar tersebut.
c. Jika kemungkinan butir a dan/atau butir b tersebut akan dihadapi,
perusahaan dapat merancang program untuk mengubah proses produksi
dan kegiatan pemasaran agar biaya penuh untuk memproduksi dan
memasarkan produk atau jasa, yang dengan harga jual tertentu yang
terbentuk di pasar, perusahaan akan mampu menutup seluruh biaya penuh
dan mampu menghasilkan laba yang sepadan dengan investasi.
C. Metode Penentuan Harga Jual
Berikut ini adalah tiga metode penentuan harga jual: penentuan harga jual
dalam keadaan normal, penentuan harga jual dalam keadaan cost-type contract,
dan penentuan harga jual pesanan khusus.
1. Penentuan Harga Jual Dalam Keadaan Normal
Contoh:
Manajer pemasaran PT X sedang mempertimbangkan penentuan harga
jual produk A untuk tahun anggaran yang akan dating. Perusahaan
menggunakan pendekatan full costing dalam penentuan biaya penuh.
Menurut anggaran, perusahaan direncanakan akan beroperasi pada
kapasitas normal sebanyak 1.000.000 kg dengan taksiran biaya penuh
untuk tahun anggaran yang akan dating sebagai berikut:
Biaya produksi Rp. 3.000.000.000
Biaya administrasi dan umum Rp. 200.000.000
Biaya pemasaran Rp. 300.000.000 +
Total biaya penuh Rp. 3.500.000.000
Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran adalah sebesar
Rp. 4.000.000.000 dan laba yang diharapkan yang dinyatakan dalam tariff
kembali investasi (rate of return investment) adalah sebesar 25%.
Perhitungannya dengan menggunakan cost-plus pricing dengan
pendekatan full costing sebagai berikut:
Perhitungan markup:
Biaya administrasi dan umum Rp. 200.000.000
Biaya pemasaran Rp. 300.000.000
Laba yang diharapkan: 25% x Rp. 4.000.000.000 Rp. 1.000.000.000 +
Jumlah Rp. 1.500.000.000
Biaya produksi Rp. 300.000.000 :
Persentase markup 50%
Perhitungan harga jual:
Biaya produksi Rp. 3.000.000.000
Markup 50% x Rp 3.000.000.000 Rp. 1.500.000.000 +
Jumlah harga jual Rp. 4.500.000.000
Volume produk 1.000.000 :
Harga jual per kg Rp. 4.500
2. Penentuan Harga Jual dalam Cost-type Contract
Contoh:
PT X memenangkan tender cost-type contract untuk melakukan penelitian
di bidang obat penyakit A. menurut kontrak tersebut, perusahaan tersebut
diberi hak untuk mengeluarkan jenis biaya yang disebut dalam kontrak dan
pemilik proyek akan melakukan penggantian biaya-biaya yang telah
dikeluarkan setelah akuntan perusahaan tersebut melakukan pemeriksaan
atas bukti-bukti pengeluaran biaya tersebut. Atas dasar total biaya penuh
untuk proyek tersebut, perusahaan berhak menambahkan laba sebesar
10%. Misalkan biaya penuh yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk
melaksanakan proyek tersebut adalah sebagai berikut:
Biaya langsung proyek Rp. 450.000.000
Biaya tidak langsung proyek Rp. 125.000.000 +
Total biaya penuh proyek Rp. 575.000.000
Harga jual yang dibebankan kepada pemilik proyek dalam cost-type
contract tersebut dihitung sebagai berikut:
Total biaya penuh proyek Rp. 575.000.000
Laba 10% x Rp. 575.000.000 Rp. 57.500.000 -
Harga jual yang dibebankan kepada pemilik proyek Rp. 632.500.000
3. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus
Contoh:
Misalnya untuk menghasilkan listrik diperlukan investasi sebesar Rp.
3.200.000.000 untuk pembelian mesin dan equipment serta modal kerja.
Taksiran biaya produksi listrik pada volume produksi 100.000.000 kwh
per tahun adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku Rp. 4.000.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 3.000.000.000
Biaya overhead pabrik (variabel dan tetap) Rp. 8.000.000.000
Jumlah taksiran biaya produksi Rp.15.000.000.000
Perhitungannya sebagai berikut:
Perhitungan markup:
Persentase markup dihitung dengan rumus:
Taksiran biaya administrasi dan umum Rp. 700.000.000
Taksiran biaya pemasaran Rp. 1.500.000.000
Laba yang diharapkan 25% x Rp 3.200.000.000 Rp. 800.000.000 +
Jumlah Rp. 3.000.000.000
Taksiran biaya produksi Rp.15.000.000.000 :
Persentase markup dari biaya produksi 20%
Perhitungan harga jual per kwh:
Taksiran biaya produksi:
Biaya bahan baku Rp. 4.000.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 3.000.000.000
Biaya overhead pabrik (variabel dan tetap) Rp. 8.000.000.000 +
Jumlah taksiran biaya produksi Rp.15.000.000.000
Markup 20% dari taksiran biaya produksi Rp 3.000.000.000 +
Total harga jual Rp.18.000.000.000
Volume produksi 100.000.000 :
Harga jual listrik per kwh Rp. 180
Top Related