PENGERTIAN TSUNAMI
2 Votes
Pengertian tsuami. Dari segi terminologi berasal dari bahasa jepang, Tsu yang berarti
pelabuhan dan Nami yang berarti gelombang, karena tsunami sering terjadi di negara
jepang, berdasarkan catatan sejarah di Jepang telah terjadi tsunami kurang lebih
sebanyak 195 kali.
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti
“ombak besar di pelabuhan”) adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh
perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusangunung
berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantamanmeteor di
laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah.Tenaga yang dikandung
dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di
laut dalam, gelombangtsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per
jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam
hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang
sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami
menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga
mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan
kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa
diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang
tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta
menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Tsunami merupakan perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan
laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa
disebabkan antara lain oleh :
gempa bumi yang berpusat di bawah laut,
letusan gunung berapi bawah laut,
longsor bawah laut,
atau dapat juga karena hantaman meteor dari angkasa yang jatuh ke laut.
Gelombang ombak yang terjadi dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung
dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di
laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500 sampai dengan
1000 km per jam, kecepatan yang setara dengan kecepatan pesawat terbang.
Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju
gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati
pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun
ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang
Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban
jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material
yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Proses Terjadinya Tsunami
Ada 3 (tiga) kejadian di laut yang mengakibatkan timbulnya tsunami yaitu :
1. Gempabumi
Secara umum gempabumi yang bisa menimbulkan tsunami adalah gempabumi tektonik
yang terjadi di laut dan mempunayai karakteristik sebagai berikut :
1 Sumber gempabumi berada di laut
2 Kedalaman gempabumi dangkal, yakni kurang dari 60 km
3 Kekuatannya cukup besar, yakni di atas 6,0 SR
4 Tipe patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush fault)
Tsunami yang ditimbulkan oleh gempabumi biasanya menimbulkan gelombang yang
cukup besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area patahan yang
terjadi.
Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat memindahkan
suatu massa air yang sangat besar, seperti suatu gempabumi, letusan vulkanik, batu
bintang/meteor atau tanah longsor. Bagaimanapun juga, penyebab yang paling umum
terjadi adalah dari gempabumi di bawah permukaan laut. Gempabumi kecil bisa saja
menciptakan tsunami akibat dari adanya longsor di bawah permukaan laut/lantai
samudera yang mampu untuk membangkitkan tsunami
Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertikal dan
memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan secara vertical
dari kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng yang disebut
subduksi. Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk
menghasilkan gelombang tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah lempeng
kontinen, proses ini disebut juga dengan subduksi.
2. Land Slide (Tanah Longsor)
Land Slide/tanah longsor dengan volume tanah yang jatuh/turun cukup besar dan terjadi
di dasar Samudera, dapat mengakibatkan timbulnya Tsunami. Biasanya tsunami yang
terjadi tidak terlalu besar, jika dibandingkan dengan tsunami akaibat gempabumi.
3. Gunung Berapi aktif yang berada di tengah laut, ketika meletus akan dapat
menimbulkan tsunami.
Tsunami yang terjadi bisa kecil, bisa juga sangat besar, tergantung dari besar kecilnya
letusan gunung api tersebut. Ada banyak gunung api yang berada ditengah laut di
seluruh dunia. Untuk di Indonesia , yang paling terkenal adalah letusan gunung Krakatau
yang terletak di tengah laut sekitar Selat Sunda, yang terjadi pada tahun 1883.
Letusannya sangat dashyat, sehingga menimbulkna tsunami yang sangat besar dan
korban yang banyak, baik jiwa maupun harta benda. (http://um.co.id) Dampak dari
bencana ini juga dirasakan kedashyatannya di negara lain.
Tanah longsor di dalam laut dalam , kadang-kadang dicetuskan oleh gempabumi yang
besar; seperti halnya bangunan yang roboh akibat letusan vulkanik, mungkin juga dapat
mengganggu kolom air akibat dari sediment dan batuan yang bergerak di lantai
samudera. Jika terjadi letusan gunungapi dari dalam laut dapat juga menyebabkan
tsunami karena kolom air akan naik akibat dari letusan vulkanik yang cukup besar lalu
membentuk suatu tsunami. Contoh seperti yang terjadi di Gunung Krakatau.Gelombang
terbentuk akibat perpindahan massa air yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi
untuk mencapai keseimbangan dan bergerak di lautan, seperti jika kita menjatuhkan
batu di tengah kolam akan terbentuk gelombang melingkar.
Sekitar era tahun 1950 an ditemukan tsunami yang lebih besar dibandingkan
sebelumnya percaya atau tidak mungkin ini disebabkan oleh tanah longsor, bahan
peledak, aktifitas vulkanik dan peristiwa lainnya. (http://ksupointer.com) Gejala ini
dengan cepat memindahkan volume air yang besar, sebagai energi dari material yang
terbawa atau melakukan ekspansi energi yang ditransfer ke air sehingga terjadi gerakan
tanah. Tsunami disebabkan oleh mekanisme ini, tidak sama dengan tsunami di lautan
lepas yang disebabkan oleh beberapa gempabumi, biasanya menghilang dengan cepat
dan jarang sekali berpengaruh sampai ke pantai karena area yang terpengaruh sangat
kecil.Peristiwa ini dapat memberi kenaikan pada gelombang kejut lokal yang bergerak
cepat dan lebih besar (solitons), Seperti gerakan tanah yang terjadi di Teluk Lituya
memproduksi suatu gelombang dengan tinggi 50- 150 m dan mencapai area
pegunungan yang jaraknya 524 m. (http://yan.komputasi.web.id)Bagaimanapun juga ,
suatu tanah longsor yang besar dapat menghasilkan megatsunami yang mungkin
berdampak pada samudera.
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI
Asal Usul Tsunami – Kata tsunami berasal dari bahasa jepang. Tsuyang berarti
pelabuhan, dan nami berarti gelombang. Tsunami sering terjadi di Jepang. Sejarah
Jepang mencatat setidaknya 197 tsunami telah terjadi di jepang.
Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam
tahun-tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam
komunitas peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami.
Persepsi ini dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang
pasang yang tinggi.
Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak
ke daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan
lebih lama, sehingga memberika kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi.
Meskipun pengartian yang menyamakan dengan “pasang-surut” meliputi “kemiripan”
atau “memiliki kesamaan karakter” dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi
tepat. Tsunami tidak hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan
oseanografis sangat tidak merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.
Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki arti yang sama dengan gelombang
merusak ini. Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil, ië beuna atau alôn buluëk (menurut
dialek) dalam Bahasa Aceh adalah contohnya. Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog
versi Austronesia, bahasa utama di Filipina, alon berarti “gelombang”. Di Pulau Simeulue,
daerah pesisir barat Sumatra, Indonesia, dalam Bahasa Defayan, smong berarti tsunami.
Sementara dalam Bahasa Sigulai, emong berarti tsunami.
Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah
besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh
ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman
sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya
Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun
secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di
atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di
pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang
terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami
mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya
sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami
hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi
gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat
mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan
jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga
banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah
lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang
menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara
tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian
pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor
atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai
ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami
Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 – 30 km)
Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
TSUNAMI, PENYEBAB DAN AKIBATNYA
II. Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami terjadi karena adanya gangguan impulsif terhadap air laut akibat terjadinya
perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba. Ini terjadi karena tiga sebab, yaitu : gempa
bumi, letusan gunung api dan longsoran (land slide) yang terjadi di dasar laut. Dari
ketiga penyebab tsunami, gempa bumi merupakan penyebab utama. Besar kecilnya
gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang
menyebabkannya.
Bagian terbesar sumber gangguan implusif yang menimbulkan tsunami dahsyat adalah
gempa bumi yang terjadi di dasar laut. Walaupun erupsi vulkanik juga dapat
menimbulkan tsunami dahsyat, seperti letusan gunung Krakatau pada tahun 1883.
Gempa bumi di dasar laut ini menimbulkan gangguan air laut, yang disebabkan
berubahnya profil dasar laut. Profil dasar laut iniumumnya disebabkan karena adanya
gempa bumi tektonik yang bisa menyebabkan gerakan tanah tegak lurus dengan
permukaan air laut atau permukaan bumi. Apabila gerakan tanah horizontal dengan
permukaan laut, maka tidak akan terjadi tsunami.
Apabila gempa terjadi didasar laut, walaupun gerakan tanah akibat gempa ini horizontal,
tetapi karena energi gempa besar, maka dapat meruntuhkan tebing-tebing (bukit-bukit)
di laut, yang dengan sendirinya gerakan dari runtuhan in adalah tegak lurus dengan
permukaan laut. Sehingga walaupun tidak terjadi gempa bumi tetapi karena keadaan
bukit/tebing laut sudah labil, maka gaya gravitasi dan arus laut sudah bisa menimbulkan
tanah longsor dan akhirnya terjadi tsunami. Hal ini pernah terjadi di Larantuka tahun
1976 dan di Padang tahun 1980.
Gempa-gempa yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah :
1. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
2. Kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km.
3. Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 Skala Richter.
4. Jenis pensesaran gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Gaya-gaya semacam
ini biasanya terjadi pada zona bukaan dan zona sesar.
Lida (1970) berdasarkan data tsunami di Jepang menunjukkan bahwa gempa yang
menimbulkan tsunami sebagian besar merupakan gempa yang mempunyai mekanisme
fokus dengan komponen dip-slip, yang terbanyak adalah tipe thrust (sesar naik) misalnya
tsunami Japan Sea 1983 dan Flores 1992 dan sebagian kecil tipe normal (sesar turun)
misalnya sanriku Jepang 1993 dan Sumba 1977. gempa dengan mekanisme fokus strike
slip (sesar mendatar) kecil sekali kemungkinan untuk menimbulkan tsunami.
Top Related