PENGENDALIAN SATWA LIAR drh. M.Nanang Tejolaksono
PENDAHULUAN
Pengendalian hewan (animal restraint) meliputi arti luas yang mencakup pengurungan
hewan dalam suatu daerah berpagar, sampai dengan menghilangkan aktivitas muskular / otot
hewan tersebut yang dikenal dengan “imobilisasi”. Pengendalian hewan dapat dilakukan
secara fisik (physical restraint) maupun secara kimia (chemical restraint).
Menurut Fowler (1978) ada 4 (empat) faktor dasar yang harus diperhitungkan dalam
memilih atau menentukan tehnik pengendalian hewan, yaitu:
a. Apakah tehnik tersebut menjamin keselamatan orang yang melaksanakannya ?
b. Apakah tehnik tersebut juga menjamin keselamatan hewan yang akan dikendalikan
c. Apakah tehnik yang dipilih ini sesuai dengan tujuan pengendalian hewan tersebut?
d. Apakah hewan tetap dapat diobservasi dan diamati hingga sadar kembali dan
terlepas dari pengaruh fisik atau kimia yang digunakan ?
Bilamana keempat faktor tersebut dapat dipenuhi maka tehnik pengendalian hewan ini
cocok untuk digunakan.
I. PENGENDALIAN FISIK (Physical restraint)
Pengendalian atau penangkapan satwa liar bukanlah sesuatu yang baru. Sejak jaman
dahulu hal ini telah dilakukan. Hanya cara dan tehnisnya saja yang berbeda. Dahulu
penangkapan seringkali ditujukan untuk membunuh hewan, sedangkan saat ini para ahli telah
melakukan mdifikasi tehnik – tehnik penangkapan serta menciptakan perlengkapan / alat yang
baru sehingga hewan yang ditangkap tetap hidup dan tidak terluka. Pada saat merencanakan
penangkapan satu spesies hewan, kita harus benar–benar mempersiapkan alat–alat yang diper-
lukan dan yang tersedia.
Selain itu informasi tentang peralatan mekanik lain yang pernah dipakai di masa lalu
akan sangat membantu kita, dan yang lebih penting lagi ialah mempertimbangkan apakah
cukup dengan pengendalian fisik saja atau perlu disusul dengan pengendalian secara kimia
(imobilisasi).
A. Peralatan Untuk Pengendalian Satwaliar.
1. Jaring
- Alat penting dalam penangkapan hewan, tetapi jaring yang baik sulit didapat.
- Jaring nilon kurang baik terutama untuk burung karena bisa menjerat kaki atau sayapnya.
- Sebaiknya terbuat dari bahan berupa kantung kain atau kain kanvas sehingga hewan tidak terjera
- Salah satu sisinya mempunyai bingkai yang cukup lebar tetapi terbuat dari bahan yang ringan.
2. Penutup Kepala Burung (Bird Hoads)
- Burung Ratite yang besar sangat mudah dipegang jika kepalanya ditutup. Juga burung Crane, Stork, dll, yang besar, yang sulit ditangkap dengan jaring.
- Alat ini terdiri dari lingkaran terbuka dengan patok–patok yang menonjol ke atas serta kantung berwarna gelap dengan karet elastis yang dapat dilingkarkan di sekeliling patok tersebut.
3. Jerat Penangkap (Catch Strap atau Catch Pole)
- Sering digunakan untuk mamalia yang agresif
- Terdiri dari tongkat berongga yang dilengkapi tali yang berakhir dengan lingkaran.
- Ujung lingkaran kabel dan bagian bawah tongkat harus dilindungi dengan bahan yang lembut agar tidak merusak mulut / gigi hewan.
- Agar tidak tercekik, usahakan memasukkan sebelah kaki depan sebelum menjeratnya.
4. Tongkat Ular
- Tongkat ular dipakai untuk menjepit dan menangkap ular.
- Alat ini bisa dibeli atau dibuat sendiri oleh petugas.
- Tongkat yang biasa dipakai dilapangan atau di kebun binatang terutama pada permukaan lantai semen kadang – kadang kurang baik sehingga ular dapat terlepas dan tidak dapat dipegang.
- Untuk mengatasi hal ini, dapat dibuat tongkat dari karet busa.
5. Lariat (tali lasso)
- Alat ini amat berguna di tangan petugas yang berpengalaman, tetapi menjadi tidak berguna bila lasso ini digunakan oleh petugas yang tidak berpengalaman.
- Beberapa lariat memakai “honda” (cincin yang terbuat dati logam) agar tali mudah dilepaskan dan tidak mencekik leher hewan.
6. Ankus atau Bull Hook
2
- Digunakan oleh pelatih gajah
- Ujung harus tajam tetapi sebaiknya tidak menmbus kulit, karena gajah sangat sensitif dan bereaksi cepat terhadap tusukan benda tajam.
7. Sarung Tangan
- Sebaiknya selalu dipakai bila memegang hewan, sebab luka kecil saja pada tangan / jari bisa menyebabkan infeksi.
- Umumnya dipakai sarung tangan kulit yang fleksibel, kecuali untuk memegang burung – burung pemangsa dan hewan penggigit harus menggunakan sarung tangan kulit yang tebal.
8. Kait Penangkap
- Seringkali dipakai untuk menangkap seekor burung dari kawanan burung – burung yang lain.
- Sesudah tertangkap, pengait harus diletakkan rendah di tanah untuk mencegah burung – burung terbang dan luka pada kakinya.
9. Garpu Penangkap
- Alat ini dipakai untuk memegang binatang dengan menjepit di bawah, juga dipakai untuk menjaga jarak dengan hewan agar aman.
- Dapat dibuat dari batang pohon yang ujungnya bercagak dua, tetapi bisa juga ujung cagaknya dibuat dari logam, asalkan ditutup dengan selang karet.
10. Perangkap
- Dipakai untuk hewan–hewan yang akan dipindahkan tanpa pemeriksaan langsung.- Perangkap dapat dipakai dengan aman dan hewan tidak stress.
- Perangkap berupa kotak yang sederhana, dapat dipakaki untuk semua jenis hewan, hanya ukuran dan bahannya harus disesuaikan
II. PENGENDALIAN KIMIA (Chemical Restraint)
( a ). Cara Aplikasi Obat dan Peralatan yang digunakan.
Tantangan pertama bila akan menggunakan bahan kimia untuk imobilisasi dan
pengendalian hewan adalah menempatkan bahan tersebut pada tempat yang dapat
mengabsorpsinya. Tehnik yang paling memuaskan bervariasi dari spesies ke spesies
dan dari hewan ke hewan tergantung pada ukuran , jarak dari operator, kemampuan
untuk menguasai hewan, serta keefektifan peralatan yang tersedia.(Fowler, 1978).
3
Pada pemberian obat secara per oral, banyak hal-hal yang tak terduga yang harus
dipertimbangkan misalnya: dosis yang kurang tepat, kecepatan penyesuaian tubuh
yang tidak dapat ditentukan serta penyerapan yang lambat dan tidak menentu. Karena
itulah maka pemberian obat melalui injeksi perlu diberikan. Injeksi intravena yang
aman hanya mungkin dilakukan pada hewan yang jinak atau yang sudah diken-
dalikendalikan dalam kandang jepit atau diimobilisasi dengan jaring. Di Kebon
Binatang atau Taman Safari injeksi intra muskular atau intra vena adalah satu-satunya
alternatif (Klos, 1982).
1. Hand Held Syringe.
Injeksi intra muskular dapat dilakukan sangat cepat dengan spoit yang dipegang
tangan. Spoit terbuat dari logam atau plastik hingga tidak pecah bila terbentur,
ketendang atau dipukul oleh hewan.di dalam kandang.
Jarum yang digunakan sebaiknya berukuran besar (18 ga, 20 ga atau 22 ga) dan
pendek, karena semakin panjang jarum yang digunakan akan semakin mudah bengkok
dan memerlukan waktu yang lama untuk penetrasi dan injeksi obat.
2. Stick / Pole Syringe.
Untuk hewan-hewan yang sangat agresif, perlu digunakan Stick / Pole Syringe yang
kokoh dan memungkinkan operator tetap berada dalam jarak yang aman. Prinsip
kerjanya ialah obat langsung di injeksikan pada waktu jarum ditusukkan. Operator
harus menjaga tekanan pada hewan sampai seluruh cairan obat masuk atau sampai
hewan melepaskan diri. Stick syringe terdiri dari tongkat atau pipa kokoh sepanjang
1,7 meter di mana pada salah satu ujungnya diletakkan sebuah syring/spoit dalam
sebuah kerangka dari logam. Mekanisme pegas pada bagian adapter memungkinkan
pengluaran cairan hanya akan terjadi bila ada tekanan terhadap tubuh hewan. Injeksi
terjadi secara otomatis dengan tekanan tinggi. Dosis obat 1-10 ml dapat diberikan
dalam waktu singkat. Sebuah syringe 3 ml seringkali digunakan pada stick syringe.
Jika perlu injeksi secara cepat, maka syringe 6 ml dapat digunakan bila volume obat
lebih dari 2 ml.. Meskipun digunakan syringe 3 ml, jarum hypodermic yang lebih
besar (16 – 14 ga) harus digunakan sehingga obat dapat mengalir ketubuh hewan
dengan cepat.
3. Blow pipe / Blow gun
4
Sebuah sumpit bisa digunakan untuk melepaskan dart (telinject) kearah hewan dalam
jarak dekat atau dalam kurungan. Dalam situasi dimana stick / pole syringe tidak
praktis untuk digunakan dan pistol CO2 atau senapan tidak ada, maka blow pipe
sangat berguna. Jarak yang efektif kira-kira 8-10 meter atau kurang tergantung dari
berat dart/telinject. Saat ini blow pipe sangat dikenal oleh para pengendali hewan
karena memberikan keuntungan a.l: tidak menimbulkan suara hingga dapat mengu-
rangi kemungkinan timbulnya trauma, sesuai digunakan untuk hewan-hewan kecil,
mudah terlihat dan tidak mempunyai bagia-bagian mekanik yang memerlukan
perawatan khusus. Satu-satunya kerugian adalah ukuran panjangnya serta jangkauan
jarak yang pedek. Sedangkan panjangnya blow pipe ini tergantung dari jarak yang
diperlukan untuk melepaskan syringe. Biasanya bervariasi dari 1 sampai 2 meter,
sedangkan jangkauan jarak maksimum bervariasi sesuai panjang pipa serta
ketrampilan operator, tetapi rata-rata 13,7 meter (Fowler, 1978).
Blow pipe dapat dibeli secara komersial, akam tetapi pipa listrik aluminium, tembaga,
stainless steel, plastik atau jenis pipa lain dengan diameter yang cocok, dapat diguna-
kan. (Blow pipe komersil a.l. telinject, pneu-dart, maxiject dll.)
4. Dart gun / Projectors
Untuk menginjeksi cairan pada jangkauan 1,5 – 6 meter dapat digunakan Dart guns
yang disebut juga Projectors. Pemilihan tipe dart projektor harus disesuaikan dengan
kebutuhan. Jarak yang direkomendasikan dalam menggunakan projektor dengan
jangkauan jarak pendek (pistol, blow gun dll) adalah 10 meter, untuk senapan dengan
jangkauan jarak jauh 25 dan 50 meter, atau untuk Crossbow dengan jangkauan jarak
sangat jauh jaitu 100 meter (Kloss, 1982).
Blow pipe + Telinject dapat digunakan dengan pistol “Vario” dan mengubahnya
menjadi senapan. Model lain dilengkapi dengan sebuah senapan dan dihubungkan
dengan silinder udara atau diberi tekanan dari sebuah pompa udara. Bebrapa Kebon
biatang memiliki sistem ini, tetapi agak mahal dan pada suasana angin kencang kurang
tepat digunakan. Jangkauan jarak yang efektif sekitar 30 meter.
Dart projector yang paling banyak digunakan adalah “Cap-Chur” buatan Palmer
Chemical & Equipment Company, Inc. Ada 3 tipe Cap-Chur projactor yang saat ini
digunakan. Dua diantaranya menggunakan gas CO2 untuk mendorong syringe yaitu:
Cap-Chur Short Range CO2 Projector dan Cap-Chur Long Range CO2 Projector.
Yang lainnya menggunakan isi mesiu. Senapan CO2 tidak menimbulkan suara dan
5
berguna untuk hewan dalam suatu kelompok. Dart projektor yang lain adalah: Dist
Inject Projector, Paxarma Projectors, Aeroject Equipment dan Zoolu Arms Equipment
(Klos, 1982; International Wildlife Veterinary Service, Inc. 1991).
5. Crossbow
Projekti / syringe dapat diluncurkan dari sebuah bususr panah (Crossbow) yang
memiliki pemegang dart. Busur ini cukup akurat dan tidak menimbulkan suara.
Tekanan dapat diatur sesuai dengan jarak sasaran. Kerugian penggunaan busur ini
adalah ukurannya yang besar sekali, sehingga sulit digunakan pada tempat yang
sempit dan memerlukan kekuatan yang besar untuk memegang busur (Fowler, 1978).
Ketepatan dalam menggunakan busur membutuhkan ketrampilan sampai jarak 30
meter. Pada jarak 50 dan 100 meter ketepatan yang lebih baik dapat dicapai dengan
menggunakan busur yang baik, stabilizer dan range-finder (KLos, 1982).
( b ). Imobilisasi Kimia Dan Obat Bius Yang Digunakan.
Obat-obatan yang digunakan untuk menenangkan dan menangkap satwaliar mirip
dengan yang digunakan untuk membius manusia. Obat-obat ini bekerja pada bagian-
bagian otak untuk menenangkan (tranquilizasi), menekan / depressi (sedasi),
menghilangkan rasa sakit (analgesia) dan menghilangkan kesadaran (anesthesia). Ada
juga curare-like drugs yang dapat menyebabkan paralisis dengan menghambat
transmisi pesan-pesan syaraf ke otot (Succinylcholine dan Gallamine). Obat-obat ini
seringkali disebut paralytics atau muscle relaxant. Karena ansthetikum bekerja pada
sistem syaraf, setelah di injeksikan harus diserap terlebih dahulu dan ikut peredaran
darah untuk mencapai otak atau syaraf perifer dengan konsentrasi yang cukup untuk
dapat menimbulkan efek yang diinginkan.
Untuk satwaliar, obat-obatan yang sering digunakan untuk imobilisasi ialah : Ketamin
HCL, Xylazin HCL dan Tiletamin – Zolazepam (Tabel 1 dan 2).
Ketamin HCL
Obat ini dapat dipakai untuk membius unggas, reptil dan hewan-hewan laboratorium.
Dapat dipakai untuk membius manusia, dan amat baik untuk primata. Bila dikombi-
nasi dengan Xylazine HCL , amat baik untuk membius Carnivora seperti Harimau,
Singa dll.
6
Xylazine HCL.
Obat ini sangat baik untuk membius hewan-hewan Ruminansia seperti Gajah, Bison,
dan berbagai jenis antelop.
TILETAMINE
Menurut Mc Kenzie (1993), Tiletamin mempunyai efek kerja yang hampir sama
dengan Ketamin, namun 3-5 kali lebih kuat. Akan tetapi Tiletamin punya efek
samping konvulsi dan kataleptik sehungga perlu diatasi dengan mengkombinasi-
kannya dengan diazepinone (zolazepam).
Tiletamin memberikan relaksasi otot yang bagus. Juga waktu induksinya serta
kembalinya kesadaran (recovery) berlangsung dengan mulus dan aman. Dosis yang
dianjurkan ialah 2-10 mg/kg BB (berat badan). Sedangkan waktu induksinya yaitu 5-
10 menit setelah suntikan intra muskuler (IM). Namun demikian obat bius ini bisa
juga diberikan secara Intra Vena. Menurut Mc Kenzie (1993), Pada fase-fase awal
pembiusan, Zoletil ini mempengaruhi pusat respirasi, juga dapat melewati plasenta
serta menyebabkan depresi pernafasan pada hewan yang baru lahir (Plumb,. 1991).
BENZODIAZEPINE
Diazepam (Valium). Secara farmakologis obat ini merupakan penenang
(tranquilizer) ringan yang aksinya sampai ke Thalamus dan Hipothalamus, kemudian
menginduksi Tingkah laku (behaviour) hewan tersebut menjadi lebih ramah, jinak dan
lebih tenang. Gejala ataksia ringan timbul pada dosis yang lebih tinggi sebagai proses
dari relaksasi otot, dan ini bukan masalah. Semua refleks spinal terblokade dan obat
ini sebagai anti kekejangan (anti convulsant) yang sangat efektif dan sering dipakai
bersama-sama (kombinasi) dengan Ketamin/Tiletamin. Bila diberikan secara intravena
(IV), sangat efektif untuk mengatasi progres kejadian kejang-kejang (seizure).
Diazepam ini bisa juga digunakan sebagai premedikasi (pre anaesthetic medication)
untuk menenangkan hewan/satwa yang mengalami eksitasi (Kock et al., 1977). Jadi
Zoletil adalah obat bius injeksi terbaru yang berisi suatu anesthetikum Tiletamin yang
dikombinasi dengan tranquilizer dan “muscle relaxant” Zolazepam. Merupakan
anesthesi umum yang memiliki waktu induksi pendek, dengan sedikit sekali effek
samping namun mempunyai keamanan yang tinggi (maximum safety).
7
Tabel 1. Daftar obat-obatan untuk imobilisasi satwaliar
Nama obat Nama dagang &Perusahaan
Bentuk kemasan Golongan obat
Etorphine
Fentanyl-Droperidol
Carfentanil
Ketamine HCL
M-99;Lemmon Co.
Innovar-Vet,Pitman-Moore
Wildnil; Wildlife Labs
20 ml vial, 1 mg/ml
20 ml vial,0.4 mg/ml fentamyl20 mg/ml droperidol
10 ml vial; 3 mg/ml
10 dan 100 ml vials;
Narkotikum
Narkotikum,tranquilir
Narkotikum
Cyclohexamine
8
Tiletamine-Zolazepam
Succinylcholine Cl
Xylazine
Vetalar/Ketalar,Park DavisKetaset; Bristol
Telazol; A.H.RobinZoletil; Virbac
Sucostrin; Squibb
Rompun; Bayer Lockhart
10 ml vial;100 mg/ml
10 ml vial;100 mg/ml
!0 ml vial; 100 mg/ml
20 ml vial; 20 mg/ml100 mlvial;100mg/ml
(dissociative)
Cyclohexamine
Blokade syaraf Otot
Sedative/tranquilizer
Sumber : Fowler, 1991.
Tabel 2. Daftar obat-obatan yang biasa dipakai sebagai antidota
Nama obat Nama dagang & Perusahaan
Bentuk kemasan Golongan obat
Atropine sulfate
Acepromazine-Maleate
Azaperone
Diazepam
Diprenorphine
Naloxone HCL
Nalorphine HCL
Yohimbine HCL
Atropine;Fort Dodge, Lilly
Acepromazine;AyerstAcetylpromazine;Boot
Stressnil; Pitman-Moore
Valium; Roche
M50-50 Lemmon Co.
Narcan; Wildlife Labs.
Nalline; Merck
Antagonil; Wildlfe Lab
20, 50 & 100 ml vials ( 0.5 mg/ml)100 ml vial; 2mg/ml
20 & 50 ml vials; ( 10mg/ml)
20 ml vial; 20 mg/ml
10 ml vial; 5 mg/ml
20 ml vial; 2 mg/ml
1 ml vial; 0.4 mg/ml
10 ml vial; 5 mg/ml
20 ml vial; 5 mg/ml
Parasympatholytic
Phenothiazine,Tranquilizer
Butyrophenone,Tranquilizr
Benzodiazepine
Narcotic antagonist
----- ,, -----
----- ,, ------
Xylazine antagonist
Sumber : Fowler, 1991
B. BEBERAPA KEMUNGKINAN KECELAKAAN YANG DISEBABKAN OLEH SATWA LIAR :
1. MARSUPIALIS (Binatang Berkantong)
- Kanguru :
Semua jenis menggigit, mencakar dengan kaki depan dan menendang bila ditangkap. Jenis yang besar bisa berdiri pada ekornya dan menendang sangat kuat dengan kaki belakang.
- Opossum :Berpura – pura jinak, tetapi secara cepat dia menggigit.
- Nombats :
Berlari mendekati, dan menendang selama penanganan.
9
2. INSEKTIVORA (Pemakan Insect)
- Bajing Pohon :Kecil tetapi menggigit (pakai sarung tangan kulit).
- Hedge Hogs :Mempunyai duri halus tajam yang dapat menmbus kulit kita sehingga mudah menyebabkan infeksi.
3. CHIROPTERA (Bats = Kelelawar)
- Bats :Hampir semuanya bertubuh kecil tetapi mempunyai gigi jarum yang amat tajam.
4. P R I M A T A
- Great Ape :Semua jenis kera besar sangat kuat sehingga banyak petugas yang mendapat luka – luka serius bahkan hampir terbunuh. Perlu adanya hubungan dekat antara petugas dengan hewan ini, sedangkan hubungan dengan petugas lain yang tidak biasa harus dikurangi / dihindari. Sering terjadi kecelakaan akibat gigitan lewat terali.
- Monyet :Pada umumnya semua primata menggigit dan mencakar sangat cepat. Reaksi mereka sulit diduga.
- Lemur :Menggigit seperti monyet kecil sama seperti jenis lain yang masih ada hubungannya, mereka terutama berbahaya didalam penyerangan berkelompok.
Perhatian :Ketika menangkap atau memegang primete kecil, gunakanlah sarung tangan kulit. Gunakan baju lengan panjang atau pakai jaket tebal, naikkan kerah baju dan pakai sepatu boot sampai dilutut.
5. EDENTATA (Mamalia bergigi sedikit / jarang)
- Sleth :Kelihatan lambat tetapi dapat mencakar dengan cepat dan menggigit bila ketakutan.
- Anteaters :Memeluk musuhnya dan menekan cakarnya yang panjang ke dalam daging korbannya dan sulit dilepaskan. Pakai papan tebal untuk melindungi diri dan jangan coba – coba memegang Anteaters yang besar seorang diri.
- Armadillos :Pada dasarnya tidak berbahaya, tetapi mereka menggigit dan mencakar ketika dipegang.
6. Rodent dan Logomorpha
- Hares dan Rabbits :Mencakar dan menggigit (gunakan sarung tangan / jaring).
- Tikus dan Bajing :Penggigit dan pencakar yang sangat jahat (lindungi tangan dan lengan anda). Rodent yang sangat besar seperti Beavers, Capybara dapat menyebabkan luka gigitan yang serius karena gigi seri yang besar serta rahang yang kuat. Juga hati – hati dengan cakarnya (lindungi tangan dan lengan anda).
- Crested Porceepines (Landak)Bertubuh besar dan gerakannya maju / mundur sangat cepat, lalu menusukkan duri – duri kuatnya yang tajam menembus sepatu boot anda.
10
- Brasilian Tree PorceepinesMempunyai duri yang bergigi sehingga sulit dilepaskan, bila ditusukkan ke dalam tubuh petugas. (Sarung tangan tidak cukup, perlu pelindung dari papan / kayu).
7. CARNIVORA (Mamalia pemakan daging)
- Canidae (Wolves, Foxes, dll) :Mempunyai rahang yang sangat kuat yang dilengkapi dengan gigi taring yang panjang untuk menembus otot, sementara gigi gerahamnya dapat mengunyah tulang. Demi keamanan untuk menangani wolves yang jinak maka petugas harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang behavior (pola tingkah laku) hewan tersebut. (Kesalahan yang kecil saja bisa menjadi bencana yang besar bagi petugas).
- Racoons, Marteus dan familinya :Menggigit dan mencakar.
- Kinkajous :Memiliki cakar yang sangat tajam dan menggunakannya sama seperti kucing. Mereka juga menggigit.
- Wolverines :Sangat kuat dan cepat. Untuk memegangnya perlu tenaga dan perhatian yang khusus dari petugas. Mereka juga menggigit.
- Skunks :Akan menggigit jika dipegang. Dapat mengeluarkan bau yang khas dan bila disemprotkan ke arah mata manusia akan dapat menimbulkan kebutaan sementara.
- Beruang :Berada di urutan teratas untuk satwa liar yang paling berbahaya. Pukulan telapak tangannya serta kuku – kukunya yang sangat kuat dan runcing sama berbahaya gigitannya untuk dapat membunuh manusia.
- Felidae :Kucing besar yang sangat kuat dan cepat. Cakar tajam dan gigi yang runcing menjadikan mereka sebagai pembunuh yang cukup efisien.
8. PINNIPEDIA
- Seals, Sea Lions :Mempunyai gigi yang sangat tajam. Untuk mempertahankan diri, mereka menggigit dan menginjak jatuh musuhnya (Beratnya : 250 – 300 kg).
9. PROSBOSCIDAE
- Elephant / Gajah :Karena ukuran besarnya yang sangat luar biasa, maka setiap serangan akan merupakan bencana. Gajah dapat melukai petugas dengan berbagai cara, antara lain mengibas belalainya, menendang, menggigit serta menginjak – injak musuhnya. Harus selalu berhati – hati, walaupun gajah tersebut sudah dilatih.
10. ARTIODACTYLA
- Zebra :Menendang dan menggigit.
- T a p i r :
11
Menyerang dan menggigit.
12
Top Related