PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN
KEPEDULIAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN
MODEL CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS III A
SD N JETIS 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Adelia Surya Putri
NIM: 131134084
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN
KEPEDULIAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN
MODEL CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS III A
SD N JETIS 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Adelia Surya Putri
NIM: 131134084
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya tulis berupa skripsi ini kupersembahkan untuk:
Allah SWT, penuntun jalan hidupku
Orang tuaku, Benny Suryadi dan Bekti Lestari
Teman istimewaku, Edo Faisal Ridlo
Keponakanku, Danendra Gerald Abrizan
Kakaku, Methalia Ari Listiani dan Tri Joko Suprihatin
Keluarga besarku, penyemangatku
Sahabat terhebatku, Adiktia, Riska, dan Paul
Para sahabatku yang tak bisa kusebutkan satu per satu
Alamamater kebanggaanku, Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Akan dikabulkan doa diantara kamu selama ia tidak terburu-buru berkata „aku
sudah berdoa, tetapi doaku belum terkabulkan‟”
(HR Muslim)
“Do not close the book when bad things happen in your life. Just turn the next
page and being a new chapter”
(Annonymous)
“When you focus on problems, you will have more problems. But, when you focus
on possibilities, you will have more opportunities”
(Annonymous)
“Life is about people we meet and the things we creat with them”
(Adelia Surya Putri)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN
KEPEDULIAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN MODEL
CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS III A
SD N JETIS 1 YOGYAKARTA
Adelia Surya Putri
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini diawali dengan kegiatan observasi mengenai sikap sadar dan
peduli lingkungan siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta. Hasil wawancara
yang dilakukan peneliti bersama kepala sekolah, guru, dan siswa kelas III A
menunjukkan adanya kebutuhan akan materi eksperimen. Peneliti terdorong untuk
mengembangkan “Materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan
menggunakan model Conservation Scout untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1
Yogyakarta” sebagai sarana membantu siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta
memiliki persepsi tentang pentingnya lingkungan bagi kehidupan dan mahkluk
hidup lainnya. Materi ini merupakan gabungan dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Hari Pertama dan Hari Kedua, Materi Eksperimen, dan Panduan
Eksperimen karya peneliti dan rekan peneliti.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara mengembangkan
materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan dan mengetahui kualitas
penggunaannya. Jenis penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan
(Research and Development atau R&D). Penelitian ini menggunakan langkah
pengembangan materi menurut Tomlinson yang meliputi (1) analisis kebutuhan,
(2) desain, (3) implementasi, (4) evaluasi, dan (5) revisi. Subjek dalam penelitian
ini yaitu siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta sebanyak 26 siswa.
Materi yang dikembangkan melalui proses validasi untuk mengetahui
kualitas produk. Validasi ahli dilakukan oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan dua guru
dengan perolehan skor rata-rata sebesar 3,54 dan termasuk dalam kategori “sangat
layak” digunakan untuk implementasi lebih lanjut. Materi tersebut juga divalidasi
oleh 5 siswa kelas III A melalui kegiatan wawancara dan mendapatkan kategori
“layak” digunakan. Sebanyak 21 siswa bisa melakukan eksperimen “Penyebab
Banjir” dan 25 siswa bisa melakukan eksperimen “Fungsi Akar” dengan bantuan
panduan eksperimen. Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik dengan
panduan eksperimen dan merasa senang dapat melakukan eksperimen “Penyebab
Banjir” dan “Fungsi Akar”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pengembangan materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan
menggunakan model Conservation Scout sangat layak digunakan dan dapat
membantu siswa dalam memperoleh pendidikan lingkungan.
Kata kunci: pengembangan materi, pendidikan, kesadaran dan kepedulian,
lingkungan, model Conservation Scout.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF EDUCATIONAL MATERIAL OF AWARENESS AND
CARE ABOUT THE ENVIRONMENTAL BY USING CONSERVATION
SCOUT MODEL FOR GRADE III A STUDENTS SD N JETIS,
YOGYAKARTA 1
Adelia Surya Putri
Sanata Dharma University
2017
This research based on observation awareness and care about the
environment of Grade A Students SD N Jetis 1 Yogyakarta. The interview results
with the headmaster, the teacher, and the students indicated experiment materials
was needed in learning process. Researcher was encouraged to develop
"Educational Materials of Awareness and Care about The Environment by Using
Conservation Scout Model for Grade III A Students SD N Jetis 1 Yogyakarta" to
help the students have perception about the importance of the environment for life
and others living things. This material consists of Merger of Lesson Day One and
Day Two, Experiment Materials, and Experiment Guidelines written by the
researcher et al.
This research aimed to determine how to develop educational materials of
awareness and care about the environment and know the quality of the use. The
type of this research is a research and development (R & D). This study used
material development steps by Tomlinson that consists of (1) needs analysis, (2)
design, (3) implementation, (4) evaluation, and (5) revision. The subjects in this
study were 26 students of grade III A students SD N Jetis 1 Yogyakarta.
The material was developed through a validation process to determine the
quality of the product. The validation was conducted by Science Experts,
Linguists, and Two Teachers with the acquisition of an average score of 3.54 and
included in the category of " very proper” to be implemented further.This
material was validated by a grade III A students through interviews and got the
category of "proper". There were 21 students who have done the experiments
"Cause of Flood" and 25 students have done the experiments "Root Function" to
help in using experiment guidelines. Researcher believed that 24 students
interested in the experiment guidelines and were happy to do the experiment
"Cause of Flood” and "Root Function". Thus, it could be concluded that the
development of educational materials awareness and environmental awareness
using Conservation Scout model was very proper to use and helped students in
acquiring environmental education.
Keywords : materials development, educational of awareness and care about the
environment, Conservation Scout model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya dalam
menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGEMBANGAN MATERI
PENDIDIKAN KESADARAN DAN KEPEDULIAN LINGKUNGAN
MENGGUNAKAN MODEL CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA
KELAS III A SD N JETIS 1 YOGYAKARTA. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini telah mendapat
banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada Allah SWT
yang senantiasa memberikan rahmat kesehatan dan kelancaran dalam proses
penyusunan skripsi ini.
Tanpa mengurasi rasa hormat, peneliti menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ibu
Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma, Bapak Apri Damai Sagita Krissandi,
S.S., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma, Ibu Eny Winarti, Ph.D. dan Ibu Wahyu Wido Sari, M.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Biotech dosen pembimbing skripsi yang mendampingi dan memotivasi peneliti
selama proses penyusunan dan penelitian skripsi.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada Kepala Sekolah SD
N Jetis 1 Yogyakarta, guru kelas I hingga kelas VI SD N Jetis 1 Yogyakarta, yang
senantiasa memberikan bantuan dan bimbingan selama melaksanakan penelitian.
Terima kasih untuk seluruh dosen dan staff karyawan PGSD USD yang telah
memberikan pelayanan prima selama perkuliahan.
Peneliti juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh siswa kelas III A
tahun ajaran 2016/2017 yang telah meluangkan waktu untuk berpartisipasi dalam
penelitian yang dilakukan peneliti, kedua orang tua peneliti, Pak Sur dan Bu Bekti
yang senantiasa mendoakan dan memberikan motivasi untuk peneliti, Eral, yang
selalu menebarkan senyum bahagia sebagai penyemangat untuk peneliti, Kakaku,
Metha dan Jack yang selalu meberikan semangat dan dukungan, Yobo, yang
selalu memberi dukungan, waktu, tenaga, pikiran, dan perhatian untuk peneliti.
Tak lupa peneliti sampaikan terima kasih juga untuk sahabat terhebat,
Cikgu, Bunda, Pauling, Rahma, Itrek, Marta, dan Titin yang saling mendukung,
memberikan perhatian, dan menjadi penglipur lara, teman Kos Pak Dukuh, Vita
Anggi, Maria, Rani, dan Mbak Dewi yang selalu menghibur peneliti, teman-teman
Payung Emansipatoris yang senantiasa memberikan semangat dan bantuan dalam
penyelesaian skripsi ini, segenap pihak, sahabat dan teman yang telah membantu
dan tidak dapat penelitii sebutkan satu-persatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ .iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ .iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ .vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vii
ABSTRAK .........................................................................................................viii
ABSTRACT ......................................................................................................... .ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................xiii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................xvi
DAFTAR TABEL ............................................................................................xvii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ..xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 9
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................. 10
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 10
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 11
1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ....................................................... 12
1.7 Definisi Operasional ....................................................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 14
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................ 14
2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (R&D) ........................................................ 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.1.2 Pendidikan ................................................................................................... 19
2.1.3 Lingkungan ................................................................................................. 24
2.1.4 Kesadaran dan Kepedulian .......................................................................... 26
2.1.5 Model Conservation Scout .......................................................................... 30
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................................... 34
2.2.1 Penelitian tentang Kesadaran Lingkungan ................................................... 34
2.2.2 Penelitian tentang Kepedulian Lingkungan ................................................ 35
2.2.3 Penelitian tentang Model Conservation Scout ............................................ 36
2.3 Kerangka Berpikir .......................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 40
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................... 40
3.2 Setting Penelitian ............................................................................................ 40
3.2.1 Subjek Penelitian ......................................................................................... 40
3.2.2 Objek Penelitian .......................................................................................... 41
3.2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 41
3.3 Prosedur Penegmbangan ................................................................................ 41
3.3.1 Analisis Kebutuhan ..................................................................................... 43
3.3.2 Desain .......................................................................................................... 43
3.3.3 Implementasi ............................................................................................... 45
3.3.4 Evaluasi ....................................................................................................... 45
3.3.5 Revisi .......................................................................................................... 46
3.4 Instrumen Penelitian ....................................................................................... 46
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 48
3.6 Teknik Analisis Data ...................................................................................... 50
3.6.1 Teknik Analisis Data Kualitatif ................................................................... 50
3.6.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif ................................................................ 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 54
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................................... 54
4.1.1 Analisis Kebutuhan ..................................................................................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
4.1.2 Desain .......................................................................................................... 72
4.1.2.1 Desain Materi Sebelum Divalidasi ........................................................... 72
4.1.2.2 Desain Materi Setelah Divalidasi ............................................................. 84
4.1.3 Impelmentasi ............................................................................................... 95
4.1.3.1 Implementasi Hari Pertama ...................................................................... 95
4.1.3.2 Implementasi Hari Kedua ......................................................................103
4.1.4 Evaluasi .....................................................................................................114
4.1.5 Revisi ........................................................................................................117
4.2 Deskripsi Kualitas Materi ............................................................................121
BAB V PENUTUP ............................................................................................124
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................124
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................126
5.3 Saran .............................................................................................................126
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................128
LAMPIRAN ......................................................................................................131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan .............................................. 37
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Materi ......................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Kognitif Anak menurut Piaget .......................... 32
Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa Kelas III A ............... 46
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ................. 46
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru Kelas ......................... 47
Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara Validasi Materi Eksperimen oleh Siswa ........... 47
Tabel 3.5 Komponen Penilaian Validasi Isntrumen Wawancara ......................... 47
Tabel 3.6 Hasil Validasi Instrumen Wawancara dari Ahli IPA
dan Ahli Bahasa ................................................................................... 48
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Ideal ........................................................................ 50
Tabel 3.8 Kriteria Skor Skala Empat ................................................................... 53
Tabel 4.1 Komentar dan Saran dari Ahli IPA serta Revisi .................................. 85
Tabel 4.2 Komentar dan Saran dari Guru Kelas III A serta Revisi ...................... 91
Tabel 4.3 Hasil Wawancara Validasi Panduan Eksperimen “Penyebab Banjir”
Siswa kelas III A ................................................................................121
Tabel 4.4 Kualitas Panduan Eksperimen Berdasarkan Lembar Refleksi Siswa 121
Tabel 4.5 Hasil Wawancara Validasi Panduan Eksperimen “Fungsi Akar”
Siswa kelas III A .................................................................................122
Tabel 4.6 Rekapitulasi Penilaian Materi oleh Ahli IPA, Ahli Bahasa, Guru Kelas
III A, dan Guru Kelas III B .................................................................122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Sampul Materi Pendidikan Kesadaran dan KepedulianLingkungan . 75
Gambar 4.2 Isi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan ........ 80
Gambar 4.3 Poin F pada RPP H1 dan H2 (sebelum dirvisi) ................................. 85
Gambar 4.4 Poin F pada RPP H1 dan H2 (setelah dirvisi) ................................... 86
Gambar 4.5 Poin g pada Rincian Media Pembelajaran RPP H1
(sebelum direvisi) .............................................................................. 86
Gambar 4.6 Poin g pada Rincian Media Pembelajaran RPP H1
(setelah direvisi) ................................................................................ 87
Gambar 4.7 Lampiran gambar kebun penuh dengan bunga pada RPP H2
(sebelum direvisi) .............................................................................. 87
Gambar 4.8 Lampiran gambar kebun penuh dengan bunga pada RPP H2
(setelah direvisi) ................................................................................ 87
Gambar 4.9 Langkah Kegiatan Eskperimen “Fungsi Akar”
(sebelum direvisi) .............................................................................. 88
Gambar 4.10 Langkah Kegiatan Eskperimen “Fungsi Akar”
(sebelum direvisi) ............................................................................ 89
Gambar 4.11 Layout Lampiran Materi dan Lagu (sebelum direvisi) ................... 89
Gambar 4.12 Layout Lampiran Materi dan Lagu (setelah direvisi)...................... 89
Gambar 4.13 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” nomor 4
(sebelum direvisi) ............................................................................ 90
Gambar 4.14 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” nomor 4
(setelah direvisi) .............................................................................. 91
Gambar 4.15 Proses Pelaksanaan Penelitian Hari Pertama ................................102
Gambar 4.16 Proses Pelaksanaan Penelitian Hari Kedua ...................................109
Gambar 4.17 Rincian Kegiatan Inti RPP H1 no 9 dan 10
(sebelum direvisi) ..........................................................................118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Gambar 4.18 Rincian Kegiatan Inti RPP H1 no 9 dan 10
(setelah direvisi) .............................................................................118
Gambar 4.19 Rincian Kegiatan RPP H1 no 15 dan 16
(sebelum direvisi) ...........................................................................119
Gambar 4.20 Rincian Kegiatan RPP H1 no 15 dan 16
(setelah direvisi) .............................................................................119
Gambar 4.21 Langkah Kegiatan no 14 dan 15 (sebelum direvisi) ......................120
Gambar 4.22 Langkah Kegiatan no 14 dan 15 (setelah direvisi) ........................120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian. .......................................................................132
Lampiran 2. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa ............................133
Lampiran 3. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Guru .............................134
Lampiran 4. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ............136
Lampiran 5. Lembar Wawancara Validasi Materi oleh Siswa ..........................137
Lampiran 6. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa .................................138
Lampiran 7. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru .................................145
Lampiran 8. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ................148
Lampiran 9. Hasil Wawancara Validasi Materi oleh Siswa ..............................150
Lampiran 10. Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran ...............................154
Lampiran 11. Instrumen Validasi Materi Eksperimen .......................................157
Lampiran 12. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran
oleh Ahli IPA ...............................................................................160
Lampiran 13. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen
oleh Ahli IPA ...............................................................................161
Lampiran 14. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran
oleh Ahli Bahasa ..........................................................................162
Lampiran 15. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen
oleh Ahli Bahasa ..........................................................................163
Lampiran 16. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran
oleh Guru Kelas III A ...................................................................164
Lampiran 17. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen
oleh Guru Kelas III A ...................................................................165
Lampiran 18. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran
oleh Guru Kelas III B ...................................................................166
Lampiran 19. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen
oleh Guru Kelas III B ...................................................................167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Lampiran 20. Hasil Pekerjaan Siswa .................................................................168
Lampiran 21. Curriculum Vitae ..........................................................................171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab I ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi
operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Lingkungan hidup menurut UU no 32 tahun 2009 adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan,
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan adalah keadaan
sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku makhluk hidup
(KBBI, 2008). Gustavo (dalam Hamzah, 2013) juga berpendapat bahwa
lingkungan merupakan semua kondisi yang mempengaruhi eksistensi,
pertumbuhan dan kesejahteraan suatu organisme yang ada di bumi. Soemarwoto
(dalam Hamzah, 2013: 14) menjelaskan bahwa segala yang ada pada lingkungan
dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lingkungan bersifat sirkuler, yaitu apapun yang dilakukan manusia terhadap
lingkungan dampaknya akan kembali kepada manusia.
Manusia memiliki peranan penting dalam lingkungan karena manusia
merupakan makhluk dominan di muka bumi, sehingga segala aktivitas manusia
mengakibatkan perubahan lingkungan di sekitarnya. Perubahan lingkungan ini
berpengaruh baik secara positif maupun negatif bagi keberlangsungan makhluk
hidup di bumi. Perubahan lingkungan berpengaruh positif karena manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut dan berpengaruh negatif karena
dapat mendatangkan kerugian bagi keberlangsungan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Salah satu hal konkret perubahan lingkungan yang mendatangkan kerugian
adalah kerusakan lingkungan.
Kerusakan lingkungan terjadi karena adanya tindakan yang menimbulkan
perubahan langsung atau tidak langsung sifat fisik dan atau hayati sehingga
lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menjunjung pembangunan
berkelanjutan. Kerusakan lingkungan yang menjadi isu global berupa kerusakan
hutan, kerusakan tanah, penurunan keanekaragaman hayati, banjir, bahkan timbulnya
berbagai penyakit akibat pencemaran lingkungan. Kerusakan lingkungan dapat
disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia. Perubahan kondisi udara, air, tanah
dan berbagai faktor abiotik lainnya bisa menyebabkan kerusakan lingkungan.
Peristiwa gunung berapi karena aktivitas vulkanik dari dalam bumi, gempa bumi
karena adanya gesekan lempeng tektonik bumi, merupakan contoh kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh alam.
Kerusakan lingkungan yang berlangsung terus menerus, semakin lama semakin
besar pula kerusakan yang ditimbulkan. Di tahun 2016 ini, banyak terjadi kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh faktor alam. Pada bulan Maret 2016, terjadi banjir
di Bantul karena meluapnya air Sungai Winongo dan Bedog yang disebabkan oleh
menumpuknya sampah di jalur pintu air utama Bantul. Sampah yang menyumbat
pintu air tersebut terdiri dari rumpun bambu, sisa-sisa bagian rumah, sampah plastik,
styrofoam, dan batang kayu besar (Apriyadi, 2016). Peristiwa yang sama juga terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
di bendungan Klegen, Mejing, dan Sikluih Bantul. Banjir yang terjadi di daerah ini
menyebabkan menumpuknya sampah yang mencapai ribuan kubik. Jenis sampah
yang menumpuk bervariatif, didominasi limbah rumah tangga, ranting pepohonan,
plastik, dan styrofoam. Pak Yitno selaku Kasi Operasi Jaringan Irigasi, Dinas Sumber
Daya Air (SDA) Bantul menjelaskan pemicu utama banjir adalah budaya masyarakat
dalam membuang sampah di sungai (Mubarok, 2016)
Kedua peristiwa tersebut merupakan fakta terjadinya kerusakan lingkungan
karena ulah manusia. Perilaku manusia membuang sampah tidak pada tempatnya
masih sering terjadi, bahkan sungai menjadi sarana praktis untuk membuang sampah.
Fakta tersebut berakibat buruk bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup
lain seperti ikan yang ada di sungai juga kehilangan tempat tinggalnya. Kerusakan
lingkungan mematahkan ekosistem yang terjadi pada lingkungan tersebut. Tindakan-
tindakan yang dapat merusak lingkungan harus segera dihentikan agar lingkungan
tidak menjadi semakin buruk. Salah satu cara untuk mengurangi terjadinya kerusakan
lingkungan adalah dengan menanamkan sikap sadar dan peduli terhadap lingkungan.
Pendidikan dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menanamkan sikap sadar
dan peduli terhadap lingkungan. Paus Fransiskus dalam Ensiklik Laudato Si‟ (no.
105/2015: 80) menyatakan bahwa manusia belum menerima pendidikan dan
menggunakan kekuasaannya terhadap alam dengan baik, kemajuan teknologi belum
disertai pengembangan tanggung jawab, nilai dan hati nurani manusia terhadap alam.
Hamzah (2013: 14) menjelaskan bahwa melalui pendidikan yang intensif sangat
dimungkinkan untuk meningkatkan kualitas sikap dan perilaku yang positif terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
lingkungan. Penyebaran informasi tentang lingkungan kepada masyarakat menjadi
penting dilakukan untuk mengubah presepsi dan sikap masyarakat terhadap
lingkungan.
Pendidikan lingkungan diarahkan untuk perubahan gaya dan perilaku manusia
yang ramah terhadap lingkungan (Hamzah, 2013: 35). Dalam konferensi UNESCO
(dalam Hamzah, 2013: 39) menekankan bahwa pendidikan lingkungan adalah proses
mengenal dan menjelaskan nilai maupun konsep guna mengembangkan keterampilan
dan sikap yang diperlukan untuk memahami hubungan timbal balik antar manusia,
budaya, dan lingkungan biofisiknya. Melalui pendidikan lingkungan memberikan
pengajaran berupa pengelolaan lingkungan sebagai sarana penting mewujudkan
manusia yang memiliki prinsip kepekaan terhadap lingkungan. Paus Fransiskus
dalam Ensiklik Laudato Si‟ (no. 211/2015: 157-158), pendidikan lingkungan
mendorong perilaku manusia untuk melestarikan lingkungan. Beliau juga
menekankan bahwa pendidikan lingkungan dapat dilakukan di berbagai konteks
seperti sekolah, keluarga, media komunikasi, dan sebagainya.
Sekolah dasar menjadi sarana untuk menanamkan pendidikan lingkungan sejak
dini. Sesuai dengan misinya yaitu „melaksanakan PAKEM sehingga berpotensi siswa
berkembang secara optimal‟, SD N Jetis I Yogyakarta melaksanakan pembelajaran
yang aktif, kreatif, efisien, dan menyenangkan demi tercapainya perkembangan siswa
secara optimal. Perkembangan yang dicapai berupa perkembangan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan. Kepala sekolah SD N Jetis I Yogyakarta menjelaskan bahwa
guru harus mampu melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan potensi dan minat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
siswa untuk menciptakan siswa yang unggul dalam prestasi, teladan dalam budi
pekerti berlandaskan IMTAQ dan IPTEK sesuai dengan visi sekolah.
SD N Jetis I Yogyakarta merupakan sekolah yang berada di daerah kota di
Yogyakarta. Sekolah ini beralamat di Jl. Pasiraman No 2, Cokrodiningratan,
Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah ini
termasuk wilayah kota yang cukup ramai dan dikelilingi gedung-gedung kantor, toko,
maupun hotel. Jarang sekali ditemukan pohon-pohon rindang di daerah ini. Di
samping sekolah juga terdapat pemukiman penduduk yang cukup padat dan sedikit
terlihat kumuh ditunjukkan dengan berserakannya sampah pada tempat-tempat
tertentu di daerah ini. Salah satu tempat yang dijadikan tempat favorit oleh warga
untuk membuang sampah adalah bantaran sungai Code. Menumpuknya sampah di
bantaran sungai Code ini menyebabkan aliran air sungai menjadi tidak lancar. Ketika
debit air naik, akibatnya air meluap dan terjadilah banjir. Siswa di sekolah ini
mayoritas bertempat tinggal di pemukiman tersebut. Para siswa mayoritas berasal dari
keluarga menengah ke bawah. Pekerjaan orang tua siswa sebagian menjadi
wiraswasta, yakni menjadi pedagang, karyawan kantor, maupun buruh.
Di SD N Jetis 1 Yogyakarta ini terdapat beberapa tanaman rindang yang
dijadikan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat mengingat minimnya
tanaman rindang di daerah ini. Sekolah ini menerapkan sebuah program
“SEMUTLIS” yang merupakan kependekan dari “Sepuluh Menit untuk Tanaman dan
Lingkungan Sekolah”. Program ini mengarahkan siswa untuk meluangkan waktu 10
menit untuk merawat tanaman dan lingkungan sekolah. Berdasarkan pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
peneliti selama melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD N Jetis I
Yogyakarta, program “SEMUTLIS” ini belum terlaksana dengan baik. Tulisan
“SEMUTLIS” dipajang disetiap kelas dan setiap ruang di sekolah ini. Siswa
melakukan perawatan tanaman di lingkungan sekolah jika ada perintah dari guru.
Tanaman di lingkungan sekolah memang terlihat segar, namun tanaman tersebut
bukan dirawat oleh para siswa melainkan oleh istri dari penjaga di sekolah ini.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas III A dan III B,
siswa senang dan antusias dengan kegiatan yang berhubungan dengan tanaman. Guru
kelas III A dan III B pernah mengajak siswa menanaman biji kacang hijau pada
pembelajaran IPA untuk membuktikan bahwa tanaman melakukan pertumbuhan. Biji
kacang hijau tersebut ditanam di gelas air mineral bekas dan disimpan di dalam kelas.
Setiap hari siswa menyirami biji kacang hijau dan mengamati perubahan yang
dialami biji kacang hijau. Namun, dari hari ke hari setelah biji kacang hijau tumbuh
menjadi kecambah para siswa terlihat tidak lagi menyiram atau merawat biji kacang
hijau tersebut. Siswa membiarkan biji kacang hijau tersebut layu dan mati. Begitu
juga dengan tanaman yang ada di depan kelas III juga layu, namun tanaman tersebut
mendapat perawatan dari istri penjaga sekolah setiap harinya.
Guru kelas III A dan III B sudah mengupayakan pendidikan lingkungan, namun
dalam pelaksanaannya belum mendalam. Siswa belum mempunyai keinginan yang
timbul dari dalam diri sendiri untuk merawat tanaman di sekitar lingkungan sekolah.
Selain itu, siswa juga belum pada tahap sadar akan pentingnya tanaman bagi
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Berkaitan dengan permasalahan tersebut, peneliti mengembangkan materi
eksperimen untuk memberikan pendidikan lingkungan pada siswa kelas III A SD N
Jetis 1 Yogyakarta. Materi eksperimen yang disusun untuk siswa yaitu eksperimen
tentang “Penyebab Banjir” dan “Fungsi Akar”. Pemilihan topik eksperimen ini
didasarkan pada hasil analisis kebutuhan yang menunjukkan bahwa mayoritas siswa
kelas III A berasal dari daerah Bantaran Sungai Code. Di daerah ini sering terjadi
banjir dan jarang ditemukan pepohonan. Peneliti mengembangkan eksperimen
“Penyebab Banjir” untuk mengajak siswa mengidentifikasi faktor “Penyebab Banjir”.
Melalui eksperimen “Fungsi Akar”, peneliti juga mengajak siswa mengidentifikasi
“Fungsi Akar” serta menganalisis hubungan “Fungsi Akar” dengan “Penyebab
Banjir”. Kedua materi eksperimen tersebut akan membantu siswa dalam
mengembangkan sikap sadar dan peduli terhadap lingkungan.
Melalui eksperimen siswa akan lebih paham dengan suatu topik materi karena
dapat membuktikan dan melakukan sendiri topik materi tersebut. Eksperimen akan
membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan tanpa membuat bosan dan malas. Hasil
wawancara peneliti dengan siswa menjelaskan bahwa kegiatan eksperimen lebih
mudah diingat dari pada pembelajaran biasa di dalam kelas. Penggunaan materi atau
panduan eksperimen membantu dalam melakukan eksperimen. Guru kelas III A, juga
memperkuat bahwa dengan eksperimen siswa menjadi lebih aktif dan mudah
memahami materi. Penggunaan materi atau panduan ekperimen juga membantu
dalam melakukan eksperimen, sehingga eksperimen bisa berhasil sesuai dengan
langkah-langkah. Kepala Sekolah SD N Jetis 1 Yogyakarta juga menambahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
bahwa panduan eksperimen harus disesuaikan dengan Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Indikator, dan materi pelajaran sehingga mempermudah dalam
memahami konteks pelajaran secara lebih nyata.
Materi eksperimen yang peneliti kembangankan menggunakan model
pembelajaran Conservation Scout (CS) dengan metode eksperimen sederhana pada
pembelajaran IPA dengan materi “Kerusakan Alam dan Cara Menjaga Kelestarian
Alam serta Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan”. Penggunaan teknik peer
tutoring membantu siswa memahami dan menggali pengalaman belajarnya dengan
menyampaikan pesan maupun berbagi pengalaman dengan orang lain. Model
Conservation Scout tersebut merupakan model pembelajaran inovatif untuk
memberikan pendidikan lingkungan yang dapat membuat pembelajaran menjadi
menyenangkan (Suseno, 2016).
Pengembangan materi menggunakan model Conservation Scout merupakan
peruwujudan pendidikan emansipatoris. Pendidikan emansipatoris merupakan
pendidikan yang menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa
(Suprijono, 2016). Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) juga menjadi dasar dalam
pengembangan materi ini. PPR merupakan pendekatan pembelajaran yang menekan
pada lima konsep utama yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi
(Subagya, 2010).
Dalam pengembangan materi ini peneliti melandaskan pada teori
pengembangan materi menurut Tomlinson. Ada 16 prinsip Tomlinson yang relevan
dalam mengembangkan suatu materi (Harsono, 2015). Peneliti berfokus pada 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
prinsip yaitu material harus memiliki pengaruh, menyenangkan, mengembangkan
kepercayaan diri, relevan untuk siswa, mempertimbangkan gaya belajar setiap siswa,
menarik perhatian siswa, memberikan penjelasan atau informasi, mempertimbangkan
sikap afektif setiap siswa, mampu menstimulasikan kinerja otak kanan dan otak kiri,
serta materi hendaknya memberikan kesempatan terwujudnya proses timbal balik
antar guru dan siswa.
Pengembangan materi tersebut merupakan penggabungan dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) H1 dan Materi Eksperimen “Penyebab Banjir”
karya peneliti serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) H2 dan Materi
eksperimen “Fungsi Akar” karya rekan peneliti yaitu Paulus Yuli Suseno.
Berdasarkan analisis kebutuhan siswa kelas III A dan III B yang sama, maka peneliti
dan rekan peneliti sepakat untuk menggabungkan karya menjadi satu dengan judul
“Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”. Materi tersebut saling
berkaitan dan dapat digunakan untuk melengkapi karya masing-masing.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah, sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana proses pengembangan “Materi Pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout untuk siswa
kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta”?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1.2.2 Bagaimana kualitas “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
Menggunakan Model Conservation Scout untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1
Yogyakarta”?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini bertujuan supaya penelitian tidak
menyimpang dari tujuan yang ditetapkan. Adapun batasan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Materi yang disajikan berupa panduan eksperimen sederhana sesuai Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 pada materi kerusakan alam dan cara
menjaga kelestarian alam serta perilaku manusia yang peduli lingkungan
menggunakan model Conservation Scout.
1.3.2 Produk yang dikembangkan untuk memberikan pendidikan lingkungan bagi
siswa kelas III A SD N Jetis I Yogyakarta.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Mengetahui proses pengembangan “Materi Pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout untuk
siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1.4.2 Mengetahui kualitas “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout untuk siswa kelas III
A SD N Jetis 1 Yogyakarta”.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari penelitian dan pengembangan ini dapat bermanfaat untuk:
1.5.1 Bagi peneliti
Peneliti dapat mengembangkan materi pembelajaran untuk memberikan
pendidikan lingkungan serta menambah pengalaman untuk kreatif dalam
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
1.5.2 Bagi guru
Guru dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang materi eksperimen
yang dapat digunakan sebagai panduan dalam eksperimen untuk memberikan
pendidikan lingkungan bagi siswa.
1.5.3 Bagi Sekolah
Melalui materi eksperimen, guru dapat menambah sumber belajar khususnya
dalam pelaksanaan eksperimen untuk memberikan pendidikan lingkungan bagi
siswa.
1.5.4 Bagi Siswa
Membantu siswa mempermudah dalam memahami materi, memberikan
pendidikan lingkungan dan melatih kerjasama, komunikasi, serta tanggung
jawab antar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian dan pengembangan ini
adalah sebagai berikut:
1.6.1 Produk yang dikembangkan berupa materi eksperimen sesuai dengan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan menggunakan model
Conservatioan Scout (CS).
1.6.2 Materi berisi pengembangan langkah-langkah eksperimen kelas III semester 2
materi kerusakan alam dan cara menjaga kelestarian alam serta perilaku
manusia yang peduli lingkungan.
1.6.3 Mater merupakan penggabungan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) H1 dan Materi Eksperimen “Penyebab Banjir” karya peneliti serta
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) H2 dan Materi eksperimen “Fungsi
Akar” karya rekan peneliti yaitu Paulus Yuli Suseno. Berdasarkan analisis
kebutuhan siswa kelas III A dan III B yang sama, maka peneliti dan rekan
peneliti sepakat untuk menggabungkan karya menjadi satu dengan judul
“Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”.
1.6.4 Materi menggunakan tata tulis yang menarik.
1.6.5 Materi dilengkapi gambar yang menarik untuk memperjelas langkah-langkah
eksperimen serta untuk menarik perhatian siswa.
1.6.6 Materi yang dikembangkan berdasarkan 10 prinsip pengembangan materi
menurut Brian Tomlinson.
1.6.7 Materi dikembangkan berdasarkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1.6.8 Materi dikembangkan berdasarkan tiga kunci utama dalam Pendidikan
Emansipatoris.
1.7 Definisi Operasional
1.7.1 Lingkungan adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
1.7.2 Pendidikan lingkungan adalah proses pembentukan sikap dan perilaku manusia
dalam memahami dan melestarikan lingkungan.
1.7.3 Kesadaran lingkungan adalah keadaan tergeraknya jiwa seseorang terhadap
lingkungannya sehingga mampu mengendalikan diri di lingkungannya.
1.7.4 Kepedulian lingkungan adalah keadaan seseorang dalam memperhatikan
lingkungan dengan upaya memperbaiki, melestarikan, dan mencegah
pencemaran lingkungan
1.7.5 Model Conservation Scout adalah model pembelajaran inovatif yang dapat
memberikan pendidikan lingkungan melalui kegiatan yang menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dipaparkan (1) kajian pustaka, (2) penelitian yang relevan,
dan (3) kerangka berpikir.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D)
Penelitian pengembangan atau yang lebih dikenal dengan R & D merupakan
suatu penelitian yang diarahkan untuk menghasilkan suatu produk, desain maupun
proses. Penelitian dan pengembangan ini merupakan jenis penelitian yang banyak
diminati oleh para peneliti. Menurut Borg (dalam Sanjaya, 2013) R & D pada
awalnya dilakukan pada dunia industri untuk menemukan produk baru yang sesuai
kebutuhan masyarakat. Penggunaan R & D dalam dunia pendidikan dipelopori oleh
United States Office of Education, sebuah lembaga pendidikan di Amerika pada
tahun 1965 untuk mengembangkan produk, bahan ajar dan prosedur dalam bidang
pendidikan.
Borg & Gall (1983) berpendapat bahwa penelitian dan pengembangan
digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Pendapat ini
sejalan dengan Soenarto (dalam Tegeh, 2014: xii) yang menyatakan bahwa penelitian
dan pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk dalam berbagai aspek
pembelajaran dan pendidikan. Produk tersebut dapat berupa media pembelajaran
dalam berbagai bidang studi baik media cetak seperi buku maupun media non cetak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
seperti CD, video dan audio. Selain itu, berbagai strategi pembelajaran, desain sistem
pembelajaran, metode pembelajaran, sistem perencanaan pembelajaran, sistem
evaluasi pembelajaran maupun prosedur dalam penggunaan fasilitas pendidikan juga
bisa menjadi produk akhir dari proses penelitian dan pengembangan (Sanjaya, 2013:
131-132).
Direktorat Tenaga Kependidikan dan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (dalam Tegeh, 2014: xiii) memaparkan bahwa
penelitian dan pengembangan merupakan proses dalam mengembangkan suatu
produk baru atau memperbaiki produk yang telah ada. Dalam rangka meningkatkan
kualitas produk pendidikan, Santyasa (dalam Tegeh, 2014: xiii) merinci karakteristik
penelitian dan pengembangan. Pertama, masalah yang dipecahkan dalam penelitian
dan pengembangan merupakan masalah nyata yang berkaitan dengan upaya
pembaharuan atau penerapan teknologi baru dalam pembelajaran yang bisa
dipertanggungjawabkan. Kedua, pengembangan yang dilakukan berfokus pada
pendidikan berupa pengembangan model, pendekatan, metode, dan media
pembelajaran yang menunjang keefektifan pembelajaran.
Karakteristik yang ketiga, yaitu proses pengembangan produk dilakukan
melalui uji ahli dan uji lapangan untuk menghasilkan produk yang dapat
dipertanggungjawabkan. Keempat, proses pengembangan perlu didokumentasikan
dan dilaporkan secara sistematis. Dari beberapa pendapat ahli, dapat disimpulkan
bahwa penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan atau memperbaiki suatu produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Terdapat beberapa model dan desain yang digunakan dalam penelitian dan
pengembangan. Suatu model menyajikan informasi yang kompleks menjadi sesuatu
yang lebih sederhana (Setyosari, 2013: 228). Model dalam penelitian dan
pengembangan dihadirkan dalam berbagai prosedur pengembangan sesuai dengan
model pengembangan yang dianut peneliti. Dalam penelitian ini peneliti berfokus
pada pengembangan materi, sehingga peneliti menggunakan desain model penelitian
dan pengembangan menurut Brian Tomlinson. Tomlinson dianggap sebagai ahli
terkemuka pada pengembangan materi khususnya berkaitan dengan bahasa (Aneheim
University, 2016).
Terdapat 5 langkah utama dalam pengembangan materi menurut Tomlinson
(dalam Harsono, 2015). Pertama, analisi kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan
untuk mengetahui dan mengidentifikasi hal yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan
oleh subjek penelitian. Pengembangan materi yang sesuai dengan analisi kebutuhan
tentunya akan memberikan pengaruh positif bagi subjek penelitian. Tahap kedua
adalah desain penelitian. Desain penelitian merupakan kegiatan dalam merinci hal-hal
pokok yang diperlukan dalam mengembangkan materi. Perincian hal pokok
pengembangan materi didasarkan pada hasil analisis kebutuhan. Tahap ketiga adalah
implementasi. Hasil perincian hal pokok dalam pengembangan materi kemudian
diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Tahap keempat yaitu evaluasi.
Hasil implementasi materi kemudian dievaluasi untuk dianalisis kelebihan dan
kelemahannya. Tahap kelima yaitu revisi. Dasar dalam melakukan revisi adalah hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
evaluasi implementasi materi. Tahap revisi ini merupakan tahap akhir pengembangan
materi yang memungkinkan terbentuknya materi yang layak digunakan.
Pengembangan materi menurut Brian Tomlinson (2005) merupakan segala
sesuatu yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk menunjang proses
pembelajaran bahasa. Materi atau bahan yang digunakan dapat berupa buku teks,
lembar kerja siswa, kaset, CD-ROM, video, koran, artikel dari internet, dan apa pun
yang menyajikan suatu informasi (Tomlinson, 2005: 2). Terdapat 16 prinsip yang
harus dicapai dalam pengembangan materi ini untuk menunjang proses pembelajaran
bahasa (Tomlinson, 2005: 7-22). Peneliti kemudian berfokus pada 10 prinsip dari
Tomlinson yang sesuai dengan penelitian ini.
Prinsip pertama, materi harus memiliki pengaruh. Materi diharapkan dapat
memicu perhatian, rasa ingin tahu, dan ketertarikan siswa. Oleh karena itu, materi
yang dikembangkan hendaknya bervariasi, baru, dan disajikan secara menarik.
Kedua, materi membantu siswa merasa senang, nyaman dan bahagia. Kenyamanan
ini dapat diperoleh dari materi pembelajaran yang berisi gambar atau ilustrasi
menarik, terdapat contoh yang memperjelas isi materi, dan bahasa yang mudah
dipahami oleh siswa. Prinsip ketiga yaitu materi diharapkan menumbuhkan rasa
percaya diri siswa. Siswa akan lebih mudah mengembangkan rasa percaya diri jika
menerima materi yang tidak begitu sulit bagi mereka. Tomlinson (2005: 9)
menjelaskan bahwa kenyamanan dan kepercayaan diri siswa berkembang lebih cepat.
Prinsip yang keempat yaitu materi harus relevan dengan siswa. Materi diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menyesuaikan dengan kondisi siswa dalam segala aspek termasuk aspek
pengetahuan, sikap, keterampilan, bahkan latar belakang sosial siswa.
Prinsip kelima, materi hendaknya membuat siswa tertarik untuk mempelajari
sendiri materi tersebut. Prinsip keenam, materi harus bisa memberikan penjelasan dan
pencerahan mengenai informasi yang terkandung dalam materi tersebut. Prinsip
ketujuh, materi seharusnya mempertimbangkan gaya belajar yang dimiliki masing-
masing siswa. Materi diharapkan berisi berbagai kegiatan yang menunjang
perkembangan siswa secara menyeluruh. Prinsip kedelapan, materi seharusnya
memperhatikan sikap afektif yang dimiliki setiap siswa untuk menemukan tingkat
perkembangan siswa. Prinsip kesembilan yaitu materi hendaknya mampu
memberdayakan kemampuan intelektual, estetika, emosional, dan menstimulasi otak
kanan dan kiri siswa. Prinsip yang terakhir yaitu materi diharapkan memberikan
kesempatan terwujudnya proses timbal balik antar guru dan siswa. Melalui materi
tersebut membantu siswa merespon baik secara positif maupun negatif isi materi
tersebut.
Sepuluh prinsip pengembangan materi tersebut akan dicapai dalam penelitian
ini. Pengembangan materi tersebut merupakan jembatan untuk menghasilkan suatu
produk yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran maupun
mengembangkan mutu pendidikan menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2.1.2 Pendidikan
Pendidikan adalah hal yang penting bagi kehidupan. Pendidikan merupakan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara (UU No. 20 tahun 2003). Sesuai dengan pasal 31 ayat 2 UUD 1945
menyatakan bahwa pendidikan merupakan hal yang wajib dilakukan setiap orang.
Seorang harus memiliki pendidikan yang tinggi untuk menghadapi persaingan global.
Driyarkara (dalam Yunus, 2007: 16) menjelaskan bahwa pendidikan dapat
dicapai melalui berbagai cara. Peranan orang tua, sekolah maupun masyarakat sangat
diperlukan dalam proses pendidikan. Freire (dalam Yunus, 2007: 7) mengungkapkan
bahwa pendidikan merupakan hak dasar manusia untuk mempertahankan hidup.
Melalui pendidikan manusia akan mengolah segala informasi yang diterima untuk
memenuhi segala hasrat dan kebutuhannya. Sastrapratedja (dalam Winarti dan
Trianggadewi, 2015) menjelaskan empat sudut pandangan dalam pendidikan.
Pertama, menurut aliran fungsionalis. Pendidikan merupakan proses enkulturasi dan
akulturasi. Proses enkulturasi berarti mengadopsi budaya yang sudah ada sebelumnya
untuk proses pendidikan. Sedangkan proses akulturasi berarti proses pencampuran
budaya yang sudah ada dengan budaya yang baru untuk terwujudnya berbagai
informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Aliran yang kedua yaitu konflik. Aliran ini membantu kepentingan kelompok
dominan untuk mempertahankan adanya kesenjangan sosio ekonomi. Ketiga,
menurut aliran kritis membantu para pembelajar untuk berpikir kritis dan menyadari
keberadaannya terhadap sesuatu yang ada di sekitarnya. Pandangan Sastrapratedja
yang terakhir adalah interpretif yang menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu
wilayah untuk mempelajari hal baru. Pendidikan selanjutnya merupakan proses
humanisasi yaitu usaha untuk memanusiakan manusia agar menjadi manusia
seutuhnya (Freire, dalam Yunus 2007: 1). Prinsip humanisasi ini dikembangkan
dalam pendidikan emansipatoris.
Pendidikan emansipatoris menempatkan guru dan siswa sebagai pembelajar.
Artinya, guru dan siswa sama-sama menjadi subjek dalam pembelajaran. Winarti dan
Trianggadewi (2015: 53) berpendapat bahwa pendidikan emansipatoris membantu
seseorang menyadari keberadaannya dalam lingkungan dan kemudian membantunya
mengambil keputusan dengan menyatukan hati, kehendak, dan budi. Pendidikan
emansipatoris ini setidaknya memiliki tiga kunci utama yaitu humanisasi, kesadaran
kritis dan mempertanyakan sistem.
Humanisasi berarti memberdayakan kemampuan berpikir kritis dan
terbentuknya kesadaran kritis yang membantu terwujudnya relasi antara guru dan
siswa. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir tinggi pada level
yang lebih kompleks (Gunawan, dalam Suprijono 2016). Kemampuan berpikir kritis
mengarahkan seseorang untuk membuat suatu keputusan. Terwujudnya kesadaran
kritis ini jika seseorang mulai belajar menerima segala keadaan yang dialami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
seseorang baik sosial, ekonomi, budaya, maupun politik. Diperlukan dialog yang
nyata dalam mempertanyakan sistem untuk terwujudnya suatu realitas.
Mengutip pendapat Suprijono (2016) bahwa pendidikan emansipatoris
merupakan pendidikan yang menekankan aktivitas utama pada siswa. Kegiatan
pembelajaran berfokus pada perhatian siswa sebagai subjek pembelajaran dan
melandaskan pentingnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
yang berpusat pada siswa mendorong berkembangnya kesadaran reflektif yang
dimiliki siswa (Sartre, dalam Suprijono, 2016). Model pembelajaran yang berpusat
pada siswa ini membantu siswa membentuk pembiasaan yaitu membuat kesadaran
yang tidak disadari menjadi kesadaran yang disadari.
Salah satu bentuk pendidikan emansipatoris adalah Paradigma Pedagogi
Reflektif atau yang sering dikenal dengan PPR (Winarti dan Trianggadewi, 2015:
54). Peterson dan Nielsen (dalam Winarti dan Trianggadewi, 2015: 55) menjelaskan
lima hal yang berkaitan dengan siklus dalam PPR yaitu konteks, pengalaman, aksi,
refleksi, dan evaluasi.
Dalam konteks, guru perlu mengidentifikasi dunia yang dimiliki siswa
termasuk kehidupan sosial, politik, ekonomi dan hal lain yang dapat mempengaruhi
dunia siswa tersebut. Para guru juga perlu memperhatikan pemahaman awal siswa.
Pemahaman ini diperoleh dari lingkungan atau dari pembelajaran sebelumnya untuk
mendorong siswa menggali pengalamannya (Subagya, 2010: 48).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Pengalaman merupakan titik tolak dari PPR. Pengalaman yang dialami siswa
menunjuk pada kegiatan yang memuat ranah kognitif dan afektif. Keterkaitan antara
perasaan batin dan pemahaman intelektual mendorong siswa untuk melakukan suatu
tindakan. Selain itu, konfrontasi pengalaman baru dengan pengalaman yang lalu
mendorong siswa untuk mencari pemahaman lebih lanjut dan membantu siswa
memahami kenyataan lebih luas dan lebih mendalam. Pengalaman dapat dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung. Bentuk pengalaman langsung bisa melalui
kegiatan diskusi, eksperimen, olahraga, maupun proyek lainnya. Dalam pengalaman
tidak langsung guru dituntut untuk merangsang imajinasi dan penggunaan panca
indera yang dimiliki siswa, sehingga siswa bisa memasuki kondisi nyata yang sedang
dipelajari.
Kegiatan refleksi merupakan proses untuk menemukan makna dengan
memahami kebenaran secara lebih baik, dengan mengerti reaksi dalam mempelajari
sesuatu, dengan memperdalam pemahaman tentang dampak yang telah dimengerti,
dengan berusaha menemukan makna dari kebenaran yang dipelajari, dengan mulai
mempelajari sikap apa yang harus ditunjukan kepada orang lain. Dalam kegiatan
refleksi ini para guru ditantang untuk merumuskan pertanyaan yang meluaskan
kesadaran siswa serta membuka kepekaan siswa terhadap dampak dari suatu hal yang
telah dipelajari untuk mengembangkan pengalaman ke arah yang lebih nyata dan
lebih unggul. Kegiatan refleksi ini bisa diperluas sehingga dapat memperkuat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
mendorong dan memberi kepastian tindakan yang akan dilakukan setelah
mempelajari suatu hal.
Aksi menunjuk pada pertumbuhan batin seseorang berdasarkan pengalaman
yang telah direfleksikan. Dalam kegiatan ini, siswa mempertimbangkan pengalaman
yang telah diperoleh dari sudut pandangnya. Setelah seorang siswa dapat memahami
pengalaman tersebut dalam segi pengetahuan maupun sikap, maka ia akan mulai
tergerak untuk melakukan suatu tindakan. Pilihan yang dilakukan siswa atas tindakan
tersebut dapat positif maupun negatif sesuai dengan pemahaman siswa.
Selanjutnya, para guru perlu melakukan evaluasi untuk mengetahui
keberhasilan maupun kekurangannya dalam melakukan proses pembelajaran. Tes,
ulangan, ujian merupakan alat evaluasi untuk menilai kemampuan dan keterampilan
yang telah dikuasai oleh siswa. Kegiatan evaluasi ini mendorong guru maupun siswa
dalam memperhatikan perkembangan intelektual dan mengidentifikasi kekurangan
dalam pembelajaran untuk kemudian diperbaiki demi terciptanya pembelajaran yang
lebih kondusif dan efisien.
Penelitian ini berlandaskan pada konsep pendidikan emansipatoris yang
terwujud dalam Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Konsep-konsep dasar tersebut
dikembangkan melalui proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berpendapat, mendorong terjalinnya kerja sama dalam menemukan
pengetahuan, mengembangkan sikap tanggung jawab, refleksi diri, dan berbagai
kegiatan yang menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu, konsep-
konsep dasar tersebut juga dapat dikembangkan melalui pemberian pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
bermakna (Suprijono, 2016: 40). Pengalaman tersebut dapat diperoleh dari
lingkungan tempat tinggal siswa.
2.1.3 Lingkungan
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan
(Sastrosupeno, 1984) (Tilaar, 2011) (Hamzah, 2013) menyatakan bahwa lingkungan
merupakan kondisi yang mempengaruhi kesejahteraan mahluk hidup. Lingkungan
hidup menurut UU No 32 tahun 2009 adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain.
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang mempengaruhi kelangsungan
hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Suatu lingkungan
disebut dengan ekosistem dimana adanya interaksi antar makhluk hidup maupun
benda tak hidup yang kemudian diolah menjadi kebudayaan maupun peradaban.
Interaksi yang seimbang dan harmonis antar makhluk hidup maupun benda tak hidup
ini kemudian menciptakan keseimbangan ekosistem. Keseimbangan ekosistem
berdampak pada keselarasan dan kesejahteraan hidup manusia. Sebagian dari kondisi
seimbang ini dikendalikan oleh manusia.
Dalam pelaksanaannya, keseimbangan ekosistem ini dapat terganggu oleh ulah
manusia itu sendiri dengan akibat terjadinya kerusakan lingkungan yang
membahayakan kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya. Kerusakan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
menyebakan terjadinya pencemaran lingkungan seperti pencemaran air, tanah, udara,
perubahan iklim dan suhu, bahkan juga berkurangnya kemampuan regulasi dan
regenarasi makhluk hidup karena interaksi yang terganggu. Salah satu penyebab
terjadinya kerusakan lingkungan ini adalah rendahnya kesadaran perilaku manusia
dalam menjaga kelestarian alam.
Perubahan gaya dan perilaku masyarakat yang ramah terhadap lingkungan bisa
diciptakan melalui pendidikan lingkungan. Melalui pendidikan lingkungan ini
seseorang memiliki bekal untuk memelihara lingkungan guna memenuhi kebutuhan
hidup (Hamzah, 2013). Dalam konferensi UNESCO tahun 1978 (dalam Hamzah
2013: 39) dijelaskan bahwa pendidikan lingkungan merupakan proses mengenali nilai
dan konsep untuk mengembangkan keterampilan dan sikap yang dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup manusia.
Pendidikan lingkungan memiliki tujuan sebagai misi untuk terbentuknya suatu
sikap dan perilaku manusia yang kaitannya dengan lingkungan. Tujuan pendidikan
lingkungan tercantum dalam konferensi Tibilis pada tahun 1977 (dalam Hamzah,
2013: 39). (1) Pendidikan lingkungan membantu menyelesaikan masalah kepedulian
yang berkaitan dengan bidang ekonomi, sosial, politik dan ekologi, (2) membantu
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan komitmen untuk memelihara lingkungan,
(3) menciptakan perilaku masyarakat yang peduli terhadap lingkungan. Yusuf (dalam
Hamzah, 2013: 49) menekankan bahwa pendidikan lingkungan harus didasarkan pada
empat hal, yaitu learning to do, learning to live together, learning to be, dan learning
to know.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Pendidikan lingkungan hidup harus berdasarkan learning to do, artinya
pendidikan lingkungan harus mampu menanamkan sikap, kemampuan dan
keterampilan dalam melestarikan lingkungan hidup. Learning to live together, bahwa
pendidikan lingkungan juga harus bisa untuk menanamkan cara hidup bersama di
bumi serta cara memelihara kelestariannya. Learning to be, pendidikan lingkungan
hendaknya bisa membangun keyakinan manusia akan alam sehingga mampu
memperlakukan alam dengan bijaksana. Learning to know, pendidikan lingkungan
diarahkan agar para siswa mengetahui dan memahami lingkungan dengan segala
aspek yang ada di dalamnya.
Pendidikan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku manusia dalam
memahami dan melestarikan lingkungan. Pendidikan lingkungan memupuk sikap
terampil dalam melestarikan lingkungan. Melalui pendidikan lingkungan individu
akan terbantu dalam proses mengembangkan sikap kesadaran dan kepedulian untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan lingkungan.
2.1.4 Kesadaran dan Kepedulian
Kesadaran berasal dari kata sadar yang berarti keadaan mengenali dirinya
(Wojowasito, 1999). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sadar berarti
insaf, merasa tahu, dan mengerti. Pius dan Sonia (2014) berpendapat bahwa
kesadaran berarti keadaan seseorang dalam mengenali dirinya untuk menentukan
suatu pilihan. Kesadaran merupakan unsur dalam menyikapi kenyataan. Pendapat ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
juga disetujui Solso (2008) yang menyatakan bahwa kesadaran merupakan kesiagaan
terhadap berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungan.
Soekanto (dalam Jamanti, 2014) menyatakan bahwa kesadaran terdiri dari
empat domain yaitu pengetahuan, sikap, pemahaman, dan pola perilaku. Pendapat ini
disederhanakan oleh ahli psikologi pendidikan yaitu Benyamin S. Bloom yang
membagi kesadaran menjadi tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor
(Jamanti, 2014). Ketiga bagian tersebut dijelaskan oleh Notoatmodjo (dalam Jamanti,
2014). Pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan tersebut berasal dari indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasa, dan peraba. Pengetahuan ini kemudian dibagi lagi menjadi enam
tingkatatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Sikap merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus maupun objek
(Jamanti, 2014). Jamanti juga membagi sikap menjadi beberapa tingkatan, yaitu
menerima (receiving), merespon (responding), menghargai (valuing), dan
bertanggungjawab (responsible). Seseorang dikatakan menerima apabila mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan suatu objek. Merespon berarti memberikan
jawaban, mengerjakan suatu tindakan, ataupun menunjukkan bahwa orang tersebut
mengerti apa yang dimaksudkan oleh objek. Seseorang yang menghargai berarti ia
berani mengajak orang lain untuk mengerjakan sesuatu atau mendiskusikan suatu
masalah. Seorang yang bertanggung jawab berarti ia berani mengambil risiko atas
segala sesuatu yang telah dipilihnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Domain selanjutnya adalah perilaku atau tindakan. Jamanti (2014) membagi
perilaku menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan pertama yaitu persepsi (perception).
Persepsi berarti mengenal objek yang sehubungan dengan tindakan yang akan
dilakukan. Tingkatan kedua yaitu respon terpimpin (guided response). Respon
terpimpin dimaksudkan mengurutkan sesuatu atau objek dengan benar sesuai dengan
contoh. Ketiga, mekanisme (mecanism). Jika seseorang telah melakukan sesuatu
dengan benar, maka secara otomatis sudah merupakan kebiasaan. Keempat, adopsi
(adoption) yang merupakan tindakan modifikasi dari keadaan sebelumnya dan sudah
berkembang dengan baik.
Kesadaran merupakan hasil dari berpikir masyarakat. Jika seseorang mampu
mengenal dirinya sendiri berarti ia mampu meningkatkan kualitas kehidupannya
sehingga mampu menimbulkan kesadaran. Begitu halnya ketika seseorang mampu
berkomunikasi, artinya ia mampu mendapatkan dan menyampaikan informasi.
Sedangkan bertanggung jawab akan menimbulkan kesadaran mengenai pentingnya
suatu hal. Dari beberapa penjelasan tersebut dapat dijelaskan bahwa kesadaran adalah
tergeraknya jiwa seseorang terhadap keadaan dirinya sendiri maupun terhadap
keadaan lingkungan sekitarnya. Jika seseorang sudah tergerak jiwanya maka ia akan
mulai memiliki kepedulian terhadap sesuatu yang ada di sekitarnya.
Kepedulian berasal dari kata peduli yang berarti mengindahkan atau
memperhatikan (KBBI, 2003). Tronto (1993) menjelaskan bahwa kepedulian berarti
pencapaian terhadap sesuatu. Nodding (2002) berpendapat bahwa kepedulian berarti
usaha merespon positif segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Kepedulian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
menjadikan kita terkait dengan sesuatu di luar diri kita dengan usaha menghargai
maupun berbuat baik terhadapnya. Swanson (dalam Sihombing, 2014) menjelaskan
lima dimensi dalam kepedulian yaitu mengetahui, turut hadir, melakukan,
memungkinkan, dan mempertahankan keyakinan.
Mengetahui berarti usaha untuk memahami kejadian yang ada di sekitarnya
melalui pencarian isyarat verbal maupun non verbal dan berusaha terlibat di
keduanya. Turut hadir merupakan upaya menyampaikan ketersediaan dan perasaan
terkait dengan emosi. Melakukan berarti tindakan yang dilakukan untuk sesuatu di
sekitarnya seperti menjaga, melestarikan, merawat, melindungi, dan mendahulukan.
Memungkinkan merupakan sebuah usaha memberi peluang tercapainya sesuatu
dengan memberikan informasi, penjelasan, dukungan, perhatian dan memberikan
alternatif. Sedangkan mempertahankan keyakinan merupakan usaha mendukung dan
mendorong untuk memaknai dan memelihara sikap dengan penuh harapan.
Kepedulian memiliki beberapa tujuan. Leininger (dalam Sihombing, 2014)
menyatakan tujuan kepedulian, yaitu (1) membantu mencapai aktualisasi diri, yaitu
untuk mengembangkan potensi diri, mengembangkan kemampuan fisik, maupun
mengembangkan kemampuan kognitif, (2) memperbaiki perhatian maupun
pengalaman seseorang yang kemudian dilanjutkan dengan mengekspresikan perasaan
melalui suatu hubungan.
Kesadaran lingkungan adalah keadaan tergeraknya jiwa seseorang terhadap
lingkungannya sehingga mampu mengendalikan diri di lingkungannya. Sedangkan
kepedulian lingkungan adalah keadaan seseorang dalam memperhatikan lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dengan upaya memperbaiki, melestarikan, dan mencegah pencemaran lingkungan.
Kesadaran dan kepedulian lingkungan dapat dilaksanakan melalui pendidikan
lingkungan. Model Conservation Scout menjadi salah satu model yang digunakan
sebagai sarana dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berkaitan dengan
pendidikan lingkungan.
2.1.5 Model Conservation Scout
Davis (dalam Widodo, 2014) menjelaskan pembelajaran berbasis lingkungan
adalah pembelajaran yang melibatkan siswa, guru, dan masyarakat yang bekerja sama
dan secara demokratis terbuka terhadap masalah yang berkaitan dengan pertanyaan
lingkungan, isu, dan masalah lainnya. Pembelajaran berbasis lingkungan menjadikan
lingkungan sebagai sarana dalam belajar. Dalam hal ini, siswa dan guru menyadari,
mengetahui, menyikapi, terampil, berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan yang
berhubungan dengan lingkungan (Widodo, 2014).
Model Conservation Scout merupakan model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk menanamkan pendidikan lingkungan melalui sebuah konservasi
sederhana yang menyenangkan (Suseno, 2016). Seperti halnya model pembelajaran
lainnya, model Conservation Scout juga memiliki metode. Metode dari model CS
tersebut antara lain kebun konservasi, area konservasi di dalam ruangan, minitrip
(perjalanan ke alam terbuka), dan eksperimen sederhana (Suseno, 2016: 4).
Metode kebun konservasi merupakan cara menanam tanaman dengan
memanfaatkan lahan sempit. Area konservasi dalam ruangan merupakan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
memelihara dan membudidayakan tanaman maupun hewan yang terdapat dalam
ruangan. Siswa bisa menyediakan akuarium untuk memelihara hewan-hewan yang
tidak berbahaya seperi ikan, kura-kura, dan hamster. Siswa juga dapat memelihara
tanaman dalam wadah yang diletakkan di dalam ruangan. Tanaman mini yang
dibudidayakan dalam wadah disebut dengan Terarium. Salah satu contohnya adalah
tanaman kaktus (Suseno, 2016:4).
Metode selanjutnya adalah minitrip, yaitu perjalanan siswa mengunjungi kebun
binatang atau cagar alam untuk mengetahui keanekaragamannya. Metode yang
terakhir adalah eksperimen sederhana. Eksperimen sederhana merupakan kegiatan
untuk mengetahui atau mengidentifikasi suatu topik, misalnya mengidentiikasi
terjadinya banjir dan mengidentifikasi kerusakan lingkungan hidup. Siswa terlibat
langsung dalam eksperimen sederhana ini, sehingga siswa dapat mudah memahami
isi dan maksud dari topik pembelajaran yang disampaikan melalui sebuah
eksperimen.
Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen sederhana dengan
teknik kampanye dan peer tutoring atau tutor sebaya. Siswa akan menyampaikan
pengalaman yang didapatkan selama pembelajaran kepada orang lain. Siswa belajar
langsung tentang lingkungan melalui eksperimen “Penyebab Banjir” dan “Fungsi
Akar”. Model Conservation Scout diharapkan mampu menciptakan generasi yang
mampu mewujudkan kesadaran dan kepedulian lingkungan sehingga mampu
memanfaatkan lingkungan dengan sebaik-baiknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pembelajaran melalui model Conservation Scout untuk menanamkan
pendidikan lingkungan diterapkan sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Jean
Piaget (dalam Crain, 2007) meneliti mengenai tahapan perkembangan kognitif pada
anak. Berikut adalah tabel tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget.
Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tahap Usia Karakteristik/Perilaku
Sensori-
Motorik
Lahir-2
tahun
Mampu mengorganisasikan skema tindakan fisik seperti
menghisap, memukul, dan menggenggam untuk menghadapi
dunia.
Pra-
Operasional
2-7
tahun
Anak belajar berpikir menggunakan simbol dan pencitraan
batiniah, pikirannya belum begitu logis dan masih belum
sistematis, menyamaratakan sesuatu berdasarkan pengalaman
bebas.
Operasional
Konkret
7-11
tahun
Mampu mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis,
mengacu pada objek dan aktivitas konkret.
Operasional
Formal
11
tahun-
dewasa
Mampu berpikir secara konseptual dan berpikir secara hipotesis.
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa siswa sekolah dasar termasuk dalam
tahap operasional konkret (7-11 tahun). Siswa sekolah dasar pada umumnya mampu
mengembangkan berpikir secara sistematis yang mengacu pada objek dan aktivitas
konkret. Dengan mengalami langsung kegiatan atau pembelajaran (learning by doing)
dapat menciptakan pengalaman dan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
Maria Montessori, doktor wanita pertama di dunia yang terkenal berkat
karyanya “Metode Montessori” juga memiliki pandangan tentang anak. Montessori
(Montessori, 2002) meyakini bahwa anak menyukai permainan karena melalui
permainan anak mampu mengaktualisasikan dirinya. Anak usia 6-12 tahun diyakini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
mudah menerima stimulus atau informasi baru. Dalam usia ini anak sedang
memasuki tahap kepekaan (sensitive periode).
Montessori juga menjelaskan bahwa perkembangan anak tidak lepas dari peran
lingkungan. Stimulus dan berbagai infomasi dari lingkungan dapat menentukan
perkembangan intelektual, emosial, dan spiritual anak. Dalam mengolah
pengetahuannya, anak juga memerlukan bantuan orang dewasa. Anak akan menyerap
berbagai informasi dan pengalaman yang dialami di lingkungannya. Anak kemudian
akan mengadaptasi informasi dan pengalaman tersebut untuk diterapkan dalam
kehidupan pribadinya. Dalam tahap ini dikenal dengan konsep ingatan yang meresap
(absorbment minds).
Sejalan dengan Montessori, ahli konstruktivisme Vygotsky juga menyatakan
bahwa anak akan dapat mempelajari konsep-konsep dengan baik jika berada dalam
Zone of Proximal Development (ZPD). Anak bekerja dalam ZPD jika anak tidak
dapat memecahkan masalah sendiri, tetapi dapat memecahkan masalah itu setelah
mendapat bantuan orang dewasa atau temannya. Vygotsky percaya bahwa anak akan
jauh lebih berkembang jika berinteraksi dengan orang lain. Vygotsky membedakan
antara zone of actual development dan zone of potential development pada anak.
Zone of actual development menentukan apakah seorang anak dapat melakukan
sesuatu tanpa bantuan orang dewasa atau guru. Sedangkan zone of potensial
development membedakan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu,
memecahkan masalah di bawah petunjuk orang dewasa atau kerja sama dengan teman
sebaya. Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
antara zone of actual development dan zone of potensial development, di mana antara
apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan
apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau
kerja sama dengan teman sebaya (Slavin, 2011: 59)
Vygostky menekankan pada scaffolding yaitu pemberian bantuan dari orang
dewasa atau teman sebaya dalam menyelesaikan suatu masalah. Dalam analisisnya,
perkembangan kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri secara
aktif, juga ditentukan oleh lingkungan sosial secara aktif. Lingkungan sosial menurut
Vygotsky bisa diwujudkan melalui kerja kelompok.
Model Conservation Scout merupakan model pembelajaran inovatif untuk
memberikan pendidikan lingkungan melalui kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan
yang dilakukan dalam model Conservation Scout ini didasarkan dan disesuaikan
dengan tahap perkembangan anak. Melalui kegiatan tersebut, anak dapat memperoleh
informasi dan pengalaman yang lebih bermakna.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
2.2.1 Penelitian tentang Kesadaran Lingkungan
Pius dan Sonia (2014) melakukan penelitian mengenai subjective well-being
pada remaja ditinjau dari kesadaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk
mencari hubungan antara kesadaran lingkungan dan subjective well-being (SWB)
pada remaja. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif.
Pengambilan data menggunakan metode cluster sampling terhadap 130 siswa remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
SMK Semarang. Hasil uji korelasi product moment memperoleh hasil r=0,506
(p<0,01) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan antara kesadaran lingkungan dengan subjective well-being remaja, dimana
sumbangan efektif yang diberikan kesadaran lingkungan pada subjective well-being
remaja adalah sebesar 25,6%.
2.2.2 Penelitian tentang Kepedulian Lingkungan
Handayani (2013) meneliti mengenai peningkatan sikap peduli lingkungan
melalui implementasi pendekatan sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran
IPA kelas IV di SD N Keputran A. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui langkah implementasi pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
dalam pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif
dengan subjek penelitian siswa kelas IV SD N Keputran A yang berjumlah 28 siswa.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi sikap peduli
lingkungan siswa, lembar observasi aktivitas guru dalam menanamkan sikap peduli
lingkungan, dan angket sikap peduli lingkungan siswa. Hasil penelitian ini adalah
pendekatan STM dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa. Hal ini
ditunjukkan dengan hasil observasi sebanyak 27 sisa (96,43%) berada pada kategori
tinggi, sebanyak 1 siswa (3,57%) berada pada kategori sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2.2.3 Penelitian tentang Model Conservation Scout
Sari (2014) meneliti presepsi guru dan siswa SD di Yogyakarta terhadap
program Conservation Scout. Penelitian ini melibatkan 38 SD di Yogyakarta yang
terdiri dari 32 guru dan 70 siswa SD yang dilakukan di Pusat Studi Lingkungan
Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon sekolah,
presepsi guru, presepsi siswa, dan keberhasilan sekolah dalam mendukung program
Conservation Scout. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah action
research, survey, dan deskripsi kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan sekolah
memberikan respon sangat positif (84%) terhadap program Conservation Scout, dari
38 sekolah yang diundang, ada 32 sekolah yang mengikuti program ini. Guru
memberikan presepsi negatif (2,50), bukan pada esensi program melainkan pada
teknik pelaksanaan program. Siswa memberikan persepsi positif (3,51) dan 36 dari 70
siswa berhasil melakukan peer tutoring dan kampanye mengenai konservasi. Ada
53,12% SD yang siswanya menjadi duta konservasi lingkungan.
Berikut adalah literatur map dari penelitian yang relevan hingga dilakukan
penelitian oleh peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Bagan 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan
2.3 Kerangka Berpikir
Lingkungan merupakan kondisi yang mempengaruhi perkembangan maupun
pertumbuhan seseorang yang terdiri dari udara, air, tanah, tumbuhan, dan hewan.
Lingkungan berperan penting dalam kehidupan manusia sebagai sarana untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Segala aktivitas manusia dapat mengakibatkan
perubahan lingkungan baik secara positif maupun negatif. Perubahan lingkungan
yang positif dapat mendatangkan keuntungan. Perubahan lingkungan yang negatif
Pius dan Sonia (2014)
Kesadaran lingkungan-
subjective well-being
Ani, Handayani (2013)
Peduli lingkungan-pendekatan
Sains Tekhologi Masyarakat
Penelitian tentang model
conservation scout
Sari, Wahyu W (2014)
Conservation Scout-Presepsi
guru dan siswa
Yang ingin diteliti
Pengembangan Materi,
Conservation scout, kesadaran
dan kepedulian lingkungan
Penelitian tentang kesadaran
dan kepedulian lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dapat mendatangkan kerugian. Kerusakan lingkungan merupakan salah satu
perubahan lingkungan yang dapat mendatangkan kerugian. Salah satu penyebab
kerusakan lingkungan adalah ulah manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap
kelestarian lingkungan. Kerusakan lingkungan yang terjadi terus menerus
menimbulkan dampak yang semakin buruk.
Sikap sadar dan peduli masyrakat terhadap lingkungan masih rendah.
Penanaman pendidikan lingkungan menjadi penting untuk dilaksanakan. Melalui
pendidikan diharapkan manusia dapat mewujudkan sikap dan prinsip kepekaannya
terhadap kelestarian lingkungan. Penanaman sikap sadar dan peduli lingkungan
melalui model Conservation Scout menjawab permasalahan rendahnya pendidikan
lingkungan yang dimiliki siswa. Melalui kegiatan eksperimen siswa dapat menjadi
lebih aktif dan lebih mudah memahami topik pembelajaran, sehingga siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung yang bermakna.
Berkaitan dengan masalah rendahnya pendidikan lingkungan, penelitian ini
dilakukan untuk menjawab kebutuhan terhadap perlunya pendidikan lingkungan sejak
dini. Penelitian ini difokuskan pada Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi cara
manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar”. Dalam
penelitian ini mengembangkan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout untuk memberikan
pendidikan lingkungan bagi siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta tahun ajaran
2016/2017. Materi tersebut disusun berdasarkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
untuk membantu siswa memahami topik pembelajaran melalui konteks, pengalaman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
refleksi, aksi, dan evaluasi. Materi dalam penelitian ini juga dikembangkan
berdasarkan Pendidikan Emansipatoris untuk membantu siswa mengembangkan
sikap sadar dan peduli terhadap lingkungan melalui tiga kunci utamanya yaitu
humanis, kesadaran kritis, dan dialog kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian metode penelitian yang meliputi (1) jenis penelitian, (2)
setting penelitian, (3) prosedur pengembangan, (4) instrumen penelitian, (5) teknik
pengumpulan data, dan (6) teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan atau yang lebih
dikenal sebagai R & D (Research and Development). R & D merupakan penelitian
untuk menghasilkan suatu produk dan menguji produk tersebut (Sugiyono, 2015). R
& D ini juga dapat digunakan untuk memperbaiki suatu produk yang telah ada untuk
meningkatkan kualitas pendidikan (Tegeh, 2014). Dalam penelitian ini
mengembangkan suatu produk berupa materi eksperimen untuk memberikan
pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan bagi siswa kelas III di SD N Jetis 1
Yogyakarta. Pengembangan materi ini dilakukan melalui lima langkah dari Brian
Tomlinson (dalam Harsono, 2015) yaitu: (1) analisis kebutuhan, (2) desain produk,
(3) implementasi, (4) evaluasi, dan (5) revisi produk.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta yang
berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3.2.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout untuk siswa kelas
III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.
3.2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD N Jetis 1 Yogyakarta yang beralamat di Jl.
Pasiraman No 2, Cokrodiningratan, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Waktu penelitian dilakukan selama 5 bulan dari bulan Juli
2016 hingga Desember 2016.
3.3 Prosedur Pengembangan
Penelitian R & D ini menghasilkan produk berupa materi ekperimen. Penelitian
ini menggunakan prosedur pengembangan materi menurut Brian Tomlinson (dalam
Harsono, 2015) yang terdiri dari lima tahap, yaitu: (1) analisis kebutuhan, (2) desain
produk, (3) pelaksanaan, (4) evaluasi, dan (5) revisi. Kelima langkah prosedur
pengembangan materi ini dijelaskan pada bagan 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan
Langkah I
Analisi
Kebutuhan
Instrumen
Wawancara
1. Observasi
2. Wawancara
Langkah II
Desain
Kajian prinsip
pengembangan materi
Tomlinson
Hasil analisis
kebutuhan
Penetapan:
1. Standar
Kompetensi
2. Kompetensi
Dasar
3. Indikator
Pengembangan
Materi
Validasi
ahli Revisi
Langkah III
Implementasi 1. Implementasi pembelajaran hari pertama
2. Implementasi pembelajaran hari kedua
Langkah IV
Evaluasi Kelebihan dan kelemahan materi
Langkah V
Revisi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.3.1 Analisis Kebutuhan
Dalam tahap analisis kebutuhan peneliti melakukan kegiatan observasi dan
wawancara. Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran di kelas III A SD N
Jetis 1 Yogyakarta untuk mengetahui proses pembelajaran, bahan ajar yang
digunakan serta kondisi siswa saat mengikuti pembelajaran. Peneliti juga melakukan
kegiatan observasi di luar kelas yaitu lebih difokuskan pada perilaku siswa terhadap
tanaman di depan kelas III A. Kegiatan observasi ini dilakukan di luar jam pelajaran
yaitu pada saat berlangsungnya istirahat.
Peneliti juga melakukan kegiatan wawancara untuk menambah dan memperluas
informasi berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran dan kebutuhan bahan ajar yang
digunakan dalam pembelajaran. Pelaksanaan wawancara ini dilakukan berdasarkan
panduan students need analysis pemberian dari dosen pembimbing skripsi. Peneliti
melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru kelas dan siswa kelas III A SD N
Jetis 1 Yogyakarta. Hasil observasi dan wawancara ini kemudian digunakan sebagai
bahan dasar pengembangan materi sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan siswa,
guru kelas, dan kepala sekolah SD N Jetis 1 Yogyakarta.
3.3.2 Desain
Hasil analisis kebutuhan berupa data observasi dan wawancara menjadi dasar
dalam tahap pengembangan selanjutnya yaitu menentukan Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pembelajaran yang terdapat dalam panduan
students need analysis. Peneliti kemudian menyusun silabus dan Rencana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum yang digunakan oleh SD
N Jetis 1 Yogyakarta yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
Selanjutnya, peneliti menyusun materi eksperimen tentang penyebab banjir sebagai
bahan ajar yang mengupayakan terlaksananya model Conservation Scout dan
pendidikan emansipatoris. Materi eksperimen untuk guru dan panduan eksperimen
untuk siswa disusun secara terpisah.
Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Materi Eksperimen
Penyebab Banjir dijadikan satu sebagai bahan ajar yang mendukung proses
pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti menggabungkan dan mengembangkan
bahan ajar tersebut dengan bahan ajar yang disusun oleh rekan peneliti dengan judul
“Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”. Materi ini selanjutnya
divalidasi oleh ahli (expert judgment) untuk mengetahui kualitas dan kelayakan
materi. Proses validasi ini dilakukan oleh satu dosen ahli IPA, satu dosen ahli bahasa,
dan dua guru kelas yaitu guru kelas III A dan guru kelas III B.
Materi yang divalidasi para ahli merupakan materi yang dikhususkan untuk
guru, sedangkan materi untuk siswa berisi panduan eksperimen dan divalidasi sendiri
oleh siswa kelas III A. Validasi materi untuk siswa dilakukan oleh 5 siswa kelas III A
yang diplih sesuai rekomendasi guru kelas III A berdasarkan tingkat kemampuan
kognitif, afektif maupun psikomotor. Proses validasi materi untuk siswa dilakukan
melalui kegiatan wawancara dengan siswa sesuai kisi-kisi wawancara yang telah
disusun. Seluruh hasil validasi ini selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
untuk memperbaiki kualitas isi materi agar layak digunakan sebagai uji coba
lapangan.
3.3.3 Implementasi
Hasil validasi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
kemudian direvisi sesuai kritik dan saran dari para validator. Materi tersebut
kemudian diimplementasikan dalam proses pembelajaran di kelas III A SD N Jetis 1
Yogyakarta dengan melibatkan 26 siswa setelah mendapatkan izin dari Kepala
Sekolah dan guru kelas III A. Dalam tahap implementasi kegiatan pembelajaran ini
peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
dari awal hingga akhir pembelajaran. Peneliti juga melakukan wawancara dengan
beberapa siswa untuk mendapatkan data tambahan dan pelengkap yang digunakan
untuk mengetahui kualitas materi yang telah dikembangkan. Implementasi
dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Implementasi hari pertama melakukan
eksperimen “Penyebab Banjir” dan implementasi hari kedua melakukan eksperimen
“Fungsi Akar”.
3.3.4 Evaluasi
Dalam tahap ini peneliti melakukan analisis hasil observasi, wawancara, dan
proses implementasi “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”.
Tahap evaluasi bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan materi yang
telah dikembangkan. Data ini kemudian dijadikan sebagai dasar pertimbangan
perbaikan materi hingga materi layak digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3.3.5 Revisi
Tahap selanjutnya adalah melakukan revisi “Materi Pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan” berdasarkan hasil analisis seluruh kegiatan observasi,
wawancara dan implementasi materi yang dilakukan pada tahap evaluasi. Tahap
revisi ini dilakukan untuk memperbaiki dan mengembangan kualitas isi materi agar
layak untuk digunakan pada tahap akhir penelitian.
3.4 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan daftar pertanyaan wawancara
sebagai instrumen penelitian. Daftar pertanyaan wawancara ini digunakan ketika
melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan siswa pada saat melakukan
analisis kebutuhan. Selain itu, daftar pertanyaan wawancara ini juga digunakan untuk
validasi materi eksperimen oleh para siswa. Berikut adalah kisi-kisi setiap instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa Kelas III A
No Topik Pertanyaan No Pertanyaan
1 Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA di kelas 1
2 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam
pembelajaran IPA
2, 3
3 Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan
eksperimen pada pembelajaran IPA
4
4 Pemahaman siswa terhadap materi IPA yang diajarkan
guru
5
5 Penggunaan panduan/materi eksperimen IPA dalam
pembelajaran di kelas
6, 7, 8
6 Pendapat siswa tentang panduan/materi eksperimen
yang menarik dan layak digunakan
9
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah
No Topik Pertanyaan No Pertanyaan
1 Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2 Kesulitan yang dialami guru terkait pelaksanaan kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA
2, 3, 4
3 Penggunaan panduan eksperimen IPA dalam pembelajaran 5, 6, 7
4 Pendapat Bapak/Ibu kepala sekolah mengenai
panduan/materi eksperimen yang layak digunakan
8
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru Kelas
No Topik Pertanyaan No Pertanyaan
1 Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
IPA
1
2 Kesulitan yang dialami guru dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA
2, 3
3 Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA
4, 5
4 Kesulitan yang dialami guru terkait pelaksanaan kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA
6
5 Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam
eksperimen pada pembelajaran IPA
7
6 Pendapat Bapak/Ibu guru dalam penggunaan panduan/materi
eksperimen sebagai media pembelajaran
8, 9, 10
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Validasi Materi Eksperimen oleh Siswa
No Topik Pertanyaan No Pertanyaan
1 Minat siswa dalam membaca 1
2 Prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (1998:7-
21) antara lain:
a. Materi dapat menumbuhkan ketertarikan bagi siswa
b. Materi dapat menumbuhkan rasa senang dan bahagia
bagi siswa
c. Materi dapat mengembangkan kepercayaan diri siswa
2,5,6
3 Pendapat siswa tentang panduan/materi eksperimen 3,4
Instrumen yang dibuat kemudian divalidasi oleh para ahli untuk menilai
kelayakan instrumen. Lembar komponen penilaian dan kriteria uji validasi instrumen
analisis kebutuhan dan validasi materi oleh siswa dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Komponen Penilaian Validasi Instrumen Wawancara
No Komponen Penilaian Skor
Komentar/Saran 1 2 3 4
1. Kelengkapan unsur-unsur pedoman
wawancara.
2. Kesesuaian antara kisi-kisi dengan
pertanyaan yang akan diajukan.
3. Ketepatan pemilihan kata untuk
menggambarkan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
4. Penggunaan bahasa Indonesia dan
tata tulis dalam pedoman.
Total Skor Keseluruhan
Skor terbobot =
x 10
Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda centang pada skor 1, 2, 3 dan 4
sesuai pendapat para ahli. Berikut adalah data hasil validasi instrumen analisis
kebutuhan dan validasi materi oleh siswa dari 2 validator:
Tabel 3.6 Skor Hasil Validasi Instrumen Wawancara oleh Ahli IPA dan Ahli Bahasa
No Validator Skor Perolehan Skor
Total
Rata-
rata Instrumen
Validasi
Materi
oleh Siswa
Instrumen
Analisi
Kebutuhan
Siswa
Instrumen
Analisis
Kebutuhan
Guru
Instrumen
Analisis
Kebutuhan
Kepala
Sekolah
1 Dosen ahli
IPA 37,5 35 37,5 35 145 36,25
2 Dosen ahli
bahasa 35 37,5 37,5 37,5 147,5 36,87
Berdasarkan skor hasil validasi analisis kebutuhan dan validasi materi oleh
siswa pada tabel 3.6, instrumen tersebut layak digunakan dengan perbaikan sesuai
dengan saran dari validator.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara, observasi, dan kuesioner. Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab
secara bertatap muka antara pewawancara dan yang diwawancarai untuk memperoleh
suatu informasi (Gunawan, 2013: 162). Kegiatan wawancara dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dilakukan secara tidak terstruktur. Peneliti berpedoman pada garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan
data analisis kebutuhan siswa, guru, dan kepala sekolah terhadap materi eksperimen
yang akan dikembangkan oleh peneliti. Kegiatan wawancara juga dilakukan untuk
validasi panduan eksperimen untuk siswa.
Observasi merupakan kegiatan melihat, mencatat gejala yang muncul, dan
mempertimbangkan hubungan antar gejala yang muncul dalam suatu konteks
(Gunawan, 2013: 143). Dalam penelitian ini menggunakan observasi nonpartisipan,
artinya peneliti berperan sebagai pengamat independen. Kegiatan observasi dilakukan
pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di dalam kelas dan pada saat istirahat
untuk mengamati perilaku siswa terhadap tanaman yang ada di depan kelas III A.
Kegiatan observasi juga dilakukan peneliti selama menjalankan program pengalaman
lapangan (PPL) di SD N Jetis 1 Yogyakarta selama kurang lebih 4 bulan.
Peneliti juga menggunakan kuesioner dalam penelitian ini. Kuesioner
merupakan seperangkat pertanyaan maupun pertanyaan tertulis yang diberikan
kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2015: 199). Lembar kuesioner
digunakan untuk memvalidasi instrumen wawancara dan Materi Pendidikan
Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan yang dikembangkan. Lembar kuesioner ini
diserahkan kepada para validator untuk menilai kualitas materi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Teknik Analisi Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari kegiatan observasi dan
wawancara dengan siswa, guru kelas, dan kepala sekolah. Data berupa kritik dan
saran yang diperoleh dari hasil validasi dengan para ahli digunakan sebagai dasar
untuk memperbaiki kualitas isi materi. Ahli bahasa memberikan kritik dan saran pada
pengejaan, gaya bahasa, dan penulisan yang digunakan dalam materi. Ahli IPA
memberikan kritik dan saran pada kualitas isi materi, sedangkan guru memberikan
kritik dan saran pada langkah pembelajaran yang ada dalam materi dan seluruh isi
materi.
3.6.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif
Data Kuantitatif diperloleh dari hasil perhitungan skor validasi materi oleh para
ahli. Data kuantitatif yang diperloleh kemudian dianalisi menggunakan kriteria
penilaian menurut Sukardjo (2006). Terdapat empat skala pilihan yang memperjelas
kelayakan materi yang telah dikembangkan. Setiap butir memiliki skor tertinggi 4 dan
terendah 1. Angka 4 untuk sangat layak, angka 3 untuk layak, angka 2 untuk cukup
layak dan angka 1 untuk kurang layak. Berikut adalah tabel kriteria penilaian menurut
Sukardjo (2006) yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Ideal
No. Interval Skor Kategori
1 X > Xi + 1,80 x Sbi Sangat layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2 Xi + 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 1,80 x Sbi Layak
3 Xi – 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 0,60 x Sbi Cukup layak
4 Xi – 1,80 x Sbi < X ≤ Xi – 0,60 x Sbi Kurang layak
Keterangan untuk masing-masing simbol dapat diperinci sebagai berikut:
X = Skor akhir rata-rata
Xi = Rerata ideal (dapat dicari dengan rumus:
(skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
Sbi = Simpangan baku ideal (dapat dicari dengan rumus:
(skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
Berdasarkan rumus konversi pada tabel 3.7, maka perlu dilakukan
penghitungan data-data kuantitatif untuk memperoleh data kualitatif. Berikut adalah
penghitungan untuk menetapkan rentang skor:
Diketahui:
Skor tertinggi ideal = 4
Skor terendah ideal = 1
Rerata ideal (Xi) =
(4 + 1)
=
(5)
= 2,5
Simpangan Baku Ideal (Sbi) =
(4-1)
= 0,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Ditanyakan:
Rentang skor= sangat layak, layak, cukup layak, dan kurang layak
Jawab:
a. Kategori Sangat Layak
X > Xi + 1,80 x Sbi
X > 2,5 + (1,80 x 0,5)
X > 2,5 + 0,9
X > 3,4
b. Kategori Layak
Xi + 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 1,80 x Sbi
2,5 + (0,60 x 0,5) < X ≤ 2,5 + (1,80 x 0,5)
2,5 + 0,3 < X ≤ 3,4
2,8 < X ≤ 3,4
c. Kategori Cukup Layak
Xi – 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 0,60 x Sbi
2,5 – (0,60 x 0,5) < X ≤ 2,5 + (0,60 x 0,5)
2,5 – 0,3 < X ≤ 2,8
2,2 < X ≤ 2,8
d. Kategori Kurang Layak
Xi – 1,80 x Sbi < X ≤ Xi – 0,60 x Sbi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2,5 – (1,80 x 0,5) < X ≤ 2,5 – (0,60 x 0,5)
2,5 – 0,9 < X ≤ 2,2
1,6 < X ≤ 2,2
Berdasarkan penghitungan skor yang telah dilakukan oleh peneliti, maka
didapatkan rentang kriteria skor skala empat dan kategorinya untuk menilai kualitas
kelayakan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan yang telah
disusun oleh peneliti. Kriteria skor skala empat dapat dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Kriteria Skor Skala Empat
No. Rentang Skor Kategori
1 X > 3,4 Sangat layak
2 2,8 < X ≤ 3,4 Layak
3 2,2 < X ≤ 2,8 Cukup layak
4 1,6 < X ≤ 2,2 Kurang layak
Tabel 3.8 dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat kategori penilaian
yang didapatkan atas hasil validasi dari ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas dua hal yang berkaitan dengan penelitian. Pertama,
peneliti membahas mengenai hasil dan pembahasan “Materi Pendidikan Kesadaran
dan Kepedulian Lingkungan”. Kedua, membahas tentang deskripsi singkat kualitas
materi sehingga layak digunakan untuk memberikan pendidikan lingkungan bagi
siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta.
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian ini mengembangkan sebuah materi yang berjudul “Materi
Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”. Materi ini dikembangkan
menggunakan model penggembangan materi menurut Brian Tomlinson. Terdapat
lima langkah dalam pengembangan ini, antara lain:
4.1.1 Analisis Kebutuhan
Tahap awal dalam pengembangan ini adalah analisis kebutuhan. Analisis
kebutuhan dilakukan melalui kegiatan observasi dan wawancara. Kegiatan observasi
dilakukan di dalam dan di luar kelas. Kegiatan observasi di dalam kelas dilakukan
pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas. Peneliti melakukan kegiatan
observasi pada saat menjalankan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD N Jetis
1 Yogyakarta yang dimulai dari bulan Juli 2016 hingga bulan Oktober 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Peneliti melakukan kegiatan observasi di kelas III A pada hari Rabu, 10
Agustus 2016. Kelas III A beranggotakan 26 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki
dan 16 siswa perempuan. Pelajaran dimulai pukul 07.15 WIB. Guru membuka
pembelajaran dengan salam dan melakukan presensi kehadiran siswa. Guru juga
berusaha menghubungkan pembelajaran hari itu dengan pembelajaran sebelumnya
dengan memberikan pertanyaan tentang materi yang dipelajari dalam pembelajaran
sebelumnya. Materi yang diajarkan guru pada hari itu adalah mengenai bagian tubuh
tumbuhan.
Guru menggunakan buku cetak IPA sebagai bahan ajar dalam proses
pembelajaran. Guru menjelaskan secara singkat bagian tubuh tumbuhan. Beberapa
siswa menyimak penjelasan guru dan beberapa siswa yang duduk di bangku belakang
berbincang dengan teman sebangkunya. Selanjutnya, siswa diminta membaca materi
tentang bagian tubuh tumbuhan yang ada di buku cetak IPA yang dibawa masing-
masing siswa. Guru memantau kegiatan siswa dan menegur beberapa siswa yang
belum membaca buku.
Setelah siswa membaca materi, guru memberikan penjelasan lebih lanjut
mengenai bagian tubuh tumbuhan dengan menampilkan langsung tanaman „Pacar
Air‟. Guru menunjuk 2 orang siswa maju ke depan kelas untuk membantu guru
menunjukkan bagian tubuh tumbuhan. Siswa antusias dan berebut ingin maju ke
depan kelas. Guru selanjutnya membagi siswa ke dalam 4 kelompok dan memberikan
tanaman „Pacar Air‟ untuk setiap kelompok. Selanjutnya, siswa melakukan
pengamatan bagian tubuh tumbuhan yang ada pada tanaman „Pacar Air‟ tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
sesuai dengan instruksi guru. Setelah selesai melakukan pengamatan, siswa
mengerjakan soal secara mandiri. Siswa dan guru kemudian melakukan koreksi
bersama. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab soal. Hampir
separuh anggota kelas mengangkat dan menunjukkan jarinya ingin menjawab soal
dan beberapa siswa yang lain sibuk berbincang dengan teman lainnya. Proses tanya
jawab yang dilakukan guru dan siswa merupakan wujud terjalinnya dialog yang
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Siswa dan guru bersama-sama
mencari solusi atas permasalah yang ada dalam pembelajaran.
Pada saat proses pembelajaran berlangsung, ada seorang siswa laki-laki yang
tiba-tiba membanting buku, tempat pensil dan tasnya. Seluruh anggota kelas
begitupun peneliti pada saat itu terkejut dengan perilaku siswa tersebut. Siswa
tersebut terlihat marah kemudian pergi ke luar kelas. Guru dan teman-temannya
membiarkannya pergi meninggalkan kelas. Hal ini merupakan wujud pelaksanaan
pendidikan emansipatoris yaitu humanisasi. Guru dan teman-teman K berusaha
menghargai K untuk melakukan hal yang diinginkan K, yaitu meluapkan emosinya di
luar kelas. Pada saat itu, guru memberitahu peneliti bahwa siswa yang bersangkutan
memang sering mengalami hal tersebut karena memiliki emosi yang kurang stabil. K
akan kembali ke kelas ketika kemarahannya sudah mereda. Guru kemudian
melanjutkan mengoreksi dan memberikan penguatan terhadap jawaban siswa.
Selesai melakukan koreksi bersama, guru membantu siswa menyimpulkan
pembelajaran hari itu dengan menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan bagian
tubuh tumbuhan. Ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
tidak ada siswa yang bertanya maupun menanggapi penjelasan guru. Guru kemudian
memberikan pekerjaan rumah seperti yang ada pada buku cetak pegangan siswa dan
guru. Sebelum istirahat, guru menutup pembelajaran dengan salam. Saat guru
menutup pembelajaran, siswa K belum terlihat masuk ke dalam kelas. K masih
berada di luar kelas menenangkan diri.
Peneliti selanjutnya melakukan observasi di luar kelas, yaitu pada saat istirahat
berlangsung. Peneliti melihat K sedang duduk di kursi pos satpam. Peneliti
mengamati perilaku K dari arah yang berjauhan sekitar 10 meter. K duduk dengan
tenang, menundukkan kepala, dan diam. Tiba-tiba ada seorang temannya
mengajaknya berbicara dan sesaat kemudian K mengangkat kepalanya dan mulai
berbicara dengan temannya. K kemudian bermain dengan temannya di lapangan
sekolah di depan kelas III A. Peneliti terus mengamati perilaku K. Peneliti tidak
melihat hal yang aneh. K terlihat seperti siswa yang lainnya, bermain ceria bersama
teman-temannya. Pada saat K beristirahat dari bermain bola, peneliti mendatangi K
dan mengajak K berbicara. K adalah orang yang periang dan memiliki jiwa humor
yang asyik. K bahkan memberikan makanan kecil kepada peneliti. K terlihat begitu
berbeda pada saat marah. Peneliti juga takjub dengan teman-teman K dan guru K
yang peduli dan memahami kondisi K. Mereka berusaha untuk memberikan perhatian
kepada K dan menghindari dengan berbagai cara agar tidak membuat K jengkel atau
marah.
Peneliti selanjutnya mengamati kondisi lingkungan sekolah, khususnya
halaman depan kelas III A. Halaman kelas III A terlihat rapi dan bersih. Terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
beberapa tanaman yang tampak segar dan terawat. Peneliti selanjutnya mengamati
perilaku siswa terhadap lingkungan yang ada di sekitar kelas III A. Beberapa siswa
duduk di teras yang terdapat beberapa pot berisi tanaman. Beberapa siswa sengaja
memetik daun tanaman yang ada pada pot tersebut kemudian digunakan untuk
bermain bersama teman-temannya. Peneliti meyakini bahwa tindakan yang dilakukan
siswa tersebut mencerminkan sikap tidak cinta lingkungan. Siswa belum memahami
pentingnya tumbuhan bagi lingkungan dan kehidupan makhluk hidup.
Kegiatan observasi di luar kelas juga peneliti lakukan pada saat siswa
menjalankan program “SEMUTLIS” yang mengarahkan siswa untuk meluangkan
waktu 10 menit merawat tanaman. Kegiatan observasi ini dilakukan peneliti pada saat
melakukan kegiatan PPL. Pada saat kegiatan tersebut berlangsung, siswa diwajibkan
mengumpulkan sampah yang berserakan di halaman sekolah sebanyak mungkin.
Siswa bersemangat dan antusias karena instruksi dan arahan dari guru. Setelah
kegiatan “SEMUTLIS” ini selesai, peneliti mengamati bahwa perilaku siswa masih
sama seperti sebelumnya. Siswa tidak terlihat lagi menjalankan program
“SEMUTLIS” ini. Program ini berjalan jika guru yang memberikan arahan.
Dari hasil observasi tersebut, peneliti meyakini bahwa pembelajaran di kelas III
A sudah mengupayakan pendidikan lingkungan yang terwujud dalam mata pelajaran
IPA namun pelaksanaannya belum sepenuhnya. Materi pelajaran disampaikan namun
siswa belum diajak untuk memahami pentingnya lingkungan bagi kehidupan
manusia. Perilaku siswa kelas III A terhadap lingkungan juga belum berada pada taraf
kesadaran dan kepedulian, berdasarkan pengalaman peneliti pada saat melaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan juga berdasarkan kajian teori
tentang kesadaran dan kepedulian lingkungan yang telah peneliti lakukan.
Selain data observasi, peneliti juga melakukan kegiatan wawancara untuk
menambah dan memperluas informasi. Peneliti melakukan wawancara dengan guru
kelas III A, kepala sekolah dan siswa kelas III A. Wawancara dengan guru kelas III A
dilakukan sebanyak dua kali. Wawancara pertama dilakukan untuk memperkuat hasil
observasi di dalam dan di luar kelas, sedangkan wawancara kedua dilakukan untuk
menganalisis kebutuhan guru.
Pada hari Kamis, 11 Agustus 2016 peneliti melakukan kegiatan wawancara
dengan guru kelas III A yang pertama untuk memperoleh informasi lebih lanjut dan
memperkuat hasil observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Peneliti melakukan
wawancara dengan bertatap muka langsung dengan guru kelas III A dan mencatat
hasil wawancara pada buku catatan milik peneliti. Kegiatan wawancara ini dilakukan
sesuai panduan yang diberikan dosen pembimbing yang berjudul „students need
anlysis‟. Panduan tersebut memuat beberapa topik pertanyaan. Pada poin A terdapat
students personal background yang kemudian dijabarkan lagi menjadi academic
background, serta social and economy background.
Selanjutnya pada poin B terdapat poin tentang curriculum documents yang
kemudian dijabarkan menjadi tipe kurikulum (type of curriculum), visi dan misi
(vission and mission),profil lulusan (profile off graduate),dan profil mata pelajaran
(profile of the course). Peneliti juga mengajukan topik pertanyaan mengenai kegiatan
pembelajaran di kelas khususnya dalam mata pelajaran yang berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
lingkungan. Selain itu, perilaku siswa di lingkungan sekolah juga menjadi topik
penting dalam wawancara ini.
Guru kelas III A memaparkan bahwa secara umum siswa kelas III A mampu
mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Siswa juga mampu mengerjakan tugas
yang diberikan guru dengan baik. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa menjawab
pertanyaan guru dan pengerjaan beberapa tugas yang hasilnya hampir semua siswa
menjawab dengan benar berdasarkan pengamatan singkat dari guru kelas III A. Pada
saat melakukan wawancara dengan guru kelas III A yang pertama, Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) baru berjalan selama 3 minggu sehingga guru belum begitu
mengenal karakteristik masing-masing siswa. Guru kelas III A juga belum melakukan
penilaian akademik pada setiap mapel untuk masing-masing siswa. Menurut
penjelasan guru kelas III A siswa kelas III A memiliki minat dan antusias yang besar
pada hal yang bersifat konkret. Hal yang bersifat konkret tersebut dapat ditemukan
pada mata pelajaran IPA dan Matematika.
Ketertarikan siswa kelas III A juga terlihat pada hal yang berhubungan dengan
alam dan lingkungan, seperti kegiatan menanam dan merawat tanaman. Guru kelas III
A pernah memberikan tugas kepada siswa kelas III A untuk membawa biji kacang
hijau. Biji kacang hijau tersebut kemudian ditanam pada gelas air mineral bekas yang
telah disiapkan oleh guru. Siswa juga diminta untuk merawat biji kacang hijau
tersebut hingga tumbuh menjadi kecambah. Kegiatan ini dilakukan guru dan siswa
kelas III A untuk membuktikan salah satu ciri-ciri tumbuhan yakni „tumbuh‟. Siswa
bersemangat, senang dan antusias ketika mendapat tugas tersebut. Setelah sekitar 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
minggu kemudian, siswa tidak lagi terlihat merawat biji kacang hijau tersebut. Siswa
kelas III A merawat biji kacang hijau tersebut jika ada perintah dari guru.
Beberapa tanaman juga terdapat di depan kelas III A. Tanaman tersebut nampak
rapi dan segar. Namun, tanaman tersebut bukan dirawat oleh siswa kelas III A
melainkan oleh istri penjaga SD N Jetis 1 Yogyakarta. Para siswa merawat tanaman
dan lingkungan sekolah jika ada perintah dari guru. SD N Jetis 1 Yogyakarta juga
menerapkan program “SEMUTLIS” yang merupakan kepanjangan dari “Sepuluh
Menit untuk Tanaman dan Lingkungan Sekolah”. Program ini mengajak seluruh
warga sekolah agar meluangkan waktu 10 menit untuk tanaman dan lingkungan
sekolah. Pada dinding setiap kelas telah ditempel tulisan “SEMUTLIS” ini. Namun
dalam pelaksanannya belum terlihat secara maksimal.
Dari segi karakteristik siswa, di kelas III A ini terdapat beberapa siswa yang
memerlukan bimbingan khusus, misalnya siswa yang fokus perhatiannya kurang pada
saat pembelajaran berlangsung dan siswa yang memiliki tingkat emosi kurang stabil.
Guru kelas III A memberikan pertanyaan pancingan yang berhubungan dengan materi
pelajaran dan memberikan beberapa tugas tambahan bagi siswa yang fokus
perhatiannya kurang pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa yang memiliki
tingkat emosi kurang stabil diminta duduk di tempat duduk depan agar tidak
terganggu maupun mengganggu teman-temannya, sehingga kondisi kelas tetap
kondusif. Selain itu, guru juga bisa lebih mudah mengawasi perilaku siswa tersebut
karena posisi tempat duduk siswa yang berdekatan dengan tempat duduk guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Siswa kelas III A mayoritas berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya
menengah ke bawah. Sebagian besar orang tua kelas III A berprofesi sebagai
wiraswasta, yakni sebagai pedagang, karyawan kantor atau toko, buruh laundry
maupun sebagai asisten rumah tangga. Orang tua siswa yang berprofesi sebagai
Pegawai Negri Sipil (PNS) sebanyak 2 orang dan yang lain berprofesi sebagai ibu
rumah tangga.
Sebagian besar siswa kelas III A berasal dari daerah Yogyakarta dan bertempat
tinggal di daerah Jetis, Pasiraman, Yogyakarta. Guru kelas III A tidak begitu paham
dengan daerah Yogyakarta karena bukan berasal dari Yogyakarta. Namun menurut
pengamatan beliau, daerah di sekitar sekolah ini merupakan daerah kota yang ramai
dan dikelilingi gedung, kantor, toko maupun hotel. Sebagian besar siswa kelas III A
juga bertempat tinggal di pemukiman yang tak jauh dari sekolah. Menurut penjelasan
guru kelas III A, pemukiman tersebut memiliki kondisi yang kumuh dan jarang
ditemukan tanaman atau pepohonan rindang. Beliau juga menambahkan bahwa ada
siswa yang bertempat tinggal di bantaran sungai Code yang ketika terjadi hujan
sering meluap dan menyebabkan banjir di lingkungan tersebut.
Wawancara kedua dengan guru kelas III A dilaksanakan pada hari Rabu, 23
November 2016. Kegiatan wawancara tersebut dilakukan untuk menganalisis
kebutuhan guru. Peneliti berpatok pada daftar pertanyaan yang telah peneliti susun
sebelumnya. Terdapat 8 pertanyaan yang menjadi topik utama dalam wawancara
tersebut. Namun, peneliti mengembangkan pertanyaan tersebut sesuai dengan
kebutuhan. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas III A dengan bertatap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
muka langsung dan merekam percakapan menggunakan aplikasi perekam pada
handphone miliki peneliti. Peneliti juga mencatat hal-hal pokok penting pada buku
catatan milik peneliti.
Guru kelas III A berpendapat bahwa IPA adalah mata pelajaran yang
menyenangkan dan bersifat konkret atau nyata. IPA juga berisi materi yang
berhubungan dengan alam sehingga siswa lebih mudah untuk memahami materi
tersebut, seperti materi tentang ciri-ciri makhluk hidup, sifat-sifat benda, dan
sebagainya. Dalam mengajarkan materi IPA, guru berusaha menciptakan
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Guru akan memberikan
tugas tambahan bagi siswa yang tingkat pemahamannya tinggi, misalnya tambahan
soal atau bahkan diminta membantu temannya yang belum paham dengan materi
pelajaran. Bagi siswa yang tingkat kemampuannya sedang, guru memberikan
bimbingan dan beberapa pertanyaan pancingan yang berhubungan dengan materi
pelajaran untuk memancing pengetahuan dan pemahaman siswa. Siswa yang
memiliki tingkat pemahaman rendah mendapat porsi bimbingan yang lebih banyak
dan lebih intens dari guru. Guru biasanya juga memberi bimbingan tambahan di akhir
pembelajaran bagi siswa yang belum memahami materi pelajaran yang telah
disampaikan.
Keterbatasan sumber belajar dan media pembelajaran menjadi hal yang
menghambat proses pembelajaran IPA di kelas III A. Guru kelas III A berusaha
mencari sumber belajar dan media pembelajaran melalui berbagai cara seperti lewat
televisi, radio, internet, bahkan membuat sendiri suatu media yang membantu proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
pembelajaran. Selain itu, mood siswa yang berubah-ubah kadang membuat guru
susah mengkondisikan siswa. Guru biasa melakukan jargon bersama atau melakukan
berbagai tepuk semangat untuk mengembalikan perhatian siswa. Guru juga
memberikan target untuk siswa. Sebagai contoh, siswa harus mengerjakan soal
sampai selesai dan harus mendapatkan nilai minimal 7. Jika siswa mendapatkan nilai
kurang dari 7, maka siswa akan mendapatkan soal tambahan atau melakukan remidial
untuk memperbaiki nilai. Guru juga berkeliling kelas untuk memberikan bimbingan
secara individu bagi siswa yang belum paham mengenai materi yang telah diajarkan.
Selama mengajar di kelas III A ini, guru kelas III A telah melaksanakan
eksperimen sebanyak satu kali, yaitu pada saat eksperimen menanam biji kacang
hijau untuk membuktikan bahwa tumbuhan „tumbuh‟. Kegiatan eksperimen tersebut
dilaksanakan di awal semester 1. Guru kelas III A kemudian mengambil cuti dari
bulan September hingga bulan Oktober 2016 untuk persiapan kelahiran putranya.
Oleh sebab itu, beliau baru melakukan eksperimen sebanyak satu kali di semester ini.
Proses pembelajaran di kelas III A selanjutnya digantikan oleh Bapak/Ibu guru lain
yang sudah ditunjuk oleh Kepala Sekolah.
Guru kelas III A menjelaskan bahwa respon siswa positif dan bersemangat
dalam melakukan eksperimen. Siswa juga lebih mudah paham dengan materi yang
disampaikan guru. Dalam melaksanakan eksperimen tersebut siswa dibagi ke dalam
beberapa kelompok. Proses pembagian kelompok tersebut menjadi tidak kondusif
karena beberapa siswa yang tidak ingin bergabung dengan teman lainnya. Tugas guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kemudian memberi pengertian kepada siswa tersebut untuk saling menerima dan
berbagi dengan siswa lain.
Guru kelas III A berpendapat bahwa tidak semua materi IPA bisa
dikombinasikan dengan eksperimen. Guru perlu memilih materi yang sekiranya bisa
dikombinasikan dengan eksperimen. Pengadaan alat dan bahan dalam eksperimen
serta alokasi waktu pelaksanaan eksperimen juga perlu dipersiapkan dan
diperhitungkan. Mata pelajaran IPA di sekolah ini tidak setiap hari diajarkan. Dalam
setiap pertemuannya, mata pelajaran IPA dialokasikan selama 35 menit.
Mengenai pelaksanaan eksperimen di kelas, guru kelas III A mengatakan perlu
dilakukan untuk menambah pengalaman siswa. Melalui eksperimen, siswa dapat
mengamati objek secara nyata dan siswa bisa belajar secara langsung, sehingga siswa
bisa memperoleh pengalaman yang bermakna. Siswa akan lebih mudah dan lebih
lama mengingat materi yang disampaikan melalui eksperimen tersebut. Dalam
melakukan eksperimen, guru kelas III A menyarankan perlunya sebuah panduan atau
petunjuk eksperimen. Panduan atau petunjuk eksperimen ini berfungsi untuk
mengarahkan hal-hal yang harus dilakukan pada saat melaksanakan eksperimen.
Panduan atau petunjuk eksperimen guru dan siswa bisa dibuat sama atau berbeda.
Panduan tersebut mengarahkan proses eksperimen menjadi lebih terstruktur dan
eksperimen bisa terlaksana dengan lancar.
Panduan eksperimen yang diharapkan guru kelas III A adalah panduan
eksperimen yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
(KD), dan materi pelajaran. Panduan eksperimen sebaiknya juga disertai gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
sebagai penjelas dalam langkah eksperimen. Bentuk tulisan dalam panduan
eksperimen dibuat menarik agar mudah dibaca dan dipahami oleh siswa. Penyusunan
panduan eksperimen juga sebaiknya memperhatikan faktor keselamatan bagi siswa.
pelaksanaan eksperimen diharapkan memberikan tambahan informasi dan
pengalaman bagi siswa.
Pada hari yang sama yakni Kamis, 23 November 2016 peneliti juga melakukan
wawancara dengan 5 siswa kelas III A. Kelima siswa tersebut dipilih sesuai
rekomendasi guru kelas III A yang memilih berdasarkan tingkat kemampuan siswa
dari yang rendah, sedang, dan tinggi. Wawancara dilakukan dengan bertatap muka
langsung dan dilakukan secara bergantian. Peneliti kemudian mencatat hasil
wawancara pada buku catatan milik peneliti.
Siswa pertama berinisial H. H adalah seorang siswa perempuan yang menyukai
pelajaran IPA. Kesan pertama H pada saat mengikuti pembelajaran IPA adalah
senang. Menurut H, pelajaran IPA menarik karena berhubungan dengan alam. Selama
mengikuti pembelajaran IPA, H tidak menemui kesulitan. H juga menjelaskan bahwa
guru kelas III A pernah mengajak siswa untuk melaksanakan eksperimen tentang
bagian tubuh tumbuhan dan sifat benda. Melalui eksperimen tersebut, H dapat
memahami materi yang disampaikan guru dan intisari dari eksperimen tersebut.
Pada saat melakukan eksperimen, guru juga menggunakan panduan
eksperimen. Panduan eksperimen tersebut berisi langkah-langkah dalam melakukan
eksperimen. Menurut H, panduan eksperimen dibutuhkan pada saat melakukan
eksperimen. Panduan ini memberikan arahan dan pedoman hal-hal yang harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
dilakukan pada saat melakukan ekperimen. Panduan eksperimen yang diharapkan H
sebaiknya diberi gambar sebagai penjelas langkah dalam eksperimen.
Siswa kedua berinisial D. Siswa laki-laki ini menyukai mata pelajaran IPA
karena berhubungan dengan alam. Selama mengikuti pembelajaran IPA di kelas, D
tidak menemui kesulitan. D juga bercerita bahwa ia pernah mengikuti eksperimen
sederhana tentang bagian tubuh tumbuhan dan sifat benda. D bisa dengan mudah
memahami materi pelajaran pada saat pembelajaran berada di dalam maupun di luar
kelas.
D menjelaskan bahwa guru menggunakan panduan dalam melakukan
eksperimen. Pengadaan panduan eksperimen untuk siswa juga D harapkan untuk
memberikan arahan hal-hal yang harus dilakukan pada saat melakukan eksperimen.
Jika langkah dalam eksperimen berhasil, maka eksperimen memiliki kemungkinan
besar untuk berhasil. Panduan eksperimen yang diharapkan D sebaiknya disertai
gambar menarik dan tulisan pada panduan tersebut mudah dibaca.
Siswa selanjutnya berinisial A. Pada saat ditanya mengenai kesan tentang
pelajaran IPA, ia menjawab bahwa ia menyukai IPA. Siswa perempuan ini menyukai
hal-hal yang berhubungan dengan alam. A bercerita bahwa kadang ia merasa
kesulitan pada saat mengerjakan soal-soal IPA karena ia tidak memahami maksud
dari soal tersebut. A biasanya menunggu guru untuk memberikan bimbingan
tambahan kepadanya.
A juga menceritakan tentang eksperimen yang pernah dilakukannya yaitu
tentang sifat benda. A dengan cepat mampu memahami materi yang disampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
melalui kegiatan eksperimen karena menurut A belajar di luar ruangan dapat
menumbuhkan rasa senang. Dalam melakukan eksperimen, guru menggunakan
panduan eksperimen yang berisi langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat
melakukan eksperimen. A mengharapkan adanya pengadaan panduan eksperimen
yang dapat memberikan arahan agar eksperimen bisa berhasil. Panduan eksperimen
yang diharapkan A sebaiknya tulisannya jelas dan disertai dengan gambar yang
menarik.
L merupakan inisial siswa yang selanjutnya. Siswa perempuan ini berpendapat
bahwa mata pelajaran IPA asik karena berhubungan dengan lingkungan sekitar. L
kadang sulit memahami materi yang disampaikan guru karena menurut L materi IPA
terlalu banyak. Kegiatan eksperimen pernah L lakukan di kelas III A ini. Materi yang
disampaikan melalui eksperimen tersebut adalah materi tentang bagian tubuh
tumbuhan.
Pada saat melakukan eksperimen L tidak begitu memahami materi yang
disampaikan melalui eksperimen tersebut karena pada saat melakukan eksperimen L
duduk di kursi di deret belakang sehingga penjelasan guru kurang jelas. L masih
mengingat bahwa guru menggunakan panduan saat melakukan eksperimen. Menurut
L panduan ini penting karena berisi langkah-langkah dalam eksperimen dan
mengarahkan keberhasilan eksperimen tersebut. L mengharapkan panduan
eksperimen yang menarik untuk dibaca dan terdapat gambar sebagai penjelas.
Selanjutnya, seorang siswa laki-laki berinisial R juga menyukai mata pelajaran
IPA. Pada saat ditanya, R menjawab karena mata pelajaran IPA sering diajarkan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Kesukaannya pada mata pelajaran IPA ini membuat R tidak menemui kesulitan ketika
proses pembelajaran IPA berlangsung. R bercerita bahwa ia pernah melakukan
eksperimen bersama guru mengenai sifat benda. R dengan mudah menangkap materi
yang disampaikan melalui eksperimen tersebut karena kegiatan eksperimen yang
jelas.
Panduan eksperimen juga digunakan guru ketika melakukan eksperimen.
Menurut R, panduan sebuah eksperimen perlu ada karena dapat digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan eksperimen. Panduan eksperimen menurut R sebaiknya
tulisannya jelas dan mudah dibaca.
Selanjutnya, pada hari Kamis, 1 Desember 2016 pukul 09.00-09.30 peneliti
melakukan wawancara dengan kepala sekolah SD N Jetis 1 Yogyakarta untuk
mengetahui analisi kebutuhan kepala sekolah. Wawancara ini dilakukan sesuai
berdasarkan 8 pertanyaan utama yang telah peneliti susun sebelumnya. Wawancara
ini dilakukan dengan bertatap muka langsung dengan kegiatan diskusi kemudian
peneliti mencatat hasilnya pada buku catatan milik peneliti.
Peneliti mengawali pertanyaan tentang pelaksanaan eksperimen di kelas oleh
Bapak/Ibu guru SD N Jetis 1 Yogyakarta. Kepala Sekolah meyakini bahwa guru
sering melaksanakan eksperimen pada saat pembelajaran di kelas. Kegiatan
eksperimen ini setidaknya terlihat pada saat kepala sekolah melakukan supervisi atau
penilaian terhadap kinerja guru di kelas. Kegiatan supervisi ini dilaksanakan paling
sedikit 2 kali dalam satu semester.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Dalam pelaksanaan eksperimen ini beberapa guru mengalami kendala. Alat
peraga yang tersedia di sekolah dirasa kurang mendukung dan persediaannya kurang
lengkap. Beberapa alat peraga juga mengalami kerusakan karena kondisinya sudah
lama dan sudah tua. Sekolah berusaha mengatasi kendala tersebut dengan berbagai
cara. Sekolah berusaha memperbaiki alat peraga yang masih bisa diperbaiki. Alat
peraga kemudian disimpan di dalam alamari laboratorium IPA untuk meminimalisir
kerusakan. Selain itu, sekolah juga menganggarkan alat peraga yang baru melalui
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Sekolah Daerah
(BOSDA).
Guru di SD N Jetis 1 Yogyakarta dipastikan menggunakan panduan dalam
melakukan eksperimen. Hampir semua bentuk kegiatan eksperimen menggunakan
panduan. Panduan eksperimen yang digunakan guru berupa panduan yang ada di
buku pegangan guru. Bahkan beberapa guru juga membuat sendiri panduan
eksperimen yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dalam eksperimen.
Kepala Sekolah SD N Jetis 1 Yogyakarta menjelaskan bahwa pengadaan panduan
eksperimen ini menjadi hal penting. Panduan eksperimen ini menjadi rambu-rambu
yang mengarahkan kegiatan dalam eksperimen. Selain itu, panduan eksperimen
meminimalisir kerepotan guru dan siswa pada saat melakukan eksperimen. Guru dan
siswa akan lebih mudah melakukan eksperimen yang sesuai dengan panduan
eksperimen.
Melalui kegiatan eksperimen, Kepala Sekolah SD N Jetis 1 Yogyakarta
mengharapkan pembelajaran menjadi lebih aktif dan tidak dalam bentuk verbalisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
saja. Kegiatan pembelajaran diharapkan berpusat pada siswa, artinya pembelajaran
mengarahkan pada segala kemampuan yang dimiliki oleh siswa baik dari segi
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Melalui kegiatan eksperimen siswa dapat
belajar secara langsung dan memperoleh pengalaman baru yang bermakna.
Penyusunan panduan eksperimen menurut Kepala Sekolah SD N Jetis 1
Yogyakarta hendaknya memperhatikan beberapa hal, seperti kesesuaian eksperimen
dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), kesesuaian dengan
indikator pembelajaran, kesesuaian dengan materi yang disampaikan, serta sesuai
dengan karakteristik siswa. Selain itu, Kepala Sekolah SD N Jetis 1 Yogyakarta juga
menambahkan bahwa eksperimen yang baik juga perlu memperhatikan segi
keselamatan, artinya eksperimen yang akan dilakukan hendaknya tidak
membahayakan bagi siswa dan guru. Sebelum melakukan eksperimen bersama siswa,
hendaknya guru juga perlu melakukan uji coba eksperimen tersebut untuk
mengantisipasi kegagalan dan mengetahui kelemahan maupun kelebihan dari
kegiatan eksperimen tersebut. Melalui kegiatan eksperimen ini sikap kepedulian
siswa terhadap lingkungan lebih berkembang.
Dari hasil wawancara tersebut peneliti meyakini bahwa media dan sumber
belajar di sekolah khususnya untuk pembelajaran IPA ketersediaannya terbatas.
Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi IPA. Guru, siswa dan Kepala
Sekolah membutuhkan materi eksperimen dalam proses pembelajaran IPA. Materi
tersebut digunakan sebagai rambu-rambu yang mengarahkan langkah-langkah yang
harus dilakukan pada saat melakukan eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Peneliti meyakini bahwa berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah
dilaksanakan, siswa, guru, dan Kepala Sekolah membutuhkan materi eksperimen
dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA. Materi eksperimen
diharapkan sesuai dengan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan
indikator pembelajaran. Selain itu, materi berisi petunjuk dan langkah-langkah yang
harus dilakukan pada saat melaksanakan eksperimen, disertai gambar sebagai
penjelas langkah-langkah dalam eksperimen, serta tulisan dalam materi mudah dibaca
untuk kemudian mudah dipahami. Eksperimen yang dilakukan memperhatikan faktor
keselamatan baik guru maupun siswa.
4.1.2 Desain
Data hasil analisis kebutuhan siswa kemudian dijadikan sebagai dasar
pengembangan selanjutnya. Desain pengembangan diawali dengan mempelajari dan
mengkaji materi pengembangan menurut Brian Tomlinson (2005). Peneliti berfokus
pada 10 prinsip Tomlinson yang diyakini relevan dengan penelitian ini. Berikut
adalah proses pengembangan desain materi dalam penelitian ini:
4.1.2.1 Desain Materi Sebelum Divalidasi
Dalam penelitian ini peneliti mengembangkan Materi Pendidikan Kesadaran
dan Kepedulian Lingkungan sebagai bentuk memberikan pendidikan lingkungan bagi
siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan,
peneliti berfokus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
memilih materi pada BAB XIII Cara Manusia dalam Memelihara dan Melestarikan
Alam, sub bab Perilaku Manusia yang Peduli Lingkungan.
Selanjutnya, peneliti menyusun Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
(KD), indikator pembelajaran, dan kegiatan inti pembelajaran berdasarkan lembar
panduan students need analysis pemberian dosen pembimbing. Hasil penyusunan
Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pembelajaran, dan
kegiatan inti pembelajaran tersebut kemudian dikoreksi oleh dosen pembimbing.
Peneliti kemudian mengembangkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
(KD), indikator pembelajaran, dan kegiatan inti pembelajaran yang telah dikoreksi ke
dalam bentuk Silabus Pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sesuai dengan kurikulum yang digunakan di SD N Jetis 1 Yogyakarta yaitu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.
Peneliti kemudian menyusun silabus pembelajaran. Silabus merupakan
rencana pembelajaran yang memuat Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
(KD), indikator pembelajaran, pengalaman belajar, alokasi waktu, penilaian, sumber
dan alat belajar. Silabus tersebut kemudian peneliti kembangkan dalam bentuk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP ini menggambarkan prosedur
pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan dan
dijabarkan dalam Silabus. Selanjutnya, peneliti menyusun materi eksperimen yang
berjudul “Penyebab Banjir” sebagai bahan ajar pendukung proses pembelajaran
berdasarkan model Conservation Scout. Peneliti juga menyusun panduan eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
“Penyebab Banjir” untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta sebagai bentuk
terlaksananya pendidikan emansipatoris.
Dalam mengembangkan Materi Eksperimen “Penyebab Banjir” dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) peneliti menggunakan program komputer Microsoft
Word 2010 dan Microsoft Publisher 2010. Jenis font yang digunakan dalam materi
antara lain Times New Roman, Comic Sans MS, dan Segoe Print. Jenis font digunakan
sesuai dengan kebutuhan materi sehingga bentuk tulisan dalam materi terlihat
bervariasi. Aplikasi Microsoft Publisher 2010 digunakan untuk menyusun sampul
depan. Komponen dari materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
antara lain, pertama yakni sampul, kedua yakni isi, dan ketiga yakni penutup. Materi
Eksperimen “Penyebab Banjir” dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
kemudian digabungkan dan digunakan sebagai bahan ajar pegangan guru dengan
judul “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”. Peneliti juga
menyusun pengantar singkat yang memberikan gambaran singkat isi materi.
Peneliti kemudian melakukan sharing dengan rekan peneliti yaitu Paulus Yuli
Suseno. Hasil sharing membuktikan bahwa hasil analisis kebutuhan yang dilakukan
peneliti di kelas III A dan hasil analisi kebutuhan yang dilakukan rekan peneliti di
kelas III B memiliki kesimpulan yang sama. Hal ini mendorong peneliti untuk
menggabungkan Silabus, RPP, dan Materi Eksperimen karya masing-masing. Bentuk
akhir dari desain materi yang dikembangkan oleh peneliti bersama rekan peneliti
menjadi dua buah RPP, dua buah Silabus, dan dua buah Materi Eksperimen. Proses
pembelajaran dilakukan selama dua hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Sampul materi didesain peneliti bersama rekan peneliti menggunakan
program komputer Microsoft Publisher 2010. Sampul memuat logo Universitas
Sanata Dharma, judul materi, gambar, nama peneliti dan rekan peneliti, dan nama
program studi. Background sampul berwarna hitam. Pada bagian tengah atas sampul
tertera logo Universitas Sanata Dharma berwarna cokelat muda dan kuning
keemasan. Judul materi berada di bawah logo dengan warna tulisan hijau dan
didesain menggunakan WordArt Style. Bagian bawah judul materi terdapat gambar
sepasang tangan yang memegang tanaman beserta tanahnya. Gambar tersebut di
dapatkan dari http://www.canstockphoto.com/plant-in-hands-1242008.html. Bagian
selanjutnya adalah nama peneliti yaitu “Adelia Surya Putri” dan rekan peneliti
“Paulus Yuli Suseno” yang didesain menggunakan jenis font Harlor Solid Italici
berwarna putih. Berikut gambar desain sampul materi yang dikembangkan peneliti
dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Sampul Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Komponen selanjutnya dalam Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan antara lain pengantar materi, daftar isi, silabus hari pertama dan silabus
hari kedua, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari kedua. Pengantar materi disusun untuk
memberikan gambaran singkat isi materi. Bagian selanjutnya adalah silabus hari
pertama dan silabus hari kedua.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari kedua menjadi bagian selanjutnya. RPP
disusun sesuai format Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dan
berdasarkan kaidah dalam Standar Isi, Proses, dan Penilaian. RPP Hari Pertama
memuat identitas RPP, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan
Pembelajaran, Materi Pelajaran, Pendekatan Pembelajaran, Metode Pembelajaran,
Model Pembelajaran, Media, Alat, Sumber Belajar, Kegiatan Pembelajaran, dan
Lampiran.
Identitas RPP memuat satuan pendidikan yakni SD N Jetis 1 Yogyakarta,
mata pelajaran yang dipilih yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), kelas yang dipilih
yaitu kelas III pada semester 2, alokasi waktu pembelajaran yaitu 2x35 menit, dan
tahun ajaran pembuatan RPP yaitu 2016/2017. RPP dibuat berdasarkan Standar
Kompetensi 6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca,dan pengaruhnya
bagi manusia serta hubungan dengan cara manusia memelihara dan melestarikan
alam. Sedangkan Kompetensi Dasar yang digunakan yaitu 6. Mengidentifikasi cara
manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Indikator pembelajaran yang digunakan dalam RPP ini terbagi menjadi 3
ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Indikator kognitif dalam RPP ini terdiri
dari dua indikator yaitu mengidentifikasi kerusakan alam yang mengganggu
kelestarian alam dan membedakan kerusakan alam yang disebabkan oleh faktor alam
dan faktor manusia. Sikap afektif dalam RPP ini ditunjukkan dengan indikator yaitu
menunjukkan sikap tanggungjawab dalam melakukan diskusi tentang kerusakan
alam, sedangkan keterampilan siswa yang dikembangkan dalam RPP ini ditunjukkan
dengan indikator yaitu menyampaikan pesan dari eksperimen sederhana tentang
penyebab banjir kepada orang lain.
Tujuan pembelajaran disusun berdasarkan kaidah ABCD, yaitu audience,
behavior, condition, dan degree. Suatu tujuan pembelajaran harus memuat (1)
audience atau subjek pembelajaran yaitu siswa, (2) behavior, yaitu aktivitas atau
pembelajaran yang diharapkan, (3) condition, yaitu keadaan yang harus dipenuhi
untuk mencapai aktivitas atau perilaku yang diharapkan, dan (4) degree, yaitu batas
minimal tingkat keberhasilan yang harus dipenuhi dalam mencapai aktivitas atau
perilaku yang diharapkan.
Materi yang dipelajari dalam RPP ini adalah „Kerusakan Alam dan Cara
Menjaga Kelstarian Alam‟. Peneliti menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi
Reflektif (PPR), model pembelajaran Conservation Scout, metode pembelajaran
demonstrasi, eksperimen, ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Peneliti juga
mencantumkan media dan alat yang digunakan dalam eksperimen “Penyebab Banjir”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
sebagai wujud pelaksanaan RPP hari pertama ini. Sumber belajar yang digunakan
merupakan hasil kajian dari buku dan internet.
Komponen selanjutnya adalah kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
ini disusun dengan memadukan Pendekatan PPR, Model Conservation Scout, dan
Eksplorasi, Elaborasi, serta Konfirmasi (EEK) serta Pendidikan Emansipatoris.
Dalam kegiatan pembelajaran ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan awal berisi langkah-langkah yang dilakukan
guru untuk mengawali pembelajaran, seperti kegiatan menyampaikan tujuan
pembelajaran, bernyanyi, dan menghubungkan pengetahuan siswa yang sekarang
dengan pengetahuan siswa sebelumnya. Kegiatan inti berisi langkah-langkah pokok
pembelajaran, yaitu melakukan demonstrasi, eksperimen, mengerjakan LKS, dan
diskusi kelompok. Sedangkan dalam penutup berisi kegiatan siswa bersama guru
dalam menyimpulkan materi pembelajaran, melakukan refleksi, dan memberikan
tindak lanjut. Siswa melakukan tindak lanjut dengan melakukan peer tutoring kepada
5 orang di sekitar siswa.
Lampiran menjadi komponen selanjutnya. Lampiran yang disusun dalam RPP
ini yaitu penilaian, LKS, materi pembelajaran, dan materi eksperimen “Penyebab
Banjir”. Aspek peneliaian dalam RPP hari pertama ini terbagi menjadi 3 aspek
penilaian sesuai dengan indikator pembelajaran. Jenis penilaian terdiri dari penilaian
tes untuk aspek kognitif atau pengetahuan dan penilaian non tes untuk aspek sikap
dan keterampilan. Teknik penilaian yang digunakan yaitu teknik tertulis untuk aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
pengetahuan, teknik observasi untuk aspek sikap, dan teknik unjuk kerja untuk aspek
keterampilan. Instrumen dan rubrik penilaian juga menjadi bagian dari komponen ini.
Komponen “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” yang
selanjutnya adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari kedua. Proses
penyusunan RPP hari kedua yang dilakukan rekan peneliti sama dengan penyusunan
RPP hari pertama. Indikator yang digunakan dalam RPP hari pertama dan kedua
sama, yaitu terdiri dari indikator kognitif, afektif dan psikomotor. Indikator kognitif
yang digunakan yaitu mengidentifikasi 4 cara memelihara lingkungan sekitar, dan
menganalisis 4 manfaat dari memelihara tumbuhan.
Sikap yang ingin dicapai dalam RPP ini ditunjukkan pada 2 rumusan indikator
afektif yaitu menunjukkan sikap reflektif untuk berkontribusi terhadap
keberlangsungan hidup tumbuhan dan menunjukkan sikap hendak merawat tumbuhan
sebagai bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Sedangkan keterampilan yang
ingin dicapai dalam RPP ini ditunjukkan dalam indikator psikomotor yaitu
mempraktikkan langkah-langkah dalam eksperimen tentang pentingnya tumbuhan
bagi kehidupan manusia sesuai dengan petunjuk, membuat karya seni sebagai bentuk
ajakan untuk memelihara tumbuhan, dan menyampaikan pesan kepada orang lain
tentang pentingnya memelihara tumbuhan.
Materi pelajaran yang menjadi fokus dalam RPP ini adalah „Perilaku Manusia
yang Peduli Lingkungan‟. RPP hari kedua ini juga mengkombinasikan pendekatan
PPR, Model Conservation Scout, dan EEK. Teknik pembelajaran yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
adalah kampanye dan peer tutoring. Kegiatan dalam RPP hari kedua ini juga terdiri
dari 3 tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup.
Lagu “Lihat Kebunku” merupakan kegiatan awal. Selain itu, kegiatan tanya
jawab dengan siswa tentang materi yang siswa pelajari sebelumnya dan penyampaian
tujuan pembelajaran menjadi isi dari kegiatan awal. Kegiatan inti berisi langkah
pokok dalam pelaksanaan pembelajaran. Berbeda dengan RPP hari pertama, RPP hari
kedua merencanakan eksperimen tentang “Fungsi Akar”. Siswa dan guru melakukan
demonstrasi dan eksperimen bersama. Tahap selanjutnya adalah penutup. Siswa
merefleksikan materi pelajaran dalam bentuk poster atau puisi. Hasil karya siswa
selanjutnya digunakan sebagai tindak lanjut dengan melakukan peer tutoring kepada
5 orang. Isi lampiran RPP hari kedua sama dengan isi lampiran RPP hari pertama.
Adapun isi materi secara umum dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Isi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Komponen berikutnya setelah RPP adalah Materi Eksperimen. Materi
eksperimen disusun sesuai dengan RPP hari pertama dan RPP hari kedua. Materi
Eksperimen “Penyebab Banjir” manjadi bagian dari RPP hari pertama dan Materi
Eksperimen “Fungsi Akar” menjadi bagian dari RPP hari kedua. Komponen dari
kedua materi ini yaitu judul eksperimen, deskripsi eksperimen, tujuan, alat dan bahan,
langkah kerja, tingkat kesulitan, dan daftar referensi. Peneliti juga menyusun
„Panduan Eksperimen‟ yang digunakan untuk siswa. Perbedaan „Materi Eksperimen‟
dan „Panduan Eksperimen‟ untuk siswa terletak pada susunan komponennya. Dalam
„Panduan Eksperimen‟ untuk siswa tidak disertai dengan deskripsi eksperimen,
tingkat kesulitan, dan daftar referensi. Gambar yang digunakan pada sampul panduan
eksperimen “Penyebab Banjir” didapatkan dari http://s-media-cache-ak0.pinimg.com.
Halaman isi panduan disertai background gambar hutan yang didapatkan dari
http://pageborders.org/download/forest/border/. Gambar pohon berakar pada sampul
panduan eksperimen “Fungsi Akar” didapatkan rekan peneliti dari http://elipart-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
ibrary.com/cartoon-tree-roots.html, sedangkan background isi panduan eksperimen
didapatkan dari http://pagebroders.org/download/flower/border/ yaitu berupa gambar
seorang wanita yang sedang menyiram tanaman.
Kedua „Materi Eksperimen‟ disertai gambar sebagai penjelas pada bagian alat
dan bahan, serta langkah kerja. Namun, alat dan bahan yang digunakan pada „Materi
Eksperimen‟ untuk guru dan „Panduan Eksperimen‟ untuk siswa berbeda, sehingga
gambar yang menyertai alat dan bahan tersebut juga berbeda. Perbedaan alat dan
bahan ini mempertimbangkan pengupayaan pendidikan emansipatoris. Siswa
membawa sendiri alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen, sehingga
peneliti mempertimbangkan kemudahan dan keterjangkauan alat dan bahan tersebut
untuk dibawa oleh siswa.
Komponen “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” yang
terakhir adalah penutup. Penutup berisi biografi peneliti dan rekan peneliti. Biografi
tersebut mencakup nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pendidikan yang
ditempuh dan sedang ditempuh, kegiatan yang pernah diikuti, dan foto.
4.1.2.2 Desain Materi Setelah Direvisi
Setelah desain materi selesai disusun, materi kemudian di validasi untuk
mengetahui kelayakan materi. Peneliti menggunakan pedoman penskoran skala empat
menurut Sukardjo (2006). Proses validasi ini dilakukan oleh ahli IPA, ahli bahasa,
dan dua guru kelas yaitu guru kelas III A dan guru kelas III B SD N Jetis 1
Yogyakarta. Terdapat dua instrumen penilaian yang digunakan dalam validasi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
yaitu instrumen validasi perangkat pembelajaran dan instrumen validasi materi
kualitas materi eksperimen.
Instrumen validasi perangkat pembelajaran digunakan untuk menilai RPP hari
pertama dan RPP hari kedua. Terdapat 9 aspek penilaian dalam instrumen tersebut,
antara lain (1) identitas RPP, (2) perumusan indikator keberhasilan belajar, (3)
perumusan tujuan, (4) pemilihan dan pengorganisasian materi, (5) pemilihan
sumber/media belajar, (6) kegiatan pembelajaran, (7) penilaian hasil belajar, (8)
Lembar Kerja Siswa (LKS), dan (9) penggunaan bahasa tulis. Instrumen validasi
kualitas materi eksperimen digunakan untuk menilai kualitas Materi Eksperimen
“Penyebab Banjir” dan “Fungsi Akar”. Terdapat 5 aspek penilaian dalam instrumen
tersebut, antara lain (1) identitas, (2) isi, (3) tampilan, (4) bahasa, dan (5) penggunaan
serta penyajian.
Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepdulian Lingkungan pertama kali
divalidasi oleh dosen ahli IPA. Proses validasi tersebut selesai pada tanggal 21
November 2016. Validator memberikan penilaian terhadap isi dan kelayakan materi
tersebut. Hasil validasi kualitas perangkat pembelajaran mendapatkan skor total 3,82
dan hasil validasi kualitas materi eksperimen mendapatkan skor total 3,81. Rata-rata
hasil validasi kualitas perangkat pembelajaran dan kualitas materi eksperimen adalah
3,86. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran dan materi
eksperimen yang dikembangkan peneliti „sangat layak‟ digunakan untuk uji coba
lapangan dengan revisi sesuai saran. Komentar dan saran dari validator digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
sebagai dasar perbaikan kualitas materi. Komentar, saran, dan revisi yang telah
peneliti kembangkan dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Komentar dan Saran dari Ahli IPA serta Revisi
No Komentar dan Saran Revisi
1 Perangkat pembelajaran secara umum
sudah bagus, yang perlu dilengkapi
antara lain penjelasan tentang
pendekatan, metode, dan model
pembelajaran.
Melengkapi materi dengan menyusun
penjelasan tentang Pendekatan PPR,
metode, dan Model Pembelajaran
Conservation Scout.
2 Materi eksperimen secara keseluruhan
sudah bagus. Media sampah daun
sebaiknya menggunakan daun yang
sudah kering.
Menambahkan keterangan sampah daun
kering pada rincian media untuk poin (g).
3 Lebih baik dicarikan lampiran gambar
kebun yang penuh dengan bunga dari
Indonesia.
Mengganti gambar kebun yang penuh
dengan bunga pada lampiran gambar
dengan gambar taman PGSD USD hasil
dokumentasi pribadi.
Adapaun perbaikan isi materi sesuai komentar dan saran dapat dilihat pada
gambar 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8.
Gambar 4.3 Poin F pada RPP H1 dan H2 (sebelum direvisi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Gambar 4.4 Poin F pada RPP H1 dan H2 (setelah direvisi)
Gambar 4.5 Poin g pada rincian media pembelajaran RPP H1 (sebelum direvisi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar 4.6 Poin g pada rincian media pembelajaran RPP H1 (setelah direvisi)
Gambar 4.7 Lampiran gambar kebun penuh dengan bunga pada RPP H2 (sebelum
direvisi)
Gambar 4.8 Lampiran gambar kebun penuh dengan bunga pada RPP H2 (setelah
direvisi)
Dosen ahli bahasa menjadi validator selanjutnya untuk menilai kualitas Materi
Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan ini. Materi divalidasi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
tanggal 28 November 2016. Hasil validasi kualitas perangkat pembelajaran
memperoleh rata-rata skor total 3,85 dan hasil validasi kualitas materi eksperimen
memperoleh rata-rata skor total 3,96. Rata-rata hasil validasi kualitas perangkat
pembelajaran dan kualitas materi eksperimen adalah 3,91. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran dan materi eksperimen yang
dikembangkan peneliti „sangat layak‟ digunakan untuk uji coba lapangan dengan
revisi sesuai saran. Dosen ahli bahasa memberikan saran untuk menambahkan kata
“aplikasi” pada langkah kesembilan dalam materi eksperimen sehingga menjadi
“siapkan aplikasi Stopwatch!”. Saran lain yang diberikan yaitu membuat layout pada
lampiran materi dan lagu agar terlihat lebih menarik. Gambar hasil revisi materi dari
saran ahli bahasa dapat dilihat pada gambar 4.9, 4.10, 4.11, 4.12.
Gambar 4.9 Langkah kegiatan eksperimen “Fungsi Akar” nomor 9 (sebelum direvisi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Gambar 4.10 Langkah kegiatan eksperimen “Fungsi Akar” nomor 9 (setelah direvisi)
Gambar 4.11 Layout Lampiran Materi dan Lagu Sebelum Direvisi
Gambar 4.12 Layout Lampiran Materi dan Lagu Setelah Direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Kualitas isi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepdulian Lingkungan juga
divalidasi oleh guru kelas III A. Sama halnya dengan dosen ahli IPA dan ahli Bahasa,
guru juga menilai kualitas perangkat pembelajaran dan kualitas materi eksperimen.
Hasil validasi kualitas perangkat pembelajaran didapatkan rata-rata skor total 3,32
dan hasil validasi kualitas materi eksperimen didapatkan rata-rata skor total 3,44.
Validasi kualitas perangkat pembelajaran dan materi eksperimen mendapatkan rata-
rata 3,38. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran dan materi
eksperimen yang dikembangkan peneliti „layak‟ digunakan untuk uji coba lapangan
dengan revisi sesuai saran. Guru kelas III A memberikan saran agar menambahkan
gambar dua buah pot yang berisi tanah sebanyak empat cetok. Langkah yang
diperbaiki adalah langkah kegiatan nomor 4 yang ada dalam materi eksperimen
“Fungsi Akar”, hasil revisi ini dapat dilihat pada gambar 4.13 dan 4.14.
Gambar 4.13 Langkah kegiatan eksperimen “Fungsi Akar” nomor 4 (sebelum direvisi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Gambar 4.14 Langkah kegiatan eksperimen “Fungsi Akar” nomor 4 (setelah direvisi)
Komentar dan saran lain dari guru kelas III A yang dikembangkan peneliti
dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Komentar dan Saran dari Guru kelas III A serta Revisi
No Komentar dan Saran Revisi
1 Secara umum perangkat pembelajaran
ini sudah baik, hanya saja perlu
perbaikan pada contoh gambar kebun
pada lampiran materi.
Mengganti gambar kebun yang penuh
dengan bunga pada lampiran gambar dengan
gambar taman PGSD USD hasil
dokumentasi pribadi.
2 Sesuaikan nama alat percobaan dengan
gambarnya.
Menyesuaikan nama alat percobaan dengan
gambarnya.
Guru kelas III B menjadi validator terakhir Materi Pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan ini. Guru memberikan penilaian, komentar, dan saran
tentang isi materi yang kemudian digunakan peneliti sebagai dasar memperbaiki
materi. Hasil validasi kualitas perangkat pembelajaran diperoleh rata-rata skor total
3,07 dan hasil validasi kualitas materi eksperimen diperoleh rata-rata skor total 3,07.
Perangkat pembelajaran dan materi eksperimen tersebut mendapatkan rata-rata 3,07.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran dan materi eksperimen
yang dikembangkan peneliti „layak‟ digunakan untuk uji coba lapangan dengan revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
sesuai saran. Guru kelas III B memberikan komentar dan saran yang sama dengan
guru kelas III A yakni menambahkan gambar dua buah pot yang berisi tanah
sebanyak empat cetok. Langkah yang diperbaiki adalah langkah kegiatan nomor 4
yang ada dalam materi eksperimen “Fungsi Akar”, hasil revisi ini dapat dilihat pada
gambar 4.13 dan 4.14.
Panduan eksperimen yang dikembangkan peneliti juga melalui tahap validasi
untuk mengetahui kualitasnya. Proses validasi ini dilakukan oleh 5 siswa kelas III A
SD N Jetis 1 Yogyakarta yang dipilih berdasarkan rekomendasi dari guru kelas III A.
Kelima siswa tersebut telah mendapatkan panduan eksperimen yang terdiri dari
panduan eksperimen “Penyebab Banjir” dan panduan eksperimen “Fungsi Akar”.
Peneliti meminta siswa membaca dan mempelajari panduan eksperimen tersebut.
Teknik yang digunakan dalam proses validasi ini adalah teknik wawancara. Peneliti
melakukan wawancara berdasarkan 6 pertanyaan utama yang kemudian
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan peneliti. Wawancara dilakukan pada hari
Sabtu, 3 Desember 2016.
Validator pertama berinisal H. Siswa tersebut menceritakan bahwa sudah
melihat dan membaca seluruh isi panduan materi eksperimen. H menjelaskan bahwa
panduan eksperimen tersebut menarik karena merupakan sesuatu hal yang baru
baginya. Bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen tersebut juga mudah
dipahami oleh H. Setelah membaca panduan eksperimen tersebut, H merasa senang
dan tertarik untuk mencoba melakukan eksperimen yang ada pada panduan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
eksperimen. H yakin bisa melakukan eksperimen sesuai dengan panduan eksperimen
tersebut karena langkah dalam panduan eksperimen tersebut sudah jelas.
Validator selanjutnya siswa berinisial D. Siswa tersebut menyatakan sudah
melihat dan membaca panduan eksperimen. Bahasa yang digunakan dalam panduan
eksperimen tersebut juga mudah dimengerti oleh D. Namun, ada bagian yang belum
dipahami oleh D dari panduan eksperimen tersebut seperti pada bagian alat dan
bahan. Menurut D, gambar cetok tidak sesuai dengan cetok yang sebenarnya. D
merasa senang ketika membaca panduan eksperimen tersebut karena mendapat
pengetahuan baru. D meyakini bisa melakukan eksperimen dengan bantuan panduan
eksperimen tersebut.
Siswa berinisial A menjadi validator selanjutnya. A menyatakan bahwa sudah
melihat, membaca dan memahami isi panduan eksperimen. Ketertarikan A dengan
panduan eksperimen diwujudkan dengan panduan eksperiemen yang disertai gambar
dan langkah kegiatan yang bervariasi. Namun A menyatakan bahwa dirinya belum
memahami langkah pada panduan eksperimen “Fungsi Akar” yaitu ketika
memasukkan tanah ke dalam pot. A memberikan saran bahwa pada langkah tersebut
sebaiknya diberi keterangan seberapa banyak tanah yang dimasukkan ke dalam pot. A
juga menyatakan senang bisa melakukan eksperimen dengan bantuan panduan
eksperimen tersebut.
L adalah inisial siswa yang menjadi validator selanjutnya. L menceritakan
sudah melihat dan membaca seluruh isi panduan eksperimen. Panduan eksperimen ini
menarik karena L belum pernah melakukan sebelumnya. Bahasa yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
dalam panduan eksperimen ini udah dipahami dan isinya juga mudah dimengerti. L
tertarik untuk mencoba ekperimen yang ada pada panduan tersebut.
Siswa terakhir yang menjadi validator berinisial R. Siswa tersebut menyatakan
bahwa dirinya bisa melihat, membaca, dan memahami isi panduan eksperimen. R
merasa senang dan tertantang untuk mencoba melakukan eksperimen, bahkan R
sudah mencoba eksperimen “Penyebab Banjir”. R berhasil melakukan eksperimen
tersebut dan R bisa menarik kesimpulan bahwa sampah dapat menyebabkan banjir.
Berdasarkan hasil wawancara kelima siswa kelas III A mengenai validasi
panduan eksperimen, dapat disimpulkan bahwa panduan tersebut “layak” untuk
digunakan uji coba lapangan. Saran dari beberapa siswa digunakan peneliti untuk
memperbaiki kualitas panduan eksperimen.
4.1.3 Implementasi
Implementasi “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”
dilaksanakan selama 2 hari, yakni pada hari Kamis tanggal 8 Desember 2016 dan hari
Jumat tanggal 9 Desember 2016. Peneliti melibatkan 26 siswa yang terdiri dari 10
siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Sesuai dengan kegiatan pada RPP hari
pertama, peneliti izin memasuki kelas III A untuk menyampaikan beberapa hal,
diantaranya membentuk siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 4 hingga 5 siswa.
Anggota dalam setiap kelompok dipilih sendiri oleh siswa berdasarkan diskusi
bersama. Dalam proses pembagian kelompok, ada 2 siswa yang tidak ingin
bergabung dengan teman lainnya. Kedua siswa tersebut tidak menjawab ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
peneliti bertanya. Peneliti kemudian memberikan pesan dan amanat agar saling
menghargai antar teman. Kedua siswa tersebut kemudian bergabung dengan
kelompok 3.
Proses pembagian kelompok ini merupakan wujud pendidikan emansipatoris
yaitu humanisasi. Siswa secara bebas memilih kelompok sesuai dengan keinginanya.
Namun, peneliti tetap memberikan intervensi, agar pembagian kelompok menjadi
sama rata.
Peneliti kemudian memberikan tugas kepada setiap siswa dalam kelompok
untuk membawa gambar bencana alam banjir. Siswa diperbolehkan mencari gambar
di buku, majalah, koran, maupun internet. Selanjutnya, peneliti meminta siswa
membawa tanah, potongan sampah plastik, dan sampah daun masing-masing
sebanyak satu kantong plastik putih berukuran 1 kg. Kantong plastik tersebut
disediakan oleh peneliti dan dibagikan kepada setiap siswa.
4.1.3.1 Implementasi Hari Pertama
Implementasi hari pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 8 Desember
2016. Sebelum memulai pembelajaran peneliti menyiapkan alat dan bahan yang
digunakan dalam pembelajaran. Pembelajaran dimulai pukul 07.30 WIB setelah
dilaksanakannya apel rutin setiap pagi. Siswa laki-laki berinisial A dan siswa
perempuan berinisial S tidak masuk sekolah karena sakit. Semangat pagi para siswa
terlihat ketika peneliti menyapa siswa dengan salam dan mulai menyanyikan lagu
“Kerusakan Alam” yang merupakan gubahan lagu “Becak”. Siswa menyanyikan lagu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
tersebut sebanyak dua kali sambil berdiri dan bertepuk tangan. Peneliti juga
menyampaikan aturan kelas yaitu peneliti akan memberikan stiker bagi siswa yang
aktif mengikuti pembelajaran.
Peneliti kemudian mengatur tempat duduk siswa yaitu duduk bersama dengan
kelompok. Terdapat 5 kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa. Siswa
kemudian melihat gambar bencana alam banjir yang telah dibawa oleh masing-
masing siswa. Peneliti kemudian bertanya kepada siswa berinisial S mengenai isi
gambar tersebut. S menjelaskan bahwa gambar tersebut merupakan gambar bencana
alam banjir yang terjadi di Jakarta. Siswa lain berinisial D menunjukkan jarinya dan
menjelaskan gambar yang dimilikinya bahwa gambar tersebut merupakan bencana
alam banjir yang terjadi di Bantul. Gambar bencana alam banjir yang dibawa oleh
siswa merupakan bencana alam banjir yang terjadi di berbagai tempat.
Selanjutnya peneliti menunjukkan gambar bencana alam banjir yang dimiliki
peneliti. Siswa bersama peneliti kemudian melakukan tanya jawab mengenai
penyebab dan akibat terjadinya banjir. Siswa berinisial B mengungkapkan
perasaannya bahwa dirinya takut dengan banjir karena menyebabkan rumah rusak.
Senada dengan pendapat B, siswa berinisial P mengungkapkan bahwa dirinya merasa
sedih karena lingkungan hidup menjadi rusak. Siswa berinisial B dan P memiliki
pendapat yang sama bahwa bencana alam banjir yang ada pada gambar yang mereka
bawa disebabkan oleh sampah. Peneliti kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu membuktikan benar atau tidak bahwa sampah menyebabkan
terjadinya bencana alam banjir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Kegiatan melihat gambar bencana alam banjir dan tanya jawab mengenai
dampak dan penyebab bencana alam banjir merupakan wujud pelaksanaan
pendekatan Paradigma Pedagodi Reflektif yaitu konteks. Melalui kegiatan tersebut
siswa mampu menghubungkan pengalaman dan pengetahuan awal yang dimiliki
siswa dengan materi pelajaran yang akan dilaksanakan. Hal ini akan mendorong
siswa untuk menggali pengalaman belajarnya (Subagya, 2010). Konteks membantu
siswa memahami materi pelajaran secara nyata.
Siswa bersama kelompok kemudian mempelajari panduan eksperimen
“Penyebab Banjir” yang telah peneliti bagikan. Seluruh siswa di dalam kelompok
membaca dan mempelajari panduan eksperimen tersebut. Peneliti kemudian
memberikan arahan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya yaitu melakukan
eksperimen “Penyebab Banjir”. Setiap kelompok kemudian ke luar kelas sesuai
dengan instruksi peneliti. Siswa berkumpul bersama kelompok di halaman depan
kelas dan duduk melingkar.
Peneliti kemudian melakukan demonstrasi dengan melibatkan siswa berinisial
D, G, dan R. Ketiga siswa tersebut membantu peneliti membacakan langkah-langkah
dalam panduan eksperimen “Penyebab Banjir” secara bergantian. Seluruh siswa
melihat dan mengamati demonstrasi yang dilakukan peneliti. Peneliti memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum jelas mengenai
eksperimen “Penyebab Banjir”. Setelah tidak ada pertanyaan lagi, siswa kemudian
melakukan eksperimen “Penyebab Banjir”. Beberapa alat dan bahan sudah peneliti
siapkan sebelumnya yaitu kotak plastik berbentuk persegi panjang yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
dipasangkan dengan botol yang dilubangi bagian tengahnya dan air sebanyak dua
botol bekas air mineral.
Posisi duduk siswa yang melingkar kemudian dirubah menjadi sejajar berurutan
sesuai dengan kelompok 1 hingga kelompok 5 di sepanjang selokan kecil di depan
kelas III A. Perubahan posisi duduk siswa ini dilakukan untuk menghindari air yang
dituangkan ke dalam botol berlubang tidak mengalir secara langsung di halaman
sekolah, melainkan langsung mengalir ke selokan yang berdiameter kurang lebih 7
cm tersebut.
Siswa kemudian memulai eksperimen sesuai dengan instruksi peneliti. Siswa
melengkapi alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen dengan bahan-bahan
yang sudah dibawa oleh siswa sendiri yaitu tanah, potongan sampah plastik, dan
sampah daun. Peneliti kemudian mengamati jalannya eksperimen. Setiap kelompok
melakukan tugas dengan baik dan saling bekerjasama, seperti membagi tugas untuk
membacakan panduan maupun melakukan langkah kegiatannya. Waktu yang
dibutuhkan dalam melakukan eksperimen “Penyebab Banjir” sekitar 30 menit.
Kelompok 5 menjadi kelompok pertama yang menyelesaikan eksperimen, kemudian
disusul kelompok 3, 4, 2, dan 1.
Siswa memperoleh pengalaman langsung melalui kegiatan eksperimen
“Penyebab Banjir” sehingga siswa bisa memasuki kondisi nyata yang sedang
dipelajari (Subagya, 2010). Kegiatan eksperimen “Penyebab Banjir” berjalan lancar.
Siswa bisa mengikuti ekperimen dengan tenang dan penuh konsentrasi. Siswa
berinisial K yang memiliki tingkat emosi kurang stabil juga bisa mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
ekperimen dengan tenang. K terlihat bersemangat melakukan eksperimen “Penyebab
Banjir”.
Peneliti juga melakukan validasi kembali mengenai panduan eksperimen
“Penyebab Banjir”. Peneliti melakukan kegiatan tanya jawab tentang kelayakan dan
ketergunaan panduan eksperimen tersebut kepada siswa secara acak pada saat
berlangsungnya eksperimen “Penyebab Banjir”. Sebagian besar siswa mengatakan
bahwa panduan eksperimen tersebut mudah dipahami dari segi bahasa maupun
langkah kegiatannya. Setiap siswa dalam kelompok melakukan kegiatan eksperimen
sesuai dengan panduan eksperimen.
Setelah selesai, siswa kemudian membersihkan alat dan bahan yang digunakan
untuk eksperimen. Kegiatan pembelajaran selanjutnya dilakukan di dalam kelas.
Peneliti memberikan stiker kepada setiap anggota kelompok 5 karena menjadi
kelompok pertama yang berhasil melakukan eksperimen. Kegiatan selanjutnya adalah
melakukan tanya jawab hasil eksperimen “Penyebab Banjir”. Kelompok 3 dengan
kompak menunjukkan jarinya dan menyampaikan hasil eksperimennya. Kelompok 1,
2, 4, dan 5 kemudian bergiliran menyampaikan hasil eksperimennya. Sebagian besar
siswa kelas III A menyatakan bahwa mereka bisa melihat, membaca, bahkan
melakukan eksperimen “Penyebab Banjir” sesuai dengan panduan eksperimen
“Penyebab Banjir”.
Siswa berinisial D menyatakan bahwa dirinya mampu membuktikan bahwa
sampah yang menumpuk di selokan dapat menyebabkan terjadinya banjir. Peneliti
kemudian memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
menyampaikan pendapat lain. Seluruh siswa kelas III A setuju dengan pendapat D.
Peneliti kemudian memberikan penguatan terhadap pendapat D bahwa membuang
sampah sembarangan khususnya di sungai atau di sekolan dapat menyebabkan
terjadinya banjir pada saat terjadi hujan deras dan menyebabkan jumlah air bertambah
banyak. Jika air bertambah banyak sedangkan daerah aliran air terisi sampah, maka
aliran air akan tersendat dan menyebabkan air meluap. Hal itulah yang menyebabkan
terjadinya banjir dan menyebabkan banyak kerugian seperti hilangnya harta benda,
rusaknya lingkungan, bahkan memakan korban jiwa.
Siswa kemudian mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) tentang eksperimen
“Penyebab Banjir”. LKS tersebut merupakan wujud evaluasi pembelajaran untuk
mengetahui pemahaman siswa tentang materi pelajaran yang telah disampaikan
(Subagya, 2010). Setelah selesai, Lembar Kerja Siswa (LKS) kemudian dikumpulkan
menjadi satu di meja guru. Siswa bersama peneliti kemudian merangkum kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Kesimpulan pembelajaran hari pertama di kelas
III A ini menyatakan bahwa eksperimen “Penyebab Banjir” menarik dan
menyenangkan karena bisa untuk membuktikan terjadinya banjir yang disebabkan
oleh penumpukan sampah di selokan atau di sungai. Panduan eksperimen yang
digunakan juga berisi langkah-langkah yang jelas dan bahasanya mudah dimengerti.
Peneliti kemudian juga menyampaikan pesan kepada siswa untuk menjaga
kebersihan sejak dini dengan cara tidak membuang sampah di sungai atau di selokan
yang merupakan daerah aliran air. Membuang sampah pada tempat sampah
merupakan bentuk sederhana kepedulian kita terhadap lingkungan. Siswa berinisial C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
menambahkan bahwa cara lain untuk mencegah terjadinya banjir adalah dengan
menanam tanaman di sekitar lingkungan tempat tinggal. Peneliti kemudian
menguatkan pendapat C dan menghubungkan dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada hari selanjutnya.
Siswa selanjutnya melakukan kegiatan refleksi untuk mengungkapkan
perasaannya setelah mengikuti pembelajaran. Melalui refleksi siswa dapat dengan
mudah memperdalam pemahaman tentang materi yang telah dipelajari (Subagya,
2010). Peneliti kemudian membagikan lembar refleksi untuk setiap siswa. lembar
refleksi tersebut berisi pohon cemara yang telah dibagi menjadi 3 bagian. Ketiga
bagian tersbeut berisi keterangan mengenai tingkat pemahaman siswa akan
pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa perlu mewarnai salah satu bagian pohon
cemara tersebut sesuai dengan tingkat pemahaman masing-masing siswa. Peneliti
kemudian menanyakan aksi yang akan dilakukan siswa setelah mengikuti
pembelajaran kerusakan alam. Aksi menunjukkan pertimbangan batin siswa
berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan (Subgya, 2010).
Tugas lain yang harus dilakukan siswa adalah menyampaikan pesan yang telah
siswa dapatkan setelah mengikuti pembelajaran tentang kerusakan alam kepada
setidaknya 4 hingga 5 orang lain di sekitar siswa. Siswa diperbolehkan
menyampaikan pesan kepada orang terdekatnya seperi ayah, ibu, adik, kakak, nenek,
kakek, atau teman-temannya. Kegiatan ini merupakan kegiatan peer tutoring yaitu
kegiatan menntutori orang lain atas pengetahuan baru yang didapatkan seseorang.
Peneliti kemudian membagikan lembar peer tutoring kepada masing-masing siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lembar tersebut memuat kolom nama, usia, alamat, dan pesan/kesan dari setiap orang
yang ditutori. Lembar tersebut dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
Pembelajaran kemudian ditutup pada pukul 08.55. Siswa kemudian berisitirahat.
Proses pelaksanaan penelitian pada hari pertama dapat dilihat secara umum pada
gambar 4.15.
Gambar 4.15 Proses Pelaksanaan Penelitian Hari Pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4.1.3.2 Implementasi Hari Kedua
Implementasi “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” hari
kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 9 Desember 2016. Peneliti menyiapkan
alat dan bahan yang diperlukan sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Pada
pertemuan sebelumnya tepatnya di akhir pembelajaran hari pertama yaitu pada hari
Kamis tanggal 8 Desember 2016, peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk
membawa alat pewarna seperti pensil warna atau crayon.
Pembelajaran dimulai pada pukul 07.30 WIB. Peneliti mengawali pembelajaran
dengan doa bersama yang dipimpin oleh siswa berinisial A. Pembelajaran diikuti oleh
seluruh siswa kelas III A yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki
dan 16 siswa perempuan. Lagu “Lihat Kebunku” dinyanyikan bersama untuk
membangkitkan semangat siswa. Melalui lagu tersebut, peneliti juga mengarahkan
dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu mengenai
tanaman dan mengetahui fungsi akar pada tanaman. Pengaturan tempat duduk untuk
setiap kelompok juga dilakukan agar siswa lebih leluasa melakukan diskusi dan
kerjasama bersama anggota kelompoknya. Aturan dalam kelas juga peneliti
sampaikan untuk mengkondisikan siswa. Siswa yang dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik akan mendapatkan stiker yang nanti akan dikumpulkan kemudian
diakumulasikan untuk mendapatkan reward.
Siswa selanjutnya melihat dua gambar yang berbeda yaitu gambar kebun
kosong tanpa ada tanaman dan gambar kebun yang terdapat berbagai tanaman. Pada
saat melihat gambar kebun yang terdapat berbagai tanaman, secara umum siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
merasa “sejuk, tenang, dan indah”. Berbeda dengan gambar kebun kosong tanpa ada
tanaman, secara umum siswa mengungkapkan bahwa merasa “panas dan gersang”.
Seluruh siswa kelas III A secara kompak memilih gambar kebun yang terdapat
berbagai tanaman dari pada gambar kebun tanpa ada tanaman. Siswa memilih gambar
kebun yang terdapat berbagai tanaman dengan alasan merasa sejuk. Siswa berinisial
G juga menjelaskan perbedaan kondisi lahan yang ada tanamannya dengan lahan
yang tidak ada tanamannya. G memberikan contoh kondisi di depan kelas III A yang
terdapat beberapa tanaman dengan kondisi di depan sekolah yang merupakan lahan
kosong tanpa ada tanaman yang rindang. G menyatakan bahwa dirinya merasa
“panas” ketika berada di lahan kosong tersebut.
Peneliti selanjutnya melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai kegiatan
yang akan siswa lakukan ketika melihat gambar kebun yang kosong tanpa ada
tanaman. Siswa berinisial C menjawab bahwa dirinya akan menanami lahan tersebut
dengan tanaman agar terasa lebih sejuk. Jawaban C kemudian dilengkapi oleh L yang
menjelaskan bahwa tanaman bisa menghasilkan oksigen sehingga apabila kita berada
di bawah pohon rindang bisa merasa sejuk. Peneliti kemudian memberikan penguatan
terhadap jawaban siswa mengenai pentingnya tumbuhan untuk kehidupan manusia.
Kegiatan menampilkan gambar kebun kosong tanpa ada tanaman dan gambar
kebun yang terdapat berbagai tanaman serta kegiatan tanya jawab mengenai isi
gambar tersebut merupakan wujud pelaksanaan RPP yang sesuai dengan Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR) yaitu konteks. Melalui kegiatan tersebut siswa
mengubungkan pengalaman awal siswa dengan pembelajaran sebelumnya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
menggali pengalamannya (Subagya, 2010). Siswa lebih mudah memahami konteks
pembelajaran yang lebih nyata.
Setiap siswa dalam kelompok kemudian membaca dan mempelajari panduan
eksperimen “Fungsi Akar”. Waktu yang digunakan untuk membaca dan mempelajari
panduan eksperimen adalah 10 menit. Peneliti kemudian memberikan arahan tentang
kegiatan eksperimen yang akan dilakukan. Setiap kelompok kemudian ke luar kelas
menuju halaman depan kelas III A sesuai dengan instruksi peneliti. Siswa kemudian
duduk melingkar dan peneliti berada di tengah-tengah lingkaran untuk bersiap
melakukan demonstrasi.
Peneliti mengajak 3 siswa berinisial R, D, dan G untuk membantu peneliti
melakukan demonstrasi eksperimen “Fungsi Akar”. Siswa berinisial R membantu
membacakan langkah kegiatan dalam panduan eksperimen. Siswa berinisial D dan G
membantu peneliti melaksanakan langkah dalam kegiatan eksperimen. Peneliti
kemudian memberikan kesempatan kepada siswa yang belum jelas untuk bertanya.
Namun, tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan. Setiap kelompok kemudian
menerima alat dan bahan yang sudah peneliti siapkan sebelumnya.
Setiap kelompok kemudian memulai eksperimen “Fungsi Akar” sesuai dengan
instruksi peneliti. Waktu yang digunakan dalam melakukan eksperimen adalah 30
menit. Kerjasama setiap siswa dalam kelompok terlihat pada saat siswa saling
membagi tugas. Dua siswa membacakan panduan eksperimen dan siswa lain
menjalankan langkah yang terdapat dalam panduan eksperimen. Siswa secara bebas
menentukan pot yang berisi padi satu rumpun maupun pot yang berisi satu tangkai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
padi. Kelompok 3 menjadi kelompok pertama yang selesai melakukan eksperimen
“Fungsi Akar”. Kelompok 5, 2, 1, dan 4 berturut-turut menjadi kelompok selanjutnya
yang berhasil melakukan eksperimen.
Posisi duduk siswa yang melingkar sesuai dengan kelompok dan posisi peneliti
yang berada di tengah-tengah kelompok membuat peneliti lebih leluasa dalam
melihat dan mengamati kegiatan siswa pada saat melakukan eksperimen. Seluruh
kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan panduan eksperimen. Kegaduhan
siswa bisa teratasi dengan sistem poin yang telah peneliti sampaikan pada awal
pembelajaran. Melalui kegiatan eksperimen ini siswa mendapatkan pengalaman
langsung. Pengalaman ini membantu siswa memahami kenyataan lebih luas dan lebih
mendalam (Subagya, 2010).
Validasi kualitas panduan eksperimen kembali dilakukan pada saat siswa
melakukan eksperimen “Fungsi Akar”. Peneliti melakukan tanya jawab dengan setiap
siswa kelas III A secara acak. Secara umum, siswa kelas III A bisa melakukan
eksperimen “Fungsi Akar” sesuai dengan panduan eksperimen. Bahasa yang
digunakan dalam panduan eksperimen mudah dibaca dipahami oleh siswa. langkah
kegiatannya pun tertulis dengan jelas. Panduan eksperimen tersebut dapat dikatakan
“layak” digunakan sebagai uji lapangan.
Setiap kelompok kemudian membersihkan alat dan bahan yang digunakan
dalam eksperimen “Fungsi Akar”. Pembelajaran selanjutnya berlangsung di dalam
kelas. Setiap kelompok kemudian menyampaikan hasil eksperimen “Fungsi Akar”.
Seluruh kelompok berhasil melakukan eksperimen sesuai dengan panduan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
eksperimen dan demonstrasi yang dilakukan peneliti. Siswa berinisial R dari
kelompok 1 bercerita bahwa dirinya bersama kelompok bisa membedakan pot yang
berisi satu rumpun padi dengan pot yang berisi satu tangkai padi. R menjelaskan
bahwa pot yang berisi satu rumpun padi dan dituangi air, air yang bocor dari pot
lajunya lambat. Sedangkan pot yang berisi padi satu tangkai dan dituangi air, air yang
bocor lajunya lebih cepat. Volume air yang dikeluarkan dari pot yang berisi satu
tangkai padi lebih banyak dari pada volume air yang dikeluarkan dari pot berisi satu
rumpun padi.
Ketika peneliti bertanya kepada siswa “mengapa volume air dari kedua pot bisa
berbeda?”, siswa berinisial S menjawab bahwa kandungan akar satu rumpun padi
lebih banyak dari pada kandungan akar pada satu tangkai padi. Fungsi akar sendiri
adalah untuk mengikat air. Peneliti merasa takjub dengan jawaban S karena bisa
menjawab dengan tepat. Seluruh siswa kelas III A setuju dengan jawaban S. Peneliti
kemudian memberikan penguatan terhadap jawaban siswa dan mengarahkan siswa
terhadap pentingnya tumbuhan di sekitar kita.
Siswa selanjutnya mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Kegiatan ini
dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan keterampilan yang telah dimiliki siswa
(Subgya, 2010). Dalam LKS tersebut siswa menuliskan 4 manfaat yang didapatkan
setelah merawat tumbuhan. Setelah selesai, LKS dikumpulkan di meja guru. Peneliti
kemudian mengajak siswa untuk mengekspresikan perasaan terhadap lingkungan
melalui karya seni berupa poster atau puisi. Peneliti menampilkan contoh poster dan
puisi yang merupakan karya rekan peneliti. Siswa diberi keluluasaan untuk memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
karya seni yang hendak mereka buat. Seluruh siswa kelas III A memutuskan untuk
membuat karya seni berupa poster. Siswa kemudian membuat poster pada kertas
HVS A4 yng telah dibagikan peneliti. Poster yang siswa buat kemudian diwarnai
menggunakan alat pewarna yang telah siswa bawa. Pembuatan poster ini berlangsung
dalam waktu 15 menit, namun beberapa siswa meminta waktu tambahan. Peneliti
akhirnya memperbolehkan siswa yang posternya belum selesai untuk menyelesaikan
dirumah. Poster kemudian bisa dikumpulkan pada hari sabtu.
Pelaksanaan eksperimen “Fungsi Akar” di kelas III A merupakan hal baru.
Siswa merasa senang dan tertarik untuk membuktikan fungsi akar dan memahami
pentingnya tumbuhan bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Ekperimen mudah dilakukan karena alat dan bahannya mudah didapatkan. Selain itu,
panduan eksperimen menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa serta langkah
kegiatannya tertulis jelas. Peneliti menghubungkan hasil eksperimen “Fungsi Akar”
dengan hasil eksperimen “Penyebab Banjir” yang telah dilakukan sehari sebelumnya.
Peneliti memberikan pesan bahwa pentingnya tanaman di lingkungan sekitar selain
sebagai objek yang memperindah lingkungan, melainkan juga untuk menjaga
kelestarian lingkungan. Apabila lingkungan lestari dan sehat, hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya juga akan lebih baik.
Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengetahui perasaan siswa terhadap materi
yang telah dipelajari. Kegiatan refleksi memperkuat dan mendorong tindakan yang
akan dilakukan setelah mempelajari materi pembelajaran (Subagya, 2010). Berbagai
aksi akan dilakukan siswa setelah mengikuti pembelajaran “Fungsi Akar” ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Beberapa siswa ingin menanam tanaman di sekitar rumah mereka dan siswa yang lain
akan rajin menyiram tanaman yang ada di sekitar rumah. Peneliti mendukung aksi
yang akan dilakukan siswa dan memberikan pesan untuk merawat tanaman yang ada
di lingkungan sekitar siswa. Peneliti juga mengingatkan siswa untuk rutin menjalan
program “SEMUTLIS” yang sudah berlaku di sekolah untuk merawat tanaman dan
lingkungan sekolah.
Siswa kemudian mendapatkan tugas untuk melakukan peer tutoring seperti
tugas pada hari sebelumnya. Peer tutoring bisa dilakukan kepada siapapun boleh
orang terdekat siswa seperti ayah, ibu, kakak, adik, nenek, kakek, dan seterusnya. Hal
yang disampaikan dalam peer tutoring adalah pengalaman siswa setelah mengikuti
pembelajaran “Fungsi Akar”. Hasil dari peertutoring pada pertemuan pertama dan
kedua dikumpulkan pada hari sabtu. Pelaksanaan penelitian pada hari kedua dapat
dilihat secara umum pada gambar 4.16.
Gambar 4.16 Proses Pelaksanaan Penelitian Hari Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Kegiatan eksperimen dalam implemntasi hari pertama dan hari kedua
merupakan wujud terlaksananya model Conservation Scout. Siswa belajar memahami
dan mengembangkan sikap sadar terhadap faktor penyebab banjir melalui kegiatan
eksperimen “Penyebab Banjir”. Sedangkan eksperimen “Fungsi Akar” membantu
siswa dalam memahami dan mengembangkan sikap sadar siswa terhadap pentingnya
tumbuhan bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitar. Sesuai dengan pandangan
Vygotsky, kegiatan pembelajaran secara berkelompok membantu siswa
mengembangkan sikap kerjasama dalam memahami materi pembelajaran. Kegiatan
eksperimen juga menambah pengalaman yang dialami dalam diri siswa sehingga
siswa dapat bermain sambil belajar sesuai dengan padangan Maria Montessori.
Kegiatan refleksi melalui kegiatan mewarnai, membuat poster, atau puisi membantu
siswa mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti pembelajaran. Kegiatan peer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
tutoring yang dilakukan siswa mendorong terwujudnya aksi yang dilakukan setelah
siswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman selama pembelajaran.
Implementasi hari pertama dan hari kedua merupakan wujud terlaksananya
pendidikan Emansipatoris. Pendidikan Emansipatoris memiliki tiga kunci utama,
yaitu humanisasi, kesadaran kritis, dan mempertanyaan sistem (Winarti dan
Trianggadewi, 2015: 53). Dialog nyata yang dilakukan peneliti dan siswa merupakan
usaha untuk mewujudkan realitas hal yang dipelajari. Siswa bersama peneliti
bersama-sama menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran. Dialog yang dilakukan peneliti dan siswa mendorong terwujudnya
kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis ini terwujud pada saat
kegiatan tanya jawab yang dilakukan peneliti bersama siswa.
Kemampuan berpikir kritis membuat siswa membuat suatu keputusan (Winarti
dan Trianggadewi, 2015: 53). Kemampuan berpikir kritis mewujudkan proses
humanisasi, yaitu terwujud pada saat proses pembagian kelompok. Peneliti
membebaskan siswa memilih anggota kelompok, namun ada beberapa siswa yang
tidak ingin bergabung dengan teman yang lain. Peneliti kemudian memberikan
pengertian dan pesan agar dapat menghargai orang lain, sehingga siswa tersebut mau
bergabung dengan temannya. Proses humanisasai yang lain terlihat pada saat siswa
bersedia membawa alat dan bahan yang dibutuhkan dalam eksperimen. Siswa
menyadari bahwa ketersediaan alat dan bahan tersebut mendukung jalannya
eksperimen. Tanggung jawab siswa dalam menjalankan tugas yang telah disepakati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
dalam kelompok juga wujud upaya menghargai teman dalam satu kelompok. Siswa
menyadari pentingnya kerjasama dalam melakukan eksperimen.
Proses humanisasi terwujud ketika siswa menentukan aksi setelah melakukan
refleksi atas pengalamannya dalam melakukan eksperimen. Peneliti memberikan
pilihan kepada siswa untuk membuat poster atau puisi tentang lingkungan. Seluruh
siswa memutuskan untuk membuat poster tentang lingkungan. Poster tersebut
kemudian digunakan siswa dalam proses peer tutoring. Siswa secara bebas
menentukan orang yang diajak untuk berbagi pengalaman setelah melakukan
eskperimen “Penyebab Banjir” maupun “Fungsi Akar”.
Selain itu, proses humanisasi juga terlihat pada saat siswa dan guru menghadapi
K, siswa yang memiliki emosi kurang stabil. Guru dan teman-teman K akan
memberikan kesempatan kepada K untuk meluapkan emosinya ketika marah atau
mencegah K marah dengan tidak mengganggu K. Pendidikan Emansipatoris
membantu seseorang menyadari keberadaannya dalam lingkungannya, kemudian
mengambil keputusan yang nyata dalam lingkungan tersebut (Winarti dan
Trianggadewi, 2015: 53).
Implementasi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
tersebut juga berlandaskan pada 10 prinsip pengembangan menurut Tomlinson
(2005). Pembelajaran yang dilakukan memicu rasa ingin tahu siswa, terbukti ketika
siswa mau membaca panduan eksperimen “Penyebab Banjir” dan “Fungsi Akar”.
Melalui panduan eksperimen dan kegiatan eksperimen mendorong siswa berpikir
kritis dan memicu rasa bahagia di dalam diri siswa, terlihat pada kesan bahagia dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
raut wajah siswa ketika melakukan eksperimen. Panduan eksperimen tersebut
membuat siswa tertarik untuk mencoba melakukan eksperimen karena bagi siswa
kelas III A, eksperimen tersebut merupakan eksperimen baru dan belum pernah
dilakukan. Siswa dapat melakukan eksperimen “Penyebab Banjir” dan “Fungsi Akar”
sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat pada panduan eksperimen.
Kepercayaan diri siswa semakin berkembang dengan melakukan eksperimen sesuai
dengan panduan eksperimen.
Impelementasi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
dilaksanakan sesuai dengan kondisi siswa baik tingkat kemampuan intelektual,
emosional, maupun latar belakang sosial dan ekonomi yang dimiliki siswa. Topik
yang dibahas dalam pembelajaran sesuai dengan hasil analisis kebutuhan siswa.
Selain itu, implementasi dilakukan dengan memperhatikan gaya belajar siswa.
Pelaksanaan pembelajaran di dalam dan di luar kelas merupakan usaha agar siswa
tidak bosan mengikuti pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berjalan
kondusif.
Materi tersebut memberdayakan kemampuan intelektual, emosional, dan
estetika yang menstimulasi perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa. Hal ini
terwujud pada saat siswa mengeskpresikan perasaannya tentang lingkungan melalui
karya seni poster atau puisi. Siswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru
dari kegiatan eksperimen. Sikap peduli lingkungan dan berkembangnya daya
kreativitas siswa juga terwujud dalam kegiatan eksperimen tersebut. Siswa dan
peneliti termotivasi untuk memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
yang telah dilakukan sehingga bermanfaat untuk diri siswa, orang lain, dan
lingkungan sekitar.
4.1.4 Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari
Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan. Pembelajaran hari
pertama secara umum terlaksana sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) hari pertama. Materi yang disampaikan yaitu tentang “Penyebab Banjir”.
Kelancaran pembelajaran tersebut juga didukung dengan alat dan bahan yang
digunakan dalam pembelajaran. Setiap kelompok membawa alat dan bahan yang
sudah peneliti tentukan pada pertemuan sebelumnya, seperti gambar bencana alam
banjir, tanah, potongan sampah plastik, dan potongan sampah daun.
Instruksi yang dilakukan peneliti serta penggunaan token dalam implementasi
hari pertama dan hari kedua bertujuan untuk mengkondisikan siswa. Penggunaan
sistem token merupakan aplikasi manajemen kelas untuk memberikan perhatian
kepada siswa. Sistem token ini berhasil dilaksanakan sehingga proses pembelajaran
berjalan dengan lancar.
Kegiatan pembelajaran yang diawali dengan lagu “Kerusakan Alam” gubahan
dari lagu “Becak” dan lagu “Lihat Kebunku” karya Pak Kasur membuat siswa
semangat. Gambar bencana alam banjir yang siswa bawa membantu dalam
mempelajari konteks yang akan dibahas. Kegiatan belajar secara berkelompok
membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Langkah kegiatan yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
dalam pembelajaran peneliti laksanakan sesuai dengan alokasi waktu dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama.
Berdasarkan sharing peneliti dengan rekan peneliti, terdapat beberapa langkah
yang perlu dievaluasi. Langkah kegiatan nomor 12 dan 13 sebaiknya dilakukan
terlebih dahulu sebelum siswa menyimak penjelasan dari guru tentang eksperimen
“Penyebab Banjir”, atau menjadi poin kegiatan nomor 9 dan 10. Siswa sebaiknya
perlu melihat dan membaca panduan eksperimen terlebih dahulu sebelum melakukan
eksperimen untuk mendapatkan gambaran awal kegiatan eksperimen, sehingga siswa
dapat memahami dan mengetahui kegiatan yang harus dikerjakan selama melakukan
eksperimen di luar kelas. Langkah kegiatan menanya pada nomor 18 dan 19 juga
sebaiknya dilakukan setelah langkah kegiatan melakukan eksperimen “Penyebab
Banjir”. Langkah nomor 17 bisa dilakukan jika memungkinkan. Lembar refleksi
memudahkan siswa dalam mengolah dan mengungkapkan perasaan maupun tingkat
pemahaman mereka selama mengikuti pembelajaran.
Pembelajaran hari kedua secara umum juga berjalan dengan lancar dan sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari kedua. Lagu “Lihat Kebunku”
dinyanyikan di awal pembelajaran membuat siswa semangat dan termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran. Beberapa pertanyaan mengenai isi lagu dan kegiatan yang
dilakukan pada hari sebelumnya memudahkan siswa memahami konteks yang akan
dipelajari selanjutnya. Pertanyaan tersebut juga membantu siswa menghubungkan
dengan pengetahuan yang telah didapatkan sebelumnya dan merupakan wujud
terlaksananya prinsip pendidikan emansipatoris yaitu dialog yang kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Siswa juga terbantu memahami pentingnya tumbuhan bagi kehidupan makhluk
hidup melalui dua gambar yang ditampilkan peneliti yaitu gambar kebun yang
terdapat tanaman dan kebun kosong tanpa ada tanaman. Proses pembelajaran dengan
berkelompok membuat siswa lebih aktif dan mewujudkan sikap kerjasama dalam
melakukan eksperimen. Langkah kegiatan pembelajaran sudah peneliti lakukan sesuai
dengan alokasi waktu yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
hari kedua. Namun, terdapat beberapa langkah kegiatan yang perlu dievaluasi.
Berdasarkan sharing peneliti dengan rekan peneliti, langkah kegiatan nomor 17 dan
18 sebaiknya dirubah menjadi langkah nomor 14 dan 15. Siswa perlu diberi
gambaran awal mengenai kegiatan eksperimen yang akan dilakukan dengan membaca
panduan eksperimen sebelum melakukan eksperimen di luar kelas.
Karya seni berupa poster atau puisi yang dibuat siswa membantu
mengembangkan kreativitas siswa. Selain itu, melalui karya seni tersebut dapat
memotivasi siswa untuk memahami pentingnya tumbuhan bagi kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya. Kegiatan peer tutoring membantu siswa dalam
menyampaikan pengalaman yang didapatkan siswa pada saat mengikuti proses
pembelajaran.
Penyusunan “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan“
bertujuan untuk memberikan pendidikan lingkungan bagi siswa agar siswa semakin
sadar dan peduli terhadap lingkungan. Materi yang dikembangkan belum
mengupayakan pendidikan lingkungan yang berkelanjutan, namun peneliti sudah
mengusahakan dengan melakukan implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
(RPP) hari pertama dan hari kedua. Materi eksperimen yang disusun masih terbatas
pada konteks penyebab banjir dan fungsi akar. Guru perlu menyusun dan
mengembangkan materi eksperimen untuk konteks yang berbeda.
Dalam implementasi hari pertama dan hari kedua, peneliti sudah mengupayakan
terlaksananya pendidikan emansipatoris. Perwujudan pendidikan emansipatoris dalam
penelitian ini belum sepenuhnya. Peneliti masih menggunakan instruksi, perintah,
maupun teguran bagi siswa dengan harapan siswa dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik. Proses humanisasi dalam implementasi tersebut belum terlaksana secara
utuh.
4.1.5 Revisi
Revisi dilakukan untuk memperbaiki materi agar kualitasnya semakin baik.
Dasar yang digunakan dalam melakukan proses revisi adalah hasil evaluasi terhadap
implementasi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan pada siswa
kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta. Bagian dari Materi Pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan yang diperbaiki adalah pada rincian kegiatan inti pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama dan hari kedua. Proses revisi
ini dilakukan peneliti bersama rekan peneliti dikarenakan kesamaan hasil sharing dan
evaluasi.
Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama yang diperbaiki
adalah langkah nomor 12 dan 13. Kedua langkah tersebut dirubah menjadi langkah
pada nomor 9 dan 10. Proses revisi langkah nomor 12 dan 13 dapat dilihat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
gambar 4.17 dan 4.18. Selain itu, langkah kegiatan pada nomor 18 dan 19 juga
dirubah menjadi langkah 15 dan 16. Proses revisi langkah nomor 12 dan 13 dapat
dilihat pada gambar 4.19 dan 4.20.
Gambar 4.17 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 9 dan 10 Sebelum Direvisi
Gambar 4.18 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 9 dan 10 Setelah Direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Gambar 4.19 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 15 dan 16 Sebelum Direvisi
Gambar 4.20 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 15 dan 16 Setelah Direvisi
Langkah yang diperbaiki dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
hari kedua yaitu langkah nomor 17 dan 18. Kedua langkah tersebut dirubah menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
langkah ke 14 dan ke 15. Proses revisi untuk langkah kegiatan nomor 17 dan 18 dapat
dilihat pada gambar 4.21 dan 4.22.
Gambar 4. 21 Langkah Kegiatan Nomor 14 dan 15 Sebelum Direvisi
Gambar 4.22 Langkah Kegiatan Nomor 14 dan 15 Setelah Direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
4.2 Deskripsi Kualitas Materi
Kegiatan wawancara kepada siswa pada saat melakukan eksperimen “Penyebab
Banjir digunakan sebagai data untuk mengetahui kualitas materi eksperimen
“Penyebab Banjir. Cara lain yang dilakukan peneliti adalah dengan melihat hasil
refleksi siswa pada lembar refleksi. Hasil wawancara tentang kualitas panduan
eksperimen “Penyebab Banjir” dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Wawancara Kualitas Panduan Eksperimen “Penyebab Banjir” Siswa kelas III A
No Kriteria Jumlah Siswa
1 Bisa melihat dan membaca seluruh isi panduan 24
2 Tertarik pada panduan 24
3 Dapat memahami maksud dari panduan 21
4 Bahasa mudah dipahami 21
5 Merasa senang setelah membaca panduan 20
6 Bisa melakukan eksperimen dengan bantuan panduan 21
Berdasarkan hasil wawancara pada tabel 4.3, panduan eksperimen “Penyebab
Banjir” dapat dikatakan “layak” digunakan oleh siswa kelas III A. Selain itu, hasil
refleksi siswa juga menunjukkan bahwa siswa bisa melakukan eksperimen “Penyebab
Banjir” berdasarkan panduan eksperimen. Kualitas panduan eksperimen “Penyebab
Banjir” berdasarkan lembar refkleksi siswa dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Kualitas Panduan Eksperimen Berdasarkan Lembar Refleksi Siswa
No Kriteria Jumlah Siswa
1 Bisa melakukan eksperimen “Penyebab Banjir” berdasarkan panduan 21
2 Belum bisa melakukan eksperimen “Penyebab Banjir” 3
Sama halnya dengan panduan eksperimen hari pertama, wawancara dengan
siswa pada saat melakukan eksperimen juga digunakan sebagai data untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
menunjukkan deskripsi kualitas panduan tersebut. Peneliti melakukan wawancara
dengan 26 siswa secara acak. Hasil wawancara tersebut membuktikan bahwa ada
lebih dari 20 siswa dapat melakukan ekserimen sesuai dengan panduan eksperimen.
Berdasarkan hasil tersebut, panduan eksperimen dapat dikatakan layak digunakan
untuk kelas III A. Hasil wawancara validasi panduan eksperimen “Fungsi Akar”
siswa kelas III A dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Wawancara Validasi Panduan Eksperimen “Fungsi Akar” Siswa kelas III A
No Kriteria Jumlah Siswa
1 Bisa melihat dan membaca seluruh isi panduan 26
2 Tertarik pada panduan 24
3 Dapat memahami maksud dari panduan 22
4 Bahasa mudah dipahami 23
5 Merasa senang setelah membaca panduan 24
6 Bisa melakukan eksperimen dengan bantuan panduan 25
Materi selanjutnya divalidasi oleh dua ahli dan dua guru. Proses validasi
tersebut dilakukan untuk menilai kualitas dan kelayakan materi. Rekapitulasi
penilaian dari dua ahli dan dua guru terhadap Materi Pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Rekapitulasi Penilaian Materi oleh Ahli IPA, Ahli Bahasa, Guru Kelas III A,
dan Guru Kelas III B
No Validator
Skor Rata-
Rata Kategori
RPP Materi
Eksperimen
1 Ahli IPA 3,82 3,81 3,81 Sangat Layak
2 Ahli Bahasa 3,85 3,96 3,90 Sangat Layak
3 Guru Kelas III A 3,32 3,44 3.38 Layak
4 Guru Kelas III B 3,07 3,07 3,07 Layak
Total Skor 14,16
Rata-Rata 3,54 Sangat Layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan hasil validasi yang dilakukan oleh ahli IPA,
ahli bahasa, dan dua guru dengan rata-rata 3,54. Materi tersebut dikatakan “sangat
layak”. Implementasi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
dilakukan setelah peneliti melakukan revisi isi materi tersebut sesuai dengan
komentar dan saran dari ahli IPA, ahli bahasa, dan dua guru. Impelentasi dilakukan
selama dua hari. Secara umum, impelentasi hari pertama dan hari kedua berjalan
dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
BAB V
PENUTUP
Pada bab V ini akan diuraikan kesimpulan dari penelitian, keterbatasan
penelitian, serta saran dari peneliti untuk penelitian berikutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
5.1.1. Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
Menggunakan Model Conservation Scout untuk siswa kelas III A SD N Jetis
1 Yogyakarta menggunakan langkah pengembangan menurut Tomlinson
(dalam Harsono, 2015). Langkah pertama yaitu menganalisis kebutuhan. Hasil
observasi dan wawancara menunjukkan akan kebutuhan materi eksperimen
untuk memberikan pendidikan lingkungan. Langkah kedua dalam
pengembangan materi ini, yaitu menyususn garis-garis besar yang dibutuhkan
dalam mengembangkan materi. Materi tersebut kemudian divalidasi oleh ahli
dan mendapatkan skor 3,54 dengan kategori “sangat layak” digunakan untuk
uji coba lebih lanjut. Materi selanjutnya direvisi sesuai dengan saran validator
sebelum diimplementasikan dalam pembelajaran. Dalam langkah
pengembangan yang keempat, materi tersebut kemudian diimplementasikan
dalam pembelajaran. Implementasi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu
implementasi hari pertama dan implementasi hari kedua. Langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
pengembangan yang kelima adalah melakukan evaluasi terhadap materi yang
telah dikembangkan. Pada langkah ini peneliti melakukan analisis kelemahan
dan kelebihan dari materi yang telah diimplementasikan. Langkah terakhir
dalam pengembangan materi ini adalah revisi. Revisi dilakukan untuk
memperbaiki isi materi berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan.
5.1.2. Hasil wawancara dengan siswa kelas III A pada saat implementasi,
menunjukkan sebanyak 21 siswa dari 26 siswa dapat melakukan eksperimen
“Penyebab Banjir” dan 25 siswa dapat melakukan eksperimen “Fungsi Akar”
sesuai panduan, sehingga panduan tersebut dapat dikatakan layak digunakan
dalam pembelajaran. Sepuluh prinsip pengembangan menurut Tomlinson juga
terwujud dalam “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”.
Hal tersebut dibuktikan dengan (1) siswa merasa ingin tahu mengenai isi
panduan eksperimen dengan melihat dan membacanya, (2) panduan
eksperimen yang berisi materi baru bagi siswa, bahasa yang digunakan dalam
panduan eksperimen, serta adanya beberapa gambar dalam panduan
eksperimen membuat siswa merasa nyaman dan bahagia, (3) siswa lebih
percaya diri dalam melakukan eksperimen sesuai dengan panduan
eksperimen, (4) pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada tingkat
kemampuan intelektual, sikap, keterampilan maupun latar belakang sosial
ekonomi yang dimiliki siswa, dibuktikan dengan ketersediaan siswa dibentuk
dalam beberapa kelompok, (5) siswa dapat memahami isi panduan
eksperimen, (6) siswa dapat melaksanakan eksperimen sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
langkah-langkah yang terdapat dalam panduan eksperimen, (7) proses
pembelajaran dilakukan melalui berbagai cara belajar yang mengupayakan
bekerjanya seluruh panca indera yang dimiliki siswa, (8) sikap kerja sama dan
kemandirian siswa terwujud pada saat melakukan eksperimen, (9) siswa
berpartisipasi aktif dalam kegiatan demonstrasi maupun eksperimen, (10)
respon positif siswa terwujud melalui kegiatan peer tutoring.
5.2 Keterbatasan Pengembangan
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan, diantaranya:
5.2.1. Penelitian terbatas pada mata pelajaran IPA kelas III tentang „Kerusakan alam
dan cara menjaga kelestarian alam‟ dan „Cara manusia dalam memelihara dan
melestarikan alam : „perilaku manusia yang pedulii lingkungan‟.
5.2.2. Isi materi eksperimen terbatas mempelajari 2 konteks utama yaitu penyebab
banjir dan fungsi akar.
5.2.3. Membutuhkan waktu yang lama untuk melaksanakan pembelajaran karena
guru perlu mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen.
5.3 Saran
5.3.1. Penelitian seharusnya bisa dilakukan dalam konteks mata pelajaran yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
5.3.2. Isi materi eksperimen sebaiknya dikembangkan berkelanjutan sesuai dengan
permasalahan lingkungan yang akan dipelajari sehingga tidak terbatas pada
materi penyebab banjir dan fungsi akar saja.
5.3.3. Pelaksanaan pembelajaran perlu memperhatikan alokasi waktu sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perlu mempersiapkan alat dan
bahan yang digunakan dalam eksperimen sehari sebelum melakukan
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
DAFTAR PUSTAKA
Aneheim University. (2016). Brian Tomlinson, Ph.D., (Online),
(www.aneheim.edu) diakses 1 September 2016.
Apriyadi, A. (2016). 1500 Meter Kubik Sampah Sumbat Pintu Air di Bantul Setelah
Banjir, (Online), (www.jogja.tribunnews.com), diakses 3 Juli 2016.
Borg & Gall. (1983). Educational Research An Introduction. United States of
America: Library of Congress Cataloging in Publication Data.
Crain, W. (2007). Teori Perkembangan: Konsep Aplikasi. Penerjemah: Yudi Santoso.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widodo, H. D. C. (2014). Mengupayakan Anak Mencintai Ligkungan Hidup dan
Sains Melalui Ekperimen. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Fransiskus, Paus. (2015) Ensiklik Laudato Si‟, tentang Perawatan Rumah Kita
Bersama. Penerjemah: Martin Harun. Jakarta: Obor.
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hamzah, S. (2013). Pendidikan Lingkungan: Sekelumit Wawasan Pengantar.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Handayani, A. (2013). Peningkatan Sikap Peduli Lingkungan Melalui Implementasi
Pendekatan Sains Tekhnologi Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran IPA
Kelas IV SD N Keputan A. Yogyakarta: Univeristas Negeri Yogyakarta.
Harsono. Y. M. (2015). Developing Learning Materials For Specific Purposes.
Jakarta: Universitas Katolik Atma Jaya.
Jamanti, R. (2014). Pengaruh Berita Banjir Koran Kaltim terhadap Kesadaran
Lingkungan Masyarakat Kelurahan temindung Permai Samarinda, eJornal
Ilmu Komunikasi, 2 (1). 17-33.
Montessori, M. (2002). The Montessori Method. New York: Schocken Books.
Mubarok, Z. (2016). Banjir Kiriman „Sumbang‟ Ribuan Kubik Sampah, (Online),
(www.radarjogja.co.id), diakses19 November 2016.
Neolaka, A. (2008). Kesadaran Lingkungan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Noddings, N. (2002). Starting at Home: Caring and Social Policy. Berkeley:
University of California Press
Pius dan Sonia. (2014). Subjective Well-being pada Remaja Ditinjau dari Kesadaran
Lingkungan, Psikodimensia, 13 (1). 10-21.
Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sari, W.W. (2014). Persepsi Guru dan Siswa Sd di Yogyakarta terhardap Program
Conservation Scout. Bioedukatika, 2 (2). 34-37.
Sastosupeno, S. (1984). Manusia, Alam, dan Lingkungan. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Setyosari, P. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sihombing, E. G S. (2014). Hubungan Perilaku Martarombo dengan Kepedulian
Suku Batak Toba terhadap Sesama Suku Batak Toba. Sumatera Utara:
Universitas Sumatera Utara.
Slavin, R.E. (2011). Psikologi Pendidikan: teori dan praktik. Jakarta: Indeks.
Solso. (2008). Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga.
Subagya. (2010). Paradigma Pedagogi Reflektif mendampingi peserta didik menjadi
cerdas & berkarakter. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardjo. (2006). Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Prodi Teknologi
Pembelajaran. PPs U.N.Y.
Suprijono, A. (2016). Model-Model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suseno, P. Y. (2016). Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan pada Anak
melalui Model Conservation Scout. Yogyakarta: Symposium on Biology
Education, Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Ahmad Dahlan.
Tegeh, dkk. (2014). Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Tilaar, M. (2011). Pioneers in Green Science. Jakarta: Dian Rakyat.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Tomlinson. (2005). Materials development in language teaching. United Kingdom:
Cambridge University Press.
Tronto, J. (1998). An Ethnic of Care. Generations, 22 (3).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional: Jakrta 2003.
Winarti, E dan Anggadewi, B. E T. Manusia Pembelajar di Dunia Tarik Ulur:
Tanggapan terhadap Pandangan M. Sastrapratedja tentang Pendidikan
sebagai Humanisasi. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Yunus, F M. (2004). Pendidikan Berbasis Realitas Sosial: Paulo Freire & YB.
Mangunwijaya. Yogyakarta: Logung Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 2. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa
LEMBAR WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN SISWA
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara dicatat
oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara dimungkinkan
berkembang.
1. Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti pembelajaran
IPA?
2. Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti pembelajaran IPA?
3. Kesulitan apa saja yang kamu temui?
4. Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen IPA di kelas?
5. Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan oleh
Bapak/Ibu gurumu?
6. Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan pratikum/eksperimen IPA
pada saat mengajar di kelas?
7. Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen IPA sedang
berlangsung?
8. Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu terbantu untuk
lebih mudah memahami materi yang diajarkan?
9. Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?
Yogyakarta,……………………
Pewawancara
………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 3. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Guru
LEMBAR WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN GURU KELAS
Nama :
Sekolah :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara dicatat
oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara dimungkinkan
berkembang.
1. Bagaimana kesan Bapak/Ibu selama mengajar materi IPA di kelas?
2. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan pada saat mengajarkan materi IPA di
kelas?
3. Bagaimana Bapak/Ibu menyikapi kendala yang dihadapi saat mengajar materi
IPA di kelas?
4. Apakah Bapak/Ibu biasa melakukan kegiatan pratikum/eksperimen IPA bersama
anak-anak?
5. Sejauh Bapak/Ibu mengamati, bagaimana aktivitas belajar siswa pada saat
melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen?
6. Kesulitan apa saja yang Bapak/Ibu jumpai selama melaksanakan kegiatan
pratikum/eksperimen bersama anak-anak?
7. Usaha apa yang Bapak/Ibu lakukan ketika anak-anak mengalami kesulitan pada
saat mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen?
8. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu, jika materi pratikum/eksperimen digunakan
sebagai media pembelajaran di kelas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
9. Apakah Bapak/Ibu membutuhkan materi pratikum/eksperimen IPA sebagai media
pembelajaran di kelas?
10. Dalam pandangan Bapak/Ibu Guru tentang materi eksperimen, kriteria apa saja
yang harus dipenuhi agar suatu materi eksperimen dapat dikatakan layak
digunakan?
Yogyakarta,……………………
Pewawancara
………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 4. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah
LEMBAR WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN KEPALA SEKOLAH
Nama :
Sekolah :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara dicatat
oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara dimungkinkan
berkembang.
1. Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 sering melaksanakan kegiatan
pratikum/eksperimen pada saat mengajar IPA di kelas?
2. Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 mengalami kesulitan pada saat
melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen tentang materi IPA?
3. Kesulitan apa saja yang dialami oleh Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 pada saat
melakukan kegiatan pratikum/eksperimen?
4. Bagaimana Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 mengatasi kesulitan tersebut?
5. Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 menggunakan panduan
pratikum/eksperimen pada saat melakukan kegiatan pratikum/eksperimen?
6. Apakah sekolah membutuhkan materi eksperimen IPA sebagai media
pembelajaran di kelas?
7. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu jika materi eksperimen IPA digunakan dalam
pembelajaran?
8. Dalam pandangan Bapak/Ibu Kepala Sekolah tentang materi eksperimen, kriteria
apa saja yang harus dipenuhi agar materi eksperimen tersebut dapat dikatakan
layak digunakan?
Yogyakarta,……………………
Pewawancara
………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 5. Lembar Wawancara Validasi Materi oleh Siswa
LEMBAR WAWANCARA
VALIDASI MATERI EKSPERIMEN OLEH SISWA
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara dicatat
oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara, dimungkinkan
berkembang.
1. Apakah kamu bisa melihat dan membaca dengan mudah seluruh isi
panduan/materi eksperimen?
2. Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?
3. Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan eksperimen ini?
4. Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen ini mudah dipahami?
5. Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan eksperimen ini?
6. Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan panduan
eksperimen ini?
Yogyakarta,……………………
Pewawancara
………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 6. Hasil Wawacara Analisis Kebutuhan Siswa
1. Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Berkemampuan Tinggi (Berinisial R)
1 Peneliti : Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama
mengikuti pembelajaran IPA?
Siswa : Saya suka dengan IPA. IPA paling sering diajarkan oleh guru.
2 Peneliti : Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti
pembelajaran IPA?
Siswa : Tidak ada kesulitan yang ditemui
3 Peneliti : Kesulitan apa saja yang kamu temui?
Siswa : Tidak ada.
4 Peneliti : Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan
pratikum/eksperimen IPA di kelas?
Siswa : Saya pernah mengikuti eksperimen tentang sifat benda.
Waktu itu saya bekerja bersama kelompok.
5 Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang
diajarkan oleh Bapak/Ibu gurumu?
Siswa : Paham. Karena kegiatannya jelas.
6 Peneliti : Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan
pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas?
Siswa : Guru menggunakan panduan eksperimen.
7 Peneliti : Apakah kamu membutuhkan panduan ketika
pratikum/eksperimen IPA sedang berlangsung?
Siswa : Butuh. Karena dengan panduan bisa memperjelas langkah
dalam praktikum.
8 Peneliti : Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen
kamu terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang
diajarkan?
Siswa : Sangat membantu karena mengarahkan langkah-langkah
eksperimen.
9 Peneliti : Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
inginkan?
Siswa : Sebuah panduan eksperimen hendaknya mudah dibaca dan
mudah dipahami.
2. Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Berkemampuan Tinggi (Berinisial H)
1 Peneliti : Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama
mengikuti pembelajaran IPA?
Siswa : Kesan saya ketika mengikuti pembelajaran IPA yaitu senang
karena pembelajarannya menarik, juga IPA berhubungan
dengan alam dan saya menyukai alam.
2 Peneliti : Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti
pembelajaran IPA?
Siswa : Saya tidak menemui kesulitan ketika belajar IPA karena saya
suka IPA
3 Peneliti : Kesulitan apa saja yang kamu temui?
Siswa : Tidak ada.
4 Peneliti : Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan
pratikum/eksperimen IPA di kelas?
Siswa : Saya pernah megikuti kegiatan praktikum/eksperimen IPA di
kelas. PraktikumH/eksperimen yang saya lakukan tentang
bagian-bagian tumbuhan dan tentang sifat benda.
5 Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang
diajarkan oleh Bapak/Ibu gurumu?
Siswa : Saya dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan
guru ketika praktikum karena saya melakukan langsung
praktikum tersebut.
6 Peneliti : Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan
pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas?
Siswa : Ya. Guru menggunakan panduan praktikum pada saat
melakukan praktikum. Meskipun sederhana namun panduan
tersebut membantu mengarahkan labgkah-langkah yang harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
dilakukan ketika melakukan praktikum.
7 Peneliti : Apakah kamu membutuhkan panduan ketika
pratikum/eksperimen IPA sedang berlangsung?
Siswa : Saya membutuhkan panduan praktikum ketika sedang
melakukan praktikum karena panduan tersbut menjadi
pedoman dan arahan langkah-langkah yang harus saya
kerjakan ketika melakukan praktikum.
8 Peneliti : Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen
kamu terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang
diajarkan?
Siswa : Membaca panduan praktikum sebelum melakukan praktikum
mengarahkan saya dalam melakukan langkah-langkah yang
ada pada kegiatan praktikum. Jika langkah-langkahnya sesuai
panduan, maka praktikum bisa berhasil dan saya dapat
menyimpulkan kegiatan praktikum tersebut.
9 Peneliti : Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu
inginkan?
Siswa : Panduan materi yang saya inginkan yaitu disertai gambar
penjelas langkah-langkah kegiatan.
3. Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Berkemampuan Tinggi (Berinisial D )
1 Peneliti : Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama
mengikuti pembelajaran IPA?
Siswa : Saya menyukai IPA karena berhubungan dengan alam secara
langsung.
2 Peneliti : Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti
pembelajaran IPA?
Siswa : Saya tidak menemui kesulitan ketika belajar IPA karena saya
suka IPA
3 Peneliti : Kesulitan apa saja yang kamu temui?
Siswa : Tidak ada
4 Peneliti : Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
pratikum/eksperimen IPA di kelas?
Siswa : Saya pernah melakukan praktikum di kelas yaitu tentang sifat
benda dan bagian tubuh tumbuhan.
5 Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang
diajarkan oleh Bapak/Ibu gurumu?
Siswa : Saya dapat memahami maksud materi yang diajarkan guru
baik pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.
Belajar di luar kelas seperti pada saat melakukan praktikum
tentang sifat benda.
6 Peneliti : Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan
pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas?
Siswa : Ya. Guru menggunakan panduan praktikum pada saat
melakukan praktikum. Panduan yang dibuat guru pada saat
praktikum berisi langkah-langkah yang harus dilakukan pada
saat praktikum.
7 Peneliti : Apakah kamu membutuhkan panduan ketika
pratikum/eksperimen IPA sedang berlangsung?
Siswa : Saya membutuhkan panduan praktikum ketika sedang
melakukan praktikum karena panduan tersbut menjadi
pedoman dan arahan langkah-langkah yang harus saya
kerjakan ketika melakukan praktikum.
8 Peneliti : Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen
kamu terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang
diajarkan?
Siswa : Panduan praktikum berisi langkah-langkah kegiatan yang
harus dilakukan ketika melakukan praktikum. Panduan ini
menjadi pedoman agar suatu praktikum dapat berhasil
sehingga saya bisa memamahi maksud dari praktikum
tersebut.
9 Peneliti : Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu
inginkan?
Siswa : Panduan materi yang saya inginkan yaitu disertai gambar dan
tulisannya jelas.
4. Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Berkemampuan Sedang (Berinisial L)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
1 Peneliti : Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama
mengikuti pembelajaran IPA?
Siswa : Asik. Karena belajar tentang lingkungan sekitar.
2 Peneliti : Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti
pembelajaran IPA?
Siswa : Ya.
3 Peneliti : Kesulitan apa saja yang kamu temui?
Siswa : Kadang saya sulit memahami materi yang disampaikan guru
karena terlalu banyak materi yang disampaikan.
4 Peneliti : Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan
pratikum/eksperimen IPA di kelas?
Siswa : Pernah melakukan eksperimen yaitu tentag bagian tubuh
tumbuhan.
5 Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang
diajarkan oleh Bapak/Ibu gurumu?
Siswa : Saya tidak begitu memahami materi karena pada saat itu saya
duduk di bangku belakang.
6 Peneliti : Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan
pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas?
Siswa : Pada saat melakukan eksperimen guru menggunakan panduan
eksperimen.
7 Peneliti : Apakah kamu membutuhkan panduan ketika
pratikum/eksperimen IPA sedang berlangsung?
Siswa : Saya butuh panduan dalam melakukan eksperimen untuk
mengetahui langkah dalam eksperimen.
8 Peneliti : Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen
kamu terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang
diajarkan?
Siswa : Ya. Panduan eksperimen mengarahkan berhasilnya
eksperimen.
9 Peneliti : Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu
inginkan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Siswa : Panduan eksperimen sebaiknya disertai gambar yang menarik.
5. Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Berkemampuan Rendah (Berinisial B)
1 Peneliti : Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama
mengikuti pembelajaran IPA?
Siswa : Saya menyukai IPA karena berhubungan dengan alam secara
langsung.
2 Peneliti : Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti
pembelajaran IPA?
Siswa : Saya menemui kesulitan ketika belajar IPA.
3 Peneliti : Kesulitan apa saja yang kamu temui?
Siswa : Kesulitan itu adalah mengenai soalnya. Soal-soal IPA susah,
saya sulit memahami maksudnya.
4 Peneliti : Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan
pratikum/eksperimen IPA di kelas?
Siswa : Saya pernah melakukan praktikum di kelas yaitu tentang sifat
benda dan bagian tubuh tumbuhan.
5 Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang
diajarkan oleh Bapak/Ibu gurumu?
Siswa : Saya dapat cepat memahami pembelajaran IPA ketika belajar
di luar kelas seperti ketika melakukan praktikum tentang sifat
benda.
6 Peneliti : Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan
pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas?
Siswa : Ya. Guru menggunakan panduan praktikum pada saat
melakukan praktikum. Panduan yang dibuat guru pada saat
praktikum berisi langkah-langkah yang harus dilakukan pada
saat praktikum.
7 Peneliti : Apakah kamu membutuhkan panduan ketika
pratikum/eksperimen IPA sedang berlangsung?
Siswa : Saya membutuhkan panduan praktikum ketika sedang
melakukan praktikum agar praktikum yang saya lakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
berhasil.
8 Peneliti : Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen
kamu terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang
diajarkan?
Siswa : Panduan praktikum mengarahkan agar praktikum dapat
berhasil. Jika berhasil, saya dapat memahami maksud dari
eksperimen tersebut.
9 Peneliti : Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu
inginkan?
Siswa : Panduan materi yang saya inginkan hendaknya tulisannya
jelas dan disertai gambar-gambar yang lucu agar tidak bosan
ketika membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 7. Hasil Analisis Kebutuhan Guru Kelas III A
1 Peneliti : Bagaimana kesan Bapak/Ibu selama mengajar materi IPA di
kelas?
Guru : Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang
menyenangkan dan bersifat konkret. Materi IPA lebih mudah
diajarkan seperti ciri-ciri makhluk hidup, sifat benda, dan
sebagainya. Dalam mengajar saya juga menyesuaikan dengan
tingkat pemahaman siswa. Siswa yang tingkat
kemampuannya tinggi diberi soal tambahan yang lebih rumit
dan juga bertugas untuk mengajari temannya yang belum
paham. Siswa yang kemampuannya sedang diberikan
beberapa pertanyaan pancingan yang berhubungan dengan
materi pelajaran. Sedangkan siswa yang kemampuannya
rendah mendapatkan tambahan bimbingan dan biasanya
dilakukan di akhir pembelajaran.
2 Peneliti : Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan pada saat
mengajarkan materi IPA di kelas?
Guru : Ya. Saya mengalami beberapa kendala dalam mengajar IPA.
Media yang tersedia di sekolah jumlahnya kurang dan
kondisinya tidak semuanya baik. Selain itu, mood siswa yang
cepat berubah membuat saya kadang kesusahan
mengkondisikan siswa.
3 Peneliti : Bagaimana Bapak/Ibu menyikapi kendala yang dihadapi saat
mengajar materi IPA di kelas?
Guru : Keterbatasan sumber belajar dan media pembelajaran saya
antisipasi dengan pengadaan sumber belajar dan media
pembelajaran sendiri. Saya mencari lewat buku, televisi,
internet, bahkan membuat media pembelajaran sendiri.
Penangan untuk siswa yang memiliki mood cepat berubah
saya berikan jargon dan tepuk semangat untuk
mengembalikan focus siswa. Selain itu, siswa saya beri tugas
tambahan dan target untuk menyelesaikan soal tepat waktu.
Misalnya saya berikan target untuk mendapatkan nilai 7,
maka siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 7 harus
melakukan remidal untuk memperbaiki nilai. Saya juga
memberikan bimbingan individu bagi siswa yang belum
paham dengan materi.
4 Peneliti : Apakah Bapak/Ibu pernah/sering melakukan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
pratikum/eksperimen IPA bersama anak-anak?
Guru : Selama saya mengajar di kelas III A ini saya baru melakukan
eksperimen satu kali yaitu tentang ciri makhluk hidup. Hal ini
disebabkan karena saya cuti dari bulan September hingga
bulan November 2016, jadi proses pembelajaran diambil alih
oleh guru yang telah ditunjuk oleh kepala sekolah.
5 Peneliti : Sejauh Bapak/Ibu mengamati, bagaimana aktivitas belajar
siswa pada saat melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen?
Guru : Pada saat nelakukan eksperimen, siswa antusias dan semangat
dengan esksperimen tersebut.
6 Peneliti : Kesulitan apa saja yang Bapak/Ibu jumpai selama
melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen bersama anak-
anak?
Guru : Sedikit kendala pada saat pembagian kelompok karena
beberapa siswa yang tidak mau bergabung dengan temannya.
7 Peneliti : Usaha apa yang Bapak/Ibu lakukan ketika anak-anak
mengalami kesulitan pada saat mengikuti kegiatan
pratikum/eksperimen?
Guru : Saya mencoba mendekati mereka dan memberikan pengertian
untuk saling menghormati dan saling berbagi.
8 Peneliti : Bagaimana pendapat Bapak/Ibu, jika materi
pratikum/eksperimen digunakan sebagai media pembelajaran
di kelas?
Guru : Eksperimen perlu dilakukan untuk menambah pengalaman
siswa. Siswa bisa belajar secara langsung dan isi materi
mudah diingat siswa.
9 Peneliti : Apakah Bapak/Ibu membutuhkan materi
pratikum/eksperimen IPA sebagai media pembelajaran di
kelas?
Guru : Panduan dalam eksperimen juga dibutuhkan karena menjadi
pedoman dalam melaksanakan eksperimen.
10 Peneliti : Dalam pandangan Bapak/Ibu Guru tentang materi
eksperimen, kriteria apa saja yang harus dipenuhi agar suatu
materi eksperimen dapat dikatakan layak digunakan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Guru : Panduan eksperimen sebaiknya disusun sesuai SK, KD dan
materi pembelajaran. Sebaiknya juga bisa disertai gambar
sebagai penjelas dan dibuat menarik untuk dibaca. Selain itu
eksperimen juga tidak membahayakan bagi guru maupun
siswa sehingga bisa bermanfaat untuk menambah
pengalaman..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 8. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah
1 Peneliti : Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 sering melaksanakan
kegiatan pratikum/eksperimen pada saat mengajar IPA di
kelas?
Kepala
Sekolah : Bapak/Ibu guru di SD N Jetis 1 ini bisa melaksanakan
kegiatan eksperimen di kelas. Kegiatan eksperimen yang
dilakukan bisa apa saja seperti kegiatan demonstrasi.
Eksperimen ini biasa dilakukan minimal 2 kali dalam satu
semester. Eksperimen ini biasa dilakukan pada saat kepala
sekolah melakukan supervisi.
2 Peneliti : Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 mengalami kesulitan
pada saat melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen
tentang materi IPA?
Kepala
Sekolah : Ya. Bapak/Ibu guru di SD N Jetis 1 ini sering mengalami
beberapa kesulitan dalam melaksanakan eksperimen IPA di
kelas
3 Peneliti : Kesulitan apa saja yang dialami oleh Bapak/Ibu Guru di SD N
Jetis 1 pada saat melakukan kegiatan pratikum/eksperimen?
Kepala
Sekolah : Masalah yang dihadapi Bapak/Ibu guru dalam melakukan
eksperimen tentang mata pelajaran IPA adalah ketersediaan
alat dan bahan yang sudah rusak dan tidak lengkap.
4 Peneliti : Bagaimana Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 mengatasi
kesulitan tersebut?
Kepala
Sekolah : Cara mengatasi kesulitan tersebut dilakukan dengan berbagai
cara. Alat yang masih bisa diperbaiki kemudian bisa
diperbaiki. Sekolah juga menganggarkan pengadaan alat
peraga dari dana BOS atau BOSDA.
5 Peneliti : Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 menggunakan
panduan pratikum/eksperimen pada saat melakukan kegiatan
pratikum/eksperimen?
Kepala
Sekolah : Dalam melakukan eksperimen guru biasanya menggunakan
panduan yang ada pada buku pegangan guru. Ada juga
beberapa guru yang membbuat sendiri panduan eksperimen.
6 Peneliti : Apakah sekolah membutuhkan materi eksperimen IPA
sebagai media pembelajaran di kelas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Kepala
Sekolah : Panduan eksperimen sangan dibutuhkan dan harus ada karena
mengarahkan eksperimen dan guru juga tidak repot. Hampir
semua kegiatan eksperimen menggunakan panduan
eksperimen, hanya saja terkendala alat dan bahan yang tidak
memadai.
7 Peneliti : Bagaimana pendapat Bapak/Ibu jika materi eksperimen IPA
digunakan dalam pembelajaran?
Kepala
Sekolah : Dengan adanya materi IPA diharapkan pembelajaran tidak
verbalis. Pembelajaran hendaknya membuat siswa menjadi
aktif, artinya segala kemampuan anak baik afektif, kognitif,
dan psikomotor bisa dimanfaatkan siswa dalam pembelajaran.
8 Peneliti : Dalam pandangan Bapak/Ibu Kepala Sekolah tentang materi
eksperimen, kriteria apa saja yang harus dipenuhi agar materi
eksperimen tersebut dapat dikatakan layak digunakan?
Kepala
Sekolah : Materi eksperimen sebaiknya sesuai Standar Kompetensi
(SK), Kompetensi Dasar (KD), sesuai materi, karakteristik
siswa, juga harus menggunakan gambar sebagai penjelas.
Selani itu, hendaknya eksperimen tidak membahayakan bagi
guru maupun siswa. Dengan eksperimen pula, diharapkan
sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan semakin
berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 9. Hasil Wawancara Validasi Materi Oleh Siswa
1. Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Berkemampuan Tinggi (Berinisial R)
1 Peneliti : Apakah kamu bisa melihat dan membaca seluruh isi
panduan/materi eksperimen?
Siswa : Bisa
2 Peneliti : Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?
Siswa : Menarik. Banyak hal dan pengetahuan baru. Selain itu bagus
sekali karena disertai gambar.
3 Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan
eksperimen?
Siswa : Saya sangat paham dengan panduan ini.
4 Peneliti : Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen
ini mudah dipahami?
Siswa : Sangat mudah dipahami.
5 Peneliti : Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan
eksperimen?
Siswa : Perasaan saya senang dan tertantang untuk mencoba.
6 Peneliti : Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen tersebut dengan
bantuan panduan eksperimen ini?
Siswa : Bisa. Langkah-langkah dalam panduan ini sudah jelas. Saya
juga sudah mencoba ekperimen yang tentang penyebab banjir.
Saya berhasil melakukan eksperimen tersebut dan dapat
disimpulkan bahwa sampah dapat menyebabkan banjir.
2. Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Berkemampuan Tinggi (Berinisial H)
1 Peneliti : Apakah kamu bisa melihat dan membaca seluruh isi
panduan/materi eksperimen?
Siswa : Bisa.
2 Peneliti : Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Siswa : Menarik, karena merupakan hal baru.
3 Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan
eksperimen?
Siswa : Saya paham dengan isi panduan eksperimen ini.
4 Peneliti : Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen
ini mudah dipahami?
Siswa : Sangat mudah dipahami.
5 Peneliti : Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan
eksperimen?
Siswa : Perasaan saya senang dan tertarik untuk mencoba.
6 Peneliti : Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen tersebut dengan
bantuan panduan eksperimen ini?
Siswa : Bisa. Langkah-langkah dalam panduan ini sudah jelas.
3. Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Berkemampuan Tinggi (Berinisial D)
1 Peneliti : Apakah kamu bisa melihat dan membaca seluruh isi
panduan/materi eksperimen?
Siswa : Bisa
2 Peneliti : Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?
Siswa : Biasa saja.
3 Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan
eksperimen?
Siswa : Ada bagian yang kurang saya mengerti seperti pada bagian
alat dan bahan sepertinya gambar cetok tidak sesuai dengan
cetok yang sebenarnya.
4 Peneliti : Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen
ini mudah dipahami?
Siswa : Bahasanya mudah dimengerti.
5 Peneliti : Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
eksperimen?
Siswa : Perasaan saya senang karena dapat pengetahuan baru.
6 Peneliti : Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen tersebut dengan
bantuan panduan eksperimen ini?
Siswa : Saya bisa melakukan eksperimen dengan bantuan panduan
eksperimen ini.
4. Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Berkemampuan Tinggi (Berinisial L)
1 Peneliti : Apakah kamu bisa melihat dan membaca seluruh isi
panduan/materi eksperimen?
Siswa : Bisa.
2 Peneliti : Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?
Siswa : Menarik, karena belum pernah dilakukan
3 Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan
eksperimen?
Siswa : Saya paham dengan isi panduan ini
4 Peneliti : Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen
ini mudah dipahami?
Siswa : Sangat mudah dipahami.
5 Peneliti : Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan
eksperimen?
Siswa : Saya tertarik dan ingin mencoba eksperimen ini.
6 Peneliti : Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen tersebut dengan
bantuan panduan eksperimen ini?
Siswa : Bisa.
5. Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Berkemampuan Tinggi (Berinisial B)
1 Peneliti : Apakah kamu bisa melihat dan membaca seluruh isi
panduan/materi eksperimen?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Siswa : Bisa.
2 Peneliti : Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?
Siswa : Menarik, karena disertai gambar dan langkah-langkah yang
bervariasi.
3 Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan
eksperimen?
Siswa : Saya dapat memahami maksud dari panduan eksperimen ini
tetapi ada langkah yang belum saya pahami yaitu pada saat
memasukkan tanah dan padi ke dalam pot.
4 Peneliti : Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen
ini mudah dipahami?
Siswa : Mudah dipahami bahasanya.
5 Peneliti : Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan
eksperimen?
Siswa : Senang, karena ini adalah temuan baru. Belum pernah saya
lakukan.
6 Peneliti : Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen tersebut dengan
bantuan panduan eksperimen ini?
Siswa : Saya bisa melakukan eksperimen dengan bantuan panduan
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 10. Intrumen Validasi Perangkat Pembelajaran
INSTRUMEN VALIDASI
KUALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN
MENGACU PADA KURIKULUM KTSP UNTUK SISWA KELAS III
SD N JETIS 1 YOGYAKARTA
Nomor Mahasiswa : 1. Paulus Yuli Suseno (131134064)
2. Adelia Surya Putri (131134084)
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Petunjuk:
Mohon untuk melingkari angka dalam kolom skor sesuai dengan kemampuan
mahasiswa dengan memperhatikan rambu-rambu penskoran sebagai berikut:
Rentang skor 1-4 dengan kualifikasi sebagai berikut:
4= sangat baik, 3= baik, 2= cukup, 1= kurang
No KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN SKOR CATATAN
A. Identitas RPP
1. Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan
pendidikan, kelas, mata pelajaran, semester,
alokasi waktu)
1 2 3 4
B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar
1. Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan
tingkat ranah kognitif, afektif dan psikomotor
pada setiap kompetensi dasar
1 2 3 4
2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional
dengan kompetensi yang diukur 1 2 3 4
3. Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan
keterampilan 1 2 3 4
4. Rumusan indikator menunjukkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi 1 2 3 4
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan
kompetensi dasar dan indicator 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
2. Kelengkapan komponen ABCD (audience,
behavior, condition, degree) dalam rumusan
tujuan pembelajaran
1 2 3 4
D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1. Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 1 2 3 4
2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 1 2 3 4
3. Keruntutan dengan sistematika materi 1 2 3 4
4. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 1 2 3 4
E. Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran
1. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran
dengan kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai 1 2 3 4
2. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran
dengan materi pembelajaran 1 2 3 4
3. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran
dengan karakteristik peserta didik 1 2 3 4
F. Skenario/Kegiatan Pembelajaran
1. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran
dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran 1 2 3 4
2. Kompetensi strategi dan metode pembelajaran
dengan materi pembelajaran 1 2 3 4
3. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran
dengan karakteristik peserta didik 1 2 3 4
4. Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap
tahapan pembelajaran dan kesesuaian dengan
alokasi waktu
1 2 3 4
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi
yang ingin dicapai 1 2 3 4
2. Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir,
tindak lanjut) 1 2 3 4
3. Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci
jawaban) 1 2 3 4
H. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1. Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator,
petunjuk dan soal)
1 2 3 4
2. Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan
mudah dipahami
1 2 3 4
3. Tampilan LKS indah dan menarik 1 2 3 4
I. Penggunaan Bahasa Tulis
1. Ketepatan ejaan 1 2 3 4
2. Ketepataan pilihan kata 1 2 3 4
3. kebakuan struktur kalimat 1 2 3 4
4. Kebakuan bentuk huruf dan angka 1 2 3 4
SKOR TOTAL
Rata-rata =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Komentar umum dan saran perbaikan:
Kesimpulan
(mohon dilingkari salah satu)
Secara umum, perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan:
1. Layak digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi
2. Layak digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba lapangan
Yogyakarta,…………………
Validator
………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 11. Instrumen Validasi Materi Eksperimen
INSTRUMEN VALIDASI KUALITAS MATERI EKSPERIMEN
MENGACU PADA KURIKULUM KTSP UNTUK SISWA KELAS III
SD N JETIS 1 YOGYAKARTA
PETUNJUK:
Mohon Bapak/Ibu berkenan untuk menilai kualitas materi eksperimen yang mengacu
pada kurikulum KTSP untuk siswa kelas III di SD N Jetis 1 dengan cara memberi
tanda cek (√) pada kolom di bawah bilangan 1, 2, 3, atau 4 serta memberi komentar
sesuai pendapat Bapak/Ibu pada kolom yang telah disediakan!
KETERANGAN:
1= kurang baik, 2= cukup baik, 3= baik , 4= sangat baik.
No Aspek yang Dinilai
Hasil Penelaahan dan
Skor Catatan
1 2 3 4
A. Identitas
1. Kelengkapan unsur materi
eksperimen (judul, deskripsi
singkat, alat dan bahan, langkah
kerja, referensi)
B. Konten atau Isi
1. Rumusan deskripsi singkat
eksperimen membantu memperjelas
gambaran umum eksperimen
2. Rumusan tujuan eksperimen sesuai
dengan indikator yang akan dicapai
3. Alat dan bahan dirumuskan secara
rinci dan jelas
4. Langkah kerja dirumuskan secara
rinci, singkat, dan jelas
5. Materi eksperimen sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa
(relevan)
6. Materi eksperimen membantu
mengembangkan kepercayaan diri
siswa
7. Materi eksperimen menumbuhkan
kebahagiaan dalam diri siswa
8. Materi eksperimen menumbuhkan
ketertarikan siswa terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
lingkungan
9. Materi eksperimen mengupayakan
perkembangan otak kanan dan otak
kiri siswa
10. Materi eksperimen memberikan
kesempatan untuk terwujudnya
feedback
C Tampilan
1. Rumusan alat dan bahan disertai
gambar sebagai penjelas
2. Rumusan langkah kegiatan disertai
gambar sebagai penjelas dalam
melakukan eksperimen
3. Ketepatan pemilihan jenis huruf
4. Ketepatan pemilihan ukuran huruf
5. Ketepatan penempatan teks
6. Kesesuaian gambar dengan konteks
materi
7. Kejelasan gambar
8. Ketepatan penempatan gambar
9. Keterbacaan teks
D. Bahasa
1. Ketepatan penggunaan bahasa
berdasarkan EYD
2. Penggunaan bahasa mudah
dipahami siswa
3. Penggunaan kata pada kalimat
mengandung makna tunggal
4. Penggunaan kalimat efektif
5. Pemilihan kalimat menghindari
pemakaian istikah asing
E. Penggunaan dan Penyajian
1. Materi eksperimen disajikan secara
sistematis
2. Materi eksperimen dapat digunakan
dalam jangka waktu yang lama
Skor Total
Rata-rata =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Komentar umum dan saran perbaikan:
Kesimpulan
(mohon dilingkari salah satu)
Secara umum, perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan:
4. Layak digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi
5. Layak digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran
6. Tidak layak untuk digunakan/uji coba lapangan
Yogyakarta,…………………
Validator
………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 12. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli IPA
No Aspek Skor
A. Identitas RPP
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran,
semester, alokasi waktu)
3
B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar
1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan
psikomotor pada setiap kompetensi dasar
4
2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 4
3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 4
4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi 4
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indicator 4
2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam
rumusan tujuan pembelajaran
3
D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 4
2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3
3 Keruntutan dengan sistematika materi 4
4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 4
E. Pemilihan Sumber/Media Belajar
1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) yang
ingin dicapai
4
2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 4
3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3
F. Kegiatan Pembelajaran
1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)
pembelajaran
4
2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 4
3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3
4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian
dengan alokasi waktu
4
G. Penilaian Hasil Belajar
1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 4
2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 4
3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) 4
H. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 4
2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 4
3 Tampilan LKS indah dan menarik 4
I. Penggunaan Bahasa Tulis
1 Ketepatan ejaan 4
2 Ketepataan pilihan kata 4
3 kebakuan struktur kalimat 4
4 Kebakuan bentuk huruf dan angka 4
Total Skor 107
Rata-rata 3,82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 13. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Dosen Ahli IPA
No Aspek Skor
A. Identitas
1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan,
langkah kerja, referensi)
3
B. Konten atau Isi
1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran umum
eksperimen
4
2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 4
3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 4
4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 4
5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 4
6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 3
7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 4
8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 4
9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa 4
10 Materi eksperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback 3
C. Tampilan
1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 4
2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan
eksperimen
4
3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 4
4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 4
5 Ketepatan penempatan teks 4
6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 4
7 Kejelasan gambar 4
8 Ketepatan penempatan gambar 4
9 Keterbacaan teks 4
D. Bahasa
1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 4
2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 4
3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 4
4 Penggunaan kalimat efektif 4
5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing 3
E. Penggunaan dan Penyajian
1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 4
2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama 3
Total Skor 103
Rata-rata 3,81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 14. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Dosen Ahli Bahasa
No Aspek Skor
A. Identitas RPP
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran,
semester, alokasi waktu)
4
B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar
1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan
psikomotor pada setiap kompetensi dasar
3
2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 4
3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 4
4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi 3
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indicator 4
2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam
rumusan tujuan pembelajaran
4
D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 4
2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 4
3 Keruntutan dengan sistematika materi 4
4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 4
E. Pemilihan Sumber/Media Belajar
1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) yang
ingin dicapai
4
2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 4
3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 4
F. Kegiatan Pembelajaran
1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)
pembelajaran
4
2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 4
3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 4
4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian
dengan alokasi waktu
4
G. Penilaian Hasil Belajar
1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 4
2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 4
3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) 4
H. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 4
2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 4
3 Tampilan LKS indah dan menarik 3
I. Penggunaan Bahasa Tulis
1 Ketepatan ejaan 4
2 Ketepataan pilihan kata 4
3 kebakuan struktur kalimat 3
4 Kebakuan bentuk huruf dan angka 4
Total Skor 108
Rata-rata 3,85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 15. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Dosen Ahli Bahasa
No Aspek Skor
A. Identitas
1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan,
langkah kerja, referensi)
4
B. Konten atau Isi
1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran umum
eksperimen
4
2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 4
3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 4
4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 4
5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 4
6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 3
7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 4
8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 4
9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa 4
10 Materi eksperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback 3
C. Tampilan
1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 4
2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan
eksperimen
4
3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 4
4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 4
5 Ketepatan penempatan teks 4
6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 4
7 Kejelasan gambar 4
8 Ketepatan penempatan gambar 3
9 Keterbacaan teks 4
D. Bahasa
1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 4
2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 4
3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 4
4 Penggunaan kalimat efektif 4
5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing 4
E. Penggunaan dan Penyajian
1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 4
2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama 4
Total Skor 107
Rata-rata 3,96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Lampiran 16. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Guru Kelas III A
No Aspek Skor
A. Identitas RPP
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran,
semester, alokasi waktu)
4
B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar
1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan
psikomotor pada setiap kompetensi dasar
3
2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 4
3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 3
4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi 3
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator 3
2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam
rumusan tujuan pembelajaran
3
D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 3
2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3
3 Keruntutan dengan sistematika materi 4
4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 3
E. Pemilihan Sumber/Media Belajar
1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) yang
ingin dicapai
4
2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 3
3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3
F. Kegiatan Pembelajaran
1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)
pembelajaran
3
2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 4
3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3
4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian
dengan alokasi waktu
4
G. Penilaian Hasil Belajar
1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 3
2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 3
3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) 3
H. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 3
2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 3
3 Tampilan LKS indah dan menarik 3
I. Penggunaan Bahasa Tulis
1 Ketepatan ejaan 4
2 Ketepataan pilihan kata 3
3 kebakuan struktur kalimat 4
4 Kebakuan bentuk huruf dan angka 4
Total Skor 93
Rata-rata 3,32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 17. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Guru Kelas III A
No Aspek Skor
A. Identitas
1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan,
langkah kerja, referensi)
4
B. Isi
1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran umum
eksperimen
4
2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 3
3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 4
4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 3
5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 3
6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 3
7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 3
8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 3
9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa 4
10 Materi eksperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback 3
C. Tampilan
1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 4
2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan
eksperimen
4
3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 3
4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 3
5 Ketepatan penempatan teks 3
6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 4
7 Kejelasan gambar 4
8 Ketepatan penempatan gambar 3
9 Keterbacaan teks 3
D. Bahasa
1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 4
2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 3
3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 4
4 Penggunaan kalimat efektif 3
5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing 4
E. Penggunaan dan Penyajian
1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 4
2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama 3
Skor Total 93
Rata-rata 3,44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 18. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Guru Kelas III B
No Aspek Skor
A. Identitas RPP
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran,
semester, alokasi waktu)
3
B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar
1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan
psikomotor pada setiap kompetensi dasar
3
2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 3
3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 3
4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi 3
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indicator 3
2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam
rumusan tujuan pembelajaran
3
D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 3
2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3
3 Keruntutan dengan sistematika materi 3
4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 3
E. Pemilihan Sumber/Media Belajar
1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) yang
ingin dicapai
4
2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 3
3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3
F. Kegiatan Pembelajaran
1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)
pembelajaran
2
2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 3
3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3
4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian
dengan alokasi waktu
4
G. Penilaian Hasil Belajar
1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 3
2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 3
3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) 4
H. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 3
2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 3
3 Tampilan LKS indah dan menarik 3
I. Penggunaan Bahasa Tulis
1 Ketepatan ejaan 3
2 Ketepataan pilihan kata 2
3 kebakuan struktur kalimat 3
4 Kebakuan bentuk huruf dan angka 3
Total Skor 86
Rata-rata 3,07
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran 19. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Guru Kelas III B
No Aspek Skor
A. Identitas
1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan,
langkah kerja, referensi)
3
B. Isi
1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran umum
eksperimen
4
2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 3
3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 3
4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 4
5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 3
6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 3
7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 3
8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 4
9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa 3
10 Materi eksperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback 3
C. Tampilan
1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 3
2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan
eksperimen
3
3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 3
4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 3
5 Ketepatan penempatan teks 3
6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 3
7 Kejelasan gambar 3
8 Ketepatan penempatan gambar 3
9 Keterbacaan teks 3
D. Bahasa
1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 3
2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 3
3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 2
4 Penggunaan kalimat efektif 3
5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing 3
E. Penggunaan dan Penyajian
1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 3
2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama 3
Skor Total 83
Rata-rata 3,07
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Lampiran 20. Hasil Pekerjaan Siswa
1. Hasil Pekerjaan Siswa Berinisial S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
2. Hasil Pekerjaan Siswa Berinisial SL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
3. Hasil Pekerjaan Siswa Berinisial AR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Lampiran 21. Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
Adelia Surya Puri, lahir di Temanggung pada 23
Maret 1995. Merupakan putri ke-2 dari pasangan Bapak
Benny Suryadi dan Ibu Bekti Lestari. Pada tahun 2001
lulus dari TK Dharma Wanita Kentengsari, kemudian
melanjutkan di SD N Kentengsari 1 dan lulus pada
tahun 2007. Pada tahun 2010 lulus dari SMP N 1
Ngadirejo dan kemudian masuk ke jurusan IPA di SMA N 2 Temanggung hingga
tahun 2013.
Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Pernah aktif dalam
Kelompok Peduli Lingkungan Hidup (KPLH) di SMA N 2 Temanggung yang
dinobatkan sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri pada tahun 2011. Pernah
menulis karya ilmiah dalam rangka mengikuti lomba Sekolah Sehat pada tahun
2011 dengan judul “Pemanfaatan Kulit Buah Manggis sebagai Obat Penyakit
Jantung Koroner”. Menjadi wakil dari Kabupaten Temanggung dalam mengikuti
Agriculture Training Camp (ATC) yang diselenggarakan oleh Badan Permberdayaan
Sumber Daya Manusia dan Pertanian (BPSDM TAN) Jawa Tengah di Soropodan,
Temanggung pada Juli 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan
menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Materi
Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model
Conservation Scout untuk Siswa Kelas III A SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related