i
ABSTRAK
Nanda Nurvita, Desika. 2011. Pengembangan Inventori Adversity Quotient
dengan Media Software bagi Siswa MAN Blitar. Skripsi Jurusan
Bimbingan Konseling dan Psikologi FIP Universitas Negeri Malang.
Pembimbing: (1) Dra. Henny Indreswari, M.Pd.; (II) Drs. Widada, M.Si.
Kata kunci: inventori, adversity quotient, software
Adversity Quotient merupakan aspek yang menentukan bagaimana
ketahanan individu dalam menghadapi kesulitan hidupnya, sehingga diketahui
apakah individu dapat bertahan atau menyerah. Adversity quotient merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesuksesan seseorang. Perbaikan
adversity quotient siswa dapat membantu siswa dalam mengatasi setiap hambatan
yang dilalui dalam hidupnya secara tepat. Sebelum diadakan perbaikan, tingkat
adversity quotient siswa perlu diidentifikasi terlebih dahulu. Salah satu cara untuk
mengidentifikasi tingkat adversity quotient siswa melalui pengisian inventori
Adversity Quotient dengan media software yang dapat bekerja secara cepat, tepat,
dan efisien.
Tujuan pengembangan ini ialah dihasilkannya deskripsi bentuk inventori
Adversity Quotient dengan media software bagi siswa Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Blitar yang memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai, sehingga
dapat digunakan oleh konselor dan siswa sebagai alat untuk mengetahui tingkat
adversity quotient siswa.
Model penelitian pengembangan yang digunakan adalah model penelitian
pengembangan Borg dan Gall (1983). Pengembangan inventori Adversity
Quotient dengan media software mengikuti prosedur: (1) mengumpulkan
informasi, (2) perencanaan, (3) menyusun prototype inventori, (4) penilaian
produk oleh ahli bimbingan dan konseling, (5) revisi produk berdasarkan hasil
penilaian produk oleh ahli bimbingan dan konseling, (6) uji coba produk tahap
awal untuk menilai validitas dan reliabilitas, (7) revisi produk berdasarkan hasil
uji coba produk tahap awal, (8) input data ke dalam software, (9) penilaian produk
oleh ahli media, (10) revisi produk berdasarkan hasil penilaian oleh ahli media,
(11) uji coba calon pengguna produk, (12) revisi produk berdasarkan uji calon
pengguna produk, (13) uji kelompok kecil, dan (14) revisi produk menjadi produk
akhir berdasarkan hasil uji kelompok kecil menghasilkan inventori Adversity
Quotient dengan media software bagi siswa MAN Blitar.
Data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
diperoleh dari masukan, tanggapan, dan saran-saran dari dosen pembimbing, dosen
ahli bimbingan dan konseling, ahli media, dan subjek coba calon pengguna produk
(konselor). Selain itu peneliti menerima masukan, tanggapan, dan saran-saran dari
siswa mengenai uji keterbacaan inventori Adversity Quotient. Data kuantitatif
diperoleh berupa angka-angka dari hasil uji instrumen dengan menggunakan
statistik perhitungan koefisien validitas dan reliabilitas, serta untuk mengetahui
frekuensi skor siswa.
Pengembangan inventori Adversity Quotient dengan media software
menunjukkan bahwa: (1) dari uji ahli Bimbingan dan Konseling diperoleh hasil
cenderung sesuai, (2) berdasarkan uji konsistensi internal menggunakan rumus
ii
product moment menunjukkan item pernyataan valid; ini berarti produk yang
dikembangkan mempunyai tingkat kegunaan yang tinggi, sedangkan berdasarkan
hasil uji reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach diperoleh reliabilitas
yang tinggi, (3) dari uji ahli media diperoleh hasil cenderung sangat baik, (4) dari
uji calon pengguna produk diperoleh hasil cenderung sangat baik, dan (5) dari uji
kelompok kecil diperoleh hasil cenderung sangat baik, sedangkan dari uji
kelompok kecil untuk mengetahui tingkat adversity quotient siswa diketahui
dari15 siswa subjek coba terdapat dua siswa yang memiliki skor adversity
quotient tinggi dan 13 siswa memperoleh skor adversity quotient sedang.
Bertolak dari hasil uji produk, maka diberikan saran berupa: (1) saran
pemanfaatan; hasil inventori Adversity Quotient dengan media software ini
diharapkan dapat membantu konselor untuk mendekatkan diri dengan siswa dalam
upaya memberikan bantuan kepada siswa, hendaknya menguasai software
inventori Adversity Quotient, setelah siswa mengetahui tingkat adversity quotient-
nya, diharapkan konselor dapat membantu siswa memperbaiki tingkat adversity
quotient-nya, bahkan pada akhirnya siswa dapat menjadikan kesulitan sebagai
teman, sehingga siswa tidak lagi menghindar dari kesulitan, namun
menghadapinya, (2) saran diseminasi; inventori ini dapat disejajarkan dengan
instrumen-instrumen psikologi yang lain, karena telah melalui uji ahli dan uji
lapangan, inventori ini dapat digunakan oleh sekolah lain, asalkan disesuaikan
dengan karakteristik siswa dan sekolah yang akan menggunakan inventori tersebut
terlebih dahulu, (3) pengembangan produk lebih lanjut; diharapkan bagi peneliti
selanjutnya, kegiatan pengembangan inventori Adversity Quotient dengan media
software bagi siswa MAN Blitar dilanjutkan dengan melakukan uji lapangan
utama (uji kelompok besar) agar diketahui manfaat dan keefektifan produk yang
dihasilkan; bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian juga dilanjutkan
dengan pengembangan paket pelatihan untuk meningkatkan tingkat adversity
quotient siswa, mengingat tingkat adversity quotient individu dapat diperbaiki dan
dikembangkan.
Top Related