LAMPIRAN
34
Lampiran 1 Analisis ragam pertumbuhan tanaman cabai keriting hibrida TM
999 pada petak konvensional dan pht di desa Cibatok I,
Cibungbulang, Bogor 2010
Peubah Pengamatan Uji Fa Uji Duncan
B1b
B2c
Tinggi tanaman
2 tn 46.800a 31.533a
4 tn 75.200a 66.800a
10 tn 80.00a 74.667a
Tinggi cabang
dikotom
2 tn 30.733a 17.133a
4 tn 33.933a 29.967a
10 tn 34.300a 31.467a
Diameter
2 N 0.663a 0.487a
4 N 1.063a 0.907b
10 tn 1.143a 1.033a
Jumlah cabang
2 N 12.467a 5.733a
4 tn 52.267a 39.133a
10 tn 91.000a 89.867a
a sn = sangat nyata, n = nyata, tn = tidak nyata.
b B1 = budidaya cabai besar secara pht.
c B2 = budidaya cabai besar secara konvensional.
Lampiran 2 Analisis ragam hama dan penyakit pada tanaman cabai keriting
hibrida TM 999 pada petak konvensional dan pht di desa Cibatok I,
Cibungbulang, Bogor 2010
Peubah Pengamatan Uji F Uji Duncan
B1 B2
Thrips
1 tn 1.1333a 0.4000a
2 tn 6.733a 2.200a
3 tn 15.400a 5.867a
4 tn 6.800a 5.333a
5 tn 6.7333a 5.9333a
6 tn 5.6000a 4.9333a
7 tn 4.133a 2.467a
8 tn 4.667a 2.000 a
9 n 6.2667a 2.4000b
10 tn 5.467a 2.800a
35
Empoasca
1 sn 0.80000a 0.26667b
2 n 4.1333a 0.6667a
3 tn 9.067a 3.333a
4 tn 17.733a 7.467a
5 tn 19.667a 12.000a
6 tn 27.867a 22.533a
7 tn 43.933a 19.867a
8 sn 88.133a 21.400b
9 tn 84.33a 22.47b
10 tn 84.33a 23.33a
Lalat Buah
1 tn 0.0000a 0.0000a
2 tn 0.0000a 0.0000a
3 tn 0.0000a 0.0000a
4 tn 0.6000a 0.0000a
5 n 0.46667a 0.0000a
6 tn 0.8000a 0.0667a
7 tn 0.6667a 0.2000a
8 tn 1.0667a 0.2000a
9 tn 0.5333a 0.2667a
10 tn 2.0000a 0.0000a
Puru
1 tn 0.0000a 0.0000a
2 tn 0.0000a 0.0000a
3 tn 0.0000a 0.0000a
4 tn 0.0000a 0.0000a
5 tn 2.000a 1.267a
6 tn 2.200a 0.800a
7 tn 1.467a 1.067a
8 n 2.0667a 0.0000b
9 tn 2.0000a 1.8667a
10 tn 2.467a 2.067a
Cercospora
1 tn 0.0000a 0.0000a
2 tn 0.0000a 0.0000a
3 tn 0.0000a 0.0000a
4 tn 0.0000a 0.0000a
36
5 tn 0.1333a 0.0000a
6 tn 0.1333a 0.0000a
7 tn 0.4667a 0.1333a
8 n 1.9333a 0.4667b
9 tn 1.2667a 0.6667a
10 n 1.4000a 0.7333a
Antraknosa
1 tn 0.0000a 0.0000a
2 tn 0.0000a 0.0000a
3 tn 0.0000a 0.0000a
4 tn 0.0000a 0.0000a
5 tn 0.0000a 0.0000a
6 tn 0.0000a 0.0000a
7 tn 0.8667a 0.0000a
8 tn 3.467a 0.667a
9 n 10.600a 1.200b
10 n 17.400a 2.133b
a sn = sangat nyata, n = nyata, tn = tidak nyata.
b B1 = budidaya cabai besar secara pht.
c B2 = budidaya cabai besar secara konvensional.
Lampiran 3 Analisis ragam hasil panen tanaman cabai keriting hibrida TM 999
pada petak PHT dan konvensionaldi desa Cibatok I, Cibungbulang,
Bogor 2010 Panen ke- Uji F
a Uji Duncan
B1b
B2c
1 tn 0.700a 0.467a
2 tn 1.133a 0.967a
3 tn 2.000a 1.400a
4 tn 3.100a 2.300a
5 tn 2.333a 2.100a
a sn = sangat nyata, n = nyata, tn = tidak nyata.
b B1 = budidaya cabai besar secara pht.
c B2 = budidaya cabai besar secara konvensional.
37
Lampiran 4 Perbandingan budidaya cabai keriting hibrida TM 999 secara
konvensional dan PHT
Kegiatan Budidaya
PHT Konvensional
Persiapan lahan - Observasi lapangan untuk
mengetahui sumber air/aliran
irigasi di areal lahan.
- Menanyakan tentang jenis tanaman
yang sudah ditamam sebelumnya.
- Observasi lapangan untuk
mengetahui sumber air/aliran
irigasi di areal lahan.
- Menanyakan tentang jenis tanaman
yang sudah ditamam sebelumnya.
Pembuatan
bedengan
- Membersihkan sampah dan sisa
tanaman yang ada di lahan.
- Menggemburkan lahan dengan
pencangkulan sedalam ± 30 cm.
- Membuat bedengan dengan lebar 1
m, tinggi bedengan 0,4 m, dan
panjang bedengan 10 m.
- Jarak antar bedengan (larikan)
selebar 40-50 cm.
- Bedengan dihaluskan kemudian
dibiarkan terjemur matahari.
- Untuk tahap ke-1 penanaman,
sudah dipersiapkan 3 petak contoh.
- Masing-masing petak contoh
terdiri dari 5 bedengan untuk
tanaman cabe dan 2-3 bedengan
untuk tanaman border.
- Membersihkan sampah dan sisa
tanaman yang ada di lahan.
- Menggemburkan lahan dengan
pencangkulan sedalam ± 30 cm.
- Membuat bedengan dengan lebar
1 m, tinggi bedengan 0,4 m, dan
panjang bedengan 10 m.
- Jarak antar bedengan (larikan)
selebar 40-50 cm.
- Bedengan dihaluskan kemudian
dibiarkan terjemur matahari.
- Untuk tahap ke-1 penanaman,
sudah dipersiapkan 3 petak contoh.
- Masing-masing petak contoh
terdiri dari 5 bedengan untuk
tanaman cabe dan 2-3 bedengan
yang tidak ditanami apapun.
Pemberian
kaptan
- Bedengan dalam petak contoh yang
akan dipersiapkan untuk tanaman
cabai diberi kapur pertanian
(kaptan) sebanyak 10 kg (0,5 kg/m2
≈ 2 ton/ha).
- Bedengan dalam petak contoh yang
akan dipersiapkan untuk tanaman
cabai diberi kapur pertanian
(kaptan) sebanyak 10 kg (0,5 kg/m2
≈ 2 ton/ha.
Pupuk
kandang
- Masing-masing bedengan diberikan
2 karung kotoran ayam (≈ 50 kg).
- Pupuk kandang (kotoran ayam)
yang telah disiapkan ditebar merata
pada setiap bedengan.
- Menyiapkan Decomax
(Decomposer maximum) dan air
bersih untuk membantu
pengomposan pada bedengan.
- Dilakukan penyemprotan dengan
Decomax pada setiap bedengan
dengan dosis 10 cc/liter air.
Penyemprotan ini menggunakan
handsprayer yang kapasitas tangki
14 liter.
- Untuk satu tangki bisa digunakan
untuk 7 bedengan, sehingga tampak
basahnya merata pada bedengan
tersebut.
- Kemudian dibiarkan 2-3 hari
sebelum dilakukan penutupan
dengan mulsa PHP.
- Diaduk merata dengan tanah
- Masing-masing bedengan
diberikan 2 karung kotoran ayam
(≈ 50 kg).
- Pupuk kandang (kotoran ayam)
yang telah disiapkan ditebar merata
pada setiap bedengan.
- Diaduk merata dengan tanah
sehingga pupuk kandang tersebut
tertutup dengan lapisan tanah.
- Bagian pinggir dan atas bedengan
dirapihkan dengan cangkul/bambu.
- Untuk bagian pinggir kiri – kanan
dan ujung bedengan dipadatkan
dengan bagian belakang cangkul
untuk menjaga agar bedengan tidak
rapuh pada saat pemasangan
mulsa.
38
sehingga pupuk kandang tersebut
tertutup dengan lapisan tanah.
- Bagian pinggir dan atas bedengan
dirapihkan dengan cangkul/bambu.
- Untuk bagian pinggir kiri – kanan
dan ujung bedengan dipadatkan
dengan bagian belakang cangkul
untuk menjaga agar bedengan tidak
rapuh pada saat pemasangan mulsa.
Pemasangan
mulsa PHP
- Menyiapkan belahan bambu
dengan ukuran: panjang 1 m tebal
2 cm, dan panjang 2 m tebal 1cm.
- Menyiapkan „hekter‟ bambu yang
panjangnya 30 cm dengan kedua
ujungnya diruncingkan.
- Gulungan mulsa ditarik dari ke
ujung bedengan kemudian
dipotong.
- Panjang mulsa yang dibutuhkan
untuk setiap bedengan mengurangi
80 cm dari panjang bedengan. Jadi
jika panjang bedengan 10 m, maka
panjang mulsa yang diperlukan ±
9,2 m.
- Pemasangan mulsa sebaiknya
dalam cuaca panas sehingga
mumudahkan dalam penarikan
mulsa (mudah memuai).
- Bedengan yang akan dipasang
mulsa sebelumnya dilakukan
penyiraman terlebih dahulu secara
merata dengan menggunakan
gembor.
- Mulsa terlebih dahulu diberi
bambu kedua ujungnya untuk
mumudahkam memegang pada
saat penarikan.
- Penarikan bisa dilakukan 2 kali
sehingga mulsa tersebut
memanjang sesuai ukuran
bedengan.
- Ujung mulsa yang satu terlebih
dahulu dipasang dengan
menggunakan hekter agar kuat
sehingga tidak terlepas ketika
penghekteran ujung satunya lagi.
- Bagian pinggir mulsa dipasang
bambu ( panjang 2 m, tebal 1 cm)
ditarik berbarengan lalu dihekter
sehingga tampak mulsa tersebut
kencang dan rapat dengan
bedengan.
39
Lubang
tanam
- Menyiapkan alat pelubang mulsa
dari kaleng susu (SKM) bekas
dimana bagian atasnya dibuka.
- Bagian bawah dan pinggiran kaleng
dilubangi dengan menggunakan
paku. Untuk memudahkan
penggunaan kaleng tersebut diberi
pegangan dari kayu/ bambu.
- Arang kayu (batok kelapa) yang
kering dibakar sampai membara
yang kemudian dimasukan kedalam
wadah tersebut.
- Membuat lubang tanam dengan
menggunakan kaleng susu yang
telah berisi bara api dengan jarak
antar lubang 60 cm.
- Menyiapkan alat pelubang mulsa
dari kaleng susu (SKM) bekas
dimana bagian atasnya dibuka.
- Bagian bawah dan pinggiran
kaleng dilubangi dengan
menggunakan paku. Untuk
memudahkan penggunaan kaleng
tersebut diberi pegangan dari kayu/
bambu.
- Arang kayu (batok kelapa) yang
kering dibakar sampai membara
yang kemudian dimasukan
kedalam wadah tersebut.
- Membuat lubang tanam dengan
menggunakan kaleng susu yang
telah berisi bara api dengan jarak
antar lubang 60 cm.
Benih
Penyiapan
benih
- Benih yang digunakan adalah benih
cabai hibrida TM 999 ( cabai
keriting) yang dibeli dari Kios
Pertanian.
- Dilakukan penyeleksian benih
dimana benih yang digunakan
adalah benih cabai yang berwarna
kuning mulus (tidak ada bercak
hitam).
- Menghitung jumlah benih yang
akan disemaikan dan masing-
masing perlakuan sebanyak 1.000
biji setiap tahap musim tanam.
- Benih yang digunakan adalah
benih cabai hibrida TM 999 ( cabai
keriting) yang dibeli dari Kios
Pertanian.
- Menghitung jumlah benih yang
akan disemaikan dan masing-
masing perlakuan sebanyak 1.000
biji setiap tahap musim tanam (3
tahap).
Perlakuan
benih
- Menyiapkan air bersih sebanyak
100 ml dalam gelas atau wadah
mangkok plastic.
- Kemudian Actigrow sebanyak 1 ml
(dosis 10 cc/ltr) dicampurkan
kedalam air tersebut.
- Benih cabai yang sudah diseleksi
dibungkus dengan kain bersih
kemudian diikat dengan karet/tali
rapia.
- Kemudian dimasukan kedalam
larutan Actigrow dan dibiarkan
selama 6 jam.
- Setelah itu ditiriskan dan benih siap
disemai.
- Menyiapkan air hangat kuku dalam
gelas atau wadah mangkok plastik
(± 100 ml).
- Benih cabai yang akan disemai
dibungkus dengan kain kemudian
direndamkan kedalam air tersebut
selama ± 1 jam.
- Benih yang sudah direndam
diperam dalam tanah selam 3 hari.
40
Persemaian
Penyiapan
media semai
- Media semai yang digunakan
adalah pencampuran tanah dan
kompos dengan perbandingan 2 : 1.
Campuran tersebut diaduk secara
merata.
- Polibag yang digunakan dari
pottray dengan ukuran 72
lubang/tray . Kemudian media
semai tersebut dimasukan kedalam
potray tersebut.
- Polibag tersebut diisi dengan media
semai sebanyak ¾ dari volume
polibag . kemudian ditempatkan
pada petak semai yang telah
dipersiapkan.
- Media semai yang digunakan
adalah pencampuran tanah dan
kompos dengan perbandingan 2 : 1,
campuran tersebut diaduk secara
merata.
- Polibag yang digunakan dari
plastik dengan ukuran 4 x 6 cm
dengan bagian dari ujungnya diberi
lubang.
- Polibag tersebut diisi dengan media
semai sebanyak ¾ dari volume
polibag . kemudian ditempatkan
pada petak semai yang telah
dipersiapkan.
Penyemaian
benih
- Benih yang telah direndam
Actigow disemaikan dalam potray
dengan isi 1 butir benih per lubang
pottray. Kemudian ditutup dengan
media semai (campuran tanah dan
kompos).
- Petak semai tersebut diberi naungan
dari kain kassa atau screen yang
berwarna putih.
Pemeliharaan - Dilakukan penyiraman dengan
menggunakan semprotan dua kali
sehari yaitu pada jam 7-8 dan sore
jam 16-17. Atau disesuaikan
dengan kondisi cuaca jika
kondisinya hujan maka penyiraman
tidak diperlukan.
- Dilakukan penyiraman dengan
menggunakan semprotan dua kali
sehari yaitu pada jam 7-8 dan sore
jam 16-17. Atau disesuaikan
dengan kondisi cuaca.
Perlakuan di
persemaian
- Dilakukan penyemprotan Actigrow
pada semaian cabai pada umur 14
hari setelah semai (hss). Dosis
yang digunakan adalah 10 cc/liter
air.
- Dilakukan penyemprotan dengan
pupuk daun “Gandasil D” dengan
dosis 0,5 g/liter air . penyemprotan
ini dilakukan pada umur 14 hss.
Penanaman
Penyeleksian
bibit
- Dipilih bibit dalam polibag yang
memiliki pertumbuhan normal
dengan tinggi seragam dan jumlah
daun 4-5 helai atau berumur 25 hss.
- Bibit terpilih dikelompokan
kemudian ditata pada lahan
semaian.
- Dipilih bibit dalam polibag yang
memiliki pertumbuhan normal
dengan tinggi seragam dan jumlah
daun 4-5 helai atau berumur 25
hss.
- Bibit terpilih dikelompokan
kemudian ditata pada lahan
41
Pengangkutan
bibit ke lahan
- Bibit yang sudah siap tanam dibawa
ke lahan dengan menggunakan
ember plastik dan papan.
- Bibit ditaruh disetiap lubang tanam
pada setiap bedengan.
- Bibit yang sudah siap tanam
dibawa ke lahan dengan
menggunakan ember plastik dan
papan.
- Bibit ditaruh disetiap lubang tanam
pada setiap bedengan.
Penanaman - Bibit yang akan ditanam
dikeluarkan dari potray dengan cara
“diconkel” pake bambu.
- Untuk menghindari kerusakan akar
bibit cabe pada saat penanaman
dilakukan secara hati-hati sehingga
tanah dalam potray tidak tumpah
(pyar) pada saat dikeluarkan.
- Lubang tanam pada mulsa dikorek
dengan tangan/bambu.
- Bibit cabe dimasukan kedalam
lubang tanam dalam posisi tegak
lurus kemudian ditutup lagi dengan
tanah.
- Bibit yang akan ditanam
dikeluarkan dari polibag dengan
cara disobek.
- Untuk menghindari kerusakan akar
bibit cabe pada saat penanaman
dilakukan pengepalan polibag
sehingga tanah dalam polibag tidak
tumpah (pyar) pada saat
dikeluarkan.
- Lubang tanam pada mulsa dikorek
dengan tangan/bambu.
- Bibit cabe dimasukan kedalam
lubang tanam dalam posisi tegak
lurus kemudian ditutup lagi dengan
tanah.
Pemeliharaan
Pemasangan
Ajir
- Ajir yang digunakan dari bambu
belahan dengan ukuran panjang 150
cm dan lebar 4 cm.
- Pemasangan ajir dilakukan pada
lubang tanam disebelah luar dari
tanaman cabai, jarak ajir dengan
tanaman ± 10 cm.
- Ajir ditancapkan sampai pada
kedalaman ± 30-40 cm dengan
posisi tegak lurus.
- Pemasangan ajir ini dilakukan pada
umur tanaman cabai 7 hst.,
sehingga tidak mengganggu
perakaran.
- Ajir yang digunakan dari bambu
belahan dengan ukuran panjang
150 cm dan lebar 4 cm.
- Pemasangan ajir dilakukan pada
lubang tanam disebelah luar dari
tanaman cabai, jarak ajir dengan
tanaman ± 10 cm.
- Ajir ditancapkan sampai pada
kedalaman ± 30-40 cm dengan
posisi tegak lurus.
- Pemasangan ajir ini dilakukan pada
umur tanaman cabai 7 hst.,
sehingga tidak mengganggu
perakaran.
Pengikatan
tanaman
- Pengikatan pertama dilakukan
setelah tanamam cabai berumur 15-
21 hst. Selanjutnya tetap dilakukan
pengikatan tanaman sampai pada
percabangan utama (percabangan
dikotom) 42 hst.
- Pengikatan menggunakan tali rapia
atau tali dari karung plastik.
- Cara mengikat dengan membentuk
tali angka „8‟ sehingga batang cebe
tidak langsung berhimpitan dengan
ajir.
- Pengikatan pertama dilakukan
setelah tanamam cabai berumur 15-
21 hst. Selanjutnya tetap dilakukan
pengikatan tanaman sampai pada
percabangan utama (percabangan
dikotom) 42 hst.
- Pengikatan menggunakan tali rapia
atau tali dari karung plastik.
- Cara mengikat dengan membentuk
tali angka „8‟ sehingga batang cebe
tidak langsung berhimpitan dengan
ajir.
Penyiangan
Gulma
- Penyiangan hanya dilakukan pada
gulma yang berada di lubang tanam
dan disekitar tanaman dibersihkan
- Penyiangan hanya dilakukan pada
gulma yang berada di lubang
tanam.
42
Pemupukan
Pupuk kimia
susulan ke-2
- Pupuk susulan ke-2 diberikan pada
umur tanaman 6 minggu setelah
tanam (6 mst).
- Pupuk kimia yang digunakan
adalah Urea, Superphos, KCl
dengan perbandingan 1:1:1.
- Sebelum digunakan pupuk tersebut
ditimbang sesuai ukuran
perbandingannya kemudian diaduk
rata.
- Setiap lobang tanam diberikan ± 10
gr campuran pupuk tersebut.
- Jarak pupuk diberikan ± 15 cm dari
tanaman kemudian dimasuksn
dilingkar lubang tanam yang
kemudian ditutup kembali dengan
tanah.
- Pupuk susulan ke-2 diberikan pada
umur tanaman 6 minggu setelah
tanam (6 mst).
- Pupuk kimia yang digunakan
adalah Urea, Superphos, KCl
dengan perbandingan 1:1:1.
- Sebelum digunakan pupuk tersebut
ditimbang sesuai ukuran
perbandingannya kemudian diaduk
rata.
- Setiap lobang tanam diberikan ± 10
gr campuran pupuk tersebut.
- Jarak pupuk diberikan ± 15 cm
dari tanaman kemudian dimasuksn
dilingkar lubang tanam yang
kemudian ditutup kembali dengan
tanah.
Pupuk kimia
susulan ke-3
- Pupuk susulan ke-3 diberikan pada
umur tanaman 9 minggu setelah
tanam (9mst).
- Pupuk kimia yang digunakan
adalah Urea, Superphos, KCl
dengan perbandingan 1:2:2.
- Sebelum digunakan pupuk tersebut
ditimbang sesuai ukuran
perbandingannya kemudian diaduk
rata.
- Setiap lobang tanam diberikan ± 10
gr campuran pupuk tersebut.
- Jarak pupuk diberikan ± 15 cm dari
tanaman kemudian dimasuksn
dilingkar lubang tanam yang
kemudian ditutup kembali dengan
tanah.
- Pupuk susulan ke-3 diberikan pada
umur tanaman 9 minggu setelah
tanam (9mst).
- Pupuk kimia yang digunakan
adalah Urea, Superphos, KCl
dengan perbandingan 1:2:2.
- Sebelum digunakan pupuk tersebut
ditimbang sesuai ukuran
perbandingannya kemudian diaduk
rata.
- Setiap lobang tanam diberikan ± 10
gr campuran pupuk tersebut.
- Jarak pupuk diberikan ± 15 cm
dari tanaman kemudian dimasuksn
dilingkar lubang tanam yang
kemudian ditutup kembali dengan
tanah.
Pembuatan
larutan „kohe‟
- Kotoran hewan (kohe) yang
digunakan adalah dari ternak hewan
domba.
- Dibersihkan terlebih dahulu dari
sampahnya kemudian dimasukan
kedam bak yang telah disediakan.
- Tambahkan air kedalam bak
dengan perbandingan kohe: air 1:3
- Berikan larutan Decomax sebanyak
dengan konsentrasi 10% (1 lt./100
lt. air campuran kohe) lalu aduk
rata dan biarkan selama 1 minggu.
- Kotoran hewan (kohe) yang
digunakan adalah dari ternak
hewan domba.
- Dibersihkan terlebih dahulu dari
sampahnya kemudian dimasukan
kedam bak yang telah disediakan.
- Tambahkan air kedalam bak
dengan perbandingan kohe: air 1:3
- Berikan larutan Efektif
Mikroorganism (EM-4) sebanyak
dengan konsentrasi 10% (1 lt. EM-
4/100 lt. air campuran kohe) lalu
aduk rata dan biarkan selama 1
minggu.
43
Pemberian
larutan kohe
- Pemberian larutan dilakukan pada
tanaman berumur 4, 7, dan 10
minggu setelah tanam (mst)
- Campurkan larutan kohe yang
sudah jadi dengan air kedalam
ember.
- Konsentrasi yang digunakan 10%
(1 liter kohe: 9 liter air).
- Siramkan larutan campuran tersebut
pada setiap tanaman cabe dengan
menggunakan gayung/siduk
sebanyak ± 300 ml.
- Pemberian larutan dilakukan pada
tanaman berumur 4, 7, dan 10
minggu setelah tanam (mst)
- Campurkan larutan kohe yang
sudah jadi dengan air kedalam
ember.
- Konsentrasi yang digunakan 10%
(1 liter kohe: 9 liter air).
- Siramkan larutan campuran
tersebut pada setiap tanaman cabe
dengan menggunakan
gayung/siduk sebanyak ± 300 ml.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Penyemprotan
Fitplanta
- Isi wadah (ember) dengan air
kemudian larutkan Fitplanta dalam
air dengan dosis 10 cc/1 liter air
lalu aduk rata.
- Masukan kedalam tangki semprot
(handsprayer).
- Semprotkan secara merata pada
bagian tanaman cabai.
- Penyemprotan dengan Fitplanta
dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu
pada umur 14, 28, 42/50, dan 90
hari setelah tanam (hst).
Pengocoran
Actigrow
- Isi wadah (ember) dengan air
kemudian larutkan Actigrow dalam
air dengan dosis 10 cc/1 liter air
lalu aduk rata.
- Siramkan disekitar perakaran
tanaman cabe secara merata
dengan rata-rata ± 300 ml/tanaman.
- Penyemprotan dengan Actigrow
dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu
pada umur 30, dan 60 hari setelah
tanam (hst).
Penyemprotan
Fungisida
- Isi wadah (ember) dengan air
kemudian larutkan Fungisida
dalam air dengan dosis 5-10 g/1
air lalu aduk rata. Disesuaikan
dengan perkembangan tanaman.
- Masukan kedalam tangki semprot
(handsprayer).
- Semprotkan secara merata pada
bagian tanaman cabai.
- Penyemprotan dengan Fungisida
mulai dilakukan setiap 2 minggu
sekali yaitu pada umur 15, 30, 45,
60, 75, dan 90 hari setelah tanam
(hst).
- Pada saat tanaman sudah
memasuki pembesaran dan
pematangan buah penyemprotan
44
dilakukan lebih intensif (1
minggu/sekali) atau disesuakan
dengan kondisi cuaca.. Pada saat
musim penghujan penyemprotan
dilakukan 2 kali/minggu.
Penyemprotan
Insektisida
- Isi wadah (ember) dengan air
kemudian larutkan Insektisida
dalam air dengan dosis 5 cc/1 air
lalu aduk rata.
- Masukan kedalam tangki semprot
(handsprayer).
- Semprotkan secara merata pada
bagian tanaman cabai.
- Penyemprotan dengan Insektisida
mulai dilakukan pada setiap 2
minggu sekali yaitu pada umur 30,
45, 60, 75, dan 90 hari setelah
tanam (hst).
- Pada saat tanaman sudah
memasuki pembesaran dan
pematangan buah dan dalam
kondisi panas penyemprotan
dilakukan lebih intensif (1
minggu/sekali).
Pemberian
“Pupuk
Pelengkap
Cair” (PPC)
- Siapkan Pupuk Pelengkap Cair
(PPC)/ pupuk mikro jenis
perangsang daun atau bunga.
- Isi wadah (ember) dengan air
kemudian larutkan PPC dalam air
dengan dosis 5-10 cc/1 air lalu
aduk rata.
- Masukan kedalam tangki semprot
(handsprayer).
- Semprotkan secara merata pada
bagian tanaman cabai.
- Penyemprotan dengan PPC jenis
pupuk daun mulai dilakukan pada
umur 30, sedangkan PPC
perangsang pembungaan mulai
diberikan pada umur tanaman 45
dan 75 hari setelah tanam (hst).
Top Related