PENGELOLA
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ILMU KEOLAHRAGAAN
(SENALOG I)
SENALOG I
Volume 1 Nomor 1, 2018
SENALOG merupakan prosiding hasil penelitian dalam bidang olahraga yang diantaranya
membahas olahraga pendidikan, kesehatan, prestasi, kepelatihan dan ilmu yang terkait dalam
bidang olahraga.
Penanggung Jawab:
Dekan Fakultas Olahraga dan Kesehatan
Redaktur:
Wawan Setiawan, M.Pd
Penyunting/Editor:
Agus Mursidi, M.Pd (UNIBA)
Gatut Rubiono, MT (UNIBA)
Ikhwanul Qiram, MT (UNIBA)
Wiwin Indiarti, M.Hum (UNIBA)
Rachmaniah Mirza Hariastuti, M.Pd (UNIBA)
Danang Ari Santoso, M.Pd (UNIBA)
Desain Grafis:
Slamet
Sekretariat:
Puji Setyaningsih, M.Pd
Alamat Redaksi:
Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas PGRI Banyuwangi
Jalan Ikan Tongkol No. 22, Telp. (0333) 421593, 428592 Banyuwangi 68416
Halaman
SAMBUTAN DEKAN FOK C 02
SAMBUTAN KETUA PELAKSANA C 03
DAFTAR ISI C 04
PEMBICARA UTAMA
Perencanaan dan Inovasi Pembelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Prof. Dr. I Made Sriundy Mahardika, M.Pd KEY 01-09
Membentuk Karakter Melalui Pendidikan Jasmani dan
Olahraga Prof. Dr. M.E. Winarno, M.Pd KEY 10-20
Menjadi Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan Di Abad 21 Prof. Dr. I Nyoman Kanca, MS KEY 21-27
KATEGORI OLAHRAGA PARIWISATA
Peran Pemerintah Terhadap Pengembangan Olahraga
Pariwisata Untuk Peningkatan Perekonomian Masyarakat Sadi OR-PAR 01-08
Potensi Alam untuk Olahraga Rekreasi
Muhammad Rusyanto Fitriantono
Agus Kristiyanto
Siswandari
OR-PAR 09-11
KATEGORI PENDIDIKAN OLAHRAGA
Perbandingan Pembelajaran Menggunakan Projected
Motionmedia Dan Pembelajaran Menggunakan Projected
Still Media Terhadap Hasil Belajar Passing Atas Pada
Permainan Bolavoli
Ades Setyawan PEN-OR 01-06
Kelayakan Aspek Materi, Media dan Bahasa dalam
Pengembangan Bahan Ajar Bola Voli Berbasis
Kontekstual
Didik Hariyanto
Moh. Ali Mu’arifuddin PEN-OR 07-10
Penerapan Mobile Learning dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Kesehatan Olahraga dan Kesehatan
(PJOK)
Hery Prasetyo
Agus Kristiyanto
Muchsin Doewes
PEN-OR 11-14
Implementasi Penggunaan Media Dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Enggel Bayu Pratama PEN-OR 15-17
KATEGORI KEPELATIHAN OLAHRAGA
Peningkatan Kualitas Latihan Daya Tahan Atlet Tinju Andreas J. F. Lumba KEP-OR 01-07
Studi Minat dan Bakat Anak Usia Dini Secara Ilmiah
Pada Suku Jawa di Kabupaten Banyuwangi Arya T Candra KEP-OR 08-13
Pengaruh Latihan Beban Rumpi Kaki Dan Beban Karet
Terhadap Kecepatan Tendangan Ap Chagi
Pada Atlet Taekwondo Universitas Nusantara PGRI
Irwan Setiawan
Rendhitya Prima Putra KEP-OR 14-20
Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas VII di SMPN
Sederajat Se-Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo Tahun
Pelajaran 2017-2018
Miftahul Jannah
Muhammad Yanuar Rizky KEP-OR 21-26
Survei Tingkat Kemampuan Gerak (Motor Ability) Siswa
Putra Ekstrakulikuler Pencak Silat SMP NU Kecamatan
Pace Kabupaten Nganjuk Tahun 2018
Moh. Nur Kholis
Septianing Lusianti KEP-OR 27-30
Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai, Panjang
Tungkai dan Kelentukan dengan Jauhnya Tendangan pada
Siswa Ekstrakurikuler di SMA PGRI 4 Kediri Tahun 2017-
2018
Weda
Setyo Harmono KEP-OR 31-38
Pengembangan Model Latihan Sirkuit (Circuit Training)
dalam Permainan Futsal
Moh Ferry Robiansyah
Fahrial Amiq KEP-OR 39-44
Studi Perbandingan Tingkat Kebugaran Siswa Sekolah
Yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti Kegiatan Sanggar
Tari di Banyuwangi
Puji Setyaningsih
Rofik Yuliandi KEP-OR 45-49
KATEGORI OLAHRAGA TRADISIONAL
Permainan Tradisional Sebagai salah Satu Pemecahan
Masalah Karakter Bangsa
Reo Prasetiyo Herpandika
Dhedhy Yuliawan OR-TRA 01-05
Identifikasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam
Permainan Anak Tradisional Arie Ramadhani OR-TRA 06-10
KATEGORI ILMU KEOLAHRAGAAN
Pengaruh Bentuk Sasaran Terhadap Tingkat Akurasi
Smash Bolavoli
Donny Setiawan
Wawan Setiawan
Ach Jayul. M
IKOR 01-04
Pengaruh Jumlah Langkah Awalan Terhadap Jarak
Lemparan (Throw In) Sepakbola
Galih Farhanto
Bayu Septa MartavianoTriaditya
Wawan Setiawan
IKOR 05-07
Amazing Speed of Kylian Mbappe Physical or
Technical..??
Moh. Agung Setiabudi
Ikhwanul Qiram IKOR 08-10
Evaluasi Tingkat VO₂Max Atlet Taekwondo Pemusatan
Latihan Atlet Kota (PUSLATKOT) Kediri Tahun 2018
Puspodari
Nur Ahmad Muharram IKOR 11-15
Studi Analisis Kadar Glukosa Pada Latihan Body Weight
Training Untuk Latihan Otot Perut
Ratna Mustika Yasi
Charis Fathul Hadi IKOR 16-20
Profil Kondisi Fisik Pemain Basket Putri Kota Kediri Sugito
M. Akbar Husein Allsabah IKOR 21-25
Deskripsi Kosakata Serapan Bahasa Inggris Dalam
Olahraga Sepak Bola
Sutami Dwi Lestari
Gatut Rubiono IKOR 26-29
Analisis Instrumen Pengukuran Kekuatan Pukulan
Berbasis Peredam Kejut (Shock Breaker)
Deni Kurniawan Efendi
Gatut Rubiono IKOR 30-34
Analisis Peran Timbal Balik Pendidikan Matematika dan
Olahraga Eko Listiwikono IKOR 35-39
Analisis Matematis Prediksi Jarak Lompatan Atlet Lompat
Jauh Berbasis Sudut Tolakan (Take-off)
Feby Indriana Yusuf
Gatut Rubiono IKOR 40-44
Analisis Aplikasi Uji Impak Tipe Charpy Untuk
Pengukuran Kekuatan Tendangan Sepak Bola
Gatut Rubiono
Ikhwanul Qiram IKOR 45-49
Efektivitas stretching aktif dan stretching pasif dalam
pemulihan asam laktat darah dan denyut jantung setelah
lari cepat 400 meter
Yuni Fitriyah Ningsih
Dyah Ayu Puspitaningrum
IKOR 50-54
Analisis Tingkat Kesegaran Jasmani Usia 10-12 Tahun
SDN Kepanjen Lor II Kota Blitar Indra Gunawan Pratama IKOR 55-57
KATEGORI BIOMEKANIKA OLAHRAGA
Studi Biomekanika Posisi Kuda-Kuda Tengah pada Bela
Diri Pencak Silat
Bayu Septa Martaviano Triaiditya
Puji Setyaningsih
Galih Farhanto
BIO-OR 01-07
Analisis Biomekanika Jarak Langkah Take Off Open Spike
Dalam Bolavoli
Danang Ari Santoso
Ikhwanul Qiram BIO-OR 08-10
Analisis Biomekanika Pengaruh Sudut Pijakan Telapak
Kaki Terhadap Gaya Reaksi Tumpuan
Nurida Finahari
Gatut Rubiono BIO-OR 11-15
KATEGORI PSIKOLOGI OLAHRAGA
Peran Partisipasi Orang Tua Terhadap Atlet Remaja Dalam
Kompetisi Olahraga
Adhim Rahtawu
Agus Kristiyanto
Sapta Kunta Purnama
PSI-OR 01-03
Pengaruh Latihan Relaksasi Secara Progresif Terhadap
Penurunan Kecemasan Pada Pembinaan Prestasi Sepak
Takraw
Arif Setiawan
Miftakhul Jannah
Wijono
PSI-OR 04-08
Profil Kecemasan Atlet Putra UKM Hockey UNNES di
Kejuaraan Internasional Antar Mahasiswa Piala Rektor
UPI Tahun 2018
Fery Darmanto
Lutfhi Abdil Khuddus
PSI-OR 09-16
Internal Locus Of Control (LOC) Bagi Atlet Sepak Bola
dalam Mengatasi Tindakan Provokasi Raup Padillah PSI-OR 17-20
KATEGORI SOSIOLOGI OLAHRAGA
Olahraga di Lingkungan Pondok Pesantren Rozi Nasrulloh Akbar
Sugiyanto
Muchsin Doewes
SOSIO-OR 01-04
KATEGORI MANAJEMEN OLAHRAGA
Pemanfaatan Fasilitas Ruang Terbuka/Publik Sebagai
Prasarana Olahraga
Ferry Achmad Bajuri
M. Furqon Hidayatullah
Agus Kristiyanto
MANAJ-OR 01-03
Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2018, ISSN 2622-0156
Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi IKOR. 11
Evaluasi Tingkat VO₂Max Atlet Taekwondo
Pemusatan Latihan Atlet Kota (PUSLATKOT) Kediri
Tahun 2018
Puspodari1, Nur Ahmad Muharram2
1,2 Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi,Universitas Nusantara PGRI Kediri, Jl. KH. Ahmad Dahlan No.76
Mojoroto, Kediri, 64112
E-mail : [email protected], [email protected]
Abstrak — Tujuan penelitian ini : 1) untuk mengetahui tingkat VO₂Max atlet Tekwondo Puslatkot Kediri tahun 2018
2) sebagai pedoman pelatih untuk membuat program latihan untuk meningkatkan tingkat VO₂Max atletnya, 3)
sebagai bahan evaluasi untuk menuju prestasi yang lebih baik. Target khusus dalam penelitian ini adalah
memberikan informasi khusus bagi pelatih taekwondo “bagaimana tingkat VO₂Max atlet Taekwondo PUSLATKOT
Kota Kediri tahun 2018?” Hasil penelitian ini hendaknya dapat berguna bagi atlet yang menjadi objek penelitian dan
para pelatih Taekwondo di kota Kediri serta para pembaca maupun praktisi olahraga ketika hasil penelitian telah
dipublikasikan di Proceding Nasional Ber-ISSN. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen. Populasi penelitian adalah semua atlet taekwondo yang
tergabung dalam Pusat Latihan Kota (PUSLATKOT) Kediri yang berjumlah 13 atlet. Teknik sampling yang
digunakan teknik sampling jenuh. Instrument pengumpulan data berupa tes dan pengukuran tingkat VO₂Max
dengan menggunakan tes Multistage Fitness Test (MFT). Teknik analisis data dengan menggunakan presentase. Hasil
analisis data tentang tingkat VO₂Max dapat diketahui nilai VO₂Max relevansinya dengan prasyarat menunjukkan
bahwa pada atlet taekwondo Puslatkot Kediri 53.84% dalam kategori sedang, 7.70% dalam kategori baik, dan
38.46% dalam kategori kurang.
Kata Kunci — Evaluasi, VO₂Max , atlet PUSLATKOT, Taekwondo.
I. PENDAHULUAN
Pengertian olahraga secara umum adalah salah
satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang
berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas
kesehatan seseorang. Olahraga adalah kesibukan
yang benar-benar utama untuk menjaga kesehatan
seseorang. Olahraga juga adalah salah satu tingkah
laku aktif yang menggiatkan metabolisme serta
mempengaruhi kelenjar di dalam badan untuk
menghasilkan sistem kekebalan tubuh dalam usaha
menjaga badan dari penyakit dan stress.
Manfaat olahraga bagi manusia cukup banyak,
salah satunya adalah membantu melindungi dari
penyakit, mengurangi stress, dan membentuk otot-
otot yang ada di dalam tubuh manusia serta menjaga
stamina tubuh agar selalu fit. Ada beberapa tujuan
seseorang melakukan olahraga. Ada yang sekedar
hobby. Ada yang ingin menurunkan berat badan. Ada
yang ingin masa ototnya bertambah besar. Ada yang
untuk bermain, penyembuhan dan ada juga yang
berolahraga karena ingin berprestasi. Berdasarkan
tujuan dan fungsinya, macam-macam olahraga terdiri
dari olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga
kesehatan.
Olahraga prestasi adalah aktivitas olahraga yang
pengelolaannya dilakukan secara profesional dalam
rangka meningkatkan dan mendapatkan prestasi yang
maksimal pada cabang olahraga tertentu. Pembinaan
dan pengembangan potensi atlet untuk mendapatkan
prestasi maksimal juga harus dikelola secara
profesional.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional mencantumkan
pengertian olahraga prestasi sebagai olahraga yang
membina dan mengembangkan olahragawan secara
terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui
kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan
ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Dari
berbagai jenis olahraga prestasi, cabang olahraga
taekwondo merupakan cabang olahraga beladiri yang
berkembang pesat di Indonesia.
Taekwondo Indonesia mengalami peningkatan
prestasi yang cukup pesat. Sejak SEA Games sampai
dengan “University World Championship” pada Juni
2018 lalu di Korea, atlet Taekwondo Indonesia sudah
mendapatkan nomor baik pada “kyorugi” maupun
“poomsae”.
Taekwondo mempunyai dua kompetisi resmi
yakni “kyorugi” yaitu pertandingan kontak fisik
langsung untuk menentukan pemenangnya, dan
“Poomsae” atau jurus yang menampilkan berbagai
pola teknik Taekwondo yang memiliki pola tetap
untuk menjadi yang terbaik. Cabang olahraga
Tekwondo menjadi juara umum pada PON (pekan
olahraga nasional) yang diselenggarakan di Jawa
Barat.
Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2018, ISSN 2622-0156
Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi IKOR. 12
Di Kota Kediri cabang olahraga Taekwondo
merupakan cabang olahraga yang dipromosikan
dalam kejuaraan-kejuaraan yang bergengsi. Kota
Kediri memiliki pemusatan latihan atlet kota
(PUSLATKOT) yang terdapat atlet-atlet unggulan
kota Kediri yang terpilih berdasarkan hasil rekap
prestasi yang diperoleh.
Salah satu ajang yang bergengsi adalah Pekan
Olahraga Provinsi (Porprov), yang mengharapkan
atlet dan pelatih kota Kediri mampu memperoleh
prestasi yang maksimal. Untuk mendukung dan
meningkatkan performa atlet sebelum bertanding
adalah dengan mengadakan evaluasi kondisi fisik
atlet. Kondisi atlet perlu disiapkan secara matang
agar performa atlet dapat ditampilkan secara
maksimal.
VO₂Max atau kapasitas aerobik maksimal
merupakan bagian dari komponen kondisi fisik yang
menjadi fondasi fisik yang dominan. Melihat
prestasi Taekwondo kota Kediri, prestasi atlet
Taekwondo kota Kediri pernah menyumbangkan
banyak medali dalam perlombaan daerah maupun
perlombaan nasional. Maka dari itu, target yang akan
dicapai tim Taekwondo kota Kediri dari berbagai
kejuaraan sangat tinggi, apalagi tim Taekwondo kota
Kediri mendapat dukungan penuh dari masyarakat
dan Walikota Kediri.
Atlet yang memiliki kondisi fisik yang baik, akan
lebih cepat pula menguasai teknik-teknik gerakan
yang dilatih. Karena latihan teknik, taktik, dan
keterampilan akan mampu dilakukan secara
maksimal, artinya meskipun harus mengulang suatu
gerakan atau suatu pola taktik tertentu berpuluh kali,
dia tidak akan cepat lelah. Secara psikologis pun ada
keuntungannya, Karena atlet yang memiliki kondisi
fisik baik biasanya juga merasa lebih percaya diri
dan lebih siap dalam menghadapi tantangan-
tantangan latihan dan pertandingan. Dalam setiap
cabang olahraga ada beberapa komponen fisik yang
dominan dan harus dilatih dengan baik. Komponen-
komponen fisik yang dominan diperlukan dalam
cabang olahraga Taekwondo diantaranya kelentukan,
kekuatan otot perut, kekuatan otot lengan,
kelincahan, kecepatan reaksi, kekuatan otot
punggung, kekuatan otot tungkai, power tungkai, dan
daya tahan aerobik. Salah satu penunjang kondisi
fisik yang baik adalah kapasitas aerobik maksimal
(VO₂Max). VO₂Max atau yang disebut sebagai
intake oksigen maksimum menggambarkan jumlah
oksigen yang digunakan oleh tubuh dalam satuan
milliliter per kilogram berat badan per menit.
VO2max merupakan parameter yang digunakan
untuk mengukur daya tahan kerja jantung-paru
seseorang. Semakin tinggi nilai VO₂Max
mengindikasikan semakin tinggi pula jumlah oksigen
yang dapat didistribusikan ke otot per menitnya. Hal
itu berarti semakin tinggi ketahanan seseorang saat
melakukan latihan fisik atau berolahraga.
Oleh karena itu diperlukan perhatian khusus
terhadap kondisi fisik atlet terutama VO₂Max dengan
melakukan evaluasi berdasarkan hasil tes yang
diperoleh sehingga pelatih mampu menjadikan hasil
tes kondisi fisik sebagai acuan pembuatan program
latihan yang tepat.
II. KAJIAN TEORI
A. Evaluasi
Pengertian evaluasi adalah proses untuk
menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu
kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana
perbedaan pencapaian itu dengan standar tertentu
untuk mengetahui apakah ada selisih diantara
keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah
dikerjakan (Wrightstone, dkk 2008) . Evaluasi adalah
sebuah kegiatan pengumpulan data atau informasi
untuk dibandingkan dengan kriteria, kemudian
diambil kesimpulan. Kesimpulan inilah yang
dijadikan hasil evaluasi. Evaluasi dapat juga
diartikan sebagai proses menilai sesuatu yang
didasarkan pada kriteria atau tujuan yang telah
ditetapkan, yang selanjutnya diikuti dengan
pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi.
Sebagai contoh evaluasi kegiatan, kriterianya adalah
tujuan kegiatan tersebut, apakah tercapai atau tidak,
apakah sesuai dengan rencana atau tidak, jika tidak
mengapa terjadi demikian, dan langkah-langkah apa
yang perlu ditempuh selanjutnya. Hasil dari kegiatan
evaluasi adalah bersifat kualitatif. Sedangkan
menurut pengertian istilah “evaluasi merupakan
kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan
sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan
hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan” [1] mengemukakan bahwa
pengertian evaluasi adalah interpretasi atau
penafsiran yang bersumber pada data kuantitatif,
sedang datakuantitatif merupakan hasil dari
pengukuran.
B. VO₂Max
VO₂Max adalah volume maksimal O₂ yang
diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan
kegiatan yang intensif. Volume O₂ Max ini adalah
suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan
dalam milliliter/menit/kg berat badan. VO₂Max
adalah volume oksigen maksimum yang dapat
digunakan permenit. Menurut Guyton dan Hall
(2008) dalam Giri Wiarto (2013) VO₂Max adalah
kecepatan pemakaian oksigen dalam metabolisme
aerob maksimum. Menurut Thoden dalam modul
Suranto (2008) VO₂Max merupakan daya tangkap
aerobik maksimal menggambarkan jumlah oksigen
maksimum yang dikonsumsi per satuan waktu oleh
seseorang selama latihan atau tes, dengan latihan
yang makin lama makin berat sampai kelelahan,
ukurannya disebut VO₂Max. Volume O₂ max ini
Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2018, ISSN 2622-0156
Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi IKOR. 13
adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang
dinyatakan dalam liter per menit atau
milliliter/menit/kg berat badan. Setiap sel dalam
tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk
mengubah makanan menjadi ATP (adenosine
triphosphate) yang siap dipakai untuk kerja tiap sel
yang paling sedikit mengkonsumsi oksigen adalah
otot dalam keadaan istirahat. Sel otot yang
berkontraksi membutuhkan 8 banyak ATP.
Akibatnya otot yang dipakai dalam latihan
membutuhkan lebih banyak oksigen dan
menghasilkan CO₂. Tingkat kebugaran dapat diukur
dari volume konsumsi oksigen saat latihan pada
kapasitas maksimum. Kelelahan atlet yang dirasakan
akan menyebabkan turunnya konsentrasi. Cepat atau
lambatnya kelelahan seorang atlet dapat diperkirakan
dari kapasitas tubuh atlet. Kapasitas pergerakkan
tubuh menunjukkan kapasitas maksimal oksigen
yang dipergunakan oleh tubuh (VO₂max). Dan
seperti kita tahu, oksigen merupakan bahan bakar
tubuh. Oksigen dibutuhkan oleh otot dalam
melakukan setiap aktivitas berat maupun ringan.
Semakin banyak oksigen yang diserap oleh tubuh
menunjukkan semakin baik kinerja otot dalam
bekerja. VO₂Max diukur dalam banyaknya oksigen
dalam mililiter per berat badan dalam kilogram per
menit (ml/kg/min). Tentu, semakin tinggi VO₂max
seorang atlet maka juga akan memiliki daya tahan
dan stamina yang tinggi.
C. Atlet
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2009
atlet adalah olahragawan, terutama yang mengikuti
perlombaan atau pertandingan dalam beradu
ketangkasan, kecepatan, keterampilan, dan kekuatan.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 3
tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional,
olahragawan adalah pengolahraga yang mengikuti
pelatihan secara teratur dan kejuaraan dengan penuh
dedikasi untuk mencapai prestasi. Atlet adalah
individu yang memiliki keunikan dan memiliki bakat
tersendiri lalu memiliki pola perilaku dan juga
keperibadia tersendiri serta memiliki latar belakang
kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada
dirinya. Rusdianto (dalam Saputro, 2014).
D. Taekwondo
Taekwondo adalah olahraga beladiri modern
yang berasal dari Korea. Taekwondo berasal dari
kata tae, yaitu kaki artinya menghancurkan dengan
tendangan, kwon, yaitu tangan artinya menhantam
dan mempertahankan diri dengan tangan, dan do,
yaitu seni artinya cara mendisiplinkan diri. Dengan
demikian taekwondo artinya seni bela diri yang
menggunakan teknik kaki dan tangan kosong.
Taekwondo Indonesia (TI) didirikan pada tanggal 26
Maret 1981 di Jakarta. PBTI sekarang telah
mengikuti pertandingan internasional, antara lain
SEA Games XV/1989 dan XVI/1991, kejuaraan
dunia di Jerman tahun 1989, di Athena tahun 1992,
dan ekshibisi di Olympic Games Barcelona
XXV/1992.
Taekwondo adalah warisan budaya Korea, dapat
dikatakan Taekwondo sekarang dikenal sebagai seni
bela diri korea yang diminati diseluruh dunia.
Taekwondo terdiri dari tiga kata yaitu tae, kwon dan
do. Tae berarti kaki atau menghancurkan dengan
kaki, Kwon yang berarti tangan atau menghantam
dan mempertahankan diri dengan tangan serta Do
sebagai seni atau cara untuk mendisiplinkan diri.
Maka jika diartikan secara sederhana, Tae Kwon Do
berarti 8 seni atau cara mendisiplinkan diri atau seni
bela diri yang menggunakan teknik kaki dan tangan
kosong. Taekwondo mempunyai banyak kelebihan,
tidak hanya mengajarkan aspek fisik semata, seperti
keahlian dalam bertarung, tetapi juga menekankan
pengajaran aspek disiplin mental. Dengan demikian,
Taekwondo akan membentuk sikap mental yang kuat
dan etika yang baik bagi orang yang secara sungguh-
sungguh mempelajarinya. Taekwondo mengandung
aspek filosofi yang mendalam sehingga dalam
mempelajari Taekwondo, pikiran, jiwa, dan raga
secara menyeluruh akan ditumbuhkan dan
dikembangkan.
Kategori yang dipertandingkan dalam taekwondo
yaitu “Kyorugi” : tanding dan “Poomsae” : seni.
Gambar 1. Pertandingan Kyorugi
Gambar 2.2. Pertandingan Poomsae
Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2018, ISSN 2622-0156
Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi IKOR. 14
E. Pemusatan Latihan Atlet kota(PUSLATKOT)
Kediri
Pusat latihan kota Kediri merupakan program
untuk mempersiapan dan menbina atlet di kota
Kediri agar mencapai prestasi olahraga yang tinggi di
tingkat Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) VI
2019. Pusat Pelatihan Atlet kota (PUSLATKOT)
Kediri adalah sekumpulan atlet berprestasi yang telah
dipilih oleh pelatih sebagai atlet yang mewakili
kotaKediri dalam beberapa kejuaraan seperti pekn
olahraga Prrovinsi (PORPROV). Atlet-atlet
PUSLATKOT adalah atlet yang mendapatkan
pantauan khusus dari KONI kota Kediri.
PUSLATKOT kota Kediri memiliki Tim Monev
KONI Kota Kediri melakukan terobosan yang salah
satunya bakal memonitor kondisi atlet yang
dipersiapkan menghadapi PORPROV VI Tahun
2019, Wakil Ketua Umum KONI Kota Kediri Drs.
H. Kwin Atmoko. MM sekaligus Ketua Tim
Monitoring mengatakan dengan adanya Tim Monev
yang akan meninjau atlet berlatih dalam
mempersiapkan PORPROV VI ini merupakan
terobosan dan sangat membantu prestasi KONI Kota
Kediri, karena dari situ adanya Tim Monev dalam
memonitoring setiap cabang olahraga kita bisa
memantau cabang olahraga yang benar-benar berlatih
dengan keras atau hanya latihan biasa, dari situ TIM
Monitoring bisa mengetahui cabang olahraga yang
bisa berprestasi.
Persiapan untuk menghadapi PORPROV VI saat
ini memang sudah berjalan. Kota Kediri pada
kejuaraan dua tahunan ini bakal turun di 31 cabang
olahraga yang semuanya berpeluang untuk
menyumbangkan medali emas.
III. METODOLOGI
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode Penelitian Kuantitatif, sebagaimana
dikemukakan oleh [2] yaitu : “Metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan”.
Jenis penelitian ini adalah deskrisptif kuantitatif,
yang mendeskripsikan fenomena tertentu. Menurut
[3], penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena,
kondisi atau peristiwa tertentu. Sedangkan penelitian
kuantitatif menurut [4], adalah sesuai dengan
namanya banyk dituntut menggunakan angka mulai
dari pengumpulan data, penafsiran dari data tersebut,
serta penampilan dari data tersebut.
Dalam penelitian ini, tidak ada hipotesis dan data
yang dihasilkan merupakan data yang berupa kata-
kata tertulis atau lisan. Pengambilan data
menggunakan metode tes dan pengukuran. Data yang
diperoleh akan dideskripsikan atau diuraikan kembali
kemudian akan dianalisis. Penelitian ini
menggambarkan kondisi tingkat VO₂Max atlet
taekwondo Puslatkot kota Kediri yang tahun 2018
yang dipersiapkan dalam menghadapi Porprov 2019.
B. Populasi dan Sampel
Menurut [3] populasi adalah keseluruhan individu
atau objek yang dimaksudkan untuk diteliti dan
kemudian nantinya akan dikenai generalisasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua atlet yang
tergabung dalam tim Puslatkot Kediri berjumlah 13
atlet. Sampel dalam penelitian ini menggunakan
sampel jenuh dimana semua populasi digunakan
sebagai sampel.
Menurut [2] bahwa, “sampling jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
dilakukan karen jumlah populasi relatif kecil, kurang
dari 30 orang.
C. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang sesuai maka dalam
penelitian ini menggunakan metode survey dengan
teknik tes. Metode ini dimaksudkan untuk
mengumpulkan data-data mengenai tingkat VO₂Max
menggunakan tes MFT (multistage fitnesstest).
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah
persentase. Hasil dari persentase akan dikategorikan
menjadi 5 kategori yaitu, baik sekali, baik, sedang,
kurang, dan kurang sekali.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari tes dan
pengukuran melalui Multistage Fitness Test maka
diketahui analisa sebagai berikut :
Tabel 1 Data hasil Multistage Fitness Test
No. Inisial Usia Hasil
Kategori Level Balikan
1. GRA 17 10 2 Sedang
2. RFI 17 9 1 Kurang
3. CYS 20 5 8 Kurang
4. FDASP 16 5 2 Kurang
5. AKA 19 5 6 Kurang
6. SHS 17 9 2 Sedang
7. FSH 16 8 2 Kurang
8. ABSJ 16 9 4 Sedang
9. AAR 17 10 1 Sedang
10. DRK 14 11 4 Baik
11. AI 20 7 1 Sedang
12. D 17 7 2 Sedang
13. A 17 9 2 Sedang
Hasil analisis data tentang tingkat VO₂Max dapat
diketahui nilai VO₂Max relevansinya dengan
prasyarat menunjukkan bahwa pada atlet taekwondo
Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2018, ISSN 2622-0156
Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi IKOR. 15
Puslatkot Kediri 53.84% dalam kategori sedang,
7.70% dalam kategori baik, dan 38.46% dalam
kategori kurang.
Berdasarkan hasil data diketahui rata-rata
VO₂Max atlet Puslatkot Kediri dalam kategori
sedang. Dengan VO₂Max 53.39 ml/kgBB/menit,
hasil tersebut menunjukkan perlu adanya program
latihan yang mampu meningkatkan kemampuan atlet
agar mampu menunjukkan hasil kondisi fisik yang
lebih baik dalam menghadapi ajang kejuaraan.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan penghitungan data dengan
menggunakan skor yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa terdapat 7 atlet yang mendapat kategori
sedang, 5 atlet yang mendapat kategori kurang dan 1
atlet yang mendapatkan kategori baik. Sesuai teori
yang disampaikan Brianmac bahwa atlet profesional
harus memiliki kebugarn atau kondisi fisik yang
baik. Tingkat VO₂Max yang baik harus memiliki
tingkat VO₂Max sebesar 50 ml/kgBB/menit sampai
60 ml/kgBB/menit. Sedangkan rata-rata hasil
VO₂Max atlet Puslatkot Taekwondo 53.39
ml/kgBB/menit
Berdasarkan analisis data para dapat dievaluasi
bahwa pelatih perlu meningkatkan kualitas dalam
penyusunan program latihan dengan cara melihat
hasil tes kondisi atlet sebagai acuan pembuatan
program latihan yang akan diberikan karena program
latihan yang tidak sesuai dengan kondisi atlet tidak
akan mencapai target yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA [1] Yunanda, M. 2009. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Balai
Puataka. [2] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
[3] Maksum, A. 2009. Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya, Fakultas Ilmu
Keolahragaan. [4] Arikunto, S. 2013 : 82. Prosedur Penelitian (Edisi Revisi).
Jakarta: PT Rineka Cipta.
[5] Alwi, Hasan. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
[6] Bizley et all (2010). Multistage Fitness Test.available
https://brianmac.co.uk/vo2max.htm diakses april 2018 [7] Faruq, M. Muhyi dan Albertus Fennanlampir. 2015. Tes
dan Pengukuran Olahraga dalam Olahraga. Yogyakarta :
CV. ANDI OFFSET [8] Kemenegpora.2008: 11. Pedoman Pelatihan Pelatih Tingkat
Muda. Jakarta : Deputi Bidang peningkatan Prestasi dan
IPTEK Olahraga Kemenegpora. [9] Maksum, A.2009. Statistik dalam Olahraga. Surabaya :
Universitas Negeri Surabaya, Fakultas Ilmu Keolahragaan
[10] Ruslan. 2011. Meningkatkan Kondisis Fisik Atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Di
Provinsi Kalimantan Timur. Jurnaal ILARA, Volume II,
Nomor 2, Juli 2011, hlmn 45-56 [11] Sukadiyanto, 2011 : 90. Pengantar Teori dan Metodologi
Melatih Fisik.Bandung : CV. Lubuk Agung
Top Related