i
PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN BAGI HASIL
TERHADAP VOLUME DEPOSITO MUDHARABAH
(Studi pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2009 - 2011)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
dalam Ilmu Ekonomi Islam
Oleh:
Lina Anniswah
NIM: 072411033
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
H. Abdul Ghofur, M.Ag
Perumahan Kaliwungu Indah
Rt 05 Rw 10 No 19
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 4 (eksemplar)
Hal : Naskah skripsi
A.n. Lina Anniswah
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah
IAIN Walisongo
Assalamualaikum wr.wb
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini
saya kirimkan naskah saudara:
Nama : Lina Anniswah
Nim : 072411033
Jurusan : Ekonomi Islam
Judul :PENGARUH SUKU BUNGA DAN BAGI HASIL
.TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH (Studi Kasus pada
.Bank Muamalat Indonesia)
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi tersebut dapat dimunaqasahkan.
Demikian harap maklum adanya.
Wassalamualaikum wr.wb
Semarang, 28 November 2011
Pembimbing I
H. Abdul Ghofur, M.Ag
NIP. 19670117 199703 1 00
iii
Ari Kristin.P, SE, M.Si
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 181 Pudak
Payung Banyukmanik Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 4 (eksemplar)
Hal : Naskah skripsi
A.n. Lina Anniswah
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah
IAIN Walisongo
Assalamualaikum wr.wb
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini
saya kirimkan naskah saudara:
Nama : Lina Anniswah
Nim : 072411033
Jurusan : Ekonomi Islam
Judul :PENGARUH SUKU BUNGA DAN BAGI HASIL
.TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH (Studi Kasus pada
.Bank Muamalat Indonesia)
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi tersebut dapat dimunaqasahkan.
Demikian harap maklum adanya.
Wassalamualaikum wr.wb
Semarang, 28 November 2011
Pembimbing II
Ari Kristin.P, SE, M.Si
NIP.19790512 200501 2 004
iv
v
MOTTO
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa
riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
(QS. Al- Baqarah Ayat 278)
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Dia mendapatkan (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan di
mendapatkan (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka Berdoa), Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan
kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang
berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya
Tuhan kami, jangnalah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup
kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami.
Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.
(QS. Al- Baqarah Ayat 286)
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan yang tertinggi Sebagai Bentuk ibadah dan syukurku kepada
Raja Semesta Alam Illahi Robbi yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya
hingga pada Dia lah segalanya bergantung. Dan Nabi Muhammad SAW sang
inspirator hidup
Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karya kecil ini untuk :
1. Almamaterku tercinta, fakultas syariah IAIN Walisongo Semarang
2. Untuk bapakku Juwaini dan ibuku siti fatonah yang sangat kusayangi,
yang tidak letih terus menasihati dan mendoakanku.
3. Untuk kakakku Ulil Wafi, S.pdi dan adiku Azid Fitriyah makasih atas
dukungan dan doanya.
4. Untuk sahabat-sahabatku ndut (izza), upeah (ulfa), Duk_e, bang Munieb,
Erma, dan yang lainya terimakasih untuk motivation.
5. Untuk mas Aril (ali rohman), mas Nurul Hakim, mb Nikmah dan yang
lainnya terimkasih untuk motivation.
vii
DEKLARASI
Dengan kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini
tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian
juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi
yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai rujukan.
Semarang, 28 November 2011
Deklarator
LINA ANNISWAH
072411033
viii
ABSTRAK
Bank merupakan suatu sektor yang sangat penting dan memiliki pengaruh
yang besar terhadap aktivitas perekonomian masyarakat, dalam menjalankana
usahanya bank terdiri bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan yang paling
mendasar di antara keduanya adalah insentif imbal hasil, dimana bank
konvensional menerapakan sistem bunga dan bank syariah menerapakan sistem
bagi hasil. BI adalah bank sentral yang memegang otoritas perbankan di
Indonesia, kaitannya dengan keberadaan Perbankan Syariah adalah lembaga yang
mengeluarkan peraturan teknis bagi kelembagaan dan pelaksanaan teknis
operasional bank syariah. BI sebagai badan pengawas dan pemeriksa stabilitas
keuangan menetapkan BI rate 6,75%, bila dikonversikan tingkat bagi hasil hampir
sama di BMI memberikan bagi hasil 6,47%. Dan pada waktu BI rate 6,5%, BMI
memberikan bagi hasil deposito mudharabah 5,74%. Kebijakan moneter yang
dikeluarkan BI semua perbankan konvenional maupun syariah akan berpatokan
pada BI. Hal ini yang melatarbelakangi untuk diadakan penelitian.
Adapun tujuan penelitian: 1) Mengetahui apakah tingkat suku bunga BI
(BI Rate) berpengaruh terhadap bagi hasil di BMI. 2) Mengetahui apakah tingkat
suku bunga BI (BI Rate) berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di
BMI. 3) Mengetahui apakah bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito
mudharabah di BMI. 4) Mengetahui apakah tingkat suku bunga dan bagi hasil
berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di BMI. Permasalahan dalam
penelitian ini adalah 1) apakah tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap bagi
hasil di BMI 2) apakah tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap volume
deposito mudharabah di BMI. 3) apakah bagi hasil berpengaruh terhadap volume
deposito mudharabah di BMI. 4) apakah tingkat suku bunga BI dan bagi hasil
berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di BMI.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini : jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data teknik
dokumentasi. Penelitian ini dilakukan terhadap Bank Muamalat Indonesia,
pengambilan sampel dengan purposive sampling yaitu fase yang harus dilalui
perbankan syariah mulai pembentukan kerangka dasar sistem pengaturan yang
disesuaikan dengan karakteristik operasional perbankan syariah yang sehat (2004)
sampai fase memenuhi standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional
(2011). Dari hasil pengambilan sampel terpilih 32 sampel. Metode analisis yang
digunakan adalah model regresi linier berganda. Untuk memastikan data layak
atau tidak diregresikan maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Dalam
menguji hipotesis menggunakan uji parsial, koefisien determinasi, dan uji F.
Hasil penelitian menunjukkan Pertama, terdapat pengaruh antara variabel
bebas (tingkat suku bunga BI) terhadap variabel terikat (bagi hasil) di BMI.
Kedua, Tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap volume deposito
mudharabah di BMI. Ketiga, Bagi hasil tidak berpengaruh terhadap volume
deposito mudharabah di BMI. Dan keempat, secara simultan (bersama-sama)
variabel bebas (tingkat suku bunga BI dan bagi hasil) tidak berpengaruh terhadap
variabel terikat (deposito mudharabah) di BMI.
ix
KATA PENGANTAR
Asslamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulilah Wasyukurilah, senantiasa penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada
semua hamba-NYA, sehingga sampai saat ini kita masih mendapatkan
ketetapan Iman dan Islam.
Shalawat dan salm semoga tetap tercurahkan kepada junjungan nabi
Muhammad SAW pembawa rahmat bagi makhluk sekian alam, keluaraga,
sahabat dan para tabiin serta kita umatnya, semoga kita senantiasa
mendapatkan syafaat dari beliu.
Pada penyusunan skripsi ini tentulah tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, baik dalam ide, kritik, saran maupun dalam bentuk lainnya.
Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih sebagai penghargaan
atau peran sertanya dalam penyusunan skripsi ini kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Pgs Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang.
3. Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang.
4. Bapak Dr.Ali Murtadho, M.Ag selaku ketua jurusan Ekonomi Islam 5. Bapak H. Abdul Ghofur, M.Ag selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ari
Kristin, SE.,M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
membantu, dengan meluangkan waktu dan tenaganya yang sangat
berharga semata-mata demi mengarahkan dan membimbing penulis
selama penyusunan skripsi ini.
6. Segenap Dosen Fakultas Syariah yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis dan senantiasa mengarahkan serta member
motivasi selama penulis melaksanakan kuliah sehingga penulis mampu
menyelasaikan penulisan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mengasuh dan membimbing serta memberikan dorongan kepada penulis, baik moral maupun spiritual dan
tak lupa pada kakak ku Wafi dan adik ku Azid yang aku sayangi.
8. Senior Q mas Aril, mas rouf, mb nikmah motivasi dan ,mas nurul kalian yang begitu luar biasa tak akan pernah q lupakan (penulis mengharapkan
masukan dan bimbingannya)
9. Seluruh teman-teman mahasiswa khususnya EIA 07, ndut (izza), Ulfa, Erma, Duki, Maskhun, Asrikan , dan teman-teman lainya yang tidak bisa
penulis sebutkan semuanya. Terima kasih penulis ucapkan untuk kalian
x
yang telah setia berjuang bersama-sama mencari ilmu di fakultas tercint
kita.
10. Seluruh penghuni kos BPI C 2 : Ana-Atin, Fian-hesti, Ema-Anif, Yulia- Eva (terimaksaih atas kekeluargaan selama ini).
11. Pihak-pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Semoaga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan
yang lebih dari mereka berikan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun
analisisnya, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Semarang , 28 November 2011
LINA ANNISWAH
072411033
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................... vi
HALAMAN DEKLARASI ............................................................ vii
HALAMAN ABSTRAK................................................................. viii
HALAMAN KATA PENGANTAR................................................ ix
DAFTAR ISI .................................................................. xii
DAFTAR TABEL .................................................................. xiiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xvi
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................. 6
1.3. Tujuan .................................................................. 6
1.4. Manfaat .................................................................. 7
1.5. Sistematika Penulisan ............................................. 7
BAB II : TELAAH PUSTAKA
2.1. Suku Bunga ............................................................ 9
2.1.1. Pengertian Suku Bunga ................................. 9
2.1.2. Teori Suku Bunga .......................................... 11
2.1.2.1. Teori Klasik Tentang Tingkat Suku Bunga
(Luanable Funds) ................................ 11
2.1.2.2. Teori Klasik Tentang Tingkat Suku Bunga
(Liquidity Preference) .......................... 12
2.1.3 BI Rate........................................................... 14
2.2. Bagi hasil................................................................ 15
2.2.1. Pengertian Bagi Hasil ..................................... 15
2.2.2.Teori Bagi Hasil .............................................. 16
2.2.3. Perbedaan Bungan Dan Bagi Hasil ................. 18
2.3. Investasi dalam Islam ............................................. 18
2.3.1. Tabungan dan Investasi Islam ....................... 18
2.3.2. Teori Investasi dalam Ekonomi Islam ............ 19
2.4.Deposito Mudharabah .............................................. 21
2.4.1. Landasan Syariah ......................................... 24
2.4.2. Pengertian Mudharabhah ................................ 25
2.4.3. Kontrak Mudharabhah ................................... 26
2.4.4. Jenis-jenis Mudharabhah ............................... 27
2.4.5. Perbedaan Deposito Mudharabhah
dengan Konvensional ...................................... 30
2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis .................................. 32
2.6. Hipotesis................................................................. 33
xii
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data ........................................... 34
3.2. Populasi dan Sampel ............................................... 35
3.3. Definisi Operasional ............................................... 37
3.4. Tehnik Pengumpulan Data ...................................... 38
3.5. Tehnik Analisis ....................................................... 39
3.5.1 Analisis Deskrptif ........................................... 39
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ........................................... 39
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia
4.1.1 Sejarah Bank Muamalat Indonesia .................. 46
4.1.2 Produk ank muamalat indonesia ...................... 48
4.1.3 Visi dan misi ................................................... 48
4.1.4 Profil ............................................................... 49
4.1.5 Struktur ........................................................... 49
4.2 Analisis Data
4.2.1 Hasil Statistik Deskriptif ................................. 58
4.2.1.1 Hasil Statistik Deskriptif Variabel
Tingkat Suku Bunga ............................ 58
4.2.1.2 Hasil Statistik Deskriptif Variabel
Bagi Hasil ........................................... 59
4.2.1.3 Hasil Statistik deskriptif Variabel
Deposito Mudharabah ......................... 60
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ........................................... 61
4.2.2.1 Uji Multikolonieritas ........................... 61
4.2.2.2 Uji Autokorelasi .................................. 62
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas .......................... 63
4.2.2.4 Uji Normalitas ..................................... 64
4.3 Uji Hipotesis ............................................................ 66
4.3.1 Analisis Regresi Berganda .............................. 66
4.3.2 Uji Parsial ....................................................... 67
4.3.3 Koefisien Determinasi ..................................... 68
4.3.4 Uji F ............................................................... 69
4.4 Pembahasan ............................................................. 69
4.4.1 Pengaruh Suku Bunga dan Bagi Hasil terhadap Deposito
Mudharabah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia)
.................................................................. 69
4.4.1.1 Pengaruh Tingkat Suku Bunga BI terhadap
Bagi Hasil di Bank Muamalat Indonesia ... 69
4.4.1.2 Pengaruh Tingkat Suku Bunga BI terhadap
Volume Deposito Mudharabah di Bank Muamalat
Indonesia ................................................. 72
xiii
4.4.1.3 Pengaruh Bagi Hasil terhadap Volume Deposito
Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia
................................................................ 74
4.4.1.4 Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil
terhadap Deposito Mudharabah di Bank Muamalat
Indonesia ................................................. 76
BAB V : PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................ 77
5.2. Keterbatasan Penelitian ........................................... 78
5.2 Saran .................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Perbedaan bunga dan bagi hasil .................................................... 18
Tabel 4.1 : Hasil statistik deskriptif variabel tingkat suku bunga ................ 57
Tabel 4.2 : Hasil statistik deskriptif variabel bagi hasil ............................... 58
Tabel 4.3 : Hasil statistik deskriptif variabel deposito mudharabah ............ 59
Tabel 4.4 : Hasil uji variabel independen ...................................................... 60
Tabel 4.5 : Hasil perhitungan FIV ................................................................. 61
Tabel 4.6 : Hasil Durbin Waston ................................................................... 62
Tabel 4.7 : Hasil analisis ragresi berganda .................................................... 65
Tabel 4.8 : Hasil analisis uji parsial ............................................................... 67
Tabel 4.9 : Hasil koefisien determinasi .......................................................... 68
Tabel 4.10 : Hasil uji F ..................................................................................... 69
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 : Hasil Analisi Grafik Uji Heterokedastisitas Scatteerplot ..... 63
Gambar 4.2 : Hasil Analisis Grafik Uji Normalitas Histrogram ................ 64
Gambar 4.3 : Hasil Analisis Grafik Uji Normalitas Probabilitas Plot ........ 64
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Laporan Tingkat Suku Bunga BI, Bagi Hasil dan Volume
Deposito Mudharabah
Lampiran II : Hasil Perhitungan
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perbankan adalah merupakan salah satu lembaga keuangan yang
melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanaan uang, meminjamkan
uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian
umat Islam, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah
menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah Saw. Praktik-
praktik seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan
konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang, telah
lazim dilakukan sejak zaman Rasullullah Saw. Dengan demikian, fungsi-fungsi
utama perbankan modern, yaitu menerima deposit, menyalurkan dana dan
melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan umat islam, bahkan sejak zaman Rasulullah Saw.1
Keberadaan badan usaha pembiayaan non-bank yang mencoba
menerapkan konsep bagi hasil ini semakin menunjukkan, bahwa masyarakat
Indonesia membutuhkan hadirnya alternatif lembaga keuangan syariah untuk
melengkapi pelayanan oleh lembaga keuangan konvensional yang sudah ada.
Semakin berkembangannya aspirasi masyarakat Indonesia untuk memiliki
lembaga keuangan syariah, maka para pemuka agama yang tergabung dalam
Majelis Ulama Indonesia (MUI) kemudian menindaklanjuti aspirasi masyarakat
tersebut dengan melakukan pendalaman tentang konsep-konsep keuangan syariah
1 Adiwarman A. Karim, Bank Islam, Jakarta: PT. Rajagrafindo persada, 2007, hlm. 18.
2
termasuk sistem perbankan syariah. Pada tanggal 18-20 Agustus 1990, MUI
menyelenggarakan loka karya bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa
Barat. Hasil loka karya dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasioanal IV
MUI di Jakarta pada tanggal 22-25 1990, yang menghasilkan amanat bagi
pembentukan kelompok kerja untuk mendirikan Bank Islam di Indonesia.2 Bank
Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil kelompok kerja tersebut. Dan akta
pendirian Bank Muamalat ditandatangani pada 1 November 1991 dengan
komitmen saham sebanyak Rp 84 Milyar. Dengan modal awal itu, Bank
Muamalat Indonesia mulai beroperasi pada 1 Mei 1992. Hingga Agustus 2011 ini
jumlah Outlet BMI adalah 75 kantor cabang, 92 kantor cabang pembantu, 158
kantor kas, 43 Gerai Muamalat, 4.103 Outlet Pos Online (SOPP).3 Mengenai asset
BMI, secara year on year asset Bank Muamalat pada tahun 2010 meningkat
33,53% dari Rp 16.027,18 milliar menjadi Rp 21.400,79 milliar.4 Sementara dana
pihak ketiga (DPK) meningkat dari Rp13.316,90 milliar menjadi Rp 17.393,44
milliar. Dan untuk deposito perbankan syariah Agustus 2011 mengalami
peningkatan 60,60% dari Rp 44,075 milliar menjadi Rp 55,768 milliar.5
Perkembangan Bank Syariah saat ini sangat pesat dipicu oleh UU No. 10
tahun 1988 yang memungkinkan perbankan menjalankan dual banking system.6
Bank-bank konvensional yang menguasai pasar mulai melirik dan membuka Unit
2 Mansur, Seluk Beluk Ekonomi Islam, Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2009, Cet. Ke-1,
hlm. 63. 3 http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/media_expose/102
4 http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/media_expose/1024, hlm. 89.
5 Bank Indonesia, Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 9, No. 9, Agustus 2011 ,hlm.97
6 Dual banking system adalah penggunaan bank konvensional dan bank syariah secara
paralel.
http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/media_expose/1024
3
Usaha Syariah. Diantaranya adalah Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Bukopin,
Bank Danamon, Bank rakyat Indonesia (BRI), Bank Niaga, dan lain sebagainya.
Dan perkembangan asset perbankan syariah pada bank umum syariah (BUS)
meningkat pada Agustus 2011 Rp 94, 325 Milyar dibandingkan pada Juli 2011 Rp
90,734 Milyar. Dan untuk unit usaha syariah (UUS) mengalami peningkatan pada
Agustus 2011 Rp 22,484 Milyar dibandingkan pada Juli 2011 Rp 22,130 Milyar.7
Dalam penerapan dual banking system di Indonesia maka terdapat dua
sistem perbankan yang beroperasi baik secara teori maupun prakteknya berbeda
meskipun terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara bank syariah dengan
bank konvensional namun dalam prakteknya bank syariah merupakan pesaing
utama dengan bank konvensioanal seperti dalam penghimpunan dan penyaluran
dana. Salah satu bentuk persaingan itu dapat secara nyata dilihat dari pengalihan
dana nasabah akibat kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga maka nasabah
atau deposan lebih tertarik menyimpan dananya di bank syariah. Sebaliknya
apabila tingkat suku bunga lebih menguntungkan dari pada tingkat bagi hasil
maka nasabah atau deposan akan memindahkan dananya ke bank konvensional.
Fenomena ini terjadi pada pertengahan tahun 2005 yaitu sebelum bunga SBI dan
pinjaminan dinaikkan, imbas hasil nasabah bank syariah bisa mencapai 8,5%,
lebih tinggi dari bunga bank konvensioanl hanya sekitar 7%, namun setelah di
naikan, deposito konvensional dengan pokok diatas 500.000 juta sudah bisa
mendapatkan bunga 10%, sehingga kecenderungan kenaikan bunga tersebut
mengakibatkan imbal hasil yang diberikan perbankan syariah menjadi kurang
7 Bank Indonesia, Op.cit., hlm. 95.
4
menarik.8 Kenaikan suku bunga juga masih terjadi pada april 2006, bahwa
nasabah loyal pada sistem syariah di tempatnya hanya sekitar 20%, DPK di BRI
syariah hingga desember 2005 masih mencapai 40 miliar. Namun pada posisi april
2006 dana masyarakat tinggal 10 miliar. Sisa dana yang lain telah dialihkan
pemiliknya ke lembaga konvensional dikarenakan tingkat suku bunga di anggap
lebih menguntungkan.
Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pada saat itu menaikaan tingkat
suku bunga pada krisis moneter tahun 1997 mengakibatkan sejumlah bank
konvensional goncang dan akhirnya dilikuidasi karena mengalami negative
spread.9 Hal ini terjadi karena bank harus membanyar bunga simpanan nasabah
yang jauh lebih tinggi dari pada bunga kredit yang diterimanya dari debitur.
Sedangkan perbankan Syariah terbebas dari negative spread, karena
perbankan syariah tidak berbasis pada bunga uang. Konsep Islam adalah menjaga
keseimbangan antara sektor riil dengan sektor moneter, sehingga pertumbuhan
pembiayaan tidak lepas dari pertumbuhan sektor riil yang dibiayainya. Dengan
kata lain, kinerja perbankan Islam ditentukan oleh kinerja sektor riil, dan bukan
sebaliknya. Dalam pandangan Islam, uang hanyalah sebagai alat tukar dan bukan
merupakan barang dan komoditas.10
Dalam perkonomian Indonesia ketika adanya
kenaikan tingkat suku bunga pada bank-bank umum (konvensional) akan
mempengaruhi peran intermediasi dunia perbankan. Dalam operasional perbankan
konvensional sangat tergantung pada tingkat suku bunga yang berlaku, karena
8 Vice, tabloit Kontan No.1, Tahun X, 3 oktober 2005, hlm. 20.
9 Negative spread adalah bunga tabungan lebih tinggi di bandingkan bunga pinjaman.
10 Sawaldjo Puspopranoto, Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, Jakarta: LP3ES,
2004, hlm. 7.
5
keuntungan bank konvensional berasal dari selisih antara bunga pinjaman dengan
bunga simpanan. Sedangkan dalam perbankan syariah tidak mengenal sistem
bunga tapi yang ada adalah prinsip profit sharing antara bank dengan nasabah
dalam pengelolaan dananya.
Berdasarkan uraian diatas mengenai penabung atau deposan bersifat motif
keuntungan adalah dilihat dari segi tingkat suku bunga bank konvensional, jika
tingkat suku bunga lebih tinggi dari tingkat bagi hasil maka nasabah memilih
untuk menyimpan dananya di bank konvensional dan sebaliknya jika tingkat bagi
hasil lebih besar dari tingkat suku bunga maka nasabah memilih untuk
mendepositokan dananya dari pada menabung tabungan biasa, dengan alasan
bahwa keuntungan yang didapat adalah lebih besar walaupun memang risiko yang
dihadapi cukup besar.
Dengan melihat latar belakang diatas, maka peneliti mengambil studi
kasus pada Bank Muamalat Indonesia dengan fokus permasalahan pada deposito
Mudharabah. BMI merupakan bank yang sangat terbukti tidak goyah sedikitpun
dengan adanya krisis moneter yang melanda di Indonesia pada tahun 1998.
Simpanan Mudharabah dengan sistem bebas bunga merupakan salah satu produk
unggulan BMI yang telah membawa eksisnya perbankan syariah di Indonesia
hingga sekarang.
Dengan memperhatikan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA
DAN BAGI HASIL TERHADAP VOLUME DEPOSITO MUDHARABAH
(Studi pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2009-2011) .
6
1.2. Rumusan Masalah
a. Apakah tingkat suku bunga BI (BIRate) berpengaruh terhadap bagi hasil di
Bank Muamalat Indonesia?
b. Apakah tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap volume deposito
mudharabah di Bank Muamalat Indonesia?
c. Apakah bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di
Bank Muamalat Indonesia?
d. Apakah tingkat suku bunga dan bagi hasil berpengaruh terhadap volume
deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian pasti memiliki tujuan tertentu baik untuk kepentingan
pribadi atau yang lain. Tujuan penelitian ini adalah:
a. Mengetahui apakah tingkat suku bunga BI (BI Rate) berpengaruh terhadap
bagi hasil di Bank Muamalat Indonesia.
b. Mengetahui apakah tingkat suku bunga BI (BI Rate) berpengaruh terhadap
volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.
c. Mengetahui apakah bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito
mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.
d. Mengetahui apakah tingkat suku bunga dan bagi hasil berpengaruh
terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.
7
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada penulis tentang pengaruh
tingkat suku bunga BI (BI Rate) dan bagi hasil terhadap volume deposito
mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.
b. Memberikan masukan berupa informasi dan mungkin juga saran kepada
pihak-pihak yang berkompeten dalam hal perbankan syariah, maupun
masyarakat umum mengenai tingkat suku bunga BI (BI Rate) dan bagi
hasil terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.
1.5. Sistematika Penelitian
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang uraian latar belakang masalah, perumusan masalah,
manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas landasan teori, kerangka pemikiran teoritis, dan
hipotesis sebagai alternatif sementara.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang jenis dan sumber data, populasi dan sampel,
definisi opersional, tehnik pengumpulan data, dan tehnik analisis data
yang digunakan.
8
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang deskripsi obyek penelitian, analisis data dan
pembahasan dari hasil analisis.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian dan
pengolahan data yang diperoleh.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Suku Bunga
2.1.1. Pengertian suku bunga
Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan
dengan persentase dari uang yang dipinjamkan.1 Suku bunga adalah tingkat bunga
yang dinyatakan dalam persen, jangka waktu tertentu (perbulan atau pertahun).2
Sedangkan suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman.
Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang perunit waktu. Bunga merupakan
suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan
kepada kreditur.3
Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 99-100) suku bunga dapat
dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana
suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali
dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan
pada rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang
dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju
inflasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998) suku bunga adalah pembayaran
yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang. 4
1 Muhamad, Manajemen Bank syariah, Yogyakarta: UPP AMPYKPN, hlm. 40.
2 Robert Marshall dan Miranda (eds), Kamus Populer Uang dan Bank, Jakarta:
Ladanngpustaka dan Intimedia, hlm. 134. 3 http://www.informasiku.com/2011/04/teori-suku-bunga-dan-inflasi.html.
4 Ibid.
9
http://www.informasiku.com/2011/04/teori-suku-bunga-dan-inflasi.html
10
Bunga adalah imbalan jasa untuk penggunaan uang atau modal yang
dibayar pada waktu yang disetujui, umumnya dinyatakan sebagai persentase dari
modal pokok.5 Bunga Bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh
Bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau
menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar
kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh
nasabah kepada Bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).
Suku bunga ditentukan dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan
permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih
antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasanya berperan sebagai
pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan
ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat suku bunga. Semakin tinggi suku bunga,
maka akan semakin tinggi pula minat nasabah untuk menabung, dan sebaliknya.
Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya
suku bunga tabungan nasabah.
Tingkat bunga mempunyai beberapa fungsi atau peran penting dalam
perekonomian yaitu: (a) Membantu mengalirnya tabungan berjalan ke arah
investasi guna mendukung pertumbuhan perekonomian, (b) Mendistribusikan
jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada
proyek investasi yang menjanjikan hasil tertinggi, (c) Menyeimbangkan jumlah
uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu negara (d) Merupakan alat
5 Sigit Winarno dan Sujana Ismaya, Kamus Besar Ekonomi, Bandung: Pustaka Grafika,
2007, hlm. 260.
11
penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap jumlah
tabungan dan investasi.6 Pada dasarnya suku bunga adalah memberikan sebuah
keuntungan yang diperoleh dari sejumlah uang yang dipinjamkan kepada pihak
lain atas dasar perhitungan waktu dan nilai ekonomis.
2.1.2. Teori Suku Bunga
2.1.2.1. Teori Klasik tentang tingkat bunga (Loanable Funds)
Teori klasik menyatakan bahwa bunga adalah harga dari (penggunaan)
loanable funds atau bisa diartikan dana yang tersedia untuk dipinjamkan atau dana
investasi, sebab menurut teori klasik bunga adalah harga yang terjadi di pasar
dana investasi. Investasi juga merupakan tujuan dari tingkat bunga. Semakin
tinggi tingkat suku bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi juga
semakin kecil, alasanya adalah seorang pengusaha akan menambah pengeluaran
investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih
besar dari tingkat bunga yang harus dibayarkan untuk dana investasi tersebut
sebagai ongkos untuk penggunaan dana. Makin rendah tingkat bunga, maka
pengusaha akan terdorong untuk melakukan investasi, karena biaya penggunaan
dana juga semakin kecil, tingkat bunga dalam keadaan seimbang (artinya tidak
ada dorongan naik turun) akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat
dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.7
6Sawaldjo Puspopranoto, op.cit., hlm. 71.
7 Budiono, Ekonomi Moneter, yogyakarta: BPFE 1989, Cet. Ke-4, hlm. 76.
12
2.1.2.2. Teori Klasik tentang tingkat bunga (Liquidity preference)
Dalam teori Keynes tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran uang. Menurut teori ini, ada tiga motif (transaksi, berjaga-jaga dan
spekulasi) mengapa orang menghendaki memegang uang tunai.8 Tiga motif inilah
yang merupakan sumber timbulnya permintaan akan uang yang di beri nama
liquidity preference. Dalam teori Keynes khususnya menekankan adanya
hubungan langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut
(tingkat bunga) dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi,
permintaan besar apabila tingkat bunga rendah dan permintaan kecil apabila
tingkat bunga tinggi.
Dalam penawaran uang untuk tujuan spekulasi, apabila harga naik maka
barang yang ditawarkan akan naik dan apabila harga turun maka barang yang
akan ditawarkan menurun. Penawaran adalah harga yang diajukan untuk calon
pembeli.9 Pada penelitian ini barang yang diumpamakan adalah deposito
mudharabah dan harga dari suatu pasar adalah tingkat suku bunga dan bagi hasil.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran deposito mudharabah yaitu :
a. Bunga
b. Bagi Hasil
Hubungan penawaran menjelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah
yang akan di tawarkan akan bertambah atau naik dan sebaliknya, jika harga turun
maka jumlah barang yang akan di tawarkan turun. Dan bersifat hubungan positif
antara harga dengan jumlah barang yang di tawarkan. Artinya jika harga atau
8Ibid., hlm. 82.
9 Robert Marshall dan Miranda (eds), op.cit., hlm. 97.
13
bunga bank umum mengalami kenaikan maka deposito mudharabah akan
bertambah atau naik dan sebaliknya, jika bagi hasil mengalami kenaikan maka
deposito mudharabah meningkat karena nasabah bersifat profit motif.
Dalam dunia perbankan terutama perbankan konvensional tidak lepas dari
suku bunga. Karena faktor tingkat bunga sebagai salah satu variabel kunci dalam
perekonomian. Tingkat bunga adalah biaya peminjaman (atau pendapatan dari
perkreditan) yang dinyatakan dalam presentase tahunan.10
Tingkat bunga
mempunyai hubungan erat dengan inflasi dan dunia perbankan. Inflasi adalah
kenaikan tingkat harga rata-rata untuk semua barang dan jasa. Inflasi terjadi bila
tingkat harga rata-rata dari semua harga dalam suatu perekonomian mengalami
kenaikan.11
Dalam keadaan seperti ini berarti ada ketidakstabilan ekonomi. Bank
Indonesia sebagai otoritas pengaturan dan pengawasan moneter, menempuh
kebijakan moneter untuk menciptakan stabilitas moneter dengan kebijakan
moneter yang ketat (tight money policy). Bank Indonesia menggunakan instrumen
suku bunga untuk menekan inflasi. Suku bunga diharapkan dapat menyerap
kelebihan likuiditas agar sesuai dengan kebutuhan nyata dari perekonomian.
Dengan penetapan suku bunga simpanan yang tinggi kelebihan likuiditas dapat
diserap dalam sistem perbankan, dengan begitu dapat mengendalikan jumlah uang
primer.
10
Sawaldjo Puspopranoto, op.cit., hlm. 12. 11
Ibid, hlm. 88.
14
2.1.3. BI Rate
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau
stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan
kepada publik.12
BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia
setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi
moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity
management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan
moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan
suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku
bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga
deposito, dan pada akhirnya suku bunga kredit perbankan.
Penetapan BI Rate sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi. Bank
Indonesia akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di
atas sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan
BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah
ditetapkan. Salah satu kebijakan yang diambil oleh BI dalam mengatasi jumlah
uang yang beredar agar diperoleh keseimbangan antara penawaran dan
permintaan uang adalah suku bunga. Pemerintah akan mengurangi jumlah uang
beredar dengan meningkatkan suku bunga, karena dengan suku bunga tinggi
masyarakat atau nasabah akan cenderung menyimpan uang nya di bank yang
relatif dengan imbalan bunga tinggi dan lebih aman. Dalam permintaan uang di
12
http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Penjelasan+BI+Rate/
15
Indonesia selain dipengaruhi oleh pendapatan nominal juga dipengaruhi suku
bunga karena Indonesia belum seutuhnya menganut sistem syariah.
Jika nilai tingkat suku bunga (BI Rate) tinggi maka bunga yang diberikan
oleh BI kepada bank-bank konvensional yang menitip dananya di BI juga akan
tinggi dan bank akan menyimpan uangnya lebih banyak. Dengan demikian bank
akan berusaha menarik dana dari nasabah atau masyarakat lebih banyak supanya
dapat menitipkan dananya di BI dengan jumlah yang banyak pula. Bank menarik
minat nasabah atau masyarakat dengan bunga tinggi.
2.2. Bagi Hasil
2.2.1. Pengertian Bagi Hasil
Sistem perekonomian Islam merupakan masalah yang berkaitan dengan
pembagian hasil usaha harus ditentukan pada awal terjadinya kontrak kerja sama
(akad), yang ditentukan adalah porsi masing-masing pihak, misalnya 20:80 yang
berarti bahwa atas hasil usaha yang diperoleh akan didistribusikan sebesar 20%
bagi pemilik dana (shahibul mal) dan 80% bagi pengelola dana (mudharib).
Bagi hasil adalah bentuk return (perolehan kembaliannya) dari kontrak
investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap.13
Besar kecilnya
perolehan kembali itu tergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi. Bagi
hasil adalah suatu sistem yang meliputi pembagian hasil usaha antara pemodal
dan pengelola dana pembagian hasil usaha.14
Nisbah bagi hasil merupakan nisbah
di mana para nasabah mendapatkan hak atas laba yang disisihkan kepada deposito
13
Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 191. 14
http//:www.Esharinomics.com/esharinomics/bag/2011
16
mereka karena deposito masing-masing dipergunakan oleh bank dengan
menguntungkan.15
Jadi pengertian bagi hasil adalah suatu sistem yang digunakan
dalam perbankan syariah dalam menentukan porsi yang didapat masing-masing
pihak.
2.2.2. Teori Bagi Hasil
Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit
sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara
definitif profit sharing diartikan: distribusi beberapa bagian dari laba pada para
pegawai dari suatu perusahaan. Hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai
tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya,
atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan. Mekanisme pada
lembaga keuangan syariah atau bagi hasil, pendapatan bagi hasil ini berlaku untuk
produk-produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh maupun sebagian-
sebagian, atau bentuk bisnis korporosi (kerjasama). Pihak-pihak yang terlibat
dalam kepentingan bisnis tersebut harus melakukan transparansi dan kemitraan
secara baik dan ideal. Sebab semua pengeluaran dan pemasukan rutin yang
berkaitan dengan bisnis penyertaan, bukan kepentingan pribadi yang menjalankan
proyek.16
Keuntungan yang dibagihasilkan harus dibagi secara proporsional antara
shohibul maal dengan mudharib. Dengan demikian, semua pengeluaran rutin
yang berkaitan dengan bisnis mudharabah, bukan untuk kepentingan pribadi
15
Muhammad Nejatullah Siddiqi, Bank Islam, Bandung: Pustaka, Cet. Ke-1, 1984, hlm.
140. 16
Muhammad, Tehnik perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah,
Yogyakarta: UII Press, 2004, hlm. 18.
17
mudharib, dapat dimasukkan ke dalam biaya operasional. Keuntungan bersih
harus dibagi antara shohibul maal dan mudharib sesuai dengan proporsi yang
disepakati sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal.
Tidak ada pembagian laba sampai semua kerugian telah ditutup dan ekuiti
shohibul maal telah dibayar kembali. Jika ada pembagian keuntungan sebelum
habis masa perjanjian akan dianggap sebagai pembagian keuntungan di muka.
Kerjasama para pihak dengan sistem bagi hasil harus dilaksanakan dengan
tranparan dan adil. Hal ini disebabkan untuk mengetahui tingkat bagi hasil pada
periode tertentu itu tidak dapat dijalankan kecuali harus ada laporan keuangan
atau pengakuan yang terpercanya. Pada tahap perjanjian kerja sama ini disetujui
oleh para pihak, maka semua aspek yang berkaitan dengan usaha harus disepakati
dalam kontrak, agar antar pihak dapat saling mengingatkan.17
17
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII
Press, 2004, hlm. 120.
18
2.2.3. Perbedaan Bunga dan Bagi hasil
Tabel 2.1
Perbedaan Bunga Dan Bagi Hasil18
Bunga Bagi hasil
Penentuan bunga dibuat pada waktu
akad dengan asumsi harus selalu
untung.
Penentuan besarnya rasio atau nisbah
bagi hasil dibuat pada waktu akad
dengan berpedoman pada
kemungkinan untung atau rugi.
Besarnya persentase berdasarkan pada
jumlah uang yang dipinjamkan.
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
pada jumlah keuntungan yang
diperoleh
Pembayaran bunga tetap seperti yang
dijanjikan oleh pihak nasabah untung
atau rugi.
Bagi hasil bergantung pada
keuntungan proyek yang dijalankan,
Bila usaha merugi, kerugian akan
ditanggung bersama oleh kedua belah
pihak.
Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat.
Jumlah pembagian laba meningkat
sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan.
Eksistensi bunga diragukan (kalau
tidak dikecam) oleh semua agama,
termasuk Islam.
Tidak ada yang meragukan
keabsahan bagi hasil.
2.3. Investasi Dalam Islam
2.3.1. Tabungan dan investasi Islam
Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan
menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan
perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang
18
Muhammad SyafiI Antonio, Bank syariah dari tori ke praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001, hlm. 61.
19
tidak diinginkan. Dalam al-quran terdapat ayat yang secara tidak langsung telah
memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih
baik.19
Dalam Al-quran surat al-hasyr ayat 18
Artinya: Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Teliti terhadap
apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Hasyr ayat 18).20
Dalam alokasi anggaran konsumsi seseorang akan mempengaruhi
keputusannya dalam menabung dan investasi. Seseorang akan menabung sebagian
dari pendapatannya dengan beragam motif, diantaranya: untuk berjaga-jaga
terhadap ketidakpastian yang akan datang, untuk persiapan pembelian suatu
barang konsumsi di masa akan datang, untuk mengakumulasikan kekayaanya.
Demikian pula, seseoarang akan mengalokasikan sebagian dari anggarannya
untuk investasi, yaitu menanamkannya pada sektor produktif. Dengan investasi,
seseorang mengorbankan konsumsinya sekarang dengan harapan akan
mendapatkan hasil yang akan datang.
2.3.2. Teori investasi dalam ekonomi Islam
Investasi merupakan bentuk aktif dari ekonomi syariah, karena setiap harta
ada zakatnya, jika harta tersebut didiamkan maka lama kelamaan akan termakan
19
Ibid, hlm. 153. 20
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahanya, Bandung: CV Diponegoro,
2007, hlm. 437.
20
zakatnya. Untuk itu uang perlu digunakan untuk investasi di sektor riil. Jika uang
disimpan tidak diinvestasikan kepada sektor riil, maka tidak akan mendatangkan
apa-apa. Penyimpanan uang yang telah mencapai haulnya, menurut ajaran Islam
akan dikenai zakat.21
Zakat ini merupakan salah satu hikmah yang mendorong
setiap muslim untuk menginvestasikan hartanya. Dan harta yang diinvestasikan
tidak akan termakan olah zakat kecuali keuntunganya.
Dalam investasi mengenal harga. Dan harga merupakan nilai jual atau beli
dari sesuatu yang diperdagangkan. Sedangkan selisih harga beli terhadap harga
jual merupakan keuntungan atau profit margin. Terjadinya harga setelah terbentuk
mekanisme pasar.
Ibnu Taimiah berpendapat bahwa penawaran bisa datang dari produk
domestik dan impor. Perubahan dalam penawaran digambarkan sebagai
peningkatan atau penurunan dalam jumlah barang yang ditawarkan, sedangkan
permintaan sangat ditentukan harapan dan pendapatan. Besar kecilnya kenaikan
harga tergantung besarnya perubahan penawaran dan atau permintaan. Bila
seluruh transaksi sudah sesuai dengan aturan, kenaikan harga yang terjadi
merupakan kehendak Allah SWT.22
Metwally menyebutkan bahwa investasi di negara penganut ekonomi
Islam dipengaruhi oleh tiga faktor sebagai berikut :
1. Ada sanksi untuk pemegang asset kurang atau tidak produktif.
21 Muhammad, Bank Syariah (Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman),
Jogjakarta: Ekonisia, 2002, hlm. 34. 22
Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 144.
21
2. Dilarang melakukan berbagai macam bentuk spekulasi dan segala macam
judi.
3. Tingkat bunga untuk berbagai macam pinjaman adalah nol dan sebagai
gantinya dipakai sistem bagi hasil.23
Kriteria di atas menunjukkan bahwa dalam ekonorni Islam, tingkat bunga
tidak masuk dalam perhitungan investasi. Karena itu, biaya oportunitas
(opportunity cost) dana untuk tujuan investasi adalah tingkat zakat yang
dibayarkan atas dana tersebut. Dengan kata lain, tabungan yang tidak disalurkan
ke investasi nyata, maka seseorang akan terbebani zakat (seperti yang telah
ditentukan).
Investasi dalam ekonomi Islam adalah fungsi dari tingkat keuntungan yang
diharapkan. Tingkat keuntungan yang diharapkan bergantung pada pangsa
keuntungan relative antara investor dan penyedia dana sebagai mitra usaha.
Tingkat zakat dan biaya lain atas dana yang tidak atau kurang produktif juga
berpengaruh nyata atas keputusan investasi.
2.4. Deposito Mudharabah
Deposito adalah simpanan berjangka yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan
bank.24
Dalam praktek kita mengenal dengan adanya deposito berjangka dan
sertifikat deposito. Deposito berjangka adalah simpanan dari pihak ketiga kepada
23
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, Yogyakarat: Graha Ilmu, 2005, hlm. 128. 24
Muhammad firdaus, Fatwa-Fatwa Ekonomi syariah Kontemporer, Jakarta: Renaisan.
Cet. Ke-1, 2005, hlm. 44.
22
bank (DPK) kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan
jangka waktu tertentu. Bila waktu yang ditentukan telah habis deposan dapat
menarik deposito berjangka tersebut atau memperpanjang dengan suatu periode
yang diinginkan. Sertifikat deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa
atau atas tunjuk, yang dengan izin Bank Indonesia dikeluarakan oleh bank sebagai
bukti simpanan yang dapat diperjual belikan atau di pindah tangankan kepada
pihak ketiga. Bunganya dibayar di muka dalam arti dipotong dari harga
nominalnya pada waktu setifikat itu dibeli. Sertifikat deposito dapat diperjual
belikan dan jangka waktu yang dimaksudkan biasanya adalah satu minggu, dua
minggu atau kurang dari satu bulan , tiga bulan, enam bulan dan dua belas bulan.
Bunga yang diberikan sebagai imbalan oleh setiap bank yang menerbitkan
sertifikat deposito berbeda satu sama lain, perbedaannya tergantung dari
kemampuan dan kebutuhan bank yang bersangkutan atas data yang ingin ditarik
dari masyarakat.
Fatwa DSN No. 03/DSN-MUI/IV/2000 menetapkan tentang deposito:
Pertama : Deposito ada dua jenis
1. Deposito yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu deposito yang
berdasarkan perhitungan bunga.
2. Deposito yang dibenarkan, yaitu deposito yang berdasarkan prinsip
mudharabah.
Kedua : Ketentuan Umum Deposito berdasarkan Mudharabah :
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik
dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
23
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai
macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan
mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan
piutang.
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah
tanpa persetujuan yang bersangkutan.25
Dasar penetapan deposito tersebut didasarkan pada QS al-Nisa ayat 29
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan
yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyanyang kepadamu. (QS Al Nisa:
29) 26
Dalam hal ini, bank Syariah bertindak sebagai Mudharib (pengelola
Dana), sedangkan nasabah bertindak sebagai Shahibul maal (pemilik Dana).
Dalam kapasitasnya sebagai Mudharib, bank Syariah dapat melakukan berbagai
25
Muhammad firdaus, op.cit., hlm. 44. 26
Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 65.
24
macam usaha yang tidak bertantangan dengan prinsip syariah serta
mengembangkannya, termasuk melakukan akad Mudharabah dengan pihak
ketiga. 27
Dengan demikian, bank syariah dalam kapasitasnya sebagai Mudharib
memiliki sifat sebagai seorang Wali amanah (trustee), yakni harus berhati-hati
atau bijaksana serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya. Di samping itu, bank syariah juga
bertindak sebagai kuasa dari usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan dapat
memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa melanggar berbagai aturan
syariah. Dari hasil pengelolaan dana mudharabah, bank syariah membagihasilkan
kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan
dalam akad pembukaan rekening.
2.4.1. Landasan Syariah
Secara umum, landasan dasar Mudharabah lebih mencerminkan anjuran
untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam penggalan Ayat-ayat dan hadits
berikut ini. 28
1. Surat al-muzzammil ayat 20
..dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
sebagian karunia Allah swt.(al-Muzzammil:20)
27
Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 303. 28
Muhammad SyafiI Antonio, op.cit., hlm. 95.
25
2. Hadits
Dari sholih bin shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw.bersabda, tiga
hal yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh,
muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk
keperluan rumah, bukan untuk dijual. (HR Ibnu Majah)
2.4.2. Pengertian Mudharabah
Istilah mudharabah merupakan istilah yang paling banyak digunakan oleh
bank-bank Islam. Prinsip ini juga dikenal sebagai qiradh atau muqaradah. Imam
Saraksi, salah seorang pakar perundangan Islam yang dikenal dalam kitabnya Al-
Mabsut mendefinisikan bahwa mudharabah adalah diambil dari perkataan darb
(usaha) diatas bumi. Dinamakan usaha diatas bumi karena mudharib (pengguna
modal orang lain) berhak untuk bekerjasama bagi hasil atas jerih payah dan
usahanya. Selain mendapatkan keuntungan ia juga berhak untuk mempergunakan
modal dan menentukan tujuannya sendiri. Orang-orang Madinah memanggil
kontrak jenis ini sebagai muqaradah dimana perkataan ini diambil dari kata qard
berarti menyerahkan. Dalam hal ini pemilik modal menyerahkan hak atas
modalnya kepada pengguna modal. Dan mudharabah juga disebut qiradh yang
berarti memutuskan. Dalam hal ini pemilik uang telah memutuskan untuk
menyerahkan sebilangan uangnya untuk diperdagangkannya berupa barang-
26
barang dan memutuskan sekalian sebagian dari keuntunganya bagi pihak kedua
orang yang berakad qiradh ini. 29
Mudharabah berasal dari kata darb, artinya memukul atau berjalan.
Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang
memukulkan kakinya dalam menjalankan usahanya.30
Mudharabah atau
penanaman modal adalah penyerahan modal uang kepada orang yang berniaga
sehingga ia mendapatkan persentase keuntungan (Al-Mushih dan Ash-Shawi,
2004).31
Mudharabah secara umum adalah kerja sama antara pemilik dana atau
penanam modal dan pengelola modal untuk melakukan usaha tertentu dengan
pembagian keuntungan berdasarkan nisbah. 32
Jadi mudharabah adalah suatu prinsip yang digunakan perbankan syariah
dimana dijadikan sebagi akad atau perjanjian antara pemilik dana dengan
pengelola dana dengan pembagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan antara
pemilik dana dengan pengelola dana.
2.4.3. Kontrak Mudharabah
Prinsip bagi hasil (profi sharing) merupakan karakteristik umum dan
landasan dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. Secara syariah
prinsip berdasarkan pada kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip ini bank
syariah akan berfungsi sebagai mitra baik penabung demikian juga pengusaha
yang meminjam dana. Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai pengelola
29
Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 33. 30
Ahmad Sumiyanto, Problem dan solusi transaksi mudharabah,Yogyakarta: Magistra
Insania Press, Cet. Ke-1, 2005, hlm. 1. 31
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2008, hlm.
60. 32
Irma devita purnamasari dan suswinarno (eds), Akad Syariah, Bandung: PT.Mizan
Pustaka, Cet. Ke-1, 2011, hlm. 31.
27
(mudharib) sementara penabung sebagai penyandang dana (shahibul mal). Antara
keduanya diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan
masing-masing pihak. 33
Kontrak mudharabah juga merupakan suatu bentuk equity financing,
tetapi mempunyai bentuk (feature) yang berbeda dari musyarakah. Pada
mudharabah, hubungan kontrak bukan antar pemberi modal, melainkan antara
penyedia dana (shohibul maal) dengan entrepreneur (mudhrib). Mudharib dalam
kontrak ini menjadi trustee atas modal tersebut.
2.4.4. Jenis-jenis Mudharabah
Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis: mudharabah
mutlaqah dan mudharabah muqayyadah.
1) Mudharabah Mutlaqah
Mudharabah mutlaqah adalah pemilik dana memberikan keleluasan penuh
kepada pengelola untuk menggunakan dana tersebut dalam usaha yang
dianggapnya baik dan menguntungkan.34
Penerapan mudharabah mutlaqah dapat
berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat dua jenis himpunan dana yaitu
tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Berdasarkan prinsip ini tidak
ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun.35
33
Muhammad, op.cit., hlm. 103. 34
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Bank Syariah, Jakarta, Pustaka Alvabet 2006, hlm. 19.
35 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2004,
hlm. 59.
28
Teknik perbankan
a) Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan
tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pembagian keuntungan
secara resiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dan. Apabila
tercapai kesepakatan maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad.
b) Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan
sebagai bukti penyimpanan, serta ATM dan atau alat penarikan
lainyakepada penabung. Untuk deposito mudharabah, bank wajib
memberikan setifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada
deposan.
c) Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuai
dengan perjanjian yang disepakati, namun tidak diperkenankan
mengalami saldo negatif.
d) Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu
yang telah disepakati, 1, 3, 6 , 12 bulan. Deposito yang diperpanjang,
setelah jatuh tempo akan diperlukan sama seperti deposito baru, tetapi
nilai pada akad sudah tercantum perpanjangan otomatis maka tidak perlu
dibuat akad baru.
e) Ketentuan-ketentuan yang lain berkaitan dengan tabungan dan deposito
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
29
2) Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqayyadah adalah pemilik dana menentukan syarat dan
pembatasan kepada pengelola dalam penggunaan dana tersebut dengan jangka
waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya.36
Mudharabah muqayyadah ada dua
yaitu Mudharabah muqayyadah on balance sheet dan Mudharabah muqayyadah
off balance sheet.
a) Mudharabah muqayyadah on balance sheet
Jenis mudhrabah ini merupakan simpanan khusus dimana pemilik
dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh
bank. Misalnya, disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu, atau
disyaratkan digunakan dengan akad tertentu, atau disyaratkan digunakan
untuk nasabah tertentu.
Teknik perbankan
a) Pemilik dana wajib menetapkan syarat tertentu yang harus diikuti
oleh bank, dan bank wajib membuat akad yang mengatur
persyaratan penyaluran dana simpanan khusus.
b) Wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan
tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pemberitahuan
pembagian keuntungan serta risiko yang dapat ditimbulkan dari
penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan maka hal
tersebut harus dicantumkan dalam akad.
36
Zainul Arifin, op.cit., hlm. 19.
30
c) Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan
khusus, bank wajib menisbahkan dana dari rekening lainnya.
d) Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat
atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada deposan.
b) Mudharabah muqayyadah off balance sheet
Jenis mudharabah ini merupakn penyaluran dana mudharabah
langsung kepada pelaksana usahanya, di mana bank sebagai bertindak perantara
yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana
dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank dalam
mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai dan pelaksana usahanya.
Teknik perbankan
a) Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan khusus.
Bank wajib memisahkan dana dari rekening lainnya. Simpanan khusus
dicatat pada porsi tersendiri dalam rekening adminitrasi.
b) Dana simpanan khusus harus disalurkan secara langsung kepada pihak
yang diamanatkan oleh pemilik dana.
c) Bank menerima komisi atas jasa mempertemukan kedua pihak. Sedangkan
antara pemilik dana dan pelaksana usaha berlaku nisbah bagi hasil.
2.4.5. Perbedaan Deposito Mudharabah dengan konvensional
Sekilas bahwa deposito di bank syariah dengan yang berlaku di bank
konvensional hampir sama tidak ada perbedaan. Hal ini disebabakan secara
31
mekanis harus mengikuti konsep perbankan secara umum. Akan tetapi jika
diamati, terdapat perbadaan besar diantara keduanya. 37
1. Perbedaan pada perjanjian (akad)
Pada bank syariah, semua akad yang berlaku harus berdasarkan
dengan akad yang dibenarkan syariah. Dengan demikian, segala transaksi
yang terjadi harus sesuai dengan kaidah atau aturan yang berlaku pada
akad-akad muamalah. Pada bank konvensional, transaksi pembukuan
deposito dan tabungan berdasarkan akad atau perjanjian titipan namun
tidak mengikuti prinsip manapun dalam muamalah syariah.
2. Perbedaaan pada imbalan yang diberikan
Bank konvensional menggunakan konsep biaya (cost concept)
untuk menghitung keuntungan. Artinya bunga yang dijanjikan dimuka
kepada nasabah penabung merupakan ongkos atau biaya yang harus
dibayar oleh bank. Karena itu bank harus menjual kepada nasabah yang
lain (peminjam) dengan biaya yang lebih tinggi. Keuntunagn yang didapat
dinamakan spread. Sedangkan pada perbankan syariah menggunakan
pendekatan profit sharing, artinya dana yang diterima akan disalurkan
kepada pembiayaan, dan keuntungan yang didapat akan dibagi dua antara
bank dengan nasabah sesuai dengan perjanjian bagi hasil yang telah
disepakati sebelumnya.
37 Dewi,wulandari, jurnal analisis system bagi hasil deposito pada PT Bank Jabar
Syariah,http://www.dewisayangcatur.blogspot.com, hlm. 10.
32
2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis
Untuk melengkapi penelitian ini, maka disajikan pula hasil-hasil penelitian
yang pernah dilakukan dan menjadi bahan masukan dan kajian bagi penelitian
yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini. Penelitian yang disajiakn sebagai
bahan kajian pustaka adalah penelitian yang mempunyai kaitan dengan penelitian
ini. Penelitian-penelitian tersebut adalah: Muhammad Ghafur W (2003).Penelitian
ini bertujuan untuk melihat hubungan antara bagi hasil, suku bunga serta
pendapatan terhadap simpanan mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.
Dimana penelitian ini mengamati secara empiris pengaruh tingkat bagi hasil Bank
Muamalat Indonesia (TBH), tingkat suku bunga bank konvensional (TSB), dan
pendapatan masyarakat riil (GDP) terhadap simpanan mudharabah (SM) yang
terdiri dari tabungan dan depiosito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia
(BMI). Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukan bahwa dari ketiga
variable bebas, hanya variable pendapatan (GDP) yang berpengaruh signifikan
dan positif terhadap simpanan mudharabah, sedangkan variable tingkat bagi hasil
(TBH) dan tingkat suku bunga (TSB) tidak pengaruh signifikan. Hal ini berarti
bahwa besar kecilnya bagi hasil (TBH) yang diberikan tidak berpengaruh terhadap
kehendak masyarakat untuk menabung, demikian pula perubahan-perubahan yang
terjadi pada tingkat suku bunga (TSB) di bank konvensional juga tidak
mempengaruhi simpanan mudharabah (SM) di BMI.
33
Model konseptual didasarkan pada kajian pustaka dapat di gambarkan
sebagai berikut:
2.6. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu kesimpulan atau jawaban sementara yang
masih perlu adanya pembuktian atas kebenaran.
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap bagi hasil di Bank Muamalat
Indonesia
H2 : Tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah
di Bank Muamalat Indonesia
H3 : Bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di Bank
Muamalat Indonesia
H4 : Tingkat suku bunga BI dan bagi hasil berpengaruh terhadap volume
deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia
Suku bunga
Simpanan deposito
Mudharabah
Bagi hasil
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan sumber Data
Dilihat dari segi bentuk data dalam penelitian ada dua jenis data, yaitu data
kualitatif dan data kuantitaf.1 Dan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang penekanannya pada data
numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika.2 Data kuantitatif yang
digunakan data statistik perbankan syariah, data tingkat suku bunga BI (BI Rate)
dan data bagi hasil deposito mudharabah.
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh.3 Dalam penelitian ada dua jenis data, yaitu data primer (primary data)
dan data sekunder (secondary data).4 Data primer merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media
perantara). Sedangkan data sekunder merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder, dan data sekunder yang peneliti pakai adalah data sekunder runtun
waktu 2009-2011. Peneliti mengambil data dari publikasi laporan BI mengenai BI
1 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 118.
2 Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif Suatu Pengantar, Semarang:
Walisungo Press, 2009, hlm. 18. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2006, hlm. 129. 4 Muchamad Fauzi, op .cit ,hlm. 165.
34
35
Rate dalam per bulan, publikasi laporan BMI mengenai distribusi bagi hasil
deposito mudharabah dalam per bulan.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.5 Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti
itu.6 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh simpanan deposito mudhrabah
pada BMI yang dimulai pada tahun 1992 (awal beroperasinya BMI) sampai 2011.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.7 Dalam
penelitian ini peneliti tidak menggunakan populasi dikarenakan keterbatasan
waktu dan tenaga. Peneliti hanya mengambil sebagian dari populasi dalam
penelitian mewakili yang representatif. Pengambilan sampel dengan cara
sampling purposive, yakni tehnik pengumpulan sampel dengan pertimbangan
tertentu.8
Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Perbankan syariah Indonesia ada Bank Umum Syariah, Unit Usaha
Syariah, dan Bank Pembiayaan Syariah. Dalam penelitian ini penelti
5 Suharsimi Arikunto,op.cit., hlm. 130.
6 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, Cet. Ke-18 2011, hlm. 61.
7 Suharsimi Arikunto, op. ci., hlm. 131.
8 Sugiyono, op. cit., hlm. 68.
36
mengambil studi kasus pada Bank Muamalat Indonesia karena dengan
pertimbangan sebagai berikut:
Dalam perbankan syariah PT. Bank Muamalat Indonesia mempunyai
nilai historis yang tinggi.
Pada PT. Bank Muamalat Indonesia pertama murni syariah.
Pada PT. Bank Muamalat Indonesia merupakan bank tidak goyah
sedikitpun dengan adanya krisis moneter yang melanda di Indonesia
pada tahun 1998.
Dalam perbankkan syariah PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai
Best Islamic Bank in Indonesia dalam penghargaan di Kuala Lumpur
oleh Islamic Finance News.
Dalam perbankkan syariah PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai
Best Islamic Finance Institution in Indonesia di New York oleh
Global Finance.
Dalam perbankkan syariah PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai
The Best Islamic Finance House in Indonesia di Hongkong oleh
Alpha South East Asia.
b. Pada tahun 2009-2011 dalam perbankan syariah mulai memasuki fase
untuk memenuhi standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional
diantaranya mewujudkan konsep rating yang terintegrasi antara sisi
syariah dan keuangan, mendorong terciptanya self regulatory system,
mendorong terwujudnya konsep operasi perbankan atau keuangan syariah
yang kaffah. Maka bagi peneliti, pada tahun Januari 2009 - Agustus 2011
37
merupakan waktu yang cukup tepat dan representative dengan tujuan
penelitian.
c. Kedudukan deposito mudharabah pada bank syariah tidak dianggap
sebagai hutang bank dan piutang nasabah. Deposito mudharabah
merupakan investasi nasabah kepada bank syariah sehingga kedudukanya
sebagai investasi dan yang sering di pakai investasi tidak terikat. Dan
acuan yang di pakai pada keuntungan deposito mudharabah adalah nisbah
bukan bunga.
Dalam pertimbangan di atas , maka data yang digunakan dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
Tingkat suku bunga BI (BI Rate) periode Januarai 2009 Agustus 2011.
Tingkat bagi hasil periode Januarai 2009 Agustus 2011.
Deposito mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia.
3.3. Definisi Operasional
Pada dasarnya penentuan variabel penelitian merupakan operasional
konstrak supaya dapat di ukur. Dalm penelitian ini operasional variabel penelitian
sebagai berikut:
a. Suku bunga
Suku bunga adalah tingkat bunga yang dinyatakan dalam persen, jangka
waktu tertentu (perbulan atau pertahun). Tingkat suku bunga adalah sesuai dengan
besarnya BI Rate yang di tetapkan oleh bank Indonesia.
38
b. Bagi hasil
Bagi hasil adalah pembagian keuntungan yang berdasarkan volume bagi
hasil pada laporan rugi / laba di Bank Muamalat Indonesia dalam perjanjian
antara Shohibul maal dengan Mudharib. Data yang digunakan bersumber dari
laporan keuangan BMI.
c. Deposito mudharabah
Deposito mudharabah adalah produk penghimpunan dana yang
berdasarkan prinsip bagi hasil yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu-
waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pemilik dana (shohibul maal)
kapasitasnya adalah nasabah atau deposan dengan pengelola dana (mudharib)
kapasitasnya adalah bank syariah. Dalam penelitian ini penulis mengambil data
volume deposito mudharabah per satu bulan pada Bank Muamalat Indonesia
(dalam satuan miliar) januari 2009 sampai agustus 2011.
3.4. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan tehnik
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya.9 Tehnik dokumentasi dari data Sekunder runtun waktu
diperoleh publikasi dari laporan keuangan BMI periode Januari 2009 sampai
9 Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm. 231.
39
periode Agustus 2011. Sedangkan data tingkat suku bunga diperoleh langsung
dalam rentang waktu bulanan pada publikasi dari BI.
3.5. Tehnik Analisis Data
Tehnik analisis data adalah suatu tehnik yang digunakan untuk mengolah
hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini
digunakan analisis kuantitatif dengan bantuan SPSS. Dan analisis data yang
digunakan adalah :
3.5.1. Analisis Deskriptif
Analisis diskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan data secara
umum. Statistik diskriptif adalah penyajian data secara numerik.
3.5.2. Asumsi Klasik
Hasil yang diperoleh regresi berganda dapat digunakan sebagai alat
prediksi yang baik dan tidak bila memenuhi beberapa asumsi ini disebut asumsi
klasik.
3.5.2.1. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel tidak ortogonal. Untuk
40
menguji ada atau tidak multikolonieritas dalam model regresi adalah sebagai
berikut:
Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi.
Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya
di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolonieritas.
Multikolonieritas dapat dilihat dari tolerance dan variance inflation
factor (FIV), dengan indikasi jika nilai tolerance 0,10 atau sama
dengan nilai VIF 10 .
3.5.2.2. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Ada beberapa cara Untuk menguji
atau mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, salah satunya dengan uji
DurbinWatson (DW test).10
Dengan pengambilan keputusan ada atau tidaknya
autokorelasi:
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decetion dl d du
Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4 dl < d < 4
10
Ibid,hlm. 100.
41
Tidak ada autokorelasi negative No decetion 4 du d 4 dl
Tidak ada autokorelasi, positif atau
negative
Tidak ditolak du< d < 4 - du
3.5.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID. Pada grafik Scanttplot ada tidaknya pola antara
ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu
X adalah residual yang telah di-studentized.11
3.5.2.4. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dan untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada beberapa cara
diantaranya dengan analisis grafik. Dasar pengambilan keputusan analisis grafik
adalah sebagai berikut:12
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histrigramnya menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
11
Ibid,hlm. 126. 12
Ibid., hlm. 149.
42
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.5.3. Uji Hipotesis
3.5.3.1. Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression)
Dalam penelitian ini digunakan metode kuantitatif dengan alat analisis
regresi berganda. Dalam analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis yang
telah diajukan, dan untuk mengolah dan membahas data yang diperoleh. Analisis
regresi ganda digunakan oleh peneliti, peneliti bermaksud meramalkan bagaimana
keadaan (naik turunnya) variabal dependen (kriterium), bila dua atau lebih
variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan
nilainya).13
Persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagi
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y = Deposito mudharabah
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi untuk X1
b2 = Koefisien regresi untuk X2
X1 = Tingkat suku bunga BI Rate (%)
X2 = Tingkat Bagi hasil (%)
e = Standar eror
13
Sugiono, Op.cit., hlm. 275.
43
Ketetapan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
dari Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari uji
parsial, nilai koefisien determinasi dan nilai statistik F.14
3.5.3.2. Uji Parsial
Uji parsial pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel bebas (tingkat suku bunga) secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (bagi hasil). Apabila tingkat signifikasi kurang dari 0,05 maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti bahwa variabel bebas (X1 atau tingkat suku
bunga) dapat menerangkan variabel terikat(X2 atau bagi hasil). Sebaliknya
apabila tingkat signifikasi lebih dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Berarti bahwa variabel bebas (X1) tidak dapat menerangkan variabel terikat (X2)
secara individual.
3.5.3.3. Koefisien Determinasi
Dalam koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi (R2) mencerminkan diantara nol dan satu. Nilai koefisien
determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen sangant terbatas. Begitu pula sebaliknya
nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.
14 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang:
UNDIP, 2009, hlm. 87.
44
3.5.3.4. Uji Statisti F
Uji F adalah suatu cara untuk menguji hipotesis nol yang melibatkan
lebih dari satu koefisien dan kerjanya menentukan kecocokan dari (the overall fit)
sebuah persamaan regresi berkurang secara signifikan dengan membatasi
persamaan tersebut untuk menyesuaikan diri terhadap hipotesis nol.15
Hipotesis
nol (Ho) yang diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan
nol, atau
Ho: b1 = b2=..= bk = 0
Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak
semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau :
HA : b1 b2 . bk 0
Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen. Dan untuk menguji hipotesis ini
digunakan statistik F dengan kreteria pengambilan keputusan yaitu bila niali F
lebih besar dari pada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%.
Dengan kata lain kita menerima HA (hipotesis alternative), yang menyatakan
bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi
variabel dependen.16
15
Sarwoko , Dasar-Dasar Ekonometrika, Yogyakarta: ANDI, 2005, hlm. 72. 16
Imama Ghozali, op.cit., hlm. 87.
45
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia
4.1.1. Sejarah singkat Bank Muamalat Indonesia
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia. Ide pendirian
Bank Muamalat berawal dari lokakarya Bunga bank dan Perbankan yang
diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) bertempat di Cisarua,
Bogor tanggal 18 20 Agustus 1990. Ide ini kemudian dipertegas lagi dalam
Musyawarah Nasional (Munas) IV di Hotel Sahid Jaya berdasarkan Jakarta
tanggal 22 25 Agustus 1990. Bank Muamalat Indonesia melalui kegiatan
operasinya pada 1 Mei 1992 atau 27 Syawal 1412 H. Dengan dukungan nyata dari
eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa
pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan
masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84
miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Sela
Top Related