PENGARUH RELIGIOSITAS TERHADAP KONDISI SOSIAL
EKONOMI MASYARAKAT DESA CIBENING
KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Maisya Zaqiyah
NIM 1113015000053
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
PENGARUH RELIGIOSITAS TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI
MASYARAKAT DESA CIBENING KECAMATAN PAMIJAHAN
KABUPATEN BOGOR
Oleh:
Maisya Zaqiyah
1113015000053
ABSTRAK
Maisya Zaqiyah (NIM 11130150000053). Pengaruh Religiositas Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan,
Kabupaten Bogor. Skripsi untuk Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh antara religiositas
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Cibening, Kecamatan
Pamijahan, Kabupaten Bogor. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan pendekatan penelitian eksplanasi. Teknik Pengambilan Sampel dilakukan
dengan menggunakan Simple Random Sampling. Dilakukan pada 97 Kepala
Keluarga di desa Cibening. Hasil penelitan menunjukan hasil indikator setiap
variabel yang valid dan reliabel. Hasil pengujian menggunakan uji T menunjukan
bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel, yakni 5,737 lebih besar dari 1086,
maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya religiositas berpengaruh terhadap
kondisi sosial ekonomi. Adapun kemampuan religiositas mempengaruhi kondisi
sosial ekonomi ialah sebesar 25% (nilai adjusted R square).
Kata Kunci: Religiositas, Sosial Ekonomi, Masyarakat
ii
THE EFFECT OF RELIGIOUSITY ON SOCIO-ECONOMIC CONDITIONS
OF THE RESIDENT OF CIBENING VILLAGE, PAMIJAHAN DISTRIC,
BOGOR REGENCY
By:
Maisya Zaqiyah
1113015000053
ABSTRACK
Maisya Zaqiyah (NIM 11130150000053). The Effect of Religiousity on Socio-
Economic Conditions of the resident of Cibening Village, Pamijahan Distric,
Bogor Regency. A Skripsi of Departement of Social Sciences Education. Faculty
of Tarbiya and Teachers Sciences. Syarif Hidayatullah Islamic State University of
Jakarta
This study aims to see whether there is an effect of religiousity on the socio-
economic conditions of the resident of Cibening Village, Pamijahan District,
Bogor Regency. The type of research is quantitative research with explanatory
research apporoach. Sampling Techniques are carried out by using Simple
Random Sampling. This research was conducted on 97 heads of households in
Cibening village. The research results show the results of the indicators of each
variable are valid and reliable. The test results using the T test show that the
calculated t value ≥ t table, which is 5.737 ≥ 1086, then H0 is rejected and H1 is
accepted, meaning that religiosity affects the socio-economic conditions. The
religiosity ability affects the socio-economic conditions by 25% (adjusted R
square value).
Keywords: Religiosity, Socio-Economic, Society.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr, wb.
Segala puji terpanjatkan kepada Allah SWT. tuhan semesta alam yang
telah memberikan berbagai karunia sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi
yang berjudul Pengaruh Religiositas Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Desa Cibening Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Sholawat
seiring salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah
mewariskan adab serta moral keislaman sebagai falsafah hidup.
Penyusunan skripsi ini dilakukan sebagai bentuk pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi yakni penelitian dan pengembangan sekaligus sebagai salah
satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini merupakan salah simbolisasi yang komprehensif dan
merepresentasikan kegiatan perkuliahan selama ini. Untuk itu, perkenankanlah
penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
berkontribusi baik langsung maupun tak langsung, baik materil maupun non-
materil dalam penyelesaian keseluruhan proses tersebut. Ucapan terima kasih
tersebut diberikan kepada:
1. Prof. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Unversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu
Pengetahun Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Syaripulloh M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Ilmu
Pengetahun Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. H. Nurochim, M.M. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
banyak pengarahan selama penulisan skripsi.
5. Seluruh dosen dan jajaran karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
6. Kepala Desa Cibening serta jajaran pemerintahan Desa Cibening yang telah
memberikan izin dan membantu pada proses penelitian ini.
7. Kedua orang tua, Bapak, Abdul Rojak dan Mama, Ipah Ade Tari yang telah
menjadi motivator utama dalam segala cita.
8. Segenap keluarga, Iin Aidhillah, Wa Ikah, Wa Heri, Wa Hamzah, Teh Mimi,
dan Om Agil yang turut mendukung setiap perjuangan.
9. Guru, Dosen serta teman diskusi, Budi Haryanto, M.Pd. dan Zaki Mubarok,
S.S. M.Pd. yang telah mengajarkan kedalaman berpikir.
10. Seluruh warga Desa Cibening, yang telah meluangkan waktu untuk
membantu kelancaran penelitian.
11. Sahabat sekaligus keluarga Asrama Putri an-Nur, Zamarotul Azkiyah, Titi
Muryani, Uyun Mustafidah, Hani Ekatayu Bachri, Ariesta Ummi Agesti dan
Galuh Ajeng Dwi Astuti.
12. Sahabat seperjuangan dalam menempuh riskannya tugas akhir, teman makan
dan pelesir, teman berbagi cerita, ilmu dan argumen, Ajeng Restiyani,
Syarifah Alawiyah, Hanipah, Muhammad Farhan Faturrahman, Muhammad
Riyadi, Abdul Jalil, Vivi Lutfiah, Aji Rizaldi, Rina Arnisyah, Amira Indira
Sari, Dita, dan Galena Putriani.
13. Seluruh kawan-kawan Pojok Seni Tarbiyah dan Lingkar Sastra Tarbiyah.
14. Rekan-rekan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 2013.
Semoga semua pihak yang telah membantu diberikan kebahagiaan serta
mendapat perlindungan dari Allah SWT. Selanjutnya, penulis menyadari bahwa
terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu, dengan kerendahan
hati penulis memohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang
membangun untuk perbaikan skripsi ini serta untuk karya-karya ilmiah
selanjutnya.
Wassalamu’alaikum wr, wb.
Bogor, Oktober 2018
Maisya Zaqiyah
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACK ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ..................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS ..................... 10
A. Deskripsi Teoretik ..................................................................... 10
1. Sosial Ekonomi ................................................................... 10
2. Religiositas .......................................................................... 23
3. Masyarakat Desa ................................................................ 34
B. Penelitian Relevan ...................................................................... 36
C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 40
D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 42
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 43
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 43
B. Metode Penelitian ...................................................................... 43
C. Populasi dan Sampel .................................................................. 44
D. Variabel Penelitian dan Variabel Operasional .......................... 46
E. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 48
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 48
G. Instrumen Penelitian ................................................................... 50
H. Metode Analisis Data ................................................................ 52
1. Uji Instrumen Kuesioner ..................................................... 52
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................... 53
3. Analisis Regresi Linear Sederhana ...................................... 55
4. Uji Hipotesis ........................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 57
A. Deskripsi Daerah Penelitian ....................................................... 57
B. Analis Data ................................................................................. 63
1. Hasil Uji Instrumen .............................................................. 63
2. Analisis Statistik Deskripsi................................................... 66
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................... 68
C. Analisis Hasil Uji Regresi Linear dan Uji Hipotesis .................. 72
D. Pembahasan dan Hasil Penelitian ............................................... 81
E. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 83
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................... 85
A. Kesimpulan ................................................................................ 85
B. Implikasi .................................................................................... 85
C. Saran .......................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 87
vii
DAFTAR TABEL
KETERANGAN
Tabel 1.1 Prediksi Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kebupaten
Bogor Tahun 2014-2018 ................................................................... 6
Tabel 2.1 Klasifikasi Pendapatan Menurut BPS ................................................ 20
Tabel 2.2 Penelitian Relevan.............................................................................. 39
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ................................................................................ 49
Tabel 3.2 Jumlah Populasi Berdasarkan Jumlah Rumah Tangga ...................... 45
Tabel 3.3 Skala Likert ....................................................................................... 49
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Pengaruh Religiositas Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat Desa Cibening Kecamatan Pamijahan Kabupaten
Bogor ................................................................................................ 50
Tabel 3.5 Kisi-kisi pertanyaan wawancara ........................................................ 51
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Cibening Menurut Jenis Kelamin ................ 58
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Desa Cibening Berdasarkan Komposisi Umur ..... 58
Tabel 4.3 Sarana Peribadatan di Desa Cibening ................................................ 60
Tabel 4.4 Kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Desa
Cibening ............................................................................................ 60
Tabel 4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin................................. 61
Tabel 4.6 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ................................................ 62
Tabel 4.7 Jumlah Responden Berdasarkan Domisili ......................................... 62
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Instrumen ........................................................... 63
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 65
Tabel 4.10 Hasil Analisis Statistik Deskriptif .................................................... 66
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas dengan Analisis Statistik................................ 69
Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas ..................................................................... 70
Tabel 4.13 Hasil Uji Linearitas .......................................................................... 70
Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Korelasi ............................................................ 71
Tabel 4.15 Uji Koefisien Determinasi .............................................................. 72
Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ........................... 72
Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Uji t (Parsial) ..................................................... 74
viii
DAFTAR BAGAN
KETERANGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 42
Bagan 3.1 Paradigma Sederhana Variabel X Terhadap Variabel Y .................. 44
ix
DAFTAR GAMBAR
KETERANGAN
Gambar 1.1 Kesesuaian Unsur-unsur Sosial di Masyarakat ............................. 1
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P Plot ................................... 68
x
DAFTAR LAMPIRAN
KETERANGAN
Lampiran 1 Uji Coba dan Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Hasil Wawancara
Lampiran 3 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data SPSS
Lampiran 5 Tabel Uji T
Lampiran 6 R Tabel
Lampiran 7 Hasil Dokumentasi Penelitian
Lampiran 8 Lembar Uji Referensi
Lampiran 9 Data Penelitian
Surat-surat
1
Moral
Politik
Pendidikan
Agama
Kebiasaan
Ekonomi
Rumah
Tangga
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini permasalahan sosial yang ada di masyarakat semakin
berkembang seiring dengan perkembangan zaman, dan perkembangan
masyarakat. Masalah sosial tersebut sangat kompleks bentuknya karena
masalah-masalah tersebut berhubungan erat dengan berbagai kondisi nilai
atau norma serta berbagai lembaga sosial yang ada di masyarakat.
Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial ialah suatu ketidaksesuaian
antara unsur-unsur kebudayaan yang ada di masyarakat dan dapat
membahayakan kehidupan kelompok sosial dan menghambat pemenuhan
kebutuhan pokok masyarakat dan akhirnya terjadi kepincangan ikatan sosial.
Dalam keadaan normal, terdapat integritas dan kesesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan seperti gambar di bawah ini:1
Gambar 1:
Kesesuaian unsur-unsur sosial di masyarakat
Sumber: Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar
Setiap masyarakat tentu memiliki masalah yang berbeda-beda,
tergantung kecenderungan serta nilai yang dianut masyarakat tersebut.
Namun dari berbagai masalah sosial yang normatif serta berbeda-beda di
berbagai lapisan masyarakat, terdapat masalah sosial yang menjadi sebuah
1Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali, 2014), h. 312.
2
tendensi hampir di seluruh negara di dunia yaitu yang berhubungan dengan
kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Kondisi sosial bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang berhubungan
dengan masyarakat, sedangkan ekonomi berhubungan dengan kegiatan
produksi, konsumsi, distribusi, kekayaan serta pemenuhan kebutuhan. Garis
lurus yang dapat menghubungkan kedua kajian tersebut ialah, bila seseorang
atau masyarakat tidak bisa memenuhi kebutuhan ekonominya, maka akan
muncul masalah sosial di masyarakat.
Apabila terjadi bentrokan serta kepincangan antara unsur-unsur tersebut,
maka hubungan sosial akan terganggu dan menyebabkan kegoyahan dalam
kehidupan kelompok. Masalah yang timbul akibat kepincangan tersebut bisa
bermacam-macam diantaranya ialah masalah ekonomis, biologis atau
biopsikologis, dan kebudayaan.2 Salah satu contoh dari masalah sosial
ekonomi ialah kemiskinan.
Menurut Irawan dalam Ali Khomsan, masalah kemiskinan bukan semata-
mata masalah ekonomi biasa karena kurangnya pendapatan, namun lebih jauh
lagi kemiskinan merupakan masalah sosial yang dicirikan dengan
kesengsaraan dan tertekannya harga diri manusia karena kurangnya
pendapatan, kekuasaan dan pilihan untuk memperbaiki taraf hidupnya. Oleh
karena itu profil kemiskinan dicirikan oleh pendapatan rendah, kondisi
kesehatan yang buruk, pendidikan rendah dan keahlian terbatas, rentan
terhadap gejolak ekonomi, bencana alam, konflik dan kondisi sosial lainnya.3
Arif Haryana menyatakan kemiskinan sebagai kondisi dimana seseorang
atau sekelompok laki-laki atau perempuan tidak mampu memenuhi hak-hak
dasarnya untuk mempertahankan hidup yang bermartabat. Hak dasar hidup
ini diantaranya pangan, kesehatan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
2 Ibid., h. 313-314.
3 Ali Khomsan, dkk, Indikator Kemiskinan dan Misklasifikasi Orang Miskin, (Jakarta: Fakultas
Ekologi Manusia IPB dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015), h. 8.
3
pertahanan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman, partisipasi
dalam kegiatan sosial dan politik.4
Artinya, kemisikinan bisa dilihat dari sejauh mana seseorang mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya secara menyeluruh. Bila seseorang atau
masyarakat tersebut tidak bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut,
maka ia dikatakan miskin. Kebutuhan hidup yang harus dipenuhi bukan
hanya menyoal seberapa banyak yang dihasilkan, namun juga mengenai
bagaimana seseorang mendapatkan kehidupan sosial yang layak di
masyarakat, seperti terpenuhinya setiap hak-hak dan terlaksanakannya
seluruh kewajiban seseorang di tengah masyarakat.
Mun’in Muhammad Khallaf menyatakan bahwa salah satu unsur sosial di
masyarakat yakni agama, memiliki posisi yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, dan bisa mempengaruhi proses perkembangan kehidupan
manusia terutama dalam masalah humanistik, moral, etika dan estetika.5
Kondisi keagamaan baik yang berhubungan langsung dengan Tuhan
maupun hubungannya dengan manusia menjadi salah satu unsur yang cukup
kuat dalam pembentukan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat.
Agama mencakup dua hal besar, yakni kekuatan sakralitas atau biasa
dikaitkan dengan ketuhanan serta kekuatan-kekuatan yang bersifat
supranatural, sedangkan yang lainnya adalah mengenai profanitas atau
keduniawian, biasanya hal ini mengatur bagaimana manusia berhubungan
dengan alam sekitarnya baik terhadap sesama manusia ataupun dengan
makhluk hidup lain. Artinya, agama merupakan satu-satunya unsur kehidupan
masyarakat yang sangat komprehensif dan tidak bisa dipisahkan begitu saja
dengan kehidupan manusia.
Walaupun agama bersumber dari Tuhan, tapi agama juga bercorak
antropologis, hal ini terlihat dari eksistensi primordialistik manusia terikat
4 Arif Haryana, Konsep dan Implementasi Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan:
Upaya Mendorong Terpenuhinya Hak Rakyat Atas Pangan, diakses pada 15 November 2017,
(https://www.bappenas.go.id/index.php).
5 Ridwan Lubis, Sosiologi Agama: Memahami Perkembangan Agama dalam Interaksi Sosial,
(Jakarta: Kencana, 2015). h. 2.
4
sepenuhnya dengan agama sebagai bagian dari dimensi historis-sosiologis
manusia.6
Sebagai contoh ialah lahirnya semangat kapitalisme masyakat Barat pada
abad ke-17 didasarkan pada semangat persaudaraan serta kepedulian para
penganut Kristen-Protestan dalam bidang ekonomi, misalnya, mereka hanya
melakukan transaksi, ataupun memberikan pinjaman hanya kepada sesama
golongan saja, yang pada akhirnya perputaran roda ekonomi menjadi besar
dan berpusat pada golongan mereka sendiri.
Weber menyimpulkan bahwa semangat kapitalisme hadir karena adanya
semangat aseketisme (paham semangat untuk berkorban) dan eklesiastik-
calvinisme agama Kristen-Protestan.7
Dalam ajaran Islam, terdapat ayat Al-Quran yang menegaskan tentang
keseimbangan dalam beragama antara urusan duniawi dan ukhrawi, yakni
dalam surat al-Baqarah ayat 201-202 yang artinya: “Dan diantara mereka ada
orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka” (201). Mereka
itulah orang-orang yang mendapat kebahagiaan dari pada yang mereka
usahakan; dan Allah sangat cepat perhitunga-Nya” (202).
Ayat tersebut mengajarkan bahwa sesungguhnya kehidupan manusia
yang bersifat ukhrawi dan duniawi haruslah seimbang, karena sesungguhnya
kehidupan dunia adalah sarana manusia mendapatkan kebaikan untuk di
akhirat. Berbuat kebaikan dan mengusakan kesejahteraan hidup akan berbalas
baik di akhirat kelak.
Menurut Asep Usman, kebaikan atau kesejahteraan duniawi yang
digambarkan al-Qur’an tersebut terdiri atas lima pilar utama, yakni
terpenuhinya kebutuhan fisik-biologis, kebutuhan intelektual, kebutuhan
emosi, kebutuhan spiritual dan kebutuhan sosial. Sedangkan kebaikan
ukhrawi adalah beriman kepada Allah dan yang gaib, melaksanakan berbagai
6 Ibid., h. 3.
7 Bryan S. Turner, Sosiologi Islam Suatu Telaah Analitis Atas Tesa Sosiologi Weber, Terj. dari
Weber and Islam, (Jakarta: Grafindo Persada, 1994), h. v.
5
perintah Allah dan menjalin hubungan dengan manusia lainnya dengan penuh
cinta kasih.8
Simbolisasi agama menjadi salah satu ciri khas bagi beberapa
masyarakat, contohnya masyarakat Indonesia. Di Indonesia walaupun tidak
mendeklarasikan menjadi negara yang menganut sistem agama tertentu,
namun berbagai kebijakannya sarat akan nilai kegamaan, seperti adanya hari
libur nasional pada perayaan besar agama-agama yang ada di Indonesia,
perayaan hari besar keagamaan yang dilaksanakan di gedung-gedung
pemerintahan ataupun beberapa wilayah di Indonesia yang menggunakan
simbol agama tertentu dari kehidupan pemerintahan hingga keseharian.
Salah satu wilayah di Indonesia yang menerapkan simbolisasi agama ke
dalam visi dan misi pembangunannya adalah Kabupaten Bogor. Kabupaten
Bogor memiliki semboyan yakni “Tegar Beriman” yang merupakan sebuah
akronim dari Tertib, Segar, Bersih, Indah, Mandiri, Aman dan Nyaman.
Tegar Beriman juga melambangkan kondisi masyarakat dan lingkungan alam
daerah yang terbentuk oleh perilaku dan usaha masyarakatnya yang
menjunjung tinggi nilai-nilai keimanan yang kokoh terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.9
Saat ini Kabupaten Bogor menjadi salah satu daerah yang memiliki
angka kemiskinan yang cukup tinggi diantara 27 kota/kabupaten se-Provinsi
Jawa Barat. Berikut adalah data jumlah penduduk miskin di Kabupaten
Bogor:
8 Asep Usman Ismail, Al-Qur’an dan Kesejahteraan Sosial, (Tangerang: Lentera Hati, 2012), h.
3.
9 Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Bogor, Lambang Kabupaten Bogor, diakses pada 22
Februari 2018, (www.bogorkab.go.id/index.php/page/detail/6/lambang-kabupaten-bogor).
6
Tabel 1.1
Prediksi Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Bogor
Tahun 2014-2018
Tahun Jumlah Penduduk Miskin
(ribu jiwa)
Persentase
(%)
Perubahan
Persentase
Penduduk
Miskin
2014 470,91 9,00 0,26
2015 475,29 8,88 -0,12
2016 480,22 8,77 -0.10
2017 485,62 8,68 -0.09
2018 491,44 8,60 -0.08
Sumber: Bappeda Kabupaten Bogor10
Dari Tabel 1.1 di atas diketahui bahwa pada tahun 2014 sampai 2018
angka persentase kemiskinan di Kabupaten Bogor berturut-turut sebesar 9 %,
8,88 %, 8,77 %, 8,68 %, dan 8,60 %. Angka ini memang mengalami
penurunan, namun penurunan angka tersebut masih terbilang kecil dan tidak
signifikan.
Begitupun dengan kondisi wilayah di bawah pemerintahan Kabupaten
Bogor, di salah satu desa yang berada di Kabupaten Bogor yakni Desa
Cibening, menurut Eman Sulaeman selaku Bidang Kesejahteraan Rakyat
Desa Cibening, angka kemiskinan desa ─walaupun tidak menyebutkan angka
statistik pastinya─ tercermin dalam angka kemiskinan di Kabupaten Bogor.11
Artinya angka tersebut masih terbilang cukup tinggi.
Masalah sosial ekonomi yang muncul di masyarakat Kabupaten Bogor
tersebut, bila mengacu pada pendapat Soerjono Soekanto, bisa jadi karena
adanya ketidakteraturan antara berbagai unsur yang ada di masyarakat salah
satunya ialah agama. Agama merupakan salah satu unsur yang besar
10 Bappeda Kabupaten Bogor, Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018, h. 85, diakses pada September 2018.
11
Hasil wawancara pribadi antara peneliti dengan Eman Sulaeman selaku Bidang
Kesejahteraan Rakyat Desa Cibening, pada tanggal 22 November 2017.
7
pengaruhnya terhadap semua lembaga sosial lainnya, karena ajaran agama
selain mengatur tata cara berhubungan dengan Tuhan, juga mengatur
berbagai aspek kehidupan yang bersifat keduniawian termasuk salah satunya
di bidang kemasyarakatan/sosial mapun ekonomi.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk membuat sebuat penelitian antara
kedua unsur di masyarakat tersebut, yakni unsur agama/ religi dan kondisi
sosial ekonomi. Adapun judul untuk penelitian ini ialah “Pengaruh
Religiositas Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Cibening
Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor”.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yang yang
teridentifikasi ialah sebagai berikut:
1. Angka kemiskinan di Kabupaten Bogor masih tinggi, yakni 8,60% pada
tahun 2018.
2. Angka kemiskinan di Desa Cibening adalah representasi dari angka
kemiskinan di Kabupaten Bogor.
3. Masalah sosial yang ada di masyarakat beberapa diantaranya bisa
berkaitan dengan kondisi keagamaan masyarakat.
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya, serta untuk menghindari
penyimpangan terhadap fokus masalah, maka perlu adanya pembatasan
masalah pada penelitian ini. Dimana pembahasan hanya fokus pada kondisi
religiositas, dan apakah ada pengaruhnya terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat, khususnya di Desa Cibening Kecamatan Pamijahan Kabupaten
Bogor.
8
D. Rumusan Masalah
Dari berbagai uraian di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah apakah ada atau tidak, pengaruh antara religiositas terhadap kondisi
sosial ekonomi masyarakat Desa Cibening Kecamatan Pamijahan Kabupaten
Bogor?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya pengaruh
antara religiositas terhadap kondisi ekonomi masyarakat Desa Cibening
Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam hasil penelitian ini diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini bisa digunakan sebagai sumbangsih ide
untuk penelitian pengembangan di dunia ilmu pengetahuan yang
bergerak di bidang sosial, khususnya mengenai religiositas dan kondisi
ekonomi masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Masyarakat
Menjadi sebuah acuan reflektif mengenai kondisi religiositas
dan kondisi ekonomi sosial. Diharapkan juga kelak masyarakat
lebih semangat dalam menjalankan dimensi keagamaan selain untuk
meningkatkan kualitas jiwa dan kefitrahan, juga untuk meningkatkan
kondisi sosial ekonomi mereka.
b. Untuk Peneliti
Dapat menjadi sumber data awal untuk pengembangan
penelitian selanjutnya dan dalam rangka menguji kemampuan
pemecahan masalah yang bersifat aplikatif di masyarakat.
9
c. Untuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan
bahan kajian untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
d. Untuk Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan alternatif dalam
menentukan kebijakan, selanjutnya dapat diidentifikasi pula solusi
dari masalah tersebut.
10
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Sosial Ekonomi
a. Pengertian Sosial Ekonomi
Sosial berasal dari kata Latin socius yang artinya teman.1
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosial berarti
berkenaan dengan masyarakat.2
Paul B. Horton menyatakan bahwa sosial adalah kehidupan
kelompok dan produk kehidupan kelompok.3
Lebih luas lagi, menurut Pitirim Sorokin, sosial adalah sebuah
hubungan timbal balik antara aneka gejala yang ada di masyarakat,
serta gejala timbal balik antara unsur sosial dan non sosial seperti
masyarakat dengan lingkungan geografis, dan biologisnya.4
Hubungan timbal balik antara gejala sosial bisa berupa gejala
ekonomi, politik, hukum, budaya, agama, struktur sosial, serta
pergerakan masyarakat.
Sedangkan ekonomi ialah suatu usaha dalam pembuatan
keputusan dimana pelaksanaannya berkaitan dengan penggunaan
sumber daya rumah tangga yang terbatas. Atau bagaimana
masyarakat dalam hal ini termasuk rumah tangga dan pembisnis
mengelola sumber daya yang langka melalui suatu pembuatan
kebijaksanaan dan pelaksanaan.5
1 Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Kecana, 2013), h.1.
2 Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, diakses pada Januari 2018.
3 Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, op. cit., h. 3.
4 Ibid. h. 2.
5 Damsar, Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 11.
11
Damsar mendefinisikan sosial ekonomi menjadi dua cara.
Pertama sosial ekonomi didefinisikan sebagai sebuah kajian yang
mempelajari hubungan interaksi sosial masyarakat dengan ekonomi.6
Artinya, masyarakat sendiri yang menentukan bagaimana
kegiatan ekonomi berjalan dan menentukan apa saja yang
diproduksi, bagaimana cara memproduksi serta dimana produksi itu
akan dilaksanakan. Selanjutnya kegiatan ekonomi tersebut dilakukan
dengan melihat kaidah-kaidah serta nilai hukum, budaya bahkan
agama masyarakat.
Kedua, sosial ekonomi digunakan sebagai pendekatan sosiologis
yang diterapkan pada fenomena ekonomi.7
Artinya konsep, teori, variabel serta metode yang digunakan
dalam kaidah sosiologi digunakan pula dalam kaidah kegiatan
ekonomi.
Menurut Sindung, sosial ekonomi ialah suatu kondisi dimana
individu atau masyarakat mencari cara untuk memenuhi kebutuhan
hidup mereka terhadap barang atau jasa dengan menggunakan
pendekatan atau perspektif sosial berupa kerangka acuan, variabel,
model yang digunakan dalam ilmu sosial dalam memahami
kenyataan sosial yang terjadi di masyarakat.8
Sementara itu Zafirovski dalam Sindung menyatakan bahwa
sosial ekonomi ialah relasi-relasi sosiologis dalam bidang ekonomi.9
Artinya Analisis sosilogi harus sejalan dan sesuai dengan logika
ekonomi, selain itu sosiologi juga harus bisa menyesuaikan diri
dengan nilai-nilai ekonomi secara umum maupun khusus.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sosial
ekonomi adalah kondisi masyarakat dalam upaya pemenuhan
kebutuhan serta penggunaan sumber daya (ekonomi) dengan
6 Ibid.
7 Ibid., h. 14.
8 Sindung Haryanto, Sosiologi Ekonomi, (Yogyakarta: Arruz Media, 2016), h. 18.
9 Ibid., h. 23-24.
12
menggunakan pendekatan serta kaidah-kaidah sosial, apabila
masyarakat telah mampu memenuhi kebutuhan ekonomi tersebut
maka ia akan sangat mudah bagi masyarakat untuk mencapai
kesejahteraan sosial.
b. Indikator Pengukuran Kondisi Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi suatu masyarakat bisa dilihat dari
berbagai hal. Menurut John W. Santrock dalam Iwan Darmawan,
Status sosial ekonomi adalah kategorisasi masyarakat menurut
karakteristik ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan mereka.10
Karakteristik ekonomi ini bisa dilihat dari seberapa besar
pendapatan masyarakat atau seberapa banyak masyarakat memiliki
barang berharga yang bisa dijadikan investasi bagi kehidupan
mereka di masa yang akan datang. Sedangkan karakteristik
pendidikan adalah dilihat dari rekam jejak atau riwayat pendidikan
masyarakat. selanjutnya pekerjaan dilihat dari jenis pekerjaan
masyarakat. Ketiganya merupakan representasi paling mendasar
dalam melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Iwan Darmawan menyatakan bahwa status sosial ekonomi
adalah kedudukan atau status orang tua dalam masyarakat
berdasarkan kriteria ekonomi, pendidikan, penghasilan, serta
kekuasaan atau jabatan sosial yang dimiliki orang tua di dalam
masyarakat.11
Menurut Soerjono Sukanto hal-hal yang mempengaruhi status
sosial ekonomi antara lain ialah kekayaan, kekuasaan, kehormatan,
dan ilmu pengetahuan.12
10 Iwan Darmawan, “Pengaruh Status Sosial Ekonomi dan Lingkungan Teman Sebaya
Terhadap Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi pada Siswa Di SMAN 1 Bayat”, Skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2017, h. 18.
11
Ibid.
12
Ibid., h. 19.
13
Elly dan Usman Kolip merumuskan indikator status sosial
ekonomi menjadi empat hal, yakni kondisi ekonomi, kondisi
kekuasaan, kondisi status di masyarakat, dan kondisi pendidikan.13
Kondisi ekonomi masyarakat dianggap berbeda-beda tergantung
jenis masyarakat tersebut, misalnya di masyarakat petani memiliki
tanah dan sawah yang luas adalah salah satu indikatornya, sedangkan
pada masyarakat perkotaan memiliki barang-barang mewah dan
terpenuhinya kebutuhan tersier menjadi ukuran status ekonomi, dan
pada masyarakat nelayan, memiliki perahu dan alat tangkap ikan
yang lengkap menjadi nilai yang tinggi sedangkan pada masyarakat
industri memiliki nilai investasi yang tinggi menjadi acuan status
ekonomi seseorang.
Selain beberapa indikator di atas Kaare Svalastoga dalam Iwan
Darmawan menambahkan kondisi rumah menjadi salah satu ukuran
untuk melihat kondisi sosial ekonomi seseorang.14
Kondisi rumah tersebut bisa dilihat dari status rumah yang
ditempati dan bagaimana kondisi bangunan tersebut dilihat dari
kondisi fisiknya.
Sudarsono mengklasifikasikan pengukuran kondisi sosial
ekonomi masyarakat menjadi dua kelompok yakni indikator objektif
dan subjektif.15
Berikut adalah penjelasan kedua indikator tersebut:
1) Indikator Objektif
Pengukuran yang bersifat objektif, dalam arti dapat
dinyatakan dengan angka atau bersifat faktual, termasuk dalam
klasifikasi ini:
a) Pendidikan
Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan jenjang
pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, menengah
13 Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, op., cit, h. 404-411.
14
Iwan Darmawan, op. cit., h. 22.
15
Sudarsono, Pengukuran Tingkat Status Sosial Ekonomi dan Permasalahannya, diakses pada
November 2017, (www.portalgaruda.org), h. 23-26
14
dan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan yang diajarkan
mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,
keagamaan dan vokasi serta pendidikan khusus. Ketiga
jenjang tersebut ialah:
(1) Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) /
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat, serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) /
Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau sederajat.
(2) Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah
Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) / Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK), serta bentuk lain yang sederajat.
(3) Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan yang
mencakup jenjang Diploma, Sarjana, Magister
Spesialis, dan Doktoral yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi. Perguruan tinggi ini bisa berbentuk
akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau
universitas.16
Menurut Sudarsono pengukuran indikator pendidikan
dapat dilihat dari segi kepemilikan ijazah, waktu yang
ditempuh untuk mengenyam pendidikan, serta tingkatan
kelas yang pernah dicapai. Hal tersebut mengasumsikan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya maka semakin
tinggi pula statusnya di masyarakat.17
16 Tim Penyusun, Kabupaten Bogor dalam Angka tahun 2017, (Bogor: BPS Kabupaten Bogor,
2017), h. 67.
17
Sudarsono, op., cit. h. 24.
15
b) Jenjang jabatan atau pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu rangkaian tugas yang dirangkai
untuk seseorang dan diberikan imbalan atau gaji sesuai
dengan berat atau ringannya pekerjaan dan kualifikasi.18
Berikut adalah klasifikasi jenis pekerjaan menurut
Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI), yang
mengelompokkan jenis pekerjaan dari sektor formal
maupun informal berdasarkan International Standard of
Classification of Occupation (ISCO), yakni:
(1) Pejabat Lembaga Legislatif, Pejabat Tinggi, dan
Manajer, mencakup: Pejabat Lembaga Legislatif
(Pejabat Lembaga Legislatif, Pejabat Tinggi
Pemerintah, Kepala Desa/Kelurahan/Adat, Pengurus
Organisasi Ekonomi, Politik dan Sosial), Manajer
Perusahaan (Dirut, Manajer Bagian Produksi dan
Operasi, Manager Bagian Lainnya), Manajer Umum
(Manajer Umum Usaha).
(2) Tenaga Profesional, mencakup: Peneliti Ilmu
Pengetahuan Alam, Matematika dan Teknik (Peneliti di
Bidang Fisika, Kimia, dan Lainnya, Ahli Matematika
dan Statisitik, Ahli Komputer, Arsitek, dan Ahli Teknik
Lainnya), Peneliti Ilmu Pengetahuan Hayat dan
Kesehatan (Peneliti Ilmu Pengetahuan Hayat, Ahli
Kesehatan, serta perawat dan bidan ahli), Peneliti Ilmu
Pengetahuan Sosial (Ahli Ilmu Sosial dan yang
berhubungan dengan itu), Pengajar (Dosen, Guru TK,
SD, SMP dan Biasa, dan Tenaga Kependidikan
Lainnya), Ahli Hukum (termasuk Pengacara, Hakim,
Jaksa), Ahli Usaha (seperti akuntan), Tenaga Bidang
18 Tim Penyusun, KBJI 2002 Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia, (Jakarta: Badan
Pusat Statistik, 2002), h. viii.
16
Keagamaan, dan Tenaga Profesional Lainnya (Ahli
Pengarsipan, Perpustakaan dan Informasi, Penulis dan
Seniman Kreatif/Pertunjukan).
(3) Teknisi dan Asisten Tenaga Profesional, mencakup:
Asisten Ahli Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknik
(Teknisi Ilmu Pengetahuan Alam, Asisten Komputer,
Operator Peralatan Teknik dan Elektronika, Teknisi
Pengawas Kapal dan Pesawat Terbang, Pengawas
Keselamatan dan Kualitas), Asisten Ahli Ilmu
Pengetahuan Hayat dan Kesehatan (Teknisi Ilmu
Pengetahuan Hayat dan Teknisi Lainnya, Asisten
Tenaga Kesehatan Modern, Perawat dan Bidan, Tenaga
Kesehatan Tradisional dan Tabib), Asisten Pengajar
(Asisten Pengajar Sekolah Luar Biasa, Asisten Pengajar
Lainnya), Asisten Ahli Keuangan dan Penjualan
(termasuk Konsultan, Pialang Saham, Agen Tanah dan
Bangunan, Perwakilan Asuransi, dan lainnya), Agen
Jasa Usaha dan Pialang Perdagangan (termasuk Pialang
Perdagangan, Agen Kriling dan Pengiriman, Agen
Tenaga Kerja dan Kontraktor Buruh), Asisten Ahli
Lainnya (Asisten Ahli Administrasi, Asisten Pegawai
Pabean dan Pajak, Polisi Khusus dan Pengusut, Asisten
Pekerjaan Sosial, Asisten Pekerja Seni, Pertujukan dan
Olahraga, Asisten Tenaga di Bidang Keagamaan).
(4) Tenaga Tata Usaha, termasuk: Tenaga Tata Usaha
Perkantoran (Sekretaris dan Tenaga Usaha Papan
Ketik, Tenaga Tata Usaha Penghitungan, Tenaga Tata
Usaha Pencatatan Bahan dan Perjalanan, Tenaga Tata
Usaha Perpustakaan, Barang Kiriman, dan Lainnya,
Tenaga Tata Usaha Kantor), Tenaga Tata Usaha
17
Pelayanan Pelanggan (Kasir, Kasir Bank dan yang
bersangkutan dengan itu).
(5) Tenaga Usaha Jasa dan Usaha Penjualan di Toko dan
Pasar, mencakup: Tenaga Jasa Usaha, Perorangan,
Perlindungan dan Keamanan (Tenaga Pembantu
Perjalanan dan Lainnya, Tenaga Usaha Jasa
Kerumahtanggaan dan Restoran, Tenaga Usaha
Perawatan Perorangan dan Lainnya, Tenaga Usaha Jasa
Perorangan seperti Perias, Pengurus Makam, Pelayan,
Tenaga Usaha Jasa Peramal, Tenaga Usaha Jasa
Perlindungan), Peraga Busana, Pelayan Toko, dan
Peraga Barang Niaga (Model, Pelayan Toko dan Peraga
Barang Dagangan, Tenaga Penjualan Pedagangan
Eceran).
(6) Tenaga Usaha Pertanian dan Peternakan, termasuk:
Petani terlatih (Pekerja Pertanian Palawija dan
Perkebunan, Pekerja Peternakan, Pekerja Pertanian dan
Peternakan, Pekerja Kehutanan, dan Pekerja Perikanan
dan Perburuan Ikan), Petani dan Nelayan Subsisten.
(7) Tenaga Pengolahan Kerajinan, termasuk: Tenaga
Penggalian dan Bangunan (Penambang, Tenaga
Peledakan, Pemotong dan Pemahat Batu, Pembuat
Kerangka Bangunan, Pelaksana Pekerjaan Akhir
Bangunan, Tenaga Pengecatan dan Pembersih
Gedung), Tenaga Pengolah Logam dan Mekanik Mesin
(Pembuat Cetakan Logam, Tukang Las, Pembuat Plat
Logam, dan Penyiap Struktur Logam, Pandai Besi dan
Pembuat Perkakas, Montir dan Pemasang Mesin,
Tukang Mekanik dan Pemasangan Alat Listrik dan
Elektronik), Tenaga Presisi Kerajinan Tangan dan
Percetakan (Tukang Pembuat Alat Presisi Logam,
18
Tukang Tembikar dan Barang dari Kaca, Tenaga
Kerajinan dari Kayu, Tekstil dan Kulit, Tenaga
Percetakan), Tenaga Pengolahan Makanan, Tekstil, dan
Kulit (Tenaga Pengolahan Makanan, Tukang Kayu dan
Pembuat Perabot Rumah Tangga, Tukang Pembuat
Tekstil Pakaian, Tukang Pembuat Barang dari Kulit).
(8) Operator Peralatan Mesin, termasuk: Operator Mesin
Stasioner (Operator Mesin Pengolah Bahan Tambang
dan Mineral, Operator Mesin Pengolah Logam,
Operator Mesin Pembuat Barang dari Kaca dan
Keramik, Operator Mesin Pengolah Kayu dan Kertas,
Operator Mesin Pembuat Bahan Kimia, Operator Mesin
Pembangkit Tenaga Listrik, Operator Jaringan
Pemasang Otomatis dan Robot Industri), Operator
Mesin dan Pengolah Perakit Mesin (Operator Mesin
Pembuat Barang dari Logam dan Mineral, Operator
Mesin Pembuat Bahan Kimia, Operator Produksi
Barang dari Karet dan Plastik, Operator Mesin Produksi
Barang dari Kayu, Operator Mesin Percetakan,
Penjilidan, dan Produksi Kertas, Operator Mesin
Produksi Tekstil, Barang dari Bulu Hewan dan Kulit,
Operator Pengolah Mesin Bahan Makanan, Perakit, dan
Operator dan Perakit Lainnya), Pengemudi dan
Operator Mesin yang Bergerak (Pengemudi Mesin
Lokomotif, Pengemudi Kendaraan Bermotor, Operator
Mesin Pertanian dan Mesin Bergerak, Awak Geladak
Kapal).
(9) Pekerja Kasar, Tenaga Kebersihan, mencakup: Tenaga
Penjualan Keliling dan Kebersihan (Pedagang Keliling
dan sebagainya, Penyemir Sepatu dan Jasa Lainnya,
Pembantu Rumah Tangga, Pembersih dan Tukang
19
Cuci, Pengurus Gedung dan Pembersih Jendela, Kurir
Pengantar Barang, Penjaga Pintu, Pengumpul Sampah
dan Pekerja Kasar), Pekerja Kasar Pertanian dan
Perikanan dan Lainnya (Buruh Pertanian, Perikanan,
Perburuan dan Perikanan), Pekerja Kasar
Pertambangan, Konstruksi, Industri dan Angkutan
(Pekerja Kasar Pertambangan dan Bangunan, Pekerja
Kasar Pengolahan, Pekerja Kasar Angkutan dan
Tukang Angkat Barang)
(10) Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, mencakup:
Anggota Angkatan Darat, Anggota Angkatan Laut,
Anggota Angkatan Udara, Anggota Kepolisian, Unsur
Pertahanan dan Keamanan Lainnya.19
c) Pendapatan
Sunardi & Evers dalam Reddy menyatakan bahwa
pendapatan ialah penerimaan yang didapatkan seseorang
setelah melakukan sebuah pekerjaan baik jasa maupun
produksi, yang berupa uang maupun barang yang datangnya
dari pihak luar maupun menghasilkan sendiri. Adapun hal-
hal yang mempengaruhi besar kecilnya suatu pendapatan
ialah pendidikan, pekerjaan dan jumlah anggota keluarga.20
19 Ibid., h. 1-19.
20
Reddy Zaki Oktama, “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Pendidikan Anak
Keluarga Nelayan di Kelurahan Sugih Waras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun
2013”, Skripsi pada Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013, h. 18-19.
20
Berikut adalah pengklasifikasian jumlah pendapatan
menurut Badan Pusat Statistik:21
Tabel 2.1
Klasifikasi Pendapatan Menurut
Badan Pusat Statistik
No Klasifikasi Pendapatan Jumlah
Pendapatan
1 Pendapatan Rendah < Rp. 1.000.000,-
2 Pendapatan Sedang Rp. 1.000.000,- ─
Rp. 1.699.000,-
3 Pendapatan Menengah Rp. 1.700.000,- ─
Rp. 2.399.000,-
4 Pendapatan Tinggi Rp. 2.400.000,- ─
3.000.000,-
5 Pendapatan Sangat Tinggi >Rp.3.000.000,-
Sumber: Penelitian Reddy Zaki Oktama
d) Kepemilikan Barang Berharga
Kepemilikan barang berharga dilihat dari jumlah barang
berharga yang bisa dilihat oleh orang lain yang oleh
karenanya bisa meningkatkan status sosial seseorang di
mata masyarakat. Barang berharga tersebut bisa berupa
benda bergerak ataupun tidak, seperti kendaraan pribadi,
perhiasan, rumah mewah, maupun peralatan elekronik
canggih serta hewan ternak.
2) Indikator Subjektif
Indikator ini berupa pernyataan atau pengakuan terhadap
status oleh orang lain atau sekelilingnya sebagai akibat
dimilikinya kewenangan atau kekuatan dan otoritas serta
21Ibid., h. 20.
21
pengaruh. Misalnya seseorang diangkat menjadi pimpinan
organisasi, lembaga, perusahaan maupun desa.22
Sejatinya, pengukuran indikator subjektif ini berasal dari
kebutuhan alamiah manusia terhadap kebutuhan yang bersifat
psikologis, dimana kebutuhan ini menjelma menjadi sebuah
motivasi yang bisa menggerakkan kehidupan manusia kearah
perubahan.
Menurut Maslow dalam Goble, “Kebutuhan-kebutuhan
manusia bersifat sama bagi seluruh spesies, tidak berubah dan
berasal dari sumber genetis atau naluriah”.23
Kebutuhan tersebut
ialah:
a) Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan ini menyangkut kebutuhan manusia secara fisik
seperti kebutuhan akan makan, minum, tempat berlindung,
tidur serta kebutuhan lain yang bersifat fisik.
b) Kebutuhan Rasa Aman
Pada dasarnya manusia menyukai hal yang konsisten,
apabila hal tersebut hilang, maka akan terjadi kecemasan
dan perasaan tidak aman. Perasaan tidak aman secara
berlebihan, menyebabkan manusia akan menghindar dari
berbagai aktivitas dan menghambat mobilitas.
c) Kebutuhan Rasa Memiliki-dimiliki dan Kasih Sayang
Manusia mendambakan hubungan kasih sayang dengan
orang lain, khususnya memiliki tempat di tengah kelompok,
seperti keluarga. Karena dengan itu, manusia merasa
dimengerti secara mendalam dan diterima sepenuh hati.
22 Sudarsono, op., cit. h. 23.
23
Frank G. Gobel, Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow, (Yogyakarta:
Kanisius, 1987), h. 70.
22
d) Kebutuhan Penghargaan
Meliputi kebutuhan harga diri dan penghargaan dari orang
lain. Seseorang yang terpenuhi kebutuhan akan
penghargaan akan cenderung produktif. Sebaliknya,
seseorang yang tidak terpenuhi kebutuhan penghargaannya
akan merasa rendah diri dan akan menimbulkan
keputusasaan.
e) Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan aktualisasi diri mencakup kemampuan seseorang
untuk menumbuhkembangkan kemampuan dirinya serta
menjadi dirinya sendiri.
f) Hasrat untuk Mengetahui dan Memahami
Kebutuhan akan pengetahuan ini membuat seseorang sehat
secara mental, karena pemenuhan rasa ingin tahu secara
subjektif menimbulkan perasaan puas dan bahagia.
g) Kebutuhan Estetik
Kebutuhan akan keindahan bersifat naluriah, dan
berhubungan dengan penggambaran diri seseorang.24
Ali Khomsan dkk menggunakan teori Maslow tersebut
sebagai tolok ukur kondisi sosial ekonomi seseorang secara
subjektif. Indikator subjektif diukur dari perasaan seseorang
terhadap kepuasan pemenuhan kebutuhan fisik, rasa aman dan
tentram, dicintai dan disayang, rasa dihargai, dan aktualisasi diri
selama setahun terakhir.25
Dari uraian di atas, maka indikator untuk mengukur tingkat
kondisi sosial ekonomi terbagi menjadi dua macam, yakni
indikator objektif yang mencakup tingkat pendidikan,
pendapatan, kepemilikan barang berharga, dan jenjang jabatan.
Sedangkan untuk indikator subjektif mencakup persepsi tentang
24 Ibid., h. 71-79.
25
Ali Khomsan dkk, op. cit., h. 63.
23
pemenuhan kebutuhan fisik, pemenuhan kebutuhan rasa aman
dan tentram, pemenuhan kebutuhan untuk dicintai dan disayang,
pemenuhan kebutuhan untuk dihargai, pemenuhan akan
aktualisasi diri.
2. Religiositas
a. Pengertian Religi/Agama
Menurut sudut pandang kebahasaan, agama dianggap berasal
dari bahasa Sansekerta dan diambil dari dua kata, yakni a yang
berarti “tidak” dan gama yang artinya “kacau”, bila digabungkan
makna dari agama berarti “tidak kacau”. Lebih luas lagi agama
adalah suatu pengaturan yang mengatur kehidupan manusia agar
tidak kacau. Secara khusus agama bisa disamakan dengan kata
religion dalam bahasa Inggris, dan religie dalam bahasa Belanda.
keduanya berasal dari bahasa Latin, religio, dari akar kata religare
yang artinya mengikat.26
Dalam bahasa Arab, agama disebut dengan kata al-din dan al-
milah. Kata al-din ini mengandung berbagai arti, ia dapat diartikan
al-mulk (kerajaan), al-khidmat (pelayanan), al-‘izz (kejayaan), al-
dzull (kehinaan), al-ikrah (pemaksaan), al-ihsan (kebajikan), al-
‘adat (kebiasaan), al-ibadat (pengabdian), al-qahr wa al-sulthan
(kekuasaan dan pemerintah), al-tadzallul wa al-khudhu (tunduk dan
patuh), at-tha’at (taat), al-islam al-tauhid (penyerahan dan
mengesakan Tuhan). Namun, kata al-din yang berarti agama masih
umum bukan terbatas pada agama tertentu, ia untuk seluruh
kepercayaan yang ada di dunia ini.27
26 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 13.
27
Dadang Kahmad, loc.cit.
24
Emile Durkheim membagi agama menjadi dua hal utama, yakni
sacred dan profane.28
Agama bermakna sacred berarti agama
memiliki nilai keyakinan yang bersifat sakral yang tidak bisa
dihindari. Sakralitas agama merupakan sesuatu yang sangat agung,
tak tersentuh dan selalu dihormati. Sedangkan hal-hal yang profane
adalah nilai moral dan tata laku yang harus ditanamkan oleh manusia
dalam kehidupan.
Kedua unsur tersebut merupakan komposisi utuh sebuah
identifikasi agama, dimana agama selain mengedepankan keyakinan
terhadap kekuasaan Tuhan, juga harus melaksanakan praktik moral.
Menurut Koentjaraningrat emosi keagamaanlah yang membuat
suatu benda, tindakan atau gagasan mendapat nilai keramat atau
sacred value. Sama halnya dengan benda, tindakan atau gagasan
yang biasanya tidak keramat atau bersifat profane tetapi apabila
dihadapi oleh manusia yang memiliki emosi keagamaan maka benda,
gagasan serta tindakan tersebut menjadi sesuatu yang sakral atau
keramat.29
Glock & Stark menyatakan bahwa agama adalah sistem simbol,
keyakinan, sistem nilai, sistem perilaku, yang terlembagakan yang
semuanya berpusat pada persoalan maknawi yang dihayati.30
Koenjtaraningrat menyatakan bahwa religi atau agama adalah
sistem kepercayaan dan sistem tingkah laku manusia untuk mencapai
suatu maksud tertentu dengan cara menyadarkan diri kepada
28 Emile Durkheim, “ Dasar-Dasar Sosial Agama”, dalam Roland Robertson (ed.), Agama
dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis,Terj. dari Sociology of Religion oleh Achmad Fedyani
Saifuddin, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h. 41.
29
Djaka Soehendera dan Yulizar Syarif S., "Meneropong Gejala Religi dalam Perkembangan
Masyarakat dan Kebudayaan”, dalam E.K.M Masinambow (ed.), Koenjtaraningrat dan Atropologi
di Indonesia, (Jakarta: Obor Indonesia, 1997), h. 257.
30
Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam: Solusi Islam atas
Problem-Problem Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 76.
25
kemauan dan kekuatan makhluk-makhluk halus seperti roh dan dewa
yang menempati alam.31
Hendrosucipto melihat agama berdasarkan teori fungsionalisme,
dimana agama dipandang sebagai fungsi untuk mengemban tugas
agar masyarakat bekerja sesuai dengan fungsinya, baik dalam
lingkup lokal, regional, nasional maupun mondial.32
Oleh karena itu,
yang perlu dilihat dan ditinjau adalah bagaimana urgensi agama
dalam membangun kedamaian serta kesesuaian di dalam kehidupan
masyarakat.
Menurutnya, agama adalah sistem sosial yang dibuat oleh para
penganutnya yang bersumber dari kekuatan nonempiris yang
dipercayai dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi
para penganutnya dan masyarakat luas.33
Bustanuddin menyatakan agama adalah keyakinan akan adanya
kekuatan gaib, luar biasa atau supranatural yang berpengaruh
terhadap kehidupan individu maupun masyarakat serta gejala alam.
Kepercayaan tersebut menimbulkan perilaku berdoa dan memuja,
serta sikap mental seperti takut, optimis, dan pasrah.34
Hal yang
diyakini suatu masyarakat bisa saja gaib, dan hal gaib tersebut tidak
bisa diteliti, namun, kepercayaan masyarakat terhadap sesuatu yang
gaib tersebut bersifat empirik, dialami manusia, diyakini, dikerjakan
dan dirasakan, sehingga bisa dijadikan objek penelitian.35
Rusmin Tumanggor menyatakan bahwa agama ialah ajaran yang
mengandung aturan, hukum, kaidah, sejarah, i’tibar tentang alam,
manusia, roh, Tuhan, dan metafisika (hal-hal yang berhubungan
dengan kekuatan supranatural dan natural, alam riil dan gaib) baik
31 Sufwandi Mangkudilaga, "Religi Sebagai Satu Wujud Kebudayaan Bagi Perkembangan
Pariwisata”, dalam E.K.M Masinambow (ed.), Koenjtaraningrat dan Atropologi di Indonesia,
(Jakarta: Obor Indonesia, 1997), h. 275.
32 Hendropuspito, Sosiologi Agama, (Jakarta: Yayasan Kanisius), h. 29-30.
33 Ibid., h. 34.
34
Bustanuddin Agus, Agama dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006), h. 1.
35
Ibid., h. 21.
26
yang sumbernya dari manusia atau wahyu dari Tuhan yang
dipertuhankan oleh suatu masyarakat di lingkungan yang terbatas
maupun lebih luas.36
Selanjutnya kata religiositas dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah pengabdian terhadap agama atau kesalehan.37
Nani Handayani berpendapat bahawa religiusitas adalah proses
penghayatan dan pemahaman seseorang terhadap agama dalam
kehidupan yang mencakup keyakinan, praktik agama, pengalaman,
pengetahuan dan pengamalan agama.38
Dari beberapa pandangan tersebut maka agama atau religi ialah
keyakinan mengenai sesuatu yang gaib dan supranatural yang dianut
oleh manusia, selanjutnya dari keyakinan tersebut memunculkan
ajaran, pandangan hidup, sistem moral dan tingkah laku yang harus
dijalankan bagi para pemeluknya dan memberikan dampak
keseimbangan serta kedamaian bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sedangkan religiositas adalah kemampuan seseorang dalam
menjalankan kegiatan keagamaan serta menerapkan nilai-nilai
keagamaan tersebut dalam kehidupan.
b. Klasifikasi Agama
Dadang Kahmad menyatakan dari sudut pandang teologis,
berdasarkan asal-usulnya, agama di bagi menjadi dua bagian besar,
yakni:
1) Agama Kebudayaan/ Cultural Religion. Adalah agama yang
bukan berasal dari wahyu Tuhan melainkan agama yang berasal
dari proses antropologis, yang terbentuk dari adat istiadat lalu
melembaga menjadi agama formal.
2) Agama Samawi/ Revealed Religion. Yakni agama yang
dipercayai berasal dari wahyu Tuhan melalui malaikat dan
36 Rusmin Tumanggor, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 9.
37
Kamus Besar Bahasa Indonesia Elektronik, diakses pada 4 Desember 2017.
38
Nani Handayani, “Korelasi antara Tingkat Religiusistas Terhadap Perilaku Sosial Pekerja
Malam di Executive Club Yogyakarta”, Skripsi pada Strata Satu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Yogyakarta, 2013, h. 13, dipublikasikan, (digilib.uin-suka.ac.id), diakses pada Oktober 2017.
27
utusan-Nya yakni nabi dan rasul dari golongan manusia. Agama
ini disebut sebagai agama yang lengkap atau fledged religion
karena memiliki utusan, kitab suci dan umat. Secara historis
agama samawi ini ialah agama Yahudi, Nasrani, dan Islam.39
Sedangkan dari sudut pandang antropologis, agama dibedakan
menjadi dua, yakni:
1) Spritualisme, adalah agama yang menyembah zat yang tidak
tampak atau gaib dan tidak berbentuk. Agama ini dibagi lagi
menjadi beberapa kelompok, yakni:
a) Agama ketuhanan. Para penganut agama ini menyembah
Tuhan dan meyakini bahwa Tuhan adalah tempat untuk
menaruh kepercayaan dan kecintaan, serta mendatangkan
kebahagiaan. Agama ketuhanan ini mencakup kepercayaan
terhadap satu atau banyak Tuhan, yakni sebegai berikut:
(1) Monoteisme, adalah bentuk agama yang mempercayai
kepada satu Tuhan/ Tuhan tunggal, seperti agama Islam
dan Yahudi.
(2) Politeisme, adalah agama yang percaya adanya banyak
Tuhan, seperti dalam ajaran Hindu dan agama romawi
kuno yang mempercayai banyak dewa. Selanjutnya
para politeisme memiliki kecenderungan memilih
dewa-dewa tersebut untuk diutamakan dan dianggap
sebagai Yang Mahakuasa, pada tahapan ini disebut
dengan Henoteisme, dimana mereka menyembah satu
Tuhan, namun tidak mengabaikan tuhan-Tuhan lainnya.
b) Agama penyembah roh, yaitu kepercayaan orang primitif
bahwa roh nenek moyang, pemimpin, atau pahlawan yang
telah tiada dapat memberikan pertolongan dan perlindungan
di saat manusia dalam kesulitan, dan untuk mendatangkan
roh-roh tersebut mereka mengadakan upacara keagamaan
39 Dadang Kahmad, op, cit., h. 35.
28
yang khusus dan kompleks. Agama penyembah roh tersebut
ialah:
(1) Animisme, percaya bahwa disekeliling tempat tinggal
manusia terdapat roh yang yang berkuasa, dan terdapat
bentuk upacara untuk memuja roh tersebut.
(2) Dinamisme, percaya bahwa terdapat kekuatan sakti
dalam segala hal. Adapun objek penyembahan
dinamisme ialah gejala alam seperti gempa bumi, banjir
dan sebagainya, anasir alam seperti tanah, air, api,
angina dan udara, terakhir penyembahan terhadap
benda seperti benda-benda dan tumbuhan (animatisme),
benda-benda alam yang memiliki jiwa (fetishme), dan
binatang tertentu yang memiliki jiwa kesucian
(penyembah binatang/animal worship).
2) Materialisme, adalah agama yang melakukan ritual pemujaan
terhadap benda-benda material seperti patung manusia atau
binatang, berhala sebagai representasi Tuhan. Artinya mereka
lebih mempercayai Tuhan dalam bentuk materi ketimbang
dalam bentuk ide tak berwujud.40
Rusmin Tumanggor membagi agama menjadi tiga macam,
yakni:
1) Agama Primitif, diantaranya:
a) Dinamisme, penganut kepercayaan yang percaya bahwa
benda tertentu memiliki kekuatan gaib dan dapat
mempengaruhi kehidupan manusia. Dalam masyarakat
primitif, dukun dan ahli sihir yang mampu mengontrol
dan menguasai kekuatan gaib tersebut dan
memindahkan kekuatan tersebut dari satu tempat/benda
ke tempat/benda yang lain. Tempat/benda tersebut
kemudian disebut dengan fetis.
40 Ibid., h. 36-41.
29
b) Animisme, adalah kepercayaan bahwa benda bernyawa
dan tidak bernyawa mempunyai roh yang terdiri dari
susunan materi halus, memiliki kaki, tangan dan rupa
serta butuh makanan, maka perlu dibuatkan sesajen dan
dipuja.
c) Politeisme, kepercayaan terhadap dewa-dewa seperti
pada ajaran agama Hindu, Mesir Kuno, dan Romawi
Kuno.
d) Henoteisme, adalah kepercayaan tentang satu Tuhan
untuk satu kaum/bangsa tertentu. Artinya henoteisme
menganut paham Tuhan nasional, dimana bangsa lain
memiiki Tuhan lain yang berbeda. Seperti halnya
Yahweh adalah Tuhan untuk agama Yahudi.
e) Panteisme, adalah pandangan filsafat eksistensial
penyatuan manusia dengan Tuhan, namun hal ini hanya
dalam pandangan falsafah dan tidak berpengaruh
terhadap kefikihan atau cara beribadah. Artinya para
panties tetap melakukan ibadah kepada Tuhan,
selanjutnya ibadah ini bukan bentuk penyatuan, namun
berjarak atau separated dengan Tuhan sebagai
transenden dan manusia sebagai imanen dengan alam
semesta sebagai makhluk.
2) Agama baru/ agama duniawi adalah agama yang ajarannya
berasal dari manusia yang dipertuhankan dan dijadikan
dewa oleh para penganutnya. Agama tersebut diantaranya:
a) Hindu Dharma
b) Kong Hu Cu
c) Buddha
d) Mesir Kuno
e) Majusi
f) Shinto
30
3) Agama masyarakat modern, yakni monoteisme atau agama
tauhid, dimana para penganutnya percaya hanya pada satu
Tuhan, dimana Tuhan tersebut bukan lagi Tuhan untuk
bangsa tertentu, tapi Tuhan internasional yakni Tuhan untuk
seluruh bangsa dan makhluk yang ada di dunia bahkan di
alam semesta. Adapun agama monoteisme ini adalah agama
serumpun yang datangnya sama-sama dari Allah SWT,
yakni Islam, Nasrani dan Yahudi.41
Di Indonesia, menurut Penetapan Presiden Republik Indonesia
No.1/PNPS Tahun 1965, Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk
di Indonesia ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khong
Hu Cu (Confusius). 42
Eksistensi agama-agama tersebut dapat dibuktikan dalam
sejarah perkembangan agama di Indonesia, karena keenam agama
tersebut adalah agama-agama yang dipeluk hampir seluruh penduduk
Indonesia. Namun, dari penetapan ke enam agama tersebut, tidak
berarti Indonesia melarang berbagai agama yang ada misalnya
Yahudi, Zarasustrian, Shinto, Taoism. Mereka tetap mendapat
jaminan penuh dalam melaksanakan peribadatan.
Jenis agama secara umum diklasifikan menjadi dua besar bila
dilihat dari sumbernya, yakni agama tuhan dan agama manusia.
Agama tuhan adalah agama yang berasal dari Tuhan yang
disampaikan kepada para pembawa pesan untuk selanjutnya
disampaikan kepada manusia lainnya. Sedangkan agama manusia
adalah agama yang berasal dari adat maupun kebiasaan manusia
yang selanjutnya menjadi agama formal dan bisa diterima oleh
banyak golongan.
41 Rusmin Tumanggor, op. cit., h. 11-16.
42
Penetapan Presiden Republik Indonesia No.1/PNPS Tahun 1965.
31
c. Dimensi Keagamaan
Selain perilaku ritual, aktivitas religius juga terjadi ketika
melakukan aktivitas lain yang didorong oleh aktivitas supranatural.
Bukan hanya berkaitan dengan aktivitas yang tampak, tapi juga
berhubungan dengan aktivitas yang tidak tampak dan terjadi di
dalam hati. Oleh karena itu keagamaan seseorang terdiri dari
beberapa dimensi. Glock & Stark menyatakan bahwa terdapat lima
dimensi dalam agama, yakni:
1) Dimensi keyakinan. Dimensi ini berisi pandangan teologis
seseorang dan rasa penerimaan terhadap doktrin-doktrin
keagamaan. Setiap agama mempertahankan seperangkat
kepercayaannya agar para penganutnya taat. Isi dan ruang
lingkup keyakinan ini bervariasi, tidak hanya dalam agama-
agama, tapi juga tradisi agama yang sama.
2) Dimensi praktik agama. Dimensi ini mencakup perilaku
pemujaan dan ritual ketaatan untuk menunjukan keseriusan serta
komitmen dalam beragama. Dimensi praktik agama ini dibagi
menjadi dua kelas, yakni:
a) Ritual, yakni mengacu pada seperangkat ritus, tindakan
formal mengenai praktik suci yang dilakukan oleh seluruh
pemeluk agama.
b) Ketaatan, adalah seperangkat tindakan persembahan atau
kontemplasi yang bersifat personal, relatif spontan, informal
dan khas pribadi.
3) Dimensi pengalaman. Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman
keagamaan, perasaan, persepsi dan sensasi yang dialami
seseorang atau kelompok.
4) Dimensi pengetahuan agama. Dimensi ini menyatakan bahwa
minimal seseorang yang beragama memiliki pengetahuan
mendasar mengenai ritual, kitab suci, keyakinan atau tradisi
keagamaannya. Walaupun demikian, keyakinan tidak perlu
32
diikuti dengan syarat pengetahuan, juga pengetahuan agama
tidak semuanya bersandar pada keyakinan. Artinya, kepercayaan
seseorang dalam beragama bisa kuat atas dasar pengetahuan
yang sangat sedikit.
5) Dimensi pengamalan dan konsekuensi. Dimensi ini adalah
bentuk akhir bila seseorang telah menjalankan keyakinan,
praktik, pengalaman serta pengetahuan agamanya dengan baik,
maka akan timbul sebuah konsekuensi dimana seseorang
tersebut merasa bahwa apa yang telah dikerjakannya tersebut
memberikan dampak bagi kehidupannya.43
Dari uraian di atas, menurut Ancok dan Suroso, konsep dimensi
keagamaan Glock & Stark memiliki kesesuaian dengan konsep
beragama dalam Islam. Berikut adalah rumusan Ancok dan Soeroso
tersebut:
1) Dimensi keyakinan atau akidah Islam, merujuk pada tingkat
keyakinan muslim terhadap ajaran agama yang dogmatis dan
fundamental seperti kepercayaan akan rukun iman yang
mencakup kepercayaan kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-
kitab suci, rasul dan nabi, hari akhir, qadha dan qadar, serta
keimanan terhadap adanya surga dan neraka.
2) Dimensi peribadatan atau praktik syariah, merujuk pada
seberapa kepatuhan musim melakukan ritual-ritual yang
diperintahkan dan dianjurkan dalam Islam. Dimensi ini
mencakup pelaksanaan sholat, puasa, zakat, melaksanakan
ibadah haji, membaca al-Qur’an, zikir, ibadah qurban, i’tikaf,
dan sebagainya.
3) Dimensi pengalaman atau akhlak, yakni seberapa besar muslim
berperilaku dengan motivasi ajaran agama, bagaimana muslim
berelasi dengan dunianya, dan hubungan yang terjalin dengan
sesama manusia. Dalam keislaman, dimensi ini mencakup
43 Ancok dan Suroso, op., cit, h. 77-78.
33
tolong-menolong, kerjasama, berderma, menyejahterakan orang
lain, menegakkan keadilan, berlaku jujur, memaafkan, menjaga
lingkungan hidup, menjaga amanat, tidak mencuri dan korupsi,
tidak menipu, tidak berjudi, tidak meminum minuman yang
memabukkan, mematuhi normal seksual dalam Islam, mencapai
kesuksesan menurut ukuran Islam, dan lain sebagainya.
4) Dimensi pengetahuan atau ilmu, merujuk pada pengetahuan
dalam ajaran agama Islam yang mencakup pengetahuan tentang
isi al-Qur’an, pokok-pokok ajaran yang harus diimani dan
dilaksanakan (rukun iman dan rukun islam), hukum-hukum
Islam, dan sejarah Islam.
5) Dimensi pengahayatan adalah seberapa jauh muslim merasakan
dan mengalami perasaan dan pengalaman-pengalaman religius.
Dalam Islam hal ini terwujud dari perasaan dekat dengan Allah,
perasaan doa-doanya sering terkabul, perasaan bahagian karena
menuhankan Allah, perasan bertawakal kepada Allah, perasaan
khusuk dalam sholat, doa dan ibadah lainnya, perasaan bergetar
ketika mendengar azan dan ayat al-Qur’an, perasaan bersyukur
kepada Allah, dan mendapat peringatan atau pertolongan
Allah.44
Dari penjabaran tersebut, dimensi keagamaan merupakan unsur-
unsur dasar yang membangun sakralitas maupun profanitas sebuah
agama. Terdiri dari lima macam, yakni dimensi kepercayaan terkait
dengan keyakinan seseorang terhadap kekuatan supranatural,
dimensi pengetahuan mengenai sejauh mana seseorang mengetahui
ajaran agamanya, dimensi pengamalan berkaitan dengan tingkah
laku atau akhlak seseorang yang berlandaskan ajaran agama, dimensi
praktik keagamaan melihat seberapa taat seseorang melaksanakan
ritual-ritual keagamaan, dan terakhir adalah pengalaman berkaitan
44 Ibid., h. 79-82.
34
dengan kemampuan seseorang meyakini dan merasakan bahwa
agama memberikan pengaruh yang besar bagi kehidupannya.
3. Masyarakat Desa
Kata masyarakat berasal dari bahasa Arab yakni musyarak yang
artinya bersama-sama, kemudian dalam bahasa Indonesia berubah
menjadi masyarakat yang artinya berkumpul dan hidup bersama, saling
berhubungan dan mempengaruhi.45
Sedangkan dalam bahasa Inggris, masyarakat disebut society atau
community. Masyarakat sebagai society maksudnya adalah variasi
hubungan dari kehidupan bersama antara manusia dan lingkungan
alamnya. Sedangkan masyarakat sebagai community adalah dapat dilihat
dari dua sudut pandang. Pertama, dipandang sebagai unsur dinamis
artinya menyangkut masalah proses pembentukan melalui psikologis dan
hubungan antar manusia yang di dalamnya terkandung kepentingan,
keinginan, tujuan yang fungsional. Kedua, dipandang sebagai unsur
statis, yang artinya pembentukannya terjadi dalam satu tempat dengan
batas-batas tertentu, dan menunjukan ciri dari satuan masyarakat
sehingga bisa disebut juga dengan masyarakat setempat.46
Auguste Comte dalam Abdulsyani mengatakan bahwa masyarakat
ialah kelompok makhluk hidup dengan realitas baru yang berkembang
menurut hukum dan pola perkembangannya masing-masing.47
Menurut Karl Marx, masyarakat ialah sebuah struktur dimana
terdapat ketegangan di dalamnya akibat pertikaian antarkelas sosial
sebagai akibat dari pembagian nilai ekonomi yang tidak merata.48
Karl Marx mendefinisikan masyarakat sebagai sebuah konsekuensi
logis dari perbedaan kondisi ekonomi masyarakat, dimana dari perbedaan
tersebut akan muncul berbagai golongan masyarakat.
45 Abdulsyani, Sosiologi: Skematika, Teori dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara,2012), h. 30.
46
Ibid.
47
Ibid., h. 31.
48
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Kecana, 2013), h. 35.
35
Paul B. Horton menyatakan bahwa masyarakat adalah kumpulan
manusia mandiri yang memiliki kebudayaan dan tempat tinggal, hidup
bersama dalam waktu yang cukup lama dan melakukan berbagai kegiatan
kelompok. Selain itu, ia juga menyatakan masyarakat ialah gabungan
organisasi manusia yang berhubungan satu sama lain.49
Elly Setiadi dan Kolip mendefinisikan masyarakat ialah sekolompok
manusia yang tinggal di daerah tertentu dalam waktu yang cukup lama,
memiliki norma atau aturan tertentu untuk mencapai tujuan yang menjadi
cita-cita bersama dan selanjutnya melakukan regenerasi atau beranak
pinak.50
Hasan Shadily menyatakan masyarakat ialah golongan dari beberapa
manusia baik dalam skala besar maupun kecil yang selanjutnya secara
sengaja maupun tidak saling bertalian dan memiliki pengaruh kebatinan
kelompok.51
Soerjono Soekanto secara umum mendefinisikan masyarakat adalah
wilayah kehidupan sosial yang ditandai dengan derajat hubungan sosial
tertentu yang berdasar pada lokalitas dan perasaan semasyarakat
tersebut.52
Artinya masyarakat adalah salah satu ukuran untuk untuk melihat
bagaimana hubungan antara kondisi sosial dengan kondisi geografis.
Masyarakat juga identik dengan sebuah lokalitas. Setiap daerah akan
memiliki memiliki ciri yang berbeda-beda baik ciri sosial maupun ciri
geografisnya. Kondisi seperti ini biasa disebut dengan masyarakat
setempat.
Masyarakat setempat biasanya merujuk pada warga di wilayah
perkotaan dan pedesaan, kesukuan, dan bangsa.53
49 Ibid., h. 36.
50
Ibid., h. 37.
51
Abdulsyani, loc., cit.
52
Soerjono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Grafindo Persada, 2012), h.133.
53
Ibid.
36
Pedesaan sering dideskripsikan sebagai sebuah tempat yang aman,
tenteram, tenang guyup dan rukun. Menurut Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1979 desa adalah “suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah
penduduk sebagai kesatuan masyarakat, termasuk kesatuan masyarakat
hukum, yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di
bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri,
dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”54
Menurut Setiadi dan Kolip, terdapat ciri-ciri desa, yakni: (1) desa
biasanya terletak dengan daerah pertanian, (2) matapencaharian
masyarakatnya mayoritas sebagai petani, (3) terdapat sistem penguasaan
tanah pada masyarakatnya, (4) populasi cenderung tetap, dan tidak
banyak pendatang, (5) kontrol sosial bersifat pribadi, (6) memiliki ikatan
sosial yang lebih ketat daripada kota.55
Sedangkan masyarakat pedesaan menurut sosiologi ialah unit sosial
yang hidup dan bermukin dan menetap di tempat tertentu dan tidak
selalu sama dengan wilayah administrasinya, serta mencakup wilayah
pertanian yang diakui secara bersama. Umumnya masyarakat desa
memiliki ikatan perasaan yang kuat satu sama lain dan bersedia
berkorban setiap waktu untuk kepentingan sesama.56
Secara umum masyarakat dapat diartikan sebagai sekelompok
individu yang mendiami sebuah wilayah tertentu yang memiliki hukum
tersendiri serta memiliki tujuan untuk diwujudkan bersama. Sedangkan
masyarakat desa ialah sekelompok orang yang tinggal di wilayah
terpencil dibandingkan dengan wilayah lainnya, dimana kerekatan antara
satu sama lain masih dijunjung tinggi dan memiliki tujuan hidup yang
lebih sederhana
B. Penelitian Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Fauzan pada tahun 2013 yang berjudul
Pengaruh Religiositas Terhadap Etika Bisnis (Studi Kasus pada Rumah
54 Elly M Setiadi dan Usman Kolip, op. cit., h. 837.
55
Ibid,. h. 838.
56
Ibid.
37
Makan Padang di Kota Malang). Penelitian ini membahasa bagaimana
karakteristik etika dalam berbisnis yang dijalankan dengan muatan-
muatan nilai agama. Bertujuan menguji pengaruh religiusitas terhadap
etika berbisnis pada bisnis rumah makan Padang di Kota Malang. Metode
penelitian ini adalah kuantitatif dengan penjelasan (explanatory research)
yang akan membuktikan hubungan kausal antara variabel bebas
(independent variable) Teknik pengambilan sampelnya adalah simple
random sampling. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa semua variabel independen
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
dependen57
sebesar 41,7%.58
2. Penelitian berjudul Analisis Pengaruh Religiusitas Terhadap Perilaku
Konsumtif Santri Di Pesantren Al-Hikmah Tugurejo Semarang oleh Atina
Atiyatal Mahmudah. Penelitian ini memaparkan fenomena konsumtif
yang dilakukan oleh para santri Pondok Pesantren Al-Hikmah. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
religiusitas terhadap perilaku konsumtif santri di Pesantren Al-Hikmah
Tugurejo Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
sederhana. Hasil penelitian menunjukkan hasil korelasi/hubungan (R)
menunjukkan bahwa Religiositas (x) berpengaruh terhadap Perilaku
Konsumtif (y) sebesar 33,9%.59
3. Penelitian yang dilakukan oleh Nani Handayani pada tahun 2013 yang
berjudul Korelasi antara Tingkat Religiositas Terhadap Perilaku Sosial
Pekerja Malam di Executive Club Yogyakarta. Masalah pada penelitian
ini berpusat pada bagaimana para pekerja malam yang distigmakan
negatif oleh lingkungan menjalankan nilai keagamaannya. Tujuan
57 Fauzan, Pengaruh Religiositas Terhadap Etika Bisnis Studi Kasus pada Rumah Makan
Padang di Kota Malang, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol.15, 2013, h. 53.
58
Ibid., h. 60.
59
Atina Atiyatal Mahmudah, “Analisis Pengaruh Religiusitas Terhadap Perilaku Konsumtif
Santri Di Pesantren Al-Hikmah Tugurejo Semarang”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang, Semarang, 2017, h. xi.
38
penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara tingkat
religiositas terhadap perilaku sosial pekerja malam di Executive Club
(EC) Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
jumlah populasi sebanyak 107 orang pegawai dan dilakukan pengambilan
sampel secara acak (random sampling) sebanyak 66 orang responden.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara kondisi religiositas terhadap perilaku sosial bagi pekerja
malam di Executive Club Yogyakarta.60
4. Lilis Suaedah pada tahun 2009 melakukan penelitian yang berjudul
Kemiskinan dan Perilaku Keagamaan: Studi Kasus di Desa Cinangka
Ciampea Bogor. Penelitian ini diasumsikan bahwa kehidupan dunia tidak
bisa dipisahkan dari dimensi teologi dan sosial, oleh karena itu sudah
semestinya dimensi-dimensi saling berpengaruh satu sama lain. Dalam
penelitian ini kemiskinan diasumsikan sebagai masalah sosial yang
berpengaruh pada kondisi keagamaan. Penelitian menggunakan metode
kualitatif. Hasil yang didapatkan ialah, pertama, kemiskinan tidak
memiliki dampak secara signifikan terhadap kondisi sosial-keagamaan
masyarakat Cinangka. Kedua, kemiskinan berakibat pada lahirnya
keterasingan, baik individual maupun sosial-keagamaan.61
5. Ikeu Ulan Ria pada tahun 2017 melakukan penelitian yang berjudul
Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang
(Studi Kasus PT. Rinnai). Masalah utama penelitian ini adalah keberadaan
industri di daerah Cukupa dikahwatirkan memberikan dampak terhadap
kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar. Metode penelitian
menggunakan survei dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian
ini adalah masyarakat Desa Talaga yang bekerja di industri PT. Rinnai
yang berjumlah 267 orang. Dalam penelitian ini ukuran sampel
berdasarkan tingkat kepercayaan 90% dan tingkat kesalahan 10% yang
60 Nani Handayani, op. cit., h. x
61
Lilis Suaedah, “Kemiskinan dan Perilaku Keagamaan: Studi Kasus di Desa Cinangka
Ciampea Bogor”, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009.
39
dikembangkan Slovin, sehingga berjumlah 73 responden.pengambilan
sampel menggunakan simple random sampling. Hasil penelitian
menunjukan bahwa angka adjustide R square sebesar 0,033, artinya atau
keberadaan industri berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi sebesar
3,3%. 62
Tabel 2.2
Penelitian Relevan
No Nama
Peneliti/Tahun Judul
Persamaan dan
Perbedaan
1 Fauzan
(2013)
Pengaruh
Religiositas
Terhadap Etika
Bisnis Studi Kasus
pada Rumah
Makan Padang di
Kota Malang
Persamaan:
Metode pengolahan
data kuantitatif, dan
penggunaan variabel
independen, yakni
religiositas
Perbedaan:
Variabel dependen dan
pengujian regresi
linear ganda.
2
Atina Atiyatal
Mahmudah
(2017)
Analisis Pengaruh
Religiusitas
Terhadap Perilaku
Konsumtif Santri
Di Pesantren Al-
Hikmah Tugurejo
Semarang
Persamaan:
Penggunaan variabel
dependen (religiositas),
dan pengujian regresi
linear sederhana.
Perbedaan:
Penggunaan variabel
dependen (perilaku
konsumtif)
3 Nani Handayani
(2013)
Korelasi antara
Tingkat
Religiusistas
Terhadap Perilaku
Sosial Pekerja
Malam di
Persamaan:
Penggunaan
religiositas sebagai
variabel bebas (x)
Perbedaan:
Jenis penelitian yang
62 Ikeu Ulan Ria, “Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang”, Skripsi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2017.
40
Executive Club
Yogyakarta.
dilakukan oleh peneliti
adalah regresi
(pengaruh) sedangkan
penelitian Nani
Handayani untuk
menguji korelasi
(hubungan).
4 Lilis Suaedah
(2009)
Kemiskinan dan
Perilaku
Keagamaan: Studi
Kasus di Desa
Cinangka Ciampea
Bogor
Persamaan:
Membahas mengenai
kondisi keagamaan
(religiositas) dan
kondisi sosial ekonomi
di masyarakat
pedesaan.
Perbedaan:
Lilis Suaedah
menggunakan metode
kualitatif sedangkan
peneliti menggunakan
metode kuantitatif.
5 Ikeu Ulan Ria
(2017)
Pengaruh
Keberadaan
Industri Terhadap
Kondisi Sosial
Ekonomi
Masyarakat di
Desa Talaga
Kecamatan Cikupa
Kabupaten
Tangerang (Studi
Kasus PT. Rinnai)
Persamaan:
Menggunakan “sosial
ekonomi” sebagai
varaibel terikat (y) dan
menggunakan uji
regresi (pengaruh).
Perbedaan:
Perbedaan antara
kedua penelitian ini
adalah terletak pada
variabel bebas (x).
C. Kerangka Berpikir
Menurut Soerjono Soekanto, terdapat unsur-unsur kebudayaan di
masyarakat, yakni pendidikan, politik, moral, rumah tangga, ekonomi,
kebiasaan dan agama. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan dan
mempengaruhi untuk menciptakan harmoni di masyarakat.
41
Tapi pada kenyataannya, lingkungan masyarakat yang terdiri dari
berbagai unsur-unsur kebudayaan tersebut rentan akan terjadinya konflik, hal
ini terjadi karena antara satu unsur dengan unsur lainnya tidak saling mengisi
dan menguatkan, dan pada akhirnya akan menghambat pemenuhan kebutuhan
masyarakat dan terjadi kepincangan ikatan sosial.
Masalah yang timbul akibat kepincangan tersebut bisa bermacam-macam
diantaranya masalah yang berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi.
Sosial ekonomi ialah kondisi masyarakat dalam upaya pemenuhan
kebutuhan serta penggunaan sumber daya (ekonomi) dengan menggunakan
pendekatan serta kaidah-kaidah sosial, apabila masyarakat telah mampu
memenuhi kebutuhan ekonomi tersebut maka ia telah mencapai kesejahteraan
sosial.
Terdapat dua indikator untuk melihat kondisi sosial ekonomi, yakni:
indikator objektif yang terdiri dari tingkat pendidikan, pendapatan,
kepemilikan barang berharga dan jenjang jabatan. Sedangkan indikator
subjektif terdiri dari kebutuhan fisik, rasa aman dan tentram, kebutuhan
dicintai dan disayang, kebutuhan dihargai, dan aktualisasi diri.
Masalah sosial ekonomi tersebut bisa terjadi karena adanya
ketidakseimbangan antara unsur-unsur kebudayaan dimasyarakat, salah
satunya berkaitan dengan agama atau religi. Agama memiliki posisi yang
sangat penting dalam kehidupan manusia, dan mempengaruhi proses
perkembangan kehidupan manusia, dalam agama selain menjalankan
peribadatan juga terdapat dogma sosial yang mampu mempengaruhi
kehidupan sosial para penganutnya.
Religi ialah pandangan hidup mengenai sesuatu yang gaib dan
supranatural yang dianut oleh manusia sebagai sistem moral dan tingkah laku
di lingkungan yang sempit maupun lebih luas. Sedangkan religiositas ialah
kemampuan seseorang dalam menemukan pemahaman serta menjalankan
setiap nilai-nilai keagamaan.
42
Untuk melihat tingkat religiusitas masyarakat, bisa terlihat dari
bagaimana mereka menjalankan kepercayaan, pengetahuan, pengalaman,
pengamalan, dan praktik keagamaannya.
Uraian kerangka berpikir di atas bisa dilihat pada Bagan 2.1:
Bagan 2.1
Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas maka
dipotesis pada penelitian ini adalah:
H0 = Tidak terdapat pengaruh religiositas terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat Desa Cibening Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
H1 = Terdapat pengaruh religiositas terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat Desa Cibening Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
Unsur-unsur Sosial di Masyarakat
Religi
Indikator:
1. Objektif
a. Tingkat Pendidikan
b. Pendapatan
c. Kepemilikan Barang
Berharga
d. Jenjang Jabatan
2. Subjektif
a. Kebutuhan Fisik
b. Rasa Aman dan Tentram
c. Kebutuhan Dicintai dan
Disayang
d. Kebutuhan Dihargai
e. Aktualisasi Diri
Dimensi Religi:
1. Kepercayaan
2. Pengetahuan
3. Pengalaman
4. Pengamalan
5. Praktik
keagamaan
Sosial Ekonomi
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sembilan Rukun Warga (RW) di Desa
Cibening Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
2. Waktu Penelitian
Proses penelitian dari pengajuan rancangan, proses pengambilan data
awal, proses pengambilan data primer berupa penyebaran angket dan
wawancara, pengolahan data hingga penyajian dan analisis data. Laporan
dilakukan selama 9 bulan. Adapun rincian waktu penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Kegiatan 2017 2018
11 12 5 6 7 8 9 10 11
Pengajuan rancangan
penelitian
Pengambilan data awal
Proses pengambilan data
primer melalui angket
dan wawancara
Pengolahan data
Penyajian dan analisis
data
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksplanasi, dimana
penelitian dilakukan untuk mencari hubungan sebab-akibat dari berbagai
variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian. Penelitian
ini umumnya menggunakan sampel untuk mengeneralisasikan populasi.
Selain itu, penelitian kuantitatif eksplanasi membutuhkan hipotesis untuk
44
diuji dengan statistik.1 Adapun statistik yang digunakan ialah statistik
inferensial2, dimana statistik ini biasa digunakan dalam penelitian sosial
sebagai alat untuk menganalisis data yang bersifat eksplanatif.3
Paradigma sederhana penelitian pada ini terdiri atas satu variabel
independen (X) dan dependen (Y) dan bagaimana variabel X mempengaruhi
terhadap variabel Y, hal ini bisa dilihat pada Bagan 3.1 berikut:
Bagan 3.1
Paradigma Sederhana Variabel X Terhadap Variabel Y
Keterangan:
X = Religiositas
Y = Kondisi Sosial Ekonomi
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kriteria
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk selanjutnya dipelajari dan
ditarik kesimpulan.4
Menurut Sukardi, populasi ialah semua anggota kelompok manusia,
binatang peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat
dan terencana untuk menjadi target kesimpulan akhir suatu penelitian.5
1 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 57-58.
2 Ibid., h. 46.
3 Ibid., h. 192.
4 Ibid., h. 215.
5 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: bumi Aksara, 2011), h. 53.
Variabel X
(Independen)
Variabel Y
(Dependen)
45
Adapun populasi untuk penelitian ini adalah seluruh warga
masyarakat Desa Cibening Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor
sebanyak 14.385 jiwa atau 3.439 Rumah Tangga/Kepala Keluarga (KK).
Berikut adalah Tabel 3.2 mengenai sebaran KK di tiap RW di Desa
Cibening:
Tabel 3.2
Jumlah Populasi Berdasarkan Jumlah Rumah Tangga
No RW Jumlah Rumah Tangga
1 RW 01 248
2 RW 02 459
3 RW 03 566
4 RW 04 322
5 RW 05 440
6 RW 06 323
7 RW 07 485
8 RW 08 394
9 RW 09 202
Jumlah 3.439
Sumber: Penyusunan RPJM Desa Cibening Kecamatan Pamijahan
Bogor Tahun 2013-2019
2. Sampel
Sampel menurut Sugiono adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi.6 Adapun ukuran sampel pada penelitian ini
menggunakan rumus Slovin dalam Burhan Bungin, yakni sebagai
berikut:7
n =
6 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016),
h. 81.
7 Burhan Bungin, op. cit., h. 125.
46
Keterangan:
n : Jumlah sampel yang dicari
N: Jumlah Populasi
d : Nilai presisi (ditentukan 1%, 5% atau 10%)
Maka, jumlah sampel pada penelitian ini adalah:
Diketahui:
N = 3.439
d = 10% atau 0,1
n =
n =
n =
n =
n = 97
Menurut perhitungan di atas, maka besarnya ukuran sampel pada
penelitian ini adalah 97 responden.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara acak, biasa
dikenal dengan teknik simple random sampling, yakni teknik sampel
dimana setiap populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan
sampel dan dilakukan secara acak.8
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiono, variabel penelitian ialah segala sesuatu atau objek
yang memeiliki variasi, ditetapkan oleh peneliti untuk dipahami dan
dipelajari, sehingga diperoleh informasi dari sesuatu tersebut dan dapat
8 Ali Idris Soentoro, Cara Mudah Belajar Metodologi Penelitian dengan Aplikasi Statistika,
(Depok: PT Taramedia Bakti Persada, 2015), h. 66.
47
ditarik kesimpulan.9 Adapun dalam penelitian ini, variabel yang
digunakan ialah:
a. Variabel Bebas
Variabel ini dikenal dengan variabel independen atau variabel
yang mempengaruhi, menjelaskan atau menerangkan variabel lain
serta menyebabkan perubahan pada variabel terikatnya,10
disimbolkan dengan huruf (X). Variabel independen dalam
penelitian ini yakni Religiositas. Religiositas ialah kemampuan
seseorang dalam menemukan pemahaman serta menjalankan setiap
nilai-nilai keagamaan.
b. Variabel Terikat
Nama lain variabel ini adalah variabel dependen yang
dipengaruhi atau diterangkan oleh variabel lain,11
biasa disimbolkan
dengan huruf (Y). Adapun variabel dependen pada penelitian ini
yakni sosial ekonomi. Sosial Ekonomi ialah kondisi masyarakat
dalam upaya pemenuhan kebutuhan serta penggunaan sumber daya
(ekonomi) dengan menggunakan pendekatan serta kaidah-kaidah
sosial.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi dari tiap variabel penelitian yang
akan menjadi acuan dalam mengukur variabel tersebut. Dalam penelitian
ini definisi operasionalnya ialah:
a. Religiositas
Religiositas adalah kemampuan seseorang dalam menjalankan
kegiatan keagamaan serta menerapkan nilai-nilai keagamaan tersebut
dalam kehidupan, yang mencakup keyakinan, praktik agama,
pengalaman, pengetahuan dan pengamalan.
9 Sugiono, op. cit., h. 38.
10
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Gabungan, (Jakarta: Kencana,
2014), h. 109.
11
Ibid., h. 109
48
b. Sosial Ekonomi
Kondisi masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan serta
penggunaan sumber daya yang mencakup hal yang bersifat objektif
seperti pendidikan, pendapatan, kepemilikan barang berharga, dan
jenis pekerjaan. Sedangkan yang bersifat subjektif ialah pemenuhan
kebutuhan fisik, rasa aman dan tenteram, perasaan dicintai dan
disayangi, dihargai, dan aktualisasi diri.
E. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer ialah data yang diambil langsung dari sumber pertama
di lokasi penelitian atau objek penelitian.12
Dalam penelitian ini data
primer bersumber dari pengisian kuesioner oleh responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder dari data yang dibutuhkan.13
Dalam penelitian ini data
sekunder bersumber dari jurnal, literatur maupun studi kepustakaan baik
yang diambil secara online maupun offline, dokumen administrasi desa
serta wawancara kepada masyarakat desa.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam berbagai cara,
yakni:
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab.14
Penelitian ini menggunakan Skala Likert yang biasa digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok
12 Burhan Bungin, op. cit., h. 132.
13
Ibid.
14
Sugiono, op. cit., h. 142.
49
tentang fenomena sosial. Dengan skala ini variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut
dijadikan titik tolak untuk menyusun instrumen penelitian. Adapun skala
pengukurannya adalah dari angka 1-5 yang menunjukkan gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif.15
Adapun skor tersebut dapat dilihat
pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.3
Skor Skala Likert
Skala Skor Skala Skor
Sangat Setuju 5 Selalu 5
Setuju 4 Sering 4
Ragu-Ragu 3 Kadang-kadang 3
Tidak Setuju 2 Hampir Tidak
Pernah 2
Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Pernah 1
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk saling bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan
maknanya ke dalam sebuah topik tertentu.16
Penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur.
Wawancara tidak terstuktur adalah wawancara bersifat terbuka dengan
kemungkinan jawaban yang luas dan variatif.17
Narasumber pada penelitian ini adalah pemerintahan tingkat desa
Cibening dan warga desa Cibening.
15 Ibid., h. 93-94.
16 Ibid., h. 231.
17
Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi dan Focus Group sebagai
InstrumenPenggalian Data Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 69.
50
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Sugiono ialah suatu alat yang digunakan
untuk mengetahui dan mengukur fenomena yang diteliti, fenomena tersebut
ialah variabel penelitian.18
Instrumen harus valid dan reliabel. Valid artinya
instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya akan diukur,
sedangkan reliabel artinya instrumen akan menghasilkan data yang sama jika
digunakan untuk mengukur objek yang sama berkali-kali.19
Instrumen dalam
data kuantatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman observasi dan
dan kuesioner.20
Oleh karena seluruh masyarakat desa Cibening beragama Islam, maka
seluruh pertanyaan dalam intrumen menjurus kepada nilai-nilai keislaman.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kuesioner/ Angket
Kuesioner/Angket digunakan untuk mendapatkan informasi dari
masyarakat mengenai pengaruh religiositas terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Desa Cibening Kecamatan Pamijahan Kab. Bogor.
Kisi-kisi angket tersebut terlihat dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Kuesioner Pengaruh Religiositas Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi
Variabel
Penelitian Indikator Sub Indikator
Religiositas Dimensi
Religiositas
1. Dimensi Keyakinan
2. Dimensi Praktik Agama
3. Dimensi Pengalaman
4. Dimensi Pengetahuan
5. Dimensi Pengamalan
Sosial
Ekonomi
Pengukuran
Kondisi Sosial
Ekonomi
1. Subjektif
a. Pemenuhan Kebutuhan
Fisik
b. Pemenuhan Kebutuhan
Rasa Aman dan Tentram
18Sugiono, op. cit., h. 102.
19
Ibid., h. 121.
20
Ibid., h. 222.
51
c. Pemenuhan Kebutuhan
untuk Dicintai dan
Disayang
d. Pemenuhan Kebutuhan
untuk Dihargai
e. Pemenuhan akan
Aktualisasi Diri
2. Objektif
a. Tingkat Pendidikan
b. Pendapatan
c. Kepemilikan Barang
Berharga
d. Jenjang Jabatan
2. Wawancara
Teknik wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah
wawancara tidak terstruktur. Divisi Kesejahteraan Rakyat Desa Cibening
yakni Eman Sulaeman. Adapun kisi-kisi pertanyaan wawancara pada
penelitian ini terlihat pada Tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara
No Tujuan
Pemerintahan Tingkat Desa Masyarakat Desa
1 Tanggapan mengenai tingkat
kemiskinan di Kab. Bogor.
Kondisi sosial ekonomi
masyarakat
2 Dampak yang ditimbulkan dari
angka kemiskinan di Kab.
Bogor terhadap angka
kesejahteraan di Desa Cibening.
Kemampuan masyarakat
memenuhi kebutuhan objektif
sosial ekonomi
3 Angka kemiskinan di Desa
Cibening.
Kemampuan masyarakat
memenuhi kebutuhan subjektif
sosial ekonomi
4 Latar belakang yang
mempengaruhi fenomena sosial
Kondisi keagamaan masyarakat
dilihat dari berbagai dimensi,
52
ekonomi (kemiskinan) di Desa
Cibening.
yakni dimensi keyakinan,
pengetahuan, pengamalan,
pengalaman, dan praktik ibadah.
H. Metode Analisis Data
1. Uji Instrumen Kuesioner
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
angket. Angket akan dikatakan valid jika daftar pertanyaan dapat
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada angket tersebut.21
Dalam pengujian validitas dapat dilakukan dengan melakukan
korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total
skor konstruk. Jika total skor konstruk menunjukan nilai yang
signifikan, maka indikator pertanyaan tersebut valid.22
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat ukur untuk melihat keajekan kuesioner.
Suatu kuesioner memiliki nilai reliabilitas yang tinggi jika hasil tes
yang dibuat memiliki nilai yang konsisten.23
Artinya, apabila hasil
suatu tes selalu sama dengan tes sebelumnya, maka kuesioner tersebut
dianggap reliabel.
Pengujian reliabilitas kuesioner bisa dilakukan denngan Uji
Statistic Cronbach Alpha ( ) pada aplikasi SPSS. Suatu variabel
dianggap reliabel jika menunjukan nilai Cronbach Alpha > 0,70.24
21 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23, (Semarang:
Badan Penerbit Undip, 2016), h. 52.
22
Ibid., h. 55.
23
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 127.
24
Imam Ghozali, op. cit., h. 48.
53
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terdistrubusi normal. Untuk melihat hal tersebut bisa dilakukan dengan
menggunakan analisis grafik dan analisis statistik.
1) Analisis Grafik
Cara yang termudah dalam menguji normalitas suatu residual, bisa
dilihat dengan menggunakan grafik normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi normal.
Dimana distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal
dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonal.25
Artinya, jika data terdistribusi normal, maka garis yang
menggambarkan data akan mengikuti garis diagonal. Analisis ini
bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS.
2) Analisis Statistik
Analisis statistik digunakan untuk memperkuat hasil dari
analisis grafik. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini
ialah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov yang
dilakukan dengan membuat hipotesis:
H0 = Data terdistribusi normal
H1 = Data terdistribusi tidak normal
dengan kaidah pengujian D hitung < D tabel maka H0 diterima.
Atau nilai tes Kolmogorov-Smirnov harus lebih kecil atau sama
dengan (≤) nilai signifikansinya.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ialah pengujian yang dilakukan untuk melihat
persamaan varian dari populasi. Asumsi pengambilan keputusan
dalam uji homogenitas ini ialah:
25 Ibid., h. 154.
54
1) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka varian dari populasi tidak sama/
tidak homogen.
2) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka variansi dari populasi sama/
homogen 26
c. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model
yang digunakan sudah benar atau salah,27
dengan asumsi hubungan
antar variabel harus linear.28
Pada penelitian ini uji linearitas dilakukan dengan melihat nilai
signifikansi pada tabel anova. Apabila nilai signifikansi tersebut >
(lebih besar) dari nilai 0,05 maka hubungan kedua variabel dianggap
linear.29
d. Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi
Koefisien korelasi (r) digunakan untuk mengetahui keeratan
hubungan antar variabel, dengan nilai paling kecil -1 dan paling besar
bernilai 1, dengan asumsi semakin mendekati 1 sampai -1 korelasi
dianggap kuat, sedangkan jika r mendekati 0 maka korelasi semakin
lemah. Hubungan antara variabel bebas (x) dan variabel terikat (y)
bisa terjadi, dapat bersifat:
1) Positif, jika variabel x naik maka variabel y naik.
2) Negatif, jika variabel x turun maka variabel y turun30
Berikut adalah rumus pengujian koefisien korelasi dengan
menggunakan product moment Karl Pearson:
r = ∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
26 Sahid Raharjo, Cara Melakukan Uji Homogenitas dengan SPSS, diakses pada 11 Oktober
2018, (www.spssindonesia.com).
27
Imam Gozali, op. cit., h. 159.
28
Edy Supriyadi, SPSS +Amos, (Jakarta: In Media, 2014), h. 91.
29
Ibid., h. 92.
30
Sahid Raharjo, Cara Melakukan Analisis Korelasi dengan SPSS, diakses pada 11 Oktober
2018, (www.spssindonesia.com).
55
keterangan:
n = Jumlah sampel
X = Nilai keseluruhan variabel X
Y = Nilai keseluruhan variabel Y
Koefisien determinasi (r²) adalah alat ukur untuk mengukur
tingkat kecocokan/ kesempurnaan regresi. Koefisien determinasi
untuk dua variabel ialah nilai antara 0 dan 1.31
adapun tahap untuk
melakukan perhitungan koefisien determinasi ialah sebagai berikut:
1) Hitung koefisien korelasi
2) Mencari nilai koefisien determinasi dengan cara r² x 100
3. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana ialah uji yang dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh antara satu variabel independen (X)
dengan satu variabel dependen (Y).32
Berikut adalah persamaan regresi
linear sederhana:
Y’ = a + bX
Keterangan:
Y’ = Nilai prediksi variabel independen
a = Konstanta, yaitu nilai Y’ jika X = 0
b = Koefisien regresi, yakni nilai peningkatan atau penurunan
variabel Y’ yang didasarkan variabel X
X = Variabel Independen
a. Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel,
untuk mengetahui seberapa jauh variabel independen mempengaruhi
variabel dependen. Adapun rumus untuk Uji t adalah:
31 Dwisa Riana, Statistika Deskriptif itu Mudah, (Tangerang Selatan: Jelajah Nusa, 2012), h.
310.
32
Ibid., h. 134.
56
1) Menghitung t hitung:
t hitung =
√
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
µ˳ = Nilai yang dihipotesiskan
s = Simpangan baku sampel
n = Jumlah anggota sampel
2) Menentukan t tabel:
T tabel dapat dilihat dari tabel statistik pada nilai signifikansi
yang telah ditentukan dibagi 2 dan derajat keabsahan df = n-2.
Setelah membandingkan nilai t hitung dengan nilai ttabel.,
selanjutnya tentukan pengujian dengan kriteria sebagai berikut:
Jika t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima, artinya variabel X tidak
berpengaruh terhadap variabel Y.
Jika t hitung ≥ t tabel maka H0 ditolak, artinya variabel X
berpengaruh terhadap variabel Y.
57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Daerah Penelitian
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian
Desa Cibening adalah salah satu wilayah yang berada di Kecamatan
Pamijahan Kabupaten Bogor, terdiri dari empat Dusun, Sembilan Rukun
Warga (RW), dan 39 Rukun Tetangga (RT). Terlatak pada ketinggian ±
500 meter di atas permukaan laut dengan suhu berkisar antara 25˚ - 32˚C
dengan luas wilayah 346,920 Ha, desa ini merupakan desa penyanggah
sekaligus salah satu pintu gerbang lokasi wisata Gunung Salak Endah.
Wilayah Desa Cibening berbatasan dengan daerah sebagai berikut:
Sebelah utara : Desa Ciampea Udik dan Ciaruteun Udik
Sebelah timur : Desa Tapos II
Sebelah selatan : Desa Gunung Bunder I
Sebelah Barat : Desa Gunung Menyan
Desa Cibening merupakan daerah agraris, dimana mayoritas
masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani,
sebagian pedagang dan pengusaha kecil, serta sebagian kecil karyawan
dan Pegawai Negeri Sipil.
2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian
Gambaran umum mengenai kondisi sosial daerah penelitian meliputi
jumlah penduduk dan komposisi penduduk menurut kelompok umur,
kondisi keagamaan, serta kondisi penyandang masalah kesejahteraan
sosial. Data-data tersebut diambil karena dianggap penting untuk data
pendukung penelitian ini.
a. Jumlah Penduduk dan Komposisi Penduduk Menurut Umur
Jumlah penduduk Desa Cibening berdasarkan data terakhir
tahun 2013 tercatat sebanyak 14.385 jiwa. Penduduk laki-laki
sebanyak 7.195 jiwa dan perempuan sebanyak 7.190 jiwa. Untuk
58
lebih jelas terkait data kependudukan Desa Cibening, dapat dilihat
pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Desa Cibening Menurut Jenis Kelamin
Jenis
Kelamin
Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV Desa
Jiwa % Jiwa % Jiwa % Jiwa % Jiwa %
L 1.84
7
12,
84 1.839 12,78 1.817 12,62 1.693 11,77 7.195 50,02
P 1.84
4
12,
82 1.843 12,81 1.813 12,60 1.690 11,75 7.190 49,98
Sumber: Rencana Program Jangka Menengah Desa Cibening Tahun
2013-2019
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Desa Cibening Berdasarkan Komposisi Umur
Kelompok
Umur
Desa
Jiwa %
<12 bulan 542 3,77
1-3 tahun 938 6,52
4-5 tahun 1.106 7,68
6-12 tahun 1.184 8,23
13-15 tahun 1.094 7,6
16-18 tahun 927 6,44
19-25 tahun 1.045 7,26
26-30 tahun 1.060 7,36
31-35 tahun 1.050 7,29
36-40 tahun 956 6,65
41-45 tahun 954 6,63
46-50 tahun 848 5,90
51-55 tahun 787 5,47
56-60 tahun 694 4,82
61-65 tahun 686 4,77
59
>65 tahun 514 3,57
Total 14.385 100%
Sumber: Rencana Program Jangka Menengah Desa
Cibening 2013-2019
Penyajian jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin
dianggap penting karena untuk melihat komposisi jumlah
masyarakat yang berada pada usia produktif dan untuk melihat
kemungkinan pertumbuhan penduduk ke depannya. Pada Tabel 4.1
di atas terlihat bahwa penduduk laki-laki jumlahnya hampir
seimbang dengan jumlah penduduk perempuan karena hanya selisih
lima orang, dengan komposisi laki-laki sebanyak 7.195 jiwa yang
terbagi di beberapa dusun, yakni Dusun I sebanyak 1.847, Dusun II
1.839, Dusun III 1,813 serta Dusun IV sebanyak 1693 jiwa.
Sedangkan penduduk perempuan sebanyak 7.190 jiwa yang tersebar
di Dusun I sebanyak 1.844, Dusun II 1.843, Dusun III 1.813, dan
Dusun IV sebanyak 1.690 Jiwa.
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk usia belum
produktif (0-15 tahun) sebanyak 4.864 jiwa. Adapun kelompok
penduduk usia produktif (16-65 tahun) sebanyak 9.007 jiwa,
sedangkan penduduk usia tidak produktif (>65 tahun) sebanyak 514
jiwa. Artinya, penduduk terbanyak di Desa Cibening adalah
penduduk usia produktif.
b. Kondisi Agama
Seluruh masyarakat Desa Cibening tercatat beragama Islam,
maka kehidupan masyarakatnya sangat kental dengan nilai
keislaman. Berikut adalah Tabel 4.3 mengenai jumlah sarana
peribadatan masyarakat Desa Cibening.
60
Tabel 4.3
Sarana Peribadatan di Desa Cibening
No Jenis Jumlah
1 Masjid 15
2 Musala 23
3 Majelis Taklim 27
Total 65
Sumber: Rencana Program Jangka Menengah Desa Cibening
2013-2019
Berdasarkan data pada Tabel 4.3 di atas, jumlah masjid
sebanyak 15, musala 23, dan majelis taklim sebanyak 27, total
keseluruhan sarana peribadatan di Desa Cibening sebanyak 65.
c. Kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan
Masalah sosial dan kesejahteraan masyarakat saat ini semakin
kompleks. Hal tersebut dilihat dari semakin besar dan
berkembangnya tuntutan pencapaian yang harus dilakukan oleh
masyarakat pada era pembangunan dan globalisasi saat ini. Tidak
terkecuali dihadapi oleh masyarakat Desa Cibening, berikut adalah
data kondisi penyandang masalah kesejahteraan sosial di Desa
Cibening:
Tabel 4.4
Kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
di Desa Cibening
No Masalah Kesejahteraan Sosial Jumlah
1 Penyandang Cacat 7
2 Keluarga yang Rumahnya Tidak Layak Huni 127
3 Wanita Rawan Sosial Ekonomi 936
4 Janda 34
Total 1.104
Sumber: Rencana Program Jangka Menengah Desa Cibening
2013-2019
61
Dari data pada Tabel 4.4, terlihat bahwa masalah kesejahteraan
terbanyak terdapat pada wanita rawan sosial ekonomi sebanyak 936
orang, selanjutnya masyarakat yang rumahnya tidak layak huni
sebanyak 127 keluarga, janda sebanyak 34 orang dan paling rendah
adalah penyandang cacat dengan jumlah 7 orang.
3. Deskripsi Responden
Responden pada penelitian ini adalah masyarakat Desa Cibening
Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Responden yang menjadi objek
penelitian adalah sebanyak 97 orang dengan karakteristik jenis kelamin,
dan usia. Berikut adalah gambaran umum yang menjadi objek penelitian:
a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Untuk lebih mengetahui jumlah responden berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 83 85,5%
Perempuan 14 14,5%
Jumlah 97 100%
Sumber: Hasil pengolahan data Juni 2018
Dari Tabel 4.5 diketahui bahwa 97 responden masyarakat Desa
Cibening 85,5 % atau 83 orang adalah laki-laki dan 14,5% atau 14
orang adalah responden perempuan.
b. Responden Berdasarkan Usia
Berikut disajikan data responden berdasarkan usia pada Tabel
4.6 sebagai berikut:
62
Tabel 4.6
Jumlah Responden Berdasarkan Rentang Usia
Rentang Usia Jumlah Persentase
20-29 tahun 16 16,49%
30-39 tahun 26 26,8%
40-49 tahun 32 33%
50-59 tahun 15 15,46%
60-69 tahun 7 7,21%
≥ 70 tahun 1 1,03%
Jumlah 97 100%
Sumber: Hasil pengolahan data, Juni 2018
Dari data pada Tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa jumlah
responden pada rentang usia 20-29 tahun berjumlah 16 orang atau
16,49%, usia 30-39 berjumlah 26 orang atau 26,8%, usia 40-49
tahun berjumlah 32 orang atau 33%, usia 50-59 tahun berjumlah 15
orang atau 15,46%, usia 60-69 berjumlah 7 orang atau 7,21%, dan
usia lebih dari sama dengan 70 tahun berjumlah 1 orang atau 1,03%.
c. Responden Berdasarkan Domisili
Responden pada penelitian ini berasal dari berbagai Rukun
Warga (RW) di Desa Cibening, berikut adalah data responden
berdasarkan domisili:
Tabel 4.7
Responden Berdasarkan Domisili
Domisili Jumlah Persentase
RW 01 4 4,12%
RW 02 4 4,12%
RW 03 3 3,09%
RW 04 6 6,18%
RW 05 25 25,77%
RW 06 29 29,89%
63
RW 07 21 21,64%
RW 08 3 3,09%
RW 09 2 2,06%
Jumlah 97 100%
B. Analisis Data
1. Uji Instrumen
a. Hasil Pengujian Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
angket. Dalam pengujian validitas dapat dilakukan dengan
membandingkan antara r hitung dan r tabel. Apabila r hitung ≥ r
tabel maka butir soal dinyatakan valid, sebaliknya jika r hitung ≤ r
tabel maka butir instrumen tersebut tidak valid. Uji ini dilakukan
kepada 60 responden pertama dari 97 responden secara keseluruhan,
dengan ketentuan rumus df = N – 2, df = 60 – 2 = 58. Maka hasil
nilai r tabel dari penelitian ini adalah 0,254. Berikut ini tabel hasil uji
validitas:
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Indikator Butir
Soal Rhitung Rtabel Hasil
Religiositas
Keyakinan
1 0,454 0,254 Valid
2 0,467 0,254 Valid
3 0,489 0,254 Valid
4 0,515 0,254 Valid
5 0,375 0,254 Valid
6 0,612 0,254 Valid
Peribadatan
7 0,621 0,254 Valid
8 0,451 0,254 Valid
9 0,497 0,254 Valid
64
Pengalaman
10 0,593 0,254 Valid
11 0,781 0,254 Valid
12 0,551 0,254 Valid
13 0,618 0,254 Valid
Pengetahuan 14 0,820 0,254 Valid
Penghayatan
15 0,419 0,254 Valid
16 0,626 0,254 Valid
17 0,630 0,254 Valid
18 0,502 0,254 Valid
Sosial
Ekonomi
Pemenuhan
Kebutuhan
Fisik
19 0,654 0,254 Valid
20 0,498 0,254 Valid
21 0,339 0,254 Valid
Pemenuhan
Kebutuhan
Rasa Aman
dan
Tenteram
22 0,660 0,254 Valid
23 0,461 0,254 Valid
24 0,715 0,254 Valid
25 0,665 0,254 Valid
26 0,508 0,254 Valid
Pemenuhan
untuk
Dicintai dan
Disayang
27 0,504 0,254 Valid
28 0,291 0,254 Valid
29 0,334 0,254 Valid
Pemenuhan
untuk
Dihargai
30 0,410 0,254 Valid
31 0,592 0,254 Valid
32 0,465 0,254 Valid
Pemenuhan
Aktualisasi
Diri
33 0,387 0,254 Valid
34 0,319 0,254 Valid
35 0,599 0,254 Valid
Tingkat
Pendidikan
36 0,267 0,254 Valid
37 0,384 0,254 Valid
65
Pendapatan 38 0,340 0,254 Valid
Kepemilikan
Barang
Berharga
39 0,365 0,254 Valid
40 0,036 0,254 Tidak
Valid
41 0,257 0,254 Valid
Jenjang
Jabatan 42 0,453 0,254 Valid
Sumber: Data Primer, Diolah Juni 2018
Dari Tabel 4.8 di atas menunjukkan hasil uji validitas dari 42
soal terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid pada variabel sosial
ekonomi yakni pada sub indikator kepemilikan barang berharga butir
soal nomor 40. Sedangkan pada variabel religiositas semua butir soal
dinyatakan valid. Maka secara keseluruhan terdapat 41 pertanyaan
yang valid.
b. Hasil Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur keajekan/
konsistensi suatu kuesioner. Apabila hasil suatu tes selalu
menunjukkan hasil yang sama dengan tes sebelumnya, maka
kuesioner tersebut dianggap reliabel. Pengujian reliabilitas kuesioner
bisa dilakukan denngan Uji Statistic Cronbach Alpha ( ). Suatu
variabel dianggap reliabel jika menunjukan nilai Cronbach Alpha >
0,70. Berikut adalah tabel hasil uji reliabilitas:
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's
Alpha N of Items Keterangan
Religiositas 0,845 18 Reliabel
Sosial
Ekonomi 0,826 23 Reliabel
Sumber: Data Primer, Diolah Juni 2018
66
Berdasarkan tabel 4.9 di atas nilai variabel religiositas dan sosial
ekonomi memiliki nilai Cronbach's Alpha > 0,70 yakni 0,845 pada
variabel religiositas dan 0,826 pada variabel sosial ekonomi. Maka
dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel dinyatakan reliabel.
2. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
range, nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi dari
satu variabel independen (X) yakni Religiositas dan satu variabel
dependen (Y) yakni Sosial Ekonomi. Statistik deskriptif berguna untuk
menunjukan karakteristik sampel, serta penyebaran data penelitian. Hasil
statistik deskriptif pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.10
sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif Religiositas Sosial Ekonomi
N
Range
Minimum
Maximum
Sum
Mean
Std. Error
Std. Deviation
Varience
Skewness
Std. Error
Kurtosis
Std. Error
97
24
66
90
8143
83,95
0,531
5,231
27,362
-1,167
0,245
1,185
0,485
97
45
67
112
8738
90,08
0,972
9,576
91,701
-0,349
0,245
-0,087
0,485
Sumber: Data Primer, Diolah Juli 2018
67
a. Deskripsi Religiositas
Dari Tabel 4.10 terlihat bahwa hasil statistik deskriptif variabel
religiositas memiliki responden sebanyak (N) 97 orang, dengan
range atau nilai rentang selisih antara nilai maksimum dan minimum
adalah 24. Adapun nilai maksimum adalah 90 dan nilai minimum
adalah 66, rata-rata skor yakni 83,95 dengan nilai keseluruhan (sum)
sebesar 8.143 dan standar deviasi sebesar 5,231.
Selanjutnya nilai skewness (kemiringan data) dengan asumsi
jika nilai skewness mendekati 0 maka data dianggap normal, jika
nilai skewness < 0 kemiringan ke kanan dan nilai skewness > 0
kemiringan data ke kiri.1 Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai
skewness religiositas sebesar -1,167 < 0 yang artinya data normal ke
kanan.
Nilai kurtosis (keruncingan data) dengan asumsi apabila data
mendekati angka 0 maka data dianggap normal, bila nilai data
negatif maka data cenderung tumpul dan tidak homogen, sedangkan
bila nilai kurtosis positif maka data cenderung lancip dan homogen.2
Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai kurtosis religiositas sebesar
1,185 artinya data tersebut lancip dan homogen.
b. Deskripsi Sosial Ekonomi
Jumlah Responden (N) pada bagian sosial ekonomi yakni
sebesar 97, dengan nilai range sebesar 45, nilai maksimum 112 dan
nilai minimum sebesar 67. Adapun nilai rata-rata sebesar 90,08
dengan nilai keseluruhan adalah 8.738 dan standar deviasi adalah
9,576. Nilai skewness sosial ekonomi sebesar -0,349 dan nilai
kurtosis sebesar -0,087 yang artinya data tersebut normal ke kanan,
tumpul dan tidak homogen.
1 Sahid Raharjo, Cara Melakukan Analisis Statistik Deskriptif dengan Software SPSS, diakses
pada Oktober 2018, (www.spssindonesia.com).
2 Ibid.
68
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terdistrubusi normal atau tidak. Pada penelitian ini pengujian
normalitas menggunakan dua cara, Pertama, analisis grafik
Probability Plot atau P-P Plot, jika data terdistribusi normal, maka
titik-titik yang menggambarkan data akan mengikuti garis diagonal.
Berikut adalah Gambar hasil analisis grafik Probability Plot:
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik
Sumber: Data Primer, Diolah Juni 2018
Pada grafik Probability Plot di atas terlihat titik-titik yang
menggambarkan data mendekati dan mengikuti arah garis diagonal,
artinya data pada penelitian ini terdistribusi normal.
Cara kedua untuk menguji normalitas data ialah dengan analisis
statistik yang digunakan untuk memperkuat hasil dari analisis grafik.
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini ialah uji statistik
69
non parametrik Kolmogorov-Smirnov yang dilakukan dengan
melihat nilai tes Kolmogorov-Smirnov harus lebih besar atau sama
dengan (≥) nilai signifikansi 5% atau 0,05. Adapun uji normalitas
data terlihat pada Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Normalitas dengan Analisis Statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 97
Normal
Parametersa
,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 8.25246051
Most
Extreme
Differences
Absolute .068
Positive .032
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z .667
Asymp. Sig. (2-tailed) .765
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data Primer, Diolah Juni 2018
Pada Tabel 4.11 di atas, hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov
mununjukkan nilai signifikansi sebesar 0,765 dan lebih besar dari
0,05 maka data penelitian ini terdistribusi normal.
b. Hasil Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui persamaan varian dari
populasi dengan asumsi, jika nilai sig < 0,05 maka variansi
homogen, sedangkan jika sig > 0,05 variansi tidak homogen. Berikut
adalah hasil uji homogenitas penelitian
70
Tabel 4.12
Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Sosial_Ekonomi
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.146 15 77 .016
Sumber: Data Primer, Diolah Oktober 2018
Dari Tabel 4.12, diketahui nilai sig sebesar 0,016 > dari 0,05.
Artinya, pengujian variabel Sosial Ekonomi berdasarkan Religiositas
mempunyai varian yang homogen.
c. Hasil Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua
variabel dalam penelitian memiliki hubungan yang linear satu sama
lain. Uji linearitas ini merupakan salah satu syarat sebelum
melakukan uji regresi linear. Pengujian linearitas pada penelitian ini
dilakukan dengan melihat nilai signifikansi pada tabel anova.
Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka terjadi hubungan linear antara
variabel X dan variabel Y. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada
Tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Sosial_Ekonomi * Religiositas
Between Groups
(Combined)
3308.995 19 174.158 2.441 .003
Linearity 2265.442 1 2265.442 31.749 .000
Deviation from Linearity
1043.553 18 57.975 .812 .680
Within Groups 5494.345 77 71.355
Total 8803.340 96
Sumber: Data Primer, diolah Juli 2018
71
Dari data pada Tabel 4.13 terlihat bahwa nilai signifikansi
sebesar 0,680 lebih besar dari 0,05. Artinya terdapat hubungan linear
secara signifikan antara variabel X (Religiositas) dan variabel Y
(Sosial Ekonomi).
d. Hasil Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi
Koefisien korelasi (r) digunakan untuk mengetahui keeratan
hubungan antar variabel, dengan asumsi -1 sampai 1. Berikut adalah
hasil uji koefisien korelasi.
Tabel 4.14
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Correlations
Religiositas Sosial_Ekonom
i
Religiositas
Pearson Correlation 1 .507**
Sig. (2-tailed) .000
N 97 97
Sosial_Ekonomi
Pearson Correlation .507** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 97 97
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data Primer, Diolah Oktober 2018
Dari Tabel 4.14 di atas, diketahui bahwa signifikansi variabel X
(religiositas) dengan variabel Y (sosial ekonomi) sebesar 0,000 <
0,05 artinya terdapat korelasi yang signifikan antara kedua variabel
tersebut.
Selanjutnya uji koefisien determinasi dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan variabel X (religiositas)
berpengaruh terhadap variabel Y (sosial ekonomi) dengan melihat
nilai Adjusted R Square. Hasil pengujian dapat dilihat sebagai
berikut:
72
Tabel 4.15
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .507a .257 .250 8.296
a. Predictors: (Constant), Religiositas
b. Dependent Variable: Sosial_Ekonomi
Sumber: Data Primer, diolah Juli 2018
Dari Tabel 4.16, terlihat bahwa nilai Adjusted R Square adalah
0,250. Artinya kemampuan variabel X (religiositas) mempengaruhi
variabel Y (sosial ekonomi) yakni sebesar 25 %, sedangkan 75 %
lainya dipengaruhi oleh variabel/faktor lain.
C. Analisis Hasil Regresi dan Uji Hipotesis
1. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Pada penelitian ini, uji regresi linear sederhana digunakan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh antara satu variabel independen X
(religiositas) dengan variabel dependen Y (sosial ekonomi). Hasil uji
regresi linear sederhana dapat dilihat pada Tabel 4.14 di bawah ini:
Tabel 4.16
Rekapitulasi Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.121 13.614 .890 .376
Religiositas .929 .162 .507 5.737 .000
a. Dependent Variable: Sosial_Ekonomi
Sumber: Data Primer, Diolah Juli 2018
73
Dari Tabel 4.16 di atas. diketahui persamaan regresi linear sederhana
sebagai berikut:
Y’ = a + b X
Keterangan:
Y’ = Nilai prediksi variabel dependen
a = Konstanta, yakni nilai Y’ jika X = 0
b = Koefisien regresi, yakni nilai peningkatan atau penurunan
variabel Y’ yang didasarkan variabel X
X = Variabel independen
Apabila nilai output pada Tabel 4.16 dimasukkan ke dalam
persamaan regresi tersebut, maka sebagai berikut:
Y’ = 12,121 + 0,929 X
Dari persamaan di atas, dapat dianalisis beberapa hal sebagai berikut:
a. Bila masyarakat tanpa religiositas (X=0), ia memiliki kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonomi sebesar 12,121.
b. Koefisien regregresi b = 0,929 mengidentifikasikan besaran
penambahan tingkat kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan
sosial ekonomi untuk setiap religiositas yang dilakukan oleh
masyarakat.
c. Bila masyarakat memiliki religiositas (X=1), maka diperkirakan
masyarakat akan mampu memenuhi kebutuhan sosial ekonomi
sebesar 12,121 + 0,929= 13,05.
2. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t digunakan untuk
mengetahui apakah religiositas berpengaruh secara signifikan terhadap
sosial ekonomi. Pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar
0,05. Berikut adalah rekapitulasi hasil uji t yang terdapat pada Tabel
4.15.
74
Tabel 4.17
Rekapitulasi Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.121 13.614 .890 .376
Religiositas .929 .162 .507 5.737 .000
a. Dependent Variable: Sosial_Ekonomi
Sumber: Data Primer, Diolah Juli 2018
Dari Tabel 4.17 di atas, berikut adalah langkah-langkah pengujian
Uji t (Parsial):
1) Perumuskan hipotesis
H0 : Religiositas tidak berpengaruh terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat
H1 : Religiositas berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat
2) Menentukan t hitung dan signifikansi
Dari output spss di atas diketahui nilai t hitung sebesar 5,737
dan signifikansi sebesar 0,000.
3) Menentukan nilai t tabel
Nilai t tabel dapat ditentukan dengan melihat pada tabel statistik
pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 dengan derajat keabsahan df = n-2
atau 97-2 = 95, maka diperoleh hasil t tabel sebesar 1,985.
4) Kriteria pengujian
Jika t hitung ≤ t tabel, maka H0 diterima
Jika t hitung ≥ t tabel, maka H0 ditolak
5) Membuat kesimpulan
Nilai t hitung ≥ t tabel, yakni 5,705 ≥ 1,985, maka H0 ditolak
dan H1 diterima. Artinya religiositas berpengaruh terhadap kondisi
sosial ekonomi masyarakat.
75
Dari hasil pengujian parsial di atas, variabel X (religiositas) terhadap
variabel Y (sosial ekonomi) menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05
(sig. < α), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima,
artinya religiositas secara parsial berpengaruh terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat desa.
Jadi. dari hasil pengujian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara
religiositas terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Cibening
Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
3. Hasil Wawancara
a. Wawancara dengan Pemerintah Desa Cibening
Peneliti melakukan wawancara dengan Divisi Kesejahteraan
Rakyat Desa Cibening yakni Bapak Eman Sulaeman mengenai
kondisi sosial ekonomi masyarakat desa.
Angka kemiskinan di Desa Cibening masih cukup tinggi,
walaupun beliau tidak mengutarakan angka pasti, tapi angka
kemiskinan di Kabupaten Bogor bisa menjadi cerminannya,
sebagaimana diutarakan oleh beliau:
“Kalau angka kemiskinan pastinya saya tidak bisa menyebutkan
ya, tapi yang jelas, angka di kabupaten yang 8,9% juga sudah cukup
mewakili.”3
Walaupun angka kemiskinan cukup tinggi, namun kondisi di
lapangan tidak demikian, masyarakat desa masih bisa memenuhi
kebutuhan primernya seperti konsumsi sehari-hari. Hal ini sesuai
dengan yang dikatakan oleh Bapak Eman:
“Iya, tapi bila diperhatikan warga di desa ini tidak parah-parah
banget, apalagi sampai tidak makan atau kelaparan. Saya selama ini
tidak pernah menemukan hal tersebut. Saya yakin, untuk kebutuhan
sehari-hari warga masih bisa memenuhi.” 4
Kondisi kemiskinan di Desa Cibening terjadi dikarenakan
mayoritas masyarakat desa bermata pencaharian sebagai petani dan
3 Hasil wawancara dengan Pemerintah Desa Cibening, Eman Sulaeman, Pada Desember 2018.
4 Hasil wawancara dengan Pemerintah Desa Cibening, Eman Sulaeman, Pada Desember 2018.
76
pedagang kecil, hanya sedikit saja yang menjadi pegawai atau pergi
merantau ke kota. Bapak Eman mengatakan:
“Tentu saja, sedikit banyaknya iya, seperti kita tahu bahwa
kebanyakan kan masyarakat desa ini bekerja sebagai petani atau bisa
dibilang buruh tani lah, hanya sedikit yang berdagang dan menjadi
pegawai. Banyak juga yang pergi ke kota buat bekerja.”5
Dari hasil wawancara dengan pemerintah Desa Cibening di atas,
diketahui bahwa tingkat kemiskinan di Desa Cibening tergolong
masih tinggi, sesuai data Badan Pusat Statistik yakni 8,9%,
walaupun demikian, warga Desa Cibening masih dianggap masih
mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Fenomena kemiskinan
yang terjadi dikarenakan masyarakat Desa Cibening mayoritas
bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Sebagian lagi
menjadi pedagang dan pergi merantau ke kota besar. Hanya sedikit
saja masyarakat yang menjadi pegawai.
b. Wawancara dengan Masyarakat Desa Cibening
Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada masyarakat
Desa Cibening, diketahui bahwa sebagian masyarakat desa merasa
bahwa kondisi perekonomiannya dalam kondisi stabil, sebagaimana
diungkapkan oleh Bapak Umam:
“Sejauh ini ekonomi kami baik-baik saja, tidak ada masalah
yang sifatnya urgent.”6
Namun sebagian warga desa yang mengungkapkan bahwa
kondisi ekonomi mereka dalam keadaan cukup, seperti diutarakan
oleh Ibu Mimi:
“Begitu deh Neng, saya sih cukup-cukup saja selama ini. Buat
makan sehari-hari mah ada saja.”7
5 Hasil wawancara dengan Pemerintah Desa Cibening, Eman Sulaeman, Pada Desember 2018.
6 Hasil wawancara dengan warga Desa Cibening, Umam, Pada Desember 2018.
7 Hasil wawancara dengan Warga Desa Cibening, Mimi, Pada Desember 2018.
77
Masyarakat desa sudah merasa cukup mampu dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari, namun, bila untuk kebutuhan lainnya, mereka
masih cukup kesulitan. Menurut Ibu Deli:
“Kebutuhan lain juga ya pas-pasan, Karna saya tidak ada suami,
tapi alhamdulillah anak-anak sudah bisa membiayai hidupnya
sendiri.”8
Untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat Desa
Cibening masih mengalami kesulitan, karena ada sebagian warga
yang tidak memiliki jaminan atau asuransi kesehatan. Menurut Ibu
Nai:
“Tidak ada, padahal saya dan keluarga sangat membutuhkan.
Seperti BPJS, keluarga kami tidak punya, padahal mama saya sedang
sakit.”9
Sejalan dengan Ibu Nai, Ibu Mimi juga mengatakan:
“Tidak ada, tidak punya. Keluarga kami belum mengajukan
BPJS.”10
Hal demikian terjadi karena masyarakat desa merasa kesulitan
dalam pengajuan jaminan keshatan, keterbatasan informasi menjadi
salah satu penyebabnya. Ibu Nai menambahkan:
“Belum pernah, habisnya saya tidak tahu menau informasinya,
bagaimana cara membuatnya.”11
Kondisi pendidikan masyarakat Desa Cibening cukup beragam,
mulai dari lulusan Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah
Akhir, hingga Perguruan Tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Bapak Umam:
“Alhamdulillah baik, keluarga kami banyak yang lulusan
perguruan tinggi.”12
8 Hasil wawancara dengan Warga Desa Cibening, Deli, Pada Desember 2018.
9 Hasil wawancara dengan Warga Desa Cibening, Nai, Pada Desember 2018.
10 Hasil wawancara dengan Warga Desa Cibening, Mimi, Pada Desember 2018.
11 Hasil wawancara dengan Warga Desa Cibening, Nai, Pada Desember 2018.
12 Hasil wawancara dengan Warga Desa Cibening, Umam, Pada Desember 2018.
78
Sedangkan keluarga Ibu Deli mengatakan:
“Pendidikan alhamdulillah baik, yaa walaupun keluarga kami
lulusan SMP dan SMA.”13
Keamanan di lingkungan Desa Cibening sudah baik, termasuk
kondisi kerukuran bertetangga dan bagaimana masyarakat bisa
menghargai satu sama lain, seperti pendapat Bapak Umam, yakni:
“Tempat tinggal kami alhamdulillah aman. Kehidupan
bertetangga kami pun hidup rukun saling membantu satu sama lain.
Dari situ akhirnya tidak ada yang pernah merasa dikucilkan atau
mendapatkan perlakukan tidak menyenangkan lainnya.”14
Dari hasil wawancara dengan masyarakat Desa Cibening di atas,
kondisi sosial ekonomi masyarakat bisa dilihat dari berbagai aspek,
diantaranya ialah dengan kemampuan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan dasar maupun kebutuhan-kebutuhan lainnya yang dapat
menunjang kesejahteraan sosial.
Mereka beranggapan bahwa pendapatan yang ada cukup untuk
memenuhi kebutuhan primer dan beberapa kebutuhan sekunder.
Untuk pemenuhan kebutuhan tersier, tidak semuanya terpenuhi.
Keamanan di area tempat tinggal cukup baik, mereka
menganggap konflik-konflik kecil antar warga tidak serta merta
memberikan dampak yang signifikan untuk kondisi keamanan.
Namun masyarakat desa banyak yang belum memiliki asuransi
kesehatan, baik yang berasal pemerintah seperti BPJS ataupun dari
pihak swasta. Mereka merasa bahwa pengajuan asuransi kesehatan
sulit didapat karena keterbasan informasi.
Kehidupan beragama masyarakat Desa Cibening terbilang
sangat religios, peneliti menanyakan terkait posisi agama dalam
kehidupan sehari-hari, banyak yang mengatakan bahwa agama
adalah unsur kehidupan yang paling utama. Sebagai mana
diungkapkan oleh Ibu Deli:
13
Hasil wawancara dengan Warga Desa Cibening, Deli, Pada Desember 2018.
14 Hasil wawancara dengan Warga Desa Cibening, Umam, Pada Desember 2018.
79
“Penting sekali, nomor satu. Bahkan kalau saya sedang sholat,
warung saya tutup.”15
Ibu Nai juga menambahkan:
“Sangat penting, nomor satu. Penting bagi kehidupan.”16
Walaupun agama dianggap penting oleh masyarakat Desa
Cibening, namun pada pelaksanaannya, terdapat dimensi keagamaan
yang masih luput untuk dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Bapak
Umam berpendapat bahwa:
“Pada hakikatnya tidak ada ukuran pasti suatu kepercayaan atau
agama. Bagi saya agama sangat penting. Tapi walaupun begitu
terkadang dalam implementasinya masih suka belok ke kanan dan ke
kiri. Belum sepenuhnya melaksanakan kewajiban.”17
Masyarakat desa menjalankan agamanya dengan mengerjakan
berbagai tindakan profan seperti peribadatan sehari-hari, mulai dari
sholat, menunaikan rukun Islam hingga mempelajari agama melalui
kajian-kajian mingguan di sekitar desa. Seperti yang diutarakan oleh
Ibu Mimi:
“Beribadah kepada Allah, sholat, ngaji, menjalankan rukun
Islam dan rukun iman, bersyukur sama Allah.”18
Ibu Deli mengatakan:
“Pengajian paling hari Rabu dengan Jumat saja, ikut pengajian
di sekitar sini. Dan kalau sempat membaca Quran setiap hari.”19
Namun ada perbedaan yang cukup mencolok dari pelaksanaan
kajian yang dilakukan orang dewasa dan anak-anak di Desa
Cibening. Banyak anak-anak yang mengaji hamper setiap hari, baik
melalui lembaga seperti pesantren atau kelompok mengaji kecil yang
dipimpin seorang guru. Namun untuk masyarakat yang sudah
15
Hasil wawancara dengan Warga Desa Cibening, Deli, Pada Desember 2018.
16 Hasil wawancara dengan Warga Desa Cibening, Nai, Pada Desember 2018.
17 Hasil wawancara dengan Warga Desa Cibening, Umam, Pada Desember 2018.
18 Hasil wawancara dengan Warga Desa Cibening, Mimi, Pada Desember 2018.
19 Hasil wawancara dengan Warga Desa Cibening, Deli, Pada Desember 2018.
80
dewasa, intensitas mencari ilmu agama semakin berkurang.
Sebagaimana diutarakan oleh Ibu Nai:
“Sejak kecil saya diajarkan untuk memperdalam agama, saya
dulu mengaji di pesantren di sekitar sini. Walaupun saat ini sudah
tidak lagi, tapi masih belajar.”20
Masyarakat desa sangat berhati-hati dalam menjalankan agama,
hal ini dilihat dari bagaimana masyarakat desa sangat fokus pada
tindakan sakral keagamaan, yakni mengimani. Bapak Umam
mengatakan:
“Kalau memikirkan agama iya, tapi kalau sampai
mempertanyakan keislaman tidak pernah, saya yakin apa yang
terjadi di dunia ini atas kehendak Allah. Agama saya tidak perlu
dipertanyakan dan diperdebatkan, saya bersyukur.”21
Dapat diketahui bahwa kondisi religiositas masyarakat cukup
tinggi, masyarakat menjunjung tinggi dogma serta keyakinan
terhadap Allah dan hal-hal yang bersifat ghaib lainnya.
Mempertanyakan eksistensi hal-hal ghaib merupakan sebuah
ketidakharusan, karena mereka meyakini bahwa hal-hal ghaib yang
bersifat ulluhiat cukup diimani tanpa perlu dipertanyakan.
Landasan utama kekuatan agama masyarakat berpusat pada
rukun iman dan rukun Islam. Rukun iman mereka pegang sebagai
landasan keyakinan, sedangkan rukun Islam adalah sebagai landasan
praktik keagamaan. Namun, pada gilirannya, masih terdapat
masyarakat yang meyatakan diri akan kekuatan keimanannya,
namun belum sepenuhnya menjalankan praktik peribadatan.
Pengamalan atau akhlak maupun tatakrama keseharian
masyarakat berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran
agama. Walaupun masyarakat sendiri terkadang merasa bahwa apa
yang mereka jalankan masih jauh dari kata sempurna.
20
Hasil wawancara dengan Warga Desa Cibening, Nai, Pada Desember 2018.
21 Hasil wawancara dengan Warga Desa Cibening, Umam, Pada Desember 2018.
81
Masyarakat menggali ilmu pengetahuan beragama melalui
banyak cara. Untuk anak-anak usia sekolah (pelajar), biasanya orang
tua mereka akan memasukkan mereka ke pengajian-pengajian harian
yang dilakukan dua kali sehari, yakni setelah magrib dan setelah
subuh. Pengajian tersebut bisa di dalam pesantren ataupun di luar
pesantren. Untuk orang dewasa, pendalaman ilmu agama selain
membaca kitab suci Al-Quran juga melakukan pengajian tingkat RT,
RW ataupun tingkat desa. Namun intensitas pengajian hanya satu
sampai dua kali saja setiap minggunya, itupun tidak semua
masyarakat mau mengikuti pengajian tersebut.
Masyarakat desa Cibening juga menganggap bahwa bersyukur
adalah cara paling tepat dalam beragama, dengan bersyukur
masyarakat merasa segala kebutuhannya bisa terpenuhi.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang telah dilakukan melalui uji parsial menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel religiositas terhadap variabel
sosial ekonomi. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (sig. < α)
dengan nilai t hitung ≥ t tabel, yakni 5,737 ≥ 1,985. Artinya religiositas
berpengaruh secara parsial terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa
Cibening Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
Adapun untuk kemampuan religiositas mempengaruhi kondisi sosial
ekonomi dapat dilihat dari hasil pengujian koefisien determinasi yang
memunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,25. Artinya, religiositas
mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Cibening Kecamatan
Pamijahan Bogor sebesar 25%.
Dari pengujian regresi sederhana didapatkan persamaan:
Y’ = 12,121 + 0,929 X
Dari persamaan di atas, jika religiositas sama dengan 0 (X=0), maka kondisi
sosial ekonomi masyarakat Desa Cibening sebesar 12,121. Sedangkan angka
0,929 menunjukkan angka kenaikan kondisi sosial ekonomi bila religiositas
82
bersifat positif. Dengan demikian, bila terdapat religiositas di masyarakat
(X=1), maka masyarakat akan mampu memenuhi kebutuhan sosial ekonomi
sebesar 12,224 + 0,929= 13,05.
Dari paparan di atas terlihat bahwa religiositas berpengaruh positif
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Cibening. Kondisi
demikian terjadi karena agama/religi menempati posisi yang penting dalam
kehidupan sosial masyarakat, dalam agama, selain berisi nilai-nilai sakral
ketuhanan, terdapat juga dogma sosial dimana ajaran agama harus
memberikan kedamaian serta kesejahteraan bagi para pemeluknya. Hal ini
kemudian dimunculkan melalui sikap kepatuhan dalam menjalankan
kehidupan sosial duniawi, kepatuhan tersebut akhirnya menjadi dasar moral
dan tingkah laku masyarakat. Masyarakat pada akhirnya mengaitkan nilai-
nilai religiositas dengan unsur-unsur sosial lainnya, seperti sosial-ekonomi.
Sejalan dengan simpulan tersebut, Soerjono Soekamto menyatakan
bahwa setiap unsur-unsur sosial di masyarakat (politik, moral, pendidikan,
kebiasaan, rumah tangga, ekonomi, termasuk agama) saling melengkapi demi
terciptanya keseimbangan sosial di masyarakat. Pitirim Sorokin juga
menyatakan bahwa kondisi sosial di masyarakat adalah hasil timbal balik dari
berbagai gejala, seperti ekonomi, agama, hukum, politik, gerakan masyarakat,
serta lingkungan.
Menurut Rusmin Tumanggor, agama tidak bisa dilihat hanya dengan
sudut pandang teologis, namun agama juga bercorak antropologis, hal ini
terlihat dari eksistensi manusia terikat sepenuhnya dengan agama sebagai
bagian dari historis sosiologis manusia, dengan demikian, agama akan selalu
terlibat dalam setiap pola kehidupan manusia.
Menurut hasil wawancara, masyarakat desa Cibening menempatkan
agama sebagai landasan kehidupan dasar yang selanjutnya ajaran agama
tersebut dikaitkan dengan berabagai norma serta nilai-nilai tata laku yang ada
dalam kehidupan bermasyarakat. Cara yang paling umum dilakukan
masyarakat adalah dengan meyakini segala dogma keyakinan beragama.
Mereka percaya bahwa agama pada akhirnya memberikan rasa aman,
83
kedamaian dalam ruang interaksi sosial, dengan agama segala sesuatu bisa
tertakar dan tertata dengan baik.
Masyarakat desa memiliki keyakinan yang besar dalam beragama, namun
dalam praktikanya, tidak semua keyakinan tersebut termanifestasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dikarenakan masyarakat menjalankan
agama hanya berdasarkan dogma atau keyakinan semata. Masyarakat enggan
mengeksplor pengetahuan beragama mereka, khususnya untuk masyarakat
usia dewasa hingga tua, intensitas memperdalam ilmu pengetahuan beragama
sudah berkurang.
Penelitian ini memiliki kemiripan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Fauzan pada Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan berjudul Pengaruh
Religiositas terhadap Etika Bisnis Studi Kasus Rumah Makan Padang di Kota
Malang, hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen
(Religiositas) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel dependen (Etika Bisnis). Selanjutnya pada Penelitian yang dilakukan
oleh Atina Atiyatal Mahmudah yang berjudul Analisis Pengaruh Religiositas
Terhadap Perilaku Konsumtif Santri di Pesantren Al-Hikmah Tugurejo
Semarang. Hasilnya menunjukkan bahwa religiositas berpengaruh terhadap
Perilaku Konsumtif sebesar 33,9%.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini ialah perbedaan
variabel dependennya, dimana pada penelitian terdahulu menguji pengaruh
religiositas dengan etika berbisnis dan perilaku konsumtif, sedangkan pada
penelitian kali ini melihat kondisi sosial ekonomi. Namun dari berbagai
variabel dependen tersebut, sama-sama melihat hubungan religiositas dengan
berbagai gejala sosial dan ekonomi di masyarakat.
E. Keterbatasan Penelitian
Peneliti sudah berusaha untuk melakukan tahap-tahap dalam penelitian ini
sesuai dengan prosedur ilmiah, namun demikian, disadari bahwa masih
terdapat keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi dalam proses peneitian ini.
Adapun keterbatasan tersebut ialah:
84
1. Penyebaran angket yang kurang merata, karena melihat luasnya wilayah
geografis-administratif tempat penelitian dilaksanakan, serta keengganan
sebagian masyarakat untuk mengisi kuesioner.
2. Perhitungan dan pengolahan data yang cukup lama dan dilakukan secara
berulang.
3. Ketidakterbukaan para responden dan narasumber saat mengisi kuesinor
dan wawancara, hal ini dilihat dari perbedaan yang cukup mencolok dari
hasil kuesinor dan wawancara dengan kondisi yang sesungguhnya.
4. Keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga, sehingga penelitian ini tidak
disajikan lebih mendalam.
85
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di Bab IV, dengan
pengumpulan data serta pengolahan data menggunakan SPSS statistic 20,
memunculkan persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut:
Y = 12,121 + 0,929 X
Persamaan tersebut diartikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji t, variabel religiositas (X) diperoleh nilai t hitung ≥ t
tabel, yakni 5,737 ≥ 1,985 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (sig. <
α). Artinya religiositas berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat Desa Cibening Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
2. Bila variabel Religiositas sama dengan 0 (X=0), maka kondisi sosial
ekonomi masyarakat Desa Cibening sebesar 12,121. Angka 0,929
mengidentifikasikan besaran penambahan tingkat kemampuan masyarakat
memenuhi kebutuhan sosial ekonomi untuk religiositas yang dilakukan
oleh masyarakat. Jika religiositas di masyarakat (X=1), maka masyarakat
akan mampu memenuhi kebutuhan sosial ekonomi sebesar 12,121 +
0,905= 11,129.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan, maka implikasi yang
diperoleh berdasarkan penelitian ini ialah, bahwa religiositas adalah salah
satu faktor yang mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa
Cibening. Apabila masyarakat desa meningkatkan religiositas, maka secara
parsial kondisi sosial ekonomi juga akan meningkat. Oleh karena itu, perlu
adanya kesadaran dalam menjalankan praktik beragama di kalangan
masyarakat, selain mengimani, perlu juga menerapkan dogma sosial agama,
dimana ajaran-ajaran agama diterapkan dengan baik dalam setiap lini
86
kehidupan bermasyarakat. Jika hal tersebut dilakukan, maka keteraturan
sosial ekonomi masyarakat akan terwujud.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, berikut adalah saran yang dapat peneliti
sampaikan untuk berbagai pihak, yakni:
1. Masyarakat Desa Cibening
Meningkatkan religiositas adalah salah satu cara yang sudah teruji dapat
meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat, oleh karena itu
diharapkan penanaman nilai religiositas tidak hanya sebatas imanen
semata, namun juga praktikal, sebagai bentuk konsekuensi logis dari
keimanan.
2. Pemerintah Tingkat Desa
Kondisi dan kualitas kesejahteraan masyarakat juga menjadi tanggung
jawab pemerintah, bagi masyarakat desa khususnya, tanggung jawab ini
diemban oleh aparatur desa. Disarankan agar pemerintah desa bisa
meninjau lebih jauh faktor apa saja yang bisa meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, selanjutnya bisa dibuat regulasi yang sesuai demi terciptanya
masyarakat yang sejahtera.
3. Peneliti Lain
Penelitian saat ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
diharapkan peneliti lain bisa melakukan penelitian lain yang lebih
mendalam dengan variabel-variabel lain.
87
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Abdulsyani. Sosiologi: Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara,
2012.
Agus, Bustanuddin. Agama dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006. Ancok, Djamaludin dan Fuad Nashori Suroso.
Psikologi Islam: Solusi Islam atas Problem-Problem Psikologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Offline.
Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2005.
Damsar. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana, 2009.
Durkheim, Emile. Dasar-Dasar Sosial Agama. dalam Roland Robertson
(ed.), Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis,Terj. dari
Sociology of Religion oleh Achmad Fedyani Saifuddin. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1995.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS
23. Semarang: Badan Penerbit Undip, 2016.
Haryanto, Sindung. Sosiologi Ekonomi. Yogyakarta: Arruz Media, 2016.
Herdiansyah, Haris. Wawancara, Observasi dan Focus Group sebagai
Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
Ismail, Asep Usman. Al-Qur’an dan Kesejahteraan Sosial. Tangerang:
Lentera Hati, 2012.
Kahmad, Dadang. Sosiologi Agama. Bandung: Rosdakarya, 2002.
Khomsan, Ali. dkk. Indikator Kemiskinan dan Misklasifikasi Orang Miskin.
Jakarta: Fakultas Ekologi Manusia IPB dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
2015.
88
Lubis, Ridwan. Sosiologi Agama: Memahami Perkembangan Agama dalam
Interaksi Sosial. Jakarta: Kencana, 2015.
Mangkudilaga, Sufwandi. Religi Sebagai Satu Wujud Kebudayaan Bagi
Perkembangan Pariwisata, dalam E.K.M Masinambow (ed.),
Koenjtaraningrat dan Atropologi di Indonesia. Jakarta: Obor Indonesia,
1997.
Riana, Dwisa. Statistika Deskriptif itu Mudah. Tangerang Selatan: Jelajah
Nusa, 2012.
Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kecana,
2013.
Soehendera, Djaka. dan Yulizar Syarif S. Meneropong Gejala Religi dalam
Perkembangan Masyarakat dan Kebudayaan, dalam E.K.M
Masinambow (ed.), Koenjtaraningrat dan Atropologi di Indonesia. Jakarta:
Obor Indonesia, 1997.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali, 2014.
Soentoro, Ali Idris. Cara Mudah Belajar Metodologi Penelitian dengan
Aplikasi Statistika. Depok: PT Taramedia Bakti Persada, 2015.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2016.
Sukardi. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: bumi Aksara, 2011.
Supriyadi, Edy. SPSS +Amos. Jakarta: In Media, 2014.
Tim Penyusun. Kabupaten Bogor dalam Angka tahun 2017. Bogor: BPS
Kabupaten Bogor, 2017.
Tumanggor, Rusmin. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kencana. 2014.
Turner, Bryan S. Sosiologi Islam Suatu Telaah Analitis Atas Tesa Sosiologi
Weber, Terj. dari Weber and Islam. Jakarta: Grafindo Persada, 1994.
Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Gabungan,.
Jakarta: Kencana, 2014.
89
2. Skripsi dan Jurnal
Darmawan, Iwan. “Pengaruh Status Sosial Ekonomi dan Lingkungan Teman
Sebaya Terhadap Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi pada
Siswa Di SMAN 1 Bayat”. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta:
2017.
Fauzan. Pengaruh Religiositas Terhadap Etika Bisnis Studi Kasus pada
Rumah Makan Padang di Kota Malang. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan. 15, 2013.
Handayani, Nani. “Korelasi antara Tingkat Religiusistas Terhadap Perilaku
Sosial Pekerja Malam di Executive Club Yogyakarta”. Skripsi UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2013.
Mahmudah, Atina Atiyatal. “Analisis Pengaruh Religiusitas Terhadap
Perilaku Konsumtif Santri Di Pesantren Al-Hikmah Tugurejo
Semarang”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang: 2017.
Oktama, Reddy Zaki. “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat
Pendidikan Anak Keluarga Nelayan di Kelurahan Sugih Waras Kecamatan
Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun 2013”, Skripsi pada Universitas
Negeri Semarang: 2013.
Ria, Ikeu Ulan. “Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten
Tangerang”, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta: 2017.
Suaedah, Lilis. “Kemiskinan dan Perilaku Keagamaan: Studi Kasus di Desa
Cinangka Ciampea Bogor”. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2009.
3. Internet
Badan Pusat Statistik, “Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2017”,
https://www.bps.go.id/index.php/Publikasi, November 2017.
Lampiran 1
KUISIONER UJI COBA PENELITIAN
Pengaruh Religiositas Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Cibening
Kecamatan Pamijahan Kab. Bogor
Nomor Responden : ……….. (diisi oleh petugas)
Petunjuk Pengisian :
1. Sebelum mengisi angket isilah identitas responden terlebih dahulu.
2. Dari pilihan-pilihan jawaban yang disediakan, pilihlah satu jawaban yang sesuai atau
mendekati dengan kondisi yang sebenarnya dengan memberi tanda centang (√)
dengan pilihan jawaban sebagai berikut:
SL = Selalu
S = Sering
KK = Kadang-kadang
HTP = Hampir Tidak Pernah
TP = Tidak Pernah
I. IDENTITAS RESPONDEN
A. Nama Kepala Keluarga :
B. Jenis Kelamin :
C. Umur :
D. Jumlah Anggota Keluarga :
E. RW :
II. DAFTAR PERTANYAAN
A. Religiositas
No Pertanyaan
Jawaban
SL S KK HTP TP
1 Saya percaya dan merasakan
kehadiran Allah SWT
2 Saya percaya akan adanya malaikat-
malaikat
3 Saya percaya akan adanya Nabi dan
Rasul
4 Saya percaya akan kitab-kitab Allah
5 Saya percaya akan qadha dan qadar
6 Saya percaya bahwa alam ini akan
berakhir
7 Seberapa sering anda mengerjakan
sholat wajib?
8 Seberapa sering anda berpuasa di
bulan Ramadhan?
9 Seberapa sering anda mengeluarkan
zakat?
10 Saya ikut serta dalam setiap kegiatan
sosial di masyarakat untuk membantu
sesama
11 Saya mendermakan sebagian harta
yang dimiliki untuk kemajuan umat
12 Saya menjaga amanat yang diberikan
13 Ketika saya melakukan kejujuran,
kebahagiaan datang menghampiri
14 Saya mempelajari agama dari
guru/ustaz, televisi/radio, ataupun
membaca buku
15 Saya memasrahkan segala urusan
kepada Allah
16 Doa saya dikabulkan oleh Allah SWT
17 Saya merinding saat mendengar ayat-
ayat al-Quran dibacakan
18 Saya bersyukur atas segala nikmat
yang diberikan
B. Sosial Ekonomi
Berikut adalah pilihan jawaban yang disediakan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral/ Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Pertanyaan Jawaban
SS S N TS STS
19. Pendapatan saat ini sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
20. 2 Saya merasa mampu memenuhi biaya
kesehatan
21. 3 Saya layak menerima bantuan dari
pemerintah
22. 4 Bagi saya, akses pendidikan mudah
dijangkau
23. 5 Keamanan di lingkungan desa saya
sudah baik
24. 6 Harga BBM terjangkau bagi saya
25. 7 Harga barang-barang kebutuhan pokok
terjangkau bagi saya
26. 8 Saya melakukan rekreasi dengan
keluarga setiap sebulan sekali
27. 9 Saya merasa bebas dalam menjalankan
ibadah
28. 1 Hubungan antara anggota keluarga
terjalin baik
29. 1 Saya Bahagia dengan jumlah anak yang
dimiliki
30. 1 Saya bahagia hidup berdampingan
dengan tetangga
31. 1 Saya mudah mendapatkan pekerjaan
32. 1 Saya senang melakukan musyawarah
mufakat
33. 1 Saya ikut serta dalam gotong royong
34. 1 Saya memberikan bantuan kepada anak-
yatim piatu atau orang tidak mampu
35. 1 Saya selalu berpartisipasi dalam kegiatan
keagamaan
36. Apa pendidikan formal terakhir yang anda tempuh?
a. Perguruan Tinggi
b. SMA/ sederajat
c. SMP/ sederajat
d. SD/ sederajat
e. Tidak sekolah
37. Apa pendidikan formal terakhir suami/istri?
a. Perguruan Tinggi
b. SMA/ sederajat
c. SMP/ sederajat
d. SD/ sederajat
e. Tidak sekolah
38. Berapa besar rata-rata pendapatan pokok keluarga anda dalam sebulan?
a. > Rp. 3.000.000,-
b. Rp. 3.000.000,- sampai Rp. 2.500.000,-
c. Rp. 2.500.000,- sampai Rp. 2.000.000,-
d. Rp. 2.000.000,- sampai Rp. 1.500.000,-
e. < Rp. 1.500.000,-
39. Bagaimana status rumah yang anda tempati?
a. Rumah sendiri
b. Menyewa/ kontrak
c. Rumah Dinas
d. Menumpang pada saudara
e. Menumpang pada orang lain
40. Bagaimana kondisi fisik bangunan rumah anda?
a. Permanen
b. Semi permanen
c. Kayu/Papan
d. Bambu
e. Lainnya
41. Apa saja barang berharga yang dimiliki keluarga anda?
a. Mobil, motor, hewan ternak, perhiasan, alat elektronik modern
b. Motor, perhiasan, alat elektronik modern
c. Perhiasan, alat elektronik modern
d. Alat elektronik modern
e. Tidak punya
42. Apa jenis pekerjaan anda?
a. Pejabat Lembaga Legislatif/ Pejabat Tinggi/ Manager/ Kepolisian RI/ TNI
b. Tenaga Profesional
c. Teknisi/ Asisten Tenaga Profesional
d. Tenaga Tata Usaha/ Tenaga Usaha Jasa Penjualan di toko dan pasar/ Tenaga
Usaha Pertanian dan Peternakan/ Tenaga Pengolahan Kerajinan/ Operator
Peralatan Mesin
e. Pekerja Kasar/ Tenaga kebersih
KUISIONER PENELITIAN
Pengaruh Religiositas Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Cibening
Kecamatan Pamijahan Kab. Bogor
Nomor Responden : ……….. (diisi oleh petugas)
Petunjuk Pengisian :
3. Sebelum mengisi angket isilah identitas responden terlebih dahulu.
4. Dari pilihan-pilihan jawaban yang disediakan, pilihlah satu jawaban yang sesuai atau
mendekati dengan kondisi yang sebenarnya dengan memberi tanda centang (√)
dengan pilihan jawaban sebagai berikut:
SL = Selalu
S = Sering
KK = Kadang-kadang
HTP = Hampir Tidak Pernah
TP = Tidak Pernah
III. IDENTITAS RESPONDEN
F. Nama Kepala Keluarga :
G. Jenis Kelamin :
H. Umur :
I. Jumlah Anggota Keluarga :
J. RW :
IV. DAFTAR PERTANYAAN
C. Religiositas
No Pertanyaan
Jawaban
SL S KK HTP TP
1 Saya percaya dan merasakan
kehadiran Allah SWT
2 Saya percaya akan adanya malaikat-
malaikat
3 Saya percaya akan adanya Nabi dan
Rasul
4 Saya percaya akan kitab-kitab Allah
5 Saya percaya akan qadha dan qadar
6 Saya percaya bahwa alam ini akan
berakhir
7 Seberapa sering anda mengerjakan
sholat wajib?
8 Seberapa sering anda berpuasa di
bulan Ramadhan?
9 Seberapa sering anda mengeluarkan
zakat?
10
Saya ikut serta dalam setiap kegiatan
sosial di masyarakat untuk membantu
sesama
11 Saya mendermakan sebagian harta
yang dimiliki untuk kemajuan umat
12 Saya menjaga amanat yang diberikan
13 Ketika saya melakukan kejujuran,
kebahagiaan datang menghampiri
14
Saya mempelajari agama dari
guru/ustaz, televisi/radio, ataupun
membaca buku
15 Saya memasrahkan segala urusan
kepada Allah
16 Doa saya dikabulkan oleh Allah SWT
17 Saya merinding saat mendengar ayat-
ayat al-Quran dibacakan
18 Saya bersyukur atas segala nikmat
yang diberikan
D. Sosial Ekonomi
Berikut adalah pilihan jawaban yang disediakan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral/ Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Pertanyaan Jawaban
SS S N TS STS
19. Pendapatan saat ini sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
20. Saya merasa mampu memenuhi biaya
kesehatan
21. Saya layak menerima bantuan dari pemerintah
22. Bagi saya, akses pendidikan mudah dijangkau
23. Keamanan di lingkungan desa saya sudah
baik
24. Harga BBM terjangkau bagi saya
25. Harga barang-barang kebutuhan pokok
terjangkau bagi saya
26. Saya melakukan rekreasi dengan keluarga
setiap sebulan sekali
27. Saya merasa bebas dalam menjalankan ibadah
28. Hubungan antara anggota keluarga terjalin
baik
29. Saya Bahagia dengan jumlah anak yang
dimiliki
30. Saya bahagia hidup berdampingan dengan
tetangga
31. Saya mudah mendapatkan pekerjaan
32. Saya senang melakukan musyawarah mufakat
33. Saya ikut serta dalam gotong royong
34. Saya memberikan bantuan kepada anak-
yatim piatu atau orang tidak mampu
35. Saya selalu berpartisipasi dalam kegiatan
keagamaan
36. Apa pendidikan formal terakhir yang anda tempuh?
a. Perguruan Tinggi
b. SMA/ sederajat
c. SMP/ sederajat
d. SD/ sederajat
e. Tidak sekolah
37. Apa pendidikan formal terakhir suami/istri?
a. Perguruan Tinggi
b. SMA/ sederajat
c. SMP/ sederajat
d. SD/ sederajat
e. Tidak sekolah
38. Berapa besar rata-rata pendapatan pokok keluarga anda dalam sebulan?
a. > Rp. 3.000.000,-
b. Rp. 3.000.000,- sampai Rp. 2.500.000,-
c. Rp. 2.500.000,- sampai Rp. 2.000.000,-
d. Rp. 2.000.000,- sampai Rp. 1.500.000,-
e. < Rp. 1.500.000,-
39. Bagaimana status rumah yang anda tempati?
a. Rumah sendiri
b. Menyewa/ kontrak
c. Rumah Dinas
d. Menumpang pada saudara
e. Menumpang pada orang lain
40. Apa saja barang berharga yang dimiliki keluarga anda?
a. Mobil, motor, hewan ternak, perhiasan, alat elektronik modern
b. Motor, perhiasan, alat elektronik modern
c. Perhiasan, alat elektronik modern
d. Alat elektronik modern
e. Tidak punya
41. Apa jenis pekerjaan anda?
a. Pejabat Lembaga Legislatif/ Pejabat Tinggi/ Manager/ Kepolisian RI/ TNI
b. Tenaga Profesional
c. Teknisi/ Asisten Tenaga Profesional
d. Tenaga Tata Usaha/ Tenaga Usaha Jasa Penjualan di toko dan pasar/ Tenaga
Usaha Pertanian dan Peternakan/ Tenaga Pengolahan Kerajinan/ Operator
Peralatan Mesin
e. Pekerja Kasar/ Tenaga kebersihan
Lampiran 2
TRANSKIP WAWANCARA
A. Hasil Wawancara dengan Pemerintah Desa Cibening
Narasumber 1 : Eman Sulaeman
Jabatan : Divisi Kesejahteraan Rakyat
Hari, tanggal : Rabu, 22 November 2017
Tempat : Kantor Desa Cibening
1. Selamat siang Pak, menurut data di Badan Pusat Statistik bahwa Kabupaten Bogor kita
ini masuk ke dalam 10 kabupaten dengan tingkat kemiskinan terbesar di Indonesia,
bagaimana tanggapan Bapak?
Jawab:
Iya memang betul bahwa angka kemiskinan di Kabupaten Bogor ini cukup tinggi yakni
berkisar 8,9%.
2. Apakah angka tersebut memberikan dampak selaras dengan kondisi di Desa Cibening
ini?
Jawab:
Tentu saja, sedikit banyaknya iya, seperti kita tahu bahwa kebanyakan kan masyarakat
desa ini bekerja sebagai petani atau bisa dibilang buruh tani lah, hanya sedikit yang
berdagang dan menjadi pegawai. Banyak juga yang pergi ke kota buat bekerja.
3. Apakah bapak bisa menyebutkan angka konkret dari tingkat kemiskinan di Desa ini?
Jawab:
Kalau angka pasti saya tidak bisa menyebutkan ya, tapi yang jelas, angka di kabupaten
juga sudah cukup mewakili.
4. Berarti cukup tinggi ya Pak. Apakah bapak bisa menjelaskan kondisi demikian?
Jawab:
Iya, tapi bila diperhatikan warga di desa ini tidak parah-parah banget, apalagi sampai
tidak makan atau kelaparan. Saya selama ini tidak pernah menemukan hal tersebut. Saya
yakin, untuk kebutuhan sehari-hari warga masih bisa memenuhi.
5. Menurut Bapak, apa alasan yang melatarbelakangi kondisi tersebut?
Jawab:
Ya itu tadi, bahwa masyarakat kita ini masih banyak bergantung atau bermatapencaharian
sebagai petani, masih di sektor agraris.
B. Hasil Wawancara dengan Warga Desa Cibening
Narasumber 2:
1. Menurut anda, bagaimana kondisi ekonomi dan sosial keluarga anda?
Jawab : Sejauh ini baik-baik saja, tidak ada masalah yang sifatnya urgent.
2. Apakah pendapatan saat ini sudah menjamin kebutuhan hidup anda dan keluarga?
Jawab: Ya.. alhamdulillah sudah.
3. Bagaimana dengan kondisi pendidikan anda dan keluarga?
Jawab: Alhamdulillah baik, keluarga kami banyak yang lulusan perguruan tinggi.
4. Apakah keluarga anda memiliki asuransi kesehatan?
Jawab: Keluarga sudah punya asuransi kesehatan semua, kecuali saya.
5. Bagaimana kondisi keamanan tempat tinggal anda?
Jawab: Tempat tinggal kami alhamdulillah aman.
6. Apakah pernah anda dan keluarga merasa dikucilkan atau mendapatkan perlakuan tidak
menyenang kan dari lingkungan sekitar?
Jawab: Kehidupan bertetangga kami pun hidup rukun saling membantu satu sama lain.
Dari situ akhirnya tidak ada yang pernah merasa dikucilkan atau mendapatkan
perlakukan tidak menyenangkan lainnya.
7. Bagaimana anda memposisikan keluarga anda di lingkungan sekitar?
Jawab: Sebagaimana manusia lainnya, saya dan keluarga bergaul dan bergotong royong
seperti masyarakat pada umumnya. Keluarga kami sangat antusias dalam menjalankan
kegiatan kemasyarakatan yang sifatnya membangun.
8. Pentingkah agama bagi kehidupan anda?
Jawab: Pada hakikatnya tidak ada ukuran pasti suatu kepercayaan atau agama. Bagi saya
agama sangat penting. Tapi walaupun begitu terkadang dalam implementasinya masih
suka belok ke kanan dank e kiri. Belum sepenuhnya melaksanakan kewajiban.
9. Bagaimana cara anda melaksanakan agama?
Jawab: Dalam pelaksanaannya kami sekeluarga kami menjalankan ajaran sunnah wal
jamaah sebagaimana masyarakat sini kebanyakan. Tapi kami tidak ingin digolongkan
dalam bagian organisasi tertentu, misal Nahdatul Ulama.
10. Pernahkan anda mempertanyakan atau menggali informasi yang lebih mendalam tentang
agama anda?
Jawab: Kalau berpikir iya, tapi kalua sampai mempertanyakan keislaman tidak pernah.
Saya yakin apa yang terjadi di dunia ini atas kehendak Allah. Agama saya tidak perlu
dipertanyakan atau diperdebatkan, saya bersyukur.
11. Dengan cara anda mensyukuri agama anda?
Jawab: Melaksanakan rukun islam.
12. Dari mana anda belajar agama?
Jawab: Dari keluarga, pengajian, televisi dan semesta.
Narasumber 3
1. Menurut anda, bagaimana kondisi sosial ekonomi keluarga anda?
Jawab: Yaa alhamdulillah cukup untuk makan.
2. Bagaimana dengan pemenuhan kebutuhan lainnya selain makan?
Jawab: Kebutuhan lain juga ya pas-pasan, Karna saya tidak ada suami, tapi alhamdulillah
anak-anak sudah bisa membiayai hidupnya sendiri.
3. Bagaimana dengan kondisi pendidikan keluarga anda?
Jawab: Pendidikan alhamdulillah baik, yaa walaupun keluarga kami lulusan SMP dan
SMA.
4. Apakah keluarga anda memiliki asuransi kesehatan?
Jawab: ada yang punya ada yang tidak.
5. Menurut anda, bagaimana kondisi keamanan di lingkungan desa ini?
Jawab: Baik-baik saja.
6. Apakah anda hidup rukun dengan tetangga?
Jawab: Iya kami hidup rukun, keluarga juga sering datang kemari.
7. apakah anda ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan desa?
Jawab: Kadang-kadang saja, karena saya repot harus jaga warung.
8. Menurut anda, apakah agama itu penting?
Jawab: Penting sekali, nomor satu. Bahkan kalau saya sedang sholat, warung saya tutup.
9. Lalu apa saja yang anda lakukan untuk menjalankan dan menjunjung tinggi agama anda?
Jawaban: Menjalankan perintah-perintah Allah, seperti sholat dan mengaji.
10. Bagaimana cara anda belajar agama?
Jawaban: Paling hari Rabu dengan Jumat saja, ikut pengajian di sekitar sini. Dan kalau
sempat membaca Quran setiap hari.
11. Menurut anda, apa dampak yang anda rasakan dari menjalankan kegiatan agama?
Jawaban: Dampaknya ya ada, saya berdoa kalau sholat memohon untuk kehidupan,
alhamdulillah cukup.
Narasumber 4:
1. Bagaimana kondisi ekonomi dan sosial keluarga anda?
Jawab: Pasang surut, kadang naik kadang turun. kadang ada kadang tidak ada.
2. Apakah anda memiliki asuransi kesehatan?
Jawab: Tidak ada, padahal saya dan keluarga sangat membutuhkan. Seperti BPJS,
keluarga kami tidak punya, padahal mama saya sedang sakit.
3. Pernahkah anda mengusahakan untuk mendapat jaminan kesehatandari pemerintah?
Jawab: Belum pernah, habisnya saya tidak tahu menau informasinya, bagaimana cara
membuatnya.
4. Menurut anda, bagaimana kondisi keamanan lingkungan di sekitar sini?
Jawab: Sejauh ini aman-aman saja, dari lingkungan dan orang-orangnya. Dengan
tetangga kami juga rukun, alhamdulillah.
5. Bagaimana kondisi pendidikan anda dan keluarga?
Jawab: Yaa begitulah.. kadang saya kesulitan membiayai kuliah saya. Saya kan harus
sudah mandiri awalaupun masih tinggal dengan orang tua.
6. Pendapatan anda apakah sudah bisa memenuhi kebutuhan hidup keseluruhan?
Jawab: Ada yang bisa ada yang tidak. Tapi kalau dapat uang yang paling utama
disisihkan untuk bayar kuliah.
7. Pentingkah agama bagi anda dan keluarga?
Jawab: Sangat penting, nomor satu. Penting bagi kehidupan.
8. Lalu bagaimana cara anda memegang teguh dan menjalankan kegaiatn keagamaan?
Jawab: Sejak kecil saya diajarkan untuk memperdalam agama, saya dulu mengaji di
pesantren di sekitar sini. Walaupun saat ini sudah tidak lagi, tapi masih belajar.
Narasumber 5:
1. Bagaimana kondisi ekonomi sosial keluarga anda?
Jawab: Begitu deh Neng, saya sih cukup-cukup saja selama ini. Buat makan sehari-hari
mah ada saja.
2. Pendapatan anda apakah sudah bisa memenuhi kebutuhan hidup keseluruhan?
Jawab: Pendapatan lumayan, alhamdulillah saya kerja, suami saya juga kerja.
3. Apakah anda memiliki asuransi kesehatan?
Jawab: Tidak ada, tidak punya.
4. Kenapa anda tidak memiliki asuransi atau jaminan kesehatan?
Jawab: Keluarga kami belum mengajukan
5. Menurut anda, bagaimana kondisi keamanan lingkungan di sekitar sini?
Jawab: Aman-aman saja sih.
6. Bagaimana kondisi pendidikan anda dan keluarga?
Jawab: Kalau pendidikan, saya lulusan SMP, suami saya juga sama.
7. Pentingkah agama bagi anda dan keluarga?
Jawab: Penting atuh, penting sekali.
8. Lalu bagaimana cara anda memegang teguh dan menjalankan kegaiatan keagamaan?
Jawab: Beribadah kepada Allah, sholat, ngaji, menjalankan rukun islam dan rukun
iman, bersyukur sama Allah.
9. Bagaimana cara anda belajar agama?
Jawab: Baca Quran, terus dari televisi.
10. Pernah ikut pengajian mingguan di sekitar desa sini?
Jawab: Tidak pernah.
Lampiran 3
HASIL UJI STATISTIK DESKRIPSI STATISTIK
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std.
Deviation Varianc
e Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Religiositas 97 24 66 90 8143 83.95 5.231 27.362 -1.167 .245 1.185 .485
Valid N (listwise)
97
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std.
Deviation Variance Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
Std. Error
Sosial_Ekonomi
97 45 63 108 8364 86.23 9.375 87.886 -.327 .245 -.066 .485
Valid N (listwise)
97
Lampiran 4
HASIL PENGOLAHAN DATA SPSS
A. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Variabel Indikator Butir
Soal Rhitung Rtabel Hasil
Religiositas
Keyakinan
1 0,454 0,254 Valid
2 0,467 0,254 Valid
3 0,489 0,254 Valid
4 0,515 0,254 Valid
5 0,375 0,254 Valid
6 0,612 0,254 Valid
Peribadatan
1 0,621 0,254 Valid
2 0,451 0,254 Valid
3 0,497 0,254 Valid
Pengalaman
1 0,593 0,254 Valid
2 0,781 0,254 Valid
3 0,551 0,254 Valid
4 0,618 0,254 Valid
Pengetahuan 1 0,820 0,254 Valid
Penghayatan
1 0,419 0,254 Valid
2 0,626 0,254 Valid
3 0,630 0,254 Valid
4 0,502 0,254 Valid
Sosial Ekonomi
Pemenuhan
Kebutuhan
Fisik
1 0,654 0,254 Valid
2 0,498 0,254 Valid
3 0,339 0,254 Valid
Pemenuhan
Kebutuhan
Rasa Aman
dan Tenteram
1 0,660 0,254 Valid
2 0,461 0,254 Valid
3 0,715 0,254 Valid
4 0,665 0,254 Valid
5 0,508 0,254 Valid
Pemenuhan
untuk Dicintai
dan Disayang
1 0,504 0,254 Valid
2 0,291 0,254 Valid
3 0,334 0,254 Valid
Pemenuhan
untuk Dihargai
1 0,410 0,254 Valid
2 0,592 0,254 Valid
3 0,465 0,254 Valid
Pemenuhan
Aktualisasi
Diri
1 0,387 0,254 Valid
2 0,319 0,254 Valid
3 0,599 0,254 Valid
Tingkat
Pendidikan
1 0,267 0,254 Valid
2 0,384 0,254 Valid
Pendapatan 1 0,340 0,254 Valid
Kepemilikan
Barang
Berharga
1 0,365 0,254 Valid
2 0,036 0,254 Tidak Valid
3 0,257 0,254 Valid
Jenjang
Jabatan 1 0,453 0,254 Valid
B. Hasil Uji Reliabilitas
1. Religiositas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.857 18
2. Sosial Ekonomi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.827 22
C. Hasil Uji Normalitas
1. Uji Kolmogorov Smirnov
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 97
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 8.25246051
Most Extreme Differences
Absolute .068
Positive .032
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z .667
Asymp. Sig. (2-tailed) .765
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2. Uji P Plot
Charts
D. Uji Homogenitas
E. Uji Linearitas
Means
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Sosial_Ekonomi *
Religiositas
Between
Groups
(Combined) 3308.995 19 174.158 2.441 .003
Linearity 2265.442 1 2265.442 31.749 .000
Deviation
from Linearity 1043.553 18 57.975 .812 .680
Within Groups 5494.345 77 71.355
Total 8803.340 96
F. Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi
1. Uji Koefisien Korelasi
Correlations
Religiositas Sosial_Ekonomi
Religiositas
Pearson Correlation 1 .507**
Sig. (2-tailed) .000
N 97 97
Sosial_Ekonomi
Pearson Correlation .507** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 97 97
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Test of Homogeneity of Variances
Sosial_Ekonomi
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.146 15 77 .016
2. Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .507a .257 .250 8.296
a. Predictors: (Constant), Religiositas
b. Dependent Variable: Sosial_Ekonomi
G. Uji Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.121 13.614 .890 .376
Religiositas .929 .162 .507 5.737 .000
a. Dependent Variable: Sosial_Ekonomi
H. Uji Hipotesis
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.121 13.614 .890 .376
Religiositas .929 .162 .507 5.737 .000
a. Dependent Variable: Sosial_Ekonomi
Lampiran 5
TABEL UJI T
Lampiran 6
R TABEL
Lampiran 7
DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAAN
Lampiran 9
REKAPITULASI DATA HASIL PENELITIAN
Variabel X
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jumlah
1 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 3 5 5 4 4 82
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 4 5 86
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 88
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 89
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 89
7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 88
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 87
9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 3 4 5 5 5 83
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
11 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 77
12 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 84
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 87
14 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 86
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 4 5 4 5 84
16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 87
17 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 3 3 4 3 5 5 3 5 77
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
19 4 5 5 5 5 4 3 4 4 4 3 5 3 4 4 4 5 5 76
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 4 5 5 4 5 85
21 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 86
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 85
23 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 3 4 4 4 5 5 4 5 81
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
25 5 5 5 5 4 5 5 5 4 3 3 5 4 4 5 5 5 5 82
26 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 5 4 3 4 3 3 5 66
27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 87
28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 84
29 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 86
30 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 86
31 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 5 5 4 5 82
32 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5 5 4 5 84
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 4 4 5 4 5 83
34 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 79
35 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 86
36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 89
37 5 5 5 5 5 4 3 5 5 3 3 3 4 3 3 4 3 4 72
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
39 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 3 4 3 4 4 5 4 5 77
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
41 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 86
42 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 4 5 5 5 5 84
43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 3 3 3 3 3 3 73
44 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 88
45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 89
46 5 5 5 5 5 5 3 4 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 81
47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 89
48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 89
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 3 4 3 5 5 5 81
51 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 89
52 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 88
53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 87
54 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 89
55 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 89
56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 87
57 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 88
58 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
59 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 87
60 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 78
61 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 82
62 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 86
63 4 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 5 4 4 4 5 74
64 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 88
65 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
66 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 86
67 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 3 5 4 5 84
68 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 4 5 5 4 5 5 4 5 84
69 5 5 4 4 4 3 5 5 5 2 3 2 4 5 4 5 4 4 73
70 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 86
71 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 5 5 3 5 5 5 5 83
72 5 4 4 5 5 4 5 5 5 3 4 3 4 5 4 5 4 4 78
73 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 2 5 5 3 5 5 5 5 81
74 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 3 4 80
75 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 5 4 3 4 4 4 4 73
76 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 4 5 4 5 4 5 84
77 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 89
78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 89
79 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 83
81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 3 5 5 5 5 5 84
82 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 4 4 5 85
83 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 4 5 3 5 84
84 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 86
85 5 5 5 5 5 5 3 2 2 2 4 5 4 2 3 4 3 4 68
86 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 84
87 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 87
88 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 83
89 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 4 3 4 77
90 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 85
91 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 3 3 4 77
92 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 79
93 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 3 4 83
94 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 3 3 4 3 4 76
95 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 5 4 5 4 5 84
96 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 86
97 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 5 4 4 3 5 3 5 80
480 479 480 479 478 478 463 471 455 407 387 453 439 433 420 462 414 465 8143
Variabel Y
No y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9 y10 y11 y12 y13 y14 y15 y16 y17 y18 y19 y20 y21 y22 y23 Jumlah
1 4 4 5 5 5 4 2 2 5 5 5 5 3 4 4 3 4 3 3 4 5 4 2 90
2 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 110
3 5 3 5 5 2 5 5 4 5 5 4 5 3 4 4 3 5 3 4 3 5 4 2 93
4 4 4 5 3 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 3 1 5 3 1 95
5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 3 5 4 5 5 5 4 3 101
6 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 3 5 3 5 5 5 4 4 105
7 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 2 4 5 4 3 103
8 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 3 4 5 5 5 3 4 1 2 4 1 91
9 5 5 2 4 2 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 2 4 5 2 5 5 4 4 91
10 5 5 5 5 2 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 3 4 5 5 4 2 101
11 4 4 3 4 4 3 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 5 5 4 4 2 89
12 4 3 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 96
13 4 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5 3 5 3 2 4 5 4 1 96
14 4 2 5 5 2 2 3 2 4 5 5 5 3 5 4 4 4 4 2 1 5 2 4 82
15 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 4 4 3 2 4 2 95
16 4 4 5 4 3 4 5 3 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 4 5 5 4 2 97
17 5 4 4 4 3 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 3 4 5 4 1 95
18 4 4 2 5 4 4 4 2 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 95
19 4 4 2 5 3 4 4 3 3 5 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 5 4 2 90
20 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 3 3 5 4 4 95
21 5 4 4 4 4 5 4 3 5 5 4 4 4 5 5 3 4 3 2 5 5 4 2 93
22 5 4 2 4 4 4 4 2 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 3 96
23 3 3 3 3 3 3 3 2 4 5 5 5 3 4 4 4 5 4 2 1 5 4 2 80
24 5 5 5 5 3 4 3 4 5 5 5 5 4 5 5 3 5 2 2 2 5 4 1 92
25 4 4 4 4 3 3 3 2 5 5 4 5 3 4 4 5 5 5 4 1 5 4 4 90
26 4 4 2 3 2 4 4 3 4 5 5 3 3 3 3 3 3 4 4 5 2 4 2 79
27 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 2 101
28 4 4 3 4 4 4 4 3 5 5 4 4 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 99
29 3 3 4 5 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 3 5 4 5 99
30 4 4 3 5 4 4 3 3 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 2 5 5 5 4 96
31 4 4 2 4 3 3 3 3 4 5 4 4 3 4 4 3 4 3 4 5 5 5 2 85
32 3 4 1 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 5 5 4 3 83
33 4 3 4 5 2 2 2 2 5 5 5 5 4 5 4 3 4 5 5 4 5 4 4 91
34 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 2 5 4 4 83
35 3 4 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 2 76
36 4 4 3 4 2 3 3 2 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 92
37 4 3 5 4 3 4 3 3 4 5 4 5 5 4 5 3 4 3 4 1 5 2 1 84
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 112
39 3 3 5 2 3 3 3 1 5 4 5 5 4 2 3 2 3 4 3 3 5 4 1 76
40 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 108
41 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 1 5 4 4 94
42 4 4 2 5 4 4 4 2 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 4 96
43 2 3 2 2 3 2 2 1 4 4 4 4 2 3 3 2 2 4 3 5 5 4 1 67
44 5 5 5 4 3 4 4 3 5 5 4 5 3 5 5 4 5 3 4 3 5 4 2 95
45 4 3 5 5 3 4 5 2 5 5 5 5 3 4 5 4 5 3 3 2 5 4 2 91
46 3 3 3 2 3 3 3 2 4 5 5 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 1 71
47 3 4 5 3 2 4 3 2 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 2 4 5 4 2 89
48 5 4 2 4 3 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 5 3 2 5 5 5 2 90
49 3 3 5 3 2 4 3 2 5 5 5 5 3 5 4 5 5 3 3 1 4 4 2 84
50 3 3 5 4 2 3 3 2 5 5 5 5 4 5 4 2 4 5 3 2 5 4 4 87
51 3 4 3 4 5 4 3 3 5 5 3 5 2 5 5 4 5 2 2 1 5 3 1 82
52 3 4 5 4 2 3 3 4 5 5 3 3 2 5 5 2 5 2 2 3 2 4 2 78
53 4 4 4 4 4 5 5 2 5 5 5 5 4 5 5 3 5 2 1 4 5 5 2 93
54 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 3 5 5 3 5 2 2 4 2 3 1 88
55 4 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 2 5 2 2 1 5 4 1 93
56 4 3 5 3 5 3 3 3 5 5 5 5 3 5 5 3 5 2 2 1 5 2 1 83
57 4 3 2 3 5 3 3 3 5 5 4 5 2 5 5 4 5 2 4 2 5 3 1 83
58 5 5 4 5 5 5 5 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 3 1 5 2 2 95
59 4 5 5 5 5 4 5 3 5 5 4 5 5 5 5 3 5 2 3 3 5 3 1 95
60 4 3 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 4 4 101
61 4 4 3 5 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4 97
62 4 4 2 5 2 3 3 2 5 4 2 5 3 3 5 5 5 4 4 4 5 4 2 85
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 3 95
64 5 4 2 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 103
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 93
66 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 5 4 2 87
67 4 4 4 4 3 3 3 3 5 5 5 5 4 5 4 4 5 3 2 3 5 3 2 88
68 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 2 4 4 3 4 5 4 5 5 5 5 4 89
69 2 3 3 2 4 3 2 2 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 5 3 1 72
70 5 5 2 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 5 4 3 103
71 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 2 5 2 1 95
72 1 2 4 4 3 2 2 3 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 5 2 2 71
73 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 3 3 101
74 5 5 3 5 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 100
75 4 3 1 4 4 2 2 1 4 4 4 4 1 4 5 3 5 4 3 3 5 4 2 76
76 4 4 3 5 3 3 3 2 5 5 5 5 4 5 5 3 5 4 4 4 5 4 2 92
77 5 5 2 5 5 2 4 4 2 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 2 97
78 5 5 1 4 3 3 3 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 97
79 5 5 3 5 4 4 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 2 99
80 4 4 4 4 3 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 87
81 3 3 5 4 3 4 3 3 5 5 5 5 3 5 3 4 5 4 4 5 2 2 2 87
82 4 3 4 4 4 1 4 1 5 5 5 5 2 5 5 3 5 3 4 1 5 4 1 83
83 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 2 101
84 5 4 5 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 3 105
85 3 3 5 4 4 3 3 2 5 5 5 4 3 4 5 3 3 2 2 2 5 3 2 80
86 4 4 3 5 3 4 3 2 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 2 91
87 5 5 2 4 3 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 2 90
88 3 3 4 4 4 2 2 1 5 5 4 4 3 4 4 1 3 5 4 4 5 4 3 81
89 2 3 4 4 4 3 3 2 5 4 4 4 2 4 4 1 4 4 4 3 5 4 2 79
90 4 3 4 4 4 2 3 2 5 4 5 4 3 4 4 1 5 5 4 3 5 4 3 85
91 3 3 4 3 3 2 2 1 4 4 4 4 1 4 5 1 4 4 3 2 5 4 2 72
92 3 4 4 4 4 3 3 2 5 4 5 5 3 4 4 2 4 5 4 5 5 4 2 88
93 3 2 5 3 4 2 2 1 5 5 4 4 2 4 4 1 4 4 3 3 5 4 2 76
94 2 2 5 2 4 1 2 1 5 4 4 4 2 4 3 1 4 3 3 2 5 2 2 67
95 4 4 3 4 3 4 4 2 5 5 2 5 3 4 4 3 4 3 3 5 5 4 3 86
96 3 3 5 3 2 3 2 1 4 4 4 4 2 4 4 3 5 2 4 1 2 4 1 70
97 4 4 5 5 4 4 3 2 5 5 5 5 3 4 4 3 5 3 3 3 5 4 2 90
Jumlah Total
No
Responden Variabel X Variabel Y Jumlah
1 82 90 172
2 90 110 200
3 86 93 179
4 88 95 183
5 89 101 190
6 89 105 194
7 88 103 191
8 87 91 178
9 83 91 174
10 90 101 191
11 77 89 166
12 84 96 180
13 87 96 183
14 86 82 168
15 84 95 179
16 87 97 184
17 77 95 172
18 90 95 185
19 76 90 166
20 85 95 180
21 86 93 179
22 85 96 181
23 81 80 161
24 90 92 182
25 82 90 172
26 66 79 145
27 87 101 188
28 84 99 183
29 86 99 185
30 86 96 182
31 82 85 167
32 84 83 167
33 83 91 174
34 79 83 162
35 86 76 162
36 89 92 181
37 72 84 156
38 90 112 202
39 77 76 153
40 90 108 198
41 86 94 180
42 84 96 180
43 73 67 140
44 88 95 183
45 89 91 180
46 81 71 152
47 89 89 178
48 90 90 180
49 89 84 173
50 81 87 168
51 89 82 171
52 88 78 166
53 87 93 180
54 89 88 177
55 89 93 182
56 87 83 170
57 88 83 171
58 90 95 185
59 87 95 182
60 78 101 179
61 82 97 179
62 86 85 171
63 74 95 169
64 88 103 191
65 90 93 183
66 86 87 173
67 84 88 172
68 84 89 173
69 73 72 145
70 86 103 189
71 83 95 178
72 78 71 149
73 81 101 182
74 80 100 180
75 73 76 149
76 84 92 176
77 89 97 186
78 89 97 186
79 90 99 189
80 83 87 170
81 84 87 171
82 85 83 168
83 84 101 185
84 86 105 191
85 68 80 148
86 84 91 175
87 87 90 177
88 83 81 164
89 77 79 156
90 85 85 170
91 77 72 149
92 79 88 167
93 83 76 159
94 76 67 143
95 84 86 170
96 86 70 156
97 80 90 170
Total 8.143 8.738 16.881
BIODATA PENULIS
Maisya Zaqiyah (Kiki), lahir di Bogor, 29 Maret 1995. Anak pertama dari dua bersaudara. Anak
dari pasangan Abdul Rojak dan Ipah Ade Tari. Saat ini tinggal di Pasir Datar, Desa Cibening
Kecamatan Pamijahan Kab. Bogor. Adapun kontak yang bisa dihubungi melalui email
Pendidikan Formal yang pernah ditempuh RA Ibnu Sina tahun 2000-2001, MI Unggulan Ibnu
Sina (2001-2007), SMP Islam Ibnu Sina (2007-2010), MA Al-Amin Bogor (2010-2013), dan
tahun 2013 penulis menempuh pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pengalaman organisasi yang diikuti diantaranya, Pojok Seni Tarbiyah sebagai anggota, sejak
tahun 2013 hingga saat ini, lalu bergabung dengan Lingkar Sastra Tarbiyah sebagai Ketua pada
tahun 2016.
Pengalaman mengajar diantaranya: Pengajar Prifat tahun 2014-2017, kegiatan PPKT dan
menjadi Guru Infal di Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017,
Pengajar Lepas di Bimbingan Belajar Exist dan BTA tahun 2018.
Top Related