PENGARUH PERSEPSI LABEL HALAL, CITRA MEREK
DAN CELEBRITY ENDORSER TERHADAP TAHAP PROSES
KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Studi Kasus Pada Pengguna Kosmetik Sariayu)
Oleh:
VIVI NAFILAH CHAIRANI HASAN
NIM: 11140810000075
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Vivi Nafilah Chairani Hasan
NIM : 11140810000075
Jurusan : Manajemen (Pemasaran)
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakam ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan hukum yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bosnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Vivi Nafilah Chairani Hasan
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 9 Maret 1996
3. Alamat : Jalan Mede I Perumahan Sasmita Loka No.57
RT.02/004 Pamulang Barat, Tangerang Selatan.
4. Agama : Islam
5. Nama Ayah : Drs. Hasanudin, M.A
6. Nama Ibu : Dr.Wiwi Siti Sajaroh, M.Ag
7. Nomor Telepon : 081510013466
8. Email : [email protected]
B. Pendidikan Formal
1. Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta
2. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta
3. Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
C. Pengalaman Organisasi
1. Anggota MPK MA Pembangunan UIN Jakarta 2012-2013
2. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJ) UIN Jakarta
2015-2016
3. Ketua Departemen Seni dan Budaya Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (DEMA-F) UIN Jakarta 2016-2017
4. Ketua LSO Saman ―SEISDANCE‖ Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Jakarta 2016-2017
5. Anggota Biro Project Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis (DEMA-F) UIN Jakarta 2017
vi
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of the perception of halal labels,
brand image and celebrity endorser on the process of purchasing decisions of
Sariayu cosmetics. The data source for this study is the primary data from the
sample, namely women who use Sariayu cosmetics. Data collection was
conducted using purposive sampling by distributing to 100 respondents Sariayu
cosmetic users in the JABODETABEK region. Data has been processed using
multiple linear regression test. The results of this study indicate that halal label
perception, brand image, and celebrity endorser variables have a significant
effect on the process of purchasing decisions both simultaneously and partially.
Keywords: perception of halal labels, brand image, celebrity endorser, purchase
decision process.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh persepsi label halal, citra
merek dan celebrity endorser terhadap tahap proses keputusan pembelian pada
kosmetik Sariayu. Sumber data penelitian ini merupakan data primer yang berasal
dari sampel yaitu wanita yang menggunakan kosmetik Sariayu. Pengumpulan data
dilakukan menggunakan purposive sampling dengan menyebarkan kepada 100
responden pengguna kosmetik Sariayu di wilayah JABODETABEK. Data telah
diolah menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan
variabel persepsi label halal, citra merek dan celebrity endorser memilki pengaruh
signifikan terhadap tahap proses keputusan pembelian, baik secara simultan dan
parsial.
Kata kunci: persepsi label halal, citra merek, celebrity endorser, tahap proses
keputusan pembelian.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan
serta karunia-Nya sehingga Skripsi dengan judul ―Pengaruh Persepsi Label Halal,
Citra Merek dan Celebrity Endorser Terhadap Tahap Proses Keputusan
Pembelian pada Kosmetik Sariayu‖ dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, petunjuk, dan saran dari semua pihak baik secara moril maupun
materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Abi dan Umi, Drs.Hasanudin,M.A dan Dr.Wiwi Siti Sajaroh, M.Ag, kakak
dan adik, Nida, Zahra beserta seluruh keluarga atas dukungan, doa, kasih
sayang yang senantiasa tercurahkan kepada penulis.
2. Bapak Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.
3. Ibu Titi Dewi Warninda S.E M.Si dan Ibu Ela Patriana M.M selaku Ketua
dan Sekretaris Jurusan Manajemen yang senantiasa meluangkan waktunya
untuk berdiskusi dan bertukar pikiran perihal penulisan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Muniaty Aisyah M.M selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing peneliti, yang
telah bersedia memberikan motivasi, tambahan ilmu, arahan dan solusi
dari setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melindunginya.
5. Bapak Mohamad Faisal Badroen S.E., MBA selaku pembimbing
akademik yang senantiasa memberikan waktunya untuk memberikan
arahan.
ix
6. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan Staff Karyawan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa
perkuliahan dan membantu penulis.
7. Vicky Sofyan Rachmadani, yang selalu memberikan semangat dan
memotivasi penulis agar menyelesaikan skripsi dengan baik. Terima kasih
banyak atas waktu, bantuan, perhatian dan doa yang telah diberikan
kepada penulis hingga skripsi ini selesai.
8. Sahabat-sahabatku, Cuni (Fina, Intan, Nabila, Tisa, Dita dan Cece) terima
kasih banyak atas semangat, hiburan, doa dan bantuannya.
9. Sahabat di bangku perkuliahan, Permak (Intan, Avi, Cynthia, Tsizy dan
Ayu) yang memberikan semangat dan kerjasama yang baik selama kuliah
telah menjadi bagian hidup dari penulis.
10. Teman-teman seperjuangan Manajemen angkatan 2014, khususnya teman-
teman Manajemen Marketing 2014 yang senantiasa memberikan dorongan
dan semangat yang luar biasa agar penulisan skripsi ini bisa cepat selesai
bersama.
11. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis, suatu
kebahagian telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua,
terima kasih banyak.
Saya menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang
mendasar pada tugas ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca
berkenan memberikan saran yang membangun guna memberikan koreksi pada
skripsi ini dan diadakan perbaikan untuk penulis berikutnya. Akhir kata, besar
harapan saya agar skripsi ini berguna bagi semua pihak.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Tangerang Selatan, Juli 2018
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..... iError! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................................ v
ABSTRACT ..........................................................................................................................vi
ABSTRAK ......................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiii
A. Latar Belakang Penelitian ....................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................................................. 13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................. 13
BAB II ............................................................................................................................... 15
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 15
A. Landasan Teori ...................................................................................................... 15
1. Perilaku Konsumen ........................................................................................... 15
2. Keputusan Pembelian ........................................................................................ 20
3. Persepsi Label Halal ......................................................................................... 28
4. Citra Merek ....................................................................................................... 40
5. Bintang Iklan (Celebrity Endorser) .................................................................. 48
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 55
C. Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 60
D. Hipotesis ............................................................................................................... 61
BAB III ............................................................................................................................. 62
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 62
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................................... 62
xi
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................................... 62
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 64
D. Uji Kualitas Data ................................................................................................... 66
E. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................. 68
F. Uji Hipotesis ......................................................................................................... 71
G. Analisis Regresi Linier Berganda ......................................................................... 72
H. Koefisien Determinasi (R Square) ........................................................................ 73
I. Operasional Variabel Penelitian ............................................................................ 74
BAB IV ............................................................................................................................. 78
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 78
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 78
B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................................... 86
C. Pembahasan Analisis Deskriptif ........................................................................... 90
D. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................. 98
E. Hasil Uji Hipotesis .............................................................................................. 103
F. Analisis Regresi Linier Berganda ....................................................................... 109
G. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R²) .......................................................... 111
BAB V ............................................................................................................................ 112
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 112
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 112
B. Saran ................................................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 118
LAMPIRAN .................................................................................................................... 122
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Indonesia Menurut Jenis Kelamin dan Agama
............................................................................................................................................ 1
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 55
Tabel 3.1 Skala Likert ....................................................................................................... 66
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian ....................................................................... 74
Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ............................................................... 83
Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ............................................. 84
Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan .................................................... 85
Tabel 4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian ..................................... 85
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ............................................................................................ 87
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................................... 89
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Persepsi Label Halal (X₁) .................................................. 90
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Citra Merek (X₂) ................................................................ 91
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Celebrity Endorser (X₃) ..................................................... 94
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Tahap Proses Keputusan Pembelian (Y) ......................... 96
Tabel 4.11 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ................................................................... 100
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................................... 101
Tabel 4.13 Hasil Glejser Heteroskedastisitas .................................................................. 103
Tabel 4.14 Hasil Uji F ..................................................................................................... 104
Tabel 4.15 Hasil Uji t ...................................................................................................... 106
Tabel 4.16 Analisis Regresi Linier Berganda ................................................................. 110
Tabel 4.17 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R²) ................................................... 111
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pangsa Pasar Industri Kosmetik 2010-2015 .................................................... 3
Gambar 1.2 Faktor Pertimbangan Perempuan Dalam Membeli Produk Kosmetik ............ 6
Gambar 1.3 Penjualan Produk-Produk Kosmetik Brand Lokal dan Luar Indonesia .......... 9
Gambar 2.1 The buying decision process: The Five-Stage Model .................................... 24
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 60
Gambar 4.1 Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas .................................................. 99
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik Scatter Plot ............................ 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang
cukup besar. Hal ini diikuti dengan tingkat populasi Indonesia berdasarkan
data dari laporan bulanan data sosial ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS)
Indonesia tahun 2014. Indonesia memiliki penduduk terbanyak ke – 4 di
dunia dengan jumlah berjumlah 237,6 juta orang dan berdasarkan agama
jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam berjumlah 207.176.162
jiwa.
Tabel 1.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Indonesia Menurut Jenis Kelamin dan
Agama
Agama Laki-laki Perempuan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
Islam 104.195.783 50.29 102.980.379 49.71 207.176.162 100
Kristen 8.335.966 50.43 8.129.547 49.57 16.528.513 100
Katolik 3.441.643 49.82 3.466.230 50.18 6.907.873 100
Hindu 2.013.589 50.19 1.998.527 49.81 4.012.116 100
Budha 869.097 51.03 834.157 48.97 1.703.254 100
Khong hu cu 61.506 52.53 55.585 47.47 117.091 100
Lainnya 157.363 52.52 142.254 47.48 299.617 100
Tidak Terjawab 70.897 50.79 68.685 49.21 139.582 100
Tidak
Ditanyakan 485.096 64.07 272.049 35.93 757.118 100
Sumber : Badan Pusat Statistik (2010)
2
Berdasarkan data tersebut, jumlah wanita muslim di Indonesia
menduduki 49,71% dari total penduduk yang beragama Islam di Indonesia
atau sekitar 102.980.379 jiwa. Dengan jumlah penduduk yang cukup besar
tersebut, maka Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial bagi
perusahaan kosmetik. Kendati mayoritas industri kosmetik membidik target
konsumen utama kaum wanita, namun seiring tumbuhnya populasi pria yang
sangat peduli kepada penampilan dan citra diri atau yang terkenal dengan
sebutan kaum metroseksual, maka produsen kosmetika mulai melakukan
inovasi-inovasi untuk masuk ke segmen ini. (marsindonesia.com 2018)
Industri kecantikan Indonesia dapat dikatakan selalu konsisten
mengalami peningkatan dibanding industri lainnya. Berdasarkan Euromonitor
International, negara-negara berkembang berkontribusi sebesar 51 persen
bagi industri kecantikan global, termasuk di antaranya Indonesia yang
memiliki pasar yang dinamis di kawasan Asia Tenggara. Indonesia
diestimasikan akan menjadi pasar pertumbuhan utama untuk industri
kecantikan pada tahun 2019. Menurut Kepala Sub Direktorat Industri Farmasi
dan Kosmetika Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Ir. Afrida
Suston Niar, MM., Indonesia memiliki peluang besar dalam industri
kecantikan karena pasar domestik yang luas, ketersediaan SDM, dan juga
potensi material bahan baku sebagai negara beriklim tropis.
(https://www.cnnindonesia.com 2018)
3
Gambar 1.1 Pangsa Pasar Industri Kosmetik 2010-2015
Sumber : Duniaindustri.com (2018)
Berdasarkan pada Gambar 1.1, pada tahun 2015 Indonesia memiliki
pangsa pasar sebesar 64,34 trilliun dengan kenaikan sebesar 9%. Meskipun
kenaikan pangsa pasar kosmetik tidak sebesar tahun 2011 dan 2014, pangsa
pasar kosmetik mempunyai rata-rata pertumbuhan sebesar 14,28% selama
periode 2010 hingga 2015. (Duniaindustri.com 2018)
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (2016), pertumbuhan
pasar industri ini rata-rata mencapai 9,67% per tahun dalam enam tahun
terakhir (2009-2015). Diperkirakan besar pasar (market size) pasar kosmetik
sebesar 46,4 triliun rupiah di tahun 2017. Dengan jumlah tersebut, Indonesia
merupakan potential market bagi para pengusaha industri kecantikan baik
dari luar maupun dalam negeri. (sigmaresearch.co.id 2017)
Pada tahun 2017 Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi
hingga lebih dari 20 persen. Kinerja yang gemilang ini lantaran permintaan
besar dari pasar domestik dan ekspor seiring tren masyarakat yang mulai
4
memperhatikan produk perawatan tubuh sebagai kebutuhan utama. Pada
2017, nilai ekspor produk kosmetik nasional mencapai 516,99 juta Dolar
Amerika Serikat, naik dibandingkan tahun 2016 sebesar 470,30 juta Dolar
Amerika Serikat. Menurut Menteri Perindustrian RI (2016-sekarang)
Airlangga Hartarto, Indonesia merupakan salah satu pasar kosmetik yang
cukup besar sehingga bisnis ini akan prospektif dan menjanjikan bagi
produsen yang ingin mengembangkannya di dalam negeri. Potensi pasar
domestik ini, antara lain meningkatnya jumlah populasi penduduk usia muda
atau generasi millenial. (http://www.kemenperin.go.id 2018)
Kementerian Perindustrian menyebutkan nilai industri ini ditaksir bisa
mencapai Rp 100 triliun. Euromonitor International juga memprediksi bahwa
Indonesia dan Vietnam akan menjadi pasar kosmetik yang paling cepat
bertumbuh di kawasan Asia, mengalahkan China dan India. Euromonitor
International bahkan memprediksi laju pertumbuhan majemuk tahunan
(Compound Annual Growth Rate), biasanya disingkat CAGR, untuk pasar
kosmetik Indonesia dari 2013-2018 berada di atas 9%. Dimana China hanya
memperoleh angka sekitar 8%, dan India masih berada di bawah 7%. Salah
satu pendorong kenaikan pasar kosmetik nasional adalah pertumbuhan
masyarakat kelas menengah, sehingga permintaan kosmetik dari segmen ini
turut meningkat. Produsen kosmetik nasional kini makin serius menggarap
pasar di segmen ini. Walaupun nilainya tidak sebesar pasar kosmetik kelas
atas, tapi secara volume jumlahnya sangat besar. Secara umum pemerintah
telah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 sekitar 5,2% dan tahun
5
2018 sekitar 7%. Sedangkan untuk investasi tahun 2017 sebesar 600 triliun
rupiah dan tahun 2018 sebanyak 800 triliun rupiah. Pembangunan industri ke
depan juga akan difokuskan kepada 11 kelompok industri, diantaranya adalah
industri farmasi, kosmetik, dan alat kesehatan. (https://marsindonesia.com
2018)
Industri kosmetik di Indonesia mulai berkembang pada tahun 70an.
Martha Tilaar Group tercatat sebagai pelopor dalam industri kosmetik di
Indonesia. Tepatnya pada tahun 1970 silam, D.R (H.C) Martha Tilaar mulai
merintis bisnis di bidang kecantikan. Kini perkembangan industri kosmetik di
tanah air semakin besar. Kesuksesan Martha Tilaar bisa dilihat dari berbagi
jenis produk kecantikan yang berhasil diproduksi dan menghasilkan
keuntungan yang luar biasa. Berdasarkan data dari website resmi Martha
Tilaar, pihaknya mengungkapkan setidaknya 11% pasar produk perawatan
wajah di Indonesia mampu mereka kuasai melalui brand-brand mereka
seperti PAC, Dewi Sri Spa, Sari Ayu, Caring Colours, Belia, Biokos,
Mirabella, Cempaka dan Rudy Hadisuawarno Cosmetics. Sebagai pemain
lawas Martha Tilaar tak hanya memiliki latar belakang gemilang di pasar
lokal melainkan juga di negeri tetangga. (http://xsmlfashion.com 2018)
Sukses dengan berbagai brand perawatan kulit dan kosmetik Martha
Tilaar, produk-produknya kini dapat dijumpai di Asia dan Amerika. Di Asia
negara-negara anggota ASEAN menjadi targetnya. Martha Tilaar juga
meluaskan pasar hingga ke Hongkong, Jepang dan Taiwan. Sementara itu di
Amerika, meski belum membuka toko di sana, pesanan dari New York rutin
6
mereka penuhi dari tanah air. Tak sebatas produk, Martha Tilaar juga mulai
membuka gerai di Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Kini Martha
Tilaar mengarungi pasar internasional tak hanya bersaing dengan merek luar
negeri melainkan juga merek lokal seperti Mustika Ratu.
(http://xsmlfashion.com 2018)
Gambar 1.2 Faktor Pertimbangan Perempuan Dalam Membeli Produk Kosmetik
Sumber: sigmaresearch.co.id (2017)
Sigma Research Indonesia melakukan penelitian kepada 1200
perempuan Indonesia dengan segmen usia 15-55 tahun. Dari penelitian
tersebut terdapat beberapa faktor yang menjadi pertimbangan perempuan
dalam membeli produk kosmetik. Dapat dilihat pada gambar 1.2, faktor yang
paling besar presentasenya adalah kecocokan formula pada kulit wajah
(79,4%), kemudian diikuti oleh produk yang tahan lama (67,4%), formula
ringan (62,2%), serta pemilihan warna, halal, harga dengan persentase
masing-masing di atas 50%. (sigmaresearch.co.id 2017)
7
Berdasarkan pada Gambar 1.2, faktor halal memiliki persentase di atas
50%, ini membuktikan halal merupakan faktor yang cukup penting dalam
pertimbangan perempuan untuk membeli produk kosmetik. Adanya label
halal merupakan salah satu wujud komitmen perusahaan untuk meningkatkan
keamanan dan kenyamanan konsumen dalam menggunakan produknya,
Sariayu yang merupakan salah satu brand lokal yang berupaya mendapatkan
sertifikasi halal dari LPPOM MUI. Salah satu alasannya karena produk
kosmetik yang digunakan langsung pada kulit akan sangat mempengaruhi
kenyamanan konsumen dalam menjalankan ibadah. Pada tahun 2009 Martha
Tilaar Group memutuskan untuk mulai menyertifikasi produk-produk yang
ada, termasuk Sariayu secara keseluruhan. Sertifikasi halal merupakan bentuk
komitmen dan tanggung jawab perusahaan untuk memberikan produk yang
bermutu, aman dan nyaman digunakan khususnya oleh konsumen muslim.
Dengan adanya sertifikasi halal dari LPPOM MUI konsumen akan lebih
nyaman dan yakin untuk menggunakan produk-produk dari Martha Tilaar
Group. Sertifikasi tersebut menandakan bahwa proses produksi produk
Martha Tilaar Group sudah terjamin dan sesuai dengan persyaratan serta
kriteria produk halal. Sebelum memulai proses sertifikasi, Martha Tilaar
Group membangun sistem terlebih dahulu, mengumpulkan data-data dari
bahan yang digunakan, dan memastikan kembali bahwa bahan-bahan yang
digunakan di dalam produk sudah memenuhi kriteria kehalalan yang
ditetapkan oleh LPPOM MUI. Kemudian, pada tahun 2011 mulai
mengajukan sertifikasi halal dan Sistem Jaminan Halal ke LPPOM MUI.
8
Setelah itu melakukan audit internal yang kemudian dilanjutkan dengan
proses audit dari LPPOM MUI, sampai akhirnya pada tahun 2012
mendapatkan sertifikasi halal untuk produk dan Sistem Jaminan Halal dengan
status A untuk pertama kalinya. Upaya Martha Tilaar Group untuk membuat
produk-produknya, khususnya Sariayu, mendapatkan sertifikasi halal dari
LPPOM MUI ini tidak main-main. (https://moeslema.com 2018)
Namun, mewujudkan pertumbuhan yang pesat dengan menjadikan
merek-merek dalam negeri sebagai penguasa pasar bukanlah hal yang mudah.
Apalagi penguasaan pasar yang masih didominasi produk impor menjadi
kondisi yang masih menjadi masalah klasik bagi perkembangan produk
dalam negeri. Ditambah lagi penjualan produk impor pada tahun 2012
meningkat hingga 30% yakni mencapai 2,44 triliun dibanding tahun 2011
hanya 1,87 triliun. Permintaan konsumen atas merek-merek luar negeri
menjadi salah satu faktor meningkatnya kosmetik impor di pasar lokal.
Berdasarkan data dari BPOM produk impor kosmetik mencapai 60% di pasar
domestik pada tahun 2013-2014 dari total penjualan 15 triliun rupiah. Dari
angka 60% produk impor tersebut berasal dari ASEAN sebesar 5% dan 55%
sisanya dari Eropa, China, Amerika dan lainnya. (http://xsmlfashion.com
2018)
9
Gambar 1.3 Penjualan Produk-Produk Kosmetik Brand Lokal dan Luar Indonesia
Sumber : http://xsmlfashion.com 2018
Pertumbuhan barang impor diprediksikan akan semakin meningkat
seiring kesanggupan perusahaan multinasional untuk memenuhi permintaan
pasar nasional. Perkembangannya akan semakin besar seiring
meningkatkanya peluang pasar di tanah air. Tak hanya itu ancaman produk
impor ilegal yang beredar di pasar online juga menjadi tantangan tersendiri.
Meskipun Sariayu telah menjadikan label halal sebagai keunggulan,
ternyata hasilnya masih belum optimal. Dibuktikan bahwa Sariayu belum
menjadi peringkat teratas penjualan produk kosmetik lokal maupun brand
luar di Indonesia. Dapat dilihat pada gambar 1.3, berdasarkan data yang
diperoleh dari xsmlfashion.com (2018), peringkat teratas penjualan kosmetik
di Indonesia ditempati oleh Brand asal Eropa, China, AS, dll. kemudian
Wardah yang berada di peringkat kedua.
Dengan meningkatnya persaingan kosmetik di Indonesia, maka Sariayu
harus mempunyai inovasi dan strategi bagaimana dapat menarik konsumen
untuk melakukan transaksi. Karena konsumen sebagai pengambil keputusan
WARDAH
MARTHA TILAAR
PRODUK LOKAL
MUSTIKA RATU
BRAND ASEAN
BRAND ASAL EROPA, CHINA, AS, DLL
PRODUK LOKAL
10
pembelian, maka pengetahuan tentang perilaku pengambilan keputusan
konsumen perlu diketahui para pelaku usaha untuk meningkatkan intensitas
pembelian produk atau jasa yang dijual. Maka dari itu kita harus mempelajari
bagaimana perilaku konsumen untuk mendapatkan strategi yang tepat.
Melihat adanya fenomena tersebut, perkembangan produk Sariayu yang
mengusung label halal menimbulkan pertanyaan sejauh manakah label halal
pada produk Sariayu dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian
dengan melihat keadaan saat ini, masyarakat muslim hampir sepenuhnya
bergantung pada produk kosmetik yang dibuat oleh non-muslim dan
kesadaran serta pengetahuan mereka terhadap produk halal masih tergolong
rendah. Selain itu label halal sering dikorelasikan dengan ajaran agama
tertentu, pada kenyataannya label halal yang disematkan pada berbagai
produk justru memiliki manfaat yang bisa dirasakan oleh semua orang tanpa
harus memandang agama. Di sisi lain produk Sariayu juga merupakan produk
lokal yang perlu mempertahankan citra mereknya agar tidak kalah dengan
produk yang belum bersertifikasi halal maupun produk-produk luar negeri
yang sedang melejit.
Selain itu, perusahaan juga harus memiliki citra merek yang baik karena
citra merek merupakan salah satu aset bagi perusahaan. Dengan citra merek
yang baik akan memberikan dampak kepada persepsi konsumen, dimana
konsumen akan memiliki kesan positif terhadap merek tersebut. Hal ini
merupakan salah satu cara supaya produk mempunyai posisi strategis di pasar
11
dan mampu bertahan dipasaran dengan jangka waktu yang panjang serta
dapat bersaing dengan produk lainnya dipasaran (Ambarwati, dkk 2015: 2).
Bagi perusahaan citra berarti persepsi masyarakat terhadap jati diri
perusahaan. Persepsi ini didasarkan pada apa yang konsumen ketahui tentang
perusahaan. Membangun citra merek yang positif dapat dicapai dengan
program pemasaran yang kuat terhadap produk tersebut, yang memiliki
kelebihan untuk membedakan dengan produk pesaing (Permadi, dkk 2014:
1).
Jika suatu merek mampu memenuhi harapan konsumen dan
memberikan jaminan kualitas produk pada setiap kesempatan penggunanya,
serta merek tersebut diproduksi oleh perusahaan yang memiliki reputasi baik
maka konsumen akan semakin yakin dengan pilihannya dan konsumen akan
memiliki kepercayaan pada merek, menyukai merek, serta menganggap
merek tersebut sebagai bagian dari dirinya. Merek yang berkualitas dapat
dengan mudah untuk menciptakan konsumen dalam keputusan pembelian
produk yang ditawarkan (Rizan, dkk 2012: 2).
Selain persepsi label halal dan citra merek, agar produk yang
ditawarkan pemasar memiliki daya tarik bagi calon konsumen, maka
diperlukan dukungan dari bintang iklan (celebrity endorser) sebagai
penyampai pesan dalam iklan. Konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian dapat dipengaruhi salah satunya oleh keterlibatan yang dirasakan
oleh konsumen terhadap produk yang akan mereka beli. Pengaruh perasaan
atau afeksi pada konsumen menjadi peluang bagi perusahaan untuk
12
mempengaruhi proses keputusan pembelian mereka. Memanfaatkan
keunggulan dari figur selebriti yang menginspirasi dengan segudang prestasi
tentu saja memiliki dampak yang positif bagi produk yang dicitrakannya.
Selebriti menarik perhatian dan membantu memperkenalkan produk kepada
pelanggan, selebriti disukai oleh masyarakat umum mampu menarik recall
yang lebih tinggi (Widyaningrum, 2016). Selain itu, untuk produk yang
memiliki unsur religious, seperti kosmetik dengan label halal dan citra
religious tentu saja dibutuhkan selebriti yang memiliki personal dan kesan
muslimah yang baik.
Hubungan Persepsi Label halal, Citra Merek dan Celebrity Endorser
serta proses keputusan pembelian adalah bagaimana pemasar menciptakan
produk yang halal dan bersertifikat sehingga konsumen muslim merasa
terlindungi untuk mengkonsumsinya, melalui celebrity endorser akan
disampaikan pesan iklan dari produk tersebut bahwa memiliki sertifikat halal,
membuat konsumen menyadari kebutuhannya akan produk, menggerakkan
minat mereka pada produk dan melakukan tindakan pembelian.
Berdasarkan pernyataan di atas penulis mencoba untuk mengetahui
apakah persepsi label halal, citra merek dan celebrity endorser berpengaruh
terhadap tahap proses keputusan pembelian. Dengan melakukan penelitian
dalam bentuk skripsi yang berjudul:
“PENGARUH PERSEPSI LABEL HALAL, CITRA MEREK DAN
CELEBRITY ENDORSER TERHADAP TAHAP PROSES
KEPUTUSAN PEMBELIAN KOSMETIK SARIAYU”
13
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah persepsi label halal, citra merek dan celebrity endorser
berpengaruh terhadap tahap proses keputusan pembelian kosmetik
Sariayu secara simultan?
2. Apakah persepsi label halal berpengaruh terhadap tahap proses
keputusan pembelian pada kosmetik Sariayu?
3. Apakah citra merek berpengaruh terhadap tahap proses keputusan
pembelian pada kosmetik Sariayu?
4. Apakah celebrity endorser berpengaruh terhadap tahap proses
keputusan pembelian pada kosmetik Sariayu?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis pengaruh persepsi label halal, citra merek dan
celebrity endorser secara simultan terhadap tahap proses keputusan
pembelian pada produk kosmetik Sariayu.
b. Menganalisis pengaruh label halal, citra merek dan celebrity
endorser secara parsial terhadap tahap proses keputusan pembelian
pada produk kosmetik Sariayu.
14
2. Manfaat
a. Bagi peneliti
Penelitian ini merupakan salah satu bukti bahwa peneliti
telah dapat menerapkan ilmu-ilmu berupa teori-teori yang
didapatkan selama penulis menempuh kuliah ke dalam praktek
sekaligus sebagai ajang menggali tambahan pengetahuan di
lapangan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan manajemen
pemasaran terutama proses keputusan pembelian.
b. Bagi perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi bagi perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan
dalam penggunaan label halal, celebrity endorser dan memperkuat
citra merek yang baik yang dapat mempengaruhi tahap proses
keputusan pembelian.
c. Bagi akademisi
Menambah pengetahuan akademisi khususnya mahasiswa/i
program studi manajemen pemasaran terkait seberapa besar
pengaruh persepsi label halal, citra merek dan celebrity endorser
terhadap tahap proses keputusan pembelian.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat
dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan
jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli
tindakan ini. Istilah perilaku erat hubungannya dengan objek yang
studinya diarahkan pada permasalahan manusia dibidang pemasaran,
konsep perilaku konsumen secara terus menerus dikembangkan
dengan berbagai pendekatan. Keputusan pembelian adalah bagian dari
perilaku konsumen. Dengan adanya perilaku konsumen yaitu
keinginan dan kebutuhan untuk membeli produk atau jasa tertentu
maka akan terciptanya keputusan konsumen untuk membeli. Beberapa
pendapat dari para ahli tentang definisi perilaku konsumen, yaitu :
a. American marketing Association mendefinisikan perilaku
konsumen (Consumen Behaviour) sebagai interaksi dinamis
antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar
dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup
mereka ( Peter dan Olson, 2014).
b. Perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2016:179),
adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan
organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan membuang
16
barang, layanan, gagasan, atau pengalaman untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan mereka.
Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh keadaan dan
situasi lapisan masyarakat dimana ia dilahirkan dan berkembang. Ini
berarti konsumen berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan
yang berbeda akan mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap,
dan selera yang berbeda-beda, sehingga pengambilan keputusan dalam
tahap pembelian akan dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor.
Menurut Kotler dan Keller (2016:179) perilaku konsumen
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Faktor Kebudayaan
1) Kebudayaan
Budaya merupakan akumulasi dari arti, ritual, norma, dan
tradisi diantara anggota dari sebuah organisasi maupun
masyarakat tertentu, dimana di dalamnya terkandung ide
yang abstrak seperti nilai, etika, dan objek material seperti
pakaian, dan teknologi yang diproduksi oleh masyarakat.
2) Subkultur
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-sub kultur atau budaya
yang lebih kecil, dengan sub budaya yang kecil ini akan
memberikan identifikasi dan sosialisasi lebih spesifik untuk
anggotanya. Beberapa hal yang termasuk dalam subkultur
yakni kesamaan ras, etnis, agama.
17
3) Kelas Sosial
Kelas sosial merupakan kelompok-kelompok yang lebih
homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat,
dimana tersusun secara hirarki dan keanggotaanya
mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
b. Faktor Sosial
1) Referensi Grup
Karakteristik masyarakat yang komunal atau berkelompok
akan mempermudah untuk memperoleh referensi atau
informasi mengenai produk atau jasa.
2) Keluarga
Keluarga merupakan sebuah organisasi kecil yang terdiri dari
pasangan suami istri beserta anak. Meskipun sebagai
organisasi kecil, keluarga memiliki potensi yang besar dalam
mempengaruhi seseorang melakukan pembelian dan akan
teliti dalam melakukan pembelian. Selain itu, keluarga yang
diwujudkan dalam organisasi besar akan tampak seperti
organisasi dimana mereka dapat memperoleh suatu bentuk
ajaran, pandangan mengenai politik, agama, kesamaan hobi
dan sebagainya.
3) Peran dan Status
Seseorang yang secara umum berpartisipasi dalam kelompok
selama hidupnya, keluarga, klub, organisasi, maka posisi
18
seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan
dalam peran dan status.
c. Faktor Pribadi
1) Usia dan tahapan hidup
Manusia pada tahapan hidup yang berbeda mempunyai
pemikiran dan kepentingan yang berbeda dengan tahapan
hidup yang lain.
2) Pekerjaaan Keadaan ekonomi
Tiap kelompok pekerjaan yang berbeda tentunya mempunyai
minat dan kebutuhan yang berbeda dengan kelompok
pekerjaan lainnya. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari;
pendapatan yang dibelanjakan, tabugan, hartanya,
kemampuan untuk menjamin dan menabung.
3) Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian merupakan karakteristik yang berbeda dari
setiap orang yang memandang responnya terhadap
lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat
merupakan suatu variabel yang berguna dalam menganalisa
perilaku konsumen bila jenis kepribadian diklasifikasikan dan
memiliki korelasi yang kuat antara jenis kepribadian tersebut
dengan berbagai pilihan produk.
19
4) Gaya hidup dan Nilai
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup yang diekspresikan
oleh kegiatan, minat, dan pendapatan seseorang. Keputusan
pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti (core
values), sistem kepercayaan yang mendasari sikap dan
perilaku. Nilai inti lebih dalam dari pada perilaku atau sikap
dan menentukan pilihan dan keinginan seseorang pada
tingkat dasar dalam jangka panjang.
d. Faktor Psikologis
1) Motivasi
Beberapa kebutuhan bersifat biogenik yaitu kebutuhan itu
timbul dari keadaan tekanan psikologis seperti rasa lapar, rasa
haus atau rasa tidak nyaman. Kebutuhan lain bersifat
psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan tekanan
psikologis seperti kebutuhan yang timbul dari keadaan
tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan,
penghargaan, atau rasa memiliki.
2) Persepsi
Persepsi merupakan sebuah proses dimana seorang dapat
memilih, mengatur, dan mengiterpretasikan sensasi yang
mereka dapat dan rasakan. Sensasi merupakan suatu bentuk
respon yang cepat dari alat sensorik seperti mata, telinga,
mulut dan kulit terhadap stimuli yang dirasakan seperti
20
cahaya, suara, dan tekstur. Dalam marketing, stimuli yang
diberikan dapat berupa media informasi, seperti melihat
televisi, billboard, mencicipi makanan.
3) Pembelajaran (Learning)
Learning adalah perubahan yang terjadi karena adanya
pengalaman dalam perilaku mereka. Hal ini ditimbulkan dari
persepsi yang mereka rasakan sebelumnya.
4) Memori
Ketika seorang konsumen secara aktif memikirkan dan
mengelaborasikan arti penting informasi produk atau jasa,
asosiasi yang diciptakan dalam memori semakin kuat.
Konsumen juga lebih mudah menciptakan asosiasi terhadap
informasi baru ketika struktur pengetahuan yang ekstensif
dan relevan sudah berada dalam memori.
Berdasarkan uraian di atas dapat diindikasi bahwa terdapat
banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian, baik itu faktor eksternal seperti
budaya, sosial dan gaya hidup. Faktor internal yang berpengaruh
misalnya faktor pribadi dan psikologi.
2. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan serangkaian proses yang
akan dijalani konsumen ketika akan melakukan transaksi dengan
21
perusahaan. Hal ini dilakukan konsumen agar mendapatkan
pemilihan objek yang tepat dalam melakukan pembelian baik itu
produk fisik maupun jasa yang dibutuhkan.
Menurut Kotler dan Keller (2016:194) keputusan
pembelian adalah “Buying decision process all the experiences in
learning, choosing, using, and even disposing of a product.” Yang
artinya proses keputusan pembelian adalah semua pengalaman
dalam pembelajaran, pemilihan, penggunaan, dan bahkan
pembuangan produk.
Keputusan pembelian juga didefinisikan oleh Kotler dan
Keller (2016:198), ―In the evaluation stage , the consumer forms
preferences among the brands in the choice and may also form an
intention to buy the most preferred brand‖, yang artinya di dalam
tahap evaluasi, konsumen memilih diantara beberapa brand/merek
dan mungkin juga lebih berniat membeli dari brand yang lebih
disukai.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa keputusan pembelian
merupakan proses keputusan di mana konsumen benar-benar
memutuskan untuk menggunakan salah satu alternatif pilihan.
b. Sub Keputusan Pembelian Konsumen
Keputusan pembelian konsumen, terdapat enam sub
keputusan yang dilakukan oleh pembeli yaitu menurut Kotler dan
Keller (2016:187) sebagai berikut :
22
1) Product choice (Pilihan produk). Konsumen dapat
mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau
menggunakan uang nya untuk tujuan yang lain. Dalam hal
ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada
orang – orang yang berminat membeli sebuah produk serta
alternatif yang mereka pertimbangkan.
2) Brand choice (Pilihan merek). Konsumen harus
mengambil keputusan tentang merek mana yang akan
dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan
tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui
bagaimana konsumen memilih sebuah merek yang
terpercaya.
3) Dealer choice (Pilihan tempat penyalur). Konsumen harus
mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan
dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal
menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang
dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap,
kenyamanan berbelanja, keluasan tempat dan lain
sebagainya.
4) Purchase timing (Waktu pembelian). Keputusan konsumen
dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-beda,
misalnya: ada yang membeli setiap hari, satu minggu
23
sekali, dua minggu sekali, tiga minggu sekali atau sebulan
sekali dan lain-lain.
5) Purchase amount (Jumlah pembelian atau kuantitas).
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa
banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat.
Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu jenis
produk. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan
banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-
beda dari para pembeli.
6) Payment method (Metode pembayaran). Konsumen dapat
menentukan metode pembayaran yang akan dilakukan
dalam pengambilan keputusan konsumen menggunakan
produk atau jasa. Saat ini keputusan pembelian dipengaruhi
oleh tidak hanya aspek budaya, lingkungan, dan keluarga,
keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh teknologi yang
digunakan dalam transaksi pembelian sehingga
memudahkan konsumen untuk melakukan transaksi baik di
dalam maupun di luar rumah.
c. Tahap Proses Keputusan Pembelian
Terdapat beberapa tahap yang dilakukan konsumen dalam
melakukan proses keputusan pembelian. Tahap-tahap tersebut yang
akan menghasilkan suatu keputusan untuk membeli atau tidak.
24
Setelah membeli produk konsumen akan merasa puas atau tidak
puas terhadap produk yang dibelinya.
Menurut Kotler dan Keller (2016:195), pelanggan biasanya
melewati lima tahap: pengenalan masalah, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku
pascapembelian.
Sumber: Kotler dan Keller 2016
Gambar 2.1 The buying decision process:
The Five-Stage Model
Penjelasan dari lima tahap proses keputusan
pembelian konsumen pada gambar 2.1 adalah sebagai
berikut:
1) Problem recognition (pengenalan masalah)
Pada proses pembelian ini dimulai ketika pembeli
menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh
rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan
internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang—rasa
lapar, haus—naik ketingkat maksimum dan menjadi
dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan
Problem
recognition
Postpurchase
behavior
Purchase
decision
Evaluation
of
alternatives
Information
search
25
eksternal misalnya iklan televisi, yang memicu pemikiran
tentang kemungkinan melakukan pembelian.
2) Information search (pencarian informasi)
Setelah mengenali kebutuhannya, maka konsumen
akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.
Kita dapat membedakan antara dua tingkat keterlibatan
dengan pencarian. Keadaan pencarian yang lebih rendah
disebut perhatian tajam. Pada tingkat ini seseorang hanya
menjadi lebih reseptif terhadap informasi tentang sebuah
produk. Pada tingkat berikutnya, seseorang dapat memasuki
pencarian informasi aktif: mencari bahan bacaan,
menelepon teman, melakukan kegiatan online dan
mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut.
Pemasar perlu mengetahui sumber-sumber informasi utama
yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap
sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat
kelompok yaitu:
a) Sumber pribadi, yaitu keluarga, teman, tetangga,
rekan.
b) Sumber komersial, yaitu iklan, wiraniaga, penyalur,
website, kemasan, tampilan.
26
c) Sumber publik, yaitu media massa, organisasi
penentu peringkat konsumen, pencarian internet.
d) Sumber eksperimental, yaitu penanganan,
pemeriksaan, penggunaan produk.
Jumlah dan pengaruh relatif dari sumber-sumber ini
bervariasi dengan karegori produk dan karakteristik
pembeli. Setiap informasi melaksanakan fungsi berbeda
dalam mempengaruhi keputusan pembelian.
3) Evaluation of alternatives (evaluasi alternatif)
Tidak ada proses evaluasi tunggal yang digunakan
oleh semua konsumen, atau oleh seorang konsumen dalam
semua situasi pembelian. Ada beberapa proses, dan
sebagian besar model terbaru melihat konsumen
membentuk sebagian besar penilaian secara sadar dan
rasional.
Beberapa konsep dasar akan membantu dalam
memahami proses evaluasi. Pertama, konsumen berusaha
memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari
manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen
melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut
dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan
27
manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan.
Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada
atribut yang menghantarkan manfaat yang memenuhi
kebutuhan.
4) Purchase decision (keputusan pembelian)
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk
preferensi antarmerek dalam kumpulan pilihan. Konsumen
mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek
yang paling disukai dan memutuskan untuk melakukan
pembelian.
5) Postpurchase behavior (perilaku pascapembelian)
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami
konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu
atau mendengar hal menyenangkan tentang merek lain dan
waspada terhadap informasi yang mendukung
keputusannya. Komunikasi pemasaran seharusnya
memasok keyakinan dan evaluasi yang memperkuat pilihan
konsumen dan membantunya merasa nyaman tentang
merek tersebut. Karena itu tugas pemasar tidak berakhir
dengan pembelian. Pemasar harus mengamati kepuasan
28
pascapembelian, tindakan pascapembelian dan penggunaan
produk pascapembelian.
3. Persepsi Label Halal
a. Pengertian Persepsi Label Halal
Kotler dan Keller (2016:189) mengemukakan persepsi
adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih,
mengorganisasi dan menginterpretasi masukan informasi guna
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak
hanya berdasarkan pada rangsangan fisik, tapi juga pada
rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan
keadaan individu yang bersangkutan.
Terbentuknya persepsi dimulai dengan pengamatan yang
melalui proses dalam rangka mencerna informasi-informasi atau
stimulus yang diterima melalui panca indera manusia seperti
melihat, mendengar, menyentuh, merasakan, yang kemudian
dipelajari dan menjadikan seorang individu melakukan suatu
pertimbangan, sudut pandang, dan keputusan yang dirasa tepat
dan sesuai bagi seorang individu tersebut.
Label adalah bagian sebuah produk yang membawa
informasi verbal tentang produk atau tentang penjualannya.
Sebuah label merupakan bagian dari kemasan atau tanda
pengenal yang dicantumkan pada produk. Stanton dan
29
William (2004: 282) membagi label kedalam tiga klasifikasi
yaitu:
1) Brand Label, yaitu merek yang diberikan pada produk
atau dicantumkan pada kemasan.
2) Descriptive Label, yaitu label yang memberikan
informasi objektif mengenai penggunaan, pembuatan,
perawatan dan kinerja produk, serta karakteristik-
karakteristik lainnya yang berhubungan dengan produk.
3) Grade Label, yaitu label yang mengidentifikasikan
penelitian kualitas produk (product’s judged quality)
dengan suatu huruf, angka, atau kata. Misal buah-
buahan dalam kaleng diberi label A, B dan C.
Menurut UU No.33 Tahun 2014, Label Halal pada
produk, dimaksudkan untuk memberikan informasi atau
keterangan bahwa produk tersebut sudah lulus uji kehalalan
oleh lembaga yang berwenang untuk melakukan uji kehalalan
tersebut. Sedangkan lembaga yang berwenang melakukan uji
kehalalan produk adalah, LPPOM MUI yakni Lembaga
Pengkajian dan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan
Majelis Ulama Indonesia. selanjutnya LPPOM MUI ini
mengesahkan suatu produk yang telah lulus uji kehalalan menjadi
produk konsumsi yang aman dan halal untuk dikonsumsi oleh
30
umat Islam khususnya dan masyarakat keseluruhan pada
umumnya. (Sandi, 2011)
Kata halal ( حالل, halāl, halaal) adalah istilah bahasa Arab
dalam agama Islam yang berarti ―diizinkan‖ atau ―boleh‖. Secara
etimologi, halal berarti hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan
karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang
melarangnya. Menurut Qardawi (2007) istilah halal dalam
kehidupan sehari-hari sering digunakan untuk makanan ataupun
minuman yang diperolehkan untuk dikonsumsi menurut syariat
Islam. Sedangkan dalam konteks luas istilah halal merujuk
kepada segala sesuatu baik itu tingkah laku, aktifitas, maupun
cara berpakaian dan lain sebagainya yang diperbolehkan atau
diizinkan oleh hukum Islam (Widyaningrum, 2016: 87).
Menurut Eri dan Sujana (2013) Halal menurut Departemen
Agama yang dimuat dalam KEPMENAG RI No 518 Tahun 2001
tentang pemeriksaan dan penetapan pangan halal adalah: tidak
mengandung unsur atau bahan haram atau dilarang dikonsumsi
umat islam, dan pengolahannya tidak bertentangan dengan syariat
islam.
Menurut Kusumawati (2014: 2) Bagi konsumen muslim,
produk yang belum berlogo halal dinilai masih syubhat atau
31
ada keraguan. Keraguan tersebut ada antara bahan yang
dipakai atau proses yang dilakukan.
Dalam hukum islam (Q.S. Al-Baqarah: 168; 172-173).
Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 168 yang berbunyi:
ا في الرض حاللا طيباا ول تتبعىا يا أيها اناس كهىا ي
إه نكى عذو يبي خطىات انشيطا
Artinya: ―Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi
baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.‖
Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 172-173 yang berbunyi:
زير ويا أهم به يتة وانذو ونحى انخ و عهيكى ان ا حر إ
للا اضطر غير باغ ول عاد فال إثى عهيه إ ف نغير للا
غفىر رحيى
Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu
bangkai, darah babi, dan binatang yang (ketika disembelih)
disebut (nama) selain Allah. Akan tetapi, barang siapa dalam
keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak
32
ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”
Diterangkan bahwa haram hukumnya produk yang
mengandung daging, minyak, dan lemak yang berasal dari
babi dan bintang lain yang diharamkan dalam islam, oleh
sebab itu kehalalan suatu produk menjadi hal yang penting
untuk diperhatikan konsumen muslim dalam proses
pengambilan keputusan pembelian suatu produk (Kusumawati,
2014: 2).
Dalam hal kosmetik, tidak sedikit para pengguna kosmetika
yang kurang mengetahui apa saja yang bahan pembuat dalam
produk kosmetiknya. Secara umum kosmetik terdiri dari bahan
zak aktif dan aditif (bahan tambahan) dan banyak pula kosmetik
yang terdiri dari bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan,
sintetik, kimiawi, mikroba, ataupun jaringan/organ tubuh
manusia. Dalam hal ini konsumen muslim harus memiliki
pengetahuan yang cukup, karena bahan-bahan kosmetika saat ini
telah menjadi hal yang sangat kompleks. Tidak jarang pula
produk kosmetika yang didalamnya terdapat bahan yang berasal
dari logam berat, kimia sintetis, tumbuhan alami, hewan, maupun
manusia. Namun, apabila bahan yang digunakan berasal dari
tumbuh-tumbuhan maka pada dasarnya adalah halal dan tidak
menjadi masalah. Sedangkan apabila berasal dari hewan maka
33
perlu dikaji terlebih dahulu oleh lembaga resmi, untuk meneliti
apakah berasal dari hewan yang halal, haram, atau najis
(Mashudi, 2015:112).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi label
halal adalah suatu gambaran yang memiliki arti yang diciptakan
konsumen akan sebuah informasi terhadap label halal pada suatu
kemasan produk. Persepsi konsumen terhadap suatu produk yang
memiliki label halal sangat dipengaruhi oleh proses penerimaan
citra (image) dari produk tersebut pada waktu konsumen pertama
kali melihat ataupun pertama kali mengetahui produk tersebut.
Kebutuhan masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim atas
produk-produk halal sehingga para pemasar akan berupaya agar
konsumen tetap memiliki kepercayaan terhadap produknya,
melalui intrepretasi yang diberikan oleh konsumen, maka
konsumen akan memiliki memori dan pemahaman untuk tetap
menggunakan produk halal dalam jangka panjang.
b. Sertifikasi Halal
Memproduksi produk halal adalah bagian dari tanggung
jawab perusahaan kepada konsumen muslim. Di Indonesia, untuk
memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa produk yang
dikonsumsi adalah halal, maka perusahaan harus memiliki
Sertifikat Halal MUI. Menurut Panduan Umum Sistem Jaminan
Halal LPPOM-MUI (Lembaga Pengawasan dan Pengedaran Obat
34
dan Makanan – Majelis Ulama Indonesia) sertifikasi halal adalah
suatu proses untuk memperoleh sertifikasi halal melalui beberapa
tahap untuk membuktikan bahwa bahan, proses produksi dan SJH
(Sistem Jaminan Halal) memenuhi standar LPPOM-MUI
(www.halalmui.org).
Labelisasi halal merupakan perijinan pemasangan logo
halal pada kemasan produk pangan oleh Badan POM yang
didasarkan pada sertifikasi halal yang dikeluarkan komisi
fatwa MUI yang berpedoman pada UU-JPH. Dalam Pasal 59
UU-JPH disebutkan yaitu ―Sebelum Badan Penyelenggara
Jaminan Produk Halal (BPJPH) terbentuk, seluruh proses
pendaftaran maupun perpanjangan sertifikasi halal dilaksanakan
sesuai prosedur yang berlaku sebelum pemberlakuan UU-JPH.‖
Proses pendaftaran dan perpanjangan sertifikasi halal tetap
dijalankan oleh LPPOM-MUI. Peran LPPOM-MUI kemudian
menjadi salah satu Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dengan
ketentuan wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan Pasal 13
UU-JPH paling lama 2 Tahun terhitung sejak BPJPH dibentuk.
(Asri, 2016)
Menurut DPHI (Direktori Produk Halal Indonesia) Produk
halal adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai
dengan syar’at Islam yaitu:
35
1) Tidak mengandung babi dan bahan yang berasal dari
babi.
2) Tidak mengandung khamr dan produk turunannya.
3) Semua bahan asal hewan harus berasal dari hewan halal
yang disembelih menurut tata cara syari’at Islam.
4) Tidak mengandung bahan-bahan lain yang diharamkan
atau tergolong najis seperti: bangkai, darah, bahan-bahan
yang berasal dari organ manusia, kotoran dan lain
sebagainya.
5) Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan,
pengolahan, tempat pengolahan dan alat transportasi
untuk produk halal tidak boleh digunakan babi atau
barang tidak halal lainnya. Jika fasilitas tersebut pernah
digunakan untuk babi atau barang tidak halal lainnya dan
kemudian akan digunakan untuk produk halal, maka
terlebih dahulu harus dibersihkan sesuai dengan tata cara
yang diatur menurut syari’at Islam. Penggunaan fasilitas
produksi untuk produk halal dan tidak halal bergantian
tidak diperbolehkan.
Terkait dengan segala bentuk peraturan yang telah ada dan
dikembangkan oleh pakar hukum di Indonesia, sesungguhnya
telah banyak peraturan yang dilahirkan terkait dengan persoalan
kehalalan produk. Dalam peraturan yang ada, MUI disebut
36
sebagai pihak yang memiliki otoritas kuat dalam penyelenggaraan
produk halal di Indonesia, dikuatkan dengan SK Menteri Agama
Nomor 518 tahun 2001 dan SK Menteri Agama Nomor 519 tahun
2001. Hingga pada tahun 2014 pemerintah akhirnya menerbitkan
secara khusus Undang-Undang yang menjadi pedoman utama
penyelenggaraan jaminan produk halal yang disebut UU Jaminan
Produk Halal (UU-JPH). Namun, UU-JPH yang terbit merupakan
titik balik bagi MUI dalam perjuangan menyelenggarakan
jaminan produk halal di Indonesia. UU-JPH menyebut Majelis
Ulama Indonesia sebagai bagian dari kerja sama dalam
penyelenggaraan jaminan produk halal. Padahal selama ini MUI
bukan sekedar mitra kerjasama melainkan dijadikan otoritas
utama dalam melaksanakan dan menerbitkan sertifikasi kegiatan
penjaminan produk halal. Bahkan MUI sendiri hingga saat ini
masih diakui sebagai organisasi keagamaan yang bersifat
independen, tidak berafiliasi kepada salah satu partai politik,
mazhab, atau aliran keagamaan Islam yang ada di Indonesia.
Keluarnya UU ini dapat dikatakan sebagai era baru penanganan
sertifikasi halal di Indonesia. (Amri, 2017).
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan
Produk Halal (UU-JPH) memperkuat dan mengatur pelbagai
regulasi halal yang selama ini tersebar di pelbagai peraturan
perundang-undangan, di sisi lain UU-JPH dapat disebut sebagai
37
payung hukum (umbrella act) bagi pengaturan produk halal.
Jaminan Produk Halal (JPH) dalam undang-undang ini mencakup
pelbagai aspek tidak hanya obat, makanan dan kosmetik akan
tetapi lebih luas dari itu menjangkau produk kimiawi, produk
biologi, produk rekayasa genetik, serta barang gunaan yang
dipakai, digunakan atau dimanfaatkan oleh masyarakat.
Pengaturannya pun menjangkau kehalalan produk dari hulu
sampai hilir. Proses Produk Halal (PPH) didefinisikan sebagai
rangkaian kegiatan untuk menjamin kehalalan produk mencakup
penyediaan bahan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan,
pendistribusian, penjualan, dan penyajian Produk. (Syarifuddin,
2015)
Setelah UUJPH ditetapkan, kewenangan pengurusan
sertifikasi halal bukan lagi menjadi kewenangan LPPOM tetapi
menjadi kewenangan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal
(BPJPH). Namun kewenangan tersebut masih tetap dilaksanakan
oleh LPPOM sampai terbentuknya BPJPH. Pada tahun 2017,
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meresmikan satuan
kerja baru di Kemenag RI, yaitu Badan Penyelenggara Jaminan
Produk Halal (BPJPH). BPJPH merupakan badan baru di
Kemenag yang berwenang mengeluarkan sertifikasi halal dan
melakukan pengawasan terhadap setiap produk yang diberikan
sertifikat halal, setelah sebelumnya berada di bawah Majelis
38
Ulama Indonesia (MUI). Kepala BPJPH, Sukoso mengatakan
bahwa lembaga yang dipimpinnya ini bertujuan memberikan
kenyamanan, keamanan, keselamatan dan kepastian ketersediaan
produk halal bagi masyarakat dalam mengonsumsi dan
menggunakan produk dan meningkatkan nilai tambah bagi pelaku
usaha untuk memproduksi dan menjual produk halal. Produk
yang masuk, beredar dan diperdagangkan di wilayah Indonesia
wajib bersertifikat halal. Sertifikat halal tersebut merupakan
pengakuan kehalalan suatu produk yang dikeluarkan oleh BPJPH
berdasarkan fatwa halal tertulis yang dikeluarkan oleh MUI.
BPJPH memiliki kewenangan sebagai berikut: (1)
merumuskan dan menetapkan kebijakan JPH; (2) menetapkan
norma, standar, prosedur, dan kriteria JPH; (3) menerbitkan dan
mencabut Sertifikat Halal dan Label Halal pada Produk; (4)
melakukan registrasi Sertifikat Halal pada Produk luar negeri; (5)
melakukan sosialisasi, edukasi, dan publikasi Produk Halal; (6)
melakukan akreditasi terhadap LPH (lembaga penjamin halal); (7)
melakukan registrasi Auditor Halal; (8) melakukan pengawasan
terhadap JPH; (9) melakukan pembinaan Auditor Halal; dan (10)
melakukan kerja sama dengan lembaga dalam dan luar negeri di
bidang penyelenggaraan JPH. (Syarifuddin, 2015)
Menurut Firmansyah (2017) beberapa potensi keunggulan
dari sertifikasi BPJPH ini bisa diakui secara internasional, karena
39
dikendalikan oleh pemerintah, berbeda dengan LPPOM yang
dimiliki oleh swasta (NGO). Dengan diakuinya sertifikasi halal
secara internasional, maka akan membuat perusahaan menghemat
biaya karena tidak perlu melakukan sertifikasi ulang. Produk luar
yang sudah mendapatkan sertifikat halal dari lembaga sertifikasi
yang diakui di luar negara, tinggal melakukan registrasi saja tanpa
perlu pemeriksaan produk. Hal ini akan berlaku juga untuk
produk-produk dari Indonesia. Keunggulan lainnya, proses
sertifikasi BPJPH memiliki tenggat waktu yang lebih pasti
dibandingkan sebelumnya, hanya 60 hari kerja. Sertifikasi BPJPH
juga memiliki masa waktu yang lebih panjang yaitu empat tahun
dari sebelumnya yang hanya dua tahun. Hal ini akan menghemat
anggaran bagi perusahaan. (https://bisnis.tempo.co 2018)
c. Pengukuran Persepsi Label Halal
Menurut Lutfie, dkk (2015), berdasarkan definisi yang
diambil dari keputusan bersama antara Menteri Kesehatan dan
Menteri Agama Nomor 427 / Men.Kes / SKBMII / 1985 (No.68
Tahun 1985) tentang pencantuman pernyataan label halal pada
makanan, dapat diukur dengan indikator sebagai berikut:
1) Memperhatikan pencantuman pernyataan halal pada
kemasan produk.
2) Memperhatikan letak/posisi label halal pada setiap produk.
40
3) Memberikan kepastian bahwa produk aman untuk
digunakan.
4) Memberikan jaminan keamanan bagi konsumen.
4. Citra Merek
a. Pengertian Citra Merek
Menurut American Marketing Association dalam Kotler
dan Keller (2016:322) merek adalah nama, istilah, tanda, simbol,
desain atau kombinasi dari mereka, yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok
penjual dan untuk membedakan mereka dari para pesaing. Citra
merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan
persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan
pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek
berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi
terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif
terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk
melakukan pembelian.
Citra merek menggambarkan sifat ekstrinsik produk atau
jasa, termasuk cara di mana merek berusaha memenuhi kebutuhan
psikologis atau sosial pelanggan (Kotler dan Keller, 2016:330).
Menurut Keller, (2013:76) brand image adalah persepsi
konsumen mengenai sebuah merek, yang tercermin dari asosiasi
merek yang berada di benak konsumen. Dengan kata lain, asosiasi
41
merek adalah node informasi lain yang terhubung ke node merek
dalam memori dan mengandung arti merek bagi konsumen.
Asosiasi datang dalam segala bentuk dan mungkin mencerminkan
karakteristik dari produk atau aspek independen dari produk.
Keller (2013:69) menjelaskan bahwa di dalam benak
konsumen terdapat semua hal yang berhubungan dengan merek:
pemikiran, perasaan, pengalaman, kesan, persepsi, keyakinan, dan
sikap-sikap suatu produk atau jasa. Asosiasi merek merupakan
salah satu alat terpenting untuk mengukur pola pikir konsumen
yaitu melihat dari kekuatan, keunggulan, dan keunikan atribut dan
manfaat yang dirasakan konsumen dari suatu merek. Dari
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa asosiasi merek yang
diungkapkan oleh Keller dapat tercermin makna dari apa yang
konsumen rasakan terhadap citra suatu merek yang memuaskan
kebutuhan konsumen. Menurut Keller (2013:73) citra merek yang
positif dapat diukur melalui kekuatan asosiasi merek, keunggulan
asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek.
Tjiptono (2008:104) menyatakan pada dasarnya suatu
merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten
menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat, dan jasa tertentu
kepada pembeli. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan
dan jasa tertentu kepada para pembeli.
42
Dari beberapa pendapat para ahli yang telah dijelaskan,
citra merek sangat berkaitan erat dengan kesan yang ditimbulkan.
Kesan-kesan positif yang diperoleh pelanggan merupakan
pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya dari merek
tersebut. Maka persepsi maupun pemahaman pelanggan terhadap
suatu merek tergantung pada kemampuan pelanggan dalam
mengidentifikasi bermacam informasi mengenai merek tersebut,
serta kemampuan pelanggan untuk menyimpan informasi dari
merek tersebut dalam ingatannya. Pemahaman pelanggan
terhadap suatu merek merupakan cerminan dari penilaian
pelanggan atas merek produk-produk yang ditawarkan.
b. Kriteria Pemilihan Elemen Merek
Keller (2013:143) menyebutkan terdapat beberapa kriteria
didalam pemilihan elemen merek, antara lain :
1) Memorability (Mudah diingat)
Merupakan suatu kondisi yang diperlukan dalam
membangun citra merek untuk mencapai tingkat
kesadaran merek yang tinggi. Elemen merek yang
mendukung tujuan akan mengesankan dan menarik
perhatian sehingga memudahkan untuk diingat atau
dikenal dalam pembelian atau konsumsi.
43
2) Meaningfulness (Memiliki makna)
Elemen merek hendaknya memiliki suatu makna,
baik dengan konten deskriptif atau persuasif. Deskripsi
makna yang terkandung dapat berupa:
a) Informasi umum tentang fungsi dari produk atau
layanan
b) Informasi spesifik tentang atribut tertentu dan manfaat
merek
3) Likeability (Dapat disukai)
Konsumen biasanya akan mencari suatu merek yang
dapat menarik perhatiannya, dimana merek tersebut dapat
disukai secara visual, verbal, maupun dengan cara lainnya.
4) Transferability (Dapat ditransferkan)
Elemen dapat ditransferkan merupakan suatu
langkah-langkah dimana elemen merek dapat menambah
ekuitas merek untuk produk baru atau pasar baru.
5) Adaptability (Mudah beradaptasi)
Adanya perubahan nilai-nilai konsumen dan adanya
berbagai opini menyebabkan merek harus memiliki
adanya elemen yang dapat berbaur dan mudah
beradaptasi. Semakin mudah elemen merek beradaptasi
dan fleksibel, semakin mudah pula untuk
memperbaruinya. Contohnya logo dan karakter dapat
44
diberikan tampilan baru atau desain yang baru untuk
membuatnya tampil lebih modern dan relevan.
6) Protectability (Dapat dilindungi)
Elemen merek yang terakhir adalah dapat dilindungi
baik dalam hukum mapupun dalam persaingan. Pemasar
harus memilih elemen merek yang dapat dilindungi secara
hukum dan secara resmi mendaftarkannya pada badan
hukum yang tepat dan memiliki merek dagang yang sah.
c. Pengukuran Citra Merek
Menurut Keller (2013:78) pengukuran citra merek dapat
dilakukan berdasarkan pada aspek sebuah merek, yaitu :
1) Kekuatan (Strength of Brand Associations)
Semakin dalam individu berfikir tentang informasi
produk dan menghubungkan dengan pengetahuan merek
yang ada, maka semakin kuat asosiasi merek yang akan
dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi hasil ini adalah
program komunikasi pemasaran yang diciptakan dapat
menumbuhkan brand image dalam bentuk khalayak
(personal revelence) dan merupakan program komunikasi
pemasaran yang konsisten (consistency) pada suatu waktu
dan sepanjang waktu (Keller, 2013:78).
45
Kekuatan dalam hal ini berkaitan dengan seberapa
kuat hubungan yang mampu diciptakan oleh merek dengan
konsumen. Biasanya pengukuran kekuatan ini dapat
dibentuk melalui pengalaman langsung, harga, kualitas,
rekomendasi, perorangan, iklan dan lain-lain. Menurut
Dipura (2016), yang termasuk dalam kelompok kekuatan
(strength) ini adalah penampilan fisik produk,
keberfungsian semua fasilitas produk, harga produk,
maupun penampilan fasilitas pendukung dari produk
tersebut.
2) Keunggulan (Favorability of Brand Associations)
Asosiasi yang menguntungkan bagi merek adalah
asosiasi yang diinginkan untuk konsumen, seperti bentuk
kenyamanan, produk yang handal, pesan dapat disampaikan
oleh produk atau program komunikasi pemasaran yang
mendukung. Favorable mengarah pada kemampuan merek
tersebut untuk mudah diingat oleh konsumen, kemudahan
merek produk untuk diucapkan, maupun kesesuaian antara
kesan merek di benak konsumen dengan citra yang
diinginkan perusahaan atas merek yang bersangkutan.
Favorable adalah asosiasi – asosiasi yang dapat diharapkan
oleh khalayak sasaran (desirable) dan disampaikan
46
(delivered) secara sukses oleh sebuah produk melalui
program komunikasi pemasaran yang mendukung merek
produk tersebut. (Keller, 2013:78)
Favorable mengarah pada kemampuan merek
tersebut untuk mudah diingat oleh konsumen. Menurut
Dipura (2016), yang termasuk dalam kelompok favorable
ini antara lain: kemudahan merek produk untuk diucapkan,
kemampuan merek untuk tetap diingat oleh pelanggan
maupun kesesuaian antara kesan merek di benak konsumen
dengan citra yang diinginkan perusahaan atas merek yang
bersangkutan.
3) Keunikan (Uniqueness of Brand Associations)
Inti dari asosiasi ini adalah merek harus memiliki
keunggulan yang berkelanjutan atau memiliki proposisi
penjualan yang unik untuk memberikan alasan mengapa
konsumen harus membelinya. Aspek uniqueness
bergantung pada dua faktor yang dibawakan oleh program
komunikasi pemasaran atau keseimbangan jika
dibandingkan dengan asosiasi merek produk lainnya (point
of parity) dan sejauh mana program komunikasi pemasaran
memiliki unsur perbedaan (point of difference) jika
47
dibandingkan dengan asosiasi merek produk lainnya.
(Keller, 2013:78)
Keunikan adalah kemampuan untuk membedakan
sebuah merek diantara merek liannya. Keunikan ini muncul
dari atribut produk yang menjadi kesan unik atau di antara
produk satu dengan produk yang lainnya yang memberikan
alasan bagi konsumen bahwa mereka harus membeli
produk tersebut. Perusahaan harus bisa membuat produk
mereka unik dan beda dengan produk pesaing. Contohnya,
dengan cara yang sama konsumen akan mengekspektasikan
bahwa sebuah pedagang online akan melayani mereka
dengan kemudahan, variasi layanan, cara pilihan
pengiriman, prosedur pembelian yang aman, pelayanan
konsumen yang bertanggung jawab, pedoman privasi yang
ketat, dan berbagai hal lainnya yang diharapkan konsumen
adalah yang paling baik dan berbeda dibandingkan dengan
pedagang online lainnya.
Singkatnya, untuk membuat produk berbeda dari
yang lain, pemasar harus membuat dan memastikan hal-hal
dalam produk yang kuat (strength) dalam merek agar merek
tidah hanya disukai (favorable) tapi juga memiliki keunikan
dan berbeda dengan merek pesaingnya. Yang termasuk
48
dalam kategori unik ini adalah hal berbeda yang paling
dominan dalam sebuah produk dengan produk pesaingnya
yaitu variasi layanan, variasi harga, fisik produk itu sendiri
seperti fitur produk dan variasi produk yang tersedia,
penampilan atau nama dari sebuah merek yang memberikan
kesan positif, cara penyampaian informasi kepada
konsumen, pedoman privasi yang ketat dari perusahaan,
serta prosedur pembelian yang terjamin.
5. Bintang Iklan (Celebrity Endorser)
a. Pengertian Bintang Iklan (Celebrity Endorser)
Keberhasilan sebuah iklan tidak terlepas dari seorang
bintang iklan (celebrity endorser) dalam mempromosikan sebuah
merek produk, terutama bila iklan tersebut ditayangkan di media
televisi. Penggunaan bintang iklan dalam sebuah media televisi
merupakan alternatif strategi yang tepat untuk memperkenalkan
produk kepada konsumen (Widyaningrum, 2016).
Belch & Belch (2009:178) mendefinisikan endorser
sebagai pendukung iklan yang ditampilkan untuk menyampaikan
pesan. Endorser sering juga disebut sebagai sumber langsung
(direct source), yaitu seorang pembicara yang mengantarkan
sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa.
Selain itu, endorser juga diartikan sebagai orang yang dipilih
mewakili citra sebuah produk (product image), karena biasanya
49
kalangan tokoh masyarakat memiliki karakter yang menonjol dan
daya tarik yang kuat.
Menurut Kotler dan Keller (2009: 519) dalam
Widyaningrum (2016), celebrity endorser merupakan penggunaan
narasumber (source) sebagai figur yang menarik atau populer
dalam iklan, hal ini merupakan salah satu cara kreatif untuk
menyampaikan pesan agar pesan yang disampaikan dapat
mencapai perhatian yang lebih tinggi dan dapat diingat.
Shimp (2014:258), mendefinisikan celebrity endorser
sebagai seorang pribadi baik itu aktor, artis maupun atlet yang
dikenal masyarakat dan menjadi pujaan, karena prestasinya di
suatu bidang dan digunakan dalam menyampaikan pesan iklan
yang dimaksudkan untuk menarik perhatian sehingga memenuhi
konsumen sasaran.
b. Pertimbangan Pemilihan Endorser
Eksekutif periklanan menggunakan berbagai faktor dalam
memilih endorser selebriti. Menurut Shimp (2014:263), faktor
penting yang menjadi pertimbangan perusahaan dalam memilih
selebriti untuk mendukung suatu produk adalah sebagai berikut:
1) Kesesuaian selebriti dengan audiens
2) Kecocokan selebriti dan merek
3) Kredibilitas selebriti
4) Daya tarik selebriti
50
5) Pertimbangan biaya untuk memperoleh layanan selebriti
6) Faktor Kemudahan atau Kesulitan Bekerja (Sulit atau
mudahnya selebriti dalam bekerjasama)
7) Faktor Kejenuhan (Banyaknya merek-merek lain yang
sedang didukungnya)
8) Faktor Masalah (Besar kecilnya kemungkinan bahwa
selebriti berada dalam suatu masalah setelah suatu
dukungan dilakukan)
c. Atribut Bintang Iklan (Celebrity Endorser)
Perusahaan yang memilih selebriti sebagai endorser dari
mereknya harus mempertimbangkan atribut yang melekat pada
selebriti tersebut. Menurut Shimp (2014:259) terdapat dua atribut
dasar atau yang dikenal dengan model TEARS yang dimiliki oleh
endorser yang berkontribusi terhadap efektivitas endorser, atribut
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kredibilitas (Credibility)
Kredibilitas dalam arti yang paling dasar mengacu
pada kecenderungan untuk percaya kepada seseorang.
Kredibilitas seorang sumber informasi, seperti endorser.
Dapat membuat penerima pesan memiliki kecenderungan
untuk memilki sumber pesan tersebut. Jika endorser
sebagai sumber pesan dianggap kredibel, maka endorser
51
tersebut dapat mengubah perilaku penerima pesan kepada
suatu proses psikologi yang dikenal sebagai proses
internalisasi (internalization). Proses internalisasi terjadi
ketika penerima pesan dapat menerima dan memahami
posisi endorser dalam iklan tersebut terhadap masalah
seperti dirinya. Perilaku yang telah terinternalisasi
cenderung dipertahankan bahkan jika sumber pesan
dilupakan atau jika sumber pesan beralih ke posisi yang
berbeda.
Dua dimensi penting kredibilitas yaitu kepercayaan
(trustworthy) atau T dalam model TEARS dan keahlian
(expertise) atau E dalam model TEARS.
a) Kepercayaan (trustworthy)
Sebuah aset karena dianggap sebagai dipercaya,
diandalkan atau dengan kata lain sebagai seseorang
yang bisa dipercaya. Kepercayaan mengacu pada
kejujuran, integritas dan tingkat kepercayaan
terhadap sumber (endorser).
b) Keahlian (expertise)
Karakteristik yang dimilki endorser seperti
keterampilan khusus, pengalaman, pengetahuan
atau kemampuan sehubungan dengan topik
52
komunikasi yang disampaikannya atau merek yang
didukung.
2) Daya Tarik (Attractiveness)
Daya tarik berarti tidak hanya sekedar daya tarik
fisik saja, tetapi juga sejumlah karakteristik positif yang
dapat dilihat dari dalam diri seorang endorser, seperti
keterampilan intelektual, sifat kepribadian, karakteristik
gaya hidup, kecakapan atletik, dan sebagainya. Ketika
konsumen menemukan sesuatu dalam diri endorser yang
mereka anggap menarik, terjadi persuasi melalui
identifikasi. Artinya, ketika konsumen melihat sesuatu yang
menarik dari artis endorser, mereka akan mengidentifikasi
endorser dan cenderung mengadopsi sikap, perilaku, minat,
atau preferensi endorser tersebut.
Model TEARS mengidentifikasi tiga sub komponen
dari konsep umum daya tarik yaitu daya tarik fisik
(physical attractiveness), rasa hormat (respect) dan
kesamaan (similarity).
a) Daya tarik fisik (physical attractiveness)
Merupakan sifat yang dianggap sebagai
menyenangkan untuk dilihat dari segi konsep daya
53
tarik kelompok tertentu. Ketika konsumen
menemukan sesuatu pada diri endorser yang
dianggap menarik, persuasi terjadi melalui
identifikasi, yaitu ketika konsumen
mempersepsikan celebrity endorser sebagai
sesuatu yang menarik, konsumen kemudian
mengidentifikasi endorser tersebut dan memiliki
kecenderungan untuk mengadopsi sikap, perilaku,
kepentingan, atau preferensi tertentu dari si
endorser. Ada alasan bagus mengapa agen iklan
dan klien brand management mereka sering
memilih selebriti yang sangat menarik untuk
mendukung produk: Penelitian telah mendukung
harapan intuitif ketika seorang endorser yang
menarik secara fisik menghasilkan evaluasi yang
lebih menguntungkan dari iklan dan merek yang
diiklankan daripada komunikator kurang menarik.
b) Penghormatan/Kualitas dihargai (respect)
Penghormatan (respect) dalam model TEARS,
merupakan komponen kedua dari atribut daya tarik
keseluruhan. Menghormati merupakan kualitas
yang dikagumi atau penghargaan serta prestasi
pribadi atau pencapaian seseorang.
54
c) Kesamaan (similarity)
Mempresentasikan tingkat keberhasilan seorang
endorser dalam hal kesamaan dengan karakteristik
konsumen yang relevan dengan produk, atau
dengan kata lain sejauh mana seorang endorser
cocok dengan penonton dalam hal karakteristik
yang berkaitan dengan hubungan dukungan seperti
usia, jenis kelamin, etnis, dan sebagainya.
d. Biografi Brand Ambassador Sariayu
Nama Tika Bravani mulai dikenal publik ketika
membintangi film pertamanya yang berjudul Alangkah Lucunya
Negeri Ini karya Deddy Mizwar pada tahun 2010. Ratu Tika
Bravani lahir di Denpasar, 17 Februari 1990. Tika Bravani
merupakan seorang aktris berkebangsaan Indonesia. Ia
menyelesaikan pendidikannya di SMA Negeri 70 Jakarta lalu
melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
pada tahun 2009.
Awal karir Tika di dunia hiburan diawali dari
keikutsertaannya dalam kontes Abang None Jakarta pada tahun
2009. Saat itu ia berhasil menjadi None Jakarta Barat 2009 dan
lolos sebagai finalis None Jakarta 2009. Tawaran iklan dan
55
bermain film pun semakin banyak, namun Tika sangat selektif
dalam menerima tawaran yang datang.
Tika telah meraih sejumlah penghargaan, salah satunya
berkat film Alangkah Indahnya Negeri Ini arahan Deddy Mizwar,
Tika berhasil mendapatkan piala FFI untuk kategori Pemeran
Utama Wanita Terbaik. (www.kapanlagi.com 2018)
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang Persepsi Label Halal, Citra Merek, Celebrity
Endorser dan Tahap Proses Keputusan Pembelian telah banyak dilakukan
oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak
memberikan masukan serta kontribusi tambahan bagi produsen untuk
melakukan pendekatan-pendekatan apa saja sehingga konsumen tertarik
untuk membeli produk tersebut. Tabel ini menunjukkan hasil-hasil
penelitian terdahulu mengenai keputusan pembelian.
1. Keterkaitan Antara Variabel Penelitian
a. Persepsi Label Halal terhadap Tahap Proses Keputusan Pembelian
b. Citra Merek terhadap Tahap Proses Keputusan Pembelian
c. Celebrity Endorser terhadap Tahap Proses Keputusan Pembelian
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Judul Penelitian dan
Peneliti (Tahun)
Persamaan dan
Perbedaan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Label Halal
dan Celebrity
Endorser Terhadap
Keputusan Pembelian
Persamaan:
Variabel
Label halal,
Celebrity
1) Label Halal
berpengaruh
positif dan
signifikan
56
No. Judul Penelitian dan
Peneliti (Tahun)
Persamaan dan
Perbedaan Hasil Penelitian
(Survei pada
konsumen Wardah di
Ponogoro).
Widyaningrum (2016)
Endorser
sebagai
variabel
independen.
Variabel
Keputusan
Pembelian
sebagai
variabel
dependen.
Perbedaan:
Menggunaka
n metode
Generalized
Structured
Component
Analysis
(GSCA).
terhadap
keputusan
pembelian.
2) Celebrity
Endorser
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian.
2. Which is More
Important? Halal
Label or Product
Quality.
Lutfie, dkk. (2015)
Persamaan:
Variabel
Label halal
sebagai
variabel
independen.
Perbedaan:
Terdapat
variabel
kualitas
produk.
Menggunaka
n metode
analisis jalur.
1) Kualitas produk
adalah faktor
yang lebih
berpengaruh bagi
konsumen untuk
membeli produk
kosmetik.
2) Label halal dapat
meningkatkan
brand image
sebagai produk
kosmetik yang
ditujukan untuk
wanita muslim.
3. Persepsi Label halal
terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen
pada Produk
Minuman Berenergi.
Sandi (2011)
Persamaan:
Variabel
Persepsi
Label Halal
sebagai
variabel
independen.
Variabel
Keputusan
Pembelian
sebagai
1) Variabel
perhatian,
pemahaman, dan
ingatan secara
simultan
berpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian
konsumen.
Sedangkan
57
No. Judul Penelitian dan
Peneliti (Tahun)
Persamaan dan
Perbedaan Hasil Penelitian
variabel
independen.
Menggunaka
n metode
analisis
regresi linier
berganda.
diantara ketiga
variabel bebas
tersebut, hanya
variabel
pemahaman saja
yang tidak
berpengaruh
secara parsial
terhadap variabel
dependen.
4. Minat Beli Sebagai
Media Pengaruh
Brand Image dan
Sikap Konsumen
Terhadap Keputusan
Pembelian.
Nulufi dan
Murwartiningsih
(2015)
Persamaan:
Variabel
Brand Image
sebagai
variabel
independen.
Variabel
Keputusan
Pembelian
sebagai
variabel
dependen.
Perbedaan:
Menggunaka
n metode
analisis
regresi dan
analisis jalur.
1) brand image
memiliki
pengaruh positif
terhadap minat
beli konsumen.
2) Sikap konsumen
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap minat
beli.
3) Brand image
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian.
4) Sikap konsumen
tidak memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian.
5) Minat beli
memiliki
pengaruh yang
positif dan
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian.
6) Total effect brand
58
No. Judul Penelitian dan
Peneliti (Tahun)
Persamaan dan
Perbedaan Hasil Penelitian
image terhadap
proses keputusan
pembelian
melalui minat
beli lebih besar
dari direct effect
brand image
terhadap proses
keputusan
pembelian.
7) Total effect sikap
konsumen
terhadap
keputusan
pembelian
melalui minat
beli lebih besar
dari direct effect
sikap konsumen
terhadap
keputusan
pembelian.
5. Pengaruh Brand
Image, Trust, dan
Celebrity Endorser
Terhadap Keputusan
Pembelian Kosmetik
Wardah.
Agustina (2018)
Persamaan:
Variabel
Brand Image
dan Celebrity
Endorser
sebagai
variabel
independen.
Variabel
Keputusan
Pembelian
sebagai
variabel
dependen.
Perbedaan:
Terdapat
variabel trust
sebagai
variabel
independen.
1) Brand image
berpengaruh
signifikan dan
positif terhadap
keputusan
pembelian.
2) Trust
berpengaruh
positif terhadap
keputusan
pembelian
3) Celebrity
Endorser
berpengaruh
positif terhadap
keputusan
pembelian.
4) Brand image,
trust dan variabel
celebrity
endorser
berpengaruh
59
No. Judul Penelitian dan
Peneliti (Tahun)
Persamaan dan
Perbedaan Hasil Penelitian
positif terhadap
keputusan
pembelian.
6. Pengaruh Celebrity
Endorser Terhadap
Citra Merek Serta
Dampaknya Pada
Keputusan Pembelian.
Aqmarina dkk. (2016)
Persamaan:
Variabel
Celebrity
Endorser
sebagai
variabel
independen.
Variabel
Keputusan
Pembelian
sebagai
variabel
dependen.
Perbedaan:
Variabel citra
merek
sebagai
variabel
dependen.
Menggunaka
n metode
analisis jalur.
1) celebrity
endorser
memiliki
pengaruh secara
langsung dan
signifikan
terhadap citra
merek.
2) celebrity
endorser
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian.
3) citra merek
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian.
60
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Persepsi Label
Halal (X1)
Celebrity Endorser
(X3) Citra Merek (X2)
Tahap Proses
Keputusan Pembelian
(Y)
Uji Kualitas Data
Uji Validitas
Uji Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji Multikolonieritas
Uji Heteroskedastisitas
Uji Hipotesis
Uji F
Uji t
Analisis Regresi Linier Berganda
Koefisien Determinasi
Kesimpulan dan Saran
61
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan
suatu hipotesis yang merupakan dugaan sementara dalam menguji suatu
penelitian yaitu :
Ho₁: β₁ = 0 : Persepsi Label Halal tidak berpengaruh signifikan
terhadap tahap proses keputusan pembelian
Ha₁: β₁ ≠ 0 : Persepsi Label Halal berpengaruh signifikan terhadap
tahap proses keputusan pembelian
Ho₂: β₂ = 0 : Citra Merek tidak berpengaruh signifikan terhadap
tahap proses keputusan pembelian
Ha₂: β₂ ≠ 0 : Citra Merek berpengaruh signifikan terhadap tahap proses
keputusan pembelian
Ho₃: β₃ = 0 : Celebrity Endorser tidak berpengaruh signifikan
terhadap tahap proses keputusan pembelian
Ha₃: β3 ≠ 0 : Celebrity Endorser berpengaruh signifikan terhadap
tahap proses keputusan pembelian
Ho₄: β₁,₂,₃ = 0 : Persepsi label halal, citra merek dan celebrity
Endoser tidak berpengaruh signifikan secara
simultan terhadap tahap proses keputusan
pembelian
Ha₄: β₁,₂,₃ ≠ 0 : Persepsi label halal, citra merek dan celebrity
Endoser berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap tahap proses keputusan pembelian
62
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam pebelitian ini berfokus pada persepsi label
halal, citra merek dan celebrity endorser sebagai variabel independen,
tahap proses keputusan pembelian sebagai variabel dependen. Untuk
selanjutnya variabel-variabel tersebut akan dianalisis seberapa besar
variabel tersebut mempengaruhi tahap proses keputusan pembelian
(variabel dependen) konsumen Sariayu. Penelitian ini dilakukan kepada
100 orang yang menggunakan kosmetik Sariayu di kawasan
JABODETABEK. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan
kuesioner berupa kuesioner online dengan menggunakan media Google
Doc dan pengumpulan data dilakukan dalam jangka waktu 3 minggu
terhitung dengan waktu penelitian dari bulan 11 April 2018 hingga 2 Mei
2018.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di
tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi yang diambil dalam
63
penelitian ini adalah Wanita yang pernah menggunakan kosmetik
Sariayu.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel
itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(Sugiyono, 2017).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis adalah
metode purposive sampling yang termasuk dalam nonprobability
sampling. Menurut Sugiyono (2017) purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang
dapat dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah Wanita yang
pernah menggunakan kosmetik Sariayu. Sedangkan untuk ukuran
sampel penelitian menurut Roscoe dalam buku Resarch Methods For
Business (Sugiyono, 2014) menyatakan bahwa ukuran sampel yang
layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
Rumus pengambilan sampel menurut Wibisono (2003) dalam
Riduwan (2007:50) apabila populasi tidak diketahui secara pasti adalah
sebagai berikut:
64
(
)
Di mana:
n = Besarnya sampel
Za = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel
1,96 dengan tingkat kepercayaan 95%
σ = Standar deviasi populasi
e = Tingkat kesalahan atau kesalahan maksimum yang dapat
ditoleransi
Contoh perhitungan:
(
)
(( ) ( )
)
Dengan demikian peneliti yakin dengan tingkat kepercayaan 95%
bahwa random berukuran 96,04 = 96 akan memberikan selisih estimasi
rata-rata dengan μ kurang dari 0,05. Jadi sampel yang diambil sebesar
100 orang untuk dijadikan sampel penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini 2 jenis data
yaitu:
1. Data Primer
65
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumbernya. Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penyebaran kuesioner (angket). Menurut
Cresweldalam Sugiyono (2014) kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data dimana pertisipan atau responden mengisi
pertanyaan atau pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap
mengembalikan kepada peneliti. Pengumpulan data akan dilakukan
melalui kuesioner yang diserahkan pada masing-masing responden
terpilih. Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari pertanyaan yang
bersumber dari tiap-tiap indikator variabel penelitian.
Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pendekatan skala
likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
(Sugiyono, 2014).
Dalam skala likert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak
ukur untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
pertanyaan ataupun pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka
jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:
66
Tabel 3.1 Skala Likert
Kategori Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-Ragu (RR) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Sugiyono, 2014
Angka 1 (satu) menunjukan bahwa responden memberikan
tanggapan yang bersifat negatif (sangat tidak setuju) terhadap
pertanyaan pertanyaan yang diajukan, sedangkan angka 5 (lima)
menunjukan tanggapan yang bersifat positif (sangat setuju).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan
perpustakaan dan peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara. Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
diberikan kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen (Sugiyono, 2014). Data sekunder yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini bersumber dari buku-buku, jurnal, dan
media internet untuk memperoleh informasi, serta data-data yang
diperlukan.
D. Uji Kualitas Data
Uji kualitas data dilakukan untuk menguji kecukupan dan
kelayakan data yang digunakan dalam penelitian. Kualitas data bertujuan
67
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen variabel. Instrumen
yang reliabel belum tentu valid, reliabilitas instrumen merupakan syarat
untuk pengujian validitas instrumen (Sugiyono, 2017). Uji kualitas data
terbagi dua yaitu:
1. Uji Analisis Validitas
Menurut Ghozali (2016), uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Uji signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan nilai
rhitung dengan nilai rtabel (df = n-k) yaitu membandingkan nilai rhitung
dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n – 2 dalam hal ini n
adalah jumlah sampel. Suatu pertanyaan atau indikator dinyatakan
valid, apabila rhitung > rtabel dan nilai positif, namun jika rhitung < rtabel,
maka dinyatakan tidak valid dan nilai negatif.
2. Uji Analisis Reliabilitas
Menurut Ghozali (2016), uji realibilitas adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu
variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
pertanyaan konsisten atau stabil dari wakut ke waktu. Suatu konstruk
atau variabel dikatakan reliabel, jika nilai Cronbach Alpha (α) > 0,70.
Uji realibilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach
Alpha, untuk mengetahui tingkat realibilitas instrument dari ke empat
68
variabel penelitian jika hasil uji reliabilitas memberikan nilai alpha >
0,70.
E. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016), uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memilki
distribusi normal. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian
adalah yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat
dengan beberapa cara, diantaranya yaitu dengan melihat kurva normal p
plot. Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan
titiktitik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran
titik-titik data searah mengikuti garis diagonal. Uji normalitas data juga
dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk mempermudah
dalam melakukan perhitungan secara statistik. Suatu data dinyatakan
berdistribusi normal jika nilai Asymp Sig (2-tailed) hasil pehitungan
Kolmongorov-Smirnov lebih besar dari 1/2α atau 0,05 (Ghozali, 2016).
2. Uji Multikolinieraritas
Menurut Ghozali (2016), uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi
antara variabel bebas (independent). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika
variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai
69
korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
Multikolinieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2)
variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen
menjadi variabel dependent (terikat) dan diregresi terhadap variabel
independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih jika dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi
(karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10
atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan
tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai
tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolinieritas 0,95. Walaupun
multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi
kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel independen mana
sajakah yang saling berkolerasi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2016) uji heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
70
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi
heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili
berbagai ukuran (kecil, sedang, besar).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan cara melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependent) yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi,
dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah
distudentized. Dengan analisis jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heterokedastisitas. (Ghozali, 2018).
Uji heterokedastisitas juga bisa dilakukan dengan uji Glesjer
yaitu dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen
dengan nilai absolut residualnya. Jika probabilitas signifikansinya di
atas tingkat kepercayaan 5% maka model regresi tidak mengandung
adanya Heterokedesitas. (Gujarati 2003).
71
F. Uji Hipotesis
1. Uji F (Uji Simultan)
Menurut Ghozali (2016) Uji statistik F pada dasarnya
menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen atau terikat. Priyatno (2016) mengatakan
bahwa salah satu cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan
nilai F hasil perhitungan (Fhitung) dengan nilai F menurut tabel (Ftabel).
Ho diterima jika Fhitung ≤ Ftabel dan Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel.
Menghitung Ftabel dengan dk pembilang = k (jumlah variabel
independen) dan dk penyebut = (n-k-1) dengan taraf kesalahan 5%
(Sugiyono, 2017).
2. Uji t (Uji Parsial)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen (Ghazali, 2016).
Dalam pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua pihak
(two tails) ini berlaku ketentuan, bahwa bila nilai thitung berada pada
daerah penerimaan H0 atau terletak diantara nilai ttabel, maka H0
diterima dan Ha di tolak. Dengan demikian bila harga thitung lebih kecil
atau sama dengan (≤) dari harga ttabel maka H0 di terima. Nilai thitung
72
adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau (-) nya. Untuk membuat
keputusan apakah hipotesis itu terbukti atau tidak, maka harga thitung
tersebut dibandingkan dengan ttabel. Untuk melihat ttabel, maka
didasarkan pada derajat kebebasan, yang besarnya n-1 dan taraf
kesalahan (α) ditetapkan 5% (Sugiyono, 2017).
Senada dengan pernyataan Priyatno (2016) bahwa salah satu
kriteria pengujian adalah dengan membandingkan nilai thitung dengan
nilai ttabel. Ho diterima jika nilai thitung berada diantara nilai ttabel (-)
dan (+). Dengan demikian, bila nilai thitung lebih kecil atau sama dengan
(≤) ttabel maka Ho diterima dan Ha di tolak.
G. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel
dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi (Priyatno,
2016). Analisis regresi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel independen atau bebas yaitu persepsi
label halal (X1), citra merek (X2), celebrity endorser (X3), terhadap variabel
dependen yaitu proses keputusan pembelian (Y), sehingga perumusan
regresi bergandanya adalah:
Y = Proses Keputusan Pembelian
a = Konstanta
Y = a + β₁X₁ + β₂X₂ + β₃X₃ + e
73
X₁ = Persepsi Label Halal
X₂ = Citra Merek
X₃ = Celebrity Endorser
β₁ = Koefisien regresi untuk variabel Persepsi Label Halal
β₂ = Koefisien regresi untuk variabel Citra Merek
β₃ = Koefisien regresi untuk variabel Celebrity Endorser
e = Error
H. Koefisien Determinasi (R Square)
Menurut Priyatno (2016) Analisis koefisien determinasi digunakan
untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel indpenden
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Regresi dengan lebih
dari dua variabel independen digunakan adjusted R² sebagai koefisien
determinasi. Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah
disesuaikan.
Nilai R² berkisar dari 0 sampai dengan 1. Jika mendekati 1 berarti
semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai mendekati angka 0 berarti
semakin lemah kemampuan variabel independen untuk dapat menjelaskan
fluktuasi variabel dependen.
74
I. Operasional Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Persepsi
Label Halal
(Lutfie, dkk.,
2015)
(X₁)
Pencantuman label
halal pada kemasan.
Likert
Letak/posisi label
halal.
Produk aman untuk
digunakan.
Jaminan keamanan
bagi konsumen.
Citra merek
(Keller,
2013)
(X₂)
1. Kekuatan
(Strengthness)
Penampilan fisik
produk.
Likert
Keberfungsian semua
fasilitas dari produk.
Harga produk.
Penampilan fasilitas
pendukung dari
produk.
2. Keunggulan
(Favorable)
Kemudahan merek
produk untuk
diucapkan.
Kemampuan merek
untuk tetap diingat.
Kesesuaian antara
kesan merek di benak
konsumen dengan
75
Variabel Dimensi Indikator Skala
citra yang di inginkan
perusahaan.
3. Keunikan
(Uniqueness)
Variasi layanan.
Variasi harga.
Fisik produk (fitur
produk/ Variasi
produk).
Penampilan/Nama
merek yang memberi
kesan positif.
Cara penyampaian
informasi.
Pedoman privasi yang
ketat dari perusahaan.
Prosedur pembelian
terjamin.
Celebrity
Endorser
(Shimp,
2014)
(X₃)
1. Kepercayaan
(Trustworthy)
Kejujuran selebriti.
Likert
Integritas selebriti.
Tingkat kepercayaan
terhadap selebriti.
2. Keahlian
(Expertise)
Keahlian/Keterampila
n khusus.
Pengalaman untuk
mampu tampil dengan
percaya diri.
Pengetahuan atau
kemampuan
meyakinkan
76
Variabel Dimensi Indikator Skala
konsumen.
3. Daya Tarik Fisik
(Attractiveness)
Kemenarikan tampilan
fisik selebriti.
4. Penghormatan/
Kualitas Dihargai
(Respect)
Kualitas/penghargaan
selebriti.
Prestasi/pencapaian
selebriti.
5. Kesamaan
Dengan Audience
Yang Dituju
( Similarity)
Kesamaan dengan
karakteristik
konsumen.
Tahap Proses
Keputusan
Pembelian
(Kotler dan
Keller, 2016)
(Y)
1. Pengenalan
Masalah
(Problem
recognition)
Menyadari suatu
masalah atau
kebutuhan yang dicari.
Likert
2. Pencarian
Informasi
(Information
search)
Mencari informasi
lebih lanjut.
3. Evaluasi
Alternatif
(Evaluation of
Alternatives)
Membandingkan
dengan produk lain.
77
Variabel Dimensi Indikator Skala
4. Keputusan
Pembelian
(Purchase
decision).
Memutuskan untuk
melakukan pembelian.
5. Perilaku
Pascapembelian
(Postpurchase
behavior).
Kepuasan
pascapembelian.
78
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil Perusahaan
Dr. HC. Martha Tilaar mengawali usaha dengan membuka salon
kecantikan pada tahun 1970. Selain itu beliau terus menimba ilmu tentang
kecantikan dan perawatan tubuh ke pusat kecantikan di Amerika dan
Eropa. Hal inilah yang membangkitkan semangat dan kesadaran beliau
bahwa bahan baku yang berasal dari Indonesia jika diolah dengan baik dan
professional dapat menghasilkan kosmetika alami dan jamu tradisional
yang dapat mempercantik wanita Indonesia dan dunia secara holistik.
Setelah sukses dalam bisnis salon kecantikan dengan beberapa
salon di Jakarta, Ibu Martha Tilaar mendirikan sekolah kecantikan Puspita
Martha yang mencetak ahli kecantikan, penata rias, penata rambut dan
terapis. Salon dan sekolah tersebut dioperasikan dibawah bendera PT.
Martha Beauty Gallery.
Kesuksesan tersebut mendorong Ibu Martha Tilaar memulai untuk
memproduksi kosmetika dan jamu dan mendirikan PT Martina Berto pada
tanggal 1 Juni 1977 dengan mitra usaha yaitu Bapak Bernard Pranata
(alm) dan Ibu Theresia Harsini Setiady. Adapun merek pertama yang
diproduksi dan dipasarkan adalah ―Sari Ayu Martha Tilaar‖ sebagai
kosmetika alami yang berkonsep holistik, dengan laboratorium praktek di
79
salon dan sekolah kecantikan tersebut. Hal ini menyebabkan
produkproduk Sari Ayu Martha Tilaar selalu berkiblat kepada pendidikan
dan layanan konsumen yang praktis dan mudah diterapkan.
Karena sambutan pasar yang tinggi maka pada tanggal 22
Desember 1981 didirikan pabrik modern yang pertama PT Martina Berto
di Jl. Pulo Ayang, Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur. Dengan
berjalannya waktu, pabrik kekurangan kapasitas produksi, kemudian pada
tahun 1986 didirikan pabrik ke dua di Jl. Pulokambing II/1, Kawasan
Industri Pulo Gadung dengan konsentrasi pada kosmetika kering, semi
padat dan jamu sedangkan pabrik yang pertama dikonsentrasikan pada
produk kosmetika cair.
Pada periode 1988 - 1994 Perseroan melahirkan merekmerek
kosmetika baru seperti Cempaka, Martina, Pesona, Biokos Martha Tilaar,
Caring Colours Martha Tilaar dan Belia Martha Tilaar untuk
mengantisipasi permintaan pasar yang meningkat. Produk-produk ini telah
membantu menyerap kapasitas pabrik cukup besar. Perubahan strategis
berikutnya setelah tahun 2000 adalah penataan ulang atas merek-merek,
yang terbagi dalam 2 kelompok, yaitu: merek-merek yang berlabel
―Martha Tilaar‖ dengan lisensi dari Dr. (HC) Martha Tilaar dan keluarga,
dan merek-merek yang tetap menjadi hak intelektual Perseroan seperti
―Cempaka‖ dan ―Pesona‖.
80
Periode 1993 - 1995 Perseroan mengakuisisi beberapa anak
perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik, yaitu PT Cedefindo (CDF),
PT Kurnia Harapan Raya (KHR) dan PT Estrella Laboratories (Estrella).
Untuk mencapai esiensi produksi pada periode 1995 - 1996
Perseroan melakukan proses restrukturisasi usaha dan relokasi pabrik.
Perkembangan strategis berikutnya dalam periode 2001 - 2009 antara lain,
pemetaan ulang merek-merek di segmen yang berbeda yang akan dibahas
di bab tersendiri. Pada tahun 2016, Perseroan membeli merek Rudy
Hadisuwarno untuk kategori kosmetika dan perawatan tubuh.
(www.martinaberto.co.id 2018)
2. Visi dan Misi
a) Visi
Menjadi perusahaan perawatan kecantikan dan spa yang
terkemuka di dunia dengan produk yang bernuansa ketimuran dan
alami, melalui pemanfaatan teknologi modern, penelitian dan
pengembangan sebagai sarana peningkatan nilai tambah bagi
konsumen dan pemangku kepentingan lainnya.
b) Misi
Mengembangkan, memproduksi dan memasarkan produk
perawatan kecantikan dan spa yang bernuansa ketimuran dan alami
dengan standar mutu internasional guna memenuhi kebutuhan
konsumen di berbagai segmen pasar dari premium, menengah atas,
menengah dan menengah-bawah dalam suatu portofolio yang sehat
81
dan setiap merek mampu mencapai posisi 3 besar di Indonesia di
setiap segmen pasar yang dimasukinya.
3. Produk
Perseroan dan anak perusahaan memiliki fasilitas produksi yang
terbagi ke dalam empat kategori, yaitu :
a) Kosmetika Cair Kosmetika cair termasuk di dalamnya cairan
pembersih muka, pelembab, toner, alas bedak, body splash
cologne, hair spray, dan produk cair lainnya.
b) Kosmetika Kering Kosmetika kering termasuk di dalamnya eye
shadow, blush on, loose powder dan compact powder dan produk
kering lainnya.
c) Kosmetika Semi Padat Kosmetika semi padat termasuk
didalamnya lipstik, creamy foundation, dan lain-lain.
d) Obat Tradisional Obat tradisional termasuk di dalamnya masker,
mangir, lulur, dan teh herbal. Selain pembagian kategori produk
berdasarkan proses produksi, Perseroan membagi produk-produk
yang dimilikinya berdasarkan kategori produk, yaitu: colour
cosmetic, skin care, body care, hair care, jamu (obat tradisional),
dan lain-lain.
4. Pemasaran
Pengembangan merek yang bervariasi merupakan strategi
Perseroan untuk memenuhi kebutuhan konsumen di pasar kosmetika
dan jamu yang sangat dinamis guna memperoleh dan meningkatkan
82
market share, mind share, dan heart share. Setiap merek diciptakan
sedemikian rupa dengan ’brand positioning’ yang berbeda-beda baik
secara demogras maupun psikogras, yaitu meliputi jenis kelamin pria
dan wanita, usia konsumen dari 15 tahun (remaja) sampai usia
menengah (<50 tahun) dan segmen harga dari Premium (kelas sosial
ekonomi A), Menengah Keatas (kelas sosial ekonomi B), Menengah
(kelas sosial ekonomi C) dan Menengah Kebawah (Kelas sosial
ekonomi D).
Sedangkan segmentasi secara psikografis meliputi: citra alami &
ketimuran atau citra modern (barat). Segmentasi yang cukup luas ini
diharapkan mampu mengikuti dinamika selama krisis ekonomi tahun
1997- 1998 membuktikan bahwa pada saat produk impor menjadi
begitu mahal karena depresiasi rupiah, maka produk kosmetika yang
diproduksi oleh Perseroan di kelas menengah keatas mampu
mengambil kesempatan merebut pasar dengan substitusi impor,
sedangkan produk-produk di segmen menengah ke bawah mampu
melayani konsumen yang terkena imbas krisis ekonomi dan
mengalami penurunan daya beli. Dengan kata lain, Perseroan
mempunyai merekmerek yang membangun citra dan nilai (image &
value builder) dan merek-merek yang membangun kuantitas (volume
builder) yang akan mampu menopang pertumbuhan Perseroan dalam
jangka panjang.
83
Terkait dengan hal tersebut, positioning dari Sariayu Martha Tilaar
adalah Cikal bakal produk dari Perseroan, dengan produk perawatan
kecantikan lengkap dari atas kepala hingga ujung kaki dengan
menggunakan bahan-bahan alami dari kekayaan alam Indonesia.
Setiap tahunnya hadir memunculkan tren warna Sariayu yang digali
dari aneka ragam budaya Indonesia.
A. Pembahasan Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Wanita yang pernah
menggunakan produk kosmetik Sariayu. Jumlah konsumen yang dipilih
sebagai responden sebanyak 100 orang dengan kuesioner yang disebar
secara langsung pada responden di wilayah JABODETABEK.
Berdasarkan data dari 100 responden tersebut, didapati kondisi responden
berdasarkan jenis kelamin, usia dan tempat tinggal. Adapun karakteristik
responden dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase (%)
< 16 tahun 1 1%
16-25 tahun 85 85%
25-45 tahun 11 11%
45-55 tahun 3 3%
Total 100 100%
Sumber : data primer yang telah diolah, 2018
84
Dari tabel 4.1 di atas terlihat bahwa responden yang memilki usia
dibawah 16 tahun berjumlah 1 responden atau sebanyak 1%, jumlah
responden yang memiliki usia 16 sampai 25 tahun berjumlah 85
responden atau sebanyak 85%, jumlah responden yang memiliki usia
25 sampai 45 tahun berjumlah 11 responden atau sebanyak 11% dan
jumlah responden yang memiliki usia 45 sampai 55 tahun berjumlah 3
responden atau sebanyak 3%.
2. Responden Berdasarkan Tempat Tinggal
Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Tempat Tinggal
Tempat Tinggal Jumlah Persentase (%)
Jakarta 38 38%
Bogor 5 5%
Depok 13 13%
Tangerang 40 40%
Bekasi 4 4%
Total 100 100%
Dari tabel 4.2 di atas terlihat bahwa responden yang bertempat
tinggal di Jakarta berjumlah 38 responden atau sebanyak 38%, jumlah
responden yang bertempat tinggal di Bogor berjumlah 5 responden
atau sebanyak 5%, jumlah responden yang bertempat tinggal di Depok
berjumlah 13 responden atau sebanyak 13% dan jumlah responden
yang bertempat tinggal di Tangerang berjumlah 40 responden atau
85
sebanyak 40% dan jumlah responden yang bertempat tinggal di Bekasi
berjumlah 4 responden atau sebanyak 4%.
3. Responden Berdasarkan Pendapatan
Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan
Pengeluaran per bulan Jumlah Persentase (%)
< Rp 1.000.000 49 49%
Rp 1.000.001 – Rp 2.500.000 31 31%
Rp 2.500.001 – Rp 5.000.000 17 17%
> Rp 5.000.001 3 3%
Total 100 100%
Dari tabel 4.3 di atas diketahui bahwa 100 responden yang pernah
mengkonsumsi prosuk Sariayu terdiri 49 orang atau 49% adalah
responden berpendapatan < Rp 1.000.000, 31 orang atau 31% adalah
responden berpendapatan Rp 1.000.001 – Rp 2.500.000, 17 orang atau
17% adalah responden berpendapatan Rp 2.500.001 – Rp 5.000.000, 3
orang atau 3% adalah responden berpendapatan > Rp 5.000.001.
4. Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian
Tabel 4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian
Frekuensi Jumlah Persentase (%)
1 kali 60 60%
2 - 4 kali 35 35%
86
Frekuensi Jumlah Persentase (%)
5 - 10 kali 5 5%
Total 100 100%
Dari tabel 4.4 di atas diketahui bahwa responden dengan frekuensi
pembelian kosmetik Sariayu selama 3 bulan terakhir, dengan frekuensi
pembelian 1 kali berjumlah 60 responden atau sebanyak 60%,
frekuensi pembelian 2 - 4 kali berjumlah 35 responden atau sebanyak
35%, frekuensi pembelian 5 – 10 kali berjumlah 5 responden atau
sebanyak 5%.
B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Ghozali, 2016). Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan Pearson Correlation, suatu butir pernyataan dikatakan valid
jika nilai dari tiap butir pernyataan atau r hitung tersebut positif dan lebih
besar dari r tabel. Pada uji try out 30 responden, peneliti menggunakan
rumus df= n-2, jadi 30-2 = 28 dana didapati nilai 0,361 sebagai r tabel.
Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi
data dalam jangka waktu tertentu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana
pengukuran yang digunakan dapat dipercaya atau diandalkan. Variabel-
variabel tersebut dikatakan Cronbach Alpha-nya memiliki nilai > 0,70
87
yang berarti bahwa instrumen tersebut dapat digunakan sebagai
pengumpul data yang handal yaitu hasil pengukuran relatif koefisien jika
dilakukan pengukuran ulang. Uji reliabilitas ini bertujuan untuk melihat
konsistensi (Ghozali, 2016).
Sebelum kuesioner dibagikan ke 100 responden, peneliti
melakukan try out terhadap 30 responden dengan memberikan 33 butir
pertanyaan yang dibagi 4 varibel yaitu persepsi label halal, citra merek,
celebrity endorser dan tahap proses keputusan pembelian untuk menguji
validitas dan reliabilitas dari setiap butir pertanyaan yang diajukan.
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas
Butir Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
Persepsi Label Halal (X1)
X1_1 0,691 0,361 VALID
X1_2 0,736 0,361 VALID
X1_3 0,721 0,361 VALID
X1_4 0,775 0,361 VALID
Citra Merek (X2)
X2_1 0,873 0,361 VALID
X2_2 0,855 0,361 VALID
X2_3 0,771 0,361 VALID
X2_4 0,695 0,361 VALID
X2_5 0,875 0,361 VALID
88
Butir Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
X2_6 0,884 0,361 VALID
X2_7 0,684 0,361 VALID
X2_8 0,501 0,361 VALID
X2_9 0,759 0,361 VALID
X2_10 0,873 0,361 VALID
X2_11 0,855 0,361 VALID
X2_12 0,771 0,361 VALID
X2_13 0,695 0,361 VALID
X2_14 0,875 0,361 VALID
Celebrity Endorser (X3)
X3_1 0,618 0,361 VALID
X3_2 0,646 0,361 VALID
X3_3 0,700 0,361 VALID
X3_4 0,791 0,361 VALID
X3_5 0,791 0,361 VALID
X3_6 0,734 0,361 VALID
X3_7 0,618 0,361 VALID
X3_8 0,646 0,361 VALID
X3_9 0,700 0,361 VALID
X3_10 0,791 0,361 VALID
Proses Keputusan Pembelian (Y)
89
Butir Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
Y_1 0,749 0,361 VALID
Y_2 0,752 0,361 VALID
Y_3 0,727 0,361 VALID
Y_4 0,733 0,361 VALID
Y_5 0,749 0,361 VALID
Sumber : data primer yang telah diolah, 2018
Hasil Try Out tabel 4.5 Menunjukan bahwa dari 33 butir
pertanyaan yang diberikan kepada 30 responden memiliki r hitung yang
lebih besar dari r tabel 0,361 yang berarti semua butir pertanyaan
dinyatakan valid. Untuk uji reliabilitas didapati hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbach’s
Alpha
N of
Item
Keterangan
Persepsi Label Halal (X1) 0,704 4 RELIABEL
Citra Merek (X2) 0,950 14 RELIABEL
Celebrity Endorser (X3) 0,886 10 RELIABEL
Proses Keputusan Pembelian (Y) 0,795 5 RELIABEL
Sumber : data primer yang telah diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.6 di atas semua variabel yaitu persepsi label
halal, citra merek, celebrity endorser dan tahap proses keputusan
90
pembelian memiliki nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,70 maka semua
variabel dinyatakan reliabel.
C. Pembahasan Analisis Deskriptif
1. Persepsi Label Halal
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Persepsi Label Halal (X₁)
No Pertanyaan STS TS R S SS
1 Label halal pada
kemasan kosmetik
Sariayu nampak
jelas.
0% 0% 1% 59% 40%
2 Letak/posisi label
halal pada kemasan
kosmetik Sariayu
mudah ditemukan.
0% 0% 1% 56% 43%
3 Bahan baku
kosmetik Sariayu
aman digunakan.
0% 0% 1% 49% 50%
4 Label halal pada
produk kosmetik
Sariayu menjamin
kehalalan nya.
0% 0% 3% 52% 45%
Mean 0% 0% 1,5% 54% 44,5%
Sumber : data primer yang telah diolah, 2018
91
Tabel 4.7 menunjukan bahwa pada variabel Persepsi Label
Halal mayoritas responden menjawab ―setuju‖ sebesar 54% ―sangat
setuju‖ sebesar 44.5%. Dari 4 butir pertanyaan, yang paling banyak
mendapatkan respon positif adalah pertanyaan no. 1 mengenai
pertanyaan label halal pada kemasan kosmetik Sariayu yang terlihat
jelas, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden pada pertanyaan
no. 1 menjawab ―setuju‖ 59 % dan sangat setuju sebesar 40%.
2. Citra Merek
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Citra Merek (X₂)
No Pertanyaan STS TS R S SS
1 Tampilan fisik
kosmetik Sariayu
menarik.
0% 0% 12% 67% 16%
2 Kosmetik Sariayu
cocok dengan jenis
kulit saya.
0% 8% 30% 57% 13%
3 Penentuan harga
kosmetik Sariayu
sesuai dengan
kualitas nya.
0% 3% 14% 67% 19%
4 Tersedia fasilitas
pendukung seperti
0% 0% 25% 61% 6%
92
No Pertanyaan STS TS R S SS
make up tools
(brush/spons) pada
kosmetik Sariayu.
5 Merek kosmetik
―Sariayu‖ mudah
diucapkan
0% 0% 28% 49% 8%
6 Merek kosmetik
―Sariayu‖ mudah
diingat.
0% 2% 7% 72% 20%
7 Pemilihan nama
Sariayu cocok
digunakan untuk
kosmetik yang
berbahan baku
alami.
0% 2% 11% 56% 30%
8 Kosmetik Sariayu
menyediakan tester
yang beragam.
0% 4% 5% 73% 21%
9 Harga kosmetik
Sariayu bervariasi.
0% 2% 21% 63% 9%
10 Varian produk
kosmetik Sariayu
0% 0% 22% 57% 19%
93
No Pertanyaan STS TS R S SS
beragam.
11 Merek kosmetik
Sariayu
memberikan kesan
positif.
0% 8% 8% 61% 30%
12 Informasi kosmetik
Sariayu di berbagai
media unik.
0% 3% 1% 38% 61%
13 Kerahasiaan data
konsumen kosmetik
Sariayu terjamin.
0% 0% 2% 39% 59%
14 Prosedur pembelian
melalui
(cash/debit/kredit)
aman.
0% 0% 4% 47% 49%
Mean 0% 2,29% 8,93% 51,36% 37,42
%
Sumber : data primer yang telah diolah, 2018
Tabel 4.8 menunjukan bahwa pada variabel Citra Merek
mayoritas responden menjawab ―setuju‖ sebesar 51.36% ―sangat
setuju‖ sebesar 37.42%. Dari 14 butir pertanyaan, yang paling banyak
mendapatkan respon positif adalah pertanyaan no. 8 mengenai
94
pertanyaan kosmetik Sariayu yang menyediakan tester yang beragam,
hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden pada pertanyaan no. 8
menjawab ―setuju‖ 73% dan sangat setuju sebesar 21%.
3. Celebrity Endorser
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Celebrity Endorser (X₃)
No Pertanyaan STS TS R S SS
1 Sebagai endorser
penampilan Tika
Bravani terkesan jujur
dalam menyampaikan
pesan iklan.
0% 0% 10% 66% 24%
2 Sebagai endorser Tika
Bravani memiliki
integritas/konsistensi
dalam menyampaikan
pesan iklan.
0% 1% 14% 47% 38%
3 Pesan iklan yang
disampaikan Tika
Bravani sebagai
endorser dapat
dipercaya.
0% 0% 14% 53% 33%
4 Sebagai endorser Tika 0% 0% 9% 52% 39%
95
No Pertanyaan STS TS R S SS
Bravani memiliki
keahlian dalam
mengiklankan kosmetik
Sariayu.
5 Tika Bravani
berpengalaman dalam
membintangi sebuah
iklan.
0% 0% 12% 54% 34%
6 Sebagai endorser Tika
Bravani mampu
meyakinkan konsumen.
0% 0% 11% 57% 32%
7 Sebagai endorser Tika
Bravani memiliki daya
tarik tersendiri.
0% 0% 10% 66% 24%
8 Penghargaan yang
pernah didapat oleh
Tika Bravani
menunjukkan ia artis
yang berkualitas.
0% 1% 14% 47% 38%
9 Tika Bravani termasuk
artis yang berprestasi.
0% 0% 14% 53% 33%
10 Karakter Tika Bravani 0% 0% 9% 52% 39%
96
No Pertanyaan STS TS R S SS
mampu mewakili
pengguna kosmetik
Sariayu.
Mean 0% 0,2% 11,7% 54,7% 33,4
%
Sumber : data primer yang telah diolah, 2018
Tabel 4.9 menunjukan bahwa pada variabel Celebrity
Endorser mayoritas responden menjawab ―setuju‖ sebesar 54.7%
―sangat setuju‖ sebesar 33.4%. Dari 10 butir pertanyaan, yang paling
banyak mendapatkan respon positif adalah pertanyaan no. 1 mengenai
pertanyaan Tika Bravani sebagai endorser Sariayu memiliki
penampilan yang terkesan jujur dalam menyampaikan pesan iklan, hal
ini dapat dilihat dengan mayoritas responden pada pertanyaan no. 1
menjawab ―setuju‖ 66 % dan sangat setuju sebesar 24%.
4. Tahap Proses Keputusan Pembelian
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Tahap Proses Keputusan Pembelian
(Y)
No Pertanyaan STS TS R S SS
1 Ketika membutuhkan
kosmetik, Saya
memutuskan untuk
membeli kosmetik
0% 5% 15% 49% 31%
97
No Pertanyaan STS TS R S SS
Sariayu.
2 Setelah mendapatkan
berbagai informasi,
Saya memutuskan
membeli kosmetik
Sariayu.
0% 3% 14% 54% 29%
3 Dari berbagai
alternatif kosmetik
yang ada, saya
memutuskan untuk
memilih kosmetik
Sariayu.
0% 8% 6% 45% 41%
4 Saya memutuskan
untuk membeli
kosmetik Sariayu.
0% 0% 1% 56% 43%
5 Setelah menggunakan
kosmetik Sariayu,
Saya merasa puas.
0% 5% 15% 49% 31%
Mean 0% 4,2% 10,2% 50,6% 35%
Sumber : data primer yang telah diolah, 2018
Tabel 4.10 menunjukan bahwa pada variabel Proses
Keputusan Pembelian mayoritas responden menjawab ―setuju‖ sebesar
98
50.6% ―sangat setuju‖ sebesar 35%. Dari 5 butir pertanyaan, yang
paling banyak mendapatkan respon positif adalah pertanyaan no. 4
mengenai pernyataan mereka memutuskan membeli kosmetik Sariayu,
hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden pada pertanyaan no. 4
menjawab ―setuju‖ 56% dan sangat setuju sebesar 43%.
D. Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai data distribusi normal atau tidak. Kriteria
pengambilan keputusan adalah Jika penyebaran data pada grafik
normal P-P Plot mengikuti garis normal (45 derajat), maka data
berdistribusi normal. Distribusi normal membentuk suatu garis lurus
diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonalnya. Jika distribusi data normal, maka garis yang
menggambarkan data sebenarnya akan mengikut garis normalnya
(Ghozali, 2016).
Uji normalitas residual dengan metode grafik yaitu melihat
penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik normal P-P Plot of
regression Standardized Residual. Sebagai dasar pengambilan
keputusannya, jika titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti
garis diagonal maka residual tersebut telah normal.
99
Gambar 4.1 Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas
Sumber : hasil output data SPSS yang telah diolah, 2018
Dari Grafik P-P Plot di atas terlihat bahwa sebaran data memusat
pada nilai rata-rata dan median atau nilai P-P Plot terletak di garis
diagonal, maka dapat dikatakan bahwa data penelitian ini memiliki
penyebaran dan terdistribusi normal. Dengan normalnya data pada
penelitian ini maka penelitian ini dapat diteruskan.
Untuk menegaskan hasil uji normalitas di atas maka peneliti
melakukan uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam uji ini, apabila nilai sig <
0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Namun jika nilai sig > 0,05
maka data berdistribusi normal. Hasil uji statistik menghasilkan tabel
sebagai berikut:
100
Tabel 4.11 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Unstandardized
Residual
,073 100 ,200* ,986 100 ,387
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : hasil output data SPSS yang telah diolah, 2018
Berdasarkan Tabel 4.11, hasil uji Kolmogrov-Smirnov di atas
terlihat nilai unstandardlized residual memiliki nilai Sig > 0,05 dan
ini mengartikan bahwa data berdistribusi dengan normal.
2. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah di dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independent. Jika variabel independent
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independent yang nilai korelasi antar sesama
variabel independent sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari
nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah
nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. (Ghozali
2018).
101
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber : hasil output data SPSS yang telah diolah, 2018
Tabel 4.12 di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi
gejala multikoliniearitas antara masing-masing variabel independen
yaitu dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Karena data di atas
menunjukan bahwa masing-masing variabel independen memiliki
nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10,
maka dapat dinyatakan bahwa pada model regresi linier berganda
tidak terdapat multikolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian
ini.
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2016) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi
yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas. Pengujian ada tidaknya gejala heteroskedastisitas
memakai metode grafik dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,384 2,448 ,157 ,876
Persepsi Label Halal ,321 ,137 ,195 2,336 ,022 ,800 1,250
Citra Merek ,143 ,029 ,405 4,865 ,000 ,802 1,247
Celebrity Endorser ,149 ,048 ,274 3,126 ,002 ,724 1,382
a. Dependent Variable: Tahap Proses Keputusan Pembelian
102
pada scatterplot dari variabel terikat, dimana jika tidak terdapat pola
tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Adapun uji
heteroskedatisitas ini akan dilakukan melalui pengujian scatterplot
atau grafik sebar, sebagai berikut :
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik
Scatter Plot
Sumber : data primer yang telah diolah, 2018
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa distribusi data tidak
teratur dan tidak membentuk pola tertentu, serta menyebar di atas
maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi Heterokedastisitas pada model regresi. Selain itu,
untuk menegaskan hasil uji di atas, uji heterokedastisitas juga
dilakukan dengan uji Glesjer yaitu dilakukan dengan cara
meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut
residualnya. Jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat
103
kepercayaan 5% maka model regresi tidak mengandung adanya
Heterokedesitas. (Gujarati 2003).
Tabel 4.13 Hasil Glejser Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,378 1,522 ,248 ,805
Persepsi label halal ,069 ,086 ,092 ,807 ,421
Citra merek ,010 ,018 ,065 ,574 ,567
Celebrity endorser -,021 ,030 -,085 -,712 ,478
a. Dependent Variable: RES2
Sumber : data primer yang telah diolah, 2018
Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi ketiga
variabel independen lebih dari 0,05. Variabel persepsi label halal
memiliki signifikansi 0,421, variabel citra merek memiliki signifikansi
0,567, dan variabel celebrity endorser memiliki signifikansi 0,478.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas pada model regresi.
E. Hasil Uji Hipotesis
1. Hasil Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat
(Ghozali, 2016). Priyatno (2016) mengatakan bahwa salah satu cara
melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F hasil
104
perhitungan (Fhitung) dengan nilai F menurut tabel (Ftabel). Ho diterima
jika Fhitung ≤ Ftabel dan Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel. Berikut adalah
hasil uji F pada penelitian ini:
Tabel 4.14 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 255,376 3 85,125 27,854 ,000b
Residual 293,384 96 3,056
Total 548,760 99
a. Dependent Variable: Tahap Keputusan Pembelian
b. Predictors: (Constant), Celebrity Endorser, Citra merek, Persepsi label halal
Sumber : data primer yang telah diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, diperoleh Fhitung sebesar 27,854.
Untuk menetukan Ftabel digunakan lampiran statistika tabel F.
Menghitung Ftabel dengan dk pembilang = k (jumlah variabel
independen) dan dk penyebut = (n-k-1) dengan taraf kesalahan 5%
(Sugiyono, 2010). Dari rumus tersebut diperoleh dk pembilang = 3 dan
dk penyebut 100-3-1= 96 , dengan menggunakan tingkat signifikansi
0,05 maka diperoleh Ftabel sebesar 2,70.
Hal ini menunjukan bahwa nilai Fhitung >Ftabel yaitu 27,854 >
2,70 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya persepsi label halal,
citra merek, dan celebrity endorser secara bersama-sama berpengaruh
terhadap tahap proses keputusan pembelian.
105
2. Hasil Uji t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen (Ghazali,
2016). Dalam pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua pihak
(two tails) ini berlaku ketentuan, bahwa bila nilai thitung berada pada
daerah penerimaan H0 atau terletak diantara nilai ttabel, maka H0
diterima dan Ha di tolak. Dengan demikian bila harga thitung lebih kecil
atau sama dengan (≤) dari harga ttabel maka H0 di terima. Nilai thitung
adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau (-) nya. Untuk
membuat keputusan apakah hipotesis itu terbukti atau tidak, maka
harga thitung tersebut dibandingkan dengan ttabel. Untuk melihat ttabel,
maka didasarkan pada derajat kebebasan yang besarnya n-1 dan taraf
kesalahan (α) ditetapkan 5% (Sugiyono, 2017).
Berikut adalah hasil uji t dalam penelitian ini:
106
Tabel 4.15 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,384 2,448 ,157 ,876
Persepsi label halal ,321 ,137 ,195 2,336 ,022
Citra merek ,143 ,029 ,405 4,865 ,000
Celebrity Endorser ,149 ,048 ,274 3,126 ,002
a. Dependent Variable: Tahap Keputusan Pembelian
Sumber : data primer yang telah diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.15 di atas, diperoleh thitung untuk persepsi
label halal sebesar 2,336, citra merek sebesar 4,865, dan celebrity
endorser sebesar 3,126. Untuk menentukan ttabel digunakan lampiran
statistika tabel t, dengan menggunakan α = 5% dengan (df) n-1 atau
100-1= 99. Maka diperoleh ttabel 1,984.
a. Pengaruh persepsi label halal terhadap proses keputusan
pembelian.
Ho₁: β₁ = 0 : Persepsi Label Halal tidak berpengaruh signifikan
terhadap tahap proses keputusan pembelian
Ha₁: β₁ ≠ 0 : Persepsi Label Halal berpengaruh signifikan
terhadap tahap proses keputusan pembelian
Terlihat bahwa thitung untuk koefisien persepsi label halal
adalah 2,336 > ttabel 1,984. Sehingga hipotesis yang berbunyi
terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi label halal
107
terhadap tahap proses keputusan pembelian diterima (Ha diterima
dan Ho ditolak), artinya secara parsial terdapat pengaruh yang
signifikan antara persepsi label halal terhadap proses keputusan
pembelian. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Eri dan Sujana (2013) yang menemukan labelisasi
halal berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan
pembelian. Menurut Ghina (2017) keberadaan label halal pada
kosmetik akan memiliki peluang yang besar dalam mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen. Keputusan pembelian konsumen
merupakan proses pengkombinasian pengetahuan untuk
menyeleksi terhadap dua pilihan atau lebih agar mendapatkan
solusi dari masalah yang dihadapinya dalam membeli sesuatu.
b. Pengaruh citra merek dan proses keputusan pembelian.
Ho₂: β₂ = 0 : Citra Merek tidak berpengaruh signifikan terhadap
tahap proses keputusan pembelian
Ha₂: β₂ ≠ 0 : Citra Merek berpengaruh signifikan terhadap tahap
proses keputusan pembelian
Terlihat bahwa thitung untuk koefisien citra merek adalah
4,865 > ttabel 1,984. Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat
pengaruh yang signifikan antara citra merek terhadap tahap proses
keputusan pembelian diterima (Ha diterima dan Ho ditolak),
artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara citra
108
merek terhadap proses keputusan pembelian. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nulufi dan
Murwatiningsih (2015) yang menemukan bahwa brand image
berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap
keputusan pembelian. Brand image merupakan persepsi yang
berada dalam benak konsumen sebagai bahan pertimbangan untuk
melakukan pengambilan keputusan pembelian pada suatu produk
atau jasa. Menurut Henslowe (2008) dalam Agustina (2018), Brand
Image yaitu kesan yang didapat menurut tingkatan dari
pengetahuan dan pengertian akan fakta mengenai orang, produk,
situasi. Dengan menciptakan Brand Image yang tepat, maka akan
dapat mempengaruhi penilaian konsumen bukan hanya untuk
memenuhi kebutuhannya, tetapi juga dapat memberikan kepuasan
yang maksimal.
c. Pengaruh celebrity endorser dan proses keputusan pembelian.
Ho₃: β₃ = 0 : Celebrity Endorser tidak berpengaruh signifikan
terhadap tahap proses keputusan pembelian
Ha₃: β3 ≠ 0 : Celebrity Endorser berpengaruh signifikan terhadap
tahap proses keputusan pembelian
Terlihat bahwa thitung untuk koefisien citra merek adalah
3,126 > ttabel 1,984. Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat
pengaruh yang signifikan antara citra merek terhadap tahap proses
109
keputusan pembelian diterima (Ha diterima dan Ho ditolak),
artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara citra
merek terhadap proses keputusan pembelian. Hasil penelitian ini
juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Radha G (2014),
bahwa konsumen tertarik pada merek yang menggunakan celebrity
endorser, celebrity endorser membantu untuk mengenali produk,
memberikan citra yang positif pada produk sehingga konsumen
melakukan keputusan pembelian. Begitu pula dengan hasil
penelitian Babu (2014) yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh
selebriti terhadap iklan dan ketertarikan pada masyarakat.
Masyarakat tersebut lebih mudah dipengaruhi dengan
menggunakan strategi Celebrity Endorsement untuk keputusan
pembelian mereka. Oleh karena itu, konsumen akan lebih memiih
produk berdasarkan selebriti pendukung ketika mereka benar-benar
tidak tahu tentang merek tersebut.
F. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel
dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi
(Priyatno,2016). Analisis regresi dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel inpenden atau bebas yaitu
persepsi label halal (X1), citra merek (X2), celebrity endorser (X3),
110
terhadap variabel dependen yaitu proses keputusan pembelian (Y).
Adapun hasil regresi linear berganda adalah sebagai berikut
Tabel 4.16 Analisis Regresi Linier Berganda
Sumber : data primer yang telah diolah, 2018
Dari tabel 4.16 dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk
mengetahui pengaruh persepsi label halal, citra merek, dan celebrity
endorser terhadap proses keputusan pembelian sebagai berikut :
Y = a + b₁X₁ + b₂X₂ + b₃X₃ + e
Y = 1,497 + 0,352 X₁ + 0,131 X₂ + 0,009 X₃ + e
Keterangan :
Y = Proses keputusan pembelian
a = Konstanta
X₁ = Persepsi label halal
X₂ = Citra merek
X₃ = Celebrity Endorser
β₁ = Koefisien regresi untuk variabel Proses keputusan pembelian
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,384 2,448 ,157 ,876
Persepsi Label Halal ,321 ,137 ,195 2,336 ,022 ,800 1,250
Citra Merek ,143 ,029 ,405 4,865 ,000 ,802 1,247
Celebrity Endorser ,149 ,048 ,274 3,126 ,002 ,724 1,382
a. Dependent Variable: Tahap Proses Keputusan Pembelian
111
β₂ = Koefisien regresi untuk variabel Citra merek
β₃ = Koefisien regresi untuk variabel Celebrity Endorser
e = Error
G. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R²)
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
persentase sumbangan pengaruh variabel indpenden secara bersama-sama
terhadap variabel dependen (Priyatno, 2016). Adapun hasil uji determinasi
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.17 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R²)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,682a ,465 ,449 1,748
a. Predictors: (Constant), Celebrity endorser, Citra merek, Persepsi label halal
b. Dependent Variable: tahap proses keputusan pembelian
Sumber : data primer yang telah diolah, 2018
Berdasarkan data hasil oleh model summary pada tabel 4.17 dapat
diambil sebuah kesimpulan bahwasanya penelitian ini memiliki nilai
adjusted R² (R Squared) sebesar 0,449. Nilai tersebut dapat digunakan
untuk melihat besarnya pengaruh variabel persepsi label halal, citra merek,
dan celebrity endorser terhadap tahap proses keputusan pembelian.
Koefesien determinasi tersebut memiliki maksud bahwa pengaruh
variabel independen (secara keseluruhan) terhadap variabel dependen
adalah sebesar 44,9%. Sisanya sebesar 55,1% dipengaruhi faktor lain
selain dalam penelitian ini.
112
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi label
halal, citra merek, celebrity endorser terhadap tahap proses keputusan
pembelian pada kosmetik Sariayu. Responden dalam penelitian ini berumlah
100 orang wanita yang berdomisili di kawasan JABODETABEK yang
menggunakan kosmetik Sariayu. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan
dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan
menggunakan tabel regresi linier berganda. Maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji F persepsi label halal, citra merek dan celebrity
endorser secara simultan berpengaruh terhadap tahap proses keputusan
pembelian pada kosmetik Sariayu.
2. Persepsi label halal secara parsial berpengaruh siginifikan terhadap
tahap proses keputusan pembelian pada kosmetik Sariayu.
3. Citra Merek secara parsial berpengaruh siginifikan terhadap tahap
proses keputusan pembelian pada kosmetik Sariayu.
4. Celebrity Endoser secara parsial berpengaruh siginifikan terhadap
tahap proses keputusan pembelian pada kosmetik Sariayu.
113
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan di atas, maka ada beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
a. Variabel Persepsi Label Halal
Dari hasil data yang ada, menunjukkan bahwa persepsi label
halal terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tahap
proses keputusan pembelian konsumen kosmetik Sariayu. Dari
hasil kuesioner ditemukan terdapat lebih dari 50% konsumen
percaya bahwa dengan adanya label halal pada produk Sariayu
menjamin kehalalannya. Namun, masih terdapat konsumen yang
belum menyadari bahwa kosmetik Sariayu terbuat dari bahan-
bahan yang halal. Maka dari itu peneliti memberikan 3 saran yakni:
1) Sebaiknya perusahaan tetap mencantumkan label halal pada
semua produknya dan menambah pencantuman label halal
bagi produk yang belum mendapat label halal serta
menjadikan label halal sebagai keunggulan produk agar
dapat bersaing dengan kompetitor sejenis yang
mengedepankan kosmetik halal.
2) Sambutan hangat dari konsumen menandai bahwa Sariayu
diterima dengan baik di pasar Indonesia. Oleh karenanya
perusahaan harus tetap bertanggung jawab atas label halal
yang dimiliki dan menjaga brand image atau mutu produk
114
yang lebih unggul sehingga dapat merangsang minat beli
konsumen dan secara tidak langsung berdampak pada
peningkatan keputusan pembelian.
3) Untuk memperluas pangsa pasar, Sariayu dapat
meningkatkan keputusan pembelian konsumen tidak hanya
mengutamakan umat islam saja tetapi juga pada umat
beragama lain. Menurut Eri dan Sujana (2013) perusahaan
yang bergerak di bidang consumer goods harus
memberikan jaminan kehalalan bagi konsumennya, karena
pada kenyataannya bukan hanya konsumen Muslim saja
yang membutuhkan produk halal, melainkan Konsumen
Non Muslim pun mencari produk yang memang halal, hal
ini jika diperhatikan oleh perusahan, akan berdampak baik
pula bagi perusahaan itu sendiri.
b. Variabel Citra Merek
Dari hasil data yang ada, menunjukkan bahwa citra merek
terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tahap
proses keputusan pembelian konsumen kosmetik Sariayu. Dari
hasil kuesioner ditemukan terdapat lebih dari 60% responden
menganggap bahwa Sariayu dapat memberikan kesan positif. Hal
ini menunjukkan Sariayu sudah memiliki citra yang baik dimata
masyarakat. Akan tetapi, perusahaan diharapkan dapat terus
berinovasi dan menjaga kualitas terhadap produk Sariayu untuk
115
mempertahankan citra produk dan citra dari perusahaan itu sendiri,
karena kedua komponen tersebut terbukti mampu menjadi patokan
bagi konsumen dalam memutuskan untuk membeli suatu produk.
Selain itu, untuk meningkatkan citra yang baik di mata
masyarakat Sariayu dapat bergabung pada komunitas islami di
berbagai wilayah, dan memberikan edukasi untuk konsumen
sebagai bentuk Corporate Social Responbilities. Peran Corporate
Social Responbilities pada perusahaan terbukti dengan jurnal
(Aisyah, 2014) bahwa CSR dapat berkontribusi untuk
meningkatkan loyalitas pelanggan, karena dengan implementasi
CSR adalah simbol kedermawanan dan kepercayaan sebagai
simbol kejujuran. Pelaksanaan CSR tidak hanya tentang kepatuhan
terhadap kewajiban hukum dan moral, tetapi juga sebagai
penerapan karakter dan perilaku kita sebagai muslim untuk
membantu terhadap sesama. Perilaku ini menjadi tanda penyerahan
atau ketaatan manusia yang mengaku dirinya sebagai orang yang
percaya pada agama.
c. Variabel Celebrity Endorser
Dari hasil data yang ada, menunjukkan bahwa celebrity
endorser terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
tahap proses keputusan pembelian konsumen kosmetik Sariayu.
Berdasarkan hasil kuesioner dapat dilihat penilaian responden
terhadap celebrity endorser yang digunakan oleh Sariayu secara
116
umum dapat dikatakan baik, meskipun demikian perusahaan
hendaknya mengevaluasi secara periodik terhadap image endorser
iklan Sariayu dengan mengawasi dan mencari informasi secara
informal mengenai kehidupan pribadi endorser tersebut apakah
masih diminati oleh konsumen atau tidak, sehingga konsumen
tidak bosan dengan tokoh iklan yang ada.
Sariayu dalam memilih celebrity endorser juga harus lebih
memperhatikan mengenai pemberitaan buruk yang pernah ada
dalam kehidupan calon celebrity endorser nya, agar tidak membuat
konsumen mempersepsikan hal yang buruk mengenai celebrity
endorser tersebut ketika menjadi icon Sariayu. Selain itu, apabila
Sariayu ingin menjadikan label halal sebagai keunggulan, maka
Sariayu membutuhkan icon/endorser yang memang
menggambarkan image halal tersebut, karena jika dibandingkan
dengan Wardah, Sariayu masih belum menjadikan label halal
sebagai keunggulan, salah satu nya dilihat endorser yang
digunakan Sariayu belum menggambarkan bahwa Sariayu
merupakan kosmetik dengan label halal dilihat dari hanya sedikit
endorser yang menggunakan hijab dan endorser tersebut kurang
dikenal dan digemari oleh masyarakat.
2. Bagi Akademisi
Nilai R square (R²) untuk model regresi linier berganda sebesar
0,465 atau 46,5% yang menunjukkan bahwa 46,5% besarnya pengaruh
117
variabel persepsi label halal, citra merek, dan celebrity endorser
terhadap tahap proses keputusan pembelian, sedangkan sisanya 53,5%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain dalam penelitian ini. Hal ini
dapat menjadi rujukan bagi peneliti selanjutnya untuk menganalisis
faktor-faktor lain diluar model seperti advertising, electronic word of
mouth dan lain-lain.
118
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Sri, “Pengaruh Brand Image, Trust, dan Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah, Simki-Economic Vol.02 No.02, 2018.
Al-Qur’an dan Terjemahnya. 2008. Departemen Agama RI. Bandung:Diponegoro.
Aisyah, M., “The Influence of Religious Behavior on Consumers Intention to Purchase Halal-Labeled Product”, 14, 15-32, 2014.
Amalia, Lina. Tren dan Perilaku Pasar Kosmetik Indonesia Tahun 2017. http://sigmaresearch.co.id/tren-dan-perilaku-pasar-kosmetik-indonesia-tahun-2017/ diakses pada tanggal 20 Desember 2017 pukul 21.11 WIB
Ambarwati, M., Sunarti, dan Mukhammad, K.M., “Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli (Survei pada Mahasiswa Universitas Brawijaya yang Menggunakan Pasta Gigi Pepsodent”, Jurnal Adminstrasi Bisnis. Vol. 25. No. 1. edisi Agustus, 2015.
Amri, Syaiful., M.Jamil, Ardiansyah. “Analisis Yuridis Kewenangan Majelis Ulama Indonesia Dalam Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal”, Vol.5,No.5. 2017.
Andry. Riset Pasar dan Data Outlook Kosmetik 2009-2017 (Top 10 Perusahaan Kosmetik di Indonesia). http://duniaindustri.com/downloads/riset-pasar-dan-data-outlook-kosmetik-2009-2017-top-10-perusahaan-kosmetik-di-indonesia/ diakses pada tanggal 1 Maret 2018 pukul 19.43 WIB.
Asri, “Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Produk Pangan Yang Tidak Bersertifikat Halal”. 2016
Belch, George E and Belch, Michael A., ―Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communications Perspective,
Edisi ke 8, 2009.
Babu, M Naresh. “The Impact of Celebrity Endorsement on Purchase Decision of Telecom Users- A case of Engineering Students”, Global Journal Advanced Research. 2014.
DPHI, “Indonesian Halal Product Directory 2008-2009‖. Jakarta: PT.
Tribuwana Cahya Ananta, 2011.
119
Dipura, Bayu Andika, ―Pengaruh Citra Merek dan Persepsi Kualitas Terhadap Loyalitas Merek”, Department of Management FEB UMM, 2016.
Fela. Manfaatkan Peluang Industri Kosmetik Indonesia Siap Bersaing.
http://xsmlfashion.com/tab/480/manfaatkan-peluang-industri-kosmetik-indonesia-siap-bersaing diakses pada tanggal 2 Juli 2018 pukul 22.09 WIB
Firmansyah, M. J. Ini Kelebihan Sertifikasi Halal BPJPH dibanding LPOM MUI. https://bisnis.tempo.co/read/1025950/inikelebihan-sertifikasi-halal-bpjph-dibanding-lpom-mui diakses 24 Juli 2018.
Fitri. Panduan Umum Sistem Jaminan Halal LPPOM-MUI.
http://www.halalmui.org/images/stories/pdf/sjh-indonesia.pdf diakses 12 Desember 2017 pukul 11.50 WIB
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23‖, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2016.
Gujarati, D. “Basic Econometrics”, Mc Grawhill. New York. 2003.
Kamilah, Ghina, dkk. “Pengaruh Labelisasi Halal dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Minat Beli”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 2, Februari 2017.
Keller, Kevin Lane. “Strategy Brand Management (Building, Measuring, and Managing Brand Equity)”, Fourth Edition, Practise Hall, New Jersey, 2013.
2008
Khoiri, Agniya. Industri Kosmetik Unjuk Gigi di BeautyIndonesia. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160616141900-277-138615/industri-kosmetik-unjuk-gigi-di-beautyindonesia diakses pada tanggal 3 Juni 2018 pukul 21.43 WIB.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. “Marketing Management”, 15th Edition, Pearson Education,Inc. 2016.
Kusumawati, Yunita dan Benny Herlena, “Hubungan antara persepsi terhadap kelompok referensi dengan pengambilan keputusan membeli produk kosmetika tanpa label halal pada mashasiswi muslim”, Jurnal Psikologi Integratif, Vol. 2, No.1, Juni 2014.
120
Lutfie,dkk. “Which is More Important? Halal Label or Product Quality”, 3rd International Seminar and Conference on Learning Organization (ISCLO 2015).
Mashudi. Konstruksi Hukum & Respons Masyarakat terhadap Sertifikasi Produk Halal. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, (2015).
Nulufi dan Murwatiningsih. Minat Beli Sebagai Mediasi Pengaruh Brand Image dan Sikap Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Batik di Pekalongan. Management Analysis Journal 4 (2) (2015).
Permadi, P.C., Srikandi. K., dan Andriani ,K., ―Pengaruh Citra Merek Terhadap Word Of Mouth dan Keputusan Pembelian‖, Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 10. No. 1. edisi Mei, 2014.
Peter, J. Paul dan J.C. Olson. ―Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran‖, Edisi ke-9, Salemba Empat, Jakarta, 2014.
Pratiwi, Winda Mizwar. Studi Pemasaran Produk Kosmetik 2017.
https://www.marsindonesia.com/products/business-reports/studi-pemasaran-produk-kosmetik-2017 diakses
pada tanggal 11 Februari 2018 pukul 20.03 WIB.
Priyatno, D. “SPSS Handbook: Analisis Data, Olah Data, & Penyelesaian Kasus-Kasus Statistik”, Yogyakarta: MediaKom. 2016.
PT Martina Berto. Laporan Tahunan 2016 Annual Report. Tbk http://www.martinaberto.co.id/download/AR_BERTO_2016_to_OJK.pdf diakses Juli 2018 pukul 21.19 WIB
Radha G, Jija. “Influence of Celebrity Endorsement on the Consumer’s Purchase Decision”, International Journal of Scientific and Research Publications. 2013.
Riduwan dan Kuncoro Engkos Achmad. ”Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis)”, Alfabeta, Bandung, 2007.
Rizan, Muhammad., Dkk., “Pengaruh Brand Image Dan Brand Trust Terhadap Brand Loyalty Teh Botol Sosro Survei Konsumen Teh Botol Sosro Di Food Court Itc Cempaka Mas, Jakarta Timur”, Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia. 3(1), 1-17, 2012.
Sandi, A.S.P., Marsudi, dan Dedy, R. ―Persepsi Label Halal terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Minuman
121
Berenergi‖, Jurnal Manajemen Bisnis. Vol.1. No.2. edisi Oktober 2011.
Shimp, Terence. A. (terj. Harya Bhima Sena, Fitri Santi, Anisa Puspita
Dewi), ―Komunikasi Pemasaran Terpadu dalam Periklanan dan Promosi”, Edisi 8. Jakarta : Salemba Empat, 2014.
Stanton, William J. And B.J Walker, ‖Prinsip-prinsip Pemasaran‖. Erlangga. Jakarta. 2004.
Sugiyono, “Statistika untuk Penelitian”, Penerbit: Alfabeta, 2017.
Sugiyono, “Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, Penerbit: Alfabeta, 2014.
Sujana dan Agustian. “Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen” (Studi Kasus Pada
Produk Wall’s Conello). Jurrnal ilmiah manajemen 1 (2) (2013).
Syarifuddin Hidayat, A., & Siradj, M. ―Sertifikasi Halal dan Sertifikasi Non Halal pada Produk Pangan Industri”. Ahkam, XV(2). 2015.
Tjiptono, Fandy., ―Service Management, Mewujudkan Layanan Prima”, Edisi pertama, Yogyakarta, 2008
Widyaningrum, Premi Wahyu, ―PENGARUH LABEL HALAL DAN CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (SURVEI PADA KONSUMEN WARDAH DI PONOROGO)‖, Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia. Vol. VI. edisi Desember, 2016.
https://www.kapanlagi.com/tika-bravani/profil/ diakses pada tanggal 3 September 2018 pukul 15.49 WIB.
http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?wid=0000000000&tid=320&fi1=58&fi2=3 diakses pada tanggal 10 Juli 2018 pukul 16.29 WIB.
http://www.kemenperin.go.id/artikel/18954/Kian-Kinclong,-Industri-Kosmetik-Nasional-Tumbuh-20-Persen diakses pada tanggal 12 Maret 2018 pukul 19.04 WIB
https://moeslema.com/3400 di akses 24 Juli 2018 pukul 16.05 WIB
122
LAMPIRAN
123
LAMPIRAN
Kepada Yth.
Responden Penelitian
Di tempat
Bersama ini saya:
Nama : Vivi Nafilah Chairani Hasan
NIM : 1114081000075
Keterangan : Mahasiswa S1, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terkait dengan penelitian yang akan saya teliti, dengan judul ―PENGARUH
PERSEPSI LABEL HALAL, CITRA MEREK, DAN CELEBRITY ENDORSER
TERHADAP TAHAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA
KOSMETIK SARIAYU‖, maka untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan
penelitian ini, saya memohon kesediaan saudara/i mengisi daftar pertanyaan yang
saya ajukan. Kesediaan saudara/i merupakan bantuan yang sangat bernilai bagi
saya.
Akhir kata, atas bantuan dan kelapangan hati saudara/i, saya ucapkan banyak
terima kasih.
Hormat saya,
Vivi Nafilah Chairani Hasan
124
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH PERSEPSI LABEL HALAL, CITRA MEREK DAN
CELEBRITY ENDORSER TERHADAP TAHAP PROSES KEPUTUSAN
PEMBELIAN KOSMETIK “SARIAYU”
Responden yang terhormat,
Saya mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Manajemen
Pemasaran .
Nama : Vivi Nafilah Chairani Hasan
NIM : 11140810000075
Sehubungan dengan penelitian yang tengah Saya lakukan sebagai syarat untuk
mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi, Saya memohon Saudara/i dapat
meluangkan waktu sejenak untuk mengisi kuesioner ini. Jawaban jujur yang
Saudara/i berikan akan berguna bagi penelitian yang sedang dilakukan. Atas
bantuan dan perhatian Saudara/i yang telah berkenan mengisi kuesioner ini
Saya ucapkan terima kasih.
A. Penyaringan Pertanyaan (Screening Question)
Apakah Anda pernah menggunakan kosmetik Sariayu?
a. Ya
b. Tidak
Jika jawaban adalah YA, Anda dapat melanjutkan mengisi kuesioner ini.
Namun, jika TIDAK, pengisian kuesioner cukup sampai disini.
B. Identitas Responden
1. Nama lengkap : ................................................................................
2. Usia :
a. <16 tahun
b. 16 – 25 tahun
c. >25 – 45 tahun
d. >45 – 55 tahun
e. >55 tahun
125
3. Pendapatan :
a. < Rp 1.000.000
b. Rp 1000.001 – Rp 2.500.000
c. Rp Rp 2.500.001 – Rp 5.000.000
d. > Rp 5.000.001
5. Frekuensi anda membeli kosmetik Sariayu selama 3 bulan terakhir :
a. 1 kali
b. 2 – 4 kali
c. 5 – 10 kali
d. Lebih dari 10 kali
6. Apakah anda bertempat tinggal di JABODETABEK?
a. Ya
Jakarta
Bogor
Depok
Tangerang
Bekasi
b. Tidak, maka tidak perlu di lanjutkan.
C. Petunjuk Pengisian
Isilah pernyataan di bawah ini yang menyangkut pengalaman Saudara/i
mengenai produk kometik berlabel halal ―Sariayu‖, dengan memberikan
tanda ceklis (√) di kolom yang sesuai pada:
Sangat Setuju : SS
Setuju : S
Ragu-ragu : RR
Tidak Setuju : TS
Sangat Tidak Setuju : STS
126
1. Persepsi Label Halal
2. Citra Merek
No. Pertanyaan STS TS RR S SS
5. Tampilan fisik kosmetik Sariayu menarik.
6. Kosmetik Sariayu cocok dengan jenis kulit saya.
7. Penentuan harga kosmetik Sariayu sesuai dengan
kualitas nya.
8. Tersedia fasilitas pendukung seperti make up tools
(brush/spons) pada kosmetik Sariayu.
9. Merek kosmetik ―Sariayu‖ mudah diucapkan.
10. Merek kosmetik ―Sariayu‖ mudah diingat.
11. Pemilihan nama Sariayu cocok digunakan untuk
kosmetik yang berbahan baku alami.
12. Kosmetik Sariayu menyediakan tester yang beragam.
13. Harga kosmetik Sariayu bervariasi.
14. Varian produk kosmetik Sariayu beragam.
15. Merek kosmetik Sariayu memberikan kesan positif.
16. Informasi kosmetik Sariayu di berbagai media unik.
17. Kerahasiaan data konsumen kosmetik Sariayu
terjamin.
18. Prosedur pembelian melalui (cash/debit/kredit) aman.
No. Pertanyaan STS TS RR S SS
1. Label halal pada kemasan kosmetik Sariayu nampak
jelas.
2. Letak/posisi label halal pada kemasan kosmetik
Sariayu mudah ditemukan.
3. Bahan baku kosmetik Sariayu aman digunakan.
4. Label halal pada produk kosmetik Sariayu menjamin
kehalalan nya.
127
3. Celebrity Endorser
No. Pertanyaan STS TS RR S SS
19. Sebagai endorser penampilan Tika Bravani terkesan
jujur dalam menyampaikan pesan iklan.
20. Sebagai endorser Tika Bravani memiliki
integritas/konsistensi dalam menyampaikan pesan
iklan.
21. Pesan iklan yang disampaikan Tika Bravani sebagai
endorser dapat dipercaya.
22. Sebagai endorser Tika Bravani memiliki keahlian
dalam mengiklankan kosmetik Sariayu.
23. Tika Bravani berpengalaman dalam membintangi
sebuah iklan.
24. Sebagai endorser Tika Bravani mampu meyakinkan
konsumen.
25. Sebagai endorser Tika Bravani memiliki daya tarik
tersendiri.
26. Penghargaan yang pernah didapat oleh Tika Bravani
menunjukkan ia artis yang berkualitas.
27. Tika Bravani termasuk artis yang berprestasi.
28. Karakter Tika Bravani mampu mewakili pengguna
kosmetik Sariayu.
4. Proses Keputusan Pembelian
No. Pertanyaan STS TS RR S SS
29. Ketika membutuhkan kosmetik, Saya memutuskan
untuk membeli kosmetik Sariayu.
30. Setelah mendapatkan berbagai informasi, Saya
memutuskan membeli kosmetik Sariayu.
31. Dari berbagai alternatif kosmetik yang ada, saya
memutuskan untuk memilih kosmetik Sariayu.
32. Saya memutuskan untuk membeli kosmetik Sariayu.
33. Setelah menggunakan kosmetik Sariayu, Saya
merasa puas.
128
DATA VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Variabel Persepsi Label Halal
No. X1
TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4
1 4 4 4 4 16
2 5 5 5 4 19
3 5 5 5 5 20
4 4 4 4 4 16
5 4 4 4 4 16
6 5 4 5 5 19
7 5 5 5 5 20
8 5 5 5 5 20
9 4 4 5 4 17
10 5 5 3 5 18
11 4 4 4 5 17
12 4 4 4 4 16
13 4 4 4 4 16
14 4 4 3 4 15
15 4 4 4 4 16
16 4 4 4 4 16
17 4 4 5 5 18
18 5 5 4 4 18
19 4 4 4 4 16
20 5 5 5 5 20
21 5 5 5 5 20
22 4 4 4 4 16
23 4 4 4 4 16
24 4 4 5 4 17
25 5 4 4 4 17
26 4 5 5 5 19
27 5 3 4 4 16
28 3 4 4 4 15
29 5 5 3 3 16
30 4 4 4 4 16
129
Variasi Citra Merek
No. X2
TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
2 4 4 5 5 5 5 4 3 5 4 4 5 5 5 63
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 65
5 5 4 5 5 4 4 3 3 4 5 4 5 5 4 60
6 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 49
7 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 64
8 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 62
9 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 58
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
11 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 66
12 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 45
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
14 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 53
15 4 2 4 3 3 3 4 5 5 4 2 4 3 3 49
16 3 2 4 3 3 3 4 2 3 3 2 4 3 3 42
17 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 48
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
19 5 5 5 3 4 4 5 5 4 5 5 5 3 4 62
20 3 4 3 4 3 2 2 4 2 3 4 3 4 3 44
21 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 58
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
25 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 60
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
27 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 66
28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
29 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 66
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
130
Variasi Celebrity Endorser
No. X3
TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
2 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 44
3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 42
4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 35
5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 38
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
7 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 45
8 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 44
9 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
11 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 46
12 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41
13 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 35
14 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 46
15 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38
16 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 47
17 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 36
18 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 35
19 5 3 3 5 5 5 5 3 3 5 42
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
21 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 42
22 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 43
23 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 48
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
25 5 4 4 3 3 4 5 4 4 3 39
26 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 46
27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
28 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 47
29 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 44
30 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 48
131
Variasi Tahap Proses Keputusan Pembelian
No. Y
TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
1 4 4 4 4 4 20
2 3 3 4 5 5 20
3 5 5 5 5 5 25
4 4 3 4 4 3 18
5 4 5 5 2 2 18
6 4 4 4 4 4 20
7 3 4 4 3 4 18
8 3 4 3 4 4 18
9 5 4 4 4 5 22
10 2 2 4 4 4 16
11 4 4 4 4 4 20
12 4 4 5 5 4 22
13 5 5 5 5 5 25
14 5 5 5 5 5 25
15 5 5 5 5 5 25
16 4 4 4 5 5 22
17 5 5 5 5 5 25
18 4 3 3 4 3 17
19 4 4 4 4 4 20
20 5 5 3 4 3 20
21 4 4 4 4 4 20
22 4 4 4 4 4 20
23 4 4 4 4 4 20
24 5 3 3 4 4 19
25 4 4 4 4 4 20
26 4 4 4 4 4 20
27 5 5 5 5 5 25
28 4 5 5 4 4 22
29 4 4 4 4 4 20
30 5 5 5 5 5 25
132
DATA PENELITIAN
Variabel Persepsi Label Halal
No. X1
TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4
1 5 5 5 5 20
2 4 4 4 4 16
3 4 4 4 4 16
4 5 5 4 4 18
5 5 5 4 4 18
6 4 5 5 5 19
7 4 4 4 4 16
8 5 4 4 4 17
9 5 5 5 5 20
10 5 5 5 5 20
11 4 4 4 4 16
12 5 5 4 4 18
13 5 5 5 5 20
14 4 4 4 3 15
15 4 4 4 4 16
16 5 4 5 4 18
17 5 5 5 5 20
18 5 5 5 5 20
19 4 4 4 5 17
20 5 5 5 5 20
21 4 4 5 4 17
22 4 4 4 4 16
23 4 4 4 4 16
24 4 4 4 4 16
25 4 4 4 4 16
26 4 4 4 4 16
27 4 4 5 4 17
28 5 5 4 4 18
29 4 4 4 4 16
30 5 5 5 5 20
31 5 5 5 5 20
32 4 4 4 5 17
33 4 4 4 4 16
34 4 4 4 5 17
35 5 4 4 4 17
133
No. X1
TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4
36 4 5 5 4 18
37 5 3 4 4 16
38 3 4 4 4 15
39 5 5 3 5 18
40 4 4 4 3 15
41 4 4 4 4 16
42 4 5 4 4 17
43 5 5 4 5 19
44 4 4 4 4 16
45 4 4 5 5 18
46 5 5 5 5 20
47 5 5 5 5 20
48 5 5 5 5 20
49 4 4 4 5 17
50 5 5 5 5 20
51 4 4 4 4 16
52 4 4 4 4 16
53 4 4 4 4 16
54 4 4 4 4 16
55 5 4 4 4 17
56 4 5 5 4 18
57 5 5 5 4 19
58 5 5 4 4 18
59 4 4 4 5 17
60 5 5 5 5 20
61 4 4 5 5 18
62 4 4 5 5 18
63 4 4 5 4 17
64 5 5 4 4 18
65 4 4 5 5 18
66 5 5 4 4 18
67 4 4 5 5 18
68 5 5 4 4 18
69 4 4 4 5 17
70 4 4 5 5 18
71 4 4 5 5 18
72 5 5 5 4 19
73 4 4 5 5 18
74 5 5 4 4 18
134
No. X1
TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4
75 5 5 5 4 19
76 4 5 5 5 19
77 4 4 4 4 16
78 4 5 4 5 18
79 4 4 5 4 17
80 4 4 5 5 18
81 5 5 5 5 20
82 4 4 4 3 15
83 4 4 5 5 18
84 4 4 4 4 16
85 4 4 5 5 18
86 5 5 5 4 19
87 4 4 5 4 17
88 4 4 5 5 18
89 5 5 5 4 19
90 4 4 5 5 18
91 4 4 5 5 18
92 4 5 5 5 19
93 5 5 4 4 18
94 5 5 5 4 19
95 5 5 4 4 18
96 4 4 5 5 18
97 4 4 5 5 18
98 4 5 4 5 18
99 4 4 5 4 17
100 5 5 5 5 20
135
Variasi Citra Merek
No. X2
Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
2 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 43
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 53
5 4 4 4 3 3 3 4 5 3 4 4 4 3 3 51
6 5 5 5 5 3 3 5 5 3 5 5 5 5 3 62
7 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 48
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
9 5 5 5 3 4 4 5 5 4 5 5 5 3 4 62
10 3 4 3 4 3 2 2 4 2 3 4 3 4 3 44
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
16 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 64
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
18 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 60
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
20 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 64
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
22 4 4 5 5 5 5 4 3 5 4 4 5 5 5 63
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
24 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 65
25 5 4 5 5 4 4 3 3 4 5 4 5 5 4 60
26 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 49
27 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 64
28 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 62
29 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 58
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
31 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 66
32 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 45
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
34 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 53
35 4 2 4 3 3 3 4 5 5 4 2 4 3 3 49
36 3 2 4 3 3 3 4 2 3 3 2 4 3 3 42
37 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 48
136
No. X2
Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
39 5 5 5 3 4 4 5 5 4 5 5 5 3 4 62
40 3 4 3 4 3 2 2 4 2 3 4 3 4 3 44
41 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 58
42 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
45 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 60
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
47 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 66
48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
49 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 66
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
51 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 67
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
53 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 57
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
55 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 59
56 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 52
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
58 5 5 5 4 4 4 4 3 3 5 5 5 4 4 60
59 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 60
60 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 62
61 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
62 4 5 5 5 5 3 4 4 3 4 5 5 5 5 62
63 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 59
64 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 64
65 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 63
66 4 3 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 63
67 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 63
68 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 64
69 5 4 4 4 4 5 5 3 3 5 4 4 4 4 58
70 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 60
71 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 66
72 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 67
73 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 62
74 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 65
75 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 60
76 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 64
137
No. X2
Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14
77 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 67
78 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 59
79 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 62
80 5 2 5 4 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 62
81 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 65
82 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 66
83 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 62
84 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 64
85 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 59
86 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 5 64
87 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 65
88 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 47
89 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 64
90 5 4 3 5 5 4 4 3 5 5 4 3 5 5 60
91 5 5 3 5 5 4 5 3 5 5 5 3 5 5 63
92 4 5 2 4 4 5 5 2 4 4 5 2 4 4 54
93 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 60
94 5 3 2 4 4 5 3 2 4 5 3 2 4 4 50
95 5 3 4 4 4 5 3 4 4 5 3 4 4 4 56
96 5 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 55
97 4 4 2 4 5 4 4 2 4 4 4 2 4 5 52
98 5 5 3 4 3 4 5 3 4 5 5 3 4 3 56
99 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 3 57
100 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 52
138
Variabel Celebrity Endorser
No. X3
Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 32
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 36
5 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 36
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
7 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 36
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
9 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38
10 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 33
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
12 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 45
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
16 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 46
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
18 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 44
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
20 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 48
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
22 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 44
23 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 42
24 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 35
25 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 38
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
27 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 45
28 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 44
29 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
31 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 46
32 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41
33 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 35
34 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 46
35 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38
36 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 47
37 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 36
139
No. X3
Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10
38 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 35
39 5 3 3 5 5 5 5 3 3 5 42
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
41 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 42
42 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 43
43 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 48
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
45 5 4 4 3 3 4 5 4 4 3 39
46 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 46
47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
48 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 47
49 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 44
50 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 48
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
52 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 44
53 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 45
54 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 46
55 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 49
56 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 46
57 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 32
58 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 44
59 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 44
60 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
61 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 44
62 5 4 3 5 3 3 5 4 3 5 40
63 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 44
64 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 42
65 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 42
66 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 44
67 4 2 4 4 3 3 4 2 4 4 34
68 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 42
69 3 4 5 4 4 4 3 4 5 4 40
70 5 4 5 5 3 4 5 4 5 5 45
71 3 5 5 5 4 4 3 5 5 5 44
72 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41
73 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 44
74 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 46
75 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 42
76 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42
140
No. X3
Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10
77 4 4 3 4 5 5 4 4 3 4 40
78 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38
79 4 3 5 4 4 4 4 3 5 4 40
80 4 3 5 5 5 5 4 3 5 5 44
81 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 42
82 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 44
83 4 4 3 5 4 4 4 4 3 5 40
84 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 35
85 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 34
86 3 5 4 4 4 4 3 5 4 4 40
87 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 43
88 4 5 3 5 4 4 4 5 3 5 42
89 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 42
90 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 46
91 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 46
92 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 47
93 4 4 5 5 4 3 4 4 5 5 43
94 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 46
95 4 4 5 3 4 4 4 4 5 3 40
96 4 4 5 3 5 4 4 4 5 3 41
97 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 38
98 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 41
99 4 3 4 5 5 5 4 3 4 5 42
100 4 3 4 5 4 4 4 3 4 5 40
141
Variasi Tahap Proses Keputusan Pembelian
No. Y
Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
1 4 5 5 5 4 23
2 3 3 2 4 3 15
3 5 4 4 4 5 22
4 3 4 4 5 3 19
5 5 4 4 5 5 23
6 4 5 5 5 4 23
7 4 3 3 4 4 18
8 4 4 4 4 4 20
9 4 4 5 5 4 22
10 2 4 4 5 2 17
11 4 4 4 4 4 20
12 4 4 5 5 4 22
13 5 5 5 5 5 25
14 5 4 4 4 5 22
15 5 4 4 4 5 22
16 4 5 5 4 4 22
17 5 5 5 5 5 25
18 3 4 4 5 3 19
19 4 4 4 4 4 20
20 5 5 5 5 5 25
21 4 4 4 4 4 20
22 4 4 4 4 4 20
23 4 4 4 4 4 20
24 3 4 5 4 3 19
25 4 4 4 4 4 20
26 4 4 2 4 4 18
27 5 5 5 4 5 24
28 5 4 4 5 5 23
29 4 4 4 4 4 20
30 5 5 5 5 5 25
31 4 5 5 5 4 23
32 3 5 2 4 3 17
33 4 3 4 4 4 19
34 3 5 4 4 3 19
35 5 4 2 4 5 20
36 3 4 2 5 3 17
37 4 3 3 3 4 17
142
No. Y
Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
38 4 3 4 4 4 19
39 2 5 5 5 2 19
40 3 4 4 4 3 18
41 4 4 4 4 4 20
42 4 5 5 5 4 23
43 5 5 5 5 5 25
44 5 4 4 4 5 22
45 5 4 5 4 5 23
46 4 5 4 5 4 22
47 5 5 5 5 5 25
48 3 4 5 5 3 20
49 4 4 5 4 4 21
50 5 5 4 5 5 24
51 4 4 5 4 4 21
52 4 4 4 4 4 20
53 4 4 4 4 4 20
54 3 5 4 4 3 19
55 4 4 4 4 4 20
56 4 5 2 5 4 20
57 2 3 4 5 2 16
58 5 4 5 5 5 24
59 4 4 4 4 4 20
60 5 5 4 5 5 24
61 4 4 5 4 4 21
62 4 5 5 4 4 22
63 5 5 4 4 5 23
64 5 4 5 5 5 24
65 5 5 5 4 5 24
66 4 5 3 5 4 21
67 2 4 5 4 2 17
68 4 4 5 5 4 22
69 4 4 4 4 4 20
70 4 5 4 4 4 21
71 5 4 4 4 5 22
72 4 5 5 5 4 23
73 5 4 5 4 5 23
74 4 4 4 5 4 21
75 5 4 5 5 5 24
76 4 4 5 5 4 22
143
No. Y
Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
77 5 3 5 4 5 22
78 4 5 4 5 4 22
79 4 5 4 4 4 21
80 4 5 2 4 4 19
81 5 4 4 5 5 23
82 2 3 5 4 2 16
83 3 3 5 4 3 18
84 3 4 4 4 3 18
85 4 4 4 4 4 20
86 5 4 5 5 5 24
87 5 4 5 4 5 23
88 4 3 2 4 4 17
89 4 4 3 5 4 20
90 4 4 4 4 4 20
91 3 3 5 4 3 18
92 4 3 5 5 4 21
93 5 2 5 5 5 22
94 5 4 3 5 5 22
95 4 2 3 5 4 18
96 5 4 4 4 5 22
97 4 3 4 4 4 19
98 3 2 5 5 3 18
99 4 3 5 4 4 20
100 3 4 4 5 3 19
144
HASIL UJI VALIDITAS
Variabel Persepsi Label Halal
Correlations
Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL
Q1 Pearson Correlation 1 ,545** ,200 ,313 ,691
**
Sig. (2-tailed) ,002 ,288 ,092 ,000
N 30 30 30 30 30
Q2 Pearson Correlation ,545** 1 ,262 ,398
* ,736
**
Sig. (2-tailed) ,002 ,162 ,030 ,000
N 30 30 30 30 30
Q3 Pearson Correlation ,200 ,262 1 ,564** ,721
**
Sig. (2-tailed) ,288 ,162 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30
Q4 Pearson Correlation ,313 ,398* ,564
** 1 ,775
**
Sig. (2-tailed) ,092 ,030 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30
TOTAL Pearson Correlation ,691** ,736
** ,721
** ,775
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
145
Variabel Citra Merek
Correlations
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 TOTAL
Q1 Pearson
Correlation
1 ,753** ,673
** ,444
* ,734
** ,715
** ,560
** ,480
** ,631
** 1,000
**
,753** ,673
** ,444
* ,734
** ,873
**
Sig. (2-
tailed)
,000 ,000 ,014 ,000 ,000 ,001 ,007 ,000 ,000 ,000 ,000 ,014 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q2 Pearson
Correlation
,753** 1 ,614
** ,557
** ,667
** ,687
** ,468
** ,400
* ,421
* ,753
** 1,000
**
,614** ,557
** ,667
** ,855
**
Sig. (2-
tailed)
,000
,000 ,001 ,000 ,000 ,009 ,028 ,021 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q3 Pearson
Correlation
,673** ,614
** 1 ,548
** ,540
** ,582
** ,533
** ,201 ,539
** ,673
** ,614
** 1,000
**
,548** ,540
** ,771
**
Sig. (2-
tailed)
,000 ,000
,002 ,002 ,001 ,002 ,287 ,002 ,000 ,000 ,000 ,002 ,002 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q4 Pearson
Correlation
,444* ,557
** ,548
** 1 ,613
** ,543
** ,165 ,174 ,394
* ,444
* ,557
** ,548
** 1,000
**
,613** ,695
**
Sig. (2-
tailed)
,014 ,001 ,002
,000 ,002 ,385 ,359 ,031 ,014 ,001 ,002 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q5 Pearson
Correlation
,734** ,667
** ,540
** ,613
** 1 ,869
** ,580
** ,345 ,725
** ,734
** ,667
** ,540
** ,613
** 1,000
**
,875**
Sig. (2-
tailed)
,000 ,000 ,002 ,000
,000 ,001 ,062 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q6 Pearson
Correlation
,715** ,687
** ,582
** ,543
** ,869
** 1 ,743
** ,322 ,856
** ,715
** ,687
** ,582
** ,543
** ,869
** ,884
**
Sig. (2-
tailed)
,000 ,000 ,001 ,002 ,000
,000 ,083 ,000 ,000 ,000 ,001 ,002 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q7 Pearson
Correlation
,560** ,468
** ,533
** ,165 ,580
** ,743
** 1 ,512
** ,756
** ,560
** ,468
** ,533
** ,165 ,580
** ,684
**
Sig. (2-
tailed)
,001 ,009 ,002 ,385 ,001 ,000
,004 ,000 ,001 ,009 ,002 ,385 ,001 ,000
146
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q8 Pearson
Correlation
,480** ,400
* ,201 ,174 ,345 ,322 ,512
** 1 ,460
* ,480
** ,400
* ,201 ,174 ,345 ,501
**
Sig. (2-
tailed)
,007 ,028 ,287 ,359 ,062 ,083 ,004
,011 ,007 ,028 ,287 ,359 ,062 ,005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q9 Pearson
Correlation
,631** ,421
* ,539
** ,394
* ,725
** ,856
** ,756
** ,460
* 1 ,631
** ,421
* ,539
** ,394
* ,725
** ,759
**
Sig. (2-
tailed)
,000 ,021 ,002 ,031 ,000 ,000 ,000 ,011
,000 ,021 ,002 ,031 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q10 Pearson
Correlation
1,000*
*
,753** ,673
** ,444
* ,734
** ,715
** ,560
** ,480
** ,631
** 1 ,753
** ,673
** ,444
* ,734
** ,873
**
Sig. (2-
tailed)
,000 ,000 ,000 ,014 ,000 ,000 ,001 ,007 ,000
,000 ,000 ,014 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q11 Pearson
Correlation
,753** 1,000
**
,614** ,557
** ,667
** ,687
** ,468
** ,400
* ,421
* ,753
** 1 ,614
** ,557
** ,667
** ,855
**
Sig. (2-
tailed)
,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,009 ,028 ,021 ,000
,000 ,001 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q12 Pearson
Correlation
,673** ,614
** 1,000
**
,548** ,540
** ,582
** ,533
** ,201 ,539
** ,673
** ,614
** 1 ,548
** ,540
** ,771
**
Sig. (2-
tailed)
,000 ,000 ,000 ,002 ,002 ,001 ,002 ,287 ,002 ,000 ,000
,002 ,002 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q13 Pearson
Correlation
,444* ,557
** ,548
** 1,000
**
,613** ,543
** ,165 ,174 ,394
* ,444
* ,557
** ,548
** 1 ,613
** ,695
**
Sig. (2-
tailed)
,014 ,001 ,002 ,000 ,000 ,002 ,385 ,359 ,031 ,014 ,001 ,002
,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q14 Pearson
Correlation
,734** ,667
** ,540
** ,613
** 1,000
**
,869** ,580
** ,345 ,725
** ,734
** ,667
** ,540
** ,613
** 1 ,875
**
Sig. (2-
tailed)
,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,001 ,062 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000
,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOT
AL
Pearson
Correlation
,873** ,855
** ,771
** ,695
** ,875
** ,884
** ,684
** ,501
** ,759
** ,873
** ,855
** ,771
** ,695
** ,875
** 1
147
Sig. (2-
tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,005 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
148
Variabel Celebrity Endorser
Correlations
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 TOTAL
Q1 Pearson
Correlation
1 ,161 ,269 ,296 ,296 ,614*
*
1,00
0**
,161 ,269 ,296 ,618**
Sig. (2-
tailed)
,396 ,151 ,112 ,112 ,000 ,000 ,396 ,151 ,112 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q2 Pearson
Correlation
,161 1 ,488*
*
,330 ,330 ,215 ,161 1,00
0**
,488*
*
,330 ,646**
Sig. (2-
tailed)
,396
,006 ,075 ,075 ,253 ,396 ,000 ,006 ,075 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q3 Pearson
Correlation
,269 ,488*
*
1 ,356 ,356 ,337 ,269 ,488*
*
1,00
0**
,356 ,700**
Sig. (2-
tailed)
,151 ,006
,053 ,053 ,068 ,151 ,006 ,000 ,053 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q4 Pearson
Correlation
,296 ,330 ,356 1 1,00
0**
,614*
*
,296 ,330 ,356 1,00
0**
,791**
Sig. (2-
tailed)
,112 ,075 ,053
,000 ,000 ,112 ,075 ,053 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q5 Pearson
Correlation
,296 ,330 ,356 1,00
0**
1 ,614*
*
,296 ,330 ,356 1,00
0**
,791**
Sig. (2-
tailed)
,112 ,075 ,053 ,000
,000 ,112 ,075 ,053 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q6 Pearson
Correlation
,614*
*
,215 ,337 ,614*
*
,614*
*
1 ,614*
*
,215 ,337 ,614*
*
,734**
Sig. (2-
tailed)
,000 ,253 ,068 ,000 ,000
,000 ,253 ,068 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q7 Pearson
Correlation
1,00
0**
,161 ,269 ,296 ,296 ,614*
*
1 ,161 ,269 ,296 ,618**
Sig. (2-
tailed)
,000 ,396 ,151 ,112 ,112 ,000
,396 ,151 ,112 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
149
Q8 Pearson
Correlation
,161 1,00
0**
,488*
*
,330 ,330 ,215 ,161 1 ,488*
*
,330 ,646**
Sig. (2-
tailed)
,396 ,000 ,006 ,075 ,075 ,253 ,396
,006 ,075 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q9 Pearson
Correlation
,269 ,488*
*
1,00
0**
,356 ,356 ,337 ,269 ,488*
*
1 ,356 ,700**
Sig. (2-
tailed)
,151 ,006 ,000 ,053 ,053 ,068 ,151 ,006
,053 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Q10 Pearson
Correlation
,296 ,330 ,356 1,00
0**
1,00
0**
,614*
*
,296 ,330 ,356 1 ,791**
Sig. (2-
tailed)
,112 ,075 ,053 ,000 ,000 ,000 ,112 ,075 ,053
,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOT
AL
Pearson
Correlation
,618*
*
,646*
*
,700*
*
,791*
*
,791*
*
,734*
*
,618*
*
,646*
*
,700*
*
,791*
*
1
Sig. (2-
tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
150
Variabel Tahap Proses Keputusan Pembelian
Correlations
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 TOTAL
Q1 Pearson Correlation 1 ,674** ,348 ,397
* ,320 ,749
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,060 ,030 ,085 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Q2 Pearson Correlation ,674** 1 ,615
** ,201 ,258 ,752
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,288 ,169 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Q3 Pearson Correlation ,348 ,615** 1 ,352 ,417
* ,727
**
Sig. (2-tailed) ,060 ,000 ,057 ,022 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Q4 Pearson Correlation ,397* ,201 ,352 1 ,805
** ,733
**
Sig. (2-tailed) ,030 ,288 ,057 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Q5 Pearson Correlation ,320 ,258 ,417* ,805
** 1 ,749
**
Sig. (2-tailed) ,085 ,169 ,022 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
TOTAL Pearson Correlation ,749** ,752
** ,727
** ,733
** ,749
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
151
HASIL UJI RELIABILITAS
Variabel Persepsi Label Halal (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,704 4
Variabel Citra Merek (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,950 14
Variabel Celebrity Endorser (X3)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,886 10
Variabel Tahap Proses Keputusan Pembelian (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,795 5
152
HASIL UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Unstandardize
d Residual
,073 100 ,200* ,986 100 ,387
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
153
HASIL UJI MULTIKOLINERITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,384 2,448 ,157 ,876
Persepsi Label Halal ,321 ,137 ,195 2,336 ,022 ,800 1,250
Citra Merek ,143 ,029 ,405 4,865 ,000 ,802 1,247
Celebrity Endorser ,149 ,048 ,274 3,126 ,002 ,724 1,382
a. Dependent Variable: Tahap Proses Keputusan Pembelian
154
HASIL UJI HETEROKEDESITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,378 1,522 ,248 ,805
Persepsi label halal ,069 ,086 ,092 ,807 ,421
Citra merek ,010 ,018 ,065 ,574 ,567
Celebrity endorser -,021 ,030 -,085 -,712 ,478
a. Dependent Variable: RES2
155
HASIL ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,682a ,465 ,449 1,748
a. Predictors: (Constant), Celebrity endorser, Citra merek, Persepsi label halal
b. Dependent Variable: tahap proses keputusan pembelian
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 255,376 3 85,125 27,854 ,000b
Residual 293,384 96 3,056
Total 548,760 99
a. Dependent Variable: Tahap Keputusan Pembelian
b. Predictors: (Constant), Celebrity Endorser, Citra merek, Persepsi label halal
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,384 2,448 ,157 ,876
Persepsi Label Halal ,321 ,137 ,195 2,336 ,022 ,800 1,250
Citra Merek ,143 ,029 ,405 4,865 ,000 ,802 1,247
Celebrity Endorser ,149 ,048 ,274 3,126 ,002 ,724 1,382
a. Dependent Variable: Tahap Proses Keputusan Pembelian