PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL DAN
PEMBIAYAAN JUAL BELI TERHADAP
PROFITABILITAS (ROA) DENGAN NON
PERFORMING FINANCING (NPF) SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Periode 2013-2017)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh GelarSarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
LILIS SUDARWATI
NIM 213-14-281
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Hanya Kepada Allah Lah Tempat Ku Menyembah Dan Memohon
Pertolongan. Dialah Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.Maka
apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya
kamu berharap”
(Qs. Al Insyirah : 5-8)
viii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah
dan inayah-Nya. Serta dengan penuh cinta dan sayang skripsi ini saya
persembahkan kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan
dalam melakukan penulisan skripsi ini.
2. Kedua Orang Tua ku, Bapak Sugiyono dan Ibu Sri Hartati serta
Kakak-kakak ku Sudirman, Sukiman, dan Sutatik yang telah
memberikan dukungan serta doa untukku.
3. Rahayu Kurniati yang sangat berperan dalam terselesainya
skripsi ini
4. Teman sekaligus kakak Eka pratiwi,Nurul Khasanah, Oktaviani
Astuti
5. Sahabat seperjuangan ku ( Samirah, Dwi Nuryanti, Amilina
Karimah, Nikmatul Azizah, Liliana Ahass, Anik Widyastuti,
Reza Resita H, Rani Noviani, Nila Selviana, Desi Kurniawati,
dan Wahyu Hidayati, yang banyak membantu dalam proses
mengerjakan skripsi.
6. orang-orang yang telah memberiku semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini
7. Teman-teman Seperjuangan angkatan 2014 khususnya yang
telah membantu proses terselesainya skripsi ini.
8. Almamater ku S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam (FEBI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillaahirrabil’aalamiin, Segala puji bagi Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat serta hidayah-Nya, tak lupa shalawat serta salam kita sanjungkan
kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW. Atas karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: “Pengaruh Pembiayaan Bagi hasil,
Pembiayaan Jual-Beli Terhadap Profitabilitas (ROA) dengan NPF sebagai
Variabel intervening Bank Umum Syariah periode 2013-2017”. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Strata Satu
(S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tanpa adanya do‟a,
bimbingan, dukungan, nasehat, dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi
ini tidak akan dapat terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Faqih Nabhan, MM. selaku pembimbing, yang telah
memberikan bimbingan, dorongan dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
x
5. Seluruh dosen jurusan S1 Perbankan Syariah dan seluruh staff IAIN
Salatiga
6. Kedua Orang Tua tercinta, Bapak Sugiyono dan Ibu Sri Hartati dan
seluruh keluarga yang telah memberikan doa, kasih sayang, semangat dan
dukungan.
7. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam jurusan S1 Perbankan Syariah
8. Terima kasih untuk semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu
per satu yang telah menjadi bagian dari hidupku, selalu sehat dan sukses
untuk kita semua.
9. Dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semangat yang selalu kalian
berikan.
Dan akhirnya, tidak ada kata selain rasa syukur atas rahmat dan
karunia serta ridho Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
Lilis Sudarwati
NIM.213 14 281
xi
ABSTRAK
Sudarwati, Lilis. 2018.“Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Dan Pembiayaan Jual
Beli Terhadap Profitabilitas (Roa) Dengan Non Performing Financing
(NPF) Sebagai Variabel Intervening”. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga.
Pembimbing: Dr. Faqih Nabhan, MM.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pembiayaan bagi hasil
dan pembiayaan jual-beli terhadap profitblitas bank syariah dengan Non
performing financing sebagai variabel intervening. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan populasi Bank Umum Syariah di Indonesia periode
2013-2017. Pemilihan sampel menggunakan metode Purposif Sampling. Alat
analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan alat bantu SPSS versi 21 dan Eviews versi 9. Hasil penelitian
secara parsial menunjukkan bahwa pembiayaan bagi-hasil berpengaruh negatif
signifikan terhadap (ROA), pembiayaan jual beli Berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap (ROA), pembiayaan bagi hasil berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap (NPF), Pembiayaan Jual-beli berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap NPF, Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif
signifikan terhadap (ROA). Pada uji koefisien Determinasi (R2) menunjukkan
bahwa pembiayaan bagi-hasil, pembiayaan jual beli dan NPF secara simultan
berpengaruh terhadap profitabilitas sebesar 13,5 % sedangkan sisanya sebesar
87,5 dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
Kata Kunci: Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Jual-beli, NPF dan ROA
xii
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............. Error! Bookmark not defined.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
ABSTRAK ............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
Daftar Tabel .......................................................................................................... xv
Daftar Gambar ...................................................................................................... xvi
BAB IPENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10
E. Sistematika Penulisan ............................................................................. 11
BAB IILANDASAN TEORI ................................................................................ 14
A. Telaah Pustaka ........................................................................................ 14
xiii
B. Kerangka Teori ....................................................................................... 17
C. Kerangka Penelitian................................................................................ 35
D. Hipotesis ................................................................................................. 37
BAB IIIMETODE PENELITIAN......................................................................... 42
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 42
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................. 42
C. Populasi Dan Sampel .............................................................................. 42
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 45
E. Definisi Konsep Dan Operasional .......................................................... 46
F. Uji Instrumen Penelitian ......................................................................... 50
G. Uji statistik.............................................................................................. 51
H. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 53
I. Analisis Jalur ( Path Analiysis) .............................................................. 55
J. Alat Analisis ........................................................................................... 56
BAB IVANALISIS DATA ................................................................................... 58
A. Deskripsi Obyek Penelitian .................................................................... 58
B. Analisis Data .......................................................................................... 58
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 77
BAB VPENUTUP ................................................................................................. 85
A. Kesimpulan ............................................................................................. 85
xiv
B. Saran ....................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69
LAMPIRAN .......................................................................................................... 73
xv
Daftar Tabel
Tabel 1 Research Gap ............................................................................................. 6
Tabel 2 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 16
Tabel 3 Hipotesis................................................................................................... 41
Tabel 4 Analisis Deskriptif ................................................................................... 58
Tabel 5 Hasil Uji Stationer .................................................................................... 59
Tabel 6 Hasil Uji Multikolonieritas ...................................................................... 64
Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................. 65
Tabel 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 68
Tabel 9 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Pertama ............................... 69
Tabel 10 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Kedua ............................... 70
Tabel 11 Hasil Uji F .............................................................................................. 74
Tabel 12 Hasil Uji R Square ................................................................................. 74
Tabel 13 Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 84
xvi
Daftar Gambar
Gambar 1 kerangka Penelitian .............................................................................. 36
Gambar 2 Hasil Uji Normalitas............................................................................. 67
Gambar 3 Model Jalur Path Analysis.................................................................... 77
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang wajib
menjalankan fungsi menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana
(financing)kepada masyarakat. Kegiatan penyaluran dana (financing)
dilakukan melalui pembiayaan. Pembiayaan terbagi kedalam 4 transaksi,
yaitu transaksi jual beli, transaksi bagi hasil, transaksi sewa, dan transaksi
pinjam-meminjam (Firdaus, 2015)
Sebagai lembaga mediasi sektor keuangan, bank memiliki peran
penting dalam perekonomian. Mediasi keuangan pada sektor perbankan
tentu sangat penting bagi setiap negara termasuk Indonesia. Di Indonesia
sistem perbankan yang digunakan adalah dual banking sistem dimana
beroperasi dua jenis usaha bank yaitu bank syariah dan bank konvensional.
Dengan begitu kebijakan yang diambil pemerintah melalui Bank Indonesia
tentu berbeda untuk kedua jenis bank tersebut. Pada bank syariah tidak
mengenal sistem bunga, sehingga profit yang di dapat bersumber dari bagi
hasil dengan pelaku usaha yang menggunakan dana dari bank syariah serta
investasi dari bank syariah sendiri (Antonio, 2001: 19)
Di Indonesia bank syariah memiliki peranan penting dalam
perekonomian. Peranan bank syariah dalam aktifitas penyaluran dana bagi
masyarkat adalah diantranya memberikan dana usaha kepada masyarakat.,
2
memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari dan juga memberikan jasa
layanan untuk memudahkan masyarakat dalam bertransaksi. Dengan
demikian maka semakin baik tingkat mediasi suatu perbankan dalam
pengumpulan serta penyaluran dananya maka perekonomian suatu negara
tentu akan berkembang lebih cepat menurut Demirguic-Kunt dan
Huizinga, (1998) dalam Setiawan.
Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian aka perlu
adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan. Salah satu
indikator untu menilai kinerja keungan suatu bank dengan melihat tingkat
profitabilitasnya (Setiawan, 2000)
Profitabilitas merupakan indikator yang paling penting untuk
mengukur kinerja suatu bank. Kepercayaan masyarakat juga dapat
terbentuk dari penyampaian keberhasilan atau profitabilitas suatu bank. Bn
sebagai pendorong perekonomian juga tidak terlepas dari pengaruh kondisi
perekonomian. Posisi bank yang menjalankan bisnis dalam suatu negara,
akan berada pada kondisi ekonomi makro yang terjadi pada negara
tersebut. Sehingga saat ini industri perbankan di indonesia memiliki
tantangan bersaing dengan industri sejenis dalam lingkup ekonomi makro
yang sama dan memberikan pelayanan yang terbaik sehingga mendapat
tempat di hati masyarakat. ROA merupakan rasio antar laba sesudah pajak
terhadap total asset. Semakin besar Roa menunjukkan kinerja perusahaaan
semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar (Husnan, 1998
dalam Setiawan)
3
Dalam menjalankan fungsi bisnisnya tentu bank syariah
memperoleh pendapatan (Profit). Pendapatan inilah yang selanjutnya
digunakan bank syariah untuk meningkatkan pembangun kantor-kantor
cabang di seluruh indonesia. Karena salah satu faktor utama masyarakat
belum menggunakan Bank Syariah dalam bermuamalah adalah karena
bank syariah tidak banyak tersedia diwilayah / daerah tempat tinggal
masyarakat secara luas. Sehingga bank syariah harus mampu menyediakan
dan menambah kantor cabang diseluruh indonesia. Karena masyarakat
indonesia mayoritas muslim, menjadi point penting bagi bank syariah
dalam mengembangkan unit usahanya di indonesia, masyarakat dapat
terlepas dari jeratan transaksi riba yang selama ini dekat dengan
masyarakat. Bank syariah merupakan pilihan terbaik dalam praktek
bermuamalah.
Dengan adanya penelitian ini bank syariah dituntut untuk dapat
meningkatkan profitabilitasnya melalui pembiayaan yang produktif
sehingga bank syariah bisa berkembang pesat pembangunan serta layanan
di masyarakat yang selanjutnya diharapkan mampu menghadapi
persaingan global demi mencapai kesejahteraan masyarakat.
Persaingan antar bank syariah yang semakin ketat,secara langsung
ataupun tidak langsung,akan berpengaruh terhadap pencapaian
profitabilitas bank syariah. Meskipun bank syariah memiliki motivasi
lebih daripada sekedar bisnis, kemampuan bank syariah dalam
menghasilkan profit menjadi indikator penting keberlanjutan entitas bisnis.
4
Selain itu, kemampuan menghasilkan profit menjadi indikator penting
untuk mengukur kemampuan bersaing bank syariah dalam jangka panjang.
Keberadaan Bank Syariah diharapkan dapat mendorong dan
mempercepat kemakmuran ekonomi masyarakat melalui kegiatan
perbankan, pembiayaan, dan investasi sesuai kaidah Islam. Oleh karena itu
Bank Syariah perlu meningkatkan kinerjanya jauh lebih baik lagi. Salah
satu indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja suatu Bank ialah
dengan melihat nilai profitabilitasnya. Profitabilitas merupakan
kemampuan Bank dalam menghasilkan laba.
Tingkat profitabilitas Bank Syariah tidak terlepas dari kegiatan
operasionalnya yakni menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan berupa giro, tabungan, dan deposito baik dengan menggunakan
prinsip wadiah ataupun mudharabah. Kemudian Bank Syariahakan
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat melalui
pembiayaan. Menurut Karim (2014:97), pembiayaan merupakan bentuk
penyaluran dana yang dilakukan Bank Syariah dengan menggunakan
prinsip jual beli, bagi hasil, prinsip ujroh dan akad pelengkap. Diantara 4
pola prinsip pembiayaan yang dimiliki Bank Syariah, terdapat 2 prinsip
utama yang dilakukan Bank Syariah didalam penyaluran pembiayaan
yakni prinsip jual beli dan bagi hasil. Murabahah, salam dan istisna
merupakan 3 jenis akad dalam prinsip jual beli yang dimiliki Bank
Syariah. Sedangkan mudharabah dan musyarakah adalah akad yang
digunakan pada prinsip bagi hasil (Karim, 2014:102-103).
5
Kemampuan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) bagi Bank
Syariah sangat berdampak dalam meningkatkan pertumbuhan Bank
Syariah itu sendiri. Karena didalam meningkatkan pertumbuhan Bank,
diperlukan adanya sebuah komponen yang dapat mendukung tingkat
keberhasilan dalam pencapaiannya, yaitu banyaknya laba yang diperoleh.
Tingginya profitabilitas menunjukkan bahwa Bank Syariah memiliki
kinerja yang baik, terutama dalam hal menghasilkan laba. Rendahnya
profitabilitas mengindikasikan Bank Syariah tidak berkinerja baik, terlebih
dalam hal meraup keuntungan. Perlu usaha dalam menjaga pertumbuhan
profitabilitas Bank Syariah dengan melihat faktor-faktor yang
mempengaruhinya, sehingga dimungkinkan adanya usaha dalam
mendorong pertumbuhan profitabilitas ke arah yang lebih baik.
Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dapat
mendorong nilai profitabilitas menjadi lebih tinggi pada saat berpotensi
menguat dan menjaganya agar tidak mengalami penurunan pada saat
berpotensi melemah. Oleh karena itu, perlu kiranya mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas Bank Syariah, terutama
dari sisi kinerja internal Bank Syariah itu sendiri.
Pembiayaan secara luas diartikan sebagai pendanaan yang
dikelurkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan baik
dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain (muhammad,2009).
Kemudian menurut Antonio, (2011) pembiayaan adalah pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
6
merupakan defisit unit. Sedangkan menurut Undang-undang No. 10 tahun
1998 pebayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan tau kesepakatan antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang di biayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil. Pola penyaluran pembiayaan bank syariah
adalah pembiayaan jual-beli, pembiayan bagi-hasil, pembiayaan sewa dan
lain sebagainya.
Dari kegiatan pembiayaan bank syariah tidak terlepas dari adanya
risiko pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/ NPF).
Perlambatan ekonomi yang terjadi di Indonesia saat ini diikuti oleh
meningkatnya risiko kredit perbankan. Iklim bisnis yang semakin tidak
kondusif ini kemudian menyebabkan pembiayaan bermasalah perbankan
mengalami kenaikan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disajikan tabel
Research Gap sebagai berikut :
Tabel 1Research Gap
Gap Peneliti Temuan
Isu : Pengaruh Pembiayaan terhadap Profitabilitas Bank Syariah
Research Gap : Terdapat Perbedaan Hasil Penelitian Pengaruh Pembiayaan
terhadap Profitabilitas Bank Syariah
Pembiayaan
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
profitabilitas
Rahayu, et al (2016) Pembiayaan bagi hasil mudharabah
memberikan pengaruh signifikan
positif terhadap profitabilitas (ROE),
semakin tinggi pembiayaan bagi
hasil maka akan semakin
meningkatkan profitabilitas (ROE).
Permata,et al (2014) pembiayaan musyarakah
7
memberikan pengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat ROE
Faradila, et al (2017) Murabahah berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
profitabilitas Bank Umum Syariah.
Hal tersebut dikarenakan murabahah
merupakan pembiayaan yang paling
dominan di bank umum syariah, hal
ini juga terjadi karena bank umum
syariah masih menghindari risiko,
murabahah menjauhkan
ketidakpastian yang ada pada
pendapatan dan bisnis-bisnis dengan
sistem PLS.
Pembiayaan
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
profitabilitas
Permata, et al (2012) Pembiayaanmudharabahmemberikan
pengaruh negative dan signifikan
terhadap tingkat
ROE. Karena dilihat dari perolehan
keuntungannya, pihak bank
menerima 100%, tetapi resiko yang
ditanggung juga besar jika usaha
tersebut mengalami kerugian.
Faradila, et al (2017) Musyarakah berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap
profitabilitas Bank Umum Syariah.
Hal tersebut di karenakan Nilai NPF
bank syariah mengalami kenaikan
yang signifikan sehingga kredit
macet di bank syariah meningkat
seiring dengan persaingan bank
syariah yang semakin ketat.
Muslim, (2014) Musyarakahmemiliki pengaruh
negatifdan signifikan
terhadapprofitabilitas bank
pembiayaan
rakyat syariah. Hal tersebut
dikarenakan pembiayaan
musyarakah yang disalurkan oleh
bank syariah selama 5 tahun sangat
kecil. Pengaruh negatif juga dapat
dikarenakan usaha yang dijalankan
nasabah dari pembiayaan
musyarakah tidak berjalan dengan lancar atau mengalami kerugian,
sehingga bagi hasil yang di peroleh
Bank Syariah sebagai pendapatan
8
juga menurun.
Isu : Pengaruh Pembiayaan terhadap NPF Bank Syariah
Research Gap : Terdapat Perbedaan Hasil Penelitian Pengaruh Pembiayaan
terhadap NPF Bank Syariah
Pembiayaan
berpengaruh
positif
terhadap Non
performing
finance
Afif, ( 2014 ) Pembiayaan murabahah berpengaruh
positif terhadap pembiayaan
bermasalah. Hal ini terjadi karena
kurang kehati-hatian dan ketelitian
pihak bank syariah dalam menilai
dan memperkirakan kondisi
ekonomi yang terjadi serta
lingkungan sekitar. Semakin tinggi
pembiayaan yang disalurkan maka
bank syariah akan mempunyai risiko
tidak tertagihnya pembiayaan yang
tinggi dan pada titik tertentu bank
akan mengalami kerugian
Hanifah, (2016) Pembiayaan akad mudharabah
memiliki hubungan signifikan
positif terhadap tingkat NPF pada
jangka panjang. Hal tersebut
disebabkan oleh tingginya risiko
yang dihadapi bank sebagai shahibul
maal atau penyedia dana yang
menyediakan seluruh modal dan
kerugian yang akan ditanggung oleh
bank selama hal tersebut terjadi
bukan akibat dari kelalaian
mudharib atau nasabah.
Pembiayaan
berpengaruh
Negatif
terhadap Non
performing
finance
Hanifah, (2016) Pembiayaan akad Murabahah
memiliki hubungan signifikan
negatif terhadap tingkat NPF pada
jangka panjang. Hal tersebut
dikarenakan pembiayaan murabahah
tidak memiliki risiko yang tinggi.
pembiayaan tersebut memiliki
kepastian keuntungan dan
pendapatan, baik dari segi jumlah
maupun waktu penyerahannya.
Sehingga sifat dari pembiayaan
tersebut adalah tetap dan dapat
ditentukan besarannya.
Isu : Pengaruh NPF terhadap Profitabilitas Bank Syariah
Research Gap : Terdapat Perbedaan Hasil Penelitian Pengaruh NPF terhadap
Profitabilitas Bank Syariah
NPF Rahmad, rochmanika Return dari penyaluran dana selain
9
berpengaruh
positif
terhadap ROA
pembiayaan seperti penempatan
pada bank lain, investasi surat
berharga, atau penyertaan mampu
menutupu kerugian yang terjadi atas
pembiayaan bermasalah. Sehingga
NPF berpengaruh positif terhadap
ROA.
NPF
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
profitabilitas
Almunawwaroh,
marliana (2018)
Tingginya NPF mengakibatkan
munculnya pencadangan yang lebih
besar, sehingga pada akhirnya modal
bank menjadi berkurang. Besarnya
NPF menjadi salah satu penghambat
tersalurnya pembiayaan perbankan.
Semakin besar NPF maka semakin
besar pula kerugian yang dialami
bank, yang kemudian akan
mengakibatkan berkurangnya
keuntungan bank. Keuntungan yang
berkurang akan mengakibatkan total
asset bank tersebut juga ikut
berkurang.
Pratiwi, (2012) Non performing loan (NPL)
berpengaruh negatif terhadap ROA.
Hal ini dikarenakan NPL yang
semakin meningkat akan
meningkatkan biaya cadangan aktiva
produktif, sehingga mengakibatkan
menurunnya ROA.
Sumber : Rahayu, et al (2016), Permata, et al (2014), Faradila, et al
(2017),Muslim, (2014), Afif, ( 2014 ), Hanifah, (2016)Rahmad, rochmanika,
Almunawwaroh, marliana (2018), Pratiwi, (2012)
Dari tabel research gap diatas terdapat beberapa hasil penelitian
yang berbeda-beda, sehingga Berdasarkan latar belakang di atas, inilah
yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dan mengkaji lebih
lanjut mengenai Pengaruh Pembiayaan terhadap Profitabilitas Bank
Syariah.
10
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas maka sesuai judul penelitian ini,
penulis membatasi masalah tersebut. Dari pembatasan masalah tersebut,
maka dapat dirumuskan bahwa pokok permasalahan yang dibahas adalah
1. Bagaimana Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil terhadap
Profitabilitas bank syariah?
2. Bagaimana Pengaruh Pembiayaan Jual Beli Terhadap Profitabilitas
Bank Syariah?
3. Bagaimana Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Terhadap Non
Performing Financing (NPF) Bank Syariah?
4. Bagaimana Pengaruh Pembiayaan Jual Beli Terhadap Non
Performing Financing (NPF) Bank syariah?
5. Bagaimana Pengaruh Non Performing Financing Terhadap
Profitabilitas Bank syariah?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh
Pembiayaan terhadap profitabilitas bank syariah dengan NPF sebagai
Variabel Intervening.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaatnya adalah :
1. Bagi Penulis
11
Memberikan wawasan dan menambah pengetahuan tentang bank
syariah khususnya mengenai pembiayaan dan profitabilitas Bank
Syariah.
2. Bagi Perbankan syariah
Penelitian ini sebagai bahan pertimbangan pihak bank syariah
dalam menentukan kebijakan-kebijakan dalam rangka
menyalurkan pembiayaan di bank syariah demi mengoptimalkan
pendapatan sehingga dapat tercapai profitabilitas yang maksimal.
3. Bagi pihak lain
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam dunia perbankan bagi
masyarakat luas dan sebagai bahan perbandingan peneliti lainnya
serta bahan masukan atau referensi bagi pihak lain guna
menambah informasi.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini menunjuk pada Pedoman
Penulisan Skipsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam tahun 2018. Untuk mengetahui gambaran
secara keseluruhan isi penulisan dalam penelitian ini, penyusun
menguraikan secara singkat sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang masalah masalah
yang akan dilakukan penelitian pada bab ini terdiri dari lima sub
bab yaitu latar belakang masalah yang akan diteliti, rumusan
12
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas tentang landasan teori yang
berhubungan dengan variabel penelitian. Pada bab ini dimulai
dengan sub bab telaah pustaka untuk memaparkan penelitian
sejenis yang pernah dilakukan guna mengetahui posisi penelitian
ini. Kemudian kerangka teori, kerangka penelitian dan hipotesis
yang akan digunakan dalam penelitian ini.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang
digunakan pendekatan dan jenis penelitian, populasi, sampel dan
teknik sampling, teknik pengumpulan data, sumber data,
variabel dan skala pengukuran, definisi perasional variabel,
analisa data yang digunakan dalam penelitian.
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini menyajikan tentang analisa penelitian yang akan
menguraikan tentang deskripsi data dan analisis data yang telah
ditemukan pada bab sebelumnya sebagai interprestasi hasil
analisis.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini menyajikan tentang simpulan dari penelitian yang
telah dilakukan, keterbatasan penulis serta saran-saran yang
13
dapat diberikan kepada bank dan pihak-pihak lain yang
membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
13
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Peneltian terdahulu merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh penelit-peneliti terdahulu dan mempunyai kaitan
dengan pengaruh pembiayaan terhadap profitabilitas bank syariah telah
diteliti oleh berbagai peneliti terdahulu.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu, Husaini, Dan Azizah (2016)
menyimpulkan bahwa Pembiayaan bagi hasil mudharabah memberikan
pengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROE), hal ini
dikarenakan penyaluran dana pembiayaan mudharabah dan musyarakah
mengalami peningkatan yang signifikan dikarenakan sistem penawaran
bank syariah yang bagus, dimana bank menawarkan dana sebagai modal
usaha dengan sistem bagi hasil. Apabila usaha yang dijalankan nasabah
mengalami kerugian maka kerugian usaha akan ditanggung bersama-sama,
dan apabila mendapatkan keuntungan, maka keuntungan akan dibagi
sesuai kesepakatan yang telah disetujui. Penawaran ini yang menjadi daya
tarik nasabah untuk memilih pembiayaan mudharabah dan musyarakah.
Semakin tinggi pembiayaan yang disalurkan maka semakin tinggi pula
profit yang diterima oleh bank.
Penelitian yang dilakukan oleh Permata, Yaningwati, dan Zahroh
(2014) menyimpulkan bahwa pembiayaan musyarakah memberikan
15
pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat ROE. Hal ini dikarenakan
resiko yang ditanggung pihak bank lebih kecil, karena penyertaan modal
dan penanggungan kerugian akan dibagi oleh masing-masing pihak.
Penelitian yang dilakukan oleh Faradilla, Arfan, dan. Shabri (2017)
menyimpulkan bahwa murabahah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. Karena Murabahah termasuk
pembiayaan yang paling dominan di Bank Umum Syariah, ini dapat dilihat
dari porsi pembiayaan murabahah yang paling besar. Hal ini juga dapat
terjadi karena Bank Umum Syariah masih menghindari risiko. Mark Up
dalam Murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga memastikan
bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan
keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjadi saingan bank-bank
islam : murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan
dari bisnis-bisnisdengan sistem PLS.
Penelitian yang dilakukan oleh Hanifah, (2016) menyimpulkan
bahwa Pembiayaan akad mudharabah memiliki hubungan signifikan
positif terhadap tingkat NPF pada jangka panjang. Hal tersebut disebabkan
oleh tingginya risiko yang dihadapi bank sebagai shahibul maal atau
penyedia dana yang menyediakan seluruh modal dan kerugian yang akan
ditanggung oleh bank selama hal tersebut terjadi bukan akibat dari
kelalaian mudharib atau nasabah.
Afif, (2014) Pembiayaan murabahah berpengaruh positif terhadap
pembiayaan bermasalah. Hal ini terjadi karena kurang kehati-hatian dan
16
ketelitian pihak bank syariah dalam menilai dan memperkirakan kondisi
ekonomi yang terjadi serta lingkungan sekitar. Semakin tinggi pembiayaan
yang disalurkan maka bank syariah akan mempunyai risiko tidak
tertagihnya pembiayaan yang tinggi dan pada titik tertentu bank akan
mengalami kerugian
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmad, Rochmanika (2018)
menyimpulkan bahwa NPF berpengaruh positif terhadap ROA. Hal ini
dikarenakan Return dari penyaluran dana selain pembiayaan seperti
penempatan pada bank lain, investasi surat berharga, atau penyertaan
mampu menutupu kerugian yang terjadi atas pembiayaan bermasalah.
Sehingga NPF berpengaruh positif terhadap ROA.
Untuk mempermudah dalam memahami telaah pustaka diatas
maka berikut peneliti sajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 2 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Temuan
1 Rahayu, et.al., (2016) Pembiayaan bagi hasil mudharabah
memberikan pengaruh signifikan positif
terhadap profitabilitas (ROE
2 Permata,et.al., (2014) pembiayaan musyarakah memberikan
pengaruh positif dan signifikan terhadap
tingkat ROE
3 Faradila, et.al., (2017) Murabahah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas Bank
Umum Syariah.
4 Afif, (2014) Pembiayaan murabahah berpengaruh
positif terhadap pembiayaan bermasalah
17
5 Rahmad, Rochmanika
(2018)
NPF berpengaruh positif terhadap ROA.
B. Kerangka Teori
1) Agency Teori
Jensen dan meckling (1976) mendefinisikan Agency Theory
sebagai teori hubungan dimana principal telah mendelegasikan
wewenng kepada agen dalam menelola usaha serta mengambil
keputusan yng berkaitan. Agency Theory dikenal sebagai suatu
hubungan kontraktual keuangan yang melibatkan pihak pemilik dana
dengan pihak pengelola dana. Dalam penerapannya pemilik dana
(Principal) memberi otoritas terhadap managemen selaku agen
(agency relationshp), tetp eudian terjadi perbedaan kepentingan.
Kepentingan yang berbeda tersebut dapat menyebabkan asymetri
Information dari agen terhadap prncipal (Ardiyansyah, 2014)
Dalam Lembaga Keuangan Islam, agency theory dapat terjadi
dalam skema penyaluran produk pembiayaaan yang berbasis bagi hasil
pada perbankan syariah. Dimana ketika salah satu mudharib sebagai
pihak yang aktif serta memiliki pengetahuan mengenai proyek
investasi yang beresiko tetapi menguntungkan nmun tidak memiliki
dana awal untuk membiayai proyek tersebut dan pihak shhibul maal
sebagai pemilik dana, tetapi terdapat kepentingan dari kedua belah
pihak. Misalnya saja, nasabah sebagai pengelola dana mengabikan
18
hubungan kontraktual dan tidak berbuat berdasarkan kepentingan
shahibul maal dengan melaporkan Profit tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya penyebab asimetri information sendiri dapat
dikategorikan menjadi faktor eksternal dan internal. Fktor eksternal
dapat berasal dari kondisi mudharib dalam menjelaskan akad
pembiayaan berprinsip bagi-hasil. Faktor dari kalangan nternal
lembaga keungan syariah yang dapat berupa kurangnya pemahaman
tentang mekanisme kerja produk pembiayaan bagi hasil, sehingga bank
cenderung risk averse karena cenderung mengarah terhadap risiko
munculnya masalah keagenan (Putri, 2016)
2) Teori Uang Al-Ghazali
Dalam Profitabilitas membahas bagaimana cara memperoleh
atau menghasilkan laba atau uang, sehingga disini menggunakan teori
tentang uang.
Irving Fisher dari kelompok Flow conceptmenyatakan bahwa
besarnya tingkat pendapatan masyarakatdapat diukur oleh tingkat
kecepatan peredaranuang. Pertanyaan mendasar dalam teori ini
adalahberapa kali uang yang berada dalam masyarakat
berpindahtangan dalam suatu periode tertentu. Penerapannya dalam
perbankan syariah adalah tingkat pendapatan bank syariah dapat
diukur dari tingkat lancarnya pembiayaan yang diberikan bank syariah
kepada nasabah.
Al-Ghazali mendefinisikan uang sebagai: Barang atau benda
yang berfungsi sebagai sarana mendapatkan barang lain. Uang adalah
19
barang yang disepakati fungsinya sebagai media pertukaran (medium
of exchange). Benda tersebut dianggap tidak mempunyai nilai sebagai
barang (nilai intrinsic). Nilai benda yang berfungsi sebagai alat tukar.
Nilai “peran” dalam benda yang berfungsi sebagai uang adalah nilai
tukar dan nilai nominalnya. Karena itu ia mengibaratkan uang sebagai
cermin yang tidak mempunyai warna sendiri, tetapi mampu
merefleksikan semua jenis warna (Al-Ghazali,1963).
3) Pembiayaan
a. Pengertian Pembiayaan
Menurut Dahlan (2012: 162) Pembiayaan (Financing)
merupakan istilah yag dipergunakan dalam bank syariah, sebagaimana
dalam bank konvensional disebut dengan kredit (Lending).
Dalam kredit kentungan berbasis pada bunga (interest based),
sedangkan dalam pembiayaan (financing) berbasis pada keuntungan
riil yang dikehendaki (margin) ataupun bagi hasil (Profit sharing).
Dalam pasal 1 angka 25 Undang-undang No. 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah disebutkan, pembiayaan adalah penyediaan
dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
a) Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah
b) Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah tau sewa beli
dalam bentuk ijarah Muntahiya Bittamlik
20
c) Transaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan
istishna‟
d) Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan
e) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk
transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara Bank Syariah dan atau UUS dan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai dan atu diberi fasilitas dana
untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
Pengertian pembiayaan menurut Muhammad (2002:17),
pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak
untuk mendukung investasi yang direncanakan. Pendanaan tersebut
diadakan berdasar kesepakatan antar lembaga keuangan dan pihak
peminjam untuk mengembalikan utangnya setelah jatuh tempo
dengan imbalan atau bagi hasil (Rivai dalam Purwanto, 2011: 15).
Tujuan pembiayaan ini yaitu :
a. Secara makro adalah meningkatkan ekonomi, tersedianya dana
bagi peningkatan usaha, meningkatkan produktifitas, membuka
lapangan kerja baru, dan erjadi distribusi pendapatan.
b. Secara makro adalah upaya untuk memaksimalkan laba, upaya
meminimalkan resiko, pendayagunaan sumber ekonomi,
penyaluran kelebihan dana ( Muhammad dalam Sari, 2013: 35)
21
Berdasarkan sifat penggunaannya, pembiayaan ini dibagi
menjadi dua, yaitu: 1) pembiayaan produktif untuk memenuhi
pembiayaan kebutuhan produksi. 2) pembiayaan konsumtif,
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.
1) Pembiayaan transaksi bagi hasil
Menurut Dahlan (2012: 164) Jenis pembiayaan dengan transaksi
bagi hasil didasarkan pada produk tersebut menggunakan prinsip bagi hasil
dalam pembagian keuntungan. Transaksi bagi hasil dapat juga dapat
disebut dengan equity financing atau pembiayaan yang dalam pembagian
keuntungannya didasarkan pada keadilan antara nasabah dengan bank.
Keadilan tersebut tercermin dalam prinsip profit and loss sharing, rugi
dibagi bersama dan rugi ditanggung bersama.
a) Pembiayaan Mudharabah
1) Pengertian Mudharabah
Akad mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua
pihak dimana pihak pemilik dana (shahibul maal) menyediakan
seluruh modal (100%), sedangkan pihak pengelola dana
(mudharib) menggunakan dana tersebut untuk usaha dimana
nantinya keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak, sedangkan kerugian ditanggung oleh
pihak pemilik modal selama kerugian tersebut bukan disebabkan
oleh kelalaian pihak pengelola dana (Muhammad, 2005:102).
22
Menurut (Karim, 2010: 204) pembiayaan Mudharabah
adalah bentuk kontrak anatara dua pihak, dimana pihak pertama
berperan sebagai pemilik modal dan mempercayakan sejumlah
modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, yaitu pelaksana usaha,
dengan tujuan untuk mendapatkan untung.
Menurut (Muhamad, 2013: 237) menyatakan bahwa akad
mudharabah adalah akad kerjasama antara bank selaku pemilik
dana (shahibul maal) dengan nasabah selaku mudharib yang
mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola suatu
usaha yang produktif dan halal. Hasil dari penggunaan dana
tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah yang disepakati.
2) Jenis-jenis Pembiayaan Mudharabah
Dalam prakteknya mudharabah digolongkan dalam dua
bentuk, yaitu:
a) Mudharabah Muthlaqah,
Merupakan bentuk mudharabah dimana bentuk
kerjasama antara shahibul maal dengan mudharib yang
cakupannya sangat luas dan dibatasi oleh spesifikasi jenis
usaha, waktu dan daerah bisnis.
b) Mudharabah Muqayyadah,
Merupakan dana yang diinvestasikan digunakan
dalam usaha yang sudah ditentukan oleh pemberi dana.
Adanya pembatasan ini biasanya mencerminkan
23
kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki
jenis dunia usaha (Yudiana, 2014: 15).
3) Rukun Pembiayaan Mudharabah
Rukun pembiayaan mudharabah menurut Asiyah (2015:187):
a) Pelaku
Pelaku pihak pertama bertindak sebagai pemilik modal
(shahibul maal), sedangkan pihak kedua bertindak sebagai
pelaksana usaha (mudharib).
b) Objek Mudharabah
Pemilik modal menerahkan dananya sebagai objek
mudharabah, sedangkan pelaksana usaha menyerahkan
kerjanya sebagai objek mudharabah. Modal ang diserahkan
dapat berupa uang ataupun barang, sedangkan kerja yang
diserahkan dapat berupa keahlian atau ketrampilan.
c) Persetujuan Kedua Belah Pihak (Ijab-Qabul)
Persetujuan merupakan konsekuensi dari prinsip an-taraddin
minkum (sama-sama rela). Kedua belah pihak harus secara rela
bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah.
d) Nisbah Keuntungan
Nisbah keuntungan merupakan cermin imbalan yang berhak
diterima oleh kedua belah pihak yang menggunakan akad
mudharabah. Pihak pengelola (mudharib) mendapatkan
imbalan atas pekerjaannya, sedangkan pihak pemilik modal
24
(shahibul maal) mendapatkan imbalan atas pemberian atau
penyertaan modalnya.
4) Syarat Pembiayaan Mudharabah
Syarat pembiayaan mudharabah menurut Yudiana (2014:62):
a) Kedua belah pihak yang melakukan akad harus memiliki
kemampuan dan kemauan untuk bekerjasama dengan akad
mudharabah.
b) Pihak-pihak yang akan melakukan akad harus jelas.
c) Objek yang akan diakadkan harus dinyatakan dalam jumlah
atau nominal yang jelas.
d) Jenis usaha, jangka waktu kerjasama, dan nisbah bagi hasil
ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
e) Pemilik modal berhak menyertakan persyaratan tertentu
untuk memperkecil resiko kerugian.
b. Pembiayaan Musyarakah
1) Pengertian Musyarakah
Menurut (Antonio, 2001: 90) Pembiayaan musyarakah
dijelaskan sebgai suatu akad kerjasama dua pihak atau lebih dalam
usaha dengan tujuan masing-masing yang bersangkutan mampu
berkontribusi dalam bentuk dana berdasarkan kesepakatan untuk
menanggung keuntungan serta resiko secara bersama-sama. Rivai
dan veithzl (2008) menyatakan bahwa musyarakah terjadi karena
25
adanya kerjasama pembiayaan antara Islamic banking dan nasabah
untuk mengelola suatu kegiatan usaha dengan penyertaan dana
sesuai porsi yang disepakati. Pengelolaan dana dipercayakan
kepada nasabah, serta pemilik dana dapat melakukan intervensi
kebijakan usaha.
Menurut Asmuni (2004:160) musyarakah berasal dari kata
syarika yang berarti persekutuan.Secara etimologi as-syarikah
atau al-musyarakah mengndung makna al-ikhtilāt wa al-imtijāz
yaitu percampuran. Dalam lisan Arab disebutkan as-syirkah dan
as-syarikah mengandung makna yang sama mukhala atu a -
syarikaini (bercampur atau bergabungnya dua orang) untuk
melalukan kerja sama.
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih dalam menjalankan suatu usaha tertentu dimana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama-sama
sesuai kesepakatan (Antonio, 2001:90).
Musyarakah, merupakan salah satu produk bank syariah
yang mana terdapat dua pihak atau lebih yang bekerjasama untuk
meningkatkan aset yang dimiliki bersama dimana seluruh pihak
memadukan sumber daya yang mereka miliki baik yang
berwujud/tangible maupun yang tidak berwujud/ittangible.
Seluruh pihak yang bekerjasama memberikan kontribusi baik itu
26
berupa dana, barang, skill ataupun aset-aset lainnya. Sudah
menjadi ketentuan bahwa dalam musyarakah pemilik modal
berhak dalam menentukan kebijakan usaha yang dijalankan
pelaksana proyek (Yudiana, 2014: 19).
Menurut Rivai dan Veithzal (2008, 45-47) karakteristik dari
transaksi ini karena adanya keinginan dari para pihak (dua pihak
atau lebih) melakukan kerja sama untuk suatu usaha tertentu.
Masing-masing menyertakan dan menyetorkan modalnya (baik
intanjible asset atau tanjible asset) dengan pembagian
keuntungan di kemudian hari sesuai kesepakatan. Penyertaan
setiap pihak yang melakukan kerjasama dapat berupa dana
(funding), keahlian (skill), kepemilikan (property), peralatan
(equipment), barang perdagangan (tradingassets) atau intanjible
asset seperti good will atau hak paten, reputasi/nama baik,
kepercayaan serta barang-barang lain yang dapat dinilai dengan
uang. Lembaga keuangan menyediakan fasilitas pembiayaan
dengan cara menyuntikkan modal berupa dana segar agar usaha
customer dapat berkembang ke arah yang lebih baik.
2) Jenis-Jenis Pembiayaan Musyarakah
Menurut Aisyah (2015:200) musyarakah dibagi menjadi dua:
1) Syirkah al-milk (musyarakah kepemilikan)
Musyarakah kepemilikan muncul karena adanya
warisan, wasiat atau kondisi lainnya yang menyebabkan
27
kepemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih. Dalam hal
ini kepemilikan tersebut berbagi baik dalam sebuah aset
nyata maupun dalam keuntungan yang dihasilkan dari aset
tersebut.
2) Syirkah al-aqd (musyarakah akad)
Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan
di mana dua orang atau lebih menyetujui bahwa setiap
orang dari mereka memberikan modal musyarakah dan
merekapun menyepakati pembagian keuntungan dan
kerugian.
3) Syarat Pembiayaan Musyarakah
Syarat pembiayaan musyarakah menurut Yudiana (2014:65)
a) Para mitra yang akan melakukan akad musyarakah harus
dalam kondisi cakap hukum dan memiliki kommpetensi
dalam memberi maupun diberi kekuasaan perwakilan.
b) Modal dapat berupa aset perdagangan, seperti barang dagang,
properti, perlengkapan dan sebagainya termasuk juga aset
tidak bberwujud seperti hak paten dan lisensi.
c) Tidak diperbolehkan untuk mencantumkan ketidakikutsertaan
pihak lainnya, namun dalam bekerja salah satu pihak oleh
melaksanakan dengan porsi yang lebih besar.
d) Akad dianggap sah apabila diucapkan secara verbal atau
dilakukan secara tertulis dan disaksikan.
28
2. Pembiayaan transaksi jual-beli
a) Murabahah
1) Pengertian Murabahah
Pengertian murabahah menurut (syafi‟i, 2007: 101)
murabahah merupakan salah satu prinsip akad jual-beli barang
yang dijalankan bank syariah tanpa mengenal riba, pada harga asal
dengan tambahankeuntungan yang disepakati bersama, dengan
disertai cara pembayarannya. Murabahah adalah menjualsuatu
barang dengan harga pokok ditambah keuntungan yang disetujui
bersama untuk dibayar pada waktu yang ditentukan atau dibayar
secara cicilan.
Menurut Karim (2004:98) Murabahah ( al-bai’ bi t aman
ajil) lebih dikenal sebagai Murabahah saja. Murabahah yang
berasal dari kata ribhu (keuntungan) , adalah transaksi jual beli
dimana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak
sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual
adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan
(margin).
Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan
jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad
jual beli dan bila telah disepakati tidak dapat berubah selama
29
berjalannya akad. Dalam perbankan Murabahah selalu dilakukan
pembayaran dengan cicilan (bi tsaman ajil, atau muajjal). Dalam
transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sementara
pembayaran dilakukan secara tangguh atau cicilan
2. Jenis-Jenis Pembiayaan Murabahah
Menurut Harahap (2008: 93) Jenis pembiayaan murabahah antara
lain:
1) Murabahah tanpa pesanan artinya ada yang beli atau tidak, bank
syari‟ah menyediakan barang.
2) Murabahah berdasarkan pesanan artinya bank syari‟ah baru akan
melakukan transaksi jual-beli apabila ada yang pesan.
3. Rukun Pembiayaan Murabahah
Menurut Zulkifli (2007: 40) Rukun pembiayaan murabahah antara
lain:
1) Penjual (bai’)
2) Pembeli (mu ytari’)
3) Barang/ objek (mabi’)
4) Harga (tsaman)
5) Ijab qabul (shigat)
b) Salam
1. Pengertian Salam
Jual beli salam merupakan prinsip jual beli suatu barang
tertentu anatar pihak penjual dan pihak pembeli sebesar harga
30
pokok ditambah nilai keuntungan yang disepakati, dimana waktu
penyerahan barang dilakukan di kemudian hari sementara
penyerahan uang dilakukan di muka (secara tunai) Dahlan
(2012:194)
2. Rukun Jual Beli Salam
Jual beli ini memiliki tiga rukun yaitu :
a. Ada transaktor, yaitu al-muslim dan al-muslam ilaihi
b. Ada modal as-salam (ra‟su mâlis salam).
c. Ada shighat (akad) yaitu ijab dan qabûl, baik tertulis maupun
terucap.
3. Syarat-Syarat Jual Beli Salam
Disamping rukun, untuk keabsahan jual beli salam, para Ulama
menetapkan syarat-syarat sah. Secara garis besar, para Ulama
menggolongkan syarat-syarat ini menjadi dua yaitu :
a. Syarat umum jual beli dan ini pernah dimuat dalam majalah
Assunnah edisi 09/Thn XIII/Dzulhijjah 1431/Desember 2009M
b. Syarat khusus pada jual beli salam ada enam yaitu :
1) Jual beli ini pada barang-barang yang memiliki kriteria
jelas
2) Pembayaran dilakukan pada saat akad (transaksi)
3) Penyebutan kriteria, jumlah dan ukuran barang dilakukan
saat transaksi berlangsung
31
4) Jual beli salam harus ditentukan dengan jelas tempo
penyerahan barang pesanan
5) Barang pesanan sudah tersedia di pasar saat jatuh tempo
agar dapat diserahkan pada waktunya
6) Barang pesanan adalah barang yang pengadaannya ada
dalam tanggung jawab penjual, bukan dalam bentuk satu
barang yang telah ditentukan dan terbatas.
c) Istishna‟
1. Pengertian istishna
Pembiayaan istishna adalah jual beli barang dalam bentuk
pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan yang
telah disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan,
Yudiana (2014: 47)
2. Rukun istishna:
a. Penjual atau bank
b. Pembeli atau nasabah
c. Barang yang diperjual-belikan
d. Ijab qabul yang dituangkan dalam bentuk akad pembiayaan
3. Persyaratan Istishna
a. Pihak yang melakukan akad cakap secara huum dan suka
sama tau tidak ada unsur paksaan
b. Bebas riba
c. Barang atau obyek yang dibiayai harus :
32
1. Ada meskipun tidak ditempat
2. Milik sah si penjual atau bank
3. Tidak termasuk sebagai obyek yang diharamkan sebagai
obyek jual-beli
4. Harus sesuai dengan pernyataan penjual
d. Harga dan ketentuan
1. Harga jual bank adalah harga perolehan di tambah harga
keuntungan
2. Keuntungan yang diminta bank harus diketahui oleh
nasabah
3. Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian
4. Sistem pembayaran dan jangka waktu disepakati
bersama
e. Bank dapat meminta agunan tambahanatas fasilitas yang
diberikan
f. Dokumen pendukung
1. Surat keputusan pembiayaan
2. Surat keterangan atau call memo bahwa bank telah
membeli atau memesan barang dari supplier.
3. Akad istishna antar bank dengan pembeli atau nasabah
4. Perjanjian pengikatan agunan
5. Surt perohonan realisasi istishna
6. Tanda terima uang
33
7. Tanda terima barang
8. Polis asuransi
3. Pengertian Non Performing Finance (NPF)
Non Performing Finance adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan
bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang
dimiliki oleh suatu bank (Mulyono, 1996). Non Performing Finance
(NPF) secara luas dapat didefinisikan sebagai suatu kredit dimana
pembayaran yang dilakukan tersendat-sendat dan tidak mencukupi
kewajiban minimal yang ditetapkan sampai dengan kredit yang sulit
untuk dilunasi atau bahkan tidak dapat ditagih (Hayati, 2013)
Rivai dan Arifin (2010: 742) menyatakan bahwa pembiayaan
bank menurut kualitasnya pada hakikatnya didasrkan atas resiko
kemungkinan menurut bank terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah
pembiayaan dalam memenuhi keewajiban-kewajiban untuk membayar
bagi-hasil, mengangsur, serta melunasi pembiayaan kepada bank. Jadi
unsur utama dalam menentukan kualitas tersebut meliputi waktu
pembiayaan bagi hasil, pembayaran angsuran maupun pelunasan
pokok pembiayaan dan diperinci sebagai berikut : a) Pembiayaan
Lancar (Pass), b) perhatian Khusus (Special Mention) c) Kurang
Lancar (Substanndard), d) Diragukan (Doubtful), d) Macet (loss).
Berikut adalah Rumus yang digunakan untuk menghitungan Non
Performing Financemenurut(Maidalena, 2014) :
34
NPF = Pembiayaan Bermasalah (KL, D, M) x 100 %
Total Pembiayaan
4. Pengertian Profitabiltas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba. Laba tersebut diperoleh dari modal dan aktiva yang dimilikinya.
Rasio profitabilitas adalah perbandingan anatara laba perusahaan
dengan ekuitas yang digunakan. Rasio yang digunakan adalah Return
On Asset (ROA) diukur dengan laba bersih setelah pajak dibagi dengan
total aktiva yang dimilikinya (Syamsudin, 2011: 59) dalam Oktaviani.
Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk melihat
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Hanafi & Halim,
2000) dalam (Mawaddah, 2015:245).Setiap perusahaan akan berusaha
untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dalam rangka untuk
meningkatkan produktivitas dan laba perusahaan. Kinerja keuangan
bank merupakan suatu ukuran yang menggambarkan kondisi keuangan
suatu bank. Bagi nasabah, sebelum mendepositokan dananya di suatu
bank merekaakan melihat terlebih dahulu kinerja keuangan bank
tersebut melalui laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi.
Rasio profitabilitas dalam penelitian ini merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya (Hery, 2016:104).
Rasio profitabilitas terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: (Hery,
2016:105-115) :
35
a. Hasil pengembalian atas aset (Return On Assets)
b. Hasil pengembalian atas ekuitas (Return On Equity)
c. Marjin laba kotor (Gross Profit Margin)
d. Marjin laba operasional (Operating Profit Margin)
e. Marjin laba bersih (Net Profit Margin)
Menurut Sawir dalam (2005: 18) , ROAadalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manjemen perusahaan
dalam meperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Sehingga
rumus yang digunakan untuk menghitung Return On Assets
menurut Syamsudin, (2011:59) adalah sebagai berikut:
ROA = Laba Bersih Sesudah Pajak x 100 %
Total Aktiva
Semakin besar Return on Assets (ROA) suatu bank maka
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut,
dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan
aset (Mawaddah, 2015:246).
C. Kerangka Penelitian
Menurut Hamid (2007) dalam Zainab kerangka penelitian
merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan
pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja
teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian
36
masalah yang ditetapkan. Kerangka penelitian dapat disajikan dalam
bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan keduanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang permasalahan tentang
profitabilitas Bank Syariah. Faktor-faktor yang dianggap dapat
mempengaruhi peningkatan profitabilitas bank syariah yaitu;
1. Pembiayaan bagi hasil
2. Pembiayaan Jual-beli
3. Pembiayaan bermaslah (NPF)
KERANGKA PENELITIAN
H1
H3
H5
H4
H2
Gambar 1 kerangka Penelitian
Berdasarkan penelitian Mustofiyah, (2017) kerangka berpikir
diatas, menggunakan variabel intervening yang dapat mempengaruhi
variabel bebas terhadap variabel dependen. NPF atau pembiayaan
PEMBIAYAAN
BAGI HASIL
PEMBIAYAAN
JUAL BELI
PROFITABILIT
AS (ROA)
NON
PERFORMING
FINANCING
(NPF)
37
bermasalah ini jelas akan mempengaruhi kinerja bank sebagai lembaga
keuangan dan akan berdampak pada laba yang akan diperoleh
bank.Berdasarkan peneltian Endraswati, (2018) menggunakan variabel
Kinerja sebagai variabel dependen.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang kebenarannya masih
harus di uji, atau rangkuman kesimpulan teoritis yang diperoleh dari
tinjauan pustaka (Martono, 2011, 71). Berdasarkan kerangka pemikiran
teoritis dan hasil penemuan beberapa peneliti, maka hipotesis dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Pengaruh pembiayaan bagi hasil terhadap profiabilitas
Semakin tinggi Pembiayaan bagi hasil yang diberikan bank
syariah maka profitabilitas bank syariah juga akan semakin tinggi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu,
et.al(2016) menyipulkan bahwa pembiayaan bagi hasil mudharabah
memberikan pengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROE).
hal ini dikarenakan penyaluran dana pembiayaan mudharabah dan
musyarakah mengalami peningkatan yang signifikan dikarenakan
sistem penawaran bank syariah yang bagus, dimana bank menawarkan
dana sebagai modal usaha dengan sistem bagi hasil. Apabila usaha
yang dijalankan nasabah mengalami kerugian maka kerugian usaha
akan ditanggung bersama-sama, dan apabila mendapatkan
keuntungan, maka keuntungan akan dibagi sesuai kesepakatan yang
38
telah disetujui. Penawaran ini yang menjadi daya tarik nasabah untuk
memilih pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Semakin tinggi
pembiayaan yang disalurkan maka semakin tinggi pula profit yang
diterima oleh bank. Dan penelitian yang dilakukan oleh oleh Permata,
et.al., (2014) menyimpulkan bahwa pembiayaan musyarakah
memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat ROE.
Hal ini dikarenakan resiko yang ditanggung pihak bank lebih kecil,
karena penyertaan modal dan penanggungan kerugian akan dibagi
oleh masing-masing pihak.
H1 : Pembiayaan bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Profitabilitas
2. Pengaruh pembiayaan jual-beli terhadap profitabilitas
Semakin tinggi pembiayaan jual beli maka profitabilitas bank
syariah juga akan semakin tinggi. Penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Faradilla, et.al., (2017)
menyimpulkan bahwa murabahah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. Karena Murabahah
termasuk pembiayaan yang paling dominan di Bank Umum Syariah,
ini dapat dilihat dari porsi pembiayaan murabahah yang paling besar.
Hal ini juga dapat terjadi karena Bank Umum Syariah masih
menghindari risiko. Mark Up dalam Murabahah dapat ditetapkan
sedemikian rupa sehingga memastikan bahwa bank dapat memperoleh
39
keuntungan yang sebanding dengan keuntungan bank-bank berbasis
bunga yang menjadi saingan bank-bank islam, murabahah
menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan dari bisnis-
bisnisdengan sistem PLS.
H2 :Pembiayaan jual-beli berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Profitabilitas
3. Pengaruh pembiayaan bagi hasil terhadap NPF bank syariah
Semakin tinggi Pembiayaan bagi hasil yang diberikan bank syariah
maka risiko pembiayaan bermasalah (NPF) bank syariah juga akan
semakin tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Hanifah (2016)
Pembiayaan akad mudharabah memiliki hubungan signifikan positif
terhadap tingkat NPF. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya risiko
yang dihadapi bank sebagai shahibul maal atau penyedia dana yang
menyediakan seluruh modal dan kerugian yang akan ditanggung oleh
bank selama hal tersebut terjadi bukan akibat dari kelalaian mudharib
atau nasabah
H3 : Pembiayaan bagi hasil berpengaruh positif signifikan terhadap
NPF
4. Pengaruh pembiayaan jual-beli terhadap NPF
Semakin tinggi pembiayaan jual-beli yang disalurkan bank
syariah maka semakin tinggi pula risiko pembiayaan bermasalaha
40
(NPF) yang akan di tanggung bank syariah. Penelitian yang dilakukan
oleh Afif, (2014) menyimpulkan bahwa pembiayaan murabahah
berpengaruh positif terhadap NPF). Hal ini terjadi karena kurang
kehati-hatian dan ketelitian pihak bank syariah dalam menilai dan
memperkirakan kondisi ekonomi yang terjadi serta lingkungan sekitar.
Semakin tinggi pembiayaan yang disalurkan maka bank syariah akan
mempunyai risiko tidak tertagihnya pembiayaan yang tinggi dan pada
titik tertentu bank akan mengalami kerugian
H4 : Pembiayaan jual-beli berpengaruh positif dan signifikan
terhadap NPF
5. Pengaruh NPF terhadap profitabilitas
Semakin tinggi NPF maka profitabilitas akan semakin menurun. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Almunawwaroh, et.al., (2018) menyimpulkan bahwa NPF
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Tingginya NPF
mengakibatkan munculnya pencadangan yang lebih besar, sehingga
pada akhirnya modal bank menjadi berkurang. Besarnya NPF menjadi
salah satu penghambat tersalurnya pembiayaan perbankan. Semakin
besar NPF maka semakin besar pula kerugian yang dialami bank,
yang kemudian akan mengakibatkan berkurangnya keuntungan bank.
Keuntungan yang berkurang akan mengakibatkan total asset bank
tersebut juga ikut berkurang. Dan penelitian yang dilakukan oleh
41
Pratiwi, (2012) Non performing loan (NPL) berpengaruh negatif
terhadap ROA. Hal ini dikarenakan NPL yang semakin meningkat
akan meningkatkan biaya cadangan aktiva produktif, sehingga
mengakibatkan menurunnya ROA.
H5 : NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas.
Tabel 3 Hipotesis
No Hipotesis
1 Pembiayaan bagi
hasil berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
Profitabilitas
(ROA)
Semakin tinggi Pembiayaan bagi hasil yang
diberikan bank syariah maka profitabilitas
bank syariah juga akan semakin tinggi
2 Pembiayaan jual-
beli berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
Profitabilitas
(ROA)
Semakin tinggi pembiayaan jual beli maka
profitabilitas bank syariah juga akan semakin
tinggi.
3 Pembiayaan bagi
hasil berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
NPF
Semakin tinggi Pembiayaan bagi hasil yang
diberikan bank syariah maka risiko
pembiayaan bermasalah (NPF) bank syariah
juga akan semakin tinggi.
4 Pembiayaan Jual
beli berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
NPF
Semakin tinggi pembiayaan jual-beli yang
disalurkan bank syariah maka semakin tinggi
pula risiko pembiayaan bermasalaha (NPF)
yang akan di tanggung bank syariah
5 NPF berpengaruh
negatif terhadap
Profitabilitas
Semakin tinggi NPF maka profitabilitas akan
semakin menurun.
42
42
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat
menganalisi keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Kasiram
(2008: 149).
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan untuk menyusun proposal dan
melaksanakan penelitian ini adalah pada bulan April sampai
bulanSeptember 2018, sedangkan Lokasi pada penelitian ini adalah pada
laporan keungan data statistik yang dipublikasikan oleh website masing-
masing Bank Umum Syariah di Indonesia.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2005: 90) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas : obyek/aubyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang,
43
tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Bukan sekedar
jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syriah di Indonesia.
2. Sampel
Sampe adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang dapat diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2015: 91).
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Menurut Teddlie & Yu (2007:77) purposive
sampling merupakan tehnik pengambilan sampel secara sengaja sesuai
dengan persyaratan sampel yang diperlukan dalam penelitian. Dengan
kriteria yang ditetapkan yaitu :
a. Bank Umum Syariah yang terdaftar dalam Statistik Perbankan
Syariah.
b. Bank Umum Syariah yang mencantumkan laporan keuangan
secara runtut dan lengkap
44
c. Bank Umum Syariah yang memiliki data lengkap sesuai dengan
variabel yang diteliti dan periode penelitian.
d. Bank Syariah yang memiliki urutan peringkat berdasarkanjumlah
aset seperti pada tabel berkut ini :
No.
Urut
Nama Bank Total Asset
1 Bank Syariah Mandiri 62.7%
2 PT Bank Muamalat
Indonesia
56.1%
3 Bank BRI Syariah 20.6%
4 Bank BNI Syaraih 6.4%
5 Bank Panin Syariah 6.1%
6 Bank Syariah Mega 5.9%
7 PT Bank Syariah
Bukopin
5.1%
Sumber Statistik Perbankan Syariah yang diolah 2018
Berdasarkan kriteria diatas pada bank panin tidak
memenuhi kriteria memiliki data laporan keungan secara lengkap,
maka bank yang dapat dijadikan sample adalah : BRI Syariah,
Bank BNI Syariah, Bank Mandiri Syariah, Bank Muamalat
Indonesia, Bank Syariah Bukopin, dan Bank Mega Syariah dengan
mengambil sampel 5 tahun yaitu periode 2013-2017. Pengambilan
sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang
diperlukan dalam penelitian.
45
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Pegertian Data
Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta
maupun angka (Arikunto, 2006: 118). Dari sumber Sk Menteri P dan
K No. 0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa data
adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi. Data yang baik adalah data yang bisa
dipercaya kebenarannya (realiable), tepat waktu dan mencakup ruang
lingkup yang luas dan bisa memberikan gambaran tentang suatu
masalah secara menyeluruh merupakan data relevant (Supranto,2003:
17).
2. Sumber dan jenis penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen (Sugiyono, 2005: 156). Data sekunder dapat diperoleh dari
jurnal , majalah, buku, data statistik maupun dari internet (Bawono,
2006: 30). Selain itu data juga dapat diperoleh dalam bentuk yang
sudah dipublikasikan yang tersedia di perusahaan seperti literatur,
company profile, jurnal dan sebagainya.
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi pustaka, merupakan metode yang dilakukan oleh peneliti
46
dengan mengumpulkan bahan-bahan pustaka dengan topik atau
masalah yag sedang diteliti dan informasi dapat diperoleh melalui
laporan penelitian, karangan ilmiah, tesis, dan lain sebagainya. Studi
pustaka ialah melakukan kajian sumber bacaan, guna memperoleh
berbagai konsep, teori dan data pendukung lain untuk kelengkapan
hasil penelitian ini ( Supardi, 2005: 335)
E. Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran
1. Variabel penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari tiga macam variabel, yaitu
variabel terikat (dependent variable)merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel bebas (independent variable) adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya tau timbulnya
variabel dependen. Variabel intervening (intervening variabel) adalah
variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak
langsung dan tidak dapat diamati dan diukur (Sugiyono, 2007).
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel terikat (dependent variable) yaitu profitabilitas / ROA (Y)
b. Variabel bebas (independent variabel) yang meliputi dua
pembiayaan yaitu,
47
1) Pembiayaan bagi hasil (X1)
2) Pembiayaan Jual-beli (X2)
c. Variabel intervening (Intervening variabel) yaitu Non Performing
Finance / NPF (Z)
2. Definisi Operasional
Devinisi operasional adalah penjabaran masing-masing variabel
terhadap indikator-indikator yang membentuknya.
a. Pengertian pembiayaan bagi hasil
1. Mudharabah
Akad mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua
pihak dimana pihak pemilik dana (shahibul maal) menyediakan
seluruh modal (100%), sedangkan pihak pengelola dana
(mudharib) menggunakan dana tersebut untuk usaha dimana
nantinya keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak, sedangkan kerugian ditanggung
oleh pihak pemilik modal selama kerugian tersebut bukan
disebabkan oleh kelalaian pihak pengelola dana (Muhammad,
2005:102).
Pembiayaan bagi hasil = Mudharabah + Musyarakah
b. Pengertian pembiayaan jual beli
1. Murabahah
Pengertian murabahah menurut (Syafi‟i, 2007: 101)
murabahah merupakan salah satu prinsip akad jual-beli barang
48
yang dijalankan bank syariah tanpa mengenal riba, pada harga
asal dengan tambahankeuntungan yang disepakati bersama,
dengan disertai cara pembayarannya. Murabahah adalah
menjualsuatu barang dengan harga pokok ditambah keuntungan
yang disetujui bersama untuk dibayar pada waktu yang
ditentukan atau dibayar secara cicilan.
Pembiayaan jual-beli = Murabahah + Istishna + Salam
c. Pengertian Non performing Finance (NPF)
Non Performing Finance adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola
pembiayaan bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva
produktif yang dimiliki oleh suatu bank (Mulyono, 1996). Non
Performing Finance (NPF) secara luas dapat didefinisikan sebagai
suatu kredit dimana pembayaran yang dilakukan tersendat-sendat
dan tidak mencukupi kewajiban minimal yang ditetapkan sampai
dengan kredit yang sulit untuk dilunasi atau bahkan tidak dapat
ditagih.
Berikut adalah Rumus yang digunakan untuk menghitungan
Non Performing Finance menurut Maidalena, (2014) :
NPF = Pembiayaan Bermasalah (KL, D, M) x 100 %
Total Pembiayaan
49
d. Pengertian Profitabilitas (ROA)
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba. Laba tersebut diperoleh dari modal dan aktiva
yang dimilikinya (Syamsudin, 2011: 59)
Rasio profitabilitas adalah perbandingan anatara laba
perusahaan dengan ekuitas yang digunakan. Rasio yang digunakan
adalah Return On Asset (ROA) diukur dengan laba bersih setelah
pajak dibagi dengan total aktiva yang dimilikinya.
Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk melihat
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Hanafi &
Halim, 2000) dalam (Mawaddah, 2015:245).Setiap perusahaan
akan berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dalam
rangka untuk meningkatkan produktivitas dan laba perusahaan.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung
Return On Assetsmenurut Syamsudin, (2011: 59) dalam Oktaviani.
ROA = Laba Bersih Sesudah Pajak x 100 %
Total Aktiva
Tabel 4 Devinisi Operasional Skala Pengukuran
NO Variabel Indikator
1 Pembiayaan
Bagi-hasil
Mudharabah + Musyarakah
2 Pembiayaan
Jual-beli
Murabahah + Istishna + Salam
50
3 NPF
4 ROA
F. Uji Instrumen Penelitian
a. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range (Ghozali, 2013:19).
b. Uji Stationeritas
Menurut Gujarati (1995) dalam Ambarwati (2014: 42-44), uji
stasioneritas bertujuan untuk mengetahui apakah data stasioner dapat
langsung diestimasi ataukah tidak stasioner karena mengandung unsur
trend (Random Walk) yang dilakukan penanganan tertentu yaitu
dengan jalan mendefferencing. Jika sebagaimana umumnya data tidak
stasioner, maka proses defferencing harus dilakukan beberapa kali
sehingga tercapai data yang stasioner. Data stasioner dapat diketahui
atau tidak, dilihat dengan membandingkan antara nilai statistik DF atau
ADF dengan kritisnya. Jika nilai absolut statistik DF atau ADF lebih
besar dari nilai kritisnya maka data menunjukkan stasioneritas dan jika
sebaliknya maka data tidak stasioner.
51
G. Uji statistik
a. Uji T
Menurut Ghozali (2013:98) uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satuvariabel bebas secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
.Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu
parameter (bi)sama dengan nol, atau Ho : bi = 0 Artinya suatu
variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikanterhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha)
parameter suatu variabeltidak sama dengan nol, atau Ha : bi ≠ 0.
Artinya variabel tersebut merupakanvariabel penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen.cara melakukan uji t adalah
sebagai berikut :
1) Quick look, bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20
atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5% atau 0,05,
maka HOyang menyatakan bahwa suatu variabel independen
secara individual mempengaruhi variabel dependen.
2) Membandingakan nilai statistik t dengan titik kritis menurut
tabel, apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi
dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternative
yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen.
52
b. Uji F
Menurut Ghozali (2013:98) uji F pada dasarnya
menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol Ho yang
hendak diuji apakah semua parameter dalam model sama dengan
nol.
c. Uji Determinasi
Menurut Ghozali (2013:97) uji determinasi koefisien
determinasi (R2) dalam uji ini pada intinya menguji seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. nilai R2yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. kelemahan
mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap
jumlah variabel independen, maka (R2) pasti meningkat apakah
variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Dalam kenyataanya nilai adjusted (R2) dapat naik atau
turun dapat bernilai negatif walapum yang dikehendaki bernilai
positif.
Menurut Gujarati (2003) jika dalam uji empiris didapat
nilai adjusted (R2) negative maka nilai adjusted (R
2) dianggap
bernilai nol . secara matematis jika (R2)=1, maka adjusted
53
(R2)=(R
2)=1 sedangkan jika nilai (R
2) =0 maka adjusted (R
2)=(1-
k)/(n-k). jika nilai k>1, maka adjusted (R2) akan bernilai negatif.
H. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah data penelitian
memenuhi syarat-syarat lolos dari asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini
digunakan untuk mengetahui nilai-nilai koefisiennya agar tidak bias.
Pengujian asumsi ini harus dilakukan sebelum menganalisis dengan
regresi berganda.
a) Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2013: 105) Uji multikolonieritas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (Independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen
sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut:
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi
empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-
variabel independen banyak yang tidak signifikan
mempengaruhi variabel dependen
2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen
54
b) Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013: 110) Uji autokorelasi bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan ada model autokorelasi. Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
c) Uji heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013: 139) Uji heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regeresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas.
d) Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013: 160) Uji normalitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa
uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
55
distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
I. Analisis Jalur ( Path Analiysis)
Analisis jalur digunakan untuk menguji pengaruh variabel
intervening. Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi
linier berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regeresi
untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel ( model causal)
yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. (Ghozali, 2013:
249)
Koefisien jalur merupakan koefisien regresi standar atau disebut
„beta‟ yang menunjukkan pengaruh langsung dari suatu variabel bebas
terhadap variabel tergantung dalam suatu model jalur tertentu. Oleh karena
itu, jika suatu model mempunyai dua atau lebih variabel-variabel
penyebab, maka koefisien-koefisien jalurnya merupakan koefisien-
koefisien regresi parsial yang mengukur besarnya pengaruh satu variabel
terhadap variabel lain dalam suatu model jalur tertentu yang mengontrol
dua variabel lain sebelumnya dengan menggunakan data yang sudah
distandarkan atau matrik korelasi masukan (Hendry, 2009).
Terdapat dua model persamaan regresi dalam penelitian ini yang
dapat ditulis secara matematis sebagai berikut :
Model 1 ROA =α +ß1X1+ß2X2+ Z + e
Model II NPF =α+ß1X1 +ß2 X2+ e
56
Keterangan :
ROA = Return On Asset
NPF= Non Performing Finance
α = Konstanta
ß1 2 = koefisien
X1 = Pembiyaan Bagi hasil
X2 = Pembiayaan Jual-beli
J. Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan program olah data Eviews 9 dan SPSS 20 (Statistical
Product and Service Solution). Eviews merupakan program komputer
berbasis windows yang banyak dipakai untuk analisis statistika dan
ekonometri jenis runtun waktu (time series,) sedangkan SPSS merupakan
sebuah program komputer statistik yang berfungsi untuk membantu dalam
memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan
berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan. Data
yang didapat merupakan data kuantitatif di mana data dapat dinyatakan
dalam bentuk angka. Sehingga akan mudah diaplikasikan kedalam olah
data SPSS 20. Program ini dapat membantu dalam proses pengolahan data,
57
sehingga hasil olah data yang dicapai juga dapat dipertanggungjawabkan
dan terpercaya.
58
58
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan di indonesia yang
bergerak dalam sektor perbank syariah yaitu: Bank Rakyat Indonesia
Syaraih (BRIS), Bank Negara Indonesia (BNI Syariah), Bank Syariah
Mandiri (BSM), Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Bukopin (BSB),
Bank Mega Syariah. Data-data yang digunakan dan kemudian diolah
dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan triwulan masing-
masing bank syariah tersebut selama 5 tahun dari tahun 2013-2017.
B. Analisis Data
1. Analisis deskriptif
Tabel 5 Analisis Deskriptif
Date: 10/08/18 Time: 09:48
Sample: 2013Q1 2014Q4 X1 X2 Y Z
Mean 4776448. 16473059 1.267083 3.750625
Median 4039972. 15098578 1.230000 3.390000
Maximum 29857050 46711012 7.890000 6.840000
Minimum 180868.0 19398.00 0.050000 1.860000
Std. Dev. 4504226. 12020941 1.095307 1.391840
Skewness 3.734745 0.677524 4.663453 0.468550
Kurtosis 21.23992 3.249460 29.21361 2.316126
Jarque-Bera 776.9758 3.796776 1548.289 2.691680
Probability 0.000000 0.149810 0.000000 0.260321
Sum 2.29E+08 7.91E+08 60.82000 180.0300
59
Sum Sq. Dev. 9.54E+14 6.79E+15 56.38579 91.04928
Observations 48 48 48 48
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa terdapat 4 variabel
yaitu variabel pembiayaan Bagi-hasil (X1), Pembiayaaan Jual-beli (X2),
NPF (Z) dan ROA (Y). Dalam penelitian ini variabel independen adalah
pembiayaan bagi-hasil dan pembiayaan jual-beli yang rata-rata nya adalah
4776448 dan 16473059. variabel dependen adalah ROA yang rata-rata
volume adalah 3.750625 . NPF sebagai variabel intervening dengan rata-
rata rasio 1.267083. laporan keuangan yang di uji dalam penelitian ini
adalah laporan keuangan triwulanan dari tahun 2013 sampai dengan tahun
2017. Periode masing-masing bank umum syariah yang digunakan adalah
5 tahun laporan keuangan. Sehingga bank umum syariah yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 6 bank dan jumlah laporan keuangan yang
digunakan adalah sebanyak 120periode.
2. Uji Stationer
Tabel 6 Hasil Uji Stationer
1. Pembiayaan Bagi-hasil
Panel unit root test: Summary
Series: X1
Date: 09/20/18 Time: 19:53
Sample: 2013Q1 2017Q4
Exogenous variables: Individual effects
User-specified lags: 0
60
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistic Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -2.60752 0.0046 6 114
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -2.49642 0.0063 6 114
ADF - Fisher Chi-square 29.5372 0.0033 6 114
PP - Fisher Chi-square 31.7103 0.0015 6 114
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
Dari output yang dihasilkan, terlihat bahwa nilai probabilitasnya
adalah sebesar 0,0046 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian data
pembiayaan bagi-hasil menunjukkan data stationer.
2. Pembiayaan Jual-beli
Panel unit root test: Summary
Series: X2
Date: 09/20/18 Time: 19:53
Sample: 2013Q1 2017Q4
Exogenous variables: Individual effects
User-specified lags: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistic Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -19.9514 0.0000 6 114
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -13.5840 0.0000 6 114
61
ADF - Fisher Chi-square 302.905 0.0000 6 114
PP - Fisher Chi-square 126.621 0.0000 6 114
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
Dari output yang dihasilkan, terlihat bahwa nilai probabilitasnya
adalah sebesar 0,0000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian data
pembiayaan jual-beli menunjukkan data stationer.
3. Non performing financing
Panel unit root test: Summary
Series: Z
Date: 09/20/18 Time: 21:52
Sample: 2013Q1 2017Q4
Exogenous variables: Individual effects
User-specified lags: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistic Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -0.60436 0.2728 6 114
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -0.67989 0.2483 6 114
ADF - Fisher Chi-square 14.9024 0.2468 6 114
PP - Fisher Chi-square 14.9191 0.2459 6 114
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
62
Dari output yang dihasilkan, terlihat bahwa nilai probabilitasnya
adalah sebesar 0,2728 lebih dari nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian
data non performing finance menunjukkan data tidak stationer. Maka dari
itu penulis melanjutkan uji stationer dengan tingkat 1different.
Panel unit root test: Summary
Series: D(Z)
Date: 09/20/18 Time: 19:54
Sample: 2013Q1 2017Q4
Exogenous variables: Individual effects
User-specified lags: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistic Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -7.13197 0.0000 6 108
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -6.86799 0.0000 6 108
ADF - Fisher Chi-square 62.3419 0.0000 6 108
PP - Fisher Chi-square 71.5436 0.0000 6 108
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
Dari output yang dihasilkan, terlihat bahwa nilai probabilitasnya
adalah sebesar 0,0000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian data non
performing financing menunjukkan data stationer.
63
4. Profitabilitas
Panel unit root test: Summary
Series: Y
Date: 09/20/18 Time: 21:49
Sample: 2013Q1 2017Q4
Exogenous variables: Individual effects
User-specified lags: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistic Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -1.22979 0.1094 6 114
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -1.56201 0.0591 6 114
ADF - Fisher Chi-square 23.1574 0.0264 6 114
PP - Fisher Chi-square 23.2114 0.0260 6 114
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
Dari output yang dihasilkan, terlihat bahwa nilai probabilitasnya
adalah sebesar 0,1094 lebih dari nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian
data roa menunjukkan data tidak stationer. Maka dari itu penulis
melanjutkan uji stationer dengan tingkat 1different.
Panel unit root test: Summary
Series: D(Y)
Date: 09/20/18 Time: 19:54
Sample: 2013Q1 2017Q4
Exogenous variables: Individual effects
User-specified lags: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
64
Cross-
Method Statistic Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -10.5083 0.0000 6 108
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -10.2603 0.0000 6 108
ADF - Fisher Chi-square 97.1042 0.0000 6 108
PP - Fisher Chi-square 119.206 0.0000 6 108
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
Dari output yang dihasilkan, terlihat bahwa nilai probabilitasnya
adalah sebesar 0,0000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian data roa
menunjukkan data stationer.
3. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas. Untuk mendeteksi adanya multikolonieritas yaitu jika nilai R-
square tidak lebih dari 10 maka model terbebas dari multikolonieritas.
Tabel 7 Hasil Uji Multikolonieritas
X1 X2 Z
X1 1.000000 0.477823 0.109097
X2 0.477823 1.000000 0.154731
Z 0.109097 0.154731 1.000000
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
65
Tabel perbndingan nilai R-squre
R-squre R-squre ada regresi
>10
Kesimpulan
X1=1.000000 Lebih kecil Tidak ada korelasi
X2=0.477823 Lebih kecil Tidak ada korelasi
Z =0.109097 Lebih kecil Tidak ada korelasi
Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian
ini tidak terjadi multikolonieritas.
b) Hasil Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan penggaran asumsi non autokorelasi. Hal
ini disebabkan karena adanya korelasi antar gangguan pada setiap
pengamatan. Autokorelasi juga dapat dikatakan kesalahan gangguan dari
periode sebelumnya. Permasalahan autokorelasi hanya relevan digunakan
jika data yang digunakan adalah time series. Untuk mengetahui adanaya
autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin Watson dapat
dilihat dari uji regresi pada tabel berikut :
Tabel 8 Hasil Uji Autokorelasi
Dependent Variable: LOGY
Method: Panel Least Squares
Date: 09/20/18 Time: 20:11
Sample (adjusted): 2013Q3 2017Q4
Periods included: 18
Cross-sections included: 5
Total panel (unbalanced) observations: 37
Convergence achieved after 5 iterations
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
66
C -1.457166 0.288885 -5.044102 0.0000
D(X1) -0.114881 0.039981 -2.873409 0.0072
D(X2) -0.045097 0.031748 -1.420479 0.1651
D(Z) -0.920197 0.381635 -2.411197 0.0218
AR(1) 0.686707 0.104401 6.577610 0.0000
R-squared 0.722625 Mean dependent var -1.080057
Adjusted R-squared 0.687953 S.D. dependent var 0.714200
S.E. of regression 0.398960 Akaike info criterion 1.125179
Sum squared resid 5.093421 Schwarz criterion 1.342871
Log likelihood -15.81581 Hannan-Quinn criter. 1.201926
F-statistic 20.84183 Durbin-Watson stat 1.953358
Prob(F-statistic) 0.000000
Inverted AR Roots .69
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
Melihat nilai Durbin-Watson pada uji regresi linier berganda adalah
1.953358. bersarkan tabel DW dengan level signifikan 5% yang mana
nilai k=3 (tanpa variabel terikat) dan nilai n=120, didapat nilai
dL=1.6513 dU=1.7536 dan nilai 4-du =2.2464. Karena nilai du < nilai
DW < nilai 4-dU maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
c) Hasil uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam
variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak
digunakan dalam penelitian adalah data yang terdistribusi normal. Untuk
melakukan pengujian asumsi normalitas data tersebut dilakukan dengan
menggunakan pengujian jarque berra (JB), jika probabilitas JB hitung
lebih besar dari 0.05 maka data resebut terdistribusi normal, tetapi jika
lebih kecil dari 0.05 maka data tersebut tidak terdistribusi normal.
67
Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-2.5 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Series: Standardized ResidualsSample 2013Q2 2017Q4Observations 46
Mean 1.48e-16Median -0.015026Maximum 1.723667Minimum -2.325139Std. Dev. 0.790275Skewness -0.231660Kurtosis 3.599185
Jarque-Bera 1.099570Probability 0.577074
Gambar 2 Hasil Uji Normalitas
Sumber: data sekunder yang diolah 2018
Berdasarkan hasil uji diatas terlihat bahwa nilai probability Jarque
Berra sebesar 0,577074, lebh besar dari 0,005 dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data dari variabel dalam penelitian ini telah
terdistribusi normal.
d) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastistas merupkan pelanggaran dari asumsi homokedastisitas
(semua gangguan/disturbancec) yang muncul dalam persamaaan regresi
bersifat homokedastisitas dalam sistem persamaan bahwa penaksiran tidak
lagi mempunyai varians yang minimum. Cara mengetahui ada atau
tidaknya gejala heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah dengan
melakukan pengujian dengan resab .
68
Tabel 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dependent Variable: RESAB
Method: Panel Least Squares
Date: 09/20/18 Time: 20:18
Sample (adjusted): 2013Q3 2017Q4
Periods included: 18
Cross-sections included: 5
Total panel (unbalanced) observations: 37
White period standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.299141 0.010622 28.16355 0.0000
D(X1) 0.041896 0.002552 16.41777 0.0000
D(X2) -0.012436 0.001905 -6.527836 0.0000
D(Z) -0.078559 0.166300 -0.472396 0.6398
R-squared 0.067659 Mean dependent var 0.297454
Adjusted R-squared -0.017100 S.D. dependent var 0.224828
S.E. of regression 0.226742 Akaike info criterion -0.028203
Sum squared resid 1.696592 Schwarz criterion 0.145950
Log likelihood 4.521758 Hannan-Quinn criter. 0.033194
F-statistic 0.798255 Durbin-Watson stat 1.441462
Prob(F-statistic) 0.503719
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018.
dari hasil uji output diatas dapat dilihat bahwa nilai R-Square
adalah sebesar 0,067659 lebih dari 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa
data dalam variabel penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas pada
metode penelitian ini.
4. Uji Statistik
a) Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur digunakan untuk menguji pengaruh variabel
intervening. Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier
69
berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regeresi untuk
menaksir hubungan kausalitas antar variabel ( model causal) yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. (Ghozali, 2013: 249)
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisa data
yang bersifat multivariate. Analisis ini digunakan untuk meramalkan nilai
variabel dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih dari satu
(Bawono, 2006: 85). Analisis regresi berganda digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh pembiayaan bagi-hasil (X1),
pembiayaan jual-beli (X2), terhadap profitabilitas bank umum syariah (Y)
dan non performing financing (NPF) (Z) sebagai variabel intervening.
Tabel 10 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Pertama
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1,996 ,274 7,284 ,000
Pembiayaan
Bagi-hasil -3,194E-008 ,000 -,235 -2,014 ,046
Pembiayan
Jual-beli 1,075E-008 ,000 ,162 1,380 ,170
Non
Performing
financing
(NPF)
-,226 ,066 -,309 -3,439 ,001
a. Dependent Variable: Return On Asset (ROA)
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
70
Tabel 11 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Kedua
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 3,652 ,187 19,567 ,000
Pembiayaan Bagi-
hasil 2,193E-008 ,000 ,118 ,986 ,326
Pembiayan Jual-
beli 1,694E-008 ,000 ,187 1,562 ,121
a. Dependent Variable: Non Performing financing (NPF)
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Konstanta sebesar 1.996 menyatakan bahwa jika ada pembiayaan bagi-
hasil (X1), pembiayaan jul-beli (X2), dan NPF (Z) konstan atau tidak ada
atau 0, maka ROA akan mengalami kenaikan sebesar 1.996.
2. Koefisien regresi pembiayaan bagi-hasil (X1) sebesar -3.194 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 point pembiaaan bagi hasil (X1) akan
menurunkan ROA sebesar 3.194 dengan anggapan pembiayaan jual-beli
(X2), dan NPF (Z) tetap.
3. Koefisien regresi pembiayaan jual-beli (X2) sebesar 1.075 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 point pembiayaan jual-beli (X2) akan
meningkatkan ROA sebesar 1.075 dengan anggapan pembiayaan bagi-
hasil (X1) dan NPF (Z) tetap.
4. Koefisien regresi NPF (X) sebesar -0,226 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 point NPF (Z) akan menurunkan ROA sebesar 0.226
71
dengan anggapan pembiayaan bagi-hasil (X1), dan pembiayaan jual-beli
(X2) tetap.
5. Koefisien regresi pembiayaan bagi-hasil (X1) sebesar 2,193 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 point pembiayaan bagi-hasil (X1) akan
meningkatkan NPF sebesar 2.193 dengan anggapan pembiayaan jual-beli
(X2) tetap.
6. Koefisien regresi pembiayaan jual-beli (X2) sebesar 1.694 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 point pembiayaan jual-beli (X2) akan
meningkatkan NPF sebesar 1.694 dengan anggapan pembiayaan bagi-
hasil (X1) tetap.
Dilihat dari hasil uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan jual-beli adalah pembiayaan yang paling menguntungkan
perbankkan syariah.
b) Uji T
Uji t digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel
independent mempengaruhi variabel dependen secara individu atau
sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara persial atau individu,
dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variabel bebas,
dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono, 2006: 89).
Berdasarkan tabel 1.1 di atas apabila nilai signifikansi kurang dari
nilai alfa 0,05 maka variabel tersebut dinyatakan positif mempengaruhi
variabel dependennya. Berdasarkan hasil uji t, peneliti mendapatkan nilai t
72
hitung masing-masing pembiayaan bagi hasil (X1), Pembiayaan jual-beli
(X2) dan Non Performing Financing (NPF) yaitu:
1. Variabel pembiayaan bagi-hasil (X1) dengan t hitung -2.014 dan nilai
signifikansi pembiayaan bagi-hasil (X1) 0.046, dimana nilai signifikansi
lebih kecil dari nilai alfa 0.05 maka dapat dikatakan bahwa pembiayaan
bagi-hasil (X1) secara statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap
ROA (Y). Dengan demikian secara empiris menolak hipotesis pertama
(H1), yang menyatakan bahwa pembiayaan bagi-hasil berpengaruh positif
dan signifikan terhadap ROA (Y). Hal ini berarti semakin tinggi tingkat
pembiayaan bagi-hasil (X1) maka semakin menurun tingkat profitabilitas.
2. Variabel pembiayaan jual-beli (X2) dengan t hitung 1.380 dan nilai
signifikansi pembiayaan jual-beli (X2) 0.170, dimana nilai signifikansi
lebih besar dari nilai alfa 0.05 maka dapat dikatakan bahwa pembiayaan
jual-beli (X2) secara statistik berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
ROA (Y). Dengan demikian secara empiris menolak hipotesis kedua (H2),
yang menyatakan bahwa pembiayaan jual-beli berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA (Y). Hal ini berarti semakin tinggi tingkat
pembiayaan bagi-hasil (X1) maka semakin tinggi juga tingkat
profitabilitas.
3. Variabel pembiayaan bagi-hasil (X1) dengan t hitung 0.986 dan nilai
signifikansi pembiayaan bagi-hasil (X1) 0.326, dimana nilai signifikansi
lebih besar dari nilai alfa 0.05 maka dapat dikatakan bahwa pembiayaan
bagi-hasil (X1) secara statistik berpengaruh positif tidak signifikan
73
terhadap NPF (Z). Dengan demikian secara empiris menolak hipotesis ke
tiga (H3), yang menyatakan bahwa pembiayaan bagi-hasil berpengaruh
positif dan signifikan terhadap NPF (Z). Hal ini berarti semakin tinggi
tingkat pembiayaan bagi-hasil (X1) maka semakin tinggi tingkat NPF.
4. Variabel pembiayaan jual-beli (X2) dengan t hitung 1.562 dan nilai
signifikansi pembiayaan bagi-hasil (X2) 0.121, dimana nilai signifikansi
lebih besar dari nilai alfa 0.05 maka dapat dikatakan bahwa pembiayaan
jual-beli (X2) secara statistik berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
NPF (Z). Dengan demikian secara empiris menolak hipotesis ke empat
(H4), yang menyatakan bahwa pembiayaan jual-beli berpengaruh positif
dan signifikan terhadap NPF (Z). Hal ini berarti semakin tinggi tingkat
pembiayaan jual-beli (X2) maka semakin tinggi tingkat NPF (Z).
5. Variabel Non Performing Financing (Z) dengan t hitung -3.439 dan nilai
signifikansi NPF (Z) 0.001, dimana nilai signifikansi lebih kecil dari nilai
alfa 0.05 maka dapat dikatakan bahwa NPF (Z) secara statistik
berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA (Y). Dengan demikian
secara empiris menerima hipotesis ke lima (H5), yang menyatakan bahwa
NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA (Y). Hal ini berarti
semakin tinggi tingkat NPF (X1) maka semakin menurun tingkat
profitabilitas.
c) Uji F
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh
semua variabel independen secara bersama-sama dapat mempengaruhi
74
variabel dependen (Bawono, 2006:91). Adapun hasil uji F adalah sebagai
berikut:
Tabel 12 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 17,504 3 5,835 6,030 ,001b
Residual 112,236 116 ,968
Total 129,740 119
a. Dependent Variable: Return On Asset (ROA)
b. Predictors: (Constant), Non Performing Financing (NPF), Pembiayaan Bagi-Hasil,
Pembiayaan Jual-Beli
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikasi 0.001.
Karena probabilitas signifikan jauh lebih kecil dari 0.05. Hal ini
menunjukkan bahwa pembiayaan bagi-hasil, pembiayaan jual-beli, dan
non performing financing (NPF) secara bersama-sama berpengaruh positif
dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
d) Uji Determinasi
Menurut Bawono (2006:92) koefisien determinasi (R2) menunjukkan
sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen atau sejauh mana kontribusi variabel independen
mempengaruhi variabel dependen. Adapun hasil uji R2 adalah :
Tabel 13 Hasil Uji R Square
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,367a ,135 ,113 ,98364 1,294
75
a. Predictors: (Constant), Non Performing Financing (NPF), Pembiayaan Bagi-Hasil, Pembiayaan
Jual-Beli
b. Dependent Variable: Return On Asset (ROA)
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018
Dari tabel di atas terlihat koefisien korelasi (R) sebesar 0.367 ini
artinya ada hubungan sebesar 36,7% antara variabel dependen dengan
variabel independen. Sehingga dapat disimpulkan korelasi antara
pembiayaan bagi-hasil, pembiayaan jual-beli, dan non performing
financing mempunyai hubungan yang kuat. Jika nilai R2 semakin
mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik karena
semakin tinggi variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel
bebasnya. Koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,135 ini berarti
kontribusi variabel independen (pembiayaan bagi-hasil, pembiayaan jual-
beli, dan non performing financing) mempengaruhi variabel dependen
(profitabilitas) sebesar 13,5% sedangkan sisanya sebesar 86,5%
dipengaruhi variabel lain di luar model penelitian.
5. Uji Analisis Jalur (Path Analys)
Analisis jalur digunakan untuk menguji pengaruh variabel
intervening. Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier
berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regeresi untuk
menaksir hubungan kausalitas antar variabel ( model causal) yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. (Ghozali, 2013: 249)
Berdasarkan tabel 10, koefisien jalur merupakan koefisien regresi
standar atau disebut „beta‟ yang menunjukkan pengaruh langsung dari
suatu variabel bebas terhadap variabel tergantung dalam suatu model jalur
76
tertentu. Oleh karena itu, jika suatu model mempunyai dua atau lebih
variabel-variabel penyebab, maka koefisien-koefisien jalurnya merupakan
koefisien-koefisien regresi parsial yang mengukur besarnya pengaruh satu
variabel terhadap variabel lain dalam suatu model jalur tertentu yang
mengontrol dua variabel lain sebelumnya dengan menggunakan data yang
sudah distandarkan atau matrik korelasi masukan (Hendry, 2009).
Sehingga dalam hal ini koefisien yang digunakan adalah pada
model regresi pertama yang mengukur satu variabel (X) terhadap variabel
lain (Y) dalam suatu model jalur tertentu yang mengontrol (Z) dua
variabel yaitu pembiayaan bagi-hasil dan pembiayaan jual-beli. Sehingga
pada model regresi kedua tidak digunakan karena hanya mengukur
besarnya pengaruh variebel (X) terhadap variabel kontrol (Z).
Berdasarkan tabel diatas kemudian menghasilkan model analisis
jalur seperti dibawah ini :
H1 = -0,235
e1= 0,865
H3= 0,118 e2= 0,922
H5= -3,439
H4= 0,187
H2 = 0,162
PEMBIAYAAN
BAGI HASIL
PEMBIAYAAN
JUAL-BELI
PROFITABILIT
AS (ROA)
NON
PERFORMING
FINANCING
(NPF)
77
Gambar 3 Model Jalur Path Analysis
Sumber : Konsep yang dikembangkan untuk penelitian ini (2018).
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh pembiayaan bagi-hasil terhadap ROA
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembiayaan bagi-hasil (X1)
dengan t hitung -2.014 dan nilai signifikansi pembiayaan bagi-hasil (X1)
0.046, dimana nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alfa 0.05 maka dapat
dikatakan bahwa pembiayaan bagi-hasil (X1) secara statistik berpengaruh
negatif signifikan terhadap ROA (Y). Dengan demikian secara empiris
menolak hipotesis pertama (H1), yang menyatakan bahwa pembiayaan
bagi-hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA (Y). Hal ini
berarti semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi-hasil (X1) maka semakin
menurun tingkat profitabilitas.Hal tersebut dikarenakan pembiayaan bagi-
hasil yang disalurkan oleh bank syariah selama 5 tahun sangat kecil.
Pengaruh negatif juga dapat dikarenakan usaha yang dijalankan nasabah
dari pembiayaan musyarakah tidak berjalan dengan lancar atau mengalami
kerugian, sehingga bagi hasil yang di peroleh Bank Syariah sebagai
pendapatan juga menurun. Hasil peneltian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan olehFaradila, et.,al (2017) yang menyatakan bahwa
Musyarakah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas
Bank Umum Syariah. Dan penelitian yang dilakukan oleh Muslim, (2014)
menyimpulkan bahwa Musyarakah memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas bank pembiayaanrakyat syariah.
78
2. Pengaruh pembiayaan jual-beli terhadap ROA
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan jual-beli (X2)
dengan t hitung 1.380 dan nilai signifikansi pembiayaan jual-beli (X2)
0.170, dimana nilai signifikansi lebih besar dari nilai alfa 0.05 maka dapat
dikatakan bahwa pembiayaan jual-beli (X2)secara statistik berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap ROA (Y). Dengan demikian secara
empiris menolak hipotesis kedua (H2), yang menyatakan bahwa
pembiayaan jual-beli berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
(Y). Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi-hasil (X1)
maka semakin tinggi juga tingkat profitabilitas. Hal tersebut dikarenakan
murabahah merupakan pembiayaan yang paling dominan di bank umum
syariah, hal ini juga terjadi karena bank umum syariah masih menghindari
risiko, murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan
dan bisnis-bisnis dengan sistem PLS.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratika,
(2013) yang menyimpulkan bahwa murabahah berpengaruh positif
terhadap ROA. Dengan demikian, kenaikan pembiayaan akan diikuti pula
oleh kenaikan ROA.
Pengaruh tidak signifikan juga dapat disebabkan karena
pendapatan yang diterima bank syariah dari pembiayaan jual-beli berupa
margin keuntungan yang didalamnya juga termasuk harga jual. Dalam
sistem pembayarannya, nasabah dapat melakukan pelunasan langsung
setelah menerima barang, atau nasabah dapat melakukan pembayaran
79
secara bertahap. Dalam kenyataanya nasabah akan membayar utangnya
dengan cara angsuran. Dalam pembayaran secara bertahap melalui
angsuran, bank syariah dapat menaikan pendapatannya dengan menaikan
margin keuntungan. Dengan kata lain semakin lama jangka waktu
pembayaran, margin yang ditetapakan oleh bank syariah akan semakin
besar, namun keuntungan diterima secara bertahap. Jika pelunasan
dipercepat, maka pendapatan yang diterima bank syariah kurang maksimal
sehingga akan berdampak pada profitabilitas.
3. Pengaruh Pembiayaan bagi-hasil terhadap NPF
Hasil penelitian menunjukkan bahwapembiayaan bagi-hasil (X1)
dengan t hitung 0.986 dan nilai signifikansi pembiayaan bagi-hasil (X1)
0.326, dimana nilai signifikansi lebih besar dari nilai alfa 0.05 maka dapat
dikatakan bahwa pembiayaan bagi-hasil (X1) secara statistik berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap NPF (Z). Dengan demikian secara empiris
menolak hipotesis ke tiga (H3), yang menyatakan bahwa pembiayaan
bagi-hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPF (Z). Hal ini
berarti semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi-hasil (X1) maka semakin
tinggi tingkat NPF. Hal ini dikarenakan bank syariah dlam menyalurkan
dananya selalu memperhatikan aspek kehati-hatian dan berusaha agar
tidak melanggar prinsip syariah. Selain itu juga, ada pengawas yang
dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Pengawas Nasional
sehnga penyaluran dananya tidak dapat sembarangan disalurkan. Dalam
80
jangka panjang pertumbuhan pembiayaan menjadi tidak signifikan, hal
tersebut terjadi karena pengetatan yang dilakukan oleh bank syariah dalam
menyalurkan pembiayaan justru akan membuat bank syariah tersebut tidak
berani mengambil risiko untuk menyalurkan pembiayaan pada hal yang
produktif ( pembiayaan komersil dan mikro), bank syariah lebih banyak
mengambil porsi pada pembiayaan konsumtif. Sehingga sekalipun
pertumbuhan pembiayaan meningkat tidak akan berpengaruh signifikan
terhadap NPF karena pembiayaan konsumtif minim risiko pembiayaan
bermasalah.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanifah,
(2016) yang menyimpulkan bahwa Pembiayaan akad mudharabah
memiliki hubungan positif terhadap tingkat NPF pada jangka panjang.
4. Pengaruh pembiayaan jual-beli terhadap NPF
Hasil penelitian menunjukkan bahwapembiayaan jual-beli (X2)
dengan t hitung 1.562 dan nilai signifikansi pembiayaan bagi-hasil (X2)
0.121, dimana nilai signifikansi lebih besar dari nilai alfa 0.05 maka dapat
dikatakan bahwa pembiayaan jual-beli (X2) secara statistik berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap NPF (Z). Dengan demikian secara empiris
menolak hipotesis ke empat (H4), yang menyatakan bahwa pembiayaan
jual-beli berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPF (Z). Hal ini
berarti semakin tinggi tingkat pembiayaan jual-beli (X2) maka semakin
tinggi tingkat NPF (Z). Pengaruh tidak signifikan pembiayaan konsumsi
81
atau pembiayaan jual-beli terhadap NPF disebabkan pembiayaan tersebut
yang diberikan kepada nasabah adalah untuk kepentingan pribadi biasanya
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga permintaanya cukup
stabil. Pembiayaan konsumsi atau jual-beli juga biasanya digunakan oleh
masyarakat untuk kepemilikan rumah, rata-rata orang yang akan membeli
rumah merupakan orang yang memiliki pendapatan tetap yang tidak
terpengaruh pada naik turunnya kondisi perekonomian. Hal ini lah yang
menyebabkan pembiayaan konsumsi berpengaruh positif dan tidak
signifikann terhadap non performing financing. Hasil ini dapat diartikan
bahwa tinggi atau rendahnya penyaluran pembiayaan konsumsi atau jual-
beli tidak terlalu berpengaruh pada NPF bank syariah.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Afif, (2014)
yang menyimpulkan bahwa Pembiayaan murabahah berpengaruh positif
terhadap pembiayaan bermasalah.
5. Pengaruh Non Performing financing terhadap ROA
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Non Performing Financing
(Z) dengan t hitung -3.439 dan nilai signifikansi NPF (Z) 0.001, dimana
nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alfa 0.05 maka dapat dikatakan
bahwa NPF (Z) secara statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap
ROA (Y). Dengan demikian secara empiris menerima hipotesis lima (H5),
yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
ROA (Y). Hal ini berarti semakin tinggi tingkat NPF (X1) maka semakin
82
menurun tingkat profitabilitas. Tingginya NPF mengakibatkan munculnya
pencadangan yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank
menjadi berkurang. Besarnya NPF menjadi salah satu penghambat
tersalurnya pembiayaan perbankan. Semakin besar NPF maka semakin
besar pula kerugian yang dialami bank, yang kemudian akan
mengakibatkan berkurangnya keuntungan bank. Keuntungan yang
berkurang akan mengakibatkan total asset bank tersebut juga ikut
berkurang. Penelitian ini didukung oleh penelitn yang dilakukan oleh
Almunawaroh, dan Marliana (2018) yang menyatakan bahwa NPF
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas. Dan penelitian
yang dilakukan oleh Pratiwi, (2012) yang menyimpulkan bahwa Non
performing financing berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.
6. Pengaruh pembiayaan bagi-hasil terhadap ROA yang diinterveningi oleh
NPF
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil nilai t = - yang
berati lebih besar dari t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 sebesar -
2,014. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh NPF yang
menginterveningi Pembiayaan Bagi-hasil.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni
(2016) yang menyimpulkan bahwa NPF memediasi pengaruh volume
pembiayaan berbasis bagi hasil terhadap kinerja bank umum syariah yang
diproaksikan dengan ROA. Pada akad pembiayaan bagi hasil, bank umum
83
syariah memiliki kewajiban untuk ikut menanggung resiko investasi yang
mungkin memiliki tingkat resiko tinggi. hal ini dapt memunculkan
perbedaan kepentingan antara pihak bank umum syaraih dengan pihak
mudharib (nasabah) sebagai pengelola usaha. Pihak bank umum syariah
sebagai pemilik dana cenderung menginginkan pelaporan keuntungan
yang maksimal agar mendapatkan bagi hasil yang juga maksimal dan akan
memaksimalkan pengawasan agar meminimalisir terjadinya resiko.
Sebaliknya, pihak nasabah sebagai pengelola dana memiliki kemungkinan
untuk melaporkan laba ataupun profit yang didapat lebih sedikit dari
keadaan sebenarnya agar laba atau profit yang dibagikan dengan bank
lebih sedikit.
7. Pengaruh pembiayaan bagi-hasil terhadap ROA yang diinterveningi oleh
NPF
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarka perhitungan diatas
diperoleh hasil nilai t = - yang berati lebih kecil dari t tabel dengan
tingkat signifikansi 0,05 sebesar 1,380. Maka dapat disimpulkan bahwa
NPF tidak dapat mengintervening Pembiayaan jual-beli terhadap
Profitabilitas (ROA). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Marissa, (2017) yang menyimpulkan bahwa jenis produk pembiayaan
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap NPF / pembiayaan
bermasalah pada bank syariah.
84
Berdasarkan perhitungan statistik yang telah dilakukan, dapat
dilihat hasil uji hipotesis dari masing-masing variabel yang dijelaskan
dalam tabel berikut
Tabel 14 Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis Hasil
H1 Pembiayaan bagi hasil berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
Ditolak
H2 Pembiayaan jual-beli berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap profitabilitas
(ROA)
Ditolak
H3 NPF berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap profitabilitas (ROA)
Diterima
H4 Pembiayaan bagi-hasil berpengaruh
positiftidak signifikan terhadap
profitabilitas (ROA)
Ditolak
H5 Pembiayaan Jual-beli berpengaruh positif
tidak signifikan
Ditolak
Sumber: data sekunder diolah, 2018
85
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya mengenai pengaruh pembiayaan bagi
hasil,pembiayaan jual-belidan non performing financing (NPF) terhadap
profitabilitas (ROA) bank umum syariah, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan bagi-hasil
berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Dengan demikian
secara empiris menolak hipotesis pertama (H1), yang menyatakan
bahwa pembiayaan bagi-hasil berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi-
hasil, maka semakin menurun tingkat profitabilitas. Hal tersebut
dikarenakan pembiayaan bagi-hasil yang disalurkan oleh bank syariah
selama 5 tahun sangat kecil. Pengaruh negatif juga dapat dikarenakan
usaha yang dijalankan nasabah dari pembiayaan musyarakah tidak
berjalan dengan lancar atau mengalami kerugian, sehingga bagi hasil
yang di peroleh Bank Syariah sebagai pendapatan juga menurun.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan jual-beli
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA. Dengan demikian
secara empiris menolak hipotesis kedua (H2), yang menyatakan bahwa
86
pembiayaan jual-beli berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi-hasil,
maka semakin tinggi juga tingkat profitabilitas. Hal tersebut
dikarenakan murabahah merupakan pembiayaan yang paling dominan
di bank umum syariah, hal ini juga terjadi karena bank umum syariah
masih menghindari risiko, murabahah menjauhkan ketidakpastian yang
ada pada pendapatan dan bisnis-bisnis dengan sistem PLS.Pengaruh
tidak signifikan juga dapat disebabkan karena pendapatan yang
diterima bank syariah dari pembiayaan jual-beli berupa margin
keuntungan yang didalamnya juga termasuk harga jual. Dalam sistem
pembayarannya, nasabah dapat melakukan pelunasan langsung setelah
menerima barang, atau nasabah dapat melakukan pembayaran secara
bertahap. Dalam kenyataanya nasabah akan membayar utangnya
dengan cara angsuran. Dalam pembayaran secara bertahap melalui
angsuran, bank syariah dapat menaikan pendapatannya dengan
menaikan margin keuntungan. Dengan kata lain semakin lama jangka
waktu pembayaran, margin yang ditetapakan oleh bank syariah akan
semakin besar, namun keuntungan diterima secara bertahap. Jika
pelunasan dipercepat, maka pendapatan yang diterima bank syariah
kurang maksimal sehingga akan berdampak pada profitabilitas.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan bagi-hasil)
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap NPF. Dengan demikian
menolak hipotesis ketiga (H3), yang menyatakan bahwa pembiayaan
87
bagi-hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPF. Hal ini
berarti semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi-hasil (X1) maka
semakin tinggi tingkat NPF. Hal ini dikarenakan bank syariah dalam
menyalurkan dananya selalu memperhatikan aspek kehati-hatian dan
berusaha agar tidak melanggar prinsip syariah. Selain itu juga, ada
pengawas yang dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah dan Dewan
Pengawas Nasional sehingga penyaluran dananya tidak dapat
sembarangan disalurkan. Dalam jangka panjang pertumbuhan
pembiayaan menjadi tidak signifikan, hal tersebut terjadi karena
pengetatan yang dilakukan oleh bank syariah dalam menyalurkan
pembiayaan justru akan membuat bank syariah tersebut tidak berani
mengambil risiko untuk menyalurkan pembiayaan pada hal yang
produktif ( pembiayaan komersil dan mikro), bank syariah lebih
banyak mengambil porsi pada pembiayaan konsumtif. Sehingga
sekalipun pertumbuhan pembiayaan meningkat tidak akan berpengaruh
signifikan terhadap NPF karena pembiayaan konsumtif minim risiko
pembiayaan bermasalah.
4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan jual-beli
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap NPF (Z). Dengan
demikian secara empiris menolak hipotesis ke empat (H4), yang
menyatakan bahwa pembiayaan jual-beli berpengaruh positif dan
signifikan terhadap NPF (Z). Hal ini berarti semakin tinggi tingkat
pembiayaan jual-beli (X2) maka semakin tinggi tingkat NPF (Z).
88
Pengaruh tidak signifikan pembiayaan konsumsi atau pembiayaan bagi
hasil terhadap NPF disebabkan pembiayaan tersebut yang diberikan
kepada nasabah adalah untuk kepentingan pribadi biasanya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga permintaanya cukup stabil.
Pembiayaan konsumsi atau jual-beli juga biasanya digunakan oleh
masyarakat untuk kepemilikan rumah, rata-rata orang yang akan
membeli rumah merupakan orang yang memiliki pendapatan tetap
yang tidak terpengaruh pada naik turunnya kondisi perekonomian. Hal
ini lah yang menyebabkan pembiayaan konsumsi berpengaruh positif
dan tidak signifikann terhadap non performing financing. Hasil ini
dapat diartikan bahwa tinggi atau rendahnya penyaluran pembiayaan
konsumsi atau jual-beli tidak terlalu berpengaruh pada NPF bank
syariah.
5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPF berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROA (Y). Dengan demikian secara empiris
menerima hipotesis lima (H5), yang menyatakan bahwa NPF
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA (Y). Hal ini berarti
semakin tinggi tingkat NPF (X1) maka semakin menurun tingkat
profitabilitas. Tingginya NPF mengakibatkan munculnya pencadangan
yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank menjadi
berkurang. Besarnya NPF menjadi salah satu penghambat tersalurnya
pembiayaan perbankan. Semakin besar NPF maka semakin besar pula
kerugian yang dialami bank, yang kemudian akan mengakibatkan
89
berkurangnya keuntungan bank. Keuntungan yang berkurang akan
mengakibatkan total asset bank tersebut juga ikut berkurang.
6. Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat pengaruh NPF yang
mengiterveningi Pembiayaan Bagi-hasil terhadap Profitabilits.
NPF menginterveningi pengaruh volume pembiayaan berbasis bagi
hasil terhadap kinerja bank umum syariah yang diproaksikan dengan
ROA. Pada akad pembiayaan bagi hasil, bank umum syariah memiliki
kewajiban untuk ikut menanggung resiko investasi yang mungkin
memiliki tingkat resiko tinggi. hal ini dapt memunculkan perbedaan
kepentingan antara pihak bank umum syaraih dengan pihak mudharib
(nasabah) sebagai pengelola usaha. Pihak bank umum syariah sebagai
pemilik dana cenderung menginginkan pelaporan keuntungan yang
maksimal agar mendapatkan bagi hasil yang juga maksimal dan akan
memaksimalkan pengawasan agar meminimalisir terjadinya resiko.
7. Hasil penelitian menujukkan bahwa tidak terdapat pengaruh NPF yang
menginterveningi Pembiayaan jual-beli terhadap profitabilitas. jenis
produk pembiayaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
NPF / pembiayaan bermasalah pada bank syariah.
B. Saran
Dari hasil penelitian dan olah data yang telah dilakukan peneliti memberi
saran sebagai berikut:
90
1. Untuk Bank Umum Syariah
a. Pihak perbankan syariah harus dapat meningkatkan kualitas
pengelolaan pembiayaan yang disalurkan dengan
memperhitungkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
pembiayaan.
b. Pihak perbankan syariah harus dapat memonitoring terhadap
pembiayaan yang telah disalurkan terutama pembiayaan bagi
hasil dan pembiayaan jual-beli agar tidak banyak terjadinya
kegagalan usaha yang nantinya dapat menurunkan
profitabilitas bank.
c. Pihak perbankan syariah harus meningkatkan prinsip kehati-
hatian agar dapat meminimalisir terjadinya Non Performing
Financing.
2. Untuk peneliti selanjutnya
a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
referensi bagi peneliti selanjutnya dibidang yang sama yang
akan datang untuk dikembangkan dan di perbaiki, misalnya
dengan menambah variabel-variabel lainnya yang
mempengaruhi profitabilitas, mungkin seluruh pembiayaan-
pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah.
b. Memperluas populasi dengan menambahkan Unit Usaha
Syariah dan BPR Syariah serta memperbanyak periode
penelitian sehingga diharapkan dapat memperoleh deskripsi
91
yang lebih baik dan dapat mewakili keseluruhan populasi Bank
Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan BPR Syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad syafi‟i. 2001. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik. Jakarta
: Gema Insani
Afif, Zaim Nur. 2014. “Pengaruh Pembiayaan Murabahah Trehadap Laba melalui
Variabel Intervening pPembiayaan Bermaslah Bank Umum Syariah di
Indonesia”.JESTT Vol.1 No. 8 Agustus 2014
Ardiansyah, Minsen. 2014. Bayang-Bayang Teori Keagenan Pada Produk
Pembiayaan Perbankan Syariah . Jurnal Wacana Hukum Islam Dan
Kemanusiaan. Vol. 14. No. 2
Ascarya. 2011. “Akad Dan Produk Bank Syariah”. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Dahlan, Ahmad. 2012. Bank Syariah : Teoritik, Praktik,Kritik.Yogyakarta :
SUKSES Offset
Endraswati, H. (2018) Gender Diversity in Boards of Directors Firm Performance
: A Study in Indonesia Syaria Banks. Review of Integrative Busness nd
Economic Research, Vol.7, Supplementary Issue 1
Faradilla, dkk. 2017.Pengaruh pembiayaan murabahah, istishna, ijarah,
mudharabah,dan musyarakah terhadap profitabilitas bank umum syariah
di indonesia. Jurnal Magister Akuntansi, Vol. 6 No. 3 Agustus 2017
Firdaus, Robby Falah. 2015. Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Mudharabah,
Musyarakah, Dan Ijarah Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Pt Bank
Jabar Banten Syariah Tahun 2011-2014). Skripsi. Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi : Universitas Widyatama.
Ghozali, Imam. 2001.Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro
Hanifah, Mutiara. 2016. “ Pengaruh Pembiayaan Berdasarkan Jenis Akad
Terhadap Non Performing Financing Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Di Indonesia”.Skripsi Institut Pertanian Bogor
Hendry. 2009. Analisis Jalur / Path Analysis unduh pada 6 oktober 2018
Inayatillah, Yulia. 2017. “Pengaruh Pembiayaan Bagi Ha il, Jual Beli, FDR,
NPF terhadap Profitabilita Bank Syariah”. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi Vol.6, No. 12, Desember 2017
Karim, Adiwarman A. 2014. Bank Islam : Analisis Fiqih Dan Keuangan Edisii
Kelima. Rajawali Pers
Laporan Keuangan Publikasi Bank Mandiri Syariah. Dari tahun 2012 sampai
Tahun 2016. Diakses dari www.syariahmadniri.co.iddiunduh pada
Agustus 2018
Laporan Keuangan Publikasi Bank Mega Syariah. Dari Tahun 2012 sampai Tahun
2016. Diaskes dari www.megasyariah.co.iddiunduh pada September
2018
Laporan Keuangan Publikasi Bank Muamalat. Dari Tahun 2012 sampai Tahun
2016. Diaskes dari www.bankmuamalat.co.iddiunduh pada September
2018
Laporan Keuangan Publikasi Bank Syariah Bukopin. Dari Tahun 2012 sampai
Tahun 2016. Diaskes dari www.syariahbukopin.co.iddiunduh pada
September 2018
Laporan Keuangan Publikasi BNI Syariah. Dari Tahun 2012 sampai Tahun 2016.
Diaskes dari www.bnisyariah.co.iddiunduh pada Agustus 2018
Laporan Keuangan Publikasi BRI Syariah. Dari Tahun 2012 sampai Tahun 2016.
Diaskes dari www.brisyariah.co.iddiunduh pada Agustus 2018
Legowati, et al. 2015.Pengaruh Pembiayaan Berdasarkan Jenis Penggunaan
Terhadap Non Performing Fnancing Pada Bank Umum Syariah (BUS) Di
Indonesia Periode Januari 2009.Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan
Terapan. Vol. 3 No. 12 Desember 2016
Maidalena. 2014. Analisis Faktor Non Performing Financing (NPF) pada Industri
Perbank Syariah. Jurnal Human Falah. Vol. 1 No. 1 Januari-juni 2014
Mufidah, et al. 2016. Pengaruh Pembiayaan Sektor Ekonomi Primer, Sektor
Ekonomi Sekunder, Dan Sektor Ekonomi Tersier Terhadap Non
Performing Financing(NPF) Pada Bank Syariah Di Indonesia Periode
2010-2015.Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan. Vol.3 No. 5 Mei
2016
Muslim, dkk. 2014. “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Musyarakah
terhadap Profitabilita ”. Jurnal Magister Akuntansi Vol. 3, No. 4,
November 2014
Mustoviyah. 2017. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Return On Equity
(ROE) Dengan Non Performing Financing (NPF) Sebagai Variabel
Intervening Pada Bank Umum Syariah”.Skripsi Iain Salatiga
Nurhayati, Sri. Dan Wasilah. 2015.“Akuntan i Syariah Di Indone ia”, (Jakarta :
Salemba Empat)
Oktaviani. 2015. Pengaruh Profitabilitas dan Laverage terhadap CSR. Skripsi
Permata, Dkk. 2014. “Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Dan
Musyarakah Terhadap Tingkat Profitabilitas (Return On Equity)”.Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) Vol.12 No. 1 Juli 2014
Rahayu, dkk. 2016. “Pengaruh Pembiayaan Bagi-Hasil Mudharabah Dan
Musyarakah terhadap Profitabilitas”.Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol.33 No. 1 April 2016
Sari, Dewi Wulan. Pengaruh Pembiayaan Murabahah,Istishna, Mudharabah Dan
Musyarakah Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Syariah Di
Indonesia Periode Maret 2015- Agustus 2016. Jurnal Manajemen Dan
Akuntansi. Vol. 1, No.1 Juli 2017
Setiawan, Adi. Pengaruh Faktor Ekonomi Makro, Karakteristik Bank Dan
Corporate Governance Terhadap Profitbilitas Perbankan. Skripsi
Shuib, Mohd Sollehudin,et al.2013.“Kemungkiran Pemaju dalam Produk
Pembiayaan Perumahan Secara Islam:Analisis Pendekatan Penyelesaian”
dalam Jurnal Pengurusan 38 (2013)
Syaifullah,“Etika Jual Beli Dalam Islam”, dalam Jurnal Studia Islamika Vol. 11,
No. 2, Desember 2014: 371-387
Wahyuni, Mirasanti. 2016. Pengaruh Volume Pembiayaan Bagi Hasil dan
Pembiayaan Murabahah terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum
Syariah Dengan NPF sebgai Variabel Moderasi. Vol. 7 No. 1 Juni 2016
Yudiana, Fetria Eka. 2014. “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”, (Salatiga:
STAIN Salatiga Press)
LAMPIRAN
1. Analisis Deskriptif
Date: 10/08/18 Time: 09:48
Sample: 2013Q1 2014Q4 X1 X2 Y Z
Mean 4776448. 16473059 1.267083 3.750625
Median 4039972. 15098578 1.230000 3.390000
Maximum 29857050 46711012 7.890000 6.840000
Minimum 180868.0 19398.00 0.050000 1.860000
Std. Dev. 4504226. 12020941 1.095307 1.391840
Skewness 3.734745 0.677524 4.663453 0.468550
Kurtosis 21.23992 3.249460 29.21361 2.316126
Jarque-Bera 776.9758 3.796776 1548.289 2.691680
Probability 0.000000 0.149810 0.000000 0.260321
Sum 2.29E+08 7.91E+08 60.82000 180.0300
Sum Sq. Dev. 9.54E+14 6.79E+15 56.38579 91.04928
Observations 48 48 48 48
2. Hasil Uji Stationer
1. Hasil Uji StationerPembiayaan Bagi-hasil (X1)
Panel unit root test: Summary
Series: X1
Date: 09/20/18 Time: 19:53
Sample: 2013Q1 2017Q4
Exogenous variables: Individual effects
User-specified lags: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistic Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -2.60752 0.0046 6 114
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -2.49642 0.0063 6 114
ADF - Fisher Chi-square 29.5372 0.0033 6 114
PP - Fisher Chi-square 31.7103 0.0015 6 114
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
2. Hasil Uji Stationer Pembiayaan Jual-beli (X2)
Panel unit root test: Summary
Series: X2
Date: 09/20/18 Time: 19:53
Sample: 2013Q1 2017Q4
Exogenous variables: Individual effects
User-specified lags: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistic Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -19.9514 0.0000 6 114
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -13.5840 0.0000 6 114
ADF - Fisher Chi-square 302.905 0.0000 6 114
PP - Fisher Chi-square 126.621 0.0000 6 114
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
3. Hasil Uji Stationer Non performing financing (Z)
Panel unit root test: Summary
Series: Z
Date: 09/20/18 Time: 21:52
Sample: 2013Q1 2017Q4
Exogenous variables: Individual effects
User-specified lags: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistic Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -0.60436 0.2728 6 114
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -0.67989 0.2483 6 114
ADF - Fisher Chi-square 14.9024 0.2468 6 114
PP - Fisher Chi-square 14.9191 0.2459 6 114
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Hasil uji Stationer NPF (Z) 1different
Panel unit root test: Summary
Series: D(Z)
Date: 09/20/18 Time: 19:54
Sample: 2013Q1 2017Q4
Exogenous variables: Individual effects
User-specified lags: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistic Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -7.13197 0.0000 6 108
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -6.86799 0.0000 6 108
ADF - Fisher Chi-square 62.3419 0.0000 6 108
PP - Fisher Chi-square 71.5436 0.0000 6 108
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
4. Hasil Uji Stationer Profitabilitas (Y)
Panel unit root test: Summary
Series: Y
Date: 09/20/18 Time: 21:49
Sample: 2013Q1 2017Q4
Exogenous variables: Individual effects
User-specified lags: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistic Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -1.22979 0.1094 6 114
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -1.56201 0.0591 6 114
ADF - Fisher Chi-square 23.1574 0.0264 6 114
PP - Fisher Chi-square 23.2114 0.0260 6 114
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Hasil Uji Stationer Profitabilitas (Y) dengan 1Different
Panel unit root test: Summary
Series: D(Y)
Date: 09/20/18 Time: 19:54
Sample: 2013Q1 2017Q4
Exogenous variables: Individual effects
User-specified lags: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistic Prob.** Sections
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -10.5083 0.0000 6
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -10.2603 0.0000 6
ADF - Fisher Chi-square 97.1042 0.0000 6
PP - Fisher Chi-square 119.206 0.0000 6
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Hasil Uji Multikolonieritas
X1 X2 Z
X1 1.000000 0.477823 0.109097
X2 0.477823 1.000000 0.154731
Z 0.109097 0.154731 1.000000
Hasil Uji Autokorelasi
Dependent Variable: LOGY
Method: Panel Least Squares
Date: 09/20/18 Time: 20:11
Sample (adjusted): 2013Q3 2017Q4
Periods included: 18
Cross-sections included: 5
Total panel (unbalanced) observations: 37
Convergence achieved after 5 iterations
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -1.457166 0.288885 -5.044102 0.0000
D(X1) -0.114881 0.039981 -2.873409 0.0072
D(X2) -0.045097 0.031748 -1.420479 0.1651
D(Z) -0.920197 0.381635 -2.411197 0.0218
AR(1) 0.686707 0.104401 6.577610 0.0000
R-squared 0.722625 Mean dependent var -1.080057
Adjusted R-squared 0.687953 S.D. dependent var 0.714200
S.E. of regression 0.398960 Akaike info criterion 1.125179
Sum squared resid 5.093421 Schwarz criterion 1.342871
Log likelihood -15.81581 Hannan-Quinn criter. 1.201926
F-statistic 20.84183 Durbin-Watson stat 1.953358
Prob(F-statistic) 0.000000
Inverted AR Roots .69
Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-2.5 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Series: Standardized ResidualsSample 2013Q2 2017Q4Observations 46
Mean 1.48e-16Median -0.015026Maximum 1.723667Minimum -2.325139Std. Dev. 0.790275Skewness -0.231660Kurtosis 3.599185
Jarque-Bera 1.099570Probability 0.577074
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dependent Variable: RESAB
Method: Panel Least Squares
Date: 09/20/18 Time: 20:18
Sample (adjusted): 2013Q3 2017Q4
Periods included: 18
Cross-sections included: 5
Total panel (unbalanced) observations: 37
White period standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.299141 0.010622 28.16355 0.0000
D(X1) 0.041896 0.002552 16.41777 0.0000
D(X2) -0.012436 0.001905 -6.527836 0.0000
D(Z) -0.078559 0.166300 -0.472396 0.6398
R-squared 0.067659 Mean dependent var 0.297454
Adjusted R-squared -0.017100 S.D. dependent var 0.224828
S.E. of regression 0.226742 Akaike info criterion -0.028203
Sum squared resid 1.696592 Schwarz criterion 0.145950
Log likelihood 4.521758 Hannan-Quinn criter. 0.033194
F-statistic 0.798255 Durbin-Watson stat 1.441462
Prob(F-statistic) 0.503719
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Pertama
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1,996 ,274 7,284 ,000
Pembiayaan
Bagi-hasil -3,194E-008 ,000 -,235 -2,014 ,046
Pembiayan
Jual-beli 1,075E-008 ,000 ,162 1,380 ,170
Non
Performing
financing
(NPF)
-,226 ,066 -,309 -3,439 ,001
a. Dependent Variable: Return On Asset (ROA)
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Kedua
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 3,652 ,187 19,567 ,000
Pembiayaan Bagi-
hasil 2,193E-008 ,000 ,118 ,986 ,326
Pembiayan Jual-
beli 1,694E-008 ,000 ,187 1,562 ,121
a. Dependent Variable: Non Performing financing (NPF)
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 17,504 3 5,835 6,030 ,001b
Residual 112,236 116 ,968
Total 129,740 119
a. Dependent Variable: Return On Asset (ROA)
b. Predictors: (Constant), Non Performing Financing (NPF), Pembiayaan Bagi-Hasil,
Pembiayaan Jual-Beli
Uji R2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,367a ,135 ,113 ,98364 1,294
a. Predictors: (Constant), Non Performing Financing (NPF), Pembiayaan Bagi-Hasil, Pembiayaan
Jual-Beli
b. Dependent Variable: Return On Asset (ROA)
Data Laporan Keuangan Bank Umum Syariah Periode 2013-2017
Bank Tahun Triwulan Pembiayaan
bagi hasil Pembiayaan
Jual-beli NPF ROA
BANK BRI SYARIAH 2013 I 2880614 10349055 3,04 1,71
BANK BRI SYARIAH II 3575317 11381202 2,89 1,41
BANK BRI SYARIAH III 3854597 11883076 2,98 1,36
BANK BRI SYARIAH IV 4050478 12496242 4,06 1,15
BANK BRI SYARIAH 2014 I 3846442 12797608 4,04 0,46
BANK BRI SYARIAH II 4976583 14114997 4,38 0,05
BANK BRI SYARIAH III 3846442 37308 4,79 0,46
BANK BRI SYARIAH IV 4976583 14115198 4,6 0,08
BANK BRI SYARIAH 2015 I 4937707 13955033 4,96 0,53
BANK BRI SYARIAH II 5461888 14095402 5,31 0,78
BANK BRI SYARIAH III 4937707 35398 4,9 0,53
BANK BRI SYARIAH IV 6204430 14084014 4,86 0,76
BANK BRI SYARIAH 2016 I 6665412 15110210 4,84 0,99
BANK BRI SYARIAH II 6665412 15110210 4,87 7,89
BANK BRI SYARIAH III 6665412 15110210 5,22 0,98
BANK BRI SYARIAH IV 6665412 15110210 4,57 0,95
BANK BRI SYARIAH 2017 I 6342039 15205137 4,71 0,65
BANK BRI SYARIAH II 6537569 15353519 4,82 0,71
BANK BRI SYARIAH III 6666533 15105743 4,82 0,82
BANK BRI SYARIAH IV 6435239 15091413 6,43 0,51
BANK BNI SYARIAH 2013 I 1393921 8913832 2,13 1,62
BANK BNI SYARIAH II 1552283 10407271 2,11 1,24
BANK BNI SYARIAH III 1699579 11783334 2,06 1,22
BANK BNI SYARIAH IV 1784433 12914669 1,86 1,37
BANK BNI SYARIAH 2014 I 1940995 40625 1,96 1,22
BANK BNI SYARIAH II 2120725 48557 2 1,11
BANK BNI SYARIAH III 2211707 33101 1,99 1,11
BANK BNI SYARIAH IV 2370264 19398 1,86 1,27
BANK BNI SYARIAH 2015 I 2603676 19481558 2,22 1,20
BANK BNI SYARIAH II 2950927 20738289 2,42 1,30
BANK BNI SYARIAH III 3071174 21028221 2,54 1,32
BANK BNI SYARIAH IV 3448754 21774588 2,53 1,43
BANK BNI SYARIAH 2016 I 3690765 22033706 2,77 1,65
BANK BNI SYARIAH II 4029465 23097149 2,8 1,59
BANK BNI SYARIAH III 29857050 23752721 3,03 1,53
BANK BNI SYARIAH IV 4211156 24980801 2,94 1,44
BANK BNI SYARIAH 2017 I 4142806 26066631 3,16 1,40
BANK BNI SYARIAH II 4803388 26771636 3,38 1,48
BANK BNI SYARIAH III 4670487 26906534 3,29 1,44
BANK BNI SYARIAH IV 5475003 27265631 2,89 1,31
BANK MANDIRI SYARIAH 2013 I 180868 38132928 3,44 2,56
BANK MANDIRI SYARIAH II 10895935 40650309 2,90 1,79
BANK MANDIRI SYARIAH III 10787674 42416735 3,40 1,51
BANK MANDIRI SYARIAH IV 10950951 43760749 4,32 1,53
BANK MANDIRI SYARIAH 2014 I 389643 197765 4,88 1,77
BANK MANDIRI SYARIAH II 370350 46711012 6,46 0,66
BANK MANDIRI SYARIAH III 891883 127813 6,76 0,80
BANK MANDIRI SYARIAH IV 581802 110065 6,84 0,17
BANK MANDIRI SYARIAH 2015 I 12965714 47984155 6,81 0,81
BANK MANDIRI SYARIAH II 12965714 47984155 6,67 0,55
BANK MANDIRI SYARIAH III 13009829 48779705 6,89 0,42
BANK MANDIRI SYARIAH IV 13479643 49925859 6,06 0,56
BANK MANDIRI SYARIAH 2016 I 13850292 49868005 6,42 0,56
BANK MANDIRI SYARIAH II 14838169 51328141 5,58 0,62
BANK MANDIRI SYARIAH III 14806255 52429492 5,43 0,60
BANK MANDIRI SYARIAH IV 16489863 53207642 4,92 0,59
BANK MANDIRI SYARIAH 2017 I 16298373 53515201 4,91 0,60
BANK MANDIRI SYARIAH II 18967173 53700077 4,85 0,59
BANK MANDIRI SYARIAH III 19712604 54053094 4,69 0,56
BANK MANDIRI SYARIAH IV 21038964 54787500 4,53 0,59
BANK MUAMALAT INDONESIA 2013 I 15253539 21610765 2,02 1,72
BANK MUAMALAT INDONESIA II 17400726 22527732 2,28 1,69
BANK MUAMALAT INDONESIA III 18346241 23041804 2,17 1,68
BANK MUAMALAT INDONESIA IV 19495039 23881246 1,35 1,37
BANK MUAMALAT INDONESIA 2014 I 29058 63224 2,11 1,44
BANK MUAMALAT INDONESIA II 22066321 27783160 3,30 1,03
BANK MUAMALAT INDONESIA III 22893 61580 5,96 0,10
BANK MUAMALAT INDONESIA IV 22066320 27783160 6,37 0,20
BANK MUAMALAT INDONESIA 2015 I 16975 75934 6,34 0,62
BANK MUAMALAT INDONESIA II 21758764 25797563 4,93 0,51
BANK MUAMALAT INDONESIA III 21703472 25061298 4,64 0,36
BANK MUAMALAT INDONESIA IV 21955269 24370418 6,07 0,63
BANK MUAMALAT INDONESIA 2016 I 21839774 23525350 6,07 0,25
BANK MUAMALAT INDONESIA II 21740091 22993683 7,23 0,15
BANK MUAMALAT INDONESIA III 21906639 22953281 4,43 0,13
BANK MUAMALAT INDONESIA IV 21729544 23320849 3,83 0,22
BANK MUAMALAT INDONESIA 2017 I 21434927 23535725 4,56 0,12
BANK MUAMALAT INDONESIA II 21330849 25438745 4,95 0,15
BANK MUAMALAT INDONESIA III 20957910 26201451 4,54 0,11
BANK MUAMALAT INDONESIA IV 20595108 27020688 4,43 0,11
BANK SYARIAH BUKOPIN 2013 I 846200 2479208 4,62 1,08
BANK SYARIAH BUKOPIN II 981225 2618812 4,32 1,04
BANK SYARIAH BUKOPIN III 1284553 2824195 4,45 0,79
BANK SYARIAH BUKOPIN IV 1092737 2924347 4,27 0,69
BANK SYARIAH BUKOPIN 2014 I 1154332 2885785 4,61 0,22
BANK SYARIAH BUKOPIN II 1284553 2931025 4,31 0,27
BANK SYARIAH BUKOPIN III 1443893 2851399 4,27 0,23
BANK SYARIAH BUKOPIN IV 1461972 3013503 4,07 0,27
BANK SYARIAH BUKOPIN 2015 I 1600976 2906264 4,52 0,35
BANK SYARIAH BUKOPIN II 1692430 2929918 3,03 0,49
BANK SYARIAH BUKOPIN III 1794732 3023451 3,01 0,66
BANK SYARIAH BUKOPIN IV 2100583 3032023 2,99 0,79
BANK SYARIAH BUKOPIN 2016 I 2308259 3134756 2,89 1,13
BANK SYARIAH BUKOPIN II 2470227 3181459 2,88 1
BANK SYARIAH BUKOPIN III 2504106 3096741 2,59 0,99
BANK SYARIAH BUKOPIN IV 2527173 3093885 7,63 0,76
BANK SYARIAH BUKOPIN 2017 I 2721729 2998576 2,22 0,53
BANK SYARIAH BUKOPIN II 2934437 2907868 2,8 0,39
BANK SYARIAH BUKOPIN III 2790251 2896231 3,67 0,27
BANK SYARIAH BUKOPIN IV 2753373 2598508 7,85 0,02
BANK MEGA SYARIAH 2013 I 15081 16938 2,83 3,57
BANK MEGA SYARIAH II 30787 8476657 3,67 2,94
BANK MEGA SYARIAH III 12545 8655819 3,3 2,57
BANK MEGA SYARIAH IV 25839 8665559 2,98 2,33
BANK MEGA SYARIAH 2014 I 24875 8259306 3,22 1,18
BANK MEGA SYARIAH II 23680 8026676 3,48 0,99
BANK MEGA SYARIAH III 23139 7523147 3,77 0,24
BANK MEGA SYARIAH IV 31254 6707298 3,89 0,29
BANK MEGA SYARIAH 2015 I 38339 5990873 4,33 -1,21
BANK MEGA SYARIAH II 34986 5224041 4,86 -0,73
BANK MEGA SYARIAH III 33190 4846539 4,78 -0,34
BANK MEGA SYARIAH IV 58481 5010660 4,26 0,3
BANK MEGA SYARIAH 2016 I 200181 4746127 4,18 4,86
BANK MEGA SYARIAH II 210833 4549439 4,16 3,21
BANK MEGA SYARIAH III 272913 4840116 3,74 2,63
BANK MEGA SYARIAH IV 343812 4993296 3,3 2,63
BANK MEGA SYARIAH 2017 I 379903 4833245 3,43 1,82
BANK MEGA SYARIAH II 405194 4859195 3,2 1,63
BANK MEGA SYARIAH III 427347 4558504 3,14 1,54
BANK MEGA SYARIAH IV 663112 4456035 2,95 1,56
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Lilis Sudarwati
Tempat/ Tanggal Lahir : Wonosobo, 30 April 1996
Nama Ayah : Sugiyono
Nama ibu : Sri Hartati
Contac Person : 082221890263
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan : SD N1 Winongsari (2002-2008)
SMP N4 Kaliwiro (2008-2011)
SMK N2 Wonosobo (2011-2014)
S1 Perbankan Syariah, FEBI, IAIN Salatiga (2014-
2018)
Pengalaman Organisasi : OSIS SMP N4 Kaliwiro (2009-2010)
Rokhani Islam (ROHIS) SMKN2 Wonosobo
(2012-2014)
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) DinamikA IAIN
Salatiga (2015-2017)
Demikian riwayat hidupini dibuat dengan sebenar-benarnya,
Salatiga, 8 Oktober 2018
Penulis
Top Related